Pengembangan Pembelajaran
Matematika SD
Nama : Pebri YantiNim : 10 015 061Kelas : 5BProdi : PGSD
APA ITU PENDEKATAN PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL ?
pendekatan pembelajaran konstekstual atau
CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah
merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa sehari-hari,
baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat maupun warga negara, dengan
tujuan untuk menemukan makna materi
tersebut bagi kehidupannya.
Pendekatan Contectual Teaching and Learning
seringkali dilupakan guru dalam arti guru
mengajarkan Matematika tidak berangkat dari
apa yang telah diketahui siswa. Siswa dianggap
seperti botol kosong yang siap menerima
pengisinya. Padahal sebenarnya dalam diri
siswa telah ada pengetahuan-pengetahuan
yang dimilikinya. Oleh karena itu, agar
pembelajaran matematika di kelas diminati
siswa, guru harus pandai menyajikan setiap
materi pembelajaran matematika menjadi
sesuatu yang menarik dan menantang minat
siswa.
Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika
Pendekatan ini diharapkan siswa lebih cepat memahami persoalan-persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika, serta mampu menyelesaikan persoalan-persoalan itu melalui pengetahuan yang telah dimilikinya.
Penggunaan pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran Matematika merupakan salah satu alternatif untuk menyajikan pembelajaran matematika lebih menarik dilihat dari karakteristik pendekatan tersebut. Pembelajaran akan lebih bermakna jika dimulai dari apa yang diketahui siswa, dan siswa mengalami sendiri proses pembelajaran tersebut sehingga bisa mengkonstruksi pengetahuan baru yang diperolehnya dari pengetahuan yang sudah dimiliki.
7 Komponen Pembelajaran Kontekstual (CTL)
1. Konstruktivisme (constructivism)
2. Menemukan (inquiry)
3. Bertanya (Questioning)
4. Masyarakat belajar (learning comunity)
5. Pemodelan (modeling)
6. Refleksi (reflection)
7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic
assessment)
1. Konstruktivisme
Kontruktivisme adalah proses membangun atau
menyusun pengetahuan baru dalam struktur
kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2. Menemukan (inquiry)
Inquiry adalah proses pembelajaran didasarkan
pada pencarian dan penemuan melalui proses
berpikir bahwa pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang diperlukan bukan merupakan
hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.
3. Bertanya ( Questioning )
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu
bermula dari bertanya. Oleh karena itu,
bertanya merupakan strategi utama dalam
CTL. Penerapan unsur bertanya dalam CTL
harus difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa
untuk bertanya atau kemampuan dalam
menggunakan pertanyaan yang baik akan
mendorong pada peningkatan kualitas dan
produktivitas pembelajaran.
4. Masyarakat belajar (learning comunity)
Maksud dari masyarakat belajar adalah
membiasakan siswa untuk melakukan kerja
sama dan memanfaatkan sumber belajar dari
teman-teman belajarnya. Seperti yang
disarankan dalam learning community, bahwa
hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama
dengan orang lain melalui berbagai
pengalaman ( sharing ). Melalui sharing ini
anak dibiasakan untuk saling memberi dan
menerima, sifat ketergantungan yang positif
dalam learning community dikembangkan.
5. Pemodelan ( Modelling )
Yang dimaksud dengan modelling adalah
proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh
yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
Modelling merupakan komponen yang
cukup penting dalam pembelajaran CTL,
sebab melalui modelling siswa dapat
terhindar dari pembelajaran yang teoritis –
abstrak yang dapat memungkinkan
terjadinya verbalisme.
6. Refleksi ( Reflection )
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa
yang baru terjadi atau baru saja dipelajari.
Dengan kata lain refleksi adalah berfikir ke
belakang tentang apa yang apa-apa yang
sudah dilakukan dimasa lalu, siswa
mengendapakan apa yang baru
dipelajarinya sebagai stuktur pengetahuan
yang baru yang merupakan pengayaan atau
revisi dari pengetahuan sebelumnya. Pada
saat refleksi, siswa diberi kesempatan untuk
merenung atau mengingat kembali apa
yang telah dipelajarinya.
7. Penilaian Sebenarnya ( Authentic Assessment )
Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah
melakukan penilaian. Penilaian sebagai bagian
integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang amat
menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas
proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan
CTL. Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai
data dan informasi yang bisa memberikan gambaran
atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa.
Penerapan Kontekstual (CTL) di kelas
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksikan pengetahuan dan
keterampilan barunya.
2. Laksanakan kegiatakn inkuiri untuk semua
topik,
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan
bertanya.
4. Ciptakan “masyarakat belajar” melalui
(belajar dalam kelompok-kelompok
5. Hadirkan model sebagai contoh
pembelajaran
6. Lakukan refleksi pada setiap akhir
pertemuan kelas.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya
dengan berbagai cara.
Contoh Pendekatan Kontekstual (CTL) di
kelas
Kelas II, Semester 2
SK: mengenal unsur-unsur bangun datar
sederhana
KD : mengelompokan bangun datar
Guru membawa alat peraga kedalam kelas
berupa gambar rumah. Disini bertujuan agar
siswa lebih mengerti mengenai bangun datar
karena siswa mengalami secara nyata.
Di gambar rumah tersebut guru menjelaskan
kepada siswa mengenai macam-macam bangun
datar. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan
dan menjawab gambar dibawah.
Berbentuk apakah jendela dan pintu rumah berbentuk segi empat
Berbentuk apakah bagian depan atas rumah bagian depan atas rumah berbentuk segitiga
Berbentuk apakah bagian ventilasi rumah bagian ventilasi rumah berbentuk lingkaran
Terima kasih