Transcript

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara323

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

PENERAPAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MINANGKABAUPADA BANGUNAN PERKANTORAN BUKITTINGGI( STUDI KASUS KANTOR BERSAMA DPKAD, BAPEDDA,

KESBANGPOLINMAS, DAN BAZ DI BUKITTINGGI)

Aulia Azmi*, Imam Faisal Pane*[email protected]

ABSTRAK

Rumah gadang merupakan salah satu ekspresi Arsitektur tradisionalMinangkabau yang mampu mencerminkan kebijakan.penggunaan bahasaarsitektural masyarakat etnis tersebut. Rumah gadang menjadi simbol kebesarandari sebuah kaum, karena selain sebagai rumah tinggal rumah gadang jugamenjadi tempat berkumpulnya seluruh keluarga seperti rapat keluarga, upacaraadat, dan lain-lain.

Seiring berkembangnya waktu dan kemajuan zaman, nilai dari arsitekturvernakular Minangkabau mulai ditinggalkan oleh warganya. Dampaknya bentukkeaslian rumah gadang semakin memudar dan tidak dikenali lagi. Namun, disamping itu banyak juga pihak yang tetap mempertahankan nilai rumah gadangdengan menerapkan beberapa aspek keaslian dari rumah gadang itu sendiri kebangunan modern. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentukarsitektur tradisional minangkabau, dan untuk mengetahui apa saja bentukpenerapan arsitektur tradisional minangkabau pada gedung perkantoranBukittinggi dari segi bentuk fisik. Metode penelitian yang digunakan adalahdeskriptif kualitatif dengan melihat berbagai sumber penelitian arsitekturtradisional minangkabau melalui observasi dan melihat berbagai sumberpustaka. Penelitian ini menunjukan bahwa terjadi penerapan bentuk-bentukarsitektur tradisional minangkabau pada gedung kantor BersamaDPKAD, Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi seperti atapbergonjong dan bentuk bangunan persegi simetris yang memanjang.

Kata kunci : Rumah Gadang, arsitektur, tradisional

PENDAHULUAN

Arsitektur Tradisional Minangkabau

Arsitektur rumah tradisional Minangkabau merupakan simbol budaya bagimasyarakat suku Minang, Rumah Gadang itulah namanya, yang mempunyai artiGadang = Besar. Besar dalam hal ini bukanlah hal fisik tetapi lebih dari itu, Besardalam pengertian fungsi dan peranannya yang berkaitan dengan adat. Selain sebagai

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara324

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

tempat tinggal Rumah gadang juga berfungsi untuk melastarikan adat budaya didalam lingkungan keluarga mereka. Ukuran pada rumah gadang bervariasitergantung dari banyaknya penghuni rumah tersebut. Kebanyakan rumah gadangmempunyai jumlah ruangan yang ganjil. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal,fungsi rumah gadang adalah sebagai tempat kegiatan adat dan tradisi, tempatmelaksanakan seremonial adat seperti kematian, kelahiran, perkawinan, mendirikankebesaran adat, tempat mufakat dan lainsebagainya. Perbandingan ruang tempattidur dengan ruangan umum adalah 1/3 untuk ruangan tidur dan 2/3 untukkepentingan umum. Perbandingan ini memberi makna bahwa kepentingan umumlebih diutamakan dari kepentingan pribadi. Pembagian ruang dalam rumah gadang :a. Public Area, yaitu ruang tamu.b. Semi Private, yaitu ruang peralihan seperti bandua yang terdapat didepankamar tidur serta anjuang (ruang khusus) yang terdapat pada bagian ujung-ujungrumah gadang yang dapat kita temukan pada beberapa jenis rumah gadang.c. Private Area, kamar tidur, jumlah kamar berdasarkan kepada jumlah anak gadisyang dimiliki oleh sipemilik rumah.d. ServiceArea,Dapur

Gambar 1. Bagian rumah gadangSumber : olah data

Wujud fisik rumah gadang secara keseluruhan yang terbagi atas kaki badan dankepala yang pada dasarnya terbentuk dari geometri-geometri sederhana. Denahrumah gadang sangat sederhana yaitu persegi panjang dengan pembagian ruang yangjuga sederhana, massa badan bangunan juga sederhana dengan hanya menerapkangeometri-geometri dalam kaidah bidang planar. Denah dan massa badan bangunanpada dasarnya merupakan simbol dari hal yang lebih bersifat non-fisik seperti carahidup dan kepercayaan. Cara hidup masyarakat Minangkabau yang dipengaruhi olehsistem genealogis matrilineal yang mereka anut dimana posisi kaum perempuandalam masyarakat dianggap penting, kepercayaan yang mereka anut yaitu agamaIslam yang mempengaruhi batasan ruang antara perempuan dan laki-laki, yangkesemuanya mempunyai penjelasan yang amat panjang dan rumit, tergambar dalamdenah yang sederhana ini.

a. Bentuk atap gonjong

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara324

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

tempat tinggal Rumah gadang juga berfungsi untuk melastarikan adat budaya didalam lingkungan keluarga mereka. Ukuran pada rumah gadang bervariasitergantung dari banyaknya penghuni rumah tersebut. Kebanyakan rumah gadangmempunyai jumlah ruangan yang ganjil. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal,fungsi rumah gadang adalah sebagai tempat kegiatan adat dan tradisi, tempatmelaksanakan seremonial adat seperti kematian, kelahiran, perkawinan, mendirikankebesaran adat, tempat mufakat dan lainsebagainya. Perbandingan ruang tempattidur dengan ruangan umum adalah 1/3 untuk ruangan tidur dan 2/3 untukkepentingan umum. Perbandingan ini memberi makna bahwa kepentingan umumlebih diutamakan dari kepentingan pribadi. Pembagian ruang dalam rumah gadang :a. Public Area, yaitu ruang tamu.b. Semi Private, yaitu ruang peralihan seperti bandua yang terdapat didepankamar tidur serta anjuang (ruang khusus) yang terdapat pada bagian ujung-ujungrumah gadang yang dapat kita temukan pada beberapa jenis rumah gadang.c. Private Area, kamar tidur, jumlah kamar berdasarkan kepada jumlah anak gadisyang dimiliki oleh sipemilik rumah.d. ServiceArea,Dapur

Gambar 1. Bagian rumah gadangSumber : olah data

Wujud fisik rumah gadang secara keseluruhan yang terbagi atas kaki badan dankepala yang pada dasarnya terbentuk dari geometri-geometri sederhana. Denahrumah gadang sangat sederhana yaitu persegi panjang dengan pembagian ruang yangjuga sederhana, massa badan bangunan juga sederhana dengan hanya menerapkangeometri-geometri dalam kaidah bidang planar. Denah dan massa badan bangunanpada dasarnya merupakan simbol dari hal yang lebih bersifat non-fisik seperti carahidup dan kepercayaan. Cara hidup masyarakat Minangkabau yang dipengaruhi olehsistem genealogis matrilineal yang mereka anut dimana posisi kaum perempuandalam masyarakat dianggap penting, kepercayaan yang mereka anut yaitu agamaIslam yang mempengaruhi batasan ruang antara perempuan dan laki-laki, yangkesemuanya mempunyai penjelasan yang amat panjang dan rumit, tergambar dalamdenah yang sederhana ini.

a. Bentuk atap gonjong

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara324

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

tempat tinggal Rumah gadang juga berfungsi untuk melastarikan adat budaya didalam lingkungan keluarga mereka. Ukuran pada rumah gadang bervariasitergantung dari banyaknya penghuni rumah tersebut. Kebanyakan rumah gadangmempunyai jumlah ruangan yang ganjil. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal,fungsi rumah gadang adalah sebagai tempat kegiatan adat dan tradisi, tempatmelaksanakan seremonial adat seperti kematian, kelahiran, perkawinan, mendirikankebesaran adat, tempat mufakat dan lainsebagainya. Perbandingan ruang tempattidur dengan ruangan umum adalah 1/3 untuk ruangan tidur dan 2/3 untukkepentingan umum. Perbandingan ini memberi makna bahwa kepentingan umumlebih diutamakan dari kepentingan pribadi. Pembagian ruang dalam rumah gadang :a. Public Area, yaitu ruang tamu.b. Semi Private, yaitu ruang peralihan seperti bandua yang terdapat didepankamar tidur serta anjuang (ruang khusus) yang terdapat pada bagian ujung-ujungrumah gadang yang dapat kita temukan pada beberapa jenis rumah gadang.c. Private Area, kamar tidur, jumlah kamar berdasarkan kepada jumlah anak gadisyang dimiliki oleh sipemilik rumah.d. ServiceArea,Dapur

Gambar 1. Bagian rumah gadangSumber : olah data

Wujud fisik rumah gadang secara keseluruhan yang terbagi atas kaki badan dankepala yang pada dasarnya terbentuk dari geometri-geometri sederhana. Denahrumah gadang sangat sederhana yaitu persegi panjang dengan pembagian ruang yangjuga sederhana, massa badan bangunan juga sederhana dengan hanya menerapkangeometri-geometri dalam kaidah bidang planar. Denah dan massa badan bangunanpada dasarnya merupakan simbol dari hal yang lebih bersifat non-fisik seperti carahidup dan kepercayaan. Cara hidup masyarakat Minangkabau yang dipengaruhi olehsistem genealogis matrilineal yang mereka anut dimana posisi kaum perempuandalam masyarakat dianggap penting, kepercayaan yang mereka anut yaitu agamaIslam yang mempengaruhi batasan ruang antara perempuan dan laki-laki, yangkesemuanya mempunyai penjelasan yang amat panjang dan rumit, tergambar dalamdenah yang sederhana ini.

a. Bentuk atap gonjong

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara325

Gambar 2. Atap GonjongSumber : Gemala, 2010 : 42

Ide atau pemikiran yang mendasari bentuk atap gonjong antara lain :a. Tanduk kerbau, karena kerbau merupakan hewan yang dianggap sangat eratkaitannya dengan sejarah kemenangan masyarakat Minangkabau dalam adu kerbaumelawan pendatang yang ingin menduduki wilayah mereka. (Ismael, 2007 : 52).

Gambar 22. Atap Gonjong dan Tanduk KerbauSumber : Gemala, 2010 : 42

b. Pucuk rebung (bakal bambu), karena bagi masyarakat Minangkabau rebungmerupakanbahan makanan adat yang selalu ada saat upacara-upacara adat. Selain itu,bambu dianggap tumbuhan yang sangat penting dalam konstruksi tradisional.(Ismael, 2007 : 52).

Gambar 3. Atap Gonjong dan Pucuk RebungSumber : Gemala, 2010 : 43

c. Alam Minangkabau yang berbukit, terdiri dari punggungan dan landaian.(Ismael, 2010 : 52).

Gambar 4. Garis Lengkung Landaian dan Punggungan yang Menyiratkan AlamMinangkabau yang BerbukitSumber : Gemala, 2010 : 43

b. Bentuk bangunan yang menyerupai trapesium terbalik merupakan representasidari kapal atau perahu layar. Hal ini merupakan kenangan terkait asal-usul nenekmoyang orang Minangkabau yang dianggap berasal dari rombongan IskandarZulkarnaen yang berlayar dengan kapal dari daerah asalnya dan kemudian terdampardi dataran Minangkabau. (Ismael, 2007 : 52).

Ragam Jenis Rumah Gadang

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara325

Gambar 2. Atap GonjongSumber : Gemala, 2010 : 42

Ide atau pemikiran yang mendasari bentuk atap gonjong antara lain :a. Tanduk kerbau, karena kerbau merupakan hewan yang dianggap sangat eratkaitannya dengan sejarah kemenangan masyarakat Minangkabau dalam adu kerbaumelawan pendatang yang ingin menduduki wilayah mereka. (Ismael, 2007 : 52).

Gambar 22. Atap Gonjong dan Tanduk KerbauSumber : Gemala, 2010 : 42

b. Pucuk rebung (bakal bambu), karena bagi masyarakat Minangkabau rebungmerupakanbahan makanan adat yang selalu ada saat upacara-upacara adat. Selain itu,bambu dianggap tumbuhan yang sangat penting dalam konstruksi tradisional.(Ismael, 2007 : 52).

Gambar 3. Atap Gonjong dan Pucuk RebungSumber : Gemala, 2010 : 43

c. Alam Minangkabau yang berbukit, terdiri dari punggungan dan landaian.(Ismael, 2010 : 52).

Gambar 4. Garis Lengkung Landaian dan Punggungan yang Menyiratkan AlamMinangkabau yang BerbukitSumber : Gemala, 2010 : 43

b. Bentuk bangunan yang menyerupai trapesium terbalik merupakan representasidari kapal atau perahu layar. Hal ini merupakan kenangan terkait asal-usul nenekmoyang orang Minangkabau yang dianggap berasal dari rombongan IskandarZulkarnaen yang berlayar dengan kapal dari daerah asalnya dan kemudian terdampardi dataran Minangkabau. (Ismael, 2007 : 52).

Ragam Jenis Rumah Gadang

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara325

Gambar 2. Atap GonjongSumber : Gemala, 2010 : 42

Ide atau pemikiran yang mendasari bentuk atap gonjong antara lain :a. Tanduk kerbau, karena kerbau merupakan hewan yang dianggap sangat eratkaitannya dengan sejarah kemenangan masyarakat Minangkabau dalam adu kerbaumelawan pendatang yang ingin menduduki wilayah mereka. (Ismael, 2007 : 52).

Gambar 22. Atap Gonjong dan Tanduk KerbauSumber : Gemala, 2010 : 42

b. Pucuk rebung (bakal bambu), karena bagi masyarakat Minangkabau rebungmerupakanbahan makanan adat yang selalu ada saat upacara-upacara adat. Selain itu,bambu dianggap tumbuhan yang sangat penting dalam konstruksi tradisional.(Ismael, 2007 : 52).

Gambar 3. Atap Gonjong dan Pucuk RebungSumber : Gemala, 2010 : 43

c. Alam Minangkabau yang berbukit, terdiri dari punggungan dan landaian.(Ismael, 2010 : 52).

Gambar 4. Garis Lengkung Landaian dan Punggungan yang Menyiratkan AlamMinangkabau yang BerbukitSumber : Gemala, 2010 : 43

b. Bentuk bangunan yang menyerupai trapesium terbalik merupakan representasidari kapal atau perahu layar. Hal ini merupakan kenangan terkait asal-usul nenekmoyang orang Minangkabau yang dianggap berasal dari rombongan IskandarZulkarnaen yang berlayar dengan kapal dari daerah asalnya dan kemudian terdampardi dataran Minangkabau. (Ismael, 2007 : 52).

Ragam Jenis Rumah Gadang

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara326

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

a. Gajah Maharam

Model bangunan Gajah Maharam bergonjong empat yang ada di SehiliranBatang Bengkaweh atau kawasan Lareh Nan Panjang, dianggap bentuk asalbangunan tradisi Minangkabau. Bangunan ini ada di Pariangan Padang Panjang,Kab. Tanah Datar dan kawasan lainnya. Ciri bangunan ini adalah pengakhiran padakiri dan kanan bangunan yang lurus dan tidak diakhiri dengan anjung (anjuang)(Gambar 2).

Gambar 5. Rumah GadangGajah MaharamSumber: Maulana Abdullah

b. Gonjong Ampek Sibak Baju

Gonjong Ampek Sibak Baju RA suku Koto, Dt.Tampang, di Koto Pisang(koto Kaciak), desa Pariangan, 5 ruang. Perhatikan dua gonjong yang ditengah,pengakhiran pada dua gonjong bagian tengah adalah dalam bentuk garis sibak baju,bentuk dasarnya adalah bangunan Gajah Maharam (Gambar 3).

Gambar 6. Rumah GadangGonjong Ampek Sibak BajuSumber: Maulana Abdullah

c. Surambi Aceh Bagonjong Ciek dan Duo

Asal bangunan serambi ini muncul dari kebutuhan penerima tamu yangbukan orang minang (kolonial) yg tidak diperbolehkan (tabu) masuk ke dalam rumah

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara327

adat/gadang (Gambar4). Bangunan Istano Rajo Balun memiliki serambi depandengan dua gonjong, sejajar dengan bangunan (Gambar 5).

Gambar 7. Rumah Gadang SurambiSumber: Maulana Abdullah

Gambar 8. Rumah Gadang Surambi Aceh Bagonjong DuoSumber: Maulana Abdullah

Ornamen dan Makna pada Rumah GadangTiap-tiap ukiran mempunyai makna dan maksud tersendiri. Hal itu juga

berhubungan dengan tempat diletakkannya ukiran tersebut. Berikut adalah arti daribeberapa buah ukiran :

a. Aka Bapilin (akar berpilin). Artinya bahwa tindakan orang Minangkabau tidakada yang sia-sia, semuanya harus ada maksud dan tujuan. Oleh karena itu tidak bolehputus asa, karena manusia sudah dibekali dengan akal pikiran untuk memikirkansegala sesuatu yang berguna untuk hidupnya.

b. Kaluak paku (gulungan pucuk pakis muda). Ukiran ini melambangkantanggung jawab seorang mamak terhadap kemenakan di rumah orang tua, jugasebagai ayah di rumah istri.

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara328

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

Gambar 14. Ornamen Kaluak Paku Kacang BalimbiangSumber : Nusyirwan, 1979 : 40

c. Bungo mantimun (bunga mentimun). Ukiran ini menggambarkan bahwasesuatunya itu harus dibiarkan berkembang sesuai dengan kodratnya

d. Singo Mandongkak jo Takuak Kacang Goreng (daun kacang goreng). Ukiranini menggambarkan bahwa segala sesuatu yang terdapat di alam memiliki tanda-tanda yang menunjukkan keadaan alam itu sendiri.

Gambar 15. Ornamen Singo Mandongkak jo Takuak Kacang GorengSumber : Nusyirwan, 1979 : 40

e. Siriah gadang (daun sirih). Ukiran ini menggambarkan konsep-konsep dalamsistem sosial orang Minangkabau.

Gambar 16. Ornamen Siriah GadangSumber : Nusyirwan, 1979 : 40

f. Itiak pulang patang (itik pulang sore). Ukiran ini menggambarkan kehidupanyang santai sesudah berusaha dan bekerja seharian untuk memenuhi kebutuhanhidupnya. Bermakna keteraturan, ketertiban dan kedisiplinan.

Gambar 17. Ornamen Itiak Pulang PatangSumber : Nusyirwan, 1979 : 40

g. Kuciang lalok jo Saik Galamai (kucing tidur). Ukiran ini menggambarkankeadaan orang yang malas seperti kucing tidur.

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara329

Gambar 18. Ornamen Kuciang lalok jo Saik GalamaiSumber : Nusyirwan, 1979 : 40

h.Limpapeh (lipas besar). Ukiran ini menggambarkan bila dalam sebuah rumah adatterdapat anak gadis yang cantik, maka kepadanya diberi nama julukan limpapeh.

i. Ramo-ramo (kupu-kupu). Ukiran ini menggambarkan tentang pusakaMinangkabau yang tetap, tidak berubah dari dahulu sampai sekarang, walaupun parapendukungnya sudah silih berganti. Pusaka Minangkabau yang dimaksudkan adalahadat Minangkabau.

j. Sikumbang manih. Ukiran ini bermakna kemeriahan, keramahan, dankesopanan.

k. Aka cino. Ukiran ini bermakna kehaluasan dan keserasian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Wujud Fisik Rumah GadangSecara umum tipe rumah gadang terbagi 2 tipeberdasarkan kelarasan, yaitu Kelarasan Koto Piliang dan Kelarasan Bodi Chaniagoyang memiliki system pemerintahan yang berbeda. Hal tersebut juga mempengaruhibentuk rumah gadang masing-masing kelarasan.

Pada rumah gadang laras koto piliang pada kedua ujung bangunan terdapatanjungan yang mana lantainya lebih tinggi dari lantai bangunan sekitarnya.Anjungan merupakan tempat tetua adat tertinggi duduk sebagaimana systemkepemimpinan yang dianut oleh Koto Piliang merupakan sitem yang otoriter..Sedangkan pada Laras Bodi Caniago yang menganut paham demokratis, lantairumah gadang dibuat datar sejajar dengan lantai bagian rumah yang lain.

(a)

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara329

Gambar 18. Ornamen Kuciang lalok jo Saik GalamaiSumber : Nusyirwan, 1979 : 40

h.Limpapeh (lipas besar). Ukiran ini menggambarkan bila dalam sebuah rumah adatterdapat anak gadis yang cantik, maka kepadanya diberi nama julukan limpapeh.

i. Ramo-ramo (kupu-kupu). Ukiran ini menggambarkan tentang pusakaMinangkabau yang tetap, tidak berubah dari dahulu sampai sekarang, walaupun parapendukungnya sudah silih berganti. Pusaka Minangkabau yang dimaksudkan adalahadat Minangkabau.

j. Sikumbang manih. Ukiran ini bermakna kemeriahan, keramahan, dankesopanan.

k. Aka cino. Ukiran ini bermakna kehaluasan dan keserasian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Wujud Fisik Rumah GadangSecara umum tipe rumah gadang terbagi 2 tipeberdasarkan kelarasan, yaitu Kelarasan Koto Piliang dan Kelarasan Bodi Chaniagoyang memiliki system pemerintahan yang berbeda. Hal tersebut juga mempengaruhibentuk rumah gadang masing-masing kelarasan.

Pada rumah gadang laras koto piliang pada kedua ujung bangunan terdapatanjungan yang mana lantainya lebih tinggi dari lantai bangunan sekitarnya.Anjungan merupakan tempat tetua adat tertinggi duduk sebagaimana systemkepemimpinan yang dianut oleh Koto Piliang merupakan sitem yang otoriter..Sedangkan pada Laras Bodi Caniago yang menganut paham demokratis, lantairumah gadang dibuat datar sejajar dengan lantai bagian rumah yang lain.

(a)

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara329

Gambar 18. Ornamen Kuciang lalok jo Saik GalamaiSumber : Nusyirwan, 1979 : 40

h.Limpapeh (lipas besar). Ukiran ini menggambarkan bila dalam sebuah rumah adatterdapat anak gadis yang cantik, maka kepadanya diberi nama julukan limpapeh.

i. Ramo-ramo (kupu-kupu). Ukiran ini menggambarkan tentang pusakaMinangkabau yang tetap, tidak berubah dari dahulu sampai sekarang, walaupun parapendukungnya sudah silih berganti. Pusaka Minangkabau yang dimaksudkan adalahadat Minangkabau.

j. Sikumbang manih. Ukiran ini bermakna kemeriahan, keramahan, dankesopanan.

k. Aka cino. Ukiran ini bermakna kehaluasan dan keserasian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Wujud Fisik Rumah GadangSecara umum tipe rumah gadang terbagi 2 tipeberdasarkan kelarasan, yaitu Kelarasan Koto Piliang dan Kelarasan Bodi Chaniagoyang memiliki system pemerintahan yang berbeda. Hal tersebut juga mempengaruhibentuk rumah gadang masing-masing kelarasan.

Pada rumah gadang laras koto piliang pada kedua ujung bangunan terdapatanjungan yang mana lantainya lebih tinggi dari lantai bangunan sekitarnya.Anjungan merupakan tempat tetua adat tertinggi duduk sebagaimana systemkepemimpinan yang dianut oleh Koto Piliang merupakan sitem yang otoriter..Sedangkan pada Laras Bodi Caniago yang menganut paham demokratis, lantairumah gadang dibuat datar sejajar dengan lantai bagian rumah yang lain.

(a)

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara330

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

(b)Gambar 19. Tipe rumah gadang Minang kabau (a) Laras Koto Piliang (b) Laras

Bodi CaniagoSumber: google

a. Orientasi bangunanSetiap jenis rumah gadang memiliki pintu masuk utama yang berbeda-beda.

Ada yang terletak di tengan pada bagian depan, ada yang terletak pada bagianpinggir depan, dan ada yang memiliki pintu masuk dari samping rumah. Hal tersebuttergantuang dari kelarasan yang dianut oleh pemilik rumah gadang.

(a)

(b)

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara331

(c)Gambar 20. Ilustrasi pintu masuk utama rumah gadang (a) dari depan, (b) dari

depan dengan serambi, (c)dari samping depanSumber: google

b. DenahSecara umum rumah gadang memiliki denah persegi panjang yang simetris.

Ruangannya selebar dari tiang satu ke tiang berikutnya. Tiang –tiang yang berdiriakan membentuk ruang. Biasanya rumah gadang terdiri dari jumlah ruang yangganjil, dimulai dari 3 ruang, 5 ruang, 7 ruang dan seterusnya.

Rumah gadang terdiri dari beberapa lanjar, yaitu ruang yang membujur daridepan ke belakang. Ruang ini merupak ruang tengah yang berfungsi untuk tempatberkumpul kaumseperti, rapat kaum, musywarah, makan bersama, dll.

Gambar 21. Ilustrasi denah rumah gadangSumber : google

c. Bentuk Atap dan Jumlah GonjongBentuk atap rumah gadang memiliki bentuk yang unik,yaitu melengkung

dan runcing pada ujungnya. Bentuknya menyerupai seperti tanduk kerbau yangmenjadi filosofi bentuk atap itu sendiri. Setiap jenis rumah gadang memiliki jumlahgonjong yang berbeda-beda sesuai besar rumah gadang dan status pemilik rumahgadang.

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara332

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

Gambar 22. Jumlah gonjong rumah gadang

Wujud Fisik Bangunan Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmasdan BAZ

Gambar 23. Citra satelit Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmas danBAZ

Sumber : google earth 2017

Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmas dan BAZ terletak padaJalan Jend. Sudirman yang merupakan jalan utama di Kota Bukittinggi. Kantor inidulunya berfungsi sebagai kantor walikota sebelum akhirnya pindah ke gedung baruyang ada di daerah Gulai Bancah. Sekarng merupakan kantor bersama yang terdiridari 4 dinas dan badan yang menjalankan fungsi kepemerintahan di Bukittinggi.a. Orientasi bangunan

Bangunan ini memiliki bentuk ruang seperti huruf L yang mana pada bagianterpanjangnya lurus ke belakang. Pada bagian terpendek bangunan merupakan

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara332

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

Gambar 22. Jumlah gonjong rumah gadang

Wujud Fisik Bangunan Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmasdan BAZ

Gambar 23. Citra satelit Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmas danBAZ

Sumber : google earth 2017

Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmas dan BAZ terletak padaJalan Jend. Sudirman yang merupakan jalan utama di Kota Bukittinggi. Kantor inidulunya berfungsi sebagai kantor walikota sebelum akhirnya pindah ke gedung baruyang ada di daerah Gulai Bancah. Sekarng merupakan kantor bersama yang terdiridari 4 dinas dan badan yang menjalankan fungsi kepemerintahan di Bukittinggi.a. Orientasi bangunan

Bangunan ini memiliki bentuk ruang seperti huruf L yang mana pada bagianterpanjangnya lurus ke belakang. Pada bagian terpendek bangunan merupakan

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara332

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

Gambar 22. Jumlah gonjong rumah gadang

Wujud Fisik Bangunan Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmasdan BAZ

Gambar 23. Citra satelit Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmas danBAZ

Sumber : google earth 2017

Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmas dan BAZ terletak padaJalan Jend. Sudirman yang merupakan jalan utama di Kota Bukittinggi. Kantor inidulunya berfungsi sebagai kantor walikota sebelum akhirnya pindah ke gedung baruyang ada di daerah Gulai Bancah. Sekarng merupakan kantor bersama yang terdiridari 4 dinas dan badan yang menjalankan fungsi kepemerintahan di Bukittinggi.a. Orientasi bangunan

Bangunan ini memiliki bentuk ruang seperti huruf L yang mana pada bagianterpanjangnya lurus ke belakang. Pada bagian terpendek bangunan merupakan

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara333

tempat pintu masuk utama kantor yang menghadap ke jalan jend. Sudirman. Selainitu juga terdapat pintu pada bagian samping bangunan, namun bukan menjadi pintumasuk utama.

(a)(b)

Gambar 24. Tampak bangunan Kantor Bersama DPKAD, Bappeda,Kesbangpolinmas dan BAZ (a) Tampak Depan Bangunan, (b) Tampak Samping

BangunanSumber : olah data, 2017

(a)

(b)

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara333

tempat pintu masuk utama kantor yang menghadap ke jalan jend. Sudirman. Selainitu juga terdapat pintu pada bagian samping bangunan, namun bukan menjadi pintumasuk utama.

(a)(b)

Gambar 24. Tampak bangunan Kantor Bersama DPKAD, Bappeda,Kesbangpolinmas dan BAZ (a) Tampak Depan Bangunan, (b) Tampak Samping

BangunanSumber : olah data, 2017

(a)

(b)

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara333

tempat pintu masuk utama kantor yang menghadap ke jalan jend. Sudirman. Selainitu juga terdapat pintu pada bagian samping bangunan, namun bukan menjadi pintumasuk utama.

(a)(b)

Gambar 24. Tampak bangunan Kantor Bersama DPKAD, Bappeda,Kesbangpolinmas dan BAZ (a) Tampak Depan Bangunan, (b) Tampak Samping

BangunanSumber : olah data, 2017

(a)

(b)

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara334

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

Gambar 25. Foto suasana gedung kantor (a) tampak depan dan (b) tampak sampingSumber : foto pribadi

b. DenahBangunan yang berbentuk huruf L ini memiliki jumlah lantai yang berbeda.

Pada satu bagian yang terpanjang dan lurus ke belakang memiliki 3 lantai.Sedangkan pada bagian yang terpendek hanya terdiri dari 1 lantai.

Gambar 26. Denah lantai 1 Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmasdan BAZ

Sumber: olah data, 2017

Bangunan ini memiliki bagian layout denah yang simetris dan memanjang,namun tidak memiliki lanjar seperti halnya yang terdapat pada rumah gadang. Denahdibuat sesuai kebutuhan kantor seperti lobi, ruangan kerja bagi karyawan, dan toilet.

(a) (b)

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara334

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

Gambar 25. Foto suasana gedung kantor (a) tampak depan dan (b) tampak sampingSumber : foto pribadi

b. DenahBangunan yang berbentuk huruf L ini memiliki jumlah lantai yang berbeda.

Pada satu bagian yang terpanjang dan lurus ke belakang memiliki 3 lantai.Sedangkan pada bagian yang terpendek hanya terdiri dari 1 lantai.

Gambar 26. Denah lantai 1 Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmasdan BAZ

Sumber: olah data, 2017

Bangunan ini memiliki bagian layout denah yang simetris dan memanjang,namun tidak memiliki lanjar seperti halnya yang terdapat pada rumah gadang. Denahdibuat sesuai kebutuhan kantor seperti lobi, ruangan kerja bagi karyawan, dan toilet.

(a) (b)

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara334

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

Gambar 25. Foto suasana gedung kantor (a) tampak depan dan (b) tampak sampingSumber : foto pribadi

b. DenahBangunan yang berbentuk huruf L ini memiliki jumlah lantai yang berbeda.

Pada satu bagian yang terpanjang dan lurus ke belakang memiliki 3 lantai.Sedangkan pada bagian yang terpendek hanya terdiri dari 1 lantai.

Gambar 26. Denah lantai 1 Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmasdan BAZ

Sumber: olah data, 2017

Bangunan ini memiliki bagian layout denah yang simetris dan memanjang,namun tidak memiliki lanjar seperti halnya yang terdapat pada rumah gadang. Denahdibuat sesuai kebutuhan kantor seperti lobi, ruangan kerja bagi karyawan, dan toilet.

(a) (b)

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara335

Gambar 27. Denah Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmas dan BAZ(a) lantai 2 dan (b) lantai 3Sumber : olah data, 2017

c. Bentuk Atap dan Jumlah Gonjong

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara335

Gambar 27. Denah Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmas dan BAZ(a) lantai 2 dan (b) lantai 3Sumber : olah data, 2017

c. Bentuk Atap dan Jumlah Gonjong

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara335

Gambar 27. Denah Kantor Bersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmas dan BAZ(a) lantai 2 dan (b) lantai 3Sumber : olah data, 2017

c. Bentuk Atap dan Jumlah Gonjong

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara336

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

Gambar 28. Bentuk atap dan jumlah Gonjong Kantor Bersama DPKAD, Bappeda,Kesbangpolinmas dan BAZSumber : olah data, 2017

Bangunan kantor yang terdiri dari 3 massa bangunan ini juga memiliki gonjongpada masing-masing atapnya. Bangunan yang terdiri 3 lantai memiliki 4 gonjong,pada pintu masuk terdapat 1 gonjong, dan pada sisi bangunan lainnya memiliki 4gonjong.Sehingga pada penampakannya gedung kantor ini terlihat seperti banyak gonjong

yang terdiri dari beberapa bangunan.

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara336

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

Gambar 28. Bentuk atap dan jumlah Gonjong Kantor Bersama DPKAD, Bappeda,Kesbangpolinmas dan BAZSumber : olah data, 2017

Bangunan kantor yang terdiri dari 3 massa bangunan ini juga memiliki gonjongpada masing-masing atapnya. Bangunan yang terdiri 3 lantai memiliki 4 gonjong,pada pintu masuk terdapat 1 gonjong, dan pada sisi bangunan lainnya memiliki 4gonjong.Sehingga pada penampakannya gedung kantor ini terlihat seperti banyak gonjong

yang terdiri dari beberapa bangunan.

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara336

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

Gambar 28. Bentuk atap dan jumlah Gonjong Kantor Bersama DPKAD, Bappeda,Kesbangpolinmas dan BAZSumber : olah data, 2017

Bangunan kantor yang terdiri dari 3 massa bangunan ini juga memiliki gonjongpada masing-masing atapnya. Bangunan yang terdiri 3 lantai memiliki 4 gonjong,pada pintu masuk terdapat 1 gonjong, dan pada sisi bangunan lainnya memiliki 4gonjong.Sehingga pada penampakannya gedung kantor ini terlihat seperti banyak gonjong

yang terdiri dari beberapa bangunan.

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara337

Gambar 29. Foto atap gonjong pada Kantor Bersama DPKAD, Bappeda,Kesbangpolinmas dan BAZ

Sumber : foto pribadi

No

Unsurarsitekturtradiosional/bangunan

Rumah GadangKoto Piliang

Rumah GadangBodi Caniago

Kantor BersamaDPKAD, Bappeda,Kesbangpolinmasdan BAZ

1 Pintu masukutama

pada bagian tengansisi paling depan

Pada bagiansamping

Pada bagiantambahan daribangunan. Terdapatpintu masuk padabagian samping.Namun bukanmenjadi pintu

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara337

Gambar 29. Foto atap gonjong pada Kantor Bersama DPKAD, Bappeda,Kesbangpolinmas dan BAZ

Sumber : foto pribadi

No

Unsurarsitekturtradiosional/bangunan

Rumah GadangKoto Piliang

Rumah GadangBodi Caniago

Kantor BersamaDPKAD, Bappeda,Kesbangpolinmasdan BAZ

1 Pintu masukutama

pada bagian tengansisi paling depan

Pada bagiansamping

Pada bagiantambahan daribangunan. Terdapatpintu masuk padabagian samping.Namun bukanmenjadi pintu

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara337

Gambar 29. Foto atap gonjong pada Kantor Bersama DPKAD, Bappeda,Kesbangpolinmas dan BAZ

Sumber : foto pribadi

No

Unsurarsitekturtradiosional/bangunan

Rumah GadangKoto Piliang

Rumah GadangBodi Caniago

Kantor BersamaDPKAD, Bappeda,Kesbangpolinmasdan BAZ

1 Pintu masukutama

pada bagian tengansisi paling depan

Pada bagiansamping

Pada bagiantambahan daribangunan. Terdapatpintu masuk padabagian samping.Namun bukanmenjadi pintu

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara338

Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan 25-26 Januari 2017

utama

2 Anjungan v - -

3 Ruang

Berjumlah ganjil(3,5,7)yangmemanjang kesamping

Berjumlah ganjil(3,5,7)yangmemanjang kesamping

Tidakmenggunakan polaruang seperti rumahgadang. Ruangdibentukberdasarkankebutuhan kantor.

4 JumlahGonjong

Tergantung besarruangan

Tergantung besarruangan

Terdapat 3 massabangunan:Bangunan berlantai3 memiliki jumlahgonjong 4Bangunan yangmenjadi lobi / pintumasuk utamamemiliki 1 gonjongBangunan (kantorDPKAD) memiliki4 gonjong

5 Denah Persegi panjangsimetris

Persegi panjangsimetris

Berbentuk huruf LMemiliki 3 lantai

6 Jumlahlanjar 2 atau 3 2 atau 3

Tidakmenggunakansistem lanjar

Tabel 1. Tabulasi penerapan arsitektur tradisional minangkabau pada KantorBersama DPKAD, Bappeda, Kesbangpolinmas dan BAZ

Sumber : olah data, 2017

KESIMPULAN

Berdasarkan sistem kepemimpinan yang ada di Minangkabau yakni Kelarasan KotoPiliang dan Kelarasan Bodi Caniago, rumah gadang terbagi atas 2 tipe yaitu: Rumah Gadang Baanjuang (Kelarasan Koto Piliang) Rumah Gadang Indak Baanjuang (Kelarasan Bodi Caniago)a. Rumah gadang memiliki denah yang berbentuk persegi panjang yang simetrisyang terdiri dari ruang dan lanjar, di mana ruang adalah bagian memanjang kesamping yang dibentuk oleh tiang-tiang tinggi berjumlah ganjil (3,5,7,dst) sedangkan

Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada BangunanPerkantoran Bukittinggi ( Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD,Bapedda, Kesbangpolinmas, dan BAZ di Bukittinggi)

Aulia Azmi,Imam Faisal PaneImam Faisal Pane

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara339

lanjar adalah bagian yang dibentuk oleh tiang dari depan ke belakang rumah. Lanjarbiasanya terdiri dari 2-4 bagian.b. Jumlah gonjong setiap rumah gadang berbeda-beda, hal tersebut tergantungdari besar rumah gadang yang didirikan dan status pemilik rumah.c. Penerapan arsitektur tradisional pada bangunan Kantor Bersama DPKAD,Bappeda, Kesbangpolinmas dan BAZ hanya terdapat pada atap yang memilikigonjong.

DAFTAR PUSTAKA

Dinapradipta, Asri. 2006. Materi Perkuliahan Arsitektur Nusantara.Surabaya : Pascasarjana Arsitektur ITS.

Gemala. 2010. Arsitektur Vernakular Minangkabau. Jakarta : DepartemenArsitektur FT UI.

Ismael, Sudirman. 2007. Arsitektur Tradisional Minangkabau : Nilai-NilaiBudaya Dalam Arsitektur Rumah Adat. Padang : Bung Hatta University Press.

Nazir, M., 1988, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia IndonesiaNursyirwan dkk. 1979. Arsitektur Minangkabau [laporan KKL]. Bandung :

ITB.

Prijotomo, Josef. 2004. Arsitektur Nusantara Menuju Keniscayaan.Surabaya : Wastu Lanas Grafika.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Syamsidar, B.A. 1991. Arsitektur Tradisional Daerah Sumatra Barat.Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.