i
PENGARUH OPINI AUDIT, INVESTMENT OPPORTUNITIES SET, DAN AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI TERHADAP
AUDIT REPORT LAG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2015)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Cakra Yudi Putra NIM: 1113082000064
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
PENGARUH OPINI AUDIT, INVESTMENT OPPORTUNITIES SET, DAN
AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI TERHADAP AUDIT REPORT LAG
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014 – 2015)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Cakra Yudi Putra
NIM: 1113082000064
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA
NIP. 196205021993031003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Kamis Tanggal 13 Bulan April Tahun Dua Ribu Tujuh Belas telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1.! Nama : Cakra Yudi Putra 2.! NIM : 1113082000064 3.! Jurusan : Akuntansi 4.! Judul Skripsi : Pengaruh Opini Audit, Investment Opportunities Set, dan
Auditor Spesialisasi Industri terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 13 April 2017
1.! Dr. Rini, M.Si., Ak., CA (__________________________) NIP. 19760315 200501 2 002 Penguji I
2.! Masrul Huda, SE., M.Si (__________________________) NIP. 19630506 2014111001 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Jumat 16 Juni 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1.! Nama : Cakra Yudi Putra 2.! NIM : 1113082000064 3.! Jurusan : Akuntansi 4.! Judul Skripsi : Pengaruh Opini Audit, Investment Opportunities Set, dan
Auditor Spesialisasi Industri terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Juni 2017
1.! Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA (____________________) NIP. 197609242006042002 Ketua
2.! Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA (____________________) NIP. 196205021993031003 Pembimbing
3.! Yusro Rahma, SE., M.Si (____________________) NIP. 198005062008012016 Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Cakra Yudi Putra NIM : 1113082000064 Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1.! Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan. 2.! Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain 3.! Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya. 4.! Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5.! Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Mei 2017 Yang Menyatakan,
(Cakra Yudi Putra)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama� : Cakra Yudi Putra
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 1 Juli 1996
3. Alamat : Jl. Pulo Raya 3 No. 24A
4. Telepon : 0816334058
5. Email : [email protected]
II. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah� : Yudi Hidayat
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Juni 1968.
3. Ibu� : Marliyana Susanti
4. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 8 Maret 1968.
III. PENDIDIKAN
No University / School
Dates From – To
1. TK Sumbangsih Duren Bangka, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 2000 – 2002
2. SD Sumbangsih Duren Bangka, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
2002 – 2008
3. SMP Negeri 11 Jakarta
2008 – 2010
4. SMA Labschool Kebayoran Jakarta 2010 – 2013
5. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2013 – 2017
vii
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
No Organisasi/Institution Dates From-to
1 Ikatan Abang None Buku DKI Jakarta (IKANOBU Jakarta)
2012 – 2013
2 Kelas Penyiar Indonesia 2013 – 2014
3 Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FEB UIN Jakarta
2015 – 2016
4 Youth Studies Institute 2016 – 2017
viii
ABSTRACT
This study aimed to analyze and get empirical evidence about influence of the audit opinion, investment opportunities set, and industry specialist auditor have affect to audit report lag in the manufacturing company in Indonesia. Dependend variable which was used in the research is audit report lag and independent variables used in the research are audit opinion, investment opportunities set, and industry specialist auditor. Audit report lag in this research is defined as audit completion period, the period between a company’s fiscal year end and the audit report date. This research is done at manufacturing company which are listed in Indonesia Stock Exchange from period 2014 until 2015. This research used purposive sampling method and resulting to 144 samples found from 72 companies that fit the criteria. This research used Multiple Regression Analysis Method. The result of this research showed that audit opinion and investment opportunities set have significant influence to audit report lag, meanwhile on the other hand, industry specialist auditor does not have significant influence to audit report lag. Keywords: audit report lag, audit opinion, investment opportunities set, and industry specialist auditor.
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri terhadap audit report dalam perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur di Indonesia. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit report lag dan variabel tidak terikat yang digunakan dalam penelitian ini opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri. Audit report lag pada penelitian ini diproksikan dalam selisih jumlah hari antara tahun fiskal perusahaan sampai dengan tanggal laporan keuangan auditan dirilis. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 sampai 2015. Metode pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan menghasilkan 144 sampel dari 72 perusahaan yang memenuhi kriteria selama tahun 2014 sampai 2015. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa opini audit dan investment opportunities set berpengaruh terhadap audit report lag. Sedangkan auditor spesialisasi industri terbukti tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Kata kunci : audit report lag, opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmannirohim
Assalamulaikum Warohmatullahi Wabarakhatu
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Opini Audit, Investment Opportunities Set, dan
Auditor Spesialisasi Industri terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2014 – 2015)”.
Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat – syarat untuk
meraih gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai tidak terlepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, terutama kepada :
1.! Kedua orang tua penulis, Ayahanda Yudi Hidayat dan Ibunda Marliyana
Susanti yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, doa serta
bantuan moril maupun materil yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi
ini.
2.! Kakak dan adikku, Andrawan Muhammad, Abdurrahman Maulana, Surya
Yudiputra, Yunita Yudiputri, dan Chandra Yudiputra yang telah
memberikan masukan, semangat serta dukungan serta motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.! Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.! Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberi bimbingan, meluangkan waktu, tenaga
dan pikiran, serta motivasi yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.
5.! Ibu Nur Wachidah Yulianti, MS., Ak selaku Dosen Statistika yang selalu
sabar dan meluangkan waktunya dalam membimbing penulis, serta
xi
memberikan begitu banyak arahan dan masukan dalam proses penyusunan
skripsi ini hingga selesai.
6.! Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7.! Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8.! Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM selaku dosen jurusan manajemen yang
telah memberikan begitu banyak pembelajaran organisasi kepada penulis
selama menempuh jenjang pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
9.! Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10.!Keluarga Besar DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode 2015 – 2016.
Tempat penulis melakukan berbagai kegiatan organisasi, mendapatkan
banyak pengalaman baru, teman-teman baru, dan suasana yang penuh
makna. Penulis sangat bangga dan senang sekali dapat menjadi bagian dari
kalian.
11.!Keluarga Besar #BersamaWujudkanMimpi, Bang Adam, Bang Judo, Bang
Ibnoe, Bang Irlan, Bang Sonny, Bang Dimas, Bang Didit, Bang Reza,
Ajeng, Adinda Vindri, Nabila Indria, Yazid, Fajar, Syarifah, Naufal, Irsan,
Shavinia, Hilmi, Maajid, Farraz, Idham, Temon, Sujana, Dzul, Tanoe, dan
Kresna yang telah memberikan nilai-nilai dan makna kehidupan serta setia
menemani penulis selama menjalani studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12.!Keluarga Besar Reboisasi Akuntansi yang telah senantiasa menyemangati
dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
13.!Terima kasih kepada CR yang tak lelah memberikan semangat dan motivasi
serta menemani penulis selama masa studi hingga mendorong penulis untuk
segera menyelesaikan skripsi ini.
14.!Terima kasih kepada teman – teman seperjuangan Akuntansi 2013.
xii
15.!Terima kasih kepada kawan – kawan saya “Parto”, yaitu Jibril, Rifki,
Cerdick, Taufik, Ivan, Irsan, Deyan, Iqbal yang telah memotivasi dan selalu
menghadirkan suasana penuh canda tawa bagi penulis.
16.!Terima kasih kepada teman-teman Akuntansi B 2013 (Fitri Yani, Fitri Dwi,
Muthia, Sita, Jehan, Ara, Iyel, Vivi, Syarah, Chika, Weni, Fatimah, Hani,
Nurul, Kartika W, Anis, Tuti, Agi, Izil, Wina, Puji, Lia, Tatil, dan Dewi).
Penulis sangat senang dan bahagia mempunyai teman-teman seperti kalian
yang begitu baik dan menyenangkan.
17.!Terima kasih kepada kawan – kawan saya “Emping Manis”, yaitu Calvin,
Anggie, Tania, Rama, dan Rani yang telah memberi warna lain selama masa
studi dan menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
18.!Terima kasih kepada sahabat – sahabatku Tiana, Adila, Dwi, Yefananda dan
Yudhi yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
19.!Terima kasih kepada teman-teman SMA penulis yang telah memberikan
motivasi dan semangat kepada penulis.
20.!Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
membantu terealisasikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tak luput dari kesalahan,
sebagaimana tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Jakarta, Juni 2017
Cakra Yudi Putra
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ........................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ vi
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13
A. Tinjauan Literatur .................................................................... 13
1. Teori Kepatuhan .................................................................. 13
2. Teori Keagenan. ................................................................... 15
3. Teori Sinyal …….. ............................................................... 21
4. Laporan Keuangan ............................................................... 23
5. Auditing…………………………………………………… 30
6. Audit Report Lag .................................................................. 33
7. Opini Audit .......................................................................... 35
8. Investment Opportunities Set ............................................... 38
9. Auditor Spesialisasi Industri ................................................ 40
xiv
B. Penelitian Sebelumnya ............................................................ 43
2.1 Tabel Penelitian Sebelumnya……………………………. 43
C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 48
2.1 Gambar Kerangka Pemikiran Teoritis…………………… 48
D. Pengembangan Hipotesis ......................................................... 49
1. Pengaruh Opini Audit Terhadap Audit Report Lag ............. 49
2. Pengaruh Investment Opportunities Set Terhadap Audit Report
Lag… ................................................................................... 51
3. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Audit Report
Lag ....................................................................................... 52
4. Pengaruh Opini Audit, Investment Opportunities Set, dan
Auditor Spesialisasi Industri terhadap Audit Report Lag..... 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................... 56
A. Ruang Lingkup ......................................................................... 56
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 56
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 57
D. Metode Analisis Data ............................................................... 57
1. Analisis deskriptif ................................................................ 57
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 58
a. Uji Normalitas ............................................................. 58
b. Uji Heterokedesitas ..................................................... 59
c. Uji Multikolinearitas ................................................... 60
d. Uji Autokorelasi .......................................................... 60
3. Pengujian hipotesis .............................................................. 61
a. Uji Koefisien Determinasi ........................................... 62
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................ 62
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) 63
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 64
1. Audit Report Lag ................................................................. 64
2. Opini Audit .......................................................................... 65
xv
3. Investment Opportunities Set ............................................... 65
4. Auditor Spesialisasi Industri ................................................ 66
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 68
A. Sampel Penelitian .................................................................... 68
B. Hasil Uji Deskriptif .................................................................. 69
C. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................... 71
1. Hasil Uji Normalitas ............................................................ 71
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................... 74
3. Hasil Uji Multikolinearitas .................................................. 75
4. Hasil Uji Autokorelasi ......................................................... 77
D. Pengujian Hipotesis ................................................................. 78
1. Hasil Uji Koefisein Determinasi .......................................... 79
2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................... 80
3. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ............. 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 88
A. Kesimpulan ............................................................................. 88
B. Saran ....................................................................................... 89
1. Bagi Investor dan Calon Investor ........................................ 89
2. Peneliti Selanjutnya ............................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91
LAMPIRAN .................................................................................................. 95
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Status Penyampaian Laporan Keuangan Tahun 2014................... 5
2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya..........................................................43
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian..............................................67
4.1 Perolehan Sampel Penelitian..........................................................68
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif..........................................................69
4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov.....................................................73
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas.............................................................76
4.5 Hasil Uji Runs Test........................................................................78
4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi....................................................79
4.7 Hasil Uji Statistik F........................................................................80
4.8 Hasil Uji Statistik t .......................................................................81
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran……………………………………...48
4.1 Grafik Normal P-Plot.....................................................................72
4.2 Grafik Scatterplot...........................................................................74
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Perusahaan Manufaktur Sampel………………………………….95
2. Hasil Perhitungan Durasi Audit Report Lag Perusahaan Sampel...97
3. Hasil Perhitungan Variabel Opini Audit......................................100
4. Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities Set...........104
5. Hasil Perhitungan Variabel Auditor Spesialisasi Industri............112
6. Hasil Uji Deskriptif......................................................................116
7. Hasil Uji Normalitas.....................................................................116
8. Hasil Uji Heteroskedastisitas........................................................117
9. Hasil Uji Multikolinearitas...........................................................118
10. Hasil Uji Autokorelasi..................................................................118
11. Hasil Uji Koefisien Determinasi..................................................119
12. Hasil Uji Signifikansi Parameter Inividual (uji t).........................119
13. Hasil Uji Signifikansi Simultam (uji F).......................................120
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. !Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang merupakan hasil
akhir dari proses akuntansi yang mencerminkan semua aktivitas usaha
selama periode tertentu. Laporan keuangan menyajikan informasi sebagai
salah satu pertimbangan para pemakainya dalam pengambilan keputusan.
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi
keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan
yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai
kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen
perusahaan (Fahmi, 2011:28). Pengguna laporan keuangan terdiri dari
investor, pemberi pinjaman atau kreditur, pemasok, pemegang saham,
manajemen, pelanggan, pemerintah, karyawan, dan masyarakat.
Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh pihak
manajemen perusahaan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Oleh
karena itu, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mensyaratkan bahwa laporan
keuangan yang berguna bagi pemakai informasi harus memenuhi empat
karakteristik kualitatif, yaitu dapat dipahami (understandability), relevan
(relevance), dapat diandalkan (reliability), dan dapat dibandingkan
(comparability).
2
Laporan keuangan sebagai sebuah informasi harus relevan untuk
pengambilan keputusan. Salah satu indikator untuk mengukur relevansi
laporan keuangan adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu
informasi berarti bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam
pengambilan keputusan (Suwardjono, 2010:170). Apabila informasi
tersebut tidak tersedia saat sebelum pengambilan keputusan, maka laporan
keuangan tersebut telah kehilangan sisi informasinya.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tahun 2017 pada Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 3.29
menyatakan bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam
pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
Relevansi laporan keuangan sangat ditentukan oleh ketepatan waktu
penyampaian informasi guna pengambilan keputusan. Manajemen perlu
menyeimbangkan antara karakteristik relevansi dan keandalan dalam
laporan keuangan. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, seringkali
perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya
diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya, jika
pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang
dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil
keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan
keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang
menentukan.
3
Manajemen seringkali menghadapi berbagai macam kendala ketika
dituntut untuk menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu, salah
satunya yaitu laporan keuangan harus diaudit terlebih dahulu oleh akuntan
publik sebelum digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan opini
atas kewajaran suatu laporan keuangan berdasarkan kesesuaiannya dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pernyataan Standar Auditing
(PSA) No. 1 dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menyatakan bahwa dalam
standar pekerjaan lapangan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
menggunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya dan pemahaman
yang memadai mengenai pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan, serta bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan informasi untuk
digunakan sebagai dasar pernyataan pendapat dalam laporan audit
(Mulyadi, 2009). Rumitnya prosedur audit yang dilakukan oleh auditor
dalam rangka pemenuhan standar audit berdampak pada jangka waktu
penyelesaian laporan audit, sehingga memengaruhi ketepatan waktu
perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit
kepada masyarakat dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK).
4
Bapepam-LK mensyaratkan bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) harus menyampaikan laporan keuangan berkala
secara tepat waktu. Hal ini diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. X.K.2, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep/346/BL/2011 tentang
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik,
Bapepam mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di pasar
modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada Bapepam-
LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat akhir bulan ketiga
setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Peraturan tersebut kemudian disempurnakan oleh Bapepam-LK dengan
dikeluarkannya lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor:
KEP-431/BL/2012 pada tanggal 1 Agustus 2012 tentang Penyampaian
Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa
emiten atau perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannya telah
menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan
LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Peraturan ini
efektif berlaku 1 Agustus 2012.
Perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangan sampai batas
waktu yang ditentukan akan dikenakan sanksi administratif sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal Bab XII pasal 63 huruf e yang menyatakan
5
bahwa bagi setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) akan dikenakan sanksi denda Rp1.000.000 (satu juta rupiah) atas
setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan jumlah
keseluruhan denda paling banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
Penetapan sanksi administrasi tersebut sudah selayaknya membuat
perusahaan sadar akan pentingnya penyampaian laporan keuangan yang
telah diaudit secara tepat waktu. Namun, berdasarkan catatan Bursa per 1
April 2014 bahwa untuk status penyampaian laporan keuangan tahun 2013,
terdapat 57 emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan
2013 sampai tanggal 31 Maret 2014. Dari 57 emiten tersebut, 49 perusahaan
belum menyampaikan laporan keuangan dan delapan perusahaan belum
wajib menyampaikan laporan keuangan karena perbedaan tahun buku
(investasi.kontan.co.id, 2014). Sedangkan untuk penyampaian laporan
keuangan tahun 2014, berikut adalah catatan bursa per 1 April 2015 untuk
status penyampaian laporan keuangan.
Tabel 1.1
Status penyampaian Laporan Keuangan tahun 2014
Hal Jumlah Keterangan
Total Perusahaan Tercatat (termasuk Reksadana KIK)
563 Penjelasan atas 563 Perusahaan Tercatat tersebut adalah sebagai berikut:
1.! Perusahaan tercatat (Saham dan Obligasi):547 2.! KIK EBA:6 3.! ETF:8 4.! DIREKIK:1 5.! DJPPR:1
6
Hal Jumlah Keterangan
Menyampaikan Laporan Keuangan secara tepat waktu
503 503 Perusahaan Tercatat telah menyampaikan Laporan Keuangan tahun 2014.
Belum menyampaikan Laporan Keuangan
52 52 emiten belum menyampaikan laporan keuangan audit per Desember 2014, dari total perusahaan tercatat (saham dan obligasi) sebanyak 547 emiten.
Belum wajib menyampaikan Laporan Keuangan
7 Penjelasan atas 7 Perusahaan Tercatat yang belum wajib menyampaikan Laporan Keuangan tahun 2014 adalah karena Perusahaan Tercatat berbeda tahun buku.
Tidak Wajib menyampaikan Laporan Keuangan
1 Penjelasan atas Efek tersebut adalah DJPPR.
Sumber: http://www.neraca.co.id/article/52481/payah-52-emiten-telat-laporkan-keuangan
Beradasarkan tabel di atas terdapat 52 Perusahaan Tercatat hingga
tanggal 1 April 2015 belum menyampaikan Laporan Keuangan tahun 2014
dengan rincian tujuh perusahaan belum wajib menyampaikan laporan
keuangan karena terdapat perbedaan tahun buku perusahaan dan yang tidak
wajib menyampaikan laporan keuangannya sebanyak satu entitas, yaitu
Ditjen Pengelolaan Utang Negara (DJPPR). Hingga 7 Agustus 2015,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan 95 sanksi administratif
dan 386 sanksi denda pada pelaku pasar modal. Dari 386 sanksi denda yang
dikenakan dengan total Rp7,96 miliar, 350 denda sebesar Rp6,33 miliar
dikarenakan keterlambatan penyampaian laporan keuangan berkala maupun
bukan dan keterlambatan pengumuman keterbukaan informasi. Meski
Tabel 1.1 (Lanjutan)
7
jumlahnya masih cukup besar, sebenarnya sanksi yang dikenakan OJK
relatif membaik dibandingkan tahun 2014 total ada 777 sanksi administratif,
60 sanksi peringatan tertulis, 713 sanksi denda, dua sanksi pencabutan izin,
dan dua sanksi pembekuan izin yang telah dikeluarkan OJK (ift.co.id,
2015).
Keterlambatan publikasi laporan keuangan perusahaan go public
disebabkan karena laporan keuangan tersebut harus terlebih dahulu diaudit
sebelum dipublikasi (Hossain dan Taylor, 1998). Auditor independen
membutuhkan sejumlah waktu tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan
audit. Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal
penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya
laporan keuangan auditan disebut dengan audit report lag atau ARL
(Soetedjo, 2006). Laporan keuangan memuat berbagai informasi penting,
seperti laba, yang merupakan indikator kinerja perusahaan bagi investor dan
digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi sehingga audit report lag yang melewati batas waktu akan
menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar. Chambers dan Penman
(1984) dalam Alvina (2013) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang
terlambat menyebabkan abnormal returns negatif sedangkan pengumuman
laba yang lebih cepat menunjukkan hasil sebaliknya, karena investor pada
umumnya menganggap keterlambatan pelaporan keuangan merupakan
pertanda buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan.
8
Audit report lag dipengaruhi oleh berbagai faktor. Nelson dan Shukeri
(2011) menemukan bahwa opini audit sebagai salah satu dari karakteristik
tata kelola perusahaan (corporate governance) berpengaruh signifikan
terhadap audit delay di Malaysia. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Tedja (2012), Arifa (2013), dan Lindrianasari,
dkk (2015) yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh terhadap audit
report lag. Pemberian opini audit unqualified opinion merupakan berita
baik (good news) yang akan menarik minat calon investor untuk melakukan
investasi. Perusahaan yang menerima opini audit unqualified opinion akan
cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangannya
dibandingkan perusahaan yang menerima qualified opinion dari auditor.
Namun, hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
Parwati dan Suhardjo (2009), Tiono dan Jogi C. (2013), dan Fadoli (2015)
yang tidak menemukan hubungan signifikan antara opini audit dengan audit
report lag.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena pertama, dengan menyadari pentingnya perusahaan
untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu, maka auditor
perlu mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dan mengendalikan
faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag tersebut agar dapat
ditekan seminimal mungkin. Kedua, berbagai penelitian sebelumnya
mengenai opini audit terhadap audit report lag masih menunjukkan hasil
9
yang tidak konsisten. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Opini Audit, Investment
Opportunities Set, dan Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Audit
Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2015) ”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya,
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Trung Pham, dkk (2014). Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1.! Variabel yang digunakan peneliti terdahulu adalah investment
opportunities set yang diduga mempengaruhi audit report lag.
Sedangkan, dalam penelitian ini, peneliti menambahkan dua variabel
independen yaitu opini audit dan spesialisasi industri auditor dan
variabel independen opini audit. Penambahan variabel tersebut
merupakan saran dari penelitian terdahulu.
2.! Populasi dalam penelitian sebelumnya adalah perusahaan di Amerika
Serikat pada tahun pengamatan 2010 – 2012. Sedangkan, populasi pada
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2014 – 2015.
10
B.! Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.! Apakah opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap audit report
lag?
2.! Apakah investment opportunities set berpengaruh secara signifikan
terhadap audit report lag?
3.! Apakah spesialisasi industri auditor berpengaruh secara signifikan
terhadap audit report lag?
4.! Apakah opini audit, investment opportunities set, dan spesialisasi
industri auditor berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
audit report lag? �
C.! Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.! Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:�
a.! Menganalisis pengaruh opini audit terhadap audit report lag.
b.! Menganalisis pengaruh investment opportunities set terhadap audit
report lag.
c.! Menganalisis pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap audit
report lag.
d.! Menganalisis pengaruh opini audit, investment opportunities set,
dan spesialisasi industri auditor terhadap audit report lag.
11
2.! Manfaat Penelitian
a.! Kontribusi Teoritis
1)! Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan. �
2)! Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak
yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik
ini. �
3)! Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang audit
report lag sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di
masa yang akan datang.
b.! Kontribusi Praktis
1)! Bagi auditor, memberikan informasi agar mampu merencanakan
pekerjaan lapangan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat
meminimalisir keterlambatan pelaporan keuangan dalam usaha
untuk memperbaiki ketepatan pelaporan keuangan ataupun
mempercepat publikasi laporan auditan.
2)! Bagi masyarakat, sebagai sarana informasi tentang audit report
lag serta �menambah pengetahuan akuntansi khususnya
auditing dan akuntansi keuangan dengan memberikan bukti
empiris tentang pengaruh opini audit, investment opportunities
set, dan spesialisasi industri auditor terhadap audit report lag.
12
3)! Bagi investor, dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap audit report lag sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan tersendiri dalam melakukan
investasi.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.! Tinjauan Literatur
Penelitian ini tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya dasar-dasar ilmu
yang menjadi fondasi dan landasan teori. Beberapa teori yang menjadi
landasan dasar dan ilmu yang menjadi pertimbangan dijelaskan sebagai
berikut:
1.! Teori Kepatuhan (Compliance Theory)
Teori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-limu sosial khususnya di
bidang psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada
pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan
seorang individu. Menurut Tyler dalam (Saleh, 2004) terdapat dua
perspektif dasar dalam literatur sosialogi mengenai kepatuhan pada
hukum, yang disebut instrumental dan normatif. Perspektif instrumental
mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi
dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan dalam tangible, insentif,
dan penalti yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif
berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan
berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka.
Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap
sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen
normatif melalui moralitas personal (normative commitment through
14
morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap
sebagai keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi
(normative commitment through legitimacy) berarti mematuhi peraturan
karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte
perilaku. Dengan demikian, teori kepatuhan dapat memotivasi individu
agar berperilaku sesuai peraturan yang berlaku.
Komitmen normatif tersebut sudah seharusnya diterapkan pada
praktik bisnis, termasuk dalam bidang akuntansi. Kepatuhan merupakan
salah satu faktor yang berperan dalam penciptaan nilai perusahaan
sehingga setiap perusahaan harus mematuhi seluruh aturan yang berlaku
seperti kode etik perusahaan, aturan pemerintah, UU, dan lain
sebagainya (Harahap, 2011).
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang
selanjutnya diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. X.K.2, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam Nomor: Kep/346/BL/2011 tentang Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, Bapepam
mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal
wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada Bapepam-LK
dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat akhir bulan ketiga
setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Kemudian peraturan tersebut
disempurnakan oleh Keputusan Bapepam Kep-431/BL/2012 peraturan
X.K.6 yang menetapkan perusahaan publik wajib menyampaikan
15
laporan tahunan kepada Bapepam dan LK paling lama 4 (empat) bulan
setelah tahun buku berakhir. Maka dari itu, relevansinya dengan teori
kepatuhan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) wajib menyampaikan laporan keuangan auditan dan laporan
tahunan berkala secara tepat waktu dan memenuhi ketentuan lainnya
yang ditetapkan oleh badan hukum terkait, dalam hal ini Bapepam-LK.
Adanya batas waktu tertentu yang disyaratkan oleh Bapepam-LK dalam
penyampaian laporan keuangan auditan kepada publik membuat
perusahaan dan auditor harus meminimalisasi audit report lag
perusahaan.
2.! Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan merupakan konsep yang menjelaskan hubungan
kontraktual antara principal dan agent. Pihak principal adalah pihak
yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk
melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya
sebagai pengambil keputusan (Jensen dan Smith, 1984). Dalam praktik
bisnis, pihak principal adalah pemilik dan pemegang saham, sedangkan
pihak agent adalah manajemen perusahaan yang mengelola operasional
perusahaan. Dengan demikian teori keagenan digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara pemilik dan pemegang saham yang
mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan dengan
manajemen yang mengelola kekayaan perusahaan serta menyusun
laporan keuangan (Putri, 2014).
16
Teori keagenan dapat diterapkan dalam wujud kontrak kerja yang
disetujui oleh prinsipal dan agen yang mengatur tentang proporsi hak
dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk mekanisme bagi hasil
dalam bentuk keuntungan, return, maupun risiko-risiko yang telah
disetujui. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak dapat
fairness yaitu mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang
secara matematis memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal
oleh agen dan pemberian insentif/imbalan khusus yang memuaskan dari
prinsipal ke agen (Arifin, 2005). Kontrak kerja harus didesain secara
tepat agar dapat dijadikan acuan untuk menyelaraskan kepentingan
prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan.
Teori keagenan dilandasi oleh tiga buah asumsi, yaitu (Eisenhard,
1989 dalam Arifin, 2005):
a.! Asumsi tentang sifat manusia
Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki
sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki
keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai
resiko (risk aversion).
17
b.! Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota
organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya
Asymmetric Information (AI) antara prinsipal dan agen.
c.! Asumsi tentang informasi.
Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang
sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan.
Ketiga asumsi di atas menjadi dasar pemikiran bahwa baik prinsipal
maupun agen mempunyai posisi, fungsi, kepentingan, dan latar
belakang yang berbeda namun saling membutuhkan sehingga
menimbulkan adanya bargaining position antara prinsipal dan agen.
Asumsi tentang sifat manusia yang cenderung mementingkan diri
sendiri (self interest) akan menimbulkan konflik kepentingan antara
prinsipal dan agen yang disebut dengan Agency Problem. Prinsipal
berusaha untuk memenuhi kepentingannya dengan mengadakan
hubungan kontraktual yang memaksimalkan profitabilitas sehingga
dividen yang diterima pun akan meningkat, sedangkan agen termotivasi
untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan
psikologisnya dengan harapan bahwa akan menerima bonus/insentif
atas kinerja agen.
18
Perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen menyebabkan
terjadinya asimetri informasi, yaitu informasi yang tidak seimbang yang
disebabkan karena adanya distribusi yang tidak merata antara prinsipal
dan agen (Arifin, 2005). Agen atau dalam perusahaan adalah manajer
sebagai pengelola perusahaan pasti memiliki lebih banyak informasi
tentang perusahaan dibandingkan pemilik yang telah mendelegasikan
wewenangnya. Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer
berkewajiban memberikan informasi mengenai perusahaan kepada
pemilik dan investor serta pemegang saham dan kreditur agar mereka
mengetahui keadaan perusahaan (Ayushabrina, 2014). Akan tetapi,
perbedaan kepentingan menyebabkan manajer terkadang mengurangi
pengungkapan informasi kepada pemilik dan investor bila dirasa
menguntungkan pihak manajemen. Asimetri informasi menyebabkan
pemilik dan investor tidak bisa menilai secara tepat kinerja manajemen
dalam tugasnya mengelola kekayaan perusahaan yang telah
didelegasikan oleh pemilik dan investor kepada pihak manajemen.
Konflik agensi juga terjadi pada pada perusahaan dengan
kesempatan investasi (investment opportunities) yang tinggi,
dikarenakan manajer pada perusahaan dengan kesempatan investasi
yang tinggi mempunyai informasi yang lebih tentang kesempatan
investasi yang dimiliki perusahaan dan pilihan alternative investasi
bergantung pada pengeluaran diskresioner yang dibuat oleh manajer
(Lai, 2009 dalam Trung Pham, dkk, 2014). Ketidakpastian yang terjadi
19
pada perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi
meningkatkan risiko perusahaan dan membutuhkan pengawasan secara
berkala. Biaya pengawasan merupakan salah satu unsur dari biaya
agensi. Biaya agensi merupakan biaya yang ditanggung oleh prinsipal
untuk mendorong agen dalam memaksimalkan kesejahteraan prinsipal
(Anthony dan Govindrajan, 2011 dalam Putri, 2014). Perbedaan
kepentingan antara prinsipal dan agen dapat meningkatkan biaya agensi.
Adanya agency problem di atas, menimbulkan biaya keagenan
(agency cost), yang menurut Jensen dan Meckling (1976) terdiri dari :
a.! The monitoring expenditures by the principle. Biaya monitoring
dikeluarkan oleh prinsipal untuk memonitor perilaku agen, termasuk
juga usaha untuk mengendalikan (control) perilaku agen melalui
budget restriction, dan compensation policies.
b.! The bonding expenditures by the agent. The bonding cost
dikeluarkan oleh agen untuk menjamin bahwa agen tidak akan
menggunakan tindakan tertentu yang akan merugikan prinsipal atau
untuk menjamin bahwa prinsipal akan diberi kompensasi jika ia
tidak mangambil banyak tindakan.
c.! The residual loss yang merupakan penurunan tingkat kesejahteraan
prinsipal maupun agen setelah adanya agency relationship.
Residual loss adalah nilai kerugian yang dialami prinsipal akibat
20
keputusan yang diambil oleh agen yang menyimpang dari keputusan
yang dibuat oleh prinsipal (Maharani, 2010).
Pengawasan atau monitoring yang dilakukan oleh pihak independen
memerlukan biaya/monitoring cost dalam bentuk biaya audit, yang
merupakan salah satu dari agency cost. Biaya pengawasan (monitoring
cost) merupakan biaya untuk mengawasi
perilaku agen apakah agen telah bertindak sesuai kepentingan
principal dengan melaporkan secara akurat semua aktivitas yang telah
ditugaskan kepada manajer. Berdasarkan fungsinya, pengawasan
terhadap perusahaan terbagi menjadi pengawasan internal dan eksternal
sehingga fungsi internal audit diperlukan untuk memastikan bahwa
setiap elemen dalam perusahaan, khususnya pihak manajemen sebagai
agen taat pada sistem yang berlaku. Sedangkan peran auditor eksternal
dibutuhkan dalam hal pemberian opini terhadap laporan keuangan
perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan pemilik dan
investor selaku prinsipal. Lebih lanjut dijelaskan bahwa variasi
karakteristik industri dapat mempengaruhi biaya agensi sehingga juga
dapat meningkatkan permintaan spesialisasi auditor untuk mendeteksi
lebih baik (Putri, 2014). Auditor merupakan pihak yang dianggap dapat
menjembatani kepentingan pihak pemegang saham (prinsipal) dengan
pihak manajer (agen) dalam mengelola keuangan perusahaan termasuk
menilai kelayakan strategi manajemen dalam upaya untuk mengatasi
kesulitan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, peran dan fungsi
21
internal audit serta audit atas laporan keuangan sangat krusial dalam
memastikan bahwa perusahaan yang dikelola manajemen telah
beroperasi dalam tingkat yang diharapkan oleh pemilik dan investor
sehingga dapat mengurangi selisih kepentingan yang terjadi, dengan
demikian maka tidak akan menyebabkan audit report lag yang lama.
3.! Teori Sinyal (Signaling Theory)
Signaling theory menjelaskan tentang suatu pihak (agent)
menyampaikan informasi tentang dirinya sendiri kepada pihak lain
(Connelly, 2011). Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana
sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan
keuangan. Sinyal ini merupakan informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik
(Jama’an, 2008). Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang
berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar,
dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang
berkualitas baik dan buruk (Hartono, 2005 dalam Putri, 2014).
Berdasarkan definisi di atas, teori sinyal menekankan pada pentingnya
upaya perusahaan dalam memberikan petunjuk kepada investor berupa
pengumuman informasi terkait kinerja perusahaan yang akan dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan investasi.
Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi
yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas
informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang
22
timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek
perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan
(Immaculatta, 2006). Informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan
disajikan dalam bentuk laporan keuangan dan laporan tahunan yang
memuat semua informasi keuangan dan non keuangan yang
mencerminkan kinerja perusahaan.
Sesuai dengan karakteristik kualitatif yang harus dimiliki laporan
keuangan, maka laporan keuangan harus disajikan secara andal, dapat
diperbandingkan, mudah dipahami, dan relevan yang memuat
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan.
Teori sinyal bermanfaat dalam menjelaskan ketepatan waktu (sifat
relevan) penyajian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada
pihak publik sehingga dapat memberi sinyal bahwa perusahaan
mempunyai informasi yang bermanfaat atau memiliki good news
(Ayushabrina, 2014). Jika pengumuman informasi tersebut dianggap
sebagai signal baik maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan
saham. Investor mengindikasikan ketepatan waktu penyajian laporan
keuangan ke publik sebagai sinyal positif dari perusahaan bahwa
mereka memiliki good news yang harus segera disampaikan ke publik.
Sedangkan pengumuman laba yang terlambat merupakan sinyal buruk
bagi investor. Investor menganggap keterlambatan pelaporan keuangan
tersebut mengindikasikan kondisi kesehatan perusahaan yang buruk
(Lindrianasari, dkk, 2015). Semakin lama audit report lag
23
menyebabkan kurang bergunanya informasi dalam pengambilan
keputusan karena informasi kehilangan sifat relevannya. Lamanya audit
report lag memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki bad news
sehingga tidak dapat mempublikasikan laporan keuangannya secara
tepat waktu (Givoly dan Palmon, 1982).
Signaling theory menjelaskan hubungan opini audit terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Opini yang diberikan auditor atas
laporan keuangan perusahaan mengindikasikan kinerja perusahaan yang
bersangkutan sehingga perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan
opini audit pada tingkat yang paling baik, yaitu wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion). Dengan demikian, perusahaan yang
meraih predikat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion ) dari
auditor merupakan sinyal positif bagi investor cenderung akan lebih
tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena
unqualified opinion merupakan berita baik (good news).
4.! Laporan Keuangan
a.! Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (Standar Akuntansi
Keuangan, 2009). Laporan keuangan merupakan ringkasan dari
proses pencatatan, yang merupakan ringkasan dari transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan
24
(Baridwan, 1997 dalam Dinita, 2011). Laporan keuangan
merupakan laporan tertulis yang merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang mencerminkan semua aktivitas usaha selama periode
tertentu.
b.! Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai entitas yang meliputi: (a) aset, (b) liabilitas, (c)
ekuitas, (d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan
kerugian, (e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik, dan (f) arus kas (Standar Akuntansi
Keuangan, 2009).
c.! Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.
Karakteristik kualitatif informasi laporan keuangan yang berguna
terdiri dari karakteristik kualitatif fundamental dan karakteristik
25
kualitatif peningkat (Ikatan Akuntan Indonesia, 2017:7), yaitu:
1.! Karakteristik kualitatif fundamental
a.! Relevansi
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini atau masa depan, membantu mengkoreksi hasil evaluasi
mereka di masa lalu. Informasi keuangan dan kinerja masa
lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi
posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal – hal lain
yang lanhsung menarik perhatian pemakai, seperti
pembayaran deviden dan upah, pergerakan harga sekuritas
dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya
ketika jatuh tempo.
b.! Representasi Tepat
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable).
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin
26
relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan
jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum
masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi
perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut
dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk
mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
2.! Karakteristik Kualitatif Peningkat
a.! Keterbandingan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi
kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan
perusahaan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi
posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan
secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan
tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk
perusahaan yang berbeda.
b.! Keterverifikasian
Informasi laporan keuangan harus merepresentasikan
27
fenomena ekonomi secara tepat sebagaimana mestinya.
Informasi laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh
berbagai pengamat independen dengan pengetahuan yang
berbeda – beda sehingga mencapai suatu kesepakatan bahwa
penggambaran tertentu merupakan representasi yang tepat.
c.! Ketepatwaktuan
Informasi laporan keuangan harus tersedia tepat waktu bagi
pengguna laporan keuangan sehingga mempengaruhi
keputusan mereka. Secara umum, semakin lawas suatu
informasi maka akan semakin berkurang kegunaan
informasi tersebut.
d.! Keterpahaman
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat
dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan
untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya
dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi
tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai
tertentu .
28
d.! Ketepatan Waktu (Timeliness) Penyampaian Laporan Keuangan.
Salah satu karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah
relevan, yang dimana relevansi laporan keuangan dapat diukur dari
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan kepada pengguna
laporan keuangan tersebut. Ketepatan waktu juga digunakan sebagai
indikator transparansi dan kualitas laporan keuangan. Informasi
pada laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu agar tersedia
sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan
investasi. Informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat waktu, yaitu
hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan
kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan (Hendriksen dan Van
Breda, 2000 dalam Dinita, 2011).
e.! Peraturan Penyampaian Laporan Keuangan di Indonesia
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang
selanjutnya diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. X.K.2, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep/346/BL/2011 tentang
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan
Publik, Bapepam mewajibkan setiap perusahaan publik yang
terdaftar di pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan
tahunan kepada Bapepam-LK dan diumumkan kepada masyarakat
paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan
29
tahunan. Kemudian peraturan tersebut disempurnakan oleh
Keputusan Bapepam Kep-431/BL/2012 peraturan X.K.6 yang
menetapkan perusahaan publik wajib menyampaikan laporan
tahunan kepada Bapepam dan LK paling lama 4 (empat) bulan
setelah tahun buku berakhir. Laporan keuangan yang diserahkan
kepada Bapepam-LK harus terlebih dahulu diaudit oleh akuntan
publik untuk memberikan pendapat tentang kewajaran suatu laporan
keuangan secara keseluruhan.
f.! Sanksi Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan
Perusahaan publik (emiten) yang terlambat menyampaikan
laporan keuangan auditan ke publik sesuai waktu yang ditentukan
oleh BAPEPAM-LK, yaitu selambat-lambatnya 90 hari setelah
tahun buku berakhir, maka akan dikenakan sanksi oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) berupa sanksi administratif yang terdiri dari
peringatan tertulis, denda sejumlah uang tertentu, pembatasan
kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha,
pembatalan persetujuan, dan pembatalan pendaftaran.
Bila emiten telat menyampaikan laporan keuangan sampai
30 hari kalender terhitung sejak batas akhir seharusnya, maka BEI
akan menjatuhkan sanksi tertulis I. Bila pada hari kalender ke-31
hingga ke-60 belum juga menyampaikan, maka sanksi tertulis II
akan melayang. Sanksi ini disertai dengan denda sebesar Rp 50 juta.
30
Selanjutnya, jika pada hari kalender ke-61 hingga ke-90, perseroan
masih bandel, maka bursa akan kenakan peringatan tertulis III
disertai denda Rp 150 juta (Otoritas BEI, 2014).
5.! Auditing
“Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the
American Accounting Association” (Accounting Review, Vol 47)
memberikan definisi auditing sebagai suatu proses sistematis untuk
memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-
asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan
derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan (Boynton dan Johnson, 2002).
Definisi lain auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti
mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan.
Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen
(Arens, 2010).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka auditing adalah suatu
proses sistematis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan
memperoleh keyakinan apakah penyajian laporan keuangan perusahaan
31
telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu, dalam hal ini adalah
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
a.! Standar Audit
Standar auditing yang diakui secara luas dalam kaitan dengan
profesi akuntan publik dikenal dengan sebutan the ten generally
accepted auditing standards (sepuluh standar auditing yang berlaku
umum). Standar audit menentukan mutu kinerja serta seluruh tujuan
yang harus dicapai dalam audit laporan keuangan (Boynton dan
Johnson, 2002). Sepuluh standar audit tersebut dibagi dalam tiga
bagian besar (Mulyadi, 2009), yaitu:
1.! Standar Umum
a.! Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
b.! Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.
c.! Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama.
2.! Standar Pekerjaan Lapangan
a.! Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b.! Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus
32
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,
saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c.! Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
prosedur audit sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
3.! Standar Pelaporan
d.! Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
e.! Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut
dalam periode sebelumnya.
f.! Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
audit.
g.! Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu
asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,
maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam praktiknya, pelaksanaan audit dituntut untuk sesuai
33
dengan standar- standar tersebut, namun pelaksanaan audit yang
makin sesuai dengan standar akan membutuhkan waktu semakin
lama, sehingga menyebabkan keterlambatan dalam penyampaian
laporan keuangan tahunan.
6.! Audit Report Lag
Pertumbuhan jumlah emiten atau perusahaan go public yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dalam kurun lima tahun terakhir
kian meningkat, yaitu sekitar lima persen per tahun dan hal ini diikuti
dengan peningkatan atas permintaan jasa audit laporan keuangan.
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting
karena merupakan salah satu indikator utama untuk dapat memberikan
informasi yang relevan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mensyaratkan bahwa laporan
keuangan yang berguna bagi pemakai informasi harus memenuhi empat
karakteristik kualitatif, yaitu dapat dipahami (understandability),
relevan (relevance), dapat diandalkan (reliability), dan dapat
dibandingkan (comparability). Sesuai dengan PSAK tahun 2012 pada
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf
43 menjelaskan bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya
dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan
relevansinya.
34
Keterlambatan publikasi laporan keuangan perusahaan go public
disebabkan karena laporan keuangan tersebut harus terlebih dahulu
diaudit sebelum dipublikasi (Hossain dan Taylor, 1998). Auditor
independen membutuhkan sejumlah waktu tertentu untuk
meneyelesaikan pekerjaan audit sehingga menimbulkan audit report
lag. Bustamam dan Kamal (2010) mendefinisi audit report lag sebagai
rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal tutup buku
perusahaan hingga tanggal penerbitan laporan audit.
Berdasarkan peraturan yang telah ditentukan Bapepam-LK, yaitu
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib
menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit paling lambat tiga
bulan setelah tanggal tutup buku perusahaan, yaitu 31 Desember.
Perusahaan yang melebihi batas yang telah ditentukan Bapepam
diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan.
Dyer dan McHugh (1975) menjelaskan tiga kriteria keterlambatan
pelaporan keuangan antara lain:
1.! Preliminary lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan
keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.
2.! Auditor’s report lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan
keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
3.! Total lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
35
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan rata-rata
audit report lag berbeda-beda. Hasil penelitian yang dilakukan
Lindrianasari, dkk (2015) menunjukkan rata-rata audit report lag pada
perusahaan manufaktur di Indonesia sebesar 81,77 hari sedangkan di
Malaysia sebesar 101 hari berdasarkan penelitian Nelson dan Shukeri
(2011). Trung Pham, dkk (2014) menunjukkan rata-rata audit report lag
di Amerika sebesar 66 hari.
7.! Opini Audit
Opini audit adalah laporan yang diberikan seorang akuntan publik
terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan
yang disajikan perusahaan (Ardiyos, 2007). Sedangkan menurut kamus
istilah akuntansi (Tobing, 2004) opini audit merupakan suatu laporan
yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan bahwa
pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan
pemeriksanaan akuntan disertai dengan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan yang diperiksa. Dengan demikian, opini auditor
merupakan output dari proses audit atas laporan keuangan yang berisi
tentang pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan. Opini
yang diberikan auditor bergantung pada keyakinannya atas kepatuhan
suatu laporan keuangan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pendapat auditor sangatlah penting bagi perusahaan ataupun pihak-
pihak lain yang membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan
karena laporan auditor dapat menambah kredibilitas laporan keuangan,
36
dengan demikian maka dapat meningkatkan kepercayaan investor
terhadap perusahaan.
Opini audit yang diterbitkan auditor terbagi menjadi lima tipe
pokok, (Mulyadi, 2009) yaitu:
1.! Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion report).
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika
tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat
pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan
prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan
keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum
tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.
2.! Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelas (unqualified opinion reports with explanatory
language).
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelas, namun
laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan
dan hasil usaha klien, auditor menerbitkan laporan audit ditambah
dengan bahasa penjelas.
3.! Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified
opinion reports).
Jika auditor menjumpai kondisi-kondisi berikut ini, maka
auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam
37
laporan audit.
a.! Lingkup audit dibatasi oleh klien.
b.! Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau
tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-
kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor.
c.! Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
d.! Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara
konsisten.
4.! Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion reports).
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan
keuangan tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima
umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi
lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten
yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan
diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang
disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat
dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi
keuangan untuk pengambilan keputusan.
38
5.! Laporan yang didalamnya tidak menyatakan pendapat (disclaimer of
opinion reports).
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa
pendapat (no opinion report). Kondisi yang menyebabkan adalah:
a.! Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.
b.! Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.
8.! Set Kesempatan Investasi (Investment Opportunities Set)
Myers (1977) memperkenalkan set peluang investasi (investment
opportunity set) untuk pertama kalinya dalam kaitannya untuk mencapai
tujuan perusahaan. Myers (1977) menguraikan tentang pengertian
perusahaan yang terdiri dari suatu kombinasi antara aset yang dimiliki
oleh perusahaan dengan pilihan investasi masa depan perusahaan.
Menurut Myers (1977) Investment opportunity set memberikan
petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama
tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang.
Investment Opportunity Set adalah tersedianya alternatif investasi di
masa datang bagi perusahaan (Hartono, 1999). IOS merupakan suatu
keputusan investasi yang merupakan bentuk kombinasi antara aktiva
yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan
datang. Menurut Gaver dan Gaver (1993), IOS merupakan nilai
perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran
39
yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, yang pada saat
ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan
menghasilkan return yang lebih besar.
Keputusan investasi merupakan keputusan yang menyangkut
pengalokasian dana yang berasal dari dalam maupun dana yang berasal
dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi (Purnamasari dkk,
2009). Keputusan investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi
jangka pendek seperti investasi ke dalam kas, surat-surat berharga
jangka pendek, piutang, dan persediaan maupun investasi jangka
panjang dalam bentuk tanah, gedung, kendaraan, mesin, peralatan
produksi, dan aktiva tetap lainnya. Kegiatan investasi yang dilakukan
perusahaan akan menentukan keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan di masa yang akan datang.
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan proksi kombinasi dari
pertumbuhan perusahaan (Smith dan Watts, 1986). Nilai IOS dihitung
dengan kombinasi dari berbagai jenis proksi yang menggambarkan nilai
aktiva ditempat dan nilai kesempatan tumbuh perusahaan dimasa depan
(yang digambarkan berupa nilai pasar). IOS merupakan kombinasi dari
nilai aktiva ditempat dan nilai kesempatan di masa depan.
Adapun proksi IOS yang digunakan dalam perhitungan ketika
perusahaan ingin melakukan sebuah investasi untuk meningkatkan nilai
perusahaan mereka, diantaranya :
40
a.! Book Value of Gross Property, Plant, and Equipment to the Book
Value of the Assets Ratio(PPE/BVA).
b.! Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE).
c.! Market Value to Book Value of Assets Ratio (MVA/BVA).
d.! Capital Addition to Assets Book Value Ratio (CAP/BVA).
e.! Price Earnig Ratio (PER).
Dari beberapa ratio yang ada untuk melakukan perhitungan
Investment Opportunities Set penelitian ini menggunakan proksi
perhitungan Market Value to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE)
karena menurut penelitian Sami dkk (1999) dalam Fitrijanti dan Hartono
(2002) MVE/BVE merupakan salah satu proksi yang mempunyai
korelasi yang tinggi dengan Investment Opportunities Set.
9.! Auditor Spesialisasi Industri
Auditor memiliki fungsi sebagai pihak yang memberikan kepastian
terhadap integritas angka- angka akuntansi yang dihasilkan di dalam
laporan keuangan. Perkembangan berbagai industri menuntut auditor
untuk tidak hanya memiliki pengetahuan dalam pengauditan, melainkan
juga mengenai industri klien (Rustiarini dan Sugiarti, 2013).
Spesialisasi auditor dalam suatu industri tertentu memilliki kemampuan
dan pengetahuan yang memadai dibanding auditor yang tidak memiliki
spesialisasi. Auditor dikatakan sebagai spesialis di suatu industri apabila
memperoleh pengetahuan industri melalui pengalaman langsung
misalnya telah mengikuti pelatihan- pelatihan yang berfokus pada tugas
41
audit dalam suatu industri tertentu (Solomon dan Whittington, 1999).
Pemahaman yang baik dari auditor atas industri klien diperlukan karena
perlakuan akuntansi pada berbagai industri dapat berbeda, sehingga
auditor spesialisasi industri diyakini memiliki kemampuan untuk
mendeteksi kesalahan-kesalahan secara lebih baik dan efisien. Auditor
spesialisasi industri mempunyai kapabilitas yang lebih baik untuk
meminimalisasi waktu yang dibutuhkan dalam proses audit.
Auditor dikatakan spesialisasi industri jika auditor memiliki banyak
klien dalam industri yang sama. Auditor spesialis indutri diukur dengan
cara yang digunakan oleh Craswell et al. (1995) yaitu mempunyai
minimal sampel yang digunakan dalam industri sebanyak tiga puluh
perusahaan atau diukur dengan pengalaman auditor yang telah
mengaudit 20% dari total perusahaan yang ada dalam suatu industri.
Namun, pengukuran spesialisasi berdasarkan kriteria pangsa pasar
tersebut masih memiliki beberapa keterbatasan. Diantaranya
ketidakjelasan apakah keuntungan sebagai spesialis dalam suatu industri
diperoleh dari pengalaman auditor mengaudit perusahaan dalam jumlah
besar atau mengaudit perusahaan besar dalam jumlah terbatas
(Gramling et al., 2001; Khrisnan, 2001).
Hal ini mengakibatkan pemahaman yang bersifat ambigu atas
pengukuran spesilasi industri suatu KAP. Tidak adanya pengukuran
spesialisasi industri auditor yang telah terbukti paling relevan,
42
menyebabkan Balsam et al. (2003) menggunakan beberapa proksi
sekaligus atas dasar konsistensi hasil penelitian terkait spesialisasi
industri auditor.
Pengukuran spesialisasi industri auditor dapat dilihat dari tiga aspek.
Pertama, mengacu pada pangsa pasar yang dapat diidentifikasi melalui
penjualan perusahaan pada industri tertentu (Palmrose, 1986; Gramling
dan Stone, 2001; Dunn dan Mayhew, 2004), serta diidentifikasi melalui
biaya audit (audit fees) sesuai dengan penelitian Habib dan Bhuiyan
(2011). Kedua, mengacu pada total aset dari perusahaan klien (Gul et
al., 2009). Dalam hal ini auditor dinilai sebagai spesialis apabila
akumulasi penjualan atau total aset dari seluruh perusahaan klien
merupakan yang terbesar di suatu industri tertentu. Ketiga, spesialisasi
industri dinilai melalui dominasi auditor tersebut pada suatu industri,
dimana dalam hal ini auditor dikatakan sebgaai spesialis apabila
memiliki jumlah klien yang paling banyak dalam suatu industri (Balsam
et al., 2003; Ahmad et al., 2016).
43
B.! Penelitian Sebelumnya
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Maslina Ahmad, Hamidah Mohamed, dan Sherliza Puat Nelson (2016)
The association between industry specialist auditor and financial reporting timeliness- post MFRS Period
Variabel auditor spesialisasi industri. Alat pengujian analisis regresi berganda. Menggunakan purposive sampling.
Variabel fungsi investment opportunities set, dan opini audit. Objek penelitian.
Auditor spesialisasi industri berpengaruh negatif signifikan terhadap Audit Report Lag. Perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi mempunyai Audit Report Lag yang lebih pendek. Maka dari itu, auditor spesialisasi industri dapat meningkatkan ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan.
2 Imam Fadoli (2015)
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2013)
Variabel opini audit. Menggunakan purposive sampling. Alat pengujian analisis regresi.
Variabel independen investment opportunities set dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian.
Solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, jenis perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
44
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3 Lindrianasari, Retno Yuni N. S., dan Grace Andani (2015)
Pengaruh Subsidiaries, Audit Complexity, dan Opini Auditor Independen terhadap Audit Report Lag
Variabel opini audit. Menggunakan purposive sampling. Alat pengujian analisis regresi.
Variabel investment opportunities set dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian.
Masing-masing variabel yang diteliti, yaitu subsidiaries, audit complexity, dan opini auditor independen memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap audit report lag.
4 Trung Pham
Mai Dao dan Veena L. Brown (2014)
Investment Opportunities and Audit Report Lags: Initial Evidence
Variabel investment opportunities set . Alat pengujian analisis regresi.
Variabel independen opini audit dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian perusahaan di Amerika Serikat.
Perusahaan dengan kesempatan investasi yang tinggi cenderung untuk mengalami audit report lag.
5 Alvyra Nesia Indah Putri, Indira Januarti (2014)
Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2012
Variabel auditor spesialisasi industri. Alat pengujian analisis regresi berganda.
Variabel opini audit dan investment opportunities set. Objek penelitian
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa faktor ukuran perusahaan, leverage, dan auditor spesialisasi industri berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.
45
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan 6 Alvina Noor
Arifa (2013) Pengembangan Model Audit Delay dengan Audit Report Lag dan Total Lag
Variabel opini audit. Menggunakan purposive sampling. Alat pengujian analisis regresi.
Variabel investment opportunities set dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian.
Variabel independen opini audit, audit committee size, dan ukuran KAP berpengaruh baik secara signifikan maupun parsial terhadap audit report lag maupun total lag. Hasil dari uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara audit report lag dan total lag.
7 Ivena Tiono dan Yulius Jogi C. (2013)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag di Bursa Efek Indonesia
Variabel opini audit. Menggunakan purposive sampling. Alat pengujian analisis regresi.
Variabel independen investment opportunities set, auditor spesialisasi industri. Objek penelitian.
Secara parsial, jenis industri mempengaruhi audit report lag. Sedangkan opini audit, profitabilitas, ukuran perusahaan dan reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
8 Ni Wayan Rustiarini dan Ni Wayan Mita Sugiarti (2013)
Pengaruh Karakteristik Auditor, Opini Audit, Audit Tenure, Pergantian Auditor pada Audit Delays
Variabel opini audit dan auditor spesialisasi industri. Alat pengujian analisis regresi berganda.
Variabel investment opportunities set. Objek penelitian.
Hasil penelitian menunjuk k an bahwa spesialisasi auditor berpengaruh negatif pada audit delay, sedangkan pergantian auditor berpengaruh positif pada audit delay. Sementara itu reputasi auditor, opini audit, dan lamanya waktu penugasan tidak berpengaruh pada audit delay.
46
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan 9 Marselia Tedja
(2012) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel opini audit. Menggunakan purposive sampling. Alat pengujian analisis regresi.
Variabel investment opportunities set dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian.
Variabel ukuran perusahaan, opini audit, dan pos-pos luar biasa berpengaruh terhadap audit report lag. Sedangkan laba/rugi perusahaan dan debt proportion tidak berpengaruh terhadap audit report lag
10 Naufal Arief Rahadianto (2012)
Analisis Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri, Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Penerapan PSAK 50/55 (Revisi 2006) terhadap Audit Delay pada Industri Perbankan
Variabel auditor spesialisasi industri. Alat pengujian analisis regresi.
Variabel independen opini audit dan investment opportunities set. Objek penelitian perusahaan merupakan industri perbankan.
Auditor spesialisasi industri dan penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) berpengaruh positif terhadap audit delay. Sedangkan dewan komisaris dan komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay. Dewan komisaris dan komite audit tidak terbukti dapat memperkuat pengaruh negatif hubungan auditor spesialisasi industri dengan audit delay. Kemudian auditor spesialisasi industri, dewan komisaris, dan komite audit tidak terbukti dapat memperlemah pengaruh positif hubungan penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) dengan audit delay.
47
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan 11 Ahsan Habib
dan Md. Borhan Uddin Bhuiyan (2011)
Audit firm industry specialization and the audit report lag
Variabel auditor spesialisasi industri. Alat pengujian analisis regresi.
Variabel independen opini audit dan investment opportunities set. Objek penelitian perusahaan di New Zealand.
Perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi mempunyai Audit Report Lag yang lebih pendek. Selain itu, adopsi IFRS berpengaruh memperpanjang Audit Report Lag untuk semua auditor, terkecuali auditor spesialisasi industri.
12 Sherliza Puat Nelson dan Siti Norwahida Shukeri (2011)
Corporate Governance and Audit Report Timeliness: Evidence from Malaysia
Variabel opini audit. Alat pengujian analisis regresi.
Variabel independen investment opportunities set dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian perusahaan di Malaysia.
Audit report timeliness dipengaruhi oleh audit committee size, tipe auditor, opini audit, dan profitabilitas perusahaan. Sedangkan independensi dewan, audit committee meetings, kualifikasi anggota komite audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
13 Lina Anggraeny Parwati dan Yohanes Suhardjo (2009)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag (ARL)
Variabel opini auditor. Alat pengujian analisis regresi berganda. Menggunakan purposive sampling.
Variabel fungsi investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian.
Tiga variabel yaitu jenis industri, profitabilitas dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit report lag sedangkan empat variabel lainnya yaitu rugi/laba, opini auditor, ukuran perusahaan dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
48
C.! Kerangka Pemikiran
Banyak Perusahaan Go Public (Emiten) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang Melewati Batas Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Sesuai yang diatur oleh
Bapepam-LK
Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan
Basis Teori: Teori Kepatuhan, Teori Keagenan, dan Teori Sinyal
Metode Analisis: Regresi
Opini Audit (X1)
Investment Opportunities Set (X2)
Spesialisasi Industri Auditor (X3)
Audit Report Lag (Y)
Variabel Independen
Variabel Dependen
49
D.! Pengembangan Hipotesis
1.! Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Report Lag
Opini audit adalah laporan yang diberikan seorang akuntan publik
terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan
yang disajikan perusahaan (Ardiyos, 2007). Opini auditor merupakan
output dari proses audit atas laporan keuangan yang berisi tentang
pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan. Pendapat
auditor sangatlah penting bagi perusahaan ataupun pihak-pihak lain
yang membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan karena laporan
auditor dapat menambah kredibilitas laporan keuangan, dengan
demikian maka dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap
perusahaan. Opini yang diberikan auditor terbagi menjadi lima jenis,
Metode Analisis: Regresi
Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
50
yaitu : (1) wajar tanpa pengecualian (unqualified); (2) wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan (unqualified opinion reports
with explanatory language); (3) wajar dengan pengecualian (qualified);
(4) tidak wajar (adverse); (5) tidak menyatakan pendapat (disclaimer).
Opini yang diberikan auditor bergantung pada keyakinannya atas
kepatuhan suatu laporan keuangan terhadap prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Penelitian yang dilakukan oleh Nelson dan Shukeri (2011)
mengenai pengaruh corporate governance dan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan (audit report timeliness) di Malaysia
dengan sampel 703 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Malaysia
(kecuali untuk sektor keuangan) pada tahun 2009 menunjukkan bahwa
audit report timeliness dipengaruhi oleh audit committee size, tipe
auditor, opini audit, dan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Tedja (2012), Arifa
(2013), dan Lindrianasari dkk (2015) yaitu opini auditor berpengaruh
terhadap audit report lag.
Dari uraian hasil penelitian sebelumnya, maka diduga bahwa
perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian
(unqualified) akan lebih dapat dipercaya investor karena kredibilitas
laporan keuangannya. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:��
51
H1: Opini Audit berpengaruh negatif terhadap Audit Report Lag.
2.! Pengaruh Investment Opportunities Set terhadap Audit Report Lag
Investment Opportunity Set adalah tersedianya alternatif investasi di
masa datang bagi perusahaan (Hartono, 1999). IOS merupakan suatu
keputusan investasi yang merupakan bentuk kombinasi antara aktiva
yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan
datang. Menurut Gaver dan Gaver (1993), IOS merupakan nilai
perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran
yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, yang pada saat
ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan
menghasilkan return yang lebih besar. Maka dari itu, perusahaan harus
melakukan perencanaan yang matang dalam mengalokasikan dana
terkait keputusan investasi di masa depan karena akan menentukan
keuntungan yang diperoleh terkait kegiatan investasi tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Trung Pham dkk (2014) mengenai
pengaruh kesempatan investasi dan audit report lag pada 8520
perusahaan di Amerika Serikat periode 2010-2012 menunjukkan hasil
bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi
akan cenderung lebih lama dalam menyampaikan laporan keuangannya,
maka investment opportunities berpengaruh secara signifikan terhadap
audit report lag.
Set kesempatan investasi yang tinggi pada perusahaan akan
52
meningkatkan risiko audit sehingga auditor independen harus
memperluas ruang lingkup kerja audit agar dapat memetakan risiko
audit dengan matang dalam rangka menentukan rencana kerja audit
yang tepat.
Dari uraian hasil penelitian sebelumnya, maka diduga perusahaan
yang mempunyai set kesempatan investasi yang tinggi akan
meningkatkan risiko audit yang menyebabkan penundaan penyelesaian
pemeriksaan auditor independen. Oleh karena itu, hipotesis dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:��
H2: Investment Opportunities Set berpengaruh positif terhadap Audit
Report Lag.
3.! Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap Audit Report Lag
Auditor dikatakan sebagai spesialis di suatu industri apabila
memperoleh pengetahuan industri melalui pengalaman langsung
misalnya telah mengikuti pelatihan-pelatihan yang berfokus pada tugas
audit dalam suatu industri tertentu (Solomon dan Whittington, 1999).
Pemahaman yang baik dari auditor atas industri klien diperlukan karena
perlakuan akuntansi pada berbagai industri dapat berbeda, sehingga
spesialisasi industri auditor diyakini memiliki kemampuan untuk
mendeteksi kesalahan-kesalahan secara lebih baik dan efisien sehingga
opini audit yang diterbitkan menjadi lebih akurat.
53
Hasil penelitian Habib dan Bhuiyan (2011) serta Rustiarini dan Sugiarti
(2013) menunjukkan bahwa auditor spesialis industri berpengaruh
signifikan terhadap audit report lag. Auditor dengan spesialisasi
industri tertentu memiliki pengetahuan yang spesifik tentang industri
tersebut sehingga akan menyelesaikan proses audit lebih cepat daripada
auditor non spesialis.
Penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011)
mengenai pengaruh spesialisasi auditor terhadap audit report lag (ARL)
pada perusahaan – perusahaan yang listing di New Zealand Stock
Exchange (ZX) tahun 2004-2005 menunjukan hasil bahwa perusahaan
– perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis industri menghasilkan
audit report lag (ARL) lima hari lebih cepat dibandingkan perusahaan
yang diaudit oleh audit yang bukan merupakan spesialis industri.
Auditor spesialisasi industri mempunyai pemahaman yang superior
atas suatu industri sehingga dapat dengan mudah memetakan risiko
audit dengan efisien, sehingga mempersingkat proses audit yang
dilakukan dan akan mengurangi penundaan penyampaian laporan
keuangan.
Dari uraian hasil penelitian sebelumnya, maka diduga bahwa auditor
spesialisasi industri dapat mempersingkat waktu penyampaian laporan
keuangan auditan kepada publik. Oleh karena itu, hipotesis dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
54
H3: Auditor Spesialisasi Industri berpengaruh negatif terhadap Audit
Report Lag.
4.! Pengaruh Opini Audit, Investment Opportunities Set, dan Auditor
Spesialisasi Industri terhadap Audit Report Lag
Penelitian yang dilakukan oleh Nelson dan Shukeri (2011)
mengenai pengaruh corporate governance dan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan (audit report timeliness) di Malaysia
dengan sampel 703 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Malaysia
(kecuali untuk sektor keuangan) pada tahun 2009 menunjukkan bahwa
audit report timeliness dipengaruhi oleh audit committee size, tipe
auditor, opini audit, dan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Tedja (2012), Arifa
(2013), dan Lindrianasari dkk (2015) yaitu opini auditor berpengaruh
terhadap audit report lag. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Parwati dan Suhardjo (2009), Tiono dan Jogi C (2013), dan Imam Fadoli
(2015) tidak menemukan pengaruh signifikan antara opini audit
terhadap audit report lag.
Penelitian yang dilakukan oleh Trung Pham dkk (2014) mengenai
pengaruh kesempatan investasi dan audit report lag pada 8520
perusahaan di Amerika Serikat periode 2010-2012 menunjukkan hasil
bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi
akan cenderung lebih lama dalam menyampaikan laporan keuangannya,
maka investment opportunities berpengaruh secara signifikan terhadap
55
audit report lag.
Hasil penelitian Habib dan Bhuiyan (2011) serta Rustiarini dan
Sugiarti (2013) menunjukkan bahwa auditor spesialis industri
berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Auditor dengan
spesialisasi industri tertentu memiliki pengetahuan yang spesifik
tentang industri tersebut sehingga akan menyelesaikan proses audit
lebih cepat daripada auditor non spesialis.
Dari uraian hasil penelitian sebelumnya, maka diduga opini audit,
investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap audit report lag.
Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Opini audit, Investment Opportunities Set, dan Auditor Spesialisasi
Industri berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Audit
Report Lag.
56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. !Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu opini
audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri terhadap
variabel dependen, yaitu audit report lag. Populasi penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode waktu tahun 2014 - 2015.
B. !Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode waktu 2014 dan 2015.
Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sample penelitian adalah
pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling) dengan kriteria sebagai
berikut:
1.! Perusahaan – perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, lengkap dengan laporan keuangan dan laporan auditan
selama periode tahun 2014 sampai tahun 2015 secara berturut – turut. �
2.! Perusahaan menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan. �
57
3.! Perusahaan memiliki periode akhir tahun buku per 31 Desember
(menjamin bahwa �sampel tidak meliputi laporan keuangan tahunan
yang secara parsial). �
4.! Adanya data – data yang dibutuhkan dalam perhitungan rasio – rasio
dalam pengukuran variabel penelitian. �
Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk laporan
keuangan auditan dan laporan audit. Jangka waktu laporan auditan dan
laporan audit adalah 2014 - 2015 yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia www.idx.co.id.
C.!Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam
memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara
penelitian pustaka dimana peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan
masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan
perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. ��
D.!Metode Analisis Data
1.! Analisis Deskriptif
Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standard deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali,
2013). Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan
mendeskripsikan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
58
Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif
yang menghasilkan nilai rata-rata, maksimum, minimum, dan standar
deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian sehingga secara
kontekstual mudah dimengerti.
2.! Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan pengujian asumsi klasik sebelum
menguji hipotesis atas model regresi utama. Oleh karena itu dasar
analisis regresi memerlukan uji asumsi. Pengujian ini juga dikenal
dengan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) tujuan dari pengujian
ini digunakan untuk menghidari terjadinya multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi.
a.! Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini
dilanggar maka maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal yaitu uji statistik dan analisis grafik (Ghozali,
2013).
Analisis dilakukan dengan melihat tampilan grafik histogram
maupun grafik normal plot. Data dikatakan berdistribusi normal
apabila titik-titik dalam normal plot menyebar di sekitar garis
59
diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal atau
dengan melihat grafik histogram, data berdistribusi normal apabila
gambar data menyerupai lonceng. Kedua grafik ini dapat digunakan
untuk menunjukkan normalitas data sehingga data layak untuk
model regresi.
Selain menggunakan grafik sebagai mengintepretasikan hasil
data dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji kolmogorof-smirnov dan shapiro-wilk, yaitu jika nilai
Asymp. Sig. (2-tailed)< 5% maka data residual berdistribusi tidak
normal, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 5% maka data residual
berdistribusi normal (Ghozali, 2013)
b.! Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik, yaitu
jika tidak terjadi heteroskedastisitas (homoskedastisitas). Untuk
pengujian heteroskedastisitasnya menampilkan scatter plot (nilai
prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID), karena skala
pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
rasio. Untuk menguji apakah varian dari residual homogen atau
tidak digunakan uji korelasi spearman rho. Jika nilai koefisien
korelasi dibawah 5% (0,05) maka artinya heteroskedastisitas.
60
Sebaliknya jika nilai koefisien korelasi diatas 5% (0,05), artinya
tidak terjadi heteroskedastisitas.
c.! Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji
multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion
Factor (VIF) (Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi adanya problem
multikolinearitas, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran
korelasi antar variabel independen. Regresi yang baik memiliki VIF
di sekitar angka 1 (satu) dan mempunyai angka Tolerance mendekati
1 (Santoso, 2010).
Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai Tolerance (T)
lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 10, berarti tidak terjadi
multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari
sepuluh dan nilai Tolerance (T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 10,
berarti terjadi multikolinearitas.
d.! Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam satu model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat
ini (t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
(Ghozali, 2013).
61
Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson
(DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah
sebagai berikut:
1.! Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada
autokorelasi.
2.! Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (di), maka
koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi
positif.
3.! Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl), maka maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.
4.! Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl)
atau DW terletak antara (4-du) dan (dl), maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan. �
3.! Pengujian Hipotesis
Menurut Kuncoro, (2001) pengujian hipotesis digunakan untuk
mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara
statistik hal ini dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik
t, uji statistik f, dan analisis regresi berganda. Adapun variabel
independen dalam penelitian ini adalah opini audit, investment
opportunities set, dan auditor spesialisasi industri. Sedangkan variabel
dependennya adalah audit report lag.
Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut, maka
62
rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
ARL = α + β1 OPINI + β2 IOS + β3 SPESIALIS + e
Keterangan:
ARL = Audit Report Lag
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
OPINI = Opini Audit
IOS = Investment Opportunities Set
SPESIALIS = Auditor Spesialisasi Industri
a.! Uji Koefisien Determinasi (Uji Adjusted R2)
Koefisien Deteminasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013).
b.! Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F (F-test) atau uji simultan digunakan untuk
mengetahui apakah variabel-variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau
63
simultan terhadap variabel dependen. Langkah – langkah
pengujiannya adalah sebagai berikut :
1.! Perumusan Hipotesis
Ho : ρ = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari
variabel
Ha : ρ ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen.
2.! Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 5 %
3.! Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho, yakni
dengan melihat nilai signifikan :
Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak.
4.! Pengambilan keputusan
Uji F dilakukan dengan membandingkan p-value F hitung
yang dihasilkan dari model regresi dengan derajat
signifikansinya (α) yaitu 0,05. Kriteria yang digunakan untuk
menarik kesimpulan hipotesa diatas adalah jika p-value F
hitung < α (α = 0,05) maka Ho ditolak.
c.! Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian statistik t digunakan untuk membuktikan
signifikansinya terhadap pengaruh variabel independen secara
individu dalam menjelaskan variabel dependen. Dengan tingkat
64
signifikansi sebesar 5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2013):
1.! Apabila nilai signifikansi t < 0.05, maka Ho akan ditolak, artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel
independen terhadap variabel dependen.
2.! Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka Ho akan diterima,
artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua
variabel independen terhadap variabel dependen.
E.! Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1.! Audit Report Lag (ARL)
Penelitian ini menggunakan variabel dependen audit report lag,
yaitu lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal
penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal
diterbitkannya laporan keuangan auditan (Soetedjo, 2006). Variabel
dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain. Variabel audit report lag diukur dari periode berakhir per 31
Desember sampai tanggal penerbitan laporan keuangan auditan.
65
Variabel ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari.
2.! Opini Audit (OPINI)
Opini Audit diukur berdasarkan opini atau pendapat yang diberikan
oleh auditor atas laporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Pada penelitian ini opini audit diukur dengan
variabel dummy. Perusahaan yang memperoleh opini wajar tanpa
pengecualian diberi nilai 1 dan selain wajar tanpa pengecualian diberi
nilai 0.
3.! Investment Opportunities Set (IOS)
Penelitian ini menggunakan proksi perhitungan Market Value to
Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE) karena menurut penelitian
Sami dkk (1999) dalam Fitrijanti dan Hartono (2002) MVE/BVE
merupakan salah satu proksi yang mempunyai korelasi yang tinggi
dengan Investment Opportunities Set.
Rasio market value to book of equity merupakan proksi berdasarkan
harga. Proksi ini menggambarkan permodalan suatu perusahaan. Rasio
ini dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar
dengan harga penutupan saham terhadap total ekuitas (Anugrah, 2008).
66
MVE/BVE = Jumlah lembar saham beredar x Harga penutupan saham
Total Ekuitas
4.! Auditor Spesialisasi Industri (SPESIALIS)
Spesialisasi industri auditor menggambarkan keahlian dan
pengalaman auditor dalam mengaudit laporan keuangan pada suatu
industri tertentu. Pada penelitian ini auditor spesialisasi industri diukur
dengan variabel dummy karena penelitian ini tidak menilai seberapa
auditor spesialis dalam industri melainkan menilai apakah auditor
spesialis dalam industri atau bukan. Angka 1 akan diberikan untuk
auditor yang berpredikat spesialisasi industri auditor dan angka 0 untuk
auditor yang tidak berpredikat spesialis industri/non spesialisasi industri
auditor.
Pengukuran spesialisasi industri auditor dengan melihat pangsa
pasar (market share) dari total aset klien dari perusahaan yang diaudit
pada industri tertentu (Gul et al., 2009). Metode pengukuran ini
mengasumsikan bahwa spesialis pada auditor merupakan hasil dari
pengalaman melakukan audit atas volume bisnis yang besar dalam suatu
industri.
SPEC = !"#$%&'($)*+',-.'/%$%#')+/"012)!"#$%&'0*$"2"&'*#)1*+'/%$%#')+/"012) X 3*2%1%'%0*1'($)*+',-.'/%$%#')+/"012)
3*2%1%'%0*1'0*$"2"&'*#)1*+'/%$%#')+/"012)
Dari perhitungan diatas, hasil pengukuran spesialisasi industri
auditor pada penelitian ini apabila berdasarkan perhitungan rumus diatas
jumlah SPEC lebih dari 30% (Reichelt dan Wang, 2009).
67
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No. Nama Variabel Jenis Variabel Operasionalisasi Varibel Skala
1 Audit Report Lag Dependen
Selisih jumlah hari antara tahun fiskal 31 Desember sampai laporan keuangan auditan
diterbitkan
Rasio
2 Opini Audit Independen
Variabel dummy dengan nilai 1 untuk opini wajar tanpa
pengecualian, dan nilai 0 untuk opini selain wajar tanpa
pengecualian
Nominal
3 Investment Opportunities Set
Independen Jumlah lembar saham beredar x
Harga penutupan saham
Total Ekuitas
Rasio
4 Auditor Spesialis Industri Independen
Jumlah'klien'KAP'dalam'industriJumlah'seluruh'emiten'dalam'industri
X 3*2%1%'%0*1'($)*+',-.'/%$%#')+/"012)
3*2%1%'%0*1'0*$"2"&'*#)1*+'/%$%#')+/"012)
Rasio
Sumber: Data diolah
68
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.! Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2015.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
dimana sampel yang digunakan merupakan sampel yang dipilih
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Prosedur pemilihan dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Perolehan Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Perusahaan Sektor Manufaktur 131
Perusahaan sektor manufaktur yang tidak masuk dalam kriteria penelitian
(59)
Perusahaan yang menjadi sampel 72
Total perusahaan yang menjadi sampel selama periode penelitian 2014 – 2015 (2 tahun)
144
Jumlah sampel yang teridentifikasi sebagai outlier (31)
Observasi sampel (tahun 2014 – 2015) 103
Sumber: Data diolah
Berdasarkan prosedur tersebut, diperoleh 131 perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 – 2015.
69
Kemudian dilakukan proses pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria yang
telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya dilakukan pengeluaran data
outlier dengan mengeluarkan observasi yang memiliki nilai lebih (kurang)
dari rata-rata ditambah (dikurangi) tiga dan dua kali standar deviasi untuk
masing-masing variabel pada keseluruhan model penelitian. Proses
pengeluaran outlier ini menghasilkan 103 observasi dari total 72 perusahaan
sampel.
B.! Hasil Uji Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi opini audit,
investment opportunities set, auditor spesialisasi industri, dan audit report
lag akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive!Statistics!
N! Minimum! Maximum! Mean!Std.!
Deviation!Audit!Report!Lag! 103! 76! 105! 89.81! 5.382!
Investment!Opportunities!Set!
103! D2.70! 46.04! 2.7492! 5.72286!
Opini!Audit! 103! 0! 1! .63! .485!Auditor!Spesialis!Industri! 103! 0! 1! .25! .437!
Valid!N!(listwise)! 103!
Sumber: Data diolah
Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.3 di atas menunjukkan nilai rerata
70
dan standar deviasi, serta nilai minimum dan maksimum masing-masing
variabel, baik variabel dependen dan independen yang digunakan dalam
penelitian. Berdasarkan tabel 4.3, terlihat bahwa perusahaan manufaktur di
Indonesia memiliki rentang penyelesaian audit yang relatif lebar, yakni
antara 76 hingga 105 hari. Namun secara keseluruhan, terlihat bahwa
penyelesaian audit atas laporan keuangan perusahaan manufaktur dilakukan
dalam rentang waktu rata-rata selama 90 hari. Hal ini menunjukkan bahwa
rata-rata perusahaan manufaktur telah memenuhi ketentuan BAPEPAM-LK
mengenai publikasi Laporan Keuangan auditan untuk posisi akhir bulan
Desember yang selambat-lambatnya dilakukan 3 (tiga) bulan setelah
berakhirnya tahun laporan keuangan akhir tahun posisi akhir bulan
Desember. Terlihat juga bahwa masih ada perusahaan yang mempunyai
audit report lag lebih dari 90 hari sebagaimana aturan yang ditetapkan
BAPEPAM-LK.
Rerata yang ditunjukkan oleh variabel Opini Audit sebanyak 0.63
menunjukkan bahwa 63% dari perusahaan manufaktur sampel memperoleh
opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) selama rentang tahun 2014
hingga 2015.
Rerata yang ditunjukkan oleh variabel Investment Opportunities Set
sebanyak 2.75 dengan rentang nilai yang sangat lebar, yaitu mulai dari -2.7
sampai dengan 46 menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kebijakan
yang berbeda-beda dalam hal mengambil keputusan investasi di masa
71
depan.
Rerata yang ditunjukkan oleh variabel Auditor Spesialis Industri
sebanyak 0.25 menunjukkan bahwa hanya 25% dari perusahaan manufaktur
sampel yang laporan keuangannya diaudit oleh auditor spesialis industri
selama rentang tahun 2014 hingga 2015.
C.! Hasil Uji Asumsi Klasik
1.! Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013) Peneliti menggunakan
metode uji normalitas dengan menganalisis grafik dengan melihat
metode normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan analisis Grafik
Normal P-P Plot dimana normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar
pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
a.! Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. �
b.! Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti
arah pengujian normalitas dengan menggunakan SPSS versi 23
72
dapat dinyatakan pada gambar berikut :
Gambar 4.1
Grafik Normal P-Plot
Sumber: Data diolah Berdasarkan gambar 4.1 terlihat bahwa penyebaran data berada di
sekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal,
yang menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas karena sebaran data cenderung mendekati garis diagonal.
Untuk lebih meyakinkan hasil uji grafik maka pada uji normalitas
ini juga dilengkapi dengan uji statistik, yaitu dengan menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Analisa Kolmogorov-Smirnov
merupakan suatu pengujian normalitas secara univariate untuk menguji
keselarasan data masing-masing variabel penelitian, dimana suatu
73
sampel dikatakan berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013).
Perumusan hipotesa untuk uji normalitas melalui analisis
Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut :
Ha : data berasal dari populasi normal.
Ho : data berasal dari populasi tidak normal.
Kriteria keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut:
a.! Jika sig. < 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak.
b.! Jika sig. > 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Data diolah
Pengujian asumsi klasik normalitas melalui uji Kolmogorov-
Smirnov menunjukkan data terdistribusi normal seperti yang
ditunjukkan pada tabel 4.3. Berdasarkan tabel 4.3 ditunjukkan bahwa
nilai probabilitas pada Kolmogorv-Smirnov sebesar 0,059 lebih besar
dari 0,05 sehingga Ho ditolak atau Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data berasal dari populasi normal sehingga model
74
regresi memenuhi uji asumsi klasik normalitas.
2.! Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
periode pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola grafik
scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dan residualnya
(Ghozali, 2013).
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data diolah
Grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik – titik menyebar secara
merata di atas dan di bawah angka 0 atau diantara 2 dan -2 pada sumbu
Y dan titik-titik tersebut tidak menunjukkan suatu bentuk atau pola
75
tertentu atau dapat dikatakan memenuhi persyaratan yang ada, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari
asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam
penelitian.
3.! Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat masalah multikolinearitas.
Salah satu untuk mengindikasikan keberadaan multikolinearitas ini
adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan
Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai Tolerance
(T) lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 1, berarti tidak terjadi
multikolinearitas. Sebaliknya, jika diketahui nilai VIF lebih dari
sepuluh dan nilai Tolerance (T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 1, berarti
terjadi multikolinearitas.�Perumusan hipotesa untuk uji
multikolinearitas adalah sebagai berikut :
Ha : tidak ada multikolinearitas
Ho : ada multikolinearitas�
Kriteria keputusan uji multikolinearitas adalah sebagai berikut: �
a.! Jika VIF > 10 atau Tolerance < 0,1 maka Ha ditolak, ada
multikolinearitas.
b.! Jika VIF < 10 atau Tolerance > 0,1 maka Ha diterima, tidak ada
multikolinearitas.
76
Dari hasil pengolahan data statistik diperoleh tabel pengujian
multikolinearitas sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolonieritas menunjukkan nilai tolerance lebih dari 0,1 dan kurang
dari 1 serta nilai VIF berada dibawah angka 10. Nilai tolerance yang
dihasilkan untuk variabel opini audit, investment opportunities set, dan
auditor spesialisasi industri adalah 0,894; 0,969; 0,883, sedangkan nilai
VIF yang dihasilkan untuk variabel opini audit, investment
opportunities set, dan auditor spesialisasi industri adalah 1,118; 1,032;
dan 1.132.
Berdasarkan tabel 4.4, diketahui seluruh variabel independen
mempunyai nilai VIF kurang dari batas maksimal 10 dan nilai tolerance
lebih dari 0,1. Sehingga Ho ditolak atau Ha diterima, yang artinya
variabel independen tersebut tidak menunjukkan adanya gejala
multikolinearitas (tidak ada hubungan yang sangat kuat antara variabel
independen dengan variabel independen lainnya). Dengan demikian
77
tidak terjadi pelanggaran asumsi multikolinearitas pada model
persamaan regresi. Berdasarkan hasil uji multikolonieritas tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam
model persamaan regresi tidak terdapat problem multikolinearitas dan
dapat digunakan dalam penelitian ini.
4.! Hasil Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang
disusun menurut waktu dan tempat. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Untuk mengetahui adanya
autokorelasi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-
Watson (Uji DW).
Untuk mengetahui terjadinya autokorelasi, kriteria yang digunakan
adalah nilai Durbin-Watson harus berada pada kisaran antara dU dan 4-
dU (dU < DW <4-Du). Alternatif metode autokorelasi adalah dengan
menggunakan Runs Test dengan dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut:
a.! Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih kecil (<) dari 0,05 maka
terdapat gejala autokorelasi
b.! Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar (>) dari 0,05 maka tidak
terdapat gejala autokorelasi
Untuk melihat nilai tersebut maka digunakan tabel sebagai berikut:
78
Tabel 4.5 Hasil Uji Runs Test
Runs!Test!
Unstandardized!
Residual!Test!Valuea! .48566!Cases!<!Test!Value! 51!
Cases!>=!Test!Value! 52!
Total!Cases! 103!Number!of!Runs! 45!
Z! D1.484!Asymp.!Sig.!(2Dtailed)! .138!
a.!Median!Sumber: Data diolah !
Dari output SPSS data sekunder yang diolah pada table 4.5 dapat
dilihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) model ini adalah sebesari
0.138 yang artinya lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.
D.! Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi
sampel dalam menaksir aktual secara statistik. Hal ini dapat diukur dari
koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji statistik f, dan analisis regresi
berganda (Kuncoro, 2001). Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis yang
dilakukan dengan meregresikan model penelitian setelah memenuhi uji
asumsi klasik.
79
1.! Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan
variabel independen opini audit, investment opportunities set dan
auditor spesialisasi industri dalam menjelaskan variabel dependen,
yaitu audit report lag. Hasil uji koefisien determinasi terlihat pada tabel
4.6.JI
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data diolah Tabel 4.6 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,195 atau
19,5%, ini menunjukkan bahwa variabel opini audit, investment
opportunities set dan auditor spesialisasi industri adalah sebesar 19,5%,
sedangkan sisanya sebesar 0,805 atau 80,5% (100%-19,5%) dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini,
seperti profitabilitas (Parwati dan Suhardjo, 2009) dan (Nelson dan
Shukeri, 2011), ukuran KAP (Parwati dan Suhardjo, 2009) dan (Arifa,
2013), dan pergantian auditor (Rustiarini dan Sugiarti, 2013).
Model!Summaryb!
Model! R!R!
Square!Adjusted!R!Square!
Std.!Error!of!the!
Estimate!1! .468a! .219! .195! 4.828!a.!Predictors:!(Constant),!Auditor!Spesialisasi!Industri,!Investment!Opportunities!Set,!Opini!Audit!b.!Dependent!Variable:!Audit!Report!Lag!!
80
2.! Uji Signifikansi Simultan (Uji statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probability F lebih besar
dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah tabel
4.8 yang menunjukkan hasil uji statistik F.
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F
ANOVAa!
Model!Sum!of!Squares! df!
Mean!Square! F! Sig.!
1!Regression! 646.620! 3! 215.540! 9.247! .000b!Residual! 2307.497! 99! 23.308! Total! 2954.117! 102! a.!Dependent!Variable:!Audit!Report!Lag!b.!Predictors:!(Constant),!Auditor!Spesialisasi!Industri,!Investment!Opportunities!Set,!Opini!Audit!Sumber: Data diolah !
Hasil pada tabel 4.8 menunjukkan hasil uji statistik F dengan tingkat
signifikansi 0,000. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05
sehingga dapat dikatakan bahwa opini audit, investment opportunities
set, dan auditor spesialisasi industri berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap Audit Report Lag.
3.! Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji statistik t digunakan untuk mengindikasikan tingkat signifikansi
81
pengaruh masing – masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.
Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan
menolak Ho, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0.05
maka Ho diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah tabel 4.7 yang
menunjukkan hasil uji statistik t.
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t
Sumber: Hasil data sekunder diolah
a.! Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Report Lag
Hasil uji hipotesis pertama dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel
opini audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001 (p-value <
0,05) dan koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -3,554.
Hal ini berarti hipotesis pertama diterima sehingga dapat dikatakan
bahwa opini audit berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Audit
Report Lag karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel opini audit
lebih kecil dari 0,05.
Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Nelson dan
82
Shukeri (2011), Tedja (2012), Arifa (2013), dan Lindrianasari dkk
(2015) yang menemukan hubungan signifikan antara opini audit dan
Audit Report Lag. Artinya bahwa perusahaan yang tidak menerima opini
wajar tanpa pengecualian akan mengalami audit delay/ audit report lag
yang lebih panjang karena memandang opini tersebut sebagai bad news
dan akan memperlambat publikasi. Selain itu, opini tersebut
mengindikasi terjadinya konflik antara auditor dan perusahaan.
Pemberian opini selain wajar tanpa pengecualian berpotensi melibatkan
proses negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang
lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit yang akan
memakan waktu lebih banyak sehingga perusahaan yang tidak
menerima opini WTP akan mengalami audit report lag yang lebih
panjang.
Secara teori hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat
Parwati dan Suhardjo (2009), Rustiarini dan Sugiarti (2013), serta Tiono
dan Jogi (2013), yang mengatakan bahwa opini auditor tidak
berpengaruh pada audit report lag disebabkan karena auditor telah
bekerja secara profesional sehingga apapun opini yang dikeluarkan
auditor tidak mempengaruhi lamanya waktu penyelesaian audit. Selain
itu, untuk menentukan kewajaran dan mengeluarkan opini wajar tanpa
pengecualian, seorang auditor tentunya harus mengumpulkan bukti-
bukti yang lengkap dan akurat sehingga proses pengauditan atas laporan
keuangan klien tentunya memerlukan waktu yang cukup lama.
83
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa opini audit berpengaruh
secara negatif signifikan terhadap audit report lag dikarenakan apabila
perusahaan menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) dari
auditor, maka itu adalah sinyal yang baik dari perusahaan kepada publik,
khususnya investor bahwa perusahaan telah menjalankan aktivitas
bisnis dengan baik serta mengungkapkan seluruh informasi keuangan
secara kredibel dan komprehensif, sehingga perusahaan akan lebih cepat
untuk memublikasikan laporan keuangan auditannya kepada publik.
Sebaliknya, apabila perusahaan menerima opini selain wajar tanpa
pengecualian, maka itu adalah indikasi bahwa perusahaan beroperasi
secara tidak sehat atau membatasi ruang lingkup audit kepada auditor
sehingga auditor tidak dapat memperoleh bukti – bukti yang cukup.
Adanya indikasi yang buruk dari opini selain wajar tanpa pengecualian
menyebabkan perusahaan cenderung untuk melakukan negosiasi
dengan auditor sehingga menyebabkan publikasi laporan keuangan
auditan menjadi lama.
b.! Pengaruh Investment Opportunities Set terhadap Audit Report Lag
Hasil uji hipotesis kedua dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel
investment opportunities set mempunyai tingkat signifikansi sebesar
0,007 (p-value < 0,05) dan koefisien regresi dengan arah negatif sebesar
-0,234.
Hal ini berarti hipotesis kedua ditolak sehingga dapat dikatakan
bahwa investment opportunities set berpengaruh negatif secara
84
signifikan terhadap Audit Report Lag karena tingkat signifikansi yang
dimiliki variabel investment opportunities set lebih kecil dari 0,05.
Secara teori hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Pham,
dkk (2014) yang mengatakan bahwa investment opportunities set
berpengaruh positif terhadap audit report lag disebabkan karena set
kesempatan investasi yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan
risiko audit sehingga auditor independen harus memperluas ruang
lingkup kerja audit agar dapat memetakan risiko audit dengan matang
dalam rangka menentukan rencana kerja audit yang tepat. Maka dari itu,
dengan meningkatnya risiko audit maka dapat menunda penyelesaian
pemeriksaan auditor independen.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa investment opportunities set
berpengaruh secara negatif signifikan terhadap audit report lag
dikarenakan set kesempatan investasi menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari prospek pertumbuhan,
sehingga perusahaan dengan kesempatan investasi yang tinggi
mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang baik pada
saat ini maupun rencana investasi perusahaan di masa depan.
Perusahaan dengan set kesempatan investasi yang tinggi akan
menyampaikan kinerja keuangannya yang baik sebagai good news
kepada pihak manajemen, investor, serta kreditur. Hal ini karena
prospek pertumbuhan perusahaan merupakan hal yang menguntungkan
85
bagi investor, karena investasi yang ditanamkan diharapkan dapat
memberikan tingkat pengembalian (return) saham yang tinggi.
Sehingga dengan adanya indikator yang baik dari kinerja perusahaan
tersebut, pihak manajemen akan cenderung untuk lebih cepat
mengumumkan laporan keuangan auditan kepada publik sebagai sinyal
bahwa perusahaan mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi.
c.! Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri terhadap Audit Report Lag
Hasil uji hipotesis kedua dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel
auditor spesialisasi inudstri mempunyai tingkat signifikansi sebesar
0,099 (p-value > 0,05) dan koefisien regresi dengan arah negatif sebesar
-1,940.
Hal ini berarti hipotesis ketiga ditolak sehingga dapat dikatakan
bahwa auditor spesialisasi industri tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Audit Report Lag karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel auditor spesialisasi industri lebih besar dari 0,05.
Secara teori hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Rahadianto
(2012) yang tidak menemukan hubungan yang negative signifikan
antara auditor spesialisasi industri dan audit report lag pada industri
perbankan. Penyebabnya mungkin adalah karena industri perbankan
memiliki regulasi yang ketat, sehingga auditor yang memiliki
spesialisasi industri akan sangat berhati-hati untuk menjaga
integritasnya dan memberi perlakuan khusus pada industri perbankan.
Hal ini tentunya membuat proses audit memakan waktu lebih lama.
86
Secara teori hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Habib dan
Bhuiyan (2011), Rustiarini dan Sugiarti (2013), dan Putri (2014), yang
mengatakan bahwa auditor dengan spesialisasi industri tertentu
memiliki pengetahuan yang spesifik tentang industri tersebut sehingga
memungkinkan auditor untuk lebih memahami karakteristik perusahaan
dalam industri tersebut secara lebih komprehensif. Selain itu, auditor
spesialis lebih cakap dalam menginterprestasikan kesalahan dalam
pelaporan keuangan. Spesialisasi auditor juga memberikan tingkat
kepastian (assurance) yang lebih tinggi daripada auditor non
spesialisasi dalam industri tertentu (Craswell et al., 1995).
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa auditor spesialisasi industri
tidak berpengaruh secara negatif signifikan terhadap audit report lag
dikarenakan peranan auditor spesialisasi industri itu sendiri. Pada
dasarnya bahwa semua auditor independen telah dibekali dengan ilmu
dan keterampilan mengaudit dasar sebagai salah satu standar profesi
yang dapat diterapkan dalam berbagai industri, sehingga peran auditor
spesialis industri tidak signifikan dalam mengurangi audit report lag.
Penyebab kedua diduga dikarenakan predikat auditor spesialis tidak
dapat diketahui secara eksplisit. Penentuan auditor spesialis pun berbeda
– beda menurut berbagai sumber serta tidak adanya aturan atau postulat
resmi mengenai kriteria auditor spesialis itu sendiri. Penelitian Palmrose
(1986) dan Gramling dan Stone (2001) mengacu pada pangsa pasar yang
87
dapat diidentifikasi melalui penjualan perusahaan pada industri tertentu.
Penelitian Gul et al (2009) menghitung auditor spesialisasi industri
berdasarkan pada total asset dari perusahaan klien, dalam hal ini auditor
dinilai sebagai spesialis apabila akumulasi penjualan atau total asset dari
seluruh perusahaan klien merupakan yang terbesar di suatu industri
tertentu. Sedangkan penelitian Habib dan Bhuiyan (2011) dan Ahmad
et al. (2016) mengacu pada dominasi auditor pada suatu industri, dimana
dalam hal ini auditor dikatakan sebagai spesialis apabila memiliki
jumlah klien yang paling banyak dalam suatu industri. Hal ini
mengakibatkan pemahaman yang bersifat ambigu atas pengukuran
spesilasi industri suatu KAP.
Penyebab ketiga diduga karena pada penelitian ini hanya terdapat
dua KAP yang menyandang predikat sebagai auditor spesialisasi
industri berdasarkan standar minimum sebesar 30% dominasi pasar dan
total asset klien pada suatu industri (Reichelt dan Wang, 2009). Dua
KAP tersebut yaitu Ernst & Young (EY) dan PriceWaterhouseCoopers
(PWC). Padahal terdapat kemungkinan bahwa auditor yang menempati
peringkat ketiga dan keempat juga merupakan auditor spesialisasi
industri bila dihitung dengan penilaian lain.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.! Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh opini audit,
investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode tahun 2014 sampai 2015. Berdasarkan pada data yang telah
dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terdapat 144 sampel
perusahaan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.! Opini audit berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Audit Report
Lag. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Nelson dan
Shukeri (2011), Tedja (2012), Arifa (2013), dan Lindrianasari dkk (2015)
yang menemukan hubungan signifikan antara opini audit dan Audit Report
Lag. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Parwati dan Suhardjo (2009), Rustiarini dan Sugiarti (2013), serta
Tiono dan Jogi (2013), yang mengatakan bahwa opini auditor tidak
berpengaruh pada audit report lag.
2.! Investment Opportunities Set berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap Audit Report Lag. Temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
Pham, dkk (2014) yang mengatakan bahwa investment opportunities set
berpengaruh positif terhadap audit report lag.
3.! Auditor Spesialisasi Industri tidak berpengaruh negatif secara signifikan
89
terhadap Audit Report Lag. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan Rahadianto (2012) yang tidak menemukan hubungan yang
negative signifikan antara auditor spesialisasi industri dan audit report lag.
Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Habib dan Bhuiyan (2011), Rustiarini dan Sugiarti (2013), dan Putri (2014),
yang mengatakan bahwa auditor dengan spesialisasi industri memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap audit report lag.
B.! Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, maka penulis mengajukan
beberapa saran untuk peneliti selanjutnya yaitu :
1.! Bagi investor dan calon investor :
Penelitian ini menyarankan untuk investor dan calon investor agar
memperhatikan faktor Audit Report Lag sebagai salah satu
pertimbangan untuk melakukan investasi pada perusahaan di Bursa
Efek Indonesia, khususnya perusahaan manufaktur. Audit Report Lag
menjadi salah satu bentuk komitmen perusahaan untuk mematuhi
peraturan dan menjaga kepentingan publik, khususnya investor. �
2.! Bagi peneliti selanjutnya :
1.! Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, penelitian
selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian. �
2.! Populasi penelitian tidak hanya dikhususkan pada perusahaan
berkategori perusahaan manufaktur, tetapi dapat diperluas pada
90
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. �
3.! Menambahkan variabel bebas untuk memberikan hasil yang lebih
beragam dan bervariasi seperti reputasi KAP, efektivitas komite
audit, dan board diversity.
4.! Menggunakan proksi lain sebagai dasar pengukuran auditor
spesialisasi industri, seperti audit fee, atau dominasi pasar klien
suatu KAP.
91
DAFTAR PUSTAKA
Alvina Noor Arifa. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay (Pengembangan Model Audit Delay dengan Audit Report Lag dan Total Lag serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya)”, Accounting Analysis Journal, Universitas Negeri Semarang, 2013.
Alvyra Nesia Indah Putri. “Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008 – 2012”, Vol. 3 No. 2, 1-10, Universitas Diponegoro, Semarang, 2014.
Anthi Dwi Putriani Anugrah. “Analisis Pengaruh Investment Opportunities Set (IOS) Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur”, Universitas Gunadarma, 2008.
Ardiyos. “Kamus Standar Akuntansi”, Citra Harta Prima, Jakarta, 2007.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. “Auditing and
AssuranceServices An Integrated Approach”, 13th edition, Pearson Education Inc., New Jersey, 2010.
Arifin. “Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan)”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Balsam, S., J. Khrishnan, and J.S. Yang. “Auditor Industry Specialization And Earning Quality”, Auditing: A Journal O f Practice & Theory 22, no. 2, 71-97, 2003.
Boynton, Johnson, dan Kell, dialihbahasakan oleh Ichsan Setiyo Budi dan Herman Wibowo. “Modern Auditing”, Jilid II, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta, 2003.
Brian Pramaharjan, Nur Cahyonowati. “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur”, Vol. 4 No. 4, 1-8, Universitas Diponegoro, Semarang, 2015.
Connelly, B. L., S. T. Certo., R. D. Ireland., dan C. R. Reutzel. “Signalling Theory: A Review and Assessment”, Journal of Management. Vol. 37, No. 1. Hal. 39-67, 2011.
Craswell, A. T., J. R. Francis, and S. L. Taylor. “Auditor Brand Name Reputations and Industry Specializations”, Journal of Accounting and Economics May: 297-322, 1995.
92
Dunn, Kimberly A and Mayhew, Brian W. “Audit Firm Industry Specialization and Client Disclosure Quality”, Review of Accounting Studies, Vol. 9, pp 35-58, Kluwer Academic Publishers, Netherlands, 2004
Dewi, Permata dan Etna Nur Afri Yuyetta. “Pengaruh Kualitas Audit Dan Tenure Audit Terhadap Audit Repot Lag (Arl) Dengan Spesialisasi Auditor Industri Sebagai Variabel Moderasi”, Volume 3 Nomor 2, 1-11, Universitas Diponegoro, Semarang, 2014.
Fahmi, Irham. “Analisis Laporan Keuangan”, Alfabeta, Bandung, 2011.
Fina Ayushabrina. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Report Lag”, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2014.
Fitrijanti, Tettet, Jogiyanto Hartono M. ”Set Kesempatan Investasi: Konstruksi Proksi dan Analisis Hubungannya dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen”, Vol. 5, No 1, Januari, hal. 35-65, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2002.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21”, Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
Gramling, A.A., Johnson, V.E. & Khurana, I.K. “Audit Firm Industry Specialization and Financial Reporting Quality, “Working Paper, Georgia State University and University of Missouri-Columbia, 2001.
Gul, Ferdinand A., Simon Fung, dan Bikki Jaggi. “Earning Quality : Some Evidence on the Role of Auditor Tenure and Auditors’ Industry Expertise”, Journal of Accounting Economics(JAE), 2009.
Habib, A. and Bhuiyan, M.B.U. “Audit Firm Industry Specialization and The Audit Report Lag”, Journal of International Accounting, Auditing and Taxation, 20, 32-44, 2011.
Haryani, Jumratul dan I Dewa Nyoman Wiratmaja. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Penerapan International Financial Reporting Standards dan Kepemilikan Publik pada Audit Delay”, 6.1, 63-78, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Bali, 2014.
Hossain, M.A. dan Taylor, P.J. “An Examination of Audit Delay: Evidence from Pakistan”, Journal, http://www.hicbusiness.org/.
Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Akuntansi Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta, 2017.
Jama’an. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan (Studi Pada
93
Perusahaan Publik Di BEJ)”, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008.
Jensen, Michael C & Meckling, William H. "Theory ofThe Firm : Managerial Behaviour, Agency Costs, and Ownership Structure", Journal of Financial Economics, Vol. 3 No.4, October, pp 305-360, 1976.
Jensen, Michael C. and Clifford H. Smith Jr., eds. “The Modern Theory of Corporate Finance”. McGraw-Hill, 1984.
Kuncoro, Mudrajat. “Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi”, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta, 2001.
Lianto, N., Kusuma, B. H. “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag”, 12(2), 97-106, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Universitas Tarumanagara, Jakarta, 2010.
Lindrianasari, Retno Yuni N. S., dan Grace Andani. “Pengaruh Subsidiaries, Audit Complexity, dan Opini Auditor Independen terhadap Audit Report Lag”, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, 2015.
Marselia Tedja. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Universitas Katolik Widya, Vol.1 No.1, 2012.
Maslina Ahmad, Hamidah Mohamed, Sherliza Puat Nelson. “The Association Between Industry Specialist Auditor And Financial Reporting Timeliness – Post MFRS Period”, Procedia Social and Behavorial Sciences, 219, 55 – 62, 2016.
Mulyadi. “Auditing”, Edisi 6, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Myers, Stewart C. "Determinants of Corporate Borrowing", Journal of Financial Economics, No.5, pp 147-155, 1977.
Naufal Arief Rahadianto. “Analisis Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri, Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Penerapan PSAK 50/55 (Revisi 2006) Terhadap Audit Delay pada Industri Perbankan”, Skripsi, Universitas Indonesia, Depok, 2012.
Palmrose, Z. “Audit Fees and Auditor Size: Further Evidence”, Journal of Accounting Research, Vol. 24, No. 1, h. 97-110, 1986.
Parwati, Lina Anggraeny dan Yohanes Suhardjo. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag (ARL)”, Jurnal Solusi Fakultas Ekonomi Universitas Semarang, 8(3), h:29-42, 2009.
94
Rachmat Saleh. “Studi Empiris Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VII. h.1-21, 2004.
Reichelt, J. K. & Wang, D. “National and office-spesific measures of auditor industry expertise and effects on audit quality”, Journal of Accounting Research, 48(3), 647-686, 2009.
Rustiarini, N. W., & Sugiarti, N. W. “ Pengaruh Karakteristik Auditor, Opini Audit, Audit Tenure, Pergantian Auditor Pada Audit Delay”, Volume 2 Nomor 2, 657-675, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, 2013.
Salinan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-431/Bl/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
Salinan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep/346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik.
Sherliza P. N., Siti N. S. “Corporate Governance and Audit Report Timeliness: Evidence from Malaysia”. Accounting in Emerging Economies, 11,109-127, 2011.
Solomon, I.M. Shields, M. Dan Whittington, O.R. “What Do Industry Auditors Know?”, Journal of Accounting Research, 37 (1), 191-208, 1999.
Suwardjono. “Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan”, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta, 2010.
Tiono, Ivena dan Yulius Jogi. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag di Bursa Efek Indonesia”, Vol. II, Business Accounting Review Universitas Kristen Petra, 2013.
Trung P., Mai D., Veena L. B. “Investment Opportunities and Audit Report Lags: Initial Evidence”, Accounting and Finance Research, 3(4), 45-57, 2014.
Wild, John J. Subramanyam, K.R. Halsey, Robert F. “Financial Statement Analysis”, First book, 10
edition, Salemba Empat, Jakarta, 2010.
95
Lampiran 1
Perusahaan Manufaktur Sampel
No Kode Emiten Nama Emiten
1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 ALDO Alkindo Naratama Tbk 3 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 4 ALMI Alumindo Light Metal Tbk 5 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 6 ASII Astra Internatonal Tbk 7 AUTO Astra Otoparts Tbk 8 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 9 BTON Betonjaya Manunggal Tbk 10 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 11 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 12 CPIN Charoen Pokphand Tbk 13 DLTA Delta Djakarta Tbk 14 DPNS Duta Pratiwi Nusantara Tbk 15 DVLA Daya Varia LaboratoriaTbk 16 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 17 GGRM Gudang Garam Tbk 18 GJTL Gajah Tunggal Tbk 19 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 20 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 21 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 22 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk 23 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 24 INAF Indofarma Tbk 25 INAI Indal Alumunium Tbk 26 INCI Intan Wijaya Internasional Tbk 27 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 28 INDS Indospring Tbk 29 INTP Indocement Tunggal Prakarasa Tbk 30 JECC Jembo Cable Company Tbk 31 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 32 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 33 KAEF Kimia Farma Tbk 34 KBLI KMI Wire and Cable Tbk
96
Lanjutan Lampiran 1
35 KBLM Kabelindo Murni Tbk 36 KBRI Kertas Basuki Rachmat Tbk 37 KIAS Keramik Indonesia Asosiasi Tbk 38 KICI Kedaung Indah CAN Tbk 39 KLBF Kalbe Farma Tbk 40 KRAH Grand Kartech Tbk 41 LION Lion Metal Works Tbk 42 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 43 LMSH Lionmesh Prima Tbk 44 MBTO Martina Berto Tbk 45 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 46 MLIA Mulia Industrindo Tbk 47 MYTX Apac Citra Centertex Tbk 48 NIPS Nipress Tbk 49 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 50 PYFA Pyridam Farma Tbk 51 RMBA Bentoel International Tbk 52 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 53 SCCO Supreme Cabel Manufacturing Tbk 54 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk 55 SIPD Sierad Produce Tbk 56 SKLT Sekar Laut Tbk 57 SMBR Semen Baturaja Tbk 58 SMCB Holcim Indonesia Tbk 59 SMGR Semen Indonesia Tbk 60 SMSM Selamat Sempurna Tbk 61 SPMA Suparma Tbk 62 SQBB Taiso Pharmaceutical Tbk 63 SRSN Indo Acidatama Tbk 64 TCID Mandom Indonesia Tbk 65 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk 66 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 67 TRST Trias Sentosa Tbk 68 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 69 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk 70 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 71 VOKS Voksel Electric Tbk 72 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk
97
Lampiran 2
Hasil Perhitungan Durasi Audit Report Lag Perusahaan Sampel
No Kode Emiten Nama Emiten
Audit Report Lag (dalam hari)
Tahun 2014
Tahun 2015
1 ADES Akasha Wira International Tbk 92 91 2 ALDO Alkindo Naratama Tbk 86 105 3 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 90 90 4 ALMI Alumindo Light Metal Tbk 91 95 5 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 89 90 6 ASII Astra Internatonal Tbk 57 83 7 AUTO Astra Otoparts Tbk 56 76 8 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 91 118 9 BTON Betonjaya Manunggal Tbk 90 123 10 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 90 96 11 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 91 98 12 CPIN Charoen Pokphand Tbk 90 91 13 DLTA Delta Djakarta Tbk 90 92 14 DPNS Duta Pratiwi Nusantara Tbk 90 120 15 DVLA Daya Varia LaboratoriaTbk 89 112 16 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 76 118 17 GGRM Gudang Garam Tbk 90 117 18 GJTL Gajah Tunggal Tbk 89 109 19 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 79 99 20 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 79 113 21 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 63 84 22 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk 89 98 23 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 90 91 24 INAF Indofarma Tbk 69 74 25 INAI Indal Alumunium Tbk 90 120 26 INCI Intan Wijaya Internasional Tbk 91 119 27 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 82 113 28 INDS Indospring Tbk 90 92 29 INTP Indocement Tunggal Prakarasa Tbk 78 77 30 JECC Jembo Cable Company Tbk 91 91 31 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 90 95 32 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 89 91 33 KAEF Kimia Farma Tbk 64 74 34 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 89 97
98
Lanjutan Lampiran 2
No Kode Emiten Nama Emiten
Audit Report Lag (dalam hari)
Tahun 2014
Tahun 2015
35 KBLM Kabelindo Murni Tbk 91 120 36 KBRI Kertas Basuki Rachmat Tbk 89 99 37 KIAS Keramik Indonesia Asosiasi Tbk 90 121 38 KICI Kedaung Indah CAN Tbk 86 104 39 KLBF Kalbe Farma Tbk 89 123 40 KRAH Grand Kartech Tbk 91 91 41 LION Lion Metal Works Tbk 85 91 42 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 75 91 43 LMSH Lionmesh Prima Tbk 86 91 44 MBTO Martina Berto Tbk 89 113 45 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 86 84 46 MLIA Mulia Industrindo Tbk 85 91 47 MYTX Apac Citra Centertex Tbk 171 117 48 NIPS Nipress Tbk 90 92 49 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 90 91 50 PYFA Pyridam Farma Tbk 89 97 51 RMBA Bentoel International Tbk 90 88 52 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 86 91 53 SCCO Supreme Cabel Manufacturing Tbk 89 118 54 SIDO Industri Jamu Farmasi Sido Muncul Tbk 86 90 55 SIPD Sierad Produce Tbk 149 147 56 SKLT Sekar Laut Tbk 89 90 57 SMBR Semen Baturaja Tbk 58 90 58 SMCB Holcim Indonesia Tbk 68 118 59 SMGR Semen Indonesia Tbk 63 118 60 SMSM Selamat Sempurna Tbk 90 112 61 SPMA Suparma Tbk 89 105 62 SQBB Taiso Pharmaceutical Tbk 77 91 63 SRSN Indo Acidatama Tbk 89 141 64 TCID Mandom Indonesia Tbk 77 99 65 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk 90 96 66 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 90 91 67 TRST Trias Sentosa Tbk 90 99 68 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 90 116 69 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk 90 97
99
Lanjutan Lampiran 2
70 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 90 119 71 VOKS Voksel Electric Tbk 110 124 72 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk 89 110
100
Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel Opini Audit Tahun 2014 – 2015
No Kode Emiten Nama Emiten Opini Audit 2014 Opini Audit 2015
Keterangan Kode Keterangan Kode 1 ADES Akasha Wira International Tbk WTP 1 WTP 1 2 ALDO Alkindo Naratama Tbk WTP 1 WTP DPP 0 3 ALKA Alakasa Industrindo Tbk WTP 1 WTP 1 4 ALMI Alumindo Light Metal Tbk WTP 1 WTP DPP 0 5 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk WTP 1 WTP 1 6 ASII Astra Internatonal Tbk WTP 1 WTP 1 7 AUTO Astra Otoparts Tbk WTP 1 WTP 1 8 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 9 BTON Betonjaya Manunggal Tbk WTP 1 WTP DPP 0 10 BUDI Budi Acid Jaya Tbk WTP 1 WTP DPP 0 11 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk WTP 1 WTP 1 12 CPIN Charoen Pokphand Tbk WTP 1 WTP 1 13 DLTA Delta Djakarta Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 14 DPNS Duta Pratiwi Nusantara Tbk WTP 1 WTP 1 15 DVLA Daya Varia LaboratoriaTbk WTP 1 WTP 1 16 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk WTP 1 WTP DPP 0 17 GGRM Gudang Garam Tbk WTP 1 WTP 1 18 GJTL Gajah Tunggal Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0
101
Lanjutan Lampiran 3
No Kode Emiten Nama Emiten Opini Audit 2014 Opini Audit 2015
Keterangan Kode Keterangan Kode 19 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk WTP 1 WTP 1 20 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk WTP 1 WTP 1 21 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 22 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 23 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk WTP 1 WTP 1 24 INAF Indofarma Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 25 INAI Indal Alumunium Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 26 INCI Intan Wijaya Internasional Tbk WTP 1 WTP DPP 0 27 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk WTP 1 WTP 1 28 INDS Indospring Tbk WTP 1 WTP 1 29 INTP Indocement Tunggal Prakarasa Tbk WTP 1 WTP 1 30 JECC Jembo Cable Company Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 31 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 32 JPRS Jaya Pari Steel Tbk WTP 1 WTP DPP 0 33 KAEF Kimia Farma Tbk WTP 1 WTP DPP 0 34 KBLI KMI Wire and Cable Tbk WTP 1 WTP DPP 0 35 KBLM Kabelindo Murni Tbk WTP 1 WTP 1 36 KBRI Kertas Basuki Rachmat Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 37 KIAS Keramik Indonesia Asosiasi Tbk WTP 1 WTP DPP 0 38 KICI Kedaung Indah CAN Tbk WTP 1 WTP DPP 0 39 KLBF Kalbe Farma Tbk WTP 1 WTP 1
102
Lanjutan Lampiran 3
No Kode Emiten Nama Emiten Opini Audit 2014 Opini Audit 2015
Keterangan Kode Keterangan Kode 40 KRAH Grand Kartech Tbk WTP 1 WTP DPP 0 41 LION Lion Metal Works Tbk WTP 1 WTP 1 42 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk WTP 1 WTP DPP 0 43 LMSH Lionmesh Prima Tbk WTP 1 WTP 1 44 MBTO Martina Berto Tbk WTP 1 WTP 1 45 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 46 MLIA Mulia Industrindo Tbk WTP 1 WTP DPP 0 47 MYTX Apac Citra Centertex Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 48 NIPS Nipress Tbk WTP 1 WTP DPP 0 49 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 50 PYFA Pyridam Farma Tbk WTP 1 WTP DPP 0 51 RMBA Bentoel International Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 52 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk WTP 1 WTP 1 53 SCCO Supreme Cabel Manufacturing Tbk WTP 1 WTP 1 54 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 55 SIPD Sierad Produce Tbk WTP 1 WTP 1 56 SKLT Sekar Laut Tbk WTP 1 WTP DPP 0 57 SMBR Semen Baturaja Tbk WTP 1 WTP 1 58 SMCB Holcim Indonesia Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 59 SMGR Semen Indonesia Tbk WTP 1 WTP DPP 0 60 SMSM Selamat Sempurna Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0
103
Lanjutan Lampiran 3
No Kode Emiten Nama Emiten Opini Audit 2014 Opini Audit 2015
Keterangan Kode Keterangan Kode 61 SPMA Suparma Tbk WTP 1 WTP DPP 0 62 SQBB Taiso Pharmaceutical Tbk WTP 1 WTP 1 63 SRSN Indo Acidatama Tbk WTP 1 WTP 1 64 TCID Mandom Indonesia Tbk WTP 1 WTP DPP 0 65 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk WTP 1 WTP 1 66 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk WTP 1 WTP 1 67 TRST Trias Sentosa Tbk WTP 1 WTP 1 68 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk WTP 1 WTP 1 69 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk WTP 1 WTP 1 70 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk WTP DPP 0 WTP 1 71 VOKS Voksel Electric Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0 72 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk WTP DPP 0 WTP DPP 0
104
Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities Set Tahun 2014
No Kode Emiten Nama Emiten Jumlah
Lembar Saham Harga Penutupan
Saham Total Ekuitas Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE)
1 ADES Akasha Wira International Tbk 589,896,800 1,375 295,799,000,000 2.742092096 2 ALDO Alkindo Naratama Tbk 550000000 735 159,423,000,000 2.535706893 3 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 101,533,011 900 63,235,904,000 1.445060545 4 ALMI Alumindo Light Metal Tbk 616,000,000 268 641,036,000,000 0.257533118 5 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 434,000,000 8,050 3,184,642,000,000 1.097046387 6 ASII Astra Internatonal Tbk 40,483,553,140 7,425 120,324,000,000,000 2.498174779 7 AUTO Astra Otoparts Tbk 4,820,000,000 4,200 10,136,557,000,000 1.997127822 8 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 86,000,000 700 -193,918,969,257 -0.310438944 9 BTON Betonjaya Manunggal Tbk 180,000,000 540 146,640,000,000 0.662847791 10 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 4,099,000,000 107 913,351,000,000 0.480202025 11 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 297,500,000 1,500 537551172122 0.830153524 12 CPIN Charoen Pokphand Tbk 16,398,000,000 3,780 10,943,289,000,000 5.664150878 13 DLTA Delta Djakarta Tbk 16,013,181 390,000 764,473,000,000 8.169210149 14 DPNS Duta Pratiwi Nusantara Tbk 331,129,952 353 155,593,301,345 0.751246179 15 DVLA Daya Varia LaboratoriaTbk 1,115,925,300 1690 962,431,483,000 1.959530408 16 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 2,478,000,000 1650 1,644,678,000,000 2.48601854 17 GGRM Gudang Garam Tbk 1,924,088,000 60,700 33,228,720,000,000 3.514795081 18 GJTL Gajah Tunggal Tbk 3,484,800,000 1,425 5,983,292,000,000 0.829951137
105
Lanjutan Lampiran 4
No Kode Emiten Nama Emiten Jumlah
Lembar Saham Harga Penutupan
Saham Total Ekuitas Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE)
19 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 4,383,000,000 68,650 13,498,114,000,000 22.29148087 20 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 5,831,000,000 13,100 15,039,947,000,000 5.07888093 21 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 972,204,500 315 166,708,000,00 1.837010926 22 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk 791,383,786 118 178,657,000,000 0.52269593 23 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 2,765,278,412 4,000 6,727,022,634,910 1.644280724 24 INAF Indofarma Tbk 3,099,000,000 355 591,963,000,000 1.858469195 25 INAI Indal Alumunium Tbk 316,800,000 350 145,842,103,885 0.760274276 26 INCI Intan Wijaya Internasional Tbk 181,035,556 238 115,759,878,140 0.372205491 27 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 8,780,000,000 6,750 41,228,400,000,000 1.43747999 28 INDS Indospring Tbk 656,000,000 1,600 1,828,319,000,000 0.57407925 29 INTP Indocement Tunggal Prakarasa Tbk 3,681,231,699 25,000 24,785,000,000,000 3.713164917 30 JECC Jembo Cable Company Tbk 151,200,000 2350 171,400,000,000 2.073045508 31 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 150,000,000 68 -417,436,260,515 -0.024434868 32 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 750,000,000 242 355,633,000,000 0.510357588 33 KAEF Kimia Farma Tbk 5,554,000,000 1,465 1,789,213,000,000 4.547591595 34 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 4,007,235,000 139 940,757,000,000 0.59208240 35 KBLM Kabelindo Murni Tbk 1,120,000,000 155 290,288,000,000 0.598026787 36 KBRI Kertas Basuki Rachmat Tbk 8,688,000,000 51 677045000000 0.654443944 37 KIAS Keramik Indonesia Asosiasi Tbk 14,929,100,000 147 2,116,797,000,000 1.036744525 38 KICI Kedaung Indah CAN Tbk 138,000,000 268 78,680,000,000 0.470055923 39 KLBF Kalbe Farma Tbk 46,875,122,110 1,835 9,817,476,000,000 8.761503371
106
Lanjutan Lampiran 4
No Kode Emiten Nama Emiten Jumlah
Lembar Saham Harga Penutupan
Saham Total Ekuitas Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE)
40 KRAH Grand Kartech Tbk 971,190,000 810 186,676,000,000 22.29148087 41 LION Lion Metal Works Tbk 52,016,000 9,300 443,979,000,000 5.07888093 42 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 1,009,000,000 175 399,131,000,000 1.837010926 43 LMSH Lionmesh Prima Tbk 9,600,000 6,450 115,951,000,000 0.52269593 44 MBTO Martina Berto Tbk 1,070,000,000 200 453,749,000,000 1.644280724 45 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2,107,000,000 12,100 553,797,000,000 1.858469195 46 MLIA Mulia Industrindo Tbk 1,286,000,000 550 1,321,572,000,000 0.760274276 47 MYTX Apac Citra Centertex Tbk 1,466,666,577 128 -268,780,000,000 0.372205491 48 NIPS Nipress Tbk 1,486,666,666 505 575,894,224,000 1.43747999 49 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 568,375,000 160 231,101,202,611 0.57407925 50 PYFA Pyridam Farma Tbk 535,080,000 135 96,558,000,000 3.713164917 51 RMBA Bentoel International Tbk 7,240,005,000 520 -1,396,853,000,000 2.073045508 52 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 5,061,800,000 1,385 960,122,354,744 -0.024434868 53 SCCO Supreme Cabel Manufacturing Tbk 205,583,000 3,950 808,598,000,000 0.510357588 54 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 15,000,000,000 610 2,634,659,000,000 4.547591595 55 SIPD Sierad Produce Tbk 9,391,108,493 53 1,287,006,215,394 0.59208240 56 SKLT Sekar Laut Tbk 690,740,500 300 153,368,106,620 0.598026787 57 SMBR Semen Baturaja Tbk 9,837,678,500 381 2,717,247,000,000 0.654443944 58 SMCB Holcim Indonesia Tbk 7,662,900,000 2,185 8,758,592,000,000 1.036744525 59 SMGR Semen Indonesia Tbk 5,931,520,000 16,200 25,002,452,000,000 0.470055923 60 SMSM Selamat Sempurna Tbk 1,439,668,860 4,750 1,147,000,000,000 8.761503371
107
Lanjutan Lampiran 4
No Kode Emiten Nama Emiten Jumlah
Lembar Saham Harga Penutupan
Saham Total Ekuitas Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE)
61 SPMA Suparma Tbk 1,492,046,658 197 804,600,054,999 0.365315898 62 SQBB Taiso Pharmaceutical Tbk 10,240,000 315,000 368,879,000,000 8.744330797 63 SRSN Indo Acidatama Tbk 6,020,000,000 50 328,836,000,000 0.915349901 64 TCID Mandom Indonesia Tbk 201,066,667 17,525 1,283,504,000,000 2.745369971 65 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk 1,011,775,000 86 82,154,363,037 1.05913608 66 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 990,720,000 3,975 1,231,192,000,000 3.198617275 67 TRST Trias Sentosa Tbk 2,808,000,000 380 1,761,493,000,000 0.605758865 68 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 4,500,000,000 2,865 4,132,339,000,000 3.119903764 69 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk 2,888,000,000 3,720 2,265,097,000,000 4.743002176 70 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 75,422,200 366 241,653,000,000 0.114232082 71 VOKS Voksel Electric Tbk 831,120,519 795 515,855,000,000 1.280865384 72 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk 668,000,089 500 161,879,412,678 2.063264494
108
Lanjutan Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities Set Tahun 2015
No Kode Emiten Nama Emiten Jumlah
Lembar Saham Harga Penutupan
Saham Total Ekuitas Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE)
1 ADES Akasha Wira International Tbk 589,896,800 1,015 328,369,000,000 1.823391526 2 ALDO Alkindo Naratama Tbk 550,000,000 735 170,929,026,813 2.365016683 3 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 101,533,011 735 62,032,301,000 1.20303071 4 ALMI Alumindo Light Metal Tbk 616,000,000 198 565,111,000,000 0.215830164 5 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 434,000,000 6,550 3,390,223,000,000 0.838499414 6 ASII Astra Internatonal Tbk 40,483,553,140 6,000 126,533,000,000,000 1.919667745 7 AUTO Astra Otoparts Tbk 4,820,000,000 1,600 9,425,919,000,000 0.81816956 8 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 86,000,000 350 -202,012,514,927 -0.14900067 9 BTON Betonjaya Manunggal Tbk 180,000,000 435 149,104,000,000 0.525136817 10 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 4,499,000,000 63 1,105,300,000,000 0.256434452 11 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 595,000,000 675 639,893,514,352 0.627643492 12 CPIN Charoen Pokphand Tbk 16,398,000,000 2,600 12,561,427,000,000 3.394104826 13 DLTA Delta Djakarta Tbk 800,659,050 5,200 849,621,000,000 4.900334455 14 DPNS Duta Pratiwi Nusantara Tbk 331,129,952 387 223,427,964,789 0.573550816 15 DVLA Daya Varia LaboratoriaTbk 1,115,925,300 1,300 973,517,334,000 1.490166471 16 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 2,478,000,000 1,040 2,445,346,000,000 1.053887671 17 GGRM Gudang Garam Tbk 1,924,088,000 55,000 38,007,909,000,000 2.784284713 18 GJTL Gajah Tunggal Tbk 3,484,800,000 530 5,394,142,000,000 0.342398105
109
Lanjutan Lampiran 4
No Kode Emiten Nama Emiten Jumlah
Lembar Saham Harga Penutupan
Saham Total Ekuitas Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE)
19 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 4,652,723,076 94,000 32,016,060,000,000 13.66051816 20 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 5,831,000,000 13,475 16,386,911,000,000 4.794846631 21 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 972,204,500 224 310,464,000,000 0.701446248 22 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk 791,383,786 114 69,033,000,000 1.306878618 23 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 2,765,278,412 2,365 6,697,091,857,105 0.976525869 24 INAF Indofarma Tbk 3,099,000,000 168 592,709,000,000 0.87839395 25 INAI Indal Alumunium Tbk 316,800,000 405 239,820,902,657 0.53499923 26 INCI Intan Wijaya Internasional Tbk 181,035,556 305 154,051,308,997 0.53499923 27 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 8,780,000,000 5,175 43,121,600,000,000 1.053683073 28 INDS Indospring Tbk 656,000,000 350 1,919,319,000,000 0.119625763 29 INTP Indocement Tunggal Prakarasa Tbk 3,681,231,699 22,325 23,865,950,000,000 3.443546043 30 JECC Jembo Cable Company Tbk 151,200,000 1,350 367,800,000,000 0.55497553 31 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 150,000,000 68 -440,532,918,295 -0.023153775 32 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 750,000,000 120 332,459,000,000 0.270710073 33 KAEF Kimia Farma Tbk 5,554,000,000 870 1,862,097,000,000 2.594913154 34 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 4,007,235,000 119 1,027,362,000,000 0.464160603 35 KBLM Kabelindo Murni Tbk 1,120,000,000 132 296,475,000,000 0.498659246 36 KBRI Kertas Basuki Rachmat Tbk 8,688,000,000 50 521,254,000,000 0.8333749 37 KIAS Keramik Indonesia Asosiasi Tbk 14,929,100,000 90 1,813,485,000,000 0.740904391 38 KICI Kedaung Indah CAN Tbk 138,000,000 250 93,370,000,000 13.66051816 39 KLBF Kalbe Farma Tbk 46,875,122,110 1,320 10,938,286,000,000 4.794846631
110
Lanjutan Lampiran 4
No Kode Emiten Nama Emiten Jumlah
Lembar Saham Harga Penutupan
Saham Total Ekuitas Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE)
40 KRAH Grand Kartech Tbk 971,190,000 2,190 176,573,000,000 12.0454775 41 LION Lion Metal Works Tbk 520,160,000 1,050 454,599,000,000 1.201428072 42 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 1,009,000,000 113 401,212,000,000 s0.28418143 43 LMSH Lionmesh Prima Tbk 96,000,000 575 112,441,000,000 0.490924129 44 MBTO Martina Berto Tbk 1,070,000,000 140 434,214,000,000 0.344991179 45 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2,107,000,000 8,650 766,480,000,000 23.77824601 46 MLIA Mulia Industrindo Tbk 1,276,000,000 650 1,115,119,000,000 0.743777122 47 MYTX Apac Citra Centertex Tbk 1,466,666,577 51 -567,926,000,000 -0.131707292 48 NIPS Nipress Tbk 1,486,666,666 390 609,002,000,000 0.952049418 49 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 568,375,000 128 247,090,984,313 0.952049418 50 PYFA Pyridam Farma Tbk 535,080,000 112 101,222,000,000 0.592054692 51 RMBA Bentoel International Tbk 7,240,005,000 510 -3,148,757,000,000 -1.172654019 52 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 5,061,800,000 1,265 1,188,534,951,872 5.38745368 53 SCCO Supreme Cabel Manufacturing Tbk 205,583,000 3,725 916,337,000,000 0.83571510 54 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 15,000,000,000 550 2,598,314,000,000 3.175135877 55 SIPD Sierad Produce Tbk 939,110,900 850 734,242,278,294 1.087167395 56 SKLT Sekar Laut Tbk 690,740,500 370 152,044,668,111 1.680913827 57 SMBR Semen Baturaja Tbk 9,837,678,500 291 2,949,353,000,000 0.970641508 58 SMCB Holcim Indonesia Tbk 7,662,900,000 995 8,449,858,000,000 0.902332974 59 SMGR Semen Indonesia Tbk 5,931,520,000 11,400 27,440,798,401,000 2.464189526 60 SMSM Selamat Sempurna Tbk 1,439,668,860 4,760 1,007,941,000,000 12.0454775
111
Lanjutan Lampiran 4
No Kode Emiten Nama Emiten Jumlah
Lembar Saham Harga Penutupan
Saham Total Ekuitas Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE)
61 SPMA Suparma Tbk 1,492,046,658 100 752,677,119,911s 0.198231967 62 SQBB Taiso Pharmaceutical Tbk 10,240,000 338,000 354,053,000,000 9.775711546 63 SRSN Indo Acidatama Tbk 6,020,000,000 50 340,079,000,000 0.885088465 64 TCID Mandom Indonesia Tbk 201,066,667 16,500 1,714,871,000,000 1.934606163 65 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk 1,011,775,000 50 91,161,062,357 0.554938136 66 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 1,032,000,000 6,950 1,491,543,000,000 4.808711516 67 TRST Trias Sentosa Tbk 2,808,000,000 310 1,956,921,000,000 0.444821227 68 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 4,500,000,000 1,750 4,337,141,000,000 1.81571224 69 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk 2,888,000,000 3,945 2,797,507,000,000 4.072611793 70 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 75,422,200 260 242,974,000,000 0.080707286 71 VOKS Voksel Electric Tbk 831,120,519 980 509,652,927,872 1.598142705 72 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk 668,000,089 800 150,400,000,000 0.198231967
112
Lampiran 5
Hasil Perhitungan Variabel Auditor Spesialisasi Industri Tahun 2014 – 2015
No Kode Emiten Nama Emiten
Nama Kantor Akuntan Publik Tahun 2014 Kode Tahun 2015 Kode
1 ADES Akasha Wira International Tbk Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 2 ALDO Alkindo Naratama Tbk Arsyad & Rekan 0 Arsyad & Rekan 0 3 ALKA Alakasa Industrindo Tbk Johannes Juara & Rekan 0 Johannes Juara & Rekan 0 4 ALMI Alumindo Light Metal Tbk Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 5 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk Siddharta & Widjaja (KPMG) 0 Siddharta & Widjaja (KPMG) 0 6 ASII Astra Internatonal Tbk Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 7 AUTO Astra Otoparts Tbk Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 8 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk AF. Rachman & Soetjipto WS 0 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 0 9 BTON Betonjaya Manunggal Tbk Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 Amir Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan 0 10 BUDI Budi Acid Jaya Tbk Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0 11 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 12 CPIN Charoen Pokphand Tbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 13 DLTA Delta Djakarta Tbk Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 14 DPNS Duta Pratiwi Nusantara Tbk Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 15 DVLA Daya Varia LaboratoriaTbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 16 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 17 GGRM Gudang Garam Tbk Siddharta & Widjaja (KPMG) 0 Siddharta & Widjaja (KPMG) 0 18 GJTL Gajah Tunggal Tbk Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0
113
Lanjutan Lampiran 5
No Kode Emiten Nama Emiten Nama Kantor Akuntan Publik
Tahun 2014 Kode Tahun 2015 Kode 19 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 20 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 21 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk Hertanto, Grace, Karunawan 0 Hertanto, Grace, Karunawan 0 22 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali 0 Herman Dody Tanumihardja & Rekan 0 23 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 24 INAF Indofarma Tbk Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil 0 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil 0 25 INAI Indal Alumunium Tbk Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 26 INCI Intan Wijaya Internasional Tbk Hananta Budianto & Rekan 0 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil 0 27 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 28 INDS Indospring Tbk Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 29 INTP Indocement Tunggal Prakarasa Tbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 30 JECC Jembo Cable Company Tbk Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 31 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Abubakar Usman & Rekan 0 Abubakar Usman & Rekan 0 32 JPRS Jaya Pari Steel Tbk Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 Amir Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan 0 33 KAEF Kimia Farma Tbk Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil 0 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil 0 34 KBLI KMI Wire and Cable Tbk Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 35 KBLM Kabelindo Murni Tbk Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali 0 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali 0 36 KBRI Kertas Basuki Rachmat Tbk Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil 0 37 KIAS Keramik Indonesia Asosiasi Tbk Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0 38 KICI Kedaung Indah CAN Tbk Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 39 KLBF Kalbe Farma Tbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1
114
Lanjutan Lampiran 5
No Kode Emiten Nama Emiten Nama Kantor Akuntan Publik
Tahun 2014 Kode Tahun 2015 Kode 40 KRAH Grand Kartech Tbk Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil 0 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil 0 41 LION Lion Metal Works Tbk Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 42 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali 0 43 LMSH Lionmesh Prima Tbk Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 44 MBTO Martina Berto Tbk Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 45 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk Siddharta & Widjaja (KPMG) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 46 MLIA Mulia Industrindo Tbk Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 47 MYTX Apac Citra Centertex Tbk Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 48 NIPS Nipress Tbk Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan 0 Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan 0 49 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk Griselda, Wisnu & Arum 0 Djoko, Sidik & Indra 0 50 PYFA Pyridam Farma Tbk Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 51 RMBA Bentoel International Tbk Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 52 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 53 SCCO Supreme Cabel Manufacturing Tbk Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali 0 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali 0 54 SIDO Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk Anwar, Sugiharto, & Rekan 0 Anwar & Rekan 0 55 SIPD Sierad Produce Tbk Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 56 SKLT Sekar Laut Tbk Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 57 SMBR Semen Baturaja Tbk Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali 0 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali 0 58 SMCB Holcim Indonesia Tbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 59 SMGR Semen Indonesia Tbk Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 60 SMSM Selamat Sempurna Tbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1
115
Lanjutan Lampiran 5
No Kode Emiten Nama Emiten Nama Kantor Akuntan Publik
Tahun 2014 Kode Tahun 2015 Kode 61 SPMA Suparma Tbk Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 62 SQBB Taiso Pharmaceutical Tbk Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 63 SRSN Indo Acidatama Tbk Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 Amir Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan 0 64 TCID Mandom Indonesia Tbk Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 65 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk Pieter, Uways & Rekan 0 Pieter, Uways & Rekan 0 66 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 67 TRST Trias Sentosa Tbk Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 68 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 69 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 70 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 0 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 0 71 VOKS Voksel Electric Tbk Gani Sigiro & Handayani 0 Gani Sigiro & Handayani 0 72 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk Budiman,)Wawan,)Pamudji)&)Rekan) 0) Teramihardja,)Pradhono)&)Chandra) 0)
116
Lampiran 6
Hasil Output Pengujian SPSS
1. Hasil Uji Deskriptif Descriptive*Statistics!
N! Minimum! Maximum! Mean!Std.!
Deviation!Audit!Report!Lag! 103! 76! 105! 89.81! 5.382!
Investment!Opportunities!Set!
103! D2.70! 46.04! 2.7492! 5.72286!
Opini!Audit! 103! 0! 1! .63! .485!Auditor!Spesialis!Industri!
103! 0! 1! .25! .437!
Valid!N!(listwise)! 103!
Lampiran 7 2. Hasil Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot
117
Lanjutan Lampiran 7 3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Lampiran 8 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
118
Lampiran 9 5. Hasil Uji Multikolinieritas
Lampiran 10 6. Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Runs Test
Runs*Test!
Unstandardized!
Residual!Test!Valuea! .48566!Cases!<!Test!Value! 51!
Cases!>=!Test!Value! 52!
Total!Cases! 103!Number!of!Runs! 45!
Z! D1.484!Asymp.!Sig.!(2Dtailed)! .138!
a.!Median!Sumber: Data diolah !!!!!
119
Lampiran 11 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Lampiran 12 8. Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa!
Model!Sum!of!Squares! df!
Mean!Square! F! Sig.!
1! Regression! 646.620! 3! 215.540! 9.247! .000b!
Residual! 2307.497! 99! 23.308!
Total! 2954.117! 102!
a.!Dependent!Variable:!Audit!Report!Lag!b.!Predictors:!(Constant),!Auditor!Spesialisasi!Industri,!Investment!Opportunities!Set,!Opini!Audit!Sumber: Data diolah !
Model*Summaryb!
Model! R!R!
Square!Adjusted!R!Square!
Std.!Error!of!the!
Estimate!1! .468a! .219! .195! 4.828!a.!Predictors:!(Constant),!Auditor!Spesialisasi!Industri,!Investment!Opportunities!Set,!Opini!Audit!b.!Dependent!Variable:!Audit!Report!Lag!!
120
Lampiran 13 9. Hasil Uji Parsial (Uji t)
*!
Model!
Unstandardized!Coefficients!
Standardized!Coefficients!
t! Sig.!B! Std.!Error! Beta!1!(Constant)! 93.181! .831! 112.120! .000!Opini!Audit! D3.554! 1.042! D.320! D3.409! .001!Investment!Opportunities!Set! D.234! .085! D.248! D2.754! .007!
Auditor!Spesialisasi!Industri! D1.940! 1.165! D.157! D1.665! .099!
a.! Dependent!Variable:!Audit!Report!Lag!!