Kebijakan Regional : Pengalaman Inggris
Raya
Kelompok II :Aris SetianiAdi Warsito
Pascoal Barros Do CarmoPedro Barbosa
Octovianus Tupan
Outline Presentasi
• Case Pengurangan Kesenjangan Ekonomi Regional• Kebijakan Aksi : Pendekatan-pendekatan Alternatif
• Sejarah Perkembangan Kebijakan Regional di Inggris Raya
• Kebijakan Regional : Efisiensi Ekonomi atau Inklusi Sosial?
• Kesimpulan
• Kesenjangan Regional di Indonesia
Penyebab
• Salah satu penyebab kesenjangan ekonomi regional di UK adalah, pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan akibat tingginya angka eksport. Bagian Selatan UK lebih beruntung karena memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena eksport, dibandingkan dengan Bagian Utara UK.
• Kesenjangan ini terlihat jelas dengan membandingkan angka pengangguran dan pendapatan perkapita wilayah.
Efek Kesenjangan Ekonomi Regional
1. Ketidakpuasan dan kebencian2. Tingginya angka pengangguran
berdampak pada masalah-masalah sosial dan keamanan
3. Ekonomi biaya tinggi karena permintaan infrastruktur yang tinggi
4. Inflasi
Mekanisme Pengurangan Kesenjangan Pengangguran
1. Upah akan turun di daerah pengangguran tinggi, dan meningkat di daerah pengangguran rendah.
2. Pekerja akan bermigrasi dari daerah dengan upah kerja rendah ke daerah dengan upah kerja tinggi.
3. Perusahaan dan pemilik modal akan berpindah dari daerah dengan upah kerja tinggi ke daerah dengan upah kerja rendah.
Kesenjangan pengangguran akan berkurang jika pasar efisien. Pasar akan menjadi lebih jelas. Ada 3 mekanisme untuk memastikan bahwa pasar menjadi jelas yaitu :
Apakah Mekanisme ini Berhasil ?
Skenario ini tidak dapat berjalan selaras dengan kenyataan untuk mengurangi kesenjangan regional akibat pengangguran. Faktor pembatasnya adalah :• Penghalang yang kuat bagi migrasi modal dan
tenaga kerja.Para penganggur kebanyakan tinggal di rumah yang disubsidi dan tdk memiliki sd untuk pindah. Perusahaan juga sulit untuk pindah ke tempat baru yang sama sekali tidak diketahui kondisinya.
• Upah gagal merespon kondisi pasar tenaga kerja lokal.Pemerintahan Inggris (1979-1997) berasumsi bahwa hanya dengan menurunkan tingkat upah di daerah pengangguran tinggi, akan memenangkan pasar dan menyediakan lapangan pekerjaan.
Pendekatan Pengurangan Kesenjangan Akibat Pengangguran
1. Pendekatan Pasar Bebas: yang memandang masalah regional muncul karena pasar tidak efisien, lemahnya ‘budaya’ wirausaha dan besarnya intervensi pemerintah.Solusi: deregulasi pasar, insentif pajak, minimalkan pengeluaran dan pemberian bantuan secara selektif.
2. Pendekatan Intervensi: memandang bahwa masalah muncul karena kelemahan struktural, investasi yang rendah, partisipasi pemerintah yang tidak memadai.Solusi: pembangunan basis industri lokal dan regional, peningkatan investasi, termasuk investasi publik di bidang sosial-ekonomi.
lanjutan… Pendekatan
Sejarah Perkembangan Kebijakan Regional di Inggris Raya
Sejak tahun 1928, kebijakan regional di Inggris Raya dimonopoli oleh pemerintah pusat.Oleh karena itu, pembahasan tentang kebijakan regional di Inggris akan diawali dengan melihat peran Pemerintah Pusat. Selanjutnya akan kita lihat peran dari EU, dan badan-badan regional serta lokal.
Peran Pemerintah Pusat
1928 (Industrial
Transference Board)
1934 & 1937 (Special
Areas Acts)
1945 (Distribution of Industry
Act)
1970-an (Resesi
Ekonomi, dimana Program Bantuan Daerah
dihapus)
1980 – 1988 (Penekanan pada daya saing lokal)
1990-an (Kebijakan regional menjadi
komponen dari
Kebijakan Industri Negara)
Wilayah Angka Pengangguran (%)
London 14.2
Bagian Tenggara 17.0
Bagian Barat Daya 19.6
Midland 20.2
Bagian Timur Laut 29.8
Bagian Barat Laut 25.7
Wales 37.8
Skotlandia 30.2
Irlandia Utara 28.9
UK 23.4
…lanjutan
Tabel Angka Pengangguran di Wilayah UK, Januari 1933
Sumber: Historical Abstract of Labour Statistics
Munculnya Partisipan Baru Dalam Kebijakan Regional di Inggris
Inggris Masuk Dalam
EC
ESF (Pelatihan & Mobilisasi
Pekerja
EIB (Investasi dibidang
Infrastruktur di daerah depresi)
ERDF (Bantuan Hibah &
Investasi)
ECSC (Investasi di Industri Batubara & Baja)
Lembaga Regional
Selain peran dari Lembaga-lembaga Eropa, kebijakan regional di Inggris juga dipengaruhi oleh lembaga-lembaga regional seperti :- The Scottish and Welsh Development
Agencies- Development Board for Rural Wales- Highland and Islands development
BoardLembaga2 ini berperan sebagai katalis dan menarik pemilik modal swasta untuk berinvestasi.
Partisipasi Lokal dalam Kebijakan Regional
Muncul begitu banyak organisasi lokal di Inggris karena:1. Kegagalan Pemerintah Pusat dalam menyusun
kebijakan regional yang mengakibatkan kevakuman.
2. Penekanan pada budaya kewirausahaan lokal, menciptakan peran yang lebih besar bagi organisasi lokal dalam kegiatan usaha.
Pemerintah lokal berperan dalam perencanaan dan pemberian izin lokasi dalam memberikan pelayanan dan tempat untuk bisnis. Pada pertengahan 1980-an telah lebih dari dua puluh usaha yang dilakukan untuk membantu perusahaan, terutama perusahaan kecil. Banyak pelatihan-pelatihan yang disponsori oleh pemerintah lokal.
Persoalan Kebijakan Regional
Persoalan kebijakan regional di Inggris Raya, selalu dihadapkan pada 2 persoalan :1. Pergantian pemerintahan, cenderung
akan menambah tujuan kebijakan regional yang harus dicapai.
2. Potensi konflik dalam menetapkan tujuan kebijakan regional, apakah mengarah ke ekonomi (efisiensi), atau ke sosial (keadilan).
Tujuan Kebijakan Regional
Menurut Barlow, selain tujuan Ekonomi dan Sosial, perlu juga ditambahkan tujuan Lingkungan dan Politik.
• Penyebaran Industri yang seimbang secara geografis untuk mengurangi kepadatan.
• Penyebaran Industri untuk tujuan Strategis dan Pertahanan
• Distribusi Pendapatan yang Merata untuk menekan konflik sosial
• Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Ekonom
i Sosial
LingkunganPolitik
…lanjutan
Faktor-faktor yang menekan perubahan fokus kebijakan regional dari ekonomi ke sosial :1. Distribusi pendapatan bertumbuh tidak
seimbang.Pada Gambar di bawah ini terlihat perbedaan yang sangat mencolok dalam pendapatan rumah tangga. Sbg cth: antara thn 1980 dan 1990, kenaikan pendapatan sebesar 47% pada rmh tangga dengan pendapatan 300-500£/minggu, sementara pendapatan rumah tangga sebesar <100£/minggu hanya naik sebesar 6%.
2. Pertumbuhan kelompok-kelompok yang terpinggirkan.Kelompok-kelompok ini (disable, etnis minoritas, orang2 pinggiran, pengangguran, dll), menghadapi masalah yang sama dan harus berusaha mengatasi berbagai rintangan untuk sukses. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki kecakapan untuk bekerja, terdiskriminasi dan dipinggirkan dari sistem pasar dan masyarakat.
…lanjutan
Social or Economy Objective?
Kelompok yang mendukung tujuan ekonomi (daya saing ekonomi) memiliki 3 pertimbangan:1. Esklusi sosial (pengucilan
secara sosial) berkaitan dengan tujuan sosial dan politik yang tidak ada hubungannya dengan kebijakan ekonomi regional.
2. Esklusi sosial adalah masalah negara dan lebih membutuhkan kebijakan ekonomi negara dibanding kebijakan ekonomi regional.
3. Kebijakan untuk mengatasi
esklusi sosial akan secara langsung bertentang dengan kebijakan untuk meningkatkan daya saing ekonomi.
…lanjutan
KESIMPULAN
Spesifikasi yang tepat dari tujuan yang perlu ditambahkan pada kebijakan regional untuk 3 alasan yang berbeda:1. Untuk tujuan membatasi area
yang sesuai bagi suatu kebijakan.2. Untuk tujuan meramu
instrumen2 kebijakan yang paling efisien.
3. Untuk tujuan mengevaluasi kebijakan regional.
Pentingnya spesifikasi tujuan kerena: Berbeda tujuan, berbeda kebijakan Tidak dapat diprediksi efektivitas
suatu kebijakan regional tanpa mengetahui dengan jelas kebijakan tersebut dibuat untuk menyelesaikan permasalahan apa.
Evaluasi akan berujung pada efek/akibat dari kebijakan tersebut dan bukan pada efektivitas kebijakan tersebut.
…lanjutan
Sejarah menunjukan bahwa para politisi sangat sulit menentukan tujuan spesifik secara jelas. Mereka kuatir penetapan target tersebut tidak akan dapat dicapai.Kondisi ini berubah di tahun1990-an, dimana penetapan target secara detail dan indikator keberhasilan untuk kebijakan regional mulai diberlakukan secara luas di EU dan UK.
…lanjutan
Kebijakan regional yang hanya fokus pada daya saing ekonomi telah ditinggalkan, dan saat ini dapat dilihat bahwa tujuan sosial, politik dan lingkungan juga telah menjadi bagian dari kebijakan regional, di samping tujuan ekonomi.
…lanjutan
Kesenjangan Regional di Indonesia
Penyebab Kesenjangan Regional :1. Konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah2. Alokasi investasi3. Mobilitas faktor produksi antar wilayah
rendah4. Perbedaan kandungan sumber daya
alam antar wilayah5. Perbedaan kondisi demografi wilayah6. Kurang lancarnya perdagangan antar
wilayah
Hasil studi empiris interaksi ekonomi antar wilayah menunjukkan :1. Lebih dari 80 persen industri
manufaktur yang didirikan di Indonesia berlokasi di Jawa dan di Sumatera sekitar 12 – 13 persen dengan kontribusi nilai tambah yang kurang lebih sama; sedangkan sisanya yang kurang dari 10 persen (antara 7–8 persen) berada di wilayah lainnya.
Kesenjangan Regional di Indonesia
2. Daerah-daerah Luar Jawa pada umumnya mengekspor produk-produk primer ke Jawa dan mengimpor produk-produk sekunder dari Jawa, dimana nilai impor daerah Luar Jawa jauh lebih besar daripada nilai ekspornya. Hal yang demikian membuat neraca perdagangan daerah-daerah Luar Jawa mengalami defisit, sedangkan neraca perdagangan Jawa mengalami surplus.
Kesenjangan Regional di Indonesia
3. Kegiatan produksi sektor-sektor ekonomi di Luar Jawa sangat bergantung pada input yang berasal dari Jawa, sedangkan sebaliknya tidak. Hal ini mengakibatkan efek multiplier yang diterima perekonomian Jawa atas kemajuan ekonomi daerah-daerah Luar Jawa sangat besar, sedangkan sebaliknya tidak.
Kesenjangan Regional di Indonesia
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka program pembangunan ekonomi harus benar-benar memperhatikan keterbatasan dan kekuatan yang dimiliki masing-masing wilayah, sehingga pengurangan kesenjangan wilayah dapat dicapai.
Kesenjangan Regional di Indonesia