Kementerian Keuangan Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Pajak2013
PMK-64/PMK.05/2013
TENTANGMEKANISME PENGAWASAN TERHADAP
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN DANPENYETORAN PAJAK YANG DILAKUKAN OLEH
BENDAHARA PENGELUARANSATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH/KUASA
BENDAHARA UMUM DAERAH
SOSIALISASI PERPAJAKAN
Kp2kp bangil, 29 dan 30 Juli 2013
PENGERTIAN PAJAKMenurut UU No. 28 Tahun 2007
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi
atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat
Pajak Pusat
dikelola oleh pemerintah pusat (DJP)
1
Pajak Daerah
dikelola oleh pemerintah daerah
2
JENIS PAJAKMenurut pengelolanya
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PENGELOLA PAJAK PUSAT
Rp
Pajak PusatPPh
(Pajak Penghasilan)
Dikenakan atas penghasilan anyg
diterima
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM)
Dikenakan atas setiap penyerahan Barang dan Jasa Kena Pajak serta Barang Mewah (pajak
konsumsi) Pajak Bumi & Bangunan Perkebunan, Perhutanan, dan
Pertambangan (PBB-P3)Dikenakan atas pemanfaatan
Bumi & Bangunan
Bea MeteraiPajak atas
pemanfaatan dokumen tertentu
• Pajak Bumi & Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)
• Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
• Pajak Restoran• Pajak Reklame (Iklan)• Pajak Parkir• Pajak Hiburan• Pajak Penerangan Jalan• Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan• Pajak Parkir• Pajak Air Tanah• Pajak Sarang Burung Walet
Bioskop
5
Pajak Daerah Provinsi
• Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);• Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor;• Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor;• Pajak Air Permukaan; dan• Pajak Rokok
Kota/Kabupaten
ALUR PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN DANA APBN/APBD
Sumber Penerimaan Negara (APBN):
68,14%
31,86%
Pajak
Bukan Pajak
Pajak
Peran Pajak Dalam Pembangunan Bangsa
9
Target Penerimaan Pajak
1.042,29 Triliun
(68,14 % dari APBN)
2013
Target Penerimaan Pajak 2009 2010 2011 2012 2013 LKPP LKPP LKPP APBN-P APBNA. Pendapatan Negara dan Hibah 848.763,20 995.271,50 1.210.599,70 1.358.205,00 1.529.673,08 I. Penerimaan Dalam Negeri 847.096,60 992.248,50 1.205.345,80 1.357.379,90 1.525.189,48 1. Penerimaan Perpajakan 619.922,20 723.306,60 873.874,00 1.016.237,30 1.192.994,10 a. Pajak Dalam Negeri 601.251,80 694.392,10 819.752,50 968.293,20 1.134.289,20 b. Pajak Perdagangan Internasional 18.670,40 28.914,50 54.121,50 47.944,10 58.704,90 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 227.174,40 268.941,90 331.471,80 341.142,60 332.195,38
II. Hibah 1.666,60 3.023,00 5.253,90 825,10 4.483,60 B. Belanja Negara 937.382,10 1.042.117,20 1.294.999,30 1.548.310,40 1.683.011,09 I. Belanja Pemerintah Pusat 628.812,40 697.406,40 883.722,00 1.069.534,40 1.154.380,86 II. Transfer Daerah 308.585,30 344.727,60 411.324,80 478.776,00 528.630,23 1. Dana Perimbangan 287.251,50 316.711,40 347.246,20 408.352,10 444.798,78 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 21.333,80 28.016,20 64.078,60 70.423,90 83.831,45
III. Suspen (15,60) (16,80) (47,50) -
C. Keseimbangan Primer 5.163,20 41.537,50 8.862,40 (72.319,90) (36.917,70)
D. Surplus/Defisit Anggaran (A-B) (88.618,90) (46.845,70) (84.399,60) (190.105,40) (153.338,01)
% terhadap PDB (1,58) (0,73) (1,14) (2,23) (1,58) E. Pembiayaan 112.583,20 91.552,00 130.948,80 190.105,30 153.337,95 I. Pembiayaan Dalam Negeri 128.133,00 96.118,50 148.748,00 194.531,00 172.792,10
II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) (15.549,80) (4.566,50) (17.799,20) (4.425,70) (19.454,15)
Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan 23.964,30 44.706,30 46.549,20 - -
APBN 2013
Hasil Pajak dialokasikan kemana?
Belanja Negara Rp 1.683,0 T
Pajak(1.042,29 T)
Rincian Belanja Negara Rp
(triliun) %
Pendidikan dan Kesejahteraan Rakyat
Pendidikan Murah 336,820,01
% Kesehatan Murah 55,9 3,32% Ketahanan Pangan 63,2 3,75% Penanggulangan Kemiskinan 115,5 6,86 % Pengamanan dan Stabilisasi Harga Pangan 17,2 1,02%
Subsidi 317,218,84
%Infrastruktur Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Perhubungan 77,9 4,62 % Irigasi 19,5 1,15% Energi dan Lainnya 62,8 3,73% Perumahan dan Permukiman 22,4 1,33%Suasana Aman dan Kepastian Hukum Pertahanan 81,8 4,86% Keamanan dan Ketertiban 36,5 2,17%
Transfer ke daerah 528,631,40
%
Penggunaan APBN 2013
1. Pembangunan infrastruktur
Perhubungan
Pemukiman Irigasi
Energidan lainnya
Penggunaan APBN 2013
Layanan Pendidikan
Penanggulangan Kemiskinan
Layanan kesehatan
Ketahanan pangan
Subsidi
2. Meringankan Beban dan Menyejahterakan Rakyat
Penggunaan APBN 2013
3. Mewujudkan Suasana Aman Dan Tenteram Dan Kepastian Hukum Bagi Kehidupan Rakyat Dan Dunia Usaha
Pertahanan Negara Keamanan dan Ketertiban
SUBSIDISUBSIDI
ENERGI
BBM
LISTRIK
NON ENERGI
PANGAN
PUPUK
BENIH, DLL
PELAYANAN PUBLIK
DANA TRANSFER KE DAERAHDana Transfer Ke Daerah
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil
Pajak
Sumber Daya Alam
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian
Anggaran Pendapatan & Belanja Daerah(APBD)
Dana Perimbangan menyumbang 66,02% dari Total Pendapatan Daerah
APBD (REKAPITULASI NASIONAL)
TAHUN 2012
APBD PROPINSI/KABUPATEN/KOTA ...
(WILAYAH KERJA KANTOR WILAYAH DJP ...)TAHUN 2012
CONTOH
APBD PROPINSI/KABUPATEN/KOTA ...TAHUN 2013
APBD PROPINSI/KABUPATEN/KOTA ...
(WILAYAH KERJA KANTOR WILAYAH DJP ...)TAHUN 2013
CONTOH
PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
23
PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGANBENDAHARA UMUM NEGARA
SATUAN KERJAPEMERINTAH DAERAH
BENDAHARA UMUMDAERAH
Surat Permintaan Pembayaran
(SPP)
Surat Perintah Membayar
(SPM)
Surat Perintah
Pencairan Dana
(SP2D)
PengujianSubstantif
Formal
Tagihan :Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa
Gaji/Lembur/ Honor
Pemotongan/Penyetoran
Pajak
PENERIMAANPAJAK
PEMBUAT KOMITMEN BENDAHARA PENGUJI
PEMBAYARANPENCAIRAN
DANAPEMBEBANAN
REKENING
KPPNKUASA BENDAHARA UMUM NEGARA
SEKSIBANK/GIRO
POS
MPN
LHPSSP
APBD
DAU, DAK, DBH
Mekanisme Pemotongan/Pemungutan dan Penyetoran Pajak dari Belanja APBD
BANK/POSPERSEPSI
LATAR BELAKANG PENGAWASAN1 Amanat Undang-Undang Bidang Keuangan Negara dan
Undang-Undang Perpajakan, serta Ketentuan Pengelolaan Keuangan
Daerah;
Hasil Pemeriksaan BPK-RI Atas Kepatuhan Kewajiban Perpajakan atas
Pengelolaan APBN Dan APBD Tahun 2010 yang masih menemukan
adanya penyimpangan dalam pengelolaan APBN dan APBD;
Arahan Menteri Keuangan tentang Upaya Peningkatan Pengawasan
Pemungutan dan Pemotongan Pajak dari Belanja Pemerintah Daerah;
Belum maksimalnya pengawasan atas pengelolaan APBD akibat
adanya perubahan mekanisme penyaluran transfer ke daerah,
dimana Dana Perimbangan, Dana Otsus, dan Dana Penyesuaian
ditransfer dari Kas Negara langsung ke Kas Daerah, selanjutnya
mekanisme belanja daerah melalui APBD sehingga mekanisme
kontrol atas penerimaan pajak yang bersumber dari belanja APBD
sepenuhnya ada di daerah.
Sehingga diperlukan mekanisme pengawasan atas pemotongan/
pemungutan dan penyetoran pajak yang bersumber dari belanja
APBD
- Bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama negara/daerah, menerima, menyimpan, dan membayar/menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang negara/daerah.
- Bendahara Umum Negara adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi bendahara umum negara.
- Bendahara Umum Daerah adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi bendahara umum daerah.
- Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggung-jawabkan uang pendapatan negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementerian Negara/lembaga /pemerintah daerah.
- Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mem-pertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah.
PENGERTIAN UMUM
PENGERTIAN BENDAHARA2
Sumber : UU Nomor. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA3
1
•Mendaftarkan Diri – Surat Penunjukan Sebagai Bendahara
2
•Menghitung dan atau Memotong/Memungut Pajak Yang harus Dibayar
3
•Menyetorkan Pajak yang telah dihitung dan dipungut/dipotong ke Kas Negara
4
•Melaporkan Penghitungan & Pemungutan/Pemotongan ke Kantor Pelayanan Pajak
Kewajiban Mendaftarkan DiriBendahara Pemerintah yang mengelola dana yang bersumber dari APB/APBD wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang merupakan identitas Bendahara sebagai Wajib Pajak dalam melaksanakan pemotongan/pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPh dan/atau PPN.
1. Tempat Pendaftaran
Bendahara pemerintah wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah kerja yang sesuai dengan tempat kedudukan unit kerja
2. Tata Cara Pendaftaran
a. Mengisi formulir pendaftaran Wajib Pajak untuk Wajib Pajak Bendahara yang tersedia di KPP dengan melampirkan fotokopi surat penunjukan sebagai bendahara dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bendahara tersebut;
b. KPP menerbitkan NPWP yang terdiri dari 15 digit dan Surat Keterangan Terdaftar paling lama 1 (satu) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap;
c. NPWP akan diterbitkan oleh KPP dengan nama Bendahara Unit/Satuan Kerja, misal Bendahara Dinas Pertanian Perikanan Dan Kehutanan Kab.Sleman dengan NPWP 30.064.837.5-542.000.
PELAPORAN PAJAK KE KPP
Wah banyak amat yang diisi?
Apalagi Nih!!!Ada honornya gak?
SPT Masa PPN SPT Masa 21/26
SPT Masa 23/26SPT Masa 22
BP PPh 21 BP PPh 23
Cape Deh…. Laporan melulu
3
DTH/RTH
KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA3
1. PPh Pasal 212. PPh Pasal 223. PPh Pasal 234. PPh Pasal 265. PPh Pasal 4 (2)
6. PPN/PPN BM
7. Pelaporan Daftar Transaksi Harian (DTH) / Rekap Transaksi Haruan (RTH)
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009
PMK-64/PMK.05/2013 Tentang Mekanisme pengawasan Pot/put & Penyetoran Pajak yg dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran SKPD/BUD
KEWAJIBAN LAPOR PERPAJAKAN BENDAHARA
Kewajiban Penyetoran dan Pelaporan Pajak
Uraian Tanggal Penyetoran Tanggal Pelaporan
PPh Pasal 21 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
PPh Pasal 22 Disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran
Paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir
PPh Pasal 23 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
PPh Pasal 4 (2) Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
PPN a. Untuk bendahara pengeluaran sebagai Pemungut PPN, paling lama tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir;
b. Untuk Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM) sebagai Pemungut PPN, harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah.
a. Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir;
b. Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
DTH dan RTH --------- a. DTH : paling lama tanggal 10 setelah bulan yang bersangkutan berakhir
b. RTH : paling lama tanggal 20 setelah bulan yang bersangkutan berakhir
MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN DAN
PENYETORAN PAJAK YANG DILAKUKAN OLEH BENDAHARA PENGELUARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH/KUASA BENDAHARA UMUM DAERAH
PERHITUNGAN POTENSI
(DPA/DIPA)
PELAPORAN REKAPITULASI SP2D
(DTH DAN RTH
PENGUJIAN PAJAK (REALISASI SP2D)
PENYETORAN PAJAK TERUTANG
PENGENAAN SANKSI
PMK - 64/PMK.05/2013
Kementerian Keuangan Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Pajak
Tahun 2013
PEMERIKSAAN /VERIFIKASI
KEGIATAN
RUANG LINGKUP PMK
PERHITUNGAN POTENSI (DPA/DIPA)
PELAPORAN REKAPITULASI SP2D
(DTH DAN RTH)
PEMERIKSAAN /VERIFIKASI
PENYETORAN PAJAK TERUTANG
PENGENAAN SANKSI
DOKUMEN TERKAIT
DPA/ DIPA
SPM/ SP2D
HASIL PENGUJIAN (KONFIRMASI)
SSP
SKP
SUMBERDJPK/BPK/DJKD/ BUD
(BAG. KEUANGAN)
SIMDA/SIPKD/ REGISTER SP2D/ REK.
KORAN BPD
DTH/RTH/MPN/SSP
SKP
PER- UNDANG2-AN YANG BERLAKU
PENGUJIAN PAJAK (REALISASI SP2D) DTH DAN RTH LAPORAN KUASA BUD
Bendahara Pengeluaran SKPD
Kuasa Bendahara Umum Daerah
Penerima dana APBD
Objek Pajak
Bukan Objek Pajak Penyetoran
Pajak
Bank Persepsi KPPN
KPP
SSP 1,2,3,4,
5
SSP 2
SSP 3
SSP 1, 3, 5
Pelaksanaan Pemotongan/Pemungutan Dan Penyetoran Pajak Atas Belanja
Daerah
Pasal 3, 4, 5, 6 PMK-64/PMK.05/2013
potong dan/atau pungut
Pengujian Kebenaran Perhitungan dan Penyetoran Pajak
Kuasa BUD
Bulanan, paling lambat 20 hari setelah bulan ybs berakhir
Konfirmasi setoran pajak Pengujian kebenaran perhitungan dan
penyetoran pajak
Pasal 7, 8, 9, 10 PMK-64/PMK.05/2013
Bendahara Pengeluaran
SKPD
Bulanan, paling lambat 10 hari setelah bulan ybs berakhir
A. Penyampaian Daftar Transaksi Harian (DTH) dan Rekapitulasi Transaksi Harian (RTH)
Tanda Terima Penyampaian
RTH
DTH (dilampiri SSP lbr 3)
RTH (dilampiri DTH &
fotokopi SSP lbr 3)DJP
TAMPILAN DTH dan RTH(LAMPIRAN PMK 64/PMK.05/2013)
DTH (DAFTAR
TRANSAKSI HARIAN)
RTH (REKAPITULASI
TRANSAKSI HARIAN)
KANTOR WILAYAH DJP D.I. YOGYAKARTA
REKAPITULASI TRANSAKSI HARIAN (RTH) DARI KUASA BENDAHARA UMUM DAERAH
KPP PENERIMA DAFTAR TRANSAKSI HARIAN (DTH) DAN
CONTOH
PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH
PENGUNAAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH
Sumber : Ditjen Perimbangan Keuangan (2012)
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH (1)
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH
(SIMDA/SIPKD)PMK – 64/PMK.05/2013
REKAPITULASI SPM/SP2D
Pemanfaatan DTH
RTHPengembangan
(Mengakomodir)
SP2DDOKUMEN SUMBER
EXISTING
output output
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH (2)
REKAPITULASI SPM/SP2D
Pengembangan Sistem
EXISTING
SPT Masa 21/26, 22, 23 dan PPN
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH
(SIMDA/SIPKD)
output
output
Dasar Hukum
Undang-
Undang
• UU KUP
• UU Keuangan Negara
Peraturan Pemerintah
• PP 58/2005
• PP 74/2011
Peraturan
/Keputusan
Presiden
• Keppres 42/2002
• Perpres 53/2010
Peraturan Ment
eri
• Permendagri 13/2006
• PMK 64/2013
Pasal 3 angka 3cBatas waktu dan tata cara pelaporan atas pemotongan dan pemungutan pajak yang dilakukan oleh bendahara pemerintah dan badan tertentu diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Pasal 8Dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, Menteri Keuangan mempunyai tugas sebagaiberikut :..e) melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan dengan undang-undang;
Pasal 64Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut Pajak Penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening Kas Negara pada bank pemerintah atau bank lain yang ditetapkan Menteri Keuangan sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu sesuai ketentuan perundang-undangan.
Pasal 60Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota/kepala satuan kerja yang menggunakan dana bagian anggaran yang dikuasai Menteri Keuangan wajib menyampaikan pertanggung-jawaban penggunaan dana kepada Menteri Keuangan
PMK 64/PMK.05/2013Pengawasan Terhadap Pemotongan/Pemungutan DanPenyetoran Pajak Yang Dilakukan Oleh Bendahara PengeluaranSatuan Kerja Perangkat Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerahback
CONTOH TAMPILAN SP2D
back