perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM
BERMAIN DRAMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI PATIHAN 1 SIDOHARJO SRAGEN
TAHUN AJARAN 2010/2011
Disusun oleh:
EMA DWI SASONGKO
X7107023
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM
BERMAIN DRAMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI PATIHAN 1 SIDOHARJO SRAGEN
TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh:
Ema Dwi Sasongko
X7107023
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Ema Dwi Sasongko X7107023. PENINGKATAN KETERAMPILAN
BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V
SDN PATIHAN 1 SIDOHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam
bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Patihan I
Sidoharjo Sragen tahun ajaran 2010/2011, berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 10
siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Sumber data yang digunakan adalah
informasi dari narasumber yaitu guru kelas V dan siswa, hasil pengamatan proses
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan dokumen
resmi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes,
dokumentasi, dan wawancara. Untuk menguji validitas data peneliti menggunakan
triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang
digunakan adalah model analisis interaktif, meliputi tiga buah komponen yaitu
reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Proses penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1)
perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata hasil kondisi awal
prasiklus yaitu 60,33 dengan ketuntasan klasikal 42,86%. Pada siklus I, nilai rata-
rata kelas mencapai 69,48 dengan ketuntasan klasikal 80,95%. Pada siklus II nilai
rata-rata kelas meningkat 78,81 dengan ketuntasan klasikal 100%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain
drama siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen tahun ajaran 2010/2011.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Ema Dwi Sasongko X 7107023. IMPROVING SPEAKING SKILL IN
ROLE PLAY THROUGH COOPERATIVE LEARNING TYPE JIGSAW
FOR THE FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS OF
PATIHAN 1 SIDOHARJO SRAGEN IN 2010/2011 ACADEMIC YEAR.
Thesis: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University,
Surakarta, June 2011.
The research is intended to improve the speaking skill in role play for the
fifth grade of SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen in the academic year of 2010/2011
through cooperative learning model type Jigsaw.
This research used a classroom action research method.The subject of this
research was the fifth grade of SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen in 2010/2011
academic year, the number of students was 21, consisting of 10 boys and 11 girls.
The data sources that used of the research were information from informant; that
were the class teacher of the fifth grade, the result of observation on the learning
process with the cooperative learning model type Jigsaw, and documents. The
techniques of collecting data that used through observation, interview and test.
The validity of the data was tested by using a data source triangulation and a
method triangulation. The techniques of analyze data was interactive analysis
model, consisting of three components, that were reduction data, performance data
and verification. The research process consisted of two cycles, and each cycle
comprised four phases, namely: (1) planning, (2) implementation, (3) observation,
and (4) reflection.
The results of the analysis are as follows: The preliminary average score of
the achievement test prior to the treatment is 60,33, and the classical learning
completeness is 42,86%. Following the treatment of Cycle 1, the average score of
the achievement test becomes 69,48, and the classical learning completeness is
80,95%. After the treatment of Cycle 2, the average score of the achievement test
becomes 78,81, and the classical learning completeness is 100%.
Based on the results of the analysis, a conclusion is drawn that through
cooperative learning model type Jigsaw can improve the speaking skill in the role
play of the fifth grade of SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen in 2010/2011 academic
year.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”
(Peribahasa)
“Jangan membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk;
lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan, seperti burung dari pada
tangan pemikat .”
(Amsal 6: 4-6)
” Barang siapa takut menghadapi persoalan ia sebenarnya takut menghadapi
sebuah kemajuan ”
(Bung Karno, presiden RI pertama)
“Pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. Karena orang
yang bersemangat dapat menanggung penderitaaannya”.
(Peneliti)
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Orang tuaku,
Bapak Suparwanto yang memberikan perhatiannya
dalam mengerjakan skripsi.
Ibu Giyatmi yang telah memberikan kasih sayang
yang tulus serta doa yang terus menerus untuk saya.
Kakakku Woko Roker untuk dukungannya.
Teman-temanku SI PGSD angkatan 2007 terkhusus
untuk S1B07, diantaranya yaitu Sutino, Ayes, Kiki,
Dian Qorin, Ika, Santi, Dedy.
Teman kos Mbomberman, yaitu Danang, Alvian, Styo,
Fajar, Nug.
Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan almamaterku tercinta tempatku menimba
ilmu berkarakter kuat dan cerdas untuk masa depan
yang cerah.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan semesta alam atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Atas kehendak-
Nya skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Berbicara Dalam Bermain
Drama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V
SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen Tahun Ajaran 2010/2011” ini dapat terselesaikan
dengan baik sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini telah melibatkan berbagai
pihak. Maka dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Sukarno, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah tulus memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dengan kesabaran sehingga skripsi ini
terselesaikan dengan baik.
6. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah tulus hati
memberikan bimbingan, perhatian, dorongan dan pengarahan di dalam
penyusunan skripsi ini, sehingga peneliti lebih tanggap untuk segera
menyelesaikan skripsi ini dengan penuh semangat.
7. Bapak dan Ibu dosen program studi PGSD FKIP UNS yang telah memberikan
motivasi dan pengarahan kepada peneliti.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Bapak Suparwanto, S.Pd Selaku Kepala Sekolah SD Negeri Patihan 1
Sidoharjo Sragen yang telah memberikan ijin penelitian.
9. Ibu Sukiyati, Ama.Pd selaku guru kelas V SDN Patihan I yang dengan senang
hati membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian.
10. Guru-guru SDN Patihan I yang telah memberikan motivasi dan sebagai
informan terhadap penyusunan skripsi ini.
Peneliti telah berupaya untuk berbuat yang terbaik dalam penyusunan
skripsi ini. Namun demikian, disadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan.
Akhirnya, peneliti tetap berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca budiman dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi
bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.
Surakarta, Juni 2011
Peneliti
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PENGAJUAN .............................................................................................. ii
PERSETUJUAN .......................................................................................... iii
PENGESAHAN ........................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
ABSTRACK ................................................................................................ vi
MOTTO ....................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
1. Tinjauan Tentang Keterampilan Berbicara ............................ 7
a. Pengertian Keterampilan ................................................... 7
b. Pengertian Berbicara ......................................................... 7
c. Pengertian Keterampilan Berbicara................................... 8
d. Tujuan Berbicara .............................................................. 9
e. Proses Berbicara ............................................................... 9
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Tinjauan Tentang Bermain Drama ......................................... 11
a. Pengertian Drama ............................................................. 11
b. Jenis-jenis Drama ............................................................. 11
c. Unsur-unsur Drama ........................................................... 12
d. Pembelajaran Drama di SD .............................................. 13
3. Tinjauan Tentang Model pembelajaran Kooperatif ................ 14
a. Pengertian Model Pembelajaran ....................................... 14
b. Pengertian Model Pembelajaran kooperatif ..................... 15
c. Unsur-unsur Pembelajaran kooperatif ............................... 16
4. Tinjauan Tentang pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ..... 17
a. Pengertian Kooperatif Jigsaw ........................................... 17
b. Langkah-langkah Penerapan Kooperatif Jigsaw .............. 18
B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 21
C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 23
D. Hipotesis .................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 26
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 26
B. Subjek Penelitian ...................................................................... 26
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................. 27
D. Sumber Data ............................................................................. 28
E. Teknik Penngumpulan Data ..................................................... 29
F. Validitas Data ........................................................................... 30
G. Analisis Data ............................................................................ 31
H. Indikator Ketercapaian ............................................................. 33
I. Prosedur Penelitian...................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 39
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 39
1.Deskripsi Kondisi Awal ..................................................... 39
2. Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 43
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Tindakan Siklus I .............................................................. 43
a. Perencanaan Tindakan .............................................. 43
b. Pelaksanaan Tindakan .............................................. 45
c. Observasi .................................................................. 49
d. Refleksi .................................................................... 53
2. Tindakan Siklus II .......................................................... 54
a. Perencanaan Tindakan ............................................... 55
b. Pelaksanaan Tindakan ................................................ 57
c. Observasi ................................................................... 61
d. Refleksi ..................................................................... 65
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 69
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................ 76
A. Simpulan ............................................................................ 76
B. Implikasi ............................................................................. 76
C. Saran ................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 79
LAMPIRAN ............................................................................................. 82
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian .............................................. 34
2. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara dalam bermain drama
siswa Kelas V SDN PatihanI pada Kondisi Awal (Prasiklus) ................ 41
3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN
Patihan I pada Siklus I ............................................................................ 51
4. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN
Patihan I Sragen pada Siklus II .............................................................. 63
5. Data Frekuensi Penilaian Proses (Sikap Siswa) Pembelajaran
Keterampilan Berbicara Kelas V SDN Patihan I pada Prasiklus, Siklus
I dan II .................................................................................................... 66
6. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN
Patihan I pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II .................................... 67
7. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Keterampilan Berbicara Siswa kelas
V SDN Patihan 1 Pada Kondisi Awal (Prasiklus), Siklus I dan Siklus
II .............................................................................................................. 69
8. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SDN Patihan 1 Pada
Kondisi Awal (Prasiklus), Siklus I dan Siklus II ................................... 70
9. Perolehan Kelompok Jigsaw pada Siklus I dan Siklus II ...................... 72
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.Mekanisme Kelompok Jigsaw ................................................................ 20
2.Skema Kerangka Berpikir.. ..................................................................... 24
3.Komponen Analisis Data.. ...................................................................... 33
4.Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 35
5. Grafik Penilaian Proses Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN
Patihan I pada Kondisi Awal (Prasiklus) ............................................ 42
6. Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Patihan I
pada siklus I ......................................................................................... 52
7. Grafik Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siswa
Kelas V SDN Patihan I pada Siklus II ................................................ 64
8. Grafik Distribusi Penilaian Proses siswa (Sikap siswa) Pembelajaran
Keterampilan Berbicara dalam bermain drama Kelas V SDN
Patihan I pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II .................................. 66
9. Grafik Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V
SDN Patihan I pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ......................... 68
10. Grafik penigkatan nilai rata-rata hasil keterampilan berbicara
siswa kelas V SDN Patihan 1 pada praiklus, siklus I dan siklus II ...... 70
11. Grafik Peningkatan Ketuntasan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
V SDN Patihan 1 pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ...................... 71
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rincian Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ............................... 83
2. Deskripsi Wawancara Guru Sebelum Tindakan ....................................... 84
3. Deskripsi Angket Siswa Sebelum Tindakan ............................................. 88
4. Silabus Bahasa Indonesia Kelas V Semester II......................................... 89
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus ......................................... 90
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................................ 97
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................................ 105
8. Materi Siklus I ........................................................................................... 114
9. Materi Siklus II ........................................................................................ 117
10. Daftar nilai tes tertulis individu............................................................... 120
11. Lembar Diskusi Kelompok Siklus I ....................................................... 121
12. Lembar Diskusi Kelompok Siklus II ...................................................... 124
13. Lembar Nilai Hasil Diskusi Kelompok ................................................... 127
14. Lembar Penilaian Tes Keterampilan Berbicara Siswa ............................ 128
15. Rubrik Penilaian Keterampilan Berbicara ............................................. 130
16. Daftar Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Prasiklus ............................ 133
17. Daftar Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I .............................. 134
18. Daftar Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ............................. 135
19. Skor Perkembangan Individu siswa ....................................................... 136
20. Skor Perolehan Kelompok Jigsaw Siklus I ............................................. 137
21. Skor Perolehan Kelompok Jigsaw Siklus II............................................ 139
22. Pedoman observasi guru ......................................................................... 141
23. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ....................................................... 147
24. Hasil Observasi Kinerja Guru Pra Siklus ............................................... 149
25. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ................................................... 150
26. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II .................................................. 151
27. Hasil Observasi aktivitas Siswa Prasiklus .............................................. 152
28. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ................................................ 154
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .............................................. 156
30.Pedoman Wawancara untuk Guru Sebelum Diterapkan Model
pembelajaran kooperatif jigsaw ............................................................. 158
31. Pedoman Wawancara untuk Guru Sesudah Diterapkan Model
pembelajaran kooperatif jigsaw ........................................................... 160
32. Deskripsi wawancara Guru Setelah Tindakan ........................................ 162
33.Pedoman wawancara untuk siswa sebelum diterapkan Model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. ...................................................... 166
34.Pedoman wawancara untuk siswa sesudah Diterapkan Model
pembelajaran kooperatif jigsaw .......................................................... 167
35. Deskripsi Angket Siswa Setelah Tindakan ............................................. 168
36. Foto Kegiatan Proses Pembelajaran ........................................................ 170
37. Surat Keterangan Penelitian Kepala SDN Patihan I ............................... 180
38. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS ........................................................ 181
39. Surat Permohonan Ijin Penelitian............................................................ 182
40. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .............................................. 183
41. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SDN Patihan I ................... 184
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makluk sosial yang hidup berkelompok mulai dari
kelompok kecil, misalnya keluarga, sampai kelompok yang besar seperti
organisasi sosial. Dalam setiap kelompok manusia saling berinterksi, interaksi
tersebut didukung dengan alat komunikasi yaitu bahasa. Sangat jelas di dalam
kehidupan masyarakat diperlukan keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun
tulisan. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, secara garis besar
dikenal dua cara yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi
verbal menggunakan bahasa sebagai sarana, komunikasi non-verbal menggunakan
sarana seperti simbol, gerak-gerik, bunyi bel, bendera, warna, gambar, dan masih
banyak lagi. Dari kedua komunikasi tersebut, komunikasi verbal yang dianggap
paling efektif dan efisien.
Komunikasi verbal dibagi menjadi komunikasi lisan dan komunikasi
tulisan. Komunikasi lisan sering terjadi dalam kehidupan manusia, misalnya
dialog dalam lingkungan keluarga, dialog pembeli dan penjual, perdebatan,
percakapan guru dengan siswa di sekolah dan sebagainya. Untuk berkomunikasi
dengan baik, baik dalam bentuk formal maupun non formal, maka diperlukan
keterampilan berbahasa, keterampilan berbahasa tersebut harus dikembangkan
dalam pembelajaran di sekolah, terutama pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah dasar.
Seperti yang diungkapkan oleh Nida dan Harris (dalam Henry Guntur
Tarigan 2008:1). Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: (1)
keterampilan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca
dan (4) keterampilan menulis. Pada ke empat keterampilan tersebut saling
berhubungan dan pada dasarnya merupakan satu kesatuan. Seorang pembicara
yang memiliki kemampuan menyampaikan pesan berupa ide, pikiran, isi hati
orang lain dengan baik maka isi pesan tersebut akan mudah dipahami oleh orang
yang menerima pesan tersebut. Oleh karena itu, untuk mencapai kemampuan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tersebut maka keterampilan berbicara perlu dilatihkan dan dipelajari baik melalui
bimbingan lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Proses pencapaian
keterampilan berbicara siswa perlu mendapatkan bimbingan dari guru melalui
berbagai latihan pengembangan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Keterampilan berbicara merupakan hal yang sangat penting, karena
seseorang yang mahir berbicara akan mudah menguasai seseorang atau massa dan
secara tidak langsung akan mampu memaparkan gagasannya sehingga dapat
mudah diterima oleh orang lain. Dengan kata lain, bahwa dengan kemahiran
berbicara seseorang akan mempunyai manfaat bagi orang lain atau masyarakat
misalnya dipercayai menjadi pemimpin. (Yant Mujiyanto et al :2000:37).
Djago Tarigan (dalam St. Y. Slamet 2008: 35) mengemukakkan bahwa:
Keterampilan berbicara harus dibina oleh guru melalui latihan: (1) pengucapan;
(2) pelafalan; (3) pengontrolan suara; (4) pengendalian diri; (5) pengontrolan
gerak gerik tubuh; (6) pemilihan kata, kalimat dan pelafalannya; (7) pemakaian
bahasa yang baik dan (8) pengorganisasian ide. Salah satu latihan pengembangan
keterampilan berbicara adalah bermain drama. Karena dalam bermain drama
harus memperhatikan instonasi, pelafalan, ekspresi, dan penghayatan. Seseorang
pembicara yang dapat berbicara dengan ekspresi sesuai dengan instonasi dan
pelafalan yang tepat dengan penuh penghayatan, akan menarik pendengar dan
gagasannya akan mudah diterima.
Bermain drama merupakan kegiatan memerankan tokoh yang ada dalam
cerita yang berbentuk dialog. Menurut Muchlisoh et al (1993:393) “Drama adalah
jenis sastra yang berupa lakon yang ditulis dengan dialog-dialog yang
memperhatikan unsur-unsur dengan gerak atau perbuatan yang akan dipentaskan
di atas panggung”.
Kaitannya dengan pembelajaran di sekolah dasar mengenai keterampilan
berbicara, untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, salah satunya dengan bermain drama. Karena di dalam
permainan drama sangat memperhatikan lafal, instonasi, penghayatan dan
ekspresi. Disamping itu, dengan bermain drama beberapa keterampilan dapat
dikembangkan, misalnya kemampuan berkomunikasi, kemampuan berperan,
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kemampuan menghafal, menguaktualisasikan diri ke dalam situasi yang dihadapi.
Karena itu, kegiatan drama dapat digunakan sebagai sarana dalam menumbuhkan
dan mengembangkan berbagai keterampilan berbahasa. (Sabarti Akhadiah M.K et
al, 1991/1992:130).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Patihan 1,
bahwa pembelajaran drama di kelas V SD Negri Patihan 1 belum pernah
dipraktikkan, alasan yang dikemukakan oleh guru kelas V adalah masalah waktu
yang dibutuhkan banyak, dan guru menjadi kualahan mengajari tiap anak satu
persatu tentang cara memerankan setiap tokoh dengan lafal, intonasi, ekspresi dan
penghayatan yang tepat. Hasil deskripsi wawancara kepada guru kelas V
(lampiran 2 halaman 84). Pembelajaran drama yang dilakukan guru kelas V SD
Negri Patihan 1 selama ini, guru hanya menyuruh siswa membaca naskah drama
dengan nyaring dan menghafal teks drama tanpa memahami cara memerankan
dengan lafal, intonasi, ekspresi dan penghayatan yang tepat. Sehingga hasil
keterampilan berbicara yang diperoleh siswa mengalami permasalahan. KKM
yang harus dicapai siswa kelas V SD Negri Patihan 1 adalah 65, namun banyak
siswa yang tidak mampu mencapai KKM yang telah ditentukan tersebut. Hal ini
dikarenakan oleh beberapa faktor sebagai berikut: (1) Siswa tidak tertarik dengan
pembelajaran drama yang hanya mengutamakan teori saja; (2) guru belum
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan (3) kurangnya kerjasama
kelompok.
Pada saat dilakukan kegiatan pembelajaran dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) prasiklus, dari 21 siswa yang mendapat nilai lebih dari 65
(lulus KKM) hanya 9 atau 42,86%, sedangkan yang tidak lulus 12 siswa atau
57,14% belum memenuhi KKM, yang berarti bahwa siswa mengalami
permasalahan dalam bermain drama. Secara detail data nilai keterampilan
berbicara dalam bermain drama siswa pada kondisi awal (pada lampiran 16
halaman 133).
Berdasarkan data hasil rencana pelaksanaan pembelajaran prasiklus
tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan bermain drama siswa kelas kelas V
SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen masih rendah. Oleh karena itu dapat
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dikatakan bahwa pembelajaran bermain drama di kelas V SD Negeri Patihan 1
mengalami permasalahan yaitu siswa belum mampu bermain drama dengan lafal,
intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.
Berdasarkan hasil nilai prasiklus, maka diketahui faktor penyebab siswa
belum mampu bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi
yang sesuai karakter tokoh, diantaranya yaitu: (1) guru kelas tidak pernah
melakukan praktik pembelajaran bermain drama; (2) di dalam kegiatan prasiklus,
siswa hanya membaca dan menghafalkan naskah dramanya saja, tanpa berusaha
memahami karakter tokoh yang akan diperankannya; (3) guru kurang memberikan
petunjuk yang jelas kepada siswa dalam melakukan kegiatan kelompok,
kerjasama kelompok dan (4) siswa kurang mengetahui cara-cara mengekspresikan
dan menghayati karakter tokoh yang akan diperankan.
Bertolak dari faktor penyebab kesulitan siswa dalam bermain drama di
atas maka diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
Upaya yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan bermain drama.. Robert E. Slavin (2010: 4)
menyatakan “Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling
membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah
pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman masing-masing”.
Berdasarkan teori yang dibaca peneliti, dalam model kooperatif tipe
jigsaw ini memberikan langkah-langkah kegiatan yang banyak memberikan
kesempatan bagi setiap siswa untuk bertukar informasi dan menggali informasi
melalui kegiatan kelompok, sehingga dengan bentuk kegiatan seperti itu maka
akan menimbulkan banyak pengalaman belajar pada diri siswa. Oleh karena itu
melalui model kooperatif tipe jigsaw ini siswa banyak terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran bermain drama, yang akhirnya membuat siswa menjadi
terlatih dan dapat memahami karakter tokoh, baik yang akan diperankannya
maupun tokoh-tokoh yang lain.
Melalui teknik ini siswa dituntut untuk berbicara, karena siswa memiliki
tugas yang akan menentukan dalam menyelesaikan tugas kelompok. Teknik ini
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dimaksudkan agar siswa terlatih dari segi keberanian dan keterampilan berbicara
yang diawali dari kelompok kecil. Keterbatasan pemahaman siswa terhadap
materi akan teratasi karena dengan teknik jigsaw ini ada proses pengolahan
informasi yang melibatkan siswa secara berkelompok yang disebut dengan
kelompok ahli. Di dalam pembelajaran bermain drama dengan teknik Jigsaw yang
membentu kelompok ahli, siswa dapat berdiskusi tentang tokoh yang diperankan
baik karakternya, cara memerankan. Sehingga setelah kembali ke kelompok asal,
tiap siswa dapat saling bertukar informasi yang didapat dari diskusi dalam
kelompok ahli. Sehingga peneliti dalam penelitian ini mencoba sesuatu yang
berbeda, yaitu akan membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dapat digunakan dalam pembelajaran bermain drama.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dalam penelitian ini
diberi judul penelitian : “Peningkatan Keterampilan Berbicara Dalam Bermain
Drama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas V
SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
“Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain drama pada siswa kelas V
SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen tahun ajaran 2010/2011?”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan, tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
Meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain drama dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SD
Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen tahun ajaran 2010/2011.
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Manfaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan teoretis
bagi pengembangan teori pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Dapat melatih siswa dalam keterampilan berbicara dengan
memerankan tokoh drama sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan
sehingga dapat menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran.
b. Bagi Guru
Dapat memperluas dan menambah wawasan guru mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan dalam model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ini dapat memudahkan guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar dengan suasana yang berbeda dan menarik.
c. Bagi Lembaga Sekolah
Diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
memberikan konstribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah dasar.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Keterampilan Berbicara
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan menurut Bambang Sarwiji (2006: 496) mengemukakan
bahwa: “Keterampilan berasal dari kata terampil yang artinya sangat ahli
melakukan kegiatan tertentu”. Sehubungan dengan hal tersebut, pengertian
keterampilan dalam konteks pembelajaran mata pelajaran Keterampilan di
sekolah, adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam
menghadapi permasalahan dalam belajar. (http://saifulmmuttaqin.blogspot.com
diakses 27 januari 2011). Tidak hanya itu saja, Soemarjadi, Muzni Ramanto dan
Wikdati Zahri (1991/1992: 2) menambahkan: “Kata keterampilan sama artinya
dengan kata cekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan suatu
pekerjaan dengan cepat dan benar”. Siswa dalam kegiatan belajar di sekolah harus
memiliki keterampilan untuk melakukan suatu pekerjaan atau usaha untuk
memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat dalam menghadapi permasalahan
belajar. Dengan memiliki keterampilan seorang siswa dapat mengerjakan tugas
dari guru dengan baik dan cekatan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
adalah keahlian yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
tertentu dengan cekat, cepat, lincah dan benar untuk mencapai suatu kompetensi.
b. Pengertian Berbicara
Pada umumnya pengertian berbicara dan wicara sering dirtikan sama,
padahal sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Menurut Yant Mujiyanto et al
(2000: 38) mengemukakan bahwa: “Berbicara adalah suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan, pikiran, dan perasaan yang disusun serta
dikembagkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengarnya”. Berbicara
digunakan masyarakat sebagai alat komunikasi seperti yang diungkapkan oleh
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sujanto. MS (1989: 189) .”Berbicara merupakan bentuk komunikasi antar persona
yang paling unik, paling tua, dan sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat”.
Sementara itu (Djago Tarigan 1992: 132) mengemukakan bahwa “Berbicara
adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan” . Berbicara itu
lebih dari pada hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara
adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar dan
penyimak. Mulgrave (dalam Tarigan, 2008: 16) . Senada dengan hal tersebut,
Henry G. Tarigan (2008: 16) menambahkan “Berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”.
Berpijak dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa berbicara merupakan sebuah kemampun mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau pengucapan kata-kata dengan tujuan untuk mengekspresikan,
menyatakan maupaun mengkomunikasikan gagasan, pikiran, dan perasaan secara
lisan.
c. Pengertian keterampilan berbicara
Untuk memperoleh Keterampilan dalam berbicara harus banyak latihan
seperti yang diungkapkan St. Y. Slamet (2008: 35) bahwa: “Keterampilan
berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis. Artinya semakin banyak
berlatih, semakin dikuasai dan terampil orang berbicara”. Keterampilan berbicara
adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada
seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan
jarak jauh. Sehubungan dengan itu Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa
berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat
untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial.
Sedangkan Wilkin dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan
berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi
terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bervariasi dari masyarakat yang berbeda.(http://aldonsamosir.files.wordpress.com
diakses 27 januari 2011).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan berbicara adalah keahlian yang dimiliki seseorang untuk
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau pengucapan kata-kata dengan tujuan
untuk mengekspresikan, menyatakan maupaun mengkomunikasikan gagasan,
pikiran, dan perasaan secara lisan dengan cekat, cepat, lincah dan benar.
d. Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat
menyampaikan pikiran secara efektif, sang pembicara harus memahami makna
segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Seperti yang diungkapkan oleh HG.
Tarigan (2008: 16) bahwa tujuan berbicara meliputi:
1) Memberitahukan dan melaporkan
2) Menjamu dan menghibur
3) Membujuk, mengajak, mendesak, dan menyakinkan
Sedangkan Djago Tarigan (1992: 134) mengungkapkan bahwa tujuan
berbicara adalah:
1) Menghibur
2) Menginformasikan
3) Menstimulasi
4) Meyakinkan
5) Menggerakkan
Dengan melihat berbagai tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya berbicara merupakn kegiatan penyampaian ide atau gagasan secara lisan
sesuai tujuannya.
e. Proses Berbicara
Tompkins dan Hokisson (dalam Ahmad Rofi‟udin dan Darmiyati Zuhdi,
2001: 8-11) mengemukakan: “Proses pembelajaran berbicara dengan berbagai
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
jenis kegiatan, yaitu percakapan, berbicara estetik, berbicara untuk menyampaikan
informasi atau untuk mempengaruhi dan kegiatan dramatik”.
1) Percakapan
Murid-murid mempelajari strategi dan keterampilan untuk melakukan
sosialisasi dan percakapan dengan teman-temanya sekelas, ketika mereka
berpartisipasi dalam suatu percakapan di kelompok kecil. Murid-murid
mempelajari cara memulai percakapan, berbicara ketika memperoleh giliran,
menjaga agar percakapan berlangsung terus, mendukung komentar dan
pertanyaan anggota kelompok, mengatasi perbedaan pendapat, dan
mengakhiri percakapan.
2) Berbicara Estetik (mendongeng)
Salah satu bentuk kegiatan berbicara estetik ialah mendongeng. Guru
menyajikan karya sastra kepada murid-murid dengan teknik bercerita, dan
murid juga diminta untuk bercerita mengenai karya sastra yang telah dibaca.
3) Berbicara Untuk Menyampaikan Informasi atau Mempengaruhi
Ketiga macam bentuk kegiatan yang masuk jenis kegiatan ini ialah
melaporkan informasi secara lisan, melakukan wawancara, dan berdebat.
4) Kegiatan Dramatik
Bermain drama merupakan media bagi murid-murid untuk menggunakan
bahasa verbal dan nonverbal dalam konteks yang bermakna. Ketika
memainkan drama, anak-anak berinteraksi dengan teman-teman sekelas,
berbagi pengalaman, dan mencoba menafsirkan sendiri naskah drama yang
dimainkan. Kegiatan dramatik memiliki kekuatan sebagai suatu teknik
pembelajaran bahasa karena melibatkan murid-murid dalam berfikir logis dan
kreatif, memberikan pengalaman belajar secara aktif, dan memadukan empat
keterampilan berbahasa (khususnya apabila anak-anak diminta mengarang
sendiri naskah drama sederhana yang akan dimainkan).
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Tinjauan Tentang Bermain Drama
a. Pengertian Drama
Hery Guntur Tarigan (dalam Muchlisoh, et al 1993: 393) berpendapat
bahwa: “Kata drama berasal dari kata greek yaitu draomai yang artinya sesuatu
yang telah diperbuat. Tegasnya dari kata kerja dran yang berarti „berbuat, to act
atau to do’ .” Drama adalah bentuk sastra yang dapat menciptakan kembali situasi
kemanusiaaan dan hubungan kemanusiaan secara konkret. Drama merupakan
peragaan tingkahlaku manusia secara mendasar yang dihayati oleh pemainnya dan
diterima oleh penonton yang merasakannya sebagai suatu kenyataan. (Sabarti
Akhadiah M. K, Maidar G, Sakura H. Ridwan, Zulfahnur dan Muki, 1991/1992:
130). Sejalan dengan hal itu Hermawan J. Waluyo (2001: 1) juga mengemukakan
bahwa: “Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas
pentas”. Tidak hanya itu saja drama juga merupakan jenis sastra yang berupa
lakon yang ditulis dengan dialog-dialog yang memperhatiakan unsur-unsur
dengan gerak atau perbuatan yang akan dipentaskan di atas panggung”. Muchlisoh
et al (1993: 393)
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa drama adalah
bentuk sastra yang merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di
atas panggung dengan dialog-dialog yang memperhatiakan unsur-unsur dengan
gerak atau perbuatan.
b. Jenis-jenis Drama
Drama memiliki banyak sekali jenisnya, menurut Hermawan J. Waluyo
(2001: 38) mengemukakan jenis-jenis drama adalah sebagai berikut:
1) Tragedi (drama duka atau duka cerita)
Tragedi atau drama duka adalah drama yang melukiskan kisah sedih
yang besar dan agung.
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Komedi (drama ria)
Komedi adalah drama ringan yang sifatnya menghibur dan di dalamnya
terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir dan biasanya berakhir dengan
kebahagiaan.
3) Melodrama
Melodrama adalah lakon yang sangat sentimental, dengan tokoh cerita
yang mendebarkan hati dan mengharukan.
4) Dagelan (farce)
Dagelan disebut juga banyolan. Sering kali jenis drama ini disebut
komedi murahan atau komedi picisan atau juga komedi ketengan.
c. Unsur-unsur Drama
Muchlisoh et al (1993: 396) mengemukakan pendapat bahwa unsur-unsur
yang perlu ddiperhatikan dalam penulisan drama adalah:
1) Alur
Alur diartikan struktur gerak yang yang terdapat dalam fiksi maupun
drama
2) Penokohan
Penokohan meliputi sifat tokoh, tingkah lakunya, maupun postur tubuh
tokoh tersebut.
3) Dialog
Dialog memang unsur yang penting dalam drama, karena dengan dialog-
dialog inilah sebuah cerita akan terungkap, watak para pelaku, dan lain
sebagainya.
4) Akting
Akting atau teknik bermain ini unsur drama yang penting dan harus
diperhatikan baik oleh penulis maupun pemain. Dialog-dialog yang ditulis
harus diucapkan dengan baik dan harus diimbangi dengan gerak dan ekspresi
wajah yang tepat sesuai yang diharapkan dalam naskah drama tersebut.
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5) Bloking
Pengertian bloking ini adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang
satu ke tempat yang lainnya. Bloking ini sangat berguna bagi pemain yang
belum bisa bermain dengan mengandalkan suaranya, mimiknya maupun
gerak tubuh lainnya dengan baik di atas panggung.
d. Pembelajaran Drama di SD
Pembelajaran keterampilan berbicara merupakn satu dari empat aspek
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, menulis). Pembelajaran
di SD dijabarkan dari kurikulum menjadi standar kompetensti dan kompetensi
dasar serta indikator-indikator. Drama yang dimainkan siswa dalam standar
kompetensi berbicara dengan indikator memerankan tokoh drama pendek anak-
anak dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh
sangatlah sulit jika guru kurang memahami seluk beluk tentang drama dan akan
mengalami kesulitan memilih metode dan model pembelajaran yang tepat.
Pembelajaran drama di sekolah dapat di klasifikasikan ke dalam dua golongan,
yaitu: (1) pembelajaran teks drama yang termasuk sastra dan (2) pementasan
drama yang termasuk bidang teater. Dalam pementasan drama dibahas
pementasan drama di kelas (untuk demonstrasi) dan pementasan untuk sekolah
yang ditonton oleh seluruh siswa di sekolah itu.
Latihan membaca drama dengan artikulasi yang tepat, suara yang jelas,
instonasi dan ucapan yang baik. Tentu hal ini dapat membantu ucapan dan cara
membaca siswa (Hermawan J. Waluyo, 2001: 158). Pembelajaran drama sebagai
penunjang pemahaman bahasa berarti untuk melatih keterampilan berbahasa
seperti membaca (teks drama), menyimak atau mendengarkan (dialog pertunjukan
drama), dan yang terlebih penting kemempuan berbicara (bermain drama). Seperti
teori yang diungkapkan Bloom dalam (Hermawan J, 2001: 158). Dalam
pembelajaran drama dan sastra, kiranya memang tidak cukup diberikan
pengetahuan tentang drama (kognitif), namun siswa juga harus mampu
mengapresiasi (afektif), dan mementaskan (psikomotorik).
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
siswa karena masing–masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan
tekanan utama yang berbeda–beda.
Kata model dalam Jurnal Internasional, learning is how a person or
group comes to know, and knowing consist of variety types action in learning, a
knower positions themselves in relation to the knowble, and engages (Bill Cope,
2007: http://ijl.cgpubluiher.com/about.html) diakses tanggal 1 Maret 2011)
definisi tersebut mengandung pengertian bahwa belajar adalah bagaimana
seseorang atau kelompok yang datang untuk mengetahui dan akhirnya mengetahui
bermacam–macam tindakan dalam pembelajaran, dalam pembelajaran siswa
menempatkan dirinya dalam hubungan saling mengetahui (yang dipengaruhi oleh
pengalaman, konsep, analisis, atau penerapan. Istilah model pembelajaran
dikatakan oleh Hamruni (2009: 5) yaitu mengarah pada suatu pendekatan
pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungan, dan sistem
pengelolaannya, sehingga model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
daripada pendekatan, strategi, metode atau prosedur. Agus Suprijono (2009: 46)
menyatakan bahwa: “Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial”.
Sedangkan menurut Joyce (dalam Hamruni 2009: 5) mengemukakan bahwa:
Model pembelajaran adalah suat perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk
di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu pola yang dapat dijadikan acuan dalam merencanakan
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berasal dari Bahasa Inggris yaitu “cooperative”,
yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu
satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Davidson dan Warsham
dalam Isjoni (2010: 28) mengungkapkan bahwa: Pembelajaran kooperatif
merupakan kegiatan belajar mengajar secara kelompok kecil, siswa belajar dan
bekerja sama untuk mencapai pengalaman belajar yang berkelompok pengalaman
individu maupun pengalaman kelompok. Siswa dalam kelompok siswa saling
bekerja sama seperti yang diungkan oleh Slavin (2010: 4), bahwa “Pembelajaran
kooperatif merujuk kepada berbagai macam metode pengajaran di mana para
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama
lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”.
Model pembelajaran kooperatif dalam jurnal internasional yang ditulis
Jacobs&Hannah (http://www.georgejacobs.net/cooperative.html. diakses pada
tanggal 1 maret 2011). Menyatakan bahwa cooperative learning, also known as
collaborative learning, is a body of concepts and techniques for helping to
maximize the benefits of cooperation among students. Artinya, pembelajaran
kooperatif yang juga dikenal sebagai pembelajaran kolaboratif, adalah suatu
bentuk dari konsep dan tehnik untuk membantu memaksimalkan keuntungan-
keuntungan kerjasama diantara siswa. Hal serupa juga diungkapkan oleh Rusman
(2010: 202) yang berpendapat bahwa: Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang
dengan stuktur kelompok yang bersifat heterogen.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan strategi yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok-
kelompok kecil dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang berbeda. Pembelajaran harus menekankan kerjasama dalam kelompok untuk
mencapai tujuan yang sama.
c. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam
kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksaaan prosedur
cooperatif learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas
dengan lebih efektif (Anita Lie, 2008: 29). Sehubungan dengan hal itu Bennet
(dalam Isjoni, 2010: 41), menyatakan ada lima unsur dasar yang membedakan
cooperatif learning dengan kerja kelompok, yaitu:
1) Possitive Interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya
kepentingan yang sama atau perasaan di antara anggota kelompok dimana
keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain atau sebaliknya.
2) Interaction Face to Face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa.
3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota
kelompok.
4) Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antarpribadi,
mengembangkan kemampuan kelompok dan memelihara hubungan kerja
yang efetif.
5) Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah.
Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2008: 31) mengatakan bahwa tidak
semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai
hasil yang maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus ditetapkan.
Lima unsur tersebut adalah:
1) Saling ketergantungan positif.
2) Tanggung jawab perseorangan.
3) Interaksi promotif.
4) Komunikasi antar angota.
5) Pemrosesan kelompok.
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Yatim Riyanto (2010: 266) ciri-ciri pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut:
1) Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, rendah.
2) Siswa dalam kelompok sehidup semati.
3) Semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
4) Membagi tugas dan tanggung jawab sama.
5) Akan dievaluasi untuk semua.
6) Berbagi kepemimipinan dan keterampilan untuk bekerja bersama.
4. Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
a. Pengertian Kooperatif Jigsaw
Pembelajaran kooperatif dengan model jigsaw pertama kali
dikembangkan oleh Elliot Arronson di Universitas Texas dan merupakan salah
satu metode pembelajaran yang berhasil dikembangkan oleh Robert E. Slavin.
Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang
menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan
gambar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini mengambil pola cara sebuah
gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja
sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. (Rusman, 2010: 217).
Dalam tipe jigsaw ini terdapat kelompok-kelompok kecil yang anggotanya saling
melengkapi, membantu dan bekerja sama sehingga terjalin kerjasama yang baik
untuk mencapai tujuan bersama. Anita Lie (2008: 69) mengemukakan bahwa:
“Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson dan teman-temannya
sebagai metode Cooperatif Learning. Teknik ini bisa digunakan dalam
pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara”. Jadi jigsaw
mengutamakan diskusi kelompok dengan anggota yang saling yang saling tolong-
menolong, baik dalam kelompok asal maupun kelompok ahli. Munculnya rasa
saling membutuhkan antar anggota kelompok dengan kelompok lain tampak jelas
ketika masing-masing kelompok memiliki tujuan yang sama yaitu menguasai
materi. Dengan membentuk kelompok jigsaw anggota kelompok dapat berdiskusi
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan anggota kelompok lain, sehingga saat kembali ke kelompoknya anggota
kelompok tersebut dapat bertukar pikiran dengan rekan kelompoknya.
Berdasarkan uraian tersebut, jigsaw adalah pemberian tugas yang
dikerjakan dalam kelompok yang jumlahnya 3 atau 4 siswa. Salah seorang siswa
dalam kelompok itu mempelajari materi yang diberikan bersama siswa dari
kelompok lain yang mempelajari materi yang sama. Selanjutnya masing – masing
perwakilan kelompok tersebut kembali ke kelompok asalnya untuk mengajarkan
pada kelompoknya yang lain. Guru sebaiknya tidak mengembangkan ke bab
selanjutnya sampai siswa mengembangkannya sendiri dalam kelompok ahli di
pembelajaran yang kooperatif. Jadi tugas guru disini sebagai fasilitator dalam
pembelajaran yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri
serta menumbuhkan rasa tanggung jawab serta siswa akan merasa senang
berdiskusi tentang materi itu dengan teman sebayanya.
Mengacu dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan jigsaw
adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota
dalam satu kelompok dengan karakteristik yang heterogen, dengan mendorong
siswa aktif dan saling membantu untuk mencapai tujuan bersama.
b. Langkah-Langkah Penerapan Kooperatif Jigsaw
Jigsaw adalah sebuah model pembelajaran kooperatif yang menitik
beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil dengan
menggunakan beberapa bertahap. Sugiyanto (2008:43) pembelajaran jigsaw
meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa
dengan karakteristik yang heterogen.
2) Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan setiap siswa
bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik
tersebut.
3) Para anggota dari tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk
mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa
semacam itu disebut „kelompok pakar‟ (expert group).
4) Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke
kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai
materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.
5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa
dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
Sedangkan Rusman (2010: 218) langkah-langkah pembelajaran jigsaw
adalah sebagai berikut:
1) Siswa dikelompokkan dengan anggota kurang lebih 4 orang.
2) Tiap orang dalam tim diberi diberi materi dan tugas yang berbeda.
3) Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk
kelompok baru (kelompok ahli).
4) Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai.
5) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
6) Pembahasan dan penutup.
Dengan mempelajari langkah-langkah yang dikemukakan para ahli, maka
dapat di gambarkan penjelasan langkah-langkah tentang pembelajaran jigsaw
yang akan dipakai utuk penelitian sebagai berikut:
1) Dalam teknik jigsaw, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang
disebut kelompok semula (home teams). Setiap kelompok terdiri dari siswa
yang berkemampuan baik, sedang, dan kurang (heterogen).
2) Guru membagi naskah drama kepada seluruh siswa.
3) Dari masing-masing kelompok semula, guru menentukan tokoh yang harus
diperankan masing-masing siswa.
4) Setiap siswa dalam kelompok semula memperoleh peran tokoh yang berbeda
dan mempelajari tokoh yang harus diperankannya.
5) Setelah mempelajari tokoh, siswa yang berasal dari kelompok yang berbeda
yang memiliki peran yang sama berkumpul dalam kelompok baru yang
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
disebut kelompok ahli (expert group) untuk berdiskusi tetang karakter tokoh
dan cara penokohan dengan lafal, intonasi, ekspresi, dan penghayatan.
6) Setelah selesai diskusi dalam kelompok ahli, setiap siswa kembali ke dalam
kelompok asal untuk berdiskusi dan bergantian menyampaikan informasi
yang didapat dari diskusi kelompok ahli di depan kelas (presentasi). Dalam
hal ini siswa saling membantu dan melengkapi kekurangan masing-masing
anggota kelompok.
7) Setelah selesai berdiskusi, siswa dalam kelompok asal melakukan latihan
bermain drama, setelah siap tampil di depan kelas pada pertemuan kedua,
setiap kelompok asal bergantian mementaskan drama di depan kelas dengan
dinilai secara individual .
Mekanisme hubungan kelompok asal dan kelompok ahli dapat dilihat
seperti Gambar 1 sebagai berikut:
Kelompok Asal Kelompok Ahli KelompokAsal
Kelompok I
1 2 3 4 5 6 7
1 1 1
Kelompok I
1 2 3 4 5 6 7 2 2 2
Kelompok II
1 2 3 4 5 6 7
3 3 3 Kelompok II
1 2 3 4 5 6 7 4 4 4
Kelompok III
1 2 3 4 5 6 7
5 5 5 Kelompok III
1 2 3 4 5 6 7 6 6 6
7 7 7
Gambar 1: Mekanisme Kelompok Jigsaw
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari Gambar di atas dapat kita lihat kelompok asal jumlahnya tiga
kelompok yaitu kelompok I, II dan III. Masing-masing kelompok beranggotakan
tujuh siswa yang dilambangkan dengan angka satu sampai tujuh (1,2,3,4,5,6,7).
Selanjutnya anggota kelompok asal yang memiliki peran yang sama dengan
kelompok yang berbeda berkumpul dalam kelompok baru yang disebut kelompok
ahli untuk berdiskusi. Sesudah selesai berdiskusi, siswa dari kelompok ahli
kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar pikiran, kemudian tiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi. Perpindahan kelompok asal yang berkumpul
membentuk kelompok ahli dan dari kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asal
ditunjukkan dengan simbol panah. Perlu diketahui bahwa simbol panah tidak
dimunculkan dari tiap-tiap anggota kelompok, hanya anggota dengan simbol 1
saja. dikarenakan supaya gambar mudah dipahami dan tidak rumit.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Gatot Suherman tahun 2010 dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Berbicara Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw pada Siswa Kelas IV SDN Sriwedari Surakarta”. Penelitian ini
berbentuk skripsi yang dilakukan pada tahun 2010. Berdasarkan hasil
penelitian tindakan kelas, menyimpulkan bahwa dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan
berbicara. Relevan karena memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu
meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan model kooperatif
tipe jigsaw.
2. Penelitian Suparni tahun 2010 Dengan Judul “Peningkatan Prestasi Belajar
IPA Melalui Penggunaan Metode jigsaw pada Siswa Kelas V SD Negeri 01
Ploso Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karang Anyar”. Penelitian ini
berbentuk skripsi yang dilakukan pada tahun 2010. Berdasarkan hasil
penelitian tindakan kelas, penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa. Penelitian Suparni ini relevan dengan penelitian ini karena memiliki
kesamaaan dalam model yang digunakan yaitu kooperatif tipe jigsaw.
3. Penelitian Indah Kusharyati tahun 2008 dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Jigsaw untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Akuntansi Siswa kelas XI IS 5 SMA
Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/ 2009”. Penelitian tersebut merupakan
skripsi jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Seblas Maret. Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep dalam
pembelajaran akuntansi baik proses maupun hasil melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif metode jigsaw. Hal tersebut terefleksi dari beberapa
indikator sebagai berikut: (1) Siswa dapat menyebutkan nama contoh buku
besar (2) Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri buku besar, (3) Siswa dapat
memilih dan membedakan contoh dari yang bukan contoh buku besar, (4)
adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 33,3% sebanyak 12
siswa pada siklus pertama meningkat menjadi 33 siswa sebesar 91,7% pada
siklus kedua.
4. Penelitian penelitian Disa Lusiana Dewi (2009) dengan judul “Penerapan
Metode Kooperatif Tipe Jigsaw untuk meningkatkan Keterampilan Bercerita
pada Siswa Kelas III SDN Karang Talun Tahun Ajaran 2008/ 2009”.
Penelitian ini berbentuk skripsi, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan bercerita
siswa kelas III SDN Karang Talun. Hal tersebut terefleksi sebagai berikut: (1)
kualitas proses pembelajaran keterampilan bercerita mengalami peningkatan.
Hal tersebut terlihat dari: minat dan motivasi belajar bercerita siswa
meningkat, perhatian siswa terfokus untuk mengikuti proses pembelajaran
keterampilan bercerita, siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung,
(2) adanya peningkatan kualitas hasil pembelajaran keterampilan bercerita.
Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rerata siswa dan jumlah siswa yang
berhasil mencapai standar ketuntasan belajar yang ditentukan oleh pihak
sekolah sebesar 60 yaitu: pada siklus I, nilai rerata siswa sebesar 6,00 dan 20
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari 36 siswa berhasil mencapai standar ketuntasan belajar; pada siklus II,
nilai rerata siswa sebesar 7,5 dan 32 siswa berhasil mencapai standar
ketuntasan belajar; pada siklus III, nilai rerata siswa sebesar 7.88 dan 32 siswa
dinyatakan berhasil mencapai standar ketuntasan belajar.
A. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Pada kondisi awal
(prasiklus), keterampilan berbicara dalam bermain drama siswa kelas V SDN
Patihan 1 Sidoharjo, Sragen dapat dikatakan rendah. Hal tersebut disebabkan guru
belum menggunakan model kooperatif tipe jigsaw, Terbukti dari 21 siswa hanya 9
siswa (42,86%) yang dapat mencapai KKM yang ditentukan yaitu 65.
Bertolak dari masalah tersebut, dibutuhkan suatu model pembelajaran
yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam bermain drama.
Diantara berbagai model pembelajaran, model kooperatif tipe jigsaw adalah
model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu meningkatkan
keterampilan berbicara siswa, khususnya keterampilan berbicara dalam bermain
drama. Melalui model kooperatif tipe jigsaw ini siswa banyak terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran bermain drama, di dalam pembelajaran bermain drama
dengan teknik jigsaw yang membentu kelompok ahli, siswa dapat berdiskusi
tentang tokoh yang diperankan baik karakternya, cara memerankan. Sehingga
setelah kembali ke kelompok asal, tiap siswa dapat saling bertukar informasi yang
didapat dari diskusi dalam kelompok ahli
Melalui kolaborasi antara peneliti dan guru kelas, model kooperatif tipe
jigsaw akan diterapkan dengan menggunakan Siklus I dan Siklus II, yang melalui
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus I memiliki
indikator ketercapaian 70% dan siklus II ditingkatkan menjadi 90%.
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa
dengan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara
dalam bermain drama pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo, Sragen.
Secara Skematis uraian digambarkan kerangka pemikirannya dapat
dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut:
Gambar 2: Skema Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Keterampilan berbicara
dalam bermain drama
rendah.
Guru menggunakan
model kooperatif tipe
jigsaw.
Siklus I
Konseptual
Penjelasan dan
pemberian contoh
pelaksanaan jigsaw
Siklus II
konseptual dan
Implementasi
Penjelasan dan
penerapan jigsaw.
Guru belum
menggunakan model
kooperatif tipe jigsaw
Melalui model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan keterampilan
berbicara dalam bermain
drama.
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “Melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara
dalam bermain drama siswa kelas V SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen tahun
pelajaran 2010/2011”.
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri Patihan 1 semester genap
tahun ajaran 2010/2011, dengan jumlah murid sebanyak 21 siswa terdiri dari 10
laki-laki dan 11 perempuan. Tempat penelitian terletak di dusun Karanganyar, RT
02, Patihan, Sidoharjo, Sragen.
Alasan pemilihan sekolah adalah pertama peneliti sudah memiliki
hubungan baik dengan kepala sekolah dan guru kelas V di sekolah tersebut.
Kedua, sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Ketiga, siswa kelas
V memiliki keterampilan berbicara yang masih rendah.
2.Waktu Penelitian
Pada penelitian ini waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap, secara
garis besarnya dapat di bagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
penelitian dan tahap penyelesaian. Penelitian ini di mulai dari bulan Januari 2011
sampai dengan bulan juni 2011. Jadi penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 6
bulan, khususnya dilaksanakan pada semester II, sebab pokok bahasan yang
sedang diteliti termasuk semester II. Secara rinci jadwal pelaksanaan kegiatan
penelitian (pada lampiran 1 halaman 83).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa SD Negeri Patihan 1 tahun ajaran
2010/2011 kelas V (Lima) yang berjumlah 21 siswa terdiri dari 10 laki-laki dan
11 perempuan.
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya,
yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi
Arikunto, 2008: 2).
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan
penelitian dimulai dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam
proses pembelajaran, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah
tersebut. Setelah itu, masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan
terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan
kerjasama antara peneliti, guru, peserta didik, dan staf sekolah lainnya untuk
menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.
Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang
bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus
yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2008: 73), bahwa PTK dilaksanakan
dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama
kegiatan, yaitu: (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan dan (d) refleksi.
2. Strategi Penelitian
Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan
sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat skenario pembelajaran
2) Mempersiapkan instrumen penelitian
3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
4) Mengajukan solusi alternatif.
b. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan upaya melaksanakan proses
pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran
tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan.
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Tiap pengamatan dan interprestasi dilakukan dengan mengamati dan
menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap
interprestasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti. Interprestasi ini
berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi
permasalahan yang ada.
d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan
dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu
diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil
penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai
keberhasilan atau tidak. Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2008: 133)
menjelaskan bahwa refleksi (reflection) adalah kegiatan mengulas secara kritis
(reflective) tentang perubahan yang terjadi (a) pada peserta didik; (b) suasana
kelas; dan (guru). Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan
mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent)
intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan.
D. Sumber Data
Data yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini
sebagian besar berasal dari subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri
Patihan 1 Sidoharjo Sragen . Sumber data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Peristiwa, yaitu kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas V SD
Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen dengan penerapan model kooperatif tipe
jigsaw.
2. Informan, dalam penelitian ini menggunakan informan guru dan siswa kelas
V SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen.
3. Dokumen yang berupa catatan wawancara dengan guru dan siswa mengenai
pembelajaran, hasil tes siswa, rancangan pedoman pembelajaran yang dibuat
guru,dan silabus yang ditetapkan oleh pihak sekolah.
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan sumber data yang
dimanfaatkan, maka teknik pengumpilan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 199), Observasi adalah suatu
kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui indra
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, pengecap. Tujuan dilakukan
observasi adalah untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa dalam bermain
drama pada siswa kelas V SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen. Observasi
dilakukan pada saat proses belajar mengajar bahasa Indonesia tentang
bermain drama, hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab siswa sulit
dalam bermain drama.
2. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 193) tes adalah serentetan
pernyataan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Bentuk tes yang digunakan adalah tes unjuk
kerja selama proses pembelajaran dan tertulis pada setiap akhir pelaksanaan
tindakan. Tes ini mempunyai tujuan untuk mengetahui adanya peningkatan
kemampuan siswa dalam bermain drama setelah dilakukan tindakan. Tes ini
juga digunakan untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa sehingga
dapat juga mengetahui kesulitan siswa dalam memerankan tokoh dengan
lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat.
3. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 201) dokumentasi dari asal katanya
dokumen, yang artimya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan
sebagainya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dokumen resmi. Dokumen resmi untuk menjaring data awal berupa silabus,
RPP sebelum dilakukan tindakan atau prasiklus, dan daftar nilai siswa kelas
V tentang bermain drama sebelum tindakan atau prasiklus. Sedangkan
dokumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak selama
proses pembelajaran setelah tindakan berupa RPP siklus I dan II, foto dan
video pembelajaran, serta nilai evaluasi siswa tentang bermain drama dengan
penerapan model kooperatif tipe jigsaw.
4. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses
pembelajaran sebelum diterapkan tindakan bermain drama dengan penerapan
model kooperatif tipe jigsaw. Wawancara dilakukan dengan guru kelas V dan
wawan cara dengan siswa berupa wawancara untuk memperoleh informasi
mengenai pembelajaran bermain drama siswa kelas V SDN Patihan 1. Selain
itu juga untuk memperoleh data mengenai nilai mata pelajaran Bahasa
Indonesia tahun ajaran 2009/2010 yang lalu.
F. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang
digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi.
Menurut Lexy J. Moleong dalam Sarwiji Suwandi (2009:60) Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi data dan
triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:
1. Triangulasi Data
Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu
dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi
koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Informasi dari
narasumber yang satu dibandingkan dengan informasi dari narasumber
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lainnya. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu data tentang
pembelajaran bermain drama yang berasal dari data nilai awal prasiklus, data
tes siklus pertama dan data tes siklus kedua pada materi drama yang berbeda.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode yaitu teknik mengumpulkan data sejenis dengan
menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti menggunakan
metode pengumpulan data yang berupa wawancara pada informan yaitu guru
kelas V SDN Patihan 1, kemudian dilakukan observasi dan dokumentasi pada
saat pelaksanaan tindakan kemudian hasilnya diuji dengan pengumpulan data
sejenis dengan menggunakan teknik tes dan dokumentasi pada pelaku
kegiatan. Dari data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data
yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan
data yang lebih kuat validitasnya. Seperti data tentang nilai pembelajaran
bermain drama siswa kelas V SDN Patihan 1 yang dihasilkan dari observasi,
wawancara, tes, dan dokumentasi.
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis yang menggunakan model analisis interaktif. Cara analisisnya mengikuti
pola pemikiran yang konkrit kualitatif artinya suatu analisis yang kajiannya
didasarkan pada kenyataan–kenyataan empirik dan unsur–unsur terkecil dari
pendekatan secara mikro ke makro untuk unit kasus tertentu.
Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: (1) Reduksi
Data (Data Reduction); (2) Penyajian Data (Data Display) dan (3) Penarikan
Kesimpulan (Verification). Miles dan Huberman dalam Suharsimi Arikunto
(2006: 91) menjelaskan tiga komponen tersebut sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga simpulan-simpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Pada peneliatian ini data yang direduksi berupa data hasil wawancara
siswa dan guru SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen serta data hasil tes
kemampuan bermain drama pada siswa kelas V SD Negeri Patihan 1
Sidoharjo Sragen tahun 2011.
2. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam
pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan
suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid.
Pada penelitian ini, data yang disajikan berupa data hasil tes kemampuan
bermain drama pada siswa kelas V SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen
tahun 2011.
3. Penarikan Simpulan (Verifikasi)
Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data
agar benar–benar dapat dipertanggungjawabkan. Simpulan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini yaitu peningkatan pemahaman konsep materi susunan
pemerintahan pusat dengan metode jigsaw pada sisiwa kelas IV SD Negeri
Patihan 1. Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun
penyajian data diambil suatu simpulan. Penarikan simpulan tentang
peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari simpulan
sementara, simpulan yang ditarik pada akhir siklus I, dan simpulan terakhir
yaitu pada akhir siklus II. Simpulan yang pertama sampai dengan yang
terakhir harus terkait. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk
menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.
Hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat
dilihat seperti Gambar 3 sebagai berikut:
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3: Komponen-komponen Analisis Data
(Sumber : Suharsimi Arikunto, 2006:92)
H. Indikator Ketercapaian
Indikator ketercapaian merupakan rumusan indikator ketercapaian yang
akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau
keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2009: 61). Hal yang dijadikan sebagai
indikator ketercapaian dalam penelitian ini adalah meningkatnya Keterampilan
Berbicara Dalam Bermain Drama pada Siswa Kelas V SD Negeri Patihan 1
Sidoharjo Sragen Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila keterampilan
berbicara siswa secara klasikal memperoleh nilai ≥65 mencapai 70%. Pada siklus
II pembelajaran dikatakan berhasil apabila keterampilan berbicara siswa secara
klasikal memperoleh nilai ≥65 mencapai 90%.
Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian, dirumuskan indikator-
indikator dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:
Pengumpulan Data
(Data Collection)
Reduksi Data
(Data Reduction)
Penyajian Data
(Data Display)
Penarikan Kesimpulan/
Verifikasi
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 1. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur
sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Supardi dalam
Suharsimi Arikunto et al (2006: 104). Prosedur penelitian mencakup tahapan-
tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (b) penerapan tindakan
(action); (c) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan
(observation and evaluation); dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Dan
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan). Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus
yang bertahap dan berkelanjutan samapai memperoleh hasil yang ditetapkan.
Siklus yang dinamis dengan tindakan yang sama.
Didasarkan pada pendapat di atas, maka dalam rancangan penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan oleh peneliti sebagai berikut :
Aspek yang diukur Presentase
pencapian
Cara mengukur
1. Hasil keterampilan siswa
dalam berbicara.
a. Lafal yang tepat saat
berbicara.
b. Penempatan intonai yang
tepat.
c. Penghayatan yang sesuai
dengan karakter tokoh.
d. Cara ekspresi bicara yang
komunikatif meliputi
mimik/ pantomimik.
Siklus I
70% dari
jumlah siswa
mendapat nilai
lebih dari atau
sama dengan
65
Diamati saat pembelajaran
dengan menggunakan
lembar observasi oleh
peneliti dan dihitung dari
jumlah siswa yang berbicara
dengan lafal, intonasi,
penghayatan dan ekspresi
yang tepat sesuai karakter
tokoh. Serta dihitung dari
jumlah siswa yang
mendapat nilai lebih dari
atau sama dengan 65.
Siklus II
90% dari
jumlah siswa
mendapat nilai
lebih dari atau
sama dengan
65
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Melakukan survei terhadap kegiatan pembelajaran bermain drama dan data
hasil nilai. Teknik yang digunakan dapat berupa wawancara, dan
menggunakan RPP prasiklus untuk mengetahui hasil nilai pembelajaran
bermain drama.
2) Mengidentifikasi berbagai masalah dari hasil wawancara dan sebelum
tindakan atau prasiklus untuk segera dipecahkan.
3) Merumuskan secara rinci dan jelas masalah-masalah yang telah
teridentifikasi.
4) Melakukan pengkajian teoritis tentang model kooperatif tipe jigsaw dalam
bermain drama.
5) Menyusun atau merumuskan metodologi penelitian tindakan kelas.
6) Implementasi tindakan melalui langkah-langkah yang telah disusun.
7) Melihat hasil tindakan secara menyeluruh yang didahului oleh evaluasi yang
juga secara menyeluruh.
Secara jelas langkah - langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 4
sebagai berikut:
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto et al 2006: 74)
Gambar 4: Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Suharjono dalam Suharsimi
Arikunto dkk, 2006: 74)
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penjelasan secara garis besar mengenai masing-masing langkah tersebut
diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:
1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);
2) penyiapan skenario pembelajaran.
3) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama
menggunakan model kooperatif tipe jigsaw.
4) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis
individu dan kelompok.
5) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam
proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;
1) Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,
2) Proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajran kooperatif tipe
jigsaw dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar (KD)
memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi dan ekspresi yang
tepat.
3) Secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dilengkapi lembar kerja siswa.
4) Memodelkan strategi dan langkah-langkah pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw.
5) Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran.
6) Mengadakan tes individu.
7) Penilaian hasil tes.
c. Pengamatan (observing)
Guru kelas V SDN Patihan 1 selaku rekan kolaborasi melakukan
pengamatan/ observasi mengenai kemampuan mengajar/kinerja guru
(peneliti) dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. observasi
kemampuan mengajar guru/kinerja guru (pada lampiran 22 halaman
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141). Sedangkan peneliti sendiri mengamati aktifitas siswa selama
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Lembar observasi
aktifitas siswa (pada lampiran 23 halaman 147).
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan, hasil
evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti
menemukan kendala dalam kegiatan pembelajaran diantaranya yaitu
peneliti belum begitu mengenal nama setiap siswa, sehingga saat menilai
aktivitas siswa peneliti mengalami kesulitan. Sebagai tindak lanjut pada
siklus II peneliti membuat nomor beserta nama dada. Peneliti
menganalisis keterampilan berbicara siswa sesuai nilai saat evaluasi dan
hasil observasi saat pembelajaran. Jika siswa yang berhasil saat evaluasi
sekitar 15 anak atau mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 70%,
maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe jigsaw
tersebut telah berhasil. Namun, siswa yang mengalami peningkatan
keterampilan berbicara secara klasikal belum mencapai indikator
ketercapaian kinerja sebesar 70%, maka proses pembelajaran dengan
penerapan medel kooperatif tipe jigsaw tersebut perlu diperbaiki lagi dan
disempurnakan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:
1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan
masalah
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model kooperatif tipe jigsaw.
3) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
4) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama
menggunakan model kooperatif tipe jigsaw.
5) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis
individu dan kelompok.
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam
proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan:
1) Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,
2) Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kompetensi
dasar (KD) memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi dan
ekspresi yang tepat dan
3) Siswa menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
kegiatan bermain drama
4) Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,
5) Mengadakan tes individu
c. Pengamatan (observing)
Guru kelas selaku rekan kolaborasi melakukan pengamatan/
observasi mengenai kemampuan mengajar/kinerja guru (peneliti) dalam
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. observasi kemampuan mengajar
guru/kinerja guru (pada lampiran 22 halaman 141). Sedangkan peneliti
sendiri mengamati aktifitas siswa selama menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Lembar observasi aktifitas siswa (pada lampiran
23 halaman 147).
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan, hasil
evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti
menganalisis keterampilan berbicara siswa sesuai nilai saat evaluasi dan
hasil observasi saat pembelajaran. Jika siswa yang berhasil saat evaluasi
sekitar 19 anak atau mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 90%,
maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe jigsaw
tersebut telah berhasil dan penelitian dapat dihentikan.
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)
Pengamatan kondisi awal (prasiklus) dilakukan untuk mengetahui
keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses
penelitian. Pengamatan ini dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan
guru dan wawancara untuk siswa serta peneliti melaksanakan pelaksanaan RPP
prasiklus guna mengetahui kemampuan siswa.
a. Hasil Wawancara dengan Guru dan Wawancara dengan Siswa
Wawancara dengan guru dilakukan pada hari Selasa, 29 Maret 2011.
Peneliti berperan sebagai pewawancara sedangkan guru kelas V SDN Patihan1
sebagai narasumber. Wawancara terhadap guru kelas V dilakukan secara
terstruktur yang sebelumnya pedoman wawancara sudah disusun oleh peneliti
kemudian hasil wawancara ditulis secara ringkas pada kolom jawaban. Setting
wawancara dengan guru kelas V bertempat di ruang tamu kantor guru sedangkan
wawancara untuk siswa kelas V berada di kelas pada pukul 09.30 WIB. Hal yang
peneliti tanyakan kepada guru yaitu tentang pelaksanaan pembelajaran bermain
drama di kelas V. Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan dari hasil wawancara
kepada guru dan sebagai deskripsinya (lampiran 2 halaman 84). Hasil
wawancara tersebut diindikasikan bahwa terjadi permasalahan dalam
pembelajaran bermain drama pada siswa kelas V SD Negeri Patihan I Sidoharjo
Sragen. Menurut guru, pembelajaran bermain drama belum pernah dipraktikkan
siswa kelas V SD Negeri Patihan I Sidoharjo Sragen, atau hanya sekadar teori saja
karena mengingat waktu yang diperlukan tidak cukup satu kali pertemuan dan
guru tidak perlu repot mengajari anak bermain drama.
Pendapat tersebut juga didukung oleh hasil wawancara yang dibagikan
siswa kelas V mengenai pembelajaran drama yang belum pernah dipraktikkan di
sekolah
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tersebut. akhirnya semua siswa menjadi penasaran tentang pembelajaran drama
yang dipraktikkan. Deskripsi wawancara siswa (pada lampiran 3 halaman 88)
b. Pelaksanaan Prasiklus dengan Menggunakan RPP Prasiklus
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan RPP prasiklus yang
dilaksanakan dua kali pertemuan, dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam bermain drama. proses pembelajaran prasiklus di kelas V dilaksanakan
pada hari Selasa, 29 Maret 2011. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
diawasi oleh guru kelas V yang bertindak sebagai observer. Observer yang duduk
di belakang, mengamati peneliti yang sedang mengajar dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaaran (RPP) prasiklus (pada lampiran 5 halaman 90).
Sebagai gambaran awal hasil pengamatan yaitu kegiatan proses
pembelajaran bermain drama di kelas V masih banyak terdapat kekurangan,
antara lain: (1) Siswa belum pernah mempraktikkan pembelajaran bermain drama,
sehingga membutuhkan penyesuaian diri; (2) Pertemuan pertama siswa dalam
mengerjakan lembar evaluasi masih banyak yang kurang tepat dalam menjawab;
(3) Pada pertemuan ke dua saat mempraktikkan bermain drama, siswa mengalami
banyak kekurangan dalam hal pengintonasian, pelafalan kata, pengekspresi, dan
penghayatan dalam memerankan tokoh yang diperankan dan (4) Dalam
melakukan kerjasama kelompok, siswa cenderung bekerja sendiri tanpa
menyadari pentingnya kerjasama.
Berdasarkan observasi awal penilaian proses siswa dalam diskusi
kelompok oleh peneliti terkait sikap siswa yaitu: tanggung jawab, perhatian, dan
kerjasama, di dalam proses pembelajaran diperoleh data penilaian proses prasiklus
siswa. Hasil penilaian proses diskusi kelompok prasiklus (pada lampiran 27
halaman 152).
Kualitas proses tentu akan mempengaruhi kualitas hasil dalam
pembelajaran di kelas. Pengamatan pada proses pembelajaran ini tidak terlepas
dari hasil penilaian keterampilan berbicara siswa. Pengambilan nilai prasiklus
oleh guru dilakukan dengan tes bermain drama di depan kelas pada pertemuan
kedua. Kelompok yang mendapat giliran maju ke depan kelas untuk bermain
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
drama dengan dinilai oleh guru. Secara detail data nilai keterampilan berbicara
dalam bermain drama siswa pada kondisi awal (pada lampiran 16 halaman
133). Data penilaian keterampilan berbicara dalam bermainan drama siswa
prasiklus dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara dalam bermain drama
Siswa Kelas V SDN PatihanI pada Kondisi Awal (Prasiklus)
No Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan
1 50-53 4 19,05 Tidak Tuntas
2 54-57 0 0 Tidak Tuntas
3 58-61 8 38,09 Tidak Tuntas
4 62-65 0 0 Tuntas
5 66-69 9 42,86 Tuntas
Jumlah 21 100
Nilai rata-rata = 1267 : 21 = 60,33
Tingkat Ketuntasan Klasikal = 9 : 21 x 100% = 42,86%
Data penilaian pembelajaran keterampilan berbicara dalam bermain drama
pada Tabel 2 sebelum diadakan tindakan pada siswa kelas V SDN Patihan I
tersebut dapat dibuat grafik pada Gambar 5 sebagai berikut:
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 5: Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Patihan I
pada Kondisi Awal (Prasiklus)
Nilai keterampilan berbicara dalam bermain prasiklus pada Tabel 7 dan
Gambar 6 di atas menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval
50-53 sebanyak 4 siswa (19,05%), interval nilai 54-57 terdapat 0 siswa (0%),
interval nilai 58-61 sejumlah 8 siswa (38,09), interval 62-65 terdapat 0 siswa (0%),
interval 66-69 sejumlah 9 siswa (42,86). Nilai rata-rata kelas adalah 60,33 dengan
ketuntasan klasikal sebanyak 9 siswa (42,86%) dari jumlah siswa. Hasil ini
menunjukkan kualitas hasil keterampilan berbicara pada kondisi awal masih
rendah sehingga perlu diupayakan peningkatan.
Berdasarkan kondisi awal tersebut, yang pelaksanaan permbelajarannya
belum menggunakan model kooperatif tipe jigsaw masih banyak siswa yang
belum lulus KKM (65). Menyikapi hal tersebut peneliti membuat judul penelitian
”Peningkatan Keterampilan Berbicara Dalam Bermain Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas V SD Negeri Patihan I
Sidoharjo Sragen
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
50-53 54-57 58-61 62-65 66-69
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tahun Ajaran 2010/2011”. Penerapan tindakan ini difokuskan pada peningkatan
proses diskusi kelompok dan hasil pembelajaran bermain drama siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan (Siklus)
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
1. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri
dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus I dilaksanakan pada hari selasa, 5 April
2011 (pertemuan 1) dan kamis, 7 April 2011 (pertemuan 2). Tahapan-tahapan
pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana tindakan yang
akan dilakukan dalam proses penelitian siklus I ini untuk mendapatkan hasil
yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah
meningkatnya kualitas proses pembelajaran dan sebesar 70 % siswa tuntas dari
hasil tes unjuk kerja keterampilan berbicara. Tahap-tahap perencanaan pada
siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan
silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas V semester
II tahun 2007. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
dirancang dengan 2 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan
adalah 2x35 menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 4x35
menit. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup
penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode
pembelajaran, langkah-langkah kegiatan (skenario) pembelajaran, sumber
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan media pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus I (pada lampiran 6 halaman 97).
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah:
a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V yang biasa
digunakan setiap hari. Ketika diskusi berlangsung, tempat duduk atau
kursi diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat melakukan diskusi
dengan baik.
b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I siswa mempelajari tentang
hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermain drama yaitu para
pelaku, sifat-sifat, tempat dan waktu kejadian, akhir cerita. Sebagai
hasilnya pada pertemuan II siswa mempraktikkan bermain drama
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Materi pembelajaran
siklus I (pada lampiran 8 halaman 114).
c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan adalah media berupa tayangan video drama anak. yang di
dalamnya terdapat tokoh-tokoh pemerannya. Foto media pembelajaran
yang digunakan (pada lampiran 36 halaman 170)
3) Menyiapkan Lembar Observasi Kinerja Guru, dan Penilaian Proses
Siswa
Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan hal-
hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar
observasi kinerja guru dibuat untuk menilai guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Pedoman dari lembar observasi kinerja guru (pada
lampiran 22 halaman 141). Lembar pengamatan penilaian proses siswa
atau disebut lembar penilaian diskusi kelompok lebih diutamakan pada
tanggung jawab, perhatian, kerjasama dalam proses pelaksanaan
pembelajaran. Pengamatan siswa ini berfungsi sebagai hasil penilaian
nontes kualitas proses. Sedangkan lembar observasi yang dibuat untuk
guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
evaluasi pembelajaran. Hasil observasi kinerja guru prasiklus, siklus I dan
Siklus II (pada lampiran 24 – 26 halaman 149, 151)
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
Peneliti menyusun instrumen penelitian yang berupa penilaian tes
dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes unjuk kerja (praktik)
bermain drama siswa sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Lembar penilaian tes keterampian berbicara dalam bermain drama (pada
lampiran 14 halaman 128) dan rubrik penilaian tes bermain drama siswa
(pada lampiran 15 halaman130). Untuk instrumen nontes dinilai
berdasarkan hasil observasi penilaian proses siswa yang dilakukan oleh
peneliti dengan berdasarkan lembar penilaian proses siswa dalam
pembelajaran berbicara yang meliputi: (a) tanggung jawab; (b) perhatian,
dan (c) kerjasama siswa selama aktifitas pembelajaran berlangsung.
Pedoman penilaian observasi proses siswa (pada lampiran 23 halaman
147).
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 5 April 2011 dan pertemuan kedua
pada hari Kamis, 7 April 2011. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di
ruang kelas V SD Negeri Patihan I.
Dalam pelaksanaan tindakan I ini, peneliti bertindak sebagai guru/
pengajar proses kegiatan pembelajaran bermain drama dengan menggunakan
model kooperatif tipe jigsaw, sedangkan guru kelas V melakukan observasi
atau pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran. Peneliti bertindak
sebagai partisipan aktif yang mengendalikan dan mengamati jalannya
pembelajaran keterampilan berbicara di dalam kelas.
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
Pertemuan I (2x35 menit)
Pada pertemuan pertama yang diajarkan kepada siswa kelas V terlebih
dahulu adalah mengenai materi cara bermain drama dengan lafal, intonasi,
ekspresi dan penghayatan yang tepat.
Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan yang
guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam, kemudian dilanjutkan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan
diadakan presensi kehadiran siswa untuk lebih mengenal dan mengetahui jumlah
siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari itu. Pertemuan pertama,
siswa masuk semua sesuai jumlah siswa kelas V yaitu ada 21 siswa. Guru juga
mengadakan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan
menyamakan pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari siswa.
Apersepsi diberikan dengan cara bertanya kepada siswa “siapa yang pernah
melihat pertunjukan drama?”. Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama
yaitu siswa dapat bekerjasama dan berinterakasi dengan rekan kelompok saat
melakukan diskusi.
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu
sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat
tiga (3) bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara
sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa
mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru menggali
pengetahuan siswa tentang bermain drama melalui tanya jawab: “Ayo siapa yang
tau pengertian drama?”. Kemudian guru menyuruh siswa yang bisa menjawab
untuk maju ke depan kelas untuk menuliskan di papan tulis. Selanjutnya guru
menggunakan media audio visual berupa LCD untuk memperlihatkan kepada
siswa contoh sebuah drama anak. Kemudian guru menerangkan cara bermain
drama dengan lafal, intonasi, ekspresi dan penghayatan yang tepat. Tindakan
selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik
dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa
menyimak penjelasan dari guru tentang model pembelajaran kooperatif tipe
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
jigsaw. Selanjutnya, guru membagi jumlah siswa ke dalam 3 kelompok
(kelompok asal) setiap kelompok beranggotakan 7 siswa yang berkemampuan
baik, sedang, dan kurang (pembagian kelompok siklus I mengacu pada nilai
individu prasiklus). Guru membagikan naskah drama dan menentukan tokoh yang
akan diperankan masing-masing siswa, kemudian siswa yang berasal dari
kelompok berbeda yang memiliki peran yang sama berkumpul menjadi satu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) dan berdiskusi mengenai tokoh yang mereka
perankan mengenai nama tokoh, karakter dan cara memerankannya dengan lafal,
intonasi, ekspresi dan penghayatan yang tepat. Setelah selesai diskusi dalam
kelompok ahli, setiap siswa kembali ke dalam kelompok asal untuk bertukar
pikiran mengenai hal yang didapat dari diskusi kelompok ahli. Kemudian guru
membagikan LKS untuk didiskusikan dan dikerjakan tiap kelompok. Hasil diskusi
kelompok (pada lampiran 13 halaman 127). Selanjutnya siswa latihan bermain
drama dengan membaca dan menghafal teks kemudian memperagakan dengan
bimbingan guru.
Kegiatan inti pada konfirmasi, guru memberikan konfirmasi dengan
bertanya jawab kepada siswa mengenai materi yang diberikan. Misalnya
menanyakan nama tokoh, karakter, waktu dan tempat, pelajaran yang didapat dari
cerita”. Kemudian guru memberi reward (penguatan) kepada masing-masing
kelompok dan memotivasi siswa agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru mengadakan evaluasi sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru.
Hasil evaluasi berupa tes tertulis (pada lampiran 10 halaman 120). Kemudian
guru bersama siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran. Sebagai tindak lanjut
guru memberi tugas rumah kepada siswa yaitu menghafal teks drama, pada
pertemuan II semua kelompok memainkan drama dengan dinilai oleh guru secara
individu. Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pertemuan 2 (2x35 menit)
Pertemuan kedua materi yang disampaikan berkaitan dengan cara
bermain drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sesuai naskah
drama yang dibuat pada pertemuan I. Tujuan utama pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan II ini yaitu siswa mampu memainkan peran sesuai
karakter tokoh dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
Kegiatan awal pembelajaran menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit.
Kegiatan awal yang guru (peneliti) lakukan tidak berbeda jauh dari pertemuan I
yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian berdoa
bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa
untuk lebih memahami dan mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun
yang tidak masuk pada hari itu. Jumlah siswa yang hadir lengkap ada 21 siswa.
Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara
singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang jelas pula
hal yang akan dipelajarinya. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu
siswa mampu bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi
yang sesuai karakter tokoh secara tepat. Setelah itu, guru memberikan apersepsi
sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan
pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari siswa. Apersepsi
diberikan dengan tanya jawab mengenai tugas pada pertemuan sebelumnya
yaitu menghafal teks drama.
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu
sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran
terdapat tiga (3) bentuk tindakan yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar
siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Di dalam
kegiatan eksplorasi guru menyuruh siswa mencari contoh drama di buku paket
dan guru memberi contoh cara bermain drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang sesuai karakter tokoh.
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan melakukan proses
kerjasama dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan
elaborasi siswa berkumpul dalam kelompoknya kemudian guru membagikan
LKS kepada tiap kelompok dan masing-masing anggota kelompok menulis
kembali dialog drama yang sudah dihafalkan sesuai tugas yang diperankan
masing-masing siswa. Selanjutnya tiap kelompok secara bergiliran
mementaskan drama di depan kelas dan guru sebagai fasilitator menilai setiap
individu. Isi materi pada pertemuan kedua ini dapat dilihat pada bagian RPP
siklus I (pada lampiran 6 halaman 97). Kegiatan konfirmasi, guru
memberikan reward (penguatan) kepada masing-masing kelompok dan
pemberian hadiah kepada kelompok terbaik. Guru bersama siswa melakukan
Tanya jawab tentang materi yang sudah diberikan.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang
dilakukan guru. Siswa diberikan tugas rumah untuk belajar kelompok berlatih
bermain drama agar semakin terbiasa sehingga penampilan berikutnya akan
lebih baik lagi. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru mengingat
penampilan bermain peran siswa masih kurang memuaskan. Guru juga
menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat
belajar, Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.
c. Observasi
Tahap observasi siklus I pada hari selasa dan kamis, 5-7 April 2011
yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas V
terhadap peneliti yang melaksanakan pembelajaran sebagai guru kelas V,
observasi juga dilakukan terhadap penilaian proses siswa ketika mengikuti
pembelajaran berbicara dengan medel kooperatif tipe Jigsaw. Kegiatan
pengamatan ini menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan.
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu: (1) Lembar observasi
kinerja guru (peneliti); (2) Lembar penilaian proses diskusi kelompok (proses
saat siswa berdiskusi dengan kelompoknya) dan (3) hasil penilaian tes unjuk
kerja keterampilan berbicara dengan model kooperatif tipe Jigsaw oleh siswa.
Dalam pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang
mengendalikan proses pembelajaran. Sementara guru kelas V sebagai
pengamat inti dengan duduk di tempat paling belakang agar bisa mengamati
dan menilai proses pembelajaran yang dipimpin oleh peneliti secara intensif.
Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran dari mata pelajaran
Bahasa Indonesia tentang bermain drama siswa dengan menggunakan model
kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:
1) Lembar Observasi Kinerja Guru
Pengamatan terhadap aktivitas guru selama mengajar. Pada saat peneliti
sebagai guru yang mengajar drama dengan menggunakan model kooperatif tipe
Jigsaw, guru kelas V duduk di belakang untuk menilai dengan menggunakan
lembar observasi kinerja guru. Hasil observasi kinerja guru siklus I (pada
lampiran 25 halaman 150).
2) Penilaian Proses diskusi kelompok (Sikap Siswa)
Dalam proses pembelajaran siswa sudah terlihat lebih aktif dan
bersungguh-sungguh dibandingkan dengan kondisi awal. Secara klasikal
terdapat peningkatan terhadap tanggung jawab, perhatian, kerjasama dalam diri
siswa. Hasil pengamatan terhadap sikap siswa pada siklus I (pada lampiran 24
halaman 149).
3) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara dalam bermain drama
siswa dengan model kooperatif tipe Jigsaw
Setelah diadakan tes tindakan pada siklus I diperoleh data nilai
keterampilan berbicara. Daftar nilai keterampilan berbicara siswa siklus I
(pada lampiran 17 halaman 134).
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Data nilai tersebut dilihat seperti Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN
Patihan I pada Siklus I
No Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
1 50-56 1 4,76 Tidak Tuntas
2 57-63 3 14,29 Tidak Tuntas
3 64-70 7 33,33 Tuntas
4 71-77 8 38,10 Tuntas
5 78-84 2 9,52 Tuntas
Jumlah 21 100
Nilai rata-rata : 1459 : 21 = 69,48
Tingkat Ketuntasan : 17 : 21 x 100% = 80,95 %
Tabel 3 di atas menunjukkan persentase siswa yang belum dan sudah
tuntas KKM. Dari 21 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Patihan I Sidoharjo,
terdapat sebesar 19.05% siswa belum tuntas KKM yang terbagi dalam kelas
49-56 sebesar 4,76%, dan pada kelas 57-64 sebesar 14,29%. Sisanya sebesar
80,95% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi pada kelas 65-72 sebesar
33,33%, pada kelas 73-80 sebesar 38,10%, dan pada kelas 81-88 sebesar
9,52%. Dari tabel 9 tersebut juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar
siswa pada siklus I mencapai 80,95% atau 17 siswa sudah tuntas. Sedangkan
siswa yang tidak tuntas KKM 19,05% atau 4 siswa.
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan data pada Tabel 3 maka hasil pembelajaran keterampilan
berbicara setelah diadakan tindakan siklus I pada siswa kelas V SDN Patihan I
dapat dibuat grafik pada Gambar 6 sebagai berikut :
Gambar 6: Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Patihan I
pada siklus I
Pada Gambar 6 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas.
Pada kelas 50-56 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 57-63 terdapat sebanyak
3 siswa, pada kelas 65-72 terdapat 7 siswa, pada kelas 73-80 terdapat sebanyak
8 siswa, dan pada kelas 81-88 terdapat sebanyak 2 siswa. Dengan jumlah
keseluruhan 21 siswa, masih terdapat 4 siswa yang belum tuntas KKM. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan berbicara
siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) pada siklus I belum mencapai
indikator ketercapaian 90%, sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk
siklus berikutnya yaitu siklus II.
1
3
7
8
2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
50-56 57-63 64-70 71-77 78-84
Fre
kuen
si
Interval Nilai
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran berbicara siklus I telah menunjukkan adanya peningkatan dari
kondisi awal (prasiklus).
Penerapan model kooperatif tipe Jigsaw ini terbukti meningkatkan hasil
pembelajaran keterampilan berbicara. Hal ini terbukti dari 21 siswa yang
melakukan tes berbicara, 17 siswa atau sekitar 80,95% telah mencapai
ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 65 (KKM). Ketuntasan belajar
ini mengalami peningkatan dari kondisi awal dengan nilai rata-rata kelas
sebesar 42,86%.
Namun, selain ada keberhasilan juga masih terdapat kekurangan dari
tindakan pada siklus I yang menyebabkan hasil pembelajaran keterampilan
berbicara kurang maksimal. Setelah berdiskusi dengan guru kelas V,
diperoleh simpulan mengenai hal-hal yang menyebabkan nilai siswa
kurang maksimal antara lain:
1) Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan meggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Keberanian siswa juga belum
terlihat maksimal atau masih malu berbicara di depan kelas.
2) Siswa terfokus pada hafalan dialog saja sehingga tidak memperhatikan
intonasi dan kurang menghayati karakter tokoh yang diperankannya.
3) Siswa kurang percaya diri, terlihat skor nilai pada aspek ekspresi berbicara
masih sangat lemah sehingga kegiatan berbicara terasa kaku.
4) Guru kurang memberi arahan kepada siswa tentang alur cerita, sehingga
siswa kurang paham saat tiba giliran tokoh yang diperankan masuk atau
keluar panggung pentas.
5) Sebagian siswa masih kurang terampil berbicara di depan kelas, masih
terlihat diam karena lupa apa yang akan dikatakan atau terlalu cepat
dialognya sehingga tidak memperhatikan lafal.
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) Pada siklus I guru tidak menjelaskan variasi gerakan atau tingkah laku pada
setiap tokoh sehingga siswa banyak yang tidak mengebangkan gerakan
untuk menghayati tokoh yang diperankan.
2. Siklus II
Tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan
terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa,
12 April 2011 (pertemuan 1) dan Kamis, 14 April 2011 (pertemuan 2).
Bertolak dari hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama guru kelas
V yang sekaligus bertindak sebagai observer, berdiskusi mengenai cara yang tepat
untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Tahap ini dilakukan pada
hari Kamis, 7 April 2011 tepatnya di ruang tamu kantor guru SDN Patihan I
setelah dilaksanakannya siklus I. Proses pembelajaran bermain drama pada siklus
II ini, rencananya akan dilakukan dengan beberapa langkah perbaikan dari
tindakan siklus I, yaitu:
1) Guru meningkatkan kulitas proses dari aspek tanggung jawab, perhatian,
kerjasama, dan kesungguhan di dalam proses pembelajaran dengan
menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa
untuk belajar.
2) Guru mengganti judul drama dan tokoh-tokohnya serta jalan ceritanya tetapi
banyaknya dialog tiap orang berjumlah sama. Supaya drama yang dimainkan di
siklus I dan siklus II sama bobotnya.
3) Guru lebih memotivasi siswa agar berani dan percaya diri tampil bermain
drama di depan kelas dengan cara penguatan verbal dan pemberian hadiah bagi
kelompok terbaik.
4) Guru menciptakan setting panggung bermain drama seperti keadaan
sebenarnya dengan perlengkapan sederhana seperti meja dan kursi, serta
menyarankan siswa untuk menggunakan perlengkapan yang digunakan
sehingga kegiatan bermain drama tampak lebih hidup.
5) Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar siswa semakin
memperhatikan penjelasan dari guru dalam mengikuti pelajaran
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap kelompoknya, sehingga kerjasama antar anggota
kelompok semakin baik.
7) Guru menyarankan agar siswa mampu mengembangkan kalimat dalam dialog
saat memerankan tokoh.
8) Guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dengan cara pendekatan
individu dan menegur bagi siswa yang tidak fokus pada proses pembelajaran.
Tahapan-tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana tindakan yang
akan dilakukan dalam proses penelitian siklus II ini untuk mendapatkan hasil
yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah 90% siswa
tuntas KKM dari hasil tes unjuk kerja keterampilan berbicara.
Tahap-tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan
silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas V semester
II tahun 2007. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
dirancang dengan 2 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan
adalah 2x35 menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu
4x35 menit. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup
penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode
pembelajaran, langkah-langkah kegiatan (skenario) pembelajaran, sumber
dan media pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran siklus II (pada lampiran 7 halaman 105).
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah:
a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V yang biasa
digunakan setiap hari. Ketika diskusi berlangsung, tempat duduk atau
kursi diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat melakukan diskusi
dengan baik.
b) materi pertemuan I siklus II mempelajari tentang hal-hal yang harus
diparhatikan dalam bermain drama yaitu para pelaku, sifat-sifatnya,
waktu tempat kejadian dan akhir ceritanya. Sedangkan materi pada
pertemuan II guru menerangkan tentang penokohan karakter yaitu
tokoh baik (antagonis) dan tokoh jahat (protagonis). Materi
pembelajaran siklus II terdapat pada RPP siklus II (pada lampiran 9
halaman 117).
c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan adalah media audio visual, yakni video drama anak yang
ditampilkan dengan menggunakan LCD. Foto media pembelajaran
yang digunakan (pada lampiran 36 halaman 170).
3) Menyiapkan Lembar Observasi kinerja Guru dan Lembar penilaian proses
diskusi kelompok
Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan hal-
hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar
observasi kinerja guru dibuat untuk menilai peneliti sebagai guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain guru siswa juga dinilai saat
proses pembelajaran, lembar pengamatan penilaian proses siswa lebih
diutamakan pada tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama dalam proses
pelaksanaan pembelajaran bermain drama. Pengamatan siswa ini
berfungsi sebagai hasil penilaian nontes kualitas proses. Lembar observasi
yang dibuat untuk guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya
kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Kedua lembar observasi
ini (pada lampiran 22 dan 23 halaman 141, 147).
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
Peneliti menyusun instrumen penelitian yang berupa penilaian tes
dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes unjuk kerja (praktik)
bermain drama siswa sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Lembar penilaian tes keterampian berbicara dalam bermain drama (pada
lampiran 14 halaman 128) dan rubrik penilaian tes bermain drama siswa
(pada lampiran 15 halaman 130). Untuk instrumen nontes dinilai
berdasarkan hasil observasi penilaian proses siswa yang dilakukan oleh
peneliti dengan berdasarkan lembar penilaian proses siswa dalam
pembelajaran berbicara yang meliputi: (a) tanggung jawab, (b) perhatian,
dan (c) kerjasama siswa selama aktifitas pembelajaran berlangsung.
Pedoman penilaian observasi proses siswa (pada lampiran 23 halaman
147).
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Apri 2011 dan pertemuan kedua
pada hari Kamis, 14 Apri 2011. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di
ruang kelas V SD Negeri Patihan I Sidoharjo.
Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
Pertemuan I (2x35 menit)
Pada pertemuan pertama siklus II yang diajarkan kepada siswa kelas V
terlebih dahulu adalah mengulang kembali mengenai materi drama dan
memperbaiki dalam memaham karakter tokoh yang akan diperankan supaya di
dalam kegiatan siklus II siswa tampil bermain drama lebih baik lagi .
Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit. Kegiatan yang
guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif
(pencegahan). Kemudian berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan
diadakan presensi kehadiran siswa untuk mengetahui jumlah kehadiran siswa.
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan I lengkap yaitu 21 siswa. Guru juga
mengadakan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan
menyamakan pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari siswa.
Apersepsi diberikan dengan cara bertanya kepada siswa “siapa yang tahu
pengertian drama?”. Apersepsi pada pertemuan I siklus II ini bertujuan supaya
siswa dapat mengingat dan menyimpulkan pembelajaran pada siklus
sebelumnya. Sedangkan tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus
II yaitu siswa dapat bekerjasama dan berinterakasi dengan rekan kelompok saat
melakukan diskusi, sehingga melalui diskusi siswa dapat memerankan tokoh
drama dengan lafal, intonasi, ekspresi sesuai dengan karakter tokoh.
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu
sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran
terdapat tiga (3) bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan
eksplorasi agar siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada
dirinya. Guru menggali pengetahuan siswa tentang bermain drama melalui
tanya jawab: “Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam bermain
drama?”. Kemudian guru menyuruh siswa yang bisa menjawab untuk maju ke
depan kelas untuk menuliskan di papan tulis. Selanjutnya guru menggunakan
media audio visual berupa LCD untuk memperlihatkan kepada siswa contoh
drama anak yang tentunya berbeda dengan siklus sebelumnya. Sesudah itu guru
melibatkan siswa memperagakan cara bermain drama dengan lafal, intonasi,
ekspresi dan penghayatan yang tepat di depan kelas. Tindakan selanjutnya
yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam
pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa
menyimak penjelasan dari guru tentang model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Selanjutnya, guru membagi jumlah siswa ke dalam 3 kelompok
(kelompok asal) yang setiap kelompok beranggotakan 7 siswa. Guru
membagikan naskah drama dan menentukan tokoh yang akan diperankan
masing-masing siswa, kemudian siswa yang berasal dari kelompok berbeda
yang memiliki peran yang sama berkumpul menjadi satu dalam kelompok baru
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(kelompok ahli) dan berdiskusi mengenai tokoh yang mereka perankan
mengenai nama tokoh, karakter dan cara memerankannya dengan lafal,
intonasi, ekspresi dan penghayatan yang tepat. Setelah selesai diskusi dalam
kelompok ahli, setiap siswa kembali ke dalam kelompok asal untuk bertukar
pikiran mengenai hal yang didapat dari diskusi kelompok ahli. Kemudian guru
membagikan LKS untuk didiskusikan dan dikerjakan tiap kelompok
Selanjutnya siswa latihan bermain drama dengan membaca dan menghafal teks
kemudian memperagakan dengan bimbingan guru.
Kegiatan konfirmasi, guru mengadakan tanya jawab kepada siswa
tentang materi yang sudah diajarkan kepada siswa. Selanjutnya guru
memberikan penguatan positif pada setiap keberhasilan siswa dengan
memberikan reward (penguatan) kepada masing-masing kelompok. Siswa
dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran ini.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Guru
memberikan evaluasi untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa tentang
materi. Selanjutnya siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
sebagai bentuk refleksi. Guru juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada
siswa berupa motivasi untuk giat belajar dan bersikap yang baik dalam
kehidupan. Guru juga memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu untuk
menghafal teks drama guna tindak lanjut. Terakhir, guru menutup proses
pembelajaran dengan salam.
Pertemuan 2 (2x35 menit)
Pertemuan kedua materi yang disampaikan berkaitan dengan cara
bermain drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sesuai naskah
drama yang dibuat pada pertemuan I. Tujuan utama pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan II ini yaitu siswa mampu memainkan peran sesuai
karakter tokoh dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
58
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kegiatan awal pembelajaran menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit.
Kegiatan awal yang guru (peneliti) lakukan tidak berbeda jauh dari pertemuan I
yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian berdoa
bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa
untuk lebih memahami dan mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun
yang tidak masuk pada hari itu. Jumlah siswa yang hadir lengkap ada 21 siswa.
Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara
singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang jelas pula
hal yang akan dipelajarinya. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu
siswa mampu bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi
yang sesuai karakter tokoh secara tepat. Setelah itu, guru memberikan apersepsi
sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan
pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari siswa. Apersepsi
pertemuan II siklus II ini diberikan dengan tanya jawab mengenai tugas pada
pertemuan sebelumnya yaitu menghafal teks drama.
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu
sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran
terdapat tiga (3) bentuk tindakan yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar
siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Di dalam
kegiatan eksplorasi guru menerangkan tentang penokohan karakter yaitu tokoh
protagonis dan antagonis, selanjutnya guru menyuruh siswa mencari contoh
drama di buku paket untuk mencari informasi tentang penokohan karakter
dalam cerita. Guru memberi contoh cara bermain drama dengan lafal, intonasi,
dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan melakukan proses
kerjasama dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan
elaborasi siswa berkumpul dalam kelompoknya kemudian guru membagikan
LKS kepada tiap kelompok dan masing-masing anggota kelompok menulis
kembali dialog drama yang sudah dihafalkan sesuai tugas yang diperankan
masing-masing siswa. Selanjutnya tiap kelompok secara bergiliran
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mementaskan drama di depan kelas dan guru sebagai fasilitator menilai setiap
individu. Isi materi pada pertemuan kedua ini dapat dilihat pada bagian RPP
siklus II (pada lampiran 9 halaman 117).
Kegiatan konfirmasi, guru memberikan reward (penguatan) kepada
masing-masing kelompok dan pemberian hadiah kepada kelompok terbaik.
Guru bersama siswa melakukan Tanya jawab tentang materi yang sudah
diberikan.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang
dilakukan guru. Hasil pembelajaran sudah menunjukkan peningkatan dari
bermain peran yang sebelumnya. Guru mengucapkan terimakasih atas
perhatian, kerjasama, dan kesungguhan siswa. Guru juga menyampaian pesan-
pesan moral kepada siswa. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan
salam.
c. Observasi
Tahap observasi siklus II pada hari selasa dan kamis, 12-14 April 2011
yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas V terhadap
peneliti yang melaksanakan pembelajaran sebagai guru kelas V. Pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru, dan penilaian proses siswa ketika
mengikuti pembelajaran berbicara dengan medel kooperatif tipe Jigsaw.
Kegiatan pengamatan ini menggunakan lembar observasi yang sudah
dipersiapkan.
Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu: (1) Lembar observasi
kinerja guru (peneliti); (2) Lembar penilaian proses diskusi kelompok (proses
saat siswa berdiskusi dengan kelompoknya) dan (3) hasil penilaian tes unjuk
kerja keterampilan berbicara dengan model kooperatif tipe Jigsaw oleh siswa.
Dalam pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang
mengendalikan proses pembelajaran. Sementara guru kelas V sebagai
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengamat inti dengan duduk di tempat paling belakang agar bisa mengamati
dan menilai proses pembelajaran yang dipimpin oleh peneliti secara intensif.
Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran dari mata pelajaran
Bahasa Indonesia tentang bermain drama siswa dengan menggunakan model
kooperatif tipe Jigsaw sebagai berikut:
1. Lembar Observasi Kinerja Guru
Pengamatan terhadap aktivitas guru selama mengajar. Pada saat peneliti
sebagai guru yang mengajar drama dengan menggunakan model kooperatif tipe
Jigsaw, guru kelas V duduk di belakang untuk menilai dengan menggunakan
lembar observasi kinerja guru. Hasil observasi kinerja guru siklus II (pada
lampiran 26 halaman 151).
2) Penilaian Proses diskusi kelompok (Sikap Siswa)
Pedoman pengamatan terhadap sikap siswa pada siklus II (pada
lampiran 23 halaman 147). Di dalam proses pembelajaran siswa sudah
terlihat lebih aktif memperhatikan, bekerjasama dan bertanggung jawab
dibandingkan dengan kondisi awal dan siklus I. Secara klasikal terdapat
peningkatan terhadap tanggung jawab, perhatian, kerjasama dalam diri siswa.
Data hasil penilaian proses siswa pada siklus II (pada lampiran 29 halaman ).
3) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara siswa dengan model
kooperatif Jigsaw
Setelah diadakan tes tindakan pada siklus II diperoleh data nilai
keterampilan berbicara. Daftar nilai keterampilan berbicara siswa siklus II
(pada lampiran 18 halaman 135).
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Data nilai tersebut dilihat seperti Tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN
Patihan I Sragen pada Siklus II
No Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan
1 67-70 1 4,76 Tuntas
2 71-74 0 0 Tuntas
3 75-78 9 42,86 Tuntas
4 79-82 0 0 Tuntas
5 83-86 11 52,38 Tuntas
Jumlah 21 100
Nilai rata-rata = 1655 : 21 = 78,81
Tingkat Ketuntasan Klasikal = 21 : 21 x 100% = 100%
Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat persentase siswa yang belum dan
sudah tuntas KKM. Dari 21 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Patihan I
Sidoharjo, terdapat sebesar 0% siswa belum tuntas KKM, sisanya sebesar
100% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi dalam kelas 67-70 sebesar
4,76%, dan pada kelas 71-74 sebesar 0%, 75-78 sebesar 42,86%, pada kelas 79-
82 sebesar 0%, dan interval kelas 83-86 terdapat 52,38%. Dari tabel 11 tersebut
juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus II mencapai
100% atau 21 siswa sudah tuntas. Ini membuktikan bahwa ada peningkatan
nilai.
Berdasarkan data pada tabel 4 di atas maka hasil pembelajaran
keterampilan berbicara setelah diadakan tindakan siklus II pada siswa kelas V
SDN Patihan I dapat dibuat grafik pada Gambar 7 sebagai berikut:
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 7: Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Patihan
I pada siklus II
Pada Gambar 7 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas.
Pada kelas 67-70 terdapat 1 siswa, pada kelas 71-74 terdapat sebanyak 0 siswa,
pada kelas 75-78 terdapat sebanyak 9 siswa, pada kelas 79-82 terdapat
sebanyak 0 siswa, dan pada interval kelas 83-86 terdapat 11 siswa. Dengan
jumlah keseluruhan 21 siswa, semua tuntas KKM. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan berbicara siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) mencapai 100% atau memenuhi target capaian
sehingga tindakan dapat dihentikan.
0
2
4
6
8
10
12
67-70 71-74 75-78 79-82 83-86
Fre
kuen
si
Interval Nilai
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas
proses dan hasil pembelajaran berbicara siklus II ini telah menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan dari siklus I.
Secara umum, dapat dilihat semua kelemahan-kelemahan yang
ada di dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus II
ini sudah dapat diatasi dengan baik walaupun masih ada beberapa
siswa yang kurang aktif dan kurang bersungguh-sungguh. Namun
demikian secara garis besar siswa merasa termotivasi dalam belajar,
merasa senang dan terkesan, serta menjadi antusias dalam melakukan
kegiatan karena siswa belajar sambil bekerja sama dengan temannya
satu kelompok secara kompak. Selain itu, peningkatan kualitas hasil
keterampilan berbicara pada siklus II sudah mencapai indikator
ketercapaian yaitu 90% dari jumlah siswa yang ada. Oleh karena itu
penelitian ini sudah dapat dihentikan dan dinyatakan berhasil.
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari
hubungan antarsiklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan
pada tahap observasi (pengamatan) pada masing-masing siklus.
Berdasarkan pengamatan dari analisis data yang ada, dapat dilihat adanya
peningkatan kualitas proses dan hasil siswa kelas V SDN Patihan I Sragen
dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan berbicara
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Peningkatan kualitas proses ditunjukkan dari sebaran frekuensi sikap siswa
meliputi tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama siswa yang semakin besar
(meningkat) seperti pada Tabel 5 sebagai berikut:
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 5. Data Frekuensi Penilaian Proses (Sikap Siswa) Pembelajaran
Keterampilan Berbicara Kelas V SDN Patihan I pada Prasiklus, Siklus I
dan II
No. Sikap Siswa Frekuensi
Prasiklus Siklus I Siklus II
1. Tanggung jawab 43 46 50
2. Perhatian 39 50 53
3. Kerja sama 43 45 50
Tabel 5 di atas menunjukkan adanya peningkatan frekuensi pengamatan
sikap siswa dari prasiklus sampai siklus II. Secara klasikal aspek sikap tanggung
jawab, perhatian dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran terjadi
peningkatan. Dari Tabel 5 perbandingan frekuensi pengamatan sikap siswa di atas
dapat dibuat grafik pada Gambar 8 sebagai berikut:
Gambar 8: Grafik Frekuensi Penilaian Proses siswa (Sikap siswa)
Pembelajaran Keterampilan Berbicara dalam bermain drama Kelas
V SDN Patihan I pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
Tanggung Jawab Perhatian Kerjasama
Fre
kue
nsi
Sikap Siswa
Prasiklus Siklus I Siklus II
66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peningkatan kualitas hasil ditunjukkan dari sebaran frekuensi nilai
keterampilan berbicara dari penilaian aspek lafal, intonasi, penghayatan dan
ekspresi dalam melakukan praktik drama yang semakin besar (meningkat) pada
interval nilai di atas KKM (65) seperti pada Table 6 berikut ini :
Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN
Patihan I pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No. Interval Nilai Frekuensi
Prasiklus Siklus I Siklus II
1. 49-56 4 1 0
2. 57-64 8 3 0
3. 65-72 9 7 1
4. 73-80 0 8 9
5. 81-88 0 2 11
Jumlah Siswa 21 21 21
Siswa Tidak Tuntas 12 4 0
Siswa Sudah Tuntas 9 17 21
Nilai Rata-Rata Kelas 60,33 69,48 78,81
Ketuntasan Klasikal 42,86% 80,95% 100%
Tabel 6 di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan
berbicara siswa dari prasiklus sampai siklus II. Presentase ketuntasan klasikal
meningkat dari prasiklus sebesar 42,86% menjadi 80,95% pada siklus I dan
meningkat lagi pada siklus II menjadi 100%. Jadi semua siswa tuntas KKM.
Perbandingan nilai rata-rata kelas dari tiap siklus terjadi peningkatan. Pada
prasiklus nilai rata-rata siswa sebesar 60,33, pada siklus I nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 69,48. Selanjutnya nilai rata-rata kelas keterampilan berbicara
mengalami peningkatan signifikan pada siklus II menjadi 78,81. Peningkatan
tersebut membuktikan bahwa model kooperatif tipe Jigsaw tepat untuk membantu
meningkatkan hasil keterampilan berbicara.
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari Tabel 6 perbandingan nilai keterampialan berbicara di atas dapat
dibuat grafik pada Gambar 9 sebagai berikut:
Gambar 9: Grafik Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN
Patihan I pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Dari Gambar 9 tersebut terlihat bahwa prasiklus (merah) lebih
mendominasi pada interval nilai rendah, siklus I (kuning) mendominasi interval
nilai sedang, dan siklus II (hijau) dominasi pada interval nilai tinggi.
0
2
4
6
8
10
12
49-56 57-64 65-72 73-80 81-88
Fre
kue
nsi
Intrval Nilai
Prasiklus Siklus I Siklus II
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan melihat hasil penelitian di atas dapat diketahui adanya
peningkatan pembelajaran terutama keterampilan berbicara siswa setelah
menggunakan model kooperatif tipe jigsaw. Peningkatan terlihat dari hasil
perhitungan nilai hasil keterampilan berbicara yang diperoleh siswa pada kondisi
awal (prasiklus) dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II. Hal ini
dapat dilihat dari Tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V
SDN Patihan 1 Pada Kondisi Awal (Prasiklus), Siklus I dan Siklus II
No
Pembelajaran
Keterampilan
Berbicara
Kondisi Awal
Sebelum
Menggunakan
Model Pembelajaran
(Prasiklus)
Setelah Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw
Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata 60,33 69,48 78.81
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai
KKM ≥ 65 mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata keterampilan
berbicara siswa sebelum menggunakan model pembelajaran (prasiklus) 60,33.
Kemudian pada siklus I mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata keterampilan
berbicara siswa menjadi 69,48. Sedangkan pada akhir pelaksanaan siklus II, nilai
rata-rata keterampilan berbicara siswa naik lagi menjadi 78,81. Peningkatan
tersebut membuktikan bahwa model kooperatif tipe jigsaw tepat untuk membantu
keterampilan berbicara siswa dalam kegiatan bermain drama. Hal ini
merefleksikan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara siswa yang
dilaksanakan oleh guru dapat dinyatakan berhasil.
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peningkatan rata-rata nilai hasil keterampilan berbicara siswa kelas V
SDN Patihan 1 dapat disajikan dalam grafik pada Gambar 10 di bawah ini.
Gambar 10: Grafik penigkatan nilai rata-rata hasil keterampilan berbicara siswa
kelas
V SDN Patihan 1 pada praiklus, siklus I dan siklus II
Secara garis besar perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar keterampilan berbicara prasiklus, siklus I dan siklus II
ditunjukkan pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SDN Patihan 1 Pada
Kondisi
Awal (Prasiklus), Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas 9 42,86 17 80,95 21 100
2. Tidak
Tuntas 12 57,14 4 19,05 0 0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Prasiklus Siklus I Siklus II
Nila
i Rat
a-r
ata
Pelaksanaan Tindakan
60,33
78,81
69,48
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan Tabel 8 yaitu tabel rekapitulasi ketuntasan belajar siswa
Kelas V SDN Patihan 1, terlihat adanya peningkatan pada ketuntasan belajar
siswa pada keterampilan berbicara yaitu pada prasiklus jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 9 siswa atau 42,86 %, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan
menjadi 17 siswa atau 80,95%, dan pada siklus II menjadi 21 siswa atau 100%.
Data dari tabel rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas V SDN Patihan
1 pada prasiklus, siklus I dan siklus II di atas dapat dibuat grafik pada Gambar 11
sebagai berikut:
Gambar 11: Grafik Peningkatan Ketuntasan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
V SDN Patihan 1 pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Hasil penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keterampilan
berbicara menggunakan model kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan sebanyak 2
siklus ini mengalami peningkatan dan telah mencapai batas sesuai dengan
indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dengan demikian penelitian tindakan
9
17
21
0
5
10
15
20
25
Prasiklus Siklus I Siklus II
Jum
lah
Sis
wa
Pelaksanaan Tindakan
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kelas yang dilaksanakan telah sesuai tujuan yang diharapkan, yakni dapat
meningkatkan keterampilan berbicara.
Setelah mengolah data hasil keterampilan berbicara pada siswa kelas V
SDN Patihan 1, peneliti juga melakukan perhitungan skor perolehan kelompok
Siklus I dan II (pada lampiran 20 dan 21 halaman 137, 139). Sedangkan untuk
mengetahui skor perolehan tiap kelompok jigsaw lebih jelasnya dapat disajikan
dalam bentuk Tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Skor Perolehan Kelompok Jigsaw pada Siklus I dan Siklus II
Nama
Kelompok
Siklus I Siklus II
Skor Rata-
rata I
Penghargaan
Kelompok
Skor Rata-
rata II
Penghargaan
Kelompok
Kelompok 1 17,14 Tim Baik 20 Tim Sangat
Baik
Kelompok 2 20 Tim Sangat baik 22,86 Tim Sangat
Baik
Kelompok 3 24,29 Tim Super 17,14 Tim Baik
Berdasarkan Tabel 9 di atas, hasil penelitian tindakan dapat dinyatakan
bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara dalam bermain drama dengan
menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw pada siklus I dan siklus II. Secara
garis besar, penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang telah
dikemukakan peneliti pada bagian Bab I.
Pembahasan hasil penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar dari
hasil pembelajaran keterampilan berbicara dari prasiklus, siklus I dan siklus II
dengan menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw.
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pembahasan Hasil Penelitian
a. Prasiklus
Pada prasiklus belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terlihat siswa kurang aktif dalam berdiskusi dan kerjasama kelompok
kurang bagus hanya terfokus pada materi saja tanpa memperhatikan pentingnya
kerjasama kelompok dalam memainkan peran. Siswa juga kurang memperhatikan
ketua kelompok dan penjelasan dari guru terbukti saat guru memerintahkan pada
ketua kelompok untuk anggotanya mempersiapkan perlengkapan untuk tampil
drama pada pertemuan ke 2 banyak anggota kelompok yang tidak membawa.
Hubungan dengan kelompok lain juga tidak terjalin baik malah saling mengejek
saat bermain drama. Akibatnya presentase nilai kualitas proses secara klasikal
yang meliputi tanggung jawab, perhatian dan kerjasama masih rendah. Terbukti
persentase niai kualitas proses klasikal pada tindakan awal ini masih rendah yaitu
yang masuk dalam kriteria baik (B) hanya 42,86%, kebanyakan siswa masuk
kriteria cukup (C) 52,38% dan kurang (4,76%). Maka harus ditingkatkan.
Kualitas proses yang rendah berimbas pada kualitas hasil keterampilan
berbicara siswa menjadi rendah. Terbukti dengan banyaknya siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai keterampilan berbicara yang diperoleh
siswa masih rendah. Pada prasiklus siswa yang belum tuntas KKM sebanyak
12 siswa, sedangkan yang sudah tuntas KKM hanya 9 siswa atau 42,86%.
Nilai terendah pada prasiklus adalah 50 dan nilai tertinggi yang dicapai siswa
adalah 58. Nilai dari masing-masing siswa tersebut (pada lampiran 16 halaman
133)
Siswa yang mendapat nilai dalam interval 49-56 sebanyak 4 siswa (19,
05%), interval nilai 57-64 terdapat 8 siswa (38,10%), interval nilai 65-72 sejumlah
9 siswa (42,86%), dan tidak ada yang mendapat interval nilai 73-80 (0%) dan 81-
88 (0%). Nilai rata-rata kelas adalah 63,09 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 9
siswa (42,86%) dari jumlah siswa. Hasil ini menunjukkan kualitas hasil
keterampilan berbicara pada kondisi awal masih rendah sehingga perlu
diupayakan peningkatan.
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Siklus I
Berdasarkan tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I terbukti
adanya peningkatan kualitas proses dan hasil keterampilan berbicara siswa. Dalam
proses pembelajaran berbicara siklus I ini peneliti menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini Proses pembelajaran terkesan lebih hidup
dan menyenangkan meskipun hasilnya belum maksimal karena siswa baru
pertama kali bermain drama. Siswa lebih p
erhatian akan perintah dari guru dan dengan antusias memperhatikan
penjelasan materi pembelajaran dari guru. Dengan dibentuknya kelompok ahli
Siswa lebih terlibat aktif bekerjasama, mulai menyadari pentingnya kerjasama
kelompok, sehingga siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
ketua kelompoknya. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi aktivitas meliputi
tanggung jawab, perhatian, kerjasama siswa yang masuk dalm 3 kriteria, kriteria
siswa baik (B) 42,86%, kriteria cukup (C) 52,38% dan kurang (4,76%). Kriteria
tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktifitas siswa dalam berdiskusi
kelompok.
Pada siklus I kualitas hasil keterampilan berbicara yang ingin dicapai
adalah 70% siswa dapat tuntas KKM. Hal ini berarti dalam siklus I diharapkan
sebanyak 15 siswa memperoleh nilai di atas KKM. Dilihat dari banyaknya siswa
yang tuntas KKM diketahui tepat sebanyak 17 siswa atau 80,95% sudah tuntas
dan masih terdapat 4 siswa atau 19,05% yang belum tuntas KKM. Dengan
jumlah ketuntasan seperti itu dapat dikatakan indikator kinerja siklus I telah
tercapai. Akan tetapi, pada siklus I nilai siswa belum memuaskan dan masih ada
saja yang belum tuntas KKM, maka dari itu penelitian dilanjutkan di siklus II
dengan harapan 90 % atau semua bisa lulus KKM.
c. Siklus II
Pada tindakan siklus II terjadi peningkatan kualitas proses aktifitas siswa
dalam berdiskkusi kelompok dan hasil yang signifikan pada nilai keterampilan
berbicara dari tindakan sebelumnya. Dilihat dari proses pembelajaran
keterampilan berbicara dengan model kooperatif tipe jigsaw siswa semakin bagus
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam kerjasama tim dan mempunyai kesatuan yang kuat. Sehingga terjadi
peningkatan dalam penilaian aktifitas siswa yang meliputi tanggung jawab,
perhatian dan kerjasama siswa, dengan kriteria Baik (B) 80,95%, cukup (C) 19,05,
dan kurang (K) 0%. Peningkatan tersebut dapat meningkat karena adanya
kesadaran pentinggnya kerjasama dalam kelompok.
Kualitas hasil keterampilan berbicara siklus II terjadi peningkatan.
Indikator ketercapaian kualitas hasil pada siklus II adalah 90% mampu tuntas
KKM dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Dari 21 siswa kelas V setelah
diadakan tindakan siklus II ternyata semua siswa yang berjaumlah 21 siswa 100%
tuntas KKM. Hal ini dibuktikan dengan naiknya jumlah frekuensi pada tiap kelas
interval. Dari 21 siswa kelas V ditunjukkan pada kelas 49-56 terdapat 0 siswa,
pada kelas 57-64 terdapat sebanyak 0 siswa, pada kelas 65-72 terdapat sebanyak
1 siswa, pada kelas 73-80 terdapat sebanyak 9 siswa, dan pada interval kelas
81-88 terdapat 11 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 21 siswa, semua tuntas
KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan
berbicara siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) mencapai 100% memenuhi
target capaian sehingga tindakan dapat dihentikan dan terbukti dinyatakan
berhasil.
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
dua siklus, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain drama pada siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Patihan I Sidoharjo Sragen, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain drama pada
siswa kelas V SDN Patihan I Sidoharjo Sragen tahun ajaran 2010/2011. Hal ini
ditandai dengan nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa yang mengalami
peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu siklus I sebesar 69,48 dan siklus II sebesar
78,81. Dilihat dari hasil tes berbicara pada siklus I diketahui 17 siswa (80,95%)
dari 21 siswa telah mencapai nilai KKM (65) dan meningkat pada siklus II
sebanyak 21 siswa (100%) dari 21 siswa telah berhasil mencapai nilai KKM. Jadi
siswa pada akhir siklus semua lulus KKM.
B. IMPLIKASI
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terbukti dapat
meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain drama, karena bermain
drama merupakan metode belajar sambil bermain yang sesuai dengan karakteristik
siswa sekolah dasar. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa
berperan secara aktif menjadi tokoh atau orang lain sesuai naskah drama dan
melakukan kerjasama dalam kelompok untuk hasil lebih maksimal dalam
memainkan peran dengan lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang tepat.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw
adalah pembelajaran yang mengutamakan kerja sama kelompok, diskusi
kelompok, saling berpartisipasi, saling berusaha membantu, saling mendengarkan,
saling memuji, saling bertanya, saling memperhatikam sehingga suasana
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran tampak tidak membosankan, belajar dengan bergairah,
pembelajaran aktif-responsif, siswa aktif dan kritis, dan guru kreatif.
Penelitian ini membuktikkan bahwa hasil pembelajaran meningkat
setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Oleh karena itu
model pembelaran kooperatif tipe jigaw ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi guru dalam kegiatan pembelajarannya. Disamping itu model
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai model alternatif yang menyenangkan
dalam pembelajaran berbicara.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Dengan model ini siswa lebih
antusias, lebih aktif, dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan
kelompoknya, yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti dapat
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Dengan adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa untuk bekerja sama
dalam satu kelompok untuk memecahkan masalah dan saling mengajari
satu sama lain.
b. Siswa seharusnya memahami bahwa keterampilan berbicara merupakan
hal penting yang harus dikuasai siswa, untuk itu siswa perlu mengikuti
pembelajaran bermain drama dengan penuh kesungguhan.
2. Bagi guru
a. Guru hendaknya mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran keterampilan berbicara,
karena model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini merupakan model
yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan bagi siswa.
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Dengan diterapkannya model kooperatif tipe jigsaw dapat membantu
siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicaranya. Jadi baik jika
guru kelas mencoba melaksanakannya.
3. Bagi Sekolah
Sekolah sebaiknya meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya dengan
mengadakan pelatihan bagi guru agar dapat berinovasi menerapkan model
pembelajaran yang tepat pada pembelajaran, terutama model pembelajaran
yang menyenangkan misalnya model kooperatif tipe jigsaw ataupun yang
lainnya. Kualitas tenaga pendidik yang lebih baik akan berpengaruh pada
kualitas pembelajaran, karena pastinya akan terdapat inovasi dalam
penggunaan model pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai
dengan yang diharapkan. Untuk itu Kepala Sekolah disarankan untuk
memotivasi guru meningkatkan kompetensinya, misalnya dengan melakukan
penelitian tindakan kelas dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum
ilmiah, seperti seminar, diklat, dan workshop.
4. Bagi Peneliti Lain
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang digunakan peneliti ini,
dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian
dengan model pembelajaran yang sama. Peneliti yang lain hendaknya dapat
mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dengan
menciptakan suasana baru dalam pelaksanaannya, tidak hanya keterampilan
berbicara, tetapi peneliti lain dapat mencobanya pada mata pelajaran yang lain.
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Apliikasi Paikem.
Surabaya : Pustaka Belajar.
Ahmad Rofi‟uddin & Darmiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Tinggi. Malang : Universitas Negeri Malang.
Anita Lie. 2007. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas.
Jakarta : PT Grasindo.
Bambang Sarwiji. 2006. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Ganeca Exact.
Djago Tarigan. 1992. Materi pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru
SD.
Hamruni (2009:5). Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .
Bandung : Angkasa.
Herman J. Waluyo. 2001. Drama Teori dan Pengajarannya. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.
Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
J. Ch. Sujanto. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca Menulis Berbicara
Untuk Mata Kuliah Umum bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga kependidikan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia/Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Jakarta : Balai
Pustaka.
KTSP SD/MI 2007
Miles dan Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas
Indonesia. (UI Pers).
Moris dalam Novia. 2002 & Wilkin dalam Oktarina. 2002
(http://aldonsamosir.files.wordpress.com diakses 27 januari 2011.
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Muchlisoh, dkk. 1993. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru
SD.
Pedoman Penulisan Skripsi. 2009. FKIP UNS.
Robert E. Slavin. 2008. Coopratif Learning Teori Riset dan Praktik.
www.ole.spsd.sk.ca./de/PD/coop/page4.html diakses 27 januari 2011.
2010. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.
Rusman, M.Pd. 2010. Model-model Pembelajaran. Bandung : PT Raja Grafindo
Persada.
Sabarti Akhadiah M. K, Maidar G, Sakura H. Ridwan, Zulfahnur & Muki.
1991/1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga kependidikan.
Sabarti Akhadiah M. K, Maidar G, Arsjad Sakura H, Ridwan Zulfahnur Z. F,
Mukti U. S. 1991/1992.Bahasa Indonesia III. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga kependidikan.
St. Y. Slamet. 2008. Dasar-dasar keterampilan Berbahasa Indonesia . Surakarta.:
LPP UNS dan UPT.
Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia
Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto, Suharjono, & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yant Mujianto, Budhi Setiawan, Purwadi, & Edy Suryanto. 2000. Puspa Ragam
Bahasa Indonesia. Surakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Yatim Riyanto. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Surabaya : Kencana
Brenada Media Group.
http://www.google.co.id/search?q=keterampilan+berbicara+adalah&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
http://www.georgejacobs.net/cooperative.html. diakses pada tanggal 1 maret
2011.
http://ijl.cgpubluiher.com/about.html) diakses tanggal 1 Maret 2011
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 1
RINCIAN WAKTU DAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN
No Kegiatan
Penelitian
Bulan
Januari
2010
Februari
2010
Maret
2010
April
2010
Mei
2010
Juni
2010
Juli
2010
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
Proposal
2
Mengurus
izin
penelitian
3 Persiapan
penelitian
4 Pelaksanaan
prasiklus
5 Pelaksanaan
siklus 1
6 Pelaksanaan
siklus 2
7
Analisis dan
pengolahan
data
8 Ujian Skripsi
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 2
DESKRIPSI WAWANCARA SEBELUM TINDAKAN
Nama guru : Sukiyati, Ama. Pd
Nama sekolah : SDN Patihan I Sidoharjo, Sragen
Hari/tanggal : Selasa, 29 Maret 2011
Waktu : 09.00-09.15 WIB (istirahat pertama)
Tempat : Di ruang kelas V
Teknik : Wawancara Terstruktur
Deskripsi Wawancara : P (Peneliti)
G (Guru)
P : Selamat pagi Bu?
G : Iya, selamat pagi Mas, mari silakan duduk.
P : Terima kasih Bu.
G : Ada apa Mas? Ada yang bisa saya bantu?.
P :: Sebelumnya maaf Bu mengganggu. Begini Bu, saya ingin melakukan
wawancara sebagai sarana penunjang penelitian yang saya lakukan di
kelas V SDN Patihan 1 ini.
G : Oh ya silakan…
P : Begini Bu, dalam mata pelajaran bahasa Indonesia menyangkut beberapa
aspek keterampilan berbahasa yang diantaranya keterampilan berbicara.
Bagaimana dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini Bu?
Pernahkah melakukan pembelajaran bermain drama?
G : Kalau tentang kompetensi dasar memerankan tokoh drama, biasanya
saya hanya menyuruh anak membaca teks drama secara bergantian.
Tidak pernah dipraktikkan, hanya sekadar membaca.
P : Mengapa Ibu tidak pernah mencoba mempraktikkan? Apa alasannya ?.
84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
G : Begini mas, saya sengaja tidak mempraktikkan pembelajaran bermain
drama karena waktunya agak lama dan harus repot mengajari anak satu
persatu cara memerankan setiap tokoh..
P : Pernahkah Ibu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dalam pembelajaran?.
G : Saya malah kurang paham tentang metode pembelajaran yang anda
katakan tadi.
P : Saya jelaskan sekilas, jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok dengan
karakteristik yang heterogen dengan mendorong siswa aktif dan saling
membantu untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kaitannya dengan
pembelajaran bermain drama, yaitu di dalam kelompok jigsaw, siswa
membentuk kelompok asal. Dari kelompok asal anggota siswa
membentuk kelompok ahli. Pembentukan kelompok ahli berdasarkan
pada tokoh yang diperankan tiap anggota kelompok sama dengan tokoh
yang diperankan anggota-anggota kelompok lain. Jadi di dalam kelompok
ahli siswa saling berdiskusi mengenai tokoh yang akan diperankan
dibantu dengan bimbingan guru. Akhirnya dari kelompok ahli siswa
kembali ke kelompok asal untuk bertukar pikiran.
G : Oh.. kalau begitu guru tidak perlu repot menghabiskan waktu mengajari
satu persatu siswa. Jadi, guru membimbing dan memberi masukan saat
siswa aktif berdiskusi.
P : Iya benar sekali. Pembelajaran kooperatif siswanya yang aktif dan
cenderung berdiskusi dengan kelompoknya. Apakah menurut pendapat
anda pembelajaran bermain drama dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat efisien?
G : Mungkin iya karena guru tidak perlu repot menghabiskan waktu
mengajari satu persatu siswa, karena siswa aktif bekerja sama dengan
kelompoknya.
P : Menurut Ibu apakah dengan model tersebut hasil nilainya yang diperoleh
siswa meningkat dibandingkan dengan sebelumnya?
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
G : Kalau sebelumnya untuk praktik bermain drama belum ada mas, tapi
kalau nilai kenyaringan suara saat membaca bergantian ya hasilnya
lumayan bagus. Hehe.. Tapi dengan menggunakan model yang akan
anda gunakan mungkin lebih bagus lagi.
P : Kalau nilai akhir bahasa Indonesia, apakah ada siswa yang tidak
memenuhi KKM ?.
G : Ada mas, nilai bahasa Indonesia semester II tahun ajaran 2009/2010 yang
lalu, sebagian siswa yang tidak memenuhi KKM kurang lebih mungkin
ya ada 13 anak dari 24 siswa.
P : Berarti hampir kurang lebihnya 40% siswa ya bu yang belum tuntas
KKM. Mengingat hal ini, apakah Ibu setuju jika saya melakukan
penelitian di SD ini dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara
Dalam Bermain Drama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw pada Siswa Kelas V SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen
Tahun Ajaran 2010/2011”?
G : Iya, sangat setuju Mas… bagus itu, kalau itu memang bisa meningkatkan
keterampilan siswa dalam berbicara saya malah senang.
P : Baiklah Bu, saya kira wawancara kali ini saya cukupkan dulu. bisa kita
sambung di lain kesempatan. Terima kasih atas waktu dan kerja
samanya.
G : Iya sama-sama nanti kalau butuh informasi lagi atau apa tinggal sms
saja.
P : Baik Bu, saya mengucapkan banyak terima kasih
Refleksi :
Berdasarkan deskripsi wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian terhadap guru kelas V di atas, dapat disimpulkan bahwa
siswa kelas V SDN Patihan 1 belum pernah melaksanakan pembelajaran bermain
drama dengan dipraktikkan atau hanya sekadar membaca naskah drama. Setelah
peneliti menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan
digunakan, guru kelas V sangat tertarik dan terlihat senang, meskipun belum
86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
begitu mengenal model pembelajaran tersebut. Ternyata siswa kelas V semester II
tahun ajaran 2009/2010 yang lalu, sebagian siswa tidak memenuhi KKM kurang
lebihnya 13 anak dalam satu kelas yang berjumlah 24 siwa. Hal ini membuktikan
bahwa perlu adanya peningkatan hasil belajar.
Menyikapi hal tersebut di atas, peneliti akan melakukan penelitian dalam
upaya meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model ini diterapkan secara berkelompok
untuk memainkan tokoh dalam drama sesuai silabus kelas V semester II.
Diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dan membawa
kesan positif bagi siswa dan guru kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen.
Surakarta , 29 Maret 2011
Narasumber Pewawancara
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko
NIP 19670225 1992 03 2009 NIM X7107023
87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 3
DESKRIPSI WAWANCARA SISWA SEBELUM TINDAKAN
Nama sekolah : SDN Patihan I Sidoharjo, Sragen
Hari/tanggal : Selasa, 28 Maret 2011
Waktu : 09.00-09.15 WIB (istirahat pertama)
Tempat : Di ruang kelas V
Mengisi pertanyaan dengan jawaban ringkas
Setelah guru membagikan wawancara kepada siswa yang berisi tiga pertanyaan :
1. Apa kamu mengetahui tentang drama?
2. Apa kamu pernah bermain drama?
3. Apakah pembelajaran drama menurut kamu menyenangkan?
Seluruh siswa menjawab dengan pengetahuan mereka yang berbeda-beda.
Ringkasan jawaban pertanyaan pertama (1)
hanya 3 siswa yang menjawab tahu, sedangkan yang lainnya 18 siswa menjawab
tidak tahu.
Ringkasan jawaban pertanyaan kedua (2)
semua siswa menjawab tidak pernah bermain drama.
Ringkasan jawaban pertanyaan ketiga (3)
2 Siswa yang menjawab tidak tahu, 10 siswa menjjawab mungkin menyenangkan,
2 siswa menjawab tidak menyenangkan, 3 siswa menjawab menyenangkan, 3
siswa menjawab iya.
Refleksi :
Bertolak dari hasil wawancara yang diisi oleh siswa, membuktikan bahwa
siswa kelas V SDN Patihan1 ternyata belum pernah bermain drama. Menyikapi
hal ini, peneliti akan melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan
keterampilan
88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 4
Silabi
Nama Sekolah : SD/MI ....
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/II
Standar Kompetensi : 6.Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama.
Kompetensi Dasar Materi
pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
6.2. Memerankan
tokoh drama
dengan lafal,
instonansi,
dan
ekspresi yang
tepat.
6.2.1.
Teks
drama
6.2.1. Siswa membaca dialog
drama pendek dengan
lancar dan jelas.
6.2.2. Siswa memperagakan
teks drama.
6.5.1 Menghafal
dialog drama.
6.5.2 Memperagakan
teks drama.
Lisan/
perbuatan
2 x 35 - Buku
Paket
Bahasa
indonesia
KL. V .
- Buku
yang
relevan
89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
PRASIKLUS
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Peristiwa
Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)
Waktu : 4 x 35 menit (2x pertemuan)
I. Standar Kompetensi
6. Berbicara Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi
dan bermain drama .
II. Kompetensi Dasar
6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
III. Indikator
Kognitif
6.2.1. Menghafal dialog drama.
Afektif
6.2.2. Bekerjasama dan berinteraksi dengan teman kelompok saat melakukan
diskusi.
Psikomotorik
6.2.3. Memerankan tokoh drama pendek anak-anak dengan lafal,intonasi,
penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui membaca teks drama dengan berulang-ulang, siswa dapat
menghafal dialog drama
2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat bekerjasama dan berinteraksi
dengan teman kelompok saat melakukan diskusi.
3. Melalui diskusi Siswa dapat memerankan tokoh drama dengan lafal,
intonasi, ekspresi sesuai karakter tokoh dengan tepat.
90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat menghafal teks
drama dan memerankan dengan lafal, intonasi, ekspresi sesuai karakter tokoh
dengan tepat serta meneladani tokoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
VI. Materi Pembelajaran
Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang ditampilkan atau
dipentaskan. Untuk memerankan drama, terlebih dahulu harus memahami
naskah tersebut, antara lain tentang (1) para pelakunya (tokohnya), (2) sifat-
sifatnya (karakternya) (3) tempat kejadiannya di mana dan kapan dan (4)
akhir ceritanya. Selanjutnya menghafal dialog dan memerankannya di depan
kelas. Teks drama (Terlampir).
VII. Metode, Media, dan Sumber
a. Metode Pembelajaran
- Ceramah
- Demonstrasi
- Penugasan
- Tanya jawab
- Diskusi
b. Media
- Laptop LCD
- Video drama
- Kalung nama tokoh, nama dan nomor dada, bola voli
c. Sumber Belajar
- KTSP Bahasa Indonesia kelas V
- Buku paket Babahasa Indonesia untuk kelas V SD dan MI.Umri
Nur‟aini.2008. Jakarta (BSE).
91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VIII. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan I
No
Jenis Kegiatan
Waktu
Metode
1 kegiatan Awal
1. mengucapkan salam pembuka
2. Berdoa dan absensi
3. Melakukan apersepsi dengan
pertanyaan “Siapa yang pernah
melihat pertunjukan drama?”
10‟
Tanya jawab
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2. Guru menggali pengetahuan
siswa tentang bermain drama,
melalui tanya jawab.
3. Guru memperlihatkan cuplikan
drama anak dengan
menggunakan laptop.
4. Guru menerangkan bermain
drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat.
Elaborasi
5. Siswa dibagi menjadi 3
kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 7 siswa..
6. Guru membagikan naskah drama
dan menyuruh siswa
memahaminya.
7. Guru membagikan LKS pada tiap
50‟
Ceramah
Tanya Jawab
Ceramah
Penugasan
Penugasan
92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kelompok yang di dalam LKS
terdapat nama siswa dan tokoh
yang harus diperankan masing-
masing siswa. Siswa dalam
kelompok memperoleh peran
tokoh yang berbeda.
8. Siswa mempelajari tokoh yang
akan diperankan.
9. Siswa dalam kelompok latihan
bermain drama dengan membaca
dan menghafal teks.
Konfirmasi
10. Memberikan konfirmasi tentang
kegiatan yang dilakukan siswa.
11. Memberi penguatan positif pada
setiap keberhasilan siswa.
Demonstrasi
Tanya jawab
Kegiatan Akhir
1. Guru melakukan evaluasi.
2. Siswa bersama guru menarik
kesimpulan tentang pelajaran
yang dipelajari.
3. Tindak lanjut dengan
memberikan PR menghafal teks.
4. guru mengucapkan salam
penutup
10‟
93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Pertemuan II
No Jenis Kegiatan Waktu Metode
1
kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam pembuka.
2. Berdoa dan absensi.
3. Melakukan apersepsi dengan
bertanya jawab mengenai tugas
pada pertemuan sebelumnya.
10‟
Tanya jawab
2
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru memberi contoh cara
bermain drama dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang tepat
dan siswa ikut memperagakan.
2. Guru menyuruh siswa mencari
contoh drama yang lain di buku
paket Bahasa Indonesia.
Elaborasi
3. Siswa dibagi menjadi 3
kelompok setiap kelompok
terdiri dari 7 siswa seperti pada
pertemuan sebelumnya.
4. Guru membagikan LKS pada
kelompok dan masing-masing
anggota kelompok menulis
kembali dialog drama yang
50‟
Demonstrasi
Penugasan
Penugasan
94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sudah dihafalkan sesuai tugas
yang diperankan masing-masing
siswa.
5. Tiap kelompok secara bergiliran
mementaskan drama di depan
kelas dengan dinilai secara
individu oleh guru.
6. Siswa yang lain memperhatikan.
Konfirmasi
7. Guru bersama siswa melakukan
tanya jawab tentang materi yang
sudah diberikan.
Demonstrasi
Tanya Jawab
Kegiatan Akhir.
1. guru bersama-sama siswa
menyimpulkan materi.
2. guru mengucapkan salam
penutup.
10‟
95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IX. Penilaian
a) Prosedur Penilaian : Tes proses dan tes akhir
b) Jenis Penilaian : Tertulis dan Perbuatan
c) Bentuk Penilaian : Uraian
d) Alat Penilaian : Soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, lembar
diskusi, dan lembar pengamatan ( terlampir).
Surakarta, 29 maret 2011
Guru kelas V Praktikkan
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko
NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023
Mengetahui
Kepala Sekolah SD Negeri Patihan 1
Suparwanto, SPd
NIP 19600722 197911 1 001
96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Peristiwa
Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)
Waktu : 4 x 35 menit (2x pertemuan)
I . Standar Kompetensi
6. Berbicara Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi
dan bermain drama .
II. Kompetensi Dasar
6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
III. Indikator
Kognitif
6.2.1. Menghafal dialog drama.
Afektif
6.2.2. Bekerjasama dan berinteraksi dengan teman kelompok saat melakukan
diskusi.
Psikomotorik
6.2.3. Memerankan tokoh drama pendek anak-anak dengan lafal,intonasi,
penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui membaca teks drama dengan berulang-ulang, siswa dapat
menghafal dialog drama
2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat bekerjasama dan berinteraksi
dengan teman kelompok saat melakukan diskusi.
3. Melalui diskusi siswa dapat memerankan tokoh drama dengan lafal,
intonasi, ekspresi sesuai karakter tokoh dengan tepat.
97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V .Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat menghafal teks
drama dan memerankan dengan lafal, intonasi, ekspresi sesuai karakter tokoh
dengan tepat serta meneladani tokoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
VI .Materi Pembelajaran
Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang ditampilkan atau
dipentaskan. Untuk memerankan drama, terlebih dahulu harus memahami
naskah tersebut, antara lain tentang (1) para pelakunya (tokohnya), (2) sifat-
sifatnya (karakternya) (3) tempat kejadiannya di mana dan kapan dan (4)
akhir ceritanya. Selanjutnya menghafal dialog dan memerankannya di depan
kelas. Teks drama (Terlampir).
VII. Metode, Media, dan Sumber
a. Metode dan Model Pembelajaran
- Ceramah
- demonstrasi
- Penugasan
- Tanya jawab
- Diskusi
- Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
b. Media
- Laptop LCD
- Video drama
- Kostum sederhana, bola voli
c. Sumber Belajar
- KTSP Bahasa Indonesia kelas V
- Buku paket Babahasa Indonesia untuk kelas V SD dan MI.Umri
Nur‟aini.2008. Jakarta (BSE).
98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VIII. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan I
No Jenis Kegiatan Waktu Metode
1
kegiatan Awal
1. mengucapkan salam pembuka
2. Berdoa dan absensi
3. Melakukan apersepsi dengan
pertanyaan “Siapa yang pernah
melihat pertunjukan drama?”
10‟
Tanya jawab
2
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2. Guru menggali pengetahuan
siswa tentang bermain drama,
melalui tanya jawab.
3. Guru memperlihatkan cuplikan
drama anak dengan
menggunakan laptop.
4. Guru menerangkan bermain
drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat.
Elaborasi
5. Guru menjelaskan kepada siswa
tentang model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
6. Siswa dibagi menjadi 3
50‟
Ceramah
Tanya Jawab
99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kelompok (kelompok asal) setiap
kelompok terdiri dari 7 siswa.
Setiap kelompok terdiri dari
siswa yang berkemampuan baik,
sedang, dan kurang.
7. Guru membagikan naskah
drama dan menyuruh siswa
memahaminya.
8. Guru menentukan tokoh yang
akan diperankan siswa dan
menyuruh siswa mempelajari
tokoh yang akan diperankan.
9. siswa mempelajari tokoh yang
akan diperankan.
10. Siswa yang berasal dari
kelompok yang berbeda yang
memiliki peran yang sama
setelah mempelajari tokoh yang
akan diperankan berkumpul
dalam kelompok baru (kelompok
ahli) untuk mendiskusikan tokoh
yang akan diperankan mereka.
11. Setelah selesai diskusi dalam
kelompok ahli, tiap siswa
kembali ke dalam kelompok asal
dan secara bergantian
menginformasikan hasil diskusi
dari kelompok ahli kepada
teman-teman satu kelompok.
12. Guru membagikan LKS pada
tiap kelompok asal dan
Penugasan
Diskusi
Penugassan
100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menyuruh tiap kelompok
mengerjakan.
13. Siswa dalam kelompok asal
latihan bermain drama dengan
membaca dan menghafal teks
kemudian memperagakannya
dengan dibimbing oleh guru.
Konfirmasi
14. Memberikan konfirmasi tentang
kegiatan yang dilakukan siswa.
15. Memberi penguatan positif pada
setiap keberhasilan siswa.
Demonstrasi
Tanya jawab
3
Kegiatan Akhir
1. Guru melakukan evaluasi.
2. Siswa bersama guru menarik
kesimpulan tentang pelajaran
yang dipelajari.
3. Tindak lanjut dengan
memberikan PR menghafal teks.
4. guru mengucapkan salam
penutup.
10‟
101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Pertemuan II
No Jenis Kegiatan Waktu Metode
1
kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam pembuka.
2. Berdoa dan absensi.
3. Melakukan apersepsi dengan
bertanya jawab mengenai tugas
pada pertemuan sebelumnya.
10‟
Tanya jawab
2
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru memberi contoh cara
bermain drama dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang
tepat.
2. Guru menyuruh siswa mencari
contoh drama di buku paket.
Elaborasi
3. Siswa dibagi menjadi 3
kelompok (kelompok asal)
setiap kelompok terdiri dari 7
siswa seperti pada pertemuan
sebelumnya.
4. Guru membagikan LKS pada
kelompok dan masing-masing
anggota kelompok menulis
kembali dialog drama yang
sudah dihafalkan sesuai tugas
50‟
Demonstrasi
Penugasan
Diskusi
102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang diperankan masing-masing
siswa.
5. Tiap kelompok secara bergiliran
mementaskan drama di depan
kelas dan dinilai secara individu
oleh guru.
6. Siswa yang lain memperhatikan.
Konfirmasi
7. Guru bersama siswa melakukan
tanya jawab tentang materi yang
sudah diberikan.
Demonstrasi
Tanya Jawab
3
Kegiatan Akhir.
1. guru bersama-sama siswa
menyimpulkan materi.
2. guru mengucapkan salam
penutup.
10‟
Diskusi
103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IX. Penilaian
A. Prosedur Penilaian : Tes proses dan tes akhir
B. Jenis : Tertulis dan Perbuatan
C. Bentuk Penilaian : Uraian
D. Alat Penilaian : Soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, lembar
diskusi, dan lembar pengamatan ( terlampir).
Surakarta, 5 April 2011
Guru kelas V Praktikkan
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko
NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023
Mengetahui
Kepala Sekolah SD Negeri Patihan 1
Suparwanto, SPd
NIP 19600722 197911 1 001
104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Peristiwa
Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)
Waktu : 4 x 35 menit (2x pertemuan)
I . Standar Kompetensi
6. Berbicara Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi
dan bermain drama .
II. Kompetensi Dasar
6.3 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
III. Indikator
Kognitif
6.2.1. Menghafal dialog drama.
Afektif
6.2.2. Bekerjasama dan berinteraksi dengan teman kelompok saat melakukan
diskusi.
Psikomotorik
6.2.3. Memerankan tokoh drama pendek anak-anak dengan lafal,intonasi,
penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.
IV. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
- Melalui membaca teks drama dengan berulang-ulang, siswa dapat menghafal
dialog drama.
Afektif
105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Melalui diskusi kelompok, siswa dapat bekerjasama dan berinteraksi dengan
teman kelompok saat melakukan diskusi.
Psikomotorik
- Melalui diskusi siswa dapat memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi,
ekspresi sesuai karakter tokoh dengan tepat.
V . Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat menghafal teks
drama dan memerankan dengan lafal, intonasi, ekspresi sesuai karakter tokoh
dengan tepat serta meneladani tokoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
VI . Materi Pembelajaran
Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang ditampilkan atau
dipentaskan. Untuk memerankan drama, terlebih dahulu siswa harus
memahami naskah drama tersebut, antara lain tentang (1) para pelakunya
(tokohnya), (2) sifat-sifatnya (karakternya) (3) tempat kejadiannya di mana
dan kapan dan (4) akhir ceritanya. Selanjutnya siswa harus paham tentang
penokohan karakter yang terditi dari Protagonis (tokoh baik) dan Antagonis
(tokoh jahat). Langkah terakhir yaitu menghafal dialog dan memerankannya
di depan kelas.
Teks drama (Terlampir).
VII. Metode, Model, Media, dan Sumber
a. Metode dan Model Pembelajaran
- Ceramah
- demonstrasi
- Penugasan
- Tanya jawab
- Diskusi
- Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
b. Media
- Laptop, LCD
- Video drama
106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Kostum sederhana, botol , jam tamgan, nama dada, kalung nama
tokoh
c. Sumber Belajar
- KTSP Bahasa Indonesia kelas V
- Buku paket Babahasa Indonesia untuk kelas V SD dan MI.Umri
Nur‟aini.2008. Jakarta (BSE).
VIII. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan I
No Jenis Kegiatan Waktu Metode
1
kegiatan Awal
1. mengucapkan salam pembuka.
2. Berdoa dan absensi.
3. Melakukan apersepsi dengan
pertanyaan “siapa yang tau
pengertian drama?” .
10‟
Tanya jawab
2
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2. Guru menggali pengetahuan
siswa melalui tanya jawab
tentang hal yang harus
diperhatikan dalam bermain
drama yaitu para pelakunya
(tokohnya), sifat-sifatnya
(karakternya), tempat
kejadiannya di mana dan kapan,
50‟
Ceramah
Tanya jawab
107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
akhir ceritanya.
3. Guru memperlihatkan cuplikan
drama anak dengan
menggunakan laptop/ LCD.
4. Guru menerangkan bermain
drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat
5. Guru memperagakan bermain
drama dengan melibatkan siswa
di depan kelas.
Elaborasi
6. Guru menjelaskan kepada siswa
tentang model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
7. Siswa dibagi menjadi 3
kelompok (kelompok asal) setiap
kelompok terdiri dari 7 siswa.
Setiap kelompok terdiri dari
siswa yang berkemampuan baik,
sedang, dan kurang.
8. Guru membagikan naskah drama
dan menyuruh siswa
memahaminya.
9. Guru menentukan tokoh yang
akan diperankan siswa dan
menyuruh siswa mempelajari
tokoh yang akan diperankan.
10. Siswa yang berasal dari
kelompok yang berbeda yang
memiliki peran yang sama
setelah mempelajari tokoh yang
Ceramah
Demonstrasi
Ceramah
Penugasan
Diskusi
108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
akan diperankan berkumpul
dalam kelompok baru (kelompok
ahli) untuk mendiskusikan tokoh
yang akan diperankan mereka.
11. Setelah selesai diskusi dalam
kelompok ahli, tiap siswa
kembali ke dalam kelompok asal
dan secara bergantian
menginformasikan hasil diskusi
dari kelompok ahli kepada
teman-teman satu kelompok.
12. Guru membagikan LKS pada
tiap kelompok asal dan
menyuruh tiap kelompok
mengerjakan.
13. Siswa dalam kelompok asal
latihan bermain drama dengan
membaca dan menghafal teks
kemudian memperagakannya
dengan dibimbing oleh guru.
Konfirmasi
14. Memberikan konfirmasi dengan
Tanya jawab tentang kegiatan
yang dilakukan siswa.
15. Memberi penguatan positif pada
setiap keberhasilan siswa.
Diskusi
Penugasan
Demonstrasi
Tanya jawab
109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kegiatan Akhir
1. Guru melakukan evaluasi.
2. Siswa bersama guru menarik
kesimpulan tentang pelajaran
yang dipelajari.
3. Tindak lanjut dengan
memberikan PR menghafal teks
untuk dipentaskan di depan
kelas..
4. guru mengucapkan salam
penutup
10‟
Diskusi
3. Pertemuan II
No Jenis Kegiatan Waktu Metode
1
kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam pembuka.
2. Berdoa dan absensi.
3. Melakukan apersepsi dengan
bertanya jawab mengenai tugas
pada pertemuan sebelumnya.
10‟
Tanya jawab
2
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru menerangkan tentang
penokohan karakter yaitu
Protagonis, Antagonis
2. Guru menyuruh siswa
mencari contoh drama di
50‟
Ceramah
Penugasan
110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
buku paket mencari
informasi tentang penokohan
karakter.
3. Guru memberi contoh cara
bermain drama dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang
tepat sesuai karakter tokoh.
Elaborasi
4. Siswa dibagi menjadi 3
kelompok (kelompok asal)
setiap kelompok terdiri dari
7 siswa seperti pada
pertemuan sebelumnya.
5. Guru membagikan LKS
pada kelompok dan masing-
masing anggota kelompok
menulis kembali dialog
drama yang sudah
dihafalkan sesuai tugas yang
diperankan masing-masing
siswa.
6. Tiap kelompok secara
bergiliran mementaskan
drama di depan kelas dan
dinilai secara individu oleh
guru.
Konfirmasi
7. Guru bersama siswa
melakukan tanya jawab
tentang materi yang sudah
diberikan.
Demonstrasi
Diskusi
Demonstrasi
Tanya jawab
111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kegiatan Akhir.
1. guru bersama-sama siswa
menyimpulkan materi.
2. guru mengucapkan salam
penutup.
10‟
112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IX. Penilaian
A. Prosedur Penilaian : Tes proses dan tes akhir
B. Jenis : Tertulis dan Perbuatan
C. Bentuk Penilaian : Uraian
D. Alat Penilaian : Soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, lembar
diskusi, dan lembar pengamatan ( terlampir).
Surakarta, 12 April 2011
Guru kelas V Praktikkan
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko
NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023
Mengetahui
Kepala Sekolah SD Negeri Patihan 1
Suparwanto, SPd
NIP 19600722 197911 1 001
113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 8
MATERI SIKLUS I
Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang ditampilkan atau
dipentaskan. Untuk memerankan drama, terlebih dahulu harus memahami naskah
tersebut, antara lain tentang: (1) para pelakunya (tokohnya); (2) sifat-sifatnya
(karakternya); (3) tempat kejadiannya di mana dan kapan dan (4) akhir ceritanya.
Selanjutnya menghafal dialog dan memerankannya di depan kelas.
Naskah Drama Pendek anak dengan judul “Pentingnya Kedisiplinan”
Pentingnya Kedisiplinan
Di SD Mulya, akan diadakan lomba olahraga bola bola voli antar SD
sekecamatan. Anton, Adit, Reno, Anjar, Dimas dan Rio tepilih untuk mewakili
SD Mulya dalam mengikuti perlombaan.
Agar dapat memenangkan perlombaan, dan terjalin kerjasama yang baik,
mereka berlatih setiap hari.
Suatu pagi di lapangan bola voli sekolah, Anton, Adit, Reno, Anjar,
Dimas dan Rio bercakap-cakap.
Guru : Selamat anak-anak kalian terpilih mewakili SD Mulya untuk lomba voli
antar SD tingkat kecamatan.
Anton : Untuk menghadapi pertandingan minggu depan, kita harus sering
latihan!.
Adit : Iya betul!.
Reno : Kira-kira kapan kita bisa latihan?.
Adit : Bagaimana kalau besok kita mulai latihan?.
Anjar : Aku setuju, soalnya kalau tidak segera latihan kapan lagi?.
Dimas : Benar!.
Rio : Iya, aku juga setuju!.
114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dimas : Berarti kita sepakat, ya!
Mereka selalu berlatih setiap hari, namun pada hari keempat Dimas tidak
datang.
Adit : Lho kok, sudah jam empat lebih Dimas belum datang juga?.
Anton : Iya, jangan-jangan nggak datang lagi.
Ajar : kalau begini caranya bagaimana tim kita bisa menang!.
Reno : Padahal, tinggal dua hari lagi kita bertanding.
Rio : Benar, ini kan latihan terakhir kita. Aku jadi tidak percaya diri.
Adit : Kalau begitu kita latihan sendiri saja. Selama ada aku pasti tetap jalan.
Ajar : jangan banyak bicara, cepat kita mulai!.
Waktu pertandingan telah tiba dan tim SD Mulya mengalami kekalahan.
Adit : Aduh, kenapa bisa kalah sih. Padahal aku kan pemain terbaik.
Anton : Ini semua gara-gara Dimas. Dia penyebab dari kekalahan tim kita.
Rio : Iya, seandainya kamu tidak bolos latihan pasti menang.
Dimas : Maaf ya, teman-teman, waktu itu aku lagi capek.
Anjar : kita semua juga capek, tetapi tetap datang, dasar!.
Reno : Ya sudah, semuanya kan sudah terjadi, jadi buat apa menyesal. Lain kali
jika ada pertandingan lagi, kita semua harus datang untuk latihan.
Bukankah kita harus disiplin?.
Rio : Iya, setuju. Kita semua harus disiplin biar tidak menyesal kemudian.
Guru : Benar sekali kata-katamu Reno, jadi dengan kekelahan kalian menjadi
suatu pelajaran yang berharga. Untuk mengurangi kekecewaan kalian ayo
bapak belikan makanan, kalian pasti lapar habis pertandingan.
Adit : Terima kasih pak guru telah menyayangi kami.
Dikutip dari buku paket Babahasa Indonesia untuk kelas V SD dan
MI.Umri Nur‟aini.2008. Jakarta (BSE) dengan pengubahan.
115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Sebutkan nama-nama tokoh pada teks drama Pentingnya Kedisiplinan!
2. Bagaimanakah karakter dari masing-masing tokohnya?
3. Kapan dan dimana mereka membicarakan rancana latihan?
4. Mengapa tim SD Mulya mengalami kekalahan? Beri alasannya!
5. Pelajaran apa yang kalian dapat dari teks drama Pentingnya Kedisiplinan?
Kunci Jawaban
1. Pak Guru, Anton, Adit, Reno, Anjar, Dimas dan Rio
2. Pak Guru sifatnya penyayang,darmawan, Anton sifatnya suka menyalahkan
teman, Adit sifatnya sombong, Reno sifatnya suka menasehati, Anjar
sifatnya pemarah, Dimas sifatnya pemalas, Rio sifatnya tidak percaya
diri/minder.
3. Suatu pagi di lapangan bola voli sekolah.
4. Karena kurangnya kekompakan. Dimas tidak datang latihan jadi latihan tidak
maksimal.
5. Kita semua harus disiplin biar tidak menyesal kemudian.
Kriteria Penilaian
Setiap nomor bernilai : 20
Ada unsur benar : 10
Salah : 0
Jadi jumlah benart = nilai
Misal benar semua, berarti 20+20+20+20+20= 100
116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 9
MATERI SIKLUS II
Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang ditampilkan atau
dipentaskan. Untuk memerankan drama, terlebih dahulu siswa harus memahami
naskah drama tersebut, antara lain tentang (1) para pelakunya (tokohnya), (2)
sifat-sifatnya (karakternya) (3) tempat kejadiannya di mana dan kapan dan (4)
akhir ceritanya. Selanjutnya siswa harus paham tentang penokohan karakter yang
terditi dari Protagonis (tokoh baik) dan Antagonis (tokoh jahat). Langkah terakhir
yaitu menghafal dialog dan memerankannya di depan kelas.
Naskah Drama Pendek anak dengan judul “Jangan Ceroboh”
Jangan Ceroboh
Pada saat senam pagi. Nur kehilangan jam tangan. Peristiwa itu bermula
setelah Nur meninggalkan jam tangannya di laci meja. Beni, Jeli, dan Anggi yang
waktu itu sempat di dalam kelas, diantara mereka dicurigai sebagai pelaku
pencurian jam tangan milik Nur tersebut.
Di ruang kelas V Nur dan Dila terlambat datang ke sekolah dan mereka
buru-buru mau mengikuti senam pagi.
Dila : Cepat Nur! Kita sudah terlambat ni!
Nur : Sebentar saya mau menyimpan jam tangan dulu.
Guru : Kenapa kalian masih di kelas! Ayo cepat ikut senam!
Nur : Iya pak.
Jeli : Maaf pak saya mau mengambil minuman di tas.
Guru : Lha kamu mau mengambil apa Ben?.
Beni : Tidak pak, saya hanya mengantar Jeli mengambil minuman.
Guru : Ini sudah pukul berapa? Cepat kembali ke barisan senam!.
Jeli : Siap pak!.
117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bapak Guru beserta Jeli dan Beni meninggalkan kelas, kelas dalam
keadaan kosong. Tiba-tiba muncul Anggi mengendap-endap masuk ruang kelas V
dan mengambil jam tangan Nur, tetapi Yeri memergoki perbuatan Anggi.
Yeri : Hai Anggi, apa yang kamu lakukan? Kamu mencuri ya!
Anggi : Diam kamu! Kalau kamu sampai bilang ke teman-teman, ku hajar kau!
Yeri : Ampun, saya tidak akan bilang siapa-siapa.
Anggi : Bagus! Ayo kita keluar
Guru : Apa yang kalian lakukan di sini?
Adit : Anu pak.. itu pak. Eh, saya mau ke WC dulu pak.
Yeri : Saya Juga pak!
Pak guru mencurigai gerak-gerik mereka, tetapi pak guru yang bijaksana
tidak ceroboh dalam menarik kesimpulan dari suatu kejadian. Senam pagi usai
dan semua siswa masuk ke kelas masing-masing.
Nur : Aduh, teman-teman! Jam tanganku hilang!.
Beni : Kamu taruh dimana tadi?.
Nur : Di laci meja sini.
Jeli : Ceroboh kamu, seharusnya kamu titipkan jam murahan itu pada pak
guru.
Dila : Pasti kamu yang mencurinya! Tadi kamu kan yang ada di kelas saat kami
pergi?.
Jeli : enak saja nuduh orang sembarangan! Jangankan jam, kamupun bisa ku
beli!
Beni : Sudah jangan bertengkar, jangan cepat menuduh orang tanpa ada bukti.
Lihat pak guru datang.
Guru : Benar sekali kata-kata kamu Beni. Peristiwa ini menjadi pelajaran buat
kita
supaya kita tidak ceroboh, dan tidak cepat menuduh orang sembarangan.
Ini Anggi mau mengakui kesalahannya.
118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Anggi : Maafkan saya teman-teman, saya yang mencuri jam tangannya Nur. Saya
menyesal.
Akhirnya terungkap pencuri jam tangan Nur. Karena desakan dari pak
guru yang mencurigai Anggi, akhirnya Anggi mengakui kesalahannya dan
meminta maaf kepada teman-temannya
Soal
1. Sebutkan nama-nama tokoh pada teks drama “Jangan Ceroboh”!
2. Bagaimanakah karakter dari masing-masing tokohnya?
3. Kapan dan dimana latar tempatnya/setingnya?
4. Mengapa Anggi mengakui kesalahannya dan meminta maaf? Beri alasannya!
5. Pelajaran apa yang kalian dapat dari dari teks drama di atas?
Kunci Jawaban
1. Pak Guru, Nur, Jeli, Dila, Anggi, Yeri, Beni.
2. Pak Guru sifatnya Bijaksana, Nur sifatnya ceroboh, Jeli sifatnya sombong,
Dila sifatnya suka menuduh, Anggi sifatnya suka mencuri, Yeri sifatnya
penakut, Beni sifatnya suka menasehati.
3. Pada saat senam pagi di ruang kelas V.
4. Karena desakan dari pak guru yang mencurigai Anggi.
5. Jangan ceroboh, dan tidak cepat menuduh orang sembarangan
Kriteria Penilaian
Setiap nomor bernilai : 20
Ada unsur benar : 10
Salah : 0
Jadi jumlah benart = nilai
Misal benar semua, berarti 20+20+20+20+20= 100
119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 10
DAFTAR NILAI TES TERTULIS INDIVIDU
Penjelasan
Terjadi peningkatan nilai tes tertulis individu, dapat dilihat dari perbandingan nilai
prasiklus, siklus I, dan siklus II.
No Nama siswa Pra
siklus Siklus I Siklus II Keterangan
1 Azis Wahyu Ningsih 50 60 80 Meningkat
2 Ayu Sulastri 40 60 80 Meningkat
3 Candra Bayu Zatmiko 20 80 80 Meningkat
4 Cahyo Adi Styawan 20 60 80 Meningkat
5 Daningsih 40 80 80 Meningkat
6 Fitri Wulandari 40 40 70 Meningkat
7 Hesti Widya Pangestika 40 60 80 Meningkat
8 Ketut Triyanto 30 70 70 Meningkat
9 Lastri Sukmaningrum 60 70 90 Meningkat
10 Mursid Nurhidayat 20 60 70 Meningkat
11 Meida Dwi Nur I 50 80 80 Meningkat
12 Nova Fajar Cahyanto 30 70 90 Meningkat
13 Nur Rudin 50 60 70 Meningkat
14 Nila Puspitasari 50 80 100 Meningkat
15 Nur Rofiq 60 60 80 Meningkat
16 Sandi Ilmi Riski 40 70 70 Meningkat
17 Wahyu Puji Hastuti 40 70 80 Meningkat
18 Yoga Syina Dinandika 50 80 90 Meningkat
19 Yudhi Eko Saputro 40 70 90 Meningkat
20 Yosi Anisa Nidiana 40 70 80 Meningkat
21 Fiolia Hayu Dewanti 50 80 90 Meningkat
Jumlah 860 1430 1700
Rata-rata 40.95 68.09 80.95
120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 11
LEMBAR DISKUSI KELOMPOK
SIKLUS I PERTEMUAN I
Kelompok : …………
Nama Anggota : ………….
Bacalah naskah drama yang telah dibagikan, kemudian tulislah karakter
tokoh yang akan diperankan. Setelah diketahui karakternya kemudian bentuklah
kelompok ahli dengan cara berkumpul ke anggota kelompok lain yang mendapat
peran yang sama dengan kamu. Kemudian diskusikan cara pelafalan,
pengintonasian, penghayatan, dan pengekspresian tokoh sesuai dengan
karakternya!
NO NAMA ANGGOTA
NAMA TOKOH
YANG
DIPERANKAN
KARAKTER
TOKOH YANG
DIPERANKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kriteria Penilaian
Jumlah soal 7,
Nilai = Jumlah betul x 100
7
Misal betul = 7, maka nilainya 7 x 100 = 100
7
121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LEMBAR DISKUSI KELOMPOK
SIKLUS I PERTEMUAN II
Kelompok : …………
Nama Anggota : ………….
Tulislah kembali dialog drama yang kalian hafalkan sehingga membentuk
sebuah naskah drama yang sama persis.
Pentingnya Kedisiplinan
Di SD Mulya, akan diadakan lomba olahraga bola bola voli antar SD
sekecamatan. Anton, Adit, Reno, Anjar, Dimas dan Rio tepilih untuk mewakili
SD Mulya dalam mengikuti perlombaan.
Agar dapat memenangkan perlombaan, dan terjalin kerjasama yang
baik, mereka berlatih setiap hari.
Suatu pagi di lapangan bola voli sekolah, Anton, Adit, Reno, Anjar,
Dimas dan Rio bercakap-cakap.
1. Guru : ....................................................................................................
....................................................................................................
2. Anton : ...................................................................................................
.......................................
3. Adit : .......................................................................................................
4. Reno : ......................................................................................................
5. Adit : .......................................................................................................
6. Anjar : .......................................................................................................
7. Dimas : .......................................................................................................
8. Rio : .......................................................................................................
9. Dimas : .......................................................................................................
Mereka selalu berlatih setiap hari, namun pada hari keempat Dimas
tidak datang.
10. Adit : .......................................................................................................
11. Anton : .......................................................................................................
12. Ajar : .......................................................................................................
13. Reno : .......................................................................................................
14. Rio : .......................................................................................................
122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15. Adit : .......................................................................................................
16. Ajar : .......................................................................................................
Waktu pertandingan telah tiba dan tim SD Mulya mengalami
kekalahan.
17. Adit : .......................................................................................................
18. Anton : .....................................................................................................
19. Rio : ......................................................................................................
20. Dimas : .......................................................................................................
21. Anjar : .......................................................................................................
22. Reno : .......................................................................................................
..................................
23. Rio : .......................................................................................................
24. Guru : ......................................................................................................
.....................................................................................
25. Adit : .......................................................................................................
Dikutip dari buku paket Babahasa Indonesia untuk kelas V SD dan MI.Umri
Nur‟aini.2008. Jakarta (BSE) dengan pengubahan.
Kriteria Penilaian
Jumlah soal 25, misal betul=25, maka nilainya 25x 4 = 100
123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 12
LEMBAR DISKUSI KELOMPOK
SIKLUS II PERTEMUAN I
Kelompok : …………
Nama Anggota : ………….
Bacalah naskah drama yang telah dibagikan, kemudian tulislah karakter
tokoh yang akan diperankan. Setelah diketahui karakternya kemudian bentuklah
kelompok ahli dengan cara berkumpul ke anggota kelompok lain yang mendapat
peran yang sama dengan kamu. Kemudian diskusikan cara pelafalan,
pengintonasian, penghayatan, dan pengekspresian tokoh sesuai dengan
karakternya!
NO NAMA ANGGOTA
NAMA TOKOH
YANG
DIPERANKAN
KARAKTER
TOKOH YANG
DIPERANKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kriteria Penilaian
Jumlah soal 7,
Nilai = Jumlah betul x 100
7
Misal betul = 7, maka nilainya 7 x 100 = 100
7
124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LEMBAR DISKUSI KELOMPOK
SIKLUS II PERTEMUAN II
Kelompok : …………
Nama Anggota : ………….
Tulislah kembali dialog drama yang kalian hafalkan sehingga membentuk
sebuah naskah drama yang sama persis!.
Jangan Ceroboh
Pada saat senam pagi. Nur kehilangan jam tangan. Peristiwa itu bermula
setelah Nur meninggalkan jam tangannya di laci meja. Beni, Jeli, dan Anggi
yang waktu itu sempat di dalam kelas, diantara mereka dicurigai sebagai pelaku
pencurian jam tangan milik Nur tersebut.
Di ruang kelas V Nur dan Dila terlambat datang ke sekolah dan mereka
buru-buru mau mengikuti senam pagi.
1. Dila : …………………………………………………………………
2. Nur : …………………………………………………………………
3. Guru : ……………………………………………………………..….
4. Nur : ……………………………………………………………...…
5. Jeli : …………………………………………………………...……
6. Guru : …………………………………………………………………
7. Beni : …………………………………………………………………
8. Guru : …………………………………………………………………
9. Jeli : …………………………………………………………………
Bapak Guru beserta Jeli dan Beni meninggalkan kelas, kelas dalam
keadaan kosong. Tiba-tiba muncul Anggi mengendap-endap masuk ruang kelas
V dan mengambil jam tangan Nur, tetapi Yeri memergoki perbuatan Anggi.
125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10. Yeri : …………………………………………………………………
11. Anggi : ………………………………………………………………..
12. Yeri : ………………………………………………………………..
13. Anggi : ………………………………………………………………..
14. Guru : ………………………………………………………………..
15. Anggi : ………………………………………………………………..
16. Yeri : ………………………………………………………………..
Pak guru mencurigai gerak-gerik mereka, tetapi pak guru yang
bijaksana tidak ceroboh dalam menarik kesimpulan dari suatu kejadian. Senam
pagi usai dan semua siswa masuk ke kelas masing-masing.
17. Nur : …………………………………………………………………
18. Beni : …………………………………………………………………
19. Nur : …………………………………………………………………
20. Jeli : ………………………………………………………………...
21. Dila : …………………………………………………………………
22. Jeli :………….………………………………………………………
23. Beni : …………………………………………………………………
24. Guru : …………………………………………………………………
25. Anggi : …………………………………………………………………
Akhirnya terungkap pencuri jam tangan Nur. Karena desakan dari pak
guru yang mencurigai Anggi, akhirnya Anggi mengakui kesalahannya dan
meminta maaf kepada teman-temannya.
Kriteria Penilaian
Jumlah soal 25, misal betul=25, maka nilainya 25x 4 = 100
126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 13
LEMBAR NILAI HASIL DISKUSI KELOMPOK
Keterangan
Pertemuan 1 : Data nilai diskusi kelompok tentang menentukan karakter tokoh.
Pertemuan 2 : Data nilai diskusi kelomok menulis kembali dialog drama yang telah
dihafalkan.
No Nama siswa
Prasiklus Siklus I Siklus II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
1 Azis Wah N 42,86 52 71,49 76 100 92
2 Ayu Sulastri 57,14 64 71,49 76 100 92
3 Candra B Z 42,86 60 71,49 76 100 92
4 Cahyo Adi S 42,86 60 71,49 76 100 92
5 Daningsih 42,86 52 71,49 76 100 92
6 Fitri W 42,86 60 71,49 76 100 92
7 Hesti W P 42,86 60 71,49 76 100 92
8 Ketut T 42,86 52 85,71 84 100 92
9 Lastri S 57,14 64 85,71 84 100 92
10 Mursid N 57,14 64 85,71 84 100 92
11 Meida D N I 42,86 60 85,71 84 100 92
12 Nova Fajar C 57,14 64 85,71 84 100 92
13 Nur Rudin 42,86 52 85,71 84 100 92
14 Nila P 57,14 64 85,71 84 100 92
15 Nur Rofiq 57,14 64 85,71 96 100 96
16 Sandi Ilmi R 42,86 52 85,71 96 100 96
17 Wahyu P H 57,14 64 85,71 96 100 96
18 Yoga S D 42,86 60 85,71 96 100 96
19 Yudhi Eko S 42,86 52 85,71 96 100 96
20 Yosi Anisa N 42,86 52 85,71 96 100 96
21 Fiolia H D 42,86 52 85,71 96 100 96
Jumlah 1000.02 1224 1700.37 1792 2100 1960
Rata-rata 47.62 58.28571 80.97 85.33333 100 93.33333
127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 14
LEMBAR PENILAIAN TES KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah
Skor
Nilai
Akhir Ketuntasan
I II III IV
1. Azis Wahyu N
2. Ayu Sulastri
3. Candra Bayu Z
4. Cahyo Adi S
5. Daningsih
6. Fitri Wulandari
7. Hesti Widya P
8. Ketut Triyanto
9. Lastri S
10. Mursid Nurhidayat
11. Meida Dwi Nur I
12. Nova Fajar C
13. Nur Rudin
14. Nila Puspitasari
15. Nur Rofiq
16. Sandi Ilmi Riski
17. Wahyu Puji H
18. Yoga Syina D
19. Yudhi Eko S
20. Yosi Anisa N
21. Fiolia Hayu D
Jumlah
Nilai rata-rata
Nilai di bawah 65
Nilai di atas atau sama dengan 65
Ketuntasan Klasikal
Keterangan :
Aspek yang dinilai:
I. Lafal
II. Intonasi
III. Penghayatan
IV. Ekspresi
Kriteria Penilaian
Skor 3 jika tergolong baik
Skor 2 jika tergolong cukup
Skor 1 jika tergolong kurang
128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Petunjuk penilaian :
1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam berbicara berskala antara 1 sampai
3, secara garis besar nilai 3 memiliki arti baik, nilai 2 berarti cukup, nilai
1 berarti kurang.
2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap
aspek penilaian yang diperoleh siswa.
3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:
Jumlah Skor
12
4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:
Jumlah nilai
Jumlah siswa
5) Presentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 X 100 % = Presentase tingkat
keberhasilan
= Nilai Rata-Rata
x 100 = Nilai Akhir
129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 15
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN BERBICARA
No Aspek yang
Dinilai Deskriptor Keterangan
1. Lafal a. Skor 3 jika siswa melafalkan kata dengan
jelas dan tepat.
b. Skor 2 jika siswa melafalkan jelas tetapi tidak
tepat.
c. Skor 1 jika siswa melafalkan kata dengan
tidak jelas dan tidak tepat.
2. Intonasi a. Skor 3 jika intonasi siswa jelas dan tepat
b. Skor 2 jika intonasi siswa jelas tapi tidak tepat
atau intonasi siswa tepat tapi tidak jelas
c. Skor 1 jika intonasi siswa tidak jelas dan tidak
tepat
3. Penghayatan a. Skor 3 jika penghayatan siswa sesuai dengan
karakter tokoh yang diperankan
b. Skor 2 jika penghayatan siswa tergolong
menyimpang dari karakter tokoh yang
diperankan
c. Skor 1 jika penghayatan yang dilakukan
siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh
yang diperankan
4. Ekspresi a. Skor 3 jika ekspresi siswa sesuai dengan
karakter tokoh yang diperankan
b. Skor 2 jika ekspresi siswa menyimpang dari
karakter tokoh yang diperankan
c. Skor 1 jika ekspresi siswa tidak sesuai dengan
karakter tokoh yang diperankan.
130
126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penjelasan dari tiap-tiap deskriptor sebagai berikut :
I. Lafal
Kemampuan melafalkan bunyi kata dijelaskan sebagai berikut:
a. Lafal jelas dan tepat: mengucapkan kata maupun kalimat dengan sangat
jelas dan tepat yaitu benar-benar dapat dibedakan bunyi konsonan dan
vokal (hampir tidak ada kesalahan).
b. Lafal jelas tetapi tidak tepat : mengucapkan kata maupun kalimat dengan
jelas yaitu dapat dibedakan bunyi konsonan dan vokal (artikulasi jelas
tetapi sesekali melakukan kesalahan atau tidak tepat).
c. Lafal tidak jelas dan tidak tepat: kesulitan (tidak jelas) melafalkan bunyi
konsonan dan vokal sehingga kesalahan dalam pelafalan terlalu banyak
menyebabkan bicaranya tidak dapat dipahami dan salah pengertian.
II. Intonasi
Kemampuan memberikan intonasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Intonasi jelas dan tepat: penempatan tekanan kata/suku kata sangat jelas
dan tepat sehingga berbicaranya tidak terkesan datar dan membosankan.
b. Intonasi jelas tetapi tidak tepat: tekanan suara jelas tetapi tidak tepat sesuai
kalimat.
c. Intonasi tidak tepat dan tidak jelas: sama sekali tidak ada tekanan
kata/suku kata dalam pembicaraannya dari awal sampai akhir sehingga
membosankan lawan bicara dan keseluruhan bicaranya terkesan datar.
III. Penghayatan
Kemampuan penghayatan siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penghayatan jelas dan tepat :penghayatan siswa sesuai dengan karakter
tokoh yang diperankan yaitu dengan gerakan tubuh yang jelas dan tepat.
b. Penghayatan menyimpang : gerakan tubuh bagus tetapi tidak sesuai
dengan karakter yang diperankan.
c. Penghayatan tidak jelas dan tepat: gerakan tubuh yang dilakukan siswa
tidak bagus atau kaku dan tidak sesuai dengan karakter tokoh yang
diperankan.
131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV. Ekspresi
Kemampuan ekspresi berbicara dijelaskan sebagai berikut:
a. Ekspresi tepat: hampir keseluruhan terdapat mimik/pantomimik berbicara
yang meyakinkan dan komunikatif.
b. Ekspresi menyimpang: terkadang terdapat mimik/pantomimik berbicara
tetapi tidak proporsional (terlalu berlebihan/tidak tepat pada keadaan).
c. Ekspresi tidak tepat : ekspresi siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh
yang diperankan. berbicara tanpa mimik wajah yang sesuai, statis, dan
terkesan kaku.
132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 16
DAFTAR NILAI KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V
PRASIKLUS
No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah
Skor
Nilai
Akhir Ketuntasan
I II III IV
1. Azis Wahyu N 3 2 2 1 8 67 Tuntas
2. Ayu Sulastri 3 2 1 1 7 58 Tidak Tuntas
3. Candra Bayu Z 2 2 1 1 6 50 Tidak Tuntas
4. Cahyo Adi S 2 3 1 1 7 58 Tidak Tuntas
5. Daningsih 3 2 1 1 7 58 Tidak Tuntas
6. Fitri Wulandari 3 2 1 2 8 67 Tuntas
7. Hesti Widya P 3 2 1 1 7 58 Tidak Tuntas
8. Ketut Triyanto 3 2 2 1 8 67 Tuntas
9. Lastri S 3 2 1 2 8 67 Tuntas
10. Mursid Nurhidayat 2 2 1 1 6 50 Tidak Tuntas
11. Meida Dwi Nur I 3 2 1 2 8 67 Tuntas
12. Nova Fajar C 2 2 1 2 7 58 Tidak Tuntas
13. Nur Rudin 3 1 1 1 6 50 Tidak Tuntas
14. Nila Puspitasari 3 2 2 1 8 67 Tuntas
15. Nur Rofiq 2 3 1 2 8 67 Tuntas
16. Sandi Ilmi Riski 2 2 1 2 7 58 Tidak Tuntas
17. Wahyu Puji H 3 2 2 1 8 67 Tuntas
18. Yoga Syina D 3 2 1 1 7 58 Tidak Tuntas
19. Yudhi Eko S 2 2 1 1 6 50 Tidak Tuntas
20. Yosi Anisa N 3 2 2 1 8 67 Tuntas
21. Fiolia Hayu D 2 2 2 1 7 58 Tidak Tuntas
Jumlah 1267
Nilai rata-rata 60,33
Nilai di bawah 65 12
Nilai di atas atau sama dengan 65 9
Ketuntasan Klasikal 42,86%
Keterangan :
Aspek yang dinilai:
I. Lafal III. Penghayatan
II. Intonasi IV. Ekspresi
133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 17
DAFTAR NILAI KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V
SIKLUS 1
No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah
Skor
Nilai
Akhir Ketuntasan
I II III IV
1. Azis Wahyu N 3 2 2 2 9 75 Tuntas
2. Ayu Sulastri 3 2 1 2 8 67 Tuntas
3. Candra Bayu Z 2 1 2 1 6 50 Tidak Tuntas
4. Cahyo Adi S 2 2 2 2 8 67 Tuntas
5. Daningsih 3 2 2 1 8 67 Tuntas
6. Fitri Wulandari 3 3 2 1 9 75 Tuntas
7. Hesti Widya P 3 2 2 1 8 67 Tuntas
8. Ketut Triyanto 3 2 2 2 9 75 Tuntas
9. Lastri S 3 2 2 2 9 75 Tuntas
10. Mursid Nurhidayat 3 2 1 1 7 58 Tidak Tuntas
11. Meida Dwi Nur I 3 2 2 2 9 75 Tuntas
12. Nova Fajar C 2 2 2 2 8 67 Tuntas
13. Nur Rudin 2 2 1 2 7 58 Tidak Tuntas
14. Nila Puspitasari 3 2 2 2 9 75 Tuntas
15. Nur Rofiq 3 3 2 2 10 83 Tuntas
16. Sandi Ilmi Riski 3 2 2 2 9 75 Tuntas
17. Wahyu Puji H 3 2 3 2 10 83 Tuntas
18. Yoga Syina D 3 2 1 2 8 67 Tuntas
19. Yudhi Eko S 2 2 2 1 7 58 Tidak Tuntas
20. Yosi Anisa N 3 2 2 2 9 75 Tuntas
21. Fiolia Hayu D 2 2 2 2 8 67 Tuntas
Jumlah 1459
Nilai rata-rata 69.48
Nilai di bawah 65 4
Nilai di atas atau sama dengan 65 17
Ketuntasan Klasikal 80,95%
Keterangan :
Aspek yang dinilai:
I. Lafal III. Penghayatan
II. Intonasi IV. Ekspresi
134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 18
DAFTAR NILAI KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V
SIKLUS II
No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah
Skor
Nilai
Akhir Ketuntasan
I II III IV
1. Azis Wahyu N 3 3 2 2 10 83 Tuntas
2. Ayu Sulastri 3 2 2 2 9 75 Tuntas
3. Candra Bayu Z 3 2 2 1 8 67 Tuntas
4. Cahyo Adi S 2 3 2 2 9 75 Tuntas
5. Daningsih 2 3 1 3 9 75 Tuntas
6. Fitri Wulandari 3 3 2 2 10 83 Tuntas
7. Hesti Widya P 2 3 2 2 9 75 Tuntas
8. Ketut Triyanto 3 3 2 2 10 83 Tuntas
9. Lastri S 3 3 2 2 10 83 Tuntas
10. Mursid Nurhidayat 3 2 3 1 9 75 Tuntas
11. Meida Dwi Nur I 3 3 2 2 10 83 Tuntas
12. Nova Fajar C 3 2 2 2 9 75 Tuntas
13. Nur Rudin 3 1 2 3 9 75 Tuntas
14. Nila Puspitasari 3 2 2 3 10 83 Tuntas
15. Nur Rofiq 3 3 2 2 10 83 Tuntas
16. Sandi Ilmi Riski 2 3 3 2 10 83 Tuntas
17. Wahyu Puji H 3 2 2 3 10 83 Tuntas
18. Yoga Syina D 3 3 2 2 10 83 Tuntas
19. Yudhi Eko S 3 2 2 2 9 75 Tuntas
20. Yosi Anisa N 3 3 2 2 10 83 Tuntas
21. Fiolia Hayu D 2 3 2 2 9 75 Tuntas
Jumlah 1655
Nilai rata-rata 78,81
Nilai di bawah 65 0
Nilai di atas atau sama dengan 65 21
Ketuntasan Klasikal 100%
Keterangan :
Aspek yang dinilai:
I. Lafal III. Penghayatan
II. Intonasi IV. Ekspresi
135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 19
Skor Perkembangan Individu Siswa Kelas V SDN Patihan 1 Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
No Nama Siswa
Nilai Nilai
Pra
siklus
Siklus
I
Skor
Perkembang
an
Siklus
I
Siklus
II
Skor
Perkembang
an
1. Azis Wahyu N 67 75 20 75 83 20
2. Ayu Sulastri 58 67 20 67 75 20
3. Candra Bayu Z 50 50 0 50 58 20
4. Cahyo Adi S 58 67 20 67 75 20
5. Daningsih 58 67 20 67 75 20
6. Fitri Wulandari 67 75 20 75 83 20
7. Hesti Widya P 58 67 20 67 75 20
8. Ketut Triyanto 67 75 20 75 83 20
9. Lastri S 67 75 20 75 83 20
10. Mursid N 50 58 20 58 75 30
11. Meida Dwi Nur I 67 75 20 75 83 20
12. Nova Fajar C 58 67 20 67 75 20
13. Nur Rudin 50 58 20 58 75 30
14. Nila Puspitasari 67 75 20 75 83 20
15. Nur Rofiq 67 83 30 83 83 0
16. Sandi Ilmi Riski 58 75 30 75 83 20
17. Wahyu Puji H 67 83 30 83 83 0
18. Yoga Syina D 58 67 20 67 83 30
19. Yudhi Eko S 50 58 20 58 75 30
20. Yosi Anisa N 67 75 20 75 83 20
21. Fiolia Hayu D 58 67 20 67 75 20
136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 20
Skor Perolehan Kelompok Kelas V SDN Patihan 1
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Siklus I
Kelompok Anggota Skor Individu Penghargaan
Kelompok
I
Azis Wahyu Ningsih 20
Tim Baik
Ayu Sulastri 20
Candra Bayu Z 0
Cahyo Adi Styawan 20
Daningsih 20
Fitri Wulandari 20
Hesti Widya P 20
Total Skor Kelompok 120
Rata-rata Kelompok 17,14
Kelompok Anggota Skor Individu Penghargaan
Kelompok
II
Ketut Triyanto 20
Tim sangat baik
Lastri Sukmaningrum 20
Mursid Nurhidayat 20
Meida Dwi Nur I 20
Nova Fajar Cahyanto 20
Nur Rudin 20
Nila Puspitasari 20
Total Skor Kelompok 140
Rata-rata Kelompok 20
137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kelompok Anggota Skor Individu Penghargaan
Kelompok
III
Nur Rofiq 30
Tim Super
Sandi Ilmi Riski 30
Wahyu Puji Hastuti 30
Yoga Syina D 20
Yudhi Eko Saputro 20
Yosi Anisa Nidiana 20
Fiolia Hayu Dewanti 20
Total Skor Kelompok 170
Rata-rata Kelompok 24.29
138
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 21
Skor Perolehan Kelompok Kelas V SDN Patihan 1 Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II
Kelompok Anggota Skor Individu Penghargaan
Kelompok
I
Azis Wahyu Ningsih 20
Tim Baik
Ayu Sulastri 20
Candra Bayu Z 20
Cahyo Adi Styawan 20
Daningsih 20
Fitri Wulandari 20
Hesti Widya P 20
Total Skor Kelompok 140
Rata-rata Kelompok 20
Kelompok Anggota Skor Individu Penghargaan
Kelompok
II
Ketut Triyanto 20
Tim Sangat Baik
Lastri Sukmaningrum 20
Mursid Nurhidayat 30
Meida Dwi Nur I 20
Nova Fajar Cahyanto 20
Nur Rudin 30
Nila Puspitasari 20
Total Skor Kelompok 160
Rata-rata Kelompok 22.86
139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kelompok Anggota Skor Individu Penghargaan
Kelompok
III
Nur Rofiq 0
Tim Baik
Sandi Ilmi Riski 20
Wahyu Puji Hastuti 0
Yoga Syina D 30
Yudhi Eko Saputro 30
Yosi Anisa Nidiana 20
Fiolia Hayu Dewanti 20
Total Skor Kelompok 120
Rata-rata Kelompok 17,14
140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 22
PEDOMAN OBSERVASI KINERJA GURU
Petunjuk pengisian
A. Amatilah dengan seksama aktivitas guru selama pelaksanaan pembelajaran.
B. Isilah dengan menggunakan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia
dengan ketentuan 4 = Jika semua deskriptor dilaksanakan, 3 = Jika hanya tiga
deskriptor dilaksanakan, 2 = Jika hanya dua deskriptor dilaksanakan, 1 = Jika
hanya 1 deskriptor yang dilaksanakan.
No Kategori Keterampilan Mengajar Skor
1 2 3 4
1. Membuka Pelajaran
2. Kejelasan dan sistematika penyampaian materi
3. Pengelolaan kelas
4. Penggunaan Bahasa
5. Ketepatan dan daya tarik media
6. Kemampuan menggunakan metode jigsaw
7. Menumbuhkan terjadinya partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran
8. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa
9. Menunjukan hubungan antar pribadi yang
kondusif
10. Penilaian proses dan hasil belajar
11. Ketepatan strategi pembelajaran
12. Menutup pelajaran
Total skor
Rata-rata Skor
141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Aspek yang dinilai berpedoman pada deskriptor dibawah ini:
1. Membuka Pelajaran
Deskriptor
a. Melakukan kegiatan absensi
b. Menyampaikan kompetensi ( tujuan ) yang akan dicapai dan rencana
kegiatan
c. Memberikan motivasi pada siswa
d. Memberikan pengantar materi sebelum masuk ke materi inti /
memberikan apersepsi
2. Kejelasan dan sistematika penyampaian materi
Deskriptor
a. Menunjukan penguasaan materi pelajaran
b. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang lain yang relevan
c. Menyampaikan materi dengan jelas dan runtut sesuai dengan hierarki
belajar dan karakteristik siswa
d. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan siswa
3. Pengelolaan kelas
Deskriptor
a. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
b. Dapat mengendalikan pembeajaran
c. Disiplin kelas terpelihara
d. Menjaga situasi kelas tetap kondusif
142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Penggunaan Bahasa
Deskriptor
a. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan
lancar
b. Bahasa mudah dipahami
c. Bahasa tidak menimbulkan penafsiran ganda
d. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
5. Ketepatan dan daya tarik media
Deskriptor
a. Menggunakan media yang efektif dan efeisien
b. Media yang digunakan berhasil memusatkan perhatian siswa
sehingga pesan dapat ditangkap dengan jelas
c. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan media
pembelajaran
d. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran
secara lengkap dan menarik
6. Kemampuan mengguakan metode jigsaw
Deskriptor
a. Memberikan pengarahan dan penjelasan pembelajaran dengan
metode jigsaw pada siswa.
b. Menentukan kelompok secara heterogen.
c. Membimbing diskusi saat di kelompok awal dan di kelompok ahli.
d. Melaksanakan langkah–langkah pembelajaran dengan metode
jigsaw.
143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
7. Menumbuhkan terjadinya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
Deskriptor
a. Membantu siswa mengingat kembali pelajaran yang sudah diperoleh.
b. Mendorong siswa yang pasif menjadi berpartisipasi.
c. Mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka yang mampu menggali
reaksi siswa.
d. Merespon secara positif siswa yang berpartisipasi.
8. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa
Deskriptor
a. Menghargai pendapat siswa.
b. Mengakui kebenaran pendapat–pendapat siswa.
c. Mengakui keterbatasan diri.
d. Menghargai perbedaan pendapat setiap siswa.
9. Menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif
Deskriptor
a. Menunjukan sikap ramah, luwes, sopan, dan hangat.
b. Menghargai setiap perbedaan pendapat dalam keragaman budaya.
c. Menggunakan kata – kata sopan dalam menegur siswa.
d. Pengendalian diri dalam waktu menghadapi masalah.
10. Penilaian proses dan hasil belajar
Deskriptor
a. Memantau kemajuan belajar selama proses.
b. Mengajukan pertanyaan/ tugas terkait kompetensi yang akan dicapai
selama proses pembelajaran.
c. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan).
d. Instrumen penilaian sesuai dengan kompetensi dan lengkap.
144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11. Ketepatan strategi pembelajaran
Deskriptor
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi ( tujuan )
yang akan dicapai.
b. Pembelajaran sesuai dengan jenis kompetensi (tujuan). Misalnya,
kegiatan untuk penguasaan pengetahuan adalah ceramah dan diskusi,
kegiatan untuk penguasaan keterampilan siswa adalah berlatih dan
lain sebagainya.
c. Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
d. Metode dan materi dipaparkan secara sistematis, memperhatikan
prasyarat, dan kemampuan berfikir siswa.
12. Menutup Pelajaran
Deskriptor
a. Mengajak siswa untuk mengingat kembali hal – hal penting yang
terjadi dalam kegiatan yang sudah berlangsung
b. Memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, misalnya dengan
mengajukan pertanyaan penuntun agar siswa dapat merumuskan
rangkuman yang benar
c. Memberikan kegiatan/ tugas khusus bagi siswa yang belum mencapai
kompetensi, misalnya dalam bentuk latihan atau bantuan belajar
d. Memberikan kegiatan/ tugas khusus bagi siswa yang berkemampuan
lebih, misalnya dalam bentuk latihan atau meminta siswa
membimbing temannya
145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Menghitung skor rata-rata, kemudian menentukan kategori dengan ketentuan
sebagai berikut :
Skor Kategori
≥3,5 Sangat Baik
3,0– 3,4 Baik
2,5 – 2,9 Cukup Baik
< 2,5 Kurang Baik
146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 23
PEDOMAN OBSERVASI SISWA
Keterangan:
Kolom aspek tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama diisi dengan
membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom skor yang sesuai.
Kel Nama Siswa
Aspek yang Diamati
Jumlah
Skor
Interpretasi Tanggung
Jawab Perhatian Kerjasama
3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K
I
II
III
Jumlah
Skor rata-rata
Prosentase
147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Deskriptor
Tanggung jawab
a. Siswa melaksanakan perintah guru
b. Siswa mempelajari bagian tugas kelompok yang ditugaskan
c. Siswa mengikuti kegiatan kelompok
Perhatian
a. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru
b. Siswa memperhatikan petunjuk guru
c. Siswa memperhatikan penjelasan teman
Kerjasama
a. Siswa saling memberikan ide dan gagasan dalam kegiatan diskusi kelompok
b. Siswa saling membantu kesulitan teman sesama kelompok
c. Siswa bekerjasama mempelajari tugas kelompok
Keterangan pengisian skor:
Skor 3 = Apabila semua indikator muncul
Skor 2 = Hanya 2 indikator yang muncul
Skor 1 = Hanya 1 indikator yang muncul
Rentang skala
Jumlah skor : 7-9 = B : Baik
4-6 = C : Cukup
1-3 = K : Kurang
Skor Rata-rata = Jumlah skor keseluruhan siswa
Jumlah siswa
Prosentase = Jumlah
Jumlah siswa
X 100
148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 24
HASIL OBSERVASI KINERJA GURU
PRASIKLUS
No Kategori Keterampilan
Mengajar
Skor
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Membuka Pelajaran
2. Kejelasan dan sistematika
penyampaian materi
3. Pengelolaan kelas
4. Penggunaan Bahasa
5. Ketepatan dan daya tarik media
6. Kemampuan menggunakan metode
jigsaw
7.
Menumbuhkan terjadinya
partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
8. Menunjukan sikap terbuka
terhadap respon siswa
9. Menunjukan hubungan antar
pribadi yang kondusif
10. Penilaian proses dan hasil belajar
11. Ketepatan strategi pembelajaran
12. Menutup pelajaran
Total skor 26 29
Rata-rata Skor 2,2 2,4
Niai rata – rata observasi kinerja guru = 2,3 (cukup baik)
Surakarta, 31 Maret 2011
Observer
Sukiyati, Ama Pd
NIP 19560707 197512 2 005
149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 25
HASIL OBSERVASI KINERJA GURU
SIKLUS I
No Kategori Keterampilan
Mengajar
Skor
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Membuka Pelajaran
2. Kejelasan dan sistematika
penyampaian materi
3. Pengelolaan kelas
4. Penggunaan Bahasa
5. Ketepatan dan daya tarik media
6. Kemampuan menggunakan metode
jigsaw
7.
Menumbuhkan terjadinya
partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
8. Menunjukan sikap terbuka terhadap
respon siswa
9. Menunjukan hubungan antar
pribadi yang kondusif
10. Penilaian proses dan hasil belajar
11. Ketepatan strategi pembelajaran
12. Menutup pelajaran
Total skor 28 29
Rata-rata Skor 2,3 2,4
Niai rata – rata observasi kinerja guru = 2,4 (cukup baik)
Surakarta, 7 April 2011
Observer
Sukiyati, Ama Pd
NIP 19560707 197512 2 005
150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 26
HASIL OBSERVASI KINERJA GURU
SIKLUS II
No Kategori Keterampilan
Mengajar
Skor
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Membuka Pelajaran
2. Kejelasan dan sistematika
penyampaian materi
3. Pengelolaan kelas
4. Penggunaan Bahasa
5. Ketepatan dan daya tarik media
6. Kemampuan menggunakan metode
jigsaw
7.
Menumbuhkan terjadinya
partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
8. Menunjukan sikap terbuka terhadap
respon siswa
9. Menunjukan hubungan antar
pribadi yang kondusif
10. Penilaian proses dan hasil belajar
11. Ketepatan strategi pembelajaran
12. Menutup pelajaran
Total skor 37 43
Rata-rata Skor 3,08 3,6
Niai rata – rata observasi kinerja guru = 3,3 (baik)
Surakarta, 14 April 2011
Observer
Sukiyati, Ama Pd
NIP 19560707 197512 2 005
151
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 27
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
PRASIKLUS
Kel Nama
Siswa
Aspek yang Diamati
Jumlah
Skor
Interpretasi
Tanggung
Jawab Perhatian Kerjasama
3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K
I
Azis √ √ √ 4 √
Ayu S √ √ √ 7 √
Candra B √ √ √ 3 √
Cahyo A √ √ √ 4 √
Daningsih √ √ √ 5 √
Fitri W √ √ √ 6 √
Hesti W P √ √ √ 7 √
II
Ketut T √ √ √ 7 √
Lastri S √ √ √ 6 √
Mursid N √ √ √ 7 √
Meida D √ √ √ 8 √
Nova F C √ √ √ 7 √
Nur Rudin √ √ √ 5 √
Nila P √ √ √ 6 √
III
Nur Rofiq √ √ √ 7 √
Sandi I √ √ √ 7 √
Wahyu P √ √ √ 7 √
Yoga S √ √ √ 6 √
Yudhi E S √ √ √ 6 √
Yosi A N √ √ √ 5 √
Fiolia H D √ √ √ 5 √
Jumlah 43 39 43 125 9 11 1
Skor rata-rata 5,95 42,86
%
52,38
%
4,76
% Prosentase
Keterangan:
Kolom aspek tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama diisi dengan
membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom skor yang sesuai.
152
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan pengisian skor:
Skor 3 = Apabila semua indikator muncul
Skor 2 = Hanya 2 indikator yang muncul
Skor 1 = Hanya 1 indikator yang muncul
Rentang skala
Jumlah skor : 7-9 = B : Baik
4-6 = C : Cukup
1-3 = K : Kurang
Surakarta, 31 Maret 2011
Guru kelas V Observer (Peneliti)
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko
NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023
153
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 28
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I
Kel Nama
Siswa
Aspek yang Diamati
Jumlah
Skor
Interpretasi Tanggung
Jawab Perhatian Kerjasama
3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K
I
Azis √ √ √ 5 √
Ayu S √ √ √ 7 √
Candra B √ √ √ 4 √
Cahyo A √ √ √ 7 √
Daningsih √ √ √ 5 √
Fitri W √ √ √ 7 √
Hesti W P √ √ √ 7 √
II
Ketut T √ √ √ 7 √
Lastri S √ √ √ 6 √
Mursid N √ √ √ 7 √
Meida D √ √ √ 8 √
Nova F C √ √ √ 7 √
Nur Rudin √ √ √ 5 √
Nila P √ √ √ 8 √
III
Nur Rofiq √ √ √ 8 √
Sandi I √ √ √ 7 √
Wahyu P √ √ √ 7 √
Yoga S √ √ √ 8 √
Yudhi E S √ √ √ 8 √
Yosi A N √ √ √ 7 √
Fiolia H D √ √ √ 6 √
Jumlah 46 50 45 141 15 6 0
Skor rata-rata 6.71 71.43
%
28.56
%
0
% Prosentase
Keterangan:
Kolom aspek tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama diisi dengan
membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom skor yang sesuai.
154
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan pengisian skor:
Skor 3 = Apabila semua indikator muncul
Skor 2 = Hanya 2 indikator yang muncul
Skor 1 = Hanya 1 indikator yang muncul
Rentang skala
Jumlah skor : 7-9 = B : Baik
4-6 = C : Cukup
1-3 = K : Kurang
Surakarta, 7 April 2011
Guru kelas V Observer (Peneliti)
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko
NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023
155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 29
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS II
Kel Nama
Siswa
Aspek yang Diamati
Jumlah
Skor
Interpretasi Tanggung
Jawab Perhatian Kerjasama
3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K
I
Azis √ √ √ 7 √
Ayu S √ √ √ 7 √
Candra B √ √ √ 7 √
Cahyo A √ √ √ 6 √
Daningsih √ √ √ 7 √
Fitri W √ √ √ 8 √
Hesti W P √ √ √ 7 √
II
Ketut T √ √ √ 9 √
Lastri S √ √ √ 6 √
Mursid N √ √ √ 7 √
Meida D √ √ √ 8 √
Nova F C √ √ √ 7 √
Nur Rudin √ √ √ 6 √
Nila P √ √ √ 8 √
III
Nur Rofiq √ √ √ 9 √
Sandi I √ √ √ 7 √
Wahyu P √ √ √ 7 √
Yoga S √ √ √ 8 √
Yudhi E S √ √ √ 8 √
Yosi A N √ √ √ 7 √
Fiolia H D √ √ √ 6 √
Jumlah 50 53 50 148 17 4 0
Skor rata-rata 7,05 80,95
%
19,05
%
0
% Prosentase
Keterangan:
Kolom aspek tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama diisi dengan
membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom skor yang sesuai.
156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan pengisian skor:
Skor 3 = Apabila semua indikator muncul
Skor 2 = Hanya 2 indikator yang muncul
Skor 1 = Hanya 1 indikator yang muncul
Rentang skala
Jumlah skor : 7-9 = B : Baik
4-6 = C : Cukup
1-3 = K : Kurang
Surakarta, 14 April 2011
Guru kelas V Observer (Peneliti)
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko
NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023
157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 30
Pedoman Wawancara Untuk Guru
Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam
Bermain Drama
Nama Guru :
Waktu Wawancara :
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1. Bagaimanakah pembelajaran
bermain drama selama ini ?
2. Apakah dengan pembelajaran
tersebut siswa sudah baik
dalam bermain drama?
3. Apakah Anda sudah
menggunakan model
pembelajaran koopertif tipe
jigsaw dalam bermain drama?
4. Apakah menurut anda
bermain drama dengan model
kooperatif tipe jigsaw sangat
efisien.
5. Bagaimanakah nilai yang
diperoleh siswa dengan
pembelajaran tersebut?
Kesimpulan hasil wawancara:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….………………………………
158
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………….
Surakarta, 28 Maret 2011
Nara Sumber Pewawancara
Guru kelas V
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko
NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023
159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 31
Pedoman Wawancara Untuk Guru
Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam
Bermain Drama
Nama Guru :
Waktu Wawancara:
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1. Bagaimanakah pendapat anda,
setelah pembelajaran bermain drama
dengan menggunakan model
pembelajaran koopertif tipe jigsaw?
2. Apakah pembelajaran bermain
drama dengan menggunakan model
pembelajaran koopertif tipe jigsaw
dapat meningkatkan kemahiran
bermain drama?
3. Adakah kendala-kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran melalui
model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw?
4. Bagaimanakah kesan anda dengan
diterapkannya model kooperatif tipe
jigsaw dalam bermain drama?
5. Bagaimanakah nilai yang diperoleh
siswa setelah diterapkan model
pembelajaran tipe jigsaw dalam
bermain drama?
Kesimpulan hasil wawancara:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Surakarta, April 2011
Guru kelas V Pewawancara
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko
NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023
161
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 32
DESKRIPSI WAWANCARA SESUDAH TINDAKAN
Nama guru : Sukiyati, Ama. Pd
Nama sekolah : SDN Patihan I Sidoharjo, Sragen
Hari/tanggal : Jum‟at, 15 April 2011
Waktu : 09.00-09.15 WIB (istirahat)
Tempat : Di ruang tamu kantor
Deskripsi Wawancara : P (Peneliti)
G (Guru)
P : Selamat pagi Bu.
G : Iya, selamat pagi mas, ada yang mau dibicarakan ya…?
P : Iya Bu tapi sebelumnya maaf, mengganggu istirahatnya.
Begini bu, saya ingin melakukan wawancara
pascapenelitian kemarin.
G : Oh ya silahkan Mas.
P : Terima kasih Bu. Ini saya meminta pendapat Ibu, berkaitan
dengan hasil pelaksanaan penelitian yang sudah saya
terapkan kemarin bersama Ibu. Bagaimana pendapat Ibu
setelah diadakan tindakan penerapan model kooperatif tipe
jigsaw dalam bermain drama siswa.
G : Iya menurut saya, sudah bagus Mas. Penelitian kemarin
bermanfaat bagi anak-anak, sehingga mereka termotivasi,
dan yang saya suka ada kerjasama kelompok.
P : Menurut Ibu, apakah pembelajaran keterampilan berbicara
dengan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan
keterampilan berbicara siswa dalam bermain drama ?
162
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
G : Awalnya saya kurang paham mengenai cara penerapan
model tersebut, tetapi setelah saya menyaksikan sendiri
ternyata model yang sudah anda gunakan tersebut tepat dan
dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Siswa
juga merasa senang dan antusias.
P : Kira-kira kendala yang berarti dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw untuk
diadakan perbaikan apa Bu?.
G : Mungkin baru pertama kali mempraktikkan bermain drama,
jadi anak-anak masih belum terbiasa.
P : Bagaimanakah pandangan Ibu terhadap nilai yang diperoleh
siswa setelah diterapkan pembelajaran keterampilan
berbicara dengan menggunakan model kooperatif tipe
jigsaw tersebut? Dibandingkan dengan prasiklus.
G : Ya dilihat dari cara bermain dramanya lebih baik,
nilainyapun kan juga lebih meningkat.
P : Pertanyaan terakhir Bu. Bagaimana kesan Ibu dengan
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dalam pembelajaran bermain drama ?
G : Saya sangat terkesan, kedatangan anda di SD ini sebagai
peneliti di kelas V tentang pembelajaran bermain drama
memberi inspirasi kepada saya untuk kedepannya memulai
pembelajaran bermain drama. Karena ternyata anak-anak
antusias dan menyukainya.
P : Saya juga senang Bu, bisa bertemu dan mengajar anak-anak
kelas V SDN Patihan I. Mudah-mudahan penelitian ini bisa
bermanfaat, dan bukan hanya sekadar penelitian saja, tetapi
bisa ditindak lanjuti sebagai penerapan pembelajaran.
G : Iya Mas. Itu sudah jadi bagian kewajiban guru terhadap
kemajuan prestasi anak.
163
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
P : Saya kira cukup Bu. Saya mengucapkan terima kasih atas
bantuan dan kerjasamanya. Mohon maaf atas kekurangan
dan sudah merepotkan.
G : Sama-sama Mas. Jangan sungkan mas, tidak merepotkan
karena itu sudah kewajiban bersama dan mudah-mudahan
skripsinya mas Ema cepat selesai dan bisa diwisuda.
P : Amin. Semoga Ibu juga diberikan kelancaran dan
kemudahan. Selamat pagi ya Bu…
G : Iya.. pagi juga Mas.
164
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Refleksi :
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru kelas V di atas, setelah
diadakan tindakan dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dalam
bermain drama, siswa terindikasi baik dan terjadi peningkatan. Guru kelas V
sebagai observer juga menyampaikan adanya peningkatan baik dalam kerjasama
kelompok maupun hasil nilai keterampilan berbicara siswa dalam mengikuti
pembelajaran bermain drama. Hasil atau nilai pembelajaran sudah terjadi
peningkatan dari sebelumnya. Selain itu, juga disampaikan guru siswa masih
merasa malu mungkin karena belum terbiasa dan masih canggung dalam
memainkan peran tokoh. Secara umum, guru menyatakan senang atas peningkatan
hasil tindakan keterampilan berbicara dengan model kooperatif tipe jigsaw.
Disimpulkan bahwa penelitian ini sudah berhasil dengan indikasi hasil
penelitian sudah mencapai ketuntasan klasikal 80% sesuai target indikator
ketercapaian tujuan penelitian yang direncanakan. Kekurangan yang masih ada
dalam tndakan ini bisa diperbaiki dalam penelitian berikutnya. Oleh karena itu,
penelitian dapat dihentikan sampai siklus II.
Surakarta , 15 April 2011
Narasumber Pewawancara
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko
NIP 19670225 1992 03 2009 NIM X7107023
165
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 33
Pedoman Wawancara Siswa
Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam
Bermain Drama
Nama siswa :
Waktu wawancara :
No.
Pertanyaan Ringkasan jawaban
1 Apakah kamu mengetahui tentang
drama?
2 Apakah kamu pernah bermain
drama?
3 Apakah pembelajaran bermain
drama
menurut kamu menyenangkan?
Surakarta, April 2011
Guru kelas V Pewawancara
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko
NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023
166
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 34
Pedoman Wawancara Siswa
Sesudah Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam
Bermain Drama
Nama siswa :
Waktu wawancara :
No.
Pertanyaan
Ringkasan jawaban
1
Apakah pembelajaran bermain
drama menggunakan tipe jigsaw
menurut kamu menyenangkan?
2
Bagaimana menurutmu dalam
kegiatan bermain drama, proses
pelaksanaan diskusi kelompoknya
menggunakan tipe jigsaw?
3
Melalui proses diskusi kelompok
dengan teknik jigsaw apakah
dapat
membantu kalian dalam bermain
drama?
Surakarta, 16 April 2011
Guru kelas V Pewawancara
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko
NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023
167
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 35
DESKRIPSI WAWANCARA SISWA SETELAH TINDAKAN
Nama sekolah : SDN Patihan I Sidoharjo, Sragen
Hari/tanggal : Selasa, 15 Maret 2011
Waktu : 09.00-09.15 WIB (istirahat pertama)
Tempat : Di ruang kelas V
Mengisi pertanyaan dengan jawaban ringkas
Setelah guru membagikan wawancara kepada siswa yang berisi tiga pertanyaan :
1. Apakah pembelajaran bermain drama menggunakan tipe jigsaw menurut
kamu menyenangkan?
2. Bagaimana menurutmu dalam kegiatan bermain drama, proses
pelaksanaan diskusi kelompoknya menggunakan tipe jigsaw ?
3. Melalui proses diskusi kelompok dengaan tipe jigsaw apakah dapat
membanntu kalian dalam bermain drama?
Seluruh siswa menjawab dengan pengetahuan mereka yang berbeda-beda.
Ringkasan jawaban pertanyaan pertama (1)
Semua siswa menjawab menyenangkan
Ringkasan jawaban pertanyaan kedua (2)
8 siswa menjawab menyenangkan, 7 siswa meenjawab dapat bekerjasama, 3 siswa
menjawab dapat bertukar pikiran, 2 siswa menjawab sangat mengesankan, 1 siswa
menjawab hebat. .
Ringkasan jawaban pertanyaan ketiga (3)
semua siswa menjawab dapat.
168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Refleksi :
Berdasarkan hasil wawancara yang diisi oleh siswa, membuktikan bahwa
pembelajaran bermain drama dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw
membuat siswa menjadi antusias bermain drama dan meyukai kerjasama
kelompok jigsaw yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain
drama.
Surakarta, 16 April 2011
Guru kelas V Pewawancara
Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi
Sasongko
NIP 19560707 197512 2 005 NIM
X7107023
169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 36
FOTO PENELITIAN DI SD
Lokasi penelitian SDN Patihan 1
Wawancara dengan guru kelas V
170
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengisian wawancara siswa
Guru kelas sebagai observer
171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Guru membuka pelajaran
Berdoa dan absensi
172
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Guru menyampaikan materi
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
173
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran
Menyiapkan media pembelajaran
174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Guru memperlihatkan cuplikan drama anak
Siswa membentuk kelompok asal dan mulai memahami naskah drama
175
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Guru menilai aktivitas siswa selama proses diskusi kelompok
Siswa membentuk kelompok ahi
untuk mendiskusikan cara memerankan tokoh yang akan diperankannya
176
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Siswa bekerjasama mengerjakan tugas kelompok
Latihan bermain drama dengan membaca teks
177
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Memulai latihan bermain drama di depan kelas
Bermain drama dengan dinilai oleh Guru
178
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Guru mengucapkan salam penutup
179
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user