i
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MINIATUR SITAYA “SISTEM TATA
SURYA” MELALUI METODE TREASURE HUNT TERHADAP
HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN
BAWAKARAENG II MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makssar
Oleh
SALSABILAH NADHIFAH
NIM 105401116516
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
‘’karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan’’
“sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ‘’
( QS. AL Insyirah: 5-6 )
⁓ Siapa yang menanam dia yang menuai ⁓
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku,keluargaku,dan sahabatku ,
Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
Mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
vi
vii
ABSTRAK
Salsabilah Nadhifah. 2020. Pengaruh Penggunaan Media Miniatur SITAYA “sistem
tata surya”melalui metode Treasure Hunt Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V SDN
Bawakaraeng II . Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I
Irmawanty dan pembimbing II Amri Amal.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana Pengaruh Penggunaaan
media miniatur SITAYA(Sistem Tata Surya )Melalui Metode Treasure Hunt terhadap
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas V SDN Bawakaraeng II Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penggunaan Media Miniatur SITAYA (Sistem
Tata Surya)
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
eksperimen dan menggunakan desain penelitian one gruop pretest postest. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas V SDN Bawakaraeng II yang berjumlah
24 orang dan diambil sampel sebanyak 24 orang dengan teknik sampling jenuh. Teknik
pengumpulan data meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
statistik deskriptif dan inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji t diperoleh nilai signifikan (0,00 < 0,05)
atau menggunakan t tabel t hitung > t tabel 5,329 ≥ 1,6801 Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulakan bahwa pengunaan media miniatur SITAYA (sistem tata surya)
dapat diperankan untuk siswa kelas V SDN Bawakaraeng Makassar
Kata kunci: media miniatur SITAYA, treasure hunt , hasil belajar
vii
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SubhanahuWata’ala Tuhan
Semesta alam. Allah yang paling agung untuk membuka jalan bagi setiap maksud kita,
Allah yang paling suci untuk menjadi energi bagi petunjuk hidup dan kesuksesan kita.
Tiada daya kekuatan kecuali dengan bimbingan dari-nya sehingga skripsi dangan
judul“Pengaruh Penggunaan Media Miniatur SITAYA( sistem tata surya ) Melalui
Metode Treasure Hunt Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Bawakaraeng
II Makassar” dapat diselesaikan
Setiap orang dalam berkarya selalu mengharapkan kesempurnaan, termasuk
dalam tulisan ini. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki, tetapi penulis telah mengarahkan segalah daya dan upaya untuk membuat
tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Makassar.skripsi ini berupa memberi gambaran dan
informasi sejauh mana Pengaruh Penggunaan Media Miniatur SITAYA ( sistem tata
surya ) melalui metode Treasure Hunt terhadap hasil belajar Siswa kelas V SDN
Bawakaraeng II Makassar
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini.
Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tuaku, Ibu
Hamang dan Bapak Sunusi, dan juga kakak sunarti dan sukman yang telah berkorban
banyak hal baik dalam berdoa, berjuang rela berkorban tampah pamrih dalam meng
viii
ix
asuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian
ilmu.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan terkhusus kepada
Irmawanty,S.Si., M.Si selaku pembimbing I dan Amri Amal, S.Pd., M.Pd. selaku
pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan
bimbingan, motivasi, arahan, dan semangat kepada penulis sejak penyusunan proposal
dan sampai pada selesainya skripsi ini. Penulis belajar banyak dari Ibu dan bapak
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada (1) Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, (2) Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Makassar, dan (3) Aliem Bahri, S.Pd.,
M.Pd., selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan
para pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, guru, dan
staf SDN Bawakaraeng II Makassar yang telah memberikan izin dan bantuan selama
melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-
sahabatku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa jurusan pendidikan guru sekolah
dasar (PGSD) angkatan 2016 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya
kepada penulis yang telah memberikan semangat yang luar biasa
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan
kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya
ix
x
membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berhenti
sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat kepada
pembaca, terutama diri pribadi penulis. Amiin.
Billahifisabililhaq Fastabiqul Khaerat. Assalamualaikum Warhmatullahi Wabarakatuh.
Makassar Agustus 2020
Penulis
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. …. i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………….ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………….......iii
SURAT PERNYATAAN………………………………………………………………iv
SURAT PERJANJIAN………………………………………………………………....v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………………......vi
ABSTRAK ................................................................................................................ … vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ...viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. .....xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ...xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. …xiv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... …. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... …. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... …. 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... …. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ …. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS ................. …. 6
A. Kajian Pustaka ............................................................................................... …. 7
1. Pengertian Media Pembelajaran ............................................................. ….7
2. Media Miniatur ....................................................................................... … 10
3. Metode Treasure Hunt ............................................................................. … 11
4. Pengertian Hasil Belajar ......................................................................... … 12
5. Pembelajaran IPA .................................................................................... … 14
B.Penelitian yang Relevan .................................................................................. .....16
C.Kerangka Pikir ................................................................................................. … 18
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... … 21
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... … 22
A. Rencana Penelitian ........................................................................................ … 22
xi
xii
1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 22
2. Desain Penelitian ..................................................................................... 22
B. Populasi dan Subjek Penelitian ..................................................................... 23
C. Definisi Operasional ...................................................................................... 25
D. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 25
E. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 26
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 27
G. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 28
1. Analisis Data Statistik Deskriptif ………………………………………29
2. Analisis Data Statistik Inferensial ........................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 32
B. Pembahasan ................................................................................................... 36
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 39
A. Simpulan ........................................................................................................ 39
B. Saran .............................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 42
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Keadaan populasi .................................................................................... 24
Tabel 3.2 Keadaan Sampel ..................................................................................... 25
Tabel 3.3 Kriteria Ketuntatasan Minimum Hasil Belajar ....................................... 30
Tabel 4.1 Deskriristif hasil belajar IPA nilai pretest dan posttest ......................... 32
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi dan persentase komulatif skor hasil prestest ......... 34
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi dan persentase komulatif skor hasil posttest .......... 34
Tabel 4.4 Hasil uji normalitas pretest dan posttest ................................................ 35
Tabel 4.5 Hasil uji t................................................................................................. 36
xi xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Media SITAYA .............................................................................. 11
Gambar 2.2 Kerangka Pikir ................................................................................ 20
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar mengajar yang meliputi kegiatan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan
kegiatan sampai dengan evaluasi dan program tindak lanjut. Mengandung makna
bahwa pembelajaran tidak lepas dari evaluasi untuk menciptakan manusia yang
cerdas, dan maju serta berimbang. Pembelajaran yang afektif dipengaruhi dari guru
yang professional dalam mengelola pembelajaran. Pelaksanaan item pembelajaran
siswa melaksanakan kegiatan secara aktif sehingga pembelajaran akan berpusat
kepada siswa bukan kepada guru.
Salah satu pembelajaran wajib yang di ajarkan di SD adalah pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Ilmu pengetahuan alam adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang alam sekitar beserta isinya yakni semua benda yang ada di dalam, peristiwa
dan gejala- gejala yang muncul di alam. Materi-materi pelajaran IPA memiliki
hubungan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu IPA merupakan
salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada sekolah dasar, yang proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik dapat menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara sistematis. Pendidikan IPA diarahkan untuk menemukan dan
berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar. Berdasarkan penjelasan mengenai IPA tersebut
maka diperlukan proses pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa karena
2
pada dasarnya IPA merupakan mata pelajaran yang dekat dengan kehidupan (Fatimah,
2013: 85–86).
IPA merupakan wahana untuk mengembangkan anak berpikir rasional dan
ilmiah agar mencapai hasil yang maksimal. Peningkatan hasil belajar siswa merupakan
tujuan yang diikuti upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Pelajaran IPA
merupakan salah satu mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Dalam
pelaksanaannya guru dituntut menyelesaikan target ketuntasan belajar siswa, sehingga
perlu perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi, metode,
media, alat peraga, sumber belajar yang memadai.
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa guru IPA tidak mudah
dalam meningkatkan hasil belajar IPA. Berdasarkan Hasil Penelitian yang dilakukan
oleh Programme For International Students Assesment (PISA) Tahun 2018 yang
dirilis pada 3 Desember 2019 menyatakan bahwa hasil belajar IPA Siswa Indonesia
berada pada peringkat 9 terbawah atau berada pada peringkat 62 dari 71 negara.
Siswa Indonesia memiliki skor rata-rata 396 sedangkan China yang berada pada
peringkat 1 memiliki rata-rata skor 590. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa
Indonesia masih berada jauh di bawah Negara-negara lain. Hal ini dikarenakan IPA
tidak begitu diminati dan kurang diperhatikan (Tohir, 2019: 1).
Selama ini pengajaran pendidikan IPA lebih banyak dilakukan di dalam kelas
dengan hanya berpedoman pada buku-buku pendamping saja, siswa kurang dilibatkan
dalam kegiatan yang sebenarnya. Perlu disadari bahwa keberhasilan proses
pembelajaran IPA di tentukan oleh banyak faktor, antara lain: guru, siswa, lingkungan,
proses pembelajaran, sarana prasarana penunjang lainnya. Kondisi pembelajaran yang
3
relatif majemuk dengan penggunaan metode yang sama dan monoton menyebabkan
kebosanan belajar bagi siswa. Hal ini menyebabkan rendahnya aktivitas siswa, siswa
pasif dan suasana kelas kurang komunikatif sehingga menyebabkan motivasi belajar
siswa rendah. Kurang diminatinya pelajaran IPA karena proses pembelajarannya
hanya di dalam kelas dan metode pembelajaran kurang bervariasi. Hal inilah yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA.
Berdasarkan Pengamatan yang peneliti lakukan pada saat magang 3 di SD
Negeri Bawakaraeng II Makassar, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai
berikut: 1) kegiatan pembelajaran terutama pembelajaran IPA guru masih
menggunakan pendekatan teacher center. Dimana dalam proses pembelajaran guru
akan menjelaskan materi ajar kepada siswa lalu memberikan tugas kepada siswa, 2)
Tidak ada keberanian dari siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh guru, 3) Sulit mengutarakan ide atau gagasan, 4) Selain itu, proses
pembelajaran hanya bersumber pada buku pelajaran, tanpa media pembelajran 5)
Kurangnya variasi dan penggunaan media belajar yang belum optimal oleh guru.
Sangat sering ditemukan kasus siswa merasa bosan, malas, ngantuk, tidur-tiduran di
dalam kelas, bahkan tidak antusias untuk mengikuti pelajaran karena metode dalam
penyampaian materi tidak menarik dan kurang inofatif. Hal ini cukup memprihatinkan
dan sangat ironis jika terus-terusan dibiarkan begitu saja tanpa penanganan lebih
lanjut.
Untuk mengatasi permasalahan diatas diperlukan inovasi dalam proses
pembelajaran. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan ialah dengan mengunakan
4
media dan metode yang tepat.salah satu media yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran IPA ialah media SITAYA (Sistem Tata Surya).
Media miniatur SITAYA (Sistem Tata Surya) adalah sebuah media
pembelajaran tiga dimensi (3D) berupa Tiruan dari planet-planet yang sesungguhnya
yang dapat digunakan di kelas untuk mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya
indra (Sholichah, 2017: 2).
Dalam pengunaan Media miniatur SITAYA (Sistem Tata Surya), proses
pembelajaran juga akan melalui metode Trasure Hunt. Menurut kim dan Yao (2010)
Tresure Hunt adalah peburuan harta karun awalnya merupakan kegiatan di luar
ruangan dan permainan yang di mainkan oleh anak-anak dan kadang-kadang di
mainkan oleh orang dewasa untuk bermain perburuan harta karun dan orang dewasa
menyiapkan daftar benda tersembunyi pemenang adalah tim pertama yang
menemukan semua item dalam daftar.
Hal inilah yang menarik peneliti untuk melakukan dengan judul ―Pengaruh
Penggunaan Media Miniatur SITAYA (Sistem Tata Surya) melalui Metode Treasure
Hunt terhadap Hasil Belajar IPA Siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Makassar‖
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V SDN Bawakaraeng II menggunakan
media miniatur SITAYA (Sistem Tata Surya) melalui metode Treasure Hunt
5
2. Bagaimana pengaruh penggunaan media miniatur SITAYA (Sistem Tata Surya)
melalui metode Treasure Hunt terhadap hasil belajar IPA kelas V SD Negeri
Bawakaraeng II Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan media minatur SITAYA
(Sistem Tata Surya) melalaui Metode Treasure Hunt terhadap hasil belajar IPA
kelas V SD Negeri Bawakaraeng II Makassar?
2. Mengetahui pengaruh penggunaan media minatur SITAYA (Sistem Tata Surya)
melalaui Metode Treasure Hunt terhadap hasil belajar IPA kelas V SD Negeri
Bawakaraeng II Makassar?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna dalam menembah
wawasan dan memberikan kontribusi bagi pengembangan khasanah keilmuan
terkait dengan penerapan media dan metode pembelajaran pada dunia
pendiddikan khusnya pendidikan sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat:
a. Bagi Guru
Menambahkan pengetahuan sekaligus menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan strategi pembelajaran yang bervariasi khususnya dalam
6
pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang berfungsi untuk memperbaiki dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi Mahasiswa (Peneliti)
Menjadi acuan atau patokan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya
terkait pengembangan media edukasi yang inovatif dan efektif.
c. Bagi Masyarakat (Orang Tua Siswa)
Memberikan statement bahwa dalam belajar perlu media atau alat peraga
secara kontekstual dipahami oleh anak.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2016: 3), Kata media berasal dari kata latin medius
yang secara harfiah berarti ―tengah‖ , ―perantara‖, atau, ―pengantar‖. Dalam bahasa
arab, media adalah (wassail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Istilah ―media‖ bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata
teknologi yang berasal dari kata latin ―tekne” bahasa inggris ―arf‖ dan ―logos‖
bahasa Indonesia ―ilmu‖.
Menurut Gerlach dan Ely 1971 (Arsyad, 2016: 3), media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran dapat
diartikan sebagai media alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian di
antaranya akan diberikan berikut ini. AECT (Association of Education and
Communition Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Media sebagai perantara, pengantar yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan
8
merangsang terjadinya proses belajar pada siswa. Memberikan manfaat meliputi:
memperjelas penyajian pesan, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra,
objek besar/kecil, gerak bisa cepat atau lambat, kejadian masa lalu, objek yang
kompleks.
Gagne dan Briggs 1975 (Arsyad, 2016: 4), secara implisit mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder,
kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar,
grafik, televise, dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber
belajar atau bahan fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara
efektif dalam proses pembelajaran yang terencana (arti sempit). Media pembelajaran
tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga bentuk
sederhana, seperti slide, foto, diagram buatan guru, obpembejek nyata dan kunjungan
ke luar kelas (arti luas).
Media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1) Bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat
verbalistik, 2) Metode pembelajaran lebih bervariasi, 3) Siswa menjadi lebih aktif
melakukan beragam aktivitas, 4) Pembelajaran lebih menarik, 5) Mengatasi
keterbatasan ruang.
Jadi media pembelajaran merupakan salah satu faktor penunjang yang
penting dalam proses peningkatan kualitas pembelajaran. Hal tersebut disebabkan
9
adanya perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan yang efisien dan efektif
dalam pembelajaran. Untuk mencapai tingkat efisien dan efektif yang memadai,
salah satu usaha yang perlu dilakukan adalah mengurangi sistem penyampaian bahan
pelajaran yang bersifat verbalistik dengan mengembangkan media pembelajaran
sebagai alat bantu ataupun sumber belajar.
Berikut prinsip dalam pembelajaran diuraikan sebagai berikut
(Laefuddin, 2012: 17-18).
a. Pembelajaran sebagai usaha perubahan tingkah laku
Prinsip ini mengandung ciri utama pembelajaran perubahan tingkah perilaku
individu. Akibatnya sesorang telah mengalami pembelajaran akan berubah
tingkah lakunya. Dengan ciri-ciri meliputi disadari, kontinu, professional,
positif, serta aktif.
b. Hasil pembelajaran ditandai dengan perilaku secara keseluruhan
Prinsip ini bermakna perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran meliputi
semua aspek atau dua aspek yaitu kognitif, afektif, kognitif dan motorik.
c. Pembelajaran merupakan suatu proses pembelajaran merupakan suatu aktivitas
yang berkesinambungan terdapat aktivitas yang sistematis dan terarah.
d. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong serta tujuan
yang ingin dicapai, pembelajaran akan terjadi apabila individu merasakan
adanya kebutuhan yang mendorong dan ada sesuatu yang perlu sdicapai untuk
memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan.
e. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman, pembelajaran bentuk interaksi
individu dengan lingkungannya sehingga banyak memberikan pengalaman pada
10
situasi nyata. Perubahan perilaku diperoleh dari pembelajaran yang merupakan
pengalaman.
2. Pengertian Media Miniatur
Sudjana mengungkapkan bahwa Alat peraga miniatur yaitu alat peraga
yang mempunyai ukuran yang lebih kecil dari bentuk benda aslinya yang
mempunyai bentuk sebenarnya (aslinya). Miniatur dapat berupa bangunan ataupun
bentuk-bentuk benda yang lainnya. Alat peraga dalam mengajar memang
mempunyai peranan yang sangat penting sebagai alat bantu untuk menciptakan
proses belajar mengajar yang efektif (Anton, 2017: 192).
Media miniatur merupakan media yang bentuknya sama persis dengan
bentuk asli tetapi disajikan dengan ukuran yang lebih kecil. Miniatur yang
bentuknya mendekati bentuk asli diharapkan mampu membantu memberikan
pemahaman kepada siswa di kelas awal yang masih berpikir secara konkrit. Oleh
karena itu, peneliti mengambil kesimpulan miniatur tata surya adalah suatu tiruan
yang menyerupai suatu objek tertentu dengan ukuran yang lebih kecil serta
memiliki tiga dimensi atau dapat dilihat dari berbagai arah. Miniatur akan dibuat
semenarik mungkin untuk menarik perhatian siswa dengan memperhatikan
kesesuaian media dengan materi yang dibahas. Dengan demikian siswa dapat
mengalami dan merasakan pengalaman nyata dalam belajar dengan menggunakan
media tersebut.
11
Gambar 2.1 Miniatur SITAYA
3. Metode Treasure Hunt
Treasure Hunt merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif
yang memiliki unsur kerja sama yang sangat tinggi. Menurut Bell dan Kahrhoff
(2006: 8) metode Treasure Hunt adalah kegiatan belajar mengajar yang
mengharuskan siswa mencari serangkaian petunjuk yang mengarah pada
discovery informasi baru. Kegiatan ini membutuhkan sejumlah besar waktu
untuk persiapan dan pelaksanaan dan peserta harus mengikuti banyak langkah
untuk menyelesaikannya.
Sedangkan menurut kim dan Yao (2010) Tresure Hunt adalah peburuan
harta karun awalnya merupakan kegiatan di luar ruangan dan permainan yang
di mainkan oleh anak-anak dan kadang-kadang di mainkan oleh orang dewasa
untuk bermain perburuan harta karun dan orng dewasa menyiapkan daftar
benda tersembunyi .pemenang adalah tim pertama yang menemukan semua
item dalam daftar. Treasure Hunt merupakan metode di mana siswa secara
12
berkelompok untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan cara, guru
menyiapkan petunjuk untuk mencari harta karun tersebut (Hutomo, 2016:26).
Siswa yang telah menemukan semua petunjuk, di lanjutkan dengan
menyusun,berdiskusi dan menyampaikan laporan yang sesuai dengan materi
yang di dapat ,sehingga siswa secara aktif terlibat langsung dalam proses
pelaksanaan pembelajaran dan materi yang di ajarkan dapat di pahami oleh
siswa dengan mudah serta dapat melatih keterampilan siswa don wong kim
(2009: 33) berpendapat bahwa metode Treasure Hunt adalah permainan anak-
anak atau dewasa dalam permainan ini siswa mencari semua objek yang
tersembunyi untuk menemukan iformasi baru. Sehingga metode permainan
Treasure Hunt ini bias di terapkan pada siswa tingkat sekolah dasar hinggah ke
sekolah menengah atas.
Dalam penerapan metode permainan Treasure Hunt ini, terdapat diskusi
kelompok kecil dan kelompok besar. Sehingga di dalam proses diskusi akan
terjadi curah pendapat,penyampain ide dan bertukar informasi, dan akan terjadi
proses komunikasi pada siswa dalam diskusi tersebut.
4. P engertian Hasil Belajar
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. belajar menunjuk pada apa yang
harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik),
sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai
pengajar. Belajar bukan merupakan kegiatan menghafal dan bukan pula mengingat.
13
Sedangkan Sudjana, (2009: 23) mengemukakan hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses
penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan bel ajarnya melalui
kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan
membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas
maupun individu.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran
menunjukkan perubahan perilaku siswa dalam belajar. Siswa yang
memanfaatkan kesempatan belajar bersungguh-sungguh akan memperoleh hasil
belajar yang rendah. Pembentukan hasil belajar siswa ditentukan oleh kesiapan
siswa dalam proses pembelajaran siswa yang bersungguh-sungguh
memperhatikan pembelajaran mulai dari awal sampai akhir pembelajaran,
terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun social dalam proses
pembelajaran akan memperoleh hasil belajar.
Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam
mencapai tujuan pembelaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dengan demikian hasil belajar dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa, baik
hasil belajar (nilai), peningkatan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah
perubahan tingkah laku atau kedewasaannya.
14
Memperhatikan indikator diatas bahwa hasil belajar siswa mengalami
perubahan meningkat apabila siswa menguasai materi sekurang-kurangnya 75%
dan berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran, serta materi yang diperoleh
diterima dan diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya
perubahan tingkah laku tentang kognitif, psikomotor, dan afektif yang bersifat
postif, efektif, dan fungsional diaplikasi dalam kehidupan.
Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan hasil
belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
5. Pembelajaran IPA Menurut Laksmi Prihantoro dkk, 1986 (dalam Trianto, 2010:137) IPA
hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sependapat Srini M.
Iskandar hakekat IPA ada empat yaitu:
a. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Produk Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin disebut sebagi produk IPA merupakan
kumpulan hasil kegiatan empirik, analitik yang dilakukan oleh para ilmuan selama
berabad-abad sebagai produk berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
15
dan teori-teori. Jika ditelaah lebih lanjut maka fakta-fakta merupakan hasil dari
kegiatan empirik sedangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori
merupakan hasil dari kegiatan analitik.
b. IPA Sebagai Proses
Keterampilan proses adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan
diantaranya mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan
variabel, mnenuliskan hipotesa, membuat grafik tabel data, definisi
operasional, dan melakukan eksperimen.
c. IPA Sebagai Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh
ilmuan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
d. IPA Sebagai Teknologi
Perkembangan teknologi berhubungan dengan kehidupan sehari hari menjadi
bagian penting dari belajar IPA. Penerapannya dalam dunia nyata tercantum
pada kurikulum sehingga siswa terlibat dalam mengidentifikasi masalah
dunia nyata dan alternatif penyelesaiannya dengan menggunakan teknologi.
Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis
kompetensi (Depdiknas dalam Trianto, 2010:138) sebagai berikut:
a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.
c. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi.
d. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat.
16
Harlen (Bundu, 2006: 10) menyatakan bahwa ada tiga karakteristik
utama Sains yakni: Pertama, memandang bahwa setiap orang mempunyai
kewenangan untuk menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah meskipun
kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis. Teori dan prinsip hanya
berguna jika sesuai dengan kenyataan yang ada. Kedua, memberi pengertian adanya
hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang memungkinkan penyusunan
prediksi sebelum sampai pada kesimpulan. Teori yang disusun harus didukung oleh
fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya. Ketiga, memberi makna bahwa teori
Sains bukanlah kebenaran yang akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat
pendukung teori tersebut. Hal ini memberi penekanan pada kreativitas dan gagasan
tentang perubahan yang telah lalu dan kemungkinan perubahan di masa depan, serta
pengertian tentang perubahan itu sendiri.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang diajukan pada dasarnya berpatokan pada beberapa penelitian
sebelumnya yang menghasilkan sejumlah temuan yang mengatakan bahwa
penggunaan media education game memiliki dampak atau pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa. Beberapa penelitian itu adalah sebagai
berikut.
1. Penelitian yang ditulis oleh Bayu Widianto, dkk pada tahun 2012 dari UIN
Syarif Hidayatullah. Penelitian ini berkaitan dengan penggunaan media miniatur
terhadap hasil belajar IPA siswa keals III SDN Kemuningan Lor 02 Jamber.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus dan peniliti dibantu oleh dua orang
observer jadi keselurhan observer 3 dengan rincian observer 1 (guru yang
17
mengajar) meneliti hasil belajar siswa, observer 2 (rekan peneliti) meneliti hasil
belajar siswa dan observer 3 meneliti aktivitas guru. Observasi hasil belajar yang
diperoleh dalam penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
dari pembelajaran sebelumnya. Siklus 1 mencapai 73,3%, sedangkan pada siklus
2 presentasenya 86,6% hasil tersebut menunjukan peningkatan hasil belajar
sebesar 13,3%. Untuk presentase hasil belajar siswa penilaian psikomotorik pada
siklus 1 diperoleh presentase 70% sedangkan siklus 2 diperoleh presentase
83,3% sehingga peningkatan diperoleh sebesar 13,3%. Penilaian hasil belajar
kognitif pada siklus 1 presentase 66,66%. Presentase siklus 2 sebesar 86,66%,
sehingga menujukkan penigkatan hasil belajar siswa sebesar 20%. Berdasarkan
data tersebut menunjukkan penggunaan media miniature menigkatkan hasil
belajar siswa. Persamaan penelitian di atas dengan proposal peneliti ialah
penerapan media miniatur dan sama-sama mengukur hasil belajar siswa.
sedangkan perbedaannya ialah penelitian di atas mengunakan metode penelitian
PTK dan subjek penelitiannya adalah siswa kelas 3
2. Penelitian kedua dilakukan oleh Eltra Jalu Wismaya jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar di Universitas Negeri Yogyakarta dalam bentuk skripsi tahun
2018. Penelitian yang diangkat adalah Pengembangan media pembelajaran tiga
dimensi (Miniatur Kincir Air Pembangkit Listrik). Kesaamaanya adalah
penelitian ini juga menggunakan media miniatur, perbedaannya terletak pada
jenis miniatur yang digunakan. Dari penelitian ini, diperoleh data hasil belajar
siswa tahap pertama memperoleh skor rata-rata 3,89, tahap kedua memperoleh
skor rata-rata 4,15 dan tahap ketiga memperoleh skor rata-rata 4,21 yang
18
termasuk dalam kriteria ―sangat baik‖. Hasil dari uji coba perorangan
memperoleh skor rata-rata 4,97 yang termasuk dalam kriteria ―sangat baik‖.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media miniatur dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi pelajaran IPA dalam materi miniatur kincir air
pembangkit listrik kelas IV Tema 2 selalu berhemat energi.
C. Kerangka Pikir
Pada proses pembelajaran yang dilakukan guru di SD Negeri
Bawakaraeng II Makassar masih menggunakan metode ceramah serta model
yang berpusat pada guru dan kurangnya pemanfaatan media. Proses pembelajaran
tanpa menggunakan media yang sesuai dan menarik perhatian siswa dapat
menyebabkan kurangnya minat belajar siswa, siswa kurang aktif berpartisipasi
dalam pembelajaran, dan yang paling menonjol yaitu rendahnya hasil belajar
siswa itu sendiri. Guru masih bingung dalam menentukan media yang cocok
digunakan pada proses pembelajaran terkhusus pada pelajaran IPA. Melihat
fenomena tersebut , penulis mengusulkan penggunaan media miniatur dalam
pembelajaran IPA . media miniatur ini dianggap cocok di gunakan sebagai media
konkret yang bisa langsung di amati siswa.
Media miniatur merupakan media yang bentuknya sama persis dengan
bentuk asli tetapi di sajikan dengan ukuran yang lebih kecil. Miniatur yang
mendekati bentuk asli di harapkan mampu membantu memberikan pemahaman
kepada peserta didik di kelas awal yang masih berpikir secara konkrit . media
miniatur
19
Pembelajaran dengan menggunakan media miniatur dalam pembelajaran IPA
diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi, selai itu siswa tertarik
dan merasa senang dengan proses pembelajarannya. Siswa juga aktif dalam
pembelajaran.
Sebelum pengunaan media berupa media miniatur di lakukan terlebih dahulu
pretest / tes awal untuk mengukurhasil belajar siswa dan setelah penerapan
penggunaan media berupa media miniatur di adakan posttest / tes hasil belajar.
Setelah menerapkan media miniatur dalam pembelajaran IPA penulis menganalisis
dan mengolah data yang di dapatkan. Lalu mengambil kesimpulan apakah ada
pengaruh penggunaan media miniatur terhadap hasil belajar IPA kelas V SDN
Bawakaraeng II Makassar. Adapun alur kerangka pikir digambarkan pada bagan
berikut.
20
Gambar 2.2 kerangka piker penelitian
Faktor siswa :
1. Siswa kurang tertarik
terhadap pembelajaran IPA
2. Siswa kurang aktif dalam
proses belajar
3. Kesulitan dalam menangkap
pembelajaran
Faktor guru :
1. Proses pembelajaran hanya berfokus pada guru
2. Belum tersedia media
dalam proses pembelajaran
3. Kurang Variasi dalam
mengajar
Penilaian Proses dan Hasil Belajar Siswa menggunakan
Media Miniatur SITAYA
Temuan
Penerapan Media Miniatur
SITAYA
1. Menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan
2. Siswa dapat memahami materi tata
surya
3. Media pembelajaran sesuai dengan
tahap perkemabangan siswa
Rendahnya nilai hasil belajar IPA siswa kelas
V SDN Bawakaraeng II Makassar
21
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan yang bersifat empiris .
berdasarkan kajian pustka dan kerangka pikir yang telah di kemukakan ,peneliti
beranggapan bahwa― Adanya pengaruh media miniatur SITAYA (sistem tata surya)
melalui metode treasure hunt terhadap hasil belajar IPA V SD Bawakaraeng II
Makassar ‖ secara statika hipotesis ini di katakan benar jika > Keteranga:
: Tidak ada pengaruh penggunaan media miniatur SITAYA( system tata surya)
melalui metode treasure hunt terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN
Bawakaraeng II Makassar
: Ada pengaruh penggunaan media miniatur SITAYA( sistem tata surya) melalui
metode treasure hunt terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN Bawakaraeng II
Makassar
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Menurut sugiono ( 2016: 107) ―metode penelitian eksperimen adalah
metode penelitian yang di gunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan’’. Dengan demikian ,tujuan
penelitian eksperimen sejalan dengan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan oleh
peneliti yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan media miniatur SITAYA
(sistem tata surya) melalui metode treasure hunt terhadap hasil belajar IPA kelas V
SDN Bawakaraeng II Makassar.
2. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre-eksprimental design
dengan jenis one grup pre test-post test design. Desain ini melakukan dua kali
pengukuran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V . pengukuran pertama ( pretest)
dilakukan untuk melihat kondisi sampel sebelum diberikan perlakuan, yaitu hasil
belajar IPA siswa kelas V sebelum diterapkan media miniatur SITAYA (sistem tata
surya) melalui metode treasure hunt dan pengukuran kedua (posttest) dilakukan
untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa V setelah diterapkan media miniatur
SITAYA (sistem tata surya) melalui metode treasure hunt oleh peneliti.
23
Desain ini dapat digambarkan seperti berikut: (Sugiyono, 2019 : 114)
Keterangan:
O1 = pretest sebelum diberi perlakuan
X = treatment, perlakuan
O2 = posttest, setelah diberi perlakuan
Dengan demikian, pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu
sebelum dan sesudah pemberian perlakuan dengan menggunakan instrumen
yang sama.
Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media miniatur SITAYA (sistem tata
surya) melalui metode treasure hunt.
2. Variabel terikat dalam hal ini adalah hasil belajar.
B. Populasi dan Subjek Penelitian
1. Populasi
Berdasarkan desain penelitian yang digunakan yaitu. One group pretest posttest
dimana desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga
tidak memerlukan kelompok kontrol pembanding, dengan demikian populasi
penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Negeri Bawakaraeng 1I Makassar.
O2 X O1
24
Tabel 3.1 keadaan populasi
NO. Kelas Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki perempuan
1. V 14 9 24
( sumber: Tata usaha SDN Bawakaraeng II Kota Makassar Tahun Ajaran
2019/2020 )
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili). (Sugiyono,2017:118)
Penulis menggunakan teknik sampling jenuh yang teknik penggunaan
sampel semua anggota populasi digunakan sebagai sampel dan teknik
pengambilan sampel ini digunakan karena jumlah populasi relative kecil, kurang
dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel. Dalam hal ini sampel adalah siswa
kelas V SDN bawakaraeng II siswa 24 0rang di mana laki-laki terdiri dari 14
siswa laki-laki 9 siswa perempuan
25
Tabel 3.2 keadaan sampel
NO. Kelas Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki perempuan
1. V 14 9 24
(sumber:Tata usaha SDN Bawakaraeng II Kota Makassar Tahun Ajaran
2019/2020)
C. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah definisi yang disusun berdasarkan yang dapat
diamati dan diukur tentang variabel dalam penelitian tersebut. Jadi variabel yang
dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut:
1. Media miniatur merupakan media yang digunakan dalam proses pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran IPA terkhusus pada materi tata
surya.
2. Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang dapat dijadikan sebagai indikator
tentang kemampuan, kesanggupan, penguasaan seseorang tentang pengetahuan,
keterampilan dan sikap atau nilai yang dimiliki oleh orang itu dalam suatu
kegiatan belajar. Hasil belajar dalam hal ini meliputi kognitif, efektif, dan
kecakapan belajar seorang pelajar. Hasil belajar siswa dapat diukur dengan
menggunakan alat evaluasi yang disebut tes hasil belajar.
D. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2016 : 102) menyatakan bahwa ketika melaku kan suatu penelitian
hendaknya menggunakan alat ukur yang baik. Alat ukur yang dipakai dalam
penelitian dinamakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
26
diamati. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi, tes berupa soal pilihan ganda, dan dokumentasi.
Lembar observasi digunakan untuk mengamati perubahan murid selama
penelitian berlangsung. Tes digunakan untuk mengetahui gambaran hasil belajar
murid sebelum dan sesudah diterapkan media pembelajaran miniatur SITAYA
(sistem tata surya) melalui metode treasure hunt. Adapun dokumentasi yaitu
mengamati dokumen-dokumen berupa absen dan data hasil belajar murid. Tes hasil
belajar yang digunakan adalah tes objektif bentuk multiple choice item terdiri dari
20 nomor soal pada pretest dan 20 nomor soal pada posttest berbentuk pilihan
ganda dengan pilihan a,b,c, dan d.
E . Prosedur penelitian
Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tahap persiapan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan. Hal ini dilakukan
agar proses penelitian dapat berjalan lancar. Adapun tahap persiapannya yaitu:
a. Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti;
b. Memilih materi yang akan digunakan dalam penelitian;
c. Mengurus perizinan sekolah yang dijadikan tempat penelitian;
d. Membuat RPP yang akan digunakan untuk penelitian
27
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pretest kepada siswa;
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media miniatur
SITAYA (sistem tata surya) melalui metode treasure hunt terhadap hasil belajar
IPA serta melakukan observasi pada saat pelaksaan proses pembelajaran.
c. Memberikan posttest kepada siswa.
3. Menganalisis data hasil dan pelaporan
Teknik analisis data yang dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
a.Mengumpulkan hasil pengolahan tes hasil belajar;
b. Menganalisis hasil pengolahan tes hasil belajar
c. Membuat laporan hasil belajar
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono,2016: 308). Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung suatu kegiatan yang
sedang dilakukan. Observasi dilakukan dengan mengamati latar belakang
28
kelas tempat berlangsungnya pembelajaran meliputi sarana dan prasarana pembelajaran,
media, kurikulum, proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa. Hasil pengamatan
yang dilakukan pada SDN Bawakaraeng 1I Makassar pembelajaran yang cenderung
menggunakan metode ceramah dan penggunaan media relatif kurang menarik atau tidak
tersedia. pembelajaran yang cenderung menggunakan metode ceramah dan penggunaan
media relatif kurang menarik atau tidak tersedia.
2. Tes
Tes dalah salah satu bentuk pengukuran, dan tes ―hanyalah‖ merupakan salah
satu cara untuk mendapatkan informasi (kompetensi, pengetahuan, keterampilan)
tentang pese rta didik (Nurgiyantoro, 2010: 105) Tes yang diberikan berupa soal
pilihan ganda yang berjumlah 20 nomor. Tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan
media miniatur SITAYA melalui metode treasure hunt Tes ini merupakan tes akhir
(posttest) untuk mengetahui hasil akhir dari (treatment) yang diberikan
3.Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan dengan mencari data
tertulis seperti arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori dan data yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini, berupa
gambar foto pada saat posttest pretest serta aktivitas murid ketika mengikuti
pembelajaran oleh guru bersama peneliti.
G. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan
analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa nilai Pretest dan
29
nilai Posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut dengan
mengajukkan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang didapatkan antara nilai
Pretest dengan nilai Posttest. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rata
kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-
test). Dengan demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model
eksperimen dengan One Group Pretest Posttest Design adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan hasil belajar
IPA pada siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Makassar sebelum (Pretest) dan sesudah
(Posttest) perlakuan berupa penerapan model pembelajaran media miniatur SITAYA
melalui metode treasure hunt adapun langka –langka dalam penyusunan melalui analisis
ini adalah sebagai berikut:
= ∑
∑
( Ananda dan fadhli,2018:172)
Keterangan:
= Rata-rata
= Frekuensi masing-masing nilai
= titik tengah
2. Analisis Data Statistik Inferensial
Analisis Statistik inferensial ini digunakan utuk menguji hipotesis penelitian
dengan menggunakan uji-t. Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu
peneliti melakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat.
30
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdidtribusi normal
atau tidak, pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah data hasil belajar IPA murid
setelah perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Kriteria yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah jika t ≥ α maka H0
diterima bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan jika t < α
maka Ha diterima bahwa data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Taraf signifikan α = 0,05.
Adapun uji normalitas dengan menggunakan chi-kuadrat yaitu
X2 = ∑
Keterangan:
= frekuensi hasil pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
b. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh pengunaan
media miniatur SITAYA melalui metode treasure hunt terhadap hasil belajar IPA
siswa di kelas V SDN Bawakaraeng II Makassar . Uji t adalah pemgujian yang
dilakukan pada kelompok populasi yang sama, tetapi memiliki kondisi data sampel
sebagai akibat adanya perlakuan.
Adapun kemungkinan hasil penelitian yaitu:
31
- Ha = Terdapat pengaruh pengunaan media miniatur SITAYA melalui metode
treasure hunt terhadap hasil belajar IPA siswa di kelas V SDN Bawakaraeng II
Makassar
- H0 = Tidak ada pengaruh pengunaan media miniatur SITAYA melalui metode
treasure hunt terhadap hasil belajar IPA siswa di kelas V SDN Bawakaraeng II
Makassar
Dengan pengambilan keputusan berdasarkan t tabel :
a) Jika nilai thitung > nilai ttabel maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
alternatif (Ha) diterima berarti terdapat perbedaan yang signifikan penerapan
pengunaan media miniatur SITAYA melalui metode treasure hunt
b) Jika nilai thitung < nilai ttabel maka hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis
alternatif (Ha) ditolak berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
penerapan pengunaan media miniatur SITAYA melalui metode treasure hunt
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1.Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN
Bawakaraeng II Kota Makassar mulai tanggal 3 September 2020 sampai dengan 8
september 2020, maka diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui instrumen tes
sehingga dapat diketahui hasil belajar siswa berupa nilai dari kelas V.
Dari hasil analisis deskriptif yang di sajikan pada lampiran , maka skor hasil
belajar IPA siswa sebelum pengaruh penggunaan media miniatur SITAYA(sistem tata
surya) melalui metode treasure hunt terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN
Bawakaraeng II Makassar. Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut di uraikan
sebagai berikut
Tabel 4.1 Deskriptif Hasil belajar IPA Nilai Pretest dan posttest siswa
Statistik Pretest Posttest
Jumlah siswa 24 24
Skor ideal 100 100
Skor terendah 30 50
Skor tertinngi 90 100
Rentang data
Standar deviasi
60
16,48
50
11,71
Nilai rata-rata 61,1 83,62
33
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa
kelas V SDN Bawakaraeng II Makassar sebelum dilakukan Pretest adalah 61,1 dan
posttest adalah 83,62 dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100. Skor tertinggi
pretest 90 dan posttest 100 dari skor ideal 100 , skor terendah pretest adalah 30 dan
posttest 50 dari skor ideal 100, dan rentang data pretest adalah 60 dan posttest 50 dari
skor ideal 100 yang mungkin di capai. Sedangkan standar deviasi pretest adalah 16,48
dan posttest adalah 11,71 Skor rata-rata tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
kelas V SDN Bawakaraeng II Makassar dalam pretest adalah kategori sedang dan
posttest adalah kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya perhatian siswa
terhadap materi pelajaran yang diajarkan dengan penggunaan media miniaatur SITAYA
melalui metode Treasure Hunt
b) Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan skor hasil belajar siswa kelas V Bawakaraeng II Makassar
dianalisis dengan menggunakan persentase pada distribusi frekuensi maka dapat dibuat
tabel distribusi frekuensi sebagai beikut:
34
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi dan persentase komulatif skor hasil belajar
siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Makassar pada pretest
Skor
F
Komulatif dari bawah Komulatif dari atas
Kf K(%) Kf K(%)
30-40
41-51
52-62
63-73
74-84
85-95
3
4
6
5
4
2
3
7
13
18
22
24
12,5
29,17
54,17
75
91,67
100
24
21
17
11
6
2
100
87,5
70,83
45,83
25
8,33
Dari Tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa 7 0rang siswa yang memperoleh skor 30-51
dengan persentase 29,17% dan 11 orang siswa yang memperoleh skor 52-73 dengan
persentase 45,83% dan 6 orang siswa yang memperoleh skor 74-95 dengan persentase
25%
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi dan persentase komulatif skor hasil belajar
siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Makassar pada posttest
Skor
F
Komulatif dari bawah Komulatif dari at as
Kf K(%) Kf K(%)
50-58
59-67
68-76
77-85
86-94
95-103
1
2
1
9
7
4
1
3
4
13
20
24
4,17
12,5
16,67
54,17
83,33
100
24
23
21
20
11
4
100
95,83
87,5
83,3
45,83
16,67
Dari Tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa 3 0rang siswa yang memperoleh skor 50-67
dengan persentase 12,5% dan 10 orang siswa yang memperoleh skor 68-85 dengan
35
persentase 41,67% dan 11 orang siswa yang memperoleh skor 86-103 dengan
persentase 45,83%
2. Hasil Analisis Statistik Inferensial
1). Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diolah berdistribusi
normal atau tidak berdistribusi normal. Data diambil dari nilai pretest dan posttest.
Uji normalitas dengan kriteria pengujian bahwa data hasil bercerita siswa akan
terdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Sebaliknya, dikatakan tidak
terdistribusi normal jika dignifikansi yang diperoleh < 0,05. Dengan taraf kesalahan
(α) yang digunakan yaitu 0,05. Berikut hasil uji normalitas data pretest dan posttest:
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Kelompok thitung ttabel Keterangan
Pretest 6,116 7,815 Normal
Posttest 4,97 7,815 Normal
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai signifikan yang diperoleh pada pretest
yaitu 6,116 dan pada posttest yaitu 4,97. Karena nilai signifikan > 7,815 maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2). Uji Hipotesis
36
Uji hipotesis dilakukan dengan dilakukan pada kelompok yang sama. H0
ditolak dan H1 diterima apabila sig. < 0,05 dan thitung > nilai ttabel. Berikut disajikan
hasil analisis uji-t nilai pretest dan posttest:
Tabel 4. 5 Hasil Uji t
Variabel thitung ttabel Keterangan
Pretest dan Posttest 5,329 1,6801 Ada pengaruh
Tabel 4.5 menunjukkan perbandingan nilai signifikansi yaitu ( 0,00 <
0,05) sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji t, maka dapat disimpulkan
pula bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.
Jika thitung ≤ + ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ternyata thitung ≥ +
ttabel, atau 5,329≥ + 1,6801 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat
diterapkan Pengunaan media miniatur SITAYA melalui metode treasure hunt
terhadap hasil IPA siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Makassar tahun ajaran
2010/2021 karena sebelum dengan setelah diterapkan pengunaan media
miniatur SITAYA melalui metode treasure hunt ada perubahan.
B. Pembahasan
Penelitian eksperimen ini dilakukan pada kelas V SDN Bawakaraeng II
Makassar dengan jumlah sampel 24 siswa yang terdiri dari 24 siswa menggunakan
teknik total sampling jenuh yaitu jumlah populasi dijadikan jumlah sampel. Desain
penelitian yang digunakan adalah preeksperimen design dengan bentuk one groub
pretest-posttest. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas yang diberi pretest
37
untuk mengetahui keadaan awal. Setelah diberikan pretest peneliti memberikan
treatment berupa penggunaan media miniatur SITAYA (sistem tata surya) melalui
metode treasure hunt untuk anak kesulitan belajar . Pada akhir pembelajaran,
diberikan posttest, pengaruh treatment adalah meningkatnya nilai posttest
dibandingkan nilai pretest.
Deskripsi data yang diuraikan pada hasil penelitian ini telah menunjukkan
tentang penerapan Pengunaan media miniatur SITAYA (sistem tata surya) siswa
kelas V SDN Bawakaraeng II Makassar Berdasarkan analisis statistik deskriptif
diperoleh skor pretest yang terendah yaitu 30 dan tertinggi yaitu 90, sedangkan
pada posttest diperoleh skor terendah 50 dan tertinggi 100. Nilai rata-rata (mean)
pretest yang diperoleh yaitu 61,1 sedangkan posttest yaitu 83,62. Hal ini
menunjukkan bahwa setelah diterapkannya model pengunaan media miniatur
SITAYA (system tata surya) rata-rata nilai siswa meningkat dibandingkan sebelum
menggunakan model pembelajaran media miniatur SITAYA (sistem tata surya)
Hasil analisis statistik inferensial untuk uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
uji prasyarat analisis. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas. Hasil uji
normalitas menunjukkan bahwa data pretest dan posttest dinyatakan berdistribusi
normal. Hasil uji prasyarat tersebut menyatakan bahwa data telah layak untuk diuji
hipotesis. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan nilai
signifikan < α ( 0,00 < 0,05) atau dengan menggunakan t tabel yaitu t hitung > t tabel
(5,329 ≥ 1,6801). Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kelas V SDN Bawakaraeng II pada
mata pelajaran IPA mengenai tata surya dengan menggunakan media miniatur
38
SITAYA (sistem tata surya) . Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
bayu widianto dkk pada tahun 2012 dari UIN Syarif Hidayatullah tentang media
miniatur SITAYA mengatakan bahwa penggunaan media miniatur SITAYA dapat
di aplikasikan ke peserta didik karna mampu memberikan pegaruh.
39
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang lebih rinci terkait materi pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan Media Miniatur SITAYA(sistem tata surya) melalui metode treasure
Hunt terhadap hasil belajar IPA materi tata surya pada siswa kelas V SDN
Bawakaraeng II Makassar
1. Rata–rata hasil belajar IPA siswa sebelum dilakukan perlakuan berupa
penggunaan Media Miniatur SITAYA(sistem tata surya) melalui metode treasure
Hunt (pretest) adalah 61,1 dan setelah diberikan perlakuan berupa penggunaan
Media Miniatur SITAYA(sistem tata surya) melalui metode treasure Hunt
(posttest) adalah 83,62.
2. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan yaitu
penggunaan Media Miniatur SITAYA(sistem tata surya) melalui metode treasure
Hunt berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN
Bawakaraeng II Makassar
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan dengan hasil penelitian penggunaan Media
Media Miniatur SITAYA (sistem tata surya) Melalui Metode Treasure Hunt yang
mempengaruhi hasil belajar IPA kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar, maka
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
40
1. Kepada para pendidik khususnya guru kelas V SDN Bawakaraeng II Kota
Makassar, disarankan untuk menggunakan Media Miniatur SITAYA (sistem tata
surya) Melalui Metode Treasure Hunt dalam pembelajaran agar dapat
membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar.
2. Kepada peneliti, diharapkan mampu mengembangkan Media Miniatur SITAYA
(sistem tata surya) Melalui Metode Treasure Hunt ini pada mata pelajaran lain
demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
3. Kepada calon peneliti, sekiranya dapat mengembangkan penggunaan Media
Miniatur SITAYA (sistem tata surya) Melalui Metode Treasure Hunt ini karena
berdasarkan pengalaman saat proses penelitian, siswa cenderung suka belajar
hal-hal baru dan sangat tertarik untuk menerima pelajaran apabila penjelasan
materinya disertai Media Media Miniatur SITAYA (sistem tata surya) Melalui
Metode Treasure Hunt
41
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Anton, Adi, Sucipto. 2017. Penggunaan Media Miniatur Kusen Pintu Dan Jendela
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik Gambar
Bangunan Di Smkn 1 Kemlagi Mojokerto. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik
Bangunan. Vol. 3, No. 3.
Arsyad, Azhar. 2016. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Bell & Kahroff. 2006. Activite Learning HandBook. Louis, Missouri Webster
University.
Elta, Jalu wismaya. Universitas Yokyakarta.
Hayati Himmi & FX Mas Trianto. 2013. Penggunaan Media Miniatur Binatang Dan
Tumbuhan Untuk Meningkatkatkan Proses Pembelajaran Tematik Di Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. 1, No.2
Ibnu, Trianto.2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif Dan
Kontekstual. Jakarta : Kencana
Indarti, Titik. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Ilmiah. Surabaya :
Lembaga Penerbit FBS Unesa.
Kim, Yao. 2010. A Treasure Hunt Model for inquiry. Based Learning in the
Development of a web basd learning Support System.
Laefuddin. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Deepublish.
Sudijino, Anas. 2015. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2016 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuatitatif, dan
R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
42
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarnya.
Patta Bundu. 2006. Model Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Pembelajaran Sains
SD. Jakarta: Depdiknas.
Wong, Kim. 2009. Thesis A Web Based Larning Support System for Inquiry-based
learning using Treasure Hunt.
Widianto, Bayu, dkk. 2012. UIN Syarf Hidayatullah.
Fatimah. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan
Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau. Jurnal Kreatif Tadulako Online,
Vol. 5 No.(4), ISSN 2354-614X, 85-96.
Sholichah, L. N. (2017). Pengembangan Media Miniatur Tata Surya 3d Materi
Mendeskripsikan Sistem Tata Surya Dan Posisi Penyusun Tata Surya Kelas VI
SDN Karanggayam 02, 01(01).
Tohir, M. (2019). Hasil PISA Indonesia Tahun 2018 Turun Dibanding Tahun 2015.
Paper of Matematohir, 2(1), 1–2. https://doi.org/10.31219/osf.io/pcjvx
LAMPIRAN 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Bawakareng II
Mata Pelajaran : IPA (Sistem Tata Surya)
Kelas/Semester : V / II
Alokasi Waktu : 3 × 35
A. Standar Kompetensi
9. Memahami tata surya sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata
surya
B. Kompetensi Dasar
9.1 Mendeskripsikan system tata surya dan posisi tata surya
C. Indikator
Mendeskripsikan system tata surya dan posisi tata surya
Mengidentifikasi kelompok benda langit sebagai anggota tata surya
Mendeskripsikan posisi planet-planet dalam tata surya
D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menyebutkan tata surya dengan benar.
Peserta didik dapat menyebutkan 8 planet yang ada pada tata surya.
Peserta didik Mendeskripsikan sistim tata surya.
Peserta didik dapat menjelaskan posisi masing-masing planet dalam tata surya.
E. Materi Pembelajaran
“Tata Surya”
F. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber :
Silabus Kurikulum KTSP
Buku Sains kelas V; Haryanto. Penerbit Erlangg
Media:
Alat peraga sistem tata surya
Gambar tata surya
Metode Pembelajaran
Treasure Hunt
- Kelompok
- Tanya Jawab
- Ceramah
G. Model Pembelajaran
Kooperatif
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
Doa
Salam
Mengisi daftar hadir
Tanya jawab dengan siswa
tentang benda yang ada di langit.
10 menit
Kegiatan Inti
Guru memperkenalkan materi dengan
memperlihatkan gambar dan media
miniatur sitaya (sistem tata surya).
Menggali pengetahuan awal peserta
didik dengan bertanya ―Dari media
gambar dan miniature sitaya?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Peserta didik memperhatikan gambar
susunan tata surya
Peserta didik mendengarkan penjelasan
guru tentang sistim tata surya
Guru dan peserta didik bertanya jawab
50 menit
tentang pengertian tata surya, planet dan
benda langit yang ada dalam tata surya.
Guru dan peserta didik melakukan
permainan Treasure Hunt dengan
menggunakan media sitaya
Guru melakukan penilaian terkait hasil
pembelajaran hari ini menggunakan
media miniature sitaya dengan metode
Treasure Hunt (Postest)
Guru dan peserta didik bertanya jawab
seputar materi yang telah dipelajari.
K
Kegiatan Akhir Guru dan peserta didik menyimpulkan
pembelajaran
Evaluasi
Guru meminta salah satu murid
membimbing doa setelah belajar.
10 menit
I. Penilaian
Teknik Tes
- Tertulis
- Perbuatan
Bentuk Tes
- Pilihan Ganda
J. Lampiran
- Soal tes
- Kisi-kisi soal
- LKPD
Guru Kelas V
Darma, S.pd
Makassar, September 2020
Peneliti
Salsabilah Nadhifah
NIM. 105401116516
LAMPIRAN 2
Lembar Kerja Peserta Didik
( LKPD)
LAMPIRAN 3
Instrumen kisi – kisi soal
kisi-kisi soal
Komptensi
Dasar
Indikator Nomor
Soal
Jumlah
Soal
Menjelaskan cara
penyelesaian
untuk materi
tata surya
Mampu menentukan
urutan nama-nama
planet
1
1
Mampu menentukan
nama-nama gambar tata
surya
2
1
Mampu menentukan apa
itu tata surya
3
1
Mampu menentukan
ciri-ciri planet
4
1
Mampu menentukan
planet yang tdk
memiliki satelit
5
1
Mampu menentukan
nama planet dalam
6
1
Mampu menentukan
susunan benda langit
yang termasuk dalam
tata surya
7
1
Mampu menentukan
planet yang terdekat dari
bumi
8
1
Mampu menentukan apa
itu meteorit
9
1
Mampu menentukan
planet yang satu-satunya
di huni manusia
10
1
Mampu menentukan
gambar planet
11
1
Mampu menentukan
ciri khusus dari planet
12
1
Mampu menentukan
nama lain dari bintang
fajar
13
1
Mampu menentukan
gambar planet
mengunakan angka
14
1
Mampu menentunkan
planet yang terbesar di
tata surya
15
1
Mampu menetukan
planet yang selalu diberi
julukan bintang kejora
16
1
Mampu menentukan apa
itu meteor
17
1
Mampu menentukan
planet yang terdekat dari
matahari
18
1
Mampu menentukan
nama planet luar
menggunakan gambar
disertai nomor
19 1
Mampu menentukan
benda langit yang
membatasi antara planet
dalam dan planet luar
20
1
Jumlah soal 20
LAMPIRAN 4
Soal pretest
LAMPIRAN 5
Soal posttest
LAMPIRAN 6
Skor hasil
SKOR NILAI PRETEST
No NAMA SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Aldiansyah 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
2. Aldi Pratama 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1
3. Adrian 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
4. Alesha Meidina 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0
5. Abdul. Rahman S.t 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0
6. Dilla 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
7. Fadel Saputra 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
8. Ian Saputra 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
9. Muh. Firman 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0
10. Muh. Aswin 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
11 Muh. Faisal 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
1 2. Muh. Nurakasa 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
13 Muh. Fahri 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1
14 Muh. Fadil Afadi F 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
15. Muh. Albar 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
16. Muh. Wahyu RP 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
17. Rahmi 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
18. Ridah Yanti 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
19. Rahma Dani 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
20. Sakia 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0
21. Salwania Alika 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
22. Shireen Radnin 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
23. Siti Hajar 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1
24. Siti Nasra Revani P 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor
1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 10
1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14
1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 10
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 16
1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 10
1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 6
0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 10
0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 14
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16
0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 12
0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 12
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 12
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 12
1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 14
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 14
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 14
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 12
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16
SKOR NILAI POSTTEST
No NAMA SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Aldiansyah 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
2. Aldi Pratama 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1
3. Adrian 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
4. Alesha Meidina 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
5. Abdul. Rahman S.t 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
6. Dilla 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7. Fadel Saputra 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
8. Ian Saputra 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
9. Muh. Firman 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
10. Muh. Aswin 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
11 Muh. Faisal 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
12. Muh. Nurakasa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 Muh. Fahri 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
14 Muh. Fadil Afadi F 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
15. Muh. Albar 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
16. Muh. Wahyu RP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17. Rahmi 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0
18. Ridah Yanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19. Rahma Dani 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
20. Sakia 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0
21. Salwania Alika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22. Shireen Radnin 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
23. Siti Hajar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24. Siti Nasra Revani P 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16
1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 12
1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 10
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 12
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16
0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 12
0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
LAMPIRAN 7
Analisis Deskriptif
Analisis Statistik Deskriptif (pretest)
Skor tertinggi = 90 dari 24
Skor terendah = 30
Jumlah sampel (n) = 24
Jumlah kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 24
= 1 + 3,3 (1,38)
= 1 + 4,5
= 5,5 = 6
Rentang data (R) = Skor tertinggi – Skor Terendah
= 90 – 30
= 60
Panjang kelas =
=
=
= 10,9 =11 (dibulatkan)
Tabel Distribusi Frekuensi kelas
Skor fi xi xi2 fi xi fi xi
2
30-40 3 35 1.225 105 3675
41-51 4 46 2.116 184 8464
52-62 6 57 3.249 342 19494
63-73 5 68 4.624 340 23120
74-84 4 7 9 6.241 316 24964
85-95 2 90 8.100 180 16200
24 1467 95,917
Skor rata-rata ( ) = ∑
∑ =
= 61,1
Nilai rata-rata ( ) =
x 100 = 305,5
Standar deviasi (S) =√∑
∑
=√
= √
= √
= √
= 16,48
Analisis Statistik Deskriptif (posttest)
Skor tertinggi = 100 dari 24
Skor terendah =50
Jumlah sampel (n) = 24
Jumlah kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 24
= 1 + 3,3 (1,38)
= 1 + 4,5
= 5,5 = 6
Rentang data (R) = Skor tertinggi – Skor Terendah
= 100 – 50
= 50
Panjang kelas =
=
=
= 8,3 = 9 (dibulatkan)
Tabel Distribusi Frekuensi kelas
Skor fi xi xi2 fi xi fi xi
2
50-58 1 54 2.916 54 2916
59-67 2 63 3.969 126 7938
68-76 1 72 5.184 72 5184
77-85 9 81 6.561 729 59049
86-94 7 90 8.100 630 56700
95-103 4 99 9.801 396 39204
24 2007 170991
Skor rata-rata ( ) = ∑
∑ =
= 83,62
Nilai rata-rata ( ) =
x 100 = 418,12
Standar deviasi (S) =√∑
∑
=√
= √
= √
= √
= √
=11,71
LAMPIRAN 8
Analisis inferensial
Analisis Statistik Inferensial
1. Uji Nomalitas (pretest)
Kelas
Interval
Batas
Kelas
Z Batas
Kelas
Ztable Luas Ztable Ei Oi
29,5 -1,92 -0,4726
30-40 0,0782 -0,8768 3 0,67
40,5 -1,25 -0,3944
41-51 0,1754 4,2096 4 0,01
51,5 -0,58 -0,2190
52-62 0,1871 4,4904 6 0,51
62,5 0,08 0,0319
63-73 0,2415 5,796 5 1,11
73,5 0,75 0,2734
74-84 0,1106 2,6544 4 0,68
84,5 1,42 0,1628
85-95 0,3189
7,6536 2 4,18
95,5 2,09 0,4817
24 6,16
Keterangan :
Kolom 1: Kelas interval di peroleh dari skor rendah + panjang kelas, yaitu :
30 + 11= 41+11 = 52, dst. Sehingga ditulis : 30-40
41-51
52-dst.
Kolom 2 : Batas Kelas (BK) 29,5 + 11 = 40,5 (BK1)
BK2 = BK1 + panjang kelas = 40,5 + 11 = 51,5
BK3 = BK2 + panjang kelas = 51,5 + 11= 62,5
BK4 = BK3 + panjang kelas = 62,5 + 11 = 73,5
BK5 = BK4 + panjang kelas = 73,5 + 11 = 84,5
BK6 = BK5 + panjang kelas = 84,5 + 11 = 95,5
BK7 = BK6 + panjang kelas = 95,5 + 11 =106,5
Kolom 3 : Zbatas kelas =
Z BK1 =
= -1,92
Z BK2 =
= -1,25
Z BK3 =
= - 1,58
Z BK4 =
= 0,08
Z BK5 =
= 0,75
Z BK6 =
= 1,42
Z BK7 =
= 2,08
Kolom 4 : Ztabel (menggunakan daftar Z)
Kolom 5 : Luas Ztb1 = Z-1,92 – Z—1,25
= 0,4726 – 0,3944
= -0,0782
Luas Ztb2 = Z-1,25 – Z0,58
= 0,3944– 0,2190
= -0,1754
Luas Ztb3 = Z0,58 – Z0,008
= 0,2190– 0,0319
= 0,1871
Luas Ztb4 = Z0,08 – 0,75
= 0,0319– 0,2734
= 0,2415
Luas Ztb5 = Z0,75 – Z1,42
= 0,2734– 0,1628
= 0,1106
Luas Ztb6 = Z1,42 – Z2,09
= 0,1628– 0,4817
= 0,3189
Kolom 6 : Frekuesnsi harapan (Ei) = n x Luass Ztabel
E1 = 24 x (0,0782) = 1,8768
E2 = 24x (0,1754) = 4,2096
E3 = 24 x (0,1871) = 4,4904
E4 = 24 x (0,2415) = 5,796
E5 = 24 x (0,1106)= 2,6544
E6 = 24 x (0,3189) = 7,6536
Kolom 7 : Frekuensi hasil pengamatan (oi) yait u banyaknya data yang termasuk
pada suatu kelas interval
Kolom 8 : Nilai X2
=
X12 =
= 0,67
X22 =
= 0,01
X32 =
= 0,51
X42 =
= 0,11
X52 =
= 0,68
X62 =
= 4,18
Berdasarkan tabel di atas dengan menggunakan rumrus Chi-Kuadrat yaitu:
X2 = ∑
X2
hitung = 6,16 derajat kebebasan (dk) = 3
Taraf signifikan () = 0,05
X2
tabel = 7,815
Dari tabel pengujian normalitas diperoleh nilai X2
hitung = dan berdasarkan tabel distribusi
chi – kuadrat pada taraf signifikan = 0,05 dan dk = 3 diperoleh X2
tabel =7,815 dengan
kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika X2hitung > X
2tabel, artinya Distribusi Data Tidak Normal
Jika X2hitung < X
2tabel, artinya Data Berdistribusi Normal
Karena di peroleh nilai X2
hitung < X2
tabel atau 6,116 < 7, 815 maka data berdistribusi
normal.
Uji Normalitas (posttest)
Kelas
Interval
Batas
Kelas
Z Batas
Kelas
Ztable Luas Ztable Ei Oi
49,5
-2,92
0,4982
50-58 0,014
0,336
1 1,31
58,5
-2,15
0,4842
59-67 0,068
1,632
2 0,08
67,5
-1,38
0,4162
68-76 0,1871
4,4904
1 2,71
76,5
-0,61
0,2291
77-85 0,2972
7,0248
9 0,555
85,5
0,16
0,0636
86-94 0,2602
6,2448
7 0,09
94,5
0,93
0,3238
95-103 0,1316
3,1584
4 0,22
103,5
1,70
0,4554
24 4,977
Keterangan :
Kolom 1: Kelas interval di peroleh dari skor rendah + panjang kelas, yaitu :
50+ 9= 59 + 9=68, dst. Sehingga ditulis : 50-58
59-67
68-dst.
Kolom 2 : Batas Kelas (BK) = 49,5+9 =58,5 (BK1)
BK2 = BK1 + panjang kelas = 58 ,5+ 9=67,5
BK3 = BK2 + panjang kelas = 67,5 + 9 = 76,5
BK4 = BK3 + panjang kelas = 76,5 + 9 = 85,5
BK5 = BK4 + panjang kelas = 85,5 + 9= 94,5
BK6 = BK5 + panjang kelas = 94,5 + 9 = 103,5
BK7 = BK6 + panjang kelas = 103,5 + 9 = 112,5
Kolom 3 : Zbatas kelas =
Z BK1 =
= -2,92
Z BK2 =
= -2,15
Z BK3 =
= -1,38
Z BK4 =
= -0,61
Z BK5 =
= 0,16
Z BK6 =
= 0,93
Z BK7 =
= 1,70
Kolom 4 : Ztabel (menggunakan daftar Z)
Kolom 5 : Luas Ztb1 = Z-2,92 – Z—2,15
= 0,4982 – 0,4842
= 0,014
Luas Ztb2 = Z-2,15 – Z-1,38
= 0,4842– 0,4162
= 0,068
Luas Ztb3 = Z-1,38 – Z-0,61
= 0,4162– 0,2291
= 0,1871
Luas Ztb4 = Z-0,61– Z0,16
= 0,2291– 0,0636
= 0,2972
Luas Ztb5 = Z0,16– Z0,93
= 0,0636– 0,3238
= 0,2602
Luas Ztb6 = Z0,93– Z1,70
= 0,3238– 0,4554
= 0,1316
Kolom 6 : Frekuesnsi harapan (Ei) = n x Luass Ztabel
E1 = 24 x 0,014 = 0,336
E2 = 24 x0,068 = 1,632
E3 = 24 x 0,1871= 4,4904
E4 = 24 x0,2972 = 7,0248
E5 = 24 x0,2602= 6,2448
E6 = 24 x0,1316 = 3,1584
Kolom 7 : Frekuensi hasil pengamatan (oi) yaitu banyaknya data yang termasuk
pada suatu kelas interval
Kolom 8 : Nilai X2
=
X12 =
= 1,31
X22 =
= 0,08
X32 =
= 2,71
X42 =
= 0,555
X52 =
=0.09
X62 =
= 0,22
Berdasarkan tabel di atas dengan menggunakan rumrus Chi-Kuadrat yaitu:
X2 = ∑
X2
hitung = 4,97 derajat kebebasan (dk) = 3
Taraf signifikan () = 0,05
X2
tabel = 7,815
Dari tabel pengujian normalitas diperoleh nilai X2
hitung = 4,97 dan berdasarkan tabel
sistribusi chi – kuadrat pada taraf signifikan = 0,05 dan dk = 3 diperoleh X2
tabel =
7,815 dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika X2hitung > X
2tabel, artinya Distribusi Data Tidak Normal
Jika X2hitung < X
2tabel, artinya Data Berdistribusi Normal
Karena di peroleh nilai X2
hitung < X2
tabel atau 4,97 < 7,815 maka data berdistribusi
normal
2. Pengujian Hipotesis
Untuk pegujian hipotesis digunakan uji-t dengan rumus:
Thitung =
√
Dengan S2
adalah variasi gabungan yang dihitung dengan rumus:
s = √
Dimana :
Rata – rata : =83,6 =61,6
Stadar deviasi : s1=11,71 s2=16,48
Varians : S12=137,2 S1
2=271,6
Banyaknya siswa : n1=24 n2=24
s = √
s = √
s = √
s = √
s = √
s = √
s = 14,30
Thitung =
√
=
√
=
√
=
√
=
=
= 5,329
Derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 = 24 + 24 – 2 = 46
Taraf signifikan () = 0,05
Mencari interpolasi pada tabel t
C = C0 +
. (B – B0)
C = 1,684 +
. (46-40)
C = 1,684 +
. (6)
C = 1,684 + (– 0,00065) (6)
C = 1,684 – 0,0039
C = 1,6801
Sehinggal diperoleh ttabel = 1,6801
Keiteria pengujian:
Ho : Tidak terdapat peningkatan antara hasil belajar IPA siswa kelas V SDN
Bawakaraeng II Makasar tahun ajaran 2010/2021 sebelum dengan setelah
diterapkan pengunaan media miniatur SITAYA melalui metode Treasure hunt
Ha : Terdapat Peningkatan antara hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Bawakaraeng II
Makassar tahun ajaran 2010/2021 sebelum dengan setelah diterapkan pengunaan
media miniatur SITAYA melalui metode treasure hunt
Jika thitung ≤ + ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Ternyata thitung ≥ + ttabel, atau 5,329≥ + 1,6801 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi
terdapat peningkatan antara hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Bawakaraeng II
Makassar tahun ajaran 2010/2021 sebelum dengan setelah diterapkan pengunnaan
media miniatur SITAYA melalui metode Treasure hun
LAMPIRAN 9
Absensi Siswa
Absensi Siswa SDN Bawakaraeng II
No Nama Siswa Jenis Kelamin
L/P
Pertemuan
1 2 3 4 5
1 Aldiansyah L √ √ √ √ √
2 Aldi Pratama L √ √ √ √ √
3 Adrian L √ √ √ √ √
4 Alesha Meidina P √ √ √ √ √
5 Abdul. Rahman ST L √ √ √ √ √
6 Dilla P √ √ √ √ √
7 Fadel Saputra L √ √ √ √ √
8 Ian Saputra L √ √ √ √ √
9 Muh. Firman L √ √ √ √ √
10 Muh. Aswin L √ √ √ √ √
11 Muh. Faisal L √ √ √ √ √
12 Muh. Nurakasa L √ √ √ √ √
13 Muh. Fahri L √ √ √ √ √
14 Muh. Fadil Afadi F L √ √ √ √ √
15 Muh. Albar L √ √ √ √ √
16 Muh. Wahyu RP L √ √ √ √ √
17 Rahmi P √ √ √ √ √
18 Ridah Yanti P √ √ √ √ √
19 Rahma Dani P √ √ √ √ √
20 Sakia P √ √ √ √ √
21 Salwania Alika P √ √ √ √ √
22 Shireen Radnin P √ √ √ √ √
23 Siti Hajar P √ √ √ √ √
24 Siti Nasra Revani Putri P √ √ √ √ √
LAMPIRAN 10
Dokumentasi
Gambar 1 Membawa Surat Izin Meneliti ke Sekolah
Gambar 2 Bersama Guru Kelas V
Gambar 3 Pemberian Pretest
Gambar 4 Pemberian Posttest
Gambar 5 memperlihatkan media kepada siswa
Gambar 6 siswa memegang media SITAYA
Gambar 7 siswa membuat 4 kelompok penggunaan metode treasure hunt
Gambar 8 mengerjakan kuis persyaratan pengunaan metode treasure hunrt
Gambar 9 penggunaan Metode Treasure Hunt
Gambar 10 penggunaan Metode Treasure Hunt
LAMPIRAN 11
Tabel
LAMPIRAN 12
Persuratan
RIWAYAT HIDUP
Salsabilah Nadhifah, lahir di Barru, pada tanggal 29 Mei 1998.
Anak ketiga dari empat bersaudara, buah kasih sayang pasangan
suami istri sunusi dan Hamang.Penulis menempuh pendidikan di
SDN PACCIRO pada tahun 2004 sampai selesai. Pada tahun 2010, penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tanete Riaja, dan selesai pada tahun 2013
Penulis kemudian melanjutkan pendididkan di SMA Negeri 1 Tanete Riaja dan
selesai pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Makassar program Strata – 1 Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan selesai pada tahun 2020.