Data DiriDekan FE Universitas Muhammadiyah Semarang
Anggota Majlis Tabligh dan Dakwah Khusus P W M Jawa Tengah Pendiri dan Pengurus Masyarakat Ekonomi Syari’ah
Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jawa TengahPengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Semarang
Pengurus Pusat Informasi dan Kajian Ekonomi Syariah Jawa TengahEmail: [email protected]
Web: hardiwinoto.comHP: 088215117718
Alamat: Jl. Pucang Adi IX / No. 10, Pucang Gading, Mranggen, Demak.
Pengembangan Ekonomi Syariah di Jawa Tengah
Dr. Hardiwinoto, S.E., M.Si.
Ekonomi Berjamaah
قوا و جميعا وال تفره عليكم إ واعتصموا بحبل للاه ذ كنتم اذكروا نعمة للاهفا حفرة من بنعمته إخوانا وكنتم على ش أعداء فألهف بين قلوبكم فأصبحتم (١٠٣)لكم آياته لعلهكم تهتدون النهار فأنقذكم منها كذلك يبين للاه
103. Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. Ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (QS Ali Imron 103).
Umat Islam sebagai kekuatan ekonomi
1. Sebagai produsen sekaligus konsumen
2. Sebagai sirkulator moneter
3. Sebagai penyedia faktor produksi
4. Sebagai penentu kebijakan publik
Sebutan Gus JigangYaitu : Bagus Ngajine, Bagus Dagange
Menuju Masyarakat Tidak Ketergantungan
• Umat Islam sebagai basis masyarakat.
• Umat Islam membentuk komunitas usaha (UMKM).
• Komunitas usaha membentuk masyarakat tidak ketergantungan.
Komunitas Muslim
Komunitas Usaha (Home Industry)
Masyarakat Tidak Ketergantungan
Fakta Sejarah:Komunitas Usaha (Home Industry)
di Basis Wilayah Umat Muslim9. Demak : Pengusaha Rosok
beras, konveksi, dll.
10. Kampung Batik, Pekojan, Bubakan, Semarang: Batik, Leonpia, wingko, Bandeng, dll, produk khas Semarang.
11. Pekalongan: Batik Pekalongan
12. Tegal : Industri Logam
13. Brebes : Telur Asin
14. Boyolali : Susu sapi
15. Solo : Batik Solo
16. Klaten : Cor logam
1. Lasem, Rembang: Batik Lasem.
2. Juwana, Pati: Kerajinan Kuningan.
3. Bareng, Kudus: Pande Besi (Peralatan Pertanian, Pertukangan).
4. Jepang, Loram, Kudus: Segala Macam Kerajinan Rakyat.
5. Kota Kudus : Jenang, Renda, dan Konveksi.
6. Mayong, Jepara : Kerajinan Keramik.
7. Kriyan, Purwogondo, Teluk, Kalinyamatan, Jepara : Kerajinan Monel, dandang, rotan dan konveksi.
8. Tahunan, Jepara : Ukir kayu
9. Troso, pecangaan, Jepara: Kain songket
sebagai produsen sekaligus konsumen
• Jumlah umat islam yang besar 87 %.
• Jumlah umat islam yang sadar pentingnya pengembangan ekonomi umat.
• Jumlah umat islam yang melakukan bisnis secara islami.
Jenis produsen Konsumen
Garmen, Konveksi, Fashion Santri (pelajar) berupa seragam dan pakaian santri
Tours and Travels Santri dan alumni dan relasi alumni berupa pelayanan haji, umrah, ziarah, wisata dan lain-lain.
Foods and consumers goods Santri dan alumni dan relasi alumni berupa penyediaan jenis makanan pokok dan tambahan jenis makanan dan minuman lainnya.
Construction and infrastructures Pembangunan perumahan dan property
Trading dan ritel Minimarket, pusat perkulakan, sistem distribusi
sebagai sirkulator moneter
• Membuat jenis uang virtual sendiri
• Membuat jenis dan bentuk lembaga keuangan sendiri
• Membuat sistem pembayaran sendiri
Uang rupiah atau
lainnya
Uang virtual atau
digital
Sistem pembayaran di komunitas
pesantren dan alumni
Lembaga keuangan pengubah bentuk
uang
sebagai penyedia faktor produksi
Komunitas Muslim dapat memiliki sistem ekonomi yang kuat:1. Penyedia faktor produksi, 2. Menguasai proses
produksi, 3. Penghasilbarang dan jasa,4. Konsumen yang besar. 5. Menguasai produsen dan
konsumsi, negara dan luar negeri.
sebagai penentu kebijakan
• Umat Islam yang menjadi pejabat tinggi negara.
• Umat Islam yang menjadi regulator.
• Umat Islam yang menjadi lawyer.
• Umat Islam yang menjadi pengusaha.
• Umat Islam yang menjadi penyedia media publik.
Bersatu dalam realitas komunitas kebangsaan membentuk kedaulatan ekonomi yang disebut dengan NASIONALISME EKONOMI
Strategi Membangun Masyarakat Merdeka Secara Ekonomi
Jaringan Masyarakat Usaha Berkesinambungan
(input-output lingkage)
Masyarakat Usaha Yang Mandiri
(Home Industry)
Masyarakat Merdeka Secara Ekonomi
Regulasi yang mendukung(Political will)
Tingkat kemandirian keuangan PemerintahDaerah Jawa Tengah mengalami trendpenurunan selama periode 2014-2017. RasioPendapatan Asli Daerah (PAD) terhadappendapatan daerah.
Tahun 2014 65,42% dari Rp 15,52 triliun. Tahun 2015 64,80% dari Rp 16,82 triliun. Tahun 2016 58,79% dari Rp 19,63 triliun.Tahun 2017 50,90% dari Rp 23,47 triliun.
Usaha Mikro
Undang -Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM
Usaha produktif milik orang perorang dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Usaha Kecil
Undang-Undang nomor 9 tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat darisegi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta (tidak termasuktanah dan bangunan tempat usaha).
2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 1 miliar/tahun. Untukkriteria usaha menengah:a. Untuk sektor industri, memiliki total asset paling banyak Rp 5
miliar.b. Untuk sektor non industri, memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 600 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempatusaha, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 3 miliar.
Usaha Menengah
• INPRES No. 10 Tahun 1999 mendefinisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200 jutasampai maksimal Rp 10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunantempat usaha).
• Pengertian UMKM dilihat dari kriteria jumlah pekerja yang dimilikiantara negara yang satu dan negara yang lain berbeda. Di negara yang satu mungkin diklasifikasikan sebagai UKM, bagi negara lain bisatermasuk usaha besar. Contohnya:
a. Di Amerika: UKM di sektor manufaktur jika jumlah karyawannyakurang dari 500 orang.
b. Di Prancis: UKM jika jumlah karyawan kurang dari 10-40 orang, jikakurang 10 dikategorikan usaha kecil.
c. Di Indonesia: biro statistik mempunyai kriteria, usaha kecil jikakaryawannya 5-19 orang, jika kurang dari 5 karyawan digolongkanusaha rumah tangga (mikro), dan usaha menengah terdiri atas 20-99 orang.
maturnuwun
Recommended