i
LAPORAN
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA
PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANDROID
BAGI GURU-GURU FISIKA SMA DI KUTA
TIM PELAKSANA
Dr. Rai Sujanem, M.Si (Ketua)
NID. 0031106403
Drs. Iwan Suswandi, M.Si (Anggota)
NID. 000846003
Drs. Putu Yasa, M.Si (Anggota)
NID. 0004116103
Dibiayai oleh:
Bana DIPA BLU
Universitas Pendidikan Ganesha
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Nomor SP DIPA/042.01.2.400987/2019 revisi III tanggal 15 Maret 2019
Sesuai dengan Kontrak Pengabdian Kepada Masyarakat
Nomor: 254/UN48.16/PM/2019
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA DAN FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
OKTOBER 2019
ii
iii
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, karena berkat Rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir P2M DIPA
Penerapan IPTEKS “Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis
Android Bagi Guru-guru Fisika SMA di Kuta”.
Dalam perjalanan selama pelaksanaan program P2M Pelatihan dan Pendampingan
Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android Bagi Guru-guru Fisika SMA di Kuta ini,
atas bantuan berbagai pihak, kegiatan ini banyak mengalami penyempurnaan. Proses pelaksanaan
program P2M ini telah dilakukan secara maksimal, namun, kami masih merasakan bahwa
kegiatan program P2M ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
argumentatif dan konstruktif dari berbagai fihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pengalaman kami dalam rangka pelaksanaan P2M berikutnya.
Selama mengerjakan kegiatan program P2M ini, kami banyak mendapat bantuan dan
dorongan baik moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka dalam kesempatan ini, kami menyampaikan rasa terimakasih, rasa hormat, dan
penghargaan yang tulus kepada yang terhormat:
1) Rektor Undiksha, atas bantuan dana yang disediakan untuk pelaksanaan program P2M
IPTEKS “Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis
Android Bagi Guru-guru Fisika SMA di Kuta” ini.
2) Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Undiksha yang
telah menyetujui proposal P2M ini untuk didanai.
3) Dekan FMIPA Undiksha selaku pimpinan FMIPA.
4) Kepala SMA Negeri 1 Kuta dan SMA Kutapura Kuta yang telah memberikan izin penggunaan
ruang multimedia dan ruang kelas untuk pelaksanana P2M.
5) Guru-guru SMA Negeri 1 , SMA Negeri 2 Kuta, SMA Kutapura Kuta, SMA Katolik Soverdi
Tuban, dan SMA Negeri 1 Kuta Utara yang tergabung yang telah berpartisipasi dalam kegiatan
ini.
Semoga semua perhatian, dorongan, bimbingan, amal, sapaan, dan pengorbanan semua
fihak yang telah diberikan kepada kami dalam kegiatan P2M IPTEKS “Pelatihan dan
Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android” ini, memperoleh karunia
dari Ida Hyang Widhi Wasa. Semoga P2M ini bermanfaat.
Singaraja, 31 Oktober 2019
Tim Pelaksana
iv
Daftar Isi
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN …………………………..……………………....................... ii
KATA PENGANTAR.... …………………………..…………………………....................... iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………................... I iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................ ……………….…................. 1
A. Analisis Situasi. ……………..............…................... ................ 2
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah …………….......…….......
C. Tujuan Kegiatan ……………………………………..…......…
D. Manfaat Kegiatan ....………………………………......…...….
5
6
6
BAB II METODE PELAKSANAAN.…………………………............................... 8
A. Kerangka Pemecahan Masalah .…............................................ 8
B. Khalayak Sasaran …………………………………….............. 8
C. Keterkaitan ……………………………………………............ 8
D. Prosedur Pelaksanaan …………………………………........... 9
E. Rancangan Evaluasi ……………………………………..…... 10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. …………………………………………….. 11
A. Hasil ....................... .....................…........…………….….…. 11
B. Pembahasan ........................................................................... 21
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………… 23
A. Simpulan ……………………………………………..…….. 23
B. Saran-saran …………………………………………………… 23
DAFTAR PUSTAKA …….….....….. …...…………….….......................................... 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………………… 26
v
Daftar Tabel
Halaman
Tabel 3.I
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Materi pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika dengan
program android……………….…................. ………………….
12
Hassil-hasil pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika
dengan program android……..............…..................... ................
Produk Media Pembelajaran Fisika berbasis Android …………
19
20
vi
Daftar Gambar
Halaman
Gambar 3.I
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Pembukaan P2M Penerapan Ipteks …......... ……………………. 11
Foto Kegiatan Pelatihan Pembuatan Media dengan program
android……..............…..................... .........................................
Tampilan awal halaman https://www.appsgeyser.com/ ………..
Tampilan Pop Up untuk pendaftaran ……………….…………
Tampilan Dashboard AppsGeyser saat pertama kali login atau
belum ada aplikasi yang sudah dibuat ……………….…………
AppsGeyser akan mengirim l ke inbox untuk memverifikasi
email ……..............…..................... .............................................
Kegiatan pendampingan pertama pembuatan media di ruang
Multimedia SMA Negeri 1 Kuta ………………………………
Kegiatan pendampingan kedua pembuatan media di ruang
Multimedia SMA Negeri 1 Kuta ……..............…........................
Implementasi Media Pembelajaran Fisika berbassi Android di
kelas SMA Kutapura ……..............…..................... ...................
11
15
16
17
17
18
18
19
https://www.appsgeyser.com/
vii
Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Daftar Hadir Peserta Pelatihan ……………….…....................... 27
Media Pembelajaran fisika berbasis Android ..............................
Modul Pelatihan Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media
Pembelajaran Fisika berbasis Android ………………………….
Produk Media Pembelajaran Fisika berbasis Android …………
Foto Kegiatan P2M Pada Saat Pembukaan dan Pelatihan
Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android………
. Foto Kegiatan P2M Pada Saat Pendampingan dan Implementasi
Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android ………………….
30
38
47
52
54
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah, Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu Pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan Era
globalisasi sekarang ini, berbagai institusi di tanah air terus mengembangkan implementasi
teknologi informasi dan komunikasi yang bahasa trend-nya kita kenal dengan Information
Communication Technology (ICT). Dengan semakin cepat berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka semakin cepat usang pula pengetahuan dan teknologi yang kita miliki. Untuk
mengimbanginya harus selalu dilakukan Updating dan Upgrading pada beberapa sisi, mulai dari
managemen, human resources, sistem kerja organisisasi, sarana dan prasarana pendukung,
pendanaan, dan hal-hal lain yang terkait. ICT hanyalah sebagai salah satu bagian dari system
informasi. ICT merupakan salah satu sub sektor teknologi yang melahirkan banyak terobosan
baru dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran.
Pendayagunaan ICT untuk pendidikan telah menjadi pilihan bagi berbagai institusi untuk
peningkatan efisiensi dalam pembelajaran. Demikian pula dengan pendayagunaan teknologi
multimedia dan perangkat ICT lainnya, dapat memanfaatkan fungsi otak kanan siswa dan
memanfaatkan memori jangka panjang anak didik sambil mengasah kemampuan berfikir dan
berkreasi (Firman, 2003).
Seiring dengan era globalisasi ini, perkembangan media ICT sangat pesat. Pada jamans
sekarang sudah diterap kan pembelajaran Lebih lanjut menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun
2007 ditetapkan bahwa salah satu Kompetensi Pedagogik yang harus dimiliki guru fisika SMA
adalah mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran. Sementara untuk kompetensi Profesional, guru fisika SMA harus mampu
memanfaatkan ICT untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Ini menunjukkan bahwa
kemampuan memanfaatkan ICT bukanlah hanya menjadi monopoli bagi guru bidang ICT saja,
tetapi guru fisika juga wajib untuk mampu memanfaatkan ICT.
2
Konteks pembelajaran yang terkait dengan ICT seharusnya meliputi: (1) kerja mandiri
dan berinteraksi dengan materi pembelajaran, (2) bekerja secara kolaborasi dengan teman pada
tempat yang berlainan, baik secara serempak atau tidak, di mana kedua cara ini mungkin akan
menjadi multimedia, (3) siswa magang kerja dan berinteraksi dengan para pekerja yang lebih
berpengalaman, supervisor, atau instruktur, (4) sebagai instruktur, supervisor atau kolega yang
lebih pengalaman untuk kolega-kolega lain yang kurang berpengalaman. (Saba, dalam Sujanem,
2006).
Salah satu ciri pengelolaan pembelajaran fisika yang berkualitas di sekolah adalah
terciptanya proses pembelajaran yang memperhatikan karakteristik dari fisika sebagai produk
dan proses yang tercemin mulai dari tahap penyusunan perencanaan, pelaksanaan sampai pada
proses evaluasi. Untuk mewujudkan kualitas pendidikan tersebut, maka peran kompetensi
profesional guru fisika sangatlah penting dan mutlak diperlukan. Komitmen pemerintah untuk
meningkatkan kompetensi profesional guru termasuk guru fisika di sekolah agar menciptakan
pendidikan yang berkualitas ditandai dengan lahirnya beberapa kebijakan, antara lain
Permendikbud No 65 Tahun 2013 yang telah diubah menjadi Permendikbud No 22 tahun 2016
Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Berdasarkan peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 22 tahun 2016, pembelajaran diharapkan dapat
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Salah satu ciri pengelolaan pembelajaran IPA (fisika) yang berkualitas di sekolah adalah
terciptanya proses pembelajaran yang memperhatikan karakteristik dari fisika sebagai produk
dan proses yang tercemin mulai dari tahap penyusunan perencanaan, pelaksanaan sampai pada
proses evaluasi (Kemdikbud, 2016). Untuk mewujudkan kualitas pendidikan tersebut, maka
peran kompetensi profesional guru fisika sangatlah penting dan mutlak diperlukan. Komitmen
pemerintah untuk meningkatkan kompetensi profesional guru termasuk guru fisika di sekolah
agar menciptakan pendidikan yang berkualitas ditandai dengan lahirnya beberapa kebijakan,
antara lain PP No No 22 Tahun /2016 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 22 tahun
2016, pembelajaran diharapkan dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
3
A. Analisis Situasi
Salah satu paradigma pendidikan abad 21 adalah keterampilan menggunakan media
informasi digital (Ananiadou dan Claro, 2009). Pendidikan pada abad 21 ini menuntut
pembelajaran berbasis TIK/ICT (Information Communication and Technogy). Guru sebagai
penyelenggara pembelajaran di era global harus memiliki kompetensi menggunakan TIK,
terutama penggunaan komputer dan internet. Hal ini sesuai (Depdiknas, 2008). pasal 3 yang
menjelaskan tentang 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh Kemampuan yang harus dimiliki
seorang guru, yaitu yaitu kompetensi pedagogik, Kompetensi pedagogik berisikan poin yang
merupakan pemanfaatan teknologi pembelajaran. dengan salah satu Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No 74 Tahun 2008.
Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 yang telah diubah menjadi Peraturan
Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Undang-undang
dan Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan bahwa guru harus memiliki kualifikasi minimum
dan kompetensi sesuai dengan bidangnya. Kompetensi disini dapat diartikan sebagai seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dengan demikian, guru
yang kompeten adalah guru yang mempunyai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan
profesi sebagai seorang guru. Menjelang abad dua puluh satu, tantangan pelaksanaan pendidikan
di sekolah semakin berat. Setidaknya ada tiga aspek yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan
saat ini, yaitu aspek globalisai, teknologi dan inovasi, dan bagaimana cara siswa belajar. Salah
satu aspek dari 21st adalah keterampilan menggunakan media informasi digital (Ananiadou dan
Claro, 2009).
Berdasarkan wawancara dengan guru-guru Fisika SMA di kecamatan Kuta dan Kuta
Utara, terungkap bahwa kegiatan pembelajaran fisika selama ini masih diwarnai model
konvensional, ada beberapa penerapan model pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum 2013.
Namun, seiring dengan perkembangan ICT yang begitu pesat, pemanfaatan Imedia ICT belum
tersentuh sama sekali. Padahal berdasarkan info dari siswa dan guru. Siswa sekarang sudah bisa
bawa handphone (HP) ke sekolah. Hp yang dipergunakan oleh para siswa dan guru sekarang
rata-rata adalah HP pintar (smartphone). Namun, hp tidak digunakan dalam pembelajaran, tapi
di simpan pada suatu loker. Hp smartphone dimanfaatkan di luar jam pelajarn, pas istirahat. HP
dipergunakan sebagai media sosial, selfie dengan teman atau grup. Di sekolah juga sudah ada
4
grup untuk memudahkan informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi, Hp smartphone
dapat dipergunakan dalam pembelahran fisika SMA. Hp dapat dipergunakan sebagai sumber
pembelajaran, sebagai informasi dalam pembelajaran. Sangat disayangkan hp pintar hanya
dimanfaatkan sebatas medsos dan keperluan selfie.
Kemunculan smartphone dengan sistem operasi yang saat ini sedang berkembang, yakni
Android memungkinkan siswa bisa mencari informasi yang luas di manapun dan kapanpun siswa
berada. Kemudahan dan sifat mobile dari sistem operasi Android membuat kesan praktis karena
mudah untuk dibawa kemana saja. Android merupakan salah satu sistem operasi mobile yang
tumbuh di tengah sistem operasi lain yang berkembang saat ini. Sistem operasi lain seperti
Windows Mobile, i-Phone, Symbian, dan masih banyak lagi juga menawarkan kekayaan isi dan
keoptimalan berjalan di atas perangkat keras (hardware). Menurut Joseph (2013:13), Android
menguasai pasar dengan jumlah penjualan mencapai 37,19% selanjutnya iOS 27,18%,
Blackberry 3,27%, Symbian 7,98%, dan sisa untuk OS lain. Survei diambil pada bulan Maret
tahun 2013. Penelitian ini mengembangkan aplikasi Android karena selain merupakan sistem
operasi yang terkenal dan banyak digunakan saat ini, aplikasi Android juga bersifat open source,
yakni memungkinkan untuk dikembangkan dalam pelbagai bentuk ragam aplikasi.
Hasil wawancara dengan para guru fisika SMA Negeri dan Swasta di kecamatan Kuta,
dan Kuta Utara diperoleh info bahwa mereka memang belum pernah mememanfaatkan media
pembelajaran fisika berbasis android. Hal ini disebabkan karena mereka belum mehamahi
pemanfaatan media berbasis android yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran fisika.
Selama ini juga mereka menyampaikan belum pernah mendapatkan workshop atau pelatihan
khusus terkait media berbasis android. Atas dasar ini para guru fisika SMA di kecamatan Kuta,
dan Kuta Utara sepakat untuk pelatihan selama ini mereka belum pernah mendapatkan sehingga
berharap bisa mendapatkan pelatihan media fisika berbasis android. Atas dasar ini, kami
menetapkan pengabdian masyrakat ini dalam bentuk pelatihan pembuatan media fisika berbasis
andorid. Media fisika masih sangat terbatas. Ada beberapa hal penyebab keterbatasan
pemanfaatn Hp/smartphe berbasis android, para guru memang belum pernah mendapat pelatihan
pemanfaatan media tersebut. Hal ini belum sejalan dengan harap pendidikan pada abad 21 ini.
Finkelstein (2006) mengatakan bahwa komputer dapat digunakan untuk menunjang
pelaksanaan praktikum fisika, baik untuk mengumpulkan data, menyajikan, dan mengolah data.
Selain itu, komputer juga dapat digunakan untuk memodifikasi eksperimen dan menampilkan
eksperimen lengkap dalam bentuk virtual yang disebut “Model Laboratorium Maya atau Virtual
Laboratory Model (VLM)”. Namun demikian, kemajuan teknologi komunikasi dan informasi
5
sangat pesat dan telah merambah banyak aspek kehidupan manusia, belum banyak dimanfaatkan
oleh fihak sekolah dalam kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan teknologi informasi, khususnya
pemanfaatn computer di kalangan institusi pendidikan pada berbagai jenjang dan jenis
nampaknya masih belum merata, kecuali pada perguruan tinggi umumnya telah akses dengan
teknologi internet ini. Pada jenjang dan jalur pendidikan lain seperti SMA dan SMP, di mana
proses belajarnya relatif masih konvensional (tatap muka), yang sesungguhnya sudah tidak lagi
mampu memenuhi kebutuhan pendidikan untuk masyarakat yang semakin kompleks,
memerlukan inovasi dan media yang mampu menangulanginya.
Aplikasi Android bisa dikembangkan dengan pelbagai macam perangkat lunak untuk
para developer. Aplikasi Android memiliki ekstensi atau format file .apk. Pengembangan aplikasi
Android bisa menggunakan perangkat lunak offline maupun online. Beberapa perangkat lunak
yang dimaksudkan adalah Eclipse, App Inventor, Appsgeyser, Adobe Dreamweaver CS6, dan
masih banyak lagi tergantung dari selera dan gaya para pengembang aplikasi itu sendiri. Namun,
dari sekian banyak perangkat lunak yang beredar, bahasa utama yang digunakan untuk
menjalankan aplikasi Android adalah dengan bahasa pemrograman Java.
Berdasarkan permasalahan fasilitas media yang dihadapi guru-guru fisika yang berkaitan
dengan pembuatan media berbasis android, maka saya memberikan alternatif solusi dengan
memberikan pelatihan pembuatan media apembelajaran fisika berbasis android. Melalui media
pembelajaran fisika berbasis android dapat memberikan kegiatan hand on laboratory activity
untuk mengembangan kemampuan atau keterampilan.
Hasil penelitian Siti Solehah, yaitu hasil belajar fisika menggunakan media pembelajaran
berbasis aplikasi pada smartphone android lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak
menggunakan media pembelajaran berbasis android. Hal ini diperoleh dari beberapa faktor yaitu
dari proses belajar mengajar dan antusias belajar siswa.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa hasil penelitian dan hasil diskusi dengan
Guru-guru SMA di kecamantan Kuta dan Kuta Utara teridentifikasi masalah pemanfaatan
media pembelajaran ICT yang familiar jama global ini belum tersentu. Siswa dan guru telah
memiliki media smartphole yang semestinya dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran,
namun hanya dipergunakan sebabatas medsos, selvie, dna main game.
6
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diidentifikasi di atas, prioritas
permasalahan yang disepakati untuk dipecahkan adalah permasalahan yang dapat dirumuskan
sebagai berikut.
(1) Apakah melalui pelatihan dan pendampingan pembuatan media pembelajaran fisika
berbasis android, guru-guru fisika SMA di kecamatan Kuta dan Kuta Utara dapat
membuat media pembelajaran fisika berbasis android?
(2) Apakah melalui pelatihan dan pendampingan pembuatan media pembelajaran fisika
berbasis android, guru-guru dapat mengimplemtasikan media pembelajaran fisika
berbasis android dalam proses pembelajaran fisika?
Dua permasalahan pokok yang diidentifikasi di sekolah mitra di atas cukup mudah
dipecahkan seiring dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi program media
pembelajaran fisika berbasis android. Permasalahan di atas belum pernah dicoba untuk
dicarikan solusi sehingga permasalahan ini akan terus dihadapi oleh guru. Dua permasalahan
pokok di atas selanjutnya menjadi fokus yang dipecahkan dalam kegiatan pengabdian
masyarakat ini.
C. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut. 1) Guru-guru fisika SMA di kecamatan
Kuta, dan Kuta Utara dapat membuat media pembelajaran fisika berbasis android. 2) Guru-guru
fisika SMA di kecamatan Kuta, dan Kuta Utara kabupaten Badung dapat mengimplementasikan
media pembelajaran fisika SMA berbasis android dalam proses pembelajaran fisika.
D. Manfaat Kegiatan
Ada tiga manfaat yang diperoleh dari Kegiatan P2M ini, yaitu manfaat untuk guru,
bagi pelaksana P2M, dan sekolah mitra.
Bagi guru, kegiatan P2M ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan guru Fisika SMA tentang pembuatan media pembelajaran, khususnya
pembelajaran fisika SMA berbasis android untuk mendukung implementasi kurikulum 2013.
Peningkatan wawasan dan kemampuan guru ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk
berkreasi lebih lanjut dalam mengoptimalkan kualitas pembelajaran yang diampunya, sehingga
di masa yang akan datang, guru menjadi lebih produktif dan tidak mengalami kesulitan dalam
meniti karir sesuai dengan tuntutan profesionalisme guru. Secara khusus, keikutsertaan guru
7
dalam kegiatan P2M ini memberikan peluang guru memiliki karya-karya inovatif di bidang
pembelajaran fisika. Di samping itu, melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan ini, guru-
guru Fisika untuk dapat mengimplementasikan dalam pembelajaran di kelas.
Bagi pelaksana, kegiatan P2M memberikan peluang untuk mengabdikan kepakaran
yang dimiliki untuk memajukan pendidikan nasional. Mengingat media pembelajaran fisika
SMA berbasis android memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran yang
students centered, memiliki keunggulan dalam memudahkan belajar, dan adaptable bagi siswa,
maka diseminasi kemampuan dan keterampilan dalam membuat media, khususnya multimedia
berbasis komputer, sangat penting dilakukan di kalangan guru yang merupakan garda terdepan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika.
Bagi Undiksha, kegiatan P2M ini di samping sebagai wujud kepedulian lembaga
terhadap permasalahan eksternal dan membangun citra lembaga, UNDIKSHA juga merasa ikut
bertanggungajawab pada peningkatan pendidikan nasional dari tingkat dasar sampai perguruan
tinggi. Sebagai Lembaga pendidikan, UNDIKSHA diharapkan mampu sebagai agent perubahan
pendidikan nasional menuju ke arah yang lebih baik melalui penerapan IPTEKS.
8
BAB II
METODE PELAKSANAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Masalah yang terjadi di lokasi P2M ini adalah pengetahuan dan keterampilan para guru
dalam pembuatan pembelajaran fisika SMA berbasis android sangat kurang. Padahal, melalui
pengetahuan tentang teori pengembangan media pembelajaran, para guru akan bisa melakukan
berbagai inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran fiisika SMA sehingga pelaksanaan
pembelajaran lebih menarik dan siswa lebih mudah untuk belajar. Dengan demikian,
diharapkan kualitas proses dan hasil belajar siswa akan lebih baik. Selain itu, kegiatan ini sangat
bermanfaat bagi guru untuk melakukan berbagai inovasi dalam pelaksanaan proses
pembelajaran dan sekaligus untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam zaman global.
Berdasarkan masalah yang dialami oleh para guru di lokasi P2M yang dilaksanakan ini,
maka hal yang dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan melakukan
kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika berbasis android yang dilanjutkan
pendampingan. Kegiatan pelatihan dilakukan selama satu bulan dalam bentuk kegiatan peer
teaching. Pendampingan yang dilakukan adalah menyangkut pembuatan dan implementasi
media pembelajaran fisika berbasis android di kelas. Kegiatan pendampingan dilakukan selama
dua bulan pada pelaksanaan pembelajaran fisika dengan menggunakan media pembelajaran
fisika berbasis android di kelas pada sekolah masing-masing.
Dengan demikian para guru mendapat pemahaman dan keterampilan secara menyeluruh
tidak sekadar pemahaman secara teoritis saja.
B. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan P2M ini adalah para guru fisika
SMA di kecamatan Kuta, dan Kuta Utara kabupaten Badung. Ada sebanyak 10 orang dipilih
dalam kegiatan pelatihan. Guru-guru fisika yang terpilih adalah guru yang telah memiliki
ketrampilan komputer dasar seperti Sistem Operasi, dan Microsoft Office.
C. Keterkaitan
Kegiatan penerapan teknologi yang berupa pelatihan pembuatan media pembelajaran
fisika berbasis android ini melibatkan fihak terkait seperti: LPM Undiksha Singaraja, MGMP
9
Fisika kabupaten Badung, Dinas Pendidikan kabupaten Badung, SMAN 1, 2 Kuta, SMAN
Kuta Utara, SMA Kutapura, dan SMA Katolik Sorvedia Tuban.
Bagi LPPM Undiksha Singaraja. Lembaga ini akan dapat membantu program
pemerintah khususnya Depdiknas dalam mensosialisasikan, merangsang dan memberi
pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika berbasis Android. Program pelatihan ini akan
sangat bermanfaat dalam menunjang program pemerintah yang mengarah pada pembelajaran
berbasis ICT.
D. Metode Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan media pembelajaran fisika berbasis
Android ini dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.
1) Berkoordinasi dengan MGMP di Kabupaten Badung
Penulis berkoordinasi dengan pengurus MGMP bidang studi Fisika di Kabupaten Badung
tentang kegiatan P2M yang akan dilaksanakan, seperti: Jenis kegiatan, sasaran kegitan,
peserta, tempat dan waktu pelaksanaan. Pada kegiatan koordinasi ini diharapkan akan diperoleh
informasi tentang guru-guru yang aktif dan memiliki keterampilan dasar komputer yang
memadai. Guru-guru ini selanjutnya menjadi khalayak sasaran dari kegiatan P2M ini. Melalui
MGMP, beberapa anggota yang memenuhi kriteria ditunjuk sebagai peserta. Pada kegiatan
koordinasi ini juga dijajagi tempat kegiatan pelatihan dan pendampingan. Pengurus dari salah
satu MGMP bidang studi diharapkan dapat membantu pelaksana menyiapkan prasarana
dan sarana penunjang pelaksanaan kegiatan pelatihan.
2) Pemberian dan pengkajian Materi Pelatihan:
Materi pelatihan berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan guru fisika dalam
pembuatan media pembelajaran fisika berbasis Android. Untuk komponen pengetahuan akan
diberikan materi ajar konsep dasar media dan dasar-dasar pembuatan media pembelajaran fisika
berbasis Android. Untuk komponen keterampilan pembuatan media pembelajaran fisika
berbasis Android.
3) Prosedur pelatihan:
Kegiatan ini direncanakan selama dua bulan untuk pelatihan, dan dua bulan untuk
pendampingan. Kegiatan pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan
tentang teori, konsep-konsep dasar media pembelajaran, konsep dasar media pembelajaran
10
fisika berbasis Android. Pada kegiatan pelatihan, direncanakan dilaksanakan setiap hari sabtu
selama satu bulan. Pada setiap pertemuan, kegiatan diawali dengan kajian konsep-konsep dasar,
kemudian dilanjutkan dengan penggunaan media fisika berbasis android dalam pembelajaran
fisika di kelas. Pada setiap akhir kegiatan, peserta pelatihan diberikan membuat media terkait
yang dikaji dan didiskusikan pada pertemuan berikutnya.
Setelah kegiatan pelatihan berakhir, kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan
implementasi media simulasi praktikum dalam pembelajaran di kelas. Teknis pendampingan,
sebagian dilakukan melalui tatap muka, dan sebagian dilakukan melalui kegiatan forum diskusi
online. Untuk teknis tatap muka, kegiatan pendampingan ini dilakukan secara bergiliran pada
masing-masing sekolah sesuai dengan jadwal di sekolah masing-masing. Untuk kegiatan
pendampingan forum diskusi online, dilakukan setiap hari Sabtu atau sesuai jadwal pelajaran
fisika.
Untuk kegiatan tatap muka, sebelum kegiatan implementasi, peserta terlebih dahulu media
simulasi yang akan diimplementasikan kepada narasumber. Selanjutnya, narasumber
mencermati media peserta dan memberikan masukan-masukan. Narasumber mengamati
implementasi media pembelajaran fisika berbasis android, dan memberikan penilaian-
penilaian. Pada akhir implementasi media simulasi, dilakukan refleksi dan diskusi membahas
pelaksanaan, penyampaian hal-hal yang sudah bagus, dan pemberian saran-saran.
E. Rancangan Evaluasi
Evaluasi kegiatan P2M ini dilihat dari dua aspek, yaitu (1) keterlibatan peserta dan (2)
output kegiatan. Indikator keberhasilan kegiatan dilihat dari dua komponen evaluasi tersebut.
Kegiatan P2M ini menargetkan kehadiran peserta 85% dari peserta keseluruhan. Output yang
ditargetkan adalah dihasilkannya minimal 1 media pembelajaran fisika berbasis Android untuk
mendukung pembelajaran fisika oleh para peserta. Pada akhir kegiatan, media yang terbaik
dari masing-masing kelompok diimplementasikan dalam pembelajaran fisika di kelas.
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Kegiatan P2M penerapan IPTEKS dalam bentuk pelatihan dan pendampingan
pembuatan media pembelajaran fisika SMA berbasis android ini dilaksanakan dalam 2 (dua)
periode, yaitu: (1) kegiatan Pelatihan, dan (2) Pendampingan. Kegiatan pelatihan
dilaksanakan pada tanggal 16 Juni dan 25 Juni 2019 bertempat di ruang Multimedia SMA
Negeri 1 Kuta. Peserta pelatihan berjumlah 10 orang guru fisika SMA yang tersebar pada
SMA Negeri 1 Kuta, SMA Negeri 2 Kuta, SMA Kutapura Kuta, SMA Katolik Sorvedi Tuban,
dan SMA Negeri 1 Kuta Utara. Sebaran peserta pelatihan terdapat pada Lampiran 1. Kegiatan
Pelatihan dan Pendampingan pembuatan media pembelajaran fisika SMA berbasis android
ini dibuka oleh Ketua Panitia. Kegiatan pembukaan ditunjukkan degan foto-foto seperti pada
Gambar 3.1. Ketua Panitia Pelaksana P2M Penerapan Iptek mengharapkan kegiatan P2M ini
supaya ada suatu produk yang dihasilkan bukan sekedar ceramah dan pelatihan begitu saja.
Seiring perkembangan teknologi informasi, silakan manfaatkan media internet untuk
penyampaian kelengkapan informasi. Dalam proses pendampingan nanti, silakan waktu
diatur sedmikian rupa, sehingga para peserta yang berasal dari SMA yang relatif jauh dari
pusat pelatihan di SMA Negeri 1 Kuta betul-betul mendapat pendampingan, sehingga hasil
akhir kegiatan ini ada produk media pembelajaran fisika SMA berbasis android.
Gambar 3.1. Pembukaan P2M Penerapan Ipteks
Gambar 3.2. Foto Kegiatan Pelatihan Pembuatan Media
12
1. Kegiatan Pelatihan
Pada pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika SMA berbasis android ini,
kegiatan dimediasi oleh narasumber yang sekaligus juga sebagai instruktur, yaitu Bapak Dr.
Rai Sujanem, M.Si. dan I Wayan Prajatika, S.Pd. Intruktur adalah seorang pendidik yang
telah memiliki kualifikasi tentang pembuatan media berbasis ICT, dan telah mengikuti
pelatihan program pembelajaran berbasis ICT. Kegiatan pelatihan juga didampingi oleh dosen
pelaksana P2M pembuatan media pembelajaran fisika SMA berbasis android ini. Kegiatan
pelatihan ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Di awal kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika SMA berbasis
android ini adalah kegiatan sosialisasi tentang program P2M IPTEKS. Pada kegiatan
sosialisasi tentang pembuatan Media pembelajaran fisika SMA berbasis android ini, nara
sumber menyampaikan materi tentang konsep media pembelajaran fisika, dasar-dasar
pemrograman dengan program android, dan keunggulan program android. Para peserta diberi
informasi bahwa kegiatan ini bisa dIlakukan secara tatap muka dengan dipandu makalah, dan
dapat juga secara online. Pada makalah pelatihan telah disajikan materi tentang manfaat
android, langkah-langkah pembuatan media pembelajaran fisika dengan program android.
Rangkaian kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika dengan program android
disajikan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1. Materi pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika
dengan program android
NO Materi Pelatihan, Pendampingan, dan Implementasi Alokasi waktu
`I Materi Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android
1. Konsep Dasar Media Pembelajaran Fisika dan Media Android dengan AppsGeyser
2 Jam
2. Pembuatan Modul Pembelajaran Fisika berbasis Android dengan AppsGeyser.
2 jam
3. Pembuatan Media Pembelajaran Fisika .berbasis Android dengan AppsGeyser
2 jam
4. Pembuatan Quis Pembelajaran Fisika .berbasia Android dengan AppsGeyser
2 jam
5. Pembuatan Kombinasi Modul dan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android dengan AppsGeyser
3 jam
13
6. Pembuatan Kombinasi Modul dan Quis Pembelajaran Fisika berbasis Android dengan AppsGeyser
3 jam
7. Pembuatan Kombinasi Modul, Media, dan Quis Pembelajaran Fisika berbasis Android dengan AppsGeyser
3 jam
II Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android
1. Pembuatan Kombinasi Modul dan Media Pembelajaran Fisika
berbasis Android dengan AppsGeyser
3 jam
2. Pembuatan Kombinasi Modul dan Quis Pembelajaran Fisika berbasis Android dengan AppsGeyser
3 jam
3. Pembuatan Kombinasi Modul, Media, dan Quis Pembelajaran Fisika berbasis Android dengan AppsGeyser
3 jam
III Implementasi Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android dengan AppsGeyser di kelas.
1. Implementasi Modul Pembelajaran Fisika berbasis Android
dengan AppsGeyser
2 jam
2. Implementasi Modul dan Media Pembelajaran Fisika berbasis
Android dengan AppsGeyser
2 jam
3. Implementasi Modul, Media, dan Quis Pembelajaran Fisika
berbasis Android dengan AppsGeyser
2 jam
Jumlah 32 jam
Pada awal pelatihan, Narasumber memberikan pengantar terkait media pembelajaran.
Dalam proses belajar pada pelajaran fisika misalnya, perlu diperhatikan karakteristik materi
dan pebelajar, agar tidak mengesankan fisika itu rumit, ditakuti, tidak disukai dan
membosankan (Sihaloo, 2015; Fauzi & Radiyono, 2009). Pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di era globalisasi secara khusus juga berpengaruh pada bidang
pendidikan, teknologi turut serta menjadi bagian dari perkembangan untuk tercapainya tujuan
pendidikan. Banyak penelitian lain juga mengungkap bahwa integrasi teknologi dalam
pembelajaran memberikan kesempatan peserta didik berinteraksi dengan sumber, melacak
informasi dan data, memfasilitasi terjadinya komunikasi antar peserta didik, diskusi,
kolaborasi dan sebagainya selain itu adanya hasil teknologi dan informasi membantu
mempercepat proses pembelajaran di kelas (Kirkwood, 2009). Teknologi memungkinkan
mengubah cara memfasilitasi bagaimana proses belajar berlangsung, mendorong kearah
pebelajar aktif (Laurillard, 2008). Berdasarkan beberapa hasil penelitian diperoleh bahwa
media dapat meningkatkan motivasi peserta didik, meningkatkan hasil belajar siswa
14
(Siswanto, 2011), prestasi belajar peserta didik, meningkatkan minat dan prestasi belajar
fisika Peserta didik (Hess, 2014; Calimag et al., 2014). Efek simulasi media dapat
meningkatkan daya serap dan konsentrasi belajar siswa, mempermudah pemahaman dan
pengertian siswa terhadap materi yang dipelajari (Teoh & Neo, 2007;Jong-Heon).
Selanjutnya, Narasumber memperkenalkan beberapa istilah terkait dengan pelatohan
media berbasis android ini. Istilah mobile learning adalah mengacu pada penggunaan
perangkat bergerak, teknlogi informasi (TI) genggam atau bergerak (mobile), seperti PDA,
telepon genggam, laptop, dan tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran. Mobile learning
merupakan bagian dari elektronik learning (e-learning) sehingga dengan sendirinya, juga
merupakan bagian dari distance learning. Memang suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan
antara mobile - electronic - distance learning. Pada dasarnya konsep mobile learning dari
waktu ke waktu adalah memberi kesempatan pada peserta didik untuk belajar dimana saja
(mobile) dan tidak dibatasi waktu. Pada awalnya konsep mobile learning hanya sebatas teks
singkat (SMS) namun lambat laun meningkat dengan adanya perangkat java untuk
menampilkan gambar. Terlebih sekarang dengan adanya perangkat yang canggih dengan
mengusung sistem operasi, media berupa gambar bergerak/video dapat dimunculkan.
Android merupakan sistem operasi yang tergolong baru, padahal sebelumnya ada
PDA (Personal Device Assisstant) dengan Palm OS atau Windows Mobile dan juga beberapa
ponsel dengan sistem operasi Symbian. Mengapa dengan Android? Android merupakan
sistem operasi pada ponsel pintar atau smartphone. Yang membedakan android dengan sistem
operasi lainnya adalah adanya standar kemampuan pada perangkat keras. Misalnya saja wifi,
android wajib memiliki wifi sehingga semua ponsel yang mempunyai sistem operasi tersebut
siap terhubung dengan jaringan internet. Inilah yang membuat android pasti bisa untuk mobile
learning. Ada beberapa jenis aplikasi android. Salah satu aplikasi android yang digunakan
adalah AppsGeyser. AppsGeyser adalah sebuah tools online (Web) gratis yang
memungkinkan setiap penggunamya untuk megembangkan aplikasi atau game mobile dalam
format kustom Android. Terdapat berbagai macam kategori aplikasi dan game yang bisa
dibuat disini dimulai dari aplikasi messenger, website, map, untuk game sperti flappy brid,
basket, shooting, jump dan banyak lagi. AppsGeyser sendiri mulai menjadi populer sebagai
salah satu Game Maker Online terbaik karena menyajikan kemudahan berupa tampilan yang
user friendly sehingga para pengguna akan merasa lebih mudah dalam menciptakan aplikasi
15
buatannya. Cara pembuatan aplikasi android dengan AppsGeyser sangat mudah dan
sederhana sehingga bisa dilakukan oleh para pemula
Setelah Narasumber memperkenalkan konsep dasar media pembelajaran dengan
android AppsGeyser, selanjutnya para peserta pelatihan mulai dimediasi dalam pembuatan
media pembelajaran fisika berbasis android. Langkah-langkah pembuatan ,media
pembelajaran mengikuti pedoman yang telah disediakan oleh Narasumber. Pedoman
pembuatan media pembelajaran berbasis android terdapat pada Lampiran 02.
Untuk pengguna pertama kali sebaiknya membuat akun terlebih dahulu. Kunjungi
alamat webnya di https://www.appsgeyser.com/ kemudian klik menu login seperti pada
Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Tampilan awal halaman https://www.appsgeyser.com/
Setelah menu login di klik akan muncul pop up menu untuk melakukan pendaftaran.
https://www.appsgeyser.com/
16
Gambar 3.4. Tampilan Pop Up untuk pendaftaran
Klik menu “Register” untuk memilih tab pendaftaran. Klik menu “Sign up with E-
mail”. Siapkan email dan password yang akan dipakai untuk pendaftaran. Email di masukan
pada kolom nomor (1) pada Gambar 3.4. Masukkan password yang akan dipakai login pada
web AppsGeyser pada kolom nomor (2). Ulangi memasukkan pasword yang sama pada
kolom nomor (3). Kemudian beri centang pada box “saya bukan robot”, ikuti petunjuk yang
muncul jika diberikan pilihan gambar untuk pengujian akun ini memang dibuat oleh manusia.
Terakhir klik menu “Sign UP”.
Jika proses pendaftaran dilakukan dengan sukses maka akan langsung diarahkan ke
halaman Dasboard. Akun sudah siap dipakai untuk membuat aplikasi seperti pada Gambar
3.5.
2
3
1
17
Gambar 3.5 Tampilan Dashboard AppsGeyser saat pertama kali login atau belum ada
aplikasi yang sudah dibuat.
Agar pembuatan media dapat berjalan dengan lancar, buka email yang digunakan untuk
melakukan pendaftaran. AppsGeyser akan melakukan pengiriman email untuk memverifikasi
email yang digunakan pada saat pendaftaran. Untuk itu silakan buka inbox email kemudian
klik link yang tersedia untuk melakukan verifikasi, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6. AppsGeyser akan mengirim email ke inbox untuk memverifikasi email
Pembuatan media pembelajaran fisika diawali dengan pembuatan modul, dilanjutkan
dengan pembuatan atau penambahan media gambar, foto, maupun video, dan terakhir
pembuatan media quis. Hasil-hasil pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika dengan
program android, dan lain-lain seperti ditunjukkan pada Tabel 3.2 berikut.
Selanjutnya Instruktur memberi kesempatan kepada peserta pelatihan mulai
merancang media secara global sesuai materi ajar yang dikaji dalam keseharian. Dalam
proses pembuatan rancangan ini, para peserta pelatihan didampingan panitia pelaksana yang
18
telah memiliki pemahaman tentang media android. Pada tahap pendampingan awal ini, para
peserta secara umum telah dapat membuat rancangan sederhana media berbasis android.
Dengan mengacu pada modul pelatihan yang telah disediakan oleh Narasumber, para peserta
secara aktif berkreasi membuat rancangan media terkait modul yang dikaji keseharian dalam
mengajar. Sesi pendampingan awal ini berlangsung selama 3,5 jam membuat rancangan
media yang diwarnai tanya jawab, dan diskusi. Pada akhir sesi pelatihan dan pendampingan
tahap pertama ini, panitia bersama dengan Narasumber memberikan penugasan kepada
peserta, supaya draf rancangan media yang masih sederhana ini dilanjutkan diikerjakan secara
berkelompok dan dilengkapi sesuai panduan yang ada pada modul. Para peserta pelatihan
selama 9 hari ke depan pelatihan dilangsungkan secara online. Draf media yang sudah
dirancang dilatihan di rumah, dan akan mendapatkan pembinaan secara online, dan ban akan
ada pendampingan dalam pertemuan berikutnya dalam artian kalau ada masalah bisa
disuskusikan baik lewat email, atau lewat grup wa yang telah dibuat.
Selanjutnya Instruktur memberi kesempatan kepada peserta pelatihan mulai
merancang media secara global sesuai materi ajar yang dikaji dalam keseharian. Dalam proses
pembuatan rancangan ini, para peserta pelatihan didampingan panitia pelaksana yang telah
memiliki pemahaman tentang media android. Pada tahap pendampingan awal ini, para peserta
secara umum telah dapat membuat rancangan sederhana media berbasis android. Dengan
mengacu pada modul pelatihan yang telah disediakan oleh Narasumber, para peserta secara
aktif berkreasi membuat rancangan media terkait modul yang dikaji keseharian dalam
mengajar. Sesi pendampingan awal ini berlangsung selama 3,5 jam membuat rancangan
media yang diwarnai tanya jawab, dan diskusi. Kegiatan pendampingan seperti ditunjukkan
pada Gambar 3.7 dan 3.8.
Gambar 3.7 Kegiatan pendampingan pertama pembuatan media di ruang
Multimedia SMA Negeri 1 Kuta
Gambar 3.8. Kegiatan pendampingan kedua pembuatan media di ruang
Multimedia SMA Negeri 1 Kuta
19
Tabel 3.2. Hassil-hasil pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika
dengan program android
Peserta Produk Media
1 Modul dan Kuis Elastisitas
2 Modul dan Kuis Alat Optik
3 Kuis Radiasi EM
4 Kuis Gelombang Bunyi
5 Kuis Gelombang Bunyi, dan Gelombang Optik
6 Modul dan Kuis Momentum dan Tumbukan
7 Kuis Optik Gelombang
8 Modul dan Kuis Usaha dan Energi
9 Modul dan Kuis Suhu dan Kalor
10 Modul dan Kuis Suhu dan Kalor
Kemudian pada pertemuan terakhir peserta melakukan praktek pembuatan media
pembelajaran secara mandiri dan kemudian Produk media yang dihasilkan diimplementasi-
kan di kelas. Ada dua produk medai yang terbaik yang dihasilkan peserta pelatihan
diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas. Implementasi produk pelatihan dilakukan di
SMA Kutapura Kuta, seperti ditunjukkan dengan foto pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9. Implementasi Media Pembelajaran Fisika berbassi Android di kelas SMA Kutapura
Selain produk media pembelajaran fisika diimplementasikan di kelas akan dikoreksi oleh
Narasumber dan Panitia. Sesuai dengan hasil pengamatan langsung dan penilaian produk
selama kegiatan pengabdian masyarakat berlangsung, maka didapatkatkan beberapa hasil
sebagai berikut.
20
a. Kehadiran aktivitas para peserta sangat tinggi, pada awal pelatihan kehadiran peserta
100%, dan pada pelatihan dan pendampingan selanjutnya adalah 90% ada nggak hadir
satu orang karena fihak kluarganya sakit. Keterlibatan peserta pelatihan ini telah
memenuhi kriteria keberhasilan yang ditargetkan sebesar 85% sudah mencapai kehadiran
90% -100%.
b. Para peserta pelatihan telah berhasil membuat media pembelajaran fisika dalam bentuk
draft modul fisika bebasis android dan draft quis.
c. Draft modul pada saat pelatihan, secara garis besar sudah dapat diselesaikan oleh para
peserta pada saat pendampingan.
Hasil akhir produk media pembelajaran fisika berbasis android ditunjukkan pada Tabel 3.3 .
Tabel 3.3 Produk Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
Peserta Produk Media Skor Penilaian
Kate-gori D K T
1 Modul dan Kuis Elastisitas 85 90 85 Sangat Baik
2 Modul dan Kuis Alat Optik 85 85 83 Baik
3 Kuis Radiasi EM 85 80 83 Baik
4 Kuis elombang Bunyi 85 80 83 Baik
5 Kuis Gelombang Bunyi, dan Gelombang Optik 85 85 83 Baik
6 Modul dan Kuis Momen-tum dan Tumbukan 85 88 85 Sangat Baik
7 Kuis Optik Gelombang 85 80 83 Baik
8 Modul dan Kuis Usaha dan Energi 85 85 83 Baik
9 Modul dan Kuis Suhu dan Kalor 83 85 83 Baik
10 Modul dan Kuis Suhu dan Kalor 83 85 83 Baik
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pendampingan dihasilkan pening-
katan kemampuan guru dalam mendesain media pembelajaran fisika berbasis android, hal ini
sesuai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan, penggunaan media pembelajaran yang inovatif
sangat efektif diterapkan dalam proses pembelajaran, yang dihasilkan akan menjadikan
pembelajaran lebih bermakna, efektif dan menyenangkan sehingga pada akhirnya akan
bermuara kepada peningkatan hasil belajar siswa.
21
B. PEMBAHASAN
Materi pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika dengan program android
dilaksanakan di di ruang multimedia SMA Negeri 1 Kuta. Pelatihan dilaksanakan pada bulan
Juni dan Juli 2019. Metode pelatihan, para peserta dibekali konsep dasar media pembelajaran
fisika dengan program android, diberi contoh cara membuat, dilanjutkan latihan, dan
penugasan di rumah dalam waktu satu bulan. Pada pertemuan selanjutnya, dilakukan diskusi
sharing pendapat terhadap tugas rumah, kemudian dilanjutkan dengan topik yang baru. Sama
seperti pertemuan pertama, peserta dibekali konsep awal simulasi dengan media pembelajaran
fisika dengan program android, diberi contoh cara membuat, dilanjutkan latihan, dan
penugasan di rumah dalam waktu satu bulan.
Kegiatan pelatihan dilakukan pada bulan Juni-Juli 2019, dan pelatihan penugasan di
rumah dilakukan bulan Juli 2019. Kegiatan pendampingan pembuatan media simulasi PhET
dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2019, dan peserta pelatihan mengimplementasikan dalam
pembelajaran pada bulan Agustus akhir 2019 di SMA Kutapura Kuta.
Peserta diberikan form isian untuk merancang secara teori tetang ide mereka terkait
tema atau topik pokok bahasan Fisika yang akan diajarkan. Pada saat pendampingan, peserta
mendiskusikan rancangan yang telah dibuat, narasumber mengklarifikasi rancangan apakah
nantinya bisa dirancang dalam bentuk media pembelajaran fisika dengan program android.
Rancangan tersebut nantinya diimplementasikan saat pembelajaran berlangsung.
Pada saat implementasi media pembelajaran fisika dengan program android pada
proses belajar mengajar di kelas, dilakukan observasi dan evaluasi untuk dianalisis
sejauhmana efektivitas media pembelajaran fisika dengan program android dalam menunjang
proses belajar mengajar Fisika. Hasil observasi media simulasi yang dirancang Guru termasuk
katagori baik. Hal ini ditunjukkan dengan rancangan yang dibuat telah sesuai dengan konsep
fisika, kemenarikan media pembelajaran fisika dengan program android siswa antusias
mengikuti pembelajaran. Media pembelajaran fisika dengan program android memiliki
kepraktisan yaitu mudah dibuat dan diterapkan dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil media pembelajaran fisika dengan program android yang sudah
diimplementasikan oleh Guru, untuk tahap awal para peserta sudah menghasilkan media
pembelajaran fisika dengan program android yang sudah baik, namun untuk tahap selanjutnya
diharapkan diterapkan pada topic materi yang lain, dan perlu diteliti lebih lanjut keefektifan
penggunaan media pembelajaran fisika dengan program android dalam pembelajaran fisika
SMA.
Pada akhir kegiatan, dilakukan wawancara kepada perwakilan guru peserta pelatihan
terungkap bahwa beberapa orang guru telah menerapkan media pembelajaran fisika dengan
22
program android ini, bahkan ada guru peserta yang mengangkat penggunaan media
pembelajaran fisika dengan program android ini untuk penelitian, namun ada juga guru yang
belum menerapkan media ini karena ada beberapa kegiatan di sekolah seperti persiapan dan
pelaksanaan ulangan, ada sekolah yang mengikuti lomba, dan kegiatan akademik lainnya.
Pada saat pendampingan, peserta mendiskusikan rancangan media pembelajaran
fisika dengan program android yang telah dibuat, narasumber mengklarifikasi rancangan draft
media tersebut apakah draft media pembelajaran fisika nantinya bisa dirancang dalam bentuk
media berbasis android. Rancangan tersebut nantinya didiskusikan pada saat pendampingan.
Instruktur atau narasumber berperan memberikan bimbingan dan reviu terhadap rancangan
baik secara langsung tatap muka maupun lewat online lewat wa grup pelatihan atau lewat
email. Setelah beberapa kali dilakukan proses bimbingan pembuatan media pada tahap
pendampingan ini, pada akhir Agustus sebagian besar peserta telah menghasilkan produk
media pembelajaran fisika berbasis android. Semua produk P2M penerapan Iptek bisa selesai
dan dikirim lewat email atau grup WA oleh peserta pelatihan. Produk yang dihasilkan ada yang
berupa modul yang dilengkapi kuis pada pokok bahasan Suhu dan Kalor, Momentum dan
Impuls, Elastisitas, Gelombang Bunyi- Gelombang Optik, dan Alat-alat Optik.
23
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kegiatan P2M penerapan IPTEKS berupa pelatihan dan pendampingan pembuatan media
pembelajaran fisika berbasis android diikuti oleh 10 orang Guru Fisika SMA di kecamatan Kuta
dan Kuta Utara kabupaten Badung Propinsi Bali. Hasil kegiatan P2M ini sesuai dengan tujuan
kegiatan, yaitu sebagai berikut. (1) Guru-guru fisika SMA di kecamatan Kuta dan Kuta Utara
telah dapat membuat media pembelajaran fisika berbasis android. (2) Guru-guru dapat
mengimplementasikan media pembelajaran fisika berbasis android dalam proses
pembelajaran fisika di kelas.
B. SARAN-SARAN
Kepada guru-guru fisika SMA disarankan agar pengetahuan dan keterampilan yang
telah dimiliki terus dterapkan dalam pembelajaran fisika dengan membuat media pembelajaran
fisika berbasis android yang bervariasi dan inovtif. Pemanfaatan media pembelajaran fisika berbasis
android juga dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar. Media
pembelajaran fisika berbasis android yang baru dihasilkan dan perlu bimbingan yang lebih intensip
kan perlu diimpllementasi dalam pembelajaran di kelas.
24
DAFTAR PUSTAKA
Ananiadou, K. & Claro, M. 2009. 21st Century Skill and Competency for New Millennium
Learners in OECD Countries. OECD Education Working Papers, No.41:OECD
Publishing.
Calimag, J. N., Mugel, P. A., Conde, R. S., & Aquino, L. B. (2014). Ubquitous learning
environment using android mobile application. International Journal of Research in
Engineering & Technology, 2 (2), 119- 128 (2014).
Fauzi, A, & Radiyono. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Fisika Dasar I Berbasis
Spreadsheet Dengan Pendekatan Analitik dan Numerik. Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika (JMPF) Universitas Sebelas Maret Surakarta, 1(1), 15-
17(2009).
Finkelstein, N. 2006. “Hightech Tools For Teaching Physics:The Physics Education
Technology Project”. Merlot journal of online learning and teaching. Vol. 2 (3): 110-
121.
Firman, H. (2006). Sains-lingkungan-teknologi-masyarakat dalam konteks implementasi
pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Makalah dipresentasikan pada
Seminar-Lokakarya Pengembangan Model Pembelajaran Sains-Lingkungan-
Teknologi-Masyarakat dalam KBK, Pusat Kurikulum Balitbang Depkdiknas 7 Maret
2006.
Hess, S. (2014). Digital media and student learning: Impact of electronic books on
motivation and achievement. New England Reading Associatiion Journal Volume 49
(2) , 35. (2014). Tersedia pada http://search.proquest.com /openview/4fe2b1455bc68
38713f1028ecaee6b85/1?pq-origsite =gschola
Joseph, A.G. (2013). Contemporary Abstract Algebra. Boston: Brooks/Cole.
Kemdikbud. (2016). Salinan lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah.
Jakarta: Kemdikbud.
Kemdikbud. (2015).Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 sebagai perubahan ke dua
atas Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud.
Kirkwood, A. (2009). E-Learning : You don’t always get what you hope for. Technology,
Pedagogy and Education, 18(2), 107-121(2009). doi:10.1080/ 14759 39090 299
2576. Tersedia pada https://blogs.deakin.edu.au/innovation-in-psychology/wp-
content/ uploads/sites/24/2013/11/elearning assessm ent.pdf
25
Laurillard, D. (2008). Technology enhanced learning as a tool for pedagogical innovation.
Journal of Phylosophy of Education, 42(3-4) (2008b), 521-533.doi:10.1111/j.1467-
9752.2008.00658.x. Tersedia pada http://onlinelibrary wiley.com/
doi/10.1111/j.14679752.2008.00658.x/pdf
Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha. 2014. Pedoman Kegiatan Pengabdian
kepada Masyarakat Undiksha. Singaraja:Undiksha.
Siswanto, J. (2015). Compact Disk Online (CD-O) sebagai Multimedia Interaktif
Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek. Jurnal JP2F 2(1), 56-70 (2011). Tersedia pada
pada http://download.portalgaruda.org/article.php?article=6925&val=528
Sujanem, R. 2006. Program Magang ICT:Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web.
Laporan Magang Dosen. Proyek TPSDP-P3AI IKIP Negeri Singaraja.
Sujanem, R. 2006. Mengkemas Media Pembelajaran Berbasis ICT dengan Program
Macromedia Flash. Makalah disajikan pada “Pelatihan Pembelajaran Berbasis ICT”
tanggal 8-11 Nopember 2006.
Teoh, B.S.P & T.K. (2007). Neo, Interactive Multimedia Learning: Students’ Attitudes and
Learning Impact in an Animation Course. The Turkish Online Journal of Educational
Technology – TOJET, 6(4), 28-38. Tersedia pada http://www.tojet.net/articles/
v6i4/643.pdf
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=6925&val=528http://www.tojet.net/articles/
27
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
27
Lampiran 1.
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
28
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
29
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
30
Lampiran 2.
MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANDROID
Rai Sujanem
Prodi S1 Pendidikan Fisika FMIPA Undiksha [email protected]
1. Pendahuluan
Teknologi informasi memberikan kontribusi luar biasa dalam hal penyebaran informasi
ke berbagai belahan dunia. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menciptakan
kultur baru di mana setiap orang mampu terhubung ke dunia virtual global untuk mengakses
ribuan komputer penyedia informasi. Hal ini berpengaruh besar pada dunia pendidikan, di mana
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), efektivitas, dan efisiensi
pendidikan dapat ditingkatkan.
Perkembangan TIK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang
menarik dan lebih berwarna di dalam kelas. Media pembelajaran biasa dikemas dalam bentuk
power point, video pembelajaran, buku ajar fisika, dan LKS tetapi seiring perkembangan zaman,
media pembelajaran juga disediakan dalam bentuk elektronik atau lebih dikenal dengan mobile.
Android merupakan salah satu sistem operasi mobile yang tumbuh di tengah sistem operasi lain
yang berkembang saat ini. Menurut Gargenta dalam (Matsun et al., 2018: 101), “Android adalah
platform komprehensif bersifat open source yang dirancang untuk perangkat mobile". Android
dapat dimanfaatkan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran karena dapat melakukan
pembelajaran kapan dan di mana saja.
mailto:[email protected]
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
31
2. Media Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2008), macam-macam media, yaitu: 1) media visual gerak, seperti :
film suara, pita video, film tv, 2) media visual diam, seperti: film rangkai suara, 3) media
semigerak, seperti: tulisan jauh bersuara, 4) media visual bergerak, seperti: film bisu, 5) media
visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu, 6) media audio, seperti: radio,
telepon, pita audio, dan 7) media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Media visual merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran. Azhar (2011: 45) mendefinisikan bahwa media visual adalah jenis
media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan penglihatan sekaligus
dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini
dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan penglihatan Beberapa contoh
media visual adalah film, video, program TV dan lain-lain.
Dalam proses belajar pada pelajaran fisika misalnya, perlu diperhatikan karakteristik
materi dan pebelajar, agar tidak mengesankan fisika itu rumit, ditakuti, tidak disukai dan
membosankan (Sihaloo, 2015; Fauzi & Radiyono, 2009). Pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di era globalisasi secara khusus juga berpengaruh pada bidang
pendidikan, teknologi turut serta menjadi bagian dari perkembangan untuk tercapainya tujuan
pendidikan. Banyak penelitian lain juga mengungkap bahwa integrasi teknologi dalam
pembelajaran memberikan kesempatan peserta didik berinteraksi dengan sumber, melacak
informasi dan data, memfasilitasi terjadinya komunikasi antar peserta didik, diskusi, kolaborasi
dan sebagainya selain itu adanya hasil teknologi dan informasi membantu mempercepat proses
pembelajaran di kelas (Kirkwood, 2009). Teknologi memungkinkan mengubah cara memfasilitasi
bagaimana proses belajar berlangsung, mendorong kearah pebelajar aktif (Laurillard, 2008). Dari
beberapa hasil penelitian diperoleh bahwa media dapat meningkatkan motivasi peserta didik,
meningkatkan hasil belajar siswa (Siswanto, 2011), prestasi belajar peserta didik, meningkatkan
minat dan prestasi belajar fisika Peserta didik (Hess, 2014; Calimag et al., 2014). Efek simulasi media
dapat meningkatkan daya serap dan konsentrasi belajar siswa, mempermudah pemahaman dan
pengertian siswa terhadap materi yang dipelajari (Teoh & Neo, 2007;Jong-Heon, 2005)
Pengembangan media yang dilakukan dengan berbantuan Android memungkinkan pebelajar
dapat mengakses materi, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pelajaran tanpa dibatasi oleh
ruang dan waktu, dimanapun dan kapanpun mereka berada [26], ditambah lagi perkembangan
Android di Indonesia perkembangan Android dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
32
3. Android
Seiring dengan perkembangan zaman pada abad 21 ini, perkembangan di bidang teknologi
informasi dan komunikasi semakin pesat. Perkembangan teknologi informasi berlangsung sangat
cepat dan dinamis. Hampir setiap hari selalu berkembang dan menghasilkan produk-produk baru
yang semakin canggih. Produk-produk hasil perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
selalu menjadi barang buruan konsumen yang hendak menikmati kecanggihan-kecanggihan dari
produk terbaru.
Tingkat perkembangan smartphone yang semakin cepat dan semakin terjangkau harganya
merupakan faktor utama meningkatnya penggunaan perangkat tersebut. Lembaga riset digital
marketing Emerketer memprediksi pada tahun 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di
Indonesia tumbuh pesat dan akan mencapai lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu,
Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar ke-empat di dunia
setelah Cina, India, dan Amerika (Wahyudi, A. Indonesia, Raksasa Teknologi Digital Asia. 2017.
Pada era digital ini, manusia dapat memperoleh berbagai informasi dunia dalam waktu
yang sangat cepat. Bahkan informasi tersebut kini bisa diperoleh dari “genggaman tangan”
melalui sebuah gadget, baik yang berbentuk smartphone maupun tablet. Melalui perangkat
tersebut, pengguna dapat menikmati berbagai aplikasi baik dalam kategori hiburan, informasi atau
bahkan edukasi. Minimnya aplikasi berkategori pendidikan, terutama yang menyajikan bahan ajar
Fisika baik untuk pelajar maupun mahasiswa memberi peluang adanya pengembangan media
pembelajaran Fisika berbasis teknologi. Salah satu media teknologi mengalami pertumbuhan
yang sangat pesat adaalh Gadget ber-platform Android. Android merupakan sistem operasi pada
ponsel pintar atau smartphone. Yang membedakan android dengan sistem operasi lainnya adalah
adanya standar kemampuan pada perangkat keras. Misalnya saja wifi, android wajib memiliki
wifi sehingga semua ponsel yang mempunyai sistem operasi tersebut siap terhubung dengan
jaringan internet. Inilah yang membuat android pasti bisa untuk mobile learning.
Belajar Fisika di Era Digital”.Tingkat perkembangan smartphone yang semakin cepat dan
semakin terjangkau harganya merupakan faktor utama meningkatnya penggunaan perangkat
tersebut. Android adalah sistem operasi Hp berbasis Linux yang paling banyak digunakan di
dunia. Karena bersifat open source, sistem operasi Android banyak digunakan di hampir semua
merk Hp pintar atau smartphone seperti: Asus, Samsung, Xiaomi, Huawei, Oppo, Vivo, dan
lainnya. Karena banyak digunakan di berbagai merk Hp dengan segmen berbeda-beda, Android
jadi sistem operasi terpopuler saat ini. Android kerap bersaing ketat dengan sistem operasi iOS
yang dirancang khusus hanya untuk Hp Apple.
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
33
Android sama seperti iOS karena didesain khusus untuk Hp dengan layar sentuh. Untuk
navigasi dan memilih menu bisa dengan gesture tekan, geser, ketuk, atau cubit. Android
menyediakan toko aplikasi bernama Play Store. Melalui toko aplikasi tersebut, kamu bisa mencari
dan instal berbagai macam aplikasi dan games di Hp Android. Kebanyakan aplikasi dan games
yang ada di Play Store bersifat gratis. Jadi kamu tak perlu mengeluarkan uang untuk
menggunakannya, cukup sediakan kuota data yang cukup.
Dunia pendidikan tidak lepas dari interaksi komponen pembelajaran yang meliputi: guru,
siswa, media, evaluasi, tujuan dan bahan ajar akan saling berhubungan satu sama lain. Media
pembelajaran merupakan salah satu faktor penting untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Hal
ini berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan bervariasi dalam
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa (Listiaji, P, 2015).
Android merupakan salah satu sistem operasi untuk mobile device berbasis Linux. Android
bersifat open source sehingga pengembang Android bisa mengkustomisasi sistem operasinya
sesuai kebutuhan tanpa harus berurusan dengan lisensi, Pengembang diberi akses untuk
menggunakan library dan tools yang memudahkan saat mengembangkan aplikasi.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk
menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan berkualitas. Penggunaan media dalam
pembelajaran fisika juga dapat membantu siswa untuk belajar (Acedo, 2014). Beberapa tahun
terakhir, perangkat mobile jenis sistem operasi android menunjukkkan perkembangan yang pesat
(Gadri, et al., 2014). Mulai dari kalangan anak-anak, remaja, maupun orang tua telah memiliki
perangkat mobile android baik yang berupa smartphone maupun tablet.
Semakin banyak masyarakat yang menggunakan perangkat mobile, membuka peluang
penggunaan perangkat teknologi bergerak dalam dunia pendidikan khususnya dalam
pembelajaran fisika. Melalui perangkat mobile-android yang dapat menampilkan gambar, video,
maupun animasi diharapkan siswa memperoleh pemahaman konsep fisika yang utuh dan
bermakna representasi hasil pembelajaran sains yang utuh (Dancy & Beichner, 2009, Shauna,
2012, Motiwalla, 2007).
4. Situs Aplikasi Android
Ada beberapa situs yang menyediakan aplikasi Android, diantaranya yaitu: (1) App Inventor,
(2) AppyPie, dan (3) Appsgeyser. Tersedia pada situs: https://teknojurnal.com/5-situs-membuat-
aplikasi-android-dengan-mudah-dan-gratis/
https://teknojurnal.com/5-situs-membuat-aplikasi-android-dengan-mudah-dan-gratis/https://teknojurnal.com/5-situs-membuat-aplikasi-android-dengan-mudah-dan-gratis/
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
34
(1) MIT App Inventor
App Inventor adalah proyek dari Massachuset Institute of Technology (MIT) yang dibuat
untuk mengajarkan semua orang khususnya pemula untuk membuat aplikasi Android
dengan block-based programming tool. Dengan tampilan yang sederhana namun kayak akan fitur
membuat pengguna nyaman menggunakannya.
App Inventor digunakan cukup mudah hanya dengan melakukan drag and drop dan
menambahkan infromasi atau data serta mengatur palette di bagian properties. App Inventor ini
merupakan tools untuk membuat aplikasi Android melalui browser yang cukup lengkap
fungsinya. Dibagian palette terlihat banyak sekali fitur yang bisa digunakan seperti sensor,
Bluetooth, dan lainnya. Untukuraian lebih lengkap bisa dicermati pada alamat ini.
http://appinventor.mit.edu/explore/index-2.html
(2) AppyPie
Dengan menggunakan situs AppyPie.com ini, pengguna dapat membuat aplikasi Android
secara online dan sangat mudah serta tanpa koding. Untuk memulai mambuat aplikasinya, cukup
memilih kategori aplikasi yang akan dibuat seperti bisnis, informasi, bisnis online, fotografi,
edukasi, dan lain-lain. Sesuaikan kategori aplikasi yang akan dibuat dengan kategori yang tersedia
pada AppyPie.com.
http://appinventor.mit.edu/explore/index-2.htmlhttp://appypie.com/
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
35
Untuk membuat aplikasi AppyPe dengan menggunakan AppyPie.com, cukup melakukan drag
and drop sehingga membuat pengguna yang buta terhadap koding akan sangat mudah. Setelah
memilih kategori, pengguna akan memilih tema untuk tampilan aplikasi, selanjutnya tinggal
mengikuti intruksi sampai melakukan publish aplikasi. Untuk berlangganan gratis, pengguna
dapat membuat aplikasi Android, iOS, dan HTML5.
(3) AppsGeyser
Situs aplikasi Android adalah AppsGeyser. Sama seperti situs lainnya, AppsGeyser
memberikan kemudahan serta tampilan yang menarik sehingga pengguna akan lebih mudah dan
cepat dalam membuat aplikasi. Terdapat beberapa kategori aplikasi yang bisa dibuat
diantaranya website, messenger, map, RSS, dan lainnya.
Selain membuat aplikasi, pengguna juga bisa membuat game Android menggunakan
AppsGeyser. Selain itu, pengguna dapat langsung melakukan publish aplikasi ke Google Play
Store atau store lainnya jika sudah memilki akun pada store tersebut yang disinkronasi dengan
AppsGeyser.
Daftar Pustaka
Acedo, C. (2014). Mobile learning for literacy, teacher training and curriculum development.
Prospects, vol. 44(1), 1–4.
Bayu. (2019). Urutan Versi Android Terbaru 2019 & Kelebihannya. Tersedia pada https://hpsultan.com/urutan-sistem-operasi-android-terbaru/. Diakses pada 2 Januari 2019.
Calimag, J. N., Mugel, P. A., Conde, R. S., & Aquino, L. B. (2014). Ubquitous learning
environment using android mobile application. International Journal of Research in
Engineering & Technology, 2 (2), 119- 128 (2014).
http://www.appsgeyser.com/https://hpsultan.com/urutan-sistem-operasi-android-terbaru/
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
36
Fadilah, L. (2018). Pengertian Android Serta Kelebihan dan Kekurangannya (Lengkap). Tersedia pada https://androbuntu.com/2018/10/04/pengertian-android/, diakses pada 3 Januari 2019.
Fantastic. (2019). Urutan Tingkatan Versi Sistem Operasi Android. Tersedia pada
https://mainthebest.com/smartphones/urutan-tingkatan-versi-sistem-operasi-android/. Diakses pada 2 Januari 2019.
Fauzi, A, & Radiyono. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Fisika Dasar I Berbasis Spreadsheet
Dengan Pendekatan Analitik dan Numerik. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika
(JMPF) Universitas Sebelas Maret Surakarta, 1(1), 15-17(2009).
Gadri, R.C., Alhat B., Chavan A., Kamble S., dan Sonawane R. (2012). Land Vehicle Tracking
System Using Java on Android Platform. Computer Engineering and Intelligent Systems
Journal IISTE.
Guntoro. (2018). Android Studio Mastery “ Panduan Membuat Aplikasi Android Untuk Pemula
Dalam 9 Hari “.Rangkasbitung: Badoy Studio.
Hess, S. (2014). Digital media and student learning: Impact of electronic books on motivation
and achievement. New England Reading Associatiion Journal Volume 49 (2) , 35.
(2014). Tersedia pada http://search.proquest.com /openview/4fe2b1455bc68
38713f1028ecaee6b85/1?pq-origsite =gschola
Kim, Jong-Heon. (2005). Correcting Misconception Using Unrealistic Virtual Reality Simulation
in Physics Education. Recent Research Developments in Learning Technologies.1-5
(2005). Tersedia pada alamat http://citeseerx.ist.
psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.135.3357&rep=rep1&type=pdf
Kirkwood, A. (2009). E-Learning : You don’t always get what you hope for. Technology,
Pedagogy and Education, 18(2), 107-121(2009). doi:10.1080/14759390902992576.
Tersedia pada https://blogs.deakin.edu.au/innovation-in-psychology/wp-content/
uploads/ sites/24/2013/11/elearning assessm ent.pdf
Laurillard, D. (2008). Technology enhanced learning as a tool for pedagogical innovation.
Journal of Phylosophy of Education, 42(3-4) (2008b), 521-533.doi:10.1111/j.1467-
9752.2008.00658.x. Tersedia pada http://onlinelibrary wiley.com/
doi/10.1111/j.14679752.2008.00658.x/pdf
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sihaloho, M. (2013). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami Konsep Larutan Buffer Pada
Tingkat Makroskopik dan Mikroskopis. Jurnal Entropi, Inovasi Penelitian, Pendidikan dan
Pembelajaran Sains, Volume VIII(1),488-499 (2013). Tersedia pada
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uac
t=8&ve= 25.
https://androbuntu.com/author/lokifadilah/https://androbuntu.com/2018/10/04/pengertian-android/https://mainthebest.com/smartphones/urutan-tingkatan-versi-sistem-operasi-android/https://mainthebest.com/smartphones/urutan-tingkatan-versi-sistem-operasi-android/
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
37
Siswanto, J. (2015). Compact Disk Online (CD-O) sebagai Multimedia Interaktif Pembelajaran
Fisika Berbasis Proyek. Jurnal JP2F 2(1), 56-70 (2011). Tersedia pada pada
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=6925&val=528
Teoh, B.S.P & T.K. (2007). Neo, Interactive Multimedia Learning: Students’ Attitudes and
Learning Impact in an Animation Course. The Turkish Online Journal of Educational
Technology – TOJET, 6(4), 28-38. Tersedia pada
http://www.tojet.net/articles/v6i4/643.pdf
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
38
Lampiran 3.
Modul Pelatihan Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media
Pembelajaran Fisika berbasis Android
I Wayan Prajatika
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
39
PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID DENGAN
APPSGEYSER
Tujuan pelatihan
Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah peserta pelatihan mampu memanfaatkan
Android sebagai media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran. Minimal peserta
pelatikan memiliki kemampuan dasar untuk merancang dan membuat aplikasi pembelajaran
yang nantinya bisa dikembangkan kembali sebagai salah satu bentuk pengembangan diri Guru.
Media Pembelajaran Mobile
Banyak ahli mendefinisikan pembelajaran mobile atau lebih sering dikenal dengan
mobile learning. Istilah mobile learning adalah mengacu pada penggunaan perangkat bergerak,
teknlogi informasi (TI) genggam atau bergerak (mobile), seperti PDA, telepon genggam,
laptop, dan tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran. Mobile learning merupakan bagian
dari elektronik learning (e-learning) sehingga, dengan sendirinya, juga merupakan bagian dari
distance learning. Memang suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan antara mobile - electronik
- distance learning. Pada dasarnya konsep mobile learning dari waktu ke waktu adalah memberi
kesempatan pada peserta didik untuk belajar dimana saja (mobile) dan tidak dibatasi waktu.
Pada awalnya konsep mobile learning hanya sebatas teks singkat (SMS) namun lambat laun
meningkat dengan adanya perangkat java untuk menampilkan gambar. Terlebih sekarang
dengan adanya perangkat yang canggih dengan mengusung sistem operasi, media berupa
gambar bergerak/video dapat dimunculkan.
Android merupakan sistem operasi yang tergolong baru, padahal sebelumnya ada PDA
(Personal Device Assisstant) dengan Palm OS atau Windows Mobile dan juga beberapa ponsel
dengan sistem operasi Symbian. Mengapa dengan Android? Android merupakan sistem operasi
pada ponsel pintar atau smartphone. Yang membedakan android dengan sistem operasi lainnya
adalah adanya standar kemampuan pada perangkat keras. Misalnya saja wifi, android wajib
memiliki wifi sehingga semua ponsel yang mempunyai sistem operasi tersebut siap terhubung
dengan jaringan internet. Inilah yang membuat android pasti bisa untuk mobile learning.
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
40
Selain dari perangkat komunikasi yang biasanya 3G hingga 4G dan mendukung wifi,
perangkat android memiliki kinerja yang lebih baik, layar yang lumayan lebar jika
dibandingkan ponsel lain. Apalagi jika android pada perangkat tablet, tentu sudah tidak
diragukan lagi lebar tampilan layarnya. Kemampuan perangkat dalam menampilkan konten
juga didukung prosesor yang sudah sanggup menjalankan gambar bergerak seperti audio- video
maupun flash. Faktor ini yang mendukung android sebagai media yang yang sesuai untuk
mobile learning.
Perbedaan mendasar Android dengan sistem operasi lainnya adalah Android itu
dikembangkan secara gratis. Terdapat banyak cara untuk mengembangkan aplikasi untuk
sistem operasi Android. Cara yang paling mudah dan gratis adalah membuat di AppsGeyser.
Selain AppsGeyser ada juga App Inventor, aplikasi yang masih turunan dari Google ini lebih
fleksibel dari AppsGeyser. Di sini juga tidak ada kode-kode pemrograman dalam
pembuatannya. Cara kerjanya adalah menggunakan kode blok. Kode blok dapat dengan mudah
dipahami jika praktek langsung saat pembuatannya.
Selain dua cara di atas, ada juga cara menggunakan sdk dari google. SDK ini biasanya
disebut juga sebagai Adt-bundle. Sesuai dengan namanya, adt-bundle ini adalah android
develompent tools yang siap pakai. Pengembangan metode ketiga ini dibuat dengan
menggunakan bahasa pemrograman yang biasa digunakan programmer yakni bahasa Java. Java
adalah sistem operasi yang paling banyak digunakan mulai dari handphone nokia, Sony Ericson
dan beberapa perangkat lainnya.
Aplikasi lain yang dapat digunakan untuk mengembangkan Aplikasi Android adalah
Adobe XD. Adobe XD adalah aplikasi terbaru dari Adobe yang dapat digunakan untuk
merancang dan mendesain aplikasi Android. Penggunaan Adobe XD lebih ditujukan pada
pengguna profesional.
Pembuatan Aplikasi Andorid dengan AppsGeyser
AppsGeyser adalah sebuah tools online (Web) gratis yang memungkinkan setiap
penggunamya untuk megembangkan aplikasi atau game mobile dalam format kustom Android.
Terdapat berbagai macam kategori aplikasi dan game yang bisa dibuat disini dimulai dari
aplikasi messenger, website, map, untuk game sperti flappy brid, basket, shooting, jump dan
banyak lagi. AppsGeyser sendiri mulai menjadi populer sebagai salah satu Game Maker Online
terbaik karena menyajikan kemudahan berupa tampilan yang user friendly sehingga para
pengguna akan merasa lebih mudah dalam menciptakan aplikasi buatannya. Cara pembuatan
Page | 32 Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
aplikasi android dengan AppsGeyser sangat mudah dan sederhana sehingga bisa dilakukan oleh
para pemula. Jadi tidak diperlukan keahlian khusus dibidang pemrogaman untuk bisa membuat
aplikasi android tersebut.
Gambar 1. Tampilan awal web AppsGeyser
Selain menyajikan kemudahan pada penggunaannya, AppsGeyser juga memberikan
izin untuk semua aplikasi atau game Android yang dikembangkan melalui platform mereka
entah itu untuk didistribusikan ataupun dimonetisasi. Jika ingin mendistribusikan atau
melakukan pertukaran secara online pengguna bisa melakukannya melalui AppsGeyser App
Marketplace atau di Google Play Store. Sedangkan untuk memonetisasi aplikasi atau game
AppsGeyser bisa mnggunakan AdMob atau program periklanan lainnya yang mendukung versi
mobile.
AppsGeyser adalah generator App Do-It-Yourself yang paling cepat berkembang untuk
Android.
1. Diluncurkan 25 Januari 2011
2. Mencapai 1 juta instalasi pada tanggal 14 April 2011
3. Sejumlah 29.000 aplikasi dibuat pada platform pada tanggal 2 Juni 2011
4. Mencapai 1.000.000 pengguna aplikasi per hari pada 21 Juli 2011
5. Mencapai 50 juta instalasi pada tanggal 4 Juni 2012
6. 100 juta instalasi dan tayangan iklan 4 miliar pada bulan Oktober 2012
7. 500.000 aplikasi dibuat pada platform pada bulan Juli 2013
Keunggulan dan kelemahan AppsGeyser
Ada beberapa keunggulan AppsGeyser dibandingkan program lain dalam pembuatan
aplikasi android.
Page | 33 Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
1. Tidak membutuhkan penguasaan bahasa pemograman
2. Gratis membuat game dan aplikasi.
3. Cara pembuatan game dan aplikasi mudah dan cepat.
4. Bisa mengganti asset sesuai dengan keinginan.
5. File APK game atau aplikasi yang dibuat bisa di download dan di instal di Hp Android.
6. Game atau aplikasi yang dikembangkan bisa di monetisasi.
7. Game atau aplikasi bisa di masukan secara langsung ke GooglePlay dan Amazone
Market.
Walaupun memiliki sejumlah kelebihan, ternyata AppsGeyser juga memiliki beberapa
kelemahan.
1. Pengembangan aplikasi terbatas pada template yang tersedia.
2. Perlu jaringan internet untuk membuat game dan aplikasi.
3. Harus memiliki akun untuk bisa membuat game serta aplikasi.
4. Hanya mendukung platform Android.
5. Untuk bisa memonetisasi game atau aplikasi di AppsGeyser di butuhkan sekitar 500
download terlebih dahulu. Selain itu, setiap penghasilan akan mendapat potongan dari
AppsGeyser.
Pembuatan Akun AppsGeyser
Untuk pengguna pertama kali sebaiknya membuat akun terlebih dahulu. Kunjungi alamat
webnya di https://www.appsgeyser.com/ kemudian klik menu login.
Gambar 2. Tampilan awal halaman https://www.appsgeyser.com/
https://www.appsgeyser.com/http://www.appsgeyser.com/
Page | 34 Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
Setelah menu login di klik akan muncul pop up menu untuk melakukan pendaftaran.
1
2
3
Gambar 3. Tampilan Pop Up untuk pendaftaran
Klik menu “Register” untuk memilih tab pendaftaran. Klik menu “Sign up with E-
mail”. Siapkan email dan password yang akan dipakai untuk pendaftaran. Email di masukan
pada kolom nomor (1) pada Gambar 3. Masukkan password yang akan dipakai login pada web
AppsGeyser pada kolom nomor (2). Ulangi memasukkan pasword yang sama pada kolom
nomor (3). Kemudian beri centang pada box “saya bukan robot”, ikuti petunjuk yang muncul
jika diberikan pilihan gambar untuk pengujian akun ini memang dibuat oleh manusia. Terakhir
klik menu “Sign UP”.
Jika proses pendaftaran dilakukan dengan sukses maka akan langsung diarahkan ke
halaman Dasboard. Akun sudah siap dipakai untuk membuat aplikasi.
Page | 35 Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android
Gambar 4. Tampilan Dashboard AppsGeyser saat pertama kali login atau belum ada aplikasi
yang sudah di