PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM IPA SMP BERBASISMODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING
(Skripsi)
Oleh
SUNDARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM IPA SMP BERBASISMODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING
Oleh
Sundari
Pembelajaran IPA di sekolah tidak dapat terlepas dari kegiatan praktikum.
Pelaksanaan kegiatan praktikum membutuhkan panduan yang dapat menuntun
siswa, namun disekolah belum tersedia panduan praktikum khusus sehingga guru
harus membuat petunjuk dalam bentuk lembaran sebagai panduan siswa.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian pengembangan
untuk menghasilkan panduan praktikum IPA SMP berbasis model collaborative
teamwork learning untuk siswa kelas VIII di SMP Negeri 22 Bandarlampung
pada materi getaran dan gelombang yang tervalidasi, menarik, memudahkan,
bermanfaat, dan efektif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian research
and development atau penelitian pengembangan. Telah dilakukan uji ahli produk
yang terdiri dari uji ahli desain dengan diperoleh skor 3,50 (sangat layak), uji ahli
materi dengan hasil materi sudah baik. Uji kemenarikan, kemudahan, dan
kebermanfaatan yang telah dilakukan oleh siswa diperoleh kemenarikan dengan
skor 3,14 (menarik), kemudahan dengan skor 3,09 (mudah), dan kebermanfaatan
dengan skor 3,17 (bermanfaat).
Kata kunci: collaborative teamwork learning, getaran dan gelombang, panduan
praktikum
PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM IPA SMP BERBASISMODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING
OlehSUNDARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan FisikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tulang Bawang pada tanggal 04 Oktober 1994 sebagai anak
ketiga dari enam bersaudara pasangan Bapak Suparmo dan Ibu Suprihatin. Penulis
mengawali pendidikan formal di SD Negeri 2 Indraloka 2 pada tahun 2001 dan
diselesaikan pada tahun 2007, melanjutkan di SMP Negeri 1 Way Kenanga pada
tahun 2007 yang diselesaikan pada tahun 2010, lalu melanjutkan studi pada tahun
2010 di SMA Negeri 1 Way Serdang yang diselesaikan pada tahun 2013. Pada
Juli 2013 penulis dinyatakan diterima untuk melanjutkan studi di Program Studi
Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN).
.
MOTTO
“pikirkan yang dikerjakan, kerjakan yang dipikirkan ”
(Sundari)
“Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiriyang menangis; dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang
tersenyum”
(Mahatma Gandhi)
“Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan saya percaya pada dirisaya sendiri”
(Muhammad Ali)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat-Nya
dan semoga shalawat selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu
‘alaihi wasallam. Dengan kerendahan hati, penulis mempersembahkan karya
sederhana ini sebagai tanda bakti kasih tulus dan mendalam kepada:
1. Orang tuaku tercinta, Bapak Suparmo dan Ibu Suprihatin yang telah sepenuh
hati membesarkan, mendidik, mendo’akan, serta mendukukung segala bentuk
perjuangan anaknya. Semoga Allah senantiasa menguatkan langkahku untuk
selalu membahagiakan dan membanggakan kalian.
2. Kakak-kakak dan adik-adikku tersayang, yang telah memberikan doa dan
semangatnya untuk segala perjuanganku.
3. Keponakan tercinta, Dhani Azzmi Novriyan beserta seluruh keluarga besarku
tersayang yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan motivasi
terbaiknya.
4. Para pendidik yang senantiasa memberikan didikan dan bimbingan terbaik
kepadaku dengan tulus dan ikhlas.
5. Semua sahabat-sahabatku yang begitu sabar menemani langkah juangku dan
senantiasa saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.
6. Almamater tercinta Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, karena atas nikmat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di FKIP Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus
Pembimbing I, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan
motivasi kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi.
5. Bapak Ismu Wahyudi, S.Pd., M.Pfis., selaku Pembimbing II yang telah
banyak memberikan saran dan kritik yang bersifat positif, motivasi dan
bimbingan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
6. Bapak Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd., selaku Pembahas yang banyak
memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.
7. Ibu Hj. Rinawati, S.Pd., M.Pd. selaku guru mata pelajaran IPA di SMP
Negeri 22 Bandarlampung sekaligus evaluator uji ahli materi panduan
praktikum, terima kasih atas waktu dan masukannya.
8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah
membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.
9. Ibu Setiyani, S.Pd. selaku guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 22
Bandarlampung, yang telah membimbing dan mengarahkan selama kegiatan
penelitian.
10. Seluruh Bapak dan Ibu dewan guru SMPN 22 Bandarlampung, beserta staf
tata usaha yang membantu penulis dalam melakukan penelitian.
11. Almamater tercinta Universitas Lampung.
12. Sahabat terbaik yang ku sayangi Riky Ardiyansyah, Dede Indra Komara,
Yeni Apriyanti, Siti Ningrum, dan Nova Hartika Sari terima kasih karena
selalu sabar dalam menemani dan membantu dalam menyelesaikan masa
studi.
13. Sahabat seperjuanganku selama di kampus Akhwat Soleha, Safura Rizki
Azizah, Nurul Rachma O, Dian Anggraini, dan Winda Wijayanti. Terima
kasih atas kesabaran bersamaku selama perjalanan kuliah ini.
14. Sahabat seperjuangan kelompok microteaching, Anita Damayanti, Arwi
Rinaldo, Dede Indra, Deni Mulyanto, Maghfira Alimatussaumi, Lulu
Lasmita Dewi, Siti Ningrum, dan Tiara Melati. Terima kasih untuk suka
duka dan cerita bersama yang luar biasa.
15. Sahabat Setia Menunggu, terima kasih atas bantuan dan segala waktu yang
kita lalui bersama.
16. Sahabat PEPADUN, Tiara Melati, Tiara Novi A, Susi Gustina, Suhaesti Julia
Ningsih, Oki Sukmawa, dan Nopian Nawawi. Terima kasih telah menjadi tim
seperjuangan yang baik.
17. Seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2013 kelas A dan B
yang aku sayangi dan tidak bisa ku sebutkan satu per satu, terima kasih telah
menjadi bagian dari potongan puzzle dalam rangkaian kehidupanku.
18. Adik-adikku di Almafika terimakasih keceriannya selama ini.
19. Sahabat terbaikku alumni XII IPA SMA Negeri 1 Way Serdang angkatan
2010, terima kasih senantiasa menyemangati, menguatkan dan
mengingatkanku dalam kebaikan dan kesabaran.
20. Teman KKN sekaligus PPL ku di SMP Negeri 3 Gunung Sugih, Rere, Leni,
Uun, Irene, Indah, Monice, Wahyu, Eka, dan Ferdi. Terima kasih untuk
segenap cerita bersama.
21. Adik-adikku di SMP N 3 Gunung Sugih, terima kasih telah menorehkan
warna lain dalam hidupku.
22. Kepada semua pihak yang telah membantu perjuang terselesaikannya skripsi
ini.
Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan yang telah diberikan mendapat
pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amiin.
Bandar Lampung, Mei 2017Penulis,
Sundari
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................ iDAFTAR TABEL ................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR .............................................................................. ivDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... v
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang................................................................................. 1B. Rumusan Masalah............................................................................ 5C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5E. Ruang Lingkup ................................................................................ 6
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Kerangka Teori.............................................................................. 7
1. Media Pembelajaran ................................................................. 72. Panduan Praktikum................................................................... 103. Model Collaborative Teamwork Learning ............................... 114. Getaran dan Gelombang ........................................................... 16
B. Kerangka Pikir............................................................................... 22C. Desain Hipotetik............................................................................ 23
III. METODE PENELITIANA. Desain Pengembangan .................................................................. 29B. Subjek Evaluasi Pengembangan Produk ....................................... 30C. Prosedur Pengembangan ............................................................... 30
1. Potensi dan masalah .................................................................. 302. Pengumpulan data ..................................................................... 313. Desain Produk ........................................................................... 314. Validasi desain .......................................................................... 325. Revisi desain ............................................................................. 326. Ujicoba produk .......................................................................... 327. Revisi produk ............................................................................ 32
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 33E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 34
ii
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian Pengembangan .................................................... 37
1. Potensi dan Masalah.................................................................. 372. Informasi Pendukung ................................................................ 383. Desain Produk ........................................................................... 394. Validasi Produk ......................................................................... 415. Revisi Produk ............................................................................ 446. Uji Coba Pemakaian Produk ..................................................... 44
B. Pembahasan ................................................................................... 451. Validasi Panduan Praktikum Berbasis Model collaborative
teamwork learning .................................................................... 462. Kemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaatan Panduan
Praktikum Berbasis Model collaborative teamwork learning.. 47
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Simpulan........................................................................................ 52B. Saran.............................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Desain Awal Pengembangan Panduan Praktikum............................... 262. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban ............................................ 353. Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai
Kualitas ................................................................................................ 364. Hasil Uji Ahli Desain Panduan Praktikum Berbasis Model
Collaborative Teamwork Learning ...................................................... 425. Respon dan Penilaian Siswa dalam Uji Satu Lawan Satu terhadap
Panduan Praktikum ........................................................................... 436. Hasil Uji Kemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaatan ................... 45
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Getaran pada Bandul.......................................................................... 162. Arah Rambat dan Arah Getar Gelombang Tali ................................. 203. Panjang Gelombang Transversal ....................................................... 204. Arah Rambat dan Arah Getar Gelombang Longituinal ..................... 205. Panjang Gelombang Longitudinal pada Slinki .................................. 216. Skema Kerangka Berpikir.................................................................. 237. Model Pengembangan dalam Penelitian Menurut Sugiyono ............. 308. Diagram Hasil Uji Kemenarikan, Kemudahan, dan Kebermanfaatan
Panduan Praktikum ............................................................................ 48
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Siswa ..................................................... 582. Angket Kebutuhan Siswa..................................................................... 593. Analisis Angket Kebutuhan Siswa....................................................... 614. Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Guru ...................................................... 645. Angket Kebutuhan Guru ..................................................................... 656. Analisis Angket Kebutuhan Guru ........................................................ 677. Lembar Observasi Sarana dan Prasarana ............................................. 698. Storyboard Panduan Praktikum ........................................................... 709. Kisi-Kisi Instrumen Uji Ahli Desain ................................................... 7410. Instrumen Uji Ahli Desain ................................................................... 7511. Hasil Uji Ahli Desain .......................................................................... 7712. Kisi-Kisi Instrumen Uji Ahli Materi .................................................... 8013. Instrumen Uji Ahli Materi ................................................................... 8214. Hasil Uji Ahli Materi .......................................................................... 8715. Kisi-Kisi Instrumen Uji Kemenarikan, Kemudahan, dan
Kebermanfaatan ................................................................................... 9216. Instrumen Uji Kemenarikan, Kemudahan, dan Kebermanfaatan ........ 9417. Hasil Uji Satu Lawan Satu ................................................................... 9818. Hasil Uji Kemenarikan, Kemudahan, dan Kebermanfaatan ................ 9919. Produk Panduan Praktikum.................................................................. 102
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu penemuan. Kurikulum 2013 lebih
menekankan pendekatan ilmiah atau scientific approach pada proses
pembelajaran. Pendekatan ilmiah atau scientific approach meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta. Kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa
kegiatan pembelajaran IPA merupakan pembelajaran penemuan sebuah
konsep. Oleh karena itu, pembelajaran IPA lebih menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pegembangan proses. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa standar kompetensi
lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Keterampilan proses merupakan salah satu aspek terpenting dalam
pembelajaran siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat
menunjang peningkatan keterampilan proses siswa adalah model
2
pembelajaran collaborative teamwork learning. Model collaborative
teamwork learning merupakan model pembelajaran yang menekankan
kinerja dan kekompakan tim yang dibentuk siswa dalam memecahkan
permasalahan yang diberikan guru sehingga diharapkan praktikum yang
dilaksanakan peserta didik dapat menunjang kerja sama siswa dalam
kelompok serta seluruh siswa dapat berperan aktif pada saat pelaksanaan
kegiatan praktikum.
Pembelajaran dengan menggunakan model collaborative teamwork
learning menuntut setiap siswa menyumbangkan ide atau pendapatnya
tentang penyelesaian permasalahan yang disajikan untuk kemudian
dikolaborasikan dan didiskusikan dalam kelompok. Model pembelajaran
kolaboratif menurut Pannen dkk (2005: 63), dapat melatih siswa untuk
memiliki rasa saling ketergantungan yang positif dalam proses belajar dan
dalam penyelesaian tugas kelompok mengharuskan semua anggota
kelompok bekerja sama. Model pembelajaran collaborative teamwork
learning mengharuskan seluruh anggota kelompok bertanggung jawab
terhadap tugas masing-masing. Selain itu, siswa harus belajar dan
memiliki keterampilan komunikasi interpersonal.
Keterampilan proses akan berkembang apabila dilakukan kegiatan
praktikum. Bentuk pelaksanaan keterampilan proses dalam kegiatan
praktikum menurut Kamal dalam Patmasari (2013: 2), meliputi beberapa
tahap yaitu berawal dari masalah, merusmuskan masalah, mengajukan
hipotesis, mendesain strategi penelitian, menyusun instrumen penelitian,
3
mengumpulkan data dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan.
Fadlillah (2014: 38) mengemukakan bahwa standar kompetensi lulusan
untuk tingkat SMP yang menyangkut kemampuan keterampilan proses
ialah memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai yang dipelajari di sekolah.
Pembelajaran IPA di sekolah tidak dapat terlepas dari kegiatan praktikum.
Basri (2012: 45) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
praktikum dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada menerima kata
guru atau membaca dari buku. Kegiatan praktikum juga dapat
mengembangkan sikap siswa untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu teknologi. Melalui kegiatan praktikum akan
terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan
penemuan sebagai hasil percobaan yang bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia.
Melalui kegiatan praktikum siswa dituntut untuk berpartisipasi secara aktif
serta bekerja secara berkelompok, sehingga kegiatan praktikum dapat
meningkatkan peran aktif dan kemampuan kerja sama siswa dalam proses
pembelajaran. Praktikum akan terlaksana dengan efesien dan efektif
apabila tersedia sarana dan prasarana yang menunjang seperti
laboratorium, panduan praktikum siswa, alat, bahan, dan waktu yang
dibutuhkan harus tersedia dengan baik dan memadai. Siswa dalam
4
kegiatan praktikum perlu diberi petunjuk yang jelas untuk mempermudah
siswa dalam melakukan percobaan.
Pembelajaran IPA di SMP Negeri 22 Bandar Lampung telah menerapkan
kegiatan praktikum untuk memberikan pembelajaran yang lebih inovatif
dan tidak monoton, namun disekolah tersebut belum tersedia panduan
praktikum berbasis model collaborative teamwork learning yang
menekankan peran aktif dan kerja sama siswa dalam kelompok. Biasanya
guru menggunakan petunjuk praktikum yang terdapat dalam buku paket
atau jika dalam buku paket tidak tersedia petunjuk tentang praktikum yang
akan dilaksanakan, guru harus membuat petunjuk praktikum sendiri.
Panduan praktikum yang terdapat dalam buku-buku paket bercampur
dengan banyak materi pelajaran sehingga kurang efektif untuk digunakan
dalam kegiatan praktikum. Panduan praktikum yang tersedia buku paket
atau panduan yang dibuat oleh guru mata pelajaran belum mampu
menunjang peran aktif siswa serta kurang menekankan kerja sama siswa
dalam kelompok, sehingga menyebabkan beberapa siswa menjadi pasif
saat melakukan praktikum. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan diperoleh
bahwa 100% guru dan 98% siswa di SMP Negeri 22 menyatakan perlu
dilakukan pengembangan panduan panduan praktikum yang mampu
meningkatkan peran aktif dan kemampuan kerja sama siswa.
Sebagai langkah untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif dan
efektif melalui kegiatan praktikum dengan menekankan peran aktif dan
kemampuan kerja sama siswa dalam kelompok, maka perlu dilakukan
5
pengembangan media pembelajaran berupa panduan praktikum berbasis
model collaborative teamwork learning.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah perlu
dikembangkan panduan praktikum IPA SMP berbasis model collaborative
teamwork learning. Pertanyaan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana validasi panduan praktikum IPA Fisika SMP berbasis
model collaborative teamwork learning.
2. Bagaimana kemenarikan, kebermanfaatan, dan kemudahan panduan
praktikum IPA Fisika SMP berbasis model collaborative teamwork
learning?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah:
1. Mengembangkan panduan praktikum IPA Fisika SMP yang berbasis
model collaborative teamwork learning yang tervalidasi.
2. Mendeskripsikan kemenarikan, kebermanfaatan, dan kemudahan
panduan praktikum IPA Fisika SMP berbasis model collaborative
teamwork learning.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah menghasilkan media pembelajaran alternatif
berupa panduan praktikum IPA SMP berbasis model collaborative
6
teamwork learning yang mampu menunjang peran aktif dan meningkatkan
kemampuan kerja sama siswa dalam kelompok.
E. Ruang Lingkup
Untuk menghindari berbagai macam perbedaan penafsiran tentang
penelitian ini maka diberikan batasan sebagai berikut:
1. Pengembangan yang dilakukan adalah membuat panduan yang
digunakan dalam pelaksanaan praktikum IPA bidang Fisika dengan
aktivitas-aktivitas praktikum berbasis sintak dalam model
collaborative teamwork learning.
2. Collaborative teamwork learning merupakan pembelajaran kolaboratif
yang berbasis kelompok dengan menekankan kerja sama dan
kekompakan anggota-anggota kelompok.
3. Panduan praktikum yang dikembangkan memuat materi kelas VIII KD
3.10 dan 4.10 tentang getaran dan gelombang sesuai yang tercantum
dalam silabus kurikulum 2013.
4. Uji validasi ahli terhadap produk dilakukan oleh ahli desain media
pembelajaran dan ahli isi atau materi pembelajaran.
5. Uji kemenarikan, kemanfaatan, dan kemudahan dilakukan oleh guru
dan peserta didik.
6. Subjek penelitian pengembangan adalah siswa kelas VIII E SMP
Negeri 22 Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar
sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar
(Arsyad, 2013: 10). Media pembelajaran menurut Musfiqon (2012: 28)
dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang
sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam
memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
Media pembelajaran merupakan sarana untuk menyampaikan pesan atau
informasi dari guru kepada siswa yang dapat memudahkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran secara efektif dan efesien.
Media pembelajaran berfungsi untuk membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
8
Kegunaan media pembelajaran menurut Daryanto (2013: 5-6) antara lain:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa
dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, audiotori dan kinetestiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
f. Merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Fungsi media pembelajaran menurut Mufsiqon (2012: 35) adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan efektivitas dan efesiensi pembelajaran.
b. Meningkatkan gairah belajar siswa.
c. Meningkatkan minat dan motivasi belajar.
d. Menjadikan siswa berinteraksi secara langsung dengan kenyataan.
e. Mengatasi modalitas belajar siswa yang beragam.
f. Mengefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran.
g. Meningkatkan kualitas pembelajaran.
Secara garis besar, fungsi media dalam pembelajaran dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu: a) sebagai alat bantu pembelajar (teaching aids) seperti
papan tulis, board marker, peta, bola dunia, bagan, grafik, proyektor, dan
lain sebagainya. b) sebagai media yang dapat digunakan untuk belajar
sendiri tanpa bantuan guru (self instructional media) seperti modul,
komputer multimedia, paket pengajaran berprogram, buku resep, dan buku
petunjuk pengoperasian suatu peralatan (Gafur, 2012: 109-110).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah sarana yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran melalui komunikasi yang efektif karena peran media
pembelajaran adalah perantara interaksi antara guru dengan siswa. Media
9
pembelajaran juga berguna untuk memudahkan peserta didik dalam
memahami materi pembelajaran.
Media pembelajaran ditinjau dari perkembangan teknologi dapat
dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: (1) media hasil
teknologi cetak seperti buku dan materi visual statis terutama melalui
proses percetakan mekanis dan fotografis, (2) media hasil teknologi audio-
visual seperti mesin proyektor film dan tape recorder, (3) media hasil
teknologi yang berdasarkan komputer, (4) media hasil gabungan teknologi
cetak dan komputer (Arsyad, 2013: 31-34).
Media dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan penggunaannya, yaitu
media proyeksi dan media nonproyeksi. Media proyeksi adalah media
yang penggunaannya membutuhkan bantuan proyektor, seperti proyektor
transparansi, film, film bingkai (slide), film rangkai (film strip), dan
proyektor tidak tembus pandang. Media nonproyeksi adalah media yang
sudah dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan bantuan alat atau
sarana lain. Media pembelajaran jenis nonproyeksi ini antara lain:
whallsheets, buku cetak, dan papan tulis (Musfiqon, 2012: 102-112).
Buku adalah bahan tertulis berupa lembaran dan dijilid yang berisi ilmu
pengetahuan yang diturunkan dari kompetensi dasar yang ada dalam
kurikulum yang berlaku untuk kemudian digunakan oleh siswa. Media
pembelajaran yang termasuk dalam buku antara lain modul, buku
pegangan guru, lembar kerja siswa (LKS), dan panduan praktikum.
(Lestari, 2013: 6).
10
Media pembelajaran dapat dibedakan menjadi media pembelajaran cetak
dan noncetak. Media pembelajaran noncetak meliputi power point, film,
dan video. Media pembelajaran cetak meliputi buku pelajaran, lembar
kerja siswa, dan panduan praktikum.
Panduan praktikum merupakan salah satu contoh dari media pembelajaran
berbentuk cetakan yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar
untuk memudahkan siswa dalam memahami prosedur kegiatan praktikum
yang akan dilaksanakan.
2. Panduan Praktikum
Petunjuk praktikum menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 36/D/O/2001 adalah pedoman pelaksanaan praktikum
yang berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan.
Pedoman tersebut disusun dan ditulis oleh kelompok staf pengajar yang
menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah. Arifah
dkk (2014: 25) menyatakan bahwa buku petunjuk praktikum adalah
sebuah buku yang disusun untuk membantu pelaksanaan praktikum yang
memuat judul percobaan, tujuan, dasar teori, alat dan bahan, dan
pertanyaan yang mengarah ke tujuan dengan mengikuti kaidah penulisan
ilmiah. Buku petunjuk praktikum dimaksudkan untuk memperlancar dan
memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai
pegangan bagi mahasiswa dalam melakukan kegiatan praktikum.
11
Buku petunjuk praktikum menurut hasil penelitian yang dilakukan Arsika
dan Ramadhan (2015: 10), dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
berupa perhatian, relevansi, percaya diri, dan kepuasan. Panduan
Praktikum menurut hasil penelitian Hartono dan Ibrahim (2014: 92)
memiliki efek potensial terhadap keterampilan proses sains siswa sehingga
berpengaruh terhadap nilai kognitif siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa panduan
praktikum adalah sebuah pedoman praktikum yang berisi tata cara melakukan
aktivitas-aktivitas dalam kegiatan praktikum yang bertujuan untuk
memudahkan siswa dalam melaksanakan praktikum sehingga tujuan praktikum
dapat dicapai secara optimal.
Cara menyusun panduan praktikum menurut Prastowo (2013: 74) harus
memperhatikan aspek-aspek (a) judul; (b) tujuan; (c) dasar teori; (d) alat
dan bahan; (e) cara kerja; (f) hasil pengamatan; (g) pembahasan atau
analisis data; (h) kesimpulan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, panduan praktikum tersusun atas
komponen-komponen sebagai berikut: a) judul percobaan, b) tujuan
percobaan, c) dasar teori, d) alat dan bahan, e) langkah kerja, f) hasil
pengamatan, g) pembahasan, dan h) kesimpulan.
3. Model Collaborative Teamwork Learning
Kolaborasi diartikan sebagai “bekerja bersama dengan orang lain dalam
proyek bersama (to work with another or others on a joint project)”.
12
Belajar kolaboratif berfokus pada berbagai kelebihan yang bersifat kognitif
yang muncul karena adanya interaksi yang akrab pada saat bekerja sama
(Pannen dkk, 2005: 63). Peserta didik dapat dikatakan belajar kolaboratif
apabila mereka mempelajari kasus atau permasalahan secara bersama-
sama melalui serangkaian diskusi tentang pemecahan masalah. Mereka
bekerja sama untuk menentukan cara dan strategi untuk memecahkan
permasalahan yang disajikan.
Kolaborasi menurut Dimitriadou et al (2008: 141) adalah,
“Collaboration is a process of common work with acceptable goals
and philosophy, while the comprehension of particular
characteristics of the individuals (such as competencies, knowledge,
personality, and behavior) is essential.”
Pembelajaran kolaboratif menurut Smith dan MacGregor (1992) yaitu,
“Collaborative learning is an umbrella term for a variety of
educational approaches involving joint intellectual effort by students,
or students and teachers together. Usually, students are working in
groups of two or more, mutually searching for understanding,
solutions, or meanings, or creating a product. Collaborative learning
activities vary widely, but most center on student’s exploration or
application of the course material, not simply the teacher’s
presentation or explication of it.”
Pembelajaran kolaboratif menurut Thobroni (2015: 252) dapat
menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktik-praktik
pembelajaran. Pembelajaran kolaboratif melibatkan partisipasi aktif para
siswa dan meminimalisasi perbedaan-perbedaan antarindividu.
Belajar kolaborasi merupakan proses dua atau lebih peserta didik
mempelajari suatu permasalahan secara bersama-sama melalui serangkaian
diskusi dengan menerima tujuan dan karakteristik pemahaman dari
13
individu (seperti kompetensi, pengetahuan, kepribadian, dan perilaku)
untuk menentukan pemecahan masalah yang disajikan, sehingga seluruh
siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Karakteristik utama belajar kolaboratif menurut Pannen dkk (2005: 63)
adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik belajar dalam satu kelompok dan memiliki rasa saling
ketergantungan dalam proses belajar; penyelesaian tugas kelompok
mengharuskan semua anggota kelompok bekerja sama;
b. Interaksi intensif secara tatap muka atau dimediasikan antaranggota
kelompok;
c. Masing-masing peserta didik bertanggung jawab terhadap tugas yang
telah disepakati;
d. Peserta didik harus belajar dan memiliki keterampilan komunikasi
interpersonal.
Model Collaborative Teamwork Learning merupakan model pembelajaran
kolaboratif yang berbasis model team dalam pembelajarannya.
Collaborative Teamwork Learning pada hakekatnya adalah model
pembelajaran yang menonjolkan kinerja dan kekompakan tim yang
dibentuk siswa dalam memecahkan permasalahan yang diberikan guru.
(Jiwa, 2013: 2).
Model collaborative teamwork learning merupakan model pembelajaran
yang berbasis kolaboratif dalam tim atau kelompok. Model collaborative
teamwork learning mengacu pada model pembelajaran di mana siswa
bekerja bersama dalam satu tim yang saling membantu dalam belajar.
Model pembelajaran ini menekankan kerja sama siswa dalam kelompok
untuk memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru secara
bersama-sama. Model pembelajaran collaborative teamwork learning
14
bertujuan untuk meningkatkan respon dan peran aktif siswa serta
mengembangkan kemampuan bekerja sama siswa dalam kelompok. Siswa
yang bekerja dalam satu tim bersama-sama belajar dan memecahkan suatu
permasalahan dimana semua siswa saling menyumbangkan pemikiran dan
bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara tim maupun
individu serta memberi suatu ikatan kekompakan.
Pembelajaran kolaboratif menurut Thobroni (2015: 256) dapat
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi
tugas sendiri-sendiri.
b. Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis.
c. Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi,
mendemonstrasikan, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan
jawaban-jawaban tugas serta masalah dalam LKS atau masalah yang
ditemukan sendiri.
d. Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah,
masing-masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap.
e. Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya
diupayakan agar semua kelompok mendapat kesempatan) untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, siswa
pada kelompok lain mengamati, mencermati, membandingkan, dan
menanggapi hasil presentasi.
f. Masing-masing siswa dalam kelompok melakukan elaborasi, inferensi,
dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulkan.
g. Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah
dikumpulkan dan disusun per kelompok.
h. Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dan dikembalikan pada
pertemuan berikutnya serta didiskusikan.
Model Collaborative Teamwork Learning memiliki beberapa tahapan
menurut Frances (2008: 11-17), yaitu:
a. Forming, kegiatan pembentukan team serta mendiskusikan
permasalahan yang diberikan guru.
b. Stroming, mencakup kegiatan pengungkapan hipotesis dari siswa
terkait dengan permasalahan yang diberikan. Siswa dalam hal ini
mengajukan suatu hipotesis terkait permasalahan yang diberikan.
15
c. Norming, menentukan sumber-sumber yang berkaitan untuk
memecahkan permasalahan yang dibahas dalam LKS. Selain sumber
dari buku-buku yang terkait, siswa juga dapat melakukan suatu
penyelidikan sebagai sumber lain dalam pemecahan masalah.
d. Perfoming, mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah melalui
kegiatan presentasi tim.
e. Adjourning, mencakup kegiatan pengkolaborasian pemahaman
berdasarkan persentasi yang telah dilakukan.
Model pembelajaran collaborative teamwork learning yang digunakan
dalam mengembangkan produk ini dapat dilaksanakan melalui beberapa
tahap yaitu:
a. Tahap pembentukaan tim atau kelompok serta penyajian permasalahan
yang disebut dengan tahap forming.
b. Tahap perencanaan penyelesaian masalah atau merumuskan hipotesis
dari permasalahan yang disajikan yang disebut dengan tahap storming.
Kegiatan pada tahap ini memberikan kesempatan pada setiap anggota
kelompok untuk menyumbangkan ide atau pendapatnya tentang
penyelesaian permasalahan yang disajikan sehingga tahap ini mampu
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
c. Tahap pengumpulan informasi dari berbagai sumber terkait dengan
permasalahan dan melakukan suatu penyelidikan atau percobaan
sebagai sumber lain dalam pemecahan masalah yang disebut tahap
norming.
d. Tahap mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah yang diperoleh
kelompok setelah melakukan penyelidikan dan diskusi yang disebut
tahap perfoming. setiap kelompok mendapat kesempatan untuk
menyampaikan argumentasi terkait dengan permasalahan yang
disajikan.
16
e. Tahap pengkolaborasian pemahaman berdasarkan presentasi yang telah
dilakukan setiap kelompok yang disebut tahap adjourning. Tahap ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan
pemahaman dengan memeriksa kembali hasil pemecahan masalah dan
merangkum dari setiap presentasi kelompok.
4. Getaran dan Gelombang
a. Getaran
Getaran didefinisikan sebagai gerak bolak-balik disekitar
kesetimbangan. Getaran dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari
seperti getaran yang terjadi pada kaca-kaca jendela rumah ketika
terjadi guntur yang kuat. Contoh lain peristiwa getaran yang sering
kita lihat adalah getaran pada bandul jam dinding. Getaran pada
bandul dapat dilihat seperti Gambar 1.
Gambar 1. Getaran pada bandul
Bandul pada awalnya diam di titik B, ketika bandul ditarik ke titik A
dan kemudian dilepaskan maka bandul akan berayun ke titik C
melewati lintasan B-C, kemudian bandul berayun kembali ke titik A
A B
C
17
melewati lintasan C-B, begitu seterusnya. Semakin lama simpangan
AB atau BC akan semakin kecil sehingga akhirnya bandul berhenti.
1) Amplitudo
Gerakan bandul pada gambar 1 ketika diberi simpangan sejauh
titik A kemudian dilepaskan bandul akan bergerak ke titik B, C, B,
dan kembali ketitik A yang disebut satu getaran. Simpangan
bandul tidak pernah melebihi titik A dan titik C. Simpangan
bandul selalu berbah-ubah sesuai dengan kedudukannya, ketika
bandul berada di titik A atau titik C maka simpangan bandul
adalah maksimum. Saat bandul berada di titik B artinya bandul
berada di titik kesetimbangan sehingga simpangannya minimum
atau sama dengan nol. Simpangan bandul dari titik B ke titik A
atau dari titik B ke titik C disebut dengan amplitudo. Amplitudo
didefinisikan sebagai simpangan getaran paling besar.
2) Periode dan Frekuensi
Waktu yang dibutuhkan bandul untuk melakukan satu getaran
yaitu dari titik A-B-C-B-A disebut dengan periode getaran.
Periode getaran dilambangkan dengan T. Periode getaran dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut:
keterangan:
T = periode getaran (sekon)
t = waktu yang diperlukan selama getaran (sekon)
n = jumlah getaran
18
Jumlah getaran setiap satu detik disebut dengan frekuensi.
Frekuensi dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan
berikut:
keterangan:
f = frekuensi getaran (Hertz)
t = waktu yang diperlukan selama getaran (sekon)
n = jumlah getaran
Hubungan periode getaran dengan frekuensi getaran dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut:
b. Gelombang
Batu yang dijatuhkan ke dalam kolam akan menimbulkan sebuah
gelombang kecil tepat di tempat jatuhnya batu dalam air. Gelombang
yang terbentuk akibat batu tersebut akan menjauhi titik tempat jatuh
batu dan membentuk seperti sebuah lingkaran. Selain itu, senar gitar
yang dipetik dapat menimbulkan getaran yang dapat menghasilkan
bunyi. Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang merambat.
Gelombang dapat dibedakan berdasarkan medium perambatannya,
yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
1) Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam
perambatannya membutuhkan medium. Gelombang mekanik
19
dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti
gelombang pada permukaan air, gelombang bunyi, gelombang tali,
dan gelombang pada slinki. Gelombang-gelombang ini
memerlukan medium untuk dapat merambat yaitu medium air,
udara, tali, dan slinki.
2) Gelombang Elektromagnetik
Gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat
disebut dengan gelombang elektromagnetik. Contoh gelombang
elektromagnetik adalah gelombang TV, gelombang radio, dan
gelombang sinar matahari (cahaya). Televisi dapat menagkap
gelombang yang dipancarkan oleh satelit yang berada di luar
angkasa. Gelombang yang ditangkap televisi dapat merambat dari
luar angkasa ke bumi, padahal di luar angkasa merupakan ruang
hampa yang tidak terdapat medium untuk merambatkan
gelombang.
Gelombang ditinjau dari arah rambatan dan arah getarannya dapat
dibedakan menjadi gelombang transversal dan gelombang
longitudinal.
1) Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah
rambatannya tegak lurus terhadap arah getarannya. Gelombang
pada tali yang digerakkan naik turun merupakan salah satu contoh
dari gelombang transversal yang arah getarannya adalah vertikal
sedangkan arah rambatannya horizontal seperti terlihat pada
Gambar 2.
20
Gambar 2. Arah rambat dan arah getar gelombang tali
Gelombang transversal berbentuk bukit gelombang dan lembah
gelombang yang merambat, seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Panjang gelombang transversal
2) Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya
searah dengan arah rambatanya, contohnya gelombang pada slinki
seperti pada Gambar 4.
Gambar 4. Arah rambat dan arah getar gelombang longitudinal
Ketika slinki digerakkan secara horizontal maka akan terbentuk
rapatan dan renggangan seperti Gambar 5.
Arah Rambatan Arah Getaran
Arah Getaran
Arah Rambatan
Puncak Panjang Satu Gelombang
Amplitudo
Lembah
21
Gambar 5. Panjang gelombang longitudinal pada slinki
Panjang gelombang adalah panjang suatu gelombang yang terdiri dari
satu bukit dan satu lembah pada gelombang transversal, sedangkan
pada gelombang longitudnal satu gelombang terdiri dari satu rapatan
dan satu renggangan. Panjang gelombang di lambangkan dengan
lamda (λ) dan satuanya adalah meter (m).
Besaran-besaran dalam gelombang selain panjang gelombang adalah
sebagai berikut:
1) Peride gelombang (T) yaitu waktu yang di prlukan untuk
menempuh satu gelombang,satuanya adalah sekon (s).
2) Frekuensi gelombang((f) yaitu jumlah gelombang yang terbentuk
dalam satu detik,satuanya adalah Hertz (Hz).
3) Cepat rambat gelombang (v) yaitu jarak yang di tempuh
gelombang dalam waktu satu detik dan satuanya adalah
meter/detik (m/s).
4) Rumus dasar gelombang adalah atau
22
Pemanfaatan gelombang dalam kehidupan sehari-hari mudah kita
temui, antara lain satelit buatan, sel surya, eksplorasi minyak dan gas
bumi, serta sonar.
Ketika kita memberi gangguan pada air di dalam baskom, timbul
gelombang yang bergerak menjauhi titik gangguan yang kita berikan.
Saat gelombang tersebut sampai di tepi baskom, gelombang tersebut
dipantulkan oleh dinding baskom. Sebagian energi yang dibawa
gelombang tersebut dipantulkan oleh dinding baskom sehingga kita
dapat melihat gelombang kecil bergerak menjauhi dinding baskom.
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran IPA terutama bidang fisika sering dianggap pelajaran yang sulit
dipahami karena pembelajaran ini biasanya berupa ceramah materi yang
berisi sangat banyak rumus yang sulit dipahami. Pembelajaran IPA haruslah
dibuat lebih menarik sehingga siswa tidak lagi menganggap bahwa IPA itu
menakutkan dan sangat sulit dipelajari. Kreativitas dan kemampuan guru
dalam membelajarkan IPA sangat diperlukan untuk menciptakan
pembelajaran yang menarik dan tidak monoton seperti dengan mengadakan
kegiatan praktikum.
Pelaksanaan kegiatan praktikum sangat membutuhkan media atau perangkat
pembelajaran yang mampu mendukung berlangsungnya kegiatan praktikum
yaitu panduan praktikum. Panduan praktikum yang disediakan disekolah-
sekolah biasanya hanya berbentuk lembaran-lembaran, sehingga petunjuk
23
yang diberikan sangat singkat dan sulit dipahami, selain itu petunjuk
praktikum juga biasanya didapat dari buku paket yang bercampur dengan
materi pelajaran yang sangat banyak sehingga kurang efektif digunakan. Oleh
karena itu perlu dikembangkan panduan praktikum yang mengikuti sintak
model collaborative teamwork learning yang mampu meningkatkan
kemampuan kerja sama dan keaktifan siswa.
C.
D.
Gambar 6. Skema kerangka berpikir
C. Desain Hipotetik
Panduan praktikum yang dikembangkan terdiri dari komponen-komponen
berikut:
1. Judul percobaan, berisi keterangan tema yang akan dipraktikumkan.
2. Tujuan percobaan, mengemukakan hal yang akan dicapai setelah
praktikum dilaksanakan.
Potensi dan masalah di sekolah:
1. Hanya menggunakan buku paket atau lembaran-lembaran dan belum
dibukukan dalam praktikum.
2. Siswa kelas VIII masih memerlukan banyak bimbingan dalam menemukan
jawaban berbagai permasalahan.
3. Peran aktif dan kemampuan kerja sama siswa masih kurang.
Pengembangan buku Panduan praktikum IPA Fisika berbasis model
Collaborative Teamwork Learning
Validasi Ahli
Panduan praktikum berbasis model Collaborative Teamwork
Learning yang tervalidasi, menarik, mudah, dan bermanfaat.
Uji Coba Pemakaian
24
3. Teori Dasar, berisi teori tentang materi yang dipraktikumkan.
4. Forming, merupakan kegiatan pembentukan kelompok dan
mendiskusikan permasalahan yang disajikan. Tahap forming dalam
panduan praktikum di terapkan dalam bagian berikut:
a. “Mari Berkelompok” bagian ini menjelaskan berapa jumlah anggota
kelompok yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum agar semua
anggota kelompok mendapatkan peran dan tugas dalam pelaksanaan
kegiatan praktikum.
b. “Mari Berdiskusi” merupakan penyajian masalah yang harus
dipecahkan oleh kelompok dengan melakukan diskusi dan
mengumpulkan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dari
berbagai sumber. Pada bagian ini semua anggota kelompok
menyumbangkan pendapat tentang permasalahan yang disajikan.
Setiap argumen dari masing-masing anggota kelompok
dikolaborasikan untuk memperoleh penyelesaian masalah yang paling
baik.
5. Stroming, mencakup kegiatan pengungkapan hipotesis dari siswa terkait
dengan permasalahan yang diberikan. Tahap stroming dalam panduan
praktikum di terapkan dalam bagian “Mari Berhipotesis”. Jawaban
sementara yang dibuat siswa adalah jawaban yang merupakan kolaborasi
dan hasil diskusi dari pendapat setiap anggota kelompok.
6. Norming, melakukan suatu penyelidikan untuk membuktikan kebenaran
dari hipotesis yang telah dibuat. Tahap norming dalam panduan
praktikum ini diterapkan pada bagian “Mari Bereksperimen” yang terdiri:
25
a. Alat dan Bahan, merupakan keterangan tentang alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam melakukan percobaan.
b. Langkah percobaan, merupakan petunjuk percobaan berupa langkah-
langkah yang harus dilakukan.
c. Hasil pengamatan, merupakan data hasil percobaan yang diperoleh
setiap kelompok.
d. Diskusi, pada bagian ini siswa diberi kesempatan untuk menganalisis
data hasil pengamatan dengan mendiskusikan secara bersama-sama
dalam kelompok mengenai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
disajikan.
7. Perfoming, mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah melalui
kegiatan presentasi kelompok. Tahap perfoming pada panduan praktikum
berupa bagian “Mari Presentasi”, pada bagian ini siswa merangkum dan
mengkolaborasikan hasil presentasi dari setiap kelompok yang ada.
8. Adjourning, mencakup kegiatan pengkolaborasian pemahaman
berdasarkan persentasi yang telah dilakukan . Tahap adjourning
diterapkan pada bagian “Mari menyimpulkan”, siswa membuat
kesimpulan berdasarkan pengkolaborasian hasil diskusi kelompok yang
telah dipresentasikan.
Desain awal pengembangan panduan praktikum yang mengikuti sintak model
collaborative teamwork learning menurut Frances (2008: 11-17) dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Desain awal pengembangan panduan praktikum
26
Format
Panduan
Praktikum
Keterangan
Sintak
Model
Collaborative
Teamwork
Learning
Judul dan
tujuan
percobaan
Memuat tema yang akan dipraktikumkan dan
mengemukakan mengenai hal-hal yang akan
dicapai setelah praktikum.
Teori Dasar Mengkaji secara mendalam tentang topik
yang akan dibahas.
27
Format
Panduan
Praktikum
Keterangan
Sintak
Model
Collaborative
Teamwork
Learning
Mari
Berkelompok
Petunjuk pembentukan kelompok dengan
jumlah anggota yang sesuai kebutuhan
praktikum.
Forming
Mari
Berdiskusi
Permasalahan yang harus dicari
penyelesaiannya dengan berdiskusi.
Mari
Berhipotesis
Bagian yang harus diisi siswa dengan
hipotesis yang dibuat dalam kelompok.
Stroming
28
Format
Panduan
Praktikum
Keterangan
Sintak
Model
Collaborative
Teamwork
Learning
Mari
Bereksperimen
Memuat keterangan tentang alat dan bahan,
langkah percobaan, tabel hasil pengamatan,
dan diskusi.
Norming
Mari
Presentasi
Bagian yang harus diisi siswa berdasarkan
kolaborasi hasil diskusi setiap kelompok yang
dipresentasikan.
Performing
Mari
menyimpulkan
Berupa bagian yang harus diisi siswa dengan
kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengkolaborasian antarkelompok
Adjouring
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Pengembangan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metoderesearch and development atau penelitian dan pengembangan.
Metode research and development (R&D) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2012: 407). Pengembangan yang dilakukan
adalah pengembangan panduan praktikum siswa bebasis model Colaborative
Teamwork Learning untuk mata pelajaran IPA materi getaran dan
Gelombang di SMP.
Desain penelitian yang digunakan mengadaptasi dari Sugiyono (2012: 408-
426) yang meliputi 10 prosedur yaitu: potensi dan masalah, pengumpulan
data, desain produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba produk,
merevisi produk, uji coba pemakaian, revisi akhir produk, dan pembuatan
produk masal. Model ini dipilih karena, langkah-langkah pengembangannya
lengkap dan sesuai dengan garis besar penelitian pengembangan media
pembelajaran. Peneliti hanya menggunakan tujuh langkah pengembangan
yaitu: Potensi dan Masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi
desain, revisi desain, ujicoba produk, dan revisi produk.
30
B. Subjek Evaluasi Pengembangan Produk
Subjek evaluasi terdiri atas ahli bidang isi atau materi, ahli media/desain
pembelajaran instruksional, dan uji kelompok kecil. Uji ahli materi dilakukan
oleh ahli bidang isi materi untuk mengevaluasi isi materi pembelajaran pada
panduan praktikum IPA materi fisika dan uji ahli desain dilakukan oleh ahli
desain media instruksional untuk mengevaluasi desain pada panduan
praktikum IPA. Uji kelompok kecil pada uji lapangan diambil sampel satu
kelas yaitu kelas VIII E SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
C. Prosedur Pengembangan
Pengembangan buku panduan praktikum IPA Fisika SMP menurut Sugiyono
(2012: 409) melalui tahap-tahap sebagai berikut:
Gambar 7. Model pengembangan dalam penelitian
Pelaksanaan penelitian pada gambar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah
potensi yang dimiliki di sekolah tempat penelitian adalah tersedianya
sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran IPA
seperti tersedianya laboratorium IPA, adanya KIT IPA yang dilengkapi
Potensi danMasalah
PengumpulanData
DesainProduk
ValidasiDesain
RevisiDesain
Uji CobaProduk
RevisiProduk
31
alat praktikum. Kegiatan praktikum telah diterapkan dalam pembelajaran
IPA di sekolah tersebut, namun belum tersedia panduan praktikum khusus,
sehingga guru harus membuat petunjuk dalam bentuk lembaran sebagai
panduan siswa dalam melakukan praktikum.
2. Pengumpulan data
Permasalahan yang ada terutama mengenai praktikum IPA materi fisika
diteliti dengan angket yang diberikan pada siswa dan guru serta metode
wawancara yang dilakukan terhadap guru mata pelajaran IPA dan peserta
didik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Data hasil analisis angket dan
wawancara yang diperoleh dari guru dan siswa digunakan untuk
menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat kebutuhan sebagai dasar
dalam melakukan pengembangan sebuah produk berupa panduan
praktikum IPA.
3. Desain produk
Langkah-langkah dalam mendesain panduan praktikum IPA yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi: (1) analisis kompetensi dasar pada
materi yang akan dipraktikumkan; (2) merumuskan tujuan yang akan
dicapai peserta didik dengan menggunakan panduan praktikum; (3)
pembuatan desain halaman depan (cover); (4) pembuatan halaman kata
pengantar dan daftar isi (content); (5) penulisan bagian penyajian panduan
praktikum; (6) penulisan glosarium dan daftar pustaka; dan (pembuatan
sampul belakang).
32
4. Validasi desain
Produk awal/draft panduan praktikum diserahkan kepada ahli untuk
dievaluasi dan divalidasi. Ahli yang mengevaluasi dan memvalidasi adalah
dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung dan guru IPA SMP Negeri
22 Bandar Lampung.
5. Revisi desain
Setelah produk/draft awal panduan praktikum divalidasi oleh ahli,
kemudian dilakukan revisi untuk memyempurnakan desain produk
sebelum produk diujicobakan.
6. Uji coba produk
Uji coba produk dilakukan di kelas VIII E SMP Negeri 22 Bandar
Lampung. Uji coba ini dilakukan dengan mengambil satu kelas peserta
didik secara acak sebagai subyek uji coba. Peserta didik-peserta didik
tersebut dibagi menjadi 5 kelompok untuk melakukan kegiatan praktikum.
Peserta didik kemudian diberikan draft panduan praktikum IPA berbasis
model collaborative teamwork learning untuk dipelajari, kemudian setiap
kelompok melakukan kegiatan praktikum menggunakan panduan tersebut.
Peserta didik diminta mengisi angket dan memberi pendapat mengenai
kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan panduan praktikum setelah
melaksanakan praktikum dengan menggunakan panduan praktikum IPA
berbasis model collaborative teamwork learning.
7. Revisi produk
Tahap ini dilakukan dengan mengevaluasi hasil uji coba dan mengkaji
setiap kekurangan. Setelah diperoleh hasil evaluasi, kemudian dilakukan
33
penyempurnaan untuk memperbaiki kekurangan yang ada sebelum
dilakukan tahap pembuatan produk.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
teknik wawancara, teknik angket dan teknik tes khusus.
1. Teknik Observasi dan Wawancara
Pengumpulan data dengan teknik observasi dan wawancara digunakan
untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran IPA yang ada di
sekolah dan mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana di SMP
Negeri 22 Bandar Lampung yang menunjang proses pembelajaran
IPA, seperti keberadaan laboratorium IPA, kelengkapan alat
praktikum, dan keberadaan panduan praktikum.
2. Teknik Angket
Instrumen angket diberikan kepada siswa dan guru IPA di SMP Negeri
22 Bandar Lampung untuk mengetahui kebutuhan akan media
pembelajaran berupa panduan praktikum. Instrumen angket uji ahli
desaindigunakan untuk mengumpulkan data tentang kelayakan produk,
berdasarkan kesesuaian desain dan isi materi pada produk yang telah
dikembangkan. Instrumen angket respon pengguna digunakan untuk
mengumpulkan data kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan.
34
E. Teknik Analisis Data
Data hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dengan menggunakan teknik
wawancara dan angket digunakan untuk menyusun latar belakang dan
mengetahui tingkat kebutuhan produk yang akan dikembangkan.
Instrumen uji ahli materi digunakan untuk mengevaluasi kelengkapan
materi, kebenaran materi, sistematika materi dan permasalahan awal yang
berkaitan dengan materi yang dipraktikumkan. Analisis data yang
dilakukan berdasarkan instrumen uji validasi ahli dan uji lapangan,
bertujuan untuk menilai sesuai atau tidak produk yang dihasilkan sebagai
salah satu media pembelajaran. Instrumen angket penilaian uji validasi ahli
memiliki 2 pilihan jawaban yang sesuai dengan konten pertanyaan.
Instrumen penilaian kesesuaian materi pembelajaran dan desain pada
produk memiliki 2 pilihan jawaban, yaitu: “ Ya” dan “Tidak”. Masing-
masing pilihan jawaban mengartikan tentang kelayakan produk menurut
ahli.
Instrumen uji desain digunakan untuk mengetahui kemenarikan dan
efektivitas panduan praktikum yang dikembangkan; instrumen angket
respon pengguna digunakan untuk mengumpulkan data kriteria
kemenarikan, kemanfaatan dan kemudahan penggunaan panduan
praktikum yang dikembangkan. Data kemenarikan produk diperoleh dari
siswa pada tahap uji lapangan. Instrumen angket terhadap penggunaan
produk memiliki 4 pilihan jawaban yang sesuai dengan konten pertanyaan,
yaitu: “tidak menarik”, ”cukup menarik”, ”menarik”, dan “sangat
35
menarik”. Instrumen angket yang digunakan untuk memperoleh data
kemudahan produk memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu: “tidak
mempermudah”, ” cukup mempermudah”, ”mempermudah”, dan “sangat
mempermudah”.
Data kemanfaatan produk juga memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu: “tidak
bermanfaat”, ”cukup bermanfaat”, ”bermanfaat”, dan “sangat bermanfaat”.
Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda. Penilaian
instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh, kemudian
dibagi dengan jumlah total skor tertinggi dan hasilnya dikali dengan
banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian tiap pilihan jawaban dan
pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian menurut Suyanto dan
Sartinem (2009: 227) dapat dilihat dalam Tabel 2 dan 3.
Tabel 2. Skor Penilaian terhadap Pilihan JawabanPilihan Jawaban
UjiKemenarikan
Uji Kemudahan Uji Kemanfaatan Skor
Sangat Menarik Sangat Mempermudah Sangat Bermanfaat 4Menarik Mempermudah Bermanfaat 3Cukup Menarik Cukup Mempermudah Cukup Bermanfaat 2Tidak Menarik Tidak Mempermudah Tidak Bermanfaat 1
Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga penilaian
total dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Skor Penilaian = Jumlah skor pada instrumenJumlah nilai total skor tertinggi X 4Hasil penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah subjek
sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk
36
menentukan kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk yang
dihasilkan. Hasil konversi ini diperoleh dengan melakukan analisis secara
deskriptif terhadap skor penilaian yang diperoleh.
Tabel 3. Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas
Skor Penilaian Pernyataan PenilaianKemenarikan
Peryataan PenilaianKualitas
3,26 - 4,00 Sangat menarik Sangat baik2,51 – 3,25 Menarik Baik1,76 – 2,50 Kurang menarik Kurang baik1,01 – 1,75 Tidak menarik Tidak baik
52
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Dihasilkan panduan praktikum berbasis model collaborative
teamwork learning yang dapat digunakan siswa dalam melakukan
kegiatan praktikum IPA untuk kelas VIII pada materi getaran dan
gelombang yang tervalidasi.
2. Panduan praktikum berbasis model collaborative teamwork learning
layak digunakan sebagai penunjang dalam kegiatan praktikum, dengan
skor kemenarikan 3,12 (menarik), kemudahan 3,17 (memudahkan),
dan kebermanfaatan sebesar 3,30 (sangat bermanfaat).
B. Saran
Saran penelitian ini adalah:
1. Pembagian kelompok dalam kegiatan praktikum sebaiknya dilakukan
dengan mempertimbangkan kemampuan siswa, misal siswa yang
memiliki kemampuan tinggi harus tersebar secara merata dalam setiap
kelompok agar siswa dapat kolaborasi dengan baik.
53
2. Langkah-langkah dalam kegiatan praktikum sebaiknya dilaksanakan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan agar seluruh kegiatan yang
tersaji dalam panduan praktikum dapat dilaksanakan dengan optimal.
3. Guru sebaiknya lebih aktif memfasilitasi belajar siswa serta selalu
memberi bimbingan terhadap kegiatan yang dilaksanakan siswa dalam
setiap kegiatan praktikum agar kegiatan siswa lebih terarah dan semua
siswa dapat berperan aktif, sehingga tidak terjadi dominasi oleh
beberapa siswa saja.
54
DAFTAR PUSTAKA
Alifah, Al. 2010. Collaborative Teamwork Learning (CTL) PengaruhnyaTerhadap Hasil Belajar Ekonomi pada MTs Muhammadiyah BlimbingSukoharjo. jurnal Varia Pendidikan Volume 22 Nomor 1 Halaman 39-48.(Online). Tersedia dihttp://pasca.undiksha.ac.id. diakses pada 12 Mei 2016.
Anonim. 2010.Getaran dan Gelombang. (Online). Tersedia di https://mediabelajaronline.blogspot.co.id. diakses pada 06 oktober 2016.
Arifah, Isnaeni,. Maftukhin, Arif,. & Fatmaryanti, Siska Desy. 2014.Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Berbasis Guided Inquiry untukMengoptimalkan Hands On Mahasiswa Semester II Program StudiPendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Tahun Akademik2013/2014. Jurnal Pendidikan Fisika Volume 5 Nomor 1 Halaman 24-28.(Online). Tersedia di https://www.google.com/search?artikel.org. diaksespada 12 Mei 2016.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.
Arsika, Reza, & Ramadhan, M. Firman. 2015. Pengembangan Buku PetunjukPraktikum IPA Fisika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIISMPN 1 Lembar Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Fisika dan PendidikanFisika Volume 1 Nomor 1 Halaman 10-18. (Online). Tersedia di https://www.google.com/journal.co.id. diakses pada 12 Mei 2016.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Basri, Muhammad. 2012. Perancangan Pembelajaran. Bandarlampung:Universitas Lampung.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Dimitriadou, A., Lavdaniti, M., Theofanidis, D., Psychogiou, M., & Minasidou,Eu. 2008. Interprofessional collaboration and collaboration among nursingstaff members in Northern Greece. International Journal of Caring SciencesVolume 1 Nomor 3 Halaman 140-146. [Online]. Tersedia di http://internationaljournalofcaringsciences.org. diakses pada 26 Oktober 2016.
55
Fadlillah, M. 2014. Implememntasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Frances, Mary. 2008. Stages of Group Development – A Pcp Approach. PersonalConstruct Theory & Practice. [Online]. Tersedia di http://www.pcp-net.org.diakses pada 26 Oktober 2016.
Gafur, Abdul. 2012. Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinyadalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: PenerbitOmbak.
Hartono, Zulaiha & Ibrahim, A. Rachman. 2014. Pengembangan Buku PanduanPraktikum Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains di SMA.Jurnal Pendidikan.Kimia Voume 1 Nomor 1 Halaman 87—93. (Online).Tersedia di http://lib.unsri.ac.id. diakses pada 12 Mei 2016.
Jiwa, I Wayan Merta., Atmadja, Nengah Bawa., & Yudana, Made. 2013.PengaruhModel Collaborative Teamwork Learning terhadap Motivasi dan PrestasiBelajar Sosoilogi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Amlapura. e-JournalPendidikan Ganesha Volume 4 Nomor 3 Halaman 119-126. (Online).Tersedia di http://119.252.161.254/ejournal/index. diakses pada 12 Mei 2016.
Kemendikbud. 2013. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 TentangStandar Nasional Pendidikan. (Online). Tersedia di http://sdm.data.kemdikbud.gi.id. diakses pada 12 Mei 2016.
. 2014. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2014 tentangPenilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.(Online). Tersedia di http://sdm.data.kemdikbud.gi.id. diakses pada 12 Mei2016.
Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:Akademia Permata.
Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:PT. Prestasi Pustakarya.
Pannen, Paulina., Mustafa, Dina., & Sekarwinahyu, Mestika. 2005.Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta: PAU-PAI-UT.
Patmasari, Ruliana., Sutarman., & Winarto. 2013. Pengembangan Buku PetunjukPraktikum Fisika Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk MeningkatkanKeterampilan Proses Siswa SMA Kelas X. Jurnal Pendidikan Volume 1Nomor 1 Halaman 10-18. (Online). Tersedia di http://digilib.um.ac.id.diakses pada 12 Mei 2016.
Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.Yogyakarta: Diva Press.
56
Smith, Barbara L & MacGregor, Jean T. 1992. What Is Collaborative Learning?.A Sourcebook for Higher Education. [Online]. Tersedia di http://evergreen.edu. diakses pada 26 Oktober 2016.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Suyanto, Eko & Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja FisikaSiswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Studi Pustaka danketerampilan Proses Untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung. ProsidingSeminar Nasional Pendidikan 2009. Bandar Lampung: Unila.
Thobroni, M. 2015. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Wasis, Sugeng Yuli Irianto. 2008.Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs KelasVIII. Bandung: Sekawan Cipta Karya.
Recommended