1
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SMK MANDALAHAYU BEKASI
Oleh:
NURHASANAH
106011000036
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
2
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SMK MANDALAHAYU BEKASI
Skripsi
Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh:
Nurhasanah
(106011000019)
Di bawah bimbingan
Drs. H. M. Alisuf Sabri
NIP. 150 034 454
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
3
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMK
Mandalahayu Bekasi” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah
dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada hari Rabu, 8 Desember 2010 di
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S-1
(S. Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 10 Desember 2010
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pend. Agama Islam) Tanggal Tanda Tangan
Bahrissalim, M. Ag ……….. ........................
NIP: 19680307 199803 1 002
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag ……….. ………………
NIP: 19670328 200003 1 001
Penguji I
Dra. Hj. Sofiah, MS, MA ……….. ………………
NIP: 19491123 198902 2 001
Penguji II
Hj. Nurlena Rifai, M.A. Ph. D ……….. ………………
NIP: 19591020 198603 2 001
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A
NIP: 19571005 198703 1 003
i
ABSTRAK
Nama : Nurhasanah
NIM : 106011000019
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Skripsi yang penulis buat berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua
Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMK Mandalahayu Bekasi”. Masalah pokok yang diteliti dalam skripsi ini
sebagaimana telah dirumuskan dalam perumusan masalah yaitu: Bagaimana
perhatian orang tua terhadap pendidikan anak dan minat belajar siswa pada mata
pelajaran pendidika agama Islam (PAI) di SMK Mandalahayu Bekasi. Apakah
perhatian orang tua berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam (PAI).
Tujuan penelitian ini antara lain untuk mengumpulkan data empiris
mengenai perhatian orang tua dan minat belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi. Serta untuk membuktikan
ada atau tidaknya pengaruh antara perhatian orang tua dengan minat belajar
agama siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perhatian orang tua (X),
dan variabel terikatnya adalah minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi
deskripsi, kemudian data diolah dengan menggunakan rumus product moment.
Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi,
wawancara dan angket. Teknik pengambilan sampel ditetapkan secara “random
sampling” yaitu proses pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Adapun jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 36 orang siswa atau 25% dari populasi yang berjumlah
154 siswa, namun yang beragama islam berjumlah 145 siswa. Selanjutnya penulis
melakukan pengolahan data dan analisis data secara statistik deskriptif kuantitatif
yaitu dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa ada
pengaruh yang positif antara perhatian orang tua ddengan minat siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam. Hal itu dapat diketahui berdasarkan hitungan
korelasi antara hasil penelitian angket perhatian orang tua dengan minat belajar
siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi
sebesar r
= 0,34 yang terletak anatara rentang 0,20-0,40 yang menunjukkan
korelasi yang lemah atau rendah.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi
khalifah di bumi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan kepada junjungan umat
manusia, pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh
alam, nabi Muhammad SAW. Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis
telah dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan
yang ada. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini telah
melibatkan banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis patut mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Ketua dan sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
3. Bapak Drs. H.M. Alisuf Sabri selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. H. Abdul Fattah Wibisono, MA selaku dosen penasehat
akademik yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada
penulis hingga akhir masa perkuliahan.
5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan
pengetahuan selama penulis menjalankan perkuliahan
6. Seluruh staff perpustakaan UIN dan perpustakaan FITK yang telah
mempermudah penulis dalam mencari referensi.
7. Seluruh staff SMK Mandalahayu Jakarta khususnya bapak kepala
sekolah Drs. Udin Muhyidin, dan guru bidang studi PAI Ustadz Agus
iii
8. Amar, S. Pd. I, yang telah banyak membantu penulis dalam
memperoleh data tentang skripsi ini
9. Ayahanda dan ibunda tercinta yang dengan bersusah payah telah
mengasuh dan mendidik penulis hingga sekarang serta kakak dan adik
tersayang yang dengan sabar telah membantu dan mendukung
keberhasilan belajar penulis
10. Sahabat-sahabat UIN Syarif hidayatullah Jakarta khususnya kelas A
PAI FITK angkatan 2006, yang telah banyak memberikan pengalaman
kepada penulis tentang indahnya arti sebuah kebersamaan.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasa-
jasanya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada
Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya.
Jakarta, 25 November 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Perhatian Orang Tua .............................................................. 9
a. Kedudukan Orang Tua dalam Pendidikan ....................... 9
b. Pengertian Perhatian Orang Tua ...................................... 11
c. Bentuk-bentuk Perhatian Orang Tua ................................ 13
2. Minat Belajar Pendidikan Agama Islam ................................ 16
a. Pengertian dan Tujuan PAI di SMA ................................ 16
b. Pengertian Minat Belajar .................................................. 20
c. Fungsi Minat .................................................................... 24
d. Indikator Minat Belajar Agama ....................................... 25
e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat
Belajar Pendidikan Agama Islam .................................... 27
B. Kerangka Berfikir ......................................................................... 30
C. Hipotesis ....................................................................................... 31
D. Studi Terdahulu yang Relevan ...................................................... 32
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 34
C. Metode Penelitian ......................................................................... 35
D. Variabel Penelitian ....................................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Mandalahayu Bekasi ............................. 47
B. Deskripsi Data .............................................................................. 52
C. Analisa Data ................................................................................. 53
D. Interpretasi Data ........................................................................... 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 81
B. Saran-saran .................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 83
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument Perhatian Orang Tua ...................................... 36
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar Agama ...................................... 37
Tabel 3.3 Penetapan skor ................................................................................ 41
Tabel 3.4 Penafsiran Prosentase ...................................................................... 42
Tabel 3.5 Penilaian Analisi Mean .................................................................... 43
Tabel 3.6 Interpretasi Angka “r” Product Moment .......................................... 44
Tabel 4.1 Data Keadaan Guru SMK Mandalahayu Bekasi .............................. 49
Tabel 4.2 Keadaan Data Siswa SMK Mandalahayu Bekasi ............................ 51
Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Mandalahayu Bekasi ............ 52
Tabel 4.4 Orang Tua Memberikan Pendidikan Agama di Rumah ................... 53
Tabel 4.5 Orang Tua Menanyakan Perkembangan Belajar di Sekolah............ 53
Tabel 4.6 Orang Tua Menanyakan Problem yang Dihadapi Kepada Guru ..... 54
Tabel 4.7 Orang Tua Membantu Menyelesaikan Masalah yang Sedang
Dihadapi ........................................................................................... 54
Tabel 4.8 Orang Tua Memberikan Masukan Terhadap Keluh Kesah yang
Sedang Dihadapi .............................................................................. 55
Tabel 4.9 Orang Tua Memberikan Motivasi dalam Belajar Agama ................ 55
Tabel 4.10 Orang Tua Tidak Memberikan Pendidikan Agama di Rumah......... 56
Tabel 4.11 Orang Tua Mempunyai Kerjasama yang Baik dengan Guru di
Sekolah ............................................................................................. 56
Tabel 4.12 Orang Tua Menyediakan Perlengkapan Belajar .............................. 57
Tabel 4.13 Orang Tua Memperhatikan dan Peduli Terhadap Lingkungan dan
Situasi Belajar .................................................................................. 57
Tabel 4.14 Orang Tua Membelikan Buku yang Berkaitan dengan Pelajaran
Agama ............................................................................................. 58
Tabel 4.15 Orang Tua Membimbing dalam Mengerjakan PR ........................... 58
Tabel 4.16 Orang Tua Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar di Rumah ....... 59
Tabel 4.17 Orang Tua Mengingatkan Solat Lima Waktu .................................. 59
Tabel 4.18 Orang Tua Jarang Mengingatkan Solat Lima waktu ...................... 60
vii
Tabel 4.19 Orang Tua Menanyakan Hasil Test Atau Ulangan ......................... 60
Tabel 4.20 Orang Tua Kurang Mendorong Untuk Belajar Agama Islam ......... 61
Tabel 4.21 Orang Tua Menganjurkan Untuk Mengikuti Kursus, Bimbingan,
Les, Dan Lain-Lain ......................................................................... 61
Tabel 4.22 Orang Tua Kurang Memperhatikan Tempat Belajar ..................... 62
Tabel 4.23 Orang Tua Kurang Memperhatikan Perkembangan Belajar
di Rumah ......................................................................................... 62
Tabel 4.24 Skor Butir Soal Variabel Perhatian Orang Tua (X) ........................ 63
Tabel 4.25 Analisis Mean ................................................................................. 64
Tabel 4.26 Siswa Senang dalam Belajar Agama Islam ...................................... 65
Tabel 4.27 Siswa Merasa Jenuh dan Bosan dalam Belajar Agama Islam ......... 65
Tabel 4.28 Siswa Mengikuti Pelajaran Agama Islam dengan Kemauan
Sendiri ............................................................................................. 66
Tabel 4.29 Siswa Terpaksa Mengikuti Pelajaran Agama Islam ....................... 66
Tabel 4.30 Siswa Mengulang Kembali Pelajaran Agama Islam di Rumah ...... 67
Tabel 4.31 Materi Pelajaran Agama Islam Menantang Untuk Dikaji ............... 67
Tabel 4.32 Pelajaran agama Islam Sesuai dengan Kebutuhan, Sehingga
Siswa Tertarik untuk Mempelajarinya ............................................ 68
Tabel 4.33 Materi Pelajaran Agama Islam Kurang Menarik ............................ 68
Tabel 4.34 Belajar Agama Islam Mempunyai Banyak Manfaat ....................... 69
Tabel 4.35 Mengajukan Pertanyaan, Apabila Ada Materi Yang
Belum Dimengerti ........................................................................... 69
Tabel 4.36 Siswa Takut Mengajukan Pertanyaan Kepada Guru ....................... 70
Tabel 4.37 Siswa SMA Tidak Perlu Belajar Agama ......................................... 70
Tabel 4.38 Siswa Tidak Suka Diganggu Ketika Belajar Agama Islam ............ 71
Tabel 4.39 Siswa Merasakan Adanya Perubahan Setelah Belajar Agama
Islam ................................................................................................. 71
Tabel 4.40 Mencatat Hal-hal Yang Penting Ketika Guru Agama
Menyampaikan Materi .................................................................... 72
Tabel 4.41 Siswa Banyak Membaca Buku Yang Berkaitan Dengan
Agama Islam ................................................................................... 72
viii
Tabel 4.42 Siswa Mendengarkan dan Memperhatikan Penjelasan Guru .......... 73
Tabel 4.43 Siswa Ngobrol Ketika Guru Agama Menyampaikan Materi .......... 73
Tabel 4.44 Siswa Mengambil Posisi Duduk didepan Ketika Belajar Agama ... 74
Tabel 4.45 Siswa Aktif Ketika Diskusi ............................................................. 74
Tabel 4.46 Skor Butir Soal Variabel Minat Belajar Siswa (Y) ......................... 75
Tabel 4.47 Analisis Mean ................................................................................. 76
Tabel 4.41 Analisis Korelasi Antara Variabel Perhatian Orang Tua (X)
Pengaruhnya Terhadap Minat Belajar Siswa (Y)............................. 77
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket Perhatian Orang Tua
Lampiran 2 : Angket Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam
Lampiran 3 : Berita Wawancara
Lampiran 4 : Struktur Organisasi SMK Mandalahayu Bekasi
Lampiran 5 : Struktur Oraganisai Tata Usaha SMK Mandalahayu bekasi
Lampiran 6 : Surat Proposal skripsi
Lampran 7 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 8 : Surat Pengantar Penelitian
Lampiran 9 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 10 : Tabel “r” Product Moment
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat urgen dalam kehidupan
manusia dewasa ini. Terlebih pada masa kini pendidikan merupakan sebuah
kebutuhan bagi umat manusia. Kebutuhan akan pendidikan merupakan hal
yang tidak dapat dipungkiri lagi. Karena pendidikan merupakan faktor yang
sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan. Kemampuan, kecerdasan
dan kepribadian suatu bangsa banyak ditentukan oleh pendidikan yang ada
sekarang ini. Bahkan kemajuan suatu bangsa banyak ditentukan oleh
pendidikannya. Disamping itu, pendidikan juga merupakan sarana utama
dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Itulah sebabnya, pendidikan selain kunci kemajuan, juga merupakan
tantangan yang harus dihadapi oleh setiap negara, termasuk Negara Republik
Indonesia.
Dunia pendidikan dituntut untuk lebih memberikan kontribusi yang
nyata dalam upaya meningkatkan kemajuan bangsa. Tidak hanya itu, dunia
pendidikan pun dituntut untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia,
kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab yang semuanya itu didasarkan atas
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal itu senada dengan apa yang
tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3
yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kwpada
2
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”1
Dengan tercantumnya kata “beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia”, menunjukkan bahwa pendidikan
agama sangat diharapkan berperan langsung dalam upaya mencapai
tujuan pendidikan nasional.2 Oleh karena itu pendidikan agama termasuk
pendidikan agama Islam mempunyai peran dan kedudukan yang sangat
penting dalam Sistem Pendidikan Nasional, yaitu merupakan salah satu
komponen dari pendidikan nasional, sehingga pendidikan agama merupakan
bagian yang integral dari pendidikan nasional.3 Dengan melalui pendidikan
agama Islam, maka bangsa Indonesia akan meningkatkan ketakwaannya
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, berarti salah satu
pendidikan nasional telah tercapai. Sebab salah satu tujaan pendidikan
nasional ialah meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, tentu
saja pendidikan agama Islam perlu mendapatkan perhatian yang serius. Baik
dari pemerintah, keluarga maupun masyarakat. Oleh karena itu, Pendidikan
Agama Islam merupakan bagian mata pelajaran yang wajib dilaksanakan di
lembaga pendidikan. Bahkan sejak masa orde baru, pelaksanaannya
dimasukkan kedalam kurikulum, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi.4
Di dunia era globalisasi manusia dituntut untuk kompetitif, baik secara
edukatif terlebih secara finansial. Sehingga mayoritas orang tua mengantarkan
anaknya ke setiap jenjang pendidikan dengan tujuan yang sangat pragmatis,
yakni dengan berpendidikan, kesempatana anak untuk mendapatkan pekerjaan
yang layak akan semakin terbuka. Hal ini sangat kontradiktif dengan tujuan
pendidikan, yaitu meningkatkan kualitas spiritual dan mengembangkan
1 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II Pasal 3, (Jakarta: CV. Mitama Utama, 2003), h. 8 2 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 112
3 Salihun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Problema Remaja, (Jakarta:
Kalam Mulia, 2002), h. 19 4 Salihun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Problema Remaja,…… h. 51
3
kualitas intelektual dan emosional, sehingga semua ranah meliputi kognitif,
afektif dan psikomotorik dapat tercapai secara optimal.
Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya agar proses
pendidikan diberikan kepada anak-anaknya semenjak dalam buaiannya.
Bahkan ketika masih dalam kandungan ibunya.5 Oleh karena itu, Islam
menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib
hukumnya bagi setiap manusia.
Tujuan dari pendidikan agama Islam sendiri ialah untuk membimbing
umat manusia menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah swt. Pendapat ini
diperkuat oleh M. Alisuf Sabri dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pendidikan”
bahwa pendidikan agama Islam bertujuan: “untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berbangsa dan bernegara”6.
Agar tujuan pendidikan agama Islam sebagaimana termaktub di atas
dapat terwujud, diperlukan usaha-usaha yang serius dan berkesinambungan
dari setiap unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Kita telah mengetahui bahwa pendidikan di negara kita terutama
pendidikan agama Islam masih kurang mendapatkan perhatian yang serius,
baik dari pemerintah, keluarga maupun masyarakat. Hal ini merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa terhadap
pendidikan agama Islam, terutama pada sekolah umum, karena sekolah
mengedepankan mata pelajaran umum daripada pendidikan agama Islam.
Selain itu, pendidikan agama Islam hanya diberikan seminggu sekali pada
sekolah umum, sehingga siswa tidak mengetahui atau tidak merasa pentingnya
pendidikan agama bagi mereka.
Kelemahan siswa terhadap minat belajar mereka terhadap Pendidikan
Agama Islam mengalami kesulitan yang cukup berarti. Hal ini disebabkan
antara lain karena orang tua tidak memberikan dorongan minat belajar agama
5 Abudin Nata, Fauzan, Pendidikan Dalam Persfektif Hadits, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2005), h. 229. 6 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, …………… h. 111
4
secara optimal, latar belakang pendidikan orang tua yang rendah sehingga
kurang memahami pentingya pendidikan agama bagi anaknya, lingkungan
sekitar yang kurang mendukung terhadap pendidikan agama, metode
pengajaran guru pendidikan agama Islam yang monoton sehingga siswa
merasa bosan.
Tetapi dari sekian banyak permasalahan rendahnya minat belajar siswa
terhadap pendidikan agama Islam di atas, ada faktor lain yang dapat
meningkatkan minat belajar siswa terhadap pendidikan agama Islam, yaitu
perhatian orang tua terhadap siswa ketika mereka berada dirumah. Dikatakan
demikian, karena orang tua mempunyai peranan penting dalam membentuk
motivasi dan penguasaan diri.
Keluarga mempunyai peran penting terhadap keberhasilan belajar
murid disekolah. Keluarga, khususnya orang tua adalah pendidik pertama dan
utama sebagaimana yang dikatakan Abdurrahman an-Nahlawi “Keluarga
adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan
Islam.”7
Anak lahir ke dunia dalam keadaan suci dan belum mengetahui apa-
apa. Maka dalam hal ini, orang tua harus memberikan apa yang mereka
butuhkan, terutama dalam hal mendidik sebagai bekal mereka dimasa yang
akan datang. Hal ini ditegaskan dalam hadis berikut:
“Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah saw bersabda: “Setiap
anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Maka orang tuanyalah yang
menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi.” (H.R. Bukhari Muslim)8
Orang tua adalah pendidik utama dan pertama. Kehadiran anak dalam
keluarga secara alamiah memberikan adanya rasa tanggung jawab dari pihak
orang tua. Pelaksanann tugas dan tanggung jawab keluarga dalam mendidik
7 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 139 8 Adib Bisri Mushtafa, Tarjamah shahih Muslim, (Semarang: CV As-Syifa, 1993), h. 587
5
anak secara tegas telah diperintahkan oleh Allah swt dalam surat at-
Tahrim/66:6 berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.”(Q.S. At-Tahrim/66:6)9
Ayat di atas memerintahkan orang mukmin untuk menjaga diri dan
keluarganya dari api neraka. Perintah Allah ini tepat sekali, karena menurut
ilmu pendidikan orang tua mempunyai kedudukan yang strategis. Selain itu,
secara kodrati anak hidupnya sangat tergantung kepada orang tuanya guna
memperoleh kesejahteraan hidupnya, karena hakikatnya anak adalah amanat
Allah. Oleh sebab itu, orang tua wajib memelihara dan mendidiknya dengan
baik.10
Apabila keluarga, khususnya orang tua merangsang dan mendorong
anak untuk belajar, membimbing anak dalam mempersiapkan kebutuhan
belajar, membantu mengerjakan pekerjaan rumah, biasanya anak memiliki
semangat dan minat belajar yang tinggi. Demikian sebaliknya, apabila orang
tua kurang atau tidak memperhatikan aktivitas belajar anaknya, biasanya anak
kurang atau tidak memiliki semangat belajar, sehingga sulit diharapkan ia
dapat berminat terhadap belajar agama dan sulit mencapai prestasi disekolah
secara maksimal dalam bidang pendidikan agama.
Orang tua senantiasa mengajarkan akan pentingnya pendidikan agama
Islam bagi mereka. Selain itu, mereka memberikan dorongan minat untuk
belajar agama secara optimal, membimbing dan mempersiapkan kebutuhan
belajar, membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Dengan itu, sehingga
mereka mempunyai minat yang tinggi pada mata pelajaran agama Islam.
9 Departemen Agama RI, Alqur’an dan Tejemahnya, (Jakarta: Mekar Surabaya, 2004), h.
820 10
M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, …………… h. 25
6
Pada dasarnya kegiatan atau perbuatan yang dilakukan oleh setiap
orang didasari oleh kecenderungan atau keinginan atau minat. Minat
merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan
baik. Sebagai aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah
laku seseorang, tetapi juga dapat mendoromg seseorang untuk memperoleh
sesuatu. Pendapat ini dikuatkan oleh S. Nasution bahwa “Pelajaran akan
berjalan lancar apabila ada minat, anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena
tidak ada minat.”11
Hal ini diperkuat oleh Uzer Usman “Minat besar sekali
pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan
sesuatu yang diminatinya.12
Latar belakang inilah yang mendorong penulis untuk mengkaji dan
meneliti perhatian orang tua berdasarkan pengamalan dan teori, karena hal ini
diduga dapat meningkatkan minat belajar siswa tehadap mata pelajaran
Penddikan Agama Islam. Untuk itu penulis membahas skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Minat Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi”.
B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah penelitian yang berkaitan dengan judul diatas dapat
di identifikaikan sebagai berikut:
1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan agama Islam.
2. Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam.
3. Mayoritas orang tua kurang menyadari akan pentingya pendidikan agama
untuk anaknya.
4. Belum optimalnya peran dan tanggung jawab orang tua dalam
memberikan pengawasan dikarenakan kesibukan orang tua di luar rumah.
5. Pola pikir orang tua yang pragmatis dan konsumtif.
11
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1995), h. 82 12
Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2009), h.27
7
C. Pembatasan Masalah
Pada dasarnya permasalahan perhatian orang tua dan minat belajar
begitu kompleks, karena itu penulis perlu membatasi masalah dalam penelitian
ini. Pembatasan masalah dilakukan agar permasalahan menjadi lebih terfokus
dan jelas.
Perhatian orang tua dalam penelitian dan penulisan ini merupakan
perhatian orang tua yang diberikan kepada anaknya dalam bentuk: bimbingan
belajar, memberikan motivasi kepada anak untuk belajar agama dan
membantu kesulitan anak dalam belajar pendidikan agama Islam, penyediaan
fasilitas belajar serta adanya kerja sama antara orang tua dengan pihak
sekolah. Orang tua yang dimaksud adalah orang tua kandung yang masih
lengkap, yaitu terdiri dari ayah dan ibu yang tinggal serumah dengan anak atau
siswa.
Minat belajar siswa yang dimaksud adalah minat belajar siswa kelas
XII pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Mandalahayu
Bekasi.
D. Perumusan Masalah
Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dan perbedaan interpretasi, maka
penulis merumuskan masalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana perhatian orang tua terhadap pendidikan anak?
2. Bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam?
3. Apakah perhatian orang tua berpengaruh terhadap minat belajar siswa
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam?
8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana perhatian orang tua terhadap anak di
SMK Mandalahayu Bekasi
b. Untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam di SMK Mandalahayu.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara
perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran
PAI di SMK Mandalahayu Bekasi.
Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Hasil penelitian yang diharapkan dapat memberi informasi yang positif
pada orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak agar minat blajar
agama siswa dapat ditingkatkan.
2. Dapat memberikan sumbangan dalam ilmu pendidikan khususnya
sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian yang relevan.
3. Penelitian ini menjadi bekal penulis dalam mendidik anak.
9
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR,
DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Perhatian Orang Tua
a. Kedudukan Orang Tua dalam Pendidikan
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam
peergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani
dan rohaninya kearah kedewasaaan.13
Dalam ilmu pendidikan, kedudukan orang tua adalah sebagai
pendidik kodrat/primair, karena secara kodrat memang anak berasal
dari orang tua, sehingga orang tualah yang menjadi penaggung jawab
utama dalam mendidik anak.14
Dengan demikian, orang tua berfungsi
sebagai pendidik pertama dan utama, sebab dari orang tualah seorang
anak pertama kali memperoleh dasar-dasar pendidikan bagi
perkembangannya.
Dilihat dari ajaran Islam, anak adalah amanat Allah, amanat
wajib dipertanggungjawabkan. Tanggung jawab orang tua jelas
terhadap anak tidaklah kecil. Secara umum inti tanggung jawab adalah
menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak dalam rumah tangga.
13
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 1997), h. 10 14
M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, ……………………….. h. 10
10
Kewajiban itu wajar karena Allah menciptakan orang tua yang bersifat
mencintai anak-anaknya.15
Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan
berpangkal tolak dari kesadaran, melainkan karena secara kodrati
suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun
situasi pendidikan. Situasi itu terwujud berkat adanya pergaulan dan
hubungan secara timbal balik antara orang tua dan anak.16
Orang tua
mempunyai cinta kasih yang mendalam untuk mendidik anaknya
dengan penuh tanggung jawab dan kesabaran.
Orang tua mendidik anaknya dengan maksud agar anaknya itu
mempunyai bekal yang dapat dipergunakan dalam kehidupan. Bekal
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya “Ilmu Pendidikan
Islam” tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang
tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka:
a. Memelihara dan membesarkan anak.
b. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmaniah maupun
rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan
kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan
agama.
c. Memberi pengajaran, sehingga anak memiliki pengetahuan luas.
d. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat.17
Dengan demikian, orang tua harus bertanggung jawab terhadap
segala perbuatannya. Orang tua tidak hanya bertanggung jawab pada
pemeliharaan anak saja, melainkan orang tua juga wajib bertanggung
jawab pada pendidikan anaknya. Rasulullah sendiri merasa perlu untuk
mengingatkan kepada umatnya agar orang tua ikut serta dalam proses
15
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda
karya, 2001), h. 160 16
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h. 35 17
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 38
11
pendidikan anaknya dan ia tidak bisa mengelak dari tanggung jawab
tersebut.
b. Pengertian Perhatian Orang Tua
1) Perhatian
Perhatian adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan
ini. Kata ini jika diterjemahkan kedalam bahasa Inggris adalah
attention. Sedangkan dalam bahasa arab adalah al-Iltifat.18
Menurut Fadhilah Suralaga, perhatian diartikan sebagai
“Pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu obyek tertentu
yang merupakan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai
suatu aktifitas yang dilakukan”.19
Sedangkan menurut Abu
Ahmadi, perhatian adalah “Konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap
pengamatan dengan mengesampingkan yang lain.20
Perhatian
timbul dengan adanya pemusatan kesadaran kita terhadap sesuatu.
Sumardi Suryabrata dalam bukunya “Psikologi
Pendidikan”, membagi perhatian berdasarkan intensitasnya
menjadi dua macam, yaitu : (1) perhatian intensif (2) perhatian
tidak intensif. Semakin banyak kesadran yang menyertai sesuatu
aktivitas atau pengalaman batin berarti semakin intensiflah
perhatiannya. Semakin intensif perhatian yang menyertai sesuatu
aktivitas akan semakin sukseslah aktivitas itu.21
Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa yang dimaksud perhatian adalah suatu aktivitas
jiwa yang diarahkan kepada suatu obyek, dimana semakin banyak
kesadaran yang menyertai aktivitas tersebut berarti semakin
18
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), h.1520 19
Fadhilah Suralaga, Netty Hartati, dkk., Psikologi Pendidikan Dalam Persfektif Islam,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 113 20
Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),
h. 39 21
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
h. 15
12
intensiflah perhatiannya. Dan semakin intensif perhatian yang
menyertai sesuatu aktivitas akan semakin sukseslah aktivitas itu.
2) Orang Tua
Istilah orang tua dalam kehidupan sehari-hari bukanlah
suatu hal yang asing didengar, akan tetapi merupakan satu istilah
yang biasa dipergunakan orang. Orang tua dapat dikatakan sebagai
orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga yang dalam
kehidupan sehari-hari lazim disebut dengan ibu bapak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orang tua
diartikan dengan, 1) Ayah dan Ibu kandung 2) Orang tua 3) Orang
yang dianggap tua (cerdik, pandai dan ahli dan sebagainya) 4)
Orang yang dihormati (disegani) dikampung.22
Sedangkan dalam
penggunaan bahasa arab, istilah orang tua dikenal dengan sebutan
al-Walid (الوالد).23
Istilah al-Walid dapat ditemukan dalam al-
Qur’an surat Luqman ayat 14 yang berbunyi:
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya Telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang
ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.”
(Luqman/31:14).24
Sedangkan arti orang tua dalam Islam adalah ibu kandung,
atau orang yang dianggap orang tua atau keturunan atau orang-
orang yang dihormati dan disegani di kampung.25
22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), h. 629 23
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia,………….. h.1580 24
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Tejemahnya,………………………..., h.581 25
Abudin Nata dan Fauzan, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, ………….. h. 223
13
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud
orang tua adalah ayah dan ibu kandung yang harus disegani dan
dihormati, yang memberikan kasih sayang, bimbingan, latihan dan
pendidikan serta memenuhi setiap kebutuhan baik sandang,
maupun papan bagi anaknya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perhatian orang
tua adalah suatu kegiatan yang merupakan sikap mental dengan
senantiasa mencurahkan waktu dan ruang dengan penuh kesadaran
secara intensif kepada anak dengan cara memberikan kebutuhan-
kebutuhan anak baik kebutuhan fisik jasmaniah maupun
kebutuhan mental rohaniah serta menciptakan keadaan dan suasana
didalam rumah yang dapat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan pribadi anak.
c) Bentuk-bentuk Perhatian Orang Tua
Sejak berada dalam kandungan sampai dilahirkan anak sudah
mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Yang mula-mula diberikan
orang tuanya kepada anaknya adalah rasa kasih sayang. Ketika bayi
orang tua memberikan kasih sayang yang tak ternilai harganya dan
tidak dapat diukur dengan sesuatu. Ketika anaknya sakit orang tua rela
untuk tidur dan menjaganya, tengah malam ketika orang tua sedang
terlelap tidur mereka bangun mendengar anaknya menangis, semuanya
itu dilakukan untuk buah hati yang sangat disayangi. Selain kasih
sayang, rasa aman juga diberikan orang tua kepada anaknya, orang tua
juga memperhatikan kesehatan anaknya.
Ketika anak memasuki usia sekolah perhatian orang tua
semakin bertambah, ia mulai memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
sekolah anaknya. Dalam hal ini, orang tua senantiasa memberikan dan
mencurahkan waktu untuk anaknya. Bentuk-bentuk perhatian orang
tua dalam hal ini kaitannya terhadap objek yang dituju, yaitu perhatian
terhadap kesehatan anak, pendiikan, memberikan motivasi kepada,
14
membantu kesulitan anak dalam belajar, penyediaan fasilitas belajar
dan memberikan penghargaan atas kesepakatan serta adanya kerja
sama antara orang tua dengan pihak sekolah.
1) Perhatian Terhadap Kesehatan Anak
Orang tua mempunyai peran yang sangat penting terhadap
pertumbuhan dan perkembangan jasmani yang baik. Peran orang
tua sudah dapat dilaksanakan sebelum anak lahir, yaitu melalui
pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan memberinya makanan
yang baik dan halal selama mengandung. Sebab hal itu
berpengaruh pada anak dalam kandungan.
Perhatian orang tua terhadap kesehatan anak dapat
dilakukan dengan cara memberikan asupan gizi untuk anaknya,
sehingga menunjang anak untuk belajar dengan baik.
2) Perhatian Terhadap Pendidikan Anak
Perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya dapat
dilakukan dengan cara memberikan motivasi kepada anak untuk
giat belajar. Orang tua senantiasa memberikan dorongan kepada
anaknya untuk belajar agama hingga anak merasa bahwa
pendidikan agama penting untuk dirinya. Dengan demikian, minat
belajar pendidikan agama akan tumbuh dalam diri seorang anak.
Dalam hal ini, komunikasi antara orang tua dan anak perlu dijalin,
sehingga terdapat komunikasi yang baik. Misalnya dengan cara
menanyakan tentang problem yang dihadapi oleh anakanya di
sekolah, kehambatan yang dihadapi oleh anaknya dalam sekolah.
Tidak adanya minat seseorang pada pelajaran akan
timbulnya kesulitan belajar. Dalam hal ini, orang tua senantiasa
membantu kesulitan yang dialami oleh anaknya. Orang tua juga
membantu anaknya dalam mengerjakan pekerjaan rumah sehingga
anak merasa diperhatikan dan anak akan merasa senang.
15
Selain itu kerja sama antara pihak sekolah dengan orang tua
siswa juga perlu dijalin. Ini merupakan salah satu bentuk perhatian
orang tua terhadap pendidikan anaknya. Bentuk dari kerja sama
orang tua dengan murid yaitu dengan mengadakan pertemuan
antara orang tua dengan murid. Dengan demikian, mereka
mengetahui perkembangan anak dalam belajar sehingga anak
merasa diperhatikan dan dapat belajar dengan tenang.
3) Penyediaan fasilitas belajar
Orang tua perlu menyediakan fasilitas belajar bagi anaknya.
Fasilitas belajar disini antara lain alat tulis, buku tulis, buku-buku
pelajaran, tempat untuk belajar, penerangan ruang belajar, dan
kesempatan belajar dengan tenang.
Adanya kesediaan orang tua untuk memenuhi fasilitas
belajar anaknya, dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar,
sehingga anak dapat menumbuhkan minat belajar anak dan dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
Kurang lengakapnya buku-buku yang dibutuhkan anak
untuk belajar akan menyebabkan anak malas beajar serta
menghalanginya untuk belajar lebih giat.
4) Mengatasi Pemasalahan Anak
Orang tua yang baik adalah orang tua yang mengetahui
permasalahan anak dan mampu mengatasinya. Masalah yang
dihadapi dapat meliputi pergaulan anak dan masalah belajar.
Misalnya dengan memberikan bimbingan belajar terhadap anak.
Bimbingan belajar yang dimaksud adalah bantuan yang diberikan
kepada anak didik dalam menghadapi masalah yang berhubungan
dengan aktivitas belajar di rumah maupun di sekolah.
Seorang anak dalam belajarnya memerlukan bimbingan
dari orang tua dan guru. Guru memberikan bimbingan belajar
agama disekolah. Sedangkan orang tua memeberikan bimbingan
belajar agama dirumah. Orang tua membimbing anak hingga anak
16
merasa bahwa pendidikan agama sangat penting untuk dirinya,
sehingga anak mempunyai keinginan atau minat untuk
mempelajari pendidikan agama secara mendalam.
2. Minat Belajar Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMA
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberi
awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti perbuatan. Secara
etimologi pendidikan berarti “pemeliharaan”. Istilah pendidikan
semula berasal dari bahasa yunani, yaitu “paedagogis” yang berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian
diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan “education” yang
berarti pengembangan atau bimbingan. Sedangkan dalam bahasa arab
istilah ini disebut “tarbiyah” yang berarti pendidikan.26
Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.27
Sedangkan menurut M. Alisuf Sabri Pendidikan adalah “usaha
sadar dari orang dewasa untuk membantu atau membimbing
pertumbuhan dan perkembangan anak/peserta didik secara teratur dan
sistematis ke arah kedewasaan”.28
Jadi dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar untuk mewujudkan belajar secara aktif, dan
mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat dilakukan dengan
cara pemberian bimbingan, pelatihan dan pengajaran yang diarahkan
26
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 1994), h. 1 27
Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-
undang Sisdiknas, (Jakarta: Dirtjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), h. 34 28
M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, ……………………….. h. 5
17
dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik ke arah
tingkat dewasa.
Definisi Pendidikan Agama Islam menurut pakar pendidikan
diantaranya, menurut Ahmad D. Marimba, Pendidikan Agama Islam
adalah “bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum-hukum agama
Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran Islam.”29
Sementara itu, Zakiah Daradjat mengemukakan tiga pengertian
pendidikan agama Islam sebagai berikut:
1) Pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat
memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).
2) Pendidikan agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan
berdasarkan ajaran agama Islam.
3) Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran
agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak
didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama
Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan
ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat.30
Menurut Alisuf Sabri, Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah
sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini,
memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui
kegiatan, bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan
tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.31
29
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT.. al-Ma’arif,
1989), h. 23 30
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, ……………………………………. h. 86 31
M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, ……………………….. …. h. 111
18
Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui
ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia
dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama
Islam yang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran
agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan
dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.
Tujuan Pendidikan Agama Islam secara umum ialah untuk
“meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan, pengalaman,
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman, dan bertaqwa kepada Allah swt, serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.32
Menurut Zakiah Daradjat bahwa tujuan Pendidikan Agama
Islam secara garis besar adalah untuk membina manusia agar menjadi
hamba Allah yang saleh dengan seluruh aspek kehidupannya,
perbuatan, pikiran dan perasaannya.
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir menyatakan bahwa tujuan
Pendidikan Agama Islam itu meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, tujuannya adalah
mengembangkan atau membina pemahaman agama Islam agar siswa
paham akan ajaran Islam, mengembangkan kemampuan baca tulis Al-
Qur’an dan tarikh Islam. Pada aspek afektif, tujuan yang ingin dicapai
adalah agar siswa menerima ajaran Islam tersebut. Sedangkan pada
aspek psikomotor, tujuan yang ingin dicapai adalah agar siswa
terampil melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.33
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
Pendidikan Agama Islam adalah untuk menumbuhkan cara
meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan, pengalaman
32
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 78 33
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2008), h. 86
19
peserta didik tentang agama Islam agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah swt, berakhlak mulia bagi kehidupan
sendiri, bermasyarakat dan bernegara.
Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa
dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi. (kurikulum PAI: 2002).34
Sedangkan tujuan Pendidikan Agama Islam di tingkat SMA
diberikan untuk ”menyempurnakan pendidikan agama yang sudah
diberikan di tingkat SLTP dan memberikan pendidikan dan
pengetahuan agama Islam serta berusaha agar mereka mengamalkan
ajaran Islam yang telah diterimanya.”35
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA berbeda dengan
yang dilaksanakan di madrasah-madrasah. Perbedaan tersebut dapat
dilihat pada alokasi waktu/jumlah jam pelajaran dan materi kurikulum
bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kedua lembaga
pendidikan.
Adapun alokasi waktu untuk mengajarkan Penddikan Agama
Ialam (PAI) di SMA disediakan 2 jam pelajaran perminggu. Jumlah
jam pelajaran Pendidikan Agama Islam di madrasah-madrasah lebih
banyak dibanding dengan waktu yang tersedia di sekolah-sekolah.
Perbedaan pelaksaan Pendidikan Agama Islam di kedua lembaga
pendidikan tersebut adalah wajar mengingat adanya perbedaan segi
status dan kedudukan kedua lembaga pendidikan tersebut.
34
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.135 35
Zuhairini, dkk., Methodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983), h. 47
20
Dengan demikian, jelaslah bahwa proses pendidikan agama
Islam sekalipun konteksnya sebagai suatu bidang studi, tidak sekedar
menyangkut pemberian pengetahuan agama Islam kepada siswa,
melainkan yang lebih utama menyangkut pembinaan, pembentukan
dan pengembangan kepribadian muslim yang taat beribadah dan
beramal shaleh.
b. Pengertian Minat Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, minat mempunyai peranan
yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat terhadap
objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun
dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila
seorang sisiwa tersebut belajar dengan minat yang besar terhadap
objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik.
Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan setiap orang didasari
oleh kecendrungan hati atau keinginan atau minat. Minat merupakan
landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan
baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat
mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong
orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu.
Pengertan minat belajar terdiri dari dua suku kata, yakni kata
“minat” dan kata “belajar”. Dari segi bahasa minat adalah :
“kecendrungan hati yang tertinggi terhadap sesuatu”.36
Secara
sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu kecendrungan untuk
memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau
situasi yang menjadi objek dari minta tersebut dengan disertai perasaan
senang.37
Adapun yang dimaksud dengan minat menurut M. Alisuf Sabri
adalah “suatu kecendrungan untuk selalu memperhatikan dan
36
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,……. h. 583 37
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam,…………………, h. 261
21
mengingat sesuatu secara terus-menerus.”38
Jadi, minat itu timbul
karena adanya perasaan senang pada diri seseorang yang menyebabkan
selalu memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus.
Menurut M. Buchori minat adalah “kesadaran seseorang;
bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung
sangkut-paut dengan dirinya”39
Sedangkan menurut Akyas Azhari dalam buku “Psikologi
Pendidikan” mengatakan bahwa “minat ialah kecendrungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa objek kegiatan, yang
diminati, seseorang diperhatikan terus dan rasa senang.40
Berbeda
dengan pendapat Agus Sujanto bahwa “minat ialah sesuatu pemusatan
perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh
kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkungannya.”41
Selanjutnya menurut Ahmad D. Marimba, minat adalah
“kecendrungan jiwa terhadap sesuatu karena merasa ada kepentingan
dengan sesuatu itu, yang umumnya disertai dengan perasaan senang
akan sesuatu itu.”42
Dari beberapa definisi di atas, maka penulis menarik
kesimpulan bahwa minat merupakan suatu kecendrungan atau
keinginan yang besar yang menetap pada diri hati seseorang untuk
selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu yang menarik secara
terus menerus disertai dengan rasa senang untuk mendapatkan apa
yang diinginkan dan dibutuhkan. Dengan minat seseorang akan
memusatkan atau mengarahkan seluruh aktivitas fisik dan psikisnya ke
arah yang diamatinya. Minat merupakan perhatian yang mengandung
unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat sangat menentukan sikap
38
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 84 39
H. Carl Witherington, Psikologi Pendidikan, Penerjemah M. Buchori, (Bandung: CV
Jemmars), 1982), h. 110 40
Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Dina Utama, 1996), h. 74 41
Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 92 42
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif,
1980), h. 79
22
yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan
kata lain minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.
Minat sangat mempengaruhi corak perbuatan yang akan
diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang mampu mempelajari
sesuatu, tetapi bila tidak mempunyai minat atau tidak ada kehendak
untuk mempelajari, ia tidak akan bias mengikuti proses belajar.
Sedangkan belajar secara sederhana adalah: “berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu.”43
Usaha untuk mencapai
kepandaian dan ilmu tersebut merupakan usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang
belum dimiliki sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia menjadi
tahu, memahami, dan mengerti tentang sesuatu.
Menurut Oemar Hamalik belajar adalah “perubahan tingkah
laku yang relativ manetap berkat latihan dan pengalaman.”44
Moch.
Uzer Usman megartikan belajar “sebagai proses perubahan tingkah
laku antara individu dan individu dengan lingkungannya.”45
Seseorang
setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah
laku, baik aspek pengetahuannya, ketrampilannya, maupun aspek
sikapnya. Dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi
mengerti.
Menurut Fadhilah Suralaga “belajar merupakan tahapan
perbuatan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang
melibatkan proses kognitif.”46
Sama dengan pendapat yang
dikemukakan oleh M. Alisuf Sabri bahwa “belajar ialah proses
perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman dan latihan.”47
43
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ……. h. 14 44
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasakan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2005), h. 154 45
Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,……………………., h. 5 46
Fadhilah Suralaga, Netty Hartati, dkk, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif
Islam,................., h. 63 47
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , …………………………………….., h. 60
23
Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapt berupa memperoleh
perilaku yang baru atau memperbaiki dan meningkatkan perilaku yang
ada.
Dari beberapa pengertian belajar seperti disebutkan di atas,
dapatlah disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1) Bahwa belajar menimbulkan suatu perubahan (dalam arti tingkah
laku) yang relatif tetap.
2) Bahwa perubahan itu, pada pokoknya membedakan antara keadaan
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan belajar.
3) Bahwa perubahan itu dilakukan melalui kegiatan atau usaha yang
disengaja.
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling penting
dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya
tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu
mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang
berkaitan dengan upaya pendidikan.48
Belajar memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu, Islam menetapkan bahwa belajar merupakan salah
satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi setiap manusia. Sebagaimana
sabda Rasulullah saw :
) ( “Dari Hisyam bin Ammar bin Hafs bin Sulaiman dari dari
Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik berkata, bersabda
Rasulullah saw :”Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap orang
muslim.” (H.R. Ibn Majah)49
48
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 1997), h. 90-94 49
Ibn Majah, Terjemah Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar Ihya al-Turath al-Araby), h.
24
Selain itu, Allah juga mengangkat derajat orang-orang yang
menuntut ilmu. Sebagaimana firman Allah swt:
Artinya:
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat.”50
Dengan belajar, seseorang akan mengalami perubahan tingkah
laku secara menyeluruh. Karena dengan adanya belajar, seseorang dari
yang belum mengerti menjadi mengerti ditambah pengalaman-
pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran untuk masa yang akan
datang.
Jadi minat belajar adalah kecendrungan untuk selalu
memeperhatikan dan mengingat secara terus-menerus terhadap sesuatu
(orang, benda, atau kegiatan) yang disertai dengan keinginan untuk
mengetahui dan mempelajarinya serta membuktikan dalam perubahan
tingkah laku atau sikap yang relatif menetap melalui latihan dan
pengalaman serta interaksi dengan lingkungan.
Pendidikan dengan proses belajar mengajar sebagai
kegiatannya, merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan
anak didik. Dari proses interaksi itu, proses belajar mengajar di ikat
dengan minat dan perhatian antara keduanya. Dengan demekian,
proses belajar mengajar akan terjadi secara efektif dan efesien apabila
siswa mempunyai minat terhadap suatu pelajaran / guru yang
mempengaruhinya.
c. Fungsi Minat
Setelah memahami pengertian-pengertian yang diuraikan di
atas tentunya minat itu sendiri mempunyai fungsi tersendiri. “Minat
50
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Tejemahnya,………………………..., h. 767
25
dikatakan sebagai salah satu faktor penting yang ikut menentukan
berhasil atau gagalnya belajar siswa.”51
Minat pun dikatakan sebagai
aspek kejiwaan karena ia sangtalah pribadi dan berkembang sejak
masa kanak-kanak. Pada semua usia minat memainkan peranan
penting dalam kehidupan seseorang, dan mempunyai dampak yang
besar atas prilaku dan sikap. Hal ini terutama selama masa kanak-
kanak, karena setiap aktifitas anak ditentukan minat yang berkembang
selama pertumbuhannya.
Peranan minat dalam belajar sebagai “Motivating Force” yaitu
sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar.52
Siswa
yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk
rajin belajar; berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima
pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk
bias terus tekun karena tidak ada pendorongnya.
d. Indikator Minat Belajar Agama
“Minat merupakan suatu yang relatif menetap pada diri
seseorang.”53
Keinginan atau minat sangat mempengaruhi corak
perbuatan yang akan diperlihtakan seseorang.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator diartikan
sebagai “sesuatu yang dapat memberikan petunjuk dan keterangan”.54
Kaitannya dengan minat siswa adalah sebagai alat pemantau yang
dapat memberikan petunjuk dan keterangan kearah minat siswa dalam
belajar pendidikan agama Islam.
Minat adalah kecendrungan seseorang terhadap sesuatu, tau
bias dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan.55
Pada
dasarnya setiap orang akan lebih senang melakukan sesuatu yang
51
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,…………………………………. H. 121 52
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , …………………………………….., h. 85 53
Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,……………………………., h. 27 54
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, …. h. 229 55
Lusi Nuryanti, Psikologi Anak, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 59
26
sesuai dengan minatnya (yang disukai) dari pada melakukan sesuatu
yang kurang disukai. Belajar dalam keadaan hati senang akan lebih
mudah dari pada anak belajar dengan suasana hati yang terpaksa.
Dari pengertian tersebut kita memperoleh kesan bahwa minat
itu sebenarnya mengandung tiga unsur yaitu: unsur kognisi
(mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak).
Ada beberapa indikator minat belajar siswa sebagai berikut:
1) Mengetahui dan Merasakan Manfaat Belajar Pendidikan Agama
Islam
Mengetahui dan merasakan manfaat belajar pendidikan
agama Islam merupakan indikator yang dapat menunjukkan
keberadaan minat belajar pendidikan agama Islam dalam diri
siswa. Siswa yang berminat dalam belajar pendidikan agama Islam
tentunya ia akan merasa betapa penting dan bermanfaatnya belajar
pendidikan agama Islam bagi dirinya.
2) Keyakinan
Keyakinan merupakan indikator yang dapat menunjukkan
keberadaan minat belajar pendidikan agama Islam dalam diri
siswa. Siswa yang berminat dalam belajar pendidika agama Islam
maka ia akan merasa yakin bahwa belajar pendidikan agama Islam
adalah wajib hukumnya dan merasa yakin bahwa belajar
pendidikan agama Islam merupakan suatu kebutuhan untuk
dirinya. Kebutuhan yang dirasakan siswa akan berkorelasi positif
dengan aktifitas belajar mereka ketika mnegikuti pelajaran.
3) Perasaan Senang
Perasaan senang merupakan indicator minat. Minat erat
kaitannya dengan perasaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
M. Alisuf Sabri bahwa “minat itu terjadi karena sikap senang
kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti ia
sikapnya senang kepada sesuatu itu.”56
56
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , …………………………………….., h. 84
27
Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam
hal tertentu ia cendrung mengetahui hubungan antara perasaan
dengan minat. Siswa yang berminat terhadap mata pelajaran
pendidikan agama Islam ia akan merasa senang dalam mengikuti
pelajaran pendidikan agama Islam. Ia akan rajin dan terus-menerus
mempelajari ilmu agama Islam dan mengikutinya dengan antusias
tanpa ada beban paksaan dalam dirinya.
4) Ketertarikan
“Minat menurut Crow dan Crow bisa berhubungan dengan
gaya gerak yang mendorong kita untuk cendrung atau merasa
tertarik pada orang, benda, kegiatan atau pun bisa berupa
pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri.”57
Seorang siswa dapat diakatakan memiliki minat belajar
yang tinggi jika ia merasa tertarik pada suatu obyek, dalam hal ini
pelajaran. Ketertarikan siswa tersebut akan berimplikasi pada
indikator-indikator minat belajar lainnya. Maka kunci pertama
dalam belajar adalah siswa terlebih dahulu mesti mempunyai rasa
ketertarikan pada pelajaran.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Pendidikan
Agama Islam
Minat timbul tidak secara tiba-tiba, melainkan sesuatu yang
dapat dikembangkan dan timbul karena ada berbagai faktor. Minat
ditimbulkan karena adanya perasaan senang pada diri siswa yang
diperkuat oleh sikap yang positif.
Dengan mengandalkan perasaan siswa mampu menilai tentang
pengalaman-pengalamannya di sekolah selama ia mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Penilaian-penilaiannya yang positif akan terungkap
57
Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya,
1993),h. 112
28
dengan “perasaan senang” dan penilaian negatif akan terungkap dalam
“perasaan tidak senang”.
Seperti telah diketahui bahwa selain minat timbul dari dalam
diri individu, terdapat faktor-faktor yang berasal dari luar yang turut
berperan dalam menimbulkan minat seseorang. Beberapa faktor yang
mempengaruhi minat seseorang dalam belajar lebih lanjut diungkapkan
oleh M. Alisuf Sabri berikut ini:”… apabila siswa tidak berminat
sebaiknya dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada
pelajaran dan kepada gurunya, agar siswa mau belajar…”58
Abd. Abror mengemukakan bahwa “minat itu sebenarnya
mengandung unsur kognisi, emosi dan konasi”.59
Berdasarkan pendapat para pakar tersebut di atas, maka penulis
dapat menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
minat belajar pendidikan agama Islam:
1) Pengetahuan
Pengetahuan seseorang tentang pendidikan agama Islam
merupakan faktor yang mempengaruhi minat dalam belajar
pendidikan agama Islam. Oleh karena itu, minat belajar pendidikan
agama Islam harus didahului dengan mengenal atau mengetahui
tentang pengetahuan yang berkenaan dengan al-Qur’an.
Apabila seseorang telah mengenal atau mengetahui
pendidikan agama Islam, mengetahui manfaat belajar pendidikan
agama Islam maka ia akan berminat dalam belajar pendidikan
agama Islam. Sebaliknya, apabila seseorang tidak mengetahui
tentang pendidikan agama Islam dan manfaatnya, maka ia tidak
akan berminat dalam belajar pendidikan agama Islam.
2) Keyakinan
Keyakinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
dengan “kepercayaan yang sunguh-sungguh, kepastian, ketentuan,
58
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , …………………………………….., h. 84 59
Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan,……………………………………., h. 112
29
bagian agama atau religi yang menjadi konsep-konsep ang menjadi
milik kepercayaann dan penganutnya.”60
Keyakinan seseorang terhadap pendidikan agama Islam,
juga merupakan faktor yang mempengaruhi minat seseorang dalam
belajar pendidikan agama Islam. Keyakinan tersebut dapat berupa
keyakinan bahwa belajar pendidikan agama Islam adalah wajib
hukumnya, keyakinan bahwa dengan belajar pendidikan agama
Islam dapat menjadi pengontrol dalam berbuat sesuatu.
3) Kebiasaan
Kebiasaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
dengan “sesuatu yang biasa dilakukan; pola untuk melakukan
tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang
individu dan yang dilakukannya secara berulang-ulang untuk hal
yang sama.”61
Faktor lingkungan juga mempunyai pengaruh yang besar
terhadap timbul dan berkembangnya minat, baik lingkungan
keluarga, sekolah maupun masayarakat.62
Kebutuhan dapat juga menjadi faktor timbulnya minat.
Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak merupakan
pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Oleh karena
itu, orang tua mengarahkan anak-anaknya bahwa pendidikan
agama penting bagi mereka, sehingga mereka merasa butuh.
Seperti yang dikatakan oleh Zakiah Darajat, pemunculan minat
pada siswa tergantung dari kebutuhan, dorongan dan minat mereka.
“Semakin besar kebutuhan yang dirasakan maka semakin kuat pula
60
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h.1133 61
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,…………… h.129 62
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam,… h. 263
30
minat yang dimiliki siswa.”63
Kebutuhan disini adalah kebutuhan
siswa akan ilmu pengetahuan, yaitu Pendidikan Agama Islam.
Pengalaman juga merupakan faktor timbulnya minat,
karena pengalaman belajar agama yang telah diterima sebelum ia
masuk sekolah akan menimbulkan minat yang baru terhadap
pelajaran agama di sekolahnya. Pengalaman menimbulkan sikap
positif terhadap penilaiannya apa yang dilihatnya, seperti siswa
yang sudah mempunyai pengalaman belajar agama dirumah
maupun disekolah tingkat dasarnya maka ia mempunyai keinginan
(minat) lagi untuk mempelajari pelajaran agama di sekolah
lanjutannya agar apa yang pernah diminatinya dulu tetap terus-
menerus ia geluti untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
B. Kerangka Berfikir
Dalam Islam, anak bagi orang tuanya merupakan karunia sekaligus
sebagai amanat dari Allah swt. Disebut karunia, karena ditinjau baik secara
psikologis maupun secara sosiologis, anak menempati posisi yang sangat
penting. Mengingat ia dapat menjadi hiasan dan tumpuan kasih sayang bagi
orang tuanya. Disebut amanat, karena orang tua memiliki tugas dan tanggung
jawab yang sangat besar untuk memelihara, melindungi dan mendidik anak.
Orang tua berkewajiban mendidik anak, baik dalam pendidikan formal
maupun non formal.
Orang tua bertangung jawab dalam memberikan segala bimbingan dan
pengarahan agar anak mempunyai minat yang tinggi dalam belajar agama.
Dengan bimbingan dan pengarahan dari orang tuanya anak akan cenderung
gembira dan mempunyai keinginan yang besar untuk belajar.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk
63
Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), h. 133
31
belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran
yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafal dan disimpan, karena minat
menambah kegiatan belajar.
Proses belajar mengajar dan hasilnya banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik dari diri siswa maupun dari luar siswa. Salah satu faktor
yang penting peranannya dalam belajar adalah minat. Karena suatu kegiatan
akan lancar apabila ada minat yang besar.
Dalam hal meningkatkan minat, perhatian orang tua mempunyai peran
yang sangat besar. Perhatian orang tua akan meningkatkan minat belajar
siswa. Seorang anak akan merasa senang jika apa yang ia lakukan mendapat
perhatian /pujian dari orang tuanya, dan sebaliknya anak akan malas untuk
melakukan sesuatu karena ia tidak pernah dipedulikan. Anak akan merasa
aman apabila ia mendapatkan perhatian orang tuanya. Seorang anak yang
mendapat perhatian dari orang tuanya cenderung mempunyai minat dan
prestasi yang tinggi dalam belajar.
Berdasarkan kajian teoritis di atas, jelaslah bahwa perhatian orang tua
dalam membimbing belajar anak di lingkungan keluarga sangatlah penting
terhadap minat belajar anak, salah satunya minat belajar pada bidang studi
pendidikan agama Islam. Dengan kata lain, minat belajar anak pada bidang
studi pendidikan agama Islam ada ketergantungan dengan perhatian orang tua
dalam membimbing di lingkungan keluarga, terutama memberikan bimbingan
belajar agama.
Maka dengan demikian Berpengaruhkah perhatian orang tua dalam
memberikan minat belajar pada pendidikan agama Islam, baik dirumah,
maupun disekolah?
Untuk mengetahui jawaban dari permasalahan tersebut, maka
diadakanlah penelitian ini khususnya di SMK Mandalahayu Bekasi.
C. Hipotesis
Hipotesis adalah: ”Pernyataan tentatif yang merupakan dugaan/terkaan
apa saja yang kita amati dalam usaha memahaminya.” Jadi hipotesis
32
merupakan jawaban sementara, karena dugaan sementara itu bisa benar bisa
juga salah, untuk itu diperlukan penelitian.
Hipotesa yang diajukan adalah untuk membuktikan benar atau
tidaknya dengan penulis mengenai perhatian orang tua di lingkungan keluarga
terhadap peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan
agama Islan di sekolah.
Ha : Ada korelasi positif yang signifikan pada perhatian orang tua
terhadap peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam di sekolah.
Ho : Tidak ada korelasi positif yang signifikan pada perhatian orang tua
terhadap peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam di sekolah.
D. Studi Terdahulu yang Relevan
Dari penelitian terdahulu menunjukkan bahwa orang tua sangat
berperan dalam meningkatkan minat belajar siswa. Penelitian yang dilakukan
oleh Emma Asma yang berjudul : “Hubungan Antara Perhatian Orang Tua
dengan Prestasi Belajar Agama Islam di SMP Negeri 238 Jakarta Selatan”,
menyatakan bahwa hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi
belajar siswa tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki hubungan yang
sangat erat, karena perhatian orang tua merupakan salah satu faktor yang
penting dalam mempengaruhi aktifitas belajar anak. Orang tua harus
memperhatikan anaknya dalam bimbingan belajar dan menjalin kerja sama
yang baik dengan sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam
mencapai keberhasilan anak. Dengan pemberian perhatian yang tinggi disertai
pemenuhan kebutuhan anak dalam belajar maka dalam diri anak akan
termotivasi untuk belajar lebih baik, meningkatkan minat belajar, sehingga
anak akan dapat mencapai prestasi yang diharapkan. Sehingga semakin tinggi
33
perhatian orang tua yang diberikan kepada anak, maka prestasi belajar agama
Islam anak semakin tinggi pula.64
Menurut Fitriyah dalam penelitiannya yang berjudul “Peran Orang Tua
dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMAN 08 Bekasi”, memperoleh kesimpulan bahwa orang tua
sangat berperan dalam meningkatkan minat belajar anak. Orang tua selalu
memberikan motivasi kepada anaknya untuk belajar agama. Seorang anak
akan merasa senang jika apa yang ia lakukan mendapat perhatian atau pujian
dari orang tuanya, dan sebaliknya anak akan malas untuk melakukan sesuatu
karena ia tidak pernah dipedulikan. Anak akan merasa aman apabila ia
mendapatkan perhatian orang tuanya. Seorang anak yang mendapat perhatian
dari orang tuanya cenderung mempunyai minat dan prestasi yang tinggi dalam
belajar.65
Seperti yang diungkapkan para peneliti diatas, membuktikan bahwa
lingkungan keluarga (orang tua) mampu meningkatkan minat siswa dalam
belajar untuk lebih giat meningkatkan prestasi belajarnya terutama dalam
pendidikan agama Islam.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti sendiri
membuktikan bahwa perhatian orang tua cukup berpengaruh terhadap minat
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Perhatian orang
tua terhadap minat belajar siswa berupa motivasi kepada anak untuk belajar
agama hingga anak merasa pendidikan agama penting untuk dirinya. Dan bila
memungkinkan memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas
anaknya dirumah dalam menimbulkan dan mempertinggi minat belajar anak.
Dengan demikian semakin tinggi tingkat perhatian orang tua, maka akan
semakin tinggi pula minat belajar anak, sehingga anak dapat belajar dengan
baik.
64
Emma Asma, “Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Agama Islam di SMP Negeri 238 Jakarta Selatan”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (
Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009) 65
Fitriyah, “Peran Orang Tua Terhadap Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran PAI di SMAN 08 Bekasi”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan
Mandalahayu Bekasi kelas XII yang berlokasi di Jl. Margahayu Jaya Blok E
No. 304 Margahayu, Bekasi Timur 17113. Adapun waktu penelitian
dilaksanakan pada semester II (dua) tahun pelajaran 2010/2011 pada bulan
Juli sampai bulan Oktober 2010.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek dalam penelitian.66
Sedangkan
menurut S. Margono Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian
penulis dalam sebuah ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.67
Adapun
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK
Mandalahayu Bekasi kelas XIII semester II tahun ajaran 2010/2011 yang
berjumlah 154 siswa, namun yang beragama Islam hanya 145 siswa.
2. Sampel
66
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 108 67
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. 4,
h.118
35
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.68
.
Untuk menyederhanakan proses pengumpulan dan pengolahan data, maka
penulis mengambil tekhnik sampling, dengan mengacu kepada pendapat
Suharismi Arikunto, yaitu apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil 10-15% atau
20-25% atau lebih.69
Dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil 25% saja dari
jumlah populasi yang ada, yaitu 36 orang siswa, penentuannya dilakukan
secara acak (random sampling). Teknik random sampling adalah proses
pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih.70
Metode pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara undian
yaitu pengambilan secara acak dengan cara menulis nama-nama siswa di
sebuah kertas kemudian mengocoknya dan mengambil nama-nama yang
keluar untuk dijadikan sebagai obyek penelitian.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi,
yaitu melihat bentuk hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Metode
korelasi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan
variable-variabel yang lain. Metode ini diharapkan dapat menemukan
hubungan antara dua variabel yaitu: Pengaruh Perhatian orang tua (X)
terhadap minat belajar PAI (Y).
D. Variabel Penelitian
68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,……………., h.
117 69
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,…………., h. 120 70
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,................................, h. 125
36
Menurut S. Margono variabel dapat diartikan sebagai pengelompokkan
yang logis dari dua atribut atau lebih.71
Adapun yang menjadi variabel dalam
penelitian ini adalah:
1. Variabel Perhatian Orang Tua. (X)
Variabel ini sebagai variabel bebas (independen), yaitu masukan
yang member pengaruh terhadap hasil. Variabel ini diberi symbol dengan
huruf “X”.
Perhatian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perhatian
orang tua terhadap pendidikan anaknya.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Perhatian Orang Tua
No Variabel Indikator No Butir Jumlah
Item + -
1 Variabel
X
Perhatian
orang Tua
1.1. Memberikan
pendidikan agama di
rumah
1.2. Menanyakan
perkembangan
belajar anak di
sekolah
1.3. Menganjurkan untuk
mengikuti kursus,
bimbingan.
1.4. Memberikan
motivasi dalam
belajar agama
1.5. Kerja sama dengan
pihak sekolah
1.6. Menyediakan
1
2,3
18
6
8
9,11
7
20
17
2
3
1
2
1
2
71
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,................................, h. 133
37
perlengkapan belajar
1.7. Memperhatikan dan
peduli terhadap
situasi tempat
belajar anak
1.8. Membimbing dalam
belajar
1.9. Membantu dalam
menyelesaikan
masalah
1.10. Mengingatkan solat
lima waktu
1.11. Menanyakan hasil
test atau ulangan
10
12,13
5
14
16
19
4
15
2
2
2
2
1
2. Variabel Minat belajar PAI. (Y)
Variabel ini sebagai variabel terikat (dependen), yaitu hasil
pengaruh Variabel Independen. Variabel ini diberi symbol dengan huruf
“Y”.
Minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap suka
belajar pendidikan agama Islam (PAI). Oleh karena itu dalam memperoleh
skor yang dicapai siswa digunakan instrument pernyataan skala sikap.
Untuk lebih jelasnya maka penulis kemukakan indikator dari variabel
tersebut, seperti tabel berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar Agama
No Variabel Indikator
No Butir Jumlah
Item +
1 Variabel Y
Minat
Belajar
Siswa
1.1. Menerima
pelajaran dengan
senang
1, 19
2
38
1.2. Tidak ada perasaan
bosan
1.3. Tidak terpaksa
dalam belajar
agama
1.4. Mengulang
kembali pelajaran
1.5. Merasakan
manfaat belajar
agama
1.6. Siswa SMA perlu
untuk belajar
agama
1.7. Bahan pelajaran
menantang
1.8. Mengajukan
pertanyaan jika ada
materi yang belum
dimengerti
1.9. Tidak suka
diganggu ketika
pelajaran PAI
berlangsung
1.10. Banyak membaca
buku-buku yang
berkaitan dengan
agama Islam
1.11. Aktif ketika belajar
agama Islam
2
3
5
9,14
12
6,7
10
13,17
16
20,15
4
8
11
18
1
2
1
2
11
1
3
2
18
1
2
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun dalam proses pengumpulan data penulis melakukna beberapa
langkah yaitu:
39
1. Obsevasi
Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian.72
. Dalam penelitian ini penulis mengadakan
langsung observasi untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan
penelitian. Observasi yang dilakukan dengan mengamati objek penelitian
secara langsung di SMK Mandalahayu Bekasi.
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik, yang berlandaskan
kepada tujuan penyelidikan.73
Tujuan wawancara ialah untuk
mengumpulkan informasi dan bukannya untuk merubah ataupun untuk
mempengaruhi pendapat responden. Dalam penelitian ini penulis
mengadakan wawancara langsung dengan orang yang paling mengetahui
objek yang akan diteliti untuk memperoleh data dan informasi yang tepat.
Berkaitan dengan penelitian ini penulis mengadakan wawancara
langsung dengan guru Pendidikan Agama Islam untuk memperoleh
informasi seberapa besar minat belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi. Serta bagaimana
cara pelaksanaan pendidikan agama Islam tersebut. Dan apa yang menjadi
kendala dalam proses belajar mengajar bidang studi Pendidikan Agama
Islam.
3. Angket/kuesioner
Angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan
tertulis yang harus dijawab atau dilengkapi oleh responden. Angket
bertujuan untuk memperoleh informasi yang relavan dengan tujuan
penelitian dan memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara
serentak.
72
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,................................, h. 158 73
Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, (Malang:
Bayumedia, 2004), h. 63
40
Angket mempunyai kelebihan tersendiri apabila dibandingkan alat
Bantu lainnya, seperi wawancara yang mempunyai kemampuan jelajah
terbatas pada keadaan pewawancara. Angket dapat disebarluaskan sesuai
keperluan pada setiap responden dalam waktu relatif singkat dengan
mengerahkan seluruh jajaran peneliti untuk membagikan secara langsung.
Adapun teknik penyebaran angket dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai perhatian orang tua dan
minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK
Mandalahayu Bekasi. Angket yang digunakan adalah angket berstruktur
atau tertutup artinya jawaban pertanyaan sudah disediakan.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu mencari dasar pijakan atau pondasi untuk
memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka berfikir, dan
menentukan dugaan sementara atau sering pula disebut sebagai hipotesis
penelitian.
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah
selanjutnya yaitu pengolahan data. Adapun teknik pengolahan data sebagai
berikut:
a. Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah
diserahkan oleh para pengumpul data. Jadi setelah angket di isi oleh
responden dan diserahkan kepada penulis, kemudian penulis
memeriksa satu persatu angket tersebut. Bila ada jawaban yang
diragukan atau terdapat pertanyaan yang belum terjawab, maka penulis
menghubungi kembali responden yang bersangkutan untuk
menyempurnakan jawabannya. Tujuan dari editing adalah untuk
mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada didalam daftar
pertanyaan.
41
b. Skoring
Adapun untuk mengetahui perhatian dan minat belajar siswa di
SMK Mandalahayu Bekasi penulis mendapatkan data dengan
menggunakan skala sikap yang berisi….butir pernyataan dalam 5
alternatif jawaban. Selanjutnya diberikan skor terhadap pernyataan
yang ada sebagai berikut:
Tabel 3.3
Penetapan skor untuk skala perhatian orang tua
dan minat belajar siswa
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-
kadang
Jarang Tidak
Pernah
Pernyataan + 5 4 3 2 1
- 1 2 3 4 5
c. Coding
Coding adalah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban
responden dengan jalan menandai masing-masing kode tertentu.74
Jadi,
setelah data-data tersebut di edit, selanjutnya penulis melakukan
pengkodean dan pengelompokkan data-data tersebut berdasarkan
kategori pembahasan.
d. Tabulating
Setelah diketahui skor setiap indikatornya maka seluruh data
tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui
hasil penghitungannya.
2. Teknik Analisa Data
Setelah data-data diolah, langkah selanjutnya adalah menganlaisis
data. Teknik analisis data yaitu penulis berusaha untuk memberikan uraian
mengenai hasil penelitian. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
74
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,................................, h. 191
42
perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, penulis mengemukakan teknik analisis data
sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya prosentase
jawaban angket dari responden dengan menggunakan rumus:
%100xN
FP
Keterangan:
P = Prosentase Tiap Jawaban
F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N = Number Of Cases (Jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
Ketentuan skala prosentase yang digunakan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.4
Penafsiran prosentase
No Prosentase Penafsiran
1 100% Seluruhnya
2 90-99% Hampir seluruhnya
3 60-89% Sebagian besar
4 51-59% Lebih dari setengahnya
5 50% Setengahnya
6 40-49% Hampir setengahnya
7 10-39% Sebagian kecil
8 1-9% Sedikit sekali
9 0% Tidak ada sama sekali
b. Analisis Mean
43
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya mean (rata-
rata) nilai angket tentang perhatian orang tua dan minat belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penilaian analisis mean
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5
Penilaian Analisis Mean
No Rentang Nilai Kriteria
1 100 Sangat baik
2 70-99 Baik
3 40-69 Cukup
4 10-39 Kurang
c. Analisis Korelasi
Untuk menganalisis hubungan kedua variabel digunakan teknik
analisis korelasional Bivariat dengan menggunakan rumus Product
Moment dari Carl Pearson, rumus tersebut sebagai berikut:
r xy
2222
r xy : Angka indeks korelasi “r” Product Moment
: Number of Cases (Jumlah responden)
: Jumlah hasil perkalian skor X dan skor Y
: Jumlah seluruh skor X
: Jumlah seluruh skor Y75
Analisis Product Moment dimaksud untuk mencari titik nilai
korelasi antara variabel X dan Y serta untuk mengetahui apakah
hubungannya erat, cukup atau lemah.
75
Anas Sudijono, Pengantar Stattistik Pendidikan, (Jakartra: PT Raja Grafindo Persada,
2008), h. 206
44
d. Interpretasi Data
Setelah menganalisis hubungan antara dua variabel di atas,
penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r”
Product Moment yang telah diperoleh dari perhitungan kita dapat
memberikan interpretasi. Dalam hubungan ini ada dua macam cara
yang ditempuh dalam menginterpretasikan data yang diperoleh,
sebagaimana Anas Sujiono sebutkan dalam bukunya yang berjudul
“Pengantar Statistik Pendidikan” serta menarik kesimpulan yaitu:
1) Memberi interpretasi terhadap angka indeks korelasi Product
Moment secara kasar (sederhana). Dalam memberikan interpretasi
secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” Product
Moment (rxy), pada umumnya dipergunakan pedoman ancar-ancar
pada tabel berikut:
Tabel 3.6
Interpretasi Angka “r” Product Moment
Besarnya “r” Interpretasi
0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah sehingga dapat diabaikan
0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah
0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat ataau tinggi
0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
2) Memberi interpretasi terhadap angka indeks korelasi nilai “r”
product moment, dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai “r”
Product Momen.
45
Apabila cara kedua ini yang kita tempuh, maka prosedur yang
kita lalui secara berturut-turut adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ha)
b) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang diajukan,
dengan jalan membandingkan besarnya “r” yang tercantum dalam
tabel yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau “r”
obsevasi ro dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai
“r” product moment “r” tabel, dengan terlebih dahulu mencari
derajat bebasnya (db) atau degrees of Freedomnya (df) dengan
rumus sebagai berikut:
df = N-nr
Keterangan:
Df : Degrees of Freedom
N : Number of Cases
Nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan76
Dengan diperolehnya db atau df maka dapat dicari besarnya
“r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment, baik
pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikan 1%. Jika ro
sama dengan atau lebih besar dari pada “r” tabel maka hipotesis
alternatif (Ha) disetujui atau diterima atau terbukti kebenarannya.
Berarti memang benar antara variabel X dan Y terdapat korelasi
positif (atau korelasi negatif) yang sifnifikan. Sebaliknya,
Hipotesis Nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima
atau tidak terbukti kebenarannya. Ini berarti bahwa Hipotesis Nihil
yang menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel X dan
variabel Y.
76
Anas Sudijono, Pengantar Stattistik Pendidikan,........................., h. 194
46
e. Analisis Determinasi
Untuk mencari kontribusi variabel X (Perhatian orang tua)
terhadap variabel Y (minat belajar siswa), maka penulis mengunakan
rumus sebagai berikut:
Kd = %1002 xr
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
r2 = Angka indeks korelasi Product Moment
47
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Objek SMK Mandalahayu Bekasi
1. Sejarah Berdirinya
SMK Mandalahayu didirikan dari sebuah yayasan, yaitu Yayasan
Mandalahayu yang berdiri pada tanggal 23 Januari 1987 oleh E. Achmad
Lazuardinour. Yayasan Mandalahayu menyelenggarakan pendidikan dari
tingkat taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi dibidang
pendidikan. SMK Mandalahayu didirikan pada tanggal 20 Mei 2008 yang
dipimpin oleh Drs. Momon Sugema Sunjaya.
SMK Mandalahayu Bekasi sekarang beralamat di Jl. Margahayu
Jaya No. 304 Margahayu, Bekasi Timur 17113, dengan status sekolah
swasta. Pada tahun 2008, SMK Mandalahayu Bekasi ini telah mendapat
nilai akreditasi sekolah adalah A.
2. Visi dan Misi SMK Mandahayu Bekasi
Visi dan misi adalah merupakan gambaran singkat kearah mana
sekolah itu menuju dan kualifikasi apa yang akan dicapai.
Visi SMK Mandalahayu Bekasi
Penghasil tamatan yang produktif, mandiri, terampil dan
profesional dengan penguasaan IPTEK yang berlandaskan pada iman dan
taqwa.
SMK Mandalahayu Bekasi mempunyai misi sebagai berikut:
49
1. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bernuansa agama
2. Menyiapkan tamatan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
serta berbudi pekerti yang luhur
3. Menyiapkan tamatan menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang
produktif, mandiri, terampil dan profesional sesuai dengan kebutuhan
dunia usaha/dunia industri
4. Menyiapkan tamatan yang mampu mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan dunia usaha/dunia industri dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
5. Mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan dan non kependidikan
3. Strategi SMK Mandalahayu Bekasi
Adapun strategi SMK Mandalahayu Bekasi sebagai berikut:
1. Mengitensifkan pengajaran agama baik teori maupun praktek untuk
seluruh warga sekolah
2. Meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha/dunia industri dan
lembaga terkait lainnya.
3. Mengikut sertakan tenaga kependidikan dan non kependidikan pada
kegiatan penataran, seminar, diklat, kursus, MGMP (khusus guru) dan
sejenisnya sesuai dengan bidang keahliannya.
4. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia
usaha/dunia industri dan masyarakat luas.
5. Mengitensifkan dan mengembangkan pelatihan keterampilan bagi
peserta diklat sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri.
6. Mengitensifkan dan mengembangkan sarana dan prasarana sesuai
dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Tujuan SMK Mandalahayu Bekasi
Adapun tujuan SMK Mandalahayu Bekasi sebagai berikut:
50
1. Menghasilkan tamatan yang beriman dan bertaqwa serta berbudi
pekerti yang luhur
2. Menghasilkan tamatan menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang
produktif, mandiri, terampil dan professional sesuai dengan kenutuhan
dunia usaha/dunia industri
3. Menghasilkan tamatan yang mampu mengembangkan diri sesuai
dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
5. Keadaan guru dan siswa SMK Mandalahayu Bekasi Tahun Ajaran
2010/2011
a. Guru SMK Mandalahayu Bekasi Tahun Ajaram 2010/2011
SMK Mandalahayu Bekasi dikepalai oleh Drs. Udin Muhyidin,
yang mempunyai tenaga pengajar sebanyak 38 orang. Adapun guru
agama di sekolah ini berasal dari IKAHA Tebuireng, guru tersebut
berkompeten dalam mengajar pendidikan agama Islam. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Data Keadaan Guru SMK Mandalahayu Bekasi
Tahun Ajaran 2010/2011
No Nama
Jenis
Kelamin
L/P
Tempat/Tanggal Lahir Pendidikan Jabatan
1 Udin Muhyidin, Drs
L Kuningan, 05 April 1964
S1 Kepala
Sekolah
2 Siti Masito, S.Pd P Bekasi, 25 Desember 1970 S1 Wakasek
3 Sulistyawati, Dra P Sidoarjo, 19 Juni 1962 S1 Guru
4 Trie Cakrawan J , Drs L Jakarta, 01 Juni 1964 S1 Guru
5 Sudiarti, Dra P Kuningan, 21 April 1967 S1 Guru
6 Yuliani, BA P Kuningan, 21 Juli 1962 D3 Guru
7 Jufri HN, Drs L Jakarta, 04 Mei 1968 S1 Guru
8 Neneng Haryati, S.Pd P Bekasi, 15 Februaru 1965 S1 Guru
9 Mar'ah, Dra P Jakarta, 12 Agustus 1966 S1 Guru
10 Evie Yustikarini, S.Pd P Lumajang, 11 Mei 1971 S1 Guru
11 Supriatman NI, S.Pd L Subang, 04 Maret 1971 S1 Guru
12 Ermah, S.Pd P Kuningan, 11 November 1972 S1 Guru
13 Eti Rohimah, SE P Bekasi, 16 Juni 1968 S1 Guru
51
14 Susanti, S.Pd P Jakarta, 13 September 1972 S1 Guru
15 Tutut Mariwati, S.Pd P Jakarta, 25 Desember 1976 S1 KA.
Program
AP
16 Irna Hainum, A.Md P Bekasi, 06 Juni 1978 D3 Guru
17 Rustandi, S.Pd.I L Luragung, 16 Juni 1972 S1 BP/BK
18 Muh. Iqbal, ST L Jakarta, 11 Agustus 1975 S1 Guru
19 Halimuloh, S.Pd L Garut, 11 Mei 1978 S1 KA.
Program
RPL
20 Novitasari, S.Pd P Jakarta, 26 November 1981 S1 Guru
21 Ratna Kusmindian D,
SE
P Jakarta, 27 Oktober 1978 S1 KA.
Program
AK
22 Achmad Farhan,A.Md L Jakarta, 21 Oktober 1971 D3 Guru
23 Lidia Martawati, S.Pdi P Kulon Progo, 27 Maret 1972 S1 Guru
24 E. Jaenal, S.Pd L Cianjur, 06 Mei 1983 S1 Guru
25 Dedi Prawoto, A.Md L Banjar Negara, 25 Desember
1980
S1 Guru
26 Inggrid Awaludin, S.Pd L Kuningan, S1 Staff Hubin
27 Agus Amar, S.Pd.I P Brebes, 25 Februari 1980 S1 Guru
28 Bhina Suparmaji, S.S P Jakarta, 13 November 1980 S1 Guru
29 Cahya Suryana, S.Pd L Klaten, 04 Februari 1972 S1 Guru
30 Irawan Zawawi, S.Pd L Lubur Linggu, 06 Juli 1975 S1 Guru
31
32
Pipih Maryani, S.Pd
Agus Yuliawan, A.Md
P
L
Bekasi, 21 April 1983
Jakarta, 31 Juli 1984
S1
D3
Guru
Guru
33 Siti Anisah, S.Pd
P Cirebon, 09 April 1985 S1 Guru
34 Surono Thea .N, S.Pd L Bekasi, 12 Juni 1981 S1 Guru
35 Widodo L Purworejo, 16 Mei 1982 Guru
36 Arni Suminto.D, S.Pd P Magelang, 19 Desember 1970 S1 Guru
37 Rina Hermawati, S.Pd
P Subang, 07 Oktober 1985 S1 Guru
38 Zamratul Khairiyah,
S.Pd
P Jakarta, 07 April 1985 S1 Guru
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa SMK Mandalahayu
Bekasi memiliki tenaga pengajar yang cukup baik dilihat dari latar
belakang pendidikannya pada tahun ajaran 2010/2011 berjumlah
sebanyak 38 orang. Sebagian besar guru sudah banyak memiliki
kualifikasi S1 sebanyak 34 orang dan yang masih berkualifikasi D3
sebanyak 4 orang. Guru yang berada di SMK Mandalahayu Bekasi ini
52
sudah memenuhi rasio dengan jumlah siswa yang ada dan merupakan
lulusan dari masing-masing mata pelajaran yang diajarkannya.
b. Siswa SMK Mandalahayu Bekasi Tahun Ajaram 2010/2011
Anak didik merupakan salah satu faktor lain yang sangat
penting didalam proses belajar mengajar, sebab anak didik merupakan
subjek yang mendukung keberhasilan pendidikan di samping faktor
penunjang lainnya.
Siswa SMK Mandalahayu Bekasi berasal dari daerah sekitar
Bekasi. Sedangkan latar belakang sosial ekonomi mereka bermacam-
macam yaitu ada siswa yang berasal dari keluarga POLRI, swasta,
PNS, pedagang, dan lain-lain.
Mengenai siswa SMK Mandalahayu Bekasi tahun ajaran
2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut:
Table 4.2
Keadaan Data Siswa SMK Mandalahayu Bekasi
Tahun Akademik
2010/2011
Kelas Jumlah Siswa
I 448
II 386
III 154
Jumlah 988
6. Keadaan sarana dan prasarana SMK Mandalahayu
Keadaan sarana dan prasarana merupakan syarat penting agar dapat
menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menghasilkan lulusan
yang berdaya guna. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang tersedia
di SMK Mandalahayu Bekasi untuk menunjang pendidikan agama Islam
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
53
Table 4.3
Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Mandalahayu Bekasi
No
Jenis
Jumlah Kondisi
Baik Buruk
1 Masjid 1
2 Al-Qur’an 30
3 Mukena 7
4 Kain Sarung 5
5 Marawis 1 set
Dari data diatas, secara umum keadaan sarana dan prasarana
sekolah dalam menunjang kegiatan pendidikan agama Islam dapat
dikategorikan baik, karena semua jenis sarana dan prasarana sekolah
dalam kondisi yang baik dan layak berfungsi.
B. Deskripsi Data
Dari keseluruhan siswa-siswi kelas XII SMK Mandalahayu Bekasi
yang berjumlah 145 siswa, diambil data sampel penelitiannya dengan
perhitungan prosentase 25% dari jumlah siswa. Maka diperoleh hasil 36 orang
yang menjadi sampel.
Selanjutnya dari siswa-siswi yang dijadikan responden, diberikan
sebuah angket penelitian yang didalamnya berisi 20 item pertanyaan untuk
variabel X dan 20 item pertanyaan untuk variabel Y, yang diharapkan
nantinya dapat mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap minat
belajarb siswa pada mata pelajaran PAI di SMK Mandalahayu Bekasi.
Setelah data diperoleh berdasarkan angket yang diberikan kepada
siswa XII. Maka langkah pertama yang dilakukan adalah mencari angka
prosentase dalam bentuk tabel. Berikut ini penulis sajikan hasil angket dari 40
pertanyaan yang diberikan kepada 36 responden.
54
C. Analisa Data
Analiasa data yang diperoleh dari Pengaruh Perhatian Orang Tua
Terhadap Minat Belajar siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan agama Islam
adalah:
1. Analisa Data Perhatian Orang Tua
Adapun analisa data yang diperoleh dari perhatian orang tua adalah:
Tabel 4.4
Orang Tua Memberikan Pendidikan Agama di Rumah
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
22
13
1
0
0
61,1 %
36,1 %
2,8 %
0
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir
seluruh siswa menyatakan selalu (97,2%) orang tua memberikan
pendidikan agama, sedangkan sebagian kecil siswa (2,8%) meragukan
apakah orang tuanya memberi pendidikan agama atau tidak. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa memberikan pendidikan
agama kepada mereka di rumah.
Tabel 4.5
Orang Tua Menanyakan Perkembangan Belajar di Sekolah
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
2 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
4
14
14
4
0
11,1 %
38,9 %
38,9 %
11,1 %
0
Jumlah 36 100 %
55
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian dari
siswa (50%) menyatakan sering orang tua mereka menanyakan
perkembangan belajar di sekolah, sedangkan sebagian siswa (50%) orang
tuanya jarang menanyakan perkembangan belajar mereka di sekolah. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian dari orang tua siswa menanyakan
perkembangan belajar mereka di sekolah.
Tabel 4.6
Orang Tua Menanyakan Problem yang Dihadapi Kepada Guru
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
3 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
2
17
10
6
1
5,5 %
47,2 %
27,8 %
16,7 %
2,8 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari
setengah siswa (52,7%) menyatakan orang tuanya sering menanyakan
problem yang mereka hadapi kepada guru, hampir setengah siswa (44,5%)
menyatakan orang tuanya jarang menanyakan problem mereka kepada
guru, sedangkan orang tua yang tidak pernah menanyakan permasalahan
mereka kepada guru prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas orang tua mereka menanyakan
permasalahan yang mereka hadapi kepada guru.
Tabel 4.7
Orang Tua Membantu Menyelesaikan Masalah
yang Sedang Dihadapi
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
4 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
7
14
11
4
0
19,4 %
38,9 %
30,6 %
11,1 %
0
Jumlah 36 100 %
56
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari
setengah siswa (58,3%) menyatakan orang tuanya sering membantu
mereka menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, sedangkan hampir
setengah siswa (41,7%) menyatakan orang tuanya jarang membantu
mereka menyelesaikan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
orang tua mereka membantu mereka dalam menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi.
Tabel 4.8
Orang Tua Memberikan Masukan Terhadap Keluh Kesah
yang Sedang Dihadapi
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
5 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
13
13
3
7
0
36,1 %
36,1 %
8,3 %
19,4 %
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (72,2%) menyatakan orang tuanya sering memberi masukan
terhadap keluh kesah yang mereka hadapi, sedangkan sebagian kecil siswa
(27,7%) menyatakan orang tuanya jarang memberikan masukan terhadap
keluh kesah yang mereka hadapi,. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
orang tua mereka memberikan masukan terhadap keluh kesah yang sedang
mereka hadapi.
Tabel 4.9
Orang Tua Memberikan Motivasi dalam Belajar Agama
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
6 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
16
10
6
4
0
44,4 %
27,8 %
16,7 %
11,1 %
0
Jumlah 36 100 %
57
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (72,2%) menyatakan orang tuanya selalu memberikan motivasi
kepada mereka untuk belajar agama, sedangkan sebagian kecil siswa
(27,8%) menyatakan orang tuanya jarang memberikan dukungan mereka
untuk belajar agama. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua
mereka memberikan dorongan mereka untuk belajar agama.
Tabel 4.10
Orang Tua Tidak Memberikan Pendidikan Agama di Rumah
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
7 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
0
0
4
11
21
0
0
11,1 %
30,6 %
58,3
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari
setengah siswa (58,3%) menyatakan orang tuanya tidak pernah untuk
tidak memberikan pendidikan agama kepada mereka di rumah, sedangkan
hampir setengah siswa (41,7%) menyatakan orang tuanya jarang tidak
memberikan pendidikan agama kepada mereka dirumah. Hal ini
menunjukkan bahwa lebih dari setengah orang tua siswa memberikan
pendidikan agama kepada mereka di rumah.
Tabel 4.11
Orang Tua Mempunyai Kerjasama yang Baik
dengan Guru di Sekolah
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
8 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
2
19
10
4
1
5,5 %
52,8 %
27,8 %
11,1 %
2,8 %
Jumlah 36 100 %
58
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari
setengah siswa (58,3%) menyatakan orang tuanya selalu mempunyai kerja
sama yang baik dengan guru di sekolah, sebagian kecil siswa (38,9%)
menyatakan orang tuanya jarang kerja sama dengan guru di sekolah,
sedangkan orang tua yang tidak mempunyai kerja sama yang baik dengan
pihak sekolah prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan
bahwa lebih dari setengah orang tua siswa mempunyai kerja sama yang
baik dengan guru di sekolah.
Tabel 4.12
Orang Tua Menyediakan Perlengkapan Belajar
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
9 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
18
11
6
0
1
50 %
30,6 %
16,7 %
0
2,8 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (80,6%) menyatakan orang tuanya selalu menyediakan
perlengkapan belajar, sebagian kecil siswa (16,7%) menyatakan orang
tuanya jarang menyediakan perlengkapan belajar kepada mereka di
rumah, sedangkan orang tua yang tidak menyediakan perlengkapan belajar
kepada anaknya di rumah prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa menyediakan
perlengkapan belajar untuk anaknya.
Tabel 4.13
Orang Tua Memperhatikan dan Peduli
Terhadap Lingkungan dan Situasi Belajar
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
10 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
9
19
1
6
1
25 %
52,8 %
2,8 %
16,7 %
2,8 %
Jumlah 36 100 %
59
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (77,8%) menyatakan orang tuanya sering memperhatikan tempat
belajar mereka, sebagian kecil siswa (19,5%) menyatakan orang tuanya
jarang memperhatikan lingkungan dan situasi belajar mereka, sedangkan
orang tua yang tidak memperhatikan lingkungan tempat belajar mereka
prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
orang tua siswa memperhatikan lingkungan dan situasi belajar mereka.
Tabel 4.14
Orang Tua Membelikan Buku yang Berkaitan
dengan Pelajaran Agama
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
11 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
11
15
2
6
2
30,6 %
41,7 %
5,5 %
16,7 %
5,5%
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (72,3%) menyatakan orang tuanya sering membelikan buku yang
berkaitan dengan pelajaran agama, sebagian kecil siswa (22,2%)
menyatakan orang tuanya jarang membelikan buku yang berkaitan dengan
pelajaran agama, sedangkan orang tua yang tidak membelikan buku
prosentasenya masih kecil (5,5%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
orang tua siswa membelikan buku yang berkaitan dengan pelajaran agama
kepada mereka.
Tabel 4.15
Orang Tua Membimbing dalam Mengerjakan PR
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
12 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
13
14
8
1
0
36,1 %
38,9 %
22,2 %
2,8 %
0
Jumlah 36 100 %
60
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (70%) menyatakan orang tuanya sering membimbing dalam
mengerjaka tugas, sedangkan sebagian kecil siswa (25%) menyatakan orang
tuanya kadang-kadang membimbing mereka dalam mengerjakan tugas. Hal
ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa membimbing mereka
dalam mengerjakan tugas.
Tabel 4.16
Orang Tua Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar di Rumah
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
13 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
9
16
8
3
0
25 %
44,4 %
22,2 %
8,3 %
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (69,4%) menyatakan orang tuanya sering membantu mereka
mengatasi kesulitan belajar ketika di rumah, sedangkan sebagian kecil siswa
(30,5%) menyatakan orang tuanya jarang membantu mereka mengatasi
kesulitan belajar ketika di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
orang tua siswa membantu mereka mengatasi kesulitan belajar ketika di
rumah.
Tabel 4.17
Orang Tua Mengingatkan Solat Lima Waktu
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
14 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
22
8
2
4
0
61,1 %
22,2 %
5,5 %
11,1 %
0
Jumlah 36 100 %
61
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (83,3%) menyatakan orang tuanya selalu mengingatkan mereka untuk
salat lima waktu, sedangkan sebagian kecil siswa (16,6%) menyatakan
orang tuanya jarang mengingatkan mereka untuk salat lima waktu. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa mengingatkan mereka untuk
salat lima waktu
Tabel 4.18
Orang Tua Tidak Mengingatkan Solat Lima waktu
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
15 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
0
9
2
7
18
0
25 %
5,5 %
19,4 %
50%
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (69,4%) menyatakan orang tuanya tidak pernah untuk mengingatkan
mereka salat lima waktu, sedangkan sebagian kecil siswa (30,5%)
menyatakan orang tuanya jarang untuk tidak mengingatkan mereka salat
lima waktu. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa
mengingatkan mereka untuk salat lima waktu.
Tabel 4.19
Orang Tua Menanyakan Hasil Test Atau Ulangan
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
16 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
5
15
11
3
2
13,9 %
41,7 %
30,6 %
8,3 %
5,5 %
Jumlah 36 100 %
62
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari
setengah siswa (55,6%) menyatakan orang tuanya sering menanyakan hasil
test ulangan siswa, sebagian kecil siswa (38,9%) menyatakan orang tuanya
jarang menanyakan hasil test ulangan mereka, sedangkan orang tua yang
tidak menanyakan hasil test ulanagn mereka prosentasenya masih kecil
(5,5%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa menanyakan
hail test ulangan mereka.
Tabel 4.20
Orang Tua Kurang Mendorong Untuk Belajar Agama Islam
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
17 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
1
1
1
17
20
2,8 %
2,8 %
2,8 %
36,1 %
55,6 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari
setengah siswa (91,7%) menyatakan orang tuanya tidak pernah untuk
mendorong mereka belajar agama, sedangkan sebagian kecil siswa (5,6%)
menyatakan orang tuanya kadang-kadang tidak mendorong mereka untuk
belajar agama, sedangkan orang tua yang tidak mendorong mereka untuk
belajar agama prosentasenya masih kecil (2,6%). Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas orang tua siswa mendorong mereka untuk belajar agama.
Tabel 4.21
Orang Tua Menganjurkan Untuk Mengikuti
Kursus, Bimbingan, Les, Dan Lain-Lain
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
18 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
3
19
6
5
3
8,3 %
52,8 %
16,7 %
13,9 %
8,3 %
Jumlah 36 100 %
63
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (61,1%) menyatakan orang tuanya sering menganjurkan mereka untuk
mengikuti kursus, sebagian kecil siswa (30,6%) menyatakan orang tuanya
jarang menganjurkan mereka untuk mengikuti kursus, sedangkan orang tua
yang tidak menganjurkan mereka untuk mengikuti kursus prosentasenya
masih kecil (8,3%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa
menganjurkan mereka untuk mengikuti kursus, bimbingan, les, dan lain-lain.
Tabel 4.22
Orang Tua Kurang Memperhatikan Tempat Belajar
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
19 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
0
13
3
10
10
0
36,1 %
8,3%
27,8 %
27,8 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari
setengah siswa (55,6%) menyatakan tidak pernah orang tuanya kurang
memperhatikan tempat belajar mereka, sedangkan hampir setengah siswa
(44,4%) menyatakan orang tuanya kadang-kadang tidak memperhatikan
tempat belajar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua
siswa memperhatikan tempat belajar mereka.
Tabel 4.23
Orang Tua Kurang Memperhatikan Perkembangan
Belajar di Rumah
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
20 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
0
11
3
11
11
0
30,6 %
8,3 %
30,6 %
30,6 %
Jumlah 36 100 %
64
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (61,2%) menyatakan tidak pernah orang tuanya kurang
memperhatikan perkembangan belajar mereka, sedangkan sebagian kecil
siswa (38,9%) menyatakan orang tuanya sering tidak memperhatikan
perkembangan belajar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang
tua siswa memperhatikan perkembangan belajar mereka di rumah.
Untuk mengetahui perhatian orang tua di SMK Mandalahayu Bekasi
Kelas XII dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.24
Skor Butir Soal
Variabel Perhatian Orang Tua (X)
No.
Re
sp
SKOR PERHATIAN ORANG TUA (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
Ju
ml
1 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 3 3 3 79
2 5 3 3 2 2 5 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 5 4 2 2 63
3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 5 2 4 3 2 2 69
4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 94
5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 74
6 5 3 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 2 2 87
7 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 5 2 4 77
8 4 4 4 3 2 3 5 1 1 1 1 3 2 5 5 2 3 2 2 2 55
9 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 87
10 5 3 3 3 4 5 5 4 4 3 4 3 3 5 5 4 5 4 3 3 78
11 5 4 3 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 3 5 88
12 5 4 4 2 5 5 5 3 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 88
13 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 92
14 4 2 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 76
15 4 3 3 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 2 2 54
16 4 2 2 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 77
17 4 2 2 4 5 5 4 2 5 5 4 4 5 5 5 5 5 2 4 4 81
18 5 4 3 4 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 81
19 5 3 3 4 4 5 5 4 5 4 3 3 3 5 2 5 2 4 2 2 73
20 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 3 5 4 2 4 88
21 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 5 1 5 5 80
22 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 94
23 5 5 4 3 4 5 2 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 83
24 3 2 2 3 3 2 3 5 5 4 1 4 4 5 3 3 4 4 4 4 68
25 4 2 3 3 2 4 2 3 3 2 2 5 3 4 4 3 2 2 2 2 57
65
26 5 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 1 5 1 5 5 86
27 5 3 1 5 4 4 4 2 4 4 3 3 4 5 5 3 4 1 4 4 72
28 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 95
29 4 4 4 2 5 3 5 3 4 5 4 5 2 5 5 3 5 4 5 3 80
30 5 4 4 3 3 4 5 3 5 4 5 3 3 5 4 3 5 3 2 2 75
31 4 4 3 3 2 2 5 3 3 2 2 2 3 2 2 3 4 4 2 2 57
32 4 3 3 4 2 4 3 3 3 2 2 5 3 2 2 3 5 4 2 2 61
33 4 3 2 4 5 5 4 2 5 4 5 2 4 5 4 4 4 4 4 4 78
34 4 3 2 4 2 5 3 3 3 2 2 3 2 4 4 3 5 4 2 2 62
35 5 3 3 4 5 5 5 3 5 4 5 3 5 5 4 4 5 4 4 5 86
36 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 3 1 2 5 5 84
JUMLAH 277
9
Berdasarkan analisis mean :
Tabel 4.25
Analisis Mean
No Rentang Nilai Kriteria Skor
1 86-100 Sangat Baik 11
2 71-85 Baik 16
3 60-70 Cukup 5
4 10-59 Kurang 4
Untuk mengetahui nilai rata-rata perhatian orang tua siswa terhadap
pendidikan anak, maka penulis menggunakan rumus:
Keterangan :
= Mean
= Jumlah nilai variabel X
N = Number of Cases
19,7736
2779
66
2. Analisa Data Minat Belajar Siswa Pada Mata PAI
Adapun analisa data yang diperoleh dari minta belajar siswa pada mata
pelajaran PAI adalah:
Tabel 4.26
Siswa Senang dalam Belajar Agama Islam
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
1 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
19
16
1
0
0
52,8 %
44,4 %
2,8 %
0
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (97,2%) menyatakan selalu senang dalam belajar agama Islam,
sedangkan siswa yang tidak senang dalam belajar agama Islam prosentasenya
masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa senang
belajar agama Islam.
Tabel 4.27
Siswa Merasa Jenuh dan Bosan dalam Belajar Agama Islam
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
2 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
0
0
7
12
17
0
0
19,4 %
33,3 %
47,2 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir setengah
siswa (47,2%) menyatakan tidak pernah merasa jenuh belajar agama Islam,
67
sedangkan lebih dari setengah siswa (52,7%) menyatakan jarang merasa jenuh
belajar agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak jenuh
dalam belajar agama Islam.
Tabel 4.28
Siswa Mengikuti Pelajaran Agama Islam dengan Kemauan Sendiri
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
3 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
17
12
7
0
0
47,2 %
13,3 %
19,4 %
0
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (60,5%) menyatakan selalu mengikuti pelajaran agama Islam dengan
kemauan sendiri, sedangkan sebagian kecil siswa (19,4%) menyatakan
kadang-kadang belajar agama Islam dengan kemauan sendiri. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa belajar agama Islam dengan kemauan
sendiri.
Tabel 4.29
Siswa Terpaksa Mengikuti Pelajaran Agama Islam
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
4 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
0
4
0
17
15
0
11,1 %
0
47,2 %
41,7 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir setengah
siswa (41,7%) menyatakan tidak pernah terpaksa dalam belajar agama Islam,
hampir setengah siswa (47,2%) menyatakan jarang belajar agama Islam
karena terpaksa, sedangkan sebagian kecil siswa (11,1%) menyatakan sering
68
terpaksa belajar agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa hampir setengah
siswa tidak terpaksa dalam belajar agama Islam.
Tabel 4.30
Siswa Mengulang Kembali Pelajaran Agama Islam di Rumah
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
5 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
5
15
6
9
1
13,9 %
41,7 %
16,7 %
25 %
2,8 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari
setengah siswa (55,6%) menyatakan sering mengulang kembali pelajaran
agama Islam, hampir setengah siswa (41,7%) menyatakan jarang mengulang
kembali pelajaran agama Islam, sedangkan siswa yang tidak mengulang
kembali pelajaran agama Islam prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa mengulang kembali pelajaran agama
Islam di rumah.
Tabel 4.31
Materi Pelajaran Agama Islam Menantang Untuk Dikaji
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
6 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
5
17
7
6
1
13,9 %
47,2 %
19,4 %
16,7 %
2,8 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari
setengah siswa (61,16%) menyatakan sering materi pendidikan agama Islam
merasa menantang untuk dikaji, sebagian kecil siswa (36,1%) menyatakan
69
jarang materi pendidikan agama Islam merasa menantang untuk dikaji,
sedangkan siswa yang tidak merasa materi pendidikan agama Islam
menantang untuk dikaji prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasa materi pendidikan agama Islam
menantang untuk dikaji.
Tabel 4.32
Pelajaran agama Islam Sesuai dengan Kebutuhan, Sehingga Siswa
Tertarik untuk Mempelajarinya
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
7 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
16
13
7
0
0
44,4 %
36,1 %
19,4 %
0
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (80,5%) menyatakan selalu tertarik untuk mengikuti pelajaran agama
Islam, sedangkan sebagian kecil siswa (19,4%) menyatakan kadang-kadang
tertarik untuk mempelajari pelajaran agama Islam. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas siswa tertarik untuk mempelajari pelajaran agama Islam.
Tabel 4.33
Materi Pelajaran Agama Islam Kurang Menarik
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
8 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
1
0
7
12
16
2,8 %
0
19,4 %
33,3 %
44,4 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir setengah
siswa (44,4%) menyatakan materi pendidikan agama Islam menarik, lebih dari
setengah siswa (52,7%) menyatakan jarang merasa materi pendidikan agama
Islam kurang menarik, sedangkan siswa yang merasa materi pendidikan
70
agama Islam kurang menarik prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasa materi pendidikan agama Islam
menarik.
Tabel 4.34
Belajar Agama Islam Mempunyai Banyak Manfaat
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
9 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
13
17
5
1
0
36,1 %
47,2 %
13,9%
2,8 %
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (83,3%) menyatakan sering merasaka banyak manfaat dalam belajar
agama Islam, sedangkan sebagian kecil siswa (16,7%) menyatakan kadang-
kadang merasakan banyak manfaat dalam belajar agama Islam. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasakan banyak manfaat dalam
belajar agama Islam.
Tabel 4.35
Mengajukan Pertanyaan, Apabila Ada Materi Yang Belum Dimengerti
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
10 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
7
18
2
9
0
19,4 %
50 %
5,5 %
25 %
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (69,4%) menyatakan sering bertanya kepada guru apabila ada materi
yang belum dimengerti, sedangkan sebagian kecil siswa (30,5%) menyatakan
jarang bertanya kepada guru. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa
bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum dimengerti.
71
Tabel 4.36
Siswa Takut Mengajukan Pertanyaan Kepada Guru
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
11 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
5
7
12
12
0
13,9 %
19,4 %
33,3 %
33,3 %
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (33,3%) menyatakan sering takut bertanya kepada guru apabila ada
materi yang belum dimengerti, sedangkan sebagian besar siswa (66,6%)
menyatakan jarang takut bertanya kepada guru. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas siswa tidak takut untuk bertanya kepada guru apabila ada materi
yang belum dimengerti.
Tabel 4.37
Siswa SMA Tidak Perlu Belajar Agama
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
12 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
0
0
2
8
26
0
0
5,5 %
22,2 %
72,2 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (72,2%) menyatakan perlu untuk belajar agama Islam, sedangkan siswa
yang merasa tidak perlu untuk belajar agama Islam prosentasenya masih kecil
(5,5%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasa perlu untuk
belajar agama Islam.
72
Tabel 4.38
Siswa Tidak Suka Diganggu Ketika Belajar Agama Islam
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
13 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
4
23
9
0
0
11,1 %
63,9 %
25 %
0
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (75%) menyatakan tidak suka diganggu ketika belajar agama Islam,
sedangkan sebagian kecil siswa (25%) menyatakan kadang-kadang tidak suka
diganggu ketika belajar agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
siswa tidak suka diganggu ketika belajar agama Islam.
Tabel 4.39
Siswa Merasakan Adanya Perubahan Setelah Belajar Agama Islam
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
14 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
11
19
3
3
0
30,6 %
52,8 %
8,3 %
8,3 %
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (83,4%) menyatakan merasakan adanya perubahan dalam dirinya
setelah belajar agama Islam, sedangkan sebagian kecil siswa (16,6%)
menyatakan kadang-kadang merasakan adanya perubahan dalam dirinya
setelah belajar agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa
merasakan adanya perubahan dalam dirinya setelah belajar agama Islam.
73
Tabel 4.40
Mencatat Hal-hal Yang Penting Ketika Guru Agama
Menyampaikan Materi
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
15 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
3
23
5
5
0
8,3 %
63,9 %
13,9 %
13,9 %
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (72,2%) menyatakan mencatat hal-hal yang penting penjelasan dari
guru, sedangkan sebagian kecil siswa (27,8%) menyatakan jarang mencatat
penjelasan dari guru. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa mencatat
hal-hal yang penting penjelasan dari guru.
Tabel 4.41
Siswa Banyak Membaca Buku Yang Berkaitan Dengan Agama Islam
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
16 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
7
16
12
0
1
19,4 %
44,4 %
33,3 %
0
2,8 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (63,8%) menyatakan banyak membaca buku yang berkaitan dengan
agama Islam, sebagian kecil siswa (33,3%) menyatakan kadang-kadang
membaca buku yang berkaitan dengan agama Islam, sedangkan siswa yang
tidak membaca buku yang berkaitan dengan agama Islam prosentasenya masih
kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa banyak membaca
buku yang berkaitan dengan agama Islam.
74
Tabel 4.42
Siswa Mendengarkan dan Memperhatikan Penjelasan Dari Guru
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
17 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
19
16
1
0
0
52,8 %
44,4 %
2,8 %
0
0
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh
siswa (97,2%) menyatakan mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari
guru, sedangkan siswa yang tidak mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari
guru.
Tabel 4.43
Siswa Ngobrol Ketika Guru Agama Menyampaikan Materi
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
18 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
0
1
2
17
16
0
2,8 %
5,5 %
47,2 %
44,4 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir setengah
siswa (44,4%) menyatakan tidak pernah ngobrol ketika guru agama
menjelaskan materi, lebih dari setengah siswa (52,7%) menyatakan jarang
ngobrol ketika guru agama menjelaskan materi, sedangkan siswa yang ngobrol
ketika guru agama menjelaskan materi prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal
ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak ngobrol ketika guru agama
menjelaskan materi.
75
Tabel 4.44
Siswa Mengambil Posisi Duduk di Depan Ketika Belajar Agama
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
19 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
3
7
18
7
1
8,3 %
19,4 %
50 %
19,4 %
2,8 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian kecil
siswa (27,7%) menyatakan selalu duduk didepan ketika belajar agama Islam,
sebagian besar siswa (69,4%) menyatakan kadang-kadang duduk didepan
ketika belajar agama Islam, sedangkan siswa tidak duduk didepan ketika
belajar agama Islam prosentasenya masih kecil (2,8%). Hal ini menunjukkan
bahwa hanya sebagian kecil siswa yang duduk didepan ketika belajar agama
Islam.
Tabel 4.45
Siswa Aktif ketika Diskusi
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
20 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
12
15
3
6
0
33,3 %
41,7 %
8,3 %
16,7 %
0
Jumlah 30 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (75%) menyatakan selalu aktif ketika diskusi pelajaran agama Islam,
sebagian kecil siswa (16,7%) menyatakan jarang aktif ketika diskusi,
sedangkan siswa yang kadang-kadang akif diskusi prosentasenya masih kecil
(8,3%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa aktif ketika diskusi
pelajaran agama Islam
Tabel berikut mengenai minat belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
76
Tabel 4.46
Skor Butir Soal
Variabel Minat Belajar Siswa (Y)
No.
Resp SKOR MINAT BELAJAR SISWA (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jml
1 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 5 4 4 4 4 4 4 3 4 80
2 5 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 5 3 4 4 3 5 4 2 2 64
3 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 80
4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 3 4 2 5 4 4 4 5 4 4 85
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
6 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 3 3 5 5 4 4 5 4 4 4 86
7 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 80
8 3 3 3 4 2 1 3 1 3 4 3 5 3 3 2 1 3 2 1 4 54
9 5 5 4 4 2 4 5 4 5 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 78
10 4 5 5 2 3 5 5 5 5 4 3 5 4 4 3 3 5 5 3 4 82
11 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 3 5 4 4 4 4 5 5 3 4 87
12 5 5 5 5 4 4 5 5 5 3 3 5 4 5 4 4 5 5 3 4 88
13 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 3 4 85
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 3 4 78
15 5 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 5 4 4 4 3 5 4 2 2 65
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 3 4 78
17 4 4 4 5 3 2 5 4 4 4 3 5 4 5 3 3 4 5 2 5 78
18 4 5 5 5 4 2 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 86
19 5 5 5 5 4 5 4 5 2 2 2 5 4 5 2 5 5 4 4 5 83
20 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4 3 5 4 5 3 4 4 3 3 5 84
21 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 87
22 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 93
23 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 5 5 4 5 5 85
24 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 3 4 5 5 3 5 5 3 5 5 86
25 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 5 3 2 2 3 5 4 2 2 60
26 5 5 5 5 1 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 90
27 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 5 3 5 86
28 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 3 5 90
29 4 4 4 4 3 4 5 5 4 3 2 5 4 4 4 5 4 5 3 3 79
30 5 4 4 4 3 2 5 4 4 5 4 3 3 3 4 3 4 5 3 3 75
31 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 5 3 2 2 3 5 4 2 2 60
32 5 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 5 3 4 4 3 5 4 2 2 64
33 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 3 4 82
34 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 5 3 2 2 3 5 4 2 2 60
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 5 94
36 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 88
JUMLAH 2860
77
Berdasarkan analisis mean :
Tabel 4.47
Analisis Mean
No Rentang Nilai Kriteria Skor
1 86-100 Sangat Baik 12
2 71-85 Baik 17
3 60-70 Cukup 6
4 10-59 Kurang 1
Untuk mengetahui nilai rata-rata minat belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam, maka penulis menggunakan rumus:
Keterangan :
= Mean
= Jumlah nilai variabel Y
N = Number of Cases
4,7936
2860
Untuk mencari korelasi antara perhatian orang tua dengan minat
membaca siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, akan diuji
keabsahannya dengan menggunakan rumus product moment. Adapun langkah-
langkah perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut:
78
Tabel 4.48
Analisis Korelasi Antara Variabel Perhatian Orang Tua (X) Pengaruhnya
Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (Y)
No.
Resp X Y XY X 2 Y 2
1 79 80 6320 6241 6400
2 63 64 4032 3969 4096
3 69 80 5520 4761 6400
4 94 85 7990 8836 7225
5 74 80 5920 5476 6400
6 87 86 7482 7569 7396
7 77 80 6160 5929 6400
8 55 54 2970 3025 2916
9 87 78 6786 7569 6084
10 78 82 6396 6084 6724
11 88 87 7656 7744 7569
12 88 88 7744 7744 7744
13 92 85 7820 8464 7225
14 76 78 5928 5776 6084
15 54 65 3510 2916 4225
16 77 78 6006 5929 6084
17 81 78 6318 6561 6084
18 81 86 6966 6561 7396
19 73 83 6059 5329 6889
20 88 84 7392 7744 7056
21 80 87 6960 6400 7569
22 94 93 8742 8836 8649
23 83 85 7055 6889 7225
24 68 86 5848 4624 7396
25 57 60 3420 3249 3600
26 86 90 7740 7396 8100
27 72 86 6192 5184 7396
28 95 90 8550 9025 8100
29 80 79 6320 6400 6241
30 75 75 5625 5625 5625
31 57 60 3420 3249 3600
32 61 64 3904 3721 4096
33 78 82 6396 6084 6724
34 62 60 3720 3844 3600
35 86 94 8084 7396 8836
36 84 88 7392 7056 7744
N=36 2779=∑X 2860=∑Y 225333=∑XY 219205=∑X2
230898=∑Y2
79
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat korelasi variabel data di atas
akan diuji keabsahannya dengan menggunakan rumus product moment yaitu:
r
2222
r
22 286023089836277921920536
)28602779()22533336(
r
8179600831232877228417891380
79479408111988
r
132728168539
164048
r
2236984439
164048
r
4729676986
164048
r
3468482107,0
r
34,0 6
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa korelasi antara
perhatian orang tua dan pengaruhnya terhadap minat belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam sebesar 0,346. Dengan memperhatikan
besarnya r
(yaitu = 0,346), yang besarnya berkisar antara 0,20-0,40 berarti
“Antara variabel X dan variabel Y termasuk korelasi positif yang lemah atau
rendah”. Dengan demikian “Perhatian orang tua cukup berpengaruh terhadap
minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam”.
Sebelum membandingkan besar r
dengan “r” tabel terlebih dahulu
dicari derajat bebas atau df (Degree of Freedom), dengan menggunakan
rumus: Df = N-nr = 36-2 = 34. Dengan memeriksa tabel nilai “r” Product
Moment ternyata bahwa dengan df sebesar 34, pada taraf signifikan 5%
diperoleh “r” tabel = 0,325; sedangkan pada taraf signifikan 1% diperoleh “r”
tabel = 0,418. Dengan demikian r
(0,346), sedangkan r tabel masing-masing
80
sebesar 0,325 dan 0,418. Pada taraf signifikan 5%, r
(0,346) jumlahnya
lebih besar dari pada “r” tabel (0,325),maka hipotesa alternatif (Ha) diterima
sedangkan hipotesa nihil (Ho) ditolak. Kemudian pada taraf signifikan 1%
r
lebih kecil jumlahnya daripada “r” tabel (0,346<0,418), maka hipotesa
nihil (Ho) diterima sedangkan hipotesa alternatif (Ha) ditolak. Ini berarti
bahwa pada taraf signifikan 1% itu tidak terdapat korelasi yang signifikan
antara variabel X dan variabel Y. Artinya : “Perhatian orang tua berpengaruh
terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam,
sekalipun korelasi positif itu lemah atau rendah”.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi (sumbangan)
yang diberikan variabel X (perhatian orang tua) terhadap variabel Y (minat
belajar pendidikan agama Islam), maka harus diketahui terlebih dahulu
koefisiennya yang disebut dengan “Coofficient of Determination” (koefisien
penentu) dengan rumus sebagai berikut:
KD = r %1002
= %100346,02
= 100119716,0
97,11
Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa dipengaruhi oleh
perhatian orang tua sebesar 11,97%, sedangkan 88,03% ditentukan oleh faktor
lain.
D. Interpretasi Data
1. Perhatian orang tua
Berdasarkan analisa data perhatian orang tua, maka dapat
diinterpretasikan bahwa rata-rata perhatian orang tua terhadap pendidikan
anak cukup baik (77,19).
81
2. Minat belajar pendidikan agama Islam
Berdasarkan analisa data minat belajar siswa, maka dapat
diinterpretasikan bahwa rata-rata minat belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam cukup baik (79,4).
3. Pengaruh perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam.
Berdasarkan analisa data korelasi perhatian oang tua terhadap
minat belajar siswa, maka dapat diinterpretasikan bahwa perhatian orang
tua cukup berpengaruh terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam, dan pengaruhnya sebesar 0,346.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Perhatian orang tua terhadap pendidikan anak cukup baik. Hal ini dapat
dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan rata-rata perhatian
orang tua tergolong cukup baik.
2. Minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam cukup
baik. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan rata-
rata minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
tergolong cukup baik.
3. Ada pengaruh yang positif antara perhatian orang tua dengan minat belajar
siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam (PAI). Hal tersebut dapat
dibuktikan dari hasil penelitian bahwa jumlah rxy menunjukkan adanya
korelasi positif, sekalipun korelasi positif itu lemah atau rendah.
B. Saran
Dengan melihat dan memperhatikan hasil penelitian, maka penulis
mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Orang tua diharapkan untuk terus memberikan perhatiannya dalam
memberikan motivasi kepada anak, khususnya untuk belajar agama,
sehingga diharapkan agar kesadaran akan pentingnya perhatian orang tua
83
terus ditanamkan dilingkungan keluarga. Sebagai orang tua sesibuk
apapun wajib memperhatikan perkembangan anaknya sehari-hari, karena
hal iti sudah menjadi tanggung jawab orang tua. Selain itu, orang tua juga
diharapkan menanamkan nilai-nilai agama dirumah kepada anak-anak
mereka sejak dini.
2. Hendaknya terdapat komunikasi dua arah dari pendidik sebagai pihak dari
lingkungan sekolah dengan orang tua sebagai pihak dari lingkungan
keluarga. Sehingga anak merasa diperhatikan. Selama ini banyak terjadi
orang tua menyerahkan pendidikan anak secara utuh kepada sekolah.
Hingga akhirnya sering kali terjadi kesalahan komunikasi dalam
pendidikan.
3. Untuk siswa, lebih ditingkatkan lagi minat belajar agama Islam. Karena
agama memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.
84
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdurrahman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Yogya, 1993.
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2008.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,
1991.
An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan
Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.
Arifin, Anwar, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-
undang Sisdiknas, Jakarta: Dirtjen Kelembagaan Agama Islam Depag,
2003.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Azhari, Akyas, Psikologi Pendidikan, Semarang: Dina Utama, 1996.
Daradjat, Zakiah, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi
Aksara, 1995.
_____________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Tejemahnya, Jakarta: Mekar Surabaya,
2004.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasakan Pendekatan Sistem,
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005.
Majah, Ibn, Terjemah Sunan Ibn Majah, Beirut: Dar Ihya al-Turath al-Araby.
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-
Ma’arif, 1989.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.
Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997.
Mushtafa, Adib Bisri, Tarjamah shahih Muslim, Semarang: CV As-Syifa, 1993.
85
Nasir, Salihun A., Peranan Pendidikan Agama Terhadap Problema Remaja,
Jakarta: Kalam Mulia, 2002.
Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar, Bandung: Jemmars, 1995.
Nata, Abudin dan Fauzan, Pendidikan Dalam Persfektif Hadits, Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005.
Nuryanti, Lusi, Psikologi Anak, Jakarta: PT Indeks, 2008.
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 1997.
Rahayu, Iin Tri dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, Malang:
Bayumedia, 2004.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 1994.
Sabri, M. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
_____________, Psikologi Pendidikan , Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Sujanto, Agus, Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Suralaga, Fadhilah, dan Netty Hartati, dkk., Psikologi Pendidikan Dalam
Persfektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005
Suryabrata, Sumardi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 1997.
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja
Rosda karya, 2001.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, Jakarta: CV. Mitama Utama, 2003.
Usman, Moch. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2009.
Witherington, H. Carl, Psikologi Pendidikan, Penerjemah M. Buchori, (Bandung:
CV Jemmars), 1982.
Zuhairini, dkk., Methodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Biro Ilmiah
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983.
86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
87
Lampiran 1
Angket Untuk Siswa Mengenai Perhatian Orang Tua di Kalangan Siswa-
siswi SMK Mandalahayu Bekasi
IDENTITAS SISWA
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Petunjuk Pengisian
1. Hanya mengisi satu pilihan jawaban yang tersedia.
2. Berilah tanda cek list (√) pada pilihan jawaban yang tersedia yaitu:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
3. Angket ini tidak dimaksudkan untuk menguji atau menilai anda, melainkan
untuk mendapatkan gambaran tentang kecendrungan pendapat anda mengenai
perhatian orang tua anda.
4. Jawaban anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai sekolah anda dan tidak
ada kaitannya.
5. Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah. Oleh karena itu, kami berharap
jawaban yang obyektif. Jujur dan tidak mengada-ngada.
6. Atas kesediaan waktunya saya ucapkan terima kasih.
88
No Pernyataan Jawaban
SL SR KD JR TP
1 Orang tua saya memberikan pendidikan agama kepada
saya dirumah
2 Orang tua saya menanyakan perkembangan belajar saya
di sekolah kepada guru
3 Orang tua saya menanyakan problem yang saya hadapi
kepada guru
4 Orang tua saya jarang membantu dalam menyelesaikan
masalah yang saya hadapi
5 Orang tua saya memberikan masukan terhadap keluh
kesah yang saya hadapi
6 Orang tua saya mendorong saya untuk belajar agama
7 Orang tua saya tidak memberikan pendidikan agama
kepada saya dirumah
8 Orang tua saya mempunyai kerja sama yang baik dengan
guru saya di sekolah
9 Orang tua saya menyediakan perlengkapan belajar,
seperti: meja belajar, lampu, buku-buku & alat tulis
lainnya yang saya butuhkan
10 Orang tua saya memperhatikan dan peduli terhadap
lingkungan & situasi belajar saya
11 Orang tua saya membelikan buku yang berkaitan dengan
pelajaran agama
12 Orang tua saya membimbing dalam mengerjakan PR
13 Orang tua saya membantu mengatasi kesulitan belajar di
rumah
14 Orang tua saya senantiasa mengingatkan saya untuk
melaksanakan shalat lima waktu
15 Orang tua saya jarang mengingatkan saya untuk
melaksanakan shalat lima waktu
16 Orang tua saya menanyakan hasil test atau ulangan
17 Orang tua saya kurang mendorong saya untuk belajar
agama Islam
18 Orang tua saya menganjurkan untuk mengikuti kursus,
bimbingan, les, dan lain-lain,
19 Orang tua saya kurang memperhatikan tempat belajar
saya
20 Orang tua saya kurang memperhatikan perkembangan
belajar saya di sekolah
89
Lampiran 2
Angket Untuk Siswa Mengenai Minat Belajar PAI di Kalangan Siswa-siswi
SMK Mandalahayu Bekasi
IDENTITAS SISWA
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Petunjuk Pengisian
7. Bacalah “basmalah” terlebih dahulu dan pahami dengan teliti pernyataan di
bawah ini sebelum mengisi angket.Hanya mengisi satu pilihan jawaban yang
tersedia.
8. Berilah tanda cek list (√) pada pilihan jawaban yang tersedia yaitu:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
9. Angket ini tidak dimaksudkan untuk menguji atau menilai anda, melainkan
untuk mendapatkan gambaran tentang kecendrungan pendapat anda mengenai
minat belajar Pendidikan Agama Islam.
10. Jawaban anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai sekolah anda dan tidak
ada kaitannya.
11. Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah. Oleh karena itu, saya berharap
jawaban yang obyektif. Jujur dan tidak mengada-ngada.
12. Dengan memberikan jawaban yang obyektif, berarti anda telah membantu
peneliti dalam memperoleh data yang benar.
13. Atas kesediaan waktunya saya ucapkan terima kasih.
90
No Pernyataan Jawaban
SL SR KD JR TP
1 Saya senang dalam belajar Pendidikan Agama Islam
2 Saya merasa jenuh dan bosan ketika belajar agama Islam
3 Saya mengikuti mata pelajaran agama Islam dengan
kemauan sendiri
4 Saya terpaksa mengikuti pelajaran agama Islam
5 Saya mengulang kembali pelajaran agama Islam di
rumah
6 Materi Pendidikan Agama Islam menantang untuk dikaji
7 Pelajaran Agama Islam yang disampaikan oleh guru
sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga saya tertarik
untuk mempelajarinya
8 Materi Pendidikan Agama Islam kurang menarik
9 Saya merasakan banyak manfaat dalam belajar agama
10 Saya mengajukan pertanyaan kepada guru jika ada
materi yang belum saya mengerti
11 Saya takut mengajukan pertanyaan kepada guru jika ada
materi yang belum saya mengerti
12 Menurut saya, siswa SMA tidak perlu untuk belajar
agama
13 Saya tidak suka diganggu ketika pelajaran agama Islam
berlangsung
14 Saya merasakan adanya perubahan dalam hidup saya
setelah saya belajar agama
15 Ketika guru agama menyampaikan materi, saya mencatat
hal-hal yang penting, walaupun guru agama tidak
memerintahkan.
16 Mempelajari agama Islam memerlukan berbagai buku-
buku agama, karena itu saya harus banyak baca buku
agama
17 Saya mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari
guru ketika belajar agama
18 Ketika guru agama menyampaikan materi, saya ingin
ngobrol atau tidak memperhatikan
19 Saya mengambil posisi duduk di depan ketika belajar
agama
20 Saya merasa perlu mengemukakan pendapat ketika
diskusi atau Tanya jawab pada pelajaran PAI.
91
Lampiran 3
BERITA WAWANCARA
Hari/tanggal : Rabu, 22 September 2010
Interviewer : Agus Amar, S.Pd.I
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam
Pertanyaan
1. Sudah berapa lama Bapak mengajar bidang studi Pendidikan Agama
Islam?
2. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam disekolah ini dan
metode apa yang digunakan dalam megajar?
3. Menurut pendapat Bapak, apa yang dimaksud Pendidikan Agama Islam?
4. Apa yang menjadi kendala terlaksananya pendidikan agama anak oleh
orang tua dirumah?
5. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perhatian orang tua siswa terhadap
pelajaran Agama Islam di sekolah ini?
6. Menurut Bapak, seberapa besar pengaruh perhatian orang tua dengan
minat belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam?
92
HASIL WAWANCARA
Hari/tanggal : Rabu, 22 September 2010
Interviewer : Agus Amar, S.Pd.I
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam
1. Saya mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMK mandalahayu
sudah empat tahun
2. Dalam memberikan materi pelajaran PAI, saya biasa menggunakan metode
ceramah, praktik, diskusi dan tanya jawab. Untuk pelaksanan PAI dapat
tersampaikan sesuai dengan kurikulum dan dapat disesuaikan dengan alokasi
yang tersedia.
3. Menurut saya, Pendidikan Agama Islam adalah suatu ilmu pengetahuan
pendidikan tentang ajaran Islam, baik itu masalah ibadah, syari’ah, muamalah,
akhlak dan lain sebagainya yang berkenaan dengan kehidupan seorang muslim
yang berdsarkan kepada aturan Islam.
4. Perbedaan sikap dan pandangan antara orang tua dengan anak kemungkinan
besar akan menghambat jalannya pelaksanaan pendidikan agama di rumah,
kesibukan dalam mencari nafkah juga menjadi salah satu faktor penghambat
terjadinya hal tersebut. Karena tanpa disadari semua itu telah menyita
waktunya, sehingga orang tua sulit meluangkan waktu dengan anak, begitu
pula dengan terciptanya suasana yang tidak harmonis dalam lingkungan
keluarga. Ketidaktaatan orang tua dalam menjalankan agama dan keterbatasan
pengetahuan mereka tentang pendidikan agama juga akan menghambat
terjadinya rutinitas pemberian pendidikan agama anak dalam lingkungan
kelurga. Menurut saya minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI cukup
baik, hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa saat proses belajar mengajar
PAI berlangsung.
5. Menurut saya perhatian orang tua terhadap pendidikan anaka-anak di sekolah
ini cukup baik. Mayoritas orang tua mempuyai kerjasama yang baik dengan
pihak sekolah, terutama dengan guru. Orang tua sering menanyakan
perkembangan belajar anak-anak mereka kepada guru di sekolah ini.
6. Perhatian orang tua cukup mempengaruhi minat belajar siswa. Karena apabila
anak diperhatikan, mereka cendrung senang. Dan hal demikian dapat
meningkatkan minat belajar siswa sehingga anak dapat belajar dengan baik di
sekolah.
93
Lampiran 4
ST
RU
KT
UR
OR
GA
NIS
AS
I
Wak
asek
Ku
rik
ulu
m
Lab
ora
r
Per
pu
stak
aan
Wak
asek
HU
BIN
Wak
asek
Keb
ersi
han
Wak
asek
Sar
ana
& P
rasa
ran
a
Mai
nta
nce
Per
alat
an G
ud
ang
Ka.
Pro
gra
m.
AK
Nu
rhayat
i, S
.Pd
BP
W
alas
G
uru
B
P
Wal
as
Gu
ru
BP
W
alas
G
uru
KA
. P
rog
ram
AP
Su
pti
atm
an N
i, S
.Pd
KA
. P
rog
ram
RP
L
M.
Iqb
al,
ST
Kep
ala
Sek
ola
h
Drs
. U
din
Mu
hyid
in
Maj
elis
Sek
ola
h
Ket
atau
sah
aan
S I
S W
A
94
Lampiran 5
STRUKTUR ORGANISASI
Kepala Sekolah
Drs. Udin Muhyidin
Ka. Tata Usaha
Cucu Sutardi, S.Pd
Urusan Pegawai
& Keuangan
Fitri Ekawati, SE
Urusan Humas SAPRAS
dan Layanan Khusus
Heni Nurmala Hakim Ama
Urusan Kurikulum
& Komputerisasi
Masiburrohman
Layanan Khusus
1. Pesuruh
2. Tukang Kebun
3. Kebersihan
4. Satpam
Urusan Persuratan
& Kearsipan
Sri Rohayati