PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN MURID KELAS V SD NEGERI BATANGKALUKU
KABUPATEN GOWA.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
Annisa Ayuningtyas
10540 9108 14
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH
TERHADAP HASIL BELAJAR PKn MURID KELAS V
SD NEGERI BATANGKALUKU KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ANNISA AYUNINGTYAS
10540 9108 14
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2018
ABSTRAK
Annisa Ayuningtyas. 2018. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Index
Card Match terhadap Hasil Belajar PKn Murid Kelas V SD Negeri Batangkaluku
Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Andi Baso dan pembimbing II M. Syukur Hak.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen bentuk One Group
PreTest-PostTest Design yaitu sebuah eksperimen yangdalam pelaksanaannya
hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas
pembanding (kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan metode index card match dalam pembelajaran PKn pokok bahasan
kebebasan organisasi dalam pembelajaran PKn pada murid kelas V SD Negeri
BatangkalukuKabupaten Gowatahun ajaran 2017/2018. Satuan eksperimen dalam
penelitian ini adalah murid Kelas VA sebanyak 38 orang. Penelitian dilaksanakan
selama 6 kali pertemuan.
Keberhasilan proses pembelajaran ditinjau dari aspek, yaitu: ketercapaian
ketuntasan hasil belajar PKn murid secara klasikal.Pembelajaran dikatakan
berhasil jikaaspek di atas terpenuhi. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah data hasil belajar PKn murid yang dikumpulkan dengan menggunakan tes
hasil belajar.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap pengaruh metode index card
match positif, pemahaman materi dan konsep dari PKn dengan metode index card
match ini menunjukkkan hasil belajar yang lebih baik daripada sebelum
diterapkan metode index card match. Hasil analisis statistik inferensial
menggunakan rumus uji t, diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh adalah 3,84
dengan frekuensi db = 38 –1 = 37, pada taraf signifikansi 50% diperoleh tTabel=
2,03. Jadi, t Hitung> ttabel atau hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative
(H1) diterima. Hal ini membuktikan bahwa aplikasi metode index card match
dalam pembelajaran PKn mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar murid.
Kata kunci: metode index card match
MOTO DAN PERSEMBAHAN
”Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha
Yang disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seorang
Manusia tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha”
Setiap usaha keras dan kesabaran
Akan membuahkan hasil
Sebab sesungguhnya sesudah kesulitan itu
Ada kemudahan
Penyesalan tidak akan mengembalikan sesuatu yang telah hilang
Kecemasan tidak akan membuat masa depan lebih baik
Keteguhan hati dan kesabaran adalah kunci meraih kesuksesan
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, saudaraku, teman dekatku dan sahabatku,
Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
Mewujudkan harapan menjadi kenyataan
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada sumber ilmu pengetahuan, sumber segala
kebenaran, Sang Kekasih tercinta yang tidak terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi
hamba-Nya, Allah Subhanahu wa ta’ala sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Index Card Match terhadap Hasil
Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa”. Tak lupa
shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman biadab menuju zaman
yang beradab.
Setiap orang dalam berkarya selalu mengharapkan kesempurnaan,
termasuk dalam tulisan ini. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis telah mengerahkan segala daya dan
upaya untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia
pendidikan.
Skripsi ini merupakan suatu karya ilmiah sederhana yang penulis ajukan
untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam rangka penyusunan skripsi ini penulis telah memperoleh bantuan
dari berbagai pihak secara langsung, moril maupun material, mental dan spiritual,
maka melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya terutama kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr H. Abd. Rahman Rahim,
SE., MM. atas kesempatan yang diberikan kepada peneliti, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi di Universitas Muhammadiyah Makassar;
2. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D.
yang telah memberikan izin penelitian;
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yaitu Sulfasyah, S.Pd.,
M.A., Ph.D. atas kesempatan dan motivasinya;
4. Drs. H. Andi Baso, M.Pd.I. selaku pembimbing I dan Drs. H. M. Syukur Hak,
MM. selaku pembimbing II atas bimbingan, motivasi, dan semangat yang
sangat berharga hingga selesainya proposal ini;
5. Kepala Sekolah SD Negeri Batangkaluku yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya beserta staf pengajar dan
karyawan yang telah membantu selama penelitian berlangsung;
6. Seluruh murid kelas VASD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa;
7. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan doa dan dukungan kepada
penulis secara moril maupun materil sehinggaskripsi ini dapat selesai;
8. Kakak dan adik tercinta juga anggota keluarga dan kerabat yang senantiasa
memberikan doa dan dukungan semangat kepada penulis;
9. Sahabat dan rekan seperjuangan yang tiada henti member dukungan dan
motivasi kepada penulis;
10. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini
masih banyak kekurangan sehingga masih jauh dari sempurna.Karena itu kritik
dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
proposal ini.
Akhirnya, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya dan Pendidikan Guru Sekolah dasar
khususnya.Amin.
Makassar, Februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ...............................................................................................
..................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
..................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Metode Index Card Match
a. Pengertian Metode Index Card Match ................................ 7
b. Langkah-langkah Metode Index Card Match ..................... 8
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card
Match...................................................................................
............................................................................................. 10
2. Belajar
a. Pengertian Belajar ...............................................................
............................................................................................. 11
b. Teori belajar
1) Teori belajar Behavioristik ............................................
....................................................................................... 13
2) Teori belajar Kognitif ....................................................
....................................................................................... 13
3) Teori belajar Humanistik...............................................
....................................................................................... 14
4) Teori belajar Kontruktivisme ........................................
....................................................................................... 15
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar .........................
............................................................................................. 16
3. Hasil Belajar ..............................................................................
................................................................................................... 17
4. PKn di SD
a. Landasan PKn di SD ...........................................................
............................................................................................. 19
b. Ruang Lingkup PKn ............................................................
............................................................................................. 19 c. Hakikat, Tujuan, dan Fungsi PKn di SD .............................
............................................................................................. 21
d. Tujuan PKn di Sekolah Dasar .............................................
............................................................................................. 22
e. Fungsi PKn di Sekolah Dasar .............................................
............................................................................................. 22
5. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................
................................................................................................... 23
B. Kerangka Pikir ................................................................................
......................................................................................................... 26
C. Variabel Penelitian ..........................................................................
......................................................................................................... 28
D. Definisi Operasional Variabel .........................................................
......................................................................................................... 28
E. Hipotesis Penelitian .........................................................................
......................................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................
......................................................................................................... 29
B. Desain Penelitian .............................................................................
......................................................................................................... 29
C. Sumber Data ....................................................................................
......................................................................................................... 30
D. Populasi dan Sampel .......................................................................
......................................................................................................... 31
E. Instrumen Penelitian........................................................................
......................................................................................................... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
......................................................................................................... 32
G. Teknik Analisis Data .......................................................................
......................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
..................................................................................................................... 37
DAFTAR TABEL
Tabel Judul
Halaman
1.1 Hasil UTS Kelas VA SD Negeri Batangkaluku
Kabupaten Gowa
3
3.1 Tingkat Penguasaan Materi Departemen
Pendidikan Nasional
35
DAFTAR GAMBAR
Bagan Judul Halaman 2.1 Kerangka Pikir 27 3.1 Rancangan desainThe One-Group Pretest-Posttest Design
28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah pendidikan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah bagaimana
meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari
hasil pencapaian prestasi belajar murid dan kualitas proses pembelajaran.
Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan baik jika dalam proses belajar
mengajar murid aktif dalam usaha meningkatkan pengalaman belajarnya.
Selain itu, jika murid menunjukkan perubahan yang positif serta
menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi maka proses
pembelajaranjuga dapat dikatakan baik. Untuk memperoleh kualitas proses
pembelajaran yang baik, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru
adalah dengan menentukan metode pembelajaran yang tepat dalam proses
belajar mengajar.
Mudyahardj (2001:11) menjelaskan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat,
dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau
latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang
hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan
peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang
akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar
terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, informal di
sekolah dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang
bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu,
agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Menurut Henderson (Mudyahardj, 2001:15) mendefinisikan pendidikan
adalah proses dan hasil pertumbuhan serta perkembangan interaksi seorang
individu dalam lingkungannya mulai dari lahir hingga akhir hayatnya dan
juga sebagai alat yang digunakan untuk perkembangan pribadi individu.
Sebagaimana yang disebutkan dalam UUD 1945, ketetapan DPR RI dan
Presiden Republik Indonesia. Dalam UU nomor 20, tahun 2003, pasal 3
tentang sistem pendidikan nasional dikemukakan bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia dimulai dari jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi.Sekolah dasar adalah
salah satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar.Penyelenggara
pendidikan di sekolah dasar sebagai tempat berlangsungnya sebuah
pendidikan harus memahami bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang
di dalamnya terdapat unsur-unsur pendidikan yang tidak dapat lepas dan
saling terkait.
Berdasarkan observasi awal yang saya lakukan di Kelas VA SD Negeri
Batangkaluku pada tangggal 29 Januari 2018 dengan Guru Kelas pada saat
proses pembelajaran PKn, diperoleh data tentang hasil belajar PKn siswa.
Hasil belajar pada Ujian Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 yang
menunjukkan bahwa siswa kelas VA SD Negeri Batangkaluku masih banyak
yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum
mencapai ketuntasan belajar. Terdapat 15 dari 38 orang siswa yang tuntas,
sedangkan 23 dari 38 orang siswa atau 61% siswa yang tidak
tuntas.Sedangkan nilai KKM mata pelajaran PKn yaitu 75.Itu artinya hasil
belajar PKn siswa masih dibawah nilai KKM yang tekah ditentukan di SD
Negeri Batangkaluku.Berikut ini adalah nilai hasil Ulangan Tengah Semester
siswa Kelas VA.
Tabel 1.1 Hasil UTS Kelas VASD Negeri Batangkaluku
Kabupaten Gowa
No Kriteria Ketuntasan
Minimal Jumlah Siswa Presentase
1 < 70 23 orang 61%
2 ≥ 70 15 orang 39%
Sumber: Guru Kelas VASD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa
Penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa, yaitu siswa terlihat pasif
dalam proses pembelajaran PKn. Siswa kurang diberi kesempatan untuk
terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, siswa juga kurang
di bangkitkan minatnya. Proses pembelajaran menjadi tidak antusias, siswa
kelihatan gelisah, tidak semangat bahkan ada yang bermain-main sendiri.
Selain itu, siswa sering kali merasa bosan dengan pembelajaran PKn.
Kekurangaktifan siswa mungkin diakibatkan karena guru lebih sering
menggunakan metode ceramah dibandingkan dengan melibatkan siswa dalam
pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher
centered). Guru belum dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif
dan menyenangkan, sehingga siswa mudah lupa dengan materi yang telah
diberikan oleh gurunya.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti ingin menggunakan
metode Index Card Match dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa Kelas
VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.Metode pembelajaran Index
Card Match merupakan upaya belajar untuk meningkatkan kemampuan
siswa, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan.Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan
kelompok (berpasangan), sehingga siswa dapat saling bertukar pikiran,
pengalaman, maupun gagasan-gagasan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis termotivasi melaksanakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Index Card Match
Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VA SD Negeri Batangkaluku
Kabupaten Gowa.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana
Pengaruh Metode Index Card Match terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas
VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitan ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Metode Index Card Match terhadap
Hasil belajar PKn siswa Kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten
Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis:
a. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini secara teoritis dapat bermanfaat
bagi peneliti untuk mengembangkan wawasan peneliti dalam
perkembangan proses belajar mengajar serta dapat mengaplikasikan
teori dan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Guru, lebih profesional dalam menjalankan tugas mengajar
untuk merangsang minat siswa serta melibatkannya secara utuh
dalam pembelajaran.
b. Bagi murid, mengembangkan pengetahuan mereka dalam
menemukan konsep-konsep yang dipelajari melalui metode index
card match, lebih aktif dan kreatif, terlibat langsung dalam kegiatan
pembelajaran, terampil menyelesaikan soal, lebih memahami
pelajaran yang diberikan di sekolah.
c. Bagi Akademis, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi
dalam ilmu, peningkatakan profesionalisme guru melalui proses
latihan sistematits dan meningkatkan kualitas siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Metode Pembelajaran Index Card Match
a. Pengertian Metode Index Card Match
Metode Index Card Match merupakan salah satu metode
pembelajaran yang menyenangkan yang mengajak siswa aktif dalam
proses pembelajaran. Metode Index Card Match ini berhubungan
dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka
pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini
dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau
soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana
menyenangkan.
Suprijono (2012: 120) menjelaskan Index Card Match (mencari
pasangan kartu) adalah suatu metode yang cukup menyenangkan
digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan
sebelumnya.Menurut Silberman (2009: 240) Index Card Match adalah
cara pembelajaran yang menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang
materi pelajaran. Guru memperbolehkan siswa untuk berpasangan dan
memainkan kuis dengan teman sekelasnya.
Rusman (2012:223) menjelaskan bahwa:
Metode Index Card Match (membuat pasangan) merupakan
salah satu jenis metode dalam pembelajaran kooperatif. Salah
satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan
18
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana
yang menyenangkan.Penerapan metode ini dimulai dengan
teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa
yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Berdasarkan pendapat ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa
metode Index Card Match adalah cara-cara yang dilakukan guru untuk
mengulang materi yang telah diberikan dengan mencari kartu
pasangannya. Namun demikian, materi barupun tetap bisa diajarkan
menggunakan metode ini dengan catatan, peserta diberi tugas
mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika
masuk kelas siswa sudah memiliki bekal pengetahuan.
b. Langkah-langkah Metode Index Card Match
Menurut Suprijono(2015:139-140) langkah-langkah metode
Index card Match adalah sebagai berikut:
1) Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada
dalam kelas.
2) Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
3) Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan
dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan-pertanyaan yang
telah dibuat.
4) Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dibuat.
5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan
jawaban.
54
6) Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas
yang dilakukan secara berpasangan. Separuh siswa akan
mendapatkan soal dan sepatuh yang lain akan mendapatkan jawaban.
7) Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada
yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk
duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu
materi yang akan mereka dapatkan kepada teman yang lain.
8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan,
mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk
membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-
temannya yang lain. Selanjutnya, soal tersebut dijawab oleh
pasangannya.
9) Akhiri proses ini dengan membuat kesimpulan.
Silberman (2009: 250) menyatakan langkah-langkah metode
Index Card Match yaitu sebagai berikut:
1) Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun
yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah
yang sama dengan setengah jumlah siswa.
2) Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing
pertanyaan itu.
3) Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar
benar-benar tercampuraduk.
55
4) Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan
latihan pencocokan. Sebagian siswa mendapat pertanyaan tinjauan
dan sebagian lain mendapat kartu jawabannya, perintahkan siswa
untuk mencari kartu pasangan mereka.
5) Bila sudah terbentuk pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan
itu untuk mencari tempat duduk bersama. (Katakan pada mereka
untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di
kartu mereka).
6) Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan
tiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa lain dengan
membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa
lain untuk memberikan jawabannya.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, metode Index Card
Match merupakan salah satu pembelajaran aktif karena melibatkan
semua siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus
merencanakan secara maksimal agar tercapai tujuan pembelajaran.
Peneliti memilih langkah-langkah metode Index Card Match
menurut pendapat Suprijono untuk diterapkan dalam proses
pembelajaran karena lebih rinci dan mudah dipahami.
56
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match
1) Kelebihan
Menurut Lie (Husnah, 2013:12) metode Index Card Match
memiliki tiga keunggulan jika diterapkan didalam pembelajaran
yakni:
a) Model ini melatih untuk ketelitian, kecermatan dan kecepatan,
karena setiap siswa dituntut untuk mencari jawaban yang cocok
dari kartu yang dipegangnya,
b) Sehingga pembelajaran menggunakan model ini dapat melatih
siswa untuk teliti, cermat, tepat dan cepat.
c) Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep
atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
2) Kekurangan
Menurut Amin (Dewi, 2014:16)metode Index Card Match
memiliki kelemahan yaitu jika tidak dirancang dengan baik, maka
banyak waktu yang terbuang.
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Ngalim (Fitri, dkk, 2014:18) belajar adalah:
1) Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, dimana perubahan
itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
57
2) Belajar merupakan sesuatu perubahan yang terjadi melalui latihan
atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan
oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil
belajar; seperti perubahan-perubahan terjadi pada diri seseorang bayi. 3)
Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap;
harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang panjang.
Beberapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan
pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu
periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan
ataupun bertahun tahun.4) Tingkah laku yang mengalami perubahan
karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik
maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian pemecahan suatu
masalah atau berfikir, keterampilan kecakapan, kebiasaan, ataupun
sikap.
Cronbach dalam Suprijono (Suprijono, 2012:2) mengemukakan
bahwa learning is shown by a change in behavior as a result of
experience (belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman). Ruminiati (2007: 13) seseorang dapat dikatakan belajar
jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktivitas yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif lama.
Menurut Hermawan (2007:2) belajar merupakan proses perubahan
perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar
58
dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan
dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
belajar adalah sebuah proses perubahan yang disebabkan oleh
pengalaman yang dialami seseorang. Perubahan tersebut ditandai
dengan bertambahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan.
b. Teori Belajar
Beberapa teori belajar berkembang dan memengaruhi pemikiran
tentang proses pendidikan. Tetapi semua bertujuan menjelaskan
bagaimana belajar sesungguhnya terjadi.Berikut ini adalah beberapa
teori belajar menurut ahli.
1) Teori belajar Behavioristik
Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input
yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons.
Winataputra (2008: 1.6) mendefinisikan teori belajar behavioristik
merupakan perubahan tingkah laku, khususnya perubahan kapasitas
siswa untuk beperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar, bukan
sebagai hasil proses pematangan (atau pendewasaan) semata.
Mikarsa (2007:6.4) menjelaskan bahwa belajar menurut kaum
behavioris adalah perubahan dalam tingkah laku yang dapat diamati
dari hasil hubungan timbal balik antara guru sebagai pemberi
stimulus dan murid sebagai respon tindakan stimulus yang diberikan.
Watson (Budiningsih, 2005: 22) belajar adalah proses interaksi
59
antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang
dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati
(observable) dan dapat diukur.
Peneliti menyimpulkan bahwa belajar menurut teori
behavioristik adalah bentuk perubahan tingkah laku siswa sebagai
hasil interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan perilaku
manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan
beragam pengalaman kepada seseorang.
2) Teori belajar Kognitif
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari
pada hasil belajarnya. Winataputra (2008:1.8) teori belajar kognitif
memandang bahwa pada dasarnya setiap orang dalam bertingkah
laku dan mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh
tingkattingkat perkembangan dan pemahamannya atas dirinya
sendiri.Setiap orang memiliki kepercayaan, ide-ide dan prinsip yang
dipilih untuk kepentingan dirinya.
Piaget (Mikarsa, 2007:6.9) membagi proses perkembangan
fungsi-fungsi dan perilaku kognitif ke dalam empat tahapan
utama yang secara kualitatif empat tahapan memunculkan
karakteristik yang berbeda, yaitu: a) periode sensori motor
(0;0 - 2;0);b) periode praoperasional (2;0 - 7;0);c) periode
operasional konkret (7;0 - 11 atau 12;0);d) periode
operasional formal (11;0 atau 12;0 - 14;0 atau 15;0).
Budiningsih (2005: 51) asumsi belajar menurut teori kognitif
adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang telah tertera dalam bentuk struktur kognitif yang
60
dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi
pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif
yang telah dimiliki seseorang.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
teori belajar kognitif memandang bahwa proses belajar pada manusia
melibatkan proses pengenalan yang bersifat kognitif. Cara belajar
orang dewasa berbeda dengan cara belajar anak. Proses belajar orang
dewasa melibatkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi
dibandingkan dengan proses belajar anak.
3) Teori belajar Humanistik
Proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia itu sendiri. Winataputra (2008:4.2) teori
belajar humanistik menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu
proses di mana siswa mengembangkan kemampuan pribadi yang
khas dalam bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Mikarsa
(2007: 6.6) teori belajar humanisme memandang bahwa perilaku
manusia ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh faktor internal dirinya
dan bukan oleh kondisi lingkungan ataupun pengetahuan.Belajar
bermakna menurut teori ini adalah belajar yang melibatkan
pengalaman langsung, berpikir dan merasakan, atas kehendak diri
sendiri dan melibatkan seluruh pribadi siswa. Kolb(Budiningsih,
2005:70) membagi tahap-tahap belajar menjadi empat tahap, yaitu:
61
a) tahap pengalaman konkret, b) tahap pengamatan aktif dan
reflektif, c) tahap konseptualisasi, d) tahap eksperimentasi aktif.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
belajar menurut teori humanistik adalah untuk memanusiakan
manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri atau siswa telah
mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal.
4) Teori belajar Konstruktivistik
Pengetahuan, sifat-sifat pengetahuan, dan bagaimana
seseorang menjadi tahu dan berpengetahuan, menjadi perhatian
penting bagi aliran konstruktivisme.Budiningsih (2005: 56) menurut
pendekatan konstruktifistik, pengetahuan bukanlah sesuatu yang
sudah ada dan tersedia, sementara orang lain tinggal menerimanya.
Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus
oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena
adanya pemahaman-pemahaman baru.
Berdasarkan pada uraian di atas, peneliti menyimpulkan teori
belajar konstruktifistik berpandangan bahwa untuk memperoleh
pengetahuannya, seseorang itu perlu membangun pengetahuan
tersebut melalui interaksi dengan orang lain dan mencari
pemahaman- pemahaman baru. Pengetahuan yang diperoleh
dipengaruhi oleh kompetensi dan struktur intelektual seseorang,
tingkat kematangan berpikir, pengetahuan yang telah dimiliki
62
sebelumnya, serta faktor lainnya seperti konsep diri dan percaya diri
dalam proses belajar.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar,
secara umum faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaraya faktor
internal dan eksternal. Menurut Slameto (Raresik, dkk, 2016:4) faktor
yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
1) Faktor-faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam individu
yang sedang belajar yaitu meliputi:
a) Faktor Jasmani (kesehatan dan cacat tubuh)
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan serta
bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit.Sedangkan cacat tubuh
sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna
mengenai tubuh atau badan.
b) Faktor Psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan).
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu yang sedang
belajar meliputi:
63
a) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, latar belajang kebudayaan).
b) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar, dan tugas rumah).
c) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media
massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
3. Hasil Belajar
Menurut Fitri, dkk, 2014:18 menyatakan bahwa hasil belajar adalah
penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang
dipelajari di sekolah menyangkut pengetahuan, kecakapan atau
keterampilan yang dinyatakan sesudah penilaian. Hasil belajar ini
dijadikan pedoman atau bahan pertimbangan dalam menentukan
kemampuan siswa.
Menurut Bloom (Thobroni 2015:21-22) hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.Lebih lanjut Thobroni (2015:
22) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja.Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasikan oleh para pakar
pendidikan tidak dilihat secara fragmentis atau terpisah, tetapi secara
komprehensif.
64
Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.Secara sederhana, yang
dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar.Sedangkan menurut Suprijono
(2012:5) hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan
hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran. Kemampuan tersebut meliputi ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor.
4. PKn di Sekolah Dasar
a. Landasan PKn di Sekolah Dasar
Menurut Baso dan Nasrun (2015: 4) “pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya
bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk
perilaku dalam kehidupan sehari hari......”
Guru pendidikan pancasila di sekolah dasar diharapkan mampu
membantu siswa untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut diatas. Oleh
sebab itu, program pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di dalam
pendidikan sekolah dasar adalah untuk menyiapkan guru agar mereka
memiliki pengetahuan tentang tingkat perkembangan belajar siswa di
65
sekolah dasar, kemampuan serta keterampilan untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap dan tindakan berkenaan dengan nilai-nilai moral
pancasila sebagai satu keutuhan dan kebulatan.
b. Ruang Lingkup PKn
Berpijak pada tujuan PKn di atas, materi dalam penbelajaran
PKn perlu diperjelas.Dibutuhkan ruang lingkup PKn sebagai batasan
cakupan materi. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
memuat ruang lingkup mata pelajaran PKn yang meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Keterbukaan dan jaminan keadilan;
2)Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di
masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan
peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional;
3)Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan
HAM;
4)Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga
diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi,
Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan
bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga Negara;
5)Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan
konstitusi;
6)Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan
kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah
pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan,
Pers dalam masyarakat demokrasi;
66
7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara, 28 Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka; dan
8)Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi,
Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
Mengevaluasi globalisasi.
Ruminiati (2007: 1-26) menjelaskan ruang lingkup PKn secara
umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut. (1) Persatuan dan
Kesatuan, (2) Norma, Hukum dan Peraturan, (3) HAM, (4) Kebutuhan
Warga Negara, (5) Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan dan Politik, (7)
Kedudukan Pancasila, (8) Globalisasi.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat 8 aspek yeng menjadi ruang lingkup PKn secara umum.
Aspek-aspek tersebut yaitu: (1) Persatuan dan Kesatuan, (2) Norma,
Hukum dan Peraturan, (3) HAM, (4) Kebutuhan Warga Negara, (5)
Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan dan Politik, (7) Kedudukan
Pancasila, (8) Globalisasi.
c. Hakikat, Tujuan, dan Fungsi Pkn di Sekolah Dasar
Menurut Baso dan Nasrun (2015: 11) hakikat atau dasar PKn
adalah juga pendidikan nilai dan moral walaupun kata moral tidak lagi
muncul dalam nama mata pelajaran tersebut. Pendidikan nilai paling
tidak meliputi empat dimensi utama. Dimensi-dimensi yang dimaksud
adalah:
1) Menemukan nilai-nilai inti pribadi dan masyarakat.
2) Inkuiri filosofis dan rasional terhadap nilai-nilai inti tersebut.
67
3) Reson afektif atau emotif terhadap nilai-nilai inti tersebut.
4) Pembuatan keputusan yang dikaitkan dengan nilai-nilai dasar
berdasarkan inkuiri dan respon.
Kurikulum Tahun 1994 (Baso & Nasrun, 2015: 14) tujuan PKn
adalah meningkatkan pengetahuan dan pengembangan kemampuan
memahami, menghayati, dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai
pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sehingga menjadi warga Negara yang bertanggung jawab dan
dapat diandalkan serta memberi bekal kemampuan untuk belajar lebih
lanjut”.
Kurikulum PPKn SD Tahun 1994 (Baso dan Nasrun, 2015, 15)
fungsi PPKn SD adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai dan moral Pancasila
secara dinamis dan terbuka. Dinamis dan terbuka dalam arti bahwa
nilai dan moral yang dikembangkan mampu menjawab tantangan
perkembangan yang terjadi dalam masyarakat tanpa kehilangan jati
diri sebagai bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu dan berdaulat.
2) Mengembangakn dan membina manusia Indonesia seutuhnya yang
sadar politik dan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
3) Membina pemahaman dan kesadaran terhadap hubungan antar warga
negara dengan negara, antara warga negara dengan sesama warga
negara, dan pendidikan pendahuluan bela Negara agar mengetahui
68
dan mampu melaksanakan dengan baik hak dan kewajibannya
sebagai warrga negara.
Dengan memperhatikan hakikat, tujuan, dan fungsi PPKn
tersebut dapat disimpulkan bahwa PPKn memiliki misi yang penting
dalam mempersiapkan warga Negara untuk hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sesuai dengan tuntutan nilai dan moral
Pancasila.
5. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang telah
dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode Index Card Match terhadap
hasil belajar adalah sebagai berikut:
a. Syam (2011)
Penelitian yang dilakukan oleh Syam dengan mengangkat judul
Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model
Pembelajaran Kooperatuf Tipe Make a Match pada Murid Kelas IV
SDI Biringkaloro Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa 1) pada sisklus I, skor rata-rata hasil
belajar Bahasa Indonesia murid adalah 69,70 berada pada kategori
rendah, jumlah murid yang tidak tuntas sebanyak 16 orang dari 33
orang jumlah murid dengan persentase ketuntasan 51,52%. 2) pada
siklus II skor rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia murid adalah
82,27 berada pada kategori tinggi, jumlah murid yang tidak tuntas
sebanyak 2 orang dari 33 jumlah murid dengan persentase ketuntasan
69
93,94%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia murid
kelas IV SDI Biringkaloro Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa
melalui model pembelajaran Make a Match.
b. Aliyah (2014)
Penelitian yang dilakukan oleh Aliyah dengan mengangkat judul
Pengaruh Metode Index Card Match terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas X SMA Muhammadiyah Babat.Berdasarkan hasil analisis pada
tiga aspek hasil belajar siswa melalui uji-t diperoleh nilai signifikansi
masing-masing kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan
penilaian pengetahuan (0.042< 0.05) ,keterampilan (0,000< 0.05) dan
sikap (0,000 < 0.05) maka dapat dikatakan Ha diterima Ho ditolak dan
nilai rata-rata postest hasil belajar kelompok eksperimen lebih besar
dibanding kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa metode indeks card match berpengaruh pada hasil belajar siswa
di SMAN Muhammadiyah 1 Babat.
c. Suawrtiani (2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Suawrtiani dengan mengangkat
judul Metode Index Card untuk meningkatkan hasil belajar mapel IPS
Kelas VI SD.Penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode index
card match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi gejala alam
yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. Nilai yang tidak memenuhi
KKM pada`pra-siklus (77,78%), setelah menggunakan penerapan
70
metode index card match pada siklus 1 menjadi (55,56%), dan siklus II
menjadi (13,89%) dan ketuntasan belajar IPS dapat dilihat dari rata-rata
hasil tes pada setiap siklus yaitu pra-siklus (22,22%), siklus I menjadi
(46,7%), siklus II menjadi (80,77%.). Jadi, dari pra-siklus ke siklus II
nilai rata-rata hasil belajar meningkat sebesar 21,67.
d. Basir (2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Basir dengan mengangkat judul
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Inpres
Pa`bungdukang Kabupaten Gowa. Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya pengaruh model pembelajaran cooperative learning tipe Make
a Match terhadap Hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Pa`bundukang
Kabupaten Gowa. Hal tersebut terlihat dari perbandingan antara nilai
pretest dan posttest. Nilai rata-rata pretest yang diperoleh sebesar
65,63, nilai rata-rata termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan nilai
rata-rata posttest yang diperoleh sebesar 82,19 yang berada pada
kategori tinggi. Selain itu, digunakan perhitungan uji t-tes. Hasil
penelitian diperoleh thitung = 10,62 dan ttabel= 2,13 maka thitung> ttabelatau
10,62 > 2,13 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0ditolak dan
H1diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
cooperative learning Tipe Make a Match berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa mata pelajaran Matematika Kelas V SD Inpres
Pa`bundukang Kabupaten Gowa.
71
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan gambaran pemikiran untuk mengetahui
adanya hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam
penelitian.Sugiyono (2014:60) kerangka pikir adalah sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan.Peneliti mempunyai keyakinan bahwa variabel bebas berkaitan
dengan variabel terikat.
Proses pembelajaran dipandang berkualitas jika berlangsung efektif,
bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang baik. Proses pembelajaran
dapat dikatakan berhasil dan efektif ditinjau dari ketuntasan belajar siswa,
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran, dan respon siswa terhadap pembelajaran. Oleh
karena itu guru sebagai pendidik bertanggung jawab merencanakan dan
mengelola kegiatan-kegiatan pembelajaran sesuai dengan tuntutan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap mata pelajaran dalam hal ini
pelajaran PKn.
Metode Index Card Match merupakan salah satu alternative yang
dapat diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.Penerapan
metode ini dimulai dari teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu
yang merupakan jawaban atau soal yang dipegang.Siswa diharapkan mampu
mencari pasangan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan. Siswa yang
dapat mencocokkan kartunya lebih cepat akan diberi poin. Metode Index
72
Card Match diharapkan agar siswa lebih cermat dalam pembelajaran dan
lebih semangat dalam pembelajaran.
Adapun kerangka pikir yang akan dilakukan oleh peneliti digambar
pada bagan berikut:
Gambar (2.1. Kerangka Pikir)
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari uraian kajian teoritis dan kerangka pikir diatas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode Index Card Match
Proses
Pembelajaran
Metode
konvensional
Pretest
Pembelajaran
menggunakan metode
Index card Match
Analisis
Hasil Belajar Siswa
73
berpengaruh terhadap Hasil Belajar PKn Murid Kelas VASD Negeri
Batangkaluku Kabupaten Gowa.
74
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono
(2017:107) Penelitian eksperimen diartikan “sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan”.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental designs
jenis One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam penelitian ini hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment).Adapun desain penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Desain Penelitian
𝟎𝟏𝐗 𝟎𝟐
Gambar 3.1. Rancangan desainOne-Group Pretest-PosttestDesign
(Sumber:Sugiyono, 2017 : 111)
Keterangan:
O1 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
O2 = nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
X = perlakuan (treatment)
75
Model eksperimen ini melalui ini melalui tiga langkah yaitu :
1. Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar)
sebelum perlakuan dilakukan.
2. Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan
menerapkan metode Index Card Match
3. Memberikan posstest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan
dilakukan.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas pada penelitian ini adalah Metode Index Card Match
2. Variabel Terikat pada penelitian ini adalah Hasil Belajar
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2017:117) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek
dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah ada
pada obyek/subyek yang dipelajarai, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh murid kelas V SD Negeri Batangkaluku
Kabupaten Gowa yang berjumlah 78 orang.
76
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2017:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.Teknik
pengambilan sampel yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling.Dalam penelitian ini sampelnya terdiri dari semua
Siswa Kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa yang
berjumlah 38 orang.
E. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional
didefenisikan sebagai berikut :
a. Variabel Terikat (Hasil belajar)
Hasil belajar adalah penguasaan yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti pembelajaran.
b. Variabel Bebas (Metode Index Card Match)
Metode Index Card Match adalah suatu cara pembelajaran aktif
untuk meninjau ulang materi pelajaran dengan teknik mencari pasangan
indeks yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu
konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.
F. Prosedur Penelitian
Adapun tahap-tahap prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
77
1. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan suatu tahap persiapan untuk melakukan
suatu perlakuan, pada tahap ini langkah-langkah yang harus dilakukan
peneliti adalah sebagai berikut :
a. Menelaah materi pelajaran PKn untuk Kelas VA SD Negeri
Batangkaluku Kabupaten Gowa.
b. Membuat skenario pembembelajaran dikelas dalam hal ini Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang akan
diajarkan.
c. Mempersiapkan instrumen penelitian.
d. Mempersiapkan observer.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pra pelaksanaan
1) Memberikan penjelasan secara singkat dan menyeluruh kepada
murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa
sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
2) Memberikan tes awal dengan menggunakan instrument test (pretest)
untuk mengetahui hasil belajar murid sebelum menerapkan metode
Index Card Match.
b. Perlakuan
1) Memberikan perlakuan dengan menerapakan metode Index Card
Match
2) Memberikan tes akhir (Posttest)
78
G. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar dengan jenis pretest dan posttest. Pretest
digunakan sebelum model pembelajaraninteraktifditerapkan, sedangkan
posttest digunakan setelah murid mengikuti pembelajaran dengan
menerapkan model pembajaran interaktif.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Adapun
langkah-langkah (prosedur) pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengadakan kunjungan langsung pada tempat atau lokasi penelitian.
Tujuannya untuk mengetahui keadaan, jumlah populasi dan sampel
penelitian.
2. Tes awal (pretest)
Tes awal dilakukan sebelum treatment, Pretest dilakukan untuk
mengetahui kemampuan bahasa indonesia yang dimiliki oleh murid
sebelum diterapkannya metode Index Card Match.
79
3. Treatment (pemberian perlakuan)
Dalam hal ini peneliti menerapakan metode Index Card Match
pada pembelajaran PKn.
4. Tes akhir (posttest)
Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah postest untuk
mengetahui pengaruh penggunaan metode Index Card Match.
I. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan
digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul
berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian
dibandingkan.Membandingkan kedua nilai tersebut dengan mengajukkan
pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang didapatkan antara nilai
pretest dengan nilai Post test.Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan
terhadap rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik
yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-langkah analisis
data eksperimen dengan model eksperimen dengan One Group Pretest
Posttest Design adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2017:207-208) bahwa statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
80
generalisasi.Adapun langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis
ini adalah sebagai berikut:
a. Rata-rata (Mean)
𝑥 = 𝑥𝑖
𝑛𝑖=1
𝑛
b. Persentase (%) nilai rata-rata
𝑃 = 𝑓
𝑁x 100%
(Sugiyono, 2015)
Keterangan:
P = Angka persentase
f = frekuensi yang dicari persentasenya
N = Banyaknya sampel responden.
Dalam analisis ini peneliti menetapkan tingkat kemampuan
siswa dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang
dicanangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2006) yaitu:
Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Materi
Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar
0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Sumber: Departemen Pendidikan Nasional (2006)
2. Analisis Data Statistik Inferensial
Menurut Sugiyono (2017:209) “statistik inferensial adalah teknik
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel beserta hasilnya
diberlakukan untuk populasi”. Dalam penggunaan statistik inferensial ini
81
peneliti menggunakan teknik statistik t (uji t).Dengan tahapan sebagai
berikut :
t =𝑀𝑑
𝑋2𝑑
𝑁(𝑁−1)
(Sugiyono, 2015)
Keterangan :
Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)
d = Deviasi masing-masing subjek
𝑋2𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut :
a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = 𝑑
𝑁
Keterangan:
Md = mean dari perbedaan pretest dengan posttest
= jumlah dari gain (posttest – pretest)
N = subjek pada sampel.
b. Mencari harga “ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:
𝑋2𝑑 = 𝑑 − 𝑑 2
𝑁
Keterangan :
82
𝑋2𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi
= Jumlah dari gain (post test – pre test)
N = subjek pada sampel.
c. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang
signifikan Kaidah pengujian signifikan :
Jika tHitung> tTabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti penerapan
metode Index Card Match berpengaruh terhadap hasil belajar murid
kelas VA SD Negeri Batangkaluku.
d. Jika tHitung< tTabel maka Haditolak, berarti penerapan metode Index
Card Match tidak berpengaruh terhadap hasil belajar murid kelas VA
SD Negeri Batangkaluku Menentukan harga ttabel
Mencari ttabel dengan menggunakan table distribusi t dengan taraf
signifikan 𝛼 = 0,05 dan 𝑑𝑘 = 𝑁 − 1
e. Membuat kesimpulan apakah metode Index Card Match
berpengaruh terhadap hasil belajar murid kelas VA SD Negeri
Batangkaluku Kabupaten Gowa.
83
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan paparan data berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa
mulai tanggal 14 Mei- 14 Juni 2017.
1. Deskripsi Hasil Belajar (Pre-Test) PKn Murid kelas VA SD Negeri
Batangkaluku Kabupaten Gowa sebelum diterapkan metode Index
Card Match.
Analisis Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran mengenai hasil belajar PKn sebelum (pretest) dan sesudah
(posttest) diberikan perlakuan berupa metode index card match terhadap
murid kelas VA di SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.
Data perolehan skor hasil belajar murid kelas VA SD Negeri
Batangkaluku Kabupaten Gowa sebelum diberikan perlakuandapat
diketahui sebagai berikut:
Tabel 4.1. Skor Nilai Pre-Test murid Kelas VA SD Negeri
Batangkaluku Kabupaten Gowa
NO. NAMA MURID Nilai
1 Muh. Fajrin Mustari 75
2 A.Fahri Syam 25
3 Alya Mukhgita Dirman 45
4 Alika Nur Rahmania 50
5 Muh. Al Aby 70
6 Muh. Fachrul 70
7 Suci Wulandari 35
84
8 Muh. Fahrisal 45
9 Muh. Ibnu Salsabil 25
10 Dzakirah Nur Dzikra 70
11 St. Nurullah Hikmah 45
12 Muh. Ridwan 45
13 Nabilah Maharani 50
14 Nurul Ilmi 30
15 Ramadhan 25
16 Muh. Rizal 25
17 Ahmad Al-Bakhir 70
18 Ahmad Sofyan 35
19 Anggun Aprilia 35
20 Arini Riany Sapri 40
21 Rehan Dirgantara 30
22 Salsabilah Chaerani 40
23 Faizatul Qalby Putri 35
24 Muh. Reyka Aljibran 70
25 Muh. Rasya Aditya 30
26 Dwi Resky Nur Amalia 45
27 Arif Faturrahman 75
28 Nur Ayu Resky 40
29 Ainun Nurfadillah 25
30 Farhana Tahta. K 35
31 Muh. Fadli Husain 70
32 Suci Ramdani 25
33 Hajar Aswan 25
34 Alvian 25
35 Muh. Asfaq 25
36 Adel Nabila. S 70
37 Raehan Renaldi. F 30
38 Purnomo Aji 70
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari murid kelas VA
SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa dapat dilihat melalui tabel di
bawah ini:
85
Tabel 4.2. Perhitungan untuk mencari mean( rata – rata ) nilai
pretest
X F F.X
25 9 225
30 4 120
35 5 175
40 3 120
45 5 225
50 2 100
70 8 560
75 2 150
Jumlah 38 1675
Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑𝑓𝑥 = 1675,
sedangkan nilai dari N sendiri adalah 38. Oleh karena itu, dapat diperoleh
nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:
𝑥 = 𝑓𝑥 𝑖
𝑘𝑖=1
𝑛
= 1675
38
= 44,08
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari
hasil belajar murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa
sebelum penerapan metode index card matchyaitu 44,08. Adapun
dikategorikan pada pedoman Departemen Pendidikan Nasional, maka
keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut:
86
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan kategori nilai hasil belajar murid
kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa
sebelum diberikan perlakuan (pre-test).
No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil Belajar
1 2 3 4 5
0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100
13 15 0 10 0
34,21 39,47 0,00 26,32 0,00
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Jumlah 38 100
Sumber: Hasil tes murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan
menggunakan instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu 34,21%,
rendah 39,47%, sedang 0,00%, tinggi 26,32% dan sangat tingggi berada
pada persentase 0,00%. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat
dikatakan bahwa tingkat kemampuan murid dalam memahami serta
penguasaan materi pelajaran PKn sebelum diterapkan metode index card
match tergolong rendah.
Sesuai dengan nilai rata-rata yang diperoleh murid kelas VA SD
Negeri Batangkaluku sebesar 44,08 yang nilai rata-rata tersebut berada
pada interval 35-54 yang berarti termasuk ke dalam kategori rendah. Ini
menunjukkan bahwa hasil belajar PKn murid kelas VA SD Inpres
Batangkaluku Kabupaten Gowa berada pada kategori rendah hal ini
berdasarkan pada hasil yang diperoleh murid pada mata pelajaran PKn
sebelum diterapkannya metode index card match.
87
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku
Kabupaten Gowa
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 ≤ × < 69 Tidak tuntas 28 73,68
70 ≤ × ≤ 100 Tuntas 10 26,32
Jumlah 38 100,0
Sumber: Hasil tes murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa
Berdasarkan data hasil belajar diatas diperoleh sebanyak 28 murid
(73,68%) dalam kategori tidak tuntas, sedangkan sebanyak 10 murid
(26,32%) dalam kategori tuntas. Apabila Tabel 4.2 dikaitkan dengan
indikator kriteria ketuntasan hasil belajar murid yang ditentukan oleh
peneliti yaitu jika jumlah murid yang mencapai atau melebihi nilai KKM
(70) ≥75%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn murid
Kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa pada pokok bahasan
kebebasan berorganisasi belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar
secara klasikal dimana murid yang tuntas hanya 26,32% ≤75%.
2. Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) PKn Murid kelas VA SD Negeri
Batangkaluku Kabupaten Gowa setelah diterapkan metode Index
Card Match
Setelah dilaksanakan pretest maka selanjutnya diberikan perlakuan
berupa pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode index card
match sebanyak 2 kali pertemuan. Dalam proses pembelajaran ini
disajikan dengan murid dapat berinteraksi dengan murid maupun dengan
gurunya.
88
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas
setelah diberikan perlakuan.Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang
datanya diperoleh setelah diberikan post- test. Perubahan tersebut dapat
dilihat dari data berikut ini :
Data perolehan skor hasil belajar murid kelas VA SD Negeri
Batangkaluku Kabupaten Gowa setelah diberikan perlakuandapat
diketahui sebagai berikut:
Tabel 4.5 Skor Nilai Posttest murid Kelas VA SD Negeri Batangkaluku
Kabupaten Gowa
NO. NAMA MURID Nilai
1 Muh. Fajrin Mustari 90
2 A.Fahri Syam 90
3 Alya Mukhgita Dirman 80
4 Alika Nur Rahmania 100
5 Muh. Al Aby 90
6 Muh. Fachrul 100
7 Suci Wulandari 90
8 Muh. Fahrisal 70
9 Muh. Ibnu Salsabil 70
10 Dzakirah Nur Dzikra 100
11 St. Nurullah Hikmah 70
12 Muh. Ridwan 80
13 Nabilah Maharani 100
14 Nurul Ilmi 70
15 Ramadhan 40
16 Muh. Rizal 50
17 Ahmad Al-Bakhir 85
18 Ahmad Sofyan 80
19 Anggun Aprilia 75
20 Arini Riany Sapri 75
21 Rehan Dirgantara 70
22 Salsabilah Chaerani 80
23 Faizatul Qalby Putri 70
24 Muh. Reyka Aljibran 80
89
25 Muh. Rasya Aditya 75
26 Dwi Resky Nur Amalia 80
27 Arif Faturrahman 90
28 Nur Ayu Resky 75
29 Ainun Nurfadillah 35
30 Farhana Tahta. K 50
31 Muh. Fadli Husain 100
32 Suci Ramdani 85
33 Hajar Aswan 25
34 Alvian 55
35 Muh. Asfaq 75
36 Adel Nabila. S 90
37 Raehan Renaldi. F 50
38 Purnomo Aji 80
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari murid kelas VA
SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.
Tabel 4.6. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai
post-test
X F F.X
25 1 25
35 1 35
40 1 40
50 3 150
55 1 55
70 6 420
75 5 375
80 7 560
85 2 170
90 6 540
100 5 500
Jumlah
38 2870
90
Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari
∑𝑓𝑥 = 2870 dan nilai dari N sendiri adalah 38.Kemudian dapat diperoleh
nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:
𝑥 = 𝑓𝑥 𝑖
𝑘𝑖=1
𝑛
= 2870
38
= 75,53
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari
hasil belajar murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa
setelah penerapan metode index card match yaitu 75,53 dari skor ideal
100. Adapun di kategorikan pada pedoman Departemen Pendidikan
Nasional maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan kategori nilai hasil belajar murid
kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa
sesudah diberikan perlakuan (post-test)
No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil Belajar
1 2 3 4 5
0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100
1 5 1 18 13
2,63 13,16 2,63 47,37 34,21
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Jumlah 38 100
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap post-test dengan
menggunakan instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 34,21%,
91
tinggi 47,37%, sedang 2,63%, rendah 13,16%, dan sangat rendah berada
pada presentase 2,63%.
Sesuai dengan nilai rata-rata yang diperoleh murid kelas VA SD
Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa sebesar 75,53 yang nilai rata-rata
tersebut berada pada interval 65-84 yang berarti termasuk ke dalam
kategori tinggi. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar PKn murid kelas VA
SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa berada pada kategori tinggi,
hal ini berdasarkan pada hasil yang diperoleh murid pada mata pelajaran
PKn Setelah diterapkannya metode index card match.
Tabel 4.8 Data hasil belajar murid kelas VA SD Negeri
Batangkaluku Kabupaten Gowa.
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 ≤ × < 69 Tidak tuntas 7 18,42
70 ≤ × ≤ 100 Tuntas 31 81,58
Jumlah 38 100,0
Sumber: Perolehan nilai murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.
Berdasarkan data hasil belajar diatas diperoleh sebanyak 7 murid
(18,42%) dalam kategori tidak tuntas, sedangkan sebanyak 31 murid
(81,58%) dalam kategori tuntas. Apabila Tabel 4.4 dikaitkan dengan
indikator kriteria ketuntasan hasil belajar murid yang ditentukan oleh
peneliti yaitu jika jumlah murid yang mencapai atau melebihi nilai KKM
(70)≥75% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn Kelas VA
SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa pada pokok bahasan
kebebasan berorganisasi telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar
secara klasikal dimana murid yang tuntas adalah 81,21%≤75%.
92
2. Pengaruh Penggunan Metode Index Card Match pada Murid Kelas
VASD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa
Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “penggunaanmetode index
card match berpengaruh terhadap hasil belajar PKn pada murid kelas VA
SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.”, maka teknik yang digunakan
untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan
menggunakan uji-t.
Tabel 4.9 Analisis skor Pre-test dan Post-test
No X1 (Pre-test) X2 (Post-test) d = X2 - X1 d²
1 75 90 15 225
2 25 90 65 4.225
3 45 80 35 1.225
4 50 100 50 2.500
5 70 90 20 400
6 70 100 30 900
7 35 90 55 3.025
8 45 70 25 625
9 25 70 45 2.025
10 70 100 30 900
11 45 70 25 625
12 45 80 35 1.225
13 50 100 50 2.500
14 30 70 40 1.600
15 25 40 15 225
16 25 50 25 625
17 70 85 15 225
18 35 80 45 2.025
19 35 75 40 5.625
93
20 40 75 35 5.625
21 30 80 40 4.900
22 40 80 40 6.400
23 35 70 35 4.900
24 70 80 10 6.400
25 30 75 45 5.625
26 45 80 35 6.400
27 75 90 15 8.100
28 40 75 35 5.625
29 25 35 10 1.225
30 35 50 15 2.500
31 70 100 30 10.000
32 25 85 60 7.225
33 25 25 0 625
34 25 55 30 3.025
35 25 75 50 5.625
36 70 90 20 8.100
37 30 50 20 2.500
38 70 80 10 6.400
1.675 2.870 1.195 131.925
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = 𝑑
𝑁
=1195
38
= 31,45
94
2. Mencari harga “ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:
𝑋2𝑑 = 𝑑2 − 𝑑 2
𝑁
= 131925 − 1195 2
38
= 131925 −1428025
38
= 131925 − 37579,605
= 94345,395
3. Menentukan harga t Hitung
t = 𝑀𝑑
𝑋2𝑑
𝑁 𝑁−1
t = 31,45
94345 ,395
38 38−1
t = 31,45
94345 ,395
1406
t = 31,45
67,1019879
t = 31,45
8,19
t = 3,84
95
4. Menentukan harga t Tabel
Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t
dengan taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dan 𝑑. 𝑏 = 𝑁 − 1 = 38 – 1 = 37 maka
diperoleh t 0,05 = 2,03
Setelah diperoleh tHitung= 3,84 dan tTabel = 2,03 maka diperoleh
tHitung > tTabel atau 3,84> 2,03. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa penerapan metode index card
match berpengaruh terhadap hasil belajar murid .
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Metode index card match Metode Index Card Match merupakan salah
satu metode pembelajaran yang menyenangkan yang mengajak siswa aktif
dalam proses pembelajaran. Metode Index Card Match ini berhubungan
dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari
dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik
mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.
Rusman (2012: 223) Salah satu kebaikan dari model pembelajaran
interaktif adalah bahwa siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan.Penerapan
metode ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan
kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang
dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
96
Metode index card match merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar murid. Dalam pelaksanaannya,
gaya mengajar guru disesuaikan dengan gaya belajar murid sehingga murid
dapat menyerap materi pelajaran sesuai dengan gaya belajar masing-masing
serta daya serap murid terhadap materi pelajaran dapat dicapai secara
maksimal.
Berdasarkan hasil pre-test, nilai rata-rata hasil belajar murid
44,08dengan kategori yakni sangat rendah yaitu 34,21%, rendah 39,47%,
sedang 0,00%, tinggi 26,32% dan sangat tingggi berada pada presentase
0,00%. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat
kemampuan murid dalam memahami serta penguasaan materi pelajaran PKn
sebelum diterapkan metode index card match rendah.
Nilai rata-rata hasil post-test adalah 75,53. Jadi hasil belajar PKn
setelah diterapkan metode index card match mempunyai hasil belajar yang
lebih baik dibanding dengan sebelum penerapan metode index card match.
Selain itu persentasi kategori hasil belajar PKn murid juga meningkat yakni
sangat tinggi yaitu 34,21%, tinggi 47,37%, sedang 2,63%, rendah 13,167%,
dan sangat rendah berada pada presentase 2,63%.
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan
rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai thitungsebesar 3,84. Dengan frekuensi
(dk) sebesar 38 - 1 = 37, pada taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 2,03.
Oleh karena thitung >ttabel pada taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0)
97
ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima yang berarti bahwa penerapan
metode index card match mempengaruhi hasil belajar PKn murid.
Hasil analisis diatas yang menunjukkan adanya pengaruh penerapan
metode index card match terhadap hasil belajar PKn, sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perubahan
pada murid dimana pada awal kegiatan pembelajaran ada beberapa murid
yang melakukan kegiatan lain atau bersikap cuek selama pembelajaran
berlangsung. Hal ini dapat dilihat pada pertemuan pertama murid yang
melakukan kegiatan lain sebanyak 3 orang, sedangkan pada pertemuan
terakhir hanya 1 murid yang melakukan kegiatan lain pada saat guru
menjelaskan materi. Pada awal pertemuan, hanya sedikit murid yang aktif
pada saat pembelajaran berlangsung. Akan tetapi sejalan dengan
diterapkannya metode index card matchmurid mulai aktif pada setiap
pertemuan.
Hasil penelitian menunjukkan banyaknya jumlah murid yang
menjawab pada saat diajukan pertanyaan dan murid yang mengajukan diri
untuk mengerjakan soal di papan tulis. Murid juga mulai aktif dan percaya
diri untuk menanggapi jawaban dari murid lain sehingga murid yang lain ikut
termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Proses pembelajaran yang
menyenangkan membuat murid tidak lagi keluar masuk pasa saat
pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial
yang diperoleh serta hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
98
bahwa penerapan metode index card matchmemiliki pengaruh terhadap hasil
belajar PKn pada murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.
99
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang lebih rinci berkaitan pelaksanaan pembelajaran PKn
dengan metode Index Card Match pada murid kelas VASD Negeri
Batangkaluku Kabupaten Gowa sebagai berikut :
1. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum
hasil pembelajarn PKn murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku
Kabupaten Gowa sebelum penerapan metode index card
matchdikategorikan rendah. Hal ini ditunjukkan dari perolehan
persentase hasil belajar siswa yaitu sangat rendah 34,21%, rendah
39,47%, sedang0,00%, tinggi 26,32% dan sangat tingggi berada pada
presentase 0,00%.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum
metode index card match berpengaruhhasil belajar murid kelas VA SD
Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.Berdasarkan uji hipotesis yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode index card
match berpengaruh terhadap hasil belajar murid kelas VA SD Negeri
Batangkaluku Kabupaten Gowa setelah diperoleh tHitung= 3,84 dan tTabel =
2,03 maka diperoleh tHitung > tTabel atau 3,84 > 2,03.
100
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian penerapan metode
index card match yang mempengaruhi hasil belajar PKn murid kelas VA SD
Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa, maka dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Kepada para pendidik khususnya guru SDNgegeri Batangkaluku,
disarankan untuk menerapkan metode index card match untuk
membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar.
2. Kepada Peneliti, diharapkan mampu mengembangkan metode index card
match ini dengan menerapkan pada materi lain untuk mengetahui apakah
pada materi lain cocok dengan metode pembelajaran ini demi tercapainya
tujuan yang diharapkan.
3. Kepada calon Peneliti, akan dapat mengembangkan dan memperkuat
metode ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji
terlebih dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.
DAFTAR PUSTAKA
Aliyah, Naila Himmatal. 2014. Pengaruh Metode Indeks Card Match terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Babat. Jurnal Pendidikan Sejarah, 2
(2): 22.
Basir. 2017. Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Inpres Pa`bundukang
Kabupaten Gowa. Skripsi Tidak diterbitkan. Makassar: Unismuh Makassar.
Baso, Andi., dan Nasrun Hasan. 2015. Konsep Dasar PKn SD. Makassar: Media
Sembilansembilan.
Budiningsih, Asri. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dewi, Andriya Puspa. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatife Tipe Make
a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Inpres
Kampus IKIP Kota Makassar.Skripsi Tidak diterbitkan. Makassar: UNM
Makassar.
Fitri, dkk.2014. Penerapan Strategi The Firing Linepada Pembelajaran Matematika
Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batipuh, 3: 18-19.
Hermawan, Asep Herry. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung:
Upi Press.
Husnah. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
terhadap Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa di Kelas IV
SDN 159 Lembang Kabupaten Pinrang. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: UNM
Makassar.
Mikarsa, Hera Lestari. 2007. Pendidikan Anak di SD, Jakarta: Universitas Terbuka.
Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang
Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Raresik, dkk. 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Bahasa
Indonesia pada Siswa Kelas V SD Gugus VI, 5: 2-3.
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
46
Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.Bandung:
Nusamedia.
Siregar, Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian.Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Sisdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sisdiknas.
Suawrtini, Suarni Al. 2017. Metode Index Card Match untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Mapel IPS Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan: Riset & Konseptual, 1: (1): 1.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
Syam, Islamiyah. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match pada Murid Kelas IV SDI
Biringkaloro Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Skripsi Tidak diterbitkan.
Makassar: Unismuh Makassar.
Thobroni, M. 2015. Belajar & Pembelajaran Teori dan Praktik.Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Universitas
Terbuka.
https://www.slideshare.net/trisnadi16983/tabel-nilai-kritis-distribusi-t
47
L
A
M
P
I
R
A
N
A
48
A
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SDN Batangkaluku
Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Semester : V/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
3. Memahami kebebasan berorganisasi.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan pengertian organisasi.
C. Indikator
Kognitif: Produk
1. Menuliskan pengertian organisasi.
2. Menuliskan contoh-contoh tujuan organisasi.
Kognitif: Proses
1. Mendeskripsikan pengertian organisasi
2. Menyebutkan contoh-contoh tujuan organisasi
LAMPIRAN A.1
RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP)
49
Afektif:
1.) Karakter
Memiliki sifat religius
Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap materi yang dipelajari
Berperilaku jujur, teliti, mandiri, dan percaya diri dalam menjawab
soal maupun mengemukakan pendapat.
Disiplin dan tertib pada saat mengikuti proses pembelajaran.
Bertanggung jawab dari apa yang dikerjakan
2.) Keterampilan Sosial
Saling menghargai terhadap jawaban atau pendapat yang dikemukakan
oleh siswa lain.
D. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan: Produk
1. Siswa dapat menuliskan pengertian organisasi
2. Siswa dapat menuliskan contoh-contoh tujuan organisasi
Pengetahuan: Proses
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian organisasi.
2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh tujuan organisasi.
Afektif:
1) Karakter
Siswa dapat memiliki sifat religius
50
Siswa dapat memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap materi yang
dipelajari
Siswa dapat berperilaku jujur, teliti, mandiri, dan percaya diri dalam
menjawab soal maupun mengemukakan pendapat.
Siswa dapat disiplin dan tertib pada saat mengikuti proses pembelajaran.
Siswa dapat bertanggung jawab dari apa yang dikerjakan
2) Keterampilan sosial
Siswa dapat saling menghargai terhadap jawaban atau pendapat yang
dikemukakan oleh siswa lain.
E. Materi Pembelajaran
Pengertian organisasi
Ciri-ciri organisasi
F. Model/Metode Pembelajaran
Metode : Index Card Match (Kartu berpasangan)
G. Kegiatan Pembelajaran
1) Kegiatan Awal (10 menit):
a) Mempersiapkan murid untuk belajar.
b) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Kegiatan Inti (60 menit):
51
a) Guru membuat potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang
ada di dalam kelas.
b) Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
c) Pada separuh bagian, guru menuliskan pertanyaan tentang materi yang
akan dibelajarkan.
d) Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang telah dibuat.
e) Guru mengocok semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan
jawaban.
3) Kegiatan Akhir (10 menit):
Penutup
H. Sumber Pembelajaran
Utami, Irma. 2015. ESPS Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas V.
Jakarta: Erlangga.
I. Penilaian
Penilaian Proses :
- Keaktifan, sikap, serta kerja sama siswa dalam mengikuti pelajaran.
Penilaian Hasil
- Teknik : Tes tertulis
- Bentuk instrumen : Tes tertulis dalam bentuk uraian singkat
- Rubrik Penilaian
52
No
Soal
Hasil Pengerjaan Soal Skor Skor Maksimal
1 a) Jika mengerjakan satu soal
dengan benar dan tepat.
20
20
b) Jika mengerjakan satu soal
tapi hanya sebagian yang
tepat.
10
c) Jika mengerjakan satu soal
tapi jawabannya semua tidak
tepat.
5
d) Jika tidak menjawab. 0
2 a) Jika mengerjakan satu soal
dengan benar dan tepat.
20
20
b) Jika mengerjakan satu soal
tapi hanya sebagian yang
tepat.
10
c) Jika mengerjakan satu soal
tapi jawabannya semua tidak
tepat.
5
d) Jika tidak menjawab 0
3 a) Jika mengerjakan satu soal
dengan benar dan tepat.
20
20
b) Jika mengerjakan satu soal
tapi hanya sebagian yang
tepat.
10
c) Jika mengerjakan satu soal
tapi jawabannya semua tidak
tepat.
5
d) Jika tidak menjawab. 0
No Hasil Pengerjaan Soal Skor Skor Maksimal
53
4 a) Jika mengerjakan satu soal
dengan benar dan tepat.
20 20
b) Jika mengerjakan satu soal
tapi hanya sebagian yang
tepat.
c) Jika mengerjakan satu soal
tapi jawabannya semua tidak
tepat.
d) Jika tidak menjawab.
10
5
0
5 a) Jika mengerjakan satu soal
dengan benar dan tepat.
20
20
b) Jika mengerjakan satu soal
tapi hanya sebagian yang
tepat.
10
c) Jika mengerjakan satu soal
tapi jawabannya semua tidak
tepat.
5
d) Jika tidak menjawab. 0
Makassar, Mei 2018
Guru Kelas Mahasiswa
Hj. Widiawati, S.Pd., M.Si Annisa Ayuningtyas
Nip.19700901 199108 2001 Nim.10540 9108 14
Mengetahui,
Kepala Sekolah SD NegeriBatangkaluku
NURAENI MAHMUD, S.Pd
NIP : 196811271991032004
54
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SDN Batangkaluku
Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Semester : V/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
3. Memahami kebebasan berorganisasi.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan pengertian organisasi.
C. Indikator
Kognitif: Produk
1. Menuliskan cirri-ciri organisasi.
2. Menuliskan tugas-tugas pengurus organisasi.
Kognitif: Proses
1. Menyebutkan cirri-ciri organisasi.
2. Menyebutkan tugas-tugas pengurus organisasi.
Afektif:
1) Karakter
Memiliki sifat religius
Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap materi yang dipelajari
55
Berperilaku jujur, teliti, mandiri, dan percaya diri dalam menjawab
soal maupun mengemukakan pendapat.
Disiplin dan tertib pada saat mengikuti proses pembelajaran.
Bertanggung jawab dari apa yang dikerjakan.
2) Keterampilan Sosial
Saling menghargai terhadap jawaban atau pendapat yang dikemukakan
oleh siswa lain.
D. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan: Produk
1. Siswa dapat menuliskan contoh-contoh angggota organisasi.
2. Siswa dapat menuliskan contoh-contoh tata tertib organisasi.
Pengetahuan: Proses
1. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh anggota organisasi.
2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh tata tertib organisasi.
Afektif:
1) Karakter
Siswa dapat memiliki sifat religius
Siswa dapat memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap materi yang
dipelajari
56
Siswa dapat berperilaku jujur, teliti, mandiri, dan percaya diri dalam
menjawab soal maupun mengemukakan pendapat.
Siswa dapat disiplin dan tertib pada saat mengikuti proses pembelajaran.
Siswa dapat bertanggung jawab dari apa yang dikerjakan
2) Keterampilan sosial
Siswa dapat saling menghargai terhadap jawaban atau pendapat yang
dikemukakan oleh siswa lain.
E. Materi Pembelajaran
Pengertian organisasi
Ciri-ciri organisasi
F. Model/Metode Pembelajaran
Metode : Index Card Match (Kartu berpasangan)
G. Kegiatan Pembelajaran
1) Kegiatan Awal (10 menit):
a) Mempersiapkan murid untuk belajar.
b) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Kegiatan Inti (60 menit):
a) Guru membuat potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang
ada di dalam kelas.
b) Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
57
c) Pada separuh bagian, guru menuliskan pertanyaan tentang materi yang
akan dibelajarkan.
d) Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang telah dibuat.
e) Guru mengocok semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan
jawaban.
3) Kegiatan Akhir (10 menit):
Penutup
H. Sumber Pembelajaran
Utami, Irma. 2015. ESPS Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas V.
Jakarta: Erlangga.
I. Penilaian
Penilaian Proses :
- Keaktifan, sikap, serta kerja sama siswa dalam mengikuti pelajaran.
Penilaian Hasil
- Teknik : Tes tertulis
- Bentuk instrumen : Tes tertulis dalam bentuk uraian singkat
- Rubrik Penilaian
No
Soal
Hasil Pengerjaan Soal Skor Skor Maksimal
1 a) Jika mengerjakan satu soal
dengan benar dan tepat.
20
58
b) Jika mengerjakan satu soal
tapi hanya sebagian yang
tepat.
10
20
c) Jika mengerjakan satu soal
tapi jawabannya semua tidak
tepat.
5
d) Jika tidak menjawab. 0
2 a) Jika mengerjakan satu soal
dengan benar dan tepat.
20
20
b) Jika mengerjakan satu soal
tapi hanya sebagian yang
tepat.
10
c) Jika mengerjakan satu soal
tapi jawabannya semua tidak
tepat.
5
d) Jika tidak menjawab 0
3 a) Jika mengerjakan satu soal
dengan benar dan tepat.
20
20
b) Jika mengerjakan satu soal
tapi hanya sebagian yang
tepat.
10
c) Jika mengerjakan satu soal
tapi jawabannya semua tidak
tepat.
5
d) Jika tidak menjawab.
0
No. Hasil Pengerjaan Soal Bobot Skor Maksimal
4 a) Jika mengerjakan satu soal
dengan benar dan tepat.
20 20
59
b) Jika mengerjakan satu soal
tapi hanya sebagian yang
tepat.
c) Jika mengerjakan satu soal
tapi jawabannya semua tidak
tepat.
d) Jika tidak menjawab.
10
5
0
5 a) Jika mengerjakan satu soal
dengan benar dan tepat.
20
20
b) Jika mengerjakan satu soal
tapi hanya sebagian yang
tepat.
10
c) Jika mengerjakan satu soal
tapi jawabannya semua tidak
tepat.
5
d) Jika tidak menjawab. 0
Makassar, Mei 2018
Guru Kelas Mahasiswa
Hj. Widiawati, S.Pd., M.Si Annisa Ayuningtyas
Nip.19700901 199108 2001 Nim.10540 9108 14
Mengetahui,
Kepala Sekolah SD NegeriBatangkaluku
NURAENI MAHMUD, S.Pd
NIP : 196811271991032004
60
Sekolah : SD Inpres Biringkaloro
Kelas/Semester : V/Ganjil
Pokok Bahasan : Memahami Unsur-Unsur Cerita Rakyat
Waktu : 2 x 40 Menit
Petunjuk:
1. Tulislah Nama, NIS, dan Kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan!
2. Periksalah dan bacalah soal-soal dengan cermat sebelum menjawabnya!
3. Sebaiknya dahulukan menjawab soal yang dianggap mudah!
4. Periksalah pekerjaan Anda sebelum dikumpulkan!
Soal
1. Jelaskan pengertian dari organisasi!
2. Sebutkan tujuan dari organisasi!
3. Sebutkan tiga ciri-ciri organisasi!
4. Sebutkan tiga tugas dari sekretaris !
5. Apakah yang menimbulkan adanya organisasi?
Lampiran A.2
Soal Pretest
61
Sekolah : SD Inpres Biringkaloro
Kelas/Semester : V/Ganjil
Pokok Bahasan : Memahami Unsur-Unsur Cerita Rakyat
Waktu : 2 x 40 Menit
Petunjuk:
1. Tulislah Nama, NIS, dan Kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan!
2. Periksalah dan bacalah soal-soal dengan cermat sebelum menjawabnya!
3. Sebaiknya dahulukan menjawab soal yang dianggap mudah!
4. Periksalah pekerjaan Anda sebelum dikumpulkan!
Soal
1. Jelaskan pengertian dari organisasi!
2. Sebutkan tujuan dari organisasi!
3. Sebutkan tiga ciri-ciri organisasi!
4. Sebutkan tiga tugas dari sekretaris !
5. Apakah yang menimbulkan adanya organisasi?
Lampiran A.3
Soal Posttest
62
L
A
M
P
I
R
A
N
B
63
rt
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No Hari/Tanggal Alokasi
Waktu Materi
1. Sabtu,14 Mei 2018 Observasi
2. Senin, 21 Mei 2018 2× 35 Menit
Mengidentifikasi pengertian
organisasi
Menyebutkan contoh-contoh
tujuan organisasi menggunakan
metode konvensional
3. Selasa,22 Mei 2018
2 × 35
M
en
it
Menyebutkanciri-ciri organisasi
Menyebutkan tugas-tugas
pengurus organisasi
menggunakan metode
konvensional
4. Rabu, 23 Mei 2018 2× 35 Menit Pre-test
5. Kamis, 24 Mei 2018 2 × 35 Menit
Mengidentifikasi pengertian
organisasi
Menyebutkan contoh-contoh
tujuan organisasi menggunakan
metode index card match
6. Jumat, 25 Mei 2018 2 × 35 Menit Menyebutkan ciri-ciri
organisasi
Lampiran B.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
64
Menyebutkan tugas-tugas
pengurus organisasi
menggunakan metode index
card match
7 Sabtu, 26 Mei 2018 2 × 35 Menit Posttest
Makassar, Mei 2018
Guru Kelas
Hj. Widiawati, S.Pd., M.Si
Nip.19700901 199108 200
vi
L
A
M
P
I
R
A
N
C
vi
Lampiran C.1
DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST MURID KELAS VA
SD NEGERI BATANGKALUKU
KABUPATEN GOWA
No.
Nama Murid
Pertemuan
Keterangan Pretest Posttest
1 MUH. FAJRIN MUSTARI 75 90
2 A. FAHRI SYAM 25 90
3 ALYA MUKHGITA DIRMAN 45 80
4 ALIKA NUR RAHMANIA 50 100
5 MUH. AL ABY 70 90
6 MUH. FACHRUL 70 100
7 SUCI WULANDARI 35 90
8 MUH. FAHRISAL 45 70
9 MUH. IBNU SALSABIL 25 70
10 DZAKIRAH NUR DZIKRA 70 100
11 ST. NURULLAH HIKMAH 45 70
12 MUH. RIDWAN 45 80
13 NABILAH MAHARANI 50 100
14 NURUL ILMI 30 70
15 RAMADHAN 25 40
16 MUH. RIZAL 25 50
17 AHMAD AL-BAKHIR 70 85
18 AHMAD SOFYAN 35 80
19 ANGGUN APRILIA 35 75
20 ARINI RIANY SAPRI 40 75
21 REHAN DIRGANTARA 30 70
22 SALSABILAH CHAERANI 40 80
23 FAIZATUL QALBY PUTRI 35 70
24 MUH. REYKA ALJIBRAN 70 80
25 MUH. RASYA ADITYA 30 75
vi
26 DWI RESKY NUR AMALIA 45 80
27 ARIF FATURRAHMAN 75 90
28 NUR AYU RESKY 40 75
29 AINUN NURFADILLAH 25 35
30 FARHANA TAHTA. K 35 50
31 MUH. FADLI HUSAIN 70 100
32 SUCI RAMDANI 25 85
33 HAJAR ASWAN 25 25
34 ALVIAN 25 55
35 MUH. ASFAQ 25 75
36 ADEL NABILA. S 70 90
37 RAEHAN RENALDI. F 30 50
38 PURNOMO AJI 70 80
vi
Lampiran C.2
Tabel 4.1 Tingkat Penguasaan Materi Pretest
No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil Belajar
1
2
3
4
5
0 – 34
35 – 54
55 – 64
65 – 84
85 – 100
1
8
1
7
1
5,56
44,44
5,56
38,89
5,56
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah 18 100
Tabel 4.2 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar (Pre-test)
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 ≤ × < 65 Tidak tuntas 10 55,56
65 ≤ × ≤ 100 Tuntas 8 44,44
Jumlah 18 100,0
vi
Lampiran C.3
Tabel 4.3 Tingkat Penguasaan MateriPosttest
No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil Belajar
1
2
3
4
5
0 – 34
35 – 54
55 – 64
65 – 84
85 – 100
-
3
1
8
6
0,00
16,67
5,56
44,44
33,33
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah 18 100
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil BelajarPosttest
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 ≤ × < 65 Tidak tuntas 4 22,22
65 ≤ × ≤ 100 Tuntas 14 77,78
Jumlah 18 100,0
vi
Lampiran C.4
Tabel 4.6 Analisis skor Pre-test dan Post-test
No X1 (Pre-test) X2 (Post-test) d = X2 - X1 d²
1 75 90 15 225
2 25 90 65 4.225
3 45 80 35 1.225
4 50 100 50 2.500
5 70 90 20 400
6 70 100 30 900
7 35 90 55 3.025
8 45 70 25 625
9 25 70 45 2.025
10 70 100 30 900
11 45 70 25 625
12 45 80 35 1.225
13 50 100 50 2.500
14 30 70 40 1.600
15 25 40 15 225
16 25 50 25 625
17 70 85 15 225
18 35 80 45 2.025
19 35 75 40 5.625
20 40 75 35 5.625
21 30 80 40 4.900
22 40 80 40 6.400
23 35 70 35 4.900
24 70 80 10 6.400
25 30 75 45 5.625
26 45 80 35 6.400
27 75 90 15 8.100
28 40 75 35 5.625
29 25 35 10 1.225
30 35 50 15 2.500
vi
31 70 100 30 10.000
32 25 85 60 7.225
33 25 25 0 625
34 25 55 30 3.025
35 25 75 50 5.625
36 70 90 20 8.100
37 30 50 20 2.500
38 70 80 10 6.400
1.675 2.870 1.195 131.925
vi
Lampiran C.5
Tabel t
Sumber: https://www.slideshare.net/trisnadi16983/tabel-nilai-kritis-distribusi-t
vi
L
A
M
P
I
R
A
N
D
vi
DOKUMENTASI
vi
vi
L
A
M
P
I
R
A
N
E
(E.1 PRE-TEST)
vi
vi
vi
vi
vi
vi
L
A
M
P
I
R
A
N
E
(E.2 POST-TEST)
vi
vi
vi
vi
vi
vi
L
A
M
P
I
R
A
N
F
vi
vi
vi
vi
vi
RIWAYAT HIDUP
Annisa Ayuningtyas. Dilahirkan di Ujung Pandang pada
tanggal 07 Juni 1995, dari pasangan Ayahanda Ismail Yakoeb
dan Ibunda Haerani Nuhung. Penulis masuk sekolah dasar
pada tahun 2001 di SD Inpres Tetebatu Kabupaten Gowa dan
tamat pada tahun 2007, tamat SMP Negeri 1 Sungguminasa
tahun 2010, dan tamat SMA Negeri 1 Sungguminasa tahun
2013. Pada tahun 2014, penulis melanjutkan pendidikan pada program studi Strata
Satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai pada tahun
2018.