PENERAPAN METODE COOPERATIVE JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK
BAHASAN MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI
MI AL-MUJAHIDIN KOTA TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh: A. KHOIRUDIN
NIM:809018300347
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (DMS)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE COOPERATIVE JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK
BAHASAN MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI
MI AL-MUJAHIDIN KOTA TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan .(SPd)
Disusun Oleh:
A.KHOIRUDIN
NIM:809018300347
Jakarta , 24 Maret 2014
Yang Mengesahkan ,
Pembimbing
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (DMS)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan
Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang disususn oleh A. KHOIRUDIN,
NIM:809018300347 Program Guru Madrasah Ibtidaiyah Dual Mode Sistem Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah
melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaqosah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
fakultas.
Jakarta , 24 Maret 2014
Yang mengesahkan
Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan
Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang disususn oleh A. KHOIRUDIN,
NIM:809018300347, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah dinyatakan lulusdalam
ujian munaqosah pada tanggal 20 febuari 2014 dihadapan dewan penguji . karena
itu,penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 ( S.Pd )
Jakarta .20 Februari 2014
Panitia Ujian Munaqosah
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : A. KHOIRUDIN
NIM : 809018300347
Jurusan/prodi : KI/PGMI
Alamat : Jl.KH.Mursan Rt 04/02.Kel.Belendung .Kec .Benda. Kota Tangerang
Banten
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Metode Cooperative Jigsaw
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal
Sistem Pemerintahan Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang adalah benar
hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen :
Nama Dosen Pembimbing I : Dr.Ulfah Fajarini, M.Si
NIP : 196708281993032006
Jurusan/Program Studi : IPS
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan
saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
i
ABSTRAK
Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat Di MI
Al-Mujahidin Kota Tangerang
Kata kunci: prestasi belajar,model pembelajaran metode Cooperative Jigsaw,
Kesalahan penggunaan metode, dapat menghambat tercapainya prestasi
belajar yang diinginkan. Dampak lain adalah rendahnya kemampuan bernalar
siswa dalam pembelajaran PKN. Hal ini disebabkan karena dalam proses belajar
mengajar, siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar,
pembelajaran cenderung berpusat pada guru, dan klasikal. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran metode Cooperative
Jigsaw terhadap peningkatan prestasi belajar PKN siswa kelas IV. Untuk
mencapai semua tujuan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian tindakan
kelas dengan dua siklus .
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pada siklus pertama siswa
merasa kaku karena belum terbiasa dengan model pembelajaran metode
Cooperative Jigsaw. Hal ini memungkinkan karena siswa belum terbiasa dengan
model dan metode pembelajaran seperti ini. Siswa lebih terbiasa dengan model
dan metode pembelajaran klasikal, dan sipat individualis siswa masih tampak
terlihat jelas pada siklus ini. Dominasi guru pada siklus pertama masih terlihat
kuat karena siswa masih harus diarahkan agar mereka terbiasa dengan model
pembelajaran ini. Hasil tes nilaipun masih menunjukan nilai yang rendah. Ini
dapat dilihat pada nilai Pre Test dan nilai Post Test pada siklus I dengan jumlah
Pre Test sebesar 1680 dengan rata-rata 52.5 meningkat pada jumlah Post Test
sebesar 2520 dengan rata-rata 78,75. Dan memperoleh N-Gain sebesar 0,54.
Sedangkan pada siklus kedua siswa sudah mampu beradaptasi dengan
model metode Cooperative Jigsaw pada pembelajaran PKN. Hal ini terlihat dari
respon yang cukup baik seprta kerjasma antar siswa yanmg sesuai dengan tahapan
model pembelajaran ini. Setiap siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran
dengan model metode Cooperative Jigsaw . kreativitas serta sikap kritis terhadap
setiap ide yang dipaparkan oleh temanya muncul. Pada siklus kedua ini dominasi
guru dalam proses pembelajaran berkurang. Guru hanya sesekali mengarahkan
siswa agar kembali sesuai dengan pola pembelajaran model metode Cooperative
Jigsaw. Dan hasil tes belajar pada mata pelajaran PKN pun meningkat. Pada Pre
Test dan Post Test pada siklus II dengan jumlah Pre Test sebesar 1610 dengan
rata-rata 50.31 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 2680 dengan rata-rata
83.75. dan memperoleh N-Gain sebesar 0,68 kategori sedang. Dari hasil
pengumpulan data dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran aktif model
Metode Cooperative Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur terutama penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas
limpahan karunia dan nikmat-Nya sehingga akhirnya penulis mampu
menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai salah satu dedikasi bahwa penulis masih
ingin tetap dan terus menimba ilmu-Nya, dan limpahan sholawat serta salam
penulis haturkan kepada baginda nabi Muhammad SAW, yang dengan darah dan
keringat beliau, akhirnya sampailah penulis dalam cahaya Islam.
Dengan rasa cinta dan penuh hormat penulis juga ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Dra.Nurlena Rifa’i,MA.,P.hD. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Segenap jajaran Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Fauzan,MA., Ketua Program Studi Dual Mode Sistem Jurusan Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr.Ulfah Fajarini, M.Si dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Wafah sholiha ,S.Ag Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin beserta
segenap dewan guru yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya
ilmiyah ini.
6. Isteri dan anakku tercinta yang tanpa jenuh dan bosan membantu dan
memotivasi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
iii
Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis berharap dan
memanjatkan do’a, semoga amal baik semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini senatiasa menjadi satu
catatan kebajikan yang akan memperoleh ganjaran pahla yang berlipat
ganda dari Allah SWT. Amin Yaa Robbal Alamin.
Jakarta , 24 Maret 2014
Penulis
A. KHOIRUDIN
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 4
D. Perumusan Masalah ............................................................. 4
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ......................... 5
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teori dan Fokus yang Diteliti ................................... 6
1. Persepsi Belajar PKN ..................................................... 6
2. Tujuan Pembelajaran PKN .............................................. 6
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKN ............................... 7
4. Pengertian Prestasi Belajar .............................................. 8
5. Pengertian Kooperatif Jigsaw .......................................... 15
6. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Jigsaw ................ 17
7. Keunggulan dan Kekurangan Metode Jigsaw .................. 18
8. Fungsi Metode Jigsaw Pada Pelajaran PKN Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar ........................................ 19
v
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................ 23
C. Kerangka Berpikir ............................................................... 23
D. Hipotesis Penelitian ............................................................. 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 25
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ........... 26
C. Subjek Penelitian ................................................................ 26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ......................... 26
E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................... 27
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ......................... 30
G. Data dan Sumber Data ......................................................... 30
H. Instrument Pengumpulan Data ............................................. 30
I. Tehnik Pengumpulan Data .................................................. 31
J. Tehnik Pemeriksaan Keterpercayaan ................................... 31
K. Analisis Data dan Intervensi Data ........................................ 31
L. Penembangan Perencanaan Tindakan ................................... 31
M. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 32
N. Tehnik Analisa Data ............................................................ 34
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Belendung Benda
Kota Tangerang ..................................................................... 35
B. Penelitian pendahuluan .......................................................... 37
C. Interpretasi Hasil Analisis ...................................................... 39
D. Pemeriksaan Keabsahan Data................................................. 51
E. Analisis Data ......................................................................... 52
F. Pembahasan Temuan Penelitian ............................................. 52
G. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 71
H. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 74
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 75
B. Implikasi ................................................................................ 76
C. Saran ..................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 78
LEMBAR UJI REFERENSI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada
setiap individu atau kelompok untuk merubah pengetahuan dari tidak tahu
menjadi tahu. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya
terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan
terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan
dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan
ketrampilan atau sikap.
Dalam pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru
mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar.
Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai
pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar
mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang
sama dalam melaksanakan proses pendidikan yang di dalamnya terdapat
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu dilakukan bertujuan untuk
mencetak generasi yang matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan
pengetahuan lainnya sehingga diharapkan anak didik sepagai pusat pembelajaran
mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan.
Pembelajaran di MI Al-Mujahidin masih menggunakan metode ceramah,
hafalan dan terkadang tanya jawab, kondisi pembelajaran yang terus menerus
seperti itu membuat siswa tidak mampu mencapai kompetensi yang seharusnya
dicapai. Siswa akan cenderung bosan dan jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja,
tidak ada sesuatu yang bisa membuat mereka antusias terhadap pelajaran. Hal ini
jelas dapat menghambat siswa dalam mengeksplorasi dirinya, menghambat
2
mereka dalam menuangkan kreatifitasnya, dan masih banyak kerugian-kerugian
yang lain yang dapat menghambat pertumbuhan kognitif, psikomotorik, dan
afektif siswa.
Demikian juga dengan para guru yang tidak dibekali dengan metodologi
yang variatif dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dalam
penyampaian materi cenderung membosankan. Pikiran para guru hanya dipenuhi
dengan bagaimana mengajarkan materi tersebut sehingga sesuai dengan
kurikulum dan sedapat mungkin mengejar target sehingga materi-materi tersebut
dapat selesai sebelum UAS, bahkan terkadang ada pula beberapa guru yang
kurang menguasai materi. Mereka tidak memikirkan. apakah siswanya dapat
memahami apa yang dia sampaikan dan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan bermasyarakat yang notabenenya menjadi kehidupan nyata siswa..
Dalam penelitian ini penulis mengambil mata pelajaran PKN, karena
pelajaran PKN biasanya merupakan pelajaran yang paling membosankan
dibandingkan dengan pelajaran yang lain, materi dalam PKN masih terasa sulit
untuk dicerna oleh peserta didik, karena sebagian materi dari pelajaran ini
merupakan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat, dan nilai-nilai tersebut
merupakan hal abstrak dan tidak konkrit, inilah salah satu alasan yang membuat
pelajaran ini menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh sebagian besar siswa.
PKN merupakan pelajaran kehidupan, jadi PKN merupakan pelajaran yang
sangat contextual karena sebagian besar materi yang diajarkan merupakan
cerminan kehidupan sehari-hari, jadi siswa dapat melihat secara langsung praktek
dari materi yang telah diajarkan tersebut dalam kehidupan mereka, tentunya jika
para peserta didik tersebut paham dan mengerti apa yang telah mereka
pelajari,selain itu struktur pemerintahan juga dibahas dalam pelajaran ini, hal ini
tentu bertujuan agar siswa tidak buta tentang pengetahuan seputar pemerintahan,
baik di desa, propinsi, maupun pemerintahan pusat, karena para siswa biasanya
dianggap tidak mengetahui tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan
pemerintahan.
Pengukuran adalah langkah awal dari pengajaran. Tanpa pengukuran, tidak
dapat terjadi penilaian. Tanpa penilaian, tidak akan terjadi umpan balik tanpa
3
umpan balik, tidak akan diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa
pengetahuan tentang hasil, tidak dapat terjadi perbaikan yang sistematis dalam
belajar.1
Dalam hal ini penulis mencoba menerapkan metode jigsaw dalam
menyampaikan materi mengenal system pemerintahan pusat , dengan menerapkan
metode ini diharapkan siswa memiliki pengalaman baru dalam belajar, serta dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, karena tujuan dari pembelajaran
itu pada intinya adalah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena
itu metode dan strategi perlu digunakan agar siswa tidak merasa jenuh dengan
pembelajaran tersebut, selain itu pembelajaran akan lebih bervariatif, sedang
manfaat bagi guru tersebut adalah dia mampu mengembangkan berbagai macam
metode dan strategi, satu metode atau strategi yang bagus belum tentu layak atau
mungkin tidak layak sama sekali jika diterapkan secara terus menerus, dalam arti
digunakan pada semua kompetensi dasar, sehingga metode yang bagus sekalipun
jika digunakan secara terus menerus hal itu justru akan menimbulkan perasaan
jenuh pada diri siswa, seorang guru harus mampu memilih dan memilah metode
maupun strategi belajar guna menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
karena situasi belajar yang menyenangkan terbukti dapat membantu siswa
mencerna, memahami, dan mengolah materi yang didapatkan. Dalam metode ini,
siswa benar-benar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa
tidak memiliki kesempatan mengantuk bahkan tidur di dalam kelas lagi.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelajaran PKN merupakan
pelajaran yang penting untuk meletakkan dasar-dasar tata cara hidup
bermasyarakat dalam diri siswa, oleh karena itu pelajaran PKN harus mampu
diserap sepenuhnya oleh siswa, dan guru harus menggunakan metode, strategi,
pendekatan maupun media yang dapat menunjang tercapainya kompetensi yang
telah ditentukan.
1 Ngalim Purwanto. Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), hal. 8
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran PKN lebih mementingkan pada penghapalan
konsep bukan pada pemahaman.
2. PKN merupakan pelajaran yang membosankan dibandingkan dengan
pelajaran lain.
3. Pembelajaran cenderung dilakukan dengan metode ceramah dan
penugasan.
4. Materi dalam PKN masih nterasa sulit untuk peserta dididk
5. Metode yang digunakan yang digunakan guru dalam pembelajaran
kurang variatif.
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa secara benar melalui penelitian tindakan kelas.
Diharapkan, dengan menggunakan metode jigsaw prestasi siswa akan meningkat.
C. Pembatasan Masalah
Dalam mata pelajaran PKN banyak sekali kompetensi yang dicapai oleh
siswa, oleh karena itu dalam penelitian ini hanya akan dikaji yaitu standar
kompetensi sistem pemerintahan tingkat pusat, sedang kompetensi dasar yang
ingin dicapai yaitu prestasi belajar tentang lembaga-lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan
BPK, dan menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti presiden,
wakil presiden, dan para menteri.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang permasalahan di atas, peneliti
dapat merumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru mata
pelajaran PKN pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang, dari
sini dapat ditarik beberapa sub-fokus, yaitu:
5
1. Bagaimana merencanakan penerapan perpaduan metode jigsaw dalam
pembelajaran PKN untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas
IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang ?
2. Bagaimana melaksanakan penerapan perpaduan metode jigsaw dalam
pembelajaran PKN untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas
IV ?
3. Bagaimana mengevaluasi penerapan metode jigsaw dalam pembelajaran
PKN untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV MI Al-
Mujahidin Benda Kota Tangerang ?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitiaan diharapkan mempunyai manfaat bagi:
1. Siswa
Pelaksanaan PTK akan sangat membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal. Dengan adanya pembaharuan dalam
pembelajaran akan memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses
belajar mengajar, mengembangkan daya nalar dan mampu berpikir secara
kreatif, sehingga siswa termotivsi untuk mengikuti proses pembelajaran.
2. Guru
Pelaksanaan PTK dapat membuat guru sebagai peneliti sedikit demi
sedikit mengetahui strategi, media maupun metode pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. Selain itu guru
dapat menyadari bahwa alam penciptaan kondisi pembelajaran selain
penguasaan metode, strategi dan media juga diperlukan kreatifitas yang
tinggi sehingga apa yang diterapkan sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa yang sedang belajar.
3. Sekolah
Hasil PTK dapat digunakan sebagai referensi dalam memilih dan
menerapkan suatu strategi, metode atau media yang sesuai dengan tujuan
atau kompetensi pembelajaran di sekolah . Sekolah menjadi bahan
referensi dalam upaya meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajan
PKN dengan Metode Jigsaw.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teori dan Fokus yang diteliti
1. Persepsi belajar PKN
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama
guru. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa
pembelajaran diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
membelajarkan siswa. 2
Dikaitkan dengan pengertian pembelajaran, maka diperoleh
sebuah pengertian bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
adalah upaya membelajarkan siswa untuk dapat memahami hakikat
kewarganegaraan itu sendiri. Selain itu juga dapat menerapkan
pemahaman tentang kewarganegaraannya dalam kehidupan dirumah,
sekolah, dan masyarakat melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
latihan.
2. Tujuan Pembelajaran. PKN
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
anti-korupsi
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal; 114
6
7
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKN
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,
Peraturanperaturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan
peradilan internasional
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional
HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri,
Persamaan kedudukan warga Negara
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan
kecamatan,Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat,
Demokrasi dansistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi
menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam
masyarakat demokrasi
8
g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideology negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara,Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar
negeriIndonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi
globalisasi.3
4. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam buku Syaiful Bakrie Djamarah dikemukakan Prestasi
belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni “prestasi”
dan “belajar”.Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang
berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian “prestasi belajar”
dibicarakan ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masalah pertama
untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata
“prestasi” dan “belajar”. Hal ini juga untuk memudahkan memahami lebih
mendalam tentang pengertian “prestasi belajar” itu sendiri4
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak pernah
dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Dalam kenyataan,
untuk mendapat prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh
perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk
mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat
membantu untuk mencapainya
Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk mendapatkan prestasi,
maka muncullah berbagai pendapat dari para ahli sesuai dengan pendapat
3 Miftakhul Arifah, Ifa. 2009. Penerapan Perpaduan Metode Learning Start With A
Question Dan Jigsaw Dalam Pembelajaran PKN Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada
Siswa Kelas IV MI Hidayatul Ulum Di Talun. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.. 4 Syaiful Bakhri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994). Hlm 19
9
mereka masing-masing untuk memberikan pengertian mengenai kata
“prestasi”. Namun secara umum mereka sepakat bahwa arti dari prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan.
Menurut Mulyono Abdurrahman prestasi ‟‟belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar
itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.‟‟ 5
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu prestasi
dan belajar. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar
yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang
dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada
periode tertentu.6
Zainal Arifin berpendapat bahwa kata hasil belajar sama dengan
prestasi belajar berasal dari bahasa belanda yaitu prestise yang kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi “ prestasi” atau “ hasil usaha‟.7
Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukan para ahli
diatas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan,
namun intinya sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk
itu dapat difahami, bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh
dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok
dalam bidang kegiatan tertentu.
Prestasi dapat berupa perubahan penguasaan ilmu pengetahuan,
perubahan sikap dan tingkah laku serta perubahan ketrampilan dan
kecakapan. Dengan demikian prestasi belajar dapat diketahui apabila
subyek belajar telah menyelesaikan suatu rangkaian materi yang telah
dipelajari sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
5 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:
PT.Rineka Cipta, 1999), hl. 37-38 6 Sukantinah Tirtonegoro, Anak Supranatural dan Program Pendidikannya, (Jakarta:Bina
Aksara, 1984), hl. 43 7 Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional prinsip-teknik-prosedur, (Bandung: Rosda
Karya,1988), hlm. 2
10
Selanjutnya mengenai jenis jenis prestasi belajar sebagai berikut :
a. Jenis Jenis Prestasi Belajar
Jenis prestasi belajar menurut Bloom (dalam Zaini, 2002)
dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Tingkat Kognitif
Tujuan pendidikan untuk ranah kognitif terdiri atas enam tingkatan
secara berurutan. Belajar pada tingkat yang lebih tinggi tergantung
kepada pencapaian keterampilan/kemampuan dari level yang
sebelumnya, yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan dapat didefenisikan sebagai suatu ingatan terhadap
materi yang telah dipelajari. Hal ini meliputi ingatan terhadap
jumlah materi yang banyak, dari fakta-fakta yang khusus hingga
teori-teori yang lengkap.
b. Pemahaman
Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan menangkap
makna suatu bahan ajar. Hal ini dapat diperlihatkan dengan car
menerjemahkan bahan dari suatu bentuk ke bentuk yang lain,
menafsirkan bahan dan mengistimasi trend masa depan. Level ini
merupakan tingkat pemahaman yang paling rendah.
c. Penerapan
Penerapan yang dimaksudkan menunjuk pada kemampu
menggunakan bahan ajar yang telah dipelajari pada situasi yang
baru dan konkret.
d. Analisis
Analisis menuntut suatu kemampuan memilah-milah suatu bahan
pada bagian-bagian komponennya sehingga struktur bahan
tersebut dapat dipahami. Pada level ini menuntut dua pemahaman
sekaligus yaitu pemahaman terhadap isi dan bentuk struktur
materi.
11
e. Sintesis
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk menghimpun
atau menyatukan bagian-bagian atau elemen untuk membentuk
pola baru. Hasil belajar pada level ini menekankan pada perilaku
kreatif, dengan kekhususan pembentukan pola baru dari suatu
struktur.
f. Evaluasi
Evaluasi merujuk pada kemampuan untuk memutuskan atau
menentukan nilai suatu materi untuk suatu tujuan yang telah
ditentukan dan harus didasari kriteria yang pasti. Hasil belajar
level ini adalah level yang paling tinggi dari ranah kognitif karena
mengandung semua unsur dari level sebelumnya ditambah dengan
penetapan nilai secara sadar yang didasari kriteria yang pasti.
2. Tingkat Afektif
Ranah afektif dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu :
a. Penerimaan
Penerimaan menunjuk pada kesediaan mahasiswa untuk
mengikuti fenomena atau stimulus tertentu. Hasil belajar untuk
level ini bergerak dari kesadaran yang sederhana sampai pada
perhatian tertentu.
b. Partisipasi
Partisipasi menunjukkan pada partisipasi aktif dari mahasiswa.
Pada level ini mahasiswa tidak hanya hadir dan memperhatikan,
tetapi juga memberikan reaksi. Hasil belajar pada level ini
menekankan pada kesiapan dalam memberikan respon.
c. Penentuan sikap
Level ini berhubungan dengan nilai yang melekat pada mahasiswa
terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Level ini
bergerak dari penerimaan yang paling rendah pada suatu nilai
sampai kepada level komitmen yang lebih kompleks. Hasil belajar
12
untuk level ini berkenaan dengan perilaku yang konsisten dan stabil
dalam membuat nilai dan dapat diidentifikasi secara jelas.
d. Organisasi
Organisasi yaitu menggabungkan beberapa nilai yang berbeda-beda,
menyelesaikan konflik di antara nilai-nilai tersebut, serta
membangun sistem nilai yang konsisten secara internal. Oleh karena
itu, penekanannya berada pada membandingkan, menghubungkan
dan mensintesiskan nilai tersebut. Hasil belajar untuk level ini
berkenaan dengan konseptualisasi nilai atau pengorganisasian sistem
nilai.
e. Pembentukan pola
Pada level ini, seseorang sudah mempunyai sistem nilai yang
mengendalikan perilakunya dalam waktu yang cukup lama sehingga
membentuknya menjadi sebuah karakter gaya hidup. Hasil belajar
pada
3.Tingkat Psikomotorik
Ranah psikomotorik menonjol pada gerakan-gerakan jamaniah yang
terdiri atas tujuh tingkatan, yaitu :
a. Persepsi
Level persepsi berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk
menangkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak (terjadi
penerjemahan dari persepsi isyarat ke tindakan).
b. Kesiapan
Menunjukkan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu.
Perangkat ini meliputi perangkat mental, fisik, dan emosi yang
siap untuk bertindak.
c. Gerakan terbimbing
Gerakan terbimbing merupakan peniruan/pengulangan suatu
perbuatan yang telah di demonstrasikan oleh instruktur. Dan level
13
ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari keterampilan
yang kompleks.
d. Gerakan terbiasa
Level gerakan ini berkenaan dengan kinerja dimana respon
mahasiswa telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan dilakukan
dengan penuh keyakinan dan kecakapan.
e. Gerakan kompleks
Merupakan gerakan yang sangat terampil dengan pola-pola
gerakan yang sangat kompleks. Keahliannya terindikasi dengan
gerakan yang cepat, lancar, akurat dan menghabiskan energi yang
minimum.
f. Gerakan pola penyesuaian
Merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan baik
sehingga seseorang dapat memodifikasi pola-pola gerakan untu
menyesuaikan tuntutan tertentu atau menyesuaikan pada situasi
tertentu.
g. Kreativitas
Level terakhir ini menunjuk kapada penciptaan pola-pola gerakan
baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus.
Hasil belajar ini menekankan kreativitas yang didasarkan pada
keterampilan yang hebat. 8
b. Ciri-Ciri Prestasi Belajar
Jadi secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku yang terbentuk dari hasil interaksi seseorang
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan itu akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah
laku.
8 Zaini, Hisyam,Munthe Barnawi dan Aryani,Sekar Ayu, Strategi Pembelajaran Aktif di
Perguruan Tinggi ( Jogjakarta: CTSD 2002) h. 24
14
Salah satu indikator wujud perubahan dari hasil belajar di
sekolah adalah prestasi belajar yang diformulasikan menjadi angka-
angka di dalam rapor atau daftar nilai siswa.
Djamarah mengungkapkan pengertian ciri-ciri prestasi belajar sebagai
berikut :
1. Prestasi belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur. Untuk
mengukur tingkah laku tersebut dapat digunakan tes prestasi belajar.
2. Prestasi menunjuk kepada individu sebagai sebab, artinya individu
sebagai pelaku.
3. Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya, baik berdasarkan
atas kriteria yang ditetapkan terlebih dahulu atau ditetapkan
menurut standar yang dicapai oleh kelompok.
4. Prestasi belajar menunjuk kepada hasil dari kegiatan yang
dilakukan secara sengaja dan disadari.9
Dari uraian prestasi dan belajar di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil maksimal yang
diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar di sekolah berupa
perubahan atau pengembangan aspek pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif) dan penerapan (psikomotorik) yang dinyatakan dengan
angka.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dalam proses belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai
faktor, yang dapat memepengaruhi prestasi belajar siswa .M Dalyono
menyebutkan 2 faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu:
1. Faktor yang terdapat dalam diri anak itu sendiri yang disebut sebagai
faktor individual. Yang termasuk faktor individual adalah faktor
kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2. Faktor yang ada diluar individu yang disebut factor sosial .Yang
termasuk factor sosial adalah faktor keluarga,guru, dan cara
9Saiful Bahri Djamarah Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru (Surabaya : Usaha
Nasional,1994).h .24
15
mengajarnya,alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar
dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.10
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar baik berasal
dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal) hakikatnya
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena
itu, pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar penting sekali dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi
belajar yang seoptimal mungkin dengan kemampuannya masing-
masing.
5. Pengertian Kooperatif Jigsaw
Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan rekan-
rekan sejawatnya. Menggunakan Jigsaw, siswa-siswa di tempatkan ke
dalam timbelajar heterogen beranggota lima sampai enam orang. Berbagai
materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap
siswa bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya11
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar
belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata
ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja
sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai
banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.12
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar
dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya
10
M.Dalyono , Psikologi Pendidikan , ( Jakarta : PT Rieneka Cipta ,Cet 2001).h.55
11Devid Haryalesmana, 2008, Pendekatan Metode Jigsaw, (http://masdevid.
blogspot.com/2009/04/pendekatan-metode-jigsaw.html, diakses 21 november 2012)
12
Moch Wahib, 2009, Cooperayive Learning Tehnik Jigsaw, (http://www.wahibdr.
com/cooperative-learning-teknik-jigsaw.html, diakses 21 november 2012)
16
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang
bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus
dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok
yang lain.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa
tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus
siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota
kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu
dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk
mempelajari materi yang ditugaskan”.
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama
bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang
topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka terdiri dari 4 – 6 orang
secara heterogen dan saling bekerja sama. Kemudian siswa-siswa itu
kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota
kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya
pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat
kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk
siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar
belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan
dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari
anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari
dan mendalami topic tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota
kelompok asal
Metode jigsaw dapat diartikan pula sebagai strategi kerja
kelompok yang terstruktur didasarkan pada kerjasama dan tanggug jawab.
17
Strategi ini menjamin setiap siswa memikul suatu tanggung jawab yang
signifikan dalam kelompok, langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
a. Kelas diatur kedalam sejumlah kelompok “pangkalan” dengan kira-kira
enam anggota masing-masing
b. Tugas dibagi kedalam sejumlah bagian yang sama dengan topik yang
berbeda-beda
c. Di dalam tiap kelompok “pangkalan”, setiap siswa meneliti satu dari isi
kemudian menjelaskan dan selanjutnya membuat rumusan dalam satu
kelompok
d. Tunjuk juru bicara untuk mempresentasikan ke kelompok
e. Guru mengklarifikasikan dan menyimpulkan
Dalam buku lain dijelaskan bahwa strategi ini merupakan strategi
yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi
menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan
penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa
dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.
6. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Jigsaw :
a. Pilihlah materi yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen
b. Bagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen
yang ada
c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi yang
berbeda-beda
d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk
menyampaikan apa yang telah mereka pelajari dikelompok.
e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya
ada persoalan dalam kelompok
f. Beri siswa beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka
g. terhadap materi13
13
Hisyam Zaini, Barmawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif di
Perguruan Tinggi (Yogyakarta: CTSD, 2002) h. 56-57
18
Jadi dari perpaduan metode ini menghasilkan langkah-langkah seperti
dibawah ini:
1. Siswa dibentuk menjadi lima kelompok
2. Setiap anak mendapat bahan ajar dari guru untuk dipelajari
3. Setiap anak harus membuat 1-2 pertanyaan untuk dikumpulkan di depan
kelas.
4. Setiap kelompok mendapat materi yang berbeda
5. Setiap kelompok mempelajari materi tersebut
6. Semua kelompok saling mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok
lain untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di kelompok awal
7. Kemudian kelompok kedua ini dinamakan kelompok ahli
8. Setelah kelompok ahli berdiskusi, maka pertanyaan yang tadi di
kumpulkan di depan kelas dibahas satu persatu
9. Guru memberikan klarifikasi
7. Keunggulan dan Kekurangan Metode Jigsaw
a. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Ibrahim, dkk memiliki
beberapa kelebihan atau keunggulan , diantaranya :
1. Memungkinkan murid dapat mengembangkan kreatifitas, kemampuan dan
daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri.
2. Hubungan antara guru dengan murid berjalan secara seimbang dan
memungkinkan suasana belajar menjadi sangat akrab sehingga
memungkinkan harmonis.
3. Memotifasi guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif
4. Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas,
kelompok dan individual. 14
14 Ibrahim dkk.Pembelajaran Kooperatif (Jakarta: UNESA 2011).h.7-8
19
b. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Beberapa hal yang bisa menjadi kendala aplikasi model
pembelajaran jigsaw di lapangan yang harus dicari jalan keluarnya
menurut Roy Killen adalah:
1. Prinsip utama pola pembelajaran ini adalah “peer teaching”
pembelajaran oleh teman sendiri, akan menjadi kendala karena
perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan di
diskusikan dengan murid lain.
2. Sulit meyakinkan murid untuk mampu bediskusi menyampaikan
materi pada teman jika murid tidak memiliki rasa percaya diri
3. Rekord murid tentang nilai, kepribadian, perhatian murid harus sudah
dimiliki oleh pendidik dan ini biasanya dibutuhkan waktu yang cukup
lama untuk mengenali tipe tipe murid dalam kelompok tersebut
4. Awal penggunaan model ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya
membutuhkan waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum
model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
5. Aplikasi model ini pada kelas yang besar lebih ( dari 40 menit )
sangatlah sulit, tapi bisa di atasi dengan model team teaching 15
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw sulit untuk di terapkan pada
murid kelas rendah, disebabkan karena murid tidak mudah dikontrol,
kemudian daripada itu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga
mengalami kendala dalam penerapannya apabila murid melebihi kapasitas
daripada kapasitas kelas
8. Fungsi Metode Jigsaw Pada Pelajaran PKN Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik
saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih
mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini
15
Killen, Roy. (1996). (Online). (http://matematika-ipa.com/pembelajaran-
kooperatifmodel-pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw-kelebihan-dan-kelemahan-tipe-jigsaw/,
diakses tanggal Maret 2014).
20
dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu
didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru
menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan
mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa
untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak
kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang
dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta
didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh
kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat
diperoleh prestasi belajar yang optimal.
Metode jigsaw dapat digunakan sebagai solusi alternatif untuk
meningkatkan pemahaman dan daya berpikir kritis siswa, Metode Jigsaw
didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan
dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan
demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus
bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Model Jigsaw di pilih karena adanya beberapa keunggulan diantaranya adalah,
lebih mengedepankan aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan
melaporkan informasi dari berbagai sumber belajar untuk dipresentasikan di
depan kelas. Dalam pembelajaran PKN ini peneliti memilih menggunakan
metode ini berdasarkan pada observasi awal. Pelajaran PKN merupakan
pelajaran yang sangat relevan terhadap lingkungan siswa, karena sebagaimana
tertuang dalam ruang lingkup pelajaran PKN meliputi persatuan dan kesatuan
yang mengajarkan hidup rukun, saling menghormati dan tenggang rasa kepada
sesama, selain itu juga mempelajarai tentang norma yang mengajarkan kepada
manusia untuk menaati dan menjunjung tingi peraturan dimana pun berada.
21
Oleh karena itulah pelajaran PKN harus benar-benar mampu
ditanamkan dalam diri siswa sebagai generasi penerus bangsa.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
Proses perencanaan pembelajaran menggunakan metode jigsaw untuk
meningkatkan prestasi belajar dalam pelajaran PKN pokok bahasan mengenal
sistem pemerintahan pusat pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota
Tangerang dapat dilaksanakan dengan memfokuskan siswa mempelajari
materi mengenal sistem pemerintahan pusat dengan membaca dan memahami
rangkuman awal yang telah diberikan, diskusi secara jigsaw dan
mempresentasikan hasil diskusi tersebut kepada siswa lain. Langkah awal
perencaaan tindakan ini adalah menganalisis komponen dan isi butir,
menetapkan materi pembelajaran, menelaah buku paket PKN kelas IV,
Mengembangkan silabus, menyusun rencana pelaksaan pembelajaran,
membuat lembar kegiatan siswa, menyusun instrument pengumpulan data yang
meliputi instrumen observasi untuk mengamati guru dalam pelaksanaan
pembelajaraan, instrumen lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa
dalam melakukan diskusi dan mempresentasikan hasil percobaannya, serta
instrumen soal ulangan harian
Proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan perpaduan metode
jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pelajaran PKN pokok
bahasan mengenal sistem pemerintahan pusat pada siswa kelas IV MI Al-
Mujahidin Benda kota Tangerang dapat dilaksanakan dengan:
1. Pembagian Bahan Ajar
Materi yang dibagikan kepada siswa memalui 2 tahap, yakni untuk tahap
pertama siswa mendapat bahan ajar berupa rangkuman dari seluruh materi
mengenal sistem pemerintahan pusat, rangkuman ini untuk dibaca dan
dipahami dan kemudian siswa harus membuat pertanyaan berdasarkan
22
rangkuman tersebut. Bahan ajar tahap kedua diberikan setelah siswa
membuat pertanyaan, sebelum bahan ajar ini dibagikan, siswa sudah
terbentuk menjadi kelompok awal, bahan ajar ini berisi rangkuman tentang
materi, hanya saja rangkuman kali ini dibuat berdasarkan tema dari
kelompok masing-masing, misalnya untuk kelompok pertama mendapat
rangkuman tentang lembaga legislatif.
2. Diskusi Jigsaw
Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 8-9 siswa,
kelompok ini disebut sebagai kelompok awal, kelompok awal ini harus
mempelajari dan mendiskusikan materi yang telah mereka terima sesuai
dengan tema masing-masing. Setelah itu mereka diacak kembali untuk
membentuk kelompok ahli, dalam kelompok ahli inilah semua siswa harus
mempresentasikan hasil dari diskusi di kelompok awal kepada teman-teman
di kelompok ahli. Mereka harus saling bertukar informasi mengenai tema
masing-masing, sehingga diharapkan para siswa dapat memahami materi ini
secara utuh.
3. Pengundian pertanyaan
Pada awal pertemuan siswa telah membuat pertanyaan, jadi setelah
melakukan diskusi secara jigsaw, maka siswa harus menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah mereka buat di awal pelajaran dengan cara dikocok
(diundi). Pertanyaan ini dijawab secara bergantian oleh masing-masing
kelompok.
Pelaksanaan evaluasi menggunakan perpaduan metode jigsaw untuk
meningkatkan prestasi belajar dalam pelajaran PKN pokok bahasan mengenal
sistem pemerintahan pusat pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota
Tangerang dapat dilaksanakan dengan melakukan pengamatan untuk
memberikan penilaian dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran,
kerjasama masing-masing siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran,
serta memberikan tes tulis kepada masing-masing siswa.
Evaluasi dalam penelitian ini dilakukan pada tiap pertemuan setelah
proses pembelajaran berlangsung untuk menentukan sudah sejauh mana
23
pengembangan metode yang sedang dikembangkan telah berhasil sesuai
dengan yang direncanakan.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang di lakukan oleh Miftakhul Arifah, Ifa
menunjukan bahwa.peningkatan prestasi siswa pada siklus 1.73,3%.Dan
mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 113,3%.9.16
C. Kerangka Berpikir
Metode jigsaw dalam skripsi ini adalah cara yang penulis rencanakan
dengan membentuk kelompok kecil Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 8-9 siswa,. Mereka harus saling bertukar informasi
mengenai tema masing-masing, sehingga diharapkan para siswa dapat
memahami materi ini secara utuh.Metode ini diterapkan untuk mencapai tujuan
yang ingin penulis raih, yaitu peningkatan prestasi belajar siswa dalam materi
pelajaran PKN.
Rendahnya prestasi belajar PKN dipengaruhi banyak faktor,
diantaranya adalah penerapan metode yang kurang tepat dan monoton. Dengan
metode jigsaw diharapkan memberikan warna baru dalam proses belajar PKN
di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang . Dari gambaran di atas penulis ingin
menjelaskan bahwa metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar PKN
Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa semakin siswa aktif mengeluarkan
pemikiran, menganalisa masalah, dan menyimpulkan permasalahan, semakin
baik prestasi belajarnya. Dengan diterapkan Metode jigsaw diduga akan dapat
meningkatkan prestasi belajar PKN siswa kelas IV (empat) MI Al-Mujahidin
Benda kota Tangerang
16 Miftakhul Arifah, Ifa. 2009. Penerapan Perpaduan Metode Learning Start With A
Question Dan Jigsaw Dalam Pembelajaran PKN Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada
Siswa Kelas IV MI Hidayatul Ulum Di Talun. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
24
D. Hipotesis Penelitian
Siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang terdiri dari
anak-anak yang berumur sepuluh tahun, jadi karakteristik anak-anak tersebut
adalah anak-anak yang masih senang bermain. Sedangkan metode jigsaw
adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada dalam diri siswa
menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu sendiri maupun bagi
orang lain. Disinilah letak pengembangan metode pembelajaran jigsaw, yaitu
menggubah bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar
momen belajar.
Dalam pelaksanaan Metode Jigsaw lebih menekankan pada Kerjasama
anak, Metode pengajaran dalam bentuk metode jigsaw tampak lebih
komprehensip dibandingkan dengan berbagai metode pengajaran yang telah
ada sebelumnya. Dengan kata lain bahwa dalam metode jigsaw terkandung
metode pengajaran yang diolah menjadi satu, seperti metode diskusi, tanya
jawab, penugasan, pemecahan masalah, dan diskusi. Berbagai ini satu dan
lainnya saling bersinergi membentuk sinergi kelompok. Maka dari itu pengajar
dan peneliti merasa bahwa metode jigsaw sesuai untk digunakan dalam
pembelajaran PKN di kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang Oleh
karena itu, dengan diterapkannya metode Jigsaw pada siswa kelas IV MI Al-
Mujahidin Kota Tangerang diharapkan akan memberi kontribusi dan motivasi
kepada siswa sehingga yang dulunya sulit memahami dan menerapkan
pelajaran PKN menjadi mudah, bahkan menjadi materi yang disukai.
Dari uraian diatas peneliti dapat menarik suatu hipotesis: jika metode
Jigsaw di terapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda Kota Tangerang, maka upaya
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa akan tercapai.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Al-Mujahidin Benda kota Tangerang Madrasah ini beralamat di desa
Belendung kecamatan Benda kota Tangerang. MI ini memiliki 6 ruang kelas
yang terdiri dari kelas 1-6 masing-masing 1 kelas. penulis memilih siswa
kelas IV karena pada umumnya siswa kelas IV sudah bisa diajak untuk
berdiskusi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dirancang berlangsung selama 3 bulan, yakni mulai
tangal 9 Desember sampai 24 Febuari 2013. Adapun rincian kegiatan beserta
waktu yang akan di gunakan sebagai berikut :
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan ket
Maret April Mei
1 Penelitian Pendahuluan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2 Menyusun Proposal
3 Seminar Proposal
4 Penyusunan Intrumen
5 Pelaksanaan Tindakan
6 Tabulasi/Analisis Data
7 Menyusun Naskah Skripsi Akhir
8 Ujian Skripsi
25
26
B. Metode Penelitian Dan Rancangan Siklus Penelitian
Jenis penelitian ini adalah PTK, (Penelitian Tindakan Kelas) yang
dilaksanakan dalam dua siklus.Menurut Suharsimi Arikunto” Penelitian
Tindakan Kelas pada dasarnya merupakan pengembangan penelitian tidakan
( Action Research) . PTK dilakukan secara mandiri yang artinya peneliti
melakukan PTK tanpa kerjasama dengan guru lain.”17
Dalam hal ini peneliti
terlibat langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan,
observasi, refleksi dan lain-lain.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan secara kolaboratif-
partisipatoris yaitu kerjasama antara peneliti dengan praktisi yang ada di
lapangan yaitu guru, dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam
merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi, refleksi dan lain-lain
sebagaimana dikemukakan oleh Hord.18
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV berjumlah 32 orang
dengan komposisi 22 putri dan 10 putra.
D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku tindakan
penelitian. Dalam melakukan tindakan penelitian,peneliti berkolaborasi
dengan guru bidang studi yang posisinya sebagai observer. Sedangkan peran
yang dilakukan bersama dengan observer adalah membuat rancangan
pemebelajaran ,mengobservasi proses pembelajaran ,melakukan refleksi dan
merancang tindakan untuk siklus selanjutnya .
17 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 64
18 Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas dari Teori Menuju Praktek (Malang: UM
PRESS,
2008), h. 33
27
E.Tahapan Intervensi Tindakan
Prosedur penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus . Setiap siklus terdiri
dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan
penelitian dimulai dari tahapan prapenelitian yang akan dilanjutkan dengan
siklus 1.Setelah melakukan pengamatan dan refleksi pada siklus 1, penelitian
akan dilanjutkan pada siklus II.
1. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Pelaksanaan siklus 1 ini di bagi dalam beberapa tahap
a. Perencanaan
Adapun hal-hal yang dipersiapkan dalam perencanaan yaitu:
1. Membagi dan menyusun nama-nama siswa untuk kelompok awal
2. Membagi dan menyusun kembali nama-nama siswa untuk
kelompok ahli
3. Membuat ringkasan seluruh materi (secara garis besar) sebagai
bahan bacaan siswa pada awal kegiatan
4. Membuat ringkasan untuk tiap-tiap tema yang kemudian akan
dibagikan untuk kelompok awal sesuai dengan tema masing-
masing.
5. Membuat pedoman penilaian
6. Membuat pedoman observasi untuk pertemuan pertama pada siklus
Pertama
b. Tindakan
Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1) Peneliti memberikan apersepsi tentang hasil pra siklus
2) Guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa pembelajaran yang
akan mereka ikuti dalam 3 hari ke depan adalah merupakan tugas akhir
yang harus dilaksanakan oleh penelita
3) Peneliti memberikan motivasi mengenai pentingnya materi pelajaran.
4) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
28
5) Peneliti melaksanakan pembelajaran yang ada di kelas dengan
menggunakan metode kooperatif jigsaw
6) Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang ada pada
metode koperatif jigsaw
7) Menciptakan ruangan yang mencerminkan pembelajaran aktif yaitu
membagi peserta didik dalam 5 kelompok dan menata meja kursi sesuai
dengan kapasitas jumlah kelompok.
8) Mengawasi dan memberi bimbingan kepada masing-masing kelompok
untuk berdiskusi dalam kerja kelompok.
9) Peserta didik melakukan tes individu sebagai bahan evaluasi pada
siklus 1 setelah pembelajaran kelompok
c. Observasi
Observasi ini dlakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa
dan digunakan untuk mengamati proses pembelajaran berlangsung. Pada
siklus 1 ini, peneliti telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
d. Refleksi
Pada pertemuan siklus pertama ini, masih terdapat beberapa
kendala, meskipun demikian hal tersebut tidak mengganggu jalannya
proses pembelajaran, waktu pertemuan juga telah sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
Dari hasil refleksi siklus 1 maka perlu dilakukan beberapa
tindakan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada siklus 2.
Beberapa tindakan tersebut antara lain :
1) Guru harus mengatur waktu dengan baik sehingga pembelajaran
tidak mengalami keterlambatan waktu dan dapat berjalan sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Guru memberi motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam
pembelajaran.
3) Guru harus lebih maksimal dalam membimbing peserta didik.
29
2. Hasil Penelitian Kelas Siklus 2
a. Perencanaan
Pelaksanaan siklus kedua in hanya 1 kali pertemuan, sama
dengan siklus sebelumnya. Pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) pada siklus kedua berdasarkan pada pengamatan
dan refleksi pada siklus pertama, persiapan yang dilakukan yaitu:
1) Guru membuat struktur pemerintahan pusat yang masih kosong
di atas kertas manila
2) Guru membuat daftar pertanyaan untuk tes lisan
3) Guru membuat lembar jawaban dari kertas manila dan dibentuk
garis-garis seperti pada buku tulis, kemudian jawaban yang telah
ditulis tersebut per barisnya ditutupi dengan kertas manila yang
lain, sehingga jawabannya bisa dibuka dan ditutup.
b. Pelaksanaan
Petemuan pertama siklus kedua merupakan tes secara
kelompok, siswa masih duduk secara berkelompok berdasarkan
kelompok ahli, pada kegiatan inti
1) Guru mulai menempelkan struktur pemerintahan pusat dan
dibantu oleh beberapa siswa.
2) Guru mulai menjelaskan langkah-langkah pembelajaran pada hari
ini.
3) Langkah selanjutnya yaitu guru mulai memberikan aba-aba
kepada siswa untuk melengkapi struktur tersebut dengan cara
mengisinya dari jabatan yang paling bawah.
4) Guru dibantu oleh siswa menempelkan lembar jawaban dari
kertas manila di papan tulis.
5) Guru menyiapkan 10 pertanyaan untuk semua kelompok, tiap
kelompok harus memiliki juru bicara untuk menjawab pertnayaan
tersebut.
30
c. Observasi
d. Refleksi
Setelah pengamatan terhadap hasil penelitian silus II kemudian
dilakukan refleksi terhadap langkah-langkah yang telah
dilaksanakan. Hasil releksi tersebut adalah pelaksanaan siklus II
dipandang sudah cukup dalam meningkatkan prestasi belajar peserta
didik pada mata pelajaran PKN khususnya materi mengenai sistem
pemerintahan pusat.
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan
Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam penelitian
ini, mendeskripsikan bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam belajar PKN dengan menerapkan metode kooperatif jigsaw. Hasil
perencanaan tindakan penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kriteria
keberhasilan penelitian yaitu :
1. Hasil prestasi belajar siswa dalam belajar PKN menunjukkan skor rata-rata
sebesar 85
2. Hasil observasi prestasi belajar dalam belajar PKN menujukkan skor rata-
rata sebesar 70%
G. Data dan Sumber Data
1. Data kualitatif seperti : hasil wawancara, lembar observasi, dan
dokumentasi.
2. Data kuantitatif : prestasi belajar dan nilai-nilai dari tugas siswa. Sumber
data penelitian adalah siswa dan guru kelas (observer) dan juga peneliti
H. Instrument Pengumpulan Data
a. Data hasil belajar diambil dari hasil ulangan formatif siswa pada siklus I dan
siklus II.
b. Data kegiatan guru dalam BKM diambil dari hasil pengamatan dan
observasi oleh observer pada kegiatan guru dan kegiatan siswa
31
I. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini,
maka peneliti menggunakan beberapa metode yang antara lain sebagai berikut :
a. Hasil tugas pekerjaan siswa tes formatif siklus I dan siklus II
b. Observasi pelaksanaan KBM berupa daftar pengamatan oleh observer
J. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan
Sebelum instrument angket digunakan untuk mengumpulkan data,
instrument atau alat untuk mengvaluasi harus valid agar hasil yang diperoleh
dari kegiatan evaluasi valid. Instrumen berupa angket diukur validitasnya
secara konten, sedangkan instrment tes hasil belajar dan angket prestasi siswa
dalam belajar PKN setelah diukur secara konten kemudian diujicobakan agar
validitas dan reabilitas yang diperoleh menjadi semakin kuat.
K. Analisis Data dan Intervensi Data
Tahap menganalisa data dimulai dengan membaca keseluruhan data
dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya
dalam satuan-satuan, dan mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa
kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas siswa yang diubah menjadi kalimat
bermakna dan alamiah. Kriteria keberhasilan peningkatan prestasi siswa siswi
dalam belejar PKN yang terlihat dari hasil pengamatan telah menunjukkan
bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan rencana dan siswa
memperlihatkan prestasi yang tinggi dalam belajar PKN, rata-rata skor prestasi
siswa dalam belajar PKN lebih dari atau sama dengan 70%
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Peneliti membuat pengembangan perencanaan tindakan ini dengan
tujuan agar pembaca atau guru dapat melanjutkan penelitian ini. Adapun
perencanaan tindakan yang harus dipersiapkan peneliti di antaranya adalah,
mempersiapkan instrument penelitian seperti lembar observasi, lembar
wawancara, LKS, dan soal-soal untuk setiap akhir siklus.
32
Dalam penelitian, yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah
pengaturan kelas dan sistem pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan metode kooperatif jigsaw, yang
cara belajarnya adalah setiap siswa mempunyai kelompok belajar masing-
masing. Dalam pembelajaran dengan metode “Kooperatif Jigsaw” ini tiap
siswa mempunyai tugas untuk membantu teman dalam kelompok dalam
memahami materi, terakhir adalah pengambilan kesimpulan yang dilakukan
siswa dengan dibimbing oleh guru.
M. ehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini,
maka peneliti menggunakan beberapa metode yang antara lain sebagai berikut:
a. Metode wawancara/ Interview
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang
lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan
tertentu.19
Percakapan dengan maksud tertentu, yakni percakapan itu
dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (Interviewer) yang
menggunakan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.20
Metode wawancara/ Interview ini
digunakan untuk mengumpulkan data dengan komunikasi dan mengajukan
pertanyaan yang disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden.21
19
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan
Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 180. 20 Lexy J. Moleong Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: Rosdakarya,
2005), hlm. 186 21
Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi V
(Jakarta: Rhineka Cipta: 2002) hlm. 128
33
b. Metode Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Yang
dilakukan waktu pengamatan adalah mengamati gejala-gejala sosial dalam
kategori yang tepat, mengamati berkali-kali dan mencatat segera dengan
memakai alat bantu seperti alat pencatat, formulir dan alat mekanik.
Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki.22
Dalam pelaksanaannya digunakan alat bantu seperti checklist, skala
penilaian atau alat mekanik seperti tape recorder dan lainnya23
c. Metode Dokumentasi
Adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari data atau
informasi, yang sudah dicatat atau dipublikasikan dalam beberapa dokumen
yang ada, seperti dalam buku induk, surat-surat keterangan dan lain-lainnya.
Arikunto berpendapat bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya.24
Metode ini digunakan untuk melengkapi kekurangan dari data-data yang
diperoleh diantaranya mengenai latar belakang obyek penelitian.
Peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui sejarah
berdirinya. Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Benda kota Tangerang,
absensi kelas untuk mengetahui data siswa yang mengikuti pembelajaran
bahasa Arab dengan strategi kartu indek, serta catatan lapangan dari hasil
pengamatan.
22 Marzuki, Metodelogi Riset fakultas Ekonomi UII Yogyakarta 2000 hlm 58 23 Mardalis, Metode Penelitian suatu pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
hlm. 63. 24 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm 234.
34
N. Tehnik Analisa Data
Analisis data adalah proses yang memerlukan usaha secara formal untuk
mengidentifikasikan tema-tema dan menyusun hipotesa-hipotesa (gagasan-
gagasan) yang ditampilkan oleh data, serta upaya untuk menunjukkan bahwa tema
dan hipotesa tersebut didukung oleh data.25
Data yang diperoleh dari tindakan kelas akan dianalisis untuk mengetahui
tingkat kesesuaian dan keberhasilan pada saat menggunakan metode Jigsaw pada
materi mengenal sistem pemerintahan pusat. Adapun hal-hal yang perlu
didiskusikan pada saat menganalisis yaitu: kesesuaian antara pelaksanaan dengan
rencana pembelajaran yang dibuat, kekurangan yang ada selama proses
pembelajaran, kemajuan yang telah dicapai siswa, dan rencana tindakan
pembelajaran selanjutnya.
25
Robert Bogdan & Steven J. Taylor, Pengantar Metoda Kualitatif Suatu Pendekatan
Fenomenologis Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), hlm. 137.
35
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA,INTERPRETASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Belendung Benda Kota
Tangerang
1. Sejarah Singkat Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin.
Madrasah ibtidaiyah Al-Mujahidin merupakan lemabaga
pendidikan formal dibawah naungan Kementrian Agama Republik
Indonesia yang memberikan pendidikan dan pengajaran tingkat dasar
sebagai madrasah di bawah naungan kemenag RI,maka mata pelajaran
Agama Islam merupakan mata pelajaran utama disamping mata pelajaran
umum lainnya .
Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin beralamat di Jl.Kh.Mursan
Belendung Kecamatan Batuceper Kota Tangerang Propinsi Banten.
Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin letaknya jauh dari dari pusat keramaian
dan kebisingan,sehingga sangat mendukung terlaksananya proses
pembelajaran yang tenang, nyaman dan dapat meningkatkan daya
konsentrasi siswa dan guru.
Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin merupakan lembaga pendidikan
yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Mujahidin dan
didirikan pada tahun 1972 oleh Kh.zamah Syari diatas tanah wakaf dari
Daud Bin Siin dan dari masyarakat seluas 843 m2. Tujuan didirikannya
Madrasah Ibtidaiyah ini adalah untuk mengembangkan ajaran Agama
Islam melalui pendidikan formal.
Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin sejak berdirinya terus
mengalami perkembangan baik secara kuantitatif maupun kualitatif, secara
kuantitatif hingga kini ruang belajar telah berjumlah 10 ruang belajar, satu
ruang kantor dan satu ruang guru. Penambahan ruang tersebut merupakan
hasil kerja keras para pengelola dengan masyarakat dan pemerintah. Dari
35
36
segi kualitatif terlihat mutu pendidikan yang senatiasa meningkat. Hal ini
dapat dilihat dengan hasil UAS dan UN yang semakin baik. Perkembangan
dan kemajuan yang dialami MI Al-Mujahidin tersebut telah mengundang
dan menumbuh suburkan kepercayaan serta keinginan masyarakat untuk
menyekolahkan ke MI Al-Mujahidin ini.
Pada saat ini MI Al-Mujahidin dipimpin oleh wafah sholiha, S.Ag,
selaku kepala sekolah. Dalam kepemimpinan wafah sholiha S.Ag jumlah
siswa MI Al-Mujahidin mengalamai peningkatan.
Madrasah ibtidaiyah Al-Mujahidin memiliki 22 guru dan
semuanya merupakan guru tetap yayasan (GTY). Tingkat pendidikan dari
22 guru tersebut terdiri dari 13 guru berpendidikan S1.dan 8 guru
berpendidikan SMA. 8 guru tersebut sedang melanjutkan kuliah S1.
2.Visi Dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin, yaitu :
VISI
Menjadikan madrasah masa depan yang menjadi harapan dan
pilihan umat
Memepunyai pendididkan berciri khas islami dan berkualitas di
bidang IMTAQ dan IPTEK
MISI
Mendidik siswa –siswi menjadi kader-kader bangsa yang kelak mampu
mengembangkan diri dengan ilmu yang telah didapat,membangun
bangsa dan negara Menumbuhkan semangat keunggulan dalam
berbagai bidang .
3. Profil Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin
NSS : 111 23671 0055
Type Sekolah : Swasta
Jumlah Ruang Kelas : 13
Alamat : Jl. Kh.Mursan Rt 04/02 Kel.Belendung
Kecamatan : Benda
37
Kodya : Tangerang
Provinsi : Banten
Akreditasi : B (Baik) Tahun 2010
B.Penelitian Pendahuluan
Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra
penelitian) di MI Al-Mujahidin kota Tangerang, kegiatan ini dilakukan
sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran. Kegiatan pada penelitian ini
yaitu melakukan wawancara dengan guru Mata Pelajaran PKN dan siswa MI
Al-Mujahidin Kota Tangerang, serta melakukan observasi pada proses
pembelajaran PKN di dalam kelas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan
pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di sekolah serta tanggapan
dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. Sekolah MI Al-
mujahidin Kota Tangerang menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar 70 untuk mata pelajaran PKN kelas 1V. Kegiatan belajar mengajar di
MI Al-Mujahidin Kota Tangerang dilakukan pada pukul 07:10 sampai dengan
12:30 WIB.
Tabel 4.1
Jadwal Pelajaran PKN
Kelas Hari Jam Ke- Waktu
IV Selasa 6 10:10-11:30
Rabu 2 07:10-08:30
Kelas yang dijadikan objek penelitian di MI Al-Mujahidin Kota
Tangerang yaitu pada kelas IV yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari 22
perempuan dan 10 laki-laki. Pada tanggal l9 Maret 2013 peneliti melakukan
wawancara dengan guru PKN, Bapak Fathullah dan siswa kelas VI.
Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas,
kondisi siswa, serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan
pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara
38
berisikan tentang tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses
pembelajaran terjadi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKN di MI
Al-mujahidin diperoleh informasi sebagai berikut :
a. Sebagian siswa terlihat bersemangat, antusias dan sangat ramai serta hanya
sedikit siswa yang tidak memperhatikan pada proses pembalajaran PKN di
dalam kelas
b. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, penugasan, dan
tanya jawab
c. Banyak siswa yang mendapatkan nilai atau hasil belajar di bawah standar
KKM sekolah
d. Guru mata pelajaran PKN sudah mendengar Pembelajaran aktif model
Metode Jigsaw akan tetapi belum pernah diterapkan di kelas
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas 1V MI Al-
Mujahidin Kota Tangerang diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Sebagian besar siswa memang sangat menyukai pelajaran PKN karena cara
mangajar gurunya yang menyenangkan
b. Metode yang digunakan guru Mata Pelajaran PKN adalah ceramah yang
disertai candaan oleh guru dan kemudian dilanjutkan dengan penugasan
c. proses belajar mengajar memang menyenangkan, tetapi materi hanya
sedikit yang bisa diingat oleh para siswa.
Selain dengan wawancara, peneliti melakukan observasi, observasi
dilakukan sebelum penelitian, hasil observasi dicatat dan terlampir. Observasi
proses pembelajaran dilakukan pada bulan Maret 2013 dan diperoleh gambaran
mengenai situasi dan kondisi belajar siswa serta kondisi lingkungan sekolah
dan fasilitas penunjang proses belajar siwa serta kondisi lingkungan sekolah
dan fasilitas penunjang proses belajar yang ada. Observasi dilakukan dengan
cara mengamati langsung kedaan kelas pada saat proses belajar mengajar pada
mata pelajaran PKN. Hasil observasi ini dijadikan data tambahan dan data
pelengkap dari data kuantitatif yang berupa hasil Pre Test dan Post Test.
Adapun hasil observasi pembelajaran PKN adalah sebagai berikut:
39
a. Waktu lebih banyak dihabiskan bercerita yang tidak berkenaan dengan
materi. Sehingga tidak sedikit siswa yang mengingat materi yang telah
diajarkan
b. Banyak siswa yang mengobrol pada saat guru sedang menjelaskan materi.
C.Interpretasi Hasil Analisis
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan
dengan durasi 2 x 40 menit, menggunakan pembelajaran Metode
Jigsaw Materi pembelajaran pada siklus ini adalah mengenai standar
kompetensi mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi untuk setiap
pertemuan, dan membuat alat evaluasi berupa soal untuk masing-
masing siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama dilakukan pada hari selasa tanggal
11 maret 2013. Pertemuan berlangsung dalam durasi 2 x 40 menit.
Dengan jumlah siswa yang hadir 32 siswa. Peneliti bertindak
sebagai guru Mata Pelajaran PKN dan guru kolaborator bertugas
mengisi lembar observasi dan mengamati siswa di dalam kelas.
Peneliti yang bertindak sebagai guru terlebih dahulu menjelaskan
tujuan pembelajaran kemudian guru memberikan soal pre test
kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum penjelasan
materi dimulai, ini bertujuan agar mengetahui kemampuan atau
pengetahuan siswa sebelum proses pembelajaran. Setelah itu
peneliti menjelaskan materi pelajaran tentang mengenal sistem
pemerintahan tingkat pusat menggunakan Model Pembelajaran
aktif dengan Metode Jigsaw. Kegiatan berikutnya peneliti
40
memberikan penjelasan kepada siswa bahwa pembelajaran yang
akan mereka ikuti dalam 3 hari ke depan adalah merupakan tugas
akhir yang harus dilaksanakan oleh peneliti, hal ini dilakukan agar
siswa tidak bingung ketika mereka harus mengulangi lagi materi
yang telah disampaikan oleh guru bidang studi, selain
mengutarakan hal tersebut, guru juga mengemukakan kompetensi
dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran yang akan
dilaksanakan.Pada pertemuan awal siklus pertama ini siswa mulai
dibentuk menjadi 5 kelompok, semua kelompok terdiri dari 6 anak,
kecuali 2 kelompok yang terdiri dari 7 anak, pembagian ini
berdasarkan jumlah siswa dan jumlah tema atau bahasan yang akan
mereka diskusikan, jumlah siswa yaitu 32 anak sedangkan jumlah
tema atau bahasan yaitu 5 tema. Para siswa duduk secara melingkar
dengan kelompok mereka masing-masing,pengaturan tempat duduk
semacam itu untuk memberikan kesan berbeda dengan hari-hari
biasa serta memudahkan mereka untuk berdiskusi dan tidak
terganggu oleh kelompok lain. Kondisi kelas ketika pembagian
kelompok agak sedikit gaduh karena para siswa masih kebingungan
mencari anggot amereka masing-masing, meskipun begitu suasana
kelas masih dalam kendali guru dan hal tersebut tidak sedikitpun
mengurangi semangat siswa dalam belajar.
Setelah pembagian kelompok selesai dan seluruh siswa
telah duduk dalam kelompok mereka masing-masing, guru mulai
membagikan bahan bacaan kepada seluruh siswa, setelah itu guru
memberikan intruksi kepada siswa untuk membaca dan memahami
ringkasan tersebut, dan setelah itu mereka harus membuat 1-2
pertanyaan yang berhubungan dengan materi hari ini. Ketika
mereka disuruh untuk membuat pertanyaan sebagian siswa mulai
sedikit kebingungan karena mereka tidak pernah membuat
pertanyaan sebelumnya, akan tetapi untuk sebagian yang lain
merasa bahwa membuat pertanyaan bukanlah sesuatu yang sulit,
41
setelah semua selesai membuat pertanyaan, kemudian pertanyaan
tersebut dilipat dan dimasukkan kedalam kotak yang telah
disediakan oleh guru.
Kemudian setelah sesion membuat pertanyaan selesai
(siswa masih duduk berkelompok seperti semula) guru mulai
membagikan bahan diskusi sesuai dengan tema kelompok masing-
masing, untuk kelompok 1 yang akan dibahas yaitu lembaga
legislatif, untuk kelompok 2 yaitu lembaga eksekutif, untuk
kelompok 3 yaitu lembaga yudikatif, untuk kelompok 4 yaitu BPK
dan KPU, dan untuk kelompok 5 yaitu menteri dan pejabat
setingkat menteri, guru memberikan intruksi kepada siswa untuk
mendiskusikan tema-tema mereka masing-masing serta
menjelaskan kepada mereka bahwa setelah mereka selesai diskusi,
mereka harus menyampaikan kepada kelompok lain apa yang telah
mereka dapatkan ketika berdiskusi dengan kelompok awal.
Kegiatan diskusi berlangsung dengan berbagai macam kendala,
diantaranya masih banyak siswa yang belum mengerti bagaimana
cara melakukan diskusi, hal ini disebabkan karena mereka tidak
pernah melakukan diskusi sebelumnya, oleh karena itu guru
memberikan sedikit pengarahan kepada mereka, beberapa
kelompok melaksanakan diskusi dengan baik, yaitu kelompok 3, 4,
dan 5, sedangkan untuk kelompok 1 dan 2 masih memerlukan
bimbingan guru.
Setelah diskusi dengan kelompok awal selesai, guru
mulai mengacak kembali kelompok tersebut menjadi kelompok
ahli, dalam pembagian kelompok ahli ini, siswa dapat
mengkondisikan diri, mereka tidak lagi bingung dan membuat
gaduh saat pembagian berlangsung, mereka lebih memilih
mendengarkan dengan seksama nama-nama mereka dipanggil
secara bergantian, dan berpindah tempat dengan tenang tanpa
banyak bicara dan bertanya, pada pembagian kelompok ahli ini
42
siswa mulai dapat mengikuti dengan baik arah pembelajaran.
Setelah pembagian kelompok ahli selesai, guru memastikan bahwa
tiap-tiap kelompok terdiri dari 6 anak utusan dari tema yang
berbeda-beda, kemudian guru memberikan sedikit penjelasan
bahwa mereka harus saling bertukar pengetahuan/informasi yang
telah mereka dapatkan dalam kelompok awal. Guru mengatur
jadwal presentasi para siswa, misalkan siswa dari kelompok
legislatif (1) mendapatkan jatah presentasi pertama, presentasi ini
berlangsung serempak untuk semua kelompok, begitu seterusnya
sampai semua tema dipresentasikan. Setelah presentasi selesai,
guru mengajak siswa untuk membahas pertanyaan yang telah
mereka kumpulkan diawal kegiatan, caranya yaitu setiap kelompok
harus mengirimkan 1 anggotanya untuk mengambil pertanyaan
dalam kotak, kemudian guru akan menunjuk secara acak kelompok
mana yang harus menjawab pertanyaan terlebih dahulu, sebagian
besar pertanyaan yang mereka ambil dapat dijawab dengan baik,
meskipun masih ada beberapa jawaban yang kurang sempurna,
selain itu ada juga beberapa siswa yang mendapat pertanyaan yang
lucu-lucu dan tidak sedikit pula yang tidak bisa dibaca dan
dipahami, jika siswa mendapat pertanyaan yang tidak dapat
dipahami, maka mereka harus mengambil lagi pertanyaan dalam
kotak.
Pada akhir pertemuan guru memberikan klarifikasi terkait
dengan jawaban dari siswa, guru juga menyuruh siswa untuk tetap
duduk secara kelompok berdasarkan kelompok ahli, kemudian guru
menyuruh siswa untuk belajar di rumah karena minggu depan akan
diadakan ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode ini.
Pada siklus ini peneliti melihat siswa sangat antusias
mengikuti proses pembelajaran pada Mata Pelajaran PKN dan bisa
dibilang semua anak ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran
43
dengan menggunakan model pembelajaran Metode Jigsaw.
Walaupun pada pertemuan pertama ini proses pembelajaran dengan
menggunakan Metode Jigsaw belum terselesaikan, maka proses
pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan kedua.
2) Pertemuan Kedua
Guru melanjutkan materi yang belum terselesaikan pada
pertemuan pertama. Setelah materi selesai, guru mereview materi
yang telah diajarkan sebelumnya bersama dengan siswa dan
membuat keseimpulan bersama. Selanjutnya, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran berikutnya. Siswa sangat antusias dalam
mengikuti pelajaran PKN ini.
3) Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ini guru memberikan tes hasil belajar atau
Post Test pada akhir siklus I kepada siswa. Materi tes yaitu
meliputi materi pelajaran yang sudah dipelajari pada temuan
sebelumnya. Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
siswa berdasarkan tindakan yang telah diberikan dan untuk
mengetahui keberhasilan metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
c. Tahapan Pengamatan
Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, masih terdapat
beberapa kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberap kejadian yang
terjadi pada proses pembelajaran antara lain :
Pada pertemuan pertama siklus pertama ini siswa masih terlihat
bingung, kelas belum kondusif, siswa masih bingung dengan materi
yang lalu, padahal pada pertemuan pertama ini guru harus sudah
menerapkan metode jigsaw, meskipun demikian pembelajaran harus
tetap berjalan, jadi dalam hal ini guru memberikan penjelasan kepada
siswa mengenai jalannya pembelajaran pada hari ini, berdasarkan
pengamatan penulis pada pertemuan pertama ini masih banyak hal
yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan, misalnya suara guru
44
harus bisa lebih keras daripada suara gaduh anak-anak, selain itu
interaksi antara guru dan siswa juga harus ditingkatkan, meskipun
masih banyak gangguan dan hambatan secara garis besar
pembelajaran pada pertemuan pertama berlangsung dengan lancar.
d. Tahap Refleksi
Hasil analisis dan evaluasi pada siklus I mendeskripsikan
secara geris besar kekurangan yang ada pda siklus I antara lain :
Pada pertemuan pertama siklus pertama ini, masih terdapat
beberapa kendala, meskipun demikian hal tersebut tidak mengganggu
jalannya proses pembelajaran, waktu pertemuan juga telah sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Adapun hal-hal yang menjadi
kendala dalam pelaksanaan antara lain:
1. Siswa masih kesulitan ketika membuat pertanyaan, hal ini
disebabkan karena siswa jarang dan hampir tidak pernah
mengajukan pertanyaan kepada guru, mereka tidak pernah
bertanya jika ada hal yeng tidak mereka pahami, hal ini membuat
siswa kesulitan dalam membuat pertanyaan
2. Ketika pembagian kelompok awal siswa juga sulit untuk
dikondisikan, mereka masih bingung dengan cara belajar yang
akan mereka lakukan, selain itu mereka juga masih memilih-milih
teman sekelompok, oleh karena itu mereka masih membutuhkan
waktu untuk menyesuaikan diri dengan kelompok masing-
masing.
3. Siswa belum pernah melaksanakan diskusi sebelumnya, jadi ketika
merekadisuruh untuk berdiskusi, mereka masih sangat
kebingungan, masih ada 2 kelompok yang belum dapat berdiskusi
dengan baik.
Kendala-kendala diatas masih dapat diatasi oleh guru,
sehingga tidak mengganggu jalannya pembelajaran, selain kendala
juga terdapat beberapa pencapaian yang diperoleh siswa antara
lain:
45
2. Kompetensi dasar dapat dicapai dengan baik
3. Sebagian besar siswa mulai bisa membuat pertanyaan.
4. Siswa yang tadinya pendiam mulai berani mengemukakan
pendapat
5. Kegiatan pembelajaran tidak hanya didominasi oleh anak-anak
yang Biasanya pintar
6. Semua siswa aktif dalam pembelajaran
Tabel 4.2
Tes Hasil Belajar Siklus I
No Responden Siklus I
N-Gain Kategori Pre Test Post Test
1 Abdul fatah 70 80 0.33 Sedang
2 Ajeng. Azkiya 60 90 0.75 Tinggi
3 Alfina safila . 60 80 0.50 Sedang
4 Devita rohayati 50 70 0.40 Sedang
5 Diah nurmalia 60 80 0.50 Sedang
6 Johan kurniawan . 40 70 0.50 Sedang
7 Farhatunnisa 20 70 0.62 Sedang
8 Ferdiansyah 70 80 0.33 Sedang
9 Handi saputra 30 90 0.85 Tinggi
10 Iksanudin 30 70 0.57 Sedang
11 Ilmi safitri 60 70 0.25 Rendah
12 Lulu qolbiatu s. 60 70 0.25 Rendah
13 Lutfiah zaitun 30 70 0.57 Sedang
14 Lutfiatunisa 70 100 1.00 Tinggi
15 Muhamad reza 40 70 0.50 Sedang
16 Nurul afidah 70 80 0.33 Sedang
17 Pingkan sodriatul. 30 80 0.71 Tinggi
18 Raihan akbar 60 80 0.50 Sedang
19 Rafadila akbar 40 60 0.33 Sedang
46
20 Sandi saputra 60 90 0.75 Tinggi
21 Syarif nurahman 50 90 0.80 Tinggi
22 Syafaudin 40 80 0.66 Sedang
23 Tia warda. 40 60 0.33 Sedang
24 Wafa 70 80 0.33 Sedang
25 Ahmad Rifqi 60 70 0.25 Rendah
26 Ayu Fitriani 50 90 0.80 Tinggi
27 Reza Ramdhani 60 80 0.50 Sedang
28 Riana Ahmadiah 50 80 0.60 Sedang
29 Satianu Nisa 80 90 0.50 Sedang
30 Syahru Syahbana 40 70 0.50 Sedang
31 Siti Rahma. 70 100 1.00 Tinggi
32 Tria S.Mausuli 60 80 0.50 Sedang
Terkecil 20 60
Terbesar 80 100
Jumlah 1680 2520 17.31 Sedang
Nilai Rata-rata 52.5 78.75 0.54
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa
pada saat Pre Test adalah 20. Sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa
pada saat Post Test sebesar 60. Nilai tertinggi pada Pre Test adalah 80,
sedangkan nilai tertinggi pada skor Post Test sebesar 100. Dari tabel tersebut
bisa kita lihat sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat, walaupun ada
beberapa siswa yang belum mencapai KKM.
Untuk hasil belajar siklus I diperoleh rata-rata N-Gain 0,54 kategori
sedang, ini berarti kemampuan siswa dengan menerapkan pembelajaran aktif
Metode Jigsaw yang digunakan belum efektif dalam meningkatkan hasil
belajar. Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini belum mencapai
standar. Untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus II mencoba memperbaiki dan
menyempurnakan dari kekurangan yang terdapat di siklus I. untuk itu perlu
47
adanya perbaikan-perbaikan dari kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk
kegiatan di siklus II dan seterusnya. Dengan adanya perbaikan, diharapkan
proses pembelajaran aktif Metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar.
Keputusan dari siklus I, yaitu :
Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
pembelajaran aktif Metode Jigsaw sudah baik, hanya saja kurang optimal.
Dalam hal ini Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) masih belum optimal, siswa
masih berpartisipasi dalam KBM. Untuk memperoleh hasil yang baik maka
dilakukan perbaikan. Perbaikan yang dapat dilakukan antara lain :
1. Guru lebih mengintensifkan kegiatan di kelas sehingga diharapkan
tidak ada lagi siswa sibuk dengan aktifitasnya sendiri saat jam
pembelajaran berlangsung.
2. Guru lebih memotivasi siswa untuk berani dan aktif di kelas baik dapat
bertanya, berpendapat atau memberikan saran serta siswa berani
menjawab soal yang diberikan oleh guru tanpa rasa takut akan salah
menjawab.
3. Guru dapat memberi arahan atau rangsangan sehingga siswa dapat
terangsang atau tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar di dalam
kelas.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I maka dilakukan
tindakan pembelajaran pada siklus II. Tindakan pada siklus II ini untuk
memperbaiki dan meyermpurnakan tindakan yang sudah dilakukan pada
siklus I. siklus II ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan untuk siklus II didasarkan pada hasil
refleksi dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. adapun perencanaan
yang dilakukan pada siklus II berupa penyusunan rencana pembelajaran
untuk materi ajar yang akan dibahas pada siklus II dan penyusunan tes
hasil belajar.
48
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahap dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II sebenanrnya
sama saja pada tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I, hanya saja
materi yang berbeda. Pada pertemuan ini siswa terlihat sangat antusias
dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa pun sangat aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Jigsaw.
Terutama pada saat anak-anak sedang mencari dan menemukan
jawaban-jawaban serta dalam menjawab soal dari pertanyaan yang
dibacakan oleh masing-masing kelompok.. Namun, dalam siklus II ini
sudah terlihat perbaikan-perbaikan dari siklus I.
c. Tahap Pengamatan
Proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus I. kondisi ini dapat diamati berdasarkan
hasil observasi pada saat pembelajaran. Beberapa peningkatan tersebut
antara lain :
1) Suasana kelas lebih tertib, siswa menjadi lebih terkendali dan lebih
berkonsentrasi dalam proses pembelajaran dengan pembelajaran
aktif Metode Jigsaw.
2) Siswa dapat menyelesaikan waktu yang diberikan oleh guru dalam
mencari jawaban dan soal.
3) Alokasi waktu pada proses pembelajaran lebih optimal sesuai
dengan rencana yang sudah diterapkan sebelumnya.
4) Terjadinya peningkatan hasil belajar dapat dilihat nilai rata-rata
N-Gain hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 0,54 menjadi 0.68
pada siklus II
49
Tabel 4.3
Tes Hasil Siklus II
No Responden Siklus I
N-Gain Kategori Pre Test Post Test
1 Abdul fatah 50 80 0.60 Sedang
2 Ajeng. Azkiya 20 80 0.75 Tinggi
3 Alfina safila . 60 100 1.00 Tinggi
4 Devita rohayati 30 80 0.71 Tinggi
5 Diah nurmalia 60 70 0.25 Rendah
6 Johan kurniawan . 30 70 0.57 Sedang
7 Farhatunnisa 40 70 0.50 Sedang
8 Ferdiansyah 60 80 0.50 Sedang
9 Handi saputra 30 80 0.71 Tinggi
10 Iksanudin 60 80 0.50 Sedang
11 Ilmi safitri 60 80 0.50 Sedang
12 Lulu qolbiatu s. 50 80 0.60 Sedang
13 Lutfiah zaitun 60 80 0.50 Sedang
14 Lutfiatunisa 70 100 1.00 Tinggi
15 Muhamad reza 60 80 0.50 Sedang
16 Nurul afidah 50 90 0.80 Tinggi
17 Pingkan sodriatul. 40 80 0.66 Sedang
18 Raihan akbar 30 80 0.71 Tinggi
19 Rafadila akbar 70 100 1.00 Tinggi
20 Sandi saputra 60 90 0.75 Tinggi
21 Syarif nurahman 70 100 1.00 Tinggi
22 Syafaudin 40 90 0.83 Tinggi
23 Tia warda. 50 70 0.40 Sedang
24 Wafa 70 80 0.33 Sedang
25 Ahmad Rifqi 60 90 0.75 Tinggi
50
26 Ayu Fitriani 40 80 0.50 Sedang
27 Reza Ramdhani 20 80 0.75 Tinggi
28 Riana Ahmadiah 40 70 0.50 Sedang
29 Syahru Syahbana 80 100 1.00 Tinggi
30 Siti Rahma. 50 80 0.60 Sedang
31 Tia Afita 40 90 0.83 Tinggi
32 Tria S.Mausuli 70 100 0.66 Sedang
Terkecil 20 80
Terbesar 80 100
Jumlah 1610 2680 21.92 Sedang
Nilai Rata-rata 50.31 83.75 0.68
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh
siswa pada saat Pre Test adalah 20, sedangkan nilai terendah pada saat Post
Test 70. Nilai tertinggi pada skor Pre Test adalah 80, sedangkan nilai
tertinggi pada skor Post Test sebesar 100. Dari tabel di atas tersebut bisa
kita lihat semua siswa hasil belajarnya meningkat.
Untuk hasil belajar siklus II diperoleh rata-rata 0,68. Nilai tersebut
menunjukkan kemampuan siswa dengan menerapkan pembelajaran aktif
model index card match yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar.
Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini sudah tercapai.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II,
diperoleh deskripsi bahwa pembelajaran aktif model Index Card Match
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hasil belajar yang dicapai siswa
telah mencapai indikator yang telah ditetapkan pada awal penelitian dan
hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus I suah terjadi penyempurnaan
pada siklus II. Seluruh siswa sudah melebihi KKM atau dapat dikatakan
keberhasilan mencapai 100%. Dengan demikian, indikator pada
penelitian ini sudah tercapai sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan
pada siklus berikutnya.
51
Keputusan dari siklus II, yaitu :
Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil belajar
dan aktifitas belajar siswa juga respons siswa yang positif tentang model
pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran aktif Metode Jigsaw,
hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan kemampuan psikomotorik
siswa dalam memahami materi yang disampaikan sudah mencapai
kriteria yang diharapkan. Ini terbukti dengan nilai N-Gain pada Pre Test
siklus I sebesar 52,5 meningkat pada Post Test menjadi 78,75 dan nilai
N-Gain pada Pre Test siklus II sebesar 50.31 meningkat pada Post Test
menjadi 83.75. dengan nilai terendah pada siklus I 60 (di bawah KKM)
dan tertinggi 100. Atau dapat dikatakan pada siklus II nilai yang dicapai
siswa sudah melebihi KKM sebsar 70. Oleh karena itu tidak perlu
dilanjutkan lagi ke tindakan pembelajaran siklus III.
D. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar obsevasi,
wawanara catatan lapangan dan tes hasil belajar. Hasil lembar observasi
dididskusikan dengan guru kalaborator. Pengecekan terhadap hasil observasi
dilakukan secara berulang oleh peneliti. Selain itu peneliti membandingkan
hasil lembar obsevasi dengan hsil catatan harian peneliti. Setiap akhir siklus I
dan II dilakukan akumulasi hasil lembar observasi siklus I dan siklus II.
Hasil wawancara ditulis secara rinci sehingga memudahkan
memudahkan peneliti dalam mnganalisis hasil wawancara dibaca secara
berulan oleh peneliti untuk menghindari kesalahan dalam menganalisis hasil
wawancara. Hasil wawancara dibandingkan dengan hasil observasi dan
catatan lapangan peneliti untuk memperkuat data. Peneliti mendiskusikan
hasil wawancara dengan guru kolaborator.
Tes hasil belajar yang digunakan peneliti sudah diuji validitas dan
realibitasnya, di mana tes hasil belajar digunakan untuk Pre Test dan Post
Test terhadap siswa untuk melihat perkembangan yang terjadi antara sebelum
dan sesudah model pembelajaran aktif Metode Jigsaw digunakan.
52
E. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yng
diperoleh peneliti dari berbagai sumber. Diantaranya yaitu lembar observasi
digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus.
F.Pembahasan Temuan Penelitian
1. Penggunaan Pembelajaran Metode Jigsaw dapat Meningkatkan Hasil
Belajar PKN Siswa
Proses pembelajaran yang dilakukan penelitian ini adalah siswa
kelas IV MI Al-mujahidin adalah menggunakan pembelajaran aktif model
Metode Jigsaw. Sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Metode Jigsaw berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara peneliti dengan guru dan siswa pada
penelitian pendahuluan, ditemui beberapa maslaah dalam pembelajaran
IPS, yaitu situasi kelas dalam proses pembelajaran tergolong dalam kelas
yang ramai, dengan kreteria siswa yang berbeda-beda, ada yang pendiam
dan ada yang aktif.
Pada siklus I pembelajaran aktif model Metode Jigsaw belum
efektif dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya adalah siswa belum
focus dalam mendengarkan penjelasan guru, masih terdapat siswa yang
asik bercanda dengan teman sebangkunya sehingga suara ribut terdengar
hingga ke luar kelas, dan pada saat penerapan model Metode Jigsaw masih
ada beberapa siswa yang sibuk dengan pencarian soal dan jawaban. Selain
itu kurangnya peneliti dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membaca buku karena materi dalam proses pembelajaran ini terlalu
banyak, dan kurangnya peneliti dalam mengarahkan siwa dan
membimbing siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan
adanya evaluasi pada siklus I kemudian diperbaiki pada siklus II dan hasil
belajar pun meningkat.
Secara keseluruhan pembelajaran yang telah dialukan pada siklus I
dan terjadi peningkatan pada siklus II dengan menggunakan pembelajaran
53
aktif model Metode Jigsaw dalam kegiatan pembelajaran, telah berpusat
pada siswa atau dapat dikatakan siswa lebih aktif. Dengan digunakannya
Metode Jigsaw ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini dapat dilihat
pada nilai Pre Test dan nilai Post Test pada siklus I dengan jumlah Pre
Test sebesar 1680 dengan rata-rata 52.5 meningkat pada jumlah Post Test
sebesar 2520 dengan rata-rata 78,75. Dan memperoleh N-Gain sebesar
0,54 kategori sedang. Sedangkan pada Pre Test dan Post Test pada siklus
II dengan jumlah Pre Test sebesar 1610 dengan rata-rata 50.31 meningkat
pada jumlah Post Test sebesar 2680 dengan rata-rata 83.75. dan
memperoleh N-Gain sebesar 0,68 kategori sedang. Dari hasil pengumpulan
data dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran aktif model Metode
Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Respon Siswa Setelah Penggunaan Pembelajaran Metode Jigsaw
Berdasarkan wawancara kepada beberapa siswa untuk
mengetahui apakah model pembelajaran Metode Jigsaw ini menyenangkan
atau tidak dan apakah siswa mudah memahami materi dan membangkitkan
semangat belajar siswa, maka peneliti melakukan wawancara dengan
siswa setelah tindakan dengan penggunaan pembelajaran aktif model
Metode Jigsaw Penggunaan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw
diperoleh informasi yaitu adanya respon positif dari siswa terhadap
pembelajaran aktif model Metode Jigsaw dan sebagian besar siswa
merespon positif terhadap pembelajaran aktif model Metode Jigsaw.
Wawancara dilakukan pada hari Jumat , Mei 2013 tepatnya pada akhir
penelitian yaitu pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pembelajaran
aktif model Metode Jigsaw. Siswa terlebih dahulu dikelompokkan menjadi
tiga kriteria yaitu tinggi, sedang dan rendah berdasarkan tes hasil belajar di
setiap siklus. Pertanyaan yang akan ditanyakan kepada ketiga siswa adalah
sama.
54
Tabel 4.4
Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah Tindakan
Siswa dengan Hasil Belajar Tinggi
Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran PKN menggunakan
model Metode Jigsaw ?
Siswa : “Ya, saya suka ”
Peneliti : Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran
seperti biasa atau pembelajaran model Metode Jigsaw ini?
Siswa : “saya lebih suka Pembelajaran dengan Metode Jigsaw …! ”
Peneliti : Pada bagian manakah yang kamu sukai/tidak sukai dari
pembelajaran model Metode Jigsaw ini?
Siswa : “Saya suka pada saat bagian menjadi ahli dalam kelompok
, kalau yang tidak disukai disukai , pada saat pembagian kelompok kelas
jadi sangat berisik...!”
Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKN
menggunakan model Metode Jigsaw ?
Siswa : “Menjadi lebih menguasai materi pelajaran”
Peneliti : Apakah kamu jadi lebih sulit memahami pelajaran dengan
model Metode Jigsaw ?
Siswa : “Tidak , justru saya tambah ngerti”
Peneliti : Apakah kamu aktif bertanya dalam pelajaran ini?
Siswa : “Ya, ”
Peneliti : Dalam model ini, apakah kamu yakin dapat mengerjakan
soal-soal yang ada?
Siswa : “Insya Allah yakin .”
Peneliti : Apakah model ini memotivasi kamu untuk lebih
mempelajari PKN ?
Siswa : “yah,saya jadi Rajin membaca buku PKN ”
Peneliti : Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari
pembelajaran dengan model Metode Jigsaw ini?
Siswa : “Kalau menurut saya kekurangannya yaitu bila ada yang
55
kurang menguasai materi pelajaran,maka kelompok tersebut jadi kurang
berjalan dengan baik., trus kalau kelebihannya semua siswa ingin
menguasi materi yang di tugaskan . ”
Peneliti : Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran PKN
menggukan model ini agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu
Siswa : “Metode Jigsaw itu tidak membosankan bahkan
menyenangkan. Saran saya kalau bisa semua pelajaran menggunakan
metode ini. ”
Siswa dengan Hasil Belajar Sedang
Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran PKN menggunakan
model Metode Jigsaw ini ?
Siswa : “Ia, karena menyenangkan”
Peneliti : Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran
seperti biasa atau pembelajaran model Metode Jigsaw ini?
Siswa : “Pembelajaran Metode Jigsaw”
Peneliti : Pada bagian manakah yang kamu sukai/tidak sukai dari
pembelajaran model Metode Jigsaw ini?
Siswa : “Saya suka pada saat teman saya menjelaskan materi”
Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKN
menggunakan model Metode Jigsaw?
Siswa : “Mudah memahami seluruh materi ”
Peneliti : Apakah kamu jadi lebih sulit memahami pelajaran dengan
model Metode Jigsaw ?
Siswa : “Tidak ..”
Peneliti : Apakah kamu aktif bertanya dalam pelajaran ini?
Siswa : “Ya, …”
Peneliti : Dalam model ini, apakah kamu yakin dapat mengerjakan
soal-soal yang ada?
56
Siswa : “Yakin”
Peneliti : Apakah model ini memotivasi kamu untuk lebih
mempelajari PKN ?
Siswa : “Ya, buat saya jadi semangat belajar di kelas”
Peneliti : Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari
pembelajaran dengan model Metode Jigsaw ini?
Siswa : “Kekurangannya tidak ada , tapi kalo kelebihan di kelas
belajarnya jadi tidak membosankan ”
Peneliti : Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran PKN
menggukan model ini agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu
Siswa : “Metode Jigsaw ini menyenangkan, saran saya guru-guru
yang lain coba menggunakan metode ini”
Siswa dengan Hasil Belajar Rendah
Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran PKN menggunakan
model Metode Jigsaw ini ?
Siswa : “Ya, saya suka”
Peneliti : Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran
seperti biasa atau pembelajaran model Metode Jigsaw ini?
Siswa : “Pembelajaran Metode Jigsaw …! ”
Peneliti : Pada bagian manakah yang kamu sukai/tidak sukai dari
pembelajaran model Metode Jigsaw ini?
Siswa : “Saya suka banget pada saat menebak/menjawab pertanyaan
teman-teman! ”
Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKN
menggunakan model Metode Jigsaw ?
Siswa : “Mudah dipahami dan lebih asyik”
Peneliti : Apakah kamu jadi lebih sulit memahami pelajaran dengan
model Metode Jigsaw?
Siswa : “Tidak”
57
Peneliti : Apakah kamu aktif bertanya dalam pelajaran ini?
Siswa : “Lumayan ”
Peneliti : Dalam model ini, apakah kamu yakin dapat mengerjakan
soal-soal yang ada?
Siswa : “Ya”
Peneliti : Apakah model ini memotivasi kamu untuk lebih
mempelajari PKN ?
Siswa : “Ya”
Peneliti : Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari
pembelajaran dengan model Metode Jigsaw ini?
Siswa : “Kekurangannya tidak ada, kelebihannya tidak
membosankan dan lebih santai dan pasti ”
Peneliti : Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran PKN
menggukan model ini agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu
Siswa : “Metode Jigsaw itu menyenangkan”
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model Metode Jigsaw lebih
memudahkan siswa dalam memahami materi, dan siswa tidak merasa bosan
dalam proses pembelajaran bahkan siswa merasa senang dan sangat antusias
mengikuti pelajaran dengan menggunakan model Metode Jigsaw. Siswa
sangat aktif dalam proses pembelajaran ini. Serta nilai siswa pun mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penggunaan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar PKN siswa dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran PKN .
Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan harus terlebih
dahulu dilakukan pra tindakan, hal ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar siswa pada saat sebelum menggunakan metode
jigsaw. Pada pertemuan ini, guru menggunakan metode yang biasa
58
digunakan untuk mengajar sehari-hari, yaitu metode ceramah, jadi siswa
dalam hal ini hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru,
kemudian setelah itu guru memberikan lembar soal yang harus dikerjakan
oleh siswa, hasil dari mengerjakan soal ini nanti akan dibandingkan dengan
hasil sesudah menggunakan metode jigsaw.
Data tindakan dan temuan serta refleksi tindakan yang diperoleh
selama tiga siklus tindakan pembelajaran dipaparkan sebagai berikut:
1. Siklus Pertama (Selasa, 17 desember 2012)
a. Perencanaan
Pertemuan ini berlangsung selama 80 menit, kegiatan
pembelajaran pada pertemuan pertama siklus pertama ini dilaksanakan
dengan menggunakan metode jigsaw, metode ini digunakan peneliti
berdasarkan pada hasil observasi pada pre tes, selain itu metode ini
digunakan peneliti untuk memberikan pemahaman kepada siswa
tentang materi mengenal system pemerintahan pusat. Kegiatan belajar
lebih dominan pada diskusi, karena berdasarkan pengamatan awal
para siswa lebih suka bertanya kepada temantemannya dari pada
bertanya secara langsung kepada guru
Adapun hal-hal yang dipersiapkan dalam perencanaan ini yaitu:
1. Membagi dan menyusun nama-nama siswa untuk kelompok awal
2. Membagi dan menyusun kembali nama-nama siswa untuk
kelompok ahli
3. Membuat ringkasan seluruh materi (secara garis besar) sebagai
bahan bacaan siswa pada awal kegiatan
4. Membuat ringkasan untuk tiap-tiap tema yang kemudian akan
dibagikan untuk kelompok awal sesuai dengan tema masing-
masing.
5. Membuat pedoman penilaian
6. Membuat pedoman observasi untuk pertemuan pertama pada siklus
Pertama Dalam pembelajaran PKN di kelas IV ini, sumber belajar
59
yang digunakan yaitu buku paket PKN untuk kelas IV SD yang
diterbitkan oleh Erlangga yang memuat berbagai materi, salah
satunya yaitu system pemerintahan pusat, dalam materi tersebut
dibahas tentang hal-hal yang menyangkut tentang lembaga
legislatif, eksekutif, yudikatif, dan lain-lain.
b. Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan, guru
memberikan penjelasan kepada siswa bahwa pembelajaran yang akan
mereka ikuti dalam 3 hari ke depan adalah merupakan tugas akhir
yang harus dilaksanakan oleh peneliti, hal ini dilakukan agar siswa
tidak bingung ketika mereka harus mengulangi lagi materi yang telah
disampaikan oleh guru bidang studi, selain mengutarakan hal tersebut,
guru juga mengemukakan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh
siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada pertemuan
awal siklus pertama ini siswa mulai dibentuk menjadi 5 kelompok,
semua kelompok terdiri dari 9 anak, kecuali 1 kelompok yang terdiri
dari 8 anak, pembagian ini berdasarkan jumlah siswa dan jumlah tema
atau bahasan yang akan mereka diskusikan, jumlah siswa yaitu 44
anak sedangkan jumlah tema atau bahasan yaitu 5 tema. Para siswa
duduk secara melingkar dengan kelompok mereka masing-masing,
pengaturan tempat duduk semacam itu untuk memberikan kesan
berbeda dengan hari-hari biasa serta memudahkan mereka untuk
berdiskusi dan tidak terganggu oleh kelompok lain. Kondisi kelas
ketika pembagian kelompok agak sedikit gaduh karena para siswa
masih kebingungan mencari anggota mereka masing-masing,
meskipun begitu suasana kelas masih dalam kendali guru dan hal
tersebut tidak sedikitpun mengurangi semangat siswa dalam belajar.
Setelah pembagian kelompok selesai dan seluruh siswa telah
duduk dalam kelompok mereka masing-masing, guru mulai
membagikan bahan bacaan kepada seluruh siswa, setelah itu guru
60
memberikan intruksi kepada siswa untuk membaca dan memahami
ringkasan tersebut, dan setelah itu mereka harus membuat 1-2
pertanyaan yang berhubungan dengan materi hari ini. Ketika mereka
disuruh untuk membuat pertanyaan sebagian siswa mulai sedikit
kebingungan karena mereka tidak pernah membuat pertanyaan
sebelumnya, akan tetapi untuk sebagian yang lain merasa bahwa
membuat pertanyaan bukanlah sesuatu yang sulit, setelah semua
selesai membuat pertanyaan, kemudian pertanyaan tersebut dilipat dan
dimasukkan kedalam kotak yang telah disediakan oleh guru.
.Gambar 4.1
MI- ALMUJAHIDIN-BENDA KOTA TANEGANG
Gambar 4.2
Pembentukan Kelompok
Gambar 4.3
Siswa Dalam Kelompok Awal
Sedang Berdiskusi
Photo papan nama
MI ALMUJAHIDIN
61
Kemudian setelah sesion membuat pertanyaan selesai (siswa
masih duduk berkelompok seperti semula) guru mulai membagikan
bahan diskusi sesuai dengan tema kelompok masing-masing, untuk
kelompok 1 yang akan dibahas yaitu lembaga legislatif, untuk
kelompok 2 yaitu lembaga eksekutif, untuk kelompok 3 yaitu lembaga
yudikatif, untuk kelompok 4 yaitu BPK dan KPU, dan untuk
kelompok 5 yaitu menteri dan pejabat setingkat menteri, guru
memberikan intruksi kepada siswa untuk mendiskusikan tema-tema
mereka masing-masing serta menjelaskan kepada mereka bahwa
setelah mereka selesai diskusi, mereka harus menyampaikan kepada
kelompok lain apa yang telah mereka dapatkan ketika berdiskusi
dengan kelompok awal. Kegiatan diskusi berlangsung dengan
berbagai macam kendala, diantaranya masih banyak siswa yang belum
mengerti bagaimana cara melakukan diskusi, hal ini disebabkan
karena mereka tidak pernah melakukan diskusi sebelumnya, oleh
karena itu guru memberikan sedikit pengarahan kepada mereka,
beberapa kelompok melaksanakan diskusi dengan baik, yaitu
kelompok 3, 4, dan 5, sedangkan untuk kelompok 1 dan2 masih
memerlukan bimbingan guru.
Gambar 4.4
Siswa dalam kelompok ahli sedang berdiskusi
62
Gambar 4.5
Siswa Dalam Kelompok Ahli Sedang Berdiskusi
Setelah diskusi dengan kelompok awal selesai, guru mulai
mengacak kembali kelompok tersebut menjadi kelompok ahli, dalam
pembagian kelompok ahli ini, siswa dapat mengkondisikan diri,
mereka tidak lagi bingung dan membuat gaduh saat pembagian
berlangsung, mereka lebih memilih mendengarkan dengan seksama
nama-nama mereka dipanggil secara bergantian, dan berpindah tempat
dengan tenang tanpa banyak bicara dan bertanya, pada pembagian
kelompok ahli ini siswa mulai dapat mengikuti dengan baik arah
pembelajaran. Setelah pembagian kelompok ahli selesai, guru
memastikan bahwa tiap-tiap kelompok terdiri dari 9 anak utusan dari
tema yang berbeda-beda, kemudian guru memberikan sedikit
penjelasan bahwa mereka harus saling bertukar pengetahuan/informasi
yang telah mereka dapatkan dalam kelompok awal. Guru mengatur
jadwal presentasi para siswa, misalkan siswa dari kelompok legislatif
(1) mendapatkan jatah presentasi pertama, presentasi ini berlangsung
serempak untuk semua kelompok, begitu seterusnya sampai semua
tema dipresentasikan. Setelah presentasi selesai, guru mengajak siswa
untuk membahas pertanyaan yang telah mereka kumpulkan diawal
kegiatan, caranya yaitu setiap kelompok harus mengirimkan 1
anggotanya untuk mengambil pertanyaan dalam kotak, kemudian guru
akan menunjuk secara acak kelompok mana yang harus menjawab
pertanyaan terlebih dahulu, sebagian besar pertanyaan yang mereka
ambil dapat dijawab dengan baik, meskipun masih ada beberapa
63
jawaban yang kurang sempurna, selain itu ada juga beberapa siswa
yang mendapat pertanyaan yang lucu-lucu dan tidak sedikit pula yang
tidak bisa dibaca dan dipahami, jika siswa mendapat pertanyaan yang
tidak dapat dipahami, maka mereka harus mengambil lagi pertanyaan
dalam kotak.
Pada akhir pertemuan guru memberikan klarifikasi terkait
dengan jawaban dari siswa, guru juga menyuruh siswa untuk tetap
duduk secara kelompok berdasarkan kelompok ahli, kemudian guru
menyuruh siswa untuk belajar di rumah karena minggu depan akan
diadakan ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode ini.
c. Pengamatan
Pada pertemuan pertama siklus pertama ini siswa masih
terlihat bingung, kelas belum kondusif, siswa masih bingung dengan
materi yang lalu, padahal pada pertemuan pertama ini guru harus
sudah menerapkan metode jigsaw, meskipun demikian pembelajaran
harus tetap berjalan, jadi dalam hal ini guru memberikan penjelasan
kepada siswa mengenai jalannya pembelajaran pada hari ini,
berdasarkan pengamatan penulis pada pertemuan pertama ini masih
banyak hal yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan, misalnya
suara guru harus bisa lebih keras daripada suara gaduh anak-anak,
selain itu interaksi antara guru dan siswa juga harus ditingkatkan,
meskipun masih banyak gangguan dan hambatan secara garis besar
pembelajaran pada pertemuan pertama berlangsung dengan lancar.
d. Refleksi
Pada pertemuan pertama siklus pertama ini, masih terdapat
beberapa kendala, meskipun demikian hal tersebut tidak mengganggu
jalannya proses pembelajaran, waktu pertemuan juga telah sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Adapun hal-hal yang menjadi
kendala dalam pelaksanaan antara lain:
64
1.Siswa masih kesulitan ketika membuat pertanyaan, hal ini disebabkan
karena siswa jarang dan hampir tidak pernah mengajukan pertanyaan
kepada guru, mereka tidak pernah bertanya jika ada hal yeng tidak
mereka pahami, hal ini membuat siswa kesulitan dalam membuat
pertanyaan
2.Ketika pembagian kelompok awal siswa juga sulit untuk
dikondisikan, mereka masih bingung dengan cara belajar yang akan
mereka lakukan, selain itu mereka juga masih memilih-milih teman
sekelompok, oleh karena itu mereka masih membutuhkan waktu
untuk menyesuaikan diri dengan kelompok masing-masing.
3. Siswa belum pernah melaksanakan diskusi sebelumnya, jadi ketika
mereka
disuruh untuk berdiskusi, mereka masih sangat kebingungan, masih
ada 2
kelompok yang belum dapat berdiskusi dengan baik.
Kendala-kendala diatas masih dapat diatasi oleh guru,
sehingga tidak mengganggu jalannya pembelajaran, selain kendala
juga terdapat beberapa pencapaian yang diperoleh siswa antara lain:
1. Kompetensi dasar dapat dicapai dengan baik
2. Sebagian besar siswa mulai bisa membuat pertanyaan.
3. Siswa yang tadinya pendiam mulai berani mengemukakan pendapat
4. Kegiatan pembelajaran tidak hanya didominasi oleh anak-anak
yang biasanya pintar
5. Semua siswa aktif dalam pembelajaran
2. Siklus Kedua (Selasa, 24 desember 2012)
a. Perencanaan
Perencanaan pada pertemuan pertama siklus kedua ini
berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama siklus
pertama, pada pertemuan pertama siklus pertama, siswa telah
berdiskusi mengenai materi system pemerintahan pusat, dari hasil
65
pengamatan sebagian besar siswa telah memahami materi struktur
pemerintahan pusat, oleh karena itu pada pertemuan pertama siklus
kedua ini siswa akan diuji tingkat keberhasilannya melalui lisan dan
tes tulis.
Pada pertemuan kadua ini (terkait dengan tes) ada beberapa hal
yang harus terlebih dahulu dipersiapkan, yaitu:
1. Membuat sekotak pertanyaan terkait dengan materi
2. Membuat lembar soal yang terdiri dari pilihan ganda 20 nomor,dan
soal uraian 10 nomor
3. Menentukan skor untuk tiap-tiap soal sesuai dengan rumus yang telah
ditentukan, untuk soal uraian tiap nomor berbeda-beda seperti
dibawah ini:
Tabel 4.1
Penskoran soal uraian
Soal
Nomor
Skor Bobot
Nilai
Betul
Salah Kurang
Tepat
1. 3 1 2 2
2. 3 1 2 3
3. 3 1 2 3
4. 3 1 2 3
5. 3 1 2 3
6. 3 1 2 4
7. 3 1 2 4
8. 3 1 2 4
9. 3 1 2 4
10. 3 1 2 3
66
b. Pelaksanaan
Pada pertemuan pertama siklus kedua ini siswa tetap duduk
secara berkelompok berdasarkan pada kelompok ahli, kemudian guru
memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilakukan
pada hari ini. Guru telah menyiapkan sekotak pertanyaan yang akan
dipakai untuk menguji para siswa secara lisan caranya yaitu guru
menunjuk 1 siswa untuk maju ke depan dan mengambil 1 pertanyaan
dan membacakannya kemudian menunjuk 1 temannya secara acak
untuk menjawab pertanyaan tersebut, jika temannya tersebut tidak
dapat menjawab pertanyaan, maka dia mendapat hukuman yaitu
bernyanyi di depan kelas, dalam pelaksanaannya sebagian besar siswa
bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Ada 3 siswa yangmendapat
hukuman menyanyi, lagu yang mereka nyanyikan bermacammacam,
ada lagu dari group band Ungu, Peterpan, dan Nijdi, ketika para siswa
tersebut melantunkan lagu-lagu pilihan mereka serentak kelas menjadi
ramai dengan sorak-sorai para siswa yang tertawa mendengar suara
nyanyian dari teman mereka. Pelaksanaan tes lisan ini berlangsung
dengan tertib.
Setelah pelaksanaan tes lisan, kemudian siswa melaksanakan
tes tulis, siswa tetap duduk secara berkelompok, guru mulai
membagikan naskah soal, siswam mulai mengerjakan soal-soal
tersebut, tes ini berlangsung dengan tenang, para siswa berkonsentrasi
dengan soal mereka masing-masing, terkadang ada beberapa anak
yang meminta bantuan temannya, jika melihat hal itu guru langsung
menegurnya. Peraturan dalam mengerjakan soal ini yaitu siswa
dilarang mencontek ataupun menanyakan jawaban kepada temannya.
Guru memberikan waktu 50 menit untuk menyelesaikan soal-soal
tersebut. Ketika guru menyatakan bahwa waktunya tinggal 10 menit,
para siswa langsung berbondong-bondong mengumpulkan pertanyaan
mereka di meja guru, sebagian besar siswa mengumpulkan pertanyaan
67
tepat pada waktunya, dan beberapa siswa mengumpulkan soal lebih
dari batas waktu yang telah ditentukan
Setelah semua kegiatan inti selesai, guru memberikan tugas
rumah kepada semua kelompok, yaitu setiap kelompok harus
membuat rangkuman diskusi pada pertemuan pertama, setelah itu
berpesan kepada siswa agar mereka belajar di rumah, pembelajaran
hari ini ditutup dengan salam.
c. Pengamatan
Pertemuan kali ini siswa cenderung lebih aktif, mereka mulai
antusias dengan kegiatan belajar mengajar, tanpa diberi perintah para
siswa langsung dengan sendirinya membentuk kelompok, pada
pertemuan kali ini juga tidak lepas dari berbagai macam gangguan
kecil dari para siswa, misalnya pada saat mereka disuruh
mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok awal, terdapat
beberapa anak yang tidak bisa mempresentasikannya, justru mereka
menyuruh teman sekelompoknya untuk mencatat sendiri. Kegaduhan
terjadi ketika pembagian kelompok ahli, hal ini terjadi karena setelah
para siswa dapat menyesuaikan diri dengan kelompok awal mereka
harus terpisah dan menyesuaikan diri kembali dengan kelompok ahli,
banyak diantara mereka yang mengeluh, dan bahkan ada yang tidak
bersedia untuk dipindah, akan tetapi hal ini harus tetap dilakukan demi
kalancaran proses pembelajaran
d. Refleksi
Pada pertemuan pertama siklus II ini tidak terdapat kendala
yang berarti, siswa sudah mampu mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik, selain itu para siswa banyak yang mampu menjawab
pertanyaan secara lisan dari guru, ini merupakan pencapaian yang
bagus dalam pembelajaran ini, banyak perubahan positif yang terjadi
pada siswa, siswa mampu menjawab 20 pertanyaan pilihan ganda dan
68
10 pertanyaan uraian dengan baik, selain itu siswa juga lebih berani
berekspresi di depan kelas, misalnya jika guru meminta sukarelawan
untuk membantu di depan kelas, mereka akan berebut untuk maju.
Secara garis besar pelaksanaan RPP dapat dikatakan telah
tuntas, meskipun ada beberapa kegiatan yang tidak masuk dalam RPP
akan tetapi terlaksana dalam praktek RPP, seperti membuat yel-yel
kelompok, karena pada waktu pertemuan pertama para siswa belum
terpikirkan untuk membuat yel yel, akhirnya mereka membuat yel-yel
pada pertemuan kedua, yel-yel yang mereka buat sangat kreatif dan
yang lebih penting membuat para siswa lebih semangat untuk belajar.
Meskipun terdapat kegiatan yang tidak masuk dalam RPP,
hal itu tidak menghambat jalannya pembelajaran, justru sebaliknya
kegiatan tersebut justru dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar
3. Siklus Ketiga (Selasa, 31 desember 2012)
a. Perencanaan
Pelaksanaan siklus ketiga ini hanya 1 kali pertemuan, sama
dengan dua siklus sebelumnya. Pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) pada siklus ketiga berdasarkan pada pengamatan
dan refleksi pada siklus kedua, persiapan yang dilakukan yaitu:
a. Membuat struktur pemerintahan pusat yang masih kosong diatas
kertas manila
b. Membuat daftar pertanyaan untuk tes lisan
c. Membuat lembar jawaban dari kertas manila dan dibentuk garis-
garis seperti pada buku tulis, kemudian jawaban yang telah ditulis
tersebut per barisnya ditutupi dengan kertas manila yang lain,
sehingga jawabannya bisa dibuka dan ditutup.
Siklus ketiga ini tidak jauh berbeda dengan siklus kedua yaitu
berisi tentang pengujian hasil belajar siswa pada siklus pertama,
setelah pada siklus kedua para siswa mengerjakan soal secara
individu, maka pada siklus ketiga ini lebih ditekankan pada tes secara
69
kelompok, karena tes secara kelompok belum pernah dilaksanakan,
pada siklus pertama pertemuan pertama memang terdapat nilai per
kelompok akan tetapi nilai itu hanya menilai seputar diskusi, dan
bukan tes kelompok, jadi tes secara kelompok juga perlu untuk
dilaksanakan
b. Pelaksanaan
Pertemuan pertama siklus ketiga merupakan tes secara
kelompok, pada awal pelajaran siswa menjawab beberapa pertanyaan
guru tentang materi pada pertemuan pertama di siklus I, pertemuan
kali ini siswa masih duduk secara berkelompok berdasarkan kelompok
ahli, pada kegiatan inti guru mulai menempelkan struktur
pemerintahan pusat dan dibantu oleh beberapa siswa, kemudian guru
mulai menjelaskan langkah-langkah pembelajaran pada hari ini, serta
menjelaskan kepada siswa cara berkompetisi dalam mengisi struktur
pemerintahan tersebut, beberapa kelompok sangat antusias ketika
mendengar kompetisi tersebut.
Langkah selanjutnya yaitu guru mulai memberikan aba-aba
kepada siswa untuk melengkapi struktur tersebut dengan cara
mengisinya dari jabatan yang paling bawah, kelompok yang
mengancungkan tangan terlebih dahulu maka dia berhak mengisi
kotak pertama, begitu seterusnya sampai semua kotak terisi. Dalam
pelaksanaanya ada beberapa kelompok yang masih salah dalam
menjawab.
Kemudian langkah selanjutnya yaitu guru dibantu oleh siswa
menempelkan lembar jawaban dari kertas manila di papan tulis,
kemudian guru menyiapkan 10 pertanyaan untuk semua kelompok,
tiap kelompok harus memiliki juru bicara untuk menjawab pertanyaan
tersebut, pertanyaan ini tidak bersifat rebutan, tiap kelompok
mendapatkan 2 pertanyaan yang diambil secara acak, kemudian guru
akan memilih dan menunjuk kelompok mana yang telah siap untuk
70
menjawab, setelah mereka menjawab pertanyaan tersebut guru akan
mencocokkan jawaban siswa tadi dengan cara membuka lembar
jawaban sesuai dengan nomor pertanyaan yang diperoleh siswa
tersebut. Jika jawaban mereka benar maka mereka akan mendapatkan
poin, dan jika jawaban mereka salah maka mereka tidak akan
mendapatkan poin. Pada kegiatan akhir guru mengumumkan
kelompok terbaik dan menutup pelajaran dengan salam.
c. Pengamatan
Pada pertemuan terakhir ini banyak perkembangan positif
yang dicapai oleh siswa, para siswa semakin antusias karena dalam
tiga kali mpertemuan ini mereka mendapatkan pengalaman belajar
yang berbeda-beda dan bervariasi, hal ini ditunjukkan dengan peran
aktif mereka dalam berbagai hal, misalnya menjawab pertanyaan
sambil melompat-lompat penuh dengan percaya diri, kegembiraan
ketika mereka melihat gurunya datang dan merekapun dengan terburu-
buru masuk ke dalam kelas.
d. Refleksi
Para siswa menunjukkan nilai yang bagus pada pertemuan
terakhir ini, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) telah terlaksana
dengan tuntas, kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pertemuan
inipun sebagian besar telah tercapai, pelaksanaan RPP memang tidak
akan bisa sempurna, dalam prakteknya akan tetap ada hambatan dan
gangguan, pada pertemuan terakhir ini pun juga masih terdapat
beberapa gangguan, misalnya ada beberapa siswa yang tidak masuk
karena sakit, akibatnya ada 2 kelompok yang manggotanya berkurang,
dan hal ini bagi anggota kelompok yang lain merupakan masalah
karena jumlah anggota mereka tidak sama dengan jumlah anggota
kelompok lain.
71
Meskipun demikian secara garis besar pelaksanaan RPP
pertemuan terakhir ini tidak mengalami gangguan yang dapat
mengubah atau membelokkan dari rencana semula.
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode Jigsaw, penelitian
ini terdiri dari 3 siklus, tiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Tiap satu
pertemuan mencakup perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Untuk
mengetahui pelaksanaan dua metode ini dapat dilihat pada bahasan paparan
hasil. metode Jigsaw ini digunakan untuk memberikan pemahaman secara
langsung kepada peserta didik.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Pembentukan kelompok pada pembelajaran PKN ini tiap kelompoknya terdiri
dari 8-9 anak.
Pembelajaran model Jigsaw merupakan suatu model pembelajaran
agar siswa belajar ke dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota
saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran. Dengan demikian diharapkan prestasi belajar siswa di bidang
studi PKN akan meningkat.
Pada siklus pertama peneliti akan langsung menerapkan metode
jigsaw untuk menyampaikan materi system pemerintahan pusat (sebelum
masuk pada siklus I, peneliti telah melakukan pre tes terlebih dahulu), pada
siklus pertama ini pada awalnya siswa masih banyak yang bingung untuk
membentuk kelompok, akan tetapi mereka tetap mengikuti intruksi dari guru,
sehingga mereka mulai memahami apa yang dimaksudkan oleh guru. Kegiatan
diskusi berlangsung dengan lancar, meskipun masih terdapat 1-2 siswa yang
belum faham, kegiatan diskusi dapat mengasah keberanian siswa dalam
72
berbicara di depan umum. Kegiatan berdiskusi juga memberikan pelajaran
pada siswa untuk belajar bekerja bersama orang lain, dalam bekerja sama
dengan orang lain siswa juga mendapat pelaran pelajaran tentang saling
menolong diantara sesama teman.
Berdasarkan pada observasi siklus satu guru merasa bahwa siswa
mulai berhasil menguasai materi, oleh karena itu maka pada siklus kedua ini
guru memutuskan untuk memberikan tes tulis secara individu kepada semua
siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka atas konsep tersebut.
Kemudian pada siklus terakhir atau ketiga guru merasa harus diadakan lagi
pematangan pemahaman siswa tentang sistem pemerintahan pusat lewat tes
lisan.
peneliti mengambil metode jigsaw berdasarkan observasi awal
sebelum tindakan, hasil observasi menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai
bertanya kepada teman mereka sendiri dari pada bertanya kepada guru, hal ini
disebabkan karena siswa merasa takut akan ditertawakan temannya ketika
mereka salah mengajukan pertanyaan kepada guru, akhirnya mereka
memutusan untuk bertanya kepada temannya sendiri, oleh karena itulah
peneliti menggunakan metode ini, selain itu metode jigsaw juga dapat
mendorong siswa untuk berani berbicara secara aktif dikelas, dan ternyata
metode ini dapat membuat siswa bekerja keras untuk memahami materi yang
mereka dapatkan.
Terlepas dari semua hambatan dan gangguan yang ada, dapat
dikatakan bahwa penerapan perpaduan metode learning start with a question
dan jigsaw dapat memberikan efek positif terhadap cara belajar siswa.
Perbandingan prestasi siswa antara pra tindakan dan pasca tindakan yang
digunakan oleh penulis untuk mengetahui peningkatan yang terjadi ketika
menerapkan metode ini dapat dilihat pada lampiran 15.
Adapun hasil dalam lampiran tersebut menunjukkan dalam soal
pilihan ganda terdapat 28 siswa mendapatkan peningkatan nilai pada pasca
tindakan, sedangkan 25 siswa lainya mendapat nilai tetap. Sedangkan untuk
nilai soal uraian 35 siswa mendapat kenaikan nilai dan 2 siswa mendapat nilai
73
tetap sedangkan 6 siswa nilainya semakin turun. Nilai rata-rata untuk pilihan
ganda pra tindakan yaitu 41, 86 sedangkan untuk pasca tindakan yaitu 46,27.
Untuk nilai uraian pra tindakan yaitu 49,11 dan sesudah tindakan yaitu 54,61.
Untuk mengetahui perubahan hasil tindakan, jenis data yang bersifat kuantitatif
yang didapatkan dari hasil evaluasi dianalisis menggunakan rumus26
:
Post Rate-Base Rate × 100
Base Rate
Keterangan:
P = Presentase peningkatan
Post rate = Nilai rata-rata sesudah tindakan
Base rate = Nilai rata-rata sebelum peningkata
Jadi, untuk nilai rata-rata pilihan ganda mengalami kenaikan sebesar
10,53% dengan perhitungan sebagai berikut:
46,27- 41,86 X 100 - 4,41 X 100 – 441 – 10,53% 41,86 41,86 41,86
Sedangkan untuk nilai rata-rata soal uraian mengalami kenaikan sebesar 11,
19% dengan perhitungan sebagai berikut:
54,61- 49,11 X 100 – 5,5 X 100 – 550 – 11,19% di revisi lagi
49,11 49,11 49,11
Soal latihan yang diberikan pada pertemuan pra tindakan berbeda
dengan soal latihan yang diberikan sesudah tindakan, hal ini bertujuan untuk
mengantisipasi terjadinya kebocoran soal tes. Untuk pilihan ganda dan uraian
sebagaimana telah dijelaskan pada bagian kajian pustaka. Nilai maksimal 99
untuk soal uraian jika jawaban siswa betul semua dan nilai maksimal 100 untuk
multiple choice jika jawaban siswa juga betul semua
26 Faizatul Fitriyah. Meningkatkan Motivasi Belajar Mufradat dan Qowa’id Melalui
Strategi Index Card Matc pada Mata pelajaran Bahasa Arab di Kelas V MI Ar-Rahmah Bendo
Jabung Malang, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2009, hal. 95-96
74
H. Keterbatasan Penelitian
Dalam mata pelajaran PKN banyak sekali kompetensi yang dicapai
oleh siswa, oleh karena itu dalam penelitian ini hanya akan dikaji yaitu standar
kompetensi mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat, sedang kompetensi
dasar yang ingin dicapai yaitu mengenal lembaga-lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK
dan BPK, dan menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti
presiden, wakil presiden, dan para menteri.
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan metode jigsaw sangat efektif sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa, dan menumbuhkan motivasi belajar siswa Madrasah
Ibtidaiyah Al-Mujahidin Benda Kota Tangerang
2. Proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw pada
siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Benda kota Tangerang
terfokus pada materi mengenal sistem pemerintahan pusat. Langkah awal
perencanaan tindakan ini meliputi: menetapkan materi, mengkaji buku PKN
kelas IV SD penerbit Erlangga, menyusun dan mengembangkan silabus,
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat rangkuman seluruh
materi, membuat rangkuman seluruh materi berdasarkan topiktopik,
membuat pertanyaan, membuat lembar LKS, membuat papan jawaban dari
kertas manila, menyusun instrument pengumpulan data, diantaranya:
instrumen observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa, instrument
wawancara guru dan siswa.
3. Proses pelaksanaan metode jigsaw pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Al-Mujahidin Benda kota Tangerang dilaksanakan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Siklus I pertemuan I guru
menerapkan metode jigsaw sepenuhnya, pada siklus II pertemuan I guru
memberikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan, pada siklus III
pertemuan I guru mengadakan kuis kelompok untuk lebih mematangkan
pengetahuan siswa.
4. Proses evaluasi pembelajaran menggunakan metode jigsaw pada siswa kelas
IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Benda kota Tangerang dilaksanakan
dengan cara memberikan latihan soal kepada siswa untuk melihat hasil
belajarnya setelah menggunakan metode jigsaw, kemudian hasil belajar
75
76
tersebut dibandingkan dengan hasil belajar sebelum menggunakan metode
jigsaw untuk mengetahui peningkatan yang terjadi.
Dan ternyata terbukti dengan menggunakan metode jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk soal pilihan ganda meningkat
sebesar 10, 53% dan untuk soal uraian meningkat sebesar 11, 19%.
B. Implikasi
Pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw sangat baik
diterapkan dalam proses belajar mengajar. Hakikatnya adalah melalui
pemberian materi pelajaran menggunakan metode jigsaw sekaligus akan
menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu bagi pengajaran
lainnya yang paling diutamakan adalah menumbuhkan motivasi anak dalam
belajar, maka salah satunya melalui pemberian materi pelajaran dengan
menggunakan metode jigsaw
C. Saran
1. Guru harus bisa lebih kreatif dalam mengajar untuk mengembangkan dan
memakai berbagai macam metode, yang sesuai dengan materi pelajaran
sehingga siswa tidak bosan dan menerima pelajaran sebagai mestinya.
2. Pemilihan metode, media, alat dan bahan serta sumber sebaiknya
disesuaikan dengan karakteristik siswa, materi dan kelas.
3. Seharusnya siswa yang aktif dikelas bukan guru, oleh karena itu sebaiknya
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan
membangun pengetahuan mereka sendiri dengan berbagai cara.
4. Para siswa hendaknya berusaha lebih aktif dalam pembelajaran, seperti
menggali informasi sedalam-dalamnya tentang materi yang akan dibahas
sehingga pengetahuan yang mereka dapat tidak hanya mengandalkan
pemberian dari guru.
77
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bakhri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.
Surabaya: Usaha Nasional
Haryalesmana, Devid. 2008. Pendekatan Metode Jigsaw. (Online),
(http://masdevid).blogspot.com/2009/04/pendekatan-metode-
jigsaw.html, diakses 8 Mei 2012
Mardalis, 2006 Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal Jakarta: Bumi
Aksara.
Moeleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda karya.
Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosda karya.
Robert Bogdan & Steven J. Taylor, 1992 Pengantar Metoda Kualitatif Suatu
Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial Surabaya:
Usaha Nasional.
Wahib, Moch. 2009. Cooperayive Learning Tehnik Jigsaw. (Online),
http://www.wahib-dr.com/cooperative-learning-teknik
jigsaw.html, diakses 8 Mei 2012
Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindakan Kelas dari Teori Menuju Praktek.
Malang: UM PRESS
Zaini, Hisyam, Munthe, Barmawy dan Aryani, Sekar Ayu. 2002. Strategi
Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi .Jogjakarta CTSD
78
Lampiran 1
RPP Siklus 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MI Al-Mujahidin
Mata Pelajaran : Pkn
Kelas/Semester : 1V/Genap
Tahun Pelajaran : 2012/2013
A. Standar Kompetensi
Mengenal lembaga-lembaga Negara dan Sistim Pemerintahan Pusat
B. Kompetensi Dasar
Mengenal lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat seperti
Lembaga Legislatif, Lembaga Yudikatif , Lembaga Eksekutif .
C. Indikator
1. Mengenal lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat seperti
MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK .
2. Menyebutkan lembaga-lembaga negara dan pemerintahan pusat.
3. Menyebutkan fungsi-fungsi lembaga-lembaga-negara dan pemerintahan
pusat .
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengidentifikasi lembaga-lembaga negara dan pemerintahan
pusat.
2. Siswa dapat mengetahui lembaga-lembaga negara dan pemerintahan
pusat.
3. Siswa dapat menjelaskan kembali fungsi-fungsi lembaga-lembaga Negara
dan pemerintahan tingkat pusat .
79
E. ALOKASI WAKTU
2 X 35 Menit
F. MATERI PEMBELAJARAN
o Materi Pokok: Sistim Pemerintahan Pusat .
o Materi Uraian:
Pemerintahan Pusat
Pemerintahan pusat di pimpin oleh presiden . Dibawah presiden ada beberapa
lembaga . berikut bagian-bagian pemerintahan pusat :
A. Lembaga –Lembaga Negara
1. Lembaga legislatif
Lembaga legislatif adalah lembaga Negara yang memegang kekuasaan
memebentuk undang-undang. Lembaga ini terdiri atas DPR, DPD dan
MPR,
2. Lembaga yudikatif
Lembaga yudikatif adalah lembaga Negara yang memegang kekuasaan
di bidang kehakiman.lembaga ini bebas dari campur tangan
siapapun.lembaga yudikatif juga yang mmenyelenggarakan pradilan
guna menegakan hukun dan keadilan.lembaga yudikatif terdiri
atas,MA,MK,dan KY
3. Lembaga eksekutif
Lembga eksekutif artinya lembaga yang memegang kekuasaa
pemerintahan.lembaga eksekutif didpimpin oleh presiden dan wakil
presiden.juga dibantu menteri-menteri dan lembaga Negara
lainnya.lembaga eksekutif itulah yang disebut pemerintahan pusat.
B. Pemerintahan Pusat.
Pemerintahan Pusat dipimpin oleh presiden .dibawah presiden ada beberapa
lembaga.Berikut bagian-bagian Pemerintahan Pusat
1. Presiden Dan Wakil Presiden
2. Kementerian Negara
80
3. Sekertaris Kabinet
4. Lembaga pemerintahan non departemen
5. Kejaksaan
6. Badan ekstra stuktural
7. Badan indefenden
8. TNI dan POLRI
9. Perwakilan ri di luar negeri
G. METODE PEMBELAJARAN
Kooperatif Tipe Jigsaw
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
I. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Guru menyampaikan
salam pembuka kemudian
membaca do‟a bersama-
sama kemudian mencatat
kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
merupakan kompetensi
yang harus dikuasai siswa
hari ini.
3. Guru menggali
pengetahuan awal
kemampuan siswa
terhadap materi yang akan
dibahas.
1. Siswa berdiri dan
menjawab salam
kemudian berdo‟a
bersama-sama.
2. Siswa menyimak
pelajaran yang akan
disampaikan guru.
3. Siswa menyimak dan
menjawab pertanyaan
tentang materi yang
akan dibahas.
1. Berani
2. Religius
3. Tekun
1. Disiplin
2. Tekun
3. Cinta ilmu
1. Cinta ilmu
2. Rasa ingin tahu
3. Berpikir logis
81
III. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Guru menjelaskan tentang
Lembga –Lembaga Negara
dan Pemerintahan Pusat
2. Guru meminta siswa
membaca kembali Lembga
–Lembaga Negara dan
Pemerintahan Pusat
1. Siswa mendengarkan
penjelasan guru.
2. Siswa membaca yang
diperintah guru.
1. Berani
2. Religius
3. Tekun
1. Disiplin
2. Tekun
3. Cinta ilmu
2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Metode
Guru mambagi siswa
beberapa kelompok
untuk mendiskusikan
tentang Lembga–
Lembaga Negara dan
Pemerintahan Pusat
1. Guru menyuruh
siswa untuk
mempresentasikan
hasil diskusi.
1. Siswa membuat
kelompok dan
mulai berdiskusi.
2. Siswa mulai
mempresentasikan
hasil diskusi
kelompok masing-
masing.
1. Cinta ilmu
2. Tanggung
jawab
3. Disiplin
4. Berani
5. Kreatif
1. Berani
2. Disiplin
3. Kreatif
Diskusi
Diskusi
3. konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Metode
1. Guru memberi
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
1. Siswa memanfaatkan
kesempatan untuk
bertanya.
1. Berani
2. Tanggung
jawab
Tanggung
jawab
82
tentang materi yang
belum di pahami.
2. Guru meluruskan
kesalahan pemahaman,
memberikan
penguatan, dan
menyimpulkan.
2. Siswa menyimak
penjelasan dari guru.
3. Disiplin
4. Rasa ingin
tahu
1. Tekun
2. Tanggung
jawab
3. Kreatif
Ceramah
II. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Guru memberikan
umpan balik
terhadap proses
dan hasil
pembelajaran
dengan
memberikan
tugas.
2. Guru bersama-
sama dengan
siswa menutup
pelajaran dengan
berdo‟a bersama
membaca
„hamdalah‟.
1. Mengerjakan tugas
yang diberikan guru
dengan semangat.
2. Bersama guru siswa
menutup pelajaran
dengan membaca
„hamdalah‟
1. Tanggung jawab.
2. Kreatif
1. Tekun
2. Religius
83
Tugas terstruktur
Diskusi terkait lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat.
Mendeskripsikan lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat
pusat.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
Membuat kliping terkait lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan
tingkat pusat.
I. SUMBER BELAJAR
Buku paket PKn
LKS
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen
1. Mengenal lembaga-
lembaga Negara dan
pemerintahan tingkat
pusat
a. Tes unjuk
kerja
b. Tes tulis
Tes uji petik
kerja
Pilihan Ganda
Bekerja sama secara
berkelompok mencari
tahu tentang lembaga-
lembaga Negara dan
pemerintahan tingkat
pusat
Pertanyaan:
1. DPD kependekan
dari….
a. Dewan
Pimpinan
Daerah.
b. Dewan
Perwakilan
Daerah .
c. Dewan
84
2. Menyebutkan lembaga-
lembaga negara dan
pemerintahan pusat
Tes tulis
Tes tulis
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Penasehat
Daerah.
d. Dewan
Pembina
Daerah
2. Salah satu tugas
mahkamah
konstitusi adalah :
a. Menangani
sengketa
kewenangan
lembaga negara
b. Menangani
sengketa tanah
c. Mengawasi
hakim
pengadilan
d. Menangani
laporan tindak
pidana dan
perdata
3. Lembaga Negara
yang tugas
popkoknya
mengawasi
jalannya
pemerintahan
adalah :
a. DPR
b. DPD
c. Presiden.
85
3. Menyebutkan fungsi-
fungsi lembaga-
lembaga-negara dan
pemerintahan pusat .
d. MPR.
Jawaban
1. b.
2. a.
3. a.
Pertanyaan:
4. Salah satu organisasi
pemerintahan tingkat
pusat adalah ..........
a. Presiden
b. Wakil presiden
c. Para menteri
d. Semua benar
5. Lembaga yudikatif
adalah lembaga
kekuasaan dibidang
…..
a. Kehakiman.
b. Ekonomi
c. Sosial .
d. Kesehatan .
6. Lembaga eksekutif
dipimpin oleh :
a. MPR.
b. DPR.
c. PRESIDEN.
d. MA
7. Lembaga Negara yang
memegang kekuasaan
membentuk undang-
undang adalah.............
86
a. DPR.MPR,DPD.
b. DPR,MPR,MA.
c. DPR,MPR KY.
d. DPR,MPR,Presiden
.
Jawaban:
4. d
5. a
6. c
7. a
8. Lembaga yang
bertugas melakukan
pengawasan
pelaksanaan RUU.
a. DPD
b. MPR
c. PRESIDEN
d. MA
9. Salah satu fungsi DPR
adalah:
a. Mengesahkan
anggaran belanja
dan pendapatan
negara.
b. Mengajukan RUU
c. Mengubah dan
menetapkan UUD
d. Menguji UU
terhadap UUD
1945.
87
J. PENILAIAN
Tangerang, Maret 2014
Mengetahui,
Kepala MI Al-Mujahidin Guru Mata Pelajaran
Wafa Sholehah S.Ag. A.Khorudin
.
10. Salah satu tugas
presiden selaku kepala
negara adalah ..........
a. Memberi Grasi.
b. Memberi Amnesti .
c. Memberi Abolisi .
d. Semua benar.
Jawaban
8. a
9. a
10. d
1
Lampiran 2
Kisi-Kisi Soal Siklus 1
KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN HARIAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Satuan Pendidikan : MI Al-Mujahidin Kota Tangerang
Alokasi Waktu : 25 Menit
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Jumlah Soal : 10 Butir Soal
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Kls/
Smtr
Materi Indikator Indikator
Soal
Bentuk
Tes
Ranah
kognitif
No
soal
1
Mengenal
lembaga-
lembaga Negara
dan Sistim
Pemerintahan
Pusat
Mengenal
lembaga-
lembaga
Negara dan
pemerintahan
tingkat pusat
seperti
Lembaga
Legislatif,
Lembaga
Yudikatif ,
Lembaga
Eksekutif .
IV Mengenal
lembaga-
lembaga
Negara dan
Sistim
Pemerintahan
Pusat
1.Mengenal
lembaga-lembaga
Negara dan
pemerintahan
tingkat pusat
Mengenal
lembaga-
lembaga
Negara dan
pemerintahan
tingkat pusat
PG
C1
1
2
3
88
89
2
3
Menyebutkan
lembaga-lembaga
negara dan
pemerinta
han pusat
Menyebutkan
fungsi-fungsi
lembaga-lembaga-
negara dan
pemerintahan pusat
2.Menyebutkan
lembaga-lembaga
negara dan
pemerinta
han pusat
3.Menyebutkan
fungsi-fungsi
lembaga-lembaga-
negara dan
pemerintahan pusat
PG
PG
C2
C2
4
5
6
7
8
9
10
89
1
Lampiran 3
RPP Siklus 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 2
Nama Sekolah : MI Al-Mijahidin
Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Semester : IV/Genap
Tahun Pelajaran : 2012/2013
A. STANDAR KOMPETENSI
Mengenal lembaga-lembaga Negara dan Sistim Pemerintahan Pusat
B. KOMPETENSI DASAR
Mengenal lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat seperti
Lembaga Legislatif, Lembaga Yudikatif , Lembaga Eksekutif .
C. INDIKATOR
4. Mengenal lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat seperti
MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK .
5. Menyebutkan lembaga-lembaga negara dan pemerintahan pusat.
6. Menyebutkan fungsi-fungsi lembaga-lembaga-negara dan pemerintahan
pusat .
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
4. Siswa dapat mengidentifikasi lembaga-lembaga negara dan pemerintahan
pusat.
5. Siswa dapat mengetahui lembaga-lembaga negara dan pemerintahan
pusat.
6. Siswa dapat menjelaskan kembali fungsi-fungsi lembaga-lembaga Negara
dan pemerintahan tingkat pusat .
90
91
E. ALOKASI WAKTU
2 X 35 Menit
F. MATERI PEMBELAJARAN
o Materi Pokok: Sistim Pemerintahan Pusat .
o Materi Uraian:
Pemerintahan Pusat
Pemerintahan pusat di pimpin oleh presiden . Dibawah presiden ada
beberapa lembaga . berikut bagian-bagian pemerintahan pusat :
C. Lembaga –Lembaga Negara
4. Lembaga legislatif
Lembaga legislatif adalah lembaga Negara yang memegang
kekuasaan memebentuk undang-undang. Lembaga ini terdiri
atas DPR, DPD dan MPR,
5. Lembaga yudikatif
Lembaga yudikatif adalah lembaga Negara yang memegang
kekuasaan di bidang kehakiman.lembaga ini bebebas dari
campur siapapun.lembaga yudikatif juga yang
mmenyelenggarakan pradilan guna menegakan hukun dan
keadilan.lembaga yudikatif terdiri atas,MA,MK,dan KY
6. Lembaga eksekutif
Lembga eksekutif artinya lembaga yang memegang kekuasaa
pemerintahan.lembaga eksekutif didpimpin oleh presiden dan
wakil presiden.juga dibantu menteri-menteri dan lembaga
Negara lainnya.lembaga eksekutif itulah yang disebut
pemerintahan pusat.
D. Pemerintahan Pusat.
Pemerintahan Pusat dipimpin oleh presiden .dibawah presiden ada
beberapa lembaga.Berikut bagian-bagian Pemerintahan Pusat
10. Presiden Dan Wakil Presiden
92
11. Kementerian Negara
12. Sekertaris Kabinet
13. Lembaga pemerintahan non departemen
14. Kejaksaan
15. Badan ekstra stuktural
16. Badan indefenden
17. TNI dan POLRI
18. Perwakilan RI di luar negeri
G. METODE PEMBELAJARAN
Kooperatif Tipe Jigsaw
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
III. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
4. Guru menyampaikan
salam pembuka kemudian
membaca do‟a bersama-
sama kemudian mencatat
kehadiran siswa.
5. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
merupakan kompetensi
yang harus dikuasai siswa
hari ini.
6. Guru menggali
pengetahuan awal
kemampuan siswa
terhadap materi yang akan
dibahas.
4. Siswa berdiri dan
menjawab salam
kemudian berdo‟a
bersama-sama.
5. Siswa menyimak
pelajaran yang akan
disampaikan guru.
6. Siswa menyimak dan
menjawab pertanyaan
tentang materi yang
akan dibahas.
4. Berani
5. Religius
6. Tekun
4. Disiplin
5. Tekun
6. Cinta ilmu
4. Cinta ilmu
5. Rasa ingin
tahu
6. Berpikir
logis
93
III.Kegiatan Inti
3. Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
3. Guru menjelaskan
tentang Lembga –
Lembaga Negara dan
Pemerintahan Pusat
4. Guru meminta siswa
membaca kembali
Lembga –Lembaga
Negara dan
Pemerintahan Pusat
3. Siswa mendengarkan
penjelasan guru.
4. Siswa membaca yang
diperintah guru.
4. Berani
5. Religius
6. Tekun
4. Disiplin
5. Tekun
6. Cinta
ilmu
4. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Metode
Guru mambagi siswa
beberapa kelompok untuk
mendiskusikan tentang
Lembga–Lembaga Negara
dan Pemerintahan Pusat
2. Guru menyuruh siswa
untuk
mempresentasikan
hasil diskusi.
4. Siswa membuat
kelompok dan
mulai berdiskusi.
5. Siswa mulai
mempresentasika
n hasil diskusi
kelompok
masing-masing.
6. Cinta ilmu
7. Tanggung
jawab
8. Disiplin
9. Berani
10. Kreatif
4. Berani
5. Disiplin
6. Kreatif
Diskusi
Diskusi
94
6. Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Metode
3. Guru memberi
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
tentang materi yang
belum di pahami.
4. Guru meluruskan
kesalahan pemahaman,
memberikan
penguatan, dan
menyimpulkan.
3. Siswa memanfaatkan
kesempatan untuk
bertanya.
4. Siswa menyimak
penjelasan dari guru.
5. Berani
6. Tanggung
jawab
7. Disiplin
8. Rasa ingin
tahu
4. Tekun
5. Tanggung
jawab
6. Kreatif
Tanggun
g jawab
Ceramah
IV. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
3. Guru memberikan
umpan balik
terhadap proses
dan hasil
pembelajaran
dengan
memberikan
tugas.
4. Guru bersama-
sama dengan
siswa menutup
pelajaran dengan
3. Mengerjakan tugas
yang diberikan guru
dengan semangat.
4. Bersama guru siswa
menutup pelajaran
dengan membaca
„hamdalah‟
3. Tanggung jawab.
4. Kreatif
3. Tekun
4. Religius
95
berdo‟a bersama
membaca
„hamdalah‟.
Tugas terstruktur
Diskusi terkait lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat.
Mendeskripsikan lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat
pusat.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
Membuat kliping terkait lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan
tingkat pusat.
I. SUMBER BELAJAR
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen
1. Mengenal lembaga-
lembaga Negara dan
pemerintahan tingkat
pusat
c. Tes unjuk
kerja
d. Tes tulis
Tes uji petik
kerja
Pilihan Ganda
Bekerja sama secara
berkelompok mencari
tahu tentang
lembaga-lembaga
Negara dan
pemerintahan tingkat
pusat
Pertanyaan:
1. DPD kependekan
dari….
a. Dewan Pimpinan
Daerah.
b. Dewan
Perwakilan
96
2.Menyebutkan lembaga-
lembaga negara dan
pemerintahan pusat
Tes tulis
Tes tulis
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Daerah .
c. Dewan Penasehat
Daerah.
d. Dewan Pembina
Daerah
2. Salah satu tugas
mahkamah
konstitusi adalah :
a. Menangani
sengketa
kewenangan
lembaga negara
b. Menangani
sengketa tanah
c. Mengawasi hakim
pengadilan
d. Menangani laporan
tindak pidana dan
perdata
3. Lembaga Negara yang
tugas popkoknya
mengawasi jalannya
pemerintahan adalah :
a. DPR
b. DPD
c. Presiden.
d. MPR.
Jawaban
1.b.
97
3.Menyebutkan fungsi-fungsi
lembaga-lembaga-negara
dan pemerintahan pusat .
2.a.
3.a.
Pertanyaan:
4.Salah satu organisasi
pemerintahan tingkat
pusat adalah ..........
a. Presiden
b. Wakil presiden
c. Para menteri
d. Semua benar
5..Lembaga yudikatif
adalah lembaga
kekuasaan dibidang …..
a. Kehakiman.
b. Ekonomi
c. Sosial .
d. Kesehatan .
6..Lembaga eksekutif
dipimpin oleh :
a. MPR.
b. DPR.
c. Presiiden
d. MA
7.Lembaga Negara
yang memegang
kekuasaan membentuk
undang-undang
adalah.............
a. DPR.MPR,DPD.
98
b. DPR,MPR,MA.
c. DPR,MPR KY.
d. DPR,MPR,Presid
en .
Jawaban:
4. d
5. a
6. c
7. a
8 .Lembaga yang
bertugas melakukan
pengawasan
pelaksanaan RUU.
a. DPD
b. MPR
c. PRESIDEN
d. MA
9.Salah satu fungsi
DPR adalah:
a. Mengesahkan
anggaran belanja
dan pendapatan
negara.
b. Mengajukan
RUU
c. Mengubah dan
menetapkan
UUD
d. Menguji UU
terhadap UUD
99
-Buku Paket PKn
-LKS
J. PENILAIAN
Tangerang, Maret 2014
Mengetahui,
Kepala MI Al-Mujahidin Guru Mata Pelajaran
Wafa Sholehah S.Ag. A.Khorudin
1945.
10.Salah satu tugas
presiden selaku kepala
negara adalah ..........
a. Memberi Grasi.
b. Memberi
Amnesti .
c. Memberi Abolisi
.
d. Semua benar.
Jawaban
8. a
9. a
10. d
1
Lampiran 4
Kisi Kisi Soal Siklus 2
KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN HARIAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Satuan Pendidikan : MI Al-Mujahidin Kota Tangerang
Alokasi Waktu : 25 Menit
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Jumlah Soal : 10 Butir Soal
No Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Kls/
Smtr
Materi Indikator Indikator Soal Bentuk
Tes
Ranah
kognitif
No
soal
1
Mengenal
lembaga-
lembaga
Negara dan
Sistim
Pemerintahan
Pusat
Mengenal lembaga-
lembaga Negara dan
pemerintahan tingkat
pusat seperti
Lembaga Legislatif,
Lembaga Yudikatif ,
Lembaga Eksekutif .
IV Mengenal
lembaga-
lembaga
Negara dan
Sistim
Pemerintahan
Pusat
1.Mengenal lembaga-
lembaga Negara dan
pemerintahan tingkat
pusat
Mengenal
lembaga-
lembaga
Negara dan
pemerintahan
tingkat pusat
PG
PG
C1
C2
1
2
3
4
100
101
2
Menyebutkan
lembaga-
lembaga negara
dan pemerinta
han pusat
Menyebutkan
fungsi-fungsi
lembaga-
lembaga-negara
dan
pemerintahan
pusat
2.Menyebutkan
lembaga-lembaga
negara dan pemerinta
han pusat
3.Menyebutkan fungsi-
fungsi lembaga-
lembaga-negara dan
pemerintahan pusat
PG
C2
5
6
7
8
9
10
101
1
Lampiran 5
FOTO- FOTO PROSES PEMBELAJARAN
102