PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN KEMAMPUAN
KONSULTASI DAN KONSELING SEDIAAN FARMASI PADA
MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memeroleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Bernadeta Dhiyana Krismadanti
NIM : 148114038
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN KEMAMPUAN
KONSULTASI DAN KONSELING SEDIAAN FARMASI PADA
MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memeroleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Bernadeta Dhiyana Krismadanti
NIM : 148114038
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN KEMAMPUAN
KONSULTASI DAN KONSELING SEDIAAN FARMASI PADA
MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YOGYAKARTA
Skripsi yang diajukan oleh:
Bernadeta Dhiyana Krismadanti
NIM: 148114038
telah disetujui oleh:
Pembimbing
Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. tanggal 22 Oktober 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
You do not need to be great to start something. Do it now and do not ever put
off because the chance may not come twice.
Mencintai apa yang dilakukan dan melakukan atas dasar kecintaan.
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang selalu mendampingi sampai selesainya penelitian ini
Kedua orang tuaku yang selalu memberi support
Sahabatku yang selalu ada untukku dan menyemangati dalam pembuatan karya
tulis ini
Semua orang yang terlibat
Almamater yang ku banggakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 22 Oktober 2018
Penulis
Bernadeta Dhiyana Krismadanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Bernadeta Dhiyana Krismadanti
NIM : 148114038
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul
“Pengembangan Instrumen Pengukuran Kemampuan Konsultasi dan
Konseling Sediaan Farmasi Pada Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain unuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin saya atau memberi royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 22 Oktober 2018
Yang menyatakan,
Bernadeta Dhiyana Krismadanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus karena atas berkat dan
rahmat kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN KEMAMPUAN
KONSULTASI DAN KONSELING SEDIAAN FARMASI PADA
MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA” dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi ini merupakan salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari banyak bantuan, dukungan, semangat,
dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan ilmu, dukungan, dan saran dalam penelitian ini.
3. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah
bersedia memberikan kritik dan saran dalam penelitian ini.
4. Ibu T. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D., Apt. selaku dosen penguji yang
telah bersedia memberikan kritik dan saran dalam penelitian ini.
5. FSM 2014 yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, motivasi dan dukungan secara
finansial dari awal hingga akhir penyusunan skripsi.
7. Agnes Chyntia Silalahi, Eleonora, Suster Frida, Lucia Desmar, Paulus Wikan,
Gisela Lupita, Mas Ari yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan
perhatian selama penyusunan skripsi.
8. Segenap pihak yang terlibat dalam proses penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari bahwa masih terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
kekurangan di dalam skripsi ini. Oleh karena itu dengan terbuka dan senang hati
penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir
kata, selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Yogyakarta, 22 Oktober 2018
Penulis,
Bernadeta Dhiyana Krismadanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN KEMAMPUAN
KONSULTASI DAN KONSELING SEDIAAN FARMASI PADA
MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YOGYAKARTA
Bernadeta Dhiyana Krismadanti
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan,
Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55282, Indonesia.
Telp. (0274) 883037, Fax. (0274) 886529
ABSTRAK
Komunikasi yang baik antara apoteker dengan pasien dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien dan meningkatkan kepercayaan kepada
apoteker. Hal ini didukung dengan bergesernya orientasi dari medication oriented
menjadi patient oriented. Diharapkan dengan perubahan orientasi tersebut,
menjadikan pelayanan kesehatan berjalan kearah yang lebih efisien, terutama
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan outcome terapi. Selain itu dengan
manajemen terapi obat oleh Apoteker biaya yang dikeluarkan pasien sedikit,
tetapi mendapatkan terapi yang optimal. Untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman tentang komunikasi yang dimiliki apoteker, maka perlu sebuah
kuesioner yang dapat mengukur pemahaman apoteker dalam melakukan
konsultasi dan konseling sediaan farmasi. Kuesioner dibua berdasarkan salah satu
poin dalam SKAI tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian analitik
observasional dengan rancangan deskriptif. Dalam penelitian ini dilakukan uji
validitas konten, uji pemahaman bahas, uji validitas dan reliabilitas. Berdasarkan
penelitian ini didapatkan kuesioner komunikasi dengan nama “Kuesioner
Konseling Farmasi 4.0” yang memiliki 32 pernyataan yang valid dan reliabel,
sehingga kuesioner telah siap digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi
dan konsultasi sediaan farmasi.
Kata kunci: komunikasi, SKAI, kuesioner, validitas dan reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
A good communication between pharmacists and patients can improve
quality of life of the patients and increase trust to the pharmacist. This is
supported by the change in orientation from medication oriented to patient
oriented. The adjustment is expected, making health services more efficiently,
especially to improve quality of life of the patients and the results of therapy. In
addition, the therapeutic management by the pharmacist costs the patient a little,
but gets optimal therapy. To find out the extent of information about the
communication conducted by the pharmacist, it is necessary to have a
questionnaire that can measure understanding in conducting pharmaceutical
consultation and counseling. Questionnaires were made from one of the aspects in
SKAI 2016. This study was an observational analytical study with descriptive
design. In this study there are content validity test, discussion comprehension test,
validity and reliability test. Based on this research communication questionnaire
was made with the name “ Kuesioner Konseling Farmasi 4.0” which has 32 valid
and reliable statement, and the questionnaire is ready to use to measure
communication and consultation skills.
Keywords: communication, SKAI, questionnaire, validity and reliability
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v
PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................................................... vi
PRAKATA ......................................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
ABSTRACT ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ................................................................................... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 3
Uji Validitas Konten ...................................................................................... 3
Uji Pemahaman Bahasa ................................................................................. 6
Uji Validitas .................................................................................................. 6
Uji Reliabilitas ............................................................................................... 8
Dimensi yang Terdapat Dalam Kuesioner .................................................... 9
Formulasi Kuesioner yang Valid dan Reliabel Secara Konten ..................... 10
KESIMPULAN .................................................................................................. 12
SARAN .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
LAMPIRAN ....................................................................................................... 14
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Uji validitas konten pertama .............................................................. 4
Tabel II. Uji validitas konten kedua ................................................................ 4
Tabel III. Uji Validitas kuesioner pengambilan pertama ............................... 7
Tabel IV. Uji Validitas kuesioner pengambilan kedua ................................... 8
Tabel V. Hasil Seleksi Kuesioner yang Valid dan Reliabel ............................ 8
Tabel VI. Konsultasi dan Konseling Sediaan Farmasi .................................... 10
Tabel VII. Formulasi Kuesioner yang Valid secara Konten dan Reliabel ...... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Pengambilan Data ........................................ 15
Lampiran 2. Uji Validitas Konten I ................................................................... 16
Lampiran 3. Uji Validitas Konten II .................................................................. 19
Lampiran 4. Revisi Uji Validitas konten ............................................................ 22
Lampiran 5. Kuesioner Edar ............................................................................. 25
Lampiran 6. Kuesioner Uji Pemahaman Bahasa I ............................................. 28
Lampiran 7. Informed Consent ......................................................................... 31
Lampiran 8. Kuesioner Penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas ...................... 32
Lampiran 9. Cara Menganalisis Menggunakan SPSS ........................................ 35
Lampiran 10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengambilan
Pertama ............................................................................................................... 43
Lampiran 11. Perbaikan Pernyataan Kuesioner ................................................. 45
Lampiran 12. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengambilan
Kedua ................................................................................................................. 48
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pengambilan Kedua ............ 50
Lampiran 14. Sertifikat CE&BU ....................................................................... 52
Lampiran 15. Jenis Kuesioner ............................................................................ 53
Lampiran 16. Kuesioner Pengukuran ................................................................ 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hal mutlak yang dibutuhkan oleh setiap orang.
Segala hal akan dilakukan untuk mendapatkan kesehatan kembali. Salah satu
pihak yang dapat membantu memulihkan kesehatan tidak lain adalah tenaga
kesehatan, termasuk apoteker. Hubungan baik yang dijalin antara tenaga
kesehatan dengan pasien akan memberikan hasil yang baik pula dalam pemulihan
kesehatan. Hubungan tersebut didukung dengan adanya komunikasi yang baik
antar-tenaga kesehatan dan antara pasien dengan tenaga kesehatan. Hal ini juga
dipengaruhi oleh bergesernya orientasi pelayanan kefarmasian yang sebelumnya
medication oriented menjadi patient oriented (Menteri Kesehatan RI, 2016).
Dalam “The Expanding Role of Pharmacists in a Transformed Health
Care System” (2015), dijelaskan bahwa perubahan orientasi tersebut membuat
apoteker sebagai kesatuan tim bersama tenaga kesehatan lain menyediakan
pelayanan berupa manajemen terapi obat. Apoteker adalah sarjana farmasi yang
telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker
(Firmansyah, 2009; Peraturan Pemerintah, 2009). Diharapkan dengan pelayanan
tersebut menjadikan pelayanan kesehatan berjalan kearah yang lebih efisien,
terutama untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan outcome terapi. Selain itu
dengan manajemen terapi obat oleh Apoteker biaya yang dikeluarkan pasien
sedikit, tetapi mendapatkan terapi yang optimal.
Untuk memberikan pelayanan terbaik dengan tujuan meningkatkan hasil
terapi dan memangkas biaya, maka terdapat peran penting yang dilakukan oleh
apoteker yaitu Pelayanan Kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical
Care) adalah suatu tanggung jawab profesi dari apoteker dalam mengoptimalkan
terapi dengan cara mencegah dan memecahkan masalah terkait obat (Drug
Related Problem) (Departemen Kesehatan RI, 2006; Grech and Lau, 2016;
Rickles, Wertheimer, and Smith, 2010). Masalah terkait obat misalnya tercantum
dalam Standar Kompetensi Apoteker Indonesia (SKAI) tahun 2016, yaitu masalah
pasien terkait pemberian informasi obat: (poin 4.1) tidak memperoleh informasi
dan edukasi tentang tujuan penggunaan obat. Hal ini dapat menurunkan
kepercayaan kepada apoteker sebagai tenaga kesehatan yang menguasai tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
informasi obat. Komunikasi, pemberian informasi, dan cara mengedukasi pasien
(KIE) merupakan bagian dari mata kuliah wajib Komunikasi Farmasi. Mata
kuliah tersebut diberikan kepada mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma pada saat menjalani masa perkuliahan tahun ketiga (semester lima).
Pemahaman terkait KIE dapat dinilai ketika mahasiswa telah mengambil mata
kuliah tersebut dan dinyatakan lulus.
Penguasaan kemampuan KIE pada mahasiswa farmasi sangat penting
sebagai bekal setelah kelulusan dari S1 Farmasi. Penguasaan kemampuan KIE
tersebut harus diketahui. Salah satu cara untuk mengetahui kemampuan tersebut
adalah dengan melakukan survei. Survei tersebut akan dilakukan dengan
menggunakan instrumen yang berdasarkan SKAI tahun 2016. Untuk mengukur
kemampuan mahasiswa farmasi pada aspek konsultasi dan konseling sediaan
farmasi dibutuhkan kuesioner yang valid dan reliabel. Pengukuran kemampuan
sangat penting untuk mengetahui keberhasilan proses belajar pada aspek
komunikasi, sekaligus sebagai feedback pada sistem pembelajaran di Program
Studi Farmasi. Selain itu, keberhasilan suatu terapi obat dipengaruhi oleh
kemampuan konsultasi dan konseling sediaan farmasi seorang apoteker.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian analitik
observasional dengan rancangan deskriptif. Responden sebanyak 30 mahasiswa
diambil dari populasi mahasiswa semester tujuh Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dengan kriteria mahasiswa aktif Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, telah mengambil matakuliah komunikasi farmasi dan
bersedia menjadi subjek penelitian ini.
Penelitian dilakukan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada bulan April – Juni 2018. Peneliti mencari sumber pustaka
tentang Kemampuan Komunikasi Apoteker Indonesia pada Standar Kompetensi
Apoteker Indonesia 2016 (SKAI 2016) yang telah dibuat oleh Ikatan Apoteker
Indonesia (IAI). Standar tersebut menjadi acuan penulis untuk membuat
instrumen penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dimana sebagai wawasan tambahan bagi Farmasis untuk terus belajar
komunikasi. Pertanyaan pada kuesioner menggunakan jawaban skala likert. Butir
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner ini terdiri dari dua jenis, yaitu
pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Kuesioner
dilakukan content validity oleh expert judgment. Uji pemahaman bahasa
dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada 5 responden yang memiliki
kriteria yang sama dengan responden pada penelitian. Uji validitas dan uji
reliabilitas instrumen dilakukan oleh Clinical Epidemiology & Biostatics Unit
(CE&BU) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kuesioner
dinyatakan valid jika koefisien korelasi lebih dari 0,3. Dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha > 0,6 (Dahlan, 2014).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian pengembangan kuesioner tentang persepsi dalam kemampuan
memberi konsultasi dan konseling sediaan farmasi kepada mahasiswa Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai responden penelitian.
Responden tersebut merupakan mahasiswa aktif angkatan 2014, telah mengambil
mata kuliah komunikasi farmasi dan bersedia menjadi responden penelitian ini.
Uji Validitas Konten
Pada uji validitas konten dilakukan oleh expert jugdement untuk
mengetahui relevansi pernyataan dengan data yang dibutuhkan dari kuesioner. Uji
pertama oleh ahli Farmasi dalam bidang Komunikasi dan Konsultasi yaitu
apoteker, merevisi bagian judul, penyempurnaan bahasa, pemisahan domain
dengan pernyataan dan tujuan dari pernyataan isi kuesioner. Pada bagian judul
dilakukan perbaikan dari “Kuesioner Konsultasi dan Konseling Sediaan Farmasi”
menjadi “Kuesioner tentang Persepsi dalam kemampuan memberi konsultasi dan
konseling sediaan farmasi”. Revisi pada bagian penyempurnaan bahasa dapat
dilihat pada Lampiran 2. Revisi untuk pemisahan domain ditunjukkan dengan
penambahan bold, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Revisi
untuk tujuan dari pernyataan isi kuesioner nomor 2b dan 3b untuk lebih menggali
persepsi kemampuan apoteker, dapat dilihat pada Lampiran 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Uji kedua dilakukan oleh ahli dalam pembuatan kuesioner, revisi lebih
mengarah pada penataan bahasa dari pernyataan kuesioner. Revisi dan perbaikan
dapat dilihat pada Lampiran 4. Setelah mendapatkan persetujuan dari expert
judgement, akhirnya didapatkan item yang layak secara konten dan dapat
dilanjutkan pada uji pemahaman bahasa.
Tabel I. Uji validitas konten pertama
No Item Revisi Perbaikan
1. Judul
Kuesioner
Kuesioner Konsultasi dan
Konseling Sediaan Farmasi
Kuesioner tentang Persepsi dalam
kemampuan memberi konsultasi dan
konseling
2. Penilaian Setuju, Tidak Setuju Relevan
3. Pernyataan Mengidentifikasi kebutuhan
pasien dengan berbagai macam
pendekatan untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
Mengidentifikasi kebutuhan pasien
dengan berbagai macam
pendekatan untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
(di Bold dan di pisah dengan
pernyataan yang akan diisi oleh
responden)
4. Pernyataan
memperjelas tujuan pernyataan, untuk menggali apa
Saya memberikan obat yang
diminta pasien setelah
mengambilkannya.
Saya berlatih untuk memberi edukasi
kepada pasien.
Patient Medication Record
(PMR) tidak diperlukan di
apotek.
Patient Medication Record (PMR)
tidak diperlukan di apotek.
Skrining resep tidak selalu
dibutuhkan.
Skrining resep tidak selalu
dibutuhkan.
Tabel II. Uji Validitas konten kedua
No Jenis Pernyataan Perbaikan
1 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan berbagai macam pendekatan untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
1a + Saya telah mampu menggali kebutuhan
kepada pasien secara lisan.
Saya telah mampu menggali keluhan
yang dialami pasien secara lisan.
+ Saya telah mampu menggali kebutuhan
pasien secara tertulis.
Saya telah mampu menggali gejala
yang dialami pasien secara tertulis.
1b - Saya tahu obat yang dibutuhkan pasien Saya tahu obat yang dibutuhkan
pasien
- Saya mengerti keluhan pasien dari cara
pasien berbicara.
Saya mengerti keluhan pasien dari
cara pasien berbicara.
2 Menyiapkan tempat, prosedur, sarana-prasarana, mental dan sikap untuk penyampaian
informasi dan edukasi pasien tentang obat dan sediaan farmasi lainnya.
2b - Saya tidak perlu melakukan PIO karna
pasien telah mengetahui cara
penggunaan obat
Saya tidak perlu melakukan Pelayanan
Informasi Obat (PIO) karna pasien
telah mengetahui cara penggunaan
obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Lanjutan Tabel II
3 Menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien, dari pasien langsung, keluarga pasien,
rekam data pengobatan, sejawat dan tenaga kesehatan lain .
3b - Saya mengetahui informasi pengobatan
pasien dari resep yang dibawa pasien.
Saya mengetahui informasi
pengobatan pasien dari resep yang
dibawa pasien.
- Skrining resep dilakukan pada saat obat
akan diberikan kepada pasien.
Skrining resep dilakukan pada saat
obat akan diberikan kepada pasien.
4 Memberikan informasi dan edukasi tentang obat dan sediaan farmasi lainnya sesuai
kebutuhan dan pemahaman pasien .
4b - Pasien lansia yang sudah lama
menggunakan obat, tidak perlu
dilakukan konseling.
Pasien lansia yang sudah lama
menggunakan obat, tidak perlu
dilakukan konseling penggunaan obat.
- Pasien dengan sediaan obat khusus
tidak perlu diberi edukasi cara
penggunaan.
Pasien dengan sediaan obat khusus
tidak perlu diberi edukasi cara
penggunaan.
5 Menjelaskan karakteristik obat, mekanisme kerja obat, dan karakteristik produk kepada
pasien serta keterkaitannya dengan obat pasien .
6 Menghargai privasi dan kerahasiaan pasien .
6a + Problem pasien merupakan hal yang
rahasia.
Problem pasien merupakan hal yang
bersifat rahasia.
+ Informasi terkait penyakit pasien
menjadi data yang hanya diketahui oleh
apoteker.
Informasi terkait penyakit pasien
menjadi data yang hanya boleh
diketahui oleh apoteker.
6b - Saya tidak menyimpan informasi
tentang pasien diruangan apoteker.
Saya tidak menyimpan informasi
tentang pasien diruangan apoteker.
7 Melakukan tahapan konseling dengan runut .
7a + Saya melakukan konseling mulai dari
sapa, perkenalan diri.
Saya melakukan konseling mulai dari
menyapa, memperkenalan diri.
7b - Saya selalu bertanya secara spontan
saat melakukan komunikasi farmasi
Saya melakukan komunikasi farmasi
tidak secara runut karena mengikuti
pertanyaan pasien.
8 Membantu pasien memahami masalah terapi obat atau sediaan farmasi lainnya yang
dialami pasien dengan cara mengajukan pertanyaan secara fokus, faktual dan berupaya
menghindari bias.
8a + Riwayat pengobatan pasien perlu
diketahui untuk mengetahui
permasalahan dalam penggunaan obat.
Riwayat pengobatan pasien perlu
diketahui oleh apoteker untuk
mengetahui permasalahan dalam
penggunaan obat.
8b - Saya memberikan informasi tanpa
memastikan pemahaman pasien
Saya memberikan informasi tanpa
memastikan “pemahaman pasien”
apakah mengerti atau tidak.
9 Mendiskusikan bersama pasien penyelesaian masalah terapi obat dan/atau sediaan farmasi lainnya
dengan cara yang jelas, dengan mempertimbangkan kenyamanan pasien, dan dapat diterima oleh
pasien.
10 Menjelaskan dan memperagakan cara penggunaan obat dan sediaan farmasi lainnya dan alat
bantunya dengan baik dan benar .
11 Mengukur pemahaman pasien dari umpan balik yang diberikan oleh pasien .
11a + Saya mengkonfirmasi pengetahuan pasien
dengan cara mengulangi informasi obat
yang telah dijelaskan.
Saya mengkonfirmasi pengetahuan pasien
dengan cara mengulangi informasi tentang
obat yang telah saya jelaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Lanjutan Tabel II
12 Memastikan informasi yang diberikan sudah dipahami pasien.
12b - Pasien banyak bertanya mengenai
informasi obat yang telah dijelaskan.
Saya tidak perlu memberikan
kesempatan kepada pasien untuk
bertanya tentang informasi obat yang
telah dijelaskan.
13 Melaksanakan tindak lanjut rekomendasi penyelesaian masalah obat pasien.
13a + Saya memonitor penggunaan obat oleh
pasien melalui telepon.
Saya memonitor penggunaan obat
degeneratif oleh pasien melalui
telepon.
13b - Semua pasien yang memiliki problem
medis dapat menelepon apoteker.
Saya merasa tidak perlu melakukan
monitoring obat degeneratif oleh
pasien.
14 Mendokumentasikan seluruh kegiatan konsultasi dan konseling obat dan/atau sediaan
farmasi lainnya.
14b - Saya hanya mendengarkan pasien saat
konsultasi.
Saya hanya mendengarkan pasien saat
konsultasi tanpa melakukan
pencatatan.
Uji Pemahaman Bahasa
Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk memperoleh gambaran bahwa
responden dalam penelitian tidak mengalami kesulitan dalam memahami
pernyataan yang diajukan. Tujuan lain dalam uji pemahaman bahasa adalah untuk
mendapatkan masukan terhadap kuesioner terkait penulisan dan bahasa yang
digunakan. Data hasil pada uji pemahaman bahasa ini diambil dari mahasiswa
Farmasi Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Gadjah Mada sebanyak 10
orang dan dengan kriteria yang setara dengan responden penelitian. Hasil data
diambil dari luar Fakultas Farmasi Sanata Dharma karena kuesioner dibuat agar
dapat digunakan juga oleh universitas lain selain Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Hasil dari uji pemahaman bahasa yaitu perbaikan kata-kata yang “typo”
dan penambahan tanda baca titik pada akhir kalimat. Hasil keseluruhan dari uji
pemahaman bahasa yaitu kalimat pernyataan sudah mudah dimengerti dan tidak
menimbulkan kesalahpahaman responden dalam memberikan jawaban. Hasil uji
pemahaman bahasa dapat dilihat pada Lampiran 5-7.
Uji Validitas
Pada uji validitas, dilihat setiap item pernyataan. Validitas merupakan
suatu indeks yang menunjukkan alat ukur benar-benar mengukur apa yang diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut mampu mengukur apa
yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai)
tiap-tiap item (pertanyaan). Untuk memperoleh alat ukur yang valid, maka
pertanyaan yang tidak bermakna harus diganti atau direvisi, atau di-”drop”
(dihilangkan) (Notoatmodjo, 2012). Uji validitas dilakukan pada 30 responden.
Responden yang terlibat yaitu mahasiswa Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta angkatan 2014. Hasil dari uji validitas dengan R hitung yang didapat
sebagai berikut:
Tabel III. Uji Validitas kuesioner pengambilan pertama
No R hitung No R hitung No R hitung No R hitung No R hitung
1 -0,068 11 0,062 21 0,470 31 0,494 41 -0,071
2 0,324 12 -0,264 22 -0,094 32 0,297 42 0,289
3 0,350 13 0,082 23 0,120 33 0,044 43 0,116
4 0,057 14 0,144 24 0,501 34 0,057 44 0,500
5 0,134 15 0,379 25 0,043 35 0,383 45 0,288
6 -0,216 16 0,353 26 0,206 36 -0,009 46 0,189
7 0,341 17 0,412 27 0,529 37 0,319 47 0,003
8 0,073 18 0,476 28 0,215 38 -0,042
9 0,076 19 -0,252 29 -0,146 39 0,295
10 0,137 20 0,425 30 -0,293 40 -0,257
Terdapat angka yang tidak valid yaitu pada sebagian besar item. Angka
tersebut dibawah 0,3 , jadi dikatakan tidak valid. Seperti yang tertulis di buku
Notoatmodjo (2012) apabila terdapat pernyataan yang tidak valid maka harus
direvisi atau dihilangkan. Maka perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk uji
validitas dan reliabilitas kuesioner.
Pengujian validitas dilakukan kembali untuk melihat apakah nilai R
hitung dari item tersebut dapat meningkat atau tidak. Maka didapatkan nilai R
hitung:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Tabel IV. Uji Validitas kuesioner pengambilan kedua
No R hitung No R hitung No R hitung No R hitung No R hitung
1 -0,109 11 0,209 21 0,648 31 0,391 41 0,401
2 0,416 12 -0,228 22 -0,252 32 0,543 42 0,157
3 0,379 13 0,460 23 0,284 33 0,005 43 0,478
4 0,454 14 0,052 24 0,489 34 0,330 44 0,443
5 0,456 15 0,537 25 0,397 35 0,682 45 0,459
6 0,206 16 0,644 26 0,454 36 -0,047 46 0,440
7 0,486 17 0,317 27 0,591 37 0,587 47 -0,140
8 0,482 18 0,543 28 0,410 38 0,179
9 0,201 19 0,349 29 0,169 39 0,511
10 0,190 20 0,474 30 0,345 40 0,235
Untuk item 1, 6, 9, 10, 11, 12, 14, 22, 29, 33, 36 ,38, 40, 42 dan 47
dihilangkan karena dinyatakan tidak valid (pernyataan dibawah 0,3). Maka
didapatkan nilai sebagai berikut :
Tabel V. Hasil Seleksi Kuesioner yang Valid
No R hitung No R hitung No R hitung No R hitung
1 0,391 11 0,484 21 0,300 31 0,512
2 0,307 12 0,276 22 0,372 32 0,347
3 0,372 13 0,510 23 0,534
4 0,436 14 0,695 24 0,303
5 0,574 15 0,298 25 0,672
6 0,501 16 0,473 26 0,563
7 0,506 17 0,356 27 0,578
8 0,575 18 0,414 28 0,472
9 0,697 19 0,574 29 0,400
10 0,428 20 0,468 30 0,335
Setelah melalui seleksi, didapatkan kuesioner dengan nilai R hitung yang
valid untuk pengukuran. Secara statistik ditentukan batas kuesioner yang baik
yaitu dengan nilai lebih dari 0,3. Sehingga, pada pengujian validitas pengambilan
kedua didapatkan kuesioner yang valid sebanyak 32 item.
Uji Reliabiltas
Uji reliabilitas pada penelitian dilakukan pada 30 mahasiswa Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2014. Instrumen
penelitian menggunakan cara single trial administration yaitu pengujian satu kali
pada suatu kelompok penelitian. Nilai reliabilitasnya dilihat dari nilai alpha.
Pengukuran reliabilitas dilakukan menggunakan bantuan program Statistical
Package for the Social Sciences (SPSS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat sejauh mana alat ukur dapat
diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Uji kualitas instrumen dilakukan sebanyak dua
kali dengan seleksi dua kali untuk setiap uji. Pada uji pertama untuk kuesioner
belum reliabel karena nilai alpha sebesar 0,581 dan dilihat kembali pada nilai R
hitung pada uji validitas yang masih terdapat nilai dibawah 0,3. Untuk pengujian
kedua dilakukan hal yang sama dengan pengujian pertama dan didapatkan nilai
alpha sebesar 0,826. Seleksi item termasuk dalam uji kualitas instrumen dan
bertujuan untuk mendapatkan nilai alpha yang lebih baik serta mendukung
tercapainya kualitas instrumen yang baik sesuai dengan tujuan pengukuran. Item
yang dilakukan uji kualitas instrumen merupakan item yang telah valid dan telah
melalui uji pemahaman bahasa pada responden dengan kriteria yang sama dengan
responden penelitian. Setelah dilakukan seleksi item, didapatkan nilai alpha
sebesar 0,893 hal ini dikatakan bahwa kuesioner telah reliabel. Interpretasi hasil
uji korelasi item hanya dibedakan menjadi “terseleksi” dan “tidak terseleksi”.
Perlakuan yang diberikan pada item kuesioner bertujuan untuk
meningkatkan nilai alpha atau reliabilitas kuesioner dengan merevisi pernyataan
kuesioner dan seleksi item. Pada seleksi item pada pengambilan kedua dikatakan
reliabel karena memenuhi nilai alpha > 0,60 (Budiman dan Riyanto, 2013).
Dimensi yang terdapat dalam kuesioner
Pernyataan pada kuesioner merupakan pengembangan dari item yang
terdapat dalam Standar Kompetensi Apoteker tahun 2016, yaitu standar
kompetensi 2. Standar kompetensi 2 tentang “Optimalisasi Penggunaan Sediaan
Farmasi” pada unit kompetensi 2.2 yaitu “Konsultasi dan Konseling Sediaan
Farmasi” yang mengandung 14 poin yang harus dikuasai oleh lulusan apoteker. 14
poin tersebut adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tabel VI. Konsultasi dan Konseling Sediaan Farmasi
No Kemampuan yang diharapkan saat lulus No item
1. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan berbagai macam
pendekatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
3
2. Menyiapkan tempat, prosedur, sarana-prasarana, mental dan sikap
untuk penyampaian informasi dan edukasi pasien tentang obat dan
sediaan farmasi lainnya.
14, 15,
23,28
3. Menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien, dari pasien
langsung, keluarga pasien, rekam data pengobatan, sejawat dan
tenaga kesehatan lain .
5, 9,
17, 32
4. Memberikan informasi dan edukasi tentang obat dan sediaan
farmasi lainnya sesuai kebutuhan dan pemahaman pasien .
4, 20,
30
5. Menjelaskan karakteristik obat, mekanisme kerja obat, dan
karakteristik produk kepada pasien serta keterkaitannya dengan
obat pasien .
1, 16,
29
6. Menghargai privasi dan kerahasiaan pasien . 11, 19
7. Melakukan tahapan konseling dengan runut . 13
8. Membantu pasien memahami masalah terapi obat atau sediaan
farmasi lainnya yang dialami pasien dengan cara mengajukan
pertanyaan secara fokus, faktual dan berupaya menghindari bias.
7, 22,
26
9. Mendiskusikan bersama pasien penyelesaian masalah terapi obat
dan/atau sediaan farmasi lainnya dengan cara yang jelas, dengan
mempertimbangkan kenyamanan pasien, dan dapat diterima oleh
pasien.
12, 21
10. Menjelaskan dan memperagakan cara penggunaan obat dan
sediaan farmasi lainnya dan alat bantunya dengan baik dan benar .
6, 13,
27
11. Mengukur pemahaman pasien dari umpan balik yang diberikan
oleh pasien .
18
12. Memastikan informasi yang diberikan sudah dipahami pasien. 10, 31
13. Melaksanakan tindak lanjut rekomendasi penyelesaian masalah
obat pasien.
8
14. Mendokumentasikan seluruh kegiatan konsultasi dan konseling
obat dan/atau sediaan farmasi lainnya.
2, 24
Formulasi Instrumen yang Valid secara Konten dan Reliabel
Pada akhir seleksi dihasilkan 32 item yang tercantum pada Lampiran 12.
Seluruh item telah melalui uji validitas konten dan uji reliabilitas sehingga telah
layak dan siap digunakan sebagai instrument pengukuran persepsi dalam
kemampuan memberi konsultasi dan konseling sediaan farmasi kepada mahasiswa
Fakultas Farmasi. Selama proses pengujian validitas konten dan reliabilitas
intrumen terdapat pengurangan item yang telah melalui pertimbangan dan
konsultasi. Kueioner yang telah valid dan reliabel selanjutnya akan disebut
dengan “Kuesioner Konseling Farmasi 4.0”. Formulasi instrument yang telah
valid secara konten dan reliabel dapat dilihat pada Lampiran 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tabel VII. Formulasi Kuesioner yang Valid secara Konten dan
Reliabel
No Pernyataan
1 Pasien tidak perlu mengetahui perbedaan obat generik dengan obat paten.
2 Saya hanya mendengarkan pasien saat konsultasi tanpa melakukan pencatatan.
3 Saya telah mampu menggali gejala yang dialami pasien secara tertulis.
4 Pasien dengan sediaan obat khusus tidak perlu diberi edukasi cara penggunaan obat.
5 Saya mengetahui informasi pengobatan pasien dari resep yang dibawa pasien.
6 Saya mampu menjelaskan cara pemakaian obat special device kepada pasien dengan
menggunakan leaflet.
7 Saya memberikan informasi dan edukasi tanpa mempertimbangkan riwayat penyakit
pasien.
8 Saya merasa tidak perlu melakukanmonitoring obat degeneratif oleh pasien.
9 Three prime questions merupakan pertanyaan wajib dalam melakukan komunikasi dengan
pasien.
10 Saya meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah diterima.
11 Problem pasien merupakan hal yang bersifat rahasia.
12 Saya mempersilakan pasien berkonsultasi di ruang konseling.
13 Saya melakukan konseling mulai dari menyapa dan memperkenalkan diri.
14 Untuk memberikan konsultasi, diperlukan ruangan khusus bagi pasien.
15 Saya tidak memberikan edukasi kepada pasien karena pasien rutin membeli obat tersebut.
16 Saya mampu memberikan informasi terkait obat, dosis, dan kegunaan masing-masing
obat.
17 Saya menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien untuk mengetahui kebutuhan
pasien.
18 Saya mengkonfirmasi pengetahuan pasien dengan cara mengulangi informasi tentang obat
yang telah saya jelaskan.
19 Saya tidak menyimpan informasi tentang pasien di ruangan apoteker.
20 Pasien lansia yang sudah lama menggunakan obat, tidak perlu dilakukan konseling
penggunaan obat.
21 Saya mampu membantu pasien dalam memilih produk obat.
22 Riwayat penyakit pasien perlu diketahui pasien supaya kualitas hidup pasien baik.
23 Saya tidak perlu melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) karena pasien telah
mengetahui cara penggunaan obat.
24 Saya telah mampu menulis lembar dokumentasi konseling.
25 Saya memberikan obat special device dan membiarkan pasien mencari tahu penggunaan
di internet.
26 Saya memberikan informasi tanpa memastikan “pemahaman pasien” apakah pasien
mengerti atau tidak.
27 Saya memperagakan cara penggunaan obat khusus saat memberi informasi kepada pasien.
28 Saya berlatih untuk memberi edukasi kepada pasien.
29 Saya memberitahukan golongan obat dan merk obat untuk pasien dengan penyakit
tertentu.
30 Pasien dengan penyakit degeneratif membutuhkan konseling.
31 Saya tidak perlu memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang informasi
obat yang telah dijelaskan.
32 Skrining resep dilakukan pada saat obat akan diberikan kepada pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian validitas konten, pemahaman bahasa,
validitas dan reliabilitas, dapat disimpulkan bahwa instrumen Kemampuan
mahasiswa Farmasi untuk memberikan konseling tentang sediaan farmasi yang
telah dibuat sudah siap digunakan.
SARAN
Instrumen Kemampuan mahasiswa Farmasi untuk memberikan
konseling tentang sediaan farmasi yang valid dan reliabel masih dapat
dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
DAFTAR PUSTAKA
Bryan, K., 2009. Communication in Healthcare. Peter Lang. Bern.
Departemen Kesehatan RI, 2006. Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di
Sarana Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Firmansyah, M., 2009. Tata Cara Mengurus Perizinan Usaha Farmasindan
Kesehatan. Visimedia. Jakarta.
Gray, D. E., 2009. Doing Research in the Real World. 2nd ed. Sage Publications.
Thousand Oaks.
Grech, L. and Lau, A., 2016. Pharmaceutical Case Issues of Patients with
Rheumatoid Arthritis; From Hospital to Community. Springer. Singapore.
Kurniawan, D. W. dan Chabib, L., 2010. Pelayanan Informasi Obat: Teori dan
Praktik. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Menteri Kesehatan RI, 2016. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Notoatmojo, S., 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Peraturan Pemerintah RI, 2009. Pekerjaan Kefarmasian. Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia RI. Jakarta.
Rickles, N. M., Wertheimer, A. I., and Smith, M. C., 2010. Social and Behavioral
Aspects of Pharmaceutical Care. Jones and Bartlett Publishers.
Massachusetts.
Sam, A. T. and Parasuraman, S., 2014. Seven-star Pharmacist concept by World
Health Organization. Journal of Young Pharmacists, 6 (2), 1-3.
Sam, A. T. and Parasuraman, S., 2015. The Nine Star Pharmacist: An Overview.
Journal of Young Pharmacists, 7(4), 281-284.
Siregar, C. J. P., 2003. Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Penerapan. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Suryani dan Hendryadi., 2015. Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi
Penelitian Bidang Manajeman dan Ekonomi Islam. Edisi Pertama.
Prenadamedia Grup, Jakarta.
Swarjana, I. K., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Andi Offset.
Yogyakarta.
Tahrun, Houtman, dan Nasir, M., 2016. Keterampilan Pers dan Jurnalistik
Berwawasan Jender. Deepublish, Yogyakarta.
Uripni, C. L., Sujianto, U., dan Indrawati, T., 2003. Komunikasi Kebidanan.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Lampiran 2. Uji Validitas Konten I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 3. Uji Validitas Konten II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 4. Revisi Uji Validitas konten
No Jeni
s
Pernyataan Perbaikan
1 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan berbagai macam pendekatan untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
1a + Saya telah mampu menggali kebutuhan
kepada pasien secara lisan.
Saya telah mampu menggali keluhan
yang dialami pasien secara lisan.
+ Saya telah mampu menggali kebutuhan
pasien secara tertulis.
Saya telah mampu menggali gejala
yang dialami pasien secara tertulis.
1b - Saya tahu obat yang dibutuhkan pasien Saya tahu obat yang dibutuhkan
pasien
- Saya mengerti keluhan pasien dari cara
pasien berbicara.
Saya mengerti keluhan pasien dari
cara pasien berbicara.
2 Menyiapkan tempat, prosedur, sarana-prasarana, mental dan sikap untuk penyampaian
informasi dan edukasi pasien tentang obat dan sediaan farmasi lainnya.
2a + Untuk memberikan konsultasi,
diperlukan ruangan khusus bagi pasien.
+ Saya berlatih untuk memberi edukasi
kepada pasien.
2b - Saya tidak perlu melakukan PIO karna
pasien telah mengetahui cara
penggunaan obat
Saya tidak perlu melakukan Pelayanan
Informasi Obat (PIO) karna pasien
telah mengetahui cara penggunaan
obat
- Saya tidak memberikan edukasi kepada
pasien karena pasien telah rutin
membeli obat tersebut.
3 Menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien, dari pasien langsung, keluarga
pasien, rekam data pengobatan, sejawat dan tenaga kesehatan lain .
3a + 3 prime questions merupakan
pertanyaan wajib dalam melakukan
komunikasi dengan pasien
+ Saya menggali informasi tentang
riwayat pengobatan pasien untuk
mengetahui kebutuhan pasien.
3b - Saya mengetahui informasi pengobatan
pasien dari resep yang dibawa pasien.
Saya mengetahui informasi
pengobatan pasien dari resep yang
dibawa pasien.
- Skrining resep dilakukan pada saat obat
akan diberikan kepada pasien.
Skrining resep dilakukan pada saat
obat akan diberikan kepada pasien.
4 Memberikan informasi dan edukasi tentang obat dan sediaan farmasi lainnya sesuai
kebutuhan dan pemahaman pasien .
4a + Pasien dengan penyakit degeneratif
membutuhkan konseling.
+ Semua pasien yang menebus resep
perlu diberi edukasi.
4b - Pasien lansia yang sudah lama
menggunakan obat, tidak perlu
dilakukan konseling.
Pasien lansia yang sudah lama
menggunakan obat, tidak perlu
dilakukan konseling penggunaan obat.
- Pasien dengan sediaan obat khusus
tidak perlu diberi edukasi cara
penggunaan.
Pasien dengan sediaan obat khusus
tidak perlu diberi edukasi cara
penggunaan.
5 Menjelaskan karakteristik obat, mekanisme kerja obat, dan karakteristik produk
kepada pasien serta keterkaitannya dengan obat pasien .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5a + Saya mampu memberikan informasi
terkait obat, dosis, dan kegunaan
masing-masing obat.
+ Saya memberitahukan golongan obat
dan merk obat untuk pasien dengan
penyakit tertentu.
5b - Pasien hanya perlu nama obat dan
kegunaan obat tersebut.
- Pasien tidak perlu mengetahui
perbedaan obat generik dengan obat
paten.
6 Menghargai privasi dan kerahasiaan pasien .
6a + Problem pasien merupakan hal yang
rahasia.
Problem pasien merupakan hal yang
bersifat rahasia.
+ Informasi terkait penyakit pasien
menjadi data yang hanya diketahui oleh
apoteker.
Informasi terkait penyakit pasien
menjadi data yang hanya boleh
diketahui oleh apoteker.
6b - Saya menceritakan problem pasien
kepada banyak orang.
- Saya tidak menyimpan informasi
tentang pasien diruangan apoteker.
Saya tidak menyimpan informasi
tentang pasien diruangan apoteker.
7 Melakukan tahapan konseling dengan runut .
7a + Saya menyapa pasien pada saat akan
memulai konsultasi obat
+ Saya melakukan konseling mulai dari
sapa, perkenalan diri.
Saya melakukan konseling mulai dari
menyapa, memperkenalan diri.
7b - Saya selalu bertanya secara spontan
saat melakukan komunikasi farmasi
Saya melakukan komunikasi farmasi
tidak secara runut karena mengikuti
pertanyaan pasien.
8 Membantu pasien memahami masalah terapi obat atau sediaan farmasi lainnya yang
dialami pasien dengan cara mengajukan pertanyaan secara fokus, faktual dan berupaya
menghindari bias.
8a + Riwayat pengobatan pasien perlu
diketahui untuk mengetahui
permasalahan dalam penggunaan obat.
Riwayat pengobatan pasien perlu
diketahui oleh apoteker untuk
mengetahui permasalahan dalam
penggunaan obat.
- Riwayat penyakit pasien perlu
diketahui pasien supaya kualitas hidup
pasien baik.
8b - Saya memberikan informasi tanpa
memastikan pemahaman pasien
Saya memberikan informasi tanpa
memastikan “pemahaman pasien”
apakah mengerti atau tidak.
- Saya memberikan informasi dan
edukasi tanpa mempertimbangkan
riwayat penyakit pasien
9 Mendiskusikan bersama pasien penyelesaian masalah terapi obat dan/atau sediaan
farmasi lainnya dengan cara yang jelas, dengan mempertimbangkan kenyamanan
pasien, dan dapat diterima oleh pasien.
9a + Saya mampu membantu pasien dalam
memilih produk obat.
9b - Pasien cukup mendapatkan informasi
tentang nama dan dosis obat.
9c + Saya mempersilakan pasien
berkonsultasi di ruang konseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
9d - Saya memberikan obat sesuai yang
diminta oleh pasien.
10 Menjelaskan dan memperagakan cara penggunaan obat dan sediaan farmasi lainnya
dan alat bantunya dengan baik dan benar .
10a + Saya mampu menjelaskan cara
pemakaian obat Special device kepada
pasien dengan menggunakan leaflet.
+ Saya memperagakan cara penggunaan
obat khusus saat memberi informasi
kepada pasien.
10b - Saya meminta pasien membaca sendiri
leaflet tentang obat special device.
- Saya memberikan obat special device
dan membiarkan pasien mencari tahu
penggunaan di internet.
11 Mengukur pemahaman pasien dari umpan balik yang diberikan oleh pasien .
11a + Saya mengkonfirmasi pengetahuan
pasien dengan cara mengulangi
informasi obat yang telah dijelaskan.
Saya mengkonfirmasi pengetahuan
pasien dengan cara mengulangi
informasi tentang obat yang telah saya
jelaskan.
11b - Saya meminta pasien untuk
menandatangani dokumentasi
konseling setelah mendapatkan obat.
12 Memastikan informasi yang diberikan sudah dipahami pasien.
12a + Saya meminta pasien untuk mengulang
informasi yang telah diterima.
12b - Pasien banyak bertanya mengenai
informasi obat yang telah dijelaskan.
Saya tidak perlu memberikan
kesempatan kepada pasien untuk
bertanya tentang informasi obat yang
telah dijelaskan.
13 Melaksanakan tindak lanjut rekomendasi penyelesaian masalah obat pasien.
13a + Saya memonitor penggunaan obat oleh
pasien melalui telepon.
Saya memonitor penggunaan obat
degeneratif oleh pasien melalui
telepon.
13b - Semua pasien yang memiliki problem
medis dapat menelepon apoteker.
Saya merasa tidak perlu melakukan
monitoring obat degeneratif oleh
pasien.
14 Mendokumentasikan seluruh kegiatan konsultasi dan konseling obat dan/atau sediaan
farmasi lainnya.
14a + Saya telah mampu menulis lembar
dokumentasi konseling.
14b - Saya hanya mendengarkan pasien saat
konsultasi.
Saya hanya mendengarkan pasien saat
konsultasi tanpa melakukan
pencatatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 5. Kuesioner Edar
Kuesioner Tentang Persepsi dalam Kemampuan Memberi Konsultasi dan
Konseling Sediaan Farmasi
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Saya telah mampu menggali keluhan yang dialami pasien secara lisan.
2 Pasien tidak perlu mengetahui perbedaan obat generik dengan obat
paten.
3 Saya tidak menyimpan informasi tentang pasien di ruangan apoteker.
4 Saya tidak memberikan edukasi kepada pasien karena pasien telah rutin
membeli obat tersebut.
5 Saya memberikan obat special device dan membiarkan pasien mencari
tahu penggunaan di internet.
6 Pasien hanya perlu nama obat dan kegunaan obat tersebut.
7 Saya melakukan konseling mulai dari menyapa dan memperkenalkan
diri.
8 Problem pasien merupakan hal yang bersifat rahasia.
9 Saya memonitor penggunaan obat degeneratif oleh pasien melalui
telepon.
10 Saya melakukan komunikasi farmasi tidak secara runut karena
mengikuti pertanyaan pasien.
11 Saya menceritakan problem pasien kepada banyak orang.
12 Saya meminta pasien untuk menandatangani dokumentasi konseling
setelah mendapatkan obat.
13 Saya mampu membantu pasien dalam memilih produk obat.
14 Pasien cukup mendapatkan informasi tentang nama dan dosis obat.
15 Saya meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah diterima.
16 Saya mampu memberikan informasi terkait obat, dosis, dan kegunaan
masing-masing obat.
17 Saya mempersilakan pasien berkonsultasi di ruang konseling.
18 Saya tidak perlu memberikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya tentang informasi obat yang telah dijelaskan.
19 Untuk memberikan konsultasi, diperlukan ruangan khusus bagi pasien.
20 Three prime questions merupakan pertanyaan wajib dalam melakukan
komunikasi dengan pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
21 Saya berlatih untuk memberi edukasi kepada pasien.
22 Saya tahu obat yang dibutuhkan pasien.
23 Saya telah mampu menggali gejala yang dialami pasien secara tertulis.
24 Saya memberikan informasi dan edukasi tanpa mempertimbangkan
riwayat penyakit pasien.
25 Saya tidak perlu melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) karena
pasien telah mengetahui cara penggunaan obat.
26 Saya hanya mendengarkan pasien saat konsultasi tanpa melakukan
pencatatan.
27 Saya memberikan informasi tanpa memastikan “pemahaman pasien”
apakah pasien mengerti atau tidak.
28 Saya telah mampu menulis lembar dokumentasi konseling.
29 Riwayat pengobatan pasien perlu diketahui untuk mengetahui
permasalahan dalam penggunaan obat.
30 Saya mengetahui informasi pengobatan pasien dari resep yang dibawa
pasien.
31 Pasien dengan penyakit degeneratif membutuhkan konseling.
32 Riwayat penyakit pasien perlu diketahui pasien supaya kualitas hidup
pasien baik.
33 Informasi terkait penyakit pasien menjadi data yang hanya boleh
diketahui oleh apoteker.
34 Saya memberitahukan golongan obat dan merk obat untuk pasien
dengan penyakit tertentu.
35 Saya memperagakan cara penggunaan obat khusus saat memberi
informasi kepada pasien.
36 Saya mengerti keluhan pasien dari cara pasien berbicara.
37 Pasien lansia yang sudah lama menggunakan obat, tidak perlu
dilakukan konseling penggunaan obat.
38 Saya meminta pasien membaca sendiri leaflet tentang obat special
device.
39 Saya mampu menjelaskan cara pemakaian obat special device kepada
pasien dengan menggunakan leaflet.
40 Saya menyapa pasien pada saat akan memulai konsultasi obat.
41 Saya mengkonfirmasi pengetahuan pasien dengan cara mengulangi
informasi tentang obat yang telah saya jelaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
42 Semua pasien yang menebus resep perlu diberi edukasi.
43 Pasien dengan sediaan obat khusus tidak perlu diberi edukasi cara
penggunaan obat.
44 Saya merasa tidak perlu melakukan monitoring obat degeneratif oleh
pasien.
45 Saya menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien untuk
mengetahui kebutuhan pasien.
46 Skrining resep dilakukan pada saat obat akan diberikan kepada pasien.
47 Saya memberikan obat sesuai yang diminta oleh pasien.
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 6. Kuesioner Uji Pemahaman Bahasa
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Saya telah mampu menggali keluhan yang dialami pasien
secara lisan.
√
2. Pasien tidak perlu mengetahui perbedaan obat generik
dengan obat paten.
√
3. Saya tidak menyimpan informasi tentang pasien di
ruangan apoteker.
√
4. Saya tidak memberikan edukasi kepada pasien karena
pasien telah rutin membeli obat tersebut.
√
5. Saya memberikan obat special device dan membiarkan
pasien mencari tahu penggunaan di internet.
√
6. Pasien hanya perlu nama obat dan kegunaan obat tersebut. √
7. Saya melakukan konseling mulai dari menyapa dan
memperkenalkan diri.
√
8. Problem pasien merupakan hal yang bersifat rahasia. √
9. Saya memonitor penggunaan obat degenerative oleh
pasien melalui telepon.
√
10. Saya melakukan komunikasi farmasi tidak secara runut
karena mengikuti pertanyaan pasien.
√
11. Saya menceritakan problem pasien kepada banyak orang. √
12. Saya meminta pasien untuk menandatangani dokumentasi
konseling setelah mendapatkan obat.
√
13. Saya mampu membantu pasien dalam memilih produk
obat.
√
14. Pasien cukup mendapatkan informasi tentang nama dan
dosis obat.
√
15. Saya meminta pasien untuk mengulang informasi yang
telah diterima.
√
16. Saya mampu memberikan informasi terkait obat, dosis,
dan kegunaan masing-masing obat.
√
17. Saya mempersilakan pasien berkonsultasi di ruang
konseling
√
18. Saya tidak perlu memberikan kesempatan kepada pasien
untuk bertanya tentang informasi obat yang telah
dijelaskan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
No. Pernyataan STS TS R S SS
19. Untuk memberikan konsultasi, diperlukan ruangan khusus
bagi pasien.
√
20. Three prime questions merupakan pertanyaan wajib dalam
melakukan komunikasi dengan pasien.
√
21. Saya berlatih untuk memberi edukasi kepada pasien. √
22. Saya tahu obat yang dibutuhkan pasien √
23. Saya telah mampu menggali gejala yang dialami pasien
secara tertulis.
√
24. Saya memberikan informasi dan edukasi tanpa
mempertimbangkan riwayat penyakit pasien
√
25. Saya tidak perlu melakukan Pelayanan Informasi Obat
(PIO) karena pasien telah mengetahui cara penggunaan
obat.
√
26. Saya hanya mendengarkan pasien saat konsultasi tanpa
melakukan pencatatan.
√
27. Saya memberikan informasi tanpa memastikan
“pemahaman pasien” apakah pasien mengerti atau tidak.
√
28. Saya telah mampu menulis lembar dokumentasi konseling. √
29. Riwayat pengobatan pasien perlu diketahui untuk
mengetahui permasalahan dalam penggunaan obat.
√
30. Saya mengetahui informasi pengobatan pasien dari resep
yang dibawa pasien.
√
31. Pasien dengan penyakit degeneratif membutuhkan
konseling.
√
32. Riwayat penyakit pasien perlu diketahui pasien supaya
kualitas hidup pasien baik.
√
33. Informasi terkait penyakit pasien menjadi data yang hanya
boleh diketahui oleh apoteker.
√
34. Saya memberitahukan golongan obat dan merk obat untuk
pasien dengan penyakit tertentu.
√
35. Saya memperagakan cara penggunaan obat khusus saat
memberi informasi kepada pasien.
√
36. Saya mengerti keluhan pasien dari cara pasien berbicara. √
37. Pasien lansia yang sudah lama menggunakan obat, tidak
perlu dilakukan konseling penggunaan obat.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
No. Pernyataan STS TS R S SS
38. Saya meminta pasien membaca sendiri leaflet tentang obat
special device.
√
39. Saya mampu menjelaskan cara pemakaian obat Special
device kepada pasien dengan menggunakan leaflet.
√
40. Saya menyapa pasien pada saat akan memulai konsultasi
obat.
√
41. Saya mengkonfirmasi pengetahuan pasien dengan cara
mengulangi informasi tentang obat yang telah saya
jelaskan.
√
42. Semua pasien yang menebus resep perlu diberi edukasi. √
43. Pasien dengan sediaan obat khusus tidak perlu diberi
edukasi cara penggunaan obat.
√
44. Saya merasa tidak perlu memelakukan mpnitoring obat
degenerative oleh pasien.
√
45. Saya menggali informasi tentang riwayat pengobatan
pasien untuk mengetahui kebutuhan pasien.
√
46. Skrining resep dilakukan pada saat obat akan diberikan
kepada pasien.
√
47. Saya memberikan obat sesuai yang diminta oleh pasien. √
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 7. Informed Consent
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
NIM :
Menyatakan BERSEDIA MENJADI RESPONDEN dalam penelitian dengan judul :
“PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN KEMAMPUAN KONSULTASI
DAN KONSELING SEDIAAN FARMASI PADA MAHASISWA FAKULTAS
FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA “.
2. Saya menyatakan bahwa peneliti telah memberikan penjelasan secara lisan untuk
memperjelas hal-hal terkait dengan informasi tersebut di atas. Saya telah memahaminya
dan telah diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
3. Saya menyadari bahwa mungkin saya tidak akan secara langsung menerima atau
merasakan manfaat dari penelitian ini, namun telah disampaikan kepada saya bahwa hasil
penelitian ini akan berguna untuk pengukuran persepsi dalam memberi konseling dan
konsultasi sediaan farmasi.
4. Saya telah diberi hak untuk menolak memberikan informasi jika saya berkeberatan untuk
menyampaikannya.
5. Saya juga diberi hak untuk dapat mengundurkan diri sebagai responden pada penelitian
ini sewaktu-waktu tanpa ada konsekuensi apapun.
6. Saya mengerti dan saya telah diberitahu bahwa semua informasi yang akan saya berikan
akan sepenuhnya digunakan untuk kepentingan penelitian.
7. Saya juga telah diberi informasi bahwa identitas pribadi saya akan dijamin kerahasiannya,
baik dalam laporan maupun publikasi hasil penelitian.
Yogyakarta, 2018
Peneliti Yang membuat pernyataan
Bernadeta Dhiyana Krismadanti ………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 8. Kuesioner Penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 9. Cara Menganalisis menggunakan SPSS
1. Siapkan lembar kerja SPSS.
2. Buka data yang akan diolah dengan : File Open Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3. Pilih data yang akan kamu olah, lau klik Open.
4. Maka akan tampil sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
5. Pada lembar kerja SPSS klik Variable view. Pada kolom Name, baris 1 ketik
Q1 atau nama yang diinginkan. Pada baris kedua ketik Q2 atau nama yang
diinginkan dan seterusnya sesuai banyaknya item. Pada kolom Decimal dapat
diubah menjadi angka “0” supaya mempermudah.
6. Klik Data View lalu simpan data yang telah kita input di atas dengan cara klik
Save File hingga muncul kotak dialog, kemudian beri nama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
7. Klik menu Analyze Scale Reliability Analysis
8. Kemudian muncul kotak. Tekan Ctrl + A kecuali jumlah total, dalam hal ini
VAR00048
9. Sehingga tampak seperti berikut. Pada kolom Model, pilih Alpha lalu klik
tombol Statistics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
10. Pada kolom Reliability Analysis Statistics, beri tanda checklist pada item
Scale, Scale if item deleted. Lalu klik Continue. Selanjutnya klik OK.
11. Muncul gambar seperti berikut. Nilai reliabilitas dilihat dari nilai Cronbach’s
Alpha kotak Reliability Statistics yang ditunjuk tanda panah. Untuk melihat
Validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Corelation
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.881 40
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00002 4.00 .947 30
VAR00003 3.87 1.167 30
VAR00004 4.03 .999 30
VAR00005 4.60 .855 30
VAR00006 4.43 .728 30
VAR00007 4.60 .675 30
VAR00008 4.80 .484 30
VAR00009 3.80 .761 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
VAR00010 2.97 1.033 30
VAR00011 4.70 .535 30
VAR00013 4.33 .661 30
VAR00015 4.40 .814 30
VAR00016 4.37 .809 30
VAR00017 4.30 .794 30
VAR00018 4.77 .430 30
VAR00019 4.10 .759 30
VAR00020 4.63 .718 30
VAR00021 4.63 .718 30
VAR00023 3.73 .740 30
VAR00024 4.43 .935 30
VAR00025 4.10 .995 30
VAR00026 4.10 1.062 30
VAR00027 4.63 .669 30
VAR00028 3.80 .887 30
VAR00029 4.27 .785 30
VAR00030 3.07 1.048 30
VAR00031 4.67 .547 30
VAR00032 4.70 .466 30
VAR00034 3.83 .699 30
VAR00035 4.73 .521 30
VAR00037 4.47 .819 30
VAR00038 3.97 .964 30
VAR00039 4.20 .761 30
VAR00040 4.53 .681 30
VAR00041 4.40 .724 30
VAR00042 3.80 .961 30
VAR00043 4.27 .785 30
VAR00044 4.27 .583 30
VAR00045 4.50 .509 30
VAR00046 3.20 1.448 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00002 165.00 176.690 .405 .878
VAR00003 165.13 176.671 .315 .880
VAR00004 164.97 176.516 .387 .878
VAR00005 164.40 177.214 .433 .877
VAR00006 164.57 183.426 .195 .881
VAR00007 164.40 177.766 .532 .876
VAR00008 164.20 181.338 .477 .878
VAR00009 165.20 183.269 .191 .881
VAR00010 166.03 184.171 .091 .885
VAR00011 164.30 184.976 .174 .881
VAR00013 164.67 179.195 .461 .877
VAR00015 164.60 174.386 .593 .874
VAR00016 164.63 173.206 .655 .873
VAR00017 164.70 179.045 .382 .878
VAR00018 164.23 181.702 .509 .878
VAR00019 164.90 181.197 .295 .880
VAR00020 164.37 177.689 .501 .876
VAR00021 164.37 174.585 .669 .874
VAR00023 165.27 181.306 .298 .879
VAR00024 164.57 175.357 .467 .876
VAR00025 164.90 177.403 .355 .879
VAR00026 164.90 173.679 .464 .876
VAR00027 164.37 176.930 .586 .875
VAR00028 165.20 176.510 .446 .877
VAR00029 164.73 184.685 .117 .883
VAR00030 165.93 177.444 .331 .879
VAR00031 164.33 182.299 .352 .879
VAR00032 164.30 181.114 .515 .877
VAR00034 165.17 182.282 .266 .880
VAR00035 164.27 178.202 .670 .875
VAR00037 164.53 175.016 .558 .875
VAR00038 165.03 184.999 .071 .885
VAR00039 164.80 176.097 .550 .875
VAR00040 164.47 182.051 .287 .880
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
VAR00041 164.60 178.317 .463 .877
VAR00042 165.20 182.579 .165 .883
VAR00043 164.73 178.202 .428 .877
VAR00044 164.73 181.857 .356 .879
VAR00045 164.50 181.086 .471 .878
VAR00046 165.80 172.166 .356 .881
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
169.00 187.793 13.704 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Lampiran 10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengambilan Pertama
No Pernyataan R hitung
1 Saya telah mampu menggali keluhan yang dialami pasien secara lisan. -0,068
2 Pasien tidak perlu mengetahui perbedaan obat generik dengan obat paten. 0,324
3 Saya tidak menyimpan informasi tentang pasien di ruangan apoteker. 0,350
4 Saya tidak memberikan edukasi kepada pasien karena pasien telah rutin
membeli obat tersebut.
0,057
5 Saya memberikan obat special device dan membiarkan pasien mencari tahu
penggunaan di internet.
0,134
6 Pasien hanya perlu nama obat dan kegunaan obat tersebut. -0,216
7 Saya melakukan konseling mulai dari menyapa dan memperkenalkan diri. 0,341
8 Problem pasien merupakan hal yang bersifat rahasia. 0,073
9 Saya memonitor penggunaan obat degeneratif oleh pasien melalui telepon. 0,076
10 Saya melakukan komunikasi farmasi tidak secara runut karena mengikuti
pertanyaan pasien.
0,137
11 Saya menceritakan problem pasien kepada banyak orang. 0,062
12 Saya meminta pasien untuk menandatangani dokumentasi konseling setelah
mendapatkan obat.
-0,264
13 Saya mampu membantu pasien dalam memilih produk obat. 0,082
14 Pasien cukup mendapatkan informasi tentang nama dan dosis obat. 0,144
15 Saya meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah diterima. 0,379
16 Saya mampu memberikan informasi terkait obat, dosis, dan kegunaan
masing-masing obat.
0,353
17 Saya mempersilakan pasien berkonsultasi di ruang konseling. 0,412
18 Saya tidak perlu memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
tentang informasi obat yang telah dijelaskan.
0,476
19 Untuk memberikan konsultasi, diperlukan ruangan khusus bagi pasien. -0,252
20 Three prime questions merupakan pertanyaan wajib dalam melakukan
komunikasi dengan pasien.
0,425
21 Saya berlatih untuk memberi edukasi kepada pasien. 0,470
22 Saya tahu obat yang dibutuhkan pasien. -0,094
23 Saya telah mampu menggali gejala yang dialami pasien secara tertulis. 0,120
24 Saya memberikan informasi dan edukasi tanpa mempertimbangkan riwayat
penyakit pasien.
0,501
25 Saya tidak perlu melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) karena pasien
telah mengetahui cara penggunaan obat.
0,043
26 Saya hanya mendengarkan pasien saat konsultasi tanpa melakukan
pencatatan.
0,206
27 Saya memberikan informasi tanpa memastikan “pemahaman pasien” apakah
pasien mengerti atau tidak.
0,529
28 Saya telah mampu menulis lembar dokumentasi konseling. 0,215
29 Riwayat pengobatan pasien perlu diketahui untuk mengetahui permasalahan
dalam penggunaan obat.
-0,146
30 Saya mengetahui informasi pengobatan pasien dari resep yang dibawa
pasien.
-0,293
31 Pasien dengan penyakit degeneratif membutuhkan konseling. 0,494
32 Riwayat penyakit pasien perlu diketahui pasien supaya kualitas hidup pasien
baik.
0,297
33 Informasi terkait penyakit pasien menjadi data yang hanya boleh diketahui
oleh apoteker.
0,044
34 Saya memberitahukan golongan obat dan merk obat untuk pasien dengan
penyakit tertentu.
0,057
35 Saya memperagakan cara penggunaan obat khusus saat memberi informasi 0,383
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
No Pernyataan R hitung
kepada pasien.
36 Saya mengerti keluhan pasien dari cara pasien berbicara. -0,009
37 Pasien lansia yang sudah lama menggunakan obat, tidak perlu dilakukan
konseling penggunaan obat.
0,319
38 Saya meminta pasien membaca sendiri leaflet tentang obat special device. -0,042
39 Saya mampu menjelaskan cara pemakaian obat special device kepada pasien
dengan menggunakan leaflet.
0,295
40 Saya menyapa pasien pada saat akan memulai konsultasi obat. -0,257
41 Saya mengkonfirmasi pengetahuan pasien dengan cara mengulangi
informasi tentang obat yang telah saya jelaskan.
-0,071
42 Semua pasien yang menebus resep perlu diberi edukasi. 0,289
43 Pasien dengan sediaan obat khusus tidak perlu diberi edukasi cara
penggunaan obat.
0,116
44 Saya merasa tidak perlu melakukan monitoring obat degeneratif oleh pasien. 0,500
45 Saya menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien untuk
mengetahui kebutuhan pasien.
0,288
46 Skrining resep dilakukan pada saat obat akan diberikan kepada pasien. 0,189
47 Saya memberikan obat sesuai yang diminta oleh pasien. 0,003
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.581 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lampiran 11. Perbaikan Pernyataan Kuesioner
No Pernyataan Perbaikan
1 Saya telah mampu menggali keluhan yang
dialami pasien secara lisan.
Saya mampu menggali keluhan yang
dialami pasien.
2 Pasien tidak perlu mengetahui perbedaan
obat generik dengan obat paten.
Pasien tidak perlu mengetahui perbedaan
obat generik dengan obat paten.
3 Saya tidak menyimpan informasi tentang
pasien di ruangan apoteker.
Saya tidak menyimpan informasi tentang
pasien di ruangan apoteker.
4 Saya tidak memberikan edukasi kepada
pasien karena pasien telah rutin membeli
obat tersebut.
Saya tidak memberikan edukasi kepada
pasien karena pasien rutin membeli obat
tersebut.
5 Saya memberikan obat special device dan
membiarkan pasien mencari tahu
penggunaan di internet.
Saya memberikan obat special device dan
membiarkan pasien mencari tahu
penggunaan di internet.
6 Pasien hanya perlu nama obat dan kegunaan
obat tersebut.
Pasien hanya perlu nama obat dan kegunaan
obat tersebut.
7 Saya melakukan konseling mulai dari
menyapa dan memperkenalkan diri.
Saya melakukan konseling mulai dari
menyapa dan memperkenalkan diri.
8 Problem pasien merupakan hal yang bersifat
rahasia.
Problem pasien merupakan hal yang bersifat
rahasia.
9 Saya memonitor penggunaan obat
degeneratif oleh pasien melalui telepon.
Saya memonitor penggunaan obat
degeneratif oleh pasien melalui telepon.
10 Saya melakukan komunikasi farmasi tidak
secara runut karena mengikuti pertanyaan
pasien.
Saya melakukan komunikasi farmasi tidak
secara runut karena mengikuti pertanyaan
pasien.
11 Saya menceritakan problem pasien kepada
banyak orang.
Saya menceritakan problem pasien kepada
banyak orang.
12 Saya meminta pasien untuk menandatangani
dokumentasi konseling setelah mendapatkan
obat.
Saya meminta pasien untuk menandatangani
dokumentasi konseling setelah mendapatkan
obat.
13 Saya mampu membantu pasien dalam
memilih produk obat.
Saya mampu membantu pasien dalam
memilih produk obat.
14 Pasien cukup mendapatkan informasi
tentang nama dan dosis obat.
Pasien cukup mendapatkan informasi
tentang nama dan dosis obat.
15 Saya meminta pasien untuk mengulang
informasi yang telah diterima.
Saya meminta pasien untuk mengulang
informasi yang telah diterima.
16 Saya mampu memberikan informasi terkait
obat, dosis, dan kegunaan masing-masing
obat.
Saya mampu memberikan informasi terkait
obat, dosis, dan kegunaan masing-masing
obat.
17 Saya mempersilakan pasien berkonsultasi di
ruang konseling.
Saya mempersilakan pasien berkonsultasi di
ruang konseling.
18 Saya tidak perlu memberikan kesempatan
kepada pasien untuk bertanya tentang
informasi obat yang telah dijelaskan.
Saya tidak perlu memberikan kesempatan
kepada pasien untuk bertanya tentang
informasi obat yang telah dijelaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
19 Untuk memberikan konsultasi, diperlukan
ruangan khusus bagi pasien.
Untuk memberikan konsultasi, diperlukan
ruangan khusus bagi pasien.
20 Three prime questions merupakan
pertanyaan wajib dalam melakukan
komunikasi dengan pasien.
Three prime questions merupakan
pertanyaan wajib dalam melakukan
komunikasi dengan pasien.
21 Saya berlatih untuk memberi edukasi kepada
pasien.
Saya berlatih untuk memberi edukasi kepada
pasien.
22 Saya tahu obat yang dibutuhkan pasien. Saya tahu obat yang dibutuhkan pasien.
23 Saya telah mampu menggali gejala yang
dialami pasien secara tertulis.
Saya telah mampu menggali gejala yang
dialami pasien secara tertulis.
24 Saya memberikan informasi dan edukasi
tanpa mempertimbangkan riwayat penyakit
pasien.
Saya memberikan informasi dan edukasi
tanpa mempertimbangkan riwayat penyakit
pasien.
25 Saya tidak perlu melakukan Pelayanan
Informasi Obat (PIO) karena pasien telah
mengetahui cara penggunaan obat.
Saya tidak perlu melakukan Pelayanan
Informasi Obat (PIO) karena pasien telah
mengetahui cara penggunaan obat.
26 Saya hanya mendengarkan pasien saat
konsultasi tanpa melakukan pencatatan.
Saya hanya mendengarkan pasien saat
konsultasi tanpa melakukan pencatatan.
27 Saya memberikan informasi tanpa
memastikan “pemahaman pasien” apakah
pasien mengerti atau tidak.
Saya memberikan informasi tanpa
memastikan “pemahaman pasien” apakah
pasien mengerti atau tidak.
28 Saya telah mampu menulis lembar
dokumentasi konseling.
Saya telah mampu menulis lembar
dokumentasi konseling.
29 Riwayat pengobatan pasien perlu diketahui
untuk mengetahui permasalahan dalam
penggunaan obat.
Riwayat pengobatan pasien perlu diketahui
untuk mengetahui permasalahan dalam
penggunaan obat.
30 Saya mengetahui informasi pengobatan
pasien dari resep yang dibawa pasien.
Saya mengetahui informasi pengobatan
pasien dari resep yang dibawa pasien.
31 Pasien dengan penyakit degeneratif
membutuhkan konseling.
Pasien dengan penyakit degeneratif
membutuhkan konseling.
32 Riwayat penyakit pasien perlu diketahui
pasien supaya kualitas hidup pasien baik.
Riwayat penyakit pasien perlu diketahui
pasien supaya kualitas hidup pasien baik.
33 Informasi terkait penyakit pasien menjadi
data yang hanya boleh diketahui oleh
apoteker.
Informasi terkait penyakit pasien menjadi
data yang hanya boleh diketahui oleh
apoteker.
34 Saya memberitahukan golongan obat dan
merk obat untuk pasien dengan penyakit
tertentu.
Saya memberitahukan golongan obat dan
merk obat untuk pasien dengan penyakit
tertentu.
35 Saya memperagakan cara penggunaan obat
khusus saat memberi informasi kepada
pasien.
Saya memperagakan cara penggunaan obat
khusus saat memberi informasi kepada
pasien.
36 Saya mengerti keluhan pasien dari cara
pasien berbicara.
Saya mengerti keluhan pasien dari cara
pasien berbicara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
37 Pasien lansia yang sudah lama
menggunakan obat, tidak perlu dilakukan
konseling penggunaan obat.
Pasien lansia yang sudah lama
menggunakan obat, tidak perlu dilakukan
konseling penggunaan obat.
38 Saya meminta pasien membaca sendiri
leaflet tentang obat special device.
Saya meminta pasien membaca sendiri
leaflet tentang obat special device.
39 Saya mampu menjelaskan cara pemakaian
obat special device kepada pasien dengan
menggunakan leaflet.
Saya mampu menjelaskan cara pemakaian
obat special device kepada pasien dengan
menggunakan leaflet.
40 Saya menyapa pasien pada saat akan
memulai konsultasi obat.
Saya menyapa pasien pada saat akan
memulai konsultasi obat.
41 Saya mengkonfirmasi pengetahuan pasien
dengan cara mengulangi informasi tentang
obat yang telah saya jelaskan.
Saya mengkonfirmasi pengetahuan pasien
dengan cara mengulangi informasi tentang
obat yang telah saya jelaskan.
42 Semua pasien yang menebus resep perlu
diberi edukasi.
Semua pasien yang menebus resep perlu
diberi edukasi.
43 Pasien dengan sediaan obat khusus tidak
perlu diberi edukasi cara penggunaan obat.
Pasien dengan sediaan obat khusus tidak
perlu diberi edukasi cara penggunaan obat.
44 Saya merasa tidak perlu melakukan
monitoring obat degeneratif oleh pasien.
Saya merasa tidak perlu melakukan
monitoring obat degeneratif oleh pasien.
45 Saya menggali informasi tentang riwayat
pengobatan pasien untuk mengetahui
kebutuhan pasien.
Saya menggali informasi tentang riwayat
pengobatan pasien untuk mengetahui
kebutuhan pasien.
46 Skrining resep dilakukan pada saat obat
akan diberikan kepada pasien.
Skrining resep dilakukan pada saat obat
akan diberikan kepada pasien.
47 Saya memberikan obat sesuai yang diminta
oleh pasien.
Saya memberikan obat sesuai yang diminta
oleh pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Lampiran 12. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengambilan Kedua
No Pernyataan R Hitung
1 Saya mampu menggali keluhan yang dialami pasien. -0,109
2 Pasien tidak perlu mengetahui perbedaan obat generik dengan obat paten. 0,416
3 Saya tidak menyimpan informasi tentang pasien di ruangan apoteker. 0,379
4 Saya tidak memberikan edukasi kepada pasien karena pasien rutin membeli obat
tersebut.
0,454
5 Saya memberikan obat special device dan membiarkan pasien mencari tahu
penggunaan di internet.
0,456
6 Pasien hanya perlu nama obat dan kegunaan obat tersebut. 0,206
7 Saya melakukan konseling mulai dari menyapa dan memperkenalkan diri. 0,486
8 Problem pasien merupakan hal yang bersifat rahasia. 0,482
9 Saya memonitor penggunaan obat degeneratif oleh pasien melalui telepon. 0,201
10 Saya melakukan komunikasi farmasi tidak secara runut karena mengikuti pertanyaan
pasien.
0,190
11 Saya menceritakan problem pasien kepada banyak orang. 0,209
12 Saya meminta pasien untuk menandatangani dokumentasi konseling setelah
mendapatkan obat.
-0,228
13 Saya mampu membantu pasien dalam memilih produk obat. 0,460
14 Pasien cukup mendapatkan informasi tentang nama dan dosis obat. 0,052
15 Saya meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah diterima. 0,537
16 Saya mampu memberikan informasi terkait obat, dosis, dan kegunaan masing-masing
obat.
0,644
17 Saya mempersilakan pasien berkonsultasi di ruang konseling. 0,317
18 Saya tidak perlu memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang
informasi obat yang telah dijelaskan.
0,543
19 Untuk memberikan konsultasi, diperlukan ruangan khusus bagi pasien. 0,349
20 Three prime questions merupakan pertanyaan wajib dalam melakukan komunikasi
dengan pasien.
0,474
21 Saya berlatih untuk memberi edukasi kepada pasien. 0,648
22 Saya tahu obat yang dibutuhkan pasien. -0,252
23 Saya telah mampu menggali gejala yang dialami pasien secara tertulis. 0,284
24 Saya memberikan informasi dan edukasi tanpa mempertimbangkan riwayat penyakit
pasien.
0,489
25 Saya tidak perlu melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) karena pasien telah
mengetahui cara penggunaan obat.
0,397
26 Saya hanya mendengarkan pasien saat konsultasi tanpa melakukan pencatatan. 0,454
27 Saya memberikan informasi tanpa memastikan “pemahaman pasien” apakah pasien
mengerti atau tidak.
0,591
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
No Pernyataan R Hitung
28 Saya telah mampu menulis lembar dokumentasi konseling. 0,410
29 Riwayat pengobatan pasien perlu diketahui untuk mengetahui permasalahan dalam
penggunaan obat.
0,169
30 Saya mengetahui informasi pengobatan pasien dari resep yang dibawa pasien. 0,345
31 Pasien dengan penyakit degeneratif membutuhkan konseling. 0,391
32 Riwayat penyakit pasien perlu diketahui pasien supaya kualitas hidup pasien baik. 0,543
33 Informasi terkait penyakit pasien menjadi data yang hanya boleh diketahui oleh
apoteker.
0,005
34 Saya memberitahukan golongan obat dan merk obat untuk pasien dengan penyakit
tertentu.
0,330
35 Saya memperagakan cara penggunaan obat khusus saat memberi informasi kepada
pasien.
0,682
36 Saya mengerti keluhan pasien dari cara pasien berbicara. -0,047
37 Pasien lansia yang sudah lama menggunakan obat, tidak perlu dilakukan konseling
penggunaan obat.
0,587
38 Saya meminta pasien membaca sendiri leaflet tentang obat special device. 0,179
39 Saya mampu menjelaskan cara pemakaian obat special device kepada pasien dengan
menggunakan leaflet.
0,511
40 Saya menyapa pasien pada saat akan memulai konsultasi obat. 0,235
41 Saya mengkonfirmasi pengetahuan pasien dengan cara mengulangi informasi tentang
obat yang telah saya jelaskan.
0,401
42 Semua pasien yang menebus resep perlu diberi edukasi. 0,157
43 Pasien dengan sediaan obat khusus tidak perlu diberi edukasi cara penggunaan obat. 0,478
44 Saya merasa tidak perlu melakukan monitoring obat degeneratif oleh pasien. 0,443
45 Saya menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien untuk mengetahui
kebutuhan pasien.
0,459
46 Skrining resep dilakukan pada saat obat akan diberikan kepada pasien. 0,440
47 Saya memberikan obat sesuai yang diminta oleh pasien. -0,140
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.826 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pengambilan Kedua
No Pernyataan R hitung
1 Saya mampu menggali keluhan yang dialami pasien. -
2 Pasien tidak perlu mengetahui perbedaan obat generik dengan obat paten. 0,391
3 Saya tidak menyimpan informasi tentang pasien di ruangan apoteker. 0,307
4 Saya tidak memberikan edukasi kepada pasien karena pasien rutin membeli obat
tersebut.
0,372
5 Saya memberikan obat special device dan membiarkan pasien mencari tahu
penggunaan di internet.
0,436
6 Pasien hanya perlu nama obat dan kegunaan obat tersebut. -
7 Saya melakukan konseling mulai dari menyapa dan memperkenalkan diri. 0,574
8 Problem pasien merupakan hal yang bersifat rahasia. 0,501
9 Saya memonitor penggunaan obat degeneratif oleh pasien melalui telepon. -
10 Saya melakukan komunikasi farmasi tidak secara runut karena mengikuti pertanyaan
pasien.
-
11 Saya menceritakan problem pasien kepada banyak orang. -
12 Saya meminta pasien untuk menandatangani dokumentasi konseling setelah
mendapatkan obat.
-
13 Saya mampu membantu pasien dalam memilih produk obat. 0,506
14 Pasien cukup mendapatkan informasi tentang nama dan dosis obat. -
15 Saya meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah diterima. 0,575
16 Saya mampu memberikan informasi terkait obat, dosis, dan kegunaan masing-masing
obat.
0,697
17 Saya mempersilakan pasien berkonsultasi di ruang konseling. 0,428
18 Saya tidak perlu memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang
informasi obat yang telah dijelaskan.
0,484
19 Untuk memberikan konsultasi, diperlukan ruangan khusus bagi pasien. 0,276
20 Three prime questions merupakan pertanyaan wajib dalam melakukan komunikasi
dengan pasien.
0,510
21 Saya berlatih untuk memberi edukasi kepada pasien. 0,695
22 Saya tahu obat yang dibutuhkan pasien. -
23 Saya telah mampu menggali gejala yang dialami pasien secara tertulis. 0,298
24 Saya memberikan informasi dan edukasi tanpa mempertimbangkan riwayat penyakit
pasien.
0,473
25 Saya tidak perlu melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) karena pasien telah
mengetahui cara penggunaan obat.
0,356
26 Saya hanya mendengarkan pasien saat konsultasi tanpa melakukan pencatatan. 0,414
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
27 Saya memberikan informasi tanpa memastikan “pemahaman pasien” apakah pasien
mengerti atau tidak.
0,574
28 Saya telah mampu menulis lembar dokumentasi konseling. 0,468
29 Riwayat pengobatan pasien perlu diketahui untuk mengetahui permasalahan dalam
penggunaan obat.
-
30 Saya mengetahui informasi pengobatan pasien dari resep yang dibawa pasien. 0,300
31 Pasien dengan penyakit degeneratif membutuhkan konseling. 0,372
32 Riwayat penyakit pasien perlu diketahui pasien supaya kualitas hidup pasien baik. 0,534
33 Informasi terkait penyakit pasien menjadi data yang hanya boleh diketahui oleh
apoteker.
-
34 Saya memberitahukan golongan obat dan merk obat untuk pasien dengan penyakit
tertentu.
0,303
35 Saya memperagakan cara penggunaan obat khusus saat memberi informasi kepada
pasien.
0,672
36 Saya mengerti keluhan pasien dari cara pasien berbicara. -
37 Pasien lansia yang sudah lama menggunakan obat, tidak perlu dilakukan konseling
penggunaan obat.
0,563
38 Saya meminta pasien membaca sendiri leaflet tentang obat special device. -
39 Saya mampu menjelaskan cara pemakaian obat special device kepada pasien dengan
menggunakan leaflet.
0,578
40 Saya menyapa pasien pada saat akan memulai konsultasi obat. -
41 Saya mengkonfirmasi pengetahuan pasien dengan cara mengulangi informasi tentang
obat yang telah saya jelaskan.
0,472
42 Semua pasien yang menebus resep perlu diberi edukasi. -
43 Pasien dengan sediaan obat khusus tidak perlu diberi edukasi cara penggunaan obat. 0,400
44 Saya merasa tidak perlu melakukan monitoring obat degeneratif oleh pasien. 0,335
45 Saya menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien untuk mengetahui
kebutuhan pasien.
0,512
46 Skrining resep dilakukan pada saat obat akan diberikan kepada pasien. 0,347
47 Saya memberikan obat sesuai yang diminta oleh pasien. -
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.893 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Lampiran 14. Sertifikat CE&BU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lampiran 15. Jenis Pernyataan
No Pernyataan Jenis
1 Pasien tidak perlu mengetahui perbedaan obat generik dengan obat paten. N
2 Saya hanya mendengarkan pasien saat konsultasi tanpa melakukan pencatatan. N
3 Saya telah mampu menggali gejala yang dialami pasien secara tertulis. F
4 Pasien dengan sediaan obat khusus tidak perlu diberi edukasi cara penggunaan obat. N
5 Saya mengetahui informasi pengobatan pasien dari resep yang dibawa pasien. N
6 Saya mampu menjelaskan cara pemakaian obat special device kepada pasien dengan
menggunakan leaflet.
F
7 Saya memberikan informasi dan edukasi tanpa mempertimbangkan riwayat penyakit
pasien.
N
8 Saya merasa tidak perlu melakukan monitoring obat degeneratif oleh pasien. N
9 Three prime questions merupakan pertanyaan wajib dalam melakukan komunikasi dengan
pasien.
F
10 Saya meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah diterima. F
11 Problem pasien merupakan hal yang bersifat rahasia. F
12 Saya mempersilakan pasien berkonsultasi di ruang konseling. F
13 Saya melakukan konseling mulai dari menyapa dan memperkenalkan diri. F
14 Untuk memberikan konsultasi, diperlukan ruangan khusus bagi pasien. F
15 Saya tidak memberikan edukasi kepada pasien karena pasien rutin membeli obat tersebut. N
16 Saya mampu memberikan informasi terkait obat, dosis, dan kegunaan masing-masing
obat.
F
17 Saya menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien untuk mengetahui kebutuhan
pasien.
F
18 Saya mengkonfirmasi pengetahuan pasien dengan cara mengulangi informasi tentang obat
yang telah saya jelaskan.
F
19 Saya tidak menyimpan informasi tentang pasien di ruangan apoteker. N
20 Pasien lansia yang sudah lama menggunakan obat, tidak perlu dilakukan konseling
penggunaan obat.
N
21 Saya mampu membantu pasien dalam memilih produk obat. F
22 Riwayat penyakit pasien perlu diketahui pasien supaya kualitas hidup pasien baik. F
23 Saya tidak perlu melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) karena pasien telah
mengetahui cara penggunaan obat.
N
24 Saya telah mampu menulis lembar dokumentasi konseling. F
25 Saya memberikan obat special device dan membiarkan pasien mencari tahu penggunaan
di internet.
N
26 Saya memberikan informasi tanpa memastikan “pemahaman pasien” apakah pasien
mengerti atau tidak.
N
27 Saya memperagakan cara penggunaan obat khusus saat memberi informasi kepada pasien. F
28 Saya berlatih untuk memberi edukasi kepada pasien. F
29 Saya memberitahukan golongan obat dan merk obat untuk pasien dengan penyakit
tertentu.
F
30 Pasien dengan penyakit degeneratif membutuhkan konseling. F
31 Saya tidak perlu memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang informasi
obat yang telah dijelaskan.
N
32 Skrining resep dilakukan pada saat obat akan diberikan kepada pasien. N
Note : N (unfavorable) ; F (favorable)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 16. Kuesioner Pengukuran
Kuesioner Konseling Farmasi 4.0
Petunjuk pengisisan :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia sesuai pernyataan di bawah ini
STS bila Sangat Tidak Setuju
TS bila Tidak Setuju
RR bila Ragu-ragu
S bila Setuju
SS bila Sangat Setuju
No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Pasien tidak perlu mengetahui perbedaan obat generik
dengan obat paten.
2 Saya hanya mendengarkan pasien saat konsultasi tanpa
melakukan pencatatan.
3 Saya telah mampu menggali gejala yang dialami pasien
secara tertulis.
4 Pasien dengan sediaan obat khusus tidak perlu diberi
edukasi cara penggunaan obat.
5 Saya mengetahui informasi pengobatan pasien dari resep
yang dibawa pasien.
6 Saya mampu menjelaskan cara pemakaian obat special
device kepada pasien dengan menggunakan leaflet.
7 Saya memberikan informasi dan edukasi tanpa
mempertimbangkan riwayat penyakit pasien.
8 Saya merasa tidak perlu melakukan monitoring obat
degeneratif oleh pasien.
9 Three prime questions merupakan pertanyaan wajib dalam
melakukan komunikasi dengan pasien.
10 Saya meminta pasien untuk mengulang informasi yang
telah diterima.
11 Problem pasien merupakan hal yang bersifat rahasia.
12 Saya mempersilakan pasien berkonsultasi di ruang
konseling.
13 Saya melakukan konseling mulai dari menyapa dan
memperkenalkan diri.
14 Untuk memberikan konsultasi, diperlukan ruangan khusus
bagi pasien.
15 Saya tidak memberikan edukasi kepada pasien karena
pasien rutin membeli obat tersebut.
16 Saya mampu memberikan informasi terkait obat, dosis,
dan kegunaan masing-masing obat.
17 Saya menggali informasi tentang riwayat pengobatan
pasien untuk mengetahui kebutuhan pasien.
18
Saya mengkonfirmasi pengetahuan pasien dengan cara
mengulangi informasi tentang obat yang telah saya
jelaskan.
19 Saya tidak menyimpan informasi tentang pasien di
ruangan apoteker.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
No Pernyataan SS S RR TS STS
20 Pasien lansia yang sudah lama menggunakan obat, tidak
perlu dilakukan konseling penggunaan obat.
21 Saya mampu membantu pasien dalam memilih produk
obat.
22 Riwayat penyakit pasien perlu diketahui pasien supaya
kualitas hidup pasien baik.
23
Saya tidak perlu melakukan Pelayanan Informasi Obat
(PIO) karena pasien telah mengetahui cara penggunaan
obat.
24 Saya telah mampu menulis lembar dokumentasi konseling.
25 Saya memberikan obat special device dan membiarkan
pasien mencari tahu penggunaan di internet.
26 Saya memberikan informasi tanpa memastikan
“pemahaman pasien” apakah pasien mengerti atau tidak.
27 Saya memperagakan cara penggunaan obat khusus saat
memberi informasi kepada pasien.
28 Saya berlatih untuk memberi edukasi kepada pasien.
29 Saya memberitahukan golongan obat dan merk obat untuk
pasien dengan penyakit tertentu.
30 Pasien dengan penyakit degeneratif membutuhkan
konseling.
31
Saya tidak perlu memberikan kesempatan kepada pasien
untuk bertanya tentang informasi obat yang telah
dijelaskan.
32 Skrining resep dilakukan pada saat obat akan diberikan
kepada pasien.
By : bernadetadhiyanakrismadanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “Pengembangan
Instrumen Pengukuan Kemampuan Konsultasi dan
Konseling Sediaan Farmasi pada Mahasiswa Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogaykarta” memiliki
nama lengkap Bernadeta Dhiyana Krismadanti. Dilahirkan
di Pringsewu pada tanggal 12 Agustus 2018. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara . dari
pasangan Bapak M. Umar Said dan Ibu Theresia Suparmi.
Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK Fransiskus Xaverius Pringsewu
pada tahun 2000-2002, lalu melanjutkan pendidikan di SD Fransiskus Pringsewu
pada tahun 2002-2008. Penulis menempuh sekolah menengah pertama di SMP
Negeri 1 Ambarawa pada tahun 2008-2011, kemudian melanjutkan ke tingkat
menengah atas di SMA Xaverius Pringsewu pada tahun 2011-2014. Penulis
melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
pada tahun 2014-2018. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, penulis mengikuti kepanitiaan yaitu Tiga Hari Temu
Akrab Farmasi 2015 (anggota Teater), Latihan Kepemimpinan 2015 (Anggota
Div. Acara), Sanata Dharma Championship 2015 (anggota Div. Perlombaan),
Tiga Hari Temu Akrab Farmasi 2016 (CO Teater). Penulis juga aktif dalam Unit
Kegiatan Mahasiswa Fakultas pada DNA dan Paduan Suara Veronica. Penulis
aktif menjadi asisten dosen dalam mata kuliah Praktikum Pelayanan Informasi
Obat, Praktikum Farmasetika dan Praktikum Pharmaceutical Care 3. Penulis juga
aktif dalam organisasi tingkat Universitas sebagai Anggota Komisi Personalia
masa jabatan 2016-2017 dan lolos program yang didanai oleh dikti pada Program
Kreativitas Mahasiswa 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI