PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN ASET TETAP
TERHADAP KEANDALAN LAPORAN ASET TETAP
PADA PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun :
Nama : Thessa Putri Anzani Indra
Nim : 01113111
Program Studi : Akuntansi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN
(STIE INABA)
BANDUNG
2017
Judul Skripsi : Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap
Terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap Pada
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Nama : Thessa Putri Anzani Indra
NIM : 01113111
Program Studi : Akuntansi
Bandung, Februari 2017
Mengetahui dan Menyetujui
Dosen Pembimbing
Hj. Ita Kumaratih, S.E., AK., M.Si
Ketua STIE INABA Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. Yoyo Sudaryo, SE., MM.,Ak.,CA. Hj. Devyanthi Sjarif, SE, M.Ak.
i
ABSTRAK
THESSA PUTRI ANZANI INDRA, Pengaruh Sistem Pengendalian
Intern Aset Tetap Terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap Pada Pemerintah
Kabupaten Bandung Barat (Di bawah bimbingan : Hj. Ita Kumaratih, S.E.,
AK., M.Si.)
Kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk dapat mengatur
dan mengurus sendiri pemerintahannya menjadi kemudahan bagi setiap
pemerintah daerah dalam mengelola keuangan dan aset daerah. Aset tetap
merupakan komponen utama yang nilainya sangat material di dalam laporan
keuangan daerah. Nilai aset tetap yang material maka diperlukan suatu sistem
pengendalian intern atas aset tetap untuk mencegah berbagai masalah yang timbul
sebagai akibat dari lemahnya pengawasan serta pengendalian terhadap aset tetap
dan untuk menghasilkan informasi atas aset tetap yang andal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif.
Data yang digunakan adalah data primer, pengumpulan data dilakukan melalui
penyebaran kuesioner kepada 48 responden. Pengambilan sampel menggunakan
Simple Random Sampling. Untuk mengukur besarnya pengaruh kedua variabel
digunakan Analisis koefesien korelasi spearman rank dan koefesien determinasi
serta pengujian hipotesis.
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa: (1) Sistem
Pengendalian Intern Aset Tetap pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat telah
dilaksanakan dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan peroleh rata-rata
persentase 85% termasuk kedalam kategori sangat baik. (2) Keandalan laporan
Aset Tetap telah dilaksanakan dengan sangat baik dengan peroleh rata-rata
persentase 86,88%, termasuk ke dalam kategori sangat baik. (3) Korelasi antara
kedua variabel sebesar 0,590 artinya Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap dan
Keandalan Laporan Aset Tetap memiliki hubungan yang cukup kuat dan hasil
perhitungan analisis koefisien determinasi (KP) menunjukkan bahwa keandalan
laporan aset tetap tidak terlepas dari kontribusi yang diberikan dari sistem
pengendalian intern aset tetap sebesar 34,8% dan sisanya yaitu 65,2% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap dan Keandalan Laporan
Aset Tetap
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr, Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Dzat yang telah
menciptakan manusia, menyempurnakannya dengan memberika akal, dan
membimbingnya dengan Kalamnya yang suci. Shalawat dan salam smoga selalu
tercurah kepada Rasulullah Muhamad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para
pengikutnya.
Dengan ucupan syukur Alhamdulillah, penulisan skripsi dengan judul :
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap Terhadap Keandalan
Laporan Aset Tetap di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis, khususnya kepada Ibu
Hj. Ita Kumaratih, S.E., AK., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini. Selain itu penulis sampaikan juga ucapan terimakasih
kepada :
1. Bapak Dr. Yoyo Sudaryo, S.E., MM.,Ak.,CA, selaku Ketua STIE
INABA
2. Bapak Riyandi Nur Sumawidjaya, Drs.,MM., selaku Wakil Ketua STIE
INABA
iii
3. Bapak H. Ismi Iswandi Drs., MM, selaku Wakil Ketua Bidang
Operasional
4. Ibu Hj. Devyanthi Sjarif, S.E., M.Ak selaku ketua program Studi
Akuntansi
5. Ibu Kartika Berliani, S.E, M.M selaku dosen wali yang telah memberikan
bimbingannya.
6. Seluruh Dosen STIE INABA yang telah menyampaikan ilmunya kepada
Penulis
7. Pimpinan dan Pegawai Pemerintah Kabupaten Bandung Barat yang telah
banyak memberikan bantuan dalam pengumpulan data penelitian
8. Orangtua dan Keluarga tersayang yang memberikan doa, materi dan
segala cinta dan kasih sayang yang selalu diberikan dan menyertai
penulis selama ini
9. Kakakku tercinta Indah Nurwanti dan Apriyadi terimakasih banyak
bantuan, pelajaran dan kasih sayangnya sehingga penulis bisa
menyelasaikan skripsi ini dengan baik
10. Sahabat-sahabat di kampus rekan seperjuangan Sri Rahmayani, Neng
Susilawati, Gita Mutia, Tresna, Lala, Tias, Teh Rosse dan sahabat –
sahabat yang lain, terimakasih dukungan, kesabaran dan cinta kasihnya
semoga kebersamaan kita akan tetap untuk selamanya
11. Sahabat-sahabat Penulis Hesti, Diani dan Tri terimakasih banyak atas
segala dukungan moril dan materil kalian lebih dari luar biasa
iv
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelsaikan skripsi
ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah Subhanahu
wata’ala memberikan balasan pahala yang setimpal aamiin.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan yang berarti bagi yang berkepentingan.
Wassalamu’alaikumwarhmatullahiwabarokatuh.
Bandung, Februari 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 6
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ........................................................ 6
1.3.1 Maksud Penelitian .................................................................. 6
1.3.2 Tujuan Penelitian .................................................................... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 7
1.4.1 Aspek Teoritis ........................................................................ 7
1.4.2 Aspek Praktis .......................................................................... 8
1.5 Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis ................................................. 8
1.5.1 Kerangka Pemikiran ............................................................... 8
1.5.2 Hipotesis ............................................................................... 15
1.6 Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................ 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 17
2.1 Sistem Pengendalian Intern ............................................................. 17
2.1.1 Definisi Sistem Pengendalian Intern ........................................ 18
2.1.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern ......................................... 18
2.1.3 Unsur – unsur Sistem Pengendalian Intern ............................... 19
2.1.4 Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah................................................................ 23
2.1.5 Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern...................... 24
2.2 Aset Tetap ........................................................................................ 25
2.2.1 Pengertian Aset Tetap.......................................................... 25
2.2.2 Karakteristik Aset Tetap ...................................................... 26
2.2.3 Klasifikasi Aset Tetap ......................................................... 27
2.3 Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap ........................................... 28
2.4 Keandalan Laporan Aset Tetap ....................................................... 29
2.4.1 Karakteristik Kualitatif ........................................................ 29
2.4.2 Pengertian Keandalan .......................................................... 30
2.4.3 Unsur-unsur Keandalan ....................................................... 31
2.5 Laporan Aset Tetap ......................................................................... 32
2.6 Keandalan Laporan Aset Tetap ....................................................... 33
2.7 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap terhadap
Keandalan Laporan Aset Tetap ...................................................... 34
vi
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN .......................................... 35
3.1 Objek Penelitian ............................................................................. 35
3.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Bandung Barat ......................... 35
3.1.2 Visi dan Misi Kabupaten Bandung Barat .............................. 37
3.1.3 Struktur Organisasi Kabupaten Bandung Barat .................... 39
3.1.4 Satuan Kerja Perangkat Daerah ............................................. 43
3.2 Metode Penelitian ........................................................................... 43
3.2.1 Metode yang digunakan ....................................................... 43
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ..................................................... 45
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ......................................................... 47
3.2.3.1 Jenis Data ................................................................. 47
3.2.3.2 Sumber Data ............................................................. 47
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................... 47
3.2.5 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ............................... 48
3.2.6 Pengujian Instrumen Penelitian ............................................ 50
3.2.6.1 Uji Validitas ............................................................. 51
3.2.6.2 Uji Reabilitas ............................................................ 51
3.2.7 Teknik Analisis Data ............................................................ 52
3.2.7.1 Analisis Deskriptif .................................................... 52
3.2.7.2 Analisis Regresi Linear Sederhana ........................... 53
3.2.7.3 Analisis Korealasi ..................................................... 54
3.2.7.4 Koefesien Determinasi .............................................. 55
3.2.8 Teknik Pengujian Hipotesis .................................................. 55
3.2.8.1 Uji T ......................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 58
4.1 Hasil penelitian ............................................................................... 58
4.1.1 Karakteristik Responden ...................................................... 58
4.1.2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ................................ 61
4.1.2.1 Uji Validitas ............................................................. 61
4.1.2.2 Uji Reliabilitas ......................................................... 63
4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif ...................................................... 63
4.1.3.1 Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap ................... 65
4.1.3.2 Keandalan Laporan Aset Tetap ................................ 70
4.1.4 Analisis Regresi Linier Sederhana ....................................... 73
4.1.5 Analisis Rank Spearman ....................................................... 74
4.1.6 Analisis Koefisien Determinasi ............................................ 76
4.1.7 Pengujian Hipotesis .............................................................. 77
4.1.7.1 Uji t .......................................................................... 77
4.2 Pembahasan .................................................................................... 78
4.2.1 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap terhadap
Keandalan Laporan Aset Tetap ............................................. 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 79
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 79
5.2 Saran ............................................................................................... 81
vii
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 85
viii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Hal
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................... 16
Tabel 3.1 Opersioanal Variabel........................................................................... 46
Tabel 3.2 Skor Penilaian Kuesioner. ................................................................... 48
Tabel 3.3 Populasi Penelitian .............................................................................. 49
Tabel 3.4 Kategori Interprestasi Skor ................................................................. 53
Tabel 3.5 Pedoman Interprestasi Koefesien Korelasi ......................................... 55
Tabel 4.1 Sampel Penelitian ................................................................................ 58
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 59
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...................................... 59
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan. ............................ 60
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ........................ 60
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap ............... 62
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Keandalan Laporan Aset Tetap ............................ 62
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 63
Tabel 4.9 Kategori Interpretasi Skor ................................................................... 64
Tabel 4.10 Frekuensi Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap ............................. 65
Tabel 4.11 Frekuensi Penilaian Keandalan Laporan Aset Tetap .......................... 70
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ............................................ 73
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Rank Spearman ..................................................... 75
Tabel 4.14 Hasil Koefisien Determinasi ............................................................... 76
Tabel 4.15 Hasil Uji t ............................................................................................ 77
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Hal
Gambar 1.1 Akun yang Disajikan Tidak Sesuai Standar Akuntansi Pemerintah ... 3
Gambar 1.2 Paradigma Penelitian ...................................................................... 13
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kabupaten Bandung Barat ............................... 39
Gambar 4.1 Garis Kontinum ............................................................................... 63
Gambar 4.2 Garis Kontinum Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap ............... 70
Gambar 4.3 Garis Kontinum Keandalan Laporan Aset Tetap ............................. 72
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Lamp Judul Lampiran Hal
Lampiran 1 Biodata Penulis ................................................................................ 85
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ........................................................................ 86
Lampiran 3 Tabulasi Data Kuesioner ................................................................. 91
a. Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap (X)................................ 91
b. Keandalan Laporan Aset Tetap (Y) ........................................... 93
c. Hasil Perhitungan Rank .............................................................. 94
d. Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana .............................. 95
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS .................................................................... 96
a. Uji Validitas Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap (X) ......... 96
b. Uji Validitas Keandalan Laporan Aset Tetap (Y) ..................... 98
c. Uji Reliabilitas Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap (X) ..... 99
d. Uji Reliabilitas Keandalan Laporan Aset Tetap ........................ 99
Lampiran 5 Daftar T dan R tabel ....................................................................... 100
Lampiran 6 Balasan Surat Riset ......................................................................... 101
Lampiran 7 Kartu Bimbingan UP/Skripsi .......................................................... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pemerintah merupakan sebuah bentuk tatanan organisasi yang mencakup
segala bidang yang berhubungan dengan masyarakat. Reformasi birokrasi di
Indonesia di wujudkan dalam bentuk otonomi daerah melalui pembentukan
Undang–Undang Nomor 22 tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi Undang–
Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Otonomi daerah telah membawa perubahan pada sistem pemerintahan di
Indonesia yaitu terjadinya pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan
dari paradigma sentralisasi ke arah paradigma desentralisasi. Otonomi daerah
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat,
meningkatkan keadilan, pemerataan dan pemeliharaan hubungan yang baik antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah . Sehubungan dengan tujuan otonomi
daerah, pemerintah daerah dituntut untuk mengefesiensikan pemanfataan potensi
daerah untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan masyarakat daerah.
Kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk dapat mengatur
dan mengurus sendiri pemerintahannya menjadi kemudahan bagi setiap
pemerintah daerah dalam mengelola keuangan dan aset daerah. Akan tetapi
dengan kewenangan tersebut, masih banyak terjadi permasalahan atau hambatan
yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam mengelola keuangan serta aset
terutama aset tetap yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Atas dasar hal tersebut,
2
pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dengan diberlakukan dan diterapkannya
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di setiap pemerintahan, diharapkan dapat
mengatasi berbagai hambatan atau masalah yang dihadapi oleh pemerintah daerah
dalam menjalakan kegiatan operasionalnya.
Untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat, pemerintah daerah
melakukan pemekaran wilayah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 129
tahun 2000 tentang Pemekaran Wilayah. Pemekaran wilayah dilakukan karena
luasnya wilayah cakupan sehingga potensi daerah kurang terkelola dengan baik.
Dari hasil pemekaraan tersebut, diharapkan pemerintah daerah dapat menjalankan
fungsi utamanya yaitu memberikan pelayan optimal kepada masyarakat serta
dapat mengelola keuangan dan aset daerah dengan baik.
Penetapan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007
tentang pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan paradigma baru
dalam pengelolaan barang milik daerah (aset) yang telah memunculkan penataan
dan pengelolaan aset daerah yang tertib.
Aset tetap merupakan komponen utama yang nilainya sangat material di
dalam laporan keuangan daerah, hal tersebut mengindikasikan bahwa aset tetap
adalah faktor yang menunjang kelangsungan hidup suatu entitas baik dalam sektor
pemerintah ataupun swasta dalam kegiatan operasionalnya.
Nilai aset tetap yang material maka diperlukan suatu sistem pengendalian
intern atas aset tetap untuk mencegah berbagai masalah yang timbul sebagai
3
akibat dari lemahnya pengawasan serta pengendalian terhadap aset tetap dan
untuk menghasilkan informasi atas aset tetap yang andal.
Salah satu bentuk sistem pengendalian intern atas aset tetap adalah setiap
perolehan, penghapusan atau penghentian suatu aset tetap harus sesuai prosedur
dan disertai bukti yang lengkap. Prosedur yang tidak benar atau tidak disertai
bukti yang lengkap akan mempengaruhi keandalan dari laporan aset tetap dan
akan berdampak pada rendahnya kualitas laporan keuangan yang diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Fenomena yang berlaku saat ini adalah permasalahan aset tetap pemerintah
daerah yang menjadi perhatian didalam Laporan Hasil Pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan tahun 2016 semester 1.
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan tahun 2016 semester 1
Gambar 1.1 Akun yang Disajikan Tidak Sesuai Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP)
Berdasarkan grafik diatas bahwa akun yang disajikan tidak sesuai SAP
adalah akun Aset Tetap sebesar 30%. Secara umum permasalahan aset tetap yang
ditemukan pada pemerintah daerah, meliputi :
0%
10%
20%
30%
40%
Akunlainnya
Kewajiban InvestasiJangka
Panjang
Pendapatan AsetLainnya
Aset lancarselain kas
Kas Belanja Beban Aset Tetap
Akun yang Disajikan Tidak Sesuai Standar Akuntansi
Pemerintah pada
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Tahun 2015
4
1. Pencatatan aset tetap belum didukung dengan daftar aset mauapun
pencatatan dalam Kartu Inventarisasi Barang (KIB) yang valid dan
informatif
2. Aset tetap tanah untuk gedung dan bangunan, jalan dan saluran irigasi
serta aset yang bersumber dari dana bos belum dicatat
3. Aset tetap tidak diketahui keberadaannya dan tidak didukung oleh bukti
kepemilikan
Berdasarkan ikhtisar hasil pemeriksaan semesteran 2016 oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (IHPS:97), menyatakan :
“Permasalahan aset tetap pada pemerintah daerah disebabkan oleh
lemahnya sistem pengendalian internal, pada umumnya terjadi karena
pejabat atau pegawai yang bertanggungjawab lalai dan tidak memahami
ketentuan yang berlaku dan kurang optimal dalam melakukan
pengawasan”.
Salah satu pemerintah daerah yang mengalami permasalahan aset tetap
dan lemahnya sistem pengendalian intern aset tetap adalah Pemerintah Kabupaten
Bandung Barat. Kabupaten Bandung Barat adalah kabupaten hasil pemekaran
wilayah dari kabupaten induk yaitu Kabupaten Soreang. Kabupaten Bandung
Barat merupakan pemerintah daerah yang kurang baik dalam pengelolaan
keuangan dan aset daerah. Hal ini dibuktikan dari opini Wajar Dengan
Pengecualian (WDP) yang diterimanya selama tahun 2011 – 2015 atas laporan
keuangan yang diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
Permasalahan aset tetap pemerintah Kabupaten Bandung Barat
diantaranya yaitu :
5
1. Aset tetap milik Kabupaten Bandung Barat berupa kendaraan hasil
pelimpahan dari Kabupaten Induk, Kabupaten Bandung Barat tidak
memiliki kelengkapan bukti kepemilikan
2. Kurangnya pengamanan fisik atas aset tetap
3. Jumlah dan nilai aset tetap yang tercatat didalam laporan keuangan
tidak diketahui keberadaan fisiknya.
(Sumber: http://jabar.pojoksatu.id/bandung/2016/06/10/masalah-aset-kabupaten-
bandung-barat-sulit-raih-wtp/)
Catatan dan dokumen yang tersedia tidak memungkin BPK untuk
melakukan pemeriksaan yang memadai untuk meyakini saldo aset tetap tersebut
sehingga berdampak pada opini yang diberikan BPK terhadap Laporan Keuangan
Daerah Kabupaten Bandung Barat.
Untuk menjalankan fungsinya dengan baik, Pemerintah Daerah harus
menyadari perlunya manajemen yang baik dengan menerapkan sistem
pengendalian intern atas aset tetap yang memadai agar terciptanya pengelolaan
yang efektif dalam seluruh bidang kegiatan pemerintahan terutama dalam
mengelola keuangan dan aset tetap pemerintah.
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas maka penulis
tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Aset
Tetap Terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap pada Pemerintah
Kabupaten Bandung Barat”.
6
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis
mengidentifikasi beberapa permasalahan.
Permasalahan tersebut antara lain :
1. Bagaimana pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap pada
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat ?
2. Bagaimana Keandalan Laporan Aset Tetap pada Pemerintah
Kabupaten Bandung Barat ?
3. Seberapa besar pengaruh Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap
terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini oleh penulis adalah untuk
mengumpulkan data serta informasi yang diperlukan untuk penelitian mengenai
Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap dan pengaruhnya terhadap Keandalan
Laporan Aset Tetap pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini memiliki
tujuan :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Aset
Tetap Pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
7
2. Untuk mengetahui Keandalan Laporan Aset Tetap Pada Pemerintah
Kabupaten Bandung Barat
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Aset Tetap terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap Pada Pemerintah
Kabupaten Bandung Barat.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua aspek manfaat yaitu aspek manfaat secara
teoritis dan aspek manfaat secara praktis yang akan diperjelas sebagai berikut :
1.4.1 Aspek Teoritis
1. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana
penambahan ilmu, wawasan serta pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap dan Pengaruhnya
terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap
2. Bagi STIE INABA, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
reverensi bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian
dalam mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
3. Bagi Peneliti lainnya, penulis harap agar penelitian ini dapat menjadi
masukan yang bemanfaat serta dapat memunculkan ide dan konsep
baru dalam penelitian selanjutnya.
1.4.2 Aspek Praktis
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, diharapkan hasil dari
penelitian ini dapat memberi masukan yang bermanfaat sebagai
8
tambahan informasi dalam pengendalian aset tetap di Kabupaten
Bandung Barat
2. Bagi pihak lain yang memerlukan hasil penelitian ini, diharpkan dapat
menjadi referensi lebih lanjut.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai
suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan
barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik.
Menurut Indra Bastian (2006:6) menyatakan bahwa :
“Akuntansi sektor publik adalah mekanisme teknik dan analisis akuntansi
yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga
tinggi negara dan departemen – departemen dibawahnya, pemerintah
daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial pada proyek – proyek
kerjasama sektor publik dan swasta”.
Tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik menurut Mardiasmo
(2012:14) adalah untuk :
“1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat,
efesien dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang
dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan
pengendalian manajemen
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk
melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan
efektif program dan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan
kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana
publik. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas.”
Suatu organisasi melaksanakan suatu sistem pengendalian intern untuk
mengarahkan kegiatan operasional organisasi dan mencegah terjadinya
peyanglahgunaan. Sistem pengendalian intern sangat penting, maka dalam aset
9
tetap perlu di terapkan pengendalian intern untuk mencegah berbagai masalah
mengenai aset tetap.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 pasal 1 (1),
menyatakan bahwa :
“Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secra terus menerus oleh pimpinan dan
seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efesien, keandalan
pelaporan keuangan, pengaman aset negara dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.”
Menurut Indra Bastian (2006:203) Sistem Pengendalian Intern adalah :
“Sistem Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran–ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efesiensi dan dipatuhinya kebijakan pimpinan”.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, sistem
pengendalian intern merupakan suatu metode yang digunakan oleh organisasi
dalam melakukan pengawasan atas berbagai unsur didalam kegiatannya serta
dapat menunjuang dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60
tahun 2008 (pasal 2, ayat 3) bahwa :
“Pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan bertujuan
untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas
dan efesiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan”.
Untuk menjalankan sistem pengendalian intern yang baik, maka
diperluakan unsur–unsur sistem pengendalian intern untuk menunjang
terlaksananya pengendalian intern di organisasi.
10
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 unsur–unsur
sistem pengendalian intern pemerintah yaitu :
“ 1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Risiko
3. Kegiatan Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan Pengendalian Intern.”
Menurut Indra Bastian (2006:204) unsur – unsur pokok sistem
pengendalian intern adalah :
“1. Struktur Organisasi
2. Sistem Wewenang dan Prosedur
3. Praktik Yang Sehat
4. Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas.”
Berdasarkan unsur–unsur pengendalian yang dikemukakan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa unsur–unsur sistem pengendalian intern terdiri dari
beberapa komponen yang dimulai dari lingkungan pengendalian sampai dengan
sumber daya manusia yang berkualitas, dari setiap komponen tersebut diharapkan
dapat memberikan jaminan bahwa sistem pengendalian intern dapat berjalan
dengan baik dan menjaga keamanan fisik ataupun pencatatan akuntansi atas
kekayaan organisasi.
Aset tetap merupakan salah satu unsur yang harus dikelola dengan baik
karena aset tetap memiliki nilai yang sangat material didalam laporan keuangan
daerah. Menurut Indra Bastian (2006:131) “Aset Tetap adalah aktiva berwujud
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau yang harus dibangun terlebih dahulu,
yang digunakan untuk operasi entitas pemerintah”.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah, (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah nomor 7)
11
bahwa “Aset Tetap adalah aset berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari
12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum”.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Aset Tetap
adalah aset berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun
digunakan untuk kegiatan operasional pemerintahan atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum. Setiap aset tetap yang dimiliki suatu pemerintah
diklasifikasikan berdasarkan kesamaan fungsinya yang menunjang kegiatan
operasional pemerintahan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 (Paragraf 7),
mengklasifikasikan aset tetap pemerintah yaitu : (1) tanah, (2) peralatan dan
mesin, (3) gedung dan bangunan, (4) jalan, irigasi dan jaringan, (5) aset tetap
lainnya dan (6) konstruksi dalan pengerjaan.
Banyaknya dana pemerintah yang tertanam didalam aset tetap,
mengharuskan kepala daerah untuk membuat dan melaksanakan suatu sistem
pengendalian intern atas aset tetap yang memadai agar dapat menghasilkan
informasi yang andal dalam laporan aset tetap yang akan menjadi bahan dalam
menyusun laporan keuangan pemerintah daerah. Sistem pengendalian intern
sangat diperlukan untuk menjamin kelancaran aktivitas pemerintahan dengan
melihat tingkat kesalahan dan penyelewengan yang terjadi.
Berdasarkan pengertian dari Sistem Pengendalian Intern dan Aset Tetap,
dapat disimpulkan bahwa Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap adalah suatu
metode yang terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dibuat serta digunakan oleh
12
pemerintah dalam menjaga dan mengamankan fisik atas aset tetap serta
keakuratan pencatatan akuntansi aset tetap.
Dengan diterapkannya sistem pengendalian atas aset tetap bagi instansi
pemerintah hal tersebut dapat menghasilkan laporan barang milik daerah (laporan
aset tetap) yang andal yang akan berpengaruh terhadap penyajian dan kualitas dari
laporan keuangan pemerintah daerah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 menyatakan
bahwa “Andal yaitu informasi dalam laporan keuangan pemerintah bebas dari
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta
secara jujur, serta dapat diverifikasi”.
Menurut Nelson Lam (2014:26), menerangkan bahwa “Penyajian jujur
(andal) yaitu menggambarkan secara apa adanya fenomena ekonomi dalam
laporan keuangan.”
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik
kualitatif yang andal yaitu menyajikan seluruh informasi dalam laporan keuangan
sesuai dengan fakta dan didasarkan pada peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
Untuk terciptanya sistem pengendalian intern atas aset tetap yang baik
maka diperlukan unsur-unsur sistem pengendalian aset tetap.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 unsur–unsur
sistem pengendalian intern pemerintah yaitu
“ 1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Risiko
3. Kegiatan Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
13
5. Pemantauan Pengendalian Intern.”
Adapun penjelasan dari unsur – unsur tersebut sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian yaitu Pimpinan Instansi Pemerintah menciptakan
dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif
dan kondusif.
2. Penilaian Risiko
Penilaian Risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang
telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan instansi pemerintah.
3. Kegiatan Pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan
pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan.
4. Informasi dan Komunikasi
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengindentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat.
5. Pemantauan Pengendalian Intern
Pimpinan Instansi Pemerintah melakukan pemantauan sistem pengendalian
intern pemerintah melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan
tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.
Dengan terciptanya sistem pengendalian intern aset tetap yang memadai,
maka diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi pemerintah selaku
14
organisasi yang memiliki tugas untuk mengelola keuangan dan aset dengan baik
dan untuk menghasilkan laporan aset tetap yang andal.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 unsur–unsur
dari karakteristik kualitatif Andal yaitu :
“1. Penyajian Jujur
2. Dapat Diverifikasi
3. Netralitas.”
Penjelasan dari unsur – unsur tersebut sebagai berikut :
1. Penyajian Jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan
2. Dapat Diverifikasi
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda hasilnya akan
tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
3. Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan tertentu.
Keandalan informasi dihasilkan oleh sistem pengendalian intern aset
tetap akan berpengaruh terhadap penyajian laporan mengenai aset tetap.
Berdasarkan uraian diatas berikut ini adalah gambaran kerangka pemikiran :
15
Gambar 1.2 Paradigma Penelitian
1.5.2 Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh variabel X terhadap Y. Dalam penelitian ini penulis
menetapkan rumusan hipotesis sebagai berikut:
“Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap berpengaruh
terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap”.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data yang objektif sebagaimana diperlukan guna
penyusuan skripsi ini, maka penulis melakukan penelitian secara langsung yaitu
pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat, yang dilakukan selama bulan
Oktober 2016 sampai dengan bulan Januari 2017
Keandalan Laporan Aset Tetap
Variabel Y
Sistem Pengendalian
Intern Aset Tetap
Variabel X
16
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Keterangan Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Penyusunan UP
3
Pengumpulan
Data
4 Pengolahan Data
5
Persiapan
Sidang
Waktu
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pengendalian Intern
2.1.1 Definisi Sistem Pengendalian Intern
Secara umum sistem pengendalian intern merupakan sebuah metode
yang berisi kebijakan dan prosedur yang digunakan oleh organisasi sebagai
pedoman dalam menjalankan kegiatan operasional organisasi. Dilaksanakannya
sistem pengendalian intern oleh organisasi yaitu untuk mencegah terjadinya
berbagai macam penyalahgunaan.
Menurut Mulyadi (2016:129) menerangkan bahwa :
“Sistem Pengendalian Intern adalah struktur organisasi, metode dan
ukuran–ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi
dipatuhinya kebijakan manajemen”.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 pasal 1 (1),
menyatakan bahwa :
“Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secra terus menerus oleh pimpinan dan
seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efesien, keandalan
pelaporan keuangan, pengaman aset negara dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.”
Sedangkan menurut Indra Bastian (2006:203) bahwa :
“Sistem Pengendalian Intern merupakan sarana bagi manajemen yang
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran–ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi dan dipatuhinya
kebijakan pimpinan”.
18
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian
intern merupakan suatu proses yang dituangkan dalam suatu kebijakan, dan atau
prosedur sebagai suatu alat untuk menjamin tercapainya tujuan suatu entitas
melalui terselenggaranya kegiatan operasional yang efektif dan efesien serta
tersajinya laporan keuangan yang yang andal.
2.1.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh manajemen harus
memadai agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan sistem
pengendalian intern menurut Mahmudi (2010:20) adalah sebagai berikut :
“ 1. Untuk melindungi aset (termasuk data) negara
2. Untuk memelihara catatan secara rinci dan akurat
3. Untuk menghasilkan informasi keuangan yang relevan, andal dan
akurat
4. Untuk menjamin bahwa Laporan Keuangan disusun sesuai dengan
Sistem Akuntansi Pemerintah
5. Untuk efesiensi dan efektivitas operasi
6. Untuk menjamin ditaatinya kebijakan manajemen dan Peraturan
Perundang – Undangan yang berlaku.”
Adapun tujuan sistem pengendalian intern menurut Mulyadi (2016:129)
adalah sebagai berikut :
“ 1. Menjaga aset organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3. Mendorong efesiensi
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan akuntansi.”
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 Pasal 2
(3) menyatakan bahwa :
“Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efesiensi
pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan, keandalan pelaporan
19
keuangan, pengamanan aset dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan”.
Berdasarkan tujuan sistem pengendalian intern diatas, maka dapat
disimpulkan tujuan dibuat dan diterapkannya sistem pengendalian intern di
organisasi pemerintah yaitu untuk mengamankan aset pemerintah, memeriksa data
akuntansi serta menjamin keakuratan dari data tersebut, meningkatkan efesiensi,
dan menjamin dipatuhinya peaturan perundang – undangan dan peraturan lainnya.
2.1.3 Unsur – unsur Sistem Pengendalian Intern
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 unsur – unsur
sistem pengendalian intern pemerintah yaitu :
“ 1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Risiko
3. Kegiatan Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan Pengendalian Intern.”
Penjelasan dari unsur–unsur tersebut sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian yaitu pimpinan instansi pemerintah menciptakan
dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif
dan kondusif. Untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan
kerjanya, melalui :
a) Penegakan integritas dan nilai etika
b) Komitmen terhadap kompetensi
c) Kepemimpinan yang kondusif
d) Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
20
e) Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab yang tepat
f) Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan
sumber daya manusia
g) Perwujudan peran aparat pengawas intern pemerintah yang efektif
h) Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait
2. Penilaian Risiko
Penilaian Risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang
telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan instansi pemerintah. Penilaian
risiko terdiri atas :
a) Identifikasi risiko
b) Analisis risiko
Dalam rangka penilaian risiko pimpinan instansi pemerintah menetapkan :
a) Tujuan Instansi Pemerintah
b) Tujuan pada peningkatan kegiatan dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan
3. Kegiatan Pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan
pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan. Kegiatan Pengendalian terdiri
atas :
a) Reviu atas kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan
b) Pembinaan sumber daya manusia
c) Pengendalian fisik atas aset
21
d) Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi
e) Penetapan reviu atas indikator dan ukuran kerja
f) Pemisahan fungsi
g) Otorisasi atas transaksi dan kejadian penting
h) Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian
i) Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya
j) Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi
dan kejadian penting
4. Informasi dan Komunikasi
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengindentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat. Hal ini
dilakukan dengan menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan
sarana komunikasi.
5. Pemantauan Pengendalian Intern
Pimpinan Instansi Pemerintah melakukan pemantauan sistem pengendalian
intern pemerintah melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan
tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.
Selain itu menurut Indra Bastian (2006:204) unsur – unsur pokok sistem
pengendalian intern adalah :
“1. Struktur Organisasi
2. Sistem Wewenang dan Prosedur
3. Praktik yang Sehat
4. Sumber Daya Manusia yang Berkualitas.”
Penjelasan dari unsur – unsur tersebut sebagai berikut :
22
1. Struktur Organisasi
Merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit –
unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan pokok
organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini
didasarkan pada prinsip – prinsip berikut :
a) Harus dipisahkan fungsi–fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi
akuntansi
b) Satu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi
2. Sitem Wewenang dan Prosedur
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Dalam
organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang
memiliki wewenang untuk menyetuji terjadinya transaksi tersebut
3. Praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak
diciptakan cara–cara untuk praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun
cara–cara praktik yang sehat adalah :
a) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya dapat
dipertanggungjawabkan
b) Pemeriksaan mendadak
23
c) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh
satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang
atau unit organisasi lain
d) Perputaran jawaban
e) Secara periodik dilakukan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya
4. Sumber Daya Manusia yang berkualitas
Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya
akan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efesien dan efektif.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun
2006 pasal 313 menyatakan bahwa pengendalian intern dalam pelaksanaannya
harus memenuhi kriteria berikut :
“ 1. Terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat
2. Terselenggaranya penilaian resiko
3. Terselenggaranya aktivitas pengendalian
4. Terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi
5. Terselenggaranya kegiatan pemantauan pengendalian.”
2.1.3 Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 47,
bahwa Menteri atau Pimpinan lembaga, gubernur dan bupati atau walikota
bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
di lingkungan masing – masing, dilakukan dengan cara :
1. Pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara
24
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 48, melakukan
pengawasan intern meliputi audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan
pengawasan lainnya.
2. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 59 meliputi:
a) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan Sistem Pengedalian Intern
Pemerintah (SPIP)
b) Sosialisasi SPIP
c) Pendidikan dan pelatihan SPIP
d) Pembimbingan dan konsultasi SPIP
e) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawas intern pemerintah
2.1.5 Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern
Suatu pengendalian intern hanya memberikan keyakinan memadai,
bukan mutlak. Hal ini berarti setiap entitas usaha memiliki keterbatasan bawaan
yang melekat dalam setiap sistem pengendalian intern bersangkutan.
Keterbatasan sistem pengendalian intern yang dikemukakan oleh Azhar
Susanto (2008:110) antara lain :
“1. Kesalahan (Error)
2. Kolusi (Collusion)
3. Penyimpangan Manajemen
4. Manfaat Biaya.”
Keterbatasan-keterbatasan sistem pengendalian intern yang telah
disebutkan dapat diuraikan sebagai berikut :
25
1. Kesalahan muncul ketika karyawan melakukan pertimbangan yang salah atau
perhatiannya selama bekerja terpecah.
2. Kolusi terjadi ketika dua atau lebih karyawan berkonspirasi untuk melakukan
pencurian (korupsi) ditempat mereka bekerja
3. Penyimpangan manajemen terjadi karena manajer suatu organisasi memiliki
lebih banyak otoritas dibandingkan karyawan biasa, proses pengendalian
efektif pada tingkat manajemen bawah, tidak efektif pada tingkat atas
4. Biaya pengendalian intern tidak melebihi manfaat yang dihasilkan.
Pengendalian yang masuk akal adalah pengendalian yang memberikan
manfaat lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkannya untuk melakukan
pengendalian tersebut
2.2 Aset Tetap
2.2.1 Pengertian Aset Tetap
Aset tetap merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh
terhadap penyajian laporan posisi keuangan pemerintah daerah.
Menurut Indra Bastian (2006:69) menyatakan bahwa :
“Aset Tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap
pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam
operasi entitas pemerintah, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal entitas pemerintah dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun”.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007 bahwa
“Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan lainnya yang sah”.
26
Selain itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah, (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah nomor
7) bahwa “Aset Tetap adalah aset berwujud yang memiliki masa manfaat lebih
dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum”.
Berdasarkan pengertian aset tetap diatas, dapat disimpulkan Aset Tetap
adalah aset berwujud yang diperoleh dengan cara dibeli, siap digunakan atau
dibangun terlebih dahulu yang digunakan untuk kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
2.2.2 Karakteristik Aset Tetap
Menurut Abdul Halim (2014:119), suatu aset untuk dapat diakui sebagai
aset tetap harus memenuhi kreiteria sebagai berikut :
“1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.”
Selain itu, karakteristik Aset Tetap menurut Indra Bastian (2006:164)
adalah sebagai berikut :
“1. Aktiva tersebut berwujud
2. Merupakan milik organisasi, yang dibuktikan dengan tanda
kepemilikan
3. Digunakan dalam operasi perusahaan
4. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
organisasi
5. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”
27
2.2.3 Klasifikasi Aset Tetap
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau
fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 71 tahun 2010, aset tetap yang digunakan oleh pemerintah diklasifikasikan
sebagai berikut :
“ 1. Tanah
2. Peralatan dan Mesin
3. Gedung dan Bangunan
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan
5. Aset Tetap Lainnya
6. Konstruksi Dalam Pengerjaan.”
Klasifikasi Aset Tetap yang telah disebutkan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai
2. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin mencakup mesin–mesin dan kendaraan bermotor, alat
eketronik, dan seluruh inventaris kantor dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12bulan dan dalam kondisi siap
pakai.
3. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap pakai
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan
28
Jalan, irigasi dan jaringan mencakup jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun
oleh pemerintah serta dimiliki dan atau dikuasi oleh pemerintah dan dalam
kondisi siap pakai.
5. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok aset tetap diatas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai
6. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesei
seluruhnya.
2.3 Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap
Sistem pengendalian intern diterapkan didalam lingkungan pemerintah
bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan entitas
pemerintah dapat tercapai. Suatu entitas baik pemerintah ataupun swasta, sangat
perlu untuk menerapkan sistem pengendalian intern terutama dalam aset tetap.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 pasal 1 (1),
menyatakan bahwa :
“Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secra terus menerus oleh pimpinan dan
seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efesien, keandalan
pelaporan keuangan, pengaman aset negara dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.”
29
Menurut Indra Bastian (2006:69) menyatakan bahwa
“Aset Tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap
pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam
operasi entitas pemerintah, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal entitas pemerintah dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun”.
Berdasarkan pengertian Sistem Pengendalian Intern dan Aset Tetap
diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap adalah
suatu metode yang digunakan oleh manajemen dalam mengamankan aset tetap
serta memeriksa kecermatan dan kebenaran data akuntansi atas aset tetap. Dengan
diterapkannya sistem pengendalian intern aset tetap, diharapkan dapat
menghasilkan informasi aset tetap yang andal.
2.4 Keandalan Laporan Aset Tetap
2.4.1 Pengertian Karakteristik Kualitatif
Keandalan merupakan bagian dari karakteristik kualitatif laporan
keuangan pemerintah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010
bahwa :
“Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran – ukuran
normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga
dapat memenuhi tujuannya. Karakteristik kualitatif merupakan prasyarat
normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat
memenuhi kualitas yang dikehendaki”.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 adalah sebagai berikut :
“1. Relevan
2. Andal
3. Dapat dibandingkan
4. Dapat dipahami.”
30
Menurut Mardiasmo (2016:11) menyatakan bahwa “Suatu laporan
keuangan yang disajikan pemerintah daerah dinilai berkualitas apabila memenuhi
ciri – ciri sebagai berikut :
1. Relevan
2. Andal
3. Dapat dibandingkan
4. Dapat dipahami”.
Sedangkan menurut Nelson Lam (2014:24) menyatakan bahwa :
“Untuk memenuhi tujuan penyediaan informasi yang berorientasi pada
pengguna, laporan keuangan harus memiliki karakteristik kualitatif yang
memadai. Kerangka konseptual menetapkan dua karakteristik kualitatif
fundamental yaitu :
1. Relevansi
2. Penyajian Jujur (Andal).”
Dari beberapa pengertian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
karakteristik kualitatif adalah suatu kulitas laporan keuangan yang teridiri dari
relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Suatu laporan keuangan
dapat dikatakan memiliki informasi yang berguna bagi pengguna laporan
keuangan jika laporan keuangan yang disajikan memenuhi karakteristik kualitatif
tersebut.
2.4.2 Pengertian Keandalan
Salah satu karakteristik kualitatif dalam laporan keuangan ataupun
laporan lainnya yang menjadi bahan dalam penyusunan laporan keuangan adalah
Karakteristik Kualitatif Andal.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 menyatakan
bahwa “Andal yaitu informasi dalam laporan keuangan pemerintah bebas dari
31
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta
secara jujur, serta dapat diverifikasi”.
Menurut Dwi Martani, Sylvia Veronica, Ratna Wardhani (2012:39)
menyatakan bahwa :
“Informasi dikatakan andal, jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaiannya
sebagai penyajian yang jujur dari yang seharusnya disajikan atau secara
wajar diharapkan dapat disajikan”.
Sedangkan menurut Mardiasmo (2016:12) menerangkan bahwa “Andal
adalah informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat diandalkan,
tidak menyesatkan dan tidak mengandung unsur manipulasi”.
Berdasarkan pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa Andal
adalah informasi yang disajikan didalam laporan keuangan bebas dari kesalahan
material, menyajikan semua fakta secara rinci dan tidak ada unsur manipulasi.
2.4.3 Unsur – Unsur Keandalan
Keandalan dalam suatu laporan keuangan atau laporan lainnya dapat
dicapai apabila memenuhi setiap unsur – unsur keandalan yang telah ditentukan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 unsur–unsur dari
karakteristik kualitatif Andal yaitu :
“1. Penyajian Jujur
2. Dapat Diverifikasi
3. Netralitas.”
Unsur-unsur keandalan yang telah disebutkan dapat diuraikan sebagai
berikut :
32
1. Penyajian Jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
2. Dapat Diverifikasi
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda hasilnya akan
tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
3. Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan tertentu
2.5 Laporan Aset Tetap
Laporan aset tetap merupakan laporan mengenai pengelolaan aset tetap
pada pemerintah yang dilaksanakan oleh pengguna aset tetap. Laporan aset
berguna sebagai bahan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 17 tahun 2007 (pasal
27 dan pasal 28) menerangkan alur pembuatan Laporan Barang Milik Daerah
(Laporan Aset Tetap) sebagai berikut :
Pasal 27
1. Pengelola dan pengguna barang milik daerah melakukan sensur barang milik
daerah setiap 5tahun sekali
2. Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan sensus barang milik daerah
33
3. Pengguna barang milik daerah menyampaikan hasil sensus barang milik
daerah kepada pengelola paling lambat 3 bulan setelah selesainya sensus
barang milik daerah
4. Pembantu pengelola barang milik daerah menghimpun hasil inventarisasi
barang milik daerah
Pasal 28
1. Kuasa pengguna menyusun laporan barang milik daerah semesteran dan
tahunan
2. Pembantu pengelola menghimpun laporan barang milik daerah semesteran
dan tahunan menjadi Laporan Barang Milik Daerah
3. Laporan Barang Milik Daerah yang telah disusun, digunakan sebagai bahan
untuk menyusun Neraca Pemerintah Daerah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Laporan Aset
Tetap (Laporan Barang Milik Daerah) merupakan laporan dari hasil sensus aset
tetap yang dimiliki pemerintah daerah, laporan aset tetap disusun oleh para
pengguna aset tetap daerah dan berdasarkan keberadaan serta bukti kepemilikan
dari aset tetap tersebut. Laporan aset tetap digunakan sebagai bahan dalam
meyusun neraca pemerintah daerah.
2.6 Keandalan Laporan Aset Tetap
Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan
bahwa Keandalan Laporan Aset Tetap merupakan laporan aset tetap yang
menyajikan informasi mengenai pengelolaan aset tetap daerah, informasi yang
34
disajikan dalam laporan aset tetap tersebut disajikan secara jujur sesuai fakta dan
bebas dari kesalahan material sehingga informasi yang disajikan dapat
bermanfaat.
2.7 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap terhadap
Keandalan Laporan Aset Tetap
Sistem Pengendalian Intern dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun
2008 pasal 1 (1) menyatakan bahwa :
“Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secra terus menerus oleh pimpinan dan
seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efesien, keandalan
pelaporan keuangan, pengaman aset negara dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan”.
Berdasarkan teori diatas menunjukkan bahwa dengan dengan
diterapkannya sistem pengendalian intern diharapkan dapat membantu
manajemen dalam melakukan pengelolaan yang efektif atas berbagai kegiatan
organisasi khusunya atas pengelolaan aset tetap serta dapat menghasilkan
informasi aset tetap yang andal yang disajikan dalam laporan aset tetap.
Keandalan laporan aset tetap sangat berpengaruh terhadap menyusunan laporan
keuangan pemerintah, jika laporan aset tetap dapat diandalkan maka laporan
keuangan pemerintah yang disajikan akan berkualitas.
35
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2016:38) menerangkan bahwa “Objek penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap dan Keandalan Laporan Aset Tetap
di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
3.1.1 Sejarah Kabupaten Bandung Barat
Sebelum terbitnya Undang-Undang Otonomi Daerah, pemekaran
kabupaten bandung sudah menjadi wacana. Saat itu gubernur Jawa Barat telah
mengeluarkan surat kepada Bupati Bandung untuk mengkaji rencana
pembentukan kabupatn baru. Usulan Gubernur waktu itu adalah pembentukan
Kabupaten padalarang yang mencakup Bandung Barat dan Kota Administratif
Cimahi.
Tuntutan pemekaran wilayah kabupaten Bandung, dilihat dari kondisi
geografis dan faktor lainnya oleh beberapa kalangan dinilai dapat dipahami.
Berdasarkan kondisi itulah pada tanggal 9 Agustus 1999 para tokoh masyarakat
Bandung Barat membentuk Forum Pendukung Percepatan Pemekaran Kabupaten
Bandung Barat yang dipimpin ketuanya Drs.H.Endang Anwar, setahun kemudian
terbentuk lagi Forum Peduli Bandung Barat dan Forum Pemuda Bandung Barat
36
yang kemudian berbagai LSM dan Forum bergabung dalam satu wadah yaitu
Komite Pembentukan Kabupaten Bandung Barat (KPKBB). KPKBB bersama
elemen masyarakat Bandung Barat mengawali upaya perjuangannya dengan
melaksanakan “Dekralasi Bersama” untuk terus berjuang agar Bandung Barat
menjadi daerah Otonom terpisah dari Kabupaten Bandung, di Ngamprah pada
tanggal 30 Agustus 2003.
Lahirnya Kabupaten Bandung Barat melalui pertimbangan dan proses
yang sangat panjang disamping memperhatikan aspirasi yang berkembang di
masyarkat. Aspirasi dan keinginan masyarakat itu dituangkan secara formal dalam
Surat Keputusan DPRD Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2004 tanggal 20
Agustus 2004 tentang Persetujuan DPRD Kabupaten Bandung terhadap
pembentukan Kabupaten Bandung Barat. Kemudian disusul dengan surat
Gubernur Jawa Barat kepada Menteri Dalam Negeri bernomor 135.1/1197/Desen
tertanggal 11 April 2005 perihal Usul Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di
Provinsi Jawa Barat, dan akhirnya ditetapkan berdasarkan Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Bandung Barat di
Provinsi Jawa Barat dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Ngamprah yang
disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 2 Januari.
Penjabat Sementara Bupati Bandung Barat Drs.H.Tjatja Kuswara
,SH.MH selesai menjalankan tugasnya pada tanggal 17 Juli 2008, Bupati dan
Wakil Bupati Bandung Barat pertama Drs.H.Abubakar M.Si dan Drs.Ernawan
Natasaputra hasil pemilihan langsung dilantik pada tanggal 17 juli 2008 oleh
Gubernur Jawa Barat H. Achmad Heriawan, Lc atas nama Presiden.
37
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten
Subang di sebelah barat dan utara, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi di
sebelah timur, serta Kabupaten Cianjur di sebelah barat dan timur. Kabupaten
Bandung Barat mewarisi sekitar 1,4 juta penduduk dari 42,9% wilayah lama
Kabupaten Bandung.
3.1.2 Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Visi dari Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat yakni sebagaimana
tertuang pada RPJMD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013-2018, yaitu :
“Mewujudkan Masyarakat yang Cerdas, Rasional, Maju, Agamis Dan Sehat
Berbasis pada pengembangan Dan Pemberdayaan Potensi Wilayah”.
Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, dirumuskan 6 (enam) Misi antara
lain, yaitu :
1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui kualitas birokrasi
dalam melayani masyarakat
2. Meningkatkan kualitas pelayanan prima dalam bidang pendidikan dan
kesehatan yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
3. Meningkatkan kemandirian dan daya saing ekonomi masyarakat, untuk
optimalisasi penyerapan tenaga kerja dan penanggulangan kemiskinan
4. Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan
lingkungan hidup melalui pembangunan berkelanjutan
5. Meningkatkan kesalehan dan modal sosial berdasarkan nilai agama dan
kearifan budaya lokal
38
6. Meningkatkan pemberdayaan pemerintahan dan masyarakat desa.
Misi memainkan peran yang menentukan dalam dinamika perubahan
lingkungan, sehingga pemerintah pada umumnya dan instansi pemerintah pada
khususnya, dapat bergerak maju menuju masa depan yang lebih baik. Visi dan
Misi Kabupaten Bandung Barat tersebut dapat tercapai apabila adanya
pemahaman dari berbagai unsur, baik aparatur pemerintah maupun masyarakat
Kabupaten Bandung Barat itu sendiri.
39
3.1.3 Struktur Organisasi, Wewenang dan Tanggungjawab Objek yang
diteliti
Sumber : Kabupaten Bandung Barat
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kabupaten Bandung Barat
BUPATI
WAKIL BUPATI DPRD
SEKRETARIAT
DAERAH
Dinas
1. Dinas Bina Marga
Sumber Daya Air dan
Pertambangan
2. Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang
3. Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil
4. Dinas Kesehatan
5. Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah
6. Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahrga
7. Dinas Perhubungan
Komunikasi dan
Informatika
8. Dinas Perindustrian
Perdagangan dan UMKM
9. Dinas Pertanian
Perkebunan dan
Kehutanan
10. Dinas Perternakan dan
Perikanan
11. Dinas Sosial Tenaga
Kerja
12. Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
Lembaga Teknis
1. Badan Kepegawaian
Daerah
2. Badan Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
dan Keluarga
Berencana
3. Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
4. Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
5. Badan Msyarakat dan
Pemerintah Desa
Kecamatan
1. Batujujar
2. Cihampelas
3. Cikalong Wetan
4. Cililin
5. Cipatat
6. Cipeundeuy
7. Cipongkor
8. Cisarua
9. Gunung Halu
10. Lembang
11. Ngamprah
12. Padalarang
13. Parompong
14. Rongga
15. Sindangkerta
16. Kecamatan Saguling
Kelurahan
SEKRETARIAT
DPRD
40
1. Bupati
Memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan pemerintah
daerah sesuai dengan kebijakan – kebijakan yang telah ditetapkan bersama
dengan DPRD tingkat Kabupaten. Bupati sebagai kepala daerah mempunyai
tugas adalah:
a) Mengajukan rancangan peraturan daerah
b) Menetapkan perturan daerah yang telah mendapat persetujuan bersama
DPRD
c) Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah
d) Mewakili daerahnya didalam dan diluar pengadilan, dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakili sesuai dengan perturan perundang – undangan
e) Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan
perundang – undangan
Sedangkan tugas wakil bupati adalah sebagai berikut.
a) Membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
b) Membantu kepala daerah dalam mengoordinasikan kegiatan instansi
vertikal di daerah, menindaklanjuti laporan dan atau temuan hasil
pengawasan aparat pengawas, melaksanakan pemberdayaan perempuan
dan pemuda, serta mengupayakan pengembangan dan pelestarian sosial
budaya dan lingkungan hidup.
c) Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten
dan atau kota bagi kepala daerah provinsi.
41
d) Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah
kecamatan, kelurahan dan atau desa bagi wakil kepala daerah
kabupaten/kota.
e) Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam
penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah.
f) Melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan
oleh kepala daerah.
Melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah
berhalangan
2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten
Merupakan lembaga perwakilan rakyat di tingkat kabupaten yang anggotanya
berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasrkan
hasil pemilu. Tugas dan wewenang DPRD adalah :
a) Menetapkan Bupati dan Wakil Bupati hasil pemilu
b) Membentuk peraturan daerah kabupaten bersama dengan bupati guna
mendapatkan persetujuan bersama
c) Penetapan APBD kabupaten bersama dengan Bupati
d) Mengawasi pelaksanaan peraturan daerah kabupaten maupun perundang –
undangan lainnya
e) Menampung serta menindaklanjuti aspirasi masyarakat
3. Sekretariat Daerah
Sekretariat daerah adalah staf kabupaten dipimpin oleh sekretaris daerah yang
bertugas membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan
42
mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Tugas pokok
sekretatiat daerah adalah membantu Bupati dalam melaksanakan tugas
penyelenggaraan administrasi pememrintahan, hukum, organisasi,
pengelolaan barang daeah, keuangan, kepegawaian umum dan pelaksanaan
tugas lain yang diberikan oleh bupati. Sekretaris Daerah membawahi 2 (dua)
orang Asisten, yaitu: Asisten Bidang Pemerintahan (Asisten I) dan Asisten
Bidang Umum (Asisten II). Asisten Bidang Pemerintahan membawahi 2
bagian yaitu Bagian Tata Pemerintahan dan Bagian hukum organisasi dan
tatalaksana Asisten Bidang Umum membawahi 3 bagian yaitu Bagian
Kepegawaian, Bagian Keuangan dan Bagian Umum.
4. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Merupakan unsur pelayanan DPRD kabupaten yang bertugas
menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD, menyelenggarakan
administrasi keuangan DPRD dan mendukung tugas dan fungsi DPR.
5. Dinas Daerah
Merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh kepala dinas.
Tugas pokok dinas daeah adalah menyelenggarakan kewenangan daerah dan
tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati
6. Lembaga Teknis Daerah
Merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam menyusun dan
melaksanakan kebijakan daerah yang sifatnya spesifik yang mempunyai tugas
membantu Bupati dalam penyelanggaran pemerintah kabupaten sesuai bidang
lingkup tugasnya
43
7. Kecamatan
Kecamatan merupakan bagian dari wilayah kabupaten yang dipimpin oleh
seorang camat. Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian
urusan otonomi daerah.
8. Kelurahan
Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah yang dipimpin oleh seorang lurah
yang memiliki tugas melaksanakan kegiatan pemerintah dtingkat kelurahan,
memberdayakan masyarakat, memberi pelayanan kepada masyarakat, dan
menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum
3.1.4 Satuan Kerja Perangkat Daerah
Satuan kerja perangkat daerah adalah perangkat daerah pada pemerintah
daerah selaku pengguna anggaran dan pengguna barang. Bupati dan wakilnya
tidak termasuk kedalam SKPD yang termasuk kedalam SKPD adalah Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas-dinas, Badan-badan, Inspektorat, Lembaga-
lembaga daerah yang bertanggunngjawab langsung kepada Kepala Daerah.
Pemrintah Kabupaten Bandung Barat mempunyai 12 Dinas, 5 Lembaga Teknis
Daerah dan 16 Kecamatan.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Metode Yang Digunakan
Pada bagian ini diuraikan tentang metode yang digunakan dalam
penelitian, termasuk penjelasan alasan yang mendasari penggunaan metode
tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif
44
verifikatif. Metode penelitian yang relevan perlu ditentukan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Menurut Sugiyono (2016:1) menyatakan bahwa “Metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data mengenai tujuan dan
kegunaan tertentu yang di dasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris
dan sistematis”.
Menurut Moh. Nazir (2013:54) menerangkan bahwa :
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki”.
Metode deskriptif digunakan untuk menjawab identifikasi masalah
pertama dan kedua, yaitu bagaimana pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
Aset Tetap pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dan bagaimana
Keandalan Laporan Aset Tetap pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung
Barat.
Menurut Moh. Nazir (2013:54), menyatakan “Metode penelitian
verifikatif adalah metode penelitian menguji kebenaran, dengan kata lain metode
verifikatif merupakan metode untuk proses pengujian hipotesis”.
Metode verifikatif digunakan untuk menjawab identifikasi masalah yang
ketiga, yaitu berapa besar pengaruh Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap
terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung
Barat.
45
3.2.2 Operasioanal Variabel
Dalam melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap,
maka penulis menentukan variabel yang terdiri dari variabel independen (X) dan
variabel dependen (Y).
Menurut Danang Sunyoto (2016:23) menerangkan bahwa “Variabel
penelitian merupakan petunjuk untuk mencari data maupun segala informasi di
lapangan, baik dengan menggunakan data sekunder, observasi maupun
pengumpulan data primer dengan menggunakan metode survei.”
Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator serta
skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian
hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan
judul penelitian mengenai Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap
Terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap.
Berdasarkan judul penelitian tersebut, maka ditentukan variabel :
1. Variabel Independen (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung oleh
variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel Independen yaitu
Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap dengan simbol X.
2. Variabel Dependen (Y) adalah variabel yang besar kecilnya tergantung pada
nilai variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat yaitu
Keandalan Laporan Aset Tetap dengan simbol Y.
46
Variabel-varibel tersebut dioperasionalisasikan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Opersioanal Variabel
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
No.
Pertanyaan
Skala
Sistem
Pengendalian
Intern Aset
Tetap ( X )
Peraturan
Pemerintah
Nomor 60 tahun
2008 dan
Peraturan
Pemerintah
Nomor 71 tahun
2010
Sistem Pengendalian
Intern adalah proses
yang integral pada
tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secra
terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh
pegawai untuk
memberikan
keyakinan memadai
atas tercapainya
tujuan organisasi
melalui kegiatan yang
efektif dan efesien,
keandalan pelaporan
keuangan, pengaman
aset negara dan
ketaatan terhadap
peraturan perundang-
undangan
Aset Tetap adalah
aset berwujud yang
memiliki masa
manfaat lebih dari 12
bulan untuk
digunakan dalam
kegiatan pemerintah
atau dimanfaatkan
oleh masyarakat
umum
1. Lingkungan
Pengendalian
2. Penilaian Risiko
3. Kegiatan
Pengendalian
4. Informasi dan
Komunikasi
5. Pengawasan
Pengendalian
Intern
(1), (2) dan
(3)
(4), (5) dan
(6)
(7), (8), (9),
(10), (11),
(12), (13),
(14) dan (15)
(16), (17) dan
(18)
(19), (20),
(21) dan (22)
O
R
D
I
N
A
L
Keandalan
Laporan Aset
Tetap ( Y )
Peraturan
Pemerintah
Nomor 71 tahun
2010
Andal yaitu informasi
dalam laporan
keuangan pemerintah
bebas dari pengertian
yang menyesatkan
dan kesalahan
material, menyajikan
setiap fakta secara
jujur, serta dapat
diverifikasi
1. Penyajian Jujur
2. Dapat
Diverifikasi
3. Netralitas
(1) dan (2)
(3) dan (4)
(5) dan (6)
O
R
D
I
N
A
L
47
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
3.2.3.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah termasuk kedalam jenis data
primer. Menurut Danang Sunyoto (2016:21) bahwa “Data Primer adalah data asli
yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitiannya
secara khusus”.
Penulis memperoleh data langsung dari pihak pertama yaitu kepada
pegawai pemerintah Kabupaten Bandung Barat di setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD).
3.2.3.2 Sumber Data
Dalam penganalisa masalah yang penulis temukan serta kumpulkan,
maka penulis menggunakan data kualitatif. Menurut Danang Sunyoto (2016:21)
menyatakan bahwa “Data kualitatif adalah data berupa variasi – variasi persepsi
dari para responden dengan berbagai skala yang diberlakukan untuk untuk
menentukan nilai dari suatu persepsi pilihan responden”.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang harus diuji kebenarannya, relevan, dan
lengkap, maka penulis melakukan penelitian lapangan (Field Research) dengan
teknik pengumpulan data secara langsung melalui Penyebaran Angket atau
Kuesioner yang disebarkan kepada responden untuk variabel X dan Y. Data
diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada para reponden yang berisi
48
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian yang sedang
dilakukakan.
Menurut Sugiyono (2015:216) menyatakan, “Kuesioner merupakan suatu
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya”.
Untuk menentukan skor pilihan jawaban angket menggunakan skala
Likert. Dikemukakan oleh Sugiyono (2015:165), bahwa “Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial”. Adapun skor untuk penilaian kuesioner adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Skor Penilaian Kuesioner
Kriteria Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
(Sugiyono, 2015:166)
3.2.5 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2015:129) menyatakan bahwa “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
kemudahan ditarik kesimpulannya”.
49
Populasi penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Bandung yang berada di lokasi Kantor Bupati Kabupaten Bandung
Barat, yang terdiri dari Dinas dan Lembaga Teknis Daerah.
Menurut Sugiyono (2015:130) menyatakan bahwa “Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Teknik penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah Simple
Random Sampling. Menurut Sugiyono (2015:139), menyatakan bahwa “Simple
Random Sampling adalah metode penarikan sampel dari populasi yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.
Populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Populasi Penelitian
No. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Jumlah
1. Badan Kepegawaian Daerah 3
2.
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana 3
3. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu 3
4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3
5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 3
6. Badan Masyarakat dan Pemerintah Desa 3
7. Dinas BinaMarga Sumber Daya Air dan Pertambangan 3
8. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang 3
9. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 3
10. Dinas Kesehatan 3
11. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah 3
12. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 3
13. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 3
14. Dinas Perindustrian Perdagangan dan UMKM 3
15. Dinas Petanian Perkebunan dan Kehutanan 3
16. Dinas Peternakan dan Perikanan 3
17. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3
18. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 3
Jumlah 54
50
Besarnya sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat keselahan yang diinginkan sebesar 5%. Adapun Rumus Slovin Menurut
Anwar Sanusi (2014:101) sebagai berikut :
n =
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
α = toleransi ketidaktelitian (dalam persen)
Pada penelitian ini, penulis menggunakan populasi sebanyak 54 orang
dengan perhitungan sebagai berikut :
n =
= 47,57
Atas dasar perhitungan tersebut, maka penulis menggunakan 48
responden (pembulatan dari 47,57) dari populasi sebanyak 54 orang.
3.2.6 Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk dapat menentukan bahwa data terjamin dan dapat dipercaya, maka
diperlukan pengujian terhadap kuesioner agar didapat data yang valid dan reliabel.
Untuk memudahkan dalam penghitungan uji validitas dan reliabilitas item
instrumen, penulis menggunakan bantuan program IBM SPSS Versi 20.
51
3.2.6.1 Uji Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui keakuratan dan
ketelitian anatara hasil pengukuran dari variabel yang diteliti kemudian
dibandingkan dengan teori yang ada. Menurut Sugiyono (2016:348), bahwa
“Hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti”.
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan
koefeisien korelasi Product Moment. Menurut Sugiyono (2016:228) menerangkan
bahwa “Korelasi Product Moment merupakan teknik korelasi yang digunakan
untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis dua variabel dan data yang
digunakan berbetuk interval atau rasio”.
Rumus yang digunakan menurut Sugiyono (2016:228) adalah :
√
Dimana :
r = Koefisien korelasi pearson antara item instrument yang
akan digunakan dengan variabel yang bersangkutan.
X= Skor total pertanyaan variabel X.
Y= Skor total pertanyaan variabel Y.
n= Jumlah respon
3.2.6.2 Uji Reliabilitas
Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya
(reliabel). Oleh karena itu digunakan uji reliabilitas untuk mengetahui ketepatan
52
nilai kuesioner, artinya instrumen penelitian bila diujikan pada kelompok yang
sama walaupun pada waktu yang berbeda hasilnya akan sama.
Pegujian reliabilitas dengan menggunakan teknik Alfa Cronbach.
Menurut Sugiyono (2016:365)
{
}
Dimana :
K = mean kuadrat antara subyek
= mean kuadrat kesalahan
= variasi total
Suatu variabel dinyatakan relaibel jika menghasilkan nilai Cronbach Alpha
> 0,60. Untuk mempermudah perhitungan peneliti menggunakan program SPSS
versi 20.
3.2.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menguji data
yang diperoleh dari hasil jawaban responden yang diterima melalui kuesioner.
Berikut penjelasan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini:
3.2.7.1 Analisis Deskriptif
Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menjawab identifikasi
masalah pertama dan kedua, yaitu bagaimana pelaksanaan Sistem Pengendalian
Intern Aset Tetap pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dan
bagaimana Keandalan Laporan Aset Tetap pada Pemerintah Daerah Kabupaten
53
Bandung Barat. Analisis deskriptif dilakukan melakui tabel distribusi frekuensi
dengan beberapa tahap sebagai berikut :
Interval diambil menggunakan skala likert. Skala likert adalah suatu skala
psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang
paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Dengan nilai tertinggi 5 dan
nilai terendah 1. Kemudian dilakukan perhitungan untuk menentukan interprestasi
skor sebagai berikut:
Jumlah responden adalah 48 orang, dan nilai skala pengukuran terbesar
adalah 5, sedangkan skala pengukuran terkecil adalah 1. Sehingga diperoleh
jumlah kumulatif terbesar adalah 48 X 5 = 240, dan jumlah kumulatif terkecil
adalah 48 X 1 = 48. Adapun nilai persentase terkecil adalah (48:240) x 100% =
20%
Maka Kategori Interpretasi skor dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.4 Kategori Interprestasi Skor
No. Hasil Perhitungan Kategori
1. 20% - 36% Sangat Tidak Baik / Sangat Tidak setuju
2. 37% - 52% Tidak Baik / Tidak Setuju
3. 53% - 68% Cukup Baik / Cukup Setuju
4. 69% - 84% Baik / Setuju
5. 85% - 100% Sangat Baik / Sangat Setuju
3.2.7.2 Analisis Regresi Linear Sederhana
Menurut Sugiyono (2016:261) dikemukakan bahwa “Regresi Linear
sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal antara variabel
independen dan variabel dependen”.
54
Persamaan umum regresi linear sederhana menurut Sugiyono (2016:261) :
Y = a + bx
Untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus menurut Sugiyono (2016:262):
Keterangan :
Y = Variabel dependen
X = Variabel independen
a = Nilai konstanta
b = Koefesien regresi
∑ = Jumlah
3.2.7.3 Analisis Korelasi
Menurut Riduwan (2015:74) bahwa “Korelasi Spearman Rank digunakan
untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat yang berskala ordinal.”
Untuk mengetahui besarnya keeratan hubungan antara pengaruh sistem
pengendalian intern aset tetap maka digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
rs = Nilai korelasi spearman rank
= Selisih setiap pasangan spearman rank
n = Jumlah pasangan untuk spearman rank
55
Untuk mengetahui keeratan korelasi, maka dapat dijelaskan sesuai dengan
kategori sebagai berikut :
Tabel 3.5 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
0,60 - 0,799 Kuat
0,40 - 0,599 Cukup Kuat
0,20 - 0,399 Rendah
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
Sumber : Riduwan, (2015:81)
3.2.7.4 Koefesien Determinasi
Untuk menyatakan besar kecilnya nilai variabel X terhadap variabel Y
dapat ditentukan dengan rumus Koefesien Determinasi sebagai berikut :
x 100%
(Riduwan, 2015:81)
Keterangan :
KP = Koefeisien Determinasi
r = Besarnya korelasi
3.2.8 Pengujian Hipotesis
Setelah didapatkan hasil perhitungan koefesien determinasi, maka perlu
diadakan pengujian terhadap keberadaan koefesien tersebut. Pengujian hipotesis
dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis statistik yang
akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan.
Penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
56
H0 : Tidak Terdapat Pengaruh Positif dari Sistem Pengendealian
Intern Aset Tetap Terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap
Ha : Terdapat Pengaruh Positif dari Sistem Pengendealian Intern Aset
Tetap Terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap
Berdasarkan hipotesis diatas, maka teknik pengujian hipotesis yang
digunakan adalah :
3.2.8.1 Pengujian Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji hubungan, yaitu untuk menguji apakah
makna hubungan variabel X terhadap variabel Y, maka hasil Korelasi Rank
Spearman tersebut diuji dengan menggunakan Uji t dengan rumus sebagai berikut:
√
√
(Riduwan, 2015:81)
Keterangan :
t hitung = nilai t
n = jumlah sampel
r = nilai koefisien korelasi
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah :
1. Ho ditolak, Ha diterima: apabila –t tabel ≥ -t hitung atau t hitung ≥ t tabel
2. Ho diterima, Ha ditolak: apabila –t tabel ˂ -t hitung atau t hitung ˂ t tabel
57
Kriteria uji hipotesis dengan menggunakan bantuan Software Statistical
Program Of Social Science (SPSS) versi 20 for windows, maka pengujian
dilakukan dengan menggunakan angka signifikansi atau Sig (0,05).
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Karakteristik Responden
Sampel yang diambil untuk menjadi responden dalam penelitian ini
adalah pegawai Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kabuaten
Bandung Barat sebanyak 48 orang. Responden tersebut terdiri dari Dinas dan
Lembaga Teknis Daerah. Analisis karakteristik responden digunakan untuk
memberikan gambaran responden, apakah dengan karakteristik yang berbeda-
beda mempunyai penilaian yang sama atau tidak.
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Jumlah
1. Badan Kepegawaian Daerah 2
2.
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana 2
3. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu 2
4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2
5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2
6. Badan Masyarakat dan Pemerintah Desa 2
7. Dinas BinaMarga Sumber Daya Air dan Pertambangan 3
8. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang 3
9. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 3
10. Dinas Kesehatan 3
11. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah 3
12. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 3
13. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 3
14. Dinas Perindustrian Perdagangan dan UMKM 3
15. Dinas Petanian Perkebunan dan Kehutanan 3
16. Dinas Peternakan dan Perikanan 3
17. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3
18. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 3
Jumlah 48
59
Terdapat 4 karakteristik responden yang dimasukkan dalam penelitian
ini, yaitu berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan dan lama bekerja. Untuk
memperjelas karakteristik responden yang dimaksud, maka disajikan tabel
mengenai responden seperti berikut :
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase %
1 Laki-Laki 33 68.8%
2 Perempuan 15 31,2%
Total 48 100%
Sumber: Data Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas reponden
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 33 orang dengan persentase 68,8%.
Sedangkan untuk responden berjenis kelamin perempuan lebih sedikit dari laki-
laki yaitu sebanyak 15 orang dengan persentase 31,2%.
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Persentase %
1 < 35 tahun 18 37,5%
2 36 – 40 tahun 15 31,2%
3 41 – 45 tahun 12 25%
4 46 – 50 tahun 3 6,25%
5 > 51 tahun 0 0
Total 48 100%
Sumber: Data Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat dari 48 responden yang mengisi
kuesioner terdiri dari 37,5% responden yang berusia kurang dari 35 tahun, 31,2%
60
responden yang berusia 36-40 tahun, 25% responden berusia 41-50 tahun, dan
6,25% responden yang berusia 46-50 tahun
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase %
1 Tamat SMA 3 6,3%
2 Diploma 4 8,3%
3 Strata 1 28 58,3%
4 Strata 2 13 27,1%
5 Strata 3 0 0
Total 48 100%
Sumber: Data Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui 6,3% pendidikan terakhir
responden adalah SMA dengan jumlah 3 orang. Untuk responden dengan
pendidikan terakhir Diploma berjumlah 4 orang, dengan persentase 8,3%. Serta
untuk responden dengan pendidikan terakhir S1 berjumlah 28 orang, dengan
persentase 58,3% dan untuk responden dengan pendidikan terakhir S2 berjumlah
13 orang, dengan persentase 27,1%.
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No Lama Bekerja Jumlah Peresntase %
1 < 10 tahun 22 45,8%
2 11 – 15 tahun 13 27,1%
3 16 – 20 tahun 7 14,6%
4 21 – 25 tahun 4 8,3%
5 > 26 tahun 2 4,2%
Total 48 100%
Sumber: Data Kuesioner
61
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui 45,8% responden dengan
lama bekerja kurang dari 10 tahun berjumlah 22 orang. Untuk lama bekerja 11 –
15 tahun berjumlah 13 orang dengan persentase 27,1%. Untuk responden dengan
lama bekerja 16 – 20 tahun berjumlah 7 orang dengan persentase 14,6%. Untuk
responden dengan lama kerja 21 - 25 tahun berjumlah 4 orang dengan persentase
8,3% dan responden dengan lama kerja lebih dari 26 tahun berjumlah 2 orang
dengan persentase 4,2%.
4.1.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
4.1.2.1 Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui keakuratan dan ketelitian
antara hasil pengukuran dari variabel yang diteliti kemudian dibandingkan dengan
teori yang ada. Jawaban yang diperoleh dari kuesioner kemudian dihitung masing-
masing item korelasinya.
Adapun jumlah kuesioner yang diperhitungkan adalah sebagai berikut:
a. Kuesioner yang disebarkan = 48 kuesioner
b. Kuesioner yang terkumpul = 48 kuesioner
c. Kuesioner yang diperhitungkan = 48 kuesioner
Uji validitas ini diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS
versi 20, namun sebelumnya dilakukan tabulasi dari hasil perhitungan skor
kuesioner agar lebih memudahkan melakukan perhitungan. Hasil yang diperoleh
dari perhitungan uji validitas menggunakan SPSS versi 20 untuk variabel X
(Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap) dengan ketentuan data akan dinyatakan
valid jika rhitung > rtabel, dimana rtabel sebesar 0,284 adalah sebagai berikut:
62
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap (X)
No Item rhitung rtabel Keterangan
1 0.590 0,284 Valid
2 0,571 0,284 Valid
3 0,511 0,284 Valid
4 0,559 0,284 Valid
5 0,439 0,284 Valid
6 0,427 0,284 Valid
7 0,527 0,284 Valid
8 0,535 0,284 Valid
9 0,425 0,284 Valid
10 0,533 0,284 Valid
11 0,479 0,284 Valid
12 0,419 0,284 Valid
13 0,560 0,284 Valid
14 0,587 0,284 Valid
15 0,585 0,284 Valid
16 0,383 0,284 Valid
17 0,405 0,284 Valid
18 0,583 0,284 Valid
19 0,442 0,284 Valid
20 0,404 0,284 Valid
21 0,623 0,284 Valid
22 0,480 0,284 Valid
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS Versi 20
Berdasarkan hasil pengujian validitas sistem pengendalian intern aset
tetap diatas menunjukkan dimana rhitung lebih besar dari rtabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa seluruh pernyataan kuesioner tersebut dinyatakan valid.
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Keandalan Laporan Aset Tetap
No Item rhitung rtabel Keterangan
1 0,664 0,284 Valid
2 0,610 0,284 Valid
3 0,613 0,284 Valid
4 0,725 0,284 Valid
5 0,731 0,284 Valid
6 0,684 0,284 Valid
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS Versi 20
63
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa dalam kuesioner penelitian
yang mengukur Keandalan Laporan Aset Tetap menunjukkan semua pernyataan
mempunyai korelasi yang signifikan karena mempunyai nilai rhitung > rtabel (0,284)
yang berarti pernyataan kuesioner tersebut Valid.
4.1.2.2 Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana jawaban
responden atas pertanyaan yang diberikan dapat dipercaya dan diandalkan.
Berikut hasil penelitian perhitungan Uji Reliabilitas terhadap setiap variabel:
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel rhitung rtabel Keterangan
X 0,853 0,600 Reliabel
Y 0,748 0,600 Reliabel
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS Versi 20
Dari hasil Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan
Reliabel sehingga data yang terkumpul dari kuesioner ini dapat digunakan untuk
analisis lebih lanjut.
4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab identifikasi masalah
pertama dan kedua, yaitu bagaimana pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
Aset Tetap pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dan bagaimana
Keandalan Laporan Aset Tetap pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung
Barat. Untuk menjawab identifikasi masalah dalam penelitian ini, pada mulanya
setiap jawaban dari responden diberi nilai berdasarkan skala likert kemudian
dilakukan perhitungan untuk menentukan interprestasi skor sebagai berikut:
64
Jumlah responden adalah 48 orang, dan nilai skala pengukuran terbesar
adalah 5, sedangkan skala pengukuran terkecil adalah 1. Sehingga diperoleh
jumlah kumulatif terbesar adalah 48 X 5 = 240, dan jumlah kumulatif terkecil
adalah 48 X 1 = 48. Adapun nilai persentase terkecil adalah (48:240) x 100% =
20%
Maka Kategori Interpretasi skor dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.9 Kategori Interpretasi Skor
No. Hasil Perhitungan Kategori
1. 20% - 36% Sangat Tidak Baik / Sangat Tidak setuju
2. 37% - 52% Tidak Baik / Tidak Setuju
3. 53% - 68% Cukup Baik / Cukup Setuju
4. 69% - 84% Baik / Setuju
5. 85% - 100% Sangat Baik / Sangat Setuju
Rata-rata persentase tanggapan responden mengenai variabel akan
disajikan dalam Garis Kontinum seperti pada gambar dibawah ini:
STB/STS
TB/TS
CB/CS
B/S
SB/SS
20% 37% 52% 68% 84% 100%
Gambar 4.1 Garis Kontinum
65
4.1.3.1 Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap
Pada penelitian ini Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intren Aset Tetap
diukur menggunakan 5 indikator yang dioperasionalisasikan menjadi 22
pernyataan. Berikut ini adalah tanggapan mengenai indikator-indikator Sistem
Pengendalian Intren Aset Tetap pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Tabel 4.10 Frekuensi Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap
Indikator Nomor Item Frekuensi Jawaban
Jumlah Skor
Total
Skor
Ideal %
1 2 3 4 5
Lingkungan
Pengendalian
1. Struktur
organisasi telah
menggambarkan
garis tanggung
jawab yang jelas
0 0 0 40 8 48 200 240 83,3%
2. Tingkat
pelaksanaan
prosedur
pengelolaan aset
tetap (barang
milik daerah)
dilengkapi uraian
tugas yang jelas
(Job Description)
0 0 1 35 12 48 203 240 84,56%
3. Petugas
pengelola aset
tetap daerah
memiliki
kompetensi dan
pengetahuan
untuk menyusun
laporan aset tetap
( Laporan Barang
Milik Daerah )
yang sesuai
dengan Undang –
Undang
0 0 1 28 19 48 210 240 87,50%
66
Penilaian
Risiko
4. Tujuan unit kerja
/ SKPD dapat
mengidentifikasi
dan menganalisis
risiko secara
spesifik, terukur,
realitas dan
terikat waktu
dalam aktivitas
pengelolaan aset
tetap
0 0 1 36 11 48 202 240 84,17%
5. Kebijakan
akuntansi
mendukung
penerapan sistem
dan prosedur
pemeliharaan
serta pengawasan
atas aset tetap
0 1 1 29 17 48 215 240 89,58%
6. Aset tetap
diasuransikan
dengan jumlah
pertanggungan
yang memadai
0 1 5 31 11 48 196 240 81,67%
Aktivitas
Pengendalian
7. Dilaksanakan nya
sistem otorisasi
atas transaksi dan
kejadian yang
berkenaan
dengan aset tetap
0 0 3 33 12 48 201 240 83,75%
8. Setiap anngaran
untuk perolehan
aset tetap setiap
SKPD yang
tercantum dalam
RAPBD telah
diotorisasi oleh
Kepala Daerah
0 0 4 30 14 48 202 240 84,17%
67
9. Setiap rencana
kebutuhan barang
milik daerah (aset
tetap) pada setiap
SKPD telah di
otorisasi oleh
Sekretaris
Daerah, sebelum
diotorisasi oleh
Kepala Daerah
0 0 6 24 18 48 204 240 85%
10. Bukti transaski
berupa berita
acara penerimaan
barang diotorisasi
oleh fungsi
penerimaan
0 0 8 31 9 48 193 240 80,42%
11. Rekapitulasi
buku induk
inventaisasi
diotorisasi oleh
pengelola
(Sekretaris
Daerah)
0 1 7 33 7 48 189 240 78,75%
12. Fungsi pemakai
aset tetap terpisah
dengan fungsi
akuntansi yang
mencatat aset
tetap
0 0 7 27 14 48 199 240 82,92%
13. Pencatatan atas
transaksi dan
kejadian yang
bersangkutan
dengan aset tetap
dilakukan secara
tepat waktu
0 2 4 25 17 48 201 240 83,75%
68
14. Setiap SKPD
melakukan
pencatatan atas
aset tetap yang
dimilikinya
kedalam kartu
aset tetap
0 3 7 25 13 48 189 240 78,75%
15. Setiap dokumen
atau surat yang
digunakan
bernomor urut
tercetak dan
pemakaiannya
dapat
dipertanggung
jawabkan
0 0 2 35 11 48 201 240 83,75%
Informasi
dan
Komunikasi
16. Saluran
komunikasi
intern membantu
pegawai
memahami
tanggungjawab
terhadap akivitas
pengelolaan aset
tetap
0 0 1 31 16 48 207 240 86,25%
17. Pemanfaatan
sistem informasi
dalam
pengeloaan aset
tetap,
diperbaharui
secara
berkelanjutan
0 0 2 26 20 48 210 240 87,50%
18. Informasi laporan
aset tetap
dijadikan
pedoman dalam
pengelolaan dan
mengendalikan
aset tetap
0 0 1 31 16 48 207 240 86,25%
69
Pengawasan
19. Membandingkan
antara informasi
dari aktivitas
pengelolaan aset
tetap dengan
informasi yang
dihasilkan
dengan Sistem
Informasi
Manajemn
Barang Daerah
0 0 2 34 12 48 202 240 84,17%
20. Dilakukannya
evaluasi terhadap
kegiatan sesnsus
barang milik
daerah (aset
tetap)
0 0 3 26 19 48 234 240 97,50%
21. Inventarisasi atas
aset tetap
dilaksanakan
secara berkala
dan sesuai
dengan prosedur
yang telah
ditentukan
0 0 1 31 16 48 207 240 86,25%
22. Dilakukannya
kodefikasi untuk
setiap aset tetap
milik pemerintah
daerah
0 0 1 22 25 48 216 240 90,00%
Rata - Rata 204 240 85,00%
Sumber: Hasil Kuesioner
Keterangan: a. Skor Ideal = n x 5 = 48 x 5 = 240
b. Persentase = (Skor total/skor ideal) x 100%
Dari tabel diatas, dapat terlihat bahwa skor terendah terdapat pada
pernyataan kuesioner nomor 11 dan 14 mengenai Rekapitulasi buku induk
inventarisasi diotorisasi oleh pengelola (Sekretaris Daerah) dan Setiap SKPD
melakukan pencatatan atas aset tetap yang dimilikinya kedalam kartu aset tetap
70
dengan persentase sebesar 78,75%. Rata-rata Persentase tanggapan responden
mengenai Variabel Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap sebesar 85%. Rata-rata
persentase tersebut kemudian dipetakan ke dalam garis kontinum sebagai berikut:
STB/STS
TB/TS
CB/CS
B/S
SB/SS
20% 36% 52% 68% 84% 100%
Gambar 4.2 Garis Kontinum Kategori Sistem Pengendalian Intern Aset
Tetap
Berdasarkan garis kontinum, dapat dilihat bahwa tingkat Sistem
Pengendalian Intern Aset Tetap berada pada kategori SB/SS. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap sudah
diterapkan dengan sangat baik.
4.1.3.2 Keandalan Laporan Aset Tetap
Pada penelitian ini Keandalan Laporan Aset Tetap diukur menggunakan
3 indikator yang dioperasionalisasikan menjadi 6 pernyataan. Berikut ini adalah
tanggapan mengenai indikator-indikator Keandalan Laporan Aset Tetap pada
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
85%
71
Tabel 4.11 Frekuensi Penilaian Keandalan Laporan Aset Tetap
Indikator Nomor Item Frekuensi Jawaban
Jumlah Skor
Total
Skor
Ideal %
1 2 3 4 5
Penyajian
Jujur
1. Informasi dalam
laporan aset
tetap telah
menggambarkan
secara jujur
semua transaksi
dan peristiwa
lainnya yang
berkaitan
dengan aset
tetap yang
seharusnya
disajikan
0 0 0 38 10 48 202 240 84,17%
2. Setiap informasi
dalam laporan
aset tetap
disertai dengan
penjelasan yang
rinci, sehingga
mencegah
kesalahan dalam
interpretasi
informasi
tersebut
0 0 0 36 12 48 204 240 85%
Dapat
Diverifika
si
1. Informasi dan
data mengenai
aset tetap yang
disajikan dalam
laporan aset
tetap sesuai
dengan
keberadaan fisik
aset tetap
tersebut
0 0 6 27 15 48 201 240 83,75%
2. Informasi dan
data yang
tercantum dalam
laporan aset
tetap telah
sesuai dengan
bukti - bukti
yang memadai
0 0 3 29 16 48 205 240 85,42%
72
Netral
3. Informasi yang
bersangkutan
dengan aset
tetap disajikan
secara objektif
dalam laporan
aset tetap
0 0 4 28 16 48 220 240 91,67%
4. Sistem
Informasi
Manajemen
Barang Milik
Daerah
mendukung
penyajian data
aset tetap secara
netralitas dalam
pengungkapan
0 0 3 30 15 48 219 240 91,25%
Rata – Rata 209 240 86,88%
Sumber: Hasil Kuesioner
Keterangan: a. Skor Ideal = n x 5 = 48 x 5 = 240
b. Persentase = (Skor total/skor ideal) x 100%
Dari tabel diatas, dapat terlihat bahwa skor terendah terdapat pada
pernyataan kuesioner nomor 3 mengenai informasi dan data mengenai aset tetap
yang disajikan dalam laporan aset tetap sesuai dengan keberadaan fisik aset tetap
tersebut sebesar 83,75 %. Rata-rata Persentase tanggapan responden mengenai
Variabel Penilaian Keandalan Laporan Aset Tetap sebesar 86,88%. Rata-rata
persentase tersebut kemudian dipetakan ke dalam garis kontinum sebagai berikut:
STB/STS
TB/TS
CB/CS
B/S
SB/SS
20% 36% 52% 68% 84% 100%
Gambar 4.3 Garis Kontinum Kategori Keandalan Laporan Aset Tetap
86,88%
73
Berdasarkan garis kontinum, dapat dilihat bahwa Keandalan Laporan
Aset Tetap berada pada kategori Sangat Baik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Laporan Aset Tetap dapat diandalkan.
4.1.4 Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur seberapa
besar pengaruh sistem pengendalian intern aset tetap terhadap keandalan laporan
aset tetap pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Analisis regresi yang
digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Hasil dari perhitungan didapat
dengan menggunakan program SPSS versi 22 (Statistic Program for Social
Science). Adapun hasil yang didapat adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,748 3,148 ,238 ,813
SISTEM PENGENDALIAN INTERN ASET TETAP
,265 ,034 ,757 7,848 ,000
a. Dependent Variable: KEANDALAN LAPORAN ASET TETAP
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS Versi 20
Untuk memastikan hasil perhitungan SPSS, maka dilakukan perhitungan
manual sebagai berikut :
Y = 0,748 + 0,265X
74
Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:
1. Konstanta (α) sebesar 0,748, jika Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap (X)
bernilai 0 maka Keandalan Laporan Aset Tetap adalah sebesar 0,74%.
2. Koefisien regresi (b) sebesar 0,265, hal ini menunjukkan bahwa setiap
penambahan tingkat Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap sebesar 1% maka
Keandalan Laporan Aset Tetap meningkat 0,265%.
4.1.5 Analisis Rank Spearman
Untuk mengukur seberapa kuat hubungan Sistem Pengendalian Intern
Aset Tetap terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap maka alat analisis yang
digunakan adalah koefisien korelasi Rank Spearman yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya. Untuk menginterpretasikan kuat atau lemahnya hasil
75
perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman (rs), maka pengolahan data
penelitian melalui kuesioner digunakan bantuan program SPSS Versi 20 (Statistic
Program for Social Science). Adapun hasil yang didapat adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Rank Spearman Correlations
Rank of SISTEM PENGENDALIAN INTERN
ASET TETAP_X by KEANDALAN_Y
Rank of KEANDALAN LAPORAN ASET
TETAP_Y by SISTEM PENGENDALIAN
INTERN ASET TETAP
Spearman's rho SISTEM PENGENDALIAN INTERN ASET TETAP_X
Correlation Coefficient
1,000 .590**
Sig. (2-tailed) ,000
N 48 48
KEANDALAN LAPORAN ASET TETAP_Y
Correlation Coefficient
.590** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000
N 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS Versi 20
Untuk memastikan hasil perhitungan SPSS, maka dilakukan perhitungan
manual sebagai berikut :
Berdasarkan tabel atas, dapat dilihat hasil pengujian koefisien korelasi
rank spearman menunjukkan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,590
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara Sistem
Pengendalian Intern Aset Tetap dengan Keandalan Laporan Aset Tetap pada
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
76
4.1.6 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (KP) merupakan kuadrat dari koefisien korelasi
(R) atau disebut juga sebagai R-Square. Koefisien determinasi digunakan untuk
menjawab identifikasi masalah ketiga yaitu untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh sistem pengendalian intern aset tetap terhadap keandalan laporan aset
tetap. Dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil koefisien determinasu sebagai
berikut:
Tabel 4.14 Koefesien Determinasi Model Summary
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .590a ,348 ,334 11,42594 ,348 24,562 1 46 ,000
a. Predictors: (Constant), RX
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS Versi 20
Untuk memastikan hasil perhitungan SPSS, maka dilakukan perhitungan
manual, Koefesien Determinasi dihitung dengan rumus :
KP = 0,5902
X 100%
= 0,348 X 100%
KP = 34,8%
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa besarnya pengaruh sistem
pengendalian intern aset tetap terhadap keandalan laporan aset tetap adalah
sebesar 34,8%, dan sisanya 65,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
77
4.1.7 Pengujian Hipotesis
4.1.7.1 Uji T
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk mencari thitung.
Jenis hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis asosiatif (pengaruh) dengan
populasi atau sampel yang digunakan sebanyak 48 responden, sehigga koefisien
korelasi Rank Spearman langsung dibandingkan dengan nilai kritis dari ttabel
derajat kesalahan 5% (α = 0.05). Pengujian hipotesis dengan uji t ini digunakan
untuk pengujian signifikasi korelasi dimana dua atau lebih variabel independen
berhubungan secara parsial (tidak bersamaan). Kriteria untuk menentukan
diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Apabila thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak terdapat
pengaruh yang signifikan)
2. Apabila thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima (terdapat
pengaruh yang signifikan)
Dalam melakukan pengujian nilai t diatas, pengolahan data penelitian
melalui kuesioner menggunakan bantuan program SPSS Version 20, adapun hasil
pengolahan datanya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji t Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 10,045 3,351 2,998 ,004
SISTEM PENGENDALIAN INTERN ASET TETAP_X
,590 ,119 ,590 4,956 ,000
a. Dependent Variable: Keandalan Laporan Aset Tetap_Y
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS Versi 20
78
Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji t dengan rumus seperti berikut:
√
√
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui t-hitung sebesar 4,955
dengan nilai t-tabel sebesar 1,6786 artinya t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,955
> 1,6786), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang
signifikan Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap (X) terhadap Keandalan
Laporan Aset Tetap (Y).
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap Terhadap
Keandalan Laporan Aset Tetap
Dari hasil uji regresi diperoleh hasil yang mengungkapkan bahwa Sistem
Pengendalian Intern Aset Tetap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Keandalan Laporan Aset Tetap dengan nilai determinasi sebesar 0,348 atau
(34,8%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel independen
Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap (X) terhadap variabel dependen Keandalan
Laporan Aset Tetap (Y) sebesar 34,8%, sedangkan sisanya sebesar 65,2%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini,
diantaranya perubahan regulasi pemerintah secara global, kemapuan sumber daya
manusia dalam memahami perubahan teknologi yang menunjang terhadap
kegiatan operasional dan budaya organisasi.
79
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis untuk sistem
pengendalian intern aset tetap mempunyai pengaruh terhadap keandalan laporan
aset tetap pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Adapun hal-hal yang
mendasari adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif secara kesuluruhan pada variabel X
(Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap), menunjukkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Bandung Barat termasuk kedalam kategori Sangat Baik dengan
rata-rata persentase penilaian 85%. Artinya sistem pengendalian intern aset
tetap secara umum telah diterapkan dengan sangat baik, tetapi dalam
pelaksanaanya terdapat beberapa kelemahan, kelemahan yang ditemukan
dalam penerapan sistem pengendalian intern aset tetap adalah adanya
beberapa rekapitulasi buku induk inventarisasi yang belum diotorisasi oleh
pengelola (Sekretaris Daerah) dan setiap SKPD belum melakukan pencatatan
yang baik atas aset tetap yang dimilikinya kedalam kartu aset tetap dengan
persentase sebesar 78,75%.
2. Berdasarkan hasil analisis deskriptif secara kesuluruhan pada variabel Y
(Keandalan Laporan Aset Tetap), menunjukkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Bandung Barat berada pada kategori Sangat Baik dengan rata-rata
persentase sebesar 86,88%. Artinya laporan atas aset tetap pemerintah daerah
80
dapat diandalkan dan telah sesuai dengan unsur-unsur keandalan. Meskipun
laporan aset tetap dapat diandalkan, tetapi masih terdapat kelemahan atau
hambatan yang mempengaruhi keandalan dari laporan aset tetap yaitu
informasi dan data mengenai beberapa aset tetap milik pemerintah daerah
Kabupaten Bandung Barat yang disajikan dalam laporan aset tetap tidak
sesuai dengan keberadaan fisiknya sebesar 83,75%, aset tetap tersebut berupa
kendaraan yang digunakan dalam kegiatan operasional.
3. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi diperoleh nilai sebesar 0,590 sehingga
dapat dikatakan bahwa korelasi antara Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Aset Tetap terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap pada Kabupaten
Bandung Barat memiliki hubungan yang cukup kuat, sedangkan
hubungannya adalah positif yang ditunjukkan oleh persamaan Y = 0,748 +
0,265x. Hasil perhitungan analisis koefisien determinasi (KP) Sistem
Pengendalian Intern Aset Tetap terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap
menunjukkan kontribusi sebesar 34,8% dan sisanya sebesar 65,2%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan pengujian hipotesis dapat diketahui
bahwa nilai thitung > t tabel yaitu sebesar 4,955 > 1,6786 maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan yaitu “Adanya Pengaruh Sistem
Pengendalian Intern Aset Tetap terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap pada
pada Kabupaten Bandung Barat” dapat diterima.
81
5.2 Saran
1. Bagi pihak pemerintah kabupaten bandung barat
Berdasarkan jawaban responden atas Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap,
nilai yang terendah diperoleh oleh kuesioner dengan pernyataan “Rekapitulasi
buku induk inventarisasi diotorisasi oleh pengelola (Sekretaris Daerah) dan
setiap SKPD melakukan pencatatan atas aset tetap yang dimilikinya kedalam
kartu aset tetap” mendapat jawaban yang paling rendah dengan persentase
sebesar 78,75%. Untuk memperbaiki kelemahan implementasi tersebut
penulis menyarankan supaya sosialisasi seperti di ingatkan secara berkala
kepada setiap SKPD untuk segera di otorisasi buku induk inventarisasi dan
mencatat langsung kedalam kartu aset tetap setiap aset tetap yang dimilikinya
selain itu perlu adanya sanksi tegas jika hal tersebut tidak dilaksanakan
dengan baik.
Hasil dari jawaban responden atas Keandalan Laporan Aset Tetap nilai yang
terendah diperoleh oleh kuesioner dengan pernyataan “Informasi dan data
mengenai aset tetap yang disajikan dalam laporan aset tetap sesuai dengan
keberadaan fisik aset tetap tersebut” mendapat jawaban yang paling rendah
sebesar 83,75%. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut penulis
menyarankan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang
keuangan atau aset supaya dapat menyajikan laporan aset tetap yang objektif
sesuai dengan keberadaan fisik aset tetap tesebut.
82
2. Bagi pegawai Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Sosialisasi dan penerapan sistem pengendalian intern aset tetap lebih
ditingkatkan sehingga seluruh aparat pemerintah dapat memahami dan
menerapkannya dengan baik
3. Bagi peneliti selanjutnya
Dalam penelitian ini penulis hanya meniliti mengenai Sistem Pengendalian
Intern Aset Tetap yang mempengaruhi Keandalan Laporan Aset Tetap. Oleh
karena itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan mengganti atau
menambah variabel lain
79
83
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Sanusi. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis.Jakarta : Salem ba empat
Azhar, Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya
Danang, Sunyoto. 2016. Metode Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika
Aditama.
Dwi, Martini, Sylvia Veronica, Ratna Wardhani, Aria Faramita, Edward
Tanujaya. 2012. Akuntansi Keuangan Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba
Empat
Indra, Bastian. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik.. Jakarta : Salemba Empat
Lam, Nelson. 2014. Akuntansi Keungan Perspektif IFRS. Alih bahasa : Taufik
Arifin. Jakarta: Salemba Empat.
Mardiasmo.2012. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi Ofset
Mardiasmo. 2016. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta :
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Moch, Nazir. 2013. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Mulyadi.2016. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Riduwan. 2015. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tim Penyusun, 2016. Buku Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi.
Bandung: STIE INABA
______,Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006. Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta.
______,Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007.Pedoman Teknik
Pengelolaan Barang Milik Daerah. Jakarta.
______,Pearturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010. Standar Akuntansi
Pemerintah. Jakarta.
84
______,Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008. Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Jakarta.
Sumber Internet :
Ade Suherman, 2011. Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap Pada
PDAM Tirta Anom Banjar.Jurnal Akuntansi Vol. 3 No. 1. 23 Oktober
2016
Anggraeni S. Madjham dkk., 2010. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupten Gorontalo
Utara. Jurnal Akuntansi Vol. 2 No. 1. 23 Oktober 2016
Monika S. Kolinug dkk., 2015. Analisis Pengelolaan Aset Tetap Pada Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tomohon.
Jurnal Akuntansi Vol 4 No. 5. 26 Oktober 2016
Reni Yendrawati, 2013. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern dan Kapasitas
Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal
Akuntansi Vol 7 No. 10. 26 Oktober 2016
Tantriani Sukmaningrum dan Puji Harto., 2011, Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Semarang.
Jurnal Akuntansi Vol 15 No. 6. 26 Oktober 2016
http://www.bpk.go.id/ihps
http://jabar.pojoksatu.id/bandung/2016/06/10/masalah-aset-kabupaten-bandung-barat-sulit-raih-
wtp/)
http://www.bandungbaratkab.go.id/
84
85
Lampiran 1. Biodata Penulis
1. Nama : Thessa Putri Anzani Indra
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Bandung, 27 Juni 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. No. Telp : 0899-030-1917
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Ters. Cibaduyut Gang Sindang Palay
No. 91 RT/RW 04/09, Desa Cangkuang
Kulon, Kec. Dayeuhkolot, Bandung 40239
7. Pendidikan :
a. 2001 – 2007 SDN Cangkuang II Bandung
b. 2007 – 2010 SMPN 2 Margahayu Bandung
c. 2010 - 2013 SMAN 1 Margaasih Bandung
8. Nama OrangTua :
a. Ayah : Indra Kurnaedi
b. Ibu : Karminah
9. Alamat OrangTua : Jl. Ters. Cibaduyut Gang Sindang Palay
No. 91 RT/RW 04/09, Desa Cangkuang
Kulon, Kec. Dayeuhkolot, Bandung 40239
Demikian biodata ini penulis buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.
Bandung, Februari 2017
Thessa Putri Anzani Indra
86
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
KUESIONER
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Karyawan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Di Tempat
Dengan Hormat,
Sebelumnya ijinkan saya memperkenalkan diri:
Nama : Thessa Putri Anzani Indra
NIM : 01113111
Jurusan : Akuntansi
Dalam rangka menyelesaikan skripsi pada program Sarjana Akuntansi
STIE INABA Bandung, maka peniliti mempunyai kewajiban untuk melakukan
penelitian. Sehubungan dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan dalam
rangka penulisan skripsi, maka peneliti memohon kesedian Bapak/Ibu untuk
menjadi responden penelitian dengan mengisi kuesioner dan memilih jawaban
pada kolom yang telah disediakan.
Jawaban dari kuesioner ini akan peneliti gunakan sebagai keperluan untuk
menyusun skripsi yang berjuduk, “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Aset
Tetap terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap”, maka untuk itu pengisian
kuesioner ini mohon diisi seobjektif mungkin. Benar atau salahnya jawaban and
hanya akan berlaku dalam penelitian ini saja. Seluruh isi jawaban anda akan
terjaga kerahasiannya.
Hormat Saya
Thessa Putri Anzani Indra
(Peneliti)
87
KUESIONER
A. IDENTITAS RESPONDEN:
1. Nama :
2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Umur : < 35 Tahun 36 – 40 Tahun
41– 45 Tahun 46 – 50 Tahun
> 5 > 51 Tahun
4. Pendidikan : Tamat SMA Diploma
Strata 1 Strata 2
Strata 3
5. Lama Bekerja : < 10 Tahun 11 – 15 Tahun
16 – 20 Tahun 21 – 25 Tahun
˃ 26 Tahun
B. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Terdapat 2 bagian pada kuesioner ini, yaitu bagian A merupakan kuesioner berisikan
pernyataan untuk variabel independen (Variabel X) yaitu Sistem Pengendalian Intern
Aset Tetap dan bagian B (Variabel Y) yaitu Keandalan Laporan Aset Tetap
2. Setiap butir pernyataan dan alternatif jawaban harap dibaca teliti.
3. Cara pengisian :
a. Identitas responden diisi sesuai dengan keadaan responden.
b. Isilah salah satu alternatif jawaban yang telah tersedia dengan tanda checklist (√),
satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban yang tepat.
Keterangan Jawaban :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Kuesioner
Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap Terhadap Keandalan Laporan Aset Tetap
88
Bagian A : Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap (X)
No. Pertanyaan Jawaban
STS TS KS S SS
Lingkungan Pengendalian
1. Struktur organisasi telah
menggambarkan garis tanggung
jawab yang jelas
2. Tingkat pelaksanaan prosedur
pengelolaan aset tetap (barang
milik daerah) dilengkapi uraian
tugas yang jelas (Job Description)
3. Petugas pengelola aset tetap daerah
memiliki kompetensi dan
pengetahuan untuk menyusun
laporan aset tetap ( Laporan Barang
Milik Daerah ) yang sesuai dengan
Undang – Undang
Penilaian Risiko
4. Tujuan unit kerja / SKPD dapat
mengidentifikasi dan menganalisis
risiko secara spesifik, terukur,
realitas dan terikat waktu dalam
aktivitas pengelolaan aset tetap
5. Kebijakan akuntansi mendukung
penerapan sistem dan prosedur
pemeliharaan serta pengawasan
atas aset tetap
6. Aset tetap diasuransikan dengan
jumlah pertanggungan yang
memadai
Aktivitas Pengendalian
7. Dilaksanakannya sistem otorisasi
atas transaksi dan kejadian yang
berkenaan dengan aset tetap
8. Setiap anngaran untuk perolehan
aset tetap setiap SKPD yang
tercantum dalam RAPBD telah
diotorisasi oleh Kepala Daerah
9. Setiap rencana kebutuhan barang
milik daerah (aset tetap) pada setiap
SKPD telah di otorisasi oleh
Sekretaris Daerah, sebelum
diotorisasi oleh Kepala Daerah
89
10. Bukti transaski berupa berita acara
penerimaan barang diotorisasi oleh
fungsi penerimaan
11. Rekapitulasi buku induk
inventaisasi diotorisasi oleh
pengelola (Sekretaris Daerah)
12. Fungsi pemakai aset tetap terpisah
dengan fungsi akuntansi yang
mencatat aset tetap
13. Pencatatan atas transaksi dan
kejadian yang bersangkutan dengan
aset tetap dilakukan secara tepat
waktu
14. Setiap SKPD melakukan
pencatatan atas aset tetap yang
dimilikinya kedalam kartu aset
tetap
15. Setiap dokumen atau surat yang
digunakan bernomor urut tercetak
dan pemakaiannya dapat
dipertanggung jawabkan
Informasi dan Komunikasi
16. Saluran komunikasi intern
membantu pegawai memahami
tanggungjawab terhadap akivitas
pengelolaan aset tetap
17. Pemanfaatan sistem informasi
dalam pengeloaan aset tetap,
diperbaharui secara berkelanjutan
18. Informasi laporan aset tetap
dijadikan pedoman dalam
pengelolaan dan mengendalikan
aset tetap
Pengawasan
19. Membandingkan antara informasi
dari aktivitas pengelolaan aset tetap
dengan informasi yang dihasilkan
dengan Sistem Informasi
Manajemen Barang Daerah
20. Dilakukannya evaluasi terhadap
kegiatan sesnsus barang milik
daerah (aset tetap)
21. Inventarisasi atas aset tetap
dilaksanakan secara berkala dan
sesuai dengan prosedur yang telah
90
ditentukan
22. Dilakukannya kodefikasi untuk
setiap aset tetap milik pemerintah
daerah
Bagian B : Keandalan Laporan Aset Tetap (Y)
No. Pertanyaan Jawaban
STS TS KS S SS
Penyajian Jujur
1. Informasi dalam laporan aset tetap
telah menggambarkan secara jujur
semua transaksi dan peristiwa
lainnya yang berkaitan dengan aset
tetap yang seharusnya disajikan
2. Setiap informasi dalam laporan aset
tetap disertai dengan penjelasan
yang rinci, sehingga mencegah
kesalahan dalam interpretasi
informasi tersebut
Dapat diverifikasi
3. Informasi dan data mengenai aset
tetap yang disajikan dalam laporan
aset tetap sesuai dengan keberadaan
fisik aset tetap tersebut
4. Informasi dan data yang tercantum
dalam laporan aset tetap telah
sesuai dengan bukti - bukti yang
memadai
Netral
5. Informasi yang bersangkutan
dengan aset tetap disajikan secara
objektif dalam laporan aset tetap
6. Sistem Informasi Manajemen
Barang Milik Daerah mendukung
penyajian data aset tetap secara
netralitas dalam pengungkapan
91
Lampiran 3. Hasil Tabulasi Data Kuesioner
a. Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap (X)
No
resp.
Pernyataan
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 95
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 110
3 4 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 91
4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 3 5 4 5 89
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 92
6 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 5 98
7 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 97
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 85
10 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90
11 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 93
12 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 91
13 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 103
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 108
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 4 4 5 89
16 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 96
17 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 3 3 4 4 4 5 5 3 4 5 5 91
18 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 98
19 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 91
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 88
21 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 98
22 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90
23 4 4 4 3 3 4 5 4 4 5 5 5 2 4 4 4 5 4 4 3 4 5 89
24 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 85
25 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 3 4 2 4 5 3 4 4 5 3 3 86
26 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 96
27 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 93
28 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 5 5 4 3 5 5 4 4 5 5 5 93
29 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90
30 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90
31 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 3 3 5 5 4 4 4 5 5 97
32 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 98
33 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 93
34 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 91
35 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 96
36 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 92
37 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 90
38 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 101
92
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 110
41 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 99
42 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86
43 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 84
44 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
45 4 4 4 4 5 3 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90
46 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 96
47 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 88
48 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 88
93
b. Keandalan Laporan Aset Tetap (Y)
No
Responden
Pertanyaan Jumlah
1 2 3 4 5 6
1 4 4 5 5 5 5 28
2 5 5 5 5 5 5 30
3 4 4 3 5 4 5 25
4 5 4 4 4 5 4 26
5 5 4 3 4 5 5 26
6 4 4 4 4 4 4 24
7 4 4 4 5 3 4 24
8 4 4 4 4 4 4 24
9 4 3 4 4 4 4 23
10 4 4 5 5 4 4 26
11 4 4 3 3 5 4 23
12 4 4 4 4 4 4 24
13 5 4 5 5 5 5 29
14 5 5 5 5 5 5 30
15 4 5 4 4 5 5 27
16 4 5 4 5 5 4 27
17 4 4 4 4 4 4 24
18 5 5 5 5 5 5 30
19 4 5 4 3 4 4 24
20 4 4 4 4 4 4 24
21 4 4 4 4 5 5 26
22 4 4 4 4 4 4 24
23 5 5 5 4 3 3 25
24 4 4 4 4 4 4 24
25 4 3 5 4 3 4 23
26 4 4 4 4 4 5 25
27 4 4 4 4 4 4 24
28 5 5 4 4 4 4 26
29 4 3 4 4 3 4 22
30 4 4 4 4 4 4 24
31 4 4 3 4 4 4 23
32 4 4 5 5 5 4 27
33 4 5 3 4 4 5 25
34 4 5 5 4 4 4 26
35 4 4 5 4 4 4 25
36 4 4 4 5 4 4 25
37 4 4 5 5 4 4 26
38 4 4 4 5 5 5 27
39 4 4 4 4 4 4 24
40 5 5 5 5 5 5 30
94
41 5 5 5 5 5 5 30
42 4 4 4 4 4 4 24
43 4 4 4 4 4 4 24
44 4 4 3 3 4 4 22
45 4 4 4 4 4 4 24
46 4 4 5 5 5 5 28
47 4 4 4 4 4 4 24
48 4 4 4 4 4 4 24
c. Hasil Perhitungan Rank
No
Responden X Y Rank X Rank Y d d
2
1 95 28 32 41 -9 81
2 110 30 47 44 3 9
3 91 25 21 24 -3 9
4 89 26 12 30 -18 324
5 92 26 26 31 -5 25
6 98 24 39 7 32 1024
7 97 24 37 8 29 841
8 86 24 5 9 -4 16
9 85 23 3 3 0 0
10 90 26 15 32 -17 289
11 93 23 28 4 24 576
12 91 24 22 10 12 144
13 103 29 45 43 2 4
14 108 30 46 45 1 1
15 89 27 13 37 -24 576
16 96 27 33 38 -5 25
17 91 24 23 11 12 144
18 98 30 40 46 -6 36
19 91 24 24 12 12 144
20 88 24 8 13 -5 25
21 98 26 41 33 8 64
22 90 24 16 14 2 4
23 89 25 14 25 -11 121
24 85 24 4 15 -11 121
25 86 23 6 5 1 1
26 96 25 34 26 8 64
27 93 24 29 16 13 169
28 93 26 30 34 -4 16
29 90 22 17 1 16 256
30 90 24 18 17 1 1
31 97 23 38 6 32 1024
95
32 98 27 42 39 3 9
33 93 25 31 27 4 16
34 91 26 25 35 -10 100
35 96 25 35 28 7 49
36 92 25 27 29 -2 4
37 90 26 19 36 -17 289
38 101 27 44 40 4 16
39 88 24 9 18 -9 81
40 110 30 48 47 1 1
41 99 30 43 48 -5 25
42 86 24 7 19 -12 144
43 84 24 1 20 -19 361
44 84 22 2 2 0 0
45 90 24 20 21 -1 1
46 96 28 36 42 -6 36
47 88 24 10 22 -12 144
48 88 24 11 23 -12 144
Total 7554
d. Hasil Perhitungan Regresi Linear Sederhana
No Resp X Y Xy x2 y
2
1 95 28 2660 9025 784
2 110 30 3300 12100 900
3 91 25 2275 8281 625
4 89 26 2314 7921 676
5 92 26 2392 8464 676
6 98 24 2352 9604 576
7 97 24 2328 9409 576
8 86 24 2064 7396 576
9 85 23 1955 7225 529
10 90 26 2340 8100 676
11 93 23 2139 8649 529
12 91 24 2184 8281 576
13 103 29 2987 10609 841
14 108 30 3240 11664 900
15 89 27 2403 7921 729
16 96 27 2592 9216 729
17 91 24 2184 8281 576
18 98 30 2940 9604 900
19 91 24 2184 8281 576
20 88 24 2112 7744 576
21 98 26 2548 9604 676
22 90 24 2160 8100 576
96
23 89 25 2225 7921 625
24 85 24 2040 7225 576
25 86 23 1978 7396 529
26 96 25 2400 9216 625
27 93 24 2232 8649 576
28 93 26 2418 8649 676
29 90 22 1980 8100 484
30 90 24 2160 8100 576
31 97 23 2231 9409 529
32 98 27 2646 9604 729
33 93 25 2325 8649 625
34 91 26 2366 8281 676
35 96 25 2400 9216 625
36 92 25 2300 8464 625
37 90 26 2340 8100 676
38 101 27 2727 10201 729
39 88 24 2112 7744 576
40 110 30 3300 12100 900
41 99 30 2970 9801 900
42 86 24 2064 7396 576
43 84 24 2016 7056 576
44 84 22 1848 7056 484
45 90 24 2160 8100 576
46 96 28 2688 9216 784
47 88 24 2112 7744 576
48 88 24 2112 7744 576
Total 4462 1219 113803 416616 31183
97
X_1 X_2 X_3 X_4 X_5 X_6 X_7 X_8 X_9 X_10 X_11 X_12 X_13 X_14 X_15 X_16 X_17 X_18 X_19 X_20 X_21 X_22
SISTEM
PENGENDA
LIAN
INTERN
ASET
TETAP
Pearson
Correlation
1 .549**
.368*
.367* ,207 ,104 ,234 .290
* ,141 .432**
.295* ,057 ,234 .317
*.364
* ,231 ,249 ,231 ,228 ,272 .336*
.346*
.590**
Sig. (2-tailed) ,000 ,010 ,010 ,157 ,481 ,109 ,046 ,338 ,002 ,042 ,701 ,109 ,028 ,011 ,115 ,088 ,115 ,120 ,062 ,020 ,016 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
.549** 1 .736
**.360
* ,143 ,142 .328*
.357* ,221 .477
**.302
* -,030 ,173 ,181 ,183 ,237 ,167 .402** ,161 ,118 ,237 ,155 .571
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,012 ,334 ,337 ,023 ,013 ,131 ,001 ,037 ,841 ,239 ,219 ,213 ,104 ,257 ,005 ,275 ,423 ,104 ,293 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
.368*
.736** 1 .371
** ,178 ,155 ,198 .293* ,150 .508
** ,243 ,023 ,243 ,123 ,214 ,264 ,088 .343* ,099 ,135 ,029 ,073 .511
**
Sig. (2-tailed) ,010 ,000 ,009 ,225 ,293 ,178 ,044 ,309 ,000 ,096 ,876 ,096 ,404 ,143 ,070 ,552 ,017 ,501 ,362 ,843 ,620 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
.367*
.360*
.371** 1 .456
**.370
** ,011 ,073 ,104 ,215 ,106 ,038 .372** ,265 .295
* ,260 ,183 .441**
.360*
.285*
.351* ,085 .559
**
Sig. (2-tailed) ,010 ,012 ,009 ,001 ,010 ,941 ,622 ,482 ,142 ,472 ,795 ,009 ,069 ,042 ,074 ,213 ,002 ,012 ,049 ,015 ,566 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
,207 ,143 ,178 .456** 1 ,151 ,089 ,183 ,180 ,041 ,200 -,002 ,198 ,077 ,237 ,244 ,227 .311
* ,006 .309* ,244 ,189 .439
**
Sig. (2-tailed) ,157 ,334 ,225 ,001 ,306 ,547 ,214 ,220 ,784 ,173 ,988 ,178 ,604 ,105 ,095 ,121 ,031 ,969 ,033 ,095 ,197 ,002
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
,104 ,142 ,155 .370** ,151 1 ,201 ,066 0,000 ,160 ,275 ,172 ,183 ,123 .352
*.305
* ,202 .434** ,272 -,018 ,112 -,060 .427
**
Sig. (2-tailed) ,481 ,337 ,293 ,010 ,306 ,171 ,656 1,000 ,279 ,058 ,241 ,212 ,405 ,014 ,035 ,168 ,002 ,061 ,901 ,447 ,684 ,002
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
,234 .328* ,198 ,011 ,089 ,201 1 .696
**.464
**.320
*.413
**.349
* ,174 .350*
.351* ,093 -,026 ,093 ,169 ,000 ,171 ,037 .527
**
Sig. (2-tailed) ,109 ,023 ,178 ,941 ,547 ,171 ,000 ,001 ,027 ,004 ,015 ,238 ,015 ,014 ,531 ,859 ,531 ,252 1,000 ,246 ,805 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
.290*
.357*
.293* ,073 ,183 ,066 .696
** 1 .629** ,231 ,262 ,255 .294
*.368
* ,158 ,063 ,080 ,063 -,006 ,041 ,205 ,134 .535**
Sig. (2-tailed) ,046 ,013 ,044 ,622 ,214 ,656 ,000 ,000 ,115 ,073 ,081 ,043 ,010 ,282 ,673 ,588 ,673 ,967 ,782 ,161 ,364 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
,141 ,221 ,150 ,104 ,180 0,000 .464**
.629** 1 ,199 ,129 ,207 ,073 ,265 ,178 ,140 ,084 ,016 ,032 -,053 ,264 ,117 .425
**
Sig. (2-tailed) ,338 ,131 ,309 ,482 ,220 1,000 ,001 ,000 ,176 ,383 ,157 ,622 ,069 ,225 ,343 ,571 ,916 ,831 ,718 ,069 ,430 ,003
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
.432**
.477**
.508** ,215 ,041 ,160 .320
* ,231 ,199 1 .461** ,209 ,131 .302
*.492
** ,186 ,101 ,186 ,196 -,079 ,048 ,162 .533**
Sig. (2-tailed) ,002 ,001 ,000 ,142 ,784 ,279 ,027 ,115 ,176 ,001 ,153 ,376 ,037 ,000 ,206 ,495 ,206 ,181 ,592 ,748 ,271 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
.295*
.302* ,243 ,106 ,200 ,275 .413
** ,262 ,129 .461** 1 ,174 ,062 ,010 ,167 .311
* -,015 .311* ,234 ,039 ,244 ,126 .479
**
Sig. (2-tailed) ,042 ,037 ,096 ,472 ,173 ,058 ,004 ,073 ,383 ,001 ,237 ,675 ,944 ,257 ,031 ,919 ,031 ,110 ,795 ,095 ,392 ,001
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
,057 -,030 ,023 ,038 -,002 ,172 .349* ,255 ,207 ,209 ,174 1 .458
**.343
*.312
* -,012 ,193 -,012 ,100 -,018 ,179 ,269 .419**
Sig. (2-tailed) ,701 ,841 ,876 ,795 ,988 ,241 ,015 ,081 ,157 ,153 ,237 ,001 ,017 ,031 ,936 ,188 ,936 ,499 ,902 ,223 ,064 ,003
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
,234 ,173 ,243 .372** ,198 ,183 ,174 .294
* ,073 ,131 ,062 .458** 1 .446
** ,245 ,174 ,080 ,119 ,284 .328*
.337* ,281 .560
**
Sig. (2-tailed) ,109 ,239 ,096 ,009 ,178 ,212 ,238 ,043 ,622 ,376 ,675 ,001 ,001 ,093 ,237 ,591 ,419 ,050 ,023 ,019 ,053 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
.317* ,181 ,123 ,265 ,077 ,123 .350
*.368
* ,265 .302* ,010 .343
*.446
** 1 .443** -,034 ,277 .327
* ,242 ,172 .327*
.366*
.587**
Sig. (2-tailed) ,028 ,219 ,404 ,069 ,604 ,405 ,015 ,010 ,069 ,037 ,944 ,017 ,001 ,002 ,820 ,057 ,023 ,098 ,242 ,023 ,010 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
.364* ,183 ,214 .295
* ,237 .352*
.351* ,158 ,178 .492
** ,167 .312* ,245 .443
** 1 ,101 ,124 .355*
.355* ,218 ,270 ,119 .585
**
Sig. (2-tailed) ,011 ,213 ,143 ,042 ,105 ,014 ,014 ,282 ,225 ,000 ,257 ,031 ,093 ,002 ,496 ,402 ,013 ,013 ,136 ,063 ,420 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
,231 ,237 ,264 ,260 ,244 .305* ,093 ,063 ,140 ,186 .311
* -,012 ,174 -,034 ,101 1 .392** ,188 ,072 ,070 ,107 -,038 .383
**
Sig. (2-tailed) ,115 ,104 ,070 ,074 ,095 ,035 ,531 ,673 ,343 ,206 ,031 ,936 ,237 ,820 ,496 ,006 ,201 ,626 ,637 ,471 ,797 ,007
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
,249 ,167 ,088 ,183 ,227 ,202 -,026 ,080 ,084 ,101 -,015 ,193 ,080 ,277 ,124 .392** 1 .319
* -,204 ,188 .392**
.411**
.405**
Sig. (2-tailed) ,088 ,257 ,552 ,213 ,121 ,168 ,859 ,588 ,571 ,495 ,919 ,188 ,591 ,057 ,402 ,006 ,027 ,164 ,200 ,006 ,004 ,004
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
X_17
X_16
X_5
X_6
X_7
X_8
X_9
X_10
X_11
X_12
X_13
X_14
X_15
X_4
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS
a. Uji Validitas Sistem Pengendalian Intern Aset TetapCorrelations
X_1
X_2
X_3
98
Pearson
Correlation
,231 .402**
.343*
.441**
.311*
.434** ,093 ,063 ,016 ,186 .311
* -,012 ,119 .327*
.355* ,188 .319
* 1 .320*
.349*
.513**
.343*
.583**
Sig. (2-tailed) ,115 ,005 ,017 ,002 ,031 ,002 ,531 ,673 ,916 ,206 ,031 ,936 ,419 ,023 ,013 ,201 ,027 ,027 ,015 ,000 ,017 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
,228 ,161 ,099 .360* ,006 ,272 ,169 -,006 ,032 ,196 ,234 ,100 ,284 ,242 .355
* ,072 -,204 .320* 1 .402
**.485
** ,232 .442**
Sig. (2-tailed) ,120 ,275 ,501 ,012 ,969 ,061 ,252 ,967 ,831 ,181 ,110 ,499 ,050 ,098 ,013 ,626 ,164 ,027 ,005 ,000 ,112 ,002
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
,272 ,118 ,135 .285*
.309* -,018 ,000 ,041 -,053 -,079 ,039 -,018 .328
* ,172 ,218 ,070 ,188 .349*
.402** 1 .489
**.327
*.404
**
Sig. (2-tailed) ,062 ,423 ,362 ,049 ,033 ,901 1,000 ,782 ,718 ,592 ,795 ,902 ,023 ,242 ,136 ,637 ,200 ,015 ,005 ,000 ,023 ,004
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
.336* ,237 ,029 .351
* ,244 ,112 ,171 ,205 ,264 ,048 ,244 ,179 .337*
.327* ,270 ,107 .392
**.513
**.485
**.489
** 1 .647**
.623**
Sig. (2-tailed) ,020 ,104 ,843 ,015 ,095 ,447 ,246 ,161 ,069 ,748 ,095 ,223 ,019 ,023 ,063 ,471 ,006 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
.346* ,155 ,073 ,085 ,189 -,060 ,037 ,134 ,117 ,162 ,126 ,269 ,281 .366
* ,119 -,038 .411**
.343* ,232 .327
*.647
** 1 .480**
Sig. (2-tailed) ,016 ,293 ,620 ,566 ,197 ,684 ,805 ,364 ,430 ,271 ,392 ,064 ,053 ,010 ,420 ,797 ,004 ,017 ,112 ,023 ,000 ,001
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation
.590**
.571**
.511**
.559**
.439**
.427**
.527**
.535**
.425**
.533**
.479**
.419**
.560**
.587**
.585**
.383**
.405**
.583**
.442**
.404**
.623**
.480** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,002 ,000 ,000 ,003 ,000 ,001 ,003 ,000 ,000 ,000 ,007 ,004 ,000 ,002 ,004 ,000 ,001
N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
SISTE
M
PENG
ENDA
LIAN
INTER
N
ASET
TETAP
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
X_18
X_19
X_20
X_21
X_22
99
Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6
KEANDALAN
LAPORAN
ASET TETAP
Pearson
Correlation
1 .499**
.334*
.297*
.388**
.317*
.664**
Sig. (2-tailed) ,000 ,020 ,040 ,006 ,028 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation.499
** 1 ,207 ,179 .382** ,268 .610
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,159 ,225 ,007 ,066 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation.334
* ,207 1 .553** ,152 ,091 .613
**
Sig. (2-tailed) ,020 ,159 ,000 ,303 ,540 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation.297
* ,179 .553** 1 .354
*.457
**.725
**
Sig. (2-tailed) ,040 ,225 ,000 ,013 ,001 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation.388
**.382
** ,152 .354* 1 .667
**.731
**
Sig. (2-tailed) ,006 ,007 ,303 ,013 ,000 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation.317
* ,268 ,091 .457**
.667** 1 .684
**
Sig. (2-tailed) ,028 ,066 ,540 ,001 ,000 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48
Pearson
Correlation.664
**.610
**.613
**.725
**.731
**.684
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 48 48 48 48 48 48 48
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Y_4
Correlations
Y_1
Y_2
Y_3
b. Uji Validitas Keandalan Laporan Aset Tetap (Y)
Y_5
Y_6
KEANDALAN
LAPORAN
ASET TETAP
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
100
c. Reliabilitas Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap (Y)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.853 22
d. Reliabilitas Keandalan Laporan Aset Tetap Y
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.748 6
101
df = (N-2) 0,05 0,01 df = (N-2) 0,05 0,01
1 0,9969 0,9999 1 6,31375 31,82052
2 0,9500 0,9900 2 2,91999 6,96456
3 0,8783 0,9587 3 2,35336 4,540704 0,8114 0,9172 4 2,13185 3,746955 0,7545 0,8745 5 2,01505 3,364936 0,7067 0,8343 6 1,94318 3,142677 0,6664 0,7977 7 1,89458 2,99795
8 0,6319 0,7646 8 1,85955 2,896469 0,6021 0,7348 9 1,83311 2,82144
10 0,5760 0,7079 10 1,81246 2,76377
11 0,5529 0,6835 11 1,79589 2,7180812 0,5324 0,6614 12 1,78229 2,6810013 0,5140 0,6411 13 1,77093 2,6503114 0,4973 0,6226 14 1,76131 2,62449
15 0,4821 0,6055 15 1,75305 2,60248
16 0,4683 0,5897 16 1,74588 2,58349
17 0,4555 0,5751 17 1,73961 2,56693
18 0,4438 0,5614 18 1,73406 2,5523819 0,4329 0,5487 19 1,72913 2,53948
20 0,4227 0,5368 20 1,72472 2,52798
21 0,4132 0,5256 21 1,72074 2,5176522 0,4044 0,5151 22 1,71714 2,5083323 0,3961 0,5052 23 1,71387 2,49987
24 0,3882 0,4958 24 1,71088 2,49216
25 0,3809 0,4869 25 1,70814 2,4851126 0,3739 0,4785 26 1,70562 2,4786327 0,3673 0,4705 27 1,70329 2,4726628 0,3610 0,4629 28 1,70113 2,4671429 0,3550 0,4556 29 1,69913 2,4620230 0,3494 0,4487 30 1,69726 2,4572631 0,3440 0,4421 31 1,69552 2,4572632 0,3388 0,4357 32 1,69389 2,4528233 0,3338 0,4296 33 1,69236 2,4486834 0,3291 0,4238 34 1,69092 2,44479
35 0,3246 0,4182 35 1,68957 2,4411536 0,3202 0,4128 36 1,68830 2,4377237 0,3160 0,4076 37 1,68709 2,4344938 0,3120 0,4026 38 1,68595 2,4314539 0,3081 0,3978 39 1,68488 2,4285740 0,3044 0,3932 40 1,68385 2,42584
41 0,3008 0,3887 41 1,68288 2,42326
42 0,2973 0,3843 42 1,68195 2,4208043 0,2940 0,3801 43 1,68107 2,4184744 0,2907 0,3761 44 1,68023 2,4126545 0,2876 0,3721 45 1,67943 2,4141346 0,2845 0,3683 46 1,67866 2,4121247 0,2816 0,3646 47 1,67793 2,41019
Tingkat Signifikansi uji 2 arah
r tabel
Tingkat Signifikansi uji 2 arah
t tabel
Lampiran 5 Daftar r dan t Tabel
102
103
104