Transcript

PAGE 64

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Kondisi GeografisKelurahan Tanjung Hulu merupakan salah satu Kelurahan yang terletak di Kota Pontianak. Tinggi pusat pemerintahan wilayah kelurahan dari laut 0,5 sampai 2 meter dengan suhu maksimum 340C , sedangkan banyaknya curah hujan 3000 mm/tahun dengan jumlah hari dengan jumlah hujan terbanyak 151 hari.

Luas wilayah Kelurahan Tanjung Hulu 238 Ha dari luas keseluruhan Kecamatan Pontianak Timur 3.722 Ha yang mencakup tujuh kelurahan, penggunaan lahan yang berbasiskan pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin sangat sulit ditemukan, hampir semua penggunaan lahan berbasiskan kepentingan ekonomi masyarakat atas dan menengah, masyarakat hanya mendapat dampak dari proses pembangunan yang merugikan dan memarjinalkan mereka secara perlahan, mereka terjajah oleh tanah tumpah darah mereka sendiri.4.1.2. Keadaan Demografi

1. Susunan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data Monografi Kelurahan Tanjung Hulu periode Januari-Juni 2012 diperoleh keterangan bahwa jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibanding penduduk berjenis kelamin perempuan, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 10.344 (jiwa) dan jumlah penduduk perempuan 9.862 (jiwa). Biasanya menurut gejala umum di wilayah lain jumlah perempuan akan lebih banyak dibanding laki-laki, tapi wilayah kelurahan Tanjung Hulu berlaku terbalik dan realita ini bisa menjadi potensi bagi penyedia tenaga kerja.

2. Susunan Penduduk Menurut Usia

Klasifikasi penduduk menurut usia sangan dibutuhkan sebagai alat pemetaan potensi sumber manusia berdasarkan usia produktif dan usia non-produktif yang akan berkaitan langsung dengan tingkat sosial ekonomi dalammasyarakat, juga memudahkan langkah-langkah identifikasi suatu permasalahan sosial yang berkaitan dengan faktor-faktor usia, susunan penduduk menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2

Susunan Penduduk Menurut Kelompok Usia Tahun 2012

No.Usia (tahun)Banyaknya (jiwa)Persentase (%)

10-1514.27870,7%

215-653.53017,5%

365 ke-atas2.38811,8%

Jumlah20.196100%

Sumber data : Monografi Kelurahan Tanjung Hulu,2013

Dari tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah usia penduduk terbanyak terdapat pada usia 0-15 tahun yang berjumlah 14.278 jiwa atau 70,7%, tingkat usia ini dikategorikan tingkat usia belum produktif dan jumlah penduduk terkecil pada usia 65 ke atas yang berjumlah 2.388 jiwa atau sebesar 11,8%, tingkat usia ini dikategorikan usia non produktif. 3. Susunan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Kelurahan Tanjung Hulu yang terletak 2 KM dari pusat Ibu Kota Propinsi mengalami pengaruh dalam masalah tingkat pendidikan. Selalin fasilitas juga tingkat kesadaran untuk melanjutkan pendidikan sudah cukup tinggi.

Untuk lebih jelasnya gambaran penduduk Kelurahan Tanjung Hulu berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3

Susunan Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan

Di Kelurahan Tanjung Hulu Tahun 2012

No.Tingkat PendidikanBanyaknya (jiwa)Persentase (%)

1Taman Kanak-Kanak1662,4%

2Sekolah Dasar2.17230,8%

3SMP1.17316,6%

4SMA/SMU1.28518,2%

5Akademi/ D1-D31.53621,8%

6Sarjana5137,3%

7Pasca Sarjana2072,9%

Jumlah7.052100%

Sumber data : Monografi Kelurahan Tanjung Hulu 2013

Dengan demikian tingkat pendidikan secara keseluruhan sudah cukup tinggi, dapat dilihat karena tidak adanya warga yang buta huruf.

4. Susunan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Tingkat kesejahteraan pada masyarakat juga dipengaruhi oleh mata pencaharian yang tersedia, berbagai faktor geografi juga mempengaruhi jenis mata pencaharian pada masyarakat, masyarakat tepi pantai cenderung bermata pencaharian sebagai nelayan, masyarakat desa cenderung bermata pencaharian sebagai petani, jika suatu kelurahan memiliki wilayah yang luas, maka semakin komplekslah jenis mata pencaharian. Tapi Kelurahan Tanjung Hulu adalah Kelurahan yang berada di jantung kota Propinsi Kalimantan Barat, jadi lebih dekar dengan pusat perekonomian, jenis mata pencaharian di Kelurahan Tanjung Hulu dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4

Susunan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2012

No.Jenis (Pekerjaan)Banyaknya (Jiwa)Persentase (%)

1Pegawai Negeri Sipil1.41233,6%

2ABRI902,1%

3Swasta1.01124%

4Pedagang1.56437,2%

5Tani 150,4%

6Pertukangan 541,3%

7Buruh tani50,1%

8Pensiunan 90,2%

9Nelayan 160,4%

10Pemulung 150,4%

11Jasa 140,3%

Jumlah4.205100%

Sumber data : Monografi Kelurahan Tanjung Hulu, 2013

Berdasarkan tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada 11 jenis pekerjaan yang ada di Kelurahan Tanjung Hulu, jenis pekerjaan yang paling dominan dimiliki oleh masyarakat adalah sebagai Pedagang, yaitu sebanyak 1.564 orang atau sebesar 37,2%, hal ini dikarenakan banyaknya rumah toko yang berada di Kelurahan Tanjung Hulu.

4.1.3 Tupoksi Pegawai Kelurahan

4.1.3.1 Uraian Tugas Sekretaris Kelurahan

Adapun Tugas pokok Sekretaris Kelurahan adalah membantu lurah dalam melaksanakan tugas pokoknya, mengkoordinasikan pelaksanaan dan penyelesaian tugas seksi-seksi, menghimpun, menyusun dan menyampaikan laporan, mengelola dan memfasilitasi proses pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana kerja, administrasi dam keuangan kepada seluruh perangkat, unit kerja dan aparatur kelurahan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah uraian tugas tugas Sekretaris Kelurahan, antara lain :

1. Melakukan penyelenggaraan administrasi dan Keuangan serta memberikan pelayanan tekhnis dan Administrasi dalam proses pemenihan kebutuhan saran dan prasarana kerja kepada seluruh perangkat Kelurahan/Unit kerja dan aparatur kelurahan.

2. Mengkoreksi, memperbaiki dan atau meneruskan setiap dokumen yang akan ditandatangani Lurah serta mengarahkan surat masuk dan melakukan urusan ketatausahaan, surat menyurat, dan ketata-laksanaan di Kantor Lurah.

3. Mengelola administrasi kepegawaian dalam rangka mutasi, usul pengangkatan pegawai, kenaikan pengkat, penggajian, usulan insentif/pemeliharaan kesejahteraan pegawai dan usulan reward/penghargaan atas prestasi kerja, fasilitas pengurusan pensiun, pemberhentian dan lain-lain.

4. Mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka pembinaan disiplin kerja, sanksi dan hukuman bagi pegawai kantor kelurahan.

5. Mengkoordinasikan penilaian pelaksanaan pekerjan pegawai pada masing-masing seksi dan unit kerja yang ada.

6. Mengkoordinasikan penyusunan rencana/program kerja tahunan maupun jangka menengah dari unit kerja lainnya, mengintegrasikan dan menyusunnya menjadi rencana/program kerja pemerintah Kelurahan sebagai dokumen kerja yang jelas indikator kinerjanya yang ingin dicapai.

7. Mengkoordinasikan penyusunan laporan kerja yang mengolah serta memformulasikannyamenjadi laporan pemerintah kelurahan yang terukur, komprehensif dan faktual.

8. Mengkoordinasikan penyusunan usulan anggaran dari unit kerja dan menyusunnya menjadi substansi draft, daftar anggaran satuan kinerja pemerintah kecamatan.

9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan serta menyampaikan laporan penggunaan keuangan/surat pertanggung jawaban keuangan (SPJ) yang kegiatannya dilakukan oleh pemerintah kelurahan.

10. Membantu melakukan inventarisasi barang/ kekayaan/ aset pemerintah kota Pontianak yang ada di kelurahan dan menuangkannya dalam dokumen Pemerintah Kelurahan.

11. Merencanakan, mengadakan, memelihara serta mendistribusikan alat-alat tulis kantor/ barang-barang inventaris kantor lainnya.

12. Menjadi pejabat yang mewakili lurah pada sat lurah melaksanakan tugas keluar daerah atau tidak ditempat tugas.

13. Melaksanakan tugas lainnya yang doberikan oleh lurah.

4.1.3.2 Uraian Tugas Kasi Pemerintahan

Adapun tuguas pokok Kasi Pemerintahan adalah membantu lurah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan tekhnis, strategi danlangkah-langkah operaisonal, membantu pelaksanaan evaluasi dan laporan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan pemerintahan kelurahan yang meliputi bidang koordinasi pemerintah kelurahan, pembinaan ideologi, politik, pembinaan perlindungan masyarakat dan kestauan bangsa, memfasilitasi dan menggalang dukungan RT dan RW dalam penyelenggaraan pemerintah kelurahan, registrasi kependudukan dan pertanahan.

Untuk uraian tugas tugas Kasi pemerintahan adalah sebagai berikut :

1. Menghimpun, mempelajari dan memahami peraturan, petunjuk, pedoman kerja dan bahan lainnya yang berkaitan dengan bidang usaha seksi Pemerintahan.

2. Menghimpun, mengumpulkan dan megolah data dan informasi yang terkait dengan keseluruhan bidang tugas Seksi Pemerintahan.

3. Menformulasikan langkah-langkah kebijakan/rencana tekhnis dna operasional kelurahan sesuai dengan bidang tugas.

4. Mengidentifikasi permasalahan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan.

5. Mengumpulkan dan menghimpun bahan laporan bidang Pemerintahan Kelurahan secara berkala.

6. Mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka pelaksanaan rapat koordinasi dan Rapat kerja kelurahan dan kecamatan serta di tingkat kota.

7. Membantu kecamatan dalam mengkoordinasikan dan memonitor kegiatan UPTD/ instansi pemerintah di dalam wilayah Administrasi Kelurahan.

8. Memfasilitasi dan melakukan langkha-langkah awal untuk penegasan, pelacakan dan pematokan serta penyelesaian masalah batas kelurahan.

9. Memberikan dukungan administrasi dan operasional rencana penataan dan pemekaran kelurahan.

10. Melaksanakan pengadministrasian dan laporan kependudukan kelurahan.

11. Memberikan dukungan pelaksanaan inventarisasi aset daerah dalam bentuk tanah dan bangunan di atasnya di kelurahan dan melakukan pencatatan, pengawasan, monitoring dan pencehagan terhadap tindakan pihak lain yang dapat mempengaruhi kondisi eksisting aset daerah tersebut.

12. Mencatat dan memberikan dukungan yang diperlukan terhadap pelaksanaan pembebasan tanah milik dan pelepasan hak yang akan dipergunakan untuk kepentingan pembangunan serta peralihan status dari tanah Negara menjadi hak milik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

13. Menginventarisasi,monitoring dan merumuskan langkah pencegahan terhadap setiap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan tanah terlantar, tanah negara bebas dan tanah timbul yang tidak memenuhi ketentuan peraturan di bidang pertanahan di wilayah Kelurahan.

14. Memproses, mengkalirifikasi dan meneliti dokumen dan dasar pemberian surat keterangan atau surat lainnya yang sejenis sebelum disampaikan untuk diproses lebih lanjut dan melaporkan setiap masalah yang bersifat pelayanan umum.

15. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan lurah.

4.1.3.3 Uraian Tugas Pemberdayaan masyarakat

Di Kelurahan, tugas pokok bagian Pemberdayaan Masyarakat adalah membantu Lurah dalam melaksanakan kebijakan tekhnis dan operasional, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan penanganan kesejahteraan sosial di kelurahan yang meliputi bidang kesehatan, pendidikan, peranan wanita, generasi muda, penanganan LANSIA, pemuda dan olahraga, masalah sosial dan penyakit masyarakat, kegiatan keagamaan, seni dan budaya serta bidang kesejahteraan lainnya.

Adapun uraian tugas tugasnya sebagai berikut :

1. Menghimpun, mempelajari dan memahami peraturan, petunjuk, pedoman kerja dan bahan lainnya yang berkaitan dengan bidang tugas Seksi Kesejahteraan Sosial.

2. Menghimpun, mengumpulkan dan mengolah data dan informasi yang terkait dengan keseluruhan bidang tugas.

3. Memformulasikan kebijakam, rencana tekhnis dan operasional penanganann kesejahteraan sosial di Kelurahan.

4. Mengidentifikasi keseluruhan permasalahan kesejahteraan sosial di masyarakat kelurahan.

5. Mengumpulkan dan menghimpun bahan laporan bidang kesejahteraan sosial di kelurahan secara berkala.

6. Membantu dalam upaya memfasilitasi dan mengkoordinasikan penyelenggaraan penanganan masalah sosial di kelurahan.

7. Membantu dan mendorong pelaksanaan fasilitas penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak, TPA dan Pendidikan Dasar.

8. Mengawasi dan melaporkan kegiatan program pendidikan, generasi muda, warga lanjut usia, keolahragaan, kebudayaan kepramukaan serta peranan wanita.

9. Mendorong dan membantu terlaksananya kegiatan program kesehatan masyarakat.

10. Mendorong dan mengupayakan tersedianya sarana, prasarana dan pelayanan pendidikan dan kesehatan.

11. Memberikan dukungan pelaksanaan inventarisasi aset daerah dalam bentuk tanah dan bangunan di atsanya kelurahan danmelakukan pencatatan, pengawasan, monitoring dan pencegahan terhadap tindakan pihak lain yang dapat mempengaruhi kondisi eksisting aset daerah tersebut.

12. Mencatat dan memberikan dukungan yang diperlukan terhadap pelaksanaan pembebasan tanah milik dan pelepasan hak yang akan dipergunakan untuk kepentingan pembangunan serta peralihan status dari tanah Negara menjadi hak milik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

13. Menginventarisasi,monitoring dan merumuskan langkah pencegahan terhadap setiap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan tanah terlantar, tanah negara bebas dan tanah timbul yang tidak memenuhi ketentuan peraturan di bidang pertanahan di wilayah Kelurahan.

14. Memproses, mengkalirifikasi dan meneliti dokumen dan dasar pemberian surat keterangan atau surat lainnya yang sejenis sebelum disampaikan untuk diproses lebih lanjut dan melaporkan setiap masalah yang bersifat pelayanan umum.

15. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan lurah.

4.1.3.4 Uraian Tugas Staf Sekretaris

Adapun tugas tugas yang dilakukan oleh star Sekretaris di Kelurahan Tanjung Hulu adalah :

1. Membuat rekapitulasi absen hadir kerja, apel pagi dan siang setiap bulan dan membuat laporannya untuk disampaikan ke kecamatan.2. Menerima dan mengagendakan surat masuk dan keluar serta mendistribusikan surat yang sudah didisposisi Lurah kepada Kasi-Kasi.3. Membantu mempersiapkan bahan dalam rangka pembinaan disiplin pegawai.4. Membantu memonitor kenaikan pangkat regular/berkala, pegawai yang memasuki masa pensiun, cuti dan sebagainya.5. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.4.1.3.5 Uraian Tugas Staf Ekonbang

Adapun uraian tugas Staf Ekonbang adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan dan menganalisa data di bidang pemerintahan sosial dan politik.2. Menyediakan data kependudukan berdasarkan warga negara, suku bangsa, agama.3. Melayani permohonan administrasi kependudukan, catatan sipil, dan pertanahan.4. Pengumpulan data pengurus RT/RW5. Monitoring pengisian blangko administrasi RT/RW6. Pengumpulan blangko administrasi RT/RW secara rutin.7. Membantu PPS mempersiapkan pemilu.8. Mengumpulkan data :a. Kelahiran

b. Kematian

c. Migrasi/perpindahan penduduk

4.1.4Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

Jenis mata pencaharian penduduk pada sutau daerah mempengaruhi tingkat kesejahteraan sosial ekonominya yang dapat dilihat dari kemampuan setiap individu dalam memenuhi segala macam kebutuhannya baik primer (pokok) maupun sekunder (tambahan), jika semakin banyak kebutuhan yang terpenuhi berarti semakin baiklah keadaan sosial ekonomi masyarakat tersebut.

Keadaan sosial ekonomi masyarakat juga dipengaruhi oleh sistem kebijakan yang pemerintah terapkan dalam mengakomodir perekonomian rakyat, upaya bersama dalam memberdayakan potensi yang dimiliki merupakan suatu kekuatan yang harus terus dilaksanakan secara proporsional dan menyentuh setiap lapisan sosial masyarakat yang adil.

Di kelurahan Tanjung Hulu dengan jumlah penduduk sebanyak 20.196 jiwa, jenis pekerjaan yang ada cukup beragam, sebagian besar penduduk kelurahan Tanjung Hulu bekerja sebagai pedagang, yaitu sekitar 37,2% dari jumlah total penduduk.

Dengan banyaknya orang-orang yang bekerja di sektor perdagangan, berarti dapat menunjuk akan tingginya sumber daya manusia yang dimiliki, bahkan hal ini dapat dijadikan determinan bagi keadaan sosial ekonomi suatu penduduk, karena semakin baik profesi pekerjaan maka akan semakin baik pula tingkat penghasilan yang diterima, tetapi jika semakin rendah profesi pekerjaan maka semakin buruk pula tingkat penghasilannya.

4.2. Pelaksanaan Pengawasan Pendistribusian Raskin di Kelurahan Tanjung Hulu Kecamatan Pontianak Timur

4.2.1. Pelaksanaan pengawasan melalui peninjauan pribadi Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa pengawasan melalui peninjauan pribadi pegawai adalah upaya mengawasi dengan jalan meninjau secara pribadi sehingga dapat dilihat sendiri pelaksanaan pekerjaan dalam hal ini pendistribusian raskin. Meninjau secara pribadi berarti berusaha untuk mempelajari serta memahami kinerja yang dimiliki oleh pegawai pendistribusi raskin. Dengan kata lain, peninjauan pribadi menjadi sangat penting atau memiliki nilai yang amat strategis. Dalam penelitian ini akan meninjau secara pribadi petugas pendistribusi raskin berdasarkan atas 3 (tiga) kriteria, sebagaimana diutarakan oleh Manullang antara lain : Kualitas, Ketepatan waktu, dan Kemandirian. Untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan melalui peninjauan pribadi diuraikan dalam sub-sub pokok bahasan dibawah ini.

4.2.1.1. Kualitas pekerjaan Kualitas pekerjaan ini berhubungan dengan mutu yang dihasilkan oleh para Pegawai dari suatu pekerjaan dalam organisasi, dimana kualitas pekerjaan ini mencerminkan tingkat kepuasan dalam penyelesaian pekerjaan dan kesesuaian pekerjaan yang diharapkan oleh organisasi. Selain itu kualitas juga bisa diartikan dengan melihat bagaimana pekerjaan dilakukan sesuai dengan yang diperintahkan sehingga pekerjaan yang dilakukan berdasarkan input yang ada akan mencapai target/sasaran kerja yang ditetapkan. Untuk mendapatkan mutu atau kualitas pekerjaan yang baik dalam suatu organisasi, salah satu unsur yang harus diperhatikan adalah pekerjaan yang dilaksanakan haruslah sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh atasan dalam suatu organisasi.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di lapangan semua Pegawai pendistribusi raskin sudah melaksanakan tugas dan pekerjaan sesuai dengan apa yang diperintahkan atasan. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh Bapak ST (44) selaku salah satu pegawai di Kelurahan Tanjung Hulu, yang menyatakan bahwa :

............saya selalu melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh atasan, baik dalam penyusunan jadwal kegiatan, persiapan pendistribusian, dan pencacahan RTM, selalu berkoordinasi dan konsultasi dengan atasan......... (Hasil Wawancara Penulis, 5 April 2013)

Berdasarkan Hasil observasi dan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Pegawai telah melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh atasan. Karena dengan perintah dari atasan maka para Pegawai dapat mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan sasaran yang akan dicapai oleh organisasi bersangkutan dan tidak lepas dari tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh masing-masing Pegawai. Hasil penelitian diatas, dibenarkan oleh pendapat Kepala Kelurahan Tanjung Hulu sebagai salah satu informan menyatakan bahwa :

Sejauh ini Pegawai yang ada di kantor ini sudah bekerja sesuai dengan yang diperintahkan oleh atasan, dimana atasan dalam memberikan perintah lebih dahulu mengetahui kapasitas dan tugas dari masing-masing Pegawai. Disamping itu pimpinan juga mengarahkan proses berfikir Pegawai agar Pegawai bekerja dengan baik sehingga dalam menyelesaikan pekerjaan dapat nyambung dengan tugas dari masing-masing Pegawai itu sendiri, terutama dalam pencacahan RTM dan pendistribusian raskin.(hasil wawancara tanggal 6 April 2013).

Pernyataan dan tanggapan informan di atas menunjukkan bahwa setiap Pegawai yang ada di Kelurahan Tanjung Hulu sudah bekerja atau menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diperintahkan oleh atasan. Atasan disini juga memegang peranan penting tercapai tidaknya tujuan dari organisasi yang bersangkutan, tanpa adanya koordinasi atau terkoordinir dengan baik maka mustahil suatu pekerjaan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pekerjaan dalam suatu organisasi apapun sebelum dipraktekkan atau dikerjakan, para Pegawai selain harus mengetahui tugas pokok dan fungsinya juga harus memperhatikan arahan atau himbauan dari atasan yang mana dapat membantu para Pegawai berfikir dalam bekerja. Sehingga dengan ini diharapkan kualitas dari pekerjaan yang dihasilkan oleh Kelurahan Tanjung Hulu dapat diterima oleh setiap unsur yang ada di organisasi guna bertujuan untuk peningkatan sasaran/target kerja yang lebih optimal lagi kedepannya.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan pak B, ketua RT, beliau menyatakan;

"...menurut saya, saya sudah berusaha maksimal untuk ikut menyalurkan beras raskin ini sampai ke tangan warga, saya menginformasikan kepada warga mengenai jadwal pembagian raskin dan saya juga ikut membantu pembagian raskin di kantor kelurahan..."

Dari wawancara diatas diketahui bahwa ketua RT turut berperan aktif dalam proses pembagian raskin di kelurahan tanjung hulu, misalnya dengan menyampaikan informasi jadwal pembagian raskin kepada warga hingga turut membantu langsung dalam pembagian raskin di kantor kelurahan.

Selanjutnya peneliti melakukanw wawancara dengan pak C, ketua RT, beliau menyatakan;

"...sama seperti ketua RT yang lain, saya juga sudah berusaha maksimal membantu warga supaya mendapatkan haknya, tujuan kita disini sepenuhnya membantu warga yang berhak mendapat beras raskin ini..."

Dari wawancara di atas diketahui bahwa para ketua RT di lingkungan Kelurahan Tanjung Hulu telah berperan serta membantu dalam pelayanan pembagian raskin di kelurahan Tanjung Hulu dengan tujuan membantu warga yang berhak mendapatkan jatah raskin.

Selanjutnya peneliti mewawancari salah seorang warga penerima raskin bapak D, beliau menyatakan;

"...menurut saya kualitas pelayanan pembagian raskin disini sudah bagus, kami semua dilayani dengan baik disini,..."

Dari wawancara dengan warga penerima raskin di atas menunjukkan bahwa warga yang mengambil jatah raskin di kantor kelurahan Tanjung Hulu telah dilayani dengan baik.

Dari hasil wawancara dengan berbagai pihak di atas diketahui bahwa kualitas pekerjaan para pegawai staff kelurahan dan para ketua RT dalam pembagian raskin di Kelurahan Tanjung Hul sudah cukup baik. setiap Pegawai yang ada di Kelurahan Tanjung Hulu sudah bekerja atau menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diperintahkan oleh atasan, dan para ketua RT juga melayani warganya masing-masing dengan baik.4.2.1.2. Ketepatan Waktu

Menyangkut ketepatan waktu merupakan penyelesaian suatu pekerjaan. Dimana tepat waktu artinya pelaksanaan pendistribusian raskin dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Pada dasarnya ukuran ketepatan waktu mengukur apakah seorang individu melakukan apa yang dikatakan akan dilakukan. Nilai dimana suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, atau pada waktu yang lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan, juga termasuk dalam unsur ketepatam waktu.

Ketepatan waktu ini juga merupakan salah satu faktor suatu pekerjaan dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Berkaitan dengan hal itu, dalam suatu organisasi harus kita ketahui bagaimana suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh para Pegawai dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Untuk dapat mengetahui ketepatan waktu para Pegawai dalam pendistribusian raskin di Kelurahan Tanjung Hulu dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan salah seorang pegawai sebagai berikut:

..... selama ini saya sudah mendistribusikan raskin tepat waktu, dan selama ini target pekerjaan selalu 100% tepat waktu.... (Hasil Wawancara, 7 April 2013).

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pegawai di Kelurahan Tanjung Hulu Kalimantan Barat sudah tepat waktu dalam pendistribusian raskin atau tugas mereka. Menyangkut hal diatas, Kepala Kelurahan Tanjung Hulu pada saat dilakukan wawancara menyatakan bahwa :

setiap Pegawai dalam pendistribusian raskin itu telah memahami tugasnya masing-masing karena setiap Pegawai sudah memiliki job description masing-masing, dan dengan adanya hal yang seperti itu maka diharapkan para Pegawai dengan mudah menyelesaikan setiap pekerjaan mereka tepat pada waktunya sehingga pekerjaan yang lain tidak saling berbenturan akibat penyelesaian tugas yang terlambat.(Hasil wawancara tanggal 12 April 2013).

Hal tersebut juga dibenarkan oleh salah satu Pegawai di Kelurahan Tanjung Hulu yaitu (NH) (41) yang tidak mau disebutkan namanya yang mengatakan bahwa :

memang betul dek, dengan adanya uraian pekerjaan yang dimiliki oleh para Pegawai dalam pendistribusian raskin maka kami betul-betul sudah tahu pasti apa yang harus kami kerjakan dan kapan dibutuhkannya hasil pekerjaan tersebut karena jadwal dan waktunya sudah tercantum disitu namun yah seperti itulah dek masih ada Pegawai lainnya yang kurang memahami betul tugas dan waktu penyelesaian pekerjaannya sehingga kadangkala pekerjaan tersebut dilimpahkan ke Pegawai yang lain untuk dikerjakan.(Hasil wawancara tanggal 8 April 2013).

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan Tanjung Hulu sudah cukup serius dalam mengerjakan pekerjaan mereka dan berusaha untuk menyelesaikannya tepat pada waktunya karena setiap Pegawai sudah memiliki job description yang didalamnya berisi mengenai kewajiban dan pertanggungjawaban para Pegawai terhadap tugas dan fungsi yang harus mereka kerjakan walaupun masih ada beberapa Pegawai yang kurang serius dalam menyelesaikan tugasnya.

Berikut peneliti melakukan wawancara dengan bapak B, ketua RT, beliau menyatakan;

"...masalah ketepatan waktu itu semua sudah ditetapkan dari kantor kelurahan, jadi kita disini sifatnya hanya menyampaikan kepada warga mengenai jadwal pembagian raskin, kalau misalnya ada keterlambatan segera kita sampaikan ke warga..."Dari wawancara diatas menunjukkan bahwa dalam hal ketepatan waktu ketua RT hanya bertugas menyampaikan informasi kepada warga mengenai jadwal pembagian raskin dan memberitahu warga apabila ada keterlambatan.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan bapak C, ketua RT, beliau menyatakan;

"...seingat saya selama ini pembagian raskin di sini selalu tepat waktu, kalaupun misalnya pernah ada keterlambatan itupun karena memang berasnya terlambat datang dari bulog, yang jelas jarang sekali terjadi keterlambatan pembagian raskin ini..."

Dari wawancara diatas menunjukkan bahwa pembagian raskin di kelurahan Tanjung Hulu selalu tepat waktu, dan tergantung pada datangnya beras dari pihak bulog.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang warga penerima raskin, bapak D, beliau menyatakan;

"...kalau masalah keterlambatan pembagian raskin dulu memang pernah terjadi, tapi sekarang ini hampir tidak pernah terlambat lagi, saya selalu dapat jatah raskin sesuai jadwal dari pak RT..."Dari wawancara dengan warga penerima raskin tersebut di atas menunjukkan bahwa pembagian raskin di kelurahan Tanjung Hulu jarang sekali terjadi keterlambatan.Dari berbagai hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa ketepatan waktu dalam pembagian raskin di Kelurahan Tanjung Hulu sudah baik, jarang sekali terjadi keterlambatan pembagian raskin.

4.2.1.3. Kemandirian

Kemandirian disini dilihat dari tingkatan dimana seorang individu dalam melaksanakan pekerjaannya tidak meminta bantuan kepada orang lain dengan kata lain individu tersebut dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan mandiri tanpa membutuhkan pertolongan dari atasan maupun teman rekan kerja, jika menemui masalah dalam proses pekerjaan.

Dalam suatu organisasi, untuk menciptakan seorang Pegawai yang kreatif dan mampu memecahkan masalah pekerjaan dan dapat menyelesaikan pekerjaan yang sulit maka Pegawai tersebut dituntut untuk dapat bekerja dengan mandiri, berpikir kreatif dalam mencari solusi atas masalah pekerjaan yang dihadapi. Dengan demikian dapat mengembangkan daya beripikir Pegawai guna pengembangan organisasi kearah yang lebih baik lagi sehingga kinerja dari individu itu sendiri dapat menjadi lebih optimal.

Hasil wawancara dibawah ini menunjukkan kemandirian para Pegawai di Kelurahan Tanjung Hulu dalam menyelesaikan pekerjannnya yaitu:

Informan 1......saya memahami betul apa yang menjadi tugas pokok dan fungsi saya, sehingga saya tak begitu membutuhkan bantuan orang lain khususnya dalam tugas pokok saya. Namun untuk urusan teknis saya selalu berkoordinasi dengan atasan, misalnya ketika ada usulan baru dari masyarakat untuk jatah raskin

Berikut hasil wawancara yang menunjukkan bahwa Pegawai berusaha untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang sulit yang diutarakan oleh Bapak ST (54) sebagai berikut :

.........Sesulit apapun persoalan pendistribusian raskin, kami selalu berusaha untuk menyelesaikannya, walaupun kadangkala kami meminta bantuan rekan kerja. Dengan demikian pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu...... (Hasil Wawancara 10 Arpil 2013).

Jadi dapat disimpulkan, bahwa Pegawai kurang dapat memahami penyelesaian masalah dalam pendistribusian raskin dengan mandiri yang mana masih memerlukan pertolongan atau bantuan dari rekan kerja.

Pada saat penulis sementara melakukan penelitan, ada beberapa Pegawai yang menanyakan seputar pendistribusian raskin kepada atasan dimana Pegawai tersebut menemukan hambatan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Disini terlihat atasan tersebut menjelaskan dengan sangat baik bagaimana menyelesaikan masalah pendistribusian raskin yang sulit tersebut sampai Pegawai tersebut mengerti. Dengan demikian Pegawai belum cukup mandiri untuk menghadapi suatu permasalahan yang sulit.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Kelurahan Tanjung Hulu yang mengatakan bahwa :

Jika Pegawai disini menemukan pekerjaan yang sulit dan tidak dapat mereka selesaikan dengan cepat maka tanpa sungkan-sungkan mereka meminta petunjuk kepada atasan/pimpinan di seksi masing-masing bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan tersebut. (hasil wawancara tanggal 11 April 2013).

Hal tersebut juga dibenarkan oleh salah seorang Staf Pelaksana Pendistribusian Raskin Kelurahan Tanjung Hulu yang bernama NH yang menyatakan bahwa :

pada saat kami melaksanakan pendistribusian raskin dan kami menemukan permasalahan yang sulit untuk kami selesaikan sendiri, kami selaku Pegawai disini dek tidak sungkan untuk menanyakan kepada rekan sekerja karena dengan adanya kerjasama maka suatu pekerjaan yang sulit pun dapat diselesaikan dengan mudah. (hasil wawancara tanggal 11 April 2013).

Dengan demikian disimpulkan bahwa Pegawai di Kelurahan Tanjung Hulu apabila menemui permasalahan yang sulit dalam pendistribusian raskin maka mereka meminta petunjuk dan arahan kepada pimpinan untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga proses kerja dan penyelesaian tugas-tugas organisasi tidak terhambat dan sasaran kerja yang dikerjakan dapat terealisasikan dengan baik.

Berikut peneliti melakukan wawancara dengan bapak B, ketua RT, beliau menyatakan;

"...menurut saya selama ini saya sudah cukup mandiri dalam pembagian raskin ini, selain memberi informasi warga mengenai jadwal pembagian raskin terkadang ada beberapa warga yang menitipkan pada saya untuk mengambilkan jatah raskinnya..."Dari wawancara di atas diketahui bahwa ketua RT di lingkungan kelurahan Tanjung Hulu selama ini sudah cukup mandiri dalam pelayanan pembagian raskin.

Selanjut peneliti melakukan wawancara dengan bapak C, ketua Rt, beliau menyatakan.

"...dalam pembagian raskin ini selain mendapat arahan dari kelurahan saya juga berinisiatif untuk membantu warga yang seharusnya berhak mendapat jatah raskin namun tidak terdata di kelurahan, jadi kita musyawarahkan dengan warga dan disepakati warga miskin yang tidak terdata di kelurahan tetap kita beri raskin dengan sistem subsidi silang, jadi warga yang dapat jatah raskin berbagi dengan warga yang tidak mendapat raskin walaupun jumlahnya tidak sampai 15 kg, namun semua warga miskin di RT saya kebagian jatah raskin tadi..."Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa ketua RT sudah cukup mandiri menjalankan tugasnya dalam pembagian raskin, bahkan ada inisiatif untuk memperjuangkan warganya yang belum terdaftar sebagai penerima raskin agar tetap dapat menikmati raskin, salah satu caranya dengan mengadakan musyarawah warga untuk memutuskan membagi rata jatah raskin kepada semua warga miskin baik yang sudah terdaftar sebagai penerima raskin maupun yang belum terdaftar sebagai penerima raskin.Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang warga penerima raskin, bapak D, beliau menyatakan; "...kalau saya lihat setiap pegawai di kelurahan semuanya cekatan, masing-masing kerja sudah ada bagiannya sendiri,..."Dari pernyataan warga penerima raskin di atas menunjukkan bahwa warga menilai petugas pembagian raskin sudah cukup mandiri dalam menjalankan tugasnya.

Walaupun kemandirian pegawai dalam menyelesaikan permasalahan yang sulit belum cukup maksimal tetapi Pegawai masih memiliki kesadaran untuk bertanya kepada atasan ataupun rekan kerja untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang sulit, sehingga dengan demikian tidak terulur-ulur waktu dalam menyelesaikan permasalahan dan tugas-tugas yang lainnya pun tidak saling berbenturan. Meskipun para Pegawai masih perlu meningkatkan kemandirian mereka dalam bekerja, tetap harus memperhatikan serta fokus pada setiap permasalahan yang dikerjakan sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Dengan demikian sedikit demi sedikit kemandirian para Pegawai dapat terbangun dengan sendirinya dan mereka mampu bekerja secara professional dalam bidangnya dan dapat meningkatkan ketepatan sasaran program raskin.

4.2.2. Pelaksanaan pengawasan melalui laporan lisanPelaksanaan pengawasan melalui laporan lisan dilakukan dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui laporan lisan yang diberikan bawahan. Wawancara yang diberikan ditujukan kepada orang-orang atau segolongan orang tertentu yang dapat memberi gambaran dari proses perencanaan, dan pelaksanaan distribusi raskin yang dicapai oleh bawahannya. Untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan melalui laporan lisan dalam pendistribusian raskin dijabarkan dalam hasil penelitian berikut ini.Untuk mengetahui pengawasan melalui laporan lisan, berikut peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pihak. Wawancara dengan pegawai staff kelurahan, bapak A (37 tahun), beliau menyatakan;

"...kalau laporan lisan kami para pegawai disini setiap selesai kegiatan selalu melaporkan hasil kerja kami, misalnya dalam pembagian raskin ini, setelah selesai maka kami aka melapor secara lisan dulu kepada pak lurah, baru kemudian kami sampaikan laporan tertulisnya..."Dari wawancara diatas diketahui bahwa para pegawa staff kelurahan yang bertugas dalam pembagian raskin selalu melapor secara lisan dan kemudian diikuti dengan laporan tertulis kepada kepala kelurahan.Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan ketua RT, yaitu bapak B, (46 tahun ), beliau menyatak;

"...selama ini memang saya lebih banyak laporan secara lisan saja kepada pak lurah, lebih sering laporan lisan begitu, kalau memang dibutuhkan laporan tertulisnya baru saya buat laporan tertulis, seperti misalnya dalam pembagian raskin ini saya tadi melapor secara lisan kepada pak lurah bahwa ada warga saya yang tidak mampu baru saja pecah KK dan belum terdaftar sebagai penerima raskin, jadi sementara ini jatah raskinnya dibagi sama KK yang lama..."

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa ketua RT juga selalu melakukan laporan lisan kepada kepala kelurahan dalam kegiatan pembagian raskin di kelurahan tanjung hulu.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan kepala kelurahan tanjung hulu, bapak C (47 tahun), beliau menyatakan;

"...saya memang lebih suka mendahulukan laporan lisan dari para petugas ini, karena kalau laporan lisan lebih cepat bisa saya tanyakan langsung, misalnya kalau ada warga yang belum kebagian jatah raskin lalu ada pak RT yang melapor lisan kepada saya maka saya bisa segera meminta petugas mencatat nama warga tersebut untuk kemudian bisa kita usulkan sebagai penerima raskin kedepannya..."

Hasil wawancara dengan kepala kelurahan tanjung hulu diatas menunjukkan bahwa para pegawai staff kelurahan dan para ketua RT selalu menyampaikan laporan lisan dalam kegiatan pembagian raskin di kelurahan tanjung hulu.

4.2.3. Pelaksanaan pengawasan melalui laporan kepada hal-hal yang bersifat khusus Pengawasan yang berdasarkan kekecualian atau control by exception adalah suatu sistem pengawasan dimana pengawasan itu ditujukan kepada soal-soal kekecualian. Jadi pengawasan hanya dilakukan bila diterima laporan yang menunjukkan adanya peristiwa-peristiwa yang istimewa.

Untuk mengetahui pengawasan melalui hal-hal yang bersifat khusus, berikut peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pihak. Wawancara dengan pegawai staff kelurahan, bapak A (37 tahun), beliau menyatakan;"...menurut saya selama ini tidak ada hal-hal khusus yang harus diawasi secara khusus, kami bekerja seperti biasa melayani warga untuk membagikan raskin, kalau pun ada hal khusus tertentu itu mungkin pak lurah yang lebih tahu daripada kami..."

Dari wawancara diatas diketahui bahwa selama ini belum terjadi hal-hal yang bersifat khusus yang memerlukan pengawasan khusus pula. Pegawai staff kelurahan beraktifitas normal dalam melayani pembagian raskin pada masyarakat.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan ketua RT, bapak B, (46 tahun), beliau menyatakan;

"...mungkin hal khusus yang terjadi di RT saya ini yaitu kami membagi rata jatah raskin yang ada, karena cukup banyak warga saya yang kurang mampu tapi tidak terdaftar sebagai penerima raskin, jadi kesepakatan kami sesama warga untuk berbagi jatah raskin yang diterima dibagi rata untuk warga-warga yang kurang mampu, hal ini sudah saya sampaikan ke pak lurah dan beliau menyerahkan sepenuhnya pada kesepakatan warga kami..."Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa hal khusus yang terjadi di wialayah RT tertentu ada pembagian raskin untuk warga yang belum terdaftar sebagai penerima raskin yaitu diperoleh dari warga yang terdaftar sebagai penerima raskin.Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan kepala kelurahan, yaitu bapak C, (47 tahun), beliau menyatakan;

"...laporan yang masuk ke saya selama ini saya kira hampir tidak ada yyang bersifat khusus, memang pernah ada pak rt yang lapor ke saya bahwa warganya banyak belum dapat jatah raskin padahal mereka warga tidak mampu, jadi kesepakatan mereka para warga untuk berbagi jatah raskin antara yang terdaftar sebagai penerima dan yang belum, dan itu saya pasrahkan kepada mereka saja bagaimana baiknya, kami sebisa mungkin berusaha mengusulkan warga yang tidak mampu untuk menjadi penerima raskin..."

Dari hasil wawancara dengan kepala kelurahan diatas diketahui bahwa tidak terjadi hal-hal yang bersifat khusus dalam pembagian raskin di kantor kelurahan tanjung hulu, namun ada hal khusus dalam pembagian raskin di wilayah RT tertentu yang telah disepakati bersama oleh warga setempat, yaitu pembagian raskin kepada warga yang belum terdaftar sebagai penerima raskin dengan cara subsidi silang dari warga yang terdaftar sebagai penerima raskin.

Beberapa faktor yang diperkirakan melatarbelakangi kesalahan sasaran adalah:

1) Tidak meratanya kapasitas pencacah yang tidak ditunjang oleh pelatihan dan bimbingan yang memadai;

2) Cukup tingginya subyektivitas pencacah dan juga ketua-ketua SLS (Satuan Lingkungan Setempat) yang bertugas mendaftar rumah tangga miskin.

3) Prosedur penyaringan rumah tangga miskin (RTM) tidak dilakukan secara seksama.

4) Pencacah tidak selalu mendatangi rumah tangga yang dicacah.

5) Terdapat indikasi adanya penjatahan jumlah rumah tangga target sampai di tingkat rukun tetangga (RT).

6) Indikator kemiskinan yang digunakan kurang sensitif dalam menangkap kondisi sosial-ekonomi rumah tangga secara utuh;

7) Konsep keluarga atau rumah tangga sasaran (RTS) Raskin tidak ditetapkan secara tegas.

Dari hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa:

1) Alokasi pentargetan kewilayahan sampai tingkat kelurahan relatif cukup baik, sesuai dengan jumlah penduduk miskinnya

2) Pentargetan di tingkat RT atau RW menunjukkan hasil tingkat ketepatan sasaran yang bervariasi

3) Terdapat indikasi bahwa pendaftaran rumah tangga miskin susulan kurang selektif.

Seperti halnya yang dikemukakan oleh ibu Suryani (ibu RW)

...... Iya, saya paham siapa-siapa yang seharusnya mendapat bantuan Raskin, yaitu orang miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup akan tetapi warga di sini semua minta jatah beras, jadi ya dibagi rata saja.......(Hasil wawancara 12 April 2013)

Demikian juga yang dikemukakan oleh ibu Sukarti

.......Walaupun itu jatahnya orang miskin, tetapi daripada ribut-ribut ada yang iri ya baiklah dibagi rata...... (Hasil wawancara 12 April 2013)

Kepentingan kelompok sasaran diakomodir dengan baik melalui tingkat RT ke tingkat RW. Lewat pertemuan-pertemuan bulanan, seperti yang dikemukakan oleh bapak ketua RW :

Sudah sering terjadi, masalah datang dari warga setiap nanti pertemuan di tingkat kelurahan saya sampaikan di pertemuan itu, biasanya setiap bulan. Misalnya ada keluhan kalau berasnya item-item, nanti saya sampaikan di tingkat kelurahan, nanti di tingkat kelurahan menyampaikan ke kecamatan (Hasil wawancara 12April 2013)Seperti halnya yang dinyatakan oleh ibu Waliyah (warga RW III) :

Kan bisa ngomong ke pak RT dulu atau ke pak RW langsung, biasanya pak RW itu menyampaikan ke pak Lurah (Hasil wawancara 12 April 2013)

Hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya masyarakat paham siapa sasaran Raskin (RTM) akan tetapi karena kondisi masyarakat, maka para pelaksana berdasarkan kesepakatan warga mengambil kebijakan untuk membagi rata jatah Raskin pada semua warga.

Pembagian jatah Raskin secara merata ini sebetulnya telah memberikan gambaran bahwa terjadi kesalahan dalam proses pendataan terhadap keluarga miskin. Persoalan akan muncul apabila terjadi penambahan jumlah penduduk miskin di suatu wilayah. Ketika jatah Raskin didasarkan pada sistem alokasi maka akan terjadi mekanisme pengurangan jumlah beras yang diterima akan tetapi kemungkinan akan terjadi penurunan kualitas beras yang dibagikan.

Selanjutnya berdasarkan laporan tertulis bulanan yang disusun oleh petugas pendistribusi raskin juga ditemui adanya Kendala Program Raskin di Kelurahan Tanjung Hulu Kota Pontianak. Kendala tersebut juga dipertegas oleh hasil wawancara dengan informan di lapangan, kendala yang dihadapi program Raskin di kelurahan Tanjung Hulu ini antara lain:

1. Penyimpangan kualitas beras yang kadang bagus kadang jelek, diikuti dengan penyimpangan harga beras yang seharusnya Rp 1600/kg menjadi Rp 2000/kg.

2. Pembagian kartu Raskin mengandung unsur subyektifitas sehingga tidak tepat sasaran.

3. Data RTM (Rumah Tangga Miskin) dari BPS tidak valid dan tertutup, sehingga ada warga miskin tidak dapat kartu dan yang mampu dapat, sehingga menimbulkan ancaman, tuntutan dan kecemburuan sosial.

4. Kebijakan ketua RW dan RT bahwa semua warga dapat beras mengakibatkan pembagian Raskin tidak sesuai dengan aturan (15 kg/RTM), hal ini diakibatkan kurang sadarnya warga mampu yang seharusnya tidak dapat tetapi menuntut untuk mendapatkan bagiannya.

5. Pembayaran Raskin oleh RTM yang sering tertunda (hutang).

Keterangan informan diatas merupakan kendala yang dihadapi dalam mendistribusikan raskin. Pernyataan di atas sangat bertolak belakang dengan apa yang termaktub dalam buku panduan umum Raskin yang menyatakan keberhasilan pelaksanaan program Raskin ditunjukkan dengan indikator 6 tepat, antara lain:

1. Tepat Sasaran Penerima Manfaat

Raskin hanya diberikan kepada RTS, dari data BPS yang telah diverifikasi dalam pertemuan tingkat desa/kelurahan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa atas kesepakatan warga agar beras dibagi rata untuk semua warga.

2. Tepat Jumlah

Tiap RTM mendapatkan 15 kg per bulan selama 12 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat dibagi rata, maka setiap RTM tidak mendapatkan jumlah beras sesuai aturan tergantung dari banyak sedikitnya warga.

3. Tepat Harga; yaitu Rp 1.600/kg di titik distribusi.

Hasil penelitian tiap RTS membayar Rp 2.000/kg sehingga lebih mahal Rp 400/ kg, dengan alasan untuk membayar plastik dan transport.

4. Tepat Waktu; yaitu sesuai dengan rencana (jadwal) distribusi.

Hasil penelitian : kadang-kadang mundur.

5. Tepat Administrasi; terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar dan tepat waktu. Hasil penelitian: ada beberapa warga yang membayarnya tertunda (hutang).

6. Tepat Kualitas : kondisi beras baik, sesuai dengan standart kualitas beras pemerintah.Hasil penelitian : kadang-kadang beras bewarna agak kehitam-hitaman.

Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan program Raskin yang ditujukkan dengan 6 indikator tersebut masih rendah. Secara teoritis program Raskin memang berpotensi sebagai program penanggulangan kemiskinan menyeluruh. Program ini dapat menjadi alat bagi pemerintah untuk menanggulangi kesenjangan di masyarakat saat kondisi perekonomian sedang krisis. Namun demikian, pelaksanaannya memerlukan persiapan, perencanaan serta rancang bangun yang tepat, dan perlu diperhatikan masalah yang berkaitan dengan ketergantungan masyarakat terhadap bantuan dari pemerintah serta persoalan strategi pengakhiran program (exit strategy.)

4.2.4. Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan melalui laporan tulisan Laporan tertulis adalah merupakan suatu pertanggung jawaban kepada atasanya mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakannya, sesuai dengan intruksi dan tugas tugas yang diberikan atasan kepadanya. Dengan laporan tertulis yang diberikan oleh bawahan maka atasan dapat menikmati pakah bawahan tersebut melaksnakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan penggunaan hak-hak dan kekuasaan yang didelegasikan kepadanya. Tetapi laporan dapat pula disusun dengan berlebih-lebihan . dengan laporan tertulis pemimpin sulit menentukkan mana yang nayata dan mana yang pendapat. Keuntunganya laporan tertulis dapat diambil manafaatnya bagi banyak pihak yakni oleh pemimpin guna pengawasan dan pihak lain yaitu untuk penyusunan rencana berikutnya.Untuk mengetahui pengawasan melalui laporan tulisan dalam pembagian raskin di Kelurahan Tanjung Hulu, berikut peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pihak. Wawancara dengan seorang pegawai staff kelurahan yaitu bapak A, (37 tahun), beliau menyatakan;

"...laporan tertulis itu wajib kami buat dan disampaikan kepada pak Lurah, setiap akhir kegiatan kami selalu menyusun laporan mengenai kegiatan yang baru saja kami laksanakan, bagaimana prosesnya, kendala-kendala yang kami alami dan kami sampaikan juga evaluasi singkat mengenai kegiatan kami tadi..."Dari wawancara diatas diketahui bahwa staff kelurahan selalu menyampaikan lapporan tertulis kepada Kepala Kelurahan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dan evaluasi setelah selesai kegiatan pembagian raskin pada masyarakat.Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan ketua RT, yaitu bapak B, (44 tahun), beliau menyatakan;

"...kalau laporan tertulis dari saya kepada pak lurah mengenai pembagian raskin jarang saya lakukan, tapi saya melapor secara lisan saja, kecuali misalnya ada warga saya yang tidak kebagian jatah baru saya buat laporan tertulisnya untuk pak lurah bahwa ada warga saya yang tidak mampu tapi belum terdaftar sebagai penerima raskin, disitu kami mohon agar warga tersebut bisa dimasukkan sebagai penerima raskin..."

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa ketua RT tidak selalu menyampaikan laporan tertulis kepada Kepala Kelurahan setelah selesai kegiatan pembagian raskin. Namun ketua RT lebih sering menyampaikan laporan secara lisan, laporan tertulis hanya dilakukan apabila ada hal khusus seperti misalnya ada warga yang tidak mendapat jatah raskin.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Kelurahan Tanjung Hulu, Bapak C (46 tahun), beliau menyatakan;

"...laporan tertulis mengenai pembagian raskin yang rutin masuk ke saya ya dari petugas kelurahan ini, memang setiap selesai pembagian raskin saya minta mereka untuk membuat laporan tertulisnya selain laporan lisan, kalau dari pak RT memang ada beberapa yang bikin laporan tertulis tapi kebanyakan laporan lisan saja..."

Hasil wawancara dengan kepala Kelurahan diatas menunjukkan bahwa pegawai staff kelurahan selalu menyampaikan laporan lisan setelah selesai kegiatan pembagian raskin, namun ketua RT hanya ada beberapa yang menyampaikan laporan tertulis, lebih banyak hanya laporan lisan kepada kepala kelurahan.29


Recommended