1. PDH (Plesiochronous Digital Hierarcy)
1.1 Pengertian
Plesiochronous Digital Hierarcy adalah suatu teknologi yang digunakan pada jaringan
telekomunikasi untuk mentransmisikan data dengan kapasitas yang besar melalui suatu
perangkat berbasis digital seperti serat optik dan sistem radio gelombang mikro. Kata
Plesiochronous berasal dari Bahasa Yunani plēsios yang berari dekat dan chronos atau waktu
yang berarti dalam waktu real.
PDH memungkinkan transmisi aliran data yang secara nominal berjalan pada tingkat yang
sama, tetapi memungkinkan beberapa variasi pada kecepatan sekitar tingkat nominal.
Dengan analogi, setiap dua jam tangan yang nominal berjalan pada kecepatan yang sama,
clocking sampai 60 detik setiap menit. Namun, tidak ada hubungan antara jam untuk
menjamin mereka berjalan pada kecepatan yang sama persis, dan sangat mungkin bahwa
salah satunya berjalan sedikit lebih cepat dari yang lain. Tingkat transfer data dasar adalah
data stream 2048 kbit . Untuk transmisi suara, terdapat 32 Time slot dan 30 channel 64
kbit/s untuk kanal voice serta ditambah dua channel 64 kbit /s digunakan untuk signalling
dan sinkronisasi. Atau, seluruh bandwidth dapat digunakan untuk tujuan non-speech,
misalnya, transmisi data.
1.2 Struktur Frame
Susunan frame multiplex PDH ini dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1) Struktur Frame Multiplex PDH 8,448 Mbit/s
2) Struktur Frame Multiplex PDH 34,368 Mbit/s
3) Struktur Frame Multiplex PDH 139,264 Mbit/s
1.3 Proses Multiplexing
Berfungsi menggabungkan 4 sinyal digital yang sudah disinkrronkan oleh Buffer Memory
menjadi 1 deretan sinyal serial
Multiplex PDH dibagi menjadi 2 kelompok, yakni:
1. Order Rendah (Low Order) sering juga disebut sebagai Order Pertama, atau yang paling
populer disebut “PCM-30”
2. Order Tinggi (High Order) terdiri dari Order-2, Order-3 dan Order-4
Proses Multiplexing pada Multiplex digital Order Tinggi berjalan secara bit-by-bit
interleaving, di mana setiap 4 bit dari 4 kanal akan membentuk 1 word (1 TS).
Blok diagram PDH
2. SDH
2.1 Pengertian
SDH merupakan hirarki multiplexing yang berbasis pada transmisi sinkron yang telah
ditetapkan oleh ITU-T. Dalam dunia telekomunikasi, sejumlah multiplexing sinyal-sinyal
dalam transmisi menimbulkan masalah dalam hal pencabangan dan penyisipan (add/drop)
yang tidak mudah serta keterbatasan untuk memonitor dan mengendalikan jaringan
transmisinya. Hirarki multiplexing SDH dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2.2 Struktur Frame
Struktur frame terendah yang didefinisikan dalam standar SDH adalah STM-1 (Synchronous
Transport Module level 1) dengan laju bit 155,520 Mbit/s (155 Mbps). Ini berarti STM-1
terdiri dari 2430 byte dengan durasi frame 125μ s. Bit rate atau kecepatan transmisi untuk
level STM-N yang lebih tinggi juga telah distandarisasi sebagai kelipatan bulat (1, 4, 16 dan
64) dari N x 155,520 Mbps, seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini
Standar Frame dan Kecepatan SDH
Frame STM-1 tersusun atas 9 baris, setiap baris terdiri dari 270 kolom (1 kolom = 1 byte).
Sembilan byte pertama pada setiap baris terdiri dari daerah Section Overhead, sedangkan
byte sisanya adalah daerah informasi (payload). Transmisi dilakukan baris per baris, dimulai
dari byte teratas sebelah kiri dan diakhiri oleh byte terbawah sebelah kanan.
Struktur Frame STM-1
Bagian Section Overhead sebagai sinyal manajemen terdiri dari RSOH (Regenerator Section
Overhead), MSOH (Multiplex Section Overhead) dan AU pointer[5]. RSOH berfungsi untuk
pengendalian pengiriman informasi dari satu node ke node berikutnya dalam jaringan SDH.
Semua elemen jaringan SDH berakhir pada RSOH. Sedangkan MSOH mengontrol setiap
section antara node elemen jaringan SDH kecuali regenerator dan mengendalikan
perantaraan transmisi antara dua elemen multiplekser yang berdekatan atau sejajar. AU
pointer berfungsi untuk mengatur pemetaan (mapping) container yang berisi informasi
(payload) ke dalam frame STM-N.
2.3 Proses Multiplexing
Fungsi utama multiplexing adalah untuk memultipleks sinyal digital yang mempunyai bitrate
rendah ke sinyal digital yang mempunyai bitrate yang lebih tinggi dan mentransmisikan
informasi yang besar itu secara efisien. Dalam ITU-T G.707 direkomendasikan sistem
multiplexing SDH seperti pada gambar di bawah ini.
Proses Multiplexing SDH
Di dalam sistem SDH dikenal tiga tahapan proses multiplexing yang tergantung dari sinyal
masukan yang dikirimkan. Proses tersebut terdiri atas :
Mapping
Mapping adalah proses pemetaan sinyal-sinyal PDH yang akan dibawa melalui jaringan SDH.
Pertama sinyal-sinyal PDH dimasukkan ke dalam container tertentu (C-n) sesuai dengan laju bit
masing-masing. Kemudian C-n ditambahkan POH (Path Overhead) untuk membentuk Virtual
Container (VC-n). Proses ini yang disebut dengan mapping.
Multiplexing orde rendah
Multiplexing orde rendah adalah membentuk VC orde tinggi dengan melakukan multiplexing VC
orde rendah. Untuk multiplexing VC orde rendah pertama kali dilakukan adalah dengan
menambahkan pointer untuk membentuk TU (Tributary Unit) sesuai dengan VC-nya yang disebut
dengan aligning. TU tersebut digabungkan untuk membentuk TUG (Tributary Unit Group).
Kemudian menambahkan POH pada TUG sehingga terbentuk VC orde tinggi.
Multiplexing orde tinggi
Multiplexing orde tinggi diperoleh dengan melakukan multiplexing VC orde tinggi untuk
membentuk frame STM-N. VC orde tinggi bisa didapat dari multiplexing orde rendah atau
langsung melalui pemetaan container C-3 dan C-4. Seperti halnya multiplexing orde rendah, VC
orde tinggi tersebut ditambahkan pointer untuk membentuk AU (Administrative Unit) sesuai
dengan VC-nya (aligning). Selanjutnya AU tersebut digabungkan untuk membentuk AUG
(Administrative Unit Group). Frame STM-N dibentuk dengan melakukan multiplexing AUG.
2.4 Elemen
Suatu elemen jaringan SDH dikontrol dengan menggunakan software, sehingga dapat lebih
fleksibel dalam penggunaan multiplexer dan demultiplexer.
1. Regenerator
Regenerator berfungsi membangkitkan dan menguatkan sinyal SDH yang datang. Perangkat
ini memperbaiki sistem clock dan amplitudo sinyal data yang telah teredam dan berubah
oleh karena adanya dispersi.
2. TM
Terminal Multiplexer berfungsi untuk melakukan multiplexing sinyal-sinyal masukan
(tributary) menjadi sinyal keluaran (aggregate). Dalam suatu jaringan, perangkat ini
digunakan untuk membentuk konfigurasi point-to-point. Selain itu, perangkat ini juga
digunakan untuk mengkombinasikan sinyal input synchronous dan plesiochronous menjadi
sinyal STM-N dengan bitrate yang lebih tinggi.
3. ADM
ADM adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk memultipleks sinyal-sinyal PDH atau VC.
Selain itu ADM juga digunakan sebagai terminal drop/insert sinyal sehingga sangat efisien
dalam membentuk sistem jaringan telekomunikasi. ADM memiliki dua buah aggregate
dengan arah yang berlainan. Jika sejumlah ADM saling dihubungkan maka akan membentuk
sebuah topologi ring, sehingga akan mempunyai sistem keamanan yang mempu
memberikan proteksi terhadap jaringan apabila terjadi gangguan.
4. DXC
DXC memungkinkan terjadinya pemetaan sinyal-sinyal tributary PDH ke dalam virtual
container dan juga merupakan switching dari berbagai macam level STM. Biasanya DXC ini
digunakan untuk membentuk konfigurasi mesh atau star.
2.5 Topologi Jaringan
Ada beberapa model topologi jaringan yang dapat dibentuk oleh teknologi SDH, diantaranya
yaitu point-to-point, ring, dan mesh. Topologi ini dapat berdiri sendiri atau campuran dari
beberapa topologi. Pada Gambar 8. berikut adalah beberapa gambaran topologi jaringan
yang dapat dibentuk oleh SDH.
NAMA : HENY PRAMITA SIWI
NIM : 111100109
PDH (Plesiochronous Digital Hierarcy) &
SDH (Synchronous Digital Hierarcy)