Transcript
Page 1: Pandangan Idi Terhadap Clinical Privilege

PANDANGAN IDI TERHADAP CLINICAL

PRIVILEGE

Dr. Eddi Junaidi, SpOG. SH. MkesKOORDINATOR PROGRAM PB IDI

Surabaya, 13 April 2011

Page 2: Pandangan Idi Terhadap Clinical Privilege
Page 3: Pandangan Idi Terhadap Clinical Privilege

KEWENANGAN DOKTER Pasal 35 UU Pradok 29/2004

(1) Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi mempunyai

wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan

kompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas:

a. mewawancarai pasien;

b. memeriksa fisik dan mental pasien;

c. menentukan pemeriksaan penunjang;

d. menegakkan diagnosis;

e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;

f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;

g. menulis resep obat dan alat kesehatan;

h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;

i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan

j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktik di daerah

terpencil yang tidak ada apotek.

Page 4: Pandangan Idi Terhadap Clinical Privilege

Sambungan Pasal 35

(2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) kewenangan lainnya diatur dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia.

Page 5: Pandangan Idi Terhadap Clinical Privilege

Hak Dokter

Pasal 50 UU Pradok 29/2004

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak :

a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang

melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan

standar prosedur operasional;

b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi

dan standar prosedur operasional;

c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien

atau keluarganya; dan

d. menerima imbalan jasa.

Page 6: Pandangan Idi Terhadap Clinical Privilege

Kewajiban DokterPasal 51

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :

a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan

standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai

keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu

melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,

bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;

d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali

bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;

dan

e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu

kedokteran atau kedokteran gigi.

Page 7: Pandangan Idi Terhadap Clinical Privilege

Standar ProfesiAdalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. (diatur oleh Organisasi Profesi Ps 24 UU Kesehatan)

Tiga ukuran umum dlm menjalankan profesi (Prof Mr.W.B Van der Mijn)

1. Kewenangan2. Kemampuan rata-rata3. Ketelitian yang umum

Page 8: Pandangan Idi Terhadap Clinical Privilege

Organisasi Profesi(IDI)

Pendidikan dan pelatihan Kedokteran

berkelanjutan

Standar Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran

Berkelanjutan

Page 9: Pandangan Idi Terhadap Clinical Privilege

Clinical privilege

KOMPETENSI

KEWENANGANNYA

FASILITAS RUMAH SAKIT

KEBUTUHAN RUMAH SAKIT

Page 10: Pandangan Idi Terhadap Clinical Privilege

Clinical privilege

Peraturan Perundang-undangan

Page 11: Pandangan Idi Terhadap Clinical Privilege

SEKIAN TERIMA KASIH