PENGARUH KESADARAN BERAGAMA
DALAM MENJALIN KERUKUNAN
Telaah Perilaku Toleransi dan Intoleran Pada Komunitas Sukabumi
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S. Ag)
Oleh:
Muhammad Haikal Rahmatullah NIM. 1110032100011
PROGRAM STUDI
STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
iii
iv
ABSTRAKSI
Muhammad Haikal Rahmatullah
“PENGARUH KESADARAN BERAGAMA DALAM MENJALIN KERUKUNAN: Telaah
Perilaku Toleransi dan Intoleran pada Komunitas Sukabumi Facebook”
Sukabumi Facebook merupakan sebuah komunitas yang bergerak dibidang
sosial, budaya dan pariwisata yang beranggotakan mayoritas muslim, namun
demikian tidak sedikit penganut agama lain ikut bergabung dalam grup ini. Daerah
Cisaat kabupaten Sukabumi menjadi sentral pertemuan sekaligus “base camp”
para pengurus dan anggota dalam berkomunikasi, jejak rekam komunitas
sukabumi facebook dalam menciptakan masyarakat yang toleran patut disegani,
mulai dari program bantuan sosial kepada penderita tumor, khitanan massal,
sampai pertemuan rutin antar anggota selalu menjadi “trending topic”, komunitas
yang beranggotakan lebih dari 75.000 orang ini merupakan sebuah wadah yang
memiliki potensi dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang rukun dan
toleran contoh kecilnya setiap orang bebas bertukar pikiran di dalam grup
sukabumi facebook secara online dengan memperhatikan peraturan yang dibuat
oleh pengurus, sesekali ada tulisan anggota yang menginformasikan telah
menemukan dompet hilang beserta isinya dan pada akhirnya dompet tersebut
kembali ke tangan pemiliknya berkat bantuan para anggota lain yang memperluas
informasi tersebut, tapi tidak jarang juga ada beberapa anggota yang menulis hal-
hal berbau sara yang dapat memicu konflik baik pribadi, maupun kelompok,
namun demikian para pengurus grup selalu mengawasi tindakan-tindakan
mencurigakan di grup sukabumi facebook secara online.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat dan
hidayah-Nya, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan umat-Nya. Suatu
kebahagiaan yang dirasakan oleh penulis saat semua kerja keras dan pengorbanan
telah selesai di tuangkan dalam sebuah skripsi ini, semuanya bisa terwujudkan
berkat do’a, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang saya cintai, oleh
karena itu ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak tersebut,
terutama kepada:
1. Orang tua tercinta (Bapak Dr. H. D. Silahuddin, M.A almarhum dan Ibu Enok
Maemunah almarhumah) yang dahulu selalu memberikan kasih sayang,
motivasi, semangat dan do’a yang tulus untuk kesuksesan dan
kebahagiaan anaknya. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan
ampunan-Nya kepada mereka.
2. Dekan Fakultas Ushuluddin, Prof. Dr, Masri Mansoer, MA; Ketua Jurusan
Studi Agama-agama, Dr. Media Zainul Bahri, MA; Sekretaris Jurusan Studi
Agama-agama, Dra. Halimah Mahmudy, MA; serta seluruh Civitas
Akademika Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Sri Mulyati, MA selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang
telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran dalam
memberikan arahan, motivasi serta bimbingan kepada penulis .
4. Segenap dosen pengajar di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang sudah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menempuh perkuliahan di Fakultas Ushuluddin.
5. Dedi Suhendra selaku super admin / pengurus utama di komunitas
sukabumi facebook yang senantiasa memberikan do’a, dukungan, motivasi
kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.
vi
6. Para anggota sukabumi facebook, serta komunitas backpacker sukabumi,
kofiponsmi, sukabumi parkour, sukabumi hereuy, FOTOKAMI yang selalu
memberikan kehangatan kekeluargaan kepada penulis selama penulisan
skripsi.
7. Keluargaku tercinta (Drs, Yosep Dzulkarnain, M. Iqbal Tawakal, S.Sos,
ST.CCNA, M. Ihsan Fauzy, S.S, Ira Nadya Octavira, S.Pd, M. Rijaluddin
Hakim, M. Hilal Faturahman), serta kaka iparku tersayang (Sofariah Saleh,
S.H, Masdedoh, S.E, Deriawan Iwan Sukmara, S.Kom), dan keponakanku
terlucu (Faiz Ghazi Andromeda Ashasil, Princessa Fahira Naura Fauzi,
Princessa Nadiva Fauzi, M. Louis Abrizam, Louisa Zea Audris, M. Zeyn
Eidrak Abrizam) yang senantiasa meluangkan waktu untuk bertukar
pikiran, memberikan dukungan dan do’a serta canda tawa yang telah
menjadi penghibur hati dan penenang pikiran penulis.
8. Sahabat-sahabat terdekatku (Nicky, Mersi, Virly, Deni, Imam, Aziz, Lukman,
Jaka, Tia, Dewi, Desut, Dedew, Ijank)
9. Teman-teman Perbandingan Agama kelas A & B angkatan 2010, terutama
(Elita, Fatma Anis, Zaimah, Sapinah, Rahman, Yusuf, Faiz, Daus, Bahrul,
Amir), semoga ilmu yang didapat saat kita duduk di bangku perkuliahan
bisa bermanfaat dan sukses selalu.
10. Semua guru-guruku yang telah memberikan wawasan keilmuan kepada
penulis.
11. Sahabat-sahabat KKN CERIA 2014 (Mahendra, Fauzan, Riduan, Ajis,
Armanda, Mario, Salman, Hanni, Chea, Novita, Wulandari, Anip, Yuanita,
Amalia) semoga pengorbanan dan perjuangan kita bisa bermanfaat bagi
diri sendiri dan orang lain.
12. Pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyususnan skripsi ini.
Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan do’a kepada Ilahi Rabbi semoga segala
dukungan, bimbingan, dan motivasi dari semua pihak dari awal perkuliahan hingga
vii
akhir dari penyusunan skripsi ini menjadi amalan ibadah yang bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Jakarta, 26 Juli 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................
ABSTRAKSI ..........................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................
i
ii
ii
iii
iv
v
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………............................... 1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………......................
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
D. Manfaat Penelitian ………………………………………........................
E. Tinjauan Pustaka ………………………………………….........................
F. Konsep Teoritis …………………………………………….........................
G. Metode Penelitian …………………………………………......................
H. Hipotesis ………………………………………………….............................
I. Sistematika Penulisan …………………………………….......................
1
9
9
10
10
11
14
18
18
BAB II INTEGRASI, KONFLIK, TOLERANSI DAN KERUKUNAN ……....... 21
A. Agama dan Integrasi Sosial …………………………….......................
B. Agama dan Konflik……………………………………………....................
a. Definisi Konflik ………………………………………...........................
b. Konflik di Media Sosial Internet ……………….........................
C. Konsep Toleransi ………………………………………….........................
D. Kerukunan Perspektif Agama di Indonesia ……………….............
a. Islam ……………………………………………………...........................
b. Katolik …………………………………………………...........................
c. Protestan ……………………………………………….........................
d. Hindu …………………………………………………............................
e. Budha …………………………………………………............................
f. Konghucu ………………………………………………........................
21
22
22
24
27
28
29
31
32
33
34
36
BAB III SEKILAS TENTANG GRUP SUKABUMI FACEBOOK ……….......... 39
A. Sejarah Singkat Facebook……………………….....………..................
B. Sejarah Grup Sukabumi Facebook ……………………….................
39
40
ix
C. Biografi Pengurus Sukabumi Facebook …………………….............
D. Peran Sukabumi Facebook dalam Menciptakan Kerukunan ..
44
46
BAB IV ANALISIS PERILAKU ANGGOTA GRUP SUKABUMI FACEBOOK 57
A. Tipologi Umat Beragama di Grup Sukabumi Facebook .................
a. Eksklusivisme, Inklusivisme dan Pluralisme ………..............
B. Agama dan Kohesi Sosial …………………...........................................
a. Agama Sebagai Pendorong Perilaku Sosial …………............
b. Upaya Kerukunan Dengan Cara Aktual dan Visual ............
57
58
67
67
68
BAB V PENUTUP ………………………………………………................................ 74
A. Kesimpulan ………………………………………………............................
B. Saran ………………………………………………………..............................
74
76
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………................................ 78
TENTANG PENULIS ............................................................................. 84
LAMPIRAN .......................................................................................... 85
1. Hasil Wawancara dengan Dedi Suhendra ........................................
2. Kumpulan Data Responden .............................................................
3. Daftar Pertanyaan Kuesioner ...........................................................
85
88
95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berawal dari melihat kenyataan bahwa Indonesia memiliki ragam religi,
serta memiliki pola dimensi hubungan yang berbeda baik hubungan antara
manusia dengan Sang Pencipta atau Tuhan, hubungan manusia dengan
manusia lainnya serta hubungan manusia dengan alam semesta. Dengan kata
lain, sistem religi atau agama dapat berfungsi sebagai pedoman etika moral
dalam kehidupan spiritual dan sosial baik bermasyarakat maupun bernegara.1
Tidak bisa terelakkan juga kemajemukan suku, ras, budaya dan agama
di Indonesia memiliki aspek positif dan negatif, di antaranya tentu bisa menjadi
fondasi nasionalisme, namun di sisi yang lain kemajemukan ini justru
berpotensi sebagai embrio konflik atau ancaman terhadap disintegrasi bangsa
Indonesia.2
Seiring perkembangan zaman, globalisasi serta kemajuan teknologi
Indonesia kini menghadapi tantangan baru dimana konflik mulai mendarah
daging terlebih jika konflik dilatarbelakangi atau diatasnamakan oleh
permasalahan agama, lantas apakah masyarakat Indones ia sudah kehilangan
1 Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Kehidupan Beragama, Peran Agama dalam
kehidupan Berbangsa dan Bernegara (2008), h. 55. 2Ma’ruf Amin, Harmoni dalam Keberagamaan: Dinamika Relasi Agama-Negara (Dewan
Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Antar Agama), h. 45.
2
nilai-nilai luhur moralnya seperti saling toleransi dan menjaga kerukunan,
ataukah agama sudah tidak dapat membendung egoisme masyarakat
Indonesia?
Untuk mengantisipasi serta meminimalisir konflik di atas maka
sekiranya perlu adanya upaya revitalisasi toleransi, yaitu semangat saling
menghargai, menghormati dan kerukunan demi tercapainya cita-cita bangsa
yang tercantum dalam pancasila sila ke-3 yaitu “persatuan Indonesia” yang
didasari oleh peran dan fungsi agama, sebagaimana Emil Durkheim katakan
agama berperan untuk menjaga solidaritas sosial. Selayaknya Buddha
mengajarkan kesederhanaan, Konghucu mengajarkan kebijaksanaan, Kristen
mengajarkan cinta kasih dan Islam pun mengajarkan kasih sayang, seharusnya
nilai-nilai spiritual inilah yang menjadi acuan dalam kehidupan masyarakat
modern saat ini.3
Dengan kata lain kemajemukan yang telah lama dimiliki oleh Indonesia
baik keragaman etnis, budaya, suku, ras dan agama, merupakan benih konflik
yang pasti akan tumbuh di kehidupan sosial, semua ini akan terjadi jika tidak
diiringi dengan komunikasi aktif antara satu orang dengan yang lainnya, antara
satu kelompok dengan kelompok lainnya dengan tujuan saling mengerti dan
memahami satu sama lain.4
3Komarudin Hidayat, Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutika (Bandung:
Mizan, 2011), h. 272. 4 Rita Pranawati dan Irfan Abubakar, Modul Kebebasan Beragama & Integrasi Sosial
(Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), 2011), h. 136.
3
Semua ini dapat terealisasi jika setiap orang memiliki rasa toleransi
(tasamuh) yang tinggi terhadap orang lain, baik sesama umat beragama
maupun berbeda keyakinan, tanpa adanya toleransi konflik pun akan sering
terjadi dan kerukunan sulit untuk diwujudkan.5
Dengan menekankan nilai-nilai agama pada kehidupan sosial
diharapkan menjadi modal bersama dalam menciptakan kerukunan antar
umat beragama umumnya dan solidaritas sosial khususnya, serta mampu
menawarkan norma-norma positif dan konstruktif yang tertanam dalam
perilaku masyarakat.6
Pandangan Siti Musdah Mulia dalam mendeskripsikan
kemasyarakatan, bahwa:
“Masyarakat yang baik adalah masyarakat yang religius, taat
mengamalkan ajaran agama mereka berdasarkan kesadaran yang
mendalam yang tertanam dalam lubuk hati; bukan karena terpaksa
atau takut pada aturan penguasa. Karena itu kewajiban mengajarkan
agama dan menanamkan nilai-nilai agama terpulang kepada institusi
keluarga dan masyarakat….”7
Dalam kutipan diatas tersirat bahwa masyarakat religius adalah
masyarakat yang taat terhadap agamanya dan mengimplementasikan nilai-
nilai positif agamanya serta memiliki pengaruh besar dalam membangun
sebuah keharmonisan baik dalam keluarga maupun masyarakat luas.
5Amin, Harmoni dalam Keberagamaan, h. 133. 6Olaf H. Schumann, Menghadapi Tantangan Memperjuangkan Kerukunan (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2009), h. 54. 7Tantowi Anwari, dalam Budhy Munawar Rachman, Membela Kebebasan Beragama Buku
4 (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 2014), h. 1475.
4
Manusia sebagai makhluk ciptaan (creation) selalu memiliki
kesempatan untuk memilih cara mengaktualisasikan dirinya, kesempatan
memilih inilah yang menjadi kompas perubahan hidup seseorang baik pada
dirinya sendiri, lingkungannya, menjadi lebih baik (better) atau lebih buruk
(worst).8
Dalam psikologi Islam bahkan manusia dipandang memiliki
seperangkat potensi, disposisi dan karakter unik yang semua ini mencakup
keimanan, keislaman, keikhlasan kesucian dan dominasi untuk menerima
segala hal-hal yang dipandang positif dan baik yang dianugerahkan oleh
Tuhan.9 Artinya jika dilihat secara theosentris manusia telah memiliki karakter
atau norma-norma dasar agama tentang kebaikan, kejujuran dan kasih sayang
sejak lahir, akantetapi kebanyakan orang tidak menyadari dan belum bisa
mengoptimalkan potensi ini.
Agama, masyarakat serta modernisasi telah memasuki era baru,
dimana semua ini saling berkaitan satusama lain, salah satunya penggunaan
media teknologi komunikasi internet. Internet merupakan hasil
perkembangan teknologi jaringan komunikasi yang memiliki banyak kelebihan
dibanding dengan jaringan komunikasi lainnya, ia dapat memberikan informasi
berupa gambar, suara, dan tulisan.
8Yasien Mohamed, Penerjemah: Masyhur Abadi, Insan yang Suci: Konsep Fitrah dalam
Islam (Bandung: Mizan, 1997), h. 122. 9Nety Hartati dan Zahratun Nihayah, Islam dan Psikologi (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2003), h. 186.
5
Facebook merupakan salah satu produk jaringan internet yang bersifat
multifungsi, seseorang dapat menemukan teman baru dengan melihat foto
orang tersebut, menuangkan emosi dalam bentuk tulisan “status” atau juga
dalam bentuk video, selain itu seseorang dapat pula mengomentari,
mengkritik, status atau infomasi yang ada di facebook dan bahkan seseorang
dapat melakukan percakapan secara langsung dengan fasilitas “Chatting” dan
“Video Call”. Menurut informasi yang didapat dari Socialbakers yaitu sebuah
perusahaan yang berbasis di Ceko yang menyediakan statistik jaringan media
sosial, bahwa Indonesia merupakan negara terbesar ke-4 di dunia dalam
perkembangan penggunaan dan akses Facebook setelah Jepang, dengan
jumlah pengguna facebook di Indonesia mencapai angka 41.774.960.10
Facebook telah menjadi media sosial yang banyak dicari dan digunakan
orang, baik untuk memulai usaha atau bisnis, forum diskusi, ajang kompetisi,
wadah informasi, media pembelajaran, hingga media dakwah.
Sukabumi facebook merupakan salah satu akun grup facebook yang
eksis di Indonesia, akun ini merupakan akun grup yang didominasi oleh
masyarakat Sukabumi baik kota maupun kabupaten, jumlah anggotanya
kurang lebih terdiri dari 51.728 orang11, jika di bandingkan dengan grup kota-
kota lain grup sukabumi facebook bisa dikatakan sebagai grup yang serius dan
memiliki jumlah anggota terbanyak dengan spesifikasi sebagai berikut:
10Socialbakers, hasil survei pengguna facebook, diakses pada Tanggal 18 November 2014
dari http://www.socialbakers.com/blog/1290-10-fastest-growing-countries-on-facebook-in-2012 11 Jumlah bisa saja berubah seiring masuknya anggota-anggota baru di masa berikutnya,
data ini di akses pada tanggal 15 September 2014.
6
1. Sukabumi Facebook: 51.728 orang.
2. Forum Facebookers Depok: 8.819 orang.
3. Bogor Facebook Community: 5.901 orang.
4. Facebookers Cikalong Tasikmalaya: 1.142 orang.
5. Facebookers Cimahi: 619 orang.
6. Bandung Online Facebook 2012: 300 orang.
7. Kuningan Facebook Community: 243 orang.
8. Facebook Garut (intermezo): 128 orang.
9. Facebook Karawang City: 120 orang.
10. Cirebon Facebookers Community: 84 orang12
Untuk melengkapi data anggota sukabumi facebook yang sering aktif
di grup maka pihak pengurus melakukan pendataan diantaranya sebagai
berikut:
Dalam format poling diatas dapat dilihat bahwa anggota yang aktif berinteraksi
di grup sebanyak 184 untuk wilayah kabupaten Sukabumi dan 104 untuk kota
12 Jumlah grup diambil menurut catatan grup yang jumlah anggotanya terbanyak terkait
kota di Jawa Barat, data diambil melalui facebook dengan metode pencarian dan hasilnya di potret
otomatis (Screen Shoot), di akses pada tanggal 6 Januari 2015.
7
Sukabumi maka jumlah secara keseluruhan anggota yang sering aktif di grup
sukabumi facebook sekitar 288 anggota.13
Setiap orang yang tergabung dalam grup sukabumi facebook bisa
melakukan hal apapun, termasuk hubungan sosial positif secara virtual dengan
bantuan koneksi internet, namun tidak sedikit hubungan sosial yang terjadi
kerap kali menimbulkan konflik. Ketika konflik sudah memasuki era baru
dimana proses konflik terjadi di dunia teknologi dan mungkin dapat
terpuaskan pada tindakan nyata maka dimanakah fungsi agama yang dulu
dikenal oleh bangsa Indonesia sebagai pedoman etika moral, Menurut Prof.
Dr. Didin hafidhuddin, M.S agama harus mampu berperan dalam
pembentukan akhlak, tanpa akhlak atau moralitas yang bersumber dari ajaran
agama maka kehidupan manusia akan menjadi kacau dan tidak terkendali,14
tokoh sosiolog Emile Durkheim pun menyebutkan bahwa agama memiliki
sebuah fungsi untuk mengatur pola kemasyarakatan, bahkan Talcott Parsons
menginterpretasikan agama sebagai aras tertinggi kebudayaan.15
Dimulai dari kepedulian serta semangat untuk menciptakan
kerukunan, peneliti ingin menganalisa bentuk toleransi dan intoleran
masyarakat bukan lagi di dunia nyata namun di dunia maya khususnya di
jejaring sosial pada grup sukabumi facebook, hal ini bukan sesuatu yang tidak
13Jumlah bisa saja berubah seiring masuknya anggota-anggota baru di masa berikutnya,
data ini di akses pada tanggal 7 April 2015. 14 Dewan Pertimbangan Presiden, Peran Agama dalam kehidupan Berbangsa dan
Bernegara, h. 68. 15A.A Yewangoe, Agama dan Kerukunan (Jakarta: Gunung Mulia, 2011), h. 3.
8
mungkin dan bersifat sepele karena menurut peneliti perilaku sosial yang
terjadi dimasyarakat apapun dan dimanapun bentuknya harus menjadi
perhatian karena bisa saja perilaku ini menjadi cikal bakal konflik atau bahkan
menjadi wadah berkembangnya kerukunan sosial khususnya kerukunan antar
umat beragama.
Sukabumi facebook dianggap pantas untuk dijadikan bahan penelitian
karena pertumbuhan anggota di dalamnya cukup terbilang cepat dibanding
dengan grup facebook lainnya, selain daripada itu aktivitas sosial di dalamnya
terbilang intens artinya hampir setiap menit setiap orang bebas menuangkan
ide atau gagasan kepada semua orang, ditambah hampir dalam s atu tahun
sekali sukabumi facebook menyelenggarakan kopdar (kopi darat) bersama,
kopi darat adalah sebuah istilah yang sering digunakan sebagai momen
berkumpulnya para anggota sukabumi facebook untuk mempererat tali
silaturahmi dan kerukunan. Di sisi yang lain sukabumi facebook pun
merupakan tempat nongkrongnya grup atau kelompok kecil lainnya, seperti
komunitas backpacker sukabumi, komunitas pemuda rantau asli sukabumi,
komunitas fotografi, dan komunitas lainnya, bagi peneliti hal ini menjadi
indikasi bahwa grup sukabumi facebook adalah grup orang-orang sukabumi
yang senantiasa aktif di era modernisasi dan ini menjadi nilai tambah untuk
dijadikan bahan penelitian.
9
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi permasalahan pada
variabel “pengaruh” yaitu Aspek-aspek yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan, “kesadaran beragama” yakni sikap beragama
yang dituangkan dalam interaksi sosial, “kerukunan” yaitu pola keharmonisan
yang ditandai dengan terjalinnya hubungan sosial yang positif. Adapun
rumusan masalah pada skripsi ini diantaranya adalah:
1. Bagaimana pola perilaku toleransi dan intoleran anggota grup sukabumi
facebook?
2. Apakah ada hubungan antara kesadaran beragama dengan kerukunan?
3. Apa implikasi dari perilaku toleransi dan intoleran anggota di grup
sukabumi facebook?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah serta pertanyaan yang telah
dilakukan, penelitian dalam skripsi ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui sejauh mana pola toleransi dan intoleran masyarakat di
grup sukabumi gacebook.
2. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya korelasi antara kesadaran
beragama dengan kerukunan.
3. Untuk melihat dampak atau akibat dari perilaku toleransi dan intoleran
para anggota di grup Sukabumi Facebook.
10
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tentang Pengaruh Kesadaran
Beragama dalam Menjalin Kerukunan pada analisis “Telaah Perilaku Toleransi
dan Intoleran pada Komunitas Sukabumi Facebook” diantaranya:
1. Skripsi ini diharapkan menjadi bahan acuan atau media dalam upaya
rekonstruksi paradigma penggunaan media internet khususnya facebook
yang lebih sehat, rukun dan toleran.
2. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan wawasan luas tentang konflik
serta bentuk toleransi baik antar agama maupun intra agama.
3. Skripsi ini dapat mampu berkontribusi dalam pengembangan ilmu sosiologi
agama.
4. Skripsi ini diharapkan menjadi syarat untuk mendapat gelar kehormatan
Sarjana di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Setelah mencari dan membandingkan, judul skripsi Pengaruh
Kesadaran Beragama dalam Menjalin Kerukunan: Telaah Perilaku Toleransi
dan Intoleran pada Komunitas Sukabumi Facebook, tidak ditemukan atau
belum ada yang membahas tentang ini, adapun yang berkaitan dengan judul
skripsi penulis diantaranya adalah:
Pertama skripsi yang berjudul “pengaruh pendidikan islam terhadap
perilaku keagamaan siswa sekolah dasar” karya Maroni fakultas Tarbiyah UIN
11
Syarif Hidayatullah Jakarta, 16 Kedua skripsi yang berjudul “Pengaruh
penggunaan media internet pada situs www.facebook.com terhadap perilaku
asertif remaja” karya Syarifah Nur`aini Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.17
Dari kedua judul diatas masing-masing membahas perilaku sosial yang
disandarkan kepada objek-objek tertentu, yang pertama fokus terhadap
pengaruh agama namun tidak dalam konteks media internet sedangkan yang
kedua fokus terhadap media internet namun tidak membahas pengaruh
kesadaran beragama.
Dengan ini peneliti sangat optimis bahwa judul “Pengaruh Kesadaran
Beragama dalam Menjalin Kerukunan” belum pernah ada dan digunakan sama
sekali, dan apabila ada yang menyerupai tentu hal ini berbeda dimana
penelitian ini akan membahas secara kompleks tentang pengaruh agama serta
implikasinya terhadap perilaku sosial di media internet khususnya di jejaring
sosial facebook.
F. Konsep Teoritis
Untuk mempermudah dalam menganalisis skripsi ini, maka sangatlah
perlu penggambaran objektif terhadap kasus yang akan di kaji khususnya
16 Maroni, Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah “pengaruh pendidikan islam
terhadap perilaku keagamaan siswa sekolah dasar”, diakses pada, 20 Oktober 2014 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/11904 17 Syarifah Nur`aini, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatulah
Jakarta, “Pengaruh penggunaan media internet pada situs www.facebook.com terhadap perilaku
asertif remaja” diakses pada, 20 Oktober 2014 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/21088
12
konsep teoritis tentang perilaku sosial suatu masyarakat, dalam hal ini perilaku
sosial yang tampak dalam komunitas grup sukabumi facebook. Maka dapat
dilihat penjabaran dari tema besar pada judul skripsi ini diantaranya sebagai
berikut:
a. Integrasi
Secara terminologi integrasi berasal dari bahasa inggris
“integration” artinya kesempurnaan atau keseluruhan. Menurut Soekanto
integrasi merupakan suatu proses pengendalian terhadap konflik dan
penyimpangan dalam sistem sosial. Menurut kacamata fungsional
struktural, masyarakat sosial dilihat sebagai suatu jaringan kelompok yang
bekerja sama secara terorganisasi dan cenderung mengarah kepada
keselarasan dan keseimbangan.
Jika perubahan sosial tertentu menghasilkan sebuah keharmonian
atau keseimbangan yang serasi, hal tersebut dianggap fungsional,
sebaliknya bila perubahan sosial itu tidak menghasilkan keseimbangan
dengan kata lain mengganggu keharmonisan maka hal tersebut dikatakan
tidak fungsional. 18
b. Konflik
Secara bahasa konflik berasal dari bahasa Latin “configere” yang
memiliki arti saling memukul, menurut Soerjono Soekanto konflik
18Ishomuddin, Pengantar Sisiologi Agama (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 16.
13
merupakan suatu proses sosial ketika orang perorangan atau kelompok
manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak
lawan yang disertai ancaman dan atau kekerasan.19
c. Toleransi
Jika dilihat dalam bentuk term bahasa inggris toleransi berasal dari
kata “tolerate” yang artinya “allow” (menghargai), “endure without
protesting” (menahan [perasaan] tanpa protes) dan terakhir “tolerance”
(willingness or ability to tolerate) artinya kesediaan atau kemampuan
untuk memaklumi, sedangkan intoleran berasal dari kata “intolerant”
artinya tidak tenggang rasa.20
Dalam buku Religious Tolerance in World Religions, toleransi
dijelaskan sebagai berikut:
“The word tolerance comes from the Latin tolero-tolerare, which means
“to endure,” “to observe,” “to bear,” but also “to nourish” or “to
sustain”.21
Kutipan diatas menjelaskan bahwa toleransi memiliki arti menahan diri,
menghormati dan menerima serta menjaga dan mendukung perbedaan
prinsip demi terciptanya kerukunan.
19 Janu Murdiatmoko, Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat (Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2009), h. 27. 20Oxford Learner’s Pocket Dictionary, New Edition (Oxford University Press, 1991), h.
436. 21Jacob Neusner & Bruce Chilton, ed., Religious Tolerance in World Religions (America:
Templeton Foundation Press, 2008), h. 99.
14
d. Kerukunan
Kata kerukunan berasal dari “rukun” yang memiliki beberapa arti
sifat diantaranya baik dan damai, tidak bertentangan, serta bersepakat.22
Dalam bahasa Inggris kata rukun di sejajarkan dengan istilah
“harmony” artinya keselarasan. Dengan kata lain kerukunan adalah sebuah
kondisi sosial yang terjalin karena adanya keselarasan, kecocokan, atau
ketidak berselisihan (harmony). Definisi lain mengatakan bahwa
kerukunan cerminan dari hubungan sosial yang diwarnai oleh sikap saling
menerima, mempercayai, menghormati dan menghargai serta sikap saling
memaknai kebersamaan.23
G. Metode Penelitian
a. Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian judul
skripsi ini adalah metode sosiologis, yaitu cara untuk mengetahui tentang
pola perilaku manusia atau masyarakat baik dalam hal cara berpikir, sifat
atau pun perbuatannya yang dapat dipengaruhi oleh agama dalam
kehidupan sosialnya.24
22 Sudjangi, Kajian Agama dan Masyarakat: 15 Tahun Badan Penelitian dan
Pengembangan Agama, 1975-1990 (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Agama,
1992/1993), h. 9. 23Ridwan Lubis, Cetak Biru Peran Agama: Merajut Kerukunan, Kesetaraan Gender, dan
Demokratisasi dalam Masyarakat Multikultural (Jakarta: Badan Litbang Agama dan Diklat
Keagamaan, 2005), h. 7-8. 24 Romdon, Metodologi Ilmu Perbandingan Agama: Suatu Pengantar Awal (Jakarta:
Rajawali Pers, 1996), h. 106.
15
Sebagaimana Emil Durkheim katakan jika dilihat secara sosiologis
maka agama memiliki fungsi integrasi, baik sosial maupun kejiwaan.25
Pendekatan sosiologis tidak meneliti masalah adanya dzat yang
tertinggi “Tuhan” yang jauh dari kehidupan empiris, melainkan fokus
terhadap proses keyakinan manusia terhadap transendensi tuhan yang
diterapkan dalam perilaku kehidupan.26 Selain itu pendekatan sosiologis
juga memberikan perhatian terhadap penggerak organisasi dan doktrin
keagamaan dalam dunia sosial.27
b. Jenis Penelitian
Pada skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif,
yaitu penelitian yang dilakukan menggunakan angka dalam penyajian data
dan analisis dengan model formula statistik dan kuesioner yang telah di
peroleh, penelitian ini merupakan penelitian yang dipandu oleh hipotesis
tertentu, yang salah satu tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah
menguji hipotesis yang ditentukan sebelumnya.28
Jenis data yang dikumpulkan untuk melengkapi penelitian skripsi ini
diantaranya berupa status sosial anggota yang ditulis dalam grup sukabumi
facebook dikemas dalam bentuk Screen Shoot (Gambar), serta notulen
25Romdon, Metodologi Ilmu Perbandingan Agama, h. 106. 26Nurul Huda, dalam Peter Connoly, ed., Aneka Pendekatan Studi Agama , Cetakan ke-II
(Yogyakarta: LKiS, 2009), h. 272. 27Connoly, ed., Aneka Pendekatan Studi Agama , h. 273. 28Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 128.
16
hasil wawancara dan kuesioner dengan pihak terkait yaitu pengurus group
dan anggota grup sukabumi facebook yang diambil secara acak.
c. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
objek yang diteliti atau responden, misalnya dalam konsep teoritis di
jelaskan tentang perilaku sosial, maka data yang di kumpulkan berupa
hasil dokumentasi atau wawancara terkait perilaku sosial yang ada di
facebook baik secara langsung maupun melalui media internet.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap dari data utama,
adapun yang mejadi bahan data sekunder adalah teori-teori tentang
perilaku masyarakat serta pola-polanya yang diperoleh melalui studi
kepustakaan baik berupa artikel, dokumen resmi, majalah, makalah,
koran ataupun buku.
d. Teknik Pengumpulan Data
Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data untuk menunjang penelitian skripsi ini diantaranya:
17
1. Observasi Langsung
Menurut S, Margono, observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan sistematis terhadap gejala atau peristiwa yang sedang
terjadi yang timbul pada objek penelitian secara langsung.29
2. Wawancara
Wawancara (interview) adalah proses pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan secara langsung oleh peneliti terhadap
responden baik dalam kondisi bertatap muka atau menggunakan
media pembantu seperti telepon atau media chatting (pesan langsung
dua arah), dan hasilnya di simpan dalam bentuk catatan ataupun
rekaman.30
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah proses menghimpun data yang bersifat visual atau
tekstual baik berupa arsip, buku, pendapat, dalil, ataupun lainnya yang
berhubungan dengan objek kajian peneliti.31
e. Analisis Data
Dalam tahapan ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis
sebagai model untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan hasil
29Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, Cetakan Ke-
II (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 173. 30 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya , Cetakan ke-VIII (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), h. 67. 31Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, h. 191.
18
temuan selama penelitian berlangsung, yakni menjelaskan secara
sistematis, jelas, menarik tentang hasil identifikasi masalah. Selain dari
pada itu penulis akan menggunakan pendekatan analitis fungsional,
dimana agama dipandang sebagai fungsi dalam pengendalian perilaku
sosial di masyarakat.
H. Hipotesis
Dalam penelitian skripsi ini penulis sementara memiliki hipotesis
terkait analisis telaah perilaku toleransi dan intoleran pada komunitas
sukabumi facebook diantaranya adalah:
1. Tidak ada korelasi atau pengaruh kesadaran beragama dalam hal menjalin
kerukunan pada komunitas sukabumi facebook.
2. Ada korelasi atau pengaruh kesadaran beragama dalam hal terjalinnya
sebuah kerukunan.
2.1. Pengaruh kesadaran beragama dalam menjalin kerukunan didasari
oleh pemahaman agama sendiri dan agama lain.
2.2. Pengaruh kesadaran beragama dalam menjalin kerukunan didorong
oleh latar belakang pendidikan.
I. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penulisan
sesuai dengan buku “Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
19
Tahun 2010”, selain itu untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka
sekiranya peneliti perlu membuat sistematika penulisan yang berfungsi
sebagai acuan dalam mendeskripsikan pembahasan yang akan di ulas pada
skripsi ini diantaranya:
a) BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah penelitian
dengan objek kajian agama dan perilaku sosial, didalamnya akan
dijelaskan alasan peneliti mengambil judul “Pengaruh Kesadaran
Beragama dalam Menjalin Kerukunan” serta beberapa pendapat ahli
sosiolog dalam memandang agama dan perilaku sosial. Adapun sub
bab yang tercantum adalah: latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka teori, metode penelitian, hipotesis, sistematika
penulisan.
b) BAB II INTEGRASI, KONFLIK, TOLERANSI DAN KERUKUNAN
Berbeda dengan bab yang lain, bab ini akan lebih fokus mengupas
tentang definisi integrasi dan isu-isu yang menimbulkan konflik di
kehidupan sosial maupun di internet, konsep toleransi, serta
kerukunan. Ada pun sub bab yang akan dibahas adalah: agama dan
20
integrasi sosial, agama dan konflik, konsep toleransi dan kerukunan
perspektif agama di Indonesia.
c) BAB III SEKILAS TENTANG GRUP SUKABUMI FACEBOOK
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan jejak perjalanan grup
sukabumi facebook, dengan sub bab: sejarah singkat facebook, sejarah
berdirinya grup sukabumi facebook, biografi admin/pengurus
sukabumi facebook, peran grup sukabumi facebook dalam
menciptakan kerukunan.
d) BAB IV ANALISIS PERILAKU ANGGOTA GRUP SUKABUMI FACEBOOK
Pada bab ini penulis berusaha mendeskripsikan dan mengklasifikasikan
pola perilaku toleransi dan intoleran anggota grup sukabumi facebook
secara sistematis berdasarkan fakta sosial yang diperoleh dalam bab
studi kasus. Berikut sub bab yang akan di bahas pada skripsi ini adalah:
Tipologi umat beragama di grup sukabumi facebook, agama dan kohesi
sosial.
e) BAB V PENUTUP
Bab terakhir ini akan di isi dengan sub bab: kesimpulan, saran-saran,
daftar pustaka dan lampiran.
21
BAB II
INTEGRASI, KONFLIK, TOLERANSI DAN KERUKUNAN
A. Agama dan Integrasi Sosial
Menurut Horton dan Hunt agama memiliki dua fungsi yaitu manifes dan
latent, manifes (nyata) artinya agama memiliki fungsi untuk merayu manusia
dalam melaksanakan ritus keagamaan dan bersama-sama menerapkan setiap
ajaranya, sedangkan fungsi latent yaitu agama berperan sebagai pembawa
kehangatan dalam bergaul, meningkatkan mobilitas sosial dan
mengembangkan seperangkat nilai ekonomi.
Integrasi sosial merupakan sebuah proses penyatuan dan penyesuaian
berbagai unsur sosial. Dalam kacamata antropologi, agama merupakan
sumber nilai moral dan kaidah sosial masyarakat. Nilai-nilai agama yang sakral
menjadi orientasi utama dalam moral dan pembentukan kaidah hukum sosial,
maka dengan demikian fungsi agama sebagai pengintegrasi masyarakat
dapatlah diterima karena agama juga berfungsi sebagai faktor penguat
solidaritas sosial.32
Dalam konteks masyarakat agama haruslah menjadi benih perubahan
sehingga hubungan sosial yang terjalin akan menjadi harmonis, toleran dan
jauh dari kehidupan konflik, sebagai negara pancasila agama di Indonesia
32 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, ed., Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan
(Jakarta: Prenada Media Group, 2006), h. 253-254
22
diharapkan memiliki beberapa faktor pendorong diantaranya: Pertama,
sebagai faktor motivatif yakni agama berfungsi memberikan dorongan moral
dan melandasi cita-cita perbuatan manusia; kedua, sebagai faktor kreatif dan
inovatif yaitu agama dituntut bersifat membaharui; ketiga, sebagai faktor
integratif yang mencakup faktor integratif individual dan integratif sosial
agama mengintegrasikan (mengutuhkan) dan menyerasikan
(mengharmonisasikan) segenap aktivitas individual dan sosial; keempat,
sebagai faktor sublimatif yaitu agama berfungsi mendorong setiap sikap dan
perbuatan manusia menjadi sebuah ketulusan untuk mengabdi kepada Tuhan
dan sesamanya.33
B. Agama dan Konflik
Dunia maya atau sering dikenal dengan media internet menjadi gaya
hidup tren masa kini, tidak sedikit orang menggunakannya sebagai wadah
untuk mencari informasi, berita, media dakwah, ladang usaha bahkan bisa
menjadi sumber konflik baik bersifat visual maupun aksi.
a. Definisi Konflik
Menurut Karl Marx konflik adalah satu kenyataan sosial yang bisa
ditemukan dimana-mana yang dimulai dengan pertentangan antar lapisan
33 Armada Riyanto CM, Dialog Interreligius: Historisitas, Tesis, Pergumulan, Wajah
(Yogtakarta: Kanisius, 2010), h. 376.
23
masyarakat untuk memperebutkan aset-aset yang bernilai, Baik yang
bersifat individu, kelompok maupun antar bangsa.34
Dalam bukunya yang berjudul “Managing Conflict in Organization”,
M. Afzalur Rahim menjelaskan:
“Conflict is defined as an interactive process manifested in
incompatibility, disagreement, or dissonance within or between
social entities (i.e., Individual, Group, Organization, etc)”.35
Beliau berpendapat bahwa konflik merupakan sebuah proses yang muncul
karena ketidakcocokan, ketidaksetujuan, atau perselisihan dalam kesatuan
sosial baik bersifat individu, kelompok maupun himpunan yang lebih besar.
Dalam ruang lingkup kehidupan sosial konflik sangat mudah terjadi,
apalagi dipicu oleh motif tertentu seperti budaya, politik, ekonomi, sosial,
dan kekuasaan yang pada akhirnya agama menjadi kambing hitamnya,
padahal konflik tersebut bukan merupakan justifikasi dari doktrin agama
itu sendiri, karena pada dasarnya semua agama mengajarkan kepada
umatnya sikap toleransi dan menghormati sesama.36
Konflik dapat di minimalisir Jika seseorang semakin saleh (pious)
dalam penghayatan agama dan kepercayaannya, karena orang saleh akan
semakin toleran dan menghargai kelompok lain termasuk dalam hal urusan
agama.
34Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 73. 35M. Afzalur Rahim, Managing Conflict in Organization (U.S.A New Brunswick and U.K
London, 2011), h. 16 36 Fahruddin Salim, “Pluralisme dan Toleransi Keberagamaan” dalam Nur Achmad, ed.,
Pluralitas Agama “Kerukunan dalam Keragaman” (Jakarta: Kompas, 2001), h. 19
24
b. Konflik di Media Sosial Internet
Media internet sudah menjadi kebutuhan sehari-hari di zaman
serba modern ini, ditambah dengan kemajuan alat komunikasi canggih
seperti Android dan Apple, setiap orang bisa mengakses internet
kapanpun. Menurut hasil survey techinasia.com ada beberapa website dan
aplikasi yang menjadi pilihan favorit para pengguna internet di Indonesia
diantaranya:
Gambar 1 diambil dari https://www.techinasia.com/indonesia-web-mobile-data-start-2015/
Pada gambar diatas dapat disimpulkan bahwa Facebook
merupakan salah satu situs sosial yang digemari oleh masyarakat Indonesia
disusul dengan WhatsApp dan Twitter. Setiap website ataupun aplikasi
pintar memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing seperti
memudahkan komunikasi mampu memberikan informasi atau pesan
secara cepat, memberikan layanan pendidikan, serta membuka peluang
dalam menumbuhkan ekonomi masyarakat. akan tetapi tidak sedikit
25
media internet zaman sekarang berubah menjadi wadah ejekan,
permusuhan baik yang bersifat politik, pendidikan, hukum, ekonomi,
sosial, budaya bahkan terkait SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar
golongan).
Selama ini banyak sekali isu ataupun berita yang menuai berbagai
kontroversi di media internet adapun isu yang sempat menjadi bahan dan
cikal bakal konflik adalah penistaan agama, diantaranya:
1. Karikatur Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo
Charlie Hebdo dikenal sebagai kartunis sebuah majalah kontroversi
satir di Paris, Perancis. Tidak sedikit buah karya karikatur Charlie
mengundang kritik dan kecaman dari semua golongan dan agama di
seluruh negara sehingga dirinya sering mendapatkan ancaman dari
pihak-pihak yang dirugikan.37
37 Diakses pada 20 Mei 2016 dari
http://international.sindonews.com/read/947555/41/teror-berdarah-antara-charlie-hebdo-dan-kartun-nabi-muhammad-1420684620
26
2. Pelecehan Hari Besar Nyepi di Facebook oleh Nando
Nando Irawansah M’ali telah menulis sebuah status di facebook
pribadinya:
“Bener2 fuck nyepi sialan se goblok ne, q jadi gak bisa nonton
ARSENAL Maen,, q sumpahin acara gila nyepi semoga tahun depan
pas ogoh2 terbakar semua yang merayakan,, fuckkkkkk you hindu.”
Menurut ormas Cakrawayu ungkapan Nando itu dinilai telah
mencemarkan dan menyakiti perasaan umat Hindu khususnya, maka
tidak heran kasus ini diserahkan kejalur hukum dengan tuntutan
penistaan agama.38
C. Konsep Toleransi
Istilah toleransi berasal dari bahasa inggris, yaitu: “tolerance” berarti
sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa
38 Diakses pada 20 Mei 2016 dari http://www.merdeka.com/peristiwa/dua-lsm-bali-
laporkan-nando-soalpelecehan-nyepi-di-fb.html
27
memerlukan persetujuan. Bahasa arab menerjemahkan dengan “tasamuh”,
berarti saling mengizinkan, saling memudahkan.
Dalam percakapan sehari-hari, di samping kata toleransi juga dipakai
kata “tolerer” kata ini adalah bahasa belanda berarti membolehkan,
membiarkan; dengan pengertian membolehkan atau membiarkan yang pada
prinsipnya tidak perlu terjadi. Jadi toleransi mengandung konsesi artinya
konsesi ialah pemberian yang hanya didasarkan kepada kemurahan dan
kebaikan hati dan bukan didasarkan kepada hak, maka jelas bahwa toleransi
terjadi dan berlaku karena terdapat perbedaan prinsip, dan menghormati
perbedaan prinsip orang lain itu tanpa mengorbankan prinsip sendiri.39
Toleransi pergaulan hidup antar umat beragama bukanlah toleransi
dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan sikap
keberagamaan pemeluk suatu agama dalam pergaulan hidup antara orang
yang tidak seagama, dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau
kemaslahatan umum.40
Secara definisi ada dua macam penafsiran tentang konsep toleransi ini,
pertama penafsiran negatif (negative interpretation of tolerance) yaitu proses
menghargai dengan cara membiarkan dan tidak menyakiti orang/kelompok
lain. Kedua penafsiran positif (positive interpretation of tolerance) yang
menyatakan bahwa toleransi itu lebih dari sekedar membiarkan dan
39Said Agil Husin Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama (Jakarta: Ciputat Press, 2005),
h. 13. 40Agil, Fikih Hubungan Antar Agama, h. 14.
28
menghargai, ia membutuhkan adanya bantuan dan dukungan terhadap
keberadaan orang/kelompok lain.41
D. Kerukunan Perspektif Agama di Indonesia
Kesadaran manusia akan kerinduannya terhadap perdamaian tidak
bisa terlepas dari penganut agama mana pun, secara doktrinal-tekstual orang
Islam akan mengucapkan assalamu’-alaikum yang artinya (salam sejahtera
bagimu) ketika bertemu dengan orang lain, karenanya Islam adalah agama
perdamaian, begitu pula dengan orang Kristen Katolik yang meyakini bahwa
agama Kristiani adalah agama cinta, yang selanjutnya diimplementasikan
melalui ajaran diakonia. Sebagaimana juga orang Hindu yang menekankan
ajaran dharma, dan orang Buddha mengklaim bahwa agamanya bermaksud
melepaskan diri dari “dukkha” penderitaan manusia. Secara konsepsi, semua
agama bertemu pada titik dan cita-cita yang sama, yaitu perdamaian dan
kerukunan.42
a. Islam
Islam pada esensinya memandang manusia dan kemanusiaan
secara positif dan optimis. Menurut Islam, manusia berasal dari satu asal
41 Masykuri Abdillah, “Pluralisme dan Toleransi ” dalam Nur Achmad, ed., Pluralitas
Agama: Kerukunan dalam Keragaman (Jakarta: Kompas, 2001), h. 13. 42Riyanto CM, Dialog Interreligius: Historisitas, Tesis, Pergumulan, Wajah, h. 445-446.
29
yang sama; keturunan Adam dan Hawa. Meski berasal dari nenek moyang
yang sama, tetapi kemudian manusia menjadi bersuku-suku, berkaum-
kaum, atau berbangsa-bangsa, lengkap dengan kebudayaan dan
peradaban khas masing-masing, semua perbedaan dan distingsi ini
selanjutnya mendorong mereka untuk kenal-mengenal dan
menumbuhkan apresiasi dan respek satu sama lain. Perbedaan diantara
umat manusia, dalam pandangan Islam, bukanlah karena warna kulit dan
bangsa, tetapi hanyalah tergantung pada tingkat ketaqwaan masing-
masing (Q.S al-Hujurat 49:13). Inilah yang menjadi dasar perspektif Islam
tentang “kesatuan umat manusia” (universal humanity), yang pada
gilirannya akan mendorong berkembangnya solidaritas antar-manusia
(ukhuwah insaniyah atau ukhuwah basyariyah).43
Argumentasi dasar untuk menerima dan merawat kemajemukan
serta membangun perdamaian antar sesama umat manusia adalah
perintah Al-Quran sendiri: “wa lau la daf’ull ahin-nasa ba’dahum bi ba’dil
lahiddimat sawami’u wa biya’uw wa salawatuw wa masajidu yuzkaru
fihasmullahi kasira.” (dan sekiranya Allah tidak menolak [keganasan]
sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan
biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan
masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah) (QS Al-Hajj
43 Azyumardi Azra, “Merayakan Kebebasan Beragama,” dalam bunga rampai 70 tahun
Djohan Effendi., Toleransi Agama dalam Masyarakat Majemuk: Perspektif Muslim Indonesia (Jakarta: ICRP Indonesian Conference on Religion and Peace, 2009), h. 14-15.
30
[22]: 40); dan “Wa lau sya’llahu laj’alakum umataw wahidataw wa lakil li
yabluwakum fi ma atakum fastabiqulkhairat” = sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan (QS Al-Maidah [5]: 48). Inilah
sesungguhnya sisi mulia Islam sebagai agama yang anti-kekerasan dan
anti-paksaan: “Lakum dinukum wa liyadin” (untukmulah agamamu, dan
untukkulah agamaku) (QS Al-Kafirun [109]: 6).44
Kerukunan identik dengan istilah paham pluralisme, sebagaimana
pemikiran Nurcholish Madjid bahwasanya pluralisme tidak saja
mengisyaratkan adanya sikap bersedia mengakui hak kelompok agama lain
untuk ada, melainkan juga mengandung makna kesediaan berlaku adil
kepada kelompok lain itu atas dasar perdamaian dan saling menghormati.
Allah berfirman, “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan
berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi dalam urusan
agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu, sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (QS Al-Mumtahanah [60]: 8).45
b. Katolik
44 Robert B. Baowollo, Menggugat Tanggung Jawab Agama-agama Abrahamik bagi
Perdamaian Dunia (Yogyakarta: Kanisius, 2010), h. 158-159. 45 Abd Moqsith Ghazali, “Islam dan Pluralitas (ISME) Agama,” dalam bunga rampai 70
tahun Djohan Effendi., Toleransi Agama dalam Masyarakat Majemuk: Perspektif Muslim Indonesia (Jakarta: ICRP Indonesian Conference on Religion and Peace, 2009), h. 14 -15.
31
Perbedaan golongan, ras, budaya serta agama telah menjadi
anugerah tuhan yang patut disyukuri bersama bukan malah menjadi
pembeda yang perlu diperselisihkan dalam hal ini peran Gereja sangatlah
penting dalam bertugas mengembangkan kesatuan dan cinta kasih antara
umat manusia. Pada Konsili Vatikan II pihak Gereja mengeluarkan sebuah
dokumen yang bernama “Nostra Aetate” (dokumen yang berisi tentang
hubungan Gereja dengan agama-agama non Kristiani) didalamnya
dijelaskan bahwa Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci
dalam agama-agama lain, serta tidak membenarkan adanya diskriminasi
atau penganiayaan berdasarkan keturunan, warna kulit, kondisi hidup atau
agamanya.46
Dalam praktiknya pihak Gereja mendorong para putranya agar
selalu bijaksana dan penuh kasih dalam menjalin kerukunan umat
beragama baik melalui dialog ataupun kerja sama dengan agama lain,
menurut Lastiko Runtuwene ada banyak macam dialog yang dapat
dikembangkan, antara lain dialog kehidupan; dialog karya dan dialog iman.
Dialog karya bisa diwujudkan dengan menciptakan karya bersama seperti
dalam hal kehidupan sosial, misalnya gotong royong, menanggulangi
bencana alam, santunan fakir miskin. Sedangkan dialog iman adalah dialog
46Diakses pada 22 November 2015 dari http://www.katolisitas.org/49/nostra-aetate
32
yang menekankan pada aspek keyakinan, khususnya cara pandang tentang
persamaan-persamaan universal sambil menghargai hakikat perbedaan. 47
c. Protestan
Agama Yahudi, Kristen dan Islam dikenal sebagai “Abrahamic
Religion” atau agama-agama Ibrahim, yang mana jika dilihat dari sudut
pandang ajarannya bersifat inklusif dan pluralistik karena dimaksudkan
untuk membawa kesejahteraan bagi semua orang (Kejadian 12: 2-3). Inilah
potensi positif dari agama-agama, namun dalam praktiknya sering
digunakan secara eksklusif oleh para penganutnya dan ini menjadi negatif.
Dalam tradisi Kristen kerukunan bukanlah istilah baku karena ada
beberapa kata yang biasa digunakan untuk menerangkan kerukunan
seperti persekutuan (Koinonia) yaitu hakikat hubungan antara orang-orang
percaya dengan Tuhan mereka atau diantara orang-orang percaya sendiri.
Dan persekutuan (Oikumene) yaitu hubungan antara gereja-gereja Tuhan.
Jika persekutuan dan keesaan merupakan kesaksian yang indah, menarik
dan disukai semua orang (Kisah Para Rasul 2: 47), maka perselisihan dan
perpecahan adalah skandal yang memalukan dan dibenci oleh Tuhan
(Roma 14:13; 14:21; I Korintus 8:9).48
47 Diakses pada tanggal 22 November 2015 dari
http://sulut.kemenag.go.id/file/fi le/Katolik/slyw1366661434.pdf 48 Departemen Agama RI, Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia
(Jakarta: Balitbang Agama, 1997), h. 74-77.
33
d. Hindu
Dalam agama Hindu ada beberapa hal yang bersifat fundamental
untuk menciptakan sebuah kerukunan, seperti halnya kutipan dalam kitab
Regveda yang berbunyi: “Ekam Sat Vipra Bahuda Vadanti” yang artinya
“disebut dengan ribuan nama yang berbeda, namun satu adanya”. Kutipan
tersebut menjelaskan bahwa banyak sekali cara untuk mencapai realitas
tertinggi (Tuhan) namun pada hakikatnya tujuannya satu.
Dalam ajaran Hindu seseorang dituntun untuk mengawali
kesadaran yang lebih tinggi dengan Buddhi, apabila Buddhi sudah mekar
dan tumbuh dalam dirinya, maka seseorang akan mampu menembus
pergaulan antar manusia dengan sikap saling menghormati dan saling
menghargai.49
Dalam konsepsi agama Hindu kerukunan merupakan upaya saling
menghormati masing-masing agama baik dalam hal spiritual maupun
seremonial keagamaan, sepanjang tujuan akhirnya adalah menuju
pencapaian Ketuhanan Yang Maha Esa. Konsep ini dilandasi oleh sebuah
Sloka dalam Bhagavad Gita yang berbunyi:
“Ye yatha mam prapadyante tanis tathai va bhajamy aham mama vartma
nuvartante manusyah partha, sarvasah”.
Artinya: Dengan jalan bagaimanapun orang-orang memujaku, dengan
jalan yang sama itu juga Aku memenuhi keinginan mereka. Melalui
banyak jalan manusia mengikuti jalanku, Oh Partha.
49Departemen Agama RI, Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia , h. 132-
133.
34
Atas landasan ajaran filsafat diatas, dengan sangat jelas bahwa agama
Hindu meletakkan dasar untuk saling menghormati kepada siapa pun yang
menempuh jalan yang berbeda.
Disisi yang lain setiap umat Hindu dituntut untuk mampu mencapai
tingkat kesadaran tertinggi, kesadaran ini hanya bisa dicapai dengan jalan
membebaskan diri dari keterikatan duniawi dan ketergantungan materi,
untuk melewati kebebasan ini terlebih dahulu harus melewati kebebasan
pikiran dengan jalan moksha yakni kehidupan yang terlepas dari pilihan
(dualitas), seorang tokoh yang bernama Khrisnamurti menyebutnya
dengan istilah “choiceless awareness”.50
e. Buddha
Tema kerukunan umat beragama selalu menjadi impian besar
dalam kehiupan sosial seperti halnya agama lain agama Buddha
mengajarkan dua sifat luhur yang harus senantiasa dimiliki oleh para
penganutnya, yaitu “metta” atau “karuna” yaitu cinta kasih dan “panna”
yang artinya kebijaksanaan. Kedua sifat ini dibangun atas nilai universal
terhadap semua mahluk hidup, juga mendasari ajaran Buddha Gotama,
metta atau karuna merupakan sisi emosi yang timbul dari hati yang
50 Departemen Agama RI, Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia, h.
139-140.
35
meliputi ramah-tamah, cinta kasih, saling membantu serta toleran
terhadap sesama maupun berbeda agama sedangkan panna merupakan
sisi kecerdasan yang dilahirkan dari daya pikiran yang meliputi ucapan dan
tindakan kedua sifat ini merupakan inti dari jalan hidup umat Buddha “way
of life”.51
Dalam jejak historis agama buddha ada seorang rraja yang bernama
Asoka dikenal sebagai pangeran yang luarbiasa kejam dan brutal dalam
perebutan tahta dan kekuasaannya di negara India yang kemudia dia
memeluk Buddhadharma dan memerintah dengan adil serta bijaksana di
sepanjang sisa hidupnya.52
Dalam literatur lain disebutkan bahwa raja Asoka telah membuat
piagam “piyadassi” artinya “yang penuh prikemanusiaan”, piagam
ini berisi tentang anjuran kepada rakyat yang di pimpin oleh raja
Asoka agar hidup sesuai Dhamma yang diajarkan oleh Buddha
Gotama, yaitu saling mengasihi, menghormati dan penuh toleransi
terhadap semua paham dan serta aliran agama yang ada, hingga
saat ini piagam ini sudah berusia lebih dari 22 abad namun justru
nilai yang terkandung patut dijadikan sebagai pedoman kehidupan
di masa sekarang.53
51Departemen Agama RI, Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia , h. 141-
142. 52Vhen. S Dhammika, Seri Literatir dan Wacana Buddhis: Maklumat Raja Asika, Versi Pdf
di unduh dari http://bukudharma.com/ebook/maklumat%20raja%20asoka.pdf, h. 3. 53Vhen. S Dhammika, Seri Literatir dan Wacana Buddhis: Maklumat Raja Asika, h. 199.
36
f. Konghucu
Agama Konghucu dikenal sebagai agama yang mengajarkan budi
luhur, dalam mengimplementasikan etika keberagamaannya, agama
Kkonghucu memiliki prinsip dasar yang disebut lima sifat mulia (Wu Chang)
yaitu sikap moral yang harus dimiliki oleh seseorang agar menjadi rambu-
rambu dalam kehidupannya sehari-hari diantaranya:
1. Ren / Jin (Cinta Kasih)
Dalam terjemahannya Ren / Jin memiliki arti yang bervarian seperti
kebaikan, murah hati, cinta kasih, juga manusiawi.
2. Yi (Keadilan / Kebenaran)
Yi diartikan sebagai rasa solidaritas, rasa senasib sepenanggungan dan
rela membela kebenaran.
3. Li (Sopan santun, tata krama atau budi pekerti)
Li merupakan tuntutan kehidupan sosial yang mengajarkan bagaimana
cara berperilaku dalam bermasyarakat seperti dalam ruang lingkup
keluarga dimana setiap anggota keluarga mampu menghargai
perannya masing-masing.
4. Zhi (Bijaksana)
Seperti yang tersirat dalam kutipan kitab Lun Yu dijelaskan bahwa
kebijaksanaan perlu ditanamkan sejak dini demi meminimalisir sikap
37
egoisme yang kini selalu mewarnai kehidupan sosial khususnya bagi
para pemimpin. 54
5. Sheng (Kesucian / Dapat dipercaya)
Kesucian diidentikan dengan amal perbuatan atau akhlak yang baik,
maka bisa dipahami bahwa jika seseorang memiliki akhlak yang baik
akan mendapatkan kepercayaan atau respon yang baik pula, dengan
bekal Sheng ini diharapkan setiap individu mampu memancarkan budi
pekerti yang bisa melahirkan sebuah kerukunan.
Melalui refleksi pemikirannya Komarudin Hidayat memaparkan
beberapa karakter orang dalam kehidupan keberagamaannya, diantaranya
terdapat tiga macam kecenderungan yang mudah diamati, yaitu
kecenderungan mistikal (solitary), profetik-ideologikal (solidary), dan
humanis-fungsional, masing masing karakter memiliki perbedaan tersendiri.
Misalnya keberagamaan mistikal antara lain ditandai dengan penekanan pada
penghayatan individual terhadap kehadiran Tuhan, dimata para mistikus
Tuhan adalah sosok Sang Kekasih, Cahaya di atas Cahaya. Disisi yang lain
karakter profetis-ideologikal ditandai dengan penekanannya pada misi sosial
keagamaan, dengan menggalang solidaritas dan kekuatan, oleh karenanya
kegiatan penyebaran agama dengan tujuan menambah pengikut, dinilai
54Jurnal Bahasa dan Budaya Cina Vol. 4 No. 2 Oktober 2014, (Universitas Bunda Mulia)
diakses pada tanggal 22 November 2015 dari http://repository.maranatha.edu/10695/1/Lima%20Sikap%20Moral%20dalam%20Pah am%20Konfusianisme.pdf
38
memiliki keutamaan teologis dan memperkuat kekuatan ideologis. Dimata
mereka puncak kebajikan beragama adalah berlakunya hukum-hukum agama
dalam perilaku dan tatanan sosial, kategori iman dan kafir orang “dalam” dan
“luar” lalu dieksplisitkan dengan menggunakan kategori normatif dan
ideologis. Berbeda halnya dengan humanis-fungsional karakter ini lebih
cenderung pada penghayatan nilai-nilai kemanusiaan yang dianjurkan oleh
agama, pada tipe ini orang lebih identik bersikap toleran dan eklektis, dengan
memaknai bahwa bila seseorang telah beriman kepada Tuhannya maka perlu
berbuat baik terhadap sesamanya, maka itulah yang mereka sebut kebijakan
beragama.55
55 Komarudin Hidayat, The Wisdom of Life: Menjawab Kegelisahan Hidup dan Agama
(Jakarta: Kompas, 2008), h. 6-7.
39
BAB III
SEKILAS TENTANG GRUP SUKABUMI FACEBOOK
A. Sejarah Singkat Facebook
Facebook merupakan sebuah layanan jejaring sosial yang hanya bisa di
akses melalui internet, Mark Zuckerberg bersama teman-temannya Eduardo
Saverin (pebisnis), Andrew McCollum (seniman grafis) Dustin Moskovitz
(programer) dan Chris Hughes adalah para pendiri facebook tepatnya pada
tanggal 4 Februari 2004. Sebelumnya Mark Zuckerberg menciptakan facemash
pada 28 oktober 2003 saat masih duduk di bangku perkuliahan di Harvard,
dengan segala usahanya facemash bermetafora menjadi facebook yang hingga
saat ini sudah tercatat ada 1,44 miliar pengguna aktif yang tersebar diberbagai
belahan dunia dan memiliki kantor pusat di Menlo Park, California, Amerika
Serikat.56
Dengan wajah baru yang lebih modernis facebook kini hadir dengan
beberapa fitur-fitur inovatif, seperti “video call” yaitu komunikasi dengan
fasilitas video langsung; penyediaan “group/community” forum grup yang
feksibel sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dibuatnya sebuah grup;
penyediaan “advertise” yaitu iklan. Selain daripada itu akses yang cukup mudah
dan cepat menjadi nilai plus bagi facebook dalam merebut pasar bisnis di media
56Diakses pada 29 Juli 2017 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Facebook
40
internet saat ini dan menjadikan facebook lebih banyak diminati oleh semua
lapisan masyarakat.
B. Sejarah Grup Sukabumi Facebook
Berawal dari sebuah gagasan “duduluran” yaitu hidup sosialis dengan
mempererat tali persaudaraan tanpa memandang sebelah mata seorang
pelajar yang bernama Ridwan Badar memanfaatkan facebook untuk membuat
sebuah grup atau forum diskusi dengan nama “Sukabumi Facebook”57.
Pada awalnya grup ini hanya memiliki anggota belasan orang dengan
beberapa pengurus grup termasuk didalamnya Ridwan Badar namun seiring
berjalannya waktu Ridwan Badar meminta seseorang yang bernama Dedi
Suhendra untuk menjadi pengurus utama grup Sukabumi Facebook mengingat
Ridwan sendiri disibukkan dengan kegiatan sekolah, lambat laun grup ini
memperlihatkan beberapa perkembangan dibawah pengelolaan Dedi
Suhendra seperti bertambahnya jumlah anggota online, pembentukan
peraturan grup, pembuatan identitas atau logo Sukabumi Facebook dan mulai
disusun agenda Gathering Tahunan dengan tujuan agar setiap anggota online
dapat bertemu secara langsung untuk mempererat duduluran.
Grup Sukabumi Facebook merupakan sebuah forum diskusi masyarakat
Sukabumi di dunia maya baik dibidang politik, budaya, pendidikan, teknologi
maupun agama. Keanggotaannya sangatlah fleksibel setiap orang bisa masuk
57 Alamat grup sukabumi facebook https://www.facebook.com/groups/like.earth/
41
dan bergabung di grup ini, para member yang berdomisili di kota maupun
kabupaten sukabumi biasanya sering berkumpul bersama di “basecamp” yaitu
tempat pertemuan grup yang terletak di Jl. Ciraden No. 166 Samping alun-alun
cisaat.
Sampai saat ini jumlah anggota grup Sukabumi Facebook yang tercatat
secara online sebanyak 74.559 Orang 58 , demi kenyamanan dan ketertiban
dalam berdiskusi ataupun bersosialisasi di dalam grup maka pihak pengurus
membuat peraturan diantaranya:
1. Memahami netiket yang berlaku di dunia internet.
2. Berbagi informasi dan diskusi, dilarang info hoax/berita palsu/bohong.
3. Diperbolehkan promosi iklan jasa/produk, tapi hanya satu kali sehari
dengan iklan jasa/produk yang sama selama 1 jam terposting di grup,
setelah itu postingan silahkan dialihkan ke
https://www.facebook.com/groups/smishopping/?ref=ts&fref=ts dan
postingan akan dihapus untuk memberikan kesempatan kepada anggota
lain untuk membaca postingan yang berbeda.
4. Dilarang memasang link affiliate, MLM, arisan berantai atau bisnis yang
berbau penipuan.
5. Setiap anggota berhak mengemukakan pendapat, kritik, saran tanpa ada
paksaan dari siapa pun.
58 Data di ambil pada tanggal 26 Oktober 2015 dari
https://www.facebook.com/groups/like.earth/
42
6. Setiap anggota hendaknya saling menghargai satu sama lain, agar tercipta
suasana yang kondusif.
7. Khusus kampanye pemilu kada kabupaten/kota Sukabumi, diperbolehkan
selama 1 jam setiap hari sekali kampanye, setelah itu silahkan berkampanye
di grup kota sukabumi http://goo.gl/NIxYU.
8. Khusus untuk kampanye pemilu kada Jawa Barat, diperkenankan
memasukkan profil calon di dalam album yang sudah disediakan dan boleh
di “up” (di promosikan) 1 kali sehari.
9. Setiap posting diwajibkan mencantumkan kode posting diantaranya:
• [TANYA]: Jika anggota ingin bertanya dalam grup
• [INFO]: jika anggota ingin berbagi informasi, berikan penjelasan agar
anggota lain tidak bertanya-tanya.
• [BELI]: jika anggota ingin memberi produk atau jasa.
• [PROMO]: Jika anggota ingin mempromosikan produk & jasa.
• [DISKUSI]: Jika anggota ingin mendiskusikan suatu permasalahan atau
isu tertentu.
Keberadaan grup sukabumi facebook menjadi salah satu media komunikasi
aktif di internet, sejauh ini banyak sekali problema kehidupan masyarakat
sukabumi yang dipublikasikan melalui grup mulai dari informasi kehilangan
dompet hingga hilangnya orang, perkembangan cuaca, arus lalu lintas, kesehatan,
bahkan grup ini menjadi tempat konsultasi psikologis seperti halnya orang yang
43
mengalami permasalahan dalam sebuah hubungan. Tidak sedikit permasalahan
sosial yang dituangkan kedalam grup ini berbuah positif, contoh kecilnya adalah
kasus kehilangan dompet yang ditemukan lalu di publikasi dan akhirnya bisa
kembali ketangan pemiliknya.
Selain menjadi daya tarik media komunikasi, grup sukabumi facebook
menjadi rumah bagi para komunitas-komunitas muda kreatif untuk saling berbagi
informasi, kurang lebih ada 15 komunitas yang ikut bergabung di grup ini
diantaranya:
No Nama Komunitas
1 Riuangan Mahasiswa Sukabumi (Rimasi)
2 Forum Fotografi Sukabumi (FOTOKAMI)
3 Backpacker Sukabumi
4 Komunitas Iket Sunda (KIS area Sukabumi)
5 Sukabumi Parkour (SPARK)
6 Spring Airsoft Gunner Sukabumi (SAG-ID)
7 Pecinta Alam Sukabumi (PAS)
8 Musang Lovers Sukabumi (MULSI)
9 Kaskuser Regional Sukabumi (KERIS)
44
C. Biografi Pengurus Sukabumi Facebook
Dedi Suhendra adalah nama asli dari
pengurus utama grup sukabumi facebook, beliau
lahir di Sukabumi pada tanggal 23 Desember 1973,
anak ke-3 dari 5 bersaudara ayahnya bernama H.
Ahmad Sopandi (alm) dan ibunya Hj. Aam Roswati,
beliau tumbuh dewasa di Jl. Ciraden No. 166 Samping alun-alun Cisaat
kabupaten Sukabumi.
Saat menginjak usia sekolah Dedi Suhendra mulai mengemban
pendidikan pertamanya di SD Pembina Cisaat Gadis (1986) kemudian
dilanjutkan ke SMPN 1 Cisaat Sukabumi (1989), SMAN 3 Kota Sukabumi (1992)
10 Remaja Lingkungan Tataran Sunda (REALITAS)
11 Pecinta Alam Rimba Liar (PARALIAR)
12 Paguyuban Taliwargi Pemuda Jambelaer (PATWAPAJAR)
13 Komunitas Fotografi Ponsel Sukabumi (Kofiponsmi)
14 Solidarity Vapor (SV)
15 Bis Mania Community Korwil Suci (Sukabumi Cianjur)
45
dan pada akhirnya beliau memutuskan untuk masuk Universitas Gunadarma
Jurusan Manajemen Informatika (lulus tahun 1996).59
Pria yang akrab disapa Kang Dedi ini sudah lama bergelut dibidang
kebudayaan dan pariwisata Sukabumi hal ini dapat di lihat dalam album akun
facebook dan websitenya yang dipenuhi dengan keanekaragaman hasil
dokumentasi fotografi60. Dengan modal ilmu manajemen informatika dan hobi
fotografi, Dedi Suhendra memulai karirnya sebagai budayawan yang ingin
melestarikan aset kesukabumian dengan cara mengabadikan sekaligus
memelihara dan mempublikasikannya dengan harapan masyarakat sukabumi
mampu mengenal kekayaan sukabumi dengan mudah khususnya melalui
media internet, selain menjadi pengurus utama grup sukabumi facebook,
beliau juga dipercaya sebagai penasihat grup-grup lain seperti grup Backpacker
Sukabumi, KOFIPONSMI, Sukabumi Hereuy, Sukabumi Kuliner, Sukabumi
Heritage.
Salah satu misi besar dalam hidupnya adalah “Ciletuh Geopark”, sebuah
kawasan pariwisata cagar alam geologi yang terletak di desa Ciwaru,
Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Kang dedi berambisi ingin
merevitalisasi pariwisata pesona alam yang ada di daerah sukabumi selatan
tersebut, Hingga pada akhirnya pengorbanannya berbuah hasil ketika Ciletuh
Geopark dinobatkan menjadi geopark nasional dengan kriteria penilaian
59Hasil wawancara bersama Dedi Suhendra pada tanggal 19 Oktober 2015. 60Link akun facebook Dedi Suhendra https://www.facebook.com/dedis , Link website
Dedi Suhendra http://www.dedisuhendra.com/
46
standar UNESCO pada tanggal 22 Desember 2015, berikut adalah kutipan status
Kang Dedi di Grup Sukabumi Facebook.
“Foto dari Ibu Prof. Ir. MSI, PhD Mega Fatimah Rosana -- hari ini Selasa,
22 Des 2015 - kawasan Taman Bumi Ciletuh / Ciletuh
Geopark / Geopark Ciletuh telah dikukuhkan menjadi Geopark Nasional --- hadiah
terindah di bulan Desember, di hari ini 70 tahun hari lahir Alm ayah, saya
dedikasikan utk Alm ayah saya H. Ahmad Sopandi ( H. Opan ) sebagai pembuka
ruas jalan Loji Simpenan - Girimukti - Puncak Darma - Cimarinjung thn 2004-2005
; tugas berat akan dimulai setelah ini , mohon dukungan dari masyarakat Sukabumi
dan masyarakat Indonesia dimanapun Anda berada agar bbrp tahun ke depan
kawasan ini masuk ke dlm Global Geopark Network di bawah UNESCO”61
Disisi yang lain semua yang berhubungan dengan sosial, seni, politik,
ekonomi, serta keragaman budaya dan pariwisata selalu menjadi bahan
ekspresi pemikiran beliau, karena beliau memiliki cita-cita besar memberikan
wadah bagi masyarakat sukabumi agar bisa saling bersinergi, membatu dan
berbagi informasi tentang kesukabumian, yang pada akhirnya akan mampu
menciptakan karakter-karakter masyarakat yang dinamis, terbuka dan
toleran.62
D. Peran Sukabumi Facebook dalam Menciptakan Kerukunan
Kerukunan merupakan sebuah cita-cita yang selalu diidamkan, namun
hal itu tidak akan pernah terealisasi jika prosesnya tidak dimulai, dalam hal ini
61 Kutipan diambil dari status Dedi Suhendra pada tanggal 22 Desember 2015,
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10208633558655548&set=gm.10153396731192499&type=3&theater
62Hasil wawancara bersama Dedi Suhendra pada tanggal 19 Oktober 2015.
47
grup Sukabumi Facebook berusaha untuk mewujudkannya dengan caranya
sendiri. Beberapa tahun ini grup sukabumi facebook berhasil melaksanakan
banyak kegiatan sosial yang melibatkan semua lapisan masyarakat dari usia
muda, tua, hingga lapisan antar agama, diantaranya:
1. Santunan Anak
Dikutip dari koran Radar Sukabumi online, Miftah anak berusia
balita didiagnosa berpenyakit tumor ganas atau Hydrosyfalus di bagian
hidungnya, neneknya yang bernama Aminah usia 50 tahun senantiasa
merawat dan menjaga Miftah yang kini masih berusia 3 tahun. Mendengar
kabar ini para anggota grup sukabumi facebook mulai menelusuri
kebenaran informasi tersebut hingga muncul ide untuk memberikan
bantuan bersama yang dibungkus melalui program “Sukabumi Facebook
Peduli”. Program ini pada dasarnya terbuka untuk umum yang ingin
mendonasikan sebagian hartanya untuk disalurkan kepada Miftah dalam
bentuk sembako dan uang sebesar Rp. 1.088.550, donasi ini diperoleh dari
berbagai komponen lapisan masyarakat yang tergabung dalam grup
sukabumi facebook.
48
Foto diambil dari grup Sukabumi Facebook
2. Khitanan Massal
31 Mei 2015 merupakan momen keberkahan bagi para anggota
grup sukabumi facebook, karena pada tanggal itu telah dilaksanakan
kegiatan khitanan massal yang diprakarsai oleh Kang Dedi Suhendra
bekerja sama dengan RIMASI Jakarta (Riungan Mahasiswa Sukabumi) juga
Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) serta komunitas lainnya.
tercatat ada 176 anak yang mendapatkan pelayanan khitanan gratis yang
di selenggarakan di masjid Raudhatul Irfan Sukabumi. Untuk pembiayaan
kegiatan ini para anggota grup sukabumi facebook ikut berperan aktif
menyumbangkan sebagian hartanya selain daripada itu dibantu juga oleh
sponsor utama bank Permata. Salah satu orang tua anak peserta khitanan
49
massal bernama bapak Duduh mengungkapkan kebahagiaannya seperti
kutipan dibawah ini:
“Anak saya Alhamdulillah tidak terlalu takut. Mungkin
suasananya ramai. Mudah-mudahan, Repdem semakin jaya dan diberikan
kebarokahan,”.63
3. Gathering Rutin
Gathering secara bahasa artinya pertemuan, selama 3 tahun
terakhir ini grup sukabumi facebook telah melaksanakan kegiatan
“Gathering” antar anggota secara berkala, kegiatan ini biasanya dilakukan
di objek wisata area Sukabumi salah satunya adalah Selabintana Resort
yang digunakan pada pertemuan ke-3. Setiap orang diundang secara online
63 Dikutip dari pojok jabar online, pada tanggal 22 Desember 2015 dari
http://jabar.pojoksatu.id/sukabumi/2015/06/04/sf-dan-repdem-gelar-khitanan-massal/
50
di media sosial facebook hal ini bertujuan untuk memudahkan akses
informasi bagi setiap anggota, kegiatan yang ditawarkan dalam gathering
ini adalah menjalin silaturahmi sesama anggota r, bertukar pikiran dalam
forum diskusi, mengenal sukabumi tempo dulu, kuis, pengenalan
komunitas kreatif sukabumi, permainan “outbound”, menghimpun dana
sosial yang akan disalurkan kepada orang-orang tidak mampu khususnya
area kota dan kabupaten Sukabumi.
Animo masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini baik
anggota r ataupun juga non-anggota sangatlah besar, bahkan dapat
dikatakan antusias, hal ini dibuktikan dengan jumlah peserta yang hadir
lebih dari seratus orang, termasuk didalamnya para komunitas kreatif yang
eksis di kota dan kabupaten Sukabumi.
Kegiatan pertemuan akbar antar anggota ini, memberikan suasana
kehangatan bagi setiap orang yang ikut berpartisipasi di dalamnya,
51
terlebih hal ini dapat dirasakan bagi para komunitas kreatif sukabumi,
mereka bisa berbagi pengalaman, informasi dan ilmu dengan
komunitas lainnya.
Keberadaan grup sukabumi facebook kini telah menjadi rumah bagi
masyarakat yang peduli terhadap kesukabumian, tidak hanya sebatas aksi
solidaritas sukabumi facebook juga berperan dalam membentuk karakter
muda-mudi sukabumi menjadi lebih aktif, kreatif serta inovatif dalam
menghadapi tantangan global baik di dunia pendidikan, industri, ekonomi,
maupun budaya dan pariwisata, sebagaimana beberapa program yang telah di
implementasikan dalam bentuk workshop, seminar ataupun diskusi secara
rutin diantaranya:
1. Sukabumi Digital Preneur “Your Life Your Hobby”.
Kegiatan ini dibuka secara umum dan dilaksanakan di daerah
Cibadak kabupaten sukabumi, sasarannya adalah para muda-mudi
yang sedang merintis dunia usaha atau bisnis, dengan menghadirkan
berbagai macam narasumber pakar ekonomi dan pelaku bisnis
diharapkan akan tumbuh generasi-generasi yang mapan.
2. Pengenalan Sukabumi melalui Pemutaran Video “Tah Ieu Sukabumi”.
Kegiatan ini dibintangi oleh band switch up yang mencoba
mempromosikan sukabumi dengan lagu barunya yang berjudul “tah
ieu Sukabumi”, video ini diputar serentak di 52 lokasi strategis di kota
52
dan kabupaten sukabumi, kegiatan ini bertujuan untuk merevitalisasi
semangat pemuda-pemudi sukabumi agar bangga dengan kotanya
sendiri.
3. P4GN (Penyuluhan Pemberantasan Penggunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba) di lingkungan TNI dan PNS.
Kegiatan ini dilakukan oleh BNN (Badan Narkotika Nasional)
Kabupaten Sukabumi bekerja sama dengan pihak TNI dan PNS untuk
memberantas khususnya memproteksi dari penyalahgunaan obat-
obatan terlarang.
4. Aksi Solidaritas SFace – Palestina.
Berawal dari rasa simpati atas apa yang telah terjadi di belahan
negeri palestina, maka para anggota sukabumi facebook menggelar
aksi menghimpun dana yang akan dikirim sebagai hibah kepada para
korban peperangan di palestina melalui lembaga KNRP (Komite
Nasional Rakyat Palestina, hingga pada akhirnya perwakilan KNRP pun
dapat meluangkan waktunya untuk bertemu dengan para anggota
sukabumi facebook untuk mengucapkan terimakasih atas segala
bantuan dan kepeduliannya.
53
5. Pembinaan Manajemen Event “Road to Ciletuh Geopark”.
Kegiatan ini diprakarsai oleh Disporabudpar Jawa Barat yang
dilaksanakan di Ciwaru pada tanggal 26 Oktober 2015, tujuan utama
kegiatan ini adalah memberikan bimbingan serta pelatihan bagi para
komunitas yang bergerak di bidang budaya dan pariwisata dalam
rangka memperkenalkan area Ciletuh Geopark sebagai taman wisata
nasional.
6. Temu Sharing SOS Web & Secure
Mengingat banyak sekali serangan hackers dan virus online
maka para anggota komunitas Sukabumi Open Source menggelar
forum diskusi untuk melatih sekaligus bertukar pikiran tentang
bagaimana caranya memproteksi website agar lebih aman dari
serangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
7. Pembentukan Tim Arekan
Rasa kekhawatiran atas maraknya kasus tawuran pelajar yang
sering terjadi di kota dan kabupaten Sukabumi menjadi penggerak para
anggota komunitas sukabumi facebook untuk membuat tim gabungan
“arekan”. Tim ini dibentuk melalui koordinasi langsung dengan
pemerintahan setempat yang diwakili oleh bapak Achmad Fahmi
selaku wakil wali kota Sukabumi, pertemuan ini dilaksanakan pada
54
tanggal 15 September 2015 di rumah makan Pawon Ligar, adapun hasil
dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
• Melakukan pendataan nomor telepon, email serta akun media
sosial yang dimiliki siswa
• Melakukan pembekalan pengetahuan IT khususnya dibidang
pemanfaatan media sosial kepada para guru, khususnya bidang
kesiswaan.
• Melakukan pembinaan kepada siswa bermasalah melalui program
outbound.
• Memberdayakan komunitas-komunitas kreatif yang memiliki
kegiatan positif agar bisa masuk keranah pendidikan sebagai media
ekstrakulikuler agar bakat dan minat siswa dapat tersalurkan
dengan baik.
• Mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut andil
dalam meminimalisir fenomena tawuran pelajar dengan menjaga
dan mendidik anggota keluarganya dengan akhlak yang baik serta
tidak menanamkan sikap wajar dan apatis terhadap kenakalan
remaja.
8. Kampung Budaya Lembur di Kecamatan Kadudampit
Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Kadudampit Kabupaten
Sukabumi yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat sekitar untuk
55
menyuguhkan jenis-jenis kebudayaan kesundaan yang ada di
wilayahnya, berbagai jenis kesenian ditampilkan layaknya festival
eropa, setiap kreasi yang berhubungan dengan kesundaan di arak
sepanjang jalan mulai dari, pakaian adat kebaya, pangsi, lengser, nasi
tumpeng, nasi liwet lengkap dengan lauk-pauk dan lalabannya, disisi
lain ada tari jaipong, tari merak juga seni musik gamelan, yang terakhir
adalah proses numbuk padi yang menjadi keunikan tersendiri.
Festival kebudayaan ini dikemas dengan model kompetisi,
setiap penampilan wajib registrasi untuk mendapatkan nombor
peserta lomba yang pada akhirnya akan dipilih yang terbaik dan unik,
tujuan utama dari kegiatan ini tidak lain ingin memperkuat tali
persaudaraan rukun warga, serta merevitalisasi kebudayaan asli
sebagai jati diri orang Sunda.
9. Tafakur Alam & Reboisasi Gunung Sunda
Kepedulian masyarakat terhadap penghijauan kini sudah dapat
dikatakan tinggi, pada tanggal 14 Juni 2015 dinas kebudayaan dan
pariwisata kabupaten Sukabumi mengadakan kunjungan dan reboisasi
gunung sunda dibantu oleh komunitas PATWAPAJAR dan sukabumi
facebook serta masyarakat sekitar, mengingat gunung sunda
belakangan ini gersang dan tandus padahal gunung sunda menjadi
56
tempat wisata lokal yang memiliki keindahan alam pemandangan kota
dari ketinggian.
10. Silaturahmi dengan Komunitas Kesundaan
Komunitas kesundaan merupakan salah satu komunitas yang
berdomisili di area Bogor, jelas sekali diberi nama kesundaan karena
komunitas ini mencintai setiap kebudayaan sunda baik dalam bentuk
bahasa, adat pakaian, hingga kesenian. Para anggota Sukabumi
Facebook bersilaturahmi dengan komunitas kesundaan bertujuan ingin
menjalin tali persaudaraan se-tataran sunda serta berbagi informasi
kebudayaan dan pariwisata yang dapat dikembangkan demi
menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar.
Semua kegiatan yang dilakukan grup sukabumi facebook bersama lembaga
atau organisasi lain tidak lain bertujuan untuk menciptakan sukabumi yang lebih
baik, cerdas rukun dan toleran, berawal dari temu sapa sesama anggota baik di
media sosial maupun di lingkungan umum hingga akhirnya berbuah aksi nyata
kepedulian terhadap isu-isu kesukabumian.
57
BAB IV
ANALISIS PERILAKU ANGGOTA GRUP SUKABUMI FACEBOOK
Dewasa ini banyak dijumpai kehidupan sosial yang begitu harmonis baik
antara pemeluk agama, etnis ataupun budaya, mereka bisa hidup berdampingan,
bertetangga, bergaul bersama dalam kehidupan sehari-hari, menempuh
pendidikan dalam lembaga yang sama, saling menyapa, tolong menolong,
menghormati dan menjaga satu sama lainnya. 64 Tentunya keharmonisan inilah
yang perlu dijaga dan dikembangkan agar setiap gesekan-gesekan pemicu konflik
sosial dapat diminimalisir demi terciptanya kehidupan yang rukun, religius dan
aman.
A. Tipologi Umat Beragama di Grup Sukabumi Facebook
a. Eksklusivisme, Inklusivisme dan Pluralisme
Dalam memahami agama, setiap orang perlu mengimbanginya
dengan melihat kondisi objektif suatu tempat ataupun kondisi sosial
terlebih dahulu dan tidak dipahami secara eksklusif dan ekstrem (ta-
tharruf), agar agama tidak menjadi faktor pemecah belah (disintegrative),
dan sebaliknya menjadi faktor pemersatu (integrative). Sehingga akan
lahir sebuah pemahaman keagamaan yang lebih bersifat moderat, tentu
saja tanpa mengorbankan ajaran-ajaran dasar agama sendiri, pada
akhirnya pemahaman agama yang moderat akan menghasilkan ajaran
64 Mujamil Qomar, Fajar Baru Islam Indonesia: Kajian Komprehensif atas Sejarah dan
Dinamika Intelektual Islam Nusantara (Bandung: Mizan, 2012), h. 16.
58
agama yang mengedepankan kasih sayang (rahmah) perdamaian (salam),
dan toleransi (tasamuh) dalam hubungan antar manusia.65
1. Eksklusivisme
Secara definitif eksklusivisme artinya paham yang mempunyai
kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat. 66 Contoh
kecil umat kristiani tentu berpandangan merekalah yang paling
selamat, agama yang lainnya berada di atas jalan kesesatan begitupun
dalam pandangan orang islam, pemeluk Kristen itu celaka.
Demikianlah seterusnya setiap pemeluk agama cenderung berfikir
eksklusif, merasa paling benar dan paling dekat dengan Tuhan.
Bahkan eksklusivisme itu berkembang lagi dalam tubuh internal satu
agama, sehingga muncullah mazhab, sekte dan aliran yang cenderung
mengkafirkan yang lain. Maka tidaklah heran kelompok eksklusivisme
merasa dirinya paling benar dan yang lain mesti salah dan sesat hal ini
mudah di temui pada semua kelompok agama.67
2. Inklusivisme
Inklusivisme berasal dari bahasa inggris yaitu “ inclusive” yang
artinya “open to everyone” terbuka pada semua orang dan “not limited
to certain people” tidak terbatas pada orang-orang tertentu. 68
65Amin, Harmoni dalam Keberagamaan, h. 26. 66Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-4 (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 357. 67Tantowi Anwari, dalam Budhy Munawar Rachman, ed., Membela Kebebasan Beragama:
Percakapan tentang Sekularisme, Liberalisme dan Pluralisme (Jakarta, LSAF, 2010), h. 917. 68Merriam Webster, Kamus Bahasa Inggris Elektronik, di akses pada 20 Mei 2016 dari
http://www.merriam-webster.com/dictionary/inclusive
59
Penjelasan tersebut menegaskan bahwa inklusivisme merupakan
sebuah cara pandang terbuka terhadap orang lain tanpa memandang
negatif.
Menurut Komarudin hidayat teologi yang cenderung bersifat
inklusif adalah ajaran Hindu dan Budha, yang lebih sering disebut
sebagai way of life, bukannya agama. ia menganalogikan kedua agama
ini sebagai anak sungai yang berbeda-beda namun memiliki tujuan
yang sama yaitu lautan.
“memandang beragam agama bagaikan beragam sungai yang
kesemuanya tengah mengalir menuju lautan. Hanya saja ketika
seseorang tengah berada di sebuah sungai, seolah-olah sungai
hanyalah satu dan unik, pasti berbeda dari yang lain. Entah
kedalamannya, tebingnya, ikan-ikannya dan sebagainya. Tapi kalau
kita melihatnya dari langit ternyata banyak sekali sungai dan
semuanya menuju ke lautan. Begitulah halnya dengan beragam
agama, mereka memandangnya semua menuju pada muara yang
sama.69
3. Pluralisme
Pluralisme memiliki arti cara pandang tentang keadaan
masyarakat yang majemuk, salah seorang pemikir Islam progresif dari
Mesir yang bernama Gamal Al-Banna (Lahir pada 15 Desember 1920)
menuangkan gagasan pluralismenya dengan berpendapat:
“Al-Quran melarang masing-masing kelompok agama
mengklaim sebagai umat yang paling utama seraya merendahkan
kelompok agama lain. Kelompok-kelompok agama tidak boleh
69 Rachman, ed., Membela Kebebasan Beragama: Percakapan tentang Sekularisme,
Liberalisme dan Pluralisme, h. 918.
60
mengklaim dirinya adalah ahli surga sementara kelompok lain adalah
ahli neraka. Klaim-klaim seperti ini sama saja merampas hak Allah.
Sudah saatnya para dai Islam mengetahui bahwa mereka tidak
berhak mengklaim bahwa selain orang Islam akan masuk neraka
karena kunci-kunci surga dan neraka tidak berada ditangan mereka.
Sikap seperti ini merupakan pelanggaran keras terhadap wewenang
Allah. Yang dituntut dari para dai—setelah turunnya firman Allah
‘Wahai orang-orang yang beriman, diri kalian adalah tanggung jawab
kalian ketika kalian mendapat petunjuk’ (QS Al-Maidah [5]: 105)—
adalah sekedar menjadi saksi atas manusia (syuhada ‘ala al -nas). Para
dai hanya bertugas memperkenalkan Islam kepada mereka
kemudian membiarkan mereka menentukan keyakinan mereka
sendiri.
Pandangan Gamal Al-Banna terhadap pluralisme didasari atas
argumen teologis bahwa tauhid artinya adalah hanyalah Allah yang
tunggal segala sesuatu selain Allah pasti beragam. Alam semesta,
elemen-elemen masyarakat, dan ajaran agama sangat beragam tetapi
Allah hanya satu. Dengan demikian barang siapa yang mengakui ke-
Esa-an Allah, maka dia harus mengakui pula keberagaman entitas
selain Allah (pluralisme), tidak terkecuali keberagaman agama. Inilah
tauhid murni Argumentasi teologis ini kemudian diperkuat oleh prinsip
bahwa Al-Quran adalah kitab pluralis, QS Al-Kahfi [18]: 29 yang
menegaskan kebebasan berkeyakinan; “Barang siapa ingin beriman
maka berimanlah dan barang siapa ingin tak beriman maka kafirlah.”70
70Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Beragama (Bandung:
Mizan, 2011), h. 71-74.
61
Dalam bukunya Budhy Munawar Rachman mengutip hasil
wawancara dengan Komarudin Hidayat yang berpendapat bahwa
pluralisme mesti dipahami sebagai cerminan atas realitas sosial,
sebagaimana kita hidup di dunia yang majemuk ini.71
Untuk memahami sejauhmana pengaruh kesadaran beragama terhadap
sikap kerukunan anggota grup sukabumi facebook, maka perlu dideskripsikan
secara jelas hasil penelitian ini kedalam bentuk data dan frekuensi, diantaranya:
1. Populasi dan Sampel.
Target populasi pada penelitian ini adalah anggota grup sukabumi
facebook yang terbilang aktif baik online maupun offline yang secara
keseluruhan berjumlah 288 orang, sedangkan sampel yang di ambil
sebanyak 40 orang, angka ini diperoleh berdasarkan perhitungan cara
menentukan ukuran sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael
dengan menggunakan pendekatan statistik untuk tingkat kesalahan 15%
dengan formula72:
Dimana:
n = Sampel
71Tantowi Anwari, dalam Budhy Munawar Rachman, ed., Membela Kebebasan Beragama:
Percakapan tentang Sekularisme, Liberalisme dan Pluralisme, h. 916. 72Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, Versi PDF (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006), h. 120.
62
N = Populasi
d = Derajat Kebebasan (contoh: 0,1; 0,05 atau 0,01
Maka:
(n) dibulatkan menjadi 40
berikut adalah rincian sampel penelitian yang di peroleh berdasarkan
klasifikasi tertentu:
Tabel 1. Jumlah Responden Online di Grup Sukabumi Facebook
Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah
1 15-20 Tahun 16
2 21-25 Tahun 12
3 25-30 Tahun 6
4 >30 Tahun 6
JUMLAH 40
Tabel 2. Jumlah Responden Online di Grup Sukabumi Facebook
Berdasarkan Jenis Kelamin
63
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Perempuan 11
2 Laki-laki 29
JUMLAH 40
Tabel 3. Jumlah Responden Online di Grup Sukabumi Facebook
Berdasarkan Agama
No Agama Jumlah
1 Islam 23
2 Kristen 6
3 Katolik 2
4 Hindu 2
5 Budha 6
6 Konghucu 1
JUMLAH 40
Tabel 4. Jumlah Responden Online di Grup Sukabumi Facebook
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir
No Pendidikan Jumlah
1 SMA 16
2 SMK 4
3 MA 1
4 STM 1
5 D1 1
6 D3 4
7 S1 9
8 S2 1
64
9 S3 0
10 Tidak ada Keterangan 3
JUMLAH 40
Sebagaimana tujuan penelitian ini dibuat yakni ingin mengetahui
pengaruh kesadaran beragama terhadap kerukunan dalam grup sukabumi
facebook melalui sikap toleransi dan intoleran para anggota, maka perlu
dijelaskan ada dua variable yang menjadi fokus penelitian yaitu.
Variabel Bebas (Independent Variable) = Kesadaran Beragama
Variabel Terikat (Dependent Variable) = Kerukunan
Variable bebas merupakan variable yang mempengaruhi variable
lain pada kasus ini adalah Kesadaran Beragama, sedangkan variable
tergantung merupakan variable yang diamati dan diukur untuk
menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variable bebas dalam hal ini
yang menjadi variable terikat adalah kerukunan.
2. Skala Pengukuran Sikap
Dalam penelitian ini sangatlah relevan menggunakan skala
pengukuran likert yaitu model penilaian sikap baik pengaruh, penolakan,
suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap objek psikologis.
Kerukunan Kesadaran Beragama
65
Biasanya skala likert disajikan dalam bentuk pilihan dimulai dari kategori
paling negatif, netral hingga positif, untuk memudahkan proses
pengolahan datanya maka skala tersebut diberi angka-angka sebagai
simbol dalam perhitungan data, seperti: “Setuju” diberi angka 1, “Netral”
diberi angka 2, dan “Tidak Setuju diberi angka 3.73
Berikut ini merupakan hasil daripada pengolahan data skala likert:
73Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, h. 120., h. 96
66
Nam
a1
23
45
67
89
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
KE
YW
OR
D1
11
13
33
33
11
11
11
13
31
11
11
11
11
11
11
11
31
11
11
11
31
11
11
1
Sis
wow
asiti
11
11
12
12
21
32
11
12
22
33
32
11
12
22
32
13
32
22
23
12
22
22
22
22
Yana h
erd
iaw
an
11
11
31
13
31
13
11
13
11
13
31
11
11
11
32
11
11
33
13
11
13
11
11
13
thom
my a
rdhia
n c
ikal
21
11
11
11
32
11
11
23
23
23
11
11
11
11
12
12
22
21
12
11
22
11
11
11
Hild
a1
11
12
22
21
11
11
11
32
32
22
21
11
11
13
32
13
31
32
11
12
31
12
12
2
Nove
l F
ebri k
ote
l1
11
11
11
13
11
11
11
11
31
11
11
11
11
13
31
11
31
11
11
11
31
11
11
1
asep h
endra
31
11
13
11
33
11
11
13
13
31
11
11
11
11
31
11
11
11
12
11
23
11
11
11
Ibunya A
cha
30
01
11
11
11
13
11
11
11
31
33
33
11
11
11
13
11
13
11
11
13
31
11
11
RIF
FA
NA
NU
RM
AN
DA
11
21
13
11
31
31
11
33
13
32
11
11
11
11
21
12
31
31
23
11
33
11
11
11
Krista
nto
11
11
11
12
31
21
11
11
12
22
11
11
11
11
12
21
21
13
12
12
23
11
21
22
abdu r
izki pohan
31
11
22
12
31
32
11
33
12
33
22
11
22
11
11
13
33
33
33
11
22
11
22
22
fauzi
11
11
11
11
13
31
13
33
13
33
11
11
11
11
31
11
33
31
33
11
33
11
31
11
andul aziz
11
11
33
33
31
11
11
11
31
11
11
11
11
33
31
11
31
11
11
13
31
11
11
1
Shin
ta p
ratiw
i arianti
11
11
33
13
31
31
11
33
12
33
11
11
11
11
32
13
32
13
22
11
33
11
21
11
Monic
a P
urn
am
a2
11
11
11
13
12
21
13
31
33
31
11
11
11
13
11
33
33
12
31
13
31
11
11
1
Siti fa
uzia
h1
11
11
11
12
21
11
13
31
22
32
22
21
11
13
11
33
22
22
22
12
21
11
11
2
Devi
Ala
msyah V
irnando
11
11
23
33
31
11
11
12
33
11
21
11
11
11
32
12
12
12
32
21
13
11
21
12
Ris
al
11
22
11
11
21
11
11
33
12
32
33
22
11
11
32
12
22
21
22
11
22
11
21
11
Sri e
kaw
ati
21
31
21
11
13
23
12
33
13
22
33
11
11
11
22
23
33
31
12
11
32
12
32
31
Rahm
at
aditya s
utisna
21
11
11
11
12
21
01
22
33
22
11
12
11
11
11
11
12
21
12
11
23
11
21
11
Siti R
atipah
11
11
11
11
31
33
11
33
13
13
33
11
11
11
31
33
31
33
33
11
33
11
31
11
Fitri H
andayani
32
21
12
12
23
33
31
23
11
33
33
21
21
21
21
23
32
33
23
22
32
11
22
22
Tan W
ilyanto
11
11
33
22
13
21
11
12
33
11
21
11
11
11
32
12
12
12
32
11
13
11
21
32
Muham
mad R
ijalu
ddin
Hakim
11
11
11
11
22
22
21
12
12
33
11
11
11
11
13
11
12
11
23
11
32
21
31
11
gugum
11
11
33
33
31
11
11
11
33
11
11
11
11
11
31
11
13
11
11
11
13
11
11
11
Muham
mad w
ildan n
urd
iansyah
11
11
11
12
31
11
11
11
13
11
11
11
11
11
33
11
02
22
22
11
23
11
11
11
Din
i nura
eni suci
11
11
33
33
31
31
11
11
23
33
11
11
11
11
12
11
33
33
13
11
13
11
11
11
Muham
mad u
sm
an
11
11
11
11
31
11
11
31
13
12
12
11
11
11
33
11
12
21
11
11
23
11
21
11
Nels
en S
etiaw
an
11
12
23
33
31
11
11
12
23
11
31
11
11
11
12
12
12
12
32
11
13
11
21
32
Regi R
uhia
na
11
11
33
22
13
21
11
11
33
22
11
11
11
11
32
11
12
12
21
11
13
11
21
22
Davi
n O
ng
11
11
33
22
13
21
11
12
33
11
21
11
11
11
32
12
12
12
32
21
13
11
21
12
Deni K
urn
iaw
an
11
11
33
22
13
21
11
11
33
22
11
11
11
11
32
11
12
12
21
11
13
11
21
22
Kevi
n L
eonard
o1
11
13
32
21
32
11
11
23
31
12
11
11
11
13
21
21
21
23
21
11
31
12
13
2
Robin
Gouw
11
11
23
33
31
11
11
12
33
11
21
11
11
11
32
12
12
12
32
21
13
11
21
12
Regio
Iova
ni
11
11
23
33
30
11
11
12
33
11
21
11
11
11
32
21
11
12
31
11
31
12
11
11
Mic
helle
Aqeila
11
11
33
33
33
11
11
12
33
11
11
11
11
11
32
11
11
12
32
11
12
11
21
21
Qeila
Rahyusni
11
12
23
33
31
11
11
12
11
11
11
11
11
11
12
12
12
12
32
11
13
11
21
32
Firgound V
anhaute
n1
11
12
33
33
11
11
11
23
31
12
11
11
11
13
21
21
21
23
22
11
31
12
11
2
Nic
hola
s P
rageno
11
11
33
33
21
11
11
12
33
11
21
11
11
11
32
12
12
12
32
21
13
11
21
12
Roy S
ihom
bin
g1
11
12
33
33
11
11
11
23
31
12
11
11
11
13
31
11
11
23
22
11
31
12
11
2
Gavi
n1
11
22
33
33
11
11
11
22
31
13
11
11
11
11
21
21
21
23
21
11
31
12
13
2
Tabel 5
Data Pengukuran Sikap Likert Responden Online di Grup Sukabumi
67
B. Agama dan Kohesi Sosial
a. Agama Sebagai Pendorong Perilaku Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang pasti menghadapi
interaksi sosial, baik dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung
seperti penggunaan media elektronik telepon dan internet. Perilaku sosial
tidak semata-mata terbentuk sendiri, ada lima sektor aksial yang
menunjang dan memutar kegiatan sosial manusia yakni keluarga,
ekonomi, politik, kebudayaan dan yang terakhir adalah agama.74
Agama bukan hanya sekadar keyakinan batin atau hubungan
spiritual antara manusia dengan Allah, sang penciptanya. Agama juga
memiliki sisi sosio-kultural yang selalu di manifestasikan kedalam aktivitas
sehari-hari baik dalam bentuk upacara keagamaan di tempat peribadatan
masing-masing agama maupun dalam ruang interaksi sosial seperti
kehidupan berumah tangga, gotong royong, interaksi media, dan lain
sebagainya.
Dorongan agama sebagai benih terciptanya perilaku sosial harus
didukung pula dengan orientasi pemahaman keagamaan yang dibangun
dimasyarakat, agar kelak lahir paradigma yang shalih dan toleran, Max
Weber punya pandangan tersendiri tentang agama menurutnya agama
74Bambang Sugiharto, Wajah Baru Etika & Agama (Yogyakarta: Kanisius, 2004), h. 191.
68
merupakan stimulus setiap penganutnya dalam melaksanakan rutinitas
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh dan setulus hati. 75
b. Upaya Kerukunan Dengan Cara Aktual dan Visual
Romantisme dunia media sosial internet khususnya penggunaan
facebook tidak pernah dibatasi oleh usia muda ataupun tua, di dalam grup
sukabumi facebook setiap orang berhak mengemukakan pendapat dan
bertindak tentu dengan pengawasan pengurus yang ketat, banyak hal
yang diungkapkan para anggota sukabumi facebook kedalam grup baik
dalam bentuk visual maupun aksi nyata, contohnya saja di bidang sosial
yang menyangkut kerukunan umat beragama, dibawah ini merupakan
bentuk-bentuk kampanye visual diantaranya:
1. Berbagi Info Kerukunan dari Berita Online
Di media internet banyak sekali layanan koran online yang
memberikan informasi-informasi terbaru (up to date), tidak sedikit
berita yang disuguhkan adalah berita tentang manisnya kerukunan
antar umat beragama di tanah air, salah satu contohnya adalah berita
tentang keterlibatan dua agama besar di Indonesia yaitu Islam dan
Kristen yang saling bergotong royong membangun Masjid besar di
Kota Tual, berita ini di posting oleh pengguna Twitter dengan akun
@FerryMaitimu yang menulis statusnya pada tanggal 3 Maret 2016
75Sugiharto, Wajah Baru Etika & Agama, h. 191.
69
pada pukul 10:50 PM dengan pernyataan sebagai berikut:
Berita tersebut kemudian di publikasi ulang oleh Singindo.com pada
tanggal 4 Maret 2016 kemudian di bagikan oleh Yusuf Andes salah
seorang anggota Sukabumi Facebook.
Berikut adalah hasil Screen Shoot (pengambilan gambar otomatis) dari
kampanye Yusuf Andes:
2. Berbagi Video tentang Nilai-nilai Humanisme, Toleransi dan Kesalehan
Belajar tidak harus selalu di dalam kelas, membaca buku dan
mendengarkan materi yang dijelaskan oleh seorang guru atau dosen,
banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk belajar salah satunya
metode visual yakni belajar melalui media gambar, internet kini
sedang digemari oleh masyarakat luas karena ada beberapa situs yang
70
memberikan layanan visual yang mudah dicerna sebagai sebuah
informasi baik bersifat pengetahuan maupun berita.
Media tersebut kini dimanfaatkan oleh beberapa pengguna
facebook seperti para anggota sukabumi facebook, salah satunya
sebut saja nama pemilik akun Ndik Kuramo yang membagikan video
tentang seorang Paus yang memberikan pesan humanisme melalui
kampanye sosial dengan mencium kaki para penganut agama lain,
adapun pesan yang disampaikan adalah “mereka yang bukan
saudaramu dalam iman, adalah saudaramu dalam kemanusiaan”.
Berikut adalah hasil screen shoot kiriman Ndik Kuramo di grup
sukabumi facebook:
Bentuk-bentuk kampanye Aksi Nyata
1. Lahirnya Aksi Masyarakat Sukabumi Peduli (BAKSOSSEHATI)
Ditengah-tengah karakter masyarakat sukabumi yang modernis
dan paham teknologi yang cenderung individualistis, ternyata masih
banyak kelompok yang memiliki jiwa sosial tinggi seperti lahirnya aksi
71
masyarakat sukabumi peduli, kelompok ini beranggotakan para muda-
mudi yang konsen terhadap masyarakat kecil khususnya manula,
tunawisma, pekerja jalanan dan umumnya untuk masyarakat luas.
Kelompok peduli sosial ini menamakan dirinya sebagai
BAKSOSSEHATI (Bakti Sosial Sentuhan Hati Sukabumi), salah satu
pengurusnya adalah Asep Iwan Firmansyah, adapun kegiatan yang
telah dilaksanakan adalah pembuatan WC umum di kp. Cisarua rt 07
rw 02 Desa Sukamanis Kec. Kadudampit Kab. Sukabumi, sumber dana
diperoleh dari proses penggalangan dan juga donatur yang jumlahnya
sebesar Rp.4.632.000, selanjutnya pembagian sembako kepada orang-
orang fakir, pengusaha kecil, pedagang asongan dan pengemis, semua
kegiatan yang dilaksanakan oleh BAKSOSSEHATI yang dilatarbelakangi
oleh kepedulian sosial. Berikut gambaran hasil dokumentasi
BAKSOSSEHATI yang di unggah ke grup sukabumi facebook:
2. Agenda Pertemuan Akbar Anggota Sukabumi Facebook
Empat tahun terakhir grup sukabumi facebook telah sukses
menyelenggarakan kegiatan meet and greet sesama anggota untuk
72
mempererat tali silaturahmi, biasanya kegiatan ini diselenggarakan di
taman wisata selabintana dan di hari libur agar setiap anggota dapat
meluangkan waktunya untuk ikut menghadiri kegiatan ini.
Tujuan awal diadakannya meet and greet atau gathering akbar
ini adalah untuk menumbuhkan rasa solidaritas sesama anggota, dan
memperkenalkan beberapa komunitas pemuda-pemudi sukabumi
serta mampu menciptakan suasana kekeluargaan yang erat tanpa
memandang sebelah mata diantara masyarakat sukabumi secara luas
pada umumnya. Adapun pertemuan akbar ke-4 yang terakhir sukses
diselenggarakan pada tanggal 29 mei 2016, antusias para anggota dan
warga masyarakat begitu besar ditambah banyak sekali komunitas -
komunitas baru yang ikut memeriahkan kegiatan ini.
Kegiatan ini didominasi oleh kaum remaja dan dewasa yang
peduli terhadap perkembangan kesukabumian, berbagai acara
disuguhkan oleh para panitia penyelenggara mulai dari permainan,
hiburan, perkenalan antar komunitas, dan wawasan kesukabumian
meliputi budaya, sosial dan wisata yang disampaikan oleh para
ahlinya, kepedulian pemerintah daerah terhadap eksistensi grup
sukabumi facebook terlihat saat wali kota Sukabumi ikut menghadiri
kegiatan tersebut. Berikut ini adalah hasil dokumentasi kegiatan
gathering grup sukabumi facebook ke-4 di Selabintana:
73
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian selama 6 bulan terhitung dari awal
Desember 2015 hingga Mei 2016, peneliti memahami bahwa grup sukabumi
facebook merupakan sebuah grup virtual yang lahir di tengah-tengah
masyarakat sukabumi masa kini. Pengaruh perkembangan dunia teknologi
khususnya internet dan penggunaan telepon pintar menjadikan grup
sukabumi facebook mudah dikenal dan diakses sebagai media informasi dan
silaturahmi, maka tidaklah heran jika perkembangan jumlah anggota dan
popularitas sukabumi facebook meningkat setiap harinya.
Sejauh ini sukabumi facebook telah menjadi tren sosial sebagai tempat
berkumpul dan bercengkrama, hal ini menjadi lebih menarik ketika anggota
sukabumi facebook terdiri dari beberapa etnis, dari data yang didapat ada 6
penganut agama besar yang ada di sukabumi facebook yaitu Islam, Kristen,
Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu. Jika dilihat dari pola interaksi anggota
grup sukabumi facebook di media internet maka dapat dijabarkan ada 2 model
interaksi yaitu: 1) Interaksi Grafis yaitu hubungan sosial melalui media gambar
baik berbentuk video maupun poster yang memberikan pesan tersendiri, 2)
Interaksi Tipografi yaitu hubungan sosial yang dilakukan melalui media huruf
dalam hal ini pesan teks yang di unggah kedalam internet.
75
Hasil analisis penelitian ini menjelaskan bahwa anggota sukabumi
facebook rata-rata toleran, hal ini dibuktikan dengan data statistik yang
meliputi beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku
sosial dengan jumlah responden sebanyak 40 hasilnya 34 toleran dan 6
intoleran. ada beberapa hal yang menjadi faktor toleran yaitu pemahaman
keagamaan yang pluralis, rasa humanisme dan kepedulian sosial, sedangkan
yang menjadi faktor pendorong intoleran adalah pemahaman agama yang
cenderung eksklusif, kecurigaan dan ketakutan terhadap kelompok lain.
Dengan adanya hasil statistik diatas maka dapat disimpulkan 85%
anggota komunitas sukabumi facebook toleran dan 15% intoleran, dengan
kata lain ada hubungan atau pengaruh kesadaran beragama dalam terjalinnya
kerukunan di komunitas sukabumi facebook dilatarbelakangi oleh wawasan
pemahaman agama diri sendiri dan orang lain serta tingkat pendidikan yang
memberikan stimulus kesadaran beragama menjadi toleran.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu merevitalisasi semangat
toleransi dan kerukunan antar anggota grup sukabumi facebook karena istilah
“duduluran” yang selalu menjadi jargon grup ini memiliki makna yang baik
yaitu “persaudaraan” atau istilah ini mungkin lebih mirip dengan semboyan
“bhineka tunggal ika” artinya berbeda tetapi satu tujuan dan “unity in
diversity” artinya persatuan dalam perbedaan, hal ini sejalan dengan nilai-nilai
pancasila dan etika agama.
76
B. Saran
Setelah melakukan penelitian di grup sukabumi facebook, maka penulis bisa
memberikan saran:
1. Untuk seluruh anggota grup sukabumi facebook baik yang aktif di media
internet maupun di kehidupan sosial langsung, hendaknya selalu
memupuk rasa persaudaraan serta menjaga kerukunan dan kedamaian
grup sukabumi facebook, hindari hal-hal yang bersifat provokatif
menyinggung perasaan kelompok lain dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kesalehan.
2. Untuk para pengurus atau admin grup sukabumi facebook alangkah
baiknya ada pendataan anggota yang aktif di kehidupan sosial langsung,
hal ini ditujukan sebagai data statistik anggota secara berkala, disamping
itu para pengurus diharapkan mampu menghidupkan rasa solidaritas
untuk memperkuat rasa persaudaraan dan kekeluargaan dengan
menciptakan diskusi bersama, seminar keagamaan yang bersifat umum,
atau kegiatan sosial yang mampu menumbuhkan rasa kasih sayang satu
sama lain tanpa memandang perbedaan.
3. Untuk segenap pemerintah daerah baik kota maupun kabupaten Sukabumi
hendaknya mulai bersinergi secara aktif dengan perkembangan wadah
kepemudaan seperti grup sukabumi facebook, hal ini akan memperluas
serta mengoptimalkan kinerja pembangunan dan pelayanan pemerintah
77
terhadap masyarakat di daerahnya tentu dengan kebijakan dan
kesepakatan kerja sama yang baik.
4. Bagi sivitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya fakultas
Ushuluddin, hendaknya memetik hikmah bahwa proses toleransi bisa
dilakukan melalui media apapun, serta menjadikan hal-hal yang negatif
sebagai bahan resolusi dan dijadikan pelajaran hidup.
5. Terakhir penulis merekomendasikan grup sukabumi facebook menjadi
wadah toleransi dan kerukunan umat beragama berbasis internet yang
bisa dijadikan media partner FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) di
daerahnya sendiri, dan menjadi prototipe bagi grup-grup kedaerahan lain
yang ada di media internet guna memperluas sikap keberagamaan yang
rukun dan toleran.
78
DAFTAR PUSTAKA
A. Yewangoe, A. Agama dan Kerukunan. Jakarta: Gunung Mulia, 2011.
Achmad, Nur. ed. Pluralitas Agama: Kerukunan dalam Keragaman. Jakarta:
Kompas, 2001.
Afzalur Rahim, M. Managing Conflict in Organization. U.S.A New Brunswick and
U.K London, 2011.
Agil Husin Al Munawar, Said. Fikih Hubungan Antar Agama. Jakarta: Ciputat
Press, 2005.
Ahmad Saebani, Beni. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Amin, Ma’ruf. Harmoni dalam Keberagamaan: Dinamika Relasi Agama-Negara.
Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Antar Agama Edisi
Kedua Maret 2013.
Azra, Azyumardi. “Merayakan Kebebasan Beragama.” dalam bunga rampai 70
tahun Djohan Effendi. Toleransi Agama dalam Masyarakat Majemuk:
Perspektif Muslim Indonesia. Jakarta: ICRP Indonesian Conference on
Religion and Peace, 2009.
B. Baowollo, Robert. Menggugat Tanggung Jawab Agama-agama Abrahamik
bagi Perdamaian Dunia. Yogyakarta: Kanisius, 2010.
Connoly, Peter. ed. Aneka Pendekatan Studi Agama. Cetakan ke-II. Yogyakarta:
LKiS, 2009.
Departemen Agama RI. Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Beragama di
Indonesia. Jakarta: Balitbang Agama, 1997.
79
Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Kehidupan Beragama. Peran Agama
dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara. 2008.
Dwi Narwoko, J. dan Suyanto, Bagong ed. Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Prenada Media Group, 2006.
H. Schumann, Olaf. Menghadapi Tantangan Memperjangkan Kerukunan.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.
Hartati, Nety dan Nihayah, Zahratun. Islam dan Psikologi. Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2003.
Hidayat, Komarudin. Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutika.
Bandung: Mizan, 2011.
Hidayat, Komarudin. The Wisdom of Life: Menjawab Kegelisahan Hidup dan
Agama. Jakarta: Kompas, 2008.
Ishomuddin. Pengantar Sisiologi Agama. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-4. Jakarta: Gramedia, 2008.
Lubis, Ridwan. Cetak Biru Peran Agama: Merajut Kerukunan, Kesetaraan
Gender, dan Demokratisasi dalam Masyarakat Multikultural. Jakarta:
Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, 2005.
Masduqi, Irwan. Berislam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Beragama.
Bandung: Mizan, 2011.
Mohamed, Yasien. Penerjemah: Masyhur Abadi. Insan yang Suci: Konsep Fitrah
dalam Islam. Bandung: Mizan, 1997.
Moqsith Ghazali, Abd. “Islam dan Pluralitas (ISME) Agama.” dalam bunga
rampai 70 tahun Djohan Effendi. Toleransi Agama dalam Masyarakat
80
Majemuk: Perspektif Muslim Indonesia. Jakarta: ICRP Indonesian
Conference on Religion and Peace, 2009.
Munawar Rachman, Budhy. ed. Membela Kebebasan Beragama: Percakapan
tentang Sekularisme, Liberalisme dan Pluralisme. Jakarta, LSAF, 2010.
Munawar Rachman, Budhy. Membela Kebebasan Beragama. Buku-4. Jakarta:
Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 2014.
Murdiatmoko, Janu. Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2009.
Neusner, Jacob & Chilton, Bruce. ed. Religious Tolerance in World Religions.
America: Templeton Foundation Press, 2008.
Oxford Learner’s Pocket Dictionary. New Edition . Oxford University Press, 1991.
Pranawati, Rita dan Abubakar, Irfan. Modul Kebebasan Beragama & Integrasi
Sosial. Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), 2011.
Qomar, Mujamil. Fajar Baru Islam Indonesia: Kajian Komprehensif atas Sejarah
dan Dinamika Intelektual Islam Nusantara. Bandung: Mizan, 2012.
Raho, Bernard. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.
Riyanto CM, Armada. Dialog Interreligius: Historisitas, Tesis, Pergumulan,
Wajah. Yogtakarta: Kanisius, 2010.
Romdon. Metodologi Ilmu Perbandingan Agama: Suatu Pengantar Awal.
Jakarta: Rajawali Pers, 1996.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Versi PDF.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
81
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Cetakan ke-VIII. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011.
Sudjangi. Kajian Agama dan Masyarakat: 15 Tahun Badan Penelitian dan
Pengembangan Agama, 1975-1990. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Agama, 1992/1993.
Sugiharto, Bambang. Wajah Baru Etika & Agama. Yogyakarta: Kanisius, 2004.
Wawancara pribadi bersama Dedi Suhendra. Sukabumi, 19 Oktober 2015.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi.
Cetakan Ke-II. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Internet
“SF dan Repdem Gelar Khitanan Masal.” Artikel diakses pada tanggal 22
Desember 2015 dari
http://jabar.pojoksatu.id/sukabumi/2015/06/04/sf-dan-repdem-
gelar-khitanan-massal/
“Teror Berdarah antara Charlie Hebdo dan Kartun Nabi Muhammad.” Artikel
diakses pada 20 Mei 2016 dari
http://international.sindonews.com/read/947555/41/teror-berdarah-
antara-charlie-hebdo-dan-kartun-nabi-muhammad-1420684620
82
“Dua LSM Bali Laporkan Nando Soal Pelecehan Nyepi.” Artikel diakses pada 20
Mei 2016 dari http://www.merdeka.com/peristiwa/dua-lsm-bali-
laporkan-nando-soalpelecehan-nyepi-di-fb.html
“Nostra Aetate.” Artikel diakses pada 22 November 2015 dari
http://www.katolisitas.org/49/nostra-aetate
“Facebook.” Artikel diakses pada 29 Juli 2017 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Facebook
Artikel diakses pada tanggal 22 November 2015 dari
http://sulut.kemenag.go.id/file/file/Katolik/slyw1366661434.pdf
Data di ambil pada tanggal 26 Oktober 2015 dari
https://www.facebook.com/groups/like.earth/
Jurnal Bahasa dan Budaya Cina Vol. 4 No. 2 Oktober 2014. Universitas Bunda
Mulia. Artikel diakses pada tanggal 22 November 2015 dari
http://repository.maranatha.edu/10695/1/Lima%20Sikap%20Moral
%20dalam%20Paham%20Konfusianisme.pdf
Maroni. Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah “pengaruh pendidikan
islam terhadap perilaku keagamaan siswa sekolah dasar.” diakses pada
20 Oktober 2014 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/11904
Nur`aini, Syarifah. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatulah Jakarta. “Pengaruh penggunaan media internet pada situs
www.facebook.com terhadap perilaku asertif remaja.” diakses pada 20
83
Oktober 2014 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/21088
S Dhammika, Vhen. Seri Literatir dan Wacana Buddhis: Maklumat Raja Asika.
Versi Pdf artikel di unduh dari
http://bukudharma.com/ebook/maklumat%20raja%20asoka.pdf
Socialbakers, hasil survei pengguna facebook, diakses pada Tanggal 18
November 2014 dari http://www.socialbakers.com/blog/1290-10-
fastest-growing-countries-on-facebook-in-2012
Webster, Merriam. Kamus Bahasa Inggris Elektronik, di akses pada 20 Mei
2016 dari http://www.merriam-webster.com/dictionary/inclusive
84
TENTANG PENULIS
Muhammad Haikal Rahmatullah merupakan
anak ke 6 dari 11 bersaudara dari keluarga Dr.
Silahuddin, MA dan Enok Maemunah. Lahir di Kota
Sukabumi, Jawa Barat, 8 Desember 1992. Sebelum
menjadi mahasiswa dia mengenyam pendidikan
dasar di SDN Cijangkar 1 Kota Sukabumi (1998-2004), SMP Pelita YNH Kota
Sukabumi (2004-2007), SMA Pelita YNH (2007-2010). Menyelesaikan S-1 di
Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN)
(2010-2017) dalam konsentrasi Studi Agama-agama.
Karirnya sebagai guru honorer di SMK Pelita YNH dimulai sejak duduk
menjadi mahasiswa, aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) periode
(2013-2014). Pernah dinobatkan sebagai salah satu guru kreatif termuda di Kota
Sukabumi (2017), hobby yang sering dilakukan adalah fotografi dan pernah
memperoleh juara 3 di ajang Sukabumi Creative Economic Festival 2017 (SCEF).
85
LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
Nama Narasumber : Dedi Suhendra, S. Kom
Alamat : Jl. Ciraden No. 166 Cisaat Kab. Sukabumi
Tempat dan Tanggal Lahir : Sukabumi, 23 Desember 1973
Agama : Islam
Telepon : 085711114454
Isi Wawancara
Peneliti Nara Sumber
1. Sejak kapan Kang Dedi menjadi
pengurus grup Sukabumi Facebook?
Kira-kira tahun 2010 saya menjadi admin/
pengurus Sukabumi Facebook karena sukabumi facebook ada foundernya yaitu
Ridwan Badar, kemudian pengurusnya ada beberapa tapi mulai disedikitkan biar tidak terjadi saling menyalahkan akhirnya menjadi dua, saya Dedi Suhendra dan Ridwan Badar.
2. Apakah grup Sukabumi Facebook sebatas paguyuban atau sebuah organisasi?
Sebenarnya perkumpulan biasa saja untuk mengangkat diskusi-diskusi seputar sukabumi secara umum, lebih tepatnya forum diskusi masyarakat sukabumi di dunia maya.
3. Apakah ada persyaratan khusus untuk ikut bergabung dalam grup Sukabumi Facebook?
Untuk gabung di grup sukabumi facebook tidak ada kriteria khusus yang jelas dia harus patuh pada aturan syarat-syarat dari sistem facebook sendiri, yaitu memakai nama asli, menggunakan foto asli dan sedikit detail tentang pribadi dari pemilik akun tersebut Cuma itu, toh dia mau orang sukabumi atau pun orang mana saja, agama apa saja bangsa dan suku apa saja ya silahkan, cuma secara garis besar dan secara umumnya harus mengetahui tentang hal-hal kesukabumian.
4. Apa yang Anda lakukan selaku
admin/ pengurus dalam grup Sukabumi Facebook?
Yang saya lakukan sebagai admin/ pengurus adalah mengatur semua lalulintas postingan agar tidak terjadi flaming (diskusi tidak sehat) dan tidak terjadi perselisihan dan miss
komunikasi, kita sebagai pengurus mengatur postingan setiap waktu agar berita-berita
86
terbaru (up to date) bisa dinikmati oleh
anggota.
5. Kegiatan apa saja yang telah diselenggarakan oleh Sukabumi Facebook?
Secara berkala setiap satu tahun sekali atau pada saat bulan puasa, rutin mengadakan gathering akbar sukabumi facebook dan semua komunitas yang ada di sukabumi untuk
menjalin silaturahmi antar anggota SF (Sukabumi Facebook) dan tentunya beberapa komunitas yang ada kemudian kita sering melakukan kegiatan baksos (bakti sosial) juga karena momennya Ramadhan disamping itu kita melakukan penggalangan dana untuk kegiatan bakti sosial bagi orang-orang tidak mampu seperti halnya membantu pengobatan anak penderita hidrosefalus.
6. Pernah tidak Anda menemukan
anggota non-muslim dan ikut terlibat dalam kegiatan Sukabumi Facebook?
Anggota-anggota karena beragam dan bersifat umum non-muslim baik itu Hindu Budha Protestan maupun Katolik semuanya memang ada, dan mereka terkadang ikut bergabung dalam kegiatan yang dilakukan oleh Sukabumi Facebook.
7. Bagaimana respon anda dengan
anggota-anggota Sukabumi Facebook baik muslim atau non-muslim?
Kadang-kadang kita harus lihat dulu, kenapa hal itu bisa terjadi, kita lihat dulu akun dari facebooknya valid atau tidak istilahnya dia memakai akun asli atau tidak, kalau memang tidak menggunakan akun asli kita abaikan karena kita tidak perlu berdiskusi dengan akun-akun palsu seperti itu, tetapi kalau misalkan akun itu asli ya kita berdiskusi dengan baik kita kasih saran dan masukan bagaimana bagusnya karena secara tidak langsung dia sudah berani mempertanggung jawabkan postingan dan komentarnya, di dalam syarat facebook pun kalau bisa di hapus atau di abaikan.
8. Apakah ada isu sara yang memicu konflik di dalam grup Sukabumi Facebook? apa tanggapan anda!
Kalau tentang sara sebagai pengurus kita harus bisa meminimalisir hal tersebut, karena dalam aturan facebook dan netiket (etika berinternet) sudah sangat jelas sekali bahwa diskusi mengenai sara kalau bisa tidak ada dan dihindarkan, karena berdiskusi tentang sara harus bertatap muka bukan di dunia maya, kecuali akun tersebut sangat jelas (valid dan terpercaya), biasanya saya akan menghapus postingan-postingan sara secara berkala, hal itu sering terjadi pro dan kontra karena berbagai macam orang berdiskusi dalam satu
87
topik yang sama dengan background yang
berdiskusi berbeda-beda, kalau anggotanya mengerti pasti akan bijak dalam memberikan komentar, tapi akan berbanding terbalik kalau
anggotanya tidak mengerti dalam arti tingkat pendidikan dan pemahaman agamanya kurang dan jika hal ini sudah terjadi flaming (gejolak) terpaksa akan di hapus karena diskusi tersebut sudah tidak sehat lagi.
9. Apa yang Anda lakukan jika melihat isu konflik di Sukabumi Facebook muncul di kehidupan nyata?
Sampai saat ini konflik-konflik tersebut alhamdulillah tidak pernah terjadi karena sejak awal kita harus bisa memfilter atau memenej hal-hal demikian karena memang
sudah tugas admin/pengurus bagaimana caranya agar isu-isu sara tidak berkelanjutan, disamping hal itu konflik-konflik yang lain seperti dengan dinas atau instansi-instansi lain itu pernah terjadi dan kita harus membantu menyelesaikannya semampu kita.
10. Apa cita-cita dan harapan Anda terhadap Sukabumi Facebook?
Harapan saya untuk kedepannya, ya semuanya harus saling bersinergi berdiskusi dengan baik menyampaikan keluh saran masukan dan informasi tentang kesukabumian, sebagai masyarakat sukabumi di seluruh dunia baik lokal atau pun interlokal saling berbagi informasi yang bermanfaat untuk mereka sendiri biar mereka bisa berwawasan dengan baik, mendapatkan informasi yang valid yang akurat yang disampaikan oleh masyarakat sukabumi dimanapun mereka berada yang pada akhirnya akan membentuk karakter-karakter manusia sukabumi yang dinamis, saling menghargai mampu melihat perbedaan, terbuka pemikirannya dan mampu menjalin tali silaturahmi dengan orang-orang sukabumi dimanapun.
Catatan: Bentuk rekaman wawancara diatas bisa di download pada link https://drive.google.com/open?id=0B9RRuSGGJjRVbURiQWZNYzN1d2c
88
KUMPULAN DATA RESPONDEN
89
90
91
92
93
94
95
DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER)
PENELITIAN TENTANG PENGARUH KESADARAN BERAGAMA DALAM MENJALIN KERUKUNAN
“Telaah Perilaku Toleransi dan Intoleran Pada Komunitas Sukabumi Facebook”
Hai teman-teman Sukabumi Facebook, Saya M. Haikal Rahmatullah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta sedang melakukan penelitian tentang Pengaruh Kesadaran Beragama dalam Menjalin Kerukunan: Telaah Perilaku Toleransi dan Intoleran Pada Komunitas Sukabumi Facebook. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlibatan pendidikan agama, kepribadian terhadap perilaku toleransi dan intoleran dalam menciptakan
kehidupan yang rukun. Sehubungan dengan hal tersebut saya mohon bantuan teman-teman untuk mengisi kuesioner ini, jawaban kuesioner merupakan
informasi utama yang akan dijadikan bahan penelitian ini. Atas bantuan teman-teman saya ucapkan banyak terimakasih. Petunjuk pengisian:
a. Teman-teman anggota sukabumi facebook cukup menjawab/merespon
pertanyaan atau pernyataan dibawah ini.
b. Bacalah dengan teliti sebelum menjawab, apabila ada yang tidak jelas,
tanyakan kepada petugas pengumpul data.
c. Tulis tanda (x) pada kolom yang tersedia.
d. Diharapkan mengisi semua jenis pertanyaan ataupun pernyataan.
e. Jawaban dari teman-teman dijamin kerahasiaannya dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Catatan: *Jawablah dengan jujur sesuai hati nurani anda *Penelitian ini tidak ada maksud dan tujuan untuk
menyudutkan/merendahkan kelompok atau golongan lain.
96
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ...........................................................
2. Alamat : ...........................................................
3. Jenis kelamin : ...........................................................
4. Agama a. Kristen c. Islam e. Budha b. Katolik d. Hindu f. Konghucu
5. Usia : ...........................................................
6. Suku (Dominan) : ...........................................................
7. Daerah Asal : ...........................................................
8. Pendidikan a. SMP c. S1 b. SMA/SMK/MA d. .........
9. Pekerjaan : ...........................................................
10. No. Telp : ...........................................................
II. KUISIONER PENELITIAN
No. Pertanyaan
Jawaban Anda
Setuju Netral Tidak Setuju
1 Kebebasan beragama berarti berhak
memeluk atau tidak memeluk suatu agama
2 Kebebasan beragama berarti setiap orang atas kesadaran dan keyakinannya sendiri, leluasa memeluk suatu agama tanpa tekanan, intimidasi atau paksaan
3 Kebebasan beragama berarti bebas mengembangkan dan memelihara hakikat ajaran agama yang dianut
4 Kebebasan beragama seseorang tidak
boleh melanggar kebebasan beragama orang lain
5 Hanya agama kamu yang paling benar 6 Hanya yang memeluk agama kamu yang
dijamin keselamatannya
97
7 Hanya kitab suci agama kamu yang paling benar
8 Satu-satunya umat terpilih adalah mereka yang seagama denganmu
9 Hanya ajaran agama kamu saja yang perlu diketahui dan dipelajari
10 Kamu tidak keberatan pendirian rumah ibadah agama lain di lingkungan RT-mu
11 Kamu bersedia diajak mengunjungi
tempat suci agama lain 12 Kamu tidak keberatan dengan ibadat
teman berbeda agama dalam satu rumah 13 Kamu tidak keberatan dengan ibadat
teman berbeda agama dalam lingkungan tempat tinggal
14 Kamu tidak keberatan dengan ibadat
teman berbeda agama di masyarakat luas 15 Berkunjung dan memberi ucapan selamat
kepada orang berbeda agama atas perayaan hari besar agamanya
16 Menghadiri undangan teman berbeda agama dalam perayaan hari besar agamanya
17 Tidak mengucapkan selamat atas
perayaan hari besar teman berbeda agama tetapi tidak mengganggunya
18 Tidak mengucapkan selamat atas perayaan hari besar teman berbeda
agama dan tidak menyukai acara itu dilangsungkan
19 Kamu mengikuti kegiatan doa bersama
dengan orang berbeda agama 20 Kamu membantu tenaga/dana dalam
perayaan keagamaan umat agama lain 21 Tidak keberatan tinggal bersama teman
berbeda agama dalam satu kamar 22 Tidak keberatan tinggal bersama teman
berbeda agama dalam satu rumah 23 Tidak keberatan tinggal bersama teman
berbeda agama dalam satu lingkungan tempat tinggal
98
24 Tidak keberatan tinggal bersama teman berbeda agama di masyarakat luas
25 Setuju membantu teman yang berbeda agama
26 Setuju berorganisasi dengan teman yang berbeda agama
27 Setuju bergaul dengan teman berbeda agama
28 Setuju mempunyai kelompok
belajar/diskusi dengan teman berbeda agama
29 Setuju tidak peduli dengan teman berbeda agama
30 Kamu ragu menikmati makanan yang dihidangkan teman berbeda agama
31 Kamu bersedia memberikan alamat dan
nomor telepon kamu kepada orang berbeda agama
32 Kamu menghadiri undangan pesta orang berbeda agama
33 Kamu menghadiri upacara pernikahan di rumah ibadat lain
34 Kamu tidak ikut berdoa jika pembacaan doa dipimpin pemuka agama lain
35 Kamu menjawab semua ucapan salam keagamaan yang diucapkan oleh
penganut agama lain 36 Kamu melakukan ibadat di rumah
temanmu yang berbeda agama 37 Kamu menghadiri upacara pemakaman
penganut agama lain 38 Kamu memberi bantuan untuk pendirian
rumah ibadat agama lain 39 Kamu membantu jika teman berbeda
agama mendapat musibah 40 Kamu meminjamkan buku/uang kepada
teman berbeda agama 41 Kamu akan memilih orang yang berbeda
agama untuk menjadi ketua organisasi/lembaga
99
42 Kamu menolak tawaran bantuan dari teman berbeda agama
43 Kamu bertemu dan berbicara dengan orang lain yang berbeda agama
44 Kamu bertukar pikiran dengan orang yang berbeda agama
45 Kamu mengikuti nasihat yang diberikan teman berbeda agama
46 Kamu bertamu ke rumah orang yang
berbeda agama 47 Kamu meminjamkan kendaraan milikmu
kepada orang yang berbeda agama 48 Kamu melakukan pinjam-meminjam
barang/uang dengan orang berbeda agama
Dengan ini Saya menyatakan bersedia menjadi Responden Penelitian tentang Pengaruh Kesadaran Beragama dalam Menjalin Kerukunan: Telaah Perilaku Toleransi dan Intoleran pada Komunitas Sukabumi Facebook.
Sukabumi, ........................ 20....
....................................................