Transcript
  • 0

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

  • i

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    PEDOMAN PENULISAN HASIL PENELITIAN

    SMA NEGERI 3 DENPASAR

    Naskah Pedoman Penulisan Hasil Penelitian SMA Negeri 3 Denpasar, Edisi 2013

    Editor Tim Pembimbing Tugas Akhir SMA Negeri 3 Denpasar

    PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

    SMA NEGERI 3 DENPASAR Jalan Nusa Indah No. 20x DenpasarTelp. (0361) 234293 Fax (0361) 221646

    Website :www.sman3denpasar.sch.id , Mailto : [email protected]

  • ii

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    PRAKATA

    Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang

    Maha Esa) karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Buku Pedoman Penulisan

    Hasil Penelitian ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang kami miliki.

    Buku pedoman ini merupakan buku yang tidak diterbitkan dan hanya digunakan dikalangan

    siswa SMA Negeri 3 Denpasar dalam pembuatan penelitian sebagai syarat untuk

    mendapatkan rapor (kelas X dan XI) dan nomor peserta ujian nasional untuk kelas XII. Buku

    ini merupakan kutipan dari Pedoman Penulisan Tesis Program Pascasarjana Universitas

    Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja revisi edisi ke 3 yang kemudian disunting sesuai

    dengan keperluan oleh Tim Pembimbing Tugas Akhir SMA Negeri 3 Denpasar.

    Secara skematik buku pedoman ini terditi dari 4 bab dengan rincian

    1. BAB I PENDAHULUAN

    2. BAB II FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KELAS X

    3. BAB III FORMAT PENULISAN HASIL PENELITIAN KELAS XI DAN XII

    4. BAB IV TEKNIK PENULISAN

    Semoga buku pedoman ini dapat digunakan dengan baik, namun kami menyadari

    bahwa buku ini masih perlu banyak penyempurnaan, untuk itu masukan yang sifatnya

    konstruktif akan sangat berguna bagi penyempurnaan (revisi) berikutnya.

  • iii

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    DAFTAR ISI

    SAMPUL PEDOMAN PENULISAN HASIL PENELITIAN

    PRAKATA ................................................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... iv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Tujuan ..................................................................................................... 1

    B. Topik Penelitian ....................................................................................... 1

    C. Jenis Penelitian ........................................................................................ 2

    BAB II FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KELAS X

    A. Bagian Awal ............................................................................................ 3

    B. Bagian Inti ............................................................................................... 6

    C. Bagian Akhir ........................................................................................... 20

    BAB III FORMAT PENULISAN HASIL PENELITIAN KELAS XI DAN XII

    A. Bagian Awal ............................................................................................ 3

    B. Bagian Inti ............................................................................................... 6

    C. Bagian Akhir ........................................................................................... 20

    BAB IV TEKNIKPENULISAN

    A. Bahan ...................................................................................................... 22

    B. Pengetikan ............................................................................................... 22

    C. Penyajian Tabel ....................................................................................... 24

    D. Penyajian Gambar ................................................................................... 25

    E. Cara Merujuk Kutipan ............................................................................. 26

    F. Cara Menulis Daftar Rujukan .................................................................. 27

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 35

    LAMPIRAN ............................................................................................................... 36

  • iv

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran

    1 Sampul Luar Tugas Akhir ....................................................................................... 37

    2 Sampul Persyaratan Memperoleh No Ujian Nasional ............................................... 38

    3 Isi dan Format Lembar Persetujuan Pembimbing ..................................................... 39

    4 Contoh Lembar Pernyataan ..................................................................................... 40

    5 Contoh Prakata ........................................................................................................ 41

    6 Contoh Format Abstrak untuk Tugas Akhir ............................................................. 43

    7 Contoh Format Daftar Isi ......................................................................................... 44

    8 Contoh Format Daftar Tabel .................................................................................... 46

    9 Contoh Format Daftar Gambar ................................................................................ 47

    10 Contoh Format Daftar Lampiran .............................................................................. 48

    11 Contoh Format Daftar Pustaka ................................................................................. 49

    12 Contoh Format Riwayat Hidup Penulis .................................................................... 50

  • 1

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pengembangan kesiswaan pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima)

    bidang yaitu penalaran, minat kegemaran, kesejahteraan siswa, kepedulian sosial, serta

    kepemimpinan dan organisasi. Khusus bidang penalaran, melalui kegiatan ini diharapkan

    tumbuh kreativitas dan inovasi pemikiran siswa dalam rangka mengembangkan ilmu

    pengetahuan, teknologi, dan seni yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat luas. Mengingat pentingnya bidang ini, pemerintah dalam hal ini

    SMAN 3 Denpasar berupaya menyelenggarakan pembinaan tugas akhir berupa penelitian

    sebagai prasyarat untuk mendapatkan rapor bagi kelas X dan XI serta untuk mengikuti

    mendapatkan Nomor Ujian Nasional (UN) untuk kelas XII.

    A. TUJUAN

    Tujuan penelitian siswa SMA Negeri 3 Denpasar bertujuan untuk meningkatkan mutu

    pendidikan pada umumnya terutama dalam hal sebagai berikut.

    1. Cara belajar baru bagi peserta didik, mereka dapat lebih mandiri dengan melakukan

    penelitian individu, di mana pembelajaran langsung ke lapangan dapat memberikan

    manfaat kepada siswa tersebut.

    2. Interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang lebih beragam, tidak sekedar

    lewat kelas konvensional.

    3. Menghayati konstruk dan azas keilmuan sebuah disiplin, sehingga dapat bernalar,

    bersikap dan berperilaku sebagai seorang ilmuan bermutu yang mandiri.

    B. TOPIK PENELITIAN

    Mengacu pada kewenangan akademis dan pembinaan serta pengembangan disiplin

    keilmuan, maka topik dan pokok permasalahan karya tulis mengacu pada bidang sains dasar,

    sains terapan, sosial-humaniora dan pendidikan. Acuan ini tidak mempersempit ruang

    masuknya topik dan pokok permasalahan yang secara substantif mengarah pada

    pengembangan disiplin ilmu.

  • 2

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    C. JENIS PENELITIAN

    Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian berbasis pada kajian bidang studi

    yang akan dilakukan penelitian. Dengan demikian, pilihan pendekatan dan jenis penelitian

    dapat berbentuk penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif, penelitian dan pengembangan,

    penelitian kebijakan, penelitian eksperimen (baik yang dilakukan di laboratorium maupun di

    lapangan) dan jenis penelitian lainnya yang sesuai dengan standar dan kaidah-kaidah

    akademis dan bukan merupakan studi pustaka semata.

  • 3

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    BAB II

    FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KELAS X

    Format proposal penelitian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah menyangkut

    susunan, tata letak, tata urutan dan tata cara penulisan termasuk ejaan, ukuran serta jenis

    huruf.

    Kertas yang digunakan untuk proposal penelitian adalah kertas putih HVS 70 gram,

    ukuran A4, sampul cover (kertas buffalo tebal) dengan warna (putih untuk sains dasar,

    hijau untuk sains terapan, merah untuk sosial-humaniora, dan biru untuk pendidikan).

    Proposal penelitian diketik dengan komputer dalam format huruf Times New Roman ukuran

    font 12 dan spasi 1,5. Proposal penelitian merupakan suatu kesatuan utuh, tetapi dapat dibagi

    menjadi tiga bagian besar yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Masing-masing

    bagian dapat dibagi lagi menjadi bagian-bagian seperti yang dipaparkan dalam ketentuan

    berikut.

    A. Bagian Awal

    Bagian ini terdiri atas halaman sampul, halaman judul, lembar persetujuan

    (pembimbing), surat pernyataan keaslian karya, prakata, daftar isi, daftar tabel (jika ada),

    daftar gambar (jika ada), daftar lampiran, dan daftar-daftar lain (jika ada). Ciri khas dari

    bagian awal ini ialah penggunaan angka romawi kecil (i, ii, iii, dst) untuk menandai halaman

    persetujuan dianggap sebagai halaman berurutan tetapi tidak diberi nomor urut.

    1. Halaman Sampul

    Halaman sampul berisi: judul karya tulis secara lengkap, nama dan nomor induk

    siswa (NIS), lambang SMA Negeri 3 Denpasar, nama sekolah dan tahun. Semua huruf

    dicetak dengan huruf kapital, Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian

    diatur simetris, rapi dan serasi (contoh dapat dilihat pada lampiran )

    2. Lembar Halaman Judul

    Format dan isi halaman halaman sampul, tetapi memuat teks Proposal penelitian

    ini Diajukan kepada SMA Negeri 3 Denpasar untuk Memenuhi Persyaratan

    Memperoleh Rapor. Contohnya dapat dilihat pada lampiran.

    3. Halaman Persetujuan

    Halaman persetujuan memuat persetujuan dari pembimbing karya tulis. Hal-hal

    yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing adalah: (1) teks Proposal

    penelitian oleh.. ini telah diperiksa dan disetujui untuk diserahkan, (2) nama

  • 4

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    lengkap dan nomor induk pegawai (NIP) pembimbing 1 dan pembimbing 2. Contoh

    format lembar persetujuan pembimbing yang dimaksud dapat dilihat pada lampiran .

    4. Pernyataan Keaslian Karya

    Untuk menghindari terjadinya praktik akademis yang melanggar kaidah dan

    academic yurisdiction, pada saat penyusunan proposal penelitian oleh siswa, maka

    kepada setiap siswa harus melampirkan surat pernyataan keaslian karya yang telah

    ditandatangani oleh siswa bersangkutan. (contoh format dapat dilihat pada lampiran )

    5. Prakata

    Di dalam prakata dicantumkan ucapan terimakasih peneliti yang ditujukan kepada

    berbagai pihak. Pihak tersebut dapat berupa individu, pejabat, lembaga, organisasi,

    dan atau pihak-pihak lain yang berkontribusi dalam menyiapkan, melaksanakan, dan

    menyelesaikan proposal penelitian.

    Tulisan prakata diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang

    pengetikkan tanpa tanda titik. Teks prakarta diketik dengan spasi ganda (dua spasi).

    Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran A4. Kemudian, pada akhir

    teks dicantumkan kata Peneliti yang menyebut nama terang, dan ditempatkan di

    pojok kanan bawah.(contoh format dapat dilihat pada lampiran )

    6. Daftar Isi

    Di dalam halaman daftar isi dimuat: judul lembar pengesahan, surat pernyataan,

    daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar-daftar lain (jika ada), judul bab, judul

    anak sub bab, dan judul anak sub bab yang disertai dengan nomor halaman tempat

    pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan

    sub bab dan anak sub bab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf

    kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis organisasi keseluruhan isi

    proposal penelitian (lihat lampiran ).

    7. Daftar Tabel

    Halaman Daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, dan nomor halaman untuk

    setiap tabel yang harus sama dengan judul tabel yang terdapat dalam teks. Judul tabel

    yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara tabel yang

    satu dengan tabel yang lainnya diberi jarak dua spasi (lihat lampiran ).

    8. Daftar Gambar

    Pada daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor

    halaman tempat pembuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari

  • 5

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar dan judul gambar

    lainnya diberi jarak dua spasi (lihat lampiran ).

    9. Daftar Lampiran

    Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, dan halaman tempat

    lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik

    dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dan judul lampiran lainnya

    diberi jarak dua spasi (lihat lampiran ).

    B. Bagian Inti

    Bagian inti proposal penelitian terdiri atas sekurang-kurangnya empat bab, yakni

    pendahuluan, landasan teori dan metode penelitian serta Rencana Jadwal Pelaksanaan

    Penelitian. Bagian inti ditandai dengan penggunaan huruf kapital/angka (A, B, dst) untuk

    menomori urutan, nomor digit untuk menandai urutan sub judul dan sub subnya (paling

    banyak 4 digit), no angka Arab (1, 2, 3, dst)untuk menandai halaman. Nomor digit tidak

    boleh digunakan untuk pengganti no urut seperti 1), 2). Dst. Atau huruf a), b), dst. Jika

    dirumuskan secara urut maka susunan bagian inti adalah sebagai berikut.

    A. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    1.2 Rumusan Masalah

    1.3 Tujuan Masalah

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.5 Hipotesis

    B. KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Teori (yang berkaitan dengan permasalahan penelitian)

    C. METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    3.2 Rancangan Penelitian

    3.3 Populasi dan Sample Penelitian (Sosial-Humaniora-Pendidikan terkadang juga

    pada Sains Dasar dan Sains Terapan) atau Bahan dan Alat (Sains Dasar, Sains

    Terapan)

    3.4 Variabel Penelitian

    3.5 Prosedur Kerja/Metode Pengumpulan Data

    3.6 Teknik Analisis Data

    D. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

  • 6

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    Bagian inti dari proposal penelitian pada rumusan di atas, masing-masing dapat

    dijelaskan seperti pada paparan berikut ini.

    1. Latar Belakang Penelitian

    Latar belakang yang digunakan dalam usulan sebuah penelitian diperlukan agar orang

    dapat memahami konteks atau lingkungan, faktor-faktor yang berkaitan dengan permasalahan

    yang akan diteliti. Jadi segala informasi yang berhubungan dengan permasalahan tersebut

    dikemukakan dengan maksud agar orang lebih mudah menghayati situasi dan kondisi dimana

    masalah-masalah tersebut timbul atau terjadi. Informasi mengenai latar belakang tidak perlu

    panjang lebar melainkan singkat tapi jelas agar tidak membosankan.

    Pada bagian latar belakang hendaknya dikemukakan secara jelas dan obyektif, rasional

    akademis mengapa masalah atau pokok persoalan tersebut penting dikaji dalam penelitian.

    Pernyataan urgenitas tersebut harus didukung oleh argument-argumen akademis terkait, yang

    melatarbelakangi pentingnya kajian dilakukan. Pada bagian ini juga penting untuk

    dikemukakan logika konseptual dan praktis atas pokok persoalan, termasuk penggambaran

    terjadinya kesenjangan antara das sollen dan das sein (harapan dan kenyataan), baik secara

    teoretik maupun secara praksis. Pernyataan kesenjangan yang dimaksud hendaknya didukung

    oleh fakta, data, dokumen, dan bukti-bukti ilmiah lainnya yang bertalian dengan pokok

    permasalahan, sehingga siapapun yang membaca menjadi mengerti mengapa hal tersebut

    perlu dikaji atau diteliti secara ilmiah.

    2. Rumusan Masalah

    Masalah penelitian sebaiknya berupa pernyataan yang menunjukkan keterkaitan antara

    variabel-variabel yang akan diteliti, baik untuk penelitian yang bersifat deskriptif/ex post

    facto maupun yang bersifat eksperimen. Dengan perkataan lain, masalah penelitian

    merupakan pernyataan penelitian dan diikuti pertanyaan penelitian yang mendorongnya

    untuk mengadakan penelitian. Karena itu, masalah penelitian (research statement) harus

    dirumuskan secara spesifik agar dapat menjadi penuntun bagi penelitian di lapangan.

    Masalah penelitian yang secara sepintas telah tersirat dalam latar belakang penelitian,

    penting untuk dinyatakan secara lebih jelas, operasional, dan terukur dalam rumusan kalimat

    - kalimat pernyataan yang terinci yang diikuti pertanyaan penelitian yang akan dicari

    jawabannya dalam penelitian. Rumusan masalah hendaknya dituangkan ke dalam kalimat

    kalimat pernyataan yang singkat, padat, jelas, dan operasional. Rumusan yang baik akan

    menampakkan secara jelas variabel yang diteliti, jenis dan sifat hubungan antar variabel,

    keterkaitan antargeneralisasi dan bangunan teori sebuah disiplin, serta subjek penelitiannya.

  • 7

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti, memungkinkan

    dikumpulkannya data untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan.

    3. Tujuan penelitian

    Secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian adalah menemukan informasi

    empiris, objektif, logis mengenai sesuatu atau menentukan keterkaitan di antara variabel-

    variabel yang dipermasalahkan. Dengan demikian, maka tujuan penelitian yang dirumuskan

    harus mencermikan dan konsisten dengan masalah-masalah yang dikemukakan sebelumnya.

    Jelaslah bahwa penelitian yang akan dilaksanakan mengarah pada jawaban-jawaban terhadap

    pertanyaan penelitian yang telah dinyatakan dalam masalah penelitian (rumusan masalah).

    Tujuan penelitian menyatakan secara jelas, sasaran yang ingin dicapai setelah

    pelaksanaan penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya. Isi

    dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan masalah penelitian yang

    telah ditetapkan sebelumnya, yang bersifat ringkas, jelas, padat, dan terukur. Tujuan

    penelitian biasanya diformulasikan (dirumuskan) dalam bentuk kalimat pernyataan.

    4. Manfaat Penelitian

    Pada bagian ini ditunjukkan pentingnya (keutamaan) penelitian terutama yang bertalian

    dengan pengembangan disiplin keilmuan, pembangunan dalam arti luas dan kepentingan

    praksis sebuah bidang kajian. Dengan kata lain, uraian dalam subbab manfaat penelitian

    berisi alasan kelayakan akademis dan praksis atas masalah yang diteliti. Perumusan manfaat

    penelitian, akan memperkuat dan meningkatkan kelayakan sebuah pokok persoalan atau

    masalah untuk dikaji berdasarkan langkah-langkah akademis, sehingga akan melahirkan

    adagium tentatif pada kalangan komunitas tertentu (sesuai bidang ilmunya). Sementara itu,

    untuk jenis penelitian tindakan atau penelitian tindakan kelas, termasuk penelitian dan

    pengembangan di beberapa bagiannya, kebermanfaatan penelitian harus dinyatakan dengan

    mengacu kepada siapa, dalam hal apa, dan untuk apa nilai manfaat tersebut.

    5. Hipotesis

    Hipotesis adalah praduga ataupun asumsi yang harus diuji melalui data atau fakta yang

    diperoleh melalui penelitian. Dengan demikian, hipotesis merupakan penuntun bagi peneliti

    dalam menggali data yang diinginkan. Sekalipun demikian, perlu diingat, bahwa peneliti

    harus senantiasa memegang teguh prinsip objektif agar jangan timbul bias dalam pencarian

    data. Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban terhadap pertanyaan

    yang diajukan, yang pada hakikatnya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang

    dikembangkan.

  • 8

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    Secara konsep, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan

    populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

    penelitian. Secara statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter

    yang akan diuji melalui statistik sampel. Hipotesis biasanya juga mengandung prediksi, dan

    ketepatan prediksinya akan sangat tergantung pada tingkat kebenaran dan ketepatan kajian

    teori yang mendasarinya. Secara umum, hipotesis sebenarnya menyangkut dua hal yaitu

    tentang hubungan dan tentang perbedaan, tetapi perumusannya dapat beraneka ragam.

    Dalam penelitian kuantitatif yang paling perlu diperhatikan adalah jenis rumusan

    hipotesis tersebut, apakah suatu hipotesis dirumuskan secara direksional atau non direksional.

    Hal ini penting diperhatikan karena menyangkut uji signifikansi yang akan diterapkan, yaitu:

    uji satu arah (one tail) untuk hipotesis direksional, atau uji dua arah (two tail) untuk hipotesis

    non-direksional, di samping kedua jenis rumusan hipotesis dimaksud akan menuntut arah

    kajian teori yang berbeda.

    Menurut fungsinya, hipotesis terdiri atas hipotesis teoritik dan hipotesis penelitian.

    Perlu disadari bahwa penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji teori yang sudah ada.

    Teori tersebut kemudian dirumuskan ke dalam hipotesis untuk diuji dengan sampel yang

    ditentukan oleh peneliti. Hipotesis yang diuji dalam penelitian adalah hipotesis nol. Hipotesis

    nol pada hakikatnya adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan atau tidak ada

    perbedaan (hypothesis of norelation, hypothesis of no difference). Peneliti dalam hubungan

    ini mempunyai praduga atau asumsi bahwa data yang diperolehnya akan menunjukkan

    sebaliknya. Karena itu hipotesis penelitian akan menyatakan gagasan sebaliknya, yaitu: ada

    hubungan atau ada perbedaan.

    Berdasarkan pengertian di atas muncul tiga macam pendapat di antara para peneliti,

    yaitu: (1) karena hipotesis nol bunyinya selalu sama untuk semua penelitian, maka hipotesis

    nol tidak perlu disebutkan dalam usaha penelitian, (2) karena hipotesis penelitian dapat

    diketahui dari hipotesis nol dan karena hipotesis nol adalah hipotesis yang diujikan, maka

    hipotesis penelitian tidak perlu dicantumkan dan hanya hipotesis nol yang dicantumkan, dan

    (3) mencantumkan kedua jenis hipotesis tersebut baik dalam rumusan narasi maupun dalam

    rumusan statistiknya. Dalam praktiknya, ketiga pendapat tersebut digunakan tanpa masalah.

    Dengan demikian, peneliti boleh memilih salah satu dari tiga pendekatan tersebut dan

    menggunakannya secara konsisten.

    Menurut sifatnya, hipotesis penelitian dapat berupa hipotesis yang mengarah

    (directional) dan dapat juga berupa hipotesis yang tidak mengarah (non-directional).

    Hipotesis yang mengarah menunjukkan arah asumsi penelitian, misalnya: semakin tinggi IQ

  • 9

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    siswa, semakin tinggi prestasi belajarnya. Sebaliknya hipotesis yang tidak mengarah

    menunjukkan tidak adanya arah asumsi penelitian, misalnya: terdapat perbedaan antara

    kelompok X dengan kelompok Y, tanpa menyebutkan kelompok yang mana yang lebih

    tinggi.

    Menurut bentuknya: hipotesis dapat berupa pernyataan simbolik dan pernyataan verbal.

    Dalam usulan penelitian, kedua bentuk hipotesis ini harus dicantumkan.

    6. Kajian Pustaka

    Bagian ini terdiri atas kajian teori, kajian penelitian yang relevan. Kajian pustaka

    memuat kajian referensi yang relevan dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

    Kajian teori membahasa secara deduktif dan/atau anti tesis sejumlah teori yang pernah

    ada, yang pernah digunakan oleh orang untuk menjawab atau menjelaskan masalah-masalah

    tertentu. Pemilihan dan penetapan kajian teori dilakukan dengan pertimbangan azas relevansi

    dan kemutakhiran. Bagian ini tidak boleh hanya merupakan rangkaian teori-teori atau

    kumpulan teori tanpa pemaknaan yang sistematis oleh peneliti. Penetapan dan penggunaan

    teori-teori ini seyogyanya mengarah kepada teori yang hendak digunakan dalam mengkaji

    masalah yang dirumuskan dan secara eksplisit harus mampu dirumuskan dan ditetapkan suatu

    teori dasar (grounded theory) yang nantinya digunakan untuk menakar, membedah, dan

    memformulasikan pengujian dan/atau penelaahan variabel penelitian. Jenis teori, batasan

    teori, prosedur penggunaan, mekanisme pengujian, dan yang lainnya harus mampu

    dirumuskan dan dinyatakan secara jelas pada bagian ini.

    Penting dipahami dan dilakukan pada bagian ini, bahwa dalam mengutip, memaknai,

    menyenerai, sumber-sumber kepustakaan pada bagian ini hendaknya menggunakan kata-kata

    sendiri, dengan menjauhkan kesan menjiplak aslinya. Sesekali memang diperkenankan untuk

    mengutip secara utuh sebuah teori, prinsip, generalisasi, konsep, dan fakta dari sumber

    aslinya, dengan cara menuliskannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibenarkan secara

    akademis. Pengutipan sebuah sumber atau kepustakaan wajib hukumnya untuk

    mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan sumber kepustakaan tersebut. Bilamana

    kutipan langsung lebih dari 4 baris, maka penulisannya harus diketik satu spasi dengan

    mencantumkan nama penulis, tahun penerbit, dan halaman tempat kutipan di buku atau

    sumber aslinya.

    Pengkajian dan penelusuran berbagai teori adalah dalam rangka menentukan teori dasar

    yang akan digunakan oleh peneliti untuk meneliti variabel yang dikonstruksikan. Setiap

    variabel yang akan diteliti seyogyanya memiliki kontruksi dasar teori. Hal ini sangat penting

    karena untuk selanjutnya (dalam penelitian kuantitatif) teori yang digunakan akan

  • 10

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    menentukan arah penelitian tersebut, baik menyangkut instrumentasi yang digunakan (dalam

    proses perancangan maupun validasinya), perumusan hipotesisnya, maupun tahapan

    verifikasinya. Setelah penelitian mengemukakan teori-teori yang berhubungan dengan

    variabel yang diteliti (masalahnya) maka ia dapat mendeduksikan konsep-konsep yang

    terdapat di dalamnya. Setiap teori berisi konsep, karena itu konsep tersebut harus dijelaskan

    di dalam bagian ini agar orang mengetahui dasar atau inti teori tersebut. Dalam bagian ini

    sering digunakan diagram-diagram untuk menjelaskan konsepnya.

    Pada bagian ini, secara jelas dan objektif harus dipaparkan tentang gagasan, konsep,

    pemikiran, teori, prinsip, dalil, dan temuan dalam penelitian terdahulu yang bertautan secara

    langsung maupun tidak langsung dengan focus masalah yang akan diteliti. Penelitian dapat

    memulai dengan mengemukakan penelitian-penelitian yang relevan dengan apa yang akan

    diteliti secara kronologis, atau disistematisasikan menurut masalahnya. Berdasarkan kajian

    dan telaah terhadap berbagai temuan penelitian tersebut, maka penelitian dapat memetik hal-

    hal yang bertalian dengan masalah, teori yang akan digunakan, metode yang digunakan, dan

    temuan-temuannya dengan memberikan penguatan, atau komentar, kritik, evaluasi, dan

    sebagainya, sehingga tidak memunculkan atau menyiratkan kesan bahwa bagian ini adalah

    kumpulan atau penumpukan rangkaian teori semata. Penelitian dituntut untuk mampu

    membahasakan bagian setiap bagian dari temuan penelitian yang relevan untuk mendukung

    gagasan utama atau pokok permasalahan penelitiannya, sehingga jelas posisi peneliti di

    antara teori atau temuan penelitian yang telah dihasilkan oleh orang lain pada kajian yang

    sejenis.

    Berdasarkan pola seperti di atas, peneliti dengan tegas dapat mengemukakan bagian-

    bagian atau aspek-aspek mana yang berhubungan dan yang tidak berhubungan dengan

    bagian-bagian atau aspek-aspek yang akan dikaji sekarang, masalah-masalah mana yang

    sudah diteliti orang dan masalah-masalah mana yang belum digarap sehingga peneliti bisa

    menempatkan di mana posisi masalah yang akan ditelitinya. Bisa saja terjadi, bahwa fokus

    masalah yang akan dikajinya sama atau telah dikaji oleh peneliti lain lebih dulu, namun

    bilamana metode, pelibatan dan jumlah variabel, objek atau subjek penelitian, serta lokasi

    atau latar penelitiannya berbeda, maka penelitian tersebut layak untuk dilanjutkan.

    Pada konteks inilah, kejujuran akademis, kedirian akademis siswa, dan gradasi karya

    yang akan dihasilkannya dipertaruhkan (dinilai dan ditempatkan pada level tertentu). Kajian

    teori dan kepustakaan setiap variabel ditunjang minimal tiga sumber primer dengan

    menunjukkan bukti fisik (hard copy).

  • 11

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    7. Metode Penelitian

    Kandungannya mencakup antara lain: jenis penelitian, subjek penelitian, metode

    pengumpulan data, metode analisis data, dan indikator/parameter penelitian, waktu dan

    tempat penelitian dan prosedur/tahapan penelitian.

    Perlu dicatat, bahwa di dalam bagian ini, penelitian tidak perlu mengemukakan teori-

    teori atau batasan-batasan tentang istilah-istilah dalam metodologi. Misalnya, ketika

    mengumumkan tentang subjek penelitian, populasi, dan sampel penelitian, tidak perlu

    didefinisikan apa itu subjek penelitian, populasi, sampel, dan berbagai hal tentang

    penyampelan.

    8. Rancangan Penelitian

    Rancangan (desain) pada hakikatnya mencakup abstraksi isi dan ruang lingkup (the

    design is content and scope of the study). Rancangan penelitian tergantung pula pada

    pendekatan yang digunakan pada subjek penelitian dalam kaitan dengan eksistensi variabel

    yang diteliti. Eksistensi variabel yang dimaksud apakah variabel yang akan diteliti

    dimunculkan secara sengaja (dimanipulasi) oleh peneliti dalam suatu eksperimen, atau

    variabel yang diteliti adalah variabel yang telah ada secara wajar pada subjek yang diteliti

    (ex-post facto), atau variabel yang diteliti adalah sesuatu yang harus diurai lebih lanjut

    berdasarkan realitas kekinian temuan di lapangan (etnografi).

    Di sisi lain, penggambaran konstelasi rancangan penelitian akan dipengaruhi pula oleh

    jumlah (banyaknya) dan status variabel yang dilibatkan dalam penelitian, sehingga akan

    terkait dengan identifikasi variabel penelitian dan sudah tentunya juga terkait dengan

    hipotesis yang dirumuskan. Berdasarkan rasional tersebut, maka pada bagian ini, siswa

    hendaknya mampu dengan tegas menyatakan desain penelitian yang digunakan, sesuai

    dengan karakteristik fokus masalah yang hendak dikaji atau diteliti. Pada rancangan

    penelitian, secara empiris telah dinyatakan rancang bangun penelitian yang akan dilakukan,

    sehingga akan memudahkan penelitian dalam melakukan tahapan penelitian selanjutnya.

    9. Populasi dan Sampel Penelitian

    Sejak awal, penelitian harus dengan tegas menentukan populasi penelitiannya. Karena

    itu ia harus mendefinisikan populasi agar orang mengetahui ke mana hasil penelitian tersebut

    dapat digeneralisasikan. Populasi terdiri atas populasi teoretis dan populasi terjangkau.

    Populasi teoretis adalah semua subjek, baik yang secara langsung maupun tidak langsung

    akan diteliti dan kemana hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Populasi terjangkau adalah

    semua subjek yang (bila perlu) dapat dijangkau secara langsung.

  • 12

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    Bilamana populasi biasanya terlalu banyak untuk diteliti, maka penelitian dapat

    menggunakan sebagian saja dari populasi. Sudah barang tentu sampel tersebut harus dapat

    mewakili populasi. Peneliti dapat menggunakan teknik statistik untuk mengetahui apakah

    sampel yang digunanakan representatif atau tidak. Dalam kaitan dengan itu, penentuan

    sampel dari suatu studi sampling pada hakikatnya selalu mengandung risiko kesalahan

    (sampling error), karena generalisasi dari sampel ke populasi selalu mengandung resiko

    bahwa terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan, karena sampel tidak mungkin mencerminkan

    secara persis keadaan populasi.

    Secara konseptual, dapat ditegaskan bahwa semakin besar ketidaksamaan sampel

    dengan populasi, maka semakin besar pula kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi.

    Maka dari itu, masalah representatifnya sampel sangat perlu dicermati. Bertalian dengan hal

    itu terdapat beberapa teknik penentuan sampel, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan

    menjadi dua gugus yaitu: (1) penyampelan probabilitas (probability sampling), dan (2)

    penyampelan nonprobabilitas sampling (nonprobability sampling). Dari masing-masing

    gugus tersebut telah diciptakan berbagai teknik lagi, yang sangat memungkinkan peneliti

    memilih sesuai dengan keperluan.

    Untuk mendukung penggunaan dari berbagai teknik di atas, dalam rangka

    mempertinggi tingkat kerepresentatipan sampel, perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu:

    variabilitas populasi, besarnya sampel, teknik penentuan sampel, dan kecermatan

    memasukkan ciri-ciri populasi. Mengingat adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti,

    maka dapat saja terjadi ketidaksempurnaan pemenuhan keempat hal di atas, sehingga

    kesalahan-kesalahan sampling hampir selalu ada.

    Berangkat dari logika konseptual di atas, maka muncul kebutuhan untuk

    memperhitungkan besar-kecilnya kekeliruan tersebut, yang biasa disebut dengan analisis

    kekeliruan atau simpangan baku estimasi atas distribusi penyampelan. Distribusi

    penyampelan statistic akan normal manakala distribusi skor dalam populasinya merupakan

    distribusi normal dan sampel diambil secara rambang (random). Akan tetapi, distribusi suatu

    statistic akan mendekati distribusi normal, tidak peduli bentuk distribusi populasinya normal

    atau tidak asal sampel penelitiannya cukup besar.

    Mengenai gugus penyampelan, seorang peneliti harus mampu memilih teknik

    penentuan sampel yang tepat sesuai dengan karakteristik populasi dan kebutuhan data

    penelitiannya. Secara umum, teknik tersebut ada yang didasarkan atas probabilitas, ada pula

    yang didasarkan atas nonprobabilitas. Probabilitas penyampelan terdiri atas: (1) rambang

    sederhana (simple random sampling), (2) rambang strata (stratified random sampling), (3)

  • 13

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    kluster (cluster sampling). Penyampelan nonprobabilitas terdiri atas: (1) penyampelan

    purposive (purposive sampling), (2) penyampelan kuota (quota sampling), (3) penyampelan

    eksidental (accidental sampling).

    Berdasarkan argumentasi di atas, maka bilamana subjek penelitian telah ditetapkan,

    maka peneliti secara tegas telah dapat menyatakan populasi subjek penelitian itu. Jika dalam

    penelitian diperlukan adanya sampel, maka harus dipilih secara tepat teknik dan pendekatan

    penyampelannya, sehingga tidak terjadi bias keterwakilan populasi dalam sampel penelitian,

    yang pada akhirnya akan berdampak pada validitas temuan penelitian.

    10. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

    Variabel dapat diartikan sebagai suatu totalitas gejala atau objek pengamatan yang akan

    diteliti. Maka dari itu, dilihat dari fungsinya, variabel dapat diklasifikasikan menjadi: variabel

    bebas (prediktor), variabel control, variabel moderator, variabel penyela, dan variabel

    tergantung (kriterium). Bila variabel ini digambarkan dalam suatu model (konstelasi)

    penelitian nantinya, penempatan (klasifikasi) variabel sangat ditentukan oleh paradigm teori

    yang melandasinya, dan untuk itulah sangat diperlukan wawasan, pengalaman, ketelitian,

    serta keterampilan peneliti.

    Perumusan definisi variabel, menyangkut perumusan definisi konsep variabel dan

    perumusan definisi operasional variabel tersebut. Perumusan definisi konsep variabel harus

    konsisten dengan teori pokok (grand theory) yang mendasari penelitian variabel

    bersangkutan. Hal tersebut secara konsep akan menyangkut konsep teoretis variabel yang

    diteliti, dimensi, dan indikator yang melingkup variabel tersebut. Sementara itu definisi

    operasional variabel, menyangkut pengukuran variabel, dan pernyataan peringkat/skala data

    yang dikumpulkan (nominal, ordinal, interval, atau rasio). Definisi operasional variabel ini

    akan sangat menentukan bagaimana suatu instrument variabel itu dirancang, dan bagaimana

    rancangan data tersebut dikumpulkan, dan hal tersebut akan memberikan arah bagaimana

    formula analisis yang akan digunakan.

    Bila ditelusuri lebih jauh, bermacam-macam cara dapat digunakan untuk menyusun

    definisi operasional, antara lain: (a) pola I, yaitu definisi yang disusun berdasarkan atas

    kegiatan-kegiatan (operasi) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi.

    Contoh: pembelajaran model jigsaw adalah pembelajaran yang dikelola dengan langkah-

    langkah umum sebagai berikut Hasil pembelajaran tersebut dilihat pada prestasi

    belajar peserta didik, yang diukur melalui tes, dan data yang dikumpulkan dalam skala

    interval, (b) pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar begaimana hal yang didefinisikan

    itu beroperasi. Contoh: intelegensi adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh peserta

  • 14

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    didik yang berpengaruh terhadap cara pemecahan masalah yang dihadapi secara cepat, tepat,

    dan adequate. Intelegensi peserta didik diukur melalui tes intelegensi standard progressive

    matriks dan data yang dikumpulkan dalam skala interval, dan (c) pola III, yaitu definisi yang

    dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisikan itu tampak. Contoh: kecemasan

    terhadap sekolah adalah penolakan untuk pergi belajar di sekolah. Kecemasan terhadap

    sekolah diukur dengan observasi atau wawacara, dan data yang dikumpulkan dalam skala

    nominal (sangat cemas, cemas, dan kurang cemas).

    Mengacu pada konsep berpikir di atas, maka hal-hal yang dikemukakan pada bagian ini

    ialah identifikasi variabel penelitian, definisi variabel (definisi konsep dan definisi

    operasional) serta konstelasi variabel. Uraian mengenai ketiga hal ini dilakukan secara amat

    singkat karena maksud utamanya adalah untuk memberikan gambaran utuh dalam bentuknya

    yang ringkas mengenai fokus penelitian. Definisi istilah diperlukan apabila diperkirakan akan

    timbul perbedaan pengertian atau kekurang-jelasan makna seandainya batasan itu tidak

    diberikan. Istilah yang perlu diberikan batasan ialah istilah-istilah yang berhubungan dengan

    konsep-konsep pokok yang terdapat dalam karya tulis. Kriteria bahwa suatu istilah

    mengandung konsep pokok adalah jika istilah itu terkait erat dengan masalah yang diteliti

    atau variabel penelitian. Bagi penelitian-penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif

    definisi variabel agar disesuaikan.

    11. Metode Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian

    Pada bagian ini, yang perlu dirumuskan lebih dulu adalah data apa yang hendak

    dikumpulkan dengan mengacu pada fokus masalah dan rumusan masalah yang telah

    diformulasikan sebelumnya. Setelah kepastian yang bertalian dengan jenis data yang

    diperlukan telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan cara atau metode

    yang akan digunakan untuk menjaring atau mengumpulkan data.

    Ketepatan pemilihan metode dan alat pengumpulan data sangat menentukan kualitas

    data yang didapatkan, dan pada akhirnya akan menentukan kualitas hasil suatu penelitian.

    Oleh karena itu, instrumentasi ini harus mendapatkan penggarapan yang cermat, sehingga

    memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik. Untuk itu biasa dituntut validasi

    instrumen (yang menyangkut validitas content, concurrent, predictive dan construct, serta

    menyangkut tingkat reliabilitas) atas alat pengumpulan data yang akan digunakan.

    Peneliti harus cermat memilih dan menggunakan prosedur itu sesuai dengan

    karakteristik alat ukurnya. Contoh, misalnya masalah penelitian yang akan diteliti adalah

    mengenai hasil belajar siswa, maka data yang diperlukan ialah skor siswa dalam tes atau

    ujian, sehingga metode pengumpulan data yang relevan adalah dengan melaksanakan tes

  • 15

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    hasil belajar. Contoh lainnya, peneliti hendak mengumpulkan data tentang sikap siswa,

    maka jenis data yang diperlukan adalah pernyataan atau perilaku siswa, sehingga metode

    pengumpulan data yang relevan untuk ini adalah dengan wawancara atau dengan

    menyebarkan kuesioner.

    Metode pengumpulan data semacam itu tentu memerlukan instrumen atau alat

    pengumpulan data penelitian, yang biasa berupa: perangkat tes, pedoman wawancara, lembar

    observasi, catatan lapangan terstruktur, dan kuesioner. Masing-masing instrumen itu harus

    sudah dilampirkan ketika mengajukan usulan penelitian. Di dalam karya tulis harus

    dijelaskan, misalnya, siapa dan berapa jumlah subjek yang dites, kapan dan dimana, apa yang

    diteskan, dsb. Tentang wawancara dijelaskan siapa yang akan diwawancarai, cara

    mewawancarai, kapan, dan dimana. Dijelaskan isi kuisioner, siapa yang diberi kuesioner,

    berapa jumlah yang disebarkan dan berapa jumlah yang dikembalikan, dsb. Data yang sudah

    dikumpulkan itu kemudian ditata dan diorganisasikan agar mudah diolah dan dianalisis.

    Wawancara yang direkam harus ditranskripsikan dulu melalui bahasa tulis. Data tersebut,

    misalnya, diklasifikasikan, ditabelkan, diurutkan, dan sebagainya.

    Jika sekiranya peneliti tinggal memakai alat pengumpulan data yang sudah diakui

    validitas dan reliabilitasnya, masih juga merupakan keharusan baginya untuk melaporkan dan

    memberikan informasi mengenai tingkat validitas dan reliabilitas penelitian terdahulu atau

    mungkin berdasarkan kesepakatan-kesepakatan tertentu. Metode pengumpulan data yang

    sering digunakan yaitu sebagai berikut.

    a. Metode observasi

    Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung.

    Yang harus peneliti perhatikan dalam metode ini yaitu:

    1) Peneliti mengetahui pengetahuan tentang apa yang diobservasi.

    2) Menentukan cara untuk melakukan observasi.

    3) Menentukan variabel yang akan diamati.

    4) Menentukan alat pencatat dan cara penggunaannya.

    b. Metode kuesioner

    Pengumpulan data dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan yang isinya

    sesuai dengan tujuan penelitian.

    c. Metode wawancara

    Pengumpulan data melalui proses tanya jawab dengan responden. Hal yang

    harus diperhatikan dalam menggunakan metode ini adalah:

    1) Harus netral.

  • 16

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    2) Sikap yang sopan.

    3) Saat wawancara hanya ada responden saja.

    4) Jawaban responden harus dimengerti sebelum dicatat.

    5) Hati-hati dengan jawaban tidak tahu.

    d. Metode Penelitian Non Experimen

    Dalam penelitian ini sering menggunakan metode sebagai berikut.

    1) Survei

    2) Penelitian naturalis

    e. Metode Penelitian Eksperimen

    1) Pre experimental

    a) One-shot case study

    Satu kelompok diberikan perlakuan selanjutnya diobservasi hasilnya

    b) One-group pretest-posttest design

    Satu kelompok diberikan perlakuan tetapi dilakukan pengukuran

    sebelum dan sesudah perlakuan

    c) Intact-group comparison

    Satu kelompok dibagi 2, kemudian satu diberi perlakuan dan satu lagi

    sebagai kontrol

    2) True Experimental

    a) Rancangan percobaan pola sederhana

    RAL

    RAK

    b) Rancangan percobaan komplek

    RAK/RAL Pola faktorial

    Split plot

    c) Bujur Sangkar Latin

    f. Metode kuantitatif

    1) Kuantitatif

    2) Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan

    instrumen

    g. Metode kualitatif

    1) Deskriptif

    2) Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dll.

  • 17

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    12. Metode Analisis Data

    Setelah data dikumpulkan dan ditata, langkah selanjutnya adalah menganalisis atau

    mengolah data tersebut sesuai dengan sifat dan jenis data yang terkumpul. Karena jenis data

    dalam penelitian itu mungkin lebih dari satu, maka harus secara cermat dan diteliti

    dikemukakan bagaimana masing-masing data itu dianalisis sesuai dengan masalah dan tujuan

    penelitian, misalnya:

    Masalah Data Dikumpulkan Dianalisis

    hasil belajar siswa

    skor hasil belajar dengan tes dengan statistik

    sikap siswa pernyataan dengan kuesioner diklasifikasikan

    a. Metode analisis data

    1) Analitik : pola pikir deduktif (umum ke khusus)

    Contoh pernyataan Analitik:

    a) 1+1=2

    b) Pria lajang belum menikah

    c) Gunung tertinggi lebih tinggi dari gunung-gunung lainnya

    2) Metode Analisis (umum ke khusus) melakukan perincian terhadap istilah-

    istilah pernyataan kedalam bagian-bagiannya, agar dapat mengharapkan

    makna yang di kandungnya.

    b. Metode Sintesis

    1) Sintesis = Induktif (khusus ke umum)

    2) Metode Sintesis: menggabungkan atau mengkompromikan dari pernyataan

    satu kepada pernyataan lain untuk memperoleh kesimpulan yang

    komprehensif

    Contoh :

    a) Ilmu adalah aktifitas

    b) Ilmu adalah metode

    c) Ilmu adalah produk

    Kesimpulanya: Ilmu adalah aktifitas, metode dan produk

    c. Metode Analisis-Sintesis

    1) Gabungan antara metode analisis dan metode sintesis yang saling

    melengkapi

  • 18

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    2) Proses praktis penyusunan deduksi berawal dengan perumusan suatu

    simpulan, lalu pembuktiannya dengan pencarian dua atau lebih asumsi yang

    benar yang dapat berfungsi sebagai landasannya.

    3) Proses induksi berawal dengan pengumpulan potongan-potongan bukti

    empiris, lalu ini digunakan sebagai landasan untuk menarik kesimpulan.

    C. Bagian Akhir

    Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran. Daftar pustaka disusun secara

    alfabetis dan diberi nomor halaman sebagaimana bagian inti, sedangkan lampiran yang terdiri

    atas surat ijin penelitian, instrument penelitian (pedoman wawancara, kuesioner, dsb), peta

    gambar, dsb, tidak perlu diberi nomor halaman.

    1. Daftar Pustaka

    Daftar pustaka ditulis dengan urutan alfabetis (menurut abjad) nama penulis (tanpa

    gelar), bukan hanya alfabetis pada huruf pertama melainkan juga untuk huruf kedua, ketiga,

    dst. Karena dalam hal ini kita mengikuti kaidah penulisan secara internasional, maka nama

    penulis itu ialah nama akhir dari sederet nama yang dimiliki oleh penulis. Pada prinsipnya,

    teknis menulis sebuah sumber pustaka adalah sebagai berikut:

    Nama akhir, Nama (-nama) depan. Tahun penerbit. Judul buku. Kota penerbit:

    penerbit.

    Nama akhir, Nama (-nama) depan. Tahun Terbit. Judul artikel (dalam buku), dalam Nama Penulis Buku (ed = editor), Judul Buku. Kota

    Penerbit: Penerbit.

    Nama akhir, Nama (-nama) depan. Tahun Penerbitan. Judul Artikel (dalam jurnal, majalah, koran), Namajurnal/majalah/bulletin/koran, Nomor, Volume, Halaman.

    Nama akhir, Nama (-nama) depan. Tahun Penerbitan. Judul Makalah (dalam seminar, ceramah, konvensi, temu ilmiah, diskusi, dsb.), (Makalah). Kota, tanggal/bulan. Tahun.

    Nama akhir, Nama depan. Tahun Penulisan. Judul tesis/disertasi/orasi).

    (tesis/disertasi/orasi). Kota: nama institusi/lembaga yang

    menerbitkan tesis/disertasi/orasi.

    Nama akhir, Nama (-nama) depan. Tahun penulisan.judul tulisan/artikel/buku.

    Nama web. Tanggal, bulan, tahun akses.

    2. Lampiran

    Lampiran memuat hal-hal yang diperlukan untuk melengkapi paparan yang telah

    disajikan pada bagian inti. Lampiran yang jumlahnya lebih dari satu diberi nomor urut.

  • 19

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    BAB III

    FORMAT KARYA TULIS KELAS XI DAN XII

    Format karya tulis yang dimaksud dalam pedoman ini adalah menyangkut susunan,

    tata letak, tata urutan dan tata cara penulisan termasuk ejaan, ukuran serta jenis huruf untuk

    penulisan karya tulis kelas XI dan XII.

    A. BagianAwal

    Bagian ini terdiri atas halaman sampul, halaman judul, lembar persetujuan

    (pembimbing), surat pernyataan keasliankarya, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel (jika

    ada), daftar gambar (jika ada),daftar lampiran, dan daftar-daftar lain (jika ada). Ciri khas

    dari bagian awal ini ialah penggunaan angka romawi kecil (i,ii,iii,dst) untuk menandai

    halaman persetujuan dianggap sebagai halaman berurutan tetapi tidak diberi nomor urut.

    1. Halaman Sampul Contoh dapat dilihat pada lampiran

    2. LembarHalamanJudul Contohnya dapat dilihat pada lampiran 2.

    3. HalamanPersetujuan Contoh format lembar persetujuan pembimbing yang dimaksud dapat dilihat pada

    lampiran

    4. Pernyataan Keaslian Karya contoh format dapat dilihat pada lampiran

    5. Prakata contoh format dapat dilihat pada lampiran

    6. Abstrak Nama penulis abstrak diketik dengan urutan nama akhir diikuti nama awal, nama

    tengah (jika ada). Tahun pembuatan karya tulis diketik setelah nama penulis (dalam

    kurung) dan diakhiri dengan titik. Judul karya tulis dicetak dengan huruf miring atau tebal

    dan diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama dari setiap kata. Dalam abstrak

    dicantumkan kata kunci yang ditempatkan pada bagian bawah abstrak. Jumlah kata kunci

    ini sekitar lima buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah.

    Dengan kata kunci kita bisa menemukan judul-judul tesis beserta abstraknya dengan

    mudah. Di dalam teks abstrak disajikan secara padat intisari karya tulis yang mencakup

    tujuan penelitian, fokus masalah penelitian, metode penelitian, dan simpulan penelitian,

    serta (jika ada) saran/ rekomendasi yang diperlukan Teks di dalam abstrak diketik dengan

  • 20

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    spasi tunggal (satu spasi) dan panjangnya tidak boleh lebih dari satu halaman kertas ukuran

    A4 (maksimum 300 kata) lihat lampiran7. Abstrak dibuat dalam Bahasa Indonesia baku.

    7. DaftarIsi lihat lampiran

    8. DaftarTabel lihat lampiran

    9. DaftarGambar lihat lampiran

    10. DaftarLampiran lihat lampiran

    11. DaftarPustaka Contoh format dapat dilihat pada lampiran

    12. Daftar(sesuai dengankeperluan)

    B. BagianInti

    Bagian inti karya tulis terdiri atas sekurang-kurangnya lima bab, yakni pendahuluan,

    landasan teori, metode penelitian, hasilpenelitian, dan penutup. Bagian inti ditandai dengan

    penggunaan nomor/ angka Romawi besar (I,II,dst) untuk menomori urutan bab, nomor digit

    untuk menandai urutan sub judul dan sub-subnya (paling banyak 4 digit), no angka Arab

    (1,2,3,dst) untuk menandai halaman. Nomor digit tidak boleh digunakan untuk pengganti

    no urut seperti 1), 2). Dst. Atau huruf a), b), dst. Jika dirumuskan secara urut maka susunan

    bagian inti adalah:

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    1.2 Rumusan Masalah

    1.3 Tujuan Masalah

    1.4 Manfaat Penelitian

    BAB II LANDASAN TEORIDAN PERUMUSAN HIPOTESIS

    2.1 Kajian Teori

    2.2 Kerangka Berpikir (Langkah Sistematis dalam Penelitian)

    2.3 Hipotesis Penelitian

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    3.2. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

    3.3 Populasi dan Sample Penelitian (kecenderungan IPS) atau Bahan dan

    Alat (kecenderungan IPA)

    3.4 Variabel Penelitian

    3.5. Parameter/Indikator Penelitian

    3.6 Metode Pengumpulan Data (Prosedur Kerja)

    3.7 Analisis Data

  • 21

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    BABIV HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.2 Pembahasan

    BAB V PENUTUP

    5.1 Simpulan

    5.2 Saran

    Bagian inti dari karya tulis penelitian pada rumusan di atas, masing-masing dapat

    dijelaskan seperti pada paparan berikut ini. Penjelasan untuk Bab I hingga Bab III

    mempunyai penjelasan yang sama pada format pedoman proposal untuk kelas X. Untuk itu,

    penjelasan bab-bab tersebut tidak dijelaskan pada bagian ini. Bagian ini akan menjelaskan :

    Bab IV Hasil dan Pembahasan dan Penutup.

    1. Hasil Penelitian dan Pembahasan

    Pada bagian ini menjadi BAB IV. Bagian ini merupakan laporan hasil penelitian

    dengan memyajikan data, fakta, dan temuan berikut pembahasan atau pengembangan dari

    temuan penelitian. Layaknya sebuah laporan, hasil penelitian disajikan dalam ragam bahasa

    tulis yang baik, didukung oleh table, grafik, gambar, foto, atau bentuk lain yang mampu

    mempertegas atau mempertajam makna hasil penelitian.

    Jika ada hipotesis, bagian ini merupakanmediumpengujian hipotesis. Untuk itu,

    pada bagian ini perlu dikemukakan lagi rumusan hipotesis no ldan hasil pengujiannya

    beserta penjelasannya yang dikemukakan secara ringkas dan jelas. Temuan-temuan

    penelitian, dengan dukungan data dan fakta juga dikemukakan secara ringkas, padat, dan

    jelas. Temuan- temuan ini kemudian dibahas satu demi satu, dengan tujuan: (1)

    menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagian tujuan penelitian ini dicapai,

    tercapai atau tidak tercapai, (2) menafsirkan temuan-temuan penelitian, (3) memadukan

    atau menggolongkan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah ada

    (misalnya, apakah temuan ini sesuai, sejajar, tidak sesuai atau bertentangan dengan hasil

    penelitian terdahulu yang tersebut dalam BabII, dan (4) memodifikasi (memperkuat,

    mengubah, merevisi) teori yang sudah ada dan menyusun teori baru. Bentuk dan luasnya

    pembahasan dapat disesuaikan dengan tujuan tersebut.

    Secara singkat, pembahasan merupakan uji kecocokan dan/ atau kesejajaran temuan

    penelitian, baik dengan teori maupun temuan penelitian terdahulu (relevan)yang telah dikaji

    pada BabII. Dengan demikian, secara akademis dapat dikatakan, bahwa pembahasan

    temuan penelitian merupakan penegasan dan pemaknaan kembali fokus masalah penelitian,

  • 22

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    sehingga jelas posisinya dalam konstruk teori, baik yang telah ada maupun bagi bangunan

    teori yang akan dilakukan berdasarkan hasil penelitian itu sendiri.

    2. Penutup

    Bab penutup terdiri atas simpulan dan saran. Simpulan mungkin lebih dari satu, lalu

    diikuti kemungkinan implikasi-implikasi yang akan terjadi atau diharapkan terjadi, dan

    saran bagi individu, kelompok ataupun institusi tertentu.

    C. BagianAkhir

    Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran. Daftar pustaka disusun secara

    alfabetis dan diberi nomor halaman sebagaimana bagian inti, sedangkan lampiran yang

    terdiri atas surat ijin penelitian, instrument penelitian (pedoman wawancara, kuesioner,

    dsb), peta gambar, dsb, tidak perlu diberi nomor halaman.

    1. DaftarPustaka

    Daftar pustaka ditulis dengan urutan alfabetis (menurut abjad) nama penulis (tanpa

    gelar), bukan hanya alfabetis pada huruf pertama melainkan juga untuk huruf kedua, ketiga,

    dst. Karena dalam hal ini kita mengikuti kaidah penulisan secara internasional, maka nama

    penulis itu ialah nama akhir dari sederet nama yang dimiliki oleh penulis. Pada prinsipnya,

    teknis menulis sebuah sumber pustaka adalah sebagai berikut:

    Nama akhir,Nama (nama) depan. Tahun terbit. Judul buku. Kota penerbit:

    penerbit.

    Nama akhir, Nama(-nama) depan. Tahun Terbit. Judul artikel (dalam buku), dalam Nama Penulis Buku (ed= editor), Judul Buku. Kota Penerbit: Penerbit.

    Nama akhir, Nama(-nama) depan. Tahun Penerbitan.Judul Artikel (dalam jurnal, majalah, koran), Nama jurnal/ majalah/ bulletin/ koran, Nomor, Volume, Halaman.

    Nama akhir, Nama (-nama) depan.Tahun Penerbitan.Judul Makalah(dalam seminar, ceramah, konvensi, temu ilmiah, diskusi, dsb.), (Makalah). Kota, tanggal/bulan. Tahun.

    Nama akhir, Nama depan. Tahun Penulisan. Judul tesis/ disertasi/ orasi).

    (tesis/ disertasi/ orasi). Kota: nama institusi/ lembaga yang

    menerbitkan tesis/ disertasi/ orasi.

    Nama akhir, Nama(-nama) depan.Tahun penulisan. Judul tulisan/ artikel/

    buku. Nama web. Tanggal, bulan, tahun akses.

    2. Lampiran

    Lampiran memuat hal-hal yang diperlukan untuk melengkapi paparan yang telah

    disajikan pada bagian inti. Lampiran yang jumlahnya lebih dari satu diberi nomor urut.

  • 23

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    BAB IV

    TEKNIK PENULISAN

    Bagian ini memuat ketentuan tentang jenis, warna, ukuran, berat kertas, tata cara

    pengetikan, penggunaan nomor urut, penyajian tabel dan gambar, cara merujuk kutipan, cara

    menulis daftar pustaka, bahasa karya tulis ilmiah, dan beberapa catatan penting dalam

    penulisan tugas akhir.

    A. Bahan

    1. Sampul

    Sampul karya tulis menggunakan hard cover. Warna sampul mengacu pada

    karakteristik jenis penelitian masing-masing, dengan ketentuan sesuai tabel 4.1.

    Table 4.1 Warna Sampul Tugas Akhir

    WARNA SAMPUL JENIS PENELITIAN

    Putih Sains Dasar

    Hijau Sains Terapan

    Merah Sosial-Humaniora

    Biru Pendidikan

    2. Kertas

    Jenis kertas yang digunakan adalah kertas HVS, warna putih, ukuran A4

    (21 x 29,7 cm) dengan berat 70 gram.

    B. Pengetikan

    1. Teknik Pengetikan

    Pengetikan menggunakan komputer, dengan paket aplikasi Word, jenis huruf Times

    New Roman (TNR), ukuran font 12, dengan tinta hitam dan spasi 1,5. Pada bagian sampul

    dan halaman judul boleh digunakan ukuran font yang lebih besar sepanjang tidak merusak

    tatanan pemenggalan kata atau kelompok kata.

    Huruf miring (italic) digunakan untuk kata-kata serapan dari bahasa asing, istilah asing,

    dan hal-hal lain yang dianggap penting. Huruf tebal (bold) digunakan untuk menuliskan

    subjudul, dan istilah. Judul bab diketik dengan huruf capital-bold. Lambing atau huruf non-

    Latin (Jawa,Bali,Arab, Sansekerta, dll.) yang tidak dapat dikerjakan oleh komputer boleh

    ditulis tangan dengan tinta hitam.

  • 24

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    2. Jarak Spasi

    1) Jarak 4 spasi digunakan pada jarak antara judul bab dengan teks di bagian

    bawahnya.

    2) Jarak 3 spasi digunakan pada jarak antara judul subbab atau sub-subbab dan baris di

    atasnya.

    3) Jarak 1,5 spasi digunakan untuk jarak antar baris dalam naskah, jarak antara awal

    paragraf dan baris di atasnya dan antara subjudul atau subjudul-subjudul dengan

    baris berikutnya.

    4) Jarak 1 spasi digunakan (a) jarak antar baris dalam abstrak, (b) jarak antar baris

    dalam satu sumber bacaan dalam daftar pustaka, (c) jarak antar baris pada judul

    tabel atau judul gambar (jika judul lebih dari satu garis).

    3. Margin

    Margin atau baris tepi pengetikan diatur dengan jarak sebagai berikut: (1) atas: 4 cm, (2)

    bawah: 3 cm, (3): 4 cm, dan (4) kanan: 3 cm.

    4. Letak Nomor Halaman

    Nomor halaman, dengan angka Arab, bisa diletakkan di empat tempat, yaitu tengah-

    atas, tengah-bawah, kanan-atas, kanan-bawah. Adapun jarak antara baris teks dan nomor

    halaman tersebut adalah 2 cm, dengan catatan bahwa nomor halaman harus terletak di bawah

    bagi halaman BAB (Halaman awal setiap bab).

    5. Penggunaan Nomor Urut

    Karena karya tulis itu bersistem, maka penulis tidak mungkin menghindari adanya

    urutan. Paling tidak, di dalam karya tulis ada lima bab berturut-turut yang memerlukan nomor

    urut. Di dalam sebuah bab juga terdapat sebuah bagian dan ini pun memerlukan nomor urut.

    Mungkin juga di dalam paparan diperlukan urutan itu. Menurut tradisi akademis, untuk

    menunjukkan urutan tadi kita dapat menggunakan lambing angka, baik angka Arab (1,2,3

    dst) maupun angka romawi, baik Romawi besar (I, II, III dst), maupun Romawi kecil (I, ii,

    iii, dst), atau lambing huruf Latin, baik huruf biasa (a, b, c, dst) maupun yang capital (A, B,

    C, dst)

    1) Angka Romawi

    a) Angka Romawi besar digunakan untuk urutan bab.

    b) Angka Romawi kecil digunakan untuk halaman-halaman bagian awal karya tulis

    (sebelum Bab I).

  • 25

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    2) Angka Arab digunakan untuk:

    a) Menomori halaman-halaman pada bagian inti karya tulis, dari Bab I sampai denan

    Daftar Pustaka dan (jika ada) Indeks.

    b) Penomoran sistem digit urutan subjudul (dalam bab) atau subjudul dalam sub-

    subjudul, atau bawahannya lagi. Contoh Lihat penomoran pada 5.2 dan nomor-

    nomor di bawahnya dan kemungkinan tambahannya.

    Contoh:

    5.2 Subjudul

    5.2.1 Sub-subjudul

    5.2.1 Sub-subjudul

    5.2.2.1 Sub-sub-subjudul

    5.2.2.2 Subjudul bawahan

    Dengan catatan, bahwa 4 angka digit tersebut adalah batas angka yang diijinkan.

    Perhatikan pula cara penulisan digit: tidak ada titik dibelakang angka terakhir.

    c) Sistem digit itu dapat diganti dengan angka biasa atau gabungan antara angka dan

    huruf.

    Contoh:

    I. Judul Bab

    A. Subjudul Bab

    1. Subjudul-subjudul

    a. Sub-sub judul bawahan

    Jika urutan ke bawah cukup panjang dan bercabang-cabang, maka penggunaan

    angka dan huruf bila dilanjutkan menjadi: 1), 2), 3) dst. : (a), (b), (c), dst. : (1), (2),

    (3), dst.

    C. Penyajian Tabel

    Tabel digunakan untuk menyajikan data secara lebih attractif dibandingkan dengan

    paparan panjang lebar dengan kata-kata. Tabel yang baik dapat menyampaikan gagasan dan

    hubungan-hubungannya dengan tulisan secara efektif. Menurut tradisi Amerika, tabel itu

    tanpa garis-garis tegak dan mendatar, tetapi tradisi Eropa dengan garis-garis yang membentuk

    kotak-kotak itu tampaknya berpengaruh juga ke Indonesia. Di samping itu, tabel yang rumit

    tampaknya memang memerlukan garis-garis tersebut.

    Contoh tabel sederhana tanpa garis tegak:

  • 26

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    Tabel 4.2 Tingkat Motivasi Berprestasi mahasiswa dari Empat Fakultas Undiksha Tahun

    2010

    No. Tingkat

    Motivasi

    FBS FIP FMIPA FIS Jumlah

    1 Sangat

    Tinggi

    50 45 32 67 194

    2 Tinggi 45 65 55 62 227

    3 Rendah 56 53 46 50 205

    4 Sedang 20 25 55 42 97

    Catatan: Program Diploma tidak dilibatkan dalam kajian ini.

    Perhatikan unsur-unsur tabel di atas!

    1) Nomor urut tabel: ditulis dengan angka Arab: angka 4 berarti tabel dalam BAB IV,

    angka 1 mengacu pada urutan tabel dalam bab itu.

    2) Judul atau tajuk tabel: seluruh tajuk dicetak miring: tiap kata berawal dengan capital

    (kecuali kata tugas seperti dan, tetap, sebagai, dalam, di, tanpa, dsb): baris kedua

    diawali dari titik di bawah huruf pertama baris pertama pada tajuk.

    3) Jarak antarbaris dalam tajuk tabel hanya 1 spasi.

    4) Jarak antara judul tabel dan garis dibawahnya ialah 3 spasi, begitu pula jarak antara

    garis terakhir atau catatan (jika ada) dan baris berikutnya.

    5) Singkatan diijinkan: No (nomor), f (frekuensi), N (number = jumlah), % (persen), dsb

    6) Garis digunakan untuk mempermudah membaca tabel

    7) Catatan kaki untuk tabel diletakkan langsung di bawah tabel; bukan di bagian akhir

    halaman.

    D. Penyajian Gambar

    Penyajian gambar diatur sama dengan penyajian foto, lukisan, bagan, grafik,

    konfigurasi, dan langkah-langkah, reaksi kimia, dsb. Sepanjang tidak bisa dicapai dengan

    komputer, maka gambar dapat dibuat dengan tangan, dengan tinta hitam.

  • 27

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    Judul gambar ditulis dua spasi di bawah gambar, diawali dengan tulisan Gambar

    (nomor gambar dengan angka Arab tanpa titik). Selanjutnya, judul gambar ditulis seperti

    judul tabel. Gambar yang dikutip dari sumber lain harus disebutkan sumbernya.

    E. Cara Merujuk Kutipan

    Ada dua cara mengutip sumber bacaan, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak

    langsung. Kutipan langsung adalah cara seorang penulis mengutip secara utuh isi sebuah

    pendapat ataupun teori yang termuat dalam buku, jurnal, koran, majalah, dan sumber lainnya.

    Kutipan tidak langsung adalah cara seorang penulis memaknai kembali sebuah pendapat,

    teori, atau generalisasi menurut bahasanya sendiri, tanpa mengurangi makna awal yang

    terdapat dalam tulisan itu sendiri.

    Untuk kutipan langsung, maka penulis harus mencantumkan nama penulis dan/atau

    buku, kemudian tahun penerbitan, dan halaman dimana kutipan tersebut berada pada sumber

    yang dikutip. Untuk penulisan karya tulis, sangat dianjurkan untuk melakukan kutipan tidak

    langsung karena akan menjadi penanda seberapa paham penulis terhadap apa yang dibaca

    atau ditelaah dari sebuah sumber. Disisi lain kutipan tidak langsung akan memberikan warna

    ketokohan akademis penulis, karena mampu merekonstruksi kembali struktur kalimat

    sebuah kutipan dengan bahasanya sendiri, tanpa mengurangi makna dasar atas apa yang

    dikutipnya. Untuk kutipan tidak langsung, nama penulis sumber dapat disebut di depan, di

    tengah, ataupun di belakan gagasan yang dikutip, seperti contoh berikut.

    1) Dantes (2009: 221-225) menyatakan bahwa

    2) Bertalian dengan konsepsi assesmen, Koyan (2011: 21) menyatakan ..

    3) . Sebagaimana dikatakan oleh Bawa (2009: 31)

    Realitasnya, dalam penulisan sebuah karya akademis, termasuk di dalamnya penulisan

    karya tulis, pengutipan secara langsung tidak dapat dihindari. Kutipan langsung dapat saja

    pendek ataupun kutipan panjang. Kutipan pendek langsung ialah kutipan yang

    sebanyak-banyaknya berisi 4 baris, atau 40 kata. Kutipan ini ditulis diantara dua tanda

    petik rangkap (), tetap masuk ke dalam baris-baris teks karena masih dianggap

    sebagai bagian terpadu dari teks. Nama penulis yang diikuti dapat di depan ataupun di

    belakang kutipan, seperti contoh berikut:

    1) Mengacu pada beberapa generalisasi dan temuan penelitian tenatang pendidikan

    multikultur tersebut. Dantes (2009: 29) menegaskan, bahwa konsep multikultur

    merupakan sebuah lukisan social yang senantiasa melekat pada kedirian sebuah

  • 28

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    komunitas yang harus dikelola sebagai modalitas sosial menuju kehidupan yang lebih

    harmoni.

    2) Simpulan dari kajian empiris di atas adalah bahwa terdapat korelasi yang signifikan

    antara tingkat pemahaman hukum Negara terhadap perilaku melanggar hukum yang

    dilakukan oleh masyarakat di daerah perkotaan (Lasmawan, 2007: 212).

    Jika kutipan panjang-panjang lebih dari empat baris, maka kutipan itu ditulis

    terpisah dari teks, ditulis agak menjorok ke dalam (5 ketukan), jarak satu spasi, tanpa tanda

    petik rangkap. Contoh:

    Sebagaimana dikatakan Goleman (1999: 46) bahwa: IQ hanya menyajikan sedikit

    penjelasan tentang perbedaan nasib orang-orang yang bakat, pendidikan dan peluangnya

    kurang lebih sama. Ketika 95 mahasiswa Harvard dari angkatan 1940an Dilacak sampai

    mereka berusia setengah baya, maka mereka yang memperoleh tesnya paling tinggi di

    perguruan tinggi tidaklah terlampau sukses dibandingkan rekan-rekannya yang IQ-nya lebih

    rendah jika diukur menurut gaji, produktivitas, atau status di bidang pekerjaan mereka.

    Nama penulis, berikut tahun penerbitan dan halaman buku dapat juga ditempatkan di

    belakang kutipan langsung panjang tersebut, seperti contoh:

    Sebagaimana kita ketahui, IQ merupakan .. hanya pekerjaan mereka

    (Goleman, 2010: 46)

    Jika penulis karya tulis tidak memperoleh buku asli atau tidak membacanya sendiri,

    tetapi mengutipnya dari buku atau karya orang lain, misalnya mengutip tentang konsepsi

    pendidikan multikultur dari Prof. Dr. Nroman Dantes, yang dimuat dalam buku karangan

    Lasmawan, maka penyebutan nama penulisan asli menjadi sebagai berikut: sebagaimana

    dikatakan oleh Dantes (dalam Lasmawan, 2010: 175)

    Jika mengenai gagasan tertentu pengutip mendapatkannya dari beberapa sumber, maka

    semua sumber itu dapat disebut dengan cara sebagai contoh di bawah ini.

    Pendidikan multikultur sudah menjadi kebutuhan bagi setiap bangsa yang menyatakan

    dirinya sebagai bangsa yang berbhineka, oleh sebab itu, perencanaan, pelaksanaan, dan

    penilaian pembelajaran logikanya mengedepankan pada elaborasi kemultikulturan, sehingga

    apa yang diperoleh oleh siswa di sekolah dengan apa yang dialaminya dalam kehidupan

    sehari-hari tidak stagnan (Dantes, 2009: 221; Marhaeni, 2009: 93; Lasmawan, 2008: 121 ).

    F. Cara Menulis Daftar Rujukan

    Mengenai Daftar Pustaka sudah disinggung sepintas pada bagian C. Bagian ini

    merupakan paparan yang lebih rinci tentang bagaimana menulis daftar pustaka. Daftar

  • 29

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    Pustaka merupakan daftar buku, makalah, artikel, bulletin, jurnal, atau sumber lain yang

    ditulis baik secara langsung maupun tidak langsung (semua sumber yang dicantuman di

    dalam tulisan atau batang tubuh karya tulis, wajib ditulis di daftar pustaka). Bahan yang

    dibaca sendiri, tapi tidak dikutip seyogyanya tidak dicantumkan dalam daftar. Bahan yang

    tidak dibaca sendiri, tetapi dipetik dari sumber bacaan yang dibaca, juga tidak perlu ditulis

    dalam daftar pustaka.

    Pada hakikatnya ada lima unsur yang harus dituliskan dalam daftar pustaka. Urutan

    kelima unsur yang dibakukan oleh Pusat Bahasa, sebagaimana tampak dalam Kamus Besar

    Bahasa Indonesia (Edisi Ke-3, 2001), dan buku-buku lain terbitan lembaga tersebut, adalah

    sebagai berikut:

    1) Nama pengarang tanpa gelar akademik dengan urutan: nama akhir (diakhiri dengan

    titik), dan (kalau ada) nama depan dan nama tengah (diakhiri dengan titik):

    Hasan, Said Mahid. Hilgard, Ernest R. dan Gordon H, Bower Hamalik, Oemar, Alwi,

    Hasan dan Dendy Sugono.

    Budisantosa Sukamto, Katharina Endriati (ed.)

    2) Tahun Penerbitan, menggunakan angka arab, diakhiri dengan titik:

    2009.

    2010a

    2010b

    3) Judul sumber berupa buku, semua dicetak miring (italic), tiap kata diawali dengan

    huruf kapital kecuali kata tugas (kata sambung, dsb), diakhiri dengan titik. Contoh:

    Educational Psychology in the Classroom. Untuk sumber yang sumber berupa artikel,

    makalah, dsb. Judul diletakkan di antara tanda petik rangkap (.), huruf dicetak

    biasa, tiap kata diawali dengan huruf kapital kecuali kata tugas, diakhiri dengan titik.

    Contoh: identifikasi Faktor-faktor Pendorong Timbulnya Sikap Progresif Siswa di

    Daerah Perkotaan.

    4) Kota penerbitan, diakhiri dengan titik dua. Contoh: Bandung:

    5) Penerbit, dapat nama penerbit atau nama lembaga, akhiri dengan titik. Contoh:

    Gramedia.

    Kementrian Pendidikan Nasional.

    Universitas Pendidika Ganesha.

    Kalau penulisan kelima unsur itu melebihi satu baris, maka baris kedua dan

    seterusnya diawali pada ketukan ke-5 dari tepi kiri, dan jarak antarbaris adalah satu

    spasi. Jarak antara sumber yang satu dan sumber yang lain adalah 1.5 spasi

  • 30

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    a. Sumber Berupa Buku

    Buku atau sumber lain, dapat ditulis oleh satu orang atau lebih. Orang atau orang-orang

    tersebut dapat betul-betul merupakan penulis, dapat pula editor sekian banyak artikel dalam

    sebuah buku. Semua itu menyebabkan perbedaan cara penulisan sumber bacaan, sebagaimana

    tampak pada contoh-contoh berikut.

    1) Penulisan satu orang, menulis hanya satu buku atau artikel:

    Dantes, Nyoman. 2010. Statistik Multivariat. Singaraja: Unit Penerbitan Undiksha

    2) Penulisan satu orang, menulis lebih dari satu buku dalam satu tahun yang sama

    Tilaar, H.R. 2009a. Reformasi Sistim Pendidikan Nasional di Era Otonomi Daerah.

    Bandung: Rosdakarya

    Tilaar, H.R. 2009b. Menggagas Pembaharuan Managemen Pendidikan Nasional.

    Bandung: Rosdakarya

    Jika dua buku tersebut terbit dalam tahun yang berbeda, maka huruf di belakang tahun

    (a,b) dihilangkan

    3) Penulis dua orang: nama orang kedua ditulis menurut urutan biasa, tidak ada

    pembalikan nama.

    Contoh:

    Mulyasa, E dan Encep Supriadi.2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung:

    Rosdakarya

    4) Penulisan 3 orang atau lebih yang ditulis hanya nama orang pertama. Nama-nama

    penulis lainnya diganti dengan et.al atau dkk. (dengan kawan-kawan)

    Contoh:

    Shaver, Robert et.al. 2003. The New Paradigm of Learning. Washington DC.

    Singapore. Helsinki: McMonash and Sons.

    5) Penulis buku adalah editor: Jika editornya satu orang, di belakang namanya ditambahkan

    dengan (ed), jika dua orang atau lebih, tambahannya ialah (eds). Contoh :

    Al Muktar, Suwarma (ed.). 2009. Inovasi Pemikiran Pendidikan IPS dan Konstelasi

    Keilmuan Disiplin Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: UPI Press.

    Pederson, James and Mika Milkiapple (eds.). 2008. Handbook of Social Studies. NY:

    McMilland.

  • 31

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    b. Sumber Berupa Artikel

    Sebuah artikel dapat terdapat dalam buku kumpulan karangan, atau bisa juga ada dalam

    jurnal, majalah, bulletin, atau koran. Dalam hal ini, judul artikel ditempatkan di antara tanda

    petik rangkap (.......), hurupnya dicetak biasa.

    Contoh :

    Dantes, Nyoman. 2007. Pengembangan Materi dan Model Pendidikan Multikultur

    dalam Pembelajaran IPS SMP (halaman 21-26). Jurnal Penelitian Pendidikan

    dan Humaniora. Singaraja: Lembaga Penelitian Undiksha.

    Lasmawan, Wayan dkk. 2009. Vonis Mati Terhadap Mayat: Rekonstruksi Pemaknaan

    Adat Istiadat pada Masyarakat Hindhu Bali. Media Komunikasi Sosial, Volume

    3, Tahun ke XVII (halaman 75-79).

    Wibisono, Encep. 2009. Meretas Nilai-nilai Demokrasi dalam Praktek Pendidikan di

    Era Otonomi. Pikiran Rakyat, 21 Januari 2009, halaman 5, kolom 2-6.

    Bentuk sumber yang ditulis mirip dengan artikel ialah makalah. Dalam hal makalah,

    yang perlu ditambahkan adalah nama temu ilmiah dimana makalah itu disajikan, kota, dan

    tanggal penyelenggaraan.

    Contoh :

    Dantes, Nyoman. 2009. Penelitian Kuantitatif (Makalah). Disajikan pada Worshop

    Penelitian bagi Dosen UNHI Bali, Tanggal 23-24 Oktober 2009.

    c. Sumber Lain-lain

    Sumber lain yang dimaksud, dapat saja berupa dokumen resmi, seperti: Undang-

    undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Awig-awig Desa Adat, Bisama, Patwa,

    Anggaran Dasar, dan dokumen lain yang dibukukan. Dalam hal ini kadang-kadang

    penerbitnya tidak disebutkan, atau ada lembaga yang bertanggung jawab menerbitkan, tetapi

    pasti bukan penulis perorangan. Untuk itu, cara penulisannya dapat dilakukan sebagaimana

    contoh berikut.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tata Cara

    Pengelolaan Keuangan Negara. 2009. Jakarta: Kementrian Keuangan RI.

    Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional

    Republik Indonesia. 2008. Pedoman Umum Pengelolaan Dana Bantuan

    Operasional Sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional RI.

  • 32

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    Sumber lain yang khas adalah karya tulis terjemahan. Dalam hal ini terjemahan, nama

    pengarang yang disebut adalah nama pengarang asli, tahun penerbitannya adalah tahun

    penerbitan naskah terjemahan, ditambahkan kata terjemahan diikuti nama penerjemah serta

    judul naskah asli dan tahun terbitnya, terakhir adalah kata penerbitan dan penerbit

    terjemahan.

    Polumin, Ivant et.eal. 1979. Kehidupan di dalam Air: Khasanah Pengetahuan Bagi

    Anak-Anak. Terjemahan Waluta Subani, Underwriter Life. 1979. Jakarta: Tira

    Pustaka.

    Untuk materi atau sumber yang diambil dari internet, maka penulisannya dapat dilakukan

    dengan mengacu pada contoh berikut.

    Caims, Len. 2008. Capability Going Beyond Competence. http://www.lle.mdx.ac.uk/hec/ journal/2-2/3-5.htm. Diunduh tanggal 21 Februari

    2009.

    Lasmawan, Wayan. 2009. Spektrum Pendidikan IPS.

    http:www.google.ac.id.lasmawanblogs/2-6/3-6.htm. Diunduh tanggal 10

    September 2010.

    Untuk materi atau sumber yang diambil dari jurnal, maka penulisannya dapat dilakukan

    dengan mengacu pada contoh berikut.

    Clark, Cathy Bishop. 1995. Cognitive Style and its Effect on the Stages of Programming. Journal of Research on Computing in Education, Volume 27,

    Number 4, Summer 1995.

    Natajaya, I Nyoman, Faktor Biaya Sebagai Masukan dalam Meningkatkan Mutu

    Pendidikan, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1

    Tahun XXXVI Januari 2003.

    Untuk materi atau sumber yang diambil dari makalah, maka penulisannya dapar dilakukan

    dengan mengacu pada contoh berikut.

    Candiasa, I Made, Policy Analysis On the Improvement Of Educational Quality, Paper,

    disajikan pada Seminar Internasional Succeeding in a Globalizing World Tanggal 6-8 November 2007 di Jakarta.

    Sadia, Wayan. 2009. Inovasi Pembelajaran dan Pembelajaran Bermakna. Makalah.

    Disajikan pada Seminar Sehari Dies Natalis Universitas Mahasaraswati Bali,

    Tanggal 23 Oktober 2009 di Denpasar.

    Untuk materi atau sumber yang diambil dari tesis dan/atau disertasi, maka penulisannya dapat

    mengacu pada contoh berikut.

    Atmadja, Bawa I Nengah. 1998. Memudarnya Demokrasi Desa. Disertasi. (tidak

    diterbitkan). Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

    d. Sistem Paragraf

    Untuk penyusunan karya tulis ilmiah, sebenarnya ada beberapa model atau sistem

    penulisan paragraf, tetapi yang digunakan dalam pedoman ini ialah sistem Eropa,

  • 33

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    sebagaimana yang diterapkan dalam penulisan pedoman ini. Intinya, awal paragraf atau

    alinea ditulis agak menjorok ke dalam, setelah ketukan ke-5, dan jarak antar paragraf sama

    dengan jarak antarbaris. Jika dibagankan menjadi sebagai berikut:

    ............................................................................................................................................

    ......................................................................................................................................................

    .................................................................................

    ...................................................................................................................... ......................

    ......................................................................................................................................................

    .................................................................................

    e. Bahasa Karya Tulis Ilmiah

    Karya tulis ilmiah, termasuk tesis, harus ditulis dalam ragam bahasa baku, termasuk

    jika tesis ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak peduli apa pun latar belakang akademis

    penulisnya. Dalam hal bahasa Indoesia baku, ada tiga pedoman yang wajib digunakan yakni

    (1) Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD); (2) Tata Bahasa Baku Bahasa

    Indoensia (TBB), Edisi Ketiga; (3) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi Ketiga.

    Buku EYD mencakupi lima hal pokok, yaitu (1) Pemakaian Huruf; (2) Pemakaian

    Huruf Kapital dan Huruf Miring; (3) Penulisan Kata; (4) Penulisan Unsur Serapan; (5)

    Pemakaian Tanda Baca. Berdasarkan pengalaman, tiga hal yang terakhir amat sering

    diketahui atau tidak dipatuhi secara benar. Dalam hal penulisan kata, masih banyak

    dikacaukan antara awalan di- dan ke- dengan kata. Bandingkan penulisan klitika (sejenis

    awalan tetapi bermakna seperti kata, dan harus dituliskan seperti awalan, dimana

    jumlahnya banyak seperti: antar-, inter-, intra-, ko-, bi-, dwi-, sub-, pra-non-, anti-, mono-,

    dll.) berikut ini:

    Salah Benar

    Diatas, disamping, dibawah,

    di mana, keatas, kebawah, ke

    mana, tindaklanjut, menindak

    lanjuti, olahraga, keolah

    ragaan, kerjasama,

    antarbacaan, antardaerah

    Di atas, di samping, di bawah,

    dimana, ke atas, ke bawah,

    kemana, tindak lanjut,

    menindaklanjuti, olah raga,

    keolahragaan, kerja sama, antar

    bacaan, antar daerah

    Tentang unsur serapan (kata pinjaman) ada kaidah berikut:

  • 34

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    1) Kata atau istilah asing yang diserap hakikatnya berorientasi pada tulisan dan bukan pada

    ucapannya. Karena itu perhatikan cara penulisan yang benar berikut ini:

    Kata Serapan Penulisan yang Salah Penulisan yang Benar

    Design Disain Desain

    Homogene Homogin Homogen

    Theoretic Teoritis Teoretis

    Methodology Metodelogi Metodologi

    2) Unsur serapan yang ejaannya serupa dengan ejaan bahasa Indonesia, dipandang sebagai

    kata Indonesia, misalnya: oral, aural, fatwa, fatom.

    3) Unsur serapan yang ejaannya berbeda dari ejaan bahasa Indonesia bisa disesuaikan

    dengan pengucapannya (meskipun hanya mirip), misalnya: pick up pikap, make up

    mikap, boom bum, capsule kapsul, dan feature fitur

    4) Jika unsur serapan itu masih terasa asingnya (dan ini mungkin agak subjektif), atau

    penulis ragu-ragu, sebaiknya istilah asingnya ditulis di belakang kata serapan, dan

    diletakkan di dalam kurung dan dicetak miring, seperti: skim(scheme), dan diskursus

    (discourse).

    5) Kaidah pada no 4) juga berlaku bagi kata-kata yang diterjemahkan dari ungkapan asing,

    seperti: rancangan pembelajaran (instructional design), manajemen mutu berbasis

    sekolah (school-based quality management).

    Dalam pemakaian tanda baca, yang perlu diperhatikan adalah hal-hal berikut ini.

    1. Karya ilmiah seperti tesis, sebaiknya menghindari singkatan-singkatan seperti dsb, dll,

    dst. Tetapi jika tidak dapat dihindarkan, tiap singkatan harus diakhiri dengan titik,

    kecuali jika memang berada di akhir kalimat. Contoh :

    1) .......ayam, burung, bebek, dsb, bisa dianggap sebagai unggas,

    2) Perhatikan nomor 4 s.d. 8 di atas,

    3) Wakil kepala sekolah menandatangani surat atas nama kepala sekolah dengan

    menuliskan a.n.

    2. Urutan atau rincian yang ditulis secara horizontal tidak perlu memakai tanda baca titik

    koma (;), melainkan dengan koma (,) saja.

  • 35

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    3. Urutan yang ditulis secara vertikal (dari atas ke bawah) hakikatnya merupakan pengganti

    urutan horizontal (sesuai dengan baris kalimat), karena itu hakikatnya urutan vertikal itu

    tidak terlalu menyimpang dari logika penulisan horizontal dan diatur sebagai berikut :

    1) Nomor urut (dengan angka atau huruf) tidak diakhiri dengan titik.

    2) Urutan berupa kata tidak diakhiri dengan tanda baca apa pun, dan yang dideretkan

    diawali dengan huruf kecil, misalnya:

    i) niat

    ii) motivasi

    iii) aktivitas

    3) Urutan beberapa frase atau kalimat yang masih terkait dengan pernyataan sebelumnya

    diakhiri dengan koma, kecuali bagian akhir dari urutan tersebut.

    4) Tanda hubung (-) boleh dipakai untuk kata ulang, seperti: rumah-rumah, terus-

    menerus, berubah-ubah, tetapi tidak untuk penulisan antara klitika dan kata

    berikutnya, seperti: nonkooperatif, antarbacaan, subpokok bahasan.

  • 36

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    DAFTAR PUSTAKA

    Universitas Pendidikan Ganesha.2011. Pedoman Penulisan Tesis: Revisi 3. Singaraja:

    Program Pascasarjana Undiksha

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa

    (PKM). Jakarta: Dirjen Dikti

  • 37

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    Lampiran 1 Sampul Luar Karya Tulis

    CONTOH HALAMAN JUDUL (Sampul Luar)

    (DITULIS DENGAN HURUF BESAR SEMUA)

    (.JUDUL KARYA TULIS.)

    (upayakan penulisannya simetris)

    KARYA TULIS

    Oleh:

    ..

    NIS..

    KELAS

    (JENIS PENELITIAN)

    SMA NEGERI 3 DENPASAR

    (Tahun)

  • 38

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    Lampiran 2 Sampul Persyaratan Memperoleh No Ujian Nasional dan Rapor

    CONTOH HALAMAN JUDUL (Sampul Dalam)

    (DITULIS DENGAN HURUF BESAR SEMUA)

    (.JUDUL KARYA TULIS.)

    (upayakan penulisannya simetris)

    KARYA TULIS

    Diajukan kepada

    SMA Negeri 3 Denpasar

    Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

    Memperoleh Nomor Peserta Ujian Nasional (atau Rapor)

    Oleh:

    ..

    NIS..

    KELAS

    (JENIS PENELITIAN)

    SMA NEGERI 3 DENPASAR

    (Tahun)

  • 39

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    Lampiran 3 Isi dan Format Lembar Persetujuan Pembimbing

    Karya Tulis oleh: .. ini telah diperiksa dan disetujui.

    Denpasar,..

    Pembimbing I,

    .

    NIP.

    Pembimbing II,

    .

    NIP.

  • 40

    Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

    Lampiran 5 Contoh Lembar Pernyataan

    LEMBAR PERNYATAAN

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa karya tulisyang saya susun sebagai

    syarat untuk memperoleh nomor peserta ujian nasional (atau rapor) dari SMA Negeri 3

    Denpasar seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.Adapun bagian-bagian tertentu

    dalam penulisan tugas akhir yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan

    sumbernya secara jelas dan sesuai dengan norma, kaidah, serta etika akademis.

    Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya tulis ini bukan hasil

    karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima

    sanksi-sanksi dari SMA Negeri 3 Denpasar sesuai peraturan yang berlaku di SMA Negeri 3

    Denpasar.

    Denpasar, (tanggal, bulan, tahun)

    Yang membuat pernyataan,

    (Nama Sisw


Recommended