PADI
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya
terpenting dalam peradaban. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke
Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan
gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas
penduduk dunia. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.
Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza spp.
Ciri-ciri Umum Padi
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (Graminae atau
Glumiflorae). Terna semusim, berakar serabut, batang sangat pendek, struktur serupa
batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun sempurna
dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat
daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang, bagian bunga tersusun
majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret yang terletak pada satu
spikelet yang duduk pada panikula, tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat
dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm
hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut
sekam, struktur dominan padi yang biasa dikonsuksi yaitu jenis Enduspermium.
Reproduksi
Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma)
bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap
bereproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea
dan lemma jika telah masak.
Dari segi reproduksi,padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri, karena
95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan
terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang
membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm. Pada akhir perkembangan,
sebagian besar bulir padi mengadung pati dibagian endosperm. Bagi tanaman muda, pati
dimanfaatkan sebagai sumber gizi.
Genetika dan pemuliaan
Satu set genom padi terdiri atas 12 kromosom. Karena padi adalah tanaman
diploid, maka setiap sel padi memiliki 12 pasang kromosom (kecuali sel seksual).
Perbaikan genetik padi telah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi. Dari
hasil tindakan ini orang mengenal berbagai macam ras lokal, seperti 'Rajalele' dari
Klaten atau 'Pandanwangi' dari Cianjur di Indonesia atau 'Basmati Rice' dari India
utara. Orang juga berhasil mengembangkan padi lahan kering (padi gogo) yang tidak
memerlukan penggenangan atau padi rawa yang mampu beradaptasi terhadap kedalaman
air rawa yang berubah-ubah. Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi.
Pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya IRRI di
Filipina sebagai bagian dari gerakan modernisasi pertanian dunia yang dijuluki sebagai
Revolusi Hijau. Sejak saat itu muncullah berbagai kultivar padi dengan daya hasil tinggi
untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia. Dua kultivar padi modern pertama adalah
'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia diadaptasi menjadi 'PB5' dan 'PB8'). Walaupun hasilnya
tinggi tetapi banyak petani menolak karena rasanya tidak enak (pera). Selain itu, terjadi
wabah hama wereng coklat pada tahun 1970-an.
Ribuan persilangan kemudian dirancang untuk menghasilkan kultivar dengan
potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai hama dan penyakit padi. Pada tahun
1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil
meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor
padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini tidak dapat dilanjutkan
dan baru kembali pulih sejak tahun 2007.
Hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an memungkinkan
perbaikan kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti di Swiss mengembangkan padi transgenik
yang mampu memproduksi toksin bagi hama pemakan bulir padi dengan harapan
menurunkan penggunaan pestisida. IRRI, bekerja sama dengan beberapa lembaga lain,
merakit "Padi emas" (Golden Rice) yang dapat menghasilkan provitamin A pada
berasnya, yang diarahkan bagi pengentasan defisiensi vitamin A di berbagai negara
berkembang. Suatu tim peneliti dari Jepang juga mengembangkan padi yang
menghasilkan toksin bagi bakteri kolera. Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat
menjadi alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara berkembang.
Sejak tahun 1970-an telah diusahakan pengembangan padi hibrida, yang memiliki
potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual
dengan harga lebih mahal daripada kultivar padi yang dirakit dengan metode lain.
Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula tanaman
yang lebih tahan terhadap berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tekanan
(stres) abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang
diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan perancangan
kultivar mengandung karoten (provitamin A).
Keanekaragaman genetik
Hingga sekarang ada dua spesies padi yang dibudidayakan manusia secara
massal: Oryza sativa yang berasal dari Asia dan O. glaberrima yang berasal dari Afrika
Barat. Pada awal mulanya O. sativa dianggap terdiri dari dua subspesies, indica dan
japonica (sinonim sinica). Padi japonica umumnya berumur panjang, postur tinggi
namun mudah rebah, lemmanya memiliki "ekor" atau "bulu" (Ing. awn), bijinya
cenderung membulat, dan nasinya lengket. Padi indica, sebaliknya, berumur lebih
pendek, postur lebih kecil, lemmanya tidak ber-"bulu" atau hanya pendek saja, dan bulir
cenderung oval sampai lonjong. Walaupun kedua anggota subspesies ini dapat saling
membuahi, persentase keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari hasil
persilangan ini adalah kultivar 'IR8', yang merupakan hasil seleksi dari persilangan
japonica (kultivar 'Deegeowoogen' dari Formosa) dengan indica (kultivar 'Peta' dari
Indonesia). Selain kedua varietas ini, dikenal varietas minor javanica yang memiliki sifat
antara dari kedua tipe utama di atas. Varietas javanica hanya ditemukan di Pulau Jawa.
Kajian dengan bantuan teknik biologi molekular sekarang menunjukkan bahwa
selain dua subspesies O. sativa yang utama, indica dan japonica, terdapat pula subspesies
minor tetapi bersifat adaptif tempatan, seperti aus (padi gogo dari Bangladesh), royada
(padi pasang-surut/rawa dari Bangladesh), ashina (padi pasang-surut dari India), dan
aromatic (padi wangi dari Asia Selatan dan Iran, termasuk padi basmati yang terkenal).
Kajian menggunakan penanda genetik SSR terhadap genom inti sel dan dua lokus pada
genom kloroplas menunjukkan bahwa pembedaan indica dan japonica adalah mantap,
japonica ternyata terbagi menjadi tiga kelompok khas: temperate japonica ("japonica
daerah sejuk" dari Cina, Korea, dan Jepang), tropical japonica ("japonica daerah tropika"
dari Nusantara), dan aromatic. Subspesies aus merupakan kelompok yang terpisah.
Berdasarkan bukti arkeologi padi mulai dibudidayakan (didomestikasi) 10.000 hingga
5.000 tahun sebelum masehi.
Keanekaragaman budidaya
Padi gogo
Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi
lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Lombok
dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang
waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.
Padi rawa
Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-
rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa
mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan
kedalaman air yang ekstrem musiman.
Keanekaragaman tipe beras/nasi
Padi pera
Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya.
Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi
pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras
yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen. Penggolongan ini terutama dilihat
dari konsistensi nasinya.
Ketan
Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu.
Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi
oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.
Padi wangi
Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di
Asia, yang terkenal adalah ras 'Cianjur Pandanwangi' (sekarang telah menjadi kultivar
unggul) dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.
Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (long grain), padi biji pendek (short
grain), risotto, padi susu umumnya menggunakan metode silsilah. Salah satu tahap
terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar 'IR5' dan 'IR8', yang
merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi. Ini adalah
awal revolusi hijau dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya
memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi.
Aspek budidaya
Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi.
Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga dimulai dari daerah
lembah Sungai Yangtse di Tiongkok.
Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi
sawah.
Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di Pulau Kalimantan.
Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan modifikasi dari
budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di Pulau Lombok, yang
hanya memiliki musim hujan singkat.
Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-masing
sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal dengan nama padi
gogo.
Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian, pemindahan atau
penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan, penyiangan, perlindungan tanaman, serta
pemupukan), dan panen. Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam
rangkaian bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan
penyimpanan biji.
Hama dan penyakit
Hama-hama penting:
Penggerek batang padi putih ("sundep", Scirpophaga innotata)
Penggerek batang padi kuning (S. incertulas)
Wereng batang punggung putih (Sogatella furcifera)
Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
Wereng hijau (Nephotettix impicticeps)
Lembing hijau (Nezara viridula)
Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
Ganjur (Pachydiplosis oryzae)
Lalat bibit (Arterigona exigua)
Ulat tentara/Ulat grayak (Spodoptera litura dan S. exigua)
Tikus sawah (Rattus argentiventer)
Penyakit-penyakit penting:
Blas (Pyricularia oryzae, P. grisea)
Hawar daun bakteri ("kresek", Xanthomonas oryzae pv. oryzae)
Pengolahan gabah menjadi nasi
Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami padi.
Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat padi sehingga gabah terlepas atau
dengan bantuan mesin pemisah gabah.
Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak
dipisahkan lebih dulu dari jerami, dan dijemur bersama dengan merangnya. Penjemuran
biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran
matahari. Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah "Gabah Kering Giling"
(GKG) mengacu pada gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling. Gabah
merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan ekspor atau perdagangan
partai besar.
Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling, sehingga beras
terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras merupakan bentuk olahan yang dijual pada
tingkat konsumen. Hasil sampingan yang diperoleh dari pemisahan ini adalah:
sekam (atau merang), yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
bekatul, yakni serbuk kulit ari beras; digunakan sebagai bahan makanan ternak,
dan
dedak, campuran bekatul kasar dengan serpihan sekam yang kecil-kecil; untuk
makanan ternak.
Beras dapat dikukus atau ditim agar menjadi nasi yang siap dimakan. Beras atau
ketan yang ditim dengan air berlebih akan menjadi bubur. Pengukusan beras dapat juga
dilakukan dengan pembungkus, misalnya dengan anyaman daun kelapa muda menjadi
ketupat, dengan daun pisang menjadi lontong, atau dengan bumbung bambu yang disebut
lemang (biasanya dengan santan). Beras juga dapat diolah menjadi minuman penyegar
(beras kencur) atau obat balur untuk mengurangi rasa pegal (param).
Produksi padi dan perdagangan dunia
Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari total
produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi
padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia).
Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di
dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan
pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti
Bangladesh (4%), dan Brasil (3%).Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton ,
kemudian tahun 2007 adalah 57 juta ton (angka ramalan III), meleset dari target semula
yang 60 juta ton akibat terjadinya kekeringan yang disebabkan gejala ENSO.
Produsen padi terbesar — 2005
(juta metrik ton)
Republik Rakyat Cina 185
India 129
Indonesia 54
Bangladesh 40
Vietnam 36
Thailand 27
Myanmar 25
Pakistan 18
Filipina 15
Brasil 13
Jepang 11
Total Dunia 700
Sumber:
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)[1]
Hama wereng
Nasi goreng
BARLEY
Barley atau jelai (Hordeum vulgare) adalah sejenis serealia untuk pakan ternak,
penghasil malt, dan sebagai makanan kesehatan. Barley adalah anggota suku padi-padian
(Poaceae). Pada tahun 2005, barley berada pada urutan keempat dari jumlah produksi
dunia dan luas area penanaman serealia di dunia (560.000 km²). Waktu berkecambahnya
sekitar 1-3 hari.
Jelai
Ladang jelai
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Hordeum
Spesies: H. vulgare
Nama binomial
Hordeum vulgare L.
Sejarah
Bukti paling awal pertanian barley datang dari situs arkeologis di Anak benua
India yang dinamai Mehrgarh, dari 7000 SM. Barley yang dibudidayakan ini (H. vulgare)
adalah turunan dari jelai liar (Hordeum spontaneum). Keduanya adalah diploid (2n=14
kromosom). Karena barley liar dapat disilangkan dengan barley yang dibudidayakan,
keduanya sering diperlakukan sebagai satu spesies, dibagi menjadi Hordeum vulgare
subsp. spontaneum dan subsp. vulgare (budi daya). Perbedaan utama antara keduanya
adalah rachis yang rapuh pada jelai liar, yang memungkinkan penyebaran benih di alam
yang liar. Barley liar yang paling awal ditemukan datang dari situs Epi-Paleolithik di
Levant, mulai dari Natufian. Barley budi daya yang paling awal terjadi pada situs
Neolithik Aceramic seperti lapisan-lapisan (PPN B) di Tell Abu Hureyra di Suriah.
Barley adalah salah satu dari tanaman panenan budi daya pertama di Timur Dekat, pada
waktu yang sama dengan gandum einkorn dan emmer.
Di samping gandum emmer, barley adalah bahan pokok sereal Mesir kuno, yang
digunakan untuk membuat roti dan bir. Keduanya bersama-sama adalah bahan makanan
yang lengkap. Nama yang umum untuk barley adalah jt (diduga diucapkan "it"); šma
(diduga diucapkan "SHE-ma") mengacu kepada barley mesir hulu dan merupakan
lambang dari mesir hulu.
Di masa Yunani kuno, makna keagamaan barley diduga dimulai pada tahap-tahap
paling awal dari Misteri Eleusinian. Minuman Kykeon, yakni campuran minuman untuk
mereka yang menjalani ritual inisiasi, yang disiapkan dari barley dan ramu-ramuan,
dirujuk dalam Nyanyian Homerik untuk Demeter, yang juga disebut "Ibu Barley". Orang
Yunani biasanya mengeringkan barley yang sudah ditumbuk kasar dan memanggangnya
sebelum dijadikan bubur. Proses ini menghasilkan malt yang segera meragi dan menjadi
sedikit beralkohol.
Barley Tibet selama berabad-abad menjadi makanan utama di Tibet. Barley ini
dijadikan produk tepung yang disebut tsampa. Para ahli paleobotani menemukan bahwa
barley telah ditanam di Jazirah Korea sejak Awal Periode Tembikar Mumun (l.k. 1500–
850 SM) bersama-sama dengan tanaman lainnya seperti jewawut, gandum, dan sayur-
sayuran (Crawford dan Lee 2003).
Habitat
Habitat tumbuh dari Barley adalah pada padang rumput beriklim dingin yang setengah gersang
seperti di Kanada tepatnya Winnipeg dan Australia. Dataran rendah, daerah lembab syarat tumbuh
maksimalnya Barley. Musim panas adalah waktu yang digunakan dalam pematanganBarley. Namun
barley yang di gunakan untuk pakan ternak biasa di panen pada musim dingin (belum matang) karena
kualitas inferior butirannya. Disamping untuk bahan pangan sereal dan pakan ternak, biji barley juga
merupakan bahan pembuatan bir.
Manfaat bagi tubuh
Barley berubah menjadi gel dalam saluran pencernaan, memperlambat perjalanan
melalui tubuh, yang pada gilirannya memungkinkan penyerapan gizi maksimum. Hal ini
juga menstabilkan tingkat glukosa dan besar untuk digunakan oleh penderita diabetes.
Komposisinya unik antara lain, menjadi sangat padat energi, menyediakan empat ratus
persen energi lebih dari jelai yang belum pra-tumbuh. Barley sering digunakan untuk
meningkatkan daya tahan atletik, membantu menjaga kadar kolesterol sehat, kelaparan
kontrol, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan detoksifikasi darah. Ini memiliki
indeks glisemik yang sangat rendah, sehingga dapat digunakan dalam diet rendah
karbohidrat. Ini makanan super kaya serat larut dan-beta glucans yang menjelaskan
pengaruh yang sehat pada kolesterol darah gula keseimbangan, dan sistem kekebalan
tubuh. Proses pra-tumbuh yang digunakan juga untuk meningkatkan isi butir itu beta-
glukan substansi yang dikenal dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Barley risotto
KINOA
Kinoa atau quinoa (dari bahasa Spanyol) (Chenopodium quinoa Willd)
merupakan serealia semu yang menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indian di
Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Kinoa disebut serealia semu karena bijinya bukan
dihasilkan dari padi-padian. Daunnya dapat dimakan pula, sebagaimana bayam biji. Biji
kinoa sangat ideal sebagai sumber gizi kaerna mengandung karbohidrat dan protein yang
tinggi sekaligus.
Tiga negara saat ini menjadi produsen utama kinoa: Peru, Ekuador, dan Bolivia.
Biji kinoa juga semkin populer sebagai sumber karbohidrat alternatif dari budidaya
organik.
Salad kinoa