PEDOMAN PERSEROAN NOMOR
TENTANG
/PED/DIR/SMF /VII/2019
PENGADAAN BARANG DAN JASA
PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO)
A. LAT AR BELAKANG
1. Dalam menjalankan fungsinya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Perseroan menyusun ketentuan mengenai Pengadaan barang dan jasa untuk
mendukung jalannya bisnis Perseroan sesuai dengan mandat yang diberikan oleh
Pemegang Saham serta ketentuan berlaku.
2. Seiring dengan proses bisnis Perseroan yang semakin dinamis, Kebijakan dan
Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa dibuat untuk mendukung kegiatan pengadaan
secara cepat, fleksibel, efisien dan efektif dengan tetap memperhatikan asas pengadaan
yang kompetitif, transparan adil dan wajar serta akuntabel agar tidak kehilangan
momentum bisnis.
3. Memperoleh barang dan atau jasa yang dibutuhkan untuk kegiatan Perseroan secara
efektif dan efisien sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
4. Menciptakan iklim persaingan yang sehat, tertib dan terkendali melalui pelaksanaan
pengadaan barang dan atau jasa yang transparan.
5. Mempercepat proses dan pengambilan keputusan dalam pengadaan barang dan atau
Jasa.
6. Meningkatkan profesionalisme, kemandirian dan tanggung jawab pejabat yang
berwenang di lingkungan Perseroan dalam pengadaan barang dan ataujasa.
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero)
7. Dalam pelaksanaannya Perseroan mengedepankan sinergi antar BUMN dan atau Anak
Perusahaan BUMN dan atau Perusahaan Terafiliasi BUMN, sepanjang barang danjasa
tersebut merupakan basil produksi BUMN dan atau Anak Perusahaan dan atau
Perusahaan Terafiliasi BUMN yang bersangkutan dan sepanjang harga, kualitas dan
tujuannya dapat dipertanggungjawabkan
8. Pelaksana Pengadaan mengedepankan prinsip kehati-hatian (azas prudensial), antara
lain memperhitungkan dampak risiko yang mungkin dapat terjadi dan senantiasa
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9. Meningkatkan dan mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, rancang
bangun dan perekayasaan nasional yang sasarannya adalah memperluas lapangan kerja
dan industri dalam negeri. Apabila dianggap tidak memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan/ disyaratkan dan atau belum diproduksi di dalam negeri, maka
dimungkinkan menggunakan produk bukan dalam negeri dengan tetap mengindahkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ..
10. Memberikan preferensi penggunaan produk dalam negeri dengan tetap mengindahkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
11. Pengadaan barang dan atau jasa yang diatur dalam pedoman ini adalah semua
pengadaan barang dan atau jasa yang dilakukan oleh seluruh unit kerja Perseroan,
meliputi namun tidak terbatas pada :
a. Pengadaan Barang dan J asa Lainnya.
b. Pengadaan Khusus.
c. Pengadaan Jasa Konsultansi.
d. Pengadaan Jasa Outsourcing Borongan Pekerjaan dan Jasa Outsourcing Tenaga
Kerja.
e. Pengadaan Kesekertariatan.
12. Dalam hal terdapat aturan yang lebih tinggi yang mengatur mengenai kewenangan
pengadaan barang dan/atau jasa tertentu, maka ketentuan pengadaan mengikuti
peraturan tersebut.
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 2
B. KETENTUAN UMUM
1. Perseroan adalah PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) yang beralamat di Jl
Panglima Polim I, No.I, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta,
12160.
2. Pengadaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan barang dan atau jasa Perseroan dengan cara membeli dan atau sewa dan
atau kerjasama dengan pihak lain, yang pelaksanaannya dilakukan melalui rekanan
atau pihak lain yang ditunjuk atau yang dilakukan sendiri.
3. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian yang dibutuhkan untuk
menunjang operasional Perseroan.
4. Pengadaan Khusus yaitu benda atau bentuk layanan keahlian yang diberikan oleh
pihak tertentu yang aturan pengadaan atau penunjukannya diatur oleh
ketentuan/peraturan yang lebih tinggi dari ketentuan ini.
5. Pengadaan Kesekertariatan adalah Pengadaan yang sifatnya kesekertariatan sesuai
dengan kebutuhan Sekretaris Perusahaan dengan Persetujuan Direksi.
6. Jasa adalah suatu bentuk layanan/prestasi yang diberikan oleh pihak tertentu dalam
rangka tersedianya suatu fasilitas dan atau hak untuk digunakan oleh Perseroan yang
meliputi:
a. Jasa Konsultasi yaitu layanan keahlian profesional dalam berbagai bidang yang
berhubungan dengan kegiatan Perseroan guna mencapai sasaran tertentu.
b. Jasa Outsourcing Borongan Pekerjaan yaitu layanan yang diberikan oleh rekanan
Perseroan berupa penyelesaian suatu pekerjaan tertentu, contoh menghancuran
arsip atau dokumen yang telah melampaui masa retensi arsip, merapikan file
dokumen yang berantakan dll sebagainya.
c. Jasa Outsourcing Tenaga Kerja yaitu layanan yang diberikan oleh rekanan
Perseroan berupa penyediaan tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu, contoh tenaga kerja pemasaran, tenaga kerja penagihan piutang dll
sebagainya.
d. Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi yaitu layanan keahlian
profesional yang diberikan oleh rekanan Perseroan berupa rekomendasi
PEDOMAN PT $ARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 3
perencanaan suatu pekerjaan konstruksi umurnnya bagunan tertentu, contoh
rencana tata ruang / layout ruang rapat, rencana bangunan gedung dll sebagainya.
e. Jasa Konsultan Pengawas Pekerjaan Konstruksi yaitu layanan keahlian
profesional yang diberikan oleh rekanan Perseroan berupa kegiatan aktifitas
mengawasi suatu pekerjaan konstruksi umurnnya bangunan tertentu agar basil
pekerjaan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya yang dibuat oleh
Konsultan Perencana, contoh mengawasi pelaksanaan pembangunan gedung,
rnengawasi pelaksanaan pembangunan jembatan dll sebagainya.
f. Jasa lainnya yaitu segala pekerjaan dan atau penyediaan jasa selain jasa
konsultasi dan jasa konstruksi seperti :jasa percetakan, jasa pengangkutan, jasa
pengurusan dokumen ekspor/impor, cleaning service, mencakup kegiatan end to
end service jasa misalnya operasional, expertise, maintenance, dll sebagainya.
7. Pekerjaan konstruksi yaitu layanan penanganan pekerjaan bangunan atau wujud fisik
lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya telah ditetapkan Perseroan dan
proses pelaksanaannya diawasi oleh pihak Perseroan atau pihak lain yang ditunjuk
Perseroan.
8. Dokumen pengadaan adalah dokumen yang dibuat dan disusun oleh unit yang
berwenang melakukan pengadaan barang dan atau jasa (Divisi SDM & Umum untuk
pengadaan Barang dan Jasa Lainnya, masing-masing Divisi untuk pengadaan Jasa
Konsultansi, Jasa Outsourcing Borongan Pekerjaan, Outsourcing Tenaga Kerja,
Pengadaan Khusus, dan Pengadaan Kesekertariatan) sebagai pedoman dalam proses
pembuatan dan penyampaian dokumen penawaran oleh peserta pengadaan yang
memuat ketentuan-ketentuan mengenai persyaratan administrasi, teknis dan harga
serta pedoman evaluasi penawaran.
9. Personil Perseroan adalah seluruh karyawan Perseroan yang diakui sebagai karyawan
tetap PT Sarana Multigriya Finansial (Persero ).
10. Fungsi Pengadaan adalah Bagian dari Divisi Sumber Daya Manusia yang diberi
kewenangan untuk melaksanakan pengadaan sesuai dengan fungsi dan lingkup
tanggung j awabn ya.
11. Fungsi Terkait adalah Personil Perseroan/Divisi yang membutuhkan pengadaan
barang dan j asa.
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 4
12. Pejabat pemutus adalah Direksi Perseroan atau personil yang ditunjuk dengan
Keputusan Direksi.
13. Pakta integritas adalah surat pemyataan yang ditandatangani oleh pengguna barang
dan atau jasa/ panitia pengadaan/ pejabat pengadaan/ penyedia barang dan atau jasa
yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme
(KKN) dalam pelaksanaan pengadaan barang dan ataujasa.
14. Pemeliharaan/perawatan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta
sarana dan prasarananya, perabotan otomasi, perabotan non otomasi, perlengkapan,
kendaraan dan lainnya agar selalu layak fungsi.
15. Produksi Dalam Negeri adalah berbagai jenis barang dan jasa yang dibuat dan atau
dihasilkan di dalam negeri.
16. Cara Pengadaan adalah pengadaan barang danjasa dengan cara pengadaan/pembelian
langsung, penunjukan langsung, pemilihan langsung, pelelangan,.
17. Kemitraan adalah pengadaan barang dan jasa dengan cara kerjasama yang saling
menguntungkan dengan perusahaan lain baik perusahaan Dalam Negeri maupun Luar
Negeri, diutamakan sinergi antar BUMN, Anak Perusahaan BUMN dan atau
Perusahaan Terafiliasi BUMN.
18. Pengadaan/Pembelian Langsung adalah pengadaan barang dan jasa dengan cara
membeli barang atau jasa yang telah tersedia di pasar, dengan demikian harga barang
atau jasa yang diadakan/dibeli sesuai dengan harga pasar yang disepakati antara
pembeli dan penjual.
19. Penunjukkan Langsung adalah pengadaan barang atau jasa dengan cara menunjuk
langsung 1 (satu) penyedia barang dan jasa sepanjang kualitas, harga, dan tujuan
pengadaan dapat dipe11anggungjawabkan.
20. Pemilihan adalah pengadaan barang dan jasa dengan cara membandingkan sekurang
kurangnya 2(dua) penyedia barang clan jasa yang memenuhi syarat kualifikasi untuk
diseleksi dan dipilih yang paling besar memberikan manfaat pada perusahaan.
21. Pelelangan Terbuka adalah pengadaan barang dan jasa dengan cara membandingkan
lebih dari 3(tiga) penyedia barang dan jasa yang memenuhi syarat kualifikasi untuk
diseleksi dan dipilih yang paling besar memberikan manfaat pada perusahaan.
PEDOMAN PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (Persero) 5
22. Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah dokumen yang disiapkan oleh pelaksana
pengadaan dan disampaikan kepada penyedia barang danjasa sebagai pedoman dalam
proses pembuatan dan penyampaian penawaran oleh penyedia barang danjasa kepada
pelaksana pengadaan.
23. Pelaksana Pengadaan adalah unit kerja dalam Perseroan yang diberi wewenang untuk
melakukan proses pengadaan untuk diusulkan kepada Pejabat Pemutus.
24. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan lainnya dari penyedia barang dan jasa sebelum memasukkan
penawaran.
25. Beauty Contest adalah salah satu proses penilaian atau evaluasi atas penawaran yang
diterima dari penyedia barang danjasa melalui presentasi dan tanyajawab.
26. Seleksi Langsung adalah salah satu proses penilaian atau evaluasi atas penawaranjasa
yang diterima melalui wawancana atau presentasi
27. Usaha kecil termasuk koperasi adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil.
28. Jaminan adalahjaminan tertulis yang dikeluarkan oleh Bank atau Lembaga Keuangan
selain Bank yang diterima dari penyedia barang danjasa untuk menjamin terpenuhinya
persyaratan dan kewajiban yang telah disepakati bersama antara pelaksana pengadaan
dengan penyedia barang dan jasa. Jaminan yang digunakan adalah jaminan
pelaksanaan dan penawaran untuk pelelangan umum dan pemilihan langsung
29. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perkiraan besamya nilai atau harga atas suatu
barang dan jasa yang akan diadakan/dibeli, yang dihitung dengan cermat dan rinci
memerlukan keahlian secara profesional.
30. Perjanjian Penggunaan Jasa adalah perikatan antara pelaksana pengadaan dengan
penyedia barang dan jasa yang secara hubungan formil tertulis mengatur hak dan
kewajiban masing-masing pihak sebagai landasan dasar dalam pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa yang harus dipatuhi oleh masing-masing pihak.
31. Surat Penunjukan (SP) adalah surat pemberitahuan kepada penyedia barang dan jasa
yang ditunjuk untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 6
C. RU ANG LINGKUP
Pedoman ini mengatur Pengadaan Barang dan Jasa Perseroan yang dilakukan oleh Pelaksana
Pengadaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kegiatan Perseroan.
D. TUJlJAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan sebagai acuan kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa
Perseroan yang semakin dinamis dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian serta patuh
terhadap regulasi yang berlaku.
E. DASAR HUKUM
1. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
2. Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa mengacu kepada Peraturan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2008 beserta perubahan
penyempumaannya dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-
15/MBU/2012 tanggal 25 September 2012 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara.
3. Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku.
F. PRINSIP PELAKSANAAN
1. Efisien
Pengadaan Barang dan atau Jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil yang
optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat dengan menggunakan dana dan
kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan bukan hanya didasarkan pada harga
terendah.
2. Efektif
Pengadaan Barang dan atau Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan
dan memberikan manfaat yang sebesar-besamya sesuai dengan sasaran yang
ditetapkan.
PEDOMAN PT $ARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero} 7
3. Kompetitif
Pengadaan Barang dan atau Jasa harus terbuka bagi Penyedia Barang dan atau Jasa
yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara
Penyedia Barang dan atau Jasa yang setara dan memenuhi syarat/ kriteria tertentu
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.
4. Transparan
Ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang dan atau Jasa termasuk syarat
teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon
Penyedia Barang dan atau Jasa, sifatnya terbuka bagi peserta Penyedia Barang dan
atau Jasa yang berminat.
5. Adil dan wajar
Perseroan memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia Barang dan
atau Jasa yang memenuhi syarat.
6. Akuntabel
Perseroan mencapai sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menjauhkan
dari potensi penyalahgunaan dan penyimpangan.
G. PENGADAAN DI LINGKUNGAN PERSEROAN
1. Pengadaan barang dan atau jasa dilaksanakan berdasarkan kebutuhan untuk
mendukung kelancaran operasional Perseroan, wajib tunduk dan patuh pada ketentuan
dan regulasi yang berlaku.
2. Pelaksana pengadaan barang dan atau jasa dilarang memecah pekerjaan untuk bidang
pekerjaan yang sama menjadi beberapa paket pekerjaan dengan maksud untuk
menghindari pelelangan/pemilihan langsung. Pemecahan paket pekerjaan yang
berlainan bidang, dimungkinkan untuk dipertimbangkan.
3. Dengan mempertimbangkan j enis, sifat, nilai barang dan a tau j asa, kondisi lokasi dan
jumlah penyedia barang dan atau jasa, Pelaksana Pengadaan sebelum melaksanakan
pengadaan barang dan atau jasa terlebih dahulu harus menetapkan sistem pengadaan
yang paling tepat atau cocok, meliputi namun tidak terbatas pada :
a. Metode pengadaan,
b. Sistem penyampaian penawaran,
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 8
c. Evaluasi penawaran yang akan digunakan.
4. Untuk menghindari adanya kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN), maka sebelum
pengadaan barang dan atau jasa terlaksana, Pelaksana Pengadaan terlebih dahulu
menandatangani Pakta Integritas.
5. Direksi memberi keputusan pemenang lelang atau pemilihan langsung atau
penunjukan langsung sesuai rekomendasi dari pelaksana pengadaan.
H. ETIKA PENGADAAN
1. Melaksanakan tugas dan wewenang secara tertib, disertai rasa tanggung jawab yang
tinggi guna terpenuhinya ketepatan sasaran atau tercapainya tujuan pengadaan barang
danjasa.
2. Bekerja dengan aka! sehat dan itikad baik dalam kerangka kerja yang digariskan oleh
Anggaran Dasar Perseroan, peraturan pemerintah dan petunjuk pemegang saham,
satunya kata dengan perbuatan dan tidak menghalalkan segala cara dalam mencapai
tujuan.
3. Bekerja secara profesional dan transparan, menjunjung tinggi kejujuran, kemandirian
dan menjaga informasi.
4. Bertanggungjawab terhadap segala keputusan yang telah ditetapkan sesua1
kewenangannya.
5. Menghindari dan mencegah terjadinya persaingan tidak sehat.
6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan keuangan dan kerugian Perseroan.
7. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak tertentu.
8. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang yang merugikan keuangan
dan reputasi Perseroan.
9. Tidak menerima/ menawarkan/ menjanjikan hadiah, imbalan dalam bentuk apapun,
yang berkaitan dengan pengadaan barang dan atau jasa.
I. PELAKSANA PENGADAAN
1. Pelaksana Pengadaan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki integritas moral;
b. Memiliki disiplin tinggi;
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 9
c. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya;
d. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, bertindak tegas dan
keteladanan dalam sikap dan perilaku serta tidak pemah terlibat KKN.
e. Pemah mengikuti sosialisasi/training mengenai pengadaan
2. Pelaksana Pengadaan barang dan ataujasa, memiliki tugas sebagai berikut:
Menyusun perencanaan pengadaan barang dan atau jasa;
a. Mengajukan kepada Direksi atas pembentukan Tim Pengadaan barang dan/atau
jasa untuk ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
b. Menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan;
c. Membuat/menetapkan besamya harga perkiraan senditi (HPS), jadwal, tata cara
pelaksanaan dan lokasi pengadaan barang dan atau jasa;
d. Melaksanakan kegiatan kualifikasi terhadap penyedia barang dan atau jasa;
e. Membuat rekam jejak (track record) terhadap kinerja penyedia barang dan atau
Jasa;
f. Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia barang dan ataujasa
sesuai ketentuan yang berlaku;
g. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang dan atau jasa kepada
Pejabat terkait;
h. Menyerah terimakan basil pengadaan barang dan atau jasa kepada pengguna
barang dan atau jasa dengan Berita Acara Serat Terima;
1. Menandatangani Pakta Integritas setelah Tim Pengadaan disetujui Direksi atau
saat pelaksanaan pengadaan barang dan atau jasa dimulai.
3. Pelaksana Pengadaan melaksanakan ketentuan proses pengadaan sebagai berikut:
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 10
a. Melaksanakan pengadaan barang dan atau Jasa dengan cara pelelangan
umum/terbuka, pengadaan/pembelian langsung, pemilihan langsung,
penunjukkan langsung;
b. Dalam hal pengadaan barang dan atau jasa dilaksanakan dengan cara
pengadaan/pembelian langsung, penunjukkan langsung :
I. Memeriksa spesifikasi barang dan atau jasa yang akan diadakan;
II. Melakukan pengadaan/pembelian langsung terhadap barang dan atau jasa
yang telah tersedia di pasaran.
c. Dalam hal pengadaan barang dan atau jasa dilaksanakan dengan cara pemilihan
langsung :
I. Memeriksa spesifikasi barang dan atau jasa yang akan diadakan;
II. Menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS) atau Owner Estimate (OE)
bekerja sama dengan unit kerja pengguna barang dan atau jasa;
III. Melakukan pemilihan rekanan yang sesuai dengan barang dan atau jasa
yang akan diadakan;
IV. Menyiapkan Kerangka Acuan Kerja (KAK);
V. Meminta penawaran harga dari penyedia barang dan ataujasa;
VI. Apabila diperlukan memberikan penjelasan mengenai persyaratan dan
spesifikasi barang dan a tau j asa yang akan diadakan;
VII. Melakukan perbandingan/penilaian terhadap penawaran yang diterima
dari penyedia barang dan atau jasa dan membuat Berita Acara Hasil
Penilaian;
VIII. Menyelenggarakan beauty contest apabila diperlukan dalam pengadaan
barang dan atau jasa;
IX. Melakukan klarifikasi dan negosiasi dan membuat Berita Aacara
Klarifikasi dan Negosiasi;
X. Memberitahukan sebagai pemenang pelaksana pengadaan barang dan atau
jasa yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
PEDOMAN PT $ARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 11 I
d. Pelaksana Pengadaan barang dan atau jasa dilarang mengadakan ikatan
pe1JanJ1an dengan penyedia barang dan atau jasa apabila belum tersedia
anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran.
e. Pelaksana Pengadaan barang dan atau jasa bertanggung jawab penuh atas
pengadaan barang dan atau jasa yang dilaksanakannya.
f. Tim Pengadaan berjumlah ganjil sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang yang terdiri
dari perwakilan dari Unit Kerja Pengguna barang dan atau jasa, dan Unit Kerja
Lainnya.
4. Untuk barang dan/jasa dengan kategori Pengadaan Kesekertariatan dapat dilaksanakan
proses pengadaannya secara keselurnhan ( end to end) oleh Sekretaris Pernsahaan
dengan dasar pelaksanaan persetujuan Direksi.
5. Dalam ha! Pelaksana Pengadaan mernpakan Fungsi Terkait, dalam kondisi tertentu
dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan, melalui putusan Direksi Fungsi Terkait
dapat meminta pendampingan dari Fungsi Pengadaan terkait pengadaan yang
dilakukan.
J. PENGAJUAN PERSETUJUAN PENGADAAN
1. Fungsi Terkait mengajukan ijin prinsip kepada Direksi atau Pejabat yang berwenang
untuk pengadaan barang dan atau jasa dimaksud, setelah mendapat persetujuan dari
Direksi atau Pejabat yang berwenang maka pengadaan dapat dilaksanakan.
2. Pelaksana Pengadaan mengajukan permintaan persetujuan kepada Direksi atau Pejabat
yang berwenang untuk pengadaan barang dan atau jasa, berupa resume dengan
menyebutkan tujuan dibutuhkannya barang dan atau jasa tersebut, metode pengadaan
yang digunakan, harga berdasarkan hasil negosiasi, spesifikasi/kualifikasi penyedia
barang dan atau jasa yang dibutuhkan.
3. Direksi atau Pejabat yang berwenang akan memberikan putusan atas pengadaan
barang dan atau jasa sebagaimana usulan tersebut pada butir 2, setelah
mempertimbangkan tujuan pengadaan dan dinilai barang dan atau jasa yang akan
diadakan layak secara teknis dan ekonomis.
PE DOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL {Persero) 12
4. Pemilihan penyedia barang dan atau jasa yang akan diundang dapat diambil dari list
akreditasi daftar rekanan yang telah dimiliki oleh Pelaksana Pengadaan, atau dapat
mengundang penyedia barang dan atau jasa yang baru dengan persyaratan memenuhi
spesifikasi kualifikasi antara lain sebagai berikut :
a. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
menjalankan kegiatan usaha;
b. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk
menyediakan barang dan atau jasa;
c. Memiliki Sumber Daya Manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam pengadaan barang dan atau jasa;
d. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan dan atau Direksi yang bertindak untuk dan atas nama
perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
e. Sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
f. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak;
g. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam Daftar Hitam Perseroan;
h. Memiliki alamat, nomor telpon yang jelas serta dapat dijangkau dengan jasa
pengiriman;
1. Menandatangani Pakta Integritas
J. Untuk pekerjaan yang sifatnya khusus/spesifik/memerlukan teknologi tinggi,
dapat ditambahkan persyaratan lain seperti ketersediaan peralatan khusus, tenaga
ahli spesialis yang diperlukan, atau pengalaman tertentu.
K. METODE PENGADAAN
1. Pengadaan Langsung, yaitu pengadaan barang dan atau jasa yang memiliki kriteria
sebagai berikut :
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 13
a. Pengadaan barang dan atau jasa yang banyak tersedia di pasar, sifatnya umum,
kualifikasi dan kuantifikasinya jelas, patokan harganya jelas, dan penyedia
barang dan atau jasanya banyak.
b. Dilakukan survey dan perbandingan harga dari beberapa
Toko/Rekanan/Penyedia yang merniliki harga yang paling rendah dan dengan
kualitas yang memenuhi persyaratan spesifikasi teknis yang ditetapkan.
c. Merupakan kebutuhan operasional Perseroan.
d. Barang danjasa yang dibutuhkan tersedia di pasar dengan nilai paling tinggi Rp
25.000.000,-- (dua puluh limajuta rupiah).
2. Penunjukan langsung, yaitu pengadaan barang dan atau jasa yang dilakukan secara
langsung dengan menunjuk 1 (satu) penyedia barang dan ataujasa.
Kriteria Penunjukan Langsung :
Penunjukan langsung dapat dilakukan apabila memenuhi minimal salah satu dari
persyaratan sebagai berikut :
a. Barang dan atau jasa yang dibutuhkan bagi kinerja utama Perseroan dan tidak
dapat ditunda keberadaannya (business critical asset), antara lain:
I. Yang diakibatkan bencana alam
II. Yang diakibatkan huru hara
III. Yang berkaitan dengan kegiatan bisnis Perseroan, yang apabila tidak
segera dipenuhi, dapat mengganggu kegiatan bisnis Perseroan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
b. Penyedia barang dan atau jasa dimaksud hanya satu-satunya (barang dan jasa
spesifik), yaitu yang hanya dapat dilaksanakan oleh 1 (satu) penyedia barang dan
atau jasa, agen tunggal, pemegang hak paten, principal.;
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL {Persero) 14
c. Barang dan atau Jasa yang bersifat knowledge intensive dimana untuk
menggunakan dan memelihara barang dan atau jasa tersebut membutuhkan
kelangsungan pengetahuan dari Penyedia barang danjasa;
d. Bila pelaksanaan pengadaan barang dan atau jasa dengan menggunakan cara
pemilihan langsung telah dua kali dilakukan namun peserta pemilihan langsung
tidak memenuhi kriteria atau tidak ada pihak yang mengikuti pelelangan atau
pemilihan langsung, sekalipun ketentuan dan syarat-syarat telah memenuhi
kewajaran;
e. Barang dan atau jasa yang dimiliki oleh pemegang hak atas kekayaan intelektual
(HAKI) atau yang memiliki jaminan (warranty) dari Original Equipment
Manufacture;
f. Penanganan darurat untuk keamanan, keselamatan masyarakat, dan aset strategis
Perseroan;
g. Barang dan atau Jasa yang merupakan pembelian berulang (repeat order)
sepanjang harga yang ditawarkan menguntungkan dengan tidak mengorbankan
kualitas. Pengadaan yang sifatnya repeat order harus memenuhi salah satu
ketentuan sebagai berikut:
I. Barang dan atau jasa yang digunakan sama dengan pengadaan
sebelumnya. Yang dimaksud dengan barang dan atau jasa yang sama
adalah barang dan atau jasa yang memiliki manfaat, ruang lingkup ke1ja
dan spesifikasi pokok dengan kualitas yang sama.
II. Repeat order tidak berlaku jika masa jangka waktu 1 (satu) tahun telah
berakhir sejak dikeluarkannya surat penunjukan, maka harus
menggunakan perrnintaan baru.
III. Repeat order dapat dilaksanakan oleh unit yang melaksanakan pengadaan
barang dan atau jasa sesuai dengan kewenanganya.
PEDOMAN PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (Persero) 15
h. Penanganan darurat akibat bencana alam, baik yang bersifat lokal maupun
nasional;
1. Barang dan atau jasa lanjutan yang secara teknis merupakan satu kesatuan yang
sifatnya tidak dapat dipecah-pecah da1i pekerjaan yang sudah dilaksanakan
sebelumnya;
J. Penyedia barang dan ataujasa adalah BUMN dan atau Anak Perusahaan BUMN
dan atau Perusahaan Terafiliasi BUMN, sepanjang barang dan atau jasa yang
dibutuhkan merupakan produk dari BUMN dan atau Anak Perusahaan BUMN
dan atau Perusahaan Terafiliasi BUMN dimaksud dengan ketentuan apabila
BUMN dan atau Anak Perusahaan BUMN dan atau Perusahaan Terafiliasi
BUMN yang memproduksi barang dan atau jasa dimaksud lebih dari satu, maka
harus dilakukan pemilihan langsung terhadap BUMN dan atau Anak Perusahaan
BUMN dan atau Perusahaan Terafiliasi BUMN tersebut.
k. Pengadaan jasa konsultansi perorangan, dengan mempertimbangkan faktor
kewajaran harga serta memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut:
I. Pelaksanaan pekerjaan yang ditugaskan tidak memerlukan kerja kelompok
(teamwork) untuk penyelesaiannya.
II. Pekerjaan memungkinkan jika dilakukan oleh seorang yang sangat ahli
dibidangnya.
III. Jasa konsultansi tersebut bersifat tugas khusus perusahaan dalam
memberikan konsultansi/masukan/nasehat dalam pelaksanaan
proyek/kegiatan.
IV. Konsultan perorangan yang ditunjuk diyakini mampu menyelesaikan
penugasannya ditinjau dari segi teknis, waktu dan harga.
V. Instruktur/tenaga pengajar yang akan memberikan pelatihan terkait dengan
kebutuhan karyawan Perseroan.
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 16
l. Pengadaan barang danjasa dengan nilai sampai dengan Rp 500.000.000,-- (lima
ratus juta rupiah).
m. Dalam adanya permintaan user yang telah di setujui direksi, Pelaksana
Pengadaan dapat melakukan penunjukan langsung sesuai dengan persetujuan
Direksi.
3. Pemilihan Langsung, atau seleksi langsung untuk pengadaan jasa konsultansi yaitu
pengadaan barang dan atau jasa yang ditawarkan kepada beberapa pihak terbatas
sekurang-kurangnya 2 (dua) penyedia barang dan ataujasa.
a. Kriteria Pemilihan Langsung
I. Pengadaan barang dan atau Jasa dilakukan dengan membandingkan
penawaran dari sekurang-kurangnya 2 (dua) penyedia barang dan ataujasa
yang memenuhi syarat dan melakukan klarifikasi teknis serta negosiasi
harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
II. Khusus untuk pengadaan barang kriteria cara pemilihan langsung adalah
pengadaan barang yang dapat dipenuhi oleh beberapa pabrikan atau
penyedia barang ditunjuk oleh pabrik/agen.
III. Pengadaan untuk barang dan/atau jasa yang bersifat "sewa" dapat
dilakukan dengan metode pemilihan langsung.
b. Pengadaan Barang dan jasa dengan nilai diatas Rp 500.000.000,-- (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan Rp 5.000.000.000,-- (lima miliar rupiah).
4. Pelelangan terbuka, yaitu diumumkan secara luas antara lain Website Perseroan guna
memberi kesempatan kepada Penyedia barang dan atau jasa yang memenuhi
kualifikasi untuk mengikuti pelelangan.
a. Kriteria Pelelangan terbuka
I. Pengumuman lelang untuk pengadaan barang dan atau jasa dilakukan
secara luas dan terbuka untuk setiap penyedia barang dan a tau j asa.
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 17
II. Penyedia barang dan atau jasa yang diperboleh.kan mengikuti pelelangan
adalah penyedia barang dan atau jasa yang telah menjadi rekanan
Perseroan. Namun untuk pekerjaan yang tidak rutin dimungkinkan diikuti
oleh penyedia barang dan a tau jasa yang tidak atau belum menjadi rekanan
Perseroan.
III. Pelelangan harus diikuti oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) penyedia barang
dan atau jasa yang memenuhi syarat.
IV. Pengadaan Barang dengan nilai diatas Rp 5.000.000.000,-- (lima miliar
rupiah).
V. Isi pengumuman lelang sekurang-kw-angnya memuat pemberitahuan
antara lain :
• Nama dan alamat Panitia Lelang;
• Uraian singkat mengenai barang dan atau jasa / pekerjaan yang akan
diadakan;
• Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peserta lelang;
• Tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk mengambil dokumen
pelelanggan;
L. PENGGUNAAN METODE DAN PUTUSAN ATAS PERSETUJUAN PENGADAAN
Metode yang digunakan dalam Pengadaan Barang dan atau Jasa serta Pejabat yang
berwenang memutuskan untuk menyetujui Pengadaan Barang dan atau Jasa adalah :
1. Pengadaan Barang
a. Nilai pengadaan barang sampai dengan Rp 25.000.000,-- (Dua Puluh Lima Juta
Rupiah), apabila Barang yang dibutuhkan tersedia di pasar menggunakan
metode Pengadaan Langsung, diajukan oleh Fungsi Terkait yang membutuhkan
barang kepada Divisi SDM & Umum, disetujui oleh Kepala Divisi SDM &
Umum, namun jika Barang yang dibutuhkan tidak tersedia di pasar
PE DOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 18
menggunakan metode Penunjukan Langsung, diajukan oleh Unit Kerja yang
membutuhkan barang kepada Divisi SDM & Umum, disetujui oleh Kepala
Divisi SDM & Umum dan Direktur Bidang yang mengajukan pengadaan.
b. Nilai pengadaan barang sampai dengan Rp 500.000.000,-- (lima ratus juta
rupiah), menggunakan metode Penunjukan Langsung, diajukan oleh Unit Kerja
yang membutuhkan barang kepada Divisi SDM & Umum, disetujui oleh Kepala
Divisi SDM & Umum dan Direktur Bidang yang mengajukan pengadaan.
c. Nilai pengadaan barang di atas Rp 500.000.000,-- (lima ratusjuta rupiah) sampai
dengan Rp 5.000.000.000,-- (lima milyar rupiah), menggunakan metode
Pemilihan Langsung, diajukan oleh Unit Kerja yang membutuhkan barang
kepada Divisi SDM & Umum, disetujui oleh Direktur Bidang dan Direktur
Utama.
d. Nilai pengadaan barang di atas Rp 5.000.000.000,-- (lima miliar rupiah),
menggunakan metode Pelelangan, diajukan oleh Unit Keja yang membutuhkan
barang kepada Divisi SDM & Umum, disetujui oleh Direksi secara lengkap
2. Pengadaan Jasa:
a. Nilai pengadaanjasa sampai dengan Rp 500.000.000,-- (lima ratus juta rupiah),
menggunakan metode Penunj ukan Langsung, diajukan oleh Unit Kerja yang
membutuhkan jasa kepada Kepala Divisi dari Unit Kerja yang membutuhkan
jasa, disetujui oleh Kepala Divisi dari Unit Kerja yang membutuhkan jasa dan
Direktur Bidang.
b. Nilai pengadaan Jasa diatas Rp 500.000.000,-- (lima ratus juta rupiah),
menggunakan metode Seleksi Langsung, diajukan oleh Unit Kerja yang
membutuhkan jasa kepada Kepala Divisi dari Unit Kerja yang membutuhkan
jasa, disetujui oleh Direktur Bidang dan Direktur Utama.
c. Nilai pengadaan jasa diatas Rp 5.000.000.000,-- (lima miliar rupiah),
menggunakan metode Pelelangan, diajukan oleh Unit Keja yang membutuhkan
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 19
jasa kepada Kepala Divisi dari Unit Kerja yang membutuhkan jasa, disetujui
oleh Direksi secara lengkap.
d. Dalam hal Direktur Bidang yang dimaksud diatas dalam kondisi tidak dapat
memberikan persetujuan, baik dalam kondisi cuti, pemberian kuasa kepada
Direktur lainnya ataupun Berhalangan Sementara, maka wewenang persetujuan
dan pengambilan keputusan mengikuti ketentuan Pakta Direksi yang berlaku.
M. PROSESPENGADAAN
1. Pelaksana Pengadaan barang dan jasa Perseroan adalah Fungsi Pengadaan dan/atau Fungsi Terkait sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kebijakan ini
2. Fungsi Pengadaan melakukan proses Pengadaan Barang dan Jasa Rutin dan Pengadaan Barang dan Jasa Lainnya
3. Fungsi Terkait dapat melaksanakan fungsi sebagai Pelaksana Pengadaan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Pengadaan Jasa Konsultasi.
b. Jasa Event Organizer.
c. Jasa Outsourcing Tenaga Kerja.
d. Pengadaan Jasa Outstourcing yang bersifat khusus yang telah mendapatkan persetujuan Direksi.
4. Keputusan pelaksana pengadaan ditetapkaan oleh Direksi atau Pejabat Berwenang yang ditunjuk dengan Keputusan Direksi.
N. TIM PENGADAAN
1. Tim Pengadaan dibentuk berdasarkan Keputusan Direksi atas usulan dari Fungsi Terkait atau Fungsi Pengadaan.
2. Pembentukan Tim Pengadaan dapat dibentuk untukjangka waktu paling lama 1 (satu) tahun, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun tersebut karena satu dan lain ha!
terdapat perubahan anggota Tim Pengadaan maka harus dilakukan penyesuaian atau addendum terhadap Keputusan Direksi yang telah dibuat. Tim Pengadaan dapat dibentuk untuk setiap pengadaan.
PE DOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 20 1~1<v 1
3. Pembentukan Tim Pengadaan hanya terbatas pada pengadaan dengan metode
pelelangan atau pemilihan langsung.
4. Jurnlah anggota Tim Pengadaan berjumlah ganjil minimum 3 (tiga) orang yang terdiri
1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang anggota, yang merupakan perwakilan da1i Unit
Pengguna Barang dan atau jasa, dan Unit Kerja Lainnya
5. Tugas dan tanggungjawab Tim Pengadaan berakhir setelah berakhimyajangka waktu
Keputusan Direksi tentang Pembentukan Pengadaan atau Tim Pengadaan.
0. MEKANISME PENY AMPAIAN DOKUMEN PENA W ARAN
Sistem penyampaian dokumen penawaran dapat dipilih 1 (satu) dari 2 (dua) cara, yaitu
dengan sistem satu amplop atau dua amplop :
1. Sistem Satu Amplop
a. Sistem satu amplop digunakan untuk pengadaan barang dan atau jasa yang
menggunakan cara pengadaan yaitu penunjukan langsung dan
pengadaan/pembelian langsung.
b. Cara penyampaian dengan sistem satu amplop adalah keseluruhan dokumen
penawaran dimasukkan ke dalam satu amplop, yang mencakup antara lain: surat
penawaran, legal dokumen dan perhitungan harga.
2. Sistem Dua Amplop Satu Sampul
a. Sistem dua amplop digunakan untuk pengadaan barang dan atau jasa yang
menggunakan cara pengadaan yaitu pelelangan dan pemilihan langsung.
b. Sistem dua amplop satu sampul, yaitu dalam satu sampul berisi dua amplop
penawaran, sebagai berikut:
I. Amplop pertama berisi penawaran teknis dan,
II. Amplop kedua berisi penawaran harga (finansial).
PEDOMAN PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (Persero) 21
c. Kedua proposal penawaran tersebut hams diserahkan kepada Panitia Tim
Pengadaan secara bersamaan pada waktu yang ditentukan dalam Permintaan
Penawaran.
3. Sistem Dua Tahap digunakan untuk pengadaan barang dan atau jasa yang berkaitan
dengan penggunaan teknologi tinggi, kompleks dan risiko tinggi dan atau yang
mengutamakan tercapainya/pemenuhan kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan
sistem termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan
pemeliharaan peralatannya dan atau yang mempunyai beberapa altematif penggunaan
sistem dan desain penerapan teknologi yang berbeda, serta pengadaan barang dan atau
jasa yang memerlukan penyesuaian lo.iteria teknis untuk menyetarakan spesifikasi
teknis diantara penyedia barang dan atau jasa sesuai yang disyaratkan pada dokumen
pengadaan, dengan tahapan sebagai berikut
a. Tahap Pertama
I. Masukkan sampul yang memuat persyaratan administrasi dan teknis
sebagaimana disyaratkan dalam dokumen pengadaan barang dan atau jasa
dan tidak termasuk usulan harga;
II. Pada sampul hanya dicantumkan alamat panitia pengadaan barang dan
ataujasa dan tertulis kalimat "dokumen penawaran pengadaan barang dan
atau jasa tahap I (yang mencantumkan : jenis, tempat, hari, tanggal, bulan,
tahun, jam pemasukan)"
III. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul pertama dimasukkan
dalam satu sampul, disebut sampul luar;
IV. Sampul luar hanya memuat alamat panitia pengadaan barang dan atau jasa
serta tempat, hari, tanggal, bulan tahun, dan jam pemasukan. Dokumen
penawaran yang diterima melalui pos, pada sampul luamya diberi catatan
tanggal dan jam penerimaannya. Dokumen penawaran yang diterima
setelah batas akhir pemasukan, tidak diikutsertakan dan diberitahukan
kepada peserta yang bersangkutan untuk diambil kembali.
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 22
b. Tahap Kedua
I. Calon penyedia barang dan atau jasa, yang telah dinyatakan lulus oleh
panitia/pejabat pengadaan pada evaluasi tahap pertama, diminta
memasukkan surat penawaran harga yang dimasukkan ke dalam sampul
kedua;
II. Surat penawaran harga tersebut dilampiri rincian analisis biaya, dan syarat
lainnya yang telah disepakati pada tahap pertama;
III. Harga penawaran dalam surat penawaran dicantumkan denganjelas dalam
angka dan huruf;
IV. Dokumen penawaran bersifat rahasia dan hanya ditujukan kepada alamat
yang telah ditetapkan;
V. Dokumen penawaran disampaikan pada waktu yang telah ditentukan dan
dimasukkan ke dalam kotak/tempat tertutup yang terkunci dan disegel.
Dokumen penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak
diikutsertakan dan diberitahukan kepada peserta yang bersangkutan untuk
mengambil kembali dokumen penawarannya;
VI. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul kedua dimasukkan
dalam satu sampul, disebut sampul luar. Sampul luar hanya memuat alamat
panitia pengadaan, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, danjam pemasukan
akan diadakan. Dokumen penawaran yang diterima melalui pos, pada
sampul luarnya diberi catatan tanggal dan jam penerimaan. Dokumen
penawaran yang diterima melalui pos, pada sampul luamya diberi catatan
tanggal dan jam penerimaan. Dokumen penawaran yang diterima setelah
batas waktu pemasukan, tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada
peserta yang bersangkutan untuk mengambil kembali dokumen
penawarannya.
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 23
P. HARGA PERKIRAAN SENDIRI (BPS)
1. Pelaksana pengadaan barang clan atau Jasa harus memiliki Harga Perkiraan
Sendiri/HPS (Estimasi Biaya) yaitu perkiraan harga yang dikalkulasikan secara
keahlian/profesional, HPS harus disahkan oleh Pejabat yang berwenang memutus
pengadaan barang dan a tau j asa.
2. HPS digunakan sebagai acuan dalam evaluasi penawaran serta untuk menilai
kewajaran harga penawaran termasuk rinciannya.
3. HPS harus dihitung dengan cermat dengan mempertimbangkan antara lain :
a. Analisis harga satuan pekerjaan yang bersangkutan;
b. Harga pasar setempat pada waktu penentuan HPS.
c. Harga kontrak untuk barang/pekerjaan sejenis setempat yang pemah
di laksanakan.
d. Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat
Statistik/Bappenas, Badan/Instansi lainnya, media cetak dan internet.
e. Harga/tarifbarang dan ataujasa yang dikeluarkan oleh pab1ikan/agen principal
tunggal/atau lembaga independent.
f. Daftar harga standar/tarif biaya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
g. Informasi dari penawaran yang dimintakan kepada vendor yang kompeten.
4. Dalam HPS juga diperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) clan keuntungan yang
wajar bagi penyedia barang dan atau jasa.
5. HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain clan Pajak
Penghasilan (PPh) penyedia barang dan atau jasa.
6. Hal-ha! lain yang perlu diperhatikan mengenai HPS:
a. HPS bersifat sangat rahasia.
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 24
b. Bila diperlukan, HPS dapat diberitahukan kepada peserta pengadaan barang dan
atau jasa pada saat negosiasi biaya dilakukan.
c. Pembuatan/perubahan HPS setelah pembukaan penawaran harga tidak
diperbolehkan, hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi rekayasa besamya
HPS yang mengacu kepada harga penawaran,
d. Untuk pengadaan barang/jasa yang perhitungan biayanya bersifat kompleks,
Engineering Estimate (EE) pembuatan HPS dapat menggunakanjasa konsultan
e. HPS yang dibuat berdasarkan mata uang asing, menggunakan kurs Bank
Indonesia yang berlaku pada saat penyusunannya. Bila terjadi perubahan kurs
mata uang asing yang signifikan sebelum penyampaian Surat Penawaran Harga,
maka Tim Pengadaan menyesuaikan HPS dimaksud berdasarkan Kurs Valuta
Asing yang berlaku saat akan melaksanakan klrifikasi dan negosiasi.
f. HPS untuk jasa konsultansi terdiri dari dua komponen pokok, yaitu: Biaya
Personil (Remuneration Cost), dan Biaya Langsung Non Personil (Direct
Reimbursable Cost) antara lain biaya untuk sewa kantor, biaya perjalanan, biaya
pengiriman dokumen, biaya pengurusan surat ijin, biaya komunikasi, tunjangan
perumahan dll.
Q. SISTEM EVALUASI PROPOSAL PENA WARAN
Tahapan Evaluasi Proposal diterapkan pada cara pengadaan Pelelangan dan Pemilihan
Langsung, sebagai berikut:
1. Evaluasi proposal dimulai dengan melakukan penilaian terhadap proposal teknis.
Penilaian terhadap proposal biaya akan dilakukan setelah seluruh evaluasi/penilaian
terhadap proposal teknis selesai dilakukan.
2. Evaluasi Proposal Teknis
a. Penilaian yang dilakukan terhadap penawaran teknis berdasarkan kriteria umum:
I. Pengalaman peserta dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
II. Rencana kerja dan kualitas metodologi yang ditawarkan
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero} 25
III. Kualifikasi dari tenaga ahli yang dilibatkan dalam melaksanakan pekerj aan
IV. Hal lain yang dipandang perlu.
b. Dalam melakukan evaluasi terhadap pengalaman/reputasi, tidak hanya terbatas
pada lama berkecimpung dibidangnya, tetapi juga termasuk apa yang telah
dicapainya, misal seberapa luas menjangkau pelanggan, pelayanan kepada
pelanggan, sehingga dipercaya pelanggan.
c. Kriteria umum dapat diperluas ke dalam sub-kriteria, namun esensi kriteria dari
sub-kr:iteria tidak boleh keluar dari esensinya.
d. Kriteria yang telah ditentukan dinilai berdasarkan bobot yang ditetapkan oleh
Tim Pengadaan. Prosentase bobot yang diterapkan didasarkan kepada jenis
kriteria penilaian.
e. Dalam melakukan penilaian terhadap kualifikasi tenaga ahli dilakukan hanya
terhadap tenaga intinya.
f. Peserta yang proposal teknisnya tidak terpilih, dianggap gugur dan secara
otomatis menggugurkan proposal biayanya dan dikeluarkan dari daftar
pembanding (worksheet proposal b:iaya), sehingga tidak ikut dalam proses
evaluasi proposal biaya.
3. Evaluasi Proposal Biaya
a. Evaluasi proposal biaya merupakan penilaian terhadap penawaran b:iaya yang
proposal teknisnya terpilih.
b. Berdasarkan hasil evaluasi biaya, Tim Pengadaan membuat daftar urutan
penawaran yang dimula:i dari urutan harga penawaran terendah dan nilai
penawaran yang terendah akan mendapatkan skor (nilai) tertingg:i.
4. Penilaian keseluruhan atas proposal teknis dan proposal biaya didapat dengan
menjumlahkan hasil nilai tertimbang dari kedua proposal penawaran tersebut. Total
nilai dengan angka tertinggi merupakan calon Penyedia Jasa dengan peringkat
tertinggi. Tim Pengadaan harus membuat peringkat calon Penyedia Jasa.
5. Evaluasi penawaran untuk pengadaan barang dan atau jasa
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 26 IAI Y I
a. Sistem Nilai (Merit Point System)
Evaluasi penawaran dengan sistem nilai digunakan untuk pengadaan
barang/jasa/jasa pemborongan/jasa lainnya yang memperhitungkan keunggulan
teknis sepadan dengan harganya, mengingat penawaran harga sangat
dipengaruhi oleh kualitas teknis.
Urutan proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut:
I. Evaluasi Administrasi
• Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang
memenuhi syarat pada pembukaan penawaran;
• Evaluasi Administrasi dilakukan terhadap dokurnen penawaran yang
masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat
administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen
pengadaan (tidak dikurangi atau ditambah);
• Evaluasi Administrasi menghasilkan dua kesimpulan yaitu
memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat
administrasi.
II. Evaluasi Teknis dan Harga
• Sistem nilai menggunakan pendekatan/metode kuantitatif, yaitu
dengan memberikan nilai angka terhadap unsur-unsur teknis dan
harga yang dinilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan;
• Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran-penawaran
yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, dengan
memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan/atau
harga penawaran;
• Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, Tim Pengadaan barang/jasa
membuat daftar urutan penawaran yang memiliki nilai te11inggi;
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 27
• Bila menggunakan nilai ambang batas lulus (passing grade), hal ini
harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan. Tim Pengadaan
Barang/jasa membuat daftar urutan yang dimulai dari penawaran
harga terendah untuk semua penawaran yang memperoleh nilai di
atas atau sama dengan nilai ambang batas lulus (passing grade).
R. KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI HARGA
I. Pelaksana pengadaan barang dan atau jasa melakukan klarifikasi dan negosiasi harga
kepada calon penyedia barang dan atau jasa yang terpilih.
2. Khusus untuk pengadaan dengan cara pengadaan pelelangan dan pemilihan langsung,
klarifikasi dan negosiasi dilakukan hanya kepada pemenang yang terpilih.
3. Klarifikasi dan negosiasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung
melalui email atau telepon.
4. Klarifikasi dan negosiasi harus dituangkan secara tertulis dalam Berita Acara
Klarifikasi dan Negosiasi Harga.
S. TENGGANG W AKTU PELAKSANAAN PENGADAAN
Tenggang waktu proses pengadaan barang dan atau jasa mulai dari tanggal persetujuan
prinsip sampai dengan penunjukan ditentukan sebagai berikut :
I. Pelelangan sederhana dilakukan selambat-lambatnya 45 hari kerja.
2. Pelelangan komplek dilakukan selambat-lambatnya 60 hari kerja.
3. Pemilihan langsung dilakukan selambat-lambatnya 30 hari kerja.
4. Penunjukan langsung dilakukan selambat-lambatnya 20 hari kerja.
5. Pembelian langsung dilakukan selambat-lambatnya IO hari kerja.
Perubahan tenggang waktu pelaksanaan pengadaan barang dan atau jasa dapat dilakukan
dengan melaporkan alasan penundaan pekerjaan pengadaan dan mendapatkan persetujuan
dari pejabat yang berwenang memutus pengadaan barang dan a tau jasa.
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 28
T. STANDARDISASI PERJANJIAN
Standardisasi perjanjian dibuat oleh Unit Legal, yang mengatur antara lain hak dan
kewajiban para pihak secara detail atas suatu pekerjaan dengan berpedoman pada ketentuan
atau kelaziman dalam pembuatan suatu perjanjian.
U. PAKTA INTEGRITAS
Tim Pengadaan wajib menandatangani Pakta Integritas dengan format sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER- 05/MBU/2008 beserta
perubahan penyempumaannya dengan peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-
15/MBU/2012 Tanggal 25 September 2012 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara.
Penyedia barang dan atau jasa dengan nilai pengadaan di atas Rp 10.000.000,-
menandatangani Pakta Integritas dengan format yang disesuaikan untuk kebutuhan dari
penyedia barang dan atau jasa (apabila diperlukan).
V. PEN GA WASAN DAN UJI KEPATUHAN
a. Pengawasan terhadap proses pengadaan barang dan ataujasa dilaksanakan oleh Satuan
pengawasan Internal (SPI).
b. Untuk pengawasan jumlah dana yang dibutuhkan dengan anggaran yang tersedia
dilakukan oleh Divisi Keuangan atau fungsi yang membidangi.
c. Uji kepatuhan dilakukan oleh Unit Compliance,
d. Tindaklanjut dari pengawasan dan uji kepatuhan antara lain sebagai berikut
Kepada para pihak yang terbukti melanggar ketentuan, wajib diberikan sanksi sesuai
ketentuan yang berlaku antara lain di-black list atau dikeluarkan dari Daftar Rekanan
Perseroan.
Sanksi kepada para penyedia barang dan atau jasa dapat diberikan apabila :
I. Berusaha mempengaruhi Panitia/Tim Seleksi pengadaan atau pejabat yang
berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 29
guna memenuhi keinginannya yang bertentangan dengan ketentuan dan prosedur
yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan/kontrak, dan atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
II. Melakukan persekongkolan dengan penyedia barang dan atau jasa lain untuk
mengatur harga penawaran di luar prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan
atau jasa sehingga mengurangi/menghambat/memperkecil dan atau meniadakan
persaingan yang sehat dan/atau merugikan pihak lain;
III. Membuat dan atau menyampaikan dokumen dan atau keterangan lain yang tidak
benar untuk memenuhi persyaratan pengadaan barang dan atau jasa yang
ditentukan dalam dokumen pengadaan;
IV. Mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan
atau tidak dapat diterima oleh Unit Pelaksana pengadaan;
V. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati.
W. SANGGAHAN
1. Untuk menjarnin adanya transparansi dan perlakuan yang sama (equal treatment)
dalam setiap Pengadaan Barang dan Jasa, maka pihak yang kalah pada saat
pengumuman pemenang, berhak untuk mengajukan sanggahan.
2. Sanggahan sebagaimana dimaksud pada butir 1 hanya yang berkaitan dengan
kesesuaian pelaksanaan pelelangan/seleksi dengan prosedur atau tata cara
pelelangan/seleksi.
3. Sanggahan dapat diterima apabila diajukan dalam waktu selambat-lambatnya 4
(empat) hari kerja sejak diumumkannya pemenang atau sebelum kontrak
ditandatangani, mana yang lebih dahulu.
4. Direksi atau pejabat yang ditunjuk sebagai pihak yang menangani sanggahan dalam
Perseroan wajib menyampaikan keputusan atas sanggahan tersebut selambat-
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL {Persero) 30
lambatnya 14 (empat belas) hari kalender dari tanggal diterimanya pengaJuan
sanggahan.
5. Direksi atau pejabat yang ditunjuk menangani dan memeriksa sanggahan dapat
melibatkan pihak yang tidak terkait langsung dengan proses pengadaan barang dan
jasa yang bersangkutan.
6. Persyaratan pelaksanaan sanggahan oleh pihak penyanggah antara lain harus
dilengkapi dengan penyetoran uang jaminan sanggahan sebesar minimal 5% dari nilai
pengadaan dan bukti-bukti terkait pengadaan yang disanggah.
7. Uang jaminan sanggahan tersebut dikembalikan kepada penyanggah apabila
sanggahannya terbukti benar secara hukum dan menjadi hak Perseroan apabila
sanggahannya terbukti tidak benar secara hukum.
8. Keputusan Direksi atau pejabat yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada butir 4
bersifat final.
9. Apabila sanggahan banding benar, maka proses pemilihan penyedia barang dan atau
jjasa dievaluasi kembali atau dilakukan proses pemilihan ulang, atau dilakukan
pembatalan kontrak
10. Apabila dalam pelelangan/seleksi ulang, jumlah penyedia barang dan atau jasa yang
lulus prakualifikasi hanya 2 (dua) rekanan maka dilakukan permintaan penawaran dan
negosiasi seperti pada proses pemilihan/seleksi langsung;
11. Apabila dalam pelelangan/seleksi ulang, jumlah penyedia barang dan atau jasa yang
memasukkan penawaran hanya 2 ( dua) rekanan maka dilakukan negosiasi seperti pada
proses pemilihan/seleksi langsung;
12. Apabila dalam pelelangan/seleksi ulang, jurnlah penyedia barangdan atau jasa yang
lulus prakualifikasi hanya 1 (satu) rekanan maka dilakukan permintaan penawaran dan
negosiasi seperti pada proses penunjukan langsung;
PEDOMAN PT $ARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 31
13. Apabila dalam pelelangan, penyedia barang dan atau jasa yang memasukkan
penawaran hanya 1 (satu) maka dilakukan negosiasi seperti pada proses penunjukan
langsung;
14. Panitia pengadaan dilarang memberikan ganti rugi kepada peserta lelang/seleksi bila
penawarannya ditolak atau pelelangan/seleksi dinyatakan gagal.
X. REKANAN
1. Rekanan Perseroan adalah penyedia barang dan atau jasa yang dibutuhkan Perseroan
yang telah terdaftar dalam Daftar Rekanan Perseroan.
2. Penyedia barang dan atau jasa yang dapat dimasukkan ke dalam daftar rekanan
Perseroan adalah yang memiliki kualifikasi yang telah ditetapkan secara ekstemal oleh
badan asosiasi dan/atau secara internal Perseroan. Khusus untuk pengadaan jasa,
kualifikasinya ditentukan oleh masing-masing unit pengguna jasa namum demikian
jika diperlukan dapat berkoordinasi dengan Fungsi Pengadaan di Divisi SDM &
Umum.
3. Pengadaan barang dan ataujasa yang dilaksanakan melalui rekanan adalah:
a. Pelelangan kecuali untuk pengadaan barang dan atau jasa yang tidak rutin.
b. Pemilihan langsung kecuali untuk pengadaan barang dan atau jasa yang tidak
rutin dan atau melalui agen tunggal/ pabrikan/principal.
c. Penunjukan langsung kecuali untuk pengadaan barang dan atau jasa melalui
agen tunggaV pabrikan/ principal.
4. Pengadaan barang dan atau jasa yang dapat dilaksanakan tanpa melalui rekanan adalah
pengadaan barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara :
a. Penunjukan langsung, untuk pengadaan j asa konsultansi perorangan.
b. Pengadaan langsung, untuk pengadaan barang yang telah tersedia di pasar.
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 32
5. Pengadaan barang dan ataujasa yang sifatnya rutin adalah pengadaan barang dan atau
jasa yang rutin diadakan setiap tahun dengan frekuensi minimal 1 (satu) kali dalam
setahun.
6. Klasifikasi dan kualifikasi penyedia barang dan atau jasa yang akan diikutkan dalam
pengadaan barang dan atau jasa ditentukan berdasarkan perkiraan nilai pekerjaan dan
jenis pekerjaannya.
7. Apabila dalam pengadaan barang dan atau jasa untuk nilai pekerjaan tertentu temyata
tidak tersedia penyedia barang dan atau jasa yang sesuai dengan kualifikasinya, maka
dimungkinkan untuk mengikutkan atau memakai penyedia barang dan atau jasa yang
memiliki kualifikasi satu tingkat lebih tinggi dari tingkatan kualifikasi seharusnya.
Namun tidak diperbolehkan untuk mengikutkan atau memakai penyedia barang dan
atau jasa yang memiliki kualifikasi yang lebih rendah dari tingkatan kualifikasi
seharusnya.
8. Dalam melakukan pengadaan barang dan a tau jasa diusahakan menggunakan penyedia
barang dan a tau j asa produk dalam negri.
9. Rekanan yang diundang dalam proses pengadaan barang dan atau jasa melalui
pemilihan langsung dan penunjukan langsung diusahakan dapat merata di antara
rekanan yang terdaftar dalam daftar rekanan Perseroan.
10. Dalam mengelola rekanan, untuk pertama kalinya masing-masing unit kerja
menyerahkan usulan daftar rekanan. Unit Procurement melakukan koordinasi atas
usulan dari setiap unit agar terhindar adanya pencatatan 2 (dua) kali atas usulan daftar
rekanan tersebut. Hal ini juga untuk mempermudah pengecekan daftar rekanan yang
telah masuk dalam daftar blacklist.
Y. PEMILIHAN REKANAN
1. Kiiteria penunjukan Rekanan Perseroan harus memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
a. Pengelolaan Risiko
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 33 I Al) I r I
Penunjukan rekanan harus memperhitungkan, menilai dan mengukur besarnya risiko yang mungkin timbul dan yang dihadapi oleh Perseroan pada berbagai bidang, berkaitan dengan pengadaan barang dan atau jasa yang akan dilakukan.
Selain itu, penunjukan rekanan juga dimaksudkan untuk mengurangi dan membatasi kemungkinan terealisimya potensi risiko yang ada menjadi kerugian
nyata.
b. Keahlian
Penetapan dan penunjukan rekanan harus didasarkan pada pengalaman, kemampuan, kompetensi dan keahlian pada bidang tertentu dari rekanan, berkaitan dengan pengadaan barang dan atau jasa.
c. Profesi, Bidang Usaha
Rekanan merupakan pihak atau badan dan lembaga yang sesuai dengan kapasitas maupun legalitasnya memperoleh hak dan wewenang untuk menjalankan profesi atau bidang usaha tertentu yang memungkinkan dilakukannya penunjukan oleh
Perseroan sebagai rekanan yang tepat.
d. Legitimasi
Beberapa barang dan atau jasa hanya dapat dibeli atau diperoleh dari rekanan tertentu yang secara khusus memperoleh ijin untuk itu dari yang berwajib (pemerintah) atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
e. Efisiensi dan efektifitas
Penetapan dan penunjukan rekanan harus didasarkan pada perhitungan pencapaian efisiensi dan efektifitas yang optimal.
2. Klasifikasi
Klasifikasi rekanan adalah penggolongan penyedia barang dan atau jasa menurut usahanya. Penyedia barang dan atau jasa yang menjadi rekanan Perseroan, dapat
diklasifikasikan antara lain:
a. Penyedia Barang
b. Penyedia Jasa Konsultansi
c. Penyedia Jasa Konstruksi
d. Penyedia Jasa lainnya, antara lain outsourcing borongan pekerjaan, jasa
outsourcing, sewa,
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 34
3. Kualifikasi Rekanan
Kualifikasi rekanan adalah penilaian dan penggolongan penyedia barang dan atau jasa
menurut bidang usaha. Penetapan kualifikasi rekanan Perseroan untuk masing-masing usaha adalah berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh asosiasi penyedia barang
dan ataujasa dan atau instansi yang beiwenang.
4. Pencatatan Data Rekanan
a. Unit Procurement adalab pihak yang beiwenang melakukan proses penerimaan dan pencatatan penyedia barang dan ataujasa menjadi rekanan Perseroan beserta
pengelolaannya.
b. Penerimaan dan pencacatan penyedia barang dan atau jasa dilakukan berdasarkan rekanan yang mengirimkan penawaran sebagai rekanan Perseroan dan rekanan yang telab digunakan Perseroan sebagai penyedia barang dan atau
Jasa.
c. Daftar Rekanan yang diterbitkan oleh Unit Procurement berlaku untuk seluruh Divisi di Perseroan sepanjang klasifikasi dan kualifikasi rekanan yang dicatatkan sesuai denganjenis pengadaan barang dan atau jasa yang akan dilaksanakan.
5. Pengadministrasian Rekanan
a. Daftar rekanan Perseroan barus diupdate sesuai dengan perubaban-perubaban yang mungkin terj adi, rnisalnya :
I. Penambahan rekanan baru,
II. Pengurangan atau pembatalan rekanan yang telab dicatat
III. Perubaban klasifikasi dan kualifikasi rekanan
b. Terbadap masing-masing rekanan yang terdapat dalam daftar rekanan Perseroan barus dievaluasi secara berkala, meliputi :
I. Perubahan data, seperti: perubahan alamat, perubahan akte pendirian atau anggaran dasar perusabaan, perubaban pengurus dan sebagainya.
II. Kinerja atau basil ke1ja setiap rekanan dalam menyelesaikan pekerjaan meliputi : ketepatan waktu pelaksanaan, kualitas basil kerja, tanggung
jawab, penagiban dan lain sebagainya.
III. Keaktifan rekanan.
c. Rekanan dapat dicoret/ dikeluarkan dari daftar rekanan Perseroan, apabila :
PEDOMAN PT SARANA MUL TIGRIYA FINANSIAL (Persero) 35
I. Terbukti telah melakukan usaha untuk mempengaruhi panitia pengadaan atau pejabat yang berwenang memutus pengadaan barang dan atau jasa guna memenuhi keinginannya yang be1tentangan dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan, dan atau
peraturan lainnya yang berlaku.
II. Terbukti dengan sengaja melakukan persekongkolan dengan rekanan lain untuk mengatur harga penawaran sehingga mengurangi dan atau meniadakan persaingan harga yang waj ar/ sehat dan atau tindakan lain
yang dapat merugikan Perseroan.
III. Terbukti telah membuat dan atau menyampaikan dokumen palsu dan atau keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan pengadaan.
IV. Setelah ditunjuk, mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan atau tidak dapat diterima.
V. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan kontrak.
VI. Setelah ditunjuk, mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utamanya kepada
pihak lain.
d. Terhadap rekanan yang telah dicoret/dikeluarkan dari daftar rekanan Perseroan tersebut tidak diperbolehkan mengikuti pengadaan barang dan atau jasa di
Perseroan.
e. Jangka waku pencoretan rekanan dari daftar rekanan Perseroan ditentukan berdasarkan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan.
PEDOMAN PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (Persero) 36 1~1 t i
Z. PENUTUP
1. Pedoman ini berlaku sejak tanggal disahkan, dengan ketentuan dalam hal terjadi
kekliruan dalam pedoman ini, maka akan dilakukan penyesuaian sebagaimana
mestinya.
2. Pedoman 1m berlaku surut sejak diterbitkannya Memo M-64/DSU
PROC/SMFN/2019 Perihal Usulan Revisi Kebijakan Pengadaan Barang & Jasa
Tahun 2019.
3. Pedoman ini mencabut dan menyatakan tidak berlakunya lagi Kebijakan Pengadaan
Barang dan Jasa V: 03 T: 09- 2018.
Ananta Wiyogo
Direktur Utama
Ditetapkan di Jakarta, Juli 2019
PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero)
Trisnadi Yulrisman
Direktur
Heliantopo
Direktur
PEDOMAN PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (Persero) 37
Recommended