STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
PENGARUH TERAPI KOGNITIF TERHADAP DEPRESI
PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDI DHARMA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Keperawatan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
Suhardi
3209117
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL AHMAD YANI YOGYAKARTA
2016
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:
PENGARUH TERAPI KOGNITIF TERHADAP DEPRESI
PADA LANSIA DI PANTI WERDHA BUDI DHARMA
YOGYAKARTA
Dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Ahmad Yani Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui penelitian ini bukan
merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang telah dipublikasikan dan atau
pernah digunakan untuk mendapatkan gelar sarjana di lingkungan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta maupun Perguruan Tinggi
atau Institusi manapun, kecuali bagian sumber informasinya dicantumkan
sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 26 Agustus 2016
Suhardi
NPM: 3209117
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk
memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana Keperawatan Stikes
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dengan judul “Pengaruh Terapi Kognitif
Terhadap Depresi Pada Lansia Di Panti Wredha Budi Dharma Yogyakarta”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih atas bimbingan, saran, bantuan dan dukungan moral atau spiritual
kepada yang terhormat :
1. dr. Kuswanto Hardjo, M.kes, selaku direktur Stikes Achmad Yani
Yogyakarta.
2. Dewi Retno P.,S.Kep.,Ns.,MNg, selaku ketua program studi keperawatan
Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta.
3. Suharsono.,Mn., selaku pembimbing I dalam penyusunan usulanpenelitian.
4. Mifathu Darussalam, M.Kep., Sp.Kep.M.B., Selaku pembimbing II dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Ayah dan Ibu serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan do'a dan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
6. Teman-teman mahasiswa Program Studi S-I Ilmu Keperawatan Stikes Jendral
Achmad Yani Yogyakarta dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan usulan penelitian.
Yogyakarta, ………………. 2016
Penulis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... ............. ix
INTISARI .................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. RumusanMasalah ........................................................................ 4
C. TujuanPenelitian ......................................................................... 4
D. ManfaatPenelitian ....................................................................... 5
C. KeaslianPenelitian …………………………………………….... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia ................................................................................. 9
B. Depresi ........................................................................................ 15
C. Terapi Kognitif ........................................................................... 22
B. Kerangka Teori .......................................................................... 29
C. Kerangka Konsep ........................................................................ 30
D. Hipotesis ..................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. RancanganPenelitian................................................................... 31
B. LokasidanWaktuPenelitian ......................................................... 31
C. PopulasidanSampel ..................................................................... 32
D. VariabelPenelitian....................................................................... 34
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi
E. DefinisiOperasional .................................................................... 34
F. AlatdanMetodePengumpulan Data ............................................ 35
G. Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 35
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 37
I. EtikaPenelitian ............................................................................. 38
J. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..................................................................... ...... 41
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................... 41
2. Karakteristik Responden .................................................... 42
3. Tingkat Depresi Sebelum dan Sesudah diberikan
Terapi Kognitif..................................................................... 43
4. Hasil Uji Hipotesis dengan Uji Statistik Nonparametric
Wilcoxon Signed Rank Test................................................... 44
B. Pembahasan ............................................................................. 44
C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian.................................. 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ........................................................................ 48
B. SARAN .................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian ...................................................................... .....31
Tabel 3.2. Definisi Oprasional Variabel Penelitian ......................................... .....34
Tabel 4.1. Karakteristik Responden ................................................................. ….42
Tabel 4.2. Gambaran Tingkat Depresi Sebelum dan Sesudah ......................... ….43
Tabel 4.3. Analisa Tingkat Depresi Sebelum dan Sesudah Terapi Kognitif ... … 44
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1. Kerangka Teori ........................................................................... 29
Gambar 2.2. Kerangka Konsep ........................................................................ 30
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 Lembar Kuisioner Data Demografi
Lampiran 3 Lembar Kuisioner GDS
Lampiran 4 Lembar Kuisioner MMSE
Lampiran 5 SOP Terapi Kognitif
Lampiran 6 Lembar Kerja Terapi Kognitif Terapis
Lampiran 7 Lembar Kerja Terapi Kognitif Responden
Lampiran 8 Jadwal Penyusunan Skripsi
Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas Data
Lampiran 10 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
PENGARUH TERAPI KOGNITIF TERHADAP DEPRESI PADA LANSIA
DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA YOGYAKARTA
Suhardi1, Suharsono2, Miftahu Darussalam3
INTISARI
Latar Belakang: Depresi adalah masalah yang umum mempengaruhi lansia seluruh dunia dan ditandai oleh penurunan mood, yang menyebabkan penurunan dalam nafsu makan, pola tidur dan fungsi secara keseluruhan. Salah satu metode yang digunakan untuk menurunkan tingkat depresi adalah terapi kognitif. Terapi kognitif akan membantu seseorang untuk berpikir positif yang dapat mempengaruhi mood menjadi lebih baik. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif terhadap depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta. Metode: Merupakan jenis penelitian quasi ekspiremental dengan rancangan “one-group-before-after” (Pre test-Post test Design) dalam satu kelompok tanpa kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 16 lansia dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan sebelum dan sesudah terapi kognitif menggunakan instrumen GDS dan dianalisa dengan uji wilcoxon signed rank test dengan α = 0.05. Hasil: Analisa wilcoxon signed rank test menunjukkan signifikasi p value = 0.000 < α = 0.05. Ini berarti ada pengaruh terapi kognitif terhadap depresi pada lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta. Kesimpulan: Terjadi penurunan tingkat depresi pada lansia setelah diberi tarapi kognitif. Kata kunci: Terapi kognitif, depresi, lansia
1Mahasiswa IlmuKeperawatan STIKES JenderalAchmadYani 2Dosen keperawatan Poltekes Kemenkes Magelang 3Dosen Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
THE INFLUENCE OF COGNITIVE THERAPY TOWARD DEPRESSION
ON ELDERLY PEOPLE AT NURSING HOME BUDHI DHARMA
YOGYAKARTA
Suhardi1, Suharsono2, Miftahu Darussalam3
ABSTRACT
Background: Depression is a common problem influencing elderly people worldwide and is indicated by the decrease of mood which causes the decrease of appetite, sleeping pattern, and thorough functions. One of the methods used to decrease the depression level is cognitive therapy. Cognitive therapy will help someone to think positively influencing the mood to be better. Objective: This research aims at finding out the Influence of cognitive therapy toward depression on elderly people at Nursing home Budhi Dharma Yogyakarta. Method: The research type is quasi experimental research with the one-group-before-after design (Pretest-Posttest Design) in group without any control group. The samples in this research are 16 elderly people by using the purposive sampling technique. The data collecting is done before and after the the cognitive therapy using GDS instrument and is analyzed by Wilcoxon Signed Rank Test with α= 0.05. Result: Wilcoxon Signed Rank Test Analysis shows the significance of pvalue= 0.000 < α= 0.05. It means that there is an influence of cognitive therapy toward depression on elderly people at Nursing home Budhi Dharma Yogyakarta. Conclusion: There is a decrease of depression level on the elderly people after being given the cognitive therapy. Keywords: Cognitive therapy, depression, elderly people. __________________________________________________________________ 1 A student ofNursing Science, STIKES Ahmad Yani Yogyakarta 2 A lecturer of Nursing Study Program Poltekes Kemenkes Magelang 3 A lecturer of Nursing Study Program STIKES Ahmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Badan Pusat Statistik bulan Agustus 2010, laju pertumbuhan
penduduk Indonesia sebesar 1,49% pertahun dan diperoleh jumlah penduduk
indonesia sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-
laki dan 118.048.783 perempuan, komposisi jumlah anak usia 0-4 tahun
sebanyak 19.591.740 jiwa, sedangkan jumlah lansia usia 59 sampai dengan di
atas 75 tahun sebanyak 23.190.345 jiwa. World Health Organization (WHO)
memperkirakan tahun 2020 kelompok usia tersebut akan menjadi 30,1 juta
jiwa (Nugroho, 2008).
Provinsi Yogyakarta memiliki jumlah penduduk lanjut usia atau yang
berusia 60 tahun ke atas dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, yaitu
pada tahun 2005 sebesar 6,13% dan pada tahun 2007 mejadi 9,2% dari total
jumlah penduduk atau 48.092 jiwa, sedangkan jumlah penduduk pralansia
atau yang berumur 45 tahun sampai dengan 59 tahun pada tahun 2007 adalah
60.472 jiwa. Usia harapan hidup juga mengalami peningkatan, yaitu pada
tahun 2005 usia harapan hidup untuk laki-laki 66,38 tahun dan untuk
perempuan 70,25 tahun sedangkan pada tahun 2007 usia harapan hidup untuk
laki-laki 67,1 tahun dan untuk perempuan 71,1 tahun (BPS, 2010).
Peningkatan usia harapan hidup yang terjadi tentunya mempunyai
dampak lebih banyak terjadinya gangguan penyakit pada lanjut usia. Salah
satunya yaitu faktor psikososial lanjut usia merupakan permasalahan yang
sangat membebani kehidupannya, pada lanjutanya akan berpengaruh terhadap
gangguan fisik, sosial dan mentalnya. Empat gangguan mental yang sering
terjadi pada lanjut usia adalah depresi, insomnia, ansietas, dan delirium (Ceria
dkk, 2007).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
Depresi adalah masalah yang umum mempengaruhi sekitar 121 miliar
orang seluruh dunia dan ditandai oleh penurunan mood, yang menyebabkan
penurunan dalam nafsu makan, pola tidur dan fungsi keseluruhan. Kelainan
ini ditandai dengan menurunya harga diri dan perasaan tidak berharga dan
bersalah. Gejala lebih lanjut termasuk anhedonia, kelelahan dan gangguan
konsentrasi (Maratos dkk, 2008; WHO, 2013). Kejadian paling buruk pada
depresi dapat menyebabkan bunuh diri, yang berhubungan dengan hilangnya
850.000 jiwa setiap tahun (WHO, 2013). Depresi diproyeksikan untuk
menjadi penyebab utama kecacatan dan kontributor terbesar kedua beban
global penyakit pada tahun 2020. Ini terjadi pada orang-orang dari semua
jenis kelamin, usia, dan latar belakang (Maratos dkk, 2008; WHO, 2013).
Gangguan depresi yang sering dijumpai pada lanjut usia merupakan
masalah psikososiogeriatri dan perlu mendapat perhatian khusus. Depresi
pada lanjut usia kadang-kadang tidak terdiagnosis dan tidak mendapat
penanganan yang semestinya karena karena gejala yang muncul seringkali di
anggap sebagai suatu bagian dari proses penuaan yang normal(Stanley &
Beare, 2006). Prevalensi kejadian depresi cukup tinggi hampir lebih dari 350
juta penduduk dunia mengalami depresi dan merupakan penyakit ke-4 di
dunia (WHO, 2013).
Depresi pada lanjut usia biasanya berhubungan dengan status ekonomi
rendah, kemtian pasangan penyakit fisik yang menyertai dan isolasi sosial.
Depresi pada lanjut usia ini sering tampak sebagai gejala somatik. Kondisi
depresi cenderung meningkatatkan populasi adrenalin dan kortisol yang
diketahui dapat menurunkan tingkat kekebalan tubuh sehingga seseorang
dengan depresi beresiko terserang penyakit sehingga harus ditanggani
(Agustin, 2008).
Hawari (2011) mengungkapkan bahwa depresi pada lansia merupakan
salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (affective / mood
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
disorder), yang ditandai dengan kemurungan, kelusuan ketiadaan gairah
hidup, perasaan tidak berguna dan putus asa.
Pada umumnya penanganan depresi dilakukan dengan tiga cara utama
yaitu (1) Biologis: dengan obat anti depresan dan ECT atau eletroconvulsive
therapy; (2) Psikoterapi yang mengguankan berbagai tehnik psikoanalitik,
dan terapi kelompok; (3) Pelatihan, antara lain social problem solving-
therapy, pelatihan keterampilan interpersonal, pelatihan berfikir positif, dan
pelatihan ekspresi wajah positif (Amir, 2005).Adapun menurut Kaplan dan
Saddock (2004) terapi yang dibutuhkan pasien depresi dapat berupa
psikoterapi, seperti terapi kognitif, terapi interpersonal, terapi tingkah laku,
dan terapi keluarga; terapi obat ( pemberian anti depresan) dan tindakan
elektro compulsive therapy (ECT) dengan indikasi bila obat-obatan kurang
efektif atau pasien tidak bisa menerima obat-obatan. Dengan terapi kognitif,
lansia yang depresi akan belajar bagaimana cara menyadari dan memperbaiki
pikiran-pikiran negatif yang otonomis ini dan seiring waktu penderita depresi
akan bisa menemukan dan memperbaiki keyakinan-keyakinan salah yang
memicu depresi mereka (Prawitasari dkk, 2005)
Terapi kognitif adalah sistim yang dikembangkan oleh Aaron Beck,
dimana sistem ini menekankan pada pentingnya kepercayaan dan pemikiran
dalam menentukan perilaku dan perasaan (Nelson & Jones, 2011). Terapi
kognitif merupakan metode yang terbukti sangat membantu dalam mengatasi
masalah yang berhubungan dengan suasana hati (mood), depresi, cemas,
marah, panik, cemburu, rasa bersalah, dan rasa malu (Susana& Hendarsih,
2012).
Oleh karena itu, untuk kasus-kasus depresi pada lansia, terapi kognitif-
dinilai lebih efektif dibandingkan jenis terapi lain karena dapat mengurangi
tendensi berpikir negatif pada lansia yang dalam berbagi kasus disinyalir
berkontribusi besar terhadap munculnya depresi dalam diri mereka (Blazer,
2003). Terapi kognitif telah digunakan pada semua usia, mulai anak-anak
sampai orang-orang lanjut usia. Beck melaporkan bahwa beberapa studi
terkontrol telah menunjukkan bahwa paling tidak sama efektifnya dengan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
obat anti depresan dalam menangani klien-klien lanjut usia yang menderita
depresi (Jones and Nelson, 2011). Secara umum, terapi kognitif sama baiknya
atau lebih baik dibandingkan terapi-terapi aktif lain untuk masalah-masalah
seperti depresi. Terapi kognitif ini sangat disarankan pada pasien depresi
selain tidak memerlukan biaya mahal, juga praktis untuk dilakukan. Padesky
dan Beck dalam buku Nelson and Jones, (2013) bahwa terapi kognitif telah
terbukti efektif menangani berbagaimacam kasus termasuk, depresi, fobia
sosial, gangguan kecemasan tergeneralisasi, gangguan stress pascatrauma,
dan gangguan obsesif-kompulsif.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Panti
Wredha Budhi Dharma Umbulharjo Giwangan Yogyakarta pada tanggal
5Januari 2016 melalui (kuisioner) dengan 55 lansia terdapat 40 lansia yang
mengalami depresi. Belum adanya penatalaksanaan depresi secara spesifik di
Panti Wredha Budhi Dharma Umbulharjo Giwangan Yogyakarta membuat
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang depresi terhadap lansia di
Panti Wredha Budhi Dharma Umbulharjo Giwangan Yogyakarta dengan
menggunakan Geriatric Depression Scale (short for) oleh Yesavage
(1986)untukmenggukurtingkatdepresidanlembar observasi panduan terapi
kognitif (Kurlowicz & Greedberg, 2007).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
diangkat adalah sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh yang signifikan
antara terapi kognitif dengan depresi pada lanjut usia di Panti Wreda Budhi
Darma Yogyakarta?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif terhadap tingkat depresi pada
lanjut usia di Panti Wreda Budhi darma Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat depresi sebelum dilakukan terapi kognitif
pada lanjut usia di Panti Wreda Budhi Darma Yogyakarta.
b. Untuk mengetahui tingkat depresi sesudah dilakukan terapi kognitif
pada lanjut usia di Panti Wreda Budhi Darma Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini secara teoritis yaitu sebagai pengembangan bahan
kajian ilmu pengetahuan dalam bidang studi keperawatan terhadap
fenomena saat ini dan sebagai landasan penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh terapi kognitif terhadap depresi ataupun terapi kognitif terhadap
masalah yang berbeda ataupun mengenai intervensi yang berbeda untuk
mengatasi masalah pada lansia.
2. Manfaat Praktis
a. PendidikanKeperawatanJiwa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur di
keperawatan jiwa dan menjadi tambahan informasi tentang pengaruh
terapi kognitif terhadap depresi pada lansia.
b. Bagi Perawat, danPekerjaSosialPanti Wredha Budhi Dharma
Yogyakarta
Bagi perawat dan pekerja social diharapkan agar lebih memperhatikan
adanya pelaksanaan terapi kognitif sebagai salah satu intervensi yang
penting dalam menurunkan depresi pada lansia selama dipanti, serta
diharapkan perawat dan pekerja social mendapatkan program
pelatihan atau seminar tentang terapi kognitif sehingga perawat dan
pekerja social dipanti dapat memberikan terapi kognitif yang lebih
optimal dan sesui dengan kebutuhan lansia.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menindaklanjuti penelitian
ini dengan menggunakan waktu yang lebih, jumlah sampel yang lebih
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
banyak serta menggunakan kelompok kontrol untuk mengetahui
perbedaan karakteristik responden antara yg dilakukan dan yang tidak
dilakukan terapi kognitif serta untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
E. Keaslian Penelitian
1. Kismanto, Joko dan Stiyawan (2014) dengan judul “Pengaruh Terapi
Kognitif Terhadap Perubahan Kondisi Depresi Lansia di Panti Wreda
Darma Bakti Kasih Surakarta” penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian quasi exsperiment dengan desain prepost
test design with control group. Data diambil sebelum dan sesudah
pemberian intervensi terapi kognitif pada lansia yang mengalami kondisi
depresi di kelompok intervensi. Cara pengambilan sampel adalah total
sampling dengan sampel sebanyak 46 klien dibagi menjadi 2 yaitu 26
responden untuk kelompok intervensi dan dan 20 responden untuk
kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kondisi
depresi secara bermakna, baik pada kelompok intervensi maupun kontrol.
Penurunan kondisi depresi pada kelompok lansia yang mendapatkan
terapi kognitif menurun lebih rendah secara bermakna dibandingkan
dengan kelompok lansia yang tidak mendapatkan terapi kognitif.
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada sample atau respondennya,
pada penelitian ini tidak terikat pada suatu masalah yang menyebabkan
depresi. Persamaan dengan penelitian ini adalah veriabel bebasnya yaitu
Pengaruh terapi Kognitif dan penelitian ini menggunakan quasy
eksperiment dengan model “one-group-before-after” (Pre test-Post test
Design).
2. Mubin, M. Fatkhul (2009) dengan judul “Penerapan Terapi Spesialis
Keperawatan Jiwa: Terapi Kognitif Pada Harga Diri Rendah di RW 09,
11 dan 13 kelurahan Bubulak Bogor” penelitian ini dilakukan dengan
metode penelitian quasi exsperimen dengan rancangan Time Series
Design pada populasi RW 09, 11 dan 13 dengan total sampel 11 klien.
Kegiatan yang dilakukan adalah pemberian terapi kognitif pada 11klien
dengan harga diri rendah di RW 09, 11, dan 13 kelurahan Bulbulak
bersama dengan terapi lain yaitu, psiko edukasi, toght stoping dan logo
terapi. Hasil pemberian terapi kognitif sangat efektif pada 11 klien dengan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
8
harga diri rendah terutama pada harga diri renda situasional. 11 klien
dengan haga diri rendah yang mendapatkan terapi kognitif menunjukkan
peningkatan dalam rasa percaya dirinya dan hidup produktif. Berdasarkan
analisis statistik didapat pengaruh signifikan sebelum dan sesudah
dilakukan terapi kognitif (pv.0.001). perbedaan penelitian ini terletak pada
variabel terikat, tempat, dan sampel atau respondennya, pada penelitian
ini tidak terikat pada suatu masalah yang menyebabkan depresi.
Persamaan dengan penelitian ini adalah veriabel bebasnya yaitu Pengaruh
terapi Kognitif dan penelitian ini menggunakan quasy eksperiment
dengan model “one-group-before-after” (Pre test-Post test Design).
3. Selevera, Nindya Rizky (2013) dengan judul “Teknik Restrukturisasi
Kognitif untuk Menurunkan Keyakinan Irasional pada Remaja dengan
Gangguan Somatis” Jenis penelitian ini merupakan penelitian Tindakan
(action research) dengan menggunakan metode analisis data gabungan
(mixed methods). Instrument pengumpulan data yang digunakan
wawancara, self-report, dan skala IBT. Intervensi yang diberikan kepada
subyek berupa teknik restrukturisasi kognitif. Hasil penelitian
menunjukkan adanya penurunan pada keyakinan irasional pada gangguan
somatisasi. Hal ini berarti bahwa penerapan teknik restrukturisasi kognitif
diidentifikasikan dapat meningkatkan pemikiran positif dan rasional pada
subyek yang mengalami somatisasi. Perbedaan pada penelitian ini peneliti
menggunakan rancangan penelitian kualitatif, tempat, dan sampel atau
respondennya. Pada penelitian ini tidak terikat pada suatu masalah yang
menyebabkan depresi. Persamaan dengan penelitian ini adalah veriabel
bebasnya yaitu Pengaruh terapi Kognitif dan penelitian ini menggunakan
quasy eksperiment dengan model “one-group-before-after” (Pre test-
Post test Design).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Panti Wredha Budhi Dharma berdiri sejak tahun 1952, semula berlokasi
di Jalan Solo No. 63 (sekarang Hotel Sri Manganti) dengan nama Panti
Jompo Budhi Dharma. Saat itu panti masih bersifat umum dan dapat
menerima hampir semua penyandang masalah sosial mulai dari anak jalanan,
gelandangan, pengemis, tuna susila, tuna wisma, dan lanjut usia terlantar.
Setelah berjalan 15 tahun, pemerintah memisahkan penghuni panti menurut
kelompoknya.
Khusus untuk lanjut usia / lansia terlantar ditempatkan di kampung
Tegalgendu, kecamatan Kotagede Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya
pada tanggal 15 Agustus 1967 dengan nama Panti Wredha Budhi Dharma
dengan setatus menyewa. Sepuluh tahun kemudian, keberadaan panti
dipindah lagi ke areal resmi milik pemda di Ponggalan Umbul Harjo 7/203
Daerah Istimewa Yogyakarta hingga sekarang. Adapun kegiatan sehari-hari
di Panti seperti, setiap hari senin dan selasa dari jam 08:00 sampai jam 10:00
diadakan kegiatan rohani seperti pengajian bagi yang beragama muslim dan
kebaktian bagi yang beragama nasrani, dan pada hari rabu dan kamis dari jam
08:00 sampai jam 10:30 diadakan kegiatan kesenian seperti menyanyi
bersama atau berlatih bernyanyi bersama, pada saat kegiatan kesenian ini para
lansia akan menampilkan keterampilan bernyanyinya pada acara family
gathering, pemeriksaan kesehatan dilaksanakan pada hari jum’at dilakukan
oleh dokter dari dinas sosial yang bertujuan mengontrol kesehatan para lansia
di panti, sedangkan pada hari sabtu atau minggu biasanya ada kegiatan family
gathering. Adapun di Panti Wredha Budhi Dharma saat ini terdapat 54 lansia
yang tinggal terdiri dari 17 lansia laki-laki dan 37 lansia perempuan, dan
belum pernah dilakukan penelitian tentang terapi kognitif.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
2. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 16 lansia sesuai dengn kriteria
yang peneliti tetapkan. Karakteristik lansia yang menjadi subyek penelitian
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Tabel 4.1
Distribusi karakteristik responden lansia yang mengalami depresi ringan dan
depresi sedang di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta.
KARAKTERISTIK
RESPONDEN
Frekuensi Persentase (%) Umur Lanjut usia (60-74 tahun) 14 87.5 Lanjut usia tua (75-90 tahun) 2 12.5 Total 16 100.0 Jenis Kelamin Laki-Laki 7 43.8 Perempuan 9 56.3 Total 16 100.0 Pendidikan Tidak Sekolah 8 50.0 Sekolah Dasar 3 18.8 Sekolah Menengah Pertama 4 25.0 Sekolah Menengah Atas 1 6.3 Total 16 100.0 Status Perkawinan Belum Menikah 1 6.3 Duda 6 37.5 Janda 9 56.3 Total 16 100.0
Lama Tinggal di Panti < 6 Bulan 4 25.0 > 6 Bulan 12 75.0 Total 16 100.0
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 4.1menunjukan jumlah proporsi umur yang
terbanyak berumur 60-74 tahun (87.5%). Distribusi responden menurut jenis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
kelamin, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 9
responden (56.3%). Distribusi responden menurut pendidikan pada responden
mayoritas tidak sekolah sebanyak 8 responden (50.0%). Distribusi responden
menurut status perkawinan pada responden mayoritas janda sebanyak 9
responden (56.3%). Sedangkan mayoritas responden yang lama tinggal
dipanti >6 bulan sebanyak 12 responden (75.0%).
3. Tingkat depresi sebelum dan sesudah diberikan terapi kognitif
Hasil observasi peneliti tingkat depresi pada lansia dikategorikan dengan
distribusi normal menjadi 2 yaitu depresi ringan, dan depresi sedang dengan
nilai terendah 5 dan tertinggi 11. Penilaian diperoleh dari perhitungan 15 item
dengan sekor terendah 0 dan sekor tertinggi 1. Berikut :
Tabel 4.2.
Gambaran Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum dan Setelah Dilakukan
Terapi kognitif Pada Lansia di Panti Wredha Budi Dharma giwangan
Yogyakarta
Sebelum Intervensi Setelah Intervensi
Tingkat depresi frekuensi Persentase (%) frekuensi Persentase (%)
Normal 0 0 10 62.5
Ringan 11 68.8 4 25.0
Sedang 5 31.2 2 12.5
Total 16 100 16 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 4.2 karakteristik responden penelitian sebelum
dilakukan terapi kognitif, mayoritas mempunyai tingkat depresi ringan yaitu
sebanyak 11 lansia (68,8%). Tingkat depresi pada lansia setelah diberikan
terapi kognitif oleh peneliti berdasarkan tabel 4.2. karakteristik responden
mayoritas mempunyai tingkat depresi normal sebanyak 10 lansia (62,5%).
Pada tabel 4.2. distribusi tingkat depresi pada lansia sebelum dilakukan terapi
kognitif terdiri dari tingkat depresi sedang dan depresi ringan. Sedangkan
setelah diberikan terapi kognitif distribusi tingkat depresi sedang pada lansia
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
berubah dari 5 orang (31,2%) menjadi 2 orang (12,5%) dan pada tingkat
depresi ringan berubah dari 11 orang (68,5%) menjadi 4 orang (25,0%) dan
yang normal menjadi 10 orang (62,5%).
4. Hasil Uji Hipotesis dengan Uji Statistik Nonparametric Wilcoxon Signed Rank
Test
Berikut ini adalah tabel hasil uji hipotesis dengan menggunakan
Wilcoxon Signed Rank Test terhadap tingkat depresi sebelum dan sesudah
diberikan terapi kognitif
Tabel 4.3. Analisa tingkat depresi sebelum dan sesudah terapi kognitif pada
lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta
Test Statistic Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Depresi (sebelum) – Depresi (sesudah) -3.568a .000
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 4.3. dapat dijabarkan bahwa nilai Z score = -3.568,
sedangkan nilai p value= 0.000. Dengan nilai p value= 0.000<0.05 maka H0
ditolak. Maka hasil ini menunjukkan ada pengaruh terapi kognitif terhadap
depresi pada lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta.
B. Pembahasan Penelitian
Hasil penelitian sebelum diberikan terapi kognitif diketahui bahwa
responden yang mengalami depresi ringan sebanyak 11 orang (68,8%) dan yang
mengalami depresi sedang sebanyak 5 orang (31,2%). Adapun mayoritas
responden yang mengalami depresi pada tingkat ringan tetapi masih ada lima
orang yang mengalami tingkat depresi sedang hal ini dapat dibuktikan dengan
usia lansia (60-74 tahun) sebanyak 14 orang (87,5%) dan lansia usia tua (75-90
tahun) sebanyak 2 orang (12,5%) walaupun pada umumnya depresi lebih sering
terjadi pada remaja namun depresi pada lansia lebih berbahaya karena dapat
menurunkan status kesehatan lansia, hal ini sesui menurut Agustin (2008) bahwa
kondisi depresi cenderung meningkatkan populasi adrenalin dan kortisol yang
diketahui dapat menurunkan tingkat kekebalan tubuh sehingga seseorang dengan
depresi beresiko terserang penyakit. Mayoritas responden berjenis kelamin
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
perempuan sebanyak 9 orang (65,3%), dimana perempuan lebih berisiko depresi
dari pada pria. Hal ini sesuai menurut Amir (2005) perempuan lebih sering
mengalami depresi, ini dilihat dari perempuan lebih sering mencari pengobatan,
adapun adanya ketidak seimbangan hormone pada wanita sehingga perempuan
beresiko lebih besar terpapar depresi dan adapula yang menyatakan wanita lebih
sering menggunakan perasaan dan lebih sering terpapar stressor sedangkan
ambang stressor perempuan lebih rendah terhadap depresi. Mayoritas status
pendidikan responden yang tidak sekolah sebanyak 8 orang (50,0%), pendidikan
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan mood seseorang sehingga dapat
berpengaruh terhadap depresi. Adapun tingkat pendidikan dapat berpengaruh
terhadap depresi ini sesuai menurut penelitian Lievre &Crimmins (2010)
pendidikan yang rendah berkaitan dengan depresi terutama pada usia lanjut, hal
ini karena orang-orang dengan pendidikan yang lebih rendah akan mencapai usia
tua dengan penurunan kognitif dan kesehatan yang buruk. Mayoritas responden
yang di tinggal pasangan, janda sebanyak 9 orang (56,3%) dan duda sebanyak 6
orang (37,5%), lansia yang ditinggal pasangan biasanya berisiko lebih besar
terpapar resiko depresi karena merasa kehilangan dan berkurangnya dukugan
social terhadapnya. Status perkawinan dapat mempengaruhi resiko depresi pada
lansia ini sesuai menurut Kaplan &Sadock (2007) salah satu faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya depresi adalah status perkawinan dimana orang yang
tidak memiliki pasangan terutama perempuan atau berstatus janda lebih rentan
terhadap depresi, sehingga seseorang yang kehilangan pasangan hidupnya maka
berkurang pula dukungan keluarga terhadapnya. Dan mayoritas lansia yang
tinggal dipanti lebih dari enam bulan sebanyak 12 orang (75,0%), kebosanan yang
timbul akibat terlalu lama tinggal dipanti dapat menyebabkan resiko depresi pada
lansia. Adapun lama tinggal dipanti dapat mempengaruhi resiko depresi pada
lansia ini sesuai menurut penelitian yang dilakukan Nurhayati dkk (2006) yang
menyatakan bahwa sebagian lansia merasa bosan tinggal dipanti (57,5%), hal ini
dimungkinkan lama tinggal di Panti apabila ini berkelanjutan dapat menyebabkan
depresi pada lanjut usia.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
Hasil penelitian sesudah diberikan terapi kognitif diketahui bahwa
responden yang tidak mengalami depresi atau normal sebanyak 10 orang (62.5%).
Adapun mayoritas responden setelah dilakukan terapi kognitif adalah normal hal
ini dapat disebabkan karena terapi kognitif mengajak responden untuk berpikir
positif atau mencari dan membantu klien untuk mampu menginterpretasikan atau
mempersepsikan kejadian yang negative menjadi kejadian yang positif. Hal ini
sesuai menurut Padesky& Beck dalam buku Nelson & Jones (2013) terapi
kognitif ini sangat disarankan pada klien depresi, selain tidak memerlukan biaya
mahal, juga praktis untuk dilakukan. Sedangkan menurut Susana & Hendarsih
(2012) terapi kognitif merupakan metode yang terbukti sangat membantu dalam
mengatasi masalah yang berhubungan dengan suasana hati terutama depresi.
Adapun hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test diketahui p value sebesar
0.000< 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh terapi kognitif
terhadap tingkat depresi pada lansia di Panti Wredha Budi Dharma Yogyakarta.
Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan secara statistik tingkat
depresi pada responden sebelum dan sesudah dilakukan terapi. Hal ini sesuai
menurut Padesky dan Beck dalam buku Nelson and Jones (2013) bahwa terapi
kognitif telah terbukti efektif menangani berbagaimacam kasus termasuk depresi.
Hal ini sesuai penelitian serupa yang juga pernah dilakukan sebelumnya oleh
Kismanto, Joko dan Stiyawan (2014) dengan judul “Pengaruh Terapi Kognitif
Terhadap Perubahan Kondisi Depresi Lansia di Panti Wreda Darma Bakti Kasih
Surakarta” dalam penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa ada penurunan
tingkat depresi pada lansia di Panti Wredha Darma Bakti kasih surakarta. Hasil
penelitian Mubin, (2009) dengan judul “Penerapan Terapi Spesialis Keperawatan
Jiwa: Terapi Kognitif Pada Harga Diri Rendah di RW 09, 11 dan 13 kelurahan
Bubulak Bogor” memperoleh hasil bahwa terapi kognitif dapat meningkatkan
harga diri rendah di RW 09, 11 dan 13 kelurahan Bubulak Bogor. Adapun hasil
penelitian Selevera& Nindya (2013) dengan judul “Teknik Restrukturisasi
Kognitif untuk Menurunkan Keyakinan Irasional pada Remaja dengan Gangguan
Somatis” menunjukkan hasil bahwa terapi kognitif dapat menurunkan keyakinan
irasional pada remaja dengan gangguan somatis. Prasekti, (2013) dengan judul
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
“Terapi Kognitif Perilaku Untuk Menurunkan Tingkat Depresi Orangtua Yang
memiliki Anak Down Syndrom” dalam penelitian tersebut diperoleh hasil adanya
pengaruh terhadap penurunan tingkat depresi. Dari empat penelitian tersebut
membuktikan bahwa terapi kognitif terbukti dapat menurunkan berbagai macam
kasus termasuk depresi.
C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
1. Kesulitan penelitian
a. Saat penelitian pada responden yang semuanya lansia harus lebih berhati-
hati dan sabar.
b. Penelitian ini sejatinya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
memperoleh hasil yang maksima.
2. Kelemahan penelitian
a. Peneliti tidak dapat mengendalikan kondisi di lingkungan Panti, karena
peneliti hanya mengontrol kondisi didalam ruangan.
b. Peneliti tidak mempertimbangkan perbedaan lamanya responden tinggal di
Panti, yang memungkinkan perbedaan dalam penurunan tingkat depresi.
c. Pada penelitian ini tidak digunakan kelompok kontrol, sehingga efektifitas
terapi kognitif tidak dapat dibandingkan penurunan tingkat depresi antar
kelompok yang mendapatkan terapi dengan kelompok yang tidak
mendapatkan terapi kognitif
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Mayoritas responden sebelum dilakukan terapi kognitif mengalami tingkat
depresi ringan sebanyak 11 orang (68,8%)
2. Mayoritas responden sesudah dilakukan terapi kognitif mengalami penurunan
tingkat depresi dari ringan menjadi tidak depresi atau normal sebanyak 10
orang (62,5%).
3. Adanya pengaruh yang signifikan terapi kognitif terhadap depresi pada lansia
di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta yang di tunjukkan dari hasil uji
Wilcoxon Signed Rank Test dengan signifikasi p value = 0.000 <α = 0.05.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Pendidikan Keperawatan Jiwa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur di keperawatan jiwa
dan menjadi tambahan informasi tentang pengaruh terapi kognitif terhadap
depresi pada lansia.
2. Bagi Perawat, dan Pekerja Sosial Panti Werdha Budhi Dharma Yogyakarta
Bagi perawat dan pekerja social diharapkan agar lebih memperhatikan adanya
pelaksanaan terapi kognitif sebagai salah satu intervensi yang penting dalam
menurunkan depresi pada lansia selama dipanti, serta diharapkan perawat dan
pekerja social mendapatkan program pelatihan atau seminar tentang terapi
kognitif sehingga perawat dan pekerja social dipanti dapat memberikan terapi
kognitif yang lebih optimal dan sesuai dengan kebutuhan lansia.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menindaklanjuti penelitian ini
dengan menggunakan waktu yang lebih, jumlah sampel yang lebih banyak
serta menggunakan kelompok kontrol untuk mengetahui perbedaan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
karakteristik responden antara yg dilakukan dan yang tidak dilakukan terapi
kognitif serta untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, D & Ulliya, S. (2008). Perbedaan Tingkat Depresi pada Lansia Sebelum
dan Sesudah Dilakukan Senam Bugar Lansia di Panti Wrdha Wardoyo
Ungaran. Media Ners, 2, hal 35-42.
Amir, N. (2005). Depresi; Aspek Neurobiologi Diagnosa dan Tatalaksana.
Jakarta: UI.
Badan Pusat Statistik. (2010). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2010. Jakarta: CV.
Petratama Persada
Blazer, D.G. (2003). Depression in late life: Review and commentary. Journal
ofGerontology: Medical Sciences, 58A (3), 249-
265.Com/od/psychotherapy/a/cbt.htm. diakses 21 April 2013
Ceria, R., Renny, I., Sumarni, D. (2007). Pengaruh Fakta-Fakta Psikososial dan
Insomnia Terhadap Depresi pada Lansia di Kota Yogyakarta. Berita
Kedokteran Masyarakat, 23, 1-5.
Cherry K (2012). What is cognitive behavior therapy? About.com.
http://psychologi.about
Darmono, Boedhi R., Martono, Hadi H., (2006). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Dahlan, M. S. (2008). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Free, M (Kazantzis, N., Reincke, M. A., & Freeman, A. (2010).Cognitive and
behavioral theories in clinical. New York: The Guilford Press.
Hawari, D. (2011). Manajemen Stres dan Depresi. Jakarta: FKUI
Hidayat, A. A. A. (2007). Metode Penilitian Keperawatan Dan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Kismanto, Joko dan Stiyawan .(2014). Pengaruh Terapi Kognitif Terhadap
Perubahan Kondisi Depresi Lansia di Panti Wreda Darma Bakti Kasih
Surakarta. Jurnal KesMaDaSka.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Kurlowicz, L. And Greenberg, S. A. (2007). The Geriatri Depression Scale (GDS). American Journal of Nursing, 107 (10), hal 67-68.
Lee BW, Conwell Y, Shah MN, Barker WH, Delavan RI, Friedman B .(2008). Major depression and emergency medical services utilization in community-dwelling elderly persons with disabilities. Journal Geriatri psychiartry.
Maratos, A.S., Gold, C., Wang, X., Crawford, M.J. (2008). Music therapy for
depresion. Diunduh tanggal 11 November 2011, jam 17:38 WIB. Dari
http://www.thecochranelibrary.com
Maryam, R., Ekasari, M., Rosidawati., Jubaedi, A., Batubara, I. (2011). Mengenal
Usia Lanjut dan Perawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Maslim, R. (2001). Diagnosa Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ – III.
Jakarta : PT Nuh Jaya.
McDowell, Ian. (2006). Measuring Health: A Guide to Rating Scales and
Questionnaies. New York: Oxford University Press, Inc.
Mubin, M. Fatkhul (2009). Penerapan Terapi Spesialis Keperawatan Jiwa: Terapi
Kognitif Pada Harga Diri Rendah di RW 09, 11 dan 13 kelurahan Bubulak
Bogor. Jurnal Keperawatan Vol. 2 No.2, hal. 28-35.
Nasir, A & Muhith, A. (2011). Dasar - Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika.
Nelson, R & Jones. (2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi. Edisi
keempat Jilid Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal. Edisi kelima
Jilid Pertama. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Notoatmodjo. (2003). Metodelogi Penelitian Kesehatan Edisi 2. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nugroho, Wahjudi., (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC, Jakarta
Nursalam. (2008).Konsep & Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan
. Jakarta: Salemba Medika.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Prawitasari, J. E., Hadjam, M. N. R., Atmini, N., Retnowati, S. Utami, M. S.,
Subandi, M. A., Ramdhani, N., Hasanat, N. U. (2005). Psikoterapi
Pendekatan Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Purwaningsih, W & Karlina, I. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Riwidikdo, H. (2006). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Rosenvald, T., Oei, T.P.S. & Schmidt, M. (2007). Fight your dark shadow:
managing depression with cognitive behavior therapy (I. Saraswati,trans.).
Brisbane: Depression Managed
Saryono. (2011). Metodelogi Penelitian Keperawatan. Purwokerto: UPT
Percetakan dan Penerbit UNSOED.
Selevera, Nindya Rizky (2013). Teknik Restrukturisasi Kognitif untuk
Menurunkan Keyakinan Irasional pada Remaja dengan Gangguan Somatis.
Jurnal Sains dan Praktik Psikologi, hal. 63-76.
Susana, S. A & Hendarsih, S. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta: EGC
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Stanley, M & Beare, P. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Alih
Bahasa Nety, J & Sari, K. Jakarta : EGC
Setyoadi, dkk. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika.
Stuart , G. W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Alih bahasa
Ramona, P. K & Egi, K. Y. Jakarta : EGC
World Health Organization. Mental health : What Is Depression ? Diunduh 10
September 2013 jam 00 : 23 WIB. Dari World Health Organization, 2013
http : //www. Who. Int / mental. Health / management / depression /
definition /en