Observasi perkembangan populasi/serangan OPT Penggerek batang
padi terhadap waktu tanam padi di Kecamatan Baranti,
Kabupaten Sidrap MT.2012.
INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN & PENGENDALIAN OPT (IP3OPT) Wilayah V PINRANG
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
UPTD.BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROPINSI SULAWESI SELATAN
B I O D A T A
Nama /NIP : Ir. H. RUSLAN PATIHONG / 19580925 198303 1 009
Tempat/Tgl. Lahir : Pangkajene, 25 September 1958.
Pendidikan : S1 Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas Hasanuddin September 1984
Pangkat/Golongan : Pembina / IV b (Pejabat Fungsional POPT. Madya)
Pekerjaan : Pimp. LPHP/IP3OPT Wilayah V Pinrang
Unit Kerja : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultur Propinsi Sulawesi Selatan
Keluarga : Isteri 1 Orang (Hj. Nuraini K. SP) Anak 4 Orang (Nelly Mandela, Faradiba, Muh.Felayati dan Muh.Khatami) Alamat Rumah : Jl. Syarif Algadri No. 26 Pangkajene, Sidrap Telp. 0421 3580 245, HP.081355131733 Kantor : Jl. Rappang KM.12 AresiE Tiroang Pinrang Telp. 0421 391 5127
v
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan
Taufik-Nya, sehingga laporan kegiatan pelaksanaan Kajian “ Observasi perkembangan
populasi/serangan OPT Penggerek batang di Sentra pertanaman padi terhadap waktu
tanam padi di Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap MT.2012” yang merupakan hasil
dari kegiatan yang dilaksanakan di Instalasi Pengamatan Peramalan dan Pengendalian
OPT (IP3OPT) Wilayah V Tiroang - Pinrang dapat diselesaikan dengan baik.
Pada Laporan ini berisi tentang Hasil pengamatan perkembangan jumlah tunas
dan populasi/intensitas serangan OPT Penggerek batang padi dan OPT utama lainnya
yang dianggap dapat menekan hasil produksi tanaman padi. Pengamatan terakhir
adalah pengambilan hasil ubinan setiap sampel perlakuan. Keluaran kegiatan ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan peramalan OPT Penggerek batang dalam
menentukan jadwal tanam yang tepat di Kecamatan Baranti.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
koreksi dari permbaca diharapkan dapat menyepurnakan, namun demikian kami
mengharap agar dapat dijadikan dasar dan sumber informasi bagi pengembangan
kegiatan perlindungan tanaman pangan di wilayah ini, Amin.
Tiroang, 8 Oktober 2012
Pimp. IP3OPT Pinrang
Ir. H.RUSLAN PATIHONG
NIP. 19580925 198303 1 009
vv
Abstrak
Observasi perkembangan populasi/serangan OPT Penggerek batang di Sentra pertanaman padi terhadap waktu tanam padi di Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap MT.2012 merupakan salah satu kegiatan penting bagi IP3OPT dalam menetapkan rekomendasi jadwal tanam padi terhadap antisipasi serangan OPT Penggerek batang padi diwilayahnya. Kegiatan observasi ini dilaksanakan di Kecamatan Baranti pada bulan April sampai Oktober (MT.2012). Kegiatan ini menggunakan 3 perlakuak yaitu Tanam Awal (Minggu IV April), Tanam tengah (Minggu II Mei) dan Tanam akhir (Minggu IV Mei) dengan menempatkan sampel pengamatan 15 ulangan. Disetiap ulangan ditentukan rumpun contoh mewakili (5 rumpun/petak). Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jadwal tanam yang aman terhadap serangan OPT.PBPP yang sudah meresahkan petani diwilayah ini. Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap Musim tanam 2012 dengan menggunakan Rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan dan 15 ulangan. Pengamatan yang dilakukan pada perkembangan Jumlah tunas/rumpun dan populasi/intensitas serangan OPT.PBPP serta pengambilan ubinan setiap sampel dalam menentukan perbedaan hasil akhir. Hasil kajuan mendapatkan Jadwal tanam awal (Minggu IV April) mendapat serangan OPT.PBPP (Sundep) yang paling tinggi dibandin dengan Waktu tanam lainnya (Minggu ke II Mei dan Minggu ke IV Mei). Sedangkan produksi yang dihasilkan lebih tinggi waktu tanam tengah (Minggu ke II Mei) di banding dengan lainnya (Waktui tanam minggu ke IV April dan Minggu ke IV Mei).
i
DAFTAR ISI
Teks halaman
Kata Pengantar ................................................................................................ v
Abstrak ............................................................................................................. vv
Daftar tabel & Gambar...........………………………................................………..……. ii
Daftar Lampiran .......................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang ………………………..............................…..…..…………... 1
2. Tujuan, ..................................................…….........…………....…….…...…….. 2
3. Keluaran …………………………….………..…………………………………..……….………. 2
II. BAHAN DAN METODE
1. Tempat dan Waktu …………………………………………..……..…....................... 3
2. Bahan dan alat ……………...……………………………….……......................……… 3
3. Metode Pelaksanaan ……………..…………………………….……..................…... 3
III. TINJAUAN PUSTAKA
1. Biologi OPT. Penggerek batang padi putih ............................................. 5
2. Dinamika populasi PBPP ......................................................................... 6
3. Sifat khusus PBPP .................................................................................... 7
4. Pengembangan peramalan PBPP............................................................. 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.
1. Intensitas Serangan PBPP .......…............................................................. 9
2. Pengembangan peramalan PBPP............................................................ 11
3. Hasil produksi ubinan ...........................................…………..…………………… 12
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ……….……………………………………………….................................... 14
2. Saran …...………………………………………………………….................................... 14
VI. DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL Nomor teks halaman
Tabel 1. Hasil pengamatan rata-rata Intensitas serangan OPT.Penggerek batang padi setia piode pengamatan di Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap MT. 2012................. 9
Tabel 2. Rata rata hasil pengambilan ubinan masing masing Petak ulangan di setiap perlakuan .................................................. 12
DAFTAR GAMBAR Nomor Teks Halaman Gambar 1 Grafik perkembangan populasi kupu kupu PBPP pada Ligt trap Dan data curah hujan setiap bulan MT.2012 ………………..…….............. 11 Gambar 2. Grafik populasi imago OPT PBPP yang tertangkap Jaring serangga 10 kali ayunan ganda tiap priode pengamatan............ 12 Gambar 3. Keadaan pertanaman pada setiap waktu tanam padi yang ditempatkan sampel pengamatan (di Desa Passeno, TonrongngE dan Abbokongeng), Kecamatan Baranti ........................... 16
iii
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Teks Halaman Lampiran 1. Rata rata Hasil pengamatan OPT.PBPP setiap priode Pengamatan pada 3 perlakuan waktu tanam MT.2012 ……………………… 17 Lampiran 2. Sidik Ragam intensitas serangan OPT.PBPP setiap priode Pengamatan pada 3 perlakuan waktu tanam MT.2012 ……………..…..…… 18 Lampiran 3. Rata rata hasil pengamatan populasi OPT Wereng hijau setiap Priode Pengamatan pada 3 perlakuan waktu tanam MT.2012................... 19 Lampiran 4. Hasil Tangkapan Ligt trap disekitar lokasi pengamatan MT.2012..................... 20 Lampiran 5. Data hasil pengamatan curah hujan harian SMPK Tiroang Prriode MT.2012 ................................................................................................. 21 Lampiran 6. Data hasil tangkapan lampu perangkap harian disekitar lokasi Hamparan observasi waktu tanam padi di kec. Baranti MT.2012..................... 22 Lampiran 7. Jadwal kegiatan observasi waktu tanam padi terhadap Perkembangan populasi dan serangan OPT.PBPP ........................................... 23
I. PENDAHULUAN
Latar belakang
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Penggerek Batang Padi (PBP)
dengan nama Scirpophaga innotata merupakan salah satu OPT utama tanaman Padi
yang menduduki rengkin kedua setelah OPT Tikus di Indonesia. Di Indonesia terdapat
4 (empat) jenis Penggerek batang padi yang sering menyerang tanaman padi yaitu
penggerek padi kuning (PBPK/Scirpophaga insertulas), Penggerek batang padi bergaris
(Chilo suppressalis/PBPB), Penggerek batang padi putih (PBPP/ Scirpophaga innotata),
dan penggerek batang padi merah jambu (PBPM/ Sesamia inferens)paya pengendalian
terhadap OPT PBP. Beberapa tahun belakang ini Penggerek Padi Putih (PBPP) selalu
menimbulkan kerusakan pada tanaman padi ledakan serangan terjadi pada
MT.189/1990 pada saat itu dilaporkan 62.000 Ha pertanaman padi terserang di Pulau
Jawa 14.000 ha diantaranya dilaporkan Puso (Firdaus.N, 1990). Hasil survey yang
dilakukan Kartaatmadja et al; (1992) menunjukkan bahwa pada musim hujan, petani
menempatkan OPT PBP. Sebagai OPT Penting di Sulawesi Selatan.
Kerusakan padi akibat OPT.PBP. dari tahun 1983 sampai 1990 rata rata
setiap musim mencapai 6.909 hektar (Tandiabang et al; 1991). Disentra pertanaman
padi Kabupaten Sidrap musim tanam Oktober Maret (MT.2011/2012) serangan OPT
PBP. Juga menjadi urutan pertama dari luas serangan OPT yang ada. Serangan OPT
PBP pada musim tanam ini umumnya terjadi pada fase Generatif (Bluk) sedangkan
musim tanam April – September (MT.2011) yang lalu, serangan dominan pada fase
Fegetatif yang terinfeksi umumnya melalui pesemaian. Pada Musim tanam April –
september penerbangan imago OPT PBP. Terjadi pada bulan April dan Mei, sedangkan
serangan terjadi berpluktuasi dari bulan Juni sampai Juli saat awal Generatif (Ruslan P,
2002). Upaya pengendalian terhadap populasi OPT. PBP umumnya menggunakan
pestisida yang sering mengalami kelambatan karena petani hanya melihat akibat
(gejala) serangan yang terjadi dilapang dan selanjutnya baru ambil tindakan
pengendalian. Sehubungan dengan itu, maka Instalasi Pengamatan Peramalan dan
Pengendalian OPT (IP3OPT) Wilayah Tiroang Pinrang pada MT.2012 ini akan
melakukan metode Observasi perbedaan waktu tanam padi terhadap perkembangan
populasi dan serangan OPT PBP. Di sentra pertanaman padi di Kecamatan Baranti,
Kabupaten Sidrap.
2
Tujuan
- Untuk mengetahui jadwal tanam yang lebih aman dalam menghindari kerusakan
yang ditimbulkan oleh serangan OPT PBP.
- Untuk melihat perbandingan waktu penerbangan puncak dan akibat yang
ditimbulkan serangan OPT PBP.
Keluaran
Dari hasil pengujian ini dapat diambil dasar peramalan dan pemberian
rekomendasi penentuan pola tanam/jadwal tanam padi yang aman terhadap OPT PBP
terutama pada sentra sentra pertanaman padi yang mempunyai kondisi iklim dan
lokasi yang relatif sama.
II. BAHAN DAN METODE
1. Tempat dan Waktu
Kaji terap ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Oktober 2012 di daerah
sentra pertanaman padi di Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, atau jarak
lokasi lebih kurang 200 Km kearah utara kota Makassar.
2. Bahan dan Alat
a. Bahan yang digunakan ;
- Pertanaman padi varietas Inpari 9 dengan waktu tanam yang berbeda
(Tanam Awal, Tanam tengah dan Tanam Akhir).
- Populasi imago, larva dan kelompok telur OPT PBP.
- Rumpun tanaman sampel yang akan dibedah untuk pengamatan larva
b. Alat yang digunakan ;
- Haacanter, kalkulator, meteran dan timbangan
- Tabung, cawang petri, pisau katter, ember dan kantong plastik
- Alat transfor pengamatan lapang dan alat tulis.
3. Metode pelaksanaan
Pelaksanaan kajian ini ditempatkan pengamatan yang tersebar pada
beberapa hamparan luas yang mewakili lokasi Kelurahan atau Desa. Pada lokas
lokasi tersebut ditempatkan beberapa sampel waktu tanam yang berbeda sebagai
perlakuan dan ulangan (homogen) pada lokasi yang mewakili. Adapun perlakuan
tanam yang akan dilaksanakan yaitu :
Di kecamatan Baranti jadwal waktu tanam dialokasikan ;
A. Waktu tanam Awal Dekade IV April 2012 lokasi di Desa Passeno
B. Waktu tanam Tengah Dekade II Mei 2012 lokasi di Desa TonrongngE
C. Waktu tanam Dekade IV Mei 2012 lokasi di Desa Abbokongeng
Penentuan sampel pengamatan pada setiap lokasi waktu tanam
Menempatkan sampel pengamatan yang tersebar di sentra pertanaman dengan
varietas dominan (Inpari 9) yaitu setiap sampel pengamatan minimal luas pertanaman
yang homogen 15 hektar dengan menempatkan sampel waktu tanam yang dipilih
berdasarkan cara sistimatis untuk menetukan intensitas serangan, kegiatan
pengamatan dilakukan setiap 2 Minggu pada 15 sampel ulangan setiap perlakuan.
- Penentuan sampel tanaman yang akan dibedah untuk pengamatan larva diambil
secara acak yang tersebar pada lokasi masing ,masing perlakuan dengan jumlah
4
sampel sebanyak 5 rumpun setiap ulangan. Pengambilan ini dilakukan mulai umur 2
minggu setelah tanam sampai tanaman padi mau dipanen.
- Pengambilan populasi kelompok telur dan imago
Sampel kelompok telur yang diambil dilapangan secara acak dan merata
dilokasi masing masing perlakuan dengan jumlah 5 – 10 kelompok telur tiap ulangan
atau ditaksir 1 – 2 % dari populasi secara keseluruhan dilokasi tersebut. Pengambilan
kelompok telur dilakukan setiap minggu dan pengamatan ditujukan pada jumlah larva
yang keluar dari klp.telur dan tingkat parasitasi pada klp.telur. Populasi penerbangan
imago disamping diambil pada data lampu perangkap dilakukan juga bersamaan pada
waktu pengamatan intensitas serangan dilaopangan.
Pengamatan gejala serangan
Ditentukan 3 rumpun tanaman setiap sampel ulangan atau setiap perlakuan
dapat diamati 45 rumpun tanaman (15 ulangan x 3 rumpun) dengan mewakili luas
petakan 3 rumpun / hektar, ada 15 hektar pertanaman padi yang homogen sebagai
sampel tersebar yang mewakili satu jadwal tanam dan dihitung sebagai satu perlakuan,
sehingga setiap petak sampel diatur secara sistimatis 3rumpun /petak alami. Waktu
pengamatan dimulai pada umur 14 hari setelah tanam dan seterusnya dilakukan sampai
panen dengan frekwensi pengamatan setiap 2 minggu. Dengan melakukan
perhitungan populasi OPT dan musuh alami serta menghitung intensitas serangan yakni
- Serangan OPT Mutlak digunakan Rumus :
a.
P = ------------- x 100 %
N
Dimana P = Kerusakan tanaman (%)
a. = Jumlah tanaman terserang/plot
N = Jumlah tanaman yang diamati/plot
Perhitungan hasil pengamatan dianalisa secara statistic dengan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan 9 ulangan
III. TINJAUAN PUSTAKA
1. Biologi OPT Penggerek batang padi putih.
OPT. Penggerek batang padi putih (PBPP) selama hidupnya menjalani
4 stadia, yaitu stadia Ngengat, telur, larva dan pupa. Siklus hidup menghabiskan
waktu antara 31 sampai 49 hari.
Ngengat : merupakan stadia dewasa dari PBP, yang aktif terbang pada malam
hari dan bersifat foto positif, yaitu tertarik cahaya lampu. Ngengat
hidupnya pendek yaitu 4 – 7 hari, Ngengat betina berwarna putih
susu (creamy yellow) panjang 17 mm, sayap terdapat titik hitam
bentuk jantan lebih kecil dan panjangnya 14 mm, sex ratio antara
betina dan jantan 2 : 1. Penyebarannya dapat dibantu dengan angin
sampai 4.5 – 15 Km dari infestasi awal. Waktu kopulasi terjadi pada
malam pertama setelah ngengat keluar, telur pertama di letakkan
pada malam ke 2 dan telur terakhir rata rata diletakkan pada hari ke
5. Aktivitas bertelur terjadi pada malam hari. Kemampuan maximal
telur yang diletakkan oleh seekor betina 200 – 300 butir (Van Der
Goot, 1925).
Telur : telur berkelompok, warnanya putih kekuningan, terletak agak tumpang
tindih seperti susunan genteng yang dibungkus oleh selaput
berwarna coklat muda dan diselubungi oleh bulu yang dikeluarkan
oleh nengat betina ketika mengeluarkan telur, bentuknya oval dan
merata. Panjang telur 0.65 mm dan lebar o.55 mm, jumlah telur
bervariasi antara 5o – 150 butir perkelompok telur, lama priode
incubasi telur dipantura 4 – 8 hari dengan rata rata 6 hari, telur
menetas paling banyak pagi hari (85 %) dan dari telur menetas
sebelum pukul 13.00 siang (Hendarsih, 1993).
Ulat (Larva) : Stadia ulat mengalami 5 instar, ukuran larva paling besar yaitu
25 mm dengan rata rata perkembangan 24 hari.
Instar Panjang badan (mm)
Lama hari Jumlah Kroset Warna
1. 2.0 – 2.4 3 - 5 ,< 10 Kelabu kusam
2. 3.5 3 - 5 11 - 16 Kelabu kusam
3. 0.6 3 - 5 17 - 22 Agak kelabu
4. 13 5 - 7 23 - 28 Kelabu sampai kuning
5. 21 – 25 5 - 7 29 - 32 Putih/kuning susu
6
Pupa ; Pupa yang akan menjadi serangga betina biasanya berwarna putih
kekuningan denga ukura panjang 17 mm dan lebar 3 mm, pupa
yang akan menjadi serangga jantan ukurannya lebih kecil (panjang
12 mm, lebar 2 mm) dengan ujung abdomen meruncing, proses
menjadi pupa terjadi pada pangkal batang/ruas dengan lama priode
8 – 12 hari
2. Dinamika populasi OPT Penggerek batang padi putih (PBPP)
Setiap OPT dalam perkembangannya dilapangan dipengaruhi oleh
berbagai faktor baik biotik maupun abiotik, sehingga dinamika
perkembangannya dapat berbeda sesuai dengan tempat dan waktunya (musim).
Demikian pula untuk PBPP, dimana serangan (luas dan intensitas) yang
merupakan akibat dari tinggi rendahnya populasi, berbeda antara musim
penghujan dengan musim kemarau. Ini merupakan salah satu bukti bahwa
perkembangan PBPP pada musim penghujan berbeda pada musim kemarau.
Pada dasarnya tidak terdapat varietas yang tahan / peka terhadap
PBPP, namun beberapa kasus dilapang membuktikan bahwa ada beberapa
jenis varietas yang diserang lebih parah PBPP dibandingkan dengan varietas
lain. Selain faktor musim dan varietas, musuh alami PBPP baik predator
maupun parasit (terutama parasitoid telur) diketahui juga cukup berperan dalam
mempengaruhi perkembangan populasi PBPP dilapangan. Berdasarkan pada
bebrapa hal diatas, untuk dapat meramalkan kemungkinannya muncul dan
berkembangnya PBPP, sekaligus terdapat kemungkinan terjadinya serangan
dilapangan, terlebih dahulu perlu kita ketahui dinamika populasinya dilapangan
dan faktor faktor apa saja yang mempengaruhi dinamika tersebut.
Hasil kegiatan studi dinamika populasi PBPP yang dilaksanakan pada
Balai Besar Peramalan OPT Jatisari yang mempertimbangkan siklus hidup,
dikombinasikan dengan pengalaman hasil pemantauan dilapangan dan data
tangkapan lampu perangkap yang dipasang di beberapa lokasi dilapang,
diketahu bahwa pada umumnya satu musim tanam PBPP mengalami
perkembangan sebanyak 3 Generasi. Generasi 0 (G-0) merupakan populasi
yang berasal dari populasi larva yang berdiapause pada tunggul padi musim
kemarau. Keturunan dari G-0 ini disebut G-1 yang baisanya muncul pada
[ertanaman stadia vegetativ awal, sedangkan G-2 merupakan keturunan dari
7
G- 1 yang biasanya berfungsi sebagai generasi penyebab serangan Bluk,
karena muncul pada saat tanaman stadia vegetatif aktif akhir dan pembungaan.
Sedangkan G-3 merupakan keturunan dari G-2, muncul pada menjelang atau
setelah panen dan siap menginfeksi pesemaian pada musim kemarau.
3. Sifat khusus PBPP.
Sifat khusus PBPP antara lain adalah ; Rerata kemampuan terbang dari
ngengat PBPP setiap geberasi hanya sekitar 4.5 Km. Ini berarti bahwa hama ini
kurang memiliki kemampuan untuk menyebar kedaerah lain yang letaknya jauh
dari tempat populasi PBPP berada. Berdasarkan pada hal tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa serangan PBPP yang terjadi pada suatu daerah (lokasi)
adalah disebabkan oleh populasi yang berasal dari daerah (lokasi) itu sendiri.
Kenyataan ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan monitoring awal guna
memperkirakan daerah daerah dimana saja yang memiliki potensi untuk
serangan PBPP pada suatu musim, melalui survey populasi larva yang
berdiapause pada tunggul padi sisa pertanaman musim kemarau sebelumnya.
Satu ekor larva PBPP mampu merusak lebih dari satu bantang padi, hal
ini ditunjukkan oleh data hasil pembelahan batang padi yang dilaklukan terhadap
rata rata 3000 batang setiap minggu di WKBPP MT.1991, diketahui bahwa 80,0
% dari batang bergejala tidak ditemukan larva. Halini dapat dijadikan bukti
bahwa larva yang menyerang batang tersebut telah berpindah kebatang lain.
4. Pengembangan Peramalan PBPP
Peramalan kwalitatif adalah jenis peramalan yang tidak menuntut data
seperti yang diperlukan pada peramalan kwantitatif. Peramalan ini dilakukan
apabila informasi kwantitatif sangat sedikit atau tidak tersedia, tetapi ada
pengetahuan kwalitatif yang cukup. Kaitannya dengan peramalan OPT.PBPP,
peramalan kwalitatif ini sering digunakan baik terhadap hasil surveylance
maupun terhadap data laporan PHP. Hasil peramalan kwalitatif dimaksud
umumnya dinyatakan dalam bentuk kecendrungan. Sebagai contoh dari hasil
surveylance telah ditemukan serangan PBPP dengan intensitas yang bervariasi
pada berbagai varietas padi yang berbeda. Untuk meramalkan kemungkinan
perkembangan serangan tersebut, langkah pertama tentunya kita lihat intensitas
serangan PBPP yang muncul pada tiap lokasi surveylance.
8
Kemudian kita perhatikan serangan tersebut terjadi jenis varietas, stadia
tanaman yang terserang apakah dalam stadia kriktis, setelah kita
memperhatikan beberapa keadaan tersebut, secara kwalitatif kita dapat
mengatakan bahwa daerah dengan intensitas serangan tertinggi, dengan
varietas yang peka serta stadia tanamannya kritis memiliki kemungkinan
tersebar untuk mengalami peningkatan serangan baik luas maupun
intensitasnya pada lokasi tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Intensitas serangan OPT.Penggerek batang padi
Hasil pengamatan dan sidik ragam Intensitas serangan Penggerek batang padi
putih (Schiporpaga innotata stall.) menunjukan bahwa perlakuan A (jadwal tanam
awal yaitu Minggu ke IV April) berpengaruh sangat nyata terhadap intensitas
serangan, keadaan ini disebabkan oleh pengaruh panen pada musim sebelumnya
(MT. 2011/2012) di akhir Maret sampai awal April 2012. Keadaan tersebut
menimbulkan penerbangan imago OPT.PBP memuncak pada akhir panen yang
berdampak pada pesemaian. Hasil uji BNJ 0.05 pada tabel 2 menunjukkan bahwa
perlakuan Tanam Awal menghasilkan intensitas serangan OPT.PBP tertinggi mulai
umur 28 Hst (gejala serangan sundep) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya,
kecuali pada umur tanaman 42 dan 56 Hst. karena intensitas serangannya sangat
rendah dan tidak berbeda nyata.
Tabel 1. Hasil pengamatan rata-rata Intens. Serangan Pengg.batang padi setiap priode pengamatan di Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap MT. 2012
Perlakuan 14 Hst 28 Hst 42 Hst 56 Hst 70 Hst 80 Hst
Tanam Awal 0.513 3.739 b 2.108 0.710 1.501 b 0.9126 b
Tanam Tengah
0 1.185 ab 0.58 0.404 0 a 0 a
Tanam Akhir 0 0 a 1.753 1.18 0.266 a 0 a
BNJ 0.05 - 2,0055 - - 1.2721 0.8651
Ket : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama, berarti berbeda tidak nyata pada taraf 0.05.
Keadaan tersebut diatas kelihatan gejala serangan OPT PBPP sangat
rendah (tidak mencapai ukuran ambang pengendalian) dan tidak seperti biasanya,
mungkin karena pengaruh cuaca pada awal MT. 2012 di bulan Mei dan Juni curah
hujan sangat rendah dan selanjutnya di bulan Juli dan Agustus biasanya kemarau
tapi kenyataannya curah hujannya cukup baik, sehingga sebagian besar wilayah
memberikan dampak positip terhadap penurunan serangan OPT PBPP dan pada
akhirnya produksi meningkat. Kecuali dibeberapa lokasi diluar kecamatan yang
topografinya lebih rendah atau sekitar daerah aliran sungai sebagian mengalami
puso karena banjir, untuk jelasnya data curah hujan dapat dilihat pada Lampiran 10.
Interaksi OPT PBPP, tanaman dan factor lingkungan (lokasi dan curah hujan) sangat
mempengaruhi tingkat serangan, sehingga kelihatan pada MT. 2012 yang curah
10
hujannya kurang menyebabkan rendahnya tingkat intensitas serangan OPT.PBPP di
wilayah lokasi tersebut.
(Firdaus, N. 1990) OPT.PBPP dalam perkembangannya dipengaruhi oleh
berbagai faktor sesuai dengan tempat dan waktu (musim), sehingga terjadi
perbedaan serangan antara musim kemarau dan musim penghujan. Selain faktor
musim dan varietas, musuh alami PBPP baik predator maupun parasi (terutama
parasitoid telur) diketahui juga cukup berperan dalam mempengaruhi
perkembangan PBP dilapang. Berdasarkan beberapa hal diatas, untuk dapat
meramalkan kemungkinan munculnya dan berkembangnya OPT.PBPP, sekaligus
terdapat kemungkinan terjadinya serangan dilapangan, terlebih dahulu kita perlu
mengetahui dinamika populasi dilapang dan faktor lain yang berpengaruh. Secara
intensif siklus hidup dan tangkapan lampu perangkap, dikombinasikan dengan
pengalaman hasil pemantauan lapang diketahui OPT.PBPP dalam satu musim
mengalami perkembangan selama 3 (tiga generasi). Generasi 0 (G-0) merupakan
populai yang berasal dari populasi imago yang keluar/terbang kepesemaian untuk
bertelur, keturunan G-0 ini menjadi G-1 yang biasanya muncul pada saat stadia
vegetatif awal, Sedangkan G-2 merupakan keturunan G-1 yang biasanya berfungsi
sebagai generasi penyebab terjadinya serangan Bluk. Sedangkan G-3 merupakan
keturunan G-2 muncul setelah menjelang panen atau setelah panen yang siap
menginfeksi pesemaian pada musim selanjutnya, Keadaan akhir panen
MT.2011/2012 yang memperlihatkan populasi tangkapan Ligt trap pada bulan April
2800 ekor dan selanjutnya derastis menurun (gambar 1 dan Lampiran 4), kelihatan
G-1 pada bulan Mei tidak mampu berkembangnkarena pengaruh dari beberapa
faktor antara lain curah hujan, sehingga dampak serangan yang terjadi G-1 hanya
pada jadwal tanam awal Minggu ke IV April gejalanya muncul pada umur 28 Hst.
Selanjutnya Anonim, 2012 mengemukakan bahwa dampak iklim akstrim basah
menyebabkan terjadinya peningkatan luas serangan OPT terutama PBPP,
sehingga dikhawatirkan MT.2012/2013 OPT.PBPP dapat mengganggu target
produksi MT.2012/2013.
11
Variabel Apr Mei Jun Jul Ags Sep
Populasi PBPP 2800 243 26 9 50 84
C.hujan 113 98 36 123 12 19
Gambar 1. Grafik perkembangan populasi kupu kupu PBPP dan curah hujan setiap Bulan MT.2012.
2. Pengembangan Peramalan PBPP
Peramalan kwalitatif adalah jenis peramalan yang tidak menuntut data seperti
yang diperlukan pada peramalan kwantitatif. Peramalan ini dilakukan apabila
informasi kwantitatif sangat sedikit atau tidak tersedia, tetapi ada pengetahuan
kwalitatif yang cukup. Metode peramalan kwalitatif, juga bias diterapkan untuk
meramalkan kemungkinan munculnya serang PBPP pada lokasi berbagai jadwal
tanam di Kecamatan Baranti. Data yang dibutuhkan adalah : data penerbangan
Ngengat, data Curah hujan dan waktu semai untuk tiap Jadwal tanam.
Terlihat bahwa untuk MT.2011/2012, hujan mulai turun pada sekitar akhir
Maret. Keadaan ini menyebabkan penerbangan ngengat yang tinggi terjadi
bertepatan dengan waktu pesemaian pada Jadwal tanam Awal (Miggu ke IV April
2012) keadaan ini kemungkinan terjadinya serangan PBPP yang lebih tinggi
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Apr Mei Jun Jul Ags Sep
Data jumlah penerbangan Kupu kupu PBPP MT.2012
PBPP C.hujan
12
dibandingkan dengan Jadwal tanam Tengah (Minggu II Mei 2012) dan Jadwal
tanam Akhir (Minggu ke IV Mei 2012) dan didukung oleh curah hujan bulan April.
Selanjutnya pada bulan Mei dan Juni 2012 keadaan berbeda curah hujan tidak
seperti biasanya sehingga tidak mendukung perkembangan populasi OPT.PBPP
yang pada akhirnya intensitas serangannya jauh dibawah ambang kendali. Keadaan
ini menyebabkan penerbangan ngengat PBPP G-0 yang cukup tinggi bertepatan
awal MT.2012 selanjutnya menurun seiring dengan waktu dan tidak berkembang,
untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2 dan Lampiran 6.
Gambar 2. Populasi Kupu kupu PBPP Hasil tangkapan Jaring pada setiap, priode pengamatan.
3. Hasil produksi ubinan
Pengambilan ubinan dilakukan pada masing masing ulangan disetiap
perlakuan dengan ukuran 6.25 m2. Hasil ubinan yang disanalisa dengan uji statistik
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), ternyata ditemukan F. Hitung lebih
besar dari pada F. Tabel sehingga hasil pengamatan ini perlu diuji lanjutan dengan uji
BNJ 0.05, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.
0
1
2
3
4
5
6
14 Hst 28 Hst 42 Hst 56 Hst 70 Hst 84 Hst
Po
pu
lasi
Ku
pu
2 P
BP
P(E
kor)
Priode pengamatan
Hasil tangkapan jaring setiap perlakuan jadwal tanam
IV April
II Mei
IV Mei
13
Tabel 3. Rata rata hasil pengambilan ubinan masing masing petak ulangan disetiap perlakuan pada tanaman padi MT.2012
Perlakuan Produk (Kg/6.25m2)
Konversi Produk (Kg/Ha)
Keterangan (Waktu tanam)
Tanam Awal 4.7667 a 7.626 Minggu ke IV April
Tanam Tengah 6.1300 b 9.808 Minggu ke II Mei
Tanam Akhir 5.2467 a 8.394 Minggu ke IV Mei
BNJ. 0.05 0.8063
Ket : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama, berarti berbeda tidak nyata pada taraf 0.05.
Hasil analisa sidik ragam dari hasil ubinan setiap perlakuan, menunjukkan
perbedaan yang nyata (Segnifikan). Setelah dianalisa dengan uji BNJ 0.05 pada table
3 menunjukkan bahwa perlakuan B (jadwal tanam tengah yaitu Minggu ke II Mei) di
Kecamatan Baranti dan sekitarnya menghasilkan produksi tertinggi dan berbeda nyata
dengan perlakuan jadwal tanam awal dan akhir, sedangkan produksi terendah diperoleh
pada perlakuan tanam lebih awal yaitu Minggu ke IV April.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa perlakuan A (Jadwal
tanam Minggu ke IV April 2012) memperlihatkan intensitas serangan OPT
Penggerek batang padi (Schiporpaga innotata stall.) lebih tinggi dibanding dengan
perlakuan lainnya (Jadwal tanam Minggu II Mei dan Minggu ke IV Mei 2012), dan
hasil produksi ubinan paling tinggi pada perlakuan B (Jadwal tanam Minggu Ke II
Mei 2012)
2. Saran saran
1. Untuk mendapatkan jadfwal tanam yang tepat perlu dukungan data termasu
Tangkapan Ligt trap, Curah hujan, musim tanam dan keadaan parasitoid
dilapang untuk memprediksi kapan terjadi serangan PBPP.
2. Musim tanam 2012 keadaan curah hujan sangat rendah/kering yang mulai pada
bulan Mei dan Juni sangat tidak mendukung perkemban biakan beberapa jenis
OPT terutama OPT PBPP..
3. Sebaiknya kegiatan kajian dilakukan 2 musim tanam (satu tahun berjalan)
dilapang pelaksanaannya berkaitan dengan bahan untuk melakukan prediksi dan
peramalan kapan OPT PBPP waktunya meledak serangannya.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1999. Pengenalan dan Pengendalian OPT Utama padi
Direktorat Jenderal Tanaman pangan dan Hortikultura, Bina Perlindungan
Tanaman, Jakarta.
Firdau.N.1990. Identifikasi, Pengendalain dan Peramalan Hama Penggerek
Batang padi. Balai Besar peranalan Organisme Pengganggu Tumbuhan- Jatisari
Anonim 2012. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan(OPT)
Penggerek batang padi di Kabupaten bekasi.
Anonim. 1995. Petunjuk Operasional Laboratorium Pengamatan dan Peramalan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina
Perlindungan Tanaman, Jakarta
Anonim. 2007. Pedoman Sekolah Lapangan PHT Tanaman Pangan. Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Perlindungan Tanaman.
Departemen Pertanian.
Ati Wasiati et al., 2002. Pedoman Rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu pada
Tanaman Padi. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat
Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan, Departemen Pertanian Jakarta.
Tabel 1. Jadwal kegiatan Observasi waktu tanam padi terhadap perkembangan populasi dan OPT PBP di Sentra pertanaman padi MT.2012 Di Kecamatan Baranti dan Kulo Kabupaten Sidrap
No. Kegiatan Waktu / bulan / Minggu Keter.
Mei Juni Juli Agust Septem Okt.
1. Persiapan
-Perencanaan X
-Belanja Bahan ATK X x x
-Belanja Bahan lapg X x x
2. Pelaksanaan
-Koordinasi X
-Penentuan lokasi X x X
-Ploting/sampel X X x X
-Pengamatan Lapang X x X X X X X X X
-Pengamatan lab. X x X X X X
-Pengolahan data X X X x
-Analisis data X X X x
3. Pelaporan & Dokumen
-Dokumentasi X X X X X X X
-Penyusunan Laporan X x
Pelaksana/Penanggung Jawab Kegiatan
1. Ketua : Ir. H. Ruslan Patihong.
2. Sekretaris : Ulpa, SP
3. PUMK : H. Jamaluddin
4. Anggota :
- Rapiuddin Nirjal, SP (Staf IP3OPT Pinrang - Kahar (Staf IP3OPT Pinrang) - Aminuddin Ab.Tang. (PHP Baranti Sidrap) - Rusman (Staf IP3OPT Pinrang)
17 Lampiran 1. Rata – rata hasil pengamatan serangan OPT penggerek batang padi priode pada setiap petak ulangan
yang diamati di kec. BARANTI MT 2012 Umur 14
Pelakuan Wkt tanam
Intensitas serangan OPT Penggerek batang padi setiap petak ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 jumlah
Mg.IV April - - 4 - - - - - - 3,7 - - - - - 7,7
Mg.II Mei - - - - - - - - - - - - - - - -
Mg.IV Mei - - - - - - - - - - - - - - - -
jumlah - - 4 - - - - - - 3.7 - - - - - 7.7
Umur 28
Pelakuan Wkt tanam
Intensitas serangan OPT Penggerek batang padi setiap petak ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 jumlah
Mg.IV April - 3,70 4,34 - 4 4 4 - 18,5 - 7,4 6,45 - - 3,7 56,09
Mg.II Mei - - 11,11 3,33 - - - - - - 3,33 - - - - 17,77
Mg.IV Mei - - - - - - - - - - - - - - - -
jumlah - 3.7 15.45 3.33 4 4 4 - 18.5 - 10.73 6.45 - - 3.7 73.86
Umur 42
Pelakuan Wkt tanam
Intensitas serangan OPT Penggerek batang padi setiap petak ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 jumlah
Mg.IV April - - - 5,4 - 3,3 6,6 2,85 5,71 8,57 - - - - - 31,62
Mg.II Mei - - - 3,7 - 5 - - - - - - - - - 8,7
Mg.IV Mei - - 5 - 4,54 - - 5,55 - 4,54 - - 6,66 - - 26,29
jumlah - - 5 9,1 4,54 8,3 6,6 8,03 5,71 13,11 - - 6,66 - - 66,61
Umur 56
Pelakuan Wkt tanam
Intensitas serangan OPT Penggerek batang padi setiap petak ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 jumlah
Mg.IV April - - 4 - - 3,33 -- - - - 3,33 - - - 10,66
Mg.II Mei - 6,06 - - - - - - - - - - - - - 6,06
Mg.IV Mei - - - - - - - - - - 5,71 2,70 3,22 3,22 2,85 17,7
jumlah - 6,06 4 - - 3,03 - - - - 5,71 6,03 3,22 3,22 2,85 34,42
Umur 70
Pelakuan Wkt tanam
Intensitas serangan OPT Penggerek batang padi setiap petak ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 jumlah
Mg.IV April - 8 - 3,57 - - - 4 - 4 - 2,94 - - - 18,51
Mg.II Mei - - - - - - - - - - - - - - - -
Mg.IV Mei - - - - - - - - - - - 4 - - - 4
jumlah - 8 - 3,57 - - - 4 - 4 - 6,94 - - - 22,51
Umur 84
Pelakuan Wkt tanam
Intensitas serangan OPT Penggerek batang padi setiap petak ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 jumlah
Mg.IV April - - - - - - - - - - - - - - - -
Mg.II Mei - - - 2,86 - - 2,63 - 2,86 - 2,63 - 2,70 - - 8,19
Mg.IV Mei - - - - - - - - - - - - - - - -
jumlah - - - 2,86 - - 2,63 - 2,86 - 2,63 - 2,70 - - 8,19
Lampiran Rata – rata hasil pengamatan serangan OPT Wereng hijau priode pada setiap petak ulangan ulangan petak yang diamati di kec. BARANTI MT 2012 (pada tanaman padi umur 28 Hst)
Pelakuan Wkt tanam
Intensitas serangan OPT Wereng hijau setiap petak ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 jumlah
Mg.IV April - - - - 4 - 4 - - - - - - - - 8
Mg.II Mei - - - - - - - - - - - - - - - -
Mg.IV Mei - 23,8 26,31 46,15 25 - 41,66 29,41 9,09 12,5 53,84 41,66 9,09 33,33 41,66 393,5
jumlah - 23,8 26,31 46,15 29 - 45,66 29,41 9,09 12,5 53,84 41,66 9,09 33,33 41,66 401,5
18 Lampiran 2. Sidik Ragam intensitas serangan OPT Peng. Batang padi (Scirpophaga innotata) Disetiap priodfe pengamatana di Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap MT.2012 Umur 14 Hst
S. Keragaman D. Bebas J. Kuadrat JK.Tengah F Hitung F.Tabel
JK.Ulangan 12 2.5133 0.1795 0.3663 0,05 0,01
JK.Perlakuan 2 0.173 0.3865 0.7887 3.34 5.45
JK.acak 28 13.7211 0.49 Tdk berbeda JK.ToTal 44 17.0074
BNJ 5 % = --
Umur 28 Hst
S. Keragaman D. Bebas Jmh Kuad K. Tengah F Hitung F.Tabel
JK.Ulangan 12 5.0489 0.3634 0.271 0,05 0,01
JK.Perlakuan 2 14.5096 8.7538 6.5292 ** 3.34 5.45
JK.acak 28 37.5405 1.3407 Beda Nyata JK.ToTal 44 60.136
BNJ 5 % = 2.0055
Umur 42 Hst
S. Keragaman D. Bebas Jmh Kuad K. Tengah F Hitung F. Tabel
JK.Ulangan 5 2.7383 0.1958 0.1109 0,05 0,01
JK.Perlakuan 3 3.3243 1.0621 1.0111 3.34 5.45
JK.acak 15 46.0286 1.6438 Tdk berbeda JK.ToTal 23 52.0912
BNJ 5 % = --
Umur 56 Hst
S. Keragaman D. Bebas Jmh Kuad K. Tengah F Hitung F. Tabel
JK.Ulangan 12 7.6458 0.5461 0.7021 0,05 0,01
JK.Perlakuan 2 1.8312 0.9156 1.1773 3.34 5.45
JK.acak 28 28.777 0.7777 Tdk berbeda JK.ToTal 44 31.2544
KV = 6.366 BNJ 5 % = 0.668
Umur 70 Hst
S. Keragaman D. Bebas Jmh Kuad K. Tengah F Hitung F. Tabel
JK.Ulangan 12 8.256 0.5897 1.4794 0,05 0,01
JK.Perlakuan 2 2.8879 0.4439 3.6224 * 3.34 5.45
JK.acak 28 11.162 0.3986 Beda Nyata JK.ToTal 44 22.3059
BNJ 5 % = 1.2721
Umur 84 Hst
S. Keragaman D. Bebas Jmh Kuad K. Tengah F Hitung F. Tabel
JK.Ulangan 12 2.5839 0.1845 1 0,05 0,01
JK.Perlakuan 2 1.2915 0.6457 3.4997 * 3.34 5.45
JK.acak 28 5.1681 0.1845 Beda Nyata JK.ToTal 44 9.0435
BNJ 5 % = 0.8651
19
Lampiran 3. Rata – rata hasil pengamatan serangan OPT Wereng hijau priode pada setiap petak Ulangan petak yang diamati di kec. BARANTI MT 2012 (pada tanaman padi umur 28 Hst)
Pelakuan Wkt tanam
Intensitas serangan OPT Wereng hijau setiap petak ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 jumlah
Mg.IV April - - - - 4 - 4 - - - - - - - - 8
Mg.II Mei - - - - - - - - - - - - - - - -
Mg.IV Mei - 23,8 26,31 46,15 25 - 41,66 29,41 9,09 12,5 53,84 41,66 9,09 33,33 41,66 393,5
jumlah - 23,8 26,31 46,15 29 - 45,66 29,41 9,09 12,5 53,84 41,66 9,09 33,33 41,66 401,5
Lampiran 3. Sidik Ragam intensitas serangan OPT Wereng Hijau (Nephotettix Virescens) Disetiap priodfe pengamatana di Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap MT.2012 Umur 28 Hst
Lampiran 3b. Hasil Pengambilan ubinan (Kg/6.25 m2) setiap perlakuan di 15 petak ulangan pada MT.2012
Perlakuan
Ubinan di setiap petak ulangan ubinan (Kg/6.25 m2) Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Awal 5.34 0.01 5.11 4.92 5.32 4.14 4.3 4.25 4.1 3.96 6.01 5.85 5.96 6.25 5.98 71.5
Tengah 6.53 6.4 6.15 6.65 6.92 5.19 5.3 4.95 5.36 5.15 6.67 6.7 6.39 6.79 6.8 91.95
Akhir 5.09 5.15 4.96 5.25 5 6.3 6.45 6.15 6.05 6.55 4.35 4.1 4.25 4.51 4.54 78.7
Jumlah 16.96 11.56 16.22 16.82 17.24 15.63 16.05 15.35 15.51 15.66 17.03 16.65 16.6 17.55 17.32 242.15
Lampiran 3b. Analisa varian dari hasil produksi ubinan observasi waktu tanam terhadap OPT PBPP di Kecamatan Baranti MT.2012
Sidik Ragam D. Bebas J.Kwadrat J.Kwad.Tengah F.Hitung F. tabel
JK. Ulangan 14 9.8665 0.7048 0.4890 3.34 5 %
JK. Perlakuan 2 14.4 7.2 4.9958 5.45 1 %
JK. Acak 28 40.354 1.4412 JK. Total 44 64.8
J.K.Acak 1.4412 SX = V ------------ = V --------------- = 0.6931 Tabel q (28,3) = 3.49 R 3 Uji BNJ 0.05 = Sx (q(28,3)) = 0.6931 x 3.49 = 0.8063 2.4189
Umur 84 Hst
S. Keragaman D. Bebas Jmh Kuad K. Tengah F Hitung F. Tabel
JK.Ulangan 12 2.5839 0.1845 1 0,05 0,01
JK.Perlakuan 2 1.2915 0.6457 3.4997 * 3.34 5.45
JK.acak 28 5.1681 0.1845 Beda Nyata JK.ToTal 44 9.0435
KV = 8.468 BNJ 5 % = 0.925
20
Lampiran 4. Rekapitulasi Tangkapan Lampu Perangkap di IP3 OPT Tiroang Pinrang MT. 2012
Bulan Dekade Jenis Serangga yang Tertangkap
P.Batang W. Hijau A. Tanah Coccinellid Capung Belalang
April I 2328 - - 7 2 -
II 315 - - - - -
III 157 - - - - -
Jumlah 2800 - - 7 2 -
-
Mei I 130 - - - - -
II 67 - - - - -
III 25 - - - - -
Jumlah 222 - - - - -
Juni I 6 - 1 - 3 -
II 16 3 1 - 1 3
III 4 - 2 - - -
Jumlah 20 3 4 - 4 3
Juli I 2 - - 2 4 -
II 3 - 5 3 6 -
III - - 15 - 3 -
Jumlah 5 - 28 5 13 -
Agustus I 12 - 10 - 2 -
II 7 - 2 1 - -
III 31 - 2 8 - -
Jumlah 50 - 14 9 2 -
September I 16 - 12 12 8 -
II 28 - 8 2 5 -
III 26 - 9 3 9 -
Jumlah 60 - 29 17 22 -
21
Lampiran 5. Data hasil pengamatan Curah hujan harian SMPK Tiroang Priode MT 2012
Tgl. C.hujan harian setiap bulan
April Mei Juni Juli Agust Sept
1. - 13 - 0 6 -
2. 12 36 - 18 - -
3. 0 - - - - -
4. 4 - - - - -
5. - 6 - - - -
6. - - - 24 - -
7. - - - 35 - -
8. - 1 - 0 - -
9. - 5 - - - -
10. 16 - 2 - - -
11. - - 4 5 - -
12. - - - 1 - -
13. - - 6 37 - 3
14. - - - - - -
15. 6 - 2 - - -
16. 10 - - - - -
17. 2 1 - 3 - -
18. 7 - - - - 14
19. 12 3 2 - - -
20. - - 7 - - -
21. 5 - - - - -
22. 3 - - - - -
23. 8 3 10 - - -
24. - 25 - - - -
25. 2 4 - - - -
26. - - - - 3 -
27. 22 - - - 2 -
28. - 1 - - 1 -
29. 4 - - - - 2
30. - - 3 - - -
31. - - - - - -
Jml 113 98 36 123 12 19
22
Lampiran 5. Data hasil tangkapan lampu perangkap disekitar lokasi hamparan MT.2012
Tgl. Jumlah populasi penerbangan Imago P.Batang padi harian setiap bulan (ekor)
April Mei Juni Juli Agust Sept
1. 270 7 - - - 7
2. 320 30 - - 3 2
3. 250 10 2 - 2 3
4. 215 17 - - 2 -
5. 375 20 - - 1 2
6. 211 15 1 - 2 -
7. 200 18 3 - 1 -
8. 321 10 - - - 7
9. 110 15 - - 1 5
10. 57 9 - - - -
11. 31 7 - - - 1
12. 21 11 3 - 1 0
13. 57 13 2 - 1 10
14. 30 5 3 1 1 7
15. 32 13 1 - 2 -
16. 27 7 4 1 1 1
17. 17 3 - - 1 -
18. 25 5 - - - 2
19. 41 2 3 - - 7
20. 37 1 - - - -
21. 51 1 - - 1 5
22. 28 7 4 - - -
23. 10 2 - 2 3 -
24. 7 5 - 1 3 10
25. 21 3 - - 1 5
26. 10 4 - - 2 1
27. 5 2 - - - 3
28. 3 1 - 2 1 1
29. 7 - - 1 5 -
30. 11 - - 1 10 5
31. - - 5
Jml
Keterangan : Data hasil Tangkapan Ligt trap stasiun IP3OPT disekitar areal hamparan
23 Lampiran 6. Populasi OPT dan musuh alami yang tertangkap jaring serangga (10 kali ayunan ganda) di setiap lokasi perlakuan MT.2012.
Priode Pengamtan
Perlakuan Wkt tanam
P.Batang W. Hijau W.coklat W.sangit Ulat Grayak
Laba2 Capung Cocc
Mg.IV April 2 - - - - 3 3.3 3
14 Hst Mg.II Mei - - - - - - - -
Mg.IV Mei - 3 1.6 - - 7 3.3 1.3
Mg.IV April 1 2 1 - - 6.6 3.3 2.3
28 Hst Mg.II Mei - - - - - 5.6 1.6 1.3
Mg.IV Mei - 10 - - 1.6 5.3 2.6 -
Mg.IV April 5 1 - 1.3 2.6 6 2 0.3
42 Hst Mg.II Mei 2 2 - 1.6 - 3 2.3 1.6
Mg.IV Mei 3 19 - - 1.6 3 3.3 -
Mg.IV April 4 5 4 2.3 0.6 3 4.6 -
56 Hst Mg.II Mei 1 3 - 5 1.3 3 1.6 -
Mg.IV Mei 1 3 1.3 - - 3 5.3 1.6
Mg.IV April 2 - - 1 - 2.6 3 1.3
70 Hst Mg.II Mei 1 5 10 2 - 3 2.6 -
Mg.IV Mei 1 1 1 - - 2.6 3.6 -
Mg.IV April - - - 1.3 - 1.3 1.6 -
84 Hst Mg.II Mei - - - - - 0.3 2 -
Mg.IV Mei - - 1 - - 1 1.6 -
Gambar 3. Keadaan pertanaman pada setiap waktu tanam padi yang ditempatkan sampel pengamatan (di Desa Passeno, TonrongE dan Abbokongeng), Kec. Baranti MT.2012