PROPOSAL SKRIPSI
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 34 DALAM PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA
PT. KARTIKA PUTRI PRATAMA
Oleh :
Oleh :
AIDANPM. 1111.32202.XXXX
JURUSAN AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PANCASETIABANJARMASIN
2015
DAFTAR ISI
HalamanSampul Depan iSampul Dalam iiPrasyarat Gelar iiiPersetujuan ivPenetapan Panitia Penguji vUCAPAN TERIMA KASIH viABSTRACT viiABSTRAK viiiDAFTAR ISI ixDAFTAR TABEL xiDAFTAR GAMBAR xiiDAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Kegunaan Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.2. Hasil Penelitian Terdahulu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Penjelasan Judul 3.2. Jenis dan Sumber Data
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.4. Teknik Analisis Data
3.5. Lokasi Penelitian 3.6. Jadwal Penelitian
3.7. Kerangka Konseptual
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana maksud dari didirikannya perusahaan adalah untuk
mencapai tujuan tertentu baik untuk tujuan sosial maupun secara finansial.
Pada umumnya perusahaan yang berorientasi pada laba (profit motive)
mempunyai tujuan untuk memperoleh laba dari kegiatan operasional yang
dilakukannya. Pendapatan merupakan salah satu unsur yang berhubungan
erat dengan besar kecilnya laba yang akan diperoleh dan masalah yang
cukup signifikan dalam suatu perusahaan, karena pendapatan dapat
dijadikan sebagai salah satu alat ukur bagi manajemen perusahaan dalam
mengevaluasi dan menentukan kinerja maupun kebijakan perusahaan di
masa yang akan datang.
Pendapatan diperoeh dari kegiatan operasional utama perusahaan
maupun dari sumber pendapatan lainnya yang dimungkinkan. Kegiatan
operasional perusahaan umumnya berlangsung untuk satu periode saja,
namun ada kegiatan operasional yang dimulai pada suatu periode akan
tetapi berakhir pada periode lain, misalnya bangunan dan peralatan yang
diperoleh dalam suatu periode akan digunakan untuk beberapa periode ke
depan. Barang dagangan yang dibeli pada akhir periode dapat dijual secara
kredit pada periode berikutnya dan dapat juga ditagih pada periode ketiga.
Secara akuntansi, perlakuan untuk kejadian di atas berbeda antara kegiatan
yang selesai pada satu periode dengan yang berlangsung untuk beberapa
periode (tahun jamak). Transaksi-transaksi untuk kegiatan yang
berlangsung lebih dari satu periode akuntansi seperti pada contoh diatas
memerlukan jurnal penyesuaian pada setiap akhir periode.
Yang menjadi masalah dalam akuntansi untuk pendapatan secara
umum adalah menyangkut pengakuan dan pengukuran pendapatan itu
sendiri. Pengakuan pendapatan merupakan saat dimana suatu transaksi
harus diakui sebagai pendapatan, apakah pendapatan tersebut diakui untuk
periode sekarang atau periode yang akan datang. Setelah diakui sebagai
pendapatan, perusahaan perlu mengukur berapa jumlah yang seharusnya
diakui dari setiap transaksi pendapatan yang terjadi dalam suatu periode
akuntansi. Dalam hal pengakuan pendapatan, tersebut harus akurat dan
jangan sampai ada transaksi yang seharusnya diakui sebagai pendapatan
dalam periode berjalan, namun diakui untuk periode yang akan datang.
Kekonsestenan dan keakuratan dalam pengakuan pendapatan ini akan
sangat berpengaruh pada besarnya pendapatan yang akan disajikan dalam
laporan keuangan yang tentu saja akan berpengaruh terhadap jumlah laba
yang akan diperoleh pada periode tersebut.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) secara khusus mengatur
tentang pengakuan pendapatan dan biaya kontrak dengan menerbitkan
sebuah pernyataan dalam PSAK No.34 tentang Akuntansi Kontrak
Konstruksi untuk menggambarkan perlakukan akuntansi pendapatan dan
biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi.
Pengertian konstruksi adalah suatu kegiatan yang membangun
sarana maupun prasarana yang meliputi pembangunan gedung (building
construction), pembangunan prasarana civil (civil engineer), dan instalasi
mekanikal dan elektrikal. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai
suatu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan suatu
kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda yang
dirangkaikan menjadi satu unit bangunan. Pada umumnya kegiatan
konstruksi dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh konsultan
perencanaan. Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan
sebuah perencanaan terpadu.
Perusahaan Jasa Konstruksi Undang–Undang No.36 tahun 2008
pasal 4 ayat (2) huruf d tentang Jasa Konstruksi, Jasa Konstruksi adalah
layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultasi pengawasan
pekerjaan konstruksi. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau
sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan berserta
pengawasan yang mencakup perkerjaan arsitektural, sipil, mekanikal,
elektrikal dan tata lingkungan masing – masing beserta kelengkapannya
untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Pengertian
konstruksi adalah suatu kegiatan yang membangun sarana maupun
prasarana yang meliputi pembangunan gedung (building construction),
pembangunan prasaran civil (civil engineer), dan instalasi mekanikal dan
elektrikal. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai suatu pekerjaan,
tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan suatu kegiatan yang
terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda yang dirangkaikan
menjadi satu unit bangunan. Pada umumnya kegiatan konstruksi dimulai
dari perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencanaan. Dalam
melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan
terpadu. Bentuk Kontrak Konstruksi Yasin (2013) bentuk kontrak konstruksi
dibedakan berdasarkan cara menghitung biaya pekerjaan atau harga
borongan yang akan dicatumkan di dalam kontrak. Ada dua macam bentuk
kontrak konstruksi yang sering digunakan yaitu Fixed Lump Sum Price dan
Unit Price, sehingga kontraknya sering disebut Kontrak Harga Pasti (Lump
Sum Price) dan Kontrak Harga Satuan (Unit Price).
Pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa kontruksi
(kontraktor) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau proyek, jangka
waktu penyelesaiannya ada yang kurang dari satu tahun dan ada yang lebih
dari satu tahun (multi years project). Untuk proyek yang lebih dari satu
tahun atau kontrak jangka panjang memerlukan perhatian yang khusus, hal
ini diakibatkan oleh sifat dari aktifitas yang dilakukan pada kontrak kontruksi
tersebut, tanggal saat aktivitas kontrak tersebut dimulai, dan tanggal
penyelesaiannya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan. Jangka
waktu penyelesaian pekerjaan kontrak konstruksi jangka panjang umumnya
membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam hal ini pengakuan dan
pengukuran pendapatan menjadi masalah yang sangat penting karena
seringkali laporan keuangan harus dibuat, sementara pekerjaan konstruksi
belum selesai, untuk itu perlu dibuat penaksiran berapa pendapatan yang
diakui sebagai pendapatan tahun berjalan. Kesalahan dalam melakukan
pengakuan dan pengukuran pendapatan akan mengakibatkan kesalahan
dalam perhitungan laba rugi, yang pada akhirnya akan memberikan
informasi yang keliru bagi pengguna laporan keuangan dalam hal
pengambilan keputusan terhadap perusahaan ataupun pihak-pihal lain yang
memerlukan data yang akurat tetapi nyatanya data tersebut tidak dapat
dipertanggung jawabkan..
Akibat yang ditimbulkan apabila pencatatan akuntansi perusahaan
tidak dilaksanakan secara konsisten dan sesuai kaidah akuntansi yang
berlaku adalah sebagai berikut ini:
1. Laporan keuangan perusahaan tidak dapat menggambarkan keadaan
sesungguhnya.
2. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen tidak
akurat karena adanya laporan yang tidak sesuai dengan fakta di
lapangan.
PT. Kartika Putri Pratama merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang jasa konstruksi yang berkedudukan di Rantau Kab. Tapin
Kalimantan Selatan. Dalam menentukan besarnya pendapatan yang
diperoleh dari suatu kontrak konstruksi, PT. Kartika Putri Pratama
menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of complete
method) untuk semua proyek konstruksi yang diperoleh, baik jangka waktu
penyelesaiannya kurang dari satu tahun atau lebih dari satu tahun (proyek
jangka panjang). Dalam metode persentase penyelesaian tersebut, PT.
Kartika Putri Pratama menggunakan taksiran teknik atau engineer untuk
menghitung besarnya pendapatan konstruksi tersebut. Taksiran ini dibuat
oleh bagian teknik berdasarkan pekerjaan proyek yang dilaksanakan.
Sebagaimana yang menjadi kebijakan PT. Kartika Putri Pratama
dalam pengakuan dan pengukuran pendapatan ini telah sesuai dengan
PSAK No.34 mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan kontrak
konstruksi, hanya dalam penerapannya perusahaan menggunakan taksiran
teknik untuk menghitung persentase penyelesaiannya, dimana pendapatan
kontrak tidak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam
mencapai tahap penyelesaian tersebut sehingga pendapatan, beban, dan
laba yang dilaporkan tidak dapat diperhitungkan menurut penyelesaian
pekerjaan secara proporsional.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan suatu penelitian mengenai pengakuan dan pengukuran
pendapatan usaha. Penggunaan metode dalam kontrak konstruksi pada
PT. Kartika Putri Pratama, khususnya dalam penggunaan metode
pengakuan pendapatan kontrak konstruksi berpengaruh terhadap laporan
keuangan yang disajikan. Penulis berharap dapat memberi pertimbangan
kepada perusahaan dengan memaparkan metode-metode dalam
pengakuan dan pengukuran pendapatan agar laporan keuangan dari
proyek yang dikerjakan dapat dilaporkan dengan tepat dan menyusunnya
dalam skripsi dengan judul: “Penerapan Standar Akuntansi Keuangan No.
34 Dalam Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi
Pada Pt. Kartika Putri Pratama”.