8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
1/86
PEDOMANPEDOMANPEDOMANPEDOMAN TEKNISTEKNISTEKNISTEKNISIDENTIFIKASI DAN PEMETAAN POTENSI SUMBERDAYAIDENTIFIKASI DAN PEMETAAN POTENSI SUMBERDAYAIDENTIFIKASI DAN PEMETAAN POTENSI SUMBERDAYAIDENTIFIKASI DAN PEMETAAN POTENSI SUMBERDAYA
PULAUPULAUPULAUPULAU- ---PULAU KECILPULAU KECILPULAU KECILPULAU KECIL
DIREKTORAT PENDAYAGUNAAN PULAUDIREKTORAT PENDAYAGUNAAN PULAUDIREKTORAT PENDAYAGUNAAN PULAUDIREKTORAT PENDAYAGUNAAN PULAU- ---PULAU KECILPULAU KECILPULAU KECILPULAU KECIL
DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN PESISIR DAN PULAUDIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN PESISIR DAN PULAUDIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN PESISIR DAN PULAUDIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN PESISIR DAN PULAU- ---PULAU KECILPULAU KECILPULAU KECILPULAU KECILKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
2/86
.; '
./qL KET'IENTERIAN KBLAUTAN DAN PERIKAn{AN\S#' ltrxffi f ilHffi*fIH: ,ll:1ffi*ffi,kiJ;:Hl,Y#
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAil KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PUT3U KECtrtNOMOR PER. 07 lKP3KlzAflTENTANG
PEDOMAN TEKNIS IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN POTENSI SUMBER,AYA PULAU-PULAU KECIL
DIREKTUR JENDEML KELAUTAN, PESISIR DAN PUI.AU.PULAU KECIL,
Menimbang ; a. bahwa untuk metaksanakan ketentuan Keputusan MenteriKelaut4n dan Perikanan Nomor KEP.I5IMEN/2006 tentangPedoman Umum Identifikasi Data Tata Ruang Laut, Pesisir danPulau-puldu' Kecil, dipandang perlu menetapkan PedomanTeknis ldbntifikasi dan Pemetaan Potensi Sumber Daya Putau-Pulau Kecil; 't ' ;
b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Pei'aturan DirekturJenderal;
Mengingat : 1. undang-Undang Nomor iz runrn 2003, tentang KeuanganNegara;
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan,sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor31 Tahun ZAA4 tentang Perikanan;
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataanRuang;
4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun ZAAT bntang pengelolaanWilayah Pesisii' dan Pulau-pulau Kecil;
5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang InformasiGeospasial;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun ZAAT tentangKonservasi Sumber Daya lkan;Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentangDekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
Peraturan Pernerintah Nomor 62 Tahun 2010 tentangPemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Terluar;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2010 tentang MitigasiBencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
10. Peraturan Presiden Nomor85
Tahun 2AA7 tentang JaringanData Spasial Nasional;
11 Peraturan Fresiden Nomor 47 Tahun 2009 t t g
7.
8.
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
3/86
Disalin sesuai
12. Peraturan presiden Nomor 24 Tahun 20i0 tentang Kedudukan.rugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta susunanorganisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
13. Peraturan Menteri Kelautan dan perikanan NomorPER.20IMEN/2008 tentang pemanfaatan putau-pulau Kecil danPerairan di Sekitarnya;
14. Peraturan Menteri Kelautan dan perikanan Nomor pER.15/MENI2010 tentang organisasi dan Tata Kerja KementerianKelautan dan Perikanan;
15. Keputusan Menteri Kelautan dan perikanan NomorKEP.24/MEN/2004 Tentang Tata cara dan Teknik penyusunanPeraturan Perundang-undangan di Lingkungan DepartemenKelautan dan perikanan;
I'1'MEMUTUST(AN:
Menetapkan : fIMTURAN 'DrREtffuR IENDERAL KELAUTAN, pEsrsIRDAN PULAU.PUI.AU KECIL TENTANG PEqOMAN i TEKNISIDENTIFIKASI DAN PEMETA.AN POTENSI SUMBER DAYAPULAU.PUTAU KECIL.
Pasal 1Pedoman Teknis Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumber Daya pulau-pulau Kecildimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintahKabupaten/Kota dan Pemangku Kepentingan dalarn pelaksanaan kegiatan identifikasidan pemetaan potensi sumber
dayapulau-pulau
kecil sebagaimJna diatur dalamKeputusan Menteri Kelautan dan perikanan Nomor KEp.i5lMENl2006 tentangPedoman Umum ldentifikasi Data Tata Ruang Laut, pesisir dan pulau-pulau Kecil.Pasal 2
Ketentuan mengenai Pedoman Teknis Identifikasi dan pemetaan potensi sumberDaya Pulau-pulau Kecil sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang tidakterpisahkan dari peraturan Direktur Jenderar ini.
Pasal 3Peraturan Direktur Jenderat
ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di JakartaPada tanggal 07 September 2011
DIREKTUR JENDERALKELAUTAN, PESISrR DAN pUtAU-pUtAU KECIL,
trd.
SUDIRMAN SAAD
ffiffi 6
Kabag Hukum,
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
4/86
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………….
Peraturan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil NomorPER.07/KP3K/2001 Tentang Pedoman Teknis Identifikasi dan PemetaanSumberdaya Pulau-Pulau Kecil ………………………………………………………………………… i
I PENDAHULUAN …………………………………….................................................. 11.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………….. 1.2 Tujuan ….……..……………………………………………...................................... 21.3 Sasaran ………………………………………...................................................... 21.4 Ruang Lingkup Pedoman ……………………………………………………………….. 21.5 Sistematika Pedoman ……………………………………………………………………. 2
II BATASAN PERISTILAHAN …………………………………………………………………………
III TAHAPAN KEGIATAN DAN JENIS DATA ……..…………………………………………… 3.1 Tahapan Kegiatan …………………………………………………………………………..
3.1.1 Persiapan Peta dan Citra Satelit .………………........................... 73.1.2 Pengumpulan dan pengolahan data kondisi
lokasi ……………………………………………………………………………….. 3.1.3 Penetapan Lokasi, Jumlah dan Metode Sampling ………. 13
3.2 Jenis Data ……………………………………………………………………………………...
IV PELAKSANAAN SURVEI LAPANGAN ……………………………………………………….. 28 4.1 Pengamatan (Observasi) ….…………………………….................................. 284.2 Pengukuran ………………………………........................................................ 294.3 Wawancara/Interview .………………………………………………………………….. 34.4 Pengumpulan Data Sekunder …………………………………………………………. 35
V ANALISIS DATA …………………………………….................................................... 365.1 Verifikasi dan Pengolahan Data Lapangan ……………………………………. 365.2 Pengolahan Data Tabular dan Tekstual ….……..…………………………….. 365.3 Reinterpretasi Peta-Peta Tematik …………………………………………………. 365.4 Penyusunan Peta Tematik ……………………………………………………………. 365.5. Analisis Potensi Sumberdaya ………………………………………………………… 37
VI ARAHAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBERDAYAPULAU-PULAU KECIL ………………………………………………………….47 6.1 A’WOT …………………………………………………………………………………………. 6.2 Analisis Pengembangan Pulau-Pulau Kecil …………………………………. 47
VII PELAPORAN DAN PENYUSUNAN PROFIL PULAU ……………………… 50 Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………………….
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
5/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
6/86
Data Spasial Nasional, Kepmen Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Data Tata
Ruang Laut, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil, Permen No 16 tahun 2008 pasal 22 dan 23 yang
mengatur tentang Rencana Zonasi Wilayah Pulau-Pulau Kecil dan Permen No 20 tahun 2008
tentang Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil dan Perairan disekitarnya.
Untuk mendukung program identifikasi dan pemetaan potensi pulau di seluruh wilayah
Indonesia, dibutuhkan acuan yang sama bagi setiap pelaksana kegiatan. Pedoman Teknis
Identifikasi Potensi dan Pemetaan Sumberdaya Pulau-pulau Kecil diharapkan mampu
mengarahkan upaya penyediaan informasi potensi pulau yang tepat sehingga dapat
menunjang kegiatan identifikasi potensi sumberdaya pulau-pulau kecil di Indonesia dalam
upaya mengoptimalkan pendayagunaan pulau-pulau kecil di masa yang akan datang.
1.2 Tujuan
Tujuan Pedoman Teknis Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya Pulau-pulau Kecil
adalah:
1. Memberikan panduan teknis dalam pelaksanaan kegiatan identifikasi dan pemetaan
potensi sumberdaya pulau-pulau kecil
2. Membangun kesamaan persepsi dan tindakan bagi para pelaksana teknis, perencana
dan stakeholder dalam mengidentifikasi dan memetakan potensi serta menyusun
rekomendasi pemanfaatan ruang pulau-pulau kecil
1.3 Sasaran
Sasaran Pedoman Teknis Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya Pulau-pulau Kecil
adalah:
1. Terarahnya kegiatan identifikasi dan pemetaan potensi sumberdaya pulau-pulau kecil
oleh pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
2. Tersedianya data dan informasi potensi sumber daya pulau-pulau kecil yang aktual dan
sistematis
1.4 Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup pedoman teknis identifikasi pemetaan dan potensi sumberdaya pulau-pulau
kecil meliputi: persiapan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis data, pemetaan,
rekomendasi pemanfaatan pulau, pembuatan laporan dan penyusunan informasi dalam
bentuk profil pulau.
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
7/86
1.5 Sistematika Pedoman
Pedoman ini terdiri dari 7 (tujuh) bab yaitu:
1. Bab I Pendahuluan
Berisikan latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup dan sistematika pedoman.
2. Bab II Batasan Peristilahan
Menguraikan pengertian-pengertian umum mengenai pulau kecil, identifikasi pulau
kecil dan rekomendasi pengelolaan pulau-pulau kecil
3. Bab III Tahapan Kegiatan dan Jenis Data
Membahas mengenai tahapan pelaksanaan kegiatan identifikasi potensi dan
pemetaan dan jenis-jenis data yang dikumpulkan.
4. Bab IV Pelaksanaan Survei LapanganMembahas mengenai pengumpulan data secara langsung di lapangan, meliputi
pengamatan/observasi, pengukuran, wawancara/interview dan pengambilan data
sekunder.
5. Bab V Analisis Data
Membahas mengenai analisis data hasil identifikasi di lapangan, meliputi analisis data
tekstual, penyusunan peta-peta tematik, dan analisis potensi sumberdaya pulau-
pulau kecil
6. Bab VI Rekomendasi Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Pulau-pulau Kecil
Mendeskripsikan penyusunan rekomendasi pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau
kecil berdasarkan analisis SWOT
7. Bab VII Pelaporan dan Penyusunan Profil Pulau
Berisi uraian prosedur pelaporan hasil identifikasi dan pemetaan potensi sumberdaya
dan penyusunan profil pulau.
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
8/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
9/86
Ikan Indikator a dalah kelompok ikan karang yang dijadikan sebagai indikator kesehatan
terumbu.
Ikan Major a dalah kelompok ikan karang yang selalu dijumpai di terumbu karang yang tidak
termasuk dalam kedua kategori tersebut di atas. Pada umumnya peran utamanya belum
diketahui Secara pasti selain berperan di dalam rantai makanan. Kelompok ini terdiri dari
ikan-ikan kecil < 20 cm.
Ikan Target adalah kelompok ikan yang menjadi target nelayan, umumnya merupakan ikan
pangan dan bemilai ekonomis.
Industri Non Ekstraktif adalah industri yang mengambil bahan baku dari tempat lain atau
yang disediakan oleh industri lain.
Koreksi Geometrik adalah perbaikan geometri citra satelit dengan cara penempatan
kembali posisi piksel sedemikian rupa sehingga dihasilkan gambaran obyek yang sesuai
dengan kondisi sebenarnya di lapangan atau pada peta topografi.
Koreksi Radiometrik adalah perbaikan kesalahan citra satelit yang disebabkan oleh adanya
pantulan balik dari partikel-partikel di atmosfer yang ikut terekam oleh detektor satelit,
yang mengakibatkan terjadinya penambahan nilai piksel obyek tertentu. Koreksi
radiometrik dilakukan dengan cara memperbaiki nilai spektral citra, yang pada prinsipnya
adalah menghilangkan penambahan tingkat kecerahan piksel akibat hamburan atmosfer.
Mitigasi Bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
Nilai Spektral Citra adalah nilai pantulan spektral setiap obyek terkecil di permukaan bumi,
yang merupakan jumlah energi elektromagnetik yang dipantulkan dan diemisikan darisetiap obyek tersebut yang dicatat oleh sistem penginderaan jauh.
Pariwisata Bahari adalah jenis wisata minat khusus yang memiliki aktivitas terkait dengan
kelautan, baik di atas permukaan laut maupun kegiatan yang ada di bawah permukaan laut.
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,
daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang didapat dengan menggunakan alat
tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau gejala yang dikaji.
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
10/86
Penggunaan Lahan adalah aktivitas manusia pada dan dalam kaitannya dengan lahan, yang
bersifat dinamis dan biasanya tidak tampak secara langsung dari citra penginderaan jauh.
Penutupan Lahan ( Landcover ) berkaitan jenis kenampakan yang ada dipermukaan bumi
Peta merupakan penyajian grafis bentuk ruang dan hubungan keruangan antara berbagai
perwujudan dari permukaan bumi yang diwakili, secara keseluruhan atau sebagian , dalam
bentuk dua dimensi pada bidang datar yang diproyeksikan dengan perbandingan atau skala
tertentu.
Peta Dasar adalah peta yang menyajikan unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang
berada di permukaan bumi, digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala,
penomoran, proyeksi dan georeferensi tertentu.
Peta Tematik adalah peta yang menyajikan data dan informasi dengan tema-tema tertentu.
Pulau adalah daratan yang terbentuk secara alami dan dikelilingi oleh air, dan selalu di atas
muka air pada saat pasang naik tertinggi (UNCLOS, 1982)
Pulau Kecil adalah pulau dengan ukuran luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua
ribu kilometer persegi) beserta kesatuan ekosistemnya (UU 27 Tahun 2007)
Spesies Endemik adalah spesies yang hanya ditemukan di suatu tempat dan tidak
ditemukan di tempat lain.
Sumberdaya Pulau-pulau Kecil adalah seluruh sumber daya alam yang terdiri dari semua
jenis sumber daya alam dapat pulih maupun tidak dapat pulih serta jasa lingkungan yang
membentuk ekosistem pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau kecil.
Tubuh Air adalah salah satu jenis penutup lahan yang ada di permukaan bumi yang nampak
berupa air permukaan biasanya berupa waduk, danau, atau sungai.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasang_lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasang_laut
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
11/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
12/86
yang pada prinsipnya adalah menghilangkan penambahan tingkat kecerahan piksel akibat
hamburan atmosfer.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penyesuaian histogram. Cara
yang dilakukan dalam metode ini adalah dengan cara mengurangi seluruh nilai piksel citra
dengan nilai kecerahan dari hamburan atmosfer. Nilai piksel citra dan besarnya nilai
kecerahan akibat hamburan atmosfer dapat diketahui melalui histogram citra atau melalui
perhitungan statistik citra.
- Koreksi Geometrik
Koreksi geometrik yang paling mendasar adalah penempatan kembali posisi piksel
sedemikian rupa sehingga dihasilkan gambaran obyek yang sesuai dengan kondisisebenarnya di lapangan atau pada peta topografi. Pada koreksi geometrik terjadi
pengalihan posisi (relokasi) seluruh piksel pada citra sehingga membentuk konfigurasi piksel
baru yang dipersepsikan sebagai citra.
Koreksi geometrik ini dilakukan dengan menggunakan rujukan titik-titik tertentu pada peta
(peta topografi) yang mempunyai posisi kenampakan yang sama dengan titik-titik yang ada
pada citra. Pasangan titik-titik tersebut kemudian digunakan untuk membangun fungsi
matematis yang menyatakan hubungan posisi sembarang titik pada citra dengan titik yang
sama pada peta. Hasilnya adalah citra digital yang memiliki koordinat baru dan konfigurasi
piksel yang baru. Perubahan posisi piksel ini secara otomatis menyebabkan perubahan nilai
spektral dan menyebabkan citra digital memiliki kesalahan radiometrik kembali, sehingga
perlu dilakukan penataan ulang piksel-piksel yang berubah tersebut. Metode yang
diterapkan untuk mengembalikan posisi piksel-piksel citra digital adalah interpolasi nilai
piksel citra atau disebut resampling.
- Penajaman Citra
Penajaman citra yang lazim digunakan ada dua, yakni ekualisasi histogram dan perentangan
linear. Teknik equalisasi histogram akan memberikan efek kontras yang tajam (kontras
maksimum) pada citra, sehingga perbedaan antara obyek yang satu dengan obyek lainnya
akan lebih jelas. Teknik ini lebih rumit dari perentangan linear karena menggunakan
hitungan statistik.
Perentangan linear baik untuk mempertajam kenampakan obyek tertentu yang terwakili
oleh histogram. Teknik ini dapat dilakukan secara interaktif dengan melihat distribusi nilai
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
13/86
citra asli (nilai maksimum dan minimum), kemudian nilai minimum ditarik ke titik nol dan
nilai maksimum ditarik ke titik 255. Untuk citra multispektral, perentangan dilakukan
terhadap band merah, hijau dan biru dalam komposisi warna RGB. Metode perentangan ini
sangat bermanfaat untuk kajian terumbu karang, pengenalan obyek secara visual maupun
penentuan titik referensi lapangan pada citra resolusi tinggi. Secara teknis penajaman
kontras ini dapat dilakukan dengan software ArcGIS pada modul Raster Processing .
Gambar 1 Citra asli dan hasil penajaman kontras menggunakan metode Minimum-
Maksimum pada citra Quickbird Pulau Miangas.
b. Interpretasi dan Delineasi
Interpretasi citra satelit merupakan salah satu tahap identifikasi potensi pulau yang
dilakukan sebelum survei lapangan. Interpretasi citra satelit merupakan serangkaian
kegiatan identifikasi, pengukuran dan penterjemahan data-data dari data penginderaan
jauh untuk memperoleh informasi yang memiliki makna. Data yang diperoleh melalui
interpretasi citra antara lain penutupan lahan, tutupan mangrove, terumbu karang dan
padang lamun.
Hasil interpretasi penutupan lahan, tutupan mangrove dan terumbu karang menghasilkan
peta tentatif yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan dicek di lapangan. Hasil
penentuan sampel bersama dengan informasi dasar lainnya digunakan sebagai peta kerja
untuk acuan ground check .
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
14/86
- Penutupan Lahan
Penutupan lahan adalah aktivitas manusia pada dan dalam kaitannya dengan lahan, yang
bersifat dinamis dan biasanya tidak tampak secara langsung dari citra penginderaan jauh.
Interpretasi penggunaan lahan pada citra penginderaan jauh dilakukan dengan pendekatan
9 (sembilan) unsur interpretasi citra yaitu rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola,
bayangan, situs, asosiasi, dan konvergensi bukti.
Interpretasi citra untuk menghasilkan jenis-jenis penggunaan lahan pulau berbasis
Penginderaan Jarak Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) . Klasifikasi penggunaan lahan
pulau harus mempertimbangkan hirarki pemetaan, misalnya citra yang beresolusi sedang
seperti SPOT akan menghasilkan kelas yang berbeda dengan citra resolusi tinggi, seperti
Ikonos, Quickbird, WorldView, dan lain-lain.
Hasil interprestasi penutupan lahan ( landcover ) paling tidak menghasilkan 7 (tujuh)
klasifikasi penutupan lahan, yaitu: hutan, perkebunan, pemukiman, semak, rumput, lahan
terbuka dan air, seperti Gambar2.
Gambar 2 Contoh peta penutupan lahan Pulau Parang Kabupaten Jepara dari hasilinterpretasi citra satelit.
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
15/86
- Terumbu Karang dan Padang Lamun
Distribusi spasial karakteristik ekosistem terumbu karang dan padang lamun dapat
diinterpretasi dari citra satelit dengan menggunakan beberapa pendekatan seperti
komposit band dan penajaman citra dengan Algoritma Depth Invariant Index . Algoritma
ini mengaplikasikan metode koreksi kolom air yang dikenal dengan Algoritma Lyzenga
(1981). Metode ini efektif untuk meningkatkan kualitas identifikasi dan klasifikasi habitat
dasar perairan dangkal secara tematik. Persamaan Algoritma Depth Invariant Index
diturunkan sebagai berikut:
Y = Ln B1 – (ki/kj) Ln B2
kikj = + (
2 + 1 ) = i− j
2
Dimana : Y = Indeks dasar perairan; B = Band; Ki/kj = koefisien atenuasii = Variance Band ke i; i = Variance Band ke j; = Covar Band ke ij
Hasil interprestasi distribusi terumbu karang dan lamun paling tidak menghasilkan 4
(empat) klasifikasi , yaitu: karang hidup, karang mati, pasir dan lamun. Seperti Gambar 3
contoh Peta tentatif sebaran terumbu karang dan padang lamun ditampilkan dalam gambar
berikut:
Gambar 3 Citra satelit Pulau Parang Kabupaten Jepara, sebagai data dasar dalam
interpretasi terumbu karang dan lamun.
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
16/86
- Mangrove
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menginterpretasi kerapatan dan luasan
ekosistem mangrove dengan citra satelit yaitu visual analyze. Pemetaan ini dimaksudkan
untuk mendelineasi mangrove melalui interpretasi citra satelit. Kriteria kerapatan
mangrove berdasarkan hasil interpretasi seperti pada Tabel 1 dibawah ini
Tabel 1 Kriteria kerapatan mangrove
Klasifikasi KerapatanMangrove
Persen Penutupan Tajuk (%)(interpretasi citra)
Rapat/tinggi >= 75
Sedang >= 50 -
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
17/86
3.1.2 Pengumpulan dan pengolahan data kondisi lokasi
Pengumpulan dan pengolahan data lokasi dilakukan dengan pengumpulan bahan referensi
dari instansi terkait atau melalui internet. Hasil penelitian dan pendataan yang pernahdilakukan oleh berbagai instansi dapat dijadikan referensi awal kondisi pulau dan sejauh
mana kegiatan identifikasi potensi dan pemetaan pulau-pulau kecil yang telah dilakukan.
Data yang dikumpulkan diantaranya kondisi umum pulau, status kawasan, kepemilikan
pulau, iklim, oceanografi, genesis pulau, geologi dan kerentanan bencana.
3.1.3 Penetapan Lokasi, Jumlah dan Metode Sampling
a. Penentuan Lokasi Sampel
Sampel lapangan untuk uji interpretasi penggunaan lahan, mangrove, terumbu karang dan
padang lamun ditentukan berdasarkan metode stratified proporsional random sampling .
Dengan menggunakan metode ini, unit terkecil dalam penentuan sampel adalah hasil
klasifikasi tiap jenis obyek pada setiap peta. Contoh desain lokasi sampel untuk berbagai
tema peta seperti pada Gambar 5, 6 dan 7 :
Gambar 5 Contoh desain lokasi sampel lapangan untuk uji hasil interpretasi penggunaanlahan dari Citra Satelit Quickbird Pulau Lingayan.
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
18/86
Gambar 6 Contoh desain lokasi sampel lapangan untuk uji hasil interpretasi terumbukarang Pulau Miangas.
Gambar 7 Contoh desain lokasi sampel lapangan untuk uji hasil interpretasi penutuplahan mangrove dari Citra Satelit Quickbird Pulau Kelor.
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
19/86
b. Penentuan Jumlah Sampel
Jumlah sampel diambil secara proporsional sesuai dengan luas tiap kelas dari masing-
masing tema peta yaitu peta penggunaan lahan, terumbu karang, padang lamun dan
mangrove.
c. Metode Pengamatan dan Pengukuran
- Penutupan Lahan
Uji hasil interpretasi penutupan lahan dilakukan di setiap lokasi sampel dengan cara
pengamatan secara visual dan pencocokan antara hasil interpretasi citra satelit dengan
kondisi nyata di lapangan. Lokasi pengambilan sampel lapangan harus sesuai dengan titik-
titik sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Koordinat lokasi sampel di lapangan diukur
dengan GPS. Hasil uji interpretasi dimasukkan dalam formulir/ceklist uji interpretasi
penggunaan lahan. Hasil pengujian lapangan digunakan untuk reinterpretasi atau perbaikan
hasil interpretasi penutupan lahan.
Tabel 2 Contoh ceklist lokasi dan koordinat sampel untuk uji hasil interpretasi penutupanlahan di lapangan.
No SampelKoordinat
(Lintang & Bujur)
Jenis Penutupan Lahan
Hasil Interpretasi Hasil Uji Lapangan1 A 0o 69’ 10” LU dan 120 o
15’ 4” BT
Hutan Tanah terbuka
2
3
dst
- Terumbu Karang dan Padang Lamun
Pengukuran obyek perairan dasar meliputi identifikasi visual untuk memperkirakan jenis
tutupan dari berbagai obyek dasar seperti terumbu karang dan padang lamun. Perkirakan
tutupan obyek dilakukan dengan metode Rapid Reef Assessment (RRA).
Pengukuran kondisi obyek perairan dasar dilakukan dengan metode Transek Garis
Menyinggung ( Line Intercept Transect ) untuk menghitung persentase penutupan substrat
dasar dengan mengukur transisi di sepanjang 50 meter setiap kategori substrat. Hasil akhir
dari pengolahan ini adalah berupa persen penutupan baik bentuk pertumbuhan ataupun
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
20/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
21/86
Metode pengukuran di lapangan diuraikan sebagai berikut:
• Tubuh Air atau Air Permukaan
Pengukuran air permukaan dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada lokasi
dimana terdapat air permukaan di lapangan, misalnya pada waduk atau aliran sungai.
• Air Tanah
Pengukuran air tanah dilakukan secara langsung di lapangan dengan cara survei di lokasi
sumur yang ada di pulau. Untuk memudahkan penentuan lokasi sampel sumur yang akan
diukur, perlu dilakukan wawancara dengan penduduk setempat mengenai jumlah dan
sebaran sumur yang ada di pulau dan perkiraan kedalamannya. Selain itu perlu diketahui
jenis batuan disekitar sumur untuk mengetahui kondisi porositas (daya serap air). Samplingsumur ditentukan berdasarkan lokasi ketersebaran dan kedalamannya.
3.2. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam kegiatan identifikasi potensi pulau sangat banyak dan
beragam. Data-data ini perlu diklasifikasikan terlebih dahulu menjadi dua jenis yaitu data
spasial dan non-spasial. Data spasial merupakan data yang mempunyai referensi dan/atau
informasi lokasi dalam kedudukannya di ruang muka bumi, sedangkan data non-spasialmerupakan data yang tidak mempunyai referensi atau informasi lokasi dalam
kedudukannya di ruang muka bumi, yang meliputi data statistik dan informasi deskriptif.
Data-data yang diambil dalam pelaksanaan survei dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4 Jenis data dalam kegiatan survei identifikasi dan pemetaan potensi sumberdayapulau-pulau kecil
No Jenis data UraianMetode Perolehan Data
Primer Sekunder1 Kondisi Umum
Pulaua. Nama Pulau (Termasuk Nama
Lain Pulau)Keterangan mengenai namapulau menurut masyarakatsetempat dan dicocokkandengan nama pulau hasilverifikasi Tim NasionalPembakuan Nama Rupabumi.
Wawancara Studiliteratur
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
22/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
23/86
No Jenis data UraianMetode Perolehan Data
Primer Sekunderh. Status Pulau
Berisi informasi mengenai status
hukum kepemilikan pulau, statuskepemilikan ulayat/adat, ataukepemilikan pihak swasta/asing.
KementerianKelautan &
Perikanan,BPN, Pemda
2 Klimatologi a. IklimKeterangan tentang kondisi iklim,meliputi:- Curah hujan
Berisi data mengenai kondisicurah hujan bulanan dantahunan (mm/tahun).
BMKGTerdekat,Syahbandar,Dishidros TNIAL
- Kelembaban relatifUraian mengenai kondisikelembaban relatif dalamkurun waktu tertentu(bulanan atau tahunan).
BMKGTerdekat,Syahbandar,Dishidros TNIAL
- Suhu udaraKondisi rerata suhu udaradalam kisaran waktu tertentu(bulanan atau tahunan).
BMKG
- Arah anginBerisi data mengenai arahangin dan kisaran waktupergantian angin perbulanselama satu tahun (AnginBarat, Timur, Selatan danUtara).
BMKG
3 Oseanografi - Pola ArusData sekunder mengenaikecepatan dan arah arusdalam kisaran waktu tertentu
(tahunan) hubungannyadengan kondisi angin dangelombang laut sertadampaknya terhadap polaperikanan tangkap.
Survei Lapangan Dishidros TNIAL, BMKGTerdekat
- GelombangData mengenai tinggigelombang dalam kisaranwaktu tertentu (tahunan).
Survei Lapangan BMKG
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
24/86
No Jenis data UraianMetode Perolehan Data
Primer Sekunder- Pasang Surut
Data mengenai perbedaann
tinggi muka air laut hariandan bulanan dan arahpergerakan air saat pasangsurut di sekitar pulau.
Survei Lapangan Dishidros TNIAL, BMKG
Terdekat,Syahbandar,B akosurtanal
- Bathimetri SurveiLapangan
Dishidros TNIAL,Bakosurtanal
4 Hidrologi(Optional)
Identifikasi keberadaan dan kondisiair tawar di pulau, meliputi:
a. Air permukaan/tubuh airKeberadaan dan fisik pengaliranair tawar (Sungai, danau, rawa,mata air, kolam penampungan,dll) dan kapasitas sumber airtawar (kualitatif)
SurveiLapangan,wawancara
b. Air tanah (potensi danketerbatasan)Gambaran kualitatif potensi danketerbatasan air tanah di pulau,dapat dilihat dari kondisi airsumur yang ada di pulau pada
waktu musim hujan maupunmusim kemarau.
SurveiLapangan,wawancara
5 Keadaan FisikPulau
a. TopografiData mengenai gambaran bentukpermukaan pulau terkait dengankemiringan relatif pulau, terdiridari datar, landai, bergelombang,berbukit dan bergunung.
SurveiLapangan
Bakosurtanal,Dittopad
b. Bentuk Lahan/GeomorfologiData mengenai bentukpermukaan pulau akibat prosesgeomorfologi atau pembentukanpermukaan pulau, misalnyaakibat proses pengendapanfluvial dan erosi
SurveiLapangan,interpretasicitra
Bakosurtanal,DishidrosdanInstansiLainnya
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
25/86
No Jenis data UraianMetode Perolehan Data
Primer Sekunderc. Asal-usul (Genesis) Pulau
Informasi asal-usul pembentukan
pulau, misalnya pulau benua,pulau vulkanik, pulau karangtimbul, dan pulausedimen/pengendapan materialdasar laut
SurveiLapangan
PuslitbangGeologi
KementerianESDM, LIPI
d. Penutupan Lahan ( Landcover )
Data mengenai penutupan lahanmeliputi kelas-kelas penggunaanlahan dan luas tiap kelaspenggunaan lahan yang ada di
pulau (Km 2 atau Hektar)
SurveiLapangan,interpretasicitra
Bakosurtanal
e. Kemiringan Lereng ( optional )Data mengenai kelas kemiringanlereng pulau, meliputi datar (0 - 3%), landai (3 - 8 %), miring (8 – 15%), terjal (> 15 %). Datakemiringan lereng perludicocokkan dengan hasilpenurunan kemiringan lerengdari data tiga dimensi pulau
SurveiLapangan
Bakosurtanal
f. Morfologi pantaiUraian mengenai tipe dan jenismaterial penyusun pantai,misalnya pantai berpasir, pantaiberlumpur, pantai bervegetasimangrove dll
SurveiLapangan,interpretasicitra
Bakosurtanal
g. GeologiInformasi mengenai jenis batuandasar penyusun pulau
SurveiLapangan
PuslitbangGeologiKementerianESDM,Bakosurtanal
6 Ekosistem danSumberdayaHayati Pesisir
a. Terumbu karangData terumbu karang yangdiambil meliputi jenis, persenpenutupan, dan biota asosiasi.Sebaran terumbu karang dengankondisi baik, sedang dan burukdiperoleh melalui interpretasicitra dan ground check .
SurveiLapangan,interpretasicitra (sebaran)
LIPI,PerguruanTinggi danLembagaPenelitian
b. LamunBerisi informasi mengenai jenis
SurveiLapangan,
sda
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
26/86
No Jenis data UraianMetode Perolehan Data
Primer Sekunderlamun, kerapatan jenis, dankerapatan rata-rata serta
sebaran spasial di perairansekitar pulau, serta biota yangberasosiasi.
interpretasicitra (sebaran)
c. MangroveUraian mengenai jenis, komposisi
jenis, kerapatan jenis, frekuensi jenis, luas area penutupan, nilaipenting jenis, dan biota yangberasosiasi.
SurveiLapangan,interpretasicitra (sebaran)
LIPI,PerguruanTinggi,Litbangkementeriandan LembagaPenelitian
d. Vegetasi PantaiUraian mengenai jenis dan luasformasi vegetasi (M 2 atau Km 2)dan biota yang berasosiasi
SurveiLapangan,interpretasicitra (sebaran)
LIPI,PerguruanTinggi,Litbangkementeriandan LembagaPenelitian
7 SumberdayaNon-HayatiPesisir
a. Mineral/TambangData mineral tambang di daratandan perairan pulau, misal nikel,bauksit, timah, batubara dll
SurveiLapangan,Wawancara
KementerianESDM
b. Energi Kelautan
Identifikasi potensi energikelautan yang bersifat non-exhaustive (tak pernah habis),seperti energi angin, gelombang,panas bumi dan OTEC ( OceanThermal Energy Conversion )
Survei
Lapangan,Wawancara
Kementerian
ESDM, LIPI,PerguruanTinggi
8 Kualitas perairan a. Fisika perairanBerisi informasi mengenaikedalaman laut, kecerahan air,kekeruhan dan temperatur/suhuperairan.
SurveiLapangan
Dishidros,LIPI,PerguruanTinggi,
Litbangkementeriandan LembagaPenelitian.
b. Kimia perairanData kimia perairan yang diambilmeliputi padatan pH, salinitas,oksigen terlarut (DO),Untuk pulau-pulau kecil yang adaaktivitas dan bekaspertambangan dilakukan
pengukuran Ammonia (NH 3 -N)+,
SurveiLapangan
PerguruanTinggi,Litbangkementeriandan LembagaPenelitian.,BAPEDALDA
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
27/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
28/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
29/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
30/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
31/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
32/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
33/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
34/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
35/86
Pengambilan data terumbu karang dilakukan dengan penyelaman ( Scuba Dive ) pada lokasi
yang sudah ditentukan berdasarkan hasil identifikasi lokasi penyelaman. Metode
pengambilan data biofisik terumbu karang untuk menentukan komunitas bentik sesil di
terumbu karang berdasarkan bentuk pertumbuhan ( life-form ) dalam satuan persen, dan
mencatat jumlah biota bentik yang ada sepanjang garis transek menggunakan metode line
intercept transect (LIT) mengikuti English et al. (1997). LIT ditentukan pada garis transek 0-
50 m. Seluruh biota dan substrat yang berada tepat di garis tersebut dicatat dengan
ketelitian tiap sentimeter. Identifikasi biota pengisi habitat dasar didasarkan pada bentuk
pertumbuhan ( life-form ) dengan kode identifikasi mengacu pada English et al. (1997) dan
Veron (2000).
Metode ini melibatkan dua orang penyelam, dimana penyelam pertama yang
membentangkan rollmeter sejajar dengan garis pantai dan penyelam kedua melakukan
pengukuran transisi substrat dasar. Garis transek dimulai dari kedalaman dimana masih
ditemukan terumbu karang (± 25 m) sampai di daerah pantai mengikuti pola kedalaman
garis kontur. Umumnya dilakukan pada tiga kedalaman yaitu 3 m, 5 m dan 10 m,
tergantung keberadaan karang pada lokasi di masing-masing kedalaman. Panjang transek
digunakan 30 m atau 50 m yang penempatannya sejajar dengan garis pantai pulau.
Gambar 10 Cara pencatatan data koloni karang pada metode transek garis (English et al,1994).
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
36/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
37/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
38/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
39/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
40/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
41/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
42/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
43/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
44/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
45/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
46/86
dimana D i adalah kerapatan jenis i, n i adalah jumlah total individu dari jenis i dan A
adalah luas total area pengambilan contoh (luas total petak contoh/plot).• Penutupan Spesies ( PC i) adalah perbandingan antara luas area penutupan jenis i (C i)
dan luas total area penutupan untuk seluruh jenis (A) :
PCi = (Ci / A) x 100
d. Mangrove
Berdasarkan data-data mangrove yang telah diidentifikasi di lapangan berupa spesies,
jumlah individu dan diameter pohon, dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk memperoleh
kerapatan jenis, frekuensi jenis, luas area penutupan, dan nilai penting jenis suatu spesies
dan keanekaragaman spesies.
● Kerapatan Jenis (D i) adalah jumlah tegakan jenis i dalam suatu unit area:
Di = n i / A
dimana D i adalah kerapatan jenis i, n i adalah jumlah total individu dari jenis i dan A
adalah luas total area pengambilan contoh (luas total petak contoh/plot)● Kerapatan Relatif jenis (RD i) adalah perbandingan antara jumlah tegakan jenis i (n i ) dan
jumlah total tegakan seluruh jenis (∑ n):
RDi= ( n i∑ n)x 100 ● Frekuensi Jenis (F i) adalah peluang ditemukannya jenis i dalam petak contoh/ plot yang
diamati:
Fi= p i/∑p
Dimana, F i adalah frekuensi jenis i, p i adalah jumlah petak contoh/ plot dimana
ditemukan jenis i, dan p adalah jumlah total petak contoh/plot yang diamati.● Frekuensi Relatif Jenis (RF i) adalah perbandingan antara frekeunsi jenis i (F i) dan jumlah
frekuensi untuk seluruh jenis (∑F):
RFi= (Fi/∑F)x 100 ● Penutupan jenis (C i) adalah jenis luas penutupan jenis i dalam suatu unit area:
Ci=∑BA/A
Dimana BA= πDBH2/4 (dalam cm 2), π (3,1416) adalah suatu konstanta dan DBH adalah
diameter batang pohon dari jenis i,A adalah luas area pengambilan contoh (luas totalpetak contoh/ plot). DBH= CBH adalah lingkaran pohon setinggi dada.
● Penutupan Relatif Jenis ( RC i) adalah perbandingan antara luas area penutupan jenis i
(Ci) dan luas total area penutupan untuk seluruh jenis (∑C) :
RCi = (Ci / ∑C) x 100 ● Jumlah nilai kerapatan relatif jenis ( RD i), frekuensi relatif jenis (RF i), dan penutupan
relatif jenis (RC i) menunjukkan Indeks Nilai Penting (INP i):
INPi = RDi + RFi + RCi
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
47/86
Nilai penting suatu jenis berkisar antara 0 dan 300. Nilai penting ini memberikan suatu
gambaran mengenai pengaruh atau peranan suatu jenis tumbuhan mangrove dalam
komunitas mangrove.• Indeks Keanekaragaman (H’). Keanekaragaman jenis ( species diversity ) vegetasi
mangrove ditentukan dengan indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener (H’) (Odum,
1971) dengan formula sebegai berikut :
H’ = -∑ Pi ln P i
dimana : H’ = Indeks Keanekaragaman
P i = (n i / N)
n i = jumlah individu dari jenis ke-i
N = jumlah total seluruh individu
Kisaran nilai indeks keanekaragaman Shannon Wienner diklasifikasikan sebagai berikut :
H’ < 1 = Keanekaragaman jenis kecil dan komunitas rendah
H’ < 1 < 3 = Keanekaragaman jenis sedang dan komunitas sedang
H’ > 3 = Keanekaragaman jenis tinggi dan komunitas tinggi
• Indeks Kemerataan (E). Keseragaman jenis vegetasi mangrove ditentukan denganindeks kemerataan (Brower and Zar, 1977), dengan formula sebagai berikut :
E = H’ / H maks’
H maks’ = ln SDimana ;
H’ = Indeks Keanekaragaman
S = Jumlah Jenis
Nilai keseragaman berkisar antara 0 – 1. Apabila nilai E mendekati 0, maka sebaran
individu antara jenis tidak merata dan apabila nilai E mendekati 1, maka sebaran
individu antara jenis merata.
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
48/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
49/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
50/86
Tabel 12 Matriks hasil analisis SWOT
Peluang Ancaman
Kekuatan SO1SO2
SO3
SOn
ST1
ST2
ST3
STn
Kelemahan WO1
WO2
WO3
WOn
WT1
WT2
WT3
WTn
Tabel 13. Ranking alternatif pemanfaatan
No Unsur SWOT KeterkaitanJumlahBobot
Rangking
Pemanfaatan SO
1. SO1 S1, S2, S., Sn , O1, O2, O., On
2. SO2 S1,S2,Sn, O1, O2, Sn
3. SO3 S1, S2, S4, Sn, O1, O2, On
Pemanfaatan ST
4. ST1 S1, S2, Sn, T1, T2,Tn
Pemanfaatan WO
5. WO1 W1, W2, Wn, O1, O2, Wn
6. WO2 W1, W2, Wn, O1, O2, On
7. WO3 W1, W2, Wn, O1, O2, On
Pemanfaatan WT
8. WT1 W1, W2, Wn, T1, T2,
9. WT2 W1, W2, Wn, T1, T2, Tn
10. WT3 W1, W2, Wn, T1 , T2, Tn
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
51/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
52/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
53/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
54/86
f. Pertambangan Non Ekstraktif
g. Industri
h. Pariwisata
VI. Lingkungan
a. Kualitas Perairan
- Fisika Perairan (3 Sampel Kedalaman)
- Kimia Perairan (3 Sampel Kedalaman)
b. Permasalahan Lingkungan
- Kerentanan Bencana dan Upaya Mitigasi
VII. Sarana dan Prasarana
- Sarana Transportasi
- Sarana Penerangan
- Sarana Air Bersih
- Sarana Kesehatan
- Sarana Pendidikan
- Sarana Peribadatan
- Sarana Pendukung Kepemerintahan
- Sarana Pendukung Wisata
- Sarana Sanitasi Lingkungan
- Sarana Perikanan dan Kelautan
VIII. Peluang Investasi
- Jenis Kegiatan Investasi yang sudah berkembang
- Kegiatan Promosi yang sudah dilakukan- Peraturan tentang Investasi
- Profil investor yang sudah menanamkan modalnya di lokasi pulau
- Kendala umum yang dihadapi dalam mewujudkan kegiatan investasi
- Langkah-langkah yang telah diambil dalam menghadapi permasalahan
IX. Potensi dan Arahan Pengembangan
- Potensi Pengembangan Pulau
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
55/86
- Arahan Pengembangan Pulau dari Hasil Analisis (Metode SWOT)
- Arahan Pengembangan Pulau oleh Masyarakat
X. Kendala Pengembangan
- Kendala Pengembangan Pulau
Susunan laporan terdiri dari Peta-peta, Dokumentasi survei dan Data hasil survey. Prosedur
penyajian peta (data spasial) dalam pedoman ini mengacu pada Kepmen Kelautan dan
Perikanan No. 15 Tahun 2006 yang mengatur mengenai Sistem Datum, Proyeksi dan Grid
Peta, Simbol dan/atau Notasi Unsur, Sistem Penomoran Indeks Peta, dan Layout (Komposisi
Peta) dan penyajian data non spasial dilakukan dengan beberapa cara, yaitu tabel, grafik,deskripsi, dan audiovisual. Peta-peta, dokumentasi survei dan data hasil survey yang
disajikan meliputi:
1. Peta
a. Peta Administatif Pulau
b. Peta Citra Satelit Lokasi Pulau
c. Peta Penggunaan Lahan
d. Peta Tutupan Mangrove
e. Peta Sebaran Terumbu Karang
f. Peta Sebaran Padang lamun
g. Peta Vegetasi Pantai
h. Peta Lokasi Sampel Penggunaan Lahan
i. Peta Lokasi Sampel Tutupan Mangrove
j. Peta Lokasi Sampel Terumbu Karang
k. Peta Lokasi Sampel Padang lamunl. Peta Lokasi Sampel Air Tanah
m. Peta Sebaran Kedalaman Air tanah ( Isodepth )
n. Peta Sebaran Salinitas Air Tanah ( Isosaline )
2. Dokumentasi Kegiatan
a. Foto hasil survei lapangan
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
56/86
3. Data Hasil Survei
a. Titik koordinat pengambilan sampel lapangan
- Penggunaan Lahan
- Tutupan Mangrove
- Terumbu karang
- Padang Lamun
- Vegetasi Pantai
- Air Tanah (Lokasi Sumur)
b. Titik koordinat sarana dan prasarana di pulau
c. Catatan lapangan (Scan)
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
57/86
BAB VIIIPENUTUP
Kegiatan identifikasi potensi sumberdaya pulau-pulau kecil merupakan tugas Pemerintah,Pemerintah Daerah dan Stakeholder dalam rangka penyediaan data dan informasi awal
pengelolaan pulau-pulau kecil sebagaimana diamanatkan oleh UU Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, PP tentang Pemanfaatan PPK Terluar, Permen mengenai
Rencana Zonasi Wilayah Pulau-Pulau Kecil, dan Permen mengenai Pemanfaatan Pulau-
pulau Kecil dan Perairan disekitarnya.
Kegiatan identifikasi potensi merupakan kegiatan yang strategis sehingga dibutuhkan
panduan yang sama bagi pelaksana di lapangan. Panduan yang lengkap dan sistematisdapat memberikan landasan dalam pembentukan persepsi dan tindakan yang sama bagi
para pelaksana dalam mengidentifikasi dan memetakan potensi sumberdaya serta
menyusun rekomendasi pengelolaan pulau-pulau kecil.
Pedoman Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya Pulau-pulau Kecil diharapkan
mampu mengarahkan upaya penyediaan informasi potensi sumberdaya secara lengkap dan
akurat sehingga mampu menunjang upaya optimalisasi pengelolaan pulau-pulau kecil di
masa yang akan datang.
DIREKTUR JENDERAL
KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL,
ttd.
SUDIRMAN SAAD
Disalin sesuai dengan aslinya
Kabag Hukum, Organisasi dan Humas
Hanung Cahyono
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
58/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
59/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
60/86
Kuesioner Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya PPK1
KUISIONER
Nama Surveyor :
Tanggal :
Nama Pulau :
Nama Desa :
Nama Kecamatan :
Nama Kabupaten :
Nama Provinsi :
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
61/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
62/86
Kuesioner Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya PPK3
A. Kondisi Umum PulauNama Pulau :Sejarah NamaPulau (Jika Ada)
:
Letak Geografis : LS . . . . , LU . . . . , BB . . . . , BT . . . .Letak Administratif(Mulai yangterendah)
:
Luas Pulau : ........................Hektar atau Km 2
Batas WilayahPulau
: Utara................................................................Selatan.............................................................Barat................................................................Timur................................................................
Aksesibilitas : Dari Ke Sarana Transportasi Jarak dan WaktuTempuh
Provinsi Kabupaten ...................................... ..........................
Kabupaten Kecamatan ...................................... ..........................
Kecamatan Lokasi Pulau ..................................... ..........................
Status Kawasan a. Kawasan Konservasi Perairanb. Kawasan Taman Nasional Lautc. Kawasan Strategis Nasionald. Lain-lain……………………………………………
Status Pulau a. Pemerintah/Pemerintah Daerahb. Hak ulayat/adatc. Swasta/asingd. Lain-lain………………………………………….
Memiliki RencanaTata RuangWilayah (RTRW)
: Ya/Tidak
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
63/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
64/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
65/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
66/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
67/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
68/86
Kuesioner Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya PPK9
5. Jenis Biota Endemik/Langka
No. Biota Mangrove Biota Non Mangrove Keterangan1.
2.3.4.5.
6. Program yang telah dilakukan dalam kaitan dengan kelestarian kawasan
No. Program Kawasan1.2.3.4.5.
C. Vegetasi PantaiFormasi Jenis Luas Formasi (m 2) Biota yang Berasosiasi
Pes Caprae a. Kangkung lautb. Rumput anginc. Bakungd. Pandane. Bebakauan
Barringtonia a. Nyamplungb. Pandanc. Mengkudud. Kepuhe. Ketapangf. Pakis hajig. Dadap
h.
Warui. Cemara Laut
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
69/86
Kuesioner Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya PPK10
IV. SUMBERDAYANON HAYATI PESISIR
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
70/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
71/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
72/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
73/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
74/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
75/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
76/86
Kuesioner Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya PPK17
VI. LINGKUNGAN
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
77/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
78/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
79/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
80/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
81/86
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
82/86
Kuesioner Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya PPK23
VIII. PELUANGINVESTASI
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
83/86
Kuesioner Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya PPK24
- Jenis Kegiatan Investasi yang sudah berkembang
Jenis Kegiatan InvestasiPemilik
Usaha/AsalKebangsaan
Lokasi Usaha Nilai InvestasiJumlah Tenaga
Kerja
a. Bidang Kelautan dan Perikanan
• Penangkapan1. Tuna2. ...................3. ...................
• Budidaya1. Kerapu2. ...................3. ...................
• Pengolahan1. Terasi2. ...................3. ...................
• Lain-lainb. Bidang Pariwisata
• Penginapan• Diving• Surfing• Lain-lain
c. Bidang ................. • .................• .................• .................
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
84/86
Kuesioner Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya PPK25
- Profil investor yang sudah menanamkan modalnya di lokasi pulau
Nama Perusahaan : ...........................................................................
Nama Pemilik : ..........................................................................
Jenis Investasi : 1. PMDN2. PMA (asal negara).........................................
Alamat Perusahaan : ...........................................................................
Kegiatan Usaha : ...........................................................................
Nilai Investasi (Rp.) : ...........................................................................
Status Perizinan/Nomor Perizinan : ...........................................................................
Pola/model investasi yang dilakukan
a. Keterlibatan masyarakat : ...........................................................................
b. Sharing terhadap PEMDA : ...........................................................................
c. CSR (Company SocialResponsibility )
:...........................................................................
Masa Berlaku Perizinan : ...........................................................................
- Kendala umum yang dihadapi dalam mewujudkan kegiatan investasi
1. ........................................................................... …………………………………………
2. ........................................................................... …………………………………………
3. ........................................................................... …………………………………………
4. ........................................................................... …………………………………………
5. ........................................................................... …………………………………………
dst ........................................................................... …………………………………………
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
85/86
Kuesioner Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya PPK26
IX. POTENSIPENGEMBANGAN
PULAU
8/15/2019 Pedum Identifikasi Ppk
86/86
Potensi Pengembangan Pulau
No.Potensi
JenisPengembangan
Arahan Pengembanganoleh Masyarakat
Keterangan
1 Perikanan2 Perkebunan
3 Pertanian
4 Peternakan
5 Pertambangan
6 Perdagangan
7 Perindustrian
8 Pariwisata
9 Konservasi
10 Pendidikan dan Penelitian
11 …