Nama : Ovy Zairani
NPM : 1306366413
Fakultas : Fakultas Kedokteran Gigi
Sistem Saraf dan Indera
7. Apa yang dimaksud dengan substansi putih (substansi alba/white matter) dan abu-abu
(substansi gricea/gray matter) pada sistem saraf pusat? Berikan 2 contoh nya pada struktur
sistem saraf pusat. (anatomi)
Semua jaringan saraf berasal dari lempeng saraf. Pada tepi superior, lipatannya menyatu di
bagian tengah dan membentuk tabung saraf. Tabung saraf merupakan asal otak dan medula
spinalis. Lapisan sel pada tabung saraf membentuk ependim, substansi abu-abu dan substansi
putih. Substansi kelabu dan substansi putih merupakan substansi pokok yang ada pada otak
dan medulla spinalis.
Substansi kelabu ( substansi grisea ) membentuk bagian luar otak ( disebut korteks ) dan
bagian dalam medulla spinalis. Substansi ini mengandung badan sel neuron, serabut
termielinisasi dan tidak termielinisasi, astrosit protoplasma, oligodendrosit, dan mikroglia.
Substansi putih ( substansi alba ) membentuk bagian dalam otak dan bagian luar medulla
spinalis. Substansi ini didominasi oleh serabut saraf termielinisasi ( tetapi juga oleh serabut
tidak termielinisasi ), oligodendrosit, astrosit fibrosa, dan mikroglia.
Pada otak, ada yang disebut Traktus serebral yang merupakan substansi putih serebrum dan
tersusun dari tiga jenis serabut, yaitu Traktus asosiasi panjang dan pendek, serabut komisura
dan serabut proyeksi. Jauh di dalam substansi putih serebrum terdapat kepulauan substansi
abu-abu ( neuron ) yan disebut ganglia basal.
Pada potongan melintang medulla spinalis, bagian tepi atau luar yang merupaka substans alba
mengandung dendrit dan akson dan bentuknya seperti tiang. Sedangkan, bagian dalam
bewarna abu-abu yang merupakan substansi grisea bentuknya seperti sayap atau seperti huruf
H. Sayap (bentuk huruf H ) yang letaknya mengarah ke perut disebut sayap ventral. Sayap
ventral adalah batang vertikal bawah ( anterior ) substansi abu-abu yang banyak mengandung
badan neuron motorik yang aksonnya mengirim impuls melalui saraf spinal ke otot dan
kelenjar. Terdapat juga sayap yang mengarah ke punggung yang disebut sayap dorsal. Sayap
dorsal adalah batang vertikal atas ( posterior ) substansi abu-abu yang mengandung badan
neuron sensorik. Badan sel menerima sinyal melalui saraf spinal dari neuron sensorik. Ada
juga sayap lateral yang mengandung badan sel neuron sistem saraf otonom. Substansi grisea
di sisi kiri dan kanan medulla spinalis dihubungan dengan komisura abu-abu.
8. Jelaskan peran sistem saraf dalam homeostatis. Sebagai pengendali (komunikasi) antar
sistem tubuh.
Homeostasis sangat bergantung pada sistem endokrin dan sistem saraf yang saling tumpah
tindih. Banyak organ dan jaringan endokrin yang memiliki sel-sel saraf khusus, yang disebut
sel-sel neurosekresi, yang mensekresikan hormon. Beberapa zat kimia mempunyai fungsi,
baik sebagai hormon sistem endokrin maupun sebagai sinyal pada sistem saraf. Pada sistem
saraf sendiri, sistem saraf otonom adalah yang bertugas mempertaankan lingkungan internal
tubuh ( homeostasis ). Dibuktikan oleh penelitian cannon mengenai reaksi-reaksi emosional
yang menyebabkannya sadar akan peranan sistem saraf otonom dalam meregulasi proses-
proses pencernaan serta efek-efek emosi terhadap proses-proses tersebut. Sistem saraf
otonom memainkan peranan fundamental dalam memerantarai semua fenomena homeostatik
yang berperan serta dalam penjagaan kekonstanan internal. Jelas bahwa sistem
kardiovaskular memerlukan regulasi , tetapi otot polos saluran gastrointestinal dan berbagai
kelenjar di seluruh tubuh juga perlu dimonitor secara konstan.
9. Apa yang dimaksud indera umum dan indera khusus? Sebutkan perbedaannya. (tambahan
anatomi)
Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses
informasi indera. Organ-organ indera merupakan satu-satunya saluran komunikasi antara
dunia luar dengan system sarat pusat. Organ indera manusia berdasarkan distribusinya terbagi
menjadi indera umum dan indera khusus. Stimulus dari lingkungan diterima oleh sel-sel
reseptor di dalam alat-alat indera, baik indera umum maupun indera khusus. Reseptor dalam
indera umum tersebar di seluruh permukaan tubuh dan permukaan organ-organ yang dapat
menerima sensasi, sedangkan reseptor di dalam indera khusus bervariasi dan bekerja spesifik
sesuai jenis stimulusnya. Indera khusus hanya berada di tempat-tempat tertentu. Termasuk ke
dalam indera umum rasa sakit, sentuhan, tekanan, suhu, sensasi posisi tubuh (propriosepsi).
Indera khusus didukung oleh reseptor yang lebih maju, meliputi pengecap, penciuman,
penglihatan, pendengaran dan keseimbangan, dan peraba.
10. Sebutkan organ-organ yang termasuk dalam sistem indera khusus. (anatomi)
Dalam sistem indera khusus, ada lima indera yang mempunyai organ terkait dengan fungsi
khusus nya. Pertama, indera pengecap (gustasi) dengan organ lidah. Kedua, indera
penciuman (olfaksi) dengan organ hidung. Ketiga, indera pendengaran dan ekuilibrium
dengan organ telinga. Keempat, indera penglihatan dengan organ mata. Terakhir, indera
peraba dengan organ kulit.
11. Rangsang di lingkungan kita berupa berbagai bentuk energi. Peran organ indera adalah
menerima rangsangan tersebut melalui reseptor-reseptornya. Sebutkan reseptor-reseptor
tersebut dan jenis energi rangsang yang dideteksi. (histologi)
a. Indera pengecap
Reseptor peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor.
Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti
bawang kecil atau piala dan terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah.
Kadang juga dijumpai pada langit-langit rongga mulut, faring dan laring, walaupun sedikit
sekali. Masing-masing kuncup pengecap terdiri dari sekumpulan sel penunjang dan sel
sensorik yang memliki rambut dan menonjol membentuk pori-pori pengecap sentral, serta
dibasahi dengan saliva. Kuncup pengecap terdapat dalam tonjolan mukosa lidah yang disebut
papila. Terdapat empat macam papila lidah:
1. Papila foliate, pada pangkal lidah bagian lateral
2. Papila fungiformis, pada bagian anterior
3. Papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah
4. Papila Filiformis, terdapat pada bagian posterior
Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, asam, asin dan
pahit. Pada lidah, reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung
lidah, sedangkan untuk rasa asam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah
sensitif untuk rasa pahit dan rasa asin yang dapat dirasakan hampir di seluruh area lidah,
tetapi reseptornya terkumpul di bagian samping lidah.
b. Indera penciuman
Reseptor penciuman terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut
epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel penyokong. Sel
resptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filamen-filamen seperti rambut pada
permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju bulbus olfaktorius pada sistem
saraf pusat. Sel-sel olfaktorius didampingi oleh sel-sel penunjang yang berupa sebaris sel-sel
epitel silindris berlapis banyak semu.
Penciuman dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan dalam
rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. Keadaan
ini akan terganggu ketika kita sakit pilek, di mana hubungan antara rongga hidung dan
rongga mulut terganggu, sehingga uap makanan dari makanan di mulut tidak dapat mencapai
rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.
c. Indera Penglihatan
Susunan indera penglihatan dalam garis besar terdiri dari:
1. Kedua mata (the eye).
2. Saraf optik, yaitu saluran saraf yang menghubungkan mata dengan otak (the visual
pathway).
3. Pusat penglihatan dalam otak (visural korteks).
Disamping itu terdapat organ-organ aseseori yang penting untuk melindungi dan
mempertahankan fungsi mata, yaitu kelopak mata, bulu mata, alis dan kelenjar air mata.
Mata
Mata merupakan bagian indera yang fungsinya hanya terbatas pada menerima dan
menyiapkan rangsang agar dapat diteruskan ke pusat-pusat penglihatan yang terletak di
dalam otak. Mata merupakan organ penglihat (apparatus visual) yang bersifat peka cahaya
(foto sensitif).
Bagian bola mata manusia yang bertdedah ke permukaan anterior hanya 1/6 (seper-enam)
bagian saja. Sedangkan sisanya terlindung dalam orbita mata. Secara anatomi, bola mata
dapat dibedakan menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu:
- Sklera (selaput putih)
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat, berfungsi untuk bagian-bagian dalam bola
mata dan untuk mempertahankan kekakuan bola mata.
- Kornea
Kornea merupakan selaput bening yang melapisi bagian anterior bola mata. Kornea
juga merupakan jalan masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya pada retina. Lapisan
luar kornea ditutup oleh lapisan epitel yang berkesinambungan dengan epidermis yang
disebut konjungtiva.
- Lapisan Vaskular, terdiri dari:
· Koroid
Merupakan membran tipis yang mengandung pigmen dan melapisi permukaan sebelah dalam
sklera. Koroid mengandung banyak pembuluh darah yang menyalurkan nutrisi ke retina.
· Iris
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris terdapat dua
perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Iris berfungsi untuk mengatur jumlah
cahaya yang memasuki mata, dengan jalan membesarkan atau mengecilkan pupil, yaitu
lubang yang terletak di tengah-tengah iris. Ketika mata berakomodasi untuk melihat benda
yang dekat atau cahaya yang terang otot sirkuler berkontraksi sehingga pupil mengecil,
begitu pula sebaliknya. Iris juga mempengaruhi warna mata seseorang, yaitu terkait dengan
jumlah dan sifat pigmen yang terkandung di dalamnya.
· Lensa
Lensa mata berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk dan memfokuskan cahaya pada
retina. Lensa berada tepat di belakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori. Bentuk
lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris. Ruang yang terletak diantara lensa mata
dan retina disebut ruang viterus, berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang
bersama dengan humor akueus berperan dalam memelihara bentuk bola mata.
· Retina
Retina adalah bagian mata vertebrata yang peka terhadap cahaya, merupakan lapisan
terdalam dari bola mata. Bagian ini berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi
impuls saraf dan menghantarkan impuls ke saraf optik (II). Retina tersusun atas lapisan
jaringan saraf (sebelah dalam merupakan bagian visual) dan lapisan berpigmen (sebelah luar
merupakan bagian non visual).
Lapisan jaringan saraf pada retina mengandung tiga daerah neuron yaitu:
· Neuron Fotoreseptor
· Neuron Bipolar
· Neuron Ganglion
Neuron fotoreseptor berfungsi untuk menerima stimulus cahaya. Neuron fotoreseptor dapat
dibedakan menjadi rods (sel batang) dan cones (sel kerucut). Sel batang mengandung
pigmen rodospinyang dikhususkan untuk penglihatan hitam-putih dalam cahaya redup, serta
untuk membedakan gelap dan terang serta tidak dapat menghasilkan yang berwarna.
Sedangkan sel kerucut mengandung pigmeniodopsin, yang dikhususkan untuk melihat benda
berwarna dan dapat menghasilkan bayangan yang tajam dalam cahaya terang.
Sel kerucut terpusat pada fovea sentral, suatau lekukan kecil pada makula lutea. Makula lutea
(bintik kuning) terdapat pada bagian posterior retina, bersesuaian dengan sumbu visual mata.
Bayangan hanya dapat direspon oleh mata, jika jatuh pada bintik kuning. Cahaya yang
diterima oleh neuron-neuron fotoreseptor diubah menjadi impuls syaraf, kemudian
dihantarkan ke neuron bipolar dan diteruskan ke neuron ganglion.
c. Indera pendengaran
Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas
tiga bagian, yaitu Telinga luar, yang menerima gelombang suara, Telinga tengah, dimana
gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang ke telinga dalam, Telinga
dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus
akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibuler yang
berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.
Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus
eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk
menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan
bergetarnya membran tympani.Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga luar
sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit
sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan
elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan
sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami
modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok
yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang
dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah
infeksi.
Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi
oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel
selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas
serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas
tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell.
Telinga Tengah (kavum tympanikus)
Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang
berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan),
dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai
maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya
berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes
berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang
disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat
tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran
tympani sekunder.
Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang
tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua
otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara .
maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.
Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba auditiva),
yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani.
Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika
terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah
pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara
akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang
sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.
Telinga Dalam (labirin)
Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga
tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk
labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di
dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang
berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga
subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal.
Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis
yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh
selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.
Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3
buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran). Vestibula merupakan rongga di
tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula
berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule
bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitusakulus dan utikulus. Pada sakulus dan
utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra
keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ
tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel
tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat
(CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi,
menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf
vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan
impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.
Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang
vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung,
disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula
terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk
mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada
vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi
oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi
oleh gerakanendolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe
akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan
mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.
Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti
rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi
bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa
kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:
Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada
tingkap jorong. Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe
berakhir pada tingkap bulat. Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala
vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.
Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran
reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris. Pada membran
basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini
berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel rambut
menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke
VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.
d. Indera Peraba
Klasifikasi reseptor antara lain berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap
modalitas tertentu yaitu : termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu), mekanoreseptor
(peka terhadap sentuhan dan tekanan), kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi),
osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).
Berdasarkan sumber rangsangan dibagi atas : ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh
dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar, proprioreseptor, berespons terhadap
perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem musculoskeletal, dan
interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.
Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :
Ujung Saraf Bebas
Yaitu serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak
jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini
merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang
semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka
yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak
dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat
yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel
rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut
dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis berhubungan
dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti
lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap
dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan
antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat
di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran
dan juga resepor terhadap dingin.
Korpuskulus Peraba (Meissner)
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir,
puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan
berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis
menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah
korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf
menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang
mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap
sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan
rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)
Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan,
telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna.
Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk
yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.
Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan
sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria.
Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng
ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi
untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.
Korpuskulus Gelembung (Krause)
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia
eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar
(sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu
dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan
cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau
berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada.
Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel ini
berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
Korpuskulus Ruffini
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi.
Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang
menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ
tendo golgi. Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang
terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang
disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang
bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
12. Apa yang dimaksud dengan sensasi (sensation), jelaskan proses sensasi secara singkat.
Sensasi adalah deteksi energi fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek-objek fisik
terjadi ketika energi dalam lingkungan eksternal atau dalam tubuh merangsang reseptor
dalam organ-organ indera.
Sensasi dimulai dari reseptor indera (sense receptor), sel yang terletak di organ indera.
Reseptor untuk bau, tekanan, rasa sakit, dan suhu merupakan perpanjangan (dendrit) dari
saraf-saraf sensorik. Reseptor untuk penglihatan, pendengaran, dan rasa merupakan sel-sel
khusus yang terpisahkan dari saraf sensorik oleh sinapsis.
Ketika reseptor indera mendeteksi sebuah stimulus-cahaya, tekanan mekanis, atau molekul
kimia-reseptor ini mengubah energi dari stimulus tersebut menjadi impuls listrik yang
berjalan sepanjang saraf menuju otak.
Reseptor indera (pengawas) bertugas meneliti daerah tubuh untuk mencari tanda-tanda
aktivitas. Pengawas tidak dapat membuat keputusan sendiri, melainkan harus meneruskan apa
yang dipelajari kepada saraf-saraf sensorik (komandan lapangan). Saraf sensorik dalam
sistem saraf perifer harus melaporkan pada pusat komando (sel-sel otak). Kemudian pusat
komando bertanggung jawab untuk menganalisis laporan tersebut dan memutuskan apa arti
informasi tersebut.
Semua saraf sensorik menggunakan bentuk komunikasi yang sama, yaitu impuls saraf.
Sistem saraf mengubah pesan-pesan yang ditangkap menjadi kode. Salah satu jenis kode
yaitu kode anatomis, yang dikenalkan oleh Johannes Muller (1826) sebagai doktrin energi
saraf spesifik (doctrine of specific nerve energy).
Doktrin energi saraf spesifik adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa modalitas sensoris
yang berbeda muncul karena sinyal-sinyal yang diterima oleh organ-oran indera merangsang
jalan saraf yang berbeda-beda yang mengarah pada area-area yang berada di otak. Seperti:
sinyal dari mata menyebabkan impuls berjalan sepanjang saraf optik menuju ke korteks
visual. Sinyal dari telinga menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju korteks
auditoris. Gelombang cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya
perbedaan anatomi ini.
Sumber :
1. Sloane, ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
2. Sherwood, lauralee. 2010. Human Physiology: From Cells to Systems. 7th ed. Canada: Cengage Learning
3. http://books.google.co.id/books?
id=1dlZZkx_pYoC&pg=PA175&dq=peran+sistem+saraf+dalam+homeostasis/
4. http://books.google.co.id/books?
id=u8sz80A9b1IC&pg=PA256&lpg=PA256&dq=indera+umum+dan+indera+khusus
5. http://www.artikelbiologi.com/2013/01/sistem-indera-pada-manusia.html