MODUL PERKULIAHAN
PENGANTARBISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun OlehEkonomi &Bisnis
Manajemen 03 B11316DA Yanto Ramli, SS, MM
Abstract KompetensiPerkembangan system perekonomian dan analisa pengaruh kondisi perekonomian terkait dengan pertumbuhan bisnis
Mahasiswa mampu menjelaskan Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Seorang Stakeholder
Tujuan Matakuliah
Tujuan Instruksional Khusus :Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan maksud dan peranan dari
Etika Bisnis.
Materi Bahasan :1. Latar Belakang.
2. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Seorang Stakeholder.
2016 1
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
Latar belakang
Pola perilaku dalam Etika bisnis merupakan etika terapan. Etika
bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan
benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha
yang kita sebut bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai
dengan menyediakan kerangka prinsip-prinsip dasar pemahaman tentang
apa yang dimaksud dengan istilah baik dan benar, hanya dengan cara itu
selanjutnya seseorang dapat membahas implikasi-implikasi terhadap dunia
bisnis.Etika dan Bisnis, mendeskripsikan etika bisnis secara umum dan
menjelaskan orientasi umum terhadap bisnis, dan mendeskripsikan
beberapa pendekatan khusus terhadap etika bisnis, yang secara bersama-
sama menyediakan dasar untuk menganalisis masalah-masalah etis dalam
bisnis.
seputar “etika bisnis” di sebagian besar paradigma pemikiran
pebisnis terasa kontradiksi interminis (bertentangan dalam dirinya sendiri),
mana mungkin ada bisnis yang bersih, bukankah setiap orang yang berani
memasuki wilayah bisnis berarti ia harus berani (paling tidak) “bertangan
kotor”.
Satu pandangan bahwa masalah etika bisnis seringkali muncul
berkaitan dengan hidup matinya bisnis tertentu, yang apabila “beretika”
maka bisnisnya terancam pailit. Disebagian masyarakat yang nir normative
dan hedonistik materialistk, pandangan ini tampknya bukan merupakan
rahasia lagi karena dalam banyak hal ada konotasi yang melekat bahwa
dunia bisnis dengan berbagai lingkupnya dipenuhi dengan praktik-praktik
yang tidak sejalan dengan etika itu sendiri.
Namun kalau bisnis punya etika,maka pertanyaan yang segera
timbul adalah manakah norma-norma atau prinsip etika yang berlaku dalam
kegiatan bisnis. Apakah prinsip-prinsip itu berlaku universal, terutama
2016 2
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
mengingat kenyataan mengenai bisnis global yang tidak mengenal batas-
batas negara dewasa ini? Demikian pula, bagaimana caranya agar prinsip-
prinsip tersebut bisa operasional dalam kegiatan bisnis? Inilah beberapa
pertanyaan yang ingin kami jawab dalam makalah ini. Pada akhir bab ini
kami akan singgung secara sekilas apa yang dikenal sebagai stakeholder,
yang dengan itu memperlihatkan relevansi sekaligus juga operasionalisasi
etika bisnis, khususunya prinsip-prinsip etika bisnis.
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SEORANG STAKEHOLDER
A. Apa yang di maksud dengan Etika
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam
kajian filsafat praktis (practical philosophy). Etika dimulai bila manusia
merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita.
Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat
etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.Untuk itulah
diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan
sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam
melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai
suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi
berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia,
etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut
baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
2016 3
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
Dengan kata lain etika sebagai ilmu menuntut seseorang untuk
berprrilaku moral secara kritis dan rasional. Etika menuntut seseorang agar
melakukan ajaran moral tertentu karena ia tahu dan sadar bahwa hal ini
memang baik bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama:
meta-etika (studi konsep etika),
etika normatif (studi penentuan nilai etika)
etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
B. Peranan, Manfaat, dan Tujuan EtikaPeranan etika bisnis dalam mengatur kehidupan berwirausaha saat ini
sangat diperlukan mengingat banyaknya praktek – praktek kecurangan
yang sering dilakukan oleh wirausaha dalam mencapai keuntungan yang
semaksimal mungkin, sehingga diperlukan adanya aturan – aturan yang
dapat menjadi pembatas yang dapat mengurangi berbagai macam
persaingan yang tidak sehat yang kerap dilakukan oleh wirausaha yang
tidak bertanggung jawab. Misalnya kemajuan teknologi, ini pun dapat
menimbulkan masalah bagi etika.Sama halnya dengan cyber crime
(kejahatan dunia maya), bayi tabung dan sebagainya. Dampak lainnya
adalah penciptaan berbagai jenis senjata pemusnah manusia diantaranya
seperti tenaga nuklir, senjata kimia, biologi. Maka dari itu etika sangat
diperlukan sekalipun sudah ada norma hukum. Karena, Pertama, norma
hukum tidak mencakup semua aktivitas manusia, khususnya yang
merupakan wilayah abu – abu. Kedua, norma hukum cepat ketinggalan
zaman karena perubahan yang terjadi dalam masyarakat, sehingga
senantiasa tedapat lubang – lubang hukum yang bisa di manfaatkan oleh
banyak pihak yang curang. Ketiga, mekanisme pasar tidak memberikan
signal secara efektif kepada pemilik dan manajer untuk meresponi
situasi.Keempat, masalah etika mensyaratkan pemahaman dan
keperdulian terhadap kejujuran, keadilan, dan prosedur yang wajar
2016 4
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
terhadap manusia, kelompok manusa.Kelima, asas legalitas harus
dibedakan dari asas moralitas.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman
untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang
luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Perusahaan meyakini
prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika diharapkan mampu memberikan manfaat yang berarti bagi orang
lain sehingga diharapkan etika dapat mendorong dan mengajak orang
untuk bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan berdasarkan
pendapatnya sendiri, serta dapat dipertanggung-jawabkan (otonom) dan
etika diharapkan mampu mengarahkan masyarakat untuk berkembang
menjadi masyarakat yang tertib, teratur, damai, dan sejahtera dengan
menaati norma – norma yang berlaku demi mencapai ketertiban dan
kesejahteraan sosial.
Adapun tujuan dari etika bisnis ini adalah agar para pelaku bisnis sadar
dengan jelas mengenai dimensi etis suatu usaha, mampu belajar mengenai
bagaimana mengadakan pertimbangan yang baik, etis maupun ekonomis,
dan mampu melakukan pertimbangan etis dalam setiap kebijaksanaan
yang diterapkan di perusahaan.
Ada beberapa pokok-pokok etika bisnis (F.Magnis Suseno, 1991:158-167)
yaitu :
a. Beberapa sikap langsung terhadap pekerjaannya.
Dapat disebut juga nilai-nilai seperti pelayanan pelanggan, loyalitas
terhadap perusahaan, efisiensi organisatoris. Keberhasilan dan
produktivitas tinggi
b. Tanggung Jawab Lebih Luas.
Pemimpin perusahaan secara spontan memperhatikan serta merasa
bertanggung jawab atas atau terhadap semua pihak, dan juga perlu
2016 5
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
memiliki perasaan tanggung jawab menyeluruh yang jauh melampaui segi
untung rugi material langsung perusahaannya.
c. Beberapa bisnis supaya dapat menjadi efektif harus dirumuskan
secara kongkrit.
Orang-orang bisnis sendiri harus merumuskan tantangan - tantangan etika
yang dihadapi dan menyepakati sikap-sikap mana yang hendak diambil.
d. Sikap-sikap Pribadi.
Kejujuran dan tanggung jawab serta perinciannya dalam cara sebuah
perusahaan melakukan bisnisnya mengandaikan bahwa mereka yang
menentukannya, memiliki sikap moral atau karakter yang sesuai. Sikap-
sikap itu adalah masalah mutu orang yang bersangkutan sebagai manusia.
C. Apa yang di maksud dengan BisnisDalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual
barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk
mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa inggris
business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas
dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh
pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan
kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis
mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang
mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti
ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan
semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem
sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah,
masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau
sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan
keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung
2016 6
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan
usaha yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk
pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan
yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis"
yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
D. Hubungan Etika dengan BisnisEtika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan
juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk
nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun
hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman
untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang
luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Etika bisnis berfungsi sebagai alat bagi para pelaku bisnis untuk
menjalankan bisnis mereka dengan lebih bertanggung jawab secara moral.
Para Pemilik perusahaan mengharapkan para karyawan bekerja dengan
baik sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati, agar tidak
merugikan perusahaan. Para pemilik perusahaan juga mengharapkan agar
relasi bisnis mereka tidak menipu dan bekerja sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati. Sebaliknya para pemilik perusahaan sendiri
mengikat dirinya agar bertindak adil terhadap karyawannya, dengan
memberikan gaji yang seharusnya menjadi milik para karyawan. Para 2016 7
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
pemilik perusahaan juga mengikat dirinya agar agar menjalankan bisnis
mereka dengan baik dan tidak berbuat curang kepada relasi bisnis mereka.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum,
bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal
ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan
wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance
Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam
merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang
seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-
besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan
dan dengan biaya serendah-rendahnya
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan
kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan
ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan
menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai
kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun
secara kelompok.
E. Etika bisnis yang harus dipahami dan dilakukan para profesional Beberapa etika bisnis yang harus di ketahui oleh pebisnis dan di
terapkan dalam kehidupan sehari hari, di antara lain :
Sebutkan nama lengkap
2016 8
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
Dalam situasi berbisnis, mitra sebaiknya menyebutkan nama lengkap saat
berkenalan. Namun jika namanya terlalu panjang atau sulit diucapkan,
akan lebih baik jika sedikit menyingkat.
Berdirilah saat memperkenalkan diri
Berdiri saat mengenalkan diri akan menegaskan kehadiran mitra. Jika
kondisinya tidak memungkinkan untuk berdiri, setidaknya mundurkan kursi,
dan sedikit membungkuk agar orang lain menilai positif kesopanan motra.
Ucapkan terima kasih secukupnya
Dalam percakapan bisnis dengan siapapun, bos atau mitra perusahaan,
hanya perlu mengucapkan terima kasih satu atau dua kali. Jika
mengatakannya berlebihan, orang lain akan memandang kalau mitranya
sangat memerlukannya dan sangat perlu bantuan.
Kirim ucapan terima kasih lewat email setelah pertemuan bisnis
Setelah mitra menyelesaikan pertemuan bisnis, kirimkan ucapan terima
kasih secara terpisah ke email pribadi rekan bisnis Anda. Pengiriman lewat
email sangat disarankan, mengingat waktu tibanya akan lebih cepat.
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang
benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez,
2005).
F. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing
oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat2016 9
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
5. Menerapkan konsep “ pembangunan berkelanjutan ”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi,
dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
9. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa
yang telah disepakati
10. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu
hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
G. Masalah dalam beretika dalam bisnis
1. Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan
etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem
sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-
pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan
ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik
dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang
muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk
pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing
yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-
creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
2016 10
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
H. Problematika etika dan bisnis
Dalam realitasnya, bisnis baik sebagai aktifitas maupun sebagai
entitas, telah ada dalam system dan strukturnya yang ‘baku’. Bisnis
berjalan sebagi proses yang telah menjadi kegiatan manusia sebagai
individu atau masyarakat untuk mencari keuntungan dan memenuhi
keinginan dan kebutuhan hidupnya. Sementara itu etika telah dipahami
sebagai sebuah disiplin yang mandiri dan karenanya terpisah dari bisnis.
Etika adalah ilmu yang berisi patokan-patokan mengenai apa-apa
yang benar salah, yang baik atau buruk, yang bermanfaat atau tidak
bermanfaat. Dalam kenyataan itu, bisnis dan etika dipahami sebagai dua
hal yang terpisah bahkan tidak ada kaitannya, jika pun ada mala dipandang
sebagai hubungan negative dimana, praktek bisnis merupaka kegiatan
yang bertujuan mencapai laba sebesar-besarnya dalam situasi pesaing
bebas. Sebaliknya etika bila diterapakan dalam dunia bisnis dianggap akan
mengganggu upaya mencapai tujuan bisnis.
Dengan demikian hubungan antara etika dan bisnis telah melahirkan
hubungan yang problematis. Problematika ini bagi banyak pihak,
termaksud para ahli ekonomi terletak pada adanya kesangsian mengenai
ide etika bisnis. Pihak-pihak tersebut menyaksikan apakah moralitas
mempunya tempat dalam kegiatan bisnis. Kegiatan bisnis atau sebuah
perusahaan, dalam prilakunya tampak sudah demikain kuat terikat dengan
struktur dan system yang kompleks. Dengan demikian secara potensial
jauh dari persepsi kesadaran akan keterkaitannya dengan hakikat manusia
sebagai prilaku yang merupakan bagian dari institusi-institusi perusahaan.
Sebaliknya ia akan semakin kuat dipersepsi oleh kepentingannya dan akan
semakin kuat pula dipengaruhi oleh keputusan keputusan dan tindakan
perusahaan tersebut.
Dari kesangsian-kesangsian itulah kemudian melahirkan mitos-mitos
dalam hubungan etika dan bisnis. Mitos bisnis amoral, mitos bisnis
immoral, mitos bisnis pengejar maksimalisasi keuntungan dan mitos bisnis 2016 11
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
sebagai permainan. Mitos amoral mengungkapkan suatu keyakinan bahwa
bisnis adalah bisnis dan tidak dapat dicampur adukan dengan moralitas,
antara bisnis dan moralitas tidak ada kaitan apa-apa dank arena itu
merupakan kekeliruan kalau kegiatan bisnis dinilai dengan menggunakan
tolak ukur moralitas, Demikian juga bisnis immoral yang menganggap
bahwa bisnis merupakan kegiatan tak terpuji dan karenanya perlu dihindari.
Sementara itu mitos bisnis sebagai pengejar maksimalisasi keuntungan
menganggap bisnis adalah kegiatan yang hanya berhubungan dengan
keuntungan-keuntungan semata.
Demikian pula mitos bisnis sebagai permainan menganggap bisnis
sebagai arena kompetisi tertutup yang menghasilkan atau suatu permainan
judi dimana kemenangan menjadi tujuan utama. Menurut Z.Carr bisnis
mempunyai ciri-ciri yang bersifat impersonal dan menyerupai permainan
yang menghendaki suatu strategi dan pemahaman tentang suatu etika
khusus yang diterima secara teima secara bersama oleh semua pelaku
permainan dan tidak selainnya. Pada pokoknya bisnis seperti permainan
poker yang menghendaki sikap tidak percaya kepada orang diantara para
pemainnya. Mengelabui secara cerdik atau menyembunyikan kekuatan
sendiri untuk maksud sebenarnya adalah dibolehkan. Pemain poker harus
mengandalkan nilai persahabatan dan ketulusan.
Meskipun kemudian muncul kesadaran bahwa pemisahan bisnis dan
etika tidak realistis, karena telah banyak menimbulkan kerugian-kerugian
namun adanya mitos yang sudah trlanur merajalela dan mau ditangani
dengan cara menggabungkan etika dengan bisnis atau sbaliknya, hal ini
menimbulkan persoalan baru dari aspek metodologis.
Penggabungan etika dan bisnis atau sebaliknya dapat berari
memaksakan norma-norma agama bagi dunia bisnis, memasang kode etik
profesi bisnis, mrefisi system dan hokum ekonomi, meningkatkan
keterampilan memanajemeni tuntutan-tuntutan etika pihak-pihak luar untuk
mencari aman dan sebaliknya.
2016 12
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
Dengan demikian eika seolah-olah diperlakukan sebagai disiplin
terpisah dan mau diterapkan pada dunia bisnis atau mau dikembangkan
dengan cara memasuki telaah masalah - masalah moral dalam dunia
bisnis. Pemahaman demikian pada gilirannya akan memunculkan berbagi
cabang etika menjadi etika ekonomi, etika bisnis, etika manajemen, etika
peran dan lain-lain.
I. Prinsip Prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis juga memiliki prinsip prinsip yang harus ditempuh
perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar
memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam
memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan.
Prinsip prinsip etika bisnis yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang
baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai
manusia. Artinya, prinsip-prinsip etika bisnis tersebut sangat erat terkait
dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat .
Misalnya, prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di Cina akan sangat
dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat Cina, sistem nilai masyarakat
Eropa akan mempengaruhi prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di
Eropa, dan sebagainya. Namun, prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam
bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip etika pada umumnya.
Tanpa mengabaikan kekhasan sistem nilai dari setiap masyarakat bisnis,
Sonny Keraf menyebutkan secara umum terdapat lima prinsip etika bisnis ,
yaitu :
Prinsip otonomi
Prinsip kejujuran
Prinsip keadilan
Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)
Prinsip integritas moral
i. Prinsip otonomi
2016 13
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa
yang dianggapnya baik untuk dilakukannya . Pelaku bisnis yang otonom
berarti orang yang tahu dan sadar sepenuhnya mengenai keputusan dan
tindakan yang diambilnya akan sesuai atau bertentangan dengan nilai atau
norma moral tertentu. Ia tahu dan sadar mengapa ia tetap mengambil suatu
keputusan dan tindakan sekalipun bertentangan dengan nilai dan norma
moral tertentu. Karena itu, pelaku bisnis yang otonom adalah orang yang
tahu dan sadar akan keputusan dan tindakan yang diambilnya, serta risiko
atau akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya maupun
bagi pihak lain .
Namun, kebebasan saja belum menjamin seorang pelaku bisnis dapat
bertindak secara otonom dan etis. Seorang pelaku bisnis bisa bertindak
sesuka hatinya tanpa menyadari apakah tindakannya tersebut baik atau
tidak. Pelaku binis malah bertindak tidak etis. Karena itu, pelaku bisnis
yang bertindak secara otonom juga menuntut adanya tanggung jawab 48 . Prinsip kejujuran
Prinsip kejujuran sangat relevan dan mutlak diperlukan dalam dunia
bisnis. Kejujuran merupakan kunci keberhasilan para pelaku bisnis untuk
mempertahankan bisnisnya dalam jangka panjang di dalam dunia bisnis
yang penuh persaingan ketat. Keraf menyatakan setidaknya ada tiga
alasan mengapa prinsip kejujuran sangat relevan dalam dunia bisnis.
Alasan yang pertama adalah kejujuran relevan dalam pemenuhan
syarat-syarat perjanjian dan kontrak bisnis. Kejujuran sangat penting
artinya bagi masing-masing pihak yang mengadakan perjanjian, dalam
menentukan relasi dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak
selanjutnya. Karena, jika salah satu pihak melakukan kecurangan dalam
memenuhi syarat-syarat perjanjian dan kontrak, tentu pihak lainnya tidak
mau lagi melakukan kerja sama dengan pihak yang curang tersebut.
Dengan melakukan kecurangan, pihak tersebut justru membangun
kehancuran bagi bisnisnya sendiri. Ini mempunyai efek berganda yang
2016 14
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
ekspansif (multiplier-expansive) yang luar biasa. Dalam abad informasi
yang terbuka dan cepat ini, dalam waktu singkat semua pengusaha lainnya
akan tahu bahwa pihak yang curang tadi harus dihindari dalam bisnis
selanjutnya. Karena tidak akan ada lagi pengusaha yang mau bekerja
sama dengan pihak curang tersebut, maka cepat atau lambat bisnis
pihaktersebut akan hancur.
Alasan kedua adalah kejujuran relevan dalam penawaran barang
dan jasa dengan mutu dan harga sebanding. Di dalam bisnis modern yang
penuh persaingan, kepercayaan konsumen adalah hal paling pokok bagi
pengusaha. Para pengusaha selalu berusaha untuk membangun dan
menjaga kepercayaan konsumen. Sekali saja para pengusaha tersebut
menipu konsumen, konsumen akan dengan mudah mengganti produk yang
biasa ia konsumsi ke produk lainnya. Satu orang saja konsumen ditipu,
dampaknya akan besar sekali. Karena, satu orang konsumen itu akan
mengajak teman atau keluarganya untuk tidak menggunakan produk
tersebut, dan dalam waktu singkat akan terjadi pengaruh berganda yang
sangat ekspansif. Maka, cara-cara tipu-menipu konsumen untuk
memperoleh keuntungan yang besar bukanlah cara bisnis yang baik dan
berhasil.
Alasan ketiga adalah kejujuran juga relevan dalam hubungan kerja
intern dalam suatu perusahaan. Suatu perusahaan tidak akan bisa
bertahan jika hubungan kerja di dalam perusahaan tidak dilandasi oleh
prinsip kejujuran. Pemilik perusahaan selalu menipu karyawan dengan
memotong gaji mereka tanpa alasan yang jelas. Atau sebaliknya, karyawan
selalu melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan dengan
mengambil barang-barang milik perusahaan. Perusahaan akan hancur jika
suasana kerja penuh dengan tipu-menipu seperti itu. Dapat dikatakan,
prinsip kejujuran justru merupakan inti dan kekuatan dari perusahaan.
Ketiga alasan di atas menunjukkan dengan jelas bahwa prinsip kejujuran
adalah prinsip yang sangat penting dan diperlukan bagi para pelaku bisnis
yang menginginkan bisnisnya sukses dan bertahan lama.
2016 15
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
iii. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan sama
sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional
objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sejalan dengan yang
dikatakan oleh Adam Smith mengenai prinsip keadilan. Keraf mengutip
Adam Smith menyatakan bahwa prinsip paling pokok dari keadilan adalah
prinsip tidak merugikan orang lain (prinsip no harm), khususnya tidak
merugikan hak dan kepentingan orang lain.
Dasar dari prinsip ini adalah penghargaan atas harkat dan martabat
manusia beserta hak-hak yang melekat pada diri manusia. Menurut Adam
Smith prinsip no harm adalah prinsip paling minim dan paling pokok yang
harus ada yang memungkinkan kehidupan dan interaksi sosial manusia
bisa bertahan . Tanpa prinsip paling minim ini, interaksi sosial apa pun tidak
akan terjalin atau terjamin kelangsungannya. Karena, tidak akan ada orang
yang mau menjalin interaksi sosial dengan siapa pun yang tidak bisa
menahan diri untuk tidak merugikan hak dankepentingan orang lain.
Prinsip no harm ini pun berlaku dalam bidang kegiatan ekonomi dan
bisnis. Menurut Adam Smith prinsip ini merupakan tuntutan dasar dan
sekaligus niscaya (the necessary principle) bagi kegiatan bisnis . Tanpa
prinsip ini sulit diharapkan akan dapat terwujud kegiatan bisnis yang baik
dan etis. Hal ini berarti, dalam kegiatan bisnis tidak boleh ada pihak yang
dirugikan hak dan kepentingannya, baik sebagai karyawan, pemasok,
penyalur, konsumen, investor, maupun masyarakat luas. Semua pihak
dalam relasi bisnis apapun tidak boleh saling merugikan satu sama lain.
Karena begitu ada pihak tertentu yang merugikan pihak lainnya, tentu tidak
akan ada pelaku bisnis yang mau menjalin relasi bisnis dengan pihak
tersebut.
iv. Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)
Prinsip keadilan menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan
kepentingannya, maka prinsip saling menguntungkan secara positif
menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling 2016 16
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama mengakomodasi
hakikat dan tujuan bisnis. Tujuan utama dari kegiatan bisnis adalah untuk
memperoleh keuntungan. Produsen ingin agar banyak orang membeli atau
menggunakan produk-produknya. Konsumen ingin mendapatkan barang
dan jasa yang menguntungkan dalam bentuk harga dan kualitas yang baik.
Karena itu bisnis memang seharusnya dijalankan dengan saling
menguntungkan, menguntungkan produsen dan sekaligus juga
menguntungkan konsumen. Dengan kata lain, prinsip saling
menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak yang terlibat di dalam kegiatan bisnis
tersebut.
v. Prinsip integritas moral
Prinsip integritas moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri
pelaku bisnis agar ia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama
baiknya dan nama baik perusahaannya. Prinsip ini mengandung sebuah
imperatif moral yang berlaku bagi diri pelaku bisnis dan perusahaannya
untuk berbisnis sedemikian rupa agar tetap menjadi yang paling unggul dan
tetap dapat dipercaya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan
dan dorongan dari dalam diri pelaku bisnis dan perusahaan untuk menjadi
yang terbaik dan dibanggakan. Hal tersebut tercermin dalam seluruh
perilaku pelaku bisnis dengan semua pihak, baik pihak di dalam
perusahaan maupun pihak di luar perusahaan.
J. The Rule of Organizational Culture
Budaya organisasi adalah perilaku manusia yang merupakan bagian
dari suatu organisasi dan makna bahwa orang-orang melekat pada
tindakan mereka. Budaya mencakup nilai-nilai organisasi, visi, norma,
bahasa kerja, sistem, simbol, keyakinan dan kebiasaan. Itu juga
merupakan pola perilaku kolektif tersebut dan asumsi yang diajarkan
kepada anggota organisasi baru sebagai cara mempersepsi, dan bahkan
berpikir dan merasa. Budaya organisasi mempengaruhi cara orang dan
2016 17
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
kelompok berinteraksi satu sama lain, dengan klien, dan dengan para
pemangku kepentingan.
Manajer berperan sangat penting dalam membangun nilai-nilai dan standar
dalam perusahaan. Manajer menjadi model dalam bertingkah laku etis
yang akan diikuti oleh karyawan di bawahnya. Jika manajer bertindak tidak
etis maka karyawan di bawahnya juga tidak akan bertindak etis.
K. Ethics Ombudsman
Ombudsman adalah seorang pejabat atau badan yang bertugas
menyelidiki berbagai keluhan masyarakat.
Kegiatan dan fungsi yang paling sering dilakukan oleh ombudsman
termasuk, namun tidak terbatas pada :
• Mendengarkan dan memahami masalah namun tetap netral terhadap
fakta-fakta . Ombudsman tidak mendengarkan menilai atau memutuskan
siapa yang benar atau salah Ombudsman mendengarkan untuk memahami
masalah dari perspektif individu . Ini merupakan langkah penting dalam
mengembangkan opsi untuk resolusi .
• Membantu dalam reframing isu dan mengembangkan dan membantu
individu mengevaluasi pilihan . Ini membantu individu mengidentifikasi
kepentingan berbagai pihak dalam isu-isu dan membantu upaya fokus
pada opsi potensial untuk memenuhi kepentingan-kepentingan .
• Panduan atau pelatih individu untuk berhubungan langsung dengan pihak
lain , termasuk penggunaan sumber daya resolusi resmi organisasi .
Ombudsman sering berusaha untuk membantu individu meningkatkan
keterampilan mereka dan keyakinan mereka dalam menyuarakan
keprihatinan mereka secara langsung .
• Mengacu individu untuk sumber daya yang tepat resolusi . Ombudsman
dapat merujuk individu untuk satu atau lebih sumber daya organisasi formal
2016 18
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
yang berpotensi dapat mengatasi masalah tersebut .
• Membantu dalam isu-isu permukaan saluran resolusi formal. Ketika
seorang individu tidak mampu atau tidak mau ke permukaan perhatian
langsung , ombudsman dapat membantu dengan membantu memberikan
suara kepada keprihatinan dan / atau menciptakan kesadaran akan
masalah di antara pengambil keputusan yang tepat dalam organisasi .
• Memfasilitasi proses penyelesaian informal. Ombudsman dapat
membantu untuk menyelesaikan masalah antara pihak melalui berbagai
jenis mediasi informal.
• Mengidentifikasi masalah dan peluang untuk perubahan sistemik untuk
organisasi baru . Posisi unik ombudsman berfungsi untuk memberikan
informasi tanpa filter yang dapat menghasilkan wawasan untuk masalah
dan resolusi . Ombudsman merupakan sumber deteksi dan peringatan dini
dari isu-isu baru dan sumber saran perubahan sistemik untuk memperbaiki
proses yang ada .
Jadi secara garis besar “ Ethics Ombudsman “ yaitu Sebuah Etika yang
memediasi penyelesaian yang adil, terutama antara pihak yang dirugikan
seperti konsumen atau mahasiswa dan lembaga atau organisasi.
Seorang manajer bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan dan
mengajarkan standar-standar etika kepada semua karyawan dan
memonitor kesesuaiannya dengan standar itu. Dengan membuat budaya
etis dalam organisasi, membuat seluruh anggota dapat melakukan tindakan
secara etis. Ethics Ombudsman dapat menjadi petunjuk ketika anggota
organisasi tidak yakin apakah tindakannya etis atau tidak.
L. Stakeholders dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
2016 19
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
a. Definisi Stakeholders
Stakeholder perusahaan adalah pihak yang dapat mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh tindakan dari bisnis secara keseluruhan. Konsep
stakeholder pertama kali digunakan dalam sebuah memorandum internal
1963 di Stanford Research lembaga. Ini didefinisikan pemangku
kepentingan sebagai ” kelompok-kelompok yang tanpa dukungan
organisasi akan berhenti untuk eksis." Teori ini kemudian dikembangkan
dan diperjuangkan oleh R. Edward Freeman pada 1980-an. Sejak itu telah
mendapat penerimaan luas dalam praktek bisnis dan teori yang berkaitan
dengan manajemen strategis, tata kelola perusahaan, tujuan bisnis dan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Pengertian stakeholder dari buku "Rhenald Kasali Manajemen
Public Relations halam 63 " sebagi berikut: "Stakeholders adalah setiap
kelompok yang berada di dalam maupun luar perusahaan yang mempunyai
peran dalam menentukan perusahaan. Stakeholders bisa berarti pula
setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan. Penulis
manajemen yang lain menyebutkan bahwa stakeholders terdiri atas
berbagai kelompok penekan (pressure group) yang mesti di pertimbangkan
perusahaan." .
Hubungan perusahaan dengan internal stakeholders dibangun
berdasarkan konsep kebermanfaatan yang membangun kerjasama untuk
bisa menciptakan kesinambungan usaha perusahaan sedangkan
hubungan dengan stakeholder di luar perusahaan bukan hanya bersifat
transaksional dan jangka pendek namun lebih kepada hubungan yang
bersifat fungsional yang bertumpu pada kemitraan selain usaha untuk
menghimpun kekayaan yang dilakukan oleh perusahaan, perusahaan juga
berusaha untuk bersama-sama membangun kualitas kehidupan external
stakeholders.
2016 20
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
b. Stakeholder dan Tanggung Jawab SosialTanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya
perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan.. CSR berhubungan erat dengan
“pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi bahwa suatu
perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya
keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi
sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Pengertian tanggung jawab social perusahaan atau CSR sangat
beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak
hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, tetapi
untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga,
dan berkelanjutan.
Dengan menunjukkan tanggung jawab sosial, membantu perusahaan
untuk memiliki reputasi yang baik. Dengan reputasi yang baik dapat
meningkatkan bisnis dan meningkatkan kemapuan untuk memperoleh
sumber daya dari stakeholder, meningkatkan keuntungan dan kemakmuran
pemegang saham.
Jika semua perusahaan melakukan tanggung jawab sosial seperti
menyediakan pengobatan, dana pension, dan sebagainya, maka kualitas
kehidupan akan meningkat, mengurangi kejahatan, kemiskinan, dan tingkat
penganguran akan relatif rendah.
Perusahaan tidak dapat melepaskan diri dengan lingkungan sosial
(social setting) sekitarnya. Perusahaan perlu menjaga legitimasi
stakeholder serta mendudukkannya dalam kerangka kebijakan dan
pengambilan keputusan, sehingga dapat mendukung dalam pencapaian
tujuan perusahaan, yaitu stabilitas usaha dan jaminan kelangsungan
usaha.
2016 21
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
c. Jenis Stakeholders :1. Orang-orang yang akan dipengaruhi oleh usaha dan dapat
mempengaruhi tapi yang tidak terlibat langsung dengan melakukan
pekerjaan.
2. Di sektor swasta, orang-orang yang (atau mungkin) terpengaruh oleh
tindakan yang diambil oleh sebuah organisasi atau kelompok. Contohnya
adalah orang tua, anak-anak, pelanggan, pemilik, karyawan, rekan, mitra,
kontraktor, pemasok, orang-orang yang terkait atau terletak di dekatnya.
Setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau yang
dipengaruhi oleh pencapaian tujuan kelompok.
3. Seorang individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam
sebuah kelompok atau kesuksesan organisasi dalam memberikan hasil
yang diharapkan dan dalam menjaga kelangsungan hidup kelompok atau
produk organisasi dan / atau jasa. Stakeholder pengaruh program, produk,
dan jasa.
4. Setiap organisasi, badan pemerintah, atau individu yang memiliki
saham di atau mungkin dipengaruhi oleh pendekatan yang diberikan
kepada regulasi lingkungan, pencegahan polusi, konservasi energi, dll
5. Seorang peserta dalam upaya mobilisasi masyarakat, yang mewakili
segmen tertentu dari masyarakat. Anggota dewan sekolah, organisasi
lingkungan, pejabat terpilih, kamar dagang perwakilan, anggota dewan
penasehat lingkungan, dan pemimpin agama adalah contoh dari
stakeholder lokal.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) potensi konflik kepentingan bisa
terjadi di antara pihak-pihak yang berhubungan seperti antara pemegang
saham dengan manajer perusahaan (agency costs of equity) atau antara
pemegang saham dengan kreditur (agency costs of debt). Menurut mereka
agency cost itu meliputi tiga hal, yaitu monitoring costs, bonding costs dan
2016 22
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
residual loss. Monitoring costs merupakan pengeluaran yang dibayar oleh
prinsipal untuk mengukur, mengamati dan mengontrol perilaku agen agar
tidak menyimpang. Biaya ini timbul karena adanya ketidakseimbangan
informasi antara prinsipal dan agen. Dalam situasi tertentu, agen
memungkinkan untuk
membelanjakan sumber daya perusahaan (bonding costs) untuk menjamin
bahwa agen tidak akan bertindak yang dapat merugikan prinsipal atau
untuk meyakinkan bahwa prinsipal akan memberikan kompensasi jika dia
benar-benar melakukan tindakan tersebut. Akan tetapi masih bisa terjadi
perbedaan antara keputusan- keputusan agen dengan keputusan-
keputusan yang dapat memaksimalkan kesejahteraan agen.Nilai uang
yang ekuivalen dengan pengurangan kesejahteraan yang dialami prinsipal
disebut dengan residual loss.
d. Pendekatan Stakeholder Dalam Etika BisnisPada umumnya ada dua kelompok stakeholders, yaitu kelompok
primer dan kelompok sekunder . Kelompok primer adalah ‘pihak di mana
tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’,
kelompok ini terdiri atas pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan,
pemasok, penyalur, dan konsumen. Sedangkan kelompok sekunder adalah
pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka
tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting
untuk kelangsungan hidup perusahaan.’ terdiri dari pemerintah setempat
pemerintah asing, media massa, kelompok sosial, masyarakat setempat,
serta masyarakat pada umumnya.
Beberapa manfaat dari penggunaan pendekatan ini diantaranya:
Menggunakan pendapat para pemangku kepentingan yang paling
kuat untuk membentuk tujuan dari organisasi atau proyek pada
tahap awal. Hal ini tidak hanya memberikan dukungan terhadap
organisasi atau tujuan lebih dari itu dapat dapat meningkatkan
kualitas dari hasil yang ditetapkan dalam rencana.
Mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan yang kuat
untuk membantu memenangkan lebih banyak sumber daya – hal ini
2016 23
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
akan lebih mengoptimalkan kinerja dalam mencapai tujuan.
Membangun strategi komunikasi dengan para pemangku
kepentingan sejak awal secara intensif untuk memastikan bahwa
mereka memahami apa yang harus dilakukan dan memahami
manfaat dari organisasi atau proyek yang dilaksanakan – hal ini
berarti mereka dapat mendukung tujuan organisasi secara aktif jika
di perlukan.
Mengantisipasi reaksi dari masyarakat terhadap keberadaan
organisasi atau proyek yang akan dilaksanakan dan
mengintegrasikan dalam skema perencanaan untuk mendapatkan
dukungan dari mereka.
e. Bagaimana melakukan Analisis Pemangku Kepentingan
Secara umum praktek pemetaan pemangku kepentingan di awali
dengan mengidentifikasi siapa saja orang atau pihak yang berkepentingan
dan berpengaruh terhadap organisasi atau proyek yang diusulakan.
Langkah berikutnya bekerja di luar kekuasaan mereka, pengaruh dan
kepentingan, sehingga Anda tahu kepada siapa harus fokus. Langkah
terakhir mengembangkan pemahaman secara komprehensif tentang
stakeholder yang paling penting agar Anda tahu bagaimana mereka akan
merespon, dan sehingga Anda bisa mengetahui bagaimana untuk
memenangkan dukungan mereka – Anda dapat merekam analisis ini pada
peta pemangku kepentingan. Setelah Anda melakukan analisis dengan
menggunakan alat bantu ini masukkanlah dalam perencanaan untuk
menentukan strategi pelibatan mereka dan menentukan cara yang paling
tepat bagaimana Anda akan berkomunikasi dengan masing-masing
pemangku kepentingan yang telah teridentifikasi.
Berikut langkah-langkah dalam melakukan Analisis pemangku kepentingan:
Langkah 1. Mengidentifikasi StakeholderLangkah pertama dalam analisis stakeholder Anda adalah untuk
bertukar pikiran yang stakeholder Anda. Sebagai bagian dari ini,
memikirkan semua orang yang terpengaruh oleh pekerjaan Anda, yang 2016 24
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
memiliki pengaruh atau kekuasaan di atasnya, atau memiliki kepentingan
dalam kesimpulannya sukses atau gagal. Dalam membangun setiap peta
pemangku kepentingan dengan mengembangkan daftar katagori dari
orang, organisasi, lembaga atau pihak lainnya yang memiliki
bekepentingan terhadap organisasi atau tujuan Anda. Setelah daftar adalah
cukup lengkap itu kemudian memungkinkan untuk menetapkan prioritas
dalam beberapa cara, kemudian menerjemahkan stakeholder ‘prioritas
tertinggi’ ke tabel atau gambar. Daftar potensi pemangku kepentingan
untuk setiap kegiatan tentunya akan melebihi waktu yang tersedia untuk
menganalisis termasuk kemampuan alat yang digunakan untuk memetakan
sesuai kebutuhan informasi yang ada. Tantangannya agar Anda tetap
fokus pada pemangku kepentingan yang benar-benar sesuai dan memiliki
tingkat kepentingan terhadap organisasi sebagai bagian dari komunitas
khusus atau berorientasi terhadap tujuan proyek sehingga memudahkan
dalam memvisualisasikan.
Tabel di bawah menunjukkan beberapa pemangku kepentingan yang
mungkin terlibat dalam organisasi atau proyek :
Perlu diperhatikan meskipun pemangku kepentingan mungkin
menatasnamakan organisasi dan orang-orang yang berkepentingan baik
langsung maupun tidak langsung, namun pada akhirnya yang perlu Anda
lakukan adalah berkomunikasi dengan orang, Pastikan bahwa Anda
mengidentifikasi pemangku kepentingan secara individu yang benar dalam
sebuah organisasi pemangku kepentingan.
Langkah 2. Prioritaskan Stakeholder AndaPada tahapan ini Anda telah memiliki daftar panjang
organisasi/lembaga atau orang-orang yang dipengaruhi oleh organisasi
atau pekerjaan Anda. Beberapa mungkin memiliki kekuatan baik untuk
menghambat atau mendorong kinerja organiasasi. Beberapa mungkin 2016 25
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
tertarik dengan apa yang direncanakan atau dilaksanakan oleh organisasi
atau apa yang Anda lakukan, sebagian lainnya mungkin tidak peduli.
Lakukan pemetaan secara mendalam terhadap pemangku kepentingan
tentang kekuatan/kepentingan dalam sebuah geradi atau kisi-kisi seperti
pada gambar, dan mengklasifikasikan para pemangku kepentingan dengan
peran dan kontribusi mereka atas tujuan organisasi serta ketertarikan pada
pekerjaan yang Anda lakukan. Lakukan pengujian dengan meletakkan
masing-masing pemangku kepentingan berdasakan pengaruh dan
kekuatan. Misalnya, atasan Anda cenderung memiliki kekuatan yang tinggi
dan pengaruh dan harapan yang tinggi terhadap pekerjaan Anda. Keluarga
Anda juga mungkin memiliki harapan yang tinggi, tetapi tidak mungkin
memiliki kekuatan atas pekerjaan Anda.
Selanjutnya lakukan analisis dengan memposisikan pemangku kepentingan
(orang/organisasi/lembaga) dalam geradi tersebut untuk membantu Anda
bertindak terhadap posisi mereka:
Kekuatan Tinggi, orang tertarik: orang-orang yang benar-benar
harus terlibat dan membuat upaya besar agar mereka puas terlibat
dalam organisasi atau bisnis yang Anda pimpin.
Kekuatan Tinggi, orang kurang tertarik: menempatkan dalam posisi
untuk tetap bekerja dengan menjaga kepuasan mereka, tetapi tidak
terlalu banyak sehingga mereka menjadi bosan dengan rencana dan
komunikasi yang Anda buat.
2016 26
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
Kekuatan rendah, orang-orang tertarik: menjaga orang-orang ini
dengan memberikan cukup banyak informasi, dan berbicara dengan
mereka untuk memastikan bahwa tidak ada masalah besar yang
timbul dikemudian hari. Orang-orang ini sangat membantu terhadap
sukses organisasi dan rincian proyek Anda.
Kekuatan rendah, orang kurang tertarik: sekali lagi, memantau
orang-orang ini, tapi jangan bosan mereka untuk selalu
berkomunikasi secara wajar tidak berlebihan.
Langkah 3. Memahami Stakeholder Kunci AndaPada langkah ini Anda diarahkan untuk memahami lebih dalam
pemangku kepenitingan kunci yang terlibat dalam pekerjaan atau bisnis
Anda. Masing-masing orang atau organisasi perlu dinilai sejauhmana
respon atau reaksi terhadap proyek, dan bagaimana mereka terlibat dan
memberikan kontribusi terhadap keberhasilan pekerjaan Anda. Disamping
itu, Anda juga perlu memahami cara terbaik untuk melibatkan mereka
dalam proyek Anda serta membangun komunikasi efektif dengan mereka.
Pertanyaan kunci yang dapat membantu Anda memahami stakeholder
Anda diantaranya:
Apa kepentingan finansial atau emosional yang mereka miliki dari
hasil pekerjaan Anda? Apakah positif atau negatif?
Apa yang memotivasi mereka yang paling penting?
Informasi apa yang mereka inginkan dari Anda?
Bagaimana mereka ingin menerima informasi dari Anda?
Apa cara terbaik untuk berkomunikasi pesan Anda kepada mereka?
Apa pendapat mereka saat ini pekerjaan Anda? Apakah
berdasarkan informasi yang baik?
Siapa yang mempengaruhi pendapat mereka secara umum, dan
yang mempengaruhi pendapat mereka tentang Anda?
Jika mereka tidak mungkin untuk menjadi positif, apa yang akan
dimenangkan dari mereka untuk mendukung Anda?
Jika Anda tidak berpikir Anda akan dapat memenangkan mereka,
bagaimana Anda akan mengelola sikap oposisi mereka?
2016 27
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
Siapa lagi yang mungkin dipengaruhi oleh pendapat mereka?
Apakah orang-orang ini menjadi pemangku kepentingan dalam
memperjuangkan hak mereka sendiri?
Cara yang cukup efektif untuk menjawab pertanyaan diatas dengan
melakukan komunikasi intensif untuk berbicara secara langsung dengan
pemangku kepentingan. Biasanya ketika Anda berbicara langsung, orang
cenderung untuk terbuka terbuka tentang pandangan mereka, dan meminta
pendapat dari masyarakat. Berkomunikasi informal seringkali merupakan
langkah pertama dalam membangun sebuah hubungan yang sukses
dengan para pemangku kepentingan.
Buatlah catatan penting berupa rangkuman atas pemahaman yang
Anda dapatkan pada saat melakukan pemetaan pemangku kepentingan,
sehingga Anda dapat dengan mudah melihat dimana para pemangku
kepentingan yang akan bertindak sebagai blocker atau kritikus, dan yang
cenderung pendukung. Salah satu teknik yang dapat digunakan dengan
memberikan kode warna pada saat memvisualisasikan kekuatan dan
repson mereka. Misalnya menampilkan pemangku kepentingan
pendukungnya dengan menggunakan warna hijau, blocker dan kritikus
warna merah, dan orang lain yang netral dengan warna putih.
Catatan Penting:
2016 28
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
Memahami pemangku kepentingan sebagai salah satu pekerjaan
pentinga yang Anda lakukan dalam organisasi atau bisnis akan
membangun dukungan terhadap rencana dan tujuan yang telah ditetapkan.
Anda akan mempengaruhi banyak orang atau pemangku kepentingan yang
memiliki kekuatan dan pengaruh yang tinggi. Beberapa orang memiliki
kekuatan untuk merusak proyek Anda dan posisi Anda. Orang lain mungkin
menjadi pendukung kuat dari pekerjaan Anda. Oleh karena itu kemampuan
berkomunikasi dan menjalin hubungan personal menjadi penting untuk
Anda kuasai.
Mengelola pemangku kepentingan adalah proses dimana Anda
mengidentifikasi stakeholder kunci dan memenangkan dukungan mereka.
Analisis pemangku kepentingan merupakan tahap awal, di mana Anda
mengidentifikasi dan mulai untuk memahami siapa saja orang-orang yang
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan
mampu mendorong perubahan secara signiifikan.
Brainstorming bersama para pemangku kepentingan Anda untuk menggali
informasi dan emenentukan prioritas mereka atas kapasitas dan
kepentingan, Tahap terakhir Anda berusaha untuk mendapatkan
pemahaman tentang apa yang memotivasi para pemangku kepentingan
Anda dan bagaimana Anda harus menang mereka di sekitar.
2016 29
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka1. Alma, Buchari. 2000. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
2. Bambang, Kusriyanto. 1986. Meningkatkan Produktifitas Karyawan.
Jakarta: PT. Pustaka Binaman Presindo
3. Bygrave, William D.1984. Entrepreneurship. Dover, MA: Lord
Publishing.
4. Dadang, Suherman. 2000. Kewirausahaan dan Kemitraan Usaha
Agrobisnis. Jakarta: Ditjen Industri Primer dan Pemasaran Hasil
Pertanian dan Kehutanan.
5. Drucker, Peter F. 1996. Inovasi dan Kewirausahaan. Jakarta:
Erlangga.
6. Iskandar, Sali. 1990. Pengantar Praktis Kewirausahaan. Bandung: Al
Ghifari
7. Kupioradi, Rambat dan Jero Wacik. 1998. Wawasan
Kewirausahaan. Jakarta : penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
8. Setawan, Yoc.1993. Strategi Efektif Berwirausaha. Jakrta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
2016 30
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id
9. Drs.Muhammad,M.Ag dan R.Lukman Fauroni,M.Ag , visi al-quran
tentang etika dan bisnis.
10.Pengertian stakeholder dari buku "Rhenald Kasali Manajemen
Public Relation
11.A. Sonny Keraf, Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya,
(Yogyakarata: Penerbit Kanisius, 1998)
12.K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
2000)
2016 31
Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id