PENGARUH TINGKAT MODALITAS BELAJAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK
SMP ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
UMMI FARIHAH
NIM: 073511048
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ummi Farihah
NIM : 073511048
Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 10 Maret 2011
Saya yang menyatakan,
Ummi Farihah
NIM: 073511048
vi
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011
Penulis : Ummi Farihah
NIM : 073511048
Skripsi ini membahas tentang pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap
prestasi belajar matematika. Kajiannya dilatar belakangi oleh perbedaan karakter
peserta didik mengenai modalitas belajar dan ketidaksesuaian antara gaya
mengajar guru dengan gaya belajar peserta didik sehingga peserta didik
mengalami kebingungan dalam menerima materi yang diajarkan. Studi ini
dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Apakah ada pengaruh tingkat
modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam
Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011? Permasalahan
tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di SMP Islam
Banyumanik Semarang. SMP tersebut dijadikan sebagai sumber data untuk
mengetahui pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar
matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
teknik analisis regresi sederhana. Penelitian ini merupakan penelitian populasi
dengan jumlah 99 responden. Datanya diperoleh dengan cara dokumentasi dan
kuesioner. Semua data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik
inferensial.
Hasil analisis menunjukkan nilai ������� � ���� yaitu 58,868 � 3,94
pada taraf signifikansi α = 0,05. Sehingga dapat ditunjukkan ada pengaruh tingkat
modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam
Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Adapun besar
pengaruh ditunjukkan oleh koefisien determinasi sebesar 37,70%.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan
masukan bagi para sivitas akademika, para peserta didik, para tenaga pengajar
dalam memberi dorongan kepada peserta didiknya agar senantiasa meningkatkan
tingkat modalitas dalam belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh akan
maksimal atau memuaskan.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan karuniaNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat
Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik
SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang Tahun Pelajaran
2010/2011”.
Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang jurusan Tadris Matematika. Penelitian ini dapat
diselesaikan berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang dan pembimbing II, yang telah memberikan ijin
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
3. Hj. Minhayati Saleh, M.Sc., selaku dosen wali dan pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
4. Dosen Tadris Matematika dan staf pengajar di Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang yang membekali berbagai pengetahuan.
5. Muhammad Nuh, S.Pd., selaku kepala SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
6. Segenap guru , kepala TU beserta staf, karyawan dan peserta didik SMP
Islam Banyumanik Semarang yang selalu membantu dan memberikan
motivasi dalam penyusunan skripsi.
viii
7. Bapak, ibu dan keluarga tercinta terima kasih atas do’a, nasihat, dan
dukungan serta segala pengorbanan dan kasih sayang selama ini dalam
mendidik penulis dengan penuh kesabaran.
8. Teman seperjuangan Tadris Matematika 2007 yang senantiasa menjadi
penyemangat dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan yang telah menemani penulis dalam suka dan
duka bersama selama melaksanakan perkuliahan di kampus tercinta Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
Semarang, 7 Juni
2011
Penulis,
Ummi Farihah
073511048
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5
D. Penegasan Istilah ......................................................................... 5
E. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 6
BAB II : LANDASAN TEORI ....................................................................... 7
A. Kajian Pustaka ............................................................................. 7
B. Kerangka Teoritik ....................................................................... 9
C. Pengaruh Tingkat Modalitas Terhadap Prestasi Belajar
D. Matematika .................................................................................. 25
E. Rumusan Hipotesis ..................................................................... 26
BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................... 27
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 27
C. Populasi Penelitian ...................................................................... 27
x
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 28
E. Pengumpulan Data Penelitian ..................................................... 28
F. Analisis Data Penelitian .............................................................. 32
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....................................... 39
A. Deskripsi data Hasil Penelitian ................................................... 39
B. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 44
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 52
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 53
BAB V : PENUTUP ........................................................................................ 55
A. Simpulan ..................................................................................... 55
B. Saran ............................................................................................ 55
C. Penutup ........................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu
negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan
suatu negara yang lebih baik pula. Pendidikan di Indonesia terutama dalam
pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami kemajuan. Mengingat sangat
pentingnya pendidikan matematika dalam kehidupan sehari-hari, dalam
pelaksanaan pendidikan di Indonesia, jam pelajaran untuk mata pelajaran
matematika di sekolah diberikan lebih banyak dari mata pelajaran yang lain. Atas
dasar kepentingan itulah matematika di Indonesia sekarang mampu bersaing
dengan negara lain.
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu pendidikan
adalah peranan guru. Dimana secara garis besar tugas guru yaitu menjadi
pengelola dalam proses pembelajaran dan tugas-tugas lain yang tidak secara
langsung berhubungan dengan proses pembelajaran. Menjadi pengajar yang baik
dituntut menguasai berbagai kemampuan dasar yang harus ditampilkan secara
terintegrasi dalam proses pembelajaran. Kemampuan tersebut misalnya
penguasaan materi, kemampuan dalam penguasaan metode pembelajaran,
memotivasi situasi belajar, hubungan dengan peserta didik dan berbagai
kemampuan lain. Oleh karena itu, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh
seorang guru sebagai pembimbing peserta didik terutama dalam pembelajaran
matematika adalah mengkondisikan pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar
para peserta didik.
Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda. Peserta didik
lebih mudah mengerti dan menerima acara televisi, lagu, video, animasi ataupan
gambar-gambar yang menarik karena adanya inovasi dan kreativitas yang terus-
menerus sehingga tidak mudah bosan. Kemampuan kognitif, kecepatan dalam
menerima dan mengolah informasi yang dimiliki peserta didik perlu dirangsang
melalui tampilan yang bervariasi agar informasi yang diterima dapat diolah
dengan berbagai indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima
2
dan mengolah informasi maka akan semakin besar kemungkinan informasi
tersebut dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Peserta didik diharapkan
akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi
yang disajikan. Stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk
tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubung-
hubungkan fakta dan konsep. Di lain pihak stimulus verbal memberi hasil belajar
yang lebih baik apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berturut-
turutan. Keterlibatan peserta didik dengan memberdayakan stimulus kinestetik
akan memberikan hasil yang maksimal karena peserta didik terlibat langsung
secara fisik melalui media yang digunakan sebagai alat bantu mengajar.
Dalam dunia sekolah yang serba seragam, perbedaan karakter peserta
didik kerap menjadi masalah bagi pihak sekolah dan guru, khususnya yang
langsung bersentuhan dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Adanya
peserta didik yang berbeda dengan karakter peserta didik normal yang lain sering
kali dianggap nakal, gagal, bodoh, lambat, bahkan dianggap peserta didik yang
mempunyai keterbelakangan mental. Jika diteliti lebih dalam, ternyata bukan
mereka yang bermasalah melainkan sebenarnya mereka mengalami kebingungan
dalam menerima pelajaran karena tidak mampu mencerna materi yang diberikan
oleh guru.
Banyaknya peserta didik yang dianggap lambat dan gagal menerima
materi dari guru disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan
gaya belajar peserta didik. Sebaliknya, jika gaya mengajar guru sesuai dengan
gaya belajar peserta didik, semua pelajaran akan terasa sangat mudah dan
menyenangkan. Guru akan merasa senang karena menganggap semua peserta
didiknya cerdas dan berpotensi untuk sukses pada jenis kecerdasan yang
dimilikinya.
Pengembangan diri harus didasarkan pada kompetensi positif yang
dimiliki seorang peserta didik. Menyadari bagaimana cara termudah menyerap
informasi (modalitas belajar) kadang tidak dimiliki peserta didik. Akibatnya
peserta didik kurang tepat dalam menentukan cara belajar yang sesuai dengan
modalitasnya. Banyak diantaranya yang mencoba meniru gaya belajar peserta
3
didik lain yang dianggapnya lebih pandai. Tetapi usahanya tidak selalu
menumbuhkan hasil, justru sering kali menurunkan prestasi belajarnya. Hal ini
kemungkinan disebabkan adanya perbedaan modalitas peserta didik yang ditiru
dengan modalitasnya. Apalagi jika peserta didik dihadapkan pada mata pelajaran
matematika yang memiliki tingkat keabstrakan tinggi, memahami konsep-konsep
baru, menghafal dan belajar menggunakan rumus-rumus baru, membuat peserta
didik mengalami kesulitan belajar. Jika hal ini digabungkan dengan keharusan
menguasai pelajaran yang sulit, maka peserta didik tidak akan punya kesempatan
untuk meraih sukses.
Suasana di kelas sering kali tidak menguntungkan bagi sebagian besar
peserta didik. Sebagaimana setiap orang mempunyai kecenderungan modalitas
belajar, seseorang juga memiliki kecenderungan modalitas mengajar yang
biasanya sama dengan modalitas belajarnya. Artinya bahwa jika seorang guru
dulunya seorang pelajar visual, guru tersebut cenderung mengajar dengan cara
visual pula, ini terjadi secara alamiah. Tetapi tidak demikian dengan peserta
didiknya tidak menjadi masalah bagi sebagian peserta didik yang memiliki
modalitas belajar yang sama dengan gurunya. Tetapi bagi sebagian yang lain yang
modalitasnya berbeda dengan gurunya kemungkinan tidak akan dapat menangkap
semua yang diajarkan. Mereka secara harfiah memproses bahan pelajaran melalui
bahasa yang berbeda dengan gurunya. Dengan kata lain gurunya tidak dapat
menjangkau semua pesera didik dengan modalitas yang berbeda-beda dan
melakukannya secara konsisten.1
Seharusnya para guru menyadari bahwa setiap peserta didik
mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Seorang guru
memahami bahwa beberapa peserta didik perlu diajarkan cara-cara yang lain dari
metode mengajar standar. Jika para peserta didik ini diajar dengan metode standar,
kemungkinan kecil mereka dapat memahami apa yang diberikan. Mengetahui
gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para guru untuk mendekati semua
1 Bobbi DePoter dan Mark Reardon, dkk., Quantum teaching: mempraktikkan Quantum
Learning di ruang-ruang Kelas, (Bandung: kaifa, 2001), hlm. 124.
4
atau hampir semua peserta didik hanya dengan menyampaikan informasi dengan
gaya belajar yang berbeda-beda.2
Fenomena-fenomena diatas kiranya begitu penting, menarik dan perlu
mendapat perhatian baik oleh kalangan guru maupun peserta didik demi
peningkatan mutu pendidikan. Mencermati keadaan yang diuraikan diatas, peneliti
tertarik untuk meneliti “PENGARUH TINGKAT MODALITAS BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SMP
ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yaitu:
1. Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang abstrak,
membosankan dan terlalu sulit dipahami oleh sebagian besar peserta didik.
2. Guru belum memperhatikan perbedaan karakter peserta didik mengenai
modalitas belajar peserta didik.
3. Guru belum mengkondisikan pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar
para peserta didik.
4. Ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar peserta didik,
sehingga peserta didik mengalami kebingungan dalam menerima pelajaran.
5. Guru menggunakan metode mengajar yang standar, sehingga peserta didik
mengalami kesulitan dalam memahami apa yang diberikan.
6. Peserta didik belum mampu mengidentifikasi modalitas belajar masing-
masing, sehingga peserta didik tidak dapat menentukan cara belajar yang
tepat untuk mempercepat belajarnya.
C. Pembatasan Masalah
2 Bobbi DePoter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman
Dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 110.
5
Adapun pembatasan masalah yang ada yaitu:
1. Prestasi belajar matematika dibatasi pada materi pokok kelas VIII semester
I, yaitu nilai hasil semester 1 yang terdiri dari lima pokok bahasan yaitu
faktorisasi, relasi dan fungsi, persamaan garis lurus, SPLDV, dan
phytagoras.
2. Modalitas belajar peserta didik meliputi visual, auditorial, dan kinestetik
yang dimiliki oleh peserta didik kelas VIII SMP Islam Hidayatullah
Banyumanik Semarang.
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya salah pengertian dan agar diperoleh
pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini, maka perlu adanya
penegasan istilah. Penegasan istilah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup
permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun istilah yang perlu
dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Modalitas Belajar
Modalitas belajar adalah cara seseorang menyerap informasi
melalui indera yang dimiliki.3 Modalitas belajar hampir sama dengan gaya
belajar, gaya belajar adalah cara yang diambil oleh masing-masing orang
dalam menyerap informasi baru, bagaimana mereka berkonsentrasi,
memproses dan menampung informasi yang masuk ke otak.4 Modalitas
yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi modalitas visual, auditorial,
dan kinestetik (V-A-K).
2. Prestasi Belajar
3 Akbar Zainudin dan Usep Saefurohman, Modalitas Belajar,
http://www.maswins.com/2010/05/mengenal-modalitas-belajar-anak.html. 08/10/2010.
4 Howard Gardner, Gaya Belajar, http://binakreatif.blogspot.com/2008/06/memahami-
gaya-belajar-anak.html.23/06/2011
6
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan melalui mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.5
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar balakang masalah diatas, dan untuk memperoleh
pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang
akan diteliti, maka dibuat rumusan masalah apakah ada pengaruh tingkat
modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam
Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011?
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat
modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam
hidayatullah banyumanik semarang tahun pelajaran 2010/2011.
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini kaitannya dengan
aktivitas belajar mengajar untuk meningkatkan penguasaan materi pelajaran
matematika, diantaranya:
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi modalitas belajar sehingga dapat
menentukan cara belajar yang tepat untuk mempercepat belajarnya.
2. Dengan mengetahui modalitas belajar para peserta didik, guru dapat
merancang proses pembelajaran yang multi modalitas agar dapat menjangkau
semua peserta didik.
3. Dengan mengetahui modalitas belajar peserta didik, dapat menjadikan belajar
dan berkomunikasi lebih mudah.
4. Dengan mengetahui modalitas belajar peserta didik, guru dapat
mengkondisikan pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar para peserta
didik.
5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), edisi ketiga, hlm. 895.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
kajian pustaka sebagai landasan berfikir, yang mana kajian pustaka yang penulis
gunakan adalah beberapa hasil penelitian skripsi. Selain itu, kajian pustaka ini
digunakan sebagai bahan pertimbangan baik mengenai kekurangan maupun
kelebihan yang sudah ada sebelumnya. Kajian pustaka mempunyai andil besar
dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya mengenai teori
yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori
ilmiah. Beberapa kajian pustaka tersebut diantaranya adalah:
1. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Rofiq dengan judul “Pengaruh Tingkat
Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII
Tengah Semester 1 SMP Negeri 02 Comal Tahun Pelajaran 2004/2005”
skripsi semarang: fakultas pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan
alam, IKIP PGRI Semarang, 2005.6
2. Skripsi yang ditulis oleh Dina Maulida yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar
(Visual, Auditorial, dan Kinestetik) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1
SMK Muhammadiyah 2 Malang pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Tahun
Ajaran 2007/2008” Skripsi Universitas Negeri Malang: Pendidikan Tata
Niaga, fakultas ekonomi.7
3. Tesis yang ditulis oleh Kristien Helly Tambotoh yang berjudul “Pembelajaran
Fisika Menggunakan KIT Multimedia dan Media Interaktif Berbasis
Komputer Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Modalitas Belajar Siswa
6Ahmad Rofiq, “Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas VII Tengah Semester 1 SMP Negeri 02 Comal Tahun Pelajaran
2004/2005”, Skipsi (Semarang: fakultas pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam, IKIP
PGRI Semarang, 2005).
7Dina Maulida, “Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 SMK Muhammadiyah 2 Malang pada Mata Pelajaran
Kewirausahaan Tahun Ajaran 2007/2008”, Skripsi (Malang: fakultas ekonomi Pendidikan tata
niaga, Universitas Negeri Malang,2008).
8
(Studi Kasus Pokok Bahasan Momentum dan Impuls pada Siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Salatiga)” Tesis Program Studi: Pendidikan Sains
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009.8
Dari kajian pustaka di atas, penulis berpendapat bahwa beberapa
bentuk tulisan yang penulis temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan
dari segi pembahasannya dengan skripsi yang akan penulis susun. Skripsi yang
akan penulis susun membahas mengenai pengaruh tingkat modalitas belajar
terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam hidayatullah
Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011.
Skripsi yang pertama, Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII Tengah Semester 1 SMP Negeri 02
Comal Tahun Pelajaran 2004/2005, disusun oleh Ahmad Rofiq. Skripsi ini
meneliti pengaruh tingkat modalitas belajar serta perbedaan prestasi belajar
matematika, terfokus pada perbedaan prestasi belajar matematika antara peserta
didik yang mempunyai modalitas tinggi dengan peserta didik yang mempunyai
modalitas rendah.
Skripsi yang kedua, Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial, dan
Kinestetik) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 SMK Muhammadiyah 2
Malang pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Tahun Ajaran 2007/2008, disusun
oleh Dina Maulida. Skripsi ini meneliti pengaruh gaya belajar terhadap prestasi
belajar siswa, terfokus pada gaya belajar (Visual, Auditorial, dan Kinestetik)
peserta didik.
Sedangkan Tesis yang berjudul Pembelajaran Fisika Menggunakan
KIT Multimedia dan Media Interaktif Berbasis Komputer Ditinjau dari Motivasi
Berprestasi dan Modalitas Belajar Siswa (Studi Kasus Pokok Bahasan Momentum
dan Impuls pada Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Salatiga), disusun oleh Kristien
Helly Tambotoh. Tesis ini membahas tentang pembelajaran fisika menggunakan
KIT multimedia dan media interaktif berbasis komputer ditinjau dari motivasi
8 Kristien Helly Tambotoh, “Pembelajaran Fisika Menggunakan KIT Multimedia dan
Media Interaktif Berbasis Komputer Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Modalitas Belajar
Siswa (Studi Kasus Pokok Bahasan Momentum dan Impuls pada Siswa kelas XI SMA Negeri 1
Salatiga)” Tesis (Surakarta: Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2009).
9
berprestasi dan modalitas belajar peserta didik yang terfokus pada keaktifan
peserta didik melalui media pembelajaran dengan menggunakan modalitas belajar
yang sesuai sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi.
Dari ketiga penelitian yang telah dilakukan, penulis yakin bahwa
penelitian tentang pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar
peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran
2010/2011, yang penulis lakukan belum ada yang mengulasnya, meskipun ada
mungkin memiliki muara yang sama tetapi fokus yang berbeda.
B. Kerangka Teoritik
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi menurut para ahli,
diantaranya:
Menurut Clifford T. Morgan: “Learning is any relatively permanent
change in behaviour that is a result of past experience”. Clifford T. Morgan
mendefinisikan belajar adalah “perubahan tingkah laku yanng relatif tetap
yang merupakan hasil pengalaman yang lalu”.9
Menurut Good dan Brophy dalam bukunya Educational Psychology:A
Realistic Approach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang
singkat, yaitu “Learning is the development of new associations as a result of
experience”. Dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia
menjelaskan bahwa belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat
internal. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan
nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami
belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar menurut Good dan Brophy bukan
tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi
secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-
hubungan baru. Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa antara
9 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
2009), hlm. 39.
10
perangsang-perangsang, antara reaksi-reaksi, atau antara perangsang dan
reaksi.10
Menurut Syekh Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab At-
Tarbiyatul wa Thuruqut Tadris mendenifisikan belajar sebagai berikut:
��� ��������� � �� �������� ��� �������������� ���� � �!���" �#��$ �%&'���( &)#*�+,�- ����.�/,�0���� �1
�������2� �.�3 �4.� 55
(Belajar adalah perubahan di dalam diri (jiwa) peserta didik yang
dihasilkan dari pengalaman terdahulu sehingga menimbulkan
perubahan yang baru).
Sedangkan Slameto menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses
yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.12
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai definisi belajar diatas dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.
Perubahan itu diharapkan mengarah pada tingkah laku yang baik tetapi juga
ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang buruk. Belajar
merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman,
dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau
kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-
perubahan yang terjadi pada seorang bayi. Perubahan dapat disebut belajar
jika perubahan itu relatif mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu
periode waktu yang sangat panjang. Berapa lama perubahan berlangsung sulit
ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir
10 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
Hlm. 85.
11Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I,
(Mesir: Darul Ma’arif, t.th), hlm. 169.
12 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2003), hlm. 2.
11
dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan
maupun bertahun-tahun. Biasanya perubahan tingkah laku yang disebabkan
oleh motivasi hanya berlangsung sementara, oleh karena itu bagi para
motivator berusaha dapat memotivasi secara kontinu, sehingga tercapai apa
yang menjadi ciri belajar yang relatif mantap tersebut. Tingkah laku yang
mengalami perubahan karena belajar menyangkut beberapa aspek
kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian,
pemecahan dalam suatu masalah/berpikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan
atau sikap.
b. Teori Belajar
Beberapa teori belajar menurut ahli psikologi sesuai dengan tujuan
alirannya masing-masing.
1) Teori Belajar Bruner
Jerome Bruner secara ekstensif telah menulis tentang proses
pemikiran manusia dan bagaimana cara pemikiran tersebut muncul dan
bagaimana cara yang seharusnya dialami oleh kemunculan tersebut
selama proses instruksi berjalan.13
Bruner berpikir bahwa pengetahuan merupakan sebuah panduan
antara tiga buah proses: penerimaan, transformasi, dan uji kelayakan.
Ketiga proses tersebut merupakan langkah-langkah dalam organisasi
pengetahuan aktif individual, ciri khas dari teori-teori pengetahuan
kognitif. Pada tingkat tertentu, proses-proses dalam teori Bruner sejajar
dengan analisa pembelajaran yang dilakukan oleh teori pengolahan
informasi. Penerimaan hampir terlihat mirip dengan penyatuan inderawi,
transformasi terkesan serupa dengan rutinitas yang diaplikasikan ingatan
jangka panjang terhadap informasi-informasi baru, dan uji kelayakan
terasa senada dengan penggerak respon. Proses kedua dan ketiga dalam
teori Bruner juga hampir sama dengan gagasan asimilasi dan akomodasi
13 Kelvin Seifert, Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, (Jogjakarta:
IRCiSoD, 2009), Cet. 4, Hlm. 112.
12
dalam teori Piaget. Baik transformasi maupun asimilasi, sama-sama
dirujukkan sebagai istilah yang merubah informasi-informasi baru agar
sesuai dengan pengetahuan lama yang sudah ada sebelumnya, sementara
baik uji kelayakan maupun akomodasi, sama-sama merubah pengetahuan
lama agar sesuai dengan informasi-informasi baru.14
Dari uraian di atas dapatlah dikatakan bahwa dalam usaha
meningkatkan pendidikan pada umumnya dan pendidikan sains
(matematika) pada khususnya perlu memperhatikan empat hal yang
penting yaitu struktur, kesiapan, intuisi dan motivasi. Modalitas belajar
yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik peserta didik, merupakan
hal penting yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran.
Pembelajaran dengan media yang berbeda sesuai dengan karakteristik
peserta didik akan membantu peserta didik menemukan informasi yang
penting, mempertahankan dan mentransformasikan secara aktif terkait
materi yang dibahas.
2) Teori Belajar Ausubel
Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna.
Bagi Ausubel, ”belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang”.15
Belajar tidak hanya sebagai proses menghafal
semata, tetapi lebih pada kebermaknaan atau memberi manfaat pada
peserta didik. Berlangsung tidaknya belajar bermakna tergantung pada
struktur kognitif yang ada, serta kesiapan dan niat anak didik untuk
belajar bermakna, dan kebermaknaan materi pelajaran secara potensial.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut
Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan
pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu.
14 Kelvin Seifert, Manajemen, hlm. 113-114.
15 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010),
hlm. 37.
13
“Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang
telah diketahui siswa. Yakinilah ini dan ajarlah ia demikian”.16
Pendidikan harus memiliki manfaat bagi anak, sehingga apa yang
dipelajari peserta didik mudah diingat dan bertahan lama atau tidak
mudah lupa atau dapat dikatakan bahwa apa yang dipelajari tersebut
bermakna. Agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi
baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam
struktur kognitif peserta didik. Peserta didik yang memiliki modalitas
belajar akan mempengaruhi proses memori. Modalitas tersebut dapat
berupa visual, auditorial, maupun kinestetik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar bermakna
sangat penting dan diperlukan dalam pembelajaran matematika.
Matematika memiliki banyak konsep-konsep yang abstrak dan sulit
dipahami sehingga dengan belajar bermakna melalui pelibatan emosi,
kesenangan dan kebutuhan aktualisasi diri peserta didik melalui kegiatan
mata untuk melihat, telinga untuk mendengar dan otak untuk berpikir
dapat membantu peserta didik untuk memahami matematika dengan
lebih mudah.
3) Teori Belajar Thorndike
Thorndike adalah salah seorang tokoh dalam lapangan psikologi
pendidikan yang besar pengaruhnya. Dalam tulisannya yang mula-mula
Thorndike berpendapat, bahwa yang menjadi dasar belajar itu adalah
asosiasi antara kesan pancaindra (sense impresion) dengan implus untuk
bertindak (impulse to action). Asosiasi yang demikian itu disebut Bond
atau Connection. Asosiasi atau bond atau koneksi itulah yang menjadi
lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya atau hilangnya
kebiasaan-kebiasaan. Karena prinsipnya yang demikian itulah maka teori
Thorndike itu disebut Connectionisme atau Bond Psychology.17
16 Trianto, Mendesain, hlm. 37.
17
Trianto,Mendesain, hlm. 247.
14
Dari pendapat teori Thorndike diatas, bahwa kesan pancaindra
menjadi dasar belajar peserta didik yang mengaitkan informasi dengan
persepsi indrawi tersebut. Jadi informasi yang diterima peserta didik
sangat berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik.
2. Modalitas Belajar
Berdasarkan pada Neuro-Linguistic Programming yang dikembangkan
oleh Richard Bandler dan John Grinder dalam model strategi komunikasi,
diketahui bahwa selain seseorang memasukkan informasi dari kelima indera, juga
ada preferensi bagaimana seseorang menciptakan dan memberikan arti pada suatu
informasi. Secara umum seseorang menggunakan tiga preferensi sensori yaitu
berdasarkan pada visual (penglihatan), auditori (pendengaran), dan kinestetik
(sentuhan dan gerakan). Inilah yang dikenal dengan nama modalitas V-A-K.18
Modalitas belajar adalah cara seseorang menyerap informasi melalui
indera yang dimiliki.19
Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkah-
langkah pertamanya adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas
visual, auditorial, dan kinestetik (V-A-K). Pelajar visual belajar melalui apa yang
mereka lihat, pelajar auditorial belajar melalui apa yang mereka dengar, dan
pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing
orang belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini, pada tahapan tertentu
kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya.
Penggunaan modalitas belajar dalam pembelajaran di kelas dapat meningkatkan
konsentrasi belajar peserta didik sehingga meningkatnya motivasi berprestasi
peserta didik yang kemudian berpengaruh pada meningkatnya hasil prestasi
belajar peserta didik. Adapun ketiga modalitas tersebut yaitu:
18 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menerapkan
Accelerated Learning, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 143.
19 Akbar Zainudin dan Usep Saefurohman, Modalitas Belajar,
http://www.maswins.com/2010/05/mengenal-modalitas-belajar-anak.html. 08/10/2010.
15
a. Modalitas Belajar Visual
Modalitas belajar visual adalah belajar melalui melihat sesuatu.
Misalnya seseorang yang suka melihat gambar atau diagram, pertunjukan,
peragaan atau menyaksikan video.20
Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun yang
diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam
modalitas ini. Seseorang yang sangat visual mungkin bercirikan sebagai
berikut:21
1) Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan.
2) Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan.
3) Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail
mengingat apa yang dilihat.
Untuk mengatasi ragam masalah di atas, ada beberapa pendekatan
yang bisa digunakan sehingga belajar tetap bisa dilakukan dengan
memberikan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah menggunakan
beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran.
Perangkat grafis itu bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan,
kartu bergambar, catatan dan kartu-kartu gambar berseri yang bisa digunakan
untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.22
b. Modalitas Belajar Auditorial
Modalitas belajar auditorial adalah belajar melalui mendengar
sesuatu. Misalnya seseorang yang suka mendengarkan kaset audio, ceramah
kuliah, diskusi, debat dan instruksi (perintah) verbal.23
20 Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning for the 21st Century (Cara
Belajar Cepat Abad XXI), (Bandung: Nuansa Cendekia, 2002), hlm. 130.
21 Bobbi DePoter dan Mark Reardon, dkk.,Quantum teaching: mempraktikkan Quantum
Learning di ruang-ruang Kelas, (Bandung: kaifa, 2010), hlm. 123.
22 Hamzah B. uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006), hlm. 181.
23 Colin Rose, Accelerated, hlm. 130.
16
Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata baik yang
diucapkan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan
suara yang menonjol. Seseorang yang sangat auditorial mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:24
1) Perhatiannya mudah terpecah.
2) Berbicara dengan pola berirama.
3) Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir atau bersuara
saat membaca.
4) Berdialog secara internal dan eksternal.
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk belajar apabila
termasuk orang yang memiliki kesulitan-kesulitan belajar seperti di atas.
Pertama adalah menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini
digunakan untuk merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah
pengajar di depan kelas untuk didengarkan kembali. Pendekatan kedua yang
bisa dilakukan adalah dengan wawancara atau terlibat dalam kelompok
diskusi. Sedang pendekatan ketiga adalah dengan mencoba membaca
informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk
didengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah dengan melakukan
review secara verbal dengan teman atau pengajar.25
c. Modalitas Belajar Kinestetik
Modalitas belajar kinestetik adalah belajar melalui aktivitas fisik dan
keterlibatan langsung. Misalnya seseorang yang suka “menangani”, bergerak,
menyentuh dan merasakan atau mengalami sendiri.26
Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi baik yang
diciptakan maupun yang diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan
24 Bobbi, Quantum Teaching, hlm. 124.
25 Hamzah, Orientasi Baru, hlm.182.
26 Colin Rose, Accelerated, hlm. 131.
17
emosional, dan kenyamanan fisik. Seseorang yang kinestetik mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut:27
1) Menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak.
2) Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi
secara fisik.
3) Mengingat sambil berjalan dan melihat.
Untuk orang-orang yang memiliki karakteristik seperti di atas,
pendekatan belajar yang mungkin bisa dilakukan adalah belajar berdasarkan
pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau alat peraga, bekerja di
laboratorium atau bermain sambil belajar. Cara lain yang juga bisa digunakan
adalah secara tetap membuat jeda di tengah waktu belajar. Tak jarang, orang
yang cenderung memiliki karakter kinestetik juga akan lebih mudah
menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata
untuk belajar mengucapkannya atau memahami fakta.
Penggunaan komputer bagi orang-orang yang memiliki karakter
kinestetik akan sangat membantu. Karena, dengan komputer seseorang bisa
terlibat aktif dalam melakukan pembelajaran, sekaligus menyerap informasi
dalam bentuk gambar dan tulisan. Selain itu, agar belajar menjadi efektif dan
berarti orang-orang dengan karakter diatas disarankan untuk menguji memori
ingatan dengan cara melihat langsung fakta di lapangan.28
Meskipun kebanyakan orang memiliki akses ketiga modalitas visual,
auditorial, dan kinestetik hampir semua orang cenderung pada salah satu
modalitas belajar. Yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran,
pemprosesan, dan komunikasi. Orang tidak hanya cenderung pada satu
modalitas, mereka juga memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang
memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu.
Menurut Melvin L. Silberman mengutip pendapat Grinder
menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 di antaranya rata-rata dapat
belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan kegiatan belajar yang
27 Bobbi, Quantum Teaching, hlm. 124
28 Hamzah, Orientasi Baru, hlm. 182.
18
berkombinasi antara visual, auditori dan kinestetik. Namun, 8 siswa sisanya
sedemikian menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua lainnya
sehingga mereka harus berusaha keras untuk memahami pelajaran apabila
tidak ada kecermatan dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan cara yang
mereka sukai. Guna memenuhi kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat
multisensori dan penuh dengan variasi.29
Sedangkan menurut Bobbi DePorter dari pendapat Richard Restak,
bahwa setiap kali suatu pola saraf tertentu menembak, maka jalur yang sama
akan semudah itu pula diaktifkan kembali. Dalam kasus ini, dengan cara
melibatkan lebih banyak modalitas dalam pengajaran, maka akan memicu
lebih banyak lagi jalur saraf yang memperkuat belajar peserta didik.30
Mengidentifikasi dan memahami setiap cabang gaya belajar peserta
didik bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, karena
peserta didik dapat mengapresiasi cara yang paling disukai untuk menerima
informasi dari guru. Sehingga peserta didik dan guru bisa berkomunikasi jauh
lebih efektif dan mampu menyerap informasi lebih cepat dan mudah.
3. Prestasi Belajar Matematika
a. Pengertian Prestasi Belajar Matematiaka
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “prestatie” kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil yang telah
dicapai. Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, biasanya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.31
29 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:
Penerbit Nusamedia, 2006), hlm. 28.
30 Bobbi, Quantum Teaching, hlm. 125.
31 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), edisi ketiga, hlm. 895.
19
Menurut Bloom sebagaimana yang dikutip oleh Uzer Usman
menjelaskan bahwa prestasi belajar ranah kognitif memiliki enam
tingkatan atau indikator, yaitu:
1) Pengetahuan
Mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi
yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori
yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan
dengan benar.32
2) Pemahaman
Mengacu pada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini
satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir
yang rendah.33 Kata-kata operasional yang dipergunakan dalam
aspek pemahaman adalah menerjemahkan, menafsirkan, meramalkan
dan memperhitungkan.34
3) Aplikasi
Aplikasi adalah penerapan suatu yang umum sifatnya pada
situasi yang khusus. Kemampuan menerapkan suatu abstraksi pada
situasi konkrit. Abstraksi biasanya berupa prinsip atau generalisasi.35
Mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan
materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut
penggunaan aturan, prinsip. Penerapan merupakan tingkat
kemampuan berpikir yang lebih tinggi dari pada pemahaman.36
32 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005), edisi kedua, hlm. 35.
33 Uzer Usman, Menjadi, hlm. 35.
34 Mustaqim, Psikologi, hlm. 42.
35 Mustaqim, Psikologi, hlm. 42.
36 Uzer Usman, Menjadi, hlm. 35.
20
4) Analisis
Mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam
komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu
memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang
lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.
Analisis merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi
dari pada aspek pemahaman maupun penerapan.37
5) Sintesis
Sintesis adalah menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian
menjadi satu bentuk menyeluruh. Menyatukan kembali unsur-unsur
dari analisis bukanlah sintesis, tetapi sintesis selalu memasukkan
unsur baru dalam mengintegrasikan sesuatu.38
6) Evaluasi
Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap
nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat
kemampuan berpikir yang tinggi.39
Adapun kata kerja yang dapat dipergunakan pada aspek ini
adalah membandingkan, menafsirkan, menghubungkan,
meringkaskan hasil belajar yang berbentuk evaluasi. Pada umumnya
ditunjukkan dengan kemampuan memberikan keputusan tentang
nilai sesuatu berdasarkan judgement yang dimilikinya. Evaluasi
dikategorikan sebagai penentuan hasil belajar yang paling tinggi
yang terkandung dari aspek kognitif, karena dari hasil belajar yang
berbentuk evaluasi ini tekanannya pada pertimbangan suatu nilai,
mengenai baik buruk, tepat tidaknya dan benar salahnya suatu
persoalan berdasarkan pada kriteria tertentu.
37
Uzer Usman, Menjadi, hlm. 35
38 Mustaqim, Psikologi, hlm. 45.
39 Uzer Usman, Menjadi, hlm. 35.
21
Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri
dari beberapa komponen yang saling berkaitan (interpendensi) dalam
pencapaian tujuan pendidikan. Tolok ukur keberhasilan tujuan
pendidikan karena adanya evaluasi, yaitu dijadikan sebagai umpan
balik dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pengukuran
prestasi kognitif juga merupakan rangkaian dari evaluasi
pembelajaran yaitu untuk meninjau sejauh mana kemajuan siswa
telah diraih pada ranah kognitif.
Sedangkan Matematika yang dimaksud di sini adalah mata
pelajaran Matematika di sekolah umum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan prestasi belajar matematika adalah hasil yang
telah dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar yang
dapat diketahui melalui ujian atau test baik secara lesan maupun tulisan,
sehingga dapat menunjukkan tingkatan-tingkatan peserta didik pada mata
pelajaran matematika di sekolah umum.
b. Fungsi Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat parennial
dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang
kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan
kemampuan masing-masing. Dengan demikian, prestasi belajar dalam
kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dan memberikan
kepuasan tertentu pula pada manusia khususnya yang berada dalam
bangku sekolah.
Menurut Zainal sebagaimana yang dikutip dalam tesis Kristien
Helly Tambotoh menyatakan bahwa prestasi belajar semakin terasa
penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi
utama, yaitu:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik
22
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini
didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut
hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosty) dan merupakan
kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik
dalam suatu program pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong
bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi
pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan
relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator
ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat.
Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan
kebutuhan pembangunan masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik
merupakan masalah utama dan pertama, karena anak didiklah yang
diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah
diprogramkan dalam kurikulum.
Jika melihat beberapa fungsi belajar di atas, maka betapa
pentingnya mengetahui prestasi belajar matematika peserta didik, baik
secara perorangan maupun secara kelompok karena fungsi prestasi tidak
hanya sebagi indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi
juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Di samping itu,
prestasi belajar matematika juga berguna sebagai umpan balik bagi guru
matematika dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat
23
menentukan apakah perlu mengadakan diagnose, bimbingan atau
penempatan peserta didik.40
c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar matematika yang dicapai oleh peserta didik
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal (faktor dari diri peserta
didik) dan faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik). Faktor yang
datang dari diri peserta didik terutama kemampuan yang dimilikinya.
Faktor kemampuan peserta didik besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh chark bahwa hasil
belajar peserta didik disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan peserta
didik dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.41
Berkaitan dengan faktor-
faktor tersebut Abu Ahmadi dalam buku psikologi belajar menerangkan
sebagai berikut:42
1) Yang tergolong faktor internal adalah:
a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini, misalnya: penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. Ketiga faktor
tersebut termasuk dalam modalitas belajar (visual, auditorial dan
kinestetik) peserta didik yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar peserta didik.
b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, terdiri atas:
(1) Faktor intelektif, yang meliputi:
(a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
40 Kristien Helly Tambotoh, Pembelajaran Fisika, hlm. 57.
41 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru,
1989), hlm. 39.
42 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004), hlm. 138.
24
(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
dimiliki.
(2) Faktor non-intelektif, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.43
2) Yang tergolong faktor eksternal adalah:
a) Faktor sosial, yang terdiri atas:
(1) Lingkungan keluarga.
(2) Lingkungan sekolah.
(3) Lingkungan masyarakat.
(4) Lingkungan kelompok.
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
iklim.
d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.44
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun
tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dari sekian banyak
faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga
macam, yaitu:45
1) Faktor-faktor stimulus belajar
Yang dimaksudkan dengan stimulus belajar di sini yaitu segala
hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan
belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup material, penugasan, serta
suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dipelajari oleh
43
Abu Ahmadi, Psikologi, hlm. 138.
44 Abu Ahmadi, Psikologi, hlm. 138.
45 Abu Ahmadi, Psikologi, hlm. 139.
25
peserta didik. Faktor-faktor stimulus belajar diantaranya, panjangnya
bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berat ringannya tugas,
suasana lingkungan eksternal, dan berartinya bahan pelajaran.
2) Faktor-faktor metode belajar
Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi
metode belajar yang dipakai oleh peserta didik. Dengan perkataan
lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang
berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor metode belajar diantaranya,
kegiatan berlatih atau praktek, resitasi dalam belajar, pengenalan
tentang hasil-hasil beajar, penggunaan modalitas indra, bimbingan
belajar, dan sebagainya.
3) Faktor-faktor individual
Kecuali faktor-faktor stimuli dan metode belajar, faktor-faktor
individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang.
Adapun faktor-faktor individual diantaranya, kematangan, faktor
usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, kapasitas mental, dan
motivasi.46
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa modalitas
belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, yaitu faktor
internal dan faktor metode belajar.
C. Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika
Modalitas belajar sangat diperlukan dalam pembelajaran karena dengan
modalitas kita dapat menyerap, lalu mengatur dan mengolah informasi yang
didapat dari belajar. Di dalam modalitas belajar terdapat komponen yang sangat
diperlukan oleh peserta didik karena menyerap dan mengatur serta mengolah
informasi pembelajaran. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi hasil dari kegiatan
belajar peserta didik ke arah yang positif. Melalui modalitas belajar peserta didik
dapat menentukan gaya belajar yang mana sesuai dengan karakteristik masing-
46
Abu Ahmadi, Psikologi, hlm. 142.
26
masing. Modalitas belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap
individu yang merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan
mengolah informasi yang terdiri dari modalitas visual, modalitas auditori,
modalitas kinestetik.
Proses pembelajaran sekarang bukanlah pembelajaran yang berpusat
pada guru (teacher centered) melainkan pembelajaran harus berpusat pada
peserta didik (student centered). Perubahan ini diharapkan dapat mendorong siswa
untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, maka peserta didik
memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya
sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning)
dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas peserta didik yang akan
berdampak terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik.
Matematika adalah suatu bidang ilmu yang melatih penalaran supaya
berpikir logis dan sistematis dalam menyelesaikan masalah dan membuat
keputusan. Mempelajarinya juga membutuhkan gaya belajar tersendiri karena
matematika bersifat abstrak, konsisten, hierarki, berpikir deduktif. Semua gaya
belajar yang dibutuhkan dalam mempelajari matematika terdapat dalam
komponen modalitas belajar sehingga terlihat jelas kaitan modalitas belajar
dengan prestasi belajar matematika.
D. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan perumusan masalah di atas, maka
dalam penelitian ini diajukan hipotesis yaitu ada pengaruh tingkat modalitas
belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam
Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
survey dengan mengukur besar pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap
prestasi belajar matematika peserta didik. Jenis penelitian inilah yang menentukan
metode penelitian selanjutnya sehingga diperoleh data yang sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap
prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Dalam hal ini, metode ilmiah mempunyai
peranan yang sangat penting dalam penelitian. Penggunaan metode yang tepat
berarti akan menentukan hasil penelitian yang tepat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Hidayatullah
Banyumanik Semarang, khususnya pada kelas VIII.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Februari sampai dengan
28 Februari 2011 (kurang lebih 1 bulan), yaitu pada semester genap tahun
pelajaran 2010/2011.
C. Populasi Penelitian
Penelitian ini mengambil populasi peserta didik kelas VIII SMP Islam
Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Yang terdiri dari
4 kelas, dengan jumlah peserta didik seluruhnya ada 99 peserta didik, dengan
rincian:
VIII Muslim dengan jumlah peserta didik 24 orang
VIII Abu Dawud dengan jumlah peserta didik 24 orang
VIII Hafsah dengan jumlah peserta didik 25 orang
28
VIII Asma’ dengan jumlah peserta didik 26 orang
Dalam hal ini penentuan jumlah responden didasarkan pada jumlah
subyek penelitian yang kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi.47
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent).48
Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah tingkat modalitas belajar (X).
2. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas.49
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
prestasi belajar matematika (Y) peserta didik SMP Islam Hidayatullah
Banyumanik Semarang.
E. Pengumpulan Data Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diharapkan peneliti menggunakan
metode, yaitu:
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi ditempuh untuk mengumpulkan data yang
berupa catatan-catatan yang telah ada. Catatan tersebut berupa nama-nama
peserta didik dan data nilai prestasi belajar semester 1 kelas VIII SMP Islam
Hidayatullah yang terpilih sebagai populasi penelitian.
47 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), edisi refisi VI, hlm. 134.
48 Sugiono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 4.
49 Sugiono, Statistik, hlm. 4.
29
b. Metode Kuesioner
Kuesionar digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat
modalitas peserta didik serta kecenderungan modalitas belajar peserta didik.
Kuesioner ini dilakukan pada populasi penelitian kemudian hasilnya
digunakan untuk deskripsi data tentang keadaan modalitas populasi
penelitian.
2. Instrumen Penelitian
Untuk keperluan pengukuran variabel bebas modalitas belajar
digunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner modalitas belajar. Kuesioner
digunakan untuk memperoleh data tentang modalitas belajar peserta didik. Dari
kuesioner inilah yang kemudian akan diketahui peserta didik yang mempunyai
modalitas tinggi dan peserta didik yang mempunyai modalitas rendah.
Kuesioner yang digunakan berbentuk skala bertingkat (rating scale)
yang bersifat langsung dan tertutup. Cara pemberian skor untuk masing-masing
butir pertanyaan sebagai berikut:
- Jawaban “sering” diberi skor : 2
- Jawaban “kadang-kadang” diberi skor : 1
- Jawaban “jarang” diberi skor : 0
Tingkat modalitas belajar peserta didik dapat diketahui dengan nilai
rata-rata perhitungan skoring pada ketiga modalitas yang ada.
Kriteria tingkat modalitas:
- Skor rata-rata antara 0 s/d 7 : Modalitas rendah
- Skor rata-rata antara 8 s/d 14 : Modalitas tinggi. 50
a. Prosedur Pengembangan Instrumen
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen pokok
penelitian, maka kuesioner ini merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan penelitian. Untuk itu langkah dan tahap penyusunan kuesioner
haruslah melalui prosedur yang standar agar perangkat penelitian ini dapat
50 Bobbi DePoter dan Mark Reardon, dkk.,Quantum teaching: mempraktikkan Quantum
Learning di ruang-ruang Kelas, (Bandung: kaifa, 2010), hlm. 215.
30
dipertanggungjawabkan. Prosedur pengembangan kuesioner dilakukan sebagai
berikut:
1) Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, dan
kategori variabel.
2) Penulisan item kuesioner dan penyusunan skala.
3) Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman pengerjaan
dan lain-lain yang diperlukan.
4) Uji coba.
5) Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban dan peninjauan
saran-saran.
6) Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik
berdasarkan data yang diperoleh sewaktu uji coba.
b. Uji Instrumen
Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, kuesioner telah diuji
cobakan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan
kuesioner yang handal. Karena peneliti menggunakan penelitian populasi,
maka kuesioner diuji cobakan di kelas selain kelas penelitian. Pada kuesioner
modalitas belajar dilakukan uji instrumen yaitu validitas dan reliabilitas.
1) Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat.51
Validitas empiris dapat diketahui
dengan uji coba perangkat tes. Nilai hasil uji coba tes dianalisis dengan
menggunakan korelasi product moment, rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
��� � �∑����∑���∑�� !�∑�"��∑��"#!�∑�"��∑��"#
Keterangan:
��� = koefisien korelasi tiap item
$ = banyaknya subyek uji coba
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 168.
31
∑X = jumlah skor item
∑Y = jumlah skor total
∑%& = jumlah kuadrat skor item
∑'& = jumlah kuadrat skor total
∑XY = jumlah perkalian skor item dan skor total
Setelah diperoleh nilai rxy, selanjutnya dibandingkan dengan hasil r pada
tabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Butir soal dikatakan
valid jika ������� � ����.52
2) Reliabilitas
Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan
hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah
subjek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau
relatif sama. Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan
menggunakan rumus Alpha sebagai berikut.53
�(( ) * ++ , 1**1 ,
∑.�&.�& *
Keterangan:
�(( = reliabilitas instrument
∑.�& = jumlah varians skor tiap-tiap item
.�& = varians total
+ = bayak item soal
Rumus varians item soal yaitu:
.�& ) *∑%& , �∑/�"
0$ *
Keterangan:
N = banyaknya responden
Rumus varians total:
52
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007), edisi revisi, hlm. 72.
53 Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 196.
32
.�& ) *∑'& , �∑1�"
0$ *
Dengan:
∑Y = jumlah skor item
∑'& = jumlah kuadrat skor item
N = banyaknya responden
Nilai �(( yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r product moment
pada table dengan taraf signifikan 5%. Jika �(( � ���� maka item tes
yang diujicobakan reliable.
F. Analisis Data Penelitian
1. Analisis awal
Bertujuan untuk memeriksa keabsahan sampel dengan menguji
penyebaran data pada sampel-sampel yang diambil secara acak berasal dari
populasi yang sama.
a. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel
penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Untuk menguji
apakah sampel-sampel yang diambil secara acak berasal dari populasi yang
sama dilakukan uji Bartlett.
Langkah-langkah uji Bartlett sebagai berikut:
1) Menyusun data sampel hasil pengamatan kedalam daftar
2) Menghitung varians masing-masing sampel dengan rumus
2& ) ∑�%� , %�&3 , 1
Keterangan:
2& : varians sampel
%� : data ke-i
% : rata-rata
3 – 1 : banyaknya data dikurangi 1
3) Mendaftar harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett
33
45 6 .(& ) .&& ) 7 ) .8&
4) Menghitung varians gabungan untuk semua sampel dengan rumus
2& ) 9∑�3� , 1�2�&∑�3� , 1� :
5) Menghitung harga chi-kuadrat menggunakan rumus
;& ) �ln 10� ?@ , A�3� , 1� log 2(&D Keterangan:
Ln 10 = 2,3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10.
Satuan B = �log 2&�∑ �3� , 1� Akan diuji hipotesis
45 6 .(& ) .&& ) 7 ) .8&
4( : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku
Kriteria:
Dengan taraf nyata E ) 5%, tolak hipotesis
45 GH+I ;& J ;��KL��8K(�& MHNI3I ;��KL��8K(�& didapat dari daftar
distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 , E) dan dk = (+ , 1).54
b. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan
digunakan dalam mengolah data, yang paling penting adalah untuk
menentukan penggunaan statistik parametrik atau non parametrik.
Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh yaitu nilai
ulangan matematika dari materi sebelumnya dapat digunakan uji Chi-
Kuadrat.
Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:
1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.
2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.
5) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dengan rumus:
54 Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 6, hlm. 191-194.
34
O� ) �PK�QR , dimana S adalah simpangan baku dan x adalah rata-rata
sampel.
6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan
menggunakan tabel.
7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva
;& ) ∑ �SPKTP�"TP
UT�
Dengan:
;& = Chi-Kuadrat
V� = frekuensi pengamatan
W� = frekuensi yang diharapkan
8) Membandingkan harga Chi-Kuadrat dengan tabel Chi-Kuadrat dengan
taraf signifikan 5%.
9) Menarik kesimpulan, jika ;������& X ;���& , maka data berdistribusi
normal.55
2. Analisis Akhir
a. Analisis Regresi
Analisis regresi dilakukan untuk menunjukkan besar pengaruh antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Analisis regresi yang
digunakan adalah analisis regresi sederhana.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Persamaan Regresi Linier Sederhana
Persamaan regresi linearnya 'Y ) I Z [%, dimana:
I ) �∑'���∑%�&� , �∑%���∑%�'��3 ∑%�& , �∑%��&
[ ) 3∑%�'� , �∑%���∑'��3 ∑%�& , �∑%��&
Keterangan:
55
Sudjana, Metode Penelitian, (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 273.
35
N = jumlah responden
Y = prestasi belajar
X = tingkat modalitas
a = intersep garis regresi antara tingkat modalitas belajar terhadap
prestasi belajar
b = koefisien arah regresi antara tingkat modalitas dengan prestasi
belajar.
2) Menguji keberartian dan kelinieran persamaan regresi sederhana
Uji ini digunakan untuk menguji apakah metode regresi yang
digunakan berarti artinya dengan taraf signifikasi (E = 5%) dapat
memprediksikan pengaruh tingkat modalitas terhadap prestasi belajar
matematika peserta didik artinya ada ketergantungan prestasi belajar
peserta didik karena tingkat modalitas belajar atau tidak.
Langkah-langkah uji linieritas regresi:56
a) Hitung jumlah kuadrat regresi (\]^��_`) dengan rumus:
\]^��_` = �∑1�"�
b) Hitung jumlah kuadrat regresi (\]^��_*`) dengan rumus:
\]^���*� ) [ ?∑%' , ∑/∑1� D
c) Hitung jumlah kuadrat residu (\]^�a) dengan rumus:
\]^�a )A'& , \]^���*� , \]^���� d) Hitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (b\]^����) dengan rumus:
b\]^���� = \]^��_` e) Hitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (b\]^���*�) dengan rumus:
b\]^��_*` = \]^��_*` f) Hitung rata-rata jumlah kuadrat residu (b\]^�a) dengan rumus:
b\]^�a ) cUdef�K&
g) Hitung jumlah kuadrat error (\]T) dengan rumus:
56 Riduwan, Dasar-dasar, hlm. 200.
36
\]T ) ∑ ?∑'& , �∑1�"� D8
h) Hitung jumlah kuadrat tuna cocok (\]gh) dengan rumus:
\]gh ) \]^�a , \]T
i) Hitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (b\]gh) dengan rumus:
b\]gh ) cUij8K&
j) Hitung rata-rata jumlah kuadrat error (b\]gh).
k) Mencari nilai �������.
l) Tentukan aturan untuk pengambilan keputusan atau criteria uji
linier, jika ������� k ����, maka terima 45 berarti linier.
m) Carilah nilai �lmnop menggunakan tabel F.
n) Bandingkan nilai �lmnop dengan nilai tabel F, kemudian simpulkan:
jika ������� k ����, maka terima 45 berarti linier.
Uji keberartian dan kelinieran regresi dapat menggunakan rumus
analisis varians (ANAVA) sebagai berikut:
Tabel 1
ANAVA untuk Regresi Linier Sederhana
Sumber
Variasi
Derajat
bebas
(db)
Jumlah
kuadrat (JK)
Rata-rata
jumlah
kuadrat
(RJK)
������� ����
Total N A'�& - b\]ghb\]T � �(KL��q gh,q T�
Regresi (a)
Regresi (b|a)
Residu
1
1
n-2
�∑'��&3
\]r��
\]r�a
�∑1P�"�
b\]^��
b\]^�a
Tuna Cocok
Kesalahan
k-2
n-k
\]gh
\]T
b\]gh
b\]T
3) Perhitungan koefisien korelasi dan determinasi
Kesimpulan:
Karena ������� X����, maka metode
regresi Y atas X
berpolar Linier.
37
Analisis korelasi merupakan analisis yang membahas derajat
hubungan antara variabel-variabel dalam data kuantitatif dan sukar untuk
dipisahkan dengan analisis regresi. Koefisien korelasi (rxy) merupakan
analisis korelasi untuk menghitung hubungan secara kuantitatif antara (X)
dengan (Y). Koefisien korelasi (rxy) dihitung dengan rumus sebagai
berikut:57
��� � �∑����∑���∑�� !�∑�"��∑��"#!�∑�"��∑��"#
keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel (X) dan variabel (Y)
N = banyaknya responden
X = skor untuk tingkat modalitas
Y = skor untuk prestasi belajar
∑%' = jumlah perkalian (X) dan (Y)
Kriteria koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
0,00 k ��� X 0,20 = sangat rendah
0,20 k ��� X 0,40 = rendah
0,40 k ��� X 0,60 = sedang
0,60 k ��� X 0,80 = tinggi
0,80 k ��� X 1,00 = sangat tinggi
Koefisien determinasi adalah koefisien yang menyatakan berapa
persen (%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y). Koefisien determinasi mengukur besarnya pengaruh antara
variabel (X) dan (Y) yang dinyatakan dalam persen (%). Rumus secara
umum adalah:
Koefisien determinasi = �& s 100%
4) Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
4S = persamaan regresi signifikan
4� = persamaan regresi tidak signifikan
57 Riduwan, Dasar-dasar, hlm. 369.
38
a) \]^��_` = �∑1�"�
b) \]^���*� ) [ ?∑%' , ∑/∑1� D
c) \]^�a ) ∑'& , \]^���*� , \]^���� d) b\]^���� = \]^��_` e) b\]^�a ) cUdef
�K&
f) ������� ) ^cUdet�u|w�^cUdef
g) Kaidah pengujian signifikansi:
Jika ������� J ����, maka tolak 45 (signifikan)
Jika ������� k ����, maka tolak 4 (tidak signifikan)
h) Cari nlai ���� menggunakan table F dengan rumus:
Taraf signifikansinya α = 0,05 M[^�a ) 3 , 2
���� ) ��(KL��q r��_|`,_q ^�a`� i) Kesimpulan: karena ������� J ���� maka tolak 45 dan terima 4.
Dengan demikian, ada pengaruh yang signifikan antara tingkat
modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika.
39
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Berkaitan dengan hipotesis pada bab III dan berdasarkan data yang
diperoleh dari penelitian maka pada bab IV ini akan disajikan deskripsi data,
pengolahan data dan keputusan-keputusan uji hasil penelitian.
1. Deskripsi Modalitas Belajar
Penggolongan modalitas belajar peserta didik berdasarkan skor total
jawaban peserta didik pada kuesioner. Kategori peserta didik berdasarkan modalitas
belajar tergantung skor tertinggi pada setiap kategori. Jumlah tertinggi pada salah
satu modalitas belajar menunjukkan peserta didik tersebut lebih cenderung dominan
pada modalitas tersebut. Skala yang digunakan pada penelitian modalitas belajar
yaitu skala nominal. Perhitungan yang lengkap pada lampiran 14.
(Gambar 1)
Histogram Modalitas Belajar
Dari histogram diatas, tampak bahwa peserta didik dengan modalitas
visual lebih banyak (50 peserta didik), dibandingkan dengan modalitas auditorial (32
peserta didik) dan modalitas kinestetik (17 peserta didik).
0
10
20
30
40
50
60
visual auditorial kinestetik
Fre
ku
ensi
Responden
40
2. Deskripsi Prestasi Belajar Berdasarkan Modalitas Belajar
a. Data Hasil Prestasi Belajar Peserta Didik
Berdasarkan hasil tes semester I prestasi belajar (Lampiran 8) pada
kelompok peserta didik yang memiliki modalitas belajar visual, auditorial
dan kinestetik, diperoleh data seperti pada table berikut:
Tabel 2
Data Prestasi Belajar Matematika berdasarkan Modalitas Belajar
Modalitas
Belajar
N A% yQ StDev Median Modus Min Max
Visual 50 3599 71,98 8,86 70 68 59 96
Auditorial 32 2226 69,56 8,01 68 63 60 91
Kinestetik 17 1172 68,94 7,41 66 64 60 89
Dari data di atas, rata-rata hasil prestasi belajar peserta didik yang
memiliki modalitas belajar visual paling tinggi dibandingkan peserta didik
yang memiliki modalitas belajar auditorial dan kinestetik. Rata-rata hasil
prestasi belajar peserta didik yang memiliki modalitas belajar auditorial
lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki modalitas
belajar kinestetik.
b. Distribusi Frekuensi dan Histogram Prestasi Belajar
1) Kelompok Modalitas Belajar Visual
Berikut ini disajikan distribusi frekuensi dan gambar histogram
pada kelompok peserta didik yang memiliki modalitas belajar visual.
41
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Belajar Visual
Hasil Prestasi
Belajar
Frekuensi
(f)
Frekuensi
Kumulatif (fk)
59 – 64 10 10
65 – 70 15 25
71 – 76 12 37
77 – 82 6 43
83 – 88 4 47
89 – 94 2 49
95 – 100 1 50
0
2
4
6
8
10
12
14
16
(59-64) (65-70) (71-76) (77-82) (83-88) (89-94) (95-100)
Fre
ku
ensi
Histogram Modalitas Belajar
Visual
42
Gambar 2
Histogram Prestasi Belajar kelompok Modalitas Visual
2) Kelompok Modalitas Belajar Auditorial
Berikut ini disajikan distribusi frekuensi dan gambar histogram
pada kelompok peserta didik yang memiliki modalitas belajar
auditorial.
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Auditorial
Hasil Prestasi
Belajar
Frekuensi
(f)
Frekuensi
Kumulatif (fk)
60 – 65 11 11
66 – 71 10 21
72 – 77 6 27
78 – 83 3 30
84 – 89 1 31
90 – 95 1 32
43
Gambar 3
Histogram Prestasi Belajar kelompok Modalitas Auditorial
3) Kelompok Modalitas Belajar Kinestetik
Berikut ini disajikan distribusi frekuensi dan gambar histogram
pada kelompok peserta didik yang memiliki modalitas belajar
kinestetik.
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Kinestetik
Hasil Prestasi
Belajar
Frekuensi
(f)
Frekuensi Kumulatif
(fk)
60 – 64 6 6
65 – 69 3 9
70 – 74 6 15
75 – 79 1 16
0
5
10
15
(60-65) (66-71) (72-77) (78-83) (84-89) (90-95)
Fre
ku
ensi
Histogram Modalitas Belajar
Auditorial
44
80 – 84 0 16
85 – 89 1 17
Gambar 4
Histogram Prestasi Belajar kelompok Modalitas Kinestetik
B. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Pendahuluan
a. Uji Prasyarat Analisis
1) Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Selanjutnya dari hasil uji ini
dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menggunakan statistik
parametrik atau non parametrik dalam pengujian hipotesis penelitian.
Jika data yang diperoleh berdistribusi normal maka statistik parametrik
dapat digunakan dalam pengujian hipotesis, sebaliknya jika tidak
0
1
2
3
4
5
6
7
(60–64) (65–69) (70–74) (75–79) (80–84) (85–89)
Fre
ku
ensi
Histogram Modalitas Belajar
Kinestetik
45
berdistribusi normal statistik non parametrik yang lebih tepat digunakan
dalam pengujian hipotesis.
Sedangkan yang digunakan untuk uji normalitas adalah data dari
nilai prestasi belajar, dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat.
Hipotesis
H{: data berdistribusi normal
H(: data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
;& )A�V� , W��&W�8
��(
Kriteria yang digunakan
Diterima jika 4| ) ;������& X ;���&
Berdasarkan hasil perhitungan ;& nilai prestasi untuk kelas VIII
Muslim, VIII Abu Dawud, VIII Hafshah, dan VIII Asma’. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9, 10, 11 dan 12.
Tabel 6
Hasil Perhitungan }~ Nilai Awal
No. Kelas ;������& ;���& Keterangan
1. VIII Muslim 3,4935 11,07 Normal
2. VIII Abu Dawud 8,5145 11,07 Normal
3. VIII Hafshah 2,2620 11,07 Normal
4. VIII Asma’ 5,6560 11,07 Normal
46
2) Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa
populasi penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Uji
homogenitas menggunakan uji Barlett dengan hipotesis statistiknya
sebagai berikut.
Hipotesis
4|: .(& ) .&& ) .�& � .�&
4(: minimal ada salah satu variansi yang berbeda/tidak sama
Kriteria Pengujian
4| diterima jika ;������& k ;���&
Tabel 7
Nilai Variansi
Sumber
Variasi
VIII
Muslim
VIII
Abu Dawud
VIII
Hafshah
VIII
Asma'
Jumlah 1642 1678 1801 1388
N 24 24 25 26
yQ 68.417 69.917 72.040 72.500
Varians (s2) 112.601 104.167 65.707 90.100
Standart
Deviasi (s) 10.611 10.206 8.106 9.492
Tabel 8
Tabel Uji Barlett
Populasi M+ ) 3� , 1 2�& Log 2�& dk.log 2�& dk.2�&
1 23 112.601 2.052 47.186 2589.833
2 23 104.167 2.018 46.408 2395.833
47
3 24 65.707 1.818 43.623 1576.960
4 25 90.100 1.955 48.868 2252.500
Jumlah 95 186.084 8815.127
2& ) ∑�3� , 1�2�&∑�3� , 1� ) 8815,12795 ) 92,791
@ ) �log 2&� A�3� , 1� @ ) _1,968` 95
B = 186,913
;������& ) ��3 10� ?@ ,A�3� , 1� log 2�&D ;������& ) 2,302585 !186,913 , 186,084# ;������& ) 1,909
Untuk α = 5%, dengan dk = k – 1 = 4 – 1 = 3 diperoleh ;���& ) 7,815
+I��3I ;������& ) 1,909 X ;���& ) 7,815 maka 4| diterima. Artinya
keempat data tersebut homogen
b. Uji Instrumen
1) Validitas
Soal tes uji coba terdiri dari 21 item (Lampiran 3), dengan n= 40
dan taraf nyata E = 5% diperoleh ���� = 0,312. Soal dikatakan valid
jika ��� � ����. Hasil perhitungan validitas kuesioner diperoleh
sebagai berikut.
Tabel 9
Analisis Validitas Butir Pertanyaan
No. Soal
��� �lmnop Perbandingan Keterangan
48
1 0,722 0,312 ��� � ���� Valid
2 0,645 0,312 ��� � ���� Valid
3 0,426 0,312 ��� � ���� Valid
4 0,531 0,312 ��� � ���� Valid
5 0,495 0,312 ��� � ���� Valid
6 0,426 0,312 ��� � ���� Valid
7 0,761 0,312 ��� � ���� Valid
8 0,386 0,312 ��� � ���� Valid
9 0,663 0,312 ��� � ���� Valid
10 0,419 0,312 ��� � ���� Valid
11 0,873 0,312 ��� � ���� Valid
12 0,655 0,312 ��� � ���� Valid
13 0,668 0,312 ��� � ���� Valid
14 0,668 0,312 ��� � ���� Valid
15 0,715 0,312 ��� � ���� Valid
16 0,645 0,312 ��� � ���� Valid
17 0,362 0,312 ��� � ���� Valid
18 0,426 0,312 ��� � ���� Valid
19 0,688 0,312 ��� � ���� Valid
20 0,663 0,312 ��� � ���� Valid
21 0,668 0,312 ��� � ���� Valid
Dengan perhitungan manual menggunakan Microsoft Excel
diperoleh 21 soal yang valid. Sedangkan perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 4.
49
2) Reliabilitas
Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah item
pertanyaan yang disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau ajeg.
Artinya apabila pertanyaan tersebut digunakan pada kesempatan yang
lain, maka hasilnya akan tetap atau relatif sama.
Dengan menggunakan rumus Alpha didapatkan �((= 0,905.
Kemudian nilai �(( dibandingkan dengan ���� untuk 21 butir soal
dengan taraf nyata 5%. Dengan demikian terlihat bahwa �(( � ���� yaitu 0,905 � 0,312, sehingga dapat dikatakan bahwa insturmen
reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
2. Analisis Akhir
a. Regresi Linier Sederhana
1) Persamaan Regresi Linier Sederhana
Berdasarkan data yang diperoleh pada lampiran 14, kemudian
dilakukan perhitungan analisis regresi linier sederhana. Rumus umum
persamaan regresi linier sederhana adalah 'Y = a + bx. Dengan koefisien
a dan b dicari dengan perhitungan sebagai berikut:
I ) �∑1P��∑/P"�K�∑/P��∑/P1P��∑/P"K�∑/P�"
) �6997 s 5542� , �720 s 51779��99 s 5542� , �518400�
) 38777374 , 37280880548658 , 518400
) 149649430258
) 49,458
[ ) �∑/P1PK�∑/P��∑1P��∑/P"K�∑/P�"
50
) �99 s 51779� , �720 s 6997��99 s 5542� , �518400�
) �5126121� , �5037840��548658� , �518400�
) 8828130258
) 2,918
'Y = a + bx
= 49,458 + 2,918X
Persamaan linier sederhana antara tingkat modalitas belajar dan
prestasi belajar matematika yang diperoleh dari hasil perhitungan
adalah 'Y = 49,458 + 2,918X. Dari persamaan tersebut, jika x = 0 maka
diperoleh nilai prestasi belajar matematika sebesar 49,458. Ini berarti
apabila seorang peserta didik tidak mempunyai modalitas belajar, maka
diperkirakan peserta didik tersebut mendapat nilai 49,458 untuk prestasi
belajar matematika. Karena koefisien b = 2,918 bertanda positif berarti
bahwa semakin tinggi tingkat modalitas belajar maka semakin tinggi
pula prestasi belajar matematika.
2) Uji Kelinieran Regresi
Berdasarkan data yang diperoleh dari tingkat modalitas belajar
dan prestasi belajar matematika didapat tabel Anava sebagai berikut:
Tabel 10
Ringkasan Anava Variabel Y atas X
Sumber
Variasi
Derajat
bebas
(db)
Jumlah
kuadrat
(JK)
Rata-rata
jumlah
kuadrat
(RJK)
������� ����
Total 99 501419 - 1,399 2,05
51
Regresi (a)
Regresi (b|a)
Residu
1
1
97
494525,34
2602,060
4287,592
494525,34
2606,060
44,202
Tuna Cocok
Kesalahan
8
89
479,17
3808,42
59,896
42,791
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ������� ) 1,399. Karena
������� X ���� atau 1,399 X 2,05 maka regresi Y atas X berpolar Linier.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.
3) Uji Keberartian Arah Regresi Linier
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ������� ) 1,399. Harga ini
dikonsultasikan dengan E = 5% dengan k = 10 dan n= 99 diperoleh
nilai ��(KL��(,�K&� )2,05. Dengan demikian ������� X ��(KL��(,�K&� yaitu 1,399 X 2,05 ini berarti persamaan 'Y ) 49,458 + 2,918X berarti.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.
4) Koefisien Korelasi pada Regresi Linier
Koefisien korelasi antara tingkat modalitas belajar (X) dan
prestasi belajar matematika (Y) dengan perhitungan manual
menggunakan Microsoft Excel diperoleh nilai r = 0,614 atau dengan
perhitungan korelasi berbantuan SPSS, seperti terlihat pada output di
bawah ini. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.
Tabel 11
Output Analisis Korelasi antara Tingkat Modalitas Belajar
dan Prestasi Belajar Matematika
Kesimpulan:
Karena ������� X ���� atau 1,399 X
2,05, maka
metode regresi
Y atas X
berpolar Linier.
52
5) Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ������� ) 58,868. Harga
ini dikonsultasikan dengan ���� ) 3,94. Karena ������� � ���� yaitu 58,868 � 3,94 maka signifikan. Ini berarti bahwa tingkat
modalitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.
6) Koefisien Determinasi pada Regresi Linier
Antara tingkat modalitas belajar (X) dan prestasi belajar
matematika (Y) diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 37,70%.
Ini berarti pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar
matematika sebesar 37,70%. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 15.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
sederhana. Hasil analisis yang diperoleh pada tabel sebagai berikut:
Regresi Linear
Sederhana
Persamaan Koefisien
Korelasi
Koefisien
Determinasi
�& s 100
X dengan Y 'Y ) 49,458 Z 2,918% 0,614 37,70%
Pengaruh tingkat modalitas belajar (X) terhadap prestasi belajar
matematika (Y) dijelaskan dengan persamaan 'Y ) 49,458 + 2,918X yang telah diuji
Model Summaryb
,614a ,377 ,371 6,65
Model1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), MODALa.
Dependent Variable: PRESTASIb.
53
keberartian dan kelinearannya, menunjukkan bahwa jika x = 0 maka diperoleh nilai
prestasi belajar matematika sebesar 49,458. Ini berarti apabila seorang peserta didik
tidak mempunyai modalitas belajar, maka diperkirakan peserta didik tersebut
mendapat nilai 49,458 untuk prestasi belajar matematika. Karena koefisien b = 2,918
bertanda positif berarti bahwa semakin tinggi tingkat modalitas belajar maka
semakin tinggi pula prestasi belajar matematika. Besarnya pengaruh tingkat
modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik cukup kuat yaitu
dapat dilihat dari koefisien korelasi X dengan Y sebesar 0,614 atau sebesar 37,70%.
Hal ini berarti bahwa tingkat modalitas belajar peserta didik mempunyai pengaruh
terhadap prestasi belajar peserta didik khususnya pada pelajaran matematika.
Dilihat dari rata-rata prestasi belajar peserta didik yang memiliki tingkat
modalitas belajar visual lebih tinggi yaitu 71,98 dibanding dengan prestasi belajar
peserta didik yang memiliki tingkat modalitas belajar auditorial dan kinestetik.
Sedangkan rata-rata prestasi belajar peserta didik yang memilki tingkat modalitas
belajar auditorial lebih tinggi yaitu 69,56 dibanding dengan prestasi belajar peserta
didik yang memiliki tingkat modalitas belajar kinestetik yaitu 68,94. Terlihat bahwa
peserta didik yang memiliki tingkat modalitas tinggi lebih baik dari pada peserta
didik yang memiliki tingkat modalitas rendah. Dari analisis tersebut menunjukkan
bahwa tingkat modalitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika
pada peserta didik kelas VIII SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang.
Seperti yang dijelaskan pada bab II landasan teori, masing-masing
individu belajar dengan menggunakan ketiga modalitas belajar pada tahap tertentu.
Tetapi kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya.
Modalitas belajar dapat menentukan prestasi belajar peserta didik. Modalitas belajar
yang berbeda akan memberikan hasil belajar yang berbeda. Dari hasil yang diperoleh
pada penelitian ini tampak jelas perbedaan prestasi belajar dari peserta didik yang
memiliki tingkat modalitas belajar yang berbeda. Ini berarti bahwa tingkat modalitas
belajar peserta didik yang berbeda benar akan memberikan hasil prestasi belajar yang
berbeda. Rangsangan yang sesuai diberikan pada peserta didik dengan modalitas
54
belajar yang berbeda akan memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk
menyerap informasi yang diperoleh yang kemudian terwujud dalam prestasi belajar.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan secara
optimal pasti terdapat keterbatasan. Adapun keterbatasan-keterbatasan yang dialami
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Keterbatasan Waktu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpancang oleh waktu, Karena
waktu yang digunakan terbatas. Maka peneliti hanya memiliki waktu sesuai
keperluan yang berhubungan dengan penelitian saja. Walaupun waktu yang peneliti
gunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian
ilmiah.
2. Keterbatasan Kemampuan
Dalam melakukan penelitian tidak lepas dari pengetahuan, dengan
demikian peneliti menyadari keterbatasan kemampuan khususnya dalam
pengetahuan untuk membuat karya ilmiah. Tetapi peneliti sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian sesuai dengan kemampuan
keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Keterbatasan Materi dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan hanya sebatas materi kelas VIII semester I di
SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. Apabila ada hasil penelitian pada
materi dan tempat yang berbeda, tetapi kemungkinannya tidak jauh menyimpang dari
hasil penelitian yang peneliti lakukan.
4. Keterbatasan dalam Objek Penelitian
Dalam penelitian ini hanya diteliti tentang pengaruh tingkat modalitas
belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VIII semester I.
55
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, hipotesis hingga uji
hipotesis maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif
antara tingkat modalitas belajar dengan prestasi belajar peserta didik. Semakin tinggi
tingkat modalitas belajar semakin tinggi pula prestasi belajar peserta didik. Hasil analisis
menunjukkan nilai ������� � ���� yaitu 58,868 � 3,94 pada taraf signifikansi
E ) 0,05. Sehingga dapat ditunjukkan ada pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap
prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Adapun besar pengaruh ditunjukkan oleh
koefisien determinasi sebesar 37,70%.
B. Saran
Setelah pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasil penelitian tentang
pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik
SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang, penulis mengajukan beberapa saran-
saran:
1. Sebelum melakukan pembelajaran, guru matematika hendaklah memperhatikan
perbedaan karakter peserta didik mengenai modalitas belajar peserta didik.
2. Guru mengkondisikan pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar para peserta
didik.
3. Dalam pembelajaran, hendaklah guru menggunakan multi modalitas agar guru
dapat menjangkau semua peserta didik sehingga peserta didik dapat menerima dan
menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi yang disajikan.
56
C. Penutup
Alhamdulillah, tidak ada kata yang tepat untuk mengungkapkan rasa syukur
kepada Allah SWT. La haula wa la quwwata illa billah. Benar-benar tidak ada kekuatan
selain kekuatan yang diberikan oleh-Nya kepada penulis sehingga penelitian dan
laporan ini terselesaikan.
Tiada gading yang tak retak, dengan seluruh kerendahan hati penulis
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak. Besar harapan penulis, semoga
skripsi yang sederhana ini dapat member sumbangsih pada perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam dunia pembelajaran matematika. Meskipun kecil,
penulis berharap semoga skripsi ini member manfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Amin.
57
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdul Aziz, Shaleh dan Abdul Aziz Majid, Attarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz 1,
Mesir: Darul Ma’arif.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006.
-------------------------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2005.
DePoter, Bobbi dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa, 2009.
------------------- dan Mark Reardon, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan
Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, Bandung: Kaifa, 2001.
Gunawan, Adi W., Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menerapkan
Accelerated Learning, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004.
Helly Tambotoh, Kristien, “Pembelajaran Fisika Menggunakan KIT Multimedia dan
Media Interaktif Berbasis Komputer ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan
Modalitas Belajar Siswa (Studi Kasus Pokok Bahasan Momentum dan Impuls
pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Salatiga)”, Tesis, Surakarta: Pendidikan
Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2009.
Maulida, Dina “Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 SMK Muhammadiyah 2 Malang pada Mata
Pelajaran Kewirausahaan Tahun Ajaran 2007/2008”, Skripsi, Malang:
Fakultas Ekonomi Pendidikan Tata Niaga, Universitas Negeri Malang, 2008.
58
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
2009.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.
Riduwan, Dasar-dasar Statistika, Bandung: Alfabeta, 2008.
Rofiq, Ahmad, “Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas VII Tengah Semester 1 SMP Negeri 02 Comal
Tahun Pelajaran 2004/2005”, Skripsi, Semarang: Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IKIP PGRI Semarang, 2005.
Rose, Colin dan Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning for the 21st Century
(Cara Belajar Cepat Abad XXI), Bandung: Nuansa Cendekia, 2002.
Seifert, Kelvin, Manajemen Pembelajaran dan Intruksi Pendidikan, Jogjakarta:
IRCiSoD, 2009.
Silberman, Melvin L., Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung:
Penerbit Nusamedia, 2006.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2003.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru,
1989.
-------------------, Metode Penelitian, Bandung: Tarsito, 2002.
Sugoyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007.
59
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Jakarta: Kencana, 2010.
Uno, Hamzah B., Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006.
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Zainudin, Akbar dan Usep Saefurohman, Modalitas Belajar,
http://www.maswins.com/2010/05/mengenal-modalitas-belajar-anak.html.
08/10/2010
Gardner, Howard, Gaya Belajarhttp://binakreatif.blogspot.com/2008/06/memahami-
gaya-belajar-anak.html.23/06/2011
60
DAFTAR TABEL
Tabel 1 ANAVA (Analisis Varians) untuk regresi Linear Sedaerhana
Tabel 2 Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Modalitas Belajar
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Belajar Visual
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Belajar Auditorial
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Belajar Kinestetik
Tabel 6 Hasil Perhitungan
Tabel 7 Nilai Variansi
Tabel 8 Tabel Uji Bartlet
Tabel 9 Analisis Validitas Butir Pertanyaan
Tabel 10 Ringkasan ANAVA Variabel Y atas X
Tabel 11 Output Analisis Korelasi antara Tingkat Modalitas Belajar dan Prestasi Belajar
Matematika
61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Histogram Modalitas Belajar
Gambar 2 Histogram Prestasi Belajar Kelompok Modalitas Visual
Gambar 3 Histogram Prestasi Belajar Kelompok Modalitas Auditorial
Gambar 4 Histogram Prestasi Belajar Kelompok Modalitas Kinestetik
62
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah Kelas VII (Kelas
Uji Coba)
Lampiran 2 Daftar Nama Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah Kelas VIII
(Kelas Penelitian)
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian Soal Uji Coba Identifikasi Modalitas Belajar
Lampiran 4 Analisis Uji Coba Kuesioner
Lampiran 5 Contoh Perhitungan Validitas Butir Pertanyaan
Lampiran 6 Contoh Perhitungan Reliabilitas Butir Pertanyaan
Lampiran 7 Kuesioner Soal Penelitian Identifikasi Modalitas Belajar
Lampiran 8 Data Prestasi Belajar
Lampiran 9 Uji Normalitas Uji Awal Kelas VIII Abu Dawud
Lampiran 10 Uji Normalitas Uji Awal Kelas VIII Muslim
Lampiran 11 Uji Normalitas Uji Awal Kelas VIII Hafshah
Lampiran 12 Uji Normalitas Uji Awal Kelas VIII Asma’
Lampiran 13 Uji Homogenitas dengan Uji Barlett
Lampiran 14 Rekapitulasi Data Modalitas Belajar
Lampiran 15 Analisis Data Akhir Regresi Linier Sederhana
Lampiran 16 Tabel Distribusi Z
Lampiran 17 Tabel Harga Kritik dari r Produck Moment
Lampiran 18 Tabel Nilai Chi Kuadrat
Lampiran 19 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F
63
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK
SMP ISLAM HIDAYATULLAH KELAS VII
(KELAS UJI COBA)
NO. NAMA KODE
1 ADHI PRANOTO U-01
2 AHMAD DZAKY FAJARIAN U-02
3 ALIF KURNIAWAN U-03
4 ARFI PRAYOGA U-04
5 DHIMAS ANGGARA KHALIFADA WIBAWA U-05
6 DODY DERMAWAN U-06
7 FARIZ RAHMAN BURHANE U-07
8 FATHONI KURNIA RAMADHANI U-08
9 GABRIEL NUGRAHA ANDIKA U-09
10 HARNANDITYA AHMAD IZZANDI U-10
11 JALU SENO DESWAJI U-11
12 KINAYUNGAN AL FATAN L. H. U-12
13 M. IMAM FATHURRAHMAN U-13
14 MIFTA LATASSITA U-14
15 MUFTI MUHAMMAD U-15
16 MUHAMMAD FAIQ JAUHAR U-16
17 MUHAMMAD LUTHFI RAMADHAN U-17
18 NAUFAL ARDA IRFANDI U-18
19 RIZAL FEBRI H. U-19
20 SHELLO NOVIANTO U-20
21 SYAFRIZAL TAUFIQURRAHMAN U-21
22 TRI CAHYA ANGGARA PUTRA U-22
23 WAHYU RIDHO PANGESTU U-23
24 ADITYA KUSUMA DHYSA P. U-24
25 ANDIKA ANANDYA S. U-25
26 ANINDITHA LANGIT NOGROHO U-26
27 AYU INDAH PRATIWI U-27
28 BERRY BAHRIANSYAH U-28
29 FARIH AMANIL WAFA U-29
30 FATHIA FIDINIARI U-30
31 FERDIANSYAH U-31
Lampiran 1
64
32 GHAZY DANY ARILAH U-32
33 HABIB FAISAL YAHYA U-33
34 ILMA’A SAMARA U-34
35 JIHAN HANIFAH U-35
36 KHANSA HANUN AUGIE U-36
37 M. ADHA FAJRI U-37
38 MELATI FATIMATUL HUZNA U-38
39 MUHAMMAD RIDHO KURNIAWAN U-39
40 MUNA KHOIRUNNISA U-40
65
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK
SMP ISLAM HIDAYATULLAH KELAS VIII
(KELAS PENELITIAN)
NO. NAMA KODE
1 ADI ANDHIKA DIMANA A-01
2 ADITYA SURYA PANGESTU A-02
3 ADITYA ZULFIKAR FIRDHA A-03
4 ALDHO PRIYO WIBISONO A-04
5 ALDINO BAYU RACHMAT A-05
6 ANTYO ANUNG ANINDITO A-06
7 DICKY FIRMANSYAH A-07
8 FAUZI MUHAMMAD HANIF A-08
9 GALIH DWI WICAKSONO A-09
10 IMAN PRADANA FIFNI K. A-10
11 KEVIN SHIDDIQY AZKA A-11
12 M WAHYU SETYA AJI A-12
13 MOCHAMMAD SYUKRON N. A-13
14 MOCHAMMAD FAIK P. A-14
15 MUCHAMMAD MUCHDHOR A-15
16 MUHAMMAD NUGRAHA AJI A-16
17 NUGRAHASTO PRIHADI U. A-17
18 RAMA RIZQI YUDHANTA E. A-18
19 RINANDA ASRIAN ILMANTA A-19
20 RIZKY EGGY SYAH PUTRA A-20
21 ROFIF ZAINUL MUTTAQIN A-21
22 RYAN RAHARDIAN CAHYA A-22
23 ZULFAN MUSAFA A-23
24 BAGAS ALAN BUDI PRAKOSO A-24
25 ABDULLAH SYARIF B-01
26 ADNAN MARTADININGRAT S. B-02
27 ANANSYAH VEBRIANTO B-03
28 BAGAS HIMAWAN WIRATIKTA B-04
29 DESEVAN DIDAR SURYA NEGARA B-05
30 DHARMAWAN BAGUS SAPUTRA B-06
31 DIMAS RIEZKI FIRMANSYAH B-07
32 ELDWIN MAULANA IRFAN B-08
Lampiran 2
66
33 FARIZ MUHAMMAD R. B-09
34 KRISTIANTO TRICAHYA PRABOWO B-10
35 LUTFIAN ARYA DIPA B-11
36 MUHAMMAD FIRMANSYAH B-12
37 MUHAMMAD KHAIRULLAHHARTO B-13
38 MUSAYEH ACHMAD HAYKAL B-14
39 NAUFAL ANDRI MAHENDRA B-15
40 NURINDRA EKA PUTRA B-16
41 OKTOVANI AL GHIFARI PRATAMA B-17
42 PRASETYO ILHAM IBRAHIM B-18
43 PUTRA FISABIL MUHAMMAD B-19
44 RADYA GERALDI B-20
45 RAKA SUKMA BRAMANTYA B-21
46 RASYHAN MIRZA EL MUHAMMADY B-22
47 RISRIKY MITRA FATH B-23
48 RIVARDY OKKA BINTANG R. B-24
49 AHMAD FAISHAL KHAIRULLAH C-01
50 DIAS MAREDA HILMANAUFA C-02
51 MAULANA HUSEIN NABIL C-03
52 MURSYID HASAN MUSTAFA C-04
53 RADITYA CAHYO NUGROHO C-05
54 RAGIL PRAMUDYANTO C-06
55 YUSRIL SUDIRO ABDUL MANAF C-07
56 A MADE DEA RONA ALMAS C-08
57 ANITA MEILAWATI C-09
58 ARTISA RIZKI JENIUSA C-10
59 ASTRID PRISCILLIA C-11
60 AZKA KHOIRUNNISA C-12
61 DARA RAHISYA SURYA C-13
62 DHIVA CAEZARA RIZKY S. C-14
63 DIENI NUR HIKMAH C-15
64 ELVARIESTA C-16
65 FIRMENING DYAH C-17
66 IQLIMA BAHRUNNAJAH C-18
67 KINTAN AYLA DIANDRA C-19
68 KURNIANI PANJI R. C-20
67
69 MAHARANI KHARISMA W. C-21
70 NURUL HARDIYANTI PUTRI D. C-22
71 TRIANA ZULFA ARDIYANI C-23
72 VERA YULINIA ANGGRAENI C-24
73 DIRA DEVIRA C-25
74 ADZKIA ZAKIYYATUN NISA D-01
75 AINA' AL MARDHIYAH D-02
76 ANINDA RISQI RAHMAWATI D-03
77 ANISA SETIA PRATIWI D-04
78 BELLA YULIANA L. D-05
79 BINA ARIEFINA EFFENDI D-06
80 DARA AYU NOVEANA S. D-07
81 DEWI ARINI D-08
82 DINDA PUTRI KLARITA D. D-09
83 ESSY NURRIFTA ISMA D-10
84 FADHILA AYU SEKARANI D-11
85 FAJRIN AINNU ZULFA D-12
86 FARAH KEMALA PRATI D. D-13
87 LARASATI DITA ARDINA D-14
88 MAHARANI WISNU PUTRI D-15
89 MUNA KHANSA NABILA D-16
90 NABELLA DESTIANA RAHMA D-17
91 NANDA AYU PRAMONO D-18
92 NONIKA INGGIHARTI D-19
93 NUR LATIFAH D-20
94 RAHMATUL HAQIQI D-21
95 RISTYANNA INDRASWIDYAR D-22
96 SHADILLAH ILHAMI REZQI H. D-23
97 SILMI MUTIA D-24
98 YUSINTA SEKAR A. D-25
99 ZELYA OKTAVIA C. D-26
68
KUESIONER PENELITIAN SOAL UJI COBA
IDENTIFIKASI MODALITAS BELAJAR
NAMA :
KELAS :
NO. ABSEN :
Petunjuk:
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kebiasaan kalian dengan memberikan tanda (√)
pada salah satu kotak yang tersedia untuk setiap nomor!
A. MODALITAS VISUAL
Pertanyaan Sering Kadang-
kadang
Jarang
1. Apakah kalian rapi dan teratur?
2. Apakah kalian berbicara dengan cepat?
3. Apakah kalian lebih ingat apa yang dilihat
daripada yang didengar?
4. Apakah kalian lebih suka membaca daripada
dibacakan?
5. Apakah kalian suka mencoret-coret selama
menelepon?
6. Apakah kalian lebih suka melakukan
demonstrasi daripada berpidato?
7. Apakah kalian lebih menyukai seni daripada
musik?
Subtotal
Total
B. MODALITAS AUDITORIAL
Pertanyaan Sering Kadang-
kadang
Jarang
1. Apakah kalian berbicara kepada diri sendiri saat
belajar?
2. Apakah kalian mudah terganggu oleh keributan?
Lampiran 3
69
3. Apakah kalian suka membaca keras-keras dan
mendengarkan?
4. Apakah kalian merasa menulis itu sulit, tetapi
pandai bercerita?
5. Apakah kalian lebih menyukai musik daripada
seni?
6. Apakah kalian belajar melalui mendengar dan
mengingat apa yang didiskusikan daripada yang
dilihat?
7. Apakah kalian banyak bicara, suka berdiskusi,
dan menjelaskan panjang lebar?
Subtotal
Total
C. MODALITAS KINESTETIK
Pertanyaan Sering Kadang-
kadang
Jarang
1. Apakah kalian berbicara dengan lambat?
2. Apakah kalian menyentuh orang untuk
mendapatkan perhatiannya?
3. Apakah kalian belajar melalui praktik?
4. Apakah kalian menghafal dengan berjalan dan
melihat?
5. Apakah kalian menggunakan jari untuk
menunjuk saat membaca?
6. Apakah kalian tidak bisa duduk tenang untuk
waktu lama?
7. Apakah kalian meluangkan waktu untuk
berolahraga dan berkegiatan fisik lainnya?
Subtotal
Total
70
ANALISIS UJI COBA KUESIONER NOMOR BUTIR PERTANYAAN
NO KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Y �~
1 U-01 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 21 441
2 U-02 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 2 1 0 0 1 17 289
3 U-03 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 24 576
4 U-04 1 2 2 0 1 1 0 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 23 529
5 U-05 1 2 0 0 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 1 2 0 1 0 1 1 18 324
6 U-06 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 33 1089
7 U-07 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 32 1024
8 U-08 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 39 1521
9 U-09 1 2 2 1 1 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 2 0 2 2 1 25 625
10 U-10 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 1600
11 U-11 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 35 1225
12 U-12 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 256
13 U-13 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 33 1089
14 U-14 1 1 1 0 0 1 1 2 1 0 0 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 22 484
15 U-15 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 26 676
16 U-16 1 1 2 1 0 0 1 2 1 2 0 1 2 2 1 1 2 0 1 1 2 24 576
17 U-17 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 32 1024
18 U-18 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 38 1444
19 U-19 1 0 0 1 1 2 0 2 2 2 0 2 1 1 1 0 0 2 0 2 1 21 441
20 U-20 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 32 1024
21 U-21 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 21 441
22 U-22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 24 576
23 U-23 1 2 0 0 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 1 2 0 1 0 1 1 18 324
24 U-24 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 31 961
25 U-25 1 2 2 1 1 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 2 0 2 2 1 25 625
Lampiran 4
71
26 U-26 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 35 1225
27 U-27 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 33 1089
28 U-28 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 26 676
29 U-29 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 32 1024
30 U-30 1 0 0 1 1 2 0 2 2 2 0 2 1 1 1 0 0 2 0 2 1 21 441
31 U-31 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 2 1 0 0 1 17 289
32 U-32 1 2 2 0 1 1 0 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 23 529
33 U-33 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 33 1089
34 U-34 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 39 1521
35 U-35 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 1600
36 U-36 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 256
37 U-37 1 1 1 0 0 1 1 2 1 0 0 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 22 484
38 U-38 1 1 2 1 0 0 1 2 1 2 0 1 2 2 1 1 2 0 1 1 2 24 576
39 U-39 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 38 1444
40 U-40 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 32 1024
ITEM SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Va
lid
ita
s
A� 49 62 62 32 34 44 48 64 48 56 40 62 62 62 48 62 64 44 48 48 62
A�~ 67 110 114 32 38 64 80 112 76 92 68 106 106 106 64 110 120 64 80 76 106
A�� 1437 1818 1790 943 1005 1289 1488 1817 1453 1613 1315 1804 1804 1804 1405 1818 1832 1289 1472 1453 1804
��� 0.722 0.645 0.426 0.531 0.495 0.426 0.761 0.386 0.663 0.419 0.873 0.668 0.668 0.668 0.715 0.645 0.362 0.426 0.688 0.663 0.668
�lmnop 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 Kriteria valid Valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Reli
ab
ilit
as �~ 0.174 0.348 0.448 0.160 0.228 0.390 0.560 0.240 0.460 0.340 0.700 0.248 0.248 0.248 0.160 0.348 0.440 0.390 0.560 0.460 0.248
�l�lmp~ 53.649 �lmnop 0.905
Kriteria Reliabel
72
Contoh Perhitungan Validitas Butir Pertanyaan
Rumus: ��� � �∑����∑���∑��
!�∑�"��∑��"#!�∑�"��∑��"#
Keterangan:
��� = koefisien korelasi tiap item
$ = banyaknya subyek uji coba
∑X = jumlah skor item
∑Y = jumlah skor total
∑%& = jumlah kuadrat skor item
∑'& = jumlah kuadrat skor total
∑XY = jumlah perkalian skor item dan skor total
Kriteria:
Apabila ������� � ���� maka butir soal Valid.
Perhitungan:
Berikut ini contoh perhitungan validitas pada butir soal nomor 1, selanjutnya
untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh
seperti pada tabel analisis butir soal.
NO KODE BUTIR SOAL NOMOR 1
X X2 Y Y
2 XY
1 U-01 1 1 21 441 21
2 U-02 1 1 17 289 17
3 U-03 1 1 24 576 24
4 U-04 1 1 23 529 23
5 U-05 1 1 18 324 18
6 U-06 1 1 33 1089 33
7 U-07 2 4 32 1024 64
8 U-08 2 4 39 1521 78
9 U-09 1 1 25 625 25
10 U-10 2 4 40 1600 80
Lampiran 5
73
11 U-11 2 4 35 1225 70
12 U-12 1 1 16 256 16
13 U-13 1 1 33 1089 33
14 U-14 1 1 22 484 22
15 U-15 1 1 26 676 26
16 U-16 1 1 24 576 24
17 U-17 1 1 32 1024 32
18 U-18 2 4 38 1444 76
19 U-19 1 1 21 441 21
20 U-20 1 1 32 1024 32
21 U-21 1 1 21 441 21
22 U-22 1 1 24 576 24
23 U-23 1 1 18 324 18
24 U-24 1 1 31 961 31
25 U-25 1 1 25 625 25
26 U-26 2 4 35 1225 70
27 U-27 1 1 33 1089 33
28 U-28 1 1 26 676 26
29 U-29 1 1 32 1024 32
30 U-30 1 1 21 441 21
31 U-31 1 1 17 289 17
32 U-32 1 1 23 529 23
33 U-33 1 1 33 1089 33
34 U-34 2 4 39 1521 78
35 U-35 2 4 40 1600 80
36 U-36 1 1 16 256 16
37 U-37 1 1 22 484 22
38 U-38 1 1 24 576 24
39 U-39 2 4 38 1444 76
40 U-40 1 1 32 1024 32
JUMLAH 49 67 1101 32451 1437
Val
idit
as r 0.722
r_tabel
dengan taraf signifikansi 5% dan N = 40 diperoleh
r_tabel = 0.312
kriteria valid
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh:
74
��� ) �40 s 1437� , �49 s 1101���40 s 67 , 49&��40 s 32451 , 1101&�
) 3531√23949081
) 35314893,78
) 0,722
Karena ������� � ���� atau 0,722 � 0,312 maka soal nomor 1 Valid.
75
Contoh Perhitungan Reliabilitas Butir Pertanyaan
Rumus:
�(( ) * ++ , 1**1 ,
∑.�&.�& *
Keterangan:
�(( = reliabilitas instrument
∑.�& = jumlah varians skor tiap-tiap item
.�& = varians total
+ = bayak item soal
Kriteria:
Apabila �(( � ���� maka butir soal Reliabel.
Perhitungan:
Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh:
A.�& ) 7,394
.�& ) 53,649
K = 21
�(( ) � &(&(K(� �1 , �,�����,���� ) 1,05�0,862�
= 0,905
Karena �(( � ���� atau 0,905 � 0,312 maka soal Reliabel.
Lampiran 6
76
KUESIONER SOAL PENELITIAN
IDENTIFIKASI MODALITAS BELAJAR
NAMA :
KELAS :
NO. ABSEN :
Petunjuk:
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kebiasaan kalian dengan memberikan tanda (√)
pada salah satu kotak yang tersedia untuk setiap nomor!
D. MODALITAS VISUAL
Pertanyaan Sering Kadang-
kadang
Jarang
8. Apakah kalian rapi dan teratur?
9. Apakah kalian berbicara dengan cepat?
10. Apakah kalian lebih ingat apa yang dilihat
daripada yang didengar?
11. Apakah kalian lebih suka membaca daripada
dibacakan?
12. Apakah kalian suka mencoret-coret selama
menelepon?
13. Apakah kalian lebih suka melakukan
demonstrasi daripada berpidato?
14. Apakah kalian lebih menyukai seni daripada
musik?
Subtotal
Total
E. MODALITAS AUDITORIAL
Pertanyaan Sering Kadang-
kadang
Jarang
8. Apakah kalian berbicara kepada diri sendiri saat
belajar?
9. Apakah kalian mudah terganggu oleh keributan?
Lampiran 7
77
10. Apakah kalian suka membaca keras-keras dan
mendengarkan?
11. Apakah kalian merasa menulis itu sulit, tetapi
pandai bercerita?
12. Apakah kalian lebih menyukai musik daripada
seni?
13. Apakah kalian belajar melalui mendengar dan
mengingat apa yang didiskusikan daripada yang
dilihat?
14. Apakah kalian banyak bicara, suka berdiskusi,
dan menjelaskan panjang lebar?
Subtotal
Total
F. MODALITAS KINESTETIK
Pertanyaan Sering Kadang-
kadang
Jarang
8. Apakah kalian berbicara dengan lambat?
9. Apakah kalian menyentuh orang untuk
mendapatkan perhatiannya?
10. Apakah kalian belajar melalui praktik?
11. Apakah kalian menghafal dengan berjalan
dan melihat?
12. Apakah kalian menggunakan jari untuk
menunjuk saat membaca?
13. Apakah kalian tidak bisa duduk tenang
untuk waktu lama?
14. Apakah kalian meluangkan waktu untuk
berolahraga dan berkegiatan fisik lainnya?
Subtotal
Total
78
DATA PRESTASI BELAJAR
NO. NAMA KODE NILAI
1 ADI ANDHIKA DIMANA A-01 64
2 ADITYA SURYA PANGESTU A-02 67
3 ADITYA ZULFIKAR FIRDHA A-03 74
4 ALDHO PRIYO WIBISONO A-04 71
5 ALDINO BAYU RACHMAT A-05 60
6 ANTYO ANUNG ANINDITO A-06 73
7 DICKY FIRMANSYAH A-07 61
8 FAUZI MUHAMMAD HANIF A-08 67
9 GALIH DWI WICAKSONO A-09 61
10 IMAN PRADANA FIFNI K. A-10 64
11 KEVIN SHIDDIQY AZKA A-11 81
12 M WAHYU SETYA AJI A-12 66
13 MOCHAMMAD SYUKRON N. A-13 64
14 MOCHAMMAD FAIK P. A-14 63
15 MUCHAMMAD MUCHDHOR A-15 59
16 MUHAMMAD NUGRAHA AJI A-16 82
17 NUGRAHASTO PRIHADI U. A-17 61
18 RAMA RIZQI YUDHANTA E. A-18 61
19 RINANDA ASRIAN ILMANTA A-19 65
20 RIZKY EGGY SYAH PUTRA A-20 68
21 ROFIF ZAINUL MUTTAQIN A-21 91
22 RYAN RAHARDIAN CAHYA A-22 63
23 ZULFAN MUSAFA A-23 76
24 BAGAS ALAN BUDI PRAKOSO A-24 65
25 ABDULLAH SYARIF B-01 72
26 ADNAN MARTADININGRAT S. B-02 61
27 ANANSYAH VEBRIANTO B-03 64
28 BAGAS HIMAWAN WIRATIKTA B-04 67
29 DESEVAN DIDAR SURYA NEGARA B-05 66
30 DHARMAWAN BAGUS SAPUTRA B-06 63
31 DIMAS RIEZKI FIRMANSYAH B-07 70
32 ELDWIN MAULANA IRFAN B-08 71
33 FARIZ MUHAMMAD R. B-09 68
Lampiran 8
79
34 KRISTIANTO TRICAHYA PRABOWO B-10 65
35 LUTFIAN ARYA DIPA B-11 64
36 MUHAMMAD FIRMANSYAH B-12 75
37 MUHAMMAD KHAIRULLAHHARTO B-13 87
38 MUSAYEH ACHMAD HAYKAL B-14 66
39 NAUFAL ANDRI MAHENDRA B-15 75
40 NURINDRA EKA PUTRA B-16 72
41 OKTOVANI AL GHIFARI PRATAMA B-17 62
42 PRASETYO ILHAM IBRAHIM B-18 66
43 PUTRA FISABIL MUHAMMAD B-19 91
44 RADYA GERALDI B-20 65
45 RAKA SUKMA BRAMANTYA B-21 72
46 RASYHAN MIRZA EL MUHAMMADY B-22 77
47 RISRIKY MITRA FATH B-23 74
48 RIVARDY OKKA BINTANG R. B-24 71
49 AHMAD FAISHAL KHAIRULLAH C-01 76
50 DIAS MAREDA HILMANAUFA C-02 67
51 MAULANA HUSEIN NABIL C-03 71
52 MURSYID HASAN MUSTAFA C-04 67
53 RADITYA CAHYO NUGROHO C-05 63
54 RAGIL PRAMUDYANTO C-06 79
55 YUSRIL SUDIRO ABDUL MANAF C-07 68
56 A MADE DEA RONA ALMAS C-08 80
57 ANITA MEILAWATI C-09 69
58 ARTISA RIZKI JENIUSA C-10 75
59 ASTRID PRISCILLIA C-11 60
60 AZKA KHOIRUNNISA C-12 71
61 DARA RAHISYA SURYA C-13 74
62 DHIVA CAEZARA RIZKY S. C-14 80
63 DIENI NUR HIKMAH C-15 82
64 ELVARIESTA C-16 89
65 FIRMENING DYAH C-17 68
66 IQLIMA BAHRUNNAJAH C-18 66
67 KINTAN AYLA DIANDRA C-19 70
68 KURNIANI PANJI R. C-20 89
69 MAHARANI KHARISMA W. C-21 63
80
70 NURUL HARDIYANTI PUTRI D. C-22 72
71 TRIANA ZULFA ARDIYANI C-23 78
72 VERA YULINIA ANGGRAENI C-24 65
73 DIRA DEVIRA C-25 59
74 ADZKIA ZAKIYYATUN NISA D-01 67
75 AINA' AL MARDHIYAH D-02 78
76 ANINDA RISQI RAHMAWATI D-03 77
77 ANISA SETIA PRATIWI D-04 60
78 BELLA YULIANA L. D-05 66
79 BINA ARIEFINA EFFENDI D-06 73
80 DARA AYU NOVEANA S. D-07 71
81 DEWI ARINI D-08 66
82 DINDA PUTRI KLARITA D. D-09 75
83 ESSY NURRIFTA ISMA D-10 71
84 FADHILA AYU SEKARANI D-11 63
85 FAJRIN AINNU ZULFA D-12 83
86 FARAH KEMALA PRATI D. D-13 68
87 LARASATI DITA ARDINA D-14 63
88 MAHARANI WISNU PUTRI D-15 91
89 MUNA KHANSA NABILA D-16 96
90 NABELLA DESTIANA RAHMA D-17 62
91 NANDA AYU PRAMONO D-18 72
92 NONIKA INGGIHARTI D-19 86
93 NUR LATIFAH D-20 62
94 RAHMATUL HAQIQI D-21 69
95 RISTYANNA INDRASWIDYAR D-22 62
96 SHADILLAH ILHAMI REZQI H. D-23 85
97 SILMI MUTIA D-24 69
98 YUSINTA SEKAR A. D-25 73
99 ZELYA OKTAVIA C. D-26 77
81
Uji Normalitas Nilai Awal
Kelas VIII Abu Dawud
Hipotesis H| : Data berdistribusi normal H( : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
;& )A�V� , W��&W�8
��(
Kriteria yang digunakan
Diterima jika 4| ) ;������& X ;���&
Pengujian Hipotesis
Nilai Maksimal = 94
Nilai Minimal = 57
Rentang Nilai (R) = 94 – 57 = 37
Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log 24 = 5,555 = 6 kelas
Panjang Kelas (P) = 37/6 = 6,167 = 7
Table Mencari Rata-rata dan Standar Deviasi
No. x �� , �� ��� , ���~
1 75 5.08 25.84
2 60 -9.92 98.34
3 57 -12.92 166.84
4 73 3.08 9.51
5 61 -8.92 79.51
6 59 -10.92 119.17
7 75 5.08 25.84
8 68 -1.92 3.67
9 62 -7.92 62.67
10 62 -7.92 62.67
11 61 -8.92 79.51
12 71 1.08 1.17
13 87 17.08 291.84
14 74 4.08 16.67
15 85 15.08 227.51
16 77 7.08 50.17
17 60 -9.92 98.34
18 58 -11.92 142.01
19 94 24.08 580.01
Lampiran 9
82
20 60 -9.92 98.34
21 81 11.08 122.84
22 74 4.08 16.67
23 74 4.08 16.67
24 70 0.08 0.01
∑∑∑∑ 1678
2395.83
Rata-rata �yQ� ) ∑�� ) (���
&� ) 69,917
Standar deviasi (S):
2& ) ∑�y� , yQ�&3 , 1 ) 2395,83�24 , 1� ) 104,167
2 ) 10,206
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII Abu Dawud
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Oi Ei
�V� , W��&W�
56.5 -1.31 0.4049
57 – 63 7.98
0.1692 10 4.1 8.6865
63.5 -0.63 0.2357
0.8601
64 – 70 8.96
0.2118 2 5.1 1.8701
70.5 0.06 0.0239
1.0767
71 – 77
9.95
0.2942 8 7.1 0.1249
77.5 0.74 0.2703
1.4955
78 – 84
10.94
0.1533 1 3.7 1.9510
84.5 1.43 0.4236
0.7793
85 – 91
11.93
0.0590 2 1.4 0.2409
91.5 2.11 0.4826
0.2999
92 – 98
12.92
-0.0752 1 -1.8 -4.3589
98.5 2.80 0.4074
-0.3823
Jmlh #REF! 24 ;² = 8.5145
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh ;���& ) 11,07. +I��3I ;������& X;���& , maka data tersebut berdistribusi Normal.
83
Uji Normalitas Nilai Awal
Kelas VIII Muslim
Hipotesis H| : Data berdistribusi normal H( : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
;& )A�V� , W��&W�8
��(
Kriteria yang digunakan
Diterima jika 4| ) ;������& X ;���&
Pengujian Hipotesis
Nilai Maksimal = 92
Nilai Minimal = 52
Rentang Nilai (R) = 92 – 52 = 40
Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log 24 = 5,555 = 6 kelas
Panjang Kelas (P) = 40/6 = 6,7 = 7
Table Mencari Rata-rata dan Standar Deviasi
No. X �� , ��
���, ���~
1 76 7.58 57.51
2 55 -13.42 180.01
3 63 -5.42 29.34
4 59 -9.42 88.67
5 61 -7.42 55.01
6 63 -5.42 29.34
7 61 -7.42 55.01
8 73 4.58 21.01
9 74 5.58 31.17
10 61 -7.42 55.01
11 58 -10.42 108.51
12 77 8.58 73.67
13 92 23.58 556.17
14 52 -16.42 269.51
15 62 -6.42 41.17
16 70 1.58 2.51
17 59 -9.42 88.67
18 72 3.58 12.84
Lampiran 10
84
19 91 22.58 510.01
20 67 -1.42 2.01
21 67 -1.42 2.01
22 82 13.58 184.51
23 80 11.58 134.17
24 67 -1.42 2.01
∑∑∑∑ 1642 2589.83
Rata-rata �yQ� ) ∑�� ) (��&
&� ) 68,417
Standar deviasi (S):
2& ) ∑�y� , yQ�&3 , 1 ) 2589,83�24 , 1� ) 112,601
2 ) 10,661
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII Muslim
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Oi Ei
�V� , W��&W�
51.5 -1.59 0.4441
52 – 58 32.53 0.1203 3 2.9 0.0044
58.5 -0.93 0.3238 -0.8922
59 – 65 36.95 0.2174 8 5.2 1.4838
65.5 -0.27 0.1064 -1.6124
66 – 72 41.37 0.2544 5 6.1 0.2002
72.5 0.38 0.1480 -1.8868
73 – 79 45.79 0.2028 4 4.9 0.1545
79.5 1.04 0.3508 -1.5041
80 – 86 50.21 0.1046 2 2.5 0.1038
86.5 1.70 0.4554 -0.7758
87 – 93 54.63 0.0355 2 0.9 1.5468
93.5 2.36 0.4909 -0.2633
Jmlh #REF! 24 ;² = 3.4935
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh ;���& ) 11,07. +I��3I ;������& X;���& , maka data tersebut berdistribusi Normal.
85
Uji Normalitas Nilai Awal
Kelas VIII Hafshah
Hipotesis H| : Data berdistribusi normal H( : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
;& )A�V� , W��&W�8
��(
Kriteria yang digunakan
Diterima jika 4| ) ;������& X ;���&
Pengujian Hipotesis
Nilai Maksimal = 89
Nilai Minimal = 59
Rentang Nilai (R) = 89 – 59 = 30
Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log 25 = 5,613 = 6 kelas
Panjang Kelas (P) = 30/6 = 5
Table Mencari Rata-rata dan Standar Deviasi
No. x �� , ��
���, ���~
1 76 3.960 15.682
2 67 -5.040 25.402
3 71 -1.040 1.082
4 67 -5.040 25.402
5 63 -9.040 81.722
6 79 6.960 48.442
7 68 -4.040 16.322
8 80 7.960 63.362
9 69 -3.040 9.242
10 75 2.960 8.762
11 60 -12.040 144.962
12 71 -1.040 1.082
13 74 1.960 3.842
14 80 7.960 63.362
15 82 9.960 99.202
16 89 16.960 287.642
17 68 -4.040 16.322
18 66 -6.040 36.482
Lampiran 11
86
19 70 -2.040 4.162
20 89 16.960 287.642
21 63 -9.040 81.722
22 72 -0.040 0.002
23 78 5.960 35.522
24 65 -7.040 49.562
25 59 -13.040 170.042
∑∑∑∑ 1801 1576.960
Rata-rata �yQ� ) ∑�� ) (�|(
&� ) 72,040
Standar deviasi (S):
2& ) ∑�y� , yQ�&3 , 1 ) 1576,960�25 , 1� ) 65,707
2 ) 8,106
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII Hafshah
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Oi Ei
�V� , W��&W�
58.5 -1.67 0.4525
59 – 63 3.45 0.0994 4 2.5 0.9236
63.5 -1.05 0.3531 -0.4016
64 – 68 3.74 0.1831 6 4.6 0.4421
68.5 -0.44 0.1700 -0.7397
69 – 73 4.04 0.2414 5 6.0 0.1775
73.5 0.18 0.0714 -0.9753
74 – 78 4.33 0.2167 4 5.4 0.3709
78.5 0.80 0.2881 -0.8755
79 – 83 4.63 0.1326 4 3.3 0.1415
83.5 1.41 0.4207 -0.5357
84 – 88 4.92 0.0581 2 1.5 0.2064
88.5 2.03 0.4788 -0.2347
Jmlh
#REF
!
25 ;² = 2.2620
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh ;���& ) 11,07. +I��3I ;������& X;���& , maka data tersebut berdistribusi Normal.
87
Uji Normalitas Nilai Awal
Kelas VIII Asma’
Hipotesis H| : Data berdistribusi normal H( : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
;& )A�V� , W��&W�8
��(
Kriteria yang digunakan
Diterima jika 4| ) ;������& X ;���&
Pengujian Hipotesis
Nilai Maksimal = 96
Nilai Minimal = 60
Rentang Nilai (R) = 96 – 60 = 36
Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log 26 = 5,669 = 6 kelas
Panjang Kelas (P) = 36/6 = 6
Table Mencari Rata-rata dan Standar Deviasi
No. x �� , ��
���, ���~
1 67 -5.500 30.250
2 78 5.500 30.250
3 77 4.500 20.250
4 60 -12.500 156.250
5 66 -6.500 42.250
6 73 0.500 0.250
7 71 -1.500 2.250
8 66 -6.500 42.250
9 75 2.500 6.250
10 71 -1.500 2.250
11 63 -9.500 90.250
12 83 10.500 110.250
13 68 -4.500 20.250
14 63 -9.500 90.250
15 91 18.500 342.250
16 96 23.500 552.250
17 62 -10.500 110.250
18 72 -0.500 0.250
Lampiran 12
88
19 86 13.500 182.250
20 62 -10.500 110.250
21 69 -3.500 12.250
22 62 -10.500 110.250
23 85 12.500 156.250
24 69 -3.500 12.250
25 73 0.500 0.250
26 77 4.500 20.250
∑∑∑∑ 1885 2252.500
Rata-rata �yQ� ) ∑�� ) (���
&� ) 72,500
Standar deviasi (S):
2& ) ∑�y� , yQ�&3 , 1 ) 2252,500�26 , 1� ) 90,100
2 ) 9,492
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII Asma’
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Oi Ei
�V� , W��&W�
59.5 -1.37 0.4147
60 – 65 2.53 0.1444 6 3.8 1.3431
65.5 -0.74 0.2703 -
0.2166
66 – 71 2.79 0.2265 8 5.9 0.7567
71.5 -0.11 0.0438 -
0.3398
72 – 77 3.04 0.2457 6 6.4 0.0236
77.5 0.53 0.2019 -
0.3686
78 – 83 3.30 0.1751 2 4.6 1.4312
83.5 1.16 0.3770 -
0.2627
84 – 89 3.55 0.0863 2 2.2 0.0265
89.5 1.79 0.4633 -
0.1295
90 – 95 3.81 0.0289 2 0.8 2.0748
95.5 2.42 0.4922 -
0.0434
89
Jmlh #REF! 26 ;² = 5.6560
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh ;���& ) 11,07. +I��3I ;������& X;���& , maka data tersebut berdistribusi Normal.
90
Uji Homogenitas dengan Uji Barlett
Adapun perhitungan homogenitasnya dengan uji Barlett adalah sebagai berikut:
Sumber Data
Sumber variasi VIII
Muslim
VIII
Abu Dawud
VIII
Hafshah
VIII
Asma'
Jumlah 1642 1678 1801 1388
N 24 24 25 26
yQ 68.417 69.917 72.040 72.500
Varians (s2) 112.601 104.167 65.707 90.100
Standart deviasi (s) 10.611 10.206 8.106 9.492
Table Uji Barlett
Populasi
M+ ) 3� , 1
1/dk si2 Log si
2 dk.Log si
2 dk * si
2
1 23 0.0435 112.601 2.052 47.186 2589.833
2 23 0.0435 104.167 2.018 46.408 2395.833
3 24 0.0417 65.707 1.818 43.623 1576.960
4 25 0.0400 90.100 1.955 48.868 2252.500
Jumlah 95 186.084 8815.127
2& ) ∑�3� , 1�2�&∑�3� , 1� ) 8815,12795 ) 92,791
@ ) �log 2&� A�3� , 1� @ ) _1,968` 95
B = 186,913
%������& ) ��3 10� ?@ ,A�3� , 1� log 2�&D %������& ) 2,302585 !186,913 , 186,084# %������& ) 1,90873023
Untuk α = 5%, dengan dk = k – 1 = 4 – 1 = 3 diperoleh %���& ) 7,815 +I��3I %������& X %���& maka Homogen.
Lampiran 13
91
REKAPITULASI DATA MODALITAS BELAJAR
NO. NAMA
SKOR
MODALITAS SKOR MODALITAS BELAJAR
Visual Auditorial Kinestetik rerata Kecenderungan Kriteria
1 A-01 4 7 8 7 Kinestetik Rendah
2 A-02 3 10 5 6 Auditorial Rendah
3 A-03 6 9 8 8 Auditorial Tinggi
4 A-04 5 7 3 5 Auditorial Rendah
5 A-05 3 7 6 6 Auditorial Rendah
6 A-06 3 4 7 5 Kinestetik Rendah
7 A-07 5 6 3 5 Auditorial Rendah
8 A-08 7 6 3 6 Visual Rendah
9 A-09 6 8 9 8 Kinestetik Tinggi
10 A-10 7 8 9 8 Kinestetik Tinggi
11 A-11 9 7 8 8 Visual Tinggi
12 A-12 8 5 5 6 Visual Rendah
13 A-13 5 8 7 7 Auditorial Rendah
14 A-14 7 4 3 5 Visual Rendah
15 A-15 6 4 5 5 Visual Rendah
16 A-16 12 11 9 11 Visual Tinggi
17 A-17 7 6 5 6 Visual Rendah
18 A-18 3 5 3 4 Auditorial Rendah
19 A-19 5 7 8 6 Kinestetik Rendah
20 A-20 8 7 6 7 Visual Rendah
21 A-21 13 11 10 12 Visual Tinggi
22 A-22 1 5 4 4 Auditorial Rendah
23 A-23 9 7 6 8 Visual Tinggi
24 A-24 5 6 4 5 Auditorial Rendah
25 B-01 9 7 8 8 Visual Tinggi
26 B-02 6 7 6 7 Auditorial Rendah
27 B-03 7 4 4 5 Visual Rendah
28 B-04 9 8 6 8 Visual Tinggi
29 B-05 5 6 5 6 Auditorial Rendah
30 B-06 7 9 5 7 Auditorial Rendah
31 B-07 9 12 3 8 Auditorial Tinggi
32 B-08 13 7 6 9 Visual Tinggi
Lampiran 14
92
33 B-09 11 5 8 8 Visual Tinggi
34 B-10 9 5 5 7 Visual Rendah
35 B-11 3 3 4 4 Kinestetik Rendah
36 B-12 10 9 7 9 Visual Tinggi
37 B-13 11 8 5 8 Visual Tinggi
38 B-14 5 4 1 4 Visual Rendah
39 B-15 9 7 6 8 Visual Tinggi
40 B-16 7 14 5 9 Auditorial Tinggi
41 B-17 6 6 9 7 Kinestetik Rendah
42 B-18 7 8 11 9 Kinestetik Tinggi
43 B-19 12 10 8 10 Visual Tinggi
44 B-20 8 4 3 5 Visual Rendah
45 B-21 5 6 5 6 Auditorial Rendah
46 B-22 8 13 12 11 Auditorial Tinggi
47 B-23 7 8 10 9 Kinestetik Tinggi
48 B-24 7 8 9 8 Kinestetik Tinggi
49 C-01 9 6 7 8 Visual Tinggi
50 C-02 9 7 6 8 Visual Tinggi
51 C-03 2 1 5 3 Kinestetik Rendah
52 C-04 5 11 4 7 Auditorial Rendah
53 C-05 6 3 5 5 Visual Rendah
54 C-06 6 5 12 8 Kinestetik Tinggi
55 C-07 9 7 8 8 Visual Tinggi
56 C-08 7 9 8 8 Auditorial Tinggi
57 C-09 9 10 3 8 Auditorial Tinggi
58 C-10 5 7 2 5 Auditorial Rendah
59 C-11 7 8 4 7 Auditorial Rendah
60 C-12 8 6 7 7 Visual Rendah
61 C-13 9 5 7 7 Visual Rendah
62 C-14 11 8 5 8 Visual Tinggi
63 C-15 8 9 7 8 Auditorial Tinggi
64 C-16 10 11 9 10 Auditorial Tinggi
65 C-17 9 6 4 7 Visual Rendah
66 C-18 10 9 7 9 Visual Tinggi
67 C-19 6 8 6 7 Auditorial Rendah
68 C-20 8 9 10 9 Kinestetik Tinggi
93
69 C-21 7 10 8 9 Auditorial Tinggi
70 C-22 10 6 7 8 Visual Tinggi
71 C-23 7 8 7 8 Auditorial Tinggi
72 C-24 4 6 7 6 Kinestetik Rendah
73 C-25 7 6 5 6 Visual Rendah
74 D-01 11 6 5 8 Visual Tinggi
75 D-02 9 8 7 8 Visual Tinggi
76 D-03 9 7 5 7 Visual Rendah
77 D-04 3 7 8 6 Kinestetik Rendah
78 D-05 8 11 7 9 Auditorial Tinggi
79 D-06 8 7 9 8 Kinestetik Tinggi
80 D-07 7 5 4 6 Visual Rendah
81 D-08 7 13 9 10 Auditorial Tinggi
82 D-09 7 5 6 6 Visual Rendah
83 D-10 7 8 9 8 Kinestetik Tinggi
84 D-11 8 6 4 6 Visual Rendah
85 D-12 10 9 7 9 Visual Tinggi
86 D-13 9 7 8 8 Visual Tinggi
87 D-14 9 8 4 7 Visual Rendah
88 D-15 11 14 9 12 Auditorial Tinggi
89 D-16 12 11 8 11 Visual Tinggi
90 D-17 3 6 4 5 Auditorial Rendah
91 D-18 5 10 8 8 Auditorial Tinggi
92 D-19 9 8 6 8 Visual Tinggi
93 D-20 9 7 8 8 Visual Tinggi
94 D-21 6 5 2 5 Visual Rendah
95 D-22 8 6 2 6 Visual Rendah
96 D-23 10 9 5 8 Visual Tinggi
97 D-24 6 7 3 6 Auditorial Rendah
98 D-25 9 8 4 7 Visual Rendah
99 D-26 9 8 5 8 Visual Tinggi
94
ANALISIS DATA AKHIR
REGRESI LINEAR SEDERHANA
1. Model Persamaan Regresi Linear Sederhana
Model persamaan regresinya adalah 'Y = a + bx
NO. KODE X KLMPK N Y X2 Y
2 XY \]T
1 C-03 3 1 1 71 9 5041 213 0
2 A-18 4 2 4 61 16 3721 244 13
3 A-22 4 63 16 3969 252
4 B-11 4 64 16 4096 256
5 B-14 4 66 16 4356 264
6 A-04 5 3 12 71 25 5041 355 277.67
7 A-06 5 73 25 5329 365
8 A-07 5 61 25 3721 305
9 A-14 5 63 25 3969 315
10 A-15 5 59 25 3481 295
11 A-24 5 65 25 4225 325
12 B-03 5 64 25 4096 320
13 B-20 5 65 25 4225 325
14 C-05 5 63 25 3969 315
15 C-10 5 75 25 5625 375
16 D-17 5 62 25 3844 310
17 D-21 5 69 25 4761 345
18 A-02 6 4 16 67 36 4489 402 322
19 A-05 6 60 36 3600 360
20 A-08 6 67 36 4489 402
21 A-12 6 66 36 4356 396
22 A-17 6 61 36 3721 366
23 A-19 6 65 36 4225 390
24 B-05 6 66 36 4356 396
25 B-21 6 72 36 5184 432
26 C-24 6 65 36 4225 390
27 C-25 6 59 36 3481 354
28 D-04 6 60 36 3600 360
29 D-07 6 71 36 5041 426
30 D-09 6 75 36 5625 450
Lampiran 15
95
31 D-11 6 63 36 3969 378
32 D-22 6 62 36 3844 372
33 D-24 6 69 36 4761 414
34 A-01 7 5 16 64 49 4096 448 475.75
35 A-13 7 64 49 4096 448
36 A-20 7 68 49 4624 476
37 B-02 7 61 49 3721 427
38 B-06 7 63 49 3969 441
39 B-10 7 65 49 4225 455
40 B-17 7 62 49 3844 434
41 C-04 7 67 49 4489 469
42 C-11 7 60 49 3600 420
43 C-12 7 71 49 5041 497
44 C-13 7 74 49 5476 518
45 C-17 7 68 49 4624 476
46 C-19 7 70 49 4900 490
47 D-03 7 77 49 5929 539
48 D-14 7 63 49 3969 441
49 D-25 7 73 49 5329 511
50 A-03 8 6 32 74 64 5476 592 1529.5
51 A-09 8 61 64 3721 488
52 A-10 8 64 64 4096 512
53 A-11 8 81 64 6561 648
54 A-23 8 76 64 5776 608
55 B-01 8 72 64 5184 576
56 B-04 8 67 64 4489 536
57 B-07 8 70 64 4900 560
58 B-09 8 68 64 4624 544
59 B-13 8 87 64 7569 696
60 B-15 8 75 64 5625 600
61 B-24 8 71 64 5041 568
62 C-01 8 76 64 5776 608
63 C-02 8 67 64 4489 536
64 C-06 8 79 64 6241 632
65 C-07 8 68 64 4624 544
66 C-08 8 80 64 6400 640
67 C-09 8 69 64 4761 552
96
68 C-14 8 80 64 6400 640
69 C-15 8 82 64 6724 656
70 C-22 8 72 64 5184 576
71 C-23 8 78 64 6084 624
72 D-01 8 67 64 4489 536
73 D-02 8 78 64 6084 624
74 D-06 8 73 64 5329 584
75 D-10 8 71 64 5041 568
76 D-13 8 68 64 4624 544
77 D-18 8 72 64 5184 576
78 D-19 8 86 64 7396 688
79 D-20 8 62 64 3844 496
80 D-23 8 85 64 7225 680
81 D-26 8 77 64 5929 616
82 B-08 9 7 10 71 81 5041 639 610.5
83 B-12 9 75 81 5625 675
84 B-16 9 72 81 5184 648
85 B-18 9 66 81 4356 594
86 B-23 9 74 81 5476 666
87 C-18 9 66 81 4356 594
88 C-20 9 89 81 7921 801
89 C-21 9 63 81 3969 567
90 D-05 9 66 81 4356 594
91 D-12 9 83 81 6889 747
92 B-19 10 8 3 91 100 8281 910 386
93 C-16 10 89 100 7921 890
94 D-08 10 66 100 4356 660
95 A-16 11 9 3 82 121 6724 902 194
96 B-22 11 77 121 5929 847
97 D-16 11 96 121 9216 1056
98 A-21 12 10 2 91 144 8281 1092 0
99 D-15 12 91 144 8281 1092
∑ 720 55 99 6997 5542 501419 51779 3808.42
I ) �∑1P��∑/P"�K�∑/P��∑/P1P�� ∑/P"K�∑/P�"
97
) �6997 s 5542� , �720 s 51779��99 s 5542� , �518400�
) 38777374 , 37280880548658 , 518400
) 149649430258
) 49,458
[ ) �∑/P1PK�∑/P��∑1P��∑/P"K�∑/P�"
) �99 s 51779� , �720 s 6997��99 s 5542� , �518400�
) �5126121� , �5037840��548658� , �518400�
) 8828130258
) 2,918
'Y = a + bx
= 49,458 + 2,918X
2. Uji Kelinieran dan Keberartian Arah Regresi
Tabel ANAVA untuk regresi linier sederhana
98
Sumber
Variasi
Derajat
bebas
(db)
Jumlah
kuadrat
(JK)
Rata-rata
jumlah
kuadrat
(RJK)
������� ����
Total 99 501419 - 1,399 2,05
Regresi (a)
Regresi (b|a)
Residu
1
1
97
494525,34
2602,060
4287,592
494525,34
2606,060
44,202
Tuna Cocok
Kesalahan
8
89
479,17
3808,42
59,896
42,791
, Uji Kelinieran Regresi Sederhana
Ho = model regresi linier
Hi = model regresi Tidak linier
1. \]T ) 3808,42
2. \]gh ) \]^�a , \]T
= 4287,59 – 3808,42
= 479,17
3. b\]gh ) cUij8K&
= ���,(�(|K& ) 59,896
4. b\]T ) cU��K8
) ��|�,�&��K(| ) 42,791
5. ������r ) ^cUij^cU�
) ��,����&,��( ) 1,399
6. Uji Linieritas berlaku:
Jika ������r�������� k ������r�����, maka terima 45 berarti Linier
Jika ������r�������� J ������r�����, maka terima 4 berarti Tidak Linier
7. Carilah nilai ���� menggunakan table F dengan rumus:
Kesimpulan:
Karena ������� X ���� atau 1,399 X
2,05, maka
metode regresi
Y atas X
berpolar Linier.
99
���� ) ��(KL��q gh,q T� ���� ) ��(K|,|���q�8K&,q��K8� ���� ) ��|,����q�(|K&,q���K(|� ���� ) ��|,�����,��� ���� ) 2,05
Karena ������� k ����, atau 1,399 X 2,05 maka Linier.
8. Kesimpulan: karena ������r�������� k ������r����� maka tolak 45 dan
terima 4. Dengan demikian metode regresi Y atas X berpolar Linier.
, Uji Keberartian Regresi
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ������� ) 1,399. Harga ini
dikonsultasikan dengan E ) 5% dengan k = 10 dan n = 99 diperoleh nilai
��(KL��(,�K&� ) 2,05. Dengan demikian ������� X ��(KL��(,�K&� yaitu 1,399 X
2,05 ini berarti persamaan 'Y ) 49,458 Z 2,918% berarti.
3. Koefisien Korelasi, Uji Signifikansi Koefisien Korelasi dan Koefisien
Determinasi pada Regresi Linier Sederhana
- Rumus Koefisien Korelasi ��� � �∑����∑���∑�� !�∑�"��∑��"#!�∑�"��∑��"#
) �99 s 51779� , �720 s 6997��!�99 s 5542� , 518400#!�99 s 501419� , 48958009#
= ��&�(
√�|&��s��&��& =
��&�(√&|��|&�� ) 0,614
- Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Ho = persamaan regresi signifikan
Hi = persamaan regresi tidak signifikan
j) \]^��_` = �∑1�"� =
�����||��� ) 494525,34
100
k) \]^���*� ) [ ?∑%' , ∑/∑1� D
= 2,918 (51779 – �&|s ����
�� )
= 2,918 (891,73)
= 2602,060
l) \]^�a ) ∑'& , \]^���*� , \]^���� = 501419 – 2602,060 – 494525,34
= 4287,592
m) b\]^���� = \]^��_` = 494525,34
n) b\]^�a ) cUdef�K&
= �&��,��&��K& = 44,202
o) ������� ) ^cUdet�u|w�^cUdef ) &�|&,|��
��,&|& ) 58,868
p) Kaidah pengujian signifikansi:
Jika ������� J ����, maka tolak 45 (signifikan)
Jika ������� k ����, maka tolak 4 (tidak signifikan)
q) Cari nlai ���� menggunakan table F dengan rumus:
Taraf signifikansinya α = 0,05 M[^�a ) 3 , 2 ) 99 , 2 ) 97
���� ) ��(KL��q r��_|`,_q ^�a`� ���� ) ��(K|,|���_(`,_��`� ���� ) 3,94
Karena ������� J ����, atau 58,868 � 3,94 maka signifikan.
r) Kesimpulan: karena ������� J ���� maka tolak 45 dan terima 4.
Dengan demikian, ada pengaruh yang signifikan antara tingkat modalitas
belajar terhadap prestasi belajar matematika.
- Koefisien Determinasi
101
Koefisien Determinasi = �& s 100%
= 0,614 s 100%
= 37,70%
Jadi besarnya pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar
matematika adalah 37,70%.
137
LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN KURVA NORMAL STANDAR
DARI 0 S/D Z
z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359
0,1 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 0675 0714 0743
0,2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141
0,3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517
0,4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879
0,5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224
0,6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2517 2549
0,7 2580 2612 2642 2673 2703 2734 2764 2794 2823 2852
0,8 2810 2612 2939 2967 2995 3023 3051 3078 3106 3133
0,9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389
1,0 3413 3448 3461 3485 3508 3531 3554 357 3599 3621
1,1 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830
1,2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015
1,3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177
1,4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319
1,5 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4419 4429 4441
1,6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545
1,7 4554 4564 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 4633
1,8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4693 4699 4706
1,9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767
2,0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4808 4808 4812 4817
2,1 4821 4826 4830 4864 4838 4842 4846 4850 4854 4857
2,2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890
2,3 4898 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916
2,4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936
2,5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952
2,6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964
2,7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974
2,8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981
2,9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986
3,0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990
3,1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993
3,2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995
3,3 4995 4995 4995 4986 4996 4996 4996 4996 4997 4997
3,4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998
3,5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998
3,6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3,7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3,8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3,9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
Lampiran 16
138
Tabel Harga Kritik dari r Product Moment
N
Interval
Kepercayaan N
Interval
Kepercayaan N
Interval
Kepercayaan
0.95 0.99 0.95 0.99 0.95 0.99
3 0.997 0.999 26 0.388 0.4906 55 0.266 0.345
4 0.950 0.990 27 0.381 0.487 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 28 0.374 0.478 65 0.244 0.317
6 0.811 0.917 29 0.367 0.470 70 0.235 0.306
7 0.754 0.874 30 0.361 0.463 75 0.227 0.296
8 0.707 0.874 31 0.355 0.456 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 32 0.349 0.442 85 0.213 0.278
10 0.632 0.765 33 0.344 0.436 90 0.207 0.270
11 0.602 0.735 34 0.339 0.430 95 0.202 0.263
12 0.576 0.708 35 0.334 0.424 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 36 0.329 0.413 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 37 0.325 0.408 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 38 0.320 0.403 175 0.148 0.194
16 0.497 0.623 39 0.316 0.396 200 0.138 0.181
17 0.482 0.606 40 0.312 0.403 300 0.113 0.148
18 0.468 0.590 41 0.308 0.396 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 42 0.304 0.393 500 0.088 0.115
20 0.444 0.561 43 0.301 0.389 600 0.080 0.105
21 0.433 0.549 44 0.297 0.384 700 0.074 0.097
22 0.423 0.537 45 0.294 0.380 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 46 0.291 0.276 900 0.065 0.086
24 0.404 0.515 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 48 0.284 0.368
49 0.281 0.364
50 0.297 0.361
Lampiran 17
TABEL NILAI CHI KUADRAT
d.b 50% 30% 20% 10% 5% 1%
1 0.45 1.07 1.64 2.71 3.84 6.63
2 1.39 2.41 3.22 4.61 5.99 9.21
3 2.37 3.66 4.64 6.25 7.81 11.34
4 3.36 4.88 5.99 7.78 9.49 13.28
5 4.35 6.06 7.29 9.24 11.07 15.09
6 5.35 7.23 8.56 10.64 12.59 16.81
7 6.35 8.38 9.80 12.02 14.07 18.48
8 7.34 9.52 11.03 13.36 15.51 20.09
9 8.34 10.66 12.24 14.68 16.92 21.67
10 9.34 11.78 13.44 15.99 18.31 23.21
11 10.34 12.90 14.63 17.28 19.68 24.73
12 11.34 14.01 15.81 18.55 21.03 26.22
13 12.34 15.12 16.98 19.81 22.36 27.69
14 13.34 16.22 18.15 21.06 23.68 29.14
15 14.34 17.32 19.31 22.31 25.00 30.58
16 15.34 18.42 20.47 23.54 26.30 32.00
17 16.34 19.51 21.61 24.77 27.59 33.41
18 17.34 20.60 22.76 25.99 28.87 34.81
19 18.34 21.69 23.90 27.20 30.14 36.19
20 19.34 22.77 25.04 28.41 31.41 37.57
21 20.34 23.86 26.17 29.62 32.67 38.93
22 21.34 24.94 27.30 30.81 33.92 40.29
23 22.34 26.02 28.43 32.01 35.17 41.64
24 23.34 27.10 29.55 33.20 36.42 42.98
25 24.34 28.17 30.68 34.38 37.65 44.31
26 25.34 29.25 31.79 35.56 38.89 45.64
27 26.34 30.32 32.91 36.74 40.11 46.96
28 27.34 31.39 34.03 37.92 41.34 48.28
29 28.34 32.46 35.14 39.09 42.56 49.59
30 29.34 33.53 36.25 40.26 43.77 50.89
31 30.34 34.60 37.36 41.42 44.99 52.19
32 31.34 35.66 38.47 42.58 46.19 53.49
33 32.34 36.73 39.57 43.75 47.40 54.78
34 33.34 37.80 40.68 44.90 48.60 56.06
35 34.34 38.86 41.78 46.06 49.80 57.34
36 35.34 39.92 42.88 47.21 51.00 58.62
37 36.34 40.98 43.98 48.36 52.19 59.89
38 37.34 42.05 45.08 49.51 53.38 61.16
39 38.34 43.11 46.17 50.66 54.57 62.43
40 39.34 44.16 47.27 51.81 55.76 63.69
Sumber: Excel for Windows [=Chiinv(α , db)]
Lampiran 18
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Ummi Farihah
2. Tempat & Tgl. Lahir : Pati, 04 Juli 1988
3. NIM : 073511048
4. Alamat Rumah : Margoyoso Rt: 03 Rw: 02 Margoyoso Pati 59154
HP : 085743626551
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. TK Islam Miftahul Falah Margoyoso Lulus 1995
2. SD Islam Miftahul Falah Margoyoso Lulus 2001
3. MTs Salafiyah Kajen Lulus 2004
4. MA Salafiyah Kajen Lulus 2007
5. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Tadris Matematika
Lulus 2011
Semarang, 08 Juni 2011
Ummi Farihah
NIM: 073511048