Download pptx - Osmotik Pump

Transcript

PowerPoint Presentation

Dessy Dwi R A(12- 13)

Trias Alfiliatiningsih (12-05)

Ninda Sukmaningrum (12-26)

Christyn Novyta(12-6)

Formulation Design And Characterization Of An Elementary Osmotic Pump Tablet Of Flurbiprofen

Sistem pelepasan obat terkendali peroral memegang hal utama di pasaran. Keuntungan :Peningkatan kenyamanan dan kepatuhanPengurangan fluktuasi plasmaMengurangi efek samping lokal atau sistemik Meningkatkan potensi keselamatan yang tinggimemungkinkan pengurangan jumlah total dosis danmenghindari kemungkinan obat memberikan waktu paruh biologis yang pendek.

Sistem Pelepasan Obat TerkendaliSalah satu sistem penghantaran obat baru yaitu osmotically controlled drug delivery system (OCDD), mulai dikembangkan OCDD memanfaatkan prinsip-prinsip tekanan osmotik untuk penghantaran bahan aktif terkendali.

OCDD dapat untuk pengobatan penyakit yang berhubungan dengan inflamasi, hipertensi, diabetes, kondisi psikotik, dan penyakit parkinson.

osmotically controlled drug delivery system (OCDD),OCDD dapat dicapai dengan salah satu pendekatan yakni Elementary osmotic pump (EOP) dan pushpull osmotic pump (PPOP) . Elementary osmotic pump (EOP) terdiri dari inti osmotik dengan atau tanpa osmogent. Dikelilingi oleh membran semipermeabel dengan lubang kecil dimana larutan atau suspensi obat akan dirilis. EOP hanya cocok untuk obat yg larut dalam air.

Pushpull osmotic pump (PPOP) mulai dikembangkan untuk dapat mengendalikan penghantaran obat tak larut air. Kelemahan sistem ini antara, teknologi pengeboran laser harus digunakan untuk mengebor lubang dan ada jeda waktu yang panjang untuk pelepasan obat dari pompa osmotik setelah mulai kontak dengan media airEOP Vs. PPOPTablet EOP disusun dengan teknologi sederhana, tidak memiliki jeda waktu untuk obat rilis, ekonomis dari sudut pandang industri.

Tablet EOP memerlukan peningkatan kelarutan untuk meningkatkan laju disolusi obat dalam air rendah. Banyak upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi obat dengan kelarutan rendah seperti Flubiprofen.EOPFlurbiprofen (FL), [asam (+/-) - 2- (2-fluoro-4-Biphenylyl) propionat] adalah obat non-steroid yang penting untuk inflamasi, terutama digunakan dalam pengobatan rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan peradangan okular.

Waktu paruh eliminasi (4 jam), penggunaannya akan membutuhkan beberapa dosis sehingga bahaya reaksi gastrointestinal dapat terjadi.FlurbiprofenMengembangkan tablet osmotik terkontrol FL yang dapat digunakan dua kali sehari hari. Tujuan PenelitianTablet dibuat dengan dilapisi selulosa asetat sebagai membran semipermeabel yang mengandung plasticizer seperti (PEG).

-cylodextrin dan spray-dried lactose digunakan untuk meningkatkan kelarutanFruktosa, selulosa asetat digunakan sebagai membran semipermeabel. Polietilenoksida (PEO)-2000k dan PEG 400 digunakan sebagai plasticizer.

Tablet dibuat dengan metode kompresi langsungBahan

FORMULASI

Dari studi in vitro pelepasan obat menunjukkan bahwa jumlah Agen Osmotik meningkat dari batch S1 ke S9.Batch S6 mengandung 75 mg zat osmotik yang memberikan pelepasan obat yang lebih baik dibandingkan dengan batch lain, serta menunjukkan pelepasan obat terkontrol selama 12 jam dan mengikuti kinetika orde nol Pada Batch S7, menunjukkan bahwa ukuran orifice meningkatkan jumlah pelepasan obat. studi pelepasan obat in vitro Untuk mengevaluasi kontribusi masing-masing faktor pada tingkat respon yang berbeda, dilakukan uji ANOVA. Berdasarkan desain 32 faktorial, kombinasi faktor mengakibatkan tingkat pelepasan obat yang berbeda. Uji ANOvAHasil anovaNilai koefisien korelasi (R2) diperoleh 0,9781, (menunjukkan kesesuaian.) Tanda positif menunjukkan efek sinergis.Data tersebut menunjukkan variable dependen sangat tergantung pada variabel independen.

Jumlah zat osmotik meningkat maka % CDR meningkat; hal ini karena zat osmotik menciptakan tekanan osmotik yang akan membantu meningkatkan% CDR. Demikian seperti ukuran orifice meningkat maka,% CDR meningkat.

Uji ANOvA

Optimasi Formula

Dalam optimasi (Gambar 8), ditunjukkan formulasi optimum dicapai pada 78,38 mg X1 dan 0,99 mm). tablet yang dihasilkan dievaluasi nilai % CDR. Nilai %CDR ditemukan sebesar 86,59%.Studi FTIR obat dan eksipien dilakukan dengan mencampur sampel dengan potassium bromide dan spektruk diperoleh pada kisaran 4000-400/cm dan menggunakan potassium bromide sebagai acuan.

Hasil Puncak yang dihasilkan oleh spektra masing-masing formula dikorelasikan dengan puncak dari spektra obat. Hasil tidak menunjukkan perubahan besar dalam puncak, mengindikasikan tidak terjadi interaksi antara FL dan eksipien. Hal ini menunjukkan bahwa obat ini kompatibel dengan komponen formulasi.

Studi kompatibilitas obat-eksipien Tingkat pelepasan FL dari komples inklusi ditentukan dengan menggunakan disolusi testing aparatus II. Menggunakan 900mL buffer fosfat pH 7.2 pada 370.5 oC. Sampel diambil dari aparatus dengan interval waktu 10 menit dan diencerkan dengan konsentrasi yang sesuai. Absorbansi larutan diukur pada 247 nm menggunakan spektrofotometri Uv/Vis double-beam.

Hasil Profil disolusi menunjukkan perbandingan persentase pelepasan obat dari kompleks inklusi yang berbeda dengan obat murni. Hasil menunjukkan bahwa saat konsentrasi -CD Meningkat, kelarutanoa meningkat . t -Tes diaplikasikan untuk melihat efek dari rasio molar 1: 0,5 dan menunjukkan bahwa nilai t-hitung kurang dari nilai t-tabulasi dengan tingkat kepercayaan 5%,

menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan dalam pelepasan obat.

Uji In vitro-pelepasan kompleks inklusi

Efek pHUji pelepasan obat secara in vitro dengan formula terpilih dilakukan menggunakan simulasi cairan lambung (pH 1,2), buffer fosfat (pH 4,6) dan buffet fosfat (pH 7,2). Hasil evaluasi menunjukkan menunjukkan bahwa pengembangan formulasi dipegaruhi oleh pH

Efek intensitas agitasiEfek agitasi terhadap media pelepasan, dilakukan uji pelepasan dilakukan menggunakan formula terpilih dengan alat uji disolusi USP-II dengan kecepatan 50, 75 dan 100 rpm.Hasil menunjukkan bahwa profil pelepasan FL dari formulasi tidak tergantung dari intensitas agitasi media rilis, maka dapat disimpulkan bahwa rilis dari Formulasi yang dikembangkan tidak tergantung dari hidrodinamika kondisi tubuh.

PH dan Agitasikinetika pelepasan obat dari formula dengan sistem terkontrol, digunakan beberapa persamaan matematika yaitu orde nol, orde satu, model Higuchi, dan hukum akar kuadrat Hixson Crowell. Untuk mengotentikasi model pelepasan, data disolusi dapat dianalisis dengan menggunakan persamaan Korsmeyer Peppas.

Data dissolusi formulasi optimasi S13 dipasang dalam berbagai model matematika (zero-order, orde pertama, Higuchi, Korsmeyer Peppas, dan Hixson Crowell model) untuk menggambarkan kinetika pelepasan obat. Nilai terkecil dari SSR, AIC, dan terbaik goodness-of-fit test (R2) yang diambil sebagai kriteria memilih model yang paling tepat. Dari data diperoleh nilai terbaik yang memenuhi kinetika orde nol adalah S13.

Kinetika pelepasan obat

Formulasi Terbaik

Studi Stabilitas dilakukan untuk melihat pengaruh suhu dan kelembaban pada tablet. Tablet dievaluasi berkala (6 bulan) pada 40oC dengan RH 75% selama 6 bulan sesuai panduan ICH untuk dievaluasi penanpilan, kekerasan, kerapuhan, kandungan obat, dan in vitro pelepasan obat. Hasil studi stabilitas untuk batch yang dioptimalkan (S1) menunjukkan Tidak ada perubahan signifikan yang diamati, sehingga dapat disimpulkan bahwa formulasi stabil.

Uji stabilitas

-CD efektif dalam meningkatkan kelarutan dari FLTablet EOP dilapisi dengan selulosa asetat sebagai membran semipermeabel mengandung plasticizer dapat dikembangkan untuk FL. Sistem ini dioptimalkan untuk jumlah agen osmotik, dan ukuran pengiriman orifice, untuk mencapai profil rilis yang diinginkan.Sistem Osmotik S13 FL memberikan peningkatan orde nol selama 12 jam. Pelepasan obat dari formulasi yang dikembangkan tidak tergantung dari intensitas agitasi. Tidak ada perubahan signifikan yang diamati pada salah satu parameter selama masa uji, sehingga dapatdisimpulkan bahwa formulasi maju stabil.

KESIMPULAN