i
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN HELP ME BOX
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MURID PADA MATERI
KEBERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA KELAS IV SD 96
MANNANTI KECAMATAN TELLULIMPOE KABUPATEN SINJAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Nasri Adlani
10540 1120 716
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Nama : Nasri Adlani
NIM : 10540 11207 16
Program Studi : Strata Satu (S1)
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Media Help Me Box Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Murid Pada Materi
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Kelas IV SD 96
Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 21 Agustus 2020
Yang Membuat Pernyataan
Nasri Adlani
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nasri Adlani
NIM : 10540 11207 16
Program Studi : Strata Satu (S1)
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Media Help Me Box Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Murid Pada Materi
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Kelas IV SD 96
Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas
3. Saya tidak akan melakukan penjiblakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 21 Agustus 2020
Yang Membuat Pernyataan
Nasri Adlani
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Bersikap haruslah seperti mawar, meskipun penuh duri, yang
ditangkap mata tetap indahnya”
Panjang umur untuk hal-hal baik
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku tercinta, saudaraku, keluargaku,
Guru, dan teman-teman atas keikhlasan dan doanya dalam
Mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
vi
ABSTRAK
Nasri Adlani. 2020. Pengaruh Penggunaan Media Help Me Box Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Murid Pada Materi Keragaman Suku Bangsa dan
Budaya Kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.
Skripsi, Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitam Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh
Nursalam sebagai Pembimbing I dan Syahribulan K sebagai Pembimbing II.
Masalah utama dalam penelitian yaitu bagaimanakah penerapan Media
Help Me Box untuk meningkatkan hasil belajar murid pada materi keragaman
suku bangsa dan budaya kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe
Kabupaten Sinjai. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh penerapan
Media Help Me Box untuk meningkatkan hasil belajar murid pada materi materi
keragaman suku bangsa dan budaya kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan
Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian Pre-
Eksperimental Design menggunakan desain penelitian One Group Pretest-Posttest
Design. Prosedur penelitian tahap persiapan, tahap pelaksanaan, menganalisis data
hasil belajar murid, aktifitas dan respon murid. Subjek dalam penelitian ini adalah
murid kelas IV SD 96 Mannanti sebanyak 15 orang .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hasil belajar 9 murid (60 %)
yang belum tuntas hasil belajarnya dan 6 murid (40 %) yang telah tuntas
belajarnya. Ini berarti ketuntasan belajar tidak memuaskan secara klasikal karena
nilai rata-rata 66,3 tidak mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70. Sedangkan
pada hasil Posttest dinyatakan semua murid dinyatakan tuntas. Ini berarti
ketuntasan belajar memuaskan secara klasikal karena nilai rata-rata 79,3 telah
mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media
Help Me Box berpengaruh terhadap hasil belajar Murid Kelas IV SD 96 Mannanti
Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.
Kata kunci : Media pembelajaran Help Me Box, Hasil belajar murid
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kehadiran Allah swt., karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai tugas dalam rangka
penyelesaian studi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan
judul “Pengaruh Penggunaan Media Help Me Box Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Murid Pada Materi Suku Bangsa dan Budaya Kelas IV SD 96
Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai“
Sebagai manusia yang tak luput dari berbagai kekurangan, banyak
kendala yang dihadapi dalam penyusunan skripsi ini, penulis ini telah banyak
mendapat bantuan dalam bentuk bimbingan, saran maupun dorongan dari
berbagai pihak. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
selayaknya apabila dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua
Ayahanda tercinta Achmad dan Ibunda tersayang Darmawati yang telah berjuang,
berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses
pencarian ilmu, saudara-saudaraku, serta seluruh keluargaku yang telah
memberikan motivasi dan doa restunya selama penyusunan skripsi, serta penulis
viii
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. H. Nursalam, M.Si dan Dra.
Hj. Syaribulan K., M.Pd, pembimbing I dan Pembimbing II yang telah
membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse,
M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyiapkan
sarana dan prasarana sehingga kegiatan perkuliahan dapat dilaksanakan dengan
baik, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin
penelitian kepada penulis, Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd Ketua Prodi PGSD FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar. Serta seluruh dosen dan para staf pegawai
dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis sejak masuk kuliah sampai sekarang.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman
seperjuangan angkatan Dewantara PGSD 2016 , yang selalu memberikan bantuan
serta dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan, Semoga segala bantuan,
motivasi, bimbingan dan doa dari berbagai pihak senantiasa mendapatkan berkah
dan rahmat dan ilahi rabbi.
Makassar, 16 Agustus 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... .... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ .... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... .... iii
SURAT PERNYATAAN ....................................................................... .... iv
SURAT PERJANJIAN .......................................................................... .... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... .... vi
ABSTRAK ................. ............................................................................ .... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ .... viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL ..... ............................................................................ .... xii
DAFTAR GAMBAR . ............................................................................ .... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... .... xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 9
A. Kajian Pustaka .................................................................... 9
1. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 9
2. Pengertian Belajar.......................................................... 10
3. Hasil Belajar .................................................................. 11
4. Ilmu pengetahuan sosial ................................................. 13
5. Hakikat Media Pembelajaran ......................................... 15
6. Media Help Me Box ...................................................... 18
B. Kerangka Pikir ..................................................................... 21
x
C. Hipotesis Penelitian ............................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 24
A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................. 24
1. Jenis Penelitian .............................................................. 24
2. Desain Penelitian ........................................................... 25
B. Populasi dan Sampel ............................................................ 25
1. Populasi ......................................................................... 25
2. Sampel........................................................................... 26
C. Definisi Operasional Variabel .............................................. 26
D. Instrumen Penelitian ............................................................ 27
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 28
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 34
A. Hasil Penelitian ................................................................. 34
1. Pre Test ...................................................................... 34
2. Post Test .................................................................... 37
3. Menentukan harga t .................................................... 39
B. Pembahasan ...................................................................... 45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 49
A. SIMPULAN .......................................................................... 49
B. SARAN ................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 25
Tabel 3.2 Sampel Penelitian SD 96 Mannanti ............................................... 26
Tabel 3.3 Tabel Kategori Penilaian ............................................................... 31
Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar .......................................................... 34
Tabel 4.2 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar .................... 35
Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pre-Test ................................. 36
Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar ............................................................ 37
Tabel 4.5 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Post-Test .... 38
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Post-Test ............................... 39
Tabel 4.7 Analisis Skor Pre-Test dan Post-Test ............................................. 40
Tabel 4.8 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid ............................. 42
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir .............................................................. 22
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I RPP
Lampiran II RPP
Lampiran III Pretest & Postest
Lampiran IV Daftar Hadir
Lampiran V Skor Nilai Pretest
Lampiran VI Perhitungsn untuk Mencari Mean (rata-rata) Nilai Pretest
Lampiran VII Skor Nilai Posttest
Lampiran VIIIPerhitungsn untuk Mencari Mean (rata-rata) Nilai Posttest
Lampiran IX Analisis skor pretest dan postest
Lampiran XII Distribusi Nilai ttabel
Lampiran XIII Hasil Analisis Data Aktivitas
Lampiran XIV Persuratan
Lampiran XV Hasil Kerja Murid
Lampiran XVI Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu bangsa yang hebat dapat di lihat dari sumber daya manusianya
(SDM) yang baik, sebab semua kegiatan yang terjadi dalam suatu Negara tak
lepas dari masyarakat yang ada di dalamnya. Salah faktor yang menentukan
kualitas kehidupan bangsa adalah pendidikan. Pendidikan memiliki peran
penting untuk menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas, damai, terbuka,
dan demokratis, dan semua dapat terwujud apabila sistem pedidikan berjalan
baik. Pendidikan merupakan usaha pembentukan dan pengembangan diri
manusia dalam sebuah proses tertentu.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Sistem
Pendidikan Nasional pada pasal 1 disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar murid secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pendidikan di Indonesia tidak lepas dari dua hal yaitu belajar dan
pembelajaran. Belajar dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
oleh individu agar terjadi perubahan dalam dirinya. Seseorang dapat
dikatakan belajar jika dalam diri orag tersebut terjadi sautu aktifitas yang
2
2
mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat di amati relatif lama
(Baso dan Nasrun Hasan, 2017: 4 ).
E.R. Hilgard (Susanto, 2019: 4) mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Gagne
(Susanto, 2019:1) mengemukakan bahwa belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu proses dimana suatu organisme merubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Menurut B. F. Skinner (Baso dan Nasrun Hasan, 2017:
7) menjelaskan “Belajar merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah
laku yang berlangsung secara progressif ”. Dengan di lakukannya belajar
tersebut, maka individu yang mulanya tidak mampu melakukan sesuatu
menjadi mampu melakukannya. Sedangkan pembelajaran itu sendiri
adalah suatu kegitan yang dirancang oleh guru untuk membantu dan
membimbing murid dalam memperoleh informasi agar dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan pada suatu lingkungan belajar baik di kelas
maupun luar kelas.
Menurut Corey 1986 (Baso dan Nasrun Hasan, 2017: 25)
menjelaskan “Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang dikelola secara disengaja untuk memungkinkan ia turut serta
dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu”. Dalam sebuah
pembelajaran diharapkan terjadinya sebuah perubahan pada murid, baik
berupa pengetahuan, pemhaman, keterampilan, atau sikap. Perubahan ini
3
3
merupakan hasil dari usaha belajar murid dan mengajar guru. Tetapi dalam
perubahan tersebut, seringkali muncul sebuah kendala. Salah satu kendala
yang kerap timbul ialah pemahaman yang di peroleh murid ternyata sulit
digali kembali dari ingatan pada saat dibutuhkan murid saaat terjadi
ulangan atau pada saat guru bertanya pada murid tentang materi yang telah
diajarkan.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah mata
pelajaran IPS. IPS merupakan mata pelajaran yang dapat memberikan
wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun
global sehingga mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya.
Di masa yang akan datang peserta didik akan mengalami dan menghadapi
tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami
perubahan. Oleh karena itu, perancangan mata pelajaran IPS di Sekolah
Dasar hendaknya disusun untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat
yang menghargai sejarah, budaya bangsa, dalam memasuki kehidupan
masyarakat yang selalu mengalami perubahan tersebut,terutama dari segi
gaya hidup. Murid harus merasakan adanya sesuatu kebutuhan untuk
belajar dan berprestasi,ia harus berusaha mengerahkan segala upaya untuk
mencapainya.
Hasil IPS, bisa disebut aneh bin ajaib sebab mata pelajaran yang dianggap
mudah, justru nilainya rendah. Seharusnya hal yang mudah membuat nilai
4
4
membuncah, semua mendapat nilai di atas delapan. Para guru sebagai ujung
tombak pendidikan sering dihadapkan pada permasalahan rendahnya kualitas
hasil belajar murid. Hal ini dapat dicermati dari tiap-tiap hasil tes formatif
maupun tes sumatif nilai IPS selalu ada di bawah nilai pelajaran lainnya.
Ada banyak hal yang menyebabkan rendahnya nilai IPS. Di antara
yang menjadi penyebab rendahnya nilai itu bisa datang dari murid, guru
atau sarana dan prasarana belajar. Dari berbagai variabel dalam strategi
pelaksanaan pendidikan di sekolah, variabel guru merupakan variabel yang
paling dominan. Sayangnya, para guru tidak menyadari akan hal tersebut.
Jika nilai murid rendah, mungkin guru akan menyalahkan muridnya,
karena malas belajar atau dianggap memiliki intelektualitas yang rendah.
Guru tidak melakukan instropeksi diri dan dibiarkan murid tenggelam
dalam nilai yang tidak signifikan.
Banyak murid yang beranggapan bahwa IPS adalah mata pelajaran
yang membosankan karena identik dengan hafalan pada setiap materi yang
diajarkan dan harus menggunakan pemikiran yang kuat, karena banyaknya
teori yang harus dipahami terutama pemahaman murid di SD 96 Mannanti
Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Pada kenyataannya masih
banyak guru yang melakukan pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran, kalaupun ada
media pembelajaran biasanya media yang digunakan kurang menarik
perhatian murid atau tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam
5
5
situasi yang demikian, maka peran guru dan buku-buku teks masih
merupakan sumber belajar yang utama. Cara-cara seperti ini cenderung
membuat murid lebih cepat bosan dalam belajar IPS.
Oleh sebab itu keterlibatan murid dalam pembelajaran yang aktif
masih belum menyeluruh. Hanya beberapa murid yang dapat dihitung
dengan jari mampu mengikuti pembelajaran dengan aktif selama
pembelajaran IPS berlangsung. Mayoritas murid lebih aktif melakukan
aktivitasnya sendiri berbicara dengan temannya di dalam kelas.
Berdasarkan observasi yang dilakakan peneliti ditemukan beberapa kondisi
yaitu kurang optimalnya proses pembelajaran antara guru dan murid,
sehingga mengakibatkan kurangnya keaktifan murid dalam mengikuti
pembelajaran sehingga Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70%
tidak dapat terpenuhi. Permasalahan tersebut didukung dengan perolehan
hasil belajar IPS kelas VI SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe
Kabupaten Sinjai yang memiliki rerata rendah yaitu 67, ditunjukkan
dengan data, dari 15 siswa terdapat 7 siswa (46%) yang mendapatkan nilai
diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, sedangkan sisanya 8
siswa (54%) nilainya dibawah KKM.
Dalam pembelajaran IPS murid harus diperhatikan tentang
kecenderungan-kecendurangan yang dimiliki dan dialami murid. Apalagi
dalam pembelajaran kajian sejarah, murid cenderung tidak memperhatikan
dan merasa bosan. Maksudnya, murid merasa kaku karena pembelajaran
6
6
yang monoton. Pendapat ini tentu saja tidak seutuhnya benar. Murid pada
usia itu sesungguhnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan mereka
sudah memiliki sedikit dasar pengetahuan. Murid memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi, terlebih dalam pembelajaran sejarah dan geografi, tentu
banyak hal yang menarik yang ingin diketahui murid.
Salah satu cara yang dianggap dapat meningkatkan pemahaman
murid adalah dengan diperlukannya sebuah media pembelajaran yang tepat
agar murid dapat berperan aktif dalam pembelajaran dan menurut peneliti
media pembelajaran yang tepat digunakan pada materi IPS adalah Help
Me Box. Penggunaan media ini digunakan agar dapat memotivasi dan
meningkatkan hasil belajar murid dalam mempelajari IPS. Media Help Me
Box merupakan media sederhana yang dapat menarik minat dan
meningkatkan pemahaman murid dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pemahaan di atas peneliti merasa tertarik untuk
mengangkat sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Media Help Me Box Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Murid Pada
Materi Suku Bangsa dan Budaya Kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan
Tellulimpoe Kabupaten Sinjai’’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis
merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
7
7
Bagaimanakah pengaruh penggunaan media Help Me Box untuk
meningkatkan hasil belajar murid pada materi suku bangsa dan budaya
kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai?
C. Tujuan Penelitian
Dalam rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
“Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Help Me Box untuk
meningkatkan hasil belajar murid pada materi suku bangsa dan budaya
kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai”.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
penelitian selanjutnya untuk dijadikan bahan informasi dan menambah
wawasan tentang pengaruh penerapan Media Help Me Box dalam
meningkatkan hasil belajar murid pada materi suku bangsa dan budaya .
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis yang dapat dipetik diantaranya, yaitu:
a. Bagi guru
8
8
Untuk menumbuhkan kreatifitas guru dalam membuat dan menggunakan
berbagai media pembelajaran suku bangsa dan budaya agar meningkatkan
hasil belajar murid.
b. Bagi murid
Untuk menumbuhkan minat murid dan hasil belajar dalam pembelajaran
suku bangsa dan budaya.
c. Bagi sekolah
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada sekolah yang
bersangkutan.
d. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan atau pengalaman dalam melakukan penelitian,
memberikan gambaran sebagai calon guru tentang penggunaan media
pembelajaran Help Me Box, dan sebagai acuan.
e. Bagi pembaca
Untuk menambah wawasan dan motivasi pembaca untuk lebih kreatif dan
inovatif dalam pembuatan media meteri .
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelusuran yang dilakukan terhadap hasil-hasil kajian yang telah ada,
nampaknya penelitian ini bukan pertamakali dilakukan, tetapi telah banyak
penelitian yang mengkaji tema tentang media pembelajaran. Di antara hasil
kajian telah banyak dipublikasikan baik melalui buku, jurnal maupun
makalah. Media pembelajaran memang menjadi kajian yang menarik
pemerhati pendidikan, karena perananya yang begitu besar yaitu
menyampaikan informasi belajar sekaligus dapat memperlancar interaksi
antara guru dengan murid sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif
dan efisien.
Penelitian mengenai media pembelajaran pendidikan banyak diteliti
oleh para peneliti antara lain: Widiyarini (2017) dengan judul
“Pengembangan Media PUTREN BOOK Pada Materi Keragaman Suku
Bangsa dan Budaya Jawa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV
SD Negeri Manjang Kabupaten Pati”. Dari hasil penelitian media Putren
Book Pembelajaran keragaman suku bangsa dan budaya yang dihasilkan
mampu mempermudah proses pembelajaran. Belva H (2015) dengan judul
“POBUNDO (Pop-Up Budaya Indonesia) Sebagai Media Pembelajaran
Berbasis Kebudayaan Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Dari hasil
10
10
penelitian menunjukkan bahwa Pubondo dapat diterapkan sebagai media
pembelajaran untuk mempermudah memahami pembelajaran kebudayaan.
Terdapat persamaan dan perbedaan dari hasil penelitian relevan yang
telah diteliti dan penulis ingin teliti yaitu, persamaan terdapat pada penelitian
tentang keragaman suku bangsa dan budaya. Sedangkan perbedaannya
terdapat pada penggunaan media pembelajaran yang berbeda. Media yang
digunakan penulis adalah media Help Me Box. Berdasar pengetahuan penulis
media ini belum pernah dijadikan sebagai media dalam penelitian tentang
keragaman suku bangsa dan budaya di sekolah dasar. Media Help Me Box
merupakan modivikasi dari media Tiga Dimensi yang akan penulis uji coba
pada penelitian ini.
2. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya (Arsyad, 2019: 1). Seseorang dapat
dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktifitas yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif lama (Baso
dan Nasrun Hasan 2017: 4 ).
Menurut B. F. Skinner 1958 (Hasan 2017: 7) menjelaskan “ Belajar
merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung
secara progressif ”. Dengan dilakukannya belajar tersebut, maka individu
yang mulanya tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu
melakukannya. Sedangkan pembelajaran itu sendiri adalah suatu kegitan yang
dirancang oleh guru untuk membantu dan membimbing murid dalam
11
11
memperoleh informasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada
suatu lingkungan belajar baik di kelas maupun luar kelas.
Menurut Corey 1986 (Baso dan Nasrun Hasan 2017: 25) menjelaskan
“Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola
secara disengaja untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respon
terhadap situasi tertentu juga. Huda (2010: 110) mengatakan bahwa
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam sebuah pembelajaran
diharapkan terjadinya sebuah perubahan pada murid, baik berupa
pengetahuan, pemhaman, keterampilan, atau sikap. Perubahan ini merupakan
hasil dari usaha belajar murid dan mengajar guru.
3. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah
mengkuti proses belajar mengajar (Kunandar, 2015: 62). Purwanto (Putri,
2018: 49) mengatakan bahwa hasil belajar seringkali digunakan untuk ukuran
dalam mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah
diajarkan. Setyosari (Mudlofir dan Evi Fatimatur Rusydiyah, 2017: 240)
mengatakan bahwa adapun faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar
adalah :
1. Sifat belajar (pesrta didik)
12
12
Sifat atau karakteristik murid adalah hal yang menentukan
seberapa jauh pembelajaran dilaksanakan. Perbedaan karakteristik
murid akan menentukan pemilihan media apa yang akan digunakan
dalam kelas.
2. Perbedaan tugas belajar (murid)
Tugas yang diberikan murid dapat memenngaruhi hasil belajar
mereka, dengan kata lain hasil belajar yang diperoleh murid tergantung
pada tugas yang diberikan guru.
3. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran berimplikasi terhadap hasil belajar murid.
Guru yang kreatif dalam menggunakan metode terbukti dapat
memberikan stimulus murid dalam belajar, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa penerapan metode yang variatif berpengaruh terhadap
motivasi dan prestasi belajar murid.
Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan sesuatu yang sangat
penting dan strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan penilaian
hasil belajar maka dapat di ketahui seberapa besar keberhasilan peserta
didik telah menguasai kompetensi atau materi yang telah di jarkan oleh
guru. Melalui penilaian juga dapat di jadikan acuan untuk melihat tingkat
keberhasilan guru dalam pembelajaran. Dengan penilaian hasil belajar
yang baik akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam perbaikan
kualitas proses belajar mengajar dan pada akhirnya tujuan pendidikan tidak
akan tercapai.
13
13
4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menurut Zuraikh dalam (Susanto, 2019: 149), hakikat IPS adalah
harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik dimana para
anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional
dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai-
nilai.
Pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan bidang studi yang
mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya
dalam masyarakat. Tujuan pelajaran ips tentang kehidupan masyarakat
manusia dilakukan secara sistematik. Dengan demikian, peranan ips
sangat penting untuk mendidik murid mengembangkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam
kehidupannya kelak sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang
baik. Tujuan ini memberikan tanggungjawab yang berat kepada guru
untuk menggunakan banyak pemikiran dan energi agar dapat
mengajarkan ips dengan baik.
IPS merupakan salah satu komponen mata pelajaran yang diajarkan
di SD. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial,
seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.
IPS juga merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari
isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, antropologi, fisafat, dan psikologi sosial.
14
14
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Susanto (2019: 155) ada beberapa tujuan pendidikan IPS yang
menggambarkan bahwa pendidikan IPS merupakan bentuk pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap yang memungkinkan anak berpartisipasi
dalam kelompoknya, baik itu keluarga, teman bermaian, sekolah,
masyarakat yang lebih luas, bangsa, dan negara.
Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangjan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang
terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari
baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Secara penrinci, Mutakin 1998 (Susanto 2019: 156) merumuskan
tujuan pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut:
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan
metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu soal yang kemudian dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
3. Mampu menggunakan model-modal dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat.
15
15
4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan maslah-masalah sosial, serta
mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil
tindakan yang tepat.
5. Mampu mengembangkan sebagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung
jawab membangun masyarakat.
5. Hakikat Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah alat penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Gerlach dan Ely, 1997 ( Arsyad, 2019 : 3) mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat murid mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap. Wardhani (2017) media pembelajaran mampu
mempengaruhi perubahan tingkah laku murid serta dapat menumbuhkan
semangat dan minat belajar. Media merupakan wahana penyuluhan informasi
belajar atau penyaluran pesan berupa materi ajar oleh guru kepada murid
sehingga murid menjadi tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan (Baso,
2017 : 65) dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah
merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap,, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.
16
16
Kata pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris
yaitu instruction yang diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan
murid yang berlangsung secara dinamis. Pembelajaran adalah proses interaksi
murid dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat tetjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercaayaan pada murid. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu murid agar dapat belajar dengan
baik.
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
menyampaiakan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif, dimana penerima pesan
(murid) dapat melakukan proses belajar yang efektif dan efisien.
b. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran
Menurut Hamalik (Arsyad, 2019: 19) mengatakan “ pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap murid. Media berfungsi untuk tujuan intruksi di mana informasi
yang terdapat dalam media itu harus melibatkan murid baik dalam benak atau
mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata hingga pembelajaran dapat
terjadi.
17
17
Encyclopedia of Education Reseacrch dalam Hamalik (Arsyad, 2019:
28-29) merincikan manfaat media sebagai berikut:
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir , oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
2. Memperbesar perhatian murid.
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh
kerena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dikalangan murid.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui
gambar hidup.
6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain,
dan membantu efesiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Penggunaan media dalam mengkomunikasikan pesan kepada murid
mengalami perkembangan yang lebih lanjut dari fungsi komunikasi
bergeser kepada fungsi keterlibatan langsung dan interaksi antara murid
dengan media pengajaran yang sering disebut sumber belajar. Walaupun
tanpa didampingi guru murid dapat melibatkan diri secara langsung
(berinteraksi) dengan media sebagai sumber belajar untuk mengkaji pesan-
pesan yang terkandung di dalamnya.
6. Media Help Me Box
18
18
Afifatunnisa (2014) mengatakan Media tiga dimensi ialah sekelompok
media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional.
Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun
mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda
asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa
langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia
sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit
untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke
tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi
sebagai media pembelajaran yang efektif.
Help Me Box merupakan modivikasi dari media tiga dimensi yang
berbentuk box yang didalamnya terdapat beberapa pertanyaan yang harus di
jawab oleh murid.
a. Keuntungan Menggunakan Media Help Me Box
Media pembelajaran pasti mempunyai keuntungan yang berbeda-beda.
Keuntungan guru menggunakan media Help Me Box ini yaitu guru dapat
membuatnya sendiri dan dapat menentukan topik yang sesuai dan dapat
menumbuhkan rasa penasaran murid dalam menjawab pertayaan . Beberapa
keuntungan menggunakan Help Me Box yang meliputi :
1. Karena Help Me Box berukuran besar, murid dapat melihat dan mengamati
dengan jelas. Hal tersebut akan menarik bagi murid.
19
19
2. Help Me Box merupakan suatu media permainan yang membuat murid
tertarik dalam menggunakannya.
3. Murid akan dibantu berpikir kritis untuk menjawab pertanyaan yang
terdapat dalam media Help Me Box.
4. Help Me Box menumbuhkan imajinasi murid dalam menentukan suatu
jawaban.
5. Help Me Box merupakan hal baru yang akan membuat murid tertarik dan
mempunyai rasa ingi tahu yang tinggi terhadap apa yang ada didalamnya.
b. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan Media Help Me Box
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media Help Me Box
memilliki perbedaan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Langkah-
langkah pembelajaran dengan menggunakan Help Me Box meliputi:
1. Guru membuat Help Me Box sendiri dan menentukan pertanyaan terkait
materi yang di ajarkan.
2. Guru menjelaskan cara bermain dengan menggunakan media Help Me
Box.
3. Saat Help Me Box digunakan untuk mengajar, pertama-tama guru
memperlihatkan media dan membuat murid memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi.
4. Selanjutnya, guru memperlihatkan cara mengambil pertanyaan pada sisi
box dengan cara memutar roda yang akan memberikan pertanyaan secara
acak.
20
20
5. Setelah murid mendapatkan pertanyaan guru membacakan pertanyaan
tersebut di depan murid.
6. Setelah itu murid memilih jawaban dan guru mempersilakan murid untuk
menekan tombol pada media.
7. Jika lampu menyala maka jawaban murid benar sebaliknya, jika lampu
tidak menyala maka jawaban murid salah.
c. Berikut adalah langkah-langkah membuat Help Me Box selain
langkah-langkah yang telah dijelaskan diatas :
1. Menyiapkan karton maket, pelekat, kertas karton, kain flannel, bola lampu,
saklar, beterai, kabel dan stik eskrim.
2. Potong karton maket menjadi persegi lalu bentuk kotak atau box.
3. Bungkus box dengan menggunakan kertas karton.
4. Membuat miniatur rumah adat dari stik eskrim sebagai isian dalam box.
5. Rangkai bola lampu dan saklar pada box.
6. Box dibagi menjadi dua ruang. Ruang depan pada box dihias dan bagian
belakang dijadikan tempat untuk mengontrol nyala lampu.
B. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran IPS utamanya keragaman suku bangsa dan budaya
di sekolah dasar selama ini lebih ditekankan kepada penguasaan bahan atau
materi yang sebanyak mungkin, sehingga suasana belajar bersifat kaku, dan
terpusat pada satu arah serta tidak memberikan kesempatan bagi murid untuk
belajar lebih aktif.
21
21
Disusunlah kerangka pikir untuk memudahkan peneliti. Pembelajaran
keragaman suku bangsa dan budaya, terlebih dahulu dilakukan dalam
penelitian adalah melakukan pretest kepada subjek yang diteliti sebelum
diberikan perlakuan dengan menggunakan media Help Me Box dalam
meningkatkan hasil belajar murid. Setelah diketahui hasil belajar sebelum
menggunakan media Help Me Box, selanjutnya peneliti menggunakan media
Help Me Box dalam meningkatkan hasil belajar murid. Kemudian dilakukan
Posttest untuk mengetahui hasil belajar murid menggunakan media Help Me
Box setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan media Help Me Box
dalam pembelajaran keragaman suku bangsa dan budaya. Pelaksanaan
pembelajaran keragaman suku bangsa dan budaya dengan menggunakan
media Help Me Box dapat membuat murid lebih antusias dalam pembelajaran
yang menyenangkan.
Penggunaan media Help Me Box dalam pembelajaran keragaman suku
bangsa dan budaya menggunakan media Help Me Box ini diharapakan murid
lebih termotivasi untuk belajar sehingga konsep-konsep pembelajaran
keragaman suku bangsa dan budaya menggunakan media Help Me Box
utamanya dalam peningkatan hasil belajar murid dapat tertanam dengan baik.
Setelah itu dilakukan uji tes untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh penerapan media pembelajaran Help Me Box meningkatkan hasil
belajar murid dari pretest dan posttest.
Proses Belajar Mengajar IPS
Pembelajaran keragaman suku bangsa dan budaya
22
22
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah diuraikan,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan media Help Me Box
dapat meningkatkan hasil bejarar IPS murid SD 96 Mannanti Kecamatan
Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.
Pretest
Media Help Me Box
Hasil
Posttest
Analisis
Berpengaruh
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:107) ”penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment)
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian
eksperimen (eksperimental research) merupakan kegiatan penelitian yang
bertujuan untuk menilai suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan
terhadap subjek/objek penelitian untuk menguji hipotesis”.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan one group
pretest posttest design. Penelitian ini tidak menggunakan kelas
pembanding namun sudah menggunakan tes awal sehingga besarnya efek
atau pengaruh penggunaan metode resitasi dapat diketahui secara pasti.
Penelitian ini dilakukan dengan mengimplementasikan media
pembelajaran Help Me Box pada mata pelajaran IPS SD 96 Mannati
kecamatan Tellulimpoe kabupaten Sinjai.
2. Desain Penelitian
a. Variabel
Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori yaitu:
a) Variabel Indepanden/bebas (X) :Penggunaan media Help Me Box
b) Variabel Dependen/terikat (Y) : Hasil belajar murid
24
24
b. Desain
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis One-Group
Pretest-Posttest Design. Pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberikan
perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Desain ini dapat digambarkan seperti berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Pretest Variabel terikat Posttest
O1 X O2
Sumber : Sugiyono (2017: 111)
Keterangan :
O1 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
O2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
X = Perlakuan
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi menurut sugiyono (2017: 117), menyatakan bahwa populasi
adalah wilayah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populsi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek
yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
subjek atau objek itu.
25
25
Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas IV yang berjumlah 15
orang SD 96 Mannanti kecamatan Tellulimpoe kabupaten Sinjai tahun ajaran
2020/2021.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2017: 118) adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penarikan sampel
yang dilakukan dengan cara purposive (purposive sample). Murid yang
dijadikan sampel adalah seluruh murid kelas IV SD Inpres 96 Mannanti
Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian SD 96 Mannanti
Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Murid Laki-Laki Perempuan
IV 7 8 15
(Sumber: Dokumentasi jumlah murid SD 96 Mannanti Kecamatan
Tellulimpoe Kabupaten Sinjai Tahun Ajaran 2020-2021)
C. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diamati, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
penggunaan media Help Me Box dalam pembelajaran IPS sebagai variabel
bebas (dependen), sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar sebagai
variabel terikat (independen). Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran
mengenai variabel dalam penelitian ini, maka peneliti memperjelas defenisi
operasional variabel yang dimaksud, yaitu :
26
26
1. Help Me Box adalah media pembelajaran yang berbentuk box yang
didalamnya terdapat beberapa pertanyaan yang harus di jawab oleh murid
untuk menyelamatkan rekan setimnya.
2. Hasil belajar murid merupakan sesuatu yang sangat penting dan strategis
dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan penilaian hasil belajar maka
dapat diketahui seberapa besar keberhasilan murid telah menguasai
kompetensi atau materi yang telah di jarkan oleh guru.
D. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Pedoman observasi merupakan alat yang digunkan dalam mengamati
secara langsung objek yang ada hubungannya dengan penelitian. Dalam
hal ini, peneliti melakukan pengamatan secara langsung untuk mengetahui
aktivitas belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti kecamatan Tellulimpoe
kabupaten Sinjai. Adapun yang di observasi yaitu murid yang hadir
memperhatikan penjelasan guru, murid yang aktif menjawab pertanyaan
guru. Alat yang digunakan untuk mengobservasi berupa lembar observasi
kegiatan murid yang terdapat pada lampiran.
2. Dokumentsi
Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan data
yang sudah ada.
27
27
3. Angket
Angket respon murid untuk mengetahui tanggapan murid selama
pembelajaran dengan penerapan media pembelajaran Help Me Box dan
sebelum penerapan media pembelajaran Help Me Box. Aspek respon
murid menyangkut suasana belajar, minat mengikuti pelajaran berikutnya,
dan cara-cara guru mengajar serta saran–saran.
4. Tes
Tes pemahaman murid dibagi menjadi 2 jenis yaitu Pretest dan
Posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui pemahaman yang dimiliki
oleh murid sebelum digunakan Media Help Me Box, posttest untuk
mengetahui pemahaman yang dimiliki oleh murid setelah penggunaan
Media Help Me Box.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah ketetapan cara-cara yang digunakan
oleh peneliti. Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan beberapa
metode yaitu:
1. Metode Observasi
Peneliti meggunakan observasi partisipan misalnya, peneliti dapat
berperan sebagai guru,ia dapat mengamati bagaimana perilaku guru dan
murid dalam pembelajaran, bagaimana semangat belajar murid,bagaimana
hubungan satu guru dengan guru lain.
2. Metode Dokumentasi
28
28
Peneliti meggunakan Metode dokumentasi dengan menggunakan data-data
yang sudah ada seperti laporan bulanan sekola, laporan tahunan, dan jurnal
guru.
3. Angket
Peneliti menggunakan angket dengan tehnik jawaban benar-salah untuk
mengetahui respont murid.
4. Tes
Peneliti menggunakan tes atau pertanyaan seputar materi yang
disampaikan untuk menguji pemahaman murid.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif eksperimen
menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk
analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial
(Sugiyono, 2017: 207). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis statistik deskriptif.
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan metode
interpretasi skor, metode ini digunakan untuk mengkaji variabel penggunaan
media Help Me Box dan hasil belajar murid. Hasil skor yang berupa angka
akan diinterpretasikan secara kuantitatif. Jadi skor pada skala yang
menghasilkan data berupa data interval, akan diinterpretasikan ke dalam
kategori skor yang merupakan data ordinal.
29
29
Setelah menganalisa tes hasil belajar murid untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh penggunaan media Help Me Box pada murid Kelas VI SD
96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe kabupaten Sinjai, dilakukan
perhitungan nilai rata-rata (mean), frekuensi dan persentase. Dengan rumus
untuk menghitung mean (nilai rata-rata) adalah sebagai berikut:
n
XiMe
Keterangan: Me = Mean (rata-rata)
∑ = Jumlah
Xi = Nilai X ke i sampai ke n
N = Banyaknya subjek
Sumber : Prasetyo (2017: 10)
Hasil belajar sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan
menggunakan media Help Me Box dapat dianalisis dengan teknik analisis
persentase dengan rumus sebagai berikut :
P = 𝑓
𝑁 x 100%
Keterangan : P = Persentase
F = Frekuensi yang dicari persentasenya
N = Jumlah subjek eksperimen
Dalam penelitian ini, untuk menyajikan penggunaan media Help Me
Box dan pembelajaran Keragaman suku bangsa dan budaya dibagi menjadi 5
kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Untuk
membuat skala atau rentang skor pada masing-masing variabel, harus
30
30
diketahui terlebih dahulu nilai maksimal, nilai minimal, mean, rentang, dan
standar deviasi.
Dalam analisis ini penelitian menetapkan tingkat kemampuan murid
dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang
dicanangkan oleh Dekdikbud (2003) yaitu :
Tabel 3.3. Tabel Kategori Penilaian
Nilai Kategori
0-54 Sangat Rendah
55- 64 Rendah
65-79 Sedang
80 - 89 Tinggi
90 -100 Sangat Tinggi
Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan
teknik statistik t (uji t). Dengan tahapan sebagai berikut:
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut:
a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = ∑ 𝑑
𝑁
Keterangan :
Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest
∑ 𝑑= jumlah dari gain (posttest dan pretest)
N = subjek pada sampel
31
31
b. Mencari harga “∑ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:
∑ 𝑋2𝑑 = ∑ 𝑑2 −(∑ 𝑑)2
𝑁
Keterangan :
∑ 𝑋2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi
∑ 𝑑 = jumlah dari gain (posttest dan pretest)
N =subjek dari sampel
c. Menentukan harga thitung dengan menggunakan rumus t-test
𝑡 =𝑀𝑑
√∑ 𝑥2𝑑
𝑁(𝑁 − 1)
Keterangan:
t = perbedaan dua mean
Md = perbedaan mean pre-test dan post-test
𝑥𝑑 = deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑ 𝑥2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi
N = jumlah subjek pada sampel
d. Menentukan harga ttabel
Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t
dengan taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan frekuensi (df) = 𝑁 − 1
e. Konsultasikan thitung dengan ttabel
tHitung > tTabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima, dan tHitung < tTabel
berarti H0 diterima dan H1 ditolak.
Kriteria pengujian jika :
32
32
a) Jika t Hitung > t Tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, berarti penggunaan
media Help Me Box berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar
murid kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten
Sinjai.
b) Jika t Hitung < t Tabel maka Ho diterima, berarti penggunaan media Help Me
Box tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar murid kelas IV
SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Pre Test
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD 96
Mannanti mulai tanggal 10 agustus – 15 agustus 2020, maka diperoleh
data-data yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat
diketahui hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti.
Adapun deskripsi secara kuantitatif skor hasil belajar Pre Test
sebelum diberikan perlakuan (treatment) dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut.
Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Murid kelas IV SD 96
Mannanti
Statistik Nilai Statistik
Jumlah murid
Nilai ideal
Nilai maksimum
Nilai minimum
Rentang nilai
Nilai rata-rata
15
100
85
45
40
66,3
Sumber: Data Statistik Skor hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti
34
34
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil
belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti setelah dilakukan Pre Test adalah
66,3 dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100. Skor maksimum 85
dari skor ideal 100, skor minimum 45 dari skor ideal 100, dan rentang skor
40 dari skor ideal 100 yang mungkin di capai. Skor rata-rata tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti berada
dalam kategori sangat rendah.
Hal ini disebabkan karena masih kurangnya perhatian murid
terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Apabila skor hasil belajar murid
kelas IV SD 96 Mannanti murid dikelompokkan kedalam 5 kategori maka
diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Murid
Kelas IV SD 96 Mannanti
No Skor Kategori Frekuensi Persentase
%
1
2
3
4
5
0 – 54
55 – 64
65 – 79
80 – 89
90– 100
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
3
2
8
2
-
20%
13%
54%
13%
JUMLAH 15 100%
Sumber: Data Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil belajar murid
kelas IV SD 96 Manannti
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh bahwa dari 15 orang jumlah murid
kelas IV SD 96 Mannanti Terdapat 3 murid (20 %) yang berada pada
35
35
kategori sangat rendah, 2 murid (13%) yang berada pada kategori rendah,
dan 8 murid (54%) yang berada pada kategori sedang dan 2 murid (13%)
yang berada pada kategori tinggi, dan tidak ada murid yang berada pada
kategori sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya minat
dan perhatian belajar murid serta proses pembelajaran yang tidak
menggunakan media pembelajaran.
Berdasarkan data hasil penelitian yang tercantum pada lampiran
maka persentase hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti pada Pre-test
dapat di lihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pre-test
Persentase Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
≤ 70
≥ 70
Tidak tuntas
Tuntas
9
6
60%
40%
JUMLAH 15 100 %
Sumber: Data Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pre-test
Berdasarkan tabel 4.3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti setelah dilakukan Pre-test
hasilnya 9 murid (60 %) yang belum tuntas hasil belajarnya dan 6 murid
(40 %) yang telah tuntas hasil belajarnya. Ini berarti ketuntasan belajar
tidak memuaskan secara klasikal karena nilai rata-rata 66,3 tidak mencapai
KKM yang diharapkan yaitu 70.
36
36
b. Post Test
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap murid
kelas IV SD 96 Mannanti setelah diberikan perlakuan. Perubahan tersebut
berupa hasil belajar yang datanya diperoleh setelah diberikan Post- test.
Perubahan tersebut dapat dilihat dari data berikut ini.
Adapun deskripsi secara kuantitatif skor hasil belajar Post-test
setelah diberikan perlakuan (treatment) dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Murid Kelas IV SD 96
Mannanti
Statistik Nilai Statistik
Jumlah murid
Nilai ideal
Nilai maksimum
Nilai minimum
Rentang nilai
Nilai rata-rata
15
100
90
70
20
79,3
Sumber: Data Statistik Skor hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean)
hasil belajar post test murid kelas IV SD 96 Mannanti setelah dilakukan
Post-test adalah 79,3 dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100. Skor
maksimum 90 dari skor ideal 100, skor minimum 70 dari skor ideal 100, dan
rentang skor 20 dari skor ideal 100 yang mungkin di capai. Skor rata-rata
37
37
tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar murid pada post test kelas IV SD
96 Mannanti dalam kategori tinggi.
Hal ini disebabkan karena meningkatnya perhatian murid terhadap
materi pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan media Help Me Box
pada materi keragaman suku bangsa dan budaya kelas IV SD 96 Mannati.
Apabila skor hasil belajar murid dikelompokkan kedalam 5 kategori maka
diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Post-
Test
No Skor Kategori Frekuensi Persentase %
1
2
3
4
5
0 – 54
55 – 64
65 – 79
80 – 89
90– 100
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
-
-
6
9
-
-
-
40 %
60 %
-
Jumlah 15 100 %
Sumber : Data Statistik Frekuensi dan Persentase Skor hasil belajar Post-test
murid kelas IV SD 96 Mananti
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh bahwa dari 15 orang murid kelas IV
SD 96 Mannanti .Tidak terdapat murid yang berada pada kategori rendah
dan sangat rendah, 6 murid (40 %) yang berada pada kategori sedang, dan 9
murid (60 %) yang berada pada kategori tinggi. Hal ini disebabkan
meningkatnya perhatian belajar murid.
38
38
Berdasarkan data hasil penelitian yang tercantum pada lampiran
maka persentase ketuntasan hasil belajar murid pada Post-test dapat di lihat
pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Post-test Murid Kelas IV
SD 96 Mannanti
Persentase Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
≤ 70
≥ 70
Tidak tuntas
Tuntas
-
15
-
100%
Jumlah 15 100
Sumber: Data Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Post-test murid kelas IV
SD 96 Mannanti
Berdasarkan tabel 4.6 di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti setelah dilakukan Post-test semua
murid dinyatakan tuntas. Ini berarti ketuntasan belajar memuaskan secara
klasikal karena nilai rata-rata 79,3 telah mencapai KKM yang diharapkan
yaitu 70.
c. Menentukan Harga t Tabel
Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “penggunaan media Help
Me Box dapat meningkatkan hasil bejarar murid SD 96 Mannanti
Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai” maka teknik yang digunakan
untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan
menggunakan uji-t. Data analisis skor pretest dan posttest dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
39
39
Tabel 4.7. Analisis skor Pretest dan Posttest
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
No. Murid (Pre-test) (Post-test) X2- X1 d²
1. NFL 50 75 25 625
2. RY 45 70 25 625
3. RYQ 45 70 25 625
4. YY 75 85 10 100
5. RMR 55 80 25 625
6. ZF 65 70 5 25
7. FAA 60 75 15 225
8. NF 70 85 15 225
9. MTJ 85 90 5 25
10. SA 80 90 10 100
11. AJA 75 80 5 25
12. NR 70 75 5 25
13. MZ 70 80 10 100
14. AF 75 85 10 100
15. AAR 75 80 5 25
Jumlah 995 1.190 195 3.385
40
40
Md = ∑ 𝑑
𝑁
=195
15
= 13
b. Mencari harga “∑ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:
∑ 𝑋2𝑑= ∑ 𝑑2 −(∑ 𝑑)2
𝑁
= 3.385 −(195)2
15
= 3.385 −38.025
15
= 3.385 − 2.281,7
= 1.103,3
c. Menentukan harga tHitung
t = 𝑀𝑑
√∑ 𝑋2𝑑
𝑁(𝑁−1)
= 13
√1.103,3
15(15−1)
= 13
√1.103,3
210
= 13
√5,253
= 13
2,291
= 5,674
41
41
d. Menentukan harga ttabel
Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan
taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan frekuensi (df) = 𝑁 − 1 = 15 – 1 = 14
maka diperoleh t0,05 = 1,761.
e. Konsultasikan thitung dengan ttabel
thitung =5,674> ttabel= 1,761
thitung> ttabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Ini berarti bahwa
berarti penggunaan media Help Me Box berpengaruh terhadap hasil
belajar IPS murid kelas IV SD 96 Mannanti.
2. Observasi Aktivitas Murid
Hasil pengamatan aktivitas murid dalam mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran Help Me Box selama 4 kali
pertemuan dinyatakan dalam persentase sebagai berikut
42
42
Tabel 4.8 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid
No Aktifitas Murid
Jumlah Murid
yang aktif pada
pertemuan
Rata-
rata % Kategori
1 Murid yang berdoa
sebelum pembelajaran
dimulai
P
R
E
T
E
S
T
15 15
P
O
S
T
E
S
T
15 100 Aktif
2 Murid yang hadir pada
saat pembelajaran 15 15 15 100 Aktif
3 Murid yang
memperhatikan
penjelasan guru
mengenai materi yang
pembelajaran
11 12 11,5 76,6 Aktif
4 Murid yang
mengajukan
pertanyaan kepada
guru
13 14 13,5 90 Aktif
5 Murid menjawab
pertanyaan guru 9 15 12 80 Aktif
6 Murid aktif mengikuti
game atau permainan 14 15 18,5 92,5 Aktif
7 Murid terampil
menjawab soal dari
permainan
9 15
12 80 Aktif
8 Murid menyampaikan
informasi yang didapat
didepan kelas
13 14 14,5 96,6 Aktif
43
43
9 murid yang mampu
menyimpulkan materi
pembelajaran pada
akhir pembelajaran
13 13 13
86,8 Aktif
Rata-rata 89,16 Aktif
Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan IV
menunjukkan bahwa :
a. Persentase murid yang berdoa sebelum pembelajaran dimulai
sebesar 100%.
b. Persentase murid yang hadir pada saat pembelajaran 100%.
c. Persentase murid yang memperhatikan penjelasan guru mengenai
materi yang pembelajaran 80%.
d. Persentase murid yang mengajukan pertanyaan kepada guru 90%.
e. Persentase murid yang menjawab pertanyaan guru 80%
f. Persentase murid yang aktif mengikuti game atau permainan
92,5%.
g. Persentase murid yang terampil menjawab soal dari permainan
80%.
h. Persentase murid yang menyampaikan informasi yang didapat
didepan kelas 96,6%.
i. Persentase murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran
pada akhir pembelajaran 86,8%.
44
44
j. Rata-rata persentase aktivitas murid terhadap pelaksanaan
pembelajaran IPS dengan menggunakan media Help Me Box yaitu
89,16%.
Sesuai dengan kriteria aktivitas murid yang telah ditentukan
peneliti yaitu murid dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika
jumlah murid yang aktif ≥75% baik untuk aktivitas murid perindikator
maupun rata-rata aktivitas murid, dari hasil pengamatan rata-rata
persentase jumlah murid yang aktif melakukan aktivitas yang
diharapkan yaitu mencapai 89,16% sehingga dapat disimpulkan bahwa
aktivitas murid dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan
media pembelajaran Help Me Box telah mencapai kriteria aktif.
B. Pembahasan
Untuk menganalisis hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti
perlu diketahui terlebih dahulu data awal sebelum perlakuan dan sesudah
perlakuan. Sebelum perlakuan, kegiatan proses belajar mengajar yang
dilakukan peneliti pada murid Kelas IV SD 96 Mannanti belum
menggunakan media Help Me Box setelah itu, peneliti memberikan tes
(Pretest) sedangkan pada saat perlakuan (Treament) peneliti menerapkan
media Help Me Box pada saat proses belajar mengajar. Kemudian diberi tes
(post test) dengan tetap menggunakan media media Help Me Box untuk
memperoleh data hasil belajar.
45
45
Pada bagian ini diuraikan cara analisis data penelitian penerapan
dengan menggunakan media Help Me Box dalam meningkatkan hasil belajar
murid kelas IV SD 96 Mannanti kecamatan Tellulimpoe kabupaten Sinjai.
Adapun langkah-langkanya sebagai berikut: (1) Memberi Nilai secara
individu, (2) Menentukan nilai rata-rata pre test dan post test, (3)
Menentukan persentase (4) menggunakan (uji)- t yang meliputi langkah-
langkah sebagi berikut,
(a) mencari harga mean dari perbedaan pretest dan post test.
(b) Mencari harga jumlah kuadrat deviasi
(c) Mencari hatga t Hitung
(d) Menetukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang di
signifikan
(e) Membuat menentukan t table
(f) Membuat kesimpulan
Berdasarkan tabel ststistik skor hasil belajar murid kelas IV SD 96
Mannanti yang terlampir pada hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa
skor rata-rata (mean) hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti setelah
dilakukan Pre Test adalah 66,3. Skor rata-rata hasil belajar murid kelas IV
SD 96 Mannanti berada dalam kategori rendah. Karena tidak mencapai
KKM yang telah di tentukan di SD 96 Mannanti, yaitu <70.
Untuk mengetahui pengaruh penerapan media Help Me Box murid
kelas IV SD 96 Mannanti, peneliti memberikan Post-test. Berdasarkan tabel
46
46
statistik skor hasil belajar pada post-test murid kelas IV SD 96 Mannanti
yang terlampir pada hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa skor rata-
rata (mean) hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti, setelah dilakukan
Post-test adalah 79,3. Skor rata-rata tersebut menunjukkan bahwa hasil
belajar pada Post- Test murid kelas IV SD 96 Mannanti dalam kategori
tinggi.
Berdasarkan hasil nilai dari Post-test menunjukkan bahwa hasil
belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti mencapai nilai KKM yang telah di
tentukan yaitu <70. Hal ini disebabkan karena meningkatnya perhatian
murid terhadap materi pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan Help
Me Box. Sedangkan berdasarkan tabel deskripsi ketuntasan hasil belajar
post-test yang terlampir menunjukan bahwa hasil belajar murid kelas IV SD
96 Mannanti setelah di terapkan proses belajar mengajar menggunakan
media Help Me Box, peneliti memberikan Post-test pada murid kelas IV SD
96 Mannanti untuk mengetahui hasil belajar murid. Semua murid
dinyatakan tuntas hasil belajarnya. Ini berarti ketuntasan belajar memuaskan
secara klasikal karena nilai rata-rata 79,3 telah mencapai KKM yang
diharapkan yaitu 70.
Dengan adanya media Help Me Box merupakan solusi yang baik
untuk membantu murid meningkatkan hasil belajarnya. Sejalan dengan hal
tersebut diatas, pada kenyataannya secara umum murid kelas IV SD 96
Mannanti yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki hasil belajar
berada pada tingkat yang masih kurang atau rendah pada saat diberikan
47
47
Pretest atau sebelum diberikan perlakuan berupa penggunaan media Help
Me Box .
Hasil penelitian terhadap 15 murid menunjukkan bahwa hasil belajar
murid kelas IV berada pada kategori kurang atau rendah. Adapun ciri-ciri
kurangnya hasil belajar yang secara umum ditunjukkan murid antara lain
seperti kurangnya penguasaan materi pembelajaran, bersikap pasif ketika
diminta mengutarakan pendapat, tidak tenang dan sering mengganggu
temannya pada saat belajar. Namun setelah diterapkan media Help Me Box
murid kelas IV mengalami perubahan dalam hasil belajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang di bahas, menunjukan bahwa hasil
belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti mengalami perubahan dalam hasil
belajar. Dengan demikian penggunaan media Help Me Box berpengaruh
dalam pembelajaran IPS murid kelas IV SD 96 Mannanti. Karena mengajar
yang baik mencakup mengajari murid bagaimana belajar, bagaimana
menumbuhkan rasa percaya diri murid dalam menjawab pertanyaan ,
bagaimana berpikir dan bagaimana mendorong diri sendiri. Kemampuan
para pendidik teristimewa dalam membimbing muridnya amat dituntut
karena jika guru dalam keadaan siap dan memiliki profesiensi
(berkemampuan yang tinggi) dalam menunaikan kewajibannya, harapan
tercapainya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan
tercapai.
48
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dibahas pada
bab IV dapat disimpulkan bahwa penerapan media Help Me Box bepengaruh
pada materi keberagaman suku bangsa dan budaya murid IV SD 96 Mannanti
Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai Semester I Tahun Ajaran
2020/2021 dapat dilihat dari antusisas murid dalam menjawab soal dengan
menggunakan media Help Me Box. Berdasarkan hasil nilai rata-rata (mean)
menujukkan bahwa hasil belajar murid sebelum diberikan perlakuan sebesar
66,3 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar setelah diberikan perlakuan
sebesar 79,3. Selain itu dari hasil uji t-tes diketahui nilai thitung yang diperoleh
sebesar 5,674 lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 1,761. Oleh karena thitung>
ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya media Help Me Box
berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar murid kelas IV SD 96
Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan dengan hasil penelitian pengaruh
penggunaan media Help Me Box untuk meningkatkan hasil belajar murid IV SD
96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Maka dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut :
49
49
1. Kepada para pendidik khususnya guru SD 96 Mannanti, disarankan untuk
menggunakan media pembelajaran dalam pembelajarannya agar dapat
membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar.
2. Kepada peneliti lain, diharapkan mampu mengembangkan media
pembelajaran ini pada mata pelajaran lain demi tercapainya tujuan yang
diharapkan.
3. Kepada calon peneliti, akan dapat mengembangkan media pembelajaran ini
serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji terlebih dahulu
dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.
50
DAFTAR PUSTAKA
Afifatunnisa, Laila. 2014. Pengembangan Media Tiga Dimensi Pada Materi
Ragam Suku Bangsa dan Budaya Dalam Pembelajaran IPS Kelas IV
Madrasah Iftidaiyah Al-Falah Blitar. Malang: Universitas Maulana Malik
Ibrahim Malang
Arsyad, Azhar. 2019. Media Pembelajaran. Depok: Rajawali pers
Baso, Andi dan Nasrun Hasan. 2017. Pembelajaran PPkn SD Kelas Rendah.
Makassar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISMUH Makassar
Belva H, Adisa dkk.”Pobundo (Pop-Up Budaya Indonesia) Sebagai Media
Pembelajaran Berbasis Kebudayaan Untuk Siswa Kelas Iv Sekolah
Dasar” Pelita Vol.1, No.1
Depdikbud. 2003. Kurikulum Pendidikan untuk Sokolah Dasar
Depdiknas. 2003. Undang- Undang Replublik Indonesia No. 20 Tahun 2003
Tentang SISDKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). Jakarta: Depdiknas.
Huda, Nurul. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT Multi Kreasi Satudelapan
Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali pers
Mudlofir, Ali dan Evi Fatimatur Rusydiyah. 2017. Desain Pembelajaran Inovatif
Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali pers
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Susanto, Ahmad. 2019. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Grup
Tola, Fatimah dkk. 2015. Etika Profesi Keguruan. Jln Sultan Alauddin No.259
Makassar: Perpustakaan Unismuh Makassar
Prasetyo, Heri. 2017. Statistik Dasar Sebuah Panduan untuk Peneliti
Pemula/Penyusun. Mojokerto Jawa Timur Indonesia: Lembaga Pendidikan
dan Pelatihan International English Institute of Indonesia
Purwanti, Endang. 2017. Rahasia Penampakan Bumi dan Langit. Klaten: PT
Intan Pariwara
Putri, Kirana, Zenia. 2018. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tulungagung: IAIN Tulungagung
Widiyarini, Liska. 2017. “Pengembangan Media “Putren Book” Pada Materi
Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Jawa Untuk Meningkatkan Hasil
LAMPIRAN A
Lampiran I : RPP
Lampiran II : RPP
Lampiran III : Pretest & Postest
Lampiran IV : Daftar Hadir
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri 96 Mannanti
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Tema 1 : Indahnya Kebersamaan
Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
PPKn
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan
masyarakat
4.3 Bekerja sama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan
rumah, sekolah, dan masyarakat.
4.4 Mengelompokkan kesamaan identitas suku bangsa (pakaian
tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat),
sosial ekonomi (jenis pekerjaan orang tua) di lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat sekitar
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan
masyarakat
LAMPIRAN I
SBdP
3.3 Membedakan panjang-pendek bunyi, dan tinggi-rendah nada dengan
gerak tangan
4.5 Menyanyikan lagu dengan gerak tangan dan badan sesuai dengan
tinggi rendah nada
Bahasa Indonesia
3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil
pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
IPS
3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan
alam, sosial, budaya, dan ekonomi
4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan
alam, sosial, budaya, dan ekonomi
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PPKn
1. Menjelaskan keberagaman yang ada di Indonesia dalam bentuk
tulisan
2. Menjelaskan ciri khas suku yang ada di Indonesia dalam bentuk peta
pikiran
3. Menuliskan contoh perilaku sebagai bentuk kebanggaan menjadi
anak Indonesia
SBdP
Menyanyikan lagu “Aku Anak Indonesia “ dengan tinggi rendah
nada yang sesuai
Bahasa Indonesia
Mengolah informasi dari teks “Mengenal Suku yang ada di
Indonesia” dalam bentuk peta pikiran
IPS
1. Menyebutkan keistimewaan atau ciri khas yang terdapat pada
masyarakat Indonesia dalam berinteraksi dengan lingkungannya
2. Menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk menghormati
keberagaman suku dan budaya masyarakat di Indonesia
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati gambar yang ada pada media Help me box dan
diskusi kelas, siswa mampu menjelaskan keberagaman yang ada di
Indonesia.
2. Setelah membaca teks “Mengenal suku di Indonesia”, siswa mampu
mengolah informasi dalam bentuk peta pikiran dengan benar.
3. Murid mampu menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk
menghormati keberagaman suku bangsa dan budaya.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Peta budaya (ada di buku siswa), perbedaan pakaian adat, rumah
adat, tarian adat, dan alat musik tradisional.
2. Teks “Mengenal Suku yang ada di Indonesia”.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan mengajak semua
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
3. Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ”Indahnya Kebersamaan”.
4. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
10 menit
Inti 1. Siswa mengamati peta budaya perbedaan pakaian
adat, rumah adat, tarian adat, dan alat music
tradisional.
2. Siswa mendiskusikan dengan teman kelompok
tentang peta budaya (satu kelompok terdiri atas 5
siswa).
3. Siswa membaca teks “Mengenal Suku yang ada di
150 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Indonesia”.
4. Siswa mengambil informasi penting dari teks yang
dibacanya dan menuliskannya dalam bentuk peta
pikiran.
5. Guru menyiapkan media Help me box.
6. Guru menjelaskan cara bermain menggunakan
media Help me box.
7. Siswa secara individu diminta untuk bermain
sambil menjawab pertanyaan yang ada pada media
help me box.
Penutup 1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari
2. Melakukan penilaian hasil belajar
3. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran)
15 menit
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013).
2. Buku Siswa Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
3. Media Pembelajaran Help Me Box
Sinjai, 11 Agustus 2020
Mengetahui:
Guru Kelas IV Peneliti,
MAHMUD, S.Pd. NASRI ADLANI
NIP: 19700404 200103 1 2003 NIM : 105401120716
Kepala Sekolah,
ANDI MARYATI YUNUS, S.Pd.
NIP 19720623 199603 2 004
MENGENAL SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA
Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta
keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa daerah, dan
masih banyak lainnya. Meskipun penuh dengan keragaman budaya, Indonesia
tetap satu sesuai dengan semboyan nya, Bhineka Tunggal Ika yang artinya
"meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Keragaman budaya turut serta
didukung oleh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah
wilayah-wilayahnya oleh lautan.
Keragaman merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat.
Perbedaan seperti itu ada pada suku bangsa, agama, ras, serta budaya. Keragaman
yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa indonesia.
Pemerintah harus bisa mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan
untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju indonesia yang
lebih baik.
A. Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia
1. Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia
Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya
jumlah suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di
berbagai pulau dan wilayah di penjuru indonesia. Setiap suku bangsa
memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada aspek sosial dan budaya.
Menurut penelitian badan statistik auat BPS, yang di lakukan tahun 2010,
di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.
Keberagaman yang ada pada masyarakat bisa menjadi kekayaan
bangsa Indonesia dan potensi bangsa. Namun, keberagaman juga menjadi
tantangan hal itu disebabkan karena orang yang mempunyai perbedaan
pendapat bisa lepas kendali. Munculnya perasaan kedaerahan serta
kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak
persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karean itu
adanya usaha untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan
menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan,
kebersamaan, toleransidan juga saling menghormati satu sama lain.
Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal,
di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Keadaan geografis
Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki
beribu-ribu pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut. Ini
merupakan kondisi lingkungan geografis Indonesia.
Lingkungan geografis semacam itu menjadi sumber adanya
keanekaragaman suku, budaya, ras dan golongan Indonesia.
Kondisi geografis yang demikian menimbulkan perbedaan
dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah mata
pencaharian penduduk. Jenis-jenis pekerjaan yang ada juga
menyebabkan beranekaragamnya peralatan yang
diciptakannya, misalnya bentuk rumah dan bentuk pakaian.
Akhirnya sampai pada bentuk kesenian yang ada di masing-
masing daerah berbeda. Keadaan geoografis juga
menyebabkan tiap-tiap pulau memiliki agama dan budaya
yang berkembang sendiri-sendiri.
2. Pegaruh kebudayaan asing
Adanya kontak dan komunikasi dengan para pedagang
asing yang memiliki corak budaya dan agama yang berbeda
menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur kebudayaan
dan agama.
3. Kondisi iklim dan kondisi alam yang berbeda
Kondisi iklim seperti perbedan musim hujan dan kemarau
antar daerah, serta perbedaan kondisi alam seperti pantai,
pegunungan mengakibatkan perbedaan pada masyarakat. Ada
komunitas masyarakat yang mengandalkan laut sebagai
sumber pemenuhan kebutuhan kehidupannya ada pula yang
mengandalkan pertanian dan perkebunan, dan lainnya.
2. Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia
Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat
yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika”
yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada
terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa.
Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang
dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda,
namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara
lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang
berasaskan kekeluargaan.
Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran
dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong
dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan
identitas diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam
penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat.
Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah
bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis,
perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan
suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat
terlihat dari ciri-ciri berikut ini.
a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.
b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa
Madura, dan lain-lain.
c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara
kematian.
d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan
Tari Saudati.
e. Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis ayah)
dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis ibu).
f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
Masyarakat Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa.
Di Indonesia terdapat kurang lebih 300 suku bangsa. Setiap suku bangsa hidup
dalam kelompok masyarakat yang mempunyai kebudayaan berbeda-beda satu
sama lain. Jumlah suku bangsa di Indonesia ratusan jumlahnya.
Berikut ini contoh persebaran suku bangsa di Indonesia.
1. Nanggroe Aceh Darussalam : suku Aceh, suku Alas, suku Gayo, suku Kluet,
suku Simelu, suku Singkil, suku Tamiang, suku Ulu .
2. Sumatera Utara : suku Karo, suku Nias, suku Simalungun, suku Mandailing,
suku Dairi, suku Toba, suku Melayu, suku PakPak, suku maya-maya
3. Sumatera Barat : suku Minangkabau, suku Mentawai, suku Melayu, suku guci,
suku jambak
4. Riau : Melayu, Siak, Rokan, Kampar, Kuantum Akit, Talang Manuk, Bonai,
Sakai, Anak Dalam, Hutan, Laut .
5. Kepulauan Riau : Melayu, laut
6. Bangka Belitung : Melayu
7. Jambi : Batin, Kerinci, Penghulu, Pewdah, Melayu, Kubu, Bajau .
8. Sumatera Selatan : Palembang, Melayu, Ogan, Pasemah, Komering, Ranau
Kisam, Kubu, Rawas, Rejang, Lematang, Koto, Agam
9. Bengkulu : Melayu, Rejang, Lebong, Enggano, Sekah, Serawai, Pekal, Kaur,
Lembak
10. Lampung : Lampung, Melayu, Semendo, Pasemah, Rawas, Pubian, Sungkai,
Sepucih
11. DKI Jakarta : Betawi
12. Banten : Jawa, Sunda, Badui
13. Jawa Barat : Sunda,
14. Jawa Tengah : Jawa, Karimun, Samin, Kangean
15. D.I.Yogyakarta : Jawa
16. Jawa Timur : Jawa, Madura, Tengger, Asing
17. Bali : Bali, Jawa, Madura
18. NTB : Bali, Sasak, Bima, Sumbawa, Mbojo, Dompu, Tarlawi, Lombok
19. NTT : Alor, Solor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Belu, Bima
20. Kalimantan Barat : Melayu, Dayak (Iban Embaluh, Punan, Kayan, Kantuk,
Embaloh, Bugan,Bukat), Manyuke
21. Kalimantan Tengah : Melayu, Dayak (Medang, Basap, Tunjung, Bahau,
Kenyah, Penihing, Benuaq), Banjar, Kutai, Ngaju, Lawangan, Maayan, Murut,
Kapuas
22. Kalimantan Timur : Melayu, Dayak(Bukupai, Lawangan, Dusun, Ngaju,
Maayan)
23. Kalimantan Selatan : Melayu, Banjar, Dayak, Aba
24. Indonesia : Bugis, Makasar, Toraja, Mandar
25. Sulawesi Tenggara : Muna, Buton,Totaja, Tolaki, Kabaena, Moronehe,
Kulisusu, Wolio
26. SulawesiTengah : Kaili, Tomini, Toli-Toli,Buol, Kulawi, Balantak,
Banggai,Lore
27. Sulawesi Utara : Bolaang-Mongondow, Minahasa, Sangir, Talaud, Siau,
Bantik
28. Gorontalo : Gorontalo
29. Maluku : Ambon, Kei, Tanimbar, Seram, Saparua, Aru, Kisar
30. Maluku Utara : Ternate, Morotai, Sula, taliabu, Bacan, Galela
31. Papua Barat : Waigeo, Misool, Salawati, Bintuni, Bacanca
32. Papua Tengah : Yapen, Biak, Mamika, Numfoor
33. Papua Timur : Sentani, Asmat, Dani, Senggi
3. Keanekaragaman Budaya Bangsa di Indonesia
Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap
daerah atau masyarakat mempunyai corak dan budaya masing-masing
yang memperlihatkan ciri khasnya. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai
bentuk kegiatan sehari-hari, misalnya upacara ritual, pakaian adat, bentuk
rumah, kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya. Contohnya adalah
pemakaman daerah Toraja, mayat tidak dikubur dalam tanah tetapi
diletakkan dalam goa. Di daerah Bali, mayat dibakar(ngaben).
Untuk mengetahui kebudayaan daerah Indonesia dapat dilihat dari
ciri-ciri tiap budaya daerah. Ciri khas kebudayaan daerah terdiri atas
bahasa, adat istiadat, sisem kekerabatan, kesenian daerah dan ciri
badaniah (fisik)
Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku
bangsa. Rumah adat di Jawa dan di Bali biasanya dibangun langsung di
atas tanah. Sementara rumah-rumah adat di luar Jawa dan Bali dibangun
di atas tiang atau disebut rumah panggung. Alasan orang membuat rumah
panggungantara lain untuk meghindari banjir dan menghindari binatang
buas. Kolong rumah biasanya dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan
menyimpan barang. Keanekaragaman budaya dapat dilihat dari
bermacam-macam bentuk rumah adat.
Berikut ini beberapa contoh rumah adat.
1. Rumah Bolon (Sumatera Utara).
2. Rumah Gadang (Minangkabau, Sumatera Barat).
3. Rumah Joglo (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur).
4. Rumah Lamin (Kalimantan Timur).
5. Rumah Bentang (Kalimantan Tengah).
6. Rumah Tongkonan (Indonesia).
7. Rumah Honai (Rumah suku Dani di Papua).
Setiap suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa
penting kehidupan. Misalnya upacara-upacara kelahiran, penerimaan menjadi
anggota suku, perkawinan, kematian, dan lain-lain. Nama dan bentuk upacara
menandai peristiwa kehidupan itu berbeda-beda dalam masing-masing suku.
Beberapa contoh upacara adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain
sebagai berikut.
1. Mitoni, tedhak siti, ruwatan, kenduri, grebegan (Suku Jawa).
2. Seren taun (Sunda).
3. Kasodo (Tengger).
4. Nelubulanin, ngaben (Bali).
5. Rambu solok (Toraja).
Keberagaman kebudayaan di Indonesia juga tampak dalam kesenian daerah. Ada
bermacam-macam bentuk kesenian daerah.
Contoh lagu-lagu daerah sebagai berikut.
1. Nangroe Aceh Darussalam Piso Surit
2. Sumatera Utara Lisoi, Sinanggar Tullo, Sing Sing So, Butet
3. Sumatera Barat Kambanglah Bungo, Ayam Den Lapeh, Mak Inang,
Kampuang Nan Jauh di Mato
4. Riau Soleram
5. Sumatera Selatan Dek Sangke, Tari Tanggai, Gendis Sriwijaya
6. Jakarta Jali-jali, Kicir-kicir, Surilang
7. Jawa Barat Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Sapu Nyere
Pegat Simpai
8. Jawa Tengah Gundul-gundul Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu,
Pitik Tukung, Ilir-ilir,
9. Jawa Timur Rek Ayo Rek, Turi-turi Putih
10. Madura Karaban Sape, Tanduk Majeng
11. Kalimantan Barat Cik Cik Periok
12. Kalimantan Tengah Naluya, Kalayar, Tumpi Wayu
13. Kalimantan Selatan Ampar Ampar Pisang, Paris Barantai
14. Sulawesi Utara Si Patokaan, O Ina Ni Keke, Esa Mokan
15. Indonesia Anging Mamiri, Ma Rencong, Pakarena
16. Sulawesi Tengah Tondok Kadadingku
17. Bali Dewa Ayu, Meyong-meyong, Macepetcepetan, Janger, Cening Putri
Ayu.
18. NTT Desaku, Moree, Pai Mura Rame, Tutu Koda, Heleleu Ala De Teang,
19. Maluku Kole-Kole, Ole Sioh, Sarinande, Waktu Hujan Sore-sore, Ayo
Mama, Huhatee
20. Papua Apuse, Yamko Rambe Yamko
Contoh Tari-tarian Tradisional Indonesia
1. Nangroe Aceh Darussalam Tari Seudati, Saman, Bukat
2. Sumatera Utara Tari Serampang, Baluse, Manduda
3. Sumatera Barat Tari Piring, Payung, Tabuik
4. Riau Tari Joget Lambak, Tandak
5. Sumatera Selatan Tari Kipas, Tanggai, Tajak
6. Lampung Tari Melinting, Bedana
7. Bengkulu Tari Adum, Bidadari
8. Jambi Tari Rangkung, Sekapur Sirih
9. Jakarta Tari Yapong, Serondeng, Topeng
10. Jawa Barat Tari Jaipong, Merak, Patilaras
11. Jawa Tengah-Yogyakarta Tari Bambangan Cakil, Enggot-enggot, Bedaya,
Beksan,
12. Jawa Timur Tari Reog Ponorogo, Remong
13. Bali Tari Legong, Arje, Kecak
14. Nusa Tenggara Barat Tari Batunganga, Sampari
15. Nusa Tenggara Timur Tari Meminang, Perang
16. Kalimantan Barat Tari Tandak Sambas, Zapin Tembung
17. Kalimantan Timur Tari Hudog, Belian
18. Kalimantan Tengah Tari Balean Dadas, Tambun
19. Kalimantan Selatan Tari Baksa Kembang
20. Indonesia Tari Kipa, Gaurambuloh
21. Sulawesi Tenggara Tari Balumba, Malulo
22. Sulawesi Tengah Tari Lumense, Parmote
23. Sulawesi Utara Tari Maengket
24. Maluku Tari Nabar Ilaa, Perang
25. Papua Tari Perang, Sanggi
Contoh Seni Pertunjukan yang Ada di Indonesia
1. Banten: Debus
2. DKI Jakarta: Ondel-ondel, Lenong
3. Jawa Barat: Wayang Golek, Rudat, Banjet, Tarling, Degung
4. Jawa Tengah: Wayang Kulit, Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak,
Srandul, Opak Alang, Sintren
5. Jawa Timur: Ludruk, Reog, Wayang Kulit
6. Bali: Wayang Kulit, Janger
7. Riau: Makyong
8. Kalimantan: Mamanda
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri 96 Mannanti
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Tema 1 : Indahnya Kebersamaan
Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
PPKn
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan
masyarakat
4.3 Bekerja sama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan
rumah, sekolah, dan masyarakat.
4.4 Mengelompokkan kesamaan identitas suku bangsa (pakaian
tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat),
sosial ekonomi (jenis pekerjaan orang tua) di lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat sekitar
LAMPIRAN II
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan
masyarakat
SBdP
3.3 Membedakan panjang-pendek bunyi, dan tinggi-rendah nada dengan
gerak tangan
4.5 Menyanyikan lagu dengan gerak tangan dan badan sesuai dengan
tinggi rendah nada
Bahasa Indonesia
3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil
pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
IPS
3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan
alam, sosial, budaya, dan ekonomi
4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan
alam, sosial, budaya, dan ekonomi
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PPKn
1. Menjelaskan keberagaman yang ada di Indonesia dalam bentuk
tulisan
2. Menjelaskan ciri khas suku yang ada di Sulawesi selatan dalam
bentuk peta pikiran
3. Menuliskan contoh perilaku sebagai bentuk kebanggaan menjadi
anak Indonesia
SBdP
Menyanyikan lagu “Aku Anak Indonesia “ dengan tinggi rendah
nada yang sesuai
Bahasa Indonesia
Mengolah informasi dari teks “Mengenal Suku yang ada di Sulawesi
selatan” dalam bentuk peta pikiran
IPS
1. Menyebutkan keistimewaan atau ciri khas yang terdapat pada
masyarakat suku bugis dalam berinteraksi dengan lingkungannya
2. Menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk menghormati
keberagaman suku dan budaya masyarakat Sulawesi selatan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati gambar yang ada pada media Help me box dan
diskusi kelas, siswa mampu menjelaskan keberagaman yang ada di
Sulawesi selatan.
2. Setelah membaca teks “Mengenal suku di Sulawesi selatan”, siswa
mampu mengolah informasi dalam bentuk peta pikiran dengan benar.
3. Murid mampu menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk
menghormati keberagaman suku bangsa dan budaya.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Peta budaya (ada di buku siswa), perbedaan pakaian adat, rumah adat,
tarian adat, dan alat musik tradisional.
2. Teks “Mengenal Suku yang ada di Sulawesi selatan”.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan mengajak semua
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
3. Guru melakukan Apersepsi.
10 menit
Inti 1. Siswa membaca teks “Mengenal Suku yang ada di
Sulawesi selatan”.
2. Siswa mengambil informasi penting dari teks yang
dibacanya dan menuliskannya dalam bentuk peta
pikiran.
3. Guru menyiapkan media Help me box.
150 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
4. Guru menjelaskan cara bermain menggunakan media
Help me box.
5. Guru menjelaskan berbagai macam suku yang
terdapat pada media help me box.
6. Siswa secara individu diminta untuk bermain sambil
menjawab pertanyaan yang ada pada media help me
box.
Penutup 1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari
2. Melakukan penilaian hasil belajar
3. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran)
15 menit
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013).
2. Buku Siswa Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
3. Media Help Me Box
Sinjai, 12 Agustus 2020
Mengetahui:
Guru Kelas IV Peneliti,
MAHMUD, S.Pd. NASRI ADLANI
NIP: 19700404 200103 1 2003 NIM : 105401120716
Kepala Sekolah,
ANDI MARYATI YUNUS, S.Pd.
NIP 19720623 199603 2 004
MENGENAL SUKU DI SULAWESI SELATAN
A. Suku bugis
Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku deutrou melayu.
Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia
tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang
Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang
terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi.
Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk
pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang
atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai
dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading. Sawerigading
sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk
La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang
lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di
Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam
tradisi masyarakat Bugis.
Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk
beberapa kerajaan. Masyarakat ini kemudian mengembangkan kebudayaan,
bahasa, aksara, dan pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis
klasik antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng
dan Rappang. Meski tersebar dan membentuk suku Bugis, tapi proses
pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan
Mandar.
Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu,
Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Barru. Daerah peralihan antara Bugis
dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan.
Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan
Pinrang. Kerajaan Luwu adalah kerajaan yang dianggap tertua bersama
kerajaan Cina (yang kelak menjadi Pammana), Mario (kelak menjadi bagian
Soppeng) dan Siang (daerah di Pangkajene Kepulauan).
Masyarakat bugis dengan segala kebudayaannya menganut agama islam.
Kepercayaan yang telat dianut oleh sebagian besar suku bugis ini telah masuk
sejak abad ke 17. Kepercayaan islam di suku bugis ini sendiri awal mulanya
dibawa oleh pesyiar dari derah Minagkabau. Kemudian oleh para pesyiar
disebarkan di tiga wilayah, yaitu Gowa dan Tallo, Luwu dan Bulukumba.
Awalnya, masyarakat bugis semua beragama islam, hingga akhirnya
munculah kepercayaan baru yaitu kepercayaan To Lotang, kebudayaan yang
didirikan oleh La Panaungi. ‘To’ yang berarti orang dan ‘Lotang’ yang
berarti selatan, sehingga To Lotang berarti orang selatan. Dewa yang ajaran
ini sembah adalah dewata sawwae, sedangkan kitab sucinya disebut La
Galigo. Kitab suci ini disimpan dan dihafalkan oleh pemimpin mereka yang
biasa disebut “uwwak” dan kemudian akan diwariskan secara turun temurun
kepada penerusnya secara lisan.
Kesenian merupakan keindahan untuk setiap suku yang ada di Indonesia.
Karena setiap suku pasti memiliki kesenian yang berbeda beda. Seku bugis
juga memiliki beberapa seni tari yang hingga kini masih dikembangkan, yaitu
:
1. Tari pelangi, tarian pabbakkanna lajina atau biasa disebut tari meminta
hujan.
2. Tari paduppa bosara, tarian yang menggambarkan bahwa orang bugis
jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda
kesyukuran dan kehormatan.
3. Tari pattennung, tarian adat yang menggambarkan perempuan
perempuan yang sedang menenun menjadi kain. Tarian ini
melambangkan kesabaran dan ketekuna perempuan perempuan bugis.
4. Tari pajoge’ dan tari anak masari, tarian ini dilakukan oleh calabai (
waria ), namun jenis tarian ini sulit sekali ditemukan bahkan
dikategorikan telah punah.
5. Tari pangayo, tari passassa, tari pa’galung, dan tari pabbatte yang
biasanya digelar saat pesta panen.
B. Suku Makassar
Tak jauh berbeda dengan suku bugis, Suku Makassar atau Orang Mangasara
sebagian besar menetap di daerah Sulawesi Selatan. Selain berprofesi sebagai
pedagang, orang Makassar juga jago berlayar (senang merantau) dan itulah
sebabnya jika suku bangsa ini terdapat juga di luar Indonesia, misalnya di
Singapura dan Malaysia. Suku Makassar ini diakui akan kebudayaannya,
dimana kebudayaan mereka tetap dilestarikan sampai sekarang dan tidak
tergerus oleh modernisasi.
Rumah Adat Suku Makassar
Tiap daerah atau tiap suku pasti mempunyai rumah adat khas, begitu pula
dengan Suku Makassar. Rumah dalam bahasa Makassar disebut "Balla".
Rumah ini berbentuk rumah panggung dengan kayu sebagai penyangganya.
Pakaian Adat Suku Makassar
Pakaian Adat Suku Makassar ini disebut dengan “Baju Bodo”. Ciri Baju
Bodo ini yaitu memiliki bentuk segi empat, sisi samping pakaian atas yang
dijahit, tidak berlengan, terbentuknya gelembung dibagian tubuh, tak ada
sambungan jahitan dibagian bahu, terdapatnya hiasan berbentuk bulatan
kepingan logam di seluruh bagian tepi, dan permukaan blus. Memakai Baju
Bodo berdasarkan warna mesti mematuhi ketentuan yang terkait dengan usia
penggunanya.
Tarian Adat Suku Makassar
Tarian Adat Suku Makassar yang paling terkenal ialah Tari Pakarena. Tari
Pakarena ialah tarian tradisional yang diiringi oleh 2 (dua) kepala drum
(gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik). Tari
pakarena di Sulawesi selatan terdapat di dua kabupaten selain tari pakarena
dari kabupatan Gowa yang pernah dimainkan oleh maestro tari pakarena
Maccoppong Daeng Rannu, terdapat juga jenis tari pakarena lain yang berasal
dari Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu Tari Pakarena Gantarang. Pakarena
adalah bahasa setempat berasal dari kata Karena yang artinya main. Tarian ini
mentradisi di kalangan masyarakat Gowa yang merupakan wilayah bekas
Kerajaan Gowa.
C. Suku Mandar
Mandar adalah nama suatu suku (etnis) yang terdapat di sulawesi
selatan dannama budaya dalam Lembaga Budayaan Nasional dan Lembaga
Pengkajian BudayaNasional. Diistilahkan sebagai etnis karena Mandar merupakan
salah satu kelompok etnis dari empat suku yang mendiami kawasan provinsi
Sulawesi Selatan yakni etnis Makassar(makasara’), etnis Bugis (ogi’), etnis
Toraja (toraya). Pengelompokkan ini dimaksudkan dalam suatu kelompok
pengkajian yang disebut“lagaligologi”.
Mandar sesuai dengan makna kuantitas yang dikandung dalam konteks
geografis merupakan wilayah dari batas paku (wilayah polmas) sampai surename
(wilayah kabupaten mamuju). Akan tetapi dalam makna kualitas serta symbol
dapat kitabatasi diri dalam lingkup kerajaan Balanipa sebagi peletak dasar
pembangunankerajaan (landasan idial dan landasan structural), dan sebagai bapak
perserikatanseluruhkerajaan dalam wilayah mandar Pitu ulunna Salu dan Pitu
Ba’pana Binanga.Suku mandar adalah satu-satunya suku bahari dinusantara yang
berhadapanlangsung dengan laut dalam, tanpa ada pulau yang bergugus.
Teknologi kelautanmereka sudah demikian sistematis, yang merupakan warisan
dari nenek moyangmereka. Mandar sebagai salah satu suku di sulawesi selatan
memiliki aneka ragam corak kebudayaan yang khas
D. Suku Toraja
Nama Toraja berasal dari bahasa Bugis, yaitu “to riaja” yang mempunyai arti
orang yang berdiam di negeri atas. Pada saat Indonesia dikuasai oleh Belanda
yaitu di tahun 1909, Kolonial Belanda menyebut suku ini Suku Toraja. Suku
ini terkenal dengan ritual pemakamannya, selain itu suku ini juga terkenal
dengan ukiran kayunya dan rumah adatnya yaitu tongkonan Sebelum abad ke
20, suku ini sama sekali belum tersentuh oleh dunia luar dan masih menganut
keyakinan animisme. Saat itu suku ini masih tinggal di desa-desa otonom.
Kedatangan Belanda di awal tahun 1900an memiliki tujuan untuk
menyebarkan agama KristenSeiring berjalannya waktu suku ini semakin
terbuka terhadap dunia luar yaitu pada tahun 1970an. Setelah itu Tana Toraja
menjadi lambang pariwisata Indonesia. Sejak tahun 1990an masyarakat
Toraja mengalami transformasi budaya. Masyarakat Toraja yang tadinya
menganut keyakinan animisme sekarang sudah berganti menjadi masyarakat
beragama KristenSuku Toraja ini terbilang cukup unik, maka dari itu banyak
sekali wisatawan yang berkunjung kesana. Tidak hanya wisatawan lokal saja,
tetapi ada juga wisatawan mancanegara yang mengunjungi suku Toraja.
Untuk anda yang belum mengenal suku ini, berikut adalah beberapa keunikan
dari suku Toraja:
1. Upacara Pemakaman Rambu Solo
Upacara ini merupakan ritual penting dan berbiaya mahal biasanya ritual ini
berlangsung beberapa hari. Untuk upacara Pemakaman Rambu Solo Ini
adalah upacara pemakaman yang hanya dapat diselenggarakan oleh para
bangsawan saja.
Semakin kaya seseorang maka biaya pemakaman akan semakin mahal.
Tempat untuk prosesi pemakaman disebut rante, biasanya padang rumput
yang luas digunakan sebagai tempat prosesi pemakaman. Upacara ini
diiringi dengan suara seruling, nyanyian, puisi dan juga tangisan. Hal ini
merupakan bentuk ekspresi yang dilakukan oleh para pelayat.Untuk
melakukan ritual ini, biasanya menunggu sampai berminggu-minggu,
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sejak hari kematian.
Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan uang agar dapat melaksanakan
upacara pemakaman Rambu Solo. Dalam masa pengumpulan uang, jenazah
dibungkus menggunakan kain dan disimpan di bawah rumah tongkonan.
Dalam pemakaman ini ada 3 cara pemakaman yaitu peti mati disimpan di
dalam goa, dimakamkan di batu berukir, dan digantung di sebuah tebing.
Jenazah para bangsawan biasanya dimakamkan di batu berukir. Makam batu
berukir ini sangat mahal dan harus memesan terlebih dahulu.
2. Berbagai Macam Kuburan
Wisata yang disuguhkan oleh Suku Toraja ini adalah tempat bernuansa
mistis. Bagaimana tidak, tempat pemakaman di Toraja yang unik ini
menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan.
Pemakaman dalam goa, pemakaman gantung, pemakaman batu ukir dan
pemakaman pohon ini menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi
wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
3. Rumah Adat Tongkonan
Rumah ini didirikan di atas tumpukan kayu dan rumah ini dihiasi dengan
banyak ukiran warna merah, hitam dan kuning. Bentuk atap dari rumah ini
menjulang ke depan dan ke belakang Pembangunan rumah ini adalah
pekerjaan yang sangat melelahkan, biasanya dalam pembangunan rumah ini
akan dibantu oleh keluarga besar.
Rumah tongkonan ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu tongkonan layuk,
tongkonan pekamberan, tongkonan batu. Tongkonan layuk adalah rumah
yang digunakan sebagai pusat pemerintahan.
Tongkonan pekamberan adalah rumah milik anggota keluarga yang
memiliki wewenang tertentu dalam tradisi Toraja. Sedangkan untuk
tongkonan batu adalah rumah untuk anggota keluarga biasa.
4. Upacara Penggantian Baju Jenazah
Upacara ini biasa disebut Ma’Nene, dalam upacara ini terdapat ritual yang
dapat dibilang menyeramkan. Bagaimana tidak, mayat yang sudah bertahun-
tahun dikebumikan di tebing, goa atau di kuburan batu akan di keluarkan
dari makam. Kemudian pakaian mayat tersebut akan diganti dan didandani
layaknya orang biasa yang masih hidup.
SOAL PRETEST
NAMA:
KELAS:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar A, B, C atau D pada pertanyaan di
bawah ini, berilah tanda silang (X)
1. Bhineka Tunggal Ika mempunyai makna ...
a) Berbeda-beda tetap satu jua
b) Berbeda-beda tetap bersama
c) Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh
d) Beranekaragam suku dan budaya
2. Kata bhineka tunggal ika sudah ada sejak zama kerajaan ...
a) Demak
b) Aceh
c) Singosari
d) Majapahit
3. Wilayah Indonesia terbentang dari ...
a) Sabang sampai bali
b) Anyer sampai Panarukan
c) Jawa sampai Papua
d) Sabang sampai Merauke
4. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari .... suku bangsa
LAMPIRAN III
a) Sedikit
b) Beberapa
c) Banyak
d) Lima
5. Suku bangsa yang berasal dari Sulawesi di antaranya adalah suku ....
a) Dayak dan Banjar
b) Asmat dan Sentani
c) Sunda dan Jawa
d) Bugis dan Toraja
6. Berikut suku bangsa yang bukan berasal dari pulau Jawa adalah ...
a) Sunda
b) Betawi
c) Jawa
d) Sasak
7. Budaya daerah sering juga disebut sebagai budaya ...
a) Tradisional
b) Modern
c) Kuno
d) Lama
8. Rumah adat dari Jawa Tengah adalah ...
a) Tongkonan
b) Joglo
c) Gadang
d) Musalaki
9. Balla lompoa adalah rumah adat yang berasal dari daerah ...
a) Sumatra
b) Kalimantan
c) Sulawesi
d) Papua
10. Berikut adalah tari-tarian yang berasal dari Indonesia, kecuali ...
a) Seudati
b) Gambyong
c) Samba
d) Maengket
11. Pendet, Kecak dan Legong adalah tarian daerah yang berasal dari ....
a) Jawa Barat
b) Sulaweri Tenggara
c) Bali
d) Aceh
12. Gambus adalah alat musik yang berasal dari ....
a) Aceh
b) Bengkulu
c) Maluku
d) Sulawesi
13. Lagu daerah yang berasal dari Jawa Tengah di antaranya adalah ....
a) Ampar-Ampar Pisang
b) Yamko rambe yamko
c) Gambang Suling
d) Jali-Jali
14. Pergaulan di masyarakat yang dapat menjaga persatuan bangsa jika didasari
sikap ....
a) Egoisme
b) Kecemburuan
c) Mencari untung
d) Kerukunan
15. Melestarikan kesenian daerah dapat diusahakan dengan cara ....
a) Mengakui budaya daerah lain
b) Mengubur senjata tradisional agar awet
c) Mempelajari budaya daerah
d) Mengakui budaya negara lain milik kita
16. Keanekaragaman budaya bangsa merupakan ....
a) Kekayaan bangsa
b) Kelemahan bangsa
c) Kemunduran bangsa
d) Kerukunan bangsa
17. Yamko Rambe Yamko adalah lagu daerah yang berasal dari ...
a) Jambi
b) Bali
c) Maluku
d) Papua
18. Mencintai budaya daerah bukan berarti ....
a) Menolak budaya asing
b) Mempelajari budaya daerah
c) Melestarikan budaya daerah
d) Merawat alat musik daerah
19. Di antara hal yang dapat merusak persatuan adalah ...
a) Kerja bakti di sekolah
b) Berkelahi dengan teman
c) Mengerjakan tugas kelompok
d) Lomba nyanyi antar daerah
20. Salah satu manfaat persatuan dalam masyarakat adalah ...
a) Pekerjaan yang berat menjadi lebih berat
b) Pekerjaan menjadi lebih murah
c) Pekerjaan menjadi lebih ringan
d) Pekerjaan menjadi sangat mewah
Kunci Jawaban Pretest
1. A
2. D
3. D
4. C
5. D
6. D
7. A
8. B
9. C
10. C
11. C
12. C
13. C
14. D
15. C
16. A
17. D
18. A
19. B
20. C
SOAL POSTTEST
1. Rumah adat dari Toraja adalah ...
e) Tongkonan
f) Joglo
g) Gadang
h) Musalaki
2. Balla lompoa adalah rumah adat yang berasal dari daerah ...
e) Sumatra
f) Kalimantan
g) Sulawesi
h) Papua
3. Suku bangsa yang berasal dari Sulawesi di antaranya adalah suku ....
e) Dayak dan Banjar
f) Asmat dan Sentani
g) Sunda dan Jawa
h) Bugis dan Toraja
4. Pergaulan di masyarakat yang dapat menjaga persatuan bangsa jika didasari
sikap ....
e) Egoisme
f) Kecemburuan
g) Mencari untung
h) Kerukunan
5. Melestarikan kesenian daerah dapat diusahakan dengan cara ....
e) Mengakui budaya daerah lain
f) Mengubur senjata tradisional agar awet
g) Mempelajari budaya daerah
h) Mengakui budaya negara lain milik kita
6. Keanekaragaman budaya bangsa merupakan ....
e) Kekayaan bangsa
f) Kelemahan bangsa
g) Kemunduran bangsa
h) Kerukunan bangsa
7. Mencintai budaya daerah bukan berarti ....
e) Menolak budaya asing
f) Mempelajari budaya daerah
g) Melestarikan budaya daerah
h) Merawat alat musik daerah
8. Di antara hal yang dapat merusak persatuan adalah ...
e) Kerja bakti di sekolah
f) Berkelahi dengan teman
g) Mengerjakan tugas kelompok
h) Lomba nyanyi antar daerah
9. Salah satu manfaat persatuan dalam masyarakat adalah ...
e) Pekerjaan yang berat menjadi lebih berat
f) Pekerjaan menjadi lebih murah
g) Pekerjaan menjadi lebih ringan
h) Pekerjaan menjadi sangat mewah
10. Upacara adat pada gambar berikut berasal dari suku ...
a) Mandar
b) Toraja
c) Makassar
d) Bugis
11. Rumah adat di bawah ini adalah rumah yang berasal dari suku ...
a) Minang
b) Dayak
c) Toraja
d) Makassar
12. Pakaian adat di bawah ini berasal dari daerah ....
a) Mandar
b) Toraja
c) Makassar
d) Bugis
13. Yang bukan merupakan tarian khas suku bugis adalah…
a) Tari paduppa
b) Tari pattennung
c) Tari pangayo
d) Tari Pakarena
14. Nama Toraja berasal dari bahasa Bugis, yaitu….
a) “to rianja”
b) “to riaja”
c) “to rinja”
d) “to rija”
15. pengelompokan empat etnis (Makassar, Bugis, Mandar, Toraja) disebut….
a) Lagaligologi
b) Lagaligo
c) Etnis Makassar
d) 4 Etnis Makassar
16. Nama tarian adat yang terdapat pada gambar dibawah ini adalah….
a) Tari paduppa
b) Tari pattennung
c) Tari pangayo
d) Tari Pakarena
17. Nama tarian adat yang terdapat pada
gambar disamping adalah….
a) Tari paduppa
b) Tari pattennung
c) Tari pangayo
d) Tari Pakarena
18. Nama tarian adat yang terdapat pada gambar dibawah ini adalah…
a) Tari paduppa
b) Tari pattennung
c) Tari pangayo
d) Tari Pakarena
19. Budaya daerah sering juga disebut sebagai budaya…
a) Tradisional
b) Modern
c) Kuno
d) Lama
20. Sikap dan perilaku yang mau menerima perbedaan pendapat disebut ….
a) Egois
b) Kompromi
c) Toleransi
d) Debat
Kunci Jawaban Postest
1. A
2. C
3. D
4. D
5. C
6. A
7. A
8. B
9. C
10. B
11. D
12. A
13. D
14. B
15. A
16. D
17. B
18. A
19. A
20. C
DAFTAR HADIR SISWA KELAS IV
SD 96 MANNANTI
NO NAMA SISWA L/P PERTEMUAN
1 2 3 4 Ket
1 Naufal L √
P
R
E
T
E
S
T
√ √ √
P
O
S
T
E
S
T
2 Raya L √ √ √ √
3 Rijal Yaqri L √ √ √ √
4 Yaya L √ √ √ √
5 Rama Rampabi L √ √ √ √
6 Zul Fikar L √ √ √ √
7 Fityan Al Akhyar L √ √ √ √
8 Nurul Fauziani P √ √ √ √
9 Miskatul Jannah P √ √ √ √
10 Sri Aulia P √ √ √ √
11 Alya Jazila Amar P √ √ √ √
12 Naura P √ √ √ √
13 Mukayla Zahra P √ √ √ √
14 Aminah Fiqri P √ √ √ √
15 A. Aqila Amalia
Ramadhani
P √ √ √ √
Ket a : alfa ( tanpa pemberitahuan)
s : sakit
i : izin
Laki-laki = 7 orang
Perempuan = 8 orang +
Jumlah siswa = 15 orang
Sinjai , 16 Juli 2020
Peneliti
NASRI ADLANI
NIM. 105401120716
LAMPIRAN IV
LAMPIRAN B
Lampiran V : Skor Nilai Pretest
Lampiran VI : Perhitungan untuk Mencari
Mean
(rata-rata) Nilai Pretest
Lampiran VII : Skor Nilai Posttest
Lampiran VIII : Perhitungsn untuk Mencari
Mean
(rata-rata) Nilai Posttest
Lampiran IX : Analisis skor pretest dan postest
Lampiran X : Distribusi Nilai ttabel
Lampiran XI: Hasil Analisis Data Aktivitas
Murid
Lampiran XII: Hasil Angket Tanggapan Murid
SKOR NILAI PRETEST
NO NAMA SISWA NILAI
1 Naufal 50
2 Raya 45
3 Rijal Yaqri 45
4 Yaya 75
5 Rama Rampabi 55
6 Zul Fikar 65
7 Fityan Al Akhyar 60
8 Nurul Fauzani 70
9 Miska Tul Jannah 85
10 Sri Aulia 80
11 Alya Jazila Amar 75
12 Naura 70
13 Mikayla Zahra 70
14 Amirah Fiqri 75
15 A. Aqila Amalia Ramadhani 75
Jumlah 995
LAMPIRAN V
PERHITUNGAN UNTUK MENCARI MEAN (RATA-RATA)
NILAI PRETEST
X F F.X
85 1 85
80 1 80
75 4 300
70 3 210
65 1 65
60 1 60
55 1 55
50 1 50
45 2 90
Jumlah 15 995
LAMPIRAN VI
SKOR NILAI POSTEST
NO NAMA SISWA NILAI
1 Naufal 75
2 Raya 70
3 Rijal Yaqri 70
4 Yaya 85
5 Rama Rampabi 80
6 Zul Fikar 70
7 Fityan Al Akhyar 75
8 Nurul Fauzani 85
9 Miska Tul Jannah 90
10 Sri Aulia 90
11 Alya Jazila Amar 80
12 Naura 75
13 Mikayla Zahra 80
14 Amirah Fiqri 85
15 A. Aqila Amalia Ramadhani 80
Jumlah 1.190
LAMPIRAN VII
PERHITUNGAN UNTUK MENCARI MEAN (RATA-RATA)
NILAI POSTEST
X F F.X
70 3 210
75 3 225
80 4 320
85 3 425
90 2 180
Jumlah 15 1.190
LAMPIRAN VIII
Analisis skor Pretest dan Posttest
No. (Pre-test) (Post-test) X2- X1 d²
1. 50 75 25 625
2. 45 70 25 625
3. 45 70 25 625
4. 75 85 10 100
5. 55 80 25 625
6. 65 70 5 25
7. 60 75 15 225
8. 70 85 15 225
9. 85 90 5 25
10. 80 90 10 100
11. 75 80 5 25
12. 70 75 5 25
13. 70 80 10 100
14. 75 85 10 100
15. 75 80 5 25
Jumlah 995 1.190 195 3.385
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
f. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
LAMPIRAN IX
Md = ∑ 𝑑
𝑁
=195
15
= 13
g. Mencari harga “∑ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:
∑ 𝑋2𝑑= ∑ 𝑑2 −(∑ 𝑑)2
𝑁
= 3.385 −(195)2
15
= 3.385 −38.025
15
= 3.385 − 2.281,7
= 1.103,3
h. Menentukan harga tHitung
t = 𝑀𝑑
√∑ 𝑋2𝑑
𝑁(𝑁−1)
= 13
√1.103,3
15(15−1)
= 13
√1.103,3
210
= 13
√5,253
= 13
2,291
= 5,674
i. Menentukan harga ttabel
Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan
taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan frekuensi (df) = 𝑁 − 1 = 15 – 1 = 14
maka diperoleh t0,05 = 1,761.
j. Konsultasikan thitung dengan ttabel
thitung =5,674> ttabel= 1,761
thitung> ttabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Ini berarti bahwa
berarti penggunaan media Help Me Box berpengaruh terhadap hasil
belajar IPS murid kelas IV SD 96 Mannanti.
Distribusi Nilai ttabel
Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf
signifikan 𝛼 = 0,05 dengan frekuensi (df) = 𝑁 − 1 = 15 – 1 = 14 maka
diperoleh t0,05 = 1,761.
Df t0.10 t0.05 t0.025 t0.01 t0.005
1 3.078 6.314 12.71 31.82 63.66
2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925
3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841
4 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604
5 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032
6 1.440 1.943 2.447 3.134 3.707
7 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499
8 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355
9 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250
10 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169
11 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106
12 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055
13 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012
14 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977
15 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947
16 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921
17 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898
18 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878
19 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861
20 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845
LAMPIRAN X
HASIL ANALISIS DATA OBSERVASI AKTIVITAS MURID
No Aktifitas Murid
Jumlah Murid
yang aktif pada
pertemuan
Rata-
rata % Kategori
1 Murid yang berdoa
sebelum
pembelajaran
dimulai
P
R
E
T
E
S
T
15 15
P
O
S
T
E
S
T
15 100 Aktif
2 Murid yang hadir
pada saat
pembelajaran
15 15 15 100 Aktif
3 Murid yang
memperhatikan
penjelasan guru
mengenai materi
yang pembelajaran
11 12 11,5 76,6 Aktif
4 Murid yang
mengajukan
pertanyaan kepada
guru
13 14 13,5 90 Aktif
5 Murid menjawab
pertanyaan guru 9 15 12 80 Aktif
6 Murid aktif
mengikuti game
atau permainan
14 15 18,5 92,5 Aktif
LAMPIRAN XI
7 Murid terampil
menjawab soal dari
permainan
9 15 12 80 Aktif
8 Murid
menyampaikan
informasi yang
didapat didepan
kelas
13 14 14,5 96,6 Aktif
9 murid yang mampu
menyimpulkan
materi pembelajaran
pada akhir
pembelajaran
13 13 13
86,8 Aktif
Rata-rata 89,16 Aktif
HASIL ANGKET TANGGAPAN MURID TENTANG BOLDING
(BOLA BERGELINDING)
NO ASPEK YANG
DITANYAKAN
JAWABAN
Ya % Tidak %
1 Tampilan Help Me Box sangat
menarik 15 100 - -
2
Kegiatan belajar menggunakan
media Help Me Box
menyenangkan
15 100 - -
3
Materi dengan menggunakan
media Help Me Box mudah
dipahamai
14 93 1 7
4 Menarik minat untuk
menjawab pertanyaan 10 67 5 33
5
Lebih mudah memahami
pelajaran setelah guru
menggunakan media
pembelajaran
8 53 7 47
6
Media Help Me Box
menambah minat menjawab
pertanyaan
10 67 5 33
7
Media Help Me Box
memudahkan untuk menjawab
pertanyaan
9 60 6 40
8 Cara unik untuk menjawab 11 73 4 27
LAMPIRAN XII
pertanyaan sambil bermain
9 Penyajian Help Me Box
menarik perhatian 12 80 3 20
10
Penggunaan Media Help Me
Box menumbuhkan rasa
percaya diri dalam menjawab
pertanyaan
12 80 3 20
11
Senang belajar dengan
menggunakan media Media
Help Me Box
13 87 2 13
12 Media Help Me Box
menambah semangat belajar 12 80 3 20
13 Keseluruhan komponen media
Help Me Box jelas 8 53 7 47
14
Saya tidak merasakan manfaat
media pembelajara Help Me
Box
2 13 13 87
15
Media Help Me Box dapat
digunakan secara mandiri
maupun kelompok
10 67 5 33
16
Lebih mudah memahami
pembelajaran tanpa
menggunakan media Help Me
Box
6 40 9 60
17
Saya merasa bosan jika
kegiatan belajar mengajar tidak
menggunakan media
pembelajaran Help Me Box
13 87 2 13
18
Penggunaan media
pembelajaran hanyalah variasi
pengajaran dari guru supaya
tidak mudah bosan, namun
sebenarnya materi yang saya
6 40 9 60
tangkap sama saja seperti tidak
menggunakan media
pembelajaran.
19
Saya merasa tegang atau takut
selama mengikuti kegiatan
belajar
2 13 13 87
20
Saya merasa lebih terbantu
memahami materi keragaman
suku bangsa dan budaya
setelah guru menggunakan
media Help Me Box
12 80 3 20
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Kegiatan murid menjawab soal pretest
Gambar 2. Foto bersama guru dan murid setelah melaksanakan pretest
Gambar 3. Kegiatan proses pembelajaran
LAMPIRAN XV
Gambar 4. Kegiatan murid bertanya tentang pembelajaran
Gambar 6. Kegiatan guru menjelaskan pembelajaran
Gambar 6. Kegiatan pembelajaran menggunakan media Help Me Box
Gambar 7. Kegiatan murid menjawab soal posttest
Gambar 8. Foto bersama guru dan murid setelah melaksanakan posttest
RIWAYAT HIDUP
NASRI ADLANI, lahir di Sinjai tanggal 24 Juni 1999 yang
merupakan anak pertama dari empat bersaudara, buah hati
dari pasangan Achmad dan Darmawati. Pendidikan formal di
mulai dari SD 96 Mannanti 2004 dan tamat tahun 2010.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMP Negeri 5 Sinjai Selatan 2010
dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 1 Tellulimpoe dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis
mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar dan terdaftar pada jurusan Pendidikan Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Sastra 1 (S1)
kependidikan. Pada tahun 2020, penulis menyelesaikan studi dengan menyusun
karya ilmia yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Help Me Box Untuk
Meningkatkan Hasil Belaja Murid Pada Materi Keragaman Suku Bangsa dan
Budaya Murid Kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten
Sinjai .”