7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 1/37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat
total maupun sebagian. Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan
tekanan, terutama tekanan membengkok, memutar, dan menarik.( Chairudin asjad
(!""#$ dalam Arif %utta&in ('#$
Fraktur terbuka (Open/Compound $ menurut Arif %utta&in ('#$, adalah
fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan
jaringan lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam$, atau from without (dari
luar$.
Faktur )ertutup (Closed $ menurut Arif %utta&in ('#$, adalah fraktur yang
fragmen tulangnya tidak menembus kulit sehingga tempat fraktur tidak ter*emar oleh
lingkungan+tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.
ata -/ tahun '!!0'!', di 1ndonesia terdapat !,2 juta orang menderita
fraktur akibat ke*elakaan lalu lintas. 3ehingga ke*elakaan lalu lintas merupakan pembunuh ketiga pada manusia. 3edangkan penyebab terbanyak fraktur adalah
ke*elakaan, baik itu ke*elakaan kerja, ke*elakaan lalu lintas dan sebagainya. )etapi
fraktur juga bisa terjadi akibat faktor lain seperti proses degeneratif dan patologi.
)ernyata pre4alensi fraktur akibat ke*elakaan di 1ndonesia sangat tinggi, yaitu
sekitar 56,'7. )erutama58."#9 orang dengan kasus fraktur ekstremitas bawah, !".6'"
orang mengalami fraktur pada tulang femur, !5.'9 orang mengalami fraktur *ruris,
2.998 orang mengalami fraktur tibia, "9' orang mengalami fraktur pada tulang0
tulang ke*il di kaki dan 226 orang mengalami fraktur fibula (epkes 1, '!!$.
ata yang di peroleh dari K1+3C% gedung A lantai 5 terdapat '28 kasus
fraktur. Fraktur *ruris berada di urutan ! dengan jumlah penderita fraktur tibia
sebanyak !!# atau 8,'!7 dan fraktur fibula sebanyak 9 atau '",9 7 selama periode
tahun '!50'!8.
%anifestasi klinis pada pasien dengan open fraktur tibia dan fibula diantaranya
adalah nyeri, deformitas, hematom, edema yang berat, adanya perdarahan.(3melt:er
; Bare, '!$.
!
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 2/37
%anifestasi untuk *lose fraktur adalah nyeri, hematoma. 3elain itu, masalah
yang mun*ul pada open fraktur adalah nyeri, adanya deformitas, hematom, edema
yang berat. 3ehingga tindakan yang dilakukan pada open fraktur adalah pembedahan
medis.
ari manifestasi klinis di atas, ditemukan masalah keperawatan seperti
gangguan rasa nyaman (nyeri$, hambatan mobilitas fisik, resiko defisiensi 4askuler.
<ntuk men*egah terjadinya komplikasi pada pasien dengan masalah diatas maka
peran perawat sangat dibutuhkan. Antara lain pelaksana perawatan, pendidik,
edu*ator, kolaborator, fasilitator, ad4okat.
Berdasarkan pembahasan di atas, kelompok tertarik untuk membahas
mengenai =Asuhan Keperawatan pada )n. 3 dengan /pen Fra*ture !+2 istal )ibia
dan Closed Fra*ture !+2 istal Fibula di >edung A lantai 1? @ona B Kamar 5!' C3< Cipto %angunkusumo.
B. )ujuan enulisan
!. )ujuan <mum
%ahasiswa mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada klien dengan kasus open fra*ture tibia deDtra dan *losed
fraktur fibula deDtra.
'. )ujuan Khusus
3etelah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan open fra*ture tibia
deDtra dan *losed fraktur fibula deDtra kelompok mampu E
a. %engidentifikasi data yang menunjang masalah keperawatan pada klien
dengan open fra*ture tibia deDtra dan *losed fraktur fibula deDtra.
b. %enentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan open fra*ture tibia
deDtra dan *losed fraktur fibula deDtra.
*. %enyusun ren*ana keperawatan pada klien dengan open fra*ture tibia deDtra
dan *losed fraktur fibula deDtra.
d. %elaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan open fra*ture tibiadeDtra dan *losed fraktur fibula deDtra.
e. %elaksanakan e4aluasi keperawatan pada klien dengan open fra*ture tibia
deDtra dan *losed fraktur fibula deDtra.
C. %anfaat enulisan
!. Bagi umah 3akit
%emberikan informasi se*ara objektif tentang /pen fra*ture tibia deDtra dan
*losed fraktur fibula deDtra pada klien dan keluarga sehingga dapat menjadi
pedoman dalam memberikan penyuluhan kepada warga sekitar dan memberikan
'
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 3/37
pendidikan kesehatan untuk menurunkan angka morbiditas pada klien yang
mengalami open fra*ture tibia deDtra dan *losed fraktur fibula deDtra.
'. Bagi 1nstitusi
3ebagai tolak ukur penilaian terhadap kemampuan mahasiswa yang telah
mendapatkan pengetahuan dan kemampuan yang diberikan oleh dosen.2. Bagi %ahasiswa
a. 3ebagai suatu sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan menganalisa
asuhan keperawatan pada klien dengan open fra*ture tibia deDtra dan *losed
fraktur fibula deDtra yang telah didapat dari materi perkuliahan di kampus.
b. 3ebagai masukan bagi semua rekan mahasiswa lainnya dalam upaya
menjelaskan maupun berdiskusi dalam perkuliahan.
*. apat digunakan sebagai a*uan dan referensi dalam pembelajaran.
. 3istematika enulisanKelompok mendapatkan data untuk makalah ini diperoleh dari hasil anamnesa
langsung kepada klien, keluarga, petugas kesehatan yang ada di >edung A Lt 1? :ona
B kamar 5!' C, dan rekam medis klien.ata tambahan juga diperoleh dari hasil
pengkajian fisik se*ara head to toe kepada klien pada hari 3enin, 2 o4ember
'!8.enulis menggabungkan hasil data yang diperoleh dengan teori yang didapatkan
dari beberapa literatur buku dan beberapa website di internet. %akalah ini dibagi
menjadi 8 bab yaitu E
BAB 1 E endahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, sistematika penulisan.
BAB 11 E )injauan teori meliputi pengertian open fra*ture tibia deDtra
dan *losed fraktur fibula deDtra, etiologi, patofisiologi,
pathway, manifestasi klinis, penatalaksanaan, pemeriksaan
diagnostik, komplikasi dan asuhan keperawatan.
BAB 111 E )injauan kasus berisi asuhan keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa, inter4ensi, implementasi, dan e4aluasi.
BAB 1? E embahasan masalah yang terdiri dari definisi diagnosa,rasional, implementasi, e4aluasi, faktor pendukung dan faktor
penghambat.
BAB ? E enutup yang berisi kesimpulan dan saran dibuat dalam
rangka meningkatkan asuhan keperawatan sesuai kasus
kelolaan.
2
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 4/37
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. efinisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan dan atau
tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Arif %ansjoer, '#$.Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya (Brunner ; 3uddarth, ''$.
Fraktur *ruris atau tibia adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang
dikena stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (3melt:er 3u:anne, C
'!$.
5
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 5/37
Fraktur kruris merupakan istilah untuk patah tulang tibia dan fibula yang
biasanya terjadi pada bagian proksimal (kondilus$, diafisis, atau persendian
pergelangan kaki (Arif %utta&in, '#$.
B. tiologi
%enurut Arif %utta&in ('#$, etiologi fraktur adalah E
!. )rauma langsung
)rauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang.al
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya fraktur pada daerah tekanan.Fraktur
yang terjadi biasanya bersifat komuniti dan jaringan lunak ikut mengalami
kerusakan.
'. )rauma tidak langsungApabila trauma dihantarkan kedaerah yang lebih jauh dari daerah
fraktur, trauma tersebut disebut trauma tidak langsung.%isalnya jatuh dengan
tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada kla4ikula.ada keadaan ini
biasanya jaringan lunak tetap utuh.
Fraktur juga dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk,
gerakan puntir mendadak, dan kontraksi otot ekstrim (Brunner ; 3uddart,
''$.
Fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebih
oleh tulang (Lukman , '9$. Genis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh
E
!$ Arah, ke*epatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang
'$ <sia penderita
2$ Kelenturan tulang
5$ Genis tulang
engan tenaga yang sangat ringan, tulang yang rapuh karena
osteoporosis atau tumor biasanya menyebabkan patah tulang
C. Klasifikasienampikan fraktur dapat sangat ber4ariasi tetapi untuk alasan yang praktis ,
dibagi menjadi beberapa kelompok, yaituE
!. %enurut Arif %utta&in ('#$ sifat fraktur, terdiri dari E
Faktur )ertutup (Closed $, adalah fraktur yang fragmen tulangnya tidak
menembus kulit sehingga tempat fraktur tidak ter*emar oleh lingkungan+tidak
mempunyai hubungan dengan dunia luar. ada fraktur tertutup ada klasifikasi
tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaituE
8
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 6/37
a$ )ingkat E fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa *edera jaringan
lunak sekitarnya.
b$ )ingkat !E fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan
subkutan.
*$ )ingkat ' E fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak
bagian dalam dan pembengkakan.
d$ )ingkat 2 E *edera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata
dan an*aman sindroma kompartement.
(Apley, A. >raham, !""2, anderson, %.A, !""', Bla*k, G.%, !""8,
1gnata4i*ius, onna , !""8, /swari, ,!""2, %ansjoer, Arif, et al,
', ri*e, 3yl4ia A, !""8, dan eksoprodjo, 3oelarto, !""8$.
'. Fraktur )erbuka (Open/Compound $, adalah fraktur yang mempunyai
hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat
berbentuk from within (dari dalam$, atau from without (dari luar$. Klasifikasi
fraktur terbuka menurut >ustilo, %erkow, dan )empleman dalam Arif
%utta&in ('#$ adalah sebagai berikut E
a$ >rade 1 E Luka ke*il yang panjangnya H ! *m, biasanya karena luka
tusukan daridalam kulit yang menembus keluar. Ada sedikit kerusakan
jaringan dan tidak ada tanda0tanda trauma tulang hebat pada jaringan
lunak. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat simple, trans4ersal, oblik
pendek, atau sedikit kominutif.
b$ >rade 11 E Laserasi kulit I! *m, tetapi tidak ada kerusakan jaringan
yang parah atau a4ulse kulit. Ada kerusakan yang sedang pada jaringan
dengan sedikit kontaminasi fraktur
*$ >rade 111 A E Ada kerusakan yang parah pada jaringan lunak termasuk
otot, kulit, dan struktur neuro4as*ular dengan kontaminasi yang berat.
)ipe ini biasanyan disebabkan oleh trauma dengan ke*epatan tinggi.
d$ >rade 111 B E Fraktur disertai trauma hebat dengan kerusakan dankehilangan jaringan, terdapat pendorongan ( stripping $ periosteum,
tulang terbuka, kontaminasi yang berta, dan fraktur kominutif yang
hebat.
e$ >rade 111 C E Fraktur terbuka yang disertai dengan kerusakan arteri
memerlukan perbaikan tanpa memerhatikan tingkat kerusakan jaringan
lunak.
2. Berdasarkan komplit atau ketidak klomplitan fraktur.
6
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 7/37
a$ Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau
melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.
b$ Fraktur 1nkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang
sepertiE
!$ air Line Fraktur (patah retidak rambut$'$ Bu*kle atau )orus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan
kompresi tulang spongiosa di bawahnya.
2$ >reen 3ti*k Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks
lainnya yang terjadi pada tulang panjang.
5. Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma.a$ Fraktur )rans4ersal E fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan
merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
b$ Fraktur /blik E fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut
terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasi juga.
*$ Fraktur 3piral E fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang
disebabkan trauma rotasi.
d$ Fraktur Kompresi E fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang ke arah permukaan lain.
e$ Fraktur A4ulsi E fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi
otot pada insersinya pada tulang.
8. Berdasarkan jumlah garis patah.
a$ Fraktur KomunitifE fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
b$ Fraktur 3egmentalE fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
*$ Fraktur %ultipleE fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada
tulang yang sama.
6. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.
a$ Fraktur <ndispla*ed (tidak bergeser$E garis patah lengkap ttetapi kedua
fragmen tidak bergeser dan periosteum nasih utuh.
b$ Fraktur ispla*ed (bergeser$E terjadi pergeseran fragmen tulang yang juga
disebut lokasi fragmen, terbagi atasE
!$ islokasi ad longitudinam *um *ontra*tionum (pergeseran
searah sumbu dan o4erlapping$.
'$ islokasi ad aDim (pergeseran yang membentuk sudut$.
9
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 8/37
2$ islokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh$.
*$ Fraktur Kelelahan E fraktur akibat tekanan yang berulang0ulang.
d$ Fraktur atologis E fraktur yang diakibatkan karena proses patologis
tulang.
3esuai data diatas, kasus yang akan kelompok bahas dalam makalah ini adalah
open fra*ture tibia dan *losed fra*ture fibula. Kelompok mendapatkan data dari hasil
pemeriksaan radiografi tanggal '5 o4ember '!8 *ruris kanan proyeksi A dan
lateral, yaitu terjadi fraktur komplit pada diafisis distal tibia dan fibula kanan dengan
soft tissue swelling region sekitar fraktur.
. %anifestasi Klinis
%enurut Brunner dan 3uddart (''$ manifestasi klinis fraktur adalah nyeri,hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstermitas, krepitus, pembengkakan lokal,
dan perubahan warna.
a. yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi. 3pasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang diran*ang untum meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
b. 3etelah terjadi fraktur, bagian0bagian yang tak dapat digunakan dan *enderung
bergerak se*ara alamiah (gerakan luar biasa$ bukannya tetap rigid seperti
normalnya. ergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai
menyebabkan deformitas (terliahat maupun teraba$ ekstermitas yang bisa
diketahui dengan membandingkan ekstermitas yang normal. kstermitas tak
dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada
integritas tulang tempat melekatnya otot.
*. ada fraktur tulang panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya
karena kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur. Fragmen
sering saling melengkapi satu sama lain sampai ',808*m (!0' in*hi$.
d. 3aat ekstermitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang
dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan
lainnya. <ji kreptus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang lebih berat.
e. embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagi akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. )anda ini bisa baru terjadi
setelah beberapa jam atau *edera.
#
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 9/37
. atofisiologi
)rauma pada daerah ekstremitas bawah akan menyebabkan tulang patah,
periosteum dan pembuluh darah di bagian koteks, sumsum tulang dan jaringan lunak
didekatnya (otot$ *idera pembuluh darah ini merupakan keadaan derajat yang
memerlukan pembedahan segera sebab dapat menimbulkan syok hipo4olemik.
erdarahan yang terakumulasi menimbulkan pembengkakan jaringan sekitar daerah
*idera yang apabila ditekan atau digerakkan dapat timbul rasa nyeri yang hebat yang
mengakibatkan syok neurogenik.
Fraktur juga menyebabkan keterbatasan gerak oleh karena terganggunya
fungsi pada daerah yang *idera. Kerusakan pada kulit dan jaringan lainnya dapat
timbul oleh karena trauma atau men*uatnya fragmen tulang yang patah. Apabila kulit
robekan luka memiliki hubungan dengan tulang yang patah maka dapatmengakibatkan kontaminasi sehingga resiko infeksi akan sangat mudah terjadi.
Fraktur menyebabkan otot merenggang sampai akhirnya men*akupi sepanjang
lintasan potongan tulang kemudian otot mengalami spasme dan menarik bagian0
bagian tulang pada berbagai posisi. pada saat terjadi fraktur, terjadi penumpukkan
darah pada jaringan tulang yang mengalami spasme yang menyebabkan terjadinya
penekanan pada ujung saraf tulang sehingga timbul nyeri. <ntuk meminimalisir nyeri,
klien akan membatasi geraknya pada bagian yang fraktur.
"
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 10/37
F. K
o
m
p
l
i
k
as
i
!
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 11/37
Brunner dan 3uddarth (''$ membagi komplikasi fraktur kedalam empat
ma*am, antara lain E
!. 3yok hipo4olemik atau traumatik yang terjadi karena perdarahan dan
kehilangan *airan ekstra sel kejaringan yang rusak.
'. 3indrome emboli lemak (terjadi dalam '5 sampai 9' jam setelah *edera$.
Berasal dari sumsum tulang karena perubahan tekanan dalam tulang yang
fraktur mendorong molekul0molekul lemak dari sumsum tulang masuk ke
sistem sirkulasi darah ataupun karena katekolamin yang dilepaskan oleh reaksi
stres.
2. 3indrom Kompartemen terjadi karena perfusi jaringan dalam otot kurang dari
yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. 1ni bisa diakibatkan karnaE
a$ enurunan ukuran kompartemen otot karena fasia yang membungkus
otot terlalu ketat atau gips atau balutan yang terlalu menjerat b$ eningkatan isi kompartemen otot karena edema.
5. )romboemboli, infeksi dan Koagulopati 1ntra4askuler esiminata (K1$
Komplikasi fraktur terbuka menurut Arif %utta&in ('#$ adalah E
!. erdarahan, syok hipo4olemik sampai kematian
'. 3eptikemia, toksemia karena infeksi piogenik
2. )etanus
5. >angren
8. erdarahan sekunder
6. /steomielitis kronik
9. Delayed union
#. Non-union dan mal-union
". Kekakuan sendi
!. Komplikasi lain karena perawatan yang lama
>. enatalaksanaan
!. enatalaksanaan enunjang
a$ adiologi
!$ emeriksaan rontgen E menentukan lokasi + luasnya fraktur trauma
'$ 3*an tulang, tomogram, s*an C) + %1 E memperlihatkan fraktur, juga
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.2$ Arteriogram E dilakukan bila kerusakan 4askuler di*urigai.
b$ Laboratorium
!$ itung darah lengkap E ) mungkin meningkat ( hemokonsentrasi $ atau
menurun ( pendarahan sel darah putih adalah respon stress normal
setelah trauma$.
'$ Kreatinin E )rauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klien ginjal.
*$ Farmakologis
yeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun
karena terluka jaringan disekitar tulang yang patah tersebut.<ntuk mengurangi
nyeri tersebut, dapat diberikan obat penghilang rasa nyeri dan juga dengan
!!
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 12/37
tehnik imobilisasi (tidak menggerakkan daerah yang fraktur$. )ehnik
imobilisasi dapat di*apai dengan *ara pemasangan bidai atau gips.
d$ utrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat
badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan
globulin$ dan keseimbangan nitrogen. 3egala bentuk defisiensi nutrisi harus di
koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang *ukup untuk
perbaikan jaringan.Kondisi gi:i buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami
berbagai komplikasi pas*a operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih
lama dirawat di rumah sakit.Komplikasi yang paling sering terjadi adalah
infeksi pas*a operasi, dehisiensi (terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa
menyatu$, demam dan penyembuhan luka yang lama.ada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian.
e$ %edis
!. re op pembedahan, yaitu kosultasi anatesi, konsul jantung, konsul
pernafasan.
'. ost op dilakukan pemeriksaan lab untuk pemeriksaan darah lengkap,
radiologi E C)03*an.
. Konsep Asuhan Keperawatan Fraktur )ibia
!. engkajian
a. Biodata Klien
!$ 1dentitas klien meliputi E nama, umur, jenis kelamin perlu dikaji karena
biasanya laki0laki lebih rentan terhadap terjadinya fraktur akibat
ke*elakaan bermotor, pendidikan, pekerjaan, agama, suku+bangsa, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis, nomor medrek
dan alamat.
'$ 1dentitas penanggung jawab meliputi E nama, umur, pekerjaan, agama,
pendidikan, suku+bangsa, alamat, hubungan dengan klien.
b. iwayat Kesehatan
!$ Keluhan utama
Keluhan utama adalah alasan klien masuk rumah sakit yang dirasakan
saat dilakukan pengkajian yang ditulis dengan singkat dan jelas, dua atau
tiga kata yang merupakan keluhan yang membuat klien meminta bantuan
pelayanan kesehatan.
!'
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 13/37
'$ iwayat Kesehatan 3ekarang
%erupakan penjelasan dari permulaan klien merasakan keluhan sampai
dengan dibawa ke rumah sakit dan pengembangan dari keluhan utama
dengan menggunakan J3). ( Provokative/Palliative$, apa yang menyebabkan gejala bertambah berat
dan apa yang dapat mengurangi gejala.
J (Quality/Quantity$, bagaimana gejala dirasakan klien dan sejauh mana
gejala dirasakan.
( Region/Radiation$ dimana gejala dirasakan apakah menyebar apa
yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala tersebut
3 (Saferity/Sale$, seberapa tingkat keparahan gejala dirasakan ada skala
berapa
! "!iming#$ berapa lama gejala dirasakan kapan tepatnya gejala mulai
dirasakan, apakah ada perbedaan intensitas gejala misalnya meningkat di
malam hari.
2$ iwayat Kesehatan ahulu
)anyakan mengenai masalah0masalah seperti adanya riwayat trauma,
riwayat penyakit tulang seperti osteoporosis, osteomala*ia, osteomielitis,
gout ataupun penyakit metabolisme yang berhubungan dengan tulang
seperti diabetes mellitus (lapar terus0menerus, haus dan ken*ing terus
menerus$, gangguan tiroid dan paratiroid.
5$ iwayat Kesehatan Keluarga
al yang perlu dikaji adalah apakah dalam keluartga klien terdapat
penyakit keturunan ataupun penyakit menular dan penyakit0penyakit yang
karena lingkungan yang kurang sehat yang berdampak negatif pada
kesehatan anggota keluarga termasuk klien.
*. emeriksaan Fisik ilakukan dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi terhadap berbagai sistem tubuh.
!$ Keadaan <mum
Klien yang mengalami immobilisasi perlu dilihat dalam hal
penampilan, postur tubuh, kesadaran, gaya berjalan, kelemahan,
kebersihan dirinya dan berat badannya.
'$ 3istem ernafasan
Bentuk hidung, ada atau tidaknya sekret, C (ernafasan Cuping
idung$, kesimetrisan dada dan pernafasan, suara nafas dan frekwensi
!2
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 14/37
nafas. engaturan pergerakan pernafasan akan mengakibatkan adanya
retraksi dada akibat kehilangan koordinasi otot. kspansi dada menjadi
terbatas karena posisi berbaring akibatnya 4entilas paru menurun sehingga
dapat menimbulkan atelektasis.Akumulasi sekret pada saluran pernafasan
mengakibatkan terjadinya penurunan efisiensi siliaris yang dapat
menyebabkan pembersihan jalan nafas yang tidak efektif. Kelemahan pada
otot pernafasan akan menimbulkan mekanisme batuk tidak efektif.
2$ 3istem Kardio4askuler
-arna konjungti4a pada fraktur, terutama fraktur terbuka akan terlihat
pu*at dikarenakan banyaknya perdarahan yang keluar dari luka, terjadi
peningkatan denyut nadi karena pengaruh metabolik, endokrin dan
mekanisme keadaaan yang menghasilkan adrenergik sereta selain itu peningkatan denyut jantung dapat diakibatkan pada klien immobilisasi.
/rthostatik hipotensi biasa terjadi pada klien immobilisasi karena
kemampuan sistem syaraf otonom untuk mengatur jumlah darah
kurang.asa pusing saat bangun bahkan dapat terjadi pingsan, terdapat
kelemahan otot.Ada tidaknya peningkatan G? "%ugular &ena
Pressure#$ bunyi jantung serta pengukuran tekanan darah.ada daerah
perifer ada tidaknya oedema dan warna pu*at atau sianosis.
5$ 3istem en*ernaan
Keadaan mulut, gigi, bibir, lidah, kemampuan menelan, peristaltik usus
dan nafsu makan.ada klien fraktur dan dislokasi biasanya diindikasikan
untuk mengurangi pergerakan (immobilisasi$ terutama pada daerah yang
mengalami dislokasi hal ini dapat mengakibatkan klien mengalami
konstipasi.
8$ 3istem >enitourinaria
Ada tidaknya pembengkakan dan nyeri daerah pinggang, palpasi4esika urinaria untuk mengetahui penuh atau tidaknya, kaji alat
genitourinaria bagian luar ada tidaknya benjolan, lan*ar tidaknya pada saat
klien miksi serta warna urine. ada klien fraktur dan dislokasi biasanya
untuk sementara waktu jangan dulu turun dari tempat tidur, dimana hal ini
dapat mengakibatkan klien harus BAK ditempat tidur memaskai pispot
sehingga hal ini menambah terjadinya susah BAK karena klien tidak
terbiasa dengan hal tersebut.
6$ 3istem %uskuloskeletal
!5
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 15/37
erajat ange /f %otion pergerakan sendi dari kepala sampai anggota
gerak bawah, ketidaknyamanan atau nyeri ketika bergerak, toleransi klien
waktu bergerak dan obser4asi adanya luka pada otot akibat fraktur terbuka,
tonus otot dan kekuatan otot. ada klien fraktur dan dislokasi dikaji ada
tidaknya penurunan kekuatan, masa otot dan atropi pada otot.3elain itu
dapat juga ditemukan kontraktur dan kekakuan pada persendian.
3tatus lokalis. emeriksaan pada sistem mus*uloskeletal adalah
sebagai berikut.
Look E erhatikan adanya pembengkakan yang tidak biasa
(abnormal$ dan deformitas. ada bagian ini sering terjadi
patah tulang terbuka dengan adanya tanda0tanda trauma
jaringan lunak sampai kerusakan integritas kulit dan penonjolan tulang keluar kulit. Ada tanda0tanda *edera dan
kemungkinan keterlibatan berkas neuro4askuler (saraf dan
pembuluh darah$ tungkai, seperti bengkak atau edema. 3elain
itu, didapatkan ketidakmampuan menggerakkan kaki dan
penurunan kekuatan otot ekstremitas bawah dalam melakukan
pergerakan.
Feel E Kaji adanya nyeri tekan (tenderness$ dan krepitasi.
%o4e E Berdasarkan pemeriksaan didapatkan adanya gangguan atau
keterbatasan ekstremitas bawah.
9$ 3istem 1ntegumen
Keadaan kulit, rambut dan kuku.emeriksaan kulit meliputi tekstur,
kelembaban, turgor, warna dan fungsi perabaan.ada klien fraktur dan
dislokasi yang immobilisasi dapat terjadi iskemik dan nekrosis pada
jaringan yang tertekan, hal ini dikarenakan aliran darah terhambat
sehingga penyediaan nutrisi dan oksigen menurun.
#$ 3istem ersyarafan%engkaji fungsi serebral, fungsi syaraf *ranial, fungsi sensorik dan
motorik sertsa fungsi refleks.
d. ola Akti4itas 3ehari0hari
!$ ola utrisi
Kebiasaan makan klien sehari0hari dan kebiasaan makan0makanan yang
mengandung kalsium yang sangat berpengaruh dalam proses
penyembuhan tulang dan kebiasaan minum klien sehari0hari, meliputi
frekwensi, jenis, jumlah dan masalah yang dirasakan.
!8
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 16/37
'$ ola liminasi
Kebiasaan BAB dan BAK klien, apakah berpengaruh terhadap perubahan
sistem tubuhnya yang disebabkan oleh fraktur.
2$ ola 1stirahat )idur
Kebiasaan klien tidur sehari0hari, apakah terjadi perubahan setelah
mengalani fraktur.
5$ ersonal ygiene
Kebiasaan mandi, *u*i rambut, gosok gigi dan memotong kuku perlu dkaji
sebelum klien sakit dan setelah klien dirawat dirumah sakit
8$ ola Akti4itas
3ejauh mana klien mampu berakti4itas dengan kondisinya saat ini dan
kebiasaan klien berolah raga sewaktu masih sehat.
e. Aspek siko 3osial 3piritual
!$ ata sikologis
engkajian psikologis yang dilakukan pada klien dengan fraktur pada
dasarnya sama dengan pengkajian psikososial dengan gangguan sistem
lain yaitu mengenai konsep diri (gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran
diri dan identitas diri$. ada klien fraktur adanya perubahan yang kurang
wajar dalam status emosional, perubahan tingkah laku dan pola koping
yang tidak efektif.
'$ ata so*ial
ada data sosial yang dikaji adalah hubungan klien dengan keluarga dan
hubungan klien dengan petugas pelayanan kesehatan.
2$ ata 3piritual
erlu dikaji agama dan kepribadiannya, keyakinan dan harapan yang
merupakan aspek penting untuk penyembuhan penyakitnya.
f. ata enunjang
%enurut oengoes et. al (''E96'$, pemeriksaaan diagnostik yang biasa
dilakukan pada pasien dengan fraktur
!$ emeriksaan rontgen%enentukan lokasi+luasnya fraktur+trauma.
'$ Computed )omography (C)03CA$.
%emperlihatkan fraktur dan dislokasi, dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak dan untuk mengetahui lokasi
dan panjangnya patah tulang didaerah yang sulit die4aluasi.
2$ Arteriogram
ilakukan bila di*urigai terdapat kerusakan 4askuler.
5$ emeriksaan darah lengkap
emeriksaan darah lengkap meliputi kadar haemoglobin yang biasanya
lebih rendah karena perdarahan akibat trauma. ematokrit mungkin
!6
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 17/37
meningkat atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau
organ jauh dari trauma multiple$.Kreatinin (trauma otot meningkatkan
beban kreatinin untuk klirens ginjal$.rofil koagulasi (perubahan dapat
terjadi pada kehilangan darah, tranfusi multipel atau *edera hati$.
'. iagnosa Keperawatan
oenges et.al ('M 96'0998$ merumuskan delapan diagnosa keperawatan,
Brunner dan 3uddarth (''M '262$ merumuskan tiga diagnosa keperawatan yang
dapat terjadi pada fraktur tertutup dan ngram, Barbara (!"""M '6#0'9!$
merumuskan lima diagnosa keperawatan pada klien dengan fraktur.
ari tiga pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa diagnosa keperawatan yang
mungkin mun*ul pada gangguan sistem muskuloskeletal dengan fraktur adalahEa. yeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, *edera
pada jaringan lunak, alat traksi+imobilisasi
b. >angguan mobilitasfisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuskuler.
*. esiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit dan terpajannya dengan
lingkungan akibat fraktur terbuka, fiksasi pen eksternal.
d. esiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi dan
terpasangnya alat fiksasi.
e. isiko perubahan eliminasi E konstipasi berhubungan dengan penurunan
motilitas usus
f. Kerusakan pola istirahat dan tidur behubungan dengan nyeri
g. efisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan pergerakan akibat
fraktur.
h. esiko disfungsi euro4askuler berhubungan dengan *edera 4askuler
i. esiko pola nafas tidak efektif berhubungan dengan edema paru dan
mobilisasi sekret tidak adekuat
j. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis
dan kebutuhan pengobatan.
2. eren*anaan
a. yeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, *edera
pada jaringan lunak, alat traksi+imobilisasi
)ujuan E yeri hilang.
Kriteria asil E
!$ Klien mengatakan nyeri berkurang.
'$ 3kala nyeri menjadi ' dari skala nyeri 08
!9
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 18/37
2$ )anda0tanda 4ital dalam batas normal ( ) N !'+# mmgM N
!60'5 D+menitM N 60# D+menitM 3 N 26,8029,8 C$.
5$ Klien dapat melakukan teknik distraksi dan relaksasi yang tepa&at.
en*ana E
a$ ertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips,
pembebat, traksi.
asionalE %enghilangkan nyeri dan men*egah kesalahan posisi
tulang+tegangan jaringan yang *edera.
b$ )inggikan dan sokong ekstremitas yang mengalami luka+fraktkur.
asionalE <ntuk meingkatkan aliran darah balik 4ena, menurunkan edema,
menurunkan nyeri.
*$ Kaji tngkat nyeri klien
asionalE engan menkaji tingkat nyeri klien untuk keefektifan
pengawasan inter4ensi. )ingkat ansietas dapat mempengaruhi
persepsi+reaksi terhadap nyeri
d$ Lakukan tekhnik distraksi dengan *ara mengajak klien berbin*ang0bin*ang
asionalE engan melakukan teknik distraksi pada klien dengan *ara
berbin*ang0bin*ang, dapat mengalihkan perhatian klien tidak hanya tertuju
pada nyeri.
e$ Berikan alternatif tindakan kenyamanan, *ontoh pijatan, pijatan punggung,
perubahan posisi.
asionalE %eningkatkan sirkulasi umum M msnurunkan area tekanan lokal
dan kelelahan otot.
f$ Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif+aktif.
asionalE %empertahankan kekuatan+mobilitas otot yang sakit dan
memudahkan resolasi inflamasi pada jaringan yang *edera.
g$ orong klien untuk menggunakan teknik manajemen stres, *ontoh
relaksasi progresif, latihan napas dalam, imajinasi 4isualisasi. 3entuhan
terapeutik.
asionalE %emfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol,
dan dapat meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen nyeri,
yang mungkin menetap untuk periode lebih lama.
b. >angguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuskuler.
)ujuanE 1mmobilisasi fisik tidak terjadi.
Kriteria hasil E
!$ Klien mampu meningkatkan+mempertahankan mobilitas pada paling
tinggi.
'$ Klien mampu mempertahankan posisi fungsional.
!#
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 19/37
2$ Klien mampu meningkatkan kekuatan+fungsi yang sakit dan+
mengkompensasi bagian tubuh.
5$ Klien mampu menunjukan kemampuannya.
en*ana E
a$ Lakukan rentang gerak aktif pada anggota gerak sehat sedikitnya 5
kali+hari
asionalE %en*egah+menurunkan insiden komplikasi kulit, menghindari
spasme otot, dan gerak aktif meningkatkan kemandirian dalam
pergerakkan
b$ Lakukan latihan rentang gerak pasif pada anggota gerak yang sakit dengan
hati0hati, dan sangga ekstrimitas yang fraktur.
asionalE >erak pasif dapat men*egah kontraktur, dan dengan *ara
disangga, agar tidak terjadi pergeseran pada tulang yang fraktur *$ <bah posisi setiap '05 jam
asionalE %elan*arkan sirkulasi sehingga memper*epat penyembuhan
serta men*egah+menurunkan insiden komplikasi kulit.
d$ )ingkatkan latihan gerak se*ara perlahan.
ari kedua post op, klien bisa duduk di tempat tidur dengan nyaman
ari ketiga post op, klien bisa turun dari tempat tidur dan jalan0jalan di
sekitar dengan tangan yang fraktur disangga
asionalE entang grak se*ara bertahap dimungkinkan tidak menyebabkan
keterkejutan pada klien
*. esiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit dan terpajannya dengan
lingkungan akibat fraktur terbuka, fiksasi pen eksternal.
)ujuanE 1nfeksi tidak terjadi.
Kriteria asil E
!$ )idak ditemukannya tanda tanda infeksi
'$ )anda 4ital terutama suhu tidak terjadi peningkatan atau dalam batas
normal.2$ Leukosit normal (5. !.$
en*ana E
a$ /bser4asi luka untuk pembentukan bula, krepitasi, perubahan warna kulit,
bau drainage yang tidak enak+asam.
asionalE )anda perkiraan gangren.
b$ Kaji sisi pen+kulit, perhatikan keluhan peningkatan nyeri+rasa terbakar atau
adanya oedema, eritema, drainage + bau tak enak.
asionalE apat mengindikasikan timbulnya infeksi lokal+nekrosis
jaringan yang dapat menimbulkan adanya osteomeilitis.
!"
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 20/37
*$ Berikan perawatan pen+kawat steril sesuai protokol dan latihan men*u*i
tangan.
asionalE apat men*egah kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi.
d$ Kaji tonus otot, reflek tendon dalam dan kemampuan untuk berbi*ara.
asionalE Kekuatan otot, spasme tonik otot rahang dan disphagia
menunjukan adanya tetanus.
e$ Lakukan prosedur isolasi.
asionalE Adanya drainage purulen akan memerlukan kewaspadaan luka
untuk men*egah kontaminasi silang.
f$ Berikan obat sesuai dengan indikasi, *ontoh antibiotik 1?+topikal.
asionalE Antibiotik spektrum luas dapat digunakan se*ara propilaktip
pada mikroorganisme khusus.
g$ Kolaborasi pemeriksaan laboraorium, hitung darah lengkap.
asionalE Leukositosis biasanya ada dengan proses infeksi.
d. esiko Kerusakan 1ntegritas Kulit berhubungan dengan 1mobilisasi dan
terpasangnya alat fiksasi.
)ujuanE 1ntegritas kulit terpelihara
Kriteia asilE
!$ )idak ada kemerahan pada daerah yang tertekan terutama bokong dan
tumit
'$ )idak teraba panas pada daerah tertekan
2$ )idak terdapat le*et pada daerah tertekan
en*anaE
a$ Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan, perdarahan,
perubahan warna, kelabu, memutih.
asionalE %emberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan masalah yang
mungkin disebabkan oleh alat dan+atau pemasangan bebat atau traksi, atau
pembentukan edema yang membutuhkan inter4ensi medik lanjut.
b$ %asase kulit dan penonjolan tulang. ertahankan tempat kering dan bebas
kerutan. )empatkan bantalan air+bantalan lain bawah kiku+tumit sesuai
inidikasi.asionalE %enurunkan tekanan konstan pada area yang peka da risik
abrasi+kerusakan kulit
*$ Kaji posisi bebat pada alat traksi
asionalE osisi yang tak tepat dapat menyebabkan *edera kulit+kerusakan
d$ Lakukan mobilisai aktif maupun pasif.
asionalE engan mobilisasi aktif maupun pasif sirkulasi darah pada
daerah tertentu lan*ar dan penekanan0penekanan pada daerah tertentu tidak
berlebihan
'
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 21/37
e. Kerusakan pola istirahat dan tidur behubungan dengan nyeri
)ujuanE kerusakan pola istirahat teratasi
Kriteria asilE
!$ )idur+istirahat diantara gangguan
'$ %elaporkan peningkatan rasa sehat dan merasa dapat istirahat
en*anaE
a$ Berikan makanan ke*il, susu hangat sore hari
asionalE %eningkatkan relaksasi dengan perasaan mengantuk
b$ )urunkan jumlah minum sore hari, lakuikan berkemih sebelum tidur
asionalE %enurunkan kebutuhan akan bangun untuk pergi ke kamar
mandi
*$ Batasi masukan makanan dan minuman mengandung kafeinasionalE Kafein dapat memperlambat klien untuk tidur dan
memopengaruhi tidur tahap %.
d$ Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik dan sedati4e
asionalE yeri mempengaruhi kemampuan klien untuk tidur, dan sedatif
obat yang tepat untuk meningkatkan istirahat.
BAB III
TINJAUAN KASUS
'!
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 22/37
ada bab ini akan diuraikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada )n. 3, berusia '6
tahun. Klien masuk 3< Cipto %angunkusumo pada '5 esember '!8 di 1>.Asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, ren*ana keperawatan,
implementasi, dan e4aluasi keperawatan.
A. >ambaran Kasus
Klien bernama )n. 3 berusia '6 tahun. 3tatus perkawinan menikah,
beragama 1slam, pendidikan 3%, bahasa komunikasi sehari0hari adalah 1ndonesia
dan Gawa, suku Gawa. )inggal di rumah sewaan bersama di Kemayoran.iwayat
pekerjaan supir mobil proyek pembangunan gedung sejak ' tahun yang lalu.
Klien mengatakan darah yang keluar sedikit, terlihat tonjolan tulang pada
daerah tulang kering sebelah kanan, dan terdapat luka le*et pada bagian punggungkaki.3etelah kejadian, klien di bawa ke 3 Bunda %argonda. isana luka klien
dibersihkan, ditutup kasa steril, dan dilakukan pembidaian sementara, lalu klien
dirujuk ke 1> 3C%, dilakukan debridement dan pemasangan ba*kslab pada
tanggal '5 o4ember '!8.
Klien alergi dengan kerang hijau, tidak pernah ke*elakaan, klien pertama kali
di rawat di 3, pemakaian obat E hanya obat warung, seperti anadol, 1n:ana,
ntrostop. Keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit berat.
emeriksaan fisik ditemukan kesadaran klien Compos %entis, keadaan umum
baik, >C3 !8, akral hangat, tekanan darah !!+# mmg, nadi #6D+menit,
!#D+menit, suhu 26,'OC. BB setelah sakit 82 kg, BB sebelum sakit yaitu 82 kg,
gangguan pada sistem penglihatan tidak ada, gangguan pada sistem pendengaran tidak
ada, gangguan sistem wi*ara tidak ada, pernapasan tidak sesak dengan frekuensi
!#D+menit. afas dalam dan panjang, pernapasan spontan.)idak ada batuk, produksi
sekret tidak ada, suara nafas klien 4esikuler pada paru kanan dan kiri, nyeri dada tidak
ada, klien tidak memiliki riwayat berat.>angguan pada sistem kardio4askuler tidak ada, gangguan pada sistem
hematologi tidak ada, dan gangguan pada sistem persarafan tidak ada. Keadaan mulut
klien E gigi klien terdapat *aries dan karang gigi, klien tidak menggunakan gigi palsu,
tidak terdapat stomatitis, lidah terlihat tidak kotor, sali4a normal, tidak ada
mual,ataupun muntah. Bising usus !D+menit.agi ini klien BAB !D dengan
konsistensi feses lunak, berwarna *oklat, hepar tidak teraba, tidak ada gangguan pada
sistem endokrin.
1ntake *airan klien yaitu sebanyak ' ** per oral, /utput E '"9 ** dan
diperoleh BC N 0 "9 **. )idak ada perubahan pola berkemih, klien tidak terpasang
''
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 23/37
kateter urine, klien miksi dengan urinal. -arna urine kuning, tidak ada distensi
kandung kemih dan sakit pinggang.)idak ada gangguan pada sistem integument.
ada sistem muskuloskeletal, terdapat gangguan yaitu nyeri tekan pada otot
seluruh tubuh. Ada kesulitan dalam pergerakan, yaitu sulit merubah posisi, kaki kanan
klien harus di bantu tangan klien untuk menggesernya. )erdapat fraktur pada os !+2
distal tibia dan !+2 distal fibula. engan kondisi post debridement P8, tertutup kasa
steril dan terbalut elasti* 4erban. )idak ada kelainan bentuk tulang+sendi.)idak ada
kelainan struktur tulang belakang.Keadaan tonus otot klien baik.
Kekuatan otot 8888 8888
''88 8888
ada pemeriksaan status lokalis didapati hasilE Look yakni tampak ekstremitas
bawah deDtra terbalut ba*k slab ; elasti* 4erban, tampak bengkak pada femur distal
dan patella deDtra, tidak tampak deformitas pada kaki kanan klien, ada pemeriksaan
Feel E yeri tekan ?A3 2 , krepitasi tidak ada dan pemeriksaan %o4eE /% terbatas
akibat pemasangan ba*k slab.
engetahuan klien tentang penyakitnya yaitu ia mengalami sakit yang paling
parah selama hidupnya adalah saat ini. Klien mengalami patah tulang sampai
tulangnya keluar dari kulit. Klien ingin segera di operasi, klien telah dijelaskan oleh
dr. @ mengenai prosedur pemasangan pin di tulangnya.
enatalaksanaan penunjang yang didapat adalah sebagai berikut E Klien tidak
mendapatkan terapi *airan, karena intake oral klien adekuat sedangkan untuk diet,
klien mendapatkan diet nasi biasa !" kal.
Pre Op
Klien mendapatkan terapi obat antibiotik CeftriaDone 'D! gr 1? pukul 6, !#
dan >entami*in 'D# mg 1? pukul !, ''. /bat analgetik Ketorola* 2D2 mg 1?
pukul !, !#, '.anitidine 'D8 mg 1? pukul 6, !#.
emeriksaan laboratorium tanggal '2 o4ember '!8 pukul 'E82 -1B.
emeriksaan hematologi, didapatkan hasil hemoglobin !2,' gr+dl (!2,'0!9,2$,
hematokrit 2#,27 (508'$, eritrosit 5,9 !Q6+RL (5,508,"$, %C?+? #! Fl (#0!$,
%CC+K 28 gr+dl ('6025$, %C '# !Q2+RL (2'026$, leukosit !# !Q2+RL (2,#0
!,6$. emeriksaan hitung jenis, didapatkan hasil basofil 7 (0!$, eosinofil !7 ('05$,
neutrofil batang !7 (208$, neutrofil segmen #'7 (809$, monosit 97 ('0#$, limfosit
'2
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 24/37
"7 ('805$, trombosit '!' !Q2+RL (!8055$. emeriksaan hemostasis, didapatkan
hasil, masa perdarahan (B)$ ' menit (!06$, masa pembekuan (C)$ ! menit (#0
!#$.emeriksaan diabetes, didapatkan hasil >3 !!! mg+dl (950!6$.
emeriksaan radiografi tanggal '5 o4ember '!8. adiografi thoraks
proyeksi A E jantung kesan tidak membesar. Aorta dan mediastinum superior tidak
melebar.)rakea di tengah.Kedua hilus tidak menebal.Corakan bronko4askular kedua
paru baik. )idak tampak infiltrate maupun nodul di kedua lapangan paru. Kedua
hemidiafragma li*in.Kedua sinus kostofrenikus lan*ip.)ulang0tulang intak.Kesan E
)idak tampak kelainan radiologis pada jantung dan paru.
emeriksaan radiografi Cruris kanan proyeksi A dan lateral E fraktur komplit
*um. Contra*tionum diafisis distaltibia dan fibula kanan dengan pergeseranfragmen
distalfraktur ke sisi medial dengan penebalan jaringan lunak di sekitarnya. )idak
tampak subluksasi, dislokasi.Celah sendi dan permukaan sendi femorotibial ataupun
sendi tolo*ruralterlihat baik.Garingan lunak sekitar region *ruris terlihat baik.Kesan E
Fraktur komplit *um *ontra*tionum diafisis distal tibia dan fibula kanan dengan
pergeseran fragmen distal fraktur ke sisi medial dengan soft tissue swelling region
sekitar fraktur.
emeriksaan radiografi edis kananproyeksi A dan oblik dengan hasil EKedudukan tulang0tulang pedisbaik, tidak tampak subluksasi+dislokasi. )ak tampak
fraktur maupun destruksi.Celah sendi tidak tampak menyempit.Garingan lunak sekitar
tenang.Kesan E )idak tampak fraktur tulang pedis kanan.
emeriksaan laboratorium tanggal '8 o4ember '!8 pukul !5E5! -1B.
emeriksaan albumin 2,#5 gr+dl (2,808,'$. emeriksaan hematologi, hemoglobin !',"
gr+dl (!2,0!6,$, hematokrit 2#,#7 (505#$, eritrosit 5,6' !Q6+RL (5,808,8$,
%C?+? #5, fL (#'0"'$, %C+ '9," pg ('902!$, %CC+K 22,' gr+dl
(2'026$, trombosit ' !Q2+RL (!805$, leukosit !!,88 !Q2+RL (8,0!,$.
itung jenis, basofil ,57 (0!$, eosinofil !,7 (!02$, neutrofil #,!7 (8',096,$,
limfosit !!,'7 ('05$, monosit 9,27 ('0#$, L ' mm (0!$.
emeriksaan radiografi tanggal '8 o4ember '!8. adiografi *ruris kanan
proyeksi A dan lateral E fraktur kominutif diafisis distal os tibia, kedudukan fragmen
distal fraktur relati4e segaris. Fraktur komplit diafisis distal os fibula dengan
displa*ement fragmen distal fraktur ke anteromedial.)idak tampak subluksasi,
dislokasi.Celah sendi dan permukaan sendi femorotibial ataupun sendi talo*rurai
'5
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 25/37
terlihat baik.Kesan E dibandingkan dengan radiografi *ruris kanan tanggal '5
o4ember '!8, saat ini E kedudukan fragmen distal fraktur os tibia kanan dan os
fibula kanan sudah relati4e segaris.
Post Op
ari hasil pengkajian fisik post operasi didapatkan hasil pengukuran tanda0
tanda 4ital ) E !!+9 mmg, #D+menit, 'D+menit, 3 26OC, C) ! detik.
)ampak edema pada bagian femur distal deDtra. 3elain itu distal femur deDtra lebih
besar sedikit dibanding femur sinistra. Femur distal deDtra teraba lebih ken*ang
dibanding dengan femur distal sinistra. -arna kulit sekitar femur dan jari kaki
kemerahan dan bagian perifer teraba hangat. Klien mengatakan kaki sebelah
kanannya nyeri. yeri bertambah saat digerakkan dan disentuh, nyeri terasa seperti
ditusuk0tusuk, nyeri sekitar daerah yang di balut 4erband elasti*, skala nyeri ?A3 2,
durasi nyeri '02 menit, frekuensi nyeri sering dan tidak menentu. Klien mengatakan
nyeri berkurang saat klien beristirahat atau setelah diberikan obat anti nyeri. Klien
terlihat meringis kesakitan. Luka operasi terbalut kassa steril dan 4erband elasti*.
Klien terpasang ba*kslab dan terbalut elasti* 4erban. Klien mengatakan belum bisa
menggerakan kaki kanannya karena terasa nyeri. Klien memerlukan bantuan untuk
menekuk+menggerakkan kaki sebelah kiri. Gari kaki kanan klien belum bisa bergerak.
Luka operasi terbalut kassa steril. Klien terpasang ba*kslab dan terbalut 4erban elasti*
ari data yang kelompok dapatkan berdasarkan laporan pembedahan pada
tanggal ' esember '!8 klien menjalani pemasangan /1F pada tibia dan fibula.
/perasi di mulai pukul !!.2 dengan anastesi spinal dengan posisi operasi supine.
Klien di berikan re %edikasi E CeftriaDone ! gr, >entami*in # mg. Klien di pasang
plate 9 holes dan 6 srew pada os fibula dan plate !8 holes dan 9 srew pada os tibia.
3elama pembedahan terjadi perdarahan sebanyak 98 **. /perasi berlangsung selama
5 jam !8 menit. 3elesai operasi pukul !8.58.
3etelah itu klien langsung di antar ke bagian radiologi untuk melakukan
rontgent os tibia0fibula kanan proyeksi A dan lateral dengan hasil terpasang fikssasi interna
di os tibia fibula kanan dengan kedudukan fragmen fraktur yang segaris. Klien di pasang
plate 9 holes dan 6 srew pada os fibula dan plate !8 holes dan 9 srew pada os tibia.
3etelah dilakukan foto rontgent klien kembali ke ruangan dan di dapatkan
hasil pengkajian klien terpasang kateter urine dengan produksi urine '8 ** berwarna
'8
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 26/37
kuning jernih, dan tidak ada endapan. Klien terpasang 1?F ingerfundin 8 **
dengan 4enflon nomor !# di tangan kiri.
Klien mendapatkan terapi obat antibiotik CeftriaDone 'D! gr 1? pukul 6, !#,
>entami*in 'D# mg 1? pukul !, '' dan Cefopera:one 3ulba*tam 'D! gr 1? pukul
6, !#. /bat analgetik Ketorola* 2D2 mg 1? pukul !, !#, '. anitidine 'D8 mg
1? pukul 6, !#.
emeriksaan laboratorium tanggal ' esember '!8 pukul '!E8 -1B.
emeriksaan hematologi, hemoglobin !!,8 gr+dl (!2,0!6,$, hematokrit 25,'7 (50
5#$, eritrosit 5,6 !Q6+RL (5,808,8$, %C?+? #5,' fL (#'0"'$, %C+ '#,2 pg
('902!$, %CC+K 22,6 gr+dl (2'026$, trombosit 2'# !Q2+RL (!805$, leukosit
!',6' !Q2+RL (8,0!,$. itung jenis, basofil ,'7 (0!$, eosinofil !,7 (!02$,
neutrofil 95,!7 (8',096,$, limfosit !8,87 ('05$, monosit ",'7 ('0#$, L 88 mm
(0!$.
B. iagnosa Keperawatan
Berdasarkan data diatas, ditemukan diagnosa 6 diagnosa keperawatan sebagai berikutE
!. re op
a. yeri akut berhubungan dengan spasme otot, kerusakan kontinuitas jaringan
b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi E akan menjalani operasi
*. isiko infeksi berhubungan adanya port de entrSe
'. ost op
a. yeri akut berhubungan dengan proses pembedahan
b. >angguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya alat imobilisasi
*. isiko infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi bedah
d. isiko disfungsi neuro4askular perifer dengan faktor risiko E fraktur, kompresi
mekanik
C. 1nter4ensi Keperawatan
Kelompok menyusun inter4ensi keperawatan sesuai dengan masalah dan
kebutuhan klien.
ari diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan spasme otot,
kerusakan kontinuitas jaringan, dengan tujuan nyeri berkurang. 1nter4ensi
keperawatan yang telah disusun adalah ukur ))? klien, kaji nyeri klien dengan
J3), berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang
nyaman, ajarkan klien untuk teknik relaksasi tarik nafas dalam, latih klien untuk /%
aktif dan pasif, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik.
iagnosa keperawatan yang kedua adalah ansietas berhubungan dengan krisis
situasi E akan menjalani operasi dengan tujuan *emas yang dirasakan klien hilang.
'6
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 27/37
1nter4ensi keperawatan yang telah disusun adalah ukur ))? klien, berikan
ketenangan dan lingkungan yang nyaman, obser4asi penyebab ke*emasan klien,
jelaskan semua prosedur dan tujuan tindakan dengan singkat dan jelas, ajarkan klien
teknik relaksasi nafas dalam, berikan klien kesempatan untuk mengungkapkan
ansietasnya.
iagnosa keperawatan yang ketiga adalah risiko infeksi berhubungan adanya
port de entrSe dengan tujuan infeksi tidak terjadi.1nter4ensi keperawatan yang disusun
adalah obser4asi keadaan luka, pantau dan batasi kunjungan, anjurkan klien untuk
mempertahankan hidrasi dan nutrisi yang adekuat, ukur ))? klien, anjurkan klien
untuk menjaga kebersihan diri dan lingungan.Bantu keterbatasan akti4itas sesuai
kebutuhan klien, kolaborasi dengan analis kesehatan dalam pemeriksaan L,
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibioti*.3edangkan pada masa post op, diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan
dengan proses pembedahan dengan tujuan nyeri klien berkurang. 1nter4ensi yang
disusun adalah ukur ))? klien, kaji nyeri dengan J3), kaji adanya edema
hematom dan spasme otot, tinggikan ekstremitas yang sakit, njurkan klien teknik
ralaksasi tarik nafas dalam, lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
analgetik.
ada diagnosa keperawatan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
adanya alat mobilisasi dengan tujuan kebutuhan mobilisasi klien dapat terpenuhi.
1nter4ensi yang disusun adalah kaji keadaan imobilisasi dan persepsi pasien terhadap
imobilisasi, bantu klien dalam /% aktif dan pasif, bantu dan dorong klien dalam
akti4itas perawatan diri, pantau ))? klien sebelum dan setelah latihan /%.
ada diagnosa keperawatan risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi
bedah dengan tujuan infeksi tidak terjadi. 1nter4ensi yang disusun adalah ukur ))?
klien, obser4asi keadaan luka dan *airan yang keluar dari luka, pantau dan batasi
kunjungan, anjurkan klien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, bantuketerbatasan akti4itas sesuai kebutuhan klien, kolaborasi dengan analis kesehatan
dalam pemeriksaan L, olaborasi denga dokter dalam pemberian antibiotik.
ada diagnosa keperawatan isiko disfungsi neuro4askular perifer dengan faktor
risiko E fraktur, kompresi mekanik. 1nter4ensi yang disusun adalah monitor ))? klien,
obser4asi adanya pu*at atau sianosis umum, kulit dingin dan perubahan status mental,
kaji aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan bagian ekstremitas yang fraktur
bandingkan dengan ekstremitas yang sehat, awasi posisi atau lokasi penyokong bebat,
pertahankan letak tinggi ekstremitas yang *edera ke*uali ada kontraindika sindroma
'9
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 28/37
kompartemen, anjurkan klien untuk se*ara rutin melakukan latihan menggerakkan
jari+sendi pada ekstremitas yang fraktur sesegera mungkin, obser4asi retriksi sirkulasi
akibat tekanan bebat+spalk yang terlalu ketat dan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antikoagulan (bila diperlukan$.
. 1mplementasi Keperawatan
Kelompok telah menyusun inter4ensi keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Adapun implementasi keperawatan yang kelompok sudah lakukan dari tanggal 2
o4ember '!8 sampai dengan tanggal ' esember '!8 adalah sebagai berikut E
mengukur ))? klien, mengkaji nyeri klien dengan J3), mengkaji keadaan kulit
sekitar daerah yang di 4erban, %embandingkan kehangatan bagian ekstremitas yang
fraktur dengan ekstremitas yang sehat, %empertahankan letak tinggi ekstremitas yang*edera dengan ' buah bantal, C) perifer, keadaan 4erban elastik, mengkaji rentang
gerak sesuai kemampuan klien, mengkaji kekuatan otot klien, memberikan obat anti
bioti* >entami*in 'D# mg dan analgetik Ketorola* 2D2 mg 4ia bolus di 1? line
tangan kanan, mengajarkan klien untuk teknik relaksasiE teknik nafas dalam ketika
nyeri mun*ul dan ketika klien merasa gelisah.
. 4aluasi Keperawatan
3etelah dilakukan implementasi keperawatan, e4aluasi keperawatan yang didapatkan
pada tanggal 5 esember '!8 yaitu
Diagnosa 1 : Nyeri akt !er"!ngan #engan proses pe$!e#a"an
S : Klien mengatakan nyeri pada kaki kanannya hilang setelah diberikan obat
antinyeri, skala nyeri yang dirasakan ?A3 !, O: 3emalam bisa tidur nyenyak, Klien
tampak rileks, ))?E ) !!+9 mmg, #D+menit, rE'D+menit, 3E26OC. A:
masalah nyeri akut berhubungan dengan proses pembedahan belum teratasi. P:
/bser4asi ))?, /bser4asi nyeri, lanjutkan terapi analgetik, anjurkan tarik nafas
dalam saat nyeri mun*ul.
Diagnosa % : ganggan $o!i&itas 'isik !er"!ngan #engan a#anya a&at
$o!i&isasi
S : klien mengatakan bisa menggerakkan kakinya sedikit( O : klien mampu
menggerakkan kaki kanannya se*ara isometri, ))? klien E) !!+" mmg,
#D+mnt, 'D+mnt, 3 26,2OC, A : masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan
denga adanya alat mobilisasi belum teratasi, P: /bser4asi ))?, bantu klien untuk
melakukan /% pasif
Diagnosa ) : Pa#a #iagnosa kepera*atan risiko in'eksi !er"!ngan #engan
a#anya &ka insisi !e#a"
'#
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 29/37
S :+( O: ))? klien E ) E !!+" mmg, #D+mnt, 'D+mnt, 3 26,2OC,klien
terpasang ba*kslab dan 4erban elasti*, keadaan 4erban elasti* tidak ada rembesan,
asil lab leukosit terbaru !',6' !Q2+RL (8,0!,$, A E masalah risiko infeksi
berhubungan dengan adanya luka insisi bedah tidak terjadi, P : /bser4asi ))?,
/bser4asi keadaan balutan, monitor hasil laboratorium leukosit
Diagnosa , : Pa#a #iagnosa kepera*atan Risiko #is'ngsi nero-ask&ar peri'er
#engan 'aktor risiko : 'raktr( ko$presi $ekanik.
S : klien mengatakan merasa lebih nyaman dan nyeri berkurang setelah kakinya
ditinggikan dengan ' buah bantal, kaki kanannya terasa kebas,kakinya masih
bengkak, O : ))? ) !!+9 mmg, #D+mnt, rE 'D+mnt, 3 26OC, kaki kanan
klien teraba lebih hangat daripada kaki kiri, C) ! detik, tampak kaki kanan klien
masih bengkak dan teraba keras dibanding kaki sebelah kiri, A : masalah isikodisfungsi neuro4askular perifer dengan faktor risiko E fraktur, kompresi mekanik tidak
menjadi aktual, P E obser4asi ))?, obser4asi C), obser4asi warna kulit ekstremitas,
adanya bengkak, suhu ekstremitas, ajurkan klien meninggikan kakinya jika bengkak
bertambah.
BAB I/
PE0BAHASAN
ada bab ini kelompok akan membahas mengenai kesenjangan antara teori dengan kasus
yang ditemukan dilahan praktek, yaituE Asuhan Keperawatan ada )n. s engan ost
/perasi /pen Fra*ture !+2 istal )ibia an Closed Fra*ture !+2 istal Fibula. embahasan
ini menggambarkan kesenjangan antara asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan
tinjauan teori serta memuat faktor pendukung dan faktor penghambat. <raian pembahasan ini
disesuaikan berdasarkan tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, peren*anaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan e4aluasi keperawatan.
A. Pengkaian Kepera*atan
'"
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 30/37
engkajian keperawatan merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data0data yang akurat dari klien sehingga diketahui berbagai masalah yang
ada, yaitu pengumpulan data (data primer dan sekunder$, 4alidasi data dan identifikasi
masalah. (idayat, '#$.
Keluhan pada klien yaitu adanya rasa nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pembengkakan
lokal dan perubahan warna. Keluhan ini sesuai dengan landasan teori menurut Brunner dan
3uddart (''$. 3edangkan untuk keluhan pemendekan ekstremitas dan krepitasi tidak
terjadi karena saat kelompok mengkaji, klien sudah mendapatkan tindakan medis berupa
pemasangan /rif post op hari pertama.
asil pemeriksaan radiologi ditemukan kesan Fraktur komplit *um *ontra*tionum diafisis
distal tibia dan fibula kanan dengan pergeseran fragmen distal fraktur ke sisi medial dengan soft
tissue swelling region sekitar fraktur . Bahwa kesan yang ditemukan dari hasil pemeriksaan
radiologi sudah sesuai dengan teori Brunner and 3uddarth (''$.
asil pemeriksaan laboratorium )n.3 ditemukan adanya hasil leukosit yang meningkat
sesuai dengan teori Brunner and 3uddarth (''$ yaitu terjadi peningkatan leukosit dengan
hasil !#, !Q2+Rl dengan nilai normal 80! !Q2+Rl, sedangkan untuk hasil pemeriksaan
B kelompok menemukan adanya kesenjangan antara kasus dengan teori Brunner and
3uddarth (''$. itemukan B klien masih dalam rentang normal yakni !2 gr+dl. al ini
karena pada saat terjadinya ke*elakaan kerja, klien langsung dibawa ke 3 %argonda dan
di 3 %argonda dilakukan tidakan pembersihan luka serta dilakukan immobilisasi dengan
papan bidai pada kedua sisi lateral dan posterior ekstremitas bawah deDtra. <ntuk
pemeriksaan kreatinin, )n.3 tidak dilakukan pemeriksaan kreatinin ulang di 3C%
karena hasil pemeriksaan kreatinin di 3 %argonda telah menunjukkan bahwa kreatinin
)n.3 masih dalam batas normal yakni ," mg+dL ( E ,60!,!$.
2aktor pen#kng : berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data0data yang menunjang
untuk pengambilan diagnosa. Ketersediaan fasilitas rumah sakit yang memadai dan klienyang kooperatif
2aktor peng"a$!at : pada pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan pemeriksaan
kreatinin terbaru. ada pengkajian luka pada area yang mengalami fraktur (ekstremitas
bawah fraktur deDtra$ tidak terkaji se*ara detail karena luka terbalut elastis 4erban.
So&si : pemeriksaan laboratorium kreatinin menga*u pada pemeriksaan sebelumnya (3
%argonda$. 3aat dokter melakukan perawatan luka, kelompok ikut serta dalam perawatan
luka.
B. Diagnosa Kepera*atan
2
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 31/37
%enurut otter ; erry ('8, h.!66$, iagnosa keperawatan adalah pernyataan yang
menguraikan respon aktual atau potensial terhadap masalah kesehatan klien yang
didalamnya perawat mempunyai i:in dan berkompeten untuk mengatasinya.
%enurut oenges et.al ('M 96'0998$ merumuskan delapan diagnosa keperawatan,
Brunner dan 3uddarth (''M '262$ merumuskan tiga diagnosa keperawatan yang dapat
terjadi pada fraktur tertutup dan ngram, Barbara (!"""M '6#0'9!$ merumuskan lima
diagnosa keperawatan pada klien dengan fraktur. ari tiga pendapat tersebut dapat di
simpulkan bahwa diagnosa keperawatan yang mungkin mun*ul pada gangguan sistem
muskuloskeletal dengan fraktur ada ! diagnosa keperawatan. amun masalah
keperawatan yang kelompok angkat hanya 5 diaganosa keperawatan yakni E
Diagnosa perta$a : Nyeri akt !er"!ngan #engan prose#r pe$!e#a"an.
efinisi nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
mun*ul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (anda '!!$. asional E
>angguan nyeri akut sebagai prioritas diagnosa keperawatan karena bebas dari nyeri
merupakan kebutuhan utama manusia dalam hirarki maslow yaitu kebutuhan fisiologis
yang harus tepenuhi. yeri pas*a pembedahan apabila tidak ditangani denga efektif akan
menimbulkan metaboli* respon yang akan mempengaruhi semua sistem tubuh dan
memperberat kondisi pasien dan dibuktikan dengan adanya keluhan klien mengatakan
nyeri pada daerah kaki kanan yang dibalut 4erban, nyeri terasa seperti tertusuk0tusuk
dengan skala nyeri ?A3 2, nyeri menyebar ke daerah proDimal sampai distal tibia yang
terbalut 4erban, durasi nyeri P '02 menit, frekuensi nyeri dan tidak menentu, nyeri
berkurang saat klien beristirahat atau setelah diberi obat anti nyeri. ata objektif E klien
terlihat meringis kesakitan, hasil ))? E ) E !!+9 mmg, E#D+m, rE'D+m, 3E 26 oC
dan luka operasi terbalut kassa steril dan 4erban elastik
Diagnosa ke#a : 3anggan $o!i&itas 'isik !er"!ngan #engan a#anya a&at
i$$o!i&isasi
ambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam kebebasan untuk pergerakan fisik
tertentu pada bagian tubuh atau lebih ekstremitas. (anda,'!$ asional E berdasarkan
keluhan klien, klien mengalami gangguan mobilitasi terutama motorik pada ekstremitas
bawah. Karena pada umumnya sistem motorik yang bertugas melaksanakan gerakan, akan
menerima impuls dari sistem sensori yang dikendalikan oleh medulla spinalis lalu
dihantarkan oleh serabut saraf sensorik kemudian serabut0serabut saraf kemudian serabut0
serabut yang terdapat pada sumsum tulang belakang menghantar impus ke sel saraf
sensorik dan dialihkan pada sistem motorik sehingga terjadilah pergerakan. ada )n.3
2!
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 32/37
kerusakan mobilitas fisik disebabkan karena klien terpasang alat immobilisasi yakni
berupa ba*kslab untuk men*egah terjadinya pergerakan.
Diagnosa ketiga : Risiko in'eksi !er"!ngan #engan a#anya &ka insisi !e#a"
efinisi resiko infeksi adalah keadaan seseorang indi4idu berisiko terserang oleh agens
patogenik atau oportunistik (4irus, jamur, bakteri, proto:oa, atau parasit lain$ dari sumber0
sumber eksternal, sumber0sumber endogen atau eksogen. (Carpenito edisi !, '6
h.'""$.asional Epada tanggal 20!!0'!8, klien dilakukan tindakan /rif pada os tibia
fraktur kanan dengan kedudukan fragmen fraktur yang segaris. Komplikasi dari tindakan
/1F adalah infeksi pada jaringan lunak dan tulang hingga sepsis pas*a operasi.1nilah
alasan mengapa kelompok mengangat resiko infeksi.iperlukannya juga teknik perawatan
luka yang steril untuk men*egah terjadinya infeksi.
Diagnosa kee$pat : Risiko #i'ngsi nero-ask&er peri'er #engan 'aktor risiko
'raktr ( ko$presi $ekanik.
isiko difungsi neuro4askuler perifer adalah suatu keadaan dimana indi4idu mempunyai
risiko untuk mengalami gangguan dalam sirkulasi, sensasi, atau pergerakan ekstremitas.
asional E Klien mengatakan bengkak pada bagian sekitar patella dan distal femur deDtra,
daerah fraktur terasa nyeri berdenyut tajam, ngilu, durasi tidak menentu, nyeri berulang,
nyeri bertambah saat kaki digerakkan atau jika klien ingin mengubah posisi, skala nyeri
?A3 ', ujung jari kaki kanan terasa sedikit baal, C) ! detik, ))? E ) E !!+9 mmg,
E#D+m, rE 'D+m, 3E26oC, tampak edema pada bagian distal femur deDtra, tampak
distal femur deDtra lebih besar sedikit dibandingkan denga femur sinistra, distal femur
deDtra lebih ken*ang dibandingkan dengan sebelah kiri, warna kulit sekitar femur dan jari
kaki kemerahan dan bagian perifer teraba hangat.
2aktor pen#kng : saat menentukan diagnosa yaitu didapatkan data0data yang
menunjang untuk menetapkan diagnosa keperawatan tersebut, baik dari hasil wawan*ara,
obser4asi, dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.
2aktor peng"a$!atE saat menentukan diagnosa keperawatan yakni tidak semua diagnosa
yang sesuai teori dapat diangkat semuanya, sebab keterbatasan kelompok dalam
melakukan pengkajian maupun keterbatasan waktu dalam melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien (praktek diruang orthopedi hanya 6 hari$.
4. Inter-ensi Kepera*atan
3etelah dilakukan perumusan diagnosa masalah kelompok menentukan inter4ensi
keperawatan pada )n.3 dengan diagnosa medis post op /rif di )ibia dan Fibulla
ada diagnosa pertama kelompok mengambil diagnosa keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan prosedur pembedahan.)ujuan keperawatan pada diagnosa pertama
2'
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 33/37
adalah 3etelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2D'5 jam diharapkan nyeri klien
berkurang, dengan kriteria hasil E Klien melaporkan nyeri berkurang, ekspresi wajah klien
rileks, ))? dalam batas normalE ) E !'+# mmg, E 60! D +menit, r E !60
'D+menit, 3 E 26 29,8oC, skala nyeri ?A3 !0', klien dapat beristirahat dan tenang
ada ren*ana keperawatan penulis menga*u pada teori (i* o*,'!!$, yaitu ukur ))?
klien, kaji nyeri dengan J3), kaji adanya edema hematom dan sapasme otot, tinggikan
ekstremitas yang sakit, anjurkan klien teknik ralaksasi tarik nafas dalam dan kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat analgetik.
ada diagnosa kedua, kelompok mengambil diagnosa keperawatan gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan adanya alat immobilisasi. )ujuan keperawatan pada diagnosa
kedua adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2D'5 jam diharapkan
masalah gangguan mobilitas fisik dapat teratasi dengan kriteria hasilE klien mau berpartisipasi dalam pemenuhan mobilisasinya, mempertahankan fungsi otot dan tulang
yang sakit.
ada ren*ana keperawatan penulis menga*u pada teori (i* o*, '!!$, yaitu Kaji
keadaan imobilisasi dan persepsi pasien terhadap imobilisasi, bantu klien dalam /%
aktif dan pasif, bantu dan dorong klien dalam akti4itas perawatan diri, pantau ))? klien
sebelum dan setelah latihan /%.
ada diagnosa ketiga kelompok mengambil diagnosa risiko infeksi berhubungan dengan
adanya luka insisi bedah. )ujuan keperawatan pada diagnosa ketiga adalah setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2D '5 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan
kriteria hasilE keadaan elastis 4erban bersih (tidak ada darah, pus$, leukosit dalam batas
normal (80! ribu + ul$, ))? dalam batas normalE ) E !'+# mmg, E 60! D
+menit, r E !60'D+menit, 3 E 26 29,8oC.
ada ren*ana keperawatan penulis menga*u pada teori (i* o*, '!!$, yaitu ukur ))?
klien, obser4asi keadaan luka dan *airan yang keluar dari luka, pantau dan batasi
kunjungan, anjurkan klien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, bantu
keterbatasan akti4itas sesuai kebutuhan klien, kolaborasi dengan analis kesehatan dalam
pemeriksaan L dan kolaborasi denga dokter dalam pemberian antibiotik.
ada diagnosa keempat kelompok mengambil diagnosa resiko disfungsi neuro4askuler
perifer berhubungan dengan faktor risiko E fraktur, kompresi mekanik. )ujuan
keperawatan pada diagnosa keempat adalah setelah tindakan keperawatan selama 2 D '5
jam diharapkan disfungsi neuro4as*ular perifer tidak terjadi denga kriteria hasil E ))?
dalam batas normalE ) E !'+# mmg, E 60! D +menit, r E !60'D+menit, 3 E 26
22
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 34/37
29,8oC, edema tidak bertambah, skala nyeri berkurang+hilang (0!$, C) H 2 detik,
akral ekstremitas yang teraba fraktur hangat, tidak ada pu*at dan tidak ada baal
ada ren*ana keperawatan penulis menga*u pada teori (i* o*, '!!$, yaitu monitor
))? klien, obser4asi adanya pu*at atau sianosis umum, kulit dingin dan perubahan status
mental, kaji aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan bagian ekstremitas yang fraktur
bandingkan dengan ekstremitas yang sehat, awasi posisi atau lokasi penyokong bebat,
pertahankan letak tinggi ekstremitas yang *edera ke*uali ada kontraindika sindroma
kompartemen, anjurkan klien untuk se*ara rutin melakukan latihan menggerakkan
jari+sendi pada ekstremitas yang fraktur sesegera mungkin, obser4asi retriksi sirkulasi
akibat tekanan bebat+spalk yang terlalu ketat dan kolaborasi denga dokter dalam
pemberian obat antikoagulan (bila diperlukan$.
D. I$p&e$entasi Kepera*atan
ari inter4ensi yang telah kelompok tentukan pada diagnosa keperawatan )n.3,
kelompok telah melakukan implemetasi yaitu E Kelompok telah menyusun inter4ensi
keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien. Adapun implementasi keperawatan yang
kelompok sudah lakukan dari tanggal 2 o4ember '!8 sampai dengan tanggal '
esember '!8 adalah sebagai berikut E mengukur ))? klien, mengkaji nyeri klien
dengan J3), mengkaji keadaan kulit sekitar daerah yang di 4erban, C) perifer,
keadaan 4erban elastik, mengkaji rentang gerak sesuai kemampuan klien, mengkaji
kekuatan otot klien, memberikan obat anti bioti* >entami*in 'D# mg dan analgetik
Ketorola* 2D2 mg 4ia bolus di 1? line tangan kanan, mengajarkan klien untuk teknik
relaksasi ) ketika nyeri mun*ul dan ketika klien merasa gelisah
2aktor Pen#kng : alam melakukan tindakan keperawatan pada )n.3 hampir
seluruh ren*ana tindakan dapat dilakukan, karena )n.3 sangat kooperatif akan
pentingnya ren*ena keperawatan yang dilakukan untuk kesembuhan klien.2aktor Peng"a$!at : )idak semua inter4ensi dilakukan oleh kelompok karena
keterbatasan waktu dan juga kesibukan di ruangan (kelompok tidak fokus pada ruangan
orthopedi saja, tetapi ruang urologi, ruang digesti4 dan ruang bedah plastik juga$
So&si : Kelompok diberikan waktu untuk memberikan implementasi kepada pasien
kelolaan kelompok setelah kelompok menyelesaikan tugas diruangan.
E. E-a&asi Kepera*atan
!. Asuhan keperawatan pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan prosedur
pembedahan. Berdasarkan data subjektif dan data objektif dari uraian pada bab 2
25
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 35/37
belum men*apai sesuai kriteria hasil yang ingin di*apai, sehingga pada e4aluasi
keperawatan masalah klien belum teratasi, karena dihubungkan dengan data E klien
mengatakan nyeri pada kaki kanannya hilang setelah diberikan obat antinyeri, skala
nyeri yang dirasakan ?A3 !, 3emalam bisa tidur nyenyak, Klien tampak rileks, ))?E
) !!+9 mmg, #D+menit, rE'D+menit, 3E26OC.
'. Asuhan keperawatan pada diagnosa kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
adanya alat mobilisasi, berdasarkan data subjektif dan data objektif dari uraian bab 2
belum men*apai sesuai kriteria hasil yang ingin di*apai, sehingga pada e4aluasi
keperawatan masalah klien belum teratasi, karena dihubungkan dengan data E klien
mengatakan bisa menggerakkan kakinya sedikit( klien mampu menggerakkan kaki
kanannya se*ara isometri, ))? klien E) !!+" mmg, #D+mnt, 'D+mnt, 3
26,2OC.2. Asuhan keperawatan pada diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka
insisi, berdasarkan data subjektif dan data objektif dari uraian bab 2 belum men*apai
sesuai kriteria hasil yang ingin di*apai, sehingga pada e4aluasi keperawatan masalah
klien belum teratasi, karena dihubungkan dengan dataE ))? klien E ) E !!+"
mmg, #D+mnt, 'D+mnt, 3 26,2OC,klien terpasang ba*kslab dan 4erban
elasti*, keadaan 4erban elasti* tidak ada rembesan, asil lab leukosit terbaru !',6'
!Q2+RL (8,0!,$,
5. Asuhan keperawatan pada diagnosa isiko disfungsi neuro4askular perifer dengan
faktor risiko E fraktur, kompresi mekanik, berdasarkan data subjektif dan data objektif
dari uraian bab 2 belum men*apai sesuai kriteria yang ingin di*apai, sehingga
e4aluasi keperawatan masalah keperawatan belum teratasi, karena dihubungkan
dengan data : klien mengatakan merasa lebih nyaman dan nyeri berkurang setelah
kakinya ditinggikan dengan ' buah bantal, kaki kanannya terasa kebas,kakinya masih
bengkak, ))? ) !!+9 mmg, #D+mnt, rE 'D+mnt, 3 26OC, kaki kanan klien
teraba lebih hangat daripada kaki kiri, C) ! detik, tampak kaki kanan klien masih
bengkak dan teraba keras dibanding kaki sebelah kiri.
2aktor pen#kng : Klien kooperatif selama proses asuhan keperawatan dan selalu
mengeluhkan apa yang dirasakan oleh pasien se*ara jujur.
2aktor Peng"a$!at : Keterbatasan waktu dan juga kesibukan di ruangan (kelompok
tidak fokus pada ruangan orthopedi saja, tetapi ruang urologi , ruang digesti4e dan
ruang bedah plastik juga$
So&si : kelompok berkolaborasi dengan perawat ruangan orthopedi, mahasiswa yang
praktek di ruang urologi dan mahasiswa dari institusi lain dalam memantau status
perkembangan klien.
28
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 36/37
BAB /
PENUTUP
A. Kesimpulan
ada bab ? ini, setelah kelompok memberikan asuhan keperawatan pada )n.3 yang
mengalami open frakture tibia dan *lose frakture fibula di ruang ortopedi lantai 5 3<
r. Cipto %angunkusumo dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, inter4ensi, implementasi dan e4aluasi yang
dilaksanakan pada tanggal 2 no4ember 0' desember '!8, maka kelompok dapat
menyimpulkan sebagai berikut E
!. ada tahap pengkajian sudah sesuai dengan teori Brunner ; 3uddarth. )etapi
ada keluhan yang tidak sama dengan teori, yaitu tidak adanya pemendekan pada
ekstremitas bawah dan tidak adanya krepitus
'. ada perumusan diagnosa kelompok menemukan 5 diagnosa sesuai dengan
teori. yaitu yeri akut berhubungan dengan agen penyebab *idera fisikE proses
pembedahan, ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya orif, risiko
infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi bedah, resiko defisiensi
neuromus*ular berhubungan dengan pembedahan orthopaedi. amun ada
diagnosa yang tidak ditemukan pada )n. 3
2. ada inter4ensi yang telah di ren*anakan oleh kelompok sesuai dengan teori
anda i* o*.
5. ada tahap implementasi kelompok melakukannya berdasarkan tujuan dan
kriteria hasil selama 2T'5 jam. amun ada beberapa inter4ensi yang kelompok
tidak lakukan karena keterbatasan waktu
26
7/21/2019 open fracture tibia and close fracture fibula
http://slidepdf.com/reader/full/open-fracture-tibia-and-close-fracture-fibula 37/37
8. asil e4aluasi sudah sesuai dengan teori. amun pada diagnosa ke empat
masalah belum teratasi.
B. 3aran
!. Ada baiknya mahasiswa membandingkan kembali pemeriksaan penunjang yang ada
di teori dengan kasus di lapangan, jika tidak ada berkolaborasi dengan dokter untuk
pemeriksaan penunjang.
'. Bagi mahasiswa ada baiknya meningkatkan kerja sama untuk memantau kondisi
pasien kelolaan, jangan sampai mahasiswa melawatkan keluhan pasien
2. Bagi institusi diharapkan dapat sebagai tolak ukur penilaian terhadap kemampuan
mahasiswa yang telah mendapatkan pengetahuan dan kemampuan yang diberikan
oleh dosen.
5. Bagi institusi lebih meperbanyak literatur untuk sumber pembuatan makalah8. Bagi mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami fraktur dan memenuhi kompetensi
keperawatan medi*al bedah 1?.
6. 3aran untuk mahasiswa dalam proses pembuatan makalah harus membutuhkan kerja
sama yang baik.
9. alam pembuatan makalah ini dibutuhkan kerjasama yang efektif antara dosen
pembimbing dan mahasiswa