PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN
TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH
DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF)
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
DIAN SAFIETRIE
NIM 213-13-083
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
iii
PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN
TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH
DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF)
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
DIAN SAFIETRIE
NIM 213-13-083
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
skripsi Saudara:
Nama : Dian Safietrie
NIM : 213-13-083
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Prodi : Perbankan Syariah (S1)
Judul :Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Profitabilitas
Bank Syariah Dengan Non Performing Financing (NPF) Sebagai
Variabel Intervening.
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 7 September 2017
Pembimbing
Taufikur Rahman, S.E., M.Si.
NIP. 19770506 200912 1 007
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
v
PENGESAHAN
PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP
PROFITABILITAS BANK SYARIAH DENGAN NON PERFORMING
FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
DISUSUN OLEH
DIAN SAFIETRIE
NIM: 213-13-083
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada
Tanggal 26 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
Memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Hikmah Endraswati, M.Si._______________
Sekretaris Penguji : Taufikur Rahman, M.Si. _______________
Penguji I : Mochlasin, M. Ag. _______________
Penguji II : Fetria Eka Yudiana, M. Si. _______________
Salatiga, 26 September 2017
Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam,
Dr. Anton Bawono, M.Si.
NIP. 19740320 200312 1 001
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dian Safietrie
NIM : 213-13-083
Prodi : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Skripsi : Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah Dengan Non
Performing Financing (NPF) Sebagai Variabel
Intervening
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, 7 September 2017
Penulis,
DIAN SAFIETRIE
NIM. 213-13-083
vii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dian Safietrie
NIM : 213-13-083
Prodi : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Dengan ini saya menyatakan bahwa judul skripsi “PENGARUH DEWAN
KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PROFITABILITAS BANK
SYARIAH DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING” benar-benar bebas dari plagiat dan apabila
pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Salatiga, 7 September 2017
Penulis,
DIAN SAFIETRIE
NIM. 213-13-083
viii
MOTTO
Hidup itu seperti sepeda, agar tetap seimbang,
kau harus terus bergerak (Albert Einstein)
Kerjakanlah, wujudkanlah, raihlah cita-citamu
dengan memulainya bukan hanya menjadi
angan dalam fikiran dan bukan hanya
menjadi beban dalam impian
ix
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil’alamiin dengan izin Allah SWT skripsi ini selesai.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong,
mendoakan dan selalu memeprjuangkan mimpiku :
Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.
Junjungan umat muslim, Nabi Muhammad SAW.
Ayahanda Suwahadi Mulyono dan Ibunda Nuril Munawaroh yang selalu
mendoakan dan memberikan dukungan untukku serta selalu
membimbingku dan mengarahkanku untuk menjadi yang lebih baik.
Kakakku Gita Sakina dan Adikku Raihan Mahardika yang selalu berbagi
dalam keadaan apapun dan selalu mendukungku untuk menjadi lebih
baik.
Keluarga besarku dan orang tersayang yang selalu memberikan dukungan
dan doanya untukku.
Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu mewarnai hari-hariku dan selalu
mendukungku. Terimakasih atas semangat dan kebersamaan yang selalu
kalian berikan. Terima kasih untuk Atika Maghfiroh, Eka Febryana,
Ferliyansah, Khofian Nida, Kunni Mashrohah, Mustoviyah, Nizar Abdul
Malik, Sely Lestari, Toni Suprianto dan sahabatku lainnya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
x
Keluargaku KKN posko 14 dan seluruh warga dusun Karang,
Candimulyo, Magelang yang telah banyak membantu, mendukung dan
merawatku. Terima kasih banyak untuk semuanya.
Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam jurusan Perbankan Syariah S1.
Dan semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu, terima kasih untuk doa dan semangat yang selalu
kalian berikan.
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat yang tak ternilai serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul ”PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP
PROFITABILITAS BANK SYARIAH DENGAN NON PERFORMING
FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING”. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Strata Satu
(S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya doa, dukungan
dan bantuan berbagai pihak, penulisan ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Prodi Perbankan Syariah S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Taufikur Rahman, S.E., M.Si selaku pembimbing, yang telah
banyak meluangkan waktu, memberikan dorongan, bimbingan dan
pengarahan dalam penulisan ini hingga terselesainya skripsi ini.
xii
5. Bapak dan ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
6. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta
bantuannya.
7. Kedua orang tua tercinta yang telah membimbing dan memotivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kasih
sayang, perhatian, doa, nasehat, kesabaran dan dukungan yang luar biasa.
8. Kakak dan adikku tercinta yang telah memberikan motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besar dan orang tersayang yang selalu mendoakan dan
mendukungku.
10. Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu mewarnai hari-hariku dan selalu
mendukungku. Terimakasih atas semangat dan kebersamaan yang selalu
kalian berikan. Terima kasih untuk Atika Maghfiroh, Eka Febryana,
Ferliyansah, Khofian Nida, Kunni Mashrohah, Mustoviyah, Nizar Abdul
Malik, Sely Lestari, Toni Suprianto dan sahabatku lainnya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu
11. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam jurusan Perbankan Syariah S1.
12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu, terima kasih untuk doa dan semangat yang selalu
kalian berikan.
xiii
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dalam penulisan skripsi ini.
Tiada untaian dan kata yang pantas dan berharga kecuali ucapan
Alhamdulillahirobil’alamin atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umunya.
Jaza kumullah khairan katsiraan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
xiv
ABSTRAK
Safietrie , Dian. 2017. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap
Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia dengan Non Performing
Financing (NPF) sebagai Variabel Intervening. Skripsi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Perbankan Syariah S1, Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :Taufikur Rahman, S.E.,
M.Si.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Dewan
Komisaris Independen terhadap profitabilitas (ROE) dengan Non Performing
Financing (NPF) sebagai variabel intervening. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia sebanyak 13
bank syariah. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Sampel yang digunakan sebagai obyek penelitian sebanyak 11 bank
syariah. Tehnik analisis yang digunakan adalah uji statistik melalui uji ttest, Ftest,
koefisien determinasi (R2), uji regresi sederhana, uji regresi berganda dan juga
analisis jalur atau path analysis. Pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan alat bantu IBM SPSS Statistik 21.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil uji ttest yang menunjukkan
bahwa variabel DKI berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE, variabel
DKI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPF dan variabel NPF
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROE. Hasil uji Ftest
menunjukkan bahwa GCG dan NPF secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap ROE. Sedangkan hasil analisis jalur atau path analysis menunjukkan
bahwa variabel NPF tidak dapat berperan sebagai variabel intervening antara
pengaruh GCG terhadap profitabilitas (ROE).
Kata Kunci: Dewan Komisaris Independen (DKI), Non Performing Financing
(NPF), Profitabilitas (ROE)
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN LOGO.. .............................................................................................. ii
HALAMAN JUDUL. ............................................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv
PENGESAHAN ...................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................................... vii
MOTTO ............................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi
ABSTRAK ........................................................................................................... xiv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xviii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
E. Sistematika penulisan................................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 9
A. Telaah Pustaka .......................................................................................... 9
B. Kerangka Teori ....................................................................................... 11
1. Teori Keagenan ................................................................................... 11
2. Good Corporate Governance (GCG) ................................................. 12
3. Profitabilitas ........................................................................................ 22
4. Non Performing Financing (NPF) ...................................................... 25
C. Kerangka Penelitian ................................................................................ 28
D. Hipotesis ................................................................................................. 29
xvi
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 35
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 35
B. Lokasi dan Waktu penelitian ................................................................. 35
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 36
D. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................................... 38
E. Skala Pengukuran.................................................................................... 38
F. Definisi Konsep dan Operasional ........................................................... 39
1. Dewan Komisaris Independen ............................................................ 39
2. Return on Equity ................................................................................. 39
3. Non Performing Financing ................................................................. 39
G. Tehnik Analisis Data............................................................................... 40
1. Uji Stasioneritas .................................................................................. 40
2. Analisis Deskriptif .............................................................................. 41
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 41
H. Uji Hipotesis ........................................................................................... 44
1. Analisis Regresi Sederhana ................................................................ 44
2. Analisis Regresi Berganda .................................................................. 45
3. Analisis Jalur atau Path Analysis ........................................................ 46
I. Alat analisis data ..................................................................................... 50
BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 51
A. Deskripsi Obyek Penelitian ..................................................................... 51
B. Uji Statistik ............................................................................................. 51
1. Uji Stasioner ....................................................................................... 51
2. Uji Deskriptif Statistik ........................................................................ 52
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 54
4. Uji Hipotesis ....................................................................................... 60
C. Analisis Jalur atau Path Analysis ............................................................ 68
D. Hasil dan Pembahasan ............................................................................ 70
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 74
A. Kesimpulan ............................................................................................. 74
B. Saran ....................................................................................................... 75
xvii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76
LAMPIRAN .......................................................................................................... 80
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 9
Tabel 2. 2 Komposit Predikat Kualitas Penerapan Setiap Faktor GCG ................ 19
Tabel 2. 3 Kriteria Penerapan Peringkat Profil Risiko NPF ................................. 26
Tabel 2. 4 Ketentuan PPAP bagi Bank Islam ....................................................... 27
Tabel 3. 1 Kriteria Pemilihan Sampel ................................................................... 37
Tabel 4. 1 Uji Stasioner ......................................................................................... 52
Tabel 4. 2 Hasi Uji Deskriptif ............................................................................... 53
Tabel 4. 3 Hasil Uji Multikolonieritas Persamaan 2 ............................................. 55
Tabel 4. 4 Hasil Uji Durbin-Watson ..................................................................... 56
Tabel 4. 5 Hasil Uji Park Persamaan 1 ................................................................. 57
Tabel 4. 6 Hasil Uji Park Persamaan 2 ................................................................. 58
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Persamaan 1 ....................................................... 59
Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas Persamaan 2 ....................................................... 60
Tabel 4. 9 Hasil Uji Regresi Sederhana ................................................................ 61
Tabel 4. 10 Hasil Uji Koefisien Determinan Persamaan 1 ................................... 63
Tabel 4. 11 Hasil Uji Regresi Berganda ............................................................... 64
Tabel 4. 12 Hasil Uji Ftest Persamaan 2 ................................................................. 66
Tabel 4. 13 Hasil Uji Koefisien Determinan Persamaan 2 ................................... 67
Tabel 4. 14 Hasil Uji Coefficient Persamaan 1 ..................................................... 68
Tabel 4. 15 Hasil Uji Coefficient Persamaan 2 ..................................................... 68
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian ......................................................................... 28
Gambar 3. 1 Kerangka Penelitian ......................................................................... 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian suatu bangsa selalu mengalami pertumbuhan.
Pertumbuhan perekonomian ini harus diimbangi dengan kemampuan
megatur dan mengolah yang sistematis dan terarah. Pola tersebut
diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat bangsa itu
sendiri. Suatu bangsa banyak memiliki lembaga-lembaga perekonomian
yang masing-masing memiliki peran tersendiri bagi masyarakat. Salah satu
lembaga perekonomian yang ada adalah lembaga keuangan yang berupa
perbankan, baik perbankan dengan sistem konvensional maupun
perbankan dengan sistem syariah.
Lembaga perbankan di Indonesia berkembang dengan baik.
Perkembangan dengan sistem syariah juga tidak kalah dengan
perkembangan dengan sistem konvensional. Hal ini disebabkan karena
penduduk Indonesia yang mayoritas muslim menjadi salah satu alasan
untuk Indonesia memiliki lembaga perbankan yang islami dan sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu pada tahun 1992
didirikanlah Bank Muamalat Indonesia. Pendirian Bank Muamalat
Indonesia ini merupakan awal dari berkembangnya lembaga perbankan
dengan sistem syariah. Lembaga Perbankan ini diatur dalam Undang-
2
Undang No.7 Tahun 1992 yang kemudian direvisi menjadi Undang-
Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Undang-Undang ini berisi
tentang semua hal yang berkaitan dengan Perbankan Syariah seperti
landasan hukum, jenis-jenis usaha yang ada dan lain-lain.
Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2014 : 13).
Perkembangan dan kemajuan perbankan terutama perbankan syariah di
dasari oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi kemajuan perbankan itu sendiri
adalah dari tata kelola perusahaan yang baik.
Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance / GCG)
di industri perbankan dideskripsikan sebagai suatu hubungan antara dewan
komisaris, dewan direktur eksekutif, pemangku kepentingan (stakeholder)
dan pemegang saham (Indroes, 2011 : 249). Penelitian Wardani (2007)
menyatakan bahwa komisaris independen dapat bertindak sebagai
penengah dalam perselisihan yang terjadi di antara para manajer internal
dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada
manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk
melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good
corporate governance.
3
Penerapan good corporate governance ini dapat bermanfaat untuk
perusahaan agar tidak kalah saing dengan perusahaan lain. Salah satu
manfaat penerapan good corporate governance dalam perusahaan yaitu
terciptanya manajemen risiko yang dikelola dengan baik. Mengingat
banyaknya kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam hal pembiayaan,
maka suatu perusahaan perbankan harus dapat mengelola manajemen
risiko terutama risiko pembiayaan dengan baik.
Hal ini dapat meminimalisir risiko pembiayaan dalam Bank Syariah di
Indonesia dengan begitu tingkat profitabilitas Bank Syariah tentu akan
meningkat. Hal ini dikarenakan good corporate governance pada dasarnya
memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja bank
syariah, khususnya untuk peningkatan profitabilitas atau keuntungan bagi
bank syariah itu sendiri. Dalam penelitian ini, ukuran good corporate
governance yang digunakan adalah dewan komisaris independen dan
tingkat profitabilitas yang akan digunakan adalah Return on Equity (ROE).
Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan rasio dalam manajemen
risiko yaitu Non Performing Finance (NPF). Rasio ini digunakan sebagai
variabel intervening.
Penelitian ini dilandasi dengan penelitian-penelitian terdahulu yang
berkaitan tentang pengaruh dewan komisaris independen terhadap
profitabilitas dengan NPF sebagai variabel intervening. Penelitian yang
dilakukan oleh Muntiah (2012), Agustiningsih (2016), Rini & Ghozalli
(2012), Nugrahani & Nugroho (2010), Dzajilah (2016), Sanjaya &
4
Marsudi (2014), Endri (2012) menunjukkan bahwa Good Corporate
Governance (GCG) yang di proyeksikan dengan dewan komisaris
independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Tjandra (2015) menunjukkan
bahwa dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Septiana
(2016), Raja (2016), Puspitasari & Ernawati (2010), Putra & Nuzula
(2017), Aprinita (2016) menunjukkan bahwa dewan komisaris independen
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
Penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan oleh
Andriyan & Supatmi (2010), Wardani (2007), Nora & Veronica (2008),
Dianita (2014) menunjukkan bahwa GCG yang diproyeksikan dengan
dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
NPL. Mubarok (2016) menunjukkan bahwa dewan komisaris independen
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap NPF. Sedangkan
penelitian Mirawati & Halini (2014) menunjukkan bahwa dewan
komisaris independen tidak berpengaruh terhadap NPL.
Selain itu terdapat penelitian yang dilakukan oleh Siswanti (2016) dan
Ferdyant (2014) yang menunjukkan bahwa NPF berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Hermina (2004), Dewi (2014) dan Santoso (2016) menunjukkan
bahwa NPL tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Adapun penelitian
5
yang dilakukan oleh Saputri (2016) menunjukkan bahwa NPL
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Berdasarkan uraian dari penelitian terdahulu penulis memilih untuk
menggunakan dewan komisaris independen, rasio keuangan Return on
Equity (ROE) dan Non Performing Finance (NPF). Hal ini dikarenakan
masih terdapat hasil yang berbeda-beda dalam penelitian terdahulu.
Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Profitabilitas Bank
Syariah dengan Non Performing Financing sebagai Variabel Intervening.”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah?
2. Apakah Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Non
Performing Financing pada Bank Umum Syariah?
3. Apakah Non Performing Financing berpengaruh terhadap profitabilitas
pada Bank Umum Syariah?
4. Apakah Non Performing Financing berperan sebagai variabel
pemediasi yang memediasi pengaruh antara Dewan Komisaris
Independen dengan profitabilitas pada Bank Umum Syariah?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah.
6
2. Untuk mengetahui pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap
Non Performing Financing pada Bank Umum Syariah.
3. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Financing terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah.
4. Untuk mengetahui apakah Non Performing Financing berperan
sebagai variabel pemediasi yang memediasi pengaruh antara Dewan
Komisaris Independen dengan profitabilitas pada Bank Umum
Syariah.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi penerapan atau mekanisme corporate governance.
2. Bagi akademisi
Untuk menambah wawasan dan sebagai bahan referensi mahasiswa
yang ingin mengambil tema yang sama dalam penelitian di kemudian
hari.
3. Bagi institusi
Sebagai bahan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
penerapan atau mekanisme Good Corporate Governance (GCG).
Sehingga bank umum syariah di Indonesia dapat menerapkan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang nantinya akan
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
7
E. Sistematika penulisan
Untuk memahami lebih jelas penelitian ini, maka materi-materi
yang tertera pada laporan skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub
bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang telaah pustaka yang menjabarkan tentang
ringkasan penelitian terdahulu dan posisi penelitian terkini. Kerangka teori
yang menjabarkan tentang bangunan teori yang akan digunakan untuk
menganalisis penelitian ini. Kerangka penelitian yang berisi tentang model
hipotesis dalam bentuk gambar serta menjabarkan tentang hipotesis
penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis, lokasi, dan waktu penelitian. Populasi,
sampel, teknik pengumpulan dari penelitian ini, skala pengukuran yang
digunakan, definisi konsep dan operasional dalam penelitian, instrumen
penelitian, uji instrumen penelitian serta alat analisis penelitian.
BAB IV ANALISA PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang diskripsi obyek penelitian serta analisa data
yang di dapat dalam penelitian ini.
8
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian ini yang menguraikan tentang
kesimpulan dari penelitian ini serta saran yang dapat diberikan dari
penelitian yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan
dengan masalah Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap
Profitabilitas Bank Syariah dengan Non Performing Financing sebagai
Variabel Intervening ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
Hasil Penelitian : Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas
No Nama Peneliti Tahun Judul
1. Sri Wahyu
Agustyaningsih, dkk
2016 Pengaruh Penerapan Corporate
Governance terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan di Indonesia
2. Tetty Sulistyo Rini &
Imam Ghozalli
2012 Pengaruh Pemegang Saham
Institusi, Komisaris Independen &
Komite Audit terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan
3. Tri Siwi Nugrahani
& Fajar Agus
Nugroho
2010 Pengaruh Komisaris Independen
dan Pengungkapan Sukarela
terhadap Kinerja Perusahaan
4. Rachma Dzajilah 2016 Pengaruh Mekanisme GCG &
Pengungkapan CSR terhadap
Kinerja Keuangan
5. Billy Sanjaya &
Almatius Setya
Marsudi
2014 Pengaruh GCG terhadap Kinerja
Keungan Perusahaan
Hasil Penelitian : Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Non Performing Loan (NPL)
No Nama Peneliti Tahun Judul
1. Andriyan &
Supatmi
2010 Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance terhadap Kinerja
Keungan Bank Perkreditan
Rakyat
10
2. Claudia Hazara
Romalo
2016 Faktor-Faktor yang
mempengaruhi terjadinya NPL
Bank di Indonesia
3. Mirna Dianita 2014 Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance terhadap Kinerja
Keungan Perbankan
Hasil Penelitian : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap profitabilitas No Nama Peneliti Tahun Judul
1. Indra Siswanti 2016 Implementasi Good Corporate
Governance pada Kinerja Bank
Syariah
2. Ferly Ferdyant 2014 Pengaruh Kualitas Penerapan
Good Corporate Governance
dan Risiko Pembiayaan terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah
Hasil penelitian : Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung dari
GCG terhadap Kinerja Perbankan melalui manajemen risiko No Nama Peneliti Tahun Judul
1. Agus Setyawati 2016 Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance (GCG)
terhadap Kinerja Karyawan
dengan Manajemen Risiko
sebagai Variabel Intervening
Sumber : Penelitian terdahulu
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa perbedaan penelitian-
penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis saat ini
adalah penulis menggunakan variabel Return on Equity (ROE) sebagai
variabel profitabilitas. Hal ini dapat dijadikan pembeda dengan penelitian
terdahulu. Karena penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setyawaty
(2016) menggunakan variabel Return on Asset (ROA). Selain itu penulis
lebih memilih menggunakan rasio ROE sebagai variabel profitabilitas
dikarenakan rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank
(baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta para
11
investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang
bersangkutan (Dendawijaya, 2009 : 119).
B. Kerangka Teori
1. Teori Keagenan
Teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul
ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain
(agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut (Jensen dan
Meckling, 1976). Konflik antara manajer dan pemegang saham atau
yang sering disebut dengan masalah keagenan dapat diminimumkan
dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan
kepentingan-kepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan
(agency cost). Ada beberapa alternative untuk mengurangi agency cost
diantaranya dengan adanya kepemilikan saham oleh manajemen.
Agency problem muncul antara pihak manajemen dan pemegang
saham atau antara kreditur dan pemegang saham. Dalam perusahaan
besar, agency problem sangat potensial terjadi di karenakan proporsi
kepemilikan perusahaan oleh manajer relatif kecil. Kadang-kadang
manajer lebih suka untuk melakukan ekspansi perusahaan dibanding
memakmurkan pemegang saham. Konflik lain yang sering terjadi
adalah konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditur.
Kreditur memiliki ha katas sebagian laba dan sebagian aset perusahaan
terutama jika menyangkut masalah kebangkrutan (Yudiana, 2013 : 20).
12
2. Good Corporate Governance (GCG)
Menurut Indroes (2011) Tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance / GCG) di industri perbankan dideskripsikan
sebagai suatu hubungan antara dewan komisaris, dewan direktur
eksekutif, pemangku kepentingan (stakeholder) dan pemegang saham.
GCG menciptakan struktur yang membantu bank dalam :
a. Menetapkan tujuan.
b. Mejalankan operasi harian.
c. Mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan
(stakeholder) bank dengan beroperasi secara sehat dan baik.
d. Menyesuaikan dengan hukum dan aturan yang berlaku.
e. Memproteksi kepentingan nasabah kreditor.
Good Corporate Governance (GCG) menurut World Bank,
merupakan kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib
dipenuhi yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan
bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang
yang berkesinambungan, bagi para pemegang saham maupun
masyarakat sekitar secara keseluruhan (Muhammad, 2013).
Praktik tata kelola yang efektif merupakan salah satu prasyarat
utama untuk meraih dan menjaga kepercayaan publik serta dalam arti
lebih luas, kepercayaan terhadap sistem perbankan. Tata kelola yang
buruk dapat meningkatkan kemungkinan kegagalan sebuah bank.
Kegagalan bank dapat menimbulkan biaya publik yang signifikan,
13
mempengaruhi skema jaminan simpanan, dan meningkatkan pengaruh
negatif terhadap risiko (Greuning, 2011: 37).
Perbankan dapat mempengaruhi kesejahteraan sebagian besar
penduduk dunia. Pengaturan tata kelola perusahaan, bagaimanapun
dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi. Tata kelola perusahaan
yang sehat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung antara lain
dalam bentuk efisiensi perbankan, meringankan risiko keuangan, dan
meningkatkan stabilitas sistemik. Pemberi pinjaman dan penyedia dana
lain lebih mungkin untuk memberikan pembiayaan ketika mereka
merasa nyaman dengan pengaturan tata kelola perusahaan yang sehat.
Tata kelola perusahaan yang baik juga meningkatkan ketahanan
perusahaan dan ketahanan terhadap guncangan eksternal (Greuning,
2011: 38).
Menurut Greuning (2011) elemen-elemen kunci dari kerangka tata
kelola perusahaan yang sehat di bank adalah sebagai berikut :
a. Strategi perusahaan yang diartikulasikan dengan baik dapat
menjadi standar ukuran keberhasilan secara keseluruhan dan
kontribusi individu.
b. Menetapkan dan menegakkan tanggung jawab terhadap kejelasan
tugas, wewenang pengambilan keputusan, dan akuntabilitas yang
sesuai untuk profil risiko bank terpilih.
14
c. Fungsi manajemen risiko keuangan yang kuat (terlepas dari lini
usahanya), sistem pengendalian internal (termasuk fungsi audit
internal dan eksternal) dan desain proses fungsional dengan
pemeriksaan checks and balances yang diperlukan.
d. Nilai-nilai perusahaan, kode etik, dan standar perilaku lainnya yang
memadai, sesuai dan efektif dalam sistem yang digunakan untuk
memastikan pencapaian. Ini mencakup pengawasan khusus
terhadap pemaparan risiko bank dimana konflik kepentingan
diperkirakan akan muncul (misalnya, hubungan dengan pihak
terafiliasi).
e. Insentif keuangan dan manajerial untuk bertindak dengan cara yang
sesuai ditawarkan kepada dewan, manajemen dan karyawan,
termasuk kompensasi, promosi dan denda penalti (kompensasi
harus konsiten dengan tujuan bank, kinerja, dan nilai-nilai etika).
f. Transparasi dan arus informasi yang tepat ke dalam dan ke luar.
Corporate Governance juga meliputi ketentuan-ketentuan
hukum dan kelaziman-kelaziman yang mempengaruhi arah dan tujuan-
tujuan yang menggerakkan perusahaan. Selain itu juga diartikan
sebagai proses pemantauan kinerja perusahaan dengan menetapkan
langkah-langkah pencegahan yang terkait dengan konsep seperti :
transparasi, integrasi dan akuntabilitas. Mekanisme dan pengawasan
pada corporate governance disusun untuk mengurangi inefisiensi
akibat moral hazard dan adverse selection (Muhammad, 2013).
15
Berdasarkan pada ketentuan PBI No.8/4/PBI/2006 tentang
pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum disebutkan
beberapa prinsip GCG, yaitu :
1. Transparasi (transparency)
Transparasi diartikan sebagai keterbukaan dalam
mengemukakan informasi yang material dan relevan serta
keterbukaan dalam melaksanakan pengambilan keputusan.
Berdasarkan PBI No.3/22/PBI/2001 pada tanggal 31
Desember 2001 tentang transparasi kondisi keuangan bank yang
mensyaratkan bank untuk menyampaikan kepada publik. Tentang
pinjaman bermasalah, pemegang saham pengendali, hubungan
istimewa dengan pihak terafiliasi, praktik manajemen risiko dalam
laporan keuangan bank, baik secara triwulan, semesteran maupun
tahunan (Indroes, 2011 : 262).
2. Akuntabilitas (accounttability)
Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggungjawaban bank sehingga pengelolaannya berjalan secara
efektif.
Dalam akuntabilitas lebih mengacu pada kebutuhan pelaku
pasar, termasuk pihak berwenang relevan untuk membenarkan
tindakan dan kebijakan serta menerima tanggung jawab atau
keputusan maupun hasilnya (Indroes, 2011 : 253).
16
3. Tanggung jawab (responsibility)
Tanggung jawab yang dimaksud yaitu pada kesesuaian
pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip pengelolaan bank yang sehat.
4. Independensi (independency)
Pengelolaan bank secara professional tanpa pengaruh
tekanan dari pihak tertentu.
5. Kewajaran (fairness)
Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam menganalisis penerapan kelima prinsip GCG di atas,
bank perlu melakukan penilaian secara self assesment. Menurut
Tjondro (2011) Self assessment GCG merupakan penilaian
terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, yang berisikan sebelas
faktor penilaian pelaksanaan GCG :
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi.
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite.
4. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas
Syariah.
5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan
dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa.
17
6. Penanganan benturan kepentingan.
7. Penerapan fungsi kepatuhan bank.
8. Penerapan fungsi audit intern.
9. Penerapan fungsi audit ekstern.
10. Batas maksimum penyaluran dana.
11. Transparasi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan
pelaksanaan GCG dan pelaporan internal.
Dalam pelaporan Self Assesment GCG ada beberapa tahapan
sampai pada hasil akhir penilaian komposit serta bagaimana
perlakuan terhadap hasil pelaksanaan self assessment GCG bank
yang berbeda dengan hasil pemeriksaan/pengawasan Bank
Indonesia (Desiana, 2016). Berikut merupakan tahapan pelaporan
self assessment GCG :
1. Menetapkan nilai peringkat per faktor, dengan melakukan
analisis self assessment dengan cara membandingkan tujuan
dan kriteria yang telah ditetapkan dengan kondisi bank yang
sebenarnya.
2. Menetapkan nilai komposit hasil self assessment, dengan cara
membobot seluruh faktor, menjumlahkannya dan selanjutnya
memberikan predikat kompositnya.
18
3. Dalam penetapan predikat, perlu diperhatikan batasan berikut :
a. Apabila dalam penilaian seluruh faktor terdapat faktor
dengan nilai peringkat 5, maka predikat komposit tertinggi
yang dapat dicapai bank adalah “cukup baik”.
b. Apabila dalam penilaian seluruh faktor terdapat faktor
dengan nilai peringkat 4, maka predikat komposit tertinggi
yang dapat dicapai bank adalah “baik”.
4. Apabila hasil pelaksanaan self assessment GCG bank
menunjukkan perbedaan yang material yakni mengakibatkan
hasil predikat komposit yang berbeda, maka bank wajib
menyampaikan revisi hasil pelaksaan self assessment GCG
bank tersebut secara lengkap kepada Bank Indonesia.
5. Revisi hasil self assessment pelaksanaan GCG bank tersebut,
harus dipublikasikan dalam laporan keuangan publikasi bank
pada periode terdekat, meliputi nilai 5 komposit dan
predikatnya.
6. Hasil penilaian self assessment GCG sebagaimana yang
dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan pelaksanaan GCG. Satuan pengukuran dalam self
assessment GCG adalah nilai absolut yang sudah ditentukan
yang disebut nilai komposit.
19
Berikut ini merupakan nilai komposit GCG :
Tabel 2. 2
Komposit predikat kualitas penerapan setiap faktor GCG
No Nilai Komposit Predikat (Kualitas)
1. < 1,5 Sangat Baik
2. 1,5 sampai dengan 2,4 Baik
3. 2,5 sampai dengan 3,4 Cukup Baik
4. 3,5 sampai dengan 4,4 Buruk
5. 4,5 sampai dengan 5 Sangat Buruk
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor :
12/13/DPbS Tahun 2010
Menurut Azis (2016) indikator pengukuran GCG adalah
sebagai berikut :
1. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer
memiliki saham perusahaan dengan kata lain manajer tersebut
sekaligus pemegang saham perusahaan. Dalam laporan
keuangan, keberadaan ini ditunjukkan dengan besarnya
presentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer, karena
hal ini merupakan informasi penting bagi pengguna laporan
keuangan maka informasi ini akan diungkapkan dalam catatan
atas kaporan keuangan.
2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham
oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum,
20
institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada
akhir tahun.
3. Komisaris Independen
Komisaris yang bersifat independen memiliki arti bahwa
komisaris tersebut diharapkan mampu melaksankan tugas-tugas
yang diembannya, baik itu tugas pengawasan dan lainnya
dengan independen. Independen sendiri memiliki maksud
bahwa tugas tersebut semata-mata untuk kepentingan dari
perusahaan dan tidak terkait pengaruh pihak-pihak yang
memiliki kepentingan yang bisa jadi berbeda dengan
kepentingan perusahaan.
Keberadaan komisaris independen memiliki tujuan untuk
mewujudkan objektivitas, independen, fair-ness, serta dapat
memberikan keseimbangan antara perlindungan terhadap
kepentingan pemegang saham minoritas, bahkan sampai pada
kepentingan stakeholder lainnya. Komisaris independen
memiliki peran dan fungsi yang sangat penting sebagai motor
penggerak good corporate governance.
Dengan adanya komisaris independen, semua pihak yang
berkepentingan (stakeholder) akan memndapatkan manfaat
yang sangat besar dimana akan terbentuk situasi yang suitable
dengan prinsip dasar good corporate governance dan
21
meningkatkan kemampuan dan kapabilitas komisaris sehingga
efektif dalam kerja mereka.
4. Komite Audit
Komite audit adalah yang dibentuk oleh dewan komisaris
untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.
Selain itu, komite audit dianggap sebagai penghubung antara
pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak
manajemen guna mengatasi masalah pengendalian ataupun
kemungkinan timbulnya agensi.
Dari berbagai unsur Corporate Governance yang telah
diuraikan sebelumnya, penelitian ini akan terfokus pada Dewan
Komisaris Independen. Dewan Komisaris Independen menurut
Undang-Undang N0.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran
dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Dewan komisaris
bertugas untuk mengawasi jalannya perusahaan berdasarkan
prinsip-prinsip GCG. Selain itu, dewan komisaris memiliki
kewajiban untuk mengawasi kinerja dewan direksi dan mengawasi
pelaksanaan kebijakan dewan direksi.
Dalam peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006
disebutkan bahwa jumlah anggota dewan komisaris minimal 3
orang atau paling banyak sama dengan jumlah dewan direksi.
22
Dewan komisaris terdiri dari komisaris dan komisaris independen.
Minimal 50% dari jumlah anggota komisaris adalah komisaris
independen.
Dewan komisaris independen adalah anggota dewan
komisaris yang terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris
lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari
hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-
mata untuk kepentingan perseroan. Dewan komisaris independen
berperan sebagai penyeimbang dalam pengambilan keputusan
dewan komisaris (Aprianingsih, 2016).
3. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan bank dalam menghasilkan
keuntungan atau kemampuan bank dari berbagai sumber daya yang
digunakan dalam kegiatan operasional. Sedangkan rasio profitabilitas
juga dapat diartikan sebagai rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan
modal saham tertentu (Temewu : 2014).
Menurut Yudiana (2013) rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis
rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan
dan rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan
investasi. Profitabilitas dalam hubungannya antara penjualan dengan
laba dapat dibedakan sebagai berikut :
23
a. Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin merupakan perbandingan penjualan
bersih dikurangi harga pokok penjualan bersih atau rasio antara
laba kotor dengan penjualan bersih.
b. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin yaitu margin laba bersih yang merupakan
keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak
penghasilan. Margin ini merupakan perbandingan laba bersih
setelah pajak penjualan.
c. Return on Investment (ROI)
Return on Investmen merupakan rasio yang
membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva.
d. ROI dengan pendekatan Dupont
Pendekatan Dupont pertama kali digunakan oleh
perusahaan Dupont untuk mengevaluasi efektivitas perusahaan,
yaitu dengan mengalikan NPM dengan total assets turnover.
e. Return on Equity (ROE)
Return on Equity yaitu rentabilitas modal sendiri yang
digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang
menjadi hak pemilik modal sendiri (Yudiana, 2013 : 83).
ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan
modal sendiri. Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham
bank (baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham
24
baru) serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham
bank yang bersangkutan (jika bank tersebut sudah go public)
(Dendawijaya, 2009 : 119).
Menurut Dendawijaya (2009) para investor di pasar modal
mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham
bank yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut
adalah sebagai berikut :
1.) Memperoleh dividen berdasarkan keputusan RUPS.
2.) Mengejar capital gain jika bermain di bursa efek.
3.) Mengusai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.
Dengan demikian rasio ROE ini merupakan indikator yang
amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk
mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang
dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini
berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan.
Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga
saham bank (Dendawijaya, 2009 : 119).
f. Rentabilitas Ekonomi (RE)
Rentabilitas ekonomi sering disebut juga dengan earning
power yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba
tersebut. RE dihitung dengan membagi laba usaha (EBIT) dengan
total aktiva (Yudiana, 2013 : 84).
25
4. Non Performing Financing (NPF)
Risiko pembiayaan sering kali dikaitkan dengan risiko gagal bayar.
Risiko ini mengacu pada potensi kerugian yang dihadapi bank ketika
pembiayaan yang diberikannya macet. Debitur mengalami kondisi
dimana dia tidak mampu memenuhi kewajiban mengembalikan modal
yang diberikan oleh bank. Selain pengembalian modal, risiko ini juga
mencakup ketidakmampuan debitur menyerahlan porsi keuntungan
yang seharusnya diperoleh oleh bank dan telah diperjanjikan di awal.
Selain risiko gagal bayar Bank Indonesia dalam PBI Nomor
13/23/PBI/2011 menggunakan istilah risiko kredit (Wahyudi, 2013: 91).
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak
lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Pengukurannya dengan
menggunakan rasio Non Performing Financing (NPF). Non
Performing Financing (NPF) merupakan rasio yang dipergunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan
pengembalian kredit oleh debitur. Non Performing Financing (NPF)
dapat diukur melalui perbandingan antara jumlah pembiayaan
bermasalah dengan total pembiayaan (Suhartatik dan Kusumaningtias,
2013).
Non Performing Financing (NPF) merupakan istilah yang sama
dengan Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional. Rasio
NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola
kredit bermasalah atas kredit yang telah diberikan bank. NPL
26
merupakan presentase jumlah kredit bermasalah terhadap total kredit
yang dikeluarkan oleh bank. Rasio NPL yang tinggi akan memperbesar
biaya, sehingga berpotensi menyebabkan kerugian terhadap bank.
Alasan ini yang menjadi dasar rasio NPL menjadi variabel negatif,
karena semakin tinggi kredit bermasalah maka tinggi kemungkinan
kerugian bank atau semakin rendah profitabilitas (Hermina, 2004).
Faktor penyebab munculnya NPF adalah deafault payment
(kegagalan pembayaran) yang dilakukan kreditur kepada pemilik dana
(debitur). Kredit bermasalah didefinisikan sebagai risiko yang
dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar
kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi
hutangnya. Kriteria rasio NPF analog dengan NPL sesuai Peraturan
Bank Indonesia No.17/11/PBI/2015 dibawah 5% (Khatimah, 2009 : 5).
Adapun kriteria penetapan peringkat profil risiko NPF sebagai
berikut :
Tabel 2. 3
Kriteria Penerapan Peringkat Profil Risiko NPF
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat NPF < 2%
2 Sehat 2% ≤ NPF < 5%
3 Cukup Sehat 5% ≤ NPF < 8%
4 Kurang Sehat 8% ≤ NPF < 12%
5 Tidak Sehat NPF ≥ 12%
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DNPN Tahun 2004
Persyaratan yang ketat dalam kebijakan kredit akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kredit bermasalah, namun tidak akan
27
menghilangkan timbulnya masalah penunggakan pembayaran.
Kecenderungan kerugian yang timbul dari kredit yang disalurkan pada
dasarnya dikarenakan kurangnya perhatian bank secara serius setelah
kredit tersebut berjalan. Selain itu permasalahan sesungguhnya adalah
masalah deteksi dini. Bagaimana suatu kredit yang mulai mengalami
masalah dapat segera diketahui sehingga masih ada waktu untuk
melakukan tindakan pencegahan dan perlindungan terhadap kerugian
(Siamat, 2005 : 359).
Dalam akuntansi, terdapat akun cadangan penyisihan piutang tak
tertagih dan beban penghapusan piutang tak tertagih. Hal ini
diistilahkan sebagai penyisihan penghapusan aset produktif (PPAP).
PPAP merupakan cadangan (modal) yang harus dibentuk berdasarkan
penggolongan kualitas pembiayaan. Berdasarkan PBI Nomor
5/9/PBI/2003 ketentuan besarnya cadangan yang harus dibuat adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. 4
Ketentuan PPAP bagi Bank Islam
Kategori kualitas pembiayaan PPAP yang diminta
Lancar 1% dari total pembiayaan berkategori
lancar.
Dalam perhatian khusus 5% dari total pembiayaan berkategori
dalam pengawasan khusus.
Kurang lancar 15% dari total pembiayaan kurang
lancar setelah dikurangi nilai agunan.
Diragukan 50% dari total pembiayaan berkategori
diragukan setelah dikkurangi nilai
agunan.
Macet 100% dari pembiayaan berkategori
macet setelah dikurangi nilai agunan.
28
Khusus untuk Ijarah Minimal 50% dari kewajiban
pembentukan PPAP untuk kategori
dalam perhatian khusus, kurang lancar,
diragukan, dan macet.
Fungsi utama pembentukan PPAP ini adalah untuk menghindarkan
bank dari potensi kegagalan bisnis jika debitur benar-benar gagal
bayar. Sebelum debitur gagal bayar, bank telah menyiapkan sejumlah
modal yang dicadangkan untuk menghindari risiko yang lebih besar
(Wahyudi, 2013 : 119).
C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka kerangka penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
p2 p3
p1
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian
Sumber: Dikembangkan untuk penelitian 2017
Dari kerangka penelitian di atas penulis menggunakan model
regresi sederhana sebagai persamaan satu (1) untuk menghitung pengaruh
Dewan Komisaris
Independen (DKI)
(X)
NPF(Z)
Profitabilitas
(ROE) (Y)
e1
e2
29
dewan komisaris independen terhadap Non Performing Financing (NPF).
Dalam persamaan satu (1) ini dewan komisaris independen berperan
sebagai variabel independen sedangkan NPF berperan sebagai variabel
dependen.
Penulis juga menggunakan model regresi berganda sebagai
persamaan dua (2) untuk menghitung pengaruh dewan komisaris
independen dan Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas
(ROE). Dalam persamaan dua (2) ini dewan komisaris independen dan
NPF berperan sebagai variabel independen sedangkan profitabilitas (ROE)
berperan sebagai variabel dependen.
Persamaan satu (1) dan persamaan dua (2) ini digunakan untuk
menghitung pengaruh dewan komisaris terhadap profitabilitas dengan non
performing financing (NPF) sebagai variabel intervening melalui analisis
jalur atau path analysis.
D. Hipotesis
1. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Profitabilitas
Penelitian Wardani (2007) menyatakan bahwa komisaris
independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang
terjadi di antara para manajer internal dan mengawasi kebijakan
manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris
independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi
monitoring agar tercipta perusahaan yang good corporate governance.
Peran komisaris ini diharapkan akan meminimalkan permasalahan
30
keagenan yang timbul antara dewan direksi dengan pemegang saham.
Sehingga apabila semakin banyak komisaris independen, maka
pengawasan akan semakin ketat dan agency problem semakin kecil.
Semakin banyak jumlah dewan komisaris independen, maka
semakin terlepas pula penyusunan laporan keuangan dari unsur
kepentingan pribadi sehingga laporan keuangan dapat disusun
sedemikian rupa dan mewakili kenyataan yang sesungguhnya terjadi.
Semakin tinggi persentase dewan komisaris independen, maka
diharapkan semakin tinggi pula kinerja karyawan yang nantinya akan
meningkatkan profitabilitas perusahaan ( Kusuma, 2015 ).
Hasil penelitian Muntiah (2012), Agustiningsih (2016), Rini &
Ghozalli (2012), Nugrahani & Nugroho (2010), Dzajilah (2016),
Sanjaya & Marsudi (2014), Endri (2012) membuktikan bahwa Good
Corporate Governance (GCG) yang di proyeksikan dengan dewan
komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas.
Berdasarkan pada uraian di atas maka penulis membuat hipotesis
penelitian yaitu :
H1 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas.
31
2. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Non Performing
Financing (NPF)
Menurut Pathan (2007), dewan komisaris independen berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Non Perfoming Loan (NPL). Pathan
(2007) menyatakan bahwa peran dewan komisaris independen sangat
diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan
kaidah-kaidah corporate governance. Dewan komisaris independen
juga memiliki peran sebagai penengah jika terjadi perselisihan di
antara manajemen serta memberikan masukan-masukan demi kinerja
lebih baik. Semakin banyak jumlah dewan komisaris independen
dalam perusahaan akan mewujudkan good corporate governance yang
berimbas pada kegiatan operasional yang baik termasuk dalam
keputusan pemberian kredit yang tepat sehingga dapat mengurangi
tingkat NPL.
H2 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Non Performing Financing (NPF).
3. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
Profitabilitas
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak
lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Pengukurannya dengan
menggunakan rasio Non Performing Financing (NPF). Non
Performing Financing (NPF) merupakan rasio yang dipergunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan
32
pengembalian kredit oleh debitur. Non Performing Financing (NPF)
dapat diukur melalui perbandingan antara jumlah pembiayaan
bermasalah dengan total pembiayaan (Suhartatik dan Kusumaningtias,
2013).
Non Performing Financing (NPF) merupakan istilah yang sama
dengan Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional. Rasio
NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola
kredit bermasalah atas kredit yang telah diberikan bank (Hermina
2014). NPL merupakan presentase jumlah kredit bermasalah terhadap
total kredit yang dikeluarkan oleh bank. Rasio NPL yang tinggi akan
memperbesar biaya, sehingga berpotensi menyebabkan kerugian
terhadap bank. Alasan ini yang menjadi dasar peneliti menemukan
rasio NPL menjadi variabel negatif, karena semakin tinggi kredit
bermasalah maka tinggi kemungkinan kerugian bank atau semakin
rendah profitabilitas (Hermina, 2004).
Menurut Saputri & Oetomo (2016) menunjukkan bahwa NPF
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan
pada argumentasi di atas maka penulis menetapkan hipotesis penelitian
yaitu :
H3 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas
33
4. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Profitabilitas
dengan Non Performing Financing (NPF) sebagai variabel
intervening
Beberapa penelitian mengenai perbankan telah dilakukan oleh
beberapa peneliti khususnya berkaitan dengan DKI. Andriyan &
Supatmi (2010), Wardani (2007), Nora & Veronica (2008), Dianita
(2014) menunjukkan bahwa DKI memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap NPF. Selain berpengaruh terhadap NPF,
mekanisme GCG juga dapat membantu dalam peningkat kinerja.
Menurut Muntiah (2012), Agustiningsih (2016), Rini & Ghozalli
(2012), Nugrahani & Nugroho (2010), Dzajilah (2016), Sanjaya &
Marsudi (2014), Endri (2012) menunjukkan bahwa rasio-rasio yang
mampu mewakili profitabilitas perusahaan seperti ROA dan ROE
memiliki hubungan positif signifikan dengan DKI.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya mekanisme tata kelola
yang efektif dalam perusahaan yang ditunjukkan melalui mekanisme
monitoring internal ( komposisi dewan direksi, komposisi dewan
komisaris, keberadaan dan efektivitas komite audit) dan mekanisme
monitoring eksternal (proporsi komisaris independen, struktur
kepemilikan, kualitas audit dan ancaman pengambialihan perusahaan)
dapat mendorong peningkatan kinerja perusahaan tersebut (Setyawaty,
2016).
34
Manajemen risiko yang dalam hal ini adalah risiko pembiayaan
yang diimplementasikan dalam suatu perusahaan juga terbukti mampu
meningkatkan kinerja. Keberhasilan perbankan dalam mengelola risiko
pembiayaan dapat mereduksi potensi kerugian dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi yang salah satunya adalah memperoleh
keuntungan atau profitabilitas. (Setyawaty, 2016)
Berdasarkan pada uraian di atas maka penulis membuat hipotesis
penelitian yaitu :
H4 : Non Performing Financing (NPF) memediasi pengaruh Dewan
Komisaris Independen (GCG) terhadap profitabilitas.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi empiris yang berarti cara-cara yang
dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan (Sugiyono, 2013
:5). Studi empiris yang dilakukan pada bank umum syariah periode 2011-
2015 dengan menggunakan data sekunder. Sedangkan pendekatan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif, yang pengukurannya menggunakan bentuk angka yang
diperoleh dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh bank
syariah , kemudian di analisis dengan menggunakan teori statistik. Jenis
penelitian ini dipandang mampu memberikan informasi untuk melihat
realita atau fenomena yang konkrit yang terjadi dalam objek penelitian
(Alfianika, 2016 : 29). Penelitian ini menganalisa pengaruh Dewan
Komisaris Independen terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah dengan
Non Performing Financing (NPF) sebagai variabel intervening.
B. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada Bank Umum Syariah yang ada
di Indonesia. Adapun nama bank yang akan digunakan untuk penelitian
yaitu Bank Muamalat Indonesia, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Syariah
Mandiri, Bank Bukopin Syariah, BCA Syariah, BJB Syariah, Bank Aceh ,
36
Bank Victoria Syariah, May Bank Syariah, Bank Mega Syariah, BTPN
Syariah, dan Bank Panin Syariah. Data yang digunakan adalah data dari
annual report yang telah dipublikasikan di website resmi bank syariah
tersebut.
Adapun waktu penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu
penelitian dimulai pada awal bulan Mei tahun 2017.
C. Populasi dan Sampel
Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012 : 117). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank
Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2011-2015
sebanyak 13 bank syariah.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2012 : 118). Tehnik yang digunakan adalah
Purposive Sampling. Metode purposive sampling yaitu tehnik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013 : 122). Adapun
beberapa pertimbangan yang digunakan penulis untuk memilih sampel
yaitu :
a. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia periode tahun
2011-2015.
b. Bank Umum syariah yang menyajikan laporan keuangan tahunan
yang telah diaudit dan dipublikasikan di website periode 2011-2015.
37
c. Data laporan yang di audit dan dipublikasikan memiliki kelengkapan
data yang diperlukan untuk penelitian ini.
Tabel 3. 1
Kriteria pemilihan sampel
Bank Umum Syariah Jumlah Keterangan
Bank Muamalat Indonesia
Bank Mega Syariah
Bank Panin Syariah
Bank Syariah Bukopin
Bank Syariah Mandiri
Bank Victoria Syariah
BCA Syariah
BRI Syariah
BNI Syariah
BJB Syariah
BTPN Syariah
Maybank Syariah Indonesia
Bank Aceh
13 Bank
Umum
Syariah
Keterangan :
1. Karena BTPN
Syariah bergabung
dalam BUS pada
tahun 2014, maka
BTPN Syariah
tidak memenuhi
syarat untuk dapat
digunakan sebagai
sampel penelitian
dikarenakan
sampel penelitian
yang dibutuhkan
mulai periode
2011-2015
2. Karena Bank Aceh
bergabung dalam
BUS pada tahun
2016, maka Bank
Aceh tidak
memenuhi syarat
untuk dapat
digunakan sebagai
sampel penelitian
dikarenakan
sampel penelitian
yang dibutuhkan
mulai periode
2011-2015.
Jumlah 13 Bank 11 Bank
Berdasarkan uraian di atas jumlah Bank Umum Syariah selama
penelitian dilakukan yaitu 13 bank syariah. Sedangkan setelah
dilakukan purposive sampling hanya ada 11 bank syariah yang
38
memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang dibutuhkan oleh penulis. Jadi
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 11 bank
syariah.
D. Tehnik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data sekunder berupa data time series dan cross section yaitu laporan
keuangan tahunan, laporan pengungkapan GCG yang telah dipublikasikan
oleh bank umum syariah dari tahun 2011-2015.
Sumber data lain diperoleh dengan membaca dan mempelajari
serta menganalisis literature yang bersumber dari buku, jurnal, laporan
penelitian, artikel dan perangkat lain yang berkaitan dengan permasalahan
yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk membantu penulis memecahkan
masalah yang diteliti dan hasilnya akan dijadikan sebagai bahan
perbandingan.
E. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala rasio. Data rasio
adalah data yang memiliki titik nol absolut. Dengan kata lain rasio
memiliki semu a ciri dari data interval dan ditambah pula mempunyai titik
nol absolut sebagai titik permulaan (Burhan, 2005 : 121).
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan 3 variabel yang
terbagi atas satu variabel terikat (variabel dependen), satu variabel bebas
(variabel independen) dan satu variabel intervening yang meliputi tingkat
39
profitabilitas yang diukur dengan ROE (Y), Dewan Komisaris Independen
(X) dan NPF (Z).
F. Definisi Konsep dan Operasional
1. Dewan Komisaris Independen
Dewan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris
yang terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata untuk kepentingan
perseroan. Dewan komisaris independen berperan sebagai
penyeimbang dalam pengambilan keputusan dewan komisaris
(Aprianingsih, 2016; Endraswati, Suhardjanto, Krismiaji, 2014).
2. Return on Equity
Return on Equity yaitu perbandingan antara laba bersih bank dengan
modal sendiri (Dendawijaya, 2009 : 118; Endraswati, 2016 :120).
3. Non Performing Financing
Non Performing Financing (NPF) merupakan istilah yang sama
dengan Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional. NPL
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank
40
dalam mengcover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur.
(Suhartik & Kusumaningtyas, 2013)
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Non Performing
Financing (NPF), yaitu (Suhartatik & Kusumaningtyas, 2013) :
G. Tehnik Analisis Data
Tehnik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan
statistik. Analisis data ini merupakan kegiatan setelah data dari laporan
keuangan terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan (Sugiyono, 2013 : 206).
1. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas ini digunakan untuk menganalisis data time series
atau cross section untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung
diantara variabel sehingga hubungan antar variabel dalam persamaan
menjadi valid. Dalam pengujian stasioner menggunakan Augment
Dicky Fuller Unit Root Tet (ADF Test) terhadap variabel-variabel
independen. Jika nilai probabilitasnya menunjukkan pada level dasar
yakni < α = 5% maka tidak terjadi unit root. Sebaliknya jika nilai
41
probabilitasnya > α = 5% maka terjadi unit root yang berarti bahwa data
yang akan diolah sudah stasioner (Purba, 2014:19).
2. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk bank umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013 :
150) . Tujuan analisis deskriptif adalah untuk dapat melihat gambaran-
gambaran secara umum dengan variabel yang dipakai ini mengenai
fakta-fakta yang terjadi (Saputri, 2016).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk menguji kelayakan model.
Sehingga sebelum dilakukan analisis regresi klasik dan analisis jalur
atau path analysis model penelitian harus lolos dalam uji asumsi klasik
ini. Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji multikolonieritas, uji
autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas (Ghozalli,
2013).
Berikut ini merupakan penjelasan dari setiap uji dalam uji asumsi
klasik :
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
42
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal dengan kata
lain nilai korelasi antar variabel independennya sama dengan nol
(Ghozalli, 2013 : 105).
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nili VIF ≥ 10. (Ghozalli, 2013 :
106)
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi (Ghozalli, 2013 : 110).
Pengambilan keputusan uji autokorelasi dilakukan dengan
membandingkan nilai Durbin-Watson (D-W) hasil perhitungan
dengan nilai tabel Durbin-Watson (D-W). Model dinyatakan
memenuhi asumsi non autokorelasi apabila nilai du (batas atas nilai
D-W tabel) < d (nilai D-W hasil perhitungan) < (4-du) (Ghozalli,
2013 : 113).
43
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozalli, 2013 : 139).
Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan beberapa uji
seperti uji scatterplots, uji park, uji glejser dan juga uji white.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji park untuk
mendeteksi apakah model regresi penelitian terdapat
heteroskedastisitas atau tidak. Dalam menyimpulkan ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari koefisien parameter
beta. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan tersebut
signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data
model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas dan
sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik,
maka asumsi homoskodestisitas pada data model tidak dapat
ditolak (Ghozalli, 2013 : 142).
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
44
distribusi normal. Model regresi yang baik adalah model yang
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Penelitian
ini menggunakan Kolmogorov Sminof (K-S) test untuk
mengetahui normalitas data dengan melihat nilai Asymp. Sig. (2
tailed), apabila nilainya lebih dari 5% maka residual terdistribusi
normal (Ghozalli, 2013 : 165).
H. Uji Hipotesis
1. Analisis Regresi Sederhana
Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-
masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara
memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan.
Koefisien regresi dihitung dengan dua tujuan sekaligus yaitu
meminimunkan penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi
dependen berdasarkan data yang ada (Ghozalli, 2013 : 95).
a.) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Semakin
besar nilai R2 mendekati 1, maka semakin baik hasil model
regresinya. Sebaliknya, jika nilai R2 mendekati 0 maka secara
keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel independen
(Ghozalli, 2013 : 97).
45
b.) Uji Ttest
Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual
dalam menerangkan variabel dependen. Dalam pengujian ini, kita
melihat nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitasnya lebih kecil
dari 0,05 maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan
signifikan. Namun jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
hipotesinya ditolak atau tidak signifikan (Ghozalli, 2013 : 98).
2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menghitung
besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian
pada variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan kata lain
regresi berganda digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen
dengan variabel independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006 : 85).
a.) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Semakin
besar nilai R2 mendekati 1, maka semakin baik hasil model
regresinya. Sebaliknya, jika nilai R2 mendekati 0 maka secara
keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel independen
(Ghozalli, 2013 : 97).
46
b.) Uji Ftest
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen / terikat. Penilaian berdasarkan nilai probabilitasnya. Jika
nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alpha 0,05 maka hipotesis
yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan. Namun, jika nilai
signifikansi lebih besar dari nilai alpha 0,05 maka hipotesis yang
diajukan ditolak dan dikatakan tidak signifikan (Ghozalli, 2013
:98).
c.) Uji Ttest
Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual
dalam menerangkan variabel dependen. Dalam pengujian ini, kita
melihat nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitasnya lebih kecil
dari 0,05 maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan
signifikan. Namun jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
hipotesinya ditolak atau tidak signifikan (Ghozalli, 2013 : 98).
3. Analisis Jalur atau Path Analysis
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Metode analisis jalur. Metode analisis jalur atau path analysis
digunakan untuk menguji pengaruh variabel intervening. Analisis jalur
47
ini merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda, atau
analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir
hubungan kausalitas antar variabel (model casual) yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozalli, 2013 : 249).
Berikut merupakan gambar analisis jalur dalam penelitian ini :
p2 p3
p1
Gambar 3. 1 Kerangka Penelitian
Sumber: Dikembangkan untuk penelitian 2017
Dari kerangka penelitian di atas penulis menggunakan
model regresi sederhana sebagai persamaan satu (1) untuk
menghitung pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Non
Performing Financing (NPF). Dalam persamaan satu (1) ini
Dewan Komisaris Independen berperan sebagai variabel
independen sedangkan NPF berperan sebagai variabel dependen.
Penulis juga menggunakan model regresi berganda sebagai
persamaan dua (2) untuk menghitung pengaruh Dewan Komisaris
Independen dan Non Performing Financing (NPF) terhadap
Dewan Komisaris
Independen (X)
NPF(Z)
Profitabilitas
(ROE) (Y)
e2
e1
48
profitabilitas (ROE). Dalam persamaan dua (2) ini Dewan
Komisaris Independen dan NPF berperan sebagai variabel
independen sedangkan profitabilitas (ROE) berperan sebagai
variabel dependen.
Persamaan satu (1) dan persamaan dua (2) ini digunakan
untuk menghitung pengaruh Dewan Komisaris Independen
terhadap profitabilitas dengan non performing financing (NPF)
sebagai variabel intervening melalui analisis jalur atau path
analysis dengan rumus persamaan regresi sebagai berikut :
NPF = α + p2 DKI + e1 (1)
ROE = α + p1 DKI + p3 NPF + e2 (2)
Keterangan :
Besarnya nilai √
Besarnya nilai √
Standardize koefisien untuk Dewan Komisaris Independen
pada persamaan satu (1) akan memberikan nilai p2. Sedangkan
koefisien untuk Dewan Komisaris Independen dan NPF pada
persamaan dua (2) akan memberikan nilai p1 dan p3.
Setelah dilakukan analisis regresi melalui 2 persamaan di
atas dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh Dewan
Komisaris Independen terhadap profitabilitas dengan non
performing financing (NPF) sebagai variabel intervening dengan
menggunakan nilai p1, p2 dan p3 yang telah diperoleh dari kedua
49
persamaan di atas. Berikut rumus perhitungan analisis jalur atau
path analysis.
Pengaruh langsung DKI ke ROE = p1
Pengaruh tak langsung DKI ke NPF ke ROE = p2 x p3
Total pengaruh (korelasi DKI ke ROE) = p1 + (p2 x p3)
Setelah mendapatkan total pengaruh (korelasi DKI ke ROE)
harus menghitung standar error dari koefisien indirect effect
(Sp2p3).
Berdasarkan hasil Sp2p3 kita dapat menghitung nilai t
statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut :
Nilai t hitung ini digunakan untuk menguji hipotesis yang
menyatakan ada atau tidaknya pengaruh mediasi pada penelitian.
Apabila t hitung lebih besar dari tabel berarti hipotesis diterima
atau dengan kata lain ada pengaruh mediasi dalam penelitian.
Sedangkan sebaliknya, apabila t hitung lebih kecil dari t tabel maka
hipotesis ditolak atau dengan kata lain tidak ada pengaruh mediasi
dalam penelitian (Ghozalli, 2013 : 255).
Gambar kerangka di atas juga menunjukkan bahwa Dewan
Komisaris Independen sebagai variabel independen. NPF sebagai
50
variabel intervening. Sedangkan ROE merupakan variabel
dependen atau dapat dikatakan bahwa profitabilitas (ROE)
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh Dewan Komisaris
Independen. Selain itu Dewan Komisaris Independen dapat
mempengaruhi ROE dengan NPF sebagai variabel intervening.
I. Alat analisis data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah IBM SPSS
Statistic 21. IMB SPSS Statistic 21 merupakan sebuah program computer
statistik yang berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data
statistik secara cepat dan tepat, serta menghasilkan berbagai output yang
dikehendaki oleh para pengambil keputusan.
51
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di
Indonesia yang berjumlah 11 bank syariah. Bank Umum Syariah di
Indonesia ini meliputi Bank Muamalat Indonesia, Bank Negara Indonesia
Syariah, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank
Jabar Banten Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank
Panin Syariah, Bank Central Asia Syariah, Maybank Syariah dan Bank
Panin Syariah.
Penelitian ini akan menganalisis pengaruh Dewan Komisaris
Independen terhadap Profitabilitas yang diwakili dengan rasio Return on
Equity (ROE) dengan menggunakan Non Performing Financing (NPF)
sebagai variabel intervening.
B. Uji Statistik
1. Uji Stasioner
Uji stasioneritas ini digunakan untuk menganalisis data time series
atau cross section untuk melihat ada tidaknya unit root yang
terkandung diantara variabel sehingga hubungan antar variabel dalam
persamaan menjadi valid. Dalam pengujian stasioner menggunakan
Augment Dicky Fuller Unit Root Tet (ADF Test) terhadap variabel-
variabel independen. Jika nilai probabilitasnya menunjukkan pada
level dasar yakni < α = 5% maka tidak terjadi unit root. Sebaliknya
52
jika nilai probabilitasnya > α = 5% maka terjadi unit root yang berarti
bahwa data yang akan diolah sudah stasioner (Purba, 2014:19).
Tabel 4. 1 Uji Stasioner
Variabel ADF
Statistic
Nilai Kritis Mc Kinnon Prob
ADF
5%
Ket
1% 5% 10%
DKI -6.534350 -3.562669 -2.918778 -2.597285 0.0000 Stasioner
NPF -3.101678 -3.560019 -2.917650 -2.596689 0.0324 Stasioner
ROE -9.249980 -3.560019 -2.917650 -2.596689 0.0000 Stasioner
Sumber : hasil olah Eviews7
Dalam pengujian Unit Root di tingkat 1st difference, ADF telah
menunjukkan bahwa data yang diolah sudah stasioner. Hal ini dapat
dilihat pada nilai absolute statistic ADF yang lebih kecil dari
McKinnon Critical Value pada nilai kritis 1%, 5%, dan 10%. Selain
itu, pada nilai Prob statistik ADF menunjukkan angka yang lebih kecil
dari α 0,05 McKinnon. Dengan demikian maka dapat dinyatakan
bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini telah stasioner di tingkat
1st difference.
2. Uji Deskriptif Statistik
Uji deskriptif dilakukan untuk menunjukkan jumlah data (N) yang
digunakan dalam penelitian ini, nilai maksimum, nilai minimum, nilai
rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing variabel.
Hasil perhitungan statistik deskriptif adalah sebagai berikut :
53
Tabel 4. 2 Hasil Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DKI 55 20.00% 100.00% 64.0624% 17.47089%
NPF 55 0.00% 35.15% 3.8355% 4.82266%
ROE 55 -32.04% 57.98% 6.1858% 11.27821%
Valid N
(listwise)
55
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai terendah
(minimum) pada rasio DKI adalah 20,00 yang berasal dari BJB Syariah
pada tahun 2012. Sedangkan untuk rasio DKI nilai tertinggi
(maksimum) adalah 100,00 berasal dari beberapa bank salah satunya
berasal dari Bank Mega Syariah pada tahun 2011. Nilai rata-rata
(mean) DKI sebesar 64,0624 dan untuk standar deviasinya adalah
17,47089. Dengan melihat nilai rata-rata (mean) pada DKI, maka dapat
disimpulkan bahwa secara statistik nilai rata-rata DKI pada Bank
Umum Syariah di Indonesia telah memenuhi syarat atau peraturan
Bank Indonesia yang menyatakan bahwa minimal 50% dari jumlah
anggota dewan komisaris adalah komisaris independen.
Data rasio NPF memiliki nilai terendah (minimum) sebesar
0,00% yang berasal dari Maybank Syariah pada tahun 2011, sedangkan
untuk nilai tertinggi (maksimum) sebesar 35,15% yang berasal dari
Maybank Syariah pada tahun 2015. Nilai rata-rata (mean) untuk rasio
NPF sebesar 3,8355% dan standar deviasi sebesar 4,82266%. Dari nilai
rata-rata (mean) rasio NPF maka dapat disimpulkan bahwa secara
54
statistic nilai rata-rata (mean) NPF pada Bank Umum Syariah di
Indonesia tahun 2011-2015 berada di bawah 5%. Hal ini menunjukkan
NPF pada Bank Umum Syariah telah memenuhi peraturan Bank
Indonesia yang masuk dalam kategori sehat adalah bank yang memiliki
nilai NPF minimal di bawah 5%.
Data rasio ROE nilai terendah (minimum) sebesar -32,04%
yang berasal dari Maybank Syariah pada tahun 2015, sedangkan untuk
nilai tertinggi (maksimum) sebesar 57,98% yang berasal dari Bank
Mandiri Syariah pada tahun 2012. Nilai rata-rata (mean) rasio ROE
adalah 6,1858% dan standar deviasinya adalah 11,27821%.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk menguji kelayakan model.
Sehingga sebelum dilakukan analisis regresi klasik dan analisis jalur
atau path analysis model penelitian harus lolos dalam uji asumsi
klasik ini. Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji multikolonieritas, uji
autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji normalitas (Ghozalli, 2013).
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Pada model regresi yang baik seharusnya antar
variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk melihat ada atau
tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan cara melihat
nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff
55
yang umum dipakai sebagai standar yang menunjukkan tidak
terjadi multikolonieritas adalah nilai tolerance di atas 0,10 atau
sama dengan nilai VIF di bawah 10 (Ghozalli, 2013 : 106). Hasil
uji multikolonieritas antar variabel dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4. 3 Hasil Uji Multikolonieritas
Persamaan 2
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
DKI .994 1.006
NPF .994 1.006
a. Dependent Variable: ROE
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa nilai
tolerance dan VIF masing-masing variabel penelitian sebagai
berikut :
1.) Nilai tolerance untuk variabel DKI sebesar 0,994 > 0,10 yang
berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang
nilainya lebih dari 95%. Sedangkan nilai VIF sebesar 1,006 <
10, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel GCG
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolonieritas.
2.) Nilai tolerance untuk variabel NPF sebesar 0,994 > 0,10 yang
berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang
56
nilainya lebih dari 95%. Sedangkan nilai VIF sebesar 1,006 <
10, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel GCG
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolonieritas.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi
dalam suatu model regresi dapat dilakukan melalui beberapa model
pengujian. Dalam penelitian ini menggunakan pengujian Durbin
Watson (Uji DW) (Ghozalli, 2013 : 110). Hasil pengujian
autokorelasi dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 4. 4 Hasil Uji Durbin Watson
Persamaan DU Durbin-
Watson
4-DU Keterangan
1 1,585 1,982 2,415 Tidak ada
autokorelasi
2 1,628 1,940 2,372 Tidak ada
autokorelasi
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
Hasil uji Durbin-Watson (DW) pada tabel di atas
menunjukkan bahwa pada persamaan 1 dan 2 memiliki nilai DW
yang lebih besar dari nilai DU dan juga lebih kecil dari nilai 4-DU.
57
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada persamaan 1 dan
persamaan 2 tidak terdapat autokorelasi.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residu /
pengamatan ke yang lain tetap , maka disebut homokedastisitas dan
jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas
(Ghozalli, 2013 : 139).
Uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
heterokedastisitas yaitu uji park. Berikut ini hasil uji park :
Tabel 4. 5 Hasil Uji Park
Persamaan 1
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.799 1.385 -2.021 .049
LNDKI1@ .440 1.437 .044 .306 .761
a. Dependent Variable: LNRes1
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan hasil tampilan ouput SPSS memberikan
koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang
signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa data model regresi
dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas.
58
Tabel 4. 6 Hasil Uji Park
Persamaan 2
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1.471 3.707 -.397 .694
LNDKI2@ -.002 .941 .000 -.002 .998
LNNPF2@ .103 .254 .063 .406 .687
a. Dependent Variable: LNRes2
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan hasil tampilan ouput SPSS memberikan
koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang
signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa data model regresi
dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Model regresi yang baik adalah model yang
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Penelitian
ini menggunakan Kolmogorov Sminof (K-S) test untuk
mengetahui normalitas data dengan melihat nilai Asymp. Sig. (2
tailed), apabila nilainya lebih dari 5% maka residual terdistribusi
normal (Ghozalli, 2013 : 165). Hasil uji normalitas dalam
penelitian ini sebagai berikut :
59
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas
Persamaan 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.57412015
Most Extreme Differences
Absolute .102
Positive .066
Negative -.102
Kolmogorov-Smirnov Z .720
Asymp. Sig. (2-tailed) .678
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,678 yang menunjukkan nilai
signifikansi lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada persamaan 1 data terdistribusi secara normal.
60
Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas
Persamaan 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .84775812
Most Extreme Differences
Absolute .085
Positive .085
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .602
Asymp. Sig. (2-tailed) .862
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,862 yang menunjukkan nilai
signifikansi lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada persamaan 2 data terdistribusi secara normal.
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Sederhana
Regresi sederhana adalah metode yang digunakan untuk
menentukan tingkat pengaruh suatu variabel. Variabel yang
pertama disebut dengan variabel independen atau variabel bebas
atau variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel
yang kedua adalah variabel dependen atau variabel terikat yaitu
variabel yang dipengaruhi variabel lainnya (Desiana, 2016).
61
Dalam persamaan 1 ini variabel Dewan Komisaris
Independen berperan sebagai variabel independen sedangkan
variabel NPF berperan sebagai variabel dependen.
Untuk mengetahui koefisien antar variabel dalam
persamaan 1 sebagai berikut:
Tabel 4. 9 Hasil Uji Regresi Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.219 .454 2.684 .010
LNDKI1@ -1.048 .471 -.306 -2.224 .031
a. Dependent Variable: LNNPF1@
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
Dengan melihat tabel di atas, maka persamaan model
regresi yang digunakan adalah :
NPF = 1,219 – 1,048 DKI + e
Berdasarkan model regresi di atas maka hasil regresi regresi linier
klasik dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.) Persamaan regresi linier mempunyai konstanta sebesar 1,219.
Hal ini menunjukkan bahwa jika variabel independen
diasumsikan konstan, maka variabel dependen yaitu NPF akan
mengalami kenaikan sebesar 1,219.
62
2.) Koefisien variabel DKI sebesar -1,048 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 point DKI akan mengurangi NPF
sebesar 1,048.
a.) Uji Ttest
Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Dalam pengujian ini, kita melihat
nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05
maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan.
Namun jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hipotesinya
ditolak atau tidak signifikan (Ghozalli, 2013 : 98).
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa variabel DKI dengan nilai t
hitung -2,224 dan nilai signifikansi 0,031 lebih kecil dari alfa 0,05
maka dapat dikatakan bahwa DKI berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap NPF. Hal ini berarti semakin baik DKI maka akan
mengurangi NPF.
b.) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Semakin besar nilai R2
mendekati 1, maka semakin baik hasil model regresinya. Sebaliknya,
jika nilai R2 mendekati 0 maka secara keseluruhan tidak dapat
63
menjelaskan variabel independen (Ghozalli, 2013 : 97). Hasil uji
determinan (R2) pada persamaan 1 sebagai berikut :
Tabel 4. 10 Hasil Uji Koefisien Determinan
Persamaan 1
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .306a .093 .075 .85339
a. Predictors: (Constant), LNDKI1@
b. Dependent Variable: LNNPF1@
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
Nilai R pada tabel tersebut menjelaskan tingkat hubungan antar
variabel independen dengan variabel dependen, artinya bahwa
hubungan DKI terhadap NPF sebesar 0,306 atau 30,6 %.
Nilai Adjusted R Square menjelaskan bahwa variabel independen
DKI dapat menerangkan variabel dependen yaitu NPF sebesar 0,075
atau sebesar 7,5% sedangkan (100% - 7,5%) 92,5% diterangkan oleh
variabel lain diluar model regresi ini.
b. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menghitung
besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian
pada variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan kata lain
regresi berganda digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen
dengan variabel independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006 : 85).
Dalam persamaan 2 ini variabel DKI dan NPF berperan sebagai
64
variabel independen sedangkan variabel ROE berperan sebagai variabel
dependen.
Untuk mengetahui koefisien antar variabel dapat dilihat dari tabel
berikut ini :
Tabel 4. 11 Hasil Uji Regresi Berganda
Persamaan 2
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2.196 1.891 -1.162 .252
LNDKI2@ .971 .480 .302 2.023 .049
LNNPF2@ .022 .129 .026 .171 .865
a. Dependent Variable: LNROE2@
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
Dengan melihat tabel hasil uji coefficient di atas, maka
persamaan model regresi berganda yang digunakan adalah :
ROE = -2,196 +0,971DKI +0,022NPF + e
Berdasarkan model regresi di atas dapat diketahui bahwa :
1.) Persamaan regresi linier berganda mempunyai konstanta
sebesar -2,196. Hal ini menunjukkan bahwa jika variabel
independen diasumsikan konstan, maka variabel dependen
yaitu ROE akan mengalami penurunan sebesar -2,196.
2.) Koefisien regresi DKI sebesar 0,971 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 point DKI akan menyebabkan kenaikan
65
profitabilitas (ROE) sebesar 0,971 dengan asumsi bahwa
variabel bebas lainnya konstan.
3.) Koefisien regresi NPF sebesar 0,022 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 point NPF tidak akan menyebabkan kenaikan
profitabilitas (ROE) sebesar 0,022 dengan asumsi bahwa
variabel bebas lainnya konstan.
a.) Uji Ttest
Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Dalam pengujian ini, kita melihat
nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05
maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan.
Namun jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hipotesinya
ditolak atau tidak signifikan (Ghozalli, 2013 : 98).
Dari tabel 4.11 dapat dianalisa sebagai berikut :
1.) Variabel DKI dengan nilai t hitung 2,023 dan nilai signifikansi
0,049 yang artinya lebih kecil dari nilai alfa 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa DKI secara statistik berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas (ROE). Artinya semakin baik
DKI maka profitabilitas akan mengalami kenaikan.
2.) Variabel NPF dengan nilai t hitung 0,171 dan nilai signifikansi
0,865 yang artinya lebih besar dari nilai alfa 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa NPF berpengaruh secara positif dan tidak
66
signifikan terhadap profitabilitas (ROE). Artinya naik turun nya
NPF tidak akan mempengaruhi naik turunnya ROE.
b.) Uji Ftest
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen / terikat. Penilaian berdasarkan nilai probabilitasnya. Jika
nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alpha 0,05 maka hipotesis
yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan. Namun, jika nilai
signifikansi lebih besar dari nilai alpha 0,05 maka hipotesis yang
diajukan ditolak dan dikatakan tidak signifikan (Ghozalli, 2013
:98). Berikut adalah hasil uji F dalam penelitian ini :
Tabel 4. 12 Hasil Uji Ftest Persamaan 2
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 3.303 2 1.652 2.089 .136b
Residual 33.997 43 .791
Total 37.300 45
a. Dependent Variable: LNROE2@
b. Predictors: (Constant), LNNPF2@, LNDKI2@
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
Uji Anova atau Ftest terlihat nilai f hitung sebesar 2,089 dengan
probabilitasnya jauh lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat
dikatakan bahwa variabel DKI dan NPF secara bersama-sama tidak
67
berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROE) pada
Bank Syariah di Indonesia
c.) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Semakin besar nilai R2
mendekati 1, maka semakin baik hasil model regresinya. Sebaliknya,
jika nilai R2 mendekati 0 maka secara keseluruhan tidak dapat
menjelaskan variabel independen (Ghozalli, 2013 : 97). Hasil uji
determinan (R2) pada persamaan 1 sebagai berikut :
Tabel 4. 13 Hasil Uji Koefisien Determinan
Persamaan 2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .298a .089 .046 .88918
a. Predictors: (Constant), LNNPF2@, LNDKI2@
b. Dependent Variable: LNROE2@
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
Nilai R pada tabel tersebut menjelaskan tingkat hubungan antar
variabel independen dengan variabel dependen, artinya bahwa
hubungan DKI dan NPF terhadap ROE sebesar 0,298 atau 29,8 %.
Nilai Adjusted R Square menjelaskan bahwa variabel independen
DKI dan NPF dapat menerangkan variabel dependen yaitu ROE
68
sebesar 0,046 atau sebesar 4,6% sedangkan (100% - 4,6) 95,4%
diterangkan oleh variabel lain diluar model regresi ini.
C. Analisis Jalur atau Path Analysis
Analisis jalur atau path analysis digunakan untuk menghitung
pengaruh Dewan Komisaris Indepeden terhadap profitabilitas dengan non
performing financing (NPF) sebagai variabel intervening. Berikut
merupakan perhitungan analisis jalur atau path analysis dalam penelitian ini.
Tabel 4. 14 Hasil Uji Coefficient
Persamaan 1
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.219 .454 2.684 .010
LNDKI1@ -1.048 .471 -.306 -2.224 .031
a. Dependent Variable: LNNPF1@
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
Tabel 4. 15 Hasil Uji Coefficient
Persamaan 2
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2.196 1.891 -1.162 .252
LNDKI2@ .971 .480 .302 2.023 .049
LNNPF2@ .022 .129 .026 .171 .865
a. Dependent Variable: LNROE2@
Sumber : Output SPSS 21, data sekunder yang diolah, 2017
69
Dari hasil output SPSS di atas memebrikan nilai unstandardized
beta DKI pada persamaan 1 sebesar -1,048 dan signifikan pada 0,031 yang
berarti DKI mempengaruhi NPF. Nilai koefisien unstandardized beta -
1,048 merupakan nilai path atau jalur p2. Pada output SPSS persamaan 2
nilai unstandardized beta untuk DKI 0,971 dan signifikan pada 0,049.
Nilai koefisien ini merupakan nilai path atau jalur p1. Sedangakan nilai
unstandardized NPF adalah 0,022 dan tidak signifikan pada 0,865. Nilai
koefisien ini merupakan nilai path atau jalur p3.
Pengaruh langsung DKI ke ROE = 0,971
Pengaruh tak langsung DKI ke NPF ke ROE = -1,048 x 0,022
Total pengaruh (korelasi DKI ke ROE) = 0,947944
Sebelum mendapatkan t hitung untuk mengetahui apakah ada
pengaruh mediasi atau tidak maka peneliti harus menghitung standar error
terlebih dahulu.
Keterangan :
Sp2 dan Sp3 di dapat dari Standar Error pada Unstandardized
Coefficients pada p2 dan p3.
70
Berdasarkan hasil Sp2p3 peneliti dapat menghitung nilai t statistik
pengaruh mediasi, sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis jalur
atau path analysis dapat disimpulkan bahwa NPF tidak dapat berperan
sebagai variabel intervening antara DKI dan profitabilitas (ROE). Hal ini
dikarenakan nilai t hitung = -0,155 lebih kecil dari t tabel dengan tingkat
signifikansi 0,05 yaitu 2,011. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada
pengaruh tidak langsung dari DKI terhadap profitabilitas (ROE) perbankan
syariah melalui NPF.
D. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan oleh penulis, hasil
dari uji hipotesis dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Variabel DKI berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas
(ROE) sehingga H1 diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji output
SPSS, dimana DKI memiliki nilai signifikansi 0,049 lebih kecil dari
0,05 atau 5%. Ini menunjukkan bahwa ketika DKI meningkat maka
profitabilitas (ROE) juga akan meningkat. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Muntiah (2012), Agustiningsih (2016),
Rini & Ghozalli (2012), Nugrahani & Nugroho (2010), Dzajilah
(2016), Sanjaya & Marsudi (2014), Endri (2012) yang menunjukkan
71
bahwa Good Corporate Governance (GCG) yang di proyeksikan
dengan dewan komisaris independen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas.
Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Tjandra (2015) yang menunjukkan bahwa dewan komisaris
independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Hasil ini juga bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Septiana (2016), Raja (2016), Puspitasari & Ernawati (2010), Putra &
Nuzula (2017), Aprinita (2016) yang menunjukkan bahwa dewan
komisaris independen tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
2. Variabel DKI berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap NPF
sehingga H2 diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji output SPSS
yang menyatakan bahwa variabel DKI memiliki nilai signifikansi
0,031 lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Ini menunjukkan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan dari variabel DKI terhadap NPF. Sehingga
dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan
antara DKI dengan NPF. Hasil ini menyimpulkan bahwa ketika DKI
tinggi menunjukkan bahwa perbankan telah melakukan tata kelola
perusahan yang baik sehingga dapat meminimalisir atau mengurangi
NPF.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Andriyan &
Supatmi (2010), Wardani (2007), Nora & Veronica (2008), Dianita
(2014) menunjukkan bahwa GCG yang diproyeksikan dengan dewan
72
komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
NPL. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mubarok (2016) yang menunjukkan bahwa dewan
komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap NPF. Selain itu bertentangan dengan penelitian Mirawati &
Halini (2014) yang menunjukkan bahwa dewan komisaris independen
tidak berpengaruh terhadap NPL.
3. Variabel NPF berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap
ROE sehingga H3 yang menyatakan NPF berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas (ROE) ditolak. Hal ini dapat dilihat
dari hasil uji output SPSS yang menyatakan bahwa variabel NPF
memiliki nilai signifikansi 0,865 lebih besar dari 0,05 atau 5%. Ini
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel
NPF terhadap profitabilitas (ROE). Hasil ini menyimpulkan bahwa
tinggi rendahnya NPF tidak akan mempengaruhi profitabilitas (ROE).
Hal ini dikarenakan status risiko pembiayaan yang awalnya berstatus
kurang lancar dan diragukan dapat berubah menjadi macet. Status
perubahan risiko ini dikarenakan kemampuan nasabah yang benar-
benar tidak mampu lagi untuk membayar. Selain itu bisa dikarenakan
pihak manajemen yang kurang ketat dalam mengolah risiko
pembiayaan, sehingga terjadi pembiayaan macet atau gagal bayar yang
menyebabkan perusahaan tidak memperoleh keuntungan atau
profitabilitas. Oleh karena itu risiko pembiayaan tidak berpengaruh
73
terhadap profitabilitas (ROE). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hermina (2004), Dewi (2014) dan Santoso (2016)
menunjukkan bahwa NPL tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Siswanti (2016) dan Ferdyant (2014) yang menunjukkan bahwa
NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
4. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis jalur atau
path analysis dapat disimpulkan bahwa NPF tidak dapat berperan
sebagai variabel intervening antara DKI dan profitabilitas (ROE).
Sehingga H4 yang menyatakan bahwa NPF memediasi DKI terhadap
ROE ditolak. Hal ini dikarenakan nilai t hitung = -0,155 lebih kecil
dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu 2,011. Hasil ini
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tidak langsung dari DKI
terhadap profitabilitas (ROE) perbankan syariah melalui NPF.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data mengenai pengaruh
Dewan Komisaris Independen Bank Syariah terhadap profitabilitas dengan
NPF sebagai variabel intervening, maka dapat disimpulkan :
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada variabel DKI terhadap
profitabilitas (ROE). Hal ini menunjukkan bahwa ketika DKI
meningkat maka profitabilits (ROE) juga akan meningkat.
2. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan pada variabel DKI terhadap
NPF. Hal ini menunjukkan bahwa ketika DKI meningkat maka NPF
akan menurun.
3. Terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan pada variabel NPF
terhadap ROE. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya NPF
tidak akan mempengaruhi profitabilitas (ROE).
4. NPF tidak dapat berperan sebagai variabel intervening atau tidak
mampu memediasi antara DKI dan profitabilitas (ROE). Dengan kata
lain, tidak terdapat pengaruh tidak langsung antara DKI terhadap
Profitabilitas (ROE) dengan NPF sebagai variabel intervening.
75
B. Saran
1. Saran untuk lembaga khususnya bank syariah yang ada di Indonesia
agar dapat lebih memaksimalkan lagi penerapan Dewan Komisaris
Independen di semua bagian. Terutama pada bagian manajemen
risiko. Karena dengan lebih memaksimalkan Dewan Komisaris
Independen maka risiko pembiayaan akan berkurang sehingga dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan tersebut.
2. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah dapat menambahkan variabel
Corporate Governance lainnya sebagai variabel independen. Selain itu
peneliti selanjutnya dapat menggunakan rasio profitabilitas lainnya
sebagai variabel dependen. Sehingga penelitian selanjutnya dapat
memperbanyak jumlah sampel dan jenis perusahaan yang akan diteliti.
Dengan demikian, hasil penelitian yang akan datang dapat memberikan
masukan dan manfaat bagi perusahaan lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Alfianika, N. 2016. Buku Ajar Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia.
Yogyakarta : Deepublish
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga : STAIN Salatiga
Pers
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia
Endraswati, Hikmah. 2016. Woman As Board of Commisioner dan Kinerja Perbankan
Syariah di Indonesia. Salatiga : Phoenix Publisher
Ghozalli, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Greuning, Hennie van. 2011. Analisis Risiko Perbankan. Jakarta : Salemba Empat
Indroes, N. Ferry. 2011. Manajemen Risiko Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Muhamad. 2013. Manajemen Keuangan Syariah. Yogyakarta
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : FEUI
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta
Wahyudi, Imam, dkk. 2013. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta : Salemba Empat
Yudiana, Fetria Eka . 2013. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: OMBAK
Yudiana, Fetria Eka. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Salatiga: STAIN
Salatiga Press
Jurnal/Skripsi/Artikel :
Agustiningsih, S. Wahyu. 2016. Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Bisnis 16(1)
Aprianingsih, Astri. 2016. Pengaruh Penerapan GCG, Struktur Kepemilikan dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di BEI Periode
2011-2014. Skripsi : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogya
Aprinita, B.S. 2016. Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan
Sektor Consumer Goods yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. Jurnal Bisnis
dan Manajemen 52
Aziz, Sarfia Abdul. 2016. Pengaruh Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan
dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2014. Skripsi : Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar
Desiana, Lidia. 2016. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas
(ROE) pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2015. I-Finance 2
(2). Desember 2016
Dianita, Mirna. 2014. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan. Jurnal Ilmiah Akuntansi & Humanika 4(1)
Dzajilah, Rachma. 2016. Pengaruh Mekanisme GCG & Pengungkapan CSR terhadap
Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 5(10)
Endraswati, Hikmah,. Suhardjanto, Djoko., Krismiaji. 2014. Board of Directors and
Remuneration in Indonesian Banking. GSTF International Journal on Business
Review (GBR),Vol. 3 No.3
Endri. 2012. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Keuangan & Perbankan, 16
(2): 264-274
Ferdyant, Ferly dkk. 2014. Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate Governance
dan Risiko Pembiayaan terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah. Jurnal
Dinamika Akuntansi dan Bisnis 1(2): 134-149. Jakarta : Universitas Negeri
Jakarta
Hermina, Rida., Suprianto, Edy . 2014. Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, dan BOPO
terhadap Profitabilitas (ROE) pada Bank Umum Syariah. Jurnal Akuntansi
Indonesia 3(2) Juli 2014. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan
Agung
Jensen, Michael.C & Wiliam.H Meckling. 1979. “Theory of the Firm: Managerial
Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial
Economics 3(4): 305-360
Khatimah, H. 2009, Maret. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran
Dana Perbankan di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi
Perbankan Syariah Tahun 2007/2008. Jurnal Optimal, 3(1): 5
Kiswanto, Asri Purwanti. 2016. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank menurut Risk Based
Bank Rating terhadap Kinerja Keuangan dengan Good Corporate Governance
sebagai Variabel Pemoderasi pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
di Indonesia. Jurnal Akuntansi Indonesia, 5(1): 15-36. Semarang : Universitas
Negeri Semarang
Kusuma, Eriza Mayang., Supatmi. 2015. Hubungan Mekanisme Corporate Governance
dan Kinerja keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Salatiga : Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UKSW
Nugrahani, T.S., Nugroho, F.A. 2010. Pengaruh Komisaris Independen dan
Pengungkapan Sukarela terhadap Kinerja Perusahaan. Universitas PGRI
Yogyakarta. Karisma 4(2): 132-141
Nora, Eliyana & Veronica, Sylvia. 2008. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris
Independen & Kepemilikan Institusional terhadap NPL. Jurnal Ekonomi & Bisnis
1(2) : 1-15
Pathan, Shamsi, Skully, Michael, Wickramanayake, J. 2007. Board Size Idependence
and Performance: Analysis of Thai Banks. Asia-Pacific Financial Markets. 14(3):
211-227
Purba, B. 2014. Analisis Kointegrasi antara Indeks Harga Saham Gabungan Jumlah
Uang Beredar dan Indeks Harga Pedagang Besar di Indonesia Periode 2007-2013.
Jurnal Santech, 6(4) : 19
Puspitasari, Filia., Ernawati, Endang. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance terhadap Kinerja Keuangan Badan Usaha. Jurnal Manajemen Teori
dan Terapan 3(2)
Putra A.S., Nuzula N.F. 2017. Pengaruh Corporate Governance terhadap Profitabilitas.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) 47(1)
Rini, T.Sulestyo. 2012. Pengaruh Pemegang Saham Institusi, Komisaris Independen &
Komite Audit terhadap Tingkat Profitablitas Perusahaan. Jurnal Akuntansi 1(1):
1-12
Santoso, Adi. 2016. Peningkatan Profitabilitas pada Industri Perbankan Go-Publik di
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen 6(1). Ponorogo : Universitas
Muhammadiyah
Saputri, S F Henny., Oetomo, Hening Widi. 2016. Pengaruh CAR, BOPO, NPL, FDR
terhadap ROE pada Bank Devisa. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen 5(5).
Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Septiana, Nurul, dkk. 2016. Pengaruh Mekkanisme GCG terhadap Profiitabilitas
Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) 38(2)
Setiawaty, Agus. 2016. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Perbankan dengan Manajemen Risiko sebagai Variabel Intervening.
Jurnal Ekonomi dan Manajemen 13(1). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Mulawarman
Siswanti, Indra. 2016. Implementasi Good Corporate Governance pada Kinerja Bank
Syariah. Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL 7(2): 156-323 Malang,
Agustus 2016
Suhartatik, N., Kusumaningtyas, R (2013). Determinan Financing to Deposit Ratio
(FDR) Perbankan Syariah di Indonesia (2008-2012). Jurnal Ilmu Manajemen,
1(4) :1179
Raja, D.H. Lumban. 2016. Pengaruh Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite
Audit terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Property dan Real State
yang terdaftar di BEI. Jurusan Manajemen, Fak.Ekonomi, Universitas Negeri
Surabaya
Temewu, Riana Christel., Stanly W. Alexander. 2014. Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di BEI Periode 2009-2013. Skripsi
Tjandra, Eric. 2015. Pengaruh GCG terhadap Leverage dan Profitabilitas pada
Perusahaan property dan Real Estate di Indonesia. Jurnal GEMA AKTUALITA, 4
(2)
Tjondro, David., Wilopo. 2011. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap
Profitabilitas dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan yang Tercatat di Bursa
Efek Indonesia. Journal of Business and Banking 1(1): 1-14. Surabaya : STIE
Perbanas Surabaya
Wardani, Ratna. 2007. Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang
Mengalami Permasalahan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 4(1) : 95-
114
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Dian Safietrie
NIM : 213-13-083
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Perbankan Syariah S1
Tempat/Tanggal Lahir : Kab.Semarang, 9 Mei 1995
Alamat : Gg.Anggrek VII Rt 05 Rw 01 Panjang Kidul,
Ambarawa, Kab. Semarang, Jawa Tengah
Kode Pos : 50614
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan :
Periode Sekolah
1999 - 2001 RA Sudirman III Ambarawa
2001 - 2007 SD N Lodoyong 2 Ambarawa
2007 - 2010 SMP Islam Sudirman Ambarawa
2010 - 2013 SMA Islam Sudirman Ambarawa
Demikian daftar riwayat hidup, penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 7 September 2017
Penulis,
Dian Safietrie
DATA PENELITIAN
Kode Tahun DKI NPF ROE
BMS
2011 100% 3.03% 16.89%
2012 100% 2.67% 57.98%
2013 100% 2.98% 16.23%
2014 66.67% 3.89% 2.50%
2015 66.67% 4.26% 1.61%
BMI
2011 50% 4.59% 14.71%
2012 50% 5.77% 3.42%
2013 50% 5.61% 3.87%
2014 50% 6.55% 2.20%
2015 50% 7.11% 2.78%
BPS
2011 66.67% 0.82% 3.31%
2012 66.67% 0.20% 8.20%
2013 66.67% 1.02% 4.44%
2014 66.67% 0.53% 7.01%
2015 66.67% 2.63% 4.94%
BBS
2011 100% 1.74% 6.19%
2012 66.67% 4.59% 7.32%
2013 66.67% 4.27% 7.63%
2014 66.67% 4.07% 2.39%
2015 66.67% 2.99% 5.35%
BVS
2011 66.67% 2.43% 18.69%
2012 66.67% 3.19% 8.93%
2013 100% 3.71% 3.70%
2014 100% 7.10% -17.61%
2015 66.67% 9.80% -15.06%
BCAS
2011 66.67% 0.20% 2.30%
2012 66.67% 0.10% 2.80%
2013 66.67% 0.10% 4.30%
2014 66.67% 0.10% 2.90%
2015 66.67% 0.70% 3.20%
BJBS
2011 25% 1.36% 3.65%
2012 20% 4.46% -3.26%
2013 40% 1.86% 4.65%
2014 25% 5.91% 3.47%
2015 25% 6.93% 0.92%
BNIS 2011 66.67% 3.62% 6.33%
2012 66.67% 2.02% 9.31%
2013 66.67% 1.06% 9.65%
2014 66.67% 1.86% 10.83%
2015 66.67% 2.53% 11.39%
BRIS
2011 75% 2.12% 1.19%
2012 60% 1.84% 10.41%
2013 60% 3.26% 10.20%
2014 60% 3.65% 0.44%
2015 50% 3.89% 6.20%
BSM
2011 60% 2.42% 24.24%
2012 60% 2.82% 25.05%
2013 60% 4.32% 15.34%
2014 60% 6.84% 1.49%
2015 60% 6.06% 5.92%
MBS
2011 66.67% 0% 4.92%
2012 66.67% 2.49% 4.93%
2013 66.67% 2.69% 5.05%
2014 66.67% 5.04% 6.82%
2015 66.67% 35.15% -32.04%
Keterangan :
Kode Nama
BMS Bank Mega Syariah
BMI Bank Muamalat Indonesia
BPS Bank Panin Syariah
BBS Bank Bukopin Syariah
BVS Bank Victoria Syariah
BCAS Bank Central Asia Syariah
BJBS Bank Jawa Barat Syariah
BNIS Bank Negara Indonesia Syariah
BRIS Bank Rakyat Indonesia Syariah
BSM Bank Syariah Mandiri
MBS Mega Bank Syariah
Hasil Output Eviews 7
Null Hypothesis: D(DKI) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.534350 0.0000
Test critical values: 1% level -3.562669
5% level -2.918778
10% level -2.597285 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(NPF) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.101678 0.0324
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(ROE) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.249980 0.0000
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil Output SPSS 21
Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DKI 55 20.00% 100.00% 64.0624% 17.47089%
NPF 55 0.00% 35.15% 3.8355% 4.82266%
ROE 55 -32.04% 57.98% 6.1858% 11.27821%
Valid N (listwise) 55
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Toler
ance
VIF
1
(Constant) 3.916 5.127 .764 .448
DKI .108 .075 .167 1.450 .153 .994 1.006
NPF -1.213 .270 -.519 -4.492 .000 .994 1.006
a. Dependent Variable: ROE
Uji Autokorelasi
Persamaan 1
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .306a .093 .075 .85339 1.982
a. Predictors: (Constant), LNDKI1@
b. Dependent Variable: LNNPF1@
Persamaan 2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .298a .089 .046 .88918 1.940
a. Predictors: (Constant), LNNPF2@, LNDKI2@
b. Dependent Variable: LNROE2@
Uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji Park
Persamaan 1
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.799 1.385 -2.021 .049
LNDKI1@ .440 1.437 .044 .306 .761
a. Dependent Variable: LNRes1
Persamaan 2
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1.471 3.707 -.397 .694
LNDKI2@ -.002 .941 .000 -.002 .998
LNNPF2@ .103 .254 .063 .406 .687
a. Dependent Variable: LNRes2
Uji Normalitas
Persamaan 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.57412015
Most Extreme Differences
Absolute .102
Positive .066
Negative -.102
Kolmogorov-Smirnov Z .720
Asymp. Sig. (2-tailed) .678
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Persamaan 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .84775812
Most Extreme Differences
Absolute .085
Positive .085
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .602
Asymp. Sig. (2-tailed) .862
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Regresi Sederhana
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .306a .093 .075 .85339
a. Predictors: (Constant), LNDKI1@
b. Dependent Variable: LNNPF1@
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 3.601 1 3.601 4.945 .031b
Residual 34.958 48 .728
Total 38.559 49
a. Dependent Variable: LNNPF1@
b. Predictors: (Constant), LNDKI1@
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.219 .454 2.684 .010
LNDKI1@ -1.048 .471 -.306 -2.224 .031
a. Dependent Variable: LNNPF1@
Regresi Berganda
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .298a .089 .046 .88918
a. Predictors: (Constant), LNNPF2@, LNDKI2@
b. Dependent Variable: LNROE2@
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 3.303 2 1.652 2.089 .136b
Residual 33.997 43 .791
Total 37.300 45
a. Dependent Variable: LNROE2@
b. Predictors: (Constant), LNNPF2@, LNDKI2@
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2.196 1.891 -1.162 .252
LNDKI2@ .971 .480 .302 2.023 .049
LNNPF2@ .022 .129 .026 .171 .865
a. Dependent Variable: LNROE2@