STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PIJAT BAYI TERHADAP PERILAKU IBU MELAKUKAN PIJAT BAYI
DI DESA TRIMURTI SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A Yani Yogyakarta
Disusun Oleh: Ferianto
NPM: 3207048
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
YOGYAKARTA 2011
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
ABSTRACT
EFFECT OF HEALTH EDUCATION REGARDING BABY MASSAGE ON MATERNAL BEHAVIOR TO MASSAGE HER BABY
IN TRIMURTI VILLAGE OF SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTA
Ferianto1, Retno Mawarti2, Yanita Trisetiyaningsih3
Background: Baby massage is a massage performed with smooth palpation on the surface of a baby's skin, which aims to produce effects on nerves, muscles, respiratory system and blood circulation and lymph. When doing a preliminary study in Trimurti Village of Srandakan sub District, Bantul District, many parents of babies still did not know the benefits of baby massage and did not understand how to apply the correct massage independently. Objektive: The aim of this research is to determine the effect of health education about baby massage on the maternal behavior to massage her baby in Trimurti Village of Srandakan, Bantul, Yogyakarta 2011. Method: This was a Quasi Experimental study with a one group pretest-posttest study design. The study site was in Trimurti Village of Srandakan Bantul, Yogyakarta done in 2011. The sampling technique used saturation sampling with 32 respondents. Data analysis technique used McNemar Test with standard error (α) 0.05. Results: Maternal behavior to baby massage at the time of pretest was in majority not suitable with the technique with a score < 65 in 32 respondents (100%), while the maternal behavior to baby massage at the time of posttest was in majority suitable with the technique with a score > 65 in 32 respondents (100%). It was proven with McNemar Test showing the value of �������
� was bigger than the ��� � (30.031> 3.841) and p = 0.000 (p<0.05).
Conclusion: Health education about baby massage can increase on the maternal behavior in Trimurti Village, Srandakan, Bantul, Yogyakarta 2011. Recommendation: Mothers should broaden their insights about baby massage to enhance maternal behavior in applying baby massage techniques correctly to increase the baby’s growth and development. Keywords: Health education, Baby Massage, Bahavior
1 Student Of Nursery Study Programme Achmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 3 Lecturer of Achmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PIJAT BAYI TERHADAP PERILAKU IBU MELAKUKAN PIJAT BAYI
DI DESA TRIMURTI SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTA
INTISARI
Ferianto1, Retno Mawarti2, Yanita Trisetiyaningsih3
Latar Belakang: Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus pada permukaan kulit bayi, yang bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, sistem pernafasan serta sirkulasi darah dan limpha. Pada waktu melakukan studi pendahuluan di Desa Trimurti Srandakan Bantul, masih banyak orang tua bayi yang belum mengetahui manfaat dari pijat bayi dan belum memahami bagaimana memijat bayi yang benar sehingga tidak bisa melakukan pemijatan secara mandiri. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang pijat bayi terhadap perilaku ibu melakukan pijat bayi di Desa Trimurti Srandakan Bantul Yogyakarta Tahun 2011. Metode penelitian: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperiman kuasi (Quasi Experiment) dengan rancangan one group pretest-posttest design. Lokasi penelitian di Desa Trimurti Srandakan Bantul Yogyakarta Tahun 2011. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh dengan responden sebanyak 32 responden. Teknik analisa data menggunakan uji McNemar Test, taraf kesalahan (α) 0,05,. Hasil penelitian: Perilaku ibu melakukan pijat bayi pada saat pretest mayoritas adalah tidak sesuai teknik (dengan score <65) sebanyak 32 reponden (100%), sedangkan perilaku ibu melakukan pijat bayi pada saat posttest mayoritas adalah sesuai teknik (dengan score >65) sebanyak 32 reponden (100%). Dibuktikan uji McNemar Test, didapatkan hasil nilai �������
� > ��� � (30,031>3,841) dan p =
0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Pendidikan kesehatan tentang pijat bayi dapat meningkatkan perilaku ibu melakukan pijat bayi di Desa Trimuti Srandakan Bantul Yogyakarta Tahun 2011. Saran: Bagi ibu, supaya menambah wawasan lagi tentang pijat bayi untuk meningkatkan perilaku ibu dalam melakukan pijat bayi sesuai dengan teknik pijat bayi yang benar sehingga meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, Pijat Bayi, Perilaku.
1 Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Achmad Yani Yogyakarta 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 3 Dosen Pengajar STIKES Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’Alaikum Wr.Wb
Alhamdulilah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayahNya sehingga Iman dan Islam tetap terjaga. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tabiin, dan tabiut yang senantiasa istiqomah di jalanNya. Berkah dan Rahmat Allah serta pertolonganNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian dengan judul “PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PIJAT BAYI TERHADAP PERILAKU IBU MELAKUKAN PIJAT BAYI DI DESA TRIMURTI SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTA”.
Terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. I Edy Purwoko, Sp. B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta
2. Yanita Trisetiyaningsih S.Kep, Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah mendukung penyelesaian penulisan proposal ini sekaligus pembimbing II yang telah banyak membimbing dan memberi pengarahan demi penyelesaian skripsi ini.
3. Retno Mawarti, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan untuk penyelesaian skripsi ini.
4. Wenny Savitri, S.Kep,. Ns,. MNS selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan untuk penyelesaian skripsi ini.
5. Ki Hariyadi S. Si., MPH selaku dosen mata kuliah riset keperawatan yang banyak memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala Kelurahan Trimurti Srandakan Bantul yang telah memberi izin dan lahan untuk melakukan penelitian.
7. Kepala Puskesmas Srandakan Bantul yang telah memberi bantuan dan bimbingan untuk melakukan penelitian ini.
8. Bidan Desa Trimurti yang telah memberi bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh karyawan dan dosen yang telah membantu dan memberi arahan untuk penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Skripsi ini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat seperti yang di harapkan. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, Agustus 2011
Penulis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii ABSTRACT ............................................................................................... iii INTISARI ................................................................................................. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................... v HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................... vi KATA PENGANTAR .............................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................. x DAFTAR TABEL .................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii DAFTAR BAGAN .................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6 E. Keaslian Penelitian ................................................................. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoretis .................................................................. 11 1. Pijat Bayi ............................................................................. 11
a. Pengertian ....................................................................... 11 b. Manfaat pijat bayi ........................................................... 11 c. Waktu pemijatan bayi ..................................................... 13 d. Persiapan untuk memijat ................................................. 14 e. Hal-hal yang tidak dianjurkan dalam memijat bayi ........ 15 f. Cara pemijatan untuk berbagai kelompok umur ............. 15 g. Urutan pijat bayi ............................................................. 16
2. Perilaku .............................................................................. 24 a. Pengertian ....................................................................... 24 b. Bentuk perilaku ............................................................... 24 c. Faktor yang mempengaruhi perilaku .............................. 25 d. Proses perubahan perilaku .............................................. 25
3. Pendidikan Kesehatan ........................................................ 26 a. Definisi pendidikan kesehatan ........................................ 26 b. Tujuan pendidikan kesehatan ......................................... 27 c. Ruang lingkup pendidikan kesehatan ............................. 27 d. Proses pendidikan kesehatan .......................................... 29 e. Metode dalam pendidikan kesehatan .............................. 30
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
Halaman f. Alat bantu pembelajaran dalam pendidikan kesehatan ... 31
B. Kerangka Teori ...................................................................... 33 C. Kerangka Konsep ................................................................... 34 D. Hipotesis ................................................................................ 35
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................... 36 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 37 C. Variabel Penelitian ................................................................. 37 D. Definisi Operasional .............................................................. 38 E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel ................................... 39 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ...................................... 40 G. Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 42 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................... 43 I. Etika Penelitian ...................................................................... 46 J. Jalannya Penelitian ................................................................ 47
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...................................................................... 51 B. Pembahasan Penelitian .......................................................... 57 C. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 68
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 70 B. Saran ...................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur Ibu Di Desa Trimurti Srandakan Bantul Pada Bulan Juni-Juli 2010 ............................................................ 52 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur Ibu Di Desa Trimurti Srandakan Bantul Pada Bulan Juni-Juli 2010 ............................................................ 53 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Bayi Di Desa Trimurti Srandakan Bantul Pada Bulan Juni-Juli 2010 ............................................................ 53 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan Ibu Di Desa Trimurti Srandakan Bantul Pada Bulan Juni-Juli 2010 ............................................................ 54 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Perilaku Ibu Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan (Pre-test) Di Desa Trimurti Srandakan Bantul
Pada Bulan Juni-Juli 2010 ............................................................ 54 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Perilaku Ibu Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan (Pre-test) Di Desa Trimurti Srandakan Bantul
Pada Bulan Juni-Juli 2010 ............................................................ 55 Tabel 4.7 Perbandingan Perilaku Ibu Melakukan Pijat Bayi Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tetang Pijat Bayi Di Desa Trimurti Srandakan Bantul Pada Bulan Juni-Juli 2010 ............................................................ 56 Tabel 4.8 Uji McNemar Test Perilaku Ibu Melakukan Pijat Bayi Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi ......................................................................... 57
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Pemijatan pada kaki ............................................................. 16 Gambar 2.2 Pemijatan pada perut ............................................................ 17 Gambar 2.3 Pemijatan pada dada ............................................................. 17 Gambar 2.4 Pemijatan pada tangan .......................................................... 18 Gambar 2.5 Pemijatan pada muka ........................................................... 20 Gambar 2.6 Pemijatan pada punggung .................................................... 20 Gambar 2.7 Gerakan relaksasi dan gerakan lembut (tangan disilangkan) ............................................................ 21 Gambar 2.8 Gerakan relaksasi dan gerakan lembut (membentuk diagonal kaki) ................................................ 22 Gambar 2.9 Gerakan relaksasi dan gerakan lembut (menyilangkan kaki) ........................................................... 23 Gambar 2.10 Gerakan relaksasi dan gerakan lembut (menekuk kaki) ................................................................... 23
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiv
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Skema Kerangka Teori ............................................................ 33 Bagan 2.2 Skema Kerangka Konsep ......................................................... 34
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Skripsi Mahasiswa
Lampiran 2 Surat Ijin Studi Pendahuluan dari STIKES A YANI YOGYAKARTA yang di tujukan kepada Kepala Desa Trimurti Srandakan Bantul
Lampiran 3 Surat Ijin Studi Pendahuluan dari STIKES A YANI YOGYAKARTA yang di tujukan kepada Kepala Puskesmas Srandakan Bantul
Lampiran 4 Surat Ijin Studi Pendahuluan dari Kepala Desa Trimurti Srandakan Bantul
Lampiran 5 Surat Ijin Penelelitian dari STIKES A YANI YOGYAKARTA yang di tujukan kepada GUBERNUR Provinsi DIY
Lampiran 6 Surat Ijin Penelelitian dari STIKES A YANI YOGYAKARTA yang di tujukan kepada Bupati Kabupaten Bantul
Lampiran 7 Surat Ijin Penelelitian dari STIKES A YANI YOGYAKARTA yang di tujukan kepada Bapeda Kabupaten Bantul
Lampiran 8 Surat Ijin Penelelitian dari STIKES A YANI YOGYAKARTA yang di tujukan kepada Ka. Desa Trimurti Srandakan Bantul
Lampiran 9 Surat Ijin Penelelitian dari GUBERNUR Provinsi DIY
Lampiran 10 Surat Ijin Penelelitian dari Bapeda Kabupaten Bantul
Lampiran 11 Permohonan Menjadi Responden dan Pengantar Cheklist
Lampiran 12 Informed Consent/Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 13 Chek list Perilaku Ibu Melakukan Pijat Bayi
Lampiran 14 SAP Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi
Lampiran 15 Hasil Uji Statistik Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 16 Data Responden dan Tabulasi Penelitian
Lampiran 17 Lembar Konsultasi Skripsi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap
orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan
tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor
genetik, lingkungan, perilaku, dan rangsangan atau stimulasi yang berguna.
Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah
dengan pijat bayi atau terapi sentuh (Putri, 2009).
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling
populer. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang
dipraktekkan sejak berabad-abad silam (Roesli, 2008). Pijat bayi adalah
pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus pada permukaan kulit
bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang bertujuan untuk
menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, sistem pernafasan serta sirkulasi
darah dan limpha (Subakti dan Rizky, 2009).
Sentuhan adalah interaksi awal pada manusia, yaitu ketika mereka lahir. Bayi
akan merespon rangsangan fisik yang dirasakan oleh kulit sebagai indera
perasa yang aktif ketika mereka lahir. Sesungguhnya sentuhan alamiah pada
bayi sama artinya dengan tindakan memijat atau mengurut. Tindakan ini bisa
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
menjadi terapi dan memberikan banyak manfaat buat bayi dan ibu jika
tindakan ini dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan tata cara dan
teknik pemijatan bayi (Luize, 2006 cit Anindyawati, 2007).
Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan
adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan
aman pada bayi. Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di
Papyrus Ebers, yaitu catatan kedokteran pada zaman Mesir Kuno. Di India
juga ditemukan Ayur-Veda, buku kedokteran tertua (sekitar 1800 SM) yang
menuliskan tentang pijat, diet, dan olah raga, sebagai cara penyembuhan
utama masa ini. Selain itu, sekitar 5000 tahun yang lalu para dokter di Cina
dari Dinasti Tang meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari empat teknik
pengobatan yang penting (Roesli, 2008).
Banyak penelitian menunjukkan, penerapan dari terapi sentuhan yang
diwujudkan dalam bentuk pemijatan bayi memberikan manfaat yang sangat
besar pada perkembangan bayi, baik secara fisik maupun emosional (Luize,
2006 cit Anindyawati,2007). Roesli (2008) mengatakan pijat bayi akan
merangsang peningkatan aktifitas nervus vagus yang akan menyebabkan
penyerapan makanan lebih baik sehingga bayi akan cepat lapar dan bayi akan
lebih sering menyusu pada ibunya, akibatnya ASI akan lebih banyak
diproduksi.
Penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field & Scafidi tahun 1986 dan
1990 (dalam Roesli, 2008) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat
badan 1.280 dan 1.176 gram), yang dipijat 3x15 menit selama 10 hari,
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
mengalami kenaikan berat badan per hari 20% - 47% lebih banyak dari yang
tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1 – 3 bulan, yang
dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat
badan yang lebih dari kontrol.
Dr. Florentina UY-TY dari Philippines Children’s Medikal Hospital,
Manila dan Dr. H. Dachrul Aldy Sp.AK dari ikatan dokter indonesia (IDAI)
Sumatera Utara mengungkapkan sebuah penelitian yang membuktikan bahwa
pijat bayi mempersingkat masa tinggal di rumah sakit (setelah dilahirkan)
dengan pengurangan tiga hingga enam hari lebih cepat dibandingkan dengan
bayi tanpa pemijatan. Bayi-bayi yang diberikan sentuhan (pijatan) berat
badannya meningkat drastis hingga 47% (Subakti dan Anggraini, 2009).
Tidak hanya itu, pijatan lembut pada tubuh bayi juga bermanfaat untuk
mengurangi masalah tidur, memberikan pengalaman positif yang luar biasa
antara bayi dengan orangtuanya, meningkatkan fungsi motorik (memperkuat
jalinan otot bayi yang mengalami down syndrom atau gangguan
perkembangan mental) dan mempengaruhi 82% perbaikan otot lengan serta
kaki pada bayi (Subakti dan Anggraini, 2009).
Ilmu kesehatan modern telah membuktikan secara ilmiah bahwa terapi
sentuhan dan pijat bayi mempunyai banyak manfaat terutama bila dilakukan
sendiri oleh orang tua bayi. Dewasa penelitian di Australia yang diungkapkan
oleh Lana Kristina F. Flores membuktikan bahwa bayi yang dipijat oleh orang
tuanya akan mempunyai kecenderungan peningkatan berat badan, hubungan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
emosional dan sosial yang lebih baik. Namun ilmu kedokteran tentang pijat
bayi masih belum banyak diketahui oleh masyarakat (Putri, 2009).
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan anak, perawat mempunyai
berbagai peran dan fungsi. Salah satunya adalah perawat berperan sebagai
pemberi perawatan. Dalam hal ini peran utama perawat adalah memberikan
pelayanan keperawatan anak, sebagai perawat anak, pemberian pelayanan
keperawatan dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan dasar anak seperti
kebutuhan asah/stimulasi, asih, dan asuh (Hidayat, 2005). Dalam memenuhi
kebutuhan asah anak, perawat berperan memberikan stimulus untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu stimulus yang diberikan
adalah stimulus taktil atau sentuhan, misalnya dengan pijat bayi (Nursalam
dkk. 2008). Selain itu, perawat juga mempunyai peran sebagai edukator. Peran
perawat sebagai edukator dapat dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatannya, misalnya dengan
memberikan penyuluhan kesehatan mengenai permasalahan kesehatan yang
ada di daerah tersebut sehingga terjadi perubahan perilaku setelah diberikan
pendidikan kesehatan (Potter dan Perry, 2005).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada 10 responden di desa Trimurti,
Srandakan, Bantul, Yogyakarta didapatkan 9 responden (90%) belum
mengetahui dengan jelas pengaruh positif pijat bayi terhadap ibu dan bayinya,
serta belum mengetahui cara melakukan pijat bayi yang baik dan benar sesuai
pedoman pijat bayi sehingga mempengaruhi perilaku para ibu dalam
melakukannya. Mereka mengatakan di desanya dukun masih memegang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
peranan penting dalam pemijatan bayi. Masyarakat menganggap bahwa pijat
bayi hanya dilakukan jika bayi mereka sakit atau rewel, ada juga yang
menganggap pijat bayi sebagai rutinitas perawatan bayi setelah bayi lahir
bahkan untuk mengusir makhluk halus. Kebiasaaan melakukan pemijatan pada
bayi oleh dukun bayi masih dilakukan oleh hampir semua orang tua yang
memiliki bayi dan balita. Sebagian besar dari mereka juga belum pernah
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi karena yang melakukan
pijat bayi adalah dukun. Dan berdasarkan wawancara dengan Bidan Desa di
Puskesmas didapatkan data bahwa selama ini puskesmas sudah pernah
memberikan pelatihan tentang pijat bayi terhadap dukun bayi di Desa
Trimurti, namun belum pernah memberikan pendidikan kesehatan tentang
pijat bayi terhadap ibu-ibu di Desa Trimurti.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi
Terhadap Perilaku Ibu Melakukan Pijat Bayi Di Desa Trimurti Srandakan
Bantul Yogyakarta“.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah : “Adakah Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi
Terhadap Perilaku Ibu Melakukan Pijat Bayi Di Desa Trimurti Srandakan
Bantul Yogyakarta ?”.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui apakah pendidikan kesehatan tentang pijat bayi dapat
menigkatkan perilaku ibu melakukan pijat bayi di desa Trimurti Srandakan
Bantul Yogyakarta tahun 2011.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden yang melakukan pijat bayi.
b. Untuk mengetahui perilaku responden dalam melakukan pijat bayi
sebelum diberikan pendidikan kesehatan.
c. Untuk mengetahui perilaku responden dalam melakukan pijat bayi
setelah diberikan pendidikan kesehatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Ilmu Pengetahuan (Scientific)
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan
pengalaman dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususnya
untuk ilmu keperawatan anak dan komunitas tentang pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap perilaku ibu melakukan pijat bayi.
2. Pengguna (consumer)
a. Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana
kepustakaan dan informasi ilmiah tentang pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap perilaku ibu dalam melakukan pijat bayi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
b. Profesi keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang
keperawatan khususnya keperawatan anak dan keperawatan komunitas
tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku ibu
melakukan pijat bayi.
c. Puskesmas
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan atau sebagai
bahan pertimbangan dalam memberikan asuhan keperawatan bagi ibu
dan anak untuk menindaklanjuti program pijat bayi menjadi agenda
rutin pendidikan kesehatan dalam promosi kesehatan.
d. Ibu di desa Trimurti
Hasil penelitian ini meningkatkan pengetahuan ibu tentang pijat
bayi sehingga terdorong untuk melakukan pemijatan sendiri bayinya
agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya.
e. Peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu menggunakan ilmu yang telah
diperoleh sebagai pengalaman proses belajar-mengajar mengenai ilmu
keperawatan itu sendiri khususnya dalam bidang metode penelitian.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran pustaka, peneliti menemukan beberapa penelitian
tentang pijat bayi, tetapi peneliti belum menjumpai penelitian dengan judul
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi Terhadap Perilaku Ibu
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
8
Melakukan Bayi di Desa Trimurti Srandakan Bantul Yogyakarta”. Penelitian
terdahulu dilakukan oleh:
1. Katharina Urilanty Putri Aji, et al (2008) dengan judul “Persepsi Ibu
Tentang Pijat Bayi Dan Perilaku Ibu Dalam Menerapkan Pijat Bayi”.
penelitian ini dilakukan dengan subyek ibu-ibu primipara dan multipara
yang menyertakan anaknya untuk dipijat di klinik anak Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta, bayi sehat. Jenis penelitian adalah non eksperimen,
menggunakan metode cross sectional dan menggunakan analisis
kuantitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan ada hubungan antara
persepsi ibu tentang pijat bayi dan perilaku ibu dalam menerapkan pijat
bayi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah tujuan
penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, lokasi dan subyek
penelitian.
2. Anggrita Sari, et al ( 2004) dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Pijat Bayi
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pijat Bayi”. Penelitian ini
dengan subyek ibu-ibu yang mempunyai bayi di desa Dukuh Sidokarto,
Godean, Sleman, Yogyakarta. Jenis penelitian adalah eksperimen kuasi,
rancangan one group pretest – posttest. Hasil dari penelitian menunjukkan
ada perubahan pengetahuan dan sikap ibu tentang pijat bayi, sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan tentang pijat bayi. Perbedaan dengan
penelitian adalah tujuan penelitian, variabel penelitian, lokasi penelitian
dan subyek penelitian.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
9
3. Yustina Anindyawati, et al (2007) dengan judul “Pengaruh Penyuluhan
Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu
Melakukan Pijat Bayi”. Penelitian ini dilakukan dengan subjek penelitian
ibu-ibu post partum di bangsal kebidanan (ruang C) RSUP DR. Soeraji
Tirtonegoro Klaten yang mempunyai bayi. Jenis penelitian ini adalah
eksperimen kuasi dengan rancangan one group pretest-posttest. Hasil dari
penelitian menunjukkan ada pengaruh penyuluhan teknik pijat bayi
terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu melakukan pijat bayi.
Perbedaan dengan penelitian adalah tujuan penelitian, variabel penelitian,
lokasi penelitian dan subyek penelitian.
4. Ayu Widya Ningsih, et al (2009) dengan judul “Perbandingan Peningkatan
Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Pada Balita Setelah Mendapat
Penyuluhan Dan Pemutaran VCD Di Kelurahan Widodomartani,
Ngemplak, Sleman, Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan dengan subjek
penelitian adalah ibu yang memiliki balita di Kelurahan Widodomartani,
Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Jenis Penelitian ini adalah
penelitian diskriptif dengan pendekatan pretest dan posttest. Hasil
penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara
pengetahuan ibu tentang pijat bayi sebelum dan sesudah penyuluhan dan
pemutaran VCD. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah tujuan penelitian, variabel penelitian, lokasi dan subjek penelitian.
5. Alfiana Rosyida, et al (2010) dengan judul “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Kenaikan Berat Badan Bayi Umur 0-3 Bulan”. Penelitian ini dilakukan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
10
dengan subjek penelitian semua bayi umur 0-3 Bulan di BPS Saraswati
Sleman. Jenis penelitian ini adalah Pre-Eksperimental dengan rancangan
Intact-Gruop Comparison. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat
pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi umur 0-3 Bulan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah tujuan
penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, lokasi dan subyek
penelitian.
6. Yati Latifah, et al (2010) dengan judul” Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Teknik Menyusui Terhadap Pengetahuan Dan Perilaku Menyusui
Ibu Primipara di BPS Rochyatun Purworejo”. Penelitian ini dengan subjek
penelitian semua ibu primipara yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan pada
bulan Mei 2010 di Bps Rochyatun Purworejo. Jenis penelitian ini adalah
pre eksperiment design dengan desain pretest dan posttest group. Hasil
penelitian ini menunjukkan ada peningkatan pengetahuan teknik menyusui
dan perilaku teknik menyusui setelah diberikan pendidikan kesehatan
tentang teknik menyusui. Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah
tujuan penelitian, variabel penelitian, lokasi dan subjek penelitian.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Propinsi
DIY memiliki 19 dukuh/lingkungan yang terdiri dari Pedukuhan
Srandakan, Pedukuhan Gerso, Pedukuhan Klurahan, Pedukuhan Proketen,
Pedukuhan Jetis, Pedukuhan Sawahan, Pedukuhan Puron, Pedukuhan
Puluhan Lor, Pedukuhan Puluhan Kidul, Pedukuhan Pedak, Pedukuhan
Nengahan, Pedukuhan Lopati, Pedukuhan Bendo, Pedukuhan Celan,
Pedukuhan Gunungsaren Lor, Pedukuhan Gunungsaren Kidul, Pedukuhan
Cagunan, Pedukuhan Mangiran, Pedukuhan Sapuangin. Posisi Desa
Trimurti berbatasan dengan Sungai Progo di sebelah utara, Desa Poncosari
di sebelah selatan, Desa Catur Harjo dan Desa Tri Harjo di sebelah timur
dan, Sungai Progo Kabupaten Kulon Progo di sebelah barat.
Jumlah Penduduk Desa Trimurti sebesar 17.766 jiwa, yang terdiri dari
8.705 orang laki-laki dan 9.061 orang wanita. Sedangkan jumlah
penduduk dewasa sebanyak 13.679 jiwa. Jumlah ibu yang memililki bayi
usia 0-6 bulan sebanyak 89 orang, dan sampel dalam penelitian ini
sebanyak 32 responden.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
52
2. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah ibu primipara yang memiliki
bayi usia 3-6 bulan, belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang pijat bayi, berpendidikan SD-SMU dan bersedia menjadi
responden.
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur ibu, umur
bayi, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu yang dilaksanakan pada tanggal 15
Juni 2010 sampai 4 Juli 2010 didapatkan responden sebanyak 32
responden. Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
a. Karakteristik responden di Desa Trimurti Srandakan Bantul
berdasarkan umur ibu
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur Ibu
Di Desa Trimurti Srandakan Bantul Pada Bulan Juni-Juli 2010
Umur ibu (th) Frekuensi Persentase (%) 20-30 28 87,5 > 30 4 12,5 Total 32 100,0
Sumber: Data Primer 2011
Berdasarkan distribusi frekuensi yang tergambar dalam tabel di
atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai umur
20-30 tahun sebanyak 28 responden.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
53
b. Karakteristik responden di Desa Trimurti Srandakan Bantul
berdasarkan umur bayi
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur Bayi
Di Desa Trimurti Srandakan Bantul Pada Bulan Juni-Juli 2010
Umur bayi (bln) Frekuensi Persentase (%) 3 7 21,9 4 8 25,0 5 8 25,0 6 9 29,1
Total 32 100,0 Sumber: Data Primer 2011
Berdasarkan distribusi frekuensi yang tergambar dalam tabel di
atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai bayi
berumur 6 bulan sebanyak 9 responden, sedangkan responden yang
paling sedikit mempunyai bayi berumur 3 bulan sebanyak 7 responden.
c. Karakteristik responden di Desa Trimurti Srandakan Bantul
berdasarkan pendidikan ibu
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pendidikan
Ibu Di Desa Trimurti Srandakan Bantul Pada Bulan Juni-Juli 2010
Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD 2 6,2
SMP 5 15,6 SMA 25 78,1 Total 32 100,0
Sumber: Data Primer 2011
Berdasarkan distribusi frekuensi yang tergambar dalam tabel di
atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai
tingkat pendidikan SMA sebanyak 25 responden, sedangkan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
54
responden yang paling sedikit mempunyai tingkat pendidikan SD
sebanyak 2 responden.
d. Karakteristik responden di Desa Trimurti Srandakan Bantul
berdasarkan pekerjaan ibu
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan
Ibu Di Desa Trimurti Srandakan Bantul Pada Bulan Juni-Juli 2010
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) IRT 18 56,2
SWASTA 14 43,8 PEGAWAI/PNS 0 0
Total 32 100,0 Sumber: Data Primer 2011
Berdasarkan distribusi frekuensi yang tergambar dalam tabel di
atas menunjukkan bahwa didapatkan sebagian besar responden
mempunyai pekerjaan sebagai IRT sebanyak 18 responden.
3. Analisa univariat
a. Perilaku Responden di Desa Trimurti Srandakan Bantul Sebelum
Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu Sebelum
Diberikan Pendidikan Kesehatan (Pre-test) Di Desa Trimurti Srandakan Bantul Pada Bulan Juni-Juli 2010
Perilaku ibu Frekuensi Persentase (%) Sesuai Teknik 0 0
Tidak Sesuai Teknik 32 100,0 Total 32 100,0
Sumber: Data Primer 2011
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa perilaku responden
melakukan pijat bayi sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
55
pijat bayi semua reponden masuk dalam kategori “Tidak Sesuai
Teknik” sebanyak 32 responden.
b. Perilaku Responden Di Desa Trimurti Srandakan Bantul Sesudah
Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu Sebelum
Diberikan Pendidikan Kesehatan (Post-test) Di Desa Trimurti Srandakan Bantul Pada Bulan Juni-Juli 2010
Perilaku ibu Frekuensi Persentase (%) Sesuai Teknik 32 100,0
Tidak Sesuai Teknik 0 0 Total 32 100,0
Sumber: Data Primer 2011
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa perilaku responden
melakukan pijat bayi sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang
pijat bayi semua reponden masuk dalam kategori “Sesuai Teknik”
sebanyak 32 responden.
4. Analisa Bivariat
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “pendidikan kesehatan tentang
pijat bayi dapat meningkatkan perilaku ibu melakukan pijat bayi di Desa
Trimurti Srandakan Bantul Yogyakarta”. Untuk membuktikan hipotesis
tersebut peneliti menggunakan McNemar Test dengan taraf signifikansi
5%.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
56
Tabel 4.7 Perbandingan perilaku ibu melakukan pijat bayi sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi di Desa Trimurti Srandakan Bantul Yogyakarta pada bulan Juni-Juli 2011.
Kegiatan Perilaku Ibu Melakukan Pijat bayi
Tidak Sesuai Teknik Sesuai Teknik Jumlah N (%) N (%) N (%)
Pre-test 32 100 0 0 2 100 Post-test 0 0 32 100 2 100
Sumber: Data Primer 2011
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan mempunyai kategori perilaku “Tidak
Sesuai Teknik” sebanyak 32 responden (100%), sedangkan jumlah
responden setelah diberikan pendidikan kesehatan mempunyai kategori
perilaku “Sesuai Teknik” sebanyak 32 responden (100%). Dalam hal ini
dapat disimpulkan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan
perilaku ibu melakukan pijat bayi sebagian besar responden adalah tidak
sesuai teknik, sedangkan perilaku ibu melakukan pijat bayi setelah
diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar adalah sesuai Teknik. Hal
ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dapat meningkatkan
perilaku ibu melakukan pijat bayi dari tidak sesuai teknik menjadi sesuai
teknik.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
57
Tabel 4.8 Uji McNemar Test Perilaku Ibu Melakukan Pijat Bayi Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi
Test Statisticsb
Pre-Test Perilaku Ibu & Post-Test Perilaku Ibu
N 32
Chi-Squarea 30.031
Asymp. Sig. .000
a. Continuity Corrected
b. McNemar Test
Sumber: Data Primer 2011
Uji McNemar (uji beda dua kelompok dependen) menggambarkan hal
yang sama. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan perilaku responden
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dibantu oleh
program komputer diperoleh �������2 = 30.031 dan p=0,000, bila dk=1
dengan signifikansi 5% maka harga ��� 2 = 3,841. Karena �������
2 lebih
besar dari ��� 2 (30.031 >3,841) dan p<0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya pendidikan kesehatan tentang pijat bayi dapat
meningkatkan perilaku ibu melakukan pijat bayi di Desa Trimurti
Srandakan Bantul Yogyakarta tahun 2011.
B. Pembahasan Penelitian
1. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini sebagian besar umur responden berusia 20-30
tahun yaitu 28 orang (87,5%). Usia seseorang dapat mempengaruhi
perilaku melakukan pijat bayi, semakin bertambah usia tentunya akan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
58
memiliki pengalaman yang lebih dibandingkan dengan yang memiliki usia
muda. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya. Sehingga perilaku praktik pijat bayi yang
dilakukan semakin membaik (Mubarok,W.I., dkk, 2007).
Mayoritas umur bayi responden berumur 6 bulan yaitu 9 orang
(29,1%). Pemijatan bayi dapat dilakukan lebih dini untuk meningkatkan
tumbuh kembang balita. Menurut Roesli (2009), menyatakan bahwa pijat
bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan. Dengan lebih cepat
mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar.
Pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi
berumur 3 tahun.
Pendidikan responden dalam penelitian ini mayoritas berpendidikan
SMA yaitu 25 responden (78%). Pendidikan membentuk pola pikir hingga
memberikan kemudahan dalam penerimaan informasi atau pemberian
pendidikan kesehatan tentang pijat bayi oleh petugas kesehatan. Lembaga
pendidikan meletakkan konsep pengertian sehingga semakin tinggi
pendidikan seseorang akan semakin baik pengetahuan (Soekanto, 2006).
Hal in juga sesuai dengan teori Suliha (2002) yang menyatakan perilaku
juga dipengaruhi oleh pendidikan.
Dalam penelitian ini sebagian besar responden tidak berkerja atau
sebagai ibu rumah tangga yaitu 18 responden (56,2%). Mayoritas ibu yang
tidak berkerja atau sebagai ibu rumah tangga lebih banyak waktu luangnya
untuk mencari informasi kesehatan sehingga bisa berperilaku baik. Hal ini
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
59
sesuai dengan teori yang Notoatmodjo (2003) yang menyatakan pekerjaan
mempengaruhi perilaku.
2. Perilaku Ibu Melakukan Pijat Bayi Sebelum Diberikan Pendidikan
Kesehatan
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan tentang pijat bayi berdasarkan hasil observasi
diketahui perilaku responden melakukan pijat bayi semua reponden masuk
dalam kategori “Tidak Sesuai Teknik” sebanyak 32 responden (100%) dan
tidak ada responden yang mempunyai perilaku melakukan pijat bayi dalam
kategori “Sesuai Teknik”. Hasil menunjukan sebagian besar perilaku pijat
bayi sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dengan kategori “Tidak
Sesuai Teknik”.
Perilaku melakukan pijat bayi sebelum diberikan pendidikan kesehatan
dapat dipengaruhi pengetahuan dan informasi seseorang. Pengetahuan
dapat diperoleh dari informasi – informasi tentang cara–cara mencapai
tumbuh kembang balita, cara pemeliharaan, cara menghindari penyakit,
dan sebagainya. Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan tersebut
akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan orang
berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang di milikinya (Notoatmodjo,
2003).
Rendahnya nilai perilaku ibu melakukan pijat bayi di desa Trimurti,
Srandakan, Bantul, Yogyakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah tingkat pengetahuan, tradisi atau kebudayaan dan peran
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
60
petugas kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 orang di
Desa Trimurti Srandakan Bantul diketahui 9 responden (90%) belum
mengetahui dengan jelas pengaruh positif pijat bayi terhadap ibu dan
bayinya, serta belum mengetahui cara melakukan pijat bayi yang baik dan
benar sesuai pedoman pijat bayi sehingga sehingga mempengaruhi
perilaku para ibu dalam melakukan pijat bayi. Mereka mengatakan di
desanya dukun masih memegang peranan penting dalam pemijatan bayi.
Masyarakat menganggap bahwa pijat bayi hanya dilakukan jika bayi
mereka sakit atau rewel, ada juga yang menganggap pijat bayi sebagai
rutinitas perawatan bayi setelah bayi lahir bahkan untuk mengusir
makhluk halus. Kebiasaaan melakukan pemijatan pada bayi oleh dukun
bayi masih dilakukan oleh hampir semua orang tua yang memiliki bayi
dan balita. Sebagian besar dari mereka juga belum pernah mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang pijat bayi karena yang melakukan pijat bayi
adalah dukun. Dan berdasarkan wawancara dengan Bidan Desa di
Puskesmas didapatkan data bahwa selama ini puskesmas sudah pernah
memberikan pelatihan tentang pijat bayi terhadap dukun bayi di Desa
Trimurti, namun belum pernah memberikan pendidikan kesehatan tentang
pijat bayi terhadap ibu-ibu di Desa Trimurti.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mempunyai umur 20-30 tahun sebanyak 28 responden (87,5%), usia bayi
berumur 6 bulan sebanyak 9 responden (29,1%), pendidikan responden
sebagian besar pendidikan SMA sebanyak 25 responden (78,1%), dan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
61
pekerjaan responden sebagian besar ibu rumah tangga sebanyak 18
responden (56,2%). Tinggi rendahnya tingkat pendidikan, usia dan
pekerjaan ibu mempengaruhi perilaku ibu melakukan pijat bayi, namun
perilaku ibu melakukan pijat bayi juga dipengaruhi oleh peran petugas
kesehatan.
Hasil penelitian ini didukung teori Green (1980) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku antara lain 1) faktor
predisposisi meliputi pendidikan, ekonomi atau pendapatan, hubungan
sosial, 2) faktor pendukung meliputi lingkungan fisik, fasilitas kesehatan,
3) faktor penguat meliputi petugas kesehatan dan tokoh masyarakat
(Mubarok,W.I., dkk, 2007).
3. Perilaku Ibu Melakukan Pijat Bayi Sesudah Diberikan Pendidikan
Kesehatan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku responden
melakukan pijat bayi sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang pijat
sebagian besar reponden masuk dalam kategori “Sesuai Teknik” sebanyak
32 responden (100%) dan tidak ada responden yang mempunyai perilaku
melakukan pijat bayi dalam kategori “Tidak Sesuai Teknik”.
Perilaku ibu melakukan pijat bayi sesudah diberikan pendidikan
kesehatan sebagian besar ibu sudah dapat melakukan pijat bayi sesuai
dengan teknik, dengan memperhatikan materi yang diberikan,
menanyakan kepada petugas kesehatan jika ada kesalahan dan mengulang
terus materi pijat bayi melaui pemutaran VCD menggunakan media
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
62
TV/komputer dan leaflet serta mempraktikan sehingga ibu dapat
memahami dengan baik tentang materi dan melakukan pijat bayi sesuai
teknik.
Hal ini sesuai dengan teori proses perubahan perilaku “ unfreezing to
refreezing” menurut Lewin (1951) yang dikutip Notoatmodjo (1997) yang
berlansung dalam 5 tahap, yaitu: fase pencarian, fase diagnosa masalah,
fase penentuan tujuan, fase tingkah laku baru dan fase pembekuan ulang
(Suliha, 2002).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Latifah (2010) yang menyatakan bahwa peningkatan perilaku ibu
dipengaruhi oleh para responden memahami dengan baik tentang materi
pendidikan kesehatan dengan metode individual yaitu dengan bimbingan
dan demonstrasi, penyuluhan serta pemutaran video dan kemudian merasa
cocok dengan materi tersebut, dan benar-benar menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku perorangan yang erat
hubungannya dengan masalah kesehatan pada dasarnya adalah respon
seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit, pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan. Pemberian pendidikan kesehatan
pijat bayi sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan agar
seseorang termotivasi meningkatkan tumbuh kembang balita dengan
melakukan pijat bayi dengan teknik yang sesuai dan menjaga
kesehatannya dengan tindakan preventif sejak usia balita.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
63
Menurut Subakti dan Anggraini (2009) menyatakan bahwa pijatan
lembut pada tubuh bayi juga bermanfaat untuk mengurangi masalah tidur,
memberikan pengalaman positif yang luar biasa antara bayi dengan
orangtuanya, meningkatkan fungsi motorik (memperkuat jalinan otot bayi
yang mengalami down syndrom atau gangguan perkembangan mental) dan
mempengaruhi 82% perbaikan otot lengan serta kaki pada bayi.
4. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi Terhadap Perilaku Ibu
Melakukan Pijat Bayi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan pendidikan
kesehatan perilaku ibu melakukan pijat bayi sebagian besar responden
adalah tidak sesuai teknik yaitu sebanyak 32 responden (100%),
sedangkan perilaku ibu melakukan pijat bayi setelah diberikan pendidikan
kesehatan sebagian besar adalah sesuai teknik sebanyak 32 responden
(100%). Hal menunjukkan ini adanya perbedaan perilaku responden
melakukan pijat bayi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
tentang pijat bayi. Hal ini juga menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan
dapat meningkatkan perilaku ibu melakukan pijat bayi dari tidak sesuai
teknik menjadi sesuai teknik.
Uji McNemar (uji beda dua kelompok dependen) menggambarkan hal
yang sama. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan perilaku responden
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dibantu oleh
program komputer diperoleh �������2 = 30.031 dan p=0,000, bila dk=1
dengan signifikansi 5% maka harga ��� 2 = 3,841. Karena �������
2 lebih
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
64
besar dari ��� 2 (30.031 >3,841) dan p<0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya pendidikan kesehatan tentang pijat bayi dapat
meningkatkan perilaku ibu melakukan pijat bayi di Desa Trimurti
Srandakan Bantul Yogyakarta tahun 2011.
Keikutsertaan ibu-ibu dalam pendidikan kesehatan berkaitan dengan
pijat bayi dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu melakukan
pijat bayi sesuai teknik sehingga meningkatkan tumbuh kembang balita
lebih optimal antara lain meningkatkan proses tumbuh kembang anak,
meningkatkan hubungan kasih sayang. Berdasarkan penelitian di Australia
yang diungkapkan oleh Lana Kristina F. Flores membuktikan bahwa bayi
yang dipijat oleh orang tuanya akan mempunyai kecenderungan
peningkatan berat badan, hubungan emosional dan sosial yang lebih baik.
Namun ilmu kedokteran tentang pijat bayi masih belum banyak diketahui
oleh masyarakat (Putri, 2009).
Hasil peneltian ini sesuai dengan teori Suliha (2002) menyatakan
bahwa pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara
terencana pada diri individu, kelompok, atau masyarakat untuk dapat lebih
mandiri dalam mencapai hidup sehat. Pendidikan kesehatan merupakan
proses belajar pada individu, kelompok, atau masyarakat dari tidak tahu
tentang nilai kesehatan menjadi tahu, dan dari tidak mampu mengatasi
masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri. Dengan demikian pendidikan
kesehatan merupakan usaha/kegiatan untuk membantu individu,
kelompok, dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
65
pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan untuk mencapai hidup sehat
secara optimal.
Perilaku melakukan pijat bayi dapat di pengaruhi oleh faktor usia,
pendidikan, dan pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Usia responden dapat
mempengaruhi perilaku melakukan pijat bayi ibu. Semakin dewasa usia
seseorang tentunya akan memiliki pengalaman yang lebih dibandingkan
dengan yang memiliki usia muda. Hasil tersebut dapat diketahui sebagian
besar responden mempunyai umur 20-30 tahun sebanyak 28 responden
(87,5%).
Bertambah usia seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
mengambil pelajaran tentang kejadian yang memunculkan suatu
pengetahuan baru dalam dirinya, berkaitan dengan perilaku memijat bayi,
sehingga tidak dilakukan oleh orang lain seperti dukun. Menurut
Prasetyono (2009) menyatakan bahwa di Indonesia pelaksanaan pijat bayi
di masyarakat desa masih dipegang oleh dukun bayi. Selama ini pemijatan
tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit/rewel dan
susah tidur, hal tersebut sudah menjadi kebiasaan perawatan bayi setelah
lahir.
Perilaku melakukan pijat bayi yang tidak sesuai teknik sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan dapat disebabkan oleh kurangnya
informasi tentang pijat bayi dan tingkat pendidikan responden yang
sebagian besar pendidikan SMA sebanyak 25 responden (78,1%),
sehingga banyak ibu yang belum tepat melakukan pijat bayi sesuai teknik.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
66
Perilaku melakukan pijat bayi dapat dilakukan pada waktu luang.
Berdasarkan pekerjaan responden dapat diketahui bahwa sebagian besar
ibu rumah tangga sebanyak 18 responden (56,2%). Sehingga waktu
bersamaan anak lebih banyak dan dapat melakukan pijat pada bayi dengan
cukup.
Peningkatan signifikan terjadi setelah reponden diberikan pendidikan
kesehatan tentang pijat bayi oleh penelti secara individual dengan metode
bimbingan dan demonstrasi serta penyuluhan menggunakan alat bantu
sederhana yaitu leaflet dan alat pandang dengar dengan pemutaran VCD di
rumah responden, sehingga memberi keleluasaan pada responden secara
pribadi bertanya dan mendemonstrasikan pijat bayi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Hoddinot (2006) yang dikutip dari
Jurnal Winarsih, dkk (2006) mengatakan bahwa pemberian pendidikan
kesehatan secara individual dampaknya terhadap perubahan perilaku dan
keterampilan sangat signifikan dibandingkan dengan pendidikan kesehatan
yang diberikan secara kelompok.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Ningsih, Ayu Widya (2009) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang bermakna pengetahuan ibu tentang pijat bayi antara sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan dan pemutaran VCD pijat bayi.
Selain informasi yang terdapat dalam pendidikan kesehatan,
peningkatan signifikan perilaku ibu melakukan pijat bayi juga dapat
dipengaruhi oleh adanya motivasi. Motivasi tersendiri berupa penilaian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
67
atau evaluasi dari peneliti, sehingga para responden berusaha
menampilkan yang terbaik dengan melakukan pijat bayi sesuai dengan
teknik yang benar. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak
agar mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini
diwujudkan dalam bentuk perilaku. Sesuai dengan teori manusia
berperilaku atau beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai
tujuan atau global. Dengan adanya need atau kebutuhan dalam diri
seseorang, maka akan muncul motivasi atau penggerak/pendorong,
sehingga manusia atau individu itu berperilaku, baru tujuan itu tercapai,
dan individu mengalami kepuasan (Notoatmodjo, 2003).
Pemberian pendidikan kesehatan oleh petugas berpengaruh terhadap
perilaku melakukan pijat bayi hasil tersebut diketahui terdapat
peningkatan perilaku ibu melakukan pijat bayi. Peran petugas kesehatan
tentang kesehatan sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan,
wawasan dan perubahan perilaku ibu melakukan pijat bayi. Apalagi
dengan kondisi ibu-ibu setempat yang kurang bisa menerima dan
menerapkan dengan cepat, pendidikan kesehatan yang berulang-ulang
sangat diperlukan untuk menanamkan nilai-nilai kesehatan pada ibu
tentang pijat bayi. Bimbingan secara terus-menerus dalam pemberian
pendidikan kesehatan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku
individu. Dengan usaha pemberian pendidkan kesehatan yang terus
menerus, diharapkan nilai-nilai kesehatan tertanam dengan baik, derajat
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
68
kesehatan menjadi baik dan akhirnya ibu dapat secara mandiri dalam
mengatasi masalah kesehatan.
Hasil analisis sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini yaitu
pendidikan kesehatan tentang pijat bayi dapat menigkatkan perilaku ibu
melakukan pijat bayi di desa Trimurti Srandakan Bantul Yogyakarta tahun
2011.
C. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna dan memiliki
keterbatasan dan kelemahan, diantaranya:
1. Penelitian ini masih dalam taraf penelitian pemula, penelitian ini
menggunakan pre eksperiment design dengan desain pre-test dan post-test
group. Dalam penelitian ini belum diberikan kelompok kontrol atau
kelompok pembanding.
2. Responden yang diambil hanya responden yang memenuhi kriteria saja,
sehingga apabila ada responden yang tidak memenuhi kriteria tidak
diambil untuk menjadi responden penelitian.
3. Kemungkinan terjadi bias sangat besar mengingat dalam melakukan post-
test perilaku ibu melakukan pijat bayi, peneliti hanya menggunakan
boneka dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku tidak diteliti.
4. Selama 1 minggu sesudah pre-test dan pemberian pendidikan kesehatan,
sebelum post test peneliti tidak melakukan intervensi apapun terhadap
responden.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
69
5. Dalam batasan pengkategorian perilaku ibu melakukan pijat bayi peneliti
belum menetapkan critical point yang harus dilakukan pada checklist
perilaku ibu melakukan pijat bayi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
70
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Trimurti
Srandakan Bantul maka peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mempunyai umur 20-30 tahun, usia bayi responden berumur 6 bulan,
pendidikan responden sebagian besar pendidikan SMA, dan pekerjaan
responden sebagian besar sebagai ibu rumah tangga.
2. Perilaku ibu melakukan pijat bayi sebelum diberikan pendidikan kesehatan
tentang pijat bayi termasuk dalam kategori “Tidak Sesuai Teknik”.
3. Setelah diberikan pendidikan kesehatan, nilai perilaku ibu melakukan pijat
bayi meningkat menjadi ke dalam kategori “Sesuai Teknik”.
4. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji McNemar Test dengan taraf
kesalahan (α) 0,05 terbukti bahwa pendidikan kesehatan tentang pijat bayi
dapat meningkatkan perilaku ibu melakukan pijat bayi di Desa Trimurti
Srandakan Bantul Yogyakarta tahun 2011. Hal ini dibuktikan dengan nilai
p yaitu 0,000 (p<0,05).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
71
B. Saran
1. Bagi Institusi
Peneliti mengharapkan agar hasil penelitian ini dijadikan referensi
menambah wacana kepustakaan dan informasi ilmiah tentang pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap perilaku ibu melakukan pijat bayi.
2. Bagi Profesi keperawatan
Diharapkan tenaga kesehatan khususnya perawat dapat memberikan
pendidikan kesehatan dan asuhan keperawatan yang benar berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak khususnya tentang pijat bayi, sehingga
dapat berpengaruh terhadap perilaku ibu melakukan pijat bayi dan mampu
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.
3. Bagi tenaga kesehatan di Desa Trimurti Srandakan Bantul
Peneliti mengharapkan agar petugas kesehatan seperti perawat, bidan
dan kader kesehatan di Desa Trimurti Srandakan Bantul lebih berperan
dalam memberikan penyuluhan atau informasi kesehatan terhadap ibu
yang memiliki bayi terkait dengan perilaku ibu melakukan pijat bayi, serta
diadakan tindak lanjut misalnya evaluasi periodik, agar tujuan dari pijat
bayi itu benar-benar tercapai.
4. Bagi para ibu memiliki bayi di Desa Trimurti Srandakan Bantul
Para ibu yang memiliki bayi terutama ibu primipara perlu menambah
wawasan lagi tentang pijat bayi untuk meningkatkan perilaku ibu dalam
melakukan pijat bayi sesuai dengan teknik pijat bayi yang benar, misalnya
dengan banyak membaca buku pengetahuan tentang pijat bayi dan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
72
pedoman pijat bayi, mencari informasi pada petugas kesehatan terdekat
dan lain-lain. Selain itu diharapkan bagi para ibu untuk berbagi informasi
dan pengetahuan kepada ibu yang lain. Hal ini sangat berarti bagi ibu dan
bayi untuk meningkatkan perilaku melakukan pijat bayi sehingga
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
5. Bagi peneliti selanjutnya
a. Diharapkan bagi para peneliti selanjutnya, dapat mensosialisasikan
teori tentang pijat bayi terhadap kader kesehatan dengan
menggerakkan kader kesehatan di desa setempat agar kader dapat juga
berperan aktif dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pijat
bayi sehingga dapat meningkatkan perilaku ibu melakukan pijat bayi
untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
b. Diharapkan bagi para peneliti selanjutnya, dapat meneliti dan menggali
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku ibu melakukan
pijat bayi.
c. Diharapkan bagi para peneliti selanjutnya, dapat melakukan intervensi
dan post-test lebih dari sekali dan menetapkan critical point pada
cheklist pengukuran perilaku ibu melakukan pijat bayi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Katharina Urilanty Putri. (2008). Persepsi Ibu Tentang Pijat Bayi Dan Perilaku Ibu Dalam Menerapkan Pijat Bayi. Skripsi Sarjana Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.
Anindyawati, Y. (2007). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan dan Ketrampilan Ibu Melakukan Pijat Bayi. Skripsi Sarjana Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Tidak diterbitkan.
Dahlan, Muhamad Sopiyudin. (2008). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS. Edisi 3. Jakarta. Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.
Latifah, Y., (2010). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Teknik Menyusui Terhadap Pengetahuan Dan Perilaku Menyusui Ibu Primipara di BPS Rochyatun Purworejo. Karya Tulis Ilmiah DIII Kebidanan STIKES A. YANI Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.
Maharani, S. (2009). Pijat dan Senam Sehat Untuk Bayi. Jogjakarta: Katahati.
Mubarak dan Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat:Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarok, W.I., dkk. (2007) Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ningsih, Ayu Widya. (2009). Perbandingan Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Pada Balita Setelah Mendapat Penyuluhan dan Pemutaran VCD di Kelurahan Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Skripsi Sarjana Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Tidak Diterbitkan.
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Cetakan kedua, Jakarta : Renika Cipta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Renika Cipta.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ketiga, Jakarta : Renika Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta : Renika Cipta.
Nursalam, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan). Cetakan kedua. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC
Prasetyono. (2009). Teknik-Teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri. Cetakan pertama. Jogjakarta: DIVA Press.
Putri, A. (2009). Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita: Panduan Praktis Memijat Bayi dan Balita. Yogyakarta: Genius Publisher.
Riwidikdo, H. (2010). Statistik Kesehatan: Belajar Mudah Teknik Analisis Data Dalam Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: MITRA CENDIKA Press.
Roesli. (2008). Pedoman Pijat Bayi. Edisi Revisi, Jakarta: Trubus Agriwidya.
Rosyida, A. (2010). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Umur 0-3 Bulan. Karya Tulis Ilmiah DIII Kebidanan STIKES A. YANI Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.
Sari, A. (2004). Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pijat Bayi. Skripsi Sarjana Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.
Saryono. (2009). Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis bagi Pemula. Cetakan kedua. Jogjakarta: MITRA CENDIKA Press.
Soekanto, Soerjono.2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Subakti dan Anggraini. (2008). Keajaiban Pijat Bayi dan Balita. Jakarta: Wahyu Media.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Cetakan keduabelas, Bandung: CV ALFABETA.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: EGC
Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta.
Suliha, dkk. (2002). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Winarsih, K., dkk. (2006). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metoda Partisipasif Terhdap Perilaku Ibu Primipara Dalam Pemberian Asi di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur. Jurnal Mady, hal 49-54.