PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK
RESUSITASI PADA ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR
PROSEDUR LANGKAH KLINIK KASUS
5 PERNAFASAN BUATAN
5.1 Pasang masker pernafasan (melingkupi hidung dan mulut), kemudian
tiupkan udara melalui slang masker. Buka sebagian penutup dada
agar penolong dapat memperhaatikan gerakan pada dada bayi.
5.2 Lakukan dengan tekanan sekitar 35 cm air dengan frekuensi 40-60
kali per menit (Ambubag) atau 20-30 kali/menit
5.3 Bila terjadi pernafasan spontan atau bayi menangis, hentikan
tindakan peniupan melalui slang masker. Dengar suara nafas bayi,
lakukan penghisapan ulang cairan/lender pada orofaring jika
diperlukan
5.4 Bila tidak tersedia masker pernafasan, pemberian udara dapat
dilakukan dengan jalan:
a. Ambil dua pipet/penyedot air minum
b. Pegang keduanya dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan
(Bila pipet mempunyai lekukan, bagian yang pendek adalah
bagian yang dekat dengan hidung bayi. Bila digunakan pipet
lurus, maka penolong meminta asisten untuk meniupkan
udara)
c. Massukkan sedikit ujungnya pada kedua lubang bayi
d. Dengan jari tengah dan telunjuk tangan kiri angkat dagu bayi,
(ibu jari pada pipi kiri) sehingga mulut bayi tertutup
e. Tiup udara melalui ujung pipet pada mulut penolong dengan
tekanan ringan namun cukup untuk mengembangkan rongga
dada bayi
f. Pada saat penolong megisi udara ke dalam mulut (untuk
peniupan lanjutan) buka mulut bayi sehingga udara dari
dalam paru-paru dapat keluar dengan gravitasi berat dinding
dada bayi.
g. Lakukan dengan frekuensi 20-30 kali per menit. Pehatikan
keadaan bayi setiap 4 kali peniupan
h. Bila terjadi pernafasan spontan, lakukan tindakan seperti pada
langkah 5.3 dan lanjutkan ke bagian PERAWATAN
LANJUTAN.
6 PEMBERIAN MEDIKAMENTOSA
6.1 Bayi setelah 5 menit belum terjadi pernafasan spontan atau frekuensi
denyut jatung bayi menurun hingga di bawah 100 kali per menit, beri
Bikarbonas Natrikus 7,5%-8,4% (5 ml diencerkan dengan 5 ml
Dextrose 10%) melalui vena umbilikalis, secara perlahan
6.2 Sementara pemberian tersebut, pernafasan buatan tetap diteruskan
6.3 Bila timbul pernafasan spontan, hentikan penyuntikan Natrikus
Bikarbonas. Bia belum timbul, lanjutkan pemberian seluruh larutan
tersebut
6.4 Bila frekuensi denyut jantung dibawah 60 kali per menit, pernapasan
buatan dilanjutkan oleh asisten, operator pindah ke bagian kaki bayi
untuk melakukan tindakan lanjutan yaitu pijat jantung luar melalui
dinding dada
7 PIJAT (MESSAGE) JANTUNG LUAR
7.1 Letakkan ibu jari kiri dan kanan pada sepertiga bawah tulang
dada/sternum, tangan kiri dan kanan melingkari badan bayi dengan
jari-jari tangan (plantar) berada di punggung bayi.
7.2 Lakukan pijatan kedua ibu jari pada tulang dada (mendorong hingga
1 cm ke bawah) dengan frekuensi 100-120 kali per menit.
7.3 Setiap 2 kali pijatan dinding dada, lakukan peniupan udara 1 kali
7.4 Bila dengan tindakan ini frekensi denyut jantung meningkat hingga
diatas 80 kali per menit, hentikan pijatan, teruskan pernafasan buatan.
Bila dengan pijatan denyut jantung belum juga menurun, beri
adrenalin/epinefrin 0,01% dengan dosis 0,1 ml/kgBB secara
intrakardial (melalui punctum ictus kordis atau melalui tepi bawah
stenum kea rah lateral kiri atas/papilla mammae sinistra) atau melalui
vena umbilikalis
7.5 Bila pembersihan jalan nafas, pernafasan buatan dari pijatan jantung
berhasil dengan baik, besihkan badan bayi dengan kain bersih dan
hangat.
(bila resusitasi telah dilakukan lebih dari 45 menit dan keadaan bayi
masih jelek, tampaknya upaya ini gagal).
8 PERAWATAN LANJUTAN
8.1 Selimuti seluruh badan bayi
8.2 Letakkan bayi dalam incubator (bila tersedia). Bila tidak tersedia
incubator, tempatkan bayi pada lingkungan khusus (hangat)
8.3 Perhatikan keadaan bayi minimal 15 menit sebelum diserahkan
kepada petugas yang merawat
9 PENCEGAHAN INFEKSI PASCA TINDAKAN
9.1 Masukkan seluruh instrument yang terpakai ke dalam wadah yang
berisi larutan khlorin 0,5%
9.2 Buang sampah habis pakai ke dalam tempat yang tersedia
9.3 Bubuhi dengan klorin 0,5% semua bagia/benda yang terkontaminasi
dengan darah atau cairan tubuh pasien
9.4 Masukkan tangan ke dalam wadah yang berisi khlorin 0,5%.
Bersihkan sarung tangan, lepaskan secara terbalik dan rendam
9.5 Cuci tangan hingga lengan dengan sabun, di bawah air mengair
9.6 Keringkan tangan dengan handuk bersih
10 PERAWATAN PASCA PERALINAN
10.1 Catat kondisi bayi pasca tindakan dan buat laporan tindakan pada
kolom yang tersedia dalam status bayi
10.2 Buat instruksi pengobatan dan pemantauan lanjutan
10.3 Bawa petugas yang akan merawat ke tempat bayi, terangkan
pengobatan, perawatan dan harus segera melaporkan bila terjadi
perubahan-perubahan pasca tidakan
10.4 Jelaskan pada ayah/wali bayi bahwa tindakan telah selesai dan bayi
masih memerlukan pengobatan dan perawatan lanjut.
10.5 Jelaskan pula bahwa kondisi Asfiksia derajat berat, dapat
menimbulkan efek merugikan, baik yang telah diduga sebelumnya
maupun tidak
CATATAN
Bila setelah langkah nomor 6.4 ternyata keadaan bayi belum menunjukkan tanda
perbaikan, atau belum menangis kuat (masih merintih dan lemah) maka bayi disiapkan
untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
Sesuai dengan kondisi di atas, maka langkah lanjutannya adalah memberi tahukan kepada
ayah/wali untuk menemani petugas kesehatan, membawa bayi ke RSU kabupaten atau
fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yang terdekat.