i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BERITA
MENGGUNAKAN MEDIA TAJUK RENCANA
PADA SISWA KELAS VIII SMP PGRI BAGELEN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Endang Susilowati
NIM 122110013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2016
ii
iii
iv
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
1. Anak muda yang akan sukses besar adalah yang memperhatikan dengan teliti,
lalu menggunakan pengertiannya untuk memperkuat kreatifitasnya. (Mario
Teguh)
2. Q.S Al Insyirah : 5
(٥)
Artinya: Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan.
(Q.S Al Insyirah : 5)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Universitas Muhammadiyah Purworejo;
2. SMP PGRI Bagelen
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
tepat pada waktunya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Sungguh banyak kendala dan kesulitan yang penulis hadapi selama proses
penyusunan skripsi ini. Namun, atas pertolongan Allah Swt. Dukungan keluarga,
dan sahabat-sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, kendala dan
kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan
kesempatan kepada sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Muhammadiyah Purworejo,
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin penelitian,
3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
menyetujui skripsi ini,
vii
4. Dr. H. Khabib Sholeh, M. Pd. selaku pembimbing I dan Nurul Setyorini,
M. Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan,
5. Kepala Sekolah SMP PGRI Bagelen beserta staf yang telah memberikan
izin dan kemudahan dalam penelitian ini,
6. Sri Handayaningsih, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMP PGRI Bagelen
yang membantu terlaksananya penelitian ini,
7. Orang tuaku Almarhum Bapak Sugeng, Almarhumah Ibu Juwarni dan
kakakku Basuseno Sugeng tercinta, terima kasih atas dukungan baik
spiritual, moral, maupun material,
Penulis hanya dapat berdoa semoga Allah Swt. memberikan balasan yang
berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan. Akhir kata semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya pada mahasiswa program studi
Bahasa dan Sastra Indonesia yang membacanya.
Purworejo, November 2016
Penulis,
Endang Susilowati
viii
ABSTRAK
Endang Susilowati. “Keterampilan Menulis Berita Menggunakan Media
Tajuk Rencana Pada Siswa Kelas VIII SMP PGRI Bagelen Tahun Pelajaran
2015/2016”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas
Muhammadiyah Purworejo. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi: (1) penerapan pembelajaran
menulis berita menggunakan media tajuk rencana pada siswa kelas VIII SMP
PGRI Bagelen tahun pelajaran 2015/2016; (2) pengaruh penggunaan media tajuk
rencana terhadap minat dan aktivitas siswa dalam menulis berita pada siswa kelas
VIII SMP PGRI Bagelen tahun pelajaran 2015/2016; (3) peningkatan
keterampilan menulis berita menggunakan media tajuk rencana pada siswa kelas
VIII SMP PGRI Bagelen tahun pelajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen tahun pelajaran
2015/2016 sebanyak 32 siswa. Pelaksanaan pembelajaran menulis berita terdiri
dari tiga tahap yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Dalam pengumpulan data
digunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui hasil
menulis berita, sedangkan teknik nontes digunakan untuk observasi, angket, dan
dokumentasi foto. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif
dan kualitatif.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa, pelaksanaan pembelajaran
menulis berita dengan media tajuk rencana dilakukan mulai dari siklus I, dan
siklus II. Langkah-langkah penerapan media tajuk rencana dalam penulisan berita
antara lain: 1) siswa membaca tajuk rencana yang telah disiapkan guru; 2) guru
memandu siswa untuk menuliskan pokok-pokok penting yang terdapat dalam
tajuk rencana, yakni 5W+ 1H; 3) siswa mengembangkan pokok-pokok penting
menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas. Pengaruh penggunaan media
tajuk rencana terhadap minat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis
berita terdapat perubahan positif (senang, bersemangat) terhadap perilaku siswa
dalam menulis berita dari siklus I dan siklus II. Persentase rata-rata minat belajar
siswa tahap prasiklus sebesar 31,82% tahap siklus I menjadi 68,18% dan pada
siklus II sebesar 90,90%. Pada aktivitas belajar pada prasiklus, siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan tertib hanya sebesar 31,82% pada siklus I
meningkat menjadi 45,45%, dan pada siklus II sebesar 95,45%. Keterampilan
siswa dalam menulis berita dengan menggunakan media tajuk rencana terjadi
peningkatan. Peningkatan terlihat dari skor rata-rata prasiklus sebelum diberi
tindakan adalah 61,86% sedangkan pada siklus I sebesar 71,09. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan nilai sebesar 9,23%. Skor pada akhir tindakan
siklus II sebesar 80,01. Peningkatan dari awal sebelum dilakukan tindakan
sampai berakhirnya tindakan kegiatan siklus II adalah 18,33%.
Kata-kata kunci: keterampilan menulis, berita, dan media tajuk rencana
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................................i
PERSETUJUAN .................................................................................................ii
PERNYATAAN ..................................................................................................iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................iv
PRAKATA ..........................................................................................................v
ABSTRAK ..........................................................................................................vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 7
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 7
C. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
F. Penegasan Istilah....................................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI, KERANGKA
PIKIR, DAN HIPOTESIS ................................................................................... 13
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 13
B. Kajian Teori .............................................................................................. 15
1. Hakikat Menulis ...................................................................... 15
a. Pengertian Menulis ......................................................................... 16
b. Tujuan Menulis ............................................................................... 16
c. Manfaat Menulis ............................................................................. 18
2. Hakikat Menulis Berita ....................................................................... 19
a. Pengertian Berita ........................................................................... 19
b. Karakteristik Berita ....................................................................... 20
x
c. Unsur Berita .... .. ........................................................................... 21
d. Cara Menulis Berita ...................................................................... 22
e. Jenis-jenis Berita ........................................................................... 23
3. Media Pembelajaran ............................................................................ 24
a. Pengertian Media.......................................................................... 25
b. Manfaat Media ............................................................................. 26
c. Klasifikasi Media ......................................................................... 26
4. Tajuk Rencana .................................................................................... 28
5. Tajuk Rencana sebagai Media Pembelajaran...................................... 29
6. Pembelajaran Menulis Berita dengan Media Tajuk Rencana ............. 32
C. Kerangka Pikir .......................................................................................... 35
D. Hipotesis .................................................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 39
A. Desain Penelitian ..................................................................................... 39
B. Subjek Penelitian ..................................................................................... 40
C. Prosedur Penelitian ................................................................................... 41
1. Studi Pendahuluan ................................................................................ 42
2. Penetapan Media Tajuk Rencana sebagai Media Pembelajaran .......... 42
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ............................................................. 43
4. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ............................................................ 46
D. Tahap Pengumpulan Data ........................................................................ 49
E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 54
F. Teknik Penyajian Hasil Analisis ............................................................... 56
G. Teknik Keabsahan Data ........................................................................... 56
H. Indikator Keberhasilan Tindakan ............................................................. 57
BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN . 59
A. Penyajian Data 59
1. Penerapan pembelajaran menulis berita menggunakan
media tajuk rencana pada siswa kelas VIII SMP PGRI
Bagelen 59
2. Pengaruh media tajuk rencana terhadap sikap dan minat
belajar siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen ..................................... 64
3. Peningkatan keterampilan menulis berita kelas VIII SMP
PGRO Bagelen setelah menggunakan media tajuk rencana .............. 74
B. Pembahasan Data ............................................................................... 77
1. Penerapan pembelajaran menulis berita menggunakan media
alam sekitar pada siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen .................... 77
2. Pengaruh media tajuk rencana terhadap sikap dan minat
belajar siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen ....................................... 90
3. Peningkatan keterampilan menulis berita kelas VIII SMP
PGRI Bagelen setelah menggunakan media tajuk rencana ................. 96
xi
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 110
A. Simpulan .................................................................................................. 110
B. Saran ....................................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Skor Keterampilan Menulis Berita ........................................................ 51
Tabel 2 Kriteria Penilaian Menulis Berita .............................................................. 52
Tabel 3 Kategori Penilaian .................................................................................. 53
Tabel 4 Hasil Kegiatan Prasiklus ....................................................................... 60
Tabel 5 Penerapan Pembelajaran Menulis Berita dengan Media
Tajuk Rencana siklus I ........................................................................... 61
Tabel 6 Penerapan Pembelajaran Menulis Berita dengan Media
Tajuk Rencana siklus II .......................................................................... 63
Tabel 7 Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa saat Pembelajaran Siklus I ........ 65
Tabel 8 Hasil Angket dan Tanggapan Siswa Sikulus I ....................................... 67
Tabel 9 Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa saat Pembelajaran
Siklus II ................................................................................................. 70
Tabel 10 Hasil Angket dan Tanggapan Siswa Sikulus II ................................... 72
Tabel 11 Hasil Tes Prasiklus sampai Siklus II .................................................... 76
Tabel 12 Hasil Tes Prasiklus sampai Siklus II Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran pada Siklus I ................................................................... 83
Tabel 13 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Siklus II ............................ 88
Tabel 14 Rata-rata Nilai setiap Aspek Keterampilan Menulis Teks
Berita yang dicapai Siswa pada Tahap Prasiklus .................................. 98
Tabel 15 Peningkatan Kemampuan Menulis Berita dengan Media
Tajuk Rencana ...................................................................................... 100
Tabel 16 Rata-rata Nilai setiap Aspek Keterampilan Menulis Teks Berita
yang dicapai Siswa pada Tahap Siklus I........................................... 102
Tabel 17 Rata-rata Nilai setiap Aspek Keterampilan Menulis Teks Berita
yang dicapai Siswa pada Tahap Siklus II........................................... 104
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Desain Model Penelitian Tindakan Kelas .......................................... 40
Gambar 2 Alur Penelitian Tindakan Kelas; ........................................................ 41
Gambar 3 Dokumentasi Foto Saat Siswa memperhatikan Penjelasan ................ 68
Gambar 4 Dokumentasi Foto Saat Siswa Menulis Teks Berita
menggunakan Media Tajuk Rencana ................................................ 68
Gambar 5 Dokumentasi Foto Saat Siswa memperhatikan Penjelasan ................ 73
Gambar 6 Dokumentasi Foto Saat Siswa Menulis Teks Berita
menggunakan Media Tajuk Rencana ................................................ 74
Gambar 7 Diagram Peningkatan Aspek Pemahaman Isi Teks............................ 101
Gambar 8 Diagram Peningkatan Ketepatan Struktur Kalimat ............................ 106
Gambar 9 Diagram Peningkatan Aspek Tata Bahasa ......................................... 107
Gambar 10 Diagram Peningkatan Aspek Ejaan dan Tata Bahasa ...................... 108
Gambar 11 Diagram Peningkatan Skor Rata-rata pada Setiap Aspek Tulisan
Berita Siswa dari Tes Awal hingga Siklus II ..................................... 109
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 3 Daftar Hadir Siswa
Lampiran 4 Daftar Nilai Siswa
Lampiran 5 Daftar Lembar Pengamatan Siswa Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 6 Lembar Angket Siswa
Lampiran 7 Contoh Teks Berita
Lampiran 8 Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 9 Dokumen Foto Kegiatan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, cakupan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan
istilah, dan sistematika skripsi.
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa adalah belajar untuk berkomunikasi, mengingat
bahwa bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pembelajaran bahasa sangat penting
diajarkan kepada siswa karena dapat meningkatkan keterampilan dalam
berkomunikasi. Selain itu, pembelajaran bahasa juga dapat meningkatkan
kemampuan berpikir, mengungkapkan pendapat, keinginan, penyampaian
informasi, dan kemampuan memperluas wawasan.
Tarigan (2008: 1) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran bahasa
terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang wajib dikuasai oleh siswa.
Empat keterampilan berbahasa tersebut mencakup keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Empat keterampilan tersebut saling berkaitan satu sama lain. Keterampilan
menyimak dan berbicara berkaitan dengan bahasa lisan, sedangkan
keterampilan membaca dan menulis berkaitan dengan bahasa tulis.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), siswa dituntut
untuk terampil dalam menulis. Salah satu keterampilan menulis dapat
1
2
diwujudkan dalam kemampuan menulis teks berita. Berita adalah sebuah
laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau
keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi (Djuraid, 2006: 11).
Menulis berita memerlukan sebuah ketelitian yang baik agar berita tersebut
mudah dipahami oleh pembaca. Dalam menulis berita, siswa harus memiliki
pemahaman yang baik terhadap topik yang akan ditulis. Jika pemahaman
terhadap topik yang akan ditulis kurang, siswa akan kesulitan dalam
mengembangkan topik yang diambil.
Dalam pelajaran bahasa Indonesia, siswa harus terampil dalam menulis
khususnya menulis berita. Siswa harus memiliki keterampilan tersendiri
sehingga nantinya mampu menghasilkan suatu tulisan yang bermanfaat bagi
orang banyak. Untuk menciptakan sebuah berita, ada beberapa prinsip yang
harus dipenuhi, yaitu menggunakan kalimat-kalimat pendek, bahasa yang
mudah dipahami, bahasa sederhana dan jernih pengetahuan, bahasa tanpa
kalimat majemuk, bahasa dengan kalimat aktif, bukan pasif, bahasa padat dan
kuat, serta bahasa positif, bukan negatif (Anwar, 1984: 13). Namun, pada
kenyataannya masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menulis
berita. Untuk terampil menulis dibutuhkan banyak praktik, tidak sekedar teori
saja. Hal tersebut yang menyebabkan kurangnya kebiasaan menulis siswa
sehingga mereka sulit menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Keterampilan
menulis yang tidak diimbangi dengan praktik menjadi salah satu faktor kurang
terampilnya siswa dalam menulis.
3
Menulis merupakan kegiatan yang tidak mudah karena memerlukan
latihan secara terus-menerus. Nurgiyantoro (2012: 422) menjelaskan bahwa
menulis merupakan keterampilan yang lebih sulit dibandingkan dengan tiga
komponen keterampilan berbahasa yang lain, yaitu membaca, menyimak, dan
berbicara. Kesulitan yang terjadi pada siswa didasarkan oleh dua faktor, yaitu
faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor dari luar siswa. Faktor dari
dalam berupa faktor psikologis yang dominan, seperti kondisi jiwa siswa yang
memang kurang tertarik dengan kegiatan menulis dan ilmu tentang menulis
yang masih belum cukup. Faktor dari luar dapat berupa situasi dan kondisi
yang tidak memungkinkan bagi siswa untuk menulis, seperti metode atau
media yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang optimal atau sarana
dan prasarana sekolah yang kurang memadai.
Pada jenjang SMP menulis teks berita diwujudkan dalam kompetensi
dasar (KD) 9.1 yaitu menemukan pokok-pokok berita(apa, siapa, mengapa,
dimana, kapan, dan bagaimana). Pada kompetensi dasar tersebut terdapat
indikator pencapaian yakni siswa mampu menemukan pertanyaan-pertanyaan
yang merupakan jawaban dari pertanyaan pokok-pokok berita. Namun, masih
banyak siswa yang kurang gemar dan merasa kesulitan dalam menulis teks
berita. Kesulitan-kesulitan tersebut terjadi pada siswa kelas VIII SMP PGRI
Bagelen.
Hal itu, dibuktikan dengan cara melakukan observasi pengamatan siswa
yang dilakukan oleh peneliti di SMP PGRI Bagelen, diketahui bahwa kegiatan
menulis kurang digemari oleh para siswa, khususnya menulis teks berita.
4
Minat siswa dalam kegiatan menulis teks berita memang kurang. Hal tersebut
yang menyebabkan siswa menjadi kurang konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran. Selain itu, siswa juga merasa kesulitan dalam menentukan topik
yang dapat dikembangkan menjadi teks berita. Kebanyakan dari siswa hanya
menggunakan topik tentang bencana alam atau kecelakaan. Padahal, topik
yang dapat dikembangkan menjadi sebuah berita sangatlah banyak. Hal ini
disebabkan karena siswa kurang pengetahuan akan informasi-informasi
terbaru yang sedang terjadi.
Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara. Wawancara tersebut
dilakukan terhadap guru bahasa Indonesia yang bernama Ibu Sri. Handayani
yang memperoleh beberapa informasi. Dalam kegiatan menulis berita, siswa
cenderung kesulitan dalam mengembangkan ide. Pokok-pokok penting yang
ditulis siswa dalam teks berita biasanya kurang lengkap sehingga informasi
yang diperoleh dari berita tersebut menjadi kurang jelas. Padahal, tujuan dari
pembelajaran ini adalah siswa mampu menulis teks berita secara singkat,
padat, dan jelas.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru harus memiliki strategi
agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, serta mengena pada tujuan
yang diharapkan (Roestiyah, 2001: 1). Untuk memiliki sebuah strategi, guru
harus menguasai teknik-teknik penyajian atau metode pembelajaran. Biasanya,
dalam pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah lalu
penugasan. Kondisi tersebut dapat menyebabkan siswa kurang berinteraksi
langsung dengan guru dan siswa lainnya sehingga siswa akan cepat merasa
5
bosan. Guru sebisa mungkin memilih metode yang tepat dalam sebuah
pembelajaran. Metode dapat digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu
menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah.
Dalam teknik mengajar guru tidak hanya menekankan pada teknik
penyajian saja, tetapi juga harus menekankan pada media yang dapat dijadikan
bahan pembelajaran. Media dalam pembelajaran tidak hanya buku paket saja,
tetapi masih banyak bahan-bahan lain yang dapat digunakan sebagai media.
Jika guru hanya menggunakan buku paket saja, siswa akan cenderung pasif
dan dapat menurunkan minat belajar siswa. Media dapat digunakan sebagai
alat bantu dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran akan lebih
menarik dan menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Media pembelajaran bahasa Indonesia sangat banyak dan beraneka
ragam. Guru harus lebih memperhatikan dan lebih jeli dalam memilih media
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Untuk lebih meningkatkan
keterampilan menulis, khususnya keterampilan menulis berita pada siswa
kelas VIII SMP PGRI Bagelen perlu menggunakan sebuah media yang dapat
menarik dan menggugah minat siswa dalam menulis. Tambunan (1998: 9)
menjelaskan bahwa media adalah segala alat yang berfungsi sebagai
penghubung antara seorang manusia dengan manusia lainnya. Alat
penghubung itu boleh berupa tulisan, gambar, suara atau bunyi, dan
termasuklah di sana surat kabar, buku, film, radio, dan televisi.
Media yang digunakan dalam pembelajaran menulis berita ini adalah
media tajuk rencana. Tajuk rencana merupakan karangan pokok pada sebuah
6
surat kabar atau koran yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
Setiap halaman surat kabar umumnya memuat laporan dan rekaman peristiwa-
peristiwa yang terjadi, ide-ide, dan opini yang berkembang paling akhir di
dunia. Laporan dan rekaman yang dimaksud lazim disebut berita (Suhandang,
2004: 151). Tajuk rencana memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah
menjelaskan berita. Berdasarkan hal tersebut, tajuk rencana dapat digunakan
sebagai media dalam pembelajaran menulis teks berita.
Peneliti memilih tajuk rencana sebagai bahan penelitian karena tajuk
rencana ini mudah untuk didapatkan, harga terjangkau, dan isi yang
terkandung memuat berita pokok kejadian-kejadian yang sedang terjadi.
Selain itu, tajuk rencana juga merupakan daerah penerbitan surat kabar yang
paling banyak mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah dan berbagai
persoalan di masyarakat sehingga akan menarik siswa untuk mengetahui
informasi aktual pada peristiwa yang terjadi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu diadakan penelitian tentang
Peningkatan Keterampilan Menulis Berita dengan Media Tajuk Rencana pada
Siswa Kelas VIII SMP PGRI Bagelen. Hal ini berdasarkan pertimbangan
bahwa keterampilan menulis pada siswa kelas VIII masih rendah dan belum
menggunakan media yang menarik. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian tentang penggunaan media tajuk rencana untuk meningkatkan
keterampilan menulis berita pada siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen Tahun
Pelajaran 2015/2016.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, terdapat
beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran menulis teks berita.
Permasalahan tersebut antara lain (1) minat siswa terhadap pembelajaran
menulis berita masih rendah, (2) media yang digunakan dalam pembelajaran
menulis berita kurang sesuai, (3) proses pembelajaran masih bersifat monoton
sehingga siswa cepat merasa bosan, dan (4) siswa masih kesulitan dalam
menemukan ide atau bahan yang dapat dikembangkan menjadi teks berita.
Dalam pembelajaran menulis berita, guru hanya menggunakan metode
ceramah saja sehingga minat siswa terhadap pembelajaran menulis berita
menjadi rendah. Media yang digunakan juga kurang sesuai karena guru kurang
jeli dalam memilih media yang efektif dalam pembelajaran menulis berita. Hal
tersebut menyebabkan proses pembelajaran bersifat monoton. Siswa kurang
berinteraksi langsung dengan guru atau pun dengan siswa lain sehingga siswa
cepat merasa bosan. Dalam pembelajaran menulis berita ini siswa juga merasa
kesulitan dalam menemukan ide atau bahan yang dapat dikembangkan
menjadi teks berita. Permasalahan ini terjadi karena siswa belum mempunyai
kebiasaan untuk melakukan kegiatan membaca buku atau sumber bacaan
lainnya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
8
1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran menulis berita dengan media tajuk
rencana pada siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen tahun pelajaran
2015/2016.
2. Bagaimanakah pengaruh penggunaan media tajuk rencana terhadap sikap dan
minat siswa dalam pembelajaran menulis berita pada siswa kelas VIII SMP
PGRI Bagelen tahun pelajaran 2015/2016?.
3. Bagaimanakah peningkatan hasil keterampilan menulis berita setelah
diadakan pembelajaran dengan media tajuk rencana pada siswa kelas VIII
SMP PGRI Bagelen tahun pelajaran 2015/2016.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan yang
ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mendeskripsi.
1. Penerapan pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana pada
siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen tahun pelajaran 2015/2016.
2. Pengaruh penggunaan media tajuk rencana terhadap sikap dan minat siswa
dalam pembelajaran menulis berita pada siswa kelas VIII SMP PGRI
Bagelen tahun pelajaran 2015/2016.
3. Peningkatan keterampilan menulis berita setelah diadakan pembelajaran
dengan media tajuk rencana pada siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen
tahun pelajaran 2015/2016.
9
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis
maupun praktis.
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan dan pengetahuan di bidang menulis khususnya menulis
teks berita. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pengembangan
penelitian dalam pengertian yang lebih luas.
Adapun secara praktis, skripsi ini bermanfaat bagi guru dan siswa serta
bagi peneliti lain.
a. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, yaitu:
1) siswa dapat mengetahui kemampuan yang mereka miliki dalam
menulis teks berita;
2) meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran dan prestasi belajar
siswa;
3) meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks berita.
b. Bagi Guru
Bagi guru bahasa dan sastra Indonesia, penelitian ini dapat
dijadikan bahan masukan dalam upaya untuk meningkatkan
keterampilan menulis khususnya menulis teks berita dengan media
pembelajaran yang efektif.
c. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu:
10
1) dapat menambah pengetahuan untuk penelitian selanjutnya;
2) menambah pengalaman dalam penelitian yang berkaitan.
dengan pembelajaran terutama pembelajaran menulis.
F. Penegasan Istilah
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai judul penelitian di
atas, ada beberapa istilah yang perlu penulis jelaskan. Istilah-istilah yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas
dari kondisi gurunya sendiri. Umumnya guru tidak dipersiapkan untuk
terampil menulis dan mengajarkannya.
2. Berita adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan,
menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau
menambah pengetahuan dan pandangan pembaca.
3. Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.
4. Tajuk rencana siswa akan mengetahui unsur-unsur penting yang
terkandung dalam suatu teks berita.
5. Siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen adalah subjek penelitan.
11
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi disajikan untuk mendapatkan gambaran
yang jelas mengenai penelitian yang telah dilakukan. Sistematika penulisan ini
dibagi menjadi lima bab yang terdiri atas sub bab sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan. Dalam pendahuluan berisi latar belakang masalah,
identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi.
Bab II berisi Tinjauan Pustaka, Kajian Teoretis, Kerangka Berpikir, dan
Hipotesis. Tinjauan pustaka berisi tentang penelitian-penelitian terdahulu yang
memiliki relevansi dengan penelitian ini. Kajian teoretis berisi penjelasan
tentang materi dari sumber yang dijadikan acuan pokok dalam membahas
masalah yang diteliti. Kerangka berpikir berisi garis besar penelitian,
sedangkan hipotesis berisi jawaban sementara dari rumusan masalah
penelitian.
Bab III Metode Penelitian. Metode penelitian meliputi desain
penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, tahap pengumpulan data,
teknik analisis data, teknik penyajian hasil analisis, teknik keabsahan data, dan
indikator keberhasilan tindakan.
Bab IV Penyajian dan Pembahasan Data Hasil Penelitian, berupa
analisis data hasil penelitian menulis berita yang meliputi peningkatan proses
dan peningkatan produk.
Bab V Penutup, berisi simpulan dan saran hasil penelitian. Bagian
simpulan berisi tentang garis besar pembahasan pada bab IV. Saran berisi
12
tentang saran-saran dari peneliti untuk kemajuan pembelajaran menulis,
khususnya menulis berita. Bagian akhir skripsi ini memuat daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS,
KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
Bab ini terbagi ke dalam empat subbab, yakni tinjauan pustaka, kajian
teoretis, kerangka berpikir, dan hipotesis. Pada subbab tinjauan pustaka
dipaparkan penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan
penelitian ini. Kajian teoretis berisi penjelasan tentang materi dari sumber yang
dijadikan acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Kerangka berpikir
berisi tentang garis besar penelitian, sedangkan hipotesis berisi jawaban sementara
dari rumusan masalah penelitian.
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai pembelajaran menulis teks berita sudah banyak
dilakukan, antara lain yang dilakukan oleh Zuhruf Amalia (2013) dan Korib
Farhan (2005). Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2013) berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Media Foto
Peristiwa pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP N 5 Pekalongan Tahun
Ajaran 2012/2013”. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa pembelajaran
menulis teks berita melalui media foto peristiwa dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa. Pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 60,20
yang termasuk dalam kategori cukup. Hasil siklus I diperoleh nilai rata-rata
66,94 termasuk dalam kategori cukup. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata
78,79 yang termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, hasil penelitian
tindakan kelas dalam pembelajaran menulis teks berita dengan media foto
13
14
peristiwa yang dilakukan melalui dua siklus mengalami peningkatan.
Peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 11,85%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media foto
peristiwa pada siswa SMP berpengaruh besar untuk meningkatkan
kemampuan menulis teks berita.
Pada dasarnya penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2013) memiliki
persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan.
Persamaan antara penelitian yang dilakukan Amalia dengan penelitian yang
dilakukan peneliti antara lain: (1)sama-sama meneliti mengenai keterampilan
menulis teks berita, (2)subjek yang diteliti pun sama-sama siswa kelas VIII,
(3) lokasi penelitian sama-sama memilih tingkat pendidikan SMP. Perbedaan
antara penelitian yang dilakukan oleh Amalia dengan penelitian yang
dilakukan peneliti adalah media yang digunakan. Amalia menggunakan
media foto peristiwa, sedangakan yang digunakan oleh peneliti adalah media
tajuk rencana.
Berbeda dengan penelitian di atas yang dilakukan oleh Farhan (2005)
berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan
Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas VIII A
SMP Negeri I Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pengajaran 2004/2005”.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa menulis teks berita dengan
pembelajaran kontekstual komponen pemodelan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Pembelajaran kontekstual komponen pemodelan dalam proses
pembelajaran menulis teks berita memiliki pengaruh yang positif. Siswa
15
berpartisipasi secara aktif, senang terhadap pembelajaran, dan menunjukkan
sikap yang baik. Pembelajaran menulis teks berita dengan pendekatan
kontekstual komponen pemodelan meningkat sebesar 12,39%. Rata-rata skor
pada pratindakan adalah 68,29%. Pada siklus I rata-rata skor 74,51%,
sedangkan pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 80,68%.
Penelitian yang dilakukan oleh Farhan (2005) memiliki persamaan
dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Persamaan penelitian
Farhan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti
tentang keterampilan menulis teks berita. Subjek yang digunakan Farhan
dengan peneliti sama-sama siswa kelas VIII. Lokasi penelitian pun sama-
sama memilih tingkat pendidikan SMP. Penelitian yang dilakukan oleh
Farhan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti juga memiliki
perbedaan. Dalam pembelajaran menulis teks berita, Farhan menggunakan
pembelajaran kontekstual komponen pemodelan, sedangkan peneliti
menggunakan media tajuk rencana.
B. Kajian Teoretis
Kajian teoretis merupakan penjelasan tentang teori yang relevan
dengan fokus penelitian kajian teori. Dalam bab ini dipaparkan kajian teoretis
yaitu (1) hakikat menulis, (2) hakikat menulis berita, (3) media pembelajaran,
(4) tajuk rencana, (5) tajuk rencana sebagai media pembelajaran, dan (6)
pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana.
1. Hakikat Menulis
16
Pada bagian ini disajikan mengenai pengertian menulis, tujuan
menulis, dan manfaat menulis.
a. Pengertian Menulis
Sukirno (2013: 7) mengungkapkan bahwa menulis adalah aktivitas
menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan
pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan dalam teks. Dengan
menulis, seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan
perasaannya secara tidak langsung dalam bahasa tulis dengan jelas dan runtut
sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Tarigan (2008: 3) menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu
kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dengan menulis, seseorang dapat
menghasilkan sebuah tulisan yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Selain
itu, menulis dikatakan sebagai kegiatan yang ekspresif karena menulis dapat
digunakan untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan mengembangkan pikiran.
Tulisan-tulisan yang dihasilkan dapat menggambarkan apa yang sedang
dipikirkan atau sedang dirasakan oleh penulis.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa menulis
adalah sebuah aktivitas atau kegiatan seseorang dalam mengungkapkan ide
dan gagasannya secara tidak langsung atau dalam bentuk tulisan yang jelas,
runtut, dan mudah dipahami oleh orang lain. Dengan menulis, seseorang juga
akan lebih mudah dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya sehingga
akan menghasilkan tulisan sesuai tujuan yang diharapkan.
b. Tujuan Menulis
17
Menurut Sugiarto (2014: 19), tujuan dari menulis adalah agar pikiran
atau perasaan yang kita miliki bisa dinikmati oleh orang lain atau pembaca.
Pikiran atau perasaan yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan dapat berupa
pemberitahuan kepada para pembaca. Tulisan tersebut dapat juga berupa
ajakan atau larangan untuk melakukan sesuatu atau bisa juga untuk
menghibur orang lain. Oleh karena itu, diperlukan sebuah latihan khusus
untuk menciptakan tulisan yang dapat menarik bagi orang lain atau pembaca.
Setiap jenis tulisan mengandung tujuan-tujuan tersendiri. Tarigan
(2008: 25-26) menyebutkan ada tujuh tujuan dari menulis, yaitu (1) tujuan
penugasan, (2) tujuan altruistik, (3) tujuan persuasif, (4) tujuan informasional
atau penerangan, (5) tujuan pernyataan diri, (6) tujuan kreatif, dan (7) tujuan
pemecahan masalah. Masing-masing tujuan tersebut memiliki maksud yang
berbeda-beda. Seorang penulis harus mengetahui terlebih dahulu tujuan atau
maksud dari tulisan yang diciptakannya sehingga dapat menghasilkan sebuah
tulisan yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Tujuan penugasan yaitu penulis menulis sesuatu karena ditugaskan,
bukan atas kemauan sendiri. Misalnya para siswa yang diberi tugas untuk
merangkum buku atau sekretaris yang ditugaskan untuk membuat laporan
atau notulen rapat. Tujuan altruistik yaitu untuk menyenangkan, menghibur,
dan menolong para pembaca untuk memahami, menghargai perasaan, dan
lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Tujuan persuasif bertujuan untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran gagasan yang diutarakan. Tujuan
informasional atau penerangan bertujuan untuk memberi informasi atau
18
penerangan kepada para pembaca. Tujuan pernyataan diri yaitu bertujuan
untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para
pembaca. Tujuan kreatif bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistik dan
nilai-nilai kesenian. Tujuan pemecahan masalah yaitu bertujuan untuk
memecahkan suatu masalah, menjelaskan, dan meneliti secara cermat
mengenai pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan
diterima oleh para pembaca.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa tujuan
menulis yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
penyelesaian tugas, meyakinkan pembaca, menyenangkan, memberikan
informasi, memperkenalkan diri, memecahkan suatu masalah, dan untuk
mengembangkan pikiran atau perasaan dalam bentuk tulisan sehingga dapat
dinikmati oleh orang lain atau pembaca.
c. Manfaat Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting
dan mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Sukirno (2013: 7)
menyatakan bahwa manfaat menulis kreatif adalah sebagai pemberi
informasi, hiburan, pengembangan imajinasi, dokumentasi, laporan,
pengungkapan tokoh dan penokohan, pengungkapan keruntutan berpikir,
penceritaan latar, penyaluran hobi, dan memperoleh penghasilan untuk hidup
layak. Menulis dapat membantu orang lain atau pembaca untuk mengetahui
informasi-informasi penting yang sedang terjadi. Dengan menulis, seseorang
19
juga akan lebih mudah dalam mengembangkan pola pikir dan dapat
memecahkan berbagai permasalahan.
Pendapat senada juga disampaikan oleh Tarigan (2008: 22) yang
menyatakan bahwa pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai
alat komunikasi yang tidak langsung, memudahkan pelajar dalam berpikir,
memudahkan manusia untuk merasakan dan menikmati hubungan-hubungan,
memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah yang
dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, dan membantu menjelaskan
pikiran-pikiran manusia. Menulis sangatlah bermanfaat terutama bagi siswa
karena dengan menulis siswa akan terlatih untuk mengembangkan pikiran-
pikiran atau gagasannya yang dapat dituangkan dalam bentuk tulisan.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa menulis
bermanfaat untuk menggali kemampuan atau potensi diri, melatih
mengembangkan berbagai gagasan, pengungkapan pikiran, pemberi
informasi, dan mampu berpikir kritis. Menulis mewajibkan untuk lebih
banyak menyerap, mencari, dan menguasai informasi. Selain itu, menulis
dapat meningkatkan daya tanggap seseorang sehingga dapat memecahkan
suatu masalah. Dengan menulis, seseorang juga dapat memperluas
pengetahuan dan wawasannya secara baik.
2. Hakikat Menulis Berita
Pada bagian ini disajikan mengenai pengertian berita, karakteristik
berita, unsur berita, cara menulis berita, dan jenis-jenis berita.
a. Pengertian Berita
20
Menurut Suhandang (2004: 103), berita adalah laporan atau
pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang
banyak. Peristiwa dalam berita merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi
sesuai kenyataan atau fakta. Berita yang dilaporkan biasanya bersifat aktual
dalam arti baru saja terjadi atau sedang hangat dibicarakan oleh orang
banyak. Segala peristiwa atau semua hal yang baru merupakan bahan
informasi yang dapat disampaikan kepada orang lain dalam bentuk berita.
Berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya
sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi
(Djuraid, 2006: 11). Faktor peristiwa atau keadaan menjadi pemicu utama
terjadinya sebuah berita. Peristiwa dan keadaan tersebut merupakan fakta atau
kondisi yang sesungguhnya terjadi, bukan rekaan atau fiksi penulisnya.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat dikemukakan bahwa berita
adalah suatu laporan atau pemberitahuan mengenai sebuah peristiwa dan
keadaan yang aktual, bersifat umum, dan menarik perhatian banyak orang.
Peristiwa atau pun keadaan yang dilaporkan merupakan peristiwa yang benar-
benar terjadi atau fakta. Dalam sebuah berita tidak ada unsur rekaan, ditulis
berdasarkan kejadian sesungguhnya untuk menjadi informasi yang dapat
disampaikan kepada orang lain.
b. Karakteristik Berita
Dalam melaporkan peristiwa yang akan dijadikan sebuah berita harus
mengedepankan fakta. Ada enam hal yang harus diperhatikan dalam
menuliskan sebuah fakta. Enam hal tersebut yang menjadi karakteristik dalam
21
sebuah berita, yang biasa disebut dengan 5W+1H. Dalam hal ini Djuraid
(2006: 85) menyatakan bahwa berita memiliki bagian yang sangat populer,
yaitu what, where, when, who, why, dan how.
What atau peristiwa apa yang terjadi merupakan faktor utama dalam
sebuah berita. Misalnya peristiwa kriminal, seperti perampokan, pencurian,
penipuan, pembunuhan, dan tindak kekerasan lainnya. Tidak hanya peristiwa,
tetapi juga keadaan seperti seorang tokoh yang berbicara mengenai suatu
masalah. Where atau tempat kejadian atau dalam istilah kriminal disebut
dengan TKP (Tempat Kejadian Perkara) yaitu tempat peristiwa atau keadaan.
When atau waktu sebuah peristiwa atau keadaan itu terjadi, seperti pagi,
siang, sore, atau malam. Who atau tokoh yang menjadi pemeran utama dalam
berita. Tokoh dalam berita adalah orang yang paling tahu dan berperan
penting dalam peristiwa yang terjadi. Why atau pertanyaan untuk menguak
mengapa sebuah peristiwa itu bisa terjadi. How atau pertanyaan untuk
mengetahui keadaan bagaimana sebuah peristiwa itu terjadi dan akibat apa
yang ditimbulkan.
c. Unsur Berita
Menurut Setiati (2005:18-19), suatu peristiwa yang patut diangkat
menjadi sebuah berita jika memang memiliki nilai berita. Unsur nilai berita
antara lain: (1) kebermaknaan, (2) besaran, (3) kebaruan, (4) kedekatan, dan
(5) kemasyhuran atau sisi manusiawi.
Kebermaknaan merupakan kejadian yang dapat mempengaruhi
kehidupan orang banyak atau pembaca. Contohnya kenaikan BBM dan biaya
22
pulsa telepon. Besaran diartikan sebagai kejadian menyangkut angka-angka
yang berarti bagi kehidupan orang banyak. Contohnya kasus korupsi triliunan
yang merugikan negara. Unsur kebaruan merupakan suatu kejadian
menyangkut peristiwa yang baru terjadi, sedangkan unsur kedekatan merupa-
kan suatu kejadian yang berada di dekat pembaca. Kedekatan itu bisa secara
geografis atau emosional. Contohnya peristiwa tabrakan mobil, kebakaran atau
pembunuhan. Kemasyhuran atau sisi manusiawi adalah suatu kejadian yang
memberi sentuhan rasa kepada para pembaca. Mengungkap peristiwa orang
terkenal, figur publik, atau masyarakat biasa dalam peristiwa luar biasa.
d. Cara Menulis Berita
Tidak mudah untuk membuat seseorang mahir dalam menulis. Dalam
menulis diperlukan latihan secara khusus agar tulisan yang dihasilkan dapat
bermanfaat bagi orang lain atau pembaca. Begitu pun dengan menulis sebuah
berita. Agar dapat menulis berita dengan baik harus memiliki ketekunan dan
rajin berlatih. Selain itu, kemahiran menulis berita juga dapat dimiliki apabila
rajin dalam membaca buku, majalah, surat kabar, dan bisa pula menyimak
sebuah berita di televisi atau radio.
Untuk menulis berita, harus dipilih peristiwa mana yang layak untuk
ditulis dan dijadikan sebuah berita. Kemudian, penulis mencari data atau
bahan dari peristiwa tersebut. Data atau bahan yang telah dimiliki ditulis
menjadi sebuah berita yang menarik dengan menggunakan gaya bahasa yang
sederhana. Kalimat-kalimat yang digunakan juga harus diperhatikan sehingga
ide berita yang akan disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca. Selain itu,
23
gunakanlah istilah-istilah atau ungkapan umum yang sering dipakai. Tulisan
yang dijadikan berita sebisa mungkin dapat memancing rasa ingin tahu bagi
para pembaca.
Menurut Setiati (2005: 26) untuk bisa menulis berita dengan baik,
harus memperhatikan beberapa poin-poin penting. Yang pertama, kenalilah
semua peristiwa yang akan dijadikan bahan dalam menulis berita sehingga
berita dapat ditulis dengan baik. Yang kedua, ketika menulis berita usahakan
melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa tulisan untuk
menyampaikan ide, pemikiran, dan informasi kepada pembaca. Yang ketiga,
data atau bahan yang dikumpulkan harus berdasarkan fakta. Dalam penulisan
berita, kejelasan fakta merupakan kunci penulisan berita yang baik. Agar
pembaca dapat memahami isi berita tersebut, gunakanlah bahasa yang mudah
dipahami, sederhana, tidak bertele-tele, kalimat pendek, dan hindari anak
kalimat. Yang keempat, dalam menulis berita dibutuhkan keahlian khusus,
latihan, kejelian dalam menganalisa peristiwa, wawasan, dan kesabaran untuk
mencoba menulis berita yang menarik perhatian pembaca.
e. Jenis-jenis Berita
Berita terbagi menjadi beberapa macam jenis. Setiati (2005: 31-32)
menyatakan bahwa berita dibagi menjadi tiga jenis yang masing-masing
memiliki karakter tersendiri, yaitu (1) berita langsung, (2) berita ringan, dan
(3) berita kisah.
Berita langsung digunakan untuk menyampaikan kejadian penting
yang secepatnya diketahui pembaca. Aktualitas merupakan unsur yang
24
penting dari berita langsung. Kejadian yang sudah lama terjadi tidak bernilai
untuk berita langsung. Aktualisasi bukan hanya menyangkut waktu, tetapi
juga sesuatu yang baru diketahui atau ditemukan, misalnya cara baru, ide
baru, penemuan baru, dan lain-lain. Berita ringan tidak mengutamakan unsur
penting yang hendak diberitakan, tetapi mengenai sesuatu yang menarik.
Berita ini biasa diambil dari “sisi lain” suatu kejadian penting. Berita ringan
cocok dimuat di majalah karena tidak terikat unsur aktualitas. Biasanya berita
ringan dapat menyentuh perhatian dan emosi pembaca. Berita kisah adalah
tulisan tentang kejadian yang dapat menyentuh perasaan atau menambah
pengetahuan pembaca lewat penjelasan lengkap dan mendalam. Nilainya
ditekankan pada unsur manusiawi, sekaligus dapat menambah pengetahuan
pembaca.
Selain pendapat tersebut, Djuraid (2006: 54) juga mengemukakan
bahwa berdasarkan sifat kejadiannya, berita dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu berita terjadwal dan berita insidentil. Berita terjadwal yakni berita-berita
yang sudah dijadwalkan pada waktu tertentu, seperti pertandingan kompetisi
sepak bola Liga Indonesia yang jadwalnya sudah ditentukan. Berita insidentil
yakni berita-berita yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sama sekali,
seperti berita kriminal, bencana alam, dan kecelakaan lalu lintas yang tidak
bisa diprediksi sebelumnya.
3. Media Pembelajaran
Pada bagian ini disajikan mengenai pengertian media pembelajaran,
manfaat media pembelajaran, dan klasifikasi media pembelajaran.
25
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2014: 3), media adalah alat yang menyampaikan
atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Heinich (dalam Arsyad, 2014:
3) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar
informasi antara sumber dan penerima. Perantara yang dapat mengantarkan
informasi dapat berupa media komunikasi, seperti televisi, film, foto, radio,
rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan
sejenisnya. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka
media itu dapat disebut sebagai media pembelajaran.
Pendapat lain dikemukakan oleh Tambunan (1998: 9) yang
menjelaskan bahwa media adalah segala alat yang berfungsi sebagai
penghubung antara seorang manusia dengan manusia lainnya. Alat
penghubung itu boleh berupa tulisan, gambar, suara atau bunyi, dan
termasuklah di sana surat kabar, buku, film, radio, dan televisi. Banyak media
yang dapat digunakan sebagai alat untuk membantu siswa dalam proses
belajar. Media juga merupakan perantara yang dapat memberi informasi,
menghibur, dan untuk mempengaruhi cara berpikir siswa.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat dikemukakan bahwa media
pembelajaran merupakan sebuah perantara atau alat yang digunakan guru
untuk merangsang pikiran, perasaan, dan minat siswa dalam proses belajar
mengajar sehingga siswa dapat menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat
26
kepada para pembaca. Alat yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran antara lain: buku, surat kabar, film, radio, televisi, gambar,
rekaman audio, dan sejenisnya.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar siswa
mempunyai beberapa manfaat. Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28)
menjelaskan bahwa manfaat media pembelajaran yaitu untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih menarik, bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya, pembelajaran akan lebih bervariasi, dan siswa dapat lebih banyak
melakukan kegiatan belajar. Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik
memang dibutuhkan media sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Dengan menggunakan media, bahan pembelajaran pun akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa.
Melalui sebuah media, siswa akan lebih menguasai materi dan lebih
mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, pembelajaran akan
lebih bervariasi sehingga siswa tidak cepat merasa bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar
sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru saja, tetapi juga melakukan
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-
lain. Dengan melakukan banyak kegiatan, dapat membangkitkan minat dan
keinginan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Klasifikasi Media Pembelajaran
27
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar siswa
memiliki berbagai macam jenis, salah satunya yaitu media cetakan (Arsyad,
2014: 39). Media cetakan merupakan bahan-bahan yang disiapkan di atas
kertas untuk pengajaran dan informasi. Media cetakan ini memiliki beberapa
keunggulan, yaitu:
1) siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing.
Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
memenuhi kebutuhan siswa baik yang cepat maupun yang lamban
membaca dan memahami;
2) siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis;
3) perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak dapat menambah daya
tarik dam memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua
format, yaitu verbal dan visual;
4) meskipun isi informasi media cetak harus diperbarui, tetapi materi tersebut
dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah;
5) media cetakan dapat membawa hasil yang baik, jika tujuan pembelajaran
itu bersifat kognitif, misalnya belajar tentang fakta dan keterampilan.
Media cetak juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu (1) sulit
menampilkan gerak dalam halaman media cetakan; (2) biaya percetakan akan
mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi, gambar, atau foto yang berwarna;
(3) perbagian unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan dapat membosankan
28
siswa; dan (4) jika tidak dirawat dengan baik, media cetak cepat rusak atau
hilang.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada tajuk rencana
sebagai media pembelajaran. Tajuk rencana termasuk dalam jenis media
cetak karena berbentuk teks. Tajuk rencana merupakan salah satu artikel yang
terdapat dalam media cetak yang berupa surat kabar atau koran.
4. Tajuk Rencana
Setiap halaman surat kabar umumnya memuat laporan dan rekaman
peristiwa-peristiwa yang terjadi, ide-ide, dan opini yang sedang berkembang.
Laporan dan rekaman yang dimaksud dapat disebut sebagai berita. Selain itu,
ada satu atau beberapa halaman yang disediakan khusus untuk menyajikan
sebuah karangan yang mengemukakan ide, pemikiran, opini, dan tanggapan
surat kabar yang bersangkutan terhadap berita yang pernah atau sedang
dimuatnya. Dalam hal ini, pemuatan berita dan opini selalu bergandengan
atau bersamaan waktunya.
Berdasarkan hal tersebut, maka surat kabar, radio, atau televisi selalu
menyuguhkan jawabannya bersamaan dengan pemuatan atau penyiaran
beritanya dalam bentuk karangan atau tuturan yang mengemukakan ide,
pemikiran, dan opininya. Bahkan biasanya dikembangkan dengan
mengajukan saran-saran atas jalan pemecahan permasalahannya. Karangan
atau tuturan yang dimaksud lazim disebut tajuk rencana atau editorial
(Suhandang, 2004: 151). Secara harafiah tajuk rencana diartikan sebagai
karangan utama di dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya. Editorial atau
29
tajuk rencana merupakan sebuah karangan dalam majalah atau surat kabar
yang mengomentari masalah yang aktual atau yang menyajikan
kebijaksanaan suatu pemberitaan.
Surat kabar dapat berfungsi sebagai sumber bahan pelajaran di
sekolah. Tajuk rencana merupakan salah satu bagian dalam sebuah surat
kabar atau koran. Tajuk rencana dapat diartikan sebagai berita umum yang
mencerminkan pandangan media tersebut mengenai suatu masalah atau
peristiwa penting dalam pers. Berita yang disajikan dalam tajuk rencana
biasanya bersifat aktual atau baru saja terjadi.
5. Tajuk Rencana sebagai Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran
yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Pemanfaatan media merupakan bagian yang harus mendapat perhatian dari
guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Pada kenyataannya, media
pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain
terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar dan sulit mencari
media yang tepat. Hal tersebut sebenarnya tidak akan terjadi jika setiap guru
mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai media pembelajaran.
Pengadaan media tidak memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak.
Benda-benda yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dalam hal ini kreativitas guru
sangat dibutuhkan untuk memilih media yang tepat bagi siswa. Oleh karena
itu, guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar
30
dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar.
Media massa khususnya surat kabar atau koran diakui secara luas
sebagai faktor yang mempunyai penguasa pasar dalam penyebaran informasi
yang dapat mempengaruhi alam pikiran, tingkah laku, dan sikap pembaca
dalam suatu proses perubahan. Sugiarto (2014: 22) menjelaskan bahwa buku,
majalah, koran, buletin, selebaran, dan sebagainya juga bisa dijadikan sumber
bahan tulisan. Sebagai sarana komunikasi, surat kabar atau koran merupakan
media yang efektif untuk menyampaikan pesan karena surat kabar selalu
menyajikan beragam jenis berita dan informasi aktual lainnya. Selain itu,
surat kabar juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam kegiatan
belajar di sekolah. Semakin jelas bahwa penggunaan sumber bacaan sebagai
bahan penulisan sangatlah penting. Kemampuan menulis seseorang dapat
ditentukan dari kepandaiannya dalam mengolah bahan penulisan.
Tajuk rencana merupakan bagian dari media cetak berupa surat kabar
yang tidak asing lagi baik bagi siswa maupun bagi guru. Dalam pembelajaran
menulis terutama menulis berita, tajuk rencana memungkinkan untuk
digunakan sebagai media pembelajaran. Dalam kegiatan menulis di sekolah,
media tajuk rencana dapat digunakan sebagai instrumen pembelajaran. Media
tajuk rencana dalam pembelajaran mempunyai manfaat, yaitu dapat
membantu siswa menemukan topik, mengembangkan fakta yang diketahui.
Dalam hal ini media tajuk rencana berfungsi sebagai stimulus bagi siswa
dalam menyusun teks berita.
31
Setiap media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dari media tajuk
rencana yaitu dapat membantu siswa yang kesulitan dalam mengumpulkan
bahan tulisan, siswa menjadi lebih mudah dalam menemukan pokok-pokok
penting dalam berita, dan siswa lebih mudah dalam mengembangkan fakta
yang telah diketahui dari tajuk rencana. Kekurangan media tajuk rencana
yaitu siswa akan cenderung menjiplak jika guru tidak menerapkan teknik
yang efektif untuk mengajarkan menulis berita dengan media tajuk rencana
ini. Pembelajaran ini dituntut ada kegiatan membaca sehingga siswa merasa
tidak bosan. Agar tujuan penggunaan media tajuk rencana dapat tercapai,
tajuk rencana harus memenuhi syarat-syarat antara lain pemilihan tajuk
rencana harus menyesuaikan karakteristik siswa, topik tajuk rencana dipilih
yang aktual, dan dari segi bahasa tidak banyak kosakata yang sulit dimengerti
siswa. Jadi, penggunaan media tajuk rencana dalam pembelajaran menulis
berita diharapkan memberi kontribusi pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Bahan yang digunakan untuk pembalajaran ini adalah tajuk rencana
yang diambil dari Surat Kabar Harian Kompas. Alasan pemilihan Surat Kabar
Harian Kompas sebagai instrumen pembelajaran karena jika dilihat dari segi
ekonomi, harga surat kabar tersebut tergolong murah yakni empat ribu tiap
bendelnya. Jika dilihat dari aksesibilitasnya, Surat Kabar Harian Kompas
banyak terdapat di sekolah-sekolah, perkantoran, rumah pribadi, dan banyak
terpampang di papan baca di desa-desa. Jika dilihat dari segi sisinya, Surat
Kabar Harian Kompas menyajikan berita lokal, nasional, bahkan
32
internasional. Jika dilihat dari segi bahasa, tajuk rencana yang terdapat pada
Surat Kabar Harian Kompas menggunakan bahasa yang tidak terlalu sulit
dipahami oleh siswa. Tajuk rencana yang merupakan bagian dari media cetak
atau surat kabar ini digunakan untuk mengetahui bagaimana peningkatan
keterampilan menulis berita pada siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen.
6. Pembelajaran Menulis Berita dengan Media Tajuk Rencana
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP mata
pelajaran bahasa Indonesia, Standar Kompetensi menulis pada kelas VIII
adalah mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita,
slogan/poster. Salah satu Kompetensi Dasar yang hendak dicapai dari Standar
Kompetensi tersebut adalah menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas.
Materi pembelajaran menulis teks berita meliputi pengertian berita dan pokok-
pokok dalam teks berita. Tujuan pembelajaran menulis teks berita berdasarkan
indikator yaitu (a) siswa mampu menemukan topik yang dapat dikembangkan
menjadi teks berita, (b) siswa mampu menyusun pokok-pokok berita, (c) siswa
mampu mengembangkan pokok-pokok berita menjadi teks berita yang singkat,
padat, dan jelas. Berdasarkan hal tersebut, siswa dituntut untuk dapat menulis
teks berita yang dapat diperoleh melalui media tajuk rencana.
Strategi pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana
meliputi tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir. Langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a. kegiatan awal dimulai dengan guru menjelaskan tujuan dan materi
pembelajaran;
33
b. pada saat kegiatan inti, guru menerapkan media tajuk rencana dalam
pembelajaran menulis teks berita. Guru membagikan tajuk rencana
kepada semua siswa;
c. siswa membaca dan mengamati tajuk rencana untuk menemukan topik
yang terdapat dalam tajuk rencana tersebut;
d. setelah siswa menemukan topik, guru berupaya untuk memandu siswa
agar dapat menemukan pokok-pokok penting yang terdapat dalam tajuk
rencana. Pokok-pokok penting tersebut berkaitan dengan pokok-pokok
penting dalam sebuah berita, yaitu 5W+1H (what, where, when, who,
why, how);
e. siswa merangkai dan mengembangkan pokok-pokok penting tersebut
menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas;
f. pada kegiatan akhir, guru dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Penilaian yang digunakan dalam Kompetensi Dasar ini adalah tes dan
nontes. Tes dilakukan dengan memberikan tugas individual kepada siswa.
Siswa diberi tugas untuk menulis teks berita setelah menemukan pokok-
pokok penting dalam tajuk rencana. Aspek yang dinilai meliputi pemahaman
isi teks, ketepatan struktur kalimat, tata bahasa, ejaan dan tata tulis. Masing-
masing aspek diberi bobot berdasarkan pentingnya komponen-komponen
tersebut. Penilaian nontes dilakukan dengan mengisi lembar pedoman
pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran. Aspek yang
diamati meliputi kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, perhatian
34
siswa terhadap pembelajaran, respon siswa terhadap media pembelajaran,
sikap siswa saat pembelajaran, dan keaktifan siswa saat pembelajaran.
Dalam pembelajaran menulis terdapat faktor-faktor yang menghambat
siswa dalam membuat tulisan. Faktor-faktor tersebut harus dicarikan solusi
agar pembelajaran menulis dapat menyenangkan dan mudah untuk dipahami.
Masing-masing siswa tentunya memiliki penghambat yang berbeda-beda.
Namun, secara umum ada dua faktor yang menjadi penghambat dalam
kegiatan menulis, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah
faktor penghambat yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal yang
menghambat keterampilan siswa dalam melakukan kegiatan menulis yaitu (a)
siswa merasa kurang tertarik dengan kegiatan menulis, (b) siswa belum
mempunyai kebiasaan untuk melakukan kegiatan membaca buku atau sumber
bacaan lain sehingga siswa kesulitan dalam menentukan topik. Siswa yang
banyak membaca pada umumnya akan banyak mempunyai ide yang dapat
dituangkan menjadi bahan tulisan.
Faktor eksternal adalah faktor penghambat yang berasal dari luar diri
siswa. Faktor tersebut dapat timbul dari guru atau lingkungan sekitar. Guru
sangat berperan dalam proses belajar mengajar. Roestiyah (2001: 1-2)
menjelaskan bahwa guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar
secara efektif dan efisien. Salah satu strategi dalam pembelajaran tersebut
ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau metode mengajar. Metode
digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan
pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah. Selain itu, ada pula yang
35
menekankan guru untuk menggunakan media hasil teknologi modern, seperti
televisi, radio kasset, video-tape, film, head-projektor, mesin belajar, dan lain-
lain.
Dalam pembelajaran guru masih kesulitan dalam memilih strategi
yang sesuai. Guru hanya menggunakan metode ceramah lalu penugasan. Hal
tersebut yang membuat siswa menjadi kurang aktif dan mengalami kesulitan
dalam menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Guru harus jeli dalam memilih
media yang efektif digunakan dalam pembelajaran menulis. Faktor-faktor
penghambat dalam pembelajaran menulis tersebut harus diketahui dan
dicarikan solusi bersama agar kegiatan menulis di sekolah tidak lagi menjadi
kegiatan yang memberatkan baik bagi siswa maupun guru yang mengajar.
Penggunaan media tajuk rencana ini diharapkan dapat membantu siswa dalam
menulis berita sehingga Kompetensi Dasar dapat tercapai secara maksimal.
C. Kerangka Berpikir
Menulis teks berita merupakan salah satu kompetensi dasar yang
harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan menulis
teks berita pada siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen tahun pelajaran
2015/2016 menunjukkan bahwa secara klasikal hasilnya hanya mencapai
rata-rata dan belum memuaskan. Siswa belum mampu memiliki dan
menguasai keterampilan menulis karena setiap diberi tugas siswa masih
mengalami kesulitan dalam menentukan topik serta pokok-pokok penting
dalam sebuah teks berita.
36
Berdasarkan pengamatan sementara dan kegiatan prasurvei,
ketidakberhasilan pembelajaran menulis disebabkan karena rendahnya minat
siswa terhadap pembelajaran menulis berita. Proses pembelajaran juga
bersifat monoton sehingga siswa cepat merasa bosan. Guru hanya
menjelaskan secara garis besarnya saja mengenai menulis berita. Setelah itu,
guru memberikan contoh lalu memberikan tugas kepada siswa. Pemanfaatan
media dalam pembelajaran juga belum diterapkan oleh guru. Oleh karena itu,
perlu adanya media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa,
sebagai alat untuk membantu proses belajar mengajar agar lebih mudah
dipahami.
Media yang digunakan dalam pembelajaran menulis berita ini adalah
media tajuk rencana. Dengan media tajuk rencana, siswa akan memperoleh
ide-ide yang dapat dikembangkan menjadi sebuah teks berita. Dengan
demikian, penggunaan media tajuk rencana diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan menulis berita pada siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen.
Pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana ini dilakukan
melalui dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus I dimulai dari tahap
perencanaan berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang
dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Pada tahap pelaksanaan,
tindakan yang dilakukan yaitu sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Tindakan yang dilakukan adalah melakukan pembelajaran menulis berita
dengan media tajuk rencana. Tahap pengamatan dilakukan ketika proses
37
pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dalam pembelajaran
kemudian direfleksikan. Kelebihan yang diperoleh dalam siklus I
dipertahankan, sedangkan kelemahan yang ada dicarikan solusi dalam siklus
II dengan cara memperbaiki perencanaan siklus II. Setelah perencanaan pada
siklus ke II diperbaiki, pada tahap berikutnya pelaksanaan dan pengamatan
dilakukan sama dengan siklus I. Hasil yang diperoleh pada tahap pelaksanaan
dan pengamatan pada siklus II kemudian direfleksi untuk menentukan
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam proses pembelajaran. Hasil tes
siklus I dan II kemudian dibandingkan dalam hal pencapaian nilai. Hal ini
digunakan untuk mengetahui peningkatan menulis berita melalui media tajuk
rencana.
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013: 96), hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Hipotesis
merupakan dugaan yang belum diketahui kebenarannya secara relevan
sehingga perlu diuji atau dibuktikan kebenarannya secara empiris.
Pada hakikatnya hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu
masalah. Sebagai jawaban sementara atau dugaan, sudah pasti jawaban
tersebut belum tentu benar. Oleh karena itu, perlu dibuktikan atau diuji
kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu (1) peneliti menerapkan
metode ceramah menggunakan media tajuk rencana pada siswa kelas VIII
38
SMP PGRI Bagelen tahun pelajaran 2015/2016 agar siswa dapat
mendeskripsikan tajuk rencana tersebut, (2) terjadi perubahan perilaku siswa
kelas VIII SMP PGRI Bagelen tahun pelajaran 2015/2016 setelah diadakan
pembelajaran menggunakan media tajuk rencana ke arah yang positif, dan (3)
terjadi peningkatan keterampilan menulis berita pada siswa kelas VIII SMP
PGRI Bagelen tahun pelajaran 2015/2016 setelah diadakan pembelajaran
menggunakan media tajuk rencana,
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dibahas metode penelitian yang meliputi desain penelitian,
subjek penelitian, prosedur penelitian, tahap pengumpulan data, teknik analisis
data, teknik penyajian hasil analisis, teknik keabsahan data, dan indikator
keberhasilan tindakan.
A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas atau PTK.
Arikunto (2012: 3) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan
oleh siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus, yaitu
siklus I dan siklus II. Siklus I bertujuan untuk mengetahui keterampilan siswa
dalam menulis berita. Siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis berita. Menurut Arikunto (2012: 16)
secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian
tindakan kelas (setiap siklus), yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi. Berikut model penelitian tindakan:
39
40
Gambar 1. Desain Model Penelitian Tindakan Kelas
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 21
siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian
ini dilaksanakan di SMP PGRI Bagelen yang berlokasi di desa Krendetan,
Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo. Alasan dipilihnya sekolah
tersebut sebagai tempat penelitian karena berdasarkan observasi yang
dilakukan, minat siswa dalam pembelajaran menulis berita masih kurang dan
siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis berita. Guru mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas VIII juga menyatakan bahwa di sekolah ini belum
pernah menerapkan media tajuk rencana sebagai upaya dalam peningkatan
keterampilan menulis berita. Oleh karena itu, sekolah tersebut memungkinkan
untuk menjadi tempat penelitian.
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Pengamatan
SIKLUS II
Perencanaan
Refleksi
?
41
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2015/2016
selama dua minggu. Subjek diteliti dalam pembelajaran menulis berita sebelum
menggunakan media tajuk rencana dan sesudah menggunakan media tajuk
rencana. Selain itu, subjek juga diminta untuk memberi tanggapannya setelah
mengikuti pembelajaran dengan media tajuk rencana. Tanggapan tersebut
dilakukan dengan mengisi angket yang telah disiapkan oleh peneliti.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan penelitian dari awal
hingga akhir. Alur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas
IDE AWAL
Studi Pendahuluan
1. Wawancara dengan guru
2. Tes awal
3. Pengamatan pembelajaran
4. Pengisian angket
Penetapan tajuk rencana
sebagai media
pembelajaran menulis
teks berita.
Persiapan Penelitian
1. Menyiapkan tajuk
rencana yang akan dijadi-
kan media pembelajaran
2. Penyusunan format
pengamatan untuk siswa
3. Penyusunan angket untuk
siswa
Pelaksanaan tindakan siklus I
1. Perencanaan pembelajaran
2. Pelaksanaan pembelajaran
3. Pengamatan pembelajaran
4. Refleksi siklus I
Berhasil
Simpulan
Belum
Pelaksanaan tindakan siklus II
1. Perencanaan pembelajaran
2. Pelaksanaan pembelajaran
3. Pengamatan pembelajaran
4. Refleksi siklus II
Berhasil
Pengumpulan Data
1. Penetapan instrumen
pengumpulan data
2. Penetapan teknik
pengumpulan data
Analisis Data
1. Klasifikasi Data
2. Penyajian Data
3. Penyimpulan
Pengecekan
Keabsahan Data
Triangulasi
42
Tahap-tahap alur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Studi Pendahuluan
Dalam tahap ini, dilakukan observasi awal melalui wawancara dengan
guru bahasa Indonesia. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tingkat
keterampilan siswa dalam menulis. Berdasarkan wawancara tersebut, peneliti
memperoleh keterangan bahwa keterampilan menulis siswa kelas VIII adalah
yang paling rendah dibandingkan dengan kelas lainnya. Guru dan peneliti
sepakat bahwa kelas VIII yang dijadikan sumber pengambilan data.
Untuk mengetahui pengetahuan awal dan keterampilan siswa dalam
menulis berita, dilakukan pengisian angket, pengamatan kelas, dan tes awal.
Pengisian angket dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai
pembelajaran menulis berita. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui
aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan lembar
pedoman pengamatan. Kemudian, tes awal dilakukan untuk mengetahui
keterampilan siswa dalam menulis berita. Tes awal ini dilakukan melalui
pembelajaran menulis berita tanpa menggunakan media, yaitu hanya
menggunakan metode ceramah. Setelah dilakukan pembelajaran dengan
metode ceramah, siswa mendapat tugas untuk menulis berita dengan tema
bebas.
2. Penetapan Tajuk Rencana sebagai Media Pembelajaran
Setelah dilakukan tes awal, guru dan peneliti dapat menganalisis hasil
tulisan siswa untuk menemukan kekurangan-kekurangannya. Kekurangan
tersebut dapat diperbaiki pada tahap selanjutnya, yaitu siklus I dan siklus II.
43
Peneliti mengusulkan kepada guru untuk menggunakan tajuk rencana sebagai
media pembelajaran. Kemudian, guru dan peneliti menetapkan tajuk rencana
sebagai media pembelajaran dalam menulis berita.
Untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II, terlebih
dahulu peneliti menyiapkan tajuk rencana yang akan dijadikan media
pembelajaran dalam menulis berita. Peneliti juga menyusun format
pengamatan terhadap aktivitas siswa. Lembar pengamatan ini yang akan
digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Selain itu, peneliti juga melakukan penyusunan angket untuk
siswa. Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa setelah
dilakukan pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana.
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Prosedur penelitian tindakan kelas pada siklus I ini dilakukan melalui
empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Berikut dijelaskan tahapan yang dilakukan dalam penelitian.
a. Perencanaan Pembelajaran
Tahap perencanaan ini dilakukan mulai dari awal sampai akhir
penelitian sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
tahapan perencanaan ini dilakukan persiapan pembelajaran menulis berita.
Permasalahan yang ditemukan pada saat tindakan awal akan diperbaiki pada
siklus I dengan memberikan materi berita secara lebih lengkap. Adapun
perencanaan yang dilakukan sebagai berikut:
44
1) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan menulis berita dengan
media tajuk rencana;
2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I;
3) menyiapkan materi tentang berita;
4) menyiapkan instrumen pembelajaran yang akan digunakan, yaitu
fotokopi tajuk rencana dengan judul Air dan Muka Tanah Jakarta terbitan
hari Senen, 21 Maret 2016 sebanyak 21 lembar;
5) menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan aktivitas
siswa di kelas, angket, dan kamera.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada siklus I ini, tahap pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun. Pembelajaran yang dilakukan adalah menulis
teks berita secara singkat, padat, dan jelas dengan menggunakan media tajuk
rencana. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti ialah menyampaikan
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Selanjutnya,
peneliti memberikan materi mengenai materi berita. Siswa menerima teks
tajuk rencana yang berjudul “Air dan Muka Tanah Jakarta”. Siswa melalukan
kegiatan membaca dan berusaha menemukan topik. Setelah itu, siswa
menuliskan pokok-pokok penting yang terdapat dalam tajuk rencana. Pokok-
pokok penting yang ditulis berkaitan dengan pokok-pokok yang terdapat
dalam sebuah berita, yaitu 5W+1H. Setelah itu, siswa merangkai pokok-
pokok penting tersebut menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas.
Kegiatan akhir pada siklus I ini dilakukan dengan pengisian angket refleksi
45
dan tanggapan yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa setelah
dilakukan pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana.
c. Pengamatan Pembelajaran
Pengamatan yang dilakukan ialah pengamatan terhadap proses
pembelajaran dan pengamatan terhadap produk pembelajaran (tulisan dalam
bentuk teks berita). Pengamatan terhadap proses pembelajaran pada penelitian
ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar pedoman
pengamatan dalam proses pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan adalah
pengamatan terhadap aktivitas siswa. Aspek yang diamati pada siswa dalam
pembelajaran, yaitu kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, perhatian
siswa terhadap pembelajaran, respon siswa terhadap media pembelajaran,
sikap siswa saat pembelajaran, dan keaktifan siswa saat pembelajaran.
Pengamatan terhadap produk pembelajaran (tulisan dalam bentuk teks berita)
dilakukan oleh peneliti menggunakan pedoman penilaian yang biasa
digunakan guru dalam menilai tulisan siswa. Pedoman tersebut diperinci lagi
seperti model rubrik penilaian mengarang dengan tema tertentu dari
Nurgiyantoro (2012: 439-440).
d. Refleksi
Setelah dilakukan tindakan menulis berita dengan media tajuk
rencana, peneliti mengumpulkan semua informasi yang diperoleh dari hasil
tes dan hasil nontes yang berupa lembar pengamatan, angket, dan
dokumentasi foto. Setelah dikumpulkan, data dievaluasi dan dikaji untuk
mendapatkan hasil keterampilan siswa. Dari hasil tersebut, kemudian
46
dianalisis kesulitan-kesulitan siswa untuk dijadikan acuan pada perbaikan
siklus selanjutnya.
4. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Prosedur pelaksanaan tindakan siklus II merupakan usaha peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis berita dan untuk mengetahui aktivitas
siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil dari siklus I dijadikan
dasar perencanaan dalam siklus II. Pembelajaran siklus II diharapkan lebih
baik dari pada hasil pembelajaran pada siklus I. Prosedur pada siklus II juga
dilakukan dengan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.
a. Perencanaan Pembelajaran
Pada perencanaan siklus II ini, peneliti menyiapkan hal-hal yang akan
dilakukan, yaitu:
1) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan menulis teks berita dengan
media tajuk rencana;
2) menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II;
3) menyiapkan materi tentang berita;
4) menyiapkan instrumen pembelajaran yang akan digunakan, yaitu fotokopi
tajuk rencana dengan judul Pertumbuhan Ekonomi Tinggi terbitan hari
Jumat, 18 Maret 2016 sebanyak 21 lembar;
5) menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan aktivitas
siswa di kelas, angket, dan kamera.
47
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada dasarnya tindakan yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan
siklus I. Namun, judul teks tajuk rencana yang digunakan dalam
pembelajaran menulis berita pada siklus II ini berbeda dengan judul teks tajuk
rencana yang digunakan pada siklus I. Kegiatan awal yang dilakukan pada
siklus II ini ialah peneliti menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran. Kemudian, peneliti memberikan apresiasi mengenai tugas
menulis berita yang dilakukan pada siklus I.
Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan kembali mengenai materi
berita. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang materi
yang sedang diajarkan. Setelah itu, peneliti membagikan teks tajuk rencana
dan menugaskan siswa untuk menulis berita secara singkat, padat, dan jelas.
Siswa melakukan kegiatan membaca dan mengamati tajuk rencana untuk
menemukan topik. Dengan dipandu peneliti, siswa menemukan dan
menuliskan pokok-pokok penting yang terdapat dalam tajuk rencana. Pokok-
pokok penting yang ditulis berkaitan dengan pokok-pokok yang terdapat
dalam sebuah berita, yaitu 5W+1H. Siswa merangkai pokok-pokok penting
tersebut menjadi sebuah teks berita yang singkat, padat, dan jelas.
Pada kegiatan akhir, peneliti dan siswa membuat kesimpulan
mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya, siswa menerima
angket refleksi yang telah disiapkan oleh peneliti. Siswa melakukan pengisian
angket refleksi tersebut dan memberi tanggapan terhadap pembelajaran
menulis berita dengan media tajuk rencana yang telah dilakukan.
48
c. Pengamatan Pembelajaran
Pengamatan yang dilakukan pada siklus II ini masih sama seperti
siklus I, yaitu pengamatan terhadap proses pembelajaran dan pengamatan
terhadap produk pembelajaran. Pengamatan terhadap proses pembelajaran
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati aktivitas siswa pada saat
pembelajaran melalui lembar pedoman pengamatan. Aspek yang diamati
dalam proses pembelajaran masih sama dengan siklus I, yaitu kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, perhatian siswa terhadap pembelajaran,
respon siswa terhadap media pembelajaran, sikap siswa saat pembelajaran,
dan keaktifan siswa saat pembelajaran. Pengamatan terhadap produk
pembelajaran dilakukan oleh peneliti menggunakan pedoman penilaian yang
biasa digunakan guru dalam menilai tulisan siswa. Pedoman tersebut
diperinci lagi seperti model rubrik penilaian mengarang dengan tema tertentu
dari Nurgiyantoro (2012: 439-440).
d. Refleksi
Kegiatan refleksi pada siklus II pada hakikatnya sama dengan refleksi
pada siklus I. Refleksi dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang
diperoleh, yaitu berupa hasil tes keterampilan menulis teks berita secara
singkat, padat, dan jelas dengan menggunakan media tajuk rencana dan hasil
nontes yang berupa lembar pengamatan, angket, dan dokumentasi foto. Data
yang telah diperoleh kemudian dikaji dan dievaluasi agar memperoleh hasil
simpulan mengenai keterampilan menulis teks berita secara singkat, padat,
dan jelas dengan menggunakan media tajuk rencana.
49
D. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data ini meliputi teknik pengumpulan data dan
instrumen pengumpulan data. Penjelasan mengenai kedua hal tersebut
dipaparkan di bawah ini.
1. Teknik Pengumpulan Data
Salah satu kegiatan yang penting dalam sebuah penelitian yaitu tahap
pengumpulan data. Data tersebut digunakan untuk menggambarkan
perubahan yang terjadi baik untuk aktivitas siswa maupun untuk mengukur
keterampilan siswa dalam menulis berita. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu teknik tes dan nontes.
a. Teknik Tes
Tes dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis, yaitu berupa
penugasan menulis teks berita. Penugasan menulis teks berita dilakukan
untuk mendapatkan data hasil tulisan dari siswa. Data tersebut digunakan
sebagai bahan penilaian produk pembelajaran. Tes yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu tes kemampuan awal (prasiklus) dan pemberian tugas
menulis berita. Tes kemampuan awal dilakukan untuk mengukur pengetahuan
awal dan keterampilan siswa dalam menulis berita sebelum dilakukan
tindakan. Tes menulis berita dilakukan untuk mengetahui keterampilan siswa
dalam menulis setelah dilakukan tindakan.
b. Teknik Nontes
Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan,
angket, dan dokumentasi foto.
50
1) Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman
pengamatan. Pedoman pengamatan digunakan untuk mengetahui perilaku-
perilaku belajar siswa dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan permasalahan yang
terjadi dan mengumpulkan data tentang aktivitas siswa di dalam kelas selama
pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana. Lembar
pengamatan ini nantinya digunakan sebagai pedoman penilaian proses
pembelajaran pada setiap siklusnya.
2) Kuisioner (angket)
Menurut Nurgiyantoro (2012: 91), angket merupakan serangkaian
(daftar) pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada peserta didik mengenai
masalah-masalah tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari
peserta didik tersebut. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui pengetahuan awal dan keterampilan siswa serta pembelajaran
dalam menulis berita. Selain itu, angket juga digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap penelitian yang dilakukan serta refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto digunakan sebagai pelengkap untuk menganalisis
data. Foto-foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
51
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data ini meliputi instrumen tes dan instrumen
nontes.
a. Instrumen Tes
Menurut Nurgiyantoro (2012: 105), tes adalah salah satu bentuk
pengukuran dan tes “hanyalah” merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan informasi (kompetensi, pengetahuan, keterampilan) tentang
peserta didik. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan
awal (prasiklus) dan pemberian tugas menulis berita. Tes menulis berita
digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan siswa dalam menulis berita.
Hasil tulisan dari siswa kemudian dianalisis.
Skor maksimal yang diperoleh dari hasil pembelajaran keterampilan
menulis berita dengan media tajuk rencana yaitu 100. Instrumen yang
digunakan berupa rubrik penilaian menulis berita, kriteria penilaian menulis
berita, dan kategori penilaian.
Tabel 1
Skor Penilaian Keterampilan Menulis Berita
No. Aspek/ Kategori Penilaian Skor Maksimal
1. Pemahaman isi berita 35
2. Ketepatan struktur kalimat 25
3. Tata bahasa 20
4. Ejaan dan tata tulis 20
Jumlah 100
Berdasarkan aspek-aspek penilaian tersebut, kemudian diuraikan
menjadi beberapa kriteria penilaian. Berikut dijelaskan kriteria penilaian
untuk setiap aspek.
52
Tabel 2
Kriteria Penilaian Menulis Berita
No. Aspek Penilaian Skor Kategori
1. Pemahaman isi berita
a. Isi atau pokok-pokok berita tidak ada
atau sedikit unsur yang benar.
b. Isi atau pokok-pokok berita jumlah
unsur benar dan salah kurang lebih
seimbang.
c. Isi atau pokok-pokok berita banyak
yang benar dan sedikit kesalahan.
d. Isi atau pokok-pokok berita baik
sekali, tepat, tanpa atau hampir tanpa
kesalahan.
13-18
19-24
25-30
31-35
Kurang
Cukup
Baik
Sangat
Baik
2. Ketepatan struktur kalimat
a. Sedikit atau tidak ada ketepatan
dalam struktur kalimat.
b. Struktur kalimat yang benar dan salah
seimbang.
c. Struktur kalimat banyak yang benar
dan sedikit kesalahan.
d. Struktur kalimat sangat tepat dan
hampir tidak ada kesalahan.
10-13
14-17
18-21
22-25
Kurang
Cukup
Baik
Sangat
Baik
3. Tata Bahasa
a. Terjadi kesalahan serius dalam
penggunaan bahasa dan makna
membingungkan atau kabur.
b. Penggunaan bahasa sederhana tetapi
efektif, terjadi kesalahan bahasa tetapi
makna tidak kabur.
c. Penggunaan bahasa tepat dan efektif.
10-13
14-17
18-20
Kurang
Cukup
Baik
4. Ejaan dan Tata tulis
a. Ejaan dan tata tulis sangat banyak
kesalahan.
b. Ejaan dan tata tulis sedikit kesalahan.
c. Ejaan dan tata tulis tanpa atau hampir
tanpa kesalahan.
10-13
14-17
18-20
Kurang
Cukup
Baik
Setelah diketahui nilai akhir siswa, dilakukan pengkategorian nilai
sebagaimana dengan ketentuan sebagai berikut.
53
Tabel 3
Kategori Penilaian
No. Kategori Rentang Nilai
1. Sangat Baik 85-100
2. Baik 70-84
3. Cukup 60-69
4. Kurang 0-59
b. Instrumen Nontes
Menurut Nurgiyantoro (2012: 90), instrumen nontes merupakan alat
penilaian yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan
peserta didik atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes. Instrumen
nontes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar pengamatan, angket,
dan alat perekam (kamera).
1) Lembar Pengamatan
Dalam penelitian ini, pengamatan dilakukan untuk mengetahui
aktivitas siswa di kelas dengan mencatat pada lembar pengamatan. Lembar
pengamatan berisi segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Aspek-
aspek yang diamati meliputi kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran,
perhatian siswa terhadap pembelajaran, respon siswa terhadap media
pembelajaran, sikap siswa saat pembelajaran, dan keaktifan siswa saat
pembelajaran.
54
Tabel 4
Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus I
No Aspek
Indikator
Siklus I
Positif Negatif
1
.
Kesiapansisw
adalammengi
kutipembelaj
aran
Siswa siap dan
menerima
pembelajaran
dengan baik
10
(45,
45%
)
12
(54,54%)
2
.
Perhatiansisw
aterhadappe
mbelajaran
Siswa berminat
untuk
memperhatikan
dan memahami
materi yang
diajarkan
15
(68,18%)
7
(31,82%)
3
.
Responsiswat
erhadap
media
pembelajaran
Siswa memberikan
reaksi dan
tanggapan positif
terhadap media
yang digunakan
17
(77,27%)
5
(22,73%)
4
.
Sikapsiswasa
atpembelajar
an
Siswa menulis
teks berita dengan
sikap yang baik,
tidak membuat
gaduh, dan tidak
mengganggu
temannya
12
(54,54%)
10
(45,45%)
5
.
Keaktifansis
wasaatpembe
lajaran
Siswa aktif
mengerjakan
tugas menulis teks
berita dengan
serius dan tekun
16
(72,73%)
6
(27,27%)
55
Tabel 5
Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus II
No Aspek
Indikator
Siklus II
Positif Negatif
1. Kesiapan siswa
dalam mengikuti
pembelajaran
Siswa siap dan
menerima
pembelajaran dengan
baik
18
(81,81%)
4
(18,18%)
2. Perhatian siswa
terhadap
pembelajaran
Siswa berminat untuk
memperhatikan dan
memahami materi
yang diajarkan
20
(90,90%)
2
(9,09%)
3. Respon siswa
terhadap media
pembelajaran
Siswa memberikan
reaksi dan tanggapan
positif terhadap
media yang
digunakan
19
(86,36%)
3
(13,63%)
4. Sikap siswa saat
pembelajaran
Siswa menulis teks
berita dengan sikap
yang baik, tidak
membuat gaduh, dan
tidak mengganggu
temannya
21
(95,45%)
1
(4,54%)
5. Keaktifan siswa
saat
pembelajaran
Siswa aktif
mengerjakan tugas
menulis teks berita
dengan serius dan
tekun
18
(81,81%)
4
(18,18%)
2) Angket
Angket merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak
langsung. Indikator untuk angket dikembangkan dari permasalahan yang
ingin digali, yaitu upaya peningkatan keterampilan menulis berita. Angket
dapat disebut juga sebagai wawancara tertulis. Angket diberikan kepada
seluruh siswa kelas VIII untuk mendapatkan informasi mengenai
pembelajaran menulis berita.
56
Analisis data angket tanggapan yang bersifat kuantitatif akan
dianalisis dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
P=f X 100 %
Keterangan:
P: Persentase dari setiap jawaban
f: Frekuensi tiap jawaban dari responden
N: Jumlah responden
Pernyataan yang terdapat dalam angket siklus I dan 2 ini yaitu (1)
sebelum mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana,
saya belum terampil menulis berita, (2) setelah mendapat pembelajaran
menulis berita dengan media tajuk rencana, saya menjadi terampil menulis
berita, (3) sebelum mendapat pembelajaran menulis berita dengan media
tajuk rencana, saya mengalami kesulitan dalam menulis berita, (4) setelah
mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana, kesulitan
saya dalam menulis berita menjadi berkurang, dan (5) setelah mendapat
pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana, sekarang saya tahu
cara menulis berita secara singkat, padat, dan jelas. Berikut adalah lembar
angket dalam bentuk table:
57
Tabel 6
ANGKET
Nama :
Kelas/No.Absen :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan membubuhkan tanda (V) pada kolom
yang tersedia!
No. Pertanyaan Ya Tidak
1 Sebelum mendapat pelajaran menulis berita
dengan media tajuk rencana, saya belum
terampil menulis berita.
2 Setelah mendapat pembelajaran menulis berita
dengan media tajuk rencana, saya menjadi
terampil menulis berita.
3 Sebelum mendapat pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana,saya
mengalami kesulitan dalam menulis berita.
4 Setelah mendapat pembelajaran menulis berita
dengan media tajuk rencana, kesulitan saya
dalam menulis berita menjadi berkurang.
5 Setelah mendapat pembelajaran menulis berita
dengan media tajuk rencana, sekarang saya
tahu cara menulis berita secara singkat, padat,
dan jelas.
Dari tabel di atas mendapatkan informasi dan tanggapan siswa
terhadap pembelajaran menulis berita dengan menggunakan tajuk rencana.
Berikut ini di sajikan tabel hasil angket
58
Gambar 3. Hasil Angket
3) Alat perekam (kamera)
Alat perekam (kamera) digunakan untuk mengambil foto ketika
pembelajaran berlangsung. Foto dapat digunakan sebagai alat pencatatan
untuk menggambarkan suasana yang terjadi di dalam kelas pada saat
pembelajaran menulis berita. Foto-foto yang diperoleh dapat digunakan
sebagai pelengkap dalam menganalisis data.
59
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan teknik
analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Tujuan teknik analisis data ini
untuk mengetahui secara terperinci cara memperoleh data dan perkembangan
hasil penelitian.
1. Teknik Kuantitatif
Hasil analisis data tes secara kuantitatif dihitung secara persentase
dengan cara merekap nilai yang diperoleh siswa, menghitung nilai komulatif
dari tiap-tiap sub aspek penilaian, menghitung nilai rata-rata, dan menghitung
persentase. Persentase dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
NP sn
100%N
Keterangan:
NP = nilai persentase
∑N = Jumlah nilai dalam satu kelas
n = Nilai maksimal
s = Jumlah siswa dalam satu kelas
Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dikumpulkan dan
dibandingkan antara nilai prasiklus, siklus I, dan siklus II. Dari perbandingan
tersebut dapat diketahui seberapa besar peningkatan keterampilan menulis
berita pada siswa kelas VIII setelah dilaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media tajuk rencana.
60
2. Teknik Kualitatif
Data kualitatif ini diperoleh dari data nontes yaitu pengamatan,
kuisioner (angket), dan dokumentasi foto. Data pengamatan dan kuisioner
dianalisis untuk mengetahui kesulitan siswa selama proses pembelajaran
menulis berita. Kemudian, dokumentasi foto digunakan untuk merekam
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Analisis dilakukan dengan cara
memadukan data secara keseluruhan. Analisis dan pendeskripsian data nontes
ini bertujuan untuk mengungkapkan semua perilaku siswa dan perubahannya
selama pembelajaran dari siklus I ke siklus II.
F. Teknik Penyajian Hasil Analisis
Dalam penyajian hasil analisis ini digunakan teknik informal. Menurut
(Sudaryanto, 1993: 145), teknik informal adalah perumusan dengan kata-kata
biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya. Dalam penelitian ini
digunakan teknik penyajian hasil analisis informal karena hasil analisis upaya
peningkatan keterampilan menulis berita dengan media tajuk rencana pada
siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen tahun pelajaran 2015/2016 disajikan
dengan kata-kata biasa.
G. Teknik Keabsahan Data
Penelitian ini menghasilkan data yang dapat dipertanggungjawabkan
dan dicari keabsahannya. Teknik yang digunakan untuk menentukan
keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi. Menurut Moeloeng
(2005: 330), yang dimaksud triangulasi adalah teknik keabsahan data yang
61
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data data tersebut untuk keperluan
pengecekan data yang diperoleh. Triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Triangulasi melalui Sumber
Keabsahan data diperoleh dengan cara mengkonsultasikan data
dengan narasumber atau kolaborator. Narasumber yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah pembimbing, sedangkan kolaborator
adalah guru bahasa Indonesia di tempat penelitian dilakukan.
2. Triangulasi melalui Metode
Pengecekan kebenaran dari beberapa sumber data dengan penggunaan
metode yang dilakukan untuk pemerolehan data, misalnya data
diperoleh melalui penggunaan yang kemudian dilanjutkan wawancara
dengan kolaborator yakni guru bahasa Indonesia kelas VIII A
3. Triangulasi melalui Teori
Data atau hasil pendekatan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang
sudah ada dan relevan, baik teori yang terdapat dalam buku-buku
ilmiah maupun laporan penelitian. Teori dari berbagai sumber tersebut
sebagai materi yang relevan berkaitan peningkatan keterampilan
menulis berita menggunakan media tajuk rencana.
H. Indikator Keberhasilan Tindakan
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
keterampilan menulis berita pada siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen.
Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah jika terjadi peningkatan
62
kualitas proses dan peningkatan kualitas produk. Untuk mengetahui kualitas
proses pembelajaran dan kualitas produk, perlu dilakukan penilaian proses
dan penilaian produk. Menurut Nurgiyantoro (2012: 13), penilaian proses
merupakan penilaian yang dilakukan sepanjang dan bersamaan dengan proses
pembelajaran lewat berbagai macam cara. Penilaian proses dalam penelitian
ini dilakukan dengan pengamatan. Keberhasilan penilaian proses adalah
apabila terjadi peningkatan terhadap sikap dan minat siswa dalam
pembelajaran.
Penilaian produk adalah kegiatan penilaian yang dilakukan pada akhir
pembelajaran untuk mengukur capaian hasil belajar siswa terhadap
keseluruhan kompetensi yang dibelajarkan dalam periode tertentu. Penilaian
produk dalam penelitian ini dilakukan dengan tes yang berupa tes awal, siklus
I, dan siklus II. Keberhasilan kualitas produk adalah apabila terjadi
peningkatan skor kemampuan menulis berita siswa dibandingkan dengan
sebelum diadakannya tindakan. Setelah dilakukan tindakan terjadi
peningkatan ketuntasan siswa dalam pembelajaran menulis berita sebesar
70%.
63
BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini dibahas penyajian data hasil penelitian dan pembahasan data hasil
penelitian.
A. Penyajian Data Hasil Penelitian
Pada bagian ini disajikan data hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan
masalah, meliputi penerapan pembelajaran menulis berita dengan media tajuk
rencana, pengaruh media tajuk rencana terhadap sikap dan minat siswa dalam
pembelajaran menulis berita, dan peningkatan keterampilan siswa dalam menulis
berita dengan media tajuk rencana. Berikut ini disajikan ketiga data tersebut.
1. Penerapan Pembelajaran Menulis Berita dengan Media Tajuk
Rencana
Penerapan model pembelajaran menulis berita dalam penelitian ini meliputi tiga
tahap, yaitu tahap studi pendahuluan (prasiklus), siklus I, dan siklus II. Di bawah
ini disajikan data dari ketiga tahap tersebut.
a. Tindakan Prasiklus
Dalam tindakan prasiklus ini dilakukan wawancara dengan guru bahasa Indonesia
kelas VIII, pengamatan pembelajaran, pengisian angket, dan tes awal. Berikut
disajikan tabel data hasil kegiatan prasiklus.
63
64
Tabel 7
Hasil Kegiatan Prasiklus
No. Kegiatan Hasil
1 Wawancara dengan
guru
a. Siswa belum menguasai tentang menulis
berita.
b. Minat siswa dalam pembelajaran menulis
berita masih kurang.
c. Siswa masih kesulitan dalam
mengembangkan ide-ide yang akan
dijadikan berita.
d. Motivasi siswa dalam menulis masih
rendah.
2 Pengamatan
pembelajaran
a. Metode yang digunakan dalam
pembelajaran menulis berita adalah ceramah
dan penugasan.
b. Aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaran
masih cenderung pasif.
3 Pengisian angket a. Dari 22 siswa, 15 atau 63% siswa
menyatakan menulis merupakan kegiatan
yang sulit, sedangkan yang menjawab tidak
sulit hanya 7 atau 37% siswa.
b. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 22,
sejumlah 21 atau 88% siswa menyatakan
mengetahui tentang menulis teks berita dan
2 atau 12% siswa menyatakan tidak
mengetahui.
c. Dari 22 siswa, sejumlah 10 atau 46% siswa
menyatakan senang jika mendapat tugas
menulis teks berita di sekolah, sedangkan 12
atau 54% siswa menyatakan tidak senang.
d. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 22,
terdapat 17 atau 79% siswa yang
menyatakan mengalami kesulitan dalam
menulis teks berita, sedangkan yang
menyatakan tidak hanya 5 siswa atau 21%.
e. Dari sejumlah 22 siswa, hanya 7 siswa atau
38% yang menyatakan lebih suka terhadap
kegiatan menulis dibandingkan kegiatan
membaca, menyimak, dan berbicara, sedang-
kan 15 siswa atau 62% menyatakan tidak.
4 Tes awal Nilai rata-rata tes awal siswa dalam menulis
berita hanya mencapai 61,86 yang termasuk
dalam kategori rendah karena masih di bawah
65
nilai KKM, yaitu 70.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti menerapkan media tajuk rencana
dalam pembelajaran menulis berita pada siswa kelas VIII A SMP PGRI Bagelen.
Pelaksanaan tindakan siklus I ini terbagi dalam empat tahap, yaitu perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pengamatan, dan refleksi. Berikut ini
disajikan tabel data pelaksanaan tindakan pada siklus I.
Tabel 8
Penerapan Pembelajaran Menulis Berita dengan Media Tajuk Rencana
Siklus I
No. Tahap Kegiatan
1 Perencanaan
Pembelajaran
a. Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan
menulis berita dengan media tajuk rencana.
b. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus I.
c. Menyiapkan materi tentang berita.
d. Menyiapkan instrumen pembelajaran
yang akan digunakan, yaitu fotokopi tajuk
rencana dengan judul Air dan Muka Tanah
Jakarta terbitan hari Senin, 21 Maret 2016,
sebanyak 22 lembar.
e. Menyiapkan instrumen penelitian berupa
lembar pengamatan aktivitas siswa di kelas,
angket, dan kamera.
2 Pelaksanaan
Pembelajaran Kegiatan awal
a. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan.
b. Peneliti memberikan apersepsi mengenai materi
berita melalui tanya jawab dengan siswa.
Kegiatan inti
a. Peneliti memberikan materi seputar berita.
b. Peneliti membagikan teks tajuk rencana kepada
semua siswa.
c. Siswa membaca teks tajuk rencana yang berjudul
Air dan Muka Tanah Jakarta.
66
d. Siswa mengamati dan menemukan topik yang
ada pada tajuk rencana.
e. Peneliti memandu siswa untuk menuliskan
pokok-pokok penting yang terdapat dalam tajuk
rencana. Pokok-pokok penting tersebut berkaitan
dengan pokok-pokok yang terdapat dalam sebuah
berita, yaitu 5W+1H.
f. Siswa mengembangkan pokok-pokok penting
tersebut menjadi teks berita yang singkat, padat,
dan jelas.
Kegiatan akhir
a. Peneliti dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Siswa melakukan pengisian angket refleksi dan
tanggapan setelah diadakan pembelajaran
menulis berita dengan media tajuk rencana.
3 Pengamatan a. Pengamatan terhadap proses pembelajaran
dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa
menggunakan lembar pedoman pengamatan.
b. Pengamatan terhadap produk pembelajaran
(tulisan dalam bentuk teks berita) dilakukan
dengan menggunakan pedoman penilaian yang
biasa digunakan guru dalam menilai tulisan siswa.
4 Refleksi Menganalisis hasil tes dan nontes, kemudian
menyimpulkan peningkatan keterampilan menulis
berita dan pengaruh media tajuk rencana terhadap
sikap dan minat siswa dengan membandingkan hasil
tes dan nontes pada prasiklus dan siklus I. Peneliti
mendiskusikan dengan guru pembimbing
kekurangan-kekurangan pada siklus I sebagai acuan
pelaksanaan siklus II.
c. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II merupakan perbaikan pembelajaran yang didasarkan pada
refleksi siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II juga terbagi dalam empat tahap,
yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pengamatan, dan
refleksi. Berikut ini disajikan tabel data pelaksanaan tindakan siklus II.
67
Tabel 9
Penerapan Pembelajaran Menulis Berita dengan Media Tajuk Rencana
Siklus II
No
.
Tahap Kegiatan
1 Perencanaan
Pembelajaran
6) Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan menulis
berita dengan media tajuk rencana.
7) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus II.
8) Menyiapkan materi tentang berita.
9) Menyiapkan instrumen pembelajaran yang akan
digunakan, yaitu fotokopi tajuk rencana dengan
judul Pertumbuhan Ekonomi Tinggi terbitan hari
Jumat, 18 Maret 2016, sejumlah 22 lembar.
10) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar
pengamatan aktivitas siswa di kelas, angket, dan
kamera.
2 Pelaksanaan
Pembelajaran Kegiatan awal
a. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan.
b. Peneliti memberikan apresiasi mengenai tugas
menulis berita yang dilakukan pada siklus I.
c. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan mengenai materi berita.
Kegiatan inti
a. Peneliti menjelaskan kembali mengenai materi
berita.
b. Peneliti membagikan teks tajuk rencana kepada
semua siswa.
c. Siswa membaca teks tajuk rencana yang berjudul
Pertumbuhan Ekonomi Tinggi.
d. Siswa mengamati dan menemukan topik yang ada
pada tajuk rencana.
e. Peneliti memandu siswa untuk menuliskan pokok-
pokok penting yang terdapat dalam tajuk rencana.
Pokok-pokok penting tersebut berkaitan dengan
pokok-pokok yang terdapat dalam sebuah berita,
yaitu 5W+1H.
g. Siswa mengembangkan pokok-pokok penting tersebut
menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas.
68
Kegiatan akhir
a. Peneliti dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Siswa melakukan pengisian angket refleksi dan
tanggapan setelah diadakan pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana.
3 Pengamatan a. Pengamatan terhadap proses pembelajaran dilakukan
dengan mengamati aktivitas siswa menggunakan
lembar pedoman pengamatan.
b. Pengamatan terhadap produk pembelajaran (tulisan
dalam bentuk teks berita) dilakukan dengan
menggunakan pedoman penilaian yang biasa
digunakan guru dalam menilai tulisan siswa.
4 Refleksi Menganalisis hasil tes dan nontes, kemudian
menyimpulkan peningkatan keterampilan menulis berita
dan pengaruh media tajuk rencana terhadap sikap dan
minat siswa dengan membandingkan hasil tes dan
nontes siklus I dan siklus II.
2. Pengaruh Media Tajuk Rencana terhadap Sikap dan Minat Siswa
dalam Pembelajaran Menulis Berita
Data mengenai pengaruh media tajuk rencana terhadap sikap dan minat siswa
dalam menulis berita berupa data nontes yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
hasil angket. Berikut ini disajikan hasil nontes pada prasiklus, siklus I dan siklus
II.
a. Hasil Nontes Siklus I
Hasil nontes pada siklus I meliputi hasil pengamatan dan angket. Berikut disajikan
data hasil pengamatan dan angket pada siklus I.
1) Hasil Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama pembelajaran menulis berita dengan media tajuk
rencana berlangsung. Pengamatan dilaksanakan oleh peneliti yang sekaligus
bertindak sebagai guru dengan menggunakan lembar pedoman pengamatan.
69
Aspek yang diamati pada aktivitas siswa saat pembelajaran yaitu (1) kesiapan
siswa dalam mengikuti pembelajaran, (2) perhatian siswa terhadap pembelajaran,
(3) respon siswa terhadap media pembelajaran, (4) sikap siswa saat pembelajaran,
dan (5) keaktifan siswa saat pembelajaran.
Tabel 10
Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa saat Pembelajaran Siklus I
No Aspek
Indikator
Siklus I
Positif Negatif
1. Kesiapan siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran
Siswa siap dan
menerima
pembelajaran dengan
baik
10
(45,45%)
12
(54,54%)
2. Perhatian siswa
terhadap
pembelajaran
Siswa berminat
untuk
memperhatikan dan
memahami materi
yang diajarkan
15
(68,18%)
7
(31,82%)
3. Respon siswa
terhadap media
pembelajaran
Siswa memberikan
reaksi dan tanggapan
positif terhadap media
yang digunakan
17
(77,27%)
5
(22,73%)
4. Sikap siswa
saat
pembelajaran
Siswa menulis teks
berita dengan sikap
yang baik, tidak
membuat gaduh, dan
tidak mengganggu
temannya
12
(54,54%)
10
(45,45%)
5. Keaktifan
siswa saat
pembelajaran
Siswa aktif
mengerjakan tugas
menulis teks berita
dengan serius dan
tekun
16
(72,73%)
6
(27,27%)
Keterangan:
BS : Baik Sekali (siswa aktif >18 siswa)
B : Baik (siswa aktif 12-17 siswa)
C : Cukup (siswa aktif 6-11 siswa)
K : Kurang (siswa aktif <5 siswa)
70
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
belum dikatakan baik. Tidak semua siswa siap mengikuti pelajaran dengan tertib.
Hanya 45,45% siswa yang siap dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang
memperhatikan pembelajaran sekitar 68,18% dari jumlah seluruh siswa yaitu 22
siswa. Kemudian, respon siswa terhadap media pembelajaran sebanyak 77,27%,
sikap siswa saat pembelajaran termasuk dalam kategori baik yaitu sekitar 54,54%.
Selanjutnya, keaktifan siswa saat pembelajaran mencapai 72,73% dari jumlah seluruh
siswa yaitu 22 siswa. Keadaan tersebut menunjukan bahwa sikap dan minat siswa
dalam kegiatan pembelajaran sudah dapat dikatakan baik, hal itu berdasarkan data
yang diperoleh dari hasil lembar pengamatan pada siklus I.
2.) Hasil Angket
Pengisian angket pada siklus I dilakukan untuk mendapatkan informasi dan
tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis berita dengan menggunakan
media tajuk rencana. Pernyataan yang terdapat dalam angket siklus I ini yaitu (1)
sebelum mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana, saya
belum terampil menulis berita, (2) setelah mendapat pembelajaran menulis berita
dengan media tajuk rencana, saya menjadi terampil menulis berita, (3) sebelum
mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana, saya
mengalami kesulitan dalam menulis berita, (4) setelah mendapat pembelajaran
menulis berita dengan media tajuk rencana, kesulitan saya dalam menulis berita
menjadi berkurang, dan (5) setelah mendapat pembelajaran menulis berita dengan
71
media tajuk rencana, sekarang saya tahu cara menulis berita secara singkat, padat,
dan jelas. Berikut ini disajikan tabel data hasil angket pada siklus I.
Tabel 11
Hasil Angket dan Tanggapan Siswa Siklus I
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Sebelum mendapat pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana, saya
belum terampil menulis berita.
17
(77,27%)
5
(22,73%)
2. Setelah mendapat pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana, saya
menjadi terampil menulis berita.
19
(86,36%)
3
(13,64%)
3. Sebelum mendapat pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana, saya
mengalami kesulitan dalam menulis berita.
16
(72,73%)
6
(27,23%)
4. Setelah mendapat pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana,
kesulitan saya dalam menulis berita menjadi
berkurang.
15
(68,18%)
7
(31,82%)
5. Setelah mendapat pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana, sekarang
saya tahu cara menulis berita secara singkat,
padat, dan jelas.
17
(77,27%)
5
(22,73%)
Jumlah 84
(76,36%)
26
(23,64%)
3.) Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto berupa gambar ini digunakan sebagai bukti visual selama
proses pembelajaran menulis teks berita. Pada siklus I ini, dokumentasi yang
diambil, yaitu: pada saat siswa memperhatikan penjelasan dan pada saat siswa
menulis teks berita.
72
Gambar 3: saat siswa memperhatikan penjelasan
Pada saat siswa diberi penjelasan, masih terdapat beberapa siswa yang melakukan
kegiatan tidak perlu seperti berbicara dengan teman sebangkunya dan bermalas-
malasan.
Gambar 4: saat siswa menulis teks berita menggunakan media
tajuk rencana
73
Pada pembelajaran siklus I masih terdapat beberapa siswa yang bercakap
dengan teman sebangkunya, bermalas-malasan, dan melihat pekerjaan teman yang
lain ketika menulis teks berita menggunakan media tajuk rencana.
4.) Hasil Nontes Siklus II
Hasil nontes siklus II meliputi hasil pengamatan dan angket. Berikut disajikan
data hasil pengamatan dan angket pada siklus II.
1) Hasil Pengamatan
Pengamatan pada siklus II dilakukan sama seperti siklus I, yaitu pengamatan yang
dilakukan selama proses pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana
berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman
pengamatan yang telah disiapkan. Aspek yang diamati pada aktivitas siswa saat
pembelajaran yaitu (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, (2)
perhatian siswa terhadap pembelajaran, (3) respon siswa terhadap media
pembelajaran, (4) sikap siswa saat pembelajaran, dan (5) keaktifan siswa saat
pembelajaran.
Penilaian berdasarkan pedoman pengamatan menunjukkan bahwa respon siswa
terhadap media yang digunakan, sikap, dan keaktifan siswa saat pembelajaran
sudah baik. Kesiapan siswa dalam pembelajaran juga sudah baik dan perhatian
siswa terhadap pembelajaran termasuk dalam kategori baik sekali. Berikut ini
disajikan tabel data hasil pengamatan pada siklus II.
74
Tabel 12
Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa saat Pembelajaran Siklus II
No Aspek
Indikator
Siklus II
Positif Negatif
1. Kesiapan siswa
dalam mengikuti
pembelajaran
Siswa siap dan
menerima pembelajaran
dengan baik
18
(81,81%)
4
(18,18%)
2. Perhatian siswa
terhadap
pembelajaran
Siswa berminat untuk
memperhatikan dan
memahami materi yang
diajarkan
20
(90,90%)
2
(9,09%)
3. Respon siswa
terhadap media
pembelajaran
Siswa memberikan
reaksi dan tanggapan
positif terhadap media
yang digunakan
19
(86,36%)
3
(13,63%)
4. Sikap siswa saat
pembelajaran
Siswa menulis teks
berita dengan sikap yang
baik, tidak membuat
gaduh, dan tidak
mengganggu temannya
21
(95,45%)
1
(4,54%)
5. Keaktifan siswa
saat pembelajaran
Siswa aktif mengerjakan
tugas menulis teks berita
dengan serius dan tekun
18
(81,81%)
4
(18,18%)
Keterangan:
BS : Baik Sekali (siswa aktif >18 siswa)
B : Baik (siswa aktif 12-17 siswa)
C : Cukup (siswa aktif 6-11 siswa)
K : Kurang (siswa aktif <5 siswa)
Berdasarkan tabel di atas, terlihat adanya proses peingkatan sikap dan minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan media tajuk rencana
dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus II, proses pembelajaran menjadi lebih
baik. Dapat dilihat dari tabel, kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
pembelajaran meningkat. Dari segi kesiapan, siswa sudah menunjukkan kesiapan
dalam menerima pembelajaran. Kemudian, siswa mempunyai minat untuk
memperhatikan dan memperhatikan materi yang diajarkan. Dari segi respon,
75
Siswa memberikan reaksi dan tanggapan positif terhadap media yang digunakan
dalam menulis berita sehingga mampu mencipatakan suasana yang kondusif di
dalam kelas. Siswa aktif dalam mengerjakan tugas menulis berita dengan serius
dan tekun. Jadi, dari segi proses pembelajaran menulis berita pada siswa kelas
VIII A SMP PGRI Bagelen dengan media tajuk rencana Tahun ajaran 2015/2016
mengalami peningkatan.
2) Hasil Angket
Pengisian angket siklus II dilakukan untuk mendapatkan informasi dan tanggapan
siswa terhadap pembelajaran menulis berita dengan menggunakan media tajuk
rencana yang telah mereka ikuti pada siklus II. Pada dasarnya, pengisian angket pada
siklus II sama dengan siklus I. Pernyataan yang terdapat dalam angket siklus II pun
sama dengan siklus I, yakni (1) sebelum mendapat pembelajaran menulis berita
dengan media tajuk rencana, saya belum terampil menulis berita, (2) setelah
mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana, saya menjadi
terampil menulis berita, (3) sebelum mendapat pembelajaran menulis berita dengan
media tajuk rencana, saya mengalami kesulitan dalam menulis berita, (4) setelah
mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana, kesulitan saya
dalam menulis berita menjadi berkurang, dan (5) setelah mendapat pembelajaran
menulis berita dengan media tajuk rencana, sekarang saya tahu cara menulis berita
secara singkat, padat, dan jelas. Berikut ini disajikan tabel data hasil angket pada
siklus II.
76
Tabel 13
Hasil Angket dan Tanggapan Siswa pada Siklus II
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Sebelum mendapat pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana, saya belum
terampil menulis berita.
19
(86,36%)
3
(13,63%)
2. Setelah mendapat pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana, saya
menjadi terampil menulis berita.
20
(90,90%)
1
(9,09%)
3. Sebelum mendapat pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana, saya
mengalami kesulitan dalam menulis berita.
18
(81,81%)
4
(18,18%)
4. Setelah mendapat pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana, kesulitan
saya dalam menulis berita menjadi
berkurang.
17
(77,27%)
5
(22,72%)
5. Setelah mendapat pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana, sekarang
saya tahu cara menulis berita secara singkat,
padat, dan jelas.
22
(100%)
0
(0%)
Jumlah 96
(87,27%)
13
(12,73%)
Berdasarkan hasil angket siklus II yang dibagikan pasca tindakan tersebut,
diketahui bahwa dengan media tajuk rencana mampu memudahkan siswa dalam
membuat teks berita. Dilihat dari hasil kerja siswa dalam praktik menulis berita,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media tajuk rencana dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Hal ini berdasarkan
peningkatan skor setelah pelaksanaan tindakan.
3) Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto berupa gambar ini digunakan sebagai bukti visual selama
proses pembelajaran menulis teks berita. Pada siklus II ini, dokumentasi yang
77
diambil, yaitu: pada saat siswa memperhatikan penjelasan dan pada saat siswa
menulis teks berita.
Gambar 5: saat siswa memperhatikan penjelasan
Pada saat siswa diberi penjelasan, tampak antusias dan siswa yang melakukan
kegiatan tidak perlu seperti bercanda, berbicara dengan teman sebangkunya dan
bermalas-malasan telah menurun. Jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya
perilaku negatif pada saat memperhatikan penjelasan telah menurun sehingga
pembelajaran menjadi lebih kondusif.
Gambar 6: saat siswa menulis eksposisi menggunakan media tajuk
rencana
78
Pada pembelajaran siklus II perilaku siswa semakin kondusif atau perilaku
siswa semakin membaik jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya pada saat
menulis teks berita menggunakan media tajuk rencana. Selain itu, siswa juga lebih
antusias pada saat pembelajaran berlangsungan.
3. Peningkatan Keterampilan Siswa dalam Menulis Berita dengan
Media Tajuk Rencana
Data ini diperoleh dari kemampuan siswa dalam menulis teks berita dengan media
tajuk rencana. Aspek yang dinilai dari hasil menulis siswa yaitu Pemahaman isi
teks, Ketepatan struktur kalimat, Tata bahasa, dan Ejaan dan tata tulis. Adapun
hasil kemampuan siswa dalam menulis teks berita dengan media tajuk rencana
pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II disajikan pada tabel berikut.
79
Tabel 14
Hasil tes prasiklus sampai siklus II
No. Nama
Prasiklus Siklus I Siklus II
A B C D Jumlah
Nilai A B C D
Jumlah
Nilai A B C D
Jumlah
Nilai
1 X1 22 16 16 16 70 23 16 16 13 68 28 21 19 18 86
2 X2 19 13 14 17 63 24 16 16 16 72 28 21 19 19 87
3 X3 19 13 13 13 58 23 17 16 14 70 23 16 16 14 69
4 X4 24 14 14 14 66 24 19 16 17 76 30 20 18 18 86
5 X5 26 16 16 14 72 25 19 16 16 76 29 18 18 18 83
6 X6 19 14 14 14 61 25 16 17 15 73 29 19 18 18 84
7 X7 24 13 13 13 63 24 18 15 16 73 28 18 18 18 82
8 X8 19 13 13 15 60 24 17 15 16 72 28 18 18 18 82
9 X9 17 15 13 14 59 24 18 16 16 74 28 18 17 17 80
10 X10 20 13 14 13 60 24 19 16 14 73 29 18 18 17 82
11 X11 19 13 13 13 58 25 18 15 14 72 24 16 14 15 69
12 X12 19 14 13 14 60 24 17 14 14 69 29 19 18 18 84
13 X13 24 16 16 15 71 26 18 15 14 73 28 18 18 18 82
14 X14 19 14 14 14 61 23 17 15 14 69 28 18 18 17 81
15 X15 18 13 13 13 57 23 17 15 14 69 28 18 17 16 79
16 X16 19 14 13 13 59 24 17 14 14 69 28 18 17 17 80
17 X17 19 13 13 14 59 24 15 15 15 69 29 18 17 17 81
80
18 X18 19 14 14 13 60 26 17 14 14 71 27 18 17 16 78
19 X19 19 13 13 13 58 24 17 14 14 69 28 19 17 17 81
20 X20 19 14 13 13 59 21 16 13 14 64 27 17 17 16 77
21 X21 17 12 13 14 56 22 14 14 14 64 28 19 18 18 83
22 X22 27 15 15 14 71 29 19 16 15 79 24 15 15 14 68
Jumlah 447 305 303 306 1361 531 377 333 323 1564 608 400 382 374 1764
Rata-rata 20,31 13,86 13,77 13,90 61,86 24,13 17,13 15,13 14,68 71,09 27,63 18,18 17,36 17 80,18
Skor tertinggi 27 16 16 17 72 29 19 17 17 79 30 21 19 19 87
Skor terendah 17 12 13 13 56 21 14 13 13 64 23 15 14 14 68
Keterangan:
A : Pemahaman isi teks
B : Ketepatan struktur kalimat
C : Tata bahasa
D : Ejaan dan tata tulis
Nilai yang diberi warna kuning adalah siswa yang mencapai KKM (70)
81
B. Pembahasan Data Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dibahas tiga data, yaitu 1) penerapan pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana pada siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen, 2)
pengaruh media tajuk rencana terhadap sikap dan minat siswa dalam
pembelajaran menulis berita, 3) peningkatan keterampilan siswa dalam menulis
berita dengan media tajuk rencana pada siswa kelas VIII SMP PGRI Bagelen.
1. Penerapan Pembelajaran Menulis Berita dengan Media Tajuk
Rencana
Penerapan model pembelajaran menulis berita dalam penelitian ini meliputi tiga
tahap, yaitu tahap studi pendahuluan (prasiklus), siklus I, dan siklus II. Di bawah
ini disajikan data dari ketiga tahap tersebut.
a. Tindakan Prasiklus
Dalam tindakan prasiklus ini dilakukan wawancara dengan guru bahasa Indonesia
kelas VIII, pengamatan pembelajaran, pengisian angket, dan tes awal. Berikut
disajikan tabel data hasil kegiatan prasiklus.
1) Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas VIII, peneliti
memperoleh informasi bahwa secara umum keterampilan siswa dalam menulis
berita masih rendah. Pemahaman siswa terhadap materi berita masih kurang.
Menurut guru, sebagian besar siswa kurang berminat dalam pembelajaran menulis
berita. Selain itu, siswa juga masih kesulitan dalam mengembangkan ide-ide yang
akan dijadikan berita. Biasanya, pokok-pokok penting yang ditulis siswa dalam
teks berita kurang lengkap sehingga informasi yang disampaikan dari berita
tersebut menjadi kurang jelas. Motivasi siswa dalam menulis juga masih rendah.
82
2) Hasil Pengamatan
Pada tindakan prasiklus, pembelajaran menulis berita di kelas VIII A SMP PGRI
Bagelen dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan.
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Sebelum guru
memberikan tugas, terlebih dahulu guru berceramah tentang materi berita dan
memberikan informasi yang dianggap penting berkaitan dengan apa yang harus
dilakukan siswa. Selanjutnya, guru memberikan tugas kepada siswa untuk
menulis berita dengan tema bebas.
Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran tersebut terkendala dari metode
yang digunakan. Pembelajaran menulis berita menjadi monoton karena hanya
ceramah lalu penugasan. Kondisi tersebut mengakibatkan proses pembelajaran
lebih didominasi aktivitas guru, sedangkan siswa cenderung pasif. Selain itu,
penggunaan metode tersebut juga membuat siswa jenuh dan bosan dalam
mengikuti pembelajaran. Dalam prasiklus ini, kesiapan siswa terhadap
pembelajaran masih dalam kategori kurang. Hanya sejumlah 7 atau 31, 82% siswa
sudah yang siap dalam menerima pembelajaran, sedangkan 15 atau 68,18% siswa
belum siap dalam menerima pembelajaran. Begitu pula dengan sikap siswa pada
saat pembelajaran masih dalam kategori kurang, yaitu hanya 3 atau 13,64% siswa
yang sudah menunjukkan sikap baik pada saat pembelajaran, sedangkan 19 atau
86, 36% siswa belum menunjukkan sikap yang baik saat pembelajaran, masih
banyak siswa yang membuat gaduh atau mengganggu aktivitas teman lainnya.
Kemudian, perhatian siswa terhadap pembelajaran sudah termasuk dalam kategori
cukup. Keaktifan siswa pada saat pembelajaran juga sudah dapat dinyatakan
83
cukup. Sejumlah 6 atau 27,23% siswa sudah terlihat aktif dalam mengerjakan
tugas menulis, sedangkan 15 atau 68,18% siswa belum terlihat aktif dalam
mengerjakan tugas menulis.
3) Hasil Angket
Berdasarkan hasil pengisian angket uraian yang dilakukan untuk mengukur
tingkat pengetahuan awal siswa, dengan jumlah responden 22 siswa diperoleh
keterangan bahwa sejumlah 16 atau 72,73% siswa menyatakan menulis
merupakan kegiatan yang sulit, sedangkan yang menjawab tidak sulit hanya 6 atau
27,23% siswa. Mengenai teks berita, dari keseluruhan siswa yang berjumlah 22,
sejumlah 19 atau 86,36% siswa menyatakan mengetahui tentang menulis berita
dan 3 atau 13,63% siswa menyatakan tidak mengetahui.
Dari 22 siswa, sejumlah 17 atau 77,27% siswa menyatakan senang jika mendapat
tugas menulis berita di sekolah, sedangkan 5 atau 22,73% siswa menyatakan tidak
senang. Namun, dari keseluruhan siswa yang berjumlah 22 tersebut, terdapat 15
atau 68,18% siswa yang menyatakan mengalami kesulitan dalam menulis berita,
sedangkan yang menyatakan tidak hanya 7 siswa atau 31,82%. Kemudian, dari
sejumlah 22 siswa, hanya 16 siswa atau 72,73% yang menyatakan lebih suka
terhadap kegiatan menulis dibandingkan kegiatan membaca, menyimak, dan
berbicara, sedangkan 6 siswa atau 27,23% menyatakan tidak.
4) Hasil Tes Awal
Tes awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menulis
berita sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media tajuk rencana.
Tes ini dilakukan dengan menugaskan siswa untuk menulis berita dengan tema bebas.
84
Tes awal ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII A SMP PGRI Bagelen yang
berjumlah 22 siswa. Data hasil tes tersebut dijelaskan lebih rinci dalam tabel data
hasil tes awal pada prasiklus. Dalam tes awal ini digunakan empat aspek penilaian,
yaitu pemahaman isi teks, ketepatan struktur kalimat, tata bahasa, ejaan dan tata tulis.
Aspek-aspek tersebut juga digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam
menulis berita pada siklus I dan siklus II.
Berdasarkan hasil tes awal siswa dapat diketahui bahwa rata-rata dari tes
keterampilan siswa dalam menulis berita adalah 61,86. Nilai rata-rata tersebut
masih dalam kategori rendah karena masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal), yaitu 70. Jika dilihat dari segi ketuntasan, belum ada siswa yang
mencapai ketuntasan hasil belajar karena nilai dari semua siswa masih di bawah
KKM. Nilai rata-rata tes awal ini dinilai melalui empat aspek. Pada aspek pertama,
yakni pemahaman isi teks, rata-rata yang diperoleh baru mencapai angka 20,31
Aspek yang kedua, yakni ketepatan struktur kalimat diperoleh rata-rata 13,86. Pada
aspek yang ketiga, yakni tata bahasa menunjukkan rata-rata 13,77. Aspek keempat,
yakni ejaan dan tata tulis rata-rata mencapai 13,9.
Berdasarkan hasil wawancara, pengamatan pembelajaran, pengisian angket, dan
tes awal menulis berita siswa, dapat dikemukakan bahwa minat dan keterampilan
siswa kelas VIII A SMP PGRI Bagelen dalam menulis berita masih rendah. Hal
ini disebabkan oleh minat dan motivasi siswa dalam menulis masih rendah.
Pengetahuan siswa terhadap berita juga masih kurang sehingga mengakibatkan
siswa kesulitan dalam menentukan topik. Dari hasil prasiklus tersebut, peneliti
dan guru merasa perlu meningkatkan kualitas pembelajaran serta keterampilan
85
siswa dalam menulis berita. Oleh karena itu, peneliti berdiskusi dengan guru
untuk merencanakan langkah selanjutnya.
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti melakukan pembelajaran menulis
berita dengan menggunakan media tajuk rencana. Pelaksanaan tindakan siklus I
ini terbagi dalam empat tahap, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, pengamatan, dan refleksi. Berikut ini disajikan uraian data
pelaksanaan tindakan pada siklus I.
1) Perencanaan Pembelajaran
Pada pembelajaran siklus I ini, kegiatan yang dilakukan adalah perencanaan
pembelajaran berdasarkan hasil prasiklus. Permasalahan yang ditemukan pada
saat tindakan awal yaitu minat dan keterampilan siswa dalam menulis berita masih
rendah. Permasalahan tersebut akan diperbaiki pada siklus I dengan memberikan
materi seputar berita secara lebih lengkap.
Adapun perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I yaitu (1)
menentukan jadwal pelaksanaan tindakan menulis berita dengan media tajuk
rencana, (2) menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, (3)
menyiapkan materi tentang berita, (4) menyiapkan instrumen pembelajaran yang
akan digunakan, yaitu fotokopi tajuk rencana dengan judul Air dan Muka Tanah
Jakarta terbitan hari Senin, 21 Maret 2016 sebanyak 22 lembar, dan (5)
menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan aktivitas siswa di
kelas, angket, dan kamera.
86
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilakukan sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun. Pelaksanaan siklus I ini dilakukan dalam sekali pertemuan
dengan alokasi waktu 2X40 menit. Kegiatan dalam pembelajaran ini dibagi
menjadi tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Berikut diuraikan ketiga kegiatan tersebut dalam bentuk tabel.
Tabel 15
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Siklus I
No. Kegiatan Deskripsi
1 Kegiatan awal a. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Peneliti memberikan apersepsi mengenai materi
berita melalui tanya jawab dengan siswa.
2 Kegiatan inti a. Peneliti memberikan materi seputar berita.
b. Peneliti membagikan teks tajuk rencana kepada
semua siswa.
c. Siswa membaca teks tajuk rencana yang
berjudul Air dan Muka Tanah Jakarta.
d. Siswa mengamati dan menemukan topik yang
ada pada tajuk rencana.
e. Peneliti memandu siswa untuk menuliskan
pokok-pokok penting yang terdapat dalam tajuk
rencana. Pokok-pokok penting tersebut
berkaitan dengan pokok-pokok yang terdapat
dalam sebuah berita, yaitu 5W+1H.
f. Siswa mengembangkan pokok-pokok penting
tersebut menjadi teks berita yang singkat, padat,
dan jelas.
3 Kegiatan akhir a. Peneliti dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Siswa melakukan pengisian angket refleksi dan
tanggapan setelah diadakan pembelajaran
menulis berita dengan media tajuk rencana.
87
3) Pengamatan Siklus I
Pengamatan dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana. Pengamatan dilakukan
melalui lembar pedoman pengamatan yang telah disiapkan oleh peneliti. Aspek
yang diamati terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran, yaitu kesiapan siswa
dalam mengkuti pembelajaran, perhatian siswa terhadap pembelajaran, respon
siswa terhadap media pembelajaran, sikap siswa saat pembelajaran, dan keaktifan
siswa saat pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa, dapat dikemukakan bahwa
sejumlah 7 atau 31, 82% siswa menunjukkan sudah siap dalam menerima
pembelajaran dengan baik, yang termasuk dalam kategori cukup. Namun,
sejumlah 15 atau 68,18% siswa masih terlihat kurang siap dalam menerima
pembelajaran. Perhatian siswa terhadap pembelajaran sudah mencapai kategori
baik. Dari 22 siswa, sejumlah 20 atau 90,90% siswa sudah berminat untuk
memperhatikan dan memahami materi yang diajarkan, sedangkan 2 atau 9,09%
siswa kurang minat dalam memperhatikan dan memahami materi yang diajarkan.
Dari 22 siswa, sejumlah 19 atau 86,36% siswa sudah memberikan reaksi dan
tanggapan positif terhadap media yang digunakan, yang termasuk dalam kategori
baik. Namun, masih terdapat 3 atau 13,63% siswa yang memberikan respon
negatif terhadap media yang digunakan dalam pembelajaran. Sikap siswa saat
mengikuti pembelajaran masih tergolong dalam kategori cukup, hanya sejumlah
21 atau 95,45% siswa yang menulis berita dengan sikap baik, tidak membuat
gaduh, dan tidak mengganggu temannya, sedangkan 1 atau 4,54% siswa belum
88
menunjukkan sikap yang baik dan masih mengganggu temannya. Keaktifan siswa
saat pembelajaran ini sudah termasuk dalam kategori baik. Sejumlah 18 atau
81,81% siswa sudah aktif dalam mengerjakan tugas menulis berita dengan serius
dan tekun. Namun, masih terdapat 4 atau 18,18% siswa yang terlihat kurang aktif
dalam mengikuti pembelajaran.
Dari beberapa keterangan tersebut dapat dikemukakan bahwa aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana pada siklus
I mengalami cukup peningkatan dibandingkan pada prasiklus. Namun, masih
perlu dilakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
4) Refleksi Siklus I
Setelah dilakukan tindakan menulis berita dengan media tajuk rencana, peneliti
mengumpulkan semua data yang diperoleh dari siswa. Peneliti menganalisis dan
mengevaluasi hasil tulisan siswa dalam bentuk teks berita dan hasil pengamatan
aktivitas siswa saat pembelajaran di kelas. Kemudian, peneliti menyimpulkan
peningkatan keterampilan menulis berita dan pengaruh media tajuk rencana
terhadap sikap dan minat siswa dengan membandingkan hasil tes dan nontes pada
prasiklus dan siklus I. Peneliti juga melakukan diskusi dengan guru pembimbing
untuk menemukan kekurangan-kekurangan pada siklus I. Kemudian, kekurangan-
kekurangan tersebut dianalisis untuk dijadikan acuan pada perbaikan siklus
selanjutnya.
Dari hasil tindakan siklus I, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata kemampuan
siswa dalam menulis berita mengalami peningkatan yang lebih baik dari pada nilai
rata-rata tes awal. Dalam pembelajaran siklus I ini, tes menulis berita yang
89
dilakukan dengan menggunakan media tajuk rencana mempunyai kriteria
penilaian, yaitu isi, ketepatan kalimat, tata bahasa, dan ejaan. Dari hasil tes
keterampilan menulis berita dengan media tajuk rencana diperoleh rata-rata 71,09.
Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar
9,23 dari tes awal yang hanya memperoleh nilai rata-rata 61,86. Aktivitas siswa
saat mengikuti pembelajaran menulis berita juga sudah mengalami peningkatan.
Pada saat prasiklus, masih banyak siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran,
membuat gaduh, dan mengganggu aktivitas teman lainnya. Pada siklus I ini hal-hal
tersebut sebagian besar sudah tidak dilakukan oleh siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II ini merupakan usaha peningkatan keterampilan siswa dalam
menulis berita dengan menggunakan media tajuk rencana. Pelaksanaan tindakan
siklus II juga terbagi dalam empat tahap, yaitu perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, pengamatan, dan refleksi. Berikut ini diuraikan data
pelaksanaan tindakan siklus II.
1) Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran siklus II ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I. Hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam menulis berita mengalami peningkatan dari tes awal.
Nilai rata-rata yang diperoleh pada tes awal yaitu 61,86, sedangkan pada siklus I
nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 71,09. Berdasarkan hasil rerata tersebut, terjadi
peningkatan nilai rata-rata sebesar 9,23. Namun, dari 22 siswa masih ada 4 atau
18,18% siswa yang belum mencapai nilai KKM.
90
Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa saat pembelajaran, dapat diketahui
bahwa keaktifan siswa pada siklus I sudah dinyatakan baik karena sejumlah 18
atau 81,81% siswa sudah aktif dalam mengerjakan tugas menulis berita dengan
serius dan tekun. Namun, sejumlah 4 atau 18,18% siswa terlihat kurang aktif
dalam mengerjakan tugas menulis berita. Kesiapan dan sikap siswa pada saat
pembelajaran hanya dinyatakan dalam kategori cukup. Pada aspek kesiapan,
hanya sejumlah 18 atau 81,81% siswa yang dinyatakan siap dalam mengikuti
pembelajaran, sedangkan 4 atau 18,18% siswa masih terlihat belum siap dalam
mengikuti pembelajaran. Pada siklus I ini, hanya 21 atau 95,45% siswa yang
menulis berita dengan sikap yang baik, tidak membuat gaduh, dan tidak
mengganggu temannya, sedangkan 1 atau 4,54% siswa belum menunjukkan sikap
yang baik saat pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan keadaan
pada tindakan siklus II. Perencanaan pada siklus II ini hampir sama dengan
perencanaan pada siklus I, yaitu (1) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan
menulis berita dengan media tajuk rencana, (2) menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus II, (3) menyiapkan materi tentang berita, (4)
menyiapkan instrumen pembelajaran yang akan digunakan, yaitu fotokopi tajuk
rencana dengan judul Pertumbuhan Ekonomi Tinggi terbitan hari Jumat, 18 Maret
2016 sejumlah 24 lembar, dan (5) menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar
pengamatan aktivitas siswa di kelas, angket, dan kamera.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, tindakan pada siklus II dilaksanakan
dalam satu pertemuan dengan alokasi waktu 2X40 menit. Peneliti memulai
91
pembelajaran dengan salam dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran. Peneliti mengulas kembali hasil tes pada siklus I dan menunjukkan
kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menulis. Pada dasarnya tindakan
yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan siklus I. Namun, judul teks tajuk
rencana yang digunakan dalam pembelajaran menulis berita pada siklus II ini
berbeda dengan judul teks tajuk rencana yang digunakan pada siklus I. Adapun
kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran siklus II ini sebagai berikut.
Tabel 16
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Siklus II
No. Kegiatan Deskripsi
1 Kegiatan awal a. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Peneliti memberikan apresiasi mengenai tugas
menulis berita yang dilakukan pada siklus I.
c. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan mengenai materi berita.
2 Kegiatan inti a. Peneliti menjelaskan kembali mengenai materi
berita.
b. Peneliti membagikan teks tajuk rencana
kepada semua siswa.
c. Siswa membaca teks tajuk rencana yang
berjudul Pertumbuhan Ekonomi Tinggi.
d. Siswa mengamati dan menemukan topik yang
ada pada tajuk rencana.
e. Peneliti memandu siswa untuk menuliskan
pokok-pokok penting yang terdapat dalam
tajuk rencana. Pokok-pokok penting tersebut
berkaitan dengan pokok-pokok yang terdapat
dalam sebuah berita, yaitu 5W+1H.
f. Siswa mengembangkan pokok-pokok penting
tersebut menjadi teks berita yang singkat,
padat, dan jelas.
3 Kegiatan akhir a. Peneliti dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Siswa melakukan pengisian angket refleksi
dan tanggapan setelah diadakan pembelajaran
menulis berita dengan media tajuk rencana.
92
3) Pengamatan Siklus II
Pengamatan dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana. Pengamatan pada siklus
II dilakukan melalui lembar pedoman pengamatan seperti pada siklus I. Aspek
yang diamati terhadap aktivitas siswa juga sama seperti siklus I, yaitu kesiapan
siswa dalam mengkuti pembelajaran, perhatian siswa terhadap pembelajaran,
respon siswa terhadap media pembelajaran, sikap siswa saat pembelajaran, dan
keaktifan siswa saat pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran siklus II, dapat dikemukakan bahwa
dari 22 siswa, 18 atau 81,81% siswa menunjukkan sudah siap dalam mengikuti
pembelajaran yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan 4 atau 18,18% siswa
belum menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus II
ini, perhatian siswa terhadap pembelajaran sudah mencapai kategori baik sekali.
Sejumlah 20 atau 90,90% siswa sudah berminat untuk memperhatikan dan
memahami materi yang diajarkan, sedangkan 2 atau 9,09% siswa terlihat kurang
memperhatikan materi yang diajarkan.
Dari 22 siswa, terlihat bahwa sejumlah 19 atau 86,36% siswa sudah memberikan
reaksi dan tanggapan positif terhadap media yang digunakan dalam pembelajaran,
yang termasuk dalam kategori baik. Namun, masih terdapat 3 atau 13,63% siswa
yang belum memberikan respon positif terhadap media yang digunakan.
Kemudian, sejumlah 21 atau 95,45% siswa sudah menulis berita dengan sikap
yang baik, tidak membuat gaduh, dan tidak mengganggu temannya, yang
93
termasuk dalam kategori baik. Namun, sejumlah 1 atau 4,54% siswa kurang
menunjukkan sikap yang baik saat mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa saat
mengikuti pembelajaran juga termasuk dalam kategori baik. Sejumlah 18 atau
81,81% siswa sudah terlihat aktif dalam mengerjakan tugas menulis berita dengan
serius dan tekun, sedangkan 4 atau 18,18% siswa kurang aktif dalam mengerjakan
tugasnya dengan serius dan tekun.
Hasil pengamatan siklus II ini sesuai dengan yang diharapkan peneliti, yaitu
adanya peningkatan proses pembelajaran menulis berita. Pada siklus II ini siswa
menunjukkan perubahan yang positif dalam menerima pembelajaran yang
dilakukan. Kesiapan dan sikap siswa saat mengikuti pembelajaran, perhatian siswa
terhadap pembelajaran, respon, dan keaktifan siswa juga meningkat menjadi lebih
baik dari sebelumnya.
4) Refleksi Siklus II
Kegiatan refleksi siklus II dilakukan untuk menyimpulkan hasil tindakan yang
telah diterapkan. Hasil pengamatan yang diperoleh dari siklus II menunjukkan
adanya peningkatan, baik dari segi produk tulisan siswa maupun dari segi proses
pembelajaran. Perubahan dari prasiklus sampai ke siklus II menuju ke arah yang
lebih baik.
Pada tes siklus II ini dapat diketahui bahwa rerata hasil tes keterampilan menulis
berita dengan menggunakan media tajuk rencana adalah 80,18. Rerata hasil tes
keterampilan menulis berita pada siklus II ini telah memenuhi KKM, yaitu 70.
Dari 22 siswa, 19 atau 78% siswa sudah dapat dinyatakan lulus KKM, sedangkan
3 atau 12% siswa dinyatakan tidak memenuhi syarat KKM. Dari hal tersebut
94
berarti ada peningkatan dibandingkan siklus I yang hanya 13 siswa atau 58% yang
lulus KKM. Peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II adalah 9,1,
sedangkan peningkatan nilai rata-rata dari tes awal ke siklus II sebesar 27,63. Data
tersebut sudah disajikan dalam penyajian data.
2. Pengaruh Media Tajuk Rencana terhadap Sikap dan Minat Siswa
dalam Pembelajaran Menulis Berita
Perubahan sikap dan minat siswa yang merupakan pengaruh media tajuk rencana
dalam pembelajaran menulis berita dapat dilihat dari hasil nontes siklus I dan
siklus II. Hasil nontes meliputi hasil pengamatan dan angket. Berikut diuraikan
hasil perubahan sikap dan minat siswa berdasarkan hasil pengamatan dan angket.
a. Hasil Nontes Siklus I
Hasil nontes pada siklus I meliputi hasil pengamatan dan angket. Berikut disajikan
data hasil pengamatan dan angket pada siklus I.
1) Hasil Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama pembelajaran menulis berita dengan media tajuk
rencana berlangsung. Pengamatan dilaksanakan oleh peneliti yang sekaligus
bertindak sebagai guru dengan menggunakan lembar pedoman pengamatan.
Aspek yang diamati pada aktivitas siswa saat pembelajaran yaitu (1) kesiapan
siswa dalam mengikuti pembelajaran, (2) perhatian siswa terhadap pembelajaran,
(3) respon siswa terhadap media pembelajaran, (4) sikap siswa saat pembelajaran,
dan (5) keaktifan siswa saat pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I, dapat diketahui bahwa sejumlah 10 atau
45,45% siswa menunjukkan sudah siap dalam menerima pembelajaran dengan
baik, yang termasuk dalam kategori cukup. Namun, sejumlah 12 atau 54,54%
95
siswa masih terlihat kurang siap dalam menerima pembelajaran. Perhatian siswa
terhadap pembelajaran sudah mencapai kategori baik. Dari 22 siswa, sejumlah 15
atau 68,18% siswa sudah berminat untuk memperhatikan dan memahami materi
yang diajarkan, sedangkan 7 atau 31,82% siswa kurang berminat untuk
memperhatikan dan memahami materi yang diajarkan.
Dari 22 siswa, sejumlah 17 atau 77,27% siswa sudah memberikan reaksi dan
tanggapan positif terhadap media yang digunakan, yang termasuk dalam kategori
baik. Namun, masih terdapat 5 atau 22,73% siswa yang memberikan respon
negatif terhadap media yang digunakan dalam pembelajaran. Sikap siswa saat
mengikuti pembelajaran termasuk dalam kategori baik, sejumlah 12 atau 54,54%
siswa yang menulis berita dengan sikap baik, tidak membuat gaduh, dan tidak
mengganggu temannya, sedangkan 10 atau 45,45% siswa belum menunjukkan
sikap yang baik pada saat pembelajaran. Kemudian, keaktifan siswa saat
pembelajaran ini sudah termasuk dalam kategori baik. Sejumlah 16 atau 72,73%
siswa sudah aktif dalam mengerjakan tugas menulis berita dengan serius dan
tekun. Namun, masih terdapat 6 atau 27,27% siswa yang terlihat kurang aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa sikap
siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dikatakan baik.
2) Hasil Angket
Pengisian angket pada siklus I dilakukan untuk mendapatkan informasi dan
tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis berita dengan menggunakan
media tajuk rencana. Pernyataan yang terdapat dalam angket siklus I ini yaitu (1)
sebelum mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana, saya
96
belum terampil menulis berita, (2) setelah mendapat pembelajaran menulis berita
dengan media tajuk rencana, saya menjadi terampil menulis berita, (3) sebelum
mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana, saya
mengalami kesulitan dalam menulis berita, (4) setelah mendapat pembelajaran
menulis berita dengan media tajuk rencana, kesulitan saya dalam menulis berita
menjadi berkurang, dan (5) setelah mendapat pembelajaran menulis berita dengan
media tajuk rencana, sekarang saya tahu cara menulis berita secara singkat, padat,
dan jelas.
Berdasarkan hasil angket check-list pada akhir siklus I dapat diperoleh keterangan
bahwa dari jumlah keseluruhan 22 siswa, 17 atau 77,27% siswa menyatakan
sebelum mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana,
siswa belum terampil menulis berita, sedangkan 5 atau 22,73% siswa memberi
jawaban tidak. Dari 22 siswa, sejumlah 19 atau 86,36% siswa memberi tanggapan
bahwa setelah mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana,
siswa menjadi terampil menulis berita, sedangkan 3 atau 13,64% siswa menjawab
tidak. Sebelum mendapatkan pembelajaran menulis berita dengan media tajuk
rencana, sejumlah 16 siswa atau 72,73% siswa memberi tanggapan bahwa siswa
merasa kesulitan dalam menulis berita dan 6 atau 27,23% siswa menjawab tidak.
Kemudian, setelah mendapatkan pembelajaran dengan media tajuk rencana,
sejumlah 15 atau 68,18% siswa menyatakan kesulitan dalam menulis berita
berkurang dan 7 atau 31,82% siswa tidak berkurang. Dari 22 siswa, sejumlah 17
atau 77,27% siswa mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk
97
rencana, sekarang siswa menjadi tahu cara menulis berita secara singkat, padat,
dan jelas, tetapi 5 atau 22,73% siswa menyatakan tidak.
b. Hasil Nontes Siklus II
Hasil nontes siklus II meliputi hasil pengamatan dan angket. Berikut disajikan
data hasil pengamatan dan angket pada siklus II.
1) Hasil Pengamatan
Pengamatan pada siklus II dilakukan sama seperti siklus I, yaitu pengamatan yang
dilakukan selama proses pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana
berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman
pengamatan yang telah disiapkan. Aspek yang diamati pada aktivitas siswa saat
pembelajaran yaitu (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, (2)
perhatian siswa terhadap pembelajaran, (3) respon siswa terhadap media
pembelajaran, (4) sikap siswa saat pembelajaran, dan (5) keaktifan siswa saat
pembelajaran.
Penilaian berdasarkan pedoman pengamatan menunjukkan bahwa respon siswa
terhadap media yang digunakan, sikap, dan keaktifan siswa saat pembelajaran
sudah baik. Kesiapan siswa dalam pembelajaran juga sudah baik dan perhatian
siswa terhadap pembelajaran termasuk dalam kategori baik sekali.
Berdasarkan lembar pengamatan dapat diketahui bahwa dari 22 siswa, 18 atau
81,81% siswa menunjukkan sudah siap dalam mengikuti pembelajaran yang
termasuk dalam kategori baik, sedangkan 4 atau 18,18% siswa belum
menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus II ini,
perhatian siswa terhadap pembelajaran sudah mencapai kategori baik sekali.
98
Sejumlah 20 atau 90,90% siswa sudah berminat untuk memperhatikan dan
memahami materi yang diajarkan, sedangkan 2 atau 9,09% siswa terlihat kurang
memperhatikan materi yang diajarkan.
Dari 22 siswa, terlihat bahwa sejumlah 19 atau 86,36% siswa sudah memberikan
reaksi dan tanggapan positif terhadap media yang digunakan dalam pembelajaran,
yang termasuk dalam kategori baik. Namun, masih terdapat 3 atau 13,63% siswa
yang belum memberikan respon positif terhadap media yang digunakan.
Kemudian, sejumlah 21 atau 95,45% siswa sudah menulis berita dengan sikap
yang baik, tidak membuat gaduh, dan tidak mengganggu temannya, yang
termasuk dalam kategori baik. Namun, sejumlah 1 atau 4,54% siswa kurang
menunjukkan sikap yang baik saat mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa saat
mengikuti pembelajaran juga termasuk dalam kategori baik. Sejumlah 18 atau
81,81% siswa sudah terlihat aktif dalam mengerjakan tugas menulis berita dengan
serius dan tekun, sedangkan 64atau 18,18% siswa kurang aktif dalam
mengerjakan tugasnya dengan serius dan tekun.
2) Hasil Angket
Pengisian angket siklus II dilakukan untuk mendapatkan informasi dan tanggapan
siswa terhadap pembelajaran menulis berita dengan menggunakan media tajuk
rencana yang telah mereka ikuti pada siklus II. Pada dasarnya, pengisian angket pada
siklus II sama dengan siklus I. Pernyataan yang terdapat dalam angket siklus II pun
sama dengan siklus I, yakni (1) sebelum mendapat pembelajaran menulis berita
dengan media tajuk rencana, saya belum terampil menulis berita, (2) setelah
mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana, saya menjadi
99
terampil menulis berita, (3) sebelum mendapat pembelajaran menulis berita dengan
media tajuk rencana, saya mengalami kesulitan dalam menulis berita, (4) setelah
mendapat pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana, kesulitan saya
dalam menulis berita menjadi berkurang, dan (5) setelah mendapat pembelajaran
menulis berita dengan media tajuk rencana, sekarang saya tahu cara menulis berita
secara singkat, padat, dan jelas.
Berdasarkan hasil angket dapat diperoleh keterangan bahwa dari jumlah 22 siswa,
19 atau 86,36% siswa menyatakan sebelum mendapat pembelajaran menulis
berita dengan media tajuk rencana, siswa belum terampil dalam menulis berita,
sedangkan 3 atau 13,63% siswa memberi jawaban tidak. Kemudian, sejumlah 20
atau 90,90% siswa memberi tanggapan bahwa setelah mendapat pembelajaran
menulis berita dengan media tajuk rencana, siswa menjadi terampil menulis
berita, sedangkan 1 atau 9,09% siswa menjawab tidak.
Dari 22 siswa, sejumlah 18 atau 81,81% siswa sebelum mendapatkan
pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana memberi tanggapan
bahwa siswa merasa kesulitan dalam menulis berita dan 4 atau 18,18% siswa
menjawab tidak. Kemudian, setelah mendapatkan pembelajaran dengan media
tajuk rencana, sejumlah 17 atau 77,27% siswa menyatakan kesulitan dalam
menulis berita berkurang dan 5 atau 22,72 siswa tidak berkurang. Dari 22 siswa,
sejumlah 22 atau 100% siswa mendapat pembelajaran menulis berita dengan
media tajuk rencana, sekarang siswa menjadi tahu cara menulis berita secara
singkat, padat, dan jelas.
100
3. Peningkatan Keterampilan Siswa dalam Menulis Berita dengan
Media Tajuk Rencana
Peningkatan keterampilan menulis berita siswa didasarkan pada hasil tes yang
meliputi hasil tes prasiklus, siklus I, dan siklus II. Alat ukur yang digunakan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan menulis berita siswa adalah tes menulis teks
berita yang dilakukan pada pelaksanaan prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hal yang
dinilai dalam menulis berita yaitu Pemahaman isi teks, Ketepatan struktur kalimat,
Tata bahasa, dan Ejaan dan tata tulis.
Kriteria keberhasilan atau peningkatan tindakan praktik menulis berita dengan
media tajuk rencana dibuktikan dengan adanya peningkatan skor nilai pada tiap
aspek penilaian dari tes yang dilakukan pada pelaksanaan prasiklus sampai
dengan siklus II. Di bawah ini disajikan data yang menunjukkan peningkatan
kemampuan menulis berita siswa dengan media tajuk rencana dari hasil tes
prasiklus, siklus I dan siklus II.
101
Tabel 17
Rata-Rata Nilai Setiap Aspek Keterampilan Menulis Teks Berita yang
dicapai Siswa pada Tahap Prasiklus
No Nama
Prasiklus
Skor KKM
70
Aspek Penilaian
A B C D
1 Iswari 22 16 16 16 70 T
2 Lisa Arsita 19 13 14 17 63 TT
3 Nova Wulandari 19 13 13 13 58 TT
4 Rindi Astanti 24 14 14 14 66 TT
5 Ririt Lestari 26 16 16 14 72 T
6 Sarmini 19 14 14 14 61 TT
7 Sunarti 24 13 13 13 63 TT
8 Agus Triwidodo 19 13 13 15 60 TT
9 Aan Budianto 17 15 13 14 59 TT
10 Brian Antony 20 13 14 13 60 TT
11 Dwi Oktavia 19 13 13 13 58 TT
12 Diki Kurniawan 19 14 13 14 60 TT
13 Igo Priratma Putra 24 16 16 15 71 T
14 Joni Andes Pranata 19 14 14 14 61 TT
15 Ricki Ramadhan 18 13 13 13 57 TT
16 Ragil Saputra 19 14 13 13 59 TT
17 Sulistyawan 19 13 13 14 59 TT
18 Sandi Prawobo 19 14 14 13 60 TT
19 Tian Dianto 19 13 13 13 58 TT
20 Eko Agus Saputra 19 14 13 13 59 TT
21 Ariya Kristianto 17 12 13 14 56 TT
22 Sandi 27 15 15 14 71 T
Jumlah 447 305 303 306 1361
Rata-rata 20,31 13,86 13,77 13,,90 61,86
Keterangan T = Tuntas
A : Pemahaman isi teks TT = Tidak Tuntas
B : Ketetapan struktur kalimat
C : Tata bahasa
D : Ejaan dan tata tulis
102
Yang diberi warna hijau adalah skor tertinggi, sedangkan yang berwarna merah
adalah skor terendah.
Rata-rata pada prasiklus masih tergolong dalam kategori kurang. Rata-rata kelas
yaitu 61,86 dengan perolehan skor untuk aspek pemahaman isi teks 447 (20,31),
aspek ketepatan struktur kalimat 305 (13,86), aspek tata bahasa 3 (16,90), dan
aspek tipografi 247 (11,22). Kategori kurang dengan rentang nilai 50-64 dicapai
oleh 14 siswa. Kategori cukup dengan rentang nilai 65-74 dicapai oleh 6 siswa.
Dan kategiri baik dengan rentang nilai 75-84 dicapai oleh 2 siwa. Hal ini
disebabkan karena siswa belum memahami secara mendalam pokok-pokok puisi
dan masih kesulitan dalam menuangkan ide kedalam bentuk puisi. dari hasil
kurang ini, penulis membuat rencana untuk kegiatan selanjutnya.
Tabel 15
Peningkatan Kemampuan
Menulis Berita dengan Media Tajuk Rencana
No Aspek yang dinilai Rata-rata Peningkatan
Prasiklus Siklus I Siklus II Pra - SI SI - SII Pra - SII
1 Pemahaman isi teks 20,31 24,13 27,63 3,82 3,5 7,32
2 Ketepatan struktur kalimat 13,86 17,13 18,18 3,27 1,05 4,32
3 Tata bahasa 13,77 15,13 17,36 1,36 2,23 3,59
4 Ejaan dan tata bahasa 13,9 14,68 17 0,78 2,32 3,1
Jumlah 61,84 71,07 80,17 9,23 9,1 18,33
103
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel tersebut, dapat diperoleh keterangan
peningkatan skor rata-rata pada setiap aspek.
a. Aspek Pemahaman Isi Teks
Gambar 7: Diagran Peningkatan Aspek pemahaman isi teks
Pada aspek isi hal yang dinilai adalah kelengkapan isi atau pokok-pokok penting
dalam berita. Skor maksimal yang dapat diperoleh dari aspek isi ialah 35. Pada tes
awal skor rata-rata yang diperoleh adalah 20,31, sedangkan pada siklus I
memperoleh skor 24,13. Hal ini membuktikan bahwa pada aspek isi terjadi
peningkatan sebesar 3,82. Setelah dilaksanakan pembelajaran menulis berita
dengan menggunakan media tajuk rencana, sebagian besar siswa sudah mampu
menuliskan pokok-pokok penting dalam berita secara lengkap. Pemilihan topik
yang tepat juga membantu siswa dalam meningkatkan aspek isi. Pada siklus II
juga terjadi peningkatan, tetapi tidak sebesar pada siklus I. Peningkatan yang
terjadi pada siklus II hanya mencapai 3,5. Skor rata-rata yang diperoleh pada
104
siklus II adalah 27,63. Kemudian, peningkatan dari tes awal ke siklus II mencapai
7,32.
Tabel 19
Rata-Rata Nilai Setiap Aspek Keterampilan Menulis Teks Berita yang
dicapai Siswa pada Tahap Siklus I
No Nama
Prasiklus
Skor KKM
70
Aspek Penilaian
A B C D
1 Iswari 23 16 16 13 68 TT
2 Lisa Arsita 24 16 16 16 72 T
3 Nova Wulandari 23 17 16 14 70 T
4 Rindi Astanti 24 19 16 17 76 T
5 Ririt Lestari 25 19 16 16 76 T
6 Sarmini 25 16 17 15 73 T
7 Sunarti 24 18 15 16 73 T
8 Agus Triwidodo 24 17 15 16 72 T
9 Aan Budianto 24 18 16 16 74 T
10 Brian Antony 24 19 16 14 73 T
11 Dwi Oktavia 25 18 15 14 72 T
12 Diki Kurniawan 24 17 14 14 69 TT
13 Igo Priratma Putra 26 18 15 14 73 T
14 Joni Andes Pranata 23 17 15 14 69 TT
15 Ricki Ramadhan 23 17 15 14 69 TT
16 Ragil Saputra 24 17 14 14 69 TT
17 Sulistyawan 24 15 15 15 69 TT
18 Sandi Prawobo 26 17 14 14 71 T
19 Tian Dianto 24 17 14 14 69 TT
20 Eko Agus Saputra 21 16 13 14 64 TT
21 Ariya Kristianto 22 14 14 14 64 TT
22 Sandi 29 19 16 15 79 T
Jumlah 531 377 333 323 1564
Rata-rata 24,13 17,13 15,13 14,68 71,09
Keterangan T = Tuntas
A : Pemahaman isi teks TT = Tidak Tuntas
B : Ketetapan struktur kalimat
105
C : Tata bahasa
D : Ejaan dan tata tulis
Yang diberi warna hijau adalah skor tertinggi, sedangkan yang berwarna merah
adalah skor terendah.
Rata-rata pada Siklus I masih tergolong dalam kategori cukup. Rata-rata
kelas yaitu 71,09 dengan perolehan skor untuk aspek pemahaman isi teks 531
(24,13), aspek ketepatan struktur kalimat 377 (17,13), aspek tata bahasa 333
(15,13), dan aspek ejaan dan tata tulis 323 (14,86). Kategori kurang dengan
rentang nilai 50-64 dicapai oleh 2 siswa. Kategori cukup dengan rentang nilai 65-
74 dicapai oleh 17 siswa. Dan kategori baik dengan rentang nilai 75-84 dicapai
oleh 3 siwa.
106
Tabel 17
Rata-Rata Nilai Setiap Aspek Keterampilan Menulis Teks Berita yang
dicapai Siswa pada Tahap Siklus II
No Nama
Prasiklus
Skor KKM
70
Aspek Penilaian
A B C D
1 Iswari 28 21 19 18 86 T
2 Lisa Arsita 28 21 19 19 87 T
3 Nova Wulandari 23 16 16 14 69 TT
4 Rindi Astanti 30 20 18 18 86 T
5 Ririt Lestari 29 18 18 18 83 T
6 Sarmini 29 19 18 18 84 T
7 Sunarti 28 18 18 18 82 T
8 Agus Triwidodo 28 18 18 18 82 T
9 Aan Budianto 28 18 17 18 80 T
10 Brian Antony 29 18 18 17 82 T
11 Dwi Oktavia 24 16 14 17 69 TT
12 Diki Kurniawan 29 19 18 15 84 T
13 Igo Priratma Putra 28 18 18 18 82 T
14 Joni Andes Pranata 28 18 18 18 81 T
15 Ricki Ramadhan 28 18 17 17 79 T
16 Ragil Saputra 28 18 17 17 80 T
17 Sulistyawan 29 18 17 17 81 T
18 Sandi Prawobo 27 18 17 16 78 T
19 Tian Dianto 28 19 17 17 81 T
20 Eko Agus Saputra 27 17 17 16 77 T
21 Ariya Kristianto 28 19 18 18 83 T
22 Sandi 24 15 15 14 68 TT
Jumlah 608 400 382 376 1764
Rata-rata 27,63 18,18 17,36 17,09 80,18
Keterangan T = Tuntas
A : Pemahaman isi teks TT = Tidak Tuntas
B : Ketetapan struktur kalimat
C : Tata bahasa
D : Ejaan dan tata tulis
Yang diberi warna hijau adalah skor tertinggi, sedangkan yang berwarna merah
adalah skor terendah.
107
Rata-rata pada Siklus II masih tergolong dalam kategori cukup. Rata-rata
kelas yaitu 80,18 dengan perolehan skor untuk aspek pemahaman isi teks 608
(27,63), aspek ketepatan struktur kalimat 400 (18,18), aspek tata bahasa 382
(17,36), dan aspek ejaan dan tata tulis 376 (17,09). Kategori kurang dengan
rentang nilai 50-64 dicapai oleh 0 siswa. Kategori cukup dengan rentang nilai 65-
74 dicapai oleh 2 siswa. Dan kategori baik dengan rentang nilai 75-84 dicapai
oleh 20 siswa.
b. Aspek Ketepatan Struktur Kalimat
Gambar 8: Diagran Peningkatan ketepatan srtuktur kalimat
Dalam aspek ini hal yang dinilai adalah ketepatan struktur kalimat. Skor maksimal
yang dapat diperoleh pada aspek ini adalah 25. Pada aspek ini, skor rata-rata yang
diperoleh pada tes awal mencapai 13,86, sedangkan pada siklus I mencapai 17,13.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pada aspek ketepatan struktur kalimat terjadi
peningkatan sebesar 3,27. Pada siklus II skor rata-rata yang diperoleh ialah 18,18
dan meningkat 1,05 dari siklus I. Peningkatan dari skor awal hingga siklus II
mencapai 4,32.
108
c. Aspek Tata Bahasa
Gambar 9: Diagran Peningkatan aspek tata bahasa
Pada aspek tata bahasa ini hal yang dinilai adalah penggunaan bahasa yang
digunakan. Skor maksimal yang diperoleh dari aspek tersebut adalah 20. Skor
rata-rata yang diperoleh pada tes awal sebesar 13,77, sedangkan pada siklus I
sebesar 15,13. Dari skor tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam aspek tata
bahasa terjadi peningkatan sebesar 1,36. Pada siklus II skor rata-rata yang
diperoleh adalah 17,36 dan terjadi peningkatan 2,23 dari siklus I. Kemudian,
peningkatan skor rata-rata yang terjadi dari tes awal sampai siklus II mencapai
3,59.
109
d. Aspek Ejaan dan Tata Tulis
Gambar 10: Diagran Peningkatan aspek Ejaan dan tata bahasa
Skor maksimal penilaian pada aspek ejaan dan tata tulis adalah 20 dengan
beberapa hal yang dinilai, yaitu penulisan dan tanda baca. Aspek ejaan pada tes
awal diperoleh skor rata-rata 13,9 dan meningkat 0,78 pada siklus I. Skor rata-
rata pada siklus I adalah 14,68. Pada siklus II memperoleh skor rata-rata sebesar
17 dan meningkat 2,32 dari siklus I. Kemudian, peningkatan skor rata-rata dari tes
awal ke siklus II mencapai 3,1.
Peningkatan skor rata-rata pada setiap aspek tulisan berita siswa dari prasiklus
hingga siklus II dapat digambarkan dalam diagram berikut ini.
110
Gambar 11. Diagram Peningkatan Skor Rata-rata pada Setiap Aspek
Tulisan Berita Siswa dari Tes Awal hingga Siklus II
Berdasarkan gambar diagram tersebut, terlihat bahwa nilai siswa kelas VIII A
SMP PGRI Bagelen dalam menulis berita pada setiap aspek penilaian terus
mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II. Dengan
terjadinya peningkatan tersebut, dapat dinyatakan bahwa penggunaan media tajuk
rencana dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas VIII A dalam menulis
berita. Hasil menulis berita pada prasiklus diperoleh rata-rata 61,86 Kemudian,
pada siklus I pembelajaran sudah menggunakan media tajuk rencana dan skor
rata-rata menulis berita siswa meningkat menjadi 71,09 atau terjadi peningkatan
sebesar 9,23. Kemudian pada siklus I kesiklus II terjadi peningkatan rata-rata nilai
menulis berita siswa sebanyak 9,1. Jadi secara keseluruhan dapat diperoleh
peningkatan menulis berita dari prasiklus sampai siklua II sebesar 18,33.
Dilihat dari peningkatan skor pada kemampuan menulis siswa dari prasiklus
hingga siklus II, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis berita siswa
mengalami peningkatan. Hal itu berdasarkan indikator keberhasilan yang menjadi
111
patokan dalam penelitian ini yaitu penelitian dapat dikatakan berhasil jika terjadi
peningkatan kualitas proses dan produk mencapai 70%. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media tajuk rencana dapat meningkatkan kemampuan menulis
berita siswa kelas VIII A SMP PGRI Bagelen.
112
112
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dan saran.
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan data, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Langkah-langkah yang diterapkan dalam pembelajaran menulis berita
dengan media tajuk rencana yaitu (1) siswa membaca tajuk rencana yang
telah disiapkan guru, (2) guru memandu siswa untuk menuliskan pokok-
pokok penting yang terdapat dalam tajuk rencana, yakni 5W+1H, (3) siswa
mengembangkan pokok-pokok penting menjadi teks berita yang singkat,
padat, dan jelas.
2. Pengaruh media tajuk rencana terhadap sikap dan minat siswa dalam
pembelajaran menulis berita pada siklus I, dan siklus II menunjukkan
adanya perubahan yang semakin positif. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pada prasiklus, sikap siswa pada saat pembelajaran masih dalam kategori
kurang karena hanya 19 atau 86,36% siswa belum menunjukkan sikap
yang baik saat pembelajaran, masih banyak siswa yang membuat gaduh,
dan mengganggu temannya, sedangkan minat siswa sudah mencapai
kategori cukup karena hanya sejumlah 7 atau 31,82% siswa sudah
berminat untuk memperhatikan dan memahami materi yang diajarkan.
Pada siklus I, sikap siswa dalam pembelajaran mencapai kategori cukup
karena sejumlah 10 atau 45,45% siswa sudah menunjukkan sikap yang
112
113
baik, tidak membuat gaduh, dan tidak mengganggu temannya. Sementara
itu, minat siswa sudah mencapai kategori baik karena sejumlah 15 atau
68,18% siswa sudah berminat untuk memperhatikan dan memahami
materi yang diajarkan. Pada siklus II, terjadi perubahan yang semakin
positif karena sejumlah 21 atau 95,45% siswa sudah menulis berita dengan
sikap yang baik, tidak membuat gaduh, dan tidak mengganggu temannya.
Begitu pula dengan minat siswa yang menunjukkan adanya perubahan
yang semakin positif. Sejumlah 20 atau 90,90% siswa sudah berminat
untuk memperhatikan dan memahami materi yang diajarkan, yang
termasuk dalam kategori baik sekali.
3. Nilai rata-rata keterampilan menulis berita yang diperoleh pada prasiklus
adalah 61,86 yang termasuk dalam kategori rendah karena masih di bawah
KKM. Pada prasiklus ini dapat dinyatakan bahwa dari sejumlah 22 siswa
belum ada siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar. Pada siklus I,
nilai rata-rata keterampilan menulis berita mengalami peningkatan sebesar
9,23, dari 61,86 menjadi 71,09. Sejumlah 13 atau 58% siswa sudah dapat
dinyatakan tuntas atau memenuhi nilai KKM, sedangkan 9 atau 40,90%
siswa belum mencapai ketuntasan hasil belajar. Pada siklus II, nilai rata-
rata keterampilan menulis berita mencapai 80,01. Peningkatan nilai rata-
rata dari siklus I ke siklus II mencapai 9,1, sedangkan peningkatan dari
prasiklus ke siklus II mencapai 18,33. Pada siklus II, sejumlah 19 atau
78% siswa sudah mencapai ketuntasan hasil belajar, sedangkan 3 atau 12%
siswa belum mencapai ketuntasan hasil belajar.
114
B. Saran
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, peneliti
menyarankan beberapa hal sebagai berikut.
1. Bagi sekolah
Sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan model pembelajaran menggunakan media tajuk rencana
dan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang berkaitan dengan
model pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran.
2. Bagi guru
Guru mempunyai peranan yang sangat besar dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran menulis berita dengan media tajuk rencana ini dapat
digunakan oleh guru untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih
menarik dan kreatif yang dapat menyenangkan dan mengaktifkan siswa.
3. Bagi siswa
Siswa hendaknya lebih meningkatkan motivasi untuk aktif dalam menulis.
Pembelajaran keterampilan menulis berita dengan media tajuk rencana ini
diharapkan dapat dikembangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
4. Bagi dunia pendidikan
Untuk memajukan dunia kependidikan, diharapkan adanya penelitian yang
serupa seperti yang telah dilakukan peneliti. Akan tetapi, dalam penelitian
yang berikutnya diharapkan agar lebih luas ruang lingkupnya dan lebih baik
115
dalam pembahasannya, khususnya dalam keterampilan menulis berita
sebagai bahan perbandingan dan referensi terhadap penelitian yang relevan.
116
DAFTAR PUSTAKA
Air dan Muka Tanah Jakarta. 2016. Kompas. Senin 21 Maret 2016.
Amalia, Zuhruf. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui
Media Foto Peristiwa pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP N 5
Pekalongan Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi, tidak diterbitkan.
Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Anwar, Rosihan. 1984. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Jakarta: Pradnya
Paramita
Arikunto, Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Djuraid, Husnun N. 2006. Panduan Menulis Berita. Malang: UMM Press.
Farhan, Korib. 2005. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan
Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas
VIII A SMP Negeri I Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pengajaran
2004/2005. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.
Pertumbuhan Ekonomi Tinggi. 2016. Kompas. Jumat 18 Maret 2016.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Setiati, Eni. 2005. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan. Yogyakarta:
Andi Offset.
Sudaryanto. 1998. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sugiarto, Eko. 2014. Mahir Menulis Fakta & Opini. Yogyakarta: Suara Media.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik. Bandung: Nuansa.
Sukirno. 2013. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
117
Tambunan. 1998. Dasar Dasar Penulisan Berita dan Teknik Mengarang.
Bandung: PATCO.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
118
119
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : ..................................
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII (Delapan) / 2 (Dua)
Standar Kompetensi: Menulis
12 Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
12.2 Menulis teks
berita secara
singkat, padat,
dan jelas
Penulisan teks
berita
o Mengamati contoh teks berita
o Berburu berita di sekitar sekolah
o Menyusun data-data pokok berita
o Merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas
o Menyunting berita
o Menampilkan berita dalam majalah
Mampu menyusun data pokok-pokok berita
Mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas
Penugasan
individual/
kelompok
Proyek Tulislah data pokok-pokok berita yang kamu peroleh berdasarkan peng-amatan terhadap suatu peristiwa!
Kembangkan data pokok-pokok berita menjadi sebuah teks berita!
Perbaikilah teks berita yang sudah kamu susun sesuai saran
4 X 40’ Lingkungan
sekolah
Buku teks
Contoh teks
berita
120
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
dinding atau majalah sekolah
teman/gurumu!
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage )
Ketulusan ( Honesty )
121
122
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus I
Sekolah : SMP PGRI Bagelen
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 2 x 40
Standar Kompetensi : Menulis
Kompetensi Dasar : 12.2 Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas
Indikator : 1. Mampu menyusun data pokok-pokok berita
2. Mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi
berita yang singkat, padat, dan jelas
A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa mampu memahami teks berita
b. Siswa mampu menyusun teks berita sesuai dengan permasalahan
c. Siswa mampu menulis teks berita dengan baik dan runtut
B. Materi Pokok
1. Teknik menulis berita dengan 5W+1H
2. Cara menentukan topik berita berdasarkan pengamatan alam sekitar
123
C. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Penugasan
D. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan
a. Guru mengucap salam dilanjutkan berdoa bersama
b. Guru melakukan presensi kepada siswa
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi
teks berita pada pertemuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai serta mengaitkannya
dengan kehidupan sekolah
10 menit
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru memberi materi tentang menulis teks berita
b. Siswa menyimak penjelasan guru
c. Siswa memahami materi tentang teks berita baik
pengertian, maupun unsur 5W+1H dalam teks berita
Elaborasi
a. Guru menjelaskan materi tentang menulis teks
berita dengan media alam sekitar
b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang
materi yang kurang dipahami dalam pembelajaran
60 menit
124
menulis teks berita dengan media tajuk rencana
c. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
menulis teks berita dengan tema bencana alam
d. Siswa menulis teks berita dengan tema yang sudah
ditentukan oleh guru yaitu bencana alam
Konfirmasi
a. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi, elaborasi siswa melalui berbagai sumber
yang berkaitan dengan teks berita
b. Guru menfasilitasi siswa untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar yakni berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan siswa dalam menghadapi kesulitan
mengenai langkah-langkah menulis teks berita
3 Kegiatan Akhir
a. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran
b. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan
c. Guru memberikan pesan-pesan kepada siswa
mengenai menulis teks berita
d. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan salam
10 menit
E. Sumber Belajar
a. Buku paket panduan belajar bahasa Indonesi kelas VIII
b. Buku menulis berita karya Hunsun Djuraid
F. Penilaian
125
a. Penilaian hasil individu : tes tertulis
b. Instrumen
a) Buatlah teks berita dengan tema bencana alam!
b) Perhatikan kelengkapan unsur berita!
c) Perhatikan penulisan tanda baca, huruf kapital, kata
depan dan konjungsi!
d) Tulisan rapi dan jelas!
G. Skor Penilaian
No Aspek/ Kategori Penilaian Skor Maksimal
1. Pemahaman isi berita 35
2. Ketepatan struktur berita 25
3. Tata bahasa 20
4. Ejaan dan tata tulis 20
Jumlah 100
Purworejo, April 2016
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Sri Handayaningsih, S.Pd Endang Susilowati
NIM. 122110013
126
Lampiran 3
Presentasi Siswa Kelas VIII A SMP PGRI Bagelen
N
o
Nama Siswa L
/
P
Tanggal Pertemuan
1 Iswari L 19/4/2016 23/4/2016 26/4/2016
2 Lisa Arsita P
3 Nova Wulandari P
4 Rindi Astanti P
5 Ririt Lestari P
6 Sarmini P
7 Sunarti L
8 Agus Triwidodo L
9 Aan Budianto L S
1
0
Brian Antony L
1
1
Dwi Oktavio L A
1
2
Diki Kurniawan L
1
3
Igo Priratma Putra L
1
4
Joni Andes Pranata L
1
5
Ricki Ramadhan L
1
6
Ragil Saputra L
1
7
Sulistyawan L
1
8
Sandi Prabowo L
1
9
Tian Dianto L
2
0
Eko Agus Saputra L A
2
1
Ariya Kristianto L A A
2 Sandi P S
127
2
128
Tabel
Hasil tes prasiklus sampai siklus II
No. Nama
Prasiklus Siklus I Siklus II
A B C D Jumlah
Nilai A B C D
Jumlah
Nilai A B C D
Jumlah
Nilai
1 X1 22 16 16 16 70 23 16 16 13 68 28 21 19 18 86
2 X2 19 13 14 17 63 24 16 16 16 72 28 21 19 19 87
3 X3 19 13 13 13 58 23 17 16 14 70 23 16 16 14 69
4 X4 24 14 14 14 66 24 19 16 17 76 30 20 18 18 86
5 X5 26 16 16 14 72 25 19 16 16 76 29 18 18 18 83
6 X6 19 14 14 14 61 25 16 17 15 73 29 19 18 18 84
7 X7 24 13 13 13 63 24 18 15 16 73 28 18 18 18 82
8 X8 19 13 13 15 60 24 17 15 16 72 28 18 18 18 82
9 X9 17 15 13 14 59 24 18 16 16 74 28 18 17 17 80
10 X10 20 13 14 13 60 24 19 16 14 73 29 18 18 17 82
11 X11 19 13 13 13 58 25 18 15 14 72 24 16 14 15 69
12 X12 19 14 13 14 60 24 17 14 14 69 29 19 18 18 84
13 X13 24 16 16 15 71 26 18 15 14 73 28 18 18 18 82
14 X14 19 14 14 14 61 23 17 15 14 69 28 18 18 17 81
15 X15 18 13 13 13 57 23 17 15 14 69 28 18 17 16 79
16 X16 19 14 13 13 59 24 17 14 14 69 28 18 17 17 80
17 X17 19 13 13 14 59 24 15 15 15 69 29 18 17 17 81
Lampiran 4
129
18 X18 19 14 14 13 60 26 17 14 14 71 27 18 17 16 78
19 X19 19 13 13 13 58 24 17 14 14 69 28 19 17 17 81
20 X20 19 14 13 13 59 21 16 13 14 64 27 17 17 16 77
21 X21 17 12 13 14 56 22 14 14 14 64 28 19 18 18 83
22 X22 27 15 15 14 71 29 19 16 15 79 24 15 15 14 68
Jumlah 447 305 303 306 1361 531 377 333 323 1564 608 400 382 374 1764
Rata-rata 20,31 13,86 13,77 13,90 61,86 24,13 17,13 15,13 14,68 71,09 27,63 18,18 17,36 17 80,18
Skor tertinggi 27 16 16 17 72 29 19 17 17 79 30 21 19 19 87
Skor terendah 17 12 13 13 56 21 14 13 13 64 23 15 14 14 68
Keterangan:
A : Pemahaman isi teks
B : Ketepatan struktur kalimat
C : Tata bahasa
D : Ejaan dan tata tulis
Nilai yang diberi warna kuning adalah siswa yang mencapai KKM (70)
130
131
Lampiran 5
Dokumentasi Foto Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penelitian Siklus I
Gambar 3: Saat siswa memperhatikan pelajaran
Gambar 4: Saat siswa menulis teks berita menggunakan
media tajuk rencana
132
Kegiatan Penelitian Siklus II
Gambar 5: Saat siswa memperhatikan pelajaran
Gambar 6: Saat siswa menulis teks berita menggunakan
media tajuk rencana
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
Lampiran 9
Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus I
No Aspek
Indikator
Siklus I
Positif Negatif
1
.
Kesiapan
siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
Siswa siap dan
menerima
pembelajaran
dengan baik
10
(45,45
%
)
12
(54,54%)
2
.
Perhatian
siswa
terhadap
pembelajaran
Siswa berminat
untuk
memperhatikan
dan memahami
materi yang
diajarkan
15
(68,18%)
7
(31,82%)
3
.
Respon siswa
terhadap
media
pembelajaran
Siswa memberikan
reaksi dan
tanggapan positif
terhadap media
yang digunakan
17
(77,27%)
5
(22,73%)
4
.
Sikap siswa
saat
pembelajaran
Siswa menulis
teks berita dengan
sikap yang baik,
tidak membuat
gaduh, dan tidak
mengganggu
temannya
12
(54,54%)
10
(45,45%)
5
.
Keaktifan
siswa saat
pembelajaran
Siswa aktif
mengerjakan
tugas menulis teks
berita dengan
serius dan tekun
16
(72,73%)
6
(27,27%)
157
Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus II
No Aspek
Indikator
Siklus II
Positif Negatif
1. Kesiapan siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran
Siswa siap dan
menerima
pembelajaran
dengan baik
18
(81,81%)
4
(18,18%)
2. Perhatian siswa
terhadap
pembelajaran
Siswa berminat
untuk
memperhatikan dan
memahami materi
yang diajarkan
20
(90,90%)
2
(9,09%)
3. Respon siswa
terhadap media
pembelajaran
Siswa memberikan
reaksi dan
tanggapan positif
terhadap media
yang digunakan
19
(86,36%)
3
(13,63%)
4. Sikap siswa saat
pembelajaran
Siswa menulis teks
berita dengan sikap
yang baik, tidak
membuat gaduh,
dan tidak
mengganggu
temannya
21
(95,45%)
1
(4,54%)
5. Keaktifan siswa
saat
pembelajaran
Siswa aktif
mengerjakan tugas
menulis teks berita
dengan serius dan
tekun
18
(81,81%)
4
(18,18%)
158
159
160
161
162
163
164
165
166