PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN
PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA
(PMRI) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII D
SMP BOPKRI I YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Petrus Elfridus Meo Bhaghi
NIM : 141414077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN
PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA
(PMRI) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII D
SMP BOPKRI I YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Petrus Elfridus Meo Bhaghi
NIM : 141414077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh syukur, saya persembahkan karya ini kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Bapa Leo, Mama Eta, dan Elson
Keluarga besar, sahabat, dan teman-teman
Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan
pulanglah ke rumahmu
Matius 2:11
Hidup itu seperti katapel, mundur selangkah
Untuk melontar jauh ke depan
*L*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Bhaghi, Petrus Elfridus Meo. 2019. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI) pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII D SMP BOPKRI I
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk
membelajarkan materi bangun ruang sisi datar. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)
mendeskripsikan proses pengembangan produk Lembar Kerja Siswa (LKS)
dengan Pendekatan Matematika Realistik untuk membelajarkan materi Bangun
Ruang Sisi Datar, 2) mendeskripsikan kualitas produk Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang dikembangkan dengan Pendekatan Matematika Realistik untuk
membelajarkan materi Bangun Ruang Sisi Datar, dan 3) mendeskripsikan respons
siswa terhadap produk Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan dengan
Pendekatan Matematika Realistik untuk membelajarkan materi Bangun Ruang
Sisi Datar.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan prosedur penelitian dan
pengembangan menurut Sugiyono yang sudah dimodifikasi. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP BOPKRI I Yogyakarta. Objek
dalam penelitian ini adalah LKS yang dikembangkan oleh peneliti. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah hasil validasi produk yang
dikembangkan dan wawancara. Analisis data berupa hasil validasi dan hasil
wawancara terkait tanggapan siswa mengenai penggunaan produk LKS.
Prosedur pengembangan produk dalam penelitian ini meliputi: (1) Potensi dan
Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, (5)
Revisi Desain, (6) Uji Coba Produk, (7) Revisi Produk. Hasil validasi produk
LKS yang dikembangkan peneliti adalah 4,18 dan termasuk dalam kategori baik.
LKS yang dikembangkan peneliti mendapat tanggapan baik dari siswa kelas VIII
D SMP BOPKRI I.
Kata kunci: Lembar Kerja Siswa, Pendekatan PMRI, Penelitian dan
pengembangan, Bangun ruang sisi datar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Bhaghi, Petrus Elfridus Meo. 2019. A Study on Development of Student
Worksheets (LKS) with the Indonesian Realistic Mathematics Education
Approach (PMRI) on Geometry of Tabular Side Subject for Grade VIII D
BOPKRI I Senior High School Yogyakarta.. Undergraduate Thesis.
Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Teacher Training and
Education Faculty, Universitas Sanata Dharma.
This research is a study of developing Student Worksheets (LKS) with the
approach of Indonesian Realistic Mathematics Education (PMRI) on Geometry of
Tabular Side Subject. This study aims to: (1) describe the product development
process of Student Worksheets (LKS) with Realistic Mathematics Approaches to
explain about geometry of tabular side subject, (2) to describe the quality
products of Student Worksheets (LKS) developed with Realistic Mathematical
Approaches to explain geometry of tabular side subject, (3) to describe student
responses toward Student Worksheets (LKS) developed with the Realistic
Mathematics Approach to explain about geometry of tabular side subject.
In this research, the researcher used research and development procedures by
Sugiyono which had been modified. The subjects of this study are students of class
VIII D SMP BOPKRI I Yogyakarta. The object of this study is the Student
Worksheets (LKS) developed by the researcher. The Data collection techniques
are the results of product developed validation and interviews. The result of data
analysis is in the form of validation results and interview results related to
students' responses toward the use of Student Worksheet (LKS).
In this research, the product development procedures are (1) Potential and
Problems, (2) Data Collection, (3) Product Design, (4) Design Validation, (5)
Design Revision, (6) Product Trial, (7) Revision Product. The result of Student
Worksheets (LKS) validation developed by the researcher is 4.18 and it is
included in the good category. The Student Worksheets (LKS) developed by
researcher received good responses from students of class VIII D SMP BOPKRI I
Yogyakarta.
Keywords: Student Worksheets, Indonesian Realistic Mathematics Education
Approach (PMRI), Research and development, Geometry of Tabular Side
Subject
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa penulis karena atas berkat
dan bimbingan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas VIII D SMP BOPKRI I Yogyakarta.” Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi ini penulis
telah mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Yohanes Harsoyo S.Pd., M.Si., selaku dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. Bapak Beni Utomo, M. Sc., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Antonius Yudhi Anggoro, M. Sc., selaku Dosen Pembimbing
Akademik sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
bantuan, bimbingan, serta motivasi bagi penulis.
4. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
bagi penulis dan juga selaku pakar PMRI yang telah memvalidasi
instrumen penelitian yang telah disusun penulis.
5. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu peneliti
selama perkuliahan di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma.
6. Bapak Saptopaliyatno, S. Pd., selaku Kepala Sekolah SMP BOPKRI I
Yogyakarta yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di
sekolah SMP BOPKRI I Yogyakarta.
7. Bapak Drs. Adi Undang Mulyono, selaku guru mata pelajaran matematika
di SMP BOPKRI I Yogyakarta yang telah membantu penulis selama
proses penelitian.
8. Siswa-siswi kelas VIII D SMP BOPKRI I Yogyakarta yang telah
membantu penulis untuk mengambil data penelitian.
9. Andini, Sani, dan Yanti yang telah membantu penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah SMP BOPKRI I Yogyakarta.
10. Bapak Leo, mama Eta, dan Elson yang telah memberikan dukungan dan
doa serta suntikan semangat kepada penulis.
11. Kakak Yuna dan Adik Sani yang telah membantu penulis untuk menyusun
skripsi
12. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2014 yang
telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
13. Keluarga kecil HKF dan KOBRA (Komunitas Rakat Jogja) di Paingan
yang dengan caranya masing-masing telah memberikan dukungan kepada
penulis.
14. Semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah membantu penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
melengkapi kekurangan pada skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
Petrus Elfridus Meo Bhaghi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
D. Pembatasan Masalah ................................................................................ 7
E. Batasan Istilah .......................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 10
A. Kajian Pustaka ....................................................................................... 10
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 31
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 36
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 36
B. Setting Penelitian ................................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Prosedur dan Desain Pengembangan ..................................................... 37
D. Teknik pengumpulan data ...................................................................... 44
E. Instrumen penelitian ............................................................................... 46
F. Teknik Analisis data .............................................................................. 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 51
A. Hasil penelitian ...................................................................................... 51
B. Pembahasan ............................................................................................ 57
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 69
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 70
A. Kesimpulan ............................................................................................ 70
B. Saran ...................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
LAMPIRAN .......................................................................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Aspek Penilaian Lembar Validasi LKS ....................................... 46
Tabel 3.2 Indikator jawaban responsen ........................................................ 48
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan ........................................................................ 48
Tabel 3.4 Kriteria penilaian kualitas ............................................................ 48
Tabel 3.5 Kriteria skor penilaian kualitas .................................................... 50
Tabel 4.1 Rangkuman jawaban siswa pada proses wawancara .................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia.
Matematika merupakan sebuah ilmu yang selalu digunakan dalam kehidupan
sehari-sehari mulai dari kegiatan yang paling sederhana seperti kegiatan
menghitung banyaknya benda, kegiatan transaksi jual beli, sampai kegiatan
yang lebih kompleks seperti penanganan masalah perekonomian sebuah
negara. Pentingnya penggunaan ilmu matematika dalam kehidupan sehari-
sehari membuat matematika menjadi sebuah ilmu yang wajib dipelajari oleh
setiap orang. Meskipun ilmu matematika yang sederhana dapat dipelajari
tanpa pembelajaran khusus namun karena luasnya ilmu matematika dan
besarnya manfaat dalam kehidupan sehari-hari maka matematika perlu
dipelajari dengan melalui pembelajaran khusus. Oleh karena itu matematika
dijadikan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di sekolah.
Sebagai salah satu mata pelajaran wajib di sekolah, matematika dijadikan
oleh sebagian siswa sebagai mata pelajaran yang disukai atau diminati. Tidak
dapat dimungkiri juga bahwa bagi kebanyakan siswa mata pelajaran yang
paling ditakuti dan tidak disukai adalah mata pelajaran matematika. Tingkat
kesulitan yang cukup tinggi dalam mempelajari matematika disinyalir
menjadi alasan bagi siswa-siswi tersebut untuk tidak menyukai atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
membenci matematika. Bagi seorang guru matematika membuat siswa untuk
bisa suka belajar matematika merupakan sebuah pekerjaan yang cukup sulit.
Oleh karena itu guru matematika diharapkan untuk bisa merancang sebuah
pembelajaran matematika yang baik agar siswa mulai menyukai matematika
dan pada akhirnya bisa memahami materi matematika yang diajarkan dengan
baik pula. Untuk bisa menciptakan proses pembelajaran yang ideal maka
seorang guru memerlukan komponen-komponen pembelajaran yang lain.
Menurut Hamalik (2004) pada dasarnya proses pengajaran dapat
terselenggara secara lancar, efisien, dan efektif berkat adanya interaksi
positif, konstruktif, dan produktif antar berbagai komponen yang terkandung
di dalam sistem pengajaran tersebut. Salah satu komponen pembelajaran
adalah bahan ajar yang relevan. Adanya bahan ajar dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
belajar. Bahan ajar merupakan suatu format yang bisa digunakan untuk
menyimpan pesan atau materi pelajaran. Salah satu jenis bahan ajar adalah
bahan ajar cetak. Terdapat banyak bahan ajar cetak yang dapat digunakan
dalam suatu proses pembelajaran dan salah satu bahan ajar cetak yang dapat
dirancang oleh seorang guru sehingga membantu siswa memahami materi
matematika yang diajarkan adalah Lembar Kerja siswa atau LKS. LKS
merupakan bahan ajar cetak yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk untuk
menyelesaikan suatu tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa
dan mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa. Dengan
menggunakan LKS dalam proses pembelajaran matematika siswa diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dapat mempelajari suatu materi matematika secara mandiri atau pun
berkelompok dengan memanfaatkan pengetahuan siswa terkait materi yang
dipelajari. Sebagai seorang guru matematika diperlukan penggunaan sebuah
pendekatan pembelajaran yang tepat agar dapat merancang LKS yang baik
sehingga membantu siswa dalam memahami sebuah materi yang diajarkan.
Akbar (2013: 45) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran sebagai
cara pandang untuk membelajarkan peserta didik melalui pusat perhatian
tertentu. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru
matematika adalah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI). PMRI merupakan pendidikan matematika yang diadaptasi dari
Realistic Mathematics Education (RME) yang diterapkan di negara Belanda
dan telah diselaraskan dengan kondisi budaya, geografi, dan kehidupan
masyarakat di Indonesia. Pendekatan PMRI adalah suatu pendekatan
pembelajaran matematika yang menggunakan situasi realistik yang bisa
dibayangkan oleh siswa atau yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa matematika sangat erat
kaitannya dengan hal-hal yang dilakukan manusia. Hal ini sesuai dengan
pernyataan yang mendasari pendidikan matematika realistik yaitu
matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia. Pernyataan ini
dikemukakan oleh seorang matematikawan asal Belanda yang bernama
Freudenthal (dalam Suryanto, 2010: 57). Penggunaan pendekatan pendidikan
matematika realistik Indonesia PMRI dalam suatu proses pembelajaran
matematika dapat membantu siswa untuk memahami suatu materi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bertolak dari pengalaman sehari-hari siswa atau hal yang dapat dibayangkan
siswa. Menurut Al-Tabany (2014) belajar akan lebih bermakna jika siswa
mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Jadi guru dapat
menggunakan masalah-masalah yang dialami atau dibayangkan oleh siswa
untuk membuat suatu proses pembelajaran matematika lebih bermakna.
Dengan lebih memaknai suatu proses pembelajaran maka dapat membantu
siswa untuk bisa lebih memahami materi yang dipelajari.
Ilmu matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat luas sehingga
untuk mempelajarinya ilmu matematika dibagi-bagi menjadi beberapa materi
yang nantinya akan dipelajari sesuai dengan perkembangan kognitif siswa.
Di sekolah ilmu matematika diajarkan sejak dari SD, SMP, sampai SMA.
Salah satu ilmu matematika yang dipelajari adalah geometri dan salah satu
ilmu geometri yang dipelajari adalah materi bangun ruang sisi datar. Di
Indonesia materi bangun ruang sisi datar di pelajari di kelas dua SMP atau
kelas VIII. Bangun ruang sisi datar merupakan bangun matematika yang
memiliki isi atau volume dan sisi-sisi atau bidang-bidang yang membatasi
berbentuk bidang datar. Dalam mempelajari materi bangun ruang sisi datar
siswa biasanya diberikan masalah-masalah matematika yang berkaitan
dengan menentukan luas permukaan dan volume dari bangun-bangun ruang
sisi datar. Untuk itu siswa perlu mengetahui rumus yang harus digunakan
untuk menentukan luas permukaan dan menentukan volume dari masing-
masing bangun ruang sisi datar. Dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
berkaitan dengan bangun ruang sisi datar guru cenderung memberikan contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
soal yang dimana guru langsung menyebutkan nama dari bangun sisi datar
dan pertanyaan dalam contoh soal tersebut langsung merujuk pada
menentukan luas permukaan atau volume dari bangun ruang sisi datar
tertentu. Hal inilah yang membuat siswa cenderung hanya cukup menghafal
rumus luas permukaan atau rumus volume dari masing-masing bangun ruang
sisi datar untuk dapat menyelasikan soal-soal tersebut. Namun siswa akan
mengalami kesulitan ketika dihadapkan dengan soal-soal yang nama bangun
ruangnya tidak disebutkan dan pertanyaannya tidak langsung merujuk pada
menentukan luas permukaan atau volume dari sebuah bangun ruang sisi datar
tertentu. Dengan kata lain untuk menyelesaikannya soal tersebut siswa perlu
terlebih dahulu menggunakan penalarannya untuk menentukan bangun ruang
sisi datar yang dimaksud, memahami masalah yang terdapat dalam soal, dan
pada akhirnya menggunakan rumus yang tepat. Untuk beberapa siswa yang
mungkin memiliki kemampuan kognitif yang lebih akan terasa biasa-biasa
saja ketika harus dihadapkan dengan masalah-masalah seperti itu. Namun,
untuk siswa-siswa yang mempunyai kemampuan kognitif yang kurang baik
akan mengalami kendala dalam menyelesaikan masalah tersebut. Oleh karena
itu guru perlu memikirkan sebuah solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
Salah satu solusi yang dapat dibuat guru matematika adalah merancang
sebuah bahan ajar seperti Lembar Kerja Siswa yang dilengkapi sebuah
pendekatan pembelajaran tertentu seperti pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI) agar membantu siswa yang mengalami masalah
ketika menyelesaikan persolalan yang berkaitan dengan materi bangun ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sisi datar. Pendekatan PMRI dipilih karena dengan menggunakan pendekatan
ini siswa akan diberikan persoalan atau masalah yang berasal dari
pengalaman sehari-hari siswa atau hal yang dapat dibayangkan siswa terkait
dengan bangun ruang sisi datar sehingga siswa lebih mudah untuk memahami
materi yang diajarkan tersebut. Dengan demikian peneliti memilih untuk
membuat suatu Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk membelajarkan materi bangun
ruang sisi datar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan
pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk
membelajarkan materi Bangun Ruang Sisi Datar?
2. Bagaimana kualitas produk Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
dikembangkan dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI) untuk membelajarkan materi Bangun Ruang Sisi
Datar?
3. Bagaimana respons siswa terhadap penggunaan produk Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang dikembangkan dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk membelajarkan materi
Bangun Ruang Sisi Datar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan proses pengembangan produk Lembar Kerja
Siswa (LKS) dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI) untuk membelajarkan materi Bangun Ruang Sisi
Datar.
2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
dikembangkan dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI) untuk membelajarkan materi Bangun Ruang Sisi
Datar.
3. Untuk mendeskripsikan respons siswa terhadap produk Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang dikembangkan dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk membelajarkan materi
Bangun Ruang Sisi Datar.
D. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka peneliti
membatasi masalah yang diteliti pada kelas VIII D SMP BOPKRI 1
Yogyakarta. Adapun pembatasan masalah tersebut antara lain :
1. Peneliti mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan
menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI)
2. Bidang kajian terbatas pada materi bangun ruang sisi datar. Bangun ruang
sisi datar yang dipelajari adalah balok, kubus, prisma, dan limas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
E. Batasan Istilah
1. Lembar Kerja Siswa atau LKS adalah bahan ajar cetak yang berisi materi,
ringkasan, dan petunjuk untuk menyelesaikan suatu tugas pembelajaran
yang harus dikerjakan oleh siswa dan mengacu kepada kompetensi dasar
yang harus dicapai siswa.
2. Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah suatu jalan
yang ditempuh oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan pada
pembelajaran matematika dengan menggunakan situasi realistik yang bisa
dibayangkan oleh siswa.
3. Bangun ruang sisi datar adalah bangun matematika yang memiliki isi atau
volume dan sisi-sisi atau bidang-bidang yang membatasi berbentuk
bidang datar.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan untuk bisa menjadi bahan
pembelajaran atau inspirasi bagi guru agar bisa mengembangkan dan
menerapkan penggunaan LKS dengan pendekatan PMRI untuk
membelajarkan materi-materi pada mata pelajaran matematika.
2. Bagi Siswa
Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk
lebih bisa memahami materi bangun ruang sisi datar serta memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
siswa pengalaman untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika
yang dapat ditemui dan dibayangkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini peneliti mendapatkan wawasan dan
pengalaman dalam mengembangkan produk LKS dan menggunakan
pendekatan PMRI untuk membelajarkan materi-materi pada mata
pelajaran matematika terkhususnya pada materi bangun ruang sisi datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Lembar Kerja Siswa
a. Pengertian Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa atau yang biasa kita kenal dengan sebutan
LKS merupakan salah satu bahan ajar cetak yang digunakan dalam
suatu proses pembelajaran. Menurut Prastowo (2014: 69) LKS
merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar
kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan
tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat
teoretis atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang
harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan
ajar lain. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam
lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya
(Depdiknas, 2004: 18).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa LKS
adalah bahan ajar cetak yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk
untuk menyelesaikan suatu tugas yang harus dikerjakan oleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dan mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa.
b. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa
Menurut Prastowo (2014: 272) ada lima jenis LKS yang umum
digunakan oleh siswa
1) LKS yang penemuan (Membantu siswa untuk menemukan
suatu konsep)
LKS ini memuat hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa,
antara lain: melakukan, mengamati, dan menganalisis. Guru
merumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa
kemudian siswa mengamati fenomena dari hasil kegiatannya.
Setelah itu, guru memberikan pertanyaan analisis yang
membantu siswa untuk mengaitkan fenomena yang diamati
dengan konsep yang dibangun oleh siswa dalam pikirannya.
2) LKS yang Aplikatif-Integratif (Membantu siswa menerapkan
dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan)
LKS ini membantu siswa untuk menerapkan konsep yang telah
dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari. Setelah siswa
memahami suatu konsep akan sangat bermakna jika siswa
tersebut dapat menggunakan pengetahuan yang dia pelajari
dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan
sehari-hari. LKS Aplikatif-Integratif berisikan fenomena atau
masalah yang dalam kehidupan sehari-hari yang dikemas
dalam suatu bentuk pertanyaan (soal) yang nantinya akan dicari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
jalan keluarnya (diselesaikan) oleh siswa. Dengan
menggunakan LKS ini siswa akan mencoba menyelesaikan
soal-soal tersebut dengan bantuan pengetahuan yang telah dia
miliki atau kuasai sebelumnya.
3) LKS yang Penuntun (Berfungsi sebagai penuntun belajar)
LKS ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di
dalam buku. Sebelum mengerjakan LKS ini, siswa diminta
untuk membaca buku pelajaran. Siswa dituntut untuk mencari,
menghafal, dan memahami materi pelajaran yang terdapat
dalam buku.
4) LKS yang penguatan (Berfungsi untuk penguatan)
LKS ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik
tertentu. Materi yang dikemas di dalam LKS lebih menekankan
pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang
terdapat di dalam buku ajar. LKS ini lebih tepat digunakan
dalam pengayaan.
5) LKS yang Praktikum (Berfungsi sebagai petunjuk praktikum)
Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku
tersendiri, kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke
dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam LKS ini
petunjuk praktikum merupakan salah satu konten LKS.
Berdasarkan penjelasan 5 jenis LKS di atas, LKS yang
dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah LKS yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
aplikatif-integratif (Membantu siswa menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan). LKS
yang dikembangkan peneliti menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan pada materi bangun ruang
sisi datar dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.
c. Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dalam Pembelajaran
1) Fungsi Lembar Kerja Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran LKS mempunyai fungsi
(Prastowo, 2014: 270) antara lain:
a) LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran
pendidik namun lebih mengaktifkan siswa.
b) LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk
memahami materi yang diberikan.
c) LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas
untuk berlatih.
d) LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
2) Tujuan Lembar Kerja Siswa
Penyusunan LKS mempunyai tujuan (Prastowo, 2014: 270)
antara lain:
a) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa
untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan
siswa terhadap materi yang diberikan.
c) Melatih kemandirian belajar siswa.
d) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada
siswa.
3) Manfaat Lembar Kerja Siswa
LKS memilki banyak manfaat bagi pembelajaran, diantaranya
melalui LKS guru mendapat kesempatan untuk memancing
siswa agar secara aktif terlibat di dalam materi yang dibahas
(Prastowo, 2014: 270).
d. Unsur-unsur Lembar Kerja Siswa
Prastowo (2014: 273) menyatakan bahwa jika dilihat dari
strukturnya ada 6 unsur utama dalam penyusunan LKS yang
meliputi:
1) Judul
2) Petunjuk belajar
3) Kompetensi dasar atau materi pokok
4) Informasi pendukung
5) Tugas atau langkah kerja
6) Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
e. Langkah-langkah Membuat Lembar Kerja Siswa
Sebagai salah satu bahan ajar LKS harus dibuat atau disusun
dengan baik oleh guru. Prastowo (2014: 275) mengungkapkan
beberapa langkah membuat lembar kerja siswa antara lain:
1) Melakukan analisis kurikulum tematik
Langkah ini bertujuan untuk menentukan materi pokok dan
pengalaman belajar manakah yang membutuhkan bahan ajar
berbentuk LKS.
2) Menyusun peta kebutuhan LKS
Peta ini sangat diperlukan untuk mengetahui materi apa saja
yang harus ditulis dalam LKS. Peta ini juga digunakan untuk
melihat urutan materi dalam LKS sehingga dapat menentukan
prioritas dalam penulisan materi.
3) Menentukan judul LKS
Judul LKS disesuaikan dengan tema utama dan pokok bahasan
yang diperoleh dari pemetaan kompetensi dasar dan materi
pokok atau pengalaman belajar antar mata pelajaran di
Sekolah.
4) Penulisan LKS
Untuk menuliskan LKS langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan, yaitu:
a) Merumuskan indikator dan atau pengalaman belajar
antar mata pelajaran dari tema sentral yang telah disepakati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b) Menentukan alat penilaian
c) Menyusun materi
d) Menyusun materi berdasarkan struktur LKS
5) Mengembangkan LKS bermakna
LKS yang bermakna dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang
menarik bagi siswa. Hal ini mendorong siswa agar lebih
tertarik dan belajar lebih giat. Beberapa langkah
pengembangan LKS, yaitu:
a) Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dimasukkan ke
dalam LKS
b) Mengumpulkan materi
c) Menyusun elemen atau unsur-unsur LKS
d) Pemeriksaan dan penyempurnaan
2. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI)
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2014: 61).
Sebagai penjelas untuk mempermudah bagi guru untuk
memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah siswa
untuk memahami materi ajar yang disampaikan guru maka
diperlukan suatu pendekatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Sagala (2014: 68) menyatakan bahwa pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan
siswa dalam mencapai tujuan intruktisional untuk suatu satuan
instruksional tertentu. Akbar (2013: 45) juga menyatakan bahwa
pendekatan pembelajaran sebagai cara pandang untuk
membelajarkan peserta didik melalui pusat perhatian tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan pembelajaran adalah suatu jalan yang ditempuh oleh
guru dan siswa untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran melalui
pusat perhatian tertentu.
b. Pengertian Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah
pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi dari Realistic
Mathematics Education (RME) yang telah diselaraskan dengan
kondisi budaya, geografi, dan kehidupan masyarakat Indonesia
(Suryanto, 2010: 57). Oleh karena itu prinsip dan karakteristik dari
PMRI tidak jauh berbeda dengan prinsip dan karakteristik dari
RME atau Pendidikan Matematika Realistik (PMR). RME atau
PMR adalah suatu pembelajaran matematika yang dikembangkan
sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematika di Freudenthal
Institute, Utrecht University di Negeri Belanda yang didasarkan
pada pernyataan seorang ahli matematika yang namanya menjadi
nama universitas tersebut yaitu Hans Freudenthal. Freudenthal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(dalam Suryanto, 2010: 57) menyatakan matematika merupakan
suatu bentuk aktivitas manusia (human activity) dan pernyataan
tersebut melandasi pengembangan Pendidikan Matematika
Realistik (Realistic Matematics Education).
Menurut Zainurie (dalam Soviawati, 2011) matematika
realistik adalah matematika sekolah yang dilaksanakan dengan
menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal
pembelajaran. Banyak pihak yang menganggap bahwa Pendidikan
Matematika Realistik (PMR) adalah suatu pembelajaran
matematika yang harus selalu menggunakan masalah sehari-hari
(Wijaya, 2012: 20). Angapan tersebut muncul karena orang sering
menyalahrtikan kata realistik sebagai dunia nyata. Realistik
sebenarnya berasal dari bahasa Belanda zich realiseren yang berarti
untuk dibayangkan. Jadi fokus PMR bukan hanya menunjukan
koneksi dengan dunia nyata melainkan menempatkan penekanan
penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah suatu
cara untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika
dengan menggunakan situasi realistik di Indonesia yang bisa
dibayangkan oleh siswa.
c. Pengertian Pendekatan Matematika Realistik Indonesia
Berdasarkan uraian sebelumnya kita peroleh dua pengertian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yakni pendekatan pembelajaran dan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI). Pendekatan pembelajaran adalah
suatu jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran melalui pusat perhatian tertentu.
Sedangkan PMRI suatu cara untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap matematika dengan menggunakan situasi realistik
di Indonesia yang bisa dibayangkan oleh siswa.
Dari dua pengertian tersebut kita dapat merumuskan
pengertian pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia
adalah suatu jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa untuk
mencapai tujuan pada pembelajaran matematika dengan
menggunakan situasi realistik yang bisa dibayangkan oleh siswa.
d. Prinsip-prinsip Pendidikan Matematika Realistik
Menurut Gravenmeijer (dalam Y. Marpaung dan Hongki Julie,
2011) ada 3 prinsip utama dalam PMR, yaitu:
1) Penemuan kembali secara terbimbing (guided reinvention) dan
matematisasi progresif (progressive mathematization)
Dalam mempelajari matematika siswa perlu dibimbing oleh
orang dewasa untuk menemukan sendiri berbagai konsep,
prinsip matematika dan sebagainya. Siswa menemukan konsep,
prinsip, dan hal lainnya dengan mengorganisasi fenomena-
fenomena tertentu. Menurut Gravemeijer dan Cobb (dalam Y.
Marpaung dan Hongki Julie, 2011) jika seorang pembuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
materi ajar mau memunculkan prinsip penemuan kembali,
orang tersebut harus berusaha untuk menemukan situasi-situasi
yang dapat membuat siswa merasa membutuhkan untuk
menemukan hasil berpikir secara matematis. Situasi-situasi
tersebut dapat ditemukan oleh pembuat materi ajar dengan
menganalisis hubungan antara hasil berpikir secara matematis
dan fenomena-fenomena yang akan diorganisir oleh siswa.
Dengan kata lain, seorang pembuat materi ajar harus bisa
membuat lintasan belajar yang harus dilalui oleh siswa
sedemikian hingga siswa dapat menemukan sendiri hasil
berpikir secara matematis. Untuk menemukan hasil berpikir
secara sistematis tersebut siswa dibimbing secara progresif.
Dikatakan progresif karena terdiri dari dua langkah berurutan
yaitu berawal dari masalah kontekstual yang diberikan dan
berakhir pada matematika yang formal (matematisasi
horizontal) dan kemudian dari matematika formal tersebut ke
matematika formal yang lebih luas, lebih tinggi, atau lebih
rumit (matematisasi vertikal).
2) Fenomenologi didaktis (didactical phenomenology)
Fenomenologi didaktis mengandung arti bahwa dalam
mempelajari konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan materi-materi
lain dalam matematika, para siswa perlu bertolak dari masalah-
masalah (fenomena-fenomena) kontekstual, yaitu masalah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
masalah yang berasal dari dunia nyata atau masalah yang biasa
dibayangkan oleh siswa sebagai masalah-masalah nyata.
3) Mengembangkan model-model sendiri (self-developed models)
Siswa perlu mengembangkan sendiri model-model atau
cara menyelesaikan masalah ketika mempelajari konsep-
konsep dan materi-materi matematika. Model-model tersebut
kemudian digunakan sebagai sarana unruk mengembangkan
proses berpikir siswa, dari proses berpikir yang mungkin masih
bersifat intuitif ke arah proses berpikir yang lebih formal.
Sedangkan menurut van den Heuvel-Panhuizen (dalam
Marpaung, 2007) merumuskan sebagai berikut:
1) Prinsip aktivitas
Menggunakan pemahaman bahwa matematika adalah
aktivitas manusia, maka siswa bukan merupakan seseorang
yang pasif menerima apa yang disampaikan oleh guru, tetapi
aktif baik mengolah dan menganalisis informasi,
mengkonstruksi pengetahuan matematika.
2) Prinsip realitas
Artinya pembelajaran seharusnya dimulai dengan masalah-
masalah yang realistik atau masalah yang dapat dibayangkan
oleh siswa. Masalah realistik biasanya lebih menarik baik
siswa karena lebih bermakna. Jika pembelajaran dimulai
dengan masalah yang bermakna bagi mereka, siswa akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tertarik untuk belajar. Selanjutnya siswa dibimbing ke masalah-
matematis formal.
3) Prinsip berjenjang
Artinya dalam belajar matematika siswa perlu melewati
berbagai jenjang pemahaman, yaitu dari mampu menemukan
solusi suatu masalah kontekstual atau realistik secara informal,
sampai mampu menemukan solusi suatu masalah matematis
secara formal.
4) Prinsip jalinan
Artinya berbagai aspek atau topik dalam matematika
jangan dipandang dan dipelajari sebagai bagian-bagian yang
terpisah, tetapi saling berhubungan satu sama lain sehingga
siswa dapat melihat hubungan antara materi-materi itu secara
lebih baik.
5) Prinsip interaksi
Artinya matematika dipandang sebagai aktivitas sosial.
Siswa perlu dan harus diberikan kesempatan menyampaikan
strateginya menyelesaikan suatu masalah kepada yang lain
untuk ditanggapi, dan menyimak apa yang ditemukan orang
lain dan strateginya menemukan hal itu serta menanggapinya.
6) Prinsip bimbingan
Artinya guru menciptakan kondisi belajar bagi siswa untuk
menemukan kembali (reinvent) pengetahuan matematika dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mengkonstruki pengetahuan matematika mereka tersebut
menjadi suatu pengetahuan matematika yang lebih formal.
e. Karakteristik Pendidikan Matematika Realistik
Treffers (dalam Wijaya, 2012: 21-23) merumuskan lima
karakteristik pendidikan matematika realistik, yaitu:
1) Penggunaan konteks
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik
awal pembelajaran matematika. Melalui penggunaan konteks,
siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan
eksplorasi permasalahan. Manfaat lain penggunaan konteks di
awal pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan
ketertarikan siswa dalam belajar matematika.
2) Penggunaan model untuk matematisasi progresif
Dalam suatu proses pembelajaran matematika diperlukan
sebuah jembatan untuk bergerak dari suatu masalah konkrit ke
abstrak atau dari abstrak ke abstrak lainnya. Jembatan tersebut
adalah model. Model itu dapat bermacam-macam, dapat
konkret berupa benda, atau semikonkrit berupa gambar atau
skema.
3) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa
Dalam PMR siswa ditempatkan sebagai subyek belajar. Hal
ini mengacu pada pendapat Freundenthal bahwa matematika
tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk yang siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pakai tetapi sebagai suatu konsep yang dibangun oleh siswa.
Hasil kerja dan konstruksi siswa digunakan untuk landasan
pengembanagn konsep matematika. Karakteristik yang ketiga
ini tidak hanya bermanfaat dalam membantu siswa memahami
konsep matematika, tetapi juga sekaligus mengembangkan
aktivitas dan kreativitas siswa.
4) Interaktivitas
Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan
bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja
dan gagasan mereka. Selain mengomunikasikan anta sesama
siswa, siswa juga dapat mengomunikasikan dengan sarana
seperti memberikan penjelasan dalam menyelesaikan tugas
pada LKS. Pemanfaatan interaksi dalam pembelajaran
matematika bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan
kognitif dan afektif siswa secara simultan.
5) Keterkaitan
Suatu konsep matematika pasti memliki keterkatian dengan
konsep-konsep matematika yang lain. Melalui keterkaitan ini,
satu pembelajaran matematika diharapkan bisa mengenalkan
dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara
bersamaan (walau ada konsep yang dominan). Bukan hanya
keterkaitan antar konsep matematika bahkan mungkin saja
antara matematika dengan bidang pengetahuan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
f. Langkah-langkah umum pembelajaran PMRI
Suryanto (2010: 50-51) mengemukakan langkah-langkah
pembelajaran matematika secara umum dengan menggunakan
pendekatan matematika realistik Indonesia sebagai berikut :
1) Persiapan kelas
a) Persiapan sarana dan prasarana pembelajaran yang
diperlukan, misalnya buku siswa, alat peraga, LKS, dan
sebagainya.
b) Pengelompokan siswa, jika perlu
c) Penyampaian tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dicapai, serta kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan hari ini.
2) Kegiatan pembelajaran
a) Siswa diberi masalah kontekstual atau soal cerita (lisan atau
tertulis) yang mudah dipahami oleh siswa.
b) Siswa yang belum memahami masalah atau soalnya diberi
penjelasan singkat dan seperlunya.
c) Siswa secara berkelompok atau individual mengerjakan
soal atau memecahkan masalah kontekstual yang diberikan
dengan caranya sendiri.
d) Jika dalam waktu yang dipandang cukup, belum ada
satupun siswa yang menemukan cara untuk memecahkan
masalah, guru memberikan bimbingan atau petunjuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
seperlunya atau memberikan pertanyaan menantang.
e) Setelah waktu habis, beberapa siswa atau wakil kelompok
menyampaikan hasil kerjanya.
f) Siswa ditawari untuk mengemukakan pendapatnya tentang
cara penyelesaian yang dianggap paling tepat.
g) Guru memberikan penekanan pada cara penyelesaian yang
dianggap paling tepat.
3. Bangun Ruang Sisi Datar
a. Pengertian bangun ruang sisi datar
Menurut Sumanto (2008: 58) bangun ruang dapat disebut juga
bangun tiga dimensi. Bangun ruang adalah bangun matematika
yang memiliki isi atau volume. Bangun ruang memiliki bagian-
bagiannya seperti titik sudut, rusuk dan sisi. Bidang sisi atau sisi
pada bangun ruang adalah bidang yang membatasi bagian dalam
atau bagian luar suatu bangun ruang. Sisi bangun ruang dapat
berbentuk bidang datar atau bidang lengkung.
Berdasarkan uaraian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa
bangun ruang sisi datar merupakan bangun matematika yang
memilki isi atau volume dan sisi-sisi atau bidang-bidang yang
membatasi berbentuk bidang datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Unsur-unsur bangun ruang sisi datar
Bangun ruang sisi datar mempunyai tiga unsur utama (Suharjana,
2011) yakni:
1) Sisi
Sisi pada bangun ruang adalah bidang yang membatasi ruang
pada bangun tersebut. Dari gambar 2.1 terdapat enam buah sisi
yang dimiliki bangun prisma ABCD.EFGH yaitu ABCD,
EFGH, ADHE, BCGF, ABFE, dan DCGH.
2) Rusuk
Rusuk adalah ruas garis yang terbentuk dari perpotongan dua
buah bidang sisi pada bangun ruang. Dari gambar 2.1 terdapat
12 buah rusuk yang dimiliki bangun prisma ABCD.EFGH
yaitu dan
3) Titik sudut
Titik sudut adalah titik pertemuan antara tiga rusuk atau lebih
pada bangun ruang. Dari gambar 2.1 terdapat 8 buah titik sudut
yang dimiliki bangun prisma ABCD.EFGH yaitu A, B, C, D,
Gambar 2.1: Prisma ABCD.EFGH
A B
C D
E F
G H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
E, F, G, dan H.
Selain tiga unsur tersebut terdapat unsur-unsur lain pada
bangun ruang sisi datar antara lain:
1) Diagonal sisi
Diagonal sisi adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik
sudut sebidang yang saling berhadapan. Dari gambar 2.1
terdapat 12 buah diagonal sisi yang dimiliki bangun prisma
ABCD.EFGH yaitu , , , , , , , , ,
, , dan .
2) Diagonal ruang
Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua
titik sudut tidak sebidang yang saling berhadapan. Dari gambar
2.1 terdapat 4 diagonal ruang yang dimiliki bangun prisma
ABCD.EFGH yaitu dan
3) Bidang diagonal
Bidang diagonal adalah bidang yang dibuat melalui dua buah
rusuk yang saling sejajar tetapi tidak terletak pada satu sisi.
Dari gambar 2.1 terdapat 4 diagonal ruang yang dimiliki
bangun prisma ABCD.EFGH yaitu DBFH, ACGE, ABGH, dan
CFED.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c. Macam-macam bangun ruang sisi datar
1) Prisma
Prisma adalah bangun ruang sisi datar yang dibatasi oleh
dua bidang yang sejajar ( bidang alas dan bidang atas ) dan
oleh bidang lain yang saling berpotongan menurut rusuk-rusuk
sejajar (Ismunamto, 2011: 81). Prisma terdiri dari bidang alas,
bidang atas, dan bidang tegak. Bidang tegak pada prisma
berbentuk persegi panjang.
Ditinjau dari rusuk-rusuk prisma, prisma dibagi menjadi
dua yaitu prisma tegak dan prisma miring. Prisma tegak adalah
prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tegak lurus terhadap bidang
alas, sedangkan prisma miring adalah prisma yang rusuk-rusuk
tegaknya tidak tegak lurus terhadap bidang alas.
Berdasarkan bentuk bidang alas, prisma dapat disebut
sebagai prisma segi-n. Jika bidang alasnya berbentuk segitiga
maka disebut prisma segitiga. Jika bidang alasanya berbentuk
segiempat maka disebut prisma segiempat dan begitu
seterusnya untuk bidang alas berbentuk segi-n.
Rumus Volume Prisma (tegak):
Rumus Luas Permukaan Prisma (tegak):
( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a) Balok
Balok merupakan bangun prisma tegak yang bidang
alas dan bidang atas berbentuk persegi panjang. Menurut
Ismunamto (2011: 75) balok adalah suatu bangun ruang
yang dibatasi oleh enam bidang datar yang berbentuk
persegi panjang.
Rumus Volume Balok:
Rumus Luas Permukaan Balok:
( )
Dengan p adalah panjang balok, l adalah lebar balok, dan t
adalah tinggi balok.
b) Kubus
Kubus merupakan bangun prisma tegak yang
bidang alas dan bidang atas berbentuk bangun datar persegi
yang kongruen. Menurut Ismunamto (2011: 68) kubus
adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi
berbentuk persegi yang kongruen.
Rumus Volume Kubus:
Rumus Luas Permukaan Kubus:
Dengan s adalah panjang rusuk pada kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2) Limas
Limas adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah
bidang dasar atau bidang alas berbentuk segi-n dan oleh
bidang-bidang berbentuk segitiga yang bertemu pada satu titik
puncak (Ismunamto, 2011: 90). Limas diberi nama berdasarkan
bentuk segi-n pada bidang alasnya. Misalnya alasnya berbentuk
segitiga maka limas tersebut disebut limas segitiga dan
seterusnya.
Rumus Volume Limas:
Rumus Luas Permukaan Limas:
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilaksanakan yaitu pengembangan LKS dengan
pendekatan PMRI pada materi bangun ruang sisi datar. Penelitian yang
relevan dengan penelitian ini sebagai berikut.
Pertama, Munawar (2016) melaksanakan penelitian yang berjudul
Pengembangan LKS Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
pada Subtema Indonesiaku, Bangsa yang Cinta Damai Mengacu Kurikulum
2013 Untuk Siswa Kelas V SD. Tujuan penelitian tersebut adalah ingin
mengembangkan LKS dan mendeskripsikan LKS menggunakan Model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pembelajaran Berbasis Masalah pada Sub tema Indonesiaku, Bangsa yang
Cinta Damai mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas V SD. Dalam
penelitian tersebut memiliki 10 langkah pengembangan, namun dalam
penelitian ini, peneliti membatasi pada lima langkah pengembangan, karena
keterbatasan waktu yang dibutuhkan dalam penelitian dan lembar kerja
siswa ini disusun sebagai pegangan guru. Kelima langkah prosedur
pengembangan antara lain, (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data,
(3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain. Penelitian ini
menghasilkan produk berupa LKS dengan kualitas baik dengan skor rata-
rata 4,14.
Kedua, Wijaya (2017) melakukan penelitian dengan judul
Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika
Kelas III SD Dengan Pendekatan Matematika Realistik. Tujuan penelitian
ini adalah ingin mendiskripsikan pengembangan produk buku guru dan
buku siswa mata pelajaran matematika kelas III SD dengan pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). dan mengetahui
kualitas produk tersebut. Dalam penelitian tersebut pengembangan buku
guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas III SD dengan
pendekatan PMRI dilaksanakan melalui tujuh langkah penelitian
pengembangan diantaranya adalah 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan
data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain produk, 6) uji
coba produk secara terbatas, 7) revisi produk. Berdasarkan hasil validitas
oleh dua orang ahli kualitas produk LKS yang dihasilkan tergolong dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kualitas sangat baik yakni dengan rata-rata 4,65 (ahli pertama) dan 4,57
(ahli kedua).
Ketiga, Yunistirianti (2015) melakukan penelitian yang berjudul
Pengembangan Perangkat Pembalajaran Materi Luas Bangun Datar yang
Mencakup Interaktivitas Dengan Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas
IV SD. Tujuan penelitian tersebut adalah Mendeskripsikan produk hasil
pengembangan perangkat pembelajaran yang mencakup interaktivitas pada
pembelajaran materi luas bangun datar dengan pendekatan PMRI di kelas
IV SD serta memaparkan prosedur pengembangan produk perangkat
pembelajaran tersebut. Perangkat pembelajaran yang diekmbangkan dari
penelitian ini adalah silabus, RPP, LKS, bahan ajar,dan juga penilaian.
Hasil penelitian menunjukan kualitas perangkat pemebelajaran tersebut
adalah 3,42 dan termsuk dalam kategori baik. Penelitian pengembangan ini
dilakukan dengan prosedur yang terdiri dari tujuh tahap. Tujuh tahap itu
antara lain 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk,
4) validasi desain, 5) revisi desain produk, 6) uji coba produk secara
terbatas, 7) revisi produk.
Berdasarakan tiga penelitian diatas peneliti menemukan relevansi
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian pertama relevansi
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dalam
mengembangkan produk LKS. Sedangkan penelitian kedua dan ketiga
mempunyai relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
dalam hal penggunaan pendekatan PMRI untuk mengembangkan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
produk.
C. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan suatu ilmu yang membutuhkan suatu
pemahaman lebih untuk dapat memahami konsep-konsep dan prinsip-
prinsip yang akan dipelajari. Sebagai salah satu ilmu abstrak matematika
tidak bisa diberikan begitu saja secara instan sebagai ilmu jadi. Siswa perlu
diperkenalkan langsung dengan objek nyata matematika sebagai jembatan
untuk membantu pemahaman siswa terhadap materi abstrak matematika.
Lembar Kerja Siswa atau LKS merupakan alah satu bahan ajar yang
dapat dibuat atau dirancang oleh guru matematika untuk membelajarkan
suatu materi. LKS yang dirancang oleh guru dapat diberikan suatu
pendekatan pembelajaran tertentu untuk membantu proses pembelajaran.
Selain itu LKS yang dibuat harus bermakna bagi siswa. Mengajarkan
matematika kepada siswa bukanlah hal yang mudah. Agar siswa dapat
memahami suatu materi matematika guru tidak bisa hanya dengan
memberikan rumus, kemudian siswa menghafal, lalu diminta mengerjakan
soal. Guru harus memperkenalkan siswa dengan fenomena-fenomena yang
dekat dengan kehidupan siswa agar mempermudah pemahaman siswa.
Penggunaan fenomena-fenomena atau masalah-masalah sehari-hari dalam
pembelajaran matematika dapat membuat siswa untuk dapat memahami
suatu materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pendekatan PMRI merupakan salah satu pendekatan yang dapat
guru terapkan dalam suatu proses pembelajaran matematika. Pendekatan
PMRI adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah-masalah
sehari-hari yang dapat ditemui atau dibayangkan oleh siswa. Pendekatan ini
dapat pula digunakan oleh guru dalam merancang suatu LKS. LKS dengan
pendekatan PMRI dapat digunakan untuk membelajarkan suatu materi
matematika. Bangun ruang sisi datar merupakan salah satu materi yang
sulit diajarkan kepada siswa jika tanpa mengajak siswa untuk
membayangkan bangun ruang yang dimaksud terlebih dahulu. Dengan
menggunakan LKS yang diberikan pendekatan PMRI dapat membantu para
siswa untuk lebih mudah memahami materi bangun ruang sisi datar. Siswa
diberikan beberapa fenomena atau masalah yang ditemui dalam kehidupan
sehari-hari atau yang dapat dibayangkan terkait bangun ruang sisi datar
sehingga mempermudah siswa menyelesaikan soal-soal atau masalah
terkait materi bangun ruang sisi datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dan pengembangan atau R & D (Research and Development).
Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and Development adalah
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk
tertentu peneliti sebelumnya harus melakukan analisis kebutuhan dan agar
produk tersebut dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan
penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Metode penelitian
dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang seperti
bidang ilmu alam, bidang teknik, bidang sosial, bahkan bidang pendidikan.
Pada bidang pendidikan, proses R&D diawali dengan adanya
kebutuhan seperti permasalahan-permasalahan yang membutuhkan solusi
dengan menggunakan produk tertentu (Sukmadinata, 2007: 164). Pada
penelitian ini metode R & D digunakan pada bidang pendidikan. Adapun
produk yang dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
Lembar Kerja Siswa atau LKS.
B. Setting Penelitian
Setting penelitian dibagi menjadi empat bagian yaitu subjek
penelitian, objek penelitian, tempat penelitian, dan waktu penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP BOPKRI I
Yogyakarta. Kelas VIII D adalah kelas yang terdiri dari 22 orang
siswa yang meiliki tingkat kecerdasan relatif heterogen.
2. Objek penelitian
Objek yang akan diteliti adalah produk LKS yang telah dikembangkan
oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan PMRI
untuk membelajarkan materi bangun ruang sisi datar.
3. Tempat penelitian
Penelitian ini bertempat di SMP BOPKRI I Yogyakarta, tepatnya di
ruang kelas VIII D.
4. Waktu penelitian
Waktu pada penelitian pengembangan ini terhitung mulai dari bulan
April 2018 sampai dengan Juli 2018. Penelitian dimulai dari
permohonan izin penelitian terhadap pihak sekolah sampai
penyelesaian laporan skripsi.
C. Prosedur dan Desain Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan menurut
Sugiyono. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut
Sugiyono (2011: 298) disajikan dalam bagan 1 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Berdasarkan bagan 1 diatas dapat diberikan penjelasan sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah
Suatu penelitian berangkat karena adanya potensi dan masalah.
Potensi merupakan segala sesuatu yang bila didayagunakan akan
memiliki nilai tambah. Semua potensi akan berkembang menjadi
masalah bila tidak dapat mendayagunakan potensi-potensi tersebut
dengan tepat. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi atau yang direncanakan dengan pelaksanaan.
Masalah juga dapat dijadikan potensi, apabila dapat
mendayagunakannya dengan tepat.
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus
ditunjukan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah
tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Revisi Desain Validasi Desain
Revisi Produk Uji Coba
Pemakaian
Desain Produk
Uji Coba Produk
Revisi Produk
Produksi Masal
Bagan 3.1
Langkah-langkah penggunaan metode penelitian dan pengembangan menurut
Sugiyono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
orang lain atau harus didukung oleh data-data atau fakta.
2. Mengumpulkan data atau informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditemukan, maka langkah
selanjutnya adalah mengumpulkan berbagai informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang
diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
3. Desain produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian R & D bermacam-macam
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Hasil akhir dari penelitian
ini adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan
spesifikasinya.
4. Validasi desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan
produk. Validasi masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran
rasional, belum fakta lapangan. Validasi desain ini dapat dilakukan
dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengelaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga
selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.
5. Revisi desain
Setelah melalui proses validasi maka akan diketahui kelemahan dari
produk tersebut. Kelemahan inilah yang oleh peneliti dicoba untuk
dikurangi dengan cara memperbaiki desain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
6. Uji coba produk
Untuk menguji coba produk tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan
simulasi atau eksperimen pada kelompok yang terbatas. Pengujian
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi ketika
menggunakan produk yang dikembangkan.
7. Revisi produk
Revisi produk ini dilakukan apabila pada kegiatan uji coba terbatas
sebelumnya ditemukan kelemahan atau kekurangan dari produk
tersebut
8. Uji coba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil dan mungkin ada beberapa
revisi, maka selanjutnya produk tersebut dapat diujicobakan untuk
lingkup yang lebih luas. Dalam uji coba ini peneliti tetap menilai
kelemahan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih
lanjut.
9. Revisi produk
Kelemahan atau hambatan yang muncul pada uji coba untuk lingkup
yang lebih luas kemudian direvisi lagi.
10. Produksi masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diuji
coba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Untuk dapat
memproduksi masal, maka peneliti perlu bekerja sama dengan
perusahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian sampai pada
langkah ke tujuh yaitu revisi produk karena keterbatasan waktu dalam
penelitian ini sehingga produk LKS dengan pendekatan PMRI pada materi
bangun ruang sisi datar tidak sampai pada tahap produksi masal. Peneliti
memodifikasi metode penelitian dan pengembangan yang terdiri dari tujuh
langkah yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain
produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, dan 7)
revisi produk. Metode penelitian dan pengembangan yang disajikan dalam
bagan berikut:
1. Potensi dan masalah
Penelitian ini dimulai karena adanya potensi dan masalah. Untuk
mengetahui sejauh mana potensi yang dimiliki oleh sekolah maka
peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara
kepada Kepala Sekolah SMP BOPKRI I dan guru mata pelajaran
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Revisi Desain Validasi Desain
Desain Produk
Uji Coba Produk
Revisi Produk
Bagan 3.2
Langkah-langkah penggunaan metode penelitian dan pengembangan menurut
Sugiyono yang telah dimodifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
matematika. Setelah peneliti mengetahui potensi dan masalah maka
dalam rangka mendayagunakan potensi dan mengatasi masalah
tersebut peneliti melakukan analisis kebutuhan yang akan digunakan
untuk pengembangan produk.
2. Pengumpulan data
Untuk mengatasi masalah yang telah diperoleh maka peneliti
melakukan pengumpulan data untuk mengumpulkan informasi yang
dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang akan
dikembangkan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan
wawancara kepada Kepala Sekolah SMP BOPKRI I dan guru mata
pelajaran matematika. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara
tak berstruktur yang dimana pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan
berkaitan dengan penggunaan pendekatan PMRI dalam suatu proses
pembelajaran matematika.
3. Desain produk
Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pendekatan
matematika realistik dimulai dengan menentukan materi pembelajaran
yang akan digunakan. Setelah menyesuaikan waktu pembelajaran di
Sekolah, kelas yang dapat dijadikan sebagai subjek penelitian, serta
materi pembelajaran yang tepat maka peneliti sepakat untuk
menggunakan LKS dengan pendekatan matematika realistik untuk
membelajarkan materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII. Usai
menentukan materi yang akan dipelajari selanjutnya peneliti menyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
LKS yang menggunakan pendekatan matematika realistik. Dimulai
dari struktur LKS sampai ciri-ciri LKS yang menggunakan pendekatan
matematika realistik didesain oleh peneliti. Setelah melalui revisi dari
dosen pembimbing akhirnya produk LKS dengan pendekatan
matematika realistik pada materi bangun ruang sisi datar telah selesai
disusun. Selanjutnya LKS ini akan divalidasi oleh pakar.
4. Validasi desain
Validasi desain dilakukan oleh seorang pakar Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Validasi ini bertujuan untuk
mengetahui keterbatasan atau kekurangan dan kelebihan terhadap
Lembar Kerja Siswa yang telah dibuat. Kelebihan dan kekurangan
tersebut membantu peneliti dalam mengembangkan dan
menyempurnakan LKS yang telah dibuat agar semakin berkualitas.
5. Revisi desain
Lembar Kerja Siswa yang telah divalidasi kemudian dianalisis
peneliti berdasarkan komentar yang diberikan oleh ahli. Keterbatasan
atau kekurangan dari LKS yang telah dibuat dan telah dikomentari
oleh ahli akan direvisi oleh peneliti sehingga menjadi lebih baik. Dari
hasil validasi diperoleh komentar ahli mengenai penggunaan nama
bangun ruang. Ahli menyarankan agar nama bangun ruang sisi datar
jangan dimuat dalam soal pada LKS agar siswa mampu
membayangkan sendiri bangun ruang yang dimaksud. Jadi peneliti
diharapkan untuk memberikan ciri-ciri bangun ruang yang sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dengan masalah sehari-hari tanpa harus menyebutkan nama bangun
ruang tersebut. Peneliti kemudian merevisi LKS yang telah dibuat
sebelumnya dengan memperhatikan saran dan komentar dari ahli
tersebut.
6. Uji coba produk
Setelah produk LKS siap, produk LKS tersebut kemudian diuji
cobakan secara terbatas kepada sampel terbatas di kelas VIII D SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui
apakah LKS dengan pendekatan PMRI dalam membelajarkan materi
bangun ruang sisi datar dapat digunakan dengan baik oleh siswa. Oleh
karena itu, usai melakukan uji coba produk peneliti melakukan
wawancara kepada beberapa siswa untuk mengetahui respons siswa
setelah menggunakan LKS dengan pendekatan matematika realistik
dalam membelajarkan materi bangun ruang sisi datar.
7. Revisi produk
Setelah melaksanakan uji coba produk LKS, langkah terakhir
adalah melakukan revisi produk berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan kepada beberapa siswa setelah menggunakan LKS dengan
pendekatan PMRI untuk membelajarkan materi bangun ruang sisi
datar.
D. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan
wawancara. Pemberian kuesioner dilaksanakan untuk validasi produk LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
yang telah dikembangkan oleh peneliti sedangkan wawancara
dilaksanakan untuk mengetahui respons siswa setelah menggunakan LKS
yang telah dikembangkan.
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responsen untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:142). Kuesioner
yang digunakan penelitian ini bertujuan untuk validasi produk LKS
yang telah dikembangkan oleh peneliti. Kuesioner validasi ini akan
digunakan oleh ahli atau pakar untuk memvalidasi LKS yang telah
dikembangkan. Dari hasil pengisian kuesioner oleh ahli maka peneliti
akan dapat mengetahui kualitas dari produk LKS yang telah
dikembangkan dan apakah LKS tersebut layak digunakan.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responsen yang lebih mendalam dan jumlah
responsennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2011:137). Wawancara terdiri
dari jenis yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara berstruktur.
Wawancara dilakukan kepada beberapa siswa untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
respons mereka setelah menggunakan LKS dengan pendekatan PMRI
untuk membelajarkan materi bangun ruang sisi datar.
E. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner validasi produk berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
pedoman wawancara.
1. Kuesioner validasi Lembar Kerja Siswa
Kuesioner berupa lembar validasi digunakan oleh pakar untuk
memvalidasi LKS yang telah dikembangkan oleh peneliti. Pakar atau
ahli akan memberikan respons sesuai dengan penyataan yang diberikan
pada lembar validasi. Berikut adalah tabel aspek penilaian pada lembar
validasi LKS yang dikembangkan oleh peneliti
Tabel 3.1 Aspek Penilaian Lembar Validasi LKS
N
O Komponen Penilaian
Skor Komentar
atau Saran 1 2 3 4 5
A Format LKS
1
LKS memuat unsur judul,
petunjuk belajar, kompetensi
dasar atau materi pokok,
informasi pendukung, tugas
atau langkah kerja, dan
penilaian
2 Petunjuk LKS sederhana
sehingga mudah dipahami
3 Tampilan LKS menarik
B Isi LKS
4 Tugas yang terdapat dalam
LKS sesuai dengan indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang ingin dicapai
5 Kedalaman materi bangun
ruang sisi datar pada LKS
6
Kesesuaian tugas dalam LKS
dengan prinsip-prinsip
Pendidikan Matematika
Realistik (PMR) yang
meliputi: (1) Penemuan
kembali secara terbimbing dan
matematisasi secara progresif,
(2) Fenomenologi didaktis,
dan (3) Mengembangkan
model-model sendiri
7
Kesesuaian tugas dalam LKS
dengan karakteristik PMR
yang meliputi: (1) Penggunaan
konteks, (2) Penggunaan
model untuk matematisasi
progresif, (3) Pemanfaatan
hasil konstruksi siswa, (4)
Interaktivitas, dan (5)
Keterkaitan
8
Masalah realistik yang terdapat
dalam LKS bermakna bagi
siswa
C Bahasa
8
Menggunakan bahasa yang
sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan
9 Kalimat yang digunakan
mudah dimengerti
1
0
Kalimat tidak menimbulkan
penafsiran ganda atau salah
pengertian.
Setelah pakar atau ahli memberikan penilaian pada tabel aspek
penilaian maka langkah selanjutnya adalah pakar memberikan
kesimpulan terhadap LKS yang telah dirancang oleh peneliti. Pakar
akan menentukan apakah LKS tersebut layak digunakan, layak
digunakan dengan revisi, atau tidak layak digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Pedoman wawancara
Pedoman ini digunakan sebagai panduan ketika melakukan
wawancara kepada beberapa siswa guna untuk mengetahui tanggapan
mereka ketika menggunakan LKS yang telah dikembangkan oleh
peneliti.
Berikut adalah tabel indikator jawaban responsen atau siswa dan
tabel daftar pertanyaan yang akan diberikan pada saat wawancara
Tabel 3.2 Indikator jawaban responsen
NO Indikator Nomor
pertanyaan
1
Responsen menyampaikan perasaannya ketika
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
LKS yang dikembangkan oleh peneliti
1
2
Responsen menyampaikan kelebihan dan
kekurangan dari LKS yang dikembangkan oleh
peneliti
2, 3
3
Responsen menyampaikan kesulitan yang dihadapi
ketika mengerjakan LKS yang dikembangkan oleh
peneliti
4
4
Responsen menyampaikan manfaat yang diperoleh
ketika menggunakan LKS yang dikembangkan
oleh peneliti
5
5 Responsen menyampaikan pendapat mengenai
LKS yang baik menurut responsen?
6
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan
NO Daftar Pertanyaan
1 Bagaimana perasaan Anda ketika mengikuti pembelajaran materi
bangun ruang sisi datar dengan menggunakan LKS tersebut, lengkapi
jawaban Anda dengan alasan?
2 Apa kelebihan dari LKS tersebut menurut Anda?
3 Apa kekurangan dari LKS tersebut menurut Anda?
4 Apa kesulitan yang Anda hadapi ketika mengerjakan LKS tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
F. Teknik Analisis data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2010:335). Dalam penelitian ini teknik analisis data yang
digunakan sesuai dengan jenis data yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif.
1. Analisis data kuantitatif
Dalam penelitian ini data kuantitatif diperoleh dari hasil
validasi produk LKS oleh ahli. Data kuantitatif diperoleh dari skor
yang diberikan oleh ahli pada lembar validasi. Data kuantitatif tersebut
kemudian dikonversi menjadi data kualitatif yang mengacu pada
Widoyoko (2010: 238).
Tabel 3.4 Kriteria penilaian kualitas
Interval Skor Kategori
Sangat Baik
Baik
5 Apa manfaat yang dapat Anda peroleh dari penggunaan LKS
tersebut?
6 Bagaimana pendapat Anda tentang LKS yang baik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang
Keterangan:
Skor Empiris yang diperoleh
Rata-rata ideal ( )
( kor maksimum ideal + skor minimum ideal)
Simpangan baku ( )
(Skor maksimun ideal – skor minimum ideal)
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh tabel konversi
data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria skor penilaian kualitas (Widoyoko, 2010:
243)
Interval Skor Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang
Selanjutnya, peneliti membandingkan hasil validasi dengan kriteria
penilaian kualitas lembar validasi produk. Produk yang dirancang
dikatakan valid jika memenuhi kategori baik.
2. Analisis data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara terhadap
beberapa siswa terkait dengan respons mereka ketika
menggunakan LKS dengan pendekatan PMRI untuk
membelajarkan materi bangun ruang sisi datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur
pengembangan Sugiyono. Berikut rincian pembahasan berdasarkan
prosedur pengembangan.
1. Potensi dan masalah
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah menemukan
potensi dan masalah yang selanjutnya akan dilakukan analisis
kebutuhan. Untuk menemukan potensi dan masalah peneliti melakukan
kegiatan wawancara terhadap guru mata pelajaran matematika di SMP
BOPKRI I Yogyakarta. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara
tak berstruktur tentang penerapan pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI) dalam proses pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa pendekatan PMRI
telah sedikit diterapkan dalam proses pembelajaran matematika. Telah
diterapkannya pendekatan matematika realistik dalam proses
pembelajaran matematika merupakan potensi yang dimiliki. Selain
potensi tersebut ditemukan juga masalah yakni minimnya penggunaan
pendekatan matematika realistik dalam suatu proses pembelajaran
matematika. hanya dimunculkan pada beberapa soal cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Selain itu, pendekatan matematika realistik juga belum pernah
digunakan secara formal dalam suatu perangkat pembelajaran seperti
RPP, bahan ajar, ataupun Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Pengumpulan data
Setelah mengetahui potensi dan masalah, peneliti melakukan
kegiatan pengumpulan informasi melalui kegiatan wawancara terhadap
guru matematika. Berbagai informasi yang diperoleh digunakan oleh
peneliti untuk merencanakan produk tertentu yang diharapkan dapat
mengatasi masalah kurangnya penggunaan pendekatan matematika
realistik dalam suatu proses pembelajaran. Mengatasi masalah tersebut
peneliti memutuskan untuk mengembangkan produk Lembar Kerja
Siswa (LKS).
Produk LKS yang akan dikembangkan adalah LKS dengan
pendekatan matematika realistik. Setelah menentukan produk yang
akan dikembangkan peneliti menentukan informasi lain yakni materi
yang akan dipelajari. Berdasarkan kesepakatan dengan guru
matematika, maka peneliti memutuskan untuk memilih materi bangun
ruang sisi datar pada kelas VIII sebagai materi LKS dengan
pendekatan matematika realistik.
3. Desain produk
Setelah menentukan produk yang akan dikembangkan maka
langkah selanjutnya adalah peneliti mendesain produk LKS dengan
pendekatan matematika realistik. Kegiatan mendesain produk LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dimulai dengan memilih jenis LKS yang akan dikembangkan yakni
LKS aplikatif-integratif. LKS ini membantu siswa untuk menerapkan
konsep matematika yang telah dipelajari ke dalam kehidupan sehari-
hari. LKS ini berisikan fenomena atau masalah yang ada dalam
kehidupan sehari-hari yang dikemas dalam suatu bentuk pertanyaan
(soal) yang nantinya akan dicari jalan keluarnya (diselesaikan) oleh
siswa. Penggunaan masalah dalam kehidupan sehari-hari inilah yang
menjadi alasan peneliti untuk memilih mengembangkan jenis LKS
aplikatif-integratif karena bersesuaian dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang juga menggunakan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah menentukan jenis LKS maka langkah selanjutnya adalah
mulai mendesain LKS Aplikatif-Integratif dengan pendekatan PMRI
tersebut untuk membelajarkan materi bangun ruang sisi datar. Dalam
mendesain LKS tentu saja peneliti juga harus memperhatikan prinsip-
prinsip dan karakteristik dari pendekatan matematika realistik yang
terdapat dalam LKS tersebut. Setelah selesai mendesain produk LKS
dengan pendekatan PMRI untuk membelajarkan materi bangun ruang
sisi datar, peneliti melakukan validasi dengan memberikan hasil desain
kepada pakar.
4. Validasi desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai
rancangan produk. Validasi desain produk LKS yang dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
peneliti dilakukan oleh pakar Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI). Kegiatan validasi bertujuan untuk mengetahui
keterbatasan atau kekurangan dan kelebihan terhadap Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang telah dibuat atau didesain peneliti. Kelebihan dan
kekurangan tersebut membantu peneliti dalam mengembangkan dan
menyempurnakan LKS yang telah dibuat agar semakin berkualitas.
Berdasarkan hasil validasi skor rata-rata adalah 4,18 dan termasuk
dalam kategori Baik” sesuai dengan tabel 4. Hal ini menunjukkan
bahwa perangkat pembelajaran yang dirancang layak diujicobakan.
Meskipun sudah layak diujicobakan, namun masih ada hal yang perlu
direvisi. Untuk lebih jelas peneliti melampirkan hasil validasi
perangkat pembelajaran pada lampiran.
5. Revisi desain
Setelah produk divalidasi oleh pakar maka akan diketahui
kelebihan dan kekurangan dari produk LKS yang dikembangkan.
Kekurangan tersebut yang akan diperbaiki oleh peneliti dengan
melakukan revisi. Dari hasil validasi diketahui bahwa LKS
mempunyai kekurangan pada bagian penilaian isi LKS tepatnya
kesesuaian tugas dalam LKS dengan karakteristik PMRI. Validator
memberikan saran yakni soal sebaiknya tidak menyebutkan nama
bangun ruang sisi datar agar siswa dapat berpikir secara mandiri
mengenai bangun ruang yang terdapat dalam masalah pada LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kekurangan pada LKS dan hasil revisi yang dilakukan peneliti dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Kekurangan LKS dan Hasil Revisi LKS
No Sebelum direvisi Sesudah direvisi Keterangan
1
KASUS IV
Sebuah aquarium raksasa
berbentuk kubus
menampung air hingga
penuh sebanyak 27.000
liter. Sang pemilik ingin
menghiasi salah satu sisi
aquariumnya dengan
memasang stiker. Untuk
menghiasi aquarium
tersebut sang pemilik
harus mengetahui
panjang dari salah satu
rusuk aquariumnya.
Berapakah panjang rusuk
(meter) aquarium sang
pemilik?
(Petunjuk: )
KASUS IV
Sebuah aquarium raksasa
mempunyai ukuran
panjang, lebar, dan tinggi
yang sama dan dapat
menampung air hingga
penuh sebanyak 27.000
liter. Sang pemilik ingin
menghiasi salah satu sisi
aquariumnya dengan
memasang stiker. Untuk
menghiasi aquarium
tersebut sang pemilik
harus mengetahui panjang
dari salah satu rusuk
aquariumnya. Berapakah
panjang rusuk (meter)
aquarium sang pemilik?
(Petunjuk: )
Nama bangun
ruang kubus
diganti
dengan
menyebutkan
ciri-ciri dari
bangun ruang
kubus
2
KASUS V
Andini ingin membuat
wadah dari bahan karton
untuk meletakkan hadiah
ulang tahun saudaranya.
Wadah tersebut
berbentuk limas dengan
alas berbentuk persegi.
Jika panjang sisi alas
wadah tersebut adalah
dan tinggi
segitiga bidang tegak
adalah , berapakah
luas minimal karton yang
dibutuhkan Andini untuk
membuat wadah
tersebut?
KASUS V
Andini ingin membuat
wadah dari bahan karton
untuk meletakkan hadiah
ulang tahun saudaranya.
Wadah tersebut berbentuk
seperti piramida dengan
alas berbentuk persegi.
Jika panjang sisi alas
wadah tersebut adalah
dan tinggi segitiga
bidang tegak adalah
, berapakah luas
minimal karton yang
dibutuhkan Andini untuk
membuat wadah tersebut?
Nama bangun
ruang limas
diganti
dengan
menyebutkan
bangunan
yang
berbentuk
limas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
6. Uji coba produk
Setelah LKS yang dikembangkan direvisi berdasarkan hasil
validasi maka LKS tersebut siap untuk diujicobakan secara terbatas.
Uji coba terbatas produk LKS dilakukan di kelas VIII D SMP
BOPKRI I Yogyakarta pada Sabtu, 19 Mei 2018. Produk LKS
diujicobakan pada 22 orang siswa ketika proses pembelajaran materi
bangun ruang sisi datar. Karena jenis LKS yang dikembangkan adalah
Aplikatif-Integratif maka produk LKS diujicobakan setelah siswa
memahami konsep luas permukaan dan volume dari setiap bangun
ruang sisi datar.
Sebelum produk LKS digunakan oleh siswa, guru me-review
materi terkait menghitung luas permukaan dan volume dari bangun
ruang sisi datar. Selanjutnya proses pembelajaran dilaksanakan dengan
memberikan produk LKS yang telah dikembangkan peneliti untuk
diselesaikan oleh siswa. Waktu yang diberikan kepada siswa untuk
menyelesaikan LKS adalah 120 menit dan untuk petunjuk
mengerjakan dapat dilihat pada LKS. Setelah siswa mengerjakan LKS
peneliti kemudian mengumpulkan LKS tersebut. Kegiatan terakhir
yang dilakukan peneliti adalah membuat janji untuk melakukan
wawancara yang akan dilaksanakan pada Rabu, 30 Mei 2018 terhadap
9 orang siswa yang dipilih secara acak. Kegiatan wawancara bertujuan
untuk mengetahui respons atau tanggapan dari siswa setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
menggunakan LKS dengan pendekatan PMRI untuk membelajarkan
materi bangun ruang sisi datar.
7. Revisi produk
Setelah produk LKS diujicobakan secara terbatas maka langkah
terakhir adalah merevisi produk LKS tersebut. Revisi produk LKS
berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa siswa. Kebanyakan
dari mereka mengeluhkan tentang kejelasan hasil cetakan dari LKS
tersebut. Kekurangan dalam hasil cetakan diakui peneliti karena alat
cetak yang mengalami masalah. Selain itu, beberapa siswa juga
mengharapkan variasi soal yang lebih beragam. Berdasarkan keluhan-
keluhan tersebut peneliti pun melakukan revisi agar lebih
menyempurnakan produk LKS yang dikembangkan.
B. Pembahasan
Pada bagian ini peneliti akan menjawab rumusan masalah yang
telah dibuat sebelumnya. Adapun rumusan masalah tersebut terkait dengan
proses pengembangan produk LKS, kualitas produk LKS yang
dikembangkan dan respons siswa terhadap penggunaan LKS yang
dikembangkan tersebut. Dalam penelitian ini peneliti mengembangkan
Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI) untuk membelajarkan materi bangun ruang
sisi datar. Pengembangan LKS tersebut menggunakan teknik
pengembangan produk menurut Sugiyono yang telah dimodifikasi oleh
peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai pengembangan
Lembar Kerja Siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI pada materi
bangun ruang sisi datar untuk menjawab tiga pertanyaan dalam rumusan
masalah.
1. Proses pengembangan produk LKS
Dalam penelitian ini Lembar Kerja Siswa (LKS) dikembangkan
dengan menggunakan teknik pengembangan produk menurut
sugiyono. Menurut sugiyono terdapat 10 langkah pengembangan
produk yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain
produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7)
revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10) produk
masal. Namun, karena keterbatasan waktu peneliti memodifikasinya
menjadi tujuh langkah pengembangan yaitu 1) potensi dan masalah, 2)
pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi
desain, 6) uji coba produk, dan 7) revisi produk.
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah menemukan
potensi dan masalah yang selanjutnya akan dilakukan analisis
kebutuhan. Untuk menemukan potensi dan masalah peneliti melakukan
kegiatan wawancara tak berstruktur terhadap guru mata pelajaran
matematika di SMP BOPKRI I Yogyakarta. Berdasarkan hasil
wawancara diperoleh potensi yang dimiliki yakni telah diterapkannya
pendekatan PMRI dalam proses pembelajaran matematika. Selain
potensi tersebut ditemukannya juga masalah yakni penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pendekatan PMRI yang belum terlalu banyak digunakan dalam
membelajarkan suatu materi matematika. PMRI hanya digunakan
dalam beberapa soal cerita saja dan belum pernah digunakan secara
formal dalam suatu perangkat pembelajaran seperti RPP, bahan ajar,
ataupun Lembar Kerja Siswa (LKS).
Setelah mengetahui potensi dan masalah, peneliti melakukan
kegiatan pengumpulan informasi yang dimana informasi tersebut akan
digunakan oleh peneliti untuk merencanakan pengembangan produk
tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah kurangnya
penggunaan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI) dalam suatu proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah
tersebut peneliti memutuskan untuk mengembangkan produk Lembar
Kerja Siswa (LKS). Produk LKS yang akan dikembangkan adalah
LKS dengan pendekatan PMRI. Setelah menentukan produk yang akan
dikembangkan peneliti menentukan informasi lain yakni materi yang
akan dipelajari. Berdasarkan kesepakatan dengan guru matematika
maka peneliti memutuskan untuk memilih materi bangun ruang sisi
datar pada kelas VIII sebagai materi LKS dengan pendekatan PMRI.
Setelah menentukan produk yang akan dikembangkan maka
langkah selanjutnya adalah peneliti mendesain produk LKS dengan
pendekatan PMRI. Kegiatan mendesain produk LKS dimulai dengan
memilih jenis LKS yang akan dikembangkan yakni LKS Aplikatif-
Integratif. LKS ini membantu siswa untuk menerapkan konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
matematika yang telah dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari. LKS
ini berisikan fenomena atau masalah yang ada dalam kehidupan sehari-
hari yang dikemas dalam suatu bentuk pertanyaan (soal) yang nantinya
akan dicari jalan keluarnya (diselesaikan) oleh siswa. Penggunaan
masalah dalam kehidupan sehari-hari inilah yang menjadi alasan
peneliti untuk memilih mengembangkan jenis LKS aplikatif-integratif
karena bersesuaian dengan pendekatan PMRI yang juga menggunakan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menentukan jenis LKS
langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mendesain atau
merancang LKS dengan pendekatan PMRI untuk membelajarkan
materi bangun ruang sisi datar. Ketika merancang LKS tersebut
peneliti tentu memperhatikan prinsip-prinsip dan karakteristik dari
pendekatan matematika realistik yang terdapat dalam LKS tersebut.
Setelah LKS selesai didesain maka hal yang selanjutnya dilakukan
oleh peneliti adalah menyerahkan LKS tersebut kepada pakar untuk
divalidasi. Validasi desain dilakukan untuk mengetahui keterbatasan
atau kekurangan dan kelebihan terhadap Lembar Kerja Siswa yang
telah dibuat atau desain peneliti. Proses validasi dilakukan oleh
seorang pakar Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Dari hasil
validasi diketahui bahwa LKS mempunyai kekurangan pada bagian
penilaian isi LKS tepatnya kesesuaian tugas dalam LKS dengan
karakteristik PMRI. Validator memberikan saran yakni soal sebaiknya
tidak menyebutkan nama bangun ruang sisi datar agar siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
berpikir secara mandiri mengenai bangun ruang yang terdapat dalam
masalah pada LKS. Meskipun terdapat bagian pada LKS yang masih
harus direvisi namun LKS yang telah didesain oleh peneliti
memperoleh skor rata-rata 4,18. Berdasarkan kriteria skor penilaian
kualitas menurut Widoyoko maka kualitas LKS yang telah
dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam kategori baik.
Kekurangan yang ditemukan pada LKS setelah dilakukan validasi
akan diperbaiki oleh peneliti dengan melakukan revisi. Setelah LKS
yang dikembangkan selesai direvisi maka langkah selanjutnya adalah
mengujicobakan LKS tersebut pada kegiatan pembelajaran materi
bangun ruang sisi datar. Uji coba LKS dilakukan secara terbatas di
kelas VIII D SMP BOPKRI I Yogyakarta pada Sabtu, 19 Mei 2018.
Proses pembelajaran dengan menggunakan LKS yang dikembangakan
oleh peneliti diawali dengan me-review materi terkait menghitung luas
permukaan dan volume dari bangun ruang sisi datar. Selanjutnya
proses pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan produk LKS
yang telah dikembangkan peneliti untuk diselesaikan oleh siswa.
Setelah siswa selesai mengerjakan LKS maka kegiatan selanjutnya
yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan LKS tersebut dan
membuat janji untuk melakukan wawancara kepada 9 orang siswa
yang dipilih secara acak. Wawancara pun disepakati akan dilaksanakan
pada Rabu, 30 Mei 2018 di kelas VIII D. Kegiatan wawancara tersebut
bertujuan untuk mengetahui respons atau tanggapan dari siswa setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
menggunakan LKS dengan pendekatan PMRI untuk membelajarkan
materi bangun ruang sisi datar. Hasil wawancara akan lebih dijelaskan
pada pembahasan rumusan masalah yang kedua dan ketiga. Setelah
memperoleh beberapa tanggapan dari siswa dengan melalui kegiatan
wawancara maka hal terakhir yang dilakukan oleh peneliti adalah
merevisi lagi produk LKS yang dikembangkan. Revisi produk LKS
dilakukan dengan menganalisis jawaban-jawaban siswa atas
pertanyaan pada wawancara yang telah dilakukan. Dengan berakhirnya
langkah revisi produk LKS ini maka berakhir pula penelitian yang
dilakukan oleh peneliti terkait pengembangan LKS dengan pendekatan
PMRI untuk membelajarkan materi bangun ruang sisi datar.
2. Kualitas produk LKS yang dikembangkan
Untuk mengetahui kualitas dari produk LKS yang telah
dikembangkan oleh peneliti maka dapat dilihat dari hasil validasi
produk LKS yang telah dilakukan oleh pakar. Berdasarkan hasil
validasi diperoleh skor rata-rata adalah 4,18 dan skor tersebut termasuk
dalam kategori baik sesuai dengan tabel 3.5. Jadi kualitas produk LKS
dengan pendekatan matematika realistik pada materi bangun ruang sisi
datar adalah baik. Selain melalui hasil validitas dari pakar kualitas
produk LKS yang dikembangkan oleh peneliti juga dapat dilihat
dengan respons positif yang diberikan oleh beberapa siswa. Respons
positif dari siswa tersebut diperoleh melalui proses wawancara yang
telah dilakukan setelah para siswa menggunakan produk LKS ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
proses pembelajaran materi bangun ruang sisi datar. Respons positif
tersebut dapat dilihat dari rangkuman transkrip hasil wawancara pada
tabel 5. Dari tabel 5 diketahui bahwa delapan orang dari sembilan
siswa yang diwawancarai merasakan perasaan senang ketika
menggunakan LKS yang telah dikembangkan peneliti. Hal ini
menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan peneliti membuat siswa
lebih bahagia atau senang ketika mempelajari materi bangun ruang sisi
datar. Dengan kata lain ketika menggunakan LKS yang dikembangkan
peneliti siswa menyukai proses pembelajaran matematika khususnya
materi bangun ruang sisi datar. Selain itu berdasarkan tabel 5 diketahui
bahwa kelebihan yang dimiliki LKS yang dikembangkan peneliti dapat
membuat siswa lebih memahami materi bangun ruang sisi datar. Siswa
merasa terbantu dengan adanya LKS tersebut, karena dengan
menggunakan pendekatan PMRI siswa dapat lebih mudah
menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi bangun
ruang sisi datar. Berdasarkan hasil validasi pakar dan dikuatkan
dengan respons positif dari siswa setelah menggunakan LKS dengan
pendekatan PMRI untuk membelajarkan materi bangun ruang sisi datar
maka kualitas LKS tersebut adalah baik.
3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS yang dikembangkan
Informasi tentang tanggapan siswa diperoleh dari hasil wawancara
yang telah dilakukan kepada 9 orang siswa yang dipilih secara acak.
Peneliti menganalisis hasil wawancara tersebut berdasarkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
transkripsi dari rekaman wawancara seperti yang terdapat pada
lampiran. Pertanyaan-pertanyaan pada kegiatan wawancara meliputi
(1) perasaan siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan LKS yang telah dikembangkan, (2) kelebihan dan
kekurangan dari LKS yang telah dikembangkan, (3) kesulitan yang
dihadapi ketika mengerjakan LKS, (4) manfaat yang dapat diperoleh
dari penggunaan LKS, serta (5) pendapat siswa tentang LKS yang
baik. Berikut jawaban-jawaban siswa berdasarkan hasil wawancara
yang telah dirangkum oleh peneliti
Tabel 4.1 Rangkuman jawaban siswa pada proses wawancara
NO Daftar Pertanyaan Rangkuman jawaban siswa
1
Bagaimana perasaan
Anda ketika mengikuti
pembelajaran materi
bangun ruang sisi datar
dengan menggunakan
LKS tersebut, lengkapi
jawaban Anda dengan
alasan?
Delapan orang siswa merasakan
perasaan senang ketika menggunakan
LKS. Ada siswa yang senang karena
menyukai materi bangun sisi datar,
ada yang senang karena mendapat
pengetahuan tentang materi bangun
ruang sisi datar, ada yang dapat lebih
memahami materi, dan ada pula yang
senang karena dapat mengetahui soal-
soal yang lebih luas tentang bangun
ruang sisi datar.
Satu orang siswa merasa biasa saja
ketika menggunakan LKS yang
dikembangkan peneliti.
Dari delapan orang siswa yang merasa
senang ada tiga orang siswa yang juga
merasa kebingungan ketika
menggunakan LKS. Mereka
mengalami kebingungan karena soal
yang sulit dipahami
2
Apa kelebihan dari
LKS tersebut menurut
Anda?
Dua orang siswa menyebutkan
kelebihan dari LKS yang
dikembangkan oleh peneliti adalah
penggunaan warna pada LKS yang
membuat tampilan LKS lebih menarik
Tujuh orang siswa menyebutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kelebihan LKS yang dikembangkan
oleh peneliti adalah penggunaan
bahasa sehari-hari pada LKS sehinga
lebih mudah dipahami
Dua orang siswa menyampaikan
penggunaan masalah sehari-hari
dalam soal sehingga mudah
dibayangkan merupakan salah satu
kelebihan LKS yang dikembangkan
peneliti
3
Apa kekurangan dari
LKS tersebut menurut
Anda?
Tiga orang siswa menyatakan bahwa
hasil cetakan dan tulisan pada LKS
kurang jelas
Dua orang siswa mengatakan bahwa
soal kurang bervariasi
Dua orang siswa mengatakan bahwa
LKS yang dikembangkan oleh peneliti
tidak memiliki kekurangan
Dua orang siswa mengatakan bahwa
waktu pengerjaan LKS terlalu kurang
4
Apa kesulitan yang
Anda hadapi ketika
mengerjakan LKS
tersebut?
Seorang siswa mengalami kesulitan
menggambar sketsa bangun ruang
Dua orang siswa mengalami kesulitan
mengidentifikasi bangun ruang sisi
datar yang dimaksud oleh soal
Tiga orang siswa mengalami kesulitan
untuk memilih rumus untuk
menentukan luas permukaan dan
volume dari bangun ruang sisi datar
Tiga orang siswa mengalami kesulitan
untuk memahami maksud atau
pertanyaan dari soal yang terdapat
pada LKS
5
Apa manfaat yang
dapat Anda peroleh dari
penggunaan LKS
tersebut?
Sembilan orang siswa menyampaikan
bahwa manfaat yang mereka peroleh
setelah menggunakan produk LKS
yang dikembangkan oleh peneliti
adalah membuat mereka lebih
memahami materi bangun ruang sisi
datar.
6
Bagaimana pendapat
Anda tentang LKS
yang baik?
Lima orang siswa menyatakan bahwa
LKS yang baik adalah LKS yang
menggunakan bahasa yang mudah
dipahami
Empat orang siswa mengatakan
bahwa LKS yang baik seharusnya
yang baik seharusnya memberikan
masalah-masalah atau soal-soal secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
rinci atau detail sehingga saat
mengerjakannya tidak bingung
Tiga orang siswa menambahkan
bahwa LKS yang baik harus memiliki
tampilan yang menarik dan hasil
cetakan yang jelas
Berdasarkan hasil rangkuman dari hasil transkripsi rekaman
wawancara pada tabel 5, diketahui bahwa perasaan yang dialami siswa
ketika mengikuti pembelajaran dengan menggunakan LKS yang
dikembangkan peneliti adalah bingung dan senang. Kebingungan yang
dialami beberapa siswa dikarenakan mereka kurang menurut mereka
soal agak sulit untuk diselesaikan. Meskipun mengalami sedikit
kebingungan namun mereka juga merasa senang ketika menggunakan
LKS. Siswa senang karena dengan menggunakan LKS tersebut siswa
dapat lebih memahami tentang materi bangun ruang sisi datar. Selain
itu siswa juga senang karena beberapa kelebihan yang dimiliki oleh
LKS yang telah dikembangkan peneliti. Beberapa kelebihan LKS
menurut narasumber antara lain penggunaan warna pada LKS yang
membuat tampilan LKS lebih menarik serta soal-soal atau masalah
yang terdapat dalam LKS dipaparkan secara jelas sehingga
memudahkan siswa untuk memahami tugas pada LKS. Hal lain yang
menjadi kelebihan dari LKS yang dikembangkan adalah masalah-
masalah yang terdapat dalam tugas LKS berkaitan dengan masalah
sehari-sehari. Sehingga ketika siswa menyelesaikan tugas pada LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
tersebut siswa lebih mudah mengerjakannya karena mudah
membayangkan masalah tersebut.
Selain memilki kelebihan, LKS yang dikembangkan peneliti juga
mempunyai kelemahan atau kekurangan. Berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa dua dari sembilan siswa tidak menemukan
kekurangan pada LKS tersebut. Namun tujuh siswa lainnya lagi
mengemukakan beberapa kelemahan dari LKS tersebut. Kelemahan
tersebut antara lain kurang jelasnya hasil cetakan LKS yang membuat
siswa mengalami kesulitan membaca tugas yang terdapat pada LKS
serta beberapa kalimat dalam tugas yang membuat siswa kurang
memahami karena penggunaan bahasa yang terlalu formal.
Ketika menyelesaikan tugas yang terdapat LKS siswa mengalami
beberapa kesulitan. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa
siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi bangun ruang sisi
datar yang terdapat pada tugas LKS. Kesulitan mengidentifikasi
bangun ruang sisi datar membuat siswa mengalami kesulitan dalam
menggambar sketsa bangun ruang sisi datar, menggunakan rumus
untuk menentukan luas permukaan dan rumus untuk menentukan
volume dari bangun ruang tersebut secara tepat, serta bingung untuk
menentukan atau mencari unsur-unsur dari bangun ruang sisi datar
seperti menentukan panjang rusuk atau tinggi bangun ruang sisi datar
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Meskipun siswa mengalami sedikit kesulitan ketika menyelesaikan
tugas dalam LKS yang dikembangkan peneliti, siswa juga
mendapatkan manfaat dari penggunaan LKS tersebut. Berdasarkan
hasil wawancara diketahui bahwa siswa sangat terbantu untuk
memahami materi bangun ruang sisi datar. Pemahaman materi bangun
ruang sisi datar yang sebelumnya cenderung hanya menghafal rumus
kini dapat lebih dimengerti dengan menyelesaikan LKS yang telah
dikembangkan peneliti.
Setelah siswa menggunakan LKS yang telah dikembangkan
peneliti, selanjutnya siswa mengemukakan tanggapan mereka tentang
LKS yang baik. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa
menurut siswa LKS yang baik adalah LKS yang memilki struktur
bahasa yang mudah dipahami siswa dan masalah-masalah yang harus
diselesaikan pada LKS harus ditampilkan secara detail atau terperinci
agar dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Berdasarkan hasil analisis transkripsi rekaman wawancara yang
telah dilakukan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa ketika
menggunakan LKS yang dikembangkan peneliti siswa merasa senang
karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki LKS tersebut. Kelebihan
seperti menggunakan masalah yang ditemui sehari-hari oleh siswa
membuat siswa dapat dengan mudah membayangkan sehingga siswa
lebih mudah menyelesaikan masalah yang terdapat pada tugas LKS
dan pada akhirnya membuat siswa lebih memahami materi bangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
ruang sisi datar yang diajarkan. LKS yang dikembangkan peneliti juga
mempunyai kelemahan yakni dalam penggunaan bahasa yang tidak
mudah dipahami siswa serta hasil cetakan yang kurang jelas. Hal ini
menyebabkan siswa sedikit mengalami kesulitan untuk memahami
soal. Meskipun begitu, LKS yang dikembangkan peneliti sangat
bermanfaat dalam membantu siswa untuk lebih memahami materi
bangun ruang sisi datar. Siswa pun berharap agar LKS yang
dikembangkan oleh peneliti dapat menggunakan bahasa yang lebih
mudah dipahami oleh siswa sehingga dapat membantu siswa untuk
menyelesaikan tugas yang terdapat dalam LKS.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian peneliti mengalami keterbatasan
antara lain:
1. Tidak terlaksananya kegiatan dokumentasi secara maksimal ketika
proses uji coba produk LKS karena alat dokumentasi berupa kamera
yang mengalami masalah baterai.
2. Tidak terlaksananya kegiatan post test setelah penggunaan produk
LKS yang dikembangkan oleh peneliti karena masalah keterbatasan
waktu yang dimana bertepatan dengan hari ujian akhir semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
1. Pengembangan LKS dengan pendekatan PMRI untuk membelajarkan
materi bangun ruang sisi datar menggunakan tahap pengembangan
sebagai berikut
a. Peneliti menemukan potensi dan masalah yang diperoleh dari hasil
wawancara tak berstruktur yang dilakukan kepada guru mata
pelajaran matematika di SMP BOPKRI I Yogyakarta. Potensi yang
ditemukan adalah telah digunakannya pendekatan PMRI pada
proses pembelajaran matematika dalam soal-soal cerita. Selain
potensi tersebut ditemukan juga masalah yakni minimnya
penggunaan pendekatan PMRI tersebut dalam suatu proses
pembelajaran matematika dan belum pernah digunakannya PMRI
secara formal dalam suatu perangkat pembelajaran seperti RPP,
bahan ajar, ataupun Lembar Kerja Siswa (LKS).
b. Peneliti mengumpulkan data melalui kegiatan wawancara kepada
guru mata pelajaran matematika di SMP BOPKRI I Yogyakarta.
Data yang dikumpulkan tersebut digunakan oleh peneliti untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
mengembangkan suatu produk. Melalui proses wawancara peneliti
sepakat untuk mengembangkan produk LKS dengan pendekatan
PMRI yang dimana akan digunakan untuk membelajarkan materi
bangun ruang sisi datar di kelas VIII D.
c. Peneliti mulai merancang atau mendesain produk LKS. Jenis LKS
yang dikembangkan adalah LKS aplikatif–integratif. . LKS ini
membantu siswa untuk menerapkan konsep matematika yang telah
dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari. LKS aplikatif-integratif
peneliti padukan dengan pendekatan PMRI yang sama-sama
melibatkan fenomena-fenomena atau masalah-masalah sehari-
sehari untuk mempelajari materi matematika khususnya bangun
ruang sisi datar. Salah satu contoh masalah sehari-hari yang
berhubungan dengan materi bangun ruang sisi datar adalah
menemukan luas kertas pembungkus yang akan digunakan untuk
membungkus kardus berbentuk balok. Oleh karena itu dalam
merancang produk LKS peneliti juga memperhatikan prinsip dan
karakteristik yang dimiliki oleh PMRI.
d. Peneliti memberikan produk LKS yang telah didesain kepada pakar
PMRI untuk dilakukan validasi. Validasi dilakukan untuk melihat
kualitas produk LKS tersebut baik kelebihan LKS maupun
kekurangan dari LKS.
e. Peneliti merevisi produk LKS yang telah dikembangkan
berdasarkan hasil validasi pakar. Adapun hal yang direvisi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
pakar adalah tidak menggunakan nama dari bangun ruang sisi datar
pada tugas atau soal yang terdapat dalam LKS.
f. Peneliti melakukan uji coba produk LKS secara terbatas di kelas
VIII D SMP BOPKRI I Yogyakarta. Produk LKS yang
dikembangkan oleh peneliti digunakan untuk membelajarkan
materi bangun ruang sisi datar. Jumlah siswa yang mengikuti
proses pembelajaran ketika uji coba produk LKS adalah 22 orang.
g. Peneliti melakukan revisi usai produk LKS yang dikembangkan
diujicobakan dalam proses pembelajaran matematika. Hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada sembilan orang
siswa digunakan oleh peneliti untuk melakukan revisi produk LKS.
2. Kualitas produk LKS yang dikembangkan
Kualitas dari produk LKS yang telah dikembangkan oleh peneliti dapat
dilihat dari hasil validasi produk LKS yang telah dilakukan oleh pakar.
Berdasarkan hasil validasi diperoleh skor rata-rata adalah 4,18 dan
skor tersebut termasuk dalam kategori baik sesuai dengan tabel 3.5.
Jadi kualitas produk LKS dengan pendekatan PMRI untuk
membelajarkan materi bangun ruang sisi datar adalah baik. Selain
melalui hasil validitas dari pakar kualitas produk LKS yang
dikembangkan oleh peneliti juga dapat dilihat dari respons positif yang
diberikan oleh beberapa siswa. Respons positif dari siswa tersebut
diperoleh melalui proses wawancara yang telah dilakukan setelah para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
siswa menggunakan produk LKS ketika proses pembelajaran materi
bangun ruang sisi datar.
3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS yang dikembangkan
Berdasarkan hasil analisis transkripsi rekaman wawancara yang telah
dilakukan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa ketika
menggunakan LKS yang dikembangkan peneliti siswa merasa senang
karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki LKS tersebut. Kelebihan
seperti menggunakan masalah yang ditemui sehari-hari oleh siswa
membuat siswa dapat dengan mudah membayangkan sehingga siswa
lebih mudah menyelesaikan masalah yang terdapat pada tugas LKS
dan pada akhirnya membuat siswa lebih memahami materi bangun
ruang sisi datar yang diajarkan. LKS yang dikembangkan peneliti juga
mempunyai kelemahan yakni dalam penggunaan bahasa yang tidak
mudah dipahami siswa serta hasil cetakan yang kurang jelas. Hal ini
menyebabkan siswa sedikit mengalami kesulitan untuk memahami
soal. Meskipun begitu, LKS yang dikembangkan peneliti sangat
bermanfaat dalam membantu siswa untuk lebih memahami materi
bangun ruang sisi datar. Siswa pun berharap agar LKS yang
dikembangkan oleh peneliti dapat menggunakan bahasa yang lebih
mudah dipahami oleh siswa sehingga dapat membantu siswa untuk
menyelesaikan tugas yang terdapat dalam LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
B. Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian, peneliti memberikan beberapa saran
diantaranya:
1. Dokumentasi ketika kegiatan penelitian sebaiknya harus dilakukan
secara baik agar dapat membantu proses analisis data. Masalah-
masalah teknis terkait dokumentasi seperti persiapan alat dokumentasi
harus lebih dipersiapkan dengan matang.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperhatikan lama waktu
penelitian. Disarankan ketika kegiatan uji coba produk dilakukan lebih
dari sekali. Perlunya adanya post test setelah kegiatan uji coba produk
agar dapat mengetahui dampak yang didapat oleh siswa setelah
menggunakan produk yang dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakrya.
Al-Tabany, T. I. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, &
Kontekstual. Jakarta: Kencana.
Dahlan, Akmal H. 2017. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Untuk Meningkatkan Ketertarikan
Belajar Matematika. Tesis strata dua. Universitas Sanata Dharma.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Penyusunan LKS SMA.
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum:
Jakarta.
Guna, Fransiska Antonia. 2016. Pengembangan Lks Menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Subtema Manusia dan Lingkungan
Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Lima (V) Sekolah Dasar.
Skripsi strata satu. Universitas Sanata Dharma.
Hamalik, Oemar.2004.Proses Belajar Mengajar Bumi Aksara. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ismunamto, dkk. 2011. Ensiklopedia Matematika 6. Jakarta: PT Lentera Abadi
Marga, Maria H. P. 2018. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan
Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Upaya
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP
Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi strata satu.
Universitas Sanata Dharma.
Maria Yustina Nanga. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Menggunakan Paradigma Pedagogik Reflektif Dengan Model
Pembelajran Jucama dan Penggunaan Alat Peraga pada Materi
Pythagoras Kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta. Skripsi strata satu.
Universitas Sanata Dharma.
Marpaung, Y. 2007. Pelaksanaan PMRI di SMP dengan Memperhatikan
Kecerdasan Siswa. Makalah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Marpaung, Y. 2007. Pengkajian Proses Pembelajaran Matematika dan
Dampaknya pada Siswa di Beberapa SD di Yogyakarta. Laporan
penelitian Pusat Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Marpaung, Y., & Julie, H. 2011. PMRI dan PISA: Suatu usaha peningkatan mutu
pendidikan matematika di Indonesia. Widya Dharma.
Munawar, Syaifullah. 2016. Pengembangan LKS Menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah pada Subtema Indonesiaku, Bangsa yang
Cinta Damai Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas V SD. Skripsi
strata satu. Universitas Sanata Dharma.
Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik (Tinjauan Teoretis
dan Praktik). Jakarta: Kencana.
Sagala, Syaiful. 2014. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Soviawati. 2011. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berfikir Siswa di Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Afabeta.
Suharjana, A. 2011. Geometri Datar dan Ruang. Yogyakarta: PPPPTK
Matematika
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 5. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Suryanto. 2010. Sejarah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Widoyoko, Putro. 2010. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Wijaya, A. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wijaya, Danang Pinandoyo Putra. 2017. Pengembangan Buku Guru dan Buku
Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD Dengan Pendekatan
Matematika Realistik. Skripsi strata satu. Universitas Sanata Dharma.
Yunistirianti, Dian Indita. 2015. Pengembangan Perangkat Pembalajaran Materi
Luas Bangun Datar yang Mencakup Interaktivitas Dengan Menggunakan
Pendekatan PMRI di Kelas IV SD. Skripsi strata satu. Universitas Sanata
Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN 1: SURAT IZIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN 2: HASIL SCANING INSTRUMEN LEMBAR VALIDASI
LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN 3: HASIL SCANING VALIDASI INSTRUMEN
WAWANCARA SETELAH UJI COBA PRODUK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 4: HASIL VALIDASI LKS
NO KOMPONEN PENILAIAN SKOR
1 2 3 4 5
1 LKS memuat unsur judul, petunjuk belajar,
kompetensi dasar atau materi pokok, informasi
pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian
1
2 Petunjuk LKS sederhana sehingga mudah dipahami 1
3 Tampilan LKS menarik 1
4 Tugas yang terdapat dalam LKS sesuai dengan
indikator yang ingin dicapai
1
5 Kedalaman materi bangun ruang sisi datar pada LKS 1
6 Kesesuaian tugas dalam LKS dengan prinsip-prinsip
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) yang
meliputi: (1) Penemuan kembali secara terbimbing
dan matematisasi secara progresif, (2) Fenomenologi
didaktis, dan (3) Mengembangkan model-model
sendiri
1
7 Kesesuaian tugas dalam LKS dengan karakteristik
PMR yang meliputi: (1) Penggunaan konteks, (2)
Penggunaan model untuk matematisasi progresif, (3)
Pemanfaatan hasil konstruksi siswa, (4)
Interaktivitas, dan (5) Keterkaitan
1
8 Masalah realistik yang terdapat dalam LKS
bermakna bagi siswa
1
9 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan
1
10 Kalimat yang digunakan mudah dimengerti 1
11 Kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau
salah pengertian.
1
Jumlah 1 7 3
Jumlah x Skala Penilaian 3 28 15
Jumlah Total 46
Rerata 4,18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN 5: PEDOMAN WAWANCARA SETELAH UJI COBA
PRODUK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
LAMPIRAN 6: TRANSKIP HASIL WAWANCARA SISWA SETELAH UJI
COBA PRODUK
1. Peneliti dengan siswa pertama
Keterangan
P : Peneliti
S1 : Siswa pertama
P : Bagaimana perasaanmu ketika mengikuti pembelajaran bangun
ruang sisi datar dengan menggunakan LKS? Sebutkan alasannya!
S1 : Perasaan saya senang karena mendapat pengetahuan dari LKS
tersebut tapi bingung juga karena soalnya agak sulit
P : Menurut kamu, apa kelebihan dari LKS tersebut?
S1 : Bahasanya sehari-hari jadi dalam penyelesaian LKS dapat
membayangkan keseharian.
P : Menurut kamu, apa kekurangan dari LKS tersebut
S1 : Sama seperti S2, tulisannya kurang jelas sehingga sulit dibaca
P : Ketika menyelesaikan LKS tersebut, apa kesulitan yang kamu
hadapi?
S1 : Ketika memahami soal karena soalnya 1 ke 2 soalnya hampir
sama. Konsepnya sama jadi bingung memilih soal
P : Apa manfaat yang kamu peroleh dari mengerjakan LKS?
S1 : Menambah pengetahuan dari yang belum jelas menjadi jelas
P : Menurut kamu suatu LKS yang baik seperti apa?
S1 : Soalnya di kasih warna supaya menarik, bahasanya jelas ,
printnya jelas sehinga mudah dibaca
2. Peneliti dengan siswa kedua
Keterangan
P : Peneliti
S2 : Siswa kedua
P : Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran
bangun ruang sisi datar dengan menggunakan LKS? Sebutkan alasannya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
S2 : Perasaan saya senang, karena saya dapat mengikuti pembelajaran
mengenai materi yang belum saya pahami. Dengan LKS saya bisa lebih
paham
P : Menurut kamu, apa kelebihan dari LKS tersebut?
S2 : Hampir sama seperti S1, lebih mudah dipahami. Menggunakan
Bahasa sehari-hari sehingga mencernanya lebih mudah
P : Menurut kamu, apa kekurangan dari LKS tersebut?
S2 : Print-printnya kurang jelas jadi agak susah
P : Ketika menyelesaikan LKS tersebut, apa kesulitan yang kamu
hadapi?
S2 : Kesulitan yang saya hadapi adalah menggunakan beberapa rumus
yang saya belum pahami
P : Apa manfaat yang kamu peroleh dari mengerjakan LKS ?
S2 : Menjadi lebih paham materinya
P : Menurut kamu suatu LKS yang baik seperti apa
S2 : LKS yang baik menurut saya adalah LKS yang bisa dipahami
langsung oleh siswa yang akan mengerjakannya. Seperti memahami kata-
katanya, gambarnya, dan juga perintahnya
3. Peneliti dengan siswa ketiga
Keterangan
P : Peneliti
S3 : Siswa ketiga
P : Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran
bangun ruang sisi datar dengan menggunakan LKS? Sebutkan alasannya!
S3 : Menyenangkan karena dapat mengetahui soal-soal yang lebih luas
P : Menurut kamu, apa kelebihan dari LKS tersebut?
S3 : Menarik karena ada warnanya.
P : Menurut kamu, apa kekurangan dari LKS tersebut?
S3 : Tidak ada
P : Ketika menyelesaikan LKS tersebut, apa kesulitan yang kamu
hadapi?
S3 : Terkadang bingung dengan soalnya ketika gambar dan angka
berubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
P : Apa manfaat yang kamu peroleh dari mengerjakan LKS ?
S3 : Awalnya bingung, sedikit demi sedikit memahami soal
P : Menurut kamu suatu LKS yang baik seperti apa?
S3 : Jika soal memuat lebih banyak materi yang luas serta diberi
ketentuan tertentu
4. Peneliti dengan siswa keempat
Keterangan
P : Peneliti
S4 : Siswa keempat
P : Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran
bangun ruang sisi datar dengan menggunakan LKS? Sebutkan alasannya!
S4 : Perasaan saya biasa saja karena dulu pernah belajar begini
P : Menurut kamu, apa kelebihan dari LKS tersebut?
S4 : Materi mudah di pahami. Bahasa sehari hari
P : Menurut kamu, apa kekurangan dari LKS tersebut?
S4 : Kekurangan tidak ada
P : Ketika menyelesaikan LKS tersebut, apa kesulitan yang kamu
hadapi?
S4 : Lupa rumus
P : Apa manfaat yang kamu peroleh dari mengerjakan LKS ?
S4 : Menambah pengetahuan. Melatih kerja sama
P : Menurut kamu suatu LKS yang baik seperti apa?
S4 : Bahasa sehari hari, mudah dipahami
5. Peneliti dengan siswa kelima
Keterangan
P : Peneliti
S5 : Siswa kelima
P : Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran
bangun ruang sisi datar dengan menggunakan LKS. Sebutkan alasannya
S5 : Senang, karena membantu saya untuk memahami materi
P : Menurut kamu, apa kelebihan dari LKS tersebut?
S5 : Bahasa sehari-hari . materi mudah di pahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
P : Menurut kamu, apa kekurangan dari LKS tersebut?
S5 : Print kurang jelas, soal kurang bervariasi
P : Ketika menyelesaikan LKS tersebut, apa kesulitan yang kamu
hadapi?
S5 : Susah membedakan panjang tinggi lebar
P : Apa manfaat yang kamu peroleh dari mengerjakan LKS ?
S5 : Lebih memahami
P : Menurut kamu suatu LKS yang baik seperti apa?
S5 : Print lebih jelas , soal bervariasi, Bahasa mudah memahami
6. Peneliti dengan siswa keenam
Keterangan
P : Peneliti
S6 : Siswa keenam
P : Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran
bangun ruang sisi datar dengan menggunakan LKS? Sebutkan alasannya!
S6 : Senang, karena saya dapat melatih kemampuan saya tentang
bangun ruang sisi datar
P : Menurut kamu, apa kelebihan dari LKS tersebut?
S6 : Dengan LKS ini saya dapat lebih memahami materi, karena LKS
menggunakan hal-hal yang saya temui sehari-hari
P : Menurut kamu, apa kekurangan dari LKS tersebut?
S6 : Waktu pengerjaannya yang kurang
P : Ketika menyelesaikan LKS tersebut, apa kesulitan yang kamu
hadapi?
S6 : Mencari rumus yang belum diketahui
P : Apa manfaat yang kamu peroleh dari mengerjakan LKS ?
S6 : Lebih memahami
P : Menurut kamu suatu LKS yang baik seperti apa?
S6 : Menurut saya LKS yang baik itu dapat membantu siswa untuk
lebih memahami materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
7. Peneliti dengan siswa ketujuh
Keterangan
P : Peneliti
S7 : Siswa ketujuh
P : Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran
bangun ruang sisi datar dengan menggunakan LKS. Sebutkan alasannya
S7 : Senang, karena saya sangat menyukai materi bangun ruang sisi
datar dan dengan LKS ini saya tambah senang lagi
P : Menurut kamu, apa kelebihan dari LKS tersebut?
S7 : Masalah-masalah atau soalnya dijelaskan dengan baik sehingga
saya dapat memahaminya dengan cepat
P : Menurut kamu, apa kekurangan dari LKS tersebut?
S7 : Soalnya lebih diperbanyak agar lebih mengerti lagi
P : Ketika menyelesaikan LKS tersebut, apa kesulitan yang kamu
hadapi?
S7 : Sulit membedakan sisi prisma sama sisi tegak
P : Apa manfaat yang kamu peroleh dari mengerjakan LKS ?
S7 : Lebih memahami materi bangun ruang sisi datar dari masalah-
masalah sehari-hari yang terdapat dalam LKS
P : Menurut kamu suatu LKS yang baik seperti apa?
S7 : Menurut saya LKS yang baik seharusnya memilki masalah-
masalah atau soal-soal yang dijelaskan secara rinci atau detail sehingga
saat mengerjakannya tidak bingung
8. Peneliti dengan siswa kedelapan
Keterangan
P : Peneliti
S8 : Siswa kedelapan
P : Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran
bangun ruang sisi datar dengan menggunakan LKS? Sebutkan alasannya!
S8 : Senang, karena kerja kelompok jadi agak mudah
P : Menurut kamu, apa kelebihan dari LKS tersebut?
S8 : Menggunakan Bahasa sehari-hari dan LKS nya berwarna
sehingga lebih menarik
P : Menurut kamu, apa kekurangan dari LKS tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
S8 : Pertanyaannya kurang jelas. Soal kurang bervariasi
P : Ketika menyelesaikan LKS tersebut, apa kesulitan yang kamu
hadapi?
S8 : Kerja sama teman susah untuk menyesuaikan
P : Apa manfaat yang kamu peroleh dari mengerjakan LKS ?
S8 : Menambah wawasan
P : Menurut kamu suatu LKS yang baik seperti apa?
S8 : Print harus jelas dan soalnya mudah dipahami
9. Peneliti dengan siswa kesembilan
Keterangan
P : Peneliti
S9 : Siswa kesembilan
P : Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran
bangun ruang sisi datar dengan menggunakan LKS? Sebutkan alasannya!
S9 : Senang karena mendalami materi. Bingung karena ada beberapa
materi yang membingungkan
P : Menurut kamu, apa kelebihan dari LKS tersebut?
S9 : LKS membantu kita memahami materi dan menarik karena
terdapat warna-warni pada LKS
P : Menurut kamu, apa kekurangan dari LKS tersebut?
S9 : Tidak ada
P : Ketika menyelesaikan LKS tersebut, apa kesulitan yang kamu
hadapi?
S9 : Menggambar bangun ruang apalagi prisma
P : Apa manfaat yang kamu peroleh dari mengerjakan LKS ?
S9 : Lebih paham
P : Menurut kamu suatu LKS yang baik seperti apa?
S9 : Kata-kata lebih mudah di pahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 7: PRODUK LKS YANG DIKEMBANGKAN PENELITI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 8: CONTOH HASIL KERJA SISWA
1. SISWA PERTAMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
2. SISWA KEDUA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 9: DOKUMENTASI
1. UJI COBA PRODUK LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
2. WAWANCARA SETELAH UJI COBA PRODUK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI