PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA DALAM MENANAMKAN NILAI
TOLERANSI ANTARA UMAT BERAGAMA SISWA DI SMP N 2
DONGGO KABUPATEN BIMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
EVITAMALA
105 191 108 016
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H/2020M
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi :Peran Guru Agama Dalam Menanamkan Nilai Toleransi
Antar Umat Beragama Siswa Di SMP N 2 Donggo
Kabupaten Bima
Nama : EVITAMALA
Stambuk / Nim : 105 191 108 016
Fakultas / Jurusan : Agama Islam / Pendidikan Agama Islam
Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan depan tim penguji ujian skripsi
pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 1 Djulhijjah 1441 H
23 Juli 2020 M
Disetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Dahlan Lama Bawa M.Ag St. Muthahharah S.Pd,i M.Pd.i NIDN:0912087402 NIDN: 0924058605
ABSRTAK
EVITAMALA, 105191108016 “Peran Guru pendidikan Agama dalam Menanamkan
Nilai Tolerasi antar Umat Beragama Siswa di SMP N 2 Donggo Kabupaten Bima”.
Dibimbing oleh, Dahlan Lama Bawa dan St. Muthahharah
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama
dalam menanamkan nilai-nilai toleransi umat beragama di SMPN 2 Donggo
Kabupaten Bima, sikap toletansi antara umat beragama siswa di SMPN 2 Donggo
Kabupaten Bima, dan faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan nilai-
nilai toleransi umat beragama antar siswa di SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Sumber data
dengan menggunakan instrument melalui observasi, pedoman wawancara dan catanan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa 1) Peran Guru Pendidikan Agama
dalam menanamkan nilai toleransi antar umat beragama siswa di SMPN 2 Donggo
Kaupaten Bima, melalui dua kegitan yaitu kegiatan pembelajaran agama di kelas dan
kegiatan pembelajaran di luar kelas. Kegiatan pembelajaran di kelas dilakukan
dengan cara menanamkan nilai-nilai toleransi secara teoritis, sedangkan kegiatan
pembelajatan di luar kelas, guru agama memberikan teladan dalam kehidupan
berbeda agama seperti bekerjasama dan sikap saling membentu antara warga sekolah
SMPN 2 Donggo tanpa memandang latar belakang agama yang berbeda. 2) Sikap
toleransi umat beragama antar siswa di SMPN 2 Donggo kabupaten Bima dapat
disimpulkan bahawa siswa(i) muslim memberi respon positif kepada siswa yang
beragama lain, seperti memberi dan berbagi makanan, berbagi ilmu, kerja kelompok
bahkan bertukar pikiran tentang masing-masing agama yang di anut. Para siswa tidak
mempermasalahkan jika mereka berteman maupun bersahabat dengan temannya
yang berbeda agama. 3) Faktor pendukung dan penghambat nilai toleransi antara
umat beragama antar siswa di SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima, yakni adanya
materi pembelajaran agama di kelas dan sikap teladan dari guru-guru dalam memberi
contoh toleransi antar umat beragama. Demikian pula sikap siswa yang saling
membantu dan bekerjasama tanpa memandang perbedaan agama. Sedangkan faktor
penghambat hanya seputar perbedaan pendapat pada hal-hal dapat menyebabakab
terjadinya konflik, namun selalu ada cara baik guru maupun siswa dalam
memecahakn permasalahan tersebut, dengan memberikan pemahaman mengenai
sikap toleransi dan saling meminta dan memberi maaf.
Kata kunci: Guru Agama, Nilaitoleransi Antar Umat Beragama
Assalamualaikum wr wb
Tidak ada kata yang pantas di ucap selain rasa puji syukur kehadirat Allah
SWT, atas ridho serta rahamat dan hidayah
menyelesaikan seluruh rangkaian proses penelitian skripsi sekaligis penyelesaian
studi pada jurusan Pendidi
Shalawat serta salam, semoga rahmat tetep tercurahkam atas Nabi Al
junjungan kita Muhammad Saw
sebagai Nabi yang baik, sekali
beriman.
Setelah melalui proses yang panjang deng
arah perjalanan penulis dalam menuntut ilmu di Unversitas Muhammadiyah
Makassar. Menjadikan penulis semakin sadar akan kelemahan
kekurangan yang ada pa
menjadi pedoman yang
menyikapi segala fenomena yang terjadi di masa
cita-cita agar bernegara menuju keridohan
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada p
tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,
akhirnya sampai titik akhir
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Tidak ada kata yang pantas di ucap selain rasa puji syukur kehadirat Allah
SWT, atas ridho serta rahamat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan seluruh rangkaian proses penelitian skripsi sekaligis penyelesaian
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam.
Shalawat serta salam, semoga rahmat tetep tercurahkam atas Nabi Al
junjungan kita Muhammad Saw. Dimana Allah mengutusnya dan memeliharanya
abi yang baik, sekaligus suri tauladan atas semua hamba Allah
Setelah melalui proses yang panjang dengan penuh suka duka yang menyertai
arah perjalanan penulis dalam menuntut ilmu di Unversitas Muhammadiyah
Makassar. Menjadikan penulis semakin sadar akan kelemahan-kelemahan dan
kekurangan yang ada pada diri penulis, semoga kelemahan serta kekurangan tersebut
menjadi pedoman yang berharga agar lebih mawas diri, serta dewasa dalam
menyikapi segala fenomena yang terjadi di masa-masa yang akan datang guna merai
cita agar bernegara menuju keridohan Allah SWT
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesa
tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,
akhirnya sampai titik akhir penyelesaian skripsi. Namun semua tak lepas dari uluran
Tidak ada kata yang pantas di ucap selain rasa puji syukur kehadirat Allah
Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan seluruh rangkaian proses penelitian skripsi sekaligis penyelesaian
Shalawat serta salam, semoga rahmat tetep tercurahkam atas Nabi Allah,
snya dan memeliharanya
gus suri tauladan atas semua hamba Allah yang
n penuh suka duka yang menyertai
arah perjalanan penulis dalam menuntut ilmu di Unversitas Muhammadiyah
kelemahan dan
da diri penulis, semoga kelemahan serta kekurangan tersebut
berharga agar lebih mawas diri, serta dewasa dalam
masa yang akan datang guna merai
k tanpa tanjakan, tiada kesuksesan
tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,
i. Namun semua tak lepas dari uluran
tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan serta bantuan moril dan
materi.
Tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada:
1. terima kasih yang setulus-tulusnya dan seikhlas-ikhlasnya kepada ayahanda
Masri dan kepeda Ibunda Rohana, yang tidak pernah kenal lelah ataupun
mengeluh, dengan pengorbanan begitu banyak apa yang ada pada mereka baik
materi maupun spritual terutama pengeorbanan cucuran keringat dan air mata,
semogga Allah SWT memberikan petunjuk kepedanya sebagaimana orang-
orang terdahulu yang di beri petunjuk.
2. Prof. Dr H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Drs. H Mawardi Pewangi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhmmadiyah Makassar
4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhmmadiyah Makassar
5. Dr. Dahlan Lama Bawa M.Ag selaku pembimbing pertama dan St.
Muthahharah S.Pd.I. M.Pd.I selaku pembimbing kedua dalam penyelesaian
skripsi ini.
6. Para Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar yang merupakan sumur dan
lahan ilmu pengetahuan bagi penulis, yang telah banyak memberikan
pengetahuan dan pengelaman tak terhingga selama aktif mengikuti perkuliahan,
sehingga penulisan skripsi ini selesai.
7. Selulurus staf Fakultas Agama Islam, yang telah banyak memberikan
kesempatan dan kemudahan selama menempuh pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar
8. Keluarga, sahabat karib, baik sahabat, maupun teman-taman seerjuangan yang
namanya tidak sempat penulis sebut satu-persatu yang turut memberi andil,
sumbang saran, dan kritik baik secara materi maupun moril sejak penulis aktif
dalam perkuliahan hingga penulisan dan penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang brlipat ganda kepada
semuanya, demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan
Penulis menerima dengan senang hati, akhirnya hanya kepada Allah SWT. Penulis
serahkan segala medahmudahan senangtiasa mengharapkan kritikan dan saran dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu
persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis ummnya bagi kita semua. Aamiin Ya
Robbal Alamiin
Makassar ,23 juli 2020
Penulis
EVITAMALA
105191108016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
PENGESANAN SKRIPSI ............................................................................. ii
BERITA ACARA MUNASAQASYAH ....................................................... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKIPSI ........................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan masalah ......................................................................... 5
C. tujuan penelitian ........................................................................... 6
D. manfaat penelitian ......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Peran Guru Agama ..................................................................... 7
1. Pengetian Guru Agama ...................................................... 10
2. Guru Agama ....................................................................... 11
B. Toleransi Beragama .................................................................... 13
1. Pengertian Toleransi Agama ............................................... 14
2. Nilai-nilai Toleransi ............................................................ 20
3. Macam-macam Toleransi .................................................... 21
4. Manfaat dan Dampak Toleransi ........................................ 22
5. Ruang Lingkup Toleransi ................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 26
B. Lokasi Dan Objek Penelitian ........................................................ 26
C. Fokus Penelitian ........................................................................... 27
D. Deskripsi Penelitian ...................................................................... 27
E. Sumber Data ................................................................................. 28
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 28
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 29
H. Teknik Analisis Data .................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar umum lokasi penelitian .............................................. 32
B. Peran guru Agama dalam menanamkan nilai-nilai toleransi antar
umat beragama di SMP NEGERI 2 Donggo Kabupaten Bima . 41
C. Sikap toletansi antara umat beragama siswa di SMP NEGERI 2
Donggo Kabupaten Bima .......................................................... 45
D. Faktor pendukung dan penghambat menanamkan nilai-nilai
toleransi antar umat beragama siswa di SMPN 2 Donggo Kabupaten
Bima........................................................................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 54
B. Saran ......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Keadaan guru dan pegawi
Tabel 4.2 Keadaan staf
Tabel 4.3 Data agama peserta didik
Tabel 4.4 Jumlah peserta didik
RIWAYAT HIDUP
EVITAMALA, Sorifo’o 24 April 1998 putri ke dua
dari pasangan Ayahanda Masri dan Ibunda Rohana,
Riwayat Pendidikan Sekolah dasar pada tahun 2004 dan
di SDN Impres Sangari dan tamat pada tahun 2010,
kemudian penulis melanjutkan di SMP Negeri 2 Donggo dan tamat pada tahun
2013, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2
Donggo dan tamat pada tahun 2016, penulis mendaftar di Universitas
Muhammadiyah makassar (UNISMUH Makassar) Fakultas Agama Islam dan di
terima di jurusan Pendidikan Agama Islam (SI) pada tahun 2016.
Di akhir studinya penulis menyusun Skripsi yang berjudul tentang
“PERAN PENDIDIKAN GURU AGAMA DALAM MENANAMKAN NILAI
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA SISWA DI SMPN 2 DINGGO
KABUPATEN BIMA”
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, karena memiliki
keberagaman budaya, agama, adat istiadat, ras, bahasa dan suku. kemajemukan
terwujud di Indonesia dalam berbagai segi kehidupan bangsa Indonesia yang
berada dalam gugusan kepulauan yang ribuan jumlah kawasan yang sangat luas.
Menurut Nur Achmad, kemajemukan atau pluralitas menjadi suatu yang khas dan
tidak dapat dipisahkan dari kemanusiaan itu sendiri. Kemajemukan adalah seperti
pelangi yang berwarna warni1. Sehingga bangsa indonesia merumuskan konsep
pluralisme dan multikulturalisme dengan semboyang “Bhineka Tungal Ika” yang
artinya berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan, dan didalam upaya menyatukan ansa
yang plural. Semboyang ini digunakan untuk menggambarkan kesatuan dan
persatuan yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku
bangsa, agama, dan kepercayaan.
Setiap suku memiliki banyak hal yang berbeda dari suku-suku lain
adanya perbedan tersebut tidak hanya memberikan keunikan dan keindahan
tetapi juga dapat menimbulkan konflik antar setiap suku membawa pada
kekerasan, hal tersebut terjadi karena ada rasa egoisme dan sentimen pada setiap
suku, ras, etnis, agama, dan golengan tertentu dalam mengklaim kebenaran
terhadap golongan lain.
1 Nur Achmad, pluralisme agama, kerukunan dalam keagaman (jakarta:PT.KompasMedia
Nusantara,2001) hal.10.
2
Selain itu manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup secara
individu. Konsep manusia adalah konsep sentral bagi setiap disiplin ilmu sosial
kemanusiaan yang menjadikan manusia sebagai objek formal dalam material2.
Konteks kehidupan yang begitu majemuk mengedepankan sikap
toleransi, menghormati, dan bersedia menerima perbedaan yang ada di sekitar
lingkungan hidupnya hal ini sangat penting dilakukan. Sebab sikap ini merupakan
modal utama untuk meraih kehidupan yang penuh kedamaian.
Kebudaaan di dunia muncul secara beragam, dan masing-masing
memiliki keunikan tersendiri. Keragaman budaya tersebut sangat dipengaruhi oleh
faktor ekonomi, migrasi, Agama, dan kemajuan teknologi dan informasi. Seiring
kemajuan teknologi dan informasi tersebut, hubungan dan saling keterkaitan
kebudayaan di dunia saat ini sangat tinggi3.
Berdasarkan perbedaan tersebut dapat diatasai dengan ilmu kependidikan
keagamaan dan bimbingan yang baik pada anak-anak dengan bekal bimbingan
keagamaan dapat diberikan baik di masyarakat, sekolah, maupun keluarga serta
orang tua juga berperan penting untuk melakukan tugas mendidik anak, dengan
adanya pendidikan perlu dilakukan proses pendidikan sejak dini. Pendidikan
yang diberikan orang tua dirumah sangat berperan penting bagi pembentukan
karaktek anak. Jika orang tua tidak membekali toleransi sejak dini, maka anak
dapat menyimpang dalam kekerasan dan memilih sifat egois dan berujung
perkelahian pada orang lain. pemeluk Islam, sesungguhnya terdapat toleransi.
2 Abdul Rahman Shaleh, psikologi suatu pengaaturan dalam prespektif islam ( jakarta:Kencana 2008),
hal 53 3 Sulasman & setia Gumilar, teori-teori kebudayaan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hal, 219
3
Karena Islam adalah agama fitrah, sesuai dengan naluri, maka inti ajaran islam
memang amat ringan4.
Agama menurut keyakinan penganutnya merupakan jalan yang
menyelamatkan kehidupan manusia. Agama sangatlah penting bagi kehidupan
manusia, dan sangatlah dibutuhkan Agama bagi kehidupan manusia, pada
dasarnya Agama adalah sumber moral, petunjuk kebenaran, sumber informasi
tentang masalah metafisika, dan Agama memberikan bimbingan rohani bagi
manusia, baik dikala suka maupun dikala duka, agama juga mengajarkan pada
keharmonisan, kedamaian, kerukunan, saling menghormati, menjunjung
kebersamaan dan lain sebagainya.
Agama tidak mengenal peredaan antara ruang privat dan ruang publik
karena Agama bukanlah sesuatu yang fungsional, yang hanya ada apabila
diperlukan, tetapi eksistensional, erat menyatu padu dengan seluruh keberanian
dan hidup sesorang5. Oleh karena itu sebagaimana yang tercantum dalam UUD
1945 pasal 29 ayat 2 “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk Agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut Agama dan
kepercayaannya itu”
Agama merupakan kepercayaan yang intoleran, juga bukan agama yang
memaksa manusia untuk memeluknya. Dengan sangat jelas al-qur’an
menyebutkan tidak ada paksaan dalam Islam.
Agama sebagai media penyadaran umat Islam akan diharapkan pada
problem bagaimana mengembangkan teologi inklusif dan pluralitas dalam praktek
4 Umar Hasyim, Toleransi dan kemerdekaam dan berbagsa dalam islam sebagain dasar menuju dialog
dan kerukunan antara kerukunan antar agma, (Surabaya: PT Bintang Ilmu1991) hal 249. 5 Trisno Susanto menyatakan Agama dalam tashwwiru afkar, edisi no. 13tahun 2002, hal44-145
4
toleransi antar umat beragama, sehingga di dalam masyarakat Islam akan tumbuh
pemahaman inklusif demi harmonisasi Agama di tengah-tengah kehidupan
masyarakat dengan demikian akan menghasilkan corak paradigma beragama yang
toleran.
Hasil Obsevasi awal yang dilakukan oleh calon peneliti tentang peran
guru Agama dalam menanamkan niliai toleransi antara umat beragama Di SMP N
2 Donggo, di sekaloh tersebut terdapat tiga penganut Agama yaitu, Islam, Kristen
Katolik dan Kristen Protestan, dalam keseharian sekolah terlihat dari sikap
bergaul, belajar, berkawan dan lain sebagainya sangat mencermikan sikap
toleransi, meskipun mereka hidup dalam lembaga pendidikan warga sekolahnya
berlatar belakang agama yang berbeda-beda, tetapi mereka dapat menjalankan
pendidikan secara adil dan damai, misalnya hari jumat ketiga Agama tersebut
memiliki jadwal kegiatan masing-masing sesuai dengan ajaran Agamanya
masing-masing contohnya, yang beragama Islam ada kegiatan iman dan takwa
(IMTAQ) Yasinanbersama, dan Kultum, sedangkan yang beragama non Muslim
(Kristen Katolik dan Kristen Protestan) ada jadwal Ibadah Jum’at yang sesuai
dengan ajaran Agamanya, dengan begitu siswa mendapatkan hak Pendidikan
secara adil dan harmonis.
Menanamkan sikap toleransi yaitu pendidik mengajarkan kepeda siswa
untuk bersikap dan bersangka baik kepeda teman sebayanya maupun orang yang
lebih tua darinya. Guru mengajarkan kepada siswanya untuk saling menghormati,
menghargai, berkerja sama dan saling tolong-menolong. Sikap menghormati
dianjukan ketika berdoa, saat didalam kelas semua siswa berdoa sesuai dengan
5
keyakinann masing-masing, sedangkan saat upacara doa di ucapkan dengan
bahasa indonesia, karena tidak semua siswa memiki kepercayaan yang sama.
Pembinaan toleransi ini sangat diperlukan oleh setiap orang dengan
tujuan saling menghormati dan menghargai akan adanya perbedaan dan
keragaman Agama, budaya yang ada di Negara Indonesia yang bersifat
demokrasi. Sikap toleransi antar umat beragama dapat dikenali dan dipupuk
mulai dari usia sejak dini dengan cara yang tepat dan benar. Oleh karena itu,
diperlukan pengalaman sejak dini akan pentinnya saling menghormati dan
menghargai peredaan beragama yang menjadi landasan hidup di dunia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis
merumuskan masalah yang akan diteliti yang jelas dan sistematis agar tujuannya
dapat dicapai yang diharapkan , maka dapat dirumuskan dengan identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Bagimana peran guru Agama dalam menanamkan nilai-nilai toleransi antar
umat beragama di SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima?
2. Bagaimana sikap toletansi antara umat Beragama siswa di SMPN 2 Donggo
Kabupaten Bima?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat menanamkan nilai-nilai
toleransi antar umat beragama siswa di SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima?
6
C. Tujuan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang dapat dipetik
utamanya dipiak yang berkaitan denan penelitian ini
1. Untuk mengetahui peran guru Agama dalam menanamkan nilai-nilai
toleransi antar umat beragama di SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima
2. Untuk mengetahui sikap toletansi antara umat beragama siswa di SMPN 2
Donggo Kabupaten Bima
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat menanamkan nilai-
nilai toleransi antar umat beragama siswa di SMPN 2 Donggo Kabupaten
Bima
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yaitu:
1. Manfaat Teoritis: Dapat memahami toleransi dalam beragama di SMPN 2
Donggo
2. Manfaat Praktis: Diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
ingin mengetahui cara siswa bertoleransi dan Sebagai saranan untuk
memperlus pengetahuan mengenai sikap tolerensi antara umat beragam
siswa di SMPN 2 Donggo
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Peran Guru Agama
1. Pengertian Peran Guru Agama
Peran adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
peristiwa Guru adalah seseorang yang membuat orang lain tahu atau mampu
untuk melakukan sesuatu, atau memberikan pengetahuan atau keahlian. Menurut
Zakiah Daradjat, Guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan atau
pengalaman yang dapat memudahkan melaksanakan peranannya membimbing
muridnya.7
Guru merupakan elemen terpenting dalam sebuah sistem Pendidikan, ia
merupakan ujung tombak proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bagaimana
siswa memandang guru mereka. Guru yang ideal dan bermutuhlah yang menjadi
berhasil atau tidaknya proses belajar.Pengertian diatas merupakan pengertian yang
tidak lepas dari Pengertian Guru secara umum yang tertera pada undang-undang
Guru dan dosen yaitu:
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada Pendidikan anak usia dini jalur Pendidikan formal,
dasar, dan menengah8.
7 Zakiah drajat. Pendidikan islam dalam keluarga dan sekolah (Jakarta Ruhama) hal 10
8 UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Jakarta:Sinar Grafika, 2005) hal 2
8
Bagi Guru Agama tugas dan kewajiban yang harus di laksanakan
merupakan amanat yang diterima oleh Guru untuk memangku jabatan sebagai
guru. Amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggujawab
Guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan oleh guru
adalah melaksanakan tugas sebagi guru.9 perilaku guru dalam proses pendidikan
dan belajar, akan memberikan penaruh dan corak yang kuat bagi pembinaan
perilaku dan kepribadian peserta didik. Oleh karena itu perilaku guru hendaklah
dapat di kembangkan sedemikian rupa sehinga dapat memberikan pengaruh baik
peserta didik.10
Tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa guru
adalah seseorang yang membuat orang lain tahu atau mampu untuk melakukan
sesuatu, atau memberikan pengetahuan atau keahlian. Menurut Zakiah Daradjat,
guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan atau pengalaman yang dapat
memudahkan melaksanakan peranannya membimbing muridnya.11
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
disebutkan bahwa Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada
jenjang pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur
pendidikan formal (TK). Sebagai seorang profesional Guru harus menguasai
kompetensi yang di persyaratkan untuk profesi tersebut. Kompetensi adalah
9 Mohammad surya psikolpgi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung: Jurusan Psikilogi
dan Bimbingan IKIP bandung, 1997) hal 108 10
Tohirin Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Interasi dan
Kompetnsi) (Jakarta: Rajawali 2014), hal 186 11
Sumartana, dkk., Pluralisme, Konflik, dan Pendidikan Agama di Indonesia,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal. 20.
9
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati
dan dikuasai oleh guru atau dosen melaksanakan tugas keprofesionalnya. 12
Guru adalah sebagai yang pekerjaan (mata pencahariannya) mengajar.
Dalam pengertian yang lazim digunakan, Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi siswa didiknya pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.13
Dalam Al-Qur’an dan as-sunnah yang merupakan sumber utama
Pendidikan Islam, terdapat sejumlah istilah yang mengacau kepada pengertian
guru. Istilah tersebut antara lain, murabbi (pendidik), mu’allim (guru), mudarris
(pengajar). Dengan demikian sosok guruharus mampu dalam berbagai bidang.
Seperti kata Zakiah Darajat “Guru adalah pendidik yang mampu melaksanakan
tindakan mendidik demi mewujudkan tujuan pendidikan.
Maka peran pendidik adalah sebagai murabbi,mu’allim, pengertian
murabbi mengisyaratkan bahwa guru Agama harus orang yang memiliki rabbani
yaitu orang yang bijaksana, terpelajar dalam bidang pengetahuan tentang ar-rabb.
Selain itu memiliki sikap tanggung jawab, dan penuh kasih sayang. Murabbi
berperan sebagai orang yang menumbuhkan, membina, mengembangkan potensi
peserta didik serta membimbingnya.
12
Undang-Undang Guru Dan Dosen UU RI No.214 Tahun 2005 (Jakarta:Sinar Grafika,
2005) Hal 3
13
ibid
10
Guru Agama merupakan pendidikan yang mempunyai tanggungjawab
dalam membentuk kepribadian peserta didik, serta bertanggung jawab terhadap
tuhan yang maha Esa untuk itu tugas oleh seorang Guru adalah:
1. Mengajarkan ilmu pengetahuan Islam
2. Menanamkan keimana dalam jiwa anak
3. Mendidik anak agar menjalankan agama
4. Mendidik anak agar berbudi pekerti mulia14
Guru Agama sebagai unjug tombak Pendidikan mulai dari taman kanak-
kanak sempai dengan perguruan tinggi, hingga nyaris tidak tersentuh oleh
gelombang perkumpulan pemikiran keagamaan yang terjadi seputar isu
pluralisme.15
Dengan demikian Guru Agama adalah orang yang profesional mengajar
materi Agama , mendidik, melatih dan membimbing serta menanamkan sikap
hidup yang baik untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam yang telah
diterapkan yakni menjadi insan yang berkepribadian baik, mempunyai
pengetahuan yang luas terutama masalah Agama.
2. Guru Agama
Guru dikenal dengan Al-mu’alimin atau al-ustadz dalam bahasa Arab,
yang bertugas memberikan ilmu dan majelis taklim. Artinya. Guru adalah
seorang yang memberikan ilmu, pendapat klasik menyatakan bahwa guru adalah
14
Zuhairi Dkk motodik khusus pendidikan Agama islam ( surabaya: usaha nasional 1983 15
Sumatrana Dkk, Pluralisme, konflik dan penididkan agama di indonesia (yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005) hal 20.
11
seorang yang pekerjaannya mengajar (hanya menekankan satu sisi tidak melihat
sisi lain sebagai pendidik dan pelatih). Namun, pada dinamika selanjutnya,
definisi guru berkembang secara luas, Guru di sebut sebagai pendidk profesional
kaena guru itu telah menenerima pemikul beban dari orang tua untuk ikut
mendidik anak. Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus.
Pekerjaan ini tidak dapat di lakukan oleh orang tidak memliki ke ahlian untuk
melekukan pekerjaan sebagai guru.16
Guru agama sebagai ujung tombak pendidikan mulai dari taman kanak-
kanak sampai dengan perguruan tinggi, hingga nyaris tidak tersentuh oleh
gelombang perkumpulan dan pemikiran.
Setiap peserta didik pada setiap suatu pendidikan berhak menedapatakan
pendidikan Agama sesuai dengan Agama yang di anutnya dan di ajarkan oleh
pendidik yang seagma17
Guru Agama merupakan pendidikan yang mempunyai tanggungjawab
dalam membentuk kepribadian peserta didik, Ada beberapa guru agama sebagai
berikut:
a. Guru Agama Islam
Guru Agama Islam adalah orang yang profesional mengajar materi
agama Islam, mendidik, melatih dan membimbing serta menanamkan sikap
16
Zamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman kinerja, kulitas, kualifikasi, dan
Kompetensi Guru (Jokjakarta: Ar-ruzz Media 2016) hal. 23-24 17
Undang-undang sisdiknas UU RI No.20 Tahun 2003 (Jakarta:Sinar Grafika, 2005)
Hal 10
12
hidup yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam yang telah di
tetapkan yakni menjadi insan yang berkepribadian baik, mempunyai
pengetahuan yang luas terutama masalah agama. Guru agama Islam merupakan
pendidik yang mempunyai tanggun jawab dalam membentuk ke pribadian Islam
peserta didik, serta beratanggungjawab terhadap Allah swt.
Guru pendidikan agama Islam merupakan suatu bidang studi pendidikan,
guru pendidikan Agama Islam perupakan salah satu pekerjaan profesional,
pekerjaan profesional sebagai tenaga mengajar pada prinsipnya bertitik tolak
dari adanya panggilan jiwa, tanggung jawab moral, tanggung jawab sosial dan
tanggung jawab keilmuan.
b. Guru Agama Katolik
guru pendidikan agama katolik seorang pendidik yang beriman
dewasa auntuk melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh, demi
pertumbuhan dan perembangan hidup para siswa sebagai orang yang beriman.
Guru pendidikan agama katolik sering disebut sebagai pendidik iman, saksi
iman, maupun sebagai tanggung jawab pembina iman. Guru pendidikan agama
katolik tidak hnaya mengajar dengan kata, melainkan sengan sungguh-sungguh
memberi kesaksian pengalaman hidup kepada para siswa, sehingga para siswa
pun juga meneladani sikap yang baik dari guru.18
Pendidikan agama katolik
merupakan salah satu bidang studi yang di ajarkan di sekoalah agar peserta
didik maupun hidup dari segi-segi pandangan-pandangan katolik dengan
18
Satyakarjana, Arah Ketekese di Indinesia (Yogyakarta: Pusat Kateketik. 1997) hal 69
13
demikian peserta didik berkembang terus menerus mejandi amusia yang
beriman.
c. Guru Agama Kristen
Guru Pendidikan Agama Kristen merupakan orang kepercayaan tuhan
dalam melaksanakan pedidikan dan pengajaran sesuai dengan yang di karuniai
telah di berikan kepadanya “guru adalah salah satu komponen manusiawi
dalaam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha membentuk
sumbera daya manusia yang berpntensial dalam bidang pembangunan”19
selain
itu guru sebagain unsur manusiawi dalam pendidikan, guru adalah maunusia
yang bersumber yang meliputi posisi dan memeang peran penting dalam
pendidikan. Guru agama kristen memiliki peran sebagai pelayan yag di bagi
dalam tiha dimensi yakni sebagai imam (priest), Nabi (propher), dan sebagai
raja (as king learder).20
Guru pendidikan Agama Kristen merupakan faktor penting dalam
mensukseskan kegiatan belajar mengajar, guru memberi tenaga, waktu tampa
pamrih kepada muridnya setiap hari, dan itu merukan hal yang biasa
dikerjakan oleh guru. Guru agama kristen merupakan faktor penting dalam
mensukseskan kegiatan belajar mengajar, guru agama kristen adalah guru
memberi tenaga, waktu tanpa pamrih kepada murid-muridnya setiap hari
19
Sudirman Intraksi dan Motifasi Belajar-Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persda 207) hal. 125 20
B.S. Sidjabat , Mengajar Secara Profesional ( Bandung: Kalam Hidup, 2010) hal 127
14
merupakan hal yang biasa yang diajarkan oleh guru senangtiasa dalam
hidupnya.
B. Toleransi Beragama
1. Pengertian Toleransi
Secara bahasa berasal dari kata tolerance (dalam bahasa Inggris) yang
berarti sikap yang membiarkan, mengakui dan mengormati keyakinn orang lain
tanpa memperlukan persetujuan. Di dalam bahasa Arab dikenal dengan tasamuh,
yang berarti saling mengizinkan dan saling memudahkan.21
Dari dua enjelasan di atas penulis menyimpulkan toleransi secara
etimologi adalah sikap saling mengizinkan dan menghormati keyakinan orang lain
tanpa memerlukan persetujuan.
Toleransi merupakan elemen dasar yan dibutuhkan untk menumbuh
kemnakan sikap sikap saling memahami dan menhargai perbedaan perbedaan yan
ada serta menjadi entry point bagi terwujudnya suasana dialogdan kerukunan
antara umat beragama dalam masyarakat. Agar tidak terjadi konflik antara umat
beragama dalam masyarakat. Toleransi harus menjadi kesadaran kolektif seluruh
kelompok masyarakat, dari tingkat anak-anak, remaja, dewasa, hingga orangtua,
baik mahasiswa, pegawai, birokrat, bahkan peserta didik yan masih belajar di
bangku sekolah.22
21
Said Agli Husin Al-Muanwar, Fikih Hubungan Antara Agama (Penerbit
Ciputar Pres Jakarta 2007) hal.13 22
Qiwaid Gejala Intoleransi Beragama Dikalangan Peserta Didik Dan Upayah
Penanggulangan Melelui Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Dialog: penelitian dan kajian
keagamaan 36 No 1(2003): hal 73-74
15
Toleransi adalah sikap saling menghormati dan menghargai anatara
kelompok dan antara individudalam masyarakat atau dalam ruang lingkup
lainnya. domana hal inimenghargai pendapat orang lain atau pemikiran oarang
lain yang berbeda dengan kita dan saling tolong-menolong sesama manusis tanpa
memandang suku, Agama maupun kepercyaan toleransi juga berarti batas
ukuruntuk menambah atau pengurangan yang masih diperbolehkan.
Secara terminoligi, toleransi yaitu pemberian kebebasan pada seasama
manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjelasakan keyakinana
atau mengantur hidiunya dan menentukan nasibnya masing-masing selama dalam
menjalankan dan mentukan sikapnya dan tidak melanggar dan tidak bertntangan
dengan syarat-syarat atas terciptya ketertiban dan pedamaian dalam masyarakat.
Toleransi adalah rasa hormat, penerimaan, dan hormat, penerimaan dan
apreseasi terhadap keragaman budaya. Toleransi adalah harmoni dalam peredaan,
yang membuat perdamaian menjadi mungkin.
Toleransi sebagai tasamuh dalam bahasa arab. Tasamuh merupakan
pendirian atau sikap termanifastarikan pada kesedian untuk menerima berbagai
pandangan dan pendirian pendirian yang beraneka ragam meskipun tidak
sependapat dengannya. Namun, menurut Hilali, dalam Islam istilah toleransi lebih
dekat hubungan dengan As-samalah yaitu kerelaan hati karena kemuliaan dan
kedermawaan, lapang dada karena kebersihan dan ketakwaan, kelemahlembutan
karena kemudahan, rendah diri di depan sesama Muslim bukan karena hina,
mudah bergaul dengan siapa pun tampa penipuan dan kelalaian.
16
Sebenarnya tolerensi lahir dari awatak Islam, seperti yang jelasakan
dalam Al-Quran dapat dengan midah mendukung etika perbedaan dan toleransi.
Alquran tidak hanya mengharapkan, tetepi juga menerima kanyataan perbedaan
dan keagamaan dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
dalam surah Al-Hujurat 49: 13
$ pκš‰r' ¯≈ tƒ â¨$ ¨Ζ9 $# $ ¯ΡÎ) / ä3≈ oΨø)n=yz ÏiΒ 9�x.sŒ 4s\Ρé& uρ öΝä3≈ oΨù=yèy_ uρ $ \/θ ãè ä© Ÿ≅ Í←!$ t7s%uρ (# þθ èùu‘$ yètGÏ9 4 ¨βÎ)
ö/ ä3tΒ t� ò2r& y‰ΨÏã «! $# öΝä39 s)ø?r& 4 ¨βÎ) ©!$# îΛ Î=tã ×�� Î7yz ∩⊇⊂∪
Terjemahnya
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptkan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku sepaya kamu saling kenal-mengenal sesungguhnya orang
paling mulia diantara kamu sesunguhnya Allah yang Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal ( QS. Al-hujuraat 49:13)23
Kemurahan, kasih sayang, pengampunan dan perdamain. Jika dikatakan
dengan hubungan intereligius, maka toleransi dapat diartikan sebagai kemurahan,
kasih sayang, pengampuan dan perdamian Islam kepada pemeluk Agama lain.
Islam menjujung tinggi nilai toleransi, sebab rasul pernah bersabda,
“sesungguhnya aku diutus membawa agama yang hanif dan mudah Kemudian ini
merupakan bentuk dari kasih sayangku untuk semuanya.
Memandang ayat di atas mencakup spirit toleransi, sebab kasih sayang
Allah tidak hanya diberikan kepada kaum muslimin tetapi juga kaum akafir. Islam
sebagai agama kasih sayang yang di tegaskan dalam (Q.S Al-anbiya 21:107).
23
Kementrian Agama RI, Al-Quran Tajwid Dan Terjemahan (Yogyakarta Gramasurya
2006) QS. Al-hujurat 49:13 , hal 517
17
!$ tΒ uρ š�≈ oΨù=y™ö‘r& āω Î) Zπ tΗôqy‘ šÏϑn=≈ yè ù=Ïj9 ∩⊇⊃∠∪
Terjemahnya :
Sesunggunya kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam (Q.S Al-anbiyaa 21:107).24
bahwa nabi tidak diutus kecuali untuk mengembang misi penyebaran
kasih sayang universal. Kasih sayang Islam tidak hanya di khususkan untuk kaum
muslimin, namun juga dapat dirasakan oleh seluruh makhluk dimuka bumi.
2. Nilai-nilai Toleransi
Indonesia merupakan contoh kongkrit negara yang memiliki Agama
multireligius. Dalam konteks ini, maka paradigma hubungan antara umat
beragama dapat digambarkan kebenaran suatu Agama hanya bagi penganutnya
atau yang satu paham dengannya, sementara penganut Agama lain salah.
Nilai-nilai toleransi dalam kaitannya dengan Pendidikan Agama Islam
idealnya mampu mencegah semangat eklusivisme. Pelajar Agama yang bersifat
doktriener, eksklusuf dan kurang menyentuh aspek moralitas sudah tentu tidak
releven dengan masyarakat Indonesia yag multikultur. Selain hanya cenderung
penekanannya pada aspek kognitif saja, juga dapat menimbulkan penafsiran
negative dari umat lain. Oleh kaarena itu perlu ada kesadaran siswa dalam
bersikap toleransi di sekolah melalui pendidikan agama.
Terjadinya konflik sosial yang berlindung di bawah bendera Agama atau
mengatasnamakan kepentingan agama buka merupakan justifikasi dari doktrin
24
Kementrian Agama RI, Al-Quran Tajwid Dan Terjemahan (Surabaya:Nur Ilmu2003)
Q.S Al-anbiya 21:107, hal 331
18
Agama, karena setiap agama mengajarkan kepada umatnya sikap toleransi dan
menghormati sesama. Sehingga kita sebagai umat beragama diharapkan bisa
membangun sebuah tradisi wacana keagamaan yang menghargai keberadaan
agama lain, dan bisa menghadirkan wacana agama yang toleransi serta
transformatif.
Seperti di tegaskan dalam (QS. Al-Kafirun 109:1-6)
ö≅è% $pκš‰r' ¯≈ tƒ šχρã� Ï�≈ x6ø9 $# ∩⊇∪ Iω ߉ç6 ôãr& $ tΒ tβρ߉ç7÷ès? ∩⊄∪ Iωuρ óΟçFΡr& tβρ߉Î7≈ tã !$ tΒ
߉ç7 ôãr& ∩⊂∪ Iωuρ O$ tΡr& Ó‰Î/% tæ $ ¨Β ÷Λ–n‰t6 tã ∩⊆∪ Iωuρ óΟçFΡr& tβρ߉Î7≈tã !$ tΒ ß‰ç6 ôãr& ∩∈∪ ö/ ä3s9
ö/ ä3ãΨƒ ÏŠ u’Í<uρ ÈÏŠ ∩∉∪
Terjemahannya:
Katakanlah:”Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah, dan kamu buka penyembah Tuhan yang aku sembah. dan aku
tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu
Agamamu, dan untukkulah Agamaku.” (QS. Al-Kaafiroon 109:1-6)25
Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah Swt, teslah menunjukkan kepada
umatnya agar selalu dapat bertoleransi masalah Agama, toleransi disini adalah
dengan menganut agama masing-masing.
Toleransi berarti menjadi terbuka dan menerima keindahan perbedaan,
sedangkan benih-benih toleransi adalah cinta yang dialiri oleh kasih sayang dan
perhatian. Toleransi adalah menghargai individualitas dan perbedaan saling
25
Kementrian agama RI, Al-Quran Tajwid Dan Terjemahan (Bandung: Al-Mizan
Publishing House 2011), QS. Al-Kafirun 109:1-6 hal 603
19
menghilangkan topeng-topeng pemecah belah dan mengatasi ketenangan akibat
kekacauan.26
3. Macam-macam Toleransi
Suatu tanda bahwa ada sikap dan suasana toleransi di antara sesama
manusia atau katakanlah di antara pemeluk Agama yang berbeda ialah segi-segi di
bawah ini, antara lain:
a. Mengakui hak setiap orang
Suatu sikap mental yang mengakui setiap hak orang di dalam menentukan
sikap laku da nasibnya masing-masing. Tentu saja sikap atau perilaku yang di
jalankan itu tidak melanggar hak orang lain, karena kalau demikian, kehidupan di
dalam masyarakat akan kacau.
b. Menghormati keyakinan orang lain
Landasan keyakinan di atas adalah berdasarkan kepercayaan, bahwa
tidak benar ada orang atau golongan yang berkeras memaksakan kehendaknya
sendiri kepada orang atau golongan lain. Tidak ada orang atau golongan yang
memonopoli kebenaran, dan landasan ini disertai catatan, bahwa soal keyakinan
adalah urusan pribadi masing-masing orang. Bila seseorang tidak menghargai
keyakinan orang lain, artinya soal keyakinan adalah urusa pribadi masing-masing
lain. Bila seseorang tidak menghormati keyakinan orang lain, artinya soal
perbedaan agama, perbedaan kennyakinan dan perbedaan pandangan hidup akan
menjadi bahan ejekan atau bahan cemohan di antara satu orang dengan lainnya.
c. Agree in disagrement
26
Diane Tillman, Living Value An Education Proram (pendidikan nilai anak),
Penerjemah: Adi Respati, Dkk. (Jakarta: rasindo, 2004), hal 94
20
“Agreein in disagrement (setuju didalam perbedaan) adalah prinsip yang
selalu didengungkan oleh Menteri Agama Mukti Ali. Perbedaan selalu ada di
dunia ini, dan perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan. setujuh dalam
perbedaan adalah asalah satu cara untuk menghormati mereka yang berbeda
keyakinan dengan kita.
d. Saling mengrti
Tidak akan terjdadi saling menghormati antara sesama orang bila mereka
tidak ada saling mengrti. Saling anti dan saling membeci, saling berebut penguh
adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengetri dan saling menghargai
antara satu dengan yang lain. Dengan demikian toleransi menyangkut sikap jiwa
dan kesadaran bati seseorang. Kesadaran jiwa menimbulkan kejujuran dan
kepolosan sikap-laku. Dari semua segi-segi yang telah disebutkan di atas ini,
falsafah pancasila telah menjamin adanya ketertiban dan kerukunan hidup
bermasyarakat.27
Selain dari macam-macam toleransi di atas, sikap toleransi juga dapat
diterapkan melalui pendidikan karakter, yaitu dengan cara menginterrasikan
pendidikan Agama dengan mata pelajaran lain, dengan demikian Guru
diharapkan dapat menyisipkan pendidikan agama untuk membentuk karakter
peserta didik yang setiap mata pelajarannya.
Pendidikan karakter adalah antuan secara sosialanggar individu dapat
tumbuh dan menghayati kebebasan dalam hidup bersama dengan orang lain.
Pendidikan karakter bertujuan membentuk setiap pribadai menjadi insan yang
27
Umar Hasyim, Toleransi dan kemedekaan Beragama Dalam Islam Sebagai Dasar
Menuju Dialog dan Kerukunan Antara Agama, ( Surabaya: PT Bina Ilmu 1991) hal, 23,14
21
berkeutamaan, yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara
profesional dan sosial secara serta membanggakan budaya Agama dalam
komunitas sekolah28
.
4. Manfaat dan Dampak Toleransi
Ada beberapa manfaat dari toleransi anatara umat beragama yaitu:
a. Dapat terhindar dari adanya perpecahan anatar umat beragama
Setiap manusia sudah sepatutnya untuk menanamkan toleransi didalam
dirinya serta menerapka dalam kehidupan sehari-hari bersosial masyarakat
terutama didaerah yang didalamnya terdapat banyak seklai kepercayaan agama
serta barbagai macam suku dan budaya.
Sebagai contoh adalah sikap toleransi antara umat beragama yang bisa
dilihat dari negara kesatuan Rebuplik Indonesia (RI) yang memiliki lebh dari satu
Agama dan banyak sekali suku dan budaya yang terdapat didalamnya.
b. Dapat Mempererat Tali Silaturahmi
Pada umumnya memang adanyan suatu perbedaan selalu menjadi alasan
terjadinya pertentangan antra golongan yang lainya hal inilah yang akan
menghindarkan kita dari perpecahan dan peperangan antar kelompok, golongan
dan suku.
c. Mempertebal Keimanan
Setiap Agama tentu saja mengajarkan kebaikan pada umatnya tidak ada
Agama dimuka bumi ini yang mengajarkan umatnya untuk hidup bermusuhan
28
Muhammad Arief, stategi pembelajaran pendidikan agama islam di
sekolah(tori teologi dan implementasi Yogyakarta idea Press2012). hal 4
22
dengan sesama manusia dan menjaga kerukunan antara sesama manusia kita
akan hidup damai dalam kesejahteraan dan hidup berdampingan29
.
5. Ruang Lingkup Toleransi
Adapun ruang lingkup toleransi diantaranya adalah tanggung jawab,
kebebasan, dan keadilan:
a. Tanggung jawab
Tanggung jawab menurut kamus bahasa indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala suatunya.tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun tidak di sengaja. Tanggung
jawab berati berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibanya.
Kebebasan kepada pemuluk agama yang berbeda untuk menjalakan
keyakinan sesuai dengan ajaran masing-masing. Kaum mukmin dan kaum yahudi
pada hakikatnya satu golongan. Yahudi dalam Islam dipersilahkan dalam
melaksanakan ajaranya masing-masing dengan satu catatan bahwa di atara
golongan itu jangan sampai terjadi pertikaian (perselisian) anta sesama.30
Dengan
adanya hal ini setiap umat beragama bertanggung jawab terhadap perbuatan dan
keyakinannya masing-masing.
Perayaan dan segala aktivitas maupun atribut masing-masing memeluk
agama menjadi tangung jawab Agama yang bersangkuatan. Pemaksaan untuk
mengajak bahkan menyuruh pihak lain untuk ikut serta merayakan dan memasang
29
Shelvi Siantri, “ Manfaat Dari Toleransi Antara Umat Beragama” diakses
dari http://www.masukuniversitas.com /manfaat-toleransi-antara-umat-
beragama/.pendidikan, pada tanggal 29 november 2019 pukul19.49 30
M. Imdadun Rahmat et al.eds, Islam Pribumi; mendialogkan Agama, Membaca Realitas
(Jakarta Erlangga, 2003)hal. 199
23
segal atributny merupakan bentuk intoleransi31
. Untuk itu Majelis Ulama
Indonesia (MUI) tahun 2016 meneluarka fakwa tentang hal tersebut.
b. Kebebasan
Kebebasan dalam kamus besar bahasa indonesia merukan kata dasar
dari bebas dan artinya lepas sama sekali (idak terhalang, teganggu dan sebagainya,
sehingga dapat bergerak, berbicara, berbiat dan sebagainya leluasa). Lepas dari
(kewajiban, tuntunan, perasaan takut, dan sebagainya) tidak dikenakan ( pajak,
hukuman dan sebaginya) tidak terikat atau terbebas oleh aturan atau sebagainya:
merdeka (tidak di jajah, perintah atau tidak di pengatruhi oleh negala lain atau
kekuasan asing) tidak terdapat (diliputi) lagi dan kebebasan adalah adalah
keadaan bebas (mrdeka)32
Konsep kebebasan atau kemerdekaan ( al-hurriyah) adalah konsep yang
memandang semua manusia pada hakikatnya hanya hamba tuhan saja, sama
sekali bukan hamba sesama manusia. Hal ini berimplemntasi bahwa manusia
dalam pandangan manusia mempunyai kemerdekaan dalam segala hal yang
berhuungan dengan keadaannya. Sehingga setiap orang memiliki dalam
lingkungam publik maupunndalam lingkungan keluarga. Kebebasan tersebut tidak
boleh digagu gugat baik oleh hukum publik maupun hukum Islam sekalipun.
Namun kebebasan tersebut ada batasnya misalkan dlam hukum publik manusia
bebas melakukan apa yang menjad keinginanya, namun kebebasan tersebut
dibatasi oleh kebebasan orang lain. Denan mdemikian dalam Islam manusia bebas
31
Muhammad Rifqi Fachrian Op.cita hal 23 32
Deperdemen Pendidkan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia :Edisi Ketiga ( Jakarta:
Balai Pustaka, 2007), hal. 118-119
24
melkukan sesuatu sejak lahir namu kebebasan tersebut dibatasi oleh kebalikan
yan ia alami yang membuat iya berkewajiban melakukan segala peraturan yang
dituntut oleh syara.33
Kebebasan dalam beragama berari masing-masing pemeluk Agama
bertabggung jawab terhadap pilihanya, segala bentuk kegiatan dan peribadatan
menjadi tanggung jawab dan kewajiban masing-masing dengan demikian
pemaksaan yang di tujukan kepada pemeluk Agama lain merupakan bentuk
toleransi karena sudah keluar dani nilai-nilai kebebasab dalam bertoleransi.34
c. Keadilan
Keadalan akan berdiri tegak apabils setiap orang mendapatkan haknya,
sesuatu pada tempatnya, masyarakat hidudp seimbang, kebutuhan jasmani dan
rohani dipenuhi, ketertiban umum diciptakan gangguan masyarakat tiada orang
hidup hormar menghormati. Kehidupan miskin dan kaya berpangkat dan rakyat
biasa, bangsawan maupun bukan bnagsawan, pejawab maupun bukan pejabat
masing-masing salling hak dan kewajibanya, keadilan akan tercipta dan
masyarakat akan tentram, keadilan dalam Islam kriterianya menirut Allah, bukan
menurut interpensi dan penafsiran manusia yang berkepntingan, tetapi justru
mendahulukan kepentingn umum, mengakhirkan kepentingn pribadi jauh dari
sifat tamak dan coba. Allah menunjukan keadilan masyarakat harus mulai dari
cinta umat, cinta adil, jauh kebencian dan tanamkan sifat ketakwaan.35
33
M. Tholchah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosio Kultural ( jakarta: Lontabora Press,
2000), hal 145-146. 34
Muhammad Rifqi Fachrian Op.cita hal 25 35
M. Marcono Poeposoewarno, Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
(Yogyakarta: U.P.Karwono , April 1968) hlm 17
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode
Penelitian kualitatif pada dasarnya marupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.35
Metode penelitian adalah suatu cara
bertidak menurut sistem aturan atau tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis
terlaksana secara rasional dan terarah sehingga dapat mencapai hasil yan
optimal.36
Wina sanjaya dalam bukunya menyatakan bahwa deskriptif adalah
metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh yang
mendalam tentang relitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di
Masyarakat yan menjadi subjek penelitian sehingga tergambar ciri, krakter sifat
dan model dari fenomena tersebut. 37
B. Lokasi dan Objek penelitian
Lokasi penelitan adalah tempat dimana penelitian dilakukan. penetapan
lokasi penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian kualitatif,
karena dengan ditetapkan lokasi penelitian berati objek dan tujuan sudah
ditetapkan sehingga mempermudah penulis dalam melakukan penelitian adapun
lokasi penelitian di SMP N 2 Donggo kabupaten Bima. Lokasu Penelitian
dilakukan di Kec. Donggo Kabupaten Bima, yaitu lokasi penelitian yang dipilih
oleh subjek maupun peneliti, lokasi penelitian juga didasarkan pada kesempatan
anara peneliti dan subjek peneliti.
35
Sugiono, metode penelitian administrave ( Bandung: Alvabet 2006), hal, 1 36
Anton H. Bakker, Metodemetode Filsafat (Jakarta: Ghalia Indinesia 1986) ,hal 6 37
Wina sanjaya, penelitian pendidikan ( Bandung: kencana predena media grub, 2003)
hal 47
27
Objek penelitian adalah isu, prolemen atau permasalahan yang dibahas,
dikaji dan diteliti dalam reset sosial. Dari definisi tersebut, kita langsung isa
menangkap bahwa ojek penelitian memiliki cakupan luas sejauh masih
berhubungan dengan topik penelitian. Namun demikian, objek penelitian sosoial.
Adapun objek penelitian yaitu: guru dan siswa
C. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian yaitu:
1. Peran Guru Agama
2. Nilai toleransi antara umat beragama
D. Deskripsi Penelitian
Deskripsi pnelitian adalah mendalami fakus penelitian dengan
menggunakan metode kualitatif, penelitian kualitatif dipilih karena fenomena
yang diamati perlu pengamatan terbuka, lebih mudah dengan realita pendekatan,
Adapun deskripsi fokus penelitian yaitu:
1. Peran Guru Agama
Peran guru Agama dalam menanamkan nilai toleransi antra umat
beragama yaitu: tidak membedakan siswa dalam proses pembelajaran, pemberikan
pendidikan secara adil dan sebagainya.
2. Nilai toleransi antara umat beragama
Toleransi antara umat beragama adalah menghormati dan menghargai
anatara kelompok dan antara individu dalam masyarakat atau dalam ruang lingkup
lainnya. Di mana hal ini menghargai pendapat orang lain atau pemikiran orang
lain yang berbeda dengan kita dan saling tolong-menolong sesama manusis tanpa
28
memandang suku, Agama maupun kepercyaan toleransi juga berarti batas ukuran
untuk menambah atau pengurangan yang masih diperbolehkan.
E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mandata yang
diperoleh.38
jika peneliti memakai kuisioner atau wawancara Dalam kumpulan
datanya, maka sumber data ini dari responden, yakni orang yang menjawad dari
seorang peneliti yaitu tertulis ataupun lisan, jadi sumberdata yang dikunakan oleh
peneliti yaitu berentuk responden terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
Data peimer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung ( dari
tangan pertama), contoh data primer data yang diperoleh data yang diperoleh dari
responden meleui kosioner, kelompok fokus, dan panel atau juga data hasil
wawncara peneliti dengan narasumber.
2. Data Sekunder
Data skunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada, contohnya; misalkan atau dokumentasi perusaan berupa absensi, gaji,
laporan, keuangan publikasi perusaan, laporan pemerintahan,data yang diperoleh
dari majalah dan sebagainya.
F. Instrumen penelitian
Isntrumen penelitian, merupakan sebuah alat yang digunakan untk
mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab
38
Sugiono, Metode Prnrlitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2004), hal 225
29
permaslahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi utama adalah
penelitan sendiri menjadi instrumen pendukung adalah buku catatan, pulpen, dan
alat perekam suara, selain dari itu dibutuhkan juga calon peneliti mengunakan
pedoman sebagai berikut:
1. Pedoman observasi
2. Pedoman wawancara
3. Catatan dokumentasi
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan
penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa
sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya wawancara, observasi, dokumentasi dan
sebagainya. Berdasarkan hal di atas di perkuat dengan
1. Pedoman Obserasi
Observasi barasal dari bahasa latin observation yang brtarti pengamatan.
Observasi adalah suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati, serta
merekam perilaku secara otomatis untuk sustu tujsn tertentu.39
Metode ini
digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan lapangan agar
peneliti memperoleh ambaran yang lebih luas tentan permaslahan yan di teliti.40
39
Haris Hardiansyah Metodologi Penelitan kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika,
2010), hal.131 40
Basrowi dan Suwanda Memhami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)
30
Dalam penelitian ini observasi yan telah dilakukan di SMP N 2 Donggo
Kabupaten Bima.
Oservasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena
berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahuai sebelumnya, untuk
mendapatkan informasi-informasi yang diutuhkan untik melanjutkan sebuah
penelitian. Oservasi adalah proses dimana peneliti atau pengamatan melihat
situasi penelitian . metode ini sesuai digunakan dalam penelitian yang meliputi
pengamtan kondisi/interaksi belajar mengajar tingkahlaku beramian anak dan
interaksi kelompok.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik kumpulan data kualitatif dengan
menggunakan komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan sebuah informasi
melalui tanya jawab antara peneliti adan informan atau subjek penelitian misal
dengan meleui tatap muka langsung dan juga dapat media telekomunikasi.
Wawancara juga digunakan sebagai teknik kumpulan data bila peneliti
ingin melekukan studi pendahuluan untuk mengetahuimasalah yang harus diteliti,
juga ingin mengetahui hal-hal dari responden lebih dalam dan jumlah kecil atau
besar.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dapat juga dikatakan sebagai “pemberian atau
pengumpulan data bukti-bukti dan keterangan
31
Teknik ini dilakukan untuk memperkuat data-data seelumnya. Teknik ini
digunkan memperoleh data dan dokumen atau catatan dengan menggunan kamera
foto untuk mengambil gambar.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah upayah atau cara untutk mengelolah data
menjadi informasi sehingga karateristik data tersbut bisa dipahami dan bermafaat
untuk solusi masalah, terutama masalah yang berkaitan dengan penelitian. Atau
definisi lain analisis data yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menambah data
hasil dari penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunkan dalam
mengambil kesimpulan.
Tujuan analisis data ialah untuk menjelaskan data sehingga bisa
dipahami, lalu dibuat kesimpulan mengenai karateristik populasi berdasarkan data
yang didapatkan.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Sekolah
a. Visi
Beriman, Berbudaya dan Terampil
b. Misi
1. Melaksanakan peringatan mutu layanan pendidikan dan pembelajara secara
kintekstual.
2. Penumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang di anut.
3. Membuhkan semangat berprestasi secara intensif
4. Mendorng dan membantu siswa untuk mengenali diri
5. Meningkatkan kegiatan ektrakurikuler.
6. Menerapkan manajemen berbasis sekolah sekolah.
c. Data Administratif
Adapun profil sekolah sebagi berikut:
1. Nama Sekolah :SMPN 2 Donggo
2. NSS :201230600815
3. NPSN :50205605
4. Alamat : Jalan Lintas Sangari Donggo
33
5. Kecematan :Donggo
6. Kabupaten :Bima
7. Propinsi :Nusa Tenggara Barat
8. Studi Gedung Sekolah :MIlik pemerintah daerah
9. Jumlah Rombongan Belajar : 9 kelas
10. SK Pendiri Sekolah :562 Tahun 2007
11. Tahun Didirikan : 06-07-2007
12. Tahun beroperasional : 2007
13. Nomor Rekening Bank :
14. Status Sekolah : Negeri
15. Bentuk pendidikan :SMPN 2 Donggo
16. Waktu Penyelenggaraan : Pagi
17. Tahun Diakreditasi : 2014
18. Waktu Penelenggara : Pagi
19. Sumber Listrik :PLN
20. Daya Lisrtik :900
21. Guru Tetap :a. Pria= 11 orang b. wanita= 3 orang
22. Guru tidak tetap :a. Pria= 26 orang b. wanita= 22 orang
23. Pegawai UPTD tetap : a. Pria= 1 orang b. wanita= - orang
24. Pegawai UPTD tidak tetap : a. Pria=4 orang b. wanita=4 orang
25. Keadaan Tanah
1. Luas bangunan :794 M2
34
2. Luas Perkarangan :8.166 M2
3. Luas kebun :1,006 M2
4. Luas tanah seluruhnya:10,026 M2
26. Luas Tanah :1600 m2
27. Luas Seluruh Bangunan :900 m2
28. Kurikulum : kurikulum 2013 (K 13)
2. Riwayat Singkat Pendiri dan Pembina SMPN 2 Donggo
SMPN 2 Donggo berdiri pada tanggal 06 juli 2007 dan berlokasi di Jalan
Lintas Sangari Donggo, Proses pembelajaran di SMPN 2 Donggo yang berlaku
kurikulum 2013 SMPN 2 Donggo adalah salah satu sekolah yang di bangaun
dengan prestasi masyarakat atas inisiatif bersama pemerintah Australia dan
indonesia melalui program Block Grand tahun anggaran 2006 dan sekitar maret
2007, dan beberapa kali mengalami pergantian kepala sekolah pada tahun 2007-2020
yang menjabat sebagai kepala sekolah pertama bapak Nasruddin S.Pd , kemudian
pada tahun ajaran 2013-2017 di ganti lagi dengan Ibu St Sarah S.Pd, kemudian
pada tahun ajaran 2017-2018 diganti lagi dengan Abdul Rais M.Pd, dan kemudian
pada tahun ajaran 2018 samapi sekarang yang menjabat sebagai kepala sekolah
adalah bapak Abdul Latif S.Pd.
Dari unsur pendidik, SMPN 2 Donggo memiliki tenaga pendidik sebanyak 62
orang dan beberapa diantaranya telah memperoleh gelar magister dan yang lainnya
bergelar sarjana pendidikan. Disamping itu, sarana dan prasarana diusahakan
35
pengembangannya sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif.
Gedung yang sudah ada meliputi 9 Ruangan kelas, 1 Ruang Kepala, 1 Ruangan
guru , 1 Ruangan UPTD, 1 Ruangan Perpustakaan, 1 Ruangan Laboratarium, 1
Ruangan Olah Raga, 1 Ruangan PB, 1 Ruangan Koperasi, 1 kantin 2 Wc Siswa, 4
Wc Guru, 1 ruang, dan Rumah penjaga.
3. Fasilitas Sekolah
Sekolah SMPN 2 Donggo berlantai dasar yang dilengkapi dengan
ruangan: kantor, ruang kelas, lab. komputer, dan lainnya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Ruang Kelas :9 Ruangan
2. Ruang Kepala Sekolah :1 ruang
3. Ruanagn guru :1 ruang
4. Ruangan UPTD :1 ruang
5. Ruangan Perpustakaan :1 ruang
6. Ruangan Laboratarium :1 ruang
7. Ruanagn bengkel :- ruang
8. Ruangan Olah Raga :1 ruang
9. Ruangan OSIS/UKS : - ruang
10. Ruangan PB :1 ruang
11. Ruanagan Koperasi :1 ruang
36
12. Ruangan Kantin :1 ruang
13. Wc Siswa :2 ruang
14. Wc Guru :4 ruang
15. Rumah penjaga : :1 ruang
Berdasarkan data di atas kondisi gedung, kelas dan ruangan lainnya yang
terdapat di SMPN 2 Donggo sudah memadai untuk melaksanakan proses belajar
mengajar.
4. Struktur Organisasi Sekolah
SMPN 2 Donggo dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh
beberapa orang wakil kepala sekolah yang membidangi urusan kesiswaan, kurikulum,
dan urusan humas, sarana dan prasarana serta guru PNS maupun honorer dan staf tata
usaha serta petugas keamanan.
1. Kedaan Guru
Guru dan pegawai SMPN 2 Donggo jumlah keseluruhan adalah 62
orang dengan rincian nama, jabatan dan alamat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data guru dan pegawai SMPN 2 Donggo 2019/2020
No Nama Jabatan Alamat
1 Abdul Latif, S. Pd Kepala Sekolah Sila
2 Usrin, M Pd Guru Matematika Sangari
37
3 Arman, Spd Guru IPA TERPADU Rato
4 Arif Munandar, S Pd Guru Matematika Rada-Bolo
5 Syaifullah, S pd Guru Olah Raga Sangari
6 Farawati, S Pd Guru Pendidikan Agama
Islam Sangari
7 Mujakir, S Pd Guru IPA TERPADU O’o
8 Masni, S.Pd Guru Bhs.Indonesia Mbawa
9 Hamdan, S pd Guru Ips Mpili
10 Elly Yanti S.Pd Guru Matematika Donggo
11 Nurdin S.pd Guru Bhs. Inggris
12 Muhammad Taufik S.Pd Guru Bhs. Inggris Rato
13 Sukardin ,S.Pd. Guru IPS TERPADU Sangari
14 Jum’ali Guru Seni Budaya Sorifo’o
15 Yakup Guru Matematika Sangari
16 Riani S,Pd, Ek Guru IPS TERPADU Rato
17 Muaidin S, Pd Guru IPS TERPADU Bajo
18 Imran S,Ag Guru Penndidikan
Agama Islam
Mbawa
19 Juliana Br Sambiring S.
Th
Bhs Indonesia dan
Agama Kristen
Sangari
20 Jakiah drajat, S.Pd IPA Rasabou
21 M. Safi’i, S.Pd Guru IPS TERPADU Sangari
22 Sumitro Guru Bhs Inggris Mpili
23 Igansius Ismail, A.Md Guru Seni Budaya dan
Agama Katolik
Mbawa
38
24 D rs M. Said Guru Ips Terpadu Tolonggeru
25 Rini Endang Sari
S.Pd
Guru Matematika Rasabou
26 Junaidin S.Pd Guru Pkn Sangari
27 Mukhlishah,
S.Pd
Guru IPA Terpadu Rato
28 Ilham S.Pd Guru Bhs Inggris dan
Prakarya
Sangari
29 Rosdina S.Pd Guru Ipa Terpadu Mpili
30 Widiawati S.Pd Guru Pkn dan Mulok Sangari
31 Sri
Nurnaningsing,A
.Md
Guru TIK Sangari
32 Dahlan, S.Pd Guru Olahraga Sangari
33 Sri Hidayati,
S.Pd
Guru Ipa Terpadu Sangari
34 Eni Muliyani,
S.Pd
Guru BPBK Sangari
35 Sumarno
Wirawan, S.Pd
Guru Pkn Sangari
36 Fariadin, S.Pd Guru Bhs Indonesia Rato
37 Wahyudin, S.Pd Guru Prakarya Sangari
38 Anwar, S.Pd Guru Olahraga Sangari
39 Arina, S.Pd Gur Bhs Indoneasia Sangari
40 Ihwan, S.Pd Guru Penjaskes Bontokape
41 Jaidun, S.Pd Guru BPKB Sangari43
42 Jumansya, S.Pd Guru IPS Terpadu Tinamu
39
43 Fatmawatih S.Pd Guru Pendidikan Agama
Islam
Mbawa
44 Asmah, S.Pd Guru Ipa Terpadu Sangari
45 Kurnia, S.Pd Guru Matematika Rato
46 Nurhidayah,S.Pd Guru Bhs Inggris Timu
47 Sahrudin, S.Pd Guru Penjaskes Sangari
48 Meri Andriani,
S.Pd
Guru Ipa Terpadu Mangge
49 Saharudin, S.Pd Guru Penjaskes Mpili
50 Ikraman, S.Pd Guru Matematika Sangari
51 Mahdi, S.Pd Guru PPKN Sangari
52 Ilyas, S.Pd Guru Matematika Mbawa
53 Sri Muliana,
S.Pd
Guru IPS Tepadu Sangari
54 Supriadin, S.Pd Guru IPA Terpadu Sangari
55 Rahmawati Aziz,
S.Pd
Guru BHS Idonesia Sangari
56 Hasniati, S.Pd Guru PPKN Sangari
57 Herman, S.Pd Guru PPKN Sangari
58 Ahmad, S.Pd Guru Bhs dan Sastra Sangari
59 Rukmini, S.Pd Guru IPS Salere
60 Rahmawati
Ahmad, S.Pd
Guru TIK Mangge
61 Rahmah, S. Pd Guru BHS Inggris Sangari
62 Deden Mojahidin Guru Matematika Sangari
Dokumentasi keadaan guru SMPN 2 Donggo tahun ajaran 2019/2020
40
2. Keadaan Staf
Tabel 4.2
Data keadaan staf SMPN 2 Donggo 2019/2020
No. Nama Jabatan Alamat
1. M.Ali A.Md Ketua Tata usaha Rato
2 Sri nurnaningsing A.Md Setgas keuangan Sangari
3 Gufran Setgas kesiswaan Sangari
4 Nuraeni Setgas kepagaiwaian Sangari
5 Lutfi Setgas sarpras Sangari
6 Suharti Setgas keuangan II Sangari
7 Mustahi Setgas kurikulum Sangari
8 Sri suryani Setgas perpustakaan Sangari
9 Haerudin Penjaga Sangari
Dokumentasi keadaan staf SMPN 2 Donggo tahun ajaran 2019/2020
3. Agama dan jumlah peserta didik
Tabel 4.3
Data agama peserta didik SMPN 2 Donggo 2019/2020
No Kelas Agama
Jumlah Islam Katolik Kristen
1 VII1
27 4 - 31
2 VII2
29 2 - 31
3 VII3 24 5 1 30
4 VIII1
15 8 3 25
5 VIII2 24 4 - 26
41
6 VIII3 16 9 - 25
7 IX1 22 5 - 27
8 IX2 23 4 1 28
9 IX3 21 6 - 27
Data 4.4
Data jumlah peserta didik SMPN 2 Donggo 2019/2020
No Kelas Jeniskelamin
Jumlah P L
1 VII1
16 15 31
2 VII2
14 17 31
3 VII3
15 15 30
4 VIII1
13 13 25
5 VIII2
12 16 26
6 VIII3
12 13 25
7 IX1
17 10 27
8 IX2
17 11 28
9 IX3
17 10 27
Dokumentasi keadaan staf SMPN 2 Donggo tahun ajaran 2019/2020
B. Peran Guru Agama Dalam Menanamkan Nilai Toleransi Antar Umat
Beragama Terhadap Siswa Di SMPN 2 Donggo Kaupaten Bima.
Sebelum memasuki hasil wawancara adapun maksud dari toleransi itu sendiri
adalah sikap menghargai dan sikap saling menerima pendapat, keyakinan dan
pendirian oarang lain yang berbeda dengan diri sendiri. Maksud dari menghargai
adalah tidak membenarkan pendapat, keyakinan, serta pendirian orang lain yang dan
tidak pula mengikutinya. Toleransi harus di deskripsikan secara tepat guna
memperoleh pemehaman yang baik. Sama halnya dengan toleransi beragama,
42
pemehaman yang baik tentu akan mewujudkan suasana yang harmonis antara
pemeluk agama yang berbeda.
Dari hasil wawancara secara mendalam serta observasi atau pengamatan
langsung dapat diketahui peran guru agama dalam menanamkan nilai toleransi antar
umat beragam siswa di SMPN 2 Donggo kabupaten bima yang diperoleh oleh
peneliti.
Sebagai hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat diketahui peran guru
agama dalam menanamkan nilai toleransi antar umat beragama siswa di SMPN 2
Donggo adalah sebagai berikut:
“Ya sebelum ke siswa saya sebagai kepala sekolah menghimbau kepada
guru agama kita himbau untuk saling menimbulkan bahwa agama kita itu
paling baik, tapi semua agama itu baik. Itu yang kita taman kepada meraka,
artinya jangn sampai pada saat mengajarkan memojokan salah satu agama,
tunjukan di islam yaitu agama islam, begitupun sebaliknya kristen ya sesuai
dengan agama kristen, jadi artinya jangan sampai merendahkan salah satu
agama. Itu yang kita pahamkan kepada guru-guru, jadi guru-guru saling
rukun, pasti murid-muridnya akan ikut, kalau guru-gurunya agamanya tidak
pernah rukun muridnya akan ikut juga.1
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Imran S,Ag selaku guru
pendidikan agama Islam tentang menanamkan nilai toleransi antar umat beragama
mengatakan bahwa:
“peran saya sebagai guru pendidkan Agama Islam adalah untuk untuk
menemkan nilai toleransi ada beberapa upayah yang saya lakukan yang
pertama itu memberikan arahan dan bimbingan di setiap kelas yang saya
ajarkan, biasanya itu saya lakukan di setiap akhir jam pelajaran, bahkan saya
menyiapkan waktu sebanyak 15 menit dari waktu pelajaran hanya khusus
1 Wawancara dengan Bapak Abdul Latif S.Pd Kepala Sekolah di SMPN 2 Donggo kamis 11
juni 2020
43
untuk memberikan bimbingn kepada peserta didik saya, kenapa, karena
pribadi peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik . Seperti membertikan
arahan dan bimbingan yang berkaitan dengan toleransi antara umat
beragaman keadaan peserata didik dapat memehami bagaimana tolerensi
yang sebebarnya yang harus diterapkan kepada peserta didik yang berbeda
agama. Dikatakan anak–anak yang bertoleransi itu adalah anak-anak yang
bisamenghargai ajaran agama teman-teman lain, misalnya yang non-muslim
mengharagi agama yang muslim misalnya kaidah-kaidah islam yang tidak
bisa di langgar dan batsan-batasan yang tidak bisa di langgar dan itu seorang
guru sebelum mengajajarkan kepada anak-anaknya harus menerapkan
sehingga apa yang diajarkan kepada bukan hanya omong saja tetapi harus
hrus di terakan keada kehidupan sehari-hari, contoh saya sebagai guru non
muslim haru bergau dengan guru-guru yang muslim itu adalah salah satu
purwujudan toleransi di sekolah.2
Sehubungan dengan hal tersebut, Bapak Ignasius Ismail A.Md selaku guru
agama katolik berpendapat bahwa peran guru agama dalam menanamkan nilai
toleransi adalah:
Saya sebagai guru agama katolik harus menanamkan yang pertama itu nilai-
nilai budi pekerti dalam arti memberikan pemahaman kepada siswa/(i)
katolik bahwa dalam kehidupan bersosial itu membutuhkan bantuan dan
dukungan dari orang-orang termasuk teman-teman beragama lain yang
kedua untuk mewujudkan nilai-nilai budipekeri itu dalam kehidupan sehari-
hari bahwa tidak membeda-bedakan atau mengkotak-kotakan bahawa kamu
beragama lain dari saya dalam arti dalam pergaulan itu bukan hanya sesama
agama atau sesama keyakinan saja karena manusia itu mahluk sesial yang
membutuhkan bantuan orang lain karena pergaulan itu bukan dilihat dari
segi agama atau keyakinan saja akan tetapi dilihat dari kehidupan sosial, jika
siswa siswi sudah menerapkan hal demikian berari mereka sudah
menerapkan nilai-nilai toleransi itu sendiri, yang ketiga toleransi yang
bewujud misalnya saya sebagai guru agama katolik selalu mengingatkan
anak-anak katolik, kalau melihat teman-teman yang muslim pada hari jumat
mereka tidak shalat ke masjid ingatkan untuk pergi shalat, dan juga pada
bulan puasa seelalu untuk mengingatkan begitu pula sebaliknya, itu adalah
salah satu toleransi saling menghargai, menghormati dan juga saya sering
mengingatkan di sekolah itu bahwa perbedaan agama itu bukan sebuah hal
2 Wawancara dengan Bapak Imran S.Ag Guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Donggo
kamis 11 juni 2020
44
yang membuat satu sama lain itu saling menghujat akan tetapi perbedaan itu
indah bagus, karena dalam perbeadaan itu menumbuhkan kebersamaan,
perbedaan itu adalah warna yang akan memberikan warna tersendiri dalam
kehidupan3.
Sehubungan dengan hal tersebut, Juliana Br Sambiring S. Th selaku
guru agama Kristen berpendapat bahwa peran guru agama dalam menanamkan nilai
toleransi adalah:
Apapun latar belakangnya semua siswa martabatnya sama, kami menerapkan
bahwa manusia semua sama dihadapkan tuhan, hanya saja cara untuk
menmyampaikan berbeda-beda, caranya orang memberikan hormat berbeda,
misalnya ketika disekolah ada kegiatan khusus pada hari jumat semua anak-
anak dikumpulkan, anak-anak yang muslim melakukan kegiatan bertadarus,
lalu yang non-muslim menbaca kitap atau semacam renungan walaupun
kadang-kadang ada yang baca ada yang tidak tetapi kita memang
mengarahkan anak-anak supaya mari kita bertoleransi.4
Dalam pelaksanaan pembelajaran agama, menamkan nilai toleransi
tercermin dari bagimana cara guru agama mongorganisir siswa di kelas dan materi
yang di sampaikan, sedangkan dalam evaluasi pembalajaran menanamkan nilai
toleransi terlihat dari cara guru agama menilai siswa di kelas. Menanamkan nilai
toleransi dalam kegiatan keagamaan di SMPN Donggo Kabupaten Bima di tunjukan
oleh guru Agama seperti menengok dan bela sungkawa ketika ada warga sekolah
yang sedang mengalami kesulitan.
Dari hasil wawancara penulis dia atas di SMPN 2 Donggo dapat diketahui
bahwa dalam menenamkan nilai toleransi antar umat beragama siswa di SMPN 2
3 Wawancara dengan Bapak Ignasius Ismail A.Md di SMPN 2 Donggo kamis 11 juni 2020
4 Wawancara dengan Ibu Juliana Br Sambiring S. Th selaku guru agama Kristen di SMPN 2
Donggo kamis 11 juni 2020
45
Donggo bukanlah perkara mudah, semua guru, terutama guru agama harus benar-
benar kerja keras mejalankan perannya dengan baik mengingat kondisi SMPN 2
Donggo ini adalah sekolah yang majemuk, yang terdapat bebagai macam agama,
suku dan antar golongan. Dalam menjalankan tugasnya semua guru agama yang
tidak hanya berperan sebagai pendidik ataupun pengajar saja, namun juga sebagai
contoh untuk saling menghargai dan menghormati dalam menanamkan nilai-nilai
budi pekerti, dan lain sebagainya.
C. Sikap Toleransi Antara Umat Beragama Siswa Di SMPN 2 Donggo
Kabupaten Bima
Siswa di SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima sebagian besar beragama Islam, tenaga
pengajar dan seluruh pengurus sekolah juga sebagaian besar beragama Islam. Akan
tetapi sistem dan cara mengajar menggunakan metode pelajaran umum, tidak ada
perbedaan, siswa muslim dan siswa non-muslim kita samakan, tidak ada aturan yang
berbeda, ini di nyatakan oleh ibu Juliana sambiring spd salah satu guru yang
mengajar di SMPN 2 Donggo beliau juga yang menjelaskan bahwa tidak ada
konflik antara siswa muslim dan non-muslim, keduanya dapat menjalin hubungn
dengan baik dan berinteraksi dengan sopan satu sama lain. 5
Bentuk tolelansi adalah bukti nyata yang di lakukan oleh siswa dan guru
bukan hanya sekedar menjelaskan tentang toleransi akan tetapi harus di
terapkan dalam kehidupan agar siswa bisa mencontohi dan melihat prilaku
yang di terapkan oleh guru mengenai toleransi dan siswa juga bisa berteman
5 Wawancara dengan Ibu Juliana Sambiring Guru Pendidikan Agama Kristen Protestan di
SMPN 2 Donggo kamis 11 juni 2020
46
dengan siapa saja, sehingga tidak ada benteng tidak ada jarak satu dengan
yang lain6
Dari hasil wawancara juga dapat di simpulkan bahawa peserta didik memberi
respon positif walaupun mereka berbeda agama dan Mereka juga berbagi makanan,
berbagi ilmu, kerja kelompok bahkan bertukar pikiran tentang masing-masing agama
yang di anut.
Para siswa tidak mempermasalahkan jika mereka berteman walaupun
bersahabat dengan yang berbeda agama sebagaimana dengan di paparakan oleh
salah satu siswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan dari salah satu siswa kelas VIII
tentang bagiamana pengetahuan tentang toleransi anta uamat beragama yang di
ajarkan oleh guru agamanya,bagaimanan sika guru agama anda dalam kehidupan
umat beragama dengan sesama guru, dan bagaimana sikap anada dalam
kehidupan anatara umat beragama dengan sesama siswa ? dan dia menyatakan
bahwa
Nilai toleransi yang saya dapat dari guru agama itu banyak salah satunya
adalah menghargai dan saling mengerti akan perbedaan itu indah, saling
mengerti akan perbedaan masing-masing agama karena saling menghargai
itu penting karena di sekolah ini mempunyai penganut agama yang lebih dari
satu, untuk mewujudkan toleransi antar umat beragama di SMPN 2 Donggo
saling mengerti, menghargai dan mengerti antar dengan yang lain walau
berbeda agama.
Sikap guru Muslim dengan guru agama non-muslim adalah seperti sikap guru
pendidikan agama.7
6 Wawancara dengan Bapak Ignasius Ismail A.Md di SMPN 2 Donggo kamis 11 juni 2020
7 Wawancara siswa kelas VIII atas nama kristina yukiana di SMPN 2 Donggo kamis 11 juni
2020
47
Sikap siswa muslim dengan siswa non-muslim adalah seperti yang di
nyatakanoleh siswa kelas VII yaitu bergaul dengan teman yang berbeda
agama itu senang kerena kita bisa belajar dari mereka arti dari sebuah
perbedaan dan kalau kita bisa belajar sama mereka apa yang kita ngga, , Ya
karena kalau di minta saya semua agama itu baik terus teman saya sikapnya
dengan saya baik, kenapa gak berteman saja sama mereka kan mereka baik.
Dari teman yang berbeda agama kita bias memahami sebuah perbedaan dan
membiasan diri kita dengan keadaan.8
Menurut hasil penelitian yang saya telitu pada hari kamis tanggal 11 jun .
memerhatikan bahawa hubungan siswa dan guru di SMPN 2 Donggo sangant baik,
karen dalam pengamatan peneliti terlihat para siswa biasa berbaur antara satu
dengan yang lain tanpa memperdulikan latar belakang agama. Para siswa terlihat
berjalan ke kantin bersama, makan bersama dan juga bersenda gurau satu sama lain.
Secara umum siswa yang menjadi subjek penelitian ini, tidak hanya
merasakan perbedaan yang di hargai oleh teman-teman mereka yang muslim, namun
siswa-saswa non-muslim yang mendapatkan keringanan yang sama dari guru agama
yang ada di sekolah tersebut SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima.
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Nilai Toleransi Antara Umat
Beragama Siswa Di SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima.
a. faktor pendukung
Berjalanyan suatau proses pasti tidak pernah bebas dari faktor pendukung dan
penghambat. Sebagaimana mananamkan nilai toleransi antar umat beragama di
SMPN 2 Donggo, faktor pendukung merupakan sesutau yang dapat menunjang
kalancaran dalam menanmkan nilai toleransi tersebut dan hal itu akan berdampak
8 Wawancara dengan siswa kelas VII atas nama Dahlan SMPN 2 Donggo kamis 11 juni 2020
48
positif terhadap jalanya menanamkan nilai toleransi anta umat beragama. Sedangkan
faktor pengambat dalam sesuatu yang dirasa mengahalangi atau menghambat jalan
dalam menanamkan nilai toleransi antra umat beragma di SMPN 2 Donggo kab.
Bima.
1) Faktor pendukung dalam menanamkan nilai toleransi antara umat beragma di
SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima terdiri dari dua, yaitu:
a) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam sekolah atau hal-hal
yang berasal dari warga sekolah maupun pihak sekolah yang dapat memperlancar
proses menanamkan nilai toleransi siswa di SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang peran guru Agama
dalam menanamkan niliai toleransi antara umat beragama Di SMP N 2 Donggo, di
sekaloh tersebut terdapat tiga penganut Agama yaitu, Islam, Kristen Katolik dan
Kristen Protestan, dalam keseharian sekolah terlihat dari sikap bergaul, belajar,
berkawan dan lain sebagainya sangat mencermikan sikap toleransi, meskipun mereka
hidup dalam lembaga pendidikan warga sekolahnya berlatar belakang agama yang
berbeda-beda, tetapi mereka dapat menjalankan pendidikan secara adil dan damai,
misalnya hari jumat ketiga Agama tersebut memiliki jadwal kegiatan masing-
masing sesuai dengan ajaran Agamanya. Dan berupa lingkungan sekolah yang
kondusif, dorongan kepala sekolah, terjadinya fasilitas yang baik, Yang menjadi hasil
dari penelitian peran guru agama dalam menanamkan nilai toleransi antara umat
beragama siswa di SMPN 2 Donggo kaupaten bima yaitu.
49
a. siswa mampu berbaur satu sama lain tampa membedakan agama khususnya
kelas yang di dalamnya terdapat siswa yang berbeda latar belakan agamanya.
b. siswa lebih mamapu pengahargai siswa lain ketika sedan menjalankan ibadah.
c. sikap saling kerja sama natar siswa dalam kegiatan ke agamaan berjalan dengan
baik, sikap kerja sama ini menunjukan kebersamaan tampa memandang latar
belakang agama, yang mendukung dalam menanamkan nilai toleransi antara
umat beragma siswa di SMPN 2 Donggo kabupaten Bima adalah sebagi berikut:
(1) Kesadaran yang timbul pada diri siswa sejak pertam kali masuk ke
SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima
Kesadaran yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, dimana kesadaran
terswbut telah timbul sejak pertama kali masuk di sekolah. Kesadaran siswa timbul
karena sebelum siswa mengikuti pelajaran, siswa di arahkan untuk mengikuti
kegiatan Masa Orientasi Siswa atau MOS. Menurut Gunawan (2014:260) Masa
Orientasi Siswa merupkan serangkaian kegiatan pertama masuk sekolah pada setiap
awal tahun ajan baru yang berlangsung selama 3 hari. Penyelenggaran MOS disetiap
wilayah, dapat direncanakan dan di atur sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah
masing-masing.
(2) Dorongan dari guru maupun karyawan untuk senagtiasa memupuk
kerukunan di sekolah
Bukti ali mengemukakan, bahwa salah satu konsep teori yang dapat
digunakan untuk menciptakan kerukunan hidup beregam itu melalui setujuh dalap
perbrdaan. Gagsan ini menemukan bahwa agama yang ia peluk itulah yang paling
50
baik. Walauoun demikian dia mengakui, diantar agama yang satu dengan agama yang
lainya selain terdapat perbedaan juga terdapat persamaan. Pengakuan seperti ini akan
membawa kepa suatu pengertian yang dapat menimbulkan adanya sling menghargai
dan mengormati di antara kelompok-kelompok pemeluk agama yang satu dengan
yang lainya
Berdasarkan pendapat di atas salah satu cara yang dilakukan untuk memupuk
kerikunan adalah mengakui, menghormati,dan mengargai agama yang satu dangan
yang lainya. Pemahaman tersebut dapat ditanamkan oleh guru kepada peserta
didiknya, tetepi tidak hanya sebatas pehamahaman, seorang guru juga harus
memberikan teladan mengenai persoalan tersebut sehingga siswa dapat
menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.
b) faktor ekternal
Dukungan dari orang tua siswa atas kegiatan yang berkaitan dengan perayaan
hari besar agama lain adalah faktor dari luar yang membantu kelancaran dalam
menemkan nilai toleransi antara umat beragamasiswa di SMPN 2 Donggo Kabupaten
Bima. Hal tersebut muncul karena kesadaran dan pemahaman orang tua siswa bahwa
anaknya bersekolah di sekolah umum yang memiliki beragam agama didalamnya.
Pada dasarnya semua kegiatan dilingkungan sekolah tidak akan berjalan
dengan lancer tanpa dukungan dari berbagai pihak, yaitu dari peserta didik itu
sendiri, orang tua dan sekolah. Sehingga jika salah satu dari ketiga elemen tersebut
terpenuhi akan menghambat kegiatan yang telah diprogramkan oleh sekolah. Jika
orang tua menyadari bahwa anaknya bersekolah dilembaga penididikan umum, maka
51
program-program sekolah yang berkaitan dengan ciri khas sekolah tersebut akan
dapat berjalan dengan semestinya.
2) Faktor penghambat
Berdasarkan penuturan kepala sekolah adalah dan beberapa guru yang peneliti
pilih sebagai responden, hapir tidak ada faktor yang mengambat nilai-nilai toleransi
di SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima. Akan tetepi dari sudut pandang ada beberapa
hal yang menghambat dalam menemkan nilai toleransi atnta umat beragama siswa di
SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima, jawaban mayoritas responden mengatakan
bahwa faktor yang dirasa pengahambat adalah permasalaahn yang terjadi dengan
teman dikaranakan perbedaan pendapat dan nilai-nilai, yang menyebabakab
toleransi sedidikit terhambat. Masing-masing siswa mempunyai cara tersendiri
dalam menyelesaikan persoalan tersebut ada yang minta maaf dengan teman yang
bersangkutan, ada yang melibatkan guru dalam memecahakn permasalahan tersebut.
Faktor penghambat yaitu jam plelajaran agama yang relatif sempit, belum
tersedia ruangan yang menendai khususnya untuk siswa non-muslim yang kadang
di tempatkan di ruangang-ruangan kelas saat kegiatan keagamaan berlangsung.
Peserta didik pastinya memiliki kepribadian yang berbeda-beda, karena peserta
didik berasal dari berbagai daerah yang berbeda – beda memiliki agama yang
berbeda pula, pengalaman dalam menenamkan nilai toleransi antara umat beragama
siswa. Daerah yang mereka tempati pasti memiliki adat dan budaya yang
berbeda – beda. Oleh karena itu dalam hal ini pendidik harus pandai – pandai
52
dalam mengatur komunikasih. Memahami kondisi kepribadian menjadi tantangan
tersendiri bagi pendidik untuk toleransi antara umat baragama
Sebagai hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat diketahui factor
penghambat dalam menanamkan nilai toleransi antar umat beragama siswa di
SMPN 2 Donggo adalah sebagai berikut:
Faktor penghambat yaitu jam plelajaran agama yang relatif sempit,
kurangnya kerja sama anta guru agama dalam menegakan kegiatan ke
agamaan dan belum tersedia ruangan yang menendai khususnya untuk
siswa non-muslim yang kadang di tempatkan di ruangang-ruangan kelas
saat kegiatan keagamaan berlangsung. Peserta didik pastinya memiliki
kepribadian yang berbeda-beda, karena peserta didik berasal dari berbagai
daerah yang berbeda – beda memiliki agama yang berbeda pula,
pengalaman dalam menenamkan nilai toleransi antara umat beragama siswa.
Daerah yang mereka tempati pasti memiliki adat dan budaya yang
berbeda – beda. Oleh karena itu dalam hal ini pendidik harus pandai –
pandai dalam mengatur komunikasih. Memahami kondisi kepribadian
menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik untuk toleransi antara umat
baragama9
Hambatan yang sama juga dialami oleh Ibu Juliana Sambiring, S.Th, bahwa
juga mengajar 2 jam pelajaran di setiap minggu berikut hasil wawancara:
Sejauh ini yang menjadi hambatan yang saya alami dalam menenemkan nilai
toleleransi antara umat beragama kepada murid saya termasuk termasuk di
antara nilai toleransi antara umat beragama yaitu kurangn ya tatap muka
dengan murid-murid saya, karena saya masuk hanya 2 jam pelajaran di setiap
minggu, sehingga sulit bagi meluangkan waktu untuk memberi arahan dan
bimbingan kepada murid saya, karena dua pelajaran tersebut terakai untuk
penyampaian materi belajar dan latihan, oleh karena itu saya memberikan
arahan dan bimbingan de sela-sela pelajaran.10
Demikianlah uraian faktor pendukung dan penghambat dalam penelitian ini.
9 Wawancara dengan Bapak Abdul Latif S.Pd Kepala Sekolah di SMPN 2 Donggo kamis 11
juni 2020 10
Wawancara dengan Ibu Juliana Sambiring Guru Pendidikan Agama Kristen Protestan di
SMPN 2 Donggo kamis 11 juni 2020
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peran guru agama dalam menanamkan nilai toleransi antara umat beragama
siswa di SMPN 2 Donggo Kaupaten Bima, melalui dua kegitan yaitu
kegiatan pembelajaran agama di kelas dan kegiatan pembelajaran di luar
kelas. Kegiatan pembelajaran di kelas dilakukan dengan cara guru agama
menanamkan nilai-nilai toleransi secara teoritis, sedangkan kegiatan
pembelajatan di luar kelas, guru agama memberikan teladan dalam kehidupan
berbeda agama seperti bekerjasama dan sikap saling membentu antara warga
sekolah SMPN 2 Donggo tanpa memandang latar belakang agama yang
berbeda.
2. Sikap toleransi umat beragama antar siswa di SMPN 2 Donggo kabupaten
Bima dapat disimpulkan bahawa siswa-siswa muslim memberi respon positif
kepada siswa yang beragama lain, seperti memberi dan berbagi makanan,
berbagi ilmu, kerja kelompok bahkan bertukar pikiran tentang masing-masing
agama yang di anut. Para siswa tidak mempermasalahkan jika merela
berteman maupun bersahabat dengan temannya yang berbeda agama.
3. Faktor pendukung dan penghambat nilai toleransi antara umat beragama
antar siswa di SMPN 2 Donggo Kabupaten Bima. Terdiri dari:
a. Faktor Pendukung
55
Adanya materi pembelajaran agama di kelas dan sikap teladan dari guru-
guru dalam memberi contoh toleransi antar umat beragama. Demikian
pula sikap siswa yang saling membantu dan bekerjasama tanpa
memandang perbedaan agama.
b. Faktor penghambat
Faktor penghambat hanya seputar perbedaan pendapat pada hal-hal dapat
menyebabakab terjadinya konflik, namun selalu ada cara baik guru
maupun siswa dalam memecahakn permasalahan tersebut, seperi
memberikan pemehaman seputar toleransi dan saling meminta dan
memberi maaf.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakaukan di SMPN 2 Donggo
kabupaten Bima mengenai menemkan nilai toleransi antara umat beragama siswa di
SMPN 2 Donggo penusia memiliki beberaa saran anatara lain:
1. Saran bagi sekolah
Sekolah hendak lebih meningkatkan lagi uoayah dalam menamkana nilai
toleransi antara umat beragama kepada peserta didik melalui berbagai pembahasan
agar sika toleransi agama dapat menjadi karakter peserta didik. Sikap toleransi
beragama di sekolah terbilang sudah bagus, namun mungkin sekolah bisa
56
melakukan dialog keagamaan agar daoat menambah pengetahuan peserta didik
tentang agama-agama di luar agamany.
2. Saran bagi guru pendidikan Agama
Dalam proses pembelajaran pendidikan agama hendaknya guru mencoba
menerapkan metode dialog dengan peserta didik yang tidak seagamanya, agar dapat
menambah wawasan, mengenai agama-agama lain. Serta melekukan memberi tahu
peserta didik myang berkaitan dengan berbedaan agama baik di lingkungan
sekolah maupun lingkungan luar sekolah.
3. Saran bagi peserta didik
Peserta didik sebagai generasi penerus yang nantinya akan berfasilitasi
dengan masyarakat dengan masyarakat luas dan majemuk, maka hendaknya peserta
didik dapat menghayati ajaran aagama yang sudah diberikan kaitan dengan
toleransi beragama di harapkan mencerminkan dalam perilaku peserta didik sehari-
hari sikap menghargai dan menghormati orang lain tanpa memandang status
agama yang melekat padaa dirinya ataupun oarang lain.
34
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’an dan Terjehanya
Achmad Nur 2001, pluralisme agama, kerukunan dalam keagaman
(jakarta:PT.KompasMedia Nusantara,)
Al-Muanwar Said Agli Husin 2007, Fikih Hubungan Antara Agama (Penerbit
Ciputar Pres Jakarta)
Arief Muhammad 2012, stategi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
(tori teologi dan implementasi Yogyakarta idea Press)
Basrowi dan Suwanda2008 Memhami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka
Cipta)
Deperdemen Pendidkan Nasional 2007, Kamus Bahasa Indonesia :Edisi Ketiga (
Jakarta: Balai Pustaka)
H. Bakker Anton 1986, Metodemetode Filsafat (Jakarta: Ghalia Indinesia)
Hardiansyah Haris 2010,Metodologi Penelitan kualitatif, (Jakarta: Salemba
Humanika)
Hasan M. Tholchah , 2000, Islam dalam Perspektif Sosio Kultural ( jakarta:
Lontabora Press)
Hasyim Umar 1991, Toleransi dan kemerdekaam dan berbagsa dalam islam
sebagain dasar menuju dialog dan kerukunan antara kerukunan antar
agma, (Surabaya: PT Bintang Ilmu)
http://khaidarmansyah-bpptlampung.blogspot.com//2009/2/peran-dan-kedudukan-
guru dalam.html.1
Kementrian agama RI, Al-Quran Tajwid Dan Terjemahan (Bandung: Al-Mizan
Publishing House 2011), QS. Al-Kafirun 109:1-6
Kementrian Agama RI, Al-Quran Tajwid Dan Terjemahan (Surabaya:Nur
Ilmu2003) Q.S Al-anbiya 21:107
Kementrian Agama RI, Al-Quran Tajwid Dan Terjemahan (Yogyakarta
Gramasurya 2006) QS. Al-hujurat 49:13
Poeposoewarno M. Marcono 1968, Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
(Yogyakarta: U.P.Karwono , April 1968)
35
Qiwaid 2003Gejala Intoleransi Beragama Dikalangan Peserta Didik Dan
Upayah Penanggulangan Melelui Pendidikan Agama Islam Di Sekolah,
Dialog: penelitian dan kajian keagamaan 36 No 1(2003)
Rahmat M. Imdadun 2003 et al.eds, Islam Pribumi; mendialogkan Agama,
Membaca Realitas (Jakarta Erlangga,)
Satyakarjana 1997, Arah Ketekese di Indinesia Yogyakarta: Pusat Kateketik.
Shaleh Abdul Rahman 2008, psikologi suatu pengaaturan dalam prespektif islam
Jakarta:Kencana
Shelvi Siantri, “ Manfaat Dari Toleransi Antara Umat Beragama” diakses dari
http://www.masukuniversitas.com /manfaat-toleransi-antara-umat-
beragama/.pendidikan, pada tanggal 29 november 2019 pukul19.49
Sidjabat B.S. 2010 , Mengajar Secara Profesional Bandung: Kalam Hidup
Sudirman 2007 Intraksi dan Motifasi Belajar-Mengajar Jakarta: PT Raja
Grafindo Persda
Sugiono 2006, metode penelitian administrave ( Bandung: Alvabet)
Sugiono 2004, Metode Prnrlitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta)
Sulasman & setia Gumilar2013, teori-teori kebudayaan, (Bandung: CV Pustaka
Setia)
Sumatrana Dkk 2005, Pluralisme, konflik dan penididkan agama di indonesia
(yogyakarta: Pustaka Pelajar,).
Suprihatiningrum Zamil 2016, Guru Profesional: Pedoman kinerja, kulitas,
kualifikasi, dan Kompetensi Guru (Jokjakarta: Ar-ruzz Media)
Surya Mohammad , 1997,psikolpgi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung:
Jurusan Psikilogi dan Bimbingan IKIP bandung)
surya Mohammad 1997 psikolpgi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung:
Jurusan Psikilogi dan Bimbingan IKIP bandung,
Susanto Trisno 2002 menyatakan Agama dalam tashwwiru afkar, edisi no.
13tahun 2002
Tillman Diane , 2004, Living Value An Education Proram (pendidikan nilai
anak), Penerjemah: Adi Respati, Dkk. (Jakarta: rasindo)
Tohirin 2014 Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis
Interasi dan Kompetnsi) (Jakarta: Rajawali)
Undang-undang sisdiknas UU RI No.20 Tahun 2003 (Jakarta:Sinar Grafika,
2005)
UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Jakarta:Sinar Grafika,
2005)
36
Wawncara dengan Bapak Abdul Latif Kepala Sekolah di SMPN 2 Donggo
kamis 11 juni 2020 Wawncara dengan Ibu Juliana Br Sambiring S. Th selaku guru agama Kristen di
SMPN 2 Donggo kamis 11 juni 2020 Wawncara dengan Bapak Ignasius Ismail A.Md di SMPN 2 Donggo kamis 11
juni 2020 Wawncara dengan Bapak Imran S.Ag Guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 2
Donggo kamis 11 juni 2020
Wawncara dengan Ibu Juliana Sambiring Guru Pendidikan Agama Kristen
Protestan di SMPN 2 Donggo kamis 11 juni 2020
Wawncara dengan siswa kelas VII atas nama Dahlan SMPN 2 Donggo kamis 11
juni 2020 Wawncara siswa kelas VIII atas nama kristina yuliana di SMPN 2 Donggo
kamis 11 juni 2020 Wina sanjaya 2003, penelitian pendidikan ( Bandung: kencana predena media
grub,)
Zuhairi Dkk 1983 motodik khusus pendidikan Agama islam surabaya: usaha
nasional
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara untuk kepala sekolah
1. Strategi apa yang di gunakan bapak untuk menciptakan kehidupan bertoleransi
antara pemeluk agama yang satu dengan yang lain?
2. Apa alasan bapak sebagai kepala sekolah menenerima peserta didik yang non
muslim
3. Bentuk toleransi seperti apa yang di terapkan oleh bapak kepada peserta didik,
apakah semua pereta didk terlibat?
4. Sejauh ini apakah pernah ada konflik yang tejad di sekolah?
Wawancara untuk guru agama pendidikan agma islam
1. Bagaimana peran bapak/ibu sebagai guru agama dalam menanamkan nilai toleransi?
2. Menenankan nilai toleransi dalam kehidudpan pesera didik seperti apa?
3. Terkait dengan pemebelajaran agama teknik dan metode apa yang di gunakan?
Wawancara untuk guru agama pendidikan agma katolik
1. Bagaimana peran bapak/ibu sebagai guru agama dalam menanamkan nilai toleransi?
2. Seperti apa bentuk toleransi yang di terapkan kepada peserta didik?
3. Keberhasilan dalam menanamkan nilai toleransi agama pada peserta didik seperti
apa pak?
Wawancara untuk guru agama pendidikan agma protestan
1. Bagaimana peran bapak/ibu sebagai guru agama dalam menanamkan nilai toleransi?
2. Bagaimana bentuk sikap peserta didik dalam mengharai perbedaan agama
3. Keberhasilan dalam menanamkan nilai toleransi agama pada peserta didik seperti apa
pak?
Wawancara untuk peserta didik
1. Bagaimana pengerahuan tentang toleransi antara umat beragama yang diajarkan
oleh guru Agamanya?
2. Bagaimna sikap guru Agama dalam kehidupan uamat beragama dengan sesama
guru?
3. Bagaumana siskspa anda dalam kehidupan antara umat beragama dengan sesama
siswa?
LAMPIRAN
Bersama kepala sekolah SMPN 2 Donggo
bapak abdul Latif S.Pd
Bersama ibu Juliana Sambiring Guru Agama Kristen
Protestan
Wawancara Bersama Bapak Ignasius Ismail
Selaku Guru Agama Katolik
Wawancara Bersama Bapak Imran Selaku Guru
Pendidikan Agama Islam
Foto bersama siswa kelas VIII
RIWAYAT HIDUP
EVITAMALA, Sorifo’o 24 April 1998 putri ke dua
dari pasangan Ayahanda Masri dan Ibunda Rohana,
Riwayat Pendidikan Sekolah dasar pada tahun 2004 dan
di SDN Impres Sangari dan tamat pada tahun 2010,
kemudian penulis melanjutkan di SMP Negeri 2 Donggo dan tamat pada tahun
2013, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2
Donggo dan tamat pada tahun 2016, penulis mendaftar di Universitas
Muhammadiyah makassar (UNISMUH Makassar) Fakultas Agama Islam dan di
terima di jurusan Pendidikan Agama Islam (SI) pada tahun 2016.
Di akhir studinya penulis menyusun Skripsi yang berjudul tentang
“PERAN PENDIDIKAN GURU AGAMA DALAM MENANAMKAN NILAI
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA SISWA DI SMPN 2 DINGGO
KABUPATEN BIMA”