Transcript
Page 1: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

PENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPANPENGUATAN KARAKTER BANGSAOleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM1

Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam DjembranaBali, 03-05 Maret 2012

MUQADIMAHPendidikan dapat dikatakan sebagai proses pemberdayaan, yaitu proses

untuk mengungkapkan potensi yang ada pada manusia sebagai individu,

yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan kepada keberdayaan

masyarakat lokal, kepada bangsanya, dan pada akhirnya pada

masyarakat global. Dengan demikian pendidikan perlu diarahkan untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik agar mampu

mandiri.

Setiap anak didik perlu diberi berbagai kemampuan dalam

pengembangan berbagai hal, seperti konsep, prinsip, kreativitas,

tanggung jawab, dan keterampilan. Inilah makna pendidikan yang harus

senantiasa dipegangi oleh para pendidik, yaitu mengembangkan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dalam kamus Webster’s New World Dictionary, sebagaimana

dikutip oleh Nanang Fattah, pendidikan dirumuskan sebagai proses

pengembangan dan latihan yang mencakup aspek pengetahuan

(knowledge), keterampilan (skill) dan kepribadian (character), terutama

yang dilakukan dalam suatu bentuk formula (per sekolahan) kegiatan

pendidikan mencakup proses dalam menghasilkan (production) dan

transfer (distribution) ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh individu atau

organisasi belajar (learning organization).

Memang sudah tidak terbantahkan lagi bahwa pendidikan adalah

kebutuhan pokok bagi semua makhluk yang mempunyai akal sebagai alat 1 Praktisi dan Pemerhati Pendidikan (Dosen pada Sekolah Tinggi Agama Islam Syamsul

‘Ulum Gunungpuyuh Sukabumi).

Page 2: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

berpikir, karena pendidikan yang akan mengantarkan manusia kepada

ilmu, dan ilmu yang akan memberikan apa pun yang menjadi obsesi dan

cita-cita seluruh manusia.

Bagi sebagian orang, definisi dari pendidikan adalah

menyekolahkan anak mereka pada sebuah sekolah yang dapat

memberikan ilmu pengetahuan bagi anak tersebut. Ringkasnya, bagi

mereka pendidikan hanya dapat diperoleh di sekolahan. Padahal,

pendidikan sesunggunya bukan hanya dapat diperoleh di sekolah,

melainkan juga di luar sekolah. Pendidikan bisa diperoleh lewat orang tua,

teman-teman, lingkungan, hingga media massa seperti televisi, koran,

majalah, atau buku. Semua itu dapat menjadi guru bagi anak-anak. Tentu

saja, hal tersebut merupakan tantangan bagi kita untuk mampu membuat

dan merekayasanya agar menjadi tuntunan yang baik.

Agama, Pancasila, dan UUD 1945 adalah rujukan di mana seluruh

gerak langkah aktivitas di negara Indonesia dalam bentuk apa pun mesti

disandarkan kepadanya,2 ketiga dasar rujukan itu dapat menjadi pedoman

yang sinergis untuk menciptakan keteraturan dalam berbagai dinamika

kehidupan di negeri ini, termasuk di dalamnya adalah masalah

penyelenggaraan pendidikan.

Agama manampakkan tata nilai tertinggi dengan meletakkan

pendidikan sebagai basis perjuangan; Pancasila merupakan ideologi

untuk mewujudkan karakternya sebagai ruh ajaran pada setiap sisi

perjalanan bangsa, serta memberikan doktrin kepada seluruh anak

bangsa untuk senantiasa cinta tanah air; dan UUD 1945 adalah konstitusi

negara yang mengamanatkan banyak hal berkaitan dengan

penyelenggaraan pendidikan yang kemudian harus menjadi guiden bagi

seluruh pihak yang terkait, terlebih pemerintah sebagai komponen utama.

Hasil amandemen ke-4 UUD 1945 yang disahkan pada 10 Agustus

2002, pada alinea keempat Pembukaan dapat ditarik empat makna yang

berarti tujuan dari pembentukan pemerintah Indonesia yaitu:2 Syafruddin Amir, 10 Pokok-pokok Pemikiran tentang Pendidikan, Swara Media,

Bandung, 2008. hlm. 27

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

2

Page 3: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia;

2. Memajukan kesejahteraan umum;

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa;

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.3

Kemudian pada batang tubuh UUD 1945 terdapat poin-poin penting

di antaranya:

1. Pasal 28C ayat (1) yang berbunyi: “Setiap orang berhak

mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,

berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu

pengetahuan dan teknologi seni dan budaya, demi meningkatkan

kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”4

2. Pasal 28E ayat (1) yang berbunyi: “Setiap orang bebas memeluk

agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan

pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih

tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta

berhak kembali.”5

3. Pasal 31:

(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan

(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan

pemerintah wajib membiayainya

(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu

sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan

3 Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 dan Perubahannya (Edisi baru), Penabur Ilmu, Jakarta, 2003, hlm. 4

4 Ibid. hlm. 24 5 Ibid. hlm. 25

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

3

Page 4: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang

(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-

kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan

belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja

daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan

pendidikan nasional

(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi

dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan

bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat

manusia.6

Sejalan dengan UUD 1945, untuk menjalankan pola dan

manajemen pendidikan, Indonesia juga memiliki Undang-undang khusus

yang mengatur tata sistem penyelenggaraan pendidikan, yakni Undang-

undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Apabila merujuk kepada undang-undang tersebut, pada Bab I

(Ketentuan Umum) Pasal 1 Ayat 2 menyatakan bahwa yang disebut

dengan Pendidikan Nasional adalah “pendidikan yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional

Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.”7

Kemudian pada Bab II (Dasar, Fungsi dan Tujuan) Pasal 3

disebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

6 Ibid. hlm. 28-297 Tim Redaksi, Himpunan Perundang-undangan Republik Indonesia, Nuansa Aulia,

Bandung, 2009. hlm. 75

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

4

Page 5: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.”8

Apabila kita mencermati pasal-pasal tersebut, tampak jelas adanya

sebuah konsep, bahkan grand design yang ditujukan untuk menciptakan

sistem penyelenggaraan pendidikan yang profesional, progressif, dan

bertanggung jawab, yang bersinergi antara satu komponen dengan

komponen yang lainnya, serta masing-masing memainkan fungsinya

dengan baik, hal itu senapas dengan tujuan yang termaktub dalam

Pembukaan UUD 1945 “Mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Konsep yang ideal tersebut tampaknya memang tidak mudah untuk

diejawantahkan. Kenyataan di lapangan tidak seindah yang tertulis.

Semua komponen seperti menjalankan tugasnya sendiri-sendiri tanpa

menyesuaikan dengan arah pokok sinergitas yang diamanatkan oleh

undang-undang.

Di pihak lain, derasnya arus globalisasi dan modernisasi pun sulit

dibendung. Kita lihat betapa berbagai informasi dari segenap penjuru bumi

kini dapat dengan mudah diakses. Fenomena ini tentu turut

mempengaruhi upaya penyelenggaraan pendidikan nasional kita.

Di satu sisi, derasnya informasi global sesungguhnya banyak

memberi nilai positif pada perkembangan anak didik. Akan tetapi, di sisi

lain, serbuan informasi dengan segala kemudahan untuk mengaksesnya

itu pula yang dapat menjerumuskan anak didik.

Tidak dapat dipungkiri jika beragam informasi, ilmu dan

pengetahuan baru kini dapat dengan mudah diperoleh. Semua itu tentu

memberi efek percepatan pada kualitas intelektual anak didik. Namun, kita

juga tidak dapat menutup mata bahwa informasi-informasi yang

bermuatan negatif pun kini sulit dibendung. Nyaris tidak ada teknologi

yang dapat memfilter informasi-informasi negatif tersebut agar tidak

sampai kepada anak didik.

8 Ibid. hlm. 78

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

5

Page 6: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

Memang pada kenyataannya kita tidak boleh mengisolasi diri dari

perkembangan global, kecuali jika kita memang ingin tergilas oleh

perkembangan tersebut. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana agar

menu dan metodologi pengajaran yang ada dapat menanamkan filter

dalam nurani setiap anak didik sehingga mereka bisa memilih dan

memilah dengan arif dan bijak.

Dengan demikian, sebagai salah satu komponen bangsa yang

concern terhadap pendidikan anak negeri, sudah sepatutnya kita

senantiasa melakukan penelaahan dan menganalisis berbagai realitas

tersebut agar kelak tercipta formulasi ideal sekaligus manifestatif bagi

sistem penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik.

Menilik pada apa yang telah diuraikan sebelumnya maka satu

pokok pikiran penting yang harus dikaji lebih cermat adalah masalah

budaya dan karakter, yakni bagaimana menciptakan keseragaman

langkah yang terpadu dan simultan untuk menjadikan “Pendidikan Sebagai Garda Terdepan Penguatan Karakter Bangsa”.

KULTURISASI DAN TATAKELOLA PENDIDIKANPendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia,

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 diarahkan untuk meningkatkan

kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia,

mengembangkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan,

kesehatan jasmani dan rohani, serta kepribadian yang mantap dan

mandiri. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan dan mempertebal

rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, wawasan

keunggulan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa dan

sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

6

Page 7: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

Pendidikan nasional perlu ditata, dikembangkan, dan dimantapkan

secara terpadu dan serasi, baik antar-berbagai jalur, jenis, dan jenjang

pendidikan maupun antara sektor pendidikan dengan sektor

pembangunan lainnya serta antar-daerah, dengan menggunakan

manajemen pendidikan yang mutakhir, efektif, dan efesien serta

mengutamakan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar,

perluasan dan peningkatan kualitas pendidikan kejujuran, pendidikan

profesional serta meningkatkan pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun.

Masyarakat sebagai mitra pemerintah harus diberi kesempatan seluas-

luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan

nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

tuntutan kebutuhan serta perkembangan pembangunan.9

Bila kita coba mengulas kembali romantisme sejarah, pasti akan

segera muncul pertanyaan “Sungguhkah sistem pendidikan kita dapat

berubah secepat ini?” Rasanya tidak! Sebab menurut Buchari sejak tahun

1960, sedikit demi sedikit pendidikan kita telah kehilangan wataknya

sebagai suatu kekuatan kultural.

Pada zaman kolonial, kita pernah melahirkan suatu sistem

pendidikan yang memiliki nasionalisme dan patriotisme sangat tinggi.

Pada zaman pendudukan Jepang, sistem pendidikan kita juga

memperlihatkan ketahanan yang teruji. Juga pada zaman revolusi fisik

sampai tahun lima puluhan, sistem pendidikan kita memiliki ketahanan

dan keluwesan yang sangat tinggi.

Boleh dibilang dalam periode 1908-1945, bahkan sampai 1959 kita

pernah memiliki sistem pendidikan yang mempunyai watak kultural. Tak

mengherankan, bila pada periode ini lahir tokoh-tokoh nasional seperti Dr.

Sutomo, Bung Karno, dan Bung Hatta. Kendati tentu tak lepas dari

kekuarangan, tetapai bagaimanapun mereka telah menunjukkan

kesungguhan, keberanian, dan kegigihan yang patut diteladani.9 Haikar Pematadaya, Manajemen Modern Pendidikan Indonesia, Yayasan Kebangsaan

Indonesia, Palangkaraya, 2001, hlm. 24

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

7

Page 8: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

Sejak tahun 1960, semuanya itu memudar perlahan-lahan. Disadari

atau tidak, pada periode ini terjadi dekadensi pada sistem pendidikan kita.

Dekadensi ini dapat dilihat dalam gejala bahwa dalam periode 1960

sampai sekarang—sebagian besar darinya kita kenal dengan sebagai

periode orde baru—semangat kritis dan perlawanan masyarakat sedikit

demi sedikit menghilang. Semua orang menyerah dan merasa tak

berdaya, padahal rasa keadilan sedang diinjak-injak dan diperkosa.

Semangat pada periode ini hanyalah mengabdi dan menyenangkan

penguasa. Tak heran, pada periode ini tidak lahir tokoh-tokoh nasional

yang dapat diteladani dan dibanggakan.10

Dekadensi pendidikan kita juga tampak pada fakta bahwa selama

masa 1960 hingga 1998 institusi pendidikan, seperti sekolah telah menjadi

bagian dari birokrasi pemerintahan untuk mempertahankan kekuasaan

dan kepentingannya. Akibatnya, sekolah dan gurunya sudah tidak

memiliki otonomi pendidikan lagi.

Berkaitan dengan hal itu, Mochtar Buchari menyatakan dengan

keras, “Para guru di lembaga-lembaga pendidikan ini tidak lagi mampu

bertindak sebagai pendidik yang berwibawa dan mandiri, tetapi telah

diturunkan derajatnya menjadi pelaksana-pelaksana belaka dari berbagai

intruksi yang dikeluarkan birokrasi. Guru tidak lagi memiliki kebebasan

pedagogis dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Guru

semata-mata menjadi instrumen birokrasi. Kegiatan yang terjadi secara

rutin di sekolah-sekolah kita bukan lagi kegiatan pendidikan, melainkan

kegiatan birokrasi untuk melaksanakan instruksi. Setelah seluruh instruksi

dilaksanakan, terasa bahwa tidak terjadi satu pun kegiatan pendidikan

yang berarti”.11

Karena itu, mutlak diperlukan adanya reformasi pendidikan.

Menurut Buchori, “Reformasi pendidikan yang mendasar ialah reformasi

yang mampu mengembalikan otonomi pedagogis kepada sekolah dan

10 Mochtar Buchori, Pendidikan Antisipatoris, Kanisius, Yogyakarta, 2001, 811 Ibid. hlm. 63

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

8

Page 9: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

guru”.12 Itu berarti pula, fungsi-fungsi pendidikan yang dirampas oleh

birokrasi harus dikembalikan kapada guru dan sekolah.

Dalam konteks tersebut, Pendidikan Pancasila termasuk

pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila,

Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan

Kewarganegaraan perlu dilanjutkan dan ditingkatkan di semua jalur, jenis,

dan jenjang pendidikan termasuk prasekolah sehingga terbentuk watak

bangsa yang kokoh.

Kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan di

semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh

pemerintah dan peran serta masyarakat, termasuk pendidikan di

lingkungan keluarga dan masyarakat terus dikembangkan secara merata

di seluruh tanah air dengan memberikan perhatian khusus kepada peserta

didik, terutama menyangkut pembiayaan pendidikan, khususnya berasal

dari keluarga yang kurang mampu, penyandang cacat, dan yang

bertempat tinggal di daerah terpencil sehingga makin meningkat kualitas

serta jangkauannya.13

Peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan luar biasa

selayaknya mendapat perhatian dan pelayanan lebih khusus agar dapat

dipacu perkembangan prestasi dan bakatnya tanpa mengabaikan potensi

peserta didik lainnya. Khusus untuk perguruan tinggi terus diusahakan

agar lebih mampu menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan

pengkajian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memberikan

pengabdian kepada masyarakat yang bermanfaat bagi kemanusiaan dan

sesuai dengan kebutuhan pembangunan, sejalan dengan iklim yang

makin demokratis yang mendukung kebebasan akademik, kebebasan

mimbar akademik, dan otonomi perguruan tinggi.14

12 Ibid. hlm. 6413 Ahmad Sabri, Strategi Pendidikan, Quantum Teaching, 2007, hlm.5714 Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, PT. Asdi Maha

Satya, Jakarta, 2002, hlm. 77

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

9

Page 10: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

Kurikulum dan isi pendidikan yang bernapaskan nilai-nilai agama

harus terus disempurnakan dan dibina sesuai dengan tuntutan

pembangunan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

kepentingan serta kekhasan daerah sehingga dapat mengembangkan dan

meningkatkan proses belajar mengajar yang berlangsung secara timbal

balik, objektif dan terbuka untuk menumbuhkan dan mengembangkan

kreativitas dan inovasi serta membiasakan diri mengatasi permasalahan

secara arif dan bertanggung jawab.15

Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan, media

pengajaran, teknologi pendidikan serta penulisan, penerjemahan dan

penggandaan buku pelajaran, buku bacaan, buku ilmu pengetahuan dan

teknologi pun perlu terus ditingkatkan, dikembangkan, dan disebarluaskan

secara merata dan bertanggung jawab dengan harga yang terjangkau

oleh seluruh lapisan masyarakat. Bersamaan dengan itu, dikembangkan

iklim yang dapat mendorong penulis dan penerjemahan buku dengan

memberikan penghargaan dan perlindungan hak cipta.

Berbagai upaya tersebut, kiranya dapat menjadi awal untuk

mengembalikan nilai-nilai pendidikan guna mewujudkan generasi

cemerlang. Inilah tantangan kita bersama.

NORMA-NORMA DASAR PENDIDIKAN DI INDONESIANorma-norma dasar yang besifat fundamental mengenai berbagai aspek

kehidupan dalam suatu negara diatur di dalam Undang-Undang Dasar,

Dengan kata lain, Undang-Undang Dasar merupakan hukum dasar tertulis

yang memuat aturan-aturan pokok dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara secara menyeluruh.

Di samping itu, perlu disadari pula bahwa pada suatu negara juga

berlaku hukum dasar yang tidak tertulis, yakni berupa aturan-aturan dasar

15 Shalahuddin Sanusi, Integrasi Ummat Islam, Iqamatuddin Bandung, Bandung, 1987, hlm. 148

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

10

Page 11: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

yang timbul dan terpelihara dalam kehidupan masyarakat bangsa. Dalam

membahas aturan-aturan dasar mengenai aspek kehidupan yang disebut

pendidikan, perhatian akan dipusatkan pada hukum dasar tertulis dengan

tidak mengurangi arti dan makna keberadaan hukum yang tidak tertulis.

Oleh karena itu, untuk memahami norma-norma di dalam Undang-

Undang Dasar sebagai hukum dasar, kita tidak cukup hanya dengan

membaca pasal demi pasal, tetapi harus dilihat juga dalam praktiknya dan

suasana kearifan local masyarakat. Untuk itu, perlu dipelajari tentang

bagaimana terjadinya teks yang tercantum di dalam Undang-Undang

Dasar tersebut. Dengan kata lain, Undang-Undang Dasar perlu dipelajari

dari sudut hukum, sosiologis, bahasa dan sejarah terbentuknya, lengkap

dengan keterangan-keterangannya yang akan memberikan gambaran

tentang “dalam suasana seperti apa hukum dasar itu dibuat”.

Undang-Undang Dasar sebagai ketentuan hukum hanya memuat

aturan-aturan dasar (pokok) atau garis-garis besar dari norma-norma bagi

setiap aspek kehidupan yang diaturnya. Aturan-aturan itu merupakan

instruksi kepada pemerintah pusat dan penyelenggara negara lainnya

dalam menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan sosial.

Aturan-aturan yang lebih terurai yang menyelenggarakan aturan-

aturan pokok itu, diserahkan pada UU yang lebih membuat, mengubah,

dan mencabutnya. Dengan kata lain hanya aturan-aturan pokok saja yang

ditetapkan di dalam Undang-undang dasar, termasuk juga mengenai

bidang pendidikan dan pengajaran. Adapun aturan-aturan untuk

menyelenggarakan aturan-aturan pokok itu diserahkan kepada undang-

undang organik tentang pokok-pokok pendidikan dan kebudayaan.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat ditarik benang merah

bahwa penyelenggaraan norma-norma dasar di bidang pendidikan

sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 yang berlaku

sekarang ini, pada dasarnya diinstruksikan kepada pemerintah sebagai

penyelenggara negara untuk :

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

11

Page 12: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

a. Mendasarkan setiap usaha pendidikan dan pengembangan

kebudayaan pada pandangan hidup Pancasila yang terdiri atas

kesatuan sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan

yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Setiap usaha pendidikan harus diwujudkan untuk mencapai

tujuan negara dengan melakukan kegiatan pembentukan warga

negara yang mampu ikut serta bersama pemerintah untuk:

Pertama, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia; Kedua, mencerdaskan kehidupan

bangsa; Ketiga, memajukan kesejahteraan umum; dan

Keempat, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.16

Berdasarkan norma-norma dasar itu jelas bahwa sejak

kemerdekaan pada tahun 1945 pemerintah sebagai penyelenggara

negara harus mewujudkan:

1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia bagi tiap-tiap

warga negara Indonesia untuk mendapat pendidikan yang

dinyatakan dalam perkataan pengajaran. Perlindungan dan

pengakuan itu ternyata lebih dahulu daripada pengakuan dunia

internasional yang dirumuskan oleh PBB di dalam Declaration of

Human Wright pada tahun 1949.

2. Perlindungan hukum terhadap hak asasi yang berarti juga

penyelenggaraan pendidikan di Indonesia tidak membedakan

warga negaranya berdasarkan warna kulit, ras/keturunan,

agama, kebudayaan, kebangsaan dan lain-lain.

3. Pendidikan harus diselenggarakan untuk seluruh lapisan

masyarakat guna mewujudkan tujuan kemerdekaan atau tujuan

negara seperti disebutkan di atas.

16 Anonymous, Perundang-undangan Pendidikan, Bandung, 2006, hal. 66-67

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

12

Page 13: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

4. Penyelenggaraan pendidikan merupakan salah satu aspek

kehidupan yang harus dikendalikan dan diawasi pemerintah

sebagai pihak yang berwenang menetapkan suatu sistem

pengajaran nasional.

5. Pemerintah sebagai penyelenggara negara berkewajiban

menetapkan undang-undang organik tentang pokok-pokok

pendidikan dan kebudayaan yang menjadi pedoman dalam

mewujudkan sistem pengajaran nasional.

6. Penyelenggaraan pendidikan harus bertolak dari dan untuk

memajukan kebudayaan nasional atau kebudayaan bangsa

sendiri. Dengan demikian berarti juga bahwa pendidikan

merupakan bagian daripada kebudayaan, dan sebaliknya

kebudayaan harus dipertahankan dan dikembangkan melalui

proses pendidikan.

KARAKTER BANGSA INDONESIAIndonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa, ras dan agama,

juga beraneka ragam budaya daerah. Maka, berangkat dari falsafah

Negara Pancasila yang merupakan pencerminan nilai-nilai yang digali dari

seluruh bumi nusantara, Moehamad Soeparno menawarkan rumusan

karakter Bangsa indonesia, yang terdiri atas lima butir sebagai berikut:17

1. Bangsa Indonesia adalah manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, patuh kepada hukum,

perundang-undangan serta peraturan yang berlaku.

2. Bangsa Indonesia adalah manusia yang bangga

sebagai warga negara Indonesia serta mencintai Tanah Air dan

bangsanya, berbudi pekerti baik, siap membela Negara dan bangsa

demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

17 Harmanto Edy Djatmiko, Revolusi Karakter Bangsa Menurut Pemikiran M. Soeparno, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2006, hlm. 90

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

13

Page 14: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

3. Bangsa Indonesia didalam kehidupan bermasyarakat,

bernegara, dan berbangsaadalah manusia yang memiliki jiwa

kebersamaan, gotong-royong, toleransi, serta anti segala bentuk

kekerasan.

4. Bangsa Indonesia adalah manusia yang berbadan

sehat, bersih, hemat, jujur, tertib, cermat, rajin, tepat waktu, serta

berdisiplin tinggi.

5. Bangsa Indonesia adalah manusia yang memiliki

kemauan belajar dengan jangkauan masa depan, penuh inisiatif,

kreativitas, inovasi, yang dilandasi dedikasi yang tinggi demi kemajuan,

pengabdian dan manfaat bagi kehidupan dirinya, bangsa dan

negaranya serta manusia.18

PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSAPersoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam

masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang

dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar

wicara di media elektronik. Selain di media massa, para pemuka

masyarakat, para ahli, dan para pengamat pendidikan, dan pengamat

sosial berbicara mengenai persoalan budaya dan karakter bangsa di

berbagai forum seminar, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun

internasional. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi,

kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan

ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan

sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar,

dan di berbagai kesempatan.

Berbagai alternatif penyelesaian pun diajukan seperti peraturan,

undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum

yang lebih kuat.

18 Ibid. hlm. 92

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

14

Page 15: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling

tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yang dibicarakan

itu adalah pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang

bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa

yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan

diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam

berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab

berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa

hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak

segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat.

Jantung dari proses pendidikan formal adalah kurikulum (curriculum

is the heart of education). Oleh karena itu, sudah seharusnya kurikulum,

saat ini, memberikan perhatian yang lebih besar pada pendidikan budaya

dan karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa sebelumnya.

Pendapat yang dikemukakan para pemuka masyarakat, ahli pendidikan,

para pemerhati pendidikan dan anggota masyarakat lainnya di berbagai

media massa, seminar, dan sarasehan yang diadakan oleh Kementerian

Pendidikan Nasional pada awal tahun 2010 menggambarkan adanya

kebutuhan masyarakat yang kuat akan pendidikan budaya dan karakter

bangsa. Apalagi jika dikaji, bahwa kebutuhan itu, secara imperatif, adalah

sebagai kualitas manusia Indonesia yang dirumuskan dalam Tujuan

Pendidikan Nasional.

Pendidikan Sebagai Garda TerdepanBangsa ini sesungguhnya memiliki modal yang sangat besar untuk

menjadi negara modern namun berkepribadian. Modern saja tentunya

tidak cukup, sebab tanpa memiliki kepribadian maka sebuah bangsa akan

larut ke dalam tindakan yang salah arah. Banyaknya penyimpangan

perilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme yang berpadu dengan moral

masyarakat yang memiliki mental senang kekerasan, senang hura-hura,

bahkan bangga bila melanggar hukum, serta ketiadaan tanggung jawab.

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

15

Page 16: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

Maka jika demikian adanya, modern hanyalah akan meninggalkan

kesemberawutan dan akan menyebabkan bangsa ini menjadi kolaps.

Salah satu di antara penyebab terjadinya semua itu adalah

lemahnya kualitas mental bangsa ini dalam menghadapi perubahan yang

sangat cepat dan mengarah kepada modernisasi yang salah arah. Hal itu

kemudian berbuah menjadi: Pertama, Banyak orang yang ingin menjadi

kaya akan tetapi melalui jalan yang pintas. Kedua, Banyak orang ingin

menjadi modern tetapi melalui jalan yang salah; Ketiga, Banyak orang

yang ingin menjadi sejahtera tetapi melalui jalan yang tidak benar.

Tidak mudah mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang

dihadapi bangsa ini. Akan tetapi, ada satu instrumen penting untuk

membenahinya, yakni melalui pendidikan karakter. Setiap agama di

Indonesia telah memberikan kewajiban bagi setiap umatnya untuk

berperilaku terpuji. Salah satunya Islam yang sudah mengajarkan tentang

keagungan akhlak mulia, di mana dalam Islam disebutkan bahwa Nabi

Muhammad saw diutus oleh Allah Swt. untuk menyempurnakan akhlak

agar menjadi mulia. Beliau menyatakan: “innama buitstu liutammima

makarimal akhlak”.19

Senafas dengan hal ini, Begawan pendidikan Indonesia, Ki Hajar

Dewantoro juga menyatakan moralitas pendidikan adalah: “ing ngarso

sung tulodho, ing madyo mangun karso lan tut wuri handayani”. Ungkapan

ini memiliki keselarasan dengan sabda Nabi Muhammad saw tersebut.

Pernyataan ini mengandung makna:

1. Manusia harus menjadi teladan ketika berada di depan atau

menjadi pemimpin di dalam level serendah apa pun;

2. Jika di tengah maka manusia harus dapat membangkitkan

semangat untuk berkarya; dan

3. Jika berada di belakang maka harus bisa menjadi pamong.

Pendidikan karakter sesungguhnya adalah pendidikan yang

berbasis pada kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab dan keterpercayaan. 19 Asari, Hasan., Menyingkap Zaman Keemasan Islam: Kajian atas Lembaga-lembaga

Pedidikan, Mizan, Bandung, 1994. hlm. 14

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

16

Page 17: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

Jujur dalam segala hal yang dilakukan, ikhlas dalam melakukan segala

sesuatu, tanggung jawab ketika diberi amanah dan terpercaya ketika

diserahi tanggung jawab. Dan itulah sebenarnya jiwa dan karakter bangsa

Indonesia, terlebih Indonesia adalah negara yang beragama dan

senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai ke-Tuhanan. Pendidikan semacam

ini akan terlaksana jika semua komponen bangsa ini mendukung

terhadapnya. Artinya dibutuhkan lingkungan, pelaku dan juga kebijakan

yang memihak kepadanya.

Setelah seluruh komponen berjalan seiring, kemudian dibutuhkan 3

(tiga) langkah utama untuk merealisasikan dan mengembangkan

pendidikan karakter nasional bangsa ada beberapa hal yang memerlukan

perhatian pemerintah dan masyarakat, yaitu:20

Pertama penyiapan lembaga pendidikan yang berkualitas; yakni

Lembaga pendidikan yang mempunyai orientasi character building,

mementingkan pendidikan yang integral, mengembangkan dan

meningkatkan potensi anak didik dalam segala aspek kemanusiannya.

Pendidikan yang berbasis nilai, melakukan transformasi kepribadian,

akhlak, tingkah laku, pola fikir dan sikap. Bukan hanya mentransfer

informasi dan pengetahuan semata (aspek kognitif) dengan melalaikan

aspek afektif dan psikomotorik.

Kedua menyiapkan tenaga pendidik yang berkualitas; terutama

kepala-kepala sekolah yang handal untuk merealisasikan tujuan yang

ditargetkan. Tenaga pendidik merupakan ujung tombak bagi keberhasilan

tujuan pendidikan. Tenaga pendidik dan kepala sekolah yang mencintai

tugasnya, mempunyai ruh dan semangat idealisme tinggi, berdedikasi dan

mempunyai integritas moral tangguh, mempunyai kecakapan menejerial

dan mampu menjadi teladan dalam segala hal bagi anak didiknya. Mereka

harus dipersiapkan sedemikian rupa agar mampu menyesuaikan diri

dengan perubahan-perubahan yang terjadi dengan senantiasa

meningkatkan diri dan memperbaharui pengetahuan (refresh and up to 20 WWW. Wikipedia.org.com. Pembentukan Karaker Bangsa MelaluiPenindkatan

Kualitas Bahasa dan Sastra, 2009.

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

17

Page 18: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

date), bersikap terbuka terhadap hal-hal baru (open mind) dan bersikap

bersedia membantu (helpfull).

Ketiga penciptaan lingkungan sekitar dan suasana yang kondusif

bagi penyelenggaraan pendidikan. Diperlukan stabilitas nasional,

dukungan keluarga, peranserta masyarakat, lembaga-lembaga

masyarakat (LSM) sebagai pilar-pilar pendukung bagi keberlangsungan

iklim pendidikan yang produktif dan berdampak positif bagi terciptanya

karakter bangsa peserta didik. Jika salah satu pilar terganggu maka

seluruh proses pembelajaranpun akan ikut terganggu.

Sifat Pendidikan Karakter adalah multidimensi dan multidisiplin,

sehingga diperlukan pendekatan yang komprehensif, utuh, interkonektif

antar berbagai disiplin ilmu, dan tidak sektoral-parsial. Pendidikan

Karakter mengasumsikan keterkaitan erat antara dimensi moral, sosial,

ekonomi, politik, hukum, agama, budaya, dan estetika.

Pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat dimaknai sebagai

pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter

sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan

dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius,

nasionalis, produktif dan kreatif .

Atas dasar itulah, pengembangan pendidikan budaya dan karakter

sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa

mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan

yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta

pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan

budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah; oleh

karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan

pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian

yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.

Lebih jauh, pembentukan karakter juga harus didukung oleh

Susana lingkungan yang kondusif di luar sekolah, baik di lingkungan

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

18

Page 19: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

keluarga, teman sepermainan, juga masyarakat. Sinergitas peran inilah

yang akan memperkokoh pilar pendidikan sebagai garda terdepan dalam

pembentukan karakter bangsa.

Pembangunan karakter dan jati diri bangsa merupakan cita-cita

luhur yang harus diwujudkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang

terarah dan berkelanjutan. Penanaman nilai-nilai akhlak, moral, dan budi

pekerti seperti tertuang dalam Undang- undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional harus menjadi

dasar pijakan utama dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi

sistem pendidikan nasional.

Nilai-nilai Pendidikan yang Harus DitanamkanNilai-nilai yang perlu dikembangkan dalam pendidikan guna membentuk

dan memperkokoh karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber

berikut ini.

1. Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh

karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu

didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis,

kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal

dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai

pendidikan juga harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang

berasal dari agama.

2. Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas

prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang

disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945

dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam

UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum,

ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Dalam hal ini,

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

19

Page 20: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

pendidikan harus dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki

kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai- nilai Pancasila

dalam kehidupannya sebagai warga negara.

3. Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang

hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya

yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar

dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam

komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang

demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan

budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan bangsa.

4. Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas

pendidikan yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia,

dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang

dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai

kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh

karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling

operasional dalam pengembangan pendidikan di lapangan.

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

20

Page 21: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

KHATIMAHLangkah strategis membangun karakter kebangsaan adalah melalui

sektor pendidikan. Hanya negara-negara yang memiliki karakter

kebangsaan yang kuatlah yang siap bersaing ditengah globalisasi.

Pendidikan nasional yang mengkolaborasikan sistem pendidikan formal

modern dengan sistem pendidikan Agama dapat menjadi salah satu

khazanah kekayaan dan bisa menjadikan dunia pendidikan Indonesia

sebagai garda terdepan bagi penguatan karakter kebangsaan.

Harus disadari bahwa salah satu keunikan bangsa Indonesia yang

tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia adalah warisan multietnik

dan multikultur. Keberagaman etnik yang hingga kini mencapai lebih dari

500 etnik yang menggunakan 250 bahasa merupakankekayaan bangsa

yang mesti dipelihara dan dikelola dengan mengedepankan nilai-nilai

kemajemukan sehingga masing-masing etnik bukan berdiri sebagai

entitas yang tertutup dan independen melainkan saling berinteraksi satu

sama lain dan saling bergantung, serta saling mempengaruhi satu sama

lain.

Prinsip “Bhineka Tunggal Ika” seharusnya dapat dijadikan kunci

pembuka interaksi sosial sehingga terbangun suatu pemahaman lintas

budaya dan rasa percaya pada setiap pihak yang terlibat dalam interaksi

itu, yang merupakan modal sosial bagi terbentuknya suatu hubungan

antar-etnik dan antar- budaya yang sehat, sejahtera dan maju. Dengan

demikian, hidup dalam keberagaman dapat dipandang sebagai suatu

kekuatan dahsyat dalam membangun nasionalisme struktural menuju

bangsa yang mandiri dan bermartabat.

Demikianlah sumbangan pemikiran yang dapat kami berikan, untuk

ikut membangun kejayaan bangsa dan negara yang kita cintai ini. Semoga

'inayah dan taufiq Allah senantiasa menyertai kita; Amin.

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

21

Page 22: Pendidikan sebagai Garda Terdepan · Web viewPENDIDIKAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENGUATAN KARAKTER BANGSA Oleh : Drs. H. Syafruddin Amir, MM Disampaikan pada Acara Deklarasi Piagam

File dapat diunduh di:www.rumahpendidikan.wordpress.com

DAFTAR BACAAN

Ahmad Sabri. 2007. Strategi Belajar Mengajar Mikro Teaching. Ciputat : Quantum

Haikar Pematadaya. 2001. Manajemen Modern Pendidikan Indonesia. Palangkaraya: Yayasan Kebangsaan Indonesia.

Harmanto Edy Djatmiko. 2006. Revolusi Karakter Bangsa Menurut Pemikiran M. Soeparno. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hasan Asari. 1994. Menyingkap Zaman Keemasan Islam: Kajian atas Lembaga-lembaga Pedidikan. Bandung: Mizan.

Hasan Langgulung. 2000. Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta: Alhusna Zikra.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kemneterian Pendidikan Nasional.

Mochtar Buchori. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Kanisius.Muhaimin. 2006. Nuansa Baru Pendidikan Islam, Mengurai Benang Kusut

Dunia Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.Nanang Fattah. 2004. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung:

Rosda.Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Dasar Republik Indonesia

1945 dan Perubahannya. Jakarta: Penabur Ilmu.________________. 2006. Perundang-undangan Pendidikan. Shalahuddin Sanusi. 1987. Integrasi Ummat Islam. Bandung:

Iqamatuddin.Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: PT. Asdi Maha Satya.Syafruddin Amir. 2008. 10 Pokok-pokok Pemikiran tentang Pendidikan.

Bandung: Swara Media. Tim Redaksi. 2009. Himpunan Perundang-undangan Republik Indonesia.

Bandung: Nuansa Aulia.

Makalah pada Deklarasi Piagam Jembrana (3-5 Maret 2012)Drs. H. Syafruddin Amir, MM

22


Recommended