PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DI BOARDING SCHOOL“MBANGUN DESA”
KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I. )
Oleh: TITIN ROKHFIANA
NIM. 102331022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2015
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan, peneliti memperoleh
data tentang penanaman nilai-nilai pendidikan Islam di Boarding School
“Mbangun Desa”. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat
deskriptif analisis, dengan mengambarkan bagaimana pelaksanaaan penanaman
nilai-nilai pendidikan Islam di Boarding School “Mbangun Desa”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan yaitu dengan cara reduksi data,
display data dan conclusion/pengambilan kesimpulan. Adapun hasil penelitian
yang dilakukan yaitu:
A. Gambaran Umum Boarding School “Mbangun Desa”
1. Letak Geografis
Boarding School "Mbangun Desa" saat ini terletak di sebuah desa
yang indah dengan pemandangan alam dan udara yang cukup dingin karena
keberadaannya di bawah kaki gunung Slamet. Desa ini adalah desa
Ketenger RT 09 RW 02 kecamatan Baturraden kabupaten Banyumas.
Kampus Boarding School "Mbangun Desa" adalah bangunan bekas balai
desa Ketenger .1 Batas wilayah Boarding School "Mbangun Desa" yaitu:
Batas Utara : Sekolah Menengah Kejuruan
Teologi(SMTK) “Soeteria”
1 Berdasarkan observasi pendahuluan pada tanggal 8 Maret 2014
43
Batas Barat dan Selatan : Sawah
Batas Timur : Jalan Raya
Keadaan sekolah yang terletak di letak geografis seperti diatas ini
menguntungkan bagi jalannya kegiatan belajar mengajar karena daerah
tersebut tidak begitu ramai dan terletak di daerah kaki gunung Slamet
sehingga membuat suasana kegiatan pembelajaran menjadi nyaman.Selain
itu juga terdapat Laboratorium Pembelajaran di masyarakat, yaitu di suatu
desa terpencil di Kampung Pesawahan RT 04/04, Desa Gunung Lurah,
Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Di Laboratorium pembelajaran
di masyarakat ini, peserta didik mempraktekkan pembelajaran yang mereka
dapatkan.2
2. Sejarah Boarding School “Mbangun Desa”
Bapak Isrodin mengutip data dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Banyumasmengatakan dari 2156 desa hutan di Provinsi Jawa Tengah setiap
tahun terdapat lebih dari 30.000 (tiga puluh ribu) anak lulusan SMP/MTs
tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah, diindikasikan yang
menjadi penyebabnya antara lain :
1) Tidak ada sekolah di sekitar tempat tinggal mereka (terutama pada daerah terpencil)
2) Tidak mampu membayar biaya pendidikan 3) Tidak mampu membiayai kebutuhan pendidikan(transport ke
sekolah,membeli buku, membayar biaya praktek, membayar ekstrakurikuler, dan berbagai biaya lainnya yang selalu saja ada dan diadakan)
4) Karena harus bekerja (terjadi pada anak-anak dari keluarga miskin)
2Berdasarkan observasi pendahuluan pada tanggal 8 Maret 2014
44
5) Menikah di usia dini terutama terjadi pada anak-anak perempuan
6) Malas bersekolah (karena proses pembelajaran di sekolah yang membosankan)3
Dengan alasan tersebut Muhammad Adib, Isrodin, dan Syakirin
beserta para pendiri lainnya mendirikan Pendidikan Layanan Khusus berupa
sekolah asramayaitu Boarding School “Mbangun Desa” di desa Ketenger
Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah.
Sekolah ini didirikan dengan harapan bisa turut berperan nyata mengatasi
persoalan anak tidak sekolah dan anak drop out sekolah.
Pendidikan layanan khusus yang dimaksud disini adalah pendidikan
untuk anak-anak dari keluarga miskin terutama yang bertempat tinggal di
desa-desa sekitar hutan dan pesisir. Pendidikan ini memberikan kebebasan
bagi peserta didik dan keluarganya untuk berkontribusi dalam
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kemampuannya.Nama
“Mbangun Desa” di pilih dan disepakati karena salah satu output pendidikan
layanan khusus menengah ini adalah menjadikan peserta didik untuk siap
hidup dan membangun desanya. Nama ini diberikan oleh mantan Gubernur
Jawa Tengah (Bibit Waluyo) pada saat audiensi dengan Beliau di Kantor
Gubernur Jawa Tengah tanggal 29 Juli 2011.4
3Wawancara dengan Bapak Isrodin, pada tanggal 20 Oktober 2014 4Ibid
45
3. Visi-Misi Boarding School "Mbangun Desa"
a. Visi
“Belajar dengan senang,membuat orang tua senang dan kembali
ke desa membuat masyarakat senang”5
b. Misi
MisiBoarding School “Mbangun Desa” yaitu:
1) Menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
untuk meningkatkan ketakwaan, kecerdasan, dan ketrampilan
2) Membiasakan kebiasaan hidup yang mandiri dan bertanggungjawab
3) Menyiapkan peserta didik untuk menjadi wirausaha desa dan kader
pembangun desa6
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi di Boarding School”Mbangun Desa” yaitu:
Penanggung jawab :Muhammad Adib
Kepala sekolah :Isrodin
Administrasi dan keuangan :Syakirin
Pendamping putra : Noviana Budi
Pendamping putri : Umi Salamah
5Profil Pendidikan Layanan Khusus Menengah, Boarding School “Mbangun Desa” 6Ibid
46
Apabila divisualisasikan maka struktur organisasinya sebagai
berikut :7
5. Keadaan Pendidik dan Peserta Didik
a. Keadaan Pendidik
Tenaga pendidik yang ada di Boarding School "Mbangun Desa"
berbeda dengan tenaga pendidik yang ada di sekolah-sekolah formal pada
umumnya. Semua orang yang menjadi tenaga pendidik atau menjadi
teman belajar peserta didik adalah relawan atau orang yang mau dan siap
menyumbangkan ilmunya dengan ikhlas tanpa pamrih, dengan latar
belakang yang berbeda dengan berbagai macam bidang ilmu yang
mereka kuasai. Kondisi itulah yang membuat saat ini kesejahteraan
tenaga pendidik belum bisa terjamin seperti tenaga pendidik pada
7 Profil Pendidikan Layanan Khusus Menengah, Boarding School “Mbangun Desa”
Penanggung Jawab :Muhammad Adib
Kapala Sekolah:Isrodin
Pendamping Putra:Noviana Budi
Pendidik Pendidik
Pendamping Putri:Umi Salamah
Pendidik Pendidik
Administrasi dan Keuangan:Syakirin
47
umumnya. 8 Adapun daftar pendidik di Boarding School "Mbangun
Desa" terlampir.
b. KeadaanPeserta didik
Boarding School "Mbangun Desa" adalah tempat anak-anak desa
yang membutuhkan pendidikan dan siap untuk menjadi kader desa.
Dengan bermodalkan kemauan yang besar, anak desa akan bisa
mencantumkan namanya dalam buku absensi Boarding School
"Mbangun Desa". Peserta didik yang aktif belajar di Boarding
School“Mbangun Desa” berjumlah 27 peserta didik yaitu 8 anak kelas X,
5 anak kelas XI, dan 14 anak kelas XII. Jumlah tersebut telah dipenuhi
oleh anak-anak desa dari berbagai Kabupaten di antaranya Kabupaten
Banyumas, Cilacap, Kebumen, Wonosobo, Batang dan Brebes.9 Adapun
daftar peserta didik Boarding School“Mbangun Desa” terlampir.
6. Sarana dan Prasarana
Berikut daftar sarana prasarana yang ada di Boarding
School“Mbangun Desa”:10
Tabel 1. Daftar Sarana dan Prasarana
Boarding School "Mbangun Desa"
No Sarana Prasarana Pemanfaatan Jumlah 1. Asrama putra a. Tempat penginapan
peserta didik putra dan tenaga pendidik putra
b. MCK
5 kamar (3 kamar peserta didik dan 2 kamar tenaga pendidik)
8Wawancara dengan bapak Isrodin pada tanggal 20 Oktober 2014 9Profil Pendidikan Layanan Khusus Menengah, Boarding School “Mbangun Desa” 10Ibid
48
2. Asrama putri a. Tempat penginapan peserta didik putri dan tenaga pendidik putri
b. MCK
3 kamar (2 kamar peserta didik dan 1 kamar tenaga pendidik)
3. Aula a. Tempat belajar b. Tempat
beribadah/keagamaan c. Tempat makan d. Ruang tamu e. Ruang pertemuan f. Ruang seni music g. Ruang baca
1 lokal
4. Dapur a. Praktek memasak b. Mencuci piring c. Tempat logistik
1 lokal
5. Gazebo Tempat belajar 2 lokal 6. Gudang Ruang produksi 1 lokal 7. Kandang kambing Tempat ternak kambing 1 lokal 8. Kolam Tempat ternak ikan 3 kolam 9. Lahan pertanian Tempat praktek budidaya
tanaman sayur-sayuran 2 petak (1 putra dan 1 putri)
10. Mobil pembelajaran
Sarana transportasi belajar 1 unit
11. Laptop Media belajar 4 buah 12. Notebook Media belajar 1 buah 13. Komputer Media belajar 4 buah 14. Televisi Mendapatkan informasi 1 buah 15. Meja Tempat menaruh barang 16. Kursi Tempat duduk umum 17. Rak buku Tempat buku pelajaran,
cerpen, novel dll 2 buah
18. Lemari Menaruh barang-barang penting milik pribadi maupun bersama
2 buah
19. Printer Mencetak dokumen/file-file penting
2 buah
20. Kulkas Wadah bahan logistik 1 buah 21. Ricecooker Menanak nasi 2 buah 22. Ternak kambing Praktek peternakan
kambing 12 ekor
23. Ternak ikan Praktek budidaya berbagai jenis ikan air tawar
3 kolam
49
24. Kompor gas Memasak 2 set 25. Peralatan dapur praktek memasak 1 set 26. Peralatan
perkebunan Menjaga dan merawat pekebunan sayur-sayuran
1 set
27. Papan tulis Media belajar 4 buah 28. Peralatan
produksi sandal Praktek membuat sandal sebagai wujud belajar berwirausaha
1 set
29. Alat band Belajar musik 1 set 30. Peralatan
kebersihan Praktek mejaga kebersihan lingkungan asrama
1 set
31. Seragam Identitas peserta didik 2 set 32. Al-Qur’an Media belajar pendidikan
keagamaan
7. Kurikulum
Kurikulum di Boarding School “Mbangun Desa” berbeda dengan
sekolah-sekolah pada umumnya. Pembelajaran selama 3 (tiga) tahun
diBoarding School “Mbangun Desa” mengacu pada lampiran peraturan
Menteri Pendidikan Nomor 23 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)dan Standar Kecakapan Peserta Didik
(SKPD).11 Adapun SKL dan SKPD terlampir.
Di Boarding School “Mbangun Desa”terdapat 4 Program
Pendidikan, yaitu:
a. Pendidikan Agama, Budi Pekerti dan Budaya
b. Pendidikan Akademik
c. Pendidikan Kewirausahaan dan Koperasi
d. Kepemimpinan
Kegiatan belajar di Boarding School“Mbangun Desa” yaitu:
a. Harian
11Profil Pendidikan Layanan Khusus Menengah, Boarding School “Mbangun Desa”
50
Kegiatan belajar setiap harinya adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Jadwal Harian
Boarding School "Mbangun Desa"
Waktu Kegiatan 04.00-04.30 Membangunkan teman, memasak air 04.30-04.45 Sholat Shubuh berjamaah 04.45-05.00 Memfasilitasi kajian, tadarus, yasinan 05.00-05.30 Olah raga 05.30-07.00 Belanja, memasak, sarapan 07.00-07.30 Tadarus, yasinan 07.30-08.00 English learning 08.00-09.15 Pendidikan Akademik 09.15-09.30 Aktivitas istirahat (wajib membaca buku) 09.30-10.45 Pendidikan akademik 10.45-12.00 Pendidikan akademik
12.00-13.00 Makan siang, sholat berjamaah, istirahat berbahasa inggris dan arab
13.00-14.15 Life skill
14.15-15.30 Istirahat, sholat ashar berjamaah, berbahasa inggris, berbahasa arab dan kromo
15.30-17.30 Pendidikan budi pekerti, life skill, out bond 17.30-18.30 Mandi,sholat magrib berjamaah, tadarus 18.30-19.30 Kajian keagamaan, sholat isya berjamaah 19.30-20.00 Masak, makan malam 20.00-22.00 Kajian Keilmuan 22.00-04.00 Istirahat
b. Mingguan
Program mingguan dilaksanakan pada hari sabtu, dan minggu yaitu:
1) Pendidikan Kepramukaan
2) Seni dan budaya
3) Koperasi
4) Pendidikan Cinta Lingkungan
c. Bulanan
1) Parents day (Hari orang tua)
51
Yaitu aktifitas pembelajaran dengan orang tua peserta
didik sebagai sumber belajar.
2) Expo hasilbelajar.
Yaitu sebuah aktifitas untuk melihat hasil pembelajaran
ketrampilan peserta didik.
d. Tri Wulan
Setiap tiga bulan sekali diselenggarakan kegiatan evaluasi
proses pembelajaran yang dilakukan secara bersama-sama oleh
peserta didik, pendidik, orang tua, pengelola sekolah dan mitra
belajar.
e. Catur wulan
1) Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) yang dikemas
dalam kegiatan “Belajar Bersama Pejabat” yaitu mengajak peserta
didik untuk belajar di kantor–kantor Pemerintahan dengan
narasumber pejabat di kantor yang dikunjungi
2) “Belajar Bersama Sahabat” yaitu belajar dengan peserta didik
sekolah formal baik dengan cara mengajak peserta didik Boarding
Schoolke sekolah formal dan atau dengan mengundang peserta
didik sekolah formal di kampus Boarding School.
f. Semester
Kegiatan yang diselenggarakan setiap 6 (enam) bulan sekali
adalah :
52
1) Ulangan Umum Hasil Belajar (UUHB) sesuai dengan Kalender
Pendidikan Formal
2) Pendidikan Kewirausahaan (Entrepreneur Education) dilaksanakan
dengan cara mengajak warga belajar, belajar dengan para
pengusaha dan atau Badan Usaha.
g. Tahunan
1) Ulangan Umum Hasil belajar (UUHB) Kenaikan kelas sesuai
dengan Kalender Pendidikan Formal
2) Evaluasi dan Perencanaan Penyelenggaraan Program Belajar
tahunan
3) Rekreasi
B. Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam di Boarding School
“Mbangun Desa”
1. Nilai-Nilai Pendidikan Islam di Boarding School “Mbangun Desa”
Nilai pendidikan Islam dapat diakumulasikan dalam transformasi
pendidikan sebagai muatan esensial yang mengandung pengalaman luhur
dalam pembentukan watak yang mengkristal dalam setiap individu. Nilai-
nilai pendidikan Islam yang dapat digali dalam kaitannya proses pendidikan
Islam di Boarding School “Mbangun Desa” yaitu :
a. Nilai Tauhid/Aqidah (Keimanan)
Aqidah merupakan dasar keimanan seseorang yang harus
ditanamkan kepada peserta didik. Materi akidah terdapat dalam
pembelajaran Boarding School “Mbangun Desa”. Tujuan dari
53
penyampaian materi ini adalah agar peserta didik lebih mendekatkan
diri pada Allah SWT dan hanya kepada-Nyalah mereka memohon
pertolongan. Disamping itu mereka juga diajarkan bahwa segala
perbuatan dan tingkah laku mereka akan senantiasa diawasi dan
dipertanggung jawabkan kelak di akhirat. Disamping itu jika dalam diri
peserta didik imannya kuat, tentu mereka akan selalu berusaha beramal
sholeh. Perbuatan yang baik akan dibalas dengan pahala dan perbuatan
jahat akan dibalas dengan siksaan.
Untuk meningkatkan keimanan para peserta didik maka aktifitas
dan amalan-amalan yang dilakukan di Boarding School ini menurut
Bapak Isrodin selaku pengasuh dan pendidik adalah12 :
1) Pembiasaan menyebut asma Allah setiap akan melakukan kegiatan
(Basmallah)
2) Pembiasaan menyebut asma Allah setiap mengakhiri kegiatan
(Hamdallah)
3) Pembiasaan tadarus Al-Qur'an dan terjemahnya
4) Pembiasaan berdzikir setiap setelah melaksanakan shalat
5) Pembiasaan puasa senin kamis
6) Kajian keagamaan setiap pagi dan malam
12 Hasil wawancara dengan bapak Isrodin pada tanggal 4 Desember 2014
54
b. Nilai Syari'ah/Ibadah
Menurut bapak Isrodin, di Boarding School “Mbangun Desa”
menerapkan budaya “Setiap aktifitas adalah ibadah”. Untuk
meningkatkan ketakwaan para peserta didik, nilai-nilai ibadah
diterapkan melalui:
1) Shalat berjamaah
Secara etimologis, shalat berarti doa. Di dalam shalat
terkandung doa-doa berupa permohonan, meminta ampun, dan
sebagainya. Kemudian secara terminologis, shalat adalah
seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan
beberapa syarat tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam.13 Shalat adalah ibadah yang termasuk ibadah mahdah.
Di Boarding School “Mbangun Desa” ditekankan bahwa
shalat itu merupakan tiang agama dan merupakan sesuatu yang
wajib/ibadah mahdah, sehingga setiap harinya mereka selalu
mengerjakan shalat berjamaah. 14 Fungsi shalat berjamaah disini
selain merekatkan sesama peserta didik maupun pendidik juga
terdapat nilai akidah, ketakwaan, kebersamaan, disiplin, dan
tanggung jawab. Dengan kata lain sholat sangat berperan dalam
mencegah perbuatan keji dan munkar. Jika dilakukan berjamaah
diharapkan dapat menciptakan suasana solidaritas (kebersamaan)
keakraban. Meskipun pada mulanya mereka dalam pelaksanaanya
13 Supiana dan M. Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 23.
14Hasil observasi pada tanggal 4-10 Desember 2014
55
ada yang terpaksa namun lama kelamaan karena mereka sudah
terbiasa maka mereka akan merasa senang dengan dilaksanakannya
sholat berjamaah.15
Sholat berjamaah merupakan kegiatan yang membutuhkan
pembiasaan dan keteladanan dari orang lain. Dengan terbiasa
melakukan kegiatan peserta didik akan merasa ikhlas dengan
sendirinya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa
dilakukannya.
2) Puasa
Puasa mempunyai banyak keutamaan, puasa bukan hanya
menyehatkan tetapi juga dapat mendekatkan kita pada Allah SWT.
Puasa menahan kita dari hawa nafsu sehingga apa yang kita lakukan
semata-mata hanya untuk Allah ta’ala.Puasa adalah ibadah yang
termasuk ibadah mahdah. Peserta didik di Boarding School
“Mbangun Desa” mempraktekan puasa ketika waktu ramadhan dan
puasa sunnah seperti senin kamis.16Puasa melatih peserta didik untuk
menahan hawa nafsu dan menjadi lebih mandiri. Selain itu puasa
juga menjadikan peserta didik lebih sehat, baik jasmani maupun
rohani.
3) Tadarus Al-Qur’an dan terjemahnya
Membaca Al-Qur’an mempunyai banyak keutamaan. Al-
Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Apabila membacanya saja
15 Hasil wawancara dengan Windo Agustiar pada tanggal 5 Desember 2014 16 Hasil wawancara dengan Veni Dian Safitri pada tanggal 8 Desember 2014
56
mendapatkan pahala, apalagi mengartikannya dan memahami makna
yang terkandung didalamnya. Tadarus adalah ibadah yang termasuk
ibadah ghairu mahdah.Setiap selesai shalat subuh maupun maghrib
peserta didik Boarding School “Mbangun Desa” ditanamkan untuk
selalu bertadarus Al-Qur’an setiap pagi dan petang, disini ada yang
memimpin dan ada yang mengikuti, selain itu mereka bukan hanya
membaca ayat Al-Qur’an tetapi membaca terjemahannya juga. 17
Nilai yang terdapat dalam membaca Al-Qur’an yaitu nilai cinta Al-
Qur’an, ketakwaan, kedisiplinan, kebersamaan, dan tanggung jawab.
4) Berdzikir
Berzikir artinya mengingat Allah. Berzikir bisa dilakukan
dengan mengingat Allah dalam hati, atau menyebutnya dengan lisan,
dan bisa juga dengan memikirkan kekuasaan Allah yang terdapat pada
alam semesta.Umat Islam diperintahkan untuk senantiasa berzikir
kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya. Dengan berzikir,
seseorang akan senantiasa ingat kepada Allah, hati menjadi tentram
dan akan menjauhkan seseorang dari perbuatan tercela. Orang-orang
yang beriman kepada Allah tidak akan pernah lengah berzikir
kepada-Nya. Apabila hati terpenuhi dengan rasa cinta kepada-Nya,
maka lidah pasti bergerak untuk berzikir kepada-Nya. Dengan lisan
yang banyak zikir itulah, hati akan merasa damai.
17Hasil Observasi pada tanggal 4-10 Desember 2014
57
Berdzikir adalah ibadah yang termasuk ibadah ghairu mahdah.
Setelah shalat berjamaah peserta didik Boarding School “Mbangun
Desa” berdzikir terlebih dahulu dipimpin oleh peserta didik yang
mengimami secara bergantian setiap harinya. 18 Hal ini bertujuan
agar peserta didik ingat kepada Allah, hati menjadi tentram dan akan
menjauhkan peserta didik dari perbuatan tercela.
5) Pelatihan berqurban
Berqurban adalah kegiatan yang dilakukan setiap idul adha
pada tanggal 10 Dzhulhijah. Peserta didik Boarding School
“Mbangun Desa” melakukan qurban dengan warga serta
menyumbangkan hasil ternak yang sebelumnya dipelihara sendiri oleh
peserta didik. 19 Melalui pengalaman nyata tersebut, peserta didik
menjadi lebih menghayati nilai-nilai pendidikan Islam. Fungsi
berqurban disini yaitu dapat berbagi dengan sesama dan mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
c. Nilai Akhlak / Budi Pekerti
Penanaman nilai akhlak disini diartikan dengan pola perilaku
sosial emosional, dimana anak diajarkan untuk melakukan perbuatan
yang baik dan menjauhi perbuatan yang buruk atau yang dilarang oleh
agama.Pembinaan akhlak ini bertujuan agar peserta didik menjadi anak
yang berakhlakul karimah yang selalu mencerminkan Islam. Kemudian
dalam penanaman nilai-nilai pendidikan Islam ini, maka sedikit demi
18Hasil observasi pada tanggal 4-10 Desember 2014 19 Hasil wawancara dengan Windo Agustiar pada tanggal 5 Desember
58
sedikit dengan pembiasaan yang dibarengi dengan keteladanan maka
nilai-nilai pendidikan Islam dapat meresap kedalam jiwa anak dan
membentuk sebuah kepribadian.
Menurut bapak Syakirin, pembentukan akhlak/budi pekerti yang
baik sangat penting, karena untuk menjadi pegangan di masa depan
peserta didik agar mereka tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang
keji dan perbuatan yang melanggar syari'at Islam.20 Penanaman nilai
akhlak yang diterapkan di Boarding School “Mbangun Desa” yaitu :
1) Akhlak terhadap Allah
a) Taqwa
Taqwa adalah menjalankan segala perintah Allah SWT
dan menjauhi segala larangan-Nya. Nilai taqwa yang diterapkandi
Boarding School “Mbangun Desa”yaitu melalui sholat berjamaah,
berdzikir, tadarus bersama, berqurban, dan semua aktivitas
keseharian yang ada di Boarding School. Selain itu melalui kajian
keagamaan, peserta didik di beri bimbingan dalam hal bertingkah
laku. Hal ini dibuktikan dengan diberikannya materi akhlak/budi
pekerti setiap hari rabu, kamis dan jum’at dan peserta didik juga
diberikan wejangan-wejangan oleh Bapak Pengasuh agar mereka
senantiasa melaksanakan perintah agama Islam.21
b) Cinta
20Hasil wawancara dengan bapak Syakirin pada tanggal 14 Januari 2015 21 Hasil wawancara dengan bapak Isrodin pada tanggal 4 Desember 2015
59
Hati yang beriman adalah hati yang selalu mencintai Allah
dengan cinta yang demikian kuat, sehingga menjadikan selain
Allah tidak mendapatkan perhatian berlebih. Cinta menimbulkan
kedamaian dan ketentraman, kemudian menimbulkan kerelaan
dan kepasrahan, bahkan cinta menimbulkan kesiapan untuk
berkorban. 22 Dalam agama Islam, cinta tertinggi haruslah
ditujukan semata-mata hanya kepada Allah. Orang yang
mencintai Allah selalu berusaha untuk dekat kepada-Nya.
Orang yang beriman juga senantiasa kembali kepada Allah
dan bergantung kepada-Nya. Allah menjanjikan pertolongan
kepada orang-orang yang selalu mengingat dan bergantung
kepada-Nya, baik dalam keadaan berdiri maupun duduk, ataupun
dalam waktu pagi, siang atau malam. Bagi orang beriman,
mencintai, menyayangi, dan merindukan Allah adalah sebuah
kenikmatan dan kesenangan.
Dalam menanamkan nilai cinta, pendidik menanamkan
melalui kegiatan-kegiatan sehari-hari agar peserta didik lebih
memahami cinta kepada Allah, seperti kajian keagamaan, sholat
berjamaah, membaca Al-Qur’an, kegiatan bakti sosial dan
kegiatan lainnya. Selain itu terdapat budaya “intensif” yaitu
sungguh-sungguh, hal ini terlihat ketika akan dan sedang
menerima pembelajaran peserta didik terlihat belajar dengan
22 Cahyadi Takariawan, dkk., Iman dan Mahabatullah, (Solo: Era Intermedia, 2003),
hlm.44
60
sungguh-sungguh. Ini dilihat dari persiapan mereka yang matang
sebelum pembelajaran, tidak terlambat, dan selalu mematuhi
aturan yang ada. Karena siapapun yang bersungguh-sungguh pasti
akan berhasil, dengan begitu nilai cinta kepada Allah akan lebih
besar dengan bersungguh-sungguh.”23
c) Takut/Khauf
Khauf merupakan kegundahan hati karena membayangkan
sesuatu yang tidak disukai yang akan menimpanya, atau
membayangkan hilangnya sesuatu yang disukainya.Dalam Islam,
semua rasa takut harus bersumber dari rasa takut kepada Allah
SWT. Hanya Allah lah yang paling berhak ditakuti oleh setiap
orang yang mengaku beriman kepada-Nya. Seseorang takut
kepada Allah karena dia mengenal Allah SWT ataupun karena
dosa-dosa yang dilakukannya, sehingga ia takut akan azab Allah
SWT. Rasa takut kepada Allah akan membuat seseorang
mempunyai keberanian dalam menegakkan kebenaran, karena
tidak ada yang ditakuti olehnya, kecuali Allah SWT. Kemudian
rasa takut kepada Allah juga akan membuat seseorang tidak
meneruskan kemaksiatan yang telah dilakukannya.
Dalam menanamkan nilai takut, pendidik menjelaskan
disetiap kajian keagamaan tentang balasan baik buruk dan surga
neraka sehingga pendidik berharap peserta didik sadar dan mau
23Hasil wawancara dengan bapak Isrodin pada tanggal 4 Desember 2014
61
berbuat baik. Dengan wejangan dan motivasi dari para pendidik,
peserta didik akan mengamalkan ajaran yang diberikan.24
d) Berserah diri kepada Allah
Berserah diri kepada Allah merupakan ciri khusus orang-
orang mukmin yang memiliki keimanan mendalam, yang mampu
melihat kekuasaan Allah, dan dekat dengan-Nya. Tawakal yaitu
ridha atas semua yang dilakukan Allah, baik dalam kebaikan
maupun cobaan, dan tidak membenci apa yang diperbuat-Nya,
serta percaya akan apa yang diberikan oleh Nya.Tawakal adalah
suatu sikap mental seseorang yang merupakan hasil dari
keyakinannya yang bulat kepada Allah. Ia meyakini bahwa hanya
Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuan-Nya Maha
Luas, kemudian Allah juga yang menguasai dan mengatur alam
semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorong seseorang untuk
menyerahkan segala persoalannya kepada Allah.Hatinya tenang
dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu
dan Maha Bijaksana.
Dalam menanamkan nilai tawakal, pendidikmenerangkan
bahwa disetiap kegiatan apapun ketika gagal tidak boleh putus
asa, mereka harus berusaha terus dan pantang menyerah. Ini
terlihat ketika evaluasi tahunan masih banyak kegiatan yang tidak
sesuai dengan rencana tapi pendidik terus memberikan motivasi
24 Hasil wawancara dengan bapak Isrodin pada tanggal 4 Desember 2014
62
agar peserta didik dapat memperbaikinya. Di dalam setiap
kegagalan, peserta didik diharapkan untuk bertawakal kepada
Allah SWT.25
e) Raja’ (berharap kepada Allah SWT.)
Raja’ atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu
yang disukai pada masa yang akan datang. Seorang mukmin harus
memiliki sikap raja’. Bila seseorang beribadah dan beramal
dengan penuh harap kepada Allah, maka ibadah dan semua
amalannya akan diterima dan dibalas oleh Allah dengan balasan
yang berlipat ganda. Bila seseorang berbuat maksiat, kemudian ia
menyadarinya dan segera meminta ampun dengan penuh harap
kepada Allah SWT, maka Allah akan mengampuninya.
Dalam menanamkan nilai raja’, pendidik menekankan
ketika akan melakukan kegiatan harus diniati sesuatu hanya
kepada Allah SWT. Hal ini terbukti ketika membuat perencanaan
tahunan peserta didik selalu dimotivasi tidak ada yang tidak
mungkin asalkan kita berharap terhadap Allah dan yakin dengan
apa yang direncanakan. Selain itu juga penanaman nilai raja’
diterapkan melalui budaya “Write in dreaming book”. Setiap
sebelum tidur mereka menuliskan impian dan harapan mereka
agar mereka yakin dengan mimpinya dapat terwujud.26
2) Akhlak terhadap manusia
25Hasil Observasi tanggal 14 Januari 2015 26 Hasil Wawancara dengan Devi Setyawati pada tanggal 7 Desember 2014
63
a) Kasih sayang
Kasih sayang merupakan sifat yang dianjurkan sebagai
seorang muslim. Kita harus berbuat kasih sayang baik kepada
manusia, maupun kepada makhluk lainnya. Kasih sayang
kepada manusia dapat berupa menghormati orang yang lebih tua
dan menghargai orang yang lebih muda. Dalam menanamkan
akhlak kasih sayang, pendidik menekankan kepada peserta didik
untuk berbuat kasih sayang kepada semua orang. Ini tercermin
dari budaya “Familly’s time” dimana semua peserta didik saling
berbagi dan “Parent’s day” dimana mereka menggunakan waktu
untuk berbagi bersama peserta didik dan orangtua. Selain itu
juga budaya berbahasa krama, sehingga setiap peserta didik
bertemu dengan orang yang lebih tua mereka menggunakan
bahasa krama.27 Ini menunjukkan masih ada rasa menghormati
kepada yang tua.Juga terdapat budaya “Tegur, sapa, salam,
senyum, sopan, santun” serta dalam berorganisasi mereka pun
tidak segan-segan untuk menolong yang membutuhkan. Selain
itu penanaman akhlak terhadap manusia juga terlihat dari sikap
mereka menolong warga di dusun Pesawahan untuk membangun
desanya seperti ikut mendirikan gedung Mts Pakis, membuat
jalan alternatif ke dusun tetangga (Karanggondang) dan
mengabdikan diri mereka mengajar di Mts maupun TPQ di
27 Hasil Observasi pada tanggal 4-10 Desember
64
dusun Pesawahan. Juga terdapat program pembelajaran “Belajar
Bersama Sahabat” yaitu belajar dengan peserta didik sekolah
formal baik dengan cara mengajak peserta didik Boarding
School ke sekolah formal dan atau dengan mengundang peserta
didik sekolah formal di kampus Boarding School. Ini bertujuan
agar peserta didik dapat berbagi pengalaman dengan sesama,
dengan berbagi pengalaman dan silaturahmi maka akan tercipta
sifat kasih sayang di dalam peserta didik.28
b) Amar ma’ruf nahi mungkar
Amar ma’ruf nahi mungkar adalahmengajak kepada
orang lain untuk tidak berbuat maksiat dan mengingatkan akan
dosa dan akhirat. Islam adalah sistem kepercayaan yang
mencerminkan kekuatan moral, baik secara individual maupun
sosial. Dalam memberikan dorongan moral kepada individu,
Islam selalu mengajak pemeluknya untuk berbuat baik,
menjauhkan diri dari kejahatan dan hawa nafsu, mengejar
keselamatan dan ketentraman di dunia maupun di akhirat.29
Mengingatakan kebaikan kepada orang lain merupakan
bentuk perhatian seseorang kepada orang lain atau kepada
sesama. Setiap muslim berkewajiban untuk mencegah
sesamanya berbuat keji, dosa, dan mungkar. Jadi sebagai sesama
muslim harus saling mengingatkan untuk segera meninggalkan
28Hasil observasi pada tanggal 4-10 Desember 2014 29 Haqqul Yaqin, Agama dan Kekerasan: dalam Transisi Demokrasi di Indonesia,
(Yogyakarta: eLSAQ Press, 2009), hlm. 7.
65
perbuatan tercela dan bertaubat kepada Allah SWT. Sebagai
umat Islam, seseorang harus bersedia untuk mengingatkan dan
diingatkan, menasehati dan dinasehati, menegur dan ditegur,
mengajak dan diajak dalam hal yang benar, serta mencegah dan
dicegah dalam hal keburukan.
Allah telah mengabdikan bagaimana seorang Lukman al-
Hakim di dalam memberikan nasihat dan pendidikan kepada
anaknya, dimana setelah melarang anaknya untuk berbuat syirik,
kemudian memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua.
Lukman juga menganjurkan kepada anak-anaknya untuk
menyuruh manusia berbuat kebajikan dan meninggalkan
kemungkaran.30
Tindakan memerintahkan kebaikan dan mencegah
kemungkaran lebih ringan dari santunan kecil, karena tindakan
ini tidak membutuhkan harta atau makanan, tetapi sekedar
memberikan peringatan secara lisan kepada sesama muslim.
Walaupun ringan, namun perbuatan ini dapat mengantarkan
pelakunya ke dalam surga. Seorang fakir yang tidak memiliki
harta kekayaan pun dapat memberikan peringatan kepada
saudara-saudara dan teman-temannya dengan memerintahkan
kebaikan yang sedang mereka sia-siakan, atau mencegah
kemungkaran yang sedang mereka lakukan.
30 Juwariyah, Hadis Tarbawi, (Yogyakarta: Suksess offset, 2010), hlm. 58
66
Dalam menanamkan nilai amar ma’ruf nahi mungkar
peserta didik dibudayakan mengajak temannya melakukan
kebaikan dan menegur temannya apabila ada yang berbuat salah.
Terdapat budaya menjadi leader, dimana setiap leader
mengkoordinasikan semua aktifitas keseharian dari peserta didik.
Melalui pembelajaran menjadi leader ini peserta didik dapat
belajar untuk menanamkan nilai amar ma’ruf nahi mungkar
dalam dirinya sendiri.31
3) Akhlak terhadap alam
Alam adalah segala yang ada di langit dan di bumi,
lingkungan kehidupan, segala sesuatu yang termasuk dalam satu
lingkungan dan dianggap sebagai satu keutuhan. Alam merupakan
titipan Tuhan untuk kita jaga, karena sesungguhnya segala sesuatu
yang di dunia ini adalah milik Allah SWT maka akhlak kita kepada
alam adalah merawat dan menjaganya dan tidak merusaknya.
Dalam penanaman akhlak terhadap alam, pendidik
menekankan peserta didik untuk selalu menjaga kelestarian alam dan
selalu menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini terlihat dari jadwal
piket yang terlaksana dengan baik. terdapat jadwal pula untuk
menanam, meregister, dan merawat tanaman. Selain itu juga terdapat
program di Boarding School “Mbangun Desa” yang merupakan
program pelestarian lingkungan seperti Pendidikan Lingkungan.
31 Hasil wawancara dengan Indayatul Munawaroh, pada tanggal 6 Desember 2014
67
Contohnya dalam Pendidikan Lingkungan yang dikemas dalam
kegiatan “IPNU-IPPNU Menanam”. Kegiatan ini dilakukan oleh
peserta didik yang bertujuan untuk penghijauan agar lingkungan
tetap hijau dan bersilaturahmi dengan masyarakat dan organisasi
yang diundang. 32 Dengan menanam pohon dan merawatnya kita
dapat mengurangi kerusakan bumi ini, karena pohon mengandung
banyak manfaat seperti dapat menyimpan cadangan air dan
mengurangi polusi.
4) Akhlak terhadap diri sendiri
a) Mandiri
Sikap mandiri merupakan tanda seseorang yakin dan
memasrahkan diri kepada Allah dengan tidak mengeluh atau
merepotkan orang lain. Sikap mandiri selalu ditekankan di
Boarding School “Mbangun Desa”. Penanaman kemandirian
ditanamkan dari jadwal mereka membangunkan teman, memasak,
menjadi imam dan muadzin, memfasilitasi kajian dan tadarus,
menjadi narasumber, menjadi leader, membuat karya tulisan
sendiri kemudian dipresentasikan, dan aktifitas harian lainnya.33
Melalui pembiasaan ini peserta didik menjadi lebih mandiri dan
melatih mereka hidup bermasyarakat.
32Hasil observasi pada tanggal 28 November 2014 33 Hasil wawancara dengan bapak Isrodin pada tanggal 10 Desember 2015
68
b) Cinta kebersihan
Cinta kebersihan merupakan akhlak yang dianjurkan
kepada setiap muslim. Dalam penanaman akhlak cinta
kebersihan terlihat dari cara mereka menjaga diri sendiri yaitu
menjaga kebersihan badan, ini terlihat dari mereka yang rajin
mandi dua kali sehari walaupun cuacanya dingin. Selain itu juga
mereka menjaga lingkungan tempat tinggal mereka sendiri
dengan selalu melakukan jadwal piket dengan rajin. Setiap hari
selalu ada seorang leader yang mengkoordinasikan semua
kegiatan yang ada di Boarding School “Mbangun Desa”.
Dengan demikian semua aktivitas dapat berjalan sesuai dengan
jadwal yang ditentukan.34
c) Disiplin
Sikap disiplin mencerminkan sifat takwa kepada Allah
SWT karena seseorang yang mempunyai sikap disiplin
mengerjakan sesuatu dengan teratur dan dapat menjalankan
sesuatu sesuai dengan apa yang direncanakan. Sikap disiplin
selalu ditekankan yaitu tepat waktu dalam menjalankan kegiatan
misalnya tepat waktu dalam aktifitas harian bangun pagi dan
memasak, mengajar di Mts PAKIS, dan aktivitas keseharian
lainnya. Selain itu terdapat smoking area dimana tidak boleh
merokok sembarangan, terdapat cleaning area dimana mereka
34Hasil observasi pada tanggal 7 Desember 2014
69
harus bersihkan setiap hari, terdapat eating area dimana mereka
harus makan di tempat itu, terdapat handphone area ketika
aktifitas pembelajaran tidak boleh menggunakan handphone,
budaya “Makan harus habis”, budaya “Don’t late and don’t go
anywere” (tidak boleh telat dan pergi kemana-mana tanpa ijin),
dan budaya “Not activity ladies and gentelmen in
roomstay”(perempuan dan laki-laki tidak berdua di dalam
ruangan).35 Budaya–budaya tersebut merupakan salah satu cara
untuk menanamkan nilai-nilai disiplin di Boarding School
“Mbangun Desa”. Karena tanpa pembiasaan/ pembudayaan,
maka disiplin tidak akan terwujud.
d) Kerja keras
Kerja keras merupakan tanda seseorang bersyukur
terhadap apa yang dianugerahkan Allah SWT kepadanya.
Semua yang di dunia ini hanyalah titipan dan oleh sebab itu kita
harus menjaganya dengan berbuat terbaik yaitu dengan bekerja
keras dalam mencapai tujuan. Dengan bekerja keras kita dapat
lebih mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Nilai kerja keras selalu ditanamkan di Boarding School
“Mbangun Desa” dengan kegiatan seperti memasak dan
melaksanakan piket, bercocok tanam, mencari rumput untuk
memberi makan kambing, memproduksi sandal bandol, belajar
35Hasil observasi pada tanggal 4-10 Desember 2014
70
berorganisasi, memeliharaikan air tawar, dan kegiatan lainnya.
Pendidik selalu memberi motivasi bahwa walaupun mereka
mempunyai keterbatasan itu tidak menutup kemungkinan
mereka dapat bekerja keras, berkarya dan melakukan hal-hal
yang bermanfaat. Mereka dapat memperoleh penghasilan dari
hasil karya membuat sandal bandol, maupun kerajinan lainnya.
Ada pula yang membuat kesenian seperti melukis. Hasil itu
dikumpulkan untuk keperluan belajar sehari-hari agar tidak
merepotkan orang tua.
e) Jujur
Orang yang jujur adalah orang yang berkata,
berpenampilan, dan bertindak apa adanya, tanpa dibuat-buat.
Kejujuran adalah sikap yang jauh dari kepalsuan dan kepura-
puraan. Orang yang bersikap atau berkata jujur tidak pantas
untuk disalahkan. Orang akan lebih menghargai kejujuran,
daripada sikap palsu untuk mengelabuhi orang lain. Kejujuran
akan melahirkan kebajikan, dan bahkan kejujuran merupakan
sumber dari semua jenis kebajikan. Seorang muslim harus
berkata dan berperilaku jujur, karena kejujuran dalah akhlak
yang mulia. Kejujuran merupakan barang mahal yang hanya
dimiliki orang yang taqwa kepada Tuhan.36
36 Juwariyah, hlm. 66
71
Di Boarding School “Mbangun Desa” ditekankan sifat
jujur karena dalam budaya pembelajaran terdapat budaya jujur.
Sifat jujur terlihat ketika mereka melaporkan setiap laporan
keuangan secara teratur dan rinci. Dalam aktivitas keseharian
peserta didik Boarding School “Mbangun Desa” juga selalu
ditanamkan sifat jujur seperti dalam berbicara maupun bersikap.
Setiap aktifitas harian, pembelajaran ataupun kegiatan organisasi
yang mereka lakukan selalu dimintai laporan
pertanggungjawaban. Contohnya dalam evaluasi tahunuan
mereka membuat laporan hasil pembelajaran yang telah mereka
lakukan sendiri selama satu semester kemudian mereka laporkan
satu per satu. Hal ini ditujukan untuk melatih kejujuran peserta
didik.Mereka juga dapat mempelajari dan mengambil hikmah
dari apa yang telah mereka lakukan karena dengan belajar dari
pengalaman sebelumnya akan memotivasi mereka agar
kedepannya lebih baik lagi. 37
f) Amanah/ Tanggung Jawab
Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan
kekuasaan dan materi.Namun sesungguhnya kata amanah tidak
hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i,
amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau
dipercayakan.Amanah tidak hanya terkait dengan harta dan
37Hasil wawancaara dengan bapak Isrodin pada tanggal 4 Desember 2014
72
titipan benda belaka.Amanah adalah urusan besar yang seluruh
semesta menolaknya dan hanya manusialah yang diberikan
kesiapan untuk menerima dan memikulnya. Jika demikian,
pastilah amanah adalah urusan yang terkait dengan jiwa dan
akal. Amanah besar yang dapat kita rasakan dari ayat di atas
adalah melaksfan berbagai kewajiban dan menunaikannya
sebagaimana mestinya.
Sifat amanah ditekankan dalam setiap aktifitas maupun
pembelajaran pada peserta didik Boarding School “Mbangun
Desa”. Hal ini terlihat ketika mereka dibebani tanggung jawab,
seperti ketika mengajar di Mts Pakis, mengajar madin, menjabat
di dalam kepanitiaan “IPNU-IPPNU Menanam”, melaksanakan
tugas sehari-hari, mereka menjalankan tugas-tugasnya selesai
dengan baik. Hal ini terlihat di laporan pertanggungjawaban
yang mereka buat. 38 Dalam kegiatan diskusi dengan pejabat
ataupun tokoh masyarakat yang sukses, dengan meneladani
sifat-sifat amanah, kepemimpinan dan semangat juang mereka,
peserta didik akan lebih terpacu semangatnya untuk meneladani
sifat-sifat tersebut.39
38Hasil observasi pada tanggal 28November 2014 39Ibid
73
2. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam di Boarding School
“Mbangun Desa”
Menyelamatkan para peserta didik dengan pengaruh perkembangan
zaman melalui penanaman nilai-nilai merupakan kewajiban yang harus
dilakukan oleh semua pihak agar para peserta didik di masa depan memiliki
bekal untuk kelangsungan hidupnya. Penanaman nilai-nilai pendidikan
Islam ini sangat penting karena nilai-nilai pendidikan Islam merupakan
bekal menjadikan peserta didik menjadi insan kamil. Insan kamil artinya
adalah manusia sempurna, berasal dari kata al-insan yang berarti manusia
dan al-kamil yang berarti sempurna. Kesemuanya merupakan media dan
sekaligus sebagai pengalaman untuk bekal berakhlak kepada Allah, sesama
manusia, dan lingkungan.
Pendidikan memiliki ranah kognitif, psikomotor dan afektif.
Ketiganya bersatu dalam diri peserta didik sebagai ruang yang akan terisi
dengan muatan pesan ilmu (science), pengetahuan (knowledge), dan nilai
(value). Pemenuhan muatan pendidikan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dan tujuan pendidikan, maka yang diperlukan adalah penanaman
nilai bagi peserta didik pada Boarding School “Mbangun Desa”.
Berdasarkan hasil observasi dan interview penulis dengan pengasuh
serta sebagian dari peserta didikdapat dikatakan bahwa di Boarding
School“Mbangun Desa” ini terdapat penanaman yang berorientasi pada
penghayatan dan pendalaman (internalisasi) nilai-nilai pendidikan Islam.
Hal ini dibuktikan ketika observasi secara langsung tanggal 28 November
74
2014, 4-10 Desember 2014, 12 Januari 2015, peneliti didampingi pengasuh
menyaksikan adanya jam kegiatan harian yang teratur yang ada diBoarding
School“Mbangun Desa ini. Jam kegiatan ini merupakan jadwal kegiatan
yang positif peserta didik setiap hari dari bangun tidur hingga tidur kembali,
yang mana wajib ditaati oleh semua penghuni Boarding School“Mbangun
Desa”. Selain itu juga ada program pembelajaran mingguan, bulanan, catur
wulan, semester dan tahunan.
Adapun kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan pembiasaan dan
kedisiplinan agar selalu berjalan dengan baik, baik itu dari pengasuh
maupun dari peserta didik yang lebih dewasa yang diikutsertakan dalam
membimbing adik-adiknya yang lebih muda.
Peserta didik yang aktif belajar di Boarding School“ Mbangun Desa”
tahun 2014-2015 berjumlah 27 peserta didik dari Kabupaten Banyumas,
Cilacap, Kebumen, Wonosobo, Batang dan Brebes. Bapak Isrodin selaku
pengasuh di Boarding School “Mbangun Desa” ini mengatakan bahwa
sebagian anak yang tinggal di Boarding School “Mbangun Desa”pada
mulanya merupakan anak yang mempunyai permasalahanseperti tidak
sekolah dan drop out sekolah yang membutuhkan penyelesaian baik dari
segi mentalnya maupun materinya. Mereka datang dari latar belakang yang
berbeda-beda, diantaranya dikarenakan tidak ada sekolah di sekitar tempat
tinggal mereka (terutama pada daerah terpencil), orang tuanya tidak mampu
membayar biaya pendidikan, tidak mampu membiayai kebutuhan
75
pendidikan dan malas bersekolah (karena proses pembelajaran di sekolah
yang membosankan).
Maka dari itu pada mulanya, anak yang baru masuk dibutuhkan
pembinaan mental terlebih dahulu, karena pembinaan mental memegang
peranan yang sangat penting dalam proses penanaman nilai-nilai pendidikan
Islam karena terjadi proses penyampaian informasi (berkomunikasi) yang
kemudian diserap oleh masing-masing pribadi anak, sehinga mereka dapat
berfikir dan bertindak baik untuk dirinya maupun untuk berhubungan
dengan orang lain dan menyadari bahwa semua makhluk dihadapan Tuhan
itu sama yang membedakan hanya ketaqwaan dan iman mereka, sehingga
mereka tidak perlu merasa minder untuk bergaul dengan orang lain terutama
dengan teman-teman yang ada disekelilingnya.
Peserta didik yang ada di Boarding School “Mbangun Desa”ini
berbeda-beda tingkatannya kelas dan umurnya. Dari hasil wawancara
dengan peserta didik kebanyakan mereka mengatakan bahwa pertama kali
mereka datang kesini merasa bingung dan ragu apakah mereka dapat belajar
di Boarding School “Mbangun Desa” ini, tapi setelah mereka menjalani
beberapa bulan di Boarding School “Mbangun Desa” mereka merasa senang
dapat belajar disana. Semua kegiatan yang ada di Boarding School
“Mbangun Desa”ini mereka terima dengan lapang walaupun diperlukan
pembiasaan dan kedisiplinan yang membuat mereka semakin termotivasi
untuk mengerjakan semua kegiatan yang ada.
76
Lantas, bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan Islam yang
dilakukan? Tentu pelaksanaan penanaman nilai ini dilakukan dengan tidak
berdiri sendiri melalui transformasi pendidikan atau doktrinasi sekalipun.
Proses penanaman nilai dilakukan secara terintegrasi dengan berbagai
bidang pembelajaran yang mengandung edukasi dan peran serta seluruh
komponen pendidikan di Boarding School “Mbangun Desa”. Penanaman
nilai-nilai yang dilakukan dengan pendekatan pendidikan Islam di Boarding
School “Mbangun Desa” diantaranya:
a. Pengalaman
Pendekatan pengalaman dilakukan dengan pemberian
pengalaman keagamaan kepada siswa dalam rangka penanaman nilai
keagamaan.Pendekatan pengalaman dapat yang dilakukan di Boarding
School “Mbangun Desa” yaitu dengan metode Partisiptive Active
Learning dimana peserta didik menjadi pelaku utama dalam
pembelajaran, pendidik berperan sebagai teman dalam proses
pembelajaran. Penyelenggara, orang tua, masyarakat dan Pemerintah
(Dinas Pendidikan) sebagai fasilitator. Peserta didik diberi kesempatan
untuk mendapatkan pengalaman, baik secara individual maupun
kelompok. Contohnya yaitu penunjukkan peserta didik (diberi tugas)
menjadi leader dimana dihari itu dia melaksanakan tugas leader berupa
mengkondisikan teman ketika bangun tidur, sholat berjamaah,
memfasilitasi kajian pagi, piket, mencari rumput, melaksanakan
pekerjaan rumah tangga, dan mengkoordinasikan semua aktifitas harian.
77
Selain itu pula peserta didik diberi tanggung jawab untuk menulis.
Tulisan mereka kemudian dipresentasikan, contohnya artikel mengenai
tokoh yang ditulis oleh Windo Agustiar yang termuat di media massa.40
Kegiatan-kegiatan ini bertujuan agar peserta didik mendapatkan
pengalaman keagamaan sebagai penguatan nilai pendidikan islam.
Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara
perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok.
b. Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agama,
baik secara individual maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
Pengalaman keagamaan yang dialami peserta didik secara berulang-
ulang akan menjadi kebiasaan peserta didik untuk melakukannya.
Penanaman nilai tidak hanya dilakukan sekali dua kali saja tetapi harus
dengan pembiasaan. Dengan pembiasaan, peserta didik dapat menjadi
terbiasa untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif sehingga mereka
dapat menghayati nilai-nilai yang diajarkan. Contoh dari pembiasaan
yang dilakukan yaitu pembiasaan shalat berjamaah,tadarus Al-Qur'an
dan terjemahnya, berdzikir setiap setelah melaksanakan shalat, puasa
senin kamis, kajian keagamaan. Selain itu juga dilakukan melalui
budaya berbahasa Inggris, arab dan Kromo, budaya “Tegur, sapa, salam,
40Hasil wawancara dengan Bapak Syakirin, pada tanggal 14 Januari 2015
78
senyum, sopan, santun”, budaya intensif, budaya “Makan harus habis”,
budaya “Don’t late and don’t go anywere” (tidak boleh telat dan tidak
pergi kemana-mana tanpa ijin), dan budaya “Not activity ladies and
gentelmen in roomstay”(perempuan dan laki-laki tidak berdua di dalam
ruangan). Budaya-budaya seperti ini dilakukan juga bertujuan agar
peserta didik lebih disiplin dan bertanggung jawab. Karena sifat disiplin
dapat tercipta dengan adanya pembiasaan.41
c. Emosional
Pendekatan emosionaldilakukan dengan menggugah perasaan
dan emosi peserta didik dalam meyakini, memahami, dan menghayati
ajaran agamanya.Peserta didik digugah perasaan dan emosinya untuk
lebih menghayati ajaran agama Islam dengan begitu peserta didik
bertambah kuat terhadap kebenaran ajaran agama Islam yang pada
akhirnya memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengamalkannya.
Pendekatan emosional yang dilakukan disetiap interaksi antar pendidik
dan peserta didik dimana pendidik mempelajari setiap keperibadian
peserta didik sehingga mudah untuk memahami setiap karakter peserta
didik. Pendidik juga selalu memberikan motivasi, terutama motivasi
belajar dan sosial yang ada disekelilingnya. Motivasi sosial diberikan
dalam rangka memunculkan rasa percaya diri, terbuka, empati,
memiliki optimisme, dan kecerdasan sosial. Terdapat juga bimbingan
yang diberikan sebagai langkah memberikan arahan terhadap persoalan
41Hasil wawancaara dengan bapak Isrodin pada tanggal 4 Desember 2014
79
yang dimiliki peserta didik. Peserta didik dapat mengutarakan persoalan
yang dihadapi kemudian dicarikan penyelesaian masalah (problem
solving).42
d. Rasional
Pendekatan rasionalyaitu cara dimana dimana pendidik
memberikan peranan kepada rasio (akal) peserta didik dalam
memahami dan menerima kebenaran ajaran agama Islam. Pendidik
berusaha menjelaskan ketentuan-ketentuan ajaran agama sampai benar-
benar dipahami oleh rasio (akal) peserta didik. Dengan pendekatan ini,
siswa diberi kesempatan menggunakan akalnya dalam memahami
hikmah dan fungsi ajaran agama. Pendidik tidak mengajarkan hal-hal
yang tidak rasional. Oleh karena itu setiap akan melakukan kegiatan
selalu diladakan forum diskusi atau rapat dengan tujuan setiap kegiatan
dilakukan tidak menyimpang dari agama. Mereka juga diberi kajian-
kajian keagamaan agar nantinya dapat mengerti ketentuan yang
dipahami oleh akal mereka sehingga mereka mau untuk melaksanakan
kegiatan agama tersebut.43
e. Fungsional
Pendekatan fungsionaldilakukan dengan menyajikan ajaran
agama Islam dengan menekankan pada segi kemanfaatannya bagi siswa
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Pendekatan fungsional ini mengidealkan adanya usaha penyajian ajaran
42 Hasil observasi pada tanggal 4-10 Desember 2014 43 Hasil observasi pada tanggal 4-10 Desember 2014
80
agama Islam dengan menekankan kepada segi kemanfaatannya bagi
manusia (khususnya peserta didik) dalam kehidupan sehari-hari sesuai
dengan tingkat perkembangannya. Pendekatan pada permasalahan
peserta didik menjadi fokus dalam pemberian materi yang sesuai
dengan tingkatannya.
Setiap pembelajaran di Boarding School “Mbangun Desa” selalu
ditekankan manfaat atau tujuan pembelajaran, sehingga siswa lebih
paham dengan apa yang ia kerjakan dan mau untuk mengamalkannya.
Pemberian manfaat dilakukan dengan pemberian materi seperti
pendidikan agama, budi pekerti dan budaya, pendidikan akademik,
pendidikan kewirausahaan dan koperasi, dan pendidikan
kepemimpinan.44
f. Keteladanan
Pendekatan keteladanandilakukan dengan menyuguhkan
keteladanan secara langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan
antara personal lembaga pendidikan, pelaku pendidik dan tenaga
kependidikan lainnya yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang
tidak langsung berupa kisah-kisah keteladanan. Berdasarkan wawancara
dengan bapak Isrodin keteladanan seorang figur pendidik sangat
berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik. Bagaimana seorang
pendidik mampu memberikan contoh yang baik bagi peserta didik.
Karena melihat sikap dan nasehat pendidik, setiap peserta didik akan
44Hasil wawancaara dengan bapak Isrodin pada tanggal 4 Desember 2014
81
merekam dan lebih tepatnya meniru perilaku dan ucapan pendidiknya.
Hal ini menjadi lazim, sebab saraf sensorik motorik peserta didik akan
mengekspresikan apa yang telah dilihat, didengar dan dirasakan dalam
lingkup pembelajaran di Boarding school “Mbangun desa”. Peserta
didik juga dapat meneladani temannya, baik teman sebaya maupun
teman yang lebih tua dari dirinya. Di Boarding school “Mbangun desa”
menerapkan sistem pembelajaran aktif dimana setiap peserta didik yang
sudah tahu atau pendai dapat memberikan contoh kepada peserta didik
yang lain dengan tetap dalam kawasan pendidik.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
Adanya penanaman nilai-nilai pendidikan Islam di Boarding School
“Mbangun Desa”, tidak lepas dari faktor pendukung dan penghambat. Faktor
pendukung penanaman nilai-nilai pendidikan Islam di Boarding School
“Mbangun Desa ” yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor internal sebagai pendukung yaitu berasal dari semangat
peserta didik. Peserta didik yang notabenenya berasal dari latar belakang
yang mempunyai keterbatasan selalu dimotivasi agar menjadi orang sukses
nantinya sehingga membuat proses pelaksanaan penanaman nilai-nilai
pendidikan Islam menjadi lebih maksimal. Tanpa adanya semangat dari
peserta didik maka penanaman nilai tidak diterima secara matang oleh
peserta didik. Mereka berantusias dalam menerima setiap pembelajaran di
82
Boarding School “Mbangun Desa ” sehingga proses penanaman nilai
berjalan dengan baik. 45
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mendukung yaitu berasal dari keluarga
peserta didik yang mendukung sepenuhnya untuk pelaksanaan penanaman
nilai-nilai pendidikan Islam, selain itu terdapat faktor eksternal berupa
dukungan moral spiritual dari tokoh masyarakat sekitar dan pihak lain yang
mau bekerja sama dengan Boarding School “Mbangun Desa”. Terdapat
pembelajaran dimana peserta didik belajar bersama pihak lain contohnya
“Belajar bersama pejabat”, “Belajar bersama sahabat” di kampus Fakultas
Pertanian dan Peternakan Unsoed, belajar dari masyarakat, dan
mengirimkan peserta didik untuk sekolah pertanian di Pati, Pekalongan,
dan Wonosobo. Atas kerja sama ini peserta didik dapat memperoleh
keilmuan dari manapun, sehingga dengan banyaknya ilmu yang diperoleh
mendukung penanaman nilai di Boarding School “Mbangun Desa”.46
Selain itu terdapat faktor yang menghambat pelaksanaan penanaman
nilai-nilai pendididkan Islam, walaupun menurut bapak Isrodin pada dasarnya
peserta didik ditanamkan bahwa“tak boleh ada penghambat dalam mencari
ilmu”. Faktor penghambat penanaman nilai-nilai pendidikan Islam di Boarding
School “Mbangun Desa”diantaranya:
45Wawancara dengan bapak Isrodin pada tanggal 19 Februari 2015 46Ibid
83
a. Faktor Internal
Faktor internal yaitu masih minimnya sarana dan prasarana dalam
pembelajaran akademik, dalam hal ini termasuk pendidik.Karena sekolah
ini baru beberapa tahun, maka sarana yang ada belum memenuhi standar
untuk mendukung pendidikan akademiknya. Hal ini disiasati dengan cara
pembelajaran akademik masih meng-induk ke SMTK (Sekolah Menengah
Teologi Kristen) Soteria dan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Argowilis ataupun mengundang pendidik dan relawan dari luar yang
bersedia berbagi ilmu di kampus Boarding School “Mbangun Desa”.47
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu perangkat undang-undang yang menurut
bapak Isrodin belum implementatif. UUD 1945 pasal 31 ayat 1 tersirat
bahwa setiap warga Negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan,
tetapi pada kenyataanya masih banyak anak Indonesia yang belum
memperoleh pendidikan secara layak. Undang-Undang No.20 tahun 2003
tentang Sisdiksnas pasal 32 ayat 2 yang menjelaskan bahwa pendidikan
layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah
terpencil, terbelakang, masyarakat adat yang terpencil dan atau mengalami
bencana alam, bencana sosial dan tidak mampu dari segi ekonomi, tetapi
pemerintah belum serius dalam menangani ini sehingga menurut bapak
Isrodin, Pendidikan Layanan Khusus masih perlu banyak dukungan, baik
dari pemerintah maupun masyarakat.48
47Hasil Wawancara dengan bapak Isrodin pada tanggal 19 Januari 2015 48Ibid
84
Dalam mengatasi kendala pelaksanaan penanaman nilai-nilai
pendidikan islam diperlukan dukungan dari semua pihak, baik dari kepala
sekolah atau pengasuh, pendidik dan peserta didik.
Karena selaku pengasuh tidak mungkin dapat menjalankan tugas
tanpa adanya bantuan dari semua pihak. Langkah-langkah yang ditempuh
adalah dengan mengundang berbagai pihak untuk belajar sama dan
mengirimkan peserta didik untuk belajar di sekolahlain yang mau bekerja
sama.
Faktor pendukung juga dijadikan sebagai motivasi untuk mengatasi
kendala yang menghambat terlaksananya penanaman nilai-nilai pendidikan
Islam, sedangkan pengasuh dan para pendidik selalu mengupayakan agar
hambatan tersebut dapat diselesaikan dengan cepat dan baik.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja disebut juga masa peralihan (transisi) dari masa anak-anak
ke masa dewasa. Ada beberapa ciri yang menandai pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikis pada remaja, di antaranya:a) pertumbuhan fisik sangat
pesat, b) perubahan suara, tumbuh bulu-bulu, serta membesarnya bagian organ
tubuh tertentu, c) belum stabilnya emosi (ambivalensi) yaitu
kegamangan/kebimbangan, dan d) masa pencarian pembentukan karakter. 1
Pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis tersebutdapat menjadi
bumerang apabila remaja tidak mendapatkan bimbingan spiritualitas
keagamaannya baik dari orang tua maupun dari gurunya di sekolah.
Apabila diamatipada masa sekarang ini di media-media baik cetak
maupun elektronik terdapat berita tentang remaja yang mengalami banyak
permasalahan. Terdapat berbagai kemaksiatan, tindak kriminal, perkelahian,
perjudian, mabuk-mabukan, praktek prostitusi yang seakan-akan sudah menjadi
hal yang biasa pada kehidupan remaja. Ini menunjukkan adanya kegagalan di
dalam dunia pendidikan kita. Salah satu faktor kegagalan pendidikan kita
disebabkan praktek-praktek pendidikan yang ada tidak beresensikan pada nilai-
nilai pendidikan Islam.
Nilai merupakan hal-hal yang dipandang berharga dan penting bagi
kehidupan manusia. Nilai pendidikan Islam yang dimaksud adalah hal-hal penting
1 http://nyiarhikmah.blogspot.com/2011/02/pentingnya-pendidikan-islam-bagi-remaja.html
diakses pada tanggal 2 Oktober 2014
2
yang perlu diketahui agar bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari khususnya
dalam dunia pendidikan sehingga tercipta manusia yang beriman, bertakwa,
berilmu, dan berakhlak mulia sesuai tuntunan agama Islam.
Pendidikan Islam seharusnya bukan sekedar untuk menghafal beberapa
dalil agama atau beberapa syarat-syarat-rukun setiap ibadah, namun harus
merupakan proses, usaha mendidik murid, di samping untuk memahami atau
mengetahui, juga sekaligus menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Islam..
Upaya penanaman nilai keagamaan tidak sekedar menyangkut dimensi
kepercayaan, tetapi lebih dari itu yaitu pembudayaan dan pembiasaan dalam
kehidupan sehari-hari.2
Boarding school adalah sistem sekolah dengan asrama, dimana peserta
didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada
dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu. Di lingkungan sekolah,
para peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sesama peserta didik,
bahkan berinteraksi dengan para guru setiap saat. Contoh yang baik dapat
mereka saksikan langsung di lingkungan mereka tanpa tertunda. Dengan
demikian, pendidikan islam dapat terlatih lebih baik dan optimal.3 Untuk anak
usia remaja, pembentukan kepribadian sangat terpengaruh oleh lingkungannya,
merekaakan bersikap baik ketika lingkungannya baik pula. Oleh karena itu di
boarding school kepribadian peserta didik dapat terbentuk melalui penanaman
2 A. Qodri Azizy, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial (Mendidik Anak Sukses
Masa Depan: Pandai dan Bermanfaat), (Semarang: Aneka Ilmu, 2003), hlm. 19 3http://www.kajianteori.com/2013/03/boarding-school-pengertian-boarding-school.html
diakses pada tanggal 24 maret 2014
3
nilai karena Boarding school adalah suatu lembaga untuk membentuk peserta
didik lebih berkonsentrasi pada proses pendidikan.
Boarding School “Mbangun Desa” adalah sebuah sekolah Pendidikan
Layanan Khusus (PLK) Menengah yang terletak di Jalan Raya Baturaden Barat
No. 19,Desa Ketenger, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa
Tengah. Pendidikan Layanan Khusus yang dimaksud disini adalah pendidikan
untuk anak-anak dari keluarga miskin terutama yang bertempat tinggal di desa-
desa sekitar hutan dan pesisir. Pendidikan Layanan Khusus disini memberikan
kebebasan bagi peserta didik dan keluarganya untuk berkontribusi dalam
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kemampuannya. Nama “Mbangun
Desa” dipilih dan disepakati karena salah satu output Pendidikan Layanan
Khusus menengah ini adalah menjadikan peserta didik untuk siap hidup dan
membangun desanya.
Peserta didik Boarding School “Mbangun Desa” pada mulanya
merupakan anak yang mempunyai permasalahan seperti tidak sekolah dan drop
out sekolah yang membutuhkan penyelesaian baik dari segi mentalnya maupun
materinya. Sekolah yang didirikan pada tanggal 29 Juni 2011 ini, bertujuan
untuk memfasilitasi proses belajar peserta didik sehingga menguasai Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah dan Standar Kecakapan Peserta
Didik sehingga mampu mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya dan siap
menjadi kader pembangun desa.
4
Pola pendidikan yang dikembangkan di Boarding school “Mbangun
Desa” lebih mengedepankan pembentukan mental sosial peserta didik yang
bermuara pada peningkatan nilai-nilai pendidikan Islam dengan melihat pola
perilaku yang mempunyai masalah dalam pembelajaran dan tingkah laku
kesehariannya.Dengan pembiasaan seperti tadarus Al-Qur’an di pagi dan sore
hari, membaca buku di waktu istirahat, memasak bersama ketika pagi dan sore
hari, menjadi muadzin dan imam sholat, pembiasaan berbahasa Inggris, Arab,
dan bahasa Krama peserta didik dapat lebih menghayati dan mengamalkan nilai-
nilai pendidikan Islam. Tempat belajar di Boarding School ini tidak selalu
dilaksanakan di ruang kelas. Alam juga merupakan salah satu tempat belajar
seperti di hutan, sawah, kebun, sungai, lapangan, dan lain-lain. Tempat
pembelajaran juga bisa dilaksanakan di rumah peserta didik, rumah pendidik,
balai desa, kantor pemerintahan juga di tempat mitra belajar. Dengan demikian,
setiap pembelajaran yang diberikan selalu mengajarkan peserta didik ke dunia
nyata dan lebih menyenangkan. Melalui sistem pembelajaran seperti diatas,
penanaman nilai-nilai pendidikan Islam dapat lebih dihayati.4
Dari uraian di atas, maka penulis mengangkat judul “Penanaman Nilai-
Nilai Pendidikan Islam di Boarding School “Mbangun Desa” Kecamatan
Baturraden Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014”
4Berdasarkan observasi pendahuluan dan wawancara dengan Bapak Isrodin, (kepala sekolah)
tanggal 8 Maret 2014
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah“ Bagaimana Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan
Islam di Boarding School “Mbangun Desa” kecamatan Baturraden
Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2014/2015?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari laporan penelitian ini yaitu:
a. Untuk mengetahui bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan Islam di
boarding school “Mbangun Desa” kecamatan Baturraden kabupaten
Banyumas Tahun Pelajaran 2014/2015
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat
penanaman nilai-nilai pendidikan Islam di boarding school“Mbangun
Desa” kecamatan Baturraden kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran
2014/2015
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dari laporan penelitian ini yaitu:
a. Memberikan informasi yang jelas dan bermanfaat tentang penanaman
nilai-nilai pendidikan Islam di di boarding school “Mbangun Desa”
kecamatan Baturraden kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2014/2015
b. Mengembangkan keilmuan mengenai nilai-nilai pendidikan Islam dan
boarding school
6
c. Memberikan pengetahuan kepada praktisi pendidikan dalam
mengembangkan pendidikan di boarding school dan dapat dijadikan
dasar untuk pengembangan pendidikan Islam di boarding school yang
lain
d. Dapat menambah khazanah keilmuan bagi STAIN Purwokerto
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka pada dasarnya digunakan untuk memperoleh suatu
informasi tentang teori-teroi, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi, yang
dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan agar
mempunyai dasar yang kokoh bukan coba-coba.
Setiap apa yang diajarkan mempunyai nilai yang berkaitan erat dengan
tujuan pengajaran. Walaupun pendidikan Islam dapat diberikan melalui bidang
studi, namun pembahasan ini tidak menguraikan yang terkandung dalam bidang
studi tersebut.
Dalam buku yang ditulis Jusuf Amir Feisal yang berjudul Reorientasi
Pendidikan Islam(1995), dijelaskan bahwa Islam mencakup tiga komponen
sistem nilai, yaitu yang pertama keimanan atau aqidah, yang kedua syariah dan
yang ketiga akhlak.
Dalam buku yang ditulis Khoiron Rosyadi yang berjudul Pendidikan
Profetik (2004) dijelaskan bahwa pendidikan nilai harus diberikan melalui
praktek-praktek hidup anak-anak sendiri, lebih dari pemberian informasi
mengenai nilai-nilai itu. Sebab nilai-nilai akan mereka pahami semakin
mendalam sementara mereka mewujudkannya.
7
Penelitian yang dilakukan Endro Suharyanto (2013) yang berjudul
Penanaman Nilai Karakter melalui Pendekatan Pendidikan Islam di Panti
Sosial Petirahan Anak (PSPA) Satria Baturraden Tahun 2012 menjelaskan
bahwa melalui pendekatan pendidikan Islam yaitu pengalaman, pembiasaan,
emosional, fungsional, dan keteladanan menjadi satu kesatuan (terintegrasi)
dalam proses penanaman nilai.
Dalam penelitian Ramlan Setiawan (2013) yang berjudul Internalisasi
nilai pendidikan Islam di SMA N 1 Dayeuhluhur Cilacap menitikberatkanpada
internalisasi nilai Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran dan
diterapkan pada sebuah pendidikan formal.
Dari literatur skripsi yang dijumpai, terdapat kesamaan dan perbedaan
dari skripsi sebelumnya. Persamaannya adalah sama-sama meneliti terkait nilai,
sedangkan perbedaannya adalah pada lokasi penelitian. Menurut Bapak Isrodin
belum pernah ada penelitian di Boarding School“Mbangun Desa” yang meneliti
tentang penanaman nilai-nilai pendidikan Islam, sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ini.
E. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dari penelitian ini, maka peneliti
perlu menentukan kerangka skripsi yang dimaksud untuk mengemukakan
permasalahan yang disusun dalam sistematika pembahasan. Adapun penyusunan
kerangka skripsi ini peneliti membagi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti
dan bagian akhir.
8
Bagian awal memuat Halaman Judul, Halaman Pernyataan Keaslian,
Halaman Pengesahan, Halaman Nota Dinas Pembimbing, Motto, Persembahan,
Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel,danAbstrak.Sedangkan bagian inti
peneliti membagi menjadi lima bagian, yaitu:
Bab pertama, meliputi Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang
Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Kajian Pustaka, dan Sistematika Pembahasan.
Bab kedua, merupakan landasan teori. Dalam bab ini akan dibahas
mengenai Nilai-nilai Pendidikan Islam dan Boarding School yang terbagi
menjadi dua sub bab, sub bab pertama yaitu tentang Nilai-Nilai Pendidikan
Islam, yang meliputi Pengertian Nilai Pendidikan Islam, Bentuk Nilai-Nilai
Pendidikan Islam, Pendekatan Penanaman Nilai, dan Proses Penanaman Nilai.
Dan sub bab kedua yaitu tentang Boarding School, meliputi Pengertian Boarding
School, Tujuan Boarding School, Kriteria Boarding School yang baik, dan
Peranan Boarding School.
Bab ketiga berisi metode penelitian yang akan membahas tentang jenis
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab keempat berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini,
penulis akan paparkan tentang Gambaran Umum Boarding School “Mbangun
Desa”, Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam di Boarding
School “Mbangun Desa, beserta Faktor Pendukung dan Penghambatnya.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data serta analisis yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penanaman nilai-nilai
pendidikan Islam di Boarding School “Mbangun Desa”yang diterapkan
meliputi nilai pendidikan akidah, ibadah, dan akhlak.Adapun penanaman
nilai-nilai pendidikan Islam di Boarding School “Mbangun Desa” dilakukan
dengan pendekatan pengalaman, pembiasaan, pendekatan emosional,
pendekatan rasional, pendekatan fungsional dan keteladanan.
Penanaman nilai pendidikan yang diterapkan yaitu pendidikan akidah,
ibadah dan akhlak. Ini terbukti dari adanya jadwal harian yang teratur dari
baangun sampai tidur malam. Nilai-nilai pendidikan tersebut ditanamkan
dengan pendekatan pengalaman dilakukan melalui pengalaman kegiatan
positif sehari-hari seperti penunjukkan peserta didik menjadi
leader,mengkondisikan teman dan mengkoordinasikan aktivitas harian.
Pendekatan pembiasaan dilakukan dengan pembiasaan sholat berjamaah,
tadarus Al-Qur’an dan terjemahnya, puasa senin kamis, berdzikir, dan
kegiatan rutin lainnya. Pendekatan emosional dilakukan dengan menggugah
perasaan dan emosi peserta didik, yaitu dengan memberikan motivasi dan
pendekatan kepada peserta didik. Pendekatan rasional dilakukan dengancara
memberikan kajian-kajian keagamaan setiap pagi dan malam agar peserta
didik paham dengan ajaran agama yang diberikan. Pendekatan fungsional
86
dilakukan dengan menjelaskan manfaat dari setiap pembelajaran. Dan
pendekatanketeladanan yaitu dengan memberikan contoh yang baik dari
pendidik maupun dari peserta didik.
Faktor pendukung penanaman nilai-nilai pendidikan Islam di Boarding
School “Mbangun Desa” yaitu dari faktor internal berasal dari semangat
peserta didik, dan faktor eksternal yaitu berasal dari keluarga peserta didik
yang mendukung dan berbagai pihak yang mau bekerja sama. Sedangkan
faktor penghambat yaitu dari internal masih minimnya sarana dan prasarana
dalam pembelajaran akademik, dan faktor eksternal yaitu di dalam perangkat
undang-undang yang belum implementatif. Untuk mengatasi hambatan
tersebut Boarding School “Mbangun Desa” mengaupayakan berbagai solusi
seperti mengundang berbagai pihak untuk bekerja sama, contohnya belajar
bersama pejabat, belajar di kampus Fakultas Pertanian dan Peternakan
Unsoed, dan mengirimkan peserta didik untuk sekolah pertanian di Pati,
Pekalongan, dan Wonosobo.
B. Saran
Sehubungan telah dilaksanakannya penelitian tentang penanaman nilai-
nilai pendidikan Islam di Boarding School “Mbangun Desa“, maka penulis
mencoba memberikan saran-saran untuk dapat dijadikan sebagai sumbangan
dalam kemajuan bagi pendidikan Islam pada umumnya dan Boarding School
“Mbangun Desa“ pada khususnya. Yaitu sebagai berikut :
1. Kepada pendidik untuk mengajarkan nilai-nilai pendidikan Islam pada
peserta didik dengan pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan,
pendekatan emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional dan
87
pendekatan keteladanan karena pendekatan ini baik untuk diterapkan
karena menjadikan peserta didik aktif dan menghadirkan pengalaman
nyata bagi peserta didik.
2. Kepada pemerintah setempat hendaknya lebih memperhatikan pendidikan
layanan khusus seperti tercantum dalam undang-undang, sehingga
pendidikan layanan khusus dapat telaksana dengan baik.
3. Kepada masyarakat hendaknya saling mendukung terhadap
keberlangsungan Boarding School “Mbangun Desa” dan tidak
memandang rendah Pendidikan Layanan Khusus karena Pendidikan
Layanan Khusus ini juga dapat berkontribusi banyak dalam dunia
pendidikan.
4. Perlu adanya peningkatan kerjasama antara sekolah, pemerintah, dan
masyarakat sehingga proses pembelajaran di Boarding School “Mbangun
Desa” lebih baik lagi.
C. Kata Penutup
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat, karunia, inayah, dan nikmat yang sangat besar
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai tugas
akhir penulis di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah memberikan banyak sekali perubahan dan perbaikan pada
kehidupan manusia sehingga derajat umat manusia dapat terangkat.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan skripsi ini
masih sederhana dan jauh dari sempurna. Maka tidaklah mustahil bila masih
88
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Pada kesempatan ini penulis sampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
dan kepada dosen pembimbing yang banyak memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga semua amal baiknya diberi balasan oleh Allah SWT.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,
bagi para pembaca, dan pihak-pihak yang terkait. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.
Purwokerto, 9 Juni 2015
Penulis
Titin Rokhfiana NIM. 102331022
DAFTAR PUSTAKA Abd A’la. 2006. Pembaruan Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pesantren Aly, Hery Noer dan Munzier S. 2003.Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska
Agung Insani An Nahlawi, Abdurrahman. 1996. Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan
Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press Anshori. 2012. Pendidikan Islam Transformatif. Jakarta: Referensi Azizy, A. Qodri. 2003. Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial.
Mendidik Anak Sukses Masa Depan: Pandai dan Bermanfaat. Semarang: Aneka Ilmu
Bagus, Lorens. 2002.KamusFilsafat. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama Daradjat, Zakiyah dkk. 2009.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara Daradjat, Zakiyah. 1995. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta:
Ruhama Departemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al-Qur’an dan terjemahnya.
Semarang : CV Toha Putra DepartemenPendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Undang-Undang No 23 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Echols, John dan Hassan Shadily. 1997. Kamus Inggris–Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama Endro Suharyanto. 2013. “Penanaman Nilai Karakter melalui pendekatan
pendidikan Islam si Panti Sosial Petirahan Anak (PSPA) Satria Baturraden Tahun 2012”. Skripsi. Purwokerto : Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Purwokerto.
Feisal,Jusuf Amir. 1995. ReorientasiPendidikan Islam. Jakarta: GemaInsani Press Ilyas, Yunahar. 1998. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Suksess offset
Langgulung, Hasan. 1989. Manusia dan Pendidikan (Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al Husna
Lubis, Mawardi. 2009. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Musiran, Muh. 2012 . “Model Pembelajaran Al-islam dengan Sistem Boarding
School” (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah Jati dan SMP Muhammadiyah Cepu), Sinopsis tesis. Semarang: Program Magister IAINWalisongo Semarang
Muthahhari, Murthada. 1993. Masyarakat dan Sejarah. Bandung: Mizan Nata, Abuddin. 2009. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajawali Pers Profil Pendidikan Layanan Khusus Menengah, Boarding School “Mbangun Desa” Rais, M. Amin. 1995. Cakrawala Islam Antara Cita dan Fakta. Bandung: Mizan Razak, Nasruddin. tt. Dienul Islam. Bandung: PT Alma’arif Roqib, Moh. 2009.Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Lkis Printing Cemerlang Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta:Pustaka pelajar Rusn, Abidin Ibnu.1998. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sunhaji. 2009. Strategi pembelajaran. Purwokerto: STAIN Press Supiana dan M. Karman. 2009. Materi Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Takariawan, Cahyadi dkk. 2003.Iman dan Mahabatullah. Solo: Era Intermedia Thoha, M. Chabib, dkk. 1996. Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam.Yogyakarta:
PustakaPelajar Tono, Sidik dkk. 2009. Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta: UII Press Yaqin, Haqqul.2009. Agama dan Kekerasan: dalam Transisi Demokrasi di
Indonesia. Yogyakarta: eLSAQ Press Zulkarnain. 2008. Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Titin Rokhfiana
NIM : 102331022
Jenjang : S-1
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Islam di Boarding School
“Mbangun Desa” kecamatan Baturraden kabupaten Banyumas
Tahun Pelajaran 2014/2015
Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian atau karya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya.
Purwokerto, Juni 2105
Yang menyatakan,
Titin Rokhfiana NIM. 102331022
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Purwokerto, Juni 2015
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
di Purwokerto
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami arahkan, telaah, mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : Titin Rokhfiana
NIM : 102331022
Jurusan / Prodi : Tarbiyah / PAI
Angkatan Tahun : 2010/2011
Judul : Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Islam di Boarding School “Mbangun Desa” kecamatan Baturraden kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2014/2015
Dengan ini kami mohon agar skripsi Saudari tersebut dapat dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing
Dr. H. Rohmad, M.Pd NIP. 19661222 199103 1 002
v
MOTTO
1) 6(اال نشراح : ان مع العسر یسرا
-Bersama kesulitan terdapat kemudahan-
2)5ایاك نعبد وایاك نستعین (الفاتحة: -Hanya Engkaulah yang kami sembah dan
hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan-
1Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, ( Semarang: CV.
Toha Putra, 1989), hlm. 1073 2 Departemen Agama Republik Indonesia, hlm. 6
vi
PERSEMBAHAN
Tantangan demi tantangan saya hadapi dalam proses penulisan skripsi ini, berkat
bantuan dari semua pihak baik orang yang dekat dengan saya ataupun yang baru
kenal, sehingga puncak kesuksesan dapat diraih, tatapi semuanya itu tidak terlepas
dari hidayah Allah SWT yang dilimpahkan kepada hambanya, maka dengan
keikhlasan hati dan segala kerendahannya maka skripsi ini kupersembahkan :
Kepada:
Ibuku tercinta... seseorang yang dengan kasih sayangnya melakukan apapun untuk
kebahagiaanku, dan selalu sabar menghadapiku.
Teruntuk:
Ayahku... yang tak pernah lelah membahagiakan anak-anaknya dengan memberikan
dukungan moril maupun spiritual
Teruntuk:
Adikku yang kusayangi, teruslah semangat untuk menggapai cita-cita, dan semoga
selalu mendapatkan pendidikan yang baik. Amiin
Teruntuk:
Sahabat-sahabat, kakak-adik saya yang berjuang bersama. Terimakasih telah menjadi
bagian terbaik dalam hidupku.
Semoga skripsi ini dapat memberikan sedikit kebanggaan dan kebahagiaan untuk
orang tuaku, sebagai bukti kesungguhan belajarku.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillahi rabbil’alamin, atas berkat rahmat dan
hidayah Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul “PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DI
BOARDING SCHOOL “MBANGUN DESA” KECAMATAN BATURRADEN
KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Strata Satu (S-1) Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri Purwokerto.
Sebuah nikmat yang luar biasa, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Tentunya proses panjang dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan
hati penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada:
1. Dr.H. A. Luthfi Hamidi, M.Ag., Rektor Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
2. Kholid Mawardi, S.Ag.,M.Hum., Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Purwokerto
3. Dr. Suparjo, S. Ag., M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut
Agama Islam Negeri Purwokerto
4. Drs. Amat Nuri, M.Pd.I., selaku Penasehat Akademik selama penulis belajar di
STAIN Purwokerto
5. Dr. H. Rohmad, M.Pd., dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan dan
memberi masukan selama penyelesaian skripsi ini
viii
6. Seluruh dosen dan staf akademik Institut Agama Islam Negeri Purwokerto yang
telah membekali berbagai ilmu pengetahuan.
7. Orang tua yang selalu memberi motivasi dan dukungan kepada penulis
8. Keluarga besar KMPA “FAKTAPALA” yang selalu memberikan motivasi, ilmu
dan pengalaman yang tak terlupakan.
9. Teman-teman yang selalu ada disampingku dan semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat untuk
penulis pada khususnya, dan semua pihak pada umumnya.
Purwokerto, Juni 2015
Penulis,
Titin Rokhfiana NIM. 102331022
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii
PENGESAHAN ................................................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ......................................................................... iv
MOTTO .............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
ABSTRAK ........................................................................................................... xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................
E. Sistematika Pembahasan ............................................................
BAB II : NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DAN BOARDING SCHOOL
A. Nilai-nilai Pendidikan Islam
1. Pengertian Nilai Pendidikan Islam .........................................
2. Bentuk-Bentuk Nilai-Nilai Pendidikan Islam .......................
3. Pendekatan Penanaman Nilai .................................................
4. Proses Penanaman Nilai .........................................................
x
B. Boarding School
1. Pengertian Boarding School ...................................................
2. Konsep Pendidikan Boarding School .....................................
3. Tujuan Boarding School .........................................................
4. Peranan Boarding School .......................................................
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...........................................................................
B. Sumber Data ................................................................................
C. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
D. Teknik Analisis Data ..................................................................
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Boarding School “Mbangun Desa” ..............
B. Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam di
Boarding School “Mbangun Desa” ............................................
1. Nilai Akidah ............................................................................
2. Nilai Ibadah .............................................................................
3. Nilai Akhlak ............................................................................
C. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................................
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................
B. Saran .............................................................................................
C. Kata Penutup ................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Sarana dan Prasarana Boarding School "Mbangun Desa" ..........
Tabel 2. Jadwal Harian Boarding School "Mbangun Desa" ................................
xii
PENDIDIKAN NILAI-NILAI PENANAMAN ISLAM DI BOARDING SCHOOL “MBANGUN DESA”
KECAMATAN BATURRADEN KECAMATAN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Titin Rokhfiana Program Studi S1 Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
ABSTRAK Penanaman nilai-nilai pendidikan Islam merupakan salah satu solusi dalam
mengatasi permasalahan pendidikan. Upaya penanaman nila tidak sekedar menyangkut dimensi keagamaan tetapi lebih dari itu yaitu pembudayaan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari hari. Boading School adalah sekolah dengan sistem asrama, dimana peserta didik dan para guru tinggal di lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu. Dengan pembiasaan dan keteladanan setiap harinya, serta dengan pengalaman nyata penanaman nilai-nilai pendidikan Islam di Boarding School “Mbangun Desa” dapat lebih dihayati.
Rumusan masalah penelitian ini adalah “bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan Islam di Boarding School “Mbangun Desa”?” Kemudian penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Sumber data yang digunakan terdiri dari sumber data primer, yaitu melalui wawancara dan observasi langsung, dan sumber data sekunder yaitu berupa buku-buku terkait Penanaman nilai-nilai pendidikan Islam dan Boarding School yang relevan dengan penelitian ini untuk memperkuat pendapat dan melengkapi hasil penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi, dan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa pelaksanaan penanaman nilai-nilai pendidikan Islam di Boarding School “Mbangun Desa” sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan Boarding School “Mbangun Desa” yaitu untuk membiasakan hidup yang mandiri dan bertanggungjawab serta menyiapkan peserta didik untuk menjadi kader pembangun desa. Nilai-nilai pendidikan Islam di Boarding School “Mbangun Desa” yang ditanamkan meliputi nilai pendidikan aqidah, ibadah, akhlak. Pelaksanaan penanaman nilai-nilai pendidikan Islam dilakukan melalui pendekatan pengalaman, pembiasaan, emosional, rasional, fungsional dan keteladanan. Penanaman dilakukan melalui pembiasaan kegiatan-kegiatan dan budaya positif dan melalui pengalaman nyata, serta dengan keteladanan dari pengasuh, pendidik dan peserta didik. Selain itu penanaman juga dilakukan dengan pendekatan fungsional dan emosional seperti menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang diberikan. Faktor pendukung yaitu semangat dari peserta didik dan orang tua, faktor penghambat yaitu kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung. Adapun faktor pendukung dijadikan sebagai motivasi untuk mengatasi kendala yang menghambat terlaksananya penanaman nilai-nilai pendidikan Islam, sedangkan para pengasuh dan pendidik selalu mengupayakan agar hambatan tersebut dapat diselesaikan dengan cepat dan baik.
Kata kunci: Penanaman, Nilai pendidikan Islam, Boarding School, “Mbangun Desa”.
xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Titin Rokhfiana
2. NIM : 102331022
3. Tempat/Tgl. Lahir : Banjarnegara, 6 Maret 1993
4. Alamat Rumah : Kecepit,RT 02/RW II,Punggelan,Banjarnegara 53426
5. Nama Ayah : Mudiarso
6. Nama Ibu : Sangidah
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 2 Kecepit (tahun lulus 2004)
2. SMP Negeri 1 Punggelan (tahun lulus 2007)
3. SMA Negeri 1 Banjarnegara (tahun lulus 2010)
4. IAIN Purwokerto (tahun masuk 2010)
C. Prestasi Non-Akademik
1. Juara 2 Lomba Orienteering Granat Rescue Semarang Tingkat Nasional
D. Pengalaman Organisasi
1. Ketua Team Pengembaraan Lingkungan Hidup KMPA “FAKTAPALA” STAIN Purwokerto tahun 2011/2012
2. Bidang Litbang dan SDM KMPA “FAKTAPALA” STAIN Purwokerto tahun 2012/2013
3. Bidang Sarana dan Prasarana KMPA “FAKTAPALA” STAIN Purwokerto tahun 2013/2014
4. Badan Pengkaderan dan Latihan KMPA “FAKTAPALA” STAIN Purwokerto tahun 2014/2015