i
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL SCRAMBLE PADA KONSEP MAKHLUK HIDUP DAN MAKHLUK TAK HIDUP TERHADAP HASIL
BELAJAR IPA MURID KELAS III SD NEGERI JONJO 1 KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
NUR ISLAMIAH 10540 9547 15
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
iv
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132. Fax. (0411)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : NUR ISLAMIAH
Nim : 10540 9547 15
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Model Scramble Pada Konsep Makhluk
Hidup dan Makhluk Tak Hidup Terhadap Hasil Belajar IPA
Murid Kelas III SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa.
Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri,
bukan hasil ciplakan atau buatan oleh orang lain.
Demikian pernytaan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Juli 2019
Yang Membuat Permohonan
NUR ISLAMIAH
NIM : 10540 9547 15
v
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132. Fax. (0411)
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : NUR ISLAMIAH
Nim : 10540 9547 15
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Model Scramble Pada Konsep Makhluk
Hidup dan Makhluk Tak Hidup Terhadap Hasil Belajar IPA
Murid Kelas III SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa.
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan selalu melakukan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikan Perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran
Makassar, Juli 2019
Yang Membuat Perjanjian
NUR ISLAMIAH
NIM : 10540 9547 15
vi
MOTTO
“From ZERO to HERO”
Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(Q.S. Al-Baqarah:286)
Obat hati ada dua cara, yang pertama jangan suka memanjakan diri sendiri dan yang kedua selalu lihatlah
ke bawah.
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini ku persembahkan untuk semua orang yang ku
sayangi...
Terima kasih atas bantuan, do’a dan motivasi yang telah
diberikan.
ABSTRAK
vii
Nur Islamiah. 2019. Pengaruh Penggunaan Model Scramble Pada Konsep Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas III SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irmawanty dan Pembimbing II Hilmi Hambali.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental design dengan One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan model scramble pada konsep makhluk hidup dan makhluk tak hidup terhadapa hasil belajar IPA murid kelas III SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa. Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas III SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa berjumlah 18 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa 1) Hasil data statistik deskriptif menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang ditandai dengan skor rata-rata siswa yang pada pelaksanaan pretest sebesar 61,94 sedangkan pada pelaksanaan posttest skor rata-rata siswa sebesar 86,11 2) Hasil data statistik inferensial menunjukkan bahwa nilai sig pada pretest dan posttest adalah 0,000. Jika dilihat dari hasil uji hipotesis tersebut diketahui bahwa , maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima. Berdasarkan hasil dari kedua analisis tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh penggunaan model scramble pada konsep makhluk hidup dan makhluk tak hidup terhadapa hasil belajar IPA murid kelas III SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa.
Kata kunci :Hasil Belajar IPA, Model Scramble.
KATA PENGANTAR
viii
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, jiwa ini takkan henti bertahmid
atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio
pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari deretan berkah-Mu. Salam dan
shalawat kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta pengikutnya yang
tetap memegang teguh risalah yang disematkan dipundaknya, menjadi spirit
kemanusiaan dan teladan terbaik manusia dalam memahami dan menjalani kehidupan
ini.
Alhamdulillahhirabbilalamin penulis telah menyelesaikan skripsi ini melalui
usaha keras ditengah hambatan dan keterbatasan, penulis mencoba melakukan yang
terbaik untuk menyusun skripsi ini. Skripsi ini berjudul Pengaruh Penggunaan Model
Scramble Pada Konsep Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup Terhadap Hasil
Belajar IPA Murid Kelas III SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa. yang diharapkan
memberikan hasil dan selanjutnya mampu menjadi acuan peneliti selanjutnya.
Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda dan
ibunda yang penuh kasih sayang telah berjuang, mengasuh, membesarkan, mendidik,
dan mendoakan serta membiayai dalam proses pencarian ilmu. Kepada keluarga besar
atas segala keikhlasannya memberikan dukungan, pengorbanan, dan doa restunya
demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka
berikan berbuah ibadah.
ix
Tak lupa pula penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang setulus-
tulusnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
Irmawanty, S.Si., M.Si pembimbing I dan Ibu Hilmi Hambali, S.Pd., M.Kes
pembimbing II yang dengan ikhlas memberikan masukan, petunjuk, arahan, dan saran
dalam penyelesaian skripsi ini.
Prof. Dr. H. Rahman Rahim, SE., MM. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri,S.Pd.,M.Pd. Ketua
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan yang
senantiasa memberikan arahan kepada penulis selama proses pembelajaran. Bapak
dan ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan dan
Keguruan yang senantiasa memberikan arahan kepada penulis selama proses
pembelajaran.
Syahrir Mido, S.Pd,SD Kepala UPT SD Negeri Jonjo 1, Coa. L, S.Pd,SD guru
kelas III, Bapak dan Ibu guru SD Negeri Jonjo 1 serta murid-murid kelas III SD
Negeri Jonjo 1 yang senang hati menerima pelajaran yang diberikan selama proses
penelitian berlangsung.
Kepada sahabat tercinta yaitu Nurhikmah Arifin, Sri Asih. R, Ismi Fitrawati
dan Haerul Hamka serta teman-teman seperjuangan saya dari kelas PGSD A 2015
yang telah memberikan semangat, perhatian, dan dukungan hingga akhir studi ini.
Semoga Allah membalas jasa atas segala bantuan dan dorongan yang telah
penulis dapatkan dari pihak-pihak tersebut. Penulis menyadari bahwa sebagai hamba
x
tidak akan lepas dari segala kehilafan dan keterbaasan. Terima kasih atas kritikan
pembaca, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan diri pribadi penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga aktivitas keseharian kita senantiasa bernilai ibadah
di sisi-Nya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan karunia-Nya kepada kita
semua. Aamiin ya robbal alamiin.
Makassar,……………2019
Penulis
Nur Islamiah NIM 1054 09547 15
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................iii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Model Scramble ............................................................................. 10
a. Langkah-langkah Pembelajaran Model Scramble ................ 14
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Scramble ....................... 14
2. Pembelajaran IPA di SD
a. Defenisi IPA ........................................................................... 16
xii
b. Hakekat dan Karakteristik Pembelajaran IPA........................ 18
c. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPA ..................... 20
3. Materi Konsep Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup
a. Pengertian Makhluk Hidup .................................................... 21
b. Ciri-ciri Makhluk Hidup ........................................................ 22
c. Kebutuhan Makhluk Hidup .................................................... 23
d. Makhluk Tak Hidup ............................................................... 25
4. Belajar, Hasil Belajar, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar a. Pengertian Belajar .................................................................. 26
b. Pengertian Hasil Belajar ......................................................... 26
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................. 27
d. Penelitian yang Relevan ......................................................... 29
B. Kerangka Pikir ................................................................................... 30
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 34
B. Rancangan Penelitian ......................................................................... 34
C. Variabel Penelitian ............................................................................. 35
D. Populasi dan sampel ........................................................................... 36
E. Defenisi Operasional ......................................................................... 38
F. Instrumen Penelitian........................................................................... 38
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 39
xiii
H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 43
B. Pembahasan ........................................................................................ 54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................ 58
B. Saran ................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jumlah Murid Keseluruhan ...................................................................... 36
3.2 Jumlah Murid Kelas III ........................................................................... 37
3.3 Interpretasi Ketegori Nilai Hasil Belajar ................................................ 41
3.4 Kategori Nilai Ketuntasan Murid ............................................................ 41
4.1 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Pre-Test .............................................. 44
4.2 Distribusi dan Persentase Hasil Belajar Pre-Test ..................................... 45
4.3 Statistik Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Post-Test .......................... 46
4.4 Distribusi dan Persentase Hasil Belajar Post-Test ................................... 47
4.5 Perbandingan Statistik Hasil Belajar Pre-Test dan Post-Test.................. 48
4.6 Perbandingan Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar
Pre-Test dan Post-Test............................................................................ 49
4.7 Perbandingan Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pre-Test dan
Post-Test ................................................................................................. 51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar ................................................................................... Halaman
2.1 Kerangka Pikir ......................................................................................... 32
3.1 One Grup Pretest Posttest Design ........................................................... 35
4.1 Grafik Perbandingan Hasil Belajar IPA Pretest dan Posttes ................... 49 4.2 Grafik Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pretest
dan Posttest ............................................................................................. 50 4.3 Grafik Perbandingan Persentase Hasil Belajar IPA Pretest dan
Posttest .....................................................................................................51 4.4 Grafik Perbandingan Deskripsi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar
IPA Pretest dan Posttest .......................................................................... 52 4.5 Grafik Perbandingan Deskripsi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
IPA Pretest dan Posttest ......................................................................... 53
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
3. Kunci Jawaban Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
4. Soal Pretets dan Posttest
5. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest
6. Daftar Hadir Murid
7. Daftar Hasil Belajar (Pretest dan Posttest)
8. Pengolahan Data Statistik Deskriptif
9. Pengolahan Data Statistik Inferensial
10. Dokumentasi Penelitian
11. Surat Izin Penelitian
12. Surat Keterangan telah Meneliti
13. Berita acara penelitia
1
BAB 1
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan
manusia ke arah yang lebih baik. Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa dapat dilihat
dari pendidikannya. Semakin baik tingkat pendidikan suatu negara, semakin baik juga
sumber daya manusianya. Sehingga, antara pendidikan dan kemajuan suatu bangsa
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Berdasarkan pernyataan UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS dapat diketahui
bahwa tujuan pendidikan adalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya.Untuk mencapai tujuan tersebut,
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada kurikulum.
Undang-undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kesimpulannya bahwa kurikulum
yang dilaksanakan harus diseragamkan, agar tidak terjadi perbedaan tujuan, isi, dan bahan
pelajaran antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Kurikulum yang berlaku saat ini
ialah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan kurikulum 2013. Penelitian
dilakukan pada sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sering
2
disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter, kurikulum ini merupakan kurikulum baru
yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada
pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana murid dituntut untuk paham atas
materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap
disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu. Setelah diberlakukannya kurikulum 2013
diharapkan mampu menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif.
Sehingga dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk memberikan inovasi baru dan
merancang kegiatan pembelajaran sebaik mungkin serta guru harus pandai dalam memilih
metode atau model yang sesuai dengan materi agar tercapainya tujuan pembelajaran.
Menurut Daryanto (2014: 11) menyatakan bahwa indikator keberhasilan implementasi kurikulum 2013 yaitu, (1) lebih bergairah dalam melakukan proses pembelajaran, (2) lebih mudah dalam memenuhi ketentuan 24 jam per minggu, (3) lebih mengendepankan layanan pembelajaran termasuk bimbingan dan penyuluhan, (4) terjadinya proses pembelajaran yang lebih variatif di sekolah, (5) reputasi internasional pendidikannya menjadi lebih baik, (6) memperoleh lulusan sekolah yang lebih kompeten, (7) dapat berharap kebutuhan pendidikan akan dipenuhi oleh dekolah (tidak perlu kursus tambahan). Keberhasilan murid dalam dunia pendidikan dan pengajaran merupakan harapan
setiap guru dan orang tua. Semua guru atau murid pasti selalu mengharapkan agar setiap
proses belajar mengajar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Guru
mengharapkan agar murid dapat memahami setiap materi yang diajarkan, murid pun
mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau menjelaskan pelajaran dengan baik,
sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Proses pembelajaran harus memiliki
model yang cocok dengan tema yang akan diajarkan, dan memiliki kesesuaian antara murid
dan suasana belajar, akan tetapi harapan-harapan itu tidak selalu dapat terwujud, banyak
murid yang kurang memahami penjelasan guru. Ada murid yang nilainya selalu rendah,
3
bahkan ada murid yang tidak bisa mengerjakan soal atau jika mengerjakan soalpun
jawabannya asal-asalan.
Semua itu menunjukkan bahwa guru harus selalu mengadakan perbaikan secara
terus-menerus, agar masalah-masalah kesulitan belajar murid dapat diatasi, sehingga hasil
belajar murid mencapai tujuan yang diharapkan. Banyak faktor yang menyebabkan murid
kurang mampu memahami pembelajaran tematik, murid kurang memahami penjelasan guru,
guru kecenderungan hanya memberikan keterampilan berbicara secara teoritis, kurang pada
praktik, kegiatan pembelajaran yang diberikan guru masih secara klasikal, yang
menyebabkan murid menjadi bosan, kalaupun memberikan kegiatan praktik hanya berpaku
pada latihan-latihan yang ada pada buku saja, kemudian guru memberi penilaian.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari semua aspek kehidupan. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan
yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan yang lain sehingga materi Ilmu
Pengetahuan Alam selalu berkembang seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi (IPTEK)
oleh karena didalam proses belajar mengajar dibutuhkan media yang sesuai dengan materi.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran
IPA murid dituntut untuk aktif selama pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, guru
harus memilih model pembelajaran yang dapat memancing keaktifan murid.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan murid adalah
model Scramble. Model ini merupakan model pembelajaran yang lebih menekankan pada
proses belajar dalam kelompok, bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok. Dalam
model pembelajaran ini guru akan membantu murid menemukan dan saling berinteraksi
4
antara satu sama lain. Dengan model pembelajaran ini diharapkan hasil pembelajaran akan
lebih bermakna bagi murid dan pada akhirnya murid dapat menemukan banyak hal yang
menarik dalam pembelajaran IPA.
Model Scramble merupakan salah satu strategi pembelajaran motivasional yang
diyakini mampu meningkatkan motivasi maupun prestasi murid dalam belajar. Model ini
dapat dijadikan sebagai alternativ untuk menciptakan kondisi yang variatif dalam kegiatan
belajar mengajar, dapat membantu guru untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran,
seperti rendahnya minat belajar murid, rendahnya aktivitas proses belajar murid ataupun
rendahnya hasil belajar murid.
Suatu strategi pembelajaran digunakan untuk membantu kelancaran, efektifitas, dan
efisiensi pencapaian tujuan. Tujuan utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan
pendidikan di sekolah adalah mengembangkan strategi belajar mengajar yang efektif. Guru
dituntut harus dapat menetapkan strategi pembelajaran yang paling tepat dan sesuai dengan
tujuan tertentu, penyampaian bahan tertentu, suatu kondisi belajar peserta didik, dan untuk
suatu penggunaan strategi atau metode yang memang telah dipilih.
Strategi Scramble merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran IPA. Scramble merupakan strategi pembelajaran bermain sambil belajar
yang dapat meningkatkan keaktifan murid dalam pembelajaran. Keaktifan murid dalam
pembelajaran IPA diperlukan agar murid dapat menguasai materi serta dapat memperolah
hasil belajar yang tinggi. Strategi Scramble dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat
menghilangkan rasa bosan murid dalam belajar. Sehingga pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik minat murid untuk belajar IPA. Salah satu masalah yang terjadi
pada murid kelas III SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa yaitu kurang aktifnya murid dalam
pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPA. Salah satu penyebab karena proses
5
pembelajaran yang cenderung monoton sehingga proses pembelajaran terkesan
membosankan hal tersebut mengakibatkan menurunnya hasil belajar murid kelas III di SD
Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa pada mata pelajaran IPA. Untuk memecahkan masalah
tersebut di atas maka dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar perlu memperhatikan model-
model pembelajaran yang digunakan pada proses pembelajaran. Model-model pembelajaran
salah satunya model Scramble, model pembelajaran ini harus benar-benar digunakan secara
optimal dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar murid kelas
III di SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, hasil belajar murid yang tergolong
rendah. Hal tersebut terbukti dengan data hasil ujian tengah semester yang diperoleh pada
semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Rata-rata nilai UTS IPA murid di kelas III di SD
Negeri Jonjo 1 adalah 63,86. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata
pelajaran IPA yaitu ≥ 70. Nilai tertingginya adalah 85 dan nilai terendahnya adalah 57. Dari
18 murid hanya 7 murid saja yang mendapatkan nilai tuntas (38,88%) dan 11 murid
mendapatkan nilai tidak tuntas (61,11%). Selain itu hal lain yang bisa dilihat ketika guru
dalam menyampaikan materi Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup menggunakan
metode ceramah, sehingga banyak murid yang mengalami kesulitan dalam menjelaskan
materi tentang Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup, kesulitan murid terlihat pada saat
murid diberi pertanyaan hanya diam saja.
Dari ulasan latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan penelitian eksperimen
berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Scramble Pada Konsep Makhluk Hidup dan
Makhluk Tak Hidup Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas III SD Negeri Jonjo 1
Kabupaten Gowa”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apakah Terdapat Pengaruh Penggunaan Model Scramble Pada Konsep Makhluk
Hidup dan Makhluk Tak Hidup Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas III SD Negeri Jonjo
1 Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Model Scramble Pada Konsep Makhluk Hidup dan
Makhluk Tak Hidup Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas III SD Negeri Jonjo 1
Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam kaitannya dengan penelitian ini:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan :
a. Sebagai tambahan khasanah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan pembaca dalam
pembelajaran IPA khususnya tentang penggunaan model pembelajaran Scramble.
b. Untuk memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan pada umumnya dan dapat
menjadi landasan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis ditujukan kepada:
a. Murid
7
Penerapan model Scramble merupakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar murid danmeningkatkan minat belajar murid.
b. Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang penggunaan
model Scramble dan diharapkan nantinya gurudapat mengembangkan pembelajaran
dengan pendekatan yang bervariasidalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran
bagi muridnya.
c. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk
meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa.
d. Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebuah ilmu dan pengalaman yang
berharga guna menghadapi permasalahan dimasa depan dan menjadi sarana
pengembangan wawasan mengenai pendekatan pembelajaran.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Model Scramble
Tidak semua murid mampu berkonsentrasi penuh dalam waktu yang relatif lama di
dalam proses pembelajaran. Daya serap setiap anak terhadap bahan yang diberikan juga
bermacam-macam, ada yang cepat, sedang, dan lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi
daya serap murid terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Perbedaan daya serap
murid sebagaimana telah disebutkan diatas dapat diatasi dengan memerlukan strategi
pengajaran yang tepat. Seorang guru harus memiliki strategi di dalam proses pembelajaran,
agar murid dapat belajar secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat tercapai.
Seperti menurut Roestiyah N. K. (2001:1), “Murid yang kurang aktif dalam belajar
cenderung melakukan hal-hal yang menghambat belajarnya mereka sendiri. Seperti pura-
pura buka buku, meletakkan wajah di meja sehingga sampai ketiduran dan sebagainya.
Akibat yang diperoleh hasil belajarnya sangat rendah. Hal ini dapat dilihat ketika murid
diberi soal, dan ternyata banyak yang kurang memahami soal yang diberikan, sehingga hasil
yang diperoleh masih jauh dari harapan”. Maka dari itu guru harus memiliki strategi agar
anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk memiliki strategi itu ialah
harus menguasai metode dalam mengajar. Sehubungan dengan hal tersebut, metode
mengajar dapat dikatakan sebagai strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
9
Scramble berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
memiliki arti perebutan, pertarungan, perjuangan. Pipit Sugiharti (2011:49) menyatakan
bahwa model Scramble adalah model pembelajaran dengan membagikan lembar kerja yang
harus diisi oleh murid. Penggunaan model Scramble dengan membuat beberapa paket soal
dan jawaban berupa kartu-kartu. Misalnya dalam 1 paket terdiri dari 15 kartu soal dan 20
kartu jawaban sehingga murid dapat terpacu untuk berpikir logis dan kreatif. Penjelasan
sebelumnya memiliki makna bahwa Scramble digunakan untuk sejenis permainan anak-anak
yang merupakan latihan.
Model scramble merupakan model yang berbentuk permainan acak kata, kalimat
atau paragraf. Pembelajaran model scramble adalah sebuah model yang menggunakan
penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok. Dalam
model pembelajaran ini perlu adanya kerja sama anggota kelompok untuk saling membantu
teman sekelompok dapat berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari
penyelesaian soal.
Model ini mengharuskan untuk menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Dalam
model ini, peserta didik tidak hanya diminta untuk menjawab soal, tetapi juga menangkap
dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak. Ketepatan
dan kecepatan berpikir dalam menjawab soal menjadi salah satu kunci permainan model
pembelajaran scramble (Huda Miftahul, 2013:303). Teknik ini membutuhkan media dengan
pertanyaan dan jawaban yang ditulis pada sebuah kertas. Pertanyaan yang dibuat disesuaikan
dengan bahan ajar yang harus dikuasai peserta didik. Jawaban atas pertanyaan diberikan
pada lembar yang sama dengan mengacak hurufnya (Abdullah Ridwan Sani, 2013:248).
10
Menurut Kokom Komalasari (2010: 84) mengemukakan bahwa Scramble merupakan
model pembelajaran yang mengajak murid mencari jawaban terhadap suatu konsep secara
kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf yang disusun secara acak sehingga membentuk
suatu jawaban atau pasangan konsep. Suyatno (2009: 72) berpendapat bahwa Scramble
adalah suatu model belajar yang menggunakan kartu soal dan kartu jawaban yang
dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Model Scramble menjAdi alternative
proses belajar mengajar sambil bermain, dimana murid melakukan struktur bahasa yang
sebelumnya dengan sengaja telah diacak susunannya.
Scramble terdiri atas bermacam-macam bentuk (Soeparno, 1988: 76-79), yaitu:
a. Scramble kata yaitu sebuah permainan dengan menyusun huruf-huruf yang telah diacak susunannya sehingga membentuk suatu kata yang bermakna, misalnya: a-l-p-j-e-r-a = pelajar, t-u-k-i-l = kulit.
b. Scramble kalimat yaitu sebuah permainan dengan menyusun kalimat dari kata-kata yang telah diacak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar. Contohnya:
1) Pergi-ibu-pasar-ke Menjadi: Ibu pergi ke pasar.
2) Pasar-penjual-pembeli-di-ada-dan Menjadi: Di pasar ada penjual dan pembeli.
c. Scramble paragraf merupakan sebuah permainan menyusun suatu paragraf berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan paragraf hendaknya logis dan bermakna. Contonya:
1) Paginya ikut pergi ke pasar membeli sayuran bersama ibu. 2) Sehabis makan aku membantu ibu mencuci piring. 3) Setiap hari minggu aku membantu ibu. 4) Membantu ibu memasak di dapur.
Kalimat acak tersebut disusun menjadi kalimat runtut:
Setiap hari minggu aku membantu ibu. Membantu ibu memasak di dapur. Paginya ikut ke pasar membeli sayuran bersama ibu. Sehabis makan aku membantu ibu mencuci piring.
d. Scramble Wacanayakni, permainan menyusun wacana logis berdasarkan paragraf yang diacak. Hasil susunan wacana dalam permainan Scramble wacana hendaknya logis dan bermakna.
Aris Shoimin (2014: 167) mengungkapkan bahwa melalui model Scramble murid
dapat berlatih menyusun kata, kalimat maupun wacana yang acak susunannya menjadi
susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya. Begitu pula menurut
11
Budinuryanto, dkk (1997:11-12) bahwa berdasarkan sifat jawabannya, scramble terdiri dari
3 macam bentuk yaitu scramble kata, scramble kalimat, dan scramble wacana.
Ditinjau dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa model
Scramble merupakan model yang dapat memacu semangat murid dalam proses
pembelajaran. Karena mereka turut berperan aktif dengan model pembelajaran yang kreatif
sehingga dapat meningkatkan minat belajar mereka. Pada model Scramble mengajarkan
kepada murid untuk kreatif dalam menyusun kata maupun kalimat yang sebelumnya telah
diacak untuk disusun kembali. Seorang guru harus berusaha untuk mampu menjadikan
murid paham terhadap pelajaran yang disampaikan dengan adanya model Scramble yang
diterapkan maka murid akan terlatih untuk mampu menyusun kata, kalimat hingga
membentuk paragraf-paragraf yang runtut.
1. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Model Scramble
Langkah-langkah pembelajaran scramble menurut Miftahul Huda (2014: 304)
adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan materi sesuai topik pembelajaran. b. Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. c. Membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya (Scramble). d. Memberikan waktu tertentu untuk mengerjakan soal. e. Mengerjakan soal berdasarkan waktu yang telah ditentukan. f. Mengecek waktu dan memeriksa pekerjaan. g. Jika waktu mengerjakan soal telah habis, semua lembar kerja wajib dikumpulkan. Dalam
hal ini, baik yang sudah maupun belum selesai harus mengumpulkan jawaban. h. Melakukan penilaian yang dilakukan berdasarkan seberapa cepat mengerjakan soal dan
seberapa banyak soal yang dikerjakan dengan benar. i. Memberikan apresiasi kepada kelompok yang berhasil dan memberi semangat kepada
yang belum cukup berhasil menjawab dengan cepat dan benar.
Bila seorang guru hendak menerapkan sebuah model dalam pembelajaran alangkah
baiknya bila menyusun langkah-langkah pengajaran yang akan dilakukan agar proses
pembelajaran berjalan secara sistematis.
12
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Scramble
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Berikut adalah kelebihan dari model pembelajaran Scramble.
a. Kelebihan model pembelajaran Scramble, antara lain:
1) Melatih murid untuk berpikir cepat dan tepat,
2) Mendorong murid untuk belajar mengerjakan soal dengan jawaban acak,
3) Melatih kedisiplinan dan kekompakan murid,
4) Semua murid dapat terlihat aktif.
Kegiatan pembelajaran ini mendorong pemahaman murid terhadap materi
pelajaran dengan bantuan teman-temannya sesame murid. Belajar bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. Model ini memungkinkan murid
untuk belajar sambil bermain.
b. Kekurangan dari model pembelajaran Scramble, antara lain:
1) Dengan materi yang telah disiapkan, membuat murid kurang berfikir kritis,
2) Murid bias saja mencontek jawaban temannya,
3) Murid tidak dilatih untuk berpikir kreatif,
4) Murid menerima bahan mentah yang hanya perlu diolah dengan baik,
5) Terkadang dalam implementasinya, memerlukan waktu yang panjang sehingga
guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang ada.
6) Model permainan seperti ini dapat menimbulkan suara gaduh, sehingga akan
mengganggu kelas lain.
Upaya untuk mengatasi kekurangan model pembelajaran Scramble agar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan, mengharuskan guru perlu merencanakan pembelajaran
secara baik, terstruktur, dan direncanakan secara matang. Hal ini karena dalam
13
menggunakan model pembelajaran Scramble pemahaman guru sangat penting, sehingga
proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.
2. Pembelajaran IPA di SD
1. Defenisi IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata yaitu natural science,
artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut
dengan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahua
Alam (IPA) atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwayang terjadi di alam ini.
Wisudawati & Eka Sulistyowati (2014: 22) mengemukakan IPA merupakan
rumpun ilmu, yang memiliki karakteristik khusus yang mempelajari fenomena alam yang
factual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan
sebab akibat.
IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai
pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki
sikap ilmiah. Pendidikan IPA sekolah dasar memiliki manfaat bagi murid untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar
murid mampu menjelajahi dan memahami alam semesta secara ilmiah. Pendidikan IPA di
arahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu memperoleh
pengalaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Pembelajaran IPA berorientasi pada murid. Peran guru bergeser dari menentukan
apa yang akan dipelajari ke bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman
belajar murid. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk
14
mengekplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan nara
sumber lain.
Pemberian pengalaman belajar secara langsung dapat ditekankan melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan
untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah. Keterampilan proses
digunakan dalam Ilmu Pengetahuan Alam antara lain: Mengamati, mengukur,
menggunakan alat, mengkomunikasikan hasil melalui berbagai cara seperti, lisan, tulisan,
dan diagram, menafsirkan, serta melakukan percobaan.
Agar mampu bekerja secara ilmiah para murid perlu ditanamkan sikap-sikap
yaitu: Rasa ingin tahu, bekerjasama secara terbuka, bekerja keras dan cerdas, mengambil
keputusan dan bertanggung jawab, serta peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan.
2. Hakekat dan Karakteristik Pembelajaran IPA
Di era globalisasi yang penuh perubahan yang sangat cepat dan dramatis dalam
bidang ini merupakan fakta dalam kehidupan. Perkembangan kemampuan murid dalam
bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan dalam memasuki dunia teknologi, termasuk
teknologi informasi. Hal ini sesuai dengan pasal 24 ayat 4 yang menyatakan: bahwa setiap
warga Negara mempunyai hak untuk memperoleh informasi secara mudah dengan biaya
murah tentang HKI yang sedang didaftarkan dan telah dipublikasikan secara resmi leh
pihak yang berwenang atau telah memperoleh perlidungan hukum di Indonesia. Untuk
kepentingan pribadi, sosial, ekonomi, dan lingkungan, murid perlu dibekali dengan
kompetensi keterampilan hidup yang memadai agar dapat berperan aktif dalam
15
masyarakat.Selain itu dalam UUD 1945 mengamanatkan mengenai pentingnya pendidikan
bagi seluruh warga Negara sebagaimana di atur dalam pasal 28c ayat (1) bahwa setiap
orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
sani dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia, dan pasal 31 ayat (1) bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan
pendidikan.
Di dalam IPA termuat aktivitas mempertanyakan dan meneliti fenomena alam
melalui dua karakteristik, yaitu empiris dan analitis. Karakteristik empiris diperoleh
melalui dua karakteristik analistik berupa pencarian makna dari hasil observasinya.
Prosedur empiris dan analistik dalam usaha mengungkapkan dan menjelaskan
fenomena tersebut disebut dengan proses ilmiah pembelajaran IPA mencakup aktivitas
yang mengembangkan keterampilan-keterampilan proses, sehingga pembelajaran IPA
tidak hanya mencakup produk IPA tetapi juga proses pembelajaran itu sendiri.
Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri
khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari satu ilmu pengetahuan adalah merupakan
himpunan fakta serta aturan yang menyatakan hubungan antara satu dengan lainnya. Fakta-
fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan
pasti sehingga mudah dicari kembali dan dimengerti untuk komunikasi. Ciri-ciri khusus
tersebut dipaparkan berikut ini:
a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh
semua orang dengan menggunakan metode ilmiah.
b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan
dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
16
c. IPA merupakan pengetahuan teoritis. Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara
yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan.
e. Dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan
observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas,
2006).
f. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.
g. Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur
pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan,
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian
hipotesis melalui eksperimentasi, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
3. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPA
Tujuan pembelajaran IPA berdasarkan (Depdiknas, 2006) yaitu sebagai berikut:
a. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi.
c. Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan.
e. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi
antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
f. Menghargai alam dan segala peraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
17
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk Sekolah Dasar meliputi aspek-aspek
berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan
interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
b. Benda/materi perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnetik, listrik, cahaya
dan pesawat sederhana.
c. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya.
3. Materi Konsep Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup
a. Makhluk Hidup
1. Pengertian Makhluk Hidup
Makhluk hidup atau organisme, yang dalam bahasa yunani adalah organon
yang berarti alat adalah kumpulan molekul-molekul yang saling memengaruhi
sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi secara stabil dan memiliki sifat hidup.
Makhluk hidup adalah struktur biologis yang merespon perubahan lingkungan
atau dalam entitas sendiri. Makhluk hidup memiliki organisasi biokimia yang
kompleks yang memungkinkan mereka untuk memproses zat dan memanfaatkan
energi untuk merespon perubahan di sekitar mereka.
Yang termasuk makhluk hidup yaitu manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk
memiliki ciri-ciri bergerak, memerlukan makanan dan air, bernafas, berkembang biak.
2. Ciri-ciri Makhluk Hidup
a. Makhluk hidup bergerak
18
Artinya makhluk hidup bergerak dengan cara berpindah tempat (manusia dan
hewan), tumbuhan dapat bergerak tetapi tidak berpindah tempat.
b. Makhluk hidup memerlukan makanan dan air
Makhluk hidup membutuhkan makanan dan minuman untuk memepertahankan
hidupnya. Makhluk hidup yang yang tidak makan berhari-hari akan mati.Hewan
peliharaan yang tidak diberi makan dapat menjadi lemah. Bahkan akhirnya akan
mati. Manusia dan tumbuhan juga membutuhkan makanan dan minuman.
Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri. Tumbuhan dapat menyerap air dan
zat hara dari dalam tanah dengan menggunakan akar. Manusia membutuhkan
makanan dan minuman setiap hari. Manusia akan merasa lapar jika tidak makan
dan minum maka dari makhluk hidup membutuhkan makanan dan air untuk
mempertahankan hidupnya.
c. Makhluk hidup bernafas
Makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas. Manusia bernapas
menggunakan paru-paru. Saat bernapas manusia menghirup oksigen.Oksigen
terkandung di dalam udara. Manusia akan mengeluarkan karbondioksida dari dalam
tubuh. Tidak hanya manusia, tetapi hewan dan tumbuhan juga bernapas. Semua
makhluk hidup bernapas, tumbuhan bernapas melalui pori-pori yang disebut
stomata (mulut daun). Hewan dapat bernapas dengan paru-paru dan insang.
d. Makhluk hidup mengalami pertumbuhan
Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan. Hewan dan tumbuhan juga
mengalami pertumbuhan. Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dari kecil
menjadi besar. Biji kacang hijau dapat tumbuh menjadi kecambah, kecambah
memilik akar dan daun. Manusia juga tumbuh yaitu dari bayi menjadi dewasa. Ciri-
19
ciri pertumbuhan manusia adalah bertambahnya tinggi dan berat badan. Begitu pula
dengan hewan, hewan mengalami pertumbuhandengan bertambah besardan tinggi.
e. Makhluk hidup berkembang biak
Artinya makhluk hidup dapat menghasilkan keturunan. Tujuan makhluk hidup
berkembang biak adalah memperbanyak jenisnya agar tidak punah.
f. Makhluk hidup peka terhadap rangsangan.
3. Kebutuhan Makhluk Hidup
Makhluk hidup memerlukan barbagai macam kebutuhan agar dapat bertahan
hidup. Kebutuhan makhluk hidup tersebut antara lain makanan, air, udara, cahaya
matahari dan tempat tinggal.
a. Makanan
Makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah sumber energi bagi
makhluk hidup. Tanpa makanan, makhluk hidup akan mati. Melalui makanan,
makhluk hidup menghasilkan energi panas sehingga tubuhnya menjadi hangat.
b. Air
Selain makanan, makhluk hidup juga membutuhkan air. Air berfungsi agar
tubuh tidak mengalami kekeringan (dehidrasi).
c. Udara
Makhluk hidup membutuhkan udara untuk bernapas. Tanpa udara makhluk
hidup akan mati. Udara yang dibutuhkan makhluk hidup adalah udara yang bersih.
d. Cahaya matahari
Makhluk hidup membutuhkan cahaya matahari. Cahaya matahari
dibutuhkan hewan dan manusia untuk menghangatkan tubuhnya, menerangi
20
lingkungan, dan juga berbagai benda. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari
untuk proses fotosintesis.
e. Tempat tinggal
Makhluk hidup membutuhkan tempat tinggal. Manusia membutuhkan
rumah sebagai tempat tinggal. Hewan dan tumbuhan juga membutuhkan tempat
untuk berlindung. Tempat tinggal hewan biasa disebut kandang atau sarang.
Tumbuhan menggunakan tanah dan air sebagai tempat tinggalnya.
b. Makhluk Tak Hidup
Makhluk tak hidup tidak menunjukkan kemampuan untuk memperbanyak diri
dalam ukuran, bentuk dan struktur internal yang gampir identik, seperti yang
dilakukan makhluk hidup. Organisme hidup membuat banyak tiruan dirinya melalui
cara seperti meiosis, mitosis, dan reproduksi generatif dan vegenatif. Keanekaragaman
hayati yang sangat besar di bumi adalah hasil dari reproduksi generatif organisme
hidup.
Pasir, kayu dan kaca adalah segala sesuatu yang tidak hidup. Tak satupun dari
mereka menunjukkan salah satu karakteristik yang tercantum di atas. Makhluk tak
hidup dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, mereka yang tidak pernah berasal
dari bagian dari makhluk hidup, seperti batu dan emas. Kelompok kedua adalah
mereka yang pernah menjadi bagian dari makhluk hidup. Batubara adalah contoh yang
baik.Ini di bentuk ketika pohon mati dan tenggelamke dalam tanah lunak. Hal ini
terjadi jutaan tahun yang lalu ketika bumi ditutupi dengan hutan. Kertas adalah
makhluk tidak hidup tetapi juga dibuat dari pohon. Selain juga non-hidup tapi itu
dibuat dari buah tanaman.
21
4. Belajar, Hasil Belajar, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar (Learning) secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan
perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar pada hakikatnya
adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas
tertentu. Belajar adalah suatu proses untuk mengubah tingkah laku sehingga diperoleh
pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
b. Pengertian Hasil Belajar
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar murid adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Oemar Hamalik (2004:30) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh setelah menerima pengalaman belajar. Bukti bahwa
seseorang belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”.
Ngalim Purwanto (2004:84) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah
setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan dan pengalaman”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah segala kemampuan yang diperoleh seseorang sebagai hasil dari suatu
latihan dan pengalaman yang ditandai dengan adanya perubahan secara signifikan.
22
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Slameto (2003:64) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua faktor tersebut:
1) Faktor internal
a. Faktor Biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan pertama adalah kondisi fisik
yang normal sejak dalam kandungan sampai terlahir.Kondisi fisik normal ini
terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, dan anggota
tubuh.Sedangkan yang kedua adalah kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan
segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan
fisik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain makan dan minum
dengan teratur, berolahraga, serta tidur dengan cukup.
b. Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar meliputi segala
hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.Kondisi mental yang dapat
menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan
stabil.Faktor psikologis ini meliputi intelegensi, kemauan, dan bakat.
2) Faktor eksternal
a. Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama
dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah
yang tenang dan adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan pendidikan
anak-anaknya, maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
23
b. Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan
belajar murid. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar murid di
sekolah mencakup metode mengajar, hubungan guru dengan murid, hubungan
murid dengan murid, mata pelajaran, jam belajar, tata tertib atau disiplin yang
ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
c. Faktor lingkungan masyarakat
Seorang murid hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang
dapat menunjang keberhasilan belajarnya.Lingkungan masyarakat yang dapat
menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan
formal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain
sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal.Faktor internal meliputi faktor biologis dan faktor psikologis.Sedangkan
faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Hasil belajar yang baik akan selalu diharapkan oleh
semua murid, guru, dan orangtua. Untuk melihat apakah hasil belajar baik atau
tidak, maka harus dilakukan suatu penilaian dan hasilnya dapat dilihat setelah
proses pembelajaran berlangsung.
d. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh, pertama: Sanjai
Kusuma (2011) menunjukkan adanya peningkatan minat belajar dari sebelum tindakan
24
sebesar 55% menjadi 78%. Kedua: Eni Dwiyaningsih (2011) menunjukkan bahwa dengan
menggunakan teknik Scramble wacana dapat meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman murid kelas III. Ketiga: Handayani (2015) menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran scramble terhadap hasil belajar murid pada materi
keanekaragaman makhluk hidup kelas VII di SMP Negeri 2 Satu Atap
Kepenuhan Hulu Tahun Pembelajaran 2014/2015. Hal ini diketahui dari nilai terhitung yang
diperoleh, dimana terhitung lebih besar dari tabel (4,44>1.99). Dengan demikian, hipotesis
Ha diterima, yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran scramble terhadap hasil belajar
murid pada materi keanekaragaman makhluk hidup kelas VII di SMP Negeri 2 Satu Atap
Kepenuhan Hulu tahun pembelajaran 2014/2015.
Hal di atas membuktikan bahwa model Scramble dapat memberikan pengaruh dalam
hasil pembelajaran murid.
B. Kerangka Pikir
Model pembelajaran termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar
murid. Penggunaan model pembelajaran terutama pada mata pelajaran IPA dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang maksimal. IPA merupakan mata pelajaran yang membutuhkan
model dalam pembelajarannya karena pada dasarnya pembelajaran IPA mempelajari tentang
alam dengan segala isinya, tidak mungkin semua yang ada di alam ini dapat ditunjukkan
kepada peserta didik tanpa menggunakan suatu model yang dapat membuat murid aktif dalam
pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran, selain dapat membantu murid
memahami konsep pembelajaran juga dapat memberi pengaruh positif terhadap hasil
belajarnya.
Model Scramble merupakan model yang dapat memacu semangat murid dalam proses
pembelajaran. Karena mereka turut berperan aktif dengan model pembelajaran yang kreatif
25
sehingga dapat meningkatkan minat belajar mereka. Pada model Scramble mengajarkan
kepada murid untuk kreatif dalam menyusun kata maupun kalimat yang sebelumnya telah
diacak untuk disusun kembali. Seorang guru harus berusaha untuk mampu menjadikan murid
paham terhadap pelajaran yang disampaikan. Dengan adanya model Scramble yang
diterapkan maka murid akan terlatih untuk mampu menyusun kata, kalimat hingga
membentuk paragraf-paragraf yang runtut. Penggunaan model Scramble dalam proses belajar
mengajar di SD akan menjadikan pembelajaran lebih menarik bagi murid, sehingga mampu
mempengaruhi hasil belajar murid terkhususnya pada mata pelajaran IPA konsep makhluk
hidup dan makhluk tak hidup.
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model
Scramble terhadap hasil belajar IPA konsep makhluk hidup dan makhluk tak hidup pada
murid kelas III SD Negeri Jonjo 1, yang dilakukan dengan memberikan pretest sebelum
dibelajarkan dengan menggunakan model Srcamble dan posttest setelah dibelajarkan. Skema
kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
26
Bagan 2.1 Kerangka Pikir
Pembelajaran IPA Kelas III SD Negeri Jonjo 1
K
Konsep Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup
Pretest
Pembelajaran IPA dengan menggunakan model scramble
K
Hasil
Analisis
Belum Menggunakan Model Scramble
Posttest
Tidak Ada Pengaruh
Ada pengaruh
27
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian ini
adalah :
1) H0 : Tidak ada pengaruh model Scramble terhadap hasil belajar IPA konsep makhluk
hidup dan makhluk tak hidup pada murid kelas III SD Negeri Jonjo 1.
2) H1 : Ada pengaruh model Scramble terhadap hasil belajar IPA konsep makhluk hidup dan
makhluk tak hidup pada murid kelas III SD Negeri Jonjo 1.
.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam suatu penelitian pasti mutlak diperlukan suatu jenis penelitian yang akan
digunakan untuk menyelesaikan sebuah penelitian. Melalui penggunaan metode serta
pemilihan sebuah metode yang tepat maka akan membantu jalannya sebuah penelitian.
Beranjak dari suatu permasalahan, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, maka jenis
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen.
B. Rancangan Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental design dengan desain One
Group Pretest-Posttest Design. Desain ini dilakukan dua kali pengukuran terhadap hasil
belajar IPA konsep makhluk hidup dan makhluk tak hidup pada murid kelas III SD Negeri
Jonjo 1 Kabupaten Gowa. Pengukuran pertama (pretest) dilakukan untuk melihat kondisi
sampel sebelum diberikan perlakuan, yaitu hasil belajar IPA konsepmakhluk hidup dan
makhluk tak hidup pada kelas III sebelum digunakan model Scramble dan pengukuran
kedua (posttest) dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPA konsep makhluk hidup dan
makhluk tak hidup pada kelas III setelah digunakan model Scramble. Fokus desain
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
Sumber : (Sugiyono, 2014:74)
29
Keterangan:
O1 : Nilai sebelum diberikan perlakuan berupa penggunaan model Scramble (pretest).
X : Perlakuan (penggunaan model Scramble).
O2 : Nilai setelah diberikan perlakuan berupa penggunaan model Scramble (posttest).
C. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah:
1. Menurut Sugiyono (2013:3) “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat”. Jadi variabel bebas pada
penelitian ini adalah model Scramble yang dilambangkan dengan huruf X. Kokom
Komalasari (2010: 84) mengemukakan bahwa “Scramble merupakan model pembelajaran
yang mengajak murid mencari jawaban terhadap suatu konsep secara kreatif dengan cara
menyusun huruf-huruf yang disusun secara acak sehingga membentuk suatu jawaban atau
pasangan konsep”.
2. Menurut Sugiyono (2013:3) “variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat adanya variabel bebas”. Jadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
IPA konsep makhluk hidup dan makhluk tak hidup yang dilambangkan dengan Y. Oemar
Hamalik (2004:30) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
setelah menerima pengalaman belajar”.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2015:117) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi
30
dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas III SD Negeri Jonjo 1 yang terdiri atas 1
kelas dengan jumlah keseluruhan muridnya adalah 18 orang. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Murid Kelas III SD Negeri Jonjo 1
No.
Kelas
Kelas
Jumlah Murid Laki-laki Perempuan
1. III 8 orang 10 orang 18 orang
Sumber: (SDN Jonjo 1 Kabupaten Gowa)
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2017 : 120) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel
dengan menggunakan teknik Sampling Total. Mengenai hal itu, Suharsimi Arikunto
(2010:183) menjelaskan bahwa “Sampling Total yaitu teknik pengambilan sampel secara
keseluruhan, yaitu siswa kelas III SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa yang berjumlah 18
orang.
Menurut Suharsimi Arikunto (2007:183) mengemukakan bahwa jika jumlah populasi
kurang dari 100, akan lebih baik jika diambil secara keseluruhan, dan penelitian ini disebut
dengan penelitian populasi, jika jumlah populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10-15%
atau 20-25% atau lebih.
Berikut adalah sampel pada penelitian ini:
31
Tabel 3.2 Jumlah Murid Kelas III SD Negeri Jonjo 1
No.
Murid Kelas III
Jumlah Laki-laki Perempuan
1. 8 orang 10 orang 18 orang
Sumber: (SDN Jonjo 1 Kabupaten Gowa)
E. Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
1. Model Scramble
Scramble adalah suatu model belajar yang menggunakan kartu soal dan kartu
jawaban yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Model Scramble menjadi
alternative proses belajar mengajar sambil bermain, dimana murid melakukan struktur
bahasa yang sebelumnya dengan sengaja telah diacak susunannya.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah segala kemampuanyang diperoleh seseorang sebagai hasil dari
suatu latihan dan pengalaman yang ditandai dengan adanya perubahan secara signifikan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan
observasi. Tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas baik
berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus
dikerjakan, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat
32
dihasilkan nilai yang melambangkan hasil belajar seseorang. Sedangkan observasi
digunakan untuk mengetahui perubahan yang terdapat dalam situasi yang sedang diamati
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam melakukan
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang benar-benar
nyata. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan observasi. Tes
merupakan salah satu alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran hasil belajar murid,
atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
karakteristik suatu objek, dalam hal ini adalah karakteristik murid. Tes menyajikan
seperangkat pertanyaan atau tugas untuk dijawab atau dikerjakan. Jawaban atau hasil
pekerjaan tes setelah selesai diperiksa akan diperoleh suatu hasil. Tes digunakan untuk
mengukur hasil belajar murid. Tes diberikan dalam bentuk isian yang terdiri dari 10 nomor
dengan masing-masing bobot adalah 10 poin. Nilai akhir hasil tes diperoleh dengan cara:
H. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan akan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
statistik deskriptif dan statistik inferensial menggunakan program SPSS for windows versi
16.
1. Analisis data statistik deskriptif
33
Sugiyono (2015:207) menyatakan bahwa “Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku umum atau generalisasi”.
Analisis data statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar IPA.
Untuk keperluan analisis digunakan tabel statistik deskriptif dengan kategori banyaknya
sampel, skor tertinggi, skor terendah, skor ideal, rentang skor, skor rata-rata, dan standar
deviasi. Guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar IPA murid, maka
dilakukan pengelompokkan. Pengelompokkan tersebut dilakukan ke dalam 5 kategori yaitu
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Pedoman yang digunakan untuk mengubah skor mentah yang diperoleh murid
menjadi skor standar (nilai) mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh Depdiknas, sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Interpretasi Kategori Nilai Hasil Belajar
Nilai Hasil Belajar
Kategori
0-54
Sangat Rendah
55-64
Rendah
65-79
Sedang
80-89
Tinggi
90-100 Sangat Tinggi
34
Sumber: (Nana Sudjana, 2011:38)
Sedangkan untuk kategori nilai ketuntasan murid, sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kategori Nilai Ketuntasan Murid
Nilai
Kategori
70-100 Tuntas
0-69 Tidak tuntas
Sumber: (SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa)
2. Analisis data statistik inferensial
Pada bagian analisis data statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian, dalam hal ini digunakan program SPSS for windows versi 16. Sebelum uji
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik.
Untuk uji normalitas ini, digunakan program SPSS for windows versi 16. Pengujian dengan
SPSS berdasarkan pada uji One-Sampel Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 5%
atau 0,05. Jika maka distribusinya normal sedangkan Jika
maka distribusinya tidak normal.
35
b. Uji Hipotesis
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan
menggunakan uji-t. Setelah uji prasyarat dilakukan dan terbukti bahwa data-data yang diolah
berdistribusi normal dan homogenitas, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dapat
diterima atau ditolak. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji Paired Sampel t-test yang
merupakan uji beda dua sampel berpasangan yakni subjek yang sama namun mengalami
perlakuan yang berbeda. Kriteria pengambilan keputusannya adalah Jika Sig. ≥ 0,05
maka H0 diterima dan H1 ditolak sedangkan jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil analisis data pada penelitian ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari
kegiatan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Scramble Pada Konsep
Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas III SD
Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa”. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan.
Pada pertemuan pertama, murid diberikan pretest tanpa ada perlakuan sebelumnya.
Selanjutnya setelah berkomunikasi dengan guru kelas, pada hari selanjutnya yakni
pertemuan kedua dan ketiga dilaksanakan pembelajaran yang menggunakan model sramble.
Dan pada pertemuan keempat, untuk melihat hasil belajar murid dari setelah diberikannya
perlakuan, maka diberikan posttest. Hasil pretest dan posttest murid dianalisis secara
deskriptif dan inferensial. Berikut adalah penjelasan mengenai hasil analisis data pada
penelitian ini :
1. Hasil Analisis Data Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai
karakteristik pencapaian hasil belajar murid. Berikut adalah hasil analisis data statistik
deskriptif dalam penelitian ini :
a. Hasil Belajar IPA Murid Sebelum diberikan Perlakuan (Treatment) atau pretest
Pretest diberikan kepada siswa pada pertemuan pertama. Hasil pretest tersebut
kemudian dikumpulkan, diperiksa, dan dianalisis oleh peneliti. Statistik Hasil Belajar IPA
murid sebelum diberikan perlakuan (treatment) atau pretest dapat dilihat pada tabel berikut:
37
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Hasil Belajar IPA Murid Sebelum diberikan Perlakuan (Treatment) atau pretest
Statistik Deskriptif Nilai Statistik
Banyaknya Sampel 18
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 50
Skor Ideal 100
Rentang Skor 30
Skor Rata-rata 61,94
Standar Deviasi 10,45
Sumber : Hasil olah data berdasarkan lampiran 7
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar IPA murid sebelum
diberikan perlakuan (treatment) atau pretest adalah 61,94 dari skor ideal 100. Nilai tertinggi
yang dicapai siswa adalah 80 dan nilai terendahnya adalah 50 dengan standar deviasi 10,45. Hal
tersebut berarti bahwa skor hasil belajar IPA murid kelas III pada saat pretest di SD Negeri Jonjo
1 Kabupaten Gowa tersebar dari nilai terendah 50 sampai pada nilai tertinggi 80.
Jika skor hasil belajar IPA murid sebelum diberikan perlakuan (treatment) atau pretest
dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase
yang ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Distribusi dan Persentase Hasil Belajar IPA Murid Sebelum diberikan Perlakuan (Treatment) atau pretest
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
38
1. 0-54 Sangat Rendah 5 27,77
2. 55-64 Rendah 5 27,77
3. 65-79 Sedang 6 33,33
4. 80-89 Tinggi 2 11,11
5. 90-100 Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 18 100
Sumber : Hasil olah data berdasarkan lampiran 7
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat siswa yang memperoleh kategori
nilai sangat tinggi , 2 siswa yang memperoleh kategori nilai tinggi dengan persentase 11,11 %, 6
siswa yang memperoleh kategori nilai sedang dengan persentase 33,33 %, 5 siswa yang
memperoleh kategori nilai rendah dengan persentase 27,77 %, dan 5 siswa yang memperoleh
kategori nilai sangat rendah dengan persentase 27,77 %.
b. Hasil Belajar IPA Murid Setelah diberikan Perlakuan (Treatment) atau posttest
Posttest diberikan kepada siswa pada pertemuan keempat yang sebelumnya dilaksanakan
proses belajar mengajar dengan menggunakan model scramble selama 2 kali pertemuan. Materi
yang diajarkan mengenai konsep makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Hasil posttest tersebut
kemudian dikumpulkan, diperiksa, dan dianalisis oleh peneliti. Statistik hasil belajar Ipa murid
setelah diberikan perlakuan (treatment) atau posttest dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Hasil Belajar IPA Murid Setelah diberikan Perlakuan (Treatment) atau posttest
Statistik Deskriptif Nilai Statistik
Banyaknya Sampel 18
39
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 65
Skor Ideal 100
Rentang Skor 35
Skor Rata-rata 86,11
Standar Deviasi 11,57
Sumber : Hasil olah data berdasarkan lampiran 7
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar IPA murid setelah diberikan
perlakuan (treatment) atau posttest adalah 86,11 dari skor ideal 100. Nilai tertinggi yang dicapai
siswa adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 65 dengan standar deviasi 11,57. Hal tersebut
berarti bahwa skor hasil belajar IPA murid kelas III pada saat posttest di SD Negeri Jonjo 1
Kabupaten Gowa tersebar dari nilai terendah 65 sampai pada nilai tertinggi 100.
Jika skor hasil belajar IPA murid setelah diberikan perlakuan (treatment) atau posttest
dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase
yang ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Distribusi dan Persentase Hasil Belajar IPA Murid Setelah diberikan Perlakuan (Treatment) atau posttest
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. 0-54 Sangat Rendah 0 0
2. 55-64 Rendah 0 0
3. 65-79 Sedang 4 22,22
4. 80-89 Tinggi 6 33,33
40
5. 90-100 Sangat Tinggi 8 44,44
Jumlah 18 100
Sumber : Hasil olah data berdasarkan lampiran 7
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ada 8 murid yang memperoleh kategori nilai sangat tinggi
dengan persentase 44,44%, 6 murid yang memperoleh kategori nilai tinggi dengan persentase
33,33%, 4 murid yang memperoleh kategori nilai sedang dengan persentase 22,22%, namun
tidak ada murid yang memperoleh kategori nilai rendah dan sangat rendah pada hasil belajar
posttest murid.
c. Perbandingan Statistik Hasil Belajar IPA Murid Pretest dan Posttest
Perbandingan hasil belajar murid pada olahan data statistik pretest dan posttest dapat
dilihat pada tabel berikut :
41
Tabel 4.5 Perbandingan Statistik Hasil Belajar IPA Murid Pretest dan Posttest
Statistik Nilai Statistik
Pretest Posttest
Banyaknya Sampel 18 18
Nilai Tertinggi 80 100
Nilai Terendah 50 65
Nilai yang sering muncul 50 100
Skor Rata-rata 61,94 86,11
Standar Deviasi 10,451 11,575
Sumber : Hasil olah data berdasarkan lampiran 8 Analisis data Deskriptif
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan menulis
deskriptif murid yang ditunjukkan dengan perbedaan skor rata-rata murid yang pada pelaksanaan
pretest sebesar 61,94 dan pada pelaksanaan posttest 86,11. Grafik perbedaan hasil belajar IPA
murid dapat dilihat pada gambar berikut ini :
0
20
40
60
80
100
120
Sampel Rata-rata Niai yangsering
muncul
NiaiTerendah
NilaiTertinggi
StandarDeviasi
Pretest
Posttest
42
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Hasil Belajar IPA Murid Pretest dan Posttest
d. Perbandingan Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar IPA Murid Pretest dan Posttest
Perbandingan distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar IPA murid pretest dan
posttest dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Perbandingan Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar IPA Murid Pretest dan Posttest
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
Pretest posttest pretest Posttest
1. 0-54 Sangat Rendah 5 0 27,77 0
2. 55-64 Rendah 5 0 27,77 0
3. 65-79 Sedang 6 4 33,33 22,22
4. 80-89 Tinggi 2 6 11,11 33,33
5. 90-100 Sangat Tinggi 0 8 0 44,44
Jumlah 18 18 100 100
Sumber : Hasil olah data berdasarkan lampiran Uji Deskriptif
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan hasil belajar IPA murid yang semula
tidak ada satupun murid yang memperoleh nilai kategori sangat tinggi pada saat pretest
kemudian pada saat posttest ada 8 murid termasuk kategori sangat tinggi dengan persentase
44,44%. Pada saat pretest, terdapat murid yang memperoleh nilai kategori rendah dan sangat
rendah sedangkan pada saat posttest, sudah tidak ada murid yang memperoleh nilai kategori
rendah. Hal itu menunjukkan bahwa penggunaan model scramble memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar IPA murid kelas III SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa. Grafik
perbandingan distribusi frekuensi hasil belajar IPA nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada
gambar berikut :
43
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pretest dan
Posttest
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Pretest
Posttest
44
Sedangkan grafik perbandingan persentase hasil belajar IPA pretest dan posttest dapat
dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Persentase Hasil Belajar IPA Pretest dan Posttest
e. Perbandingan Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pretest dan Posttest
Perbandingan deskripsi ketuntasan hasil belajar IPA pretest dan posttest dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Perbandingan Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pretest dan posttest f.
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
Pretest Posttest Pretest Posttest
0-69 Tidak Tuntas 13 0 72,22 0
Tuntas 5 18 27,77 100
Sumber : Hasil olah data berdasarkan lampiran 7
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan terhadap hasil
ketuntasan nilai murid. Terlihat jelas bahwa masih ada 13 murid yang memperoleh nilai kategori
tidak tuntas dengan persentase 72,22% pada pretest sedangkan pada posttest sudah tidak
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Pretest
Posttest
45
memperoleh nilai kategori tidak tuntas dengan presentase 0%. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model scramble memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA murid kelas III
SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa. Grafik perbandingan deskripsi frekuensi ketuntasan hasil
belajar IPA pretest dan posttest dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Deskripsi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pretest dan posttest
Gambar 4.4 hanya menampilkan grafik perbandingan frekuensi hasil belajar IPA murid
terhadap ketuntasan yang ada. Berikut adalah grafik perbandingan deskripsi persentase
ketuntasan hasil belajar IPA murid pretest dan posttest :
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Tuntas Tidak Tuntas
Pretest
Posttest
46
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Deskripsi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA pretest dan posttest
2. Hasil Analisis Data Statistik Inferensial
Analisis data statistik inferensial dalam penelitian ini terdapat tiga uji yang dilakukan
yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Ketiga uji tersebut menggunakan
program SPSS for windows versi 16. Uji normalitas menunjukkan bahwa nilai sig. pada pretest
adalah 0,805 dan pada posttest adalah 0,727. Jika dilihat dari hasil uji normalitas pretest
diketahui bahwa dan hasil uji normalitas posttest diketahui bahwa 0,727
maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal. Selanjutnya uji
homogenitas menunjukkan bahwa nilai sig. pada pretest dan posttest adalah 0,696. Jika dilihat
dari hasil uji homogenitas pretest dan posttest diketahui bahwa , maka dapat
disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi homogen. Sedangkan uji hipotesis
menunjukkan bahwa nilai sig. pada pretest dan posttest adalah 0,000. Jika dilihat dari hasil uji
hipotesis pretest dan posttest diketahui bahwa , maka dapat disimpulkan bahwa
0
20
40
60
80
100
120
Tuntas Tidak Tuntas
Pretest
Posttest
47
H0 ditolak dan H1diterima. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh penggunaan model scramble
terhadap hasil belajar IPA murid kelas III SD Negeri Jonjo 1.
Penggunaan model scramble pada pembelajaran IPA mewujudkan adanya perbedaan
dalam pembelajaran menggunakan model scramble pembelajaran dan tidak menggunakan model
scramble. Hal ini dapat dilihat ketika dalam proses pembelajaran menggunakan model murid
terlihat lebih aktif, hampir semua ingin menyampaikan gagasannya dan bertanya kepada guru
bagaimana mengerjakan tugas dengan menggunakan model scramble dengan benar.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model scramble
terhadap hasil belajar IPA murid kelas III SDN Jonjo 1 Kabupaten Gowa.
Pelaksanaan penelitian ini diadakan selama 4 kali pertemuan. Pertemuan pertama
yang dilakukan adalah mengadakan pretest atau tes awal berupa pemberian soal isian
sebanyak 5 nomor kepada murid, sebelum diberikannya treatmen atau perlakuan, hal ini
dilakukan untuk mengukur kemampuan awal murid dalam pembelajaran IPA. Pertemuan ke
dua dan tiga diterapkannya pembelajaran menggunakan model scramble. Pertemuan ke
empat adalah mengadakan posttest atau tes akhir, bentuk tesnya sama dengan pretest berupa
soal isian 5 nomor yang diberikan kepada murid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
pembelajaran manakah yang lebih efektif dengan digunakannya model scramble dalam mata
pelajaran IPA dengan konsep makhluk hidup dan makhluk tak hidup siswa kelas III SDN
Jonjo 1 kabupaten Gowa.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data yang dilakukan sebagai
tindak lanjut dari rumusan masalah dari penelitian ditemukan bahwa model scrable yang
peneliti gunakan mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPA
48
konsep makhluk hidup dan makhluk tak hidup murid kelas III SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten
Gowa. Sebagaimana telah dijelaskan disini bahwa keberhasilan suatu pendidikan di sekolah
salah satu kuncinya adalah keberhasilan guru dalam menyajikan materi pelajaran yang dapat
memfasilitasi murid untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis data statistik deskriptif dengan desain
penelitian one grup pretest-posttest design yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar IPA siswa yang ditunjukkan dengan perbedaan skor rata-rata siswa yang pada
pelaksanaan pretest sebesar 61,94 dan pada pelaksanaan posttest 86,11. Analisis data
statistik inferensial dalam penelitian ini terdapat dua uji yang dilakukan yaitu uji normalitas,
dan uji hipotesis. Kedua uji tersebut menggunakan program SPSS for windows versi 16. Uji
normalitas menunjukkan bahwa nilai sig. pada pretest adalah 0,805 dan pada posttest adalah
0,727. Jika dilihat dari hasil uji normalitas pretest diketahui bahwa dan hasil
uji normalitas posttest diketahui bahwa 0,727 maka dapat disimpulkan bahwa data
yang diperoleh berdistribusi normal. Sedangkan uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai sig.
pada pretest dan posttest adalah 0,000. Jika dilihat dari hasil uji hipotesis pretest dan posttest
diketahui bahwa , maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini berarti bahwa ada pengaruh penggunaan model scramble terhadap hasil belajar IPA
murid kelas III SDN Jonjo 1 Kabupaten Gowa.
Hasil observasi pelaksanan penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
yang signifikan terhadap hasil observasi aktivitas murid mulai dari pelaksanaan pertemuan I
ke pelaksanaan pertemuan II. Peningkatan tersebut seiring dengan digunakannya model
scramble pada pembelajaran IPA. Nampaknya dengan menggunakan model scramble yang
menarik siswa akan cenderung bersemangat mengikuti pembelajaran sehingga dapat
49
berdampak positif terhadap hasil belajarnya terkhusus pada mata pelajaran IPA konsep
makhluk hidup dan makhluk tak hidup.
Menurut Kokom Komalasari (2010: 84) mengemukakan bahwa Scramble merupakan
model pembelajaran yang mengajak murid mencari jawaban terhadap suatu konsep secara
kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf yang disusun secara acak sehingga membentuk
suatu jawaban atau pasangan konsep. Sehingga murid dapat belajar dengan aktif.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat di lihat perbandingan antara hasil belajar
pretest dan hasil belajar posttest. Di mana hasil belajar pretest tergolong sedang dan hasil
belajar posttest tergolong tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan
model scramble berpengaruh terhadap hasil belajar IPA konsep makhluk hidup dan makhluk
tak hidup murid kelas III di SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa.
50
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Analisis data dari pembahasan ini, terdapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Observasi aktivitas murid juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang
signifikan terhadap hasil observasi aktivitas murid mulai dari pelaksanaan pertemuan I
ke pelaksanaan pertemuan II.
2. Ada pengaruh model scramle terhadap hasil belajar IPA konsep makhluk hidup dan
makhluk tak hidup pada murid kelas III di SD Negeri Jonjo 1 Kabupaten Gowa,
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor rata-rata murid yang pada pelaksanaan
pretest sebesar 61,94% meningkat menjadi 86,11% pada pelaksanaan posttest yang
berarti bahwa peningkatan tersebut berada dalam kategori baik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini maka peneliti mengajukan beberapa
saran atau rekomendasi sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model scramble
mempengaruhi hasil belajar IPA murid pada aspek pengetahuan dan aspek sikap, oleh
karena itu penggunaan model scramble perlu diterapkan dalam pembelajaran.
2. Bagi Sekolah
51
Pihak sekolah diharapkan menambah sarana dan prasarana sekolah, khususnya
memberikan fasilitas berupa gambar dengan huruf yang telah teracak sehingga
pembelajaran dengan model scramble dapat berjalan dengan baik.
3. Bagi Peneliti lain
Peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai penggunaan model scramble
terhadap hasil belajar IPA, disarankan agar memiliki suatu inovasi lain di dalam
penggunaan model scramble akan diberikan kepada peserta didik. Kreatifitas peneliti
sangat diperlukan agar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.
50
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Ed Revisi. Jakarta :
Rineka Cipta.
Budinuryanto, J.dkk (1997). Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud.
Daryanto. 2014. Pendekatan pembelajaran saintifik kurikulum 2013. Gava Media.
Yokyakarta.
Depdiknas. 2007. Undang-Undang Sisdiknas. Bandung: Fokus Media.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda, Miftahul. 2013. Model Pengajaran dan Pembelajaran (Isu-isu metodis dan paragmatis).
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Huda, Miftahul. 2014. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model
Penerapan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. PT
Refika Aditama. Bandung.
N.K, Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Ridwan, Abdullah Sani. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Klaten: PT. Intan Pariwara
Sugiharti, Pipit. 2011. Pembelajaran Penggunaan Fisika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa. Jakarta Barat: BPK Penabur.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
51
Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Masmedia Buana Pustaka.
Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:
Bumi Aksara.
2
LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikn : SD Negeri Jonjo 1
3
Kelas/ Semester
: III/ I
Mata Pelajaran
: IPA
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup dan makhluk tak hidup
B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi ciri-ciri serta kebutuhan makhluk hidup dan makhluk tak hidup
C. Indikator
1.1.1 Dapat membedakan ciri-ciri makhluk hidup dan makhluk tak hidup.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membedakan ciri-ciri makhluk hidup dan makhluk tak hidup.
E. Materi Perbedaan ciri-ciri makhluk hidup dan makhluk tak hidup.
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Student Center Learning
4
2. Model : Scramble
3. Metodel : Permainan, ceramah, diskusi, penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
1. Guru membuka pembelajaran dengan salam.
2. Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran.
3. Guru melakukan komunikasi tentang kabar siswa dan
kehadiran siswa.
4. Guru juga mengkomunikasikan kegiatan yang akan
Pendahuluan Dilakukan
10 menit
5. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang
materi hari ini.
6. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat
mengikuti pembelajaran.
7. Guru menyampaikan materi pelajaran hari ini.
Eksplorasi
1. Guru menyampaikan langkah-langkah dari model
Scramble.
2. Guru mengatur posisi duduk siswa.
Elaborasi
Inti 1. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap 45 menit
5
siswa.
2. Guru menjelaskan lembar kerja yang akan dikerjakan
oleh siswa.
3. Siswa mulai mengerjakan lembar kerja.
4. Tiap siswa menyampaikan hasil pekerjaannya
dengan bimbingan guru, kemudia siswa yang lain
memberikan tanggapan.
6
5. Guru membagikan lembar jawaban siswa
untuk di periksa bersama.
6. Guru mengadakan kuis tentang ciri-ciri makhluk
Hidup dan makhluk tak hidup.
Konfirmasi
1. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang
hal yang belum diketahui atau ingin diketahui lebih
Lanjut
2. Guru memberikan penghargaan pada siswa yang
nilainya tertinggi.
3. Guru meluruskan pemahaman siswa mengenai
Ciri-ciri makhluk hidup dan tak hidup.
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/ rangkuman
hasil belajar selama sehari.
Penutup 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah dibagikan.
15 menit
3. Guru menyampaikan pesan moral
4. Guru mengajak semua siswa untuk berdoa.
5. Guru menutup pelajaran dengan salam
H. Media dan Sumber Belajar
1. Media dan alat
Gambar pada LKPD
2. Sumber belajar
Buku IPA kelas 3 SD
I. Penilaian
7
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari
kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir
b. Penilaian Hasil
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)
2. Instrumen penilaian
a. Penilaian proses
9
(RPP)
Satuan Pendidikn : SD Negeri Jonjo 1
Kelas/ Semester
: III/ I
Mata Pelajaran
: IPA
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup dan makhluk tak hidup
B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi ciri-ciri serta kebutuhan makhluk hidup dan makhluk tak hidup
C. Indikator
1.1.1 Dapat mengidentifikasi kebutuhan setiap makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan)
1.1.2 Dapat menuliskan kebutuhan makhluk hidup berdasarkan jenisnya D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendapatkan penjelasan dari guru siswa dapat mengidentifikasi kebutuhan setiap
makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan)
2. Setelah berdiskusi siswa dapat menuliskan kebutuhan makhluk hidup berdasarkan
jenisnya
E. Materi
Kebutuhan makhluk hidup.
F. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Student Center Learning
10
2. Model : Scramble
3. Metodel : Permainan, ceramah, diskusi, penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
1. Guru membuka pembelajaran dengan salam.
2. Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran.
3. Guru melakukan komunikasi tentang kabar siswa dan
kehadiran siswa.
4. Guru juga mengkomunikasikan kegiatan yang akan
Pendahuluan Dilakukan
10 menit
5. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang
materi hari ini.
6. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat
mengikuti pembelajaran.
7. Guru menyampaikan materi pelajaran hari ini.
Eksplorasi
1. Guru menyampaikan langkah-langkah dari model
Scramble.
2. Guru membentuk kelompok dengan anggota setiap
kelompok 4-5 orang.
Elaborasi
Inti 1. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap 45 menit
11
kelompok.
2. Guru menjelaskan lembar kerja yang akan dikerjakan
oleh siswa.
3. Siswa berdiskusi mengerjakan lembar kerja.
4. Tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya
dengan bimbingan guru kelompok yang lain
memberikan tanggapan.
12
5. Guru membagi siswa menjadi 4 (empat) kelompok
besar.
6. Guru mengadakan kuis tentang kebutuhan makhluk
hidup.
Konfirmasi
1. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang
hal yang belum diketahui atau ingin diketahui lebih
Lanjut
2. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang
nilainya tertinggi.
3. Guru meluruskan pemahaman siswa mengenai
kebutuhan makhluk hidup.
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/ rangkuman
hasil belajar selama sehari.
Penutup 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah dibagikan.
15 menit
3. Guru menyampaikan pesan moral
4. Guru mengajak semua siswa untuk berdoa.
5. Guru menutup pelajaran dengan salam
G. Media dan Sumber Belajar
a. Media dan alat
Gambar pada LKPD
b. Sumber belajar
Buku IPA kelas 3 SD
13
H. Penilaian
a. Prosedur penilaian
i. Penilaian proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir
ii. Penilaian Hasil
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)
b. Instrumen penilaian
i. Penilaian proses
16
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Nama Anggota Kelompok :
1. ………………………../ …. 3. ………………………./ ….
2. ………………………/ ….. 4. ………………………/ …..
Perhatikan gambar di bawah ini, kemudian susunlah huruf sesuai nama gambar yang ada di samping!
Gambar
Nama Gambar
c - c - u - i - a - t - g - n - a – n
n - i - k - a - r - r - a - v - o
k - a - r - g - e - b - e - r
17
b - u - h - t - u - m - b - e - r
k - e - m - b - a - n - g - b - e - r - k - i - a - b
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Nama Anggota Kelompok :
1. ………………………../ …. 3. ………………………./ ….
2. ………………………/ ….. 4. ………………………/ …..
Perhatikan gambar di bawah ini, kemudian susunlah huruf sesuai nama gambar yang ada di samping!
Gambar
Nama Gambar
k - a - m - a - n - a - n
i - a - r
18
a - d - a - r - u
h - a - y - a - c - a - t - a - m - a - r - i - h - a
t - a - m - p - e - t - t - n - i - g - g - l - a
19
LAMPIRAN 3 Kunci Jawaban LKPD
KUNCI JAWABAN LKS 1
1. Cuci tangan 2. Karnivora 3. Bergerak 4. Bertumbuh 5. Berkembang
biak
21
LAMPIRAN 4 Soal Pretest dan Posttest
SOAL PRETEST
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Tuliskan manfaat air bagi tubuh manusia! Jawab : ………………………………………………
Nama :
No. Absen :
Kelas :
22
2. Tuliskan 3 contoh makhluk tak hidup! Jawab :
1) …………………………………………..
2) …………………………………………..
3) …………………………………………..
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Tuliskan 3 kebutuhan tanaman! Jawab :
1) …………………………………………..
2) …………………………………………..
3) …………………………………………..
4. Tuliskanlah contoh yang merupakan sumber energi bagi makhluk hidup! Jawab : ………………………………………………
5. Manusia membutuhkan udara untuk? Jawab : ………………………………………………
SOAL POSTTEST
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Tuliskan 5 ciri-ciri makhluk hidup! Jawab :
Nama :
No. Absen :
Kelas :
23
1) ……………………………………….. 4) ……………………………………...
2) ……………………………..……........ 5) ………….…………………………..
3) ………………………………………..
2. Perhatikan gambar di bawah ini !
Anak kucing yang berubah menjadi kucing dewasa menunjukkan bahwa makhluk hidup mengalami? Jawab : ………………………………………………
3. Tempat tinggal di butuhkan makhluk hidup untuk? Jawab : ………………………………………………
4. Tuliskan alasan Anda untuk apa makhluk hidup berkembang biak! Jawab : ………………………………………………
5. Tuliskan 5 contoh hewan karnivora ? Jawab :
1) ……………………………………….. 4) ……………………………………...
2) ……………………………..……........ 5) ………….…………………………..
3) ………………………………………..
25
PRETEST
Nomor Soal
Kunci Jawaban Bobot
1. Agar tidak mengalami kekeringan 4
2. Meja, kursi, buku, dll (menurut pendapat) 4
3. Cahaya matahari, air, dan tanah 4
4. Makanan 4
5. Bernafas 4
Jumlah 20
POSTTEST
Nomor Soal
Kunci Jawaban Bobot
1. Bernafas, bergerak, memerlukan makanan, mengalami pertumbuhan, dan berkembang biak
4
2. Pertumbuhan 4
3. Melindungi diri dari bahaya 4
4. Agar tidak punah 4
5. Macan, singa, harimau, serigala, buaya (menurut pendapat) 4
Jumlah 20
26
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST
1. Agar tidak mengalami kekeringan 2. Meja, kursi, buku, dll (menurut
pendapat) 3. Cahaya matahari, air, dan tanah 4. Makanan 5. Bernafas
KUNCI JAWABAN SOAL POSTTEST
1. Bernafas, bergerak, memerlukan makanan, mengalami pertumbuhan, berkembang biak.
2. Pertumbuhan 3. Melindungi diri dari bahaya 4. Agar tidak punah 5. Macan, singa, harimau, serigala,
buaya (menurut pendapat)
28
DAFTAR HADIR MURID KELAS/SEMESTER : III (Tiga) / 1 (Satu)
SD NEGERI JONJO 1 KABUPATEN GOWA
No. Nama Murid
L/P
Pertemuan Ket.
I II III IV
1. Keila Indriani P
P
R
E
T
E
S
P
O
S
T
T
E
s = sakit
a = alfa
i = izin
2. Muh. Nur Rizky L
3. Muh. Rafi L
4. Muh. Naufal L
5. Wajenni Musfirah P
6. Ahmad Rifai L s
7. Ayyatul Husna P
8. Nur Irma P
9. Rezky P
10. Munawarah P
11. Fadly L
12. Nur Intan Saputri P
29
13. Muh. Rahmat L T
S
T
14. Nur Afika Alfaira P
15. Wandana P
16. Ichsan L
17. Indra L
18. Salsabila P a
LAMPIRAN 7
30
Daftar Hasil Belajar Murid (Pretest dan Posttest)
PEROLEHAN NILAI PRETEST DAN POSSTEST MURID KELAS III
SD NEGERI JONJO 1 KABUPATEN GOWA
No. Nama Murid
L/P
Perolehan Nilai
Pretest Ketuntasan Posstest Ketuntasan
1. Keila Indriani P 65 Tidak Tuntas 85 Tuntas
2. Muh. Nur Rizky L 60 Tidak Tuntas 100 Tuntas
3. Muh. Rafi L 70 Tuntas 100 Tuntas
31
4. Muh. Naufal L 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas
5. Wajenni Musfirah P 80 Tuntas 100 Tuntas
6. Ahmad Rifai L 50 Tidak Tuntas 80 Tuntas
7. Ayyatul Husna P 60 Tidak Tuntas 90 Tuntas
8. Nur Irma P 50 Tidak Tuntas 80 Tuntas
9. Reski P 65 Tidak Tuntas 85 Tuntas
10. Munawarah P 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas
11. Fadly L 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas
12. Nur Intan Saputri P 55 Tidak Tuntas 85 Tuntas
13. Muh. Rahmat L 70 Tuntas 95 Tuntas
14. Nur Afika Alfaira P 80 Tuntas 90 Tuntas
15. Wandana P 50 Tidak Tuntas 75 Tuntas
16. Ichsan L 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas
17. Indra L 75 Tidak Tuntas 100 Tuntas
18. Salsabila P 70 Tuntas 100 Tuntas
Total 1115
T = 5
1550
T = 18 Nilai Rata-rata 61,94 86,11
33
OUTPUT HASIL ANALISIS DATA STATISTIK DESKRIPTIF
MENGGUNAKAN SPSS FOR WINDOWS VERSI 16
A. Pretest
Statistics
Pretest
N Valid 18
Missing 0
Mean 61.94
Std. Error of Mean 2.463
Median 60.00
Mode 50
Std. Deviation 10.451
Variance 109.232
Range 30
Minimum 50
Maximum 80
Sum 1115
Pretest
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 50 5 27.8 27.8 27.8
55 2 11.1 11.1 38.9
60 3 16.7 16.7 55.6
65 2 11.1 11.1 66.7
70 3 16.7 16.7 83.3
75 1 5.6 5.6 88.9
80 2 11.1 11.1 100.0
34
Pretest
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 50 5 27.8 27.8 27.8
55 2 11.1 11.1 38.9
60 3 16.7 16.7 55.6
65 2 11.1 11.1 66.7
70 3 16.7 16.7 83.3
75 1 5.6 5.6 88.9
80 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
B. Posttest
Statistics
Posttest
N Valid 18
Missing 0
Mean 86.11
Std. Error of Mean 2.728
Median 85.00
Mode 100
Std. Deviation 11.575
Variance 133.987
Range 35
Minimum 65
Maximum 100
Sum 1550
Posttest
35
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 65 1 5.6 5.6 5.6
70 2 11.1 11.1 16.7
75 1 5.6 5.6 22.2
80 3 16.7 16.7 38.9
85 3 16.7 16.7 55.6
90 2 11.1 11.1 66.7
95 1 5.6 5.6 72.2
100 5 27.8 27.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
LAMPIRAN 9
36
Pengolahan Data Statistik Inferensial
OUTPUT HASIL ANALISIS DATA STATISTIK INFERENSIAL
MENGGUNAKAN SPSS FOR WINDOWS VERSI 16
A. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest Posttest
N 18 18
Normal Parametersa Mean 61.9444 86.1111
Std. Deviation 1.04514E1 1.15753E1
Most Extreme Differences Absolute .151 .163
Positive .151 .115
Negative -.127 -.163
Kolmogorov-Smirnov Z .642 .690
Asymp. Sig. (2-tailed) .805 .727
37
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest Posttest
N 18 18
Normal Parametersa Mean 61.9444 86.1111
Std. Deviation 1.04514E1 1.15753E1
Most Extreme Differences Absolute .151 .163
Positive .151 .115
Negative -.127 -.163
Kolmogorov-Smirnov Z .642 .690
Asymp. Sig. (2-tailed) .805 .727
a. Test distribution is Normal.
B. Uji Hipotesis
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair1 Pretest -
Posttest
-2.41667E1 7.52447 1.77353 -27.90850 -20.42484 -13.626 17 .000
52
RIWAYAT HIDUP
NUR ISLAMIAH dilahirkan pada hari Selasa tanggal
07 Januari 1997 di Desa Jonjo Kecamatan Parigi
Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Putri
pertama dari pasangan Sahuddin dan Almh. Maryama.
Peneliti memulai jenjang pendidikan di SD Negeri
Jonjo 1 pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2009.
Pada tahun itu juga, peneliti melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Parigi
dan tamat tahun 2012. Lalu melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Parigi dan
menyelesaikan pendidikan tahun 2015. Dengan izin Allah, pada tahun 2015
peneliti kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan
Alhamdulillah peneliti berhasil diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa melalui
jalur one day service di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD), program Strata 1 (S1).