Transcript

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang.

Pada tahun pelajaran 2010 – 2011 sekarang ini SMA Negeri 1 Gunung Sugih

merupakan tahun ketiga dalam pelaksanaan Rintisan Sekolah berstandar Nasional

(RSSN) ,sehingga pada pelaksanaan pengajaran yang dilakukan perlu adanya

penelitian agar didapatkan pengajaran yang paling efektif untuk digunakan baik

pada kesempatan yang sekarang maupun yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti mengadakan penelitian tentang rendahnya

penguasaan siswa pada materi Matriks , dan yang menjadi fokus pada penelitian

ini adalah tidak efektifnya pengajaran yang dilakukan oleh guru dalam

mengajarkan materi Matriks tersebut.

Tidak efektifnya pengajaran yang dilakukan guru tersebut diduga akibat

kurang tepatnya guru dalam menggunakan strategi pembelajaran. Hal ini ditandai

adanya kecenderungan guru dalam mengajarkan materi tersebut dengan metode

ceramah secara klasikal.

Dilandasi keinginan untuk mencari strategi pembelajaran yang tepat dan

efisien untuk meningkatkan hasil nilai penguasaan materi Matriks dari siswa

Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Gunung Sugih inilah, maka peneliti merasa perlu

mengadakan penelitian tindakan kelas ini.

1

Peningkatan hasil belajar pada materi Matriks dan efetifitas pembelajaran

yang diharapkan oleh peneliti adalah dengan langkah mengarahkan pembelajaran

siswa aktif secara kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Selain harapan

yang telah disampaikan diatas penelitian ini diharapkan dapat merubah

paradigma guru dalam melakukan pembelajaran dari guru sebagai pusat belajar

agar beralih ke siswa.

Guna mewujudkan harapan yang diinginkan oleh peneliti seperti di atas maka

peneliti menerapkan strategi pembelajaran aktif dengan menggunakan teknik

pembelajaran kelompok besar dan pembelajaran kelompok kecil

B Rumusan Masalah.

Rumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah :

1 Apakah melalui strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan penguasaan

materi Matriks bagi siswa kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Gunung Sugih ?

2 Apakah strategi pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang efektif

untuk mengajarkan materi Matriks bagi siswa kelas XII IPS di SMA Negeri 1

Gunung Sugih ?

C Tujuan Penelitian.

Tujuan dari pada penelitian yang dilakukan pada kelas XII IPS program di

SMA Negeri 1 Gunung Sugih ini adalah :

1 Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan

penguasaan materi Matriks bagi siswa kelas XII IPS .

2

2 Mencari pengajaran yang efektif untuk mengajarkan materi Matriks bagi

siswa kelas XII IPS

3 Meningkatkan penguasaan materi Matriks bagi siwa kelas XII IPS di SMA

negeri 1 Gunung Sugih tahun pelajaran 2010 – 2011 dengan menggunakan

strategi pembelajaran aktif.

D Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini adalah :

1. siswa dapat meningkatkan penguasaan materi Matriks melalui strategi

pembelajaran aktif.

2. siswa dapat mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan penguasaan materi

Matriks tersebut dengan secara aktif dalam pembelajaran.

3. guru mendapatkan suatu strategi pembelajaran yang efektif untuk

mengajarkan materi Matriks bagi siswa kelas XII IPS.

3

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A Kajian Teori

1 Strategi Belajar dan Mengajar.

Pada setiap pengajaran ada tujuan yang harus dicapai dan untuk

pencapaian tujuan tersebut kita perlu menyampaikan topik – topik yang

didalamnya ada konsep – konsep yang harus sampai pada siswa, dan untuk itu

diperlukan pendekatan tertentu seperti pemecahan masalah , latiahan soal ,

latih – hafal dan mungkin dengan pendekatan yang lainnya.

Andi Hakim Nasution ( 1988 : 243 ) menyatakan bahwa dalam suatu

pengajaran yang berkaitan dengan suatu materi kurikulum tertentu prinsip

keterlaksanaan dipenggaruhi oleh empat komponen pokok yaitu pembawa

materi , penyaji materi , pendekatan dan penerima materi. Pengaturan materi

kurikulum tersebut dinamakan strategi belajar mengajar.

Pada pengajaran matematika sampai sekarang ini masih menggunakan

strategi belajar mengajar langsung dan sempit. Maksudnya adlah materi

pelajaran yang dibawakan guru itu sempit ( dikumpulkan oleh guru itu

sendiri ) , penyajinya guru itu sendiri pendekatan yang digunakan deduktif

dan siswa yang menerimanya adalah kelompok besar, padahal bila dilihat dari

kombinasi yang ada dalam strategi pembelajaran paling tidak ada 81

kombinasi yang dapat dilaksanakan dalam pengajaran.

4

2 Strategi Pembelajaran Aktif

a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara. Di

dalam kepustakaan pendidikan istilah-istilah tersebut di atas sering

digunakan secara bergantian. Menurut Udin S. Winataputra & Tita Rosita

( 1995: 124) istilah strategi secara harfiah adalah akal atau siasat.

Sedangkan strategi pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau

prosedur yang digunakan guru untuk membawa siswa dalam suasana

tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya.

Sedangkan pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini, Bermawy

Munthe & Sekar Ayu Aryani (2007:xvi) adalah suatu pembelajaran yang

mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik

belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas

pembelajaran. Di sisi lain, Silberman (2006:35-41) menyatakan

lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan

belajar aktif. Sehingga dari pernyataan tersebut perlengkapan kelas perlu

disusun ulang untuk menciptakan formasi tertentu yang sesuai dengan

kondisi belajar siswa. Namun begitu di tidak ada satu susunan atau tata

letak yang mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang tersedia. Sepuluh

kemungkinan susunan tata letak meja dan kursi yang disarankan sebagai

berikut: bentuk U, gaya tim, meja konferensi, lingkaran, kelompok pada

kelompok, ruang kerja, pengelompokan berpencar, formasi tanda pangkat,

5

ruang kelas tradisional, auditorium. Sejalan dengan pendapat tersebut,

Syamsu Mappa dan Anisa Basleman (1994:46) menyatakan penggunaan

meja, kursi dan papan tulis berroda lebih memungkinkan berlangsungnya

proses interaksi belajar dan membelajarkan yang bergairah.

Aktifitas siswa belajar di kelas terwujud bila terjadi interaksi antar

warga kelas. Boakes dalam Mar’at (1984:110) menyatakan bahwa di

dalam interaksi ada aktifitas yang bersifat resiprokal (timbal balik) dan

berdasarkan atas kebutuhan bersama, ada aktifitas daripada pengungkapan

perasaan, dan ada hubungan untuk tukar-menukar pengetahuan yang

didasarkan take and give, yang semuanya dinyatakan dalam bentuk

tingkah laku dan perbuatan. Lebih lanjut, Syamsu Mappa dan Anisa

Basleman (1994:46) menyatakan hubungan timbal balik antar warga kelas

yang harmonis dapat merangsang terwujudnya masyarakat kelas yang

gemar belajar. Dengan demikian, upaya mengaktifkan siswa belajar dapat

dilakukan dengan mengupayakan timbulnya interaksi yang harmonis antar

warga di dalam kelas. Interaksi ini akan terjadi bila setiap warga kelas

melihat dan merasakan bahwa kegiatan belajar tersebut sebagai sarana

memenuhi kebutuhannya. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran,

berdasarkan teori kebutuhan Maslow, Silberman (2006:30) menyatakan

kebutuhan akan rasa aman harus dipenuhi sebelum bisa dipenuhinya

kebutuhan untuk mencapai sesuatu, mengambil resiko, dan menggali hal-

hal baru.

6

Dari pembahasan di atas, tip – tip dibawah ini dapat digunakan

guru untuk mengarah pada strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan

siswa dalam belajar:

1) Selalu berpenampilan menarik dan penuh wibawa.

Kesan pertama siswa saat bertemu gurunya adalah fisik dari guru

tersebut. dengan penampilan yang menarik dan penuh wibawa akan

membuat kesan yang positif dari siswa, sehingga dengan mudah guru

akan dapat membawa siswa kedalam suasana belajar yang guru

inginkan.

2) Manfaatkan pertemuan pertama dengan siswa untuk perkenalan antar

warga kelas, tunjukkan cara-cara belajar matematika yang baik,

buatlah kesepakatan (kontrak) terkait norma-norma yang harus

dipatuhi oleh warga kelas.

3) Buatlah formasi tata letak meja, kursi, pajangan dinding, dan perabot

kelas yang lain sesuai dengan kesepakatan warga kelas dan kebutuhan.

4) Siapkan semua peralatan yang akan digunakan di dalam ruang kelas

sebelum memulai pembelajaran.

5) Mulailah proses belajar mengajar dengan materi yang ringan tetapi

menantang yang dapat merangsang siswa turut aktif berfikir.

Kemudian masuk pada materi yang akan kita ajarkan dengan

senantiasa melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Misalkan

senantiasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang

7

kita ajarkan agar siswa lebih mudah memahami materi yang kita

berikan.

6) Selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu serta

dengan salam yang menghangatkan, yaitu salam penuh kasih dan

hormat.

7) Gunakan bahasa yang santun, hormat, dan dengan nada bicara yang

lembut.

8) Memahami dan menghormati berbagai perbedaan yang ada.

9) Menghormati kerahasiaan setiap siswa

10) Tidak merendahkan dan mencemooh siswa

11) Memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk bicara dan

jangan mengintrupsi pembicaraan siswa

12) Bila seorang siswa mengemukakan pendapat, jadilah pendengar yang

baik dan selanjutnya berikan kesempatan kepada siswa lain untuk

memahaminya dan memberikan komentarnya.

13) Memahami dan menghormati pendapat setiap siswa, bila perlu

melancarkan kritik: gunakan bahasa yang mengayomi, dan bila kritik

bersifat pribadi seyogyanya dilakukan di ruang khusus.

14) Sekali waktu, berilah kesempatan kepada siswa untuk memberikan

saran atau kritik guna perbaikan proses pembelajaran.

15) Sediakan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa di luar kelas.

8

b. Prosedur Pembelajaran Aktif

Proses pembelajaran di kelas dapat dipandang sebagai tiga bagian

kegiatan yang terurut, yaitu: kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti,

dan kegiatan akhir (penutup). Dengan demikian, strategi pembelajaran

aktif dapat dirumuskan sebagai prosedur kegiatan yang mengaktifkan

siswa pada setiap bagian kegiatan secara terurut. Prosedur tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1) Prosedur Mengaktifkan Siswa Belajar Matematika Pada Awal

Pembelajaran

Dimensi pertama dalam peristiwa belajar matematika adalah

membangun sikap dan persepsi positif terhadap belajar dan

matematika sebagai obyek belajar. Kesiapan mental untuk terlibat

dalam pembelajaran mutlak dicapai dalam mengaktifkan siswa belajar

matematika, oleh karenanya kegiatan membangunkan sikap dan

persepsi positif siswa harus dilakukan sejak awal dimulainya

pembelajaran. Hal yang harus dilakukan guru pada awal pembelajaran

adalah membangunkan minat, membangunkan rasa ingin tahu, dan

merangsang siswa untuk berfikir. Bila minat siswa, rasa ingin tahu

siswa telah bangkit, serta siswa telah terangsang untuk berfikir ini

berarti siswa telah siap secara mental untuk terlibat secara aktif dalam

pembelajaran matematika, dan bila terjadi sebaliknya berarti secara

mental siswa belum siap terlibat dalam pembelajaran.

9

Dengan memodifikasi strategi berbagi pengetahuan secara aktif,

Silberman (2006:100-102), mengawali kegiatan pembelajaran aktif

dengan prosedur sebagai berikut:

a) Tentukan rentang waktu yang pasti untuk kegiatan awal

pembelajaran.

b) Ucapkan salam pembuka yang menghangatkan siswa.

c) Sediakan daftar pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran

matematika yang akan diajarkan. Misalnya:

(1) kata-kata untuk didefinisikan,

(2) soal-soal sederhana dari aplikasi rumus yang telah dikenal,

(3) pertanyaan tentang aplikasi matematika sederhana dalam

kehidupan sehari-hari.

b) Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu

sebaik yang mereka bisa dan dalam waktu yang telah ditentukan.

c) Perintahkan siswa untuk menyebar di kelas, menanyakan kepada

temannya jawaban pertanyaan yang dia sendiri tidak tahu

jawabannya, Doronglah siswa untuk saling membantu.

d) Perintahkan untuk kembali ke tempat semula dan gunakan teknik

tanya jawab untuk membahas jawaban yang mereka dapatkan.

e) Gunakan pertanyaan-pertanyaan arahan sebagai upaya merangsang

berfikir siswa menjawab pertanyaan yang tak satupun siswa bisa

menjawab.

10

f) Gunakan informasi-informasi yang diperoleh dalam kegiatan ini

sebagai sarana untuk memperkenalkan topik-topik penting materi

pelajaran dalam kegiatan inti.

Secara umum, manusia tidak menyukai suatu kegiatan yang kurang

bervariasi. Oleh karenanya perlu dipilih kegiatan lain sebagai

variasi kegiatan di atas. Berikut ini dapat menjadi alternatif pilihan.

(1) Daftar pertanyaan dapat diganti dengan menyediakan kartu

indeks dan perintahkan siswa untuk menuliskan satu informasi

yang menurut siswa akurat tentang materi yang akan diajarkan.

(2) Kegiatan menyebar dapat diganti dengan merotasi pertukaran

pendapat antar kelompok belajar di kelas.

2) Prosedur Mengaktifkan Siswa Belajar Matematika Pada Kegiatan

Inti Pembelajaran

Telah dikemukakan di atas bahwa pendidikan matematika di segala

jenjang dimaksudkan untuk membangun pengetahuan, keterampilan

dan sikap terkait dengan matematika. Pembelajaran aktif dalam

pendidikan matematika dapat berlangsung dalam proses penyelidikan

atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif)

bukan sekedar menerima (reaktif). Kondisi ini terjadi jika siswa

dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang secara halus mendesak

mereka untuk berfikir, bekerja, dan merasakan.

11

Berdasarkan pendapat di atas, upaya yang harus dilakukan guru untuk

mengaktifkan siswa belajar matematika adalah: (1) mengkondisikan

situasi belajar matematika menjadi kegiatan siswa mengupayakan

pemecahan masalah atau mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan,

baik masalah atau pertanyaan yang diajukan guru maupun siswa; (2)

mendorong ketertarikan siswa untuk mendapatkan informasi atau

menguasai keterampilan melalui pemecahan masalah atau mencari

jawaban atas pertanyaan; (3) mendesak siswa secara halus untuk

bergerak mengkaji atau menilai suatu jawaban pertanyaan, suatu

pendapat (gagasan), atau suatu penyelesaian masalah. Guru dapat

menggunakan berbagai strategi dengan berbagai teknik untuk

mengaktifkan siswa dalam kegiatan inti. Dengan memodifikasi

pendapat Silberman (2006:117-206), strategi berikut ini dapat

digunakan guru untuk mengaktifkan siswa belajar matematika:

a) Menstimulir rasa ingin tahu siswa

Prosedur

(1) Ajukan pertanyaan/masalah yang kompleks (njelimet) atau

yang mempunyai beberapa kemungkinan jawaban untuk

menstimulasi keingintahuan siswa tentang materi yang akan

diajarkan.

Pertanyaan yang disajikan haruslah merupakan pertanyaan

yang menurut guru ada beberapa siswa yang mengetahui

12

jawabannya atau bagian dari jawaban. Pertanyaan dapat berupa

pertanyaan sehari-hari, cara melakukan sesuatu, definisi, cara

kerja (prosedur).

(2) Doronglah siswa untuk berfikir, membuat skema atau diagram,

dan membuat dugaan umum.

Gunakan frase semisal “ coba tebak” atau “coba jawab”

(3) Jangan buru-buru memberikan tanggapan. Tampung semua

dugaan siswa. Ciptakan rasa penasaran tentang jawaban yang

sesungguhnya.

Sebagai variasi, buatlah siswa berpasangan dan membuat

dugaan secara kolektif.

(4) Gunakan pertanyaan itu untuk mengarahkan siswa kepada apa

yang hendak diajarkan. Anda perlu memastikan bahwa siswa

lebih menaruh perhatian terhadap pelajaran dibanding

biasanya.

b) Menstimulir siswa untuk belajar mandiri

Prosedur

(1) Bagikan kepada siswa bahan ajar, disertai beberapa

pertanyaan/masalah yang terurut dari yang sederhana sampai

yang kompleks.

13

(2) Perintahkan siswa untuk mempelajari bahan ajar secara

mandiri atau berpasangan.

(3) Perintahkan siswa untuk membubuhkan tanda tanya pada

materi yang belum mereka pahami. Anjurkan untuk

menyisipkan tanda tanya sebanyak mungkin. Perintahkan

siswa untuk menyusun pertanyaan sebanyak mungkin terkait

dengan tanda tanya yang mereka bubuhkan

(4) Perintahkan siswa untuk mengemukakan pertanyaan secara

tertulis. Beri kesempatan siswa lain untuk menanggapinya.

Lakukan seterusnya sehingga semua pertanyaan siswa dibahas.

(5) Berikan penjelasan sebagai sarana pemantapan dari jawaban

atas pertanyaan siswa.

(6) Perintahkan siswa menyelesaikan masalah dalam bahan ajar

secara mandiri atau berpasangan.

(7) Perintahkan siswa untuk mengemukakan jawaban masalah.

Berikan kesempatan siswa lain memberikan komentar atau

mengemukakan kemungkinan jawaban lain.

(8) Berikan pemantapan jawaban atas pertanyaaan

Jika guru merasa bahwa siswa akan mengalami kesulitan

mempelajari sendiri bahan ajar, berikan sejumlah informasi

yang mengarahkan mereka.

14

c) Menstimulir siswa untuk belajar bersama dalam kelompok.

Prosedur

(1) Perintahkan siswa secara mandiri mempelajari bahan ajar

(2) Perintahkan untuk menuliskan hal yang belum diketahui dalam

bentuk pertanyaan.

(3) Perintahkan untuk membentuk kelompok. Perintahkan masing-

masing kelompok memberi nama kelompok dengan nama

dalam matematika, misalnya: kelompok aljabar, kelompok

Phytagoras dan sebagainya.

(4) Diskusikan pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing anggota

kelompok.

(5) Berikan tugas memecahkan masalah, dengan petunjuk yang

jelas. misalnya: tuliskan rumus, gambarkan, buat skema atau

diagram yang kamu gunakan untuk menjawab.

(6) Berikan peran pada anggota kelompok. Misalnya: fasilitator,

pencatat, juru bicara, pengatur waktu.

(7) Berikan kesempatan masing-masing kelompok untuk

menyajikan hasil diskusi di depan kelas.

(8) Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan lakukan

salah salah satu berikut:

(a) Membahas materi secara bersama

(b) Dapatkan pertanyaan dari siswa

15

(c) Beri siswa pertanyaan kuis

(d) Sediakan latihan penerapan atau kuis bagi siwa untuk

menguji pemahaman mereka.

d) Belajar berpasangan

Prosedur:

(1) Berikan kepada siswa, satu atau beberapa permasalahan yang

memerlukan perenungan dan pemikiran.

(2) Perintahkan siswa untuk menyelesaikan masalah secara

perseorangan.

(3) Setelah semua siswa menyelesaikan masalah, aturlah menjadi

sejumlah pasangan dan perintahkan mereka untuk berbagi

jawaban satu sama lain.

(4) Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap

masalah, memperbaiki tiap jawaban perseorangan

(5) Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru,

bandingkan jawaban dari tiap pasangan dengan pasangan lain

di dalam kelas.

(6) Perintahkan seluruh siswa untuk memilih jawaban yang tepat

untuk tiap pertanyaan.

Untuk menghemat waktu, bagilah seluruh siswa dalam 4

kelompok besar berilah nama kelompok. Berikan permasalahan

yang berbeda pada masing-masing kelompok Pada akhir sesi,

16

perintahkan masing-masing kelompok untuk menyajikan

jawaban terbaiknya. Berikan hadiah pada jawaban terbaik.

e) Turnamen belajar

Prosedur:

(1) Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 hingga 8

siswa. Pastikan bahwa tim memiliki jumlah anggota yang

sama. Perintahkan untuk memberi nama kelompok masing-

masing.

(2) Berikan bahan ajar kepada tim untuk dipelajari bersama.

(3) Buat beberapa pertanyaan yang dapat menguji aspek ingatan

dan pemahaman terhadap materi yang diberikan. Gunakan

format yang memudahkan penilaian sendiri. Misalnya: pilihan

ganda, melengkapi, benar-salah, atau definisi istilah,

menyatakan rumus atau teorema.

(4) Perintahkan siswa untuk menjawab secara perseorangan.

Pastikan hal ini dilakukan oleh masing-masing siswa.

(5) Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, aturlah

menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan mereka untuk

berbagi jawaban satu sama lain.

(6) Lakukan diskusi kelas untuk menentukan jawab pertanyaan.

17

(7) Perintahkan siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan yang

mereka jawab dengan benar, dan mintalah mereka untuk

memberikan skor.

(8) Perintahkan siswa untuk menyatukan skor mereka dengan

anggota tim mereka untuk mendapatkan skor tim. Umumkan

skor dari tiap tim. Berikan hadiah atau berilah tepuk tangan

pada tim yang memperoleh skor tertinggi. Sebutlah ini sebagai

“ronde satu”.

(9) Perintahkan mereka untuk belajar lagi untuk ronde ke dua

dalam turnamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai

bagian dari “ronde kedua”. Perintahkan siswa dengan prosedur

seperti ronde satu.

Turnamen ini dapat dilakukan dengan jumlah ronde bervariasi

dan waktu tiap ronde dapat dilakukan bervariasi, namun

pastikan bahwa setiap ronde siswa menjalani sesi belajar.

Dengan kesepakatan siswa, guru dapat memberikan penalti

(hukuman) kepada siswa yang memberikan jawaban salah

dengan pengurangan nilai (misal -1 atau -2) dan memberikan

nilai 0 pada siswa yang tidak menjawab.

f) Menstimulir pembelajaran antar siswa

Prosedur

18

(1) Bentuklah kelompok dengan jumlah kelompok sesuai dengan

topik (sub pokok bahasan) yang akan dipelajari siswa. Topik

dipilih yang saling terkait.

(2) Beri setiap kelompok sejumlah informasi, konsep, atau

keterampilan untuk diajarkan kepada siswa lain.

(3) Perintahkan setiap kelompok untuk menyusun cara dalam

menyajikan atau mengajarkan topik mereka kepada siswa lain.

Sarankan mereka untuk menghindari cara ceramah atau

semacam pembacaan laporan. Doronglah mereka untuk

menjadikan pengalaman belajar sebagai pengalaman yang aktif

bagi siswa

(4) Kemukakan beberapa saran berikut ini:

(a) sediakan media visual

(b) berikan kesempatan temanmu untuk membaca materi

terlebih dahulu.

(c) gunakan contoh atau analogi untuk menyajikan poin-poin

pengajaran

(d) libatkan temanmu dalam diskusi atau tanya jawab.

(e) berikan kesempatan pada temanmu untuk bertanya

(f) Berikan waktu yang cukup untuk merencanakan dan

mempersiapkan (baik di dalam maupun di luar kelas).

19

Kemudian perintahkan tiap kelompok untuk menyajikan

pelajaran mereka. Beri tepuk tangan atas usaha mereka.

Sebagai alternatif dari pengajaran model ini adalah perintahkan

siswa untuk mengajarkan atau memberi bimbingan kepada

siswa lain secara individual atau dalam kelompok kecil.

3) Strategi menutup pembelajaran matematika

Pada kegiatan menutup pembelajaran dapat dimanfaatkan guru untuk:

a) memberikan kesempatan bagi siswa merangkum atau membuat

ikhtisar dari pelajaran pada hari itu,

b) memotivasi siswa untuk mempelajari ulang bahan ajar dan atau

menyelesaikan tugas rumah secara mandiri atau kelompok,

c) memberikan informasi bahan ajar pertemuan berikutnya,

d) mendapatkan penilaian dari siswa guna perbaikan proses

pembelajaran, dan

e) memberikan salam penutup.

Cara yang baik untuk membelajarkan membuat ikhtisar bahan ajar

adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat ikhtisar

dan menyajikan ikhtisar kepada siswa lain. Strategi berikut dapat

digunakan guru:

Prosedur

a) Jelaskan kepada siswa bahwa bila guru yang membuat ikhtisar

pelajaran, itu bertentangan dengan prinsip belajar aktif.

20

b) Bagilah siswa menjadi kelompok beranggotakan dua hingga 4

orang.

c) Perintahkan setiap kelompok untuk membuat ikhtisar pelajaran

pada hari itu. Doronglah setiap kelompok untuk membuat uraian

singkat guna disampaikan pada kelompok lain. Gunakan

pertanyaan panduan, misalnya:

(1) Apa judul materi yang baru saja dipelajari?

(2) Tuliskan definisi atau rumus yang baru saja dipelajari secara

terurut!

(3) Digunakan dalam masalah apa saja rumus yang baru di

pelajari?

3 Pembelajaran Efektif.

Dalam proses belajar mengajar agar didapatkan suatu hasil yang maksimal

maka diperlukan suatu teknik pembelajaran yang efisien dan afektif sehingga

tidak mengahabiskan waktu yang lama dan bertele-tele yang kadang hasilnya

kurang memuaskan, apalagi untuk siswa didik yang mengikuti program

akselerasi yang waktu belajarnya relatif lebih cepat dibanding dengan siswa

didik yang duduk di kelas reguler . Menurut Daniel Muijs dan David

Reynolds (2008 : 65 – 66) Suatu pengajaran klasikal agar efektif maka harus

jauh dari sekedar menyampaikan isi pelajaran dengan gaya ceramah kepada

murid. Hampir semua peneliti sepakat tentang pentingnya interaksi antara

guru dan siswa.

21

Didalam studinya terhadap siswa sekolah dasar di Inggris ( Daniel Muijs ,

1999) menemukan efek - efek positif dari seringnya menggunkaan tanya

jawab , komunikasi dengan kelas dan menggunakan petanyaan dan pernyataan

tingkat tinggi selain itu perlu pentingnya interaksi untuk pengajaran yang

efektif.

Peneliti – peneliti di Amerika telah menunjukkan pentingnya interaksi, di

dalam penelitian – penelitian mereka sebelum studi – studi yang dilakukan di

eropa. Rosenshine dan Furst ( 1973 ) menemukan penggunaan beragam

pertanyaan sebagai sebuah faktor krusial di dalam penelitian mereka yang

dimulai tahun 1960 sampai dengan 1970.

Karena pentingnya interaksi dan tanya jawab sebagai elemen yang paling luas

diteliti dalam peneltian tentang mengajar. Oleh karena itu perlu diketahui

dalam tanya jawab yang efektif dan interaksi yang efektif dalam

pembelajaran.

Tanya jawab dapat digunakan untuk memeriksa pemahaman siswa untuk

memberikan dasar pada pembelajaran siswa, untuk membantu siswa dalam

mengklarifikasikan dan memverbalisasikan pikiran mereka, dan membantu

siswa mengembangkan sense of mastery ( perasaan menguasai sesuatu ).

Tanya jawab yang efektif dapat terjadi bila penguasaan diri yang solid

tentang strategi – strategi mana yang paling efektif.

Di dalam pembelajaran yang mengunakan pembelajaran langsung , berbagai

pertanyaan perlu dilontarkan pada awal pelajaran , ketika topik dari pelajaran

22

sebelumnya diulas. Agar tanya jawab efektif tercapai maka seorang pengajar

perlu mencampur pertanyaan tingkat tinggi dan tingkat rendah mencakup

produk dan proses serta pertanyaan terbuka dan tertutup , namun seorang

pengajar harus memastikan bahwa ada cukup banyak pertanyaan proses

tingkat tinggi dan terbuka.

Dalam tanya jawab yang efektif dalam pembelajaran langsung bila siswa

menjawab benar diberikan respon positif namun impersonal dan bila seorang

siswa memberikan jaaban yang kurang sepenuhnya benar , maka pengajar

poerlu memberikan prompt kepadanya untuk menemukan jawaban yang

benar.

Bentuk interaksi lain yang efektif dalam pembelajaran adalah diskusi kelas,

namun suatu diskusi agar efektif perlu disiapkan dengan seksama. Pengajar

perlu memberikan pedoman yang jelas kepada siswa tentang apa yang

didiskusikan. Selama diskusi siswa perlu dipastikan untuk tetap pada

tugasnya, dan guru perlu menuliskan poin – poin utama yang muncul selama

diskusi. Setelah diskusi poin-poin utama ( produk diskusi ) ini dapat

dirangkum dan siswa diminta untuk meberikan komentar tentang seberapa

baik diskusi itu tersebut berjalan ( proses diskusi ).

Agar pembelajaran afektif guru juga harus memastikan bahwa siswa – siswa

yang pemalu yang mungkin kurang aktif untuk diberikan kesempatan dalam

keterlibatannya dalam proses belajar mengajar.

23

4 Hasil belajar Matematika.

Penekanan pembelajaran matematika lebih diutamakan pada proses

dengan tidak melupakan pencapaian tujuan. Proses ini lebih ditekankan pada

proses belajar matematika seseorang. Tujuan yang paling utama dalam

pembelajaran matematika adalah mengatur jalan pikiran untuk memecahkan

masalah bukan hanya menguasai konsep dan perhitungan walaupun sebagian

besar belajar matematika adalah belajar konsep struktur ketrampilan

menghitung dan menghubungkan konsep-konsep tersebut. Andi Hakim

Nasution (1982:12 ) mengemukakan bahwa dengan menguasai matematika

orang akan belajar menambah kepandaiannya.

Sementara itu Nana Sudjana (1995:22 ) mengemukakan bahwa hasil

belajar matematika adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Gagne ( 1977:47-48 )

mengelompokkan hasil belajar menjadi lima bagian dalam bentuk kapabilitas

yakni ketrampilan intelektual strategi kognitif , informasi verbal , ketrampilan

motorik dan sikap.

Gagne dan Briggs (1978:49-55) menerangkan bahwa hasil belajar

yang berkaitan dengan lima kategori tersebut adalah : (1) ketrampilan

intelektual adalah kecakapan yang berkenaan dengan pengetahuan prosedural

yang terdiri atas deskriminasi jamak, konsep konkret dan terdefinisi kaidah

serta prinsip, (2) strategi kognitif adalah kemampuan untuk memecahkan

masalah–masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing –

24

masing individu dalam memperlihatkan, mengingat dan berfikir, (3) informasi

verbal adalah kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dengan kata-kata

dengan jalan mengatur informasi –informasi yang relevan, (4) ketrampilan

motorik adalah kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan

gerakan–gerakan yang berhubungan dengan otot, (5) sikap merupakan

kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan untuk

menerima atau menolak berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

Bloom (1976:201-207) membagi hasil belajar menjadi kawasan yaitu kognitif,

afektif dan psikomotor. Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau

pengetahuan dan kemampuan intelektual serta ketrampilan- ketrampilan.

Kawasan afektif menggambarkan sikap-sikap, minat dan nilai serta

pengembangan pengertian atau pengetahuan dan penyesuaian diri yang

memadai. Kawasan psikomotor adalah kemampuan–kemampuan

menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak. Kawasan kognitif dibagi atas

enam macam kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang disusun

secara hirarkis dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling

kompleks, yaitu (1) pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-

hal yang telah dipelajari, (2) pemahaman adalah kemampuan menangkap

makna atau arti suatu hal, (3) penerapan adalah kemampuan mempergunakan

hal – hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi–situasi baru dan

nyata, (4) analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian–

bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami, (5) sintesis adalah

25

kemampuan untuk memadukan bagian–bagian menjadi satu keseluruhan yang

berarti, (6) penilaian adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal

berdasarkan kriteria intern atau kelompok atau kriteria ekstern atapun yang

ditetapkan lebih dahulu.

Berdasarkan pandangan-pandangan dari para ahli tersebut diatas maka

yang dimaksud dengan hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah

hasil dari seorang siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika

yang diukur dari kemampuan siswa tersebut dalam menyelesaikan suatu

permasalahan matematika

B Hasil Penelitan yang Relevan.

Sudah cukup banyak penelitian yang membahas tentang prestasi belajar

matematika di SMA namun masih sedikit peneliti yang meneliti berkaitan dengan

materi matematika pada suatu pokok bahasan. Sepengetahuan peneliti belum ada

peneliti yang meneliti tentang penggunaan strategi pembelajaran aktif untuk

meningkatkan efektifitas pembelajaran materi logaritma pada kelas program

akselerasi.

C Kerangka Pemikiran.

Dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif maka seorang siswa akan

selalu terlibat secara langsung dalam pembelajaran , sehingga dengan keterlibatan

ini materi yang dibahas akan selalu teringat dalam pemikirannya dan konsep yang

harus dikuasai siswa akan mudah diterimanya hal ini sesuai dengan prinsip

26

Kondisi Awal

Guru belum melaksanakan

pembelajaran aktif

Siswa kelas XII IPS dlm menguasai materi Matriks

rendah

Tindakan yang dilakukan

Kondisi Akhir yang diharapkan

Guru melaksanakan pembelajaran aktif

Siklus IMelaksanakan

pembelajaran aktif pada kelompok besar

Siklus II Melaksanakan pembelajaran aktif pada kelompok kecil

HipotesisMelalui strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan penguasaan materi

Dugaan bahwa pembelajaran aktif dapat meningkatkan penguasaan materi

learning by doing yang menytakan bahwa pembelajaran akan cepat dikuasai siswa

dengan siswa tersebut ikut aktif dalam pembelajaran.

Bertolak dari pemikiran bahwa membawa siswa aktif dalam pembelajaran

akan memudahkan siswa menerima konsep yang harus dikuasainya maka secara

otomatis langkah membawa siswa aktif dalam belajar ini merupakan suatu

langkah yang efektif untuk menyampaiakan suatu materi ajar.

Secara grafis pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat digambarkan

dengan bentuk diagram sebagai berikut :

Gambar 1Diagram kerangka berfikir

27

D Hipotesis Tindakan

Dari uraian pada kajian teori yang telah dipaparkan maka dapat disusun hipotesis

tindakan sebagai berikut: ” Melalui strategi pembelajaran aktif dapat

meningkatkan efektifitas pembelajaran materi Matriks bagi siswa kelas XII IPS p

di SMA Negeri 1 Gunung Sugih tahun pelajaran 2010 – 2011 ”

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Awal.

Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan , maka peneliti mengadakan

observasi dan pengumpulan data dari kondisi awal kelas yang akan diberi

tindakan , yaitu kelas XII IPS SMA Negeri 1 Gunung Sugih , tahun pelajaran

2010 – 2011 .

Pengetahuan awal ini perlu diketahui agar kiranya penelitian ini sesuai dengan

apa yang diharapkan oleh peneliti, apakah benar kiranya kelas ini perlu diberi

tindakan yang sesuai dengan apa yang akan diteliti oleh peneliti yaitu penerapan

strategi pembelajaran aktif untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran materi

Matriks.

Untuk mengungkap kondisi awal dari kelas yang menjadi objek tindakan kelas ini

maka peneliti melakukan langkah – langkah sebagai berikut :

1 Perencanaan.

Untuk mengetahui kondisi awal dari kelas XII IPS SMA Negeri 1

Gunung sugih tahun 2010 – 2011 maka peneliti merencanakan observasi

langsung pada pengajaran yang dilakukan oleh guru pengajar matematika

pada saat mengajarkan materi Matriks.

Observasi langsung pada pengajaran yang dilakukan guru dilakukan

untuk mengetahui strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru pengajar

saat menyampaikan materi Matriks

29

Peneliti membantu guru pengajar menyiapkan alat tes yang akan

digunakan sebagai alat untuk mengukur kemapuan penguasaan awal materi

Matriks dari siswa.

2 Pelaksanaan.

Pelaksanaan untuk mengukur kemampuan awal siswa dilaksanakan

pada hari Selasa , tanggal 2 September 2010 di awali pengajaran yang

dilakukan oleh guru Pengajar Matematika kelas XII IPS SMA Negeri 1

Gunung Sugih yang mengajarkan materi Matriks dengan menggunakan

metode ceramah. Pada pembelajaran ini peneliti mengamati kejadian –

kejadian yang terjadi secara rinci pada saat guru memaparkan materi Matriks.

Dalam menyampaikan materi sifat – sifat logaritma guru memerlukan

waktu 1 jam pelajaran dan 15 menit untuk pemberian contoh, selanjutnya guru

30

Gambar 2 Situasi pembelajaran dengan metode ceramah oleh Guru

memberikan posttest dengan menggunakan soal yang telah dirancang

sebelumnya

Pada pelaksanaan ini peneliti dan guru pengajar bersama – sama mengawasi

kerja siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan , sehingga keakuratan dari

hasil pengawasan dapat dipertanggung jawabkan.

Pada pelaksanaan posttest ini siswa mengerjakan soal yang diberikan selama

30 menit.

3 Hasil Pengamatan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa pada

pengajaran yang dilakukan, guru masih menggunakan cara pengajaran yang

tradisional yaitu guru sebagai pusat pembelajaran dan pengajaran materi

Matriks tersebut diajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Pada

pembelajaran berlangsung terlihat siswa asyik dengan kegiatannya sendiri

yang tidak ada kaitannya dengan apa yang disampaikan guru. Justru masih

terlihat anak – anak yang bermain – main dengan temannya tanpa

memperdulikan apa yang disampaikan oleh guru pengajar.

Dan dari hasil pengerjaan siswa pada alat tes yang telah dirancang oleh guru

setelah diadakan koreksi maka didapatkan hasil yang kurang memuaskan.

Hasil koreksi tes awal dari 28 siswa didik yang ada di kelas tersebut

didapatkan hasil, 5 siswa mendapatkan nilai kurang dari 60 , 8 siswa

mendapatkan nilai antara 60 hingga 70, sedangkan siswa yang telah tuntas

atau mendapatkan nilai di atas batas ketuntasan minimal ada 15 siswa . Dari

31

paparan hasil nilai yang didapatkan siswa maka tampak bahwa yang mencapai

ketuntasan belajar hanya 53,57 %

4 Refleksi.

Dari kondisi awal yang ada tersebut maka perlu diadakan suatu

tindakan untuk mengangkat kemampuan penguasaan materi Matriks dari

siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Gunung Sugih

Berdasarkan tanya jawab yang dilakukan peneliti terhadap siswa,,

terungkap bahwa siswa mempunyai kelemahan pada pengembangan skill

pengerjaan suatu masalah logaritma karena kurangnya siswa diberi

kesempatan untuk berlatih dalam menyelesaikan masalah – masalah, sehingga

siswa minta untuk diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah sebelum

guru pengajar menyelesaikannya.

Bertolak dari kondisi awal tersebut maka peneliti merencanakan

tindakan penelitian dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif pada

pembelajaran materi Matriks di kelas XII IPS dengan memperlakukan

pembelajarn aktif pada kelompok besar.

B. Deskripsi Siklus I.

1 Perencanaan.

Untuk melakukan penelitian pada siklus I ini peneliti beserta guru pengajar

merencanakan tindakan yang meliputi :

1 Membuat silabus materi pembelajaran Matriks.

32

2 Membuat rancangan program pengajaran yang diperuntukkan untuk

pengajaran pada kelompok besar. Rancangan program yang dibuat

digunakan untuk pengajaran 2 x 45 menit dengan rincian (1) apersepsi 10

menit (2) Kegiatan inti berisi pengerjaan lembar kerja dan mengaktifkan

siswa dengan metode tanya jawab selama 40 menit (3) Penutup 5 menit

(4) evaluasi 35 menit

3 Membuat lembar kerja siswa yang digunakan untuk mengaktifkan siswa

dalam belajar dengan penyusunan tahap demi tahap yang membawa siswa

dalam penemuan masalah atau penyelesaian suatu masalah.

4 Membuat alat evaluasi yang digunakan untuk mendapatkan data

kemampuan siswa setelah mendapatkan tindakan dengan menggunakan

strategi pembelajaran aktif yang diperuntukkan untuk kelompok besar

5 Membuat solusi dan langkah untuk disampaikan pada siswa berkaitan

kelemahan siswa dalam menyelesaikan masalah yang telah di ujikan oleh

guru. pengajar

2 Pelaksanaan Tindakan.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 2 September 2010, peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan apa

yang telah direncanakan, dimulai dengan penjelasan pada siswa tentang

kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam mengikuti kegiatan.

Berdasarkan informasi yang telah didapatkan peneliti pada saat observasi

pengajaran yang dilakukan oleh guru pengajar maka peneliti menyampaikan

33

kelemahan dan kekurangan – kekurangan yang dilakukan siswa dalam

menyelesaikan materi logaritma yang diujikan dengan menggunakan metode

tanya jawab.

Peneliti membagikan lembar kerja yang telah dirancang oleh peneliti untuk

diselesaikan siswa secara keseluruhan dan peneliti berkeliling untuk

mengamati cara kerja siswa serta membantu siswa yang mengalami masalah

dalam menyelesaikan lembar kerja yang dibagikan.

Gambar 3 Situasi siswa dalam mengerjakan lembar kerja kelompok besar

Pada saat pelaksanaan menyelesaikan lembar kerja siswa tampak beberapa

siswa saling komunikasi dengan teman terdekatnya tentang cara penyelesaian

dari lembar kerja yang dibagikan.

34

Sambil berkeliling peneliti mencatat hambatan – hambatan yang terjadi pada

saat siswa mengerjakan lembar kerja tersebut selain itu peneliti juga mencatat

siswa – siswa yang aktif dan mampu dalam menyelesaikan masalah yang

diberikan oleh peneliti.

Peneliti memerintahkan pada siswa yang telah mampu memecahkan masalah

yang masih menjadi masalah pada sebagian besar siswa , untuk dijelaskan

pada temannya cara memecahkan masalah tersebut.

Pada akhir pengajaran yaitu 35 menit terakhir dari pembelajaran peneliti

memberikan post test yang harus diselesaikan oleh seluruh siswa secara

individual.

3 Hasil Pengamatan.

Setelah lembar kerja yang mengarahkan siswa untuk menemukan suatu

masalah Matriks dibagikan maka tampak siswa antusias dalam mengerjakan

lembar kerja tersebut.

Pada pengerjaan lembar kerja yang dibagikan ini tak terlihat adanya siswa

yang bermain – main ataupun asyik mengerjakan pekerjaan yang lain,

semuanya asyik dalam mengerjakan lembar kerja yang dibagikan.

Pada pelaksanaan pengerjaan lembar kerja tersebut tampak adanya siswa yang

mengalami hambatan dalam menyelesaikan bertanya pada teman terdekatnya ,

namun ada pula siswa yang mengalami hambatan dalam mengerjakan lembar

kerja tersebut langsung bertanya kepada peneliti dan guru pengajar.

35

Pada pengerjaan lembar kerja ditemukan siswa yang belum memahami

konsep dasar logaritma bahwa

a log b=n log bn log a serta

a log 2 b≠a log b2

Pada post test yang diberikan setelah dikoreksi oleh guru pengajar dan peneliti

didapatkan hasil sebagai berikut :

Dari 28 siswa yang ada , 4 siswa mendapatkan nilai kurang dari 60 , sedang

19 siswa telah mendapatkan nilai diatas batas tuntas, hal ini berarti 67,86 %

siswa telah mampu

4 Refleksi.

Dengan melihat titik lemah yang terjadi pada sebagian kecil siswa berkenaan

konsep dasar logaritma maka perlu diadakan penjelasan yang mendasar pada

anak – anak yang mengalami hambatan dengan memanfaatkan teman yang

telah memahami konsep dasar logaritma tersebut untuk menjelaskannya.

Mendata siswa yang punya kemampuan lebih dan mampu untuk

menyampaikan materi yang dikuasainya kepada temannya.

Perlunya dibentuk kelompok – kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa. untuk

berkolaborasi dalam belajar dan dipimpin oleh anak yang punya kemampuan

lebih dan mempu menyampaikan materi yang dikuasainya.

Perlu dibuat suatu catatan – catatan dasar yang siswa sering salah dalam

mengartikan seperti a log 2 b≠a log b2

untuk ditindak lanjuti pada tindakan

berikutnya.

36

C Deskripsi Siklus II.

1 Perencanaan.

Pada perencanaan siklus II ini peneliti dan guru merencanakan tindakan

sebagai berikut :

a. Membuat kelompok kecil yang terdiri dari 4 anak dan masing – masing

kelompok dipimpin oleh anak yang dipilih dari anak yang punya

kemampuan lebih dan mampu memimpin..

b. Membuat rancangan pembelajaran materi Matriks sub bahasan persamaan

logaritma sederhana untuk kelompok kecil yang dipergunakan bagi

pengajaran selama 90 menit.

c. Membuat 2 lembar kerja yang dipergunakan untuk diskusi kelompok

d. Merencanakan alat evaluasi yang berupa soal tes yang digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa.

2 Pelaksanaan Tindakan.

Seperti yang telah direncanakan maka peneliti melaksanaan tindakan siklus II

pada hari senin 8 September 2010 dengan materi bahasan persamaan

logaritma sederhana, pada tindakan di siklus II ini diawali penjelasan kepada

siswa tentang prosedur yang akan dilaksanakan pada pembelajaran untuk

kelompok kecil.

Peneliti membagi kelompok yang terdiri dari 4 siswa dan menentukan ketua

dari masing – masing kelompok tersebut, selanjutnya siswa berkumpul

menurut kelompok masing – masing.

37

Setelah siswa telah berkumpul dengan kelompoknya maka peneliti

membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama dari masing –

masing kelompok , pada saat siswa mulai berdiskusi peneliti berkeliling untuk

mencatat kesalahan – kesalahan yang dilakukan kelompok untuk dibimbing

serta mencatat siswa – siswa yang pasif agar bisa diajak aktif oleh

kelompoknya.

Setelah waktu yang ditentukan pada lembar kerja habis maka peneliti

meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan

kelompok lain diminta menanggapi apa yang telah dipresentasikan, pada

kesempatan ini peneliti memandu jalannya diskusi dan bersama – sama siswa

merumuskan jawaban.

38

Gambar 4 Situasi pengerjaan lembar kerja pada kelompok kecil

Pada hari Selasa tanggal 9 September 2010 pada siswa diberikan evaluasi

tentang penguasaan materi persamaan logaritma sederhana dalam waktu 1 jam

pelajaran atau 45 menit

3 Hasil Pengamatan

Pada pelaksanaan siklus II ini tampak sekali bahwa siswa sangat antusias

dalam mengerjakan tugas kelompok, semua siswa terlihat aktif bersama

kelompoknya dalam menyelesaikan lembar kerja yang diberikan peneliti.

Pada saat diskusi pembahasan materi yang diberikan satu kelompok untuk

ditanggapi oleh kelompok lain, kadang terlihat perbedaan pola berfikir dari

masing – masing individu dalam menyampaikan ide pemecahan masalah yang

diberikan.

Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan setelah dikoreksi didapatkan hasil

yang sesuai dengan indikator pencapaian hasil yang diharapkan karena dari 28

siswa yang ada dalam kelas XII IPS tersebut hanya terdapat 2 siswa yang

mendapatkan nilai dibawah batas ketuntasan minimal, sehingga prosentasi

siswa yang telah tuntas adalah 92,85 %.

4 Refleksi

Dari hasil evaluasi yang diberikan selama 1 jam pelajaran atau 45 menit

tenyata 26 siswa telah mampu mendapatkan nilai di atas batas ketuntasan

minimal namun masih terlihat kesalahan yang dibuat oleh siswa dikarenakan

faktor kekurang telitian siswa dalam bekerja.

39

Masalah skill dan kecermatan dalam mengambil langkah pengerjaan masih

perlu ditingkatkan agar penguaasaan materi Matriks dapat lebih baik lagi.

Keaktifan dari siswa secara keseluruhan telah sesuai yang diharapkan oleh

peneliti karena dalam mengerjakan lembar kerja secara kelompok ini 99 %

telah aktif dalam pembahasan lembar kerja yang diberikan.

D Deskripsi Antar Siklus.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan mulai pemantauan keadaan awal hingga

pelaksanaan tindakan pada siklus II maka dapat digambarkan seperti dibawah :

No IndikatorPersentasi yang dicapai

Awal Siklus I Siklus II1 Siswa dapat menyatakan Sifat –

Sifat logaritma53,57 % 71,43 % 96,43 %

2 Siswa dapat menggunakan sifat – sifat logaritma untuk menyelesaikan masalah

67,85 % 89,29 %

3 Siswa dapat menyelesaikan Persamaan logaritma sederhana

92,85 %

40

E Pembahasan dan Kesimpulan

Dari tabel antar siklus diatas tampak adanya hasil dari masing – masing

indikator yang harus dikuasai siswa setelah diberi tindakan mengalami

peningkatan yang sangat luar biasa. Peningkatan hasil penguasaan materi

logaritma ini bila dilihat dari tindakan yang dilakukan telah sesuai dengan

pendapat Vygotsky, aktivitas kalaboratif (perpaduan) di antara anak-anak akan

mendukung dan membantu dalam pertumbuhan mereka, karena anak-anak yang

seusia lebih senang bekerja dengan orang yang satu zone (zone of proximal

development, zpd) dengan yang lain, artinya proses muncul ketika ada

ketertarikan antar sesama anggota kelompok yang seusia. Jika anak nyaman

dalam belajarnya maka akan diperoleh hasil belajar yang baik. Dalam hal ini

sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari

materi pembelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah atau tugas. Dengan

interaksi yang efektif dimungkinkan semua anggota kelompok dapat menguasai

materi pada tingkat setara.

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siswa kelas XII

IPS SMA Negeri 1 Gunung Sugih ini , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Dengan membawa siswa aktif dalam pembelajaran akan dapat

meningkatkan penguasaan materi Matriks dari siswa yang

bersangkutan.

2. Pembelajaran aktif merupakan strategi yang efektif untuk

menyampaikan materi Matriks bagi siswa program akselerasi.

3. Pembelajaran dalam kelompok kecil dapat meningkatkan kemampuan

penguasaan materi matematika dari siswa , selain itu dengan

kelompok kecil ini kerjasama diantara siswa dapat tercipta dengan

lebih baik.

4. Penggunaan lembar kerja untuk membawa siswa agar aktif dalam

belajar merupakan langkah yang efektif bagi siswa yang mengambil

program akselerasi karena siswa dapat bersosialisai dan saling tukar

informasi dan ide atau langkah – langkah kerja untuk menyelesaikan

suatu masalah dengan teman sebayanya, hal ini sesuai dengan

pendapat dari Vygotsky , aktivitas kalaboratif (perpaduan) di antara

anak-anak akan mendukung dan membantu dalam pertumbuhan

42

mereka, karena anak-anak yang seusia lebih senang bekerja dengan

orang yang satu zone (zone of proximal development, zpd) dengan

yang lain, artinya proses muncul ketika ada ketertarikan antar sesama

anggota kelompok yang seusia

B. Saran.

Setelah mengadakan penelitian tindakan kelas pada siswa program akselerasi

ini maka disarankan pada :

1. Guru dalam mengajar perlu memperhatikan paradigma- paradigma

baru sehingga dalam mengajar tidak monoton.

2. Guru perlu merancang pembelajaran dengan sebaik-baiknya dengan

menggunkan strategi yang tepat sesuai dengan kondisi dan situasi

siswa yang akan diberi pelajaran.

3. Guru dalam mengajar perlu menjadikan siswa sebagai jiwa dengan

potensi yang lebih , sehingga guru cukup sebagai fasilitator agar siswa

dapat mengembangkan kemampuannya dengan sebaik-baiknya.

4. Guru perlu mencari strategi yang efektif untuk mengajarkan materi

tertentu sesuai dengan situasi dan kondisi dari siswa dan materi yang

akan diajarkan.

43

DAFTAR PUSTAKA

Daniel Muijs dan David Reynolds 2008. EffectiveTteaching Teori dan Aplikasi ( Edisi ke -2 ) Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Russeffendi 1988. Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito

Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Andi Hakim Nasution. 1982. Landasan Matematika. Jakarta : Bharata Karya Aksara.

Gagne, Robert M and Leslie J. Briggs, 1978. Principles of Instructional Design. 2nd

Ed, New York : Holt Rinehart and Winstons.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani, 2007, Strategi PembelajaranAktif, CTSD,IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

44

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1

( RPP 1 )

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Pangkat, Akar dan Logaritma

Sub Pokok Bahasan : Logaritma

Kelas/Semester : X/1

Alokasi Waktu : 2 x 45’ (1 x pertemuan)

Standar Kompetensi :

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar dan logaritma

Kompetensi Dasar :

1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma.

1.2 Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat,

akar dan logaritma.

Materi Pokok :

Aplikasi sifat-sifat operasi logaritma

Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat :

1. menerapkan sifat-sifat operasi logaritma dalam penyelesaian soal.

2. menyelesaikan soal-soal Post Test

45

Sumber Belajar :

Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Modul Belajar Matematika SMA Kelas X

semester 1

Kegiatan Pembelajaran :

No Kegiatan Pembelajaran Waktu

1 Kegiatan Awal

a Guru memberi salam pembuka dan bersama siswa mengingat kembali tentang sifat-sifat operasi logaritma.

15’b Guru memberikan informasi tentang materi, tujuan dan teknis pembelajaran yang akan dilakukan.

2 Kegiatan Inti

a Siswa dengan dipandu guru secara klasikal menyelesaikan contoh-contoh soal tentang aplikasi sifat-sifat operasi logaritma sambil mengingat kembali sifat-sifat operasi logaritma.

10’

b Meminta beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis, siswa lain mengamati dan guru memantau serta mengarahkan jika kurang tepat langkah pengerjaannya.

10’

c Siswa secara mandiri mengerjakan Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1) , guru memantau kerja siswa.

20’

d Siswa dipandu guru memberikan jawaban soal-soal yang telah dikerjakan.

5’

e Siswa mengerjakan soal Pos Tes 1, guru mengawasi agar tidak saling bekerja sama anatar siswa

30’

3 Kegiatan Penutup

a Guru bersama siswa mencocokkan jawaban dari soal Post Test dan hasilnya dikumpulkan.

5’b Guru memberi informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c Guru memberi salam penutup

Alat dan Bahan:

1. Papan tulis dan alat tulis2. Lembar Kerja Siswa (LKS)3. Alat Evaluasi (Post Tes)

LEMBAR KERJA SISWA 1

( LKS 1 )

46

Petunjuk :

Kerjakan soal-soal berikut pada tempat yang tersedia.

1. Sederhanakan bentuk-bentuk berikut :

a.

2 log 12+ 4 log(169 )

b. (5 log 9 )× (3 log625 )

c. 6 log 9+2 6 log 2−2 6 log 6

d.

a log 3√ xa log x2

Jawab :

a.

b.

c.

d.

2. Jika a dan b adalah bilangan-bilangan real positif yang lebih besar dari 1,

tunjukkan bahwa a log b+

1a log b=0 .

Jawab :

47

3. Hitunglah :

a.

2 log 60 .5 log6 b.

162 log 3×1

9

3 log2

Jawab :

4. Diketahui 2 log 3=a dan

2 log 5=b , nyatakan tiap-tiap bentuk berikut dalam a dan

b.

a. 6 log 50 b.

18 log20

Jawab :

PEMBAHASAN LEMBAR KERJA SISWA 1 (LKS 1)

1. Sederhanakan bentuk-bentuk berikut :

a.

2 log 12+ 4 log(169 )

48

b. (5 log 9 )× (3 log625 )

c. 6 log 9+2 6 log 2−2 6 log 6

d.

a log 3√ xa log x2

Jawab :

a.

2 log 12+ 22

log 42−22

log32 =2 log 12+2 log 4−2 log3=2 log (12×4÷3 )=2 log (4×4 )=a log 42=2 log 24=4

b. 5 log 32×3 log 54=2 5 log 3×4 3 log 5=(2×4 )5 log 3× 3 log 5=8 5 log 5=8

c. 6 log 9+6 log22−2=6 log (9×4 )−2=6 log 62−2=2−2=0

d.

a log3√ x

a log x2=x2

log3√x =x2

log x13 =

13

2x log x=1

6

2. Jika a dan b adalah bilangan-bilangan real positif yang lebih besar dari 1,

tunjukkan bahwa a log b+

1a log b=0 .

Jawab : a log b+

1a log b=a log b+a−1

logb=a log b+(−1 ) a log b=0 , terbukti.

3. Hitunglah :

a.

2 log 60 .5 log6 b.

162 log3×1

9

3 log2

Jawab : a.

6 log (0 . 5 )6 log 2

=2 log ( 12 )=2 log 2−1=−1

49

b. (24)

2 log 3×( 1

9 )3 log 2

=22 lo 34

¿33 log 2−2

=34 ¿2−2 =81×14

=814

4. Diketahui 2 log 3=a dan

2 log 5=b , nyatakan tiap-tiap bentuk berikut dalam a dan

b.

a. 6 log 50 b.

18 log20

Jawab : a.

log 50log 6

=log (25×2 )log (3×2 )

=2 log 52+2 log 22 log 3+2 log 2

=2 2 log 5+12 log3+1

=2b+1a+1

b.

log 20log 18

=log (22×5 )log (32×2 )

=2 log 22+2 log 52 log 32+2 log 2

= 2+b2a+1

Penilaian Proses

Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar aplikasi sifat-sifat logaritma,

dapat dilihat secara klasikal rata-rata nilai dari hasil mengerjakan LKS dengan

penskoran sebagai berikut:

No. Soal Skor maksimal

1

2

3

4

10

15

20

25

Jumlah 70

SOAL POST TES 1

Petunjuk

1. Tuliskan nama, kelas dan nomer absen pada tempat yang tersedia

2. Kerjakan soal-soal berikut dengan singkat dan benar!

50

Nama : .....................................................................

Kelas/No. : .....................................................................

SOAL

1. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan berikut:

a)(x+1) log 128=7

b)8 log ( 1

32 )=x

c)9 log 3 x=− 3

2 (skor 15)

2. Sederhanakan bentuk berikut:

a)3 log 7 . 4 log 27 . 7 log 0,5

b)

√5 log2725 log3

c)

3 log 5− 125

log 9

d)16√2 log2√2

e)

3 log 8+√3 log 83√9 log 4 (skor 25)

3. Jika 2 log 3=a dan

3 log 5=b , tentukan hasil berikut dalam a dan b:

a)10 log18

b)0 , 75 log 15 (skor 15)

4. Tentukanlah nilai dari

a) (2 log 10)( 5 log 10)−( 2 log 5+5 log 2)

b) (2 log 9+8 log 3)(3 log2+9 log 4 ) (skor 25)

51

Penilaian Akhir

Berdasar skor dari masing-masing soal di atas, maka nilai maksimal dari pos tes

tersebut adalah 80

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2

( RPP 2 )

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Pangkat, Akar dan Logaritma

Sub Pokok Bahasan : Logaritma

Kelas/Semester : X/1

Alokasi Waktu : 2 x 45’ (1 x pertemuan)

Standar Kompetensi :

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar dan

logaritma

Kompetensi Dasar :

1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma.

1.2 Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat,

akar dan logaritma.

52

Materi Pokok :

1. Persamaan logaritma sederhana.

2. Penyelesaian soal-soal logaritma yang lebih kompleks.

Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat :

1. menyelesaikan persamaan logaritma sederhana.

2. menyelesaikan soal-soal logaritma yang lebih kompleks.

Sumber Belajar :

Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Modul Belajar Matematika SMA Kelas X Semester 1

Kegiatan Pembelajaran :

No Kegiatan Pembelajaran Waktu

1 Kegiatan Awal

a Guru memberi salam pembuka dan bersama siswa mengingat kembali tentang sifat-sifat operasi logaritma.

15’b Guru memberikan informasi tentang materi, tujuan dan teknis pembelajaran yang akan dilakukan.

2 Kegiatan Inti

a Membuat kelompok, masing-masing terdiri dari 4 siswa. 10’

b Meminta setiap kelompok mengerjakan LKS 2 . (Selama siswa berkelompok, guru memantau kerja setiap kelompok dan mengarahkan/membantu siswa yang mengalami kesulitan).

10’

c Meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, sedangkan kelompok yang lainnya memberi tanggapan. (Guru memandu jalannya diskusi dan bersama siswa merumuskan jawaban yang benar)

15’

d Siswa mengerjakan soal pos tes 2 secara individual dipantau oleh guru

30’

e Guru bersama siswa mencocokkan jawaban dari hasil pos tes dan hasilnya dikumpulkan.

5’

3 Kegiatan Penutup

a Guru bersama siswa mengingat kembali persamaan logaritma

53

sederhana. 5’

b Guru memberi informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, memberi tugas untuk mengerjakan soal yang ada di modul siswa secara individual.

c Guru memberi salam penutup

Alat dan Bahan:1. Papan tulis dan alat tulis 3. Alat Evaluasi ( Post Tes )2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LEMBAR KERJA SISWA 2

( LKS 2)

Identitas :

Kelompok : ...........................

Anggota : 1. .........................................................

2. .........................................................

3. ..........................................................

4. .........................................................

Petunjuk :

Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang benar!

1. Jika a log b=a log c , maka b=.. . .

2. Jika a log f ( x )=a log b ,maka ...... = .........

3. Jika a log f ( x )=a log g ( x ) , maka ..........=..........., dengan syarat f ( x )>0 dan g( x )

>0

Selesaikan soal-soal berikut:

4. Jika 2 log (2x+1 )=4 log 9 , tentukan nilai x.

Jawab:

54

5. Carilah nilai x yang memenuhi persamaan

3 log ( x2+2 x−5 ) =13 log( 1

3 x+1 ).

Jawab:

6. Tentukan himpunan penyelesaian dari √5 log( x+1 )=25 log( x2+6 x+9) .

Jawab:

Penilaian Proses

Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar aplikasi sifat-sifat logaritma,

dapat dilihat secara klasikal rata-rata nilai dari hasil mengerjakan LKS dengan

penskoran sebagai berikut:

No. Soal Skor maksimal

1 5

55

2

3

4

5

5

5

5

20

25

20

Jumlah 80

PEMBAHASAN LEMBAR KERJA SISWA 2

1. Jika a log b=a log c , maka b=c

2. Jika a log f ( x )=a log b ,maka f ( x )=b

3. Jika a log f ( x )=a log g ( x ) , maka f ( x )=g ( x ) , dengan syarat f ( x )>0 dan g( x ) >0

4. Jika 2 log (2x+1 )=4 log 9 , maka

2 log (2x+1 )=22

log32

2 log (2x+1 )=2 log3

(2 x+1 )=3x=1

5. Jika

3 log ( x2+2 x−5 ) =13 log( 1

3 x+1 ) , maka :

3 log ( x2+2 x−5 ) =3−1

log (3 x+1 )−1

3 log ( x2+2 x−5 ) =3 log (3 x+1 )x2+2 x−5=3 x+1x2−x−6=0( x−3 )×( x+2 )=0

56

x1= 3 , atau x2=−2

Kemudian x1 dan x2 masing-masing disubstitusikan ke ( x2+2 x−5 ) dan (3 x+1 ) ,

jika (x12+2x1−5)>0 dan (3 x1+1) >0 maka x1 merupakan penyelesaian, dengan

cara yang sama untuk x2.

Hasil Substitusi x1 ke ( x2+2 x−5 )=(9+6−5 )=10 dan (3 x+1 )=6+1=7 jadi

x1=3 merupakan penyelesaian.

Hasil substitusi x2 ke ( x2+2 x−5 )=4−4−5=−5 dan(3 x+1 )=−6+1=−5 jadi

x2=−2 bukan merupakan penyelesaian.

6. Jika √5 log ( x+1 )=25 log ( x2+6 x+9) , maka :

5

12

log( x+1)=52

log( x+3 )2

5 log( x+1 )2=5 log( x+3 )( x+1)2=( x+3 ) ⇔ x2+2x+1=x+3x2+x−2=0( x+2)( x−1 )=0

x1=−2 , atau x2= 1

Kemudian x1 dan x2 disubstitusi ke soal semula yaitu masing-masing ke (x+1)

dan ( x2+6 x+9 ) , jika kedua-duanya hasilnya positif maka merupakan

penyelesaian.

Jika x1=−2 , di substitusi ke (-2+1) =-1 dan (4-12+9) =1 ,maka x1 =-2 bukan

penyelesaian.

Jika x2 = 1, disubstitusikan ke (1+1) = 2 dan (1+6+9) = 16, maka x2 =1 merupakan

penyelesaian.

57

POST TES 2

Identitas :

Nama : ...............................................

Kelas/No. : ..............................................

Petunjuk :

Kerjakan soal-soal berikut dengan singkat dan benar!

1. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan berikut :

a. a log( x+1 )+ a log( x−2)=a log 4

b.

c. (skor 15)

2. Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan log( x

10( x−9 )+ 3

2 )=−1 , tentukan nilai

x12+x

22 .

(skor 15)

3. Jika 2 log √x2−16=2 , tentukan nilai

x log2 . (skor 10)

4. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan : 2 log2 x+log x3=9 .

(skor 20)

Penilaian Akhir

58

Berdasar skor dari masing-masing soal di atas, maka nilai maksimal dari pos tes tersebut

adalah 60

NILAI HASIL POST TEST DARI KONDISI AWAL HINGGA SIKLUS II

KELAS X PROGRAM AKSELERASI SMA NEGER1 1 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2008 – 2009

NO NIS NAMA AWAL SIKLUS SIKLUSI II

1 19145 AISA RAHMAWATI 67 75 802 19146 AISYA FIKRITAMA ADITYA 80 83 853 19147 AMANDA KIRARA RAHAYU 52 54 734 19148 ANDRE SYAH WICAKSANA 50 57 575 19149 ANNA WAHIDATI RAHMA 64 67 756 19150 ARIZA FAUZI 90 92 977 19151 DANANG PRIMAADI W. 79 82 908 19152 DANISH DAVINA SEKAR L. 77 78 879 19153 DARUMAS NUR AKBARI PK 68 75 81

10 19154 DESI DWI HARJANI 86 87 8811 19155 DYAH MUSTIKANINGTYAS 67 68 7912 19156 FAISAL HAFIDH 64 69 7413 19157 FAIZAH NIA ERNAWATI 49 55 7414 19158 HERLIENA DYAH I. 87 89 9515 19159 KURNIA HARI KUSUMA 79 82 9016 19160 LANANG SUKMA AJI 91 92 9917 19161 LIA DWI NUR FITRI ASTUTI 84 87 9018 19162 MARATUSSHOLIKHAH N. 65 68 7919 19163 NITA RISKANINGTYAS A. 76 80 8320 19164 OVI ANNISA QURROTU A. 78 81 8621 19165 QUEEN ANALISA S. 52 66 7622 19166 RIDHA AMELIA 67 73 80

59

23 19167 RISYA YOGA SURYAWAN 78 83 8724 19168 SHAFIRA FITRIASTUTI R. 84 85 8925 19169 SINTIN KHOTIJAH P 82 87 9426 19170 TAUFIK ILHAM 81 85 9027 19171 USWATUN HASANAH 65 77 8528 19172 VICKY ELITA PUDI A. 56 57 58

JUMLAH NILAI 2018 2134 2321NILAI RATA-RATA 72,07 76,21 82,89NILAI MAKSIMUM 91,00 92,00 99,00NILAI MINIMUM 49,00 54,00 57,00

JUMLAH ANAK YANG TUNTAS 15 19 26PROSENTASE KETUNTASAN 53,57% 67,86% 92,86%

NILAI HASIL PERKEMBANGAN PENGUASAN KOMPETENSI DASAR

KELAS X PROGRAM AKSELERASI SMA NEGER1 1 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2008 – 2009

NO NIS NAMA KD 1 KD 1 KD 2Siklus 1 Siklus 2 Siklus 2

1 19145 AISA RAHMAWATI 74 75 802 19146 AISYA FIKRITAMA ADITYA 80 83 853 19147 AMANDA KIRARA RAHAYU 60 76 734 19148 ANDREW SYAH W. 50 72 575 19149 ANNA WAHIDATI RAHMA 76 78 756 19150 ARIZA FAUZI 90 92 977 19151 DANANG PRIMAADI W. 79 82 908 19152 DANISH DAVINA SEKAR L. 77 78 879 19153 DARUMAS NUR AKBARI PK 68 75 8110 19154 DESI DWI HARJANI 86 87 8811 19155 DYAH MUSTIKANINGTYAS 67 76 7912 19156 FAISAL HAFIDH 79 75 7413 19157 FAIZAH NIA ERNAWATI 60 76 7414 19158 HERLIENA DYAH I. 87 89 9515 19159 KURNIA HARI KUSUMA 79 82 9016 19160 LANANG SUKMA AJI 91 92 9917 19161 LIA DWI NUR FITRI ASTUTI 84 87 9018 19162 MARATUSSHOLIKHAH N. 75 78 7919 19163 NITA RISKANINGTYAS A. 76 80 83

60

20 19164 OVI ANNISA QURROTU A. 78 81 8621 19165 QUEEN ANALISA S. 74 77 7622 19166 RIDHA AMELIA 67 73 8023 19167 RISYA YOGA SURYAWAN 78 83 8724 19168 SHAFIRA FITRIASTUTI R. 84 85 8925 19169 SINTIN KHOTIJAH P 82 87 9426 19170 TAUFIK ILHAM 81 85 9027 19171 USWATUN HASANAH 65 77 8528 19172 VICKY ELITA PUDI A. 56 60 58

JUMLAH NILAI 2103 2241 2321NILAI RATA-RATA 75,11 80,04 82,89NILAI MAKSIMUM 91,00 92,00 99,00NILAI MINIMUM 50,00 60,00 57,00

JUMLAH ANAK YANG TUNTAS 20 27 26PROSENTASE KETUNTASAN 71,43% 96,43 % 92,86 %

61

62


Recommended