Patofisiologi Gangguan Kecemasan
Kelompok 14
Gangguan kecemasan
• Teori psikologis :
a) teori psikoanalitik
b) teori eksitensi
c) teori perilaku
• Teori biologis
neurotransmiter dan susunan saraf otonom
Teori Psikologis1) Teori psikoanalitik
Freud menyatakan bahwa kecemasan sebagai sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri.
Misal dengan menggunakan
mekanisme represi, bila berhasil maka terjadi pemulihan keseimbangan psikologis tanpa adanya gejala anxietas. Jika represi tidak berhasil sebagai suatu pertahanan, maka dipakai mekanisme pertahanan yang lain misalnya konvensi, regresi,ini menimbulkan gejala
2) Teori eksitensi
Konsep dan teori ini adalah, bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol di dalam dirinya. Perasaan ini lebih mengganggu daripada penerimaan tentang kenyataan kehilangan/ kematian seseorang yang tidak dapat dihindari.
Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi tersebut
3) Teori perilaku
Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan terhadap stimuli lingkungan spesifik.
Contoh : seorang dapat belajar untuk memiliki respon kecemasan internal dengan meniru respon kecemasan orang tuanya
Serotonin
Rangsang saraf parasimpatis
Motalitas pencernaan sangat baik
Tidak diabsorbis dengan baik
DIARE
Perangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan :
1. Pompa jantung meningkat
2. Rangsang sekresi keringat
keringat dingin
3. otot-otot tegang sakit kepala
4. Rasa tidak enak dilambung disebabkan karena :
Cemas rangsang nervus vagus
meningkatkan sekresi as. lambung
HPA Axis ( hipotalamus-pituitari-adrenal)
Stresor
Korteks serebri dan sistem limbik
Kirim pesan ketubuh
Meningkatkan kewaspadaan
Kelenjar adrenal
Hormon kortisol keluar kortisol meningkat
Respon umpan balik
Hipotalamus menekan sekresi CRH
Kirim pesan ke hipofisis
Hipofisis nurunin produksi ACTH
Pesan diteruskan ke adrenal
Produksi kortisol menurun
Terimakasih.