HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
TENTANG MENOPAUSE DENGAN KELUHAN
WANITA SAAT MENOPAUSE DI KELURAHAN
CIJANTUNG KECAMATAN PASAR REBO
JAKARTA TIMUR TAHUN 2012
Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) Pada Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
NURNINGSIH
108104000033
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1433 H / 2012 M
v
RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurningsih
Tempat, Tgl. Lahir : Brebes, 03 April 1989
Alamat : Desa Sarireja 01 Blok Masjid Rt/Rw: 04/02
Tanjung Brebes Jawa Tengah 52254
No. Telp/HP : 085711393720
E-mail : [email protected]
Nama Orang Tua
Ayah : Rasim
Ibu : Tariah
Riwayat Pendidikan
1996 – 2002 : SDN 1 Sarireja, Tanjung, Brebes, Jawa Tengah
2002 – 2005 : MTs Al-Ikhlas Putri, Kuningan, Jawa Barat
2005 – 2008 : MA Al-Ikhlas Putri, Kuningan, Jawa Barat
2008 – sekarang : S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
2007 – 2008
- Ketua Organisasi Pengurus Pondok Modern (OPPM) Al-Ikhlas
Putri
- Staf Pembina Pramuka GUDEP 10164
- Anggota Paskibra Pondok Modern Al-Ikhlas Putri
- Anggota Drum Band Pondok Modern Al-Ikhlas Putri
2009 – 2010 : Anggota Departemen Kemahasiswaan BEMJ PSIK
2009 – 2010 : Bendahara Komisariat Dakwah FKIK
2010 - 2011 : Anggota Departemen Sosial Masyarakat Kesatuan
Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)
UIN
2011 – sekarang : Anggota Generasi Baru Indonesia (GENBI) UIN
Penerima Beasiswa Bank Indonesia
2011 – sekarang : Sekretaris Relawan Lembaga Kemanusiaan ESQ
165 Jakarta
Pelatihan Dan Seminar Yang Diikuti
1. ESQ Leadership Training For Basic Training
2. Pelatihan Medis Relawan Lembaga Kemanusiaan ESQ
3. Pelatihan Jurnalistik Lembaga Kemanusiaan ESQ
4. Pelatihan Outbound Lembaga Kemanusiaan ESQ
5. Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization Era
6. Simposium Nasional “Perspektif Islam dalam Membangun Karakter Bangsa
Pada Era Milenium Kesehatan”
7. Seminar “Perawatan Pasien Hipertensi dan Diabetes di Rumah”
8. Seminar Kesehatan Nasional “Combat Antimicrobial Drugs Resistance”
9. Seminar Nasional Keperawatan “Uji Kompetensi Nasional Perawat:
Meningkatkan Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi
Tantangan Global”
10. Pelatihan Sirkumsisi “Menumbuhkan Insan Cita yang Terampil dan Peduli
Masyarakat”
11. Seminar Sehari “Tatalaksana Terkini Miokardial Infark (MCI) dan Interpretasi
EKG”
Prestasi Yang Pernah Diraih :
1. Juara II MTQ Anak-Anak Putri Peringatan HUT RI Desa Sarireja
2. Juara I Lomba Pidato Bahasa Arab Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlas Putri
3. Juara II Lomba Pidato Bahasa Inggris Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlas
Putri
4. Juara Umum Santri Berprestasi Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlas Putri
5. Kakak Pembimbing Terbaik dalam Student Character Building (SCB) FKIK
UIN
6. Finalis Lomba Karya Tulis Kesehatan Islam II (LKTKI II)
7. Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional “Peran Perawat Dalam Sistem
Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu”
8. Penerima Beasiswa Bank Indonesia (BI)
vi
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi, Oktober 2012
NURNINGSIH, NIM: 108104000033
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause dengan Keluhan
Wanita saat Menopause Di Kelurahan Cijantung Pasar Rebo Jakarta Timur
Tahun 2012
xx + 98 halaman + 16 tabel + 4 gambar + 5 lampiran
ABSTRAK
Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya siklus menstruasi pada
wanita secara alamiah. Keluhan-keluhan saat menopause baik fisik, psikologis
maupun seksual akan dialami oleh wanita yang memasuki masa menopause.
Dengan adanya keseimbangan pengetahuan tentang menopause secara
menyeluruh, diharapkan keluhan menopause yang timbul pun dapat berkurang
dan kualitas hidup mereka pun akan menjadi lebih baik.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
tentang menopause dengan keluhan wanita saat menopause. Jenis penelitian
deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah perempuan yang
memasuki masa menopause dan bertempat tinggal di Kelurahan Cijantung.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah snowballing sampling.
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 95 orang. Pengumpulan data dengan
menggunakan angket untuk pengetahuan dan menopause rating scale untuk
mengukur keluhan menopause. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square
dengan derajat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan
kurang sebanyak 31 orang, 18 responden (58,1%) merasakan keluhan berat, 13
orang (41,9%) merasakan keluhan ringan. Sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan cukup sebanyak 41 orang, 10 orang (21,3%) merasakan keluhan
berat, 35 orang (74,5%) dengan keluhan ringan, dan 2 orang (4,3%) tidak
mengalami keluhan. Dan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 17
orang, 3 orang (17,6%) merasakan keluhan berat, dan 14 orang (82,4%)
merasakan keluhan ringan.
Hasil analisis data diperoleh p-value yaitu sebesar 0,002 (<0,05). Secara
statistik menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
menopause dengan keluhan wanita saat menopause di Kelurahan Cijantung
Kecamatan Pasar Rebo (p = 0,002 < 0,05).
Kata kunci : pengetahuan, menopause, menopause rating scale.
Referensi : 50 (1995 - 2011)
vii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
SCHOOL OF NURSING
ISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Undergraduated thesis, Oktober 2012
NURNINGSIH, NIM : 108104000033
The Relationship Between Knowledge with Complaint Of Menopause Among
Menopause Women at Cijantung Village Pasar Rebo Regency East Jakarta
in 2012
xx + 98 pages + 16 tables + 4 charts + 5 attachments
ABSTRACT
Menopause was known as the end of menstrual cycle in women naturally.
Complaints of menopause such as physical complaint, psychological or sexual
will be experienced by women going through menopause. With the balanced of
knowledge about menopause, it was expected that complaints of menopause
which arising can be reduced and the quality of their life will be better.
The purpose of research is to determine the relationship between the level
of knowledge about menopause with complaints of menopause among menopause
women. The research used descriptive analytic with cross sectional design. The
population was women who entered menopause and living in Cijantung Village.
The sampling method used snowball sampling. The sample size were 95 people.
Data collecting was using a questionnaire for knowledge and menopause rating
scale for measuring the menopausal complaints. The statistical test used was Chi-
square with a degree of confidence was 95%.
The result found there are 31 people who have less knowledge, 18 people
(58.1%) felt a severe complaint, 13 people (41.9%) felt a mild complaint. While
47 people who have enough knowledge, 10 people (21.3%) felt a severe
complaints, 35 people (74.5%) with mild complaints, and 2 people (4.3%) have no
complaint. And there are 17 people who have a good knowledge, 3 people
(17.6%) felt a severe complaint, and 14 people (82.4%) felt a mild complaint.
The results analysis of data obtained that p-value was 0.002 (<0.05) at
95% confidence level. Statistically stated that there is the relationship between
knowledge and complaint of menopause among menopause women at Cijantung
Village Pasar Rebo Regency East Jakarta in 2012 (p = 0.002 <0.05).
Key words : knowledge, complaint of menopause, menopause rating scale.
Reference : 50 (1995 - 2011)
viii
PERSEMBAHAN
Dengan segenap ketulusan hati, skripsi ini kupersembahkan untuk kedua
orangtuaku yang selalu memberi do’a, dukungan dan curahan kasih sayangnya
tanpa syarat, semoga selalu dalam lindungan-Nya. Amin.....
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaaniirrahiim
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam sekaligus penjaga hatiku.
Shalawat dan salam semoga tetap selalu tercurahkan atas Rasulullah SAW. Beribu
syukur atas izinNya-lah skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang Menopause Dengan Keluhan Wanita Saat Menopause di Kelurahan
Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2012” dapat terselesaikan.
Alhamdulillahirabbil „Aalamin.
Skripsi ini dibuat dalam memenuhi syarat akhir dari suatu program akademik
Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mendapat gelar S.kep.
Penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu dengan segenap ketulusan hati,
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof. DR (hc). Dr. M. K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. dr. H.M. Djauhari W, AIF., PFK, selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Arif Sumantri, SKM, M. Kes selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi
Umum Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
x
4. Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Tien Gartinah, M.N selaku Ketua Program Studi IImu Keperawatan (PSIK)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kp, Sp.Mat dan Ibu Nia Damiati, S.Kp, MSN selaku
pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikiranya
untuk memberikan bimbingan, dukungan, nasehat dan arahan kepada penulis
selama menyusun skripsi.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah mengajarkan dan membimbing penulis, serta staff akademik
(Bapak Azib Rosyidi S. Psi dan Ibu Syamsiah) atas bantuannya yang telah
memudahkan penulis dalam proses pembelajaran di PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Segenap jajaran staf dan karyawan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN yang telah banyak membantu dalam menyediakan referensi-
referensi sebagai bahan rujukan skripsi.
9. Kepada Bpk. Edi selaku Kepala Lurah Cijantung yang telah mengizinkan penulis
untuk melakukan penelitian.
10. Segenap ibu-ibu RT, kader, dan seluruh responden di Kelurahan Cijantung atas
kesediaannya untuk meluangkan waktu membantu kelancaran proses penelitian
ini.
11. Orang tua tercinta (Bapak Rasim dan Ibu Tariah) yang tak pernah letih
mendoakan, dan memberikan kasih sayang yang tulus serta dukungan tiada
hentinya kepada penulis.
xi
12. Kakak penulis (Dulhalim, SEI) beserta seluruh keluarga di Brebes dan Jakarta,
yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang
tiada henti.
13. Sahabat-sahabat terbaik (Dewi Fatimah, Dedeh Suhaidah) yang telah mendukung
dan membantu penulis selama proses skripsi berlangsung.
14. Sahabat-sahabat PSIK ‟08 yang telah berjuang bersama-sama dalam perkuliahan.
15. Sahabat-sahabat KOMDA FKIK dan Relawan Lembaga Kemanusiaan ESQ
Jakarta yang telah memberikan doa dan motivasinya.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
mengharapkan kesempurnaan itu dapat terbentuk dengan sebuah kritikan dan saran
yang membangun dari berbagai pihak. Semoga rahmat Allah selalu tercurahkan
kepada kita semua. Amiin
والسالم علیكن
Jakarta, Oktober 2012
NURNINGSIH
xii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ v
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xviii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang .................................................................................... 1
B Perumusan Masalah ............................................................................ 8
C Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
1. Tujuan Umum ................................................................................ 9
xiii
2. Tujuan Khusus ............................................................................... 9
E Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
1. Pendidikan Keperawatan ................................................................ 9
2. Praktek Keperawatan ..................................................................... 9
3. Penelitian Keperawatan .................................................................. 9
4. Peneliti ........................................................................................... 9
F Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Pengetahuan ........................................................................................ 11
1. Definisi Pengetahuan .................................................................... 11
2. Tingkat Pengetahuan ..................................................................... 12
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan .......................... 14
B Menopause .......................................................................................... 17
1. Pengertian ...................................................................................... 17
2. Patofisiologi .................................................................................. 19
3. Periode Menopause ....................................................................... 20
4. Jenis Menopause ........................................................................... 22
5. Kelainan Jadwal Menopause ......................................................... 23
6. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Usia Menopause .................. 25
7. Pola Hidup Sehat saat Menopause ................................................ 28
C Keluhan Menopause ............................................................................ 32
D Pandangan Islam tentang Menopause ................................................. 42
E Penelitian Terkait ................................................................................ 43
xiv
F Kerangka Teori .................................................................................... 46
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS
A Kerangka Konsep ................................................................................ 47
B Definisi Operasional ............................................................................ 48
C Hipotesis .............................................................................................. 50
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A Desain Penelitian .................................................................................. 51
B Identifikasi Variabel ............................................................................ 51
C Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .............................................. 52
1. Populasi ........................................................................................... 52
2. Sampel ............................................................................................ 52
D Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 54
E Metode Pengumpulan Data ................................................................. 55
1. Pengumpulan Data ......................................................................... 55
2. Proses Pengumpulan Data .............................................................. 55
3. Alat Pengumpulan Data .................................................................. 56
F Teknik Uji Instrumen Penelitian ......................................................... 59
1. Uji Validitas ................................................................................... 60
2. Uji Reliebilitas ................................................................................ 62
G Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 63
H Teknik Analisa Data ............................................................................ 64
1. Analisa Univariat ........................................................................... 64
xv
2. Analisa Bivariat .............................................................................. 64
I Etika Penelitian ................................................................................... 65
1. Prinsip Etika ................................................................................... 65
2. Masalah Etika ................................................................................. 66
BAB V HASIL PENELITIAN
A Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ………………………………….. 69
1. Data Geografi .................................................................................. 69
2. Data Demografi ............................................................................... 69
B Analisis Univariat .................................................................................. 70
1. Data Demografi Responden .............................................................. 70
a. Umur ............................................................................................ 70
b. Tingkat Pendidikan ..................................................................... 71
c. Status Perkawinan ....................................................................... 72
d. Status Pekerjaan .......................................................................... 72
2. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause ................... 73
3. Tingkat Keluhan Wanita Saat Menopause ...................................... 74
4. Proporsi Tingkat Pengetahuan Dengan Keluhan Menopause ......... 77
C Analisis Bivariat .................................................................................... 78
BAB VI PEMBAHASAN
A Gambaran Data Demografi Responden ............................................. .. 80
1. Umur ............................................................................................. .. 80
2. Tingkat Pendidikan ....................................................................... .. 80
3. Status Perkawinan ........................................................................ .. 81
xvi
4. Status Pekerjaan ............................................................................ .. 82
B Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause ...................... .. 82
C Gambaran Keluhan Responden Saat Menopause .............................. .. 83
D Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Keluhan
Wanita Saat Menopause .................................................................... .. 89
E Keterbatasan Penelitian ...................................................................... .. 94
F Implikasi Hasil Penelitian .................................................................. .. 94
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan ............................................................................................ 96
B Saran ....................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 48
Tabel 4.1 Daftar Blue Print Kuisioner Tingkat Pengetahuan ............................... 58
Tabel 4.2 Daftar Blue Print Menopause Rating Scale (MRS) .............................. 59
Tabel 4.3 Validitas Skala Tingkat Pengetahuan ................................................... 61
Tabel 4.4 Validitas Skala Keluhan Menopause (MRS) ........................................ 62
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden Di Kelurahan
Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012 ........................ 70
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Responden Di Kelurahan
Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012 ........................ 71
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Responden Di
Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012 ...... 72
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Responden Di
Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012 ...... 72
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause
Di Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo 2012 ......................... 73
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Keluhan Menopause Responden di Kelurahan
Cijantung Kecamatan Pasar Rebo 2012 ............................................... 74
Tabel 5.6.1 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Psikologis ....................... 75
Tabel 5.6.2 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Somato-Vegetatif ........... 75
Tabel 5.6.3 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Urogenital ...................... 76
Tabel 5.7 Distribusi Responden Menurut Proporsi Pengetahuan Responden Dengan
Keluhan Saat Menopause ..................................................................... 77
xviii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
Gambar 2.1 Diagram Taksonomi Bloom ............................................................... 14
Gambar 2.2 Keluhan Masa Klimakterium ............................................................. 42
Gambar 2.3 Kerangka Teori ................................................................................... 46
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................... 47
xix
DAFTAR SINGKATAN
RPJPK : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
Kemenkokesra : Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
IgA : Imunoglobulin A
IgG : Imunoglobulin G
IgM : Imunoglobulin M
NO : Nitrit Oksida
SPSS : Statistical Package for Social Science
KK : Kepala Keluarga
Pusdinakes : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3 . Kuesioner
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 5. Hasil Analisa Univariat Dan Bivariat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud (RPJPK, 2009). Sasaran pembangunan kesehatan yang akan
dicapai pada tahun 2025 ini adalah meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat, yang ditunjukkan oleh indikator dampak yaitu meningkatnya
Umur Harapan Hidup (UHH) dari 70,7 tahun pada tahun 2008 menjadi 73,7
tahun pada tahun 2025 (Kemenkokesra, 2010).
Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2005,
tercatat jumlah penduduk lansia (60 tahun ke atas) di Indonesia sebanyak lebih
dari 15 juta jiwa (tidak termasuk NAD dan Nias) atau sekitar 7 persen dari
total penduduk (BPS, 2005). Jumlah tersebut, perempuan lansia ternyata lebih
banyak dibandingkan laki-laki, dengan Umur Harapan Hidup (UHH)
perempuan umumnya lebih panjang dibandingkan laki-laki, yaitu 66,2 tahun
untuk laki-laki dan 70,2 tahun untuk perempuan pada tahun 2005 (Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan, 2010). Permasalahan yang dialami secara
umum di Indonesia, sebenarnya tidak lain adalah permasalahan yang lebih
didominasi oleh perempuan, salah satunya adalah masalah seputar
Menopause.
Menopause merupakan salah satu tahapan kehidupan yang pasti dialami
oleh perempuan. Menurut National Institute of Health, Amerika Serikat,
dalam Mangoenprasodjo (2004), menopause merupakan tahap akhir proses
2
biologi yang dialami perempuan berupa penurunan produksi hormon seks
perempuan, yakni esterogen dan progesterone dari indung telur (BKKBN,
2006).
Menurut Gabbie (2006) menopause merupakan fase dalam kehidupan
seorang perempuan yang ditandai dengan berhentinya masa subur dan terjadi
pada usia rata-rata 51 tahun seperti yang dijelaskan pada buku-buku sejarah
yang mengungkapkan bahwa rata-rata usia tersebut tidak berubah setelah
berabad-abad. Masa menopause ini terjadi ketika ovarium berhenti
memberikan respon terhadap hormon-hormon tertentu dari otak, sehingga
pematangan sel telur berhenti secara teratur. Keadaan ini menurunkan kadar
esterogen dan progesterone. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan
keluhan-keluhan menopause (Women’s Health Concern, 2007).
Tahun 2003, jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa
menopause mencapai 1,2 milyar orang, dimana sekitar 25 juta perempuan di
seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause setiap tahunnya. Di Asia,
masih menurut data World Health Organization (WHO), pada 2025 jumlah
perempuan yang menopause diperkirakan akan melonjak dari 107 juta
menjadi 373 juta. Sementara itu, survei di negara-negara Asia-Pasifik yang
dilakukan April 2008 mencatat, sebanyak 68% perempuan menopause
menderita gejala klimakterik, namun hanya 62% dari mereka yang
menghiraukan gejala tersebut, dan diperkirakan di tahun 2020 jumlah
penduduk Indonesia akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah perempuan
yang hidup dalam usia menopause adalah sekitar 30,3 juta jiwa dari jumlah
laki-laki (Fadilah, 2005). Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2005
3
memproyeksikan, sebanyak 5.846.000 perempuan Indonesia dari total
penduduk tahun 2010 memasuki masa menopause per tahunnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, sindrom menopause banyak dialami
perempuan hampir di seluruh dunia, seperti 70-80% perempuan Eropa, 60% di
Amerika, 57% di Malaysia, 18% di China, dan 10% di Jepang dan Indonesia.
Hal ini dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu pola makan. Perempuan Eropa
dan Amerika mempunyai estrogen lebih banyak dari perempuan Asia. Ketika
menopause terjadi, perempuan Eropa dan Amerika mengalami penurunan
hormon drastis dibanding perempuan Asia yang kadar estrogennya sedang
(Liza, 2009).
Sekitar 40-85 % dari semua perempuan dalam usia klimaterik
mempunyai keluhan, baik keluhan fisik maupun psikologis (Manuaba, 2001).
Beberapa perempuan mengalami hal ini sebagai masa transisi yang mulus
dengan sedikit ketidaknyamanan fisik seperti keluhan kulit keriput (52,3%)
dan bertambah berat badan (50,5%). Sedangkan beberapa perempuan lain
mengalami banyak gejala yang tidak nyaman atau reaksi fisik negatif
(Nirmala, 2003).
Menurut hasil penelitian Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Sumatera Utara dalam Hardians (2005) bahwa keluhan masalah
kesehatan yang di hadapi oleh perempuan menopause yaitu perubahan fisik
seperti: keluhan nyeri senggama (93,33%), perdarahan pasca senggama
(84,44%), vagina kering (93,33%), dan keputihan (75,55%), gatal pada vagina
(88,88%), perasaan panas pada vagina (84,44%), nyeri berkemih (77,77%),
inkontinensia urin (68,88%) (Hadrians, dkk, 2005). Perubahan psikologis yang
4
muncul meliputi mudah tersinggung, terasa takut, gelisah, lekas marah
sebanyak 90%, gangguan tidur 50%, depresi 70% (Glasier, 2006).
Sebagian besar perempuan di Indonesia tidak mengetahui dampak yang
bisa timbul saat akan memasuki masa menopause. Ketidaktahuan itu didasari
pandangan yang menganggap menopause itu gejala alami. Padahal saat
memasuki masa tidak haid itu lagi, perempuan mengalami gejala-gejala
seperti gejolak panas (hot flushes) dan keringat pada malam hari, kelelahan,
insomnia, kekeringan kulit dan rambut, sakit dan nyeri pada persendian, sakit
kepala, palpitasi (denyut jantung cepat dan tidak teratur), dan berat badan
bertambah (Women’s Health Concern, 2007). Gejala-gejala menopause
tersebut sebenarnya dapat diminimalkan apabila perempuan menopause
mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai menopause itu sendiri.
Pengetahuan menurut Notoatmodjo merupakan hasil ”tahu” dan ini
terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri. Pengetahuan mengenai
menopause sangatlah diperlukan oleh perempuan yang akan menghadapi
menopause, seperti apa itu menopause, proses terjadinya menopause, gejala-
gejala menopause, pola hidup saat menopause, dan terapi-terapi yang dapat
dapat digunakan dalam menghadapi menopause. Pengetahuan tentang
menopause merupakan faktor penting dalam menentukan respon dan tindakan
positif wanita usia menopause, sehingga diharapakan timbulnya keluhan-
keluhan saat menopause dapat dikurangi (Indriani, 2007).
5
Perlu diingat, sebagaimana siklus kehidupan, seorang wanita tidak bisa
menghindari hal itu terjadi. Adanya pergeseran dari fase ke fase dalam
kehidupan manusia yang dilalui dengan proses tumbuh kembang seorang anak
menjadi remaja kemudian dewasa dan akhirnya menjadi tua. Fase-fase
tersebut berjalan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh sang
pencipta, tiada seorangpun dapat merubahnya. Sebagaimana firman Allah
dalam QS. Al-Hajj ayat 5, sebagai berikut:
Artinya: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian
dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,
agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang
Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan
(adapula) diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya
6
dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan
kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di
atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah.
Menurut hasil penelitian dari Atik dan Tri tentang hubungan Tingkat
pengetahuan tentang gejala-gejala dan cara mengatasi keluhan menopause
pada ibu usia dewasa menengah di Kelurahan Bidara Cina Kecamatan
Jatinegara tahun 2004, mayoritas berada pada tingkat pengetahuan sedang
yaitu 37 ibu (55,22%), tinggi 18 ibu (26,87%), dan rendah 12 ibu (17,91%).
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Sulastri dan Badriyah
(2007) tentang ditemukan bahwa wanita usia 45-50 tahun di RW 05
Kelurahan Pejagan Kabupaten Bangkalan sebagian kecil memiliki
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 30,2% serta rata-rata belum siap menerima
perubahan pada masa menopause.
Temuan penelitian yang dilakukan oleh Nur Indriani pada tahun 2007,
dengan judul “Perbedaan Sikap Wanita dalam Menghadapi Masa
Klimakterium Dilihat dari Pengetahuan Tentang Menopause di Desa
Kampung Islam Kusamba Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung Bali”
diperoleh data dari 60 responden didapatkan bahwa tingkat pengetahuan
menopause pada wanita yang menghadapi masa klimakterium di Desa
Kampung Islam Kusamba menunjukkan distribusi yang paling tinggi berada
pada kategori rendah berjumlah 24 orang dengan prosentase sebanyak 40%.
Sedangkan Sikap wanita yang menghadapi masa klimakterium menunjukkan
bahwa distribusi yang paling tinggi berada pada kategori sedang berjumlah 23
orang dengan prosentase sebanyak 39%. Hasil akhirnya menunjukkan bahwa
7
terdapat perbedaan sikap wanita dalam menghadapi masa klimakterium dilihat
dari pengetahuan tentang menopause pada taraf kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil penelitian Eka Fitriasih (2010) tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan keluhan klimakterium pada wanita kelompok umur
40-65 tahun Binaan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara, yang
dilakukan terhadap 60 responden menunjukkan ibu yang mempunyai banyak
keluhan sebesar 66,7% dan ibu yang mempunyai sedikit keluhan sebesar
33,3%. Hasil hipotesisnya diketahui bahwa ada hubungan bermakna antara
umur ibu dengan keluhan klimakterium.
Hasil studi pendahuluan di kelurahan Cijantung pada tanggal 27 Februari
2012, kepada 10 ibu-ibu mengenai pengetahuan tentang menopause dan
keluhannya didapatkan hasil 4 orang ibu memiliki pengetahuan yang cukup
dan 6 orang ibu memiliki pengetahuan yang kurang dengan rata-rata mereka
memiliki keluhan tingkat sedang.
Berawal dari hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti
“Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Menopause dengan Keluhan
Menopause di Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo”.
B. Rumusan Masalah
Masalah penuaan tidak lepas dari terjadinya penurunan fungsi organ
tubuh termasuk fungsi reproduksi. Organisasi kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa pada tahun 2025 jumlah perempuan yang menopause
diperkirakan akan melonjak dari 107 juta menjadi 373 juta sehingga banyak
perempuan menopause yang akan mengalami keluhan-keluhan menopause.
Menurut data yang tercatat oleh Kantor Kecamatan Pasar Rebo pada
8
Desember 2011 bahwa di Kelurahan Cijantung terdapat ±2.500 jiwa
perempuan yang memasuki masa menopause dari jumlah total 21.683 jiwa
perempuan.
Cijantung yang terletak di Pasar Rebo merupakan salah satu kelurahan
yang menempati ranking kedua penduduk terpadat di Pasar Rebo. Semakin
meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) perempuan Indonesia menjadi
70,2 tahun pada tahun 2005, maka bertambah pula permasalahan yang harus
dihadapi oleh perempuan yaitu menopause. Seiring dengan hal tersebut,
perempuan Indonesia akan mengalami keluhan-keluhan menopause yang akan
dialaminya. Keluhan-keluhan menopause tersebut sebenarnya dapat
diminimalkan apabila perempuan menopause mempunyai pengetahuan yang
cukup mengenai menopause secara menyeluruh sehingga perempuan
Indonesia mampu merespon secara positif di usia menopause.
Berdasarkan hasil uraian rumusan masalah dan latar belakang di atas
maka peneliti ingin mengetahui “Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang
Menopause dengan Keluhan Menopause di Kelurahan Cijantung, Kecamatan
Pasar Rebo”.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang
menopause dengan keluhan menopause di kelurahan Cijantung.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi frekuensi umur responden, pendidikan, status
perkawinan, dan pekerjaan responden
9
b. Mengidentifikasi pengetahuan tentang menopause
c. Mengidentifikasi keluhan-keluhan menopause yang timbul saat
menopause
d. Menjelaskan hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause
dengan keluhan menopause.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan literatur
dan informasi yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan
khususnya keperawatan maternitas mengenai bagaimana pengetahuan
tentang menopause, sehingga mutu dalam bidang pendidikan meningkat.
2. Bagi praktek keperawatan
Memberikan informasi tambahan bagi perawat, sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan secara tepat serta ikut serta dalam
penyampaian pendidikan kesehatan pada masyarakat mengenai
menopause, sehingga dapat mengantarkan perempuan melalui masa tua
mereka dalam keadaan sehat, mandiri, dan mampu berperan aktif dalam
masyarakat.
3. Bagi penelitian keperawatan
Memberikan informasi tambahan bagi pengembangan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan tentang
menopause.
10
4. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang
telah di dapat, juga berguna sebagai masukan tentang perubahan masa
menopause dan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat nantinya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain
cross sectional yang tujuannya untuk memperoleh informasi tentang
hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan keluhan
menopause. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Penelitian ini akan dilakukan di kelurahan Cijantung kecamatan Pasar Rebo
selama bulan Juni 2012, dengan responden wanita yang memasuki masa
menopause.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Definisi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), pengetahuan
merupakan segala sesuatu yang diketahui; kepandaian; dan segala sesuatu
yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Pengetahuan
(Knowledge) juga diartikan sebagai hasil penginderaan manusia atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu pengindraan
sehingga menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa
Inggris, yaitu knowledge. Dalam ensiklopedia of philosophy dijelaskan
bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is
justified true belief). Menurut Sidi Gazalba pengetahuan adalah apa yang
diketahui atau hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai.
Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran dengan demikian
pengetahuan adalah usaha manusia untuk tahu (Bakhtiar, 2004).
Pengetahuan tentang menopause dapat diartikan sebagai segala apa
yang diketahui dengan menopause. Pengetahuan tentang menopause
mencakup bentuk-bentuk antara lain pengertian menopause, jenis
12
menopause, faktor-faktor yang mempengaruhi menopause, keluhan-
keluhan menopaus, terapi pencegahan, dan pola hidup sehat saat
menopause (Mangoenprasodjo, 2004). Menurut Sholehah dalam
penelitiannya pada tahun 2003, menjelaskan bahwa pengetahuan tentang
reproduksi wanita dan masalah menopause dapat diperoleh dari 2 sumber
yaitu formal dan nonformal. Dari segi formal dapat diperoleh melalui
program-program pendidikan seperti penyuluhan, seminar dan lain-lain.
Dari segi nonformal dapat diperoleh dari pengalaman orang lain/teman dan
media massa.
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai tujuh tingkatan (HL
Bloom dalam Notoatmodjo, 2007), yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima (Notoatmodjo, 2007).
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2007).
13
c. Aplikasi (Application)
Aplikaasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau pengguanaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
g. Berkreasi (Created)
Kemampuan menyusun unsur-unsur untuk membentuk suatu
keseluruhan koheren atau fungsional, mereorganisasi unsur ke dalam
pola atau struktur baru, termasuk didalamnya:
14
a) Generating (Hipotesa)
b) Planning (Perencanaan)
c) Producing ( Penghasil)
Gambar 2.1 Diagram Taksonomi Bloom
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
a. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh seseorang
dapat memperluas pengetahuan seseorang.
15
b. Tingkat pendidikan
Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan
memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang
berpendidikan lebih rendah.
c. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun, baik
keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu.
d. Fasilitas
Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku,
dan lainnya.
e. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap
pengetahuan seseorang. Namun, jika penghasilan seseorang cukup
besar maka dirinya mampu untuk menyediakan fasilitas yang lebih
baik.
f. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap
sesuatu.
Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan adalah domain yang sangat penting dan mendasar untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Setiap individu berbeda-beda dalam
16
proses menginternalisasikan suatu informasi, sehingga tingkat
pengetahuannya berbeda-beda juga dan dikategorikan menjadi tingkat
pengetahuan tinggi, sedang, dan rendah (Potter & Perry, 2001). Semakin
tinggi tingkat kognitif wanita tentang menopause, semakin komprehensif
penilaian wanita tentang hal tersebut. Hal ini dapat mengarahkannya
kearah perilaku yang positif dalam berespon terhadap terjadinya keluhan-
keluhan saat menopause (Notoatmodjo, 1997).
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), perilaku seseorang
dalam berespon dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:
a. Faktor predisposisi (Predisposing factors)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat, terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat,
tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.
b. Faktor pendukung (Enabling factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat
pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan
yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan
kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta dan
sebagainya.
17
c. Faktor penguat (Reinforcing factors)
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat
(toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas kesehatan.
Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari
pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan.
Pada penelitian ini peneliti hanya akan meneliti satu faktor yang
diduga akan mempengaruhi keluhan wanita saat menopause, yaitu faktor
pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (1997), makin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang, maka makin kompleks dan komprehensif pula
informasi yang dimilikinya. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang akan
menghambat perilaku dan respon terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan.
B. Menopause
1. Pengertian Menopause
Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata men yang berarti
bulan dan peuseis yang berarti “penghentian sementara”. Sebenarnya,
secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang berarti
“masa berhentinya menstruasi”. Dalam pandangan medis, menopause
didefinisikan sebagai masa penghentian haid untuk selamanya. Biasanya
menopause terjadi pada wanita mulai usia 45-55 tahun. Masa menopause
ini tidak bisa serta merta diketahui, tetapi biasanya akan diketahui setelah
setahun berlalu (Andira, 2010).
Webster‟s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan
menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya
18
terjadi antara usia 45 dan 50 tahun (Kasdu, 2004). Menurut Gebbie (2005)
mendefinisikan menopause sebagai periode menstruasi spontan yang
terakhir pada seorang wanita dan merupakan diagnosa yang ditegakkan
secara retrospektif setelah amenorrhea selama 12 bulan. Menopause terjadi
pada usia rata-rata 51 tahun.
Siklus mentruasi dikontrol oleh dua hormon yang diproduksi di
kelenjar hipofisis yang ada di otak yaitu Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinising Hormone (LH), dan dua hormon lagi yang
dihasilkan oleh ovarium (estrogen dan progesteron). Saat perempuan
berada pada masa menjelang menopause, FSH dan LH terus diproduksi
oleh kelenjar hipofisis secara normal. Akan tetapi karena ovarium semakin
tua maka kedua ovarium kita tidak dapat merespon FSH dan LH
sebagaimana yang seharusnya. Akibatnya estrogen dan progesterone yang
diproduksi juga semakin berkurang. Menopause terjadi ketika kedua
ovarium tidak lagi dapat menghasilkan hormon-hormon tersebut dalam
jumlah yang cukup untuk bisa mempertahankan siklus mentruasi (Andira,
2010).
Kesimpulannya, ketika wanita memasuki menopause kadar
estrogen dan progesteron turun dengan dramatis karena ovarium berhenti
merespon FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang ada di
otak. Sebagai usaha agar kedua ovarium dapat berfungsi dengan baik, otak
sebenarnya telah mengeluarkan FSH dan LH lebih banyak namun kedua
ovarium tidak dapat berfungsi dengan normal. Akan tetapi kecenderungan
otak untuk memproduksi lebih banyak FSH memberikan satu keuntungan
19
yaitu kadar FSH yang tinggi dapat dideteksi dalam darah atau urin, dan
dapat digunakan sebagai tes sederhana untuk mendeteksi menopause
(Rebecca and Pam, 2007).
2. Fisiologi Menopause
Sejak lahir bayi wanita sudah mempunyai 770.000-an sel telur
yang belum berkembang. Pada fase prapubertas , yaitu usia 8-12 tahun,
mulai timbul aktifitas ringan dari fungsi endokrin reproduksi. Selanjutnya,
sekitar 12-13 tahun, umumnya seorang wanita akan mendapatkan
menarche (haid pertama kalinya). Masa ini disebut sebagai pubertas
dimana organ reproduksi wanita mulai berfungsi optimal secara bertahap .
pada masa ini ovarium mulai mengeluarkan sel-sel telur yang siap untuk
dibuahi.masa ini disebut fase reproduksi atau periode fertile (subur) yang
berlangsung sampai usia sekitar 45 tahunan. Pada masa ini wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan. Fase terakhir kehidupan wanita
atau setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium, yaitu masa
peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode
non-produktif. Periode ini berlangsung antara 5-10 tahun sekitar
menopause yaitu 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah menopause (Kasdu,
2004).
Pada masa premenopause, hormon progesteron dan estrogen masih
tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa peri/menopause dan
postmenopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi ovarium yang
terus menurun. Semakin meningkat usia seorang wanita, semakin menurun
20
jumlah sel-sel telur pada kedua ovarium. Hal ini disebabkan adanya
ovulasi pada setiap siklus haid, dimana pada tiap siklus, antara 20 hingga
1000 sel telur tumbuh dan berkembang, sampai matang, yang kemudian
mengalami ovulasi, sel-sel telur yang tidak berhasil tumbuh menjadi
matang akan mati, juga karena proses atresia, yaitu proses awal
pertumbuhan sel telur yang segera berhenti dalam beberapa hari atau tidak
berkembang. Proses ini terus menurun selama kehidupan wanita hingga
sekitar 50 tahun karena produksi ovarium menjadi sangat berkurang dan
akhirnya berhenti bekerja (Kasdu, 2004).
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya
kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, keadaan
ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi antara hipotalamus-
hipofisis. Pertama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian
turunya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi
umpan balik negative terhadap hipotalamus. Keadaan ini mengakibatkan
peningkatan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH). Dari kedua gonadotropin ini yang paling tinggi
peningkatannya adalah FSH. Kadar FSH pada masa menopause adalah 30-
40 mIu/ml (Sarwono, 2002; Shimp & Smith, 2000).
3. Periode Menopause
Menopause adalah berhentinya siklus haid terutama karena
ketidakmampuan sistem neurohumoral untuk mempertahankan stimulasi
periodiknya pada sistem endokrin (Potter & Perry, 2005), Baziad
21
menyebutkan menopause sebagai perdarahan rahim terakhir yang masih
diatur oleh hormon ovarium.
Menurut Sarwono P (2007) ada 4 fase dalam siklus klimakterik,
yaitu:
a) Pra-menopause
Fase premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan
dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid
yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan
jumlah darah haid yang relative banyak, dan kadang-kadang
disertai nyeri haid (dismenorea).
b) Perimenopause
Perimenopause merupakan fase peralihan antara pre-
menopause dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus
haid yang tidak teratur. Pada kebbanyakan wanita siklus haidnya
>38 hari, dan sisanya <18 hari. Sebanyak 40% wanita siklus
haidnya anovulatorik. Meskipun terjadi ovulasi, kadar progesteron
tetap rendah. Kadar FSH, LH, dan estrogen sangat bervariasi.
c) Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat,
sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi
estrogen pun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir
dengan terjadinya menopause. Oleh karena itu, menopause
diartikan sebagai haid alami terakhir, dan hal ini tidak terjadi bila
22
wanita menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia
perimenopause.
Diagnosis menopause ini dibuat bila telah terdapat
amenorrhea sekurang-kurangnya satu tahun. Pada umumnya
menopause terjadi pada usia 45-50 tahun. Kadar FSH serum lebih
dari 30 i.u/l digunakan sebagai diagnosis menopause (Aqila, 2010).
d) Pasca Menopause
Ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol
berada antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormone gonadotropin
biasanya meningkat. Pascamenopause pada umumnya akan terjadi
3 hingga 5 tahun setelah menopause, tahap dimana sebagian besar
keluhan menopause telah menghilang.
4. Jenis Menopause
Ada dua jenis menopause (Nadine, 2009), yaitu:
1) Menopause alami
Menopause yang disebabkan menurunnya produksi hormon
kelamin wanita, estrogen dan progesteron oleh ovarium. Ini adalah
proses perlahan lahan yang biasanya terjadi selama beberapa tahun.
Rata-rata wanita untuk mencapai menopause alami atau berhentinya
haid adalah 50 tahun (Nirmala, 2003).
2) Menopause karena sebab tertentu
Menopause yang disebabkan intervensi medis tertentu. Misalnya
bedah pengangkatan kedua ovarium karena abnormalitas dalam
23
struktur dan fungsinya sebelum usia menopause alami, menyebabkan
menopause karena pembedahan. Demikian pula obat obat tertentu,
radiasi dan kemoterapi (penggunaan agen kimiawi untuk merawat
berbagai jenis penyakit, khususnya kanker) bisa juga menyebabkan
menopause karena sebab tertentu.
Menopause karena sebab tertentu tidak lazim terjadi pada wanita
yang mengalami histerektomi setelah usia menopause alami.
Histerektomi adalah istilah yang digunakan untuk pengangkatan rahim
dengan pembedahan. Karena ovarium tidak diangkat pada pembedahan
tersebut, mereka bisa terus memproduksi hormone wanita. Tapi bila
syaraf, dan suplai darah ke ovarium rusak ketika melakukan
histerektomi, bisa terjadi menopause karena sebab tertentu.
5. Kelainan Jadwal Menopause
Menurut Sarwono P (2007) ada dua jenis kelainan pada jadwal
menopause, yaitu :
1) Menopause premature
Menopause prematur disebut juga dengan menopause dini.
Seperti yang telah diuraikan, umumnya batas terendah terjadinya
menopause ialah umur 44 tahun. Menopause yang terjadi sebelum usia
40 tahun dapat dikatakan menopause prematur, biasanya pada umur
35-40 tahun sudah berhenti haid, ditandai rasa sakit di kepala, haid
tidak teratur, dan kemudian berhenti sama sekali kondisi ini dinamakan
“perimenopause”. Faktor-faktor yang menyebabkan menopause
24
prematur ialah herediter, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit-
penyakit menahun, dan penyakit- penyakit yang merusak jaringan
kedua ovarium.
Selain itu bisa disebabkan karena polusi lingkungan seperti gas
kendaraan bermotor, asap rokok, asap limbah industri (radikal bebas)
(Kumalaningsih, 2008). Penelitian terakhir menunjukkan wanita
kembar (dizigot) memiliki peluang empat kali lebih besar daripada
wanita pada umumnya untuk mengalami menopause dini. Mungkin
terjadi pada salah satu atau kedua wanita kembar (Aqila, 2010).
2) Menopause terlambat
Batas terjadinya menopause umumnya ialah umur 52 tahun.
Apabila seorang wanita mendapat haid di atas umur 52 tahun, maka
hal ini merupakan indikasi untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebab-
sebab yang dapat dihubungkan dengan menopause terlambat ialah
konstitusional, fibrimioma uteri, dan tumor ovarium yang
menghasilkan estrogen.
Menurut Novak, wanita dengan karsinoma endometrium sering
dalam anamnesis mengemukakan menopausenya terlambat. Wanita
yang mempunyai kelebihan berat badan (obesitas) kemungkinan
mengalami keterlambatan menopause karena sebagian besar estrogen
dibuat di dalam ovarium, tetapi sebagian kecil dibuat di bagian tubuh
lain termasuk sel-sel lemak (Rebecca and Pam, 2007).
25
6. Faktor- faktor yang mempengaruhi usia Menopause
Kebanyakan wanita mengalami menopause antara 45-55 tahun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menopause, diantaranya:
1) Kebiasaan merokok
Wanita yang merokok atau pernah menjadi perokok
kemungkinan mengalami menopause sekitar satu setengah hingga dua
tahun lebih awal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu zat
aktif dalam rokok, yaitu polycyclic aromatic hydrocarbon telah
terbukti bersifat toksik terhadap folikel-folikel ovarium. Berbagai
penelitian menunjukan adanya hubungan dosis-respons (dose-response
relationship) dimana perokok berat mengalami usia menopause yang
jauh lebih cepat dibanding perokok ringan dan wanita yang tidak
merokok. Secara umum, wanita yang merokok mengalami menopause
sekitar dua tahun lebih awal dibandingkan wanita yang tidak merokok
(Hardy, 2000).
2) Status gizi
Wanita dengan status gizi yang buruk kemungkinan dapat
mengalami menopause dini yaitu menopause yang terjadi di bawah
usia 50 tahun biasanya pada usia 35-40 tahun. Sebuah penelitian yang
dilakukan pada wanita di Shanghai pada tahun 2008 menemukan
bahwa total asupan kalori, lemak dan serat memiliki hubungan dengan
usia menopause seorang wanita. Ditemukan juga fakta bahwa
konsumsi teh harian dapat memperpanjang durasi masa reproduksi
seorang wanita (Dorjgochoo, 2008).
26
3) Lemak tubuh
Produksi estrogen dipengaruhi oleh lemak tubuh. Karena itulah
wanita yang kurus mengalami menopause lebih awal dibandingkan
wanita yang kegemukan. Hasil studi menunjukkan bahwa wanita
dengan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih rendah cenderung
mengalami menopause pada usia yang lebih cepat, dimana wanita
dengan Index Massa Tubuh (IMT) yang rendah beresiko 0,6 kali lebih
cepat untuk mengalami menopause. Diasumsikan bahwa jaringan
adiposa yang lebih banyak pada wanita obesitas memungkinkan proses
aromatisasi androgen yang lebih besar pula sehingga kadar estrogen
dalam darah cenderung lebih tinggi. Namun begitu, mekanisme
mengenai hubungan Index Massa Tubuh (IMT) dengan usia
menopause belum dapat dijelaskan secara pasti dikarenakan hasil
penelitian yang mengidentifikasi hubungan ini sering berbeda satu
sama lain, karena di sisi lain, obesitas juga dapat memicu inadekuasi
fungsi ovarium (Gold & Cooper, 2001).
4) Keturunan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu dan anak
perempuannya cenderung mengalami menopause pada usia yang sama.
Salah satunya yaitu sebuah studi epidemiologi yang meneliti usia
menopause pada sampel multietnik menemukan fakta bahwa usia
menopause cenderung lebih cepat pada wanita keturunan Jepang dan
Latin (Henderson, 2008).
27
Studi lain menemukan adanya riwayat keluarga pada ibu seorang
wanita yang mengalami menopause dini (Biela, 2002). Beberapa hasil
penelitian telah berhasil mengidentifikasi gen yang turut menentukan
usia menopause seorang wanita. Gen tersebut dijumpai pada
kromosom 9 quantitative-trait loci. Selain itu, sebuah studi
menemukan bahwa pada beberapa wanita dijumpai single nucleotide
polymorphism (SNP) yang terletak pada kromosom 19 dan 20 yang
telah terbukti berkaitan dengan usia menopause yang lebih awal (Stolk,
2009; Kok, 2005; Voorhuis, 2010).
5) Usia menarche
Menarche adalah usia pertama kali menstruasi. Makin dini
menarche terjadi, makin lambat menopause timbul. Sebaliknya makin
lambat menarche terjadi, makin cepat menopause timbul. Pada abad ini
umumnya nampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause
makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang
(Sarwono, 2007). Hal ini mengalami perbedaan pendapat dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aina Safitri (2009) di Kelurahan Titi
Papan Medan, didapatkan hasil secara statistik dengan nilai p (0,022),
dimana hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh usia menarche
terhadap menopause. Dari hasil ini yang tergambar bahwa semakin
cepat seorang wanita menarche, maka ia akan semakin cepat
memasuki menopause.
28
7. Cara Mengatasi Masa Menopause
Gaya hidup yang sehat akan membantu wanita beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan yang timbul saat menopause (Rebecca and Pam,
2007), gaya hidup sehat tersebut adalah:
a. Menerapkan Pola makan yang sehat
Terdapat sejumlah nutrisi yang sangat penting saat wanita yang
mengalami menopause, antara lain:
1) Kalsium, diperlukan penting untuk kekuatan tulang agar tetap kuat
dan sehat berhubungan dengan meningkatnya risiko wanita
menopause mengalami osteoporosis. Sumber kalsium yang baik
antara lain dari produk susu, misalnya susu, keju, yogurt, kuning
telur.
2) Vitamin D diperlukan untuk kesehatan tulang dan gigi serta
membantu menyerap kalsium dari makanan. Sebagian besar
vitamin D diperoleh dari kulit kita yang terpapar sinar matahari,
tetapi dalam jumlah kecil akan diperoleh dari makanan yang kita
peroleh. Sumber vitamin D yang baik antara lain minyak ikan, ikan
sardin, ikan makarel, hati, dan telur.
3) Vitamin, ini akan melindungi wanita menopause dari masalah
jantung dan juga dapat mengatasi hot flush (rasa panas) dan
berkeringat di malam hari. Dapat diperoleh dari makanan seperti
kacang-kacangan, biji-bijian, minyak sayur, dan sereal.
4) Fitoestrogen, fitoestrogen memiliki efek menyerupai estrogen
alami yang dapat menurunkan risiko penyakit pada masa
29
menopause. Sumber fitoestrogen antara lain diperoleh dari
isoflavon yang merupakan salah satu fitoestrogen yang banyak
diteliti. Sumber isoflavon dapat diperoleh misalnya kacang merah,
kecambah, atau kedelai (olahan kedelai seperti susu, tahu, tempe).
Kedelai dapat memperbaiki lipoprotein dalam darah dan dapat
menurunkan kadar kolesterol jahat (Aqila, 2010).
5) Royal jelly, adalah bahan makanan yang dihasilkan oleh lebah.
Kandungan vitamin royal jelly yang utama adalah B1, B2, B6, C,
niasin, dan asam pantotenat. Komponen inilah yang umumnya
terkait dengan penggunaan royal jelly dalam pengobatan dan
pencegahan penyakit. Para ahli menyatakan bahwa madu maupun
royal jelly berkhasiat untuk memelihara kesehatan reproduksi dan
memperpanjang usia (Aqila, 2010).
6) Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat
Serat penting karena menyerap air dan meningkatkan bakteri
yang bermanfaat dalam usus. Proses ini akan membentuk kotoran
dalam jumlah besar, dan membuat usus bekerja dengan baik, serta
mengurangi resiko penyakit usus besar. Demikian yang terdapat
dalam sayuran segar seperti bayam, kentang, kol, dan kacang-
kacangan (Nirmala, 2003).
7) Hindari makanan berlemak
Makanan berlemak sering dikaitkan dengan berbagai
penyakit, seperti kolesterol, stroke. Seperti daging, sosis, ham, kulit
ayam, krim, karena mengandung lemak jenuh hewani. Pilihlah
30
makanan yang rendah lemak seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan (Nirmala, 2003).
8) Batasi konsumsi kafein, konsumsi alkohol, konsumsi garam,
konsumsi gula.
Konsumsi atau minuman yang mengandung kafein seperti
kopi, teh, cola secara berlebihan terbukti dapat meningkatkan
pengeluaran kalsium melalui air seni dan tinja (Kumalaningsih,
2008). Menurut Andira (2010) kafein juga akan meningkatkan
potensi hot flushes.
Kurangi asupan garam karena dapat meningkatkan tekanan
darah pada sebagian orang yang tekanan darahnya sudah tinggi.
Konsumsi garam juga meningkatkan 25% pada orang yang tekanan
darahnya masih normal, dan konsumsi garam yang berlebih dapat
meningkatkan sekresi kalsium dari tulang sehingga meningkatkan
osteoporosis (Aqila, 2010). Kurangi asupan gula baik dalam
makanan atau minuman dalam bentuk permen, kue, minuman
untuk menghindari diabetes (Nirmala, 2003).
b. Olah raga secara teratur
Alasan penting untuk melakukan olah raga secara teratur adalah
menjaga jantung tetap sehat dan meminimalkan risiko terkena penyakit
kardiovaskuler. Latihan aerobik ringan seperti jalan kaki, bersepeda,
dan berenang dapat menjadi pilihan. Lakukan olah raga ini sedikitnya
30 menit per hari (Aqila, 2010).
31
c. Berhenti merokok
Wanita menopause memiliki resiko osteoporosis dan penyakit
kardiovaskuler, dan kedua risiko itu akan meningkat lebih tinggi lagi
bila wanita tersebut merokok. Berdasarkan penelitian dokter dari
Universitas Oslo wanita yang aktif merokok lebih mungkin mengalami
menopause dini dibandingkan dengan yang tidak merokok (Aqila,
2010).
d. Jangan ragu konsultasi ke dokter
Jika mengalami keluhan menopause yang sangat mengganggu
aktifitas sehari-hari, dapat mempertimbangkan terapi sulih hormon
(TSH). Peran TSH secara sederhana adalah mengembalikan kadar
estrogen.
e. Akupuntur untuk Menopause
Terapi pengobatan Cina yang merupakan salah satu alternatif
yang telah mendapatkan pengakuan dari dunia medis adalah akupuntur
dan akupresur. Keduanya telah dipraktekkan secara resmi dibeberapa
rumah sakit. Ahli akupuntur akan mencoba dan mengidentifikasi dan
menusukkan jarum ke tubuh pada titik tertentu sesuai dengan keluhan
yang dirasakan. Secara ilmiah akupuntur dan akupresur telah terbukti
meningkatkan kadar hormon endorfin. Hormon ini bekerja seperti
heroin sehingga mampu mengurangi rasa sakit, menenangkan saraf,
memberikan rasa bugar. Khususnya bagi wanita menopause dapat
mengurangi gejolak panas, mengatasi depresi, uring-uringan, dan rasa
cemas (Nirmala, 2003).
32
f. Ikuti berbagai macam aktivitas (organisasi) yang ada.
Tak ada salahnya jika menjadi aktivis menopause. Selain
mengurangi kebosanan dirumah, juga akan mengikuti kelompok atau
organisasi para menopause (Andira, 2010). Diantara organisasi-
organisasi yang ada seperti International Menopause Society (IMS),
Asia Pacific Menopause Federation (APMF), Persatuan Menopause
Indonesia (PERMI) (Aqila, 2010).
C. Keluhan Menopause
Fungsi ovarium yang tidak teratur dan fluktuasi kadar estrogen-
bukan defisiensi estrogen-selama menopause menyebabkan wanita sering
mengalami beberapa simptom yang secara keseluruhan disebut sebagai
sindrom klimakterik. Lebih kurang 70% wanita peri dan pascamenopause
mengalami keluhan vasomotorik, depresif, dan keluhan psikis dan somatik
lainnya. Berat atau ringannya keluhan berbeda-beda pada setiap wanita.
Seiring dengan bertambahnya usia pascamenopause, disertai dengan
hilangnya respon ovarium terhadap gonadotropin, simptom yang
berhubungan dengan klimakterium juga semakin menurun (Curran, 2009).
Simptom menopause tersebut berupa:
a) Simptom Vasomotor
Simptom vasomotor mempengaruhi sampai pada 75% wanita
perimenopause. Simptom ini berakhir satu sampai dua tahun setelah
menopause pada kebanyakan wanita, tetapi dapat juga berlanjut sampai
sepuluh tahun atau lebih pada beberapa lainnya. Gejolak panas (hot
33
flushes) merupakan alasan utama wanita untuk mencari pertolongan
dan mendapatkan terapi hormon (Shifren, 2007).
Keluhan yang muncul berupa perasaan panas yang muncul
tiba-tiba disertai dengan keringat banyak. Keluhan tersebut pertama
kali muncul pada malam hari atau menjelang pagi dan lambat laun juga
akan dirasakan pada siang hari. Penyebab terjadinya keluhan
vasomotorik umumnya pada saat kadar estrogen mulai menurun, dan
penurunan ini tidak sampai mencapai kadar yang rendah (Baziad,
2003). Hot flushes dengan kulit kemerahan dimulai dari dada
menyebar ke lengan bagian atas, leher dan muka berlangsung beberapa
menit yang kemudian akan diikuti dengan keluarnya keringat yang
berlebihan (Anwar, 2001).
Selain itu, terjadi pula penurunan sekresi hormon noradrenalin
sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah kulit, temperatur kulit
sedikit meningkat dan timbul perasaan panas. Akibat vasodilatasi dan
keluarnya keringat, terjadi pengeluaran panas tubuh sehingga kadang-
kadang wanita merasa kedinginan. Rata-rata lamanya semburan panas
adalah 3 menit dan dapat berfluktuasi antara beberapa detik sampai
satu jam. Berapa kali semburan panas yang muncul per harinya
berbeda-beda pada setiap individu (Baziad, 2003). Menurut Atikah
(2009) Hot Flushes dialami oleh sekitar 75% wanita premenopause
sampai menopause terjadi. Kebanyakan keluhan ini dialami selama
lebih dari 1 tahun dan 20-25% wanita mengalaminya sampai lebih dari
5 tahun.
34
Munculnya keluhan semburan panas akan diperberat dengan
adanya stres, alkohol, kopi, dan makanan-minuman panas. Lingkungan
sekitar yang panas dapat memperburuk perjalanan keluhan tersebut
(Baziad, 2003). Semburan panas juga dapat terjadi akibat reaksi alergi
atau pada hipertiroid, oleh karena itu perlu dilakukan tes jika simptom
vasomotor bersifat atipikal atau resisten terhadap terapi (Shifren,
2007).
b) Keluhan Somatik
Estrogen memicu pengeluaran β-endorfin dari susunan saraf
pusat. Kekurangan estrogen menyebabkan pengeluaran β-endorfin
berkurang, sehingga ambang sakit juga berkurang. Oleh karena itu,
tidak heran kalau wanita peri/pascamenopause sering mengeluh sakit
pinggang atau mengeluh nyeri di daerah kemaluan, tulang, dan otot.
Nyeri tulang dan otot merupakan keluhan yang paling sering
dikeluhkan wanita usia peri/pascamenopause. Pemberian TSH (terapi
sulih hormon) dapat menghilangkan keluhan tersebut (Baziad, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian Eka Fitriasih (2010) didapatkan bahwa
sekitar 86,7% responden mengalami keluhan akibat gangguan jaringan
penunjang yaitu nyeri/linu pada persendian.
c) Keluhan Psikis
Steroid seks sangat berperan terhadap fungsi susunan saraf
pusat, terutama terhadap perilaku, suasana hati, serta fungsi kognitif
dan sensorik seseorang. Dengan demikian, tidak heran bila terjadi
penurunan sekresi steroid seks, timbul perubahan psikis yang berat dan
35
perubahan fungsi kognitif. Kurangnya aliran darah ke otak
menyebabkan sulit berkonsentrasi dan mudah lupa. Akibat kekurangan
hormon estrogen pada wanita pascamenopause, timbullah keluhan
seperti mudah tersinggung, cepat marah, dan berasa tertekan (Baziad,
2003). Depresi ataupun stress sering terjadi pada wanita yang berada
pada masa premenopause. Hal ini terkait dengan penurunan hormon
estrogen sehingga menyebabkan wanita mengalami depresi ataupun
stress. Turunnya hormon estrogen menyebabkan turunnya
neurotransmitter didalam otak tersebut mempengaruhi suasana hati
sehingga jika neutransmitter ini kadarnya rendah, maka akan muncul
perasaan cemas yang merupakan pencetus terjadinya depresi ataupun
stress (Atikah P, 2009).
Gejala psikologis yang sering di jumpai adalah emosi ibu yang
menjadi labil, ibu mudah tersinggung, susah tidur, muncul perasaan
cemas dan gelisah tanpa sebab yang jelas, kadang murung, dan
perasaan mau menangis, tidak bersemangat serta libido menurun
(Pramono, 2001). Menurut penelitian Eka Fitriasih pada tahun 2010 di
daerah Tanjung Priok bahwa keluhan psikologis yang banyak
dirasakan adalah penurunan gairah seksual (75%), mudah
marah/tersinggung (63,3%), dan tertekan/depresi sebanyak 56,7%.
d) Gangguan Tidur
Gangguan tidur paling banyak dikeluhkan wanita
pascamenopause. Kurang nyenyak tidur pada malam hari menurunkan
kualitas hidup wanita tersebut. Estrogen memiliki efek terhadap
36
kualitas tidur. Reseptor estrogen telah ditemukan di otak yang
mengatur tidur. Penelitian buta ganda menunjukkan bahwa wanita
yang diberi estrogen equin konjugasi memiliki periode „rapid eye
movement‟ yang lebih panjang dan tidak memerlukan waktu lama
untuk tidur (Baziad, 2003).
Kesulitan tidur sepanjang malam dengan atau tanpa gangguan
keringat. Kesulitan tidur ini bisa terjadi karena kegelisahan akibat
perubahan faal tubuh atau mungkin keinginan BAK yang datang lebih
sering dari biasanya. Kesulitan tidur yang dialami wanita akan
berakibat buruk pada status kesehatannya, dimana wanita tersebut akan
tampak lemah dan pucat (Elisabet, 2005).
e) Fungsi Kognitif dan Sensorik
Kemampuan kognitif, ataupun kemampuan mengingat akan
bertambah buruk akibat kekurangan hormon estrogen. Akibat
kekurangan estrogen terjadi gangguan fungsi sel-sel saraf serta terjadi
pengurangan aliran darah ke otak. Pada keadaan kekurangan estrogen
jangka lama dapat menyebabkan kerusakan pada otak, yang suatu saat
kelak dapat menimbulkan demensia atau penyakit Alzheimer (Baziad,
2003). Gejala ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat
mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause
terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal
yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat
(Kuntjoro, 2002).
f) Seks dan Libido
37
Semakin meningkat usia, maka makin sering dijumpai
gangguan seksual pada wanita. Akibat kekurangan hormon estrogen,
aliran darah ke vagina berkurang, cairan vagina berkurang, dan sel-sel
epitel vagina menjadi tipis dan mudah cedera. Beberapa penelitian
membuktikan bahwa kadar estrogen yang cukup merupakan faktor
terpenting untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah vagina
dari kekeringan sehingga tidak lagi menimbulkan nyeri saat senggama
(Baziad, 2003). Menurut studi yang dipublikasikan pada edisi Juni
2007, American Journal of Obstetrics and Gyinecology, 341 partisipan
pramenopause dan pascamenopause dalam uji acak terapi alternatif
menopause, 64% melaporkan libido yang berkurang.
g) Gangguan Neurologi
Lebih kurang sepertiga wanita menderita sakit kepala dan
migrain. Pada 12% wanita keluhan tersebut muncul menjelang atau
selama haid berlangsung. Ini menunjukkan adanya hubungan keluhan
tersebut dengan perubahan hormonal. Pada sepertiga wanita, sakit
kepala atau migrain akan membaik setelah menopause. Namun,
terdapat juga wanita yang keluhan sakit kepala dan migrain justru
bertambah berat setelah memasuki usia menopause. Migrain yang
muncul berhubungan dengan siklus haid diduga berkaitan dengan
turunnya kadar estradiol (Baziad, 2003).
h) Urogenital
Alat genital wanita dan saluran kemih bagian bawah sangat
dipengaruhi oleh estrogen. Keluhan genital dapat berupa iritasi, rasa
38
panas, gatal, keputihan, nyeri, berkurangnya cairan vagina, dan dinding
vagina berkerut. Keluhan pada saluran kemih berupa sering berkemih,
tidak dapat menahan kencing, nyeri berkemih, sering kencing malam,
dan inkontinensia (Baziad, 2003).
- Vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali
mensekresikan lender. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen
yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering
dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, liang senggama
kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama,
keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat
hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali
menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air
kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama
pada saat batuk, bersin, tertawa atau orgasme (Kasdu, 2002).
- Saluran Kemih
Kekurangan estrogen menyebabkan atrofi pada sel-sel
uretra dan berkurangnya aliran darah ke jaringan. Epitel uretra dan
trigonum vesika mengalami atrofi. Matrik yang terdiri dari
berbagai jenis kolagen, elastin, fibronektin, dan proteoglikan juga
mengalami perubahan. Akibat berkurangnya laju pergantian, pada
pascamenopause terjadi peningkatan kadar kolagen dalam jaringan
periuretral, sedangkan kadar proteoglikan (asam hialuronid) tidak
mengalami perubahan. Perubahan-perubahan ini dan penurunan
39
aliran darah menyebabkan berkurangnya turgor dan tonus dari otot
polos uretra dan detrusor vesika sehingga mengganggu mekanisme
kerja jaringan-jaringan ikat. Akibatnya, pada usia tua mudah terjadi
kelemahan pada dasar panggul dan berpengaruh terhadap integritas
sistem neuromuskuler (Baziad, 2003).
i) Kulit
Estrogen mempengaruhi kulit terutama kadar kolagen, jumlah
proteoglikan, dan kadar air dari kulit. Kolagen dan serat elastin
berperan untuk mempertahankan stabilitas dan elastisitas kulit. Turgor
kulit dapat dipertahankan oleh proteoglikan yang dapat menyimpan air
dalam jumlah besar. Estrogen mempengaruhi aktivitas metabolik sel-
sel epidermis dan fibroblas, serta aliran darah (Baziad, 2003).
Perubahan pada kulit dan ekstremitas yaitu adanya gelenyar-
gelenyar pada kaki dan tangan yang diakibatkan kurangnya vitamin
B12, perubahan kelenturan pembuluh darah dan menipisnya kadar
potassium dan kalsium. Juga kondisi kulit kering dan pecah-pecah
(Nugroho, 2000).
j) Rambut
Pascamenopause terjadi perubahan terhadap pertumbuhan
rambut, yaitu rambut pubis, ketiak, serta rambut di kepala menjadi
tipis. Rambut di kepala rontok. Selain itu, estrogen meningkatkan
aktivitas enzim tirosinase yang mengkatalisasi sintesis melanin. Oleh
sebab itu, kekurangan estrogen dapat menyebabkan aktivitas tirosinase
40
menurun sehingga sintesis melanin berkurang yang selanjutnya
menimbulkan ubanan pada rambut (Baziad, 2003).
k) Mulut, Hidung, dan Telinga
Seperti pada kulit, kekurangan estrogen juga menyebabkan
perubahan mulut dan hidung. Selaput lendirnya berkerut, aliran darah
berkurang, terasa kering, dan mudah terkena gingivitis. Kandungan air
liur juga mengalami perubahan. Pemberian estrogen dapat mengurangi
keluhan tersebut, kandungan zat-zat dalam air liur menjadi normal.
IgA, IgG, dan IgM menjadi berkurang. Flora bakteri dalam air liur
tidak mengalami perubahan (Baziad, 2003).
Akibat kekurangan estrogen dapat meningkatkan resorbsi
tulang dagu (osteoporosis) dan gigi mudah rontok. Selaput lendir
mulut seperti halnya juga vagina memiliki kemampuan mensintesis
NO yang bersifat bakterisid (Baziad, 2003).
l) Mata
Kekurangan estrogen dapat menyebabkan atrofi kornea dan
konjungtiva, serta turunnya fungsi kelenjar air mata. Pemakaian lensa
kontak akan mendapatkan kesulitan dalam penggunaannya.
Keratokonjungtivitis paling sering ditemukan pada wanita
pascamenopause, dan sangat efektif diatasi dengan pemberian estrogen
(Baziad, 2003).
Perubahan kadar estradiol pada fase peri/pascamenopause
mempengaruhi tekanan intraokuler. Kelihatannya turunnya estradiol
serum dapat meningkatkan tekanan bola mata (Baziad, 2003).
41
m) Otot dan Sendi
Banyak wanita menopause mengeluh nyeri otot dan sendi.
Pemeriksaan radiologik umumnya tidak ditemukan kelainan. Sebagian
wanita, nyeri sendi erat kaitannya dengan perubahan hormonal yang
tejadi. Pemberian TSH dapat mengurangi keluhan-keluhan tersebut.
Hal ini terjadi akibat estrogen meningkatkan aliran darah dan sintesis
kolagen. Timbulnya osteoartrosis dan osteoartritis dapat dipicu oleh
kekurangan estrogen, karena kekurangan estrogen menyebabkan
kerusakan matrik kolagen dan dengan sendirinya pula tulang rawan
ikut rusak. Kejadiannya meningkat dengan meningkatnya usia (Baziad,
2003).
n) Payudara
Payudara merupakan organ sasaran utama bagi estrogen dan
progesteron. Kekurangan estrogen mengakibatkan involusi payudara.
Pada pascamenopause, payudara mengalami atrofi, terjadi pelebaran
saluran air susu, dan fibrotik. Saluran air susu yang melebar ini berisi
cairan, salurannya menjadi lebar, timbul laserasi, dan payudara terasa
sakit (Baziad, 2003).
42
Gambar 2.2 Keluhan pada masa klimakterium ( Dari: Pra, peri dan Pasca
Menopause. Editor Ali B dkk )
D. Pandangan Islam Tentang Menopause
Menurut Hammasa (2004) menyatakan bahwa seorang wanita pada masa
hidupnya secara kronologis melalui tahapan masa bayi, masa kanak-kanak,
masa prapubertas, pubertas, pramenopause, menopause, pascamenopause, dan
diakhiri dengan masa senium. Fase-fase tersebut berjalan sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan oleh sang pencipta, tiada seorangpun yang dapat
merubahnya.
Dalam Islam, dipahami bahwa kehidupan manusia akan mengalami tiga
fase, yaitu masa bayi, masa muda dan masa tua, sehingga menopause juga
harus dipahami sebagai ketentuan Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah
berfirman:
“Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah pada kedewasaan dan diantara kamu ada
yang diwafatkan dan ada pula di antara kamu yang dipanjangkan umurnya
sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dulunya
diketahuinya.” (QS.Al-Hajj: 5).
43
“Allah-lah yang mencipatkan kamu dari keadaan lemah, kemudian
menjadikan kamu sesudah lemah menjadi kuat, setelah kuat lemah lagi dan
beruban.” (QS.Ar-Ruum: 54)
E. Penelitian Terkait
Berdasarkan hasil penelitian Eka Fitriasih (2010) Faktor-faktor yang
berhubungan dengan keluhan klimakterium pada wanita kelompok umur 40-
65 tahun Binaan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara, yang
dilakukan terhadap 60 responden menunjukkan ibu yang mempunyai banyak
keluhan sebesar 66,7% dan ibu yang mempunyai sedikit keluhan sebesar
33,3%. Hasil hipotesisnya diketahui bahwa ada hubungan bermakna antara
umur ibu dengan keluhan klimakterium.
Temuan riset yang dilakukan oleh Nur Indriani pada tahun 2007, dengan
judul “Perbedaan Sikap Wanita dalam Menghadapi Masa Klimakterium
Dilihat dari Pengetahuan Tentang Menopause di Desa Kampung Islam
Kusamba Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung Bali” diperoleh data dari
60 responden didapatkan bahwa tingkat pengetahuan menopause pada wanita
yang menghadapi masa klimakterium di Desa Kampung Islam Kusamba
menunjukkan distribusi yang paling tinggi berada pada kategori rendah
berjumlah 24 orang dengan prosentase sebanyak 40%. Sedangkan Sikap
wanita yang menghadapi masa klimakterium menunjukkan bahwa distribusi
yang paling tinggi berada pada kategori sedang berjumlah 23 orang dengan
prosentase sebanyak 39%. Hasil akhirnya menunjukkan bahwa terdapat
44
perbedaan sikap wanita dalam menghadapi masa klimakterium dilihat dari
pengetahuan tentang menopause pada taraf kepercayaan 95%.
Kemudian penelitian tentang tingkat pengetahuan yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Friska.M.B.,dkk, (2010) dengan judul “Hubungan tingkat
pengetahuan tentang gejala dan resiko klimakterik dan gaya hidup sehat
terhadap tingkat keluhan klimakterik pada wanita premenopause di RW 01
Kelurahan Jaka Mulya Bekasi”. Pada penelitiannya dengan 54 responden
terdapat 23 responden (42,6%) dengan tingkat pengetahuan tinggi dan 31
responden (57,4%) berada pada tingkat pengetahuan rendah. Dan didapatkan
proporsi hasil bahwa orang yang mengalami keluhan menopause ringan
dengan gaya hidup baik sebanyak 19 responden (63,3%) dan gaya hidup buruk
sebanyak 11 orang (36,7%). Sedangkan hasil responden yang mengalami
keluhan berat dengan gaya hidup baik didapatkan sejumlah 8 orang (33,3%)
dan gaya hidup buruk sebanyak 16 orang (66,7%).
Penelitian yang dilakukan oleh Magdelena (2010), yang berjudul
“Perbandingan keluhan menopause pada wanita usia 45-55 tahun yang
memiliki berat badan normal atau kurang (IMT≤ 22,9 kg/m2) dengan yang
memiliki berat badan lebih atau obesitas (IMT≥ 23 kg/m2) di Kelurahan
Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur” dimana penelitian ini bertujuan
untuk membandingkan keluhan menopause pada wanita yang memiliki berat
badan normal atau kurang (IMT≤ 22,9 kg/m2) dengan yang memiliki berat
badan lebih atau obesitas (IMT≥ 23 kg/m2). Sampel sebanyak 200 wanita
berusia 45-55 tahun di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur
yang masih memiliki uterus dan ovarium dan tidak menggunakan terapi
45
hormonal. Penilaian mencakup Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
pengukuran berat dan tinggi badan dan keluhan menopause dengan
menggunakan kuesioner Menopause Rating Scale (MRS). Hasilnya 81 wanita
(40,5%) yang berberat badan normal-kurang dan 83 wanita (41,5%) yang
berberat badan lebih-obesitas sama-sama memiliki keluhan menopause yang
ringan.
Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan keluhan menopause pada
wanita usia 45-55 tahun yang memiliki berat badan normal atau kurang (IMT≤
22,9 kg/m2) dengan yang memiliki berat badan lebih atau obesitas (IMT≥ 23
kg/m2) di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur (p = 0,148).
47
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL,
HIPOTESIS
A. Kerangka konsep
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teori tentang menopause,
menurut teori Lawreence Green and Kreuter (1994) serta modifikasi dari
teori Rogers (1970) yang mengidentifikasi bahwa derajat kesehatan
terlihat dalam perilaku masyarakatnya (George, 1995). Jika perilaku
mereka baik maka dapat menunjang kesehatan tetapi jika perilaku mereka
kurang baik, maka akan menurunkan derajat kesehatan dalam komunitas,
dimana tujuan keperawatan yaitu untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, serta mencegah kesakitan.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, maka peneliti
menyusun kerangka konsep sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Pengetahuan
tentang menopause
Keluhan
menopause
Tidak ada
Ringan
Berat
48
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Skor Skala
1. Variable
independen:
Pengetahuan
Hasil dari tahu setelah
seseorang melakukan
penginderaan terhadap perihal
menopause yang diukur
dengan kemampuan
responden dalam menjawab
pertanyaan dengan benar
tentang :
1) Definisi menopause
2) Tanda dan gejala
menopause
3) Dampak menopause
4) Faktor yang mempercepat
dan memperlambat
menopause
5) Terapi menopause
6) Pola hidup sehat saat
Angket Kuesioner
dengan jumlah
soal 20
pertanyaan.
Dinyatakan
dengan skala
Guttman:
0 : Salah
1 : Benar
Dinyatakan dalam tingkatan:
Kurang :
Apabila skor tingkat
pengetahuan responden
kurang dari 56% dari
jawaban yang benar.
Cukup :
Apabila skor tingkat
pengetahuan responden
antara 56%-75% dari
jawaban yang benar.
Baik :
Apabila skor tingkat
pengetahuan responden
lebih dari 76% dari
jawaban yang benar.
(Arikunto, 2006)
Ordinal
49
menopause
2. Variabel
Dependen:
Keluhan
menopause
Gejala-gejala yang dirasakan
saat menopause, yang terdiri
dari 3 keluhan:
Keluhan somatis
Keluhan psikologis
Keluhan vasomotor
Angket Kuisioner
Menopause
Rating Scale
(MRS) dengan
jumlah 11
pertanyaan:
0 : Tidak ada
1 : Ringan
2 : Berat
Tidak ada keluhan : bila nilai
0
Ringan : Bila total skor
antara 1-11
Berat : Bila total skor antara
12-22
(Sihombing, 2010)
Ordinal
50
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban sementara dari
pertanyaan penelitian. Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk
hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas, dan variabel terikat.
Hipotesis berfungsi untuk menentukan ke arah pembuktian, artinya
hipotesis ini merupakan pertanyaan yang harus dibuktikan (Notoatmodjo,
2010).
Hipotesis alternatif (Ha):
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan
keluhan wanita saat menopause di Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar
Rebo Jakarta Timur Tahun 2012
51
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik melalui pendekatan
kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian cross sectional adalah
jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel
independent dan dependent hanya satu kali pada suatu saat. Pada jenis ini
variabel independent dan dependent dinilai secara simultan pada satu saat, jadi
tidak ada tindak lanjut. Dengan studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek
suatu fenomena (variabel dependent) dihubungkan dengan penyebab (variabel
independent) (Nursalam, 2003).
B. Identifikasi Variabel
1. Variabel dependent
Variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2008). Variabel dependent
dalam penelitian ini adalah keluhan menopause pada ibu-ibu di Kelurahan
Cijantung.
2. Variabel independent
Variabel independent adalah variabel yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel independent dalam
52
penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang menopause di kelurahan
Cijantung.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan di teliti (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini
adalah perempuan yang memasuki masa menopause, yang bertempat
tinggal di Kelurahan Cijantung.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008).
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik pengambilan
sampel dengan cara snowballing sampling.
a. Kriteria Sampel
Pengambilan sampel menggunakan kriteria inklusi dan tidak termasuk
kriteria eksklusi sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian pada
populasi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
a. Kesadaran baik
b. Tidak terganggu pendengaran dan penglihatanya
c. Mampu berkomunikasi dengan baik
d. Ibu-ibu yang telah memasuki masa menopause
53
2. Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria
inklusi harus dikeluarkan karena berbagai sebab.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Wanita yang pernah dilakukan histerektomi dan salfingo-
ooforektomi bilateral, yaitu operasi pengangkatan uterus, mulut
rahim, kedua tuba fallopi, dan kedua ovarium
b. Menggunakan terapi sulih hormon
c. Mengalami gangguan kejiwaan
b. Jumlah Sampel
Cara pengambilan sampel dilakukan secara proporsional. Jumlah
sampel dihitung dengan rumus uji beda 2 proporsi two tail (1-α/2) :
Keterangan :
n : Jumlah sampel yang dibutuhkan
Z1-α/2 : 1,96 (derajat kepercayaan (CI) 95% derajat kemaknaan
5%)
Z1-β : 1,28 (kekuatan uji sebesar 90%)
P1 : 89% (wanita yang memiliki pengetahuan menopause
tinggi dan cenderung memiliki kesiapan yang sangat bagus
dalam menghadapi menopause berdasarkan penelitian Nur
Indriani di Desa Kampung Islam Kusamba Kecamatan
Dawan Kabupaten Klungkung Bali)
54
P2 : P1- 30% (perbedaan proporsi yang dianggap
signifikan) = 59%
P : ½ (P1+P2) =0,74
Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
43 orang. Yang kemudian dikali 2 menjadi 86 orang, dan ditambah
10% sehingga total jumlah keseluruhan sampel yang dibutuhkan
adalah 95 orang.
55
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu dan lokasi penelitian dilakukan pada bulan Juni 2012 di
kelurahan Cijantung, tempat ini dipilih dengan alasan karena kelurahan
tersebut memiliki cukup banyak penduduk wanita yang memasuki usia
menopause (usia 45-55 tahun) berkisar ± 2.500 jiwa dengan total keseluruhan
jumlah penduduk wanita 21.683 jiwa pada bulan Desember 2011.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 16 Juli s.d 25 Juli
2012. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan memakai
kuesioner
2. Proses pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek
dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam
penelitian (Nursalam, 2003). Pengumpulan data dilakukan di kelurahan
Cijantung dengan proses sebagai berikut :
a) Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing akademik
dilanjutkan dengan membuat surat permohonan dari PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang ditujukkan kepada Suku Dinas Kesehatan
Kota Administrasi Jakarta Timur.
b) Setelah mendapat persetujuan dari Suku Dinas Kesehatan, peneliti
menyerahkan surat permohonan tersebut kepada kepala Puskesmas
56
Kecamatan Pasar Rebo, yang selanjutnya surat tersebut diberikan ke
kelurahan Cijantung.
c) Setelah itu peneliti melakukan penseleksian calon responden dengan
teknik Snowballing Sampling dengan dibantu oleh kader setempat.
d) Kemudian peneliti melakukan screening responden berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi.
e) Peneliti menjelaskan ke responden tentang cara pengisian kuesioner
tentang data demografi, tingkat pengetahuan, dan kuesioner keluhan
menopause.
f) Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner dan
memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya jika masih
ada yang belum jelas.
g) Jika ada responden yang tidak bisa membaca dan menulis, maka
peneliti membantu membimbingnya dalam pengisian kuisioner.
h) Setelah seluruh pertanyaan dalam kuesioner dijawab, kemudian
peneliti mengumpulkan dan memeriksa kembali kelengkapan data.
i) Setelah proses pengumpulan data selesai, peneliti mengucapkan terima
kasih kepada responden atas partisipasinya.
3. Alat pengumpulan data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
didapat dari data primer dan sekunder. Data primer diambil dari hasil
wawancara menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
seputar hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang menopause dengan
keluhan menopause yang diisi oleh responden. Sedangkan data sekunder
57
adalah data umum yang diperoleh dari kantor Kelurahan Cijantung.
Kuisioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan
baik, sudah matang, dimana responden hanya memberikan jawaban
dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2002). Kuesioner
terdiri dari empat bagian :
a) Kuisioner A
Kuisioner ini terkait dengan data demografi responden, yang
terdiri dari umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah
anak.
b) Kuisioner B
Kuisioner ini terkait dengan tingkat pengetahuan responden
mengenai menopause yang terdiri dari 20 pertanyaan, yang merupakan
pertanyaan tertutup (clossed form quistionare), yaitu pertanyaan yang
sudah disediakan jawabannya sehingga memudahkan responden untuk
menjawab (Arikunto, 2002).
Pemberian nilai untuk pernyataan favorable (positive statement)
adalah jika jawaban benar nilai 1, dan jawaban salah nilai 0.
Pernyataan favorable terdiri dari nomor : 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Sedangkan untuk nilai pernyataan
unfavorable (negative statement) adalah jika jawaban salah nilai 1, dan
jawaban benar nilai 0. Pernyataan unfavorable terdiri dari nomor : 2, 6,
dan 11. Skor dari pertanyaan tentang pengetahuan berkisar antara 0
hingga 100% yang dibagi kedalam 3 kategori yaitu kurang=0-55%,
cukup=56%-75%, baik=76%-100% (Arikunto, 2006).
58
c) Kuisioner C
Bagian ini adalah kuesioner untuk mengukur keluhan menopause
yang berasal dari Menopause Rating Scale (MRS) yang dikembangkan
oleh The Berlin Center for Epidemiology and Health Research
sehingga pertanyaan tersebut sudah tervalidasi secara isi. Akan tetapi
pilihan jawaban dan sistem scoring pada tiap 11 pertanyaan di
kuesioner ini telah dimodifikasi menjadi skala yang lebih sederhana,
yaitu yang seharusnya berupa skala 0 (tidak ada keluhan) sampai 4
(keluhan berat) diubah menjadi skala 0 (tidak ada keluhan) sampai 2
(keluhan berat).
Modifikasi ini dimaksudkan agar responden tidak terlalu sulit
membedakan pilihan jawaban tersebut. Data tingkat keluhan
menopause ini dibagi menjadi data responden yang mempunyai
keluhan ringan (total skor 1-11) dan keluhan berat (total skor 12-22),
yaitu:
a) Tidak ada : bila tidak ada keluhan sama sekali (nilai 0).
b) Ringan : bila keluhan timbul sekali-kali dan tidak mengganggu
aktivitas sehari-hari (nilai 1).
c) Berat : bila keluhan sering timbul dan mengganggu aktivitas
sehari-hari (nilai 2).
Berikut blue print dari kuisioner tingkat pengetahuan tentang
menopause dan keluhan menopause:
59
Tabel 4.1
T
a
b
e
l
Tabel 4.2
No Aspek Indikator Item Jumlah
1. Keluhan saat
menopause
1. Domain psikologis
2. Domain somato-
vegetatif
3. Domain urogenital
4, 5, 6, 7
1, 2, 3, 11
8, 9, 10
4
4
3
Jumlah 11 11
No Aspek Indikator Item Jumlah
1 Pengetahuan
tentang
menopause
1. Pengertian
2. Tanda dan gejala
menopause
3. Penyebab
4. Dampak menopause
5. Faktor yang
mempercepat dan
memperlambat
menopause
6. Terapi menopause
7. Pola hidup sehat saat
menopause
1, 2
3, 5, 9, 10,
13, 14, 16
8
6, 11
4, 7, 12
19, 17
15, 18, 20
2
7
1
2
3
2
3
Jumlah 20 20
60
F. Teknik Uji Instrument Penelitian
Suatu instrument penelitian sebelum digunakan perlu diuji terlebih
dahulu agar data yang diperoleh valid dan reliabel. Instrument yang digunakan
pada penelitian ini adalah kuesioner, maka kuesioner tersebut perlu diuji
validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas akan dilaksanakan
bulan Juni 2012 di Kelurahan Gedong, dengan jumlah responden 20 orang.
a. Uji validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005). Sedangkan
menurut Arikunto (2006) Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi “Pearson Product
Moment”.
rhitung
Keterangan :
rhitung = koefisien korelasi
n = jumlah responden
ΣXi = jumlah skor item
ΣYi = jumlah skor total (item)
Hasil penghitungan tiap-tiap item dibandingkan dengan tabel nilai
product moment. Apabila hasil uji dari tiap item pertanyaan ternyata
signifikan (p value >5%) atau r hitung lebih besar dari r tabel, maka item
pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan. Namun apabila tidak
61
signifikan (p value <5%) atau r hitung lebih kecil dari r tabel, maka item
pertanyaan tersebut tidak valid.
Uji validitas ini dilakukkan pada tanggal 21 s.d 24 Juni 2012 di
kelurahan Gedong pada 20 responden. Penghitungan uji validitas skala
tingkat pengetahuan tentang menopause dan skala keluhan menopause ini
diselesaikan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows, dan diperoleh
hasil r tabel dengan nilai 0,38. Dari 31 item yang tersusun ditemukan 3
item pertanyaan pada skala tingkat pengetahuan tentang menopause yang
gugur atau tidak valid. Beberapa pertanyaan yang kurang dari r tabel tidak
dihapuskan karena masih dianggap penting dan hanya diperbaiki
redaksinya atau dimodifikasi.
Perincian dari item-item yang dinyatakan gugur maupun valid,
tampak dari tabel dibawah:
Tabel 4.3
Validitas Skala Pengetahuan Menopause
No Indikator Item
valid
Jumlah
awal
Item
gugur
Jumlah
akhir
1. Pengertian
menopause
2 2 1 1
2. Tanda dan gejala
menopause
3, 9, 10,
13, 14, 16
7 5 6
3. Penyebab 8 1 - 1
4. Dampak
menopause
6, 11 2 - 2
62
5. Faktor yang
mempercepat dan
memperlambat
menopause
7, 12 3 4 2
6. Terapi
menopause
19, 17 2 - 2
7. Pola hidup sehat
saat menopause
15, 18, 20 3 - 3
Jumlah 20 3 17
Tabel 4.4
Validitas Skala Keluhan Menopause (MRS)
No Indikator Item valid Jumlah Item
gugur
Jumlah
1. Domain
psikologis
4, 5, 6, 7 4 - 4
2. Domain somato-
vegetatif
1, 2, 3, 11 4 - 4
3. Domain
urogenital
8, 9, 10 3 - 3
Jumlah 11 - 11
63
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai
oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada
subjek yang sama atau berbeda. Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau
dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2007). Uji reliabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik Alpha Crombach α, dalam uji
reliabilitas r hasil adalah alpha. Suatu instrument dikatakan reliable jika r
alpha > r tabel.
Hasiil dari uji reliabilitas penelitian menunjukkan nilai Alpha
Crombach (α) dari masing-masing variabel, yaitu pada variable
pengetahuan adalah 0,814 dan variabel keluhan adalah 0,816. Nilai
tersebut menunujukkan bahwa pertanyaan yang berada dalam kuisioner
dapat dikatakan reliabel.
G. Teknik Pengolahan Data
Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu harus diolah dengan
tujuan mengubah data informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh
dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan terutama dalam pengujian
hipotesis.
Pengolahan data dilakukan melalui beberapa proses. Proses awal adalah
memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Jika ada data belum yang lengkap
ataupun ada kesalahan, dapat dilengkapi dengan bertanya ulang kepada
responden. Selanjutnya data yang lengkap dan tepat tersebut diberi kode
64
secara manual sebelum diolah dengan komputer. Kemudian data dimasukkan
ke dalam program komputer dan dilakukan pemeriksaan untuk menghindari
terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. Setelah itu data disimpan untuk
siap dianalisis, lalu hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Program statistik yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data
penelitian ini berupa SPSS 16.0. Uji hipotesis yang digunakan adalah analisis
chi square (X2) yang merupakan analisis bivariat untuk menghubungkan satu
variabel independen dengan variable dependen yang mempunyai skala
pengukuran nominal atau ordinal (Wahyuni, 2008).
H. Teknik Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan persentase dalam tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Dalam
penelitian ini analisis univariat dilakukan untuk menganalisa variabel
pengetahuan ibu tentang menopause dengan variabel keluhan menopause.
Analisa yang digunakan adalah analisa uraian yaitu dimaksudkan untuk
mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yang diamati, sehingga dapat
mengetahui karakteristik atau gambaran dari variabel yang diteliti.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini
analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu
65
tentang menopause dengan keluhan menopause. Uji statistik yang
digunakan adalah chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Uji Chi-
Square yaitu membandingkan frekuensi yang terjadi (observasi) dengan
frekuensi harapan (ekspektasi) untuk melihat kemaknaan perhitungan
sistem dengan membandingkan nilai p < α (0.05) maka ada hubungan
yang bermakna antara variabel dependent dan independent. Sebaliknya
jika p > α (0.05) maka tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel
dependent dan independent. Pembuktian uji chi square menurut Riyanto
(2009) dapat menggunakan formula:
df = (k – 1) (b – 1)
Keterangan :
χ2 : Nilai chi-kuadrat
fo : Frekuensi yang diobservasi
fe : Frekuensi yang diharapan
k : Jumlah kolom
b : Jumlah baris
I. Etika Penelitian
1. Prinsip-prinsip Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek
penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar
manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,
sehingga peneliti yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi
X2 = ∑ (fo - fe)
fe
66
kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus
dipahami antara lain:
a) Prinsip Manfaat
Prinsip aspek maka segala bentuk manfaat adalah segala bentuk
penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan
membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada
manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian
yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan
antara aspek risiko dengan aspek manfaat, bila penelitian yang
dilakukan dapat mengalami dilema etik.
b) Prinsip Menghormati Manusia
Manusia mempunyai hak dan merupakan makhluk yang mulia
yang harus di hormati, karena manusia berhak untuk menentukan
pilihan antara mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subyek
penelitian.
c) Prinsip Keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia
dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak
menjaga privasi manusia dan tidak berpihak dalam perlakuan
terhadap manusia.
67
2. Masalah Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus
diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memeberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud
dan tujuan penelitian, ,mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia,
maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak
pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent
tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan,
jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial
masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang
mudah dihubungi, dan lain-lain.
b. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang
memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara
tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar
68
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini merupakan etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008).
69
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
1. Data Geografi
Kelurahan Cijantung merupakan salah satu dari lima kelurahan dan terletak
dibagian Kecamatan Pasar Rebo Kotamadya Jakarta Timur dengan luas wilayah ±
237,57 Ha.
Batas-batas Kelurahan Cijantung sebagai berikut :
- Batas utara : Jl. Fadilah, Kelurahan Gedong
- Batas Timur : Kali Baru, Kelurahan Ciracas
- Batas Selatan : Jl. Belly, Kelurahan Pekayon dan Kelurahan Kalisari
- Batas Barat : Jl. Gotong Royong, Kali Cijantung dan Kelurahan Baru
Wilayah Kelurahan Cijantung terdiri dari 109 RT dan 11 RW.
2. Data Demografi
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 3192, Jumlah penduduk di Keluruhan Cijantung pada Februari
2012 adalah sebanyak 44.728 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak
23.037 jiwa dan perempuan sebanyak 21.691 jiwa, dan jumlah kepala keluarga
adalah sebanyak 11.133 KK.
70
B. Analisis Univariat
Analisa univariat menjelaskan atau mendeskripsikan data demografi, tingkat
pengetahuan tentang menopause, dan keluhan wanita saat menopause.
1. Data Demografi Responden
Deskripsi data demografi mencakup usia, status pekerjaan, tingkat pendidikan,
dan status perkawinan.
a. Umur
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden Di Kelurahan Cijantung
Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012
Sentral Tendensi Usia
Mean 52.49
Median 53.00
Modus 55
Std. Deviasi 3.049
Minimum 44
Maksimum 58
Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukkan rata-rata responden mengalami
menopause pada usia 52 tahun dan usia terbanyak yaitu 55 tahun. Batas usia
termuda 44 tahun dan batas usia tertua 58 tahun.
71
b. Tingkat Pendidikan
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Responden Di Kelurahan
Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012
2. Pendidikan Frekuensi
N=95
Persentase
(%)
Tidak Sekolah 10 10,5%
SD 39 41,1%
SMP 25 26,3%
SMA 13 13,7%
Perguruan Tinggi 8 8,4%
Jumlah 95 100%
Tabel 5.2 menunjukkan sebagian besar responden mempunyai tingkat
pendidikan setingkat SD yaitu sebanyak 41,1% dan hanya sebagian kecil
responden yang memiliki tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu sebanyak 8
orang responden atau 8,4% dari 95 responden. Responden yang tidak sekolah
cukup sedikit yaitu 10,5% responden. Sedangkan responden yang tingkat
pendidikannya SMP sebanyak 25 responden (26,3%) dan 13 responden yang
tingkat pendidikannya SMA (13,7%).
/
72
c. Status Perkawinan
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Responden Di
Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012
3. Status Perkawinan n %
Belum Kawin 0 0%
Kawin 87 91,6%
Janda 8 8,4%
Jumlah 95 100%
Tabel 5.3 dapat diketahui distribusi responden berdasarkan status
perkawinannya sebagian besar adalah wanita dengan status kawin yaitu 87
(91,6%). Dan hanya 8 responden yang berstatus janda (8,4%).
d. Status Pekerjaan
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Responden Di
Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012
5. Pekerjaan n %
Tidak Bekerja 45 47,4%
Bekerja 50 52,6%
Jumlah 95 100%
73
Tabel 5.4 diketahui bahwa responden yang bekerja lebih banyak
dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja, yaitu 50 responden
(52,6%), sedangkan responden yang tidak bekerja ada 45 responden (47,4%).
2. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause
Tabel dibawah ini menggambarkan seberapa jauh tingkat pengetahuan
responden mengenai menopause. Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibagi
menjadi 3 kelompok, yaitu kurang, cukup, dan baik. Kategori pengetahuan
responden dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini.
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Di
Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo 2012
Kategori Pengetahuan Frekuensi Prosentasi (%)
Kurang 31 32,6%
Cukup 47 49,5%
Baik 17 17,9%
Jumlah 95 100%
Tabel 5.5 menunjukkan sebagian besar responden atau sebanyak 47
responden (49,5%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup, 31 responden (32,6%)
mempunyai tingkat pengetahuan kurang dan 17 responden (17,9%) yang
mempunyai tingkat pengetahuan yang baik.
74
3. Tingkat Keluhan Wanita Saat Menopause
Tabel dibawah ini akan menggambarkan distribusi responden berdasarkan
tingkat keluhan menopause.
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Keluhan Menopause Responden di Kelurahan Cijantung
Kecamatan Pasar Rebo 2012
Tabel 5.6 ini menggambarkan sebagian besar responden (62 responden)
mengalami keluhan menopause tingkat ringan dengan prosentasi 65,3%.
Responden yang mengalami keluhan tingkat berat sebanyak 31 responden (32,6%)
dan hanya 2 responden yang sama sekali tidak mengalami keluhan menopause
(2,1%).
Secara lengkap distribusi responden berdasarkan masing-masing keluhan
yang terbagi pada 3 jenis, yaitu keluhan psikologis, somato-vegetatif, dan
urogenital terlihat pada tabel berikut.
Keluhan Menopause n %
Tidak ada 2 2,1%
Ringan 62 65,3%
Berat 31 32,6%
Jumlah 95 100%
75
Tabel 5.6.1
Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Psikologis
Keluhan Psikologis Ya Tidak Jumlah
n % n % N %
Tidak bergairah dan mood
yang tidak stabil
47 49,5% 48 50,5% 95 100
Mudah marah 55 57,9% 40 42,1% 95 100
Rasa gelisah dan panik 40 42,1% 55 57,9% 95 100
Berkurangnya daya ingat 68 71,6% 27 28,4% 95 100
Dari tabel 5.6.1 dapat diketahui bahwa dari 95 responden yang menopause,
keluhan psikologis yang dirasakan oleh responden pada masa menopausenya
adalah berkurangnya daya ingat sebanyak 68 responden (71,6%), mudah marah
sebanyak 55 responden (57,9%), tidak bergairah dan merasa mood tidak stabil
sebanyak 47 responden (49,5%), dan rasa gelisah/panik sebanyak 40 responden
(42,1%).
Tabel 5.6.2
Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Somato-Vegetatif
Keluhan Somato-Vegetatif Ya Tidak Jumlah
n % n % N %
Badan terasa sangat panas
(Hot Flushes), berkeringat
70 73,7% 25 26,3% 95 100
Rasa tidak nyaman di jantung 58 61,1% 37 38,9% 95 100
Masalah tidur 74 77,9% 21 22,1% 95 100
76
Rasa tidak nyaman pada
sendi/otot
88 92,6% 7 7,4% 95 100
Dari tabel 5.6.2 dapat diketahui bahwa dari 95 responden yang menopause,
keluhan fisik (somato-vegetatif) yang dirasakan oleh responden pada masa
menopausenya adalah rasa tidak nyaman pada sendi/otot sebanyak 88 responden
(92,6%), masalah tidur sebanyak 74 responden (77,9%), badan terasa sangat panas
(hot flushes) dan berkeringat sebanyak 70 responden (73,7%), rasa tidak nyaman
di jantung sebanyak 58 responden (61,1%).
Tabel 5.6.3
Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Urogenital
Keluhan Urogenital Ya Tidak Jumlah
n % n % N %
Masalah-masalah seksual 31 32,6% 64 67,4% 95 100
Masalah-masalah kandung
kemih
22 23,2% 73 76,8% 95 100
Kekeringan pada vagina 49 51,6% 46 48,4% 95 100
Dari tabel 5.6.3 dapat diketahui bahwa dari 95 responden yang menopause,
keluhan urogenital/seksual yang dirasakan oleh responden pada masa
menopausenya adalah kekeringan pada vagina sebanyak 49 responden (51,6%),
masalah-masalah seksual sebanyak 31 responden (32,6%), dan masalah-masalah
perkemihan sebanyak 22 responden (23,2%).
77
4. Proporsi Tingkat Pengetahuan Dengan Keluhan Menopause
Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat menggunakan
uji Chi Square. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 5.7
Distribusi Responden Menurut Proporsi Pengetahuan Responden Dengan
Keluhan Saat Menopause
Pengetahuan Keluhan Menopause TOTAL
Tidak ada Ringan Berat
n % n % n % N %
Kurang 0 0% 13 41,9% 18 58,1% 31 100%
Cukup 2 4,3% 35 74,5% 10 21,3% 47 100%
Baik 0 0% 14 82,4% 3 17,6% 17 100%
TOTAL 2 2,1% 62 65,3% 31 32,6% 95 100%
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat dari 31 responden yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 18 responden (58,1%) diantaranya merasakan
keluhan berat, 13 responden (41,9%) merasakan keluhan ringan. Sedangkan dari
47 responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 10 responden (21,3%)
merasakan keluhan berat, 35 responden (74,5%) dengan keluhan ringan, dan 2
responden (4,3%) tidak mengalami keluhan apapun. Dan dari 17 responden yang
berpengetahuan baik sebanyak 3 responden (17,6%) merasakan keluhan berat, dan
14 responden (82,4%) merasakan keluhan ringan.
78
C. Analisis Bivariat
Setelah dilakukan analisis data mengenai hubungan tingkat pengetahuan
tentang menopause dengan keluhan wanita saat menopause di Kelurahan Cijantung
Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur, dengan bantuan SPSS 16.0 for windows, maka
diperoleh hasil seperti pada tabel 5.7
Namun karena pada hasil tabel 5.7 ada beberapa sel yang kurang baik, maka
dilakukan penggabungan sel (comprase cells). Dengan cara menghapus kategori
“tidak ada” pada variable keluhan, walaupun ada satu sel yang mempunyai nilai.
Peneliti melakukannya dengan alasan bahwa data yang terkumpul telah memenuhi
syarat jumlah sampel yang telah ditentukan. Sehingga hasil yang didapatkan yaitu
terdapat pada tabel 5.7a dibawah ini :
Pengetahuan Keluhan Menopause TOTAL P-Value
Ringan Berat
n % n % N % 0,002
Kurang 13 41,9% 18 58,1% 31 100%
Cukup 35 77,8% 10 22,2% 45 100%
Baik 14 82,4% 3 17,6% 17 100%
TOTAL 62 66,7% 31 33,3% 93 100%
Berdasarkan tabel 5.7a dapat dilihat dari 31 responden yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 18 responden (58,1%) diantaranya merasakan keluhan
berat, 13 responden (41,9%) merasakan keluhan ringan. Sedangkan dari 45
responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 10 responden (22,2%)
merasakan keluhan berat, 35 responden (77,8%) dengan keluhan ringan. Dan dari 17
79
responden yang berpengetahuan baik sebanyak 3 responden (17,6%) merasakan
keluhan berat, dan 14 responden (82,4%) merasakan keluhan ringan.
Dilihat pada tabel 5.7a didapatkan hasil dari analisis data SPSS yaitu p-value
sebesar 0,002 (<0,05) pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti p-value lebih
kecil dari alpha (5%) sehingga Ho ditolak. Secara statistik menyatakan bahwa ada
hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan keluhan wanita saat
menopause di Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo (p = 0,002 < 0,05).
80
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Gambaran Data Demografi Responden
1. Umur
Dari tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa distribusi responden
berdasarkan umur wanita menopause sebagian besar wanita mengalami
menopause pada umur 45-55 tahun yaitu sebanyak 81 responden (34,4%).
Namun ada 1 responden (1,1%) yang mengalami menopause pada usia 44
tahun. Dan ada pula yang menopause lebih dari usia 55 tahun sebanyak 13
responden (13,8%).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 95 responden diperoleh data
bahwa wanita yang menopause lebih banyak pada umur 45-55 tahun, hal
ini terlihat dari presentase terbesar 34,4%. Golongan usia ini adalah
termasuk dalam golongan menopause, dimana responden sudah selama 12
bulan atau 1 tahun berturut-turut tidak mendapatkan menstruasi. Hal ini
sesuai dengan teori Price (2001) yang menyatakan bahwa menopause
biasanya terjadi antara usia 45-52 tahun.
2. Tingkat Pendidikan
Pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai
usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang
ada didalam masyarakat dan kebudayaan (Ihsan, 2003). Tingkat
81
pendidikan dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan responden yang
diperoleh secara formal. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin
cepat pula penyerapan informasi yang didapat.
Hasil penelitian yang didapatkan di Kelurahan Cijantung tingkat
pendidikan responden di wilayah tersebut mayoritas berpendidikan
setingkat SD yaitu sebanyak 41,1%. Dari hasil tersebut sebagian
responden yang menopause di Kelurahan Cijantung belum mengikuti
program pemerintah tentang wajib belajar 9 tahun.
3. Status Perkawinan
Hasil penelitian pada tabel tabel 5.3 dapat diketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan status perkawinannya sebagian besar
adalah wanita dengan status kawin yaitu 87 (91,6%). Dan hanya 8
responden yang berstatus janda (8,4%).
Status perkawinan responden yang telah menopause dapat
mempengaruhi individu masing-masing dalam memberikan data-data
terkait. Responden yang berstatus kawin cenderung akan memberikan data
sesuai apa yang dialaminya, sedangkan responden dengan status janda
cenderung akan memberikan data yang kurang sesuai karena harus
mengingat lebih dalam dan panjang lagi dalam memberikan data yang
diharapkan.
82
4. Status Pekerjaan
Hasil penelitian memberikan data bahwa responden yang bekerja
lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja, yaitu 50
responden (52,6%), sedangkan responden yang tidak bekerja ada 45
responden (47,4%).
Responden yang dianggap tidak bekerja umumnya adalah sebagai
ibu rumah tangga. Dapat diketahui bersama bahwa seorang ibu rumah
tangga memungkinkan mereka mempunyai waktu untuk mencari informasi
kesehatan terutama tentang menopause baik dari puskesmas, media cetak,
maupun dari teman sejawatnya sehingga informasi yang dimiliki cukup.
Dengan demikian informasi dan pengetahuan yang mereka dapatkan akan
memberikan kontribusi terhadap keluhan yang dialaminya.
B. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause
Berdasarkan tabel 5.5 pengetahuan responden tentang menopause yaitu
kurang sebanyak 32,6%, 49,5% cukup, dan 17,9% baik. Dengan kata lain
wanita menopause di Kelurahan Cijantung memiliki tingkat pengetahuan
cukup tentang menopause dengan prosentase mendekati 50% dari total
responden penelitian.
Jumlah 49,5% responden memiliki pengetahuan yang cukup disebabkan
karena beberapa hal seperti mayoritas responden tidak bekerja sehingga
mereka memiliki cukup waktu untuk mencari informasi yang menunjang
pengetahuannya tentang menopause. Selain itu dikarenakan responden
memiliki pekerjaan sebagai pedagang, sehingga penghasilan mereka pun
83
cukup. Walaupun penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap
pengetahuan seseorang. Namun, jika penghasilan seseorang cukup besar
maka dirinya mampu untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik, karena
fasilitas sendiri merupakan faktor pendukung dari sebuah pengetahuan
(Notoatmodjo, 2007).
C. Gambaran Keluhan Responden Saat Menopause
a. Keluhan Psikologis Pada Wanita Menopause di Kelurahan
Cijantung Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2012
Sebagian besar responden mengalami keluhan daya ingat yang
menurun, yaitu sebanyak 68 responden (71,6%). Sedangkan responden
yang tidak mengalami keluhan daya ingat yang menurun ada 27
responden (28,4%). Dari hasil penelitian ini ada beberapa responden
yang mengungkapkan bahwa terkadang mereka susah untuk mengingat
suatu hal dan mengeluh sering lupa nama-nama.
Selama periode menopause terjadi penurunan kadar hormon seks
steroid. Penurunan ini menyebabkan beberapa perubahan
neuroendokrin sistem susunan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi
otak. Padahal sistem susunan saraf pusat merupakan target organ yang
penting bagi hormon seks steroid seperti estrogen. Pada keadaan ini
terjadi proses degeneratif sel neuron (kesatuan saraf) pada hampir
seluruh bagian otak, terutama di daerah yang berkaitan dengan fungsi
ingatan (Kasdu, 2004). Kemampuan kognitif, ataupun kemampuan
mengingat akan bertambah buruk akibat kekurangan hormon estrogen.
84
Akibat kekurangan estrogen terjadi gangguan fungsi sel-sel saraf serta
terjadi pengurangan aliran darah ke otak. Pada keadaan kekurangan
estrogen jangka lama dapat menyebabkan kerusakan pada otak, yang
suatu saat kelak dapat menimbulkan demensia atau penyakit
Alzheimer (Baziad, 2003).
Melemahnya ingatan juga membuat banyak wanita khawatir.
Walaupun gejala ini akan dialami oleh setiap orang yang beranjak tua,
namun jejak ingatan yang buruk serta hilangnya konsentrasi bisa
menjadi masalah khusus selama menopause. Kurangnya konsentrasi
serta melemahnya ingatan mungkin dihubungkan dengan perubahan
pembuluh darah (Mackenzie, 2002).
Sebagian besar responden tidak mengalami keluhan rasa gelisah,
panik/cemas, yaitu sebanyak 55 responden (57,9%). Saat penelitian
beberapa responden mengungkapkan bahwa terkadang mereka merasa
gelisah dan cemas terhadap suatu hal seperti saat mengetahui bahwa
mereka sudah tidak haid lagi atau haid terlalu banyak. Didalam pikiran
mereka, keluhan yang terjadi itu merupakan tanda-tanda suatu
penyakit.
Setiap perubahan dalam kehidupan atau peristiwa yang dapat
menimbulkan keadaan stress disebut stressor. Stressor dapat
menyebabkan pelepasan epinefrin dari adrenal melalui mekanisme
berikut ini : ancaman dipersepsi oleh pancaindera, diteruskan ke
korteks serebri, kemudian ke sistem limbik dan RAS (Reticular
Activating System), lalu ke hipotalamus dan hipofisis. Kemudian
85
kelenjar adrenal mensekresikan katekolamin dan terjadilah stimulasi
saraf otonom. Hiperaktifitas sistem saraf otonom akan mempengaruhi
berbagai sistem organ dan menyebabkan gejala tertentu, misalnya
takikardi, nyeri kepala, dan nafas cepat. Perubahan level estrogen dan
progesteron menunjukkan sejumlah pengaruh neurotransmiter SSP
seperti dopamin, norepinefrin, asetilkolin dan serotonin yang
semuanya diketahui sebagai modulator yang mempengaruhi mood,
tidur, tingkah laku dan kesadaran (Widosari, 2010).
Sebagian besar responden mengalami keluhan mudah
marah/tersinggung, yaitu sebanyak 65 responden (57,9%). Hal ini tidak
selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aina Safitri (2009)
bahwa dari 64 responden sebanyak 39 responden (60,9%) tidak
mengalami keluhan mudah marah/tersinggung, dan yang mengalami
keluhan tersebut ada 25 responden (39,1%).
b. Keluhan Somato-Vegetatif Pada Wanita Menopause Di Kelurahan
Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2012
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden
mengalami keluhan rasa tidak nyaman di persendian dan otot, yaitu
sebanyak 88 responden (92,6%).
Menurut Aqila (2010) mengatakan bahwa esterogen berfungsi
membantu penyerapan kalsium ke dalam tulang. Kadar estrogen yang
berkurang pada saat menopause, akan diikuti dengan penurunan
penyerapan kalsium yang terdapat pada makanan. Tubuh mengatasi
86
masalah ini dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam
tulang. Akibatnya, tulang menjadi keropos dan rapuh yang disertai rasa
tidak nyaman pada sendi dan otot. Rasa tidak nyaman pada sendi dan
otot yang dialami wanita menopause berkaitan dengan kurangnya
penyerapan kalsium. Berdasarkan literatur yang ada diketahui bahwa
kita kehilangan sekitar 1 % tulang dalam setahun akibat proses
penuaan. Tetapi setelah menopause, terkadang wanita akan kehilangan
2% pertahun.
Pada keluhan yang berkaitan dengan masalah tidur ada 74
responden (77,9%) yang mengalaminya, sedangkan 7 responden
(7,4%) tidak mengalaminya. Banyak wanita yang akan mengalami
keluhan tidur karena berkeringat di malam hari dan merasakan hot
flushes. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Aina Safitri (2009), dari 64 responden hanya 26 responden
(40,6%) yang merasakan keluhan tidur dan 38 responden (59,4%) tidak
merasakannya.
Bender (1998) dalam Lasmini (2000), mengatakan bahwa sulit
tidur merupakan gejala yang sering dialami oleh wanita menopause,
Gangguan tidur dapat juga ada hubungannya dengan penurunan
hormon estrogen pada wanita yang mempengaruhi produksi dari
serotonim, yaitu zat kimia yang ada diotak yang memiliki peranan
penting dalam mengatur pola tidur. Dengan menurunnya kadar
serotonim dalam otak mengakibatkan gangguan tidur pada wanita
menopause. Menurut Baziad (2003) mengungkapkan bahwa reseptor
87
estrogen telah ditemukan di otak yang mengatur tidur. Penelitian buta
ganda menunjukkan bahwa wanita yang diberi estrogen equin
konjugasi memiliki periode ‘rapid eye movement’ yang lebih panjang
dan tidak memerlukan waktu lama untuk tidur.
Umumnya sebagian besar responden pernah dan atau sedang
mengalami keluhan badan terasa sangat panas (hot flushes) dan
keringat berlebih dimalam hari, yaitu sebanyak 70 responden (73,7%)
yang merasakannya dan hanya 25 responden (26,3%) yang tidak
merasakannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Northrup
(2006) yang mengatakan bahwa gejolak panas (hot flushes) adalah
keluhan yang paling umum, terjadi sekitar 70 hingga 85 persen dari
semua wanita pramenopause. Secara umum diketahui bahwa efek dari
berkurangnya produksi estrogen secara mendadak (estrogen
withdrawal) dapat menginduksi peningkatan aktivitas serotonin,
dopamin dan norepinephrine di hipotalamus sehingga mencetuskan
kenaikan set point suhu tubuh. Peningkatan suhu sentral ini akan
diikuti oleh peningkatan laju metabolisme yang menyebabkan
vasodilatasi pembuluh darah perifer sehingga menghasilkan gejala
panas dan berkeringat (Shifren, 2007).
c. Keluhan Urogenital Pada Wanita Menopause Di Kelurahan
Cijantung Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2012
Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa keluhan
kekeringan vagina banyak dirasakan oleh wanita saat menopause di
88
Kelurahan Cijantung. Dari 95 responden ada sebanyak 49 responden
(51,6%) yang merasakannya, dan tidak jauh berbeda hasilnya dengan
yang tidak merasakannya yaitu sebanyak 46 responden (48,4%%).
Beberapa wanita mengatakan bahwa karena keringnya daerah vagina,
mereka terkadang menggunakan pelumas agar tidak sakit saat
berhubungan.
Umumnya sebagian besar responden mengalami keluhan seksual,
seperti perubahan dalam gairah seksual, aktivitas seksual dan
kepuasan seksual. Dari 95 responden yang menopause ada 31
responden (32,6%) yang merasakannya dan 64 responden (67,4%)
tidak merasakannya. Beberapa dari mereka yang tidak merasakan ada
keluhan seksual mengatakan bahwa dengan selalu menjaga hubungan
yang harmonis dalam keluarga, maka keluhan seksual pun tidak akan
dirasakan.
Sebagian besar responden tidak ada atau tidak sedang mengalami
keluhan pada perkemihan, baik peningkatan frekuensi, kesulitan,
ataupun ketidakmampuan mengontrol buang air kecil. Dari total
keseluruhan responden, yaitu 22 responden (23,2%) merasakannya dan
73 responden (76,8%) tidak merasakannya.
Seiring dengan penurunan kadar estrogen, dinding vagina tampak
lebih merah dikarenakan penipisan epitel vagina sedemikian sehingga
kapiler-kapiler kecil di permukaan vagina menjadi semakin jelas
terlihat. Semakin banyak epitel vagina yang mengalami atrofi, lama
kelamaan dinding vagina justru tampak semakin pucat akibat
89
berkurangnya vaskularisasi di daerah tersebut (Curran, 2009). Atrofi
menyebabkan otot penyangga uretra dan kandung kemih menjadi
lemah. Hilangnya tonus otot utetra karena menurunnya kadar estrogen,
akibat terjadinya gangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran
urine menjadi tidak normal sehingga fungsi kandung kemih tidak dapat
dikendalikan (inkontinensia urine) dan mudah terjadi infeksi pada
saluran kemih bagian bawah (Shimp & Smith, 2000).
Menurut Kasdu (2004), gangguan seksual terjadi karena
penurunan kadar estrogen yang menyebabkan vagina menjadi atrofi,
kering, gatal. Panas, dan nyeri saat aktifitas seksual (disparenia)
karena setelah menopause sekresi vagina berkurang. Disamping itu
dinding vagina menjadi tipis, elastisitasnya berkurang dan menjadi
lebih pendek serta lebih rendah, akibatnya terasa tidak nyaman dan
nyeri selama aktifitas seksual.
D. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Keluhan
Saat Menopause Pada Ibu-Ibu Di Kelurahan Cijantung 2012
Dari tabel 5.5 sebelumnya diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebesar 49,5%, sedangkan yang
lainnya berada pada tingkat pengetahuan kurang (32,6%) dan baik (17,9%).
Pada variabel tingkat pengetahuan ini didapatkan hasil analisa Chi-
Square menunjukkan bahwa dari 93 responden ada sebanyak 58,1%
responden memiliki pengetahuan kurang dengan keluhan berat, dan 41,9%
dengan keluhan ringan. Pada tingkat pengetahuan cukup, responden dengan
90
keluhan ringan sebanyak 77,8% dan keluhan berat sebanyak 22,2%.
Sedangkan 82,4% yang mempunyai pengetahuan baik tentang menopause
disertai keluhan ringan dan 17,6% dengan keluhan berat.
Secara statistik didapatkan nilai p (0,002) < α (0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
menopause dengan keluhan yang dialami seseorang saat menopause. Dari
hasil ini yang tergambar bahwa semakin cukupnya pengetahuan seseorang
tentang menopause, maka keluhan yang dialaminya akan semakin ringan pula
saat menopause.
Marlin (2006) dalam penelitiannya menemukan, terdapat hubungan
antara kesiapan wanita menghadapi klimakterium dengan keluhan yang timbul
saat klimakterium dengan nilai p value 0,046. Penelitian yang dilakukan oleh
Rahmayanti (2005), menghasilkan pernyataan yang serupa, bahwa terdapat
hubungan yang bermakna pada variabel pengetahuan (p value: 0,009), sikap (p
value : 0,017) dengan tindakan preventif ibu menjelang menopause. Dapat
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang klimakteium
akan mempengarihi tindakan preventif wanita menjelang menopause. Indriani
(2007) menambahkan, terdapat perbedaan sikap wanita dalam menghadapi
masa klimakterium dilihat dari pengetahuan tentang menopause pada taraf
kepercayaan 95%.
Green (1980) mengatakan bahwa untuk membentuk suatu perilaku
diperlukan 3 faktor, yaitu predisposisi (faktor pendukung), faktor pemungkin
dan faktor penguat. Penelitian ini berfokus pada salah satu faktor, yaitu factor
pendukung yaitu pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (1997), makin tinggi
91
tingkat pengetahuan seseorang, maka makin kompleks dan komprehensif pula
informasi yang dimilikinya. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang akan
menghambat perilaku dan respon terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan.
Hasil penelitian dengan 93 responden ini deketahui bahwa sebagian
besar responden cukup mengetahui tentang menopause, seperti pengertian,
tanda dan gejala, penyebab, akibat yang ditimbulkan, faktor-faktor yang
mempengaruhinya, terapi, dan cara hidup sehat menghadapi menopause.
Terlihat dari 20 pertanyaan yang terdapat pada kuisioner pengetahuan tentang
menopause sebagian besar menjawab cukup benar. Hal ini menggambarkan
tingkat pengetahuan wanita menopause di kelurahan Cijantung berada pada
tingkat pengetahuan yang cukup. Tingkat pengetahuan yang cukup ini
dikarenakan sebagian besar wanita menopause yang berpendidikan menengah
sehingga pengetahuan dan pemahaman mereka tentang menopause lebih luas
dan mendalam.
Tingkat pendidikan juga mempengaruhi seseorang dalam pengembangan
nalar dan analisa (Pusdinakes, 1997). Dengan daya nalar yang baik akan
memudahkan untuk meningkatkan pengetahuan. Responden sebagian besar
berpendidikan dasar dan keduanya adalah menengah. Dengan tingkat
pengetahuan yang cukup, maka pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki
juga akan cukup sesuai. Cukup aktifnya lembaga kesehatan dalam
memberikan penyuluhan kesehatan terutama tentang menopause di kelurahan
Cijantung merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi responden
memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tersebut. Pengetahuan merupakan
salah satu pendorong seseorang untuk merubah perilaku atau mengadopsi
92
perilaku baru. Pengetahuan tentang menopause merupakan faktor yang
menentukan seseorang tersebut dapat berperilaku sehat saat menopause,
sehingga dengan wanita perilaku sehat saat menopause maka kualitas
hidupnya pun akan tinggi dan bahagia.
Menopause adalah proses alami yang tidak dapat ditolak oleh setiap
wanita yang memasuki usia paruh baya. Berbagai keluhan yang menyertai
masa menopause seperti keluhan fisik maupun psikis tentu saja bisa dicarikan
solusinya. Mengingat usia harapan hidup perempuan Indonesia cukup tinggi,
kualitas hidup yang baikpun penting untuk dipelihara (Indriani, 2007).
Menurut data hasil sensus penduduk Indonesia oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2005 memproyeksikan, sebanyak 5.846.000
perempuan Indonesia dari total penduduk tahun 2010 memasuki masa
menopause per tahunnya. Usia harapan hidup untuk perempuan umumnya
lebih panjang dibandingkan laki-laki, yaitu 66,2 tahun untuk laki-laki dan 70,2
tahun untuk perempuan pada tahun 2005 (Menegpp, 2010). Dengan
meningkatnya usia harapan hidup, proporsi perempuan lanjut usia (lansia)
juga mengalami peningkatan. Maka harus dipikirkan cara yang tepat agar bisa
melalui kehidupan yang bermutu.
Adanya keluhan-keluhan yang dialami wanita menopause seperti nyeri
kepala, berdebar-debar, vertigo, keringat berlebihan, dan nyeri di persendian.
Secara psikis juga terjadi gangguan, biasanya berupa mudah marah, gelisah,
cemas, depresi, sulit konsentrasi, dan kompulsif. Semua itu kerap menjadi
momok bagi perempuan. Sesungguhnya semua hal yang tampak buruk itu
sangat mungkin untuk diubah. Sehat dan menarik sepanjang masa tetap bisa
93
dinikmati kaum perempuan, selama mereka mau bergaya hidup sehat sejak
muda. Menghindari pola hidup sembarangan, dan mulailah memilih hanya
menu beragam dengan gizi seimbang, rutin berolahraga, dan selalu berpikir
positif (Indriani, 2007).
Pertambahan umur tak bisa dihambat dan akibatnya jelas tak bisa
dihindari. Perlu dibuka kesadaran baru untuk bisa menerima dengan ikhlas
penurunan fungsi tubuh secara menyeluruh. Diperlukan juga informasi-
edukasi yang tepat untuk bisa menerima dengan wajar penuaan yang
dialaminya. Kompensasinya mulai membuka lembaran baru yaitu menyusun
program yang tidak hanya berorientasi pada kegiatan fisik semata. Misalnya
aktif mengikuti pertemuan-pertemuan kajian agama, menyibukkan diri pada
kegiatan sosial, menjalin keakraban dengan anggota keluarga dan sebagainya
(Indriani, 2007).
Banyak perempuan yang tidak menyadari dirinya menopause karena
tidak memiliki informasi dan pengetahuan yang cukup tentang menopause.
Akhirnya untuk menghilangkan gangguan yang dirasakan, mereka
mengobatinya secara simtomatis. Artinya, mereka minum obat pusing karena
merasa pusing. Minum obat pegal karena seluruh badan terasa pegal dan
minum obat tidur karena sulit tidur. Padahal, segala keluhan itu muncul karena
tubuh sudah tidak memproduksi hormon estrogen lagi. Menopause bukan
semata-mata urusan perempuan usia lanjut. Sebaiknya setiap wanita mencari
tahu seluk-beluk menopause sejak masih muda. Pengetahuan lebih tentang
menopause akan membantu kita untuk dapat menyiapkan diri dan dapat
bersikap serta bertindak tepat dalam melakukan pencegahan terjadinya
94
keluhan-keluhan yang muncul menyertai masa menopause. Sehingga keluhan-
keluhan saat menopause dapat berkurang dan kualitas hidup pun akan terasa
(Indriani, 2007).
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini,
keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pengambilan Sampel
Houthrone effect ; subjek penelitian mengetahui bahwa dirinya sedang
diteliti sehingga dapat mempengaruhi jawaban responden.
2. Pengolahan Data
Hasil pengolahan data berbeda saat menggunakan uji chi square sebelum
penghapusan satu kategori pada variable dependen dan setelah
penghapusan. Alasan dilakukan penghapusan satu kategori tersebut
dikarenakan akan mempengaruhi terhadap hasil, walau demikian tidak
akan mempengaruhi terhadap jumlah sampel keseluruhan karena saat
penghitungan telah ditambahkan 10% sampel sebagai cadangan.
F. Implikasi Hasil Penelitian
1. Implikasi Terhadap Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahaun keperawatan, khususnya pada wanita menopause dan
dijadikan sebagai rujukan tambahan untuk melakukan pengabdian kepada
masyarakat. Selain itu, hasil ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi tenaga
95
pendidik dalam penyampaian bahan ajar perkuliahan khususnya mata ajar
keperawatan maternitas.
2. Implikasi Terhadap Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan
pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan keperawatan dalam melakukan
asuhan keperawatan maternitas dan komunitas, karena dari hasil penelitian
pengetahuan wanita tentang menopuse sebagian besar adalah cukup,
namun keluhan yang ditunjukkan masih dalam kategori ringan dan berat.
Sosialisasi kesehatan mengenai pentingnya pengetahuan yang mendalam
tentang menopause juga perlu disampaikan kepada seluruh penduduk
wanita, baik melalui konseling ataupun penyuluhan.
3. Implikasi Terhadap Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian selanjutnya bagi
peneliti dan peneliti lainnya.
96
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan
pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Tingkat pengetahuan wanita menopause di Kelurahan Cijantung
menunjukkan bahwa dari 95 orang wanita yang menopause sebagai
responden penelitian, 31 responden dengan persentase 32,6% memiliki
kategori tingkat pengetahuan menopause kurang, 47 responden dengan
persentase 49,5% memiliki kategori tingkat pengetahuan menopause
cukup, dan 17 responden dengan persentase 17,9% memiliki kategori
tingkat pengetahuan menopause baik.
2. Hasil analisis data keluhan menopause bahwa wanita menopause dengan
tingkat pengetahuan kurang tentang menopause cenderung mengalami
keluhan yang berat, yaitu sebanyak 18 orang atau 58,1% dari 31 orang
yang diteliti. Wanita yang memiliki tingkat pengetahuan menopause cukup
cenderung mengalami keluhan ringan, yaitu sebanyak 35 orang atau 74,5%
dari 47 orang yang diteliti. Sedangkan wanita yang memiliki tingkat
pengetahuan baik cenderung mengalami keluhan ringan pula yaitu
sebanyak 14 orang atau 82,4% dari 17 yang diteliti. Jadi distribusi keluhan
wanita saat menopause di Kelurahan Cijantung menunjukkan bahwa yang
97
paling tinggi berada pada kategori ringan berjumlah 62 responden dengan
persentase 65,3%.
3. Berdasarkan hasil dari analisis data SPSS yaitu p-value sebesar 0,001
(<0,05) pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti p-value lebih kecil
dari alpha (5%) sehingga Ho ditolak. Secara statistik menyatakan bahwa
ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan
keluhan wanita saat menopause di Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar
Rebo (p = 0,001 < 0,05).
4. Keluhan somato-vegetatif (fisik) yang dialami oleh wanita menopause di
Kelurahan Cijantung tahun 2012 yang terbanyak adalah rasa tidak nyaman
pada sendi/otot sebanyak 88 responden (92,6%).
5. Keluhan psikologis yang dialami oleh wanita menopause di Kelurahan
Cijantung tahun 2012 yang terbanyak yaitu berkurangnya daya ingat
sebanyak 68 responden (71,6%).
6. Keluhan urogenital (seksual) yang dialami oleh wanita menopause di
Kelurahan Cijantung tahun 2012 yang terbanyak adalah kekeringan pada
vagina sebanyak 49 responden (51,6%).
B. Saran
Beberapa saran yang dapat di kemukakan oleh peneliti tekait dengan hasil
penelitian diatas adalah:
1. Bagi Puskesmas Setempat
Bagi petugas kesehatan puskesmas diharapkan dengan hasil penelitian ini
dapat dijadikan bahan acuan atau rujukan agar lebih ditingkatkan
98
sosialisasi mengenai kesehatan pada umumnya dan mengenai kesehatan
alat reproduksi/masalah menopause khususnya kepada para wanita usia
menopause dan gaya hidup sehat yang dapat diterapkan untuk mengurangi
masalah dan keluhan-keluhan pada mereka, baik melalui konseling
ataupun penyuluhan.
2. Bagi Instansi Pendidikan
a. Meningkatkan peran instansi terkait serta perawat khususnya
keperawatan maternitas dan keperawatan komunitas dalam
pelaksanaan promotif dan preventif khususnya pada wanita usia
menopause tentang keluhan/perubahan yang akan dialaminya saat
menopause.
b. Menambah bahan literatur mengenai hubungan tingkat pengetahuan
wanita menopause dengan keluhan saat menghadapi menopause.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
1. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk meneliti masalah
menopause, disarankan untuk meneliti menopause dengan meninjau
dari berbagai faktor/variabel lainnya yang belum diungkapkan dalam
penelitian ini.
2. Selain itu dianjurkan pula dapat melakukan penelitian secara kualitatif
agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih mendalam, tidak hanya
terbatas pada data kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Andira, Dita. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: A Plus Books.
2010
Anwar, Q. Manajemen Stres. Jakarta : PT. Al. Mawar Di Prima. 2001
Aqila, Smart. Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta: A Plus Books. 2010
Arikunto. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.
2006
Atik Puji Rahayu & Tri Andani Lutfila. (Skripsi) Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang Gejala-Gejala dan Cara Mengatasi Keluhan Menopause Pada Ibu
Usia Dewasa Menengah di Kelurahan Bidara Cina Kecamatan Jatinegara
Tahun 2004. Depok : FIK UI. 2004
Badan Pusat Statistik. “Statistik Penduduk Lanjut Usia, 2005”. Jakarta: Badan Pusat
Statistik. 2005
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004
Baziad, A. Menopause, Andropause, dan Terapi Sulih Hormon. In: Baziad, A., ed.
Menopause dan Andropause. Jakarta Pusat: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2003
Berlin Center for Epidemiology and Health Research (2006). Menopause Rating
Scale (MRS). University of Berlin. Available from: http://www.menopause-
rating-scale.info/documents/MRS_Indonesian.pdf (Accessed 27 December
2011).
Biela, U. Determinants of The Age at Natural Menopause-An Abstract. Przegl Lek.
59 (3): 165-169. 2002
BKKBN. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta: BKKBN. 2006
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
2001
Cooper, G.S, et al. Measures of Menopausal Status in Relation to Demographic,
Reproductive, and Behavioral Characteristics in a Population-based Study of
Women Aged 35-49 Years. Am J Epidemiol, 153 (12): 1159-1165. 2001
Curran, D. Menopause. University of Michigan Health Systems. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/264088-overview (Accessed 24
December 2011). 2009
Departemen Agama RI. Alqur’an dan Terjemahannya. Jakarta: CV Naladana. 2004
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed. 4. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama. 2002
Departemen Kesehatan RI. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan 2005-2025. Jakarta. 2009
Dorjgochoo, T, et al. Dietary and Lifestyle Predictors of Age at Natural Menopause
and Reproductive Span in The Shanghai Women's Health Study. Menopause,
15 (5): 924-933. 2008
Fitriasih, Eka. (Skripsi) Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan
klimakterium pada wanita kelompok umur 40-65 tahun Binaan Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara. Depok: FKM UI. 2010
Friska M.B, dkk. (Skripsi) Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Gejala dan
Resiko Klimakterik Dan Gaya Hidup Sehat Terhadap Tingkat Keluhan
Klimakterik Pada Wanita Pramenopause Di RW 01 Kelurahan Jaka Mulya
Bekasi. Depok: FIK UI. 2010
George. Nursing Theories (The Base for Profesional Nursing Practice), Fourth
Edition. USA : Appleton & Lange. 1995
Glasier A, & Gebbie A. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Ed. 4. Alih
bahasa: Brahm U. Pendit. Jakarta: EGC. 2006
Gold, E.B, et al. Factors Associated with Age at Natural Menopause in a Multiethnic
Sample of Midlife Woman. Am J Epidemiol, 153 (9): 865-874. 2001
Hammasa, S.N. Menopause, Kiat Wanita Lansia Sehat Menuju Khusnul Khatimah.
Solo: Ma’sum Press. 2004
Hardy, R, et al. Smoking, Body Mass Index, Socioeconomic Status and The
Menopausal Transition in a British National Cohort. Int J Epidemiol. 29: 845-
851. 2000
Heinemann, et al. International versions of the Menopause Rating Scale (MRS).
Available from: http://www.hqlo.com/content/1/1/28 (Accessed 28 December
2011). 2003
Henderson, K, et al. Predictors of The Timing of Natural Menopause in The
Multiethnic Cohort Study. Am J Epidemiol. 167 (11): 1287-1294. 2008
Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika. 2008
Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. 2005
Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan Komponen MKDK. Jakarta: Rineka Cipta.
2003
Indriani, Nur. (Skripsi) Perbedaan Sikap Wanita dalam Menghadapi Masa
Klimakterium Dilihat dari Pengetahuan tentang Menopause di Desa
Kampung Islam Kusamba Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung Bali.
Malang: Fakultas Psikologi UIN Malang. 2007
Kelurahan Cijantung. Profil Kelurahan Cijantung Tahun 2011. Kelurahan Cijantung.
2011
Kasdu, D. Kiat Sehat dan Bahagia Di usia Menopause. Cetakan Pertama. Jakarta:
Puspa Swara Gramedia. 2004
Kok, H.S, et al. Genetic Studies to Identify Genes Underlying Menopausal Age. Hum
Reprod. 11 (5): 483-493. 2005
Kumalaningsih, Sri. Sehat + Bahagia Menjelang dan Saat Menopause. Surabaya:
Tiara Aksa. 2008
Kuntjoro, Z. Menopause. Diakses pada tanggal 30 Mei 2012 dari http://www.e-
psikologi.com/. 2002
Lasmini, P.S. (Tesis) Pengaruh Isoflavon Terhadap Profil Lipid Pada Perempuan
Menopause Dan Pasca Menopause Di Jakarta Program Pendidikan
Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri Dan
Ginekologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005
Liza.. Hadapi Menopause Dengan Antioksidan Alami. Diakses pada tanggal 1
Desember 2011 dari http://www.lizaherbal.com/main/content/view/100/1/.
2009
Mackenzie, R. Menopause, Tuntutan Praktis Untuk Wanita Cetakan Kedua. Jakarta:
Arcan. 2002
Mangoenprasodjo, A Setiono. Siapa Takut Menopause Kiat Memasuki Masa Paruh
Baya Tanpa Rasa Was-Was dan Cemas. Yogyakarta: Thinkfresh. 2004
Manuaba. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:
EGC. 2001
------------ . Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Ed. 2. Jakarta: EGC. 2009
Menegpp. Penduduk Lanjut Usia. Diakses pada tanggal 1 Desember 2011 dari
http://www.menegpp.go.id. 2010
Menkokesra. Usia Harapan Hidup Penduduk Indonesia. Diakses pada tanggal 15
November 2011 dari http://data.menkokesra.go.id. 2010
Nirmala. Hidup Sehat dengan Menopause. Jakarta: Buku Populer Nirmala. 2003
Northrup, Christiane. Bijak saat menopause : menciptakan kesehatan fisik dan
emosional saat mengalami perubahan. Alih bahasa: Rahmani Astuti.
Bandung: Penerbit Q-Prsess. 2006
Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003
-------- . Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta.
2007
----------------- . Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2010
----------------- . Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Andi Rineka Cipta. 1997
Nugroho, N. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC. 2000
Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika. 2003
Merlin, Netty. (Karya Tulis Ilmiah) Kesiapan Wanita Menghadapi Klimakterium Dan
Keluhan Yang Timbul Saat Klimakterium Di Kelurahan Maguwoharjo
Kecamatan Depok Sleman Kabupaten Sleman. Yogyakarta : Fakultas
Kedokteran PSIK UMY. 2006
Potter & Perry. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice (2th
Ed).
St. Louis. Baltimore. Toronto: Mosby Company. 2001
Pramono dalam Debby S, D. (Thesis) Perbedaan Peningkatan Pengetahuan Dan
Sikap Wanita Tentang Menopause Antara Cara Belajar Aktif Diskusi
Kelompak Dengan Leaflet Disbanding Metode Ceramah Dengan Leaflet Di
Kompleks Solobaru. Surakarta : Universitas Sebelas Maret. 2010
Prawirohardjo, Sarwono. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2007
Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit Edisi 6 volume
2. Jakarta: EGC. 2001
Proverawati, Atikah. Menopause dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta: Nuha
Medika. 2009
Pusdiknakes. Asuhan Kebidanan pada Sistem Reproduksi. Jakarta : Depkes RI. 1997
Rahmayanti, Erna. (Skripsi) Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Klimakterium Dengan Tindakan Preventif Wanita Menjelang Menopause Di
Kelurahan Selomartani Kecamatan Kalasan Tahun 2005. Semarang : FKM
Undip. 2005
Rebecca and Pam. Menopause. Jakarta: Erlangga. 2007
Riyanto, A. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan, dilengkapi Uji Validitas dan
Reliabilitas serta Aplikasi Program SPSS. Nuha Medika. 2009
Safitri, Aina. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Menopause Pada Wanita di
Kelurahan Titi Papan Kota Medan. Medan: FKM USU. 2009
Shifren, J.L., Schiff, I. Menopause. In: Berek, J.S., ed. Berek & Novak’s Gynecology.
14th ed. Stanford, California: Lippincott Williams & Wilkins. 2007
Shimp, L.A., & Smith, M.A. 20 Common Problems in Women’s Health Care
International Edition 2000. Singapore : McGraw-Hill Book Co. 2000
Sholehah, Faridatus. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 40-50 tahun Tentang
Perubahan Fisik Pada Masa Menopause. Skripsi: Universitas
Muhammadiyah Malang. 2003
Sihombing, Magdelena. (Karya Tulis Ilmiah) Perbandingan keluhan menopause
pada wanita usia 45-55 tahun yang memiliki berat badan normal atau kurang
(IMT≤ 22,9 kg/m2) dengan yang memiliki berat badan lebih atau obesitas
(IMT≥ 23 kg/m2) di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur.
Medan: FK USU. 2010
Sulastri dan Badriyah. Kajian Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia 45-50 Tahun
Dalam Kesiapan Menghadapi Perubahan Pada Masa Menopause (Studi Di
RW. 05 Kelurahan Pejagan Kabupaten Bangkalan). Volume II Nomor
Khusus Hari Kesehatan Internasional, April 2011 ISSN: 2086-3098
Suryo Prajogo, Nadine. Cara Indah Menghadapi Menopause. Yogyakarta: Locus.
2009
Voorhuis, M, et al. Human Studies on Genetics of The Age at Natural Menopause: A
Systematic Review – An Abstract. Hum Reprod. 16 (2): 1093. 2010
Widosari, Y.W. (Skripsi) Perbedaan Derajat Kecemasan Dan Depresi Mahasiswa
Kedokteran Preklinik Dank O-Asisten Di FK UNS Surakarta. Surakarta :
FK Universitas Sebelas Maret. 2010
INFORMED CONSENT
(LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN)
Identitas Peneliti :
Nama : Nurningsih
Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas :
Saya bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan
tentang menopause dengan keluhan menopause. Penelitian ini akan dilaksanakan
Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo.
Untuk kepentingan pengumpulan data dalam penelitian ini, kami mengharapkan
kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam mengisi kuisioner mengenai pengetahuan
tentang menopause. Semua yang dicantumkan atau dituliskan dalam penelitian ini
dijamin kerahasiannya dan tidak akan berdampak negatif pada siapapun. Bila selama
berpartisipasi dalam penelitian ini responden merasakan ketidaknyamanan maka
responden mempunyai hak untuk berhenti.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak responden dan menjamin
kerahasiaan identitas dan data yang diberikan. Responden dapat mengundurkan diri
sewaktu-waktu apabila menghendakinya.
Saya menyatakan bersedia/tidak bersedia
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya dari penjelasan yang telah dilakukan
oleh peneliti dan jawaban seluruh pertanyaan saya tentang penelitian ini, maka saya
dapat memahami tujuan dan manfaat penelitian. Saya juga mengerti bahwa peneliti
akan menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya sebagi responden.
Saya mengerti bahwa data-data yang diperoleh akan dilindungi dan identitas saya
akan dirahasiakan. Saya juga mempunyai hak untuk menolak atau mengundurkan diri
dari penelitian setiap saat tanpa ada sanksi apapun.
Saya menyatakan, bahwa saya telah membaca pernyataan diatas dan setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini dengan sukarela.
Jakarta, Juni 2012
Peneliti Responden
Nurningsih (………………………)
Nomor Responden
KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE
DENGAN KELUHAN WANITA SAAT MENOPAUSE DI KELURAHAN
CIJANTUNG PASAR REBO JAKARTA TIMUR 2012
Petunjuk umum pengisian kuesioner
1. Bacalah pertanyaan yang diberikan dengan baik sehingga dimengerti
2. Mengisi seluruh nomor pertanyaan
3. Setiap pertanyaan hanya berlaku satu jawaban
4. Berilah satu tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda
5. Jika ingin mengganti jawaban, cukup dengan mencoret jawaban pertama dengan
tanda (=), kemudian beri tanda (√) pada jawaban yang terakhir
6. Bila mengalami kesulitan dalam menjawab dapat menanyakan langsung pada
Penelti
A. DATA DEMOGRAFI RESPONDEN
1. Inisial Nama :………………..
2. Umur :……………….. tahun
3. Status perkawinan : 0) Tidak kawin 1) Kawin 2) Janda
4. Jumlah anak : 0) Tidak ada 2) 2 Anak 4) >3 Anak
1) 1 anak 3) 3 Anak
5. Pendidikan : 0) Tidak Sekolah
1) SD
2) SMP
3) SMA
4) Perguruan Tinggi
6. Agama : 0) Islam 2) Protestan 4) Budha
1) Katolik 3) Hindu
7. Suku bangsa :
8. Pekerjaan :
B. KUISIONER TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE
Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda checklist (√)
NO. PERNYATAAN BENAR SALAH
1 Seorang perempuan yang tidak lagi mendapatkan
menstruasi selama 1 tahun disebut menopause
2 Menopause adalah proses penyakit
3 Sakit kepala atau migrain sering terjadi pada saat
menopause
4 Perempuan dengan berat badan kurang akan lebih
cepat mengalami menopause dibandingkan
perempuan dengan berat badan lebih
5 Saat berhubungan intim, perempuan menopause
cenderung akan merasakan sakit
6 Wanita usia menopause tidak beresiko mengalami
kerapuhan tulang (osteoporosis)
7 Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi usia
terjadinya menopause
8 Keluhan menopause terjadi karena berkurangnya
kadar hormon estrogen pada wanita
9 Menopause ditandai dengan pengeluaran keringat
yang berlebihan di malam hari sehingga
menyebabkan susah tidur
10 Sebelum menopause akan timbul rasa panas pada
daerah dada, leher, dan wajah
11 Wanita menopause masih dapat menghasilkan
keturunan
12 Ibu dan anak perempuannya cenderung mengalami
menopause pada usia yang sama
13 Menopuase menyebabkan mudah tersinggung dan
marah
14 Cemas dapat timbul akibat perubahan fisik dan
hormon yang terjadi saat menopause
15 Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran,
terutama yang mengandung vitamin C dapat
mengurangi keluhan menopause.
16 Pada saat menopause sering terjadi
ketidakmampuan menahan buang air kecil terutama
saat batuk dan tertawa.
17 Mengkonsumsi produk kedelai serta produk
olahannya seperti tahu atau tempe dapat mengurangi
keluhan saat menopause
18 Membatasi konsumsi kafein dan alkohol merupakan
tindakan yang tepat dilakukan saat menopause
19 Pengobatan pengganti hormon adalah salah satu cara
mengurangi keluhan menopause
20 Pola hidup yang tepat saat menopause diantaranya
dengan olahraga teratur dan tidak merokok
C. MRS (Menopause Rating Scale)
Pertanyaan untuk kriteria eksklusi :
1. Apakah Anda pernah dilakukan operasi pengangkatan uterus/ rahim, mulut
rahim, kedua tuba fallopi, atau kedua ovarium?
a. Pernah
b. Tidak pernah
2. Apakah Anda pernah atau sedang menggunakan terapi sulih hormon?
a. Ya
b. Tidak
Instruksi :
Yang manakah dari gejala-gejala yang tertera di bawah ini yang Anda alami sekarang
ini dan seberapa berat atau ringankah keluhan tersebut?
Tolong Anda berikan tanda ‘√’ di kotak yang tepat untuk setiap keluhan yang tertera
dibawah ini
NO GEJALA TIDAK
ADA
RINGAN BERAT
1. Badan terasa sangat panas, berkeringat
2. Rasa tidak nyaman pada jantung (detak jantung
yang tidak biasa, jantung berdebar)
3. Masalah tidur (susah tidur, susah untuk tidur
nyenyak, bangun terlalu pagi)
4. Perasaan tertekan (merasa tertekan, sedih, mudah
menangis, tidak bergairah/ lesu, mood yang
berubah-ubah)
5. Mudah marah (merasa gugup, rasa marah,
agresif)
6. Rasa resah (rasa gelisah, rasa panik)
7. Kelelahan fisik dan mental (menurunnya kinerja
secara umum, berkurangnya daya ingat,
menurunnya konsentrasi, mudah lupa/ pikun)
8. Masalah-masalah seksual (perubahan dalam
gairah seksual, aktivitas seksual dan kepuasan
seksual)
9. Masalah-masalah pada kandung dan saluran
kemih (sulit buang air kecil, sering buang air
kecil, buang air kecil yang tidak terkontrol)
10. Kekeringan pada vagina (rasa kering atau
terbakar pada vagina, kesulitan dalam
berhubungan intim)
11. Rasa tidak nyaman pada persendian dan otot
(sakit pada persendian, keluhan rematik)
Keterangan
a) Tidak ada : bila tidak ada keluhan sama sekali.
b) Ringan : bila keluhan timbul sekali-kali dan tidak mengganggu aktivitas
sehari-hari
c) Berat : bila keluhan sering timbul dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
OUTPUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
KUESIONER
1. Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.814 20
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 .95 .224 20
P2 .90 .308 20
P3 .90 .308 20
P4 .80 .410 20
P5 .75 .444 20
P6 .80 .410 20
P7 .85 .366 20
P8 .75 .444 20
P9 .90 .308 20
P10 .65 .489 20
P11 .70 .470 20
P12 .70 .470 20
P13 .95 .224 20
P14 .85 .366 20
P15 .75 .444 20
P16 .50 .513 20
P17 .70 .470 20
P18 .75 .444 20
P19 .70 .470 20
P20 .90 .308 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 14.80 14.484 -.074 .822
P2 14.85 13.397 .406 .806
P3 14.85 13.397 .406 .806
P4 14.95 13.945 .096 .821
P5 15.00 14.000 .063 .825
P6 14.95 13.103 .383 .806
P7 14.90 13.253 .383 .807
P8 15.00 12.737 .465 .802
P9 14.85 13.397 .406 .806
P10 15.10 12.411 .510 .799
P11 15.05 12.576 .483 .800
P12 15.05 12.576 .483 .800
P13 14.80 13.642 .433 .807
P14 14.90 13.147 .424 .805
P15 15.00 12.947 .395 .806
P16 15.25 12.197 .543 .796
P17 15.05 12.787 .416 .805
P18 15.00 12.842 .430 .804
P19 15.05 12.471 .517 .798
P20 14.85 13.292 .455 .804
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
15.75 14.408 3.796 20
2. Menopause Rating Scale
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.816 11
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 .90 .308 20
P2 .80 .523 20
P3 .95 .686 20
P4 .75 .550 20
P5 .75 .550 20
P6 .75 .550 20
P7 .90 .553 20
P8 1.10 .447 20
P9 .70 .470 20
P10 1.05 .394 20
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 .90 .308 20
P2 .80 .523 20
P3 .95 .686 20
P4 .75 .550 20
P5 .75 .550 20
P6 .75 .550 20
P7 .90 .553 20
P8 1.10 .447 20
P9 .70 .470 20
P10 1.05 .394 20
P11 1.15 .489 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 8.90 10.200 .418 .809
P2 9.00 9.053 .568 .793
P3 8.85 8.450 .550 .796
P4 9.05 9.418 .413 .808
P5 9.05 9.208 .481 .801
P6 9.05 9.313 .447 .805
P7 8.90 9.042 .532 .796
P8 8.70 9.484 .520 .798
P9 9.10 9.674 .418 .807
P10 8.75 9.987 .391 .809
P11 8.65 9.082 .609 .789
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.80 11.116 3.334 11
69
70
OUTPUT DATA BIVARIAT
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Keluhan
Menopause 95 100.0% 0 .0% 95 100.0%
Pengetahuan * Keluhan Menopause Crosstabulation
Keluhan Menopause
Total Tidak ada Ringan Berat
Pengetahuan Kurang Count 0 13 18 31
% within Pengetahuan .0% 41.9% 58.1% 100.0%
Cukup Count 2 35 10 47
% within Pengetahuan 4.3% 74.5% 21.3% 100.0%
Baik Count 0 14 3 17
% within Pengetahuan .0% 82.4% 17.6% 100.0%
Total Count 2 62 31 95
% within Pengetahuan 2.1% 65.3% 32.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 15.170a 4 .004
Likelihood Ratio 15.568 4 .004
Linear-by-Linear Association 9.750 1 .002
N of Valid Cases 95
a. 3 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .36.
71
Crosstabs Setelah Penggabungan Sel
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Keluhan
Menopause 93 100.0% 0 .0% 93 100.0%
Pengetahuan * Keluhan Menopause Crosstabulation
Keluhan Menopause
Total Ringan Berat
Pengetahuan Kurang Count 13 18 31
% within Pengetahuan 41.9% 58.1% 100.0%
Cukup Count 35 10 45
% within Pengetahuan 77.8% 22.2% 100.0%
Baik Count 14 3 17
% within Pengetahuan 82.4% 17.6% 100.0%
Total Count 62 31 93
% within Pengetahuan 66.7% 33.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 12.915a 2 .002
Likelihood Ratio 12.709 2 .002
Linear-by-Linear Association 10.358 1 .001
N of Valid Cases 93
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 5.67.
Recommended