PENGARUH KUALITAS AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT
GOING CONCERN
Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2014-2016
RINGKASAN SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1
Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Yayasan Keluarga Pahlawan Negara
Disusun oleh:
Sonia Devinta Putri
1114-27181
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
2018
2
PENGARUH KUALITAS AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT
GOING CONCERN
Sonia Devinta Putri
Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Yogyakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas audit, ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap opini audit going concern
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data
sekunder yang diperoleh dengan metode studi pustaka dan dokumentasi. Data
diperoleh dari website BEI www.idx.co.id. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Sampel dari penelitian ini terdiri dari 103
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
tahun 2014, 2015, dan 2016.
Teknik analisis menggunakan analisis regresi logistik dengan bantuan
SPSS. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa hanya variabel solvabilitas
yang memiliki pengaruh terhadap opini audit going concern. Sedangkan variabel
kualitas audit, ukuran perusahaan, dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh
terhadap opini audit going concern.
Kata kunci: opini audit going concern, kualitas audit, ukuran perusahaan,
profitabilitas, solvabilitas.
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the effect of audit quality, company
size, profitability, and solvency on going concern audit opinions in manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). This research is a
quantitative research using secondary data obtained by literature study and
documentation methods. Data obtained from the IDX website www.idx.co.id. The
sampling technique uses purposive sampling. The sample of this study consisted of
103 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) for
the 2014, 2015, and 2016 periods.
The analysis technique used logistic regression analysis use SPSS. Based
on the results of the analysis shows that only the solvability variable has an effect
on the going concern audit opinion. While the audit quality variable, company
size, and profitability do not have an effect on the going concern audit opinion.
Keywords: going concern audit opinion, audit quality, company size, profitability,
solvency.
PENDAHULUAN
Auditor memiliki tugas penting yaitu mengevaluasi dan memeriksa
kelayakan laporan keuangan suatu entitas bisnis kemudian memberikan opini dari
hasil pemeriksaan tersebut. Opini auditor merupakan komponen penting yang
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3
digunakan berbagai pihak untuk menilai atau mengetahui keadaan suatu
perusahaan sehingga dapat digunakan untuk mempertimbangkan keputusan yang
akan diambil. Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara
kepentingan investor dan kepentingan perusahaan. Kepentingan investor sebagai
pengguna laporan keuangan sementara kepentingan perusahaan sebagai penyedia
laporan keuangan. Data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan
pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan tersebut
mencerminkan kinerja dan kondisi perusahaan serta telah mendapat pernyataan
wajar dari auditor. Oleh karena itu, auditor memiliki tanggung jawab untuk
memberikan informasi yang lengkap dan jujur kepada pihak-pihak yang
membutuhkan.
Going concern (kelangsungan hidup usaha) perusahaan merupakan tujuan
yang paling utama dari berdirinya suatu perusahaan. Going concern berkaitan erat
dengan manajemen perusahaan karena dapat digunakan untuk menilai dan
mengetahui bagaimana manajemen perusahaan mengelola perusahaan tersebut
baik secara finansial maupun non finansial. Perusahaan yang memiliki
kelangsungan hidup usaha jangka panjang akan lebih menarik minat investor
untuk menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut. Dan sebaliknya, apabila
perusahaan tidak memiliki kelangsungan hidup usaha jangka panjang maka
investor akan berpikir ulang untuk menginvestasikan dananya di perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, manajemen perusahaan akan berusaha sebaik mungkin
untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan agar auditor tidak
mengeluarkan opini going concern.
Opini audit going concern biasanya diterima oleh perusahaan yang
mengalami permasalahan keuangan (financial distress). Permasalahan keuangan
menyebabkan kegiatan operasional akan terganggu, masalah pendapatan seperti
pendapatan operasi negatif, perusahaan tidak mampu membayar bunga maupun
utang, arus kas negatif, modal kerja negatif, laba ditahan negatif, reorganisasi,
mengalami kerugian 2-3 tahun secara beturut-turut, dan juga perkiraan mengalami
kebangkrutan dimasa yang akan datang. Perusahaan biasanya akan melakukan
berbagai cara agar auditor tidak mengeluarkan opini going concern agar image
perusahaan tetap baik di mata pasar. Apabila perusahaan mendapat opini audit
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
going concern dari auditor, maka perusahaan tersebut akan mengalami krisis
kepercayaan dari investor. Hal tersebut akan menyebabkan perusahaan mengalami
kesulitan pendanaan yang menyebabkan terancamnya kelangsungan hidup
perusahaan.
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four dan/atau afiliasinya
lebih mungkin menerima opini audit going concern?
2. Apakah perusahaan dengan total aset tinggi kurang mungkin menerima
opini audit going concern?
3. Apakah perusahaan dengan profitabilitas tinggi kurang mungkin menerima
opini audit going concern?
4. Apakah perusahaan dengan solvabilitas tinggi kurang mungkin menerima
opini audit going concern?
Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menguji apakah perusahaan yang diaudit oleh Big Four dan/atau
afiliasinya lebih mungkin menerima opini audit going concern,
2. Menguji apakah perusahaan dengan total aset tinggi kurang mungkin
menerima opini audit going concern,
3. Menguji apakah perusahaan dengan profitabilitas tinggi kurang mungkin
menerima opini audit going concern,
4. Menguji apakah perusahaan dengan solvabilitas tinggi kurang mungkin
menerima opini audit going concern,
KAJIAN PUSTAKA
Teori Agensi
Teori Agensi (Agency Theory) merupakan teori yang menjelaskan
hubungan antara principal dan agent. Hubungan keagenan muncul ketika terdapat
hubung an kontraktual dimana satu orang atau lebih (principal) mempercayakan
orang lain (agent) untuk memberikan jasa kepada mereka dengan mendelegasikan
wewenang dalam pengambilan keputusan (Jensen dan Meckling, 1976). Apabila
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
kedua belah pihak antara principal dan agent mempunyai tujuan yang sama, maka
diyakini agent akan bertindak sesuai dengan kepentingan principal.
Pada praktiknya, principal dan agent tidak selalu memiliki tujuan yang
sama. Kepentingan akan mendapatkan manfaat yang lebih untuk diri sendiri
menimbulkan permasalahan baru. Pendelegasian keputusan kepada agent
membuat investor (principal) tidak dapat selalu mengawasi kinerja dari manajer
(agent) yang akan berdampak kepada perilaku manajemen yang tidak
mementingkan kepentingan investor. Hal ini dapat mengarah pada tindakan
kecurangan dan penipuan yang dilakukan oleh agent kepada principal.
Going Concern
Going concern biasa disebut juga dengan kelangsungan hidup perusahaan.
Apabila perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan
memenuhi segala kewajibannya dan menjalankan operasinya dengan lancar dalam
jangka panjang dan tidak di likuidasi dalam jangka pendek, maka dapat
diasumsikan bahwa perusahaan tersebut going concern. Jika perusahaan
mengalami masalah going concern, auditor wajib mengungkapkannya melalui
opini audit going concern.
Masalah going concern pada perusahaan dibagi menjadi dua. Pertama,
masalah operasi misalnya perusahaan mengalami kerugian operasi berturut-turut
sehingga kemampuan operasi buruk. Hal ini menyebabkan prospek pendapatan
diragukan. Kedua, masalah keuangan misalnya kurangnya likuiditas dan ekuitas,
kegagalan dalam pembayaran utang, dan sulitnya memperoleh dana. Rahayu
(2007) menyatakan bahwa going concern dapat diinterpretasikan dalam dua hal
yaitu, going concern sebagai konsep dan going concern sebagai opini audit.
Sebagai konsep, istilah going concern diinterpretasikan sebagai kemampuan
perusahaan mempertahankan kelangsungan usahanya dalam jangka panjang.
Sebagai opini audit, istilah opini going concern menunjukan auditor memiliki
kesangsian mengenai kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya
dimasa mendatang.
Opini Audit Going Concern
Opini audit going concern merupakan pernyataan pendapat yang
dikeluarkan oleh auditor mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Tugas auditor
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
dalam hal ini adalah menilai kelangsungan hidup suatu perusahaan. Penilaian
kelangsungan hidup perusahaan oleh auditor dilakukan melalui beberapa tahap
analisis. Tahap analisis ini antara lain analisis hasil dari operasi perusahaan,
kemampuan membayar utang, kondisi ekonomi perusahaan, dan analisis likuidasi
di masa mendatang. Dengan tidak diberikannya opini audit going concern maka
suatu entitas dianggap mampu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun) dan tidak dilikuidasi dalam jangka
pendek. Sebaliknya apabila terdapat ketidakpastian yang signifikan terhadap
kelangsungan hidup perusahaan tersebut dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya dalam kurun waktu yang pendek (biasanya tidak lebih dari satu
tahun), maka auditor akan memberikan pernyataan opini mengenai going concern
perusahaan tersebut. Menurut SPAP seksi 341(IAI, 2011), opini going concern
(GC) adalah unqualified with explanatory language, qualified opinion, adverse
opinion, dan disclaimer opinion yang mengindikasikan perusahaan bersangkutan
memiliki masalah going concern, sedangkan unqualified opinion mengindikasikan
bahwa perusahaan yang bersangkutan tidak memiliki masalah going concern.
Kualitas Audit
Craswell et al. (1995) dalam Fanny dan Saputra (2005) menyatakan bahwa
klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari Kantor Akuntan
Publik besar dan yang memiliki afiliasi dengan Kantor Akuntan Publik
internasionallah yang memiliki kualitas yang lebih tinggi. Hal tersebut
dikarenakan auditor memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas,
seperti pelatihan, pengakuan internasional, serta adanya peer review. Mutchler
(1985) dalam Fanny dan Saputra (2005) menggunakan proksi skala Kantor
Akuntan Publik untuk variabel kualitas audit Kantor Akuntan Publik untuk
melihat kecenderungan opini audit yang diberikan kepada perusahaan yang
bermasalah. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, proksi yang sering
digunakan untuk menilai kualitas audit adalah dengan menggunakan skala Kantor
Akuntan Publik. McKinley et al. (1985) dalam Fanny dan Saputra (2005)
menyatakan, ketika sebuah Kantor Akuntan Publik mengklaim dirinya sebagai
KAP besar seperti yang dilakukan oleh big four firms, maka KAP akan berusaha
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
keras untuk menjaga nama besar tersebut. KAP menghindari tindakan-tindakan
yang dapat mengganggu nama besar KAP.
H1 : Perusahaan yang diaudit oleh Big Four dan afiliasinya lebih mungkin
menerima opini audit going concern.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang akan menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Perusahaan dengan total aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
telah mencapai tahap kedewasaan karena dalam tahap ini arus kas perusahaan
sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam waktu yang
panjang. Perusahaan besar juga dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik
dalam mengelola perusahaan dan menghasilkan laporan keuangan yang
berkualitas (Junaidi dan Hartono, 2010).
Perusahaan besar akan lebih mampu untuk menyelesaikan masalah
keuangan yang dihadapi dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.
Perusahaan yang lebih besar lebih banyak menawarkan fee audit tinggi daripada
yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Dalam kaitanya dengan kehilangan fee
audit yang signifikan tersebut, auditor dapat meragukan pengeluaran opini audit
going concern pada perusahaan besar. Auditor akan lebih cenderung untuk
mengeluarkan opini audit going concern kepada perusahaan yang lebih kecil. Hal
itu dikarenakan auditor memandang bahwa perusahaan yang lebih besar memiliki
kemampuan lebih dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan keuangan
yang dimilikinya jika dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil.
H2 : Perusahaan dengan total aset yang tinggi kurang mungkin menerima opini
audit going concern.
Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur
kemampuan sebuah perusahaan dalam memperoleh laba dan mengukur tingkat
efisiensi usaha. Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja manajemen.
Manajemen akan berusaha untuk mengungkapkan adanya profit dalam laporan
perusahaan. Perusahaan dengan profit yang rendah, bahkan sampai rugi akan
menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan sehingga semakin besar
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
kemungkinan perusahaan memperoleh opini audit going concern. Auditor sebagai
pihak independen akan berusaha untuk memeriksa kinerja manajemen. Semakin
rendah kinerja manajemen, maka akan semakin tinggi penerimaan opini audit
going concern. Rasio profitabilitas sebuah perusahaan dapat dihitung dengan
menggunakan return on assets (ROA). Dalam hubungannya dengan opini audit
going concern, semua perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan laba dengan
semua sumber daya yang dimiliki, nantinya laba yang dihasilkan akan digunakan
untuk mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan. Semakin rendah
profitabilitas sebuah perusahaan, maka semakin rendah juga kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga akan menyebabkan keraguan
auditor atas kelangsungan usaha perusahaan. Sebaliknya, jika profitabilitas
perusahaan tinggi, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba sehingga tidak akan muncul keraguan akan kelangsungan usaha
dari perusahaan tersebut. Susanto (2009), Kristiana (2012), dan Sutedja (2010)
membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini
audit going concern.
H3 : Perusahaan dengan profitabilitas tinggi kurang mungkin menerima opini
audit going concern
Solvabilitas
Solvabilitas mengacu pada jumlah pendanaan yang berasal dari utang
perusahaan kepada kreditor. Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio
debt to total asset. Rasio solvabilitas yang tinggi menandakan semakin tinggi
kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya. Semakin tinggi rasio
solvabilitas mengindikasikan rata-rata utang yang semakin rendah. Hal ini
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang baik dan kelangsungan hidup
perusahaan lebih terjamin. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak berpeluang
mendapatkan opini audit going concern. Hipotesis ini juga didukung oleh
Rudyawan dan Badera (2008) dalam penelitiannya yang memberikan bukti bahwa
solvabilitas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.
H4 : Perusahaan dengan solvabilitas tinggi kurang mungkin menerima opini audit
going concern
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
Prosedur pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling berdasarkan pertimbangan (judgment sampling). Sampel
dipilih dari sejumlah populasi yang dianggap mewakali. Pertimbangan yang
digunakan dalam pemilihan sampel penelitian antara lain:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2014, 2015, dan 2016
2. Tidak keluar (delisting) dari BEI selama periode 2014, 2015, dan 2016
3. Menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang rupiah
4. Memiliki data yang bersangkutan dengan informasi variabel-variabel
penelitian yang dibutuhkan selama periode 2014, 2015, dan 2016
5. Tidak mengalami kerugian selama periode 2014, 2015, dan 2016
Tabel 1
Sampel Penelitian Berdasarkan Purposive Sampling
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2014, 2015 dan 2016
141
2 Perusahaan delisting dari BEI selama periode 2014, 2015, dan
2016
(15)
3 Tidak melakukan pelaporan laporan keuangan dengan mata uang
rupiah selama periode 2014, 2015 dan 2016
(28)
4 Tidak memiliki data yang bersangkutan dengan informasi
variabel-variabel penelitian yang dibutuhkan selama periode
2014, 2015 dan 2016
(32)
5 Mengalami rugi selama periode 2014, 2015, dan 2016 (27)
Kualitas Audit
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Solvabilitas
Opini Audit
Going Concern
Variabel Independen
Variabel Dependen
Ukuran Perusahaan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
Jumlah perusahaan sampel 39
Tahun pengamatan 3
Jumlah sampel total selama periode pengamatan 117
Jumlah data outliers 14
Jumlah data penelitian setelah outliers 103
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah 117 sampel, namun terdapat 14
data outliers yang harus dihilangkan. Pada akhirnya didapat 103 sampel untuk
diuji.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum,
nilai rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel.
Tabel 2
Analisis Statistik Deskriptif
Opini Going Concerm
Valid Percent
Non Going Concern 53.4%
Going Concern 46.6%
Sumber: Output SPSS 15 (Hasil pengolahan data)
Berdasarkan hasil analisis seperti pada Tabel 2, perusahaan sampel yang
memperoleh opini going concern sebanyak 48 atau 46,6% dari total perusahaan
sampel yang diteliti. Sedangkan sisanya tidak memperoleh opini going concern.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan sampel dinyatakan
memiliki keberlangsungan usaha yang baik.
Tabel 3
Analisis Statistik Deskriptif
Kualitas Audit
Valid Percent
Non Big Four 68%
Big Four dan/atau afiliasinya 32%
Sumber: Output SPSS 15 (Hasil pengolahan data)
Berdasarkan hasil analisis seperti pada Tabel 3, perusahaan sampel yang diaudit
oleh KAP big four sebanyak 33 atau 32% dari total perusahaan sampel yang
diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian perusahaan sampel memilih
KAP big four sebagai KAP yang melakukan audit di perusahaannya.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
Tabel 4
Analisis Statistik Deskriptif
Variabel Jumlah Data Minimum Maximum Mean Standar
Deviasi
UP 103 6.87 10.65 8.8281 0.75113
PR 103 0.01 0.97 0.3403 0.25033
SL 103 0.10 0.88 0.4653 0.16773
UP (Ukuran Perusahaan), PR (Profitabilitas), SL (Solvabilitas)
Sumber: Output SPSS 15 (Hasil pengolahan data)
Pada Tabel 4.4 ukuran perusahaan menunjukkan nilai minimum 6,87 dan nilai
maksimum 10,65 dengan rata-rata 8,83. Nilai rata-rata cenderung mendekati nilai
maksimum dibandingkan nilai minimum. Hal ini berarti bahwa perusahaan
sampel yang tergolong memiliki ukuran berskala besar dalam penelitian ini lebih
banyak daripada perusahaan sampel yang tergolong memiliki ukuran berskala
kecil. Sedangkan standar deviasi menunjukkan angka jauh dibawah angka rata-
rata yaitu 0,75 sehingga dapat disimpulkan persebaran data yang terjadi tidak
lebar atau dapat dikatakan sempit.
Pada Tabel 4.4 profitabilitas menunjukkan nilai minimum 1% dan nilai
maksimum 97% dengan rata-rata 34%, yang berarti bahwa rata-rata perusahaan
sampel mampu menghasilkan keuntungan dengan seluruh aset yang tersedia.
Standar deviasi menunjukkan angka dibawah rata-rata yaitu 25% yang
menandakan data tidak tersebar luas.
Pada Tabel 4.4 solvabilitas menunjukkan nilai minimum 10% dan nilai
maksimum 88% dengan rata-rata 47% yang berarti bahwa rata-rata perusahaan
sampel mampu menutup segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang sebesar 47% dari total aset yang dimiliki. Standar deviasi menunjukkan
angka dibawah angka rata-rata yaitu 16% yang menandakan data tidak tersebar
luas.
Pengujian Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data
empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model
dengan data sehingga model dapat dikatakan fit)
Tabel 5
Hosmer and Lemeshow Test
Chi-square Df Signifikansi
8.020 8 0.432
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
Berdasarkan Tabel 5, nilai probabilitas signifikan yang dihasilkan adalah 0,432
dan nilainya melebihi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian ini
hipotesis nol terdukung, artinya model penelitian dapat diterima karena sesuai
dengan data observasinya dan penelitian dapat dilanjutkan.
Pengujian Keseluruhan Model
Pengujian overall fit model ini dilakukan untuk menilai model yang telah
dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data.
Tabel 6
Overall Model Fit
Konstanta
-2LogL awal (Block Number = 0) 142.321
-2LogL akhir (Block Number = 1) 63.926
Sumber: Output SPSS 15 (Hasil pengolahan data)
Dapat dilihat dalam Tabel 6 diatas terdapat penurunan nilai -2LogL dari 142.321
menjadi 63.926 yang berarti model dalam penelitian ini fit dengan data.
Pengujian Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien determinasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.
Tabel 7
Model Summary
-2 Log Likelihood Nagelkerke R Square
63.926 0.712
Sumber: Output SPSS 15 (Hasil pengolahan data)
Hasil model summary pada Tabel 7 diatas menunjukkan nilai dari nagelkerke r
square sebesar 0,712 atau 71,2%. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen
mampu mempengaruhi variabel dependen sebesar 71,2% dan sebesar 28,8%
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian.
Interpretasi Hasil
Interpretasi hasil dilakukan menggunakan model regresi logistik untuk
mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
Tabel 8
Variables in the Equation
Variabel Β Wald Signifikansi
Konstanta -31.977 19.931 0.000
KA -6.344 20.084 0.000
UP 3.551 19.870 0.000
PR -.688 0.2450 0.621
SL 4.846 6.0480 0.014
KA (Kualitas Audit), UP (Ukuran Perusahaan), PR (Profitabilitas), SL
(Solvabilitas)
Sumber: Output SPSS 15 (Hasil pengolahan data)
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada
tingkat signifikansi 5% sehingga diperoleh model regresi logistik sebagai berikut:
OAGC = - 31.977 – 6.344 X1 + 3.551 X2 – 0,688 X3 + 4.846 X4 + e
Interpretasi hasil dengan menggunakan uji regresi logistik dilakukan dengan
membandingkan Asymptotics Significance (sig) yang diperoleh dengan tingkat
signifikansi α yaitu 0,05 (5%) dan koefisien regresi (β) untuk mengetahui arah
negatif atau positif. Berdasarkan hasil persamaan regresi logistik maka empat
hipotesis yang diajukan dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah perusahaan
yang diaudit oleh Big Four dan/atau afiliasinya lebih mungkin menerima opini
audit going concern. Hasil dalam pengujian menunjukkan variabel kualitas audit
memiliki asymptotics significance (sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0,05) dan
koefisien regresi bernilai negatif yaitu -6,344. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh Big Four dan/atau afiliasinya
tidak menerima opini audit going concern, maka H1 tidak terdukung.
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah perusahaan
dengan total aset tinggi kurang mungkin menerima opini audit going concern.
Hasil dalam penguji an menunjukkan variabel ukuran perusahaan memiliki
asymptotics significance (sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0,05) dan koefisien
regresi bernilai positif yaitu 3,551. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa perusahaan dengan total aset tinggi menerima opini audit going concern,
maka H2 tidak terdukung.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah perusahaan
dengan profitabilitas tinggi kurang mungkin menerima opini audit going concern.
Hasil dalam pengujian menunjukkan variabel profitabilitas memiliki asymptotics
significance (sig) sebesar 0,621 lebih besar dari α (0,05) dan koefisien regresi
bernilai negatif yaitu -0,688. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
perusahaan dengan profitabilitas tinggi menerima opini audit going concern, maka
H3 tidak terdukung.
Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah perusahaan
dengan solvabilitas tinggi kurang mungkin menerima opini audit going concern.
Hasil dalam pengujian menunjukkan variabel profitabilitas memiliki asymptotics
significance (sig) sebesar 0,014 lebih kecil dari α (0,05) dan koefisien regresi
bernilai positif yaitu 4,846. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
perusahaan dengan solvabilitas tinggi tidak menerima opini audit going concern,
maka H4 terdukung.
PEMBAHASAN
Perusahaan yang Diaudit Big Four dan/atau Afiliasinya Lebih Mungkin
Menerima Opini Audit Going Concern
Hipotesis pertama yang dibahas dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
diaudit oleh KAP Big Four dan/atau afiliasinya lebih mungkin menerima opini
audit going concern. Dari hasil pengujian terhadap hipotesis, diperoleh bukti
empiris bahwa perusahaan yang diaudit Big Four dan/atau afiliasinya tidak
menerima opini audit going concern. Hal ini berarti bahwa KAP yang berafiliasi
dengan KAP Big Four maupun KAP non big four sama-sama memberikan
kualitas audit yang baik dan bersikap independen dalam mengeluarkan opini audit
going concern. KAP dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan harus
berdasarkan pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. KAP yang sudah memiliki reputasi
baik akan berusaha mempertahankan reputasinya dan menghindari hal-hal yang
bisa merusak reputasinya, sehingga akan selalu bersikap objektif terhadap
pekerjaannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian Barlian
(2014), Pasaribu (2015), dan Noverio (2011). Namun penelitian ini tidak sejalan
dengan temuan penelitian Junaidi dan Hartono (2010).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
Perusahaan dengan Total Aset Tinggi Kurang Mungkin Menerima Opini
Audit Going Concern
Hipotesis kedua yang dibahas dalam penelitian ini adalah perusahaan dengan total
aset tinggi kurang mungkin menerima opini audit going concern. Dari hasil
pengujian terhadap hipotesis, diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan dengan
nilai total aset yang tinggi menerima opini audit going concern. Penolakkan
hipotesis ini dikarenakan ukuran perusahaan bukan merupakan patokan dalam
pemberian opini audit going concern. Dalam memutuskan opini yang diberikan
auditor lebih banyak menggunakan ukuran keuangan dibandingkan dengan ukuran
perusahaan, sehingga besar kecilnya perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kemungkinan penerimaan opini audit going concern (Setyowati, 2009).
Praptitorini dan Januarti (2007) dalam Kristiana (2012) menyatakan bahwa
kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen
dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup. Oleh karena itu, meskipun
sebuah perusahaan tergolong dalam perusahaan kecil, namun jika perusahaan
tersebut memiliki manajemen dan kinerja yang bagus sehingga mampu bertahan
dalam jangka panjang maka semakin kecil potensi mendapatkan opini audit going
concern. Penelitian ini mendukung penelitian Barlian et al. (2014), Harris (2015),
dan Irwansyah et al. (2015) namun bertentangan dengan hasil penelitian Santosa
dan Wedari (2007).
Perusahaan dengan Profitabilitas Tinggi Kurang Mungkin Menerima Opini
Audit Going Concern
Hipotesis ketiga yang dibahas dalam penelitian ini adalah perusahaan dengan
profitabilitas tinggi kurang mungkin menerima opini audit going concern. Dari
hasil pengujian terhadap hipotesis, diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan
dengan profitabilitas tinggi menerima opini audit going concern. Hal ini
dikarenakan rasio profitabilitas dipengaruhi oleh keefektifan manajemen dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki. Tidak ditemukannya hubungan yang
signifikan antara profitabilitas dengan opini audit going concern disebabkan
karena financial leverage yang ditanggung perusahaan relatif besar, atau dengan
kata lain peningkatan laba yang diperoleh perusahaan tidak diimbangi dengan
penurunan kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan (Januarti dan Fitrianasari
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
16
2008). Penelitian ini mendukung penelitian Pasaribu (2015), namun bertentangan
dengan penelitian Arma (2013) dan Noverio et al. (2011).
Perusahaan dengan Solvabilitas Tinggi Kurang Mungkin Menerima Opini
Audit Going Concern
Hipotesis keempat yang dibahas dalam penelitian ini adalah perusahaan dengan
solvabilitas tinggi kurang mungkin menerima opini audit going concern. Dari
hasil pengujian terhadap hipotesis, diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan
dengan solvabilitas tinggi tidak menerima opini audit going concern. Solvabilitas
yang tinggi menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar
utangnya tinggi. Solvabilitas tinggi menunjukkan rata-rata utang yang rendah.
Semakin tinggi rasio solvabilitas mengindikasikan perusahaan kurang mungkin
mendapatkan opini audit going concern. Solvabilitas dihitung menggunakan debt
to total asset ratio, dengan rumus total utang dibagi dengan total aset. Semakin
rendah rasio solvabilitas mengindikasikan bahwa utang perusahaan semakin
tinggi. Utang yang tinggi mengakibatkan semakin tinggi pula risiko yang dihadapi
oleh perusahaan, terutama dalam hal pembayaran utang dan bunga tepat waktu.
Perusahaan yang memiliki utang tinggi, biasanya mengalami kesulitan keuangan
dan cenderung mengarah ke financial distress. Perusahaan yang mengalami
financial distress atau kebangkrutan menyebabkan auditor lebih mungkin
memberikan opini going concern. Penelitian ini mendukung penelitian Rudyawan
dan Badera (2008) namun bertentangan dengan penelitian Pasaribu (2015) dan
Noverio et al. (2011).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan
solvabilitas tinggi kurang mungkin untuk menerima opini audit going concern.
Sedangkan perusahaan yang diaudit oleh Big Four dan/atau afiliasinya,
perusahaan dengan total aset yang tinggi, dan perusahaan dengan profitabilitas
yang tinggi tidak menerima opini audit going concern. Dengan demikian,
hipotesis yang terdukung adalah hipotesis 4 yang menyatakan bahwa perusahaan
dengan solvabilitas tinggi lebih mungkin menerima opini audit going concern,
sedangkan 3 hipotesis lainnya tidak terdukung. Saran yang dapat diajukan penulis
dari hasil penelitian, yaitu:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
17
1. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya menambahkan variabel lain yang dapat
memengaruhi penerimaan opini audit going concern.
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan semua sektor
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) agar bisa
mendapatkan lebih banyak sampel untuk diteliti.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
18
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Muztahid. 2011. Pengaruh Debt Default, Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Keberadaan Komite Audit, dan Kepemilikan Manajerial terhadap
Kemungkinan Penerimaan Opini Going Concern. Skripsi. Jakarta:Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Andreani Caroline Barus, Leliani. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikrosil. (Volume 3
Nomor 02; 112)
Ardiyos. 2007. Kamus Standar Akuntansi. Cetakan Kedua.Jakarta:Citra Harta
Prima.
Arma, Ulkri Endra. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi
Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada BEI). Skripsi,
Universitas Negeri Padang, Padang.
Arvian, Yandhrie. 2010. Polesan Sebelum Bangkrut. (www.tempointeraktif.com).
Edisi:29 Maret.
Badera dan Rudyawan. “Opini Audit Going Concern:Kajian Berdasarkan Model
Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi
Auditor”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis,Vol.4.No.2,2009.
Ballesta, Juan P.S., and E. Gracia-Meca. 2005. Audit Qualifications and
Corporate Governance in Spanish Listed Firm. Managerial Auditing
Journal Vol. 20 No. 7, pp. 725-738.
Barnes, Paul dan HD. Huan. 1993. The Auditors Going Concern Decision : Some
UK Evidence Concerning Independence and Competence. Journal of
Business, Finance & Accounting 20(2). Januari. 213-228.
Belkaoui, A. R., 1997. Teori akuntansi jilid 1. Jakarta:Penerbit Erlangga.
Berlian, Nanda Raisa, Perwitasari, Yona, Probohudono, Nur Agung. 2014.
Pendapat Going Concern: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pada Perusahaan Yang Mengalami Financial distress (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010-2013). Simposium Nasional Akuntansi XVII, hal 1-34
Brigham, Eugene F. Dan Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Erlangga,
Jakarta.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
19
Chalfidin, Hinggar Eko. 2010. Pengaruh Debt Default, Pertumbuhan Perusahaan,
Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Opini Audit
Going Concern pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Skripsi. Universitas
Riau. Pekanbaru.
Craswell et.al. 1995. “Auditor Brand Name Reputations and Industry
Specializations”. Journal of Accounting and Economics. Vol. 20 No. 3, pp.
297-322.
DeAngelo, LE 1981. ”Auditor Size and Auditor Quality”. Journal of Accounting
and Economics, Dec, Vol.3, No.3:183-199.
Eisenhardt, K.M., 1989, “Agency Theory: An Assessment and Review”.
Academy of Management Review, Vol. 14 (1). Pp. 57–74.
Fanny, Margaretta dan Saputra, S. 2005. “Opini Audit Going Concern : Kajian
Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan,
Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek
Jakarta)”.
Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS “.
Semarang:UNDIP.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta:
Erlangga.
Harris, Randy dan Wahyu Merianto. 2015. Pengaruh Debt Default, Disclosure,
Opini Audit Tahun Sebelumnya, Ukuran Perusahaan, dan Opinion
Shopping Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal
Akuntansi, Volume 4, No 3.
Irwansyah, Bramantika Oktavianti, dan Syarifah Hardyanti. 2015. Pengaruh
Faktor Keuangan dan Faktor Non Keuangan Terhadap Pengungkapan
Opini Audit Going Concern. Makalah Disampaikan dalam Simposium
Nasional Akuntansi XVIII. Medan.
Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis rasio keuangan dan rasio non
keuangan yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini going
concern pada auditee (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEJ tahun 2000-2005). Jurnal Maksi, UNDIP Vol.8 No1: 43-
58.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
20
Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,
Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Akuntansi. Universitas Dipenogoro. Semarang.
Jensen, M.C. and Meckling, W.H.1976 ”Theory of Firm Managerial Behaviour
Agency Cost & Ownership Structure” Journal of Financial Economics.
3.Pp.305-306.
Junaidi dan Hartono, J. 2010. Faktor Non Keuangan Pada Opini Audit Going
Concern. Simposium Nasional Akuntansi XII.
Komite SPAP Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2001, Standar Profesional
Akuntan Publik. Jakarta:Salemba Empat.
Kristiana, Ira. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Surabaya. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi.Universitas Katolik
Widya Mandala. Volume 1. No 1.
McKinley, S; Pany, K and Reckers. 1985 An Examination of the Influence of
CPA firm Type, Size, andMAS Provision on Loan Officer Decision and
Perceptions, Journal of Accounting Research, Vol. 23, No. 2, pp. 887-96.
Mutchler, J. 1985. A Multivariate Analysis of the Auditor's Going Concern
Opinion Decision. Journal of Accouning Research. Autumn. 668 - 68.
Noverio, Rezkhy. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas,
Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Semarang. Universitas Diponegoro. Skripsi.
Nurgiyantoro, Burhan et al. 2004. Statistik Terapan.Yogyakarta:GadjaMada
University Press.
Nuswantari, S. N., & Dewayanto, T. 2011. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Doctoral dissertation,
Universitas Diponegoro).
Pasaribu, Aria Masdiana. 2015. “Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas,
Solvabilitas Dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern Pada
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
21
Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”. JRAK 6(2); 80-92.
Praptitorini, M. D.dan I. Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt
Default, dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going
concern, Simposium Nasional Akuntansi X. h. 1-25. Erlangga
Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas
Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini
Going Concern, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol 8, No.1,
pp.78-93
S. Munawir. 2002. Analisis Informasi Keuangan. Edisi Pertema. Yogyakarta:
Liberty Yogya
Santosa, Arga Fajar, Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going
Concern. JAAI VOLUME 11 No. 2, Desember 2007:141-158.
Sharma, D.S dan J. Sidhu. 2001. Professionalism vs Commersialism: The
Association Between Non-Audit Services (NAS) and Audit Independence.
Journal of Business & Accounting, Vol 28 (5/6):595-629.
Suharjono, Mohammad Armidla. 2014. Pengaruh Opinion Shopping Terhadap
Going Concern Opinion pada Perusahaan yang Mengalami Financial
Distress. Universitas Diponegoro. Semarang.
Surbakti, Meliyanti Yosephine. 2011. “Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Opini Audit Going Concern”. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.
Sutedja, Christian. 2010. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pemberian
Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal
Akuntansi Kontemporer, Vol 2 No.2
Syamsuddin, Lukman. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada
Teoh, S.H., dan T.J. Wong. 1993. “ Perceived Auditor Quality and The Earnings
Response Coefficient”. The Accounting Review.
Tobing, Riduan dan Nirwana. 2004. Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta:Atalya
Rileni Sucedo.
Tucker, Robert R., Ella Mae Matsumura, dan K. R. Subramanyam. 2003. Going
Concern Judgements: An Experimental Test of The Self-fulfilling
Prophecy and Forecast Accuracy. Available
at:http://www.ssrn.com.(accessed 1 Desember 2010).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id