PENGARUH ETOS KERJA ISLAM TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PADA BANK PEMBIAYAAN
RAKYAT SYARI’AH ARTHA MAS ABADI
KABUPATEN PATI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Dalam Ilmu Syari’ah
r
Oleh:
MAYYA PUJI FEBRIANA
052411085
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
Muhammad Saifullah, M.Ag Jl. Taman Karonsih 4. No.1181 Tambakaji Ngaliyan Semarang H. Suwanto, S.Ag, M.M Ds. Troso, RT/RW 06 /01. Kec. Pecangaan, Kab. Jepara
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (empat) eks.
Hal : Naskah Skripsi
A.n. Sdr. Mayya Puji Febriana
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari’ah
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Setelah saya memberikan bimbingan dan koreksi seperlunya,
bersama ini saya kirim naskah skripsi saudara :
Nama : Mayya Puji Febriana
Nim : 052411085
Judul :”PENGARUH ETOS KERJA ISLAM TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PADA BANK PEMBIAYAAN
RAKTAY SYARI’AH ARTHA MAS ABADI
KABUPATEN PATI”
Dengan ini, saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat
segera dimunaqasyahkan.
Demikian harap menjadi maklum.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Muhammad Saifullah, M.Ag H. Suwanto, S.Ag, M.M NIP. 19700321 199603 1 003 NIP. 19700302 200501 1 003
ABSTRAK
Etos kerja islam merupakan bagian dari konsep islam yang merupakan nilai-nilai untuk membentuk kepribadian seseorang yang baik dalam bekerja. Etos kerja islam ini juga menekankan kreatifitas kerja sebagai sumber kehidupan, dalam penelitian ini bahwa kinerja karyawan dipengaruh oleh etos kerja islam, maka semakin tinngi etos kerja islam semakin tinggi pula kinerja karyawan tersebut. Sehingga etos kerja islam berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada BPRS Artha Mas Abadi Pati, karena yang sedikitnya belum banyak BPRS menerapkan sistem etika kerja islam dalam operasional kerjanya. Bahwa BPRS merupakan suatu lembaga keuangan yang mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan, dalam bentuk aktivitas pembiayaan yang berdasarkan dengan prinsip syari’ah. Dari latar belakang tersebut timbul permasalahan yaitu bagaimanakah pengaruh dan penerapan etos kerja islam terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Penerapan dan pengaruh etos kerja slam terhadap kinerja karyawan pada BPRS Artha Mas Abadi Pati.
Penelitian ini menggunakan jenis dan sumber data yaitu primer, sekunder, populasi dan sampel, dan beberapa metode yaitu antara lain : Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode angket (kuesioner) yaitu pengumpulan data berupa pertanyaan tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Dan menggunakan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku dan sebagainya. Dan menggunakan alat ukur berupa validitas dan reliabilitas untuk melihat kevaliditan hasil penelitian dan reliabel dalam crombach alpha, Selanjutnya menggunakan metode analisis data dengan menggunakan beberapa metode. Pertama, metode analisis factor yaitu metode yang digunakan untuk meringkas atau mereduksi data dari variable banyak menjadi variable sedikit. Kedua, menggunakan metode analisis regresi sederhana yaitu digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu variabel etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati, dengan menggunakan uji hipotesis berupa uji simulasi (uji f) yaitu digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan, secara simultan mampu menjelaskan variabel terikat. Dan koefisien determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Hasil penelitian tersebut, dilihat secara simultan bahwa variabel etos kerja islam berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati, sebesar 0,725 atau 72,5% dan sisanya yang tidak mempengaruhi sebesar 25,5%. Kedua, Secara koefisien determinan variabel etos kerja Islam berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati, sebesar 28.947%. Dari penelitian tersebut diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada semua pihak untuk dapat meningkatkan kinerja.
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, Penulis
menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang
telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-
pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam
referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Desember 2009
Deklarator,
Mayya Puji Febriana NIM. 052411085
MOTTO
… χÎ) ©!$# Ÿω ç Éi tóム$tΒ BΘöθs) Î/ 4© ®L ym (#ρç Éi tóム$ tΒ öΝ Íκ ŦàΡr'Î/ …
“……….Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri……...”
(QS.Ar-Ra’d :11)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, baik sebagai hamba Allah dan Insan
akademis, karya ilmiah yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:
Almamaterku & Pengelola Prodi Ekonomi Islam IAIN Walisongo
Pembimbing Bapak Muhammad Saifullah, M.Ag, dan Bapak H. Suwanto,
S.Ag, M.M
Seluruh karyawan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi
Kabupaten Pati.
Semua keluarga penulis: Bapak dan Ibu tercinta ( Mathori dan Umi
Haryani) serta Adek-adek tersayang (Thoni dan Miela)
Kelurga besar pati (Om Aries, Bulek Erna, Bulek Toon, Bulek Enii,Om
Mat, Om,Too, DeK I’am, Dek Alim, Dek LuLuk, Dek UjiB, n Dek Nisfa)
Keluarga Yogyakarta (Om Juk, Bulek Hayati, Dek Fina dan Dek Ifa})
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul :
“PENGARUH ETOS KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA
KARYAWAN DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH PATI.”
dengan baik tanpa banyak menuai kendala yang berarti. Shalawat serta salam
semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,
sahabat-sahabat dan pengikutnya.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah
IAIN Walisongo Semarang.
Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun
yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan
kepada :
1. Prof. Dr. Abdul jamil, MA selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Drs. H. Muhyiddin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang
3. Bapak Muh. Saifullah, M.Ag selaku Kajur Ekonomi Islam
4. Bapak Muh.Saifullah, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I, serta Bapak H.
Suwanto, S.Ag, M.M selaku Dosen Pembimbing II, yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis
mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Karyawan BPRS Artha Mas Abadi Pati yang telah membantu
memberikan fasilitas dan waktunya. Semua itu sangat berharga bagi
penulis
7. Seluruh Anggota Besar Penulis: Bapak-Ibu ku tercinta (Mathori dan Umi
Haryani) serta Semua Keluarga Pati, penulis menghaturkan terima kasih
yang agung. Kalian semua adalah ruh yang membangkitkan penulis untuk
selalu melangkah optimis.
8. Untuk Teman-Teman Penulis Di Paket EiA 2005, terima kasih kawan
kalian adalah teman-teman yang paling baik dan jangan pernah terputus
tali persahabatan kita.
9. Untuk Teman-Teman Kos Mama-Miaa, (Pink, Cely, Icha, Uling, Hans,
Erna, dan Anaa) kalian adalah teman-teman yang selalu ada dalam suka
maupun duka.
10. Kakak ku Di_din, terima kasih ku ucapkan telah mengisi hari-hari penulis
menjadi lebih berarti, pengorbanan untuk mencurahkan perhatian dan
memberikan motivasi semakin memantapkan penulis dalam menjalani
hidup. Kasih sayangmu, sulit untuk dilupakan.
Semoga kebaikan dan ketulusan mereka semua menjadi amal ibadah di sisi
Allah SWT. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penggarapan
skripsi ini, namun semuanya tak akan lepas dari kekurangan. Maka dari itu, kritik
dan saran serta masukan yang konstruktif selalu penulis tunggu sehingga
sempurnanya penulisan skripsi ini.
Semarang, Desember 2009
Penulis
Mayya Puji Febriana NIM. 052411085
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... iv
HALAMAN DEKLARASI ................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR..................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 11
E. Sistematika Skripsi.................................................................. 11
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori........................................................................ 13
1. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah................................... 13
a. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah.......... 13
b. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah................. 13
c. Perbedaan BPRS dan BPR.......................................... 14
d. Produk-produk Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah.... 14
2. Etos Kerja Islam................................................................ 17
a. Pengertian Etos Kerja Islam........................................ 17
b. Sistem Etos Kerja Islam.............................................. 22
c. Konsep-konsep Etika Islam ........................................ 24
d. Penerapan Etos Kerja Islam…………………………. 30
3. Kinerja ..............................................................................31
a. Pengertian Kinerja.......................................................31
b. Faktor-faktor Kinerja .................................................33
c. Manfaat Penilaian Kinerja...........................................33
d. Tujuan Penilaian Kinerja ............................................34
e. Sistem Penilaian Kinerja .............................................34
B. Penelitian terdahulu.................................................................35
C. Kerangka Berpikir...................................................................37
D. Hipotesa ..................................................................................38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 40
1. Data Primer ....................................................................... 40
2. Data Sekunder ................................................................... 41
B. Populasi Penelitian.................................................................. 42
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 42
1. Metode Angket (Kuesioner).............................................. 43
2. Metode Dokumentasi ........................................................ 44
D. Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 44
1. Validitas ............................................................................ 44
2. Reliabilitas ........................................................................ 46
E. Metode Analisis Data.............................................................. 47
1. Analisis Faktor ................................................................. 47
2. Analisis Regresi Sederhana............................................... 48
a. Uji Simultan (Uji f) ..................................................... 49
b. Uji Determinasi .......................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ........................................................................ 52
1. Gambaran Umum BPRS Artha Mas Abadi Pati................ 52
a. Sejarah Singkat.............................................................. 52
b. Visi BPRS Artha Mas Abadi ........................................ 55
c. Misi BPRS Artha Mas Abadi........................................ 56
d. Produk BPRS Artha Mas Abadi.................................... 57
e. Struktur Organisasi ...................................................... 59
2. Karakteristik Responden BPRS Artha Mas Abadi ............ 61
a. Jenis kelamin ................................................................ 61
b. Pendidikan responden ................................................... 62
c. Pekerjaan responden ..................................................... 63
d. Agama responden ......................................................... 63
e. Usia responden.............................................................. 64
3. Deskriptif Data Penelitian Pada BPRS Artha Mas Abadi . 65
a. Hasil Penerapan Etos Kerja Islam ............................... 66
b. Hasil Analisis Kinerja.................................................. 70
4. Hasil Analisis Data Validitas dan Reliabilitas................... 71
a. Uji Factor..................................................................... 73
b. Analisis Regresi Sederhana ........................................ 81
c. Hasil Persamaan Regresi ............................................. 83
B. Pembahasan .............................................................................. 84
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN......................................................................... 91
B. SARAN .................................................................................... 91
C. PENUTUP................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jenis kelamin responden…………………………………...51
Tabel 2 Pendidikan Responden…………………………………….52
Tabel 3 Pekerjaan responden……………………………………….52
Tabel 4 Agama responden…………………………………………..53
Tabel 5 Umur responden …………………………………………...54
Tabel 6 Hasil Skor Kuesioner Regresi……………………………...54
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen............................................62
Tabel 8 Hasil Uji Validitas Instrumen...............................................63
Tabel 9 KMO and Bartlett’s test.......................................................66
Tabel 10 Communalities......................................................................67
Tabel 11 Total Variance Explained.....................................................69
Tabel 12 Component Matrix................................................................71
Table 13 Model Summary...................................................................74
Tabel 14 Anova...................................................................................75
Tabel 15 Coefficient...........................................................................76
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam menghadapi beratnya tekanan persaingan seharusnya
Indonesia telah berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya
sejak duapuluh tahun yang lalu karena hanya sumber daya manusia yang
handal yang dapat menjadi keunggulan yang kompetitif bagi Negara
berkembang seperti Indonesia untuk mendapatkan manfaat dari era
globalisasi.1 Manajemen kinerja bekerja dengan mengindikasikan arah yang
sebenarnya dan arah yang diinginkan, sama seperti mengindikasikan dimana
posisi individu atau tim saat ini dan membantu memfokuskan perhatian dan
usaha pada arah yang diinginkan. Sayangnya, manajemen kinerja ini sering
diartikan terlalu spesifik dan sempit oleh para manager, dimana mereka
menyamakannya dengan penghargaan kinerja Padahal, penghargaan kinerja
hanyalah sesuatu yang sangat penting, tapi sangat jauh kaitannya dengan
manajemen kinerja.2
Karyawan bisa belajar seberapa besar kinerja mereka melalui sarana
informasi, seperti komentar yang baik dari mitra kerja, tetapi penilaian
kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur
menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan,
perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk
1 http:// Pustaka.net/analisis factor gaya kepemimpinan dan etos kerja terhadap kinerja pegawai yang telah menerapkan SNI.com/2009/07/15. 10.00 WIB
2 http://74.125.153.132./search=cache :Bnhl 21.sSRF4j: yasinta.wordpress.com/2008/09/05.
2
mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa
berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga
karyawan, organisasi, masyarakat semuanya memperoleh manfaat.3
Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan
pendayagunaan Sumber Daya Manusia terutama dalam kinerjanya. Maka di
sinilah sangat penting untuk disadari oleh setiap pimpinan suatu organisasi
yaitu dengan adanya teknik-teknik untuk dapat memelihara prestasi (kinerja)
karyawan antara lain adalah dengan memberikan motivasi agar dapat
melangsungkan tugas mereka sesuai aturan dan pengarahan.4
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah tumbuh sangat cepat dan menjadi
bagian dari kehidupan keuangan di Indonesia. Di mana telah diatur dalam
UU Nomor 7 tahun 1992 yaitu tentang perbankan pasal 5 ayat 1 yang
diperbaharui dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa menurut
jenisnya, bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah (BPRS) adalah BPR biasa yang pola operasionalnya mengikuti
prinsip-prinsip ekonomi syari’ah (islam) terutama bagi hasil.5 Berdirinya
BPR Islam di Indonesia selain didasari oleh tuntutan bermuamalah secara
islam yang merupakan keinginan kuat dari sebagian besar umat Islam di
Indonesia juga sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi
perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket
kebijaksanaan keuangan, moneter, itu perbankan dilihat secara umum,
3 Randall S. Schuler dan Susan E .Jacson, Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi
Abad Ke-21,ilid 2, Jakarta : Erlangga, 1996, hlm. 3. 4 Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPEF, 2000, hal. 163 5 M. Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, Surakarta : MUP-UMS,
2006, hlm. 61.
3
sedangkan secara khusus yaitu mengisi peluang terhadap kebijaksanaan
bank dalam penetapan tingkat suku bunga (rate of interest), yang
selanjutnya secara luas dikenal sebagai bank tanpa bunga.6
Kehadiran perbankan Syari’ah di Indonesia dengan diawali
berdirinya Bank Muamalat Indonesia, telah menjadi tonggak penting dalam
kehidupan perbankan syari’ah di Indonesia. Karena Bank Muamalat
membuktikan mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang sangat
parah, saat krisis ekonomi meruntuhkan banyak Bank-bank Konvensional,
sehingga harus masuk dalam program rekapitulasi pemerintah bahkan harus
dilikuidasi. Keberhasilan Bank Muamalat telah memacu kalangan
perbankan untuk terjun pada bank syari’ah, prospek perbankan syari’ah
sangat cerah dan potensial sebab daya dukung penduduk Indonesia yang
mayoritas adalah muslim. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem syari’ah
adalah sistem yang dapat diandalkan.7 Dengan tumbuh dan berkembangnya
perbankan syari’ah disertai dengan perkembangan lembaga keuangan
syari’ah lainnya, yang akan memberikan alternatif dan kelengkapan dari
sebuah sistem keuangan yang mantap, daya dukung perekonomian dan
kegiatan bisnis harus ditopang oleh lembaga-lembaga lainnya.8 Sejak paket
kebijakan bidang perbankan digulirkan pada bulan Oktober 1988 atau yang
dikenal dengan Pakto 88, jumlah BPR meningkat cukup signifikan. Jumlah
BPR di Indonesia posisi Desember 2004 sebanyak 2.158 BPR sedangkan
6 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga terkait, Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada , 2004, hlm. 29. 7 Rahman El Junusi, ’’Pengaruh Religiositas dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja
Lembaga Keuangan Syariah” Penelitian, Semarang : IAIN Walisongo Semarang, 2005, hlm.2,td. 8 Ibid. hlm 2.
4
jumlah BPR di Jawa Tengah pada posisi yang sama sebanyak 598 BPR
(27,71% dari total BPR di Indonesia). Jumlah BPR yang cukup banyak
tersebut di satu sisi dapat memperlancar fungsi intermediasi namun di sisi
lain memberatkan pemilik berkaitan dengan ketentuan pemenuhan modal
disetor terutama bagi BPR yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah.9
Penilaian kinerja Keuangan dan manajemen karyawan di beberapa
BPRS dilakukan dengan menilai Tingkat Kesehatan (TKS) BPRS dimaksud
dan menggunakan merger. Salah satu syarat BPR yang akan melakukan
merger adalah TKS BPR hasil merger berpredikat cukup sehat. Kondisi
tingkat kesehatan BPR merger di wilayah Jawa Tengah posisi September
2008 dibandingkan pada saat persetujuan merger secara umum
menunjukkan kinerja yang baik hal tersebut ditandai dengan sebanyak 28
BPR (82,35%) TKS-nya naik/tetap, sedangkan sisanya (6 BPR) TKS-nya
menurun. BPR merger yang TKS-nya menurun antara lain disebabkan
terdapat beberapa permasalahan keuangan yang baru terkuak setelah
merger, di samping meningkatnya jumlah kredit non-lancar. Kantor Bank
Indonesia di Jawa Tengah (KBI Semarang, Solo, dan Purwokerto) terus
melakukan pembinaan secara serius dan berkesinambungan terhadap BPR
merger yang TKS-nya menurun sehingga diharapkan pada tahun 2009 BPR
dimaksud meningkat kinerjanya.10
PT. BPRS Artha Mas Abadi merupakan bank syari’ah pertama di
kota Pati, yang merupakan salah satu unit usaha dari Pesantren Maslakul
9 http : // Pustaka net. Boks Perkembangan Kinerja BPR Merger di Jawa Tengah. Com & task. 27 Juli 2009. 11.00 WIB.
10 Ibid, 27 Juli 2009. 11.00 WIB
5
Huda yang diasuh oleh KH. MA Sahal Mahfudz yang pada awalnya
merupakan modal pinjaman, akan tetapi sukses karena dikelola dengan
sistem manajemen professional. Sehingga, merupakan salah satu perusahaan
perbankan syari’ah yang melakukan kegiatan penghimpunan dana dan
penyaluran dana kepada masyarakat pedesaan dan pinggiran kota yang
berpotensi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
pengusaha kecil mikro, dan berperan serta dalam pembangunan ekonomi
bangsa terutama untuk meningkatkan peranan pengusaha kecil muslim yang
juga didalamnya terdapat para santri. Melalui proses seksama BPRS Artha
Mas Abadi di bawah BPPM Maslakul Huda yang berdomisili di desa Kajen
Margoyoso memperoleh ijin prinsip No 7/1776/DPbs kemudian disusul
penerbitan ijin usaha No.8/46/KEP.GBI/2006 yaitu untuk beroperasional
melayani masyarakat umum, dalam menumbuh kembangkan USP (Unit
Simpan Pinjam) Syari’ah agar bisa berperan sebagai lembaga keuangan
yang akan memberikan pembiayaan dan menghimpun dana dari para santri
dan masyarakat sekitar. Unit Simpan Pinjam Syari’ah (USPS) Artha Mas
Abadi terkait erat dengan keberadaan Biro Pengembangan Pesantren dan
Masyarakat (BPPM ) Pesantren Maslakul Huda yang didirikan pada tahun
1978 oleh KH. MA. Sahal Mahfudh. Setelah mendirikan badan keuangan
konvensional (BPR ARTHA HUDA ABADI), BPPM Pesantren Maslakul
Huda melalui Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi
mengembangkan lembaga keuangan syari’ah dengan mendirikan USP
6
Syari’ah. Dengan berdirinya USP Syari’ah ini diharapkan akan dapat
menumbuhkembangkan ekonomi rakyat dengan sistem syari’ah.11
Namun BPRS Artha Mas Abadi selama ini belum pernah melakukan
pengukuran kinerja secara keseluruhan yang dilakukan oleh beberapa BPRS
lainnya seperti halnya dilakukan dengan menilai tingkat kesehatan (TKS)
dan menggunakan merger,12 karena Perusahaan masih terfokus pada tolok
ukur keuangan yang bersifat jangka pendek dan mengabaikan tujuan jangka
panjang seperti kepuasan pelanggan, proses bisnis internal maupun
pembelajaran dan pertumbuhan. Keberhasilan yang dilihat dari kinerja
keuangannya saja tidaklah memberikan gambaran secara utuh mengenai
kemampuan perusahaan dalam bersaing dan terus menghasilkan profit baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Menghadapi kondisi
demikian, PT. BPRS Artha Mas Abadi harus lebih meningkatkan kinerja
manajemennya di setiap bidang dengan memperhatikan faktor internal dan
eksternal berupa etika kerja Islam yang dimiliki.13
Kinerja karyawan BPRS tidak akan muncul tanpa ada faktor-faktor
yang melatarbelakanginya, dengan demikian dampak selanjutnya tentu saja
kinerja karyawan BPRS akan terasa lebih efektif. Oleh karena itu penting
sekali mengambil tindakan untuk menganalisis etika kerja yang
mempengaruhi kinerja karyawan. Pada dasarnya semua kegiatan usaha yang
11http://www.maslakulhuda.net/index.php?option=com_content&task=view&id=9. 12
Agustus 2009. 10.30 WIB 12http : // Pustaka net. Boks Perkembangan Kinerja BPR Marger di Jawa Tengah Op.cit.
27 Juli 2009. 11.00 WIB 13 http : // elibery. mb.ipb. ac. Id/gdi. Php? Mod = browse & op = read & id = mbip. 27
Juli 2009. 11.00 WIB.
7
dilaksanakan oleh BPRS bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggotanya, adanya peningkatan kegiatan usaha yang ditangani, diharapkan
pendapatan anggotanya meningkat. Maka dari itu sangat diharapkan
partisipasi karyawan dalam meningkatkan kinerja BPRS dengan
melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang telah diberikan oleh
BPRS.14
Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yaitu suatu sifat khusus dari
perasaan moral dan kaidah-kaidah etis dalam sekelompok orang.15 Maka
secara lengkapnya ”etos’’ ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan, serta
kepercayaan, yang bersifat khusus tentang seseorang individu atau
sekelompok manusia. Perkataan ”etos” terambil pula perkataan ”etika” dan
”etis” yang merujuk kepada makna akhlak atau bersifat akhlaqi yaitu
kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok termasuk suatu bangsa.16
Sehingga dengan kata ”etik” atau ”etos’’ dikenallah istilah etika bisnis yaitu
cara atau pedoman perilaku dalam menjalankan sesuatu usahanya.17
Menurut Rafik Issa Beekum etika dapat didefinisikan sebagai
seperangkat prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang buruk.
dalam Islam, istilah yang paling dekat berhubungan dengan istilah etika
adalah khuluq.18 Etika kerja Islam yang bersumber dari syari’ah yang terdirii
14 http : //one. Indoskripsi. Com/ node / 4066. 27 Juli 2009. 11.00 WIB. 15 Henk ten Napel, Kamus Teologi Inggris-Indonesia, Jakarta : PT BPK Gunung Mulia,
1994, hlm 129. 16 Nurcholis Majid, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta : Yayasan Paramadina, 2000,
hlm. 410 17 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf,
1995, hlm 25 18 Rafik Issa Bekum, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hlm 3.
8
dari al-Qur’an dan hadist.19 Dimana dijelaskan etika kerja dalam perspektif
hadist adalah semacam kandungan ”spirit” atau semangat yang
menggelegak untuk menggubah sesuatu menjadi lebih bermakna. Seseorang
yang memiliki etos kerja Islam, ia tidak mungkin membiarkan dirinya untuk
menyimpang atau membiarkan penyimpangan yang akan membinasakan.20
Sedangkan etika dalam perspektif Al-Qur’an adalah etika kerja yang
mengedepankan nilai-nilai Al-Qur’an, yang bertujuan menolak anggapan
bahwa bisnis hanya merupakan aktivitas keduniaan yang terpisah dari
persoalan etika dan pada sisi lain akan mengembangkan prinsip-prinsip
etika bisnis Al-Qur’an, sebagai upaya konseptualisasi sekaligus mencari
landasan persoalan-persoalan praktek mal-bisnis.21 Etika kerja Islam
menekankan kooperasi dalam kerja dan konsultasi merupakan jalan untuk
mengatasi rintangan dan mencegah terjadinya error. Etika kerja Islam
menekankan kreatifitas kerja sebagai sumber kebahagiaan dan
kesempurnaan. Singkatnya etika kerja Islam menyatakan bahwa hidup tanpa
kerja adalah tidak berarti dan melaksanakan aktivitas ekonomi adalah
sebuah kewajiban.22
Karyawan merupakan aset terpenting bagi perusahaan. Kualitas
pelayanan konsumen atau nasabah tergantung pada etika kerja pelayanan
19 Astri Fitria, Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap Akuntan dalam Perubahan
Organisasi dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening, Jurnal Maksi, vol 3 Agustus 2003, hlm. 19
20 Toto Tasmara, loc.cit., hlm. 21 21 R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an, Pustaka Pesantren : Yogyakarta,
2006, hlm. 5 22 Astri Fitria, Op. cit, hlm. 16-17
9
atau tingkat kinerja seorang karyawan. Begitu halnya apabila seseorang
karyawan memiliki penghayatan etika kerja Islam, motivasi yang tinggi,
maka dia akan bekerja dengan giat dan puas atas hasil kerja yang dicapai,
karena etika kerja Islam bukan hanya seperangkat konsep ideal tetapi juga
suatu amal praktikal yang akan tetap aktual.23 Melihat realita perkembangan
perbankan yang sangat kompetitif, menuntut para karyawan untuk
melakukan peningkatan kinerja atau prestasi baru dengan menggunakan
etika kerja Islam yang harus dilakukan oleh karyawan perbankan syari’ah
khususnya Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi, agar para
nasabah berminat untuk menggunakan produk atau jasa-jasa Bank Syari’ah
atau merekrut para nasabah yang ada pada Bank Konvensional supaya
berpindah pada Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi.
Mendasarkan pada latar belakang di atas maka pengaruh etos kerja
Islam pada karyawan BPRS sangatlah menarik untuk diteliti dengan
mengkaitkan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kinerja karyawan,
yaitu dengan menerapkan etos kerja muslim pada karyawan agar dapat
meningkatkan kinerja, sebagaimana untuk diterapkan pada BPRS Artha
Mas Abadi yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syari’at
Islam. Maka hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH ETOS KERJA ISLAM TERHADAP
KINERJA KARYAWAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH
23 Toto Tasmara , Etos Kerja Pribadi Muslim, Jakarta : PT Dana Bhakti Wakaf, 1995,
hlm. 1
10
(BPRS) ARTHA MAS ABADI KABUPATEN PATI” (Studi Kasus Pada
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah [BPRS] kabupaten Pati).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan etos kerja Islam pada Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah (BPRS) Artha Mas Abadi Kabupaten Pati.
2. Bagaimana pengaruh etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan pada
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Artha Mas Abadi Kabupaten
Pati.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan
1. Untuk mengetahui penerapan etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan
pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi kabupaten
Pati.
2. Untuk mengetahui pengaruh etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan
pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi kabupaten
Pati.
11
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan,
rujukan serta acuan bagi semua pihak yang ingin mendalami ilmu
ekonomi Syari’ah, khususnya bagi pihak Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah dalam memperhatikan kinerja karyawan terutama dalam hal
etos kerja islam.
2. Kegunaan praktis
Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan
pengetahuan Lembaga Keuangan Syari’ah dan menjadi rujukan
penelitian berikutnya tentang pengaruh etos kerja terhadap kinerja
karyawan.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Secara luas sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini
akan dibagi menjadi lima bab, yaitu :
Bab I : Berisi pendahuluan untuk mengantarkan permasalahan skripsi
secara keseluruhan. Pendahuluan pada bab pertama ini
didasarkan pada bahasan masih secara umum. Bab ini nantinya
terdiri dari tujuh sub bab, yaitu Latar belakang masalah,
Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian,
Sistematika penulisan.
12
Bab II : Akan dipaparkan mengenai kerangka teori dan bahasan untuk
mengantarkan kepada pembahasan tentang etos kerja Islam
terhadap Kinerja karyawan.
Bab III : Karena penelitian ini berupa penelitian lapangan, maka akan
penulis paparkan mengenai metode penelitian yaitu berupa
sumber dan jenis data, populasi dan sampel, metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
Bab IV : Setelah pembahasan yang mendalam pada landasan teori dan
perolehan data yang dicari, kemudian penyusun memaparkan
sejarah atau gambaran umum BPRS Artha Mas Abadi serta
pemabahasannya secara analisis data kuantitatif, sejalan dengan
pokok permasalahan yang telah penyusun jelaskan sebelumnya.
Bab V : Berisikan penutup dan kesimpulan yang merupakan jawaban atas
pokok permasalahan yang penyusun ajukan dan juga berisi
saran-saran yang akan berguna bagi penyusun pada khususnya
dan pihak-pihak yang lain pada umumnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah
2.1.1.1 Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah
Bank rakyat syari’ah adalah bank yang pola
operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syari’ah terutama
bagi hasil. BPRS didirikan sebagai langkah aktif dalam rangka
restrukturisasi dalam perekonomian Indonesia yang dituangkan
dalam berbagai paket kebijakan keuangan, moneter, itu dilihat
secara umum. Sedangkan secara khusus mengisi peluang
terhadap kebijaksanaan bank dalam penetapan tingkat suku
bunga atau rate of interest, selanjutnya secara luas dikenal
sebagai sistem perbankan bagi hasil atau system perbankan
syari’ah.
24
2.1.1.2 Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah
Tujuan dengan berdirinya BPRS adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat islam terutama
masyarakat golongan ekonomi lemah
24 Sholahuddin. Op. cit. hlm. 61-62
14
2. Meningkatkan pendapatan perkapita
3. Menambah lapangan kerja
4. Membina semangat ukhuwah islamiyah melalui kegiatan
ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita
menuju kehidupan yang memadai.25
2.1.1.3 Perbedaan BPR Syari’ah dan BPR Konvensional
BPR BPRS Bagi hasil berdasarkan
bunga Yang diperjualbelikan
uang bukan barang Menunggu datangnya
nasabah (bersifat pasif) Tabunganya bersifat
Fixed (tabungan yang bunganya sudah pasti)
Bagi hasilnya berdasarkan prinsip syari’ah
Yang diperjual belikan barang bukan uang
Tidak menunggu datangnya nasabah (bersifat aktif)
Tidak menunggu datangnya nasabah (bersifat aktif)
Tabungannya berbentuk mudharabah ( suatu akad kerja sama shohibul mal dengan mudhorib dan keuntungannya ditentukan bersama)
2.1.1.4 Produk-Produk BPRS
Produk BPRS tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mobilisasi dana masyarakat
a. Simpanan amanah
Bank menerima titipan amanah atau Trustee account
yaitu berupa dana ZIS karena bank dapat menjadi
25 Ibid. hlm. 63-64
13
15
perpanjangan tangan baitul maal dalam menyimpan dan
menyalurkan dana umat agar bermanfaat.
b. Tabungan wadi’ah
Prinsip dasar wadi’ah menyebutkan seseorang penitip
barang wajib membayar seluruh biaya yang dikeluarkan
pihak yang dititipi secara otomatis untuk keperluan
pemeliharaan barang titipan tersebut.
c. Deposito wadiah atau deposito mudharabah
Adalah wadi’ah atau mudharabah dimana bank
menerima dana masyarakat berjangka 1,3,6,12 bulan dan
seterusnya, sebagai penyertaan sementara pada bank.
2. Penyaluran dana
a. Pembiayaan Mudharabah
Adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank
dengan pengusaha, dimana pihak bank menyediakan
pembiayaan modal usaha atas dasar perjanjian bagi hasil.
b. Pembiayaan Musyarakah
Adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank
dengan pengusaha, dimana keduanya sama-sama
menyertakan modalnya serta dikelola secara bersama pula
atas dasar perjanjian bagi hasil.
16
c. Pembiayaan Bai’ Bithaman Ajil
Adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank
dengan pengusaha atau nasabah, dimana bank menyediakan
untuk pembelian barang atau aset yang dibutuhkan nasabah
untuk mendukung suatu usaha
d. Pembiayaan Murabahah
Adalah suatu perjanjian yang disepakati antara bank
dengan nasabah, dimana bank menyediakan pembiayaan
untuk modal kerja yang dibutuhkan nasabahnya dan yang
akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank
tersebut.
e. Pembiayaan Qordul Hasan
Adalah Suatu perjanjian pembiayaan antara bank
dengan nasabah yang diperuntukkan kepada pengusaha kecil
atau perorangan dan penerima pembiayaan hanya dibebani
biaya administrasi.26
26 Ibid. hlm. 64-66
17
2.1.2 Pengetahuan Tentang Etos Kerja Islam
2.1.2.1 Pengertian Etos Kerja Islam
Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yaitu sifat
khusus dari perasaan moral dan kaidah-kaidah etis se
sekelompok orang.27 Maka secara lengkapnya ”etos’’ ialah
karakteristik dan sikap, kebiasaan, serta kepercayaan dan
seterusnya yang bersifat khusus tentang seseorang individu
atau sekelompok manusia. Dari perkataan ”etos” terambil pula
perkataan ”etika” dan ”etis” yang merujuk kepada makna
akhlak atau bersifat akhlaqi yaitu kualitas esensial seseorang
atau suatu kelompok termasuk suatu bangsa.28
Jadi etika adalah seperangkat nilai tentang baik, benar,
buruk, dan salah yang berdasarkan prinsip-prinsip moralitas,
khususnya dalam perilaku dan tindakan. Sehingga etika
salahsatu faktor penting bagi terciptanya kondisi kehidupan
manusia yang lebih baik.29
Kerja adalah segala aktivitas yang dilakukan karena ada
dorongan untuk mewujudkan sesuatu sehingga tumbuh rasa
tanggung jawab yang benar untuk menghasilkan karya atau
27 Henk Ten Napel, Kamus Teologi Inggris-Indonesia, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia,
1994, hlm 129. 28 Nurcholis Majid, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta : Yayasan Paramadina, 2000,
hlm. 410 29 Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang : Rasail, 2007, hlm 63-64
18
produk yang berkualitas dan dilakukan dengan kesengajaan
dan direncanakan.30
Menurut Kidron dalam Yousef pada etika kerja Islami
lebih berorientasi pada penyelamatan individu di akhirat
berdasarkan doktrin agama. Maksudnya bahwa kerja
mempunyai etika yang harus selalu diikutsertakan di dalamnya
oleh karena kerja merupakan bukti adanya iman dan parameter
pahala dan siksa.31
Etos kerja Islam pada hakekatnya merupakan bagian
dari konsep Islam tentang manusia karena etos kerja adalah
bagian dari proses eksistensi diri manusia dalam lapangan
kehidupannya yang amat luas dan komplek. Etos kerja
merupakan nilai-nilai yang membentuk kepribadian seseorang
dalam bekerja. Etos kerja pada hakekatnya di bentuk dan
dipengaruhi oleh sistem nilai yang dianut seseorang dalam
bekerja. Yang kemudian membentuk semangat yang
membedakannya antara yang satu dengan yang lain. Etos kerja
Islam dengan demikian merupakan refleksi pribadi seorang
kholifah yang bekerja dengan bertumpu pada kemampuan
konseptual yang dimilikinya yang bersifat kreatif dan
inovatif.32
30 Toto Tasmara, Op. cit, hlm 15-17 31 Astri Fitria, Op. cit, hlm. 16 32 Moh Ali Azizi, Ed, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat Paradikma Aksi metodologi,
Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2005, hlm. 35
19
Pemahaman etika menurut konsep Islam diungkapkan
Triyuwono dari Astri Fitria, bahwa tujuan utama etika menurut
Islam adalah menyebarkan rahmat pada semua makhluk,
tujuan itu secara normatif berasal dari keyakinan Islam dan
misi sejati hidup manusia. Tujuan itu pada hakekatnya bersifat
transendental karena tujuan itu tidak hanya terbatas pada
kehidupan dunia individu, tetapi juga pada kehidupan setelah
dunia ini, etika ini terekspresikan dalam bentuk syari’ah yang
terdiri dari al-Qur’an dan hadist.33
Dimana dijelaskan etika kerja dalam perspektif hadist
adalah semacam kandungan ”spirit” atau semangat yang
menggelegak untuk menggubah sesuatu menjadi lebih
bermakna. Seseorang yang memiliki etos kerja Islam, ia tidak
mungkin membiarkan dirinya untuk menyimpang atau
membiarkan penyimpangan yang akan membinasakan.34 Hal
ini dapat di lihat dalam Hadis Shoheh muslim dalam bab Amar
ma’ruf nahi munkar dalam jilid I yaitu Rasulullah bersabda :
مأى نر كما منكرنم هريغده فليفإن بي لم طعتسانه يفبلس فإن لم طعتسفبقلبه ي ذالكو فعان أضم35 )احلديث( اإلي
Artinya : “Barangsiapa di antara kamu melihat terjadinya kemungkaran, hendaklah kamu cegah dengan tangan; apabila tidak sanggup dengan tangan, hendaklah
33 Astri fitria, Op. cit. hlm. 19 34 Toto Tasmara, loc.cit., hlm. 21 35 Abu Hussein bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusairi, Jami’ al-Shohih, jilid I, Libanon :
Dar-al Fikr, t.th, hlm. 50.
20
dengan lidah; dan apabila tidak sanggup dengan lidah, cegahlah dengan hati; tetapi yang terakhir ini adalah selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim)
Sedangkan etika dalam perspektif Al-Qur’an adalah
etika kerja yang mengedepankan nilai-nilai Al-Qur’an. Yang
bertujuan menolak anggapan bahwa bisnis hanya merupakan
aktivitas keduniaan yang terpisah dari persoalan etika dan pada
sisi lain akan mengembangkan prinsip-prinsip etika bisnis Al-
Qur’an, sebagai upaya konseptualisasi sekaligus mencari
landasan persoalan-persoalan praktek mal-bisnis.36 Dengan
demikian, etika kerja merumuskan pengertian yaitu etika
digunakan dalam pengertian nilai-nilai dan norma-norma
moral, atau ilmu baik tentang baik dan buruk yang menjadi
pegangan seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.37 Hal ini dapat dijelaskan dalam QS. Ali Imran ayat
104 tersebut menyeru dalam kebajikan :
ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون
∪⊇⊂⊆∩عن المنكر وأولئك هم المفلحون
Artinya : ”Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan merekalah orang-orang yang beriman” 38
36 R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an, Yogyakarta : Pustaka Pesantren,
2006, hlm 5 37 Ibid. hlm. 41 38 Al-Qur'anul Karim, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Kudus : Toko Kitab Mubarokatan
Thoyyibah, t.t, hlm. 63
21
Etika merupakan sistem hukum dan moralitas yang
komprehensif dan meliputi seluruh wilayah kehidupan
manusia. Didasarkan pada sifat keadilan syariah bagi umat
Islam berfungsi sebagai sumber serangkaian kriteria untuk
membedakan mana yang benar (haq) dan mana yang buruk
(batil). Dengan menggunakan syariah bukan hanya membawa
individu lebih dekat dengan tuhan, tetapi juga memfasilitasi
terbentuknya masyarakat yang adil yang di dalamnya individu
mampu merealisasikan potensinya dan kesejahteraan
diperuntukkan bagi semua.39
Toto Tasmara menyebutkan dalam bukunya
membudayakan Etos Kerja Islami bahwa terdapat 25 prinsip
atau ciri Etos Kerja Muslim yang mengarahkan terhadap
perilaku adalah sebagai berikut :
1. Kecanduan terhadap waktu
2. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas)
3. Memiliki kejujuran
4. Memiliki komitmen (Aqidah, Aqad, Itiqod)
5. Kuat pendirian (Istiqomah)
6. Bersikap disiplin
7. Konsekuen dan berani menghadapi tantangan
8. Memiliki sikap percaya diri
39 Astri Fitria, Op. cit, hlm. 19-20
22
9. Bersifat kreatif
10. Bertanggung jawab
11. Bahagia karena melayani
12. Memiliki harga diri
13. Memiliki jiwa kepemimpinan
14. Berorientasi pada masa depan
15. Hidup berhemat dan efisien
16. Memiliki jiwa wiraswasta
17. Memiliki insting bertanding (Fastabiqul Khairat)
18. Bersifat mandiri
19. Belajar dan haus mencari ilmu
20. Memiliki semangat perantauan
21. Memperhatikan kesehatan dan gizi
22. Tangguh dan pantang menyerah
23. Berorientasi pada produktivitas
24. Memperkaya jaringan Silaturahmi
25. Memiliki semangat perubahan (Spirit of change)40
2.1.2.2 Sistem Etika Kerja Islam
Pandangan etika kontemporer berbeda dari sistem
etika islam dalam banyak hal. Terdapat enam sistem etika yang
saat ini mendominasi pemikiran etika pada umumnya, yaitu :
40 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta : Gema Insani, 2002, hlm.
73-134
23
1. Relativisme ( kepentingan pribadi)
Yaitu keputusan etis dibuat berdasarkan kepentingan pribadi
dan kebutuhan pribadi.
2. Utilitarianisme ( kalkulasi untung atau rugi)
Yaitu keputusan etis dibuat berdasarkan hasil yang
diberikan oleh keputusan-keputusan. Suatu tindakan disebut
etis jika memberikan keuntungan terbesar bagi sejumlah
besar orang.
3. Universalisme ( kewajiban )
Yaitu keputusan etis yang menekankan maksud suatu
tindakan atau keputusan. Keputusan yang sama harus dibuat
oleh setiap orang dibawah kondisi yang sama.
4. Hak ( kepentingan individu)
Yaitu keputusan etika yang menekankan nilai-nilai individu,
kebebasan untuk memilih.
5. Keadilan distributif ( keadilan dan kesetaraan)
Yaitu keputusan etika yang menekankan nilai-nilai individu,
keadilan dan menegaskan pembagian yang adil atas
kekayaan dan keuntungan.
6. Hukum tuhan
Yaitu keputusan etis dibuat berdasarkan hukum tuhan yang
termaktub dalam kitab suci. 41
41 Muhammad, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, hlm. 43.
24
2.1.2.3 Konsep-konsep Etika Islam
Lima konsep kunci yang membentuk sistem etika islam
adalah :
1. Keesaan
Dari konsep ini, maka islam menawarkan
keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk
kesatuan.42
Berhubungan dengan konsep tauhid, berbagai aspek
dalam kehidupan manusia yakni politik, ekonomi, sosial
dan keagamaan membentuk satu kesatuan homogen yang
bersifat konsisten dari dalam dan integrasi dengan alam
semesta secara luas. Berdasarkan prinsip tauhid ini, maka
dapat dijelaskan dalam Qs. Al-Hujurat ayat 13 :
يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل بريخ ليمع إن الله قاكمالله أت دعن كممفوا إن أكرارعلت ∩⊇⊂∪
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.43
42 R. Lukan Fauroni, Op. cit. hlm. 144-145 43 Al-Qur'anul Karim, Op. cit., hlm. 270
25
Sedangkan dalam hadist adalah
نبالم ىاإلس لىة عسمخ لىان ع دحوإقام اهللا يالة والص, 44 والحج رمضان وصيام ,الزكاة وايتاء
Artinya : Islam dibangun atas lima dasar yaitu mentauhidkan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat puasa Ramadhan dan haji.
2. Kesetimbangan (keadilan)
Keadilan merupakan prinsip dasar dan utama yang
harus ditegakkan dalam keseluruh aspek kehidupan,
termasuk kehidupan berekonomi. Prinsip ini mengarahkan
pada para pelaku keuangan syari’ah agar dalam melakukan
aktivitas ekonominya tidak menimbulkan kerugian
(madharat) bagi orang lain.45
Dengan demikian, kesetimbangan, kemoderatan,
merupakan prinsip etis mendasar yang harus diterapkan
dalam aktivitas maupun entitas bisnis atau kerja.46 Dimana
dijelaskan dalam al-Qur’an Qs. Al-Baqarah ayat 195
وأنفقوا في سبيل الله ولا تلقوا بأيديكم إلى التهلكة وأحسنوا
∪∋®⊆∩ لله يحب المحسننيإن ا
44 Abu Hussein Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusairi, Jami’ al-Shohih, Juz 1,
Libanon : Darul Fikru, hlm. 34 45 Kuat Ismanto,” Manajemen Syari’ah Implementasi TQM dalam Lembaga Keungan
Syari’ah”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 29. 46 Lukman Fauroni, Op. cit. hlm. 147
26
Artinya : ”Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan allah, dan jangankah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuatt baiklah karena sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”47
Dijelaskan juga dalam hadist :
الشمس فيه تطلع يوم كل صدقة عليه الناس نسالمى م كل 48صدقة الناس بين يعدل
Artinya : Setiap pergelangan atau persendian pada diri manusia
membutuhkan sodaqoh pada setiap kali matahari terbit. Berbuat adil pada manusia adalah sodaqoh.
3. Kehendak bebas
Kemampuan manusia untuk bertindak tanpa
tekanan eksternal dalam ukuran ciptaan Allah dan sebagai
khalifah Allah di muka bumi. Dan kehendak bebas dalam
islam ini berarti yang dibatasi oleh keadilan, sebagaimana
Allah berfirman dalam Qs. Al-Kahfi ayat 29
ر إنا وقل الحق من ربكم فمن شاء فليؤمن ومن شاء فليكفأعتدنا للظالمني نارا أحاط بهم سرادقها وإن يستغيثوا يغاثوا
∪®⊅∩بماء كالمهل يشوي الوجوه بئس الشراب وساءت مرتفقا
Artinya : Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari
Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir. ’’Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
47 Al-Qur'anul Karim, Op.cit., hlm. 29. 48 Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim, Matan al-Bukhari, Jilid 2, Libanon:
Darul Fikr, t.th. 1995, hlm. 138.
27
gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.49
Dijelaskan juga dalam hadist:
نم نالم ىف سة االسنة سنسمل حا فعبه هدعب كتب مثل له ىف سن ومن شيئ اجورهم من يتقص وال بها عمل من اجر
عمل وزرمن مثل عليه كتب بعده بها فعمل سيئة سنة االسالم 50شيئ اوزارهم من ينقص وال بها
Artinya : Barang siapa yang mensunahkan (menjalankan) suatu
sunnah (tradisi/kebiasaan) baik di dalam islam, lalu sunnah itu diamalkan sesudahnya, maka di catat untuknya seperti pahala orang yang melakukannya tanpa dikurangi sedikitpun dari pihak mereka. Dan barang siapa yang mensunahkan suatu sunnah keburukan di dalam Islam, lalu sunnah itu diamalkan sesudahnya, maka ditimpakan kepadanya seperti dosa orang-orang yang melakukannya, tanpa dikurangi sedikit pun dari dosa mereka.
4. Tanggung jawab
Secara logis, aksioma ini berhubungan erat dengan
aksioma kehendak bebas, ia menetapkan batasan mengenai
apa yang bebas dilakukan oleh manusia dan bertanggung
jawab atas semua yang dilakukannya.51 Sebagaimana
dijelaskan dalam Qs. an-Nissa’ ayat 85.
49 Al-Qur'anul Karim, Op. cit., hlm. 297 50 Abu Hussein Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusairi, Op. cit, Juz 4, hlm. 61 51 Ibid. hlm. 153
28
فعشي نما وهمن صيبن له كنة ينسة حفاعش فعشي نمشفاعة سيئة يكن له كفل منها وكان الله على كل شيء
∪∋∇∩ مقيتا
Artinya : “Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik,
niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.52
Dijelaskan juga dalam hadist
اع كلكمر كلكمل ووؤسم نته ععير: اماع اإلمل رؤسمو نع والمرأة ,راعيته عن مسؤل وهو أهله ىف راع والرجل ,رعيته مال ىف راع والخادم رعيتها عن ومسؤلة زوجها بيت فى راعية 53رعيته عن ومسؤل سيده
Artinya : “Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing
dari kami akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Imam adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban kepemimpinannya. Seorang laki-laki pemimpin terhadap keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinannya. Wanita itu adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Pelayan itu pemimpin dalam harta tuannya/majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
52 Al-Qur'anul Karim, Op. cit., hlm. 91 53 Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim, Op. cit , Juz I, hlm. 196-197
29
5. Kebajikan (Ihsan)
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung
makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula
dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran54
Kebenaran disini adalah nilai kebenaran yang
dianjurkan dan tidak bertentangan dengan ajaran islam.
Dalam konteks bisnis, kebenaran dimaksudkan sebagai
niat, sikap, dan perilaku yang benar yang meliputi proses
akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh
komoditas, proses pengembangan maupun dalam proses
upaya meraih atau menetapkan keuntungan (laba).55
Dengan demikian dapat dijelaskan dalam Qs. An-Nahl ayat
91:
هفوا بعأوا وكيدهوت دعان بموا الأيقضنلا تو متداهد الله إذا ع ∪⊆®∩ وقد جعلتم الله عليكم كفيلا إن الله يعلم ما تفعلون
Artinya : “Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu
berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”.56
54 Muhammad, dan R. Lukman Fauroni, ”Visi al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis”,
Jakarta : Salemba Diniyah, 2002, hlm. 17 55 Kuat ismanto. Op. cit. hlm. 34 56 Al-Qur'anul Karim, Op. cit., hlm. 277
30
Dan dapat pula dijelaskan dalam hadis dibawah ini :
لمسه وليل اهللا عل اهللا صوسر أ لتقا ل س :ن البراال ثم عونسح لق فقال البرالخ اإلثمو اكاحىف م ركدص تكرهان و
طلعه يليع اس57الن Artinya : “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. mengenai soal
kebijakan dan dosa. Beliau bersabda : “Kebajikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah sesuatu yang merisaukan hatimu dimana kamu merasa tidak suka apabila hal itu sampai dilihat oleh orang lain”.
2.1.2.4 Penerapan Etos Kerja Islam
Ditengah kepungan zaman yang serba modern ini,
seakan nilai etika semakin luntur, bahkan boleh dibilang mulai
hilang karena kecenderungan masyarakat untuk berlaku bebas
seakan sudah mewabah disetiap lini kehidupan.58 Karena
sesungguhnya etos berkaitan dengan nilai kejiwaan seseorang
hendaknya setiap pribadi muslim harus mengisinya dengan
kebiasaan yang positif dan mampu menunjukkan
kepribadiannya sebagai seorang muslim dalam bentuk hasil
kerja serta sikap dan perilaku yang menuju atau mengarah
kepada hasil yang lebih sempurna. Penerapan etos kerja Islam
yaitu dengan cara mengekspresikan sikap atau sesuatu selalu
berdasarkan semangat untuk menuju kepada perbaikan, dengan
berupaya bersungguh-sungguh menerapkan etika tersebut, yang
57 Abu Hussein Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusairi, Op. cit, Jilid 4, hlm. 7 58 Johan Arifin, loc. cit, hlm 58
31
berupaya untuk menghindari hal yang negatif.59 Yaitu dengan
cara menerapkan kode etik secara tegas dalam perusahaan
dengan baik sehingga akan mempunyai reputasi yang baik dan
mendapatkan keuntungan, sebagai mana penerapan etos kerja
islam tersebut sesuai dengan al-Qur’an dan Hadist.
Faktor itulah yang kemudian dianggap penting sekali
sebagai salah satu standar bahwa etika Islam dalam sebuah
bisnis memegang peranan penting bagi sukses dan tidaknya
suatu perusahaan.60
2.1.3 Kinerja
2.1.3.1 Pengertian kinerja
Kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual
Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya yaitu sesuai dengan
tanggung jawab yang telah diberikan kepada karyawan. 61
Definisi lain, menjelaskan bahwa kinerja merupakan
catatan yang dihasilkan dari fungsi pegawai atau kegiatan yang
59 Toto Tasmara, Loc. Cit, hlm 16
60 Johan Arifin, Op. cit. hlm 59 61 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen sumber Daya Manusia Perusahaan,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004 hlm. 67
32
dilakukan pegawai selama periode waktu tertentu.62 Prestasi
kerja juga merupakan suatu prestasi seseorang dalam
melaksanakan pekerjaannya.63 Berdasarkan pengertian kinerja
dari beberapa pendapat, kinerja merupakan hasil kerja yang
dicapai oleh seorang karyawan baik dengan standar yang telah
ditentukan. Di samping itu kinerja seseorang dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, inisiatif, pengalaman kerja, kepuasan dan
motivasi. Kinerja diharapkan mampu menghasilkan mutu
pekerjaan yang baik serta jumlah pekerjaan yang sesuai dengan
standar. Kinerja yang dicari oleh perusahaan dari seseorang
tergantung dari kemampuan motivasi dan kepuasan individu
karyawan yang diterima. Meskipun demikian motivasi sering
menjadi variabel yang terlupakan, motivasi merupakan hasrat
di dalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut
melakukan tindakan untuk mencapai tujuan.64 Sebagaimana
dikutip Arifin, bahwa bagi karyawan baru prestasi kerja
merupakan bukti dari pemahaman mereka terhadap pekerjaan,
sedangkan bagi karyawan lama prestasi kerja merupakan
umpan balik terhadap perilaku terhadap mereka.65
62 Ambar Teguh dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2003, hlm. 223-224 63 Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 154 64Davis dan Newstorm, Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, oleh Arifin, hlm. 19 65 Arifin, Op. cit., hlm. 19
33
2.1.3.2 Faktor-faktor kinerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian suatu
kinerja yaitu :
1. Kemampuan (ability)
Yaitu suatu kemampuan dari pegawai yang terdiri
dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita
(knowledge & skill).
2. Motivasi (motivation)
Yaitu motivasi yang terbentuk dari suatu sikap
(attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi
pekerjaan. Yang merupakan suatu kondisi yang
menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai
tujuan kerja.66
2.1.3.3 Manfaat Penilaian Kinerja
Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan sesuatu
yang bermanfaat bagi perencanaan kebijakan suatu organisasi.
Secara rinci manfaat penilaian kinerja bagi perusahaan adalah:
1. Perbaikan prestasi kerja (kinerja)
2. Penyesuaian kompensasi
3. Pengambilan keputusan
4. Kebutuhan latihan dan pengembangan
5. Perencanaan dan kepentingan penelitian pegawai.
66 Anwar Prabu Mangkunegara, Op. cit, hlm. 67-68
34
6. Membantu terhadap kesalahan desain dari pegawai.67
2.1.3.4 Tujuan Penilaian Kinerja
Sebuah penilaian yang dilakukan akhir-akhir ini
mengidentifikasi beberapa tujuan yaitu :
1. Mengevaluasi yang menekankan perbandingan antara
orang lain.
2. Pengembangan yang menekankan perubahan dalam diri
seorang pegawai dengan seiringnya waktu.
3. Dengan pemeliharaan sistem.
4. Dengan cara mendokumentasi keputusan-keputusan
sumber daya manusia.68
2.1.3.5 Sistem Penilaian Kinerja
Permasalahan yang telah dihadapi dalam sebuah
program penilaian kinerja adalah upaya menjamin
keabsahannya. Keabsahan sebuah penilaian kinerja pegawai
dapat diakui apabila suatu sistem penilaian mengikuti kaidah-
kaidah yang ditentukan secara standar. Secara rinci prosedur
atau sistem penilaian kinerja adalah :
1. Keputusan di bidang kepegawaian yaitu berdasarkan
sistem penilaian kinerja yang formal dan terstandar.
67 Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakrta
: Graha Ilmu, 2003, hlm. 225 68 Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia
MenghadapiAbad 21, Jakarta : Erlangga, 1999, hlm. 3
35
2. Proses penilaian hendaknya seragam untuk semua
pegawai.
3. Standar dari penilaian dikomunikasikan kepada pegawai.
4. Pegawai dapat melihat hasil penilaiannya.
5. Pegawai diberikan kesempatan untuk tidak menyetujui
atau menyetujuinya.
6. Penilaian diberi petunjuk bagaimana cara melakukan
penilaian secara tepat, dan sistematis.
7. Pembuatan keputusan kepegawaian diberi informasi
tentang hasil dari penilaian.69
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian Bambang Guritno Waridin dalam penelitiannya yang
berjudul ”Pengaruh Persepsi Karyawan Terhadap Perilaku Kepemimpinan,
Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja’’ menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara variabel-variabel yang diteliti. Bambang Guritno Waridin
menggunakan analisis berganda, yaitu uji validitas yang mendasarkan pada
korelasi antara masing-masing item dengan total item, dan juga uji reliabilitas
yaitu masing-masing skor butir dikorelasikan dengan skor totalnya. Untuk
menguji kuesioner. Dari hasil penelitian diatas bahwa hasil korelasi
69 Ambar Teguh dan Rosidah, Op. cit, hlm. 225-226
36
menunjukkan bahwa hasil besaran korelasi antar variable bebas. Yaitu antar
variabel perilaku kepemimpinan dengan kepuasan kerja.70
Astri Fitria dalam penelitiannya yang berjudul tentang “Pengaruh Etika
Kerja Islam Terhadap Sikap Akuntan Dalam Perubahan Organisasi Dengan
Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening”. Penelitian ini
menitikberatkan sikap akuntan yang disertai etika kerja Islam dalam suatu
organisasi bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara etika kerja dan
komitmen organisasi. Pada penelitian ini, Astri Fitria menggunakan analisis
Uji T-test, yaitu dalam pengujian ini, peneliti telah mengirimkan 500
kuesioner terhadap responden. Dalam waktu penelitian selama 3 bulan, telah
kembali 305 kusioner dari para responden. Hal ini berarti terjadi adanya
respon rate lebih dari 50%.71
2.3 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.3.1 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pada tinjauan pustaka maka kerangka pemikiran
teoritis yang disajikan dalam penelitian dapat dilihat pada gambar
dibawah
70 Waridin,” Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan Kepuasan
Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja”, Jurnal JRBI, Volume 1. No. 1, Januari 2005, hlm 67 71 Astri ftria, ”Pengaruh Etika Kerja Terhadap Sikap Akuntan Dalam Perubahan
Organisasi dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal MAKSI, Volume 3, Agustus, 2003.
37
Kinerja Karyawan
KERANGKA PIKIRAN
1. Kemampuan (Mampu meningkatkan target pekerjaan)
2. Mempunyai Minat dalam pekerjaan
3. Mampu menciptakan inovasi, dan tujuan yang jelas.
4. Memiliki peluang bertumbuh dan maju.
Gambar. 1.0
Etos Kerja Islam
1. Kecanduan terhadap waktu 2. Memiliki moralitas yang bersih
(ikhlas) 3. Memiliki kejujuran 4. Memiliki komitmen (aqidah, aqad,
itiqad) 5. Istiqomah (kuat pendirian) 6. Bersifat disiplin 7. Konsekuen 8. Bersikap percaya diri 9. Bersifat kreatif 10. Bersikap tanggung jawab 11. Bahagia karena melayani 12. Memiliki harga diri 13. Jiwa kepemimpinan 14. Berorientasi masa depan 15. Bersifat hemat dan efisien 16. Memiliki jiwa wiraswasta 17. Memiliki insting bertanding 18. Bersifat mandiri 19. Belajar dan harus mencari ilmu 20. Semangat perantauan 21. Memperhatikan kesehatan 22. Tanggung dan pantang menyerah 23. Berorientasi pada produktivitas 24. Memperbanyak jalinan silaturahmi 25. Memiliki semangat perubahan.
X Y
38
2.3.2 Hipotesis
H1 : Etos kerja Islam berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan Bank Pembiayaan Rakyat syariah (BPRS) Artha
Mas Abadi.
Variabel Definisi Dimensi Skala - Etos Kerja
Islam
Adalah cara pandang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, tetapi sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah sangat luhur.
1. Kecanduan terhadap waktu
2. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas)
3. Memiliki kejujuran 4. Memiliki komitmen
(Aqidah, Aqad, Itiqod) 5. Kuat pendirian
(Istoqomah) 6. Bersikap displin 7. Konsekuen dan berani
menghadapi tantangan 8. Memiliki sikap percaya
diri 9. Bersifat kreatif 10. Bertanggung jawab 11. Bahagia karena melayani 12. Memiliki harga diri 13. Memiliki jiwa
kepemimpinan 14. Berorientasi pada masa
depan 15. Hidup berhemat dan
efisien 16. Memiliki jiwa wiraswasta 17. Memiliki insting
bertanding ( Fastabiqul Khairat)
18. Bersifat mandiri 19. Belajar dan haus mencari
ilmu 20. Memiliki semangat
perantauan 21. Memperhatikan
kesehatan dan gizi 22. Tangguh dan pantang
menyerah
Likert
39
23. Berorientasi pada produktivitas
24. Memperkaya jaringan Silaturahmi
25. Memiliki semangat perubahan (Spirit of change)
- Kinerja karyawan
Kemampuan / prestasi kerja yang secara nyata untuk memenuhi standar kerja yang diterapkan.
1. Kemampuan (Mampu meningkatkan target pekerjaan)
2. Mempunyai Minat dalam pekerjaan
3. Mampu menciptakan inovasi, dan tujuan yang jelas.
4. Memiliki peluang bertumbuh dan maju.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
3.1.1 Data Primer
Merupakan suatu data yang didapat dari sumber pertama, yaitu
dari individu atau perseorangan, data ini bisa berwujud hasil
wawancara dan pengisian kuesioner atau angket serta dari data yang
dimiliki oleh pihak perusahaan.72
Penelitian ini menggunakan data primer atau data empiris yang
diperoleh dari penyebaran kuesioner.73 Kuesioner adalah alat
pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk
memperoleh keterangan dari sejumlah responden.74 Metode ini
digunakan untuk pengembalian data mengenai etos kerja Islam yang
mempengaruhi kinerja karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS) Artha Mas Abadi kabupaten Pati, Kuesioner yang dipakai
disini adalah model tertutup karena jawaban telah disediakan dan
pengukurannya menggunakan skala likert, skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
72 Hesein Umar, Metode Riset bisnis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm.
84. 73 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta : PT. Bumi Aksara,
hlm. 19 74 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta, 2006, hlm 162
41
orang tentang fenomena sosial. Responden diminta untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dengan lima alternatif jawaban yang telah
disediakan oleh peneliti.75 Responden juga diminta untuk memilih
salah satu jawaban dengan cara memberi tanda/ symbol (√). Data ini
adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi
penelitian atau obyek penelitian.76
3.1.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti melalui buku-
buku yang berkaitan dengan penelitian ini, literatur, dan artikel yang
didapat dari website.77 Atau data yang berasal dari orang-orang kedua
atau bukan data yang datang secara langsung. Namun data-data ini
mendukung pembahasan dari penelitian. Untuk itu beberapa sumber
buku atau data yang akan membantu mengkaji secara kritis diantaranya
yaitu berkaitan dengan tema penelitian tersebut Data sekunder dalam
penelitian ini meliputi gambaran umum perusahaan.78 Dan data tentang
etos kerja Islam yang diterapkan dalam BPRS Artha Mas Abadi adalah
dari bukunya Toto Tasmara yang berjudul Membudayakan Etos Kerja
Isami.
75 Ibid. hlm. 90
76 Burhan Bungin, S.Sos. Msi, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi Dan Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial lainnya, Jakarta : Kencana, 2005, hlm. 97
77 Ibid, hlm 19. 78 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2006, hlm. 160
42
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.79 Penentuan jenis populasi ini didasarkan atas alasan
bahwa yang akan di uji, etos kerja Islam yang mempengaruhi kinerja
karyawan.80 Populasi yang akan dijadikan obyek dalam penelitian ini
adalah seluruh nasabah pada BPRS Artha Mas Abadi Pati yaitu sebanyak
13 karyawan.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam
penelitian populasi ini memnggunakan sample sensus yaitu teknik
pengambilan sampel dilakukan secara meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian atau obyek penelitian.81 Yaitu dengan
mengambil sampel seluruh karyawan BPRS Artha Mas Abadi sebanyak 13
karyawan yang akan dijadikan responden.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
penulis adalah :
79 Sugiyono, Op.cit. hlm. 91 80 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka
Cipta, 1998, hlm. 108 81 Ibid hlm 108-109
43
3.3.1 Metode kuesioner (angket)
Metode kuesioner (angket) yaitu sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan pribadinya atau hal-hal yang diketahui.82 Atau teknik
pengumpulan data dengan menyusun daftar pertanyaan atau pernyataan
tertulis yang diajukan kepada responden sampel yang akan diteliti.
Jumlah pertanyaan yang ada diambil dari masing-masing item yang
diperoleh dari masing-masing indikator variabel, baik variabel
independen maupun variabel dependen. Kuesioner diberikan langsung
kepada responden dengan tujuan agar lebih efektif dan efisien
menjangkau jumlah sampel dan mudah memberi penjelasan berkenaan
dengan pengisian kuesioner tersebut.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian
ini dengan menggunakan skala Likert 5 poin.83 Jawaban responden
berupa pilihan dari lima alternatif yang ada, yaitu :
1. SS : Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. N : Netral
4. TS : Tidak Setuju
5. STS : Sangat Tidak Setuju
82 Sutresno Hadi, Analisis Regresi, Jakarta : Andi offis, 2001, hlm. 236 83 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2006.
44
Masing-masing jawaban memiliki nilai sebagai berikut :
1. SS : 5
2. S : 4
3. N : 3
4. TS : 2
5. STS : 1
3.3.2 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
dokumen, peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.84
Metode ini dilakukan dengan cara pengumpulan beberapa
informasi tentang data dan fakta yang berhubungan dengan masalah dan
tujuan penelitian, baik dari sumber buku-buku, koran, majalah, website
dan lain-lain.85
3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat ukur
3.4.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-
tingkatan kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.86 Data dapat
dikatakan valid, jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Butir-butir pertanyaan yang
84 Sutrisno Hadi, Op. cit, hlm. 237 85 Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, loc. Cit., hlm. 26 86 Sugiono, Op. cit. hlm. 137
45
ada dalam kuesioner diuji terhadap faktor terkait. Uji validitas dimaksud
untuk mengetahui seberapa cermat suatu test atau pengujian melakukan
fungsi ukurannya. Dalam penelitian ini perhitungan validitas item
dianalisis dengan menggunakan komputer program SPSS 12.
Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan critical value
pada tabel ini nilai r dengan taraf signifikasi 5% dari jumlah populasi
yang ada. Apabila hasil perhitungan korelasi r product moment lebih
besar dari critical value, maka instrumen ini dinyatakan valid.
Sebaliknya apabila skor item kurang dari critical value, maka instrumen
ini dinyatakan tidak valid.87 Dalam pengujian validitas instrumen pada
penelitian ini digunakan analisa butir. Cara pengukuran analisa butir
tersebut adalah mengkorelasikan skor butir dengan skor total dengan
rumus produk moment, yaitu :
( )( ){ ( )} ( )}{ ∑∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2222 XYNXXN
YXXYNRxy
Keterangan :
R = Koefisien korelasi
N = Jumlah subyek atau responden
X = Skor butir
Y = Skor total88.
87 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2000, hlm. 135 88Arikunto Suharsimi, loc. cit. hlm. 170
46
3.4.2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Untuk menghitung reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien
Croanbach Alpha.89
Dalam penelitian ini, Instrumen untuk mengukur masing-masing
variable dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha lebih dari
0,60.90
Rumus croanbach alpa adalah sebagai berikut:
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−⎥⎦
⎤⎢⎣⎡
−= ∑
21
2
11 11 σ
σ b
kkr
Keterangan :
11r = Reliabilitas instrumen
k = Jumlah kuesioner
∑ 2bσ = Jumlah varian butir
21σ = Varian total91
Untuk mencari varian butir dengan rumus :
( ) ( )
NN
xx∑ ∑−
=
22
2σ
89 Husen Umar, Op. cit. hlm. 135 90 Iqbal Hasan, loc. cit. hlm. 15 91 Ibid, hlm. 196
47
Keterangan :
σ = Varian tiap butir
x = Jumlah skor butir
N = Jumlah responden92
Untuk menilai reliable tidaknya suatu instrument dilakukan
dengan mengkonsultasikan rhitung dengan rtabel, apabila rhitung>rtabel maka
instrumen dinyatakan reliable dan apabila rhitung<rtabel maka instrumen
dinyatakan tidak reliable.
3.5 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan
adalah:
3.5.1 Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan
suatu kelas prosedur yang digunakan untuk mereduksi data atau
meringkas dari variabel yang banyak menjadi sedikit variabel.93 Atau
juga merupakan suatu teknik statistik multivariate yang digunakan untuk
mengurangi dan meringkas semua variabel terikat dan saling
ketergantungan. Yaitu hubungan ketergantungan antara satu variabel
92 Sugiono, Op- cit. hlm. 196 93 J Supranto, M.A,APU, Analisis Multivariat arti dan interpretasi, Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2004 , hal. 114
48
dengan yang lain yang akan diuji untuk diidentifikasikan dimensi atau
faktornya.94
Model analisis faktor dinyatakan dengan formula sebagai
berikut:
Dimana:
Xi = Variabel standar yang ke-i
Aij = Koefisien multiple regresi standar dari variabel ke-i pada
common factor j
F = Common factor
Ui = Faktor unik variabel-i
M = Banyaknya variabel X pada faktor ke k
3.5.2 Analisis Regresi Sederhana
Untuk menguji hipotesis digunakan persamaan regresi linear
sederhana. Penggunaan analisis ini dengan alasan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu etos kerja
Islam (X) terhadap kinerja (Y)
Untuk dua variabel, maka hubungan liniernya dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan linier yaitu dengan rumus :
Keterangan :
Dimana Y : Variabel dependen (kinerja)
94 Ibid, hlm. 145
Xi = Aij + Ai2F2 + Ai3F3
Y = a + b X
49
X : Variabel independen (etos kerja Islam)
a : Konstanta
b : Koefisien.95
Pembuktian hipotesis dilakukan dengan :
a. Uji simulasi (uji F), yaitu mengetahui sejauh mana variabel-variabel
bebas yang digunakan, secara simultan mampu menjelaskan variabel
terikat. Apabila hasil perhitungan hitungF > tabelF maka Ho ditolak
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model regresi
dapat menerangkan variabel terikat secara serentak. Sebaliknya
jika hitungF < tabelF maka Ho diterima, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa variabel bebas dari model regresi linear tidak mampu
menjelaskan variabel terikat.
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu.
Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel independen. Secara umum koefisien determinan untuk data
silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar
95 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik2 (Statistik Inferensif), Jakarta : PT Bumi Aksara, 2002, hal. 219
50
antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data tuntun
waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi
yang tinggi. Untuk menjelaskan aplikasi dengan menggunakan
program SPSS.96
Misalnya, nilai R² pada suatu persamaan regresi yang
menunjukkan hubungan pengaruh variabel Y (sebagai variabel
dependen) dan variabel X (sebagai variabel independen) dari hasil
perhitungan tertentu adalah 0,85. ini artinya bahwa variasi nilai Y
yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah
85%. Sisanya, yaitu 15%, variasi variabel Y dipengaruhi oleh variabel
lain yang berada di luar persamaan (model).
Koefisien determinasi (R²) adalah satu dikurangi rasio antara
besarnya deviasi nilai Y observasi dari garis dengan besarnya deviasi
nilai Y observasi dari rata-ratanya. Atau secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut:
R² =)()(∑
∑−
−− 2
ˆ1
YY
YY
Keterangan :
∑ (Y-Ŷ) = Deviasi nilai Y di sekitar garis regresi
∑ )( 2YY − = Deviasi nilai Y disekitar rata-rata
R² = Koefisien determinasi
96 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam SPSS, (Semarang,
Badan Penerbit UNDIP, 2001), hlm 42
51
Besarnya koefisien determinasi (R²) dapat juga dicari dengan
menggunakan formulasi (formulasi alternatif) sebagai berikut :
R² =( )
( )∑∑ ∑
−
−+= 22
2
YnY
YnXYbYaSSTSSR
Keterangan :
R² = besarnya koefisien determinasi sampel
SSR = Sum Of Squares Regression (Explainet Variation)
SST = Sum Of Squares Total (Total Variation)
a = Titik potong kurva terhadap sumbu Y
b = Slope garis estimasi yang paling baik (Best Fitting)
n = Banyaknya data
X = Nilai variabel X
Y = Nilai variabel Y
Y = Nilai rata-rata variabel Y97
97 Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000, hlm. 45-48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas
Abadi Kabupaten Pati
4.1.1.1 Sejarah Singkat
Perjalanan PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha
Mas Abadi merupakan salah satu unit usaha pesantren
Maslakul Huda yang diasuh oleh K.H. MA. Sahal Mahfudh,
yang semula merupakan sistem keuangan syari’ah di
lingkungan pesantren Maslakul Huda yaitu dirintis melalui
Unit Simpan Pinjam Syari’ah (USPS) koperasi pesantren
Maslakul Huda sejak Februari 2002. Melalui suatu proses
persiapan yang seksama, berdasarkan surat ijin dari Bank
Indonesia yakni ijin prinsip keputusan dalam Direktorat
Perbankan Syari’ah No 7/1776/DPbs tanggal 14 November
2005, yang kemudian disusul penerbitan ijin usaha pada 1 Juni
2006 yaitu dalam Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
nomor 8/46/KEP.GBI/2006, dan akhirnya Pesantren Maslakul
Huda melahirkan Bank Syari’ah yaitu Bank Pembiayaan
Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi untuk membuka diri
52
53
melayani masyarakat umum, Bank ini kemudian resmi
beroperasi secara syari’ah tepatnya pada tanggal 28 Juni 2006.1
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan pengusaha kecil mikro, dan berperan serta dalam
pembangunan ekonomi bangsa terutama untuk meningkatkan
peranan pengusaha kecil muslim yang juga didalamnya
terdapat para santri, Alhamdulillah BPRS Artha Mas Abadi di
bawah BPPM Maslakul Huda yang berdomisili di desa Kajen
Margoyoso Pati berencana untuk menumbuh kembangkan USP
Syari’ah agar bisa berperan sebagai lembaga keuangan yang
akan memberikan pembiayaan dan menghimpun dana dari para
santri dan masyarakat sekitar.
Adapun maksud dan tujuan dari didirikannya lembaga
keuangan ini adalah:
1. Untuk memberdayakan masyarakat dalam rangka
pemanfaatan, pengelolaan dan pengaturan dana secara
optimal dan berdaya guna
2. Untuk membantu menyalurkan dana bagi
masyarakat/pengusaha kecil bawah atau ekonomi lemah
yang selama ini belum terjangkau ataupun tersentuh oleh
bank maupun lembaga keuangan konvensional
1 http//: www.bprsama.com
54
3. Meningkatkan produktifitas dan kemandirian yang aktif
dalam berperan serta membangun dan meneruskan
usahanya dimasa dewasa ini
4. Untuk menerapkan sistem Syari’ah secara aktif dalam
pengelolaan dana masyarakat khususnya umat Islam
sehingga tercapai Ukhuwah Islamiyah
5. Menjauhkan masyarakat dari praktek riba dan segala bentuk
yang menyerupainya.2
Upaya untuk mengembangkan sistem perbankan
syari’ah, sangat diperlukan dukungan dari semua unsur
masyarakat agar dapat berkembang demi tercapainya keadilan
ekonomi yang merata. Beberapa unsur yang sangat penting
sebagai pendukung adalah pemerintah sendiri, kemudian
diikuti oleh masyarakat dan para alim ulama’. Semuanya
bertugas untuk menyadarkan umat Islam khususnya bahwa
sistem perbankan syari’ah adalah sistem alternatif yang dapat
menciptakan keadilan ekonomi.
Komitmen penuh BPPM Maslakul Huda sebagai
pemilik saham mayoritas untuk menjadikan PT Bank
Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi sebagai bank
syari’ah terbaik, diwujudkan dengan mengembangkan bank ini
melalui pemberian modal yang kuat demi kemajuan perbankan
2 Ibid
55
syari’ah dan perkembangan ekonomi Indonesia pada
umumnya. Pelaksanaan prinsip kehati-hatian merupakan
landasan utama dalam upaya memenuhi tuntutan pasar
perbankan yang semakin meningkat dan kompetitif. Dengan
upaya tersebut, PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha
Mas Abadi yang memiliki semboyan “Ramah Amanah
Berkah” tumbuh pesat dan terkendali serta menjadi lembaga
keuangan syari’ah yang baik.
Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama
yang disandangnya, PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah
Artha Mas Abadi selalu berpegang pada asas profesionalisme,
keterbukaan dan kehati-hatian yang didukung oleh beragam
produk dan fasilitas. Guna mengambil hati nasabah Artha Mas
Abadi berkepentingan untuk mengembangkan dan menerapkan
keragaman produk perbankan syari’ah, sehingga akan tersedia
lebih banyak model simpanan, pembiayaan, dan jasa perbankan
lainnya untuk dipilih dan memberikan kemantapan dan
ketenangan dihati masyarakat.3
4.1.1.2 Visi PT. BPRS Artha Mas Abadi
Visi: Membentuk lembaga keuangan mikro berbasis syari’ah
yang sehat dan tangguh sebagai wujud kepedulian
3 Ibid
56
Pesantren Maslakul Huda terhadap masyarakat dan
sebagai contoh bagi pesantren-pesantren lain.
4.1.1.3 Misi Umum dan Khusus PT. BPRS Artha Mas Abadi
Misi umum:
1. Memberikan jasa penyimpanan dana masyarakat di
wilayah operasional PT. BPRS Artha Mas Abadi.
2. Memberikan jasa pembiayaan bagi usaha kecil di wilayah
operasional PT BPRS Artha Mas Abadi.
Misi khusus :
1. Menciptakan sumber pendanaan bagi Pesantren Maslakul
Huda,
2. Menciptakan kesejahteraan bagi karyawan dan pemegang
saham
Guna memenuhi berbagai kebutuhan nasabah yang
beragam, PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas
Abadi merancang dan mengembangkan aneka produk yang
beragam. Seluruh produk tersebut berbasis bagi hasil dan
transaksi riil dalam kerangka keadilan, kebaikan, dan tolong
menolong demi terciptanya kemaslahatan seluruh lapisan
masyarakat (rahmatan lil alamin).4
4 ibid
57
4.1.1.4 Produk-produk BPRS Artha Mas Abadi
1. Produk simpanan PT. BPRS Artha Mas Abadi
a. Tabungan Wadiah
Yaitu bentuk penggalian dana pihak ketiga yang
dananya dapat disetor dan diambil sewaktu-waktu.
Tabungan ini menggunakan system wadi’ah (titipan).
b. Tabungan Maslahah
Yaitu bentuk penggalian dana pihak ketiga
dengan menggunakan sistem mudharabah. Pada produk
ini ditetapkan nisbah bagi hasil 22% : 78% ( 22% untuk
nasabah dan 78% untuk bank)
c. Deposito Berjangka
Yaitu bentuk penggalian dana pihak ketiga yang
dananya hanya bisa dicairkan sesuai dengan jangka
waktu yang telah disepakati. Deposito berjangka
memiliki skim ;
1) 1 bulan nisbah bagi hasil 30% : 70%
2) 3 bulan nisbah bagi hasil 32% : 68%
3) 6 bulan nisbah bagi hasil 35% : 65%
4) 12 bulan nisbah bagi hasil 40% : 60%
58
2. Produk pembiayaan PT. BPRS Artha Mas Abadi
a. Pembiayaan Murabahah
Yaitu bentuk pembiayaan dengan sistem
murabahah (jual beli). Produk ini ditujukan untuk
usaha-usaha perdagangan atau kebutuhan konsumtif.
Produk ini memiliki skim : Murabahah perdagangan,
Pembiayaan murabahah usaha kecil atau mikro, dan
Pembiayaan murabahah karyawan. Jangka waktu
pembiayaan ini adalah 10 s.d. 24 bulan.
b. Pembiayaan Mudharabah
Yaitu bentuk pembiayaan dengan sistem
mudharabah (bagi hasil). Pembiayaan ini diberikan
kepada nasabah yang memiliki kegiatan usaha di bidang
pertanian dengan jangka waktu 4, 5, dan 6 bulan
c. Produk Gadai Syari’ah
Yaitu produk ini memadukan antara akad Qard,
Rahn, dan Ijarah. Agunan yang digunakan adalah Emas
dengan jangka waktu 4 bulan.5
5 ibid
59
RUPS
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
DEWAN PENGAWAS SYARI’AH
SATUAN PENGAWAS
4.1.1.5 Struktur Organisasi PT. BPRS Artha Mas Abadi
Kord. Pemasaran Kord. Umum
• Account Officer
• Kasir
• Administrasi pembukuan dan
tabungan
• Administrasi Pembiayaan
• Bagian umum
• Sopir
60
Dari struktur organisasi karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi diatas,
dapat dijelaskan sebagai berikut
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : H. Abdul Ghofarrozin
Komisaris : H. Faroeq Barlian, As.
Dewan Pengawas Syari’ah
Ketua : KH. Ali Fatah Ya’qub
Anggota : H. Ahmad Manhajussidad, Lc.
H. Ghufron Halim, SE, MM
Direksi
Direktur Utama : Hj. Sri Hariyani
Direktur : Mumu Mubarok, S.S.
Koordinator Pemasaran : Ahmad Mahsun, S.Ag
Staf pemasaran : 1. Mohammad Jadi
2. Ali Norhadi
3. Ahmad Hidayatullah, S. Hi
4. Agus Sa’roni
5. Moh. Nurhadi
Koordinator Umum : Hidayatun Ni’mah, S. Pd
Kasir : Susiyati, SE
Adm Pembukuan dan Tabungan : Zunaedi
Adm Pembiayaan : Luthfiya Rummana Dewi, S. Ag
: Umi Kafiyah
61
Satuan Pengawas Intern (SPI) : Susiyati, SE
Pembantu Umum : Budi Prabowo
Sopir : Setiyono
Tingkat Pendidikan Karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi
No NAMA L/P PENDIDIKAN TERAKHIR JABATAN
1 Ahmad Mahsun, S.Ag L Strata 1 Koord. Pemasaran 2 Mohammad Ali L SLTA Pemasaran 3 Ali nurhadi L SLTA Pemasaran 4 Ahmad hidayatullah, S.Hi L Strata 1 Pemasaran 5 Agus Sa’roni L SLTA Pemasaran 6 Moh. Nurhadi L SLTA Pemasaran 7 Hidayatun Ni’mah, S.Pd.I P Strata 1 Koord. Umum 8 Susiyati, SE P Strata 1 SPI / Kasir 9 Luthfiya Rummana Dewi P Strata 1 Adm. Pembiayaan 10 Umi Kafiyah P Diploma III Adm. Pembiayaan 11 Zunaedi L SLTA Adm. Tabungan
dan deposito 12 Budi Prabowo L SLTA Pembantu umum 13 Setiyono L SLTA Sopir 14 Moh. Hasan Amin L Strata 1 Adm. umum
4.1.2 Karakteristik Responden
Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan
menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai
populasi yang diambil dari karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi Pati
berikut ini
4.1.2.1 Jenis kelamin responden
Adapun data mengenai jenis kelamin responden
karyawan PT.BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah sebagai
berikut :
62
Tabel 4.1
Jenis kelamin responden
No Jenis kelamin Responden (orang)
Persentase (%)
1. Laki-laki 9 69,2 2 Perempuan 4 30,8 Jumlah 13 100,0
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.1 di atas dapat
diketahui tentang jenis kelamin responden karyawan PT. BPRS
Artha Mas Abadi Pati yang diambil sebagai populasi, yang
menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki yaitu
sebanyak 9 orang atau 69,2% sedangkan sisanya adalah
responden perempuan sebanyak 4 orang atau 30,8 %. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan dari PT.BPRS
Artha Mas Abadi Pati adalah laki-laki.
4.1.2.2 Pendidikan responden
Adapun data mengenai pendidikan responden karyawan
PT.BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah sebagai berikut
Tabel 4.2
Pendidikan Responden
No Pendidikan terakhir Responden (orang)
Persentase (%)
1. SLTA 7 53,8 2. Diploma 1 1 3 Sarjana 5 45,1 Jumlah 13 100
63
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.2. ini
memperlihatkan bahwa karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi
Pati sebagian besar berpendidikan SLTA atau sederajat.
Memberikan informasi bahwa karyawan berpendidikan SLTA
sebanyak 7 orang atau sebesar 53,8%. Sedangkan yang
berpendidikan sarjana sebanyak 5 orang atau sebesar 45,1%.
Yang berpendidikan diploma Cuma I orang atau sebesar 1%.
4.1.2.3 Pekerjaan responden
Adapun data mengenai pekerjaan responden karyawan
PT.BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Pekerjaan responden
Frecuency (responden) Percent Valid
percent Cumulative
percent Pegawai swasta 13 100.0 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.3 dapat dijelaskan
bahwa karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi Pati semuanya
adalah pegawai swasta atau sebesar 100%
4.1.2.4 Agama Responden
Adapun data mengenai kepercayaan responden
karyawan PT.BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah sebagai
berikut :
64
Tabel 4.4
Agama responden
Frecuency (responden) Percent Valid
percent Cumulative
Percent Muslim 13 100.0 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.4 dapat dijelaskan
bahwa karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah
Muslim. Dalam persentasi adalah sebesar 100%
4.1.2.5 Usia responden
Adapun data mengenai umur responden karyawan
PT.BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Umur Responden
No Frecuency (responden)
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
1. 17-29 61.5 61.5 61.5 2 30-40 38.5 38.5 38.5 Jumlah 13 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.5 di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar responden karyawan
PT.BPRS Artha Mas Abadi berumur di bawah 30 tahun sebesar
61.5 %. Sedangkan yang berumur 30 tahun keatas sebesar
38.5%.
65
4.1.3 Deskripsi Data Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari etos kerja islam
sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat.
Data variabel-variabel tersebut diperoleh dari hasil angket yang telah
disebar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6
Hasil Skor Kuesioner Regresi
Variabel Item Total SS % Total
S % Total N % Total
TS % Total STS %
Etos Kerja Islam (X)
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25
4 3 7 6 4 5 3 6 6 4 8 3 4 4 1 2 2 5 3 7 4 10 4 5 7
30.823.153.846.230.838.523.146.246.230.861.523.130.830.87.7 15.415.438.523.153.830.876.930.838.553.8
9 6 6 7 7 7 8 6 7 8 5 8 5 9 8 6 10 6 10 4 7 3 5 6 5
69.246.246.253.853.8 53.846.261.538.561.538.569.261.546.676.946.676.930.853.823.138.546.238.546.638.5
0 4 0 0 2 1 2 1 0 1 0 2 4 0 4 5 1 2 0 1 2 0 4 2 1
0 30.8
0 0
15.47.7 15.47.7 0
7.7 0
15.430.8
0 30.838.57.7 15.4
0 7.7 15.4
0 30.815.47.7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7.7 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kinerja (Y)
Q1 Q2 Q3 Q4
6 5 7 7
46.238.553.853.8
7 8 4 5
53.861.530.838.5
0 0 2 1
0 0
15.47.7
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
Sumber data primer yang diolah, 2009
66
4.1.3.1 Hasil Penerapan Etos Kerja Islam
Dari penerapan etos kerja islam dan data pada tabel
diatas menunjukkan bahwa untuk variabel etos kerja islam item
1, 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan sangat setuju
atas pemaparan kecanduan terhadap waktu pada BPRS Artha
Mas Abadi, sedangkan sisanya sebanyak 9 atau sebesar 69.2%
memilih setuju. Pada item 2, 3 atau sebesar 23.1 % sangat
setuju atas memiliki moralitas yang bersih, dan 6 atau sebesar
46.2 % responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya
sebanyak 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan Netral.
Pada item 3, 7 atau sebesar 53.8% responden menyatakan
sangat setuju bahwa karyawan harus memiliki kejujuran,
sedangkan sisanya sebanyak 6 atau sebesar 46.2% menyatakan
setuju. Pada item 4, yaitu 6 atau sebesar 46.2% responden
menyatakan sangat setuju dengan memiliki komitmen (aqidah,
aqad, itiqod), sedangkan sisanya sebanyak 7 atau sebesar
53.8% menyatakan setuju.
Pada item 5 yaitu 4 atau sebesar 30.8% responden
menyatakan sangat setuju dengan memiliki kuat pendirian, dan
7 atau sebesar 53.8% responden menyatakan setuju, sedangkan
sisanya sebanyak 2 atau sebesar 15.4 responden menyatakan
netral. Pada item 6 yaitu 5 atau sebesar 38.5% responden
menyatakan sangat setuju dengan bersikap disiplin, dan 7 atau
67
sebesar 53.8% responden menyatakan setuju, sedangkan
sisanya 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan netral.
Pada item 7, yaitu 3 atau sebesar 23.1% responden
menyatakan sangat setuju dengan bersikap konsekuen dan
berani menghadapi tantangan, dan 8 atau sebesar 61.5%
responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 2 atau
sebesar 15.4% responden menyatakan netral. Pada item 8 yaitu
6 atau sebesar 46.2% responden menyatakan sangat setuju
dengan memiliki sikap percaya diri, dan 6 atau sebesar 46.2%
responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 1 atau
sebesar 7.7% responden menyatakan netral.
Pada item 9 yaitu 6 atau sebesar 46.2% responden
menyatakan sangat setuju dengan memiliki sifat kreatif,
sedangkan sisanya sebanyak 7 atau sebesar 53.8% responden
menyatakan setuju. Pada item 10 yaitu 4 atau sebesar 30.8%
responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki sikap
bertanggung jawab, dan 8 atau sebesar 61.5% responden
menyatakan setuju, sedangkan sisanya 1 atau sebesar 7.7%
responden menyatakan netral. Pada item 11 yaitu 8 atau
sebesar 61.5% responden menyatakan sangat setuju bahagia
dalam melayani nasabah, sedangkan sisanya 5 atau sebesar
38.5% responden menyatakan setuju.
68
Pada item 12 yaitu 3 atau sebesar 23.1% responden
menyatakan sangat setuju dengan memiliki harga diri, 8 atau
sebesar 61.5% responden menyatakan setuju sedangkan sisanya
2 atau sebesar 15.4% responden menyatakan netral. Pada item
13 yaitu 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan sangat
setuju dengan memiliki jiwa kepemimpinan, dan 5 atau sebesar
38.5% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 4 atau
sebesar 30.8% responden menyatakan netral. Pada item 14
yaitu 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan sangat
setuju dengan berorientasi padan masa depan, sedangkan
sisanya 9 atau sebesar 69.2% responden menyatakan setuju.
Pada item 15 yaitu 1 atau sebesar 7,7% responden
menyatakan sangat setuju dengan hidup berhemat dan efisien,
dan 8 atau sebesar 61.5% responden menyatakan setuju,
sedangkan sisanya 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan
netral. Pada item 16 yaitu 2 atau sebesar 15.4% responden
menyatakan sangat setuju dengan memiliki jiwa wiraswasta,
dan 6 atau sebesar 46.2% responden menyatakan setuju,
sedangkan sisanya 5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan
netral.
Pada item 17 yaitu 2 atau sebesar 15.4% responden
menyatakan sangat setuju dengan memiliki insting bertanding,
dan 10 atau 76.9% responden menyatakan setuju, sedangkan
69
sisanya 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan netral. Pada
item 18 yaitu 5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan
sangat setuju dengan memiliki sifat mandiri, dan 6 atau sebesar
46.2% responden menyatakan setuju, sedangkan 2 atau sebesar
15.4% responden menyatakan netral. Pada item 19 yaitu 3 atau
sebesar 23.1% responden menyatakan sangat setuju dengan
belajar dan haus mencari ilmu, sedangkan sisanya 10 atau
sebesar 76,9% responden menyatakan setuju.
Pada item 20 yaitu 7 atau sebesar 53.8% responden
menyatakan sangat setuju dengan memiliki semangat dalam
perantauan, 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan
setuju, dan 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan netral,
sedangkan sisanya 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan
tidak setuju. Pada item 21 yaitu 4 atau sebesar 30.8%
responden menyatakan sangat setuju dengan memperhatikan
kesehatan dan gizi, dan 7 atau sebesar 53.8% responden
menyatakan setuju, sedangkan sisanya 2 atau sebesar 15.4%
responden menyatakan netral.
Pada item 22 yaitu 3 atau sebesar 23.1% responden
menyatakan sangat setuju dengan memiliki sikap tanggung dan
pantang menyerah, sedangkan sisanya sebanyak 10 atau
sebesar 76,9% responden menyatakan setuju. Pada item 23
yaitu 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan sangat
70
setuju dengan berorientasi pada produktivitas, dan 5 atau
sebesar 38.5% responden menyatakan setuju, sedangkan
sisanya 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan netral.
Pada item 24 yaitu 5 atau sebesar 38.5% responden
menyatakan sangat setuju dengan memperkaya jaringan
silaturahmi, dan 6 atau sebesar 46.2% responden menyatakan
setuju, sedangkan 2 atau sebesar 15.4% responden menyatakan
netral. Pada item 25 yaitu 7 atau sebesar 53.8% responden
menyatakan sangat setuju dengan memiliki semangat
perubahan, dan 5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan
setuju, dan sisanya 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan
netral.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar (64% ) responden menyatakan sangat setuju jika etos
kerja islam dijadikan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan pada BPRS Artha Mas Abadi
Pati.
4.1.3.2 Hasil analisis Kinerja
Untuk variabel kinerja item 1 yaitu 6 atau sebesar
46.2% responden menyatakan sangat setuju jika karyawan
mampu meningkatkan target pekerjaan, sedangkan sisanya 7
atau sebesar 53.8% responden menyatakan setuju. Pada item 2
yaitu 5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan sangat
71
setuju jika karyawan mempunyai minat dalam bekerja,
sedangkan sisanya sebanyak 8 atau sebesar 61.5% responden
menyatakan setuju.
Pada item 3 yaitu 7 atau sebesar 53.8% responden
menyatakan sangat setuju jika karyawan mampu menciptakan
inovasi dan tujuan yang jelas, dan 4 atau sebesar 30.8%
responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 2 atau
sebesar 15.4% responden menyatakan netral. Pada item 4
yaitu7 atau sebesar 53.8% responden menyatakan sangat setuju
jika karyawan memiliki peluang bertumbuh dan maju, dan 5
atau sebesar 38.5% responden menyatakan setuju, sedangkan
sisanya 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan netral.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar
(berkisar antara 40-54%) responden menyatakan sangat setuju
tentang perlunya kinerja dalam mempengaruhi minat prestasi
karyawan pada BPRS Artha Mas Abadi Pati.
4.1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Yaitu untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument dari
variable etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan, untuk mengetahui
tingkat kevaliditan suatu instrument dan menguji kelayakan angket.
Penulis menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil dari
pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
72
Tabel 4.7.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Realibilitas Coeficient
Alpha Keterangan
X 25 Item 0,952 Reliabel Y 4 Item 0,753 Reliabel
Sumber data : Hasil jawaban responden yang diolah
Dari keterangan tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-
masing variabel memiliki Crombath Alpha > 0.60. Dengan demikian
variabel (Etos kerja islam) dapat dikatakan reliabel.
Untuk tingkat validitas dilakukan uji signifikan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Untuk degree of freedom
(df) = n-k-1 dalam hal ini n adalah jumlah populasi dan k adalah
jumlah konstruk. Pada kasus ini besarnya df dapat dihitung 13-1-1 atau
df 11 dengan alpha 0,521 didapat r tabel 0,52. Jika r hitung (untuk
tiap-tiap butir pertanyaan dapat dilihat pada kolom Corrected Item
Total Corelation )lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir
pertanyaan tersebut dikatakan valid.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Item Correted item total correlation r tabel Keterangan
Q1 0.573 0.521 Valid Q2 0.561 0.521 Valid Q3 0.697 0.521 Valid Q4 0.717 0.521 Valid Q5 0.733 0.521 Valid Q6 0.721 0.521 Valid
Etos Kerja Islam
Q7 0.801 0.521 Valid
73
Q8 0.805 0.521 Valid Q9, 0.652 0.521 Valid Q10 0.789 0.521 Valid Q11 0.626 0.521 Valid Q12 0.619 0.521 Valid Q13 0.793 0.521 Valid Q14 0.799 0.521 Valid Q15 0.697 0.521 Valid Q16 0.772 0.521 Valid Q17 0.730 0.521 Valid Q18 0.594 0.521 Valid Q19 0.824 0.521 Valid Q20 0.551 0.521 Valid Q21 0.627 0.521 Valid Q22 0.754 0.521 Valid Q23 0.753 0.521 Valid Q24 0.569 0.521 Valid Q25 0.598 0.521 Valid Q1 0.582 0.521 Valid Q2 0.831 0.521 Valid Q3 0.778 0.521 Valid
Kinerja (Y)
Q4 0.859 0.521 Valid
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing item
memiliki r hitung > r tabel (0.521) dan bernilai positif. Dengan
demikian butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
4.1.4.1 Uji Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan nama umum yang
menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya dipergunakan
untuk mereduksi data atau meringkas dari variabel yang banyak
diubah menjadi sedikit variabel.6
6 J. Supranto, ”Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi”, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004, hal114.
74
Analisis faktor juga merupakan suatu teknik statistik
multivariate yang digunakan untuk mengurangi (reduction) dan
meringkas (summarization) semua variabel terikat dan saling
berketergantungan. Yaitu hubungan ketergantungan antara satu
variabel dengan yang lain yang akan diuji untuk
diidentifikasikan dimensi atau faktornya.
Berdasarkan hasil pengujian gejala penyimpangan
analisis faktor terhadap data penelitian dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Dari hasil output program SPSS untuk data 29
pertanyaan yang dijawab oleh 13 responden dalam kuesioner,
ternyata di dapat hasil sebagai berikut:
1. KMO and Bartlett’s test.
KMO (Kaiser-Meyer-olkin) adalah merupakan suatu
indeks yang dipergunakan untuk meneliti ketepatan analisis
faktor yaitu sebesar 0,5-1,0.
Bartlett’s test adalah suatu uji statistik yang
dipergunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel tidak
saling berkorelasi dalam populasi.7
Maka dari uji KMO dan Barlett’s test, hasil
outputnya menunjukkan angka KMO and Bartlett’s test
adalah sebesar 0,713 adalah diatas 0,5 dengan signifikan
7 Ibid. hal 117
75
0,000 adalah dibawah 0,05 maka variabel dan populasi
sudah layak untuk dianalisis lebih lanjut. Dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Table 5.1
KMO and Bartlett’s test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,713
Approx. Chi-Square 13.541
df 1
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Sumber output program SPSS
Dari analisis diatas maka hasil analisis faktor dari
Uji KMO dan Bartlett’s test dapat dilanjutkan dengan
analisis Anti image correlation.
Anti Image Correlation Yaitu untuk menunjukkan
hasil dari analisis KMO dan Barrtlett’s test dengan data
mengenai 25 pertanyaan yang berasal dari jawaban 13
responden. Yaitu yang dianalisis pada anti image
correlation, menunjukkan criteria angka MSA diatas 0,713
yang berarti variabel masih bisa diprediksi untuk dianalisa
lebih lanjut.
Dari kedua hasil pengujian diatas, semua variabel
mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel
76
lain, sehingga analisis layak untuk diajukan dengan
mengikutkan 25 pertanyaan.
2. Analisis communalities.
Communalities pada dasarnya adalah jumlah
varians (bisa dalam prosentasi) dari suatu variabel mula-
mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Variabel 1
adalah etos kerja islam, angka 0,713 berarti 71,3% varians
dari variabel etos kerja islam bisa dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk, demikian dengan variabel-variabel yang
lainnya. Semua variabel dapat dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk dengan ketentuan semakin besar communalities
maka semakin erat hubungan variabel yang bersangkutan
dengan faktor yang terbentuk. Maka dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Table 5.2
Communalities
Initial Extraction Varabel 1 1.000 0.870 Varabel 2 1.000 0.810 Varabel 3 1.000 0.969 Varabel 4 1.000 0.879 Varabel 5 1.000 0.921 Varabel 6 1.000 0.988 Varabel 7 1.000 0.880 Varabel 8 1.000 0.968 Varabel 9 1.000 0.957 Varabel 10 1.000 0.785 Varabel 11 1.000 0.813 Varabel 12 1.000 0.997 Varabel 13 1.000 0.954
77
Varabel 14 1.000 0.960 Varabel 15 1.000 0.950 Varabel 16 1.000 0.879 Varabel 17 1.000 0.797 Varabel 18 1.000 0.986 Varabel 19 1.000 0.986 Varabel 20 1.000 0.862 Varabel 21 1.000 0.823 Varabel 22 1.000 0.983 Varabel 23 1.000 0.955 Varabel 24 1.000 0.652 Varabel 25 1.000 0.967
3. Total variance explained
Total variance explained, dari 25 pertanyaan yang
dianalisis ternyata dapat dikelompokkan menjadi 7 faktor,
yaitu eigenvalues yang menunjukkan angka lebih besar dari
satu. Dengan demikian ada 7 faktor yang terbentuk. Dan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 5.3
Total Variance Explained
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Compon
ent Total % of Variance Cumulati
ve % Total % of Variance
Cumulative %
1 12.298 49.194 49.194 12.298 49.194 49.1942 2.542 10.168 59.361 2.542 10.168 59.3613 2.230 8.920 68.282 2.230 8.920 68.2824 1.836 7.343 75.624 1.836 7.343 75.6245 1.562 6.250 81.874 1.562 6.250 81.8746 1.097 4.389 86.263 1.097 4.389 86.2637 1.025 4.098 90.361 1.025 4.098 90.3618 .944 3.777 94.138 9 .620 2.479 96.617
78
10 .500 2.001 98.619 11 .212 .850 99.468 12 .133 .532 100.000 13 9.478E-16 3.791E-15 100.000 14 6.121E-16 2.448E-15 100.000 15 5.529E-16 2.212E-15 100.000 16 3.875E-16 1.550E-15 100.000 17 1.580E-16 6.319E-16 100.000 18 1.266E-16 5.064E-16 100.000 19 1.103E-16 4.410E-16 100.000 20 -1.567E-17 -6.268E-17 100.000 21 -7.960E-17 -3.184E-16 100.000 22 -1.926E-16 -7.703E-16 100.000 23 -2.509E-16 -1.004E-15 100.000 24 -3.057E-16 -1.223E-15 100.000 25 -4.444E-16 -1.777E-15 100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis.
Faktor loading yaitu besarnya korelasi antara
variabel 1 dengan variabel 2 penentuan variabel masing-
masing faktor dilakukan dengan memperbandingkan
besaran korelasi pada setiap baris. Angka korelasi dibawah
0,5 menunjukkan indikasi korelasi tang lemah sedangkan
diatas 0,5 berindikasi kuat korelasinya.
4. Component Matrix
Component Matrix merupakan matrix identitas
dimana setiap variabel berkorelasi dengan sempurna, yaitu
dengan proses analisis berdasarkan pada suatu matrix
korelasi agar variabel pendalaman yang berguna bisa
79
diperoleh dari penelitian matrix ini. Analisis dikatakan
tidak tepat apabila koefisien korelasi antar variabel terlalu
kecil,
Maka dari keduapuluhlima (25) pertanyaan telah
berbentuk faktor-faktor, namun perlu dilakukan rotasi
untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan mana yang
masuk kedalam faktor-faktor. Banyak faktor loading yang
berubah setelah mengalami rotasi menjadi lebih kecil atau
lebih besar. Hasil rotasi disampaikan pada tabel dibawah
ini.
Tabel 5.4 Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5 6 7
Q14 .835 -.272- -.400- -.161- -.023- .011 .036Q8 .826 -.160- -.079- -.126- .372 -.282- .141Q13 .810 .089 -.060- .020 .488 .012 -.220-Q10 .810 -.155- -.144- -.132- .005 .239 -.102-Q19 .808 .535 -.089- -.011- -.155- .021 -.120-Q7 .791 -.240- .295 -.186- -.204- .115 -.138-Q16 .787 .105 -.241- .201 .103 -.342- -.148-Q23 .753 .034 -.198- -.047- -.532- .041 .249Q22 .744 .506 -.239- -.119- -.241- -.208- .028Q4 .732 -.375- .037 .399 .126 .040 -.155-Q17 .725 .141 -.081- .434 -.211- .097 -.052-Q5 .723 -.176- .341 .376 .089 .174 .266Q3 .714 -.191- -.382- .144 -.356- -.322- .162Q6 .703 .229 .352 -.463- .267 -.122- -.130-Q15 .700 -.134- .170 -.322- -.083- .517 .187Q12 .660 -.610- -.218- -.060- .080 .129 -.340-Q11 .624 -.481- .201 .013 -.218- -.322- -.004-Q9 .623 .113 .507 -.504- .040 -.160- -.134-Q18 .618 -.376- .041 -.059- .323 .018 .594Q1 .584 .487 -.310- .297 .280 .171 .009
80
Q20 .583 .193 -.554- -.394- .084 .121 -.032-Q21 .579 .281 .447 -.108- -.431- .106 -.023-Q24 .548 .221 .095 .408 .043 .322 -.144-Q25 .563 .564 .356 .169 .237 -.124- .324Q2 .530 -.149- .531 .381 -.083- -.189- -.192-Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber data : output data dari SPSS
Dari hasil uji analisis faktor diatas dapat dijelaskan
penentuan berdasarkan Scree Plot.
Scree Plot merupakan suatu plot dari eigenvalue
sebagai fungsi dari banyaknya faktor, dalam upaya untuk
mengambil saripatinya atau hasilnya. Bentuk scree plot
dipergunakan untuk menentukan banyaknya faktor. Scree
plot seperti garis yang patah-patah.
Bukti hasil eksperimen menunjukkan bahwa titik
pada tempat dimana the scree mulai terjadi, yaitu
menunjukkan banyaknya faktor yang benar. Tepatnya pada
saat scree mulai mendapat atau merata. Kenyataan
menunjukkan bahwa penentuan banyaknya faktor dengan
scree plot akan mencapai satu atau lebih banyak daripada
penentuan dengan eigenvalues. Dapat dilihat pada gambar
5.5 dibawah ini :
81
4.1.4.2 Uji Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk
memprediksi nilai suatu variable dependen y berdasarkan nilai
independen x. Analisis regresi juga dapat digunakan untuk
melihat pengaruh variable independen x terhadap variable
dependen y. variable dependen x sering disebut sebagai
variable predictor, sedangkan variable dependen y sering
disebut sebagai variable respon.
82
Tabel 5.5
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .851a .725 .700 1.035 1.423
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Dari tabel diatas, terlihat bahwa nilai R Square
menunjukkan angka 0.725, ini berarti bahwa variable dependen
kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variable independen
etos kerja islam. atau dengan kata lain, variable etos kerja dapat
mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 72.5% dan sisanya
sebesar 27.5% (100% - 72.5%) dipengaruhi oleh variable lain
diluar metode ini.
Untuk mengetahui tingkat signifikansi analisis regresi
diatas, dapat dilihat dalam tabel Anova berikut:
83
Tabel 6.1
Anova
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 30.992 1 30.992 28.947 .000a
Residual 11.777 11 1.071
1
Total 42.769 12
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Tabel anova diatas mengindikasikan bahwa regresi
secara statistik sangat signifikan dengan nilai F = 28.947 untuk
derajat kebebasan k=1 n-k-1 = 13-1-1=11 dan p-value =0,000
yang jauh lebih kecil dari taraf signifikan alfa 0.05. ini
menunjukkan bahwa ada penolakan Ho dan menerima H1 yang
artinya ada pengaruh yang signifikan antara etos kerja islam
terhadap kinerja karyawan.
4.1.4.3 Hasil Perhitungan Persamaan Regresi
Dari hasil analisis dengan menggunakan bantuan
program SPSS versi 16,00 for windows diperoleh hasil
sebagai berikut :
84
Tabel 6.2
Coefficient
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 2.619 2.816 .930 .372 1
X .143 .027 .851 5.380 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Y
Dari perhitungan hasil analisis regresi diperoleh
constant sebesar 2,619 dan nilai koefisien untuk variabel etos
kerja sebesar 0,143 sehingga model persamaan regresi yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
xY 143,0619,2 +=
4.2 Pembahasan
Pengarah masing-masing variabel independen (etos kerja islam)
terhadap variabel dependen (kinerja karyawan) dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti bahwa etos kerja islam
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. BPRS
Artha Mas Abadi (P-Value < 0.05). ini ditunjukkan dengan hasil jawaban
responden pada masing-masing item, pada item 1 sebanyak 30.8% responden
menyatakan sangat setuju dan 69.2% responden menyatakan setuju atas
kecanduan terhadap waktu yang dilakukan oleh karyawan. Hal tersebut
85
dikarenakan responden beranggapan bahwa tanpa memanfaatkan waktu,
seorang karyawan tidak dapat meningkatkan kinerjannya dalam
mengoperasionalkan perusahaan.
Pada item 2, responden yang menyatakan sangat setuju 23.1%, dan
menyatakan setuju 46.2% jika seorang karyawan mengutamakan moralitas
yang bersih (ikhlas) dalam bekerja. Hal tersebut dikarenakan responden
beranggapan bahwa ada banyak pengecualian yang lain yang masih belum
diketahui responden, sehingga memilih netral yaitu sebanyak 30.8% dengan
alasan responden menganggap bahwa karyawan tidak hanya memiliki
moralitas yang bersih tetapi harus mampu memiliki kebutuhan-kebutuhan
yang lain.
Pada item 3, responden yang menyatakan sangat setuju sebesar 53.8%
dan yang menyatakan setuju sebesar 46.2% jika seorang karyawan
mengutamakan kejujuran dalam bekerja pada perusahaan. Sedangkan pada
item 4, responden menyatakan sangat setuju sebesar 46.2% jika karyawan
memiliki komitmen (aqidah, aqad, itiqad) dan sisanya 53.8% responden
menyatakan setuju. Dan pada item 5, responden menyatakan sangat setuju
sebesar 30.8% dan responden menyatakan setuju sebesar 53.8% jika karyawan
kuat dalam berpendirian dan sisanya sebesar 15.4% responden menyatakan
netral, bahwa responden beranggapan karyawan tidak hanya harus memiliki
komitmen saja.
Pada item 6, responden menyatakan sangat setuju sebesar 38.5% dan
responden menyatakan setuju sebesar 53.8% jika seorang karyawan memiliki
86
sikap disiplin dalam bekerja, tetapi sebagian responden menyatakan netral
sebesar 7.7% dikarenakan mungkin responden beranggapan bahwa karyawan
tidak hanya harus memiliki sikap disiplin tetapi harus menerapkan sikap-sikap
yang lain.
Pada item 7, responden menyatakan sangat setuju sebesar 23.1% dan
responden menyatakan setuju sebesar 61.5% jika seorang karyawan bersikap
konsekuensi dan berani menghadapi tantangan, tetapi sebagian karyawan
memilih netral sebesar 15.4% karena beranggapan sikap konsekuensi dan
berani menghadapi tantangan bukanlah satu-satunya sikap yang harus
diterapkan dalam perusahaan. Sedangkan pada item 8, responden menyatakan
sangat setuju sebesar 46.2% dan 46.2% juga responden menyatakan setuju jika
karyawan mampu memiliki sikap percaya diri dalam melayani nasabah, tetapi
sebagian responden menyatakan netral sebesar 7.7%.
Pada item 9, responden menyatakan sangat setuju sebesar 46.2% jika
seorang karyawan bersifat kreatif dalam berfikir untuk meningkatkan
kinerjanya, dan sebagian responden menyatakan setuju sebesar 53.8%. pada
item 10, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.8% dan responden
menyatakan setuju sebesar 61.5% jika seorang karyawan memiliki sikap
bertanggung jawab, dan sebagian responden menyatakan netral sebesar 7.7%
mungkin responden beranggapan karyawan harus memiliki sikap-sikap yang
lain yang harus diterapkan dalam perusahaan.
Pada item 11, responden menyatakan sangat setuju sebesar 61.5 % dan
responden yang lain menyatakan setuju sebesar 38.5% jika seorang karyawan
87
harus bersikap bahagia dalam melayani nasabahnya. Sedangkan pada item 12,
responden menyatakan sangat setuju sebesar 23.1% dan responden
menyatakan setuju sebesar 61.5% jika seorang karyawan memiliki harga diri
dalam bersikap, tetapi sebagian responden menyatakan netral sebesar 15.4%
mungkin beranggapan bahwa seorang karyawan tidak hanya harus memiliki
harga diri tetapi harus menerapkan prinsip-prinsip yang lain dalam bekerja.
Pada item 13, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.8% dan
responden yang lain menyatakan setuju sebesar 38.5% jika seorang karyawan
memiliki jiwa kepemimpinan dalam bekerja. Dan sebagian responden
menyatakan netral mungkin beranggapan bahwa karyawan tidak hanya harus
memiliki sikap kepemimpinan saja dalam bekerja diperusahaan untuk
meningkatkan kinerjanya. Pada item 14, responden menyatakan sangat setuju
sebesar 30.8% dan responden yang lain menyatakan setuju sebesar 69.2% jika
seorang karyawan mampu berorientasi pada masa depan untuk meningkatkan
kinerja karyawan dalam perusahaan.
Pada item 15, responden menyatakan sangat setuju sebesar 7.7% dan
menyatakan setuju sebesar 61.5% jika seorang karyawan harus menerapkan
hidup berhemat dan efisien, tetapi sebagian besar responden menyatakan
netral sebesar 30.8% mungkin beranggapan bahwa seorang karyawan harus
menerapkan prinsip-prinsip yang lain.
Pada item 16, responden menyatakan sangat setuju sebesar 15.4% dan
responden yang lain menyatakan setuju sebesar 46.2% jika seorang karyawan
memiliki jiwa wiraswasta, dan sebagian menyatakan netral sebesar 38.5%
88
mungkin mereka beranggapan bahwa kurang memahami pernyataan tentang
jiwa wiraswasta. Pada item 17, responden menyatakan sangat setuju sebesar
15.4% dan menyatakan setuju sebesar 76.9% jika seorang karyawan memiliki
insting untuk bertanding dalam melaksanakan pekerjaannya agar dapat
meningkatkan perusahaan, dan sebagian karyawan lainnya menyatakan netral
sebesar 7.7% bahwa responden beranggapan kurang memahami pernyataan
tentang memiliki insting bertanding.
Pada item 18, responden menyatakan sangat setuju sebesar 38.5% dan
responden menyatakan setuju sebesar 46.2% jika seorang karyawan memiliki
sifat mandiri pada dirinya, sedangkan sisanya menyatakan netral sebesar
15.4% mungkin mereka kurang memahami tentang pernyataan yang ada. Pada
item 19, responden menyatakan sangat setuju sebesar 23.1% dan sisanya
responden menyatakan setuju sebesar 76.9% jika seorang karyawan belajar
dan haus mencari ilmu.
Pada item 20, responden menyatakan sangat setuju sebesar 53.8%dan
responden lainnya menyatakan setuju sebesar 30.8% jika karyawan memiliki
semangat dalam perantauan, dan sebagian menyatakan netral sebesar 7.7% hal
tersebut dikarenakan responden beranggapan bahwa ada banyak pengecualian
yang lain masih belum diketahui responden, sedangkan yang tidak setuju
hanya 7.7% dengan alasan responden menganggap bahwa karyawan Bank
tidak hanya harus memenuhi semangat perantauan.
Pada item 21, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.8% dan
responden sebagian menyatakan setuju sebesar 53.8% jika seorang karyawan
89
memperhatikan kesehatan dan gizi dalam tubuhnya, sedangkan sebagian
responden menyatakan netral sebesar 15.4% mungkin mereka merasa tidak
tahu. Dan pada item 22, responden menyatakan sangat setuju sebesar 23.1%
dan sisanya responden menyatakan setuju sebesar 76.9% jika seorang
karyawan bersikap tangguh dan pantang menyerah dalam melakukan
pekerjaannya untuk meningkatkan kinerjanya.
Pada item 23, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.8% dan
responden lainnya menyatakan setuju sebesar 38.5% jika karyawan mampu
berorientasi pada produktivitas. 30.8% responden memilih bersikap netral
karena dalam bekerja karyawan belum mampu menerapkan sikap berorientasi
pada produktivitas.
Pada item 24, responden menyatakan sangat setuju sebesar 38.5% dan
responden lainnya menyatakan setuju sebesar 46.2% jika karyawan
memperkaya jaringan silaturrahmi. Dan sisanya memilih netral sebesar 15.4%
karena dalam bekerja mereka tidak terlalu mempersoalkan masalah
silaturrahmi.
Pada item 25, responden menyatakan sangat setuju sebesar 53.8% dan
responden lainnya menyatakan setuju sebesar 38.5% jika seorang karyawan
memiliki semangat perubahan untuk meningkatkan kinerjanya. 7.7%
responden memilih bersikap netral karena mereka kurang memahami
pernyataan yang ada.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian
terhadap 13 karyawan yang tercatat di PT. BPRS Artha Mas Abadi Pati ini
90
ditunjukkan dengan nilai r square sebesar 72,5% yang artinya kinerja
karyawan dapat dipengaruhi oleh etos kerja islam, maka semakin tinggi etos
kerja islam semakin tinggi pula kinerja karyawan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa etos kerja islam dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
91
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
beberapa hal, sebagai berikut :
1. Dari Hasil analisis penerapan etos kerja islam menunjukkan adanya
pengaruh positif antara etos kerja islam dengan kinerja karyawan di Bank
Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi Pati berkisar antara 40-
54% responen menyatakan sangat setuju dengan adanya penerapan etos
kerja islam tersebut.
2. Hasil uji regresi sederhana secara koefisien determinan bahwa etos kerja
islam berpengaruh signifikan sebesar 72,5% dan dari analisis faktor
pengaruh variabel etos kerja islam berpengaruh signifikan terhadap
variabel kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi sebesar 71,3%
dilihat dari KMO dan Barlett’s Test itu menunjukkan 0,5 dengan
signifikan 0,000 adalah dibawah 0,05.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka
diajukan beberapa saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan BPRS
Artha Mas Abadi Pati, sebagai berikut :
92
1. Bagi BPRS, diharapkan pada waktu yang akan datang terus meningkatkan
mutu produk serta profesionalisme kerja.
2. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah harus terus mengembangkan inovasi
produk-produknya sehingga dapat bersaing dengan bank konvensional
atau BPR.
3. Hal terpenting yang tidak boleh dilupakan dalam dunia perbankan syari’ah
adalah idealisme produk atau kinerja berdasarkan operasional syari’at
Islam yang harus terus dipertahankan. Karena hal ini yang membedakan
antara bank konvensional dan bank syari’ah.
4. Bagi BPR Syari’ah diharapkan lebih meningkatkan etika kerja karyawan,
profesionalisme kerja, fasilitas dan lain sebagainya, karena hal-hal tersebut
memiliki andil atau merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan dan loyalitas karyawan pada BPR Syari’ah tersebut.
5.3 Penutup
Puji syukur alhamdulillah, sebagai pemberi syafa’at yang sempurna
kepada umat Islam khususnya dan kepada seluruh manusia serta alam pada
umumnya yang telah memberikan bantuan tiada kiranya baik berupa kasih
sayang, petunjuk, kesehatan, rizki, ilmu dan banyak lagi yang lainnya. Penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH ETOS KERJA
ISLAM TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK
PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH ARTHA MAS ABADI PATI” dalam
bentuk sederhana sesuai kemampuan yang dimiliki.
93
Penulis menyadari, sekalipun telah mencurahkan segala usaha dan
kemampuan dalam menyusun skripsi. Namun masih banyak kekurangan dan
banyak kesalahan baik dari segi penulisan kata-katanya, referensinya dan lain
sebagainya. Meski demikian, penulis sudah berusaha semaksimal dan
seoptimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Semoga skripsi ini dapat diterima untuk memperoleh, dan melengkapi
syarat-syarat sarjana strata 1. Akhirnya harapan penulis semoga skripsi ini
dapat menambah khazanah keilmuan, bermanfaat sebagai tambahan ilmu dan
wawasan bagi para pembaca. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, Analisis Regresi, BPFE UGM : Yogyakarta, 2000.
Al-Qur'anul Karim, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Toko Kitab Mubarokatan Thoyyibah: Kudus.
Arifin Johan, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang : Rasail, 2007 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta,
Rineka Cipta, 1998.
Azizi, Moh Ali, Ed, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat Paradikma Aksi metodologi, Pustaka Pesantren : Yogyakarta, 2005.
Bekum, Rafik Issa, Etika Bisnis Islami, Pustaka Pelajar : Yogyakarta, 2004.
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi Dan Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial lainnya, Kencana : Jakarta, 2005.
Davis dan Newstorm, Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, oleh Arifin.
El Junusi, ’Rahman’Pengaruh Religiositas dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Syariah” Penelitian, Semarang IAIN Walisongo, 2005.
Fauroni, R. Lukman Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an, Pustaka Pesantren : Yogyakrta, 2006.
Fitria, Astri, Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap Akuntan dalam Perubahan Organisasi dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening, Jurnal Maksi, vol 3 Agustus 2003.
Ftria, Astri, ”Pengaruh Etika Kerja Terhadap Sikap Akuntan Dalam Perubahan Organisasi dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal MAKSI, Volume 3, Agustus, 2003.
Ghozali ,Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam SPSS, (Semarang, Badan Penerbit UNDIP, 2001.
Hadi, Sutresno, Analisis Regresi, Andi offis : Jakarta, 2001.
hahih Muslim, Al-Burru Wa-Sholata wal Adabu Bab Tafsir Birru Wal Ismu, Libanon: Darul Fikr.
Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Statistik2 (Statistik Inferensif), PT Bumi Aksara : Jakarta, 2002.
http : // Pustaka net. Boks Perkembangan Kinerja BPR Marger di Jawa Tengah Op.cit. 27 Juli 2009. 11.00 WIB
http : // Pustaka net. Boks Perkembangan Kinerja BPR Merger di Jawa Tengah. Com & task. 27 Juli 2009. 11.00 WIB.
http : // elibery. mb.ipb. ac. Id/gdi. Php? Mod = browse & op = read & id = mbip. 27 Juli 2009. 11.00 WIB.
http : //one. Indoskripsi. Com/ node / 4066. 27 Juli 2009. 11.00 WIB.
http:// Pustaka.net/analisis factor gaya kepemimpinan dan etos kerja terhadap kinerja pegawai yang telah menerapkan SNI.com/2009/07/15. 10.00 WIB
http://74.125.153.132./search=cache:Bnhl21.SRF4:yasinta.wordpress.com/2008/09/05.
http://www.maslakulhuda.net/index.php?option=com_content&task=view&id=9. 12 Agustus 2009. 10.30 WIB
Ismanto, Kuat, Manajemen Syari’ah Implementasi TQM dalam Lembaga Keungan Syari’ah”, Pustaka Pelajar : Yogyakarta, 2009.
J Supranto, M.A,APU, Analisis Multivariat arti dan interpretasi, PT Rineka Cipta : Jakarta,2004.
Kasmir, Manajemen Perbankan, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2000.
Majid, Nurcholis, Islam Doktrin dan Peradaban, Yayasan Paramadina : Jakarta, 2000.
Majid, Nurcholis, Islam Doktrin dan Peradaban, Yayasan Paramadina, Jakarta: 2000.
Mangkunegara, Anwar Prabu, Manajemen sumber Daya Manusia Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2004 .
Martoyo, Susilo, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPEF: Yogyakarta, 2000.
Moleong, Lexy. J., Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung, 2006.
Muhammad, dan R. Lukman Fauroni, ”Visi al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis”, Salemba Diniyah : Jakarta, 2002.
Muhammad, Etika Bisnis Islami, UPP AMP YKPN : Yogyakarta, 43.
Napel, Henk ten, Kamus Teologi Inggris-Indonesia, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1994, 129.
Prasetyo, Bambang, dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Schuler Randall S., dan Susan E .Jacson, Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21,ilid 2, Jakarta: Erlangga, 1996.
Shahih Bukhari, , Libanon: Darul Fikr, Juz I.
Shahih Bukhari, Suluh Bab Fadlul Ishlah Bainan Nas, Jilid 2, Libanon: Darul Fikr, t.th.
Shahih Muslim, Al-Birru Wa-Sholatu wal Adab, jilid I, Libanon: Dar-al Fikr, t.th.
Shahih Muslim, Ilmu, Juz, 4Libanon: Darul Fikr.
Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Quluubani buniyal al-Islamu ala khomsa, Juz 1, Libanon: Darul Fikru.
Sholahuddin, M., Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, Surakarta: MUP-UMS, 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi,(Bandung, Alfabeta, 2006.
Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga terkait, PT Raja grafindo Persada : Jakarta,2004.
Tasmara ,Toto, Etos Kerja Pribadi Muslim, PT Dana Bhakti Wakaf : Jakarta, 1995,.
Tasmara, Toto, Membudayakan Etos Kerja Islami, Gema Insani: Jakarta, 2002.
Teguh, Ambar, dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu: Yogyakarta, 2003.
Umar, Hesein, Metode Riset bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Umar, Husein, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Waridin,” Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja”, Jurnal JRBI, Volume 1. No. 1, januari 2005.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang membuat daftar riwayat hidup ini :
1. Nama Lengkap : Mayya Puji Febriana
2. NIM : 052411085
3. Tempat / Tanggal Lahir : Pati, 20 Februari 1987
4. Nama Orang Tua : Mathori
5. Alamat Asal : Bodeh, Kec Pucakwangi. Kab Pati.
6. Alamat sekarang : Nusa Indah I No.10, Ngaliyan-Semarang
7. Riwayat pendidikan :
a. MI Bodeh-Pucakwangi tahun1999
b. MTs-Miftahul Falah Bodeh-pucakwangi tahun 2002
c. MA-Darul Ma’La Winong-Pati tahun 2005
d. IAIN Walisongo Semarang 2010
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lampiran Angket
Lampiran 2 : Daftar Seluruh Jawaban Atas Angket
Lampiran 3 : Deskripsi Responden
Lampiran 4 : Tanggapan Responden Terhadap Masing-Masing Item
Pertanyaan
Lampiran 5 : Uji Validitas dan Reliabilitas Angket
Lampiran 6 : Output Regresi Linier Berganda dari 13 Responden
Lampiran 7 : Hasil Analisis Faktor
LAMPIRAN 4 Tanggapan Responden Terhadap Masing-Masing Item Pertanyaan
Q1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
S 9 69.2 69.2 69.2
SS 4 30.8 30.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 4 30.8 30.8 30.8
S 6 46.2 46.2 76.9
SS 3 23.1 23.1 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
S 6 46.2 46.2 46.2
SS 7 53.8 53.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
S 7 53.8 53.8 53.8
SS 6 46.2 46.2 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 2 15.4 15.4 15.4
S 7 53.8 53.8 69.2
SS 4 30.8 30.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 2 15.4 15.4 15.4
S 7 53.8 53.8 69.2
SS 4 30.8 30.8 100.0 Q6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 1 7.7 7.7 7.7
S 5 38.5 38.5 46.2
SS 7 53.8 53.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 1 7.7 7.7 7.7
S 7 53.8 53.8 61.5
SS 5 38.5 38.5 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 2 15.4 15.4 15.4
S 8 61.5 61.5 76.9
SS 3 23.1 23.1 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
TS 1 7.7 7.7 7.7
S 6 46.2 46.2 53.8
SS 6 46.2 46.2 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
S 7 53.8 53.8 53.8
SS 6 46.2 46.2 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 1 7.7 7.7 7.7
S 8 61.5 61.5 69.2
SS 4 30.8 30.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
S 5 38.5 38.5 38.5
SS 8 61.5 61.5 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 2 15.4 15.4 15.4
S 8 61.5 61.5 76.9
SS 3 23.1 23.1 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 4 30.8 30.8 30.8
S 5 38.5 38.5 69.2
SS 4 30.8 30.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
S 9 69.2 69.2 69.2
SS 4 30.8 30.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 4 30.8 30.8 30.8
S 8 61.5 61.5 92.3
SS 1 7.7 7.7 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 5 38.5 38.5 38.5
S 6 46.2 46.2 84.6
SS 2 15.4 15.4 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 1 7.7 7.7 7.7
S 10 76.9 76.9 84.6
SS 2 15.4 15.4 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 2 15.4 15.4 15.4
S 6 46.2 46.2 61.5
SS 5 38.5 38.5 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
S 10 76.9 76.9 76.9
SS 3 23.1 23.1 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q21
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
TS 1 7.7 7.7 7.7
N 1 7.7 7.7 15.4
S 4 30.8 30.8 46.2
SS 7 53.8 53.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q22
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 2 15.4 15.4 15.4
S 7 53.8 53.8 69.2
SS 4 30.8 30.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q23
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 4 30.8 30.8 30.8
S 5 38.5 38.5 69.2
SS 4 30.8 30.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q24
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 2 15.4 15.4 15.4
S 6 46.2 46.2 61.5
SS 5 38.5 38.5 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q25
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 1 7.7 7.7 7.7
S 5 38.5 38.5 46.2
SS 7 53.8 53.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q26
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
S 7 53.8 53.8 53.8
SS 6 46.2 46.2 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q27
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
S 8 61.5 61.5 61.5
SS 5 38.5 38.5 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q28
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 2 15.4 15.4 15.4
S 4 30.8 30.8 46.2
SS 7 53.8 53.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
Q29
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
N 1 7.7 7.7 7.7
S 5 38.5 38.5 46.2
SS 7 53.8 53.8 100.0
Valid
Total 13 100.0 100.0
LAMPIRAN 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Uji Validitas X
Pearson Correlation .573*
Sig. (2-tailed) 0.041
Q1
N 13Pearson Correlation .561*
Sig. (2-tailed) 0.046
Q2
N 13Pearson Correlation .697**
Sig. (2-tailed) 0.008
Q3
N 13Pearson Correlation .717**
Sig. (2-tailed) 0.006
Q4
N 13Pearson Correlation .733**
Sig. (2-tailed) 0.004
Q5
N 13Pearson Correlation .721**
Sig. (2-tailed) 0.005
Q6
N 13Pearson Correlation .801**
Sig. (2-tailed) 0.001
Q7
N 13Pearson Correlation .805**
Sig. (2-tailed) 0.001
Q8
N 13Pearson Correlation .652*
Q9
Sig. (2-tailed) 0.016
N 13Pearson Correlation .789**
Sig. (2-tailed) 0.001
Q10
N 13Pearson Correlation .626*
Sig. (2-tailed) 0.022
Q11
N 13Pearson Correlation .619*
Sig. (2-tailed) 0.024
Q12
N 13Pearson Correlation .793**
Sig. (2-tailed) 0.001
Q13
N 13Pearson Correlation .799**
Sig. (2-tailed) 0.001
Q14
N 13Pearson Correlation .697**
Sig. (2-tailed) 0.008
Q15
N 13Pearson Correlation .772**
Sig. (2-tailed) 0.002
Q16
N 13Pearson Correlation .730**
Sig. (2-tailed) 0.005
Q17
N 13Pearson Correlation .594*
Sig. (2-tailed) 0.032
Q18
N 13Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) 0.001
Q19
N 13
Pearson Correlation 0.551Sig. (2-tailed) 0.051
Q20
N 13Pearson Correlation .627*
Sig. (2-tailed) 0.022
Q21
N 13Pearson Correlation .754**
Sig. (2-tailed) 0.003
Q22
N 13Pearson Correlation .753**
Sig. (2-tailed) 0.003
Q23
N 13Pearson Correlation .569*
Sig. (2-tailed) 0.043
Q24
N 13Pearson Correlation .598*
Sig. (2-tailed) 0.031
Q25
N 13Pearson Correlation 1Sig. (2-tailed)
X
N 13**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliabiliti Variavel X
Case Processing Summary
N %
Valid 13 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 13 100.0
Case Processing Summary
N %
Valid 13 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 13 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
.952 25
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Q1 101.15 120.474 .543 .952Q2 101.54 117.436 .512 .952Q3 100.92 118.577 .672 .951Q4 101.00 118.333 .694 .950Q5 101.31 115.564 .702 .950Q6 101.00 116.167 .691 .950Q7 101.15 115.474 .780 .949Q8 101.38 115.256 .783 .949Q9 101.15 114.641 .604 .952Q10 101.00 117.500 .770 .950Q11 101.23 118.359 .592 .951Q12 100.85 119.641 .590 .951Q13 101.38 115.423 .770 .949Q14 101.46 112.436 .770 .949Q15 101.15 119.141 .674 .951Q16 101.69 116.397 .749 .950Q17 101.69 115.064 .697 .950Q18 101.38 120.090 .564 .951Q19 101.23 113.526 .802 .949Q20 101.23 121.192 .523 .952Q21 101.15 113.974 .572 .953Q22 101.31 115.231 .726 .950Q23 101.46 113.269 .719 .950Q24 101.23 117.692 .522 .952Q25 101.00 118.000 .558 .952
Validitas Variable Y
Correlations Y
Pearson Correlation
.582*
Sig. (2-tailed) 0.037
Q26
N 13Pearson Correlation
.831**
Sig. (2-tailed) 0
Q27
N 13Pearson Correlation
.778**
Sig. (2-tailed) 0.002
Q28
N 13Pearson Correlation
.859**
Sig. (2-tailed) 0
Q29
N 13Pearson Correlation
1Sig. (2-tailed)
Y
N 13*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliabiliti Variabel Y
Case Processing Summary
N %
Valid 13 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 13 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
.753 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Q26 13.23 2.692 .354 .786Q27 13.31 2.231 .712 .629Q28 13.31 1.897 .509 .740Q29 13.23 1.859 .705 .600
LAMPIRAN 6 Output Regresi Linier Berganda Dari 13 Responden
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .851a .725 .700 1.035 1.423a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y
ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 30.992 1 30.992 28.947 .000a
Residual 11.777 11 1.071 1
Total 42.769 12 a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 2.619 2.816 .930 .372 1
X .143 .027 .851 5.380 .000 1.000 1.000a. Dependent Variable: Y
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions
Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) X
1 1.995 1.000 .00 .00 1
2 .005 19.575 1.00 1.00 a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 14.77 19.91 17.69 1.607 13Residual -1.912- 1.230 .000 .991 13Std. Predicted Value -1.820- 1.382 .000 1.000 13Std. Residual -1.848- 1.189 .000 .957 13a. Dependent Variable: Y Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .851a .725 .700 1.035 1.423a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y