i
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DANCORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PUBLIKASI
SUSTAINABILITY REPORT(Studi Empiris Perusahaan-Perusahaan Industri Pertambangan yang Listed
(GO-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomipada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Mulyaningsih
NIM 7211411015
JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2015
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 21 Januari 2015
Mengetahui,
Jurusan Akuntansi Pembimbing
Drs. Fachrurozie, M.Si. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si.NIP 196206231989011001 NIP 197510101999031001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 04 Februari 2015
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M.SiNIP 1966030819890111001
Penguji I Penguji II Penguji III
Linda Agustina, SE, M.Si Henny Murtini, SE, M.Si Dr. Muhammad Khafid, S.Pd, M.SiNIP 197708152000122001 NIP 197603172008122001 NIP 197510101999031001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain,
baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya
tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Semarang, 04 Februari 2015
MulyaningsihNIM 7211411015
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“All our dreams can come true, if we have the courage to persue
them” (Walt Disney Company).
“Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia, berlarilah tanpa
lelah sampai engkau meraihnya” (Nidji-Laskar Pelangi).
PERSEMBAHAN :
Bapak Anwari dan Ibu Waisah yang selalu mendo’akan
dan memberikan yang terbaik bagi saya.
Kakakku Siti Maryam, M.Si., Mohammad Soleh, dan
adikku Muhammad Agus Setiawan dan Muhammad
Zakaria Akbar Falah yang selalu memberikan dukungan
kepada saya.
Sugiono Pamungkas yang selalu memberikan motivasi
kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.
Teman-teman “Djarum Foundation” Beswan Djarum 29
yang memberikan semangat kepada saya.
Teman-teman Akuntansi A 2011
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, karena penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap Publikasi
Sustainability Report pada Perusahaan-perusahaan Industri Pertambangan yang
terdaftar di BEI periode 2011-2013” Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi
ini telah mandapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak,
maka dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang.
4. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi
ini.
5. Linda Agustina, SE, M.Si, Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Henny Murtini, SE, M.Si, Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
7. Kiswanto,SE., M.Si, Dosen Wali Akuntansi A 2011 yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi selama penulis menimba ilmu di
Universitas Negeri Semarang.
vii
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan selama penulis
menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.
9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah membantu dalam proses perkuliahan.
10. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak kekurangan.Oleh karena
itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran.Penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Semarang, Januari 2015
Penulis
viii
SARI
Mulyaningsih.2015. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan CorporateGovernance terhadap Publikasi Sustainability Report pada Perusahaan-perusahaanIndustri Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. JurusanAkuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.Pembimbing: Dr.Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si
Kata Kunci : Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi,Komite Audit, Governance Committee, Sustainability Report.
Sustainability report adalah laporan sukarela untuk menyajikan laporantanggung jawab perusahaan aspek sosial, ekonomi, lingkungan. Tercatat adasekitar 47,1% perusahaan industri pertambangan yang membuat laporankeberlanjutan secara sukarela. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, komite audit,dan governance committee terhadap publikasi sustainability report.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri pertambanganterdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2013. Teknik pengambilan sampeldengan purposive sampling. Sampel yang masuk kriteria sebanyak 17perusahaan. Unit analisis sampel untuk tahun 2011-2013 sebanyak 51 annualreport. Metode analisis data penelitian ini yaitu regresi logistik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, ukuranperusahaan, dan governance committee, berperan positif terhadap publikasisustainability report. Leverage, dewan direksi, dan komite audit tidakberpengaruh terhadap publikasi sustainability report.
Saran untuk penelitian selanjutnya dengan memperhatikan kualitas isipengungkapan dari publikasi sustainability report sesuai pedoman GRI. Selainitu sebaiknya menggunakan pengukuran yang berbeda sebagai proksi darivariabel atau mempertimbangkan faktor ekonomi, seperti perubahan kurs tingkatbunga, atau tingkat inflasi untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik.
ix
ABSTRACT
Mulyaningsih, 2015. “ The Influence of Company Characteristics and CorporateGovernance on Sustainability Report Disclosure on Mining IndustryCompanies Listed in Indonesia Stock Exchange Period of 2011-2013”. FinalProject. Accounting Department. Faculty of Economics. Semarang StateUniversity. Advisor: Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si
Keywords: Profitability, Leverage, Company Size, Board of Directors, AuditCommittee, Governance Committee, Sustainability Report.
Sustainability report is a voluntary report to present corporateresponsibility on social, economy, and environment aspects. There are about47.1% of the company's mining industry makes voluntary sustainabilityreporting. The purpose of this study was to determine the effect of profitability,leverage, size of the company, the board of directors, audit committee, andgovernance committee toward sustainability report publication.
The population of the study is the entire mining industry companies listedin Indonesia Stock Exchange from 2011 to 2013. Using purposive samplingtechnique, the study collected data from 17 companies. There are 51 annualreports as unit of analysis in 2011-2013. This study used logistics regression asan analysis method.
The results show that the variable profitability, firm size, and governancecommittee, contribute positively to the publication of sustainability report.Leverage, the board of directors and audit committee does not affect thesustainability report publication.
Future research should pay attention to the quality of sustainabilityreport disclosure based on GRI guidelines. And then use a differentmeasurements as a proxy of variables or consider economic factors, such asexchange rate, interest rate, or the rate of inflation to produce better research.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
PRAKATA ...................................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................ viii
ABSTRACT..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 9
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori ....................................................................................... 12
xi
2.1.1. Teori Stakeholder ....................................................................... 12
2.1.2. Teori Legitimasi ........................................................................ 14
2.1.3. Corporate Social Responsibility (CSR) ...................................... 16
2.1.4. Konsep Keberlanjutan dan Triple Bottom Line........................... 17
2.2. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) ..................................... 19
2.2.1. Definisi Sustainability Report ..................................................... 19
2.2.2. Prinsip-prinsip Pengungkapan Sustainability Report ................ 21
2.2.3. Pengungkapan dalam Sustainability Report ............................... 22
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sustainability Report .................... 23
2.4. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 37
2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................. 41
2.6. Pengembangan dan Perumusan Hipotesis .............................................. 42
2.6.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap publikasi Sustainability
Report .......................................................................................... 42
2.6.2. Pengaruh Leverage terhadap publikasi Sustainability Report .... 43
2.6.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi Sustainability
Report ......................................................................................... 44
2.6.4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap publikasi Sustainability
Report .......................................................................................... 45
2.6.5. Pengaruh Komite Audit Terhadap publikasi Sustainability
Report .......................................................................................... 46
2.6.6. Pengaruh Governance Committee Terhadap publikasi
Sustainability Report ................................................................... 47
xii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................... 49
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................. 49
3.3. Variabel Dependen ................................................................................ 51
3.3.1. Sustainability Report ................................................................... 51
3.4. Variabel Independen ............................................................................... 52
3.4.1. Profitabilitas ................................................................................ 52
3.4.2. Leverage...................................................................................... 52
3.4.3. Ukuran Perusahaan...................................................................... 52
3.4.4. Dewan Direksi............................................................................. 53
3.4.5. Komite Audit............................................................................... 53
3.4.6. Governance Committee............................................................... 54
3.5. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 57
3.6. Metode Analisis Data ............................................................................ 57
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 58
3.6.2. Regresi Logistik .......................................................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 64
4.1.1. Statistik Deskriptif ..................................................................... 64
4.1.2. Hasil Analisis Regresi Logistik .................................................. 72
4.1.3. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model .................................. 76
4.1.4. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ........................................... 78
4.1.5. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian .......................................... 79
xiii
4.2. Pembahasan ............................................................................................ 82
4.2.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap publikasi
Sustainability Report .................................................................. 82
4.2.2. Pengaruh Leverage terhadap publikasi
Sustainability Report .................................................................. 83
4.2.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi
Sustainability Report .................................................................. 84
4.2.4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap publikasi
Sustainability Report .................................................................. 85
4.2.5. Pengaruh Komite Audit terhadap publikasi
Sustainability Report .................................................................. 87
4.2.6. Pengaruh Governance Committee terhadap publikasi
Sustainability Report .................................................................. 88
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan ................................................................................................ 90
5.2. Saran ...................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 93
LAMPIRAN .................................................................................................... 99
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...................................................... 38
Tabel 3.1 Prosedur Penentuan Sampel Penelitian ........................................... 50
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 55
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kelas Frequency Sustainability Report ................... 65
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Profitabilitas .......................................... 66
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Leverage ................................................ 67
Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Ukuran Perusahaan................................ 68
Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Dewan Direksi....................................... 69
Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Komite Audit......................................... 70
Tabel 4.7 Hasil Analisis Kelas Frequency Governance Committee .............. 72
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Logistik .................................................... 73
Tabel 4.9 Iteration History............................................................................. 76
Tabel 4.10 Model Summary ............................................................................. 77
Tabel 4.11 Hosmer and Lemeshow Test .......................................................... 78
Tabel 4.12 Variables In The Equation ............................................................. 79
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ....................................................... 81
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Triple Bottom Line ....................................................................... 18
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................................... 41
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pedoman Dokumentasi .............................................................. 99
Lampiran 2 Data Perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI 101
Lampiran 3 Daftar Perusahaan yang Tidak Terpakai Sampel ....................... 104
Lampiran 4 Daftar Perusahaan Sampel.......................................................... 108
Lampiran 5 Daftar Perusahaan Sampel Beserta Annual Report dan
Sustainability Report .................................................................. 109
Lampiran 6 Pengukuran Sustainability Report ............................................. 113
Lampiran 7 Pengukuran Profitabilitas .......................................................... 115
Lampiran 8 Pengukuran Leverage ................................................................. 117
Lampiran 9 Pengukuran Ukuran Perusahaan ................................................ 119
Lampiran 10 Pengukuran Dewan Direksi ...................................................... 121
Lampiran 11 Pengukuran Komite Audit ....................................................... 123
Lampiran 12 Pengukuran Governance Committee ....................................... 125
Lampiran 13 Hasil Tabulasi Penelitian ......................................................... 127
Lampiran 14 Hasil Output SPSS 21.0 ........................................................... 129
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perusahaan didirikan dengan tujuan utama adalah mencari laba atau
keuntungan yang sebesar-besarnya guna mengembangkan kegiatan perusahaan
menjadi lebih baik. Namun, perusahaan yang menjalankan aktivitas selain
menghasilkan keuntungan juga harus membantu memecahkan masalah-masalah
sosial terkait. Hal itu karena masyarakat semakin menyadari dampak sosial dan
lingkungan dan menuntut perusahaan agar berupaya mengatasinya. Hampir 70%
kerusakan lingkungan di Indonesia disebabkan oleh perusahaan pertambangan
(Bangkapos.com, 28 September 2012).
Data Jatam menunjukkan sedikitnya aktivitas sepuluh perusahaan
pertambangan diduga telah merusak dan mencemari sungai-sungai di Kalimantan,
Jawa Timur, Papua, dan Sumatra Selatan. Lima di antaranya adalah perusahaan
tambang berskala raksasa (Kabar24.com, 28 Mei 2012). Kasus lain adalah PT
Newmont Nusa Tenggara yang melakukan pembuangan tailing ke laut, aktivitas
penambangan batubara yang dilakukan oleh PT CMS Kaltim Utama sebagai
kontraktor dari PT Cahaya Energi Mandiri yang dinilai merugikan warga baik dari
sisi moril maupun material (Mongabay.co.id 04 Februari 2014).
Beberapa hal tersebut mengindikasikan kurangnya kepedulian perusahaan
terhadap lingkungan, serta informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap masyarakat sekitar. Informasi mengenai dampak aktivitas ekonomi,
1
2
sosial dan lingkungan perusahaan dapat diungkapkan melalui sustainability report
sebagai laporan sukarela yang disajikan secara terpisah dari annual report.
Sustainability report merupakan alat untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang
melaporkan kinerjanya dalam tiga aspek yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan
(Jalal 2007).
Isu lingkungan memang beberapa waktu terakhir ini terlihat begitu seksi.
Sampai-sampai, sejumlah perusahaan yang bisnisnya bersinggungan langsung
dengan aspek lingkungan melabeli dirinya dengan gerakan menjaga
kelestarian alam. Mereka mengemasnya melalui kegiatan corporate social
responsibility (CSR). Ini kalau perusahannya menyadari persoalan sosial dan
lingkungan merupakan bagian tanggung jawab kelangsungan perusahaan di masa
depan (Edward 2011).
Kegiatan corporate social responsibility (CSR) didukung pemerintah
dengan menerbitkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (PT) yang mengungkap berbagai ketentuan tentang
pendirian PT. Pasal 74 dalam Undang-Undang ini membahas tentang tanggung
jawab sosial dan lingkungan dengan tujuan mewujudkan pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat bagi PT itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada
umumnya (Anke, 2009).
Menurut UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, perusahaan
harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
aktivitas perusahaan. Aktivitas tersebut juga perlu dilaporkan melalui laporan
3
tanggung jawab sosial yang disajikan dalam annual report, atau perusahaan dapat
menyajikan laporan tanggung jawabnya melalui sustainability report sebagai
laporan yang terpisah dari annual report. Sustainability report dapat dijadikan
sebagai bentuk transparansi perusahaan dalam mengungkapkan informasi
dampak aktivitasnya.
The Global Reporting Initiative (GRI) yang berlokasi di Belanda dan
pemegang otoritas lain di dunia, berusaha mengembangkan “framework for
sustainability reporting”, dan versi terakhir dari pedoman pelaporan yang telah
dihasilkan dinamakan G3 Guidelines (Dilling, 2009). Semakin meningkatnya
jumlah organisasi-organisasi maupun perusahaan-perusahaan global yang
mengadopsi G3 Guidelines. Perusahaan-perusahaan yang telah menerbitkan
sustainability report berdasar G3 guidelines disyaratkan memenuhi tipe-tipe
standar pelaporan, yakni: profil organisasi, indikator kinerja, dan pendekatan
manajemen (GRI 2009B).
Pengungkapan Sustainability Report merupakan bentuk komitmen
perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan. Laporan ini
memberikan informasi tentang pertanggungjawaban perusahaan terhadap
lingkungan dan sosial. Laporan ini disusun berdasarkan Pedoman Sustainability
Report Global Reporting Initiative (GRI). Sustainability report mempunyai
standar pengungkapan yang mencerminkan keseluruhan aktivitas sosial
perusahaan. Dalam hal ini, sustainability report berbeda dengan laporan
keuangan. Melalui sustainability report, kinerja perusahaan bisa langsung dinilai
oleh pemerintah, masyarakat, organisasi lingkungan, media massa,
4
khususnya para investor dan kreditor (bank) karena investor maupun kreditor
(bank) tidak mau menanggung kerugian yang disebabkan oleh adanya kelalaian
perusahaan tersebut terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungannya (Anke,
2009).
Menurut NCSR (2014), tercatat ada sekitar 42 perusahaan yang membuat
laporan keberlanjutan dengan mengacu pada standar pelaporan yang dikeluarkan
oleh the Global Reporting Initiative (GRI). Bila dilihat berdasarkan sektor
industri, pembuat laporan keberlanjutan oleh perusahaan dari sektor tambang
masih relatif kecil. Masih banyak perusahaan tambang yang tidak membuat
laporan keberlanjutan, padahal perusahaan dari sektor manufaktur, jasa dan
perbankan sudah mulai membat laporan keberlanjutan.
Banyak hal harus dilakukan untuk dapat mewujudkan pembangunan yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Perkembangan
pengetahuan dan teknologi tidak hanya dituntut untuk memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan
masalah terkait risiko dan ancaman keberlanjutan dari hubungan sosial,
lingkungan dan perekonomian (GRI, 2006).
Pengungkapan laporan keberlanjutan (sustainability report) semakin
mendapat perhatian dalam praktek bisnis global dan menjadi salah satu kriteria
dalam menilai tanggung jawab sosial suatu perusahaan. Para pemimpin
perusahaan-perusahaan dunia semakin menyadari bahwa pengungkapan laporan
yang lebih komprehensif (tidak hanya sekedar laporan keuangan) akan
5
mendukung strategi perusahaan. Selain itu dapat menunjukkan komitmen mereka
terhadap sustainable development (CSR Quest dalam Dilling, 2009).
Publikasi sustainability report di Indonesia dan beberapa negara lain masih
bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti halnya pada
penerbitan financial reporting (Utama dalam Suryono, 2011). Di tengah sulitnya
kondisi perekonomian, manajemen sebuah perusahaan mungkin akan tergoda
untuk mengesampingkan masalah keberlanjutan (sustainability). Semua upaya
difokuskan agar perusahaan dapat bertahan hidup dalam kondisi pasar dimana
permintaan menurun dan biaya keuangan semakin tinggi. Oleh karena itu,
sustainability sebuah perusahaan “tidak hanya‟ terbatas pada memperhatikan
dampak dari operasi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat.
Sustainability harus menjadi bagian integral dari perencanaan jangka pendek dan
perancangan strategi jangka panjang sebuah perusahaan. Krisis ekonomi global
telah membuat masyarakat menjadi lebih curiga terhadap perusahaan. Perusahaan-
perusahaan yang mengabaikan norma-norma sosial akan kehilangan niat baik dari
para konsumen, pekerja dan pihak regulator (Bary 2013). Meskipun demikian,
minat perusahaan untuk mengungkapkan sustainability report tidak berkurang.
Tuntutan masyarakat akan peran perusahaan dalam memberikan manfaat
mendorong perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, akuntabel,
serta praktik tata kelola perusahaan yang semakin baik (good corporate
governance) (Utama, 2006).
Di luar negeri penelitian mengenai Sustainability Report sudah banyak
dilakukan. Penelitian mengenai sustainabilty report juga mulai berkembang di
6
Indonesia. Tingginya permintaan tentang publikasi Sustainability Report oleh
stakeholder membuat penelitian mengenai Sustainability Report ini menarik
untuk diteliti, mengingat Sustainability Report merupakan isu yang masih baru
meskipun perkembangannya sudah mulai banyak. Beberapa peneliti terdahulu
telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi publikasi
Sustainability Report. Namun, dalam pengujian tentang faktor yang
mempengaruhi publikasi Sustainability Report menunjukan hasil yang tidak
konsisten.
Dilling (2009) menganalisis apakah terdapat perbedaan antara perusahaan
yang mempublikasikan sustainabilty report dengan yang tidak, melalui
karakteristik-karakteristik perusahaan. Karakteristik-karakteristik perusahaan
dalam penelitian Dilling (2009) adalah tipe industri, kinerja keuangan,
pertumbuhan jangka panjang, struktur modal, corporate governance, serta lokasi
perusahaan-perusahaan didirikan. Hasil penelitian menunjukan perusahaan yang
memiliki karakteristik profitabilitas yang tinggi, bergerak di sektor pertambangan,
dan memiliki pertumbuhan jangka panjang yang kuat berpengaruh terhadap
pembuatan Sustainability Report.
Hasil penelitian lain ditunjukan oleh Yu Yi (2010) yang menguji
pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan, dan tipe
industri terhadap publikasi Sustainability Report di Hongkong. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh terhadap
publikasi sustainability report. Sedangkan profitabilitas, pertumbuhan, dan tipe
industry berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report.
7
Berbeda dengan hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukkan
bahwa likuiditas, leverage, aktivitas, dan governance committee tidak
berpengaruh pada publikasi Sustainability Report, sedangkan profitabilitas,
ukuran perusahaan dan corporate governance (komite audit dan dewan direksi)
berpengaruh signifikan terhadap publikasi Sustainability Report.
Luthfia (2012) melakukan penelitian dimana variabel independen yang
digunakan adalah kinerja keuangan, ukuran perusahaan, struktur modal, dan
corporate governance. Variabel kinerja keuangan diproksikan melalui
profitabilitas, likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahann. Corporate
governance diproksikan melalui komite audit, dewan direksi dan governance
committee. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel independen
leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, dan governance committee
berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report dan variabel
independen profitabilitas, likuiditas, aktivitas perusahaan, komite audit dan
struktur modal tidak berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report
Hasil berbeda juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Idah (2013), dimana
variabel independen yang digunakan adalah karakteristik perusahaan dan
corporate governance. Variabel Corporate governance diproksikan melalui
dewan komisaris, komite audit, dewan direksi dan governance committee.
Karakteristik perusahaan diproksikan melalui profitabilitas, likuiditas, leverage,
aktivitas perusahan, dan ukuran perusahaan. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa variabel independen dewan direksi, governance
committee, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
8
publikasi Sustainability Report dan variabel independen dewan komisaris,
komite audit, likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahaan tidak berpengaruh
terhadap publikasi Sustainability Report
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti tertarik meneliti
kembali mengenai publikasi Sustainability Report. Penelitian ini mencoba
menguji kembali pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance
terhadap Publikasi Sustainability Report. Namun, penelitian sebelumnya masih
menggunakan sampel dari semua jenis perusahaan kecuali perusahaan
keuangan sehingga hasilnya bersifat general dan tidak spesifik, maka penulis
dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan industri
pertambangan yang terdaftar di BEI. Peneliti mengangkat sektor pertambangan
karena sektor pertambangan berkaitan eksploitasi sumber daya alam yang
berhubungan erat dengan limbah dan pencemaran lingkungan sehingga memiliki
tingkat risiko industri dan lingkungan yang tinggi. Lingkungan bekas tambang
tidak bisa dikembalikan seperti 100% lingkungan awal sebelum kegiatan
pertambangan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian
“Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap
Publikasi Sustainability Reporting (Studi Empiris Perusahaan-Perusahaan
Industri Pertambangan yang Listed (Go-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2011-2013)”.
9
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Publikasi Sustainability
Report?
2. Apakah Leverage berpengaruh negatif terhadap Publikasi Sustainability
Report?
3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Publikasi
Sustainability Report?
4. Apakah Dewan Direksi berpengaruh positif terhadap Publikasi
Sustainability Report?
5. Apakah Komite Audit berpengaruh positif terhadap Publikasi
Sustainability Report?
6. Apakah Governance Committee berpengaruh positif terhadap Publikasi
Sustainability Report?
10
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan bukti secara empiris dan menganalisis terhadap hal-hal berikut:
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Publikasi Sustainability Report
2. Pengaruh Leverage terhadap Publikasi Sustainability Report
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Publikasi Sustainability Report
4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap Publikasi Sustainability Report
5. Pengaruh Komite Audit terhadap Publikasi Sustainability Report
6. Pengaruh Governance Committee terhadap Publikasi Sustainability Report
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini dibagi dua yaitu manfaat secara teoritis
dan manfaat secara empiris yaitu:
1.4.1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para
akademisi dalam mengembangkan penelitian dimasa yang akan datang, serta
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya di bidang
akuntansi mengenai publikasi Sustainability Report.
1.4.2. Secara Empiris
1. Bagi perusahaan, dapat sebagai pertimbangan dalam pembuatan
kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
pada stakeholders sehingga tercipta sustainability perusahaan dan
dapat mempublikasikan sustainability report sebagai bahan evaluasi
dan komunikasi kepada stakeholder.
11
2. Bagi investor, sebagai wacana untuk mempertimbangkan aspek-aspek
yang perlu diperhatikan dalam investasi sehingga tidak terpaku pada
ukuran moneter saja.
3. Bagi pemerintah selaku regulator, sebagai bahan masukan terhadap
efektivitas penerapan UU No.40 Tahun 2007 oleh perusahaan di
Indonesia.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Stakeholder
Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen
perusahaan memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder.Teori stakeholder
menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau
ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara
sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial
danintelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk
memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder (Deegan,
2004).
Menurut Gray, et al. (1995) kelangsungan hidup perusahaan tergantung
pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas
perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Semakin powerful
stakeholder, maka semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.
Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan
dengan stakeholder-nya.
Para stakeholder membutuhkan berbagai informasi terkait dengan aktivitas
perusahaan yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena tumbuh
kembang perusahaan bergantung pada dukungan dari para stakeholder-nya, maka
perusahaan akan berusaha untuk memberikan berbagai informasi yang bermanfaat
12
13
bagi stakeholder dalam mengambil keputusan. Pengungkapan informasi dapat
dibagi menjadi dua yakni yang sifatnya wajib (mandatory) dan sukarela
(voluntary). Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang berkembang pesat
saat ini yaitu sustainability report. Menurut Ghozali dan Chariri (2007) melalui
sustainability report (pengungkapan sosial dan lingkungan) perusahaan dapat
memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan
dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan.
Publikasi sustainability report yang bersifat sukarela merupakan kebijakan
suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih transparan mengenai
aktivitas perusahaan terhadap dampak sosial, ekonomi dan lingkungannya.
Adanya kinerja yang baik dari perusahaan serta besar kecilnya suatu perusahaan
memungkinkan untuk mengungkapkan informasi mengenai dampak sosial,
ekonomi dan lingkungannya. Di samping itu, perusahaan dengan struktur
corporate governance yang baik, memilki kemungkinan besar untuk
mengungkapkan laporan-laporan bersifat sukarela. Adanya struktur corporate
governance, meliputi dewan direksi, komite audit, dan governance committee
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan
perusahaan untuk pengungkapan suatu laporan. Pengaruh corporate governance
dinilai mampu meningkatkan publikasi sustainability report yang berdasarkan
pembangunan berkelanjutan. Di samping itu, publikasi sustainability report
sebagai salah satu bentuk perwujudan prinsip good corporate governance yaitu
transparan dalam pengungkapan informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder.
14
2.1.2. Teori Legitimasi
Lindblom(1995) dalam Gray et al. (1995) menyatakan bahwa teori
legitimasi merupakan suatu kondisi atau status yang ada ketika suatu sistem nilai
perusahaan kongruen dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih besar di
mana perusahaanmerupakan bagiannya. Ketika suatu perbedaan yang nyata atau
yang potensial ada antara kedua sistem nilai tersebut, maka akan muncul ancaman
terhadap legitimasi perusahaan.
Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diinginkan atau
dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi dapat dikatakan
sebagai manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup.
Ketika ada perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai yang dianut
perusahaan dengan nilai-nlai masyarakat, legitimasi perusahaan akan berada pada
posisi terancam (Lindbiom (dalam Ghozali dan Chariri, 2007)). Perbedaan yang
terjadi ini antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai sosial masyarakat sering
dinamakan ”legitimacy gap” dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk melanjutkan kegiatan usahanya. Legitimacy gap menurut Wartol dan
Mahon (dalam Ghozali dan Chariri, 2007) dapat terjadi karena tiga alasan :
1. Ada perubahan dalam kinerja perusahaan tetapi harapan masyarakat terhadap
kinerja perusahaan tidak berubah;
2. Kinerja perusahaan tidak berubah tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja
perusahaan telah berubah;
15
3. Kinerja perusahaan dan harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan
berubah ke arah yang berbeda, atau ke arah yang sama tetapi waktunya
berbeda.
Perusahaan dengan kinerja baik, berusaha untuk mengungkapkan
informasi lebih. Perusahaan dengan rasio profitabilitas, likuiditas, leverage
dan aktivitas yang baik memiliki kemungkinan untuk mengungkapkan informasi
yang bersifat sukarela. Besar kecilnya suatu perusahaan juga memberikan peran
terhadap pengungkapan yang masih bersifat sukarela. Semakin besar perusahaan,
semakin mungkin untuk mengungkapkan informasi yang bersifat sukarela karena
ukuran perusahaan sering dijadikan sebagai sorotan masyarakat dalam kegiatan
ekonomi, lingkungan dan sosialnya. Adanya informasi lebih mengenai
karakteristik perusahaan, maka semakin mungkin untuk melakukan
pengungkapan sustainability report (Suryono dan Prastiwi, 2011).
Perusahaan berusaha memonitor nilai-nilai perusahaan dan nilai-nilai
sosial masyarakat dan mengidentifikasi kemungkinan munculnya gap tersebut.
Walaupun perlu diingat keberadaan dan besarnya legitimacy gap bukanlah hal
yang mudah untuk ditentukan. O’donovan (dalam Luthfia 2012) menyarankan
ketika terdapat perbedaan, perusahaan harus mampu mengubah nilai sosial atau
persepsi terhadap perusahaan sebagai taktik legitimasi. Jadi untuk mengurangi
legitimacy gap, perusahaan harus mengidentifikasi aktivitas yang berada dalam
kendalinya. Adapun cara atau media yang efektif untuk mendapatkan legitimasi
dari masyarakat adalah dengan mempublikasikan sustainability report yang
merepresentatifkan tanggung jawab lingkungan dan sosial perusahaan. Perusahaan
16
yang terus berusaha untuk memperoleh legitimasi melalui pengungkapan,
berharap pada akhirnya akan terus-menerus eksis.
2.1.3. Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD) CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi
pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan
serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun
masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang
bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Di Indonesia, kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR diatur
dalam beberapa peraturan atau perundangan seperti Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dalam Pasal 74 (1) yang
menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan. Selain itu, juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) yaitu pada Pasal 15 (b) yang
menyatakan bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan dan pada Pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap penanam
modal bertanggungjawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menciptakan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja (Purwanto,
2011).
17
2.1.4. Konsep Keberlanjutan dan Triple Bottom Line
Keberlanjutan perusahaan adalah suatu pendekatan bisnis dalam
menciptakan nilai pemegang saham secara jangka panjang dengan menggunakan
peluang-peluang yang ada dan mengelola risiko yang diukur dari segi ekonomi,
lingkungan dan pembangunan sosial. Pemimpin perusahaan berkelanjutan
meningkatkan nilai jangka panjang pemegang saham dengan cara menyusun
strategi dan manajemen mereka untuk mengusahakan dengan terus menerus pasar
potensial bagi keberlanjutan produk dan jasa sedangkan dalam waktu yang sama
dengan sukses mengurangi dan menghindari biaya dan risiko berkelanjutan
(Akbar, 2008).
Menurut Suryono (2011), di dalam sustainability ada prinsip-prinsip yang
terkait dengan hak asasi manusia, standar bagi pekerja seperti penghapusan
diskriminasi dalam pekerjaan, hal-hal yang terkait dengan lingkungan seperti
pemakaian prinsip kehati-hatian, tanggung jawab lebih besar pada lingkungan,
maupun mengembangkan teknologi ramah lingkungan.
Elkington (1998) memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin
berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu:
1) profit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan,
2) people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan
masyarakat, serta
3) planet untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta
lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi.
18
Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung
jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang
direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun juga harus memerhatikan
aspek sosial dan lingkungannya.Konsep “3P” ini kemudian diilustrasikan dalam
bentuk segi tiga sebagai berikut :
Corporate sustainability and the triple bottom line approach (Elkington, 1998)
Gambar 2.1 Triple Bottom Line
Konsep 3P dianggap sebagai pilar utama dalam membangun bisnis
berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari
pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam
memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai kekuatan penting dalam masyarakat,
organisasi dalam bentuk apapun memiliki sebuah peran penting dalam
19
pencapaian tujuan ini (Commission on Environment and Development dalam
GRI, 2006).
2.2. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)
2.2.1. Definisi Sustainability Report
Saat ini perusahaan secara sukarela mulai menyusun laporan setiap tahun
yang dikenal dengan sustainability report yang dirintis dari konsep sustainable
development. Menurut GRI (dalam Dilling, 2009) mendefinisikan sustainability
report sebagai praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan,
sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal maupun eksternal mengenai
kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Sustainability report merupakan sebuah istilah umum yang dianggap
sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak
ekonomi, lingkungan, dan social, misalnya triple bottom line, laporan
pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya. Laporan Keberlanjutan
yang disusun berdasarkan Kerangka Pelaporan GRI mengungkapkan keluaran dan
hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam konteks komitmen
organisasi, strategi, dan pendekatan manajemennya (GRI, 2006).
Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)
menjelaskan manfaat yang didapat dari sustainability report antara lain :
1. Sustainability report memberikan informasi kepada stakeholder (pemegang
saham, anggota komunitas lokal, pemerintah) dan meningkatkan prospek
perusahaan, serta membantu mewujudkan transparansi;
20
2. Sustainability report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat yang
memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market share, dan
loyalitas konsumen jangka panjang;
3. Sustainability report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan
mengelola risikonya;
4. Sustainability report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership thinking
dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi;
5. Sustainability report dapat mengembangkan dan menfasilitasi
pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam mengelola
dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial;
6. Sustainability report cenderung mencerminkan secara langsung kemampuan
dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan pemegang saham untuk
jangka panjang.
7. Sustainability report membantu membangun ketertarikan para pemegang
saham dengan visi jangka panjang dan membantu mendemonstrasikan
bagaimanameningkatkan nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial dan
lingkungan.
Perusahaan yang menyusun sustainability reporting akan memberi
kemudahan bagi pemakai informasi untuk mengetahui apakah perusahaan sudah
transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada lingkungan,
manajemen, karyawan, masyarakat dan alam. GRI membuat sustainability report
guideline yang memberi petunjuk pembuatan laporan dengan memperhatikan
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Admin KeuLSM, 2013).
21
2.2.2. Prinsip-Prinsip Pengungkapan Sustainability Report
Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan GRI (Global
Reporting Index) harus memenuhi beberapa prinsip. Prinsip - prinsip ini
tercantumdalam GRI-G3 Guidelines, yaitu:
a. Keseimbangan
Sustainability Report sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan negatif
dari kinerja suatu perusahaan agar dapat menilai secara keseluruhan kinerja
dari perusahaan tersebut.
b. Dapat dibandingkan
Sustainability Report berisi isu dan informasi yang ada sebaiknya dipilih,
dikompilasi, dan dilaporkan secara konsisten.Informasi tersebut harus
disajikan dengan seksama sehingga memungkinkan para stakeholder untuk
menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu.
c. Akurat
Informasi yang dilaporkan dalam Sustainability Report harus cukup akurat
dan rinci sehingga memungkinkan stakeholder untuk menilai kinerja
organisasi.
d. Urut waktu
Pelaporan Sustainability Report tersebut harus terjadwal dan informasi yang
ada harus selalu tersedia bagi para stakeholder.
e. Kesesuaian
Informasi yang diberikan dalam Sustainability Report harus sesuai dengan
pedoman dan dapat dimengerti serta dapat diakses oleh stakeholder.
22
f. Dapat dipertanggungjawabkan
Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus
dikumpulkan, direkam, dikompilasi, dianalisis, dan diungkapkan dengan tepat
sehingga dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi.
2.2.3. Pengungkapan dalam Sustainability Report
Pengungkapan standar dalam Sustainability Report menurut GRI-G3
Guidelines terdiri dari :
a. Ekonomi
Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan pada kondisi ekonomi dari
stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global.
b. Lingkungan
Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan terhadap makhluk di bumi,
dan lingkungan sekitar termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air.
c. Hak Asasi Manusia
Adanya transparansi dalam mempertimbangkan pemilihan investor dan
pemasok/kontraktor. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus
senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
d. Masyarakat
Memusatkan perhatian pada dampak organisasi terhadap masyarakat dimana
mereka beroperasi, dan mengungkapkan bagaimana risiko yang mungkin
timbul dari interaksi dengan lembaga sosial lainnya.
23
e. Tanggung jawab produk
Berisi pelaporan produk yang dihasilkan perusahaan dan layanan yang secara
langsung mempengaruhi pelanggan, yaitu kesehatan dan keamanan, informasi
dan pelabelan, pemasaran, dan privasi.
f. Sosial
Berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan, apa saja yang sudah
dilakukan dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan.
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Publikasi Sustainability Report
Adams (2002) dalam Setthasakko arreya (2013) menjelaskan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial dan lingkungan yang
diteliti dalam literatur sebelumnya telah dibagi menjadi tiga kategori:
1. Karakteristik Perusahaan
Ukuran perusahaan dan kelompok industri muncul menjadi variabel
penting yang mempengaruhi tingkat dan kualitas pengungkapan Umumnya,
perusahaan besar, memiliki kinerja ekonomi yang baik dan beroperasi di
industri lingkungan yang-sensitif lebih cenderung untuk mengungkapkan
informasi sosial dan lingkungan.
2. Faktor Kontekstual Umum
Sifat dan tingkat pengungkapan dipengaruhi adanya perbedaan di negara-
negara, khususnya budaya, tingkat peraturan yang menuntut tanggung jawab
sosial dan lingkungan, dan kekuatan dari kelompok pengawas. Studi
sebelumnya menemukan bahwa perusahaan memberikan laporan
24
keberlanjutan terutama untuk meringankan kekhawatiran dari pemerintah dan
pemangku kepentingan lain seperti kreditor dan pemegang saham.
Pengungkapan lingkungan juga ditemukan meningkat seiring pemberitaan
peristiwa lingkungan yang negatif atau terjadinya denda dan tuntutan hukum
lembaga perlindungan lingkungan.
3. Faktor Kontekstual Internal
Tidak banyak penelitian sebelumnya yang meneliti hal ini. Faktor-faktor
yang diteliti dalam literatur sebelumnya sampai saat ini adalah proses internal
etika, sosial dan lingkungan pelaporan dan sikap terhadap pengaruh
keefektifan pengungkapan, kualitas, kuantitas dan komprehensif pelaporan
perusahaan (Adams, 2002). Selain itu, ada hubungan positif antara
keberadaan komite pelaporan sosial perusahaan dan jumlah pengungkapan
sosial (Cowen et al, 1987).
Berdasarkan grand theory dalam penelitian ini, yaitu teori stakeholder dan
teori legitimasi, diikuti dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan
sosial dan lingkungan yang diteliti dalam literatur sebelumnya, maka dapat
disimpulkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi publikasi Sustainability
Report yaitu :
1. Karakteristik Perusahaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006), karakteristik adalah ciri-
ciri khusus; mempunyai sifat khas (kekhususan) sesuai dengan perwatakan
tertentu yang membedakan sesuatu (orang) dengan sesuatu yang lain.
Karakteristik perusahaan merupakan ciri-ciri khusus yang melekat pada
25
perusahaan, menandai sebuah perusahaan dan membedakannya dengan
perusahaan lain.
Menurut Mirfazil dan Nurdiono (2007) dampak lingkungan perusahaan
tergantung pada jenis atau karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan
yang menghasilkan dampak lingkungan hidup yang tinggi akan menuntut
pemenuhan tangung jawab lingkungan yang tinggi pula.
Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan merupakan prediktor
kualitas pengungkapan (Lang and Lundholm, 1993 dalam Rosmasita, 2007).
Setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda antara entitas yang satu
dengan yang lain. Karakteristik perusahaan dapat berupa ukuran perusahaan
(size), leverage, basis perusahaan, jenis industri, serta profil dan karakteristik
lainnya (Marwata, 2001). Berikut ini proksi karakteristik perusahaan yang
diduga memiliki hubungan dengan publikasi Sustainability Report :
a. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan entitas dalam
menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan ekuitas (Kamil dan
Herusetya, 2012). Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan
meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan
profit tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru, kemudian cenderung
memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan
induknya. Tingkat profit yang tinggi akan menandakan pertumbuhan perusahaan
pada masa yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan memerlukan
26
pengungkapan yang lebih luas dalam memenuhi kebutuhan informasi sesuai
kebutuhan masing-masing pengguna (Suryono dan Prastiwi, 2011).
Menurut Almilia (2008), perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas
tinggi cenderung untuk mengungkapkan informasi lebih banyak karena ingin
menunjukkan kepada publik dan stakeholder bahwa perusahaan memiliki
tingkat profitabilitas tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain. Beberapa
pengukuran dalam menghitung rasio profitabilitas:
1. Laba Bersih atas Penjualan ( Net Profit Margin / NPM)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba melalui penjualan. Cara menghitung NPM adalah dengan
membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.
=Menurut Kasmir (2002) menyatakan bahwa perusahaan dikatakan
baik jika NPM yang dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri
pada umumnya yakni di atas 20%.
2. Pengembalian Atas Total Aktiva ( Return On total Asset/ ROA)
Pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba
bersih sebelum bunga dan pajak terhadap rata- rata total aktiva.
Rasio ini menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam
menghasilkan laba.
27
ROA = EBITTotal AktivaMenurut Kasmir (2002), rata-rata industry untuk ROA adalah 30%.
Perusahaan dikatakan baik jika mampu mencapai ROA di atas
rata-rata industri.
3. Pengembalian Atas Total Ekuitas (Return On total Equity/ ROE )
Pengembalian atas total ekuitas dihitung dengan rata-rata
ekuitas pemegang saham. Rasio ini digunakan untuk
menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan
keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.
ROE = EATTotal AktivaMenurut Kasmir (2002), perusahaan dikatakan baik jika ROE yang
dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri pada umumnya
yakni di atas 40%.
b. Likuiditas
Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu
pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas
dengan menggunakan harga pasar yang berlaku (Brigham dan Houston, 2009).
Menurut Almilia (2007), tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan
kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini cenderung untuk
melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena
28
ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel. Rasio likuiditas yang sering
digunakan:
1. Rasio Lancar (Current Ratio/ CR)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Dengan kata
lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya.
CR = Asset lancarKewajiban lancar2. Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test ratio)
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang
lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan
(Kasmir, 2002).
= Aktiva Lancar − PersediaanKewajiban Lancarc. Leverage
Rasio leverage dapat diartikan sebagai besarnya aktiva perusahaan yang
didanai dengan pendanaan dari pihak luar. Rasio leverage menggambarkan
bagaimana suatu perusahaan dapat membayar semua kewajibannya baik yang
jangka pendek maupun jangka panjang (Brigham dan Houston, 2009). Tingkat
29
rasio leverage yang semakin tinggi menyebabkan peluang yang semakin besar
bagi perusahaan untuk melanggar kontrak utang sehingga memicu manajer
dalam melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi dibandingkan laba di masa
mendatang (Anggraini, 2008).
Menurut Belkoui dan Karpik (1989), keputusan untuk mengungkapkan
informasi sosial, akan diikuti pengeluaran untuk pengungkapan yang dapat
menurunkan pendapatan. Artinya, leverage memberikan respon yang buruk
bagi para stakeholder.
Ada beberapa pengukuran yang digunakan dalam menghitung leverage,
yaitu:
1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva ( Debt to Asset Ratio/ DAR)
Rasio hutang terhadap aktiva dihitung dengan membagi total
hutang terhadap total aktiva. Rasio ini mengukur jumlah aktiva
yang didanai dengan hutang.
(DAR) = Total utangTotal Aktiva2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio /DER)
Rasio hutang terhadap ekuitas dihitung dengan membagi total
hutang dengan total ekuitas. Rasio ini menggambarkan kemampuan
modal sendiri dalam menjamin hutang.
30
(DER) = Total utangTotal Ekuitas3. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Time Interest Earned Ratio)
Rasio kelipatan pembayaran bunga dihitung dengan membagi jumlah
laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini
digunakan untuk menunjukkan kemampuan laba sebelum bunga dan
pajak untuk membayar beban bunga.
= EBITBeban Bungad. Aktifitas Perusahaan
Rasio aktivitas mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Tingginya rasio aktivitas
perusahaan mencerminkan kemampuan dana yang tertanam dalam perputaran
seluruh aktivanya pada suatu periode tertentu (Setiawan, 2005 dalam Suryono
dan Prastiwi, 2011). Semakin tinggi rasio mancerminkan semakin baik
manajemen mengelola aktivanya, yang berarti semakin efektif perusahaan dalam
penggunaan total aktiva. Semakin efektif tindakan-tindakan perusahaan dalam
pengeloaan dana, maka perusahaan akan memiliki kecenderungan untuk
mencapai kondisi keuangan yang semakin stabil dan kuat. Kondisi keuangan
yang semakin kuat merupakan cerminan upaya yang dilakukan perusahaan untuk
mencari dukungan stakeholder dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
31
(Suryono dan Prastiwi, 2011). Aktivitas perusahaan dapat dihitung dengan
menggunakan bebarapa analisis rasio, yaitu:
1. Rasio Perputaran Persediaan (ITO = Inventory Turnover)
Rasio perputaran persediaan atau Inventory turnover ratio
mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio
ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi
operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen
mengontrol modal yang ada pada persediaan.
= Penjualan ( )Inventory2. Rasio Perputaran Total Aktiva ( TAT = Total Assets Turnover)
Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) ini
menunjukan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan
dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan
berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap
rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.
= Penjualan ( )Total Aset
32
e. Ukuran Perusahaan
Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan
informasi perusahaan. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan
informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar umumnya
memiliki jumlah aktiva yang besar, penjualan besar, skill karyawan yang baik,
sistem informasi yang canggih jenis produk yang banyak, struktur kepemilikan
yang lengkap, sehingga memungkinkan dan membutuhkan tingkat
pengungkapan secara luas (Luthfia 2012). Perusahaan besar mempunyai biaya
informasi yang rendah, kompleksitas dan dasar kepemilikan yang lebih luas
dibanding perusahaan kecil sehingga perusahaan besar cenderung
mengungkapkan informasi yang lebih luas (Rosmasita dalam Suryono dan
Prastiwi, 2011). Ukuran perusahaan sering diukur dengan menggunakan
jumlah karyawan, nilai total aset, volume penjualan, dan penjualan bersih
(Adikara, 2011).
f. Tipe Industri
Tipe industri dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu industri high-
profile dan low-profile. Perusahaan yang termasuk dalam industri yang high-
profile akan memberikan informasi sosial lebih banyak dibandingkan perusahaan
yang low-profile. Hal ini dikarenakan masyarakat umumnya lebih sensitif
terhadap industri high-profile karena kelalaian perusahaan dalam penanganan
proses produksi dan hasil produksi dapat membawa akibat yang fatal bagi
masyarakat sehingga perusahaan lebih sensitif terhadap keinginan konsumen.
33
Sedangkan perusahaan yang low-profile tidak terlalu mendapat sorotan luas dan
lebih ditoleransi masyarakat luas manakala melakukan kesalahan.
Roberts (1992) dalam Hackston dan Milne (1996) mendefinisikan industri
yang high-profile sebagai industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko
politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang tinggi. Preston (1977)
dalam Hackston dan Milne (1996) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki
aktivitas ekonomi yang memodifikasi lingkungan, seperti industri ekstraktif,
lebih mungkin mengungkapkan informasi mengenai dampak lingkungan
dibandingkan industri yang lain.
2. Corporate Governance
Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) mendefinisikan Corporate
Governance dengan pencapaian keberhasilan usaha dan juga cara untuk
memantau kinerja pencapaian sasaran keberhasilan usaha tersebut. Corporate
Governance diperlukan untuk mengurangi permasalahan keagenan antara
pemilik dan manajer (Rustiarini, 2012).
Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Terdapat beberapa prinsip dalam
implementasi good corporate governance (GCG).
Menurut pedoman umum good corporate governance Indonesia, terdapat
lima prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance yaitu
transparency, accountability, responsibility, independency serta fairness. Lima
prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance tersebut yang
34
akan dijabarkan sebagai berikut :
1) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan,
termasuk tentang kegiatan CSR.
2) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
3) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian di dalam
pengelolaan perusahaan dengan prinsip korporasi yang sehat serta peraturan
perundangan yang berlaku.
4) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau
tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara
di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan
perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
Proksi Corporate Governance yang diduga memiliki hubungan dengan
publikasi Sustainability Report:
a. Komite Audit
Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai
penghubung antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta
35
anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan
auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat
terhadap hukum dan regulasi (Jati, 2009 dalam Suryono dan Prastiwi, 2011).
Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-643/BL/2012 disebutkan
bahwa komite audit mengadakan rapat secara berkala paling kurang satu kali
dalam 3 (tiga) bulan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar
efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan corporate
governance perusahaan agar menjadi semakin baik (Suryono dan Prastiwi, 2011).
b. Dewan Komisaris
Menurut Mulyadi (2002) dewan komisaris merupakan wakil dari para
pemegang saham yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang
dilakukan oleh manajemen dan mencegah pengendalian yang terlalu banyak di
tangan manajemen. Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan
apakah manajemen telah memenuhi tanggung jawab mereka dalam
mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern.
Teori Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2006) menyatakan bahwa
semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, semakin mudah untuk
mengendalikan Chief Executives Officer (CEO) dan semakin efektif dalam
memonitor aktivitas manajemen. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung
jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar
mengungkapkannya.
c. Dewan Direksi
36
Dewan direksi/dewan direktur merupakan seseorang yang ditunjuk untuk
memimpin Peseroan Terbatas (PT), dapat berasal dari seseorang yang memiliki
perusahaan tersebut ataupun orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha.
Dewan direksi bertindak sebagai aspek sistem pengendalian dalam suatu
perusahaan, memiliki peran ganda yaitu sebagai monitoring dan pengambil
keputusan (Fama dan Jensen, dalam Dilling, 2009).
Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-
fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus
perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab
secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat
antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi
dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan
good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011).
d. Governance Committee
Suryono (2011) menjelaskan bahwa penciptaan good corporate
governance suatu perusahaan dapat diwujudkan salah satunya melalui
pembentukan dan penunjukkan anggota governance commitee yang kompeten
dan berkualitas. Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa
anggota dewan direksi. Gagasan pembentukan komite ini pada awalnya,
merupakan keharusan bagi perusahaan berdasarkan Undang-Undang Sarbanes-
Oxley 2002 di Amerika Serikat. Tujuan dari governance committee adalah
melakukan pengawasan terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan
atas laporan keuangan. Hidayah (2008) dalam Suryono (2011) menjelaskan
37
bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mendorong
penerapan GCG, antara lain membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance (KNKCG) yang telah mengeluarkan Pedoman GCG dan pada tahun
2004, KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG).
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti hanya mengambil enam variabel
independen yaitu Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi,
Komite Audit, serta Governance Committee. Penelitian ini melanjutkan dari
beberapa penelitian sebelumnya dengan beberapa perubahan dan eliminasi
variable serta menggabungkan peneliti-peneliti Sustainability Report terdahulu
berdasarkan research gap.
2.4 Penelitian Terdahulu
Di luar negeri penelitian mengenai Sustainability Report sudah banyak
dilakukan. Penelitian mengenai sustainabilty report juga mulai berkembang di
Indonesia. Tingginya permintaan tentang publikasi Sustainability Report oleh
stakeholder membuat penelitian mengenai Sustainability Report ini menarik
untuk diteliti, mengingat Sustainability Report merupakan isu yang masih baru
meskipun perkembangannya sudah mulai banyak.
Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi publikasi Sustainability Report. Namun, dalam pengujian tentang
faktor yang mempengaruhi publikasi Sustainability Report menunjukan hasil
38
yang tidak konsisten. Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan publikasi
Sustainability Report yang akan diteliti, antara lain sebagai berikut:
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
1 Dilling(2009)
SustainabilityReporting:What AreTheCharacteristicsOf CorporationsThat ProvideHigh QualitySustainabilityReports.
X1 :Sectors,X2 : Long-TermGrowth,X3 : CorporateGovernance,X4 : FinancialPerformance,X5 : Locations
X3 dan X5TidakberpengaruhterhadapPublikasiSustainabilityReportsedangkan X3,X4, dan X5berpengaruhterhadapPublikasiSustainabilityReport
2 Yu Yi(2010)
Research OnSustainabilityReporting In HongKong
X1 : Firm Size,X2 : Profitabilitas,X3 : LeverageX4 : GrowthOportunities,X5 : Industry
X2, X4 dan X5TidakberpengaruhterhadappublikasiSustainabilityReportsedangkanX1 dan X3berpengaruhpositif terhadappublikasiSustainabilityReport
39
No Nama Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
3 Suryono (2011) PengaruhKarakteristikPerusahaan DancorporateGovernanceTerhadap PraktikpengungkapanSustainabilityReport
X1 : Profitabilitas,X2 : Likuiditas,X3 : LeverageX4 : AktivitasPerusahaan,X5 : UkuranPerusahaanX6 : KomiteAuditX7 : DewanDireksiX8 : GovernanceCommittee
X2, X3, X4, danX8TidakberpengaruhterhadappublikasiSustainabilityReportsedangkanX1, X4, X5 danX6 berpengaruhpositif terhadappublikasiSustainabilityReport
4 Khaula (2012) Pengaruh KinerjaKeuangan, Ukuranperusahaan,Struktur ModalDanCorporateGovernanceTerhadapPublikasiSustainabilityReport
X1 : Profitabilitas,X2 : Likuiditas,X3 : LeverageX4 : AktivitasPerusahaan,X5 : Total AsetX6 : JumlahKaryawanX7 : StrukturModalX8 : KomiteAuditX9 : GovernanceCommittee
X1, X2, X4,X 7 dan X8TidakberpengaruhterhadappublikasiSustainabilityReportX3 berpengaruhnegatif terhadappublikasiSustainabilityReportsedangkanX5, X6, X9 danX10 berpengaruhpositif terhadappublikasiSustainabilityReport
40
No Nama Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
5 Setthasakko-arreya(2013)
Influence FactorsTo DevelopSustainabilityReport : A CaseStudy Of Thailand
X1 : Initiationfrom CompanyChair/ Board ofDirectors/ ParentCompanyX2 : SupportingOrganizationalDesignX3 : AttitudesTowards Socialand EnvironmentalDisclosure
X1, X2, dan X3berpengaruhterhadappublikasiSustainabilityReport
6 Idah(2013)
CorporateGovernance danKarakteristikPerusahaan DalamPengungkapanSustainabilityReport
X1 : DewanKomisaris,X2 : Komite Audit,X3 : DewanDireksiX4 : GovernanceComitteeX5 : ProfitabilitasX6 : LikuiditasX7 : LeverageX8 : AktifitasPerusahaanX9 : UkuranPerusahaan
X1, X2, X6, X7,dan X8TidakberpengaruhterhadappublikasiSustainabilityReportsedangkanX3, X4, X5 danX9 berpengaruhpositif terhadappublikasiSustainabilityReport
7 Shamil, dkk.(2014)
The influence ofboardcharacteristics onsustainabilityreporting
X1 : Board Size,X2 : BoardIndependence,X3 : DualLeadershipX4 : Board withfemale directors,X5 : EthnicallyDiverse Boards
X1 dan X3Berpengaruhpositif terhadappublikasiSustainabilityReportX4 berpengaruhnegatif terhadappublikasiSustainabilityReport
41
2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis
Penelitian ini mengungkapkan beberapa faktor yang diduga berpengaruh
terhadap publikasi Sustainability Report, antara lain: profitabilitas, leverage,
ukuran perusahaan, dewan direksi, komite audit, dan governance committee.
Berdasarkan uraian landasan teoritis, serta untuk pemahaman lebih baik
mengenai variabel-variabel yang diduga mempengaruhi publikasi Sustainability
Report, maka penelitian ini menggunakan model kerangka pemikiran sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Publikasi Sustainability Report
H1 (+)
H2 (-)
H3 (+)
H4 (+)
H5 (+)
H6 (+)
Profitabilitas
Leverage
Ukuran Perusahaan
Corporate Governance
(Ukuran Dewan Direksi)
Corporate Governance
(Ukuran Komite Audit)
Corporate Governance
(Governance Committee)
42
2.6 Pengembangan dan Perumusan Hipotesis
2.6.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Publikasi Sustainability Report
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham
Mahmud dan Halim (2007) dalam Widianto (2011)). Perusahaan yang memiliki
kemampuan kinerja keuangan yang baik, akan memiliki kepercayaan yang tinggi
untuk menginformasikan kepada stakeholder-nya, karena perusahaan mampu
menunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan dapat memenuhi harapan mereka
terutama investor dan kreditor. Akibatnya, perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi akan cenderung untuk melakukan pengungkapan melalui
Sustainability report, karena profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja
yang harus diungkapkan dalam Sustainability report.
Publikasi Sustainability report ini dilakukan dalam rangka
pertanggungjawaban kepada stakeholder untuk mempertahankan dukungan
mereka dan juga untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Selain itu
pengungkapan Sustainability report juga dapat digunakan sebagai media
komunikasi dengan para stakeholder, yang ingin memperoleh keyakinan tentang
bagaimana profit dihasilkan perusahaan. Informasi ini terutama penting bagi
stakeholder selain investor dan kreditor yang biasanya dimotivasi oleh
kepentingan ekonomi atau financial.
Beberapa hasil penelitian yang melihat hubungan atau pengaruh kinerja
keuangan dengan atau terhadap pengungkapan menunjukkan dukungan atas
logika di atas. Dilling (2009) menemukan hubungan positif antara laba dengan
43
pengungkapan Sustainability report. Oleh karena itu, dapat diasumsikan hipotesis
sebagai berikut :
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability
Report.
2.6.2 Pengaruh Leverage terhadap publikasi Sustainability Report
Semakin tinggi tingkat leverage, maka akan ada kecenderungan
perusahaan berusaha untuk melaporkan profitabilitasnya agar tetap tinggi. Hal ini
dikarenakan, tingkat profitabilitas yang tinggi akan mencerminkan kondisi
keuangan perusahaan yang kuat sehingga dapat meyakinkan perusahaan dalam
memperoleh pinjaman dari para stakeholder-nya. Bahkan, semakin tinggi tingkat
leverage semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian
kredit, sehingga akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Para
stakeholder perusahaan, akan lebih percaya dan memilih untuk menginvestasikan
dananya pada perusahaan-perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat
dan baik. Hal ini berarti, manajer perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi
harus mengurangi biaya-biaya (termasuk biaya untuk mengungkapkan laporan
sosial dan lingkungan).
Pengungkapan informasi sosial dan lingkungan dapat dilakukan
perusahaan salah satunya melalui pembuatan sustainability report. Informasi
sosial lingkungan yang diberikan sebenarnya cenderung digunakan sebagai bentuk
respon dari perusahaan atas tekanan, baik dari pemerintah ataupun publik agar
44
mengungkapkan dampak dari aktivitas-aktivitas bisnis yang telah dilakukan
perusahaan (Guthrie dan Parker (1990) dalam Ghozali dan Chariri (2007)).
Menurut Megginson (1997) dalam Widianto (2011) mengatakan leverage
memiliki pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas. Hal ini diakibatkan karena
struktur modal dengan pembiayaan utang, akan memperkecil tingkat profitabilitas
yang dicapai, karena total modal yang relatif tinggi akan membawa biaya, yang
berarti meningkatnya kesulitan keuangan. Sehingga perusahaan mengurangi
pelaporan yang bersifat sukarela seperti halnya Sustainability report, karena
pelaporan itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar serta biaya yang
cukup besar. Oleh karena itu asumsi yang kedua dari penelitian ini yaitu :
H2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap publikasi Sustainability Report.
2.6.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi Sustainability
Report
Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh para
stakeholder. Dalam kondisi demikian perusahaan membutuhkan upaya yang lebih
besar untuk memperoleh legitimasi stakeholder dalam rangka menciptakan
keselarasan nilai-nilai sosial dari kegiatannya dengan norma perilaku yang ada
dalam masyarakat. Oleh karena itu semakin besar perusahaan akan semakin
berkepentingan untuk mengungkap informasi yang lebih luas. Pengungkapan
yang luas ini dimaksudkan untuk, antara lain: mendidik dan menginformasikan
para stakeholder tentang tujuan atau maksud organisasi untuk meningkatkan
kinerjanya; mengubah persepsi organisasi, tanpa mengubah kinerja aktual
45
organisasi; mengalihkan atau memanipulasi perhatian dari isu-isu penting ke isu-
isu lain yang berhubungan; atau mengubah ekspektasi eksternal tentang kinerja
organisasi. Hal-hal tersebut dilakukan dalam rangka menyelaraskan aktivitas
perusahaan dengan norma perilaku dalam sistem sosial masyarakat sebagai suatu
wujud legitimasi perusahaan (Dowling dan Pfeffer (1975) dalam Ghozali dan
Chariri (2007)).
Beberapa penelitian sebelumnya Dilling (2009) dan Suryono (2011)
menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan Sustainability report. Hal ini karena semakin besar ukuran
perusahaan maka semakin besar pula informasi yang terkandung di dalamnya,
sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan praktik pengungkapan
Sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability
Report.
2.6.4 Pengaruh Dewan Direksi Terhadap publikasi Sustainability Report
Keefektifan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat dipengaruhi
oleh bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir. Kinerja dewan yang baik
akan mampu mewujudkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam
penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari
dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi
sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam
mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan
46
direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar
anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good corporate
governance (Suryono dan Prastiwi, 2011). Informasi yang diungkapkan
perusahaan tidak hanya informasi mengenai keuangan, tetapi juga mengenai
kinerja sosial dan lingkungan dalam suatu laporan keberlanjutan (sustainability
reporting). Apabila corporate governance di perusahaan tersebut sudah berjalan
baik, yang tercermin dari seringnya komunikasi dalam rapat dewan, maka akan
semakin besar kemungkinan perusahaan dalam mengungkapkan kinerjanya.
Penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) juga berhasil menemukan bahwa dewan
direksi berpengaruh terhadap praktik pengungkapan Sustainability Report. Oleh
karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H4 : Dewan direksi berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability
Report.
2.6.5 Pengaruh Komite Audit Terhadap publikasi Sustainability Report
Komite audit merupakan salah satu dewan pengawasan dari sistem
corporate governance. Komite audit memiliki peran yang penting dalam
mengkoordinasikan anggota-anggotanya agar dapat menjalankan tugas secara
efektif dalam hal pengawasan laporan keuangan, pengendalian internal, dan
pelaksanaan GCG perusahaan (Luthfia, 2012). Berdasarkan keputusan Bapepam
Nomor Kep-643/BL/2012 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang
ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Semakin berkualitas komite audit, maka
47
mereka akan semakin dapat memahami makna strategis dari pengungkapan
informasi dan apa yang dibutuhkan stakeholder secara luas (Suryono dan
Prastiwi, 2011).
Penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukkan bahwa komite audit
yang diproksikan dengan jumlah rapat berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan Sustainability Report. Merujuk pada teori stakeholder, perusahaan
ingin memenuhi harapan para stakeholder dengan membuat Sustainability Report
yang mendeskripsikan mengenai aktivitas perusahaan dibidang sosial dan
masyarakat sekitar. Oleh karena itu, komite audit dibentuk untuk membantu
manajemen dalam mempublikasikan sustainability report yang sangat dibutuhkan
oleh stakeholder untuk mendapat legitimasi dari masyarakat. Oleh karena itu,
dapat diasumsikan hipotesis sebagai berikut :
H5 : Komite Audit berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability
Report.
2.6.6 Pengaruh Governance Committee Terhadap publikasi Sustainability
Report
Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota
dewan direksi. Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat
diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota
governance committee yang berkompeten dan berkualitas. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dilling (2009), menunjukkan bahwa governance committee
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Luthfia
48
(2012) mengemukakan bahwa adanya prinsip responsibilitas dalam pencapaian
good corporate governance, maka governance committee sebagai komite
penunjang pelaksanaan good corporate governance maka komite ini dapat
merekomendasikan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan melalui
sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H6 : Governance committee berpengaruh positif terhadap publikasi
Sustainability Report.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang
digunakan yaitu laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan industri
pertambang dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013 .Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang
digunakan berasal dari annual report dan sustainability report perusahaan di BEI
dari tahun 2011 sampai dengan 2013. Sumber-sumber data dapat diperoleh di
website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan website resmi perusahaan.
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi
penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Industri Pertambangan yang listed
go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Populasi dalam penelitian
ini sebanyak 44 perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI periode
tahun 2011-2013.
Sampel adalah bagian dari elemen–elemen populasi (Indriantoro dan
Supomo, 2002:115). Teknik pemilihan sampel berdasarkan purposive sampling
dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria
yang ditentukan.
49
50
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan Industri Pertambangan yang listed go public di BEI.
2. Perusahaan Industri Pertambangan yang menerbitkan laporan tahunan di
BEI untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011-2013.
3. Perusahaan Industri Pertambangan yang mempublikasikan Sustainability
Report terpisah dari annual report untuk variable dummy 1.
4. Perusahaan Industri Pertambangan yang menampilkan data secara lengkap
untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan Corporate
Governance terhadap publikasi Sustainability Report.
Tabel 3.1 Prosedur Penentuan Sampel penelitian
Identifikasi perusahaan Jumlah
Jumlah Perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di
BEI periode tahun 2011-2013
44
Jumlah Perusahaan yang tidak menerbitkan annual report
berturut-turut di BEI
(15)
Jumlah perusahaan yang tidak menampilkan data lengkap (12)
Jumlah sampel perusahaan industry pertambangan yang dapat
dianalisis dalam penelitian ini.
17
Tahun pengamatan (tahun) 3
Jumlah sampel total dalam penelitian (unit analisis) 51
Sumber : data sekunder yang diolah, 2014
51
3.3. Variabel Dependen
3.3.1. Sustainability Report
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik pengungkapan
Sustainability report oleh suatu perusahaan. Sustainability report merupakan
laporan yang berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas sosial
dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal
dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan
pembangunan berkelanjutan (GRI, 2006).
Sustainability report juga digunakan oleh institusi pemerintah misalnya
dari pihak kementerian lingkungan untuk membuat penilaian atas kinerja
perusahaan terhadap lingkungan dalam setiap pelaporan organisasi.Seperti halnya
di Indonesia, peraturan dalam pengungkapan CSR dapat ditemukan dalam aturan
yang dikeluarkan oleh Bapepam dan Undang-undang nomor 40/2007 tentang
Perseroan Terbatas.Pengungkapan laporan keberlanjutan dalam aturan yang telah
ditetapkan berupa laporan yang berdiri sendiri, meskipun masih banyaknya
pengimplementasian CSR yang diungkapkan bersamaan dengan laporan tahunan
suatu perusahaan (Widianto, 2011). Variabel ini diukur dengan menggunakan
variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan publikasi
Sustainability report dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan publikasi
Sustainability report.
52
3.4. Variabel Independen
3.4.1. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham
(Mahmudah dan Abdul Halim dalam Almilia, 2007). Profitabilitas dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) :
ROA = EBITTotal Aktiva3.4.2. Leverage
Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang jika suatu perusahaan
dilikuidasi. Rasio leverage menggambarkan kontribusi pemilik (pemodal atau
pemegang saham) dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor.
Penelitian ini menggunakan rasio Debt Equity Ratio (DER) untuk mengukur
leverage :
(DER) = Total utangTotal Ekuitas3.4.3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditentukan dari jumlah karyawan, total aktiva, total penjualan, atau peringkat
indeks (Hackston dan Milne (1996) dalam Ratnasari (2011)). Dalam penelitian
ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ukuran perusahaan adalah
53
nilai log of total asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan karena
ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang tampak
dalam nilai total asset perusahaan pada neraca akhir tahun.
= log3.4.4. Dewan Direksi
Realisasi perencanaan tertulis yang jelas mengenai tanggung jawab
perusahaan dapat dipublikasikan melalui Sustainability report. Sustainability
report merupakan laporan yang lebih menunjukkan keseriusan perusahaan untuk
membuktikan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan dikarenakan terpisah
dari annual report. Selain itu dewan direksi merupakan salah satu komponen
dalam mewujudkan GCG sehingga dewan direksi perlu mempublikasikan
informasi mengenai tanggung jawab sesuai dengan salah satu prinsip GCG yaitu
accountability. Variabel Dewan Direksi diukur dengan melihat frekuensi rapat
selama periode 1 tahun, dapat dilihat dalam laporan tahunan. Semakin tinggi
frekuensi rapat antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya
komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk
mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011)
3.4.5. Komite Audit
Menurut Jati (dalam Suryono, 2011), komite audit merupakan komite
yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan
54
audit eksternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas
untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan
tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi. Variabel ini diukur
dengan melihat frekuensi rapat antara anggota komite audit. Frekuensi rapat
akan mencerminkan keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara anggota
komite audit untuk mewujudkan good corporate governance.
3.4.6. Governance Committee
Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota
dewan direksi (Willey dalam Luthfia, 2012). Komite ini bertugas untuk
mengembangkan dan merekomendasi kepada dewan, pedoman dalam
pelaksanaan dan etika corporate governance. Governance Committee diukur
dengan variabel dummy, yaitu nilai 1 untuk perusahaan yang sudah membentuk
governance committee, dan 0 untuk perusahaan belum membentuk governance
committee.
Ringkasan variabel dan pengukuran masing-masing variabel dijelaskan
dalam tabel sebagai berikut:
55
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
No NamaVariabel
DefinisiOperasional
Pengukuran Variabel SkalaData
1. Dependen:
Publikasi
Sustainability
Report
Laporan mengenai
dampak ekonomi,
lingkungan, dan
sosial yang disajikan
terpisah dari laporan
keuangan dan
laporan tahunan.
Nilai 1 untuk
perusahaan yang
mempublikasikan
sustainability report
dan 0 untuk perusahaan
yang tidak
mempublikasikan
sustainability report.
Ya=1
Tidak=0
Nominal
2. Leverage Rasio yang mengukur
kemampuan
perusahaan dalam
memenuhi kewajiban
jangka panjang
(DER) = Total utangTotal Ekuitas Rasio
3. Ukuran
Perusahaan
Ukuran perusahaan
merupakan ukuran
mengenai besar
kecilnya suatu
perusahaan.
Nilai log of total asset
yang dimiliki oleh
masing-masing
perusahaan
Rasio
4. Dewan
Direksi
Dewan direksi
merupakan
bagian perseroan
yang bertanggung
jawab penuh
terhadap
kepengurusan
perseroan untuk
Frekuensi rapat
dewan direksi
Rasio
56
No NamaVariabel
DefinisiOperasional
Pengukuran Variabel SkalaData
kepentingan dan
tujuan perseroan
serta mewakili
perseroan baik di
dalam maupun di
luar pengadilan,
sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan
5. Komite Audit komite audit
merupakan
komite yang ditunjuk
oleh perusahaan
sebagai penghubung
antara dewan direksi
dan audit eksternal,
internal auditor serta
anggota independen,
yang memiliki tugas
untuk memberikan
pengawasan auditor,
memastikan
manajemen
melakukan tindakan
korektif
yang tepat terhadap
hukum dan regulasi
Frekuensi rapat
komite audit
Rasio
57
No NamaVariabel
DefinisiOperasional
Pengukuran Variabel SkalaData
6. Governance
Committee
Komite yang terdiri
dari
beberapa anggota
dewan direksi
Ya=1
Tidak=0
Nominal
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder yaitu
annual report dan sustainability report perusahaan tahun 2011-2013 yang
diterbitkan di BEI. Selain itu juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal, karya
ilmiah, artikel, dan berbagai buku referensi sebagai sumber data dan acuan dalam
penelitian ini. Data penunjang lainnya diperoleh melalui website masing-masing
perusahaan.
3.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis
suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini,
analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian
sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik
(logistic regression) dengan bantuan SPSS 21. Dalam analisis regresi logistik,
tidak memerlukan uji asumsi klasik (Ghozali, 2011). Regresi logistik dipilih
58
karena dalam penelitian ini variabel bebas merupakan campuran antara variable
metric dan non-metric, dan variabel terikat merupakan variable dichotomous
yaitu bersifat dummy (mempublikasikan Sustainability report atau tidak
mempublikasikan Sustainability report).
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif mempunyai tujuan untuk mengetahui
gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel
statistik deskriptif menunjukkan nilai mean, nilai minimal dan maksimal
serta standar deviasi semua variabel tersebut. Nilai minimum digunakan
untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan. Nilai maksimum
digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean
digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi
digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi
dari rata-rata serta untuk mengidentifikasi dengan standar ukuran dari setiap
variabel.
Governance committee dan sustainability report tidak diikutsertakan
dalam perhitungan descriptive statistics karena variabel-variabel tersebut
memiliki skala nominal. Skala nominal merupakan skala pengukuran kategori
atau kelompok. Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa
nilai intrinsic. Oleh karena itu, tidak tepat apabila menghitung nilai rata-rata
(mean) dan standar deviasi dari variabel tersebut (Ghozali, 2011). Jadi, uji
statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah uji statistik yang
mendasarkan counting, seperti modus dan frekuensi
59
3.6.2. Regresi Logistik
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh karakteristik
perusahaan (profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan) dan corporate
governance (dewan direksi, komite audit, governance committee) terhadap
publikasi sustainability report. Alat analisis regresi yang digunakan jika variabel
terikat merupakan skala nominal adalah regresi logistik. Regresi logistik tidak
memerlukan uji normalitas, heteroskedasitas, dan uji asumsi klasik pada
variabel dependent-nya (Ghozali, 2011). Regresi logistik dipilih karena
penelitian ini memiliki variabel dependent yang dichotomous (Subramaniam
dalam Suryono, 2011) dan variabel independen yang bersifat kombinasi antara
metric dan non metric (nominal).
Variabel dependen atau variabel terikat yang digunakan dalam model
merupakan variabel dichotomous, karena perusahaan diklasifikasikan sebagai
peusahaan yang mempublikasikan sustainability report atau tidak
mempublikasikan sustainability report. Variabel independen atau veriabel bebas
yang digunakan dalam penelitian ini yang bersifat metrik adalah tingkat
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan serta frekuensi rapat antara anggota
dewan direksi, dan frekuensi rapat antara anggota komite audit. Variabel
independen atau variabel bebeas yang digunakan dalam penelitian ini yang
bersifat non-metric adalah ada tidaknya pembentukan governance committee
yang juga merupakan variabel dichotomous (perusahaan membentuk governance
committee dan perusahaan tidak membentuk governance committee).
60
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang
telah ada sebelumnya, maka model persamaan regresi logistik yang diajukan
dalam penelitian ini, yaitu :
Logit (KODE) = α + β1 (ROA) - β2 (DER) + β3 (LNTA)+ β4 (DD) +
β5 (KA) + β6 (GC)
Keterangan:
Logit (KODE) = Variabel dummy, kategori perusahaan apakah membuat
Sustainability report (nilai 1) dan yang tidak (nilai 0).
a = Konstanta
ROA = Profitabilitas yang diproksikan melalui perhitungan ROA.
DER = Leverage yang diproksikan melalui perhitungan DER.
LNTA = Total asset yang diproksikan melalui log total asset.
DD = Dewan direksi yang diproksikan melalui frekuensi rapat Dewan Direksi.
KA = Komite Audit yang diproksikan melalui frekuensi rapat Komite Audit.
GC = Variabel dummy, keberadaan governance committee
(nilai 1 untuk perusahaan yang memiliki dan nilai 0 untuk yang
tidak memiliki governance committee/komite GCG).
Hasil output SPSS yang diperoleh, akan dilakukan analisis pengujian
model regresi logistik melalui beberapa tahapan. Tahapan - tahapan tersebut :
1. Menilai Model Regresi
Regresi logistik merupakan regresi yang telah mengalami
modifikasi, sehingga karakteristik yang ada juga tidak sama lagi dengan
61
model regresi sederhana atau berganda. Oleh karena itu, penentuan
signifikansi juga berbeda dengan regresi berganda, yaitu kesesuaian model
(goodness of fit) dengan dilihat dari R2 ataupun F test. Penilaian model
regresi logistik dilihat dengan pengujian Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test. Pengujian ini dilakukan untuk melakukan penilaian
mengenai model yang dihipotesiskan agar data empiris sesuai atau
cocok dengan model. Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit
Test statistic sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol
ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara model dengan
observasinya. Dengan demikian, model Goodnes Fit tidak baik, karena
model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik
Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka
hipotesis nol tidak dapat ditolak yang berarti model mampu memprediksi
nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok
dengan data observasinya (Ghozali, 2011). Hipotesis tersebut dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Ho = Model yang dihipotesiskan fit dengan data.
H1 = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.
2. Menilai Overall Model Fit
Menilai keseluruhan model (overall model fit) dengan
menggunakan Log Likehood value (nilai –2LL), yaitu dengan cara
membandingkan antara nilai -2LL pada awal (block number=0), model
ini hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2LL. Pada bagian
62
selanjutnya yaitu Block Number=1, model memasukkan konstanta dan
variabel independent. Kesimpulannya bila nilai -2LL Block Number=0
> dari pada nilai Block Number=1, maka menunjukkan model regresi
yang baik. Log likehood pada regresi logistik, mirip dengan pengertian
“Sum of Square Error” pada model regresi, hal ini mengindikasikan
penurunan nilai log likehood menunjukkan model yang semakin baik
atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data..
3. Menguji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua
variabel bebas yang dimasukkan dalam model mampu memberikan peran
variabel terikat. Menurut Metallia (Suryono, 2011) menyatakan
bahwa koefisien regresi ditentukan sebagai analisis pengujian hipotesis
dengan beberapa kriteria, yaitu:
a. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan sebesar 5%, maka ada
peluang sekitar 95% yakin bahwa keputusannya tepat. Pada tingkat
signifikansi (α) sebesar 5 % hipotesis diterima, berarti hipotesis
memiliki probabilitas kesalahan 5% (0,05).
b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada nilai p-
value:
1) Jika p-value lebih besar daripada (α) maka hipotesis
ditolak, hal tersebut berarti variabel tersebut tidak
berpengaruh terhadap publikasi sustainability report oleh
perusahaan.
63
2) Jika p-value lebih kecil daripada (α) maka dapat disimpulkan
hipotesis diterima yang berarti variabel tersebut
berpengaruh terhadap publikasi sustainability report oleh
suatu perusahaan.
90
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan variabel profitabilitas
berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report artinya
perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan mendorong para
manajer melakukan publikasi informasi yang lebih untuk meyakinkan
investor dan kreditor terhadap profitabilitas perusahaan termasuk
publikasi sustainability report.
2. Hasil pengujian hipotesis kedua dengan variabel leverage tidak
berpengaruh negative terhadap publikasi sustainability report. Tidak
adanya pengaruh Leverage terahadap publikasi Sustainability Report
kemungkinan disebabkan perusahaan yang memiliki leverage tinggi
cenderung akan mengurangi biaya-biaya pelaporan sukarela termasuk
biaya mempublikasikan sustainability report.
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga, Ukuran Perusahaan berpengaruh positif
terhadap publikasi Sustainability Report artinya semakin besar suatu
perusahaan, maka akan semakin mendapat perhatian dari para
stakeholder. Dalam hal tersebut, perusahaan berupaya untuk
90
91
mendapatkan legitimasi dari para stakeholder dengan mengungkapakan
informasi yang lebih, baik bersifat wajib maupun sukarela.
4. Hasil pengujian hipotesis keempat, dewan direksi tidak berpengaruh
positif terhadap publikasi sustainanbility report. Tidak adanya pengaruh
dewan direksi terhadap publikasi sustainability report diindikasikan
disebabkan frekuensi rapat antara anggota dewan direksi tidak
mencerminkan adanya komunikasi yang baik dalam hal keterbukaan
informasi mengenai sustainability report. Indikasi yang kedua, pihak
manajemen (direksi) lebih mementingkan kepentingan pemegang saham
daripada tujuan perusahaan yang berdampak tidak maksimalnya
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.
5. Hasil pengujian hipotesis kelima, komite audit tidak berpengaruh positif
terhadap publikasi sustainability report. Tidak adanya pengaruh komite
audit terhadap publikasi sustainabilitiy report diindikasikan disebabkan
dalam setiap pertemuan rapatnya komite audit lebih fokus hanya pada
kualitas laporan keuangan daripada sustainability report yang masih
bersifat voluntary.
6. Hasil pengujian hipotesis keenam, governance committee berpengaruh
positif terhadap publikasi sustainability report artinya governance
committee dapat memberikan rekomendasi berupa inisiatif untuk
melakukan pengungkapan sosial lingkungan yang lebih dalam
mewujudkan salah satu prinsip good corporate governance yaitu
transparency.
92
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah
Evaluasi efektifitas pelaksanaan Undang-Undang No 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, dimana selain perusahaan harus melakukan
tanggung jawab sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas aktivitas
perusahaan, tetapi perusahaan juga harus membuat dan mempublikasikan
atau mengungkapkan laporan keberlanjutan (sustainability report).
2. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Melakukan pelatihan atau seminar bagi para direksi perusahaan karena
sustainability report pada saat sekarang ini menempati posisi yang sama
pentingnya juga dengan pengungkapan informasi seperti yang
diungkapkan dalam laporan keuangan.
3. Akademisi
Peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan kualitas isi pengungkapan
dari publikasi sustainability report sesuai standar pelaporan keberlanjutan
atau pedoman Global Reporting Initiatives (GRI). Selain itu sebaiknya
menggunakan pengukuran yang berbeda sebagai proksi dari variabel atau
mempertimbangkan faktor ekonomi, seperti tingkat inflasi, tingkat bunga,
atau perubahan kurs untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik.
93
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Gita Nuurismaila. 2008. Pengungkapan Sustainability Report Tahun 2006pada Enam Perusahaan di Industri Pertambangan. Skripsi. Bogor:Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.repository.ipb.ac.id. Diakses tanggal 03 Desember 2014.
Alwi,Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta : BalaiPustaka
Anke, Fri Medistya. 2009. “ Analisis Penerapan Sustainability ReportBerdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) pada PT Semen Gresik(Persero), Tbk”. Diakses tanggal 03 November 2014.
Almilia, Luciana dan Ikka Retrinasari. 2007. “Analisis Pengaruh KarakteristikPerusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam LaporanTahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, ProceedingSeminar Nasional FE Universitas Trisakti Jakarta. 9 Juni 2007.
Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. Faktor-faktor yang MempengaruhiPrediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi Bursa Efek Jakarta.Proceeding Seminar Nasional manajemen SMART.Universitas Kristen Maranatha Bandung. 3 Maret 2007. (Online) atjournal.uii.ac.id. Diakses tanggal 03 November 2014.
Almilia, Luciana Spica. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PengungkapanSukarela Internet Financial and Sustainability Reporting. Dalam JurnalAkuntansi dan Auditing Indonesia Vol. 12 No. 2 Desember 2008. STIEPerbanas Surabaya. Surabaya. On line at journal.uii.ac.id. Diakses tanggal03 November 2014.
Adikara, Yoga Nata. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan TerhadapPengungkapan Tanggungjawab Sosial Dalam Laporan TahunanPerusahaan Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi Akuntansi. UNDIP
Adimulya. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusionaldan Kepemilikan Asing terhadap Praktik Pengungkapan SustainabilityReport Perusahaan-perusahaan yang Listed (Go-Public) di BEI. SkripsiS1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas DiponegoroSemarang.
Admin KeuLSM, “Ekonomi & Lingkungan: Tentang Sustainability Reporting”,http://keuanganlsm.com/article/umum/tentang-sustainabilityreporting/. 6Mei 2013. Diakses tanggal 3 November 2014
94
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Peraturan Bapepeam-LKNo.IX.I.5 dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-643/BL/20012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan KerjaKomite Audit.
BangkaPos.com. 2012. 70 persen Kerusakan Lingkungan akibat Sektor Tambang.Jumat, 28 September 2012. http://bangka.tribunnews.com/2012/09/28/70-persen-kerusakan-lingkungan-akibat-tambang. Diakses tanggal 3November 2014
Bary, Xavier. 2013 “Mengapa Bisnis Perlu Menerapkan Sustainability”, Diambildari www.pa-international.org/pa.../Article%20Sustainability%20(BHS).doc. Diaksestanggal 3 November 2014
Belkaoui, A. and Karpik, P.G. (1989), “Determinants Of The Corporate DecisionTo Disclose Social Information”, Accounting, Auditing & AccountabilityJournal, Vol. 2 No. 1, pp. 36-51.
Brigham dan Houston, “Fundamentals of Financial Management, Dasar-dasarManajemen Keuangan”, Buku 1 Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Chariri, A dan Nugroho, Firman Aji, “Retorika dalam Pelaporan CSR: AnalisisSemiotik Atas Sustainability Reporting PT. Aneka Tambang Tbk”
Dilling, “Sustainability Reporting In A Global Context: What Are TheCharacteristics Of Corporatons That Provide High Quality SustainabilityReports- An Empirical Analysis”, dalam International Business &Economics Research Journal. Vol.9, No.1., New York Institute ofTechnology, Canada, 2009.
Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. Australia: McGraw-Hill.
Edward. 2011. Curhat Sang Menteri: Dari Lingkungan Rusak Hingga CSR yangDisembunyikan. On line at news.bisnis.com. Diakses tanggal 3 November2014
Elkington, John. (1998). Cannibals with Forks, The Triple Bottom Line ofTwentieth Century Business. Capstone, Oxford. Dalamhttp://books.google.com. Diakses pada tanggal 4 Desember 2014.
Ghozali Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19”,Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
95
Ghozali Imam, dan A Chariri.2007.“Teori Akuntansi”. Badan Penerbit UniversitasDiponegoro, Semarang.
Global Report Initiative, “Sustainability Reporting Guideliness, Version 3.0”,Netherland, 2006.
GRI 2009B. 2009. Briefing paper : Sustainability Reporting 10 Years on. Dalamhttp://www.globalreporting.org. Diakses pada tanggal 3 November 2014.
Gray, R.H., Kouhy, R., and Lavers, S. 1995a. Corporate Social andEnvironmental Reporting: A Review of the Litertaure and a LongitudinalStudy of UK Disclosore. Accounting, Auditing, andAccountabilityJournal, Vol. 8 No. 2, pp. 47-77.
Hackston, David and Markus J. Milne, 1996. “Some Determinants of Social anEnvironmental Disclosure in New Zealand Companies”, Accounting,Auditing and Accountability Journal, Vol. 9 No. 1, p. 77-100.
Hidayah, Erna. 2008. “Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadapHubungan Antara Penerapan Corporate Governance dengan KinerjaPerusahaan di BEJ”. dalam Jurnal Akuntansi. Vol.12,No.1,Juni2008:5364.
Idah. 2013. “ Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan dalampengungkapan Sustainability Reporting”. Dalam Acoountig AnalysisJournal Vol.2, No. 3, Juni:2013.
Indriantoro, dan Supomo, 2002.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi danManajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Jalal. 2007. Tentang Laporan Keberlanjutan Perusahaan, Lingkar Studi CSR.Jakarta, on line at www.csrindonesia.com. Diakses tanggal 3 November2014
Kabar24.com. 2012. 5 Raksasa Tambang Rusak sungai Indonesia. Senin, 28 Mei2012.http://www.kabar24.com/nasional/read/20120528/9/38122/5-raksasa-tambang-rusak-sungai-indonesia. Diakses tanggal 3 November 2014
Kamil, Ahmad dan Herusetya, Antonius, “Pengaruh Karakteristik Perusahaanterhadap Luas Pengungkapan Kegiatan CSR”, Media Riset Akuntansi,Vol.2, No.1. Februari 2012.
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Raja GrafindoPersada
96
______. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Komite Nasional Kebijakan Governance.2006. Pedoman Umum Good CorporateGovernance. Jakarta: KNKG.
Lasmaria. 2013. Pengaruh Stakeholder Enggagement terhadap PengungkapanSustainability Report Perusahaan-perusahaan yang Listed (Go-Public) diBEI. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UniversitasDiponegoro Semarang.
Luthfia, Khaula. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan,Struktur Modal, dan Corporate Governance terhadap PublikasiSustainability Report Perusahaan-perusahaan yang Listed (Go-Public) diBEI. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UniversitasDiponegoro Semarang.
Marwata. 2001. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan KualitasUngkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik diIndonesia. Siposium Nasional Akuntansi IV.
Meek, Gary K., Clare B. Robert, dan Sidney J. Gray, 1995. Factors InfluencingVoluntary Annual Report Disclosures by U. S., U. K., and ContinentalEuropean Multinational Corporations. Journal of International BusinessStudies, Vol. 26, Third Quarter, h:555-572.
Mirfazli, Edwin dan Nurdiono. 2007. “Evaluasi Pengungkapan InformasiPertanggungjawaban Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan dalamKelompok Aneka Industri yang Go Publik di BEJ”. Jurnal Akuntansi danKeuangan. Vol.12, No.1, Januari 2007.
Mongabay.co.id. 2014. Limbah Tambang Rusak Lingkungan, Warga DesakPemkot Samarinda. Senin, 24 Februari 2014.http://www.mongabay.co.id/2014/02/24/limbah-tambang-rusak-lingkungan-warga-desak-pemkot-samarinda/. Diakses 3 November 2014
Mulyadi. 2002. Auditing: Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat.
Munawir. 2005. Analisa laporan keuangan. Liberty, Yogyakarta.
NCSR. 2014. Sustainabiliity Reports by Company. http://isra.ncsr-id.org/category/sustainability-reports/by-company/ Diakses tanggal 3November 2014
Organization for Economic Co-operation and Development. 2004. OECDPrinciples of Corporate Governance. Paris: OECD Publication Service.
97
Purwanto,Agus, “Pengaruh tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,terhadap CSR. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol 8 No.1, November 2011
Puspitaningrum. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadappengungkapan internet financial and Sustainability Reporting (IFSR).Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unibraw.
Ratnasari, Yunita. 2011. Pengaruh Corporate Governance terhadap LuasPengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di DalamSustainability Report. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas EkonomiUniversitas Diponegoro Semarang.
Rosmasita, Hardhina. 2007.“Faktor-Faktor yang mempengaruhi PengungkapanSosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur di BEJ“. SkripsiS1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas IslamIndonesia.Yogyakarta.
Rustiarini, Ni Wayan. 2012. Komite Audit dan Kualitas Audit: KajianBerdasarkan Karakteristik, Kompetensi, dan Aktivitas Komite Audit.Jurnal Universitas Mahasaraswati Denpasar
Sembiring, E. R. 2005.Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan TanggungJawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di BursaEfek Jakarta. Dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15–16September 2005.
Setthasakko -arreya, Napphasom dan Watchaneeporn. 2013. Influence Factors toDevelop Sustainability Report: A Case Study of Thailand. Proceedings of8th Annual London Business Research Conference Imperial College,London, UK, 8 - 9 July, 2013
Suryono, Hari dan Andri Prastiwi. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaandan Corporate Governnce Terhadap Praktik Pengungkapan SustainabilityReport. Dalam Simposium Nasional Akuntansi XIV. Banda Aceh, 21-22Juli 2011.
Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007(http://www.bapepam.go.id/reksadana/files/regulasi/UU%2040%20200720Perseroan%20Terbatas.pdf) Diakses 3 November 2014.
Utama. 2006. Praktek Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan diIndonesia. Dalam Simposium Nasional Akuntansi 3.
98
Widianto, Hari Suryono, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage,Aktivitas, Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance TerhadapPraktik Pengungkapan Sustainability Report”, 2011.
Wijayanti, Valentina. 2011. “Pengaruh Dewan Direksi, Komisaris Independen danStruktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab SosialPerusahaan (CSR Disclosure)”, http://www.lib.stekpi.ac.id. Diakses 4Desember 2014.
Wahyuningtyas dan Nughrahanti, “Pengaruh Mekanisme Corporate Governanceterhadap Pengungkapan CSR”, 2012.
World Business Council for Sustainable Development (WBCSD). 2005.Corporate Social Responsibility.http://www.wbcsd.org/Pages/eNews/eNewsDetails.aspx?ID Diakses 3November 2014.
Yu Yi, Tang Fuk dan Chan Ka. 2010. Research on Sustainability Reporting inHongkong. Hongkong Baptist University.
99
LAMPIRAN 1
PEDOMAN DOKUMENTASI
Nama Perusahaan :
Kode Perusahaan :
Sektor Industri :
Tanggal Listing :
Publikasi Sustainability Report: YA TIDAK
NODATA
ANNUAL REPORT
TAHUN
2011 2012 2013
1 Profitabilitas
ROA
EBIT
Total aktiva
2 Leverage
DER
Total Kewajiban
Total Ekuitas
3 Ukuran Perusahaan
Total Aset
4 Dewan Direksi
Frekuensi Rapat
Dewan Direksi
100
NODATA
ANNUAL REPORT
TAHUN
2011 2012 2013
5 Komite Audit
Frekuensi Rapat
Komite Audit
6 Governance Committee
YA
TIDAK
Keterangan :
ROA : Return On Assets
EBIT : Earnings Before Interst and Tax
DER : Debt to Equity Ratio
101
LAMPIRAN 2
Daftar Perusahaan Industri Pertambangan yang Terdaftar di BEI
NO NAMA KODE Sektor IndustriTanggalListing
1 Adaro Energy Tbk ADRO Pertambangan Batubara 16/07/08
2 Aneka Tambang (Persero)
Tbk
ANTM Pertambangan
Logam&Mineral
27/11/97
3 Atlas Resources tbk ARII Pertambangan Batubara 08/11/11
4 ATPK Resources Tbk ATPK Pertambangan Batubara 17/04/02
5 Baramulti Suksessarana
Tbk
BSSR Pertambangan Batubara 08/11/12
6 Bayan Resources Tbk BYAN Pertambangan Batubara 12/08/08
7 Benakat Integra Tbk BIPI Pertambangan
Minyak&Gas Bumi
11/02/10
8 Berau Coal Energy Tbk BRAU Pertambangan Batubara 19/08/10
9 Borneo Lumbung Energi
& Metal Tbk
BORN Pertambangan Batubara 26/11/10
10 Bumi Resources Tbk BUMI Pertambangan Batubara 30/07/90
11 Central Omega Resources
Tbk
DKFT Pertambangan
Logam&Mineral
21/11/97
12 Cita Mineral Investindo
Tbk
CITA Pertambangan
Logam&Mineral
20/03/02
13 Citatah Tbk CTTH Pertambangan Batu-
batuan
07/03/96
14 Citra Kebun Raya Agri
Tbk
CKRA Pertambangan
Logam&Mineral
19/05/99
15 Darma Henwa Tbk DEWA Pertambangan Batubara 26/09/07
16 Delta Dunia Makmur Tbk DOID Pertambangan Batubara 15/06/01
17 Elnusa Tbk ELSA Pertambangan 06/02/08
102
NO NAMA KODE Sektor IndustriTanggalListing
Minyak&Gas Bumi
18 Energi Mega Persada Tbk ENRG Pertambangan
Minyak&Gas Bumi
07/06/04
19 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO Pertambangan Batubara 09/07/09
20 Golden Eagle Energy Tbk SMMT Pertambangan Batubara 29/02/00
21 Golden Energy Mines Tbk GEMS Pertambangan Batubara 17/11/11
22 Harum Energy Tbk HRUM Pertambangan Batubara 06/10/10
23 Indo Tambangraya Megah
Tbk
ITMG Pertambangan Batubara 18/12/07
24 Indo Setu Batubara
Resources Tbk
CPDW Pertambangan Batubara 20/06/11
25 J Resources Asia Pasific
Tbk
PSAB Pertambangan
Logam&Mineral
01/12/07
26 Medco Energi
International Tbk
MEDC Pertambangan
Minyak&Gas Bumi
12/10/94
27 Mitra Investindo Tbk MITI Pertambangan Batu-
batuan
16/07/97
28 Mitrabara Adiperdana Tbk MBAP Pertambangan Batubara 10/07/14
29 Perdana Karya Perkasa PKPK Pertambangan Batubara 11/07/07
30 Petrosea Tbk PTRO Pertambangan Batubara 21/05/90
31 Radiant Utama Interinsco
Tbk
RUIS Pertambangan
Minyak&Gas Bumi
12/07/06
32 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI Pertambangan
Minyak&Gas Bumi
30/04/03
33 Resource Alam Indonesia
Tbk
KKGI Pertambangan Batubara 01/07/91
34 Samindo Resources Tbk MYOH Pertambangan Batubara 27/07/00
35 SMR Utama Tbk SMRU Pertambangan 10/10/11
103
NO NAMA KODE Sektor IndustriTanggalListing
Logam&Mineral
36 Surya Esa Perkasa Tbk ESSA Pertambangan
Minyak&Gas Bumi
01/02/12
37 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk
PTBA Pertambangan Batubara 23/12/02
38 Timah (Persero) Tbk TINS Pertambangan
Logam&Mineral
19/10/95
39 Toba Bara Sejahtra Tbk TOBA Pertambangan Batubara 06/12/12
40 Vale Indonesia Tbk INCO Pertambangan
Logam&Mineral
16/05/90
41 Exploitasi energi
Indonesia Tbk
CNKO Pertambangan Batu-
batuan
20/11/01
42 Sigmagold Inti Perkasa
Tbk
TMPI Pertambangan
Logam&Mineral
26/11/95
43 Sugih Energy Tbk SUGI Pertambangan
Minyak&Gas Bumi
19/06/02
44 Apexindo Pratama Duta
Tbk
APEX Pertambangan
Minyak&Gas Bumi
07/10/02
104
LAMPIRAN 3
Daftar Perusahaan yang Tidak Terpakai Sebagai Sampel
NO NAMA KODE
Tidak
mempublikasikan
Sustainability
Report
Tidak menerbitkan Annual
Report berturut-turut
Annual Report
kurang lengkap
atau tidak dapat
dianalisis2011 2012 2013
1 Apexindo Pratama Duta Tbk APEX v v
2 Atlas Resources tbk ARII v v
3 ATPK Resources Tbk ATPK v v
4 Baramulti Suksessarana Tbk BSSR v v
5 Benakat Integra Tbk BIPI v v
6 Borneo Lumbung Energi & BORN v v
105
NO NAMA KODE
Tidak
mempublikasikan
Sustainability
Report
Tidak menerbitkan Annual
Report berturut-turut
Annual Report
kurang lengkap
atau tidak dapat
dianalisis2011 2012 2013
Metal Tbk
7 Cita Mineral Investindo Tbk CITA v v
8 Citra Kebun Raya Agri Tbk CKRA v v
9 Delta Dunia Makmur Tbk DOID v v
10 Exploitasi Energi Indonesia
TbkCNKO v v
11 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO v v
12 Golden Eagle Energy Tbk SMMT v v
13 Golden Energy Mines Tbk GEMS v v
14 Harum Energy Tbk HRUM v v
106
NO NAMA KODE
Tidak
mempublikasikan
Sustainability
Report
Tidak menerbitkan Annual
Report berturut-turut
Annual Report
kurang lengkap
atau tidak dapat
dianalisis2011 2012 2013
15 J Resources Asia Pasific Tbk PSAB v v
16 Mitra Investindo Tbk MITI v v
17 Mitrabara Adiperdana Tbk MBAP v v v v
18 Perdana Karya Perkasa PKPK v v
19 Radiant Utama Interinsco
TbkRUIS v v v v
20 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI v v
21 Resource Alam Indonesia
TbkKKGI v v
22 Samindo Resources Tbk MYOH v v
107
NO NAMA KODE
Tidak
mempublikasikan
Sustainability
Report
Tidak menerbitkan Annual
Report berturut-turut
Annual Report
kurang lengkap
atau tidak dapat
dianalisis2011 2012 2013
23 Sigmagold Inti Perkasa Tbk TMPI v v v
24 SMR Utama Tbk SMRU v v
25 Sugih Energy Tbk SUGI v v
26 Surya Esa Perkasa Tbk ESSA v v
27 Toba Bara Sejahtra Tbk TOBA v v
Jumlah 27 7 5 3 17
108
LAMPIRAN 4
PERUSAHAAN SAMPEL
(Perusahaan Industri Pertambangan yang Listed di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2013)
NO NAMA PERUSAHAAN KODE
1 Adaro Energy Tbk ADRO
2 Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM
3 Bayan Resources Tbk BYAN
4 Berau Coal Energy Tbk BRAU
5 Bumi Resources Tbk BUMI
6 Central Omega Resources Tbk DKFT
7 Citatah Tbk CTTH
8 Darma Henwa Tbk DEWA
9 Elnusa Tbk ELSA
10 Energi Mega Persada Tbk ENRG
11 Perdana Karya Perkasa PKPK
12 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG
13 Medco Energi International Tbk MEDC
14 Petrosea Tbk PTRO
15 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA
16 Timah (Persero) Tbk TINS
17 Vale Indonesia Tbk INCO
109
LAMPIRAN 5
DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL BESERTA ANNUAL REPORT DAN SUSTAINABILITY REPORT
NoKode
PerusahaanTahun
Perusahaan yang mempublikasikan AnnualReport di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan yang mempublikasikanSustainabilityReport
1 ADRO 2011 V V
2 ANTM 2011 V V
3 BYAN 2011 V -
4 BRAU 2011 V -
5 BUMI 2011 V -
6 DKFT 2011 V -
7 CTTH 2011 V -
8 DEWA 2011 V -
9 ELSA 2011 V -
10 ENRG 2011 V -
11 PKPK 2011 V -
12 ITMG 2011 V V
13 MEDC 2011 V V
110
NoKode
PerusahaanTahun
Perusahaan yang mempublikasikan AnnualReport di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan yang mempublikasikanSustainabilityReport
14 PTRO 2011 V V
15 PTBA 2011 V V
16 TINS 2011 V V
17 INCO 2011 V -
18 ADRO 2012 V V
19 ANTM 2012 V V
20 BYAN 2012 V -
21 BRAU 2012 V -
22 BUMI 2012 V -
23 DKFT 2012 V -
24 CTTH 2012 V -
25 DEWA 2012 V -
26 ELSA 2012 V -
27 ENRG 2012 V -
28 PKPK 2012 V -
29 ITMG 2012 V V
30 MEDC 2012 V V
111
NoKode
PerusahaanTahun
Perusahaan yang mempublikasikan AnnualReport di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan yang mempublikasikanSustainabilityReport
31 PTRO 2012 V V
32 PTBA 2012 V V
33 TINS 2012 V V
34 INCO 2012 V -
35 ADRO 2013 V V
36 ANTM 2013 V V
37 BYAN 2013 V -
38 BRAU 2013 V -
39 BUMI 2013 V -
40 DKFT 2013 V -
41 CTTH 2013 V -
42 DEWA 2013 V -
43 ELSA 2013 V -
44 ENRG 2013 V -
45 PKPK 2013 V -
46 ITMG 2013 V V
47 MEDC 2013 V V
112
NoKode
PerusahaanTahun
Perusahaan yang mempublikasikan AnnualReport di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan yang mempublikasikanSustainabilityReport
48 PTRO 2013 V V
49 PTBA 2013 V V
50 TINS 2013 V V
51 INCO 2013 V V
113
LAMPIRAN 6
PENGUKURAN SUSTAINABILITY REPORT
NoKode
PerusahaanTahun
YA=1TIDAK=0
1 ADRO 2011 1
2 ANTM 2011 1
3 BYAN 2011 0
4 BRAU 2011 0
5 BUMI 2011 0
6 DKFT 2011 0
7 CTTH 2011 0
8 DEWA 2011 0
9 ELSA 2011 0
10 ENRG 2011 0
11 PKPK 2011 0
12 ITMG 2011 1
13 MEDC 2011 1
14 PTRO 2011 1
15 PTBA 2011 1
16 TINS 2011 1
17 INCO 2011 0
18 ADRO 2012 1
19 ANTM 2012 1
20 BYAN 2012 0
21 BRAU 2012 0
22 BUMI 2012 0
23 DKFT 2012 0
24 CTTH 2012 0
114
NoKode
PerusahaanTahun
YA=1TIDAK=0
25 DEWA 2012 0
26 ELSA 2012 0
27 ENRG 2012 0
28 PKPK 2012 0
29 ITMG 2012 1
30 MEDC 2012 1
31 PTRO 2012 1
32 PTBA 2012 1
33 TINS 2012 1
34 INCO 2012 0
35 ADRO 2013 1
36 ANTM 2013 1
37 BYAN 2013 0
38 BRAU 2013 0
39 BUMI 2013 0
40 DKFT 2013 0
41 CTTH 2013 0
42 DEWA 2013 0
43 ELSA 2013 0
44 ENRG 2013 0
45 PKPK 2013 0
46 ITMG 2013 1
47 MEDC 2013 1
48 PTRO 2013 1
49 PTBA 2013 1
50 TINS 2013 1
51 INCO 2013 1
115
LAMPIRAN 7
PENGUKURAN PROFITABILITAS
NoKode
PerusahaanTahun
Return on Assets(ROA)
Keterangan
1 ADRO 2011 0,18 Di atas rata-rata
2 ANTM 2011 0,17 Di atas rata-rata
3 BYAN 2011 0,18 Di atas rata-rata
4 BRAU 2011 0,19 Di atas rata-rata
5 BUMI 2011 0,08 Di bawah rata-rata
6 DKFT 2011 0,18 Di atas rata-rata
7 CTTH 2011 0,01 Di bawah rata-rata
8 DEWA 2011 -0,04 Di bawah rata-rata
9 ELSA 2011 -0,01 Di bawah rata-rata
10 ENRG 2011 0,02 Di bawah rata-rata
11 PKPK 2011 0,05 Di bawah rata-rata
12 ITMG 2011 0,46 Di atas rata-rata
13 MEDC 2011 0,08 Di bawah rata-rata
14 PTRO 2011 0,18 Di atas rata-rata
15 PTBA 2011 0,36 Di atas rata-rata
16 TINS 2011 0,18 Di atas rata-rata
17 INCO 2011 0,19 Di atas rata-rata
18 ADRO 2012 0,11 Di atas rata-rata
19 ANTM 2012 0,20 Di atas rata-rata
20 BYAN 2012 0,04 Di bawah rata-rata
21 BRAU 2012 0,00 Di bawah rata-rata
22 BUMI 2012 -0,08 Di bawah rata-rata
23 DKFT 2012 0,26 Di atas rata-rata
116
NoKode
PerusahaanTahun
Return on Assets(ROA)
Keterangan
24 CTTH 2012 0,01 Di bawah rata-rata
25 DEWA 2012 -0,12 Di bawah rata-rata
26 ELSA 2012 0,05 Di bawah rata-rata
27 ENRG 2012 0,05 Di bawah rata-rata
28 PKPK 2012 -0,05 Di bawah rata-rata
29 ITMG 2012 0,40 Di atas rata-rata
30 MEDC 2012 0,07 Di atas rata-rata
31 PTRO 2012 0,12 Di bawah rata-rata
32 PTBA 2012 0,31 Di atas rata-rata
33 TINS 2012 0,10 Di atas rata-rata
34 INCO 2012 0,04 Di bawah rata-rata
35 ADRO 2013 0,06 Di bawah rata-rata
36 ANTM 2013 -0,01 Di bawah rata-rata
37 BYAN 2013 -0,04 Di bawah rata-rata
38 BRAU 2013 -0,03 Di bawah rata-rata
39 BUMI 2013 -0,11 Di bawah rata-rata
40 DKFT 2013 0,27 Di atas rata-rata
41 CTTH 2013 0,01 Di bawah rata-rata
42 DEWA 2013 -0,17 Di bawah rata-rata
43 ELSA 2013 0,08 Di bawah rata-rata
44 ENRG 2013 0,14 Di atas rata-rata
45 PKPK 2013 -0,02 Di bawah rata-rata
46 ITMG 2013 0,23 Di bawah rata-rata
47 MEDC 2013 0,08 Di bawah rata-rata
48 PTRO 2013 0,05 Di bawah rata-rata
49 PTBA 2013 0,21 Di atas rata-rata
50 TINS 2013 0,10 Di atas rata-rata
51 INCO 2013 0,02 Di bawah rata-rata
117
LAMPIRAN 8
PENGUKURAN LEVERAGE
NoKode
PerusahaanTahun
Debt to EquityRatio (DER)
Keterangan
1 ADRO 2011 1,32 Di bawah rata-rata
2 ANTM 2011 0,41 Di bawah rata-rata
3 BYAN 2011 1,22 Di bawah rata-rata
4 BRAU 2011 2,93 Di atas rata-rata
5 BUMI 2011 5,26 Di atas rata-rata
6 DKFT 2011 0,12 Di bawah rata-rata
7 CTTH 2011 1,87 Di atas rata-rata
8 DEWA 2011 0,29 Di bawah rata-rata
9 ELSA 2011 1,30 Di bawah rata-rata
10 ENRG 2011 1,83 Di atas rata-rata
11 PKPK 2011 1,49 Di bawah rata-rata
12 ITMG 2011 0,46 Di bawah rata-rata
13 MEDC 2011 2,02 Di atas rata-rata
14 PTRO 2011 1,37 Di bawah rata-rata
15 PTBA 2011 0,41 Di bawah rata-rata
16 TINS 2011 0,43 Di bawah rata-rata
17 INCO 2011 0,37 Di bawah rata-rata
18 ADRO 2012 1,23 Di bawah rata-rata
19 ANTM 2012 0,54 Di bawah rata-rata
20 BYAN 2012 1,70 Di atas rata-rata
21 BRAU 2012 7,87 Di atas rata-rata
22 BUMI 2012 17,75 Di atas rata-rata
23 DKFT 2012 0,11 Di bawah rata-rata
24 CTTH 2012 2,32 Di atas rata-rata
118
NoKode
PerusahaanTahun
Debt to EquityRatio (DER)
Keterangan
25 DEWA 2012 0,61 Di bawah rata-rata
26 ELSA 2012 1,10 Di bawah rata-rata
27 ENRG 2012 2,00 Di atas rata-rata
28 PKPK 2012 1,27 Di bawah rata-rata
29 ITMG 2012 0,49 Di bawah rata-rata
30 MEDC 2012 2,15 Di atas rata-rata
31 PTRO 2012 1,83 Di atas rata-rata
32 PTBA 2012 0,50 Di bawah rata-rata
33 TINS 2012 0,34 Di bawah rata-rata
34 INCO 2012 0,36 Di bawah rata-rata
35 ADRO 2013 1,11 Di bawah rata-rata
36 ANTM 2013 0,71 Di bawah rata-rata
37 BYAN 2013 2,48 Di atas rata-rata
38 BRAU 2013 23,97 Di atas rata-rata
39 BUMI 2013 -24,12 Di bawah rata-rata
40 DKFT 2013 0,10 Di bawah rata-rata
41 CTTH 2013 0,13 Di bawah rata-rata
42 DEWA 2013 0,65 Di bawah rata-rata
43 ELSA 2013 0,91 Di bawah rata-rata
44 ENRG 2013 0,61 Di bawah rata-rata
45 PKPK 2013 1,06 Di bawah rata-rata
46 ITMG 2013 0,44 Di bawah rata-rata
47 MEDC 2013 1,82 Di atas rata-rata
48 PTRO 2013 1,58 Di bawah rata-rata
49 PTBA 2013 0,55 Di bawah rata-rata
50 TINS 2013 0,61 Di bawah rata-rata
51 INCO 2013 0,33 Di bawah rata-rata
119
LAMPIRAN 9
PENGUKURAN UKURAN PERUSAHAAN
NoKode
PerusahaanTahun Total Asset
Log natural ofTotal Asset
1 ADRO 2011 5,658,961,000 15,55
2 ANTM 2011 15,201,235,077 23,44
3 BYAN 2011 1,596,247,562 21,19
4 BRAU 2011 2,059,239,000 14,54
5 BUMI 2011 7,368,121,749 22,72
6 DKFT 2011 1,301,283,445,488 27,89
7 CTTH 2011 218,251,524,639 26,11
8 DEWA 2011 406,125,904,000 19,82
9 ELSA 2011 4,389,950,000 15,29
10 ENRG 2011 17,354,833,906 23,58
11 PKPK 2011 471,838,283,186 26,88
12 ITMG 2011 1,578,474,000 14,27
13 MEDC 2011 2,587,397,459 21,67
14 PTRO 2011 377,298,000 12,84
15 PTBA 2011 11,510,262,000 16,26
16 TINS 2011 6,569,807,000 15,7
17 INCO 2011 2,421,362,000 14,7
18 ADRO 2012 6,692,256,000 15,72
19 ANTM 2012 19,708,540,946 23,7
20 BYAN 2012 1,909,104,988 21,37
21 BRAU 2012 2,148,128,000 14,58
22 BUMI 2012 7,354,327,207 22,72
23 DKFT 2012 1,535,650,131,037 28,06
24 CTTH 2012 261,438,526,210 26,29
120
NoKode
PerusahaanTahun Total Asset
Log natural ofTotal Asset
25 DEWA 2012 439,475,800 19,9
26 ELSA 2012 4,294,557,000 15,27
27 ENRG 2012 2,072,350,845 21,45
28 PKPK 2012 396,379,847 19,8
29 ITMG 2012 1,491,224,000 14,22
30 MEDC 2012 2,655,840,704 21,7
31 PTRO 2012 529,742,000 13,18
32 PTBA 2012 12,728,981,000 16,36
33 TINS 2012 6,130,320,000 15,63
34 INCO 2012 2,333,080,000 14,66
35 ADRO 2013 6,733,787,000 15,72
36 ANTM 2013 21,865,117,391 23,81
37 BYAN 2013 1,566,788,853 21,17
38 BRAU 2013 2,001,022,000 14,51
39 BUMI 2013 7,003,908,115 22,67
40 DKFT 2013 1,595,227,650,833 28,1
41 CTTH 2013 326,960,068,946 26,51
42 DEWA 2013 365,758,029 19,72
43 ELSA 2013 4,370,964,000 15,29
44 ENRG 2013 2,318,647,634 21,56
45 PKPK 2013 361,548,802 19,71
46 ITMG 2013 1,392,140,000 14,15
47 MEDC 2013 2,531,679,470 21,65
48 PTRO 2013 509,242,000 13,14
49 PTBA 2013 11,677,155,000 16,27
50 TINS 2013 7,883,294,000 15,88
51 INCO 2013 2,281,119,000 14,64
121
LAMPIRAN 10
PENGUKURAN DEWAN DIREKSI
NoKode
PerusahaanTahun
Frekuensi RapatDewan Direksi
Keterangan
1 ADRO 2011 7 Di bawah rata-rata
2 ANTM 2011 41 Di atas rata-rata
3 BYAN 2011 11 Di bawah rata-rata
4 BRAU 2011 5 Di bawah rata-rata
5 BUMI 2011 4 Di bawah rata-rata
6 DKFT 2011 9 Di bawah rata-rata
7 CTTH 2011 12 Di bawah rata-rata
8 DEWA 2011 11 Di bawah rata-rata
9 ELSA 2011 40 Di atas rata-rata
10 ENRG 2011 52 Di atas rata-rata
11 PKPK 2011 12 Di bawah rata-rata
12 ITMG 2011 19 Di bawah rata-rata
13 MEDC 2011 20 Di atas rata-rata
14 PTRO 2011 4 Di bawah rata-rata
15 PTBA 2011 21 Di atas rata-rata
16 TINS 2011 23 Di atas rata-rata
17 INCO 2011 17 Di bawah rata-rata
18 ADRO 2012 7 Di bawah rata-rata
19 ANTM 2012 48 Di atas rata-rata
20 BYAN 2012 11 Di bawah rata-rata
21 BRAU 2012 2 Di bawah rata-rata
22 BUMI 2012 3 Di bawah rata-rata
23 DKFT 2012 12 Di bawah rata-rata
24 CTTH 2012 12 Di bawah rata-rata
122
NoKode
PerusahaanTahun
Frekuensi RapatDewan Direksi
Keterangan
25 DEWA 2012 10 Di bawah rata-rata
26 ELSA 2012 47 Di atas rata-rata
27 ENRG 2012 45 Di atas rata-rata
28 PKPK 2012 12 Di bawah rata-rata
29 ITMG 2012 18 Di bawah rata-rata
30 MEDC 2012 20 Di atas rata-rata
31 PTRO 2012 5 Di bawah rata-rata
32 PTBA 2012 27 Di atas rata-rata
33 TINS 2012 41 Di atas rata-rata
34 INCO 2012 17 Di bawah rata-rata
35 ADRO 2013 9 Di bawah rata-rata
36 ANTM 2013 52 Di atas rata-rata
37 BYAN 2013 11 Di bawah rata-rata
38 BRAU 2013 9 Di bawah rata-rata
39 BUMI 2013 1 Di bawah rata-rata
40 DKFT 2013 12 Di bawah rata-rata
41 CTTH 2013 12 Di bawah rata-rata
42 DEWA 2013 23 Di atas rata-rata
43 ELSA 2013 43 Di atas rata-rata
44 ENRG 2013 40 Di atas rata-rata
45 PKPK 2013 12 Di bawah rata-rata
46 ITMG 2013 15 Di bawah rata-rata
47 MEDC 2013 20 Di atas rata-rata
48 PTRO 2013 12 Di bawah rata-rata
49 PTBA 2013 42 Di atas rata-rata
50 TINS 2013 57 Di atas rata-rata
51 INCO 2013 19 Di bawah rata-rata
123
LAMPIRAN 11
PENGUKURAN KOMITE AUDIT
NoKode
PerusahaanTahun
Frekuensi RapatKomite Audit
Keterangan
1 ADRO 2011 23 Di atas rata-rata
2 ANTM 2011 13 Di bawah rata-rata
3 BYAN 2011 11 Di bawah rata-rata
4 BRAU 2011 7 Di bawah rata-rata
5 BUMI 2011 15 Di atas rata-rata
6 DKFT 2011 4 Di bawah rata-rata
7 CTTH 2011 3 Di bawah rata-rata
8 DEWA 2011 12 Di bawah rata-rata
9 ELSA 2011 43 Di atas rata-rata
10 ENRG 2011 7 Di bawah rata-rata
11 PKPK 2011 4 Di bawah rata-rata
12 ITMG 2011 12 Di bawah rata-rata
13 MEDC 2011 7 Di bawah rata-rata
14 PTRO 2011 4 Di bawah rata-rata
15 PTBA 2011 36 Di atas rata-rata
16 TINS 2011 51 Di atas rata-rata
17 INCO 2011 4 Di bawah rata-rata
18 ADRO 2012 23 Di atas rata-rata
19 ANTM 2012 17 Di atas rata-rata
20 BYAN 2012 8 Di bawah rata-rata
21 BRAU 2012 5 Di bawah rata-rata
22 BUMI 2012 7 Di bawah rata-rata
23 DKFT 2012 11 Di bawah rata-rata
24 CTTH 2012 3 Di bawah rata-rata
124
NoKode
PerusahaanTahun
Frekuensi RapatKomite Audit
Keterangan
25 DEWA 2012 23 Di atas rata-rata
26 ELSA 2012 12 Di bawah rata-rata
27 ENRG 2012 9 Di bawah rata-rata
28 PKPK 2012 4 Di bawah rata-rata
29 ITMG 2012 12 Di bawah rata-rata
30 MEDC 2012 4 Di bawah rata-rata
31 PTRO 2012 4 Di bawah rata-rata
32 PTBA 2012 48 Di atas rata-rata
33 TINS 2012 22 Di atas rata-rata
34 INCO 2012 4 Di bawah rata-rata
35 ADRO 2013 24 Di atas rata-rata
36 ANTM 2013 15 Di atas rata-rata
37 BYAN 2013 8 Di bawah rata-rata
38 BRAU 2013 12 Di bawah rata-rata
39 BUMI 2013 11 Di bawah rata-rata
40 DKFT 2013 12 Di bawah rata-rata
41 CTTH 2013 12 Di bawah rata-rata
42 DEWA 2013 12 Di bawah rata-rata
43 ELSA 2013 19 Di atas rata-rata
44 ENRG 2013 8 Di bawah rata-rata
45 PKPK 2013 4 Di bawah rata-rata
46 ITMG 2013 12 Di bawah rata-rata
47 MEDC 2013 5 Di bawah rata-rata
48 PTRO 2013 4 Di bawah rata-rata
49 PTBA 2013 57 Di atas rata-rata
50 TINS 2013 44 Di atas rata-rata
51 INCO 2013 5 Di bawah rata-rata
125
LAMPIRAN 12
PENGUKURAN GOVERNANCE COMMITTEE
NoKode
PerusahaanTahun
YA=1TIDAK=0
1 ADRO 2011 0
2 ANTM 2011 1
3 BYAN 2011 1
4 BRAU 2011 0
5 BUMI 2011 0
6 DKFT 2011 0
7 CTTH 2011 0
8 DEWA 2011 0
9 ELSA 2011 0
10 ENRG 2011 0
11 PKPK 2011 0
12 ITMG 2011 0
13 MEDC 2011 0
14 PTRO 2011 1
15 PTBA 2011 1
16 TINS 2011 0
17 INCO 2011 1
18 ADRO 2012 0
19 ANTM 2012 1
20 BYAN 2012 1
21 BRAU 2012 0
22 BUMI 2012 0
23 DKFT 2012 0
24 CTTH 2012 0
126
NoKode
PerusahaanTahun
YA=1TIDAK=0
25 DEWA 2012 0
26 ELSA 2012 0
27 ENRG 2012 0
28 PKPK 2012 0
29 ITMG 2012 0
30 MEDC 2012 0
31 PTRO 2012 1
32 PTBA 2012 1
33 TINS 2012 0
34 INCO 2012 1
35 ADRO 2013 0
36 ANTM 2013 1
37 BYAN 2013 1
38 BRAU 2013 0
39 BUMI 2013 0
40 DKFT 2013 0
41 CTTH 2013 0
42 DEWA 2013 0
43 ELSA 2013 0
44 ENRG 2013 0
45 PKPK 2013 0
46 ITMG 2013 0
47 MEDC 2013 0
48 PTRO 2013 1
49 PTBA 2013 1
50 TINS 2013 0
51 INCO 2013 1
127
LAMPIRAN 13
HASIL TABULASI PENELITIAN
No. Kode PSR ROA DER LNTA DD KA GC1 ADRO 1 0,18 1,32 15,55 7 23 0
2 ANTM 1 0,17 0,41 23,44 41 13 1
3 BYAN 0 0,18 1,22 21,19 11 11 1
4 BRAU 0 0,19 2,93 14,54 5 7 0
5 BUMI 0 0,08 5,26 22,72 4 15 0
6 DKFT 0 0,18 0,12 27,89 9 4 0
7 CTTH 0 0,01 1,87 26,11 12 3 0
8 DEWA 0 -0,04 0,29 19,82 11 12 0
9 ELSA 0 -0,01 1,30 15,29 40 43 0
10 ENRG 0 0,02 1,83 23,58 52 7 0
11 PKPK 0 0,05 1,49 26,88 12 4 0
12 ITMG 1 0,46 0,46 14,27 19 12 0
13 MEDC 1 0,08 2,02 21,67 20 7 0
14 PTRO 1 0,18 1,37 12,84 4 4 1
15 PTBA 1 0,36 0,41 16,26 21 36 1
16 TINS 1 0,18 0,43 15,7 23 51 0
17 INCO 0 0,19 0,37 14,7 17 4 1
18 ADRO 1 0,11 1,23 15,72 7 23 0
19 ANTM 1 0,20 0,54 23,7 48 17 1
20 BYAN 0 0,04 1,70 21,37 11 8 1
21 BRAU 0 0,00 7,87 14,58 2 5 0
22 BUMI 0 -0,08 17,75 22,72 3 7 0
23 DKFT 0 0,26 0,11 28,06 12 11 0
24 CTTH 0 0,01 2,32 26,29 12 3 0
25 DEWA 0 -0,12 0,61 19,9 10 23 0
128
No. Kode PSR ROA DER LNTA DD KA GC26 ELSA 0 0,05 1,10 15,27 47 12 0
27 ENRG 0 0,05 2,00 21,45 45 9 0
28 PKPK 0 -0,05 1,27 19,8 12 4 0
29 ITMG 1 0,40 0,49 14,22 18 12 0
30 MEDC 1 0,07 2,15 21,7 20 4 0
31 PTRO 1 0,12 1,83 13,18 5 4 1
32 PTBA 1 0,31 0,50 16,36 27 48 1
33 TINS 1 0,10 0,34 15,63 41 22 0
34 INCO 0 0,04 0,36 14,66 17 4 1
35 ADRO 1 0,06 1,11 15,72 9 24 0
36 ANTM 1 -0,01 0,71 23,81 52 15 1
37 BYAN 0 -0,04 2,48 21,17 11 8 1
38 BRAU 0 -0,03 23,97 14,51 9 12 0
39 BUMI 0 -0,11 -24,12 22,67 1 11 0
40 DKFT 0 0,27 0,10 28,1 12 12 0
41 CTTH 0 0,01 0,13 26,51 12 12 0
42 DEWA 0 -0,17 0,65 19,72 23 12 0
43 ELSA 0 0,08 0,91 15,29 43 19 0
44 ENRG 0 0,14 0,61 21,56 40 8 0
45 PKPK 0 -0,02 1,06 19,71 12 4 0
46 ITMG 1 0,23 0,44 14,15 15 12 0
47 MEDC 1 0,08 1,82 21,65 20 5 0
48 PTRO 1 0,05 1,58 13,14 12 4 1
49 PTBA 1 0,21 0,55 16,27 42 57 1
50 TINS 1 0,10 0,61 15,88 57 44 0
51 INCO 1 0,02 0,33 14,64 19 5 1
129
LAMPIRAN 14
HASIL OUTPUT SPSS 21.0
ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
Hasil Analisis Deskriptif Kelas Frequency Sustainability Report
SR
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid .00 27 52.9 52.9 52.9
1.00 24 47.1 47.1 100.0
Total 51 100.0 100.0
Hasil Analisis Deskriptif Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,
Dewan Direksi, dan Komite Audit
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 51 -.17 .46 .0949 .13131
DER 51 -24.12 23.97 1.6120 5.50167
LNTA 51 12.84 28.10 19.2463 4.60857
DD 51 1.00 57.00 20.2745 15.49203
KA 51 3.00 57.00 14.4314 13.34954
Valid N (listwise) 51
130
Hasil Analisis Deskriptif Kelas Frequency Governance Committee
GC
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid .00 37 72.5 72.5 72.5
1.00 14 27.5 27.5 100.0
Total 51 100.0 100.0
ANALISIS REGRESI LOGISTIK
Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Iteration Historya,b,c
Iteration-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 70.524 -.118
2 70.524 -.118
a. Constant is included in the model.b. Initial -2 Log Likelihood: 70.524c. Estimation terminated at iteration number2 because parameter estimates changed byless than .001.
Model Summary
Step-2 Log
likelihoodCox & Snell
R SquareNagelkerkeR Square
1 37.878a .473 .631
a. Estimation terminated at iteration number 6because parameter estimates changed by less than.001.
131
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit
Test)
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 13.172 8 .106
Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a ROA 10.469 4.492 5.432 1 .020 35205.317
DER -.087 .102 .722 1 .395 .917
LNTA .251 .105 5.723 1 .017 .778
DD .020 .026 .590 1 .442 1.020
KA .023 .042 .313 1 .576 1.024
GC(1) 1.969 .967 4.148 1 .042 7.162
Constant 2.508 2.270 1.221 1 .269 12.282
a. Variable(s) entered on step 1: ROA, DER, LNTA, DD, KA, GC.