PERANAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT.TANJUNGPINANG
MAKMUR BERSAMA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI
DAERAH KOTA TANJUNGPINANG
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
JIHAN ANNISA
NIM. 120563201012
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa
yang disebut dibawah ini:
Nama : Jihan Annisa
NIM : 120563201012
Jurusan/Prodi : Ilmu Administarsi Negara
Alamat : Perum.Bumi Indah Jl.Tulip Blok G No.1 Tanjungpinang
Nomor TELP : 081267624020
Email : [email protected]
Judul Naskah : Peranan Badan Usaha Milik Daerah PT. Tanjungpinang
Makmur Bersama Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang
Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis
naskah ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.
Tanjungpinang, 13 Februari 2017
Yang menyatakan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
H. Jamhur Poti, SE., M.si Adji Suradji Muhammad, S.Sos., M.Si
NIDN. 1010016404 NIDN. 1029127803
ABSTRACT
This thesis entitled is The Role of Regional Owned Enterprises of
PT.Tanjungpinang Makmur Bersama to Increase local revenue of The
Tanjungpinang City. Regional Owned Enterprises is a Local Corporate which
wholly or in part of the capital comes from separated regional assets. Regional
Owned Enterprises formed to defray for development. The existence of Regional
Owned Enterprises required as one of local revenue contributor by managing
several regional assets. the role of regional owned enterprises expected as the
main driver of growth and regional economic development. Local revenue
obtained from sources of local revenue. Regional Owned Enterprises of
PT.Tanjungpinang Makmur Bersama was established in 2010 by Tanjungpinang
city government. Currently the main activities of Regional Owned Enterprises is
the form of services building rental stall and managing market. the role of
regional owned enterprises PT.TMB to increase local revenue still experiencing
problems with the losers condition due to smaller income than output. Regional
owned enterprises running a public services function and profit oriented function
in managing its business regional owned enterprises having problems with the
increase of rental rates, the number data collection of the merchant and the
merchants who pays rent through third person. This research implemented in
object management of regional owned enterprises PT.Tanjungpinang Makmur
Bersama is the market with the purpose to identify hamper factors the role of
regional owned enterprise. The method used in this research is qualitative
research that produced the data that is descriptive of the informant with purposive
sampling techniques through interviews and documentation. The results of this
research indicate that the role of regional owned enterprises PT.TMB generally
can be categorized is a quite good, with the most role that the role of information.
Keywords: The Role, Regional Owned Enterprises, Local Revenue.
1
I.PENDAHULUAN
Badan Usaha Milik Daerah
yang selanjutnya disingkat BUMD
adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya
berasal dari kekayaan daerah yang
dipisahkan. Badan Usaha Milik
Daerah sebagai unit ekonomi yang
tidak dapat dipisahkan dari sistem
ekonomi daerah, bertujuan
membantu dan menunjang kebijakan
umum Pemerintah Daerah dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan mengusahakan
bidang ekonomi. Pendirian BUMD
merupakan perwujudan pelaksanaan
konstitusi negara yaitu Pasal 33
UUD 1945 yang mengamanatkan
bahwa bumi, air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya serta
cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak
harus dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-
besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Badan Usaha Milik Daerah
dibentuk untuk membiayai
pembangunan Daerah. Keberadaan
Badan Usaha Milik Daerah ini
diperlukan sebagai salah satu
lembaga penyumbang Pendapatan
Asli bagi Daerah (PAD), dengan
mengelola beberapa aset daerah.
Pemerintah dapat melakukan upaya
peningkatan Pendapatan Asli Daerah
melalui Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD). Peranan Direktur Badan
Usaha Milik Daerah ini di harapkan
dapat berfungsi sebagai pemacu
utama pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
menurut UU No.33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan
Pusat Daerah adalah pendapatan
2
yang diperoleh daerah dan
dipungut berdasarkan peraturan
daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
PAD merupakan salah satu
sumber pendapatan daerah yang
diperoleh dari sumber-sumber
penerimaan di daerah. PAD adalah
penerimaan daerah dari sektor pajak
daerah, retribusi daerah, hasil
perusahaan milik daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan
daerah yang sah. Besar kecilnya
PAD akan mempengaruhi otonomi
daerah dalam melaksanakan
kebijakannya. Di dalam otonomi
daerah terdapat pengelolaan
keuangan pemerintah daerahnya
sendiri dalam hal ini administrasi
keuangan. Administrasi Keuangan
dalam arti luas adalah pengatur dan
penetapan kebijaksanaan dalam
penyiapan dan penggunaan uang
untuk melaksanakan seluruh tugas
pokok organisasi yang efektif dan
efisien. Sedangkan dalam arti sempit
adalah proses penerimaan,
penyiapan, dan pengeluaran uang
melalui kegiatan pembukuan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku,
sebagai penunjang pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
Sedangkan Administrasi
Keuangan Negara adalah semua hak
dan kewajiban yang dapat dinilai
dengan uang, demikian pula segala
sesuatu baik uang maupun barang
yang dapat dijadikan milik negara,
berhubungan dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban dimaksud.
Semakin besar PAD maka
kemampuan daerah akan lebih besar
dan ketergantungan dengan
pemerintah semakin berkurang.
Peranan Badan Usaha Milik Daerah
3
ini di harapkan dapat berfungsi
sebagai pemacu utama pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi daerah.
Badan Usaha Milik Daerah Kota
Tanjungpinang PT.Tanjungpinang
Makmur Bersama didirikan pada
tahun 2010 sebagai salah satu
BUMD yang dimiliki Pemerintah
Kota Tanjungpinang.
GRAFIK I.1
Data Pendapatan Asli Daerah
2013-2015
Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota
Tanjungpinang (DPPKAD Kota
Tanjungpinang), Tahun 2016
Namun beberapa masalah
yang selama ini terjadi di lapangan
bahwa BUMD mengakui masih
merugi. Selain itu, pengeluaran lebih
besar dari pada pendapatan. Untuk
pendapatan dari pengelolaan pasar
saat ini nilainya sangat kecil, bahkan
tidak bisa menutupi biaya
operasional.
TABEL I.2
Alokasi Anggaran BUMD PT.
Tanjungpinang Makmur Bersama
Tahun 2010-2016
Tahun Alokasi
Anggaran
2010 1,6 Miliar
2012 2,5 Miliar
2015 2,5 Miliar
2016 2,5 Miliar
Sumber: Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kota Tanjungpinang,
Tahun 2016
Pada Tahun 2010 Alokasi
Anggaran diberikan sebesar Rp 1,6
Miliar Tahun 2012 Rp.2,5 miliar.
APBD murni 2015 alokasi Anggaran
Rp 2,5 miliar untuk BUMD, dan
Tahun 2016 sebesar Rp 2,5 miliar.
Dana yang dialokasikan bukan untuk
penyertaan modal, melainkan
4
membayar pesangon karyawan yang
akan di berhentikan. Diketahui setiap
tahun total anggaran yang digunakan
untuk membayar karyawan BUMD
Rp 1,5 miliar. Biaya operasional
yang diterapkan mencapai Rp 100
juta perbulan atau setara Rp 1,2
miliar pertahun. Pengeluaran yang
lebih besar daripada pendapatan
sebesar Rp 2,7 miliar. BUMD masih
belum memberikan dividen bagi
pendapatan asli daerah.
Peranan BUMD diperlukan
dalam mengatasi masalah-masalah
tersebut, sehingga Pendapatan Asli
Daerah Melalui BUMD dapat
meningkat. Maka Penulis tertarik
meneliti tentang “Peranan Badan
Usaha Milik Daerah PT.
Tanjungpinang Makmur Bersama
Dalam Meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah Kota Tanjungpinang”
II. LANSADAN TEORI
Menurut Mintzberg ada 3
peranan utama yang dimainkan oleh
setiap manajer (Thoha, 2014:264).
Peranan-peranan itu antara lain:
1. Peranan Hubungan
Antarpribadi
(Interpersonal Role)
Ada dua gambaran umum
yang dihubungkan dengan peranan
ini, yakni hal yang bertalian dengan
status dan otoritas manajer, dan hal-
hal yang bertalian dengan
pengembangan hubungan antar
pribadi. Aktivitas-aktivitas yang
sering dilaksanakan dalam peranan
ini antara lain kegiatan-kegiatan
seremonial sehubungan dengan
jabatan yang melekat pada manajer.
Status menghendaki manajer harus
mau menerima undangan-undangan,
mendatangi upacara-upacara, dan
lain-lain yang bersifat seremonial.
Karena manajer mempunyai jabatan
5
yang tinggi, maka manajer tersebut
harus selalu mau mengadakan kontak
tertentu dengan pihak luar.
Hubungan antar pribadi ini harus
dijalankan oleh manajer sebagai
suatu peranannya.
Peranan ini oleh Mintzberg
dibagi atas tiga peranan lagi yang
merupakan perincian lebih lanjut dari
peranan antarpribadi ini. Tiga
peranan itu antara lain:
a. Peranan sebagai Figurehead,
yakni suatu peranan yang
dilakukan untuk mewakili
organisasi yang dipimpinnya
di dalam setiap kesempatan
dan persoalan yang timbul
secara formal. Peranan ini
sangat dasar dan sederhana.
Karena otoritas formalnya,
maka manajer dianggap
sebagai simbol, dan
berkewajiban untuk
melaksanakan serangkaian
tugas-tugas. Contohnya
menghadiri upacara-upacara
pembukaan, peresmian,
pengguntingan pita,
pemukulan gong, dan lain-
lain. Dalam rangka mewakili
organisasi yang dipimpinnya
adalah termasuk kedalam
peran Figurehead ini.
b. Peranan sebagi pemimpin
(leader), dalam peranan ini
manajer bertindak sebagai
pemimpin. Ia melakukan
hubungan interpersonal
dengan yang dipimpin,
dengan melakukan fungsi-
fungsi pokoknya diantaranya
memimpin, memotivasi,
mengembangkan, dan
mengendalikan. Dalam
organisasi informal biasanya,
pemimpin diikuti karena
6
mempunyai kekuasaan
karismatik atau kekuasaan
fisik. Adapun dalam
organisasi formal, pemimpin
yang diangkat dari atas,
maka manajer seperti itu
sering kali tergantung akan
kekuasaan yang melekat
pada jabatannya tesebut.
c. Peranan sebagai pejabat
perantara (liaison manager),
disini manajer melakukan
peranan yang berinteraksi
dengan teman sejawat, staf,
dan orang-orang lain yang
berada diluar organisasinya,
untuk mendapatkan
informasi. Oleh karena
organisasi yang dipimpin
oleh manajer itu tidak berdiri
sendirian, maka manajer
meletakkan peranan liasion
dengan cara banyak
berhubungan dengan
sejumlah individu atau
kelompok-kelompok tertentu
yang berada diluar
organisasinya.
2. Peranan yang
Berhubungan dengan
Informasi (Informational
Role)
Peranan interpersonal
meletakkan manajer pada posisi yang
unik dalam hal mendapatkan
informasi. Hubungan-hubungan
keluar membawa padanya informasi
yang spesial dari lingkungan luarnya,
dan kegiatan-kegiatan
kepemimpinannya membuat manajer
sebagai pusat informasi bagi
organisasinya. Oleh karena itu,
sebagai kelanjutannya dari peranan
interpersonal diatas Mintzberg
merancang peranan kedua yakni
yang berhubungan dengan informasi
7
ini. Peranan ini terdiri dari peranan-
peranan sebagai berikut:
a. Sebagai monitor, peranan ini
mengidentifikasikan seorang
manajer. Sebagai penerima
dan pengumpul informasi,
agar ia mampu untuk
mengembangkan suatu
pengertian yang baik dari
organisasi yang
dipimpinnya, dan
mempunyai pemahaman
yang komplit tentang
lingkungannya. Manajer
mencari informasi itu agar ia
mampu untuk mendikte
perubahan,
mengidentifikasikan
perosalan-persoalan dan
kesempatan-kesempatan
yang ada, untuk membangun
pengetahuannya tentang
lingkungannya, menjadi tahu
kapan suatu informasi harus
diberikan untuk keperluan
pembuatan keputusan.
Dengan demikian manajer
akan memperoleh informasi seluas
mungkin dari berbagai sumber baik
dari luar maupun dalam
organisasinya.
Adapun Informasi yang
diterima oleh manajer ini dapat
dikelompokkan atas lima kategori
berikut ini:
1. Internal Operations, yakni
informasi mengenai
kemajuan pelaksanaan
pekerjaan di dalam
organisasi, dan semua
peristiwa-peristiwa yang ada
hubungannya dengan
pelaksanaan pekerjaan
tersebut. informasi ini bisa
berupa laporan-laporan
8
standar pelaksanaan kerja,
masukan-masukan dari
panitia atau tim-tim yang
telah dibentuk, pengamatan
dari kunjungan kerja, dan
lain sebagainya.
2. Peristiwa-peristiwa di luar
organisasi (external events),
informasi jenis ini diterima
oleh manajer dari luar
organisasi, seperti misalnya
informasi dari langganan,
hubungan-hubungan pribadi,
pesaing-pesaing, asosiasi-
asosiasi, dan semua
informasi mengenai
perubahan atau
perkembangan ekonomi,
politik, dan teknologi, yang
semuanya itu amat
bermanfaat bagi organisasi.
3. Informasi dari hasil analisis,
semua analisis dan laporan-
laporan mengenai berbagai
isu yang berasal dari
bermacam-macam sumber
sangat bermanfaat bagi
manajer untuk diketahuinya.
Manajer barangkali tertarik
pada salah satu subyek
tertentu, dan kemudian
membutuhkan informasi
4. tentang subyek itu, maka
bawahan bisa
menyediakannya dengan
penyajian kliping surat kabar
yang memuat artikel-artikel
dari subyek yang
dikehendaki manajer.
5. Tekanan-tekanan, manajer
perlu mengetahui informasi
yang ditimbulkan dari
tekanan-tekanan dari pihak
tertentu. Dalam hal ini
informasi ini berusaha
mempengaruhi kebijakan
9
manajer. Misalnya bawahan-
bawahan yang mengajukan
usul perbaikan, lapangan
yang mencoba
mempengaruhi perubahan
cara kerja, dan serikat buruh
yang berusaha mendesak
memperbarui sistem kerja
dan penggajian.
b. Sebagai Disseminator,
peranan ini melibatkan
manajer melakukan
penyampaian informasi dari
luar kedalan organisasinya,
dan informasi yang berasal
dari bawahan atau stafnya ke
bawahan atau staf lainnya.
c. Sebagai juru bicara
(spokesman), peranan ini
dimainkan manajer untuk
penyampaian informasi
keluar lingkungan
organisasinya.
3. Peranan Pembuat
Keputusan (Decision
Role)
Peranan ini membuat manajer
harus terlibat dalam suatu proses
pembuatan strategi di dalam
organisasi yang dipimpinnya. Proses
pembuatan strategi ini secara
sederhana dinamakan suatu proses
yang menjadikan keputusan-
keputusan organisasi dibuat secara
signifikan dan berhubungan.
Ada empat peran manajer
yang dikelompokkan ke dalam
pembuatan keputusan, yakni:
a. Peranan sebagai entrepreneur,
dalam peranan ini manajer
bertindak sebagai pemrakarsa
dan perancang dari banyak
perubahan yang terkendali
dalam organisasinya.
10
b. Peranan sebagai penghalau
gangguan (distrubande
handler), peranan ini
membawa manajer untuk
bertanggungjawab terhadap
organisasinya ketika
organisasinya terancam
bahaya: akan dibubarkan,
terkena gosip, isu-isu kurang
baik, dan lain sebagainya.
c. Peranan sebagai pembagi
sumber (resource allocator),
membagi sumber dana adalah
suatu proses pembuatan
keputusan. Disini manajer
memainkan peranan untuk
memutuskan ke mana sumber
dana akan didistribusikan ke
bagian dari organisasinya.
d. Peranan sebagai negosiator,
peranan ini meminta kepada
manajer untuk aktif
berpartisipasi dalam arena
negosiasi. Dari waktu ke
waktu organisasi akan
mendapatkan dirinya selalu
terlibat dengan pihak lain di
luar organisasi.
III. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian
Deskriptif Kualitatif. Menurut
Sugiyono (2006:6) “Penelitian
Deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan terhadap variabel mandiri,
yaitu tanpa membuat perbandingan,
atau menggabungkan dengan
variabel lain”
2. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengambil
lokasi di Objek Pengelolaan Aset
Daerah Badan Usaha Milik Daerah
PT. Tanjungpinang Makmur
Bersama yaitu Pasar Bintan Centre,
11
Melayu Square, Pasar Baru I dan II,
Anjung Cahaya, Akau Potong
Lembu, Ocean Corner, dan Pasar
Potong Lembu. Alasan pemilihan
lokasi karena penulis ingin melihat
bagaimana peranan BUMD
PT.Tanjungpinang Makmur Bersama
Kota dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang.
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi:
a. Data Primer
Data primer yaitu keterangan
atau fakta yang diperoleh secara
langsung ke lokasi penelitian dengan
cara melakukan wawancara.
b. Data Sekunder.
Pengambilan data sekunder
melalui data yang diperoleh dan
bahan pustaka yang berasal dari
dokumen-dokumen, internet, laporan
hasil penelitian yang sebenarnya.
Buku-buku dan sumber lainnya yang
berkaitan dengan penelitian.
4. Informan
Informan adalah orang yang
memberikan informasi. Dengan
pengertian ini maka informan dapat
dikatakan sama dengan responden,
apabila pemberian keterangannya
dipancing oleh pihak peneliti
(Arikunto, 2006:145). Teknik
Pengambilan Sampel Menggunakan
Purposive Sampling. Menurut
Sugiyono(2013:96), Sampling
Purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan
tertentu. Yakni dengan pertimbangan
yang menjadi sampel adalah pihak
yang mengetahui dan mengerti
tentang masalah ini. Menurut
12
Sugiyono (2013:91), Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.
penentuan sampel atau informan
dalam penelitian kualitatif befungsi
untuk mendapatkan informasi yang
maksimum.
Informan dalam
teknik sampling purposive, dengan
menentukan informan secara sengaja
atas dasar kriteria atau pertimbangan
tertentu adalah sebagai berikut:
1. Direktur Utama PT.
Tanjungpinang Makmur
Bersama
2. Divisi HRD dan Umum
3. Divisi Keuangan
4. Kepala Bidang Anggaran
Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota
Tanjungpinang
5. Anggota DPRD Komisi II
yang membidangi
Pemerintahan dan keuangan.
6. Pedagang Pasar Baru I dan II,
Pasar Bintan Centre, Melayu
Square, Anjung Cahaya, Akau
Potong Lembu, Ocean Corner,
Dan Pasar Potong Lembu.
5. Teknik dan Alat Pengumpulan
Data
Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknik dan alat
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Wawancara (Interview)
Menurut Sugiyono (2013:17),
Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila
ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan
13
yang harus diteliti. Dalam hal ini
penilit mewawancarai informan-
informan terkait permasalahan di
dalam penelitian yaitu Direktur
BUMD beserta divisinya serta
pemerintah dalam hal ini Kepala
Bidang Anggaran Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah, Anggota DPRD Kota
Tanjungpinang Komisi II Bidang
Anggaran, Kepala Divisi Keuangan,
Kepala Divisi HRD dan Pedagang
Pasar Bintan Centre, Pasar Potong
Lembu, Pasar Baru I dan II, Akau
Potong Lembu, Anjung Cahaya,
Ocean Corner dan Melayu Square.
b. Dokumentasi
Dokumentasi, yaitu setiap
bahan tertulis baik berupa data-data,
arsip-arsip, tabel, grafik, dan
sebagainya yang terkait dengan
objek penelitian. Tujuan digunakan
metode dokumentasi ini untuk
memperoleh data secara jelas dan
konkret menyangkut Peranan Badan
Usaha Milik Daerah
PT.Tanjungpinang Makmur Bersama
dalam Meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah Kota Tanjungpinang.
c. Observasi
yaitu pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti secara
langsung untuk mengetahui dan
mendapatkan informasi serta
memperoleh gambaran langsung
yang terjadi dilapangan.
6. Teknik Analisis Data
Analisa dalam penelitian ini
adalah secara kualitatif. Menurut
Miles dan Haberman (2007)
Langkah-langkah tersebut yaitu:
a. Reduksi Data, merupakan
salah satu dari teknik analisis data
14
kualitatif. Reduksi data adalah
bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data sedemikian rupa
sehingga kesimpulan akhir dapat
diambil.
b. Penyajian Data, merupakan
salah satu dari teknik analisis data
kualitatif. Penyajian data adalah
kegiatan sekumpulan informasi yang
disusun, sehingga memberi
kemungkinan akan adanya penarikan
kesimpulan. Bentuk penyajian data
kualitatif berupa teks naratif
(berbentuk catatan lapangan),
matriks, grafik, jaringan dan bagan.
c. Menarik Kesimpulan/verifikasi,
merupakan salah satu dari teknik
analisis data kualitatif. Penarikan
kesimpulan adalah hasil analisis
yang dapat digunakan untuk
mengambil tindakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Peranan Badan Usaha
Milik Daerah
PT.Tanjungpinang Makmur
Bersama Kota Tanjungpinang
dalam Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang
1. Peranan Hubungan Antar
Pribadi (Interpersonal Role)
Ada 2 Indikator mengenai
peranan ini yaitu berkaitan
dengan status dan otoritas dan
juga pengembangan hubungan
antarpribadi. Aktivitas – aktivitas
yang sering dilaksanakan dalam
peranan ini antara lain kegiatan –
kegiatan seremonial yang
berhubungan dengan jabatan
yang melekat pada pimpinan atau
15
manajer. Status yang
menghendaki pimpinan harus
mau menerima undangan –
undangan, mendatangi upacara,
dan lain- lain yang bersifat
seremonial. sosialisasi yang
diberikan oleh BUMD telah
dilaksanakan terhadap apa yang
dilakukan oleh BUMD dalam
menjalankan unit bisnisnya.
BUMD melaksanakan
peranannya dengan melakukan
kegiatan atau aktivitas –
aktivitasnya berkaitan dengan
melakukan kenaikan tarif guna
menambah pendapatan BUMD
sehingga BUMD mampu untuk
mengatasi masalah kerugian yang
di alami selama ini. Dengan
melakukan sosialisasi terlebih
dahulu dengan pedagang dan
masyarakat, BUMD telah
menerima dampak dari sosialisasi
tarif sewa tersebut.
a. Peranan Sebagai figurhead,
yakni suatu peranan yang
dilakukan untuk mewakili
organisasi yang dipimpinnya
di dalam setiap kesempatan
dan persoalan yang timbul
secara formal. BUMD
menyelesaikan persoalan –
persoalan yang terjadi di
lapangan pada setiap unit
layanan BUMD.
b. Peranan sebagai pemimpin
(Leader).
Dalam peranan ini BUMD
melakukan hubungan
interpersonal dengan yang
dipimpin, dengan melakukan
fungsi-fungsi pokoknya
diantaranya memimpin,
memotivasi,
mengembangkan, dan
16
mengendalikan. Peranan
BUMD terlihat dengan
pemberian arahan terkait apa
yang harus dilakukan serta
pemberian masukan bagi
pegawai organisasi bawah
juga merupakan peranan
dalam mencapai Tujuan
BUMD itu sendiri. BUMD
dapat memberikan teguran,
sanksi serta reward dalam
mencapai hal – hal yang
diinginkan perusahaan.
c. Peranan sebagi pejabat
perantara (Liason
Manager). Disini BUMD
melakukan peranan
berinteraksi dengan orang –
orang yang berada di luar
untuk mendapatkan
informasi. BUMD
melaksanakan peranannya
dengan banyak berhubungan
dengan individu atau
kelompok tertentu yang
berada di luar organisasinya.
2. Peranan yang Berhubungan
dengan Informasi
(Informational Role)
a. Peranan sebagai monitor.
BUMD berperan sebagai
penerima dan pengumpul
informasi, agar ia mampu
mengembangkan suatu
pengertian yang baik dari
organisasi yang dipimpinnya,
dan mempunyai pemahaman
komplit tentang
lingkungannya.
b. Peranan sebagai
Disseminator. Peranan ini
BUMD melakukan
penyampaian, informasi dari
luar ke dalam organisasinya,
dan informasi yang berasal
17
dari bawahan atau stafnya ke
bawahan atau staf lainnya.
c. Peranan Sebagai juru
bicara (spokesman). Peranan
ini dimainkan manajer untuk
menyampaikan informasi
keluar organisasinya.
3. Analisa Peranan Pembuat
Keputusan (Decision Role)
Peranan ini membuat BUMD
terlibat dalam suatu proses
pembuatan strategi di dalam
organisasi. Proses pembuatan
strategi ini secara sederhana
dinamakan suatu proses yang
menjadikan keputusan –
keputusan organisasi dibuat
secara signifikan dan
berhubungan.
a.Peranan sebagai Enterpreneur
Dalam peranan ini pimpinan atau
manajer bertindak sebagai
pemrakarsa dan perancang dari
banyak perubahan yang terkendali
dalam organisasinya.
b. Peranan sebagai Penghalau
Gangguan (Distrubande
Handler).
Dalam peranan ini membawa
manajer atau pimpinan untuk
bertanggung jawab terhadap
organisasinya ketika organisasinya
terancam bahaya: akan dibubarkan,
terkena gosip, isu – isu kurang baik
dan lain sebagainya.
c. Peranan Sebagai Pembagi
Sumber (Resource Allocator)
Dalam peranan ini membagi
sumber dana adalah suatu proses
pembuatan keputusan. Disini
pimpinan atau manajer
memainkan peranan untuk
memutuskan ke mana sumber
18
dana akan di distribusikan ke
bagian dari organisasinya.
Peneliti menganalisa mengenai
peranan BUMD dalam
memutuskan sumber dana yang
dimilik dalam membuka peluang
bisnis baru.
d. Peranan sebagai negosiator
Peranan ini meminta kepada
manajer atau pimpinan untuk aktif
berpartisipasi dalam arena negosiasi.
Dari waktu ke waktu organisasi akan
mendapatkan dirinya selalu terlibat
dengan pihak lain di luar organisasi.
B. Analisa Faktor-Faktor yang
menghambat peranan BUMD
dalam meningkatkan PAD
a. Bidang Keuangan
Perusahaan saat ini masih dalam
keadaan merugi atau tidak sehat
sehingga tidak dapat memberikan
kontribusi terhadap Pendapatan
Daerah. Peneliti menganalisa bahwa
biaya operasional perusahaan yang
tinggi mencapai 100 Juta Rupiah per
bulan dan dengan pembiayaan yang
mencapai 135 Juta per bulan
membuat BUMD harus mengalami
kondisi rugi.
b. Bidang Sumber Daya Manusia
Dalam hal ini BUMD masih
kurang dalam hal peningkatan
kualitas sumber daya manusia.
Kurangnya pelatihan bagi pegawai
membuat Bidang Sumber Daya
Manusia Kurang efektif. Lemahnya
pengawasan terhadap standar
kualitas pekerjaan, dan juga
penerapan reward and punishment.
c. Bidang Strategi Bisnis
Kurangnya Corporate
Planning (Perencanaan Perusahaan)
yang memadai dan konsisten
terhadap arah tujuan perusahaan dan
pengembangan serta potensi usaha
19
baru. Dalam hal ini perusahaan
masih kurang dalam hal
merencanakan bidang usaha baru,
mengenai ini BUMD masih perlu
menganalisa dampak pembukaan
usaha baru di masa yang akan
datang, menetapakan Arah dan
Tujuan Rencana Kerja Perusahaan
sebagai garis kebijakan perusahaan
ke depan sesuai dengan visi misi
pada setiap bagian usaha. Untuk
usaha baru Analisa SWOT
diperlukan untuk mengembangkan
usaha baru.
d. Pengelolaan Pasar
Pasar BUMD merupakan aset
daerah Kota Tanjungpinang yang
dikelola oleh BUMD. 8 Pasar yang
dikelola yaitu: Pasar Bintan Centre,
Pasar Potong Lembu, Pasar Baru I
dan II, Akau Potong Lembu, Melayu
Square, Anjung Cahaya dan Ocean
Corner. Dalam pengelolaan pasar
faktor yang menghambat yang
peneliti temukan di pasar yaitu:
1. Tarif Sewa
Tarif Sewa yang diterapkan
kepada pedagang yang terlalu kecil
sehingga pendapatan dari
pengelolaan pasar hanya 135 juta per
bulan membuat BUMD merugi.
Langkah penaikkan tarif yang telah
dilakukan sekarang membuat
pedagang mau tidak mau tetap
berjualan. Penarikkan uang sewa
juga perlu pengawasan sehingga
tidak menimbulkan masalah bahwa
pedagang belum membayar.
2. Keamanan
Untuk beberapa pasar
keamanan sangat kurang
3. Kebersihan
20
Beberapa pasar telah baik
dalam kebersihannya. Pengelolaan
kebersihan juga termasuk dalam
uang kebersihan yang dibayar
menggunakan karcis.
4. Tempat Parkir
Tempat parkir menjadi salah
satu yang diperlukan bagi
masyarakat. Tempat parkir yang
kurang memadai menjadi salah satu
faktor penghambat.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peranan Hubungan Antar
Pribadi (Interpersonal Role),
Direktur melaksanakan
peranan yang berhubungan
kegiatan seremonial,
sosialisasi, dan dampak
sosialiasasi yang diberikan
BUMD PT.TMB. dalam hal
ini peranan direktur telah
dilaksanakan dengan
melakukan sosialisasi tarif
sewa kepada pedagang dan
masyarakat dan memberikan
dampak positif bagi BUMD.
selain itu dalam peranan ini
BUMD juga menjalankan
peranan sebagai mewakili
organisasi yang dipimpinnya
(Figurhead) dengan
menyelesaikan persoalan
yang ada di lapangan,
melaksanakan peranan
sebagai pemimpin dengan
memberikan pemahaman
kerja terhadap pegawai dan
motivasi, melaksanakan
peranan sebagi perantara
dengan berinteraksi dan
berkomunikasi dengan pihak
luar.
21
2. Peranan yang berhubungan
dengan informasi, BUMD
PT.TMB mengumpulkan
informasi dengan
melaksanakan peranan
sebagai monitor melalui
bagian khusus yang
mengumpulkan informasi
yaitu bagian program dan
pengembangan usaha, terkait
informasi yang diterima
BUMD yaitu menerima
laporan – laporan dan
memiliki laporan – laporan
standar kerja standar
akuntansi perusahaan,
menerima masukan –
masukan, melakukan
pengawasan di lapangan,
menanggapi informasi dari
luar baik dari masyarakat
maupun pedagang, ikut
berpartisipasi dalam tax
amnesty, menanggapi laporan
yang terjadi di lapangan
dengan laporan mingguan,
harian dan bulanan,
menanggapi tekanan –
tekanan, menanggapi usul
dari pegawai dan masyarakat,
mengadakan rapat,
melakukan audiensi.
3. Peranan pembuat keputusan,
BUMD melaksanakan
peranan ini melalui
rancangan dan strategi khusus
dari Rencana Kegiatan
Anggaran Perusahaan dan
Rencana Strategis
Perusahaan, menanggapi isu
– isu yang diterima BUMD,
menganalisa jenis bisnis baru,
dan melakukan negosiasi.
Peranan yang paling banyak
dijalankan oleh Badan Usaha Milik
22
Daerah PT.Tanjungpinang Makmur
Bersama Kota Tanjungpinang
berdasarkan Teori Peranan Oleh
Mintzberg yaitu Peranan yang
berhubungan dengan Informasi.
B. Saran
1. Mengoptimalkan layanan
pasar yang dikelola BUMD
sehingga tidak hanya
melakukan kenaikan tarif
sewa bagi kios – kios, meja –
meja yang disewa pedagang
tetapi juga melakukan
pendataan jumlah pedagang,
penataan meja kios yang
dikuasai oleh pedagang –
pedagang, dan penataan
terkait sewa yang dibayarkan
melalui pihak ketiga serta
mengoptimalkan layanan
keamanan dengan menambah
jumlah keamanan dan
pengawas untuk pasar yang
tidak memiliki keamanan dan
pasar yang kurang aman, dan
menambah petugas kebersihan
pasar.
2. Perlunya pelatihan rutin
khusus bagi pegawai BUMD,
sehingga perusahaan dapat
berkembang dengan memiliki
Sumber Daya Manusia yang
berkualitas sehingga mampu
mengembangkan perusahaan.
Pelatihan rutin khusus
pegawai BUMD seperti
pelatihan keahlian (skill
training) dengan tujuan agar
pegawai BUMD menguasai
skill atau keterampilan baru
yang berhubungan dengan
pekerjaannya seperti pelatihan
manajemen, atau pelatihan
kepemimpinan, Tim Training
juga perlu sehingga pegawai
23
BUMD dapat mampu bekerja
sama dengan pegawai lain
dalam satu tim sehingga
pekerjaan dan tujuan bisa
diselesaikan lebih cepat dan
efektif.
3. Sebelum mempersiapkan
bisnis baru dari peluang yang
ada, perlunya
mengidentifikasi bisnis yang
benar – benar mampu
mengembalikan keuntungan
perusahaan.
4. Perlunya meminimalisir
pengeluaran – pengeluaran
yang menyebabkan beban
operasional yang tinggi. Biaya
– Biaya yang tidak memiliki
keterkaitan langsung dengan
perusahaan harus menjadi
pilihan pertama untuk
dikurangi, Sehingga adanya
keseimbangan pendapatan dan
pengeluaran. Dengan
demikian BUMD minimal
mampu bertahan dan kedepan
diharapkan tidak merugi lagi
dan mampu menyumbang
keuntungan bagi Pendapatan
Asli Daerah.
5. Memberikan reward and
punishment kepada pegawai
BUMD untuk reward pegawai
diberikan promosi jabatan,
untuk punishment pemberian
sanksi terkait pelanggaran
disiplin kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdulsyani. (2007). Sosiologi
Skematika, Teori, dan
Terapan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Ali, D. (2002). Organisasi dan
Manajemen Jilid 1. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Anggraini, dan Hendra P. (2010).
Anggaran Berbasis Kinerja:
Penyusunan APBD Secara
Komprehensif. Yogyakarta:
24
Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Devas, N. (1989). Keuangan
Pemerintah Daerah di
Indonesia. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Gatara, S. (2012). Pendidikan
Kewargenagaraan. Bandung:
FOKUSMEDIA.
Indonesia, L. A. (2003). Sankri
Sistem Adminstrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Buku I Prinsip-Prinsip
Penyelenggaraan Negara.
Jakarta: Perum Percetakan
Negara Republik Indonesia.
Prof.Dr.Mardiasmo, M. A. (2004).
Otonomi dan Manajemen.
Yogyakarta: ANDI.
Soekanto, S. (1982). Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Administrasi . BANDUNG:
ALFABETA.
Suparmoko. (2011). Keuangan
Negara. Yogyakarta: BPFE -
Yogyakarta.
Syafiie, I. K. (2009). Kepemimpinan
Pemerintahan Indonesia.
Bandung: PT. Refika
Aditama.
Thoha, M. (2014). PERILAKU
ORGANISASI Konsep Dasar Dan
Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Usman, P. S. (2011). Metodologi
Penelitian Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara.
Yani, A. (2009). Hubungan
Keuangan Antara
Pemerintah Pusat & Daerah
di Indonesia. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Internet
http://bisnis.news.viva.co.id/news/re
ad/535114-kontribusi-bumd-jangan-
dilihat-dari-besar-dividen
http://haluankepri.com/tanjungpinan
g/62255-bumd-tak-beri-kontribusi-
pada-pad-tanjungpinang.html
http://kepri.antaranews.com/berita/36
601/bumd-tanjungpinang-rombak-
manajemen
http://pinang.batamtoday.com/berita
42055-Merugi-Melulu,-BUMD-
Tanjungpinang-Belum-Pernah-
%27Setor%27-Kontribusi-ke-
PAD.html
http://tanjungpinangkota.bps.go.id/in
dex.php/pencarian?keywordforsearch
ing=PAD+Kota+Tanjungpinang+201
0-2015&yt2=Cari
http://www.rri.co.id/tanjungpinang/p
ost/berita/241391/ekonomi/bumd_ta
njungpinang_lebarkan_sayap.html
http://www.tanjungpinangpos.co.id/2
014/106677/modal-pemko-rp-39-m-
gaji-karyawan-rp-15-m/
http://www.tanjungpinangpos.co.id/2
014/108221/rp-41-m-untuk-bumd-
dipertanyakan/
https://id.scribd.com/doc/58004106/
Peranan-Bumd-Dalam-
25
Meningkatkan-an-Asli-Daerah-Pad-
Provinsi-Daerah-Istimewa-
Yogyakarta
Jurnal dan Dokumen
Peranan Bumd Dalam
Meningkatkanan Asli-Daerah-Pad-
Provinsi-Daerah-Istimewa-
Yogyakarta.
Nando, Rudi Arvan, 2010 Strategi
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
PT.Tanjungpinang Makmur
Bersama, E-journal,
(http://jurnal.umrah.ac.id) di akses
17 April 2016
Rencana Kerja Strategis Badan
Usaha Milik Daerah Kota
Tanjungpinang Periode Tahun 2015
– 2019
Putra, Bayu Pratama, 2015 Analisa
Kontribusi Laba Perusahaan BUMD
Terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kota Tanjungpinang Periode
2010 – 2015, E-journal,
(http://jurnal.umrah.ac.id) di akses
23 Desember 2016