PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
METODE INFORMATION SEARCH DAN ROLE PLAY
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI FIQIH
(Penelitian tindakan kelas di MTs Muhammadiyah I Ciputat)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: FAUZUL AZIM
NIM: 1110011000026
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014/1435
i
ABSTRAK
Fauzul Azim: “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Metode Information Search
Dan Role Play Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fiqih”
(Penelitian Tindakan Kelas Di Mts Muhammadiyah I Ciputat) Skripsi, Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
fiqih dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif metode information search
dan role play. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas, pada konsep shalat bejamaah. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas
VII II MTs Muhammadiyah I Ciputat yang berjumlah 32 orang. Penelitian ini
dilakukan dalam 2 siklus, terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, evaluasi serta analisis dan refleksi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran aktif
metode information search dan role play mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada siklus I ketuntasan belajar mencapai 72% dan pada siklus II ketercapaian
ketuntasan hasil belajar meningkat yaitu mencapai 100% dan respon siswa terhadap
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif metode information
search dan role play sebagian besar positif. Siswa senang dengan menggunakan
strategi pembelajaran aktif metode information search dan role play pada konsep
shalat berjamaah dan mereka mampu belajar aktif.
Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Metode Information Search Dan Role
Play , hasil belajar
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan
kekuatan dan ridha-Nya sehingga penulisan skripsi ini dengan judul “Penerapan
Strategi Pembelajaran Aktif Metode Information Search dan Role Play Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fiqih” di MTs Muhammadiyah I
Ciputat telah dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan
sebagaimana diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan pikiran telah dicurahkan
dengan segala keterbatasan penulis demi terselesaikannya penulisan skripsi ini,
semoga karya ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan kepada
pembaca pada umumnya.
Terselesaikan skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi dan bantuan berbagai
pihak. Adapun pihak-pihak yang berjasa itu adalah:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta beserta staff
jurusan Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan kemudahan
dalam pengurusan administrasi di Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Jakarta.
iv
4. Bapak Bahrissalim, M.Ag selaku pembimbing dan dosen yang
memberikan inspirasi bagi penulisan skripsi ini pada matakuliyah
perencanaan dan strategi pembelajaran, serta metode khusus
pembelajaran PAI, yang selalu memberikan kemudahan dan koreksi
dalam penulisan skripsi ini.
5. Prof. DR. H. Armai Arief, MA selaku dosen pembimbing akademik
yang selalu bisa meluangkan waktu untuk melakukan konsultasi bidang
akademik.
6. Kepada karyawan/ti perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan serta perpustakaan utama UIN Jakarta.
7. Ibuk Susanti, S.Pd selaku Kepala Madrasah di MTs Muhammadiyah I
Ciputat, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di madrasah bersangkutan.
8. Ibuk Icih Herawati,BA selaku guru bidang studi fiqih di MTs
Muhammadiyah I Ciputat, yang telah meluangkan waktu dan
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengajar dan meneliti
pada mata pelajaran fiqih di madrasah bersangkutan.
9. Kepada adik dan saudara-saudara ku ; Andriko, Indra Gunawan,
Nurhidayati, Muhammad Kalam Illahi yang selalu dekat dihati.
10. Kepada Ayahanda Syafrizal dan Ibunda Maimurni sekeluarga,
Salmayeni Asmara dan Muhammad Nur Dzaki yang selalu
mencurahkan hati dan do’a nya sebagai penyemangat bagi penulis.
11. Teman-teman Pendidikan Agama Islam, khususnya angkatan 2010 UIN
Jakarta, semangat untuk anak-anak rantau (Roaz, Kharis, Hendri, Fadly)
dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
12. Teristimewa kepada Ayahanda Hardianto dan Umi ku tersayang
Syafrida yang selalu mencurahkan kasih sayang dan dukungannya baik
moril maupun materil kepada penulis.
v
Terimakasih banyak atas semua jasa dan ispirasi yang telah diberikan.
Semoga Allah memberikan balasan yang terbaik dan semoga persaudaraan kita akan
selalu terjalin. Aminn
Ciputat, 28-Agustus 2014
Penulis
Fauzul Azim
vi
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH ............................................ i
LEMBARAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Batasan Masalah ......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. acuan teori dan fokus penelitian…………………………….…. 7
1. Kajian Teori tentang Strategi Pembelajaran Aktif ................. 7
a. Pengertian Strategi Pembelajaran .......................................... 7
b. Pengertian Pembelajaran Aktif ............................................. 9
c. Prinsip- Prinsip Belajar Aktif ................................................. 11
d. Ciri- Ciri Pembelajaran Aktif ................................................. 13
e. Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Aktif ................ 13
2. Metode Information Search Dan Role Play ........................... 16
a. Information Search ................................................................ 16
b. Role Play ................................................................................ 17
c. Langkah-Langkah Information Search dan Role Play .......... 19
d. Kelebihan dan kekurangan metode Information Search dan Role
Play ....................................................................................... 20
vii
e. Urgensi/ pertimbangan penggunaan metode information search
dan role play .......................................................................... 20
3. Kajian Tentang Hasil Belajar ................................................ 22
a. Pengertian Belajar ................................................................. 22
b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar .......................... 23
c. Pengertian Hasil Belajar ......................................................... 25
d. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................ 27
e. Pembelajaran Fiqih…………………………………………. 29
B. Hasil penelitian yang relevan ..................................................... 27
C. Kerangka berpikir……………………………………………… 36
D. Hipotesis tindakan …………………………………………….. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 38
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan ................................. 38
C. Subjek Penelitian ..................................................................... 39
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ............................. 39
E. Tahapan Intervensi Tindakan yang diharapkan ........................ 39
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diinginkan ............................ 43
G. Data dan Sumber Data ............................................................. 43
H. Instrumen- Instrumen Pengumpulan Data Yang Diinginkan ... 43
I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 44
J. Teknik Pemeriksaan KeterpercayaanStudi ............................... 45
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ........................... 47
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Temuan Hasil Penelitian……………………………………….…. 52
1. Siklus I………………………………………………...……… 52
2. Siklus II……………………………………………………….. 59
B. Pembahasan ................................................................................ …. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
viii
A. Kesimpulan ................................................................................. 67
B. Saran ........................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dapat dilakukan
melalui pendidikan. Pendidikan membutuhkan seorang guru yang profesional untuk
mewujudkan hal tersebut.
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam
perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat
meninggal. Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain
dalam perkembangannnya, demikian halnya peserta didik.1 Setiap peserta didik bisa
berkembang secara optimal, apabila ada usaha yang optimal dari peserta didik dan
pendidik.
Sebagai pendidik, guru harus bisa berpacu dalam pembelajaran, dengan
memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik, agar dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Dalam hal ini guru dituntut harus kreatif, professional dan
meyenangkan dalam mengajar, dengan memposisikan dirinya sebagai pendidik serta
fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan bagi peserta didiknya.
Jika dilihat dari kenyataan sekarang tentulah sangatlah berbeda, kebanyakan
dari pada guru hanya menggunakan metode ceramah yang sangat sedikit melibatkan
peserta didik untuk aktif didalamnya. Hal ini terjadi pada Madrasah Tsanawiyah I
Ciputat. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah, dibanding metode
pembelajaran aktif lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti
1 E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Meyenangkan,
(Bandung : Rosda, 2006), Cet.4, h.35.
2
terhadap guru bidang studi Fiqih di Madrasah Tsanawiyah I Ciputat, peneliti
menyimpulkan ada beberapa alasan yang menyebabkan guru lebih sering
menggunakan metode ceramah yaitu: 1) Kemampuan kepribadian dan kompetensi
guru yang masih kurang, penggunaan metode ceramah di sekolah bagi guru sudah
menjadi kebiasaan dari dulu, hal ini dianggap lebih mudah dan lebih praktis untuk
dilaksanakan, 2) Fasilitas media di sekolah yang masih kurang, terutama alat untuk
peraga, sekalipun ada penggunaan media peraga, namun untuk beberapa tahun
terakhir ini tidak digunakan lagi, dikarenakan peralatan yang ada sudah berdebu dan
usang, sehingga guru menjadi kurang tertarik untuk menggunakan media peraga yang
ada. Selanjutnya penyediaan alat lain seperti proyektor di sekolah hanya mempunyai
satu proyektor, namun dalam penggunaannya, guru sedikit mempunyai keterbatasan,
sehingga penggunaan media proyektor sulit dilaksanakan pada pembelajaran fiqih di
sekolah tersebut. Ketidakaktifan guru dalam pengunaan metode yang bervariasi akan
berakibat pada minat siswa, penggunaan metode ceramah yang terus menerus
meyebabkan suasana belajar menjadi tidak kondusif, beberapa siswa terlihat sibuk
dengan aktivitasnya sendiri. Sehinggga hal ini berakibat langsung pada hasil belajar
siswa.2
Berdasarkan hasil wawacara dengan guru bidang studi fiqih, kebanyakan siswa
masih belum bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan oleh sekolah, tepatnya dikelas VII MTs Muhammadiyah I Ciputat. Hal ini
dibuktikan dengan melihat hasil belajar siswa, yang meliputi tugas harian, ulangan
harian dan ujian semester yang diperoleh siswa yang masih rendah. Dari data yang
ada lebih kurang sekitar 65% siswa yang baru mencapai ketuntasan yang telah
ditetapkan.3
Faktor lain yang menyebabkan nilai siswa rendah adalah kurangnya minat baca
siswa terhadap sumber belajar yang ada. Pelajaran Fiqih di sekolah, khususnya
2 Hasil Wawancara dengan guru bidang studi fiqih di MTs Muhammadiyah I Ciputat pada
12April 2014 3 Data sekunder, data dokumentasi dari MTs Muhammadiyah I Ciputat.
3
madrasah berkenaan dengan kebutuhan ibadah untuk siswa dalam kehidupannya
sehari-hari, materi ini sangatlah penting untuk dipahami secara jelas oleh setiap siswa
di madrasah. Setiap praktek ibadah dalam kehidupan sehari-hari berhubungan erat
dengan materi Fiqih. Sehingga pelajaran Fiqih sangatlah membutuhkan keaktifan dari
pada peserta didik salah satunya dalam hal membaca. Melihat kondisi saat ini di
Indonesia khususnya, sangatlah mengkawatirkan, minat baca para siswa di sekolah-
sekolah sangatlah rendah. Hal ini dibuktikan dari data Badan Pusat Statistik tahun
2006 menunjukan bahwa penduduk Indonesia yang menjadikan bacaan sebagai
sumber informasi baru sekitar 23,5%. Sedangkan yang menonton televisi 85,9% dan-
mendengarkan radio 40,3%.4
Masalah diatas terjadi pula pada para siswa di MTs Muhammadiyah I Ciputat,
kebanyakan siswa mempunyai minat baca yang rendah khususnya kelas VII
Madrasah Tsanawiyah.Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, kebanyakan
siswa mempunyai minat baca yang rendah hal ini dikarenakan pertama, berasal dari
faktor pribadi siswa yang sangat sedikit mempunyai hobi membaca terutama
membaca buku pelajaran, sebagai bukti disaat sebelum pelaksanaan proses belajar
mengajar, kebanyakan siswa belum membaca materi yang akan dipelajari. Padahal
untuk menemukan sumber bacaaan, sekolah telah menyediakan perpustakaan
sekolah, namun kebanyakan para siswa tidak memanfaatkan fasilitas tersebut dengan
baik. Faktor kedua, keadaan perpustakaan yang masih berantakan, berdebu dan buku-
buku yang ada belum tersusun dengan baik, sehingga membuat siswa menjadi malas
dan merasa kesulitan untuk memperoleh buku-buku yang dibutuhkannya.5
Pada mata pelajaran Fiqih siswa selain dituntut mau membaca untuk
meningkatkan pengetahuannya. Siswa juga harus bisa mengaktualisasikan
pengetahuan mereka tersebut dalam bentuk perbuatan. Karena seperti yang kita
ketahui pelajaran Fiqih di madrasah tidak terlepas dari yang namanya praktek ibadah.
4
http://sahabatguru.wordpress.com/2012/08/29/fakta-minat-baca-di-indonesia/ 27/09/2013
;13:37
5 Hasil observasi langsung di MTs Muhammadiyah I Ciputat April 2014.
4
Maka dibutuhkan cara belajar yang beragam yang juga dapat mencakup semua aspek
;aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sebagaimana yang dikutip oleh Pupuh
Fathurrohman dari Vernon A. Magnesen yang mengatakan: “Kita belajar berdasarkan
10% apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat,
50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90%
dari apa yang kita katakan dan lakukan”.6
Kalangan pendidikpun telah menyadari bahwa peserta didik memiliki
bermacam cara belajar. Sebagian siswa belajar dengan sangat baik hanya dengan
melihat orang lain melakukannya. Biasanya, mereka ini menyukai penyajian
informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru.
Selama pelajaran, mereka biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan.
Peserta didik visual berbeda dengan tipe auditori, yang biasa tidak sungkan-sungkan
untuk memperhatikan apa yang dilakukan guru dan membuat catatan. Mereka
mengandalkan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajaran,
mereka mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau
kebisingan. Selanjutnya, peserta didik kinestetik belajar terutama dengan terlibat
langsung dalam kegiatan.7 Perberdaan gaya belajar ini menjadi tantangan untuk
seorang pendidik, guna memenuhi kebutuhan ini, pengajaran yang dilakukan haruslah
bersifat multisensori dan penuh variasi, demi tercapainya keberhasilan belajar yang
lebih baik.
Perlu dipahami juga bahwa pemilihan dan penetapan prosedur, metode atau
teknik belajar mengajar yang paling tepat dan efektif menjadi bagian untuk mencapai
keberhasilan dalam belajar. Sehingga perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin
hanya cocok untuk dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, dengan sasaran
yang berbeda, guru hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama.
Bila beberapa tujuan ingin diperoleh, kita dituntut untuk memiliki kemampuan
6 Pupuh fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Islami (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), Cet. III, h.3.
7 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung: Nuansa, 2012),
cet.VII, h.28.
5
menggunakan berbagai metode atau mengkombinasikan beberapa metode yang
relevan.8
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba menawarkan strategi pembelajaran
aktif. Adapun metode pembelajaran yang ditawarkan adalah Strategi pembelajaran
aktif metode Information Search dan Role Play , metode ini adalah kombinasi dari
dua metode menjadi satu (two in one). Hal ini dilakukan agar pembelajaran tidak
hanya terpaku pada cara tertentu yang menoton, melainkan mencoba melakukan
variasi metode yang digunakan dengan tepat.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti mencoba mengkaji lebih dalam
penggunaan metode Information Search dan Role Play dalam mata pelajaran Fiqih
Islam di Madrasah Tsanawiyah I Ciputat. Dengan judul penelitian “Penerapan
Strategi Pembelajaran Aktif Metode Information Search dan Role Play Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fiqih”
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas mengenai penerapan model pengajaran aktif
dengan metode Information Search dan Role Play , maka permasalahan penelitian
yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya variasi dalam pembelajaran fiqih di sekolah yang hanya berpusat
pada guru dengan penggunaan metode ceramah.
2. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran fiqih. Ketuntasan belajar hanya
mencapai 65%.
3. Kurangnya minat baca para siswa.
4. Beragamnya kemampuan siswa dalam memahami dan menangkap pelajaran.
8 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, SBM (Strategi Belajar Mengajar) untuk Fakultas Tarbiyah
Komponen MKDK, (Bandung, Pustaka Setia,2005), Cet.II, h.14.
6
C. Batasan Masalah Penelitian
Dari beberapa identifikasi masalah yang ditemukan, penelitian ini dibatasi pada
masalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih mengenai materi pelaksanaan
shalat berjamaah melalui penerapan strategi pembelajaran aktif dengan metode
Information Search dan Role Play. Siswa yang dimaksud diatas adalah siswa kelas
VII-2 Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah I Ciputat tahun ajaran 2013/2014.
D. Perumusan Masalah penelitian
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana hasil belajar siswa
pada materi fiqih (tentang pelaksanaan Shalat berjamaah) melalui penerapan strategi
pembelajaran aktif metode Information Search dan Role Play di MTs
Muhammadiyah I Ciputat?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun Tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut: Untuk
mendeskripsikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih (tentang
pelaksanaan shalat berjamaah) melalui penerapan strategi pembelajaran
aktif dengan metode Information Search dan Role Play.
2. Kegunaan hasil penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka dengan dilakukannya penelitian
ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat
pendidikan, diantaranya:
a. Bagi guru: sebagai bahan untuk pembelajaran, tentang pentingnya
penggunaan strategi pembelajaran aktif dalam kegiatan belajar mengajar .
b. Bagi peneliti: sebagai langkah awal untuk pengembangan keilmuan dan
bahan untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya dengan mata pelajaran
dan materi yang berbeda.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Kajian Teori Tentang Strategi Pembelajaran Aktif
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar
haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dilihat
dalam kaitannya dalam pembelajaran, strategi disini dimaksudkan sebagai
daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses mengajar.1
Sedangkan dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan,
method, or series of activities designed to achieves a particular educational
goal. Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Lebih jelasnya Kemp menjelaskan seperti dikutip oleh Wina Sanjaya,
bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Senada dengan pendapat ini, Dick dan Carey menyebutkan
bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur
1 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, SBM (Strategi Belajar Mengajar) untuk Fakultas Tarbiyah
Komponen MKDK, (Bandung, Pustaka Setia,2005), Cet.II, h. 11.
8
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil
belajar pada siswa.2
Dalam buku strategi belajar mengajar dijelaskan bahwa, strategi dasar
dalam pendidikan meliputi empat masalah pokok yang dapat menjadikan
pedoman dalam keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu:
1) Mengidentifikasi Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian yang hendak dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan kata lain menentukan sasaran dari kegiatan belajar mengajar
tersebut. Sasaran itu harus dirumuskan secara jelas dan kongkret sehingga
mudah dipahami peserta didik.
2) Memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat
dan efektif untuk mencapai sasaran.
3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif.
4) Menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru
mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai
sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang dilakukannya.3
Penggunaan strategi pembelajaran sangatlah perlu karena untuk
mempermudah proses pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah
proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa
strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal, dengan kata
lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru maupun siswa. Bagi
guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis
dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa, penggunaan strategi
2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008), Cet.8, h.126.
3 Abu Ahmadi, op.cit., h. 13-14.
9
pembelajaran dapat mempermudah proses belajar (mempermudah dan
mempercepat memahami isi pembelajaran), karena setiap strategi
pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa. Hubungan
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar hubungan strategi pembelajaran
Dari penjelasan di atas jelas bagi kita strategi sangatlah penting bagi
persiapan pembelajaran, begitu pula pada pembelajaran fiqih di madrasah.
Strategi pembelajaran fiqih berisi perencanaan tentang pembelajaran materi
fiqih , sehingga tujuan pembelajaran fiqih tersebut dapat dicapai secara efektif
dan efisien, sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Pengertian Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih
banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan
pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas,
Bagi guru
Strategi
pembelajaran
Peningkatan Hasil
belajar siswa
Bagi siswa
10
sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat
meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.4
Untuk mengetahui konsep pembelajaran aktif Melvin L. Silberman
mengemukakan kata-kata bijak dari seorang filosofis Cina, Confucius yang
hidup lebih 2400 tahun lalu yang menyatakan:
What I hear, I forget (apa yang saya dengar, saya lupa)
What I see, I remember (apa yang saya lihat, saya ingat)
What I do, I understand (apa yang saya lakukan, saya paham)
Tiga peryataan diatas kemudian dikembangkan oleh Melvin L. Silberman
yang menjadi sesuatu yang ia sebut sebagai belajar aktif. Pengembangan
peryataan itu adalah:
What I hear, I forget (apa yang saya dengar saya lupa)
What I hear, see and ask question about or discuss with someone else,
I begin to understand (Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau
diskusikan dengan beberapa teman, saya mulai paham).
What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill (Apa
yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh
pengetahuan dan keterampilan).
What I teach to another, I master (Apa yang saya ajarkan pada orang
lain, saya menguasainya)5
Secara impilisit Melvin L. Silberman ingin menunjukan bahwa belajar
lebih bermakna dan bermanfaat apabila siswa menggunakan semua alat indra,
mulai dari telinga, mata, sekaligus berpikir mengolah informasi dan ditambah
dengan mengerjakan sesuatu.6
4 Rusman, Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionlisme Guru (Jakarta: PT
Grafindo Persada, 2011), Cet. 3, h. 324.
5 Mel Siberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta:Pustaka Insan
Madani,2009), Cet.6, h.1-2.
6 Hisyam Zaini, dkk. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan
Kalijaga, 2002), h.112.
11
Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa pembelajaran aktif adalah
suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar aktif. Ketika
peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas
pembelajaran. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk ikut serta
dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga
melibatkan fisik. Melalui cara ini biasanya peserta didik akan merasakan
suasana belajar yang lebih menyenangkan, sehingga pada akhirnya hasil
belajar dapat dimaksimalkan.7
c. Prinsip-Prinsip Belajar Aktif
Prinsip-prinsip belajar aktif dapat dilihat dari beberapa aspek:
1) Aspek subjek peserta didik
a) Adanya keberanian untuk mewujudkan minat, keinginan maupun
dorongan dari anak dalam proses belajar mengajar. Anak tanpa
rasa takut menyampaikan pendapatnya.
b) Adanya keinginan atau keberanian untuk mencari kesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses belajar mengajar, baik dalam tahap
persiapan pelaksanaan maupun tindak lanjut.
c) Adanya usaha maupun kreatifitas anak dalam menyelesaikan
kegiatan belajar sehingga mencapai hasil yang maksimal.
d) Adanya dorongan ingin tahu yang besar (curiousity) pada siswa
untuk mengetahui dan mengerjakan sesuatu yang baru dalam
proses belajar mengajar.
e) Adanya perasaan lapang dan bebas dalam melakukan sesuatu tanpa
tekanan dari siapapun termaksuk guru dalam proses belajar
mengajar.
2) Aspek guru
7 Hisyam Zaini,dkk. Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,2008), h.xiv.
12
a) Adanya usaha untuk membina dan mendorong subjek didik dalam
meningkatkan kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif dalam
proses belajar mengajar.
b) Adanya kemampuan guru dalam melakukan peran sebagai
motivator terhadap hal-hal baru di bidang masing-masing dalam
proses belajar mengajar.
c) Adanya sikap tidak mendominasi kegiatan belajar mengajar. Guru
hanya berfungsi sebagai fasilitator.
d) Adanya pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut
cara, irama maupun tingkat kemampuan masing-masing individu.
e) Adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai macam strategi
belajar mengajar dan menggunakan multimedia maupun multi
metode dalam proses belajar mengajar.
3) Aspek program
a) Adanya program pengajaran yang memuat tujuan materi, metode
yang dapat memenuhi kebutuhan, minat maupun kemampuan
subjek didik.
b) Adanya program yang memungkinkan terjadinya pengembangan
konsep dan metode maupun aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar.
c) Program yang luwes dalam penentuan media dan metode sehingga
semua siswa dapat memahami materi dalam proses belajar
mengajar.
4) Aspek situasi belajar mengajar
a) Adanya situasi belajar mengajar yang di dalamnya terdapat
komunikasi, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan
siswa, yang berlangsung dengan hangat, akrab, dan terbuka.
13
b) Ada kegairahan maupun kegembiraan belajar siswa dalam proses
belajar mengajar.8
d. Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif
1) Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat
perencanaan.
2) Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa, baik melalui
kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, atau pembentukan sikap.
3) Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi
yang cocok untuk kelangsungan proses belajar mengajar.
4) Guru bertindak sebagai fasilitator dan koordinator kegiatan belajar
siswa, bukan sebagai pengajar atau instruktur yang mendominasi
kegiatan kelas.
5) Menggunakan bermacam-macam metode teknik secara bervariasi,
disamping penggunaan alat dan media secara terencana dan
terintegrasi dalam pengajaran.9
e. Teori Belajar yang Melandasi Belajar Aktif
Salah satu landasan teori pendidikan modern adalah teori kontruktivisme.
Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun
sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher
centered .10
8 Abu Ahmadi, op.cit., h.129-131.
9 Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta Selatan: Ciputat Press, 2002),
Cet.I, h.27.
10 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif
(Jakarta: Kencana, 2010), Cet. III,
h.111.
14
Salah satu prinsip kontruktivisme adalah guru tidak hanya sekadar
memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri
pengetahuan dibenaknya. Guru bertugas memberikan kemudahan untuk
proses ini, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
atau menerapkan ide-ide mereka sendiri. Sebagian besar waktu proses belajar
mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa.11
Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses
mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran,
siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif
dalam proses belajar mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru.12
Untuk itu tugas guru hanya sebagai fasilitator, berikut ini dapat dirincikan
tugas guru tesebut adalah;
1) Menciptakan lingkungan yang inovatif.
2) Menyediakan bahan-bahan sebagai sumber belajar.
3) Membantu siswa mendapatkan pengalaman atau mengekplorasi
pengalaman.
4) Membantu siswa dalam membentuk konsep.
5) Membantu siswa dalam mengemukakan pikirannya.
6) Membantu siswa dalam menyelesaikan masalah.13
Sebagai kelanjutan dari hal ini metode information search dan role play
yang akan dibahas lebih lanjut dapat disebut bagian dari proses ini,
sebagaimana disebutkan bahwa metode ini mengunakan prinsip student
centered, yaitu siswa yang aktif sebagai pusat kegiatan belajar mengajar.
11 Trianto, Ibid., h.28.
12
Ibid., h.113.
13 Anisah Baslemen dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Rosda
Karya, 2011) Cet.I, h. 130.
15
2. Metode Information Search dan Role Play
Metode Information Search dan Role Play merupakan gabungan dari dua
metode pembelajaran aktif menjadi satu. Penggabungan dua metode ini
bertujuan memberikan variasi pada kegiatan pembelajaran. Hal ini juga
bertujuan memberikan keseimbangan pada kemampuan peserta didik yang
beranekaragam dalam menangkap setiap materi pembelajaran.
Setiap peserta didik memiliki bermacam cara belajar. Sebagian siswa
belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya.
Biasanya mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru. Selama
pelajaran, mereka biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan.
Peserta didik visual berbeda dengan tipe auditori, yang biasa tidak sungkan-
sungkan untuk memperhatikan apa yang dilakukan guru dan membuat catatan.
Mereka mengandalkan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama
pelajaran, mereka mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya
oleh suara atau kebisingan. Selanjutnya, peserta didik kinestetik belajar
terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan.
Perlu kita ketahui, bahwa sedikit siswa yang mutlak satu jenis cara
belajar. Grinder menyatakan sebagaimana dikutip Melvin bahwa setiap 30
siswa, 22 diantaranya rata-rata dapat belajar secara efektif selama gurunya
menghadirkan kegiatan belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan
kegiatan belajar yang mengkombinasikan antara visual, auditori dan
kinestetik.14
Guna memenuhi kebutuhan tersebut, metode Information Search
dan Role Play menawarkan pengajaran yang bersifat multisensori dan penuh
dengan variasi.
14 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif (Bandung: Nuansa, 2012),
cet.VII, h.28.
16
a. Information search
Metode Information search adalah salah metode pembelajaran aktif, yaitu
mencari informasi. Metode ini sangat membantu menjadikan materi yang
biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.15
Dalam pelaksanaan metode ini siswa
belajar membaca sendiri bahan-bahan pelajaran dan mereka dituntut untuk
menemukan informasi yang kemudian menyimpulkan hasil bacaan mereka
tersebut berdasarkan intruksi guru sesuai dengan indikator pembelajaran.
Metode ini memberikan kemampuan kepada siswa untuk dapat berpikir kritis
dan mengembangkan kemampuan daya nalar mereka.
Tujuan yang hendak dicapai melalui penerapan metode ini adalah untuk
menumbuhkan minat baca siswa dengan mencari informasi melalui sumber-
sumber belajar yang ada.
Adapun tahapan yang dapat dilakukan secara umum mengenai penerapan
metode ini adalah:
1) Guru membagikan sumber materi pelajaran yang mencakup: buku
pegangan, dokumen, buku teks, panduan referensi, informasi yang
diakses melalui internet, artifak, dan lain sebagainya.
2) Memberikan pertayaan mengenai topik yang akan dibahas.
3) Membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil.
4) Pembahasan informasi yang didapat.16
Sebagai catatan penting untuk penerapan metode ini diharapkan guru
mampu membuat pertayaan-pertayaan yang dapat mendorong peserta didik
untuk menjawabnya dengan cara menyimpulkan sumber informasi yang
tersedia.17
15 Ibid., h.164.
16
Melvin L. Silberman, op.cit., h.164-165.
17 Hisyam Zaini,dkk. op. cit.,h.48.
17
b. Role Play
Role Play (bermain peran) merupakan metode belajar pengalaman
(eksperiensial) yang sangat bermanfaat. Metode ini digunakan untuk
menggairahkan diskusi, menyemarakkan suasana, atau untuk merangsang atau
mengalami seperti apa rasanya suatu kejadian18
. Bentuk peran yang dilakukan
siswa adalah bermain peran secara terarah, siswa diberikan instruksi yang
telah tersiapkan yang menyatakan fakta-fakta tentang peran yang mereka
mainkan dan cara mereka memperagakannya.
Adapun mengenai tahapan pelaksanaan penggunaan metode role play secara
umum adalah sebagai berikut:
1) Persiapan; dalam tahap ini perlunya menentukan pokok masalah yang
akan didramasikan, menentukan para pemain, dan mempersiapkan para
siswa sebagai pendengar yang menyaksikan jalannya cerita.
2) Pelaksanaan; setelah masalah dan pemainnya dipersiapkan, dipersilakan
kepada mereka untuk mendramatisasikan masalah yang diminta selama
beberapa menit.
3) Tindak lanjut; kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah Tanya
jawab, diskusi, atau analisis persoalan.19
Ada beberapa tujuan pelaksanaan role play (bermain peran) , sesuai dengan
jenis belajar yaitu:
1) Belajar dengan berbuat. Para siswa melakukan peranan tertentu sesuai
dengan kenyataan yang sesungguhnya. Tujuanya adalah untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan interaktif atau keterampilan-
keterampilan reaktif.
18 Ibid., h.55.
19
Basyiruddin Ustman, Metologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet.I,
h. 52-53.
18
2) Belajar melalui peniruan (imitasi). Para siswa pengamat drama
menyamakan diri dengan pelaku (aktor) dan tingkah laku mereka.
3) Belajar melalui balikan. Para pengamat mengomentari (menanggapi)
perilaku pemain/ pemegang peran yang telah ditampilkan. Tujuannya
untuk mengembangkan prosedur-prosedur kognitif dan prinsip-prinsip
yang mendasari perilaku keterampilan yang telah didramatisasikan.
4) Belajar melalui pengkajian, penilaian dan pengulangan. Para peserta
dapat memperbaiki keterampilan-keterampilan mereka dengan
mengulanginya dalam penampilan berikutnya.20
Adapun Dampak psikologis dan paedagogis dari metode pembelajaran Role
Play (bermain peran) terhadap siswa antara lain:
1) Menimbulkan rasa tanggung jawab masing-masing untuk berhasilnya
peran yang dilakukan mereka (sense of responsibility).
2) Mempererat rasa kedekatan diatara mereka (sense of solidarity and sense
of good relationship and closely).
3) Hasil pembentukan sikap kebersamaan ini (togetherness situation) dapat
mereka aplikasikan dalam kehidupan nyata lingkungan masing-masing.
4) Guru dan peserta dapat bekerja sama membicarakan pokok bahasan yang
disepakati untuk diperankan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar metodologi pembelajaran
Edgar Dale bahwa hasil pembelajaran melalui:
1) Alat indera penglihatan 75% dapat menyerap ilmu yang dilihat.
2) Alat indera pendengaran 13%, dapat menyerap ilmu yang didengar.
3) Alat indera lainnya 12%, dapat menyerap ilmu dengan ketiga alat indera
lainnya.21
20 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2005), Cet.IV, h.199.
19
Atas dasar penjelasan diatas Information Search dan Role Play bisa
digolongkan pada golongan pertama, ini berarti metode ini dapat memberikan
kemungkinan efek positif yang banyak bagi keberhasilan belajar bagi siswa dalam
menyerap pengetahuan.
c. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Aktif Metode Information
Search dan Role Play.
Tahapan-tahapan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran aktif metode
Information Search dan Role Play adalah sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan materi ajar yang mencakup:
Selebaran yang berisi materi fiqih.
Buku teks Fiqih Islam
2) Memberikan waktu kepada siswa untuk membaca buku teks dan
selebaran yang telah dibagikan bagi setiap individu, kemudian mencari
informasi penting tentang materi yang akan diajarkan dan siswa
menyimpulkan informasi yang didapat sesuai dengan pertayaan yang
telah diberikan oleh guru.22
3) Pada tahap selanjutnya siswa berkumpul dalam kelompok kecil yang
setiap kelompok terdiri minimal 4 sampai 5 orang.
4) Guru memberikan instruksi kepada masing-masing kelompok untuk
memerankan tentang materi yang telah dipelajari oleh siswa.
5) Tindak lanjut; melakukan tanya jawab, diskusi, dan kritik terhadap
pelaksanaan kegiatan pemeranan.
21 Aminudin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: UHAMKA Press, 2003), Cet. IV,
h.116.
22 Hisyam Zaini,dkk. op.cit., h.48.
20
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Information Search dan Role
Play
1) Segi Positif
a) Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih
keberanian.
b) Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas
menjadi hidup.
c) Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah
mengambil kesimpulan berdasarkan pengahayatan sendiri.
d) Anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur.
2) Segi Negatif
a) Metode ini memerlukan waktu cukup banyak
b) memerlukan persiapan yang teliti dan matang
c) Kadang-kadang anak-anak tidak mau mendramatisasikan suatu
adegan karena malu.
e. Urgensi/ Pertimbangan Penggunaan Metode Information Search dan
Role Play.
Metode adalah cara digunakan untuk melaksanakan strategi
pembelajaran. Sedangkan strategi pembelajaran berisi perencanaan
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Melalui strategi pembelajaran aktif dengan menggunakan metode
Information Search dan Role Play diharapkan siswa memperoleh manfaat
sebagai berikut:
a) Siswa akan lebih termotivasi karena akan lebih mudah belajar di saat
enjoy.
b) Berlangsung dalam lingkungan yang tenang, karena percobaan dan
kegagalan diterima.
21
c) Adanya partisipasi dari semua kelompok, melalui metode Information
Search dan Role Play siswa akan dituntut aktif, tanpa seorangpun
bersikap pasif.
d) Setiap orang bertanggung jawab atas pembelajarannya masing-masing.
e) Disaat pelaksanaan pembelajaran, siswa mempunyai tugas masing-
masing untuk dikerjakan.
f) Fleksibel dan relevan.
g) Sesuatu menyatakan pemikirannya.
h) Masing-masing memberikan koreksi jika ada kesalahan.
Metode Information Search dan Role Play muncul sebagai jawaban
atas kebutuhan siswa, setiap siswa punya kemampuan yang berbeda dalam
memahami pelajaran yang diajarkan. Ada siswa yang mempunyai kemampuan
memahami melalui pengalaman langsung, yang disebut gaya belajar
kinestetik, ada yang memahami pelajaran dengan dengan melihat, yang
disebut gaya belajar visual dan ada juga yang menangkap pelajaran melalui
ceramah ataupun suara, tipe ini disebut gaya belajar auditori. Setiap satu gaya
belajar hal ini tidaklah dominan pada setiap siswa, ada yang memahami
dengan dua cara ataupun dengan tiga cara yang telah disebutkan diatas.
Dalam pelaksanaan metode Information Search dan Role Play untuk
tahapan pertama melalui information search, siswa diarahkan untuk menggali
dan mengumpulkan informasi dari sumber belajar yang ada. Pada tahapan
kedua siswa tidak hanya mendapatkan materi berupa pengetahuan tertulis saja,
tapi mereka diberikan kesempatan untuk menerapkannya melalui praktek,
kegiatan hal ini dilakukan dengan metode Role Play (bermain peran).
22
3. Kajian Teori Tentang Hasil Belajar dan Pembelajaran Fiqih
a. Pengertian Belajar
Menurut pendapat yang tradisional, belajar itu ialah menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pendidikan yang dimaksud disini
diutamakan pendidikan intelektual.23
E.R. Hilgard dan D.G. Marquis, sebagaimana dikutip Aminudin Rasyad,
mendefenisikan belajar sebagai: “Learning is the process by which an activity
originates or is changed through training procedure (whether in the
laboratory or in natural environment) as distringuished from changes by
factor not attributable to training.”
Belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang
melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi perubahan
dalam diri.24
Belajar juga diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan
lingkungannya. Buton menyatakan “…Learning is change in the individual
due to instruction of that individual and his environment, wich fells a need
and makes him more capable of dealing adequennly with his environment…”.
Dalam pengertian ini terdapat kata change atau “perubahan” yang berarti
bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami
perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya,
maupun aspek sikapnya.25
Lebih lanjut Abu Ahmadi mengutip dari Abin Syamsudin yang
menjelaskan, untuk mengidentifikasi perubahan tingkah laku tersebut dapat
dilakukan dengan cara:
23 Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Bandung: Jemmars,1986), h.67-68.
24
Op.cit.,.29.
25 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),
Cet.25, h.5.
23
1) Secara tradisional, para guru memberikan pertayaan tentang bahan
yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan baru.
2) Secara inovatif, guru membuat dan mengembangkan instrumen
pengukuran prestasi belajar dengan mengadakan Pre-test sebelum
siswa mengikuti program belajar mengajar.26
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dan belajar siswa
di sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (Eksternal) terdiri dari
faktor lingkungan dan faktor instrumental; sedangkan faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri siswa (internal) adalah faktor fisiologis dan faktor
psikologis pada diri siswa.
1) Faktor lingkungan (environmental input)
Faktor lingkungan siswa dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
pertama, faktor lingkungan alam/ non sosial; meliputi keadaan suhu,
kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung
sekolah dan kedua, faktor lingkungan sosial, baik yang berwujud
manusia dan representasinya termaksuk budayanya dan mempengaruhi
proses dan hasil belajar siswa.
2) Faktor instrumental
Faktor instrumental terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat
pengajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
3) Faktor kondisi internal siswa
26 Abu Ahmadi, op.cit., h. 18.
24
Faktor kondisi internal meliputi faktor fisiologis; terdiri dari kesehatan
dan kebugaran fisik, selanjutnya faktor psikologis yang meliputi:
minat, bakat, integensi, motivasi dan kemampuan-kemampuan kognitif
seperti; kemampuan persepsi, ingatan, berpikir, dan kemampuan dasar
pengetahuan (bahan appersepsi) yang dimiliki siswa.27
Lebih jelas Slameto dalam bukunya belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, Ia membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern.
1) Faktor intern, terbagi atas tiga bagian:
a) Faktor jasmaniah; yaitu faktor yang meliputi keadaan fisik
seseorang, dalam hal ini termaksuk faktor kesehatan serta cacat
tubuh yang dimiliki seorang siswa.
b) Faktor psikologis; ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor itu adalah
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan.
c) Faktor kelelahan; kelelahan dibedakan menjadi dua, pertama,
kelelahan jasmani, terlihat dari lunglainya tubuh yang disebabkan
oleh kurang lancarnya aliran darah pada bagian tertentu pada
tubuh. Kedua kelelahan rohani, dilihat dengan adanya kelesuan
dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan
sesuatu menjadi hilang.
2) Faktor ekstern; faktor ini dapat dikelompokkan menjadi tiga:
a) Faktor keluarga; faktor ini dipengaruhi oleh beberapa hal dilihat
dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
27 M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas
Tarbiyah (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya,2010), Cet.IV, h. 59-60.
25
latar belakang kebudayaan atau pendidikan yang dimiliki oleh
keluarga.
b) Faktor sekolah: faktor sekolah yang berpengaruh terhadap belajar
siswa meliputi: metode mengajar yang digunakan oleh guru
disekolah, kurikulum sekolah, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah yang diberikan oleh guru di sekolah.
c) Faktor masyarakat; masyarakat merupakan faktor ekstern yang
berpengaruh terhadap belajara siswa. Pengaruh tersebut karena
keberadaan siswa dalam masyarakat tidak bisa dihindari. Faktor
masyarakat yang dimaksud adalah; kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, serta bentuk kehidupan
masyarakat.28
c. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah laku. Aspek perubahan ini mengacu kepada
taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan Bloom, Sipsom dan
Harrow, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.29
Sedangkan
menurut Mulyono hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar.30
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha
dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan,
menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan
pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus
28 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),
Cet.5, h.54-71.
29
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2010 ), h.45.
30
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak yang Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), h.37.
26
relatif menetap bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi
kemudian cepat hilang kembali.31
Lebih jelas menurut Agus Suprijono, bahwa hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan. Merujuk pada pemikiran Gagne sebagaimana dikutip oleh
Suprijono, hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.32
Pengertian diatas diperjelas menjadi tiga oleh Bloom, sebagaimana
dikutip oleh Thobari, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Berikut penjabarannya:
1) Domain kognitif mencakup:
a) Knowledge (penegtahuan, ingatan);
b) Comperehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh);
c) Application (menerapkan)
d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan);
31 M.Alisuf Sabri, op.cit., h.55.
32
Agus Suprijono, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012), Cet.VII, h. 5-6.
27
e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,, membentuk
bangunan baru);
f) Evaluating (menilai)
2) Domain afektif mencakup:
a) Receiving (sikap menerima);
b) Responding (memberikan respon)
c) Valuing (nilai)
d) Organization (organisasi)
e) Characterization (karakterisasi).
3) Domain psikomotor mencakup:
a) Initiatory
b) Pre-routine
c) Rountinized
d) Keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan
intelektual.
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para
pakar pedidikan diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, tetapi
secara komprehensif.33
d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik
dalam belajar adalah:
1) Faktor endogen antara lain seperti minat belajar, kesehatan, perhatian,
ketengangan jiwa di waktu belajar, motivasi, kegairahan diri, cita-cita,
33 Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran ;Pengembangan Wacana dan
Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet.I, h.22-
24.
28
kebugaran jasmani, kepekaan alat-alat indera dalam belajar. dengan
kata lain alat-alat indera berfungsi dengan baik atau sebaliknya seperti
mata sakit, pendengarannya terganggu dan lain-lain.
2) Faktor eksogen yang mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik
antara lain seperti keadaan lingkungan belajar (suasana kelas), cuaca,
letak sekolah (ditempat ramai atau tidak), faktor interaksi sosial
dengan teman sebangku, interaksi peserta didik dengan pendidikannya.
Faktor eksogen lainnya seperti alat-alat belajar yang digunakan guru
dalam proses belajar mengajar.34
Semua faktor diatas membutuhkan perhatian dari pendidik dan guru. Bila
ada permasalahan perlu dicarikan pemecahan dari permasalahan tersebut.
Guru tidak boleh membiarkan atau tidak peduli menghadapi masalah belajar
mereka. Bila perlu dibicarakan secara bersama oleh majelis guru dan orang
tua murid atau pihak terkait dengan pendidikan tersebut.35
e. Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata learning. Pembelajaran
berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.36
Menurut Kimble dan Garmezy, sebagaimana dikutip oleh Muhammad
Thobori, bahwa pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif
tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Dalam hal ini siswa
sebagai subjek belajar dituntut aktif mecari, menemukan, menganalisis,
merumuskan, memecahkan masalah dan menyimpulkan suatu masalah. Selain
itu, Rombepajung juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah pemerolehan
34 Aminudin Rasyad, op.cit., h.104.
35
Perangkat Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah / MTs Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
35 Agus Suprijono, op.cit. ,h.15
29
suatu mata pelajaran atau pemrolehan suatu keterampilan melalui pelajaran,
pengalaman atau pengajaran.37
Selanjutnya pengertian Fiqih, secara bahasa berarti faham yang
mendalam, mengetahui batinnya sampai kedalam. Selanjutnya secara istilah,
Fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyah, yang
digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili.38
Sebagaimana kita ketahui bahwa Fiqih merupakan salah satu dari
pembahasan materi pembelajaran pendidikan agama Islam. Pendidikan Islam
menurut Prof. Dr. Omar Muhammad al-Touny al-Syaebani, sebagaimana
dikutip Muzayyin Arifin, pendidikan Islam adalah “usaha mengubah tingkah
laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakatnya dan
kehidupan alam sekitarnya melalui kependidikan. Lebih lanjut dari hasil
seminar pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960, memberikan pengertian
pendidikan Islam: “sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan
jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan,
melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.39
1) Latar Belakang Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah
Dengan munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat pada hampir
semua aspek dan perkembangan paradigma baru dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat, maka perlu dikembangkan kurikulum Fiqih
Madrasah Tsanawiyah (MTs) secara nasional, yaitu kurikulum yang ditandai
dengan ciri-ciri , antara lain :
a) Lebih menitikberatkan pencapaian target kompetensi (attainment
targets) dari pada penguasaan materi;
36 Muhammad Thobroni ., op.cit., h.18.
37
Zurizal & Aminudin, Fiqih Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2008), h.5.
38 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, ), Cet.V, h.15.
30
b) Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia;
c) Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan
di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Kurikulum dimaksud, kurikulum yang hanya berisi tentang standar
kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). Adapun tentang indikator, kegiatan pembelajaran, sumber dan alat
pembelajaran dan metode pembelajaran diserahkan kepada madrasah untuk
mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi dimana madrasah itu
berada.
Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat
memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk
diaplikasikankan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat
menjalankan syariat Islam secara kaffah (sempurna).
Pengembangan Isi kurikulum fiqih di Madrasah Tsanawiyah (MTs)
merupakan kelanjutan dari kurikulum di MI, beberapa isi kurikulum
merupakan perluasan dan pendalaman dari kurikulum sebelumnya. Dalam hal
ini pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, sehingga peran semua
unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam
mendukung keberhasilan pencapaian tujuan tersebut.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar merupakan kurikulum hasil
refleksi, pemikiran dan pengkajian dari kurikulum yang telah berlaku
sebelumnya. Kurikulum baru ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan
peserta didik menghadapi tantangan di masa depan. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar diarahkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian
bertahan hidup dalam kondisi yang penuh dengan berbagai perubahan,
31
persaingan, ketidakpastian dan kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum ini
diciptakan untuk menghasilkan output yang kompeten, cerdas dalam
membangun integritas sosial, serta mewujudkan karakter nasional.
Dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, telah
dilakukan berbagai studi yang mengarahkan pada peningkatan efisiensi dan
efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi
pendidikan. Sebagai salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi
kurikulum dikembangkan berbagai model implementasi kurikulum.
Dalam konteks Madrasah, agar lulusan memiliki keunggulan kompetitif
dan komparatif, maka kurikulum Madrasah perlu dikembangkan dengan
pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini dilakukan agar Madrasah secara
kelembagaan dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan desentralisasi.
Dengan cara seperti itu, Madrasah tidak akan kehilangan relevansi program
pembelajaran.
Selanjutnya, basis kompetensi yang dikembangkan di Madrasah harus
menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,
penguasaan keterampilan hidup, penguasaan kemampuan akademik, seni dan
pengembangan kepribadian yang paripurna. Dengan pertimbangan ini, maka
disusun kurikulum nasional Pendidikan Agama di Madrasah yang berbasis
kompetensi yang mencerminkan kebutuhan keberagamaan peserta didik di
Madrasah secara nasional. Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
acuan dalam mengembangkan kurikulum Fiqih di Madrasah sesuai dengan
kebutuhan Madrasah.40
40
Perangkat Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah / MTs Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
32
2) Tujuan Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali
peserta didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum
Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan
manusia dengan Allah yang diatur dalam Fiqih ibadah dan hubungan manusia
dengan sesama yang diatur dalam Fiqih muammalah. (2) Melaksanakan dan
mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan
ibadah kepada kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut
diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan
tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan
pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah Swt dan hubungan
manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fikih
di Madrasah Tsanawiyah meliputi :
a) Aspek Fikih Ibadah melipuiti : ketentuan dan tatacara thaharah, shalat
fardlu, shalat sunnah, dan shalat dalam keadaan dlorurat, sujud, adzan
dan iqomah, berdzikir dan berdo’a setelah shalat, puasa, zakat, haji dan
umrah, qurban dan aqiqah, makanan, perawatan jenazah dan ziarah
kubur)
b) Aspek Fikih Muamalah melipuiti : ketentuan dan hukum jual beli,
qiradh, riba, pinjam meminjam, utang piutang, gadai dan borg serta upah
4) Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Memahami ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah
33
mahdloh dan muammalah serta dapat mempraktekkan dengan benar dalam
kehidupan sehari-hari
5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
MAPEL FIQIH KELAS VII
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Melaksanakan ketentuan taharah
(bersuci)
1.1 Menjelaskan macam-macam najis
dan tatacara taharahnya
( bersucinya )
1.2 Menjelaskan hadas kecil dan
tatacara taharahnya
1.3 Menjelaskan hadas besar dan
tatacara taharahnya
1.4 Mempraktikkan bersuci dari najis
dan hadas
2. Melaksanakan tatacara shalat fardu
dan sujud sahwi
2.1 Menjelaskan tatacara shalat lima
waktu
2.2 Menghafal bacaan-bacaan shalat
lima waktu
2.3 Menjelaskan ketentuan waktu
shalat lima waktu
2.4 Menjelaskan ketentuan sujud
sahwi
2.5 Mempraktikkan shalat lima waktu
dan sujud sahwi
3. Melaksanakan tatacara azan,
iqamah , shalat jamaah
3.1 Menjelaskan ketentuan azan dan
iqamah
3.2 Menjelaskan ketentuan shalat
berjamaah
3.3 Menjelaskan ketentuan makmum
masbuk
3.4 Menjelaskan cara mengingatkan
imam yang lupa
3.5 Menjelaskan cara mengingatkan
34
imam yang batal
3.6 Mempraktikkan azan, iqamah,
dan shalat jamaah
4. Melaksanakan tatacara berzikir dan
berdoa
setelah salat
4.1 Menjelaskan tatacara berzikir dan
berdoa setelah salat
4.2 Menghafalkan bacaan zikir dan
doa setelah salat
4.3 Mempraktikkan zikir dan doa
5. Melaksanakan tatacara salat
wajib selain shalat lima waktu
5.1. Menjelaskan ketentuan shalat
dan khutbah Jumat
5.2. Mempraktikkan khutbah dan
shalat Jumat
5.3. Menjelaskan ketentuan shalat
jenazah
5.4. Menghafal bacaan-bacaan shalat
jenazah
5.5. Mempraktikkan shalat jenazah
6. Melaksanakan tatacara shalat
jama’, qhasar, dan jama’ qasar
serta salat dalam keadaan darurat
6.1. Menjelaskan ketentuan shalat
jama’, qashar dan jama’ qashar
6.2. Mempraktikkan salat jama’,
qashar dan jama’ qashar
6.3. Menjelaskan ketentuan shalat
dalam keadaan darurat ketika
sedang sakit dan di kendaraan
6.4. Mempraktikkan shalat dalam
keadaan darurat ketika sedang
sakit dan di kendaraan
7. Melaksanakan tatacara shalat
sunnah muakkad dan ghairu
muakkad
7.1.Menjelaskan ketentuan shalat
sunnah muakkad
7.2.Menjelaskan macam-macam shalat
sunnah muakkad
7.3.Mempraktikkan shalat sunnah
muakkad
7.4.Menjelaskan ketentuan shalat
sunnah ghairu muakkad
7.5.Menjelaskan macam-macam shalat
sunnah ghairu muakkad
35
7.6.Mempraktikkan shalat sunnah
ghairu muakkad
6) Arah Pengembangan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan
untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan
pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar
penilaian.41
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Pengaruh strategi active learning (belajar aktif) teknik information search
(mencari informasi) terhadap hasil belajar matematika siswa. Oleh Mahfuzhdin,
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011. Hasil penelitian
menunjukkan hasil belajar Matematika dengan menggunakan strategi active
learning (belajar aktif) teknik information search (mencari informasi) lebih
tinggi dibanding menggunakan metode konvensional.42
2. Penerapan metode role playing (bermain peran) dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PKN. Oleh Adang Saputra, Mahasiswa
PGMI Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran
41
Perangkat Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah / MTs Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) 42
Mahfuzhdin , “Pengaruh Strategi Active Learning (Belajar Aktif) Teknik Information Search
(Mencari Informasi) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) h.65, t.d
36
dengan menggunakan metode Role Playing (bermain peran) pada konsep
pilkada.43
Pada penelitian kali ini peneliti mencoba menggabungkan tentang kedua metode
tersebut diatas (metode information search dan role play) dengan penerapan pada
mata pelajaran fiqih pada konsep shalat berjamaah.
C. Kerangka Berpikir
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan.
Artinya tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi aspek pribadi.44
Dalam proses
belajar mengajar fiqih membutuhkan minat baca dan keaktifan siswa untuk bisa aktif
mendemonstrasi materi yang telah didapatnya. Karena setiap materi fiqih berkenaan
dengan kebutuhan siswa dalam melakukan pratek ibadah dalam kehidupan sehari-
harinya. Hal ini dapat dilakukan dengan pengajaran dengan mengggunakan Metode
Information Search dan Role Play
Penggunaan metode Information Search dan Role Play menekankan pada
keaktifan siswa. Sehingga proses pembelajaran tidak lagi berpusat secara penuh pada
pengajar. Siswa dituntut untuk bersikap kritis dan analisis terhadap materi yang
sedang dibahas. Dengan demikian siswa tidak hanya mendengarkan materi secara
pasif, melainkan mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi, dalam hal ini
melakukan permainan peran terhadap materi yang sedang dipelajari.
Penggunaan Metode Information Search dan Role Play, selain dapat
menumbuhkan minat baca siswa melalui pencarian informasi secara mandiri,
selanjutnya ada penekanan pada eksplorasi pengetahuan siswa mengenai nilai-nilai
dan sikap yang berkenaan dengan materi. Hal ini dilengkapi dengan metode yang
43
Adang Saputra, “Penerapan Metode Role Playing (Bermain Peran) Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKN”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h.62, t.d 39
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Op.cit.,h.17-18.
37
dapat merangsang jiwa belajar siswa dan melibatkan mereka secara aktif melalui
bermain peran mengenai materi yang sedang dipelajari.
D. Hipotesis Tindakan
Adapun rumusan hipotesis penelitian ini adalah; Penerapan strategi pembelajaran
aktif Metode Information Search dan Role Play dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah I Ciputat.
38
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas VII MTs Muhammadiyah I
Ciputat, dengan alamat lengkap Jl. Dewi Sartika Gg. Nangka No. 4 Ciputat, Kota
Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan dimulai dari bulan
April sampai akhir bulan juni 2014.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan/ Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom
action research) yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi didalam
sebuah kelas secara bersama.1 Pelaksanaan tindakan kelas mencakup empat
langkah yaitu:
a. Menyusun rancangan tindakan (planning)
b. Pelaksanaan tindakan (acting)
c. Pengamatan (observing)
d. Refleksi (reflecting)
Langkah-langkah tersebut masuk dalam satu siklus yang merupakan satu
putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Untuk pelaksanaan sesungguhnya tergantung pada masalah yang
dipecahkan.2
1 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara,2009), h.3.
2 Ibid.,h.6
39
2. Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian
Gambaran mengenai langkah tindakan yang akan dilakukan:
a. Langkah Persiapan Tindakan
Langkah-langkah persiapan penelitian yang dilakukan:
1) Merencanakan tindakan
2) Menetapkan kriteria tindakan:
a) Terciptanya suasana belajar yang aktif.
b) Hasil belajar siswa meningkat.
b. Implementasi Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian melalui proses pembelajaran
yang terbagi menjadi beberapa siklus penelitian, disesuaikan dengan
masalah penelitian dilapangan yang harus dipecahkan.
1) Siklus pertama
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan Metode Information
Search dan Role Play dalam materi pelaksanaan shalat jamah.
Observasi ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
langsung. Hasil pengamatan dijadikan refleksi untuk melakukan
tindakan selanjutnya pada siklus kedua.
2) Siklus kedua
Pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan Information
Search dan Role Play dalam materi pelaksanaan shalat berjamaah.
Hasil dari pengamatan dilakukan refleksi, yang kemudian diteliti
kembali.
c. Observasi dan Evaluasi
Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi pengamatan:
1) Sikap siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Information Search dan Role Play.
40
2) Hasil belajar siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Information Search dan Role Play.
Selanjutnya untuk evaluasi, dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung melalui hasil praktek siswa dan menggadakan post test untuk
test tertulis.
d. Analisis dan Refleksi
Data yang telah terkumpul pada siklus pertama, dilakukan pengolahan
data dan kemudian didiskusikan dengan guru bidang studi, mengenai
kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran terjadi. Hasil ini
dideskripsikan sebagai bahan untuk penyusunan pelaksanaan tindakan
pembelajaran pada siklus kedua.
Data yang terkumpul pada siklus kedua dilakukan analisis, apakah
hasil yang didapatkan apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan
peneliti. Dari hasil analisis dilihat seberapa besar peningkatannya.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 MTs Muhammadiyah I Ciputat,
tahun ajaran 2013/2014. Adapun jumblah siswanya adalah 32 Siswa, yang terdiri
dari 14 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan.
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai pengajar yang melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Information Search dan Role
play pada materi pelajaran Fiqih tentang pelaksanaan shalat berjamaah. Peneliti
dibantu oleh guru bidang studi Fiqih dalam pelaksanaannya.
E. Tahapan Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Adapun tahapan intervensi adalah sebagai berikut:
41
1. Tahapan Persiapan Pra-penelitian
a. Orietasi lapangan dengan melakukan wawancara dengan dengan guru
bidang studi fiqih yang mengajar di kelas VII-2 MTsM I Ciputat tahun
ajaran 2013/2014 pada tanggal 12 April 2014 (hasil terlampir), hal ini
dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam proses
pembelajaran fiqih sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan.
b. Menganalisis hasil wawancara dengan menentukan fokus
permasalahan yang akan diteliti.
c. Mengkaji hasil linteratur dan hasil-hasil penelitian yang relevan.
pelaksanaan tindakan.
2. Siklus I, topik tentang pelaksanaan shalat berjamaah dilakukan dengan
susunan kegiatan sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning)
1) Merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan belajar yang
akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
2) Merancang strategi dan skenario penerapan pembelajaran yang
menggunakan penerapan strategi pembelajaran aktif information
search dan role play.
3) Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar dan menyusun
instrumen pengumpulan data yang terdiri dari tes dan nontes.
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang diberikan kepada peserta didik.
2) Guru memberikan test kemampuan awal berupa pre test tentang
shalat berjamaah.
3) Guru mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
metode information search dan role play; meliputi:
a) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
42
b) Guru membagikan pertayaan dan kemudian memberikan
waktu kepada siswa untuk membaca sumber bacaan yang ada
untuk mencari jawaban atas pertayaan yang telah diberikan.
c) Guru bersama siswa membahas hasil jawaban yang telah
ditemukan oleh siswa.
d) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempragakan
peran pelaksanaan shalat berjamaah secara berkelompok.
e) Melakukan diskusi dan refleksi terhadap pelaksanaan peran
pelaksanaan shalat berjamaah.
f) Guru memberikan penguatan tentang konsep pelaksanaan
shalat berjamaah.
4) Pelaksanaan post test untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap pelaksanaan shalat berjamaah.
c. Pengamatan atau observasi
1) Peneliti dan observer mencatat semua data dan informasi
mengenai aktivitas siswa yang dapat dilihat langsung selama
proses pembelajaran.
2) Melakukan diskusi antara peneliti dan observer tentang kegiatan
pembelajaran yang sudah berlangsung.
d. Refleksi Siklus I
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi
mutu, jumlah dan waktu setiap tindakan, serta tinjauan terhadap
evaluasi hasil belajar dan kuesioner tanggapan siswa.
2) Melakukan refleksi terhadap kekurangan pada siklus I, dengan
menentukan kendala-kendala berdasarkan temuan dilapangan.
43
3) Merencanakan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil analisis
siklus I.
3. Siklus II, topik tentang pelaksanaan shalat berjamaah tata cara
(mengingatkan imam, menggantikan imam yang batal).
a. Tahapan perencanaan tindakan (planning)
1) Merencanakan strategi dalam upaya perbaikan untuk pelaksanaan
pada siklus II.
2) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode information search dan role play.
b. Tahapan pelaksanaan tindakan
1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang
akan diberikan kepada peserta didik.
2) Guru memberikan test kemampuan awal berupa pre test.
3) Guru mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
metode information search dan role play; meliputi:
a) Guru membagi siswa menjadi beberapa 5 kelompok (untuk
pelaksanaan role play).
b) Guru membagikan pertayaan dan kemudian memberikan waktu
kepada siswa untuk membaca sumber bacaan yang ada untuk
mencari jawaban atas pertayaan yang telah diberikan.
c) Guru bersama siswa membahas hasil jawaban yang telah
ditemukan oleh siswa.
d) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempragakan
peran pelaksanaan shalat berjamaah secara berkelompok.
e) Melakukan diskusi dan refleksi terhadap pelaksanaan peran
pelaksanaan shalat berjamaah (mengingatkan imam,
menggantikan imam yang batal).
44
f) Guru memberikan penguatan tentang konsep pelaksanaan
shalat berjamaah (mengingatkan imam, menggantikan imam
yang batal).
4) Pelaksanaan post test untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap pelaksanaan shalat berjamaah (mengingatkan imam,
menggantikan imam yang batal).
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah terciptanya suasana
belajar yang aktif, menyenangkan dan meningkatnya hasil belajar siswa dengan
menggunakan Metode Information Search dan Role Play pada mata pelajaran
fiqih di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah I Ciputat.
G. Data dan Sumber Data
Data berupa nilai siswa yang diperoleh melalui pre test dan post test yang
dilakukan siklus pembelajaran berlangsung. Sedangkan data yang berupa respon
dari peserta didik terhadap pembelajaran yang dilangsungkan menggunakan
Metode Information Search dan Role Play, diberikan kuesioner pada saat
pertemuan terakhir pada siklus kedua. Sedangkan untuk data lainnya peneliti
memperolehnya dari hasil pengamatan langsung dari hasil lapangan.
H. Instrumen-Istrumen Pengumpul Data yang Digunakan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan non tes. Tes
digunakan untuk mengukur produk atau hasil belajar siswa yaitu menggunakan
tes uraian. Sedangkan untuk proses pembelajaran yang dilakukan siswa dengan
menggunakan non tes yang berupa angket atau kuesioner.
45
1. Tes
Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian
dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas berupa pertayaan-
pertayaan atau perintah-perintah untuk testee, sehingga dapat dihasilkan
nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.3 Pada
penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif dan Nonverbal
Test (tes berupa perbuatan atau gerakan tertentu) dalam hal ini praktik
gerakan shalat berjamaah.
2. Kuesioner
Kuesioner atau angket bertujuan untuk memperoleh data mengenai
latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis
tingkah laku dan proses belajar peserta didik4. Kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner tertutup dengan memberikan jawaban “Ya” atau
“Tidak”, hal ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa metode
pengajaran yang telah diberikan.
I. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes objektif
Diberikan kepada siswa sebelum (Pre test) dan sesudah (Post test)
pembelajaran menggunakan metode Information Search dan Role Play
pada materi Fiqih. Rumus yang digunakan untuk perhitungan skornya
adalah S=
x 100.
Ket:
B= Jumlah jawaban benar
N = Jumlah soal5
3Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), h. 67.
4 Ibid., h.84.
5 Zainal Arifin, Evaluasi pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.III h. 229.
46
2. Kuesioner
Diberikan kepada siswa setelah pembelajaran pada akhir siklus I dan
siklus II menggunakan metode Information Search dan Role Play pada
materi Fiqih.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi
1. Uji Validitas Alat Ukur
Validitas berasal dari kata Valid berarti tepat, benar, shahih, absah. Suatu
tes dikatakan mempunyai validitas apabila tes tersebut dengan secara tepat,
benar, shahih atau absah telah dapat mengungkap atau mengukur apa yang
seharusnya diungkap atau diukur lewat tes tersebut6.
Teknik pengujian validitas item tes hasil belajar yang digunakan adalah
dengan teknik korelasi point biserial, dengan rumus sebagai berikut:
=
√
Keterangan:
= koefisien validitas item
MP = skor rata-rata hitung yang dijawab benar
Mt = skor rata-rata dari skor total
SDt = deviasi standar dari skor total
P = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item
q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item.7
Berdasarkan perhitungan menggunakan Software ANATES 4.0 didapatkan
hasil sebagai berikut;
No Jenis Tes Jumblah butir soal Jumlah soal valid
1 Siklus I 20 15
6 Anas Sudijono, op.cit.,h.93.
7 Ibid, h.185
47
2 Siklus II 20 17
(Adapun untuk perhitungan lebih lanjut ada di lampiran 8 dan 9)
2. Uji Reabilitas Alat Ukur
Reabilitas bermakna kepercayaan keterandalan, keajengan, kestabilan
atau kosistensi dapat diartikan seajauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya dan konsisten. Untuk mengetahui reabilitas instrument tes hasil
belajar siswa digunakan rumus kuder- Richarson (K-Rson) dengan rumus
sebagai berikut:
=⌈
⌉ [ ∑
]
Keterangan:
rii = koefisien reabilitas tes
n = banyak butir item
1 = bilangan konstan
S = standar deviasi
p = proporsi testee yang menjawab item soal dengan benar
q = proporsi testee yang menjawab item soal dengan salah (q=1-p)8
Tabel 3.1 Berikut Klasifikasi Guilford untuk derajat reliabilitas9
Nilai Koefisien Keterangan
<0,20 Derajat reliabilitas hampir ada,
hubungan lemah sekali
0,21-0,40 Derajat reliabilitas rendah, hubungan
cukup berarti
0,41- 0,70 Derajat reliabilitas sedang, hubungan
cukup berarti
8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, h.253.
9 Mahmud, Metode penelitian pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h.196.
48
0,71-0,90 Derajat reliabilitas tinggi, hubungan
tinggi
0,91-1,00 Derajat reliabilitas tinggi sekali,
hubungan tinggi sekali
1,00 Derajat reliabilitas dan hubungan
sempurna
Berdasarkan perhitungan menggunakan Software ANATES 4.0 didapatkan
hasil sebagai berikut;
No Jenis Tes Reliabilitas Kategori
1 Siklus I 0,51 Sedang
2 Siklus II 0,72 Tinggi
(Adapun untuk perhitungan lebih lanjut ada di lampiran 8 dan 9)
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, hasil observasi dan catatan lapangan. Setelah
data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data yaitu memberi uraian
mengenai hasil penelitian.
Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini mengunakan analisis
kuantitatif dan kualitatif. Untuk melihat minat belajar siswa dilakukan analisis
kualitatif, sedangkan untuk melihat hasil belajar siswa dilakukan analisis secara
kuatitatif.
Untuk menganalis peningkatan minat belajar siswa setelah pembelajaran
diperoleh melalui data kuesioner. Setiap lembar peryataan dalam kuesioner
menggunakan dua pilihan jawaban. Yaitu berupa peryataan setuju dan tidak
setuju.
Untuk mengetahui presentase untuk masing-masing kategori yang telah
diperoleh digunakan rumus berikut:
49
P=
Ket:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Number of cases
Data hasil angket dibuat kualifikasi dengan kriteria sebagai berikut:
Kriteria angket
Prosentase Kriteria
75%- 100% Sangat tinggi
50%-74,9 % Tinggi
25%- 49,9% Sedang
0%-24,9% Rendah
Cara menghitung prosentase respon sebagai berikut:
Prosentase =
x 100%
Data-data tersebut dianalisis dari siklus satu dan siklus dua pada hasil
belajar mengunakan Gain Skor. Gain adalah selisih antara nilai postes dan
pretes, gain juga menunjukan penguasaan siswa setelah pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, mengunakan
rumus Normalized Gain:10
G =
Tafsiran efektivitas dari Ngain tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3.2 pedoman penafsiran presentase hasil belajar11
10
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Dalam Pendidikan Sains, (Jakarta: Fitk,
2006), h.71.
11
Ibid., h.72.
50
Presentase (%) Tafsiran
<40 Tidak efektif
40-55 Kurang efektif
56-75 Cukup efektif
>76 Efektif
Tabel 3.3 Klasifikasi Normal Gain12
g < 0,3 Rendah
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
g ≥ 0,7 Tinggi
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Tindakan yang dikembangkan dalam penelitian ini, dilakukan dengan
berdasarkan analisis reflektif pada siklus yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun
strategi-strategi dalam upaya perbaikan dalam upaya perbaikan pada siklus
berikutnya.
Tahapan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya yaitu:
1. Perencanaan
Identifikasi permasalahan yang dijumpai pada siklus yang telah
dilaksanakan. Kemudian melakukan perbaiakan tindakan dan
perencanaan pembelajaran untuk siklus berikutnya.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang ada.
3. Observasi
12
Tomi Tridaya Putra, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Pembelajaran
Berbasis Masalah Vol. 1 No. 1, Jurnal Pendidikan Matematika Part 3 , h. 22-26.
51
Observasi dilakukan selama pelaksanaan tindakan untuk
mengumpulkan data-data penelitian dengan menggunakan instrumen
yang telah dibuat.
4. Refleksi
Menganalisa, mengevaluasi dan refleksi data hasil penelitian untuk
mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan menghasilkan suatu
perubahan kearah yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Jika hasil
penelitian telah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian
dicukupkan dan dianggap penelitian tindakan kelas berhasil
dilaksanakan.
Untuk memproleh pemahaman lebih lanjut tentang pengembangan tindakan
sebagaimana diuraikan diatas, dapat dilihat dari tabel berikut:
Bagan kedudukan rencana tindakan dalam siklus PTS13
Penelitian berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian
menggunakan metode information search dan Role Play pada mata pelajaran fiqih
telah berhasil dicapai.
13 E. Mulyasa, Penelitian Tindakan Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. II, h.
152.
Refleksi awal
Revisi tindakan 1
Revisi tindakan 2
Perencanaan
tindakan 1
Pelaksanaan tindakan
1
observasi
Pelaksanaan tindakan
2
Refleksi & evaluasi I
Perencanaan
Tindakan 2
observasi
Refleksi & evaluasi 2
Dan seterusnya
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Hasil observasi
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran menggunakan metode
information search dan role play, diperoleh catatan lapangan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil hasil observasi siklus I1
No Tindakan Kondisi Siswa
1. Mencari informasi dari sumber
bacaan
Siswa mulai dapat dikondisikan
Beberapa siswa masih kurang serius
dalam membaca dan mencari
informasi yang diinginkan
Beberapa siswa masih ada yang
membaca sambil berbicara dengan
teman sebelahnya
2. Menjawab pertayaan yang diajukan Masih ada beberapa siswa yang
belum fokus dalam menjawab
pertayaan.
Didominasi oleh siswa yang lebih
pintar
3. Pelaksanaan peran (role play) Dalam penentuan tugas kelompok
masih ada yang pilih-pilih.
Siswa masih malu untuk maju
1 Hasil observasi langsung di MTs Muhammadiyah I Ciputat.
53
kedepan
Masih ada siswa yang bercanda
dalam pelaksanaan peran
Siswa belum terbiasa menggunakan
metode role play (bermain peran)
4. Diskusi dan mereview pelajaran yang
didapat
Lebih didominasi oleh siswa yang
pintar.
Siswa merasa malu untuk bertanya
dan mengajukan pertayaan.
5. Mereview pelajaran yang didapat Belum ada yang berani merivew
materi yang didapat apabila tidak
ditunjuk.
Siswa masih ragu-ragu dalam
menyampaikan pendapatnya.
Pada pelaksanaan siklus I siswa terlihat lebih aktif dalam mengikuti pelajaran
dibanding pelajaran sebelumnya. Para siswa juga terlihat lebih terarah dan
bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Walaupun masih ada beberapa siswa yang
berbicara disaat disuruh membaca sumber bacaan yang diberikan, kemudian telihat
pula siswa masih ada yang bingung dalam pelaksanaan peran dikarenakan belum
terbiasa mengunakan metode role play.
Kemudian pada saat penugasan mereview pelajaran yang telah dipelajari. Tidak
ada siswa yang mau mengajukan pendapatnya, baru setelah ditunjuk dan diberi
stimulus baru mau mengajukan pendapatnya, walaupun masih terlihat ragu-ragu dan
penyampaian review belum mencakup keseluruhan materi yang telah dipelajari. Hal
ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dan kurang menyimak dalam penjelasan
pelajaran.
54
b. Kuesioner
Berdasarkan data kuesioner yang telah dibagikan pada siswa pada siklus I
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.2 Presentase Kuesioner Siklus I2
N0 Pertayaan Ya Tidak
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran fiqih dengan metode
pembelajaran aktif menggunakan teknik information search
dan role play?
90,63% 9,37%
2. Apakah kamu lebih mudah memahami materi dengan metode
pembelajaran aktif menggunakan teknik information search
dan role play?
90,63% 9,37%
3. Apakah pembelajaran pembelajaran fiqih dengan metode
pembelajaran aktif menggunakan teknik information search
dan role play meyenangkan bagi kamu?
87.5% 12,5%
4. Apakah pembelajaran materi dengan metode pembelajaran aktif
menggunakan teknik information search dan role play
membuat kamu bersemangat belajar fiqih?
90,63% 9,37%
5. Apakah pembelajaran dengan metode pembelajaran aktif
menggunakan teknik information search dan role play
menghambat pemahaman kamu?
21,87% 78,13%
6. Apakah pembelajaran materi dengan metode pembelajaran aktif
menggunakan teknik information search dan role play
membuat kamu termotivasi untuk belajar?
90,63% 9,37%
7. Apakah penggunaan metode pembelajaran aktif menggunakan
teknik information search dan role play membuat kamu merasa
jenuh?
21,87% 78,13%
8. Apakah penggunaan metode pembelajaran aktif menggunakan
teknik information search dan role play lebih baik dan
84,38% 15,62%
2 Hasil pengolahan hasil angket pada siklus I di MTs Muhammmadiyah I Ciputat.
55
menyenangkan dibandingkan dengan metode biasa?
Berdasarkan table 4.2 terlihat bahwa tanggapan siswa mengenai pembelajaran
menggunakan metode information search dan role play sangat baik. Dari presentase
kuesioner diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa lebih senang dan mudah
memahami materi pelajaran fiqih mengunakan metode information search dan role
play, walaupun ada beberapa siswa yang kurang senang dengan pembelajaran tersebut.
c. Hasil Belajar
Untuk mengetahui efektivitas tindakan yang telah dilakukan pada tindakan siklus I
maka data hasil belajar dianalisis menggunakan Normal Gain terhadap skor rerata tes
awal (pretest) dan tes akhir (post test) kemampuan siswa.
Adapun hasil N- Gain tersebut adalah sebagai berikut
Tabel 4.3 Data Hasil Pretest dan Post test siklus I3
No Siswa Pre-test Post test N-Gain
1 Afif Rifqi Nofriansyah 60 65 0.13
2 Anggi Nur Fadila 60 65 0.13
3 Arief Ardianto 65 60 -0.14
4 Deni Rizkiasyah 60 70 0.25
5 Dinar Ayu Rahma.I 70 85 0.50
6 Faidhil Akbar 45 65 0.36
7 Farinaz Mutiara Karim 60 65 0.13
8 Hadi Sampurno 40 80 0.67
9 Izzudin Fauzul Aslam 63 75 0.32
10 Jango Agesta 60 75 0.38
11 Lola Anggita Putri 73 75 0.07
12 Meila Putri Alkarimah 65 90 0.71
13 Muhammad Aldino 60 80 0.50
14 Muhammad Fahry 45 55 0.18
15 Muhammad Fawwaz 40 60 0.33
16 Naufal surya Anggana 45 80 0.64
3 Hasil pengolahan data primer, hasil tes belajar siswa.
56
17 Febri widia Yulianti 70 70 0.00
18 Renata Wulan Zahara 70 85 0.50
19 Risma Amelia 70 80 0.33
20 Risma Dwi Lolita 60 80 0.50
21 Salma Ramadhaniati 70 80 0.33
22 Salasadila Ardiyanti 60 70 0.25
23 Saskya Angelina mawardi 70 75 0.17
24 Selvina Ruliagustin 65 70 0.14
25 Sonia nur Azzizah 50 90 0.80
26 Sovi nur Ajijah 65 85 0.57
27 Syam Maulana 40 65 0.42
28 Tarisa Apriliani 65 80 0.43
29 Tri Mulyawan 40 75 0.58
30 Windi Camalla Suaebeni 60 70 0.25
31 Wirananda Nur Nusa 65 65 0.00
32 Zakiyah Aulia Fakhiroh 40 75 0.58
Rata-Rata 58.47 73.75 0.34
Ketuntasan (T/TT)
72%/ 28%
Tabel 4.4 Perbandingan Rata-Rata Siklus I4
Berdasarkan kategori perolehan rata-rata tes hasil belajar pada siklus I ini ada
peningkatan rata-rata dari 58,47 saat pretest dan 73,75 pada saat pelaksanaan post test.
4 Hasil pengolahan data primer siklus I, perbandingan tes hasil belajar siswa .
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
1 2
Series1 58,47 73,75
Nila
i Rat
a-ra
ta
Perbandingan Rata-rata test siklus I
57
Kemudian dilihat dari kategori perolehan N-gain = 0,34 menunjukkan Gain- sedang5. hal
ini berarti menunjukkan tingkat efektifitas sedang atas perlakuan tindakan pembelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran metode information search dan role play
pada konsep shalat berjamaah (persiapan sebelum shalat berjamaah, tata susunan shaf,
ma’mum masbuq).
Pada pelaksanaan siklus I, pembelajaran menggunakan metode information search
dan role play masih menemukan hasil yang rendah, berdasarkan kemampuan yang telah
dilaksanakan, masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata yaitu
70. Ketuntasan hasil mencapai 72% pada siklus I ini, sedangkan yang tidak memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 28% dari data yang ada. Hal ini jelas
belum memenuhi target yang diharapkan yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 100%,
dilihat dari segi keaktifan juga masih banyak siswa yang belum aktif dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, hasil belajar harus ditingkatkan melalui perbaikan
tindakan yang telah dilaksanakan untuk diterapkan pada siklus II. Adapun perbaikan yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Tindakan Perbaikan untuk Pelaksanaan Siklus II
No Tindakan Perbaikan
1. Pencarian informasi Lebih memperjelas perintah yang diberikan.
Memberikan instruksi yang lebih tegas agar setiap
siswa harus mencari informasi yang dibutuhkan
dengan membaca sumber informasi yang ada.
Memberitahukan kepada siswa agar dalam pertemuan
selanjutnya siswa diharapkan membaca materi
pelajaran terlebih dahulu.
2. Pembagian
kelompok
Guru membagi kelompok secara acak dengan
membuat kartu-kartu pembagian kelompok, beserta
tugas saat pelaksanaan peran.
5 Tomi Tridaya Putra, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Pembelajaran
Berbasis Masalah Vol. 1 No. 1, Jurnal Pendidikan Matematika Part 3 , h. 22-26.
58
Setiap siswa duduk berdasarkan kelompok secara
teratur.
3. Pelaksanaan peran Setiap siswa harus melaksanakan peran sesuai dengan
instruksi yang ada.
Setiap peran dilakukan secara bergantian, sedangkan
kelompok lain menilai pelaksanaan peran.
Pelaksanaan peran dilaksanakan ditempat yang lebih
luas dan aman, dalam hal ini dilakukan dimushala.
4. Diskusi mengenai
pelaksanaan
pembelajaran
(mereview dan
menyimpulkan
pelajaran yang
didapat)
Setiap kelompok dipersilahkan memberikan saran
terhadap pelaksanaan peran yang dilakukan kelompok
lain.
Penyampaian pendapat harus lebih tenang dan setiap
orang harus menghargai pendapat yang lainnya.
Setiap siswa harus lebih percaya diri dalam
mengajukan pendapatnya.
Menunjuk siswa untuk mengemukakan pendapat.
Guru memberikan stimulus agar siswa mau
mengemukan pendapatnya.
d. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, diketahui bahwa hasil belajar yang didapat
belum mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan. Oleh karena itu dilaksanakan
tindakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I sehingga perlu dilanjutkan pada
tindakan pembelajaran siklus II.
59
2. SIKLUS II
a. Hasil Observasi
Tabel 4.6 Hasil Observasi siklus II
No Tindakan Kondisi Siswa
1. Mencari informasi dari sumber
bacaan
Siswa sudah dapat dikondisikan
dengan baik
Para siswa terlihat lebih siap dan
konsentrasi dalam membaca sumber
bacaan
Siswa terlihat lebih mandiri dalam
mengerjakan tugas yang diberikan
2. Menjawab pertayaan yang diajukan Siswa terlihat berantusias
mengajukan pertayaan.
Setiap siswa terlihat lebih aktif
bertanya dan menjawab pertayaan
3. Pelaksanaan peran Pembagian kelompok terlihat lebih
teratur
setiap kelompok terlihat kompak
dalam pelaksanaan peran.
4. Diskusi dan mereview pelajaran yang
didapat
siswa terlihat tenang dalam kegiatan
diskusi.
Siswa terlihat lebih percaya diri
dalam mengemukakan pendapat.
Pada pelaksanaan siklus II, proses pembelajaran dapat berjalan lebih baik dari
sebelumnya. Para siswa terlihat lebih siap dalam mengikuti pelajaran. Siswa terlihat
sudah terbiasa mengikuti pembelajaran menggunakan metode information search dan
role play. Kemudian dalam pelaksanaan peran siswa terlihat lebih kompak dengan
60
teman kelompoknya dan disaat diskusi siswa terlihat lebih aktif dan lebih berani
mengemukakan pendapatnya dibadingkan pada pelaksanaan siklus sebelumnya.
b) Kuesioner
Tabel 4.7 Presentase Kuesioner Siklus II6
N0 Pertayaan Ya Tidak
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran fiqih dengan metode
pembelajaran aktif menggunakan teknik information search
dan role play?
100% -
2. Apakah kamu lebih mudah memahami materi dengan metode
pembelajaran aktif menggunakan teknik information search
dan role play?
100% -
3. Apakah pembelajaran pembelajaran fiqih dengan metode
pembelajaran aktif menggunakan teknik information search dan
role play meyenangkan bagi kamu?
100% -
4. Apakah pembelajaran materi dengan metode pembelajaran aktif
menggunakan teknik information search dan role play
membuat kamu bersemangat belajar fiqih?
100% -
5. Apakah pembelajaran dengan metode pembelajaran aktif
menggunakan teknik information search dan role play
menghambat pemahaman kamu?
6,25% 93,75%
6. Apakah pembelajaran materi dengan metode pembelajaran aktif
menggunakan teknik information search dan role play
membuat kamu termotivasi untuk belajar?
100%
7. Apakah penggunaan metode pembelajaran aktif menggunakan
teknik information search dan role play membuat kamu merasa
jenuh?
9,37% 90,63%
8. Apakah penggunaan metode pembelajaran aktif menggunakan
teknik information search dan role role play lebih baik dan
96,88% 3,12%
6 Hasil pengolahan hasil angket pada siklus II di MTs Muhammmadiyah I Ciputat.
61
menyenangkan dibandingkan dengan metode biasa?
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa tanggapan siswa mengenai pembelajaran
menggunakan metode information search dan role role play lebih baik dari siklus
sebelumnya. Dari presentase kuesioner diatas dapat diketahui 97,65 % dari data
siswa, sebagian siswa lebih senang dan mudah memahami materi pelajaran fiqih
mengunakan metode information search dan role play.
c) Hasil Belajar
Untuk mengetahui efektivitas tindakan yang telah dilakukan pada tindakan siklus II
maka data hasil belajar dianalisis menggunakan Normal Gain terhadap skor rerata tes
awal dan tes akhir kemampuan siswa.
Adapun hasil N- Gain tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Pretest dan Postest Pada Siklus II7
No Siswa Siklus II
1 Afif Rifqi Nofriansyah Pre-Test Postest N-Gain
2 Anggi Nur Fadila 65 75 0.29
3 Arief Ardianto 60 75 0.38
4 Deni Rizkiasyah 65 80 0.43
5 Dinar Ayu Rahma.I 65 75 0.29
6 Faidhil Akbar 70 75 0.17
7 Farinaz Mutiara Karim 60 75 0.38
8 Hadi Sampurno 70 85 0.50
9 Izzudin Fauzul Aslam 70 75 0.17
10 Jango Agesta 65 75 0.29
11 Lola Anggita Putri 70 80 0.33
12 Meila Putri Alkarimah 65 75 0.29
13 Muhammad Aldino 80 95 0.75
14 Muhammad Fahry 75 90 0.60
15 Muhammad Fawwaz 60 70 0.25
16 Naufal surya Anggana 65 70 0.14
7 Hasil pengolahan data primer siklus II, perbandingan tes hasil belajar siswa
62
17 Febri widia Yulianti 60 75 0.38
18 Renata Wulan Zahara 65 75 0.29
19 Risma Amelia 80 95 0.75
20 Risma Dwi Lolita 75 80 0.20
21 Salma Ramadhaniati 70 80 0.33
22 Salasadila Ardiyanti 80 90 0.50
23 Saskya Angelina mawardi 70 75 0.17
24 Selvina Ruliagustin 70 75 0.17
25 Sonia nur Azzizah 75 75 0.00
26 Sovi nur Ajijah 75 85 0.40
27 Syam Maulana 75 90 0.60
28 Tarisa Apriliani 70 75 0.17
29 Tri Mulyawan 70 75 0.17
30 Windi Camalla Suaebeni 65 75 0.29
31 Wirananda Nur Nusa 70 75 0.17
32 Zakiyah Aulia Fakhiroh 75 80 0.20
Rata-Rata 69.375 78.75 0.32
Ketuntasan(T/TT) 100% /-
Berdasarkan rata-rata perolehan N-gain = 0,32 , hal ini menunjukkan kategori N-
gain Sedang8. hal ini berarti tingkat pemahaman atau penguasaan siswa atas perlakuan
tindakan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif metode
information search dan role play pada konsep shalat berjamaah adalah “sedang”.
Tabel 4.9 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretest dan Posttest Pada Siklus II
8 Tomi tridaya putra, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Pembelajaran Berbasis
Masalah Vol. 1 No. 1, Jurnal Pendidikan Matematika Part 3 , h. 22-26.
63
Dari tabel 4.9 tentang rata-rata hasil belajar siswa, diketahui bahwa ada
peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada saat pelaksanaan prestes 69,38 menjadi
78,78 pada saat setelah pelaksanaan posttest.
Tabel 4.10 Presetase Ketuntasan Pada Siklus I dan II
Dari tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II ini tes akhir (Post Test)
yang dilakukan telah memenuhi ketuntasan belajar. dengan batas ketuntasan minimal
yaitu 70. Pada siklus II ini ketuntasan belajar mencapai 100%. Pada siklus II ini terdapat
peningkatan hasil belajar dari 72% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II.
64,00
66,00
68,00
70,00
72,00
74,00
76,00
78,00
80,00
1 2
Series1 69,38 78,75
Nila
i
Rata-rata tes siklus II
0%
20%
40%
60%
80%
100%
1 2
KETUNTASAN 72% 100%
Pe
rse
nta
se
Presentase Ketuntasan belajar
64
Proses pembelajaran menggunakan metode information search dan role play pada
siklus II terlihat lebih terkondisikan dalam belajar, siswa juga terlihat lebih aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran, setiap siswa terlihat bisa mengikuti setiap tahapan proses
pembelajaran dengan baik, dengan adanya perbaikan yang telah dilakukan dengan
melihat kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya.
Metode information search dan role play juga memberikan kemudahan kepada
guru dalam proses pembelajaran, karena guru tidak lagi harus mencapai materi dengan
berceramah dan menjelaskan secara panjang lebar di depan kelas, sehingga setiap
tindakan siswa dapat dipantau oleh guru dan pada akhirnya tujuan pembelajaran akan
mudah dicapai oleh guru.
Pada pelaksanaan siklus II pembelajaran fiqih menggunakan metode information
search dan role play diperoleh hasil yang memuaskan, dengan capaian ketuntasan
mencapai 100%. Hal ini sesuai dengan kriteria yang diharapkan dan menunjukkan
tindakan yang dilakukan telah berhasil disajikan dan lebih jelas penyampaianya.
Berdasarkan refleksi siklus II diperoleh bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I. Siswa lebih mampu belajar aktif selama proses pembelajaran.
Ketuntasan belajar siswa telah mencapai kriteria yang diharapkan yaitu 100% sehingga
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa telah berhasil.
B. Pembahasan
Penerapan pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode information search
dan role play pada konsep shalat berjamaah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan metode information search dan role play
pembelajaran banyak didominasai oleh guru dengan menggunakan metode ceramah,
sehingga siswa banyak yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Setelah penerapan
pembelajaran dengan menggunakan metode information search dan role play, kegiatan
pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru, siswa lebih banyak berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.
65
Pada siklus I ketuntasan hasil belajar setelah penerapan metode information search
dan role play pada subkonsep shalat berjamaah tentang persiapan shalat berjamaah
,susunan shaf dan ma’mum masbuq, mencapai ketuntasan mencapai 72% dengan kriteria
baik, dan yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 28%. Hal ini
menunjukkan siswa telah mulai mampu memahami konsep yang diberikan melalui
metode information search dan role play, walaupun masih ada beberapa siswa yang
belum mencapai ketuntasan minimal yang diberikan yaitu 70. Keaktifan juga mulai
terlihat tampak, walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang kompak saat
pembagian kelompok, serta masih ragu- ragu disaat menyampaikan pendapatnya, karena
mereka belum terbiasa menggunakan metode information search dan role play.
Pada saat siklus II, setelah pelaksanaan metode information search dan role play
pada subkonsep shalat berjamaah tentang mengingatkan imam yang lupa dan cara
menggantikan imam yang batal, dalam proses ini diperoleh ketuntasan hasil belajar
mencapai 100% dengan kriteria baik sekali. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
metode information search dan role play pada konsep shalat berjamaah yang diberikan
dapat membantu siswa untuk dapat memahami konsep yang diberikan sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari sisi keaktifan siswa juga dapat dilihat bahwa ada peningkatan keaktifan siswa
dari siklus I sampai pada siklus II, siswa terlihat lebih percaya diri dalam menyampaikan
pendapatnya dan saat mereview pelajaran siswa terlihat lebih aktif dan berani
memberikan pendapat, hal ini menunjukkan bahwa siswa menyimak pelajaran dari awal
sampai akhir sehingga siswa mampu mereview materi yang telah diterima dan sudah
mulai terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode information search dan role
play. Proses pembelajaran menggunakan metode information search dan role play
menjadikan kegiatan belajar mengajar tidak membosankan, mampu membuat siswa lebih
aktif, hal sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Melvin L. Silberman9 dan Hisyam
Zaini10
bahwa metode information search dan role play dapat membuat siswa lebi aktif
dalam proses pembelajaran, karena siswa ikut berpartisipasi aktif langsung dalam proses
9 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: NUSAMEDIA, 2011) Cet.
IV , h.55 dan 164.
10 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h.99.
66
pembelajaran. Siswa jadi mempunyai persiapan dan pengetahuan tentang materi yang
akan dipelajari, karena siswa diarahkan untuk mempelajari dan membaca materi
pelajaran yang akan disampaikan, sehingga siswa terlihat lebih siap dalam mengikuti
proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian pada akhirnya siswa diberikan
kesempatan untuk dapat mendemostrasikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
yang diperolehnya melalui pemainan peran secara aktif.
Dilihat dari respon siswa terhadap penerapan metode information search dan role
play sebagian besar hasilnya positif. Siswa merasa senang dengan kegiatan pembelajaran
menggunakan metode information search dan role play dan mereka lebih termotivasi
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Hal ini membuat siswa
mampu mengikuti pelajaran dengan lebih baik sehingga hasil belajar siswa mengalami
peningkatan.
Berdasarkan hasil tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah
peneliti laksanakan diatas diperoleh gambaran bahwa penggunaan metode information
search dan role play pada materi fiqih (konsep shalat berjamaah) yang diberikan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dari 72% meningkat menjadi 100% di kelas 7-2 di MTs
Muhammadiyah I Ciputat dan sebagian besar siswa memberikan respon yang positif . Hal
ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan telah berhasil
dilaksanakan.
67
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka peneliti
dapat meyimpulkan mengenai penerapan strategi pembelajaran aktif metode information
search dan role play pada mata pelajaran fiqih di MTs Muhammadiyah I Ciputat, adalah
sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran
aktif metode information search dan role play pada konsep shalat berjamaah. Hal
diketahui pada siklus I ketercapaian ketuntasan belajar siswa mencapai 72% dan
rata-rata nilai N-gain 0,34 termaksuk kategori sedang. Dilihat dari respon siswa
pada siklus I terdapat 84,38% dari data siswa respon positif terhadap penerapan
metode Information Search dan Role Play. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa
mencapai 100%. Selain itu terdapat 97,65% respon positif dari siswa terhadap
penerapan metode Information Search dan Role Play pada mata pelajaran fiqih dan
rata-rata nilai N-gain = 0,32 yang menunjukkan kategori sedang pada penerapan
tindakan yang telah dilakukan. Dengan melihat perhitungan tersebut maka dapat
dikatakan bahwa strategi pembelajaran aktif metode Information Search dan Role
Play dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta mendapatkan respon yang sangat
baik dari siswa pada mata pelajaran fiqih materi shalat berjamaah di MTs
Muhammadiyah I Ciputat.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut;
1. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif metode
Information Search dan Role Play pada konsep shalat berjamaah dapat
68
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa agar mampu memperoleh hasil
belajar yang lebih baik.
2. Perlunya guru memperkaya pengetahuannya tentang teknik-teknik pembelajaran
aktif, karena masih banyak teknik pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan
kompetensi siswa.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian
selanjutnya, dengan materi dan pelajaran yang berbeda.
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak yang Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 1999.
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya, SBM (Strategi Belajar Mengajar) untuk fakultas
tarbiyah komponen MKDK. Bandung, Pustaka Setia, 2005.
Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam , Jakarta: PT Bumi Aksara, , Cet.V.
Arifin, Zainal. Evaluasi pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.III,2011.
Arikunto, Suharsimi. dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Baslemen , Anisah dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, Bandung: PT
Rosda Karya, Cet.I, 2011
Hamalik, Oemar Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2005, Cet.IV.
Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Dalam Pendidikan Sains, Jakarta: Fitk,
2006.
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.
http://kemenag.go.id/file/dokumen/02LAMPIRANPERMENAG.pdf, 12oktober2013,
12:32
http://sahabatguru.wordpress.com/2012/08/29/fakta-minat-baca-di-indonesia/
27/09/2013 ;13:37
http://www.kajianpustaka.com/2013/03/pembelajaran-aktif.html#ixzz2hUGZZLt0, 12
oktober 2013, 13:39
L. Silberman, Melvin. Active Learning 101 cara belajar siswa aktif .Bandung:
Nuansa, 2012), cet.VII, h.28.
70
Mahfuzhdin , “Pengaruh Strategi Active Learning (Belajar Aktif) Teknik Information
Search (Mencari Informasi) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”. Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, t.d, 2011
Mulyasa, E, Penelitian Tindakan Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. II,
2010
Mulyasa, E. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Meyenangkan, Bandung : Rosda, 2006.
Nasution,S. Asas-Asas Kurikulum. Bandung: Jemmars,1986.
Perangkat Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah / MTs Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Purwanto. Evaluasi hasil belajar .Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2010.
Rasyad, Aminudin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA Press, 2003
Rusman, Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionlisme Guru, Jakarta:
PT Grafindo Persada, Cet. 3. 2011.
Sabri, M.Alisuf. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN
Fakultas Tarbiyah .Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2010.
Samadhi, Ari. TMMA. Pembelajaran Aktif (active learning). dari engineering
education development project.
Saputra, Adang. “Penerapan Metode Role Playing (Bermain Peran) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKN”. Skripsi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, t.d ,2012.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo, Cet.12,
2012.
Suprijono, Agus, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, Cet.VII, 2012.
71
Thobroni, Muhammad., & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran ;Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional , Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, Cet.I, 2011.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif , Jakarta: Kencana, Cet. III,
2010
Usman, Basyiruddin , Metologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, Cet.I,
2002
Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, Cet.8, 2008.
Zurizal & Aminudin, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2008.
72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil wawancara dengan guru bidang studi fiqih (Ibu Icih Herawati, BA) di
MTs Muhammadiyah I Ciputat
1. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam kegiatan belajar
mengajar. Hal ini disebabkan karena guru telah terbiasa sejak lama
menggunakan metode ceramah dan hal itu telah dianggap biasa, serta lebih
mudah untuk dilaksanakan.
2. Keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan alat media elektronik;
seperti proyektor dan laptop atau media lainnya menjadikan guru lebih
memilih gaya mengajar yang klasik, guru menulis didepan, sedangkan
siswa mencatat penjelasan yang ditulis guru dipapan tulis.
3. Kurangnya fasilitas yang ada disekolah menjadikan guru bidang studi
menjadi kurang kreatif dalam kegiatan pembelajaran.
4. Alat-alat peraga yang ada tidak lagi digunakan karena jarang digunakan
dan tidak ada perawatan yang khusus, sehingga menjadi terlihat usang dan
berdebu.
5. Fasilitas ruang baca /perpustakaan di sekolah kurang diminati oleh siswa,
perpustakaan terlihat kurang terawat ,hal ini dikarenakan tidak ada petugas
khusus yang menangani masalah perpustakaan sekolah.
6. Kurangnya sumber infomasi atau bahan pelajaran menjadikan siswa hanya
menggunakan buku wajib berupa LKS yang berisi materi-materi singkat
tentang pelajaran fiqih, sehingga hal ini kurang menunjang kreativitas
siswa. Guru bidang studi demikian hanya menggunakan satu buku paket
fiqih dan LKS untuk penugasan bagi siswa.
73
Lampiran 2
Catatan lapangan
Siklus I dimulai pada tanggal 15April 2014, pembelajaran menggunakan metode
information search dan role play diperoleh pengamatan sebagai berikut:
Tindakan Kondisi Siswa
Mencari informasi dari sumber bacaan Siswa mulai dapat dikondisikan
Beberapa siswa masih kurang serius
dalam membaca dan mencari
informasi yang diinginkan
Beberapa siswa masih ada yang
membaca sambil berbicara dengan
teman sebelahnya
Menjawab pertayaan yang diajukan Masih ada beberapa siswa yang
belum fokus dalam menjawab
pertayaan.
Didominasi oleh siswa yang lebih
pintar
Pelaksanaan peran (role play) Dalam penentuan tugas kelompok
masih ada yang pilih-pilih.
Siswa masih malu untuk maju
kedepan
Masih ada siswa yang bercanda
dalam pelaksanaan peran
Siswa belum terbiasa menggunakan
metode role play (bermain peran)
Diskusi dan mereview pelajaran yang
didapat
Lebih didominasi oleh siswa yang
pintar.
Siswa merasa malu untuk bertanya
dan mengajukan pertayaan.
74
Mereview pelajaran yang didapat Belum ada yang berani merivew
materi yang didapat apabila tidak
ditunjuk.
Siswa masih ragu-ragu dalam
menyampaikan pendapatnya.
Siklus II dimulai pada tanggal 5 Mai 2014, pembelajaran menggunakan metode
information search dan role play diperoleh pengamatan sebagai berikut:
No Tindakan Kondisi Siswa
1. Mencari informasi dari sumber
bacaan
Siswa sudah dapat dikondisikan
dengan baik
Para siswa terlihat lebih siap dan
konsentrasi dalam membaca sumber
bacaan
Siswa terlihat lebih mandiri dalam
mengerjakan tugas yang diberikan
2. Menjawab pertayaan yang diajukan Siswa terlihat berantusias
mengajukan pertayaan.
Setiap siswa terlihat lebih aktif
bertanya dan menjawab pertayaan
3. Pelaksanaan peran Pembagian kelompok terlihat lebih
teratur
setiap kelompok terlihat kompak
dalam pelaksanaan peran.
4. Diskusi dan mereview pelajaran yang
didapat
siswa terlihat tenang dalam kegiatan
diskusi.
Siswa terlihat lebih percaya diri
dalam mengemukakan pendapat.
75
76
Lampiran 3
Presentase Kuesioner Siklus I
N0 Pertayaan Ya Tidak
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran fiqih dengan metode
pembelajaran aktif menggunakan teknik information search
dan role play?
29 /
90,63%
3/
9,37%
2. Apakah kamu lebih mudah memahami materi dengan metode
pembelajaran aktif menggunakan teknik information search
dan role play?
29/
90,63%
3/
9,37%
3. Apakah pembelajaran pembelajaran fiqih dengan metode
pembelajaran aktif menggunakan teknik information search dan
role play meyenangkan bagi kamu?
28/
87,5%
4/
12,5%
4. Apakah pembelajaran materi dengan metode pembelajaran aktif
menggunakan teknik information search dan role play
membuat kamu bersemangat belajar fiqih?
29/
90,63%
3/
9,37%
5. Apakah pembelajaran dengan metode pembelajaran aktif
menggunakan teknik information search dan role play
menghambat pemahaman kamu?
8/
21,87%
25/
78,13%
6. Apakah pembelajaran materi dengan metode pembelajaran aktif
menggunakan teknik information search dan role play
membuat kamu termotivasi untuk belajar?
29/
90,63%
3/
9,37%
7. Apakah penggunaan metode pembelajaran aktif menggunakan
teknik information search dan role play membuat kamu merasa
jenuh?
8/
21,87%
25/
78,13%
8. Apakah penggunaan metode pembelajaran aktif menggunakan
teknik information search dan role role play lebih baik dan
menyenangkan dibandingkan dengan metode biasa?
27/
84,38%
5/
15.62%
Hasil kuesioner dihitung dengan : P=
Ket: P = Persentase F = Frekuensi N = Number of cases
77
Lampiran 4
Presentase Kuesioner Siklus II
N0 Pertayaan Ya Tidak
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran fiqih dengan metode
pembelajaran aktif menggunakan teknik information search
dan role play?
32/
100%
0
2. Apakah kamu lebih mudah memahami materi dengan metode
pembelajaran aktif menggunakan teknik information search
dan role play?
32/
100%
0
3. Apakah pembelajaran pembelajaran fiqih dengan metode
pembelajaran aktif menggunakan teknik information search dan
role play meyenangkan bagi kamu?
32/
100%
0
4. Apakah pembelajaran materi dengan metode pembelajaran aktif
menggunakan teknik information search dan role play
membuat kamu bersemangat belajar fiqih?
32/
100%
0
5. Apakah pembelajaran dengan metode pembelajaran aktif
menggunakan teknik information search dan role play
menghambat pemahaman kamu?
2/
6,25%
30/
93.75%
6. Apakah pembelajaran materi dengan metode pembelajaran aktif
menggunakan teknik information search dan role play
membuat kamu termotivasi untuk belajar?
32/
100%
0
7. Apakah penggunaan metode pembelajaran aktif menggunakan
teknik information search dan role play membuat kamu merasa
jenuh?
3/
9.37%
29/
90.63%
8. Apakah penggunaan metode pembelajaran aktif menggunakan
teknik information search dan role role play lebih baik dan
menyenangkan dibandingkan dengan metode biasa?
31/
96,88%
1/
3,13%
78
Lampiran 5
Nilai siswa siklus I
No Siswa Pre-test Post test N-Gain
1 Afif Rifqi Nofriansyah 60 65 0.13
2 Anggi Nur Fadila 60 65 0.13
3 Arief Ardianto 65 60 -0.14
4 Deni Rizkiasyah 60 70 0.25
5 Dinar Ayu Rahma.I 70 85 0.50
6 Faidhil Akbar 45 65 0.36
7 Farinaz Mutiara Karim 60 65 0.13
8 Hadi Sampurno 40 80 0.67
9 Izzudin Fauzul Aslam 63 75 0.32
10 Jango Agesta 60 75 0.38
11 Lola Anggita Putri 73 75 0.07
12 Meila Putri Alkarimah 65 90 0.71
13 Muhammad Aldino 60 80 0.50
14 Muhammad Fahry 45 55 0.18
15 Muhammad Fawwaz 40 60 0.33
16 Naufal surya Anggana 45 80 0.64
17 Febri widia Yulianti 70 70 0.00
18 Renata Wulan Zahara 70 85 0.50
19 Risma Amelia 70 80 0.33
20 Risma Dwi Lolita 60 80 0.50
21 Salma Ramadhaniati 70 80 0.33
22 Salasadila Ardiyanti 60 70 0.25
23 Saskya Angelina mawardi 70 75 0.17
24 Selvina Ruliagustin 65 70 0.14
25 Sonia nur Azzizah 50 90 0.80
26 Sovi nur Ajijah 65 85 0.57
27 Syam Maulana 40 65 0.42
28 Tarisa Apriliani 65 80 0.43
29 Tri Mulyawan 40 75 0.58
30 Windi Camalla Suaebeni 60 70 0.25
31 Wirananda Nur Nusa 65 65 0.00
32 Zakiyah Aulia Fakhiroh 40 75 0.58
Rata-Rata 58.47 73.75 0.34
Ketuntasan (T/TT)
72%/ 28%
79
Lampiran 6_Hasil Pretest dan Posttest Pada Siklus II
No Siswa Siklus II
1 Afif Rifqi Nofriansyah Pre-Test Postest N-Gain
2 Anggi Nur Fadila 65 75 0.29
3 Arief Ardianto 60 75 0.38
4 Deni Rizkiasyah 65 80 0.43
5 Dinar Ayu Rahma.I 65 75 0.29
6 Faidhil Akbar 70 75 0.17
7 Farinaz Mutiara Karim 60 75 0.38
8 Hadi Sampurno 70 85 0.50
9 Izzudin Fauzul Aslam 70 75 0.17
10 Jango Agesta 65 75 0.29
11 Lola Anggita Putri 70 80 0.33
12 Meila Putri Alkarimah 65 75 0.29
13 Muhammad Aldino 80 95 0.75
14 Muhammad Fahry 75 90 0.60
15 Muhammad Fawwaz 60 70 0.25
16 Naufal surya Anggana 65 70 0.14
17 Febri widia Yulianti 60 75 0.38
18 Renata Wulan Zahara 65 75 0.29
19 Risma Amelia 80 95 0.75
20 Risma Dwi Lolita 75 80 0.20
21 Salma Ramadhaniati 70 80 0.33
22 Salasadila Ardiyanti 80 90 0.50
23 Saskya Angelina mawardi 70 75 0.17
24 Selvina Ruliagustin 70 75 0.17
25 Sonia nur Azzizah 75 75 0.00
26 Sovi nur Ajijah 75 85 0.40
27 Syam Maulana 75 90 0.60
28 Tarisa Apriliani 70 75 0.17
29 Tri Mulyawan 70 75 0.17
30 Windi Camalla Suaebeni 65 75 0.29
31 Wirananda Nur Nusa 70 75 0.17
32 Zakiyah Aulia Fakhiroh 75 80 0.17
Rata-Rata 69.37 78.75 0.32
Ketuntasasan (T/TT) 100%/ -
80
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
OLEH: FAUZUL AZIM :1110011000026
Madrasah : MTs Muhammadiyah I Ciputat
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas : VII
Standar Kompetensi : Melaksanakan tata cara azan, iqamah dan shalat
berjamaah
Kompetensi Dasar : Menjelaskan ketentuan shalat berjamaah
Menjelaskan ketentuan ma’mum dan masbuq
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
Menjelaskan pengertian shalat berjamaah
Menjelaskan sejarah singkat shalat berjamaah
Menjelaskan hukum shalat berjamaah
Menjelaskan syarat menjadi imam
Menjelaskan syarat menjadi makmum
Mengetahui susunan shaf dalam shalat berjamaah
Menjelaskan pengertian ma’mum masbuq
Menjelaskan cara shalat ma’mum masbuq
B. Materi Ajar
1. Pegertian Shalat Berjamaah
81
Kata berjamaah dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai arti bersama-
sama. Kata jamaah diambil dari bahasa arab جماعة ( -يجمع -) جمع , yang berarti
kelompok atau kumpulan. Jadi shalat jamaah secara bahasa adalah shalat
bersama-sama atau shalat berkelompok.
Menurut istilah Syara’, shalat berjamaah adalah shalat yang dikerjakan
bersama-sama oleh dua orang atau lebih dan salah satu dari mereka adalah
sebagai imam (berada di didepan) dan yang lainnya sebagai ma’mum (berada
dibelakang).
2. Sejarah Singkat Shalat Berjamaah
Pada awal pelaksanaan perintah shalat, Nabi Muhammad berada di Mekkah,
namun Rasullullah dan para sahabat belum melaksanakan shalat berjamaah secara
terang-terangan. Nabi melaksanakan shalat berjamaah bersama istrinya dan para
sahabat lainnya di dalam rumah. Hal ini bertujuan menghindari tindakan
kekerasan terhadap kaum muslimin, yang dilakukan oleh orang kafir Quraisy
pada saat itu.
Shalat berjamaah baru dilakukan secara terang-terangan disaat Nabi hijrah ke
Madinah. Nabi dan sahabat mendirikan tempat shalat (masjid), yang sampai saat
ini dikenal dengan Masjid Nabawi.
3. Hukum Shalat Berjamaah
Ulama berbeda pendapat dalam menentukan hukum shlat berjmaah.
Sebagian ulama mengatakan ialah Fardhu’ain, sebagian lagi mengatkan Fardhu
Kifayah. Namun pendapat yang dipandang paling kuat ialah Sunnah Muakkad.
4. Syarat Menjadi Imam
Adapun syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi imam adalah sebagi berikut:
a. Imam hendaklah lebih fasih bacaannya. Dalam hal ini termaksuk
diutamakan mempunyai hafalan al-Qur’an dan hadis yang lebih banyak.
b. Laki-laki dewasa lebih diutamakan. Sedangkan untuk perempuan hanya
diperbolehkan hanya untuk imam perempuan, jika ditempat shalat tersebut
tidak ada imam laki-laki.
c. Orang yang menjadi imam tidak boleh menjadi makmum.
82
d. Tuan rumah, orang yang biasa menjadi imam disuatu masjid yang
mempunyai kriteria yang disebutkan diatas lebih utama dibandingkan orang
yang menjadi musafir, sekalipun mempunyai kriteria yang sama.
5. Syarat menjadi ma’mum
a. Ma’mum berniat mengikuti imam
b. Ma’mum hendaklah mengikuti imam
c. Mengikuti gerak-gerik imam, dengan melihat langsung ataupun melihat
barisan yang didepannya.
d. Berada dalam satu tempat.
e. Makmum berada dibelakang imam.
6. Susunan shaf
a. Apabila ma’mum hanya seorang imam maka ia berdiri disebelah kanan
imam. Apabila datang satu orang lagi maka langsung berdiri disebelah kiri
imam. Setelah takbir imam hendaklah maju sedikit atau kedua makmum
tersebut mundur.
b. Apabila makmum terdiri atas beberapa orang maka susunan shafnya adalah:
a. Dibelakang imam laki-laki adalah shaf laki-laki dewasa.
b. Dibelakang shaf laki-laki dewasa adalah shaf anak laki-laki
c. Dibelakang shaf anak laki-laki adalah shaf perempuan dewasa.
d. Selanjutnya anak perempuan.
C. Metode Pembelajaran
1. Information Search (mencari informasi)
2. Role play
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter yang
Diharapkan
Time
1. Kegiatan Pendahuluan;
Apersepsi dan Motivasi:
10
83
- -Pemberian informasi
kompetensi dasar yang
akan dicapai siswa.
Sekaligus memberikan
motivasi yang
berhubungan dengan
indikator pembelajaran.
- - Menanyakan sekilas
tentang materi sebelum-
nya.
-
Menjawab pertayaan guru
Responsibility
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi;
-Bertanya kepada siswa
tentang pengetahuan
mereka mengenai materi
yang akan diajarkan
mengenai shalat
berjamaah.
Para siswa menjawab berdasarkan
pengetahuannya masing-masing.
-Confidence-
Siswa Percaya diri
dengan
kemampuan yang
ia miliki.
10
Elaborasi
- Memberikan waktu
kepada siswa untuk
membaca mengenai
materi shalat berjamaah.
- Memberikan intruksi
kepada siswa untuk
membagi kelompok
untuk bermain peran
tentang pelaksanaan
shalat berjamaah.
- -Membaca materi shalat berjamaah
- Memerankan pelaksanaan shalat
berjamaah.
Tekun
Tanggung jawab
30
84
E. Sumber Belajar
1. Buku Fiqih Mts kelas VII
2. Lks Untuk MTs VII
3. Fiqih Islam
4. Internet
F. Instrumen Penilaian
Indikator pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/soal
1. Menjelaskan pengertian
Verbal Test Tes uraian Jelaskan pengertian shalat
berjamaah secara bahasa dan
istilah!
2. Menjelaskan sejarah
shalat berjamaah
Verbal Test Tanya jawab Dimanakah shalat berjamah
pertama kali dilaksanakan secara
terang-terangan?
Konfirmasi
-Guru bertanya tentang
hal-hal yang belum
diketahui siswa.
-Memberikan penguatan
10
3. Kegiatan Penutup
-Evaluasi komprehensif
Memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk
menyimpulkan materi
Fiqih, sesuai dengan
indikator yang ada.
Para siswa menyimpulkan tentang
materi puasa wajib dan sunnah.
10
85
3. Menjelaskan hukum
shalat berjamaah
Verbal Test Tanya jawab Hukum shalat berjamaah
adalah…
4. Menjelaskan syarat
menjadi Imam
Verbal test Tes uraian Syarat menjadi imam adalah…
5. Menjelaskan syarat
menjadi ma’mum
Verbal test Tes uraian Untuk menjadi ma’mum shalat
berjamaah, syarat yang harus
dipenuhi adalah…
6. Menjelaskan susunan
shaf shalat berjamaah
Non-verbal
test
Praktek
.
1. Keutamaan shalat berjamaah bila
dibandingkan dengan shalat sendirian
sebanyak… derajat
a. 26
b. 27
c. 72
d. 100
2. Seruan yang ditunjukkan kepada umat
islam, agar segera melaksanakan shalat
adalah..
a. Tahlil
b. takbir
c. adzan
d. Iqomah
3. Dalil tentang shalat berjamaah terdapat
dalam surat…
a. an-nisa’: 10
b. al-maidah: 60
c. al-Maidah: 16
d. an-nisa’: 102
4. Adzan dan Iqamah hukumnya…
11. Dikumandangkannya Iqomah sebagai
tanda…
a. akan dimulainya shalat
b.sudah hadirnya imam shalat berjamaah
c. masuknya waktu shalat
d. telah selesainya Adzan
12. Hal yang disunahkan saat shalat
berjamaah..
a. baju putih
b. Adzan
c. makan
d. pakai peci
13. Berikut yang bukan termaksuk syarat
menjadi imam…
a. orang dewasa boleh menjadi imam untuk
mumayiz
b. kemampuan membaca al-qur’an yang
baik
c.perempuan yang menjadi imam untuk
anak perempuan
d. orang yang dianggap tokoh masyarakat.
86
a. sunah
b. sunnah muakkad
c. wajib
d. mubah
5. Shalat berjamaah hukumnya..
a. Sunnah
b. Mubah
c. Sunnah Muakkad
d. Makruh
6. Muadzin yang kita kenal pertama kali
pada zaman kholifah abu bakar..
a. Umar
b. Ali
c. Bilal
d. Ustman
7. shalat berjamaah dilaksanakan minimal
dikerjakan oleh… orang
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
8. Syarat menjadi imam adalah..
a. laki-laki dewasa fasih bacaan
b. perempuan
c. berwibawa
d. Guru
9. Berikut ini susunan yang benar adalah…
a. Imam didepan, makmum perempuan dan
anak laki-laki.
b. Laki-laki dewasa, Imam dan anak laki-
laki
c. Imam, laki-laki dewasa dan anak laki-
laki
d. Imam, perempuan dewasa dan laki-laki.
10. Orang yang terlambat shalat
berjamaah disebut..
a. makmum
b. Imam
c. ma’mum sah
d. Makmum masbuq
14. Hal yang harus dilakukan makmum di
akhir apabila saat datang shalat berjamaah
imam telah sujud…
a. mengikuti imam
b. membaca subhanallah
c. melanjutkan shalat yang tertinggal
d. Melakukan dzikir dan do’a
15. Berikut ini yang bukan menjadi syarat
menjadi makmum ..
a. berniat mengikuti imam
b. mengikuti imam
c. berada dibelakang imam
d. berniat shalat sendiri
16. Hal yang disunahkan dilakukan saat
muadzin mengumandangkan adzan..
a. menjawab bacaan Adzan
b. bershalawat
c. berdiri
d. bersujud
17. Kata berjamaah berasal dari Kata
“jama’ah” secara bahasa berarti…
a. berbondong
b. barisan
c. sendiri
d. kelompok
18. Posisi makmum saat makmum hanya
berdua, yaitu…
a. berada sejajar imam
b. sebelah kanan imam, agak mundur
c. sebelah kiri
d. disebelah kiri agak mundur
19. Keutamaan shalat berjamaah…
a. Agenda berkumpul bersama sesama
muslim
b. memperat silahturahmi
c. mengumpulkan teman
d. melaksanakan kewajiban
20. Makmum perempuan dewasa posisi
shafnya berada di…
a. belakang imam laki-laki
87
b. belakang shaf laki-laki dewasa
c. belakang shaf anak laki-laki
d. belakang shaf anak perempuan
Kunci jawaban;
1. b 11. a
2. c 12. b
3. d 13. d
4. a 14. c
5. c 15. d
6. c 16. a
7. b 17. d
8. a 18. C
9. c 19. b
10. d 20. d
Mahasiswa Guru Mata Pelajaran Fiqih
Fauzul azim Icih Herawati, BA
88
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
OLEH: FAUZUL AZIM :1110011000026
Madrasah : MTs Muhammadiyah I Ciputat
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas : VII
Standar Kompetensi : Melaksanakan tata cara azan, iqamah dan shlat
berjamaah
Kompetensi Dasar : Menjelaskan cara mengingatkan imam yang lupa
Cara mengigatkan imam yang batal
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
A. Indikator
Menjelaskan cara-cara mengingatkan imam yang lupa
Menjelaskan cara-cara mengingatkan imam yang batal
B. Materi Ajar
1. Pengertian Ma’mum Masbuq
Ma’mum masbuq adalah orang yang datang terlambat ke tempat shalat berjamaah,
sedangkan imam telah menyelesaikan satu rakaat atau lebih sampai sebelum imam
mengucapkan salam.
2. Cara shalat Ma’mum Masbuq
Apabila ma’mum masbuq mendapati imam sebelum rukuk atau sedang rukuk dan
makmum masbuq itu dapat rukuk yang sempurna bersama imam, maka ia mendapat
satu rakaat; berarti shalatnya itu terhitung atau telah dihitung satu rakaat. Kemudian
89
apabila ia tertinggal satu rakaat atau lebih, hendaklah kekurangannya itu dilengkapi
dan disempurnakannya.
Hadis Nabi menjelaskan:
اذاجبء احدكم الّصالة ونحن سجوٌد فب سجدواوالتعّدو هب ثيئب ومن ادرك الركوع فقدارك الركعة
)رواه ابوداود(
Artinya: “ Apabila seseorang di antara kamu datang umtuk shalat seawktu akmi sujud,
hendaklah kamu sujud, dan jangalah amu hitung itu satu rakaat. Dan
barangsiapa mendapati rukuk beserta imam, ia telah mendapat satu rakaat”
(H.R. Abu Daud)
Adapun bacaan al-fatihah yang ketinggalan menurut pendapat jumhur ulama, hal itu
ditanggung oleh imam.
3. Cara-cara mengingatkan imam yang lupa
a. Apabila imam salah dalam bilangan rakaat atau lupa amalan shalat seperti rukuk
ataupun lainnya, maka ma’mum laki-laki mengingatkannya dengan cara
mengucapakan “subhanallah” dan ma’mum perempuan dengan cara tepuk
tangan, yaitu punggung telapak tangan kanan ditepukkan pada telapak tangan kiri.
Jika hal diatas telah dilakuka, akan tetapi imam tetap melanjutkannya, maka
sebagai ma’mum harus mengikutinya, sebab mungkin imam yakin apa yang
dilakukannya benar.
b. Apabila imam salah dalam membaca ayat atau surat al-Qur’an maka cara
mengingatkannya yaitu dengan membenarkan bacaan atau ayat al-Quran yang
lupa atau salah tersebut.
4. Menjelaskan cara-cara mengingatkan imam yang batal
Imam yang batal dalam shalatnya, maka dapat digantikan oleh ma’mum
yang tepat berada di belakangnya. Imam dapat memberikan isyarat yang ia
berikan. Agar isyarat tersebut mudah dipahami, maka ma’mum yang berada
dibelakang imam dianjurkan orang yang paham ilmu agamanya.
90
D. Metode Pembelajaran
1. Information Search (mencari informasi)
2. Bermain peran
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter yang
Diharapkan
Time
1. Kegiatan Pendahuluan;
Apersepsi dan Motivasi:
- -Pemberian informasi
kompetensi dasar yang
akan dicapai siswa.
Sekaligus memberikan
motivasi yang
berhubungan dengan
indikator pembelajaran.
- - Menanyakan sekilas
tentang materi sebelum-
nya tentang shlat
jama’ah.
-
Menjawab pertayaan guru
Responsibility
10
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi;
-Bertanya kepada siswa
tentang pengetahuan
mereka mengenai materi
yang akan diajarkan
mengenai shalat
berjamaah.
Para siswa menjawab berdasarkan
pengetahuannya masing-masing.
-Confidence-
Siswa Percaya diri
dengan
kemampuan yang
ia miliki.
10
91
F. Sumber Belajar
1. Fiqih Islam
2. Buku Fiqih Mts kelas VII
3. Lks Untuk MTs VII
Elaborasi
- Memberikan waktu
kepada siswa untuk
membaca mengenai
materi shalat berjamaah.
- Memberikan intruksi
kepada siswa untuk
membagi kelompok
untuk bermain peran
tentang pelaksanaan
shalat berjamaah.
- -Membaca materi tentang ma’mum
masbuq dan cara mengingatkan imam
yang salah serta cara menggantikan
imam yang batal
Memerankan pelaksanaan shalat
berjamaah, berkaitan dengan
ma’mum masbuq dan cara
mengingatkan imam yang salah serta
cara menggantikan imam yang batal.
Tekun
Tanggung jawab
30
Konfirmasi
-Guru bertanya tentang
hal-hal yang belum
diketahui siswa.
-Memberikan penguatan
10
3. Kegiatan Penutup
-Evaluasi komprehensif
Memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk
menyimpulkan materi
Fiqih, sesuai dengan
indikator yang ada.
Para siswa menyimpulkan tentang
materi puasa wajib dan sunnah.
10
92
4. Internet
G. Instrumen Penilaian
Indikator pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/soal
1. Menjelaskan pengertian
Ma’mum masbuq
Verbal Test Tes uraian Jelaskan pengertian ma’mum
masbuq!
2. Menjelaskan cara shalat
ma’mum masbuq
Non verbal
test
Praktek
3. Menjelaskan cara-cara
mengingatkan imam
yang lupa
Non verbal
test
Praktek
4. Menjelaskan cara-cara
mengingatkan imam
yang batal
Non verbal
test
Praktek
1. Hal yang dilakukan jamaah laki-laki saat
imam lupa..
a. diam saja
b.menepuk pundak
c. mengucapkan subhannallah
d. memberikan teguran dan istighfar
2. Jumlah ma’mum dalam shalat berjamaah
sebanyak…
a. dua orang
b. tidak dibatasi
c. 30 orang
d. lima orang
3. Orang islam melaksanakan shalat
menghadap ke…
a. mekah
b. barat
c. kiblat
d. madinah
11. Keutamaan shalat berjamaah..
a. menambah wawasan
b. mengikat silahturahmi
c. mengerjakan kewajiban
d. mendapat pujian
12. Mengingatkan imam yang lupa bagi
jamaah perempuan…
a. berteriak
b. mengucapkan istigfar
c. menepuk tangan
d. menepuk pundak
13. Posisi makmum yang sendirian..
a. Sebelah kanan sejajar imam
b. Sebelah kiri berada sejajar dengan
imam
c. Berada sebelah kanan imam agak
mundur
d. Tepat dibelakang imam
93
4. Shalat sunah maupun shalat wajib lebih
utama dikerjakan dirumah bagi…
a.laki-laki dewasa
b. hamba sahaya
c. orang sakit
d. wanita
5. Ma’mum masbuk dihitung satu raka’at
bila…
a. ma’mum tersebut dapat rukuk
bersama imam
b. ma’mum datang ketika imam sedang
I’tidal
c. ma’mum tersebut dapat sujud
bersama imam
d. ma’mum tersebut dapat duduk
tasyahud bersama imam
6. Berikut yang tidak termasuk ma’mum
masbuq…
a. makmum datang ketika imam rukuk
b. makmum datang ketika imam sujud
c. makmum datang setelah imam iktidal
d. makmum datang setelah imam salam
7. Apabila imam sedang sujud, maka hal
yang dilakukan makmum adalah…
a. menunggu imam berdiri
b. takbiratul ikhram
c. takbir dan sujud bersama imam
d. shalat sendiri
8. Apabila Imam meninggalkan tempat
shalat karena batal, hal yang dilakukan
makmum adalah….
a. membatalkan shalat
b. mengucapkan subhanallah.
c. mengulang shalat
d. mengantikan imam
14. Hal yang dilakukan makmum
perempuan saat imam batal…
a. mengulang shalat
b. melanjutkan shalat dan mengikuti
imam pengganti
c. melanjutkan shalat sendirian
d. mengucapkan istigfar
15. Hal yang dilakukan imam saat ia telah
batal…
a. Beristighfar dan melanjutkan shalat
b. meninggalkan shaf dan mengambil
wudhu’
c. mengucapkan subhanallah dan
melanjutkan shalat
d. memberi isyarat kepada makmum
untuk menggantikannya
16. Orang yang memimpin shalat
berjamaah disebut..
a. Pemimpin shalat
b. Imam
c. Iman
d. Muadzin
17. Orang yang diperbolehkan menjadi
imam adalah kecuali..
a. laki-laki dewasa menjadi imam anak
laki-laki
b. orang baligh yang fasih bacaannya
c. perempuan jadi imam laki-laki
d. perempuan menjadi imam
perempuan
18. Salah satu tugas makmum saat imam
batal dalam shalat adalah…
a. menggantikan imam yang batal
b. mendahului imam
c. mengingatkan imam
d. mengikuti imam
94
9. Cara mengingatkan imam yang lupa
bacaan…
a. bertepuk tangan
b. istighfar
c. mengucapkan takbir
d. mengulang bacaan imam yang salah
10 . Dalil tentang shalat berjamaah..
a. an-nisa’: 102
b. al-baqarah :220
c. al-maidah: 120
d. an-nisa : 20
19. Apabila imam yang lupa telah
dingatkan namun tidak dihiraukan, maka
makmum berkawajiban…
a. meninggalkan imam
b. mengucapkan subhanallah berkali-
kali
c. Istighfar
d. tetap mengikuti imam
20. Cara yang dilakukan makmum saat
mengantikan imam yang batal…
a. bertakbir dan maju kedepan
b. menunggu insyarat dari imam dan
menggantikannya
c. mengulang shalat
d. istighfar secara bersama-sama
key: 1c 2b 3c 4d 5a 6d 7c 8b 9d 10a 11b
12c 13a 14b 15d 16b 17c 18a 19d 20b
Mahasiswa Guru Mata Pelajaran Fiqih
Fauzul Azim Icih Herawati, BA
95
Lampiran 9
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 32
Butir soal = 20
Bobot utk jwban benar = 1
Bobot utk jwban salah = 0
Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS I.ANA
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 12 Meila ... 19 1 0 19 19
2 28 Tarisa... 19 1 0 19 19
3 16 Naufal... 18 2 0 18 18
4 25 Sonia ... 18 2 0 18 18
5 5 Dinar ... 17 3 0 17 17
6 18 Renata... 17 3 0 17 17
7 26 Sovi N... 17 3 0 17 17
8 8 hadi s... 16 4 0 16 16
9 13 Muhamm... 16 4 0 16 16
10 19 Risma ... 16 4 0 16 16
11 20 Risma ... 16 4 0 16 16
12 21 Salma ... 16 4 0 16 16
13 9 Izzudi... 15 5 0 15 15
14 10 Jango ... 15 5 0 15 15
15 11 Lola A... 15 5 0 15 15
16 23 Saskya... 15 5 0 15 15
17 32 Zakiya... 15 5 0 15 15
18 4 Deni R... 14 6 0 14 14
19 17 Pebri ... 14 6 0 14 14
20 22 Salsad... 14 6 0 14 14
21 24 Selvin... 14 6 0 14 14
22 2 Anggi ... 13 7 0 13 13
23 6 Faidil... 13 7 0 13 13
24 7 Farina... 13 7 0 13 13
25 15 Muhamm... 13 7 0 13 13
26 3 Arief ... 12 8 0 12 12
27 14 Muhamm... 12 8 0 12 12
28 29 Tri mu... 12 8 0 12 12
29 30 Windi ... 12 8 0 12 12
30 27 Syam M... 11 9 0 11 11
31 31 Wirana... 10 10 0 10 10
32 1 Afif R... 8 12 0 8 8
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 14.53
Simpang Baku= 2.58
KorelasiXY= 0.34
Reliabilitas Tes= 0.51
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS I.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 Afif Rifqi No... 5 3 8
2 2 Anggi Nur Fadila 7 6 13
3 3 Arief Ardianto 7 5 12
4 4 Deni Rizkiansyah 7 7 14
5 5 Dinar Ayu Rah... 9 8 17
96
6 6 Faidil Akbar 8 5 13
7 7 Farinaz Mutia... 7 6 13
8 8 hadi sampurno 8 8 16
9 9 Izzudin Fauzu... 8 7 15
10 10 Jango Agesta 7 8 15
11 11 Lola Anggitha... 6 9 15
12 12 Meila putri a... 9 10 19
13 13 Muhammad Aldino 9 7 16
14 14 Muhammad Fahry 6 6 12
15 15 Muhammad Fawwaz 6 7 13
16 16 Naufal Surya ... 10 8 18
17 17 Pebri Widia Y... 6 8 14
18 18 Renata Wulan ... 9 8 17
19 19 Risma Amelia 8 8 16
20 20 Risma Dwi Lolita 9 7 16
21 21 Salma Ramadhani 8 8 16
22 22 Salsadila Ard... 5 9 14
23 23 Saskya Angeli... 8 7 15
24 24 Selvina Rulia... 7 7 14
25 25 Sonia Nur Azz... 9 9 18
26 26 Sovi Nur Ajija 8 9 17
27 27 Syam Maulana 6 5 11
28 28 Tarisa Apriliani 10 9 19
29 29 Tri mulyawan 8 4 12
30 30 Windi Camalla... 6 6 12
31 31 Wirananda Nur... 3 7 10
32 32 Zakiyah aulia... 7 8 15
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS I.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 12 Meila putri a... 19 1 1 1 1 1 1 1
2 28 Tarisa Apriliani 19 1 1 1 1 1 1 1
3 16 Naufal Surya ... 18 1 1 1 - 1 1 1
4 25 Sonia Nur Azz... 18 1 1 1 1 1 1 1
5 5 Dinar Ayu Rah... 17 1 1 1 1 1 - -
6 18 Renata Wulan ... 17 - 1 1 - 1 1 1
7 26 Sovi Nur Ajija 17 1 1 1 - 1 1 -
8 8 hadi sampurno 16 1 1 - - 1 - -
9 13 Muhammad Aldino 16 1 - 1 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 8 8 8 5 9 7 6
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 12 Meila putri a... 19 1 1 1 - 1 1 1
2 28 Tarisa Apriliani 19 1 1 - 1 1 1 1
3 16 Naufal Surya ... 18 - 1 1 1 1 1 1
4 25 Sonia Nur Azz... 18 1 1 1 1 1 - 1
5 5 Dinar Ayu Rah... 17 1 1 1 1 1 1 1
6 18 Renata Wulan ... 17 1 1 1 1 1 1 1
7 26 Sovi Nur Ajija 17 1 - 1 1 1 1 1
8 8 hadi sampurno 16 1 1 1 1 1 1 1
9 13 Muhammad Aldino 16 - 1 1 1 - 1 1
Jml Jwb Benar 7 8 8 8 8 8 9
97
15 16 17 18 19 20
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
1 12 Meila putri a... 19 1 1 1 1 1 1
2 28 Tarisa Apriliani 19 1 1 1 1 1 1
3 16 Naufal Surya ... 18 1 1 1 1 1 1
4 25 Sonia Nur Azz... 18 1 1 1 1 1 -
5 5 Dinar Ayu Rah... 17 1 1 1 1 1 -
6 18 Renata Wulan ... 17 1 1 1 - 1 1
7 26 Sovi Nur Ajija 17 1 1 1 1 1 1
8 8 hadi sampurno 16 1 1 1 1 1 1
9 13 Muhammad Aldino 16 1 1 1 1 - 1
Jml Jwb Benar 9 9 9 8 8 7
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS I.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 7 Farinaz Mutia... 13 1 - - - 1 - -
2 15 Muhammad Fawwaz 13 1 1 - 1 1 1 1
3 3 Arief Ardianto 12 - 1 1 1 1 1 1
4 14 Muhammad Fahry 12 1 1 1 1 1 1 -
5 29 Tri mulyawan 12 1 - 1 - 1 - 1
6 30 Windi Camalla... 12 1 1 - - - - 1
7 27 Syam Maulana 11 1 1 1 - 1 1 -
8 31 Wirananda Nur... 10 - 1 - 1 1 1 1
9 1 Afif Rifqi No... 8 1 1 - - 1 - -
Jml Jwb Benar 7 7 4 4 8 5 5
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 7 Farinaz Mutia... 13 - 1 1 1 1 1 1
2 15 Muhammad Fawwaz 13 1 - 1 1 1 1 1
3 3 Arief Ardianto 12 - 1 - - - 1 1
4 14 Muhammad Fahry 12 - - - 1 - - 1
5 29 Tri mulyawan 12 1 1 - 1 1 - -
6 30 Windi Camalla... 12 1 1 1 1 1 1 -
7 27 Syam Maulana 11 1 - - 1 - 1 1
8 31 Wirananda Nur... 10 1 1 1 - 1 - -
9 1 Afif Rifqi No... 8 - 1 - - - - 1
Jml Jwb Benar 5 6 4 6 5 5 6
15 16 17 18 19 20
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
1 7 Farinaz Mutia... 13 - 1 1 1 1 1
2 15 Muhammad Fawwaz 13 - - 1 - - -
3 3 Arief Ardianto 12 - - 1 1 1 -
4 14 Muhammad Fahry 12 1 1 - 1 1 -
5 29 Tri mulyawan 12 1 1 - - 1 1
6 30 Windi Camalla... 12 1 - - 1 - 1
7 27 Syam Maulana 11 - - - - 1 1
8 31 Wirananda Nur... 10 - 1 - - - -
9 1 Afif Rifqi No... 8 - - 1 1 1 -
Jml Jwb Benar 3 4 4 5 6 4
DAYA PEMBEDA
98
============
Jumlah Subyek= 32
Klp atas/bawah(n)= 9
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS I.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 8 7 1 11.11
2 2 8 7 1 11.11
3 3 8 4 4 44.44
4 4 5 4 1 11.11
5 5 9 8 1 11.11
6 6 7 5 2 22.22
7 7 6 5 1 11.11
8 8 7 5 2 22.22
9 9 8 6 2 22.22
10 10 8 4 4 44.44
11 11 8 6 2 22.22
12 12 8 5 3 33.33
13 13 8 5 3 33.33
14 14 9 6 3 33.33
15 15 9 3 6 66.67
16 16 9 4 5 55.56
17 17 9 4 5 55.56
18 18 8 5 3 33.33
19 19 8 6 2 22.22
20 20 7 4 3 33.33
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 32
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS I.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 27 84.38 Mudah
2 2 25 78.13 Mudah
3 3 21 65.63 Sedang
4 4 22 68.75 Sedang
5 5 28 87.50 Sangat Mudah
6 6 21 65.63 Sedang
7 7 22 68.75 Sedang
8 8 24 75.00 Mudah
9 9 23 71.88 Mudah
10 10 20 62.50 Sedang
11 11 21 65.63 Sedang
12 12 22 68.75 Sedang
13 13 23 71.88 Mudah
14 14 26 81.25 Mudah
15 15 23 71.88 Mudah
16 16 24 75.00 Mudah
17 17 26 81.25 Mudah
18 18 25 78.13 Mudah
19 19 22 68.75 Sedang
20 20 20 62.50 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
99
=================================
Jumlah Subyek= 32
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS I.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0.117 -
2 2 0.484 Signifikan
3 3 0.592 Sangat Signifikan
4 4 0.655 Sangat Signifikan
5 5 0.573 Sangat Signifikan
6 6 0.489 signifikan
7 7 0.299 -
8 8 0.485 signifikan
9 9 0.283 -
10 10 0.515 Signifikan
11 11 0.431 signifikan
12 12 0.439 Signifikan
13 13 0.503 Signifikan
14 14 0.691 Sangat Signifikan
15 15 0.660 Sangat Signifikan
16 16 0.475 Signifikan
17 17 0.625 Sangat Signifikan
18 18 0.352 -
19 19 0.425 signifikan
20 20 0.460 signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH
=================
Jumlah Subyek= 32
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS I.ANA
No Butir Baru No Butir Asli a b c d *
1 1 3-- 27** 2++ 0-- 0
2 2 3+ 3+ 25** 1- 0
3 3 4++ 4++ 3++ 21** 0
4 4 22** 1- 1- 8--- 0
5 5 0-- 1+ 28** 3--- 0
6 6 3++ 5+ 21** 3++ 0
7 7 3++ 22** 2+ 5+ 0
8 8 24** 6--- 0-- 2+ 0
9 9 1- 3++ 23** 5- 0
10 10 5++ 4++ 3+ 20** 0
11 11 21** 6- 5+ 0-- 0
100
12 12 2+ 22** 4++ 4++ 0
13 13 0-- 7--- 2+ 23** 0
14 14 1- 2++ 26** 3+ 0
15 15 2+ 5- 2+ 23** 0
16 16 24** 3++ 4+ 1- 0
17 17 2++ 2++ 2++ 26** 0
18 18 1- 3+ 25** 3+ 0
19 19 1- 22** 2+ 7--- 0
20 20 3+ 1-- 8-- 20** 0
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 14.53
Simpang Baku= 2.58
KorelasiXY= 0.34
Reliabilitas Tes= 0.51
Butir Soal= 20
Jumlah Subyek= 32
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS I.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 11.11 Mudah 0.158 -
2 2 11.11 Mudah 0.111 -
3 3 44.44 Sedang 0.385 -
4 4 11.11 Sedang 0.168 -
5 5 11.11 Sangat Mudah 0.079 -
6 6 22.22 Sedang 0.333 -
7 7 11.11 Sedang 0.221 -
8 8 22.22 Mudah 0.263 -
9 9 22.22 Mudah 0.241 -
10 10 44.44 Sedang 0.417 -
11 11 22.22 Sedang 0.255 -
12 12 33.33 Sedang 0.354 -
13 13 33.33 Mudah 0.295 -
14 14 33.33 Mudah 0.321 -
15 15 66.67 Mudah 0.515 Signifikan
16 16 55.56 Mudah 0.434 Signifikan
17 17 55.56 Mudah 0.448 Signifikan
18 18 33.33 Mudah 0.260 -
19 19 22.22 Sedang 0.247 -
20 20 33.33 Sedang 0.213 -
101
Lampiran 10 SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 32
Butir soal = 20
Bobot utk jwban benar = 1
Bobot utk jwban salah = 0
Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS II.ANA
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr
Bobot
1 12 Meila ... 19 1 0 19
19
2 18 Renata... 19 1 0 19
19
3 13 Muhamm... 18 2 0 18
18
4 21 Salma ... 18 2 0 18
18
5 26 Sovi N... 18 2 0 18
18
6 28 Tarisa... 18 2 0 18
18
7 7 Farina... 17 3 0 17
17
8 25 Sonia ... 17 3 0 17
17
9 10 Jango ... 16 4 0 16
16
10 19 Risma ... 16 4 0 16
16
11 20 Risma ... 16 4 0 16
16
12 32 Zakiya... 16 4 0 16
16
13 2 Anggi ... 15 5 0 15
15
14 4 Deni R... 15 5 0 15
15
15 5 Dinar ... 15 5 0 15
15
16 6 Faidil... 15 5 0 15
15
17 8 hadi s... 15 5 0 15
15
18 9 Izzudi... 15 5 0 15
15
19 11 Lola A... 15 5 0 15
15
20 16 Naufal... 15 5 0 15
15
21 17 Pebri ... 15 5 0 15
15
102
22 22 Salsad... 15 5 0 15
15
23 23 Saskya... 15 5 0 15
15
24 24 Selvin... 15 5 0 15
15
25 29 Tri mu... 15 5 0 15
15
26 30 Windi ... 15 5 0 15
15
27 31 Wirana... 15 5 0 15
15
28 3 Arief ... 14 6 0 14
14
29 14 Muhamm... 14 6 0 14
14
30 15 Muhamm... 14 6 0 14
14
31 1 Afif R... 13 7 0 13
13
32 27 Syam M... 12 8 0 12
12
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 12.63
Simpang Baku= 4.64
KorelasiXY= 0.0
Reliabilitas Tes= 0.72
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS II.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor
Total
1 1 Afif Rifqi No... 8 5
13
2 2 Anggi Nur Fadila 8 7
15
3 3 Arief Ardianto 8 6
14
4 4 Deni Rizkiansyah 8 7
15
5 5 Dinar Ayu Rah... 7 8
15
6 6 Faidil Akbar 9 6
15
7 7 Farinaz Mutia... 8 9
17
8 8 hadi sampurno 7 8
15
9 9 Izzudin Fauzu... 7 8
15
10 10 Jango Agesta 8 8
16
103
11 11 Lola Anggitha... 8 7
15
12 12 Meila putri a... 9 10
19
13 13 Muhammad Aldino 9 9
18
14 14 Muhammad Fahry 6 8
14
15 15 Muhammad Fawwaz 5 9
14
16 16 Naufal Surya ... 8 7
15
17 17 Pebri Widia Y... 6 9
15
18 18 Renata Wulan ... 10 9
19
19 19 Risma Amelia 7 9
16
20 20 Risma Dwi Lolita 8 8
16
21 21 Salma Ramadhani 8 10
18
22 22 Salsadila Ard... 6 9
15
23 23 Saskya Angeli... 7 8
15
24 24 Selvina Rulia... 8 7
15
25 25 Sonia Nur Azz... 8 9
17
26 26 Sovi Nur Ajija 8 10
18
27 27 Syam Maulana 6 6
12
28 28 Tarisa Apriliani 8 10
18
29 29 Tri mulyawan 6 9
15
30 30 Windi Camalla... 7 8
15
31 31 Wirananda Nur... 6 9
15
32 32 Zakiyah aulia... 9 7
16
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS II.ANA
1 2 3 4 5 6
7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6
7
104
1 12 Meila putri a... 19 1 1 1 1 1 1
1
2 18 Renata Wulan ... 19 1 1 1 1 1 1
1
3 13 Muhammad Aldino 18 1 1 1 1 1 1
1
4 21 Salma Ramadhani 18 1 1 1 1 1 1
1
5 26 Sovi Nur Ajija 18 1 1 1 1 1 1
1
6 28 Tarisa Apriliani 18 1 1 1 1 1 1
1
7 7 Farinaz Mutia... 17 1 - 1 1 1 1
-
8 25 Sonia Nur Azz... 17 1 1 1 1 - 1
1
9 10 Jango Agesta 16 1 1 1 1 - 1
1
Jml Jwb Benar 9 8 9 9 7 9
8
8 9 10 11 12 13
14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13
14
1 12 Meila putri a... 19 1 1 1 1 1 -
1
2 18 Renata Wulan ... 19 1 1 1 1 1 1
1
3 13 Muhammad Aldino 18 1 1 1 1 1 -
1
4 21 Salma Ramadhani 18 1 1 1 1 1 -
1
5 26 Sovi Nur Ajija 18 1 - 1 1 1 -
1
6 28 Tarisa Apriliani 18 1 1 1 1 1 -
1
7 7 Farinaz Mutia... 17 1 1 1 1 1 1
1
8 25 Sonia Nur Azz... 17 1 1 1 1 1 -
1
9 10 Jango Agesta 16 - 1 1 1 1 1
1
Jml Jwb Benar 8 8 9 9 9 3
9
15 16 17 18 19 20
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
1 12 Meila putri a... 19 1 1 1 1 1 1
2 18 Renata Wulan ... 19 1 1 1 1 1 -
3 13 Muhammad Aldino 18 1 1 1 1 1 -
4 21 Salma Ramadhani 18 1 1 - 1 1 1
5 26 Sovi Nur Ajija 18 1 1 1 1 1 1
6 28 Tarisa Apriliani 18 1 1 - 1 1 1
7 7 Farinaz Mutia... 17 - 1 1 1 1 1
105
8 25 Sonia Nur Azz... 17 1 - 1 1 1 1
9 10 Jango Agesta 16 - 1 1 - 1 1
Jml Jwb Benar 7 8 7 8 9 7
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS II.ANA
1 2 3 4 5 6
7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6
7
1 24 Selvina Rulia... 15 1 - 1 1 1 -
1
2 29 Tri mulyawan 15 - 1 1 1 - 1
1
3 30 Windi Camalla... 15 - 1 1 1 - 1
1
4 31 Wirananda Nur... 15 1 1 - 1 1 1
-
5 3 Arief Ardianto 14 1 1 1 - 1 -
1
6 14 Muhammad Fahry 14 - 1 1 1 - 1
1
7 15 Muhammad Fawwaz 14 - 1 1 - 1 1
-
8 1 Afif Rifqi No... 13 1 1 - - 1 1
1
9 27 Syam Maulana 12 1 1 - - 1 1
-
Jml Jwb Benar 5 8 6 5 6 7
6
8 9 10 11 12 13
14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13
14
1 24 Selvina Rulia... 15 1 1 - 1 1 -
1
2 29 Tri mulyawan 15 1 1 - 1 1 -
1
3 30 Windi Camalla... 15 1 1 1 1 - 1
-
4 31 Wirananda Nur... 15 1 1 1 1 1 -
1
5 3 Arief Ardianto 14 1 - 1 1 1 -
-
6 14 Muhammad Fahry 14 1 - 1 1 - -
1
7 15 Muhammad Fawwaz 14 1 - 1 1 1 -
1
8 1 Afif Rifqi No... 13 - 1 1 - 1 1
-
9 27 Syam Maulana 12 1 - 1 1 1 -
1
106
Jml Jwb Benar 8 5 7 8 7 2
6
15 16 17 18 19 20
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
1 24 Selvina Rulia... 15 1 1 1 1 - 1
2 29 Tri mulyawan 15 1 1 - 1 1 1
3 30 Windi Camalla... 15 1 1 - 1 1 1
4 31 Wirananda Nur... 15 1 1 - 1 1 -
5 3 Arief Ardianto 14 1 1 1 - 1 1
6 14 Muhammad Fahry 14 1 1 1 1 1 -
7 15 Muhammad Fawwaz 14 1 1 - 1 1 1
8 1 Afif Rifqi No... 13 1 1 1 - 1 -
9 27 Syam Maulana 12 1 - 1 - 1 -
Jml Jwb Benar 9 8 5 6 8 5
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 32
Klp atas/bawah(n)= 9
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS II.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP
(%)
1 1 9 5 4
44.44
2 2 8 8 0
0.00
3 3 9 6 3
33.33
4 4 9 5 4
44.44
5 5 7 6 1
11.11
6 6 9 7 2
22.22
7 7 8 6 2
22.22
8 8 8 8 0
0.00
9 9 8 5 3
33.33
10 10 9 7 2
22.22
11 11 9 8 1
11.11
12 12 9 7 2
22.22
13 13 3 2 1
11.11
14 14 9 6 3
33.33
107
15 15 7 9 -2 -
22.22
16 16 8 8 0
0.00
17 17 7 5 2
22.22
18 18 8 6 2
22.22
19 19 9 8 1
11.11
20 20 7 5 2
22.22
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 32
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS II.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 23 71.88 Mudah
2 2 28 87.50 Sangat
Mudah
3 3 26 81.25 Mudah
4 4 25 78.13 Mudah
5 5 24 75.00 Mudah
6 6 24 75.00 Mudah
7 7 24 75.00 Mudah
8 8 30 93.75 Sangat
Mudah
9 9 23 71.88 Mudah
10 10 25 78.13 Mudah
11 11 28 87.50 Sangat
Mudah
12 12 27 84.38 Mudah
13 13 14 43.75 Sedang
14 14 24 75.00 Mudah
15 15 28 87.50 Sangat
Mudah
16 16 29 90.63 Sangat
Mudah
17 17 20 62.50 Sedang
18 18 26 81.25 Mudah
19 19 31 96.88 Sangat
Mudah
20 20 21 65.63 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 32
Butir Soal= 20
108
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS II.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0.328 -
2 2 0.429 signifikan
3 3 0.435 signifikan
4 4 0.532 Signifikan
5 5 0.434 signifikan
6 6 0.423 signifikan
7 7 0.468 signifikan
8 8 0.180 signifikan
9 9 0.428 signifikan
10 10 0.205 signifikan
11 11 0.463 signifikan
12 12 0.167 signifikan
13 13 -0.468 signifikan
14 14 0.468 signifikan
15 15 -0.029 -
16 16 0.491 signifikan
17 17 0.060 -
18 18 0.434 Signifikan
19 19 0.069 -
20 20 0.458 signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH
=================
Jumlah Subyek= 32
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS II.ANA
No Butir Baru No Butir Asli a b c d *
1 1 0-- 8--- 23** 1- 0
2 2 0-- 28** 3--- 1+ 0
3 3 1- 3+ 26** 2++ 0
4 4 1- 4- 2++ 25** 0
5 5 24** 1- 6--- 1- 0
6 6 0-- 7--- 1- 24** 0
7 7 0-- 8--- 24** 0-- 0
8 8 0-- 30** 0-- 2--- 0
9 9 0-- 8--- 1- 23** 0
109
10 10 25** 4- 2++ 1- 0
11 11 0-- 28** 2+ 2+ 0
12 12 1+ 1+ 27** 3-- 0
13 13 14** 9+ 7++ 2- 0
14 14 0-- 24** 2+ 6--- 0
15 15 0-- 4--- 0-- 28** 0
16 16 0-- 29** 2-- 1++ 0
17 17 0-- 4++ 20** 8-- 0
18 18 26** 4-- 2++ 0-- 0
19 19 0-- 1--- 0-- 31** 0
20 20 0-- 21** 1- 10--- 0
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 15.63
Simpang Baku= 1.64
KorelasiXY= -0.10
Reliabilitas Tes= -0.22
Butir Soal= 20
Jumlah Subyek= 32
Nama berkas: D:\NILAI SISWA SIKLUS II.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign.
Korelasi
1 1 44.44 Mudah 0.428 signifikan
2 2 0.00 Sangat Mudah 0.029 -
3 3 33.33 Mudah 0.335 signifikan
4 4 44.44 Mudah 0.532 Signifikan
5 5 11.11 Mudah 0.134 -
6 6 22.22 Mudah 0.423 signifikan
7 7 22.22 Mudah 0.268 -
8 8 0.00 Sangat Mudah 0.480 signifikan
9 9 33.33 Mudah 0.328 -
10 10 22.22 Mudah 0.205 -
11 11 11.11 Sangat Mudah 0.263 signifikan
12 12 22.22 Mudah 0.167 -
13 13 11.11 Sedang -0.068 -
14 14 33.33 Mudah 0.468 signifikan
15 15 -22.22 Sangat Mudah -0.029 -
16 16 0.00 Sangat Mudah 0.491 signifikan
17 17 22.22 Sedang 0.060 -
18 18 22.22 Mudah 0.434 Signifikan
19 19 11.11 Sangat Mudah 0.069 -
20 20 22.22 Sedang 0.458 signifikan
110
Lampiran- 11
Lokasi penelitian
Diskusi dan mencari informasi
111
Shalat berjamaah Pelaksanaan tes
Pengarahan pengisian kuesioner
112
Peneliti bersama guru bidang studi fiqih
113
Lampiran 12
PROFIL MADRASAH
1. Nama Sekolah : MTs. Muhammadiyah 1 Ciputat
2. No. Statistik Madrasah : 212280406046
3. Akreditasi Madrasah : Terakreditasi A
4. Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Dewi Sartika Gg. Nangka No. 4
Desa : Cimanggis
Kecamatan : Ciputat
Kabupaten : Tangerang Selatan
Telp. : (021) 7494669
5. NPWP Madrasah : 00.398.226.1–411.000
6. Nama Kepala Madrasah : Susanti, S. Pd
7. No. Telp. / HP : 0813 8044 4931
8. Nama Yayasan : Muhammadiyah
9. Alamat Yayasan : Jl. Dewi Sartika Gg. Nangka No. 4 Cimanggis – ciputat
10. No, Telp. Yayasan : (021) 7494669
11. No. Akte Pendirian
Yayasan
: 030/13/73/III/1985 tanggal 19 Agustus 1985
12. Kepemilikan Tanah : Pemerintah / Yayasan / Pribadi / Menyewa /
Menumpang *)
a. Status Tanah : Wakaf (salinan Akta
terlampir)
b. Luas Tanah : 1.125 m2
13. Status Bangunan : Pemerintah / Yayasan / Pribadi / Menyewa /
Menumpang *)
14. Luas Bangunan : 950 m2
114
15. Data Siswa dalam tiga tahun terakhir
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
RombelJml Siswa Jml Rombel
2011/2012 103 3 107 3 64 2 274 8
2012/2013 107 3 104 3 103 3 314 9
2013/2014 101 3 109 3 96 3 306 9
Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Jumlah 7 - 9Tahun
Ajaran
16. Data Sarana Prasarana
Rusak
ringan
Rusak
sedang
Rusak
berat
1 Ruang kelas 9
2 Perpustakaan 1
3 R. Lab. IPA 1
4 R. Lab. Biologi 1
5 R. Lab. Fisika 1
6 R. Lab. Kimia
7 R. Lab. Komputer 1
8 R. Lab. Bahasa
9 R. Pimpinan 1
10 R. Guru 1
Kategori Kerusakan
No Jenis PrasaranaJumlah
Ruang
Jumlah Ruang
Kondisi Baik
Jumlah ruang
Kondisi rusak
Rusak
ringan
Rusak
sedang
Rusak
berat
11 R. Tata Usaha 1
12 R. Konseling 1
13 Tempat beribadah 1
14 R. UKS 1
15 Jamban 9
16 Gudang 1
17 R. Sirkulasi 1
18 Tempat olah raga 1
19 R. Organisasi Kesiswaan 1
20 R. Lainnya
Kategori Kerusakan
No Jenis PrasaranaJumlah
Ruang
Jumlah Ruang
Kondisi Baik
Jumlah ruang
Kondisi rusak
115
17. Data Pendidik dan Kependidikan
No Keterangan Jumlah
PENDIDIK
1. Guru PNS diperbantukan Tetap 7
2. Guru Tetap Yayasan 16
3. Guru Honorer
4. Guru Tidak Tetap
TENAGA PENDIDIK KEPENDIDIKAN
1. Pegawai TU Tetap Yayasan 5
2. Pegawai TU Honorer
3. Pegawai TU Tidak Tetap
Ciputat, 26 Agustus 2013
Mengetahui ; Kepala MTs. Muhammadiyah 1
Ciputat,
Ketua Komite,
Drs. Watoni Susanti, S.Pd
VISI MISI MTS TUJUAN
116
KONDISI OBJEKTIF
MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 CIPUTAT
MUHAMMADIYAH
I CIPUTAT VISI SEKOLAH/MADRASAH :
Menciptakan Sumber Daya Manusia Yang Berilmu Dan Berakhlak Mulia.
MISI SEKOLAH/MADRASAH:
1. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT ( tertib ibadah dan bisa baca tulis al-Qur’an
2. Menanamkan disiplin.
3. Menanamkan budi pekerti
4. Meningkatkan mutu tamatan (memiliki nilai ujian akhir yang tinggi)
5. Meningkatkan keterampilan (Pramuka, Paskibra, Komputer, Bahasa Asing)
6. Meningkatkan mutu pelayanan
7. Meningkatkan sarana dan prasarana
8. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan terkait.
SEKOLAH/MADRASAH :
1. Terlaksananya program tadarus Al-Qur’an, sholat dhuha dan muhadhoroh
2. Terlaksananya program kegiatan keagamaan seperti pemberantasan buta huruf baca Al-Qur’an, pesantren kilat ramadhan dan peringatan hari besar keagamaan
3. Terlaksananya program 7K (Keamanan, Ketertiban, Keindahan,
Kebersihan, Kenyamanan, Kerindangan dan Kekeluargaan) sehingga sekolah menjadi kondusif terlaksananya program 5S (Salam, Salim, Senyum, Sapa dan Santun)
4. Tercapainya tingkat kelulusan 100% dengan rata-rata nilai ujian tinggi
5. Meningkatkan nilai prosentase lulusan yang diterima di sekolah negeri (SMA/SMK/MA) sekurang-kurangnya 80% dari lulusan
6. Menjuarai berbagai Kopetensi Akademik dan Non Akademik tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota mau[un Propinsi
7. Terlaksananya pelayanan optimal kepada semua pihak yang memerlukan berdasarkan SAS (Sistem Administrasi Sekolah)
8. Tersedianya Media Pembelajaran Standar (berupa LCD dan media penting lain) yang digunakan.
Pengur
us
OSIS /
IPM
117
A. Letak Geografis MTs. Muhammadiyah 1 Ciputat
Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah adalah amal usaha muhammadiyah
yang bergerak dalam pendidikan di bawah naungan Perguruan cabang
Muhammadiyah Ciputat.Lokasinya terletak di desa Cimangis Kecamatan Ciputat Kab
Tangerang madrasah ini dibangun diatas tanah 1125 M2 letaknya cukup strategis dan
mudah dijangkau.
B. Sejarah berdirinya MTs Muhammadiyah 1 Ciputat
PGA Ciputat didirikan pada tahun 1960, adalisasi dan keinginan masyarakat
Ciputat yang bermula dari suatu pengajian yang diadakan di Rumah Bapak Mualim
Junaidi (Cimanggis) yang hadir pada pengajian tersebut adalah: Bapak Asman Ambo,
HA Tarmizie, HA. Kadir, H. Abdul Karim, H. Syamsuddin, H. Daiman, KH A.
Darwie, H. Zarkasih Noor dan masyarakat kampung Cimanggis.
Sebelumnya sudah ada dialog diantara tokoh masyarakat Ciputat yang
mencetuskan suatu gagasan agar antara masyarakat Ciputat dengan IAIN
terjembatani, sebab IAIN sendiri berdomisili di Ciputat.
Pimpinan/Kepala Sekolah PGA Ciputat pertama kalinya adalah Jayadi Noor dan
wakilnya adalah A. Gani Sulaiman, dengan jumlah murid 35 orang. Tempat
belajarnya adalah dengan menumpang di SR (SD) Negeri I Ciputat, hal ini berkat
kerja sama dengan Bapak H. Nasa Syamsuddin (Kepala Sekolah pada waktu itu) yang
menyediakan berbagai fasilitas yang ada di sekolah tersebut.
Pada tahun 1962 terjadi suatu tragedi bagi sekolah yang baru dibentuk tersebut,
hal ini bermula dari adanya tanda-tanda penonjolan konsepsi dari para pemimpin,
118
pemuka masyarakat Ciputat. Gejala itupun menyusup ke tubuh lembaga dan
pimpinan PGA Ciputat.
Tragedi itu adalah pecahnya PGA Ciputat menjadi dua yaitu: pertama, PGA
Muhammadiyah dan dikelola langsung oleh persyerikatan Muhammadiyah; dan yang
kedua, PGA Islamiyah yang dikelola oleh Nahdlatul Ulama (NU). Sedangkan Kepala
Sekolah PGA Muhammadiyah adalah Bapak A. Gani Sulaiman, dan Kepala Sekolah
PGA Islamiyah adalah Zarkasi Nur.
Dapat dicatat bahwa, Pimpinan Cabang Muhammadiyah pada waktu itu yang
disebut dengan periode II (1963-1965) adalah:
Ketua : Asman Ambo
Ketua I : Murod Usman
Ketua II : H. Abdul Kadir
SekretarisI:H. Hadjid Harnowidagdo
Sekretaris II: Rustan SA
Bendahara :H. Kamsari (Almarhum)
Bagian-Bagian:
Tabligh : Zakaria Mustofa
Pengajaran: Drs. HAR. Partosentono
Tarjih: Tazar Qur’an
Aisyiyah : Drs. Amir
Pemuda : Noor Abdullah
Nasyiatul Aisyiyah :Iim Rahmanidar
Malik
IPM : Asman Saidan
Tambahan
Muhammadiyah Cabang Ciputat didirikan/diresmikan pada hari Ahad 28 Januari
1962 bertempat di SR (SD Negeri I) Ciputat. Undangan acara peresmian tersebut
ditandatangani oleh M. Djuraimi Bakri BA (ketua) dan Letda MH. Dimjathi (Penulis).
119
Perkembangannya
Pada uraian sebelumnya telah disebutkan bahwa, mula-mula PGA Ciputat
tempat belajarnya menumpang di SD Negeri I Ciputat yang dapat dikatakan adalah masa-
masa yang sangat memprihatinkan. Ditambah lagi adanya perpecahan di tubuh PGA
Ciputat itu sendiri.
Setelah PGA Muhammadiyah terbentuk, maka pada tahun 1964 dibentuklah
Panitia Pembangunan Gedung PGA Muhammadiyah Ciputat tahap II yang dipimpin
langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ciputat pada waktu itu
Bapak Asman Ambo dan kawan-kawan. Pembangunan PGA Muhammadiyah untuk
pertama kalinya dimulai tanggal 20 Agustus 1965. Fasilitas tanah diperoleh dari Bapak
HM. Saman (Lurah Ciputat pada waktu itu) dengan meminjamkan/ menyewakan tanah
desa seluas 1.200 M2 berdasarkan Surat Tanda Sewa No,1/Sld/66 tanggal 20 Januari
1966. Di atas tanah itulah dibangun 3 lokal belajar yang sangat sederhana.
Dan setelah lokal sederhana berdiri, maka para siswa PGA Muhammadiyah
Ciputat dipindahkan ke lokal yang baru yang walaupun fasilitas yang tersedia sangat
minim. Namun dengan serba kekurangan tersebut tidak mengurangi semangat para
pendidiknya untuk mencurahkan segenap kemampuannya demi kemajuan anak didiknya
yang sangat haus akan ilmu.
Untuk tahap ke II Panitia Pembangunan PGA Muhammadiyah Ciputat yang
dibentuk berdasarkan SK. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ciputat tanggal 13 Maret
1970 dengan susunan sebagai berikut :
Pengawas : Drs. A. Mudzakkir; M.
Djalal Sajuti BA; Adnan Thaher
Bendahara I: Muih
Bendahara II: Muslim Tumanggor BA
120
Ketua : H. A. Darwie BA
Ketua I : Drs. H. Ahmad Sjadali
Ketua II : A. Karim Amri
Sekretaris I : Damanhuri Bandjar BA
Sekretaris II: Sukiman A. Kadir
Bendahara III : Fathijah Darwie
Anggota : Syuaib Nawi, R.
Agus Wiradimadja, Drs. Muardi
Chatib, Marzuki Zaim, M. Mardani,
Hadjid Harnowidagdo BA, Lukman
Rasjid BA
Pada tahap ke II ini beberapa lokal dapat dibangun, sehingga dapat dikatakan cukup
layak sebagai sekolah lanjutan.
Dapat ditambahkan bahwa yang banyak berperan dan aktifitasnya dalam
pengembangan PGA Muhammadiyah Ciputat adalah Bapak H. Marzuki Jaim (Ketua
Muhammadiyah Ranting Ciputat pada masa itu).
Sejak tahun 1965 mulailah PGA Muhammadiyah Ciputat memapak dan mengukir
prestasi, yang ini berkat motivasi dan dukungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Ciputat, anggota dan simpatisannya. Sehingga PGA Muhammadiyah Ciputat menjadi
kebanggaan Muhammadiyah Cabang Ciputat.
Berbagai kegiatan pendidikan, kemasyarakatan dan ekstra kurikuler
diselenggarakan, misalnya MTQ, drumband, olah raga, berdakwah ke desa-desa dan
kegiatan lainnya. Berbagai perlombaan dan pertandingan pun diikuti, dan sering pula
siswa/i PGA Muhammadiyah Ciputat tampil dan menjuarainya.
Semuanya hal-hal di atas menjadikan PGA Muhammadiyah Ciputat dapat
dikatakan sedang memapak ke prestasi puncak. Animo masyarakat Ciputat untuk
menyekolahkan anaknya ke PGA Muhammadiyah semakin besar, terbukti bahwa pada
121
tahun tersebut jumlah siswa PGA Muhammadiyah mencapai +300 orang. Para
alumninyapun bertebaran di mana-mana dan banyak pula yang terjun dan mengabdi
kepada masyarakat; sebagai guru agama, kepala desa, pegawai pada instansi
pemerintag/swasta.
Menurut catatan dari buku stambuk dan buku Induk, alumni PGA Muhammadiyah
dan Madrasah Muhammadiyah sampai dengan tahun 2001 sudah berjumlah 2756 orang.
Masa Kemorosotan
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI tanggal 16 Maret 1978 Nomor 16/1978
(Madrasah Tsanawiyah) dan tanggal 16 Maret 1978 No.17/1978 (Madrasah Aliyah)
dirubahlah struktur PGA Muhammadiyah Ciputat menjadi Madrasah Tsanawiyah/Aliyah
Muhammadiyah Ciputat, hal ini pun berlaku bagi semua PGA swasta lainnya di seluruh
Indonesia.
Dengan berubahnya Struktur Organisasi Pendidikan terutama Pendidikan Agama
seperti tersebut di atas sedikit banyak berpengaruh terhadap keberadaan Madrasah
Tsanawiyah/Aliyah Muhammadiyah Ciputat di tengah-tengah masyarakat Ciputat dan
sekitarnya.
Disamping itu yang merupakan masalah pula adalah orang tua maupun siswa yang
lebih cenderung untuk memasuki sekolah-sekolah umum dari pada sekolah-sekolah
agama. Padahal antara Madrasah Tsanawiyah sama kedudukannya dengan SMP, dan
Madrasah Aliyah sama dengan SMA.
Hal lain yang perlu dicatat bahwa kemorosotan/masa suram sekolah Madrasah
Tsanawiyah/Aliyah Muhammadiyah Ciputat banyak ditentukan oleh faktor:
- pengelolaan sekolah yang kurang profesional
122
- penyebaran informasi tentang keberadaan Madrasah Tsanawiyah/Aliyah
Muhammadiyah adalah sebagai pengganti PGA Muhammadiyah Ciputat
tidak ditangani secara baik.
Dapat ditambahkan pula bahwa sejak tahun 1980 sekolah lanjutan di Kecamatan
Ciputat tumbuh seperti jamur di musim hujan yang beraneka ragam jenis, corak dan
pengelolanya. Sudah barang tentu hal inipun berakibat sangat besar terhadap
kesinambungan Madrasah Muhammadiyah Ciputat.
Lantaran persaingan yang begitu ketat, tercatat bahwa untuk tahun ajaran
1988/1989 jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah/Aliyah Muhammadiyah Ciputat sejumlah
84 orang.
Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan Madrasah Tsanawiyah/Aliyah
Muhammadiyah Ciputat adalah puncaknya dari suatu kemunduran. Hendaknya pada
tahun ajaran baru mendatang para pengelola Madrasah tersebut mencari, menemukan,
membuat dan menerapkan nilai lebih yang memberikan daya tarik khusus dalam
pengembangan Madrasah Tsanawiyah/Aliyah di masa-masa mendatang
Periode Kepemimpinan (Kepala Sekolah)
1961-1962 : Drs. A. Gani Sulaiman
`1962-1964 : Drs. Tazar Qur’an
1964-1966 : Drs. Muardi Chatib
1966-1968 : Drs. Hasan Badrudin
1968-1973 : KH. A. Darwie, BA
1973-1976 : HM Nasir Salam, BA
1976-1978 : Drs. Mursyidi
1978-1985 : Sukiman A. Kadir, BA
1985-1988 : A. Basyari BSc
1988-1990 : Drs. Zaini Ahmad
1990-1998 : Drs. Nasihudin
1998-2002 : Dra. Euis Amalia
2002- 2006 : Dra. Euis Amalia
2006-2010 : Dra. Euis Amalia
2010-2014 : Susanti, S. Pd
123
C. Aktivitas Belajar mengajar
Di MTs. Muhammadiyah 1 Ciputat, terdapat program intrakurikuler dan juga
ekstrakurikuler yang dikembangkan dalam program Pengembangan Diri. Waktu
belajar di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat shif pagi dimulai dari pukul 07.00 pagi
hingga pukul 12.05 dan shif siang dimulai dari pukul 12.15 hingga pukul 17.20
selama 6 hari dari hari Senin hingga sabtu.Setiap hari diadakan kegiatan shalat
dluha/tadarus mulai pukul 9.20 hingga pukul 9.55 untuk yang shif pagi dan tadarus
mulai pukul 12.15 hingga pukul 12.30 untuk yang shif siang. (Lihat alokasi Waktu
pada Lampiran) Untuk program pengembangan diri (ekstrakurikuler) yang shif pagi
dilaksanan pada siang hari dan yang shif siang dilaksanakan pada pagi hari.
Pada struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah berisi sejumlah
mata pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Struktur kurikulum
MTs. Muhammadiyah 1 Ciputat dapat dilihat dalam tabel berikut :
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
a. Alqur’an Hadist
b. Aqidah Akhlak
c. Fiqih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
e. Bahasa Arab
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
124
3. Bahasa Indonesia 4+1* 4+1* 4+1*
4. Bahasa Inggris 4+1* 4+1* 4+1*
5. Matematika 4+1* 4+1* 4+1*
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4+2* 4+2* 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
2 2 2
10. Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2 2 2
B. Muatan Lokal
- Kemuhammadiyahan
- Baca Tulis Al-Quran
2**
2**
2**
2**
2**
2**
C. Pengembangan Diri 2*** 2*** 2***
Jumlah 38+5* 38+5 38+3*
*) : tambahan alokasi jam pelajaran
**) : Mata Pelajaran Muatan Lokal
***) : Ekuivalen 2 jam pelajaran
# Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit
125
# Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu
1. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri di bawah bimbingan guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kerangka Model Pengembangan Diri
a. Pendahuluan
1) untuk mengembangkan potensi atau kemampuan siswa sesuai dengan minat,
bakat, dan ketrampilan yang dimiliki siswa,
2) untuk melatih siswa agar bisa berkembang secara optimal sesuai dengan
kemampuan masing-masing,
3) untuk melatih kedisiplinan siswa dalam melaksanakan kegiatan yang sesuai
dengan minat, bakat dan ketrampilan
b. Kompetensi / sasaran Pengembangan Diri
1) siswa memahami potensi dan ketrampilan yang dimiliki,
2) siswa mampu mengembangkan potensi dan ketrampilan yang dimiliki
sesuai dengan minat, bakat dan tujuannya
3) siswa dapat memanfaatkan potensi dan ketrampilan yang dimiliki untuk
mencapai tujuan yang diinginkan secara positif.
c. Proses Kegiatan Pengembangan Diri
1) dibagikan angket yang bertujuan untuk menjaring potensi dan keterampilan
siswa,
126
2) siswa mengisi angket sesuai dengan minat, bakat , dan ketrampilan masing-
masing,
3) mengidentifikasi dan mengelompokkan siswa sesuai dengan pilihannya,
4) pelaksanaannya diserahkan pada guru-guru yang relevan dengan minat,bakat
dan keterampilan siswa,
5) penilaian lebih lanjut menjadi tanggungjawab guru-guru yang relevan dengan
minat,bakat,dan keterampilan siswa.
d. Pengelolaan Pelayanan Pengembangan Diri
Pengelolaannya dipercayakan kepada guru-guru yang relevan dengan minat, bakat
dan keterampilan siswa, dibantu oleh wakil kesiswaan, pembina IPM dan kepala
sekolah sebagai penanggungjawab.
e. Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri Terprogram
1) shif pagi
No Nama kegiatan Hari Waktu Pelatih
1 Bulu tangkis Minggu 09.-12.00 Hadi Suryadi,S.Pd.
2 Bola basket Sabtu 08-10.00 Kurniawan
3 Bola futsal Senin 08-11.00 Kurniawan
4 Marawis Senin 09-10.00 Indra
5 English club Senin 10-11.00 Marfuah,S.Pd. I
6 Paskibra Kamis 09-12.00 Taufik
7 Qasidah Senin 09-12.00 Iis Yuningsih, S. Ag.
Keterangan: Semua kegiatan dilaksanakan 2x Seminggu
2) shif siang
No Nama Kegiatan Hari Waktu Pelatih
127
1 Bulu tangkis Minggu 08.00-09.00 Hadi Suryadi,S.Pd.
2 Bola basket Senin&kamis 14.00 -15.30 Kurniawan
3 Bola futsal Rabu&sabtu 14.00-15.30 Kurniawan
4 Marawis Rabu 12.00 -13.00 Indra
5 Paskibra Kamis 13.00-15.00 Taufik
6 English club Rabu 13.00-14.00 Marfuah,S.Pdi
7 Qasidah Senin 13.00-14.00 Iis Yuningsih, S.Ag.
f. Kegiatan tidak terprogram :
1) Rutin : Upacara Bendera, Shalat berjamah,penggalangan infak
keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.
2) Spontan : memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri,
mengatasi silang pedapat (pertengkaran),memberi santunan kepada yang
mendapat musibah,mengikuti undangan - undangan lomba
3) Keteladanan : berpakaian rapih, berbahasa yang baik, rajin
D. Kondisi Guru dan siswa MTs Muhammadiyah 1 Ciputat
1. Jumlah Guru
Jumlah pengajar di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat sebanyak 24 Orang
terdiri dari 10 laki laki, 14 wanita latar belakang pendidikan DIII, dan S1 dan S2
dari alumnus perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta
Keadaan Guru MTs Muhammadiyah 1 Ciputat Tahun Pelajaran 2010/2011
2. Jumlah Siswa
128
Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa jumlah siwa MTs Muhammadiyah
1 Ciputat pada tahun pelajaran 2011/2012 adalah terdiri dari jumlah siswa laki laki
131, jumlah siswa perempuan 148 sehingga jumlah keseluruhan adalah 279 siswa.
E. Sarana dan Prasarana Pembelajaran di MTs. Muhammadiyah 1 Ciputat
Keadaan saranna dan prasarana MTs Muhammadiyah 1 Ciputat terdiri dari 7 ruang
/kelas ,ruang kantor 1 ruang, perpustakaan 1 Ruangan, WC siwa 2 buah, , ruang
Ibadah /Masjid dengan ukuran 10x 10 M2
Adapun keadaan sarana dan prasarana MTs. Muhammadiyah 1 Ciputat
No Jenis Bangunan Banyaknya
1 Ruang Belajar 6 Ruang
2 Ruang Kantor 1 Ruang
3 Ruang Guru 1 Ruang
4 Ruang Tata Usaha 1 Ruang
Laki Perempuan Jumlah
VII -1 11 25 36
VII -2 20 16 36
VII -3 22 7 29
Jumlah Kelas VII 53 48 101
VIII -1 3 35 38
VIII -2 17 21 38
VIII -3 27 11 38
Jumlah Kelas VII 47 67 114
IX - 1 6 26 32
IX - 2 25 7 32
0
Jumlah Kelas VII 31 33 64
JUMLAH
KESELURUHAN131 148 279
KELASJumlah Siswa
129
5 Ruang Perpustakaan 1 Ruang
6 WC Siswa 2 Buah
7 Ruang Ibadah / Masjid 1 buah
130
Lampiran 13 -
Surat bukti penelitian
131
132
Lampiran 13
Data diri
Saya berasal dari dusun dibelahan Sumatera, tepatnya di
daerah Lunto, namun saya menetap di daerah tempat ayah saya berasal yaitu
silungkang, sebuah negeri yang masih berdekatan langsung dengan Lunto
tempat ibu saya berasal, daerah ini mempunyai sebuah kota dengan sebutan
kota tambang yaitu kota Sawahlunto. Saya adalah anak kedua dari lima
bersaudara. Saya dilahirkan tepat pada tanggal 19 juli 1992. Awal pendidikan
dimulai dari TK Aisyiah- SD dan dilanjutkan tingkat SMP saya lewati
bersama orangtua di daerah Silungkang daerah penghasil kerajinan Tenun
Songket yang cukup terkenal di daerah Sumatera Barat.
Setelah tamat Sekolah Menegah Pertama saya melanjutkan pendidikan di
Madrasah Aliyah Negeri Kota Solok, sebuah kota kecil yang sangat indah,
kota dimana dikelilingi oleh persawahan hijau yang membentang, dari
kejauhan dipinggiran kota terlihat pula Gunung Talang, gunung merapi aktif,
yang menambah gambaran betapa elok dan asrinya kota ini.
Setelah menamatkan studi di Madrasah, tahun 2010 saya melanjutkan
pendidikan melalui jalur masuk PMDK ke perguruan tinggi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dengan Jurusan Pendidikan Agama Islam, sebuah kota
besar yang penuh keramaian, yang membawa saya pada mimpi-mimpi baru
yang lebih besar. Sebagai wujud motto hidup saya adalah “Hidup adalah
Perubahan untuk jadi lebih baik”