Download pptx - Pengembangan multikultural

Transcript
Page 1: Pengembangan multikultural

PENGEMBANGAN KURIKULUM

TEMA: PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA

Page 2: Pengembangan multikultural

Disusun oleh:1. Miftahul Jannah AIE312416

2. Norma Pratiwi A1E312506

3. Nella Wahyun A1E312596

4. Iis Yulianti A1E312409

5. Syarifah Amalina A1E312549

6. Salam Hafizi A1E312609

7. Ajimianor Pirsa A1E312445

8. Nor Alfianto Rusdi A1E312512

Page 3: Pengembangan multikultural

A. Periode Sebelum Kemerdekaan (Periode Penjajahan)1. Kurikulum Sekolah Dasar pada masa Kompeni sampai Tahun 1960Pada abad 16 dan 17 berdiri lembaga-lembaga pendidikan dalam upaya penyebaran agama Kristen di tanah air (oleh kompeni). Sedangkan Portugis mendirikan sekolah katolik di Maluku.Tahun 1848, pertama kalinya di berikan pemerintah kolonial Hindia Belanda usaha pendidikan bagi anak-anak di Indonesia. Sekolah bagi bangsa Belanda sangat di utamakan. Pada tahun 1892, terdapat dua macam sekolah , yaitu:1. Sekolah Kelas Dua untuk anak pribumi2. Sekolah Kelas Satu untuk anak pegawai pemerintah Hindia-Belanda

Page 4: Pengembangan multikultural

2. Kurikulum Sekolah Dasar pada Masa Kolonial BelandaPada awal abad 20, dengan munculnya revolusi sosial dan industri di Eropa, munculah paham humanistis.Undang-undang Hindia Belanda membagi jenis penduduk menjadi 3 golongan: Eropa, Timur Asing, dan Bumiputera, sehingga didirikan pula 3 jenis sekolah rendah bagi anak-anak berdasarkan 3 jenis penduduk tersebut yakni:1. ELS (Europee Larege Schools) 2. HCS (Holland Chineses School)3. HIS (Holland Inlandse School)

Page 5: Pengembangan multikultural

3. Kurikulum Sekolah Dasar pada Masa Pemerintahan Jepang

Kurikulum Sekolah Dasar pada Masa Pemerintahan Jepang ini adalah tidak adanya sekolah rendah atau setingkatnya, yang ada hanyalah sekolah rakyat yang disebut Kokumin Gaku yang berlangsung selama 6 tahun. Anak didik harus membantu Jepang dalam peperangan, dan setelah 6 tahun berlalu pelajaran berbau brelanda itu dihilangkan dan Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar.

Page 6: Pengembangan multikultural

4. Kurikulum Sekolah Dasar Pasca Kemerdekaan sampai 1964

a.Masa setelah Merdeka sampai 1952

Pada masa pendudukan Belanda (NICA), Indonesia dibagi menjadi Negara-negara bagian (RIS), sehingga dalam pendidikan terdapat perbedaan-perbedaan dalam pengajaran itupun terjadi. Setelah kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1950, pendidikan pun disatukan kembali atau seragam kembali, dan keadaan ini berlangsung sampai tahun 1952.

Page 7: Pengembangan multikultural

b. Sejak tahun 1952 sampai 1964

Pada masa ini, pendidikan di Indonesia mengalami penyempurnaan yang cukup efektif. Tujuan pendidikan dan pengajaran Republik Indonesia pada waktu itu ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakyat dan tanah air.

Kurikulum Sekolah Dasar (SD) dari tahun 1952 sampai dengan 1964 dapat dikategorikan kurikulum tradisional, yakni separated subject curriculum.

Page 8: Pengembangan multikultural

c. Sejak tahun 1952 sampai 1964Kurikulum ini merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya (yang berlaku Sejak tahun 1952 sampai 1964). Tujuan pendidikan pada masa ini adalah membentuk manusia Pancasila dan Manipol/Usdek yang bisa bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat adil dan makmur, materiil dan spiritual.

Page 9: Pengembangan multikultural

d. Kurikulum Sekolah Dasar Sejak Orde Baru (1965) sampai (1968)Kurikulum Sekolah Dasar 1968 dibagi menjadi 3 kelompok besar :1. Kelompok Pembina Pancasila: Pendidikan Agama,

Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, dan Olahraga.

2. Kelompok pembinaan Pengetahuan Dasar: Berhitung, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kesenian, Pendidikan kesejahteraan Keluarga (termasuk Ilmu Kesehatan).

3. Kelompok Kecakapan Khusus: Kejuruan Agraria, Kejuruan Teknik, Kejuruan Ketatalaksanaan/jasa.

Page 10: Pengembangan multikultural

B. Perkembangan Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP)1. Masa Penjajahan Belandaa. Periode Sebelum Tahun 1900Asal usul diadakannya SMP pada periode ini adalah karena Belanda membutuhkan pegawai-pegawai yang kompeten dan berpendidikan guna mengisi jabatan-jabatan yang kosong di organisasi-organisasinya. b. Periode 1900-1914Pada periode ini Belanda peduli dan juga untuk memperhatikan negara jajahannya maka belanda membuka sekolah-sekolah untuk penduduk pribumi (Bumiputera) yang disebut OSVIA.

Page 11: Pengembangan multikultural

c. Periode 1914-1935Dengan dilatar belakangi meluasnya paham humanitas di kalangan orang Belanda, akhirnya pemerintah didesak untuk memperluas pendidikan bagi kaum pribumi. Dengan demikian, di dirikanlah sekolah MULO yang lama belajarnya 4 tahun. Sekolah MULO ini setingkat dengan SMP jaman sekarang, kurikulum yang di pergunakan semakin lengkap.

Page 12: Pengembangan multikultural

d. Periode 1935-1945Kongres Pemuda 28-10-1928 merupakan klimaks dari persamaan kesadaran Nasional. Mereka mendesak penjajah agar bahasa Indonesia merupakan materi wajib. Dan pada akhirnya Belanda mengubah struktur MULO, dari perubahan tersebut isi dan materi kurikulum juga turut berubah.

Page 13: Pengembangan multikultural

2. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Pada Zaman Jepang (1942-1945)Pada masa penjajahan Jepang, kurikulum yang diterapkan bertujuan agar rakyat dapat membantu pertahanan jepang. Pelajaran yang diajarkan pada masa pemerintahan Belanda di ubah sesuai dengan keinginan bangsa Jepang, materi yang diajarkan sebenarnya tidak jauh beda dengan masa pendidikan Belanda, hanya saja yang awalnya semua hal yang berbau Belanda tergantikan dengan model-model Jepang.

Page 14: Pengembangan multikultural

3. Masa Republik Indonesiaa. Masa 1945-1950Atas usul BPKNIP pada tanggal 29 Desember 1945, Menteri O & K membentuk panitia penyelidikan dan pengajaran. Panitia melakukan perombakan Sekolah Menengah Pertama ala Jepang menjadi Sekolah Menengah Pertama ala Pribumi, lamanya 3 tahun dengan kategori:• Bagian A : Bahasa dan pengetahuan sosial• Bagian B : Ilmu pasti dan pengetahuan alam

Page 15: Pengembangan multikultural

b. Masa 1950-1962Meskipun sebelumnya Indonesia telah memilki SMP pada masa 1945-1950, namun pada waktu itu belum semua wilayah Indonesia telah dikuasai pemerintah RI. Karena Indonesia belum sepenuhnya dikuasai RI, kurikulum SMP tidak berlaku merata. Tahun 1952 dibentuk Kurikulum SGA yang bertujuan membentuk manusia cakap susila dan bertanggung jawab terhadap kesejahtraan masyarakat dan tanah air.

Page 16: Pengembangan multikultural

1. Kurikulum SMA pada masa BelandaSekolah Menengah Atas pada masa Belanda adalah AMS (Algermene Midelbare School). Sekolah ini berdiri pada tahun 1919, setelah mendirikan Sekolah Menengah Pertama seperti Mulo pada tahun 1914, gymnasium villen 3 tahun (1897), HBS (1875) dengan lama pendidikan 3 tahun mata pelajaran pokok AMS II Kesusastraan klasik barat adalah bahasa latih.

C. KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Page 17: Pengembangan multikultural

2. Kurikulum SMA pada masa JepangPada tahun 1942 AMS diganti oleh Jepang menjadi Sekolah Tinggi dengan lama pendidikan 3 tahun, isi didalam rencana pelajaran Sekolah Tinggi adalah :- Pemakaian Bahasa Belanda dilarang.- Bahasa resmi dan pengantar Bahasa Indonesia.- Bahasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib.- Pengajaran adat istiadat Jepang.- Sejarah Jepang sangat penting.

Page 18: Pengembangan multikultural

3. Kurikulum SMA pada masa Republik Indonesiaa. Masa 1950-1965Sekolah Menengah Atas ( SMA ) dibagi menjadi 3 bagian yaitu :Bagian A : Jurusan KesusatraanBagian B : Jurusan Ilmu Pasti dan Ilmu AlamBagian C : Jurusan Sosial EkonomiTujuannya menyiapkan calon anggota masarakat yang berguna dan mendidik anak didik agar dapat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi.

Page 19: Pengembangan multikultural

b. Masa 1965-1985Perkembangan kurikulum sekolah meliputi beberapa dimensi dasar (landasan, falsafah), tujuan pendidikan nasional, orientasi pelajaran, kualifikasi lulusan yang dikehendaki, orientasi dan isi kurikulum, desain kurikulum, pendekatan metodologis, pembimbing, dan fasilitas.

Page 20: Pengembangan multikultural

D. Kurikulum Berorientasi PencapaianKurikulum ini mulai dikembangkan sejak tahun 1975 hingga 1984.1. Kurikulum 1975Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan prinsip-prinsip di antaranya sebagai berikut:a. Berorientasi pada tujuan.b. Menganut pendekatan integratif c. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas

dalam hal daya dan waktu. d. Menganut pendekatan sistem instruksional

yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)

Page 21: Pengembangan multikultural

2. Kurikulum 1984Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:a. Berorientasi kepada tujuan instruksional. b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada

anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).

c. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.

d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.

e. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.

f. Menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Page 22: Pengembangan multikultural

3. Kurikulum 1994Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:a. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah

dengan sistem caturwulan. b. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan

materi pelajaran yang cukup padat.c. Kurikulum 1994 bersifat populis.

Page 23: Pengembangan multikultural

LANJUTAN

d. Dalam pelaksanaan kegiatan.e. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran

disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa.

f. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak.

g. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.

Page 24: Pengembangan multikultural

E. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan KTSP1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran dipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting pada tingkatan tertentu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi dimaknai sebagai perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, dan bertindak.

Page 25: Pengembangan multikultural

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Page 26: Pengembangan multikultural

F. Kurikulum 2013Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.

Page 27: Pengembangan multikultural

TERIMA KASIHSEMOGA BERMANFAAT


Recommended